interupsi

8
! Interupsi KISRUH AWAK KAPAL BEM UI

Upload: penerbitan-boe

Post on 16-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Produk Badan Otonom Economica terkait isu-isu kampus. Dikeluarkan tentatif.

TRANSCRIPT

Page 1: Interupsi

!Interupsi

KISRUH AWAK KAPAL BEM UI

Page 2: Interupsi

etaksejalanan Sang Kapten – Ketua BEM UI 2013 Ali Abdillah – Kdan awaknya di Pusat Gerak dan

Kajian (Pusgerak) serta di Aksi dan Propaganda (Akprop) mulanya terlihat dalam pengawalan isu penggusuran pedagang Stasiun UI. Menurut Ali, penggusuran pedagang di Stasiun UI tidak bisa dihindari sehingga advokasi berupa asistensi lapangan untuk mencegah pedagang digusur menjadi kurang efektif. Yang lebih efektif adalah dengan melobi pihak-pihak terkait seperti PT KAI dan pemerintah daerah agar memberikan lokasi lain bagi pedagang stasiun untuk berjualan. Di lain pihak, Pusgerak-Akprop merasa asistensi lapangan tetap per lu d i l a k u k a n a g a r t i d a k t e r j a d i penggusuran. Alasannya, jika asistensi lapangan tidak dilakukan, pedagang akan merasa mahasiswa tidak lagi berpihak ke pedagang stasiun.

Perbedaan cara pandang dalam eksekusi kasus ini merupakan indikasi

awal dari akumulasi kejadian-kejadian yang menyebabkan retaknya hubungan antara Pusgerak-Akprop dan Ali. Kejadian demi kejadian pun menyusul. Isu hari pendidikan nasional dan hari buruh menjadi contoh isu lain yang makin menegaskan perbedaan haluan Pusgerak-Akprop dan Ali. Pada momen hari pendidikan nasional, Pusgerak-Akprop mengambil sikap untuk mengusung aksi PPUI terkait status pegawai t idak tetap UI . Sementara Pusgerak-Aprop ingin menggerakkan massa, tak dinyana sikap yang dilakukan Ali adalah mengawal isu yang lebih bersifat nasional, yaitu tentang UU Dikti. Padahal, menurut pengakuan mantan Kepala Departemen Akprop BEM UI 2013 Eko Yudhi Prasetya, BEM UI (yang diwakili oleh pernyataan Ali) telah menyatakan kesediaannya untuk turut serta dalam isu ini di forum Rakernas. Perbedaan sikap pada momen yang sama ini secara jelas mengindikasikan

Sebuah organisasi mungkin bisa diibaratkan seperti sebuah kapal besar yang dipimpin oleh seorang kapten lengkap dengan awaknya. Jelas kapten dan awak kapal harus memiliki kesamaan tujuan agar kapal besar

yang mereka tumpangi tidak terombang-ambing tanpa arah. Tapi, apa daya jika antara kapten dan awak sudah tak sejalan lagi. Perpisahan harus

dipilih. Mungkin itulah gambaran untuk kisruh mundurnya awak-awak Pusgerak dan Akprop BEM UI 2013.

KISRUH AWAK KAPAL BEM UI

1

Page 3: Interupsi

bahwa komunikasi antara Pusgerak-Akprop dengan BEM UI tidak lancar.

Pe r b e d a a n l a i n y a n g d i r a s a 'mengganggu' oleh Akprop-Pusgerak adalah top down-nya sistem organisasi yang dibawa oleh Ali. “Untuk gerakan yang sifatnya taktis, kami butuh kepercayaan. Sedangkan Ali selalu ingin kami melapor dulu ke dia untuk setiap aksi yang kami lakukan. Padahal dulu (era Faldo), bahkan staf pun diberi kepercayaan untuk bergerak,” papar Yudhi. Ketika dikonfirmasi ke Ali, jawaban yang dikemukakan Ali cukup diplomatis, “Kita misalkan saja ya, ada pemimpin dan ada anak buahnya. Bila a n a k b u a h n y a b e r g e r a k mengatasnamakan BEM UI, tanpa seizin pemimpinnya. Apa salah kalo gue pengen dikabari lebih dulu?”

Seperti kata pepatah, tiada asap jika tidak ada api, perpecahan antara Ali dan P u s g e r a k - A k p r o p p a s t i a d a penyebabnya. Penelusuran Tim Interupsi menemukan ada beberapa penyebab terjadinya perpecahan tersebut. Pertama, adanya rasa tidak percaya Ali terhadap Akprop dan Pusgerak BEM UI. Hal ini bermula dari dibentuknya jabatan baru dalam struktur organisasi BEM UI yang di kepengurusan sebelumnya tidak ada: Wakil Koordinator Bidang Sosial Politik (Wakorbid Sospol). Mahasiswa FE UI 2010 Taufiq Nur, dipercaya Ali untuk m e n d u d u k i j a b a t a n t e r s e b u t . Pengangkatan Taufiq ini tak disambut dengan gembira oleh Pusgerak-Akprop. Hal ini justru dianggap sebagai salah satu pemicu awal kisruh yang terjadi. “Masalah pertama yang mencuat itu ketika muncul struktur bernama Wakorbid Sospol,” ujar Yudhi. Merasa bingung, Yudhi

mempertanyakan fungsi jabatan baru tersebut. Menurut Yudhi, fungsi jabatan tersebut adalah untuk memperluas jaringan baik dengan universitas lain maupun organ-organ lainnya. Hal ini dibenarkan oleh Taufiq, “Ditugasi untuk melakukan konsolidasi dan membangun jaringan.”

Permasalahannya, fungsi yang dilakukan Taufiq sebenarnya melekat sebagai salah satu fungsi yang dimiliki oleh Pusgerak-Akprop. “Kenapa harus ada lagi?” Yudhi mempertanyakan. Terlebih, Yudhi menyatakan bahwa jabatan ini tidak ada secara struktural dan Taufiq sendiri pada mulanya enggan mendeklarasikan diri sebagai pengurus BEM UI. Ketika Tim Interupsi mengkonfirmasi hal ini ke Ali, ia menyangkal pendapat Yudhi dan menyatakan bahwa Taufiq telah masuk ke dalam jajaran pengurus BEM UI. Sikap Pusgerak-Akprop ini kemudian

Padahal dulu (era Faldo), bahkan staf pun diberi kepercayaan untuk bergerak.”

2

Page 4: Interupsi

direspon oleh Ali dengan mencabut Taufiq dari jabatan Wakorbid Sospol dan menjadikan Taufiq sebagai staf ahli.

Yang tak diketahui Yudhi, meski Taufiq sudah tak menjabat sebagai Wakorbid Sospol, ia tetap bertugas untuk melakukan konsolidasi dan m e m b a n g u n j a r i n g a n , t e t a p mencaplok jatah pekerjaan Pusgerak-Akprop. “ Tetap konsolidasi dan membangun jaringan,” ujar Taufiq k e t i k a T i m I n t e r u p s i m e m i n t a keterangan tentang tugasnya sebagai staf ahli. Apakah Akprop dirasa tak mampu melaksanakan tugasnya, sampai-sampai harus ada yang melakukan pekerjaan yang sama yang harusnya dilakukan oleh Pusgerak-Akprop?

Yudhi pun merasakan adanya ket idak percayaan Al i ter hadap Pusgerak-Akprop, “Saya pribadi dan teman-teman Akprop dan Pusgerak merasa tidak mendapat kepercayaan dari Ketua BEM UI,” kata Yudhi. Ketidakpercayaan ini kemudian berbuah fatal. Pasalnya, Ali membentuk sikap terkait isu-isu yang akan dikawal oleh BEM UI tanpa dikomunikasikan kepada Pusgerak-Akprop. Padahal Pusgerak-Akprop juga memliki sikap tersendiri terkait isu-isu tersebut. Akibatnya, Ali dan Pusegrak-Akprop terlihat berjalan sendiri-sendiri dalam menyikapi isu.

Contoh lain dari wujud rasa tidak percaya Ketua BEM UI terhadap Pu s g e r a k- A k p ro p a d a l a h t i d a k diturutsertakannya Pusgerak-Akprop dalam CEM (Chief Executive Meeting). CEM merupakan pertemuan ketua BEM se-UI yang di dalamnya sering diambil keputusan penting terkait pergerakan organisasi eksekutif se-UI dalam

menanggapi sebuah isu yang sedang terjadi. Keputusan ini nantinya akan dilaksanakan oleh organ-organ taktis yang dimiliki oleh masing-masing BEM. Sudah sewajarnya Akprop yang merupakan salah satu organ taktis di BEM UI serta Pusgerak sebagai think tank BEM UI dalam bidang sosial politik, turut terlibat dalam CEM. Toh, mereka bisa mengikuti pertemuan yang sejatinya diperuntukkan ketua-ketua BEM se-UI, jika Ketua BEM UI memberi izin.

“ Tahun lalu, forum CEM dan Sospolnet (perkumpulan bidang sosial-politik BEM Se-UI -red) dijadikan satu, dan siapapun boleh ikut dan terlibat di dalamnya. Tahun ini nggak seperti itu. Tertutup banget. Kita hanya ikut CEM dua dari lima kali yang sudah pernah diadakan,” ujar Yudhi. Soal ini, Ali beralasan, “Itu hak prerogatif gua kok untuk mengajak siapapun, tapi mereka koordinasi aja jarang.” Ali juga mengatakan bahwa Pusgerak-Akprop pernah diajak untuk datang ke CEM. Hal ini dibenarkan Yudhi, “Kita pernah diajak dateng dua kali. Tapi, ketika di-cross check, CEM sudah diadakan lima kali waktu itu.” Sedangkan mantan Kepala Departemen Pusgerak BEM UI 2013 Destara Sati mengaku tidak pernah diajak untuk terlibat dalam CEM. “Selama tiga tahun gue di BEM UI, baru tahun ini Kepala Pusgerak tidak hadir di forum CEM.”

Penyebab yang kedua diindikasikan dari permasalahan miskomunikasi antara Ali dan Pusgerak-Akprop. Destara mengaku pernah mengadakan sebuah diskusi terkait isu energi, tujuannya untuk menginformasikan muatan kajian dari Pusgerak kepada Ketua, Wakil Ketua, serta Korbid Sospol

3

Page 5: Interupsi

BEM UI. “Di hari itu hanya Azhar yang dateng, itupun hanya sebentar. Ali nggak dateng,” kata Destara. Yudhi pun mengamini pernyataan Destara, “Setelah dua bulan setengah kita jalan, Ali baru menginisiasi pertemuan antara bidang Sospol. Padahal, kita udah ngelakuin banyak hal sebelumnya – sejauh ini atas inisiasi Akprop dan Pugerak sendiri. Kita tetep kabari kalo ada rapat, tapi Ali dan Korbid Sospol nggak pernah dateng,” kata Yudhi. Ali menyangkal klaim Yudhi dan Destara, “Cek kapan mereka ngasih tau rapat Pusgerak-Akprop, nggak pernah. Pusgerak itu nggak ada rapat rutin tiap minggu. Kalaupun Akprop ada, gua nggak pernah dikomunikasikan,” ujar Ali.

***

Balada mundurnya awak-awak BEM UI 2013 tidak hanya terhenti sampai pada mundurnya Pusgerak-Akprop. Koordinator Bidang Kemahasiswaan BEM UI 2013 Henov Iqbal Asshidiq, juga turut menambah panjang daftar pihak yang mundur dari BEM UI 2013. Lain halnya dengan musabab kemunduran Akprop-Pusgerak, alasan mundurnya Henov merupakan hal yang bersifat pribadi. Menurut penuturan Ali, alasan pr ibadi tersebut terk ait target penyelesaian skripsi serta masalah keluarga. ”Yang beliau (Henov) jelaskan k e g u a , d i t e n g a h - t e n g a h pembimbingnya memang agak strict dan ada masalah keluarga yang datang di tengah tahun,” jelas Ali. Penjelasan Ali ini juga dibenarkan oleh Ketua DPM UI 2013, Rivan Tri Yuono.

Terkait dengan alasan kemunduran Henov, Tim Interupsi sudah beberapa

kali mencoba mengonfirmasi langsung kepada Henov. Sayangnya, p e r m i n t a a n w a w a n c a r a t i d a k ditanggapi lebih lanjut oleh Henov. Mulanya, Henov sempat memberikan janji bertemu namun di waktu yang dijanjikan Henov tidak bisa dihubungi. Konfirmasi lewat telepon juga sudah d i u s a h a k a n , n a m u n H e n o v mengatakan tidak mau menjelaskan hal ini lewat telepon karena ini isu sensitif. Pendekatan yang dilakukan Tim Interupsi kepada Henov untuk mendapat informasi lebih lanjut pada akhirnya tetap menemui jalan buntu. T i n d a k a n a k h i r, T i m I n t e r u p s i menyampaikan pesan kepada Henov bahwa Tim Interupsi akan memuat berita tentang kemunduran Henov dari BEM UI 2013 tanpa ada konfirmasi lansung dari Henov.

Kemunduran Henov dari struktur organisasi BEM UI 2013 juga belum diumumkan secara resmi lewat surat keputusan. Press release yang dimuat di laman bem.ui.ac.id dengan judul “Restrukturisasi BEM UI, Sebuah Usaha Bersama Untuk Kebaikan Bersama” jelas tidak ditujukan untuk menjelaskan kemunduran Henov karena tulisan ini dimuat pertengahan Juli- sebelum Henov menyatakan mundur. Selain itu, s a m a h a l n y a d e n g a n k a s u s kemunduran Pusgerak-Akprop, dalam tulisan itu tidak ada satupun kalimat yang memuat nama dan jabatan Henov sebagai pihak yang mengalami “restrukturisasi”.

***

Menyikapi mundurnya Pusgerak-Akprop dan Korbid Kemahasiswaan BEM UI, Ali tetap bersikap santai dan

4

Page 6: Interupsi

internal organisasi itu biasa . Reshuffle itu juga biasa. Presiden juga sering kan melakukan reshuffle ,” ucapnya. Mundurnya awak-awak BEM UI menyatakan adanya disfungsi dari sistem organisasi BEM UI. Tudingan mengenai sikapnya yang cenderung 'keras' pun juga ditanggapi Ali dengan santai. “Gue emang keras orangnya, apa yang salah dengan orang yang keras?”

Sebagai pemimpin, Ali memang memil ik i hak prerogat i f dalam menggerakkan BEM UI. Sayangnya, tindakan Ali dalam memaksimalkan penggunaan hak prerogati fnya cenderung arogan. CEM, misalnya. Yudhi dan Destara yang jarang diajak t u r u t s e r t a d a l a m C E M t e l a h menimbulkan kurangnya respek terhadap Ali dari punggawa Pusgerak-Akprop. Penunjukan Taufiq sebagai Wakorbid Sospol juga dinilai terburu-b u r u d a n s e p i h a k . T a n p a m e m p e r t i m b a n g k a n e fe k b a g i Pusgerak-Akprop, Ali serta-merta mengangkat Taufiq dan memberikan jobdesc yang beririsan dengan jobdesc Pusgerak-Akprop.

Nampaknya, Ali lupa memikirkan sustainability dari Pusgerak-Akprop sendiri. Pasalnya, dengan mundurnya semua awak Pusgerak-Akprop (kecuali satu orang dari Pusgerak dan satu orang dari Akprop), bisa diramalkan bahwa BEM UI 2014 akan kesulitan mencari pihak yang memahami platform pergerakan sosial-politik dari tahun sebelumnya. Ali juga alpa jika sifat 'keras'nya ini menyebabkan kepincangan Sospol dalam menyikapi isu-isu. Perlu diketahui bahwa setelah Pusgerak-Akprop mengundurkan diri, Ali melebur kedua departemen itu menjadi Departemen Kajian-Strategis

(Kastrat). Departemen ini kini dikepalai Thanthowy Syamsuddin dan hanya beranggotakan sepuluh orang. B a n d i n g k a n d e n g a n f o r m a s i sebelumnya, ketika Pusgerak-Akprop memiliki masing-masing sepuluh orang. “Dampaknya, sekarang kita lebih memilah-milih isu yang diusung, karena kita tidak mampu meng-cover semua isu,” tutur Thanthowy. “Kini, tujuh isu sospol dibagi-bagi kepada rekan-rekan fakultas lain; seperti isu energi dikawal oleh Fakultas Teknik, dan isu Pemilu dikawal oleh Fakultas ISIP.”

Penunjukan Thanthowy sebagai Kepala Departemen Kastrat juga menuai kontroversi. Padahal, kini Thantowy bukan lagi berstatus mahasiswa aktif dan sudah diwisuda September lalu. Ali kembali memiliki p e m b e l a a n t e r s e n d i r i t e r k a i t kontroversi ini. “Apakah ada pasal yang menunjukkan (melarang -red) hal tersebut? Kalo ada, sini tunjukin ke gue

Bagi gue, kisruh internal organisasi itu biasa. Reshuffle itu juga biasa. “

5

Page 7: Interupsi

pasalnya yang mana. Kalo soal pasal, gue berani debat sama siapapun, bahkan DPM,” tantangnya. Thanthowy menyatakan bahwa hal ini memang masih menjadi perdebatan. “Terdapat perbedaan persepsi antara BEM UI dan DPM UI mengenai ketentuan ini (apakah mahasiswa yang tidak lagi berstatus mahasiswa aktif boleh menjadi anggota IKM atau tidak -red). Gue sendiri mengiyakan ajakan Ali karena mulanya gue mengestimasi lulus 4.5 tahun,” pungkasnya.

Tindakan Pusgerak-Akprop dalam menyikapi aksi juga 'terlalu' mandiri s a m p a i - s a m p a i k e r a p t i d a k mengindahkan Ali dalam pengambilan keputusannya. “Sifat SMS yang diberikan (dari Pusgerak-Akprop -red) i t u b u k a n a j a k a n , m e l a i n k a n pemberitahuan,” terang Ali mengenai komunikasinya dengan Pusgerak-Akprop. Semestinya, hal ini bisa d i m i t i g a s i . B a g a i m a n a p u n , A l i merupakan chain of command tertinggi u n t u k b i d a n g S o s p o l . S u d a h s e p a t u t n y a P u s g e r a k - A k p r o p m e l i b a t k a n A l i d a l a m s e t i a p pengambilan keputusannya. “Ali selalu menginginkan kita untuk lapor dalam setiap aksi, padahal Ali itu kalo dihubungi (SMS/Whatsapp) responnya lambat sehingga menghambat aksi itu sendiri,” bela Yudhi.

D i s a y a n g k a n p u l a a d a n y a ketidaktransparanan dari BEM UI dan Pusgerak-Akprop. Pada tanggal 17 Juli 2013, BEM UI mengeluarkan press release terkait mundurnya Pusgerak-A k p r o p . N a m u n , i n f o y a n g dicantumkan tidak menjelaskan poin-poin penting, seperti siapa saja pihak yang mundur dan alasan konkrit mengapa mereka memilih mundur.

Menurut press release, maksimal dua hari setelah peluncurannya BEM UI berjanji akan mengumumkan siapa saja pihak yang mengundurkan diri lewat surat keputusan. Nyatanya, hingga kini, sejauh pencarian Tim Interupsi tidak ada surat keputusan tersebut. Menurut Yudhi, Pusgerak-Akprop juga ingin membuat press release sendiri. Sekadar info, press release yang dicantumkan di website adalah opini sepihak dari BEM UI tanpa konfirmasi dari Pusgerak-Akprop. Namun, Yudhi beralasan karena banyak kesibukan mengawal isu (walau kini mereka telah lepas dari struktur BEM UI) sehingga mereka akhirnya menunda pelaksanannya hingga saat tulisan ini diturunkan.

Sikap Henov yang menghindar untuk mengklarifisikasi juga patut dipertanyakan. Henov, yang menjabat sebagai pengurus inti dari sebuah badan publik, semestinya bertanggung j a w a b k e p a d a p u b l i k d e n g a n memberikan alasan kemundurannya secara terbuka. Dengan menolak m e m b e r i k o n f i r m a s i , H e n o v mengingkari tanggung jawabnya kepada publik terkait jabatannya sebagai Kepala Bidang Pendidikan BEM UI.

***

Kini, kapal itu tengah menjumpai badai internal dalam perjalanannya. Sebagian awaknya telah berganti. Bukan tidak mungkin badai ini akan muncul lagi dalam sisa perjalanannya. Mengutip dari Sang Kapten, BEM UI 2013 adalah BEM pembelajaran. Badai i n i , t e n t u n y a a d a l a h s e b u a h pembelajaran.

6

Page 8: Interupsi

Pemimpin Organisasi : Gallant Pratama StephanPemimpin Umum : Sabrina Nurul Afiyani

Penanggung Jawab : Bayu Tegar Perkasa, Riyan Hidayat Ali, Nadya PriscilyaStaf Redaksi : Andreas Aditya Mahendra, Lukman Edwindra, Insani Arif Situmorang

@boeconomica // www.boeconomica.org // [email protected]