international playgroup di surakarta
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DESAIN INTERIORINTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh:
YOGIE IRAWAN CENDANAC 0 8 0 4 0 3 8
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK
Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2010
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Rahmanu Widayat, MSn Sn, M T NIP. 19621221 199201 1 001 NIP. 19730702 200112 2003
Mengetahui
Koordinator Tugas Akhir
Iik Endang S.W, SSn, M.DsNIP. 19771027 200112 2002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2011
Pada hari Rabu 15 Desember 2010
Penguji :
1. Ketua Sidang
Anung B Studyanto, S.Sn,MT
NIP. 197108162005011001 ( ............................... )
2. Sekretaris Sidang
Mulyadi, S.Sn, M.Ds
NIP. 1973072002121001 ( ............................... )
3. Pembimbing I
Drs. Rahmanu Widayat, MSn
NIP. 196212211992011001 ( ............................... )
4. Pembimbing II
, SSn, MT
NIP. 19730702 2001122003 ( ............................... )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Desain Interior Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Drs. Rahmanu Widayat, MSn Drs. Sudarno, MANIP. 19621221 199201 1 001 NIP. 19530314 198506 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
iv
PERNYATAAN
Nama : Yogie Irawan Cendana
NIM : C0804038
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul
Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan
Psikologi Anak -benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang
lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda
citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang
diperoleh.
Surakarta, 15 Desember 2010
Yang membuat pernyataan,
Yogie Irawan CendanaNIM. C0804038
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Selesaikan dengan baik apa yang telah kita awali
Tidak akan tindakan tanpa keberanian.
Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian.
-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-
(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada :
Keluarga ,Kekasih dan seluruh sahabat ,
Fakultas Senirupa UNS Jurusan Desain Interior,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan
dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Desain
Interior International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak.
Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh
penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak
lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa serta selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Kolokium
dan Tugas Akhir.
3. Purwaningrun, SSn, MT. selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Tugas
Akhir.
4. Iik Endang S.W, SSn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga
terselesaikannya Tugas akhir ini.
6. Segenap keluarga dan Kekasihku yang telah memberikan bantuan dan semangat
Tugas Akhir ini.
7. Sahabat sahabatku dan teman - teman yang selalu mendukung aku dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat
menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.
Surakarta, 7 April 2011
Penulis,
Yogie Irawan CendanaNIM. C0804038
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
DESAIN INTERIORINTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA
DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK
ABSTRAK
Yogie Irawan Cendana. C0804038 2011. Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta.within a hommy situation adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa.Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan metode
, diharapakan Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.
1 The students, of Interior Design Department with NIM C08040382 First Consultant3 Second Consultant
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
DAFTAR ISI
i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
vi
viii
ix
DAFTA xiii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2
C. RUMUSAN MASALAH . ......... 3
D. TUJUAN
E. SASARAN PERANCANGAN .
3
4
F. MANFAAT PERANCANGAN . 4
G. METODOLOGI 5
6
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
BAB II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR
A. KAJIAN TEORI
1.
2. .
3.
8
8
9
27
B. DATA LAPANGAN
1. PALMKIDS SCHOOL SOL
a. Sejarah Kota Surakarta
b.
c.
d.
e. Fasilitas
f. Elemen Pembentuk Ruang dan Furniture ....................
2. BIANGLALA (daycare, playgroup and kindegarten) ..........
a. Sejarah Singkat ............................................................
b. Profil Lembaga Pendidikan ........................................
c. Visi dan Misi ..............................................................
d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas ........................
e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture
66
66
67
68
69
70
71
83
83
83
84
85
88
BAB III ANALISA PERANCANGAN
A. PROGRAMING ......................................................................
1. Pengertian Judul
98
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
3. Struktur Organisasi ....
4. Sasaran Pengguna ..
5.
6.
7. Skema Aktifitas
8. Skema Organisasi Kebutuhan Ruang
9. Hubungan Antar Ruang
10. Besaran .............
99
99
100
100
101
102
103
104
104
105
B. KONSEP................................................................................
1. Ide dasar perancangan .......................................................
2. Tema ..................................................................................
3. Pendekatan Desain .............................................................
4. Aspek Pengkarakteran Ruang .............................................
5. Layout .................................................................................
6. Unsur Pembentuk Ruang ....................................................
7. Aspek Dekorasi dan Warna .................................................
8. Interior Sistem .....................................................................
9. Aspek Keamanan ................................................................
10. Sistem Audio Visual ...........................................................
108
108
108
109
110
110
111
112
113
115
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
BAB IV KESIMPULAN
1. Pengertian Proyek
2. Lokasi ....
3. Zoning dan Grouping ..............................................................
4. Sistem Organisasi Ruang ........................................................
5. Konsep ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
117
118
118
119
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Organisasi Ruang Terpusat ..... 34
Gambar I.2 Organisasi Ruang Linier .................................................................... 34
Gambar I.3 Organisasi Ruang Radial ................................................................... 35
Gambar I.4 Organisasi Ruang Chuster ................................................................. 35
Gambar I.5 36
Gambar 2 Layout Ruang Kelas 43
Gambar 3 43
Gambar 4 Layout Dengan Dinding Sebagai Akustik ......................................... 43
Gambar 5 Layout Dengan Ruang Lain Sebagai Penyekat ................................. 44
Gambar 6 Layout Segi Enam Tanpa koridor ...................................................... 44
Gambar 7 Layout segi Enam .............................................................................. 44
Gambar 8 Palm Kids School Solo ......... 66
Gambar 9 Palm Kids School Solo ........ 67
Gambar 10 Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) .. 71
Gambar 11 Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) . 72
Gambar 12 Pencahayaan Ruang kelas .................................................................. 72
Gambar 13 Ruang Kelas Kindergarten ................................................................. 73
Gambar 14 Jendela Ruang Kelas .......................................................................... 73
Gambar 15 Furnitur Ruang Kelas ... 74
Gambar 16 Interior Ruang Art Kindergarten ..... 75
Gambar 17 Jendela dan Exhausfan Ruang Art .... 75
Gambar 18 Furnitur Ruang Art ...... 76
Gambar 19 Ruang Social dan Listening Class ..................................................... 76
Gambar 20 Ruang Social dan Listening Class ..................................................... 77
Gambar 21 Ceiling Ruang Social dan Listening Class ......................................... 78
Gambar 22 Penghawaan dan Pencahayaan .......................... 78
Gambar 23 Ruang Bermain Indor ...................................... 79
Gambar 24 Pencahayaan ........................................................................ 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
Gambar 25 Ruang Bermain Indoor ....... 80
Gambar 26 Ruang Komputer dan Perpustakaan .................................... 80
Gambar 27 Ruang Komputer dan Perpustakaan ..... 81
Gambar 28 Furnitur Ruang Komputer dan Perpustakaan ..... .. 82
Gambar 29 Fasade Bianglala ........................... 83
Gambar 30 Lokasi Sate Bianglala ....................... 84
Gambar 31 Ruang Kelas Bianglala ........................................................... 88
Gambar 32 Penghawaan dan Pencahayaan Bianglala ........................... 89
Gambar 33 Ruang Kelas Bianglala ........................ 90
Gambar 34 Pencahayaan Bianglala ........................ 91
Gambar 35 Ruang Bermain Bianglala ...................... 91
Gambar 36 Ruang Bermain Bianglala ...................... 92
Gambar 37 Ruang Bermain Bianglala ...................................... 93
Gambar 38 Pencahayaan dan Penghawaan Bianglala .............. 93
Gambar 39 Ruang Tidur Bianglala ...................................................... 94
Gambar 40 Pencahayaan Bianglala ....................................................... 94
Gambar 41 Penghawaan bianglala ...................................................... 95
Gambar 42 Furnitur Ruang Tidur Bianglala ........................................ 95
Gambar 43 Ruang Perpus dan Komputer Bianglala ............................. 96
Gambar 44 Pencahayaan Bianglala .............................................. 96
Gambar 45 Aula Bianglala .......................................................... 97
Gambar 46 Peta Surakarta ........................................................... 100
Gambar 47 Peta Lokasi Proyek ....................................................... 101
Gambar 48 Grouping ............................... 106
Gambar49 Zonning ........................................... 106
Gambar 50 Sistem Organisasi Ruang ........................................... 107
Gambar 51 Pencahayaan Alami ............................. 113
Gambar 52 Pencahayaan Buatan .......... 114
Gambar 53 114
Gambar 54 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Fisik Anak-anak ............................................... 10
Tabel 2 Pola-pola Sirkulasi ... 33
Tabel 3 Ukuran Furnitur Anak ..... 41
Tabel 4 Kebutuhan Ruang Ruang .... 51
Tabel 5 Pergantian Udara .............. 51
Tabel 6 Daftar Angka Koofisien Penyerapan Udara ............................. 55
Tabel 7 Psikologi Warna .................................. 59
Tabel 8 Bahan Lantai .............................................................. 60
Tabel 9 Luas Pengawasan Detektor Kebakaran ........ 62
Tabel 10 Kebut 63
Tabel 11 Kebutuhan Pemasangan Sprinkler ............................................ 64
Tabel 12 Skema Kebutuhan Ruang ........................................................ 103
Tabel 13 Kebutuhan Ruang .................................................................... 104
Tabel 14 Analisa Perancangan Lantai .................................................... 111
Tabel 15 Analisa Perancangan Dinding ................................................. 111
Tabel 16 Analisa Perancangan Ceiling ................................................... 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Skema Pola Pikir ..................................................................... 7
Bagan 2 Pola Kegiatan Anak-anak Palm Kids shcool Solo .................. 69
Bagan 3 Pola Kegiatan Pengelola ......................................................... 69
Bagan 4 Pola Kegiatan Orang Tua ............................................ 70
Bagan 5 Pola Kegiatan Anak-anak Bianglala ....................................... 86
Bagan 6 Pola Kegiatan Orang Tua ................................... 86
Bagan 7 Pola Kegiatan Pengelola ......................................................... 87
Bagan 8 Struktur Organisasi ................................................................ 99
Bagan 9 Pola Kegiatan Anak didik ..................................................... 102
Bagan 10 Pola Kegiatan Pengajar .......................................................... 102
Bagan 11 Pola Kegiatan Orang Tua ....................................................... 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah
mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini
anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan disekitarnya.
Pendidikan yang dilandasi dengan kreativitas yang didasari permainan
sebagai media pembelajaran adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini,
Hal tersebut mengarahkan anak untuk bangkit dan memiliki rasa ingin tahu
yang besar menggunakan kreativitasnya dalam upaya menemukan hal-hal
atau ide-ide baru agar mandiri, penuh percaya diri, berfikir kritis.
Kelompok Bermain (Playgroup) adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal
yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program
kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok
Bermain adalah anak usia 2 - 4 tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak
dapat dilayani TK setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari
pihak yang berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat
Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ).
Perencanaan dan perancangan tempat pendidikan anak usia dini
mengedepankan kualitas serta fasilitas yang bermuatan edukatif dan rekreatif.
Dengan pendekataan psikologi anak secara literatur dalam pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
desain Interior, diharapakan memenuhi tujuan-tujuan diadakanya pendidikan
anak usia dini. Pada umumnya tujuan tersebut yaitu mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perencanaan sarana ini
mengutamakan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, untuk itu banyak
aspek aspek interior (dimensi, bentuk furniture, material, warna yang
diterapkan dalam interior) yang harus dipertimbangkan agar tujuan untuk
membimbing, mendidik serta mendukung perkembangan anak dapat tercapai.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
1. Pembahasan ditekankan pada aspek perancangan interior yang dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna sekaligus pengelola
Untuk pembahasannya meliputi :
(Lobi, R Kelas, R perpustakaan dan komputer, R Bermain Indoor)
Perancangan ditekankan pada masalah interior dengan pertimbangan
tuntutan dan persyaratan aktivitas serta motivasi pengguna, baik secara
fungsional maupun estetik visual yang sesuai dengan metode pendekatan
Psikologi anak sebagai literatur pengembangan desain yang diterapkan ke
dalam tema Natural sebagai tema dan desain modern sebagai dasar
perancangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menentukan konsep peruangan dalam perencanaan dan
perancangan interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi
kegiatan pengguna utama (anak usia 2-4 th) dan seluruh staff serta
pengajar sebagai pengelola?
2. Bagaimana memenuhi persyaratan interior yang diwadahi dalam
International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional
dari sebuah bangunan ?
3. Bagaimana menentukan perencanaan dan perancangan International
Playgroup di Surakarta dengan pendekatan psikologi anak sebagai
literatur pengembangan desain interior bangunan ?
4. Menciptakan interior Playgroup semenarik mungkin agar nyaman dan
aman untuk ditempati dengan memenuhi aspek aspek interior (dimensi,
bentuk furniture, material, warna).?
5. Bagaimana menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan
tema Natural dan desain modern , sesuai dengan hakekat International
Playgroup sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi
pendidikan anak usia dini?
D. TUJUAN PERANCANGAN
1. Mewujudkan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan
interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi kegiatan
pengguna utama dan pengelolanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Mewujudkan pemenuhan persyaratan interior yang diwadahi dalam
International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional
dari sebuah bangunan pendidikan anak usia dini.
3. Menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan tema
Natural, sesuai dengan hakekat International Playgroup di Surakarta
sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi pendidikan anak
usia dini.
E. SASARAN PERANCANGAN
Fasilitas International Playgroup di Surakarta ini ditujukan bagi anak
anak yang berusia 2 4 tahun sebagai pengguna utama dan pengajar,
pengelola dan orang tua / pengunjung pada umumnya.
F. MANFAAT PERANCANGAN
Manfaat dari perencanaan dan perancangan International Playgroup di
Surakarta ini adalah :
1. Sebagai pusat edukasi anak usia 2 -4 tahun yang bersifat rekreatif yang
dapat memberikan dasar-dasar pendidikan anak usia dini dari berbagai
fasilitas yang diberikan.
2. Sebagai contoh refrensi yang baik bagi orang tua dan masyarakat awam
dalam mendidik anak lewat pendidikan usia dini dengan fasilitas yang
mengakomodasi seluruh kegiatan anak.
3. Sebagai referensi dunia akademis untuk melakukan penelitian tentang
interior ruang serta fasilitas Playgroup sebagai tempat basic education
yang bersifat rekreatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. METODOLOGI
1. Pengumpulan data
Meliputi :
a. Wawancara yang mendalam (in-depth interview).
Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat dan
tidak dalam suasana formal. (H.B. Sutopo 2002, h.58)
Dalam perancangan ini yaitu wawancara dengan pihak- pihak
pendidikan terkait.
b. Observasi langsung
Tekink pengumpulan data dari lapangan dengan jalan mengamati secara
langsung keadaan dan kegiataan di lapangan. Teknik ini dapat
dilakukan secara formal maupun non- formal. (H.B. Sutopo 2002, h.64)
c. Mencatat dokumen
Teknik mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen / arsip yang
dimiliki oleh sarana pendidikan terkait. (H.B. Sutopo 2002, h.69).
d. Studi literature
Merupakan bentuk pengumpulan data dari buku buku literature dan
referensi yang berhubungan dengan proyek.
2. Analisa data
Menyusun permasalahan / data-data yang didapat dari hasil
wawancara, observasi langsung, content analysis dan studi literatur untuk
mendapatkan simpulan akhir. (H.B Sutopo, 2002, h.91).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Kesimpulan data
Merupakan kesimpulan dari pembahasan menyeluruh dari hasil
pengumpulan data dan analisa data. (H.B Sutopo, 2002, h.186).
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1. Bab I Pendahuluan :
Yaitu mengenai latar belakang perancangan interior International
Playgroup Di Surakarta , landasan / ruang lingkup rancangan, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, metodologi penulisan, dan
sitematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori :
Yaitu mengenai data literature dari hasil survey lapangan dan data
pustaka untuk mendapatkan kesesuaian data antara data pustaka dengan
kondisi di lapangan.
3. Bab III Pembahasan :
Yaitu mengenai programming dan konsep perancangan yang akan
dikerjakan dalam perancangan International Playgroup di Surakarta.
4. Bab IV Kesimpulan :
Yaitu merumuskan konsep perancangan Solo International
Playgroup di Surakarta dengan penerapan konsep berdasakan hasil analisa
pendekatan tahap sebelumnya.
I. SKEMA POLA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kerangka berpikir dalam perencanaan dan perancangan ini akan dipaparkan
dalam bentuk skema sebagai berikut :
Bagan. 1 : Skema Pola Pikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian judul
Pengertian dari judul Desain Interior International Playgroup di
Surakarta dengan pendekatan psikologi anak. adalah sebagai berikut :
Desain Interior : karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan
tepat tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang.
(Suptandar J.Pamudji, 1999).
International : merupakan bahasa inggris yang mempunyai arti Global/
mendunia.
Playgroup : Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain
dalam bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya
di bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanak-
kanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi
Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat alternatif
belajar mengajar yang didedikasikan untuk membantu perkembangan
prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman kanak-kanak.
Surakarta ; salah satu Kota di Jawa Tengah
Psikologi : Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan
logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara
langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah
laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
dan proses mental (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi).
Anak : adalah manusia yang usianya masih dini (belum dewasa)
Jadi pengertian judul dari Desain Interior International Playgroup di
Surakarta dengan pendekatan psikologi anak adalah sebuah karya
perancangan badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th
khususnya) bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta yang
diaplikasikan melalui media ruang dengan pedekatan psikologi anak sebagai
literatur dan batasan perancangan desain tempat tersebut.
2. Tinjauan umum perancangan
(International Playgroup di Surakarta)
a. Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini berdasarkan Undang-undang No. 20
Tahun 2003 adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (usia pra sekolah) yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu
sekitar 2-4 tahun, ketika anak mulai memilki kesadaran tentang dirinya.
Pada tahap ini ada beberapa perkembangan seperti yang dikemukakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10
oleh Dr.H.Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja (2003,h. 163),
yaitu :
1) Perkembangan fisik
Anak mengembangkan ketrampilan fisiknya dan dapat
bereksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan dari orangtuanya.
Perkembangan fisik ditandai dengan berkembangnya kemampuan
motorik, yang dideskripsikan sebagi berikut:
Usia Kemampuan Dasar Motorik Kemampuan Motorik Khusus
2-4 tahun a. Naik turun tangga a. Menggunakan krayon
b. Meloncat dengan 2 kaki b. Menggunakan benda/ alat
c. Melempar bola c. Meniru bentuk / orang lain
4-6 tahun a. Meloncat a Menggunakan pensil
b. Mengendarai sepeda anak b. Menggambar
c. Menagkap bola c. Memotong dengan gunting
d. Bermain olah raga d. Menulis huruf cetak
Tabel 1. Perkembangan Fisik Anak AnakSumber Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Dr.H.Syamsu Yusuf (2003,h. 163)
2) Perkembangan Intlektual
Tahapannya adalah pra-operasional yaitu anak belum mampu
mengusai mental secara logis. Anak mampu berimajinasi dan
berfantasi mengenai berbagai hal, dapat menggunakan kata-kata,
peristiwa dan benda untuk melambangkan hal lainnya.
3) Perkembangan emosional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11
Mengalami rasa takut, cemas, marah, cemburu, gembira, kasih
sayang, phobia dan rasa ingin tahu.
4) Perkembangan Bahasa
Usia 2-4, tahun, anak sudah menggunakan kalimat majemuk
serta anak kalimatnya, tingkat berfikir sudah lebih maju (sering
bertanya sebab- akibat).
5) Perkembangan sosial
Pada masa ini, anak sudah mulai mengetahui aturan, mulai dapat
mematuhi peraturan tersebut, mulai menyadari hak dan kepentingan
orang lain. Anak mulai bermain dengan anak anak lainnya.
Kematangan penyesuaian sosial anak akan semakin terbantu
bila mendapatkan pendidikan pada fasilitas pendidikan pra sekolah.
Pendidikan pra sekolah memberikan peluang terhadap anak untuk
belajar memperluas pergaulan dan belajar berdisiplin.
6) Perkembangan fantasi
Masa dongeng, dimana anak suka sekali mendengarkan cerita
kehidupan yang lucu, cerita raja-raja dan lainnya. Fantasi dapat
diperagakan sebagai hiburan, memudahkan anak dalam menerima
pelajaran dan membentuk budi pekerti karena ia terdorong meniru
dan berbuat seperti yang ia baca /dengar.
7) Perkembangan bermain
Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain,
karena setiap waktu luang anak diisi dengan kegiatan bermain.
8) Perkembangan kepribadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12
Berkembangnya kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi
tuntutan dan tanggung jawab.
Havighurst dalam Development task and Education,
menuliskan tugas perkembangan untuk masa kanak-kanak dini (lahir
sampai 6 tahun), adalah : belajar berjalan, belajar makan-makanan
padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan sampah
tubuh, belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual,
mencaapi stabilitas fisiologis, membentuk konsep
sederhana,mengenai kenyataan social dan fisik, belajar berhubungan
emosional dengan orang tua, saudara kendung dan orang lain, belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta
mengembangkan nurani. (Hurlock, 1993)
Hurlock (1993 : 38) membagi perkembangan anak dalam
beberapa periode, anak TK masuk dalam periode masa kanak-kanak
dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia prasekolah. Pada periode ini anak
berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar
menyesuaikan diri secara sosial.
Selain belajar melalui tindakan, anak juga mulai dapat belajar
dengan menggunakan pemikirannya (kemampuan abstraksi),
misalnya anak mulai dapat mengingat simbol-simbol dan
membayangkan benda-benda yang tidak nampak di hadapannya.
Pada anak usia prasekolah, persepsi visual menjadi lebih
efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka
waktu yang lebih lama. Lingkungan awal yang berperan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13
perkembangan anak usia prasekolah menurut Bronfrenbrenner
(1979) adalah lingkungan rumah dan lingkungan di luar rumah.
Skema berikut menjelaskan lingkungan awal yang mempengaruhi
perkembangan anak usia pra sekolah.
Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik
dalam konteks desain interior ruang secara psikologis dapat
memotivasi dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar
sesuai dengan perkembangan mereka. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni
2004, Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan Dan
Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak, Surabaya; Desain
Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
Surabaya).Z
b. Tentang Playgroup
1) Definisi Playgroup
Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain dalam
bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya di
bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanak-
kanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi
Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat
alternatif belajar mengajar yang didedikasikan untuk membantu
perkembangan prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman
kanak-kanak.
Kelompok Bermain (Playgroup) adalah salah satu bentuk PAUD
pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14
pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai
dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok Bermain adalah anak usia 2 - 4
tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK ( setelah
melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang
berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat
Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ).
2) Fungsi dan tujuan Playgroup
Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl-
Psych., anak berumur 3-5 tahun, memerlukan pengasuhan dan
bimbingan yang baik agar muatan kreativitasnya dapat diberdayakan
secara optimal. Pada skala umur ini, anak mudah menyerap segala
informasi yang ada di sekitarnya.
Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang
dapat diberikan kepada anak usia 3-5 tahun. dengan penyesuaian
perkembangan dan kemampuan masing-masing anak.
Fungsi Playgroup diantaranya :
1) mengembangkan dan mengasah keterampilan fisik lewat
berbagai permainan.
2) Melatih anak agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi
dengan lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15
3) Melatih anak mengembangkan berbagai keterampilan dasar,
termasuk (membaca, menulis dan menghitung)
Tujuan playgroup :
Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-
emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni
untuk siap memasuki jenjang pendidikan formal sesuai standar
pemerintah.
3) Kurikulum pembelajaran dalam Playgroup
Materi pembelajaran pendidikan playgroup meliputi :
1. Pengenalan diri sendiri ( perkembangan konsep diri )
2. Pengenalan perasaan ( perkembangan emosi )
3. Pengenalan tentang orang lain ( perkembangan social )
4. Pengenalan berbagai gerak ( perkembangan fisik )
5. Mengembangkan komunikasi ( perkembangan bahasa)
6. Ketrampilan berfikir ( perkembagan kognitif )
4) Kegiatan dan ruang Playgroup
Agar program kegiatan belajar dalam pendidikan sekolah dapat
berjalan dengan optimal, maka tempat pendidikan pra sekolah
diharapkan dapat (Harianti, 1995) :
1) Menciptakan situasi pendidikan yang memberi rasa aman dan
menyenangkan bagi anak.
2) Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak-anak didik
sesuai minat dan tahap perkembangan, disamping kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16
kelompok maupun klasikal agar anak didik belajar bermasyarakat.
Semua kegiatan tersebut, harus diberikan mengingat setiap anak
adalah unik dalam arti berbeda keadan fisik (gerakan / motorik
kasar dan halus), psikis (moral, perasaan dan kecerdasan) dan
tingkat perkembangannya.
3) Cara belajar anak menggunakan prinsip bermain sambil belajar
karena cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan
bermain. Dalam bermain anak dapat mengembangkan otot besar
dan halusnya, meningkatkan penalaran dan memahami keberadan
di lingkungannya, membentuk daya imajinasi.
Dengan demikian dibutuhkan kualitas suasana ruang yang
memadai dan sesuai kebutuhan bagi perkembangan anak-anak
tersebut. Kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa bebas,
aman, rangsang, nyaman dan hangat (Eilleen, 1988 :169).
Rasa bebas maksudnya anak-anak tidak menentukan kesulitan
untuk beraktivitas dalam ruang. Rasa aman maksudnya lingkungan
fisik memberi rasa aman ketika melakukan kegiatan (tidak merasa
dirinya selalu berada dalam suasana yang tegang, menakutkan).
Nyaman maksudnya mampu mengkondisikan seorang anak
untuk tetap beraktivitas selama ia mau dan mampu untuk
melakukannya. Rangsang diartikan bahwa ruang hendaknya mamapu
hadir sebagai faktor eksternal yang dapat membantu proses
perkembangan potensi anak melalui kegiatan-kegiatan kreatifnya.
Rangsang hendaknya mampu menjadi sumber gagasan, imajinasi bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17
anak-anak. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior
Terhadap Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-
Kanak, Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra Surabaya).
within a hommy
situation (Feels L adalah metode yang digunakan dalam
mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan
bermain bagi para siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau
bermain seraya belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal tanpa
rasa takut ataupun terpaksa.
Adapun beberapa kegiatan belajar di Playgroup beserta
penempatan kegiatan tersebut:
1) Di dalam kelas
Kegiatan di dalam kelas di orientasikan untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas anak di bidang bahasa, social,
science, konstruksi, role play, dll.
2) Ruang Bermain Indoor / ruang Aula
Kegiatan di dalam ruangan ini mengacu pada anak-anak untuk
bermain bebas, senam bersama, atau beraktivitas sosial bersama
teman lainnya adapun juga kegiatan makan bersama yang
bertujuan mengakrabkan antar anak anak didik. Selain itu, Aula
juga berfungsi sebagai tempat pertemuan antara Pengelola dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18
para orangtua untuk mengadakan kegiatan sharing seperti
misalnya dan parental coaching and sharing.
3) Perpustakaan dan ruang komputer
Kegiatan mengenalkan kepada anak-anak terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Aktifitas outdoor dan taman air
Mengenalkan anak terhadap alam dan lingkungan sekitar.
5) Kamar mandi anak
Mengajarkan anak agar mandiri dalam pentingnya menjaga
kebersihan dan merawat diri, salah satu contoh pembelajaranya,
anak di didik secara mandiri dalam pengarahan pengajar agar
dapat bertindak sendiri dan memahami hal hal yang perlu
dilakukan dalam upaya merawat diri, smisal gosok gigi, mandi,
cuci kaki dan tangan dll.
6) Uks dan ruang psikologi anak
Kegiatan dalam ruangan ini mengupayakan kesehatan anak agar
selalu optimal dalam mengikuti kegiatan belajar, terdapat juga
progam pengembangan mental anak lewat konsultasi psikiater
anak.
(Bianglala Kindergarten, Playgroup and day care).
5) Syarat permainan dalam kegiatan belajar di Playgroup
Ada persyaratan permainan yang baik untuk anak menurut Drs.
H.Zulkifli L (1986,h. 58), yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19
1) Bongkar pasang
Alat permainan sebaiknya yang mudah dibongkar pasang
(built in).
2) Mengembangkan daya fantasi
Alat permainan sebaiknya bersifat mudah dibentuk dan
dirubah-ubah, karena sangat sesuai untuk mengembangkan daya
fantasinya. Misalnya: bak pasir, tanah liat, kertas- gunting dan
lainnya.
3) Tidak berbahaya, baik dari bahan maupun bentuknya.
Bahan permaian setidaknya mengedepankan keamanan bagi
para penggunanya, yaitu anak-anak. Pemilihan material dan
finishing dan dimensinya disesuaikan dengan mengedepankan
keamanan dan fungsi mainan tersebut.
c. Peranan Psikologi terhadap Pendidikan anak usia dini
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang
mendasari sistem pembelajaran. terdapat sejumlah teori dalam
pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism,
operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori
pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai
kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-
teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula
sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution
(Daeng Sudirwo,2002) menyebutkan tiga belas prinsip dalam belajar,
yakni :
1) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan
dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga
baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil
sambilan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek
intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan
sebagainya.
8) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-
benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas
secara verbalistis.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang
sering mengejar tujuan-tujuan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21
11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan.
12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.
d. Tinjauan sekolah bertaraf International
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah Sekolah Standar
Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga
diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
1. Landasan hukum
UU No. 20 Tahun 2003 ps 50 UUNo. 32 Tahun 2004 :
Pemerintahan Pusat dan Daerah
UU No 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
UU No. 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional PP
NoTahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) ps 61
Permendiknas No. 22,23,24 Tahun 2006 : Standar Isi, SKL dan
Implementasinya
2. Tujuan
Sekolah bertaraf International Secara umum bertujuan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22
1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan
amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945,
pasal 31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP( Standar
Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang
menetapkan Tahapan Skala Prioritas Utama dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun 2005-2009
untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan.
2) Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk
mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.
3) Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam
masyarakat global.
Sekolah bertaraf International Secara khusus bertujuan :
Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum
di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan
standar kompetensi lulusan berciri internasional. Sekolah
bertaraf International adalah sekolah yang berbudaya Indonesia,
karena Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator
kinerja kunci minimal sebagai berikut:
1) menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
2) menerapkan sistem satuan kredit semester di
SMA/SMK/MA/MAK;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23
3) memenuhi Standar Isi;
4) dan memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.
3. Asas kurikulum International
1) Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan
mengadabtasi kurikulum sekolah di Negara lain.
2) Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa
Inggris, secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya.
Metode pengajaran dwi bahasa ini dapat dilaksanakan dengan 2
kategori yakni Subtractive Bilingualism (beri penjelasan oleh
penulis) dan Additive Bilingualism, yang menekankan
pendekatan Dual Language.
3) Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan
perbedaan adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang
pengaturan bahasa pengantarnya dapat dialokasikan
berdasarkan Subjek maupun Waktu (beri penjelasan oleh
penulis).
4) Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi
aspek kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan
aspek fisik.
5) Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
termasuk Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke
dalam kurikulum.
6) Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada
materi, kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24
7) Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan
analitis , memiliki kemampuan belajar (learning how to learn)
serta mampu mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan
kurikulum
ring
(Understanding) dilihat dari 6
aspek: Explain, Interpret, Apply, Perspective, Empathy, Self
Knowledge.
8) Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan
sistem paket dan kredit semester.
9) Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA
dan SMK.
10) Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and
Communication Technology (ICT) yang terintegrasi dalam
setiap mata pelajaran.
Sumber:
program-rintisan-sekolah-bertaraf-internasional/ - Cached
Similar
stellamarisserpong.wordpress.com/2009/03/.../pengertian-
sbi/ - Cached Similar
4. Kurikulum Cambridge
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25
Departemen Pendidikan merumuskan suatu kurikulum yang
merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional (KTSP) dan
Kurikulum Internasional. Kurikulum Internasional yang banyak
diadopsi dalam hal ini adalah Cambridge yang berpusat di Inggris
dan IB ( International Baaclaurete ) yang berpusat di Swiss. Namun
yang terbanyak dipakai sebagai acuan Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) adalah Kurikulum Cambridge.
Ujian Cambridge Atau Cambridge Assessment ( Agen
Penguji bertaraf Internasional ) adalah suatu departemen dari
University of Cambridge Inggris, sebuah lembaga non-profit yang
didirikan pada tahun 1858, yang melaksanakan berbagai ujian dan
memberikan penilaian atas ujian-ujian baik di Inggris maupun di
luar Inggris. Ada 3 macam Ujian yang dilakukan oleh Cambridge
Assessement yakni :
1) OCR ( Oxford Cambridge and RSA Examination )
Melayani ujian bagi pelajar di Inggris dan memberikan
kualifikasi akademis sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh QCA ( Qualifications and Curriculum Authority ) Otoritas
kualifikasi dari Pemerintah Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26
2) Cambridge ESOL ( English for Speakers of Other Languages )
Melayani berbagai ujian kemampuan berbahasa Inggris untuk
Pelajar yang bahasa Ibunya bukan bahasa Inggris.
3) CIE ( University of Cambridge International Examination )
Melayani berbagai Ujian akademis, Kejuruan dan Keguruan
berkualifikasi Internasinal seperti Kualifikasi umum
Cambridge IGCSE, Cambridge International A`Level,
Cambridge O`Level, Cambridge Pre-U atau Kualifikasi
kejuruan Cambridge International Diploma. CIE telah
bekerjasama dengan kementrian pendidikan, Otoritas pemberi
kualifikasi dan Badan Penguji di berbagai Negara di seluruh
Dunia.
www.cambridgeesol.org/resources/index.html
Sistem belajar di kelas International, dengan acuan Kurikulum
Cambridge di antaranya :
1) Lecture Class
Pada kelas ini, seluruh siswa dikumpulkan pada kelas yang
besar ( Auditorium ), kemudian para peserta didik akan
dijelaskan materi secara umum, seperti Penurunan/Penjabaran
Rumus, Tujuan Materi dan Contoh Soal / Aplikasi Sederhana.
2) TutorialClass
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27
Kelas ini dirancang menjadi kelas kecil (maksimum 15 orang),
kemudian para peserta didik belajar secara aktif dan dibimbing
seorang guru bidang studi. Proses pembelajaran di kelas ini
meliputi Diskusi secara Kelompok (Discussion ), Presentasi (
Presentation ) dengan menggunakan LCD Projector dan Power
Point / Flash, Membahas Project/home assignment, Simulation
dan Quiz, atau Role-Playing ( Permainan ) serta Experimental (
Lab Work ).
3) Extra-Kulikuler
Para Peserta didik wajib mengikuti salah satu kegiatan di luar
pelajaran sekolah. Biasanya kegiatan ini diadakan setiap hari
Sabtu. (5 hari belajar , Senin-Jum`at). Kegiatan dapat meliputi
Art (Seni), Sport (Olah Raga), Electronic (Robotic), dll
3. Tinjauan khusus perancangan
( International Playgroup di Surakarta)
a. Pelaku kegiatan
1. Kegitan pendidikan
Anak usia 2 4 tahun.(usia playgroup)
Tutor / pengajar.
Pengantar / penunggu
2. kegiatan pengelolaan
Kepala sekolah
Sekretaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28
Bendahara
Humas
Sarana prasarana
Bidang kebersihan
3. Kegiatan Pelayanan
kesehatan anak
Psikolog Anak.
b. Aktifitas
Education in Group Setting (1980 : 21), aktifitas utama pendidikan pra
sekolah antara lain :
1. Perawatan yang mendasar
2. Permainan
3. Perencanaan atau rangkaian pengetahuan
4. Perjalanan dan darmawisata.
c. Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang ruang pada pendidikan pra sekolah menurut
Joseph De Chiara & Michael J.Crosbie, Time Saver Standarts for
Building, Types (4th edition) , 2001 h.371, terdiri atas
1. Class Room
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29
De Porter menjelaskan bahwa faktor penataan ruang kelas
merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang
optimal. Pemilihan jenis perabotan, penataan, warna,
pencahayaan, musik, visual poster, gambar, temperatur,
tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum
merupakan kunci menciptakan lingkungan yang optimal, baik
secara fisik maupun mental (De Porter dkk, 2000 : 67).
2. Discovery area
Area ini disebut pula sebagai area permainan pasir dan air.
Tempat ini merupakan tempat dimana anak-anak bereksperimen
dan mengembangkan kretivitas dengan bahan-bahan alam yang
tersedia. Lantai dekat dengan bak pasir atau bak air, sebaiknya
dipilih bahan yang kedap air dan bila memungkinkan disediakan
floor drain sehingga dapat lebih mudah dibersihkan.
3. Art area
Pada area ini anak-anak dapat menggambar / melukis,
melakukan kerajinan tanah liat dan lainnya. Area seni sebaiknya
diletakkan dekat dengan discovery area dan harus memiliki
lantai yang mudah dibersihkan. Dalam ruang ini juga harus
menyediakan bak cuci tangan (sink) yang terbuat dari
stainlessteel. Bukan air (keran) pada bak cuci tangan sebaiknya
terletak pada ketinggian 55-66 cm dari permukan lantai,
sehingga mudah dijangkau oleh anak.
4. Music area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30
Pada ruang musik ini sebaiknya ada area untuk duduk dan
mendengarkan musik, serta area untuk menari / bergerak bebas.
5. Reading and listening area
Merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan membedakan suara, kemampuan berbicara,
mengekpresikan diri dan mengembangkan kosa kata. Ruang ini
harus diletakkan pada area yang tenang dan tidak berisik.
Lantainya sebaiknya berkarpet atau memiliki tempat duduk yang
nyaman.
6. Block building area
Merupakan area permainan dimana anak bermain
membangun dan membuat sesuatu dari balok-balok. Ruang ini
sebaiknya dekat dengan ruang permainan rumah tangga/ house
area.
7. Manipulatives area
Ruang dimana anak bermain dengan puzzle, belajar
mengenal bentuk,warna mengembangkan persepsi mengenai
ukuran, bentuk dan lainnya. Dalam ruang ini minimal
hendaknya disediakan rak tempat mainan dan meja kursi.
8. Math and computer area
Ruang ini hendaknya menggunakan meja computer yang
sesuai dengan ukuran anak.
9. Toilet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31
Letak toilet sebaiknya berdekatan dengan ruang kelas
sehingga anak tidak membuang waktu untuk mencapai toilet.
d. sirkulasi
Sirkulasi ruang mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak
yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada
pengunjung terhadap fungsi ruang. (Pamudji Suptandar, 1999, h.114)
Menurut Le Corbisier, suatu sirkulasi yang terorganisir secara baik
antara satu dengan yang lain dihubungkan dengan sistem lalu lintas yang
berkesinambungan, semua ruang dianalisa, disesuaikan dengan
perkembangan atau perubahan-perubahan yang bisa terjadi dalam
kehidupan, kegemaran penghuni dan masyarakat yaitu jalan pintas
(langsung) kebiasaan dalam sistem sirkulasi (Suptandar,1999, h.114)
Menurut Pamuji Suptandar, 1999 .hal 119-120, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan sirkulasi dalam ruang :
1) Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang,
maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi
yang ada di dalam ruangan itu.
2) Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang di
dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang,
ukuran, sirkulasi ruang, letak serta bukaan jendela dan pintu.
3) leh aktivitas manusia
dan dipengaruhi skala dan proporsi manusia itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32
4) Modul perancangan ruang ke ruang dan bangunan merupakan
faktor utama, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi modul
tersebut adalah bahan-bahan bangunan dan teknik pelaksanaan.
5) Pencapaian ruang-ruang hendaknya diberi identitas yang jelas
dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.
Dalam perencanaan sirkulasi ada beberapa bentuk dari lorong
dengan metode perencanaannya yaitu mengikuti pola-pola sirkulasi antar
ruang. Bentuk- bentuk pola sirkulasi tersebut, antara lain :
Nama
PolSirkulasi
Gambar Keterangan
Linear Semua jalan adalah linear. Jalan yang
lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang
utama untuk satu deretan ruang-ruang.
Jalan dapat melengkung atau terdiri dari
segmen-segmen, memotong jalan lain,
bercabang-cabang dan membentuk kisaran /
loop.
Radial Bentuk radial memiliki jalan yang
berkembang dari atau berhenti pada sebuah
pusat.
a. Jalan Lurus.
b.Jalan Melengkung.
c. Memotong Jalan Lain.
d.Bercabang-cabang.
e. Membentuk Loop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33
Tabel 2. Pola-pola Sirkulasi(Sumber : Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya, 1999.h. 271)
e. Organisasi ruang
Ada beberapa jenis organisasi ruang yang penentuannya tergantung
pada tuntutan program bangunan, dengan memperhatikan faktor-faktor
berikut : pengelompokan fungsi ruang, hirarki ruang, kebutuhan
pencapaian, pencahayaan dan arah pandangan.
Bentuk organisasi menurut Pamudji Suptandar (Disain Interior,
Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur,
1999, hal ; 112-113) dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :
1. Terpusat
Spiral Pola bentuk spiral adalah suatu jalan
yang menerus yang berasal dari titik pusat,
berputar mengelilinginya dengan jarak yang
dapat berubah.
Grid Bentuk grid terdiri dari jalan-jalan
sejajar yang saling berpotongan pada jarak
yang sama dan menciptakan bejur sangkar
atau kawasan-kawasan segi empat.
Network Suatu bentuk jalan yang terdiri dari
beberapa jalan yang menghubungkan titik-
titik tertentu di dalam ruang.
Komposit Suatu kombinasi alur jalan-jalan linear,
radial, spiral, grid dan network. Untuk
menghindari orientasi membingungkan, suatu
susunan hirarkis diantara jalur-jalur jalan bisa
dicapai dengan membedakan skala, bentuk
dan panjangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34
Gambar I.1 Organisasi ruang terpusat(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Sebuah ruang besar dan dominan sebagai puasat ruang-ruang di
sekitarnya.
b. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan
ruang lain.
c. Ruang sekitar berbeda satu dengan yang lain, baik bentuk, ukuran
maupun fungsi.
2. Linear
Gambar I.2 Organisasi ruang Linear (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Merupakan deretan ruang-ruang dan masing masing dihubungkan
dengan ruang lain yang sifatnya memanjang.
b. Masing-masing ruang berhubungan secara langsung.
c. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang berfungsi
penting, diletakkan pada deretan ruang.
3. Radial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35
GambarI. 3 Organisasi ruang Radial (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Kombinasi dari organisasi terpusat dan linear.
b. Lengan radial dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada
kebutuhan dan fungsi ruang.
c. Organisasi ruang secara radial mengarah ke luar.
4. Cluster / mengelompok
Gambar I. 4 Organisasi ruang Cluster/ mengelompok (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi
komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan
fungsi.
b. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.
5. Grid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36
Gambar I.5 Organisasi ruang Grid(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan
pola grid (3 dimensi).
b. Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh
fungsi posisi dan sirkulasi.
f. Aspek lantai
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lantai adalah :
1)Fungsi lantai
2)Sifat lantai
3)Karakter lantai
4)Konstruksi lantai
(Drs. Djoko Panuwun, 1997)
Syarat perencanaan lantai dengan anak sebagai pengguna
utamanya adalah :
1) Seluruh permukaan lantai harus non slip ( anti selip atau anti licin),
hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sifat l ic in adalah
penting, karena bahaya secara psikologis. Hal ini berlaku untuk
keseluruhan bagian ruangan.
2) Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai tidak boleh kasar.
3) Ambang pintu dan perunahan kecil dalam kenaikan sebisa mungkin
dihindari.
(Joseph De Chiara, 1990)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id37
Kebutuhan keluasan lantai se tiap kelas untuk anak usia
prasekolah adalah 20-25 m2 (24-30 yd2) untuk 30-40 anak, tapi ukuran
idealnya untuk 20 anak. Pada ruang kelas yang umum setiap anak
memerlukan luas lantai 1,5 m 2 (16 ft2) lebih baik kalau 2m2 (2,4 yd2).
(Drs. Yan Dianto, 1991)
g. Aspek dinding
Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruang-ruang public
antara la in mudah pemeliharaannya, m ampu m eredam suara,
m en u nj a ng as p ek d e ko rat i f , t ah an t erh ad ap k el em b a ba n,
memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu yang sesuai dengan
system pencahayaan atau penghawaan, baik secara alami maupun buatan
(Suptandar, 1995).
Faktor-faktor dalam m erencanakan dinding yang perlu
diperhatikan adalah:
1) Fungsi dinding
2) Sifat dinding
3) Karakter dinding
4) Konstruksi dinding
(Drs. Djoko Panuwun, 1997)
Seluruh permukaan dinding hendaknya menggunakan bahan
yang halus, tidak licin, dan mudah dibersihkan serta mempunyai
kemampuan untuk menyerap bunyi dengan baik (Neufert, 1995).
Porsi terbesar dari dinding ruang kelas dan ruang bermain
indoor sebaiknya menggunakan permukaan dengan materi al yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38
lembut, dari tekstur yang tak beraturan. Kesegaran dinding baik
material maupun bentuknya akan merangsang emosi dan persepsi anak.
Maka diperlukan variasi dengan desain yang menarik, sederhana, dan
selektif (Fowler, 1980: 107).
Suara anak yang meninggi karena ekspresi emosional mereka,
membutuhkan dinding yang menyerap suara anak, maupun suara-suara
lain yang mengganggu (Fowler, 1980: 107).
Sebaiknya ketinggian dinding massif (tembok bata) tidak dibuat
mencapai ceiling, melainkan diteruskan dengan dinding kaca pada
bagian atasnya, setinggi mata orang dewasa, agar orang dewasa dapat
mengamati anak yang beraktifitas di dalamnya (Fowler, 1980: 101).
Tinggi ruangan kelas tergantung dari keadaan penerangan pada
siang hari dan hubungannya dengan faktor-faktor luar yang lain
(bangunan lain, kebun, dan lain-lain). Untuk ruangan selebar 6-8 m
(20-26 ft) tingginya 3,25-3,75 m (10 ft 8 in 12 ft 4 in) (Drs. Yan
Dianto, 1991: 3).
h. Aspek ceiling
Ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas
garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung atap
sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di
bawahnya. (Pamudji Suptandar, 1999, h.161)
Penggunaan material ceiling secara umum yaitu dengan ciri-ciri :
mudah perawatannya, dapat digunakan sebagai bahan akustik, tahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id39
terhadap suhu dan kelembaban, menunjang aspek dekoratif, mempunyai
variasi bentuk dan warna. (Rida Darmawan, 2002, h.12).
Material yang biasa digunakan :
1. Gypsumboard
Merupakan bahan yang mudah dipasang, mempunyai bobot yang
ringan dan kemampuan menyerap suara dan mudah dibersihkan.
Lembaran gypsum memiliki ukuran standar 1200 mm × 2400 mm.
Bahan ini dapat dipasang dengan rangka yang terbuat dari kayu
ataupun metal.
2. Multipleks
Multipleks yang digunkan untuk ceiling biasanya dengan ketebalan
4mm. Ukuran standar multipleks adalah 1200mm × 2400mm.
(Tabloid RUMAH edisi 13- 1/ 9 Juli 22 Juli 2003, h.18).
i. Aspek furniture
1) Ukuran Furniture ( Ergonomi furniture)
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat temperamen
dan ukuran-ukuran manusia, agar dapat hidup nyaman dan pugs
dalam melakukan kegiatan-kegiatan, merasakan keindahan hidup.
Semua unsur menyangkut kondisi fisik atau kenikmatan yang
bersangkutan dengan intens itas organ manusia dipelajari dan
dijadikan sebagai standar (Suptandar, 1995:31).
Penggabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu: fisiologi,
anatomi, kedokteran, psikologi fisiologi, psikologi eksperimental,
fisika serta teknik menerapkan usaha penyerasian pekerjaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40
lingkungan. Maka furniture pada umunya harus dirancang untuk
menanggulangi keluhan-keluhan tersebut yang disesuaikan dengan
kebutuhan seseorang dalam sktifitas pasif maupun dinamis.
An ak t en tu saj a lebi h m ud ah keti ka ar ea bel ajar dan
bermainnya doirganisasikan dengan skala ukuran anak dengan
furniture dan alat-alat yang diatur dengan meminimalkan kekacauan
atau kerusakan yang lebih memberikan kebebasan bergerak
(Fowler, 1980: 270).
Furniture yang praktis dan fungsional diperlukan dalam ruang
untuk bermain, sebaiknya mudah dibersihkan untuk dirapikan
kembali. Praktis bukan berarti kaku dan menyulitkan kebebasan
gerak anak (Tate, Smith, Harper & Row, 1986; 113 -114).
Tunt utan ergonomic untuk dimensi furniture tentun ya
bervariasi, karena bervariasinya usia anak. Sebaiknya menggunakan
furniture (terutama meja dan kursi) dengan usia anak, sehingga
setiap anak dapat dengan mudah meletakkan kaki di atas lantai
dalam posisi yang nyaman, jika furniture untuk anakyang lebih
muda terlalu besar untuk kenyamanannya, itu patut melepas kaki
beberapa meja kursi (cut down) (Fowler, 1980: 270).
Bahan atau perabot untuk anak-anak harus terbuat dari bahan
yang ringan, namun kuat supaya tidak mudah hancur atau patah.
Untuk setiap sudut furniturenya-pun harus tumpul untuk keamanan
anak-anak itu sendiri. Sebisa mungkin semua perabotan diberi
pengaman atau pelapis yang empuk dari bahan yang ringan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41
estetis.
Syarat furniture untuk anak sebagai pengguna utama, menurut
Rida Darmawan, 2002 , h.12 antara lain :
a. Memenuhi tuntutan ergonomis anak kecil
b. Memiliki bentuk yang tidak membahayakan seperti bentuk
lengkung dan sudut tumpul dan mempunyai variasi bentuk dan
warna.
c. Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun, tahan lama
dan ringan, mudah dipindahkan. Bila memungkinkan dapat
digunakan sebagai media permainan (mutlifungsi)
Tabel 3. Ukuran Furniture Anak.
No Ukuran Usia (th) Keterangan1. 45-50 2-3 Tinggi meja
2. 50-52 3-6 Tinggi meja
3. 25-30 2-3 Tinggi kursi
4. 30-32 3-6 Tinggi kursi
5. 100 2-6 Tinggi loker
6. 30 2-6 Tinggi loker
7. 28-3015 3-4 Tinggi toilet
8. 3015-38 5-8 Tinggi toilet
(Drs.Yan Dianto, 1991)
2) Lay Out Furniture
Lay out dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Penentuan daerah aktifitas
b. Daerah aktif, memiliki frekuensi aktifitas tinggi dan bersifat cepat
c. Daerah pasif, memiliki frekuensi aktifitas rendah dan
bersifat lebih lambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42
d. Bentuk kegiatan
e. Ukuran gerak untuk memperhitungkan ruang atau jarak yang
dibutuhkan oleh sikap gerak atau kegiatan manusia.
Lay out furniture mengikuti perencanaan umum ruang (Pile,
1988). Jadi bila beberapa area permainan yang mempunyai
kedekatan karakteristik dijadikan satu dalam ruangan, maka dengan
lay out yang berbeda akan mampu membedakan kegiatan masing-
masing area.
Perabot yang dibutuhkan (Built in Equipment) dalam tempat
pendidikan anak prasekolah adalah:
a. Sink
b. Display counter
c. Work benches
d. Paper trays
e. Filling cases
f. Book cases
g. Cupboard
h. Teacher locker
(John E. Nichols, etc, 1956: 275-276)
3) Layout ruang kelas
Beberapa alternative penataan ruang kelas, sebagai berikut
a. Ruang kelas yang diperluas dengan tempat penyimpanan pakaian
dan koridor, mendapat cahaya dan udara dari kedua sisinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43
Perluasan koridor juga pada daerah antara dua buah kelas dan
gudang.
Gambar 2 Lay out ruang kelas dengan koridor dan tempat pakaian
b. Kombinasi antara kelas dalam ruangan dan kelas luar ruangan
Gambar 3 layout kombinasi kelas
c. Penyusunan ruang kelas yang sisinya membentuk sudut-sudut
menyiku menyebabkan perambatan bunyi
Gambar 4 layout ruang kelas dengan dinding sebagai akustik
d. Ruang kelas yang diantara ruangnya dipisahkan oleh gudang dan
ruang penyimpanan pakaian, topi dan sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44
Gambar 5 layout ruang kelas dengan ruang lain sebagai menyekat
e. Ruang kelas berbentuk segi enam tanpa koridor, jalan masuk
melalui tempat penyimpanan pakaian
Gambar 6. lay out ruang kelas segi enam tanpa koridor
f. Ruang kelas berbentuk segi enam dilengkapi dengan ruang
rekreasi berbentuk segitiga
Gambar 7. lay out ruang kelas berbentuk segi enam
j. Aspek interior system
1) Pencahayaan
Ada dua, macam pencahayaan, yaitu: cahaya alam (Natural
Lighting) dan cahaya buatan (Artificial Lighting). Suatu fasilitas
pendidikan akan sangat menyenangkan dan tidak akan melelahkan
bila diterangi, terutama secara, alamiah dari luar (Mangunwijaya,
1991).
Cahaya siang hari dapat masuk melalui jendela, dinding kaca,
langit-langit tembus cahaya. Penggunaan jendela besar atau kaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45
pada sisi dinding menyudut memberikan efek ruang tertentu kelihatan
sangat besar dan memberi dampak psikologis kebebasan bagi
penghuni.
Dalam perencanaan ruang kelas dan ruang bermain indoor yang
sebagian besar menggunakan cahaya alami siang hari, perlu diingat
tuntutan minimum kekuatan penerangan yaitu:
Kerja halus sekali : 300 lux (cermat, terus-menerus)
Kerja halus : 150 lux (cermat)
Kerja sedang : 80 lux (tanpa konsentrasi besar)
Kerja kasar : 40 lux (ex: gudang, lorong)
Bila kekuatan terang disepakati 3000 lux atau 5000 lux, maka
untuk ruangan dengan pekerjaan halus sekali , yang diharuskan
dengan penerangan minimum 300 lux, itu berarti 300/3000.100%
(6%). Maka untuk ruangan tersebut, factor cahaya siang hari harus
10% (6%) dari 3000 (5000) lux. Jika kurang dari i tu, maka itu
sudah saatnya ruangan memakai sumber cahaya lampu. Meskipun
perhitungan ini tidak mutlak karena cahaya siang hari terdiri dari
banyak unsure, yaitu penerangan langsung dari langit, refleksi luar
(pemantulan sekali), refleksi dalam (pemantulan 2 kali atau lebih),
unsur bahan jendela (Mangunwijaya, 1991: 240-242).
Penerangan dengan menggunakan cahaya alami pada siang hari
yaitu sinar matahari sangat berpengaruh pada sebuah kelas.
Dinding tempat jendela menggunakan tiang (kolom) dari batu bata
dan sedikit penopang untuk mendapatkan cahaya siang hari yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46
merata dan tidak menyilaukan. Pencahayaan rendah 0,60-0,80 m
(2ft 2ft 8 in), memerlukan tinggi meja 0,70 m (2ft 4in). Supaya
cahaya dapat mencapai lantai ruangan, maka jendela sebaiknya
tidak mempunyai ambang yang terlalu tinggi, juga bisa digunakan
batu bata yang dapat memantulakn cahaya yang berfungsi untuk
menyaring dan memancarkan cahaya sehingga meghasilkan
penerangan yang merata. Untuk mengatasi silau yang disebabkan
oleh cahaya yang berlebihan pada keadaan tertentu (karena awan
tinggi dan lain-lain) dapat digunakan alat pengatur cahaya yang
juga berfungsi sebagai penyerap panas.
Untuk beberapa aktifitas dan beberapa keadaan, penggunaan
cahaya buatan juga diperlukan terutama untuk ruang serba guna,
apabila digunakan untuk acara seni pertunjukkan dan pertemuan.
Karena pada aktifitas-aktifitas tertentu cahaya harus dikontrol batas
kecerahan cahaya, warna penempatan dan kualitasnya, baik cahaya
alam i m aupun cah aya buatan dapat men jaw ab kebu tuhan
psikologis yang mewadahi dan harus mampu menciptakan suasana
khusus (Hardinoto, 1985).
Lampu-lampu pelepasan lis trik termasuk lampu tabung
flourescent. Lebih-lebih yang single coated, banyak memancarkan
cahaya ultra violet. Oleh karena itu dalam mempergunakan lampu-
lampu jenis ini perlu diadakan pengamanan dengan pemasangan
filter penyerap ultr a violet (ultra violet absorbsing) untuk
menyerap ultra ungu yang dipancarkan. Lampu -lampu pijar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47
tungstem (incandescent) hanya sedikit memancarkan sinar ultra
violet tetapi memancarkan sinar infra merah. Oleh karena itu dalam
mempergu nakan lam pu-lampu jenis pijar per lu diadak an
pengamanan dengan pemasangan filter penyerap infra merah yang
dipancarkan. Antara warna dan cahaya mempunyai hubungan yang
sangat erat, sebab pada hakekatnya warna merupakan gelombang
cahaya yang dapat dilihat oleh mata kita.
Lampu fluorescent adalah cukup baik, secara langsung maupun
yang sedikit disaring (Drs. Yan Dianto, 1991: 4).
Pada dasarnya warna merupakan suatu kualitas cahaya yang
dipantulkan dari obyek kearah mata kita. Ini menyebabkan kerucut-
kerucut warn a p ada re tin a u ntuk bereak si . Yang
memungkinkan timbulnya gejala warna pada obyek. Warna adalah
suatau kekayaan dari cahaya spectrum.
Pencahayaan dalam ruangan selain tuntutan penerangan,
penggunaan cahaya siang hari harus memperhatikan lokasi geografi
(Utara, Selatan, Timur, dan Barat), karena masing-masing arah
mempunyai efek pada penciptaan keadaan umum, sebagai akibat dari
posisi matahari pada langit, karakter tersebut adalah sebagai berikut:
a) Cahaya dari Selatan, mempunyai karakter cahaya yang konstan,
cerah dan hangat
b) Cahaya dari Utara, mempunyai karakter tenang dan dingin
c) Cahaya dari Timur, mempunyai karakter yang fluktuatif dan
kesejukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48
d) Cahaya dari Barat, menyiratkan perubahan dan kehangatan
(Smith Tate, 1986)
Menurut Pamudji Suptandar kriteria dalam penempatan lampu
adalah sebagai berikut:
a) Tidak boleh atau harus dihindarkan sumber cahaya yang tepat
berada di bidang penglihatan yang langsung ke sumber cahaya.
b) Sebaiknya sumber cahaya dipasang pelindung agar intensitas
cahaya rata-rata.
c) Besarnya sudut antara arah pandang horizontal dengan garis
mata ke sumber cahaya harus lebih besar dari 30°.
d) Apabila dalam ruang yang besar terdapat sudut yang lebih kecil
dari 30° dan keadaan tidak dapat dihindari, maka sumber
cahaya sebaiknya dilengkapi dengan pelindung.
D al a m m e ren c an a k an i n s t a la s i p e n ca h ay aa n ,
p er lu dipertimbangkan:
a) Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu
(Lighting Level) atau tingkat penerangan.
b) Distribusi kepadatan cahaya (Luminasi Distribution).
c) Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata (Limitation of
Glare).
d) Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (Light
Directionality and Shadow).
e) Warna cahaya dan refleksi warna (Light Colour and Colour
Rendering).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49
f) Kondisi iklim ruangan.
(Mangunwijaya, 1991)
Pencahayaan yang ditunjukan untuk kepentingan estetika
atau keindahan perlu digunakan untuk berbagai macam metode dan
tehnik-tehnik pencahayaan, sehingga tercapai suasana, yang
diinginkan. Dalam rangka mendapatkan suasana yang baik melalui
pencahayaan, oleh Meiril Isa : "Untuk mendapatkan suasana yang
baik, sebaiknya dipakai penerangan yang tidak langsung, seperti
lam pu neon yang d iarahk an ke a tas at au ke tem pat yang
diinginkan" (Meiril Isa, dalam kolokium Rida Dermawan, 2001).
Kriteria pencahayaan pada interior meliputi:
a) Faktor Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah kekuatan cahaya yang jatuh pada suatu
permukaan dan dinyatakan dalam satuan Lux Intensitas Cahaya.
b) Faktor Radiasi Sinar Ultra Violet dan Infra Merah
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan
interior atau ruang adalah untuk memperoleh kenyamanan
(Comfortable) pemakainya.
Kenyamanan suatu ruang atau bangunan ditentukan juga
oleh factor utilitas yang meliputi pencahayaan. Kesilauan
adalah kondisi penglihatan yang mengalami "Discomfort" dan
pengurangan kemampuan untuk melihat obyek. Kesilauan
dapat disebabkan oleh posis i penempatan lampu (jarak yang
kurang tepat), pantulan dari peralatan yang dipakai, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50
sebagainya.
Untuk menghindarkan kesilauan yang ditimbulkan oleh
pencahayaan. Perlu dihindarkan penggunaan system distribusi
cahaya yang secara. langsung. System pencahayaan yang baik
adalah dengan distribusi cahaya membaur a tau Difusse ,
sedangkan untuk menghindari kesilauan dari pantul an
sebaiknya permukaan difinishing dengan bahan yang mudah
menyerap cahaya.
Untuk penghitungan instalasi penerangan suatu ruangan
perlu diperhatikan pula refleksi pencahayaan dari langit-langit,
dinding, mebel, dan lantai. Untuk keharmonisan ruangan
dianjurkan factor refleksi lantai minimum 15%, langit-langit
60%, dan dinding 30%, serta mebel minimum 20%. (Hardinoto,
1985).
Suasana ruang yang terbentuk tergantung pula dari cahaya
yang dikeluarkan, yaitu :
a) Cahaya yang terpencar
Penggunaan lampu dengan sinar yang terpencar dapat
digunakan sebagai pen cahayaan um um seperti
pemakaian bola lampu biasa tanpa penutup. Sumber cahaya
umumnya tersembunyi di belakang kaca buram, acrylic,
kertas jepang, tenunan bambu atau dari balik kaca bening.
Cahaya yang dikeluarkan lebih lembut.
b) Cahaya yang terbatas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51
Cahaya yang terbatas, t ipe dimana cahaya yang arahnya
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhannya. Kuat cahaya dan
lebar yang diinginkan tergantung dari tipe lampu yang
dipakai. Biasanya ditempatkan sebagai aksen ruang.
c) Cahaya langsung dan tak langsung
Cahaya langsung adalah tipe cahaya yang menerangi langsung
ke obyek yang hendak dilihat. Sedangkan cahaya tak langsung
adalah jenis cahaya yang dibuat memantul pada dinding atau
plafon. Penyinaran tak langsung yang menyinari ruang tidak
menyilaukan pandangan, cahaya yang dipancarkan lebih lembut
dibandingkan dengan pencahayaan langsung Baik cahaya
alami maupun cahaya buatan harus menjawab kebutuhan
psikologis yang mewadahi dan h a r u s m a m p u
m e n c i p t a k a n s u a s a n a k h u s u s (Mangunwijaya, 1991).
2) Penghawaan
Ventilasi tergantung pada orientasi dan penempatan suatu
bangunan mempengaruhi arah angin, yang menentukan letak
ventilasi, yang baik. Terletak pada daerah yang arah anginnya
keluar dari bangunan.
B e s a rn y a l u b a n g v e n t i l a s i h a r u s d a p a t b e r f u n g s i
mempertukarkan udara secara cepat tanpa mempengaruhi suhu pada
dinding. Penggunaan vntilasi sebaiknya menyilang dengan tidak
memakai saluran. Umumnya 6 m3 (240 ft3) udara yang diperlukan
oleh setiap anak-anak. Maka itulah hendaknya pertukaran udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52
kelas harus dapat bertukar paling tidak tiga sampai lima kali dalam
satu jam. Di Amerika, digunakan ventilasi mekanik dengan "unit
ventilator" yang dihubungkan dengan ruang pemanas yang dapat
mengeluarkan udara IM3 (36 ft3) baik udara panas maupun udara
dingin. Alat ini berfungsi sebagai alat penyaring dan pengatur udara
yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam setiap menit. Penggunaan
alat ini diperlukan sebagai pengganti ventilasi yang terdapat pada
jendela utama.
Kenyamanan udara tergantung dari temperature udara ,
tem perature benda-benda sekitar, kelembaban r ela tive , dan
pe rg erakan ud ara . Ke lem bab an r e la t iv e sek it ar 40 -4 5%.
Kenyamanan udara berbeda untuk setiap kegiatan, yaitu: pekerjaan
ringan duduk 21-23°C, pekerjaan ringan berdiri 19-21°C, pekerjaan
berat duduk 18-19°C, sedangkan pekerjaan berat berdiri 15-17°C
(Suptandar, 1995).
Kebutuhan udara untuk anak-anak dalam ruang kelas adalah
sebagai berikut:
Ruang udara yang disediakan
untuk setiap anak
Kebutuhan udara untuk setiap anak
per menit
3,00 M2 0,8 M36,00 m2 0,6 M3
9,00 m2 0,48 m3
15,00 m2 0131 m3
Tabel 4. Kebutuhan Udara (Drs. Yan Dianto, 1991: 5)
JenisArus Udara bersih
M3/menit/orang
Volume ruangan
M2/orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id53
Kantor kecil
Kamar mandi & ruang bermain
Ruang perundingan
Ruang pertunjukkan
Sekolah untuk anak-anak
Klinik umum
Kamar tidur (ruang istirahat)
0,8
0,4
0,7
0,4
0,8
0,9
0,8
30
15-20
5,5-7
5,5-8,5
5,5-7
5,5-8,5
10,5-14
Tabel 5. Pergantian Udara (Mangunwijaya, 1991)
Menurut Pamuji Suptandar, ventilasi dapat melalui jendela,
pintu, dinding yang berlubang, buka-bukaan, dan sebagainya. Untuk
memperoleh keuntungan yang maks imal, persyaratan yang
dibutuhkan umumnya dengan tinggi ambang 0,9 m di atas lantai
(ketinggian jendela).
Jenis ventilasi ada dua, yaitu: ventilasi buatan, yang terdiri Bari
ventilasi mekanis (kipas angin, exhaust) dan ventilasi AC (Air
Conditioning). Jenis Jenis AC antara lain:
- AC Window
- AC Split
- AC Central
- AC Standing
(Suptandar, 1995)
3) Akustik ruangan
Kontrol terhadap gangguan suara sangat penting karena anak--
anak sering mengeluarkan suara-suara yang berisik. Gangguan suara
yang mungkin akan mempengaruhi ketenangan konsentrasi suatu
aktifitas yang terjadi. Batas sakit pendengaran manusia 130 foon
(sekitar 130dB atau 1000Hz). Batas kemampuan menghadapi
gangguan bunyi adalah:
Bunyi 30-60 dB terus menerus mengganggu selaput telinga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id54
mengarah kegelisahan psikis (bingung, nervous, peka, letih,
dsb),
Bunyi 65-90 dB yang tak henti-hentinya akan merusak lapisan-
lapisan kehidupan manusia jantung, peredaran darah,dsb)
Bunyi 90-130 dB merusak selaput telinga dan keadaan jiwa sampai
tuli
Pengendalian bunyi pada jalan yang dilalui bunyi ditempuh
dengan jalan peningkatan penyerapan bunyi yang timbul dengan
menggunakan bahan penyerap bunyi pada lantai, dinding, ceiling, dan
furniture sesuai dengan kebutuhan ruang.
Tingkat background suara tergantung pada 4 faktor utama,
yaitu:
a) Tingkat keras atau keributan (noise)
b) Daya serap (dinding kedap suara)
c) Lingkungan sekitar
d) Volume ruangan
Bahan-bahan peredam suara dapat diklasifikasikan atas tiga
jenis, yaitu:
a) Bahan-bahan berpori, dapat menyerap suara pada semua
tingkatan frekuensi dan efisiensinya tergantung ketebalan
bahan.
b) Panel-panel penyerap, panel-panel tersebut menyerap suara
yang berfrekuensi tertentu sesuai dengan berat panel dan
ketebalan rongga udaranya, biasanya digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id55
menyerap frekuensi rendah. Penyerapan bunyi sangat banyak
dilakukan dengan menggunakan bahan yang tampak padat,
hanya dapat dipasang pada suatu rongga udara.
Resonator rongga yang dapat diatur untuk memilih penyerapan
tertentu sepanjang rentang frekuensinya. Cara ini kurang
bermanfaat ditinjau dari jumlah penyerapan dan lebih efisien dengan
menggunakan bahan-bahan non akustik, misalnya beton, walaupun
desainnya agak sulit. (Ernest Neufret, 1996: 173)
Tabel 6. Daftar angka koefisien penyerapan udara
No Nama Bahan 125 Hz 500 Hz 2000 Hz 4000 Hz
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Papan sepanjang 15 yang
ditempel pada dinding padat
Tembok batu bata polos atau
dicat
Karpet+bulu kempa diatas lantai
padat
Karpet tebal + bulu kempa diatas
lantai kayu dan parket
Karpet tebal diatas lapisan kedap
air pada lantai beton
Papan serat kayu (lunak) diatas
dinding padat, ukuran nominal
setebal 12
Lantai ubin plastic atau linoleum
Jendela kaca, kaca setebal
hingga 4
Papan lapis yang ditempel
sehingga padat
Pelat lapisan kayu tanpa
plesteran setebal 25 diatas
dinding padat
0,3
0,02
0,1
0,2
0,1
0,5
0,03
0,2
0,05
0,1
0,1
0,02
0,3
0,3
0,2
0,15
0,03
0,1
0,05
0,4
0,1
0,04
0,5
0,5
0,5
0,3
0,3
0,05
0,05
0,6
0,1
0,05
0,6
0,6
0,4
0,3
0,05
0,02
0,05
0,6
k. Pertimbangan desain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56
1) Bentuk
Semua bentuk dapat dikurangi perannya dengan jalan membuat
garis-garis dominant karena dapat menghantar mata kita kepada
pusat perhatian (focal point).
Pada usia 2 tahun, konsep anak mengenal bentuk cukup
berkembang, sehingga mereka dapat memasukkan bidang geometris
ke dalam papan berlubang, mencocokkan berdasar bentuknya.
Konsep ukuran dari berbagai bentuk benda belum berkembang
sampal anak masuk sekolah.
2) Warna
Menurut Dr. Masrun (dalam kolokium Marita Puspa,
2004) lewat hasil penelitian persepsi anak terhadap bentuk
dan warna. Konsep ruang bagi anak sangat dipengaruhi oleh
persepsi anak mengenai warna dan bentuk. Pada anak usia balita,
cenderung memilih warna-warna tajam dan cerah sebagai obyek
perhatiannya. Sedang usia 5 tahun ke atas, cenderung memilih bentuk
sebagai obyek perhatiannya.
Warna-warna yang digunakan cenderung pada perpaduan
antara warna-warna dasar (3 warna primer, 3 warna sekunder), yaitu
merah oranye, kuning, hijau, biru, dan violet. Dari keenam warm
dasar ada dua kelompok yang mempunyai perbedaan kesan
mencolok. Merah, oranye, dan kuning merupakan warna hangat.
Hijau, biru, dan violet merupakan warna sejuk.
Penggunaan warna hangat dan warna sejuk tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id57
dari karakter ruang yang ingin ditampilkan, suhu daerah setempat
yang mempengaruhi pemilihan warna. Warna untuk ruang kelas
anak-anak lebih menguntungkan bila menggunakan warna-warna
yang cerah, biasanya dalam warna hangat ( John F. Pile, 1998).
Pada umumnya warna mempunyai fungsi sebagai alat untuk
meningkatkan pemahaman ruang, yaitu
Membantu membentuk orientasi.
Menjaga karakter ruang.
Untuk menambah rasa manusiawi pada ruang tersebut.
Warna secara psikologis dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu:
a . Hue, semacam temperamen mengenai panas atau dinginnya
warna
b. Value, mengenai gelap terangnya warna yang terbagi menjadi
Close value (value yang berdekatan atau hampir bersamaan,
mempunyai kesan lembut dan tenang), Contras value (value yang
berjauhan mengesankan kegelisahan)
c . Intensi, mengenai cerah redupnya warna. Warna -warna
mempunyai kekuatan pada minat dan emosi manusia (skema
warna ruang akan memberi arti tersendiri pada sebuah ruangan
tersebut). Kadang-kadang warna-warna tertentu diartikan
berbeda pada suatu daerah dengan daerah lain, namun secara umum
warna memberikan kesan sebagai berikut:
Merah: hangat, suasana panas, kegembiaraan, diasosiasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id58
pada penekanan bahaya
Orange: penghalusan dari merah
Kuning: warna yang hangat, diasosiasikan dengan kelincahan
Hijau: warna tenang dekat dengan hangat, merupakan
favorit untuk menyeimbangkan skema warna sehingga
berkesan tenang, nyaman, dan membangun
Biru: yang paling tenang dengan warna-warna terang,
mengesankan istirahat, tenang, kemuliaan
Putih: keterbukaan, bersih, dan cerah
Hitam: kekuatan aksen warna, berat, formal
(John F. Pile, 1988)
Menurut Chromotherapi atau terapi warna dalam salah
satu cabang ilmu kedokteran, yaitu:
Merah, bersifat merangsang mental, menambah ketegangan otot,
tegangan darah meninggi dan irama nafas cepat.
Biru, bersifat mengendurkan oto, menenangkan denyut nadi dan
irama pernafasan, dapat memudahkan mengantuk.
Hijau, bersifat menyeimbangkan saraf, santai dan memudahkan
konsentrasi.
Menurut Sri Purwaningsih:
Tabel 7. Pskologi warna
Warna Absorbsi Daya Pantul Kesan Psikologi
Warna terang :
- Putih
- Hijau kebiruan 0,5%
98%
76%
Riang
Dingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59
- Kuning
- Biru pastel
- Kuning kecoklatan
- Abu-abu
76%
81%
76%
83%
Gembira,cerah
Formil dan kalem
Cerah
Lembut dan kalem
Warna sedang :
- Biru kehijauan
- Kuning
- Kuning kecoklatan
0,7% 54%
65%
63%
Mulia dan kalem
Gembira dan cerah
Gembira dan cerah
Warna tua :
- Biru
- Coklat
- Hijau
0,9% 8%
10%
7%
Formil dan kalem
Terang
Segar
(Sri Purwaningsih, dalam kolokium Marita Puspa, 2004)
3) Garis
Orientasi atau arah sebuah garis dapat mempengaruhi peranannya
dalam konstruksi visual, yaitu:
Garis lurus vertical dan horizontal merupakan arah pokok,
mempunyai kesan dingin, keras, dan lugas
Garis miring (diagonal) terasa mengarah ke atas dan ke bawah,
mempunyai kesan tidak tenang
Garis lengkung mempunyai kesan lemah gemulai, lunak
Sedangkan menurut Pamudji Suptandar, sebagai berikut:
Garis horizontal dalam seuah ruangan memberi kesan lebih luas
dan lebar
Garis vertikal akan memberi kesan sempit atau panjang dan
meninggi
Garis lengkung akan bersifat romantis
Garis yang tidak beraturan menjadikan tidak formil atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id60
memberi kesan kepada irama-irama yang menguasai ruang
(Suptandar, 1995)
4) Tekstur
Menurut bentuknya, tekstur dibedakan menjadi dua, yaitu
tekstur halus dan tekstur kasar. Selain itu tekstur juga meliputi hiasan-
hiasan dan ukiran. Dalam sebuah komposisi yang lebih besar atau
sebuah perancangan dilihat dari jarak tertentu, elemen-elemen yang
lebih besar menimbulakn efek tekstur (Kenneth Smithies, 1982).
Tekstur dapat melatih perabaan, tekanan dan remasan.
Perbedaan tekstur dari berbagai komponen interior dan berbagai
bentuk permainan, anak dilatih untuk merasakan berbagai permukaan.
5) Bahan
Tabel 8. bahan lantai
Jenis Bahan Lantai Tingkat Penyerapan dalam Hertz (Hz)
125 250 500 1000 2000 4000
Mempunyai daya pantul yang tinggi
Marmer atau keramik polish
Beton atau lapisan dasar (plester)
Keramik diatas beton
Permukaan air atau kolam
0.01
0.02
0.15
0.008
0.01
0.03
0.11
0.008
0.015
0.03
0.10
0.013
0.02
0.03
0.07
0.017
0.02
0.03
0.06
0.020
0.02
0.02
0.07
0.025
Mempunyai daya serap yang tinggi
Karpet diatas beton
Karpet yang diberi lapisan lagi
Karpet dalam ruangan dan luar
ruangan
0.02
0.08
0.01
0.06
0.24
0.05
0.14
0.56
0.10
0.37
0.69
0.20
0.60
0.71
0.45
0.65
0.73
0.65
Jenis Material Dinding Jenis Penyerapan dalam Koefisien (Hertz)
125 250 500 1000 2000 4000
Mempunyai daya pantul tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id61
(John F. Pile, 1988)
i. sistem keamanan
1. Sistem pencegahan bahaya kebakaran
a. Alarm kebakaran otomatis
Alarm kebakaran otomatis harus disesuaikan dengan
kemungkinan bahaya kebakaran dan dipasang dengan tepat agar
dapat bereaksi dengan benar saat terjadi kebakaran. (Ernst Neufert,
1996, h.255).
b. Detektor kebakaran
1. Jenis jenis detektor kebakaran
Bata
Bata yang diplester
Marmer, keramik
Blok konsentred tanpa dicat
Blok konsentred yang dicat
Plester halus disebagian
Plester kasar disebagian
½ inch lembaran panel gypsum
83 inch panel plywood
Jenis kaca untuk jendela
Lembaran kaca
0.03
0.013
0.01
0.36
0.10
0.013
0.14
0.29
0.28
0.35
0.16
0.03
0.015
0.01
0.44
0.05
0.015
0.10
0.10
0.22
0.25
0.06
0.03
0.02
0.01
0.31
0.06
0.02
0.06
0.05
0.17
0.18
0.04
0.04
0.03
0.01
0.29
0.07
0.03
0.05
0.04
0.09
0.12
0.03
0.05
0.04
0.02
0.39
0.09
0.04
0.04
0.07
0.10
0.07
0.02
0.07
0.05
0.02
0.05
0.08
0.05
0.03
0.09
0.11
0.04
0.02
Tingkat penyerapannya thd bunyi
Tackboard
Draperi yang ringan atau tapestry
(10-oz/sq.yd) datar dinding
Draperi yang sedang (14-oz/sq.yd)
mengelilingi setengah luas dinding
Draperi yang berat (18-oz/sq.yd)
mengelilingi setengah luas dinding
0.42
0.03
0.07
0.14
0.49
0.04
0.31
0.35
0.33
0.11
0.49
0.55
0.22
0.17
0.75
0.72
0.19
0.24
0.70
0.70
0.17
0.35
0.60
0.65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id62
Jenis jenis detektor kebakaran menurut Data Arsitek jilid 2
karangan Ernst Neufert 1996, h.255, yaitu :
Detektor asap
Detektor api
Detektor panas
2. Luas pengawasan detektor
Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor
Luas bidang ceiling m2
Jumlah Pemasangan Detektor
Detektor panas
20 m2
>128 126 124 - 12
< 4
1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor
30 m2 > 1812 -189 126 9> 6
1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor
Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran. Sumber Data Arsitek, 1996. h.256
Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor
Luas bidang ceiling m2
Jumlah Pemasangan Detektor
Detektor asap
60 m2
>3624 3618 2412 - 18
< 12
1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor
80 m2 > 4832 - 4824 3216 24
> 16
1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor
Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran .Sumber Data Arsitek, 1996. h.256.
3. Sprinkler
Jarak antar alat siram yang satu dengan lainnya harus
berjarak 1,5 m2. Jarak maksimal ditentukan oleh luas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id63
perlindungan alat, penggolongan dan bahaya kebakaran. (Ernst
Neufert 1996, h.257)
Jenis Alat Siram Batasan Bahaya
Kebakaran
Luas Perlindungan
Setiap Alat Siram (m 2)
Jarak Maksimal Antara Alat Siram (m 2)
Alat siram normal BK 1BK 2BK 3BK 4
9999
3,753,753,753,75
Alat siram paying (pancaran)
BK 1BK 2BK 3BK 4
211299
4,604,003,753,75
Tabel 10. kebutuhan alat siram / sprinklerSumber Data Arsitek, 1996. h.256
4. Fire Extinguiser (alat pemadam portabel)
Alat pemadam portable diletakkan pada area kurang lebih
250 m2 dan jarak pengadaannya setiap 20 25 m. (Ernst Neufert
1996, h.255).
5. Emergency lighting
Lampu darurat yang berfungsi memberikan tanda bagi
pengguna bangunan untuk segera meninggalkan bangunan sebab
telah terjadi kebakaran.
2. Sistem audiovisual
Pemasangaan speaker indoor pada bangunan menurut
buku Desain Interior karangan Pamudji Suptandar, yaitu
dengan rumus pemasangan sebagai berikut :
Tinggi Ceiling Jarak antaraSpeaker (m)
Daerah yangtercakup (m2)
Di bawah 2,5 5 252,5 4,5 6 364,5 - 15 9 81
Tabel 11. kebutuhan pemasangan sprinklerSumber Data Arsitek, 1996. h.262
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id64
3. Bahaya karena Human Factor
Untuk mengoptimasikan pemantauan dan pengoperasian peralatan
ME terutama yang berkaitan keselamatan bangunan dapat diterapkan
peralatan khusus sperti CCTV dan BAS. Bangunan dengan lantai yang
cukup luas atau bangunan dengan aktivitas kompleks yang memerlukan
pemantauan yang intensif.
Maka salah satu usaha untuk untuk mengurangi bahaya yang
mengancam bangunan antara lain :
Pengawasan dari security / satpam
Alat Pengawas Automatic berupa : Close Circuit Television
(CCTV).
Monitoring peralatan ME secara terpusat berupa : Building
Automatic System (BAS).
Dapat dikatakan alat tersebut tidak hanya untuk kepentingan satu
bangunan saja tetapi juga berperan untuk keamanan lingkungan.
(Gagoek Hardiman,1 Juni 2006, Kenyamanan dan Keamanan
Bangunan Ditinjau dari Kondisi Tapak Bahan dan Utilitas, Sistem
Prasarana Kota di Program Magister Teknik Arsitektur, Program Pasca
Sarjana UNDIP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id65
B. DATA LAPANGAN
1. PALMKIDS SCHOOL SOLO
Gambar 8. Palm Kids School SoloDoc. Pribadi (Survey Lapangan) 2008
a. sejarah singkat
Palm Kids secara resmi didirikan pada tanggal 15 April 2001. Palm
Kids Solo merupakan sekolah independen, yang menyediakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id66
pendidikan untuk anak pra sekolah meliputi : , playgroup / pre-school
dan sekolah dasar.
Lembaga pra sekolah / Kindergarten ini menyediakan program
pendidikan dengan perkembangan yang tepat untuk usia 18 bulan 11
tahun. Berikut merupakan usia anak dan pembagian kelas :
18 bulan s/d 2 tahun : Pre Toddler
2 tahun s/d 3 tahun : Toddler
3 tahun s/d 4 tahun : Nursery
4 tahun s/d 5 tahun : Kindergarten
6 tahun : Elementary School (Sekolah Dasar).
Sistem belajar mengajar dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris dan hal ini berdasarkan Kurikulum Palm Kids Solo
dan Kurikulum Internasional (International Primary Curriculum).
b. Profil lembaga pendidikan
1. Profil Lembaga
Nama lembaga pendidikan : Palm Kids School Solo
Alamat : Jl. K.S Tubun No.27, Manahan, Surakarta
: 57124
Telepon : (0271) 725257, 725258, 725259
Gambar 9. Palm Kids School Solo 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id67
Doc. Pribadi (Survey Lapangan)
2. Visi dan Misi
a. Misi :
Memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dengan
cara yang memuaskan.
Mencapai tingkat masukan murid yang merata serta keluaran
murid yang bermutu.
Menciptakan kegairahan dan motivasi belajar yang tinggi dari
murid dan semangat kepemimpinan yang besar.
Menciptakan dan memelihara kepercayaan dari berbagai
pihak.
b. Visi :
c. Struktur organisasi
Palm Kids School Solo Staff 2008 2009
Blasius Rastana : Primary Principal Agus Kristanto : Vice Principal/Math Teacher Indah : Teacher, Grade - 1Indri : Teacher, Grade - 1Diah : Teacher, Grade - 2Margaretha : Teacher, Grade - 2Nindya : Teacher, Grade - 2Sandra : Teacher, Grade - 2Nandit : Teacher, Grade - 3Maria : Teacher, Grade - 3Vika Kusuma : Principal Preschool KindergartenEsti Wardani : Teacher, Nursery/KindergartenKaren Nova Nathalie : Teacher, Nursery/KindergartenRitta Permatasari : Teacher, Nursery/Kindergarten/Music TeacherNiken Winarti : Teacher, Nursery/KindergartenAgnessia Ayu : Teacher, Nursery/KindergartenIka Wahyuningsih : Teacher, Nursery/KindergartenAnastasia Ajeng : Teacher, Toddler/KindergartenYuni Ariany : Teacher, Toddler/KindergartenDwi Risnawati : Teacher, Pre Toddler/KindergartenFaradilla : Teacher, Pre Toddle/KindergartenSri Yulianti : Teacher, Toddler/Kindergarten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id68
Ruth Ratri : Teacher, Toddler/KindergartenUntoro : Computer / LibraryYuswandaru : Art TeacherFatmawati : Administration & FinanceTanti Retno : MaintenanceSutarno : DriverAgus Wahyudi : Housekeeper / CleanerAni : Housekeeper / CleanerRini : Housekeeper / CleanerSuparno : GardenerSutarman : Photo copy guy Tejo : SecurityHari Supriyanto : Security
Palm Kids School SoloJl.K.S Tubun No.27 ,Manahan,Solo Indonesia, 5500
Tlp. +62 271 725257, Fax. +62 271 725258Copy Right © 2008, Palm Kids, All rights reserved
d. kegiatan dan pola kegiatan
1. Kegiatan
Jam kegiatan belajar- mengajar tergantung dari tingkat kelas,
biasanya pengajar, perawat dan para staff berktivitas mulai dari
pukul 07.00 15.00 WIB.
Jam Kegiatan Playgroup dan Kindergarten :
CLASS Morning Class Late Morning Class
Pre Toddler 7.50am 9.15amToddler 8.00am 10.00amNursery 8.00am 8.00am
Kindergarten 10.00 12.00
jam kegiatan Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan ,
2. Pola Kegiatan
Anak anak 3-4 tahun (Program Playgroup dan Kindergarten)
Datang
Lobby
Pulang
Belajar
Toilet
Bermain / istirahat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id69
Bagan 2. Pola Kegiatan Anak-Anak Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan
Pengelola
Bagan 3. Pola Kegiatan Pengelola Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan
Orang Tua / Pengunjung
Bagan 4. Pola Kegiatan Orang Tua Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan
e. Fasilitas
Fasilitas yang ada di Palm Kids School Solo antara lain :
1. Ruang kelas Elementary School
2. Ruang kelas Kindergarten
3. Ruang kelas Pre- School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery)
4. Ruang kelas seni
5. Ruang bermain (indoor dan outdoor)
6. Ruang computer dan perpustakaan
7. Swimming pool (indoor)
Datan
Parki
Pulang
Lobby /R. Tunggu
Rapat
Kantor
Toilet
R. KelasMengajar & mendampin
gi
Datang
Parkir
Pulang
Lobby / R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput
R. Kantor Mendaftarka
nAdministrasi
Toilet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70
8. Ruang kesehatan
9. Lunch area
10. Ruang cuci tangan dan toilet
11. Area tunggu
12. Cafeteria
13. Ruang pengelola yang terdiri dari :
Ruang kepala sekolah
Ruang guru
Ruang TU/ Administrasi.
f. Elemen pembentuk ruang dan furniture
1. Ruang Kelas
Ruang kelas Palm Kids School Solo dibagi atas ruang Pre School,
Kindergarten dan Elementary School. Area Elementary School terletak
di lantai dua.
Ruang kelas pada Pre-School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery)
menggunakan finishing dinding berupa cat warna hijau muda, hasil
karya para murid dipajang di sepanjang dinding yang berfungsi sebagai
accesoris ruang. Sedangkan material lantai menggunakan kombinasi
parquet berwarna coklat tua dan coklat muda. Untuk ceiling pada ruang
kelas Pre-School menggunakan dak beton yang difinishing cat warna
putih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id71
Gambar 10. Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 11. Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan pada ruang kelas pre school menggunakan
pencahyan alami dan buatan. Pencahayaan alami berupa sinar matahari,
masuk melalui ventilasi kaca. Sedangkan pencahayaan buatan
menggunakan penerangan lampu TL. Penghawaan pada kelas Pre-
School menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split.
Gambar 12. Pencahayaan Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id72
Furniture yang ada di ruang ini sudah disesuaikan dengan
dimensional untuk anak-anak. Diantaranya untuk Pre-Toddler (Baby
Class), Toddler dan Nursery, furniture yang digunakan : Baby Toffel
(tempat ganti popok), Rak , kursi dan lainnya yang ergonomis.
Untuk ruang kelas Kindergarten menggunakan finishing dinding
berupa cat warna biru muda dan gradasinya. Penerapan biru muda
terletak pada setengah dinding bagian bawah, sedangkan gradasi biru
muda diletakkan pada setengah bagian atas. Pada dinding kelas terdapat
hasil karya dari para murid yang dijadikan accesoris interior.
Material lantainya dengan parquet berwarna coklat muda. Untuk
ceilingnya menggunakan dak beton dengan finishing cat warna putih.
Gambar 13. Ruang kelas KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pada ruang kelas Kindergarten menggunakan pencahayaan alami
dan buatan. Jendela dan pintu kaca berfungsi sebagai jalan masuk
cahaya matahari ke dalam ruang kelas. Sedangkan untuk pencahayaan
buatan menggunakan lampu TL. Perpaduan pencahayaan alami dan
buatan dirasa sudah cukup untuk menerangi ruang kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id73
Penghawaan ruang kelas kindergarten menggunakan penghawaan
buatan berupa AC Split. Pada ruang ini pengawaan alami menggunakan
bovenlicht ynag juga berfungsi sebagai jalan masuk sinar matahari.
Gambar 14. Jendela Ruang kelas KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture yang digunakan antara lain meja dan kursi berwarna
biru muda yang terbuat dari material block board dan chrom,
sedangkan rak dan almari terbuat dari block board, adapun fungsi
dari rak tersebut sebagai locker dari murid-murid.
Gambar 15. Furniture Ruang kelas Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Di luar kelas terdapat pula rak sepatu yang terbuat dari
material plastic. Hal ini dikarenakan, untuk masuk ke ruang kelas
sepatu harus dilepas untuk menjaga kebersihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id74
2. Ruang seni (Art Class)
Ruang seni ini digunakan untuk semua program kelas, baik
itu Pre-School maupun Kindergarten. Materi pelajaran yang
diajarkan antara lain ; Drawing, Painting, Craft dan Art Science .
Material lantai yang digunakan adalah keramik tile dengan
perpaduan warna hitam dan putih, dengan ukuran 30 x 30 cm.
Keramik sudah tepat dijadikan material lantai untuk ruang ini karena
aktivitas didalamnya rentan dengan aktivitas kotor dan basah.
Keramik dipilih dengan pertimbangan mudah dibersihkan.
Dindingnya menggunakan finishing cat perpaduan warna hijau
muda untuk bagian bawah dinding, sedangkan bagian atas berwarna
putih. Untuk ceilingnya menggunakan material dak beton
yang difinishing cat putih.
Gambar 16. Interior Ruang Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan menggunakan pencahayan buatan dari lampu TL
dan pencahayaan alami dari sinar matahari. Penghawaan
menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split dan Exhausfant.
Sedangkan penghawaan alami, menggunakan bovenlicht.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id75
Gambar 17. Jendela dan Exhausfant Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture yang digunakan dalam ruang ini antara lain meja
lukis, rak yang digunakan untuk memajang hasil karya para murid
serta sofa kecil yang terbuat dari multiplek untuk sandaran tangan
dan finishing kain Oscar berwarna cerah. Namun sofa yang
berukuran 90 x 60 cm ini kurang nyaman untuk diduduki.
Gambar 18. Furniture ruang Art KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
3. Social and Listening Class
Social and listening class Palm Kids terletak di lantai dua dan
ruangan ini digunakan untuk Elementary School dan Kindergarten.
Ruang digunakan pada saat pelajaran bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id76
Gambar 19. Ruang Social and Listening ClassDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Interior ruang ini sangat unik, material lantai ruang ini
menggunakan parquet warna coklat tua. Berbeda dengan ruang kelas
lainnya, finishing ruang ini menggunakan kombinasi material batu
bata ekspos dan dinding finishing cat warna merah.
Setiap kolom ruangan ini menggunakan fininshing cat merah
yang menimbulkan kesan ceria. Selain itu, salah satu ruangan ini
mempunyai dinding finishing cat warna kuning yang memberikan
kombinasi unik pada ruangan ini dan memperkuat desain modern
pada bangunan ini.
Gambar 20. Ruang Social and Listening ClassDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Ceiling ruangan ini menggunakan dak beton yang difinishing
warna putih. Adapun kuda-kuda yang terbuat dari material rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id77
baja ringan menjadi center point dari ruangan ini. Ceiling ini juga
berfungsi sebagai jalan masuk cahaya matahari, sehingga
pencahayaan di ruang ini berjalan maksimal.
Untuk pencahayaan ruang ini menggunakan pencahayaan
alami dan buatan. Pencahayaaan alami sinar matahari, masuk
melalui ceiling yang merupakan ekspos rangka baja ringan.
Gambar 21. Ceiling Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Sebuah jendela berbentuk huruf A dan dinding kaca diletakkan
di sebelah timur memberikan pencahyaan sinar matahri semakin
maksimal. Namun apabila siang hari sangat terik, maka ruangan ini
pun akan terasa panas. Pencahyaan buatan menggunakan lampu TL.
Penghawaan ruang ini menggunakan penghawaan buatan, AC
Split sebanyak 2 buah diletakkan di ruang ini agar sirkulasi udara
terjaga dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id78
Gambar 22. Pencahayaan dan Penghawaan Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Ruangan ini dapat digunakan dengan atau tanpa furniture kursi
dan meja. Adapun meja dan kursi ruang ini terbuat dari kombinasi
crom dan blokboard berwarna biru muda yang telah disesuaikan
dengan ukuran dimensional anak. Sedangkan rak terbuat dari
blokbord yang berfungsi sebagai tempat buku dan tempat untuk
meletakkan hasil karya para murid.
4. Ruang Bermain Indoor
Ruang bermain di Palm Kids ini berisi permainan edukatif,
antara lain permainan puzzle, matematika dan lainnya. Lantainya
terbuat dari parquet berwarna coklat tua. Sedangkan dinding ruang
ini menggunakan finishing cat hijau muda dan kaca sehingga dari
luar aktivitas murid-murid dapat terlihat.
Gambar 23. Ruang Bermain IndoorDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan pada ruangan ini menggunakan pencahayaan
alami dan buatan. Pencahyaan buatan menggunakan penerangan
lampu TL sedangkan pencahayan alami masuk melalui dinding kaca.
Sedangkan untuk penghawaan menggunakan penghawaan alami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id79
yang masuk dari bovenlicht dan penghawaan datang dari AC Split
yang diletakkan pada ruangan ini.
Gambar 24. Pencahayaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Gambar 25. Ruang Bermain Indoor . Doc.Pribadi (Survey Lapangan)2008
Hanya ada rak untuk meletakkan alat-alat permainan di
ruangan ini. Di ruang bermain ini tidak terdapat kursi dan meja. Rak
terbuat dari blok board yang difinishing cat warna coklat muda.
Seharusnya ruangan ini dilengkapi dengan furniture meja dan kursi
sehingga anak-anak yang akan bermain mendapatkan tempat duduk
yang nyaman.
5. Ruang perpustakaan dan Ruang komputer
Ruang computer dan komputer di Palm Kids School Solo
diletakkan pada satu ruang. Material lantai ruang ini terbuat dari
parquet warna coklat muda. Lantai pada ruangan ini mempunyai
ketinggian level kurang lebih 40 cm. Lantai bagian bawah digunakan
sebagai area komputer sedangkan bagian atas sebagai perpustakaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id80
Gambar 26. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Untuk dinding ruangan ini menggunakan finishing cat warna
hijau muda dengan sentuhan gambar mural. Adapun dinding di
sebelah utara terbuat dari kaca, berfungsi sebagai masuknya cahaya
matahari ke dalam ruangan.
Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan alami masuk melalui dinding kaca, sedangkan
untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu TL. Penghawaan
diruangan ini menggunakan penghawaan buatan yaitu AC Split.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81
Gambar 27. computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 28. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 28. Ruang computer dan PerpustakaanDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture yang digunakan untuk ruang komputer dan
perpustakaan ini antara lain : meja kursi komputer yang telah
disesuaikan dengan dimensional anak-anak dan sudah memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82
standart ergonomis, namun kabel komputer yang terlihat dapat
membahayakan anak-anak.
2. BIANGLALA daycare,playgroup and kindegarten
a. Sejarah Singkat
Bianglala Kindergarten, Play Group, and Day Care adalah
Lembaga Pendidikan Non Profit bagi anak usia dini yang tepat
dijadikan mitra terbaik bagi orangtua dalam meletakkan dasar
pendidikan awal bagi puta-putrinya.
Gambar 29. Fasade Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Lembaga ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 19 Juni 2005.
Tujuan didirikannya lembaga ini adalah membantu pemerintah dalam
rangka memberikan layanan pendidikan anak usia dini yang holistik
serta mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83
emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama
secara optimal. (www.bianglala-kindy-playgroup.com)
b. Profil Lembaga Pendidikan
Nama : Bianglala Kindergarten, Play Group and Day Care
Alamat : Kopen Utama No. 14 A, Jl. Kaliurang km 7,5 Yogyakarta
Telepon : (0274) 884026.
Gambar 30. Site Lokasi Bianglala Kindergarten, Playgroup and DaycareSumber www.bianglala-kindy-playgroup.com 2009
c. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi rumah kedua anak sebagai tempat kegiatan bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain yang memberikan asuhan
dan pendidikan dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung untuk
menjadikan anak berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin,
terampil secara sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur.
Misi :
Mengasuh anak dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung
Memfasilitasi permainan anak yang mendidik sesuai dengan
perkembangan usia anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84
Memfasilitasi anak dalam bermain agar menjadi anak yang
berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin, terampil secara
sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur.
d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas
1. Kegiatan
a. Kindergarten Program (TAMAN KANAK-KANAK) :
Masuk setiap hari (Senin-Sabtu); jam 07.30 10.30 WIB; usia 5
6+ tahun
b. Playgroup Program :
Masuk 3 kali dalam 1 minggu dengan pilihan hari:
1. Senin, Rabu, Jumat : jam 08.00- 10.30; usia 2 4 tahun (kelas
Kakak)
2. Selasa, Kamis, Sabtu ; jam 08.00 10.30 ; usia 2 4 tahun
(kelas Adik)
c. Day Care Program :
1. Paket lepas
2. Paket mingguan
3. Paket bulanan
4. Paket tahunan
Usia 3 bulan 8 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85
Half day jam 08.00 13.00 atau jam 10.30 15.30
Full day jam 08.00 15.30.
2. Pola kegiatan
a. Anak-anak
Daycare Program
Bagan 5. Pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan
Playgroup dan Kindergarten
Bagan 5. pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare
Doc : Pribadi Survey Lapangan
b. Orang Tua
Datang
Lobby
Pulang
Belajar
Toilet
Bermain / istirahat
Datang
Parkir
Pulang
Bermain Tidur
Toilet
Datang
Parkirparkir
Pulang
Lobby / R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput
R. Kantor Mendaftarkan Administrasi
Toilet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86
Bagan 6. Pola Kegiatan Orang Tua Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009
c. Pengelola
Bagan 7. Kegiatan Pengelola Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Yogya Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009
3. Fasilitas
Fasilitas yang ada di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare
Yogyakarta, antara lain :
Ruang beraktivitas belajar
Perpustakan
Hall
Indoor dan outdoor activities (termasuk kolam renang anak)
Ruang kesehatan
Dapur
Ruang Pengelola
Datang
Parkir
Pulang
Lobby /R. Tunggu
Rapat
Kantor
Toilet
R. KelasMengajar &
mendampingi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87
e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture
1. Ruang kelas
Ruang Belajar A
Ruang kelas terdiri 2 kelas, yang digunakan untuk
Playgroup dan Kindergarten. Desain ruang ini menggunakan
material lantai parquet berwarna coklat tua, dimana material ini
hampir digunakan di seluruh ruang untuk kegiatan anak-
anak.pemilihan material ini beralaskan lantai parquet dinilai lebih
memberikan rasa aman.
Gambar 31. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Dinding dalam ruang belajar menggunakan finishing cat
dinding berwarna krem, coklat tua dan diberi mural lukisan yang
bernuansa dunia anak-anak.
Menariknya, tidak seperti mural pada umumnya yang
dibuat dengan cat yang langsung diaplikasikan ke dinding.
Gambar mural di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88
ini menggunakan vynil yang bergambar kemudian dipasangkan di
dinding. Adapun list dinding yang terbuat dari parquet dipasang
di dinding yang menambah kesan artistik.
Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum
dengan finishing cat berwarna putih. Sedangkan untuk
pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4
buah yang cukup menerangi kegiatan belajar mengajar.
Pencahyaan alami menggunakan jendela yang terpasang dan juga
berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.
Gambar 32. peghawaan dan pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Penghawaan di dalam ruangan ini menggunakan
penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan
menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah.
Furniture yang diguanakan di dalam ruangan ini sudah
memenuhi standart ergonomis dan ukuran dimensionalnya sudah
sesuai untuk kebutuhan anak-anak. Furniture yang digunakan
antara lain : meja kursi yang terbuat dari solid, difinishing warna-
warna cerah seperti : merah, hijau, kuning dan lainnya. Rak - rak
untuk penyimpanan buku juga difinishing dengan warna-warna
cerah.
Ruang Belajar B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89
Ruangan ini menggunakan material parquet berwarna
coklat tua untuk lantainya. Sedangkan untuk dindingnya
menggunakan finishing cat dinding berwarna krem yang diberi
ornament gambar mural bernuansa alam. Dinding ruangan ini
juga mempuntai list yang terbuat dari material parquet yang
berwarna senada dengan lantai.
Adapun keunikan dari ruangan ini, yaitu material dinding
berupa dinding kayu berwarna perpaduan oranye, gradasi oranye
dan apabila dibuka raungan ini menyatu dengan ruang aula.
Secara garis besar, ruangan ini hampir sama dengan ruang kelas
yang lain.
Gambar 33. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum
dengan finishing cat berwarna putih. Sedangkan untuk
pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4
buahyang cukup menerangi kegiatan belajar mengajar. Adapun
pencahyaan alami menggunakan bovenlicht yang terpasang dan
juga berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90
Gambar 34. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Penghawaan di dalam ruangan ini menggunakan
penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan
menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah.
Furniture di dalam ruang ini, umumnya tidak berdeda
dengan ruangan kelas yang lain, perbedaannya hanya terletak
pada penataan lay-out. Warna-warna yang dipilih untuk finishing
furniturenya adalah warna-warna cerah seperti merah, hijau, biru
dan lainnya.
Gambar 35. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Furniture yang digunakan di dalam ruangan ini antara lain
; meja kursi, rak buku dan lainnya yang terbuat dari solid.
Sedangkan untuk ukuran dimensional dan kenyamanannya sudah
memenuhi standar ergonomis.
Adapun furniture yang dipilih merupakan adaptasi benda-
benda yang dekat dengan imajinasi dunia naka-anak, seprti meja
berbentuk bintang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91
2. Ruang bermain
Di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare, ruang
bermain terdiri dari 2 ruang untuk program kindergarten dan
playgroup.
Ruang Bermain A
Di dalam ruang bermain A menggunakan material parquet
berwarna coklat tua dan parquet ini juga digunakan pada list
dinding. Dindingnya menggunakan finishing cat yang merupakan
kombinasi warna oranye dan krem. Adapun mural diletakkan di
dinding yang memeberi nuansa semarak di ruangan ini.
Sedangkan ceiling menggunakan material gypsum.
Furniture yang digunakan adalah : rak untuk menyimpan
permainan edukatif. Didalam ruangan ini tidak menggunakan
meja dan kursi.
Gambar 36. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92
Ruang Bermain B
Pada material lantai, dinding, pemilihan finishing dinding
dan ceiling ruang bermain ruang ini mempunyai kesamaan
dengan ruang bermain A.
Untuk furniture ruangan ini menggunakan material solid
diantaranya kursi dan meja, rak penyimpanan. Finishing furniture
yang ada di ruang ini menggunakan cat warna-warna cerah yang
menarik minat anak-anak.
Gambar 37. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Gambar 38. pencahayaan dan penghawaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Untuk penghawaan kedua ruang ini mempunyai persamaan
yaitu menggunakan penghawaan alami, yang berasal dari bukaan
jendela. Sedangkan untuk penghawaan buatan berasal dari AC Split
dan exhausfant sebanyak 2 buah. Pencahayaan dan penghawaan di
Biangalala Kindergarten, Playgroup and Daycare ini sudah terasa
maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93
3. Ruang tidur Daycare
Gambar 39. ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Ruang tidur daycare di Biangalala Kindergarten, Playgroup
and Daycare ini terdiri dari 2 ruang yang mempunyai banyak
kesamaan desain interiornya. Material lantai menggunakan parquet
berwarna coklat tua. Senada dengan ruangan lainnya, parquet juga
digunakan sebagai list dinding setinggi ± 50 cm. Dinding ruang tidur
ini menggunakan finishing cat berwarna krem.
Ceiling di dalam ruangan ini menggunakan material gypsum
serta untuk pencahayaan buatan melalui lampu TL berbentuk
lingkaran, sedangkan pencahayaan alami menggunakan jendela yang
berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Gambar 40. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94
Gambar 41. peghawaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Penghawaan buatan dibantu oleh penggunaan AC Split dan
exhausfant. Tidak ada penggunaan system akustik di dalam ruangan
ini, namun kenyamanan dan keamanan ruangan ini tetap terjaga.
Furniture yang digunakan antara lain: bed, babbies box, rak
untuk menyimpan selimut, popok dan lainnya. Semua furniture yang
ada dalam ruangan ini sudah memenuhi standart dimensional bagi
anak-anak.
Warna-warna yang digunakan untuk finishing furniture
merupakan warna-warna pastel, hal ini dirasa tepat karena ruangan
ini adalah ruang tidur yang membutuhkan ketenangan. Furniture
yang ada di ruangan ini menggunakan material solid dan plastik
produksi pabrik.
Gambar 42. furniture ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and DaycareDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95
4. Ruang perpustakaan dan computer
Ruang perpustakaan dan computer di lembaga pendidikan ini
dijadikan dalam satu area. Ukuran ruang perpustakaan dan computer
ini ± 4 x 3 m. Lantai ruang ini menggunakan material parquet
berwarna coklat tua. Parquet juga digunakan sebagai list dinding ±
50 cm. Dinding ruang ini menggunakan finishing cat berwarna krem.
Gambar 43. ruang perpustakaan dan computer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Ceiling ruang ini mengguanakan material gypsum. Untuk
pencahayaan buatan melalui lampu TL, sedangkan cahaya matahari
masuk melalui jendela yang dapat berfungsi juga sebagai jalan
sirkulasi udara. Sedangkan penghawaan buatan ruangan ini
menggunakan AC Split sebanyak 1 buah.
Gambar 44. pencahyaan dan penghawaan R.Perpustakaan & Komputer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96
Furniture yang ada pada ruangan ini antara lain: rak buku
dengan finishing warna-warna cerah dan meja computer denagn
finishing warna cerah. Adapun penataan meja komputer dengan
model tatami (lesehan) dan untuk alas dudunya berupa karpet.
Ukurannya pun sudah disesuaikan dengan standart dimensional
untuk anak-anak.
5. Ruang serbaguna
Ruang serbaguna di lembaga pendidikan ini berupa aula,
dimana fungsinya sebagai tempat berkumpul anak-anak dari seluruh
program kelas, tempat bertemu para orang tua, temapat menari dan
senam.
Ruangan ini bersifat terbuka, sehingga udara dan sinar
matahari dapat masuk secara langsung tanpa perlu merasakan
kepanasan. Hal ini sangat efektif karena tidak membutuhkan bantuan
penghawaan dan pencahayaan buatan. Namun di ruang ini juga
dipasang lampu TL untuk penerangan buatan.
Gambar 45. Aula Bianglala Kindergarten,.Playgroup and DaycareDoc. Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Lantai ruangan ini menggunakan parquet berwarna coklat
tua,yang juag diletakkan sebagai list dinding. Dinding aula ini
menggunakan kombinasi finishing cat berwarna oranye (pada bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id97
atas dinding), gambar mural, kemudian cat berwarna krem serta
susunan yang terakhir berupa list dari material parquet.
Ceiling aula ini menggunakan gypsum dengan kenaikan level
dan skylight dari kaca dengan ekspos rangka baja. Tak ada furniture
yang diletakkan pada ruangan ini hanya beberapa alat bermain anak-
anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
DESAIN INTERIOR
INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA
A. PROGRAMING
1. Pengertian Judul
International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan
pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya)
bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta. Menurut
Depdiknas (2006:3) sekolah bertaraf international adalah sekolah
nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar
nasional pendidikan Indonesia dan tarafnya internasional, sehingga
lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
within a hommy situation
adalah metode yang digunakan dalam mendidik,
mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para
siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau bermain seraya
belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki secara optimal tanpa rasa takut ataupun terpaksa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keunggulan dari badan pendidikan ini adalah berbasis standar
kurikulum International, dimana dalam materi kegiatan belajar
mengajarnya sesuai standar International, serta dalam keseharian
kegiatan belajar mengajarnya menggunakan bahasa inggris (bahasa
International) sebagai bahasa pengantarnya.
Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini
menggunakan metode , diharapakan
Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui
proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis
anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk
mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan
motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.
2. Status kelembagaan
International Playgroup di Surakarta merupakan lembaga
pendidikan pra sekolah non profit yang dikelola oleh pihak swasta di
bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
3. Struktur organisasi
Bagan 8. Struktur Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Sasaran pengguna
a. Pengguna utama dari proyek ini adalah anak- anak yang berusia 2
4 tahun usia play group di Surakarta dan wilayah sekitarnya.
b. Seluruh Staff International Playgroup di Surakarta.
c. Orang tua / pengasuh yang mengantarkan anak anak didik
5. Asumsi lokasi proyek
Gambar 46. Peta Surakarta
Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi
5 kecamatan dan 51 Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten
sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten
Karanganyar di sebelah barat dan timur. Kota Surakarta terkenal dengan
batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang didominasi
oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga dengan
Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo.
Tingkat pendididkan dikota Solo sangat mengalami peningkatan
yang signifikan dari tahun ke tahun, terbukti telah banyak dibuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sekolah swasta hadir dari tingkat pendidikan usia dini sampai
pergururan tinggi, dengan kualitas dan mutu yang terjamin. kebutuhan
pendidkan masyarakat di kota Solo sudah berada pada level atas.
Daerah yang ditetapkan untuk lokasi proyek International
Playgroup :
Gambar 47. Peta Lokasi Proyek
Analisa pemilihan lokasi :
1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet)
2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang
operasional.
3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau.
4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.
6. Sistem Operasional
Kegiatan opersional pengelola dan staff pendidikan dimulai pada
pukul 07.00 15.00 WIB. Sedangkan kegiatan belajar mengajar diadakan
pada pukul 08.00 10.00, selama 3 hari dalam 1 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. Analisa Kegiatan
8. Skema aktifitas
a. Pola Kegiatan Anak didik
Bagan 9. Pola Kegiatan Anak didik
b. pola kegiatan pengajar
Bagan 10. Pola Kegiatan Pengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Pola kegiatan Orang tua / pengasuh
Bagan 11. Pola KegiatanOrang Tua
9. Skema organisasi kebutuhan ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Skema Kebutuhan Ruang
10. Hubungan antar ruang
Pola hubungan antar ruang dibuat dengan melihat program
kegiatan dan kebutuhan ruang yang dikelompokkan atas zona privat,
semi publik, publik, dan servis.
11. Besaran ruang
Tabel 13. Kebutuhan Ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12. Zoning dan Grouping
Penentuan zoning dan grouping didasarkan pada beberapa
pertimbangan sifat dan tuntutan suasana terhadap site, adapun kriteria
zona dengan pertimbangan :
a. Zona publik :
1) Untuk umum
2) Sirkulasi mudah dan sederhana
3) Terdapat akses yang mudah ke luar ruangan
4) Tingkat ketenangan rendah
b. Zona semi public :
1) Digunakan untuk anak didik dan tenaga pengajar
2) Mudah dicapai
3) Tingkat ketenangan cukup
4) Efisiensi tinggi
c. Zona privat :
1) Digunakan untuk pengelola
2) Mudah dicapai oleh public
3) Tingkat ketenangan tinggi
d. Zona servis :
1) Sebagai area pelayanan
2) Mudah dicapai dari luar
3) Untuk mendukung fasilitas utama
4) Tidak mengganggu kegiatan utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Grouping
Gambar 48. Grouping
Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan
ruang yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada
International Playgroup.
Zonning
Gambar 49. Zonning
Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di
zona privat terjaga dari kebisingan yang dapat menggangu
konsentrasi.
13. System organisasi ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 50. Sistem Organisasi Ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. KONSEP DESAIN
1. Ide dasar perancangan
Ide dasar desain interior International Playgroup di Surakarta
adalah mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan
karakter alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan
sebagai gaya kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari
desain interior modern sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur
atau bentuk mengikuti fungsi.
2. Tema
Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo
International Playgroup adalah Natural
Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual
yang paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam
kita terutama anak anak dapat belajar banyak tentang lingkungan
sekitar beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ruang lingkup alam adalah mahkluk hidup, diantaranya (manusia,
hewan tumbuhan), udara, air, cahaya, tanah.
Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan
dasar dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis
yang paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK
secara dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan
perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan
psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini
merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral sesuai tujuan
penyelenggaran pendidikan anak usia dini.
3. Pendekatan desain
Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan
dalam proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak
usia dini adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum
metode pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial
dan emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi
perkembangan dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan
interpersonal (Papua, dkk, 2004) .
Perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses
sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan
perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Aspek pengkarakteran ruang
Karakter ruang yang digunakan dalam perancangan ini adalah
karakter tentang alam. Karakter tersebut dimunculkan pada konsep
warna dan bentuk tanpa melupakan segi ergonomisnya yaitu keamanan
dan kenyamanan melalui tampilan fisik ruang sehingga karakter
(keunikan) lembaga pendidikan ini terwujud.
Susana yang ditampilkan adalah suasana tentang alam yang
penuh petualangan , penuh kebebasan dan aman sehingga anak-anak
dapat beraktivitas dengan bebas dan tidak merasa tertekan.
Bentuk ruang, furniture yang mengadaptasi tentang alam dan
warna warna primer dalam perancangan lembaga pra sekolah ini
sangat memacu psikis anak untuk lebih memiliki jiwa petualang dan
jiwa kompetisi yang sportif untuk menjadi yang terdepan dalam
kegiatan akademis khususnya dan dalam lingkungan masyarakat
umumnya.
Proses perancangan ini tidak semata-mata berangkat dari ide
dasar atau tema saja namun juga berjalan seiring proses pemenuhan
fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan terwujud dengan baik
tanpa meninggalkan tema yang telah dipilih.
5. Layout
Penataan lay out pada International Playgroup ditekankan pada
pola kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi
pelaku kegiatan di dalamnya maka ruangan yang kegiatannya saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berhubungan didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan
pengelolaan diletakkan pada sisi samping untuk memusahkan sirkulasi
pengelola tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.
6. Unsur pembentuk ruang
1) Lantai
Berikut analisanya :
Tabel 14. Analisa Perancangan lantai
2) Dinding
Berikut analisanya :
Tabel 15. Analisa Perencanaan Dinding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Ceiling
Berikut analisanya :
Tabel 16. Analisa Perencanaan Ceiling
7. Aspek dekorasi dan warna
Elemen dekorasi
Elemen dekoratif dipilih adalah aplikasi bentuk bentuk flora
fauna Misalnya : kursi duduk belajar yang berbentuk binatang
ataupun lampu hias yang berbentuk tumbuhan.
Elemen warna
Penerapan warna pada playgroup ini adalah penerapan
warna yang disesuaikan dengan tema interiornya.
1. Warna warna primer dan sekunder untuk mengenalkan
berbagai warna kepada anak.
2. Menggunakan warna hangat untuk ruang yang membutuhkan
aktivitas tinggi, seperti ruang bermain indoor, ruang seni dan
lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Menggunakan warna dingin untuk ruang-ruang yang
membutuhkan konsentrasi, seperti ruang seni, ruang rapat,
ruang kesehatan.
8. Interior sistem
a. pencahayaan
Pada Aspek pencahayaan International Playgroup
menggunakan 2 sistem pencahayaan, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Menggandalkan sinar matahari sebagai sumber cahayanya.
Pencahayaan ini di dapat dengan cara memberikan bukaan pada
dinding dan ceiling, dengan pemilihan material seperti kaca, aqrilik
dan berbagai material yang dapat di tembus cahaya.
Gambar 51. Pencahayaan Alami
2) Pencahayaan buatan
Yang dimaksudkan penggunaan sumber cahaya bersumber
dari cahaya lampu, jenis lampu yang di pakai antara lain flourecent
dan halogen, serta tipe penyinaran nya direct dan indirect.
Pencahayaa buatan difungsikan sebagai pemerkuat tema dan
pembentukan ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 52. Pencahayaan Buatan
b. Penghawaan
Sistem penghawaan pada International Playgroup menggunakan 2
sistem, diantaranya :
1) Penghawan alami
Penghawaan ini sepenuhnya mengandalkan sirkulasi udara dari
alam, dengan penerapan tema natural, penghawaan ini sangat
mendukung tema tersebut. Penghawaan ini dioptimalkan dengan
pemberian bukaan pada dinding dan ceiling.
2) Penghawan buatan
Mengoptimalkan kondisi ruangan diperlukan penghawaan
buatan seperti pemasangan ac atau kipas angin, diharapkan pada
ruangan ruangan tertentu dengan tingkat konsentrasi tinggi akan
sangat membantu memberikan kenyamanan dalam proses
kegiatan di International Playgroup.
Gambar 53. Penghawaan Buatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Sistem akustik
Pemakaian system akustik difungsikan untuk meredam bunyi,
dan pada ruangan dengan kebutuhan konsentransi tinggi system
akustik sangat penting diperhatikan. Pengaplikasian system akustik
sangat diperhatikan pada material dan finishing pada dinding.
d. Desain furniture
Desain furniture pada perancangan International Playgroup
ini dipilih desain furniture modern yang tentunya disesuaikan
dengan tema natural.
Ciri- ciri desain furniture modern antara lain desain yang
clean, simple atau sederhana, serta berkarakterkan tentang apa saja
yang sering di jumpai di alam sekitar.
9. Aspek keamanan
a. Bahaya kebakaran
1. Memasang emergency lighting dan alarm pada setiap ruang dan
koridor pada jarak tertentu untuk memberikan kode akan
terjadinya kebakaran.
2. Memasang smoke detector dan sprinkler / alat siram pada ceiling
sebagai langkah awal mengatasi kebakaran yang terjadi.
3. Menyediakan fire extinguisher di setiap ruangan/ area.
b. Bahaya karena Human factor
Untuk menghindari bahaya yang disebabkan karena
kejahatan manusia maka ditempatkan satpam di ruang security
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dilengkapi fasilitas CCTV diletakkan di pintu utama dan
ruang ruang dalam lembaga pendidikan ini.
Selain itu juga penggunakan ,
yang dilengkapi password yang hanya diketahui oleh penjemput
dan para staff.
10. Sistem audio visual
1. Menggunakan sistem audiovisual berupa speaker pada seluruh
ruang dan koridor untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan.
2. Menggunakan speaker pada dinding untuk ruang - ruang dan pada
ceiling untuk koridor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
KESIMPULAN
1. PENGERTIAN PROYEK
International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan
pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan
kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta.
Playing and Experiencing within a hommy situation
adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan
mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa.
Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan
metode , diharapakan Segala fasilitas dalam tata
ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan
metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan
stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial,
dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia
dini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. LOKASI
Analisa pemilihan lokasi :
1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet)
2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang
operasional.
3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau.
4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.
3. ZOONING DAN GROUPING
Grouping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan ruang
yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada
International Playgroup.
Zonning
Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di
zona privat terjaga dari kebisingan yang dapat menggangu konsentrasi.
4. SISTEM ORGANISASI RUANG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. KONSEP
1. Ide dasar perancangan
Ide dasar desain interior International Playgroup adalah
mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan karakter
alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan sebagai gaya
kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari desain interior modern
sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur atau bentuk
mengikuti fungsi.
2. Tema
Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo
International Playgroup adalah Natural
Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual yang
paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam kita
terutama anak anak dapat belajar banyak tentang lingkungan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan, ruang lingkup
alam adalah mahkluk hidup (manusia, hewan tumbuhan), udara, air,
cahaya, tanah.
Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan dasar
dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis yang
paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK secara
dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan
perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan
psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini
merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral sesuai tujuan
penyelenggaran pendidikan anak usia dini.
3. Pendekatan desain
Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan dalam
proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak usia dini
adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum metode
pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial dan
emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan
dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papua, dkk,
2004) . Perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan perilaku yang diterima
dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).