international playgroup di surakarta

138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DESAIN INTERIOR INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: YOGIE IRAWAN CENDANA C 0 8 0 4 0 3 8 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: nguyenthien

Post on 18-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DESAIN INTERIORINTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh:

YOGIE IRAWAN CENDANAC 0 8 0 4 0 3 8

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2011

Page 2: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK

Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2010

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Rahmanu Widayat, MSn Sn, M T NIP. 19621221 199201 1 001 NIP. 19730702 200112 2003

Mengetahui

Koordinator Tugas Akhir

Iik Endang S.W, SSn, M.DsNIP. 19771027 200112 2002

Page 3: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2011

Pada hari Rabu 15 Desember 2010

Penguji :

1. Ketua Sidang

Anung B Studyanto, S.Sn,MT

NIP. 197108162005011001 ( ............................... )

2. Sekretaris Sidang

Mulyadi, S.Sn, M.Ds

NIP. 1973072002121001 ( ............................... )

3. Pembimbing I

Drs. Rahmanu Widayat, MSn

NIP. 196212211992011001 ( ............................... )

4. Pembimbing II

, SSn, MT

NIP. 19730702 2001122003 ( ............................... )

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Drs. Rahmanu Widayat, MSn Drs. Sudarno, MANIP. 19621221 199201 1 001 NIP. 19530314 198506 1 001

Page 4: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

PERNYATAAN

Nama : Yogie Irawan Cendana

NIM : C0804038

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul

Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan

Psikologi Anak -benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang

lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda

citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang

diperoleh.

Surakarta, 15 Desember 2010

Yang membuat pernyataan,

Yogie Irawan CendanaNIM. C0804038

Page 5: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Selesaikan dengan baik apa yang telah kita awali

Tidak akan tindakan tanpa keberanian.

Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian.

-orang yang beriman,

jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-

(Q.S. Al-Baqarah: 153)

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada :

Keluarga ,Kekasih dan seluruh sahabat ,

Fakultas Senirupa UNS Jurusan Desain Interior,

Page 6: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan

dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Desain

Interior International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak.

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh

penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak

lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas

Sastra dan Seni Rupa serta selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Kolokium

dan Tugas Akhir.

3. Purwaningrun, SSn, MT. selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Tugas

Akhir.

4. Iik Endang S.W, SSn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir.

5. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga

terselesaikannya Tugas akhir ini.

6. Segenap keluarga dan Kekasihku yang telah memberikan bantuan dan semangat

Tugas Akhir ini.

7. Sahabat sahabatku dan teman - teman yang selalu mendukung aku dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.

Page 7: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis

mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat

menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.

Surakarta, 7 April 2011

Penulis,

Yogie Irawan CendanaNIM. C0804038

Page 8: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

DESAIN INTERIORINTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK

ABSTRAK

Yogie Irawan Cendana. C0804038 2011. Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta.within a hommy situation adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa.Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan metode

, diharapakan Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.

1 The students, of Interior Design Department with NIM C08040382 First Consultant3 Second Consultant

Page 9: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

DAFTAR ISI

i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

vi

viii

ix

DAFTA xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH 1

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2

C. RUMUSAN MASALAH . ......... 3

D. TUJUAN

E. SASARAN PERANCANGAN .

3

4

F. MANFAAT PERANCANGAN . 4

G. METODOLOGI 5

6

7

Page 10: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

x

BAB II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR

A. KAJIAN TEORI

1.

2. .

3.

8

8

9

27

B. DATA LAPANGAN

1. PALMKIDS SCHOOL SOL

a. Sejarah Kota Surakarta

b.

c.

d.

e. Fasilitas

f. Elemen Pembentuk Ruang dan Furniture ....................

2. BIANGLALA (daycare, playgroup and kindegarten) ..........

a. Sejarah Singkat ............................................................

b. Profil Lembaga Pendidikan ........................................

c. Visi dan Misi ..............................................................

d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas ........................

e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture

66

66

67

68

69

70

71

83

83

83

84

85

88

BAB III ANALISA PERANCANGAN

A. PROGRAMING ......................................................................

1. Pengertian Judul

98

98

Page 11: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

3. Struktur Organisasi ....

4. Sasaran Pengguna ..

5.

6.

7. Skema Aktifitas

8. Skema Organisasi Kebutuhan Ruang

9. Hubungan Antar Ruang

10. Besaran .............

99

99

100

100

101

102

103

104

104

105

B. KONSEP................................................................................

1. Ide dasar perancangan .......................................................

2. Tema ..................................................................................

3. Pendekatan Desain .............................................................

4. Aspek Pengkarakteran Ruang .............................................

5. Layout .................................................................................

6. Unsur Pembentuk Ruang ....................................................

7. Aspek Dekorasi dan Warna .................................................

8. Interior Sistem .....................................................................

9. Aspek Keamanan ................................................................

10. Sistem Audio Visual ...........................................................

108

108

108

109

110

110

111

112

113

115

116

Page 12: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii

BAB IV KESIMPULAN

1. Pengertian Proyek

2. Lokasi ....

3. Zoning dan Grouping ..............................................................

4. Sistem Organisasi Ruang ........................................................

5. Konsep ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

117

118

118

119

120

Page 13: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Organisasi Ruang Terpusat ..... 34

Gambar I.2 Organisasi Ruang Linier .................................................................... 34

Gambar I.3 Organisasi Ruang Radial ................................................................... 35

Gambar I.4 Organisasi Ruang Chuster ................................................................. 35

Gambar I.5 36

Gambar 2 Layout Ruang Kelas 43

Gambar 3 43

Gambar 4 Layout Dengan Dinding Sebagai Akustik ......................................... 43

Gambar 5 Layout Dengan Ruang Lain Sebagai Penyekat ................................. 44

Gambar 6 Layout Segi Enam Tanpa koridor ...................................................... 44

Gambar 7 Layout segi Enam .............................................................................. 44

Gambar 8 Palm Kids School Solo ......... 66

Gambar 9 Palm Kids School Solo ........ 67

Gambar 10 Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) .. 71

Gambar 11 Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) . 72

Gambar 12 Pencahayaan Ruang kelas .................................................................. 72

Gambar 13 Ruang Kelas Kindergarten ................................................................. 73

Gambar 14 Jendela Ruang Kelas .......................................................................... 73

Gambar 15 Furnitur Ruang Kelas ... 74

Gambar 16 Interior Ruang Art Kindergarten ..... 75

Gambar 17 Jendela dan Exhausfan Ruang Art .... 75

Gambar 18 Furnitur Ruang Art ...... 76

Gambar 19 Ruang Social dan Listening Class ..................................................... 76

Gambar 20 Ruang Social dan Listening Class ..................................................... 77

Gambar 21 Ceiling Ruang Social dan Listening Class ......................................... 78

Gambar 22 Penghawaan dan Pencahayaan .......................... 78

Gambar 23 Ruang Bermain Indor ...................................... 79

Gambar 24 Pencahayaan ........................................................................ 79

Page 14: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiv

Gambar 25 Ruang Bermain Indoor ....... 80

Gambar 26 Ruang Komputer dan Perpustakaan .................................... 80

Gambar 27 Ruang Komputer dan Perpustakaan ..... 81

Gambar 28 Furnitur Ruang Komputer dan Perpustakaan ..... .. 82

Gambar 29 Fasade Bianglala ........................... 83

Gambar 30 Lokasi Sate Bianglala ....................... 84

Gambar 31 Ruang Kelas Bianglala ........................................................... 88

Gambar 32 Penghawaan dan Pencahayaan Bianglala ........................... 89

Gambar 33 Ruang Kelas Bianglala ........................ 90

Gambar 34 Pencahayaan Bianglala ........................ 91

Gambar 35 Ruang Bermain Bianglala ...................... 91

Gambar 36 Ruang Bermain Bianglala ...................... 92

Gambar 37 Ruang Bermain Bianglala ...................................... 93

Gambar 38 Pencahayaan dan Penghawaan Bianglala .............. 93

Gambar 39 Ruang Tidur Bianglala ...................................................... 94

Gambar 40 Pencahayaan Bianglala ....................................................... 94

Gambar 41 Penghawaan bianglala ...................................................... 95

Gambar 42 Furnitur Ruang Tidur Bianglala ........................................ 95

Gambar 43 Ruang Perpus dan Komputer Bianglala ............................. 96

Gambar 44 Pencahayaan Bianglala .............................................. 96

Gambar 45 Aula Bianglala .......................................................... 97

Gambar 46 Peta Surakarta ........................................................... 100

Gambar 47 Peta Lokasi Proyek ....................................................... 101

Gambar 48 Grouping ............................... 106

Gambar49 Zonning ........................................... 106

Gambar 50 Sistem Organisasi Ruang ........................................... 107

Gambar 51 Pencahayaan Alami ............................. 113

Gambar 52 Pencahayaan Buatan .......... 114

Gambar 53 114

Gambar 54 101

Page 15: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Fisik Anak-anak ............................................... 10

Tabel 2 Pola-pola Sirkulasi ... 33

Tabel 3 Ukuran Furnitur Anak ..... 41

Tabel 4 Kebutuhan Ruang Ruang .... 51

Tabel 5 Pergantian Udara .............. 51

Tabel 6 Daftar Angka Koofisien Penyerapan Udara ............................. 55

Tabel 7 Psikologi Warna .................................. 59

Tabel 8 Bahan Lantai .............................................................. 60

Tabel 9 Luas Pengawasan Detektor Kebakaran ........ 62

Tabel 10 Kebut 63

Tabel 11 Kebutuhan Pemasangan Sprinkler ............................................ 64

Tabel 12 Skema Kebutuhan Ruang ........................................................ 103

Tabel 13 Kebutuhan Ruang .................................................................... 104

Tabel 14 Analisa Perancangan Lantai .................................................... 111

Tabel 15 Analisa Perancangan Dinding ................................................. 111

Tabel 16 Analisa Perancangan Ceiling ................................................... 112

Page 16: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Skema Pola Pikir ..................................................................... 7

Bagan 2 Pola Kegiatan Anak-anak Palm Kids shcool Solo .................. 69

Bagan 3 Pola Kegiatan Pengelola ......................................................... 69

Bagan 4 Pola Kegiatan Orang Tua ............................................ 70

Bagan 5 Pola Kegiatan Anak-anak Bianglala ....................................... 86

Bagan 6 Pola Kegiatan Orang Tua ................................... 86

Bagan 7 Pola Kegiatan Pengelola ......................................................... 87

Bagan 8 Struktur Organisasi ................................................................ 99

Bagan 9 Pola Kegiatan Anak didik ..................................................... 102

Bagan 10 Pola Kegiatan Pengajar .......................................................... 102

Bagan 11 Pola Kegiatan Orang Tua ....................................................... 103

Page 17: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah

mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini

anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan disekitarnya.

Pendidikan yang dilandasi dengan kreativitas yang didasari permainan

sebagai media pembelajaran adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini,

Hal tersebut mengarahkan anak untuk bangkit dan memiliki rasa ingin tahu

yang besar menggunakan kreativitasnya dalam upaya menemukan hal-hal

atau ide-ide baru agar mandiri, penuh percaya diri, berfikir kritis.

Kelompok Bermain (Playgroup) adalah salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal

yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program

kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok

Bermain adalah anak usia 2 - 4 tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak

dapat dilayani TK setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari

pihak yang berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat

Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia

Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ).

Perencanaan dan perancangan tempat pendidikan anak usia dini

mengedepankan kualitas serta fasilitas yang bermuatan edukatif dan rekreatif.

Dengan pendekataan psikologi anak secara literatur dalam pengembangan

Page 18: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

desain Interior, diharapakan memenuhi tujuan-tujuan diadakanya pendidikan

anak usia dini. Pada umumnya tujuan tersebut yaitu mengembangkan

berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perencanaan sarana ini

mengutamakan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, untuk itu banyak

aspek aspek interior (dimensi, bentuk furniture, material, warna yang

diterapkan dalam interior) yang harus dipertimbangkan agar tujuan untuk

membimbing, mendidik serta mendukung perkembangan anak dapat tercapai.

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

1. Pembahasan ditekankan pada aspek perancangan interior yang dapat

memenuhi kebutuhan para pengguna sekaligus pengelola

Untuk pembahasannya meliputi :

(Lobi, R Kelas, R perpustakaan dan komputer, R Bermain Indoor)

Perancangan ditekankan pada masalah interior dengan pertimbangan

tuntutan dan persyaratan aktivitas serta motivasi pengguna, baik secara

fungsional maupun estetik visual yang sesuai dengan metode pendekatan

Psikologi anak sebagai literatur pengembangan desain yang diterapkan ke

dalam tema Natural sebagai tema dan desain modern sebagai dasar

perancangan.

Page 19: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menentukan konsep peruangan dalam perencanaan dan

perancangan interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi

kegiatan pengguna utama (anak usia 2-4 th) dan seluruh staff serta

pengajar sebagai pengelola?

2. Bagaimana memenuhi persyaratan interior yang diwadahi dalam

International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional

dari sebuah bangunan ?

3. Bagaimana menentukan perencanaan dan perancangan International

Playgroup di Surakarta dengan pendekatan psikologi anak sebagai

literatur pengembangan desain interior bangunan ?

4. Menciptakan interior Playgroup semenarik mungkin agar nyaman dan

aman untuk ditempati dengan memenuhi aspek aspek interior (dimensi,

bentuk furniture, material, warna).?

5. Bagaimana menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan

tema Natural dan desain modern , sesuai dengan hakekat International

Playgroup sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi

pendidikan anak usia dini?

D. TUJUAN PERANCANGAN

1. Mewujudkan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan

interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi kegiatan

pengguna utama dan pengelolanya.

Page 20: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Mewujudkan pemenuhan persyaratan interior yang diwadahi dalam

International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional

dari sebuah bangunan pendidikan anak usia dini.

3. Menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan tema

Natural, sesuai dengan hakekat International Playgroup di Surakarta

sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi pendidikan anak

usia dini.

E. SASARAN PERANCANGAN

Fasilitas International Playgroup di Surakarta ini ditujukan bagi anak

anak yang berusia 2 4 tahun sebagai pengguna utama dan pengajar,

pengelola dan orang tua / pengunjung pada umumnya.

F. MANFAAT PERANCANGAN

Manfaat dari perencanaan dan perancangan International Playgroup di

Surakarta ini adalah :

1. Sebagai pusat edukasi anak usia 2 -4 tahun yang bersifat rekreatif yang

dapat memberikan dasar-dasar pendidikan anak usia dini dari berbagai

fasilitas yang diberikan.

2. Sebagai contoh refrensi yang baik bagi orang tua dan masyarakat awam

dalam mendidik anak lewat pendidikan usia dini dengan fasilitas yang

mengakomodasi seluruh kegiatan anak.

3. Sebagai referensi dunia akademis untuk melakukan penelitian tentang

interior ruang serta fasilitas Playgroup sebagai tempat basic education

yang bersifat rekreatif.

Page 21: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. METODOLOGI

1. Pengumpulan data

Meliputi :

a. Wawancara yang mendalam (in-depth interview).

Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat dan

tidak dalam suasana formal. (H.B. Sutopo 2002, h.58)

Dalam perancangan ini yaitu wawancara dengan pihak- pihak

pendidikan terkait.

b. Observasi langsung

Tekink pengumpulan data dari lapangan dengan jalan mengamati secara

langsung keadaan dan kegiataan di lapangan. Teknik ini dapat

dilakukan secara formal maupun non- formal. (H.B. Sutopo 2002, h.64)

c. Mencatat dokumen

Teknik mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen / arsip yang

dimiliki oleh sarana pendidikan terkait. (H.B. Sutopo 2002, h.69).

d. Studi literature

Merupakan bentuk pengumpulan data dari buku buku literature dan

referensi yang berhubungan dengan proyek.

2. Analisa data

Menyusun permasalahan / data-data yang didapat dari hasil

wawancara, observasi langsung, content analysis dan studi literatur untuk

mendapatkan simpulan akhir. (H.B Sutopo, 2002, h.91).

Page 22: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kesimpulan data

Merupakan kesimpulan dari pembahasan menyeluruh dari hasil

pengumpulan data dan analisa data. (H.B Sutopo, 2002, h.186).

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. Bab I Pendahuluan :

Yaitu mengenai latar belakang perancangan interior International

Playgroup Di Surakarta , landasan / ruang lingkup rancangan, rumusan

masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, metodologi penulisan, dan

sitematika penulisan.

2. Bab II Landasan Teori :

Yaitu mengenai data literature dari hasil survey lapangan dan data

pustaka untuk mendapatkan kesesuaian data antara data pustaka dengan

kondisi di lapangan.

3. Bab III Pembahasan :

Yaitu mengenai programming dan konsep perancangan yang akan

dikerjakan dalam perancangan International Playgroup di Surakarta.

4. Bab IV Kesimpulan :

Yaitu merumuskan konsep perancangan Solo International

Playgroup di Surakarta dengan penerapan konsep berdasakan hasil analisa

pendekatan tahap sebelumnya.

I. SKEMA POLA PIKIR

Page 23: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kerangka berpikir dalam perencanaan dan perancangan ini akan dipaparkan

dalam bentuk skema sebagai berikut :

Bagan. 1 : Skema Pola Pikir

Page 24: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian judul

Pengertian dari judul Desain Interior International Playgroup di

Surakarta dengan pendekatan psikologi anak. adalah sebagai berikut :

Desain Interior : karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan

tepat tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang.

(Suptandar J.Pamudji, 1999).

International : merupakan bahasa inggris yang mempunyai arti Global/

mendunia.

Playgroup : Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain

dalam bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya

di bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanak-

kanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi

Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat alternatif

belajar mengajar yang didedikasikan untuk membantu perkembangan

prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman kanak-kanak.

Surakarta ; salah satu Kota di Jawa Tengah

Psikologi : Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan

logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari

tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara

langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada

8

Page 25: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9

manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah

laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat

didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

dan proses mental (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi).

Anak : adalah manusia yang usianya masih dini (belum dewasa)

Jadi pengertian judul dari Desain Interior International Playgroup di

Surakarta dengan pendekatan psikologi anak adalah sebuah karya

perancangan badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th

khususnya) bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta yang

diaplikasikan melalui media ruang dengan pedekatan psikologi anak sebagai

literatur dan batasan perancangan desain tempat tersebut.

2. Tinjauan umum perancangan

(International Playgroup di Surakarta)

a. Pendidikan anak usia dini

Pendidikan anak usia dini berdasarkan Undang-undang No. 20

Tahun 2003 adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (usia pra sekolah) yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu

sekitar 2-4 tahun, ketika anak mulai memilki kesadaran tentang dirinya.

Pada tahap ini ada beberapa perkembangan seperti yang dikemukakan

Page 26: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id10

oleh Dr.H.Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja (2003,h. 163),

yaitu :

1) Perkembangan fisik

Anak mengembangkan ketrampilan fisiknya dan dapat

bereksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan dari orangtuanya.

Perkembangan fisik ditandai dengan berkembangnya kemampuan

motorik, yang dideskripsikan sebagi berikut:

Usia Kemampuan Dasar Motorik Kemampuan Motorik Khusus

2-4 tahun a. Naik turun tangga a. Menggunakan krayon

b. Meloncat dengan 2 kaki b. Menggunakan benda/ alat

c. Melempar bola c. Meniru bentuk / orang lain

4-6 tahun a. Meloncat a Menggunakan pensil

b. Mengendarai sepeda anak b. Menggambar

c. Menagkap bola c. Memotong dengan gunting

d. Bermain olah raga d. Menulis huruf cetak

Tabel 1. Perkembangan Fisik Anak AnakSumber Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

Dr.H.Syamsu Yusuf (2003,h. 163)

2) Perkembangan Intlektual

Tahapannya adalah pra-operasional yaitu anak belum mampu

mengusai mental secara logis. Anak mampu berimajinasi dan

berfantasi mengenai berbagai hal, dapat menggunakan kata-kata,

peristiwa dan benda untuk melambangkan hal lainnya.

3) Perkembangan emosional

Page 27: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id11

Mengalami rasa takut, cemas, marah, cemburu, gembira, kasih

sayang, phobia dan rasa ingin tahu.

4) Perkembangan Bahasa

Usia 2-4, tahun, anak sudah menggunakan kalimat majemuk

serta anak kalimatnya, tingkat berfikir sudah lebih maju (sering

bertanya sebab- akibat).

5) Perkembangan sosial

Pada masa ini, anak sudah mulai mengetahui aturan, mulai dapat

mematuhi peraturan tersebut, mulai menyadari hak dan kepentingan

orang lain. Anak mulai bermain dengan anak anak lainnya.

Kematangan penyesuaian sosial anak akan semakin terbantu

bila mendapatkan pendidikan pada fasilitas pendidikan pra sekolah.

Pendidikan pra sekolah memberikan peluang terhadap anak untuk

belajar memperluas pergaulan dan belajar berdisiplin.

6) Perkembangan fantasi

Masa dongeng, dimana anak suka sekali mendengarkan cerita

kehidupan yang lucu, cerita raja-raja dan lainnya. Fantasi dapat

diperagakan sebagai hiburan, memudahkan anak dalam menerima

pelajaran dan membentuk budi pekerti karena ia terdorong meniru

dan berbuat seperti yang ia baca /dengar.

7) Perkembangan bermain

Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain,

karena setiap waktu luang anak diisi dengan kegiatan bermain.

8) Perkembangan kepribadian

Page 28: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id12

Berkembangnya kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi

tuntutan dan tanggung jawab.

Havighurst dalam Development task and Education,

menuliskan tugas perkembangan untuk masa kanak-kanak dini (lahir

sampai 6 tahun), adalah : belajar berjalan, belajar makan-makanan

padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan sampah

tubuh, belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual,

mencaapi stabilitas fisiologis, membentuk konsep

sederhana,mengenai kenyataan social dan fisik, belajar berhubungan

emosional dengan orang tua, saudara kendung dan orang lain, belajar

membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta

mengembangkan nurani. (Hurlock, 1993)

Hurlock (1993 : 38) membagi perkembangan anak dalam

beberapa periode, anak TK masuk dalam periode masa kanak-kanak

dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia prasekolah. Pada periode ini anak

berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar

menyesuaikan diri secara sosial.

Selain belajar melalui tindakan, anak juga mulai dapat belajar

dengan menggunakan pemikirannya (kemampuan abstraksi),

misalnya anak mulai dapat mengingat simbol-simbol dan

membayangkan benda-benda yang tidak nampak di hadapannya.

Pada anak usia prasekolah, persepsi visual menjadi lebih

efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka

waktu yang lebih lama. Lingkungan awal yang berperan dalam

Page 29: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id13

perkembangan anak usia prasekolah menurut Bronfrenbrenner

(1979) adalah lingkungan rumah dan lingkungan di luar rumah.

Skema berikut menjelaskan lingkungan awal yang mempengaruhi

perkembangan anak usia pra sekolah.

Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik

dalam konteks desain interior ruang secara psikologis dapat

memotivasi dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar

sesuai dengan perkembangan mereka. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni

2004, Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan Dan

Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak, Surabaya; Desain

Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra

Surabaya).Z

b. Tentang Playgroup

1) Definisi Playgroup

Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain dalam

bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya di

bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanak-

kanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi

Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat

alternatif belajar mengajar yang didedikasikan untuk membantu

perkembangan prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman

kanak-kanak.

Kelompok Bermain (Playgroup) adalah salah satu bentuk PAUD

pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program

Page 30: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id14

pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai

dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok Bermain adalah anak usia 2 - 4

tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK ( setelah

melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang

berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat

Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak

Usia Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ).

2) Fungsi dan tujuan Playgroup

Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl-

Psych., anak berumur 3-5 tahun, memerlukan pengasuhan dan

bimbingan yang baik agar muatan kreativitasnya dapat diberdayakan

secara optimal. Pada skala umur ini, anak mudah menyerap segala

informasi yang ada di sekitarnya.

Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang

dapat diberikan kepada anak usia 3-5 tahun. dengan penyesuaian

perkembangan dan kemampuan masing-masing anak.

Fungsi Playgroup diantaranya :

1) mengembangkan dan mengasah keterampilan fisik lewat

berbagai permainan.

2) Melatih anak agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi

dengan lingkungannya.

Page 31: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15

3) Melatih anak mengembangkan berbagai keterampilan dasar,

termasuk (membaca, menulis dan menghitung)

Tujuan playgroup :

Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik

psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-

emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni

untuk siap memasuki jenjang pendidikan formal sesuai standar

pemerintah.

3) Kurikulum pembelajaran dalam Playgroup

Materi pembelajaran pendidikan playgroup meliputi :

1. Pengenalan diri sendiri ( perkembangan konsep diri )

2. Pengenalan perasaan ( perkembangan emosi )

3. Pengenalan tentang orang lain ( perkembangan social )

4. Pengenalan berbagai gerak ( perkembangan fisik )

5. Mengembangkan komunikasi ( perkembangan bahasa)

6. Ketrampilan berfikir ( perkembagan kognitif )

4) Kegiatan dan ruang Playgroup

Agar program kegiatan belajar dalam pendidikan sekolah dapat

berjalan dengan optimal, maka tempat pendidikan pra sekolah

diharapkan dapat (Harianti, 1995) :

1) Menciptakan situasi pendidikan yang memberi rasa aman dan

menyenangkan bagi anak.

2) Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak-anak didik

sesuai minat dan tahap perkembangan, disamping kegiatan

Page 32: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16

kelompok maupun klasikal agar anak didik belajar bermasyarakat.

Semua kegiatan tersebut, harus diberikan mengingat setiap anak

adalah unik dalam arti berbeda keadan fisik (gerakan / motorik

kasar dan halus), psikis (moral, perasaan dan kecerdasan) dan

tingkat perkembangannya.

3) Cara belajar anak menggunakan prinsip bermain sambil belajar

karena cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan

bermain. Dalam bermain anak dapat mengembangkan otot besar

dan halusnya, meningkatkan penalaran dan memahami keberadan

di lingkungannya, membentuk daya imajinasi.

Dengan demikian dibutuhkan kualitas suasana ruang yang

memadai dan sesuai kebutuhan bagi perkembangan anak-anak

tersebut. Kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa bebas,

aman, rangsang, nyaman dan hangat (Eilleen, 1988 :169).

Rasa bebas maksudnya anak-anak tidak menentukan kesulitan

untuk beraktivitas dalam ruang. Rasa aman maksudnya lingkungan

fisik memberi rasa aman ketika melakukan kegiatan (tidak merasa

dirinya selalu berada dalam suasana yang tegang, menakutkan).

Nyaman maksudnya mampu mengkondisikan seorang anak

untuk tetap beraktivitas selama ia mau dan mampu untuk

melakukannya. Rangsang diartikan bahwa ruang hendaknya mamapu

hadir sebagai faktor eksternal yang dapat membantu proses

perkembangan potensi anak melalui kegiatan-kegiatan kreatifnya.

Rangsang hendaknya mampu menjadi sumber gagasan, imajinasi bagi

Page 33: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17

anak-anak. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior

Terhadap Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-

Kanak, Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain

Universitas Kristen Petra Surabaya).

within a hommy

situation (Feels L adalah metode yang digunakan dalam

mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan

bermain bagi para siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau

bermain seraya belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal tanpa

rasa takut ataupun terpaksa.

Adapun beberapa kegiatan belajar di Playgroup beserta

penempatan kegiatan tersebut:

1) Di dalam kelas

Kegiatan di dalam kelas di orientasikan untuk mengembangkan

kemampuan dan kreativitas anak di bidang bahasa, social,

science, konstruksi, role play, dll.

2) Ruang Bermain Indoor / ruang Aula

Kegiatan di dalam ruangan ini mengacu pada anak-anak untuk

bermain bebas, senam bersama, atau beraktivitas sosial bersama

teman lainnya adapun juga kegiatan makan bersama yang

bertujuan mengakrabkan antar anak anak didik. Selain itu, Aula

juga berfungsi sebagai tempat pertemuan antara Pengelola dan

Page 34: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18

para orangtua untuk mengadakan kegiatan sharing seperti

misalnya dan parental coaching and sharing.

3) Perpustakaan dan ruang komputer

Kegiatan mengenalkan kepada anak-anak terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4) Aktifitas outdoor dan taman air

Mengenalkan anak terhadap alam dan lingkungan sekitar.

5) Kamar mandi anak

Mengajarkan anak agar mandiri dalam pentingnya menjaga

kebersihan dan merawat diri, salah satu contoh pembelajaranya,

anak di didik secara mandiri dalam pengarahan pengajar agar

dapat bertindak sendiri dan memahami hal hal yang perlu

dilakukan dalam upaya merawat diri, smisal gosok gigi, mandi,

cuci kaki dan tangan dll.

6) Uks dan ruang psikologi anak

Kegiatan dalam ruangan ini mengupayakan kesehatan anak agar

selalu optimal dalam mengikuti kegiatan belajar, terdapat juga

progam pengembangan mental anak lewat konsultasi psikiater

anak.

(Bianglala Kindergarten, Playgroup and day care).

5) Syarat permainan dalam kegiatan belajar di Playgroup

Ada persyaratan permainan yang baik untuk anak menurut Drs.

H.Zulkifli L (1986,h. 58), yaitu :

Page 35: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19

1) Bongkar pasang

Alat permainan sebaiknya yang mudah dibongkar pasang

(built in).

2) Mengembangkan daya fantasi

Alat permainan sebaiknya bersifat mudah dibentuk dan

dirubah-ubah, karena sangat sesuai untuk mengembangkan daya

fantasinya. Misalnya: bak pasir, tanah liat, kertas- gunting dan

lainnya.

3) Tidak berbahaya, baik dari bahan maupun bentuknya.

Bahan permaian setidaknya mengedepankan keamanan bagi

para penggunanya, yaitu anak-anak. Pemilihan material dan

finishing dan dimensinya disesuaikan dengan mengedepankan

keamanan dan fungsi mainan tersebut.

c. Peranan Psikologi terhadap Pendidikan anak usia dini

Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang

mendasari sistem pembelajaran. terdapat sejumlah teori dalam

pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism,

operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori

pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai

kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-

teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses

pembelajaran.

Page 36: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20

Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula

sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution

(Daeng Sudirwo,2002) menyebutkan tiga belas prinsip dalam belajar,

yakni :

1) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.

3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan

dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga

baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil

sambilan.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

7) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek

intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan

sebagainya.

8) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-

benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas

secara verbalistis.

10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang

sering mengejar tujuan-tujuan lain.

Page 37: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id21

11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang

menyenangkan.

12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

pemahaman.

13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk

belajar.

d. Tinjauan sekolah bertaraf International

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah Sekolah Standar

Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga

diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.

1. Landasan hukum

UU No. 20 Tahun 2003 ps 50 UUNo. 32 Tahun 2004 :

Pemerintahan Pusat dan Daerah

UU No 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

UU No. 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional PP

NoTahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) ps 61

Permendiknas No. 22,23,24 Tahun 2006 : Standar Isi, SKL dan

Implementasinya

2. Tujuan

Sekolah bertaraf International Secara umum bertujuan :

Page 38: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22

1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan

amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945,

pasal 31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang

SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP( Standar

Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang

menetapkan Tahapan Skala Prioritas Utama dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun 2005-2009

untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat

terhadap pelayanan pendidikan.

2) Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk

mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional.

3) Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam

masyarakat global.

Sekolah bertaraf International Secara khusus bertujuan :

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum

di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan

standar kompetensi lulusan berciri internasional. Sekolah

bertaraf International adalah sekolah yang berbudaya Indonesia,

karena Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator

kinerja kunci minimal sebagai berikut:

1) menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);

2) menerapkan sistem satuan kredit semester di

SMA/SMK/MA/MAK;

Page 39: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id23

3) memenuhi Standar Isi;

4) dan memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.

3. Asas kurikulum International

1) Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan

mengadabtasi kurikulum sekolah di Negara lain.

2) Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa

Inggris, secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya.

Metode pengajaran dwi bahasa ini dapat dilaksanakan dengan 2

kategori yakni Subtractive Bilingualism (beri penjelasan oleh

penulis) dan Additive Bilingualism, yang menekankan

pendekatan Dual Language.

3) Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan

perbedaan adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang

pengaturan bahasa pengantarnya dapat dialokasikan

berdasarkan Subjek maupun Waktu (beri penjelasan oleh

penulis).

4) Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi

aspek kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan

aspek fisik.

5) Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)

termasuk Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke

dalam kurikulum.

6) Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada

materi, kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).

Page 40: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id24

7) Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan

analitis , memiliki kemampuan belajar (learning how to learn)

serta mampu mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan

kurikulum

ring

(Understanding) dilihat dari 6

aspek: Explain, Interpret, Apply, Perspective, Empathy, Self

Knowledge.

8) Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan

sistem paket dan kredit semester.

9) Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA

dan SMK.

10) Menekankan kemampuan pemanfaatan Information and

Communication Technology (ICT) yang terintegrasi dalam

setiap mata pelajaran.

Sumber:

program-rintisan-sekolah-bertaraf-internasional/ - Cached

Similar

stellamarisserpong.wordpress.com/2009/03/.../pengertian-

sbi/ - Cached Similar

4. Kurikulum Cambridge

Page 41: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id25

Departemen Pendidikan merumuskan suatu kurikulum yang

merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional (KTSP) dan

Kurikulum Internasional. Kurikulum Internasional yang banyak

diadopsi dalam hal ini adalah Cambridge yang berpusat di Inggris

dan IB ( International Baaclaurete ) yang berpusat di Swiss. Namun

yang terbanyak dipakai sebagai acuan Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) adalah Kurikulum Cambridge.

Ujian Cambridge Atau Cambridge Assessment ( Agen

Penguji bertaraf Internasional ) adalah suatu departemen dari

University of Cambridge Inggris, sebuah lembaga non-profit yang

didirikan pada tahun 1858, yang melaksanakan berbagai ujian dan

memberikan penilaian atas ujian-ujian baik di Inggris maupun di

luar Inggris. Ada 3 macam Ujian yang dilakukan oleh Cambridge

Assessement yakni :

1) OCR ( Oxford Cambridge and RSA Examination )

Melayani ujian bagi pelajar di Inggris dan memberikan

kualifikasi akademis sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh QCA ( Qualifications and Curriculum Authority ) Otoritas

kualifikasi dari Pemerintah Inggris.

Page 42: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26

2) Cambridge ESOL ( English for Speakers of Other Languages )

Melayani berbagai ujian kemampuan berbahasa Inggris untuk

Pelajar yang bahasa Ibunya bukan bahasa Inggris.

3) CIE ( University of Cambridge International Examination )

Melayani berbagai Ujian akademis, Kejuruan dan Keguruan

berkualifikasi Internasinal seperti Kualifikasi umum

Cambridge IGCSE, Cambridge International A`Level,

Cambridge O`Level, Cambridge Pre-U atau Kualifikasi

kejuruan Cambridge International Diploma. CIE telah

bekerjasama dengan kementrian pendidikan, Otoritas pemberi

kualifikasi dan Badan Penguji di berbagai Negara di seluruh

Dunia.

www.cambridgeesol.org/resources/index.html

Sistem belajar di kelas International, dengan acuan Kurikulum

Cambridge di antaranya :

1) Lecture Class

Pada kelas ini, seluruh siswa dikumpulkan pada kelas yang

besar ( Auditorium ), kemudian para peserta didik akan

dijelaskan materi secara umum, seperti Penurunan/Penjabaran

Rumus, Tujuan Materi dan Contoh Soal / Aplikasi Sederhana.

2) TutorialClass

Page 43: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27

Kelas ini dirancang menjadi kelas kecil (maksimum 15 orang),

kemudian para peserta didik belajar secara aktif dan dibimbing

seorang guru bidang studi. Proses pembelajaran di kelas ini

meliputi Diskusi secara Kelompok (Discussion ), Presentasi (

Presentation ) dengan menggunakan LCD Projector dan Power

Point / Flash, Membahas Project/home assignment, Simulation

dan Quiz, atau Role-Playing ( Permainan ) serta Experimental (

Lab Work ).

3) Extra-Kulikuler

Para Peserta didik wajib mengikuti salah satu kegiatan di luar

pelajaran sekolah. Biasanya kegiatan ini diadakan setiap hari

Sabtu. (5 hari belajar , Senin-Jum`at). Kegiatan dapat meliputi

Art (Seni), Sport (Olah Raga), Electronic (Robotic), dll

3. Tinjauan khusus perancangan

( International Playgroup di Surakarta)

a. Pelaku kegiatan

1. Kegitan pendidikan

Anak usia 2 4 tahun.(usia playgroup)

Tutor / pengajar.

Pengantar / penunggu

2. kegiatan pengelolaan

Kepala sekolah

Sekretaris

Page 44: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

Bendahara

Humas

Sarana prasarana

Bidang kebersihan

3. Kegiatan Pelayanan

kesehatan anak

Psikolog Anak.

b. Aktifitas

Education in Group Setting (1980 : 21), aktifitas utama pendidikan pra

sekolah antara lain :

1. Perawatan yang mendasar

2. Permainan

3. Perencanaan atau rangkaian pengetahuan

4. Perjalanan dan darmawisata.

c. Kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang ruang pada pendidikan pra sekolah menurut

Joseph De Chiara & Michael J.Crosbie, Time Saver Standarts for

Building, Types (4th edition) , 2001 h.371, terdiri atas

1. Class Room

Page 45: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29

De Porter menjelaskan bahwa faktor penataan ruang kelas

merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang

optimal. Pemilihan jenis perabotan, penataan, warna,

pencahayaan, musik, visual poster, gambar, temperatur,

tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum

merupakan kunci menciptakan lingkungan yang optimal, baik

secara fisik maupun mental (De Porter dkk, 2000 : 67).

2. Discovery area

Area ini disebut pula sebagai area permainan pasir dan air.

Tempat ini merupakan tempat dimana anak-anak bereksperimen

dan mengembangkan kretivitas dengan bahan-bahan alam yang

tersedia. Lantai dekat dengan bak pasir atau bak air, sebaiknya

dipilih bahan yang kedap air dan bila memungkinkan disediakan

floor drain sehingga dapat lebih mudah dibersihkan.

3. Art area

Pada area ini anak-anak dapat menggambar / melukis,

melakukan kerajinan tanah liat dan lainnya. Area seni sebaiknya

diletakkan dekat dengan discovery area dan harus memiliki

lantai yang mudah dibersihkan. Dalam ruang ini juga harus

menyediakan bak cuci tangan (sink) yang terbuat dari

stainlessteel. Bukan air (keran) pada bak cuci tangan sebaiknya

terletak pada ketinggian 55-66 cm dari permukan lantai,

sehingga mudah dijangkau oleh anak.

4. Music area

Page 46: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

Pada ruang musik ini sebaiknya ada area untuk duduk dan

mendengarkan musik, serta area untuk menari / bergerak bebas.

5. Reading and listening area

Merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan

kemampuan membedakan suara, kemampuan berbicara,

mengekpresikan diri dan mengembangkan kosa kata. Ruang ini

harus diletakkan pada area yang tenang dan tidak berisik.

Lantainya sebaiknya berkarpet atau memiliki tempat duduk yang

nyaman.

6. Block building area

Merupakan area permainan dimana anak bermain

membangun dan membuat sesuatu dari balok-balok. Ruang ini

sebaiknya dekat dengan ruang permainan rumah tangga/ house

area.

7. Manipulatives area

Ruang dimana anak bermain dengan puzzle, belajar

mengenal bentuk,warna mengembangkan persepsi mengenai

ukuran, bentuk dan lainnya. Dalam ruang ini minimal

hendaknya disediakan rak tempat mainan dan meja kursi.

8. Math and computer area

Ruang ini hendaknya menggunakan meja computer yang

sesuai dengan ukuran anak.

9. Toilet

Page 47: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31

Letak toilet sebaiknya berdekatan dengan ruang kelas

sehingga anak tidak membuang waktu untuk mencapai toilet.

d. sirkulasi

Sirkulasi ruang mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak

yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada

pengunjung terhadap fungsi ruang. (Pamudji Suptandar, 1999, h.114)

Menurut Le Corbisier, suatu sirkulasi yang terorganisir secara baik

antara satu dengan yang lain dihubungkan dengan sistem lalu lintas yang

berkesinambungan, semua ruang dianalisa, disesuaikan dengan

perkembangan atau perubahan-perubahan yang bisa terjadi dalam

kehidupan, kegemaran penghuni dan masyarakat yaitu jalan pintas

(langsung) kebiasaan dalam sistem sirkulasi (Suptandar,1999, h.114)

Menurut Pamuji Suptandar, 1999 .hal 119-120, hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam perancangan sirkulasi dalam ruang :

1) Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang,

maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi

yang ada di dalam ruangan itu.

2) Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang di

dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang,

ukuran, sirkulasi ruang, letak serta bukaan jendela dan pintu.

3) leh aktivitas manusia

dan dipengaruhi skala dan proporsi manusia itu sendiri.

Page 48: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

4) Modul perancangan ruang ke ruang dan bangunan merupakan

faktor utama, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi modul

tersebut adalah bahan-bahan bangunan dan teknik pelaksanaan.

5) Pencapaian ruang-ruang hendaknya diberi identitas yang jelas

dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.

Dalam perencanaan sirkulasi ada beberapa bentuk dari lorong

dengan metode perencanaannya yaitu mengikuti pola-pola sirkulasi antar

ruang. Bentuk- bentuk pola sirkulasi tersebut, antara lain :

Nama

PolSirkulasi

Gambar Keterangan

Linear Semua jalan adalah linear. Jalan yang

lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang

utama untuk satu deretan ruang-ruang.

Jalan dapat melengkung atau terdiri dari

segmen-segmen, memotong jalan lain,

bercabang-cabang dan membentuk kisaran /

loop.

Radial Bentuk radial memiliki jalan yang

berkembang dari atau berhenti pada sebuah

pusat.

a. Jalan Lurus.

b.Jalan Melengkung.

c. Memotong Jalan Lain.

d.Bercabang-cabang.

e. Membentuk Loop

Page 49: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33

Tabel 2. Pola-pola Sirkulasi(Sumber : Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya, 1999.h. 271)

e. Organisasi ruang

Ada beberapa jenis organisasi ruang yang penentuannya tergantung

pada tuntutan program bangunan, dengan memperhatikan faktor-faktor

berikut : pengelompokan fungsi ruang, hirarki ruang, kebutuhan

pencapaian, pencahayaan dan arah pandangan.

Bentuk organisasi menurut Pamudji Suptandar (Disain Interior,

Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur,

1999, hal ; 112-113) dapat dibedakan antara lain sebagai berikut :

1. Terpusat

Spiral Pola bentuk spiral adalah suatu jalan

yang menerus yang berasal dari titik pusat,

berputar mengelilinginya dengan jarak yang

dapat berubah.

Grid Bentuk grid terdiri dari jalan-jalan

sejajar yang saling berpotongan pada jarak

yang sama dan menciptakan bejur sangkar

atau kawasan-kawasan segi empat.

Network Suatu bentuk jalan yang terdiri dari

beberapa jalan yang menghubungkan titik-

titik tertentu di dalam ruang.

Komposit Suatu kombinasi alur jalan-jalan linear,

radial, spiral, grid dan network. Untuk

menghindari orientasi membingungkan, suatu

susunan hirarkis diantara jalur-jalur jalan bisa

dicapai dengan membedakan skala, bentuk

dan panjangnya.

Page 50: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34

Gambar I.1 Organisasi ruang terpusat(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

a. Sebuah ruang besar dan dominan sebagai puasat ruang-ruang di

sekitarnya.

b. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan

ruang lain.

c. Ruang sekitar berbeda satu dengan yang lain, baik bentuk, ukuran

maupun fungsi.

2. Linear

Gambar I.2 Organisasi ruang Linear (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

a. Merupakan deretan ruang-ruang dan masing masing dihubungkan

dengan ruang lain yang sifatnya memanjang.

b. Masing-masing ruang berhubungan secara langsung.

c. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang berfungsi

penting, diletakkan pada deretan ruang.

3. Radial

Page 51: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35

GambarI. 3 Organisasi ruang Radial (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

a. Kombinasi dari organisasi terpusat dan linear.

b. Lengan radial dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada

kebutuhan dan fungsi ruang.

c. Organisasi ruang secara radial mengarah ke luar.

4. Cluster / mengelompok

Gambar I. 4 Organisasi ruang Cluster/ mengelompok (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

a. Merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi

komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan

fungsi.

b. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.

5. Grid

Page 52: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36

Gambar I.5 Organisasi ruang Grid(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

a. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan

pola grid (3 dimensi).

b. Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh

fungsi posisi dan sirkulasi.

f. Aspek lantai

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lantai adalah :

1)Fungsi lantai

2)Sifat lantai

3)Karakter lantai

4)Konstruksi lantai

(Drs. Djoko Panuwun, 1997)

Syarat perencanaan lantai dengan anak sebagai pengguna

utamanya adalah :

1) Seluruh permukaan lantai harus non slip ( anti selip atau anti licin),

hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sifat l ic in adalah

penting, karena bahaya secara psikologis. Hal ini berlaku untuk

keseluruhan bagian ruangan.

2) Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai tidak boleh kasar.

3) Ambang pintu dan perunahan kecil dalam kenaikan sebisa mungkin

dihindari.

(Joseph De Chiara, 1990)

Page 53: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id37

Kebutuhan keluasan lantai se tiap kelas untuk anak usia

prasekolah adalah 20-25 m2 (24-30 yd2) untuk 30-40 anak, tapi ukuran

idealnya untuk 20 anak. Pada ruang kelas yang umum setiap anak

memerlukan luas lantai 1,5 m 2 (16 ft2) lebih baik kalau 2m2 (2,4 yd2).

(Drs. Yan Dianto, 1991)

g. Aspek dinding

Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruang-ruang public

antara la in mudah pemeliharaannya, m ampu m eredam suara,

m en u nj a ng as p ek d e ko rat i f , t ah an t erh ad ap k el em b a ba n,

memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu yang sesuai dengan

system pencahayaan atau penghawaan, baik secara alami maupun buatan

(Suptandar, 1995).

Faktor-faktor dalam m erencanakan dinding yang perlu

diperhatikan adalah:

1) Fungsi dinding

2) Sifat dinding

3) Karakter dinding

4) Konstruksi dinding

(Drs. Djoko Panuwun, 1997)

Seluruh permukaan dinding hendaknya menggunakan bahan

yang halus, tidak licin, dan mudah dibersihkan serta mempunyai

kemampuan untuk menyerap bunyi dengan baik (Neufert, 1995).

Porsi terbesar dari dinding ruang kelas dan ruang bermain

indoor sebaiknya menggunakan permukaan dengan materi al yang

Page 54: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38

lembut, dari tekstur yang tak beraturan. Kesegaran dinding baik

material maupun bentuknya akan merangsang emosi dan persepsi anak.

Maka diperlukan variasi dengan desain yang menarik, sederhana, dan

selektif (Fowler, 1980: 107).

Suara anak yang meninggi karena ekspresi emosional mereka,

membutuhkan dinding yang menyerap suara anak, maupun suara-suara

lain yang mengganggu (Fowler, 1980: 107).

Sebaiknya ketinggian dinding massif (tembok bata) tidak dibuat

mencapai ceiling, melainkan diteruskan dengan dinding kaca pada

bagian atasnya, setinggi mata orang dewasa, agar orang dewasa dapat

mengamati anak yang beraktifitas di dalamnya (Fowler, 1980: 101).

Tinggi ruangan kelas tergantung dari keadaan penerangan pada

siang hari dan hubungannya dengan faktor-faktor luar yang lain

(bangunan lain, kebun, dan lain-lain). Untuk ruangan selebar 6-8 m

(20-26 ft) tingginya 3,25-3,75 m (10 ft 8 in 12 ft 4 in) (Drs. Yan

Dianto, 1991: 3).

h. Aspek ceiling

Ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas

garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung atap

sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di

bawahnya. (Pamudji Suptandar, 1999, h.161)

Penggunaan material ceiling secara umum yaitu dengan ciri-ciri :

mudah perawatannya, dapat digunakan sebagai bahan akustik, tahan

Page 55: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id39

terhadap suhu dan kelembaban, menunjang aspek dekoratif, mempunyai

variasi bentuk dan warna. (Rida Darmawan, 2002, h.12).

Material yang biasa digunakan :

1. Gypsumboard

Merupakan bahan yang mudah dipasang, mempunyai bobot yang

ringan dan kemampuan menyerap suara dan mudah dibersihkan.

Lembaran gypsum memiliki ukuran standar 1200 mm × 2400 mm.

Bahan ini dapat dipasang dengan rangka yang terbuat dari kayu

ataupun metal.

2. Multipleks

Multipleks yang digunkan untuk ceiling biasanya dengan ketebalan

4mm. Ukuran standar multipleks adalah 1200mm × 2400mm.

(Tabloid RUMAH edisi 13- 1/ 9 Juli 22 Juli 2003, h.18).

i. Aspek furniture

1) Ukuran Furniture ( Ergonomi furniture)

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat temperamen

dan ukuran-ukuran manusia, agar dapat hidup nyaman dan pugs

dalam melakukan kegiatan-kegiatan, merasakan keindahan hidup.

Semua unsur menyangkut kondisi fisik atau kenikmatan yang

bersangkutan dengan intens itas organ manusia dipelajari dan

dijadikan sebagai standar (Suptandar, 1995:31).

Penggabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu: fisiologi,

anatomi, kedokteran, psikologi fisiologi, psikologi eksperimental,

fisika serta teknik menerapkan usaha penyerasian pekerjaan dan

Page 56: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

lingkungan. Maka furniture pada umunya harus dirancang untuk

menanggulangi keluhan-keluhan tersebut yang disesuaikan dengan

kebutuhan seseorang dalam sktifitas pasif maupun dinamis.

An ak t en tu saj a lebi h m ud ah keti ka ar ea bel ajar dan

bermainnya doirganisasikan dengan skala ukuran anak dengan

furniture dan alat-alat yang diatur dengan meminimalkan kekacauan

atau kerusakan yang lebih memberikan kebebasan bergerak

(Fowler, 1980: 270).

Furniture yang praktis dan fungsional diperlukan dalam ruang

untuk bermain, sebaiknya mudah dibersihkan untuk dirapikan

kembali. Praktis bukan berarti kaku dan menyulitkan kebebasan

gerak anak (Tate, Smith, Harper & Row, 1986; 113 -114).

Tunt utan ergonomic untuk dimensi furniture tentun ya

bervariasi, karena bervariasinya usia anak. Sebaiknya menggunakan

furniture (terutama meja dan kursi) dengan usia anak, sehingga

setiap anak dapat dengan mudah meletakkan kaki di atas lantai

dalam posisi yang nyaman, jika furniture untuk anakyang lebih

muda terlalu besar untuk kenyamanannya, itu patut melepas kaki

beberapa meja kursi (cut down) (Fowler, 1980: 270).

Bahan atau perabot untuk anak-anak harus terbuat dari bahan

yang ringan, namun kuat supaya tidak mudah hancur atau patah.

Untuk setiap sudut furniturenya-pun harus tumpul untuk keamanan

anak-anak itu sendiri. Sebisa mungkin semua perabotan diberi

pengaman atau pelapis yang empuk dari bahan yang ringan dan

Page 57: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id41

estetis.

Syarat furniture untuk anak sebagai pengguna utama, menurut

Rida Darmawan, 2002 , h.12 antara lain :

a. Memenuhi tuntutan ergonomis anak kecil

b. Memiliki bentuk yang tidak membahayakan seperti bentuk

lengkung dan sudut tumpul dan mempunyai variasi bentuk dan

warna.

c. Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun, tahan lama

dan ringan, mudah dipindahkan. Bila memungkinkan dapat

digunakan sebagai media permainan (mutlifungsi)

Tabel 3. Ukuran Furniture Anak.

No Ukuran Usia (th) Keterangan1. 45-50 2-3 Tinggi meja

2. 50-52 3-6 Tinggi meja

3. 25-30 2-3 Tinggi kursi

4. 30-32 3-6 Tinggi kursi

5. 100 2-6 Tinggi loker

6. 30 2-6 Tinggi loker

7. 28-3015 3-4 Tinggi toilet

8. 3015-38 5-8 Tinggi toilet

(Drs.Yan Dianto, 1991)

2) Lay Out Furniture

Lay out dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Penentuan daerah aktifitas

b. Daerah aktif, memiliki frekuensi aktifitas tinggi dan bersifat cepat

c. Daerah pasif, memiliki frekuensi aktifitas rendah dan

bersifat lebih lambat

Page 58: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

d. Bentuk kegiatan

e. Ukuran gerak untuk memperhitungkan ruang atau jarak yang

dibutuhkan oleh sikap gerak atau kegiatan manusia.

Lay out furniture mengikuti perencanaan umum ruang (Pile,

1988). Jadi bila beberapa area permainan yang mempunyai

kedekatan karakteristik dijadikan satu dalam ruangan, maka dengan

lay out yang berbeda akan mampu membedakan kegiatan masing-

masing area.

Perabot yang dibutuhkan (Built in Equipment) dalam tempat

pendidikan anak prasekolah adalah:

a. Sink

b. Display counter

c. Work benches

d. Paper trays

e. Filling cases

f. Book cases

g. Cupboard

h. Teacher locker

(John E. Nichols, etc, 1956: 275-276)

3) Layout ruang kelas

Beberapa alternative penataan ruang kelas, sebagai berikut

a. Ruang kelas yang diperluas dengan tempat penyimpanan pakaian

dan koridor, mendapat cahaya dan udara dari kedua sisinya.

Page 59: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id43

Perluasan koridor juga pada daerah antara dua buah kelas dan

gudang.

Gambar 2 Lay out ruang kelas dengan koridor dan tempat pakaian

b. Kombinasi antara kelas dalam ruangan dan kelas luar ruangan

Gambar 3 layout kombinasi kelas

c. Penyusunan ruang kelas yang sisinya membentuk sudut-sudut

menyiku menyebabkan perambatan bunyi

Gambar 4 layout ruang kelas dengan dinding sebagai akustik

d. Ruang kelas yang diantara ruangnya dipisahkan oleh gudang dan

ruang penyimpanan pakaian, topi dan sebagainya

Page 60: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

Gambar 5 layout ruang kelas dengan ruang lain sebagai menyekat

e. Ruang kelas berbentuk segi enam tanpa koridor, jalan masuk

melalui tempat penyimpanan pakaian

Gambar 6. lay out ruang kelas segi enam tanpa koridor

f. Ruang kelas berbentuk segi enam dilengkapi dengan ruang

rekreasi berbentuk segitiga

Gambar 7. lay out ruang kelas berbentuk segi enam

j. Aspek interior system

1) Pencahayaan

Ada dua, macam pencahayaan, yaitu: cahaya alam (Natural

Lighting) dan cahaya buatan (Artificial Lighting). Suatu fasilitas

pendidikan akan sangat menyenangkan dan tidak akan melelahkan

bila diterangi, terutama secara, alamiah dari luar (Mangunwijaya,

1991).

Cahaya siang hari dapat masuk melalui jendela, dinding kaca,

langit-langit tembus cahaya. Penggunaan jendela besar atau kaca

Page 61: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id45

pada sisi dinding menyudut memberikan efek ruang tertentu kelihatan

sangat besar dan memberi dampak psikologis kebebasan bagi

penghuni.

Dalam perencanaan ruang kelas dan ruang bermain indoor yang

sebagian besar menggunakan cahaya alami siang hari, perlu diingat

tuntutan minimum kekuatan penerangan yaitu:

Kerja halus sekali : 300 lux (cermat, terus-menerus)

Kerja halus : 150 lux (cermat)

Kerja sedang : 80 lux (tanpa konsentrasi besar)

Kerja kasar : 40 lux (ex: gudang, lorong)

Bila kekuatan terang disepakati 3000 lux atau 5000 lux, maka

untuk ruangan dengan pekerjaan halus sekali , yang diharuskan

dengan penerangan minimum 300 lux, itu berarti 300/3000.100%

(6%). Maka untuk ruangan tersebut, factor cahaya siang hari harus

10% (6%) dari 3000 (5000) lux. Jika kurang dari i tu, maka itu

sudah saatnya ruangan memakai sumber cahaya lampu. Meskipun

perhitungan ini tidak mutlak karena cahaya siang hari terdiri dari

banyak unsure, yaitu penerangan langsung dari langit, refleksi luar

(pemantulan sekali), refleksi dalam (pemantulan 2 kali atau lebih),

unsur bahan jendela (Mangunwijaya, 1991: 240-242).

Penerangan dengan menggunakan cahaya alami pada siang hari

yaitu sinar matahari sangat berpengaruh pada sebuah kelas.

Dinding tempat jendela menggunakan tiang (kolom) dari batu bata

dan sedikit penopang untuk mendapatkan cahaya siang hari yang

Page 62: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

merata dan tidak menyilaukan. Pencahayaan rendah 0,60-0,80 m

(2ft 2ft 8 in), memerlukan tinggi meja 0,70 m (2ft 4in). Supaya

cahaya dapat mencapai lantai ruangan, maka jendela sebaiknya

tidak mempunyai ambang yang terlalu tinggi, juga bisa digunakan

batu bata yang dapat memantulakn cahaya yang berfungsi untuk

menyaring dan memancarkan cahaya sehingga meghasilkan

penerangan yang merata. Untuk mengatasi silau yang disebabkan

oleh cahaya yang berlebihan pada keadaan tertentu (karena awan

tinggi dan lain-lain) dapat digunakan alat pengatur cahaya yang

juga berfungsi sebagai penyerap panas.

Untuk beberapa aktifitas dan beberapa keadaan, penggunaan

cahaya buatan juga diperlukan terutama untuk ruang serba guna,

apabila digunakan untuk acara seni pertunjukkan dan pertemuan.

Karena pada aktifitas-aktifitas tertentu cahaya harus dikontrol batas

kecerahan cahaya, warna penempatan dan kualitasnya, baik cahaya

alam i m aupun cah aya buatan dapat men jaw ab kebu tuhan

psikologis yang mewadahi dan harus mampu menciptakan suasana

khusus (Hardinoto, 1985).

Lampu-lampu pelepasan lis trik termasuk lampu tabung

flourescent. Lebih-lebih yang single coated, banyak memancarkan

cahaya ultra violet. Oleh karena itu dalam mempergunakan lampu-

lampu jenis ini perlu diadakan pengamanan dengan pemasangan

filter penyerap ultr a violet (ultra violet absorbsing) untuk

menyerap ultra ungu yang dipancarkan. Lampu -lampu pijar

Page 63: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id47

tungstem (incandescent) hanya sedikit memancarkan sinar ultra

violet tetapi memancarkan sinar infra merah. Oleh karena itu dalam

mempergu nakan lam pu-lampu jenis pijar per lu diadak an

pengamanan dengan pemasangan filter penyerap infra merah yang

dipancarkan. Antara warna dan cahaya mempunyai hubungan yang

sangat erat, sebab pada hakekatnya warna merupakan gelombang

cahaya yang dapat dilihat oleh mata kita.

Lampu fluorescent adalah cukup baik, secara langsung maupun

yang sedikit disaring (Drs. Yan Dianto, 1991: 4).

Pada dasarnya warna merupakan suatu kualitas cahaya yang

dipantulkan dari obyek kearah mata kita. Ini menyebabkan kerucut-

kerucut warn a p ada re tin a u ntuk bereak si . Yang

memungkinkan timbulnya gejala warna pada obyek. Warna adalah

suatau kekayaan dari cahaya spectrum.

Pencahayaan dalam ruangan selain tuntutan penerangan,

penggunaan cahaya siang hari harus memperhatikan lokasi geografi

(Utara, Selatan, Timur, dan Barat), karena masing-masing arah

mempunyai efek pada penciptaan keadaan umum, sebagai akibat dari

posisi matahari pada langit, karakter tersebut adalah sebagai berikut:

a) Cahaya dari Selatan, mempunyai karakter cahaya yang konstan,

cerah dan hangat

b) Cahaya dari Utara, mempunyai karakter tenang dan dingin

c) Cahaya dari Timur, mempunyai karakter yang fluktuatif dan

kesejukan

Page 64: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

d) Cahaya dari Barat, menyiratkan perubahan dan kehangatan

(Smith Tate, 1986)

Menurut Pamudji Suptandar kriteria dalam penempatan lampu

adalah sebagai berikut:

a) Tidak boleh atau harus dihindarkan sumber cahaya yang tepat

berada di bidang penglihatan yang langsung ke sumber cahaya.

b) Sebaiknya sumber cahaya dipasang pelindung agar intensitas

cahaya rata-rata.

c) Besarnya sudut antara arah pandang horizontal dengan garis

mata ke sumber cahaya harus lebih besar dari 30°.

d) Apabila dalam ruang yang besar terdapat sudut yang lebih kecil

dari 30° dan keadaan tidak dapat dihindari, maka sumber

cahaya sebaiknya dilengkapi dengan pelindung.

D al a m m e ren c an a k an i n s t a la s i p e n ca h ay aa n ,

p er lu dipertimbangkan:

a) Kuantitas atau jumlah cahaya pada permukaan tertentu

(Lighting Level) atau tingkat penerangan.

b) Distribusi kepadatan cahaya (Luminasi Distribution).

c) Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata (Limitation of

Glare).

d) Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (Light

Directionality and Shadow).

e) Warna cahaya dan refleksi warna (Light Colour and Colour

Rendering).

Page 65: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id49

f) Kondisi iklim ruangan.

(Mangunwijaya, 1991)

Pencahayaan yang ditunjukan untuk kepentingan estetika

atau keindahan perlu digunakan untuk berbagai macam metode dan

tehnik-tehnik pencahayaan, sehingga tercapai suasana, yang

diinginkan. Dalam rangka mendapatkan suasana yang baik melalui

pencahayaan, oleh Meiril Isa : "Untuk mendapatkan suasana yang

baik, sebaiknya dipakai penerangan yang tidak langsung, seperti

lam pu neon yang d iarahk an ke a tas at au ke tem pat yang

diinginkan" (Meiril Isa, dalam kolokium Rida Dermawan, 2001).

Kriteria pencahayaan pada interior meliputi:

a) Faktor Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya adalah kekuatan cahaya yang jatuh pada suatu

permukaan dan dinyatakan dalam satuan Lux Intensitas Cahaya.

b) Faktor Radiasi Sinar Ultra Violet dan Infra Merah

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan

interior atau ruang adalah untuk memperoleh kenyamanan

(Comfortable) pemakainya.

Kenyamanan suatu ruang atau bangunan ditentukan juga

oleh factor utilitas yang meliputi pencahayaan. Kesilauan

adalah kondisi penglihatan yang mengalami "Discomfort" dan

pengurangan kemampuan untuk melihat obyek. Kesilauan

dapat disebabkan oleh posis i penempatan lampu (jarak yang

kurang tepat), pantulan dari peralatan yang dipakai, dan

Page 66: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

sebagainya.

Untuk menghindarkan kesilauan yang ditimbulkan oleh

pencahayaan. Perlu dihindarkan penggunaan system distribusi

cahaya yang secara. langsung. System pencahayaan yang baik

adalah dengan distribusi cahaya membaur a tau Difusse ,

sedangkan untuk menghindari kesilauan dari pantul an

sebaiknya permukaan difinishing dengan bahan yang mudah

menyerap cahaya.

Untuk penghitungan instalasi penerangan suatu ruangan

perlu diperhatikan pula refleksi pencahayaan dari langit-langit,

dinding, mebel, dan lantai. Untuk keharmonisan ruangan

dianjurkan factor refleksi lantai minimum 15%, langit-langit

60%, dan dinding 30%, serta mebel minimum 20%. (Hardinoto,

1985).

Suasana ruang yang terbentuk tergantung pula dari cahaya

yang dikeluarkan, yaitu :

a) Cahaya yang terpencar

Penggunaan lampu dengan sinar yang terpencar dapat

digunakan sebagai pen cahayaan um um seperti

pemakaian bola lampu biasa tanpa penutup. Sumber cahaya

umumnya tersembunyi di belakang kaca buram, acrylic,

kertas jepang, tenunan bambu atau dari balik kaca bening.

Cahaya yang dikeluarkan lebih lembut.

b) Cahaya yang terbatas

Page 67: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id51

Cahaya yang terbatas, t ipe dimana cahaya yang arahnya

dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhannya. Kuat cahaya dan

lebar yang diinginkan tergantung dari tipe lampu yang

dipakai. Biasanya ditempatkan sebagai aksen ruang.

c) Cahaya langsung dan tak langsung

Cahaya langsung adalah tipe cahaya yang menerangi langsung

ke obyek yang hendak dilihat. Sedangkan cahaya tak langsung

adalah jenis cahaya yang dibuat memantul pada dinding atau

plafon. Penyinaran tak langsung yang menyinari ruang tidak

menyilaukan pandangan, cahaya yang dipancarkan lebih lembut

dibandingkan dengan pencahayaan langsung Baik cahaya

alami maupun cahaya buatan harus menjawab kebutuhan

psikologis yang mewadahi dan h a r u s m a m p u

m e n c i p t a k a n s u a s a n a k h u s u s (Mangunwijaya, 1991).

2) Penghawaan

Ventilasi tergantung pada orientasi dan penempatan suatu

bangunan mempengaruhi arah angin, yang menentukan letak

ventilasi, yang baik. Terletak pada daerah yang arah anginnya

keluar dari bangunan.

B e s a rn y a l u b a n g v e n t i l a s i h a r u s d a p a t b e r f u n g s i

mempertukarkan udara secara cepat tanpa mempengaruhi suhu pada

dinding. Penggunaan vntilasi sebaiknya menyilang dengan tidak

memakai saluran. Umumnya 6 m3 (240 ft3) udara yang diperlukan

oleh setiap anak-anak. Maka itulah hendaknya pertukaran udara

Page 68: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52

kelas harus dapat bertukar paling tidak tiga sampai lima kali dalam

satu jam. Di Amerika, digunakan ventilasi mekanik dengan "unit

ventilator" yang dihubungkan dengan ruang pemanas yang dapat

mengeluarkan udara IM3 (36 ft3) baik udara panas maupun udara

dingin. Alat ini berfungsi sebagai alat penyaring dan pengatur udara

yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam setiap menit. Penggunaan

alat ini diperlukan sebagai pengganti ventilasi yang terdapat pada

jendela utama.

Kenyamanan udara tergantung dari temperature udara ,

tem perature benda-benda sekitar, kelembaban r ela tive , dan

pe rg erakan ud ara . Ke lem bab an r e la t iv e sek it ar 40 -4 5%.

Kenyamanan udara berbeda untuk setiap kegiatan, yaitu: pekerjaan

ringan duduk 21-23°C, pekerjaan ringan berdiri 19-21°C, pekerjaan

berat duduk 18-19°C, sedangkan pekerjaan berat berdiri 15-17°C

(Suptandar, 1995).

Kebutuhan udara untuk anak-anak dalam ruang kelas adalah

sebagai berikut:

Ruang udara yang disediakan

untuk setiap anak

Kebutuhan udara untuk setiap anak

per menit

3,00 M2 0,8 M36,00 m2 0,6 M3

9,00 m2 0,48 m3

15,00 m2 0131 m3

Tabel 4. Kebutuhan Udara (Drs. Yan Dianto, 1991: 5)

JenisArus Udara bersih

M3/menit/orang

Volume ruangan

M2/orang

Page 69: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id53

Kantor kecil

Kamar mandi & ruang bermain

Ruang perundingan

Ruang pertunjukkan

Sekolah untuk anak-anak

Klinik umum

Kamar tidur (ruang istirahat)

0,8

0,4

0,7

0,4

0,8

0,9

0,8

30

15-20

5,5-7

5,5-8,5

5,5-7

5,5-8,5

10,5-14

Tabel 5. Pergantian Udara (Mangunwijaya, 1991)

Menurut Pamuji Suptandar, ventilasi dapat melalui jendela,

pintu, dinding yang berlubang, buka-bukaan, dan sebagainya. Untuk

memperoleh keuntungan yang maks imal, persyaratan yang

dibutuhkan umumnya dengan tinggi ambang 0,9 m di atas lantai

(ketinggian jendela).

Jenis ventilasi ada dua, yaitu: ventilasi buatan, yang terdiri Bari

ventilasi mekanis (kipas angin, exhaust) dan ventilasi AC (Air

Conditioning). Jenis Jenis AC antara lain:

- AC Window

- AC Split

- AC Central

- AC Standing

(Suptandar, 1995)

3) Akustik ruangan

Kontrol terhadap gangguan suara sangat penting karena anak--

anak sering mengeluarkan suara-suara yang berisik. Gangguan suara

yang mungkin akan mempengaruhi ketenangan konsentrasi suatu

aktifitas yang terjadi. Batas sakit pendengaran manusia 130 foon

(sekitar 130dB atau 1000Hz). Batas kemampuan menghadapi

gangguan bunyi adalah:

Bunyi 30-60 dB terus menerus mengganggu selaput telinga dan

Page 70: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id54

mengarah kegelisahan psikis (bingung, nervous, peka, letih,

dsb),

Bunyi 65-90 dB yang tak henti-hentinya akan merusak lapisan-

lapisan kehidupan manusia jantung, peredaran darah,dsb)

Bunyi 90-130 dB merusak selaput telinga dan keadaan jiwa sampai

tuli

Pengendalian bunyi pada jalan yang dilalui bunyi ditempuh

dengan jalan peningkatan penyerapan bunyi yang timbul dengan

menggunakan bahan penyerap bunyi pada lantai, dinding, ceiling, dan

furniture sesuai dengan kebutuhan ruang.

Tingkat background suara tergantung pada 4 faktor utama,

yaitu:

a) Tingkat keras atau keributan (noise)

b) Daya serap (dinding kedap suara)

c) Lingkungan sekitar

d) Volume ruangan

Bahan-bahan peredam suara dapat diklasifikasikan atas tiga

jenis, yaitu:

a) Bahan-bahan berpori, dapat menyerap suara pada semua

tingkatan frekuensi dan efisiensinya tergantung ketebalan

bahan.

b) Panel-panel penyerap, panel-panel tersebut menyerap suara

yang berfrekuensi tertentu sesuai dengan berat panel dan

ketebalan rongga udaranya, biasanya digunakan untuk

Page 71: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id55

menyerap frekuensi rendah. Penyerapan bunyi sangat banyak

dilakukan dengan menggunakan bahan yang tampak padat,

hanya dapat dipasang pada suatu rongga udara.

Resonator rongga yang dapat diatur untuk memilih penyerapan

tertentu sepanjang rentang frekuensinya. Cara ini kurang

bermanfaat ditinjau dari jumlah penyerapan dan lebih efisien dengan

menggunakan bahan-bahan non akustik, misalnya beton, walaupun

desainnya agak sulit. (Ernest Neufret, 1996: 173)

Tabel 6. Daftar angka koefisien penyerapan udara

No Nama Bahan 125 Hz 500 Hz 2000 Hz 4000 Hz

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Papan sepanjang 15 yang

ditempel pada dinding padat

Tembok batu bata polos atau

dicat

Karpet+bulu kempa diatas lantai

padat

Karpet tebal + bulu kempa diatas

lantai kayu dan parket

Karpet tebal diatas lapisan kedap

air pada lantai beton

Papan serat kayu (lunak) diatas

dinding padat, ukuran nominal

setebal 12

Lantai ubin plastic atau linoleum

Jendela kaca, kaca setebal

hingga 4

Papan lapis yang ditempel

sehingga padat

Pelat lapisan kayu tanpa

plesteran setebal 25 diatas

dinding padat

0,3

0,02

0,1

0,2

0,1

0,5

0,03

0,2

0,05

0,1

0,1

0,02

0,3

0,3

0,2

0,15

0,03

0,1

0,05

0,4

0,1

0,04

0,5

0,5

0,5

0,3

0,3

0,05

0,05

0,6

0,1

0,05

0,6

0,6

0,4

0,3

0,05

0,02

0,05

0,6

k. Pertimbangan desain

Page 72: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56

1) Bentuk

Semua bentuk dapat dikurangi perannya dengan jalan membuat

garis-garis dominant karena dapat menghantar mata kita kepada

pusat perhatian (focal point).

Pada usia 2 tahun, konsep anak mengenal bentuk cukup

berkembang, sehingga mereka dapat memasukkan bidang geometris

ke dalam papan berlubang, mencocokkan berdasar bentuknya.

Konsep ukuran dari berbagai bentuk benda belum berkembang

sampal anak masuk sekolah.

2) Warna

Menurut Dr. Masrun (dalam kolokium Marita Puspa,

2004) lewat hasil penelitian persepsi anak terhadap bentuk

dan warna. Konsep ruang bagi anak sangat dipengaruhi oleh

persepsi anak mengenai warna dan bentuk. Pada anak usia balita,

cenderung memilih warna-warna tajam dan cerah sebagai obyek

perhatiannya. Sedang usia 5 tahun ke atas, cenderung memilih bentuk

sebagai obyek perhatiannya.

Warna-warna yang digunakan cenderung pada perpaduan

antara warna-warna dasar (3 warna primer, 3 warna sekunder), yaitu

merah oranye, kuning, hijau, biru, dan violet. Dari keenam warm

dasar ada dua kelompok yang mempunyai perbedaan kesan

mencolok. Merah, oranye, dan kuning merupakan warna hangat.

Hijau, biru, dan violet merupakan warna sejuk.

Penggunaan warna hangat dan warna sejuk tergantung

Page 73: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id57

dari karakter ruang yang ingin ditampilkan, suhu daerah setempat

yang mempengaruhi pemilihan warna. Warna untuk ruang kelas

anak-anak lebih menguntungkan bila menggunakan warna-warna

yang cerah, biasanya dalam warna hangat ( John F. Pile, 1998).

Pada umumnya warna mempunyai fungsi sebagai alat untuk

meningkatkan pemahaman ruang, yaitu

Membantu membentuk orientasi.

Menjaga karakter ruang.

Untuk menambah rasa manusiawi pada ruang tersebut.

Warna secara psikologis dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu:

a . Hue, semacam temperamen mengenai panas atau dinginnya

warna

b. Value, mengenai gelap terangnya warna yang terbagi menjadi

Close value (value yang berdekatan atau hampir bersamaan,

mempunyai kesan lembut dan tenang), Contras value (value yang

berjauhan mengesankan kegelisahan)

c . Intensi, mengenai cerah redupnya warna. Warna -warna

mempunyai kekuatan pada minat dan emosi manusia (skema

warna ruang akan memberi arti tersendiri pada sebuah ruangan

tersebut). Kadang-kadang warna-warna tertentu diartikan

berbeda pada suatu daerah dengan daerah lain, namun secara umum

warna memberikan kesan sebagai berikut:

Merah: hangat, suasana panas, kegembiaraan, diasosiasikan

Page 74: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id58

pada penekanan bahaya

Orange: penghalusan dari merah

Kuning: warna yang hangat, diasosiasikan dengan kelincahan

Hijau: warna tenang dekat dengan hangat, merupakan

favorit untuk menyeimbangkan skema warna sehingga

berkesan tenang, nyaman, dan membangun

Biru: yang paling tenang dengan warna-warna terang,

mengesankan istirahat, tenang, kemuliaan

Putih: keterbukaan, bersih, dan cerah

Hitam: kekuatan aksen warna, berat, formal

(John F. Pile, 1988)

Menurut Chromotherapi atau terapi warna dalam salah

satu cabang ilmu kedokteran, yaitu:

Merah, bersifat merangsang mental, menambah ketegangan otot,

tegangan darah meninggi dan irama nafas cepat.

Biru, bersifat mengendurkan oto, menenangkan denyut nadi dan

irama pernafasan, dapat memudahkan mengantuk.

Hijau, bersifat menyeimbangkan saraf, santai dan memudahkan

konsentrasi.

Menurut Sri Purwaningsih:

Tabel 7. Pskologi warna

Warna Absorbsi Daya Pantul Kesan Psikologi

Warna terang :

- Putih

- Hijau kebiruan 0,5%

98%

76%

Riang

Dingin

Page 75: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59

- Kuning

- Biru pastel

- Kuning kecoklatan

- Abu-abu

76%

81%

76%

83%

Gembira,cerah

Formil dan kalem

Cerah

Lembut dan kalem

Warna sedang :

- Biru kehijauan

- Kuning

- Kuning kecoklatan

0,7% 54%

65%

63%

Mulia dan kalem

Gembira dan cerah

Gembira dan cerah

Warna tua :

- Biru

- Coklat

- Hijau

0,9% 8%

10%

7%

Formil dan kalem

Terang

Segar

(Sri Purwaningsih, dalam kolokium Marita Puspa, 2004)

3) Garis

Orientasi atau arah sebuah garis dapat mempengaruhi peranannya

dalam konstruksi visual, yaitu:

Garis lurus vertical dan horizontal merupakan arah pokok,

mempunyai kesan dingin, keras, dan lugas

Garis miring (diagonal) terasa mengarah ke atas dan ke bawah,

mempunyai kesan tidak tenang

Garis lengkung mempunyai kesan lemah gemulai, lunak

Sedangkan menurut Pamudji Suptandar, sebagai berikut:

Garis horizontal dalam seuah ruangan memberi kesan lebih luas

dan lebar

Garis vertikal akan memberi kesan sempit atau panjang dan

meninggi

Garis lengkung akan bersifat romantis

Garis yang tidak beraturan menjadikan tidak formil atau

Page 76: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id60

memberi kesan kepada irama-irama yang menguasai ruang

(Suptandar, 1995)

4) Tekstur

Menurut bentuknya, tekstur dibedakan menjadi dua, yaitu

tekstur halus dan tekstur kasar. Selain itu tekstur juga meliputi hiasan-

hiasan dan ukiran. Dalam sebuah komposisi yang lebih besar atau

sebuah perancangan dilihat dari jarak tertentu, elemen-elemen yang

lebih besar menimbulakn efek tekstur (Kenneth Smithies, 1982).

Tekstur dapat melatih perabaan, tekanan dan remasan.

Perbedaan tekstur dari berbagai komponen interior dan berbagai

bentuk permainan, anak dilatih untuk merasakan berbagai permukaan.

5) Bahan

Tabel 8. bahan lantai

Jenis Bahan Lantai Tingkat Penyerapan dalam Hertz (Hz)

125 250 500 1000 2000 4000

Mempunyai daya pantul yang tinggi

Marmer atau keramik polish

Beton atau lapisan dasar (plester)

Keramik diatas beton

Permukaan air atau kolam

0.01

0.02

0.15

0.008

0.01

0.03

0.11

0.008

0.015

0.03

0.10

0.013

0.02

0.03

0.07

0.017

0.02

0.03

0.06

0.020

0.02

0.02

0.07

0.025

Mempunyai daya serap yang tinggi

Karpet diatas beton

Karpet yang diberi lapisan lagi

Karpet dalam ruangan dan luar

ruangan

0.02

0.08

0.01

0.06

0.24

0.05

0.14

0.56

0.10

0.37

0.69

0.20

0.60

0.71

0.45

0.65

0.73

0.65

Jenis Material Dinding Jenis Penyerapan dalam Koefisien (Hertz)

125 250 500 1000 2000 4000

Mempunyai daya pantul tinggi

Page 77: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id61

(John F. Pile, 1988)

i. sistem keamanan

1. Sistem pencegahan bahaya kebakaran

a. Alarm kebakaran otomatis

Alarm kebakaran otomatis harus disesuaikan dengan

kemungkinan bahaya kebakaran dan dipasang dengan tepat agar

dapat bereaksi dengan benar saat terjadi kebakaran. (Ernst Neufert,

1996, h.255).

b. Detektor kebakaran

1. Jenis jenis detektor kebakaran

Bata

Bata yang diplester

Marmer, keramik

Blok konsentred tanpa dicat

Blok konsentred yang dicat

Plester halus disebagian

Plester kasar disebagian

½ inch lembaran panel gypsum

83 inch panel plywood

Jenis kaca untuk jendela

Lembaran kaca

0.03

0.013

0.01

0.36

0.10

0.013

0.14

0.29

0.28

0.35

0.16

0.03

0.015

0.01

0.44

0.05

0.015

0.10

0.10

0.22

0.25

0.06

0.03

0.02

0.01

0.31

0.06

0.02

0.06

0.05

0.17

0.18

0.04

0.04

0.03

0.01

0.29

0.07

0.03

0.05

0.04

0.09

0.12

0.03

0.05

0.04

0.02

0.39

0.09

0.04

0.04

0.07

0.10

0.07

0.02

0.07

0.05

0.02

0.05

0.08

0.05

0.03

0.09

0.11

0.04

0.02

Tingkat penyerapannya thd bunyi

Tackboard

Draperi yang ringan atau tapestry

(10-oz/sq.yd) datar dinding

Draperi yang sedang (14-oz/sq.yd)

mengelilingi setengah luas dinding

Draperi yang berat (18-oz/sq.yd)

mengelilingi setengah luas dinding

0.42

0.03

0.07

0.14

0.49

0.04

0.31

0.35

0.33

0.11

0.49

0.55

0.22

0.17

0.75

0.72

0.19

0.24

0.70

0.70

0.17

0.35

0.60

0.65

Page 78: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id62

Jenis jenis detektor kebakaran menurut Data Arsitek jilid 2

karangan Ernst Neufert 1996, h.255, yaitu :

Detektor asap

Detektor api

Detektor panas

2. Luas pengawasan detektor

Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor

Luas bidang ceiling m2

Jumlah Pemasangan Detektor

Detektor panas

20 m2

>128 126 124 - 12

< 4

1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor

30 m2 > 1812 -189 126 9> 6

1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor

Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran. Sumber Data Arsitek, 1996. h.256

Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor

Luas bidang ceiling m2

Jumlah Pemasangan Detektor

Detektor asap

60 m2

>3624 3618 2412 - 18

< 12

1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor

80 m2 > 4832 - 4824 3216 24

> 16

1 Detektor2 Detektor3 Detektor4 Detektor5 Detektor

Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran .Sumber Data Arsitek, 1996. h.256.

3. Sprinkler

Jarak antar alat siram yang satu dengan lainnya harus

berjarak 1,5 m2. Jarak maksimal ditentukan oleh luas

Page 79: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id63

perlindungan alat, penggolongan dan bahaya kebakaran. (Ernst

Neufert 1996, h.257)

Jenis Alat Siram Batasan Bahaya

Kebakaran

Luas Perlindungan

Setiap Alat Siram (m 2)

Jarak Maksimal Antara Alat Siram (m 2)

Alat siram normal BK 1BK 2BK 3BK 4

9999

3,753,753,753,75

Alat siram paying (pancaran)

BK 1BK 2BK 3BK 4

211299

4,604,003,753,75

Tabel 10. kebutuhan alat siram / sprinklerSumber Data Arsitek, 1996. h.256

4. Fire Extinguiser (alat pemadam portabel)

Alat pemadam portable diletakkan pada area kurang lebih

250 m2 dan jarak pengadaannya setiap 20 25 m. (Ernst Neufert

1996, h.255).

5. Emergency lighting

Lampu darurat yang berfungsi memberikan tanda bagi

pengguna bangunan untuk segera meninggalkan bangunan sebab

telah terjadi kebakaran.

2. Sistem audiovisual

Pemasangaan speaker indoor pada bangunan menurut

buku Desain Interior karangan Pamudji Suptandar, yaitu

dengan rumus pemasangan sebagai berikut :

Tinggi Ceiling Jarak antaraSpeaker (m)

Daerah yangtercakup (m2)

Di bawah 2,5 5 252,5 4,5 6 364,5 - 15 9 81

Tabel 11. kebutuhan pemasangan sprinklerSumber Data Arsitek, 1996. h.262

Page 80: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id64

3. Bahaya karena Human Factor

Untuk mengoptimasikan pemantauan dan pengoperasian peralatan

ME terutama yang berkaitan keselamatan bangunan dapat diterapkan

peralatan khusus sperti CCTV dan BAS. Bangunan dengan lantai yang

cukup luas atau bangunan dengan aktivitas kompleks yang memerlukan

pemantauan yang intensif.

Maka salah satu usaha untuk untuk mengurangi bahaya yang

mengancam bangunan antara lain :

Pengawasan dari security / satpam

Alat Pengawas Automatic berupa : Close Circuit Television

(CCTV).

Monitoring peralatan ME secara terpusat berupa : Building

Automatic System (BAS).

Dapat dikatakan alat tersebut tidak hanya untuk kepentingan satu

bangunan saja tetapi juga berperan untuk keamanan lingkungan.

(Gagoek Hardiman,1 Juni 2006, Kenyamanan dan Keamanan

Bangunan Ditinjau dari Kondisi Tapak Bahan dan Utilitas, Sistem

Prasarana Kota di Program Magister Teknik Arsitektur, Program Pasca

Sarjana UNDIP).

Page 81: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id65

B. DATA LAPANGAN

1. PALMKIDS SCHOOL SOLO

Gambar 8. Palm Kids School SoloDoc. Pribadi (Survey Lapangan) 2008

a. sejarah singkat

Palm Kids secara resmi didirikan pada tanggal 15 April 2001. Palm

Kids Solo merupakan sekolah independen, yang menyediakan

Page 82: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id66

pendidikan untuk anak pra sekolah meliputi : , playgroup / pre-school

dan sekolah dasar.

Lembaga pra sekolah / Kindergarten ini menyediakan program

pendidikan dengan perkembangan yang tepat untuk usia 18 bulan 11

tahun. Berikut merupakan usia anak dan pembagian kelas :

18 bulan s/d 2 tahun : Pre Toddler

2 tahun s/d 3 tahun : Toddler

3 tahun s/d 4 tahun : Nursery

4 tahun s/d 5 tahun : Kindergarten

6 tahun : Elementary School (Sekolah Dasar).

Sistem belajar mengajar dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris dan hal ini berdasarkan Kurikulum Palm Kids Solo

dan Kurikulum Internasional (International Primary Curriculum).

b. Profil lembaga pendidikan

1. Profil Lembaga

Nama lembaga pendidikan : Palm Kids School Solo

Alamat : Jl. K.S Tubun No.27, Manahan, Surakarta

: 57124

Telepon : (0271) 725257, 725258, 725259

Gambar 9. Palm Kids School Solo 2008

Page 83: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id67

Doc. Pribadi (Survey Lapangan)

2. Visi dan Misi

a. Misi :

Memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dengan

cara yang memuaskan.

Mencapai tingkat masukan murid yang merata serta keluaran

murid yang bermutu.

Menciptakan kegairahan dan motivasi belajar yang tinggi dari

murid dan semangat kepemimpinan yang besar.

Menciptakan dan memelihara kepercayaan dari berbagai

pihak.

b. Visi :

c. Struktur organisasi

Palm Kids School Solo Staff 2008 2009

Blasius Rastana : Primary Principal Agus Kristanto : Vice Principal/Math Teacher Indah : Teacher, Grade - 1Indri : Teacher, Grade - 1Diah : Teacher, Grade - 2Margaretha : Teacher, Grade - 2Nindya : Teacher, Grade - 2Sandra : Teacher, Grade - 2Nandit : Teacher, Grade - 3Maria : Teacher, Grade - 3Vika Kusuma : Principal Preschool KindergartenEsti Wardani : Teacher, Nursery/KindergartenKaren Nova Nathalie : Teacher, Nursery/KindergartenRitta Permatasari : Teacher, Nursery/Kindergarten/Music TeacherNiken Winarti : Teacher, Nursery/KindergartenAgnessia Ayu : Teacher, Nursery/KindergartenIka Wahyuningsih : Teacher, Nursery/KindergartenAnastasia Ajeng : Teacher, Toddler/KindergartenYuni Ariany : Teacher, Toddler/KindergartenDwi Risnawati : Teacher, Pre Toddler/KindergartenFaradilla : Teacher, Pre Toddle/KindergartenSri Yulianti : Teacher, Toddler/Kindergarten

Page 84: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id68

Ruth Ratri : Teacher, Toddler/KindergartenUntoro : Computer / LibraryYuswandaru : Art TeacherFatmawati : Administration & FinanceTanti Retno : MaintenanceSutarno : DriverAgus Wahyudi : Housekeeper / CleanerAni : Housekeeper / CleanerRini : Housekeeper / CleanerSuparno : GardenerSutarman : Photo copy guy Tejo : SecurityHari Supriyanto : Security

Palm Kids School SoloJl.K.S Tubun No.27 ,Manahan,Solo Indonesia, 5500

Tlp. +62 271 725257, Fax. +62 271 725258Copy Right © 2008, Palm Kids, All rights reserved

d. kegiatan dan pola kegiatan

1. Kegiatan

Jam kegiatan belajar- mengajar tergantung dari tingkat kelas,

biasanya pengajar, perawat dan para staff berktivitas mulai dari

pukul 07.00 15.00 WIB.

Jam Kegiatan Playgroup dan Kindergarten :

CLASS Morning Class Late Morning Class

Pre Toddler 7.50am 9.15amToddler 8.00am 10.00amNursery 8.00am 8.00am

Kindergarten 10.00 12.00

jam kegiatan Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan ,

2. Pola Kegiatan

Anak anak 3-4 tahun (Program Playgroup dan Kindergarten)

Datang

Lobby

Pulang

Belajar

Toilet

Bermain / istirahat

Page 85: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id69

Bagan 2. Pola Kegiatan Anak-Anak Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan

Pengelola

Bagan 3. Pola Kegiatan Pengelola Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan

Orang Tua / Pengunjung

Bagan 4. Pola Kegiatan Orang Tua Palm Kids School SoloDoc : Pribadi Survey Lapangan

e. Fasilitas

Fasilitas yang ada di Palm Kids School Solo antara lain :

1. Ruang kelas Elementary School

2. Ruang kelas Kindergarten

3. Ruang kelas Pre- School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery)

4. Ruang kelas seni

5. Ruang bermain (indoor dan outdoor)

6. Ruang computer dan perpustakaan

7. Swimming pool (indoor)

Datan

Parki

Pulang

Lobby /R. Tunggu

Rapat

Kantor

Toilet

R. KelasMengajar & mendampin

gi

Datang

Parkir

Pulang

Lobby / R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput

R. Kantor Mendaftarka

nAdministrasi

Toilet

Page 86: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id70

8. Ruang kesehatan

9. Lunch area

10. Ruang cuci tangan dan toilet

11. Area tunggu

12. Cafeteria

13. Ruang pengelola yang terdiri dari :

Ruang kepala sekolah

Ruang guru

Ruang TU/ Administrasi.

f. Elemen pembentuk ruang dan furniture

1. Ruang Kelas

Ruang kelas Palm Kids School Solo dibagi atas ruang Pre School,

Kindergarten dan Elementary School. Area Elementary School terletak

di lantai dua.

Ruang kelas pada Pre-School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery)

menggunakan finishing dinding berupa cat warna hijau muda, hasil

karya para murid dipajang di sepanjang dinding yang berfungsi sebagai

accesoris ruang. Sedangkan material lantai menggunakan kombinasi

parquet berwarna coklat tua dan coklat muda. Untuk ceiling pada ruang

kelas Pre-School menggunakan dak beton yang difinishing cat warna

putih.

Page 87: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id71

Gambar 10. Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Gambar 11. Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Pencahayaan pada ruang kelas pre school menggunakan

pencahyan alami dan buatan. Pencahayaan alami berupa sinar matahari,

masuk melalui ventilasi kaca. Sedangkan pencahayaan buatan

menggunakan penerangan lampu TL. Penghawaan pada kelas Pre-

School menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split.

Gambar 12. Pencahayaan Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Page 88: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id72

Furniture yang ada di ruang ini sudah disesuaikan dengan

dimensional untuk anak-anak. Diantaranya untuk Pre-Toddler (Baby

Class), Toddler dan Nursery, furniture yang digunakan : Baby Toffel

(tempat ganti popok), Rak , kursi dan lainnya yang ergonomis.

Untuk ruang kelas Kindergarten menggunakan finishing dinding

berupa cat warna biru muda dan gradasinya. Penerapan biru muda

terletak pada setengah dinding bagian bawah, sedangkan gradasi biru

muda diletakkan pada setengah bagian atas. Pada dinding kelas terdapat

hasil karya dari para murid yang dijadikan accesoris interior.

Material lantainya dengan parquet berwarna coklat muda. Untuk

ceilingnya menggunakan dak beton dengan finishing cat warna putih.

Gambar 13. Ruang kelas KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Pada ruang kelas Kindergarten menggunakan pencahayaan alami

dan buatan. Jendela dan pintu kaca berfungsi sebagai jalan masuk

cahaya matahari ke dalam ruang kelas. Sedangkan untuk pencahayaan

buatan menggunakan lampu TL. Perpaduan pencahayaan alami dan

buatan dirasa sudah cukup untuk menerangi ruang kelas.

Page 89: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id73

Penghawaan ruang kelas kindergarten menggunakan penghawaan

buatan berupa AC Split. Pada ruang ini pengawaan alami menggunakan

bovenlicht ynag juga berfungsi sebagai jalan masuk sinar matahari.

Gambar 14. Jendela Ruang kelas KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Furniture yang digunakan antara lain meja dan kursi berwarna

biru muda yang terbuat dari material block board dan chrom,

sedangkan rak dan almari terbuat dari block board, adapun fungsi

dari rak tersebut sebagai locker dari murid-murid.

Gambar 15. Furniture Ruang kelas Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Di luar kelas terdapat pula rak sepatu yang terbuat dari

material plastic. Hal ini dikarenakan, untuk masuk ke ruang kelas

sepatu harus dilepas untuk menjaga kebersihan.

Page 90: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id74

2. Ruang seni (Art Class)

Ruang seni ini digunakan untuk semua program kelas, baik

itu Pre-School maupun Kindergarten. Materi pelajaran yang

diajarkan antara lain ; Drawing, Painting, Craft dan Art Science .

Material lantai yang digunakan adalah keramik tile dengan

perpaduan warna hitam dan putih, dengan ukuran 30 x 30 cm.

Keramik sudah tepat dijadikan material lantai untuk ruang ini karena

aktivitas didalamnya rentan dengan aktivitas kotor dan basah.

Keramik dipilih dengan pertimbangan mudah dibersihkan.

Dindingnya menggunakan finishing cat perpaduan warna hijau

muda untuk bagian bawah dinding, sedangkan bagian atas berwarna

putih. Untuk ceilingnya menggunakan material dak beton

yang difinishing cat putih.

Gambar 16. Interior Ruang Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Pencahayaan menggunakan pencahayan buatan dari lampu TL

dan pencahayaan alami dari sinar matahari. Penghawaan

menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split dan Exhausfant.

Sedangkan penghawaan alami, menggunakan bovenlicht.

Page 91: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id75

Gambar 17. Jendela dan Exhausfant Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Furniture yang digunakan dalam ruang ini antara lain meja

lukis, rak yang digunakan untuk memajang hasil karya para murid

serta sofa kecil yang terbuat dari multiplek untuk sandaran tangan

dan finishing kain Oscar berwarna cerah. Namun sofa yang

berukuran 90 x 60 cm ini kurang nyaman untuk diduduki.

Gambar 18. Furniture ruang Art KindergartenDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

3. Social and Listening Class

Social and listening class Palm Kids terletak di lantai dua dan

ruangan ini digunakan untuk Elementary School dan Kindergarten.

Ruang digunakan pada saat pelajaran bahasa.

Page 92: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id76

Gambar 19. Ruang Social and Listening ClassDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Interior ruang ini sangat unik, material lantai ruang ini

menggunakan parquet warna coklat tua. Berbeda dengan ruang kelas

lainnya, finishing ruang ini menggunakan kombinasi material batu

bata ekspos dan dinding finishing cat warna merah.

Setiap kolom ruangan ini menggunakan fininshing cat merah

yang menimbulkan kesan ceria. Selain itu, salah satu ruangan ini

mempunyai dinding finishing cat warna kuning yang memberikan

kombinasi unik pada ruangan ini dan memperkuat desain modern

pada bangunan ini.

Gambar 20. Ruang Social and Listening ClassDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Ceiling ruangan ini menggunakan dak beton yang difinishing

warna putih. Adapun kuda-kuda yang terbuat dari material rangka

Page 93: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id77

baja ringan menjadi center point dari ruangan ini. Ceiling ini juga

berfungsi sebagai jalan masuk cahaya matahari, sehingga

pencahayaan di ruang ini berjalan maksimal.

Untuk pencahayaan ruang ini menggunakan pencahayaan

alami dan buatan. Pencahayaaan alami sinar matahari, masuk

melalui ceiling yang merupakan ekspos rangka baja ringan.

Gambar 21. Ceiling Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Sebuah jendela berbentuk huruf A dan dinding kaca diletakkan

di sebelah timur memberikan pencahyaan sinar matahri semakin

maksimal. Namun apabila siang hari sangat terik, maka ruangan ini

pun akan terasa panas. Pencahyaan buatan menggunakan lampu TL.

Penghawaan ruang ini menggunakan penghawaan buatan, AC

Split sebanyak 2 buah diletakkan di ruang ini agar sirkulasi udara

terjaga dengan baik.

Page 94: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id78

Gambar 22. Pencahayaan dan Penghawaan Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Ruangan ini dapat digunakan dengan atau tanpa furniture kursi

dan meja. Adapun meja dan kursi ruang ini terbuat dari kombinasi

crom dan blokboard berwarna biru muda yang telah disesuaikan

dengan ukuran dimensional anak. Sedangkan rak terbuat dari

blokbord yang berfungsi sebagai tempat buku dan tempat untuk

meletakkan hasil karya para murid.

4. Ruang Bermain Indoor

Ruang bermain di Palm Kids ini berisi permainan edukatif,

antara lain permainan puzzle, matematika dan lainnya. Lantainya

terbuat dari parquet berwarna coklat tua. Sedangkan dinding ruang

ini menggunakan finishing cat hijau muda dan kaca sehingga dari

luar aktivitas murid-murid dapat terlihat.

Gambar 23. Ruang Bermain IndoorDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Pencahayaan pada ruangan ini menggunakan pencahayaan

alami dan buatan. Pencahyaan buatan menggunakan penerangan

lampu TL sedangkan pencahayan alami masuk melalui dinding kaca.

Sedangkan untuk penghawaan menggunakan penghawaan alami

Page 95: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id79

yang masuk dari bovenlicht dan penghawaan datang dari AC Split

yang diletakkan pada ruangan ini.

Gambar 24. Pencahayaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan)

Gambar 25. Ruang Bermain Indoor . Doc.Pribadi (Survey Lapangan)2008

Hanya ada rak untuk meletakkan alat-alat permainan di

ruangan ini. Di ruang bermain ini tidak terdapat kursi dan meja. Rak

terbuat dari blok board yang difinishing cat warna coklat muda.

Seharusnya ruangan ini dilengkapi dengan furniture meja dan kursi

sehingga anak-anak yang akan bermain mendapatkan tempat duduk

yang nyaman.

5. Ruang perpustakaan dan Ruang komputer

Ruang computer dan komputer di Palm Kids School Solo

diletakkan pada satu ruang. Material lantai ruang ini terbuat dari

parquet warna coklat muda. Lantai pada ruangan ini mempunyai

ketinggian level kurang lebih 40 cm. Lantai bagian bawah digunakan

sebagai area komputer sedangkan bagian atas sebagai perpustakaan

Page 96: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id80

Gambar 26. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Untuk dinding ruangan ini menggunakan finishing cat warna

hijau muda dengan sentuhan gambar mural. Adapun dinding di

sebelah utara terbuat dari kaca, berfungsi sebagai masuknya cahaya

matahari ke dalam ruangan.

Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Pencahayaan alami masuk melalui dinding kaca, sedangkan

untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu TL. Penghawaan

diruangan ini menggunakan penghawaan buatan yaitu AC Split.

Page 97: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81

Gambar 27. computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Gambar 28. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Gambar 28. Ruang computer dan PerpustakaanDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008

Furniture yang digunakan untuk ruang komputer dan

perpustakaan ini antara lain : meja kursi komputer yang telah

disesuaikan dengan dimensional anak-anak dan sudah memenuhi

Page 98: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82

standart ergonomis, namun kabel komputer yang terlihat dapat

membahayakan anak-anak.

2. BIANGLALA daycare,playgroup and kindegarten

a. Sejarah Singkat

Bianglala Kindergarten, Play Group, and Day Care adalah

Lembaga Pendidikan Non Profit bagi anak usia dini yang tepat

dijadikan mitra terbaik bagi orangtua dalam meletakkan dasar

pendidikan awal bagi puta-putrinya.

Gambar 29. Fasade Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Lembaga ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 19 Juni 2005.

Tujuan didirikannya lembaga ini adalah membantu pemerintah dalam

rangka memberikan layanan pendidikan anak usia dini yang holistik

serta mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-

Page 99: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83

emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama

secara optimal. (www.bianglala-kindy-playgroup.com)

b. Profil Lembaga Pendidikan

Nama : Bianglala Kindergarten, Play Group and Day Care

Alamat : Kopen Utama No. 14 A, Jl. Kaliurang km 7,5 Yogyakarta

Telepon : (0274) 884026.

Gambar 30. Site Lokasi Bianglala Kindergarten, Playgroup and DaycareSumber www.bianglala-kindy-playgroup.com 2009

c. Visi dan Misi

Visi :

Menjadi rumah kedua anak sebagai tempat kegiatan bermain

sambil belajar atau belajar seraya bermain yang memberikan asuhan

dan pendidikan dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung untuk

menjadikan anak berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin,

terampil secara sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur.

Misi :

Mengasuh anak dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung

Memfasilitasi permainan anak yang mendidik sesuai dengan

perkembangan usia anak

Page 100: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84

Memfasilitasi anak dalam bermain agar menjadi anak yang

berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin, terampil secara

sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur.

d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas

1. Kegiatan

a. Kindergarten Program (TAMAN KANAK-KANAK) :

Masuk setiap hari (Senin-Sabtu); jam 07.30 10.30 WIB; usia 5

6+ tahun

b. Playgroup Program :

Masuk 3 kali dalam 1 minggu dengan pilihan hari:

1. Senin, Rabu, Jumat : jam 08.00- 10.30; usia 2 4 tahun (kelas

Kakak)

2. Selasa, Kamis, Sabtu ; jam 08.00 10.30 ; usia 2 4 tahun

(kelas Adik)

c. Day Care Program :

1. Paket lepas

2. Paket mingguan

3. Paket bulanan

4. Paket tahunan

Usia 3 bulan 8 tahun

Page 101: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85

Half day jam 08.00 13.00 atau jam 10.30 15.30

Full day jam 08.00 15.30.

2. Pola kegiatan

a. Anak-anak

Daycare Program

Bagan 5. Pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan

Playgroup dan Kindergarten

Bagan 5. pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare

Doc : Pribadi Survey Lapangan

b. Orang Tua

Datang

Lobby

Pulang

Belajar

Toilet

Bermain / istirahat

Datang

Parkir

Pulang

Bermain Tidur

Toilet

Datang

Parkirparkir

Pulang

Lobby / R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput

R. Kantor Mendaftarkan Administrasi

Toilet

Page 102: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86

Bagan 6. Pola Kegiatan Orang Tua Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009

c. Pengelola

Bagan 7. Kegiatan Pengelola Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Yogya Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009

3. Fasilitas

Fasilitas yang ada di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare

Yogyakarta, antara lain :

Ruang beraktivitas belajar

Perpustakan

Hall

Indoor dan outdoor activities (termasuk kolam renang anak)

Ruang kesehatan

Dapur

Ruang Pengelola

Datang

Parkir

Pulang

Lobby /R. Tunggu

Rapat

Kantor

Toilet

R. KelasMengajar &

mendampingi

Page 103: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87

e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture

1. Ruang kelas

Ruang Belajar A

Ruang kelas terdiri 2 kelas, yang digunakan untuk

Playgroup dan Kindergarten. Desain ruang ini menggunakan

material lantai parquet berwarna coklat tua, dimana material ini

hampir digunakan di seluruh ruang untuk kegiatan anak-

anak.pemilihan material ini beralaskan lantai parquet dinilai lebih

memberikan rasa aman.

Gambar 31. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Dinding dalam ruang belajar menggunakan finishing cat

dinding berwarna krem, coklat tua dan diberi mural lukisan yang

bernuansa dunia anak-anak.

Menariknya, tidak seperti mural pada umumnya yang

dibuat dengan cat yang langsung diaplikasikan ke dinding.

Gambar mural di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare

Page 104: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88

ini menggunakan vynil yang bergambar kemudian dipasangkan di

dinding. Adapun list dinding yang terbuat dari parquet dipasang

di dinding yang menambah kesan artistik.

Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum

dengan finishing cat berwarna putih. Sedangkan untuk

pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4

buah yang cukup menerangi kegiatan belajar mengajar.

Pencahyaan alami menggunakan jendela yang terpasang dan juga

berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.

Gambar 32. peghawaan dan pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan)

Penghawaan di dalam ruangan ini menggunakan

penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan

menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah.

Furniture yang diguanakan di dalam ruangan ini sudah

memenuhi standart ergonomis dan ukuran dimensionalnya sudah

sesuai untuk kebutuhan anak-anak. Furniture yang digunakan

antara lain : meja kursi yang terbuat dari solid, difinishing warna-

warna cerah seperti : merah, hijau, kuning dan lainnya. Rak - rak

untuk penyimpanan buku juga difinishing dengan warna-warna

cerah.

Ruang Belajar B

Page 105: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89

Ruangan ini menggunakan material parquet berwarna

coklat tua untuk lantainya. Sedangkan untuk dindingnya

menggunakan finishing cat dinding berwarna krem yang diberi

ornament gambar mural bernuansa alam. Dinding ruangan ini

juga mempuntai list yang terbuat dari material parquet yang

berwarna senada dengan lantai.

Adapun keunikan dari ruangan ini, yaitu material dinding

berupa dinding kayu berwarna perpaduan oranye, gradasi oranye

dan apabila dibuka raungan ini menyatu dengan ruang aula.

Secara garis besar, ruangan ini hampir sama dengan ruang kelas

yang lain.

Gambar 33. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare

Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum

dengan finishing cat berwarna putih. Sedangkan untuk

pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4

buahyang cukup menerangi kegiatan belajar mengajar. Adapun

pencahyaan alami menggunakan bovenlicht yang terpasang dan

juga berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.

Page 106: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90

Gambar 34. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Penghawaan di dalam ruangan ini menggunakan

penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan

menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah.

Furniture di dalam ruang ini, umumnya tidak berdeda

dengan ruangan kelas yang lain, perbedaannya hanya terletak

pada penataan lay-out. Warna-warna yang dipilih untuk finishing

furniturenya adalah warna-warna cerah seperti merah, hijau, biru

dan lainnya.

Gambar 35. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Furniture yang digunakan di dalam ruangan ini antara lain

; meja kursi, rak buku dan lainnya yang terbuat dari solid.

Sedangkan untuk ukuran dimensional dan kenyamanannya sudah

memenuhi standar ergonomis.

Adapun furniture yang dipilih merupakan adaptasi benda-

benda yang dekat dengan imajinasi dunia naka-anak, seprti meja

berbentuk bintang.

Page 107: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91

2. Ruang bermain

Di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare, ruang

bermain terdiri dari 2 ruang untuk program kindergarten dan

playgroup.

Ruang Bermain A

Di dalam ruang bermain A menggunakan material parquet

berwarna coklat tua dan parquet ini juga digunakan pada list

dinding. Dindingnya menggunakan finishing cat yang merupakan

kombinasi warna oranye dan krem. Adapun mural diletakkan di

dinding yang memeberi nuansa semarak di ruangan ini.

Sedangkan ceiling menggunakan material gypsum.

Furniture yang digunakan adalah : rak untuk menyimpan

permainan edukatif. Didalam ruangan ini tidak menggunakan

meja dan kursi.

Gambar 36. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Page 108: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92

Ruang Bermain B

Pada material lantai, dinding, pemilihan finishing dinding

dan ceiling ruang bermain ruang ini mempunyai kesamaan

dengan ruang bermain A.

Untuk furniture ruangan ini menggunakan material solid

diantaranya kursi dan meja, rak penyimpanan. Finishing furniture

yang ada di ruang ini menggunakan cat warna-warna cerah yang

menarik minat anak-anak.

Gambar 37. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Gambar 38. pencahayaan dan penghawaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare

Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Untuk penghawaan kedua ruang ini mempunyai persamaan

yaitu menggunakan penghawaan alami, yang berasal dari bukaan

jendela. Sedangkan untuk penghawaan buatan berasal dari AC Split

dan exhausfant sebanyak 2 buah. Pencahayaan dan penghawaan di

Biangalala Kindergarten, Playgroup and Daycare ini sudah terasa

maksimal.

Page 109: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93

3. Ruang tidur Daycare

Gambar 39. ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Ruang tidur daycare di Biangalala Kindergarten, Playgroup

and Daycare ini terdiri dari 2 ruang yang mempunyai banyak

kesamaan desain interiornya. Material lantai menggunakan parquet

berwarna coklat tua. Senada dengan ruangan lainnya, parquet juga

digunakan sebagai list dinding setinggi ± 50 cm. Dinding ruang tidur

ini menggunakan finishing cat berwarna krem.

Ceiling di dalam ruangan ini menggunakan material gypsum

serta untuk pencahayaan buatan melalui lampu TL berbentuk

lingkaran, sedangkan pencahayaan alami menggunakan jendela yang

berfungsi sebagai sirkulasi udara.

Gambar 40. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Page 110: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94

Gambar 41. peghawaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare

Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Penghawaan buatan dibantu oleh penggunaan AC Split dan

exhausfant. Tidak ada penggunaan system akustik di dalam ruangan

ini, namun kenyamanan dan keamanan ruangan ini tetap terjaga.

Furniture yang digunakan antara lain: bed, babbies box, rak

untuk menyimpan selimut, popok dan lainnya. Semua furniture yang

ada dalam ruangan ini sudah memenuhi standart dimensional bagi

anak-anak.

Warna-warna yang digunakan untuk finishing furniture

merupakan warna-warna pastel, hal ini dirasa tepat karena ruangan

ini adalah ruang tidur yang membutuhkan ketenangan. Furniture

yang ada di ruangan ini menggunakan material solid dan plastik

produksi pabrik.

Gambar 42. furniture ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and DaycareDoc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Page 111: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95

4. Ruang perpustakaan dan computer

Ruang perpustakaan dan computer di lembaga pendidikan ini

dijadikan dalam satu area. Ukuran ruang perpustakaan dan computer

ini ± 4 x 3 m. Lantai ruang ini menggunakan material parquet

berwarna coklat tua. Parquet juga digunakan sebagai list dinding ±

50 cm. Dinding ruang ini menggunakan finishing cat berwarna krem.

Gambar 43. ruang perpustakaan dan computer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan)

Ceiling ruang ini mengguanakan material gypsum. Untuk

pencahayaan buatan melalui lampu TL, sedangkan cahaya matahari

masuk melalui jendela yang dapat berfungsi juga sebagai jalan

sirkulasi udara. Sedangkan penghawaan buatan ruangan ini

menggunakan AC Split sebanyak 1 buah.

Gambar 44. pencahyaan dan penghawaan R.Perpustakaan & Komputer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare

Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Page 112: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96

Furniture yang ada pada ruangan ini antara lain: rak buku

dengan finishing warna-warna cerah dan meja computer denagn

finishing warna cerah. Adapun penataan meja komputer dengan

model tatami (lesehan) dan untuk alas dudunya berupa karpet.

Ukurannya pun sudah disesuaikan dengan standart dimensional

untuk anak-anak.

5. Ruang serbaguna

Ruang serbaguna di lembaga pendidikan ini berupa aula,

dimana fungsinya sebagai tempat berkumpul anak-anak dari seluruh

program kelas, tempat bertemu para orang tua, temapat menari dan

senam.

Ruangan ini bersifat terbuka, sehingga udara dan sinar

matahari dapat masuk secara langsung tanpa perlu merasakan

kepanasan. Hal ini sangat efektif karena tidak membutuhkan bantuan

penghawaan dan pencahayaan buatan. Namun di ruang ini juga

dipasang lampu TL untuk penerangan buatan.

Gambar 45. Aula Bianglala Kindergarten,.Playgroup and DaycareDoc. Pribadi (Survey Lapangan) 2009

Lantai ruangan ini menggunakan parquet berwarna coklat

tua,yang juag diletakkan sebagai list dinding. Dinding aula ini

menggunakan kombinasi finishing cat berwarna oranye (pada bagian

Page 113: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id97

atas dinding), gambar mural, kemudian cat berwarna krem serta

susunan yang terakhir berupa list dari material parquet.

Ceiling aula ini menggunakan gypsum dengan kenaikan level

dan skylight dari kaca dengan ekspos rangka baja. Tak ada furniture

yang diletakkan pada ruangan ini hanya beberapa alat bermain anak-

anak.

Page 114: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

DESAIN INTERIOR

INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

A. PROGRAMING

1. Pengertian Judul

International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan

pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya)

bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta. Menurut

Depdiknas (2006:3) sekolah bertaraf international adalah sekolah

nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar

nasional pendidikan Indonesia dan tarafnya internasional, sehingga

lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.

within a hommy situation

adalah metode yang digunakan dalam mendidik,

mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para

siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau bermain seraya

belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat mengembangkan potensi-

potensi yang dimiliki secara optimal tanpa rasa takut ataupun terpaksa.

Page 115: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keunggulan dari badan pendidikan ini adalah berbasis standar

kurikulum International, dimana dalam materi kegiatan belajar

mengajarnya sesuai standar International, serta dalam keseharian

kegiatan belajar mengajarnya menggunakan bahasa inggris (bahasa

International) sebagai bahasa pengantarnya.

Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini

menggunakan metode , diharapakan

Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui

proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis

anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk

mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan

motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.

2. Status kelembagaan

International Playgroup di Surakarta merupakan lembaga

pendidikan pra sekolah non profit yang dikelola oleh pihak swasta di

bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

3. Struktur organisasi

Bagan 8. Struktur Organisasi

Page 116: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Sasaran pengguna

a. Pengguna utama dari proyek ini adalah anak- anak yang berusia 2

4 tahun usia play group di Surakarta dan wilayah sekitarnya.

b. Seluruh Staff International Playgroup di Surakarta.

c. Orang tua / pengasuh yang mengantarkan anak anak didik

5. Asumsi lokasi proyek

Gambar 46. Peta Surakarta

Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi

5 kecamatan dan 51 Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten

sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar di sebelah barat dan timur. Kota Surakarta terkenal dengan

batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang didominasi

oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga dengan

Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo.

Tingkat pendididkan dikota Solo sangat mengalami peningkatan

yang signifikan dari tahun ke tahun, terbukti telah banyak dibuka

Page 117: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sekolah swasta hadir dari tingkat pendidikan usia dini sampai

pergururan tinggi, dengan kualitas dan mutu yang terjamin. kebutuhan

pendidkan masyarakat di kota Solo sudah berada pada level atas.

Daerah yang ditetapkan untuk lokasi proyek International

Playgroup :

Gambar 47. Peta Lokasi Proyek

Analisa pemilihan lokasi :

1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet)

2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang

operasional.

3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau.

4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.

6. Sistem Operasional

Kegiatan opersional pengelola dan staff pendidikan dimulai pada

pukul 07.00 15.00 WIB. Sedangkan kegiatan belajar mengajar diadakan

pada pukul 08.00 10.00, selama 3 hari dalam 1 minggu.

Page 118: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Analisa Kegiatan

8. Skema aktifitas

a. Pola Kegiatan Anak didik

Bagan 9. Pola Kegiatan Anak didik

b. pola kegiatan pengajar

Bagan 10. Pola Kegiatan Pengajar

Page 119: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Pola kegiatan Orang tua / pengasuh

Bagan 11. Pola KegiatanOrang Tua

9. Skema organisasi kebutuhan ruang

Page 120: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 12. Skema Kebutuhan Ruang

10. Hubungan antar ruang

Pola hubungan antar ruang dibuat dengan melihat program

kegiatan dan kebutuhan ruang yang dikelompokkan atas zona privat,

semi publik, publik, dan servis.

11. Besaran ruang

Tabel 13. Kebutuhan Ruang

Page 121: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12. Zoning dan Grouping

Penentuan zoning dan grouping didasarkan pada beberapa

pertimbangan sifat dan tuntutan suasana terhadap site, adapun kriteria

zona dengan pertimbangan :

a. Zona publik :

1) Untuk umum

2) Sirkulasi mudah dan sederhana

3) Terdapat akses yang mudah ke luar ruangan

4) Tingkat ketenangan rendah

b. Zona semi public :

1) Digunakan untuk anak didik dan tenaga pengajar

2) Mudah dicapai

3) Tingkat ketenangan cukup

4) Efisiensi tinggi

c. Zona privat :

1) Digunakan untuk pengelola

2) Mudah dicapai oleh public

3) Tingkat ketenangan tinggi

d. Zona servis :

1) Sebagai area pelayanan

2) Mudah dicapai dari luar

3) Untuk mendukung fasilitas utama

4) Tidak mengganggu kegiatan utama

Page 122: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Grouping

Gambar 48. Grouping

Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan

ruang yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada

International Playgroup.

Zonning

Gambar 49. Zonning

Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di

zona privat terjaga dari kebisingan yang dapat menggangu

konsentrasi.

13. System organisasi ruang

Page 123: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 50. Sistem Organisasi Ruang

Page 124: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. KONSEP DESAIN

1. Ide dasar perancangan

Ide dasar desain interior International Playgroup di Surakarta

adalah mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan

karakter alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan

sebagai gaya kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari

desain interior modern sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur

atau bentuk mengikuti fungsi.

2. Tema

Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo

International Playgroup adalah Natural

Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual

yang paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam

kita terutama anak anak dapat belajar banyak tentang lingkungan

sekitar beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan,

Page 125: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ruang lingkup alam adalah mahkluk hidup, diantaranya (manusia,

hewan tumbuhan), udara, air, cahaya, tanah.

Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan

dasar dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis

yang paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK

secara dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan

perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan

psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini

merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif,

motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral sesuai tujuan

penyelenggaran pendidikan anak usia dini.

3. Pendekatan desain

Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan

dalam proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak

usia dini adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum

metode pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial

dan emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi

perkembangan dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan

interpersonal (Papua, dkk, 2004) .

Perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses

sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan

perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).

Page 126: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Aspek pengkarakteran ruang

Karakter ruang yang digunakan dalam perancangan ini adalah

karakter tentang alam. Karakter tersebut dimunculkan pada konsep

warna dan bentuk tanpa melupakan segi ergonomisnya yaitu keamanan

dan kenyamanan melalui tampilan fisik ruang sehingga karakter

(keunikan) lembaga pendidikan ini terwujud.

Susana yang ditampilkan adalah suasana tentang alam yang

penuh petualangan , penuh kebebasan dan aman sehingga anak-anak

dapat beraktivitas dengan bebas dan tidak merasa tertekan.

Bentuk ruang, furniture yang mengadaptasi tentang alam dan

warna warna primer dalam perancangan lembaga pra sekolah ini

sangat memacu psikis anak untuk lebih memiliki jiwa petualang dan

jiwa kompetisi yang sportif untuk menjadi yang terdepan dalam

kegiatan akademis khususnya dan dalam lingkungan masyarakat

umumnya.

Proses perancangan ini tidak semata-mata berangkat dari ide

dasar atau tema saja namun juga berjalan seiring proses pemenuhan

fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan terwujud dengan baik

tanpa meninggalkan tema yang telah dipilih.

5. Layout

Penataan lay out pada International Playgroup ditekankan pada

pola kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi

pelaku kegiatan di dalamnya maka ruangan yang kegiatannya saling

Page 127: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berhubungan didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan

pengelolaan diletakkan pada sisi samping untuk memusahkan sirkulasi

pengelola tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.

6. Unsur pembentuk ruang

1) Lantai

Berikut analisanya :

Tabel 14. Analisa Perancangan lantai

2) Dinding

Berikut analisanya :

Tabel 15. Analisa Perencanaan Dinding

Page 128: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Ceiling

Berikut analisanya :

Tabel 16. Analisa Perencanaan Ceiling

7. Aspek dekorasi dan warna

Elemen dekorasi

Elemen dekoratif dipilih adalah aplikasi bentuk bentuk flora

fauna Misalnya : kursi duduk belajar yang berbentuk binatang

ataupun lampu hias yang berbentuk tumbuhan.

Elemen warna

Penerapan warna pada playgroup ini adalah penerapan

warna yang disesuaikan dengan tema interiornya.

1. Warna warna primer dan sekunder untuk mengenalkan

berbagai warna kepada anak.

2. Menggunakan warna hangat untuk ruang yang membutuhkan

aktivitas tinggi, seperti ruang bermain indoor, ruang seni dan

lainnya.

Page 129: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Menggunakan warna dingin untuk ruang-ruang yang

membutuhkan konsentrasi, seperti ruang seni, ruang rapat,

ruang kesehatan.

8. Interior sistem

a. pencahayaan

Pada Aspek pencahayaan International Playgroup

menggunakan 2 sistem pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami

Menggandalkan sinar matahari sebagai sumber cahayanya.

Pencahayaan ini di dapat dengan cara memberikan bukaan pada

dinding dan ceiling, dengan pemilihan material seperti kaca, aqrilik

dan berbagai material yang dapat di tembus cahaya.

Gambar 51. Pencahayaan Alami

2) Pencahayaan buatan

Yang dimaksudkan penggunaan sumber cahaya bersumber

dari cahaya lampu, jenis lampu yang di pakai antara lain flourecent

dan halogen, serta tipe penyinaran nya direct dan indirect.

Pencahayaa buatan difungsikan sebagai pemerkuat tema dan

pembentukan ruang.

Page 130: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 52. Pencahayaan Buatan

b. Penghawaan

Sistem penghawaan pada International Playgroup menggunakan 2

sistem, diantaranya :

1) Penghawan alami

Penghawaan ini sepenuhnya mengandalkan sirkulasi udara dari

alam, dengan penerapan tema natural, penghawaan ini sangat

mendukung tema tersebut. Penghawaan ini dioptimalkan dengan

pemberian bukaan pada dinding dan ceiling.

2) Penghawan buatan

Mengoptimalkan kondisi ruangan diperlukan penghawaan

buatan seperti pemasangan ac atau kipas angin, diharapkan pada

ruangan ruangan tertentu dengan tingkat konsentrasi tinggi akan

sangat membantu memberikan kenyamanan dalam proses

kegiatan di International Playgroup.

Gambar 53. Penghawaan Buatan

Page 131: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Sistem akustik

Pemakaian system akustik difungsikan untuk meredam bunyi,

dan pada ruangan dengan kebutuhan konsentransi tinggi system

akustik sangat penting diperhatikan. Pengaplikasian system akustik

sangat diperhatikan pada material dan finishing pada dinding.

d. Desain furniture

Desain furniture pada perancangan International Playgroup

ini dipilih desain furniture modern yang tentunya disesuaikan

dengan tema natural.

Ciri- ciri desain furniture modern antara lain desain yang

clean, simple atau sederhana, serta berkarakterkan tentang apa saja

yang sering di jumpai di alam sekitar.

9. Aspek keamanan

a. Bahaya kebakaran

1. Memasang emergency lighting dan alarm pada setiap ruang dan

koridor pada jarak tertentu untuk memberikan kode akan

terjadinya kebakaran.

2. Memasang smoke detector dan sprinkler / alat siram pada ceiling

sebagai langkah awal mengatasi kebakaran yang terjadi.

3. Menyediakan fire extinguisher di setiap ruangan/ area.

b. Bahaya karena Human factor

Untuk menghindari bahaya yang disebabkan karena

kejahatan manusia maka ditempatkan satpam di ruang security

Page 132: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang dilengkapi fasilitas CCTV diletakkan di pintu utama dan

ruang ruang dalam lembaga pendidikan ini.

Selain itu juga penggunakan ,

yang dilengkapi password yang hanya diketahui oleh penjemput

dan para staff.

10. Sistem audio visual

1. Menggunakan sistem audiovisual berupa speaker pada seluruh

ruang dan koridor untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan.

2. Menggunakan speaker pada dinding untuk ruang - ruang dan pada

ceiling untuk koridor.

Page 133: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

KESIMPULAN

1. PENGERTIAN PROYEK

International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan

pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan

kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta.

Playing and Experiencing within a hommy situation

adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan

mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa.

Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan

metode , diharapakan Segala fasilitas dalam tata

ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan

metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan

stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial,

dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia

dini.

Page 134: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. LOKASI

Analisa pemilihan lokasi :

1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet)

2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang

operasional.

3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau.

4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.

3. ZOONING DAN GROUPING

Grouping

Page 135: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan ruang

yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada

International Playgroup.

Zonning

Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di

zona privat terjaga dari kebisingan yang dapat menggangu konsentrasi.

4. SISTEM ORGANISASI RUANG

Page 136: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. KONSEP

1. Ide dasar perancangan

Ide dasar desain interior International Playgroup adalah

mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan karakter

alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan sebagai gaya

kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari desain interior modern

sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur atau bentuk

mengikuti fungsi.

2. Tema

Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo

International Playgroup adalah Natural

Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual yang

paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam kita

terutama anak anak dapat belajar banyak tentang lingkungan sekitar

Page 137: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan, ruang lingkup

alam adalah mahkluk hidup (manusia, hewan tumbuhan), udara, air,

cahaya, tanah.

Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan dasar

dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis yang

paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK secara

dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan

perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan

psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini

merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan

kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral sesuai tujuan

penyelenggaran pendidikan anak usia dini.

3. Pendekatan desain

Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan dalam

proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak usia dini

adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum metode

pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial dan

emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan

dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papua, dkk,

2004) . Perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi,

Page 138: INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan perilaku yang diterima

dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).