interaksi obat ii

12
INTERAKSI OBAT MITRA PRAMINI RACHMI 1420272720 MUHAMMAD RUSLAN 1420272721 MUHAMMAD AGUS 1420272722

Upload: mitra-pramini-rachmi

Post on 29-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Obat II

INTERAKSI OBAT

MITRA PRAMINI RACHMI1420272720

MUHAMMAD RUSLAN 1420272721

MUHAMMAD AGUS 1420272722

Page 2: Interaksi Obat II

RESEP

R/ Infus RL 10/pm No IIIR/ Lisinopril 5 mg No IIR/ Warfarin 2 mg No IIR/ Digoksin 0.25 mg No IIR/ Paracetamol 500 mg No IIIR/ Ceftriaxon 2 gram No II

Page 3: Interaksi Obat II

 Ringer Laktat (RL)• Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa =

28-30 mEq/l.• Kemasan : 500, 1000 ml.• Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah

komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.

• Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.

• Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.• Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar,

biasanya paru-paru.• Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of lactic acidosis”. Hati-

hati pemberian pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function & pre-eklamsia.

Page 4: Interaksi Obat II

Lisinopril• Deskripsi:

Lisinopril adalah grup obat yang disebut angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, yang bekerja dengan cara mengurangi zat kimia yang menyempitkan pembuluh darah.

Indikasi:Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung kongestive, masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetes, dan untuk meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung.

Dosis:Dosis awal: 2.5 mg melalui mulut (per oral)• Dosis rumatan: 5-20 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari•

Efek Samping:Efek CV (hipotensi, angioedema); Efek CNS (kelelahan, sakit kepala); Efek GI (gangguan perasa); Efek lainnya (batuk kering; upper resp tract symptomps); Efek dermatologis (ruam kulit,erythemamultiforme, toxic epidermal necrolysis); Reaksi hipersensitif; efek ginjal (kerusakan ginjal); gangguan electrolyte(hyperkalemia, hyponatremia); gangguan darah

Page 5: Interaksi Obat II

Digoksin• Indikasi: Gagal jantung kongestif akut dan kronik. Takikardi

supraventrikuler paroksismal.• Dosis: Dewasa : Untuk digitalisasi cepat (24-36 jam) : 4-6 tablet ,

1 tablet pada interval tertentu sampai kompensasi tercapai. Untuk digitalisasi lambat (3-5 hari) : 2-6 tablet/hari dalam dosis terbagi. Pemeliharaan : 1/2-3 tablet/hari. Anak : Untuk digitalisasi cepat : 25 mcg/kg berat badan dengan selang waktu tertentu sampai kompensasi tercapai. Pemeliharaan : 10-20 mcg/kg berat badan/hari.

• Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.• Kontra Indikasi: Blok AV total dan blok AV derajat 2 (2:1), henti

sinus, sinus bradikardi yang berlebihan, pemberian kalsium parenteral.

• Perhatian: Usia lanjut, kor pulmonalis kronik, insufisiensi koroner, gangguan eletrolit, insufisiensi ginjal dan hati.

• Efek Samping: Penurunan segmen ST pada EKG, pruritus, urtikaria, ruam makular, ginekomastia, gangguan SSP, anoreksia, mual, muntah, gangguan kecepatan denyut jantung, kondisi, dan irama jantung.

• Interaksi Obat: Antibiotik seperti eritromisin dan tetrasiklin, kalsium dosis tinggi, obat psikotropik termasuk litium dan simpatomimetik, kuinidin, antagonis Ca, terutama verapamil; amiodaron, spironolakton dan triamteren, diuretik tiazid, kortikosteroid dan amfoterisin B; kolestiramin, kolestipol, antasid dan neomisin.

Page 6: Interaksi Obat II

ParacetamolDeskripsi:Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik / analgesik.Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.

Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.

Kadar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonyugasi.

Komposisi:Tiap tablet mengandung Parasetamol 500 mg.

Indikasi:Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Serta menurunkan demam pada influenza dan setelah

Page 7: Interaksi Obat II

Ceftriaxone• Deskripsi:

Ceftriaxone adalah kelompok obat yang disebutcephalosporin antibiotics. Ceftriaxone bekerja dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh.

Indikasi:Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa seperti meningitis.

Dosis:1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra vascular), lakukan setiap 24 jam, atau dibagi menjadi setiap 12 jam.Dosis maksimum: 4 gr/hari

Efek Samping:Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal)

Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy, convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi.

Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated partial thromboplastin time), dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins.

Page 8: Interaksi Obat II

InteraksiOBAT ACEI DENGAN DIGOKSIN

• Kombinasi obat ini dapat membuat kenaikan efek digoksin, jadi mungkin bisa diatasi dengan penurunan dosis Digoksin.

Page 9: Interaksi Obat II

CEFTRIAXON DENGAN WARFARIN

• Kombinasi Obat ini berinteraksi dengan cara Ceftriaxon menyebabkan efek dari antikoagulan (warfarin) meningkat, hal ini dapat menyebabkan keencerah darah yang berlebih, dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan pendarahan.

Page 10: Interaksi Obat II

LISINOPRIL DENGAN WARFARIN

• Di duga dapat menyebabkan pendarahan karana efek warfarin meningkat, akan tetapi telah dilakukan penelitian dan menyatakan bahwa tidak ada perubahan yang bermakna antara kombinasi ACEI (lisinopril) dengan Antikoagulan (warfarin).

Page 11: Interaksi Obat II

PARACETAMOL DENGAN ANTIKOAGULAN

• Kombinasi ini pada paracetamol dengan antikoagulan dapat memperpanjang protombin (Thrombin Time (TT) merupakan waktu yang diperlukan oleh fibrinogen plasma untuk membentuk trombin,).

• Dapat meningkatkan resiko haemorragik pada pasien.

• Jadi kombinasi ini dapat menyebabkan pendarahan.

Page 12: Interaksi Obat II

RL infus dengan Ceftriaxon

• Ketika ceftriaxone sodium diencerkan dalam injeksi laktat Ringer, curah hujan dapat terjadi karena pembentukan garam kalsium yang sukar larut ceftriaxone.