interaksi obat kardiovaskular

69
INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR (GLIKOSIDA JANTUNG) Disusun Oleh: Priscilia Anggraini M 260110110076 Khoirunnisa Alfitri 260110110077 Tandri Julianto 260110110080 Arwa 260110110138 Ivo Ovia Airin 260110110150

Upload: arwa-assc

Post on 01-May-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

(GLIKOSIDA JANTUNG)

Disusun Oleh:

Priscilia Anggraini M 260110110076

Khoirunnisa Alfitri 260110110077

Tandri Julianto 260110110080

Arwa 260110110138

Ivo Ovia Airin 260110110150

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

(GLIKOSIDA JANTUNG)

A. Pendahuluan

Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis

purpurea yang kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin. Glikosida jantung

merupakan golongan obat kardiotonika dengan khasiat memperkuat kontraktilitas

otot jantung, (efek inotropik positif), terutama digunakan pada gagal jantung untuk

memperbaiki fungsi pompanya (Tjay,2002).

Glikosida jantung alami dapat diperoleh dari berbagai tanaman, yaitu :

- Digitalis purpurea yang menghasilkan digitoksin, digoksin

- Digitalis lanata yang menghasilkan lanatosid A.

- Strofantus gratus menghasilka glikosia ouabain dan Strofantus kombe

menghasilkan glikosida strofantin.

Semua glikosida jantung mempunyai efek farmakodinamik yang sama, hanya

berbeda pada farmakokinetiknya. Glikosida jantung mempunyai efek :

1. meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (inotropik positif)

2. memperlambat frekuensi denyut jantung ( kronotropik negatif)

3. Menekan hantaran rangsang (dromotropik negatif)

(Staff Pengajar Dept. Farmakologi FK Unsri, 2010).

a. Mekanisme kerja

Glikosida digitalis bekerja menghambat enzim Natrium-Kalium ATP-ase

pada reseptor di membrane sel yang menyebabkan lemahnya pertukaran

natrium/kalium dan meningkatkan  kalsium intracellular.terjadi influx Ca2+ dan

peningkatan penyimpanan kalsium intrasellular di sarcoplasmic reticulum pada

otot jantung, dan dapat memperkuat /meningkatkan kontraksi otot. Ion Na+ dan

Ca2+ memasuki sel otot jantung selama/setiap kali depolarisasi (Gambar 33-8).

Ca2+ yang memasuki sel melalui kanal Ca2+ jenis L selama depolarisasi memicu

Page 3: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

pelepasan Ca2+ intraseluler ke dalam sitosol dari retikulum sarkoplasma melalui

reseptor ryanodine (RyR), sehingga meningkatkan kadar Ca2+ sitosol yang

tersedia untuk berinteraksi dengan protein kontraktil, sehingga kekuatan kontraksi

dapat ditingkatkan (Laurence, et al, 2006)

b. Penggunaan

Penggunaan glikosida jantung terutama pada dekompensasi jantung,

Untuk memperbaiki atrial fibrilasi (aritmia jantung dg kontraksi miokardium

atrium yg cepat dan tdk terkoordinasi ). Untuk memperbaiki flutter atrial ( aritmia

jantung dg kontraksi yg cepat 200-300 denyut/menit ).

c. Contoh Golongan Glikosida Digitalis

1. Digoksin: Digoksin adalah suatu obat yang diperoleh dari tumbuhan Digitalis.

Digoksin digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan

memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan

kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). Obat ini juga

digunakan untuk membantu menormalkan beberapa dysrhythmias

( jenis abnormal denyut jantung). Obat ini termasuk obat dengan

Therapeutic Window sempit (jarak antara MTC [Minimum Toxic

Concentration] dan MEC [Minimum Effectiv Concentration]

mempunyai jarak yang sempit. Artinya rentang antara kadar dalam

darah yang dapat menimbulkan efek terapi dan yang dapat

menimbulkan efek toksik sempit. Sehingga kadar obat dalam plasma

harus tepat agar tidak melebihi batas MTC yang dapat menimbulkan

efek toksik. Digoksin memiliki masa kerja yang cepat

(Umesh,2010). Efek samping penggunaan digoksin yaitu gangguan

lambung dan usus, diare, nyeri perut, efek sentral seperti pusing,

letih, gelisah, dan konvulsi. (Tjay,2002).

2. Digitoksin: Glikosida digitalis dengan masa kerja panjang, terikat pada protein

sebanyak 95%. T1/2 4-6 hari. Mengalami perombakan dalam hati

Page 4: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

menjadi metabolit inaktif. Ekskresi digitoksin lambat, sehingga

bahaya akumulasi yang dapat terjadi lebih besar dibanding digoksin

(Tjay,2002).

3. Metildigoksin: Obat semisintetis dengan resorpsi lebih baik dari digoksin,

sekitar 90%. Metildigoksin mengalami perombakan dihati

menjadi digoksi. Masa kerjanya cepat (Tjay,2002).

B. Interaksi Obat Kardiovaskular (Glikosida Jantung)

Interaksi Obat Glikosida jantung dibagi menjadi interaksi obat dengan

herbal dan interaksi obat dengan obat lain berdasarkan tingkat signifikansi

interaksi tersebut. Beberapa indikator yang diperhatikan dalam interaksi ini antara

lain:

a. Signifikansi, merupakan tingkatan dari hipotesis hipotesis yang telah terbukti

pada sampel yang dapat diberlakukan pada populasi. Rating signifikansi

bernilaikan angka 1 sampai 5 dimana angka 1 menunjukkan efek interaksi

obat memberikan hasil yang jauh berbeda dengan hasil terapi jika tidak ada

kombinasi obat. Semakin besar angka signifikansinya, maka perbedaan efek

yang dihasilkan semakin kecil

b. Onset, merupakan kecepatan proses interaksi terjadi. Onset interaksi

dibedakan menjadi dua kategori yaitu cepat jika efeknya dapat dirasakan

dalam 24 jam atau dikategorikan tertunda jika efek baru dirasakan dalam

beberapa hari atau minggu

c. Keparahan, merupakan tingkat keparahan interaksi obat jika obat

dikombinasikan dengan zat lain. Ada tiga tingkat keparahan yaitu cepat

(mayor) jika efek mengancam nyawa atau dapat menyebabkan cacat, sedang

(Moderate) jika efek interaksi hanya menurunkan status klinis pasien, dan

lambat (minor) jika hanya memberikan efek ringan

Page 5: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

d. Dokumentasi, merupakan pembuktian adanya penelitian atau kejadian

interaksi yang dilakukan dalam suatu percobaan. Ada 5 golongan

dokumentasi yaitu:

Established, artinya bahwa sudah interaksi telah terbukti dan dilakukan

dalam uji terkontrol

Probable, artinya interaksi sangat mungkin terjadi tetapi belum ada

pembuktian sacara klinis

Suspected, artinya adanya praduga bahwa ada kemungkinan terjadi

interaksi

Possible, artinya bisa terjadi tetapi data penunjang terbatas

Unlikely, artinya kejadian interaksi diragukan dapat terjadi karena tidak

ada bukti penunjang

e. Efek, merupakan uraian efek klinis yang ditimbulkan akibat adnaya interaksi

obat

f. Mekanisme, merupakan uraian singkat bagaimana mekanisme terjadinya

interaksi obat

g. Manajemen, merupakan uraian mengenai cara mencegah, atau mengobati efek

yang terjadi akibat adanya interaksi obat

h. Diskusi, merupakan tinjauan singkat dari penelitian yang digunkan untuk

mendokumentasikan interaksi

(Tatro, 2009).

Bahasan interaksi obat glikosida jantung dengan obat lain dibatasi pada

interaksi gilkosida digitalis dengan obat lain dan interaksi digoksin dengan obat

lain yang tingkat signifikansinya 1 dan 2 karena efek yang ditimbulkan dari

interaksi dengan tingkat signifikansi 1 dan 2 memiliki pengaruh cukup besar pada

terapi. Berikut daftar interaksi obat yang akan dibahas:

Page 6: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Kelompok Interaksi Obat Object Drug Precipitant Drug

Interaksi dengan Herbal Digoksin Ginseng

St. John’s Wort

Interaksi dengan Obat Glikosida Digitalis Hydantoin

Loop Diuretic

Relaksan Otot Non

Depolarisasi

Succinylcholine

Sulfonilurea

Diuretik Thiazide

Thioamine

Hormon tiroid

Digoksin

(Signifikansi 1)

Amiodaron

Siklosporin

Makrolida

Propafenon

Kuinidin

Tetrasiklin

Verapamil

Digoksin

(Signifikansi 2)

Acarbose

Aminoglikosida

Antineoplastic Agents

Antijamur Azole

Beta Blocker

Cholestyramine

Colestipol

Diltiazem

Indomethacin

Metoclopramide

Page 7: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Penicillamine

Kuinin

Spironulakton

(Tatro, 2009).

1. Interaksi Obat Glikosida Jantung dengan Herbal

a. Herbal Ginseng

Jenis Ginseng yang mengakibatkan interaksi dengan Glikosida

Jantung (digoksin) : ginseng Indian, ginseng Asia, ginseng Amerika Utara,

ginseng Siberia.

Monografi Interaksi Digoksin-Ginseng:

Signifikansi 4

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Possible

Efek Kadar serum digoksin dapat berkurang atau

bertambah

Mekanisme Kemungkinan disebabkan adanya gangguan dari

komponen imunoreaktif dari ginseng dengan

antibodi poliklonal immunoassay berbasis

digoksin.

Manajemen 1. Peringatan kepada pasien yang menggunakan

obat herbat tanpa resep dokter.

2. Sarankan kepada pasien untuk tidak

menggunakan ginseng.

3. Hentikan penggunaan ginseng bila dicurigai

ada interaksi obat.

Diskusi Meningkatnya kadar serum digoksin dilaporkan

Page 8: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

terjadi pada pasien 74 tahun yang menggunakan

digoksin (0,25mg/day) untuk atrial fibrilasi.

Rentang kadar serum digoksin 0,9 -2,2 nmol/L.

kadar serum digoksin meningkat hingga 5,2

nmol/L, namun tidak menunjukkan tanda

toksisitas digoksin. Terapi digoksin dihentikan,

dosis digoksin dikurangi, kadar serum digoksin

tetap tinggi selama 2 minggu dan berkurang

menjadi 2,2nmol/L setelah ia menghentikan

penggunaan ginseng Siberia. Pemberian

digoksin dilanjutkan dan rentang kadar serum

digoksin 0,8 – 1,1 nmol/L. Sembilan bulan

kemudian, ia kembali menggunakan ginseng,

kadar serum digoksin meningkat lagi menjadi

3,2 nmol/L. Penggunaan ginseng distop, kadar

serum digoksin turun menjadi 1,2 nmol/L.

b. Herbal St. John’s Wort

Monografi Interaksi Digoksin-St. John’s Wort:

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Mengurangi kadar plasma digoksin

Mekanisme Induksi dari transporter P-glikoprotein

pencernaan dan CYP3A4 untuk metabolisme St.

John’s Wort

Page 9: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Manajemen 1. Peringatan kepada pasien yang menggunakan

obat herbat tanpa resep dokter.

2. Bila penggunaan st. John’s Wort tidak dapat

dihentikan, pantau respon pasien terhadap

digoksin.

3. Penting juga untuk memantau kadar plasma

digoksin dan penyesuaian dosis.

Diskusi Efek pemberian St. John’s Wort dipelajari pada

25 sukarelawan sehat. Satu kelompok menerima

0,25 mg digoksin dengan placebo. Pemberian

ekstrak St. John’s Wort dosis tunggal tidak

mempengaruhi farmakokinetik digoksin.

Namun, pada pemberian dosis ganda St. John’s

Wort selama 10 hari, mengurangi konsentrasi

digoksin dari 1,9 ke ,4 mcg/L. Pemberian St.

John’s Wort pada 8 orang sehat mengurangi

kadar plasama digoksin sebanyak 18%. Interaksi

antara St. John’s Wort dengan digoksin

nampaknya berhubungan dengan dosis

hiperforin (konstituen St. John’s Wort).

Komposisi dari banyak produk herbal belum

terstandardisasi. Tidak jelas apakah produk

herbal mengandung bahan seperti yang tertera

pada kemasan atau ada bahan lain yang tidak

dicantumkan

2. Interaksi Obat Glikosida Digitalis

a. Hydantoin (Phenytoin)

Signifikansi 4

Page 10: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Possible

Efek Kadar glikosida digitalis dalam serum dapat

menurun dan aktivitasnya berkurang.

Mekanisme Tidak diketahui.

Manajemen Pemantauan kadar glikosida digitalis dalam

serum serta keadaan pasien saat efek terapi

menurun.

Meningkatkan dosis glikosida digitalis jika

dibutuhkan.

Diskusi Enam orang sukarelawan mendapatkan glikosida

digitalis (1 mg digoksin melalui intravena dan

0,4 mg beta-asetildigoksin secara oral) dan

fenitoin selama 7 hari. Saat keadaan setimbang,

konsentrasi digoksin di serum menurun, AUC

dan eliminasi (waktu paruh) menurun hingga

22% dan 30%. Klirens (pembersihan) digoksin

total meningkat menjadi 27%, tidak terlihat

perubahan pembersihan digoksin dari ginjal.

Satu pasien diamati reduksi kadar digoksin

dalam serum selama tiga bagian terapi fenitoin.

Manajemen penggunaan glikosida digitalis dan

fenitoin berdasarkan elektrofisiologi, bukan

berdasarkan farmakokinetik. Oleh karena itu,

interaksi antara fenitoin dan glikosida digitalis

harus ditetapkan.

b. Loop Diuretic (Furosemide)

Page 11: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Probable

Efek Diuretik merangsang gangguan elektrolit yang

dapat mempengaruhi digitalis dan merangsang

aritmia.

Mekanisme Meningkatkan ekskresi ion kalium dan

magnesium melalui urin yang mempengaruhi

kerja otot jantung.

Manajemen Menghitung kadar kalium dan magnesium

dalam plasma saat menggunakan kombinasi

obat ini.

Mencegah kekurangan kalium dan

magnesium dengan cara membatasi makanan

kaya natrium atau diuretik hemat kalium.

Diskusi Reduksi kadar kalium dan magnesium dapat

terjadi selama terapi dengan loop diuretic.

Meskipun faktor lain dapat berpengaruh,

abnormalitas elektrolit ini dapat menyebabkan

aritmia, khususnya pada pasien dengan

abnormalitas jantung yang mendapatkan

glikosida digitalis. Terapi magnesium telah

digunakan untuk mengobati aritmia menjadikan

kadar digoksin serum normal begitu juga kadar

magnesium dalam serum normal. Manfaatnya

mungkin karena penuhnya magnesium dalam sel

tidak terlihat melalui kadar serum, atau

Page 12: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

kemampuan magnesium dalam memfasilitasi

penuhnya kalium intraselular. Meskipun

diketahui bahwa hubungan antara kekurangan

elektrolit dengan digitalis menyebabkan aritmia,

penyebab pasti dari interaksi ini belum

ditetapkan. Di samping itu, untuk menghindari

hipokalemia dan hipomagnesimia pada pasien

yang mendapatkan digitalis, dapat diberi

makanan yang dibatasi kandungan natriumnya,

menggunakan diuretik hemat kalium atau

magnesium, serta memonitoring kadar plasma

darah.

c. Relaksan Otot Non Depolarisasi (Pancuronium)

Signifikansi 4

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Possible

Efek Gangguan ritme jantung meningkat atau

mempercepat ritme jantung ketika Pancuronium

diberikan pada pasien yang mengkonsumsi

digitalis.

Mekanisme Tidak Diketahui

Manajemen Memantau jantung secara rutin untuk

mendeteksi adanya gejala klinis aritmia

penyebab interaksi obat tersebut.

Diskusi Pasien yang mengkonsumsi digitalis dengan

non-digitalis secara acak diberikan

Page 13: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

succinylcholine atau pancuronium. Relaksan otot

diberikan secara intra vena selama 30 detik

untuk menginduksi secara cepat dalam proses

anestesi dan pemasangan selang endotrakea.

Kedua relaksan (succinylcholine atau

pancuronium) menyebabkan disaritmia pada

kelompok pasien digitalis dan non-digitalis.

Kelompok yang mendapatkan kombinasi

pancuronium dan digoksin mengalami aritmia

yang berlebih dibandingkan dengan kelompok

yang mendapatkan succinylcholine dan digoksin.

Perbedaan antar kelompok tdak terlalu

signifikan. Pasien yang mengalami aritmia

karena kombinasi pancuronium-digoksin adalah

6 dari 18 pasien, 4 pasien mengalami sinus

tachycardia dimana denyut jantungnya melebihi

150 denyut per menit, dan 2 pasien lagi

mengalami getaran pada atrial. Getaran pada

atrial yang menyebabkan aritmia mungkin

disebabkan karena efek digoksin. Dibutuhkan

penelitian lebih lanjut mengenai interaksi kedua

obat ini.

d. Succinylcholine

Signifikansi 4

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Possible

Page 14: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Efek Gangguan ritme jantung meningkat atau

mempercepat ritme jantung ketika

Succinylcholine diberikan pada pasien yang

mengkonsumsi digitalis.

Mekanisme Tidak Diketahui

Manajemen Memantau jantung secara rutin untuk

mendeteksi adanya gejala klinis aritmia

penyebab interaksi obat tersebut.

D-tubocurarine digunakan untuk

menghentikan aritmia karena digitalis,

succinylcholine, atau kombinasi keduanya.

Diskusi Telah dilakukan penelitian mengenai interaksi

antara succinylcholine dan digitalis pada

manusia, hewan, dan isolat jantung hewan.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

kombinasi kedua obat ini meningkatkan

frekuensi aritmia termasuk mengancam jiwa.

Laporan ini telah memperhitungkan ketersediaan

kadar digoksin dalam serum sehingga toksisitas

digitalis sebagai faktor yang mempengaruhi

tidak dapat diabaikan. Dalam penelitian lain

dikatakan bahwa succinylcholine sendiri dapat

menyebabkan aritmia

e. Sulfonilurea (Tolbutamide)

Signifikansi 4

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Page 15: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Dokumentasi Possible

Efek Kadar digitalis serum dapat meningkat dengan

pemberiaan bersamaan dengan tolbutamid.

Mekanisme Tolbutamide menggantikan ikatan digitoksin

dengan albumin binding site, peningkatan

sementara jumlah digitoksin bebas dalam darah.

Manajemen Memonitor pasien yang menerima digitalis dan

tolbutamid secara bersamaan untuk menghindari

intoksikasi (kemabukan) digitalis. Penyesuaian

dosis diperlukan.

Diskusi Salah studi tentang pemberian digitalis yang

berhubungan dengan diabetes telah dilaporkan

terjadi abnormalitas pada denyut ventrikel pada

12 dari 71 pasien ketika tolbutamide

ditambahkan pada regimen glikosida digitalis

dan tidak terjadi abnormalitas pada 80 pasien

ketika glyburide ditambahkan pada regimen.

Intoksikasi digitalis sering terjadi pada pasien

yang menerima tolbutamide dari pada pasien

yang diobati glybirude. Diperlukan studi lebih

lanjut untuk memastikan interaksi ini.

f. Diuretik Thiazide

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Probable

Efek Thiazide merangsang gangguan elektrolit yang

Page 16: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

dapat mempengaruhi digitalis dan merangsang

aritmia.

Mekanisme Meningkatkan ekskresi ion kalium dan

magnesium melalui urin yang mempengaruhi

kerja otot jantung.

Manajemen Menghitung kadar kalium dan magnesium

dalam plasma saat menggunakan kombinasi

obat ini.

Mencegah kekurangan kalium dan

magnesium dengan cara membatasi makanan

kaya natrium atau diuretik hemat kalium.

Diskusi Penurunan kadar kalium dan magnesium serum

dapat terjadi akibat diuretik thiazide.

Abnormalitas elektrolit dapat menyebabkan

aritmia, khususnya pada pasien dengan

abnormalitas jantung dan menerima obat

glikosida digitalis. Magnesium pernah

digunakan untuk mengobati aritmia menjadikan

kadar digoksin normal, bahkan kadar magnesium

serum normal juga. Meskipun diketahui bahwa

hubungan antara kekurangan elektrolit dengan

digitalis menyebabkan aritmia, penyebab pasti

dari interaksi ini belum ditetapkan. Di samping

itu, perlu dihindari terjadinya hipokalemia dan

hipomagnesimia pada pasien yang mendapatkan

digitalis.

g. Thioamine

Page 17: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Established

Efek Kadar glikosida digitalis serum meningkat

pada hipotiroidisme.

Bila pasien hipertiroid pada kondisi stabil,

regimen glikosida digitalis menyumbangkan

ethyroid (keadaan dimana fungsi kelenjar

tiroid berjalan normal) dengan adanya

thioamin.

Efek terapi glikosida digitalis dapat

meningkat dan menimbulkan efek toksik.

Mekanisme Tidak Diketahui

Manajemen Pasien yang mengalami keadaan ethyroid

dengan adanya thioamin dan glikosida digitalis

tidak membutuhkan manajemen. Meskipun

begitu, pasien hipertiroid dapat mengalami

penurunan dosis glikosida digitalis jika terjadi

ethyroid.

Diskusi Sejumlah studi telah mengkonfirmasi bahwa

pasien thyrotoxic resisten terhadap digitalis,

sedangkan pasien hipotiroid sangat sensitive.

Salah satu peneliti menemukan bahwa pasien

eutiroid dengan fibrilasi atrial diperlukan 25%

dosis digoksin pasien thyrotoxic ringan per hari

untuk mempertahankan laju ventrikel. Studi lain

menunjukkan bahwa pasien hipertiroid memiliki

Page 18: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

kadar digoksin serum yang rendah, sedangkan

pasien hipotiroid memiliki kadar yang lebih

tinggi, yanpa memperhatikan rute pemberian

(intra vena atau oral) . Mekanisme respon

terhadap variabel masih kontroversial.

Perubahan dalam absorpsi, pembersihan ginjal,

volume distribusi, dan waktu paruh terlibat

dalam perubahan respon miokardial. Efek serupa

telah diamati pada digitoxin

h. Hormon Tiroid

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Established

Efek Kadar glikosida digitalis serum menurun

pada hipertiroidisme

Bila pasien hipotiroid pada kondisi stabil,

regimen glikosida digitalis menyumbangkan

ethyroid (keadaan dimana fungsi kelenjar

tiroid berjalan normal) dengan adanya terapi

hormon tiroid.

Efek terapi glikosida digitalis dapat menurun.

Mekanisme Tidak Diketahui

Manajemen Pasien yang mengalami keadaan ethyroid

dengan adanya terapi hormon tiroid dan

glikosida digitalis tidak membutuhkan

manajemen. Meskipun begitu, pasien hipotiroid

Page 19: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

dapat mengalami peningkatan dosis glikosida

digitalis jika terjadi ethyroid.

Diskusi Sejumlah studi telah mengkonfirmasi bahwa

pasien thyrotoxic resisten terhadap digitalis,

sedangkan pasien hipotiroid sangat sensitive.

Salah satu peneliti menemukan bahwa induksi

thyrotoxic ringan pada 3 orang pasien ethyroid

dengan fibrilasi atrial diperlukan 4 kali kadar

digoksin per hari untuk mengkontrol laju

ventrikel. Studi lain menunjukkan bahwa pasien

hipertiroid memiliki kadar digoksin serum yang

rendah, sedangkan pasien hipotiroid memiliki

kadar yang lebih tinggi, yanpa memperhatikan

rute pemberian (intra vena atau oral) .

Mekanisme respon terhadap variabel masih

kontroversial. Perubahan dalam absorpsi,

pembersihan ginjal, volume distribusi, dan

waktu paruh terlibat dalam perubahan respon

miokardial. Efek serupa telah diamati pada

digitoxin

3. Interaksi Obat Digoksin (Signifikansi 1)

a. Amiodaron

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Probable

Page 20: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Efek Serum digoksin dapat ditingkatkan,

mengakibatkan peningkatan dalam efek

farmakologis dan efek toksik digoksin

Mekanisme Belum diketahui dan beberapa mekanisme

mungkin terjadi

Manajemen Memonitor pasien dari tanda dan gejala

toksisitas digoksin dan mengubah dosis yang

sesuai. Pertimbangkan reduksi empiris dari dosis

digoksin selama terapi amiodaron. Kadar serum

digoksin dapat membantu dalam penyesuaian

dosis

Diskusi Administrasi amiodaron untuk pasien pada dosis

stabil digoksin menghasilkan peningkatan level

serum digoksin. 1-6 toksisitas Digoksin telah

diamati di beberapa pasien. Peningkatan kadar

serum digoksin ada diantara 69% dan 800%,

dengan kebanyakan studi melaporkan dua kali

lipat perkiraan dari digoksin level. Kenaikan

tampaknya berhubungan dengan dosis, dengan

dosis tinggi amiodaron (seperti yang digunakan

selama pemuatan regimen) terkait dengan

peningkatan terbesar dalam tingkat digoksin.

Digoksin biasanya mulai meningkat dalam

beberapa hari pertama setelah penambahan

amiodaron dan mungkin tidak mencapai keadaan

stabil bahkan setelah 2 minggu terapi gabungan.

Karena waktu paruh amiodaron panjang, efek

dari interaksi dapat bertahan lama setelah obat

Page 21: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

ini tidak dilanjutkan. Mekanisme yang tepat dari

interaksi tidak diketahui dan mungkin

multifaktorial. Penurunan volume distribusi

digoksin dan pembersihan ginjal dan nonrenal

yang telah dapat dihitung. Pemindahan digoksin

dari jaringan juga terjadi. Satu studi dari 5 pasien

yang menerima kombinasi gagal untuk

menunjukkan setiap perubahan dalam kadar

serum digoksin. Karena pasien yang menerima

terapi amiodaron berisiko penyakit jantung dan

berisiko lebih besar mengalami komplikasi

arrhythmic, penggunaan kombinasi harus

dipantau secara hati-hati

b. Siklosporin

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Suspected

Efek Efek farmakologis digoksin dapat ditingkatkan.

Peningkatan kadar digoksin dapat meningkatkan

toksisitas

Mekanisme Tidak diketahui, kemungkinan besar

farmakokinetik

Manajemen Memantau pasien untuk konsentrasi digoksin

tinggi dan tanda-tanda toksisitas digoksin ketika

diberikan bersamaan siklosporin. Jika bukti

Page 22: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

toksisitas digoksin terjadi, hentikan digoksin dan

menurunkan dosis saat melanjutkan pengobatan.

Menyesuaikan dosis digoksin setelah

transplantasi jantung.

Diskusi Toksisitas digoksin yang parah terjadi setelah

memulai terapi siklosporin pada 2 pasien yang

menunggu transplantasi jantung. Satu pasien

adalah seorang pria 50 tahun dengan

kardiomiopati iskemik dan atrial fibrilasi. Pasien

kedua adalah seorang pria 47 tahun dengan

idiopatik kardiomiopati kongestif dan refraktori

CHF. Kedua pasien menerima digoksin

0,375mg/hari. Dalam 2 dan 3 hari mulai

siklosporin (750 dan 800mg/hari, masing-

masing), kedua pasien menunjukkan

peningkatan konsentrasi serum digoksin (8.3 dan

4.5ng/mL), gejala GI (misalnya, mual, muntah,

diare), dan aritmia konsisten dengan toksisitas

digoksin. Sebuah interaksi diduga, yang

mengarah ke studi prospektif farmakokinetik

digoksin pada 2 pasien tambahan sebelum dan

setelah pemberian siklosporin (10mg/kg/hari

secara oral) sebelum transplantasi jantung .

Volume distribusi digoksin menurun 9,2-2,6 dan

6,2-1,9 L/kg (sebesar 72% dan 69%, masing-

masing) dan plasma clearance menurun 11,4-4,8

dan 3-1,6 L/jam (58% dan 47%, masing-masing)

setelah pemberian siklosporin. Penghapusan

Page 23: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

paruh digoksin menurun 53-35 dan 111-65 jam

(penurunan 34% dan 41% masing-masing),

menunjukkan penurunan lebih besar dalam

volume distribusi daripada dalam plasma

clearance. Bersihan kreatinin menurun 55,2-24

dan 52,9-17,6 mL/menit (dengan 57% dan 67% ,

masing-masing). Interaksi ini mungkin terbalik

atau diimbangi dengan suksesnya transplantasi

jantung. Dalam 7 pasien terus pada digoksin dan

siklosporin setelah transplantasi jantung, volume

distribusi digoksin meningkat 5,1-8 L/kg,

sementara clearance tidak berubah .

c. Makrolida dan Antibiotik Terkait

Signifikansi 1

Onset delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Established

Efek Penggunaan bersama macrolida dan antibiotik

terkait dengan digoksin dapat meningkatkan

kadar serum digoksin, toksisitas dapat terjadi.

Efek interaksi ini dapat bertahan selama

beberapa minggu setelah administrasi

Eritromisin

Mekanisme Macrolida dan antibiotik terkait dapat

menghambat ekskresi P-glikoprotein ginjal

tubular digoksin. Diduga terjadi variasi genetik

Page 24: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

dalan efek ini.

Manajemen Memantau peningkatan kadar digoksin dan

gejala toksisitas; penurunan dosis digoksin

mungkin diperlukan. Formulasi kapsul dapat

meningkatkan bioavailabilitas, sehingga

mengurangi kemungkinan interaksi.

Diskusi Toksisitas digoksin telah dilaporkan dalam

beberapa kasus setelah clarithromycin,

erythromycin, telithromycin. Peningkatan

konsentrasi digoksin selamapemberian bersama

clarithromycin memungkinkan tergantung dosis

pada clarithromycin. Administrasi

clarithromycin 200-400 mg/hari meningkatkan

kadar serum digoksin 1,8-4. Baik klaritromisin

atau eritromisin mempengaruhi konsentrasi

digoksin meskipun peningkatan clearance ginjal

digoksin. Ada lebih dari 100 laporan spontan-

event dari kemungkinan interaksi digoksin-

azitromisin

d. Propafenon

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Established

Efek Kadar digoksin dalam serum mengalami

peningkatan dan dapat bersifat toksik

Page 25: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Mekanisme Tidak diketahui

Manajemen Monitoring kadar digoksin dalam serum dan

meneliti tanda tanda keracunan digoksin pada

pasien. Dilakukan penyesuaian dosis digoksin

jika dilakukan penambahan propafenon atau

penghentian pengobatan dengan propafenon

Diskusi 10 pasien diberikan digoksin 0.25 mg/hari dan

propafenon 600 mg/hari selama seminggu. Rata-

rata konsentrasi digoksin dalam serum

meningkat dari 0.97 menjadi 1.54 ng/mL dengan

pemendekan interval QT penurunan denyut

jantung per menit. Propafenon menyebabkan

penurunan angka clearance digoksin di ginjal

sebesar 31%

e. Kuinidin

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Established

Efek Peningkatan kadar serum digoksin dengan

kemungkinan toksisitas

Mekanisme Mengurangi pembersihan ginjal dan empedu dan

volume distribusi digoksin.

Manajemen Pada pasien yang menerima digoksin dan

kinidina untuk tanda-tanda dan gejala keracunan

digoksin mungkin perlu untuk mengurangi dosis

digoksin 50% pada beberapa pasien saat

Page 26: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

quinidine dimulai. Memantau tingkat serum

digoksin

Diskusi Interaksi digoksin-quinidine dengan baik

didokumentasikan. Peningkatan kadar serum

digoksin minimal 0,5 ng/mL terjadi pada sekitar

90% pasien ketika diberikan quinidine.

Konsentrasi serum digoksin biasanya akan

berlipat ganda, tetapi besarnya kenaikan dapat

bervariasi secara signifikan. Tingkat serum

digoksin akan mulai naik pada hari pertama

terapi bersamaan, dan tingkat steady-state baru

biasanya dicapai dalam 3 sampai 6 hari .

Kuinidin meningkatkan ketersediaan digoksin ,

mengurangi volume distribusi 30% sampai 40%,

dan mengurangi total clearance digoksin 30%

sampai 40%. Tanda jantung dan GI dan gejala

keracunan terjadi lebih sering pada pasien yang

menerima kinidin dan digoksin dibandingkan

mereka yang menerima digoksin saja. Namun,

profil merugikan efek dari penggabungan ini

adalah mirip dengan kinidin saja. Peningkatan

efek jantung mencerminkan peningkatan

konsentrasi serum digoksin, dengan demikian

mengharapkan digoksin biasanya beracun atau

efek terapi pada tingkat serum digoksin

diberikan pada kebanyakan pasien. Namun, pada

beberapa pasien, toksisitas digitalis dapat terjadi

dalam kisaran terapeutik konsentrasi digoksin

Page 27: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

serum

f. Tetrasiklin

Signifikansi 1

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Suspected

Efek Pemberian tetrasiklin dan digoksin dapat

mengakibatkan tingkat serum meningkat dari

digoksin dalam subset kecil pasien (≈10%),

toksisitas digoksin mungkin terjadi. Efek dapat

bertahan selama berbulan-bulan setelah

menghentikan tetrasiklin

Mekanisme Dalam ≈10% pasien, sejumlah besar digoksin

dimetabolisme oleh bakteri dalam saluran

pencernaan ke DRPs, metabolit inaktif.

Tetrasiklin dapat membalikkan proses dengan

mengubah flora pada Gastro Intestinal,

memungkinkan penyerapan lebih digoksin dapat

dan meningkatkan tingkat serum digoksin

Manajemen Memantau pasien untuk peningkatan kadar

digoksin dan tanda-tanda kelebihan digoksin.

Dosis digoksin menurun mungkin diperlukan.

Penggunaan formulasi kapsul dapat

meminimalkan produksi DRP karena

peningkatan bioavailabilitas

Diskusi Sekitar 10% dari pasien yang menerima digoksin

mengkonversi 30%-40% atau lebih dari obat

Page 28: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

induk untuk digoksin reduction

products( DRPs ), yang tidak aktif oleh produk.

Ketika persiapan digoksin buruk diserap diambil,

tampaknya ada sebuah peningkatan ekskresi

DRPs. Ketika sejumlah besar DRPs

diekskresikan, pasien telah diperlukan dosis

digoksin meningkat. Terapi antibiotik dapat

membalikkan kecenderungan pasien untuk

memetabolisme digoksin dalam saluran

pencernaan ke DRPs, mengakibatkan

peningkatan kadar digoksin. Salah satu subjek

yang diekskresikan 17% sampai 40% DRPs

setelah dosis digoksin tunggal dalam studi

sebelumnya menerima digoksin 0,5 mg/hari

selama 22-29 hari. Setelah 17 hari , subjek diberi

tetrasiklin 500 mg setiap 6 jam selama 5 hari.

Ekskresi urin DRP menurun tajam dalam waktu

48 jam dari tetrasiklin administrasi (dari 39%

menjadi 4%). Setelah pengobatan antibiotik,

tingkat digoksin serum meningkat (dibandingkan

dengan tingkat dasar) 0,72-1,03 ng/ml. Ketika

subyek diberi digoksin 9 minggu setelah

penelitian, DRPs kemih yang dikeluarkan

meningkat 2 %, menunjukkan bahwa efek dari

interaksi terjadi selama beberapa bulan

g. Verapamil/Dofeltilide

Signifikansi 1

Page 29: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Onset Delayed

Keparahan Major

Dokumentasi Suspected

Efek Konsentrasi plasma Dofetilide tinggi dapat

terjadi dengan peningkatan risiko aritmia

ventrikel, termasuk torsades de pointes

Mekanisme Verapamil dapat meningkatkan aliran darah

Portal, meningkatkan tingkat penyerapan

Dofetilide.

Manajemen Penggunaan bersama verapamil dapat

menyebabkan kontraindikasi.

Diskusi Penggunaan bersama verapamil/dofetilide

meningkat dofetilide konsentrasi plasma sebesar

42%. Namun, paparan keseluruhan untuk

dofetilide tidak ditingkatkan. Dalam analisis

aritmia supraventricular dan investigasi aritmia

dan kematian pada populasi pasien dofetilide,

pemberian bersamaan verapamil/dofetilide

dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi

torsades de pointes. Dua belas relawan muda

yang sehat diberi verapamil 80 mg 3 kali/hari,

dofetilide 0,5 mg dua kali/hari, atau kedua obat

secara bersamaan selama 3 hari. Verapamil

meningkatkan tingkat puncak dofetilide 43%

(2,4-3,43 ng/mL) dan AUC 24%. Terkait dengan

tingkat puncak meningkat adalah peningkatan

interval QT (20-26 msec). Perubahan ini

dikaitkan dengan tingkat yang lebih cepat

Page 30: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

penyerapan dofetilide

4. Interaksi Obat Digoksin (Signifikansi 2)

a. Acarbose

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Probable

Efek Mengurangi kadar serum digoksin , sehingga

mengurangi efek terapi dari digoksin

Mekanisme Diduga mengganggu absorbsi Digoksin

Manajemen Melakukan monitor pada pasien untuk

mengetahui penurunan kadar terapi dari

digoksin, apabila interaksi terjadi, maka dapat

dilakukan penambahan dosis digoksin atau

menghentikan penggunaan Acarbose.

Menggunakan acarbose 6 jam setelah pemakaian

obat digoksin dapat mengurangi interaksi ini.

Diskusi Konsentrasi plasma subterapeutik digoksin

dilaporkan terjadi pada pasien wanita 69 tahun.

Yang menggunakan acarbose. 13 bulan

kemudian konsentrasi plasma digoksin menjadi

0,48 ng/ml (dibawah rentang terapeutik). Meski

penggunaan digoksin 0,125 2kali perminggu,

konsentrasi plasma digoksin belum mencapai

rentang terapeutik (0,8-2,1 ng/mL).

b. Aminoglikosida

Page 31: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Absorbsi digoksin diduga akan berkurang, yang

dapat menurunkan efek terapi dari digoksin.

Mekanisme Belum diketahui, kemungkinan dari penggunaan

antibakteri aminoglikosida Neomisin untuk

membunuh bakteri dalam usus yang

berkontribusi dari pembentukan DRP (Digoksin-

reduction product).

Manajemen Pada pasien yang memerlukan penggunaan

Neomisin dalam jangka panjang atau berulang

diperlukan monitoring untuk mengecek kadar

digoksin dengan perubahan dosis yang sesuai.

Diskusi Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan

neomisin secara oral (1-3 gram) mengurangi

konsentrasi serum digoksin. Inhibisi absorpsi

digoksin terlihat jelas pada dosis tunggal

maupun dosis ganda neomisin, tapi paling jelas

terlihat pada dosis tunggal (kadar serum digoksin

berkurang 60%.

c. Antineoplastic Agents

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Page 32: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Efek Kadar serum Digoksin dalam darah berkurang

Mekanisme Menyebabkan perubahan mukosa usus sehingga

mengurangi penyerapan GI digoksin

Manajemen Pemantauan pada pasien untuk tanda tanda

pengurangan efek farmakologis (misalnya :

gagal jantung yang memburuk, hilangnya

kontrol tingkat ventrikel), dosis ditingkatkan,

dan dilakukan monitoring kadar serum digoksin

Diskusi Laju absorpsi dari beta-asetil digoksin berkurang

pada pasien yang menggunakan COPP

(cyclophosphamide, Oncovin, procarbazine,

prednisone) dan and COAP (cyclophosphamide,

Oncovin, cytosine-arabinoside, prednisone).

Kadar maksimal plasma digoksin berkurang dari

3,4 menjadi 2,6 ng/mL. Area Under plasma

concentration-time Curve berkurang 20%.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk

mempelajari lebih dalam interaksi ini.

d. Antijamur Azole

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Established

Efek Kadar serum Digoksin dalam darah meningkat

Mekanisme Mengurangi pembersihan ginjal karena

penghambatan transportasi P-glikoprotein

digoksin 1,2 dan peningkatan penyerapan

Page 33: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Manajemen Melakukan monitoring kadar plasma digoksin

dan memantau tanda-tanda keracunan digoksin

pada pasien dan mengatur dosis digoksin

Diskusi Pria usia 68 tahun menggunakan itraconazol

400mg/day. Pasien juga menggunakan digoksin

0,25 mg 2x sehari. Pada penggunaan digoksin

dan itraconazol, kadar serum digoksin 3,2 ng/mL

dan detak jantung tidak teratur. Semua

penggunaan obat dihentikan , dan dimulai lagi

penggunaan digoksin dan itraconazole. Dosis

digoksin 0,125 mg/hari dan itraconazole

400mg/hari. Kadar serum digoksin ada di

rentang 0,8 -1,8 ng/mL. Studi lain pada 10

sukarelawan sehat yang diberi digoksin 0,25

mg/hari dan itraconazole 200mg/hari selama 10

hari, menunjukkan peningkatan kadar serum

digoksin sebesar 56%.

e. Beta Blocker

Signifikansi 2

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Probable

Efek Kadar Serum Digoksin bisa meningkat oleh

koadministrasi dari Carvedilol. Bradikardia yang

sinergis dapat muncul pada beberapa pasien

Mekanisme Carvedilol mungkin meningkatkan

bioavailibilitas dari Digoksin. Kemungkinan

Page 34: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

penambahan depresi dari konduksi otot jantung

dan mengurangi sekresi Digoksin dalam ginjal

Manajemen Monitoring kadar serum Digoksin dan

melakukan pemantauan terhadap toksisitas

digitalis pada pasien yang menerima digoksin

Diskusi Pemberian digoksin dan propranolol berguna

untuk mengobati angina pektoris pada pasien

dengan ventrikular abnormal. Digoksin dan

propranolol menghasilkan efek sinergis. Pada 8

sukarelawan sehat, pemberian oral carvedilol 25

mg dan digoksin 0,5 mg meningkatkan kadar

serum digoksin 60%. Penelitian pada 8 anak,

menunjukkan bahwa terjadi pengurangan klirens

digoksin sebesar 47% setelah penggunaan

carvedilol. Dua anak mengalami toksisitas

digoksin (anoreksia, muntah, kadar digoksin

tinggi)

f. Cholestyramine

Signifikansi 2

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Probable

Efek Cholestyramine bisa mengurangi bioavilabilitas

digoksin. Meskipun Hal ini terkadang berguna

dalam menangani keracunan digoksin yaitu

karena mengurangi efek digoksin yang bisa

terjadi pada pasien yang minum obat

Page 35: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

cholestyramine secara teratur

Mekanisme Cholestyramine bisa mengurangi absorbsi

gastrointestinal Digoksin yaitu berikatan secara

fisika dengan berikatan pada digoksin.

Cholestyramine juga mengganggu pengolahan

kembali digoksin secara enterohepatik.

Manajemen - Pemantauan terhadap kadar serum digoksin

untuk mengetahui penurunan efek terapi

digoksin.

- Memisahkan waktu penggunaan obat atau

menggunakan digoksin kapsul dapat

mengurangi terjadinya interaksi ini.

Diskusi Kolestiramin kemungkinan mengurangi

bioavailabilitas dari digoksin . Dari 18

sukarelawan yang mendapat digoksin 0,5

mg/hari tablet digoksin atau 0,4 mg/hari kapsul

digoksin, bersamaan dengan 8g kolestiramin

selama 2 minggu. AUC digoksin berkurang 32%

pada sukarelawan yang mendapat tablet

digoksin, dan AUC digoksin berkurang 22%

pada sukarelawan yang mendapat kapsul

digoksin. Studi lain menunjukkan 12

sukarelawan yang menggunakan digoksin 0,75

mg dan kolestiramin 4 g AUC digoksin

berkurang 17%. Dosis kolestiramin ditingkatkan,

kadar serum digoksin berkurang, dan eksresi

digoksin melalui urin meningkat.Pemberian

kolestiramin 8 jam sebeleum atau sesudah

Page 36: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

digoksin dapat meminimalisir interaksi obat.

g. Colestipol

Signifikansi 2

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Colestipol dapat menurunkan waktu paruh

digoksin dan kemungkinan dapat menurunkan

efek terapi digoksin sehingga dapat digunakan

dalam pengobatan toksisitas digoksin

Mekanisme Colestipol dapat berikatan dengan digoksin dan

menurunkan absorpsi digoksin di saluran

pencernaan

Manajemen Dilakukan monitoring konsentrasi digoksin

dalam serum terhadap pasien yang menggunakan

digoksin secara berkala dan diharuskan

melakukan treatment dengan colestipol secara

rutin. Jika konsentrasi atau efek klinis

mengalami penurunan maka dilakukan

peningkatan dosis digoksin.

Diskusi Penurunan kadar digoksin disebabkan oleh

adanya coadministration colestipol. Telah

dilakukan penelitian terhadap beberapa pasien

yang mengalami toksisitas digoksin dan terbukti

ada penurunan waktu paruh digoksin pada tiap-

tiap pasien tersebut. Siklus enterohepatik

digoksin juga dapat mengalami penurunan jika

Page 37: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

digoksin dikombinasikan dengan colestipol

karena digoksin akan lebih terikat dengan

colestipol dibandingkan dengan cholestiramine

yang terdapat dalam cairan duodenum.

Walaupun penelitian ini dilakukan terhadap

pasien yang mengalami toksisitas digoksin,

penurunan efek terapi ini dapat juga terjadi pada

pasien yang mengonsumsi digoksin bersamaan

dengan colestipol tanpa terjadi toksisitas

digoksin.

h. Diltiazem

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Diltiazem meningkatkan kadar digoksin

sehingga dapat menimbulkan terjadinya

toksisitas digoksin

Mekanisme Diltiazem menurunkan clearance digoksin di

ginjal

Manajemen Dilakukan monitoring kadar digoksin dan status

klinis pasien yang mengonsumsi diltiazem

bersamaan dengan digoksin. Jika terjadi

peningkatan terhadap kadar digoksin atau

muncul tanda keracunan maka dosis digoksin

harus diturunkan

Diskusi Penelitian menunjukkan penggunaan diltiazem

Page 38: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

dapat meningkatkan kadar digoksin dalam

serum sebesar 22% sampai 70% dan terjadi

penurunan clearance di ginjal sebesar 26%

sampai 31%. Penelitian lain menunjukkan tidak

adanya efek penggunaan diltiazem terhadap

clearance digoksin di ginjal, namun berefek pada

total clearance di tubuh yang mencapai angka

44%

i. Indomethacin

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Indomethacin dapat meningkatkan kadar

digoksin dalam serum pada bayi yang lahir

prematur dan memungkinkan terjadinya

peningkatan efek farmakologis atau keracunan

namun hal ini mungkin saja tidak terjadi pada

pasien dengan fungsi ginjal yang normal

Mekanisme Indomethacin menurunkan eliminasi digoksin di

ginjal karena adanya penurunan fungsi ginjal

Manajemen Kadar digoksin diteliti melalui perhitungan

kadar dalam urin. Pada bayi prematur dengan

penurunan fungsi ginjal, sebaiknya dilakukan

penurunan dosis digoksin hingga 50% saat

dilakukan penambahan indomethacin pada terapi

digoksin

Page 39: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Diskusi Penelitian pada bayi permatur menunjukkan

peningkatan akdar digoksin dalam serum dengan

kemungkinan keracunan disebabkan oleh

coadministration digoksin dan indomethacin.

Dari 15 pasien bayi prematur yang diujikan

dalam penelitian, didapat angka rata-rata

peningkatan kadar digoksin dalam serum dari

2.24 ng/mL menjadi 3.15 ng/mL (41%) dan

penurunan kadar digoksin pada urin yang

diekskresikan

j. Metoclopramide

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Probable

Efek Metoclopramide dapat menurunkan kadar

digoksin dalam plasma darah dan menurunkan

efek terapi namun efek ini dapat tidak terjadi

pada digoksin dengan formulasi high-

bioavailability

Mekanisme Metoclopramide menurunkan absorpsi digoksin

dengan meningkatkan motilitas saluran cerna

Manajemen Monitoring terhadap penurunan respon terapi

atau penurunan kadar digoksin dalam serum.

Dosis digoksin perlu ditingkatkan atau

mengubah formulasi digoksin menjadi bentuk

sediaan dengan high-bioavailability misalnya

Page 40: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

kaspul, eliksir, atau tablet dengan tingkat

disolusi tinggi

Diskusi Bioavalabilitas dapat menurun dengan adanya

metoclopramide karena peningkatan motilitas

saluran cerna. Namun hal tersebut tergantung

pada tingkat disolusi sediaan digoksin itu

sendiri. Pada penelitian terhadap 16 subjek

pasien sehat dilakukan pemberian digoksin 0.5

mg dalam bentuk tablet atau 0.4 mg dalam

bentuk kapsul dan keduanya disertai konsumsi

metoclopramide. Area Under Curve (AUC)

digoksin tablet menurun 23.5% dengan

penambahan metoclopramide sedangkan AUC

digoksin kapsul tidak terpengaruh dengan

adanya metoclopramide . Penelitian lainnya

menunjukkan penambahan metoclopramide

menyebabkan penurunan absorpsi tablet

digoksin dengan tingkat disolusi 34% namun

tidak berpengaruh pada tablet digoksin dengan

tingkat disolusi 98%-100%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa interaksi digoksin-

metoclopramide bergantung pada tingkat

disolusi formulasi sediaan digoksin

k. Penisilamin

Signifikansi 2

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Page 41: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

Dokumentasi Suspected

Efek Penicillamine dapat menurunkan kadar digoksin

dalam serum dan menurunkan efek terapi

digoksin

Mekanisme Tidak diketahui

Manajemen Monitoring kadar digoksin dalam plasma. Jika

terjadi penurunan kadar atau penurunan respon

klinis maka diperlukan peningkatan dosis

digoksin

Diskusi Pada suatu penelitian, saat penicillamine

diberikan 2 jam setelah pemberian digoksin,

kadar digoksin menurun dari 1.86 menjadi 1.62

ng/mL (13%). Saat penicillamine diberikan 16

jam setelah pemberian digoksin, kadar digoksin

menurun dari 1.5 menjadi 1.16 ng/mL (23%).

Penicillamine juga menurunkan kadar digoksin

yang diberikan secara IV 5 hari sebelum

pemberian penicillamine

l. Kuinin

Signifikansi 2

Onset Delayed

Keparahan Moderate

Dokumentasi Probable

Efek Peningkatan kadar digoksin dalam serum dan

memungkinkan terjadinya keracunan

Mekanisme Kuinin menurunkan clearance bilier digoksin

Manajemen Monitoring terhadap pasien yang menunjukkan

Page 42: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

tanda tanda keracunan digoksin atau peningkatan

kadar digoksin dalam serum. Dilakukan

penurunan dosis digoksin bila dibutuhkan

Diskusi Penelitian dilakukan terhadap 7 pasien sehat

yang diberi digoksin 0.1875 mg dua kali sehari,

setelah 2 minggu pemberian kuinin 250mg/hari

dimulai. Setelah 1 minggu pemberian kedua obat

tersebut, rata-rata konsentrasi digoksin dalam

serum mengalami peningkatan dari 0.64 menjadi

0.8 ng/mL (25%), saat dosis kuinin diubah

menjadi 750 mg/hari, kadar digoksin meningkat

hingga 0.85 ng/mL (33%). Clearance digoksin

di ginjal mengalami peningkatan tipis dan tidak

signifikan namun memungkinkan terjadinya

keracunan

m. Spironolactone

Signifikansi 2

Onset Rapid

Keparahan Moderate

Dokumentasi Suspected

Efek Spironolactone dapat menurunkan efek inotropik

positif digoksin. Kadar digoksin dalam serum

juga dapat mengalami peningkatan. Adanya

spirolactone dapat menggangu hasil

radioimmunoassay digoksin dan memberikan

hasil palsu kadar digoksin yang tinggi

Mekanisme Efek inotropik positif digoksin dapat diturunkan

Page 43: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

oleh efek negatif inotropik spirolactone.

Spirolactone dapat menghambat sekresi tubular

digoksin, menurunkan clearancenya, dan

meningkatkan kadar digoksin dalam plasma

Manajemen Dilakukan penyesuaian dosis digoksin saat

dikombinasikan dengan spironolactone, keadaan

pasien harus selalu dimonitor. Perlu

kewaspadaan terhadap hasil peningkatan

digoksin yang salah karena adanya efek pada

raidoimmunoassay

Diskusi Spironolactone menyebabkan efek negatif

inotropik yang menyebabkan efek positif

inotropik digoksin menurun. Spirolnoactone juga

menurunkan sekresi digoksin di tubular ginjal.

Spironolactone menurunkan clearance dan

meningkatkan kadar digoksind alam plasma.

Namun jika digoksin diberikan setelah pasien

mengonsumsi diuretik (spironolactone), tidak

ada efek yang timbul pada konsentrasi digoksin.

Spironolactone dan metabolitnya mengganggu

hasil radioimmunoassay digoksin dan

memberikan hasil yang salah terhadap kadar

digoksin yang tinggi. Hal ini dapat dihilangkan

dengan kontrol laboratorium yang memadai

untuk dilakukan radioimmunoassay terhadap

digoksin dengan spirolnoactone. Metabolit

spironolactone, yaitu Potassium canrenoate, juga

digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikular

Page 44: INTERAKSI OBAT KARDIOVASKULAR

yang dapat terjadi ketika digoksin mencapai

dosis toksik

DAFTAR PUSTAKA

Boullata, J.I. and Armenti, V.T. 2004. Handbook of Drug-Nutrient Interaction. New

Jersey: Humana Press lnc.

Laurence L.B., John S.L., Keith L.P. 2006. Goodman Gilman's The Pharmacological

Basis Of Therapeutics Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Staff Pengajar Dept. Farmakologi FK Unsri. 2010. Kumpulan Kuliah Farmakologi.

Jakarta: Penerbit ECC.

Tatro D.S. (ed)., 2009, Drug Interaction Facts 2009, Facts and Comparisons. St. Louis, MO: Wolters Kluwer Health.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2002. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan

dan Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Umesh, R.D. 2000. Cardiac Glycosides. Available online at

http://www.people.vcu.edu/~urdesai/car.htm [diakses tanggal 30 September

2013]