interaksi obat amfoterisin b

10
TABEL INTERAKSI OBAT AMFOTERISIN DENGAN OBAT LAIN (Stockley ed 9 th ) Obat Mekanisme Hasil Interaksi Manajemen Clinical evidence Pentamidin e - Gagal ginjal akut dan ketidak seimbangan elektrolit (hypomagnesae mia) Monitoring terhadap fungsi ginjal sebaiknya dilakukan rutin (monitoring setiap hari direkomendasikan ketika menggunakan parenteral pentamidine). Penggunaan liposomal amphotericin b daripada conventional amphotericin b untuk mengurangi resiko kerusakan ginjal. Elektrolit serum sebaiknya juga dimonitoring 110 pasien AIDS -> 9 pasien dalam pengobatan pneumocystis pneumonia (amphotericin b) dan 4 pasien diantaranya diberikan pentamidine parenteral -> menyebabkan akut dan reversible kerusakan ginjal. Dalam 4 kasus, fungsi ginjal kembali normal ketika amfoterisin B dihentikan.Tidak ada kerusakan ginjal yang terlihat pada 2 pasien lainnya yang diberi inhalasi pentamidine atau 3 pasien diberi intravenous co- trimoxazole dan kerusakan ginjal berkontribusi menyebabkan nephrotoxicity dalam penggunaan intravenous pentamidine dengan ampfotericin B. Sucralfate Farmakokineti k In vitro Absorpsi menurun -> Efek Monitoring In vivo study -> tidak ada clinical evidence yang menyatakan berapaa penting interaksi yang

Upload: sheppriola-orvalho-vonia

Post on 17-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Tabel interaksi obat amfoterisin -tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi obat amfoterisin B

TABEL INTERAKSI OBAT AMFOTERISIN DENGAN OBAT LAIN

(Stockley ed 9th)

Obat Mekanisme Hasil Interaksi Manajemen Clinical evidencePentamidine - Gagal ginjal akut

dan ketidak seimbangan elektrolit (hypomagnesaemia)

Monitoring terhadap fungsi ginjal sebaiknya dilakukan rutin (monitoring setiap hari direkomendasikan ketika menggunakan parenteral pentamidine).

Penggunaan liposomal amphotericin b daripada conventional amphotericin b untuk mengurangi resiko kerusakan ginjal.

Elektrolit serum sebaiknya juga dimonitoring

110 pasien AIDS -> 9 pasien dalam pengobatan pneumocystis pneumonia (amphotericin b) dan 4 pasien diantaranya diberikan pentamidine parenteral -> menyebabkan akut dan reversible kerusakan ginjal.

Dalam 4 kasus, fungsi ginjal kembali normal ketika amfoterisin B dihentikan.Tidak ada kerusakan ginjal yang terlihat pada 2 pasien lainnya yang diberi inhalasi pentamidine atau 3 pasien diberi intravenous co-trimoxazole dan kerusakan ginjal berkontribusi menyebabkan nephrotoxicity dalam penggunaan intravenous pentamidine dengan ampfotericin B.

Sucralfate Farmakokinetik In vitro study: amphotericin b dapat berikatan secara irreversible dengan sucralfate dalam pH usus

Absorpsi menurun ->Efek amfoterisin B menurun

Monitoring In vivo study -> tidak ada clinical evidence yang menyatakan berapaa penting interaksi yang terjadi.

Efek amfoterisin B untuk dekontaminasi intestinal candidiasis atau usus dapat menurun.

Obat obatan yang memperpanjang interval QT

FarmakodinamikMeningkatkan efek hypokalaemia

Hypokalaemia Monitoring -

Loop diuretics, thiazide diuretics (Furosemide)

FarmakodinamikMeningkatkan efek hypokalaemia

Hypokalaemia Pemberiana spironolakton tidak menunjukkan hasil klinis yang siknifikan terhadap efek samping obat.

Study retrospektif melaporkan 36% pasien mengalami hipokalemia dalam penggunaan amphotericin b dan furosemide.

Pemberian spironolakton dua kali sehari dengan smfoterisin B mengurangi kebutuhan suplemen potassium, tetapi tidak menunjukkan hasil yang

Page 2: Interaksi obat amfoterisin B

siknifikan secara klinis.Amikacin/gentamisin (aminoglikosida)

FarmakokinetikAmphotericin b menurunkan clearance dari amikacin dan gentamicin.

Nefrotoksik Monitoring berkala Liposomal amphotericin b

(ambisome)) lebih rendah resiko nephrotoxic dibandingkan conventional formulation.

Analisis retrospektif -> amikacin meningkatkan resiko nefrotoksik.

Meningkatnya faktor resikonephrotoxicity dalam penggunaan tobramycin dan gentamicin terhadap 1489 pasien.

Carbapenems - Tidak ada interaksi farmakokinetik.

12 orang sehat menggunakan tobramycin dan biapenem bersama -> tidak menunjukkan interaksi farmakokinetik.

Anidulafungin - Tidak ada interaksi farmakokinetik.

Tidak perlu pengaturan dosis

Antineoplastics Farmakokinetik Amphotericin b

dapat menunda clearance methotrexate -> meningkatkan resiko kerusakan ginjal.

Conventional amphotericin b dengan cisplatin dan ifosfamide dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal.

Resiko kerusakan ginjal

Monitoring Kadar methotrexate -> 300 to 500% lebih tinggi setelah 48 jam dibandingkan penggunaan methotrexate saja.

Amphotericin b dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sehingga menunda methotrexate clearance.

Azole - - Infectious Disease Society of America menyarankan kombinasi amphotericin b dan fluconazole hanya digunakan pada pasien tertentu saja..

Study in vitro dan hewan -> adanya interaksi berpotensi dari azoles dan amphotericin b. Namun, belum diketahui apakah sifatnya antagonis/additive/synergistic.

Amphotericin b menurunkan kadar itraconazole, dan meningkatkan efek hepatotoksik.

Page 3: Interaksi obat amfoterisin B

Outcome -> dimonitoring respon antifungi dan efek samping.

Efek antifungal miconazole dan amphotericin b bersifat antagonis.

Beta agonists (fenoterol, salbutamol (albuterol), terbutaline)

FarmakokinetikMenurunkan kadar plasma potassium

Hypokalaemia Kadar plasma potassium sebaiknya dimonitoring pada pasien asthma berat.

-

Digoxin FarmadinamikToksik digitalis meningkat jika kadar potassium menurun

. Toksik digitalis Kadar potassium dimonitoring secara rutin.

-

Anidulafungin - Tidak ada interaksi farmakokinetik

Tidak perlu penyesuaian dosis. Tidak ada perbedaan farmakokinetik anidulafungin terhadap 27 pasien yang juga menggunakan liposomal amphotericin b

Caspofungin - Tidak ada interaksi farmakokinetik

Tidak perlu penyesuaian dosis.

Micafungin - Tidak ada interaksi farmakokinetik

Tidak perlu penyesuaian dosis.

Ciclosporin FarmakokinetikKadar ciclosporin di darah dapat meningkat/menurun.

Efek nephrotoxicity meningkat.

Neurotoxicity -> Tremor

Bentuk amphotericin b lebih disarankan dibandingkan liposomal amphotericin b

Fungsi ginjal dan elektrolit sebaiknya dimonitoring.

Kadar Ciclosporin Dosis besar prednisone + infuse ciclosporin dan

5-10mg setiap hari profilaksis amphotericin b menyebabkan menurunnya kadar ciclosporin di dalam plasma sebanyak 13 to 23% di 4 minggu pertama setelah transplantasi dibandingkan dengan tanpa amphotericin b.

Seorang laki laki 23 tahun mengalami penurunan kadar ciclosporin dalam darah dari 100 nanograms/ml ke 50 nanograms/ml selama 10 hari penggunaan intravenous amphotericin b.

Study dari 187 pasien tranplantasi, memperlihatkan kenaikan kadar ciclosporin dosis 10 mg/kg/hari dari 275 nanograms/ml ke 328 nanograms/ml selama penggunaan liposomal

Page 4: Interaksi obat amfoterisin B

amphotericin b (ambisome) dan menjadi 242 nanograms/ml dalam satu minggu setelah penggunaan amphotericin b dihentikan.

Nephrotoksik 47 pasien transplantasi sumsum tulang

meningkatkan terjadinya nefrotoksik.

Neurotoksik Sebuah kasus melaporkan terjadinya tremor

berat, kemudian terjadi myoclonic, Study menggunakan hewan, amphotericin b

menurunkan bioavailability ciclosporin dengan menginduksi cytochrome p450 subfamily cyp3a dan p-glycoprotein.

Hydrocortisone

FarmakokinetikCorticosteroid dapat menahan natrium dan air sehingga menimbulkan hypernatraemia, hypokalaemic cardiopathy

Meningkatkan efek hypokalaemia

Hypernatraemia

Konventional amphotericin b disarankan tidak digunakan bersamaan dengan corticosteroids.

Jika terpaksa digunakan, lakukan monitoring terhadap keseimbangan cairan, elektrolit, ginjal, dan parameter cardiovascular.

4 pasien yang diberi hidrokortison 25-40mg/hari meningkatkan terjadinya pembesaran jantung dan CHF sehingga menyebabkan hipokalemia. Kembali normal setelah 2 minggu berhenti mengonsumsi hidrokortison.

Study retrospectif -> sekitar 18% pasien mengalami hipokalemia (penggunaan bersama hidrokortison).

Flucytosine Farmakokinetik Amphotericin b

meningkatkan toksik flucytosine -> mereduksi eliminasi flucytosine elimination sehingga kadar

Amphotericin b meningkatkan toksik flucytosine

Kadar flucytosine dan fungsi ginjal harus dikontrol.

194 pasien secara acak mengonsumsi dosis rendah amphotericin b (initially 0.3 mg/kg daily) selama 4-6minggu and dosis maksimal Flucytosine (150 mg/kg/hari) -> azotaemia (51 pasien), diskrasias darah (52 pasien), dan hepatitis (13 pasien).

Page 5: Interaksi obat amfoterisin B

flucytosine dalam darah meningkat

Amphotericin B meningkatkan uptake selular cellular uptake flucytosine.

Aminoglycosides

Farmakokinetik nephrotoksik ( tobramycin dan gentamicin)

tetani hipomagsemia

Sebaiknya tidak digunakan bersama.

Fungsi ginjal dan kadar obat dimonitoring secara rutin dengan terapi pengganti intravenous magnesium karena dapat menyebabkan tetani.

Lipid formulations amphotericin b lebih rendah efek nephrotoxic daripada conventional formulation.

Clearence amikacin/ gentamicin diganggu -> 12 dari 17 anak. Serum creatinine meningkat 50% atau lebih terhadap 3 anak, tetapi tidak signifikan terhadap 7 orang lainnya.

157 dari 1489 pasien, mengalami nephrotoksik dalam penggunaan tobramycin dan gentamicin.

Pasien yang menerima gentamicin selama 9 hari, diikuti pemberian amfoterisin selama 8 hari menunjukkan terjadinya tetani hipomagsemia.

Telbivudine - - Perhatian disarankan dan dimonitoring fungsi ginjal.

-

Tenovofir - - Direkomendasikan monitoring fungsi ginjal.

-

Vancomicyn - - - Dari 494 pasien yang menerima amphotericin b, 57% of yang juga menerima Vancomycin tidak menunjukkan adanya potensi terjadi nephrotoxicity

Zidovudine - - - Myelotoxicity dan nephrotoxicity terlihat pada study hewan.

Neuromuscular blockers

- - - Tidak ada laporan interaksi siknifikan klinis yang terjadi.

TABEL INTERAKSI OBAT AMFOTERISIN B DENGAN OBAT-BATAN

Page 6: Interaksi obat amfoterisin B

YANG MEMPERPANJANG INTERVAL QT(Sebaiknya Dimonitoring dengan Baik Karena Meningkatkan Efek Hipokalemia)