interaksi obat

Upload: irafrayantisarewa

Post on 16-Mar-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

we

TRANSCRIPT

Interaksi ObatSalah satu contoh SGLT2 inhibitors yang pertama kali dipasarkan di Australia adalah dapagliflozin dan canaglifozin, yang memiliki bioavailabilitas tinggi. Dapagliflozin sendiri bisa diminum baik dengan maupun tidak dengan makanan, sedangkan untuk canagliflozin direkomendasikan diminum sebelum sarapan pagi. Karena kedua obat memiliki ikatan protein plasma yang tinggi, maka kemungkinan interaksi obat bila dilihat secara farmakokinetik adalah rendah. Akan tetapi, karena kedua obat tersebut dimetabolisme di hati melalui glukoronidasi, maka obat-obat yang menginduksi glukoronidasi, contohnya rifampisin, fenitoin, dan ritonavir, dapat mempercepat metabolisme obat ini. Sebaliknya, obat yang menghambat glukoronidasi, seperti asam mefenamat, dapat menghambat metabolismenya. Tetapi secara klinis, efek interaksi dengan obat-obat tersebut memiliki signifikansi yang rendah.1Interaksi dapaglifozin dengan obat diabetes lainnya, termasuk sulfonilurea, dan obat lain, seperti warfarin, statin dan digoksin tidak signifikan.2 Pada pasien dengan kelainan hepar ringan sampai berat, dapaglifozin masih dapat digunakan dan ditoleransi dengan baik. Meskipun, perlu diperhatikan bahwa pasien dengan kelainan hepar berat, pasien terpapar dengan kadar dapaglifozin yang lebih tinggi. Namun, pada pasien gagal ginjal kronik, dan kelainan ginjal sedang-berat, penggunaan dapaglifozin tidak direkomendasikan.3Canagliflozin memiliki tendensi meningkatkan konsentrasi digoksin di plasma, sehingga monitor konsentrasinya perlu dilakukan ketika pemakaian kedua obat secara bersamaan. Interaksi secara farmakodinamik bisa terjadi dengan tiazid dan diuretik loop, contohnya furosemid, dengan menikatkan diuresis sehingga berisiko terjadinya dehidrasi. Pada orang dengan gangguan asam-basa yang disebabkan karena kelainan ginjal atau sedang meminum obat hipertensi golongan ACE Inhibitor atau obat diuretik hemat kalium, dapat mengganggu kerja ginjal dalam menjaga keseimbangan kalium, sehingga berisiko tinggi terjadinya hiperkalemia. Pada pasien dengan kelainan hepar ringan sampai sedang, tidak ada peningkatan konsentrasi obat yang berarti.1Di Jerman sedang di kembangkan empagliflozin, yang bioavailabilitasnya tidak dipengaruhi oleh makanan. Empaglifozin sudah dilakukan uji dengan beberapa obat yang sering digunakan pada pasien DM tipe 2, seperti obat penurun glukosa lain (metformin, sitagliptin, linagliptin dan glimeperid), obat antikoagulan (warfarin), obat antihipertensi (hidroklorotiazid, torasemid, verapamil, ramipril dan digoksin), dan obat penurun kolesterol (simvastatin), uji dilakukan pada orang sehat dan tidak terjadi interaksi antar obat yang signifikan.4,5 Penggunaan empaglifozin bersamaan dengan kontrasepsi oral juga di uji pada orang normal dengan hasil yang tidak signifikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan empagliflozin boleh dikonsumsi bersamaan tanpa perlu penyesuaian dosis. Pada kelainan ginjal dan hepar yang ringan sampai sedang, penggunaan empagliflozin tidak memerlukan penyesuaian dosis. Namun, pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal berat, pemberian empagliflozin tidak direkomendasikan.4Di Amerika Serikat, FDA melakukan uji klinik terhadap interaksi dapagliflozin, dari uji klinik ini didapatkan penurunan nilai HbA1c yang dipengaruhi nilai awal HbA1c, sedangkan pada canagliflozin, terjadi penurunan juga yang berupa dose-dependent. Selain itu, dapat juga terjadi penurunan gula darah puasa, dan gula darah sewaktu, karena mekanisme sekresi dan kerja insulin tidak dipengaruhi oleh obat-obatan SGLT2 inhibitors.1,2

Daftar Pustaka1. Thynne T, Doogue M. Sodium-glucose co-transporter inhibitors: mechanism of action. Aust Prescr 2014; 37(1): 14-6.2. Kilov G, Leow S, Thomas M. SGLT2 inhibition with dapagliflozin: a novel approach for the management of type 2 diabetes. Australian Family Physician 2013; 42(10): 707-10.3. Kim Y, Babu AR. Clinical potential of sodium-glucose co-transporter 2 inhibitors in the management of type 2 diabetes. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy 2012; 5: 31327.4. Neumiller JJ. Empagliflozin: a new sodium-glucose co-transporter 2 (SGLT2) inhibitor for the treatment of type 2 diabetes. Drugs in Context 2014; 3: 212262.5. Macha S, Sennewald R, Rose P, Schoene K, Pinnetti S, Woerle HJ, et al. Lack of clinically relevant drugdrug interaction between empagliflozin, a sodium glucose co-transporter 2 inhibitor, and verapamil, ramipril, or digoxin in healthy volunteers. Clinical Therapeutics 2013; 35(3): 226-35.