integrated reservoir management

6
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 IATMI 2001-34 “INTEGRATED RESERVOIR MANAGEMENT”, SEBUAH PARADIGMA BARU PENGUSAHAAN HULU EKSPLORASI-PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA Andrie Haribowo Reservoir Eng. Aset-II, PERTAMINA Daerah Operasi Hulu Cirebon Kata kunci : Integrated Reservoir Manajement, Paradigma Baru, Pengusahaan Hulu Migas Abstrak Perkembangan teknologi, metoda atau konsep dan pendekatan yang berkaitan dengan kegiatan hulu ekplorasi-produksi cenderung memberikan dampak positif baik langsung ataupun tidak langsung, termasuk pula dampak globalisasi seperti internasionalisasi SDM pelaku kegiatan. Perkembangan yang lebih lanjut diwarnai dengan perubahan pola fikir dan wawasan yang cenderung sendiri dan terpisah (stand alone) menjadi terpadu (terintegrasi) dan sinergistik secara total. Konsep manajemen reservoir terintegrasi merupakan sinergi antara ilmu-ilmu kebumian (Geosciences) dan keteknikan (Engineering). Aspek kualitatif ilmu kebumian melibatkan aspek geologi dan geofisika, sedangkan aspek kuantitatif ilmu-ilmu keteknikan melibatkan Reservoir dan Produksi yang sudah barangtentu telah mempertimbangkan keekonomian dan kelaikan operasionalnya. Sinergi antara ilmu-ilmu kebumian dan keteknikan dalam aktivitas hulu eksplorasi- produksi tersebut hanya dapat dicapai hanya bila masing-Masing Komponen Yang Terlibat Didalamnya Dapat Saling Memahami, baik mengenai peristilahan yang digunakan maupun sifat-sifat / ciri khas dari masing-masing cabang keilmuannya. Pengertian terpadu dan terintegrasi ditujukan kearah penyatuan persepsi , pandangan, pemahaman tujuan, untuk itu diperlukan perubahan paradigma / polafikir agar tujuannya tercapai berdaya guna dan berhasil guna. Implementasi yang nyata pada bidang pengusahaan hulu eksplorasi-produksi adalah hadirnya pelaku-pelaku kegiatan hulu EP yang berwawasan reservoir manajemen terintegrasi dan mampu menerapkan konsep-konsep / teknologi tepat guna hingga dapat memberikan hasil yang berdaya guna, rinci, akurat serta operasional. 1. PENDAHULUAN Pengusahaan minyak dan gas bumi merupakan upaya padat modal dan syarat teknologi untuk mendapatkan hasil optimal dengan memanfaatkan dana, daya dan teknologi dari berbagai disiplin ilmu terkait dengan mempertimbangkan kondisi operasional dan keekonomian secara terintegrasi dan berkesinambungan mulai sejak mencari dan menemukan (discovery) sampai saat kegiatan produksinya ditinggalkan (abandon). Penemuan cadangan hidrokarbon baru di Indonesia Dalam beberapa dekade terakhir ini dirasakan semakin sulit sejalan dengan upaya pemenuhan pasokan energi khususnya BBM dalam negeri yang semakin meningkat kebutuhannya menghadapkan aktivitas hulu eksplorasi-produksi migas pada tantangan untuk mencari dan menemukan cadangan baru serta mengoptimalkan produksinya melalui pengelolaan cadangan secara effektif dan efisien. Tantangan ini memerlukan penelitian dan evaluasi yang berkesinambungan terhadap beberapa cekungan sedimen termasuk yang berada di daerah- daerah frontier, daerah-daerah yang telah dieksplorasi dan diproduksikan ataupun lapangan-lapangan tua yang telah ditinggalkan. Masalah utama dalam pengusahaan hulu eksplorasi-produksi tersebut adalah ketidakpastian (uncertainty) dan kelaiakan (feasibility) yang diterjemahkan sebagai resiko tinggi dalam mencari dan menemukan jebakan dan cadangan baru hingga penentuan besarnya cadangan dan produksinya. Ketidakpastian dan kelaikan interpretasi ini sangat tergantung pada regional local knowledges’, penerapan metoda pendekatan, validasi data serta keandalan pelaku-pelakunya. 1.1. Kegiatan Hulu Eksplorasi Produksi Aktivitas hulu eksploras-produski secara garis besar terdiri dari 5 tahap ; (1) Basin assessment and evaluation (2) Prospect generation (3) Appraisal (4) Development Planing (5) Reservoir management strategis. Kelima tahapa kegiatan hulu EP tersebut tidak dapat dipisahkan selanjutnya updating atau reevaluasi harus selalu dilakukan tergantung pada kompleksitas masalah dan keberadan dari data-data terkait. Updating atau reevaluasi cenderung membawa dampak terhadap tahap kegiatan sebelumnya sedangkan implementasinya berpengaruh terhadap tahap selanjutnya. Dalam setiap tahap kegiatan Geologi / geofisika serta keteknikan harus saling menunjang dan terintegrasi secara kualitatif maupun kuantitatif dengan harapan akan dapat memberikan suatu hasil yang optimum. Basin Assesment & Evaluation Analisis sumberdaya hidrokarbon dimulai dari analisa cekungan (Basin Assesment & Evaluation) secara keseluruhan. Karena itu diperlukan suatu system klasifikasi cekungan mengingat di Indonesia terdapat beberapa macam tipe cekungan yang pembentukanya dipengaruhi oleh letak geografisnya masing-masing. Klasifikasi cekungan yang didasarkan genesis dan evolusi cekungan yang berkaitan dengan sejarah geologi mulai dari tektonik pembentuk, siklus pengendapan serta tektonik perubah cekungan. Penerapan dari klasifikasi ini terhadap cekungan-cekungan di Indonesia menghasilkan suatu lokalisasi dan identifikasi cekungan yang dituangkan dalam suatu ‘gological setting & Frameworkselanjutnya dijadikan acuan dasar kegiatan eksplorasi khususnya dalam analisa-analisa cekungan.

Upload: medina-ayesha

Post on 15-Apr-2017

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Integrated Reservoir Management

PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001

IATMI 2001-34

“INTEGRATED RESERVOIR MANAGEMENT”,SEBUAH PARADIGMA BARU PENGUSAHAAN HULU EKSPLORASI-PRODUKSI

MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA

Andrie HaribowoReservoir Eng. Aset-II, PERTAMINA Daerah Operasi Hulu Cirebon

Kata kunci : Integrated Reservoir Manajement, Paradigma Baru, Pengusahaan Hulu Migas

AbstrakPerkembangan teknologi, metoda atau konsep dan pendekatan yang berkaitan dengan kegiatan hulu ekplorasi-produksi

cenderung memberikan dampak positif baik langsung ataupun tidak langsung, termasuk pula dampak globalisasi sepertiinternasionalisasi SDM pelaku kegiatan. Perkembangan yang lebih lanjut diwarnai dengan perubahan pola fikir dan wawasan yangcenderung sendiri dan terpisah (stand alone) menjadi terpadu (terintegrasi) dan sinergistik secara total.

Konsep manajemen reservoir terintegrasi merupakan sinergi antara ilmu-ilmu kebumian (Geosciences) dan keteknikan(Engineering). Aspek kualitatif ilmu kebumian melibatkan aspek geologi dan geofisika, sedangkan aspek kuantitatif ilmu-ilmuketeknikan melibatkan Reservoir dan Produksi yang sudah barangtentu telah mempertimbangkan keekonomian dan kelaikanoperasionalnya.

Sinergi antara ilmu-ilmu kebumian dan keteknikan dalam aktivitas hulu eksplorasi- produksi tersebut hanya dapat dicapaihanya bila masing-Masing Komponen Yang Terlibat Didalamnya Dapat Saling Memahami, baik mengenai peristilahan yang digunakanmaupun sifat-sifat / ciri khas dari masing-masing cabang keilmuannya. Pengertian terpadu dan terintegrasi ditujukan kearah penyatuanpersepsi , pandangan, pemahaman tujuan, untuk itu diperlukan perubahan paradigma / polafikir agar tujuannya tercapai berdayaguna dan berhasil guna.

Implementasi yang nyata pada bidang pengusahaan hulu eksplorasi-produksi adalah hadirnya pelaku-pelaku kegiatan hulu EPyang berwawasan reservoir manajemen terintegrasi dan mampu menerapkan konsep-konsep / teknologi tepat guna hingga dapatmemberikan hasil yang berdaya guna, rinci, akurat serta operasional.

1. PENDAHULUAN

Pengusahaan minyak dan gas bumi merupakan upaya padatmodal dan syarat teknologi untuk mendapatkan hasil optimaldengan memanfaatkan dana, daya dan teknologi dari berbagaidisiplin ilmu terkait dengan mempertimbangkan kondisioperasional dan keekonomian secara terintegrasi danberkesinambungan mulai sejak mencari dan menemukan(discovery) sampai saat kegiatan produksinya ditinggalkan(abandon).

Penemuan cadangan hidrokarbon baru di Indonesia Dalambeberapa dekade terakhir ini dirasakan semakin sulit sejalandengan upaya pemenuhan pasokan energi khususnya BBMdalam negeri yang semakin meningkat kebutuhannyamenghadapkan aktivitas hulu eksplorasi-produksi migas padatantangan untuk mencari dan menemukan cadangan baru sertamengoptimalkan produksinya melalui pengelolaan cadangansecara effektif dan efisien. Tantangan ini memerlukanpenelitian dan evaluasi yang berkesinambungan terhadapbeberapa cekungan sedimen termasuk yang berada di daerah-daerah frontier, daerah-daerah yang telah dieksplorasi dandiproduksikan ataupun lapangan-lapangan tua yang telahditinggalkan.

Masalah utama dalam pengusahaan hulu eksplorasi-produksitersebut adalah ketidakpastian (uncertainty) dan kelaiakan(feasibility) yang diterjemahkan sebagai resiko tinggi dalammencari dan menemukan jebakan dan cadangan baru hinggapenentuan besarnya cadangan dan produksinya.Ketidakpastian dan kelaikan interpretasi ini sangat tergantungpada ‘regional local knowledges’, penerapan metodapendekatan, validasi data serta keandalan pelaku-pelakunya.

1.1. Kegiatan Hulu Eksplorasi Produksi

Aktivitas hulu eksploras-produski secara garis besar terdiridari 5 tahap ; (1) Basin assessment and evaluation (2)Prospect generation (3) Appraisal (4) Development Planing(5) Reservoir management strategis. Kelima tahapa kegiatanhulu EP tersebut tidak dapat dipisahkan selanjutnya updatingatau reevaluasi harus selalu dilakukan tergantung padakompleksitas masalah dan keberadan dari data-data terkait.Updating atau reevaluasi cenderung membawa dampakterhadap tahap kegiatan sebelumnya sedangkanimplementasinya berpengaruh terhadap tahap selanjutnya.Dalam setiap tahap kegiatan Geologi / geofisika sertaketeknikan harus saling menunjang dan terintegrasi secarakualitatif maupun kuantitatif dengan harapan akan dapatmemberikan suatu hasil yang optimum.

Basin Assesment & EvaluationAnalisis sumberdaya hidrokarbon dimulai dari analisacekungan (Basin Assesment & Evaluation) secarakeseluruhan. Karena itu diperlukan suatu system klasifikasicekungan mengingat di Indonesia terdapat beberapa macamtipe cekungan yang pembentukanya dipengaruhi oleh letakgeografisnya masing-masing. Klasifikasi cekungan yangdidasarkan genesis dan evolusi cekungan yang berkaitandengan sejarah geologi mulai dari tektonik pembentuk, sikluspengendapan serta tektonik perubah cekungan. Penerapan dariklasifikasi ini terhadap cekungan-cekungan di Indonesiamenghasilkan suatu lokalisasi dan identifikasi cekungan yangdituangkan dalam suatu ‘gological setting & Framework’selanjutnya dijadikan acuan dasar kegiatan eksplorasikhususnya dalam analisa-analisa cekungan.

Page 2: Integrated Reservoir Management

“Integrated Reservoir Management” Sebuah Paradigma Baru Andrie HaribowoPengusahaan Hulu Eksplorasi-Produksi Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia

IATMI 2001-34

Prospect GenerationBatuan sedimen yang diendapkan dicekungan-cekungan yangdipisahkan berdasarkan siklus sedimentasi atau sikuenstratigrafinya dan dapat dikatagorikan kedalam beberapa typepetroleum play. Masing-masing type play ini dapat dibagi lagimenjadi play-play yang lebih rinci lagi berdasarkan arahperubahan faciesnya. Selain itu penyebran batuan indukpotensial pembentuk hidrokarbon perlu diketahui karenadalam analisis hidrokarbon, kematangan batuan induk,kedalaman, tekanan dan temperatur merupakan factor-faktorpenentu dalam terbentuknya hidrokarbon.

Data yang lengkap dan kompleks disamping pengetahuantentang cekungan sangat diperlukan untuk menunjangkegiatan eksplorasi, diantaranya adalah identifikasi systemjebakan tempat terakumulasinya hidrokarbon yang meliputijenis dan klasifikasi jebakan , prospek dan batas-batas jebakanserta analisa resiko dan perioritasnya. Data-data geologi,geofisika, geokimia dan data-data terkait lainnya sangatdibutuhkan dalam proses perhitungan jumlah hidrokarbonyang terakumulasi disuatu system jebakan hidrokarbon.

AppraisalDalam pengusahaan minyak, gas ataupun panas bumi,evaluasi dan usulan (appraisal) biasanya dilakukan secarabertahap dimulai dari penentuan batas reservoir baik batasgeologi (area, perubahan fasies / pembajian, sesar dll) maupunbatas-batas fluida (minyak-air, gas-air) dengan melakukandeliniasi, karakterisasi batuan-fluida reservoir untukmemperkirakan sifat-sifat fisik, kimia, ulah / kinerja reservoirserta perencanaan pengembangan lapangan untukmengkonfirmasi kandungan hidrokarbon, prakiraan cadanganterproduksi lengkap dengan metoda produksinya.Kesemuanya bermuara pada keekonomian proyek yanganalisisnya menggambarkan tingkat komersialisasi sepertikatagori komersial untuk dikembangkan, marjinal atau submarginal.

Evaluasi Dan Usulan (appraisal) dilakukan pada berbagaikondisi dan tahapan sesuai dengan tingkat dengan tingkatperkembangannya secara keteknikan dan keekonomian.Keputusan yang diambil didasarkan atas usulan yang tekahdianalisa keekonomianya. Khususnya aktivitas hulu migas,faktor resiko menempati bagian utama mengingatketidakpastian yang disebabkan oleh tingkat pemahamanpemahaman mengenai unsur kebumian. Keberanianmengambil resiko dicerminkan oleh keputusa untukmelakukan investasi seperti melanjutkan aktivitas eksplorasidan atau produksi, menghentikan usaha dan meninggalkannya(disvestasi), mengalihkan sebagian atau seluruh hakpengoperasian. Atau dapat pula bertahan dengan statustersebut tanpa menambah kegiatan yang ada (status quo).

Development PlanIdealnya suatu rencana pengembangan harus didasarkan padakeadaan reservoir / lapangan yang telah diketahuikepastiannya dengan local knowledges tinggi atau tingkatketidakpastian minimum, antara lain geometri, batas dandistribusi batuan serta fluida reservoirnya. Dengan demikiankonsep pengembangan secara rasional dapat diterapkandengan baik. Konsep ini mempertimbangkan tiga butir dasar,antara lain :1. meminimasi interaksi antar sumur produksi

Interaksi antar sumur terjadi bila laju produksi darimasing-masing sumur dalam system pengurasan tidak

proporsional dengan kemampuan alirnya, tekanan dasarsumurnya, serta kapasitas reservoir (kh : reservoircapasity) tersebut. Daerah pengurasan dari setiap sumurtidak berubah apabila terdapat keseimbangan di dalamreservoirnya, sehingga sumur tersebut tidak akanmenguras fluida melampaui batas / daerah pengurasansumur lain.

2. Memaksimalkan perolehanPerolehan (recovery) dari pengurasan reservoir migasakan mencapai maksimal bila terdapat keserasian antaralaju pengurasan dengan (voidage rate) dengan lajupengisian kembali (influx rate). Keadan seimbang tercapaibila bila kumulatifnya = 0 (steadystate : keadaan dimanaInflux = withdrawal rate)

3. Meminimasi biaya produksi.Konsep pengembangan secara rasional menganut azasbiaya produksi minimum. Biaya produksi satu lapangandengan lapangan lainnya cenderung berbeda satusamalainnya tergantunga tingkat kesulitan lokasi / daerahtersebut. Tinggi rendahnya biya produksi tidak dapatsecara langsung digunakan menilai kinerjanya.Perbandingan biaya produksi untuk memberikangambaran kinerja sistem baru layak bila faktor-faktorteknisnya telah dikonversi dengan baik.

Reservoir Manajemen StrategisDari pengalaman yang cukup lama dalam mengelolareservoir, akhirnya pelaku-pelaku usaha (ahli teknik reservoir,Geologist mapun geofisis menyadari dibutuhkannya suatukoordinasi / wadah komunikasi yang dapat menjembataniperbedaan-perbedaan yang ada antar disiplin keilmuansehingga dicapai kesamman pola fikir, pandangan serta tujuandalam mengoptimalkan perolehan migas dari reservoirvoiryang sama. Dengan ide / pola fikir tersebutlah para ahlimelakukan ‘reservoir manajemen.

Strategi utama dalam mengimplementasikan konsep-konsepreservoir manajemen adalah ‘right time-right place’ (padaWaktu / saat dan tempat yang tepat). Waktu yang ideal dantepat untuk menerapkan konsep-konsep reservoir manajemenadalah sesaat setelah setelah ditemukannya suatu temuanbaru, karena konsep-konsep manajemen reservoir tidak hanyamenyediakan sarana monitoring dan ‘evaluation tools’ namunpada saatnya akan meghasilkan penghematan biaya dimasayang akan datang.

Tujuan utama penerapan konsep manajemen reservoir adalahoptimasi ekonomis perolehan migas, yang dicapai dengancara ; (1) Identifikasi dan mendefinisikan semua bagian darisuatu reservoir termasuk sifat-sifat fisiknya (2) Pertimbangankinerja masa lalu untuk memprkirakan produksi masa yangakan datang (3) Optimasi jumlah titik serap (4) pemilihansistem bawah permukaan yang tepat maupun fasilitaspermukaan (5) Menjadikan Pertimbangan ekonomis sertaaspek hokum sebagai benang merah dari berbagaipengambilan keputusan.

2. RESERVOIR MANAJEMEN TERINTEGRASI

Reservoir Manajemen yang berhasil membutuhkan pekerjaantim yang kompak dan sinergi atau dengan kata lain reservoirmanajemen bukanlah identik dengan dengan reservoirengineering ataupun geologi produksi. Kesuksesan bidang inimemerlukan usaha dari berbagai disiplin yang ada didalamtim reservoir manajemen. Setiap anggota tim merupakan

Page 3: Integrated Reservoir Management

“Integrated Reservoir Management” Sebuah Paradigma Baru Andrie HaribowoPengusahaan Hulu Eksplorasi-Produksi Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia

IATMI 2001-34

bagian yang tidak terpisahkan dalam mengelola reservoir(Gambar-3.2). Angota tim haruslah bekerja sama untukmelaksanakan dan mengembangkan rencana-rencanareservoir manajemen. Dengan melintasi batas-batastradisional antar disiplin, mengintegrasikan fungsi sertasumberdaya koorporat akan bermanfaat dalam mencapaitujuan /cita-cita reservoir manajemen.

Seluruh keputusan pengembangan lapangan danpengoperasiannya dilakukan sepenuhnya oleh tim meskipunsesungguhnya kunci keberhasilan dari sistim ini masih sangattergantung pada kelakuan alami dari reservoir objektifpengembangan. Sebuah ide / keputusan tidak lahir hanya dariseorang reservoir enjiner saja, pada kenyataannya anggota timyang dapat memadukan sistim secara keseluruhanlah ide-ideterbaik / proses pengambilan keputusan berasal. Hal inimenunjukan bahwa seseorang yang memiliki latar belakangkeilmuan komplit seperti reservoir engineering, geologi,production, drilling & well completion serta fasilitas-fasilitaspermukaan akan memiliki peran yang sangat penting darisuatu tim kerja reservoir manajemen. Namun tidak banyak(hampir mustahil) orang yang memiliki pengetahuan cukupdisemua bidang seperti itu, untuk itulah perlu dibentuk suatutim yang mampu mengakomodasi seluruh disiplin keilmuanyang berkompetensi di bidang pengusahaan hulu migas ini.

Suatu tim kerja ‘reservoir manajemen’ dapat lebihdiberdayakan dengan beberap cara antara lain :- Memperbaiki komunikasi antar disiplin keilmuan dengan

cara ; pertemuan berkala, kerjasama interdisiplin,menciptakan suasana saling menghargai dan mempercayaiserta budaya mau menerangkan dan mendengarkan.

- Pada tingkatan tertentu para enjiner harus perlumemahami pengetahuan tentang karakteristik batuan danlingkungan pengendapan, disisi lain geologist juga perlumengetahui teknik penyelesaian sumur serta teknisketeknikan terkait karena keterlibatan bereka dalam suatuproyek bersama.

- Menghilangkan jauh-jauh ambisi pribadi untuktercapainya tujuan utama

- Meningkatkan pengusaan dibidangnya masing-masingdengan baik dan komprehensif.

Kunci suksesnya suatu proyek pengembangan lapangan yangberbasis ‘reservoir manajemen’ adalah kemampuan,kemenangan dan keharmonisan tim dengan strukturmanajemen. Dalam beberapa kasus tim ini hanya terbentukdan terjalin pada simpul-simpul waktu investasi saja namuntim kerja reservoir manajemen ini perlu tetap hidup sepanjang‘reservoir life time’.

2.1. Organisasi Pengelolaan Reservoir

Konsep peningkatan interaksi geologist dan ahli teknikperminyakan yang dikemukakan oleh Sessions dan Lehmanmenawarkan suatu upaya peningkatan kemampuan anggotateam work ini melalui suatu tim multi fungsi dan crosstraining antar disiplin ilmu. Pada organisasi yang lama(Gambar-3.1a) geologi produksi dan reservoir engineeringterpisah / tersekat sehingga kecil kemungkinan masing-masing individu memiliki pemahaman tentang ilmu-imu lintasfungsinya (cross function knowledge). Melalui ‘Integratedreservoir manajemen training’ yang di kemas dalam ‘crossfungction training’ diharapkan seorang geologis dapat

memilki pengetahuan yang cukup tentang keteknikanperminyakan dan begitu pula sebaliknya.

Gambar-3.1a dan 3.1b memperlihatkan perbedaan organisasilama dengan organisasi modern (baru). Dalam organisasikonvensional (lama) masing-masing anggota tim (geofisisist,geologist, reservoir & production engineer, operation dll)bekerja untuk mengelola reservoir dibawah kepala fungsimasing-masing. Sedangkan pada organisasi baru ( denganpendekatan multidisipliner) anggota-anggota tim dariberbagai fungsi bekerja pada reservoir yang sama dibawahseorang kepala tim atau kadang bekerja selaku tim yangmengatur diri sendiri.

Kepala tim biasanya hanya memberikan arahan dan motivasidan sekali-kali arahan fungsional diberikan oleh pakarkefungsian (chief engineering). Tim pada umumnya dankhususnya anggota tim tidak wajib melapor secaraadministrative kepada chief engineering, tetapi secaraadministrative tim ini menerima arahan dari manajer assetatau dalam konsep manajemen ‘MA’ hanya akan menekankanfocus kerja di lingkungan lapangan asset.

Gambar-3.2 memperlihatkan konsep sinergi dan pola fikirtim yang merupakan elemen integrasi antara geosains dengandan ilmu keteknikan lainnya. Keintegrasian dimaksudmeliputi teknologi, data, peralatan serta SDM pelaku-pelakunya, namun keberhasikan ‘integrasi tim’ ini masihsangat tergantung pada ; (1) Pemahaman secara utuh halproses reservoir manajemen, teknologi, serta peralatanmelalui training dan penugasan integrasi (2) Keterbukaan,fleksibilitas, komunikasi dan koordinasi (3) Bekerja dalamtim (4) Ketelitian dan kecermatan. Seorang reservoirengineer dan geologist akan bersam-sama memperolehmanfaat dari pemahamanseismik dan data seismologi lintasansumur, untuk itu dibutuhkan keserasian pola fikir anatargeologist dan ahli keteknikan untuk menjabarkan data seismicdan memahaminya agar hasilnya dapat lebih bermanfaat,bernilai dan berdaya guna.

3. PROSES DAN IMPLEMENTASI

Proses reservoir manajemen terintegrasi mencakupmenetapkan tujuan dan strategi suatu rencana pengembangan,implementasi dan monitoring rencana tersebut, sertamengevaluasi hasilnya (Gambar-3.1). Tidak satupun darielemen reservoir manajeman berdiri sendiri, semuanyasaling bergantung satu dengan lainnya. Suatu proses yangdinamis dan menerus. Selagi terdapat pertambahan datareservoir manajeman dapat diperbaiki kemudiandiimplementasikan sesuai dengannya. Meskipun rencanareservoir manajeman yang lengkap dan komprehensifsangatlah dibutuhkan, namun tidaklah mungkin semuareservoir memilikinya karena perkembangan biaya dankeefektifan biaya. Namun demikian, kunci keberhasilanreservoir manajeman (Komprehensif ataupun tidak) adalahimplementasinya sejak awal.

3.1. Menetapkan Tujuan

Memahami kebutuhan spesifik, menetapkan rencana yangrealitis dan dapat tercapai adalah langkah pertama dalamreservoir manajemen. Elemen utama dari suatu tujuanreservoir manajemen terintegrasi adalah:

Page 4: Integrated Reservoir Management

“Integrated Reservoir Management” Sebuah Paradigma Baru Andrie HaribowoPengusahaan Hulu Eksplorasi-Produksi Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia

IATMI 2001-34

1. Karakterisasi ReservoirSifat alami reservoir yang dapat dimanfaatkan denganoptimal adalah kunci dari strategi reservoir manajeman .Mengetahui dengan baik kelakuan alami reservoirmemerlukan pengetahuan geologi reservoir tersebut,batuan dan fluidanya, aliran fluida didalamnya, danmekanisme reservoir tersebut, pemboran dan penyelesaiansumur, dan ulah produksi yang lalu.

2. Lingkungan KeseluruhanMengetahui hal lingkungan berikut adalah sangat pentinguntuk pengembangan strategi reservoir manajeman secaraefektif:♦ Korporat : Tujuan, kemampuan financial, kulturdan attitude.

♦ Ekonomi : Iklim bisnis, harga minyak dan gas,inflasi, kapital, kekuatan personal

♦ Sosial : Konservasi energi, keselamatan kerja, &peraturan-peraturan lindung lingkungan.

3. Teknologi dan Alat TeknologiKeberhasilan reservoir manajeman tergantung kepadakebenaran dan kecocokan penggunaan teknologi dalamaplikasinya menyangkut eksplorasi, pemboran danpenyelesaian sumur, proses pengurasan dan produksi.Teknologi lanjut telah berkembang disktor-sektor tersebut

3.2. Rencana Pengembangan Dan Keekonomian

Memformulasikan reservoir manajeman secara komprehensifadalah sangat diperlukan untuk keberhasilan proyek. Perlusangat dicermati terutama untuk hal yang sangat memakanwaktu di tahap pengembangan (Gambar-3.3).1. Strategi Pengembangan dan Pengurasan

Aspek utama dari reservoir manajeman berhubungandengan strategi dalam menguras reservoir untukpengambilan minyak dengan cara primer, sekunder danenhanced oil recovery (EOR). Strategi pengembangan danpengurasan akan tergantung saat tahap kehidupanreservoir tersebut. Dalam hal reservoir baru diketemukan,kita perlu mempertajam pertanyaan akan dikembangkanke arah mana reservoir tersebut ( misalnya; jarak sumur,jumlah sumur). Bila reservoir sudah melewati atau sedangtahap pengurasan primer, skema pengurasan sekunder dantersier perlu sangat dicermati.

2. Pertimbangan KelingkunganDalam mengembangkan dan memproduksikan suatulapangan, lingkungan sekitar dan ekologi sangat perludiperhatikan. Peraturan perundangan perlu ditaati denganseksama, karena hal-hal ini sangat sensitif dalam prosesreservoir manajeman, misalnya cagar alam/hutan disekitardaerah operasi.

3. Akuisisi dan Analisa DataReservoir manajeman diawali dari rencanapengembangan, implementasi rencana tersebut,monitoring dan evaluasi ulah reservoir memerlukanpengetahuan tentang reservoir yang akan diperolehmelalui data akuisisi terintegrasi dan penganalisaanprogram. Analisa data memerlukan usaha yang tidakkecil, skrutinitas dan inovasi. Langkah-langkah kunciadalah:♦ Rencana, justifikasi, waktu dan prioritas.♦ Mengumpulkan dan menganalisa.♦ Validasi dan menyimpan (dalam data base).Program data manajemen yang efisien terdiri atasmengumpulkan, analisa, penyimpanan, dan

penggunaannya, sangat diperlukan untuk sutau proyekreservoir manajeman yang baik.

4. Studi Model Geologi dan Model NumerikModel geologi didasarkan dari perluasan (upscalling)analisa core dan pengukuran log menjadi skala reservoirdengan menggunakan berbagai teknologi misalnyaaplikasi geofisis, korelasi mineralogi, lingkunganpengendapan, dan diagnesis. Model geologi, yaitu definisiunit geologi dan kemenerusannya atauketidakmenerusannya, merupakan bagian integral darigeostatistik dan terakhirnya adalah model untuk reservoirsimulasi.

5. Perkiraan Produksi dan CadanganNilai keekonomian dari proyek pengurasan petroleumsangatlah ditentukan oleh ulah produksi reservoir tersebutdengan cara produksi lain dan yang akan datang. Karenaitu, evaluasi ulah reservoir yang lampau dan kinikemudian rencana yang akan datang, adalah aspek utamadari proses reservoir manajemen. Perhitungan klasikvolumetrik, material balance, dan metoda analisa kurvadeklain produksi, dan teknologi tinggi black-oil,compositional dan simulator EOR digunakan untukmenganalisa ulah reservoir dan memperkirakan cadangan.Simulator reservoir merupakan hal utama untukmemformulasikan rencana pengembangan lapangan,history matching dan optimalisasi produksi mendatang,dan merencanakan dan mendesain proyek EOR.

6. Fasilitas PenghubungFasilitas adalah penghubung fisik dari permukaan kereservoir, segala hal yang kita lakukan atas reservoir,melalui fasilitas tersebut. Sehingga fasilitas mancakuppemboran, penyelesaian sumur, pompa, gas lift, injeksi,proses dilapangan, dan penyimpanan. Desain yang benardan perencanaan pemeliharaan fasilitas merupakan kunciatas keuntungan proyek. Fasilitas haruslah benar-benarberencana dan terlaksana dengan baik agar dapatmenjadikan reservoir manajemen suatu keberhasilan.

7. Optimalisasi EkonomiOptimalisasi keekonomian merupakan suatu media darireservoir manajeman yang akan menghantarkan padatujuan akhir yaitu keuntungan yang maksimal.

8. Persetujuan ManajemenPersetujuan dan dukungan manajemen disertai komitmenpersonal di lapangan merupakan hal yang utama untukkesuksesan proyek.

3.3. Implementasi

Setelah objektif dan tujuan ditentukan suatu integratedreservoir manajemen telah juga dikembangkan, langkahberikut adalah implementasi rencana tersebut. Tabel-3.2menggambarkan langkah demi langkah prosedur bagaimanmemperbaiki agar program reservoir manajeman menjadisukses.1. Langkah pertama adalah diawali dengan plan of action

seluruh fungsi. Biasanya usaha reservoir manajemanadalah mempersiapkan suatu perencanaan, perencanaanini berkembang memerlukan keterlibatan semua fungsi.Bila rencana dasar telah jadi maka implementasioptimalnya memerlukan komitmen semua disiplintermasuk manajemen.

2. Rencana hendaknya tidak terlalu kaku meskipun sudahdibicarakan secara tuntas melibatkan semua fungsi namuntetap juga harus dapat mengakomodasikan perubahan

Page 5: Integrated Reservoir Management

“Integrated Reservoir Management” Sebuah Paradigma Baru Andrie HaribowoPengusahaan Hulu Eksplorasi-Produksi Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia

IATMI 2001-34

yang diperlukan (misalnya pertimbangan ekonomi, hukumdan lingkungan).

3. Rencana haruslah didukung manajemen, rencana yangbaik secara teknis akan sia-sia bila tidak didukung denganbaik oleh manajemen lapangan maupun yang lebih tinggi.Disini terlihat perlunya keterlibatan manajemen mulai“hari pertama”.

4. Tidak satupun reservoir manajeman akan sukses berjalantanpa bantuan personal lapangan, sudah banyak terjadiprogram reservoir manajeman tidak berhasil karenakegagalan menterjemahkan ke dalam bahasa lapanganyang tepat. Perlu pemahaman dan komitmen setiappersonal lapangan dibidangnya masing-masing agarreservoir manajeman dapat terlaksana dengan baik.

5. Sangat diperlukan pertemuan secara berkala, melibatkansemua anggota tim. Pertemuan berkala dilakukandilapangan, keberhasilan pertemuan sangat tergantungkemampuan dan profesionalisme anggota tim dalammenuangkan tujuan funsinya kedalam suatu langkahbersama.

Hal-hal yang biasanya menjadi penyebab kegagalanimplementasi dari rencana reservoir manajeman adalah:♦ Kurang pemahaman hal proyek oleh anggota tim.♦ Kegagalan komunikasi dari group fungsional.♦ Keterlambatan proses manajemen.

3.4. Surveilans Dan Monitoring

Reservoir manajeman memerlukan monitoring dan surveilansmenerus tentang ulah reservoir secara keseluruhan agar dapatmenentukan apakah ulah reservoir tersebut sudah selarasdengan rencana semula. Agar program monitoring dansurveilans dapat sukses, koordinasi dari berbagai fungsi yangbekerja untuk proyek sangat diperlukan.

Program terintegrasi untuk memonitoring dan surveilans yangsukses perlu dipersiapkan. Ahli teknik, geologist, dan ahlioperasi perlu bekerja sama dengan baik dengan dukunganmanajemen. Program monitoring dan surveilans tergantungditahap mana proyek sedang berjalan. Biasanya monitoringdan surveilans mencakup akuisisi data dan manajemen hal:♦ Produksi dan injeksi minyak, air, dan gas.♦ Tekanan lubang statik dan alir.♦ Test produksi dan ijeksi♦ Profil produksi maupun ijeksi, sebagai surveilans

3.5. Evaluasi

Suatau Rencana perlu direview secara berkala untukmemastikan apakah rencana tersebut dijalankan, dapatdilaksanakan, dan apakah rencana tersebut masih merupakanyang terbaik. Keberhasilan suatu rencana memerlukanevaluasi dengan cara memperbandingan ulah nyata reservoirdengan yang diantisipasi semula.

Sukses rencana reservoir manajeman terletak pada evaluasiyang cermat dari pelaksanaan proyek tersebut. Ulah nyata(misalnya; tekanan reservoir, perbandingan gas minyak,perbandingan air-minyak, dan produksi) perludiperbandingkan secara rutin terhadap yang diharapkansemula. Ulah reservoir sangat perlu dimonitor denganseksama bersamaan dengan pengambilan data produksi daninjeksi serta tekanan reservoir. Bila data tekanan dan produksitersedia dengan baik maka penggunaan kaidah materialbalance klasik sebagai bentuk reservoir modeling dapat

digunakan untuk validasi perhitungan volumetrik sertaanalisis analisis reservoir lanjutan lainnya (advances reservoiranalysis).

4. KESIMPULAN

Operasional pengelolaan reservoir terdiri atas berbagaiaktivitas yang perlu diintegrasikan di dalam kerangka kerjamanajemen reservoir. Dari sudut pandang tersebut adabeberapa hal/ pandangan yang dapat dikemukakan:1. Dibutuhkan komunikasi dua arah antara Manajemen

koorporat dengan ketua tim reservoir manajemen agartersepakati satu tujuan sehingga memungkinkan rencanarinci pengelolaan reservoir dapat ditentukan.

2. Reservoir Manajemen adalah sesuatu yang dinamisdengan pendekatan terintegrasi untuk suatu pengoperasianreservoir sepanjang ‘lifetime’ reservoir tersebut.

3. Operasional pengelolaan reservoir merupakan suatuoperasi komprehensif dimana Setiap operasi yang akandilaksanakan tersebut akan berpengaruh pada keseluruhanaspek reservoir secara terintegrasi, hingga setiap operasireservoir yang dilakukan perlu nilai kwantitatifnya, haltersebut dapat dikaji dalam manajemen reservoir.

4. Elemen yang sangat kritikal dan menentukan dalamdeskripsi reservoir adalah pemahaman geologi dangeofisika serta aplikasi dari geostatistik yang benar.Sinergi inilah yang akan memberikan gambaran yangsangat berharga tentang lingkungan pengendapan,perkembangan batuan reservoir, keterperangkapan,distirbusi dari properti batuan maupun fluida reservoir.

5. Uncertainty (Ketidakpastian) merupakan hal yang tidakdapat dihindari dalam suatu proyek pengelolaan reservoir,namun ketidakpastian tersebut dapat dianalisis dandidekati secara kwantitatif. (Penanganan halketidakpastian didalam manajemen reservoir misalnyadapat didekati dengan simulasi Monte Carlo)

6. Komunikasi di antara geosaintis, geofisis, ahli teknikreservoir, ahli geostatistik , ahli teknik operasi serta ahli-ahli teknik di lapangan lainnya, lengkap dengan fungsi-fungsi penunjang (ahli hukum, keuangan dll) dalamsinergi tim akan dapat berlaku sebagai media komunikasi.

7. Diperlukan suatu Rencana tertulis dari ‘ManajemenReservoir’ untuk dapat menyatukan pandangan untuksuksesnya tujuan reservoir manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Craft B.C., Hawkins M., (1991) ‘Applied Petroleumreservoir Engineering 2nd Edition’. Prentise Hall Inc,Englewood NJ.

2. Chen and sidney., ‘Seismic Atributes Technology forReservoir Monitoring Forcasting’. The leadng edge 20,45-56

3. Hartanto, Endro, Msc. (2001) ‘ Geofisika ReservoirMetoda Kuantitatif prospek Reservoir Geologi”. Dev.Geologi PERTAMINA DOH Cirebon.

4. Kartoatmodjo, Trijana (1998) ‘Manajemen reservoirPetroleum Terpadu (MRPT)’, Lecturer Handout, PusatPendidikan Dan Latihan PERTAMINA, Simprug Jakarta.

5. Penington et.al, (1997) ‘Seismik Petrophysics an AppliedSciece for Reservoir Geophysics”.

Page 6: Integrated Reservoir Management

“Integrated Reservoir Management” Sebuah Paradigma Baru Andrie HaribowoPengusahaan Hulu Eksplorasi-Produksi Minyak Dan Gas Bumi di Indonesia

IATMI 2001-34

6. Thakur, G.C. ‘Implementataion Of a reservoirManajemen Program’. Paper SPE 20748 presented at theannual Technical conferense and Exhibition, NewOrleans.

7. Thakur, G.C. (1991)‘Waterflood Surveillance technique -a Reservoir Manajemen Approach”. JPT (1180-1188).

8. Thomas GW, “The role of Reservoir Simulation inOptimal Reservior management”, Paper SPE 14129,Presented at the SPE International meeting, Tianjin, Chinamarch 1986.

Gambar-3.3

Ilustrasi dua Paradigma Pengusahaan Hulu Eksplorasi –Produksi Migas

Gambar-3.2.Konsep Keintegrasian Tim

Gambar-3.1a.Skematik Organisasi lama Pengelolaan Reservoir

Gambar-3.1b.Skematik Organisasi Modern Pengelolaan Reservoir