integrasi data citra landsat-8, dem alos palsar, …digilib.unila.ac.id/54903/3/skripsi tanpa bab...

106
INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, ISOTOP RADON, DAN GEOKIMIA UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI BATUAN ALTERASI DAN STRUKTUR PERMEABEL GUNUNG WAY RATAI, LAMPUNG (Skripsi) Oleh ENDAH KURNIA SETIA DEWI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA 2018

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR,

ISOTOP RADON, DAN GEOKIMIA

UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI BATUAN ALTERASI

DAN STRUKTUR PERMEABEL GUNUNG WAY RATAI,

LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

ENDAH KURNIA SETIA DEWI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

2018

Page 2: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

i

ABSTRACT

INTEGRATION OF LANDSAT-8 IMAGE DATA, DEM ALOS PALSAR,

RADON ISOTOPE, AND GEOCHEMISTRY

FOR DETERMINING THE ALTERATION AND PERMEABLE ROCK

DISTRIBUTION OF MOUNT WAY RATAI, LAMPUNG

By

ENDAH KURNIA SETIA DEWI

The potential for volcanic hydrothermal geothermal is usually characterized by

manifestations that appear on the surface. The distribution of this manifestation

and the alteration can describe the potential of geothermal energy as a preliminary

study in estimating reservoir temperature. Besides mapping and estimating

structures is important in delineating the permissible structure of geothermal

systems as one of the requirements of an ideal geothermal system. This study aims

to determine the distribution of alteration and permeable structures. The study

alteration distribution can be identified using the integration of Landsat-8 image

data and identification of fluid geochemistry. The permeable structures can be

identified using the integration of DEM ALOS PALSAR and Radon Isotopes. The

Landsat-8 imagery is analyzed to determine alteration types of remote sensing so

that reservoir temperature estimates. The geochemical data for water type

determination and reservoir temperature estimation. The DEM ALOS PALSAR to

determine the direction of permeable structures. The Radon isotope data to

determine permeable structures based on gas distribution Radon/Thoron. The

results showed that the alteration minerals scattered were iron oxide and clay

minerals. This type of mineral is propylitic with estimated temperatures ranging

from 100°C to 250°C. Geochemical analysis shows the type of upflow water

chloride reservoir with reservoir temperature ranging from 196°C to 218°C. The

permeable structures identified using Radon Isotopes are assumed to be in the

Bambu Kuning-Margodadi (F1) area with the strike direction northwest-southeast

(NW-SE). The direction of strike is also assumed by the identification of

lineament as a result of extraction of the DEM ALOS PALSAR and the structural

geology of the study area oriented northwest-southeast (NW-SE). Integration of

Landsat-8 data with geochemistry and DEM ALOS PALSAR with Radon

Isotopes shows mutually supportive results.

Keywords: Way Ratai, Alteration, Permeable Structure.

Page 3: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

ii

ABSTRAK

INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, ISOTOP

RADON, DAN GEOKIMIA

UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI BATUAN ALTERASI

DAN STRUKTUR PERMEABEL GUNUNG WAY RATAI, LAMPUNG

Oleh

ENDAH KURNIA SETIA DEWI

Potensi panas bumi hidrotermal vulkanik biasanya dicirikan oleh manifestasi yang

muncul dipermukaan. Sebaran manifestasi ini dan alterasi dapat menggambarkan

potensi panas bumi sebagai studi pendahuluan dalam pendugaan suhu reservoir.

Selain itu pemetaan dan pendugaan struktur merupakan hal penting dalam

mendeliniasi struktur pengontrol sistem panas bumi yang permiabel sebagai salah

satu syarat sistem panas bumi ideal. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

sebaran alterasi dan struktur permeabel. Pada penelitian ini Sebaran alterasi dapat

diidentifikasi menggunakan integrasi data citra Landsat-8 dan identifikasi

geokimia fluida. Struktur permeabel dapat diidentifikasi dengan menggunakan

integrasi DEM ALOS PALSAR dan Isotop Radon. Citra Landsat-8 dianalilis

untuk mengetahui jenis alterasi hasil penangkapan jarak jauh sehingga didapatkan

dugaan suhu reservoir, data geokimia untuk penentuan tipe air dan estimasi suhu

reservoir, DEM ALOS PALSAR untuk mengetahui arah struktur permeabel, dan

data isotop Radon untuk mengetahui struktur permeabel berdasarkan persebaran

gas Radon/Thoron. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral alterasi yang

tersebar adalah mineral iron oxide dan mineral lempung. Jenis mineral ini adalah

propilitik dengan estimasi suhu berkisar 100°C sampai 250°C. Analisis geokimia

menunjukkan tipe air reservoir air klorida upflow dengan suhu reservoir berkisar

196°C sampai 218°C. Adapun struktur permeabel yang diidentifikasi dengan

menggunakan Isotop Radon diasumsikan berada pada daerah Bambu Kuning-

Margodadi (F1) dengan arah strike baratlaut -tenggara (NW-SE). Arah strike juga

diperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR dan

geologi struktur daerah penelitian yang berorientasi baratlaut-tenggara (NW-SE).

Integrasi data Landsat-8 dengan geokimia dan DEM ALOS PALSAR dengan

Isotop Radon menunjukkan hasil yang saling mendukung.

Kata Kunci: Way Ratai, Alterasi, Struktur Permeabel.

Page 4: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR,

ISOTOP RADON, DAN GEOKIMIA

UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI BATUAN ALTERASI

DAN STRUKTUR PERMEABEL GUNUNG WAY RATAI,

LAMPUNG

Oleh

ENDAH KURNIA SETIA DEWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknik Universitas Lampung

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

2018

Page 5: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR
Page 6: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR
Page 7: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR
Page 8: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Integrasi Data Citra Landsat-8, DEM ALOS

PALSAR, Isotop Radon, dan Geokimia untuk Penentuan Distribusi Batuan

Alterasi dan Struktur Permeabel Gunung Way Ratai, Lampung” Skripsi ini

merupakan hasil penelitian Tugas Akhir Penulis di Laboratorium Teknik

Geofisika Universitas Lampung sekaligus bagian dari persyaratan meraih gelar S-

1 Teknik Geofisika Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari

kesalahan.Karena ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca agar kedepannya penulis dapat memberikan yang

lebih baik lagi. Semoga laporan ini berguna dan dapat menunjang perkembangan

ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga para

pembaca pada umumnya terutama di bidang keilmuan Geofisika.

Penulis

Endah Kurnia Setia Dewi

Page 9: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Endah Kurnia Setia

Dewi, lahir di Sukoharjo, 27 Mei 1995, sebagai

anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak

Edi Purwanto dan Ibu Komi Komala Sari. Penulis

memulai pendidikan formal di SDN 1 Karang

Agung, Lampung Barat pada tahun 2001 sampai

2007, kemudian melanjutkan ke Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Al-Ikhlas, Lampung Barat pada

tahun 2007 sampai 2010, selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SMAN 1

Way Tenong, Lampung Barat pada tahun 2010 sampai 2013. Penulis melanjutkan

ke perguruan tinggi Universitas Lampung sebagai mahasiswa S-1 jurusan Teknik

Geofisika pada tahun 2013.

Penulis aktif berorganisasi sejak Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas

pada beberapa organisasi yakni OSIS, Rohis, PMR dan Science Club. Penulis juga

kerap menjadi panelis dalam Olimpiade Sains Nasional dan berhasil mendapatkan

juara 1 tingkat Kabupaten bidang Kimia pada tahun 2011. Selama menjadi

mahasiswa, penulis aktif diberbagai organisasi kampus baik tingkat jurusan,

fakultas maupun universitas. Pada lingkup jurusan penulis menjadi anggota

Page 10: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

viii

Bidang Kaderisasi Himpunan Mahasiswa TG Bhuwana periode 2014-2015 dan

2015-2016.

Page 11: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

ix

Penulis juga merupakan Kepala Divisi Eksternal Himpunan Mahasiswa Geofisika

Indonesia (HMGI) Wilayah 1 tahun 2016 dan Head of Finance and Government

of American Association of Petroleum Geologist Student Chapter Universitas

Lampung (AAPG-SC Unila). Pada tingkat fakultas Teknik, penulis aktif di

organisasi Forum Silaturahim dan Studi Islam Fakultas Teknik (FOSSI-FT)

sebagai Sekretaris Departemen Humas pada periode 2014-2015 dan Wakil Ketua

Umum pada periode 2015-2016. Penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Teknik (BEM-FT) sebagai Sekretaris Umum periode 2016-2017. Pada

tingkat universitas penulis menjadi Bendahara Kabinet Badan Eksekutif

Mahasiswa Universitas (BEM-U) Kabinet Bersama Luar Biasa peiode 2017.

Dalam bidang akademik penulis terlibat pada beberapa kegiatan perlombaan,

seminar nasional, workshop, course, kunjungan industri dan kuliah lapangan.

Beberapa pencapaian yang pernah diraih penulis diantaranya yaitu sebagai pinalis

poster contest TRAPSPOT UNPAD SC pada tahun 2014, pendanaan Program

Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian tahun 2014, dan Author poster

competition di Indonesian International Geothermal Workshop (IIGW) tahun

2017. Selain itu, penulis mengambil peran sebagai asisten praktikum Geologi

Dasar jurusan Teknik Geofisika tahun 2014-2016 dan tutor Bina Baca Quran

(BBQ) Universitas Lampung tahun 2015-2018.

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) Geoteknologi Bandung pada 04Februari sampai 04 Maret 2016 dengan

judul “Pemodelan 2D Struktur Tahanan Jenis Bawah Permukaan menggunakan

Page 12: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

ix

Metode Audio-Magnetotellurik” dan menyelesaikan Tugas Akhir di Laboratorium

Teknik

Page 13: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

x

Geofisika Eksplorasi jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung selama

bulan Januari sampai Septermebr 2018 dengan judul skripsi “Integrasi Data Citra

Landsat-8, DEM ALOS PALSAR, Isotop Radon, dan Geokimia untuk Penentuan

Distribusi Batuan Alterasi dan Struktur Permeabel Gunung Way Ratai, Lampung”

dan dinyatakan lulus pada Desember 2018.

Page 14: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xi

MOTTO

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),

bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila

ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan

hendaklah mereka berima kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

(QS al- Baqarah [2]: 186).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang

beriman.”

(QS al-Imran [3]:139).

Bekerja saja, biar Allah Yang Maha Berkehendak itu, menentukan hasil akhirnya.

(Endah Kurnia Setia Dewi)

Page 15: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xii

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih juga Maha Penyayang

Ananda Niatkan Karya Sederhana nan Penuh Cinta karena

Allah SWT

Ananda Persembahkan Karya Ini Untuk

Bapak dan Mamak, Edi Purwanto dan Komi Komala Sari, Potongan Syurga yang lebih dulu

dikirimkan kedunia, yang telah berjuang dan tak berhenti untuk mendoakan hingga Dewi

mampu menyelesaikan pendidikan S1.

Adik-adik sholeh dan Sholehah, Dyah Ayu Lestari dan M. Irhan Fahmi yang semoga Allah

jadikan mba sebagai motivator bagi kalian

Keluarga Besar Hi. Kantring Suyanto dan (Alm.) Camon yang selalu mendukung

Tarbiyah, Guru, dan teman-teman yang berperan aktif dalam setiap langkah

Keluarga Teknik Geofiika 2013

Page 16: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xiii

SANWACANA

Skripsi berjudul “Integrasi Data Citra Landsat-8, DEM ALOS PALSAR,

Isotop Radon, dan Geokimia untuk Penentuan Distribusi Batuan Alterasi

dan Struktur Permeabel Gunung Way Ratai, Lampung” ini disusun sebagai

salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan

Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tentu banyak pihak yang turut berkontribusi sejak masa

perkuliahan, penelitian, dan hingga terselesaikannya skripsi ini. Sehingga ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Potongan syurgaku didunia, Mamak dan Bapak tercinta, Ibu Komi Komala

Sari dan Bapak Edi Purwanto yang tidak pernah lelah memohon kepada Allah

agar senantiasa melimpahkan berkah dan kasih sayangNya untuk ananda.

2. Adikku, Dyah Ayu Lestari dan M. Irhan Fahmi yang selalu memberikan

semangat dan cambukan untuk selalu ingat bahwa keteladanan seorang kakak

akan diikuti oleh adik-adiknya.

3. Bapak Dr. Nandi Haerudin, M.Si. dan Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, M.T.

selaku Dosen Pembimbing tugas akhir atas segala bimbingan dan berbagai

saran yang diberikan.

Page 17: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xiv

4. Bapak Syamsurijal Rasimeng, M.Si. sebagai Dosen Penguji atas segala

arahan, kritik, saran, serta bimbingan dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Geofisika atas ilmu, motivasi, dan berbagai

pelajaran berharga yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

6. Bapak I Gede Boy Darmawan, M.Eng., Dr. Nandi Haerudin, M.Si., dan

Karyanto, M.T. yang telah bersedia memberikan data pendukung skripsi ini.

7. Bapak I Gede Boy Darmawan, M.Eng., dan Aziz Fajar Setiawan yang telah

membantu penulis dalam berdiskusi.

8. Serigala Terakhir yang sama-sama berjuang hingga akhir.

9. Rekan-rekan seperjuangan dari Teknik Geofisika angkatan 2013: Abdi,

Agung, Imbron, Aji, Alicya, Atikah, Nafis, Cahaya, Deswita, Dian, Dodi,

Dwi, Edi, Egi, Farkhan, Bunga, Feni, Eci, Harris, Herlin, Aloy, Kholil,

Hanun, Kurnia, Fajri, Reza, Nico, Noris, Syabana, Priesta, Pipit, Putu, Rafi,

Ravide, Ririn, Ryan, Shiska, Udin, Suryadi, Ulfa, Widia, Winda, Wuri,

Yasrifa, Yeni, Helton, Haidar, Azhari, dan Aristo. Semoga kita semua mampu

menjadi kebanggaan untuk keluarga, negara dan agama, Aamiin.

10. Keluarga Besar Teknik Geofisika yang memberi dukungan, do’a, dan

semangat untuk penulis.

11. Keluarga FOSSI FT periode 2015/2016, BEM FT periode 2016/2017, BEM

U Kabinet Bersama Luar Biasa periode 2017 yang memberikan pembelajaran

organisasi serta kekeluargaan.

12. Tarbiyah, para Murobbi, Lingkaran Cinta, dan ADK, yang telah berperan

mengantarkan berwadah-wadah kebaikan yang sampai saat ini penulis

rasakan. Semoga Allah istiqomahkan kita dalam kebenaran.

Page 18: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xv

13. Ustadz Hasan Basri, Lc. MA. dan Ummi Masyitoh, Lc serta Keluarga Langit

Mahasiswa Penghafal Qur’an yang selalu memotivasi dalam menghafal al-

quran.

14. Hadiah yang Allah kirimkan di “awal” keberpisahan, Rifki Amalia yang

dengan tulus selalu mencintai dan mendoakanku. Terimakasih telah memasok

begitu banyak pembelajaran.

15. Sahabat sesyurga: Putri Oktavia A, Melita Sari, Ulfa Wahyuningsih, Cahaya

Ningsih, Sahabat Kotak Amal: Putri Oktavia A, Riski Vitria N, Eria Ayu N,

Fuziati Asih R, Elin Stevani, Akhwat Sholihah Fakultas Teknik: Mba Ade

Oktaviani, Ani Lailia, Wanda Gustina, Anggun Lestari, Nita Pita Sari,

Selviana L, Arini K.M, Ishmah Al Azizah, Novia Nurwana, Hana Syahla,

Luthfia R., seluruh adek-adek binaan terimakasih telah membersamai dan

saling mengingatkan pada kebaikan, panggil aku dan pastikan aku sama-sama

kalian di syurga, yaa.

16. Keluarga Asrama Mahasiswa Lampung Barat: Ibu Yeni, Mirna Sari, Siti

Nurfadilah, Vazira, Selvi, Elita dan adik-adik yang lain yang membuat lebih

disiplin dan semangat untuk meyelesaikan karena paling tua. Ehehe

17. Partner selama beramanah di kampus yang banyak mengerti, mendewasakan,

merubah sifat, kepribadian, dan cara berfikir kearah yang lebih baik.

18. Seluruh pihak yang telah memberi bantuan dalam penyusunan skripsi yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dibalas

oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung. Desember 2018

Endah Kurnia Setia Dewi

Page 19: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xvi

DAFTAR ISI

ABSTRACT .......................................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... x

SANWACANA ................................................................................................. xiii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... . xix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Batasan Masalah ............................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

Page 20: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xvii

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Pengamatan ..................................................................... . 6

B. Geologi Lokal dan Stratigrafi ...................................................... . 9

1. Batuan Tersier ......................................................................... . 9

2. Batuan Vulkanik pra Erupsi Gunung Betung dan Ratai ......... . 9

3. Batuan Vulkanik Erupsi Gunung Betung dan Ratai ...............11

1. Struktur Sesar ..........................................................................18

2. Sesar Normal berarah Baratlaut-Tenggara .............................19

3. Sesar Normal berarah Timurlaut-Baratdaya ...........................20

D. Geomorfologi ..............................................................................20

BAB III. TEORI DASAR A. Alterasi ........................................................................................22

1. Proses Terbentuknya Alterasi .................................................21

2. Jenis dan Kelompok Mineral Alterasi ....................................22

B. Landsat-8 .....................................................................................25

1. Operational Land Imager (OLI) .............................................25

2. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) ..................27

3. Penentuan Band ......................................................................28

C. DEM ALOS PALSAR ................................................................31

1. Karakteristik DEM ALOS PALSAR ......................................31

2. Identifikasi Lineament menggunakan DEM ALOS PALSAR32

D. Isotop Radon................................................................................34

1. Konsep Isotop Radon dan Waktu Peluruhannya ....................34

2. Analisis Teknik Perpindahan Radon ......................................37

E. Analisis Geokimia Fluida ............................................................38

1. Kesetimbangan Ion .................................................................39

2. Geokimia Fluida .....................................................................40

3. Geoindikator dan Tracer .........................................................42

4. Geotermometer .......................................................................46

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................51

B. Alat dan Bahan Penelitian ...........................................................51

C. Prosedur Penelitian ......................................................................52

1. Pengolahan Citra Landsat-8 ....................................................52

2. Pengolahan DEM ALOS PALSAR ........................................55

3. Pengolahan Isotop Radon .......................................................56

4. Analisis Data Geokimia Fluida ...............................................58

D. Diagram Alir ................................................................................58

E. Jadwal Penelitian .........................................................................59

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Zona Alterasi Menggunakan Landsat-8 ....................61

Page 21: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xviii

1. Koreksi Radiometrik dan Atmosferik .....................................61

2. Penentuan Band ...................................................................... 62

3. Penentuan Band Ratio ............................................................. 64

4. Analisis Jenis Alterasi ............................................................ 65

B. Analisis Geokimia Fluida ............................................................68

1. Penentuan Tipe Air Reservoar ............................................... 68

2. Penentuan Zona Manifestasi ................................................... 70

3. Perhitungan Suhu Reservoir .................................................. 71

C. Penentuan Patahan berdasarkan Isotop Radon ............................74

1. Pemodelan Distribusi Radon dan Thoron ...............................74

2. Asumsi Deliniasi Patahan .......................................................77

D. Penentuan Lineament menggunakan DEM ALOS PALSAR .....79

1. Pembuatan Citra Shaded Relief ..............................................79

2. Ekstraksi Lineament secara Otomatis .....................................80

3. Analisis Lineament Hasil Ekstraksi Otomatis ........................82

4. Analisis Densitas Lineament ...................................................84

E. Analisis Terpadu Penentuan Zona Alterasi dan Suhu ..................86

F. Analisis Terpadu Penentuan Zona Struktur Permeabel ................88

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................91

B. Saran ............................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Daerah Penelitian .................................................................. 7

Gambar 2. Peta Geologi Lokal Daerah Penelitian .......................................... 7

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penelitian ......................................................... 8

Gambar 4. Contoh Mineral Alterasi ................................................................ 24

Gambar 5. Nilai Spektral Hasil Laboratorium Mineral A) Epidote, Calcite,-

Muscovite, Kaolinite, Cholite dan Alunite B) Limonite, Jarosite,

Hematit, dan Geotite ..................................................................... 25

Gambar 6. Perbandingan Spesifikasi OLI dan ETM+ pada Performa

Signal-to-noise ............................................................................... 26

Gambar 7. Pembagian Band untuk Menghasilkan Tutupan Lahan a) band 7

b) band 5 c) penggabungan band 7/5 ............................................ 29

Gambar 8. (a) Rantai Peluruhan Thorium-232, Gas Thoron (220Rn) Menjadi-

Bagian dalam Rangkaian Tersebut. (B) Rantai Peluruhan Uranium-

238, Gas Radon-(222Rn) Menjadi Bagian dalam Rangkaian

Tersebut ........................................................................................ 36

Gambar 9. Sumber Tidak Terdefinisi dengan Penutup ................................... 37

Gambar 10. Diagram Segitiga Cl-SO4-HCO3 ................................................... 43

Gambar 11. Diagram Segitiga Cl- Li- B ........................................................... 45

Gambar 12. Diagram Alir Penelitian ................................................................ 60

Gambar 13. Peta Sebaran Vegetasi Daerah Penelitian...................................... 63

Gambar 14. (a) Nilai Spektral pada Landsat 8 (b) Nilai Spektral

yang Dikonversi menjadi Nilai Resolusi Nomor Band ................. 65

Page 23: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xx

Gambar 15. Peta Sebaran Mineral Iron Oxide di Daerah Penelitian .............. 66

Gambar 16. Peta Sebaran Mineral Lempung di Daerah Penelitian ................ 67

Gambar 17. Hasil Plot Sampel Fluida pada Diagram Cl-SO4-HCO3 .................... 69

Gambar 18. Hasil Plot Sampel Fluida pada Diagram Segitiga Cl-Li-B ......... 71

Gambar 19. Distribusi Nilai Radon Daerah Way Ratai .................................. 75

Gambar 20. Distribusi Nilai Thoron Daerah Way Ratai ................................. 76

Gambar 21. Distribusi Nilai Radon/Thoron Daerah Way Ratai ..................... 77

Gambar 22. Peta Struktur Geologi yakni keberadaan sesar Menanga pada

daerah peneltian modifikasi ........................................................ 78

Gambar 23. Deliniasi Patahan Berdasarkan Sebaran Nilai Radon/Thoron dan

Radon Daerah Way Ratai ........................................................... 78

Gambar 24. Hasil Dari Proses Pembuatan Shaded Relief dari DEM ALOS

PALSAR dengan Berbagai Sudut Pencahayaan: (A) Sun Azimuth

0°; (B) Sun Azimuth 45°; (C) Sun Azimuth 90°; (D) Sun Azimuth

135° dan (E) Kombinasi Sun Azimuth 0°, 45°, 90° dan 135° ..... 80

Gambar 25. Lineament Hasil Ekstraksi Otomatis ........................................... 82

Gambar 26. Struktur Geologi Regional Daerah Penelitian ............................. 83

Gambar 27. Diagram Rose: (A) Struktur Geologi Regional; (B) Lineament

Hasil Ekstraksi Otomatis ............................................................. 83

Gambar 28. Sel Raster dan Lingkaran Untuk Menghitung Lineament

Density ......................................................................................... 85

Gambar 29. Peta Densitas Lineament daerah Penelitian ................................. 86

Gambar 30. Sebaran Mineral Iron Oxide Dan Mineral Lempung Didaerah

Penelitian .....................................................................................87

Gambar 31. Integrasi FFD atau Densitas Lineament dan Nilai Radon/

Thoron .........................................................................................90

Page 24: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik Landsat-8 .................................................................. 27

Tabel 2. Persamaan Geotermometer Silika .................................................. 47

Tabel 3. Beberapa Persamaan Geotermometer Na-K .................................. 49

Tabel 4. Klasifikasi gas tanah ...................................................................... 57

Tabel 5. Jadwal Penelitian............................................................................ 59

Tabel 6. Nilai Spesifikasi Band Multicative, Kalibrasi, dan Additive

Rescaling Masing-masing Band .................................................... 62

Tabel 7. Nilai Minimal dan Maksimal Nilai Spectral Setelah Terkoreksi

Radiometrik ................................................................................... 62

Tabel 8. Hasil Perhitungan Kesetimbangan Ion Pada Sampel

Fluida Sumur ................................................................................. 68

Tabel 9. Presentase Kandungan Cl, SO4, dan HCO3

pada Sampel Fluida ....................................................................... 69

Tabel 10. Presentase Cl, Li, dan B pada Sampel Fluida ................................ 70

Tabel 11. Hasil Perhitungan Geotermometer Sampel Fluida Panas Bumi

Daerah Penelitian ........................................................................... 72

Tabel 12. Distribusi Klasifikasi Gas Tanah Daerah Way Ratai ..................... 72

Tabel 13. Parameter Ekstraksi Vektor untuk Algoritma LINE ...................... 82

Tabel 14. Statistik Arah Strike pada Struktur Geologi Regional

dan Lineament ............................................................................... 84

Page 25: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gunung Way Ratai termasuk gunung yang terjadi akibat penunjaman oleh

Lempeng Samudera Hindia di sebelah Barat Sumatera (Mangga dalam

Darmawan, 2013). Gunung Way Ratai ini terletak di Padang Cermin, Pesawaran,

Provinsi Lampung. Secara geografis gunung ini terletak pada koordinat-koordinat

sekitar 5°23’11,72” LS sampai 5°37’29,05” LS dan 105°01’52,30” BT sampai

105°12’18,60” BT. Way Ratai diprediksi dapat menyumbang 55 MW dari total

potensi 240 MWe seperti termuat dalam laman Indonesia International

Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE, 2016). Berdasarkan penelitian

Suharno, dkk, (2015) potensi wilayah ini diperkuat dengan adanya manifestasi

diantaranya hot springs, fumarola, dan lumpur panas (mud soil). Singkapan

batuan alterasi juga menjadi salah satu poin penting dalam penentuan zonasi

potensi panas bumi. Dengan adanya manifestasi pada suatu daerah maka dapat

dilakukan eksplorasi pada daerah tersebut.

Eksplorasi panas bumi, seringkali menggunakan perpaduan berbagai disiplin

ilmu geofisika untuk mendapatkan target eksplorasi yang potensial. Namun,

spesifikasi zona potensi yang kurang akurat membuat waktu dan biaya eksplorasi

menjadi tidak efisien. Maka digunakan integrasi awal yang diharapkan menjadi

Page 26: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

2

alternatif untuk studi pendahuluan, yakni menganalisis sebaran alterasi dan

struktur permeabel sebelum melakukan eksplorasi lanjutan dengan melakukan

integrasi penginderaan jauh data citra Landsat-8, DEM ALOS-PALSAR, isotop

radon, dan sampel data geokimia gunung Way Ratai yang sebelumnya belum

pernah dilakukan penelitian menggunakan perpaduan data diatas.

Salah satu citra penginderaan jauh, yakni citra Landsat-8 yang dapat

digunakan untuk memetakan dan mengukur anomali suhu yang terkait dengan

fitur panas bumi permukaan seperti fumarol dan steaming ground yang berasal

dari permukaan bawah tanah yang merambat secara konduksi dan konveksi

kepermukaan tanah. Citra satelit ini membawa muatan dua sensor yaitu

Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang dapat

membantu mendeteksi potensi daerah panas bumi khususnya mengidentifikasi

mineral-mineral alterasi. Digital Elevation Model (DEM) merupakan kumpulan

data ketinggian digital yang menunjukkan bentuk topografi suatu daerah. Sifat

data ketinggian ini berkesinambungan dan tidak dapat dibagi (Sarapirome, et al

dalam Darmawan, dkk, 2013). Phased Array L-band Radar Aperture Sintetis

(PALSAR) merupakan bagian dari Advanced Land Observing Satellite (ALOS)

yang dapat membuat DEM resolusi tinggi berdasarkan kekasaran permukaan yang

mampu menunjukkan peningkatan dan penurunan kekasaran yang bertahap sesuai

perubahan manifestasi permukaan. Berdasarkan kekerasan permukaan ini maka

kita dapat melihat interaksi antara fluida hidrotermal dan batuan induk sehingga

dapat ditentukan struktur permeabel sesuai kebutuhan data penelitian ini.

Meskipun begitu, proses panas bumi bergantung pada jenis batuan dan atau

intensitas panas (Saepuloh, 2016).

Page 27: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

3

Selanjutnya, data yang yang telah didapat dari citra satelit diverifikasi

menggunakan data isotope radon dan geokimia. Keberadaan manifestasi panas

bumi dikendalikan oleh struktur yang terbentuk di daerah rekahan, baik sebagai

permukaan dan terkuburnya patahan. Cairan di reservoir bisa naik ke permukaan

jika ditemukan zona permeabel seperti patahan, rekahan atau ketidakselarasan

(Haerudin, dkk, 2013). Isotop radon memberikan informasi yang bertujuan untuk

mengetahui zona permeabel pada daerah prospek panas bumi. Konsentrasi radon

diklasifikasikan berdasarkan pada pendekatan statistik, yaitu rendah, tinggi dan

sangat tinggi. Nilai radon yang menunjukan nilai yang tinggi disebut anomali

radon. Sehingga semakin tinggi nilai anomali radon maka nilai permeabilitasnya

semakin besar (Haerudin, dkk, 2015). Pada penelitian ini, informasi isotop radon

merupakan data sekunder yang telah diakuisisi oleh peneliti sebelumnya. Integrasi

data isotop Radon dengan DEM ALOS PALSAR dapat menampilkan struktur

permeabel yang lebih akurat lagi.

Data sampel geokimia juga menjadi pendukung penting pada data penelitian

ini. Penggunaan data geokimia regional gunung Way Ratai dimaksudkan untuk

mengidentifikasi pH dan beberapa senyawa di daerah manifestasi sekitar prospek

panas bumi tersebut. Pada penelitian ini, informasi data geokimia merupakan data

sekunder yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Integrasi data geokimia

dengan data citra Landsat-8 dapat menghasilkan sebaran alterasi yang lebih

akurat.

Dengan adanya integrasi ini, diharapkan mengurangi ambiguitas data dan

penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan untuk eksplorasi daerah

prospek daerah Way Ratai selanjutnya.

Page 28: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan dilakukannya integrasi data citra Landsat-8 dengan informasi

geokimia dan data DEM ALOS PALSAR dengan data isotop radon dapat

meningkatkan akurasi informasi distribusi alterasi dan distribusi struktur

permeabel di Gunung Way Ratai?

2. Apakah dengan dilakukannya integrasi data citra Landsat-8, DEM ALOS

PALSAR, isotop radon, dan geokimia dapat mengefektifkan tahapan

eksplorasi data selanjutnya?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengekstrak informasi distribusi alterasi dan struktur permeabel

menggunakan wahana penginderaan jauh, yakni data citra Landsat-8 dan

DEM ALOS-PALSAR.

2. Melakukan integrasi data citra Landsat-8 dengan geokimia dan DEM ALOS

PALSAR dengan isotop radon untuk mendapatkan akurasi distribusi alterasi

dan struktur permeabel.

3. Memetakan struktur geologi berdasarkan distribusi alterasi dan struktur

permeabel sehingga didapatkan area prospek panas bumi.

Page 29: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

5

D. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:

1. Integrasi data penginderaan jauh menggunakan citra Landsat-8 dan DEM

ALOS-PALSAR. Penelitian ini tidak melakukan perbandingan dengan hasil

citra satelit lainnya.

2. Pengolahan data citra Landsat-8 menggunakan sensor Operational Land

Imager (OLI) dengan teknik band ratio dan DEM ALOS-PALSAR

menggunakan FFD (Fault and Fracture Density).

3. Penggunaan data isotop radon dan data geokimia fluida merupakan data

sekunder yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya.

E. Manfaat

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai studi pendahuluan yang bermanfaat

dalam penentuan area potensi panas bumi Gunung Way Ratai ke tahap eksplorasi

selanjutnya.

Page 30: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Penelitian

Daerah yang dijadikan target dalam penelitian ini adalah daerah gunung Way

Ratai, Padang Cermin, Pesawaran. Secara geografis, kabupaten Pesawaran

terletak pada koordinat sekitar 5°23’11,72” LS sampai 5°37’29,05” LS dan

105°01’52,30” BT sampai 105°12’18,60” BT. Daerah penelitian terdapat pada

Gambar 1.

Page 31: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

Gambar 1. Peta Daerah Penelitian (Mangga dalam modifikasi PT. Optima

Nusantara Energi

Page 32: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

Gambar 2. Peta Geologi Lokal Daerah Penelitian (Mangga dalam Modifikasi PT. Optima Nusantara Energi, 2009).

LEGENDA

7

Page 33: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penelitian (PT. Optima Nusantara Energi)

8

Page 34: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

9

B. Geologi Lokal dan Stratigrafi

Geologi daerah penelitian batuan didominasi oleh batuan-batuan produk dari

gunung api muda (Qhv) yang terdiri dari batuan lava (andesit-basal), breksi, dan

tuff. Geologi lokal ini tertuang dalam peta yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Stratigrafi lapangan panas bumi Way Ratai (Gambar 3.) dikelompokkan menjadi

empat kelompok, yaitu:

1. Batuan Tersier

Berdasarkan stratigrafi regional, batuan Tersier di sekitar daerah panas bumi

Way Ratai dikenal sebagai batuan sedimen dari Formasi Ratai disusun oleh

konglomerat, batupasir, breksi lahar dan batulempung yang kadang berasosiasi

dengan tuf andesit. Sedimen Tersier ini tersebar di sisi selatan-baratdaya (PT

Optima Nusantara Energi, 2009).

2. Batuan Vulkanik Pra Erupsi Gunung Betung dan Ratai

Kelompok batuan Vulkanik dari yang lebih tua ke muda adalah batuan Gebang

Vulkanik (GV), batuan Gebang Ignimbirit (GI), batuan Gebang Aliran Lava (GL),

Endapan Debris (ED), dan batuan vulkanik Banjarmeger (BV). Batuan vulkanik

pra erupsi ini secara stratigrafi terletak diatas batuan sedimen Tersier.

a. Batuan vulkanik Gebang (GV) tersingkap baik (tebal singkapan lebih dari 15

m) dan tersebar di bagian selatan dan baratdaya daerah penelitian. Menurut

analisia mikroskopis sayatan tipis dari batuan, bahwa batuan vulkanik

Gebang ini berupa tufa gelas hingga tufa kristal.

Page 35: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

10

b. Batuan Gebang Ignimbirit (GI) tersingkap baik pada dinding timur Kaldera

Gebang. Walaupun sebarannya tidak menerus dari dinding Kaldera Gebang

ke arah timur, tetapi singkapannya masih muncul cukup tebal (lebih dari10

m) di sisi timur daerah penelitian. Dilihat dari kehadirannya di bagian atas

dinding Kaldera Gebang, maka sangat mungkin bahwa erupsi eksplosif

Gebang Ignimbrit (GI) ini merupakan fase awal deformasi pembentukan

Kaldera Gebang.

c. Batuan Gebang Aliran Lava (GL) tersebar cukup luas dan berasosiasi dengan

sebaran batuan vulkanik tua dari satuan Gebang Vulkanik (GV) dan Gebang

Ignimbrit (GI) di sebelah timurlaut dinding Kaldera Gebang. Batuan Gebang

aliran lava ini berkomposisi andesitik berwarna abu-abu kekuningan –

kehitaman hingga coklat (lapuk).

d. Endapan Longsoran Vulkanik (volcanic debris) (VD) terutama tersebar di

sebelah baratlaut dan sedikit lereng utara daerah penelitian. Menurut analisa

mikroskopis sayatan tipis pada batuan ini mengindikasikan endapan debris

yang disusun oleh tufa kristal terubah dan sekis mika terubah.

e. Batuan Vulkanik Banjarmeger (BV) tersebar luas di sebelah baratdaya dan

barat kedua gunung api ini. Berdasarkan pengamatan singkapan, bahwa

batuan BV ini berkomposisi andesit basaltik berwarna abu-abu kehitaman.

f. Satuan batuan lain yang berumur lebih tua dari batuan Gunung Betung dan

Ratai adalah Lava Basalt (LB) dan kerucut sinder – aliran lava (KSL) yang

tidak diketahui sumber erupsinya. Kerucut sinder aliran lava (KSL) ini diduga

mengawali kegiatan vulkanisme Betung dan Ratai (PT Optima Nusantara

Energi, 2009).

Page 36: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

11

3. Batuan Vulkanik Erupsi Gunung Betung dan Ratai

Batuan Vulkanik Kuarter dierupsikan menjadi dua sumber erupsi, yaitu erupsi

Gunung Betung dan Ratai di dasar Kaldera Gebang. Adapun stratigrafi dari kedua

sumber erupsi gunung ini adalah sebagai berikut:

a. Satuan Betung Lava 1 (BL 1) merupakan erupsi pusat yang mengawali

aktivitas vulkanik Post Kaldera di Gunung Betung. Bentuk persebaran dari

satuan batuan ini memanjang dan mengisi lembah sempit di lereng timur

Gunung Betung. Batuan ini berkomposisi andesitik dan berwarna abu-abu

kehitaman (relatif segar).

b. Satuan Ratai Lava 1 (RL 1) merupakan erupsi pusat yang mengisi lembah di

dasar Kaldera Gebang, tepatnya di lereng timur–tenggara Gunung Ratai.

Bentuk sebaran memanjang pada zona lembah yang mengikuti bentuk

setengah lingkaran dari rim kaldera Gebang. Batuan ini berkomposisi

andesitik dan berwarna abu-abu kecoklatan (lapuk).

c. Satuan Betung Lava 2 (BL 2) tersingkap di sebelah timurlaut kaki Gunung

Betung, berupa bongkah-bongkah lava andesit yang berdiameter sampai 2 m.

Batuan ini berkomposisi andesit dan berwarna abu-abu cerah (relatif segar).

d. Satuan Ratai Lava 2 (RL 2) tersebar memanjang, mengikuti lembah di dasar

Kaldera Gebang, mulai dari sebelah timur, tenggara, hingga selatan kaki

Gunung Ratai. Batuan ini berkomposisi andesitik dan berwarna abu-abu

keputih-putihan kecoklatan.

e. Satuan Betung Lava 3 (BL 3) tersebar di lereng dan kaki timur Gunung

Betung berupa masif lava andesitik yang kompak dan keras. Batuan ini

berkomposisi andesit dan berwarna abu-abu cerah sampai abu-abu kehitaman.

Page 37: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

12

f. Satuan Ratai Lava 3 (RL 3) tersebar di kaki utara – baratlaut Gunung Ratai.

Singkapan batuan RL 3 mengalami pelapukan kuat menjadi tubuh tanah

berwarna coklat muda. Batuan ini berkomposisi andesitik dan berwarna abu-

abu keputih-putihan kehitaman.

g. Satuan Ratai Jatuhan Piroklastika (RJP) ini sangat terbatas di kaki timur

Gunung Ratai dengan ketebalan tersingkap minimum 1,5 m. Di beberapa

tempat, jatuhan piroklastika ini diapit oleh endapan aliran piroklastika dan

mengalami pelapukan menjadi tubuh tanah berwarna coklat muda. Secara

megaskopis, jatuhan piroklastika ini berwarna abu-abu kecoklatan (lapuk),

tekstur klastik halus–sedang, terdiri dari abu vulkanik bersama dengan

beberapa fragmen litik andesit dan batu apung.

h. Satuan Betung Aliran Piroklastika 1 (Bap 1) tersebar cukup luas di lereng dan

kaki baratlaut Gunung Betung. Singkapan endapan aliran piroklastika ini

mempunyai ketebalan minimum 3 m dan telah mengalami pelapukan kuat

menjadi tubuh tanah berwarna coklat muda. Secara megaskopis, aliran

piroklastika ini berwarna abu-abu hingga coklat muda (lapuk), bertekstur

klastik halus–sedang, terdiri dari abu vulkanik bersama dengan fragmen-

fragmen batu apung dan litik andesit.

Satuan Ratai Aliran Piroklastika 1 (Rap 1) tersebar cukup luas di lereng dan

kaki timur Gunung Ratai. Ketebalan tersingkap dari aliran piroklastika ini

adalah minimum 2 meter, ditindih oleh beberapa lapisan endapan jatuhan

piroklastika. Secara megaskopis, aliran piroklastika ini berwarna abu-abu

keputih-putihan hingga kecoklatan (lapuk), bertekstur klastik halus–kasar,

terdiri dari abu vulkanik dan beberapa fragmen litik andesit serta batu apung.

Page 38: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

13

i. Satuan Betung Aliran Piroklastika 2 (Bap 2) tersebar cukup luas di kaki

baratlaut Gunung Betung. Singkapan endapan aliran piroklastika ini relatif

cukup segar dan ketebalan minimum 5 m. Secara megaskopis, aliran

piroklastika ini berwarna abu keputih-putihan, bertekstur klastik kasar, terdiri

dari abu vulkanik dengan komponen (fragmen) batu apung dan litik andesit

yang melimpah.

j. Satuan Ratai Aliran Piroklastika 2 (Rap 2) tersebar luas di kaki selatan dan

baratdaya Gunung Ratai. Ketebalan tersingkap hingga 20 m dan telah terubah

hidrotermal berwarna keputih-putihan. Dilihat dari ketebalannya yang besar

dan sebarannya cukup luas, tampaknya erupsi ini disertai dengan peningkatan

aktivitas tektonik penyebab struktur sesar normal di daerah ini. Secara

megaskopis, aliran piroklastika ini berwarna abu-abu keputih-putihan,

umumnya bertekstur klastik halus hingga agak kasar, terdiri dari material

vulkanik dengan beberapa fragmen batuan terubah, fragmen batu apung dan

fragmen litik andesit.

k. Satuan Betung Lava 4 (BL 4) tersebar di lereng tenggara Gunung Betung.

Singkapan batuan ini tampak mengalami deformasi akibat pengaruh sesar

normal berarah timurlaut – baratdaya dan melapuk kuat di bagian permukaan

menjadi tubuh tanah berwarna coklat. Batuan ini berkomposisi andesitik dan

berwarna abu-abu kecoklatan.

Satuan Ratai Lava 4 (RL 4) tersebar cukup luas terutama di lereng-kaki

baratlaut Gunung Ratai. Batuan ini tersingkap berupa massif lava yang relatif

segar dengan bongkah-bongkah lava di sekitarnya. Batuan ini berkomposisi

andesitik dan berwarna abu-abu kecoklatan.

Page 39: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

14

l. Satuan Betung Lava 5 (BL 5) tersebar di lereng tenggara Gunung Betung.

Berdasarkan morfostratigrafi, maka BL 5 diperkirakan berumur lebih muda

dibanding BL 4. Batuan ini berkomposisi andesitik dan berwarna abu-abu

kehitaman.

m. Satuan Ratai Lava 5 (RL 5) tersebar luas di kaki baratdaya dan lereng barat

Gunung Ratai. Singkapan di lereng barat Gunung Ratai memperlihatkan

tubuh lava andesitik dengan bongkah-bongkahanya yang tersebar luas di

sekitarnya. Bentuk morfologinya RL 5 ini menabrak morfologi Rap 2.

Dengan demikian, berdasarkan korelasi morfostratigrafi maka satuan RL 5

diperkirakan berumur lebih muda dibanding dengan satuan Rap 2. Batuan ini

berkomposisi andesitik dan berwarna abu-abu kehitaman

n. Satuan Betung Lava 6 (BL 6) tersebar cukup luas, mulai dari kawah Betung

hingga lereng timur Gunung Betung berupa tubuh lava dengan bongkah-

bongkah lava yang tersebar cukup luas di sekitar singkapan. Secara morfologi

aliran lava dari BL 6 ini memotong punggung aliran lava dari Betung lava-3

yang lebih tua. Batuan ini berkomposisi andesit dan berwarna abu-abu cerah

(relatif segar).

o. Satuan Ratai Lava 6 (RL 6) tersebar mengisi lembah sempit di sebelah utara

dan selatan dari morfologi punggungan Rap 1, pada lereng timur – timurlaut

dan lereng tenggara Gunung Ratai. Batuan ini berkomposisi andesit dan

berwarna abu-abu (relatif segar).

p. Satuan Betung Lava 7 (BL 7) tersebar memanjang di lereng timurlaut

Gunung Betung, yakni pada lembah sempit di bagian utara morfologi

Page 40: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

14

punggungan dari BL 6. Batuan ini berkomposisi andesit dan berwarna abu-

abu (relatif segar).

Page 41: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

15

q. Satuan Ratai Lava 7 (RL 7) terbatas mulai dari lereng hingga kaki barat dan

baratlaut Gunung Ratai. Singkapan batuan tampak tidak begitu luas,

umumnya berupa bongkah-bongkah lava berkomposisi andesit. Batuan ini

berkomposisi andesit dan berwarna kehitaman – kecoklatan.

r. Satuan Betung Lava 8 (BL 8) tersebar di lereng-kaki utara Gunung Betung.

Batuan ini berkomposisi andesit dan berwarna abu-abu bintik putih.

s. Satuan Ratai 8 Lava (RL 8) mengisi lembah di antara morfologi punggungan

dari satuan RL 5 pada lereng selatan dan baratdaya Gunung Ratai. Singkapan

tubuh batuan tampak tidak begitu luas, tetapi bongkah-bongkah lava andesit

berukuran maksimum 4 meter hadir cukup banyak di sekitar singkapan.

Batuan ini berkomposisi andesit dan berwarna abu-abu keputih-putihan.

t. Ratai Erupsi Samping (RES) membentuk punggungan memanjang di lereng

selatan Gunung Ratai yang diperkirakan dierupsikan dari sesar normal

berarah utara-timurlaut hingga selatan – baratdaya. Batuan ini berkomposisi

andesit dan berwarna abu-abu kecoklatan.

u. Satuan Betung Lava 9 (BL 9) tersebar di lereng selatan Gunung Betung.

Penentuan satuan batuan ini didasarkan pada morfostratigrafi. Akses ke lokasi

ini sangat sulit, karena daerah ini termasuk kawasan hutan konservasi. Dari

bentuk sebarannya dipastikan bahwa aliran lava berkomposisi andesitik.

v. Satuan Ratai Lava 9 (RL 9) tersebar mulai dari puncak hingga lereng timur-

selatan Gunung Ratai. Seperti halnya satuan BL 9, satuan RL 9 ini termasuk

kawasan hutan konservasi sehingga akses ke daerah ini sangat sulit. Posisi

stratigrafinya didasarkan pada morfostratigrafi. Aliran lava ini berkomposisi

andesit–basaltik.

Page 42: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

16

w. Satuan Betung Kerucut Sinder (BKS) tersebar berupa bukit-bukit kecil di

kaki timur laut Gunung Betung. Penentuan posisi stratigrafi satuan batuan ini

didasarkan pada morfostratigrafi. Satuan batuan BKS terdiri dari skoria dan

lava, abu-abu kehitaman, pelapukan dipermukaannya berbongkah-bongkah

dan menjadi tubuh tanah berwarna coklat kehitaman.

x. Satuan Ratai Lava 10 (RL 10) terletak pada kawasan hutan konservasi dan

aksesnya sangat sulit, maka penentuan jenis dan posisi satuan batuan ini

didasarkan pada morfostratigrafi. Hasilnya bahwa satuan Ratai lava-10 (RL

10) tersebar luas dengan bentuk pipih – memanjang, mengisi lembah diantara

morfologi punggungan dari RL 6 dengan BL 9. Mengacu pada sebarannya

yang luas, pipih, dan memanjang, maka hal ini sangat mungkin terjadi akibat

aliran lava yang encer, paling tidak berkomposisi andesit–basaltik.

y. Satuan Betung Lava 10 (BL 10) terletak pada kawasan hutan konservasi dan

aksesnya sangat sulit. Karena itu, penentuan jenis dan posisi satuan batuan ini

didasarkan pada morfostratigrafi. Hasilnya menggambarkan bahwa satuan BL

10 tersebar di lereng baratlaut Gunung Betung. Mengacu pada sebarannya,

diperkirakan aliran lava ini berkomposisi andesit.

Satuan Betung Lava 11 (BL 11) juga terletak pada kawasan hutan konservasi

dan aksesnya sangat sulit. Penentuan jenis dan posisi satuan BL 11

didasarkan pada morfostratigrafi yang menggambarkan penyebaran di lereng

barat Gunung Betung. Aliran lava BL11 ini diperkirakan berkomposisi

andesit.

Page 43: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

17

z. Satuan Ratai Lava 11 (RL 11) terletak pada kawasan hutan konservasi dan

aksesnya sulit. Penentuan jenis dan posisi satuan RL 11 juga didasarkan pada

morfostratigrafi yang menggambarkan penyebaran di sekitar kawah puncak

hingga lereng barat, baratlaut hingga utara Gunung Ratai. Mengingat

jangkauan sebaran aliran lava RL 11 ini sangat terbatas (pendek), maka lava

ini diperkirakan berkomposisi andesit hingga dasitik.

aa. Satuan Betung Kubah Lava (BKL) merupakan fase akhir kegiatan erupsi

Gunung Betung. Kubah lava ini mengisi kawah puncak Gunung Betung.

Mengingat kawah ini berada di kawasan hutan konservasi dan aksesnya sulit,

maka lava BKL ini diasumsikan sebagai komposisi umum kubah lava, yaitu

andesit hingga dasitik.

bb. Satuan Ratai Lava 12 (RL 12) tersebar pada zona sempit – memanjang pada

lembah antara morfologi punggungan satuan RL 9 dengan morfologi

punggungan satuan RL 8 di lereng kaki baratdaya Gunung Ratai. Singkapan

satuan RL 12 ini berkomposisi andesitik dan berwarna abu-abu cerah.

cc. Satuan Ratai Kubah Lava (RKL) merupakan fase akhir kegiatan erupsi

Gunung Ratai. Kubah lava ini mengisi kawah di puncak Gunung Ratai.

Mengingat aksesnya sulit karena kawah ini terletak di kawasan hutan

konservasi, maka penentuan komposisi lava (RKL) ini diasumsikan sebagai

komposisi umum kubah lava, yaitu andesit hingga dasitik (PT Optima

Nusantara Energi, 2009).

4. Endapan Permukaan

Adapun endapan permukaan yang meliputi adalah sebagai berikut:

Page 44: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

17

a. Endapan Lahar (LH) tersebar sangat luas di sebelah baratlaut, utara, hingga

Page 45: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

18

timur laut daerah penelitian. Sebagian sebaran endapan lahar ini berasosiasi

dan menutup sebaran endapan debris (ED). Berdasarkan hasil analisis

mikroskopis, menunjukkan bahwa komposisi endapan LH dari jenis tufa kristal

terubah kuat dan berwarna hijau kecoklatan.

b. Aluvium (Al) merupakan satuan batuan termuda di daerah penelitian,

membentuk morfologi pedataran yang tersebar luas di sisi baratlaut peta,

sedikit di dekat pantai timur Lampung Selatan. Endapan Al memperlihatkan

warna yang bervariasi mulai dari abu-abu, coklat keputih-putihan sampai

coklat kehitaman, terdiri dari material vulkanik, pasir, fragmen-fragmen batuan

beku, batuan sedimen, dan fragmen-fragmen batuan metamorf (PT Optima

Nusantara Energi, 2009).

C. Struktur Sesar

Struktur sesar di lapangan panas bumi Way Ratai dan sekitarnya didominasi

oleh struktur sesar berarah baratlaut – tenggara dan timurlaut – baratdaya yang

diduga kuat sebagai sesar normal. Daerah penelitian juga dicirikan oleh

kelurusan-kelurusan (lineaments) berarah utama timurlaut – baratdaya dan

baratlaut – tenggara. Kelurusan-kelurusan (lineaments) hadir cukup banyak,

terutama di bagian barat, baratdaya, selatan dan sedikit di bagian tengah daerah

penelitian.

Mekanisme pembentukan sesar normal diakibatkan oleh gaya tarik (extention)

dan cenderung menimbulkan open space yang cukup lebar. Karena itu,

Page 46: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

18

kehadirannya dianggap penting sebab dapat menyokong tingginya permeabilitas

batuan di zona reservoir panas bumi Way Ratai.

Page 47: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

19

Karena itu pembahasan struktur sesar adalah sangat penting, khususnya untuk

struktur sesar normal berarah timur laut – baratdaya, sesar normal berarah

baratlaut – tenggara dan kelurusan-kelurusan yang diperkirakan mempengaruhi

zona prospek panas bumi di Way Ratai.

1. Sesar normal berarah baratlaut – tenggara

Sesar normal berarah baratlaut – tenggara terutama berada di sekitar puncak,

atau sedikit di utara Gunung Betung dan di sebelah selatan–tenggara kawah

puncak Gunung Ratai. Pergerakan relatif dari kedua sesar normal di sekitar

puncak Gunung Betung tampak berbeda, yaitu satu diantaranya memperlihatkan

blok timurlaut relatif turun terhadap blok tenggara. Kedua sesar normal baratlaut –

tenggara di sekitar puncak Gunung Betung ini membentuk struktur graben.

Sedangkan sesar normal berarah baratlaut – tenggara disekitar puncak Gunung

Ratai memperlihatkan blok timurlaut yang relatif turun terhadap blok baratdaya.

Struktur sesar normal yang berarah baratlaut–tenggara lainnya (relatif kecil),

terdapat di sisi tenggara, selatan, baratdaya dan barat daerah penelitian.

Pergerakan sesar normal yang kecil-kecil ini sangat beragam, ada yang blok

timurlaut relatif turun terhadap blok baratdaya, dan sebaliknya ada yang blok

baratdaya relatif turun terhadap blok timurlaut. Satu pasang struktur sesar normal

yang berarah baratlaut–tenggara membentuk graben.

2. Sesar normal berarah timurlaut – baratdaya

Daerah ini dicirikan oleh dua struktur sesar normal, yaitu yang pertama

memotong puncak kawah Gunung Betung, sedangkan yang kedua di kaki

Page 48: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

19

tenggara Gunung Betung. Pergerakan relatif dari kedua sesar normal ini relatif

sama, yaitu

Page 49: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

20

blok timurlaut relatif turun terhadap blok tenggara. Kedua sesar normal timurlaut

– baratdaya ini membentuk step fault.

Struktur sesar normal yang berarah timurlaut – baratdaya lainnya tampak relatif

pendek, terdapat di sisi timur, tenggara, selatan dan barat daerah penelitian.

Pergerakan sesar normal yang kecil-kecil ini sangat beragam, ada yang blok

baratlaut relatif turun terhadap blok tenggara, dan sebaliknya ada yang blok

tenggara relatif turun terhadap blok baratlaut (PT Optima Nusantara Energi,

2009).

D. Geomorfologi

Lapangan panas bumi Way Ratai berada di dalam lingkungan komplek

gunungapi yang memiliki dua kerucut gunungapi berdampingan, yaitu Gunung

Ratai di sebelah baratdaya dan Gunung Betung di sebelah timurlaut. Pembentukan

bentang alam Way Ratai dipengaruhi oleh proses endogen dan eksogen yang

terjadi selama zaman Kuarter. Proses endogen berasal dari dinamika gunungapi

Ratai dan Betung, serta tektonik regional yang berpengaruh di kawasan tersebut.

Proses eksogen merupakan proses hidrosfir yang diakibatkan oleh erosi

permukaan bumi. Kedua proses alam ini pada akhirnya menghasilkan suatu

bentang alam.

Masing-masing bentang alam dikelompokan berdasarkan karakteristik bentang

alamnya, seperti bentuk atau dimensi morfologi, kemiringan lereng, tekstur dan

pola aliran sungai. Morfologi Way Ratai dan sekitarnya dikelompokan menjadi

tujuh satuan morfologi, yaitu morfologi kubah lava, perbukitan bertekstur kasar,

Page 50: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

20

perbukitan bertekstur halus, perbukitan tua, pedataran bergelombang lemah,

pedataran landai, dan perbukitan terisolir (PT Optima Nusantara Energi, 2009).

Page 51: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

BAB III.

TEORI DASAR

A. Alterasi

1. Proses Terbentuknya Alterasi

Alterasi batuan adalah suatu proses dari reaksi fluida dengan batuan yang

mengubah mineralogi, kimiawi, dan tekstur batuan asal saat fluida hidrotermal

menginfiltrasi massa batuan (Gambar 4). Pada proses alterasi, fluida hidrotermal

mengambil kation dan anion dari batuan untuk membentuk mineral sekunder yang

lebih stabil pada kondisi tersebut (Pirajno dalam Putra dkk, 2017). Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi proses alterasi antara lain: 1) Kondisi alami

dari batuan dinding, 2) Komposisi fluida dan 3) Konsentrasi, aktivitas dan potensi

kimiawi dari komponen fluida.

Proses alterasi hidrotermal mengubah mineral primer pada batuan menjadi

mineral sekunder yang lebih stabil pada kondisi tertentu (Pirajno dalam Putra dkk,

2017). Pada suatu lapangan panas bumi, batuan dan mineral primer yang hadir

umumnya berasal dari produk hasil erupsi gunung api yang berumur Tersier –

Kuarter (Wohletz, dkk, dalam Putra, dkk, 2017).

Page 52: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

22

2. Jenis dan Kelompok Mineral Alterasi

Terubahnya mineral mineral primer pada proses alterasi hidrotermal terjadi

ketika fluida hidrotermal melakukan reaksi dengan batuan pada kondisi pH dan

suhu yang berbeda, sehingga menghasilkan mineral yang berbeda-beda. Beberapa

mineral primer yang umum dijumpai pada suatu daerah yang tersusun atas batuan

vulkanik dan mineral alterasinya adalah gelas vulkanik, Ilmenit, Magnetit, Olivin,

Piroksen, Amfibol, Plagioklas, K Feldspar, dan Kuarsa, dengan mineral hasil

alterasi hidrotermal yang dapat dijumpai antara lain Zeolit, Kristobalit, Kuarsa,

Kalsit, Pirit, Hematit, Khlorit, Epidot, Albit, Adularia, Illit, Sphene, dan lain lain

(Wohletz dan Heiken dalam Putra, dkk, 2017).

Jenis alterasi berdasarkan mineral ubahannya dibagi menjadi (Corbett, dkk,

1993):

a. Advanced argillic (temperatur rendah)

Terbentuk pada temperatur kurang dari 180°C dengan pH asam. Tipe ini

dicirikan oleh mineral ubahan kaolinit, alunit dan kalsedon dengan mineral asesori

kalsedon,kristobalit, kuarsa dan pirit.

b. Argilik

Mineral sekunder penciri dari tipe ini adalah smektit, montmorilonit, ilit,

smektit dan kaolinit dengan mineral asesori pirit, klorit, kalsit dan kuarsa.

Mineral-mineral tersebut terbentuk pada temperatur antara 200°C-300°C dengan

pH asam hingga netral dan salinitas rendah.

c. Advanced argillic temperatur tinggi

Terbentuk pada temperatur 250°C-350°C dengan pH asam. Mineral penciri

Page 53: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

23

dari tipe ini adalah pirofilit, diasfor, dan andalusit dengan mineral asesori kuarsa,

turmalin, enargit dan luzonit.

d. Filik

Mineral ubahan yang hadir pada tipe ini adalah kuarsa, serisit dan pirit

dengan mineral asesori anhidrit, pirit dan kalsit. Tipe ini terbentuk pada

temperatur 200°C-250°C dengan pH asam hingga netral, dan salinitas beragam.

e. Propilitik

Tipe ini dicirikan oleh mineral ubahan klorit, epidot dan karbonat dengan

mineral asesori albit, kuarsa, kalsit, pirit, illit atau mineral lempung, dan oksida

besi. Tipe ini diperkirakan terbentuk pada temperatur antara 100°C-250°C dengan

pH mendekati netral, salinitas beragam dan permeabilitas rendah.

f. Potasik

Tipe ini dicirikan oleh mineral-mineral ubahan utama biotit dan kuarsa

dengan mineral asesori klorit, epidot, pirit dan ilit-serisit. Tipe ini terbentuk di

dekat dengan batuan intrusi sehingga memiliki temperatur >300°C dan salinitas

yang tinggi.

Corbett et al, (1998) juga membagi mineral ubahan menjadi 8 kelomppok

berdasarkan tingkat keasaman yaitu:

a. Kelompok silika, pH <2

b. Kelompok alunit, pH 2-3

c. Kelompok alunit-kaolinit, pH 3-4

d. Kelompok kaolinit, pH 4-5

Page 54: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

23

e. Kelompok illit-kaolinit, pH 4-5

Page 55: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

24

f. Kelompok illit, pH 5-6

g. Kelompok klorit, pH 6-7

h. Kelompok calc-silikat, pH >7

Gambar 4. Contoh Batuan Alterasi (Suharno, dkk, 2010).

Kemampuan untuk mendeskripsikan alterasi hidrotermal dan batuan tidak

teralterasi dengan melihat mineralnya. Pada daerah yang memiliki reflektansi (0,3

µm sampai 2,5 µm). Batuan ubahan secara serisit biasanya mengandung sericite,

afine berbutir muscovite dengan tambahan penyerapan Al-OH yaitu 2,2 µm

sampai 2,35 µm. Kaolinit dan alunit adalah bahan penyusun khas yang terdiri dari

ubahan argilik dengan Al-OH 2,165 µm sampai 2,2 µm. Ubahan propilitik

biasanya mengandung klorit, epidot dan kalsit, dengan Fe, MgOH dan CO3 2,31

µm sampai 2,3 µm. Besi oksida dan hidroksida (iron oxide dan hydroxide)

mineral seperti limonit, jarosit dan hematit cenderung memiliki spektral di

infrared dari 0,4 µm sampai 1,1 µm dari spektrum elektromagnetik. Mineral silika

hidrotermal biasanya terdiri dari kuarsa, opal dan kalsedon. Hal ini tertuang dalam

Gambar 5 (Pour dan Hashim, 2014).

Page 56: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

25

Gambar 5. Nilai Spektra hasil laboratorium mineral a) epidote, calcite, muscovite,

kaolinite, cholite dan alunite b) limonite, jarosite, hematit, dan geotite

(Pour dan Hashim, 2014).

B. Landsat-8

1. Operational Land Imager (OLI)

Citra Landsat-8 yang pertama kali dirilis pada 4 Februari 2013 dari

Vandenberg Air Force Bace di California merupakan pesawat luar angkasa yang

terbang bebas membawa muatan dua sensor, yakni Operational Land Imager

(OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang observasinya didesain dapat

mencakup ketinggian 705 km diatas katulistiwa. OLI merupakan sensor yang

mengukur menggunakan sembilan spektral band dalam spektral visible dan short-

wave infrared. TIRS merupakan sensor yang mengukur menggunakan dua saluran

long wave infrared. Dua sensor ini meliputi wilayah dengan luas Worldwide

Page 57: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

25

Reference System-2 (WRS-2). Pada Landsat-7, OLI dan TIRS mengumpulkan 400

scene/hari,

Page 58: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

26

dimana setiap scene mencakup area seluas 190x180 km. Sejak 2014, Ladsat-8

telah rutin mengumpulkan sekitar 725 scene per hari (USGS,2016).

OLI memiliki kinerja yang lebih baik sehingga memiliki nilai error kurang

dari 5% untuk pancaran spektral cahata dan memiliki nilai error kurang dari 3%

untuk spektral refleksi. Spesifikasi rasio signal-to-noise (SNR) OLI juga lebih

tinggi daripada kinerja ETM+. Gambar 6 menunjukkan spesifikasi dan kinerja

OLI dibandingkan dengan kinerja ETM+ dalam rasio signal-to-noise pada tingkat

radiasi pancaran khas tertentu (Ltypical) untuk masing-masing pita spektral. Hal

ini menjadikan Landsat-8 lebih baik dari produk Landsat sebelumnya terutama

Landsat-7.

Gambar 6. Perbandingan spesifikasi OLI dan ETM+ pada Performa Signal-to-

noise (USGS, 2016).

Landsat-8 memberikan citra beresolusi sedang yakni dari 15 meter sampai

100 meter pada permukaan dan daerah kutub (C.J et al., dan USGU dalam Pour et

al, 2014). Hasil data Landsat-8 ini dapat digunakan untuk monitor berbagai

fenomena berbasis bumi dan atmosfer diantaranya pemantauan pertanian,

pemetaan geologi,

Page 59: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

27

evapotranspirasi, aktivitas gunung berapi, memantau hutan hujan, dan biomassa

pembakaran. Manfaat data diatas dapat diperoleh berdasarkan masing-masing

karakteristik. Adapun karakteristik citra Landsat-8 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Landsat-8 (Pour dan Hisham, 2014) dan (Darge, 2016)

Subsistem No.

Band

Spektral

range (µm)

Resolusi

spasial (m)

Aplikasi

VNIR 1

2

3

4

5

0.433-0.453

0.450-0.515

0.525-0.600

0.630-0.680

0.845-0.885

30

Studi pesisir dan aerosol.

Pemetaan batimetrik.

Mengetahui puncak vegetasi.

Mengetahui lereng vegetasi.

Menekankan kandungan

Biomassa dan garis pantai.

SWIR 6

7

Pan

1.560-1.660

2.100-2.300

0.500-0.680

15

Diskriminasikan kadar air

tanah dan vegetasi;

menembus awan tipis

Peningkatan kadar air tanah

dan vegetasi dan penetrasi

awan tipis

Memberikan gambar yang

lebih tajam.

TIR 9

10

11

1.360-1.390

10.30-11.30

11.50-12.50

100

Peningkatan deteksi

kontaminasi awan cirrus.

Pemetaan termal yang

ditingkatkan dan perkiraan

kelembaban tanah.

Pemetaan termal yang

ditingkatkan dan perkiraan

kelembaban tanah.

VNIR= Visible near-infrared, SWIR= short-wave infrared, TIR= thermal-

infrared

2. NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)

Penggunaan data digital di bidang kehutanan memungkinkan penyadapan

data sebaran kerapatan vegetasi pada permukaan lahan lebih mudah dan cepat.

Identifikasi kerapatan vegetasi dapat dilakukan dengan cepat dengan carain

terpretasi citra secara digital menggunakan transformasi NDVI (Normalized

Page 60: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

27

Difference Vegetation Index). Tinggi rendahnya suatu kerapatan vegetasi dapat

diketahui dengan menggunakan teknik NDVI (Normalized Difference Vegetation

Page 61: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

28

Index) yang merupakan sebuah transformasi citra penajaman spektral untuk

menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan vegetasi (Putra, 2011).

Nilai perbandingan kecerahan kanal cahaya merah dengan cahaya inframerah

dekat atau NIR/RED, adalah nilai suatu indeks vegetasi (yang sering di sebut

“simple ratio”) yang sudah tidak dipakai lagi. Hal ini disebabkan karena nilai dari

rasio NIR/RED akan memberikan nilai yang sangat besar untuk tumbuhan yang

sehat (Sudiana dkk, 2008).

Nilai NDVI mempunyai rentang antara -1 (minus) hingga 1 (positif). Nilai

yang mewakili vegetasi berada pada rentang 0.1 hingga 0,7, jika nilai NDVI di

atas nilai ini menunjukkan tingkat kesehatan dari tutupan vegetasi yang lebih baik

(Wass dalam Purwanto, 2015). Adapun algoritma yang menggambarkan nilai

NDVI adalah sebagai berikut:

*(

)

(

) + (1)

yang ekuivalen dengan:

*

+ (2)

3. Band Ratio

Penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian kecerahan pixel dari

dua band data gambar untuk membentuk gambar baru adalah penerapan yang

sangat sederhana bagi transformasi. Perbedaan dapat digunakan untuk menyoroti

daerah perubahan antara dua gambar dari daerah yang sama yang sebelumnya

telah dilakukan koreksi geometri. Perbedaan gambar yang dihasilkan harus

Page 62: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

28

diskalakan untuk menghilangkan nilai kecerahan negatif. Hal ini dilakukan agar

tidak ada

Page 63: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

29

warna abu-abu yang berbeda dari citra yang sama. Komposit band dan rasio band

ini digunakan dalam mengurangi efek topografi, sebagai indeks vegetasi, dan

untuk meningkatkan perbedaan halus karakteristik reflektansi spektral untuk

batuan dan tanah. Gambar 7 merupakan contoh penggunaan rasio band 7 dan band

5 pada Landsat 5 (Richard, 2005).

Seperti yang terlihat, daerah vegetasi ditunjukkan dengan warna terang, tanah

ditunjukan oleh warna abu-abu sedang sampai abu-abu gelap, dan air ditunjukkan

dengan warna hitam. Nuansa ini mudah dipahami dari pemeriksaan kurva

reflektansi spektral yang sesuai. Variasi sederhana operasi aritmatika antar band

terkadang juga digunakan sebagai indeks. Penggunaan rasio band untuk

penentuan alterasi dimaksudkan untuk menunjukkan mineral-mineral alterasi yang

terdapat pada daerah penelitian.

Gambar 7. Pembagian Band untuk menghasilkan tutupan lahan a) band 7 b) band

5 c) penggabungan band 7/5 ( Richard, 2005).

Page 64: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

30

Komposit band adalah kombinasi dari tiga band untuk memberikan

informasi mengenai kondisi geologi. Berdasarkan penelitian Putra dkk, (2017)

komposisi band yang optimal digunakan pada pengindetifikasian alterasi adalah

komposit RGB 567, band 5 (0.851 – 0.879 μm) diposisikan dalam saluran merah,

band 6 (1.566 – 1.651 μm) diposisikan dalam warna hijau dan band 7 (2.107 –

2.294 μm) diposisikan dalam saluran biru. Kombinasi dari ketiga band tersebut

mampu memberikan informasi mengenai kondisi geologi yang lebih baik

dibandingkan citra komposit warna natural 432. Selain itu, kondisi vegetasi juga

dapat diperkirakan dari kombinasi band ini, dimana vegetasi hadir dalam warna

merah kecoklatan.

Berdasarkan Pour dan Hashim (2014) menyebutkan beberapa rasio band

yang memiliki nilai reflektansi tinggi dapat digunakan untuk mengidentifikasi

mineral alterasi. Pemetaan mineral Iron Oxide menggunakan band 2 dan band 4

karena iron oxide/hydroxide seperti hematit, jarosit, dan limonit memiliki nilai

reflektansi yang tinggi, yakni 0,63 µm sampai 0,69 µm dan nilai absorbsi 0,45 µm

sampai 0,52 µm. Mineral clay (lempung) dan karbonat diidentifikasi

menggunakan band 6 dan band 7 memiliki reflektansi 1,55 µm sampai 1,75 µm

dan absobsi 2,08 µm sampai 2,35 µm. Pada kombinasi rasio band 4/2 dan rasio

band 6/7, keberadaan mineral hasil alterasi hidrotermal terekam sebagai warna

kuning, selain itu, sistem drainase dan pemukima terekam sebagai warna merah.

Vegetasi terekam sebagai warna biru kehijauan hingga hijau. Sehingga rasio band

yang digunakan adalah rasio band 4/2, dan rasio band 6/7 (Pour dalam Putra dkk,

2017).

Page 65: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

31

C. DEM ALOS PALSAR

1. Karakteristik DEM ALOS PALSAR

Digital Elevation Model (DEM) merupakan kumpulan data ketinggian digital

yang menunjukkan bentuk topografi suatu daerah. Sifat data ketinggian ini

berkesinambungan dan tidak dapat dibagi (Sarapirome dalam Darmawan, dkk,

2013). Data ketinggian digunakan untuk membuat DEM memperlihatkan data

kontur. Kontur menunjukkan garis-garis yang menghubungkan ketinggian yang

setara (Klikenberg dalam Darmawan, dkk, 2013). Penggunaan data DEM

diarahkan pada interpretasi kelurusan dan analisis morfometri seperti slope dan

ketinggian. Kelurusan yang dijumpai pada citra berhubungan dengan struktur

geologi seperti sesar, kekar, sumbu antiklin dan sinklin (Darmawan, dkk, 2013).

ALOS (Advanced Land Observing Satellite) terdiri atas dua jenis sensor yaitu

optik dan radar. Instrument yang menggunakan sensor optik adalah PRISM

(Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping) dan AVNIR-2

(the Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2), sedangkan

instrumen dengan sensor radar adalah PALSAR (Phased Array Type L-band

Shynthetic Aperture Radar). PALSAR menggunakan gelombang mikroaktif

sehingga dapat melakukan observasi siang dan malam tanpa terpengaruh kondisi

cuaca satelit ini diharapkan dapat digunakan untuk observasi kawasan,

pengamatan bencana dan survei sumber daya alam (JAXA, 2008).

Rancangan sistem ALOS dioptimalisasikan untuk pemetaan. Kemampuan

pemetaan dengan akurasi yang sangat tinggi adalah penggerak misi yang utama

untuk ALOS.

Page 66: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

32

Untuk misi pemetaan, satelit ALOS mempunyai karakteristik yang unik yaitu

1) dapat menghasilkan Digital Elevation Model (DEM) dengan akurasi ketinggian

3 m sampai 5 m dari citra panchromatic dengan resolusi 2,5 m atau citra-citra

stereoskopik triplet dengan sensor-sensor nadir, forward dan backward, 2) dapat

menghasilkan pemetaan tanpa Titik Kontrol Tanah (Ground Control Point-GCP),

3) dapat menghasilkan daerah pengamatan yang luas, dengan lebar liputan satuan

citra 70 km atau lebih, dan 4) mempunyai sistem penanganan data dengan

kapasitas yang besar untuk pencapaian misi PALSAR adalah sensor gelombang

mikro atau radar, beroperasi pada L-band (1270 Mhz/ 23,6 cm), untuk

pengamatan siang dan malam hari, bebas awan dan cuaca.

2. Identifikasi Lineament menggunakan DEM ALOS PALSAR

a. Hillshaded

Hillshade merupakan sebuah metode yang digunakan untuk

mempresentasikan gambaran relief sebuah wilayah pada sebuah data raster yang

masih dalam format 2-D atau 3-D pada data raster tersebut. Pemberian kesan 3-D

tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian teknik pencahayaan dan

bayangan yang tepat pada sebuah data raster.Analisis hillshade menghasilkan citra

shade relief. Metode ini dapat meningkatkan visualisasi dari permukaan untuk

analisis atau penampilan secara grafis, khususnya ketika menggunakan efek

transparansi. Struktur seperti lineament, drainase, dan bentang alam tertentu

sering dicirikan dengan adanya perubahan yang mencolok pada respon

radiometrik. Edge enchancment dapat diaplikasikan kepada citra shaded relief

supaya meningkatkan frekuensi dan kontras pada citra (Abdullah dkk, 2010).

Page 67: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

33

b. Algoritma Lineament Extraction dan Fault Fracture Density

Algoritma LINE adalah algoritma pada PCI Geomatica untuk mengekstraksi

lineament secara otomatis yang prosesnya terdiri dari tiga tahap, yaitu: deteksi

tepi (edge detection), thresholding, dan ekstraksi kurva.

Sebuah lineament dapat dibedakan oleh perubahan intensitas pada citra yang

diukur dengan gradien. Dengan menerapkan filter deteksi tepi pada citra, maka

metode numerik untuk deteksi kelurusan dapat dilakukan. Metode ini

bagaimanapun juga tidak seakurat sistem visual manusia yang sangat efisien

dalam melakukan ekstrapolasi kelurusan. Sehingga identifikasi lineament secara

manual mampu mengidentifikasi suatu lineament sebagai kelurusan tunggal yang

panjang, sedangkan dengan metode numerik, kelurusan yang sama mungkin

muncul dalam beberapa segmen yang lebih pendek (Geomatica, 2015).

Fault and Fracture Density (FFD) adalah metode sederhana yang digunakan

untuk menilai tinggi rendahnya densitas suatu daerah yang dibentuk oleh karena

adanya rekahan atau patahan. Patahan ini dapat terjadi karena proses tektonik

yang menimpa suatu daerah tersebut. Struktur zona berpotensi permeabel yang

dapat bertindak sebagai jalur untuk fluida termal mengalir dari reservoir ke

permukaan.

Telah terbukti dalam panas bumi eksplorasi dan eksploitasi bahwa zona

permeabel ini berada target pengeboran yang signifikan untuk menemukan sumur

produktif (Soengkono dalam Suryantini dan Wibowo, 2010). Dengan demikian

densitas suatu daerah akan memberikan informasi zona permeabel yang

menunjukkan keberadaan patahan didaerah tersebut. Metode FFD menggunakan

Page 68: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

33

data topografi digital dan alat bantuan sudut cahaya, yang tersedia dalam beberapa

pemetaan atau Perangkat lunak GIS, seperti Surfer dan ArcGIS.

Page 69: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

34

D. Isotop Radon

1. Konsep Isotop Radon dan Waktu Peluruhannya

Manifestasi panas bumi di kontrol oleh struktur yang memiliki tingkat

permeabilitas yang tinggi seperti patahan dan retakan. Metode gas tanah

digunakan untuk menentukan sifat geologi bawah permukaan/geokimia yang

didasarkan pada konsep bahwa gas yang dilepaskan dari sistem panas bumi aktif,

dapat dengan bebas naik melalui penutup atas untuk dideteksi di dekat

permukaan. Gunung berapi melepaskan gas tidak hanya dari kawah sentral berupa

manifestasi seperti fumarol, tetapi juga gas konduktif seperti karbon dioksida

(CO2), helium (He) dan radon (Rn). Sedangkan gas suhu tinggi di kawah

cenderung sangat asam dan reaktif (misalnya SO2, HCl), beberapa jenis seperti

CO2 dan Rn tidak bereaksi dengan batuan. Distribusi dan jumlah gas-gas ini

memberikan informasi tentang permeabilitas keseluruhan struktur vulkanik,

potensi pelepasan gas secara lateral dari daerah-daerah selain kawah aktif dan

kemampuan gunung berapi untuk melepaskan CO2 dalam jumlah besar dan gas-

gas lainnya (Malimo, 2012).

Radon memiliki tiga elemen isotop yang sering terjadi pada alam, yakni 222-Rn

(Radon), 220-Rn (Thoron) dan 219-Rn (Actinon). Belin dalam Malimo (2012)

melakukan pengukuran gas radon di lapangan panas bumi di New Zealand pada

media air. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa konsentrasi gas radon pada

media air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pH dan temperatur air,

kekuatan paparan radiasi dari batuan, perbedaan tingkat pelarutan batuan oleh air,

perbedaan tingkat peresapan elemen radioaktif, luas permukaan yang terbuka

Page 70: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

34

oleh munculnya kolam air, dan kecepatan pemisahan gas radon dengan gas

lainnya.

Page 71: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

35

Menurut Lombardi, dkk dalam Malimo (2012), fluktuasi nilai radon juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi seperti hujan, yang dapat

mempengaruhi nilai konsentrasi radon terukur. Konsentrasi radon tinggi juga

dapat memberikan informasi keberadaan patahan atau rekahan yang berhubungan

dengan zona permeabel.

Pengukuran gas thoron biasa dilakukan bersamaan dengan pengukuran gas

radon. Menurut Giammanco dalam Haerudin dkk (2013), Waktu paruh yang lebih

singkat memungkinkan thoron untuk terukur dalam konsentrasi yang lebih sedikit

dari konsentrasi radon. Namun, kedalaman sumber gas radon dan thoron tersebut

belum bisa dihitung secara pasti berdasarkan konsentrasi tersebut. Rasio tersebut

dapat digunakan untuk interpretasi kedalaman sumber radon (Nurohman, dkk,

2016).

Radon memiliki waktu paruh 3,825 hari, Thoron memiliki waktu paruh 54,5

detik, dan Actinon memiliki waktu paruh 4 detik. Hanya data Radon dan Thoron

yang digunakan pada penelitian sebelumnya karena memiliki waktu paruh yang

cocok dengan bentuk batuan magmatik yang diturunkan dari peluruhan Uranium-

238 dan Thoron merupakan peluruhan dari Thorium-238 (Gambar 7). Radon

dapat di deteksi dalam konsentrasi yang rendah, maka ini menjadi dasar mengapa

Radon menjadi salah satu bahan untuk metode geokimia (Gingrich dalam

Haerudin, dkk, 2016). M Balcázae; Kruger dalam Haerudin (2016) menjelaskan,

terdapat beberapa alasan lain mengapa Radon menjadi tracer, yakni:

a. Untuk merepresentasikan aktivitas termodinamika. Gas radioaktif ini

bertransportasi ke permukaan jika memiliki aktivitas termodinamika yang

tinggi.

Page 72: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

36

b. Untuk mengindikasi rekahan dan sesar aktif. Gas ini berpindah semakin cepat

pada patahan dan rekahan.

a. Tidak membutuhkan koreksi komposisi geokimia karena gas Radon tidak

bercampur dengan senyawa atau elemen yang ada disekitarnya.

b. Untuk memperlihatkan aktivitas panas bumi karena Radon bergenerasi setiap

20 hari.

(a)

(b)

Gambar 8. (a) Rantai peluruhan thorium-232, gas thoron (220Rn) menjadi bagian

dalam rangkaian tersebut. (b) Rantai peluruhan uranium-238, gas

radon (222Rn) menjadi bagian dalam rangkaian tersebut (Ishimori

dalam Nurohman, 2016).

Page 73: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

37

2. Analisis Teknik Perpindahan Radon

Radon dapat berpindah secara difusi dan konveksi. Perpindahannya dapat

melalui 3 model, yakni sumber radon yang tidak diketahui dengan

overburden/penutup nonradioaktif, situasi yang sama dengan kehadiran arus

konveksi, dan lapisan overburden/penutup yang memiliki radioaktif yang sama.

Persamaan yang digunakan adalah persamaan difusi (Alelseev, dkk, dalam

Soonawala dan Telford, 1980). Gambar 9 mengilustrasikan geometri model

sumber radon yang tidak diketahui dengan overburden/penutup nonradioaktif

dengan ketebalan h, jarak x dari sumber, y jarak kepermukaan, dan dx adalah

volume dasar dalam overburden dalam area S.

Gambar 9. Sumber tidak terdefinisi dengan penutup (Soonawala et al, 1980).

Sehingga persamaannya sebagai berikut (Soonawala et al, 1980):

( ) ( ) (6a)

( ) (6b)

(6c)

Persamaan diatas hanya mendeskripsikan perpidahan radon secara difusi, jika

situasinya difusi dan konveksi maka difusi dan perpindahan medium memiliki

kecepatan v cm/s. hal ini berdasarkan hukum Darci. Maka persamaan menjadi:

Page 74: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

38

(7)

(8)

D = D*/e (9)

dengan:

N : Konsentrasi Radon

v : kecepatan (cm/s)

D : Difusivitas

λ : Konstanta peluruhan Radon (λ = 2,07x10-6

s-1

)

D* : Koefisien difusi

S : Volume dasar

e : Porositas bulk

F. Analisis Geokimia Fluida

Geokimia panas bumi mempelajari komposisi kimia fluida panas bumi (air

dan uap) untuk panas mengetahui karakteristik fluida dan proses yang

mempengaruhi fluida tersebut, baik di reservoir maupun saat fluida tersebut naik

kepermukaan. Data yang sering digunakan dalam metode geokimia ini adalah data

kimia manifestasi air panas, data isotop, data kimia tanah dan gas tanah. Data

tersebut digunakan untuk mengkaji kemungkinan pengembangan sumber daya

panas bumi yang meliputi berbagai parameter, yakni ukuran sumber daya

(resource size); Perkiraan temperatur reservoir (resource temperature); dan

permeabilitas formasi (formation permeability) (Lawless; Hutapea dalam

Ariwibowo, 2011).

Page 75: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

39

1. Kesetimbangan Ion

Salah satu cara untuk melakukan evaluasi terhadap kelayakan analisa kimia

adalah dengan melakukan pengecekan kesetimbangan ion. Hal ini berarti

membandingkan konsentrasi molal spesies-spesies bermuatan positif dengan

jumlah konsentrasi molal spesies-spesies bermuatan negatif. Kandungan ion-ion

bermuatan positif (kation) seperti Ca2+

, Mg2+

, Na+, K

+, Li

+, Rb

+, Cs

+, Mn

2+, Fe

2+.

Kandungan ion-ion bermuatan negatif (anion) Cl-, SO4

2-, HCO

- ,F

-, Br

-. Serta

ionion spesies netral SiO2, NH3, B, CO2, H2S, NH3. Untuk mencari kesetimbangan

ion, terlebih dahulu dilakukan perhitungan mi anion dan kation dengan rumus

berikut:

(10a)

Dimana:

meq : Milimolal

MWi : Nomer massa atom

ci : Konsentrasi (ppm)

Setelah didapatkan jumlah mi dari seluruh kation dan anion dari unsur dan

senyawa di atas, kemudian dilakukan perhitungan kesetimbangan ion dengan

persamaan berikut ini (Nicholson dalam Ariwibowo, 2011).

∑ ∑

|∑ | |∑ | (10b)

Nilai kesetimbangan ion dapat bervariasi, tetapi suatu hasil analisa kimia

dikatakan layak jika kesetimbangan ini tidak lebih dari 5%. Namun tidak berarti

bahwa hasil analisa yang mempunyai kesetimbangan di atas 5% tidak layak

digunakan dalam interpretasi. Mata air panas yang mempunyai kesetimbangan ion

Page 76: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

39

lebih dari 5% sangat dipengaruhi oleh tipe dan proses yang dialami tersebut

(Nicholson dalam Ariwibowo, 2011).

Page 77: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

40

2. Geokimia Fluida

Analisis geokimia fluida panas bumi yang paling sederhana dan bermanfaat

untuk secara cepat mengenali variasi fluida pada suatu sistem adalah klasifikasi

menggunakan komposisi anion (senyawa bermuatan negatif).

a. Air Klorida

Air klorida merupakan fluida yang paling dominan pada kebanyakan

lapangan panas bumi. Air jenis ini diprediksi berasal dari bagian dalam reservoir,

bersifat netral atau dapat pula sedikit asam atau sedikit basa. Pada manifestasi

permukaan dicirikan oleh kenampakannya yang jernih sering berasosiasi dengan

endapan sinter silika. Air klorida di dekat permukaan sering mengandung CO2.

H2S dan sulfat yang signifikan, sedangkan di dalam reservoir perbandingan atau

rasio Cl/SO4 tinggi.

b. Air Asam Sulfat

Pada air jenis ini kandungan kloridanya rendah, kandungan sulfat tinggi, Al

dan Fe cukup tinggi. Air asam sulfat terdapat pada sistem panas bumi di daerah

vulkanik, dimana uap air berkondensasi ke air tanah. Kandungan sulfat yang

tinggi berasal dari oksidasi H2S pada zona vados. Karena terbentuk pada zona

vados maka air asam sulfat hanya dapat memberikan sangat sedikit informasi

tentang bagian dalam sistem panas bumi.

Ciri fisik fluida jenis ini biasanya berwarna keruh, sering berasosiasi dengan

kolam lumpur dan collapse creater. Warna keruh dan kandungan Al dan Fe yang

cukup tinggi mengindikasikan adanya pelarutan batuan, hal ini disebabkan karena

fluida jenis ini cenderung reaktif terhadap batuan yang dilewatinya.

Page 78: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

41

c. Air bikarbonat

Fluida jenis ini dicirikan dengan kandungan Cl yang rendah, kandungan sulfat

juga rendah dan bikarbonat (HCO3) sebagai anion utamanya. Pada sistem yang

berasosiasi dengan batuan vulkanik biasanya air bikarbonat terbentuk pada bagian

yang dangkal di tepi lapangan oleh kondensasi uap di bawah muka airtanah. Pada

sistem yang berasosiasi dengan batuan sedimen pembentukan fluida jenis ini

dikontrol oleh keberadaan batugamping. Air bikarbonat cenderung sedikit asam

bisa juga netral atau sedikit basa.

d. Brine

Fluida ini terbentuk dengan berbagai cara seperti pelarutan sikuen endapan

evaporit oleh air meteorik, terperangkapnya connate water pada cekungan

sedimentasi serta proses – proses lainnya. Brine merupakan larutan yang

berkonsentrasi tinggi, pH menunjukkan asam lemah dengan unsur utama adalah

Cl (10000 hingga lebih dari 100000 ppm). Konsentrasi Na (kation utama), K dan

Ca tinggi, densitas brine biasanya tinggi sehingga tidak muncul di permukaan.

e. Air meteorik

Airtanah biasanya mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl selain itu

terdapat pula Fe, SiO2 dan Al. Selain itu airtanah juga biasanya mengandung gas

terlarut berupa O2 dan N2. Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation

utama adalah Ca sedangkan air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation

utama Na.

Page 79: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

42

3. Geoindikator dan Tracer

Giggenbach dalam Ariwibowo (2011) membagi zat-zat terlarut dalam dua

katagori yaitu tracer dan geoindikator. Tracer secara geokimia bersifat inert

(misalnya Li, Rb, Cs, Cl dan B) yang bila ditambahkan ke dalam fluida akan

bersifat tetap dan dapat dilacak asal usulnya. Geoindikator adalah zat terlarut yang

bersifat reaktif dan mencerminkan lingkungan ekuilibrium/kesetimbangan,

misalnya Na dan K.

Geoindikator adalah zat terlarut yang bersifat reaktif dan mencerminkan

lingkungan ekuilibrium atau kesetimbangan, misalnya Na, K, Li, Rb. dan Cs.

Boron dalam bentuk H3BO3 atau HBO2 merupakan unsur diagnostik yang artinya

dapat digunakan untuk melacak asal–usul dari fluida panas bumi. Konsentrasi Na

dan K dikontrol oleh interaksi fluida dengan batuan yang bergantung pada

temperatur. Na merupakan kation utama pada fluida panas bumi dengan

konsentrasi yang berkisar 200 sampai dengan 2000 ppm. Apabila perbandingan

Na dengan K semakin kecil maka dapat diinterpretasikan bahwa temperatur

semakin tinggi.

Unsur Li, Rb dan Cs merupakan unsur yang mudah larut dari batuan. Li, Rb dan

Cs merupakan unsur yang sering dipakai bersama Cl dan B untuk karakterisasi

fluida. Ketiga unsur ini mudah bergabung dengan mineral sekunder, sehingga

diprediksi semakin jauh jarak migrasi dari fluida ke permukaan maka

konsentrasinya akan semakin berkurang. Konsentrasi umum Li berkisar kurang

dari 20 ppm, Rb kurang dari 2 ppm dan Cs kurang dari 2 ppm. Li sering terserap

oleh mineral klorit, kuarsa dan mineral lempung sehingga pada zona upflow rasio

B/Li rendah sedangkan pada zona outflow rasio B/Li tinggi.

Page 80: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

43

Penggunaan unsur Cl, B, Li, Na, K dan Mg sebagai geoindikator dan tracer

diterapkan dengan metode sederhana yaitu plotting pada diagram segitiga (ternary

plot). Plotting ini merupakan cara yang tepat untuk mengkaji aspek kimia fluida

mata air panas maupun fluida sumur panas bumi.

a. Diagram Segitiga Cl-SO4-HCO3

Penggunaan komponen anion Cl, SO4 dan HCO3 untuk mengetahui komposisi

fluida panas bumi karena anion – anion tersebut merupakan zat terlarut yang

paling banyak dijumpai dalam fluida panas bumi. Cl, SO4 dan HCO3 dapat

digunakan untuk menginterpretasi kondisi dan proses yang berlangsung di dekat

permukaan, yakni kurang dari 1km (Herdianita, dkk., 2006).

Konsentrasi Cl tinggi dalam mata air mengindikasikan air berasal langsung

dari reservoir, dengan minimal pencampuran atau pendinginan secara konduksi.

Kadar Cl rendah pada air (yang tidak menunjukkan karakteristik uap panas) dari

mata air panas adalah karakteristik dari pengenceran air tanah. Konsetrasi dapat

berkisar dari kurang dari 10 sampai lebih dari 100000 mg/kg, namun nilai-nilai

orde 1000 mg/kg adalah khas dari klorida-jenis air.

Gambar 10. Diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 (Simmons, 1998).

Page 81: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

44

Plotting ke diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 seperti yang di tujukkan pada

Gambar 10 agar mempermudah dalam pengelompokan serta pemeriksaan trend

sifat kimia fluida. Posisi data pada diagram segitiga dapat ditentukan dengan

persamaan sebagai berikut :

S = [ ] [ ] [ ] (11a)

% Cl =

(11b)

% SO4 =

(11c)

% HCO3 =

(11d)

b. Diagram segitiga Cl-Li-B

Proporsi relatif B dan Cl untuk fluida–fluida dengan asal usul yang sama

umumnya tetap. B dan Cl dapat dipakai untuk mengevaluasi proses pendidihan

dan pengenceran. Pada T tinggi (lebih dari 400˚C), Cl terdapat sebagai HCl dan B

sebagai H3BO3, keduanya bersifat volatil dan mudah bergerak pada fase uap. HCl

dan H3BO3 berasal dari magmatic brine. Apabila fluida mendingin HCl

terkonversi menjadi NaCl, B tetap berada pada fase uap dan Li bergabung pada

larutan. Li sering terserap klorit, Qz, dan mineral lempung, sehingga pada zona

upflow rasio B/Li rendah sedang pada zona outflow rasio B/Li tinggi (Aribowo,

2011).

B (boron) bentuk H3BO3 atau HBO2 merupakan unsur diagnostik. Air klorida

dari mata air atau sumur biasanya mengandung 10-50 ppm B. Kandungan B yang

sangat tinggi (hingga ratusan ppm) biasanya mencirikan asosiasi sistem panas

bumi dengan batuan sedimen yang kaya zat organik atau evaporit Rasio B/Cl

Page 82: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

44

sering dipakai untuk prediksi asal-usul fluida (Nicholson dalam Ariwibowo,

2011).

Page 83: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

45

Gambar 11. Diagram segitiga Cl- Li- B (Simmons, 1998).

Kandungan relatif Cl, Li dan B dapat memberikan informasi mengenai kondisi di

bawah permukaan hingga kedalaman sekitar 5 km (Herdianita dalam Ariwibowo,

2011). Pengeplotan pada diagram segitiga Cl-Li-B yang ditunjukan pada Gambar

11 dapat digunakan untuk menentukan jenis menifestasi temasuk upflow atau

outflow. Kemudian dari perbandigan B/Cl dapat digunakan sebagai indikator

kesamaan reservoir. Pengeplotan data pada diagram segitiga Cl–Li–B

memerlukan faktor skala karena adanya perbedaan nilai konsentrasi yang sangat

besar di antara ketiga komponen tersebut. Perhitungannya sebagai berikut:

S =

(12a)

% B = (

) (12b)

% Li = (

) (12c)

% Cl =

(12d)

Page 84: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

46

4. Geotermometer

Geotermometer merupakan cara untuk memperkirakan temperatur reservoir

panas bumi yang berdasarkan pada keberadaan zat-zat terlarut pada fluida panas

bumi, dimana konsentrasi fluida tersebut sangat bergantung pada temperatur. Tiap

geotermometer memiliki keterbatasan sehingga penerapannya harus sangat hati-

hati untuk menghindari kekeliruan interpretasi. Berikut adalah beberapa jenis

geotermometer.

Aplikasi konsep geotermometer berdasar asumsi bahwa apabila fluida bergerak

dengan cepat ke permukaan, fluida akan mempertahankan komposisi kimianya

selama perjalanan dari reservoir ke permukaan, karena tidak atau sedikit sekali

mengalami percampuran. Namun pada kenyataannya fluida dapat mengalami

perubahan dalam perjalanan dari reservoir ke permukaan. Perubahan tersebut

terjadi karena adanya proses mixing, dilution, boiling, dan juga pelarutan batuan

samping, sehingga dalam perhitungan geotermometer harus mempertimbangkan

faktor-faktor tersebut, dan diusahakan memilih unsur/senyawa yang tepat, dengan

kata lain diperlukan “diagnosa” untuk memilih geotermometer yang cocok.

Persyaratan dasar adalah bahwa fluida yang dipakai adalah fluida yang berasal

dari reservoir dan hasil analisis kimianya harus baik, yakni charge balance error

kurang dari 5% (Ariwibowo, 2011).

a. Geotermometer silica

Menurut Ariwibowo (2011) fluida reservoir bersuhu lebih dari 220oC kuarsa

dapat mengendap akibat pendinginan perlahan, apabila pendinginan berlangsung

dengan sangat cepat (misalnya pada mulut mata air) maka yang

terbentuk/mengendap adalah silika amorf.

Page 85: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

47

Suhu batas untuk silika geotermometer sekitar 250o

C, karena di atas suhu ini

silika larut dan mengendap sangat cepat-lebih cepat untuk konsentrasi silika

dalam larutan agar tetap konstan sebagai cairan yang keluarkan ke permukaan.

Geotermometer silika dibuat berdasar kelarutan berbagai jenis silika dalam

air sebagai fungsi dari temperatur yang ditentukan dengan eksperimen. Reaksi

yang menjadi dasar pelarutan silika dalam air adalah:

SiO2 (s) + 2 H2O →H4SiO4 (13)

Berbagai jenis persamaan geotermometer silika ditampilkan pada Tabel 2,

dimana penerapannya sangat tergantung kepada kondisi fluida dan jenis endapan

silika. Persamaan-persamaan pada Tabel tersebut dikembangkan berdasar

pendekatan terhadap nilai kurva kelarutan macam-macam mineral silika (kuarsa,

kalsedon, kristobalit, opal, dan silika amorf). Geotermometer kuarsa umumnya

baik digunakan untuk reservoir bertemperatur lebih dari 150°C. Di bawah 150°C

kandungan silika dikontrol oleh kalsedon. Persamaan pada kotak bershade abu-

abu dibuat oleh Fournier dalam Ariwibowo (2011) dengan enam jenis persamaan

dan paling utama adalah geotermometer kuarsa yang memerlukan diagnosa ada

tidaknya steam loss/kehilangan uap pada fluida yang dianalisis.

Tabel 2. Persamaan geotermometer silika (Ariwibowo, 2011).

Geotermometer Persamaan Referensi

Quartz-no steam loss

Quartz-maximum steam

loss at 100°C

Fournier (1977)

Fournier (1977)

Page 86: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

48

Quartz T = 42.198 + 0.28831 SiO2 –

3.6686 x 10-4 (SiO2)2 +

3.1665 x 10-7

(SiO2)3

+77.034 log SiO2

Fournier and

Potter (1982)

Quartz

Chalcedony

T = 53.500 + 0.11236C –

0.5559 x 10-4

C2 + 0.1772 x

10-7

C3 + 88.390 log C

Amorsson (1985)

Fournier (1977)

Chalcedony

Amorsson (1983)

Cristobalite

Fournier (1977)

Opal

Amorphous silica

Fournier (1977)

Fournier (1977)

C= Konsentrasi SiO2

b. Geoternometer Na-K

Respon rasio konsentrasi Na terhadap K yang menurun terhadap

meningkatnya temperatur fluida didasarkan pada reaksi pertukaran kation yang

sangat bergantung pada suhu yaitu:

K+

+ Na Felspar → Na+

+ K Felspar (14)

Albit adularia

T >>> T <<

Penerapan Geotermometer Na-K dapat diterapkan untuk reservoir air klorida

dengan T lebih dari 180oC. Geotermometer ini punya keunggulan yaitu tidak

banyak terpengaruh oleh dilution maupun steam loss. Geotermometer ini kurang

Page 87: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

49

bagus untuk T kurang dari 100oC, juga untuk air yang kaya Ca banyak berasosiasi

dengan endapan travertin.

Tabel 3 berikut menampilkan beberapa persamaan geotermometer Na-K.

Tabel 3. Beberapa persamaan geotermometer Na-K (Ariwibowo, 2011).

Persamaan Referensi

( (

) –

(

) –

(

) – ( )

(

) –

(

)

(Truesdell, 1976)

(Tonani, 1980)

(Arnorsson et al, 1983)

(Fournier, 1979)

(Nieva and Nieva, 1987

(Giggenbach, 1988)

c. Geoternometer Na-K-Ca

Geotermometer ini diterapkan untuk air yang memiliki konsentrasi Ca tinggi.

Geotermometer ini bagus dalam mengidentifikasi suhu dengan konsentrasi unsur

Ca yang besar (Karingithi, 2010). Batasan teoritis untuk geotermometer ini adalah

ekuilibrium antara Na dan K Felspar serta konversi mineral kalsium alumino

silikat (misalnya plagioklas) menjadi kalsit. Asumsi yang digunakan untuk

membuat persamaan geotermometer Na-K-Ca adalah sebagai berikut:

1) Ada kelebihan silika (biasanya benar).

2) Aluminium tetap berada pada fasa padat (biasanya benar karena fluida

biasanya miskin Al).

Page 88: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

50

Rumus persamaan untuk geotermometer ini adalah:

( (

)) ( (

) )

(15)

Ada 2 uji untuk menerapkan geotermometer ini:

1) Jika ( (

) ) < 0, gunakan β=1/3 dan hitung T°C.

2) Jika ( (

) ) > 0, gunakan β =4/3 dan hitung T°C, jika T terhitung

kurang dari 100°C maka hasil dapat diterima. Jika hasil perhitungan T pada

(b) > 100°C, hitung ulang T°C dengan β =1/3.

Kisaran temperatur yang bagus untuk geotermometer Na-K-Ca adalah 120-

200°C, selebihnya tidak terlalu bagus. Keterbatasan lainnya adalah temperatur

sangat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi karena boiling dan dilution.

Boiling menyebabkan loss pada CO2, terjadi pengendapan kalsit, Ca keluar dari

larutan, sehingga T hasil perhitungan terlalu tinggi.

Page 89: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

BAB IV.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Labratorium Teknik Geofisika

Universitas Lampung yang dilaksanakan pada Januari 2018 s.d April 2018 dengan

judul “Integrasi Data Citra Landsat-8, DEM ALOS PALSAR, Isotop Radon, dan

Geokimia untuk Penentuan Distribusi Batuan Alterasi dan Struktur Permeabel

Gunung Way Ratai, Lampung”.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Citra Landsat-8 seri LC81230642015266LGN00 tahun 2015.

2. DEM ALOS PALSAR seri AP-07520-FBD-F7070-RT.

3. Data sekunder Isotop radon menggunakan alat Scintex Radon RAD7.

4. Data sekunder kandungan geokimia fluida.

5. Perangkat lunak:

a) ARGIS versi 10, untuk melakukan operasi data raster, vector serta

representasi data.

b) PCI Geomatic, untuk melakukan operasi data kurva lineament.

Page 90: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

52

c) Global Mapper versi 15, untuk proses visualisasi, interpolasi, dan

pemotongan peta sesuai kebutuhan.

d) Surfer versi 12, untuk mengolah data Radon.

e) Rockwork, mengolah diagram Rose untuk melihat strike lineament dan

geologi struktur.

f) Ms Office, untuk mengolah data geokimia (Ms Excel).

C. Prosedur Penelitian

1. Pengolahan Citra Landsat-8

a. Data

Citra Landsat-8 diperoleh dengan mendownload citra di www.usgs.gov. Citra

yang diperoleh adalah path/row 123/64, akuisisi tanggal 23 September 2015

dengan identitas citra LC81230642015266LGN00. Level citra yang telah

didownload yaitu L1-T (Level one – Terrain Corrected), yang telah terbebas dari

kesalahan akibat sensor satelit dan bumi. Akan tetapi, hasil citra hanya

mengoreksi bentuk citra yang sama dengan bentuk permukaan bumi, sementara

posisi citra dipermukan bumi masih mengalami pergeseran, sehingga pada citra

Landsat-8 tetap dilakukan koreksi geometrik.

b. Koreksi Radiometrik

Koreksi Radiometrik merupakan langkah pertama yang harus dilakukan saat

mengolah data citra satelit dengan menggunakan Algoritma. Tujuan dari koreksi

radiometrik ini adalah untuk mengubah data pada citra yang (pada umumnya)

disimpan dalam bentuk digital number (DN) menjadi radian.

Page 91: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

53

Nilai spektral radian diperoleh dari file metadata yang berada pada setiap data

citra satelit Landsat (Bakruddin, 2016).

Persamaan yang digunakan untuk mengubah DN ke radian (L) adalah dengan

cara melakukan konversi DN ke ToA (Top of Atmosphere) radian:

(16)

Dimana:

Lλ = ToA spektral radian (

).

ML =Band-spesifik multiplicative rescalling factor dari metadata

(RADIANCE_MULT_BAND_X, dimana x adalah nomor band).

AL = Band-spesifik additive rescalling factor dari metadata

(RADIANCE_ADD_BAND_X, dimana x adalah nomor band).

Qcal = Nilai piksel produk standar yang dikalibrasi dan dikalibrasi DN dari

metadata (QUANTIZE_CAL_BAND_X, dimana x adalah nomor band).

c. Koreksi Atmosferik

Koreksi atmosferik berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan

pengaruh atmosfer pada saat melakukan perekaman. Koreksi atmosferik terjadi

akibat uap air dan gas yang terkandung dalam atmosfir yang menyebabkan

naiknya intensitas citra bila ada penghamburan oleh atmosfir, menurunkan

intensitas citra terekam bila ada penyerapan dan tujuannya untuk mengidentifikasi

seberapa jauh setiap histogram berubah kecerahannya dan selanjutnya

mengurangkan nilai-nilai kecerahan pixel (Tambunan dalam Jasrah, 2015).

Page 92: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

54

Koreksi atmosferik dilakukan dengan menggunakan metode penyesuaian

histogram, yaitu mengurangi nilai piksel pada saluran yang bersangkutan dengan

nilai biasnya. Nilai DN (Digital Number) seharusnya bernilai 0 untuk obyek yang

memberikan tanggapan yang lemah pada saat perekaman citra, sedangkan untuk

nilai Digital number lebih dari 0 dihitung sebagai nilai bias (Amran dalam Jasrah,

2015). Koreksi atmosferik menggunakan FLAASH (Fast Line-of-sight

Atmospheric Analysis of Spectral Hypercubes) pada software ENVI versi 5.3

d. Pemotongan Citra

Pemotongan citra dilakukan untuk membatasi daerah penelitian (region of

interest) dengan tujuan agar pengolahan data yang lebih fokus dan lebih rinci pada

daerah tersebut. Area merupakan pembuatan beberapa polygon tertutup dengan

menggunakan titik-titik tertentu untuk membedakan antara daerah yang satu

dengan daerah yang lainnya.

e. Penentuan band

Komposit band yang digunakan pada penelitian ini adalah RGB 567 dan rasio

band 4/2 untuk mendeteksi limonit, dan band 6/7 untuk mendeteksi iron oxide.

f. Training Area

Training area dilakukan untuk uji coba dengan verifikasi data geokimia

fluida yang berakibat pada hasil uji ketelitian. Jika nilai ketelitian kurang dari 85%

maka dilakukan pengulangan.

Page 93: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

55

g. Uji Ketelitian

Uji Ketelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat ketelitian antara hasil

klasifikasi dengan hasil sebenarnya yang dilihat di lapangan. Ketelitian hasil

interpretasi citra berdasarkan syarat dari USGS harus mempunyai nilai minimum

85 %. Cara mengetahui ketelitian seluruh hasil interpretasi (K), yaitu (Amran

dalam Jasrah, 2015):

(17)

h. Interpretasi

Hasil pengolahan Landsat-8 diinterpretasi bersama dengan data geokimia

fluida untuk menggambarkan alterasi daerah penelitian.

2. Pengolahan DEM ALOS PALSAR

Data DEM ALOS PALSAR merupakan data DEM yang akan didapatkan dari

USGS. Selanjutnya dilakukan pemotongan citra sama seperti pada data Landsat.

Kemudian data citra dilakukan hillshade untuk mendapatkan sudut dominan yang

terdapat pada lineament. Kemudian data di ekstrak menggunakan algoritma LINE

pada software PCI Geomatica. Data dianalisis berdasarkan densitasnya sehingga

didapatlah peta lineament Density.

Pada tahap pertama, algoritma canny edge detection diterapkan untuk

menghasilkan citra akumulasi tepi. Pada tahap kedua, citra akumulasi tepi

dilakukan thresholding (suatu proses mengubah citra berderajat keabuan menjadi

citra biner atau hitam putih sehingga dapat diketahui daerah mana yang termasuk

Page 94: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

55

obyek dan background dari citra secara jelas) untuk mendapatkan citra binary

edge.

Page 95: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

56

Setiap piksel yang bernilai satu pada citra binary edge merupakan elemen

tepi. Nilai ambang diberikan oleh Parameter Gradien Threshold (GTHR). Pada

tahap ketiga, kurva di ekstraksi dari elemen citra binary edge.

Langkah ini terdiri dari beberapa sub-steps. Pertama, algoritma thinning

diterapkan pada citra binary edge untuk menghasilkan kurva piksel-wide skeleton.

Setiap kurva dengan jumlah piksel kurang dari nilai parameter Curve Length

Threshold (LTHR) dilewatkan dari proses berikutnya (Mukarromah, 2017). Kurva

hasil ekstraksi kemudian diubah menjadi bentuk vektor yang hasilnya merupakan

polyline yang merupakan pendekatan untuk piksel dari citra binary edge, dimana

kesalahan maksimum (jarak antara keduanya) ditentukan oleh parameter Line

Fitting Threshold (FTHR). Terakhir, diterapkan suatu algoritma untuk

menghubungkan pasangan polylines yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Dua segmen yang merupakan dua polylines saling berhadapan dan memiliki

orientasi yang sama (sudut antara dua segmen kurang dari parameter Angular

Difference Threshold atau ATHR).

2) Dua segmen yang dekat satu sama lain (jarak antara titik akhir kurang dari

parameter Linking Distance Threshold atau DTHR).

3. Pengolahan Isotop Radon

Data klasifikasi gas tanah tercantum pada Tabel 4. Nilai anomali Radon

menunjukkan tinggi zona permeabilitas dimana Radon dengan cepat bermigrasi ke

permukaan sebelum meluruh menjadi produk dan bisa dihitung dengan alat

detektor (Ioannedes dalam Haerudin, dkk, 2016). Keberadaan patahan ini

Page 96: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

56

mendukung transportasi gas karena meningkatkan permeabilitas batuan dan

kecepatan fluida

Page 97: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

57

panas bumi bermigrasi dari reservoir ke permukaan juga tergantung pada faktor

lain, termasuk tingkat ratakan dan porositas batuan. Tingkat retakan ini

merupakan faktor yang lebih dominan yang menjadi saluran fluida panas bumi.

Nilai puncak dari konsentrasi radon menunjukkan saluran daerah panas bumi

(Haerudin, dkk, 2013).

Tabel 4. Klasifikasi gas tanah (Ioannides, Swakon, Jönsson dalam Haerudin, dkk,

2016).

Klasifikasi Nilai

Minimum Hasi pengukuran radon terendah

dijadikan sebagai acuan.

Maximum Hasi pengukuran radon tertinggi

dijadikan sebagai anomali.

Standar deviasi (σ)

Rendah (C < σ)

Tinggi (σ < C < σ + r)

Anomali (σ + r < C < σ + 2r)

*) C = konsentrasi

Konsentrasi Radon dan Thoron dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu

rendah, tinggi, dan anomali berdasarkan pendekatan statistik dengan

menggunakan parameter geometrik dan standar deviasi (Klusman dalam

Haerudin, dkk, 2016). Geometris mean (г) dibaca pada persentil ke-50, dan

standar deviasi (σ) menggambarkan distribusi data. Nilai konsentrasi Radon yang

rendah dianggap sebagai patokan nilai, sedangkan nilai anomali Radon digunakan

untuk menggambarkan garis batas lineament. Peta kontur konsentrasi Radon,

Thoron, dan 'Radon untuk rasio Thoron', dibuat dengan menggunakan interpolasi

kriging (dalam Surfer) untuk menentukan lokasi anomali. Anomali ini biasanya

ditandai dengan puncaknya interpolasi. Puncak ini dihubungkan oleh garis untuk

mendapatkan tren patahan lokal. Konsentrasi Radon dan Rasio Radon terhadap

Thoron dibandingkan dan dianalisis.

Page 98: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

58

Konsentrasi Radon dan Thoron adalah diukur dengan detektor Alpha RAD 7

dari Durridge. Haerudin dkk (2016) melakukan prosedur akuisisi data Radon dan

Thoron adalah sebagai berikut:

a) Probe dimasukkan ke dalam tanah minimal pada kedalaman 70 cm, untuk

menghindari pengaruh atmosfir seperti kelembaban, suhu, dan angin.

b) Gas tanah yang berada di bawah permukaan disedot ke detektor secara elektrik,

mengganti udara di sel deteksi.

c) Sebelum mencapai detektor, gas tanah disaring dan dilewatkan ke pengering

tabung sehingga uap air dan partikel lainnya tidak masuk.

d) Konsentrasi Radon diukur dengan penghitung Radon balik glukosa saat palung

gas tanah ruang scintillation-meter dan menghitungnya dalam 15 menit.

4. Analisis Data Geokimia Fluida

Pengolahan data hasil analisis kimia laboratorium yang berupa besaran

konsentrasi unsur senyawa dan pH pada sampel fluida daerah penelitian yaitu

dengan cara melakukan perhitungan kesetimbangan ion kation dan anion, plotting

zat terlarut untuk estimasi tipe reservoir menggunakan segitiga Cl-SO4-HCO3, dan

sistem aliran fluida pada panas bumi (zona upflow atau outflow) menggunakan

segitiga Cl-Li-B serta estimasi suhu menggunakan geotermometer silica Na-Ka

dan Na-K-Ca.

D. Diagram Alir

Prosedur penelitian ini dapat diilustrasikan pada Gambar 12.

Page 99: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

59

E. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian mengacu pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Jadwal penelitian

No. Kegiatan

Bulan

Januari

2018

Februari

2018

Maret

2018

Apr-Juli

2018

Agustus

2018

1 Studi Literatur

2 Pengumpulan Data

4 Penyusunan Proposal

5 Seminar Proposal

3 Pengolahan Data

6 Interpretasi Data

7 Seminar Hasil

8 Penyelesaian Skripsi

9 Sidang Akhir Skripsi

Page 100: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

Gambar 12. Diagram alir penelitian

60

Page 101: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

BAB VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Vegetasi daerah penelitian masuk dalam kategori rapat sehingga berpengaruh

pada penentuan band ratio 6/7 yang digunakan untuk mendeteksi mineral

lempung sehingga band ratio band ratio yang digunakan untuk mendeteksi

mineral lempung adalah band ratio 7/5 dan mineral iron oxide adalah band

ratio 4/2.

2. Mineral alterasi baik mineral iron oxide maupun lempung cukup tersebar

disekitar titik sampel geokimia. Mineral ini menggambarkan bahwa jenis

alterasi daerah penelitian adalah propilitik yang mempunyai temperature

100°C sampai 250°C.

3. Berdasarkan diagram Cl-HCO3-SO4 tipe reservoar daerah penelitian adalah

tipe air klorida. Berdasarkan diagram Cl-Li-B zona manifestasi adalah zona

upflow. Artinya daerah titik sampel dekat dengan aliran panas bumi.

4. Perhitungan suhu reservoar menggunakan geotermometer Na-K karena

geotermometer ini yang paling cocok dengan keadaan geologi daerah

penelitian yakni memiliki kandungan Ca yang tinggi. Suhu reservoar berkisar

196°C sampai dengan 218°C.

Page 102: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

92

5. Dengan memperhatikan struktur geologi dan distribusi perbandingan

radon/thoron, zona permeabel diasumsikan berada pada titik sampel daerah

Bambu Kuning-Margodadi (F1). Zona permeabel F1 diinterpretasikan

sebagai patahan karena bersesuaian dengan sesar Menanga yang ada didaerah

penelitian yang berarah NW-SE.

6. Pengolahan DEM ALOS PALSAR menghasilkan lineament hasil ekstraksi

otomatis memberikan arah strike rata-rata berarah NW-SE dibuktikan dengan

diagram rose. Hasilnya menunjukkan bahwa geologi struktur daerah

penelitian berarah NW-SE dengan sudut 161,7°/341,66° dan lineament hasil

ekstraksi berarah NW-SE dengan sudut 155,1°/335,1° dengan selisih 7°.

7. Integrasi data Landsat-8 dan geokimia memberikan hasil yang saling

mendukung dan berkecocokan antara jenis mineral dengan suhu yang

diperkirakan.

8. Integrasi DEM ALOS PALSAR dan sebaran isotope radon memberikan hasil

yang saling mendukung dimana adanya perkiraan yang sama bahwa zona

permeabel berarah NW-SE yang melintasi titik sampel daerah Bambu

Kuning-Margodadi (F1).

B. Saran

Saran terhadap penelitian selanjutnya adalah diperlukannya penelitian dengan

masing-masing metode dengan cakupan luasan daerah yang lebih luas lagi. Agar

dapat memetakan zona potensi geothermal pada daerah Way Ratai, Pesawaran.

Page 103: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A., Akhir, J., dan Abdullah, I. 2010. Automatic Mapping of Lineaments

Using Shaded Relief Images Derived from Digital Elevation Model

(DEMs) in the Maran-Sungi Lembing Area. Bund. J Vol. 15. Malaysia.

Alhirmizy, Shaheen.2015. Automatic Mapping of Lineaments Using Shaded

Relief Images Derived from Digital Elevation Model (DEM) in Kirkuk

Norteast Iraq. International Journal of Science and Research (IJRS) ISSN

2319-7064.

Aribowo, Y. 2011. Prediksi Temperatur Reservoir Panas bumi dengan

Menggunakan Metoda Geotermometer Kimia Fluida. TEKNIK. Vol. 32,

No.3. Hal: 234-238.

Bakruddin, Utama, W., dan Warnana, D.D. 2016. Penggunaan Citra Ladsat-8

untuk Analisa Patahan pada Lapangan Panas Bumi Arjuno Welirang

Provinsi Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Prasarana Wilayah IX (ATPW) ISSN 2301-6752. Surabaya.

Boloki, M., dan Poormirzaee. 2009. Using ASTER Image Processing for

Hydrothermal Alteration and Key Alteration Minerals Mapping in

Siyahrud area, Iran. International Journal of Geology Vol 3.

Corbett, G. J., dan Leach, T.M. 1998. Southwest Pacific Rim Gold-Copper

Systems: Structures, Alteration, and Mineralization. SEG, Special

publication No 6, USA.

Darmawan, I.G.B., Setijadji, L.D., Wintolo, D. 2013. Interpretasi Geologi Gunung

Rajabasa berdasarkan Integrasi Citra Aster, DEM, dan Geologi

Permukaan. Prosiding Seminar Nasional Kebumian. Yogyakarta.

Ducart, Fernando, Diego., dan Silva, Moreira, Adalene. 2016. Mapping Iron

Oxide with Landsat-8/OLI and EO-1/Hyperion Imagery from the Serra

Norte Iron Deposits in The Carajás Mineral Province, Brazil. Brazillian

Journal of Geology, 46(3). Hal 331-349.

Page 104: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

94

Frutuoso, C,D,M Rui. 2015. Mapping Hydrothermal Gold Mineralization using

Landsat 8 data. A Case of Study in Chaves Licence, Portugal. Medgold

Resouces Corp: Portugal.

Geomatica. 2015. PCI Geomatica user’s guide. Richmond Hill: Canada.

Haerudin, N., Wahyudi, dan Suryanto, W. 2013. Radon and Thoron Analysis of

Soil Gas Survey Case Study of Rajabasa Geothermal Field. AIP

Conference Proceedings.

Haerudin, N., Wahyudi, Risdianto, D., dan Suryanto, W. 2015. Application of

Radon Isotopes to Determine Permeable Zones in Rajabasa Geothermal

Field, Indonesia. Trans Tech Publication: Applied Mechanics and

Materials Vol 771 hal.165-169.

Haerudin, N., Karyanto, dan Kuntoro, Y. 2016. Radon and Thoron Mapping to

Delineate the Local-Fault in The Way Ratai Geothermal Field Lampung

Indonesia. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences Vol 11.

Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Erlangga: Jakarta.

Hartosuwarno, S. 2004. Panduan Kuliah dan Praktikum: Endapan Mineral.

Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Huda, Nurul, Diki. 2018. Analisis Kerapatan Vegetasi untuk Area Pemukiman

menggunakan Citra Satelit Landsat di Kota Tasikmalaya. Research Gate.

DOI: 10.13140/RG.2.2.29251.50723

IIGCE. 2016. Potensi Panas Bumi di Indonesia Mencapai 29.000 MW. dalam

http://www.iigce.com/potensi-panas-bumi-di-indonesia-mencapai-29-000-

mw/ diunduh pada 1 Maret 2018.

Jasrah, S.R. 2015. Aplikasi Citra Landsat-8 untuk Estimasi Potensi Produksi

Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng. Skripsi Mahasiswa Universitas

Hasanuddun: Tidak dipublikasikan.

JAXA. 2008. ALOS Data Users Handbook. Earth Observation Research and

Application Center Japan Aerospace Exploration Agency.

Karingithi, C W.2009. Chemical Geothermometers for Geothermal Exploration.

UNU-GTP KenGen, Kenya.

Kuttler, K. 2012. Elementary Linear Algebra. Ventus Publishing ApS. ISBN 978-

87-403-0018-5.

Malimo, S.J. 2012. Use of Radon and Carbon Dioxide in Geochemical of

Menengai and Silali Geothermal Prospects Kenya. Proceedings of the 4th

Rift Geothermal Conference, Kenya.

Page 105: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

95

Mukarromah, N. 2017. Identifikasi Zona Potensial Panas bumi dengan

Menggunakan Citra ALOS PALSAR. Skripsi Mahasiswa Universitas

Jember: Tidak dipublikasikan.

Nurohman, H., Bakti, H., Indarto, S., Yulianti, A., Abdulah, A.A., Permana, H.,

dan Gaffar, Z.E. 2016. Zona Permeabel di Kawah Gunung Papandayan

Berdasarkan Gas Radon dan Thoron. Riset Geologi dan Pertambangan

Vol. 26 No.2 hal 2-3.

Pour, A.B., dan Hashim, M. 2014. Hydrothermal Alteration Mapping using

Landsat-8 Data, Sar Chemesh Copper Mining District, SE Iran. Journal of

Taibah University for Science PII S1658-3655(14)00129-0.

Purwanto, A. 2015. Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Identifikasi

NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX (NDVI) di

Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Edukasi Vol 13 No

1.

Putra, I.D., Nasution, R.A.F., dan Harijoko, Agung. 2017. Aplikasi Landsat 8

OLI/TIRS dalam Mengidentifikasi Alterasi Hidrotermal Skala Regional:

Studi Kasus Daerah Rejang Lebong dan Sekitarnya, Provinsi Bengkulu.

Proceeding Seminar Nasional Kebumian.

Putra, H.E. 2011. Penginderaan Jauh dengan Er Mapper. Gadjah Mada

University Press: Yogyakarta.

PT. Optima Nusantara Energi., 2009. Laporan Akhir Evaluasi Terpadu Survei

Pendahuluan Panas bumi Daerah Way Ratai, Provinsi Lampung (tidak

dipublikasikan). Laporan Akhir. Bandar Lampung.

Richards, J.A. 2005. Remote Sensing Digital Image Analysis. Springer-Verlag:

Australia.

Saepuloh, A., Koike, Katsuaki., Heriawan, M.N., dan Kubo, T. 2016. Quantifying

Surface Roughness to Detech Geothermal Manifestations from

Polarimetric Synhetic Aperture Radar (PolSAR) Data. Proceedings

Fourtieth Workshop on Geothermal Reservoir Engineering. Standford.

Sankar, C., dan S, Kumar, Senthamil. 2015. Classification and Specification of

Lineament using GIS and Remote Sensing Techniques for Western

Cauvery Delta, Tjanjavur and Thiruvarus Districts, Tamil Nadu, India.

Advances in Applied Science Research, Pelagia Research Library.

Silverman, B.W., 1986, Density Estimation for Statistics and Data Analysis, New

York: Chapman and Hall.

Simmons, S.F. 1998. Geochemistry Lecture Notes. New Zealand: Geothermal

Institute, University of Auckland.

Page 106: INTEGRASI DATA CITRA LANDSAT-8, DEM ALOS PALSAR, …digilib.unila.ac.id/54903/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfdiperkuat dengan identifikasi lineament hasil ekstrasi DEM ALOS PALSAR

96

Soonawala, N.M., dan Telford W.M. 1980. Movement of Radon in Overburden.

Geophysic Vol 45 No 8 Hal: 1297-1315.

Sudiana, D., dan Diasmara, E. 2008. Analisis Indeks Vegetasi menggunakan Data

Satelit NOAA/AVHRR dan TERRA/AQUA-MODIS. Seminar on

Intelligent Technology and Its Application ISBN 978-979-8897-24-5.

Suharno, Amukti, R., Hidayatika, A., dan Putri, M. 2015. Geothermal Prospect of

Padang Cermin Pesawaran Lampung Province Indonesia. Proceedings:

World Geothermal Congres, Australia.

USGS. 2016. Data User Handbook. http://usgs.gov di unduh pada 9 Februari

2017.

Williams, R.S., 1983, Geological applications, VA: American Society of

Photogrammetry.