institut teknologi - pln
TRANSCRIPT
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR
GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI
BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
DECKY ADI FIRMANSYAH
2016-12-056
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN BISNIS ENERGI
PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK MESIN
JAKARTA, 2020
INSTITUT OF TECHNOLOGY - PLN
ANALYSIS THE EFFECT OF GAS FUEL MASS ON EFFICIENCY
ENERGY AND EXERGY VALUE IN BLOCK 3.4 PLTGU MUARA
TAWAR
ESSAY
ARRANGED BY :
DECKY ADI FIRMANSYAH
2016-12-056
FACULTY OF TECHNOLOGY AND BUSINESS ENERGY
BACHELOR PROGRAM STUDY
MECHANICAL ENGINEERING
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Decky Adi Firmansyah
NIM : 201612056
Fakultas/Prodi : FTBE/S1 Teknik Mesin
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas
Terhadap Efisiensi Energi Dan Eksergi PLTG Di Blok 3.4
PLTGU Muara Tawar
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Sarjana Strata 1
Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN pada tanggal 08 September
2020
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Prayudi, Drs, M.M,
M.T
Dosen
Pembimbing
2. Eri Prabowo, Dr. Ir,
M.Kom Ketua Penguji
3. Hendri, S.T, M.T Sekertaris Tim
Penguji
4. Roswati Nurhasana,
S.T, M.T
Anggota Tim
Penguji
Jakarta, 8 September 2020
Mengetahui
Kepala Program Studi S1 Teknik Mesin
(Roswati Nurhasanah, S.T, M.T)
Digitally signed by Eri PrabowoDN: CN=Eri Prabowo, C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Program Studi Sarjana Teknik Mesin, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-10 18:13:20
Eri Prabowo
Digitally signed by PrayudiDN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi PLNp, CN=Prayudi, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-11 22:26:54Foxit Reader Version: 10.0.0
Prayudi
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda tangan
dibawah ini
Nama : Decky Adi Firmansyah NIM : 2016-12-056 Program Studi : Strata satu Jurusan : Teknik Mesin Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi-PLN Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non- exclusive
Royalty Free Reight) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR GAS TERHADAP EFISIENSI
ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi - PLN berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (datebase), merawat, dan
mempublikasikan Skripsi saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 8 September 2020
Yang menyatakan
Decky Adi Firmansyah
2016 – 12 – 056
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-17 10:50:53
Decky Adi Firmansy
ah
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji syukur bagi Allah SWT atas
karunianya yang telah senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan Skripsi ini yang berjudul :
“ANALISI PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR GAS
TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU
MUARA TAWAR”
Dalam menyelesaikan Skripsi ini. Penelitian ini diajukan untuk memnuhi
syarat akademik dalam menyelesaikan Program Strata 1 Sarjana Teknik. Penulis
menyadari bahwa dalam penlitain masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, hal tersebut dikerenakan adanya keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki.
Atas segala kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, penulis telah
banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terim kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu,
terkhusus kepada :
1. Allah SWT yang telah senantiasa memberikan ridhonya dan nikmat
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan doa yang terus-
menerus dan semangat kepada saya serta financial dalam
pembuatan Skripsi ini.
3. Bapak Drs . Prayudi, MM, MT. Selaku Kepala Departemen Teknik
Mesin dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi di Institut Teknologi-
PLN Jakarta.
4. Ibu Roswati Nurhasanah, ST, MT. Selaku Kepala Program Studi
Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN Jakarta.
v
5. Kepada Teman-teman Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi
PLN angkatan 2016 dan 2015 yang telah memberikan semangat dan
bantuan dalam menyelasaikan Skipsi ini.
6. Niken Daniar yang telah membantu dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharpkan kritik dan saran yang dapat membangun
kesempurnaan dalam Skripsi ini dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
yang membaca Skripsi ini.
Jakarta, 8 September 2020
Decky Adi Firmansyah
2016 – 12 – 056
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-17 10:51:06
Decky Adi Firmansy
ah
vi
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan ini saya Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
Bapak Drs. Prayudi, MM., MT
Selaku Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan
arahannya, saran - saran serta bimbinganya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Jakarta, 8 September 2020
Decky Adi Firmansyah
2016 – 12 – 056
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-17 10:51:20
Decky Adi Firmansy
ah
vii
ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR
GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI
BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR
Decky Adi Firmansyah
2016-12-056
S1 teknik Mesin Institut Teknologi – PLN
Telepon : 081311443660
E-mail : [email protected]
Dibawah bimbingan Drs. Prayudi, MM,MT.
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR. Effisiensi energi nilainya lebih besar dari pada effisiensi
eksergi, hal ini dapat terjadi dikeranakan pada effisiensi eksergi juga menghitung destruksi tiap komponen utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis tentang pengaruh dari massa bahan bakar masuk terhadap nilai energi dan eksergi PLTG Unit 4 Blok 3 PLTGU Muara Tawar yang disertai kehancuran energi pada beban 75 MW, 100 MW, dan 137 MW. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa kehancuran eksergi yang paling besar terletak pada komponen ruang bakar dan yang paling kecil terletak pada komponen kompresor. Besarnya nilai energi dan eksergi tiap beban akan mengalami kenaikan. Pada beban 75 MW, 100 MW, dan 137 MW nilai effisiensi energi
adalah 22,270 %, 25,801%, 31,166%. Sedangkan nilai effisiensi eksergi adalah 19,969%, 23,132%, dan 28,139%.
Kata Kunci : Energy, Eksergi, PLTG, Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas
viii
ABSTRACT
ANALYSIS THE EFFECT OF GAS FUEL MASS ON EFFICIENCY ENERGY AND EXERGY VALUE IN BLOCK 3.4 PLTGU MUARA
TAWAR
Decky Adi Firmansyah
2016-12-056
Bachelor of Mechanical Engineering at Institute of Technology PLN
Phone: 081311443660
E-mail: [email protected]
Under The guidance Drs. Prayudi, MM, MT.
ANALYSIS THE EFFECT OF GAS FUEL MASS ON EFFICIENCY ENERGY VALUE AND EXERGY PLTG IN BLOCK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR. Energy efficiency is greater in value than exergy efficiency; this can be due to exergy efficiency as well as calculating the destructiveness of each main component. The objective of this study is to analyze of the effect of incoming fuel mass on the energy and exergy value of PLTG Unit 4 Block 3 PLTGU Muara Tawar accompanied by energy destruction at a load of 75 MW, 100 MW, and 137 MW. The result of this study shows that the larger exergy destruction is located in the fuel space component and the smallest is located in the compressor component. The amount of energy and exergy value of each load will increase. At load of 75 MW, 100 MW, and 137 MW the efficiency value of energy is 22.270 %, 25.801%, 31.166%. While the efficiency value of exergy is 19.969%, 23.132%, and 28.139%.
Keywords: Energy, Exergy, PLTG, Mass Fuel Gas
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 PERMASALAHAN PENELITIAN ............................................................... 4
1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH ................................................................... 4
1.2.2 RUANG LINGKUP MASALAH......................................................... 4
1.2.3 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .................................................... 5
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 5
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN ................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................. 7
2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) ........................................ 7
2.2 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ........................................ 9
2.3 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) ............................ 11
2.3.1 Siklus Kombinasi (Combined Cycle) ............................................. 12
2.3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) ........ 13
2.4 Komponen Utama PLTG ......................................................................... 13
2.4.2 Combustor (Ruang Bakar)............................................................. 14
x
2.4.2.1 Regenerator .................................................................................. 17
2.4.3 Turbin ............................................................................................ 18
2.4.4 Generator ...................................................................................... 19
2.5 Udara dan Komposisinya ......................................................................... 21
2.5.1 Panas Jenis Udara ........................................................................ 21
2.5.2 Kelembapan Udara ....................................................................... 22
2.6 Hubungan Antara Temperatur dan Volume ............................................. 22
2.7 Konsep Exergy ........................................................................................ 23
2.8 Analisis Termodinamika Energi PLTG ..................................................... 24
2.9.1 Entalpi dan Entropi Absolut ........................................................... 28
2.9.2 Komponen Eksergi ........................................................................ 30
2.9.3 Eksergi Fisik .................................................................................. 30
2.9.4 Eksergi Kimia ................................................................................ 31
2.9.5 Kehancuran Eksergi ...................................................................... 33
2.9.6 Efisiensi Eksergi ............................................................................ 33
2.9.7 Kehancuran Eksergi dan Rasio Kehancuran ................................. 33
2.10 Hipotesis ................................................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 35
3.1 Perancangan Penelitian ........................................................................... 35
3.1.1 Metode Penelitian .......................................................................... 37
3.1.2 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian ............................................... 37
3.2 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37
3.2.1 Metode Pengamatan Langsung .................................................... 38
3.2.2 Metode Pengamatan Tidak Langsung ........................................... 39
3.3.5 Metode studi literatur ..................................................................... 40
3.2.4 Metode wawancara ....................................................................... 41
3.3 Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 41
3.4 Teknik Analisis Data ............................................................................... 42
3.5 Software .................................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 44
4.1 Hasil Pengolahan Data Sekunder ............................................................ 44
4.2 Hasil Pengolahan Data Primer................................................................. 46
xi
4.2.1 Perhitungan menentukan Temperatur Masuk Turbin (T3) ............. 47
4.2.2 Menentukan Nilai Entalpi dan Entropi ........................................... 48
4.2.3 Menentukan Nilai Entalpi Campuran dan Entropi Campuran ........ 50
4.2.4 Perhitungan Menentukan Laju Massa Gas (ṁg) ............................ 53
4.2.5 Menentukan dari kerja Komponen dan Menghitung Panas Yang
Masuk ...................................................................................................... 54
4.2.6 Menentukan Effisiensi Termal ....................................................... 57
4.2.7 Menetukan Eksergi Fisik dan Kimia .............................................. 58
4.2.7.1 MenentukannEksergi Fisik .......................................................... 58
4.2.7.2 MenghitungnEksergi Kimia ......................................................... 60
4.2.8 Menentukan Destruksi Eksergi dan Effisiensi Eksergi ................... 62
4.2.9 Menentukan Nilai Effsiensi Eksergi .............................................. 65
4.3 Analisa ..................................................................................................... 66
4.3.1 Efisiensi Thermal Terhadap Massa Bahan Bakar Gas .................. 66
4.3.2 Analisis Kerja Komponen Terhadap Laju Aliran Massa Bahan
Bakar Gas .................................................................................................. 67
4.3.2.1 Kerja Kompresor Terhadap Laju Aliran Massa Bahan Bakar
Gas ....................................................................................................... 67
4.3.2.2 Kerja Turbin Gas Terhadap Massa Bahan Bakar Gas ............. 68
4.3.2.3 Panas Masuk Ruang Bakar Terhadap Laju Aliran Massa
Bahan Bakar Gas .......................................................................................... 69
4.3.4 Analisis Efisiensi Eksergi Terhadap Laju Aliran Massa Bahan Bakar
Gas ...................................................................................................... 71
4.3.4.1 Efisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 75
MW, 100 MW, dan 137 MW ......................................................................... 72
4.3.5 Analisa Total Kehancuran Eksergi ................................................ 74
4.3.5.1 Total Kehancuran Eksergi Pada Beban 75 MW ....................... 74
4.3.5.2 Total Kehancuran Eksergi Beban 100 MW ............................... 74
4.3.5.3 Total Kehancuran Eksergi Beban 137 MW ............................... 75
5.3.6 Identifikasi Masalah Dengan Diagram Fishbone ........................... 77
4.3.6.1 Analisa Efisiensi Energi Dengan Diagram Fishbone ................ 77
4.3.6.2 Analisa Effisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone ............. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 83
xii
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 83
5.2 Saran ....................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 86
LAMPIRAN........................................................................................................ 87
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI ....................................................................... 92
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Komposisi Udara .............................................................................. 21
Tabel 3. 1 Spesifikasi Turbin Gas ..................................................................... 38
Tabel 3. 2 Spesifikasi Turbin Gas ..................................................................... 39
Tabel 3. 3 Data Operasi Unit 4.3 ....................................................................... 40
Tabel 4. 1 Parameter Perhitungan GT 3.4 ........................................................ 45
Tabel 4. 2 Nilai Temperatur Masuk Turbin ........................................................ 46
Tabel 4.3 Temperatur Masuk Turbin ................................................................. 47
Tabel 4. 4 Entalpi Absolut ................................................................................. 48
Tabel 4. 5 Nilai Entropi Absolut ......................................................................... 49
Tabel 4. 6 Nilai Entropi Spesifik ........................................................................ 51
Tabel 4. 7 Nilai Entalpi Campuran .................................................................... 52
Tabel 4. 8 Nilai Entropi Campuran .................................................................... 52
Tabel 4. 9 Perhitungan (𝐴/𝐹), m udr, m bb, m fuel gas, pada variasi beban ..... 54
Tabel 4. 10 Kerja Kompresor ............................................................................ 54
Tabel 4. 11 Kerja Turbin.................................................................................... 55
Tabel 4. 12 Panas Masuk Ruang Bakar ........................................................... 56
Tabel 4. 13 Perhitungan Efisiensi Termal ......................................................... 57
Tabel 4. 14 Nilai Eksergi Fisik ........................................................................... 60
Tabel 4. 15 Eksergi Kimia Molar Standar .......................................................... 60
Tabel 4. 16 Nilai Eksergi Total .......................................................................... 62
Tabel 4. 17 Eksergi Destruksi ........................................................................... 63
Tabel 4. 18 Rasio Destruksi .............................................................................. 63
Tabel 4. 19 Efisiensi Eksergi Setiap Komponen ............................................... 64
Tabel 4. 20 Efisiensi Eksergi Setiap Komponen ............................................... 65
Tabel 4. 21 Analisa Effisiensi Energi Dengan Diagram Fishbone ..................... 78
Tabel 4. 22 Analisa Efisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone .................... 81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Siklus PLTG ................................................................................... 7
Gambar 2. 2 Diagram P-V dan T-S PLTG........................................................... 8
Gambar 2. 3 Diagram T-S Siklus Rankine .......................................................... 9
Gambar 2. 4 Skema PLTGU ............................................................................. 11
Gambar 2. 5 Siklus Kombinasi PLTGU ............................................................. 12
Gambar 2. 6 Kompresor PLTGU ....................................................................... 13
Gambar 2. 7Fuel Nozzle PLTGU ...................................................................... 15
Gambar 2. 8 Combustor Basket PLTGU ........................................................... 16
Gambar 2. 9 Transition Piece PLTGU .............................................................. 16
Gambar 2. 11 Turbin Gas Axial PLTGU ............................................................ 19
Gambar 2. 12 Generator PLTGU ...................................................................... 20
Gambar 2. 13 Exciter PLTGU ........................................................................... 20
Gambar 2. 14 Diagram Aliran Energi Pada siklus Turbin Gas .......................... 25
Gambar 2. 15 Variasi Panas Spesifik, Entalpi, Entropi Absolut, dan Fungsi
Gibbs ................................................................................................................ 29
Gambar 2. 16 Referensi Berbagai Zat .............................................................. 29
Gambar 3. 1 Flow Chart .................................................................................... 36
Gambar 3. 2 Lokasi PT.PJB.UP Muara Tawar .................................................. 37
Gambar 4. 1 Siklus PLTG ................................................................................. 44
Gambar 4. 2 Grafik Effisiensi Energi ................................................................. 66
Gambar 4.3 Grafik Kerja Kompresor ................................................................. 67
Gambar 4.4 Grafik Kerja Turbin Gas ................................................................ 68
Gambar 4. 5 Panas Masuk Ruang Bakar.......................................................... 69
Gambar 4.6 Diagram Aliran Energi Pada Siklus PLTG ..................................... 70
Gambar 4.7 Efisiensi Eksergi Terhadap Massa Gas ........................................ 71
Gambar 4. 8 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 75 MW
.......................................................................................................................... 72
Gambar 4. 9 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 100 MW
.......................................................................................................................... 73
Gambar 4. 10 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 137
MW. .................................................................................................................. 73
xv
Gambar 4. 11 Total Kehancuran Eksergi Beban 75 MW .................................. 74
Gambar 4. 12 Total kehancuran Eksergi Beban 100 MW ................................. 75
Gambar 4. 13 Total Kehancuran Eksergi Beban 137 MW ................................ 75
Gambar 4. 14 Efisiensi Energi Dan Eksergi Terhadap Temperatur Lingkungan
.......................................................................................................................... 76
Gambar 4. 15 Analisa Efisiensi Energi dengan Diagram Fishbone ................... 77
Gambar 4. 16 Analisa Efisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone ................ 80
xvi
DAFTAR SIMBOL
E atau Ex Eksergi kJ
e atau ex Eksergi Spesifik kJ/kg
�� Laju Eksergi kW
h Entalpi Spesifik kJ/kg
M Berat Molekul kg/mol
M Massa kg
�� u Laju alir massa udara kg/s
��g Laju alir massa gas kg/s
��bb Laju alir massa bahan bakar kg/s
P Tekanan Bar a
Qin Panas Masuk MW
WC Kerja Kompresor MW
Wt Kerja Turbin MW
so Entropi Absolut kJ/kmol.K
s Entropi Spesifik kJ/kmol.K
ℎ Entalpi Campuran kJ/kmol.K
�� Entropi Campuran kJ/kmol.K
T Temperatur K
Sg Specific Gravity
Vbb Volume Aliran Bahan Bakar Nm3/h
𝜂energi Effisiensi Energi %
𝜂eksergi Effisiensi Eksergi %
EPH Eksergi Physics MW
ECH Eksergi Kimia MW
xvii
EP Eksergi Produk MW
Ef Eksergi Fuel MW
λ Air Fuel Ratio
R Konstanta Gas Ideal kJ/kg,K
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan sesuatu yang dibutuhkan pada zaman milenial seperti
ini dimana kehidupan manusia tidak bisa terpisahkan pada penggunaan energi.
Salah satunya ialah energi listrik yang merupakan suatu kebutuhan pokok primer
yang insensitasnya terus meningkat mengikuti perkembangan zaman di hampir
di semua negara termasuk Indonesia yang industrinya berkembang pesat.(Dewi,
n.d.) Energi Listrik menjadi sesuatu alat yang sangat vital dan usaha dalam
menyangga segala yang dibutuhkan manusia dalam aktivitas sehari-hari.
Kemajuan teknologi di Indonesia merupakan suatu usaha dalam pembangunan
di semua sektor publik. Indonesia merupakan negara yang terdiri 34 pulau yang
dihuni penduduk yang sangat besar dimana saat ini membutuhkan energi listrik
yang meningkat hingga ke pelosok desa. Hal ini menghasilkan sesuatu yang
sangat serius dan penting dalam pengendalian produksi listrik. Hal tersebut yang
membuat kita harus berpatisipasi dalam menjaga dan melancarkan proses
produksi listrik secara terjaga dan efisien. (Kurniawan & MulfiHazwi, 2014)
PLTG adalah pembangkit listrik tenaga gas yang berfungsi merubah
energi gas menjadi energi listrik secara prinsipnya turbin gas berfungsi merubah
masukan berupa bahan bakar gas alam dan udara menjadi keluaran berupa
moment putar pada porosnya dan gas buang yang bersuhu tinggi. Udara
masukan ke kompresor dengan terlebih dahulu dilewatkan pada filter kemudian
dimampatkan/masukkan dengan tekanan tinggi sehingga temperaturnya
meningkat. Kapasitas daya terpasang di seluruh PLTG yang ada di seluruh
Indonesia adalah 3.591 MW atau setara dengan 9,6% dari total pembangkit
listrik. Pertumbuhan PLTG di Indonesia sebesar 10% pertahun adalah suatu
pertumbuhan yang tercepat di antara jenis pembangkit listrik yang lainnya. PLTG
memiliki keunggulan dari pembangkit lainnya seperti waktu start up lebih pendek
dan fleksibiltas terhadap beban operasi yang berubah-ubah tidak berpengaruh
pada performa PLTG itu, selain itu pembanguan PLTG termasuk cepat daripada
pembangkit lain yang menggunakan bahan bakar fosil.(Sundari et al., 2019)
2
Salah satu pembangkit listrik tenaga gas yang berbahan bakar gas dan
bahan bakar minyak ialah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara
Tawar dengan kapasitas total listrik yang dihasilkan sebesar 920 MW terbagi atas
2 PLTG dan 3 PLTGU. PLTGU Muara Tawar sendiri mempunyai tiga komponen
utama dalam memproduksi listrik yang terdiri dari Turbin Uap (steam turbine),
HRSG (heat recovery steam generator), serta Turbin Gas (gas turbine). PLTGU
Muara Tawar sendiri memiliki dua konfigurasi dalam proses produksinya yaitu
pada blok 1 memiliki konfigurasi 3-3-1 (tiga Turbin Gas, tiga Tutbin Uap, dan satu
Turbin Uap), Blok 2, Blok 3, Blok 4, dan Blok 5 sendiri memiliki konfigurasi 1-1-1
( satu gas turbin, satu HRSG, dan 1 steam turbin ).
Saat ini besarnya efisiensi pembangkit hanya mengacu pada efisiensi
energi saja seperti yang didasarkan pada Hukum I Termodinamika dan ternyata
metode tersebut kurang menggambarkan aspek-aspek penting dari pemanfaatan
energi. Oleh karena itu perlu dikombinasikan dengan pendekatan eksergi yang
berdasarkan Hukum II Termodinamika untuk mengetahui seberapa ketepatan
besarnya efisiensi dari pembangkit. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan dan
analisis untuk mengetahui seberapa ketepatan dari tingkat efisiensi suatu
pembangkit adalah dengan cara menganalisis eksergi yang juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis, penyebab, dan lokasi terjadinya kerugian
atau kehilangan panas pada system dan subsystem thermal, sehingga
perbaikan-perbaikan serta peningkatan kualitas dapat dilakukan. Salah satu
usaha untuk meningkatkan efisiensi panas dari pembangkit listrik dapat
dilakukan dengan mengurangi irreversibilitas dari masing-masing
komponen.(Priambodo et al., 2015)
Metode eksergi merupakan perangkat yang dapat digunakan untuk
mencari kerugian yang terjadi pada energi serta berguna mencari tingkat
ketidakefisienan dari sistem pembangkit tenaga gas. Bejan et al pada tahun 1996
menerapkan konsep eksergi untuk sistem kogenerasi turbin gas yang sampai
saat ini banyak dijadikan acuan oleh peneliti untuk melakukan analisis eksergi
pada pembangkit yang diteliti oleh Chand et al (2013) dengan melakukan analisis
eksergi pada turbin gas poros tunggal dengan berbagai variasi operasi yaitu rasio
kompresi, temperatur masuk kompresor dan temperatur masuk turbin. Wadhah
3
(2012) melakukan analisa eksergi turbin gas dengan pengaruh temperatur siklus
yang menghasilkan ruang bakar dan turbin sebagai sumber irreversibilitas
terbesar. Serta Mousafarashand Ameri (2013) yang melakukan studi analisis
eksergi dan termoekonomi pada pembangkit Montazer Ghaem dengan
menggunakan variasi suhu lingkungan dan beban turbin gas.
Metode analisis dari setiap komponen utama yang ada pada PLTG
digunakan untuk mereduksi dan menginterperasi data yang ada. Pada
pembahasan ini peneliti hanya terkonsentrasi pada komponen utama dari PLTG
yaitu Turbin Gas, Ruang Bakar, dan Kompresor hal ini disebabkan oleh
pembahsan pada bagian Gas Uap dan Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
sudah ditelilti oleh mahasiswa lainnya. Oleh sebab itu penulis mengambil judul
laporan skripsi “Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas Terhadap
Efisiensi Energi dan Eksergi Di Blok 3.4 PLTGU Muara Tawar”. Penelitian ini
ditujukan untuk mencari dan mengetahui kerugian/kehilangan panas yang
disertai kualitas dan kuantitas yang terdapat di PLTGU Muara Tawar Blok 3
terkhusus pada sistem PLTG Blok 3 Muara Tawar, oleh sebab itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui potensi perbaikan yang ada untuk kedepannya
untuk mengoptimalkan kinerja dari sistem PLTG. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan secara manual dengan
teori termodinamika yang menggunakan input data efisiensi dan Performance
Test pada setiap komponen.
4
1.2 PERMASALAHAN PENELITIAN
1.2.1 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah pengaruh laju aliran massa bahan bakar gas
mempengaruhi nilai efisiensi energi dan eksergi PLTG di Blok 3.4
PLTGU Muara Tawar ?
2. Dimana lokasi kehancuran/kerugian Eksergi yang terjadi di
komponen utama di PLTG Blok 3 Unit 4 PLTGU Muara Karang ?
3. Bagaimanakah pengaruh laju aliran massa bahan bakar gas
terhadap nilai kehancuran Eksergi Total dan nilai Efisiensi siklus
PLTG di Blok 3 unit 4 PLTGU Muara Karang ?
1.2.2 RUANG LINGKUP MASALAH
Pada penelitian ini, ditinjau dari latar belakang serta pembahasan
yang diangkat dalam penelitian ini, adapun Ruang Lingkup Masalah
yang telah ditentukan, adalah :
1. Hanya membahas pengaruh laju aliran massa bahan bakar gas
terhadap nilai efisiensi energi dan eksergi PLTG.
2. Penelitian ini terbatas hanya membahas pada komponen utama
PLTG yaitu gas turbine, combustion chamber, dan compressor.
3. Hanya membahas siklus dan prinsip kerja PLTG pada Blok 3.4
PLTGU Muara Tawar
4. Hanya membahas faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi
energi dan eksergi PLTG
5. Penelitian ini terbatas pada data di tanggal (12 Desember 2018)
dan sesudah (5 Maret 2019)
1.2.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah laju aliran massa bahan bakar gas dapat mempengaruhi
efisiensi energi dan efisiensi eksergi PLTG ?
5
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Ditinjau dari latar belakang dan rumusan masalah penelitian maka
adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengaruh laju aliran massa bahan bakar gas
terhadap nilai efisiensi energi dan efisiensi eksergi PLTG.
2. Dapat mengetahui nilai efisiensi energi dan efisiensi eksergi
dengan variasi laju aliran massa bahan bakar pada PLTG.
3. Dapat mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi nilai
efisiensi energi dan efisiensi eksergi PLTG.
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat secara peraktis
Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program
studi S1 Teknik Mesin di Institute Teknologi-PLN dan dapat diharapkan
hasil penelitian ini dapat berguna dan dapat digunakan sebagai
referensi penelitian selanjutnya dalam lingkup energi dan eksergi
terutama bidang pembangkitan.
b. Manfaat secara teoritis
Diharapkan penelitian ini menjadi referensi sebagai pendoman
dibidang ilmu pembangkitan terutama Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG).
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Pada sistematika penulisan skripsi ini bertujuan untuk memudahkan
dalam pembacaan dan memberi gambaran tentang mengenai pembahasan
skripsi ini sebagai berikut :
A. Bab I Pendahuluan
Pada Bab ini menjelaskan mengenai ringkasan latar belakang,
permasalahan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
B. Bab II Landasan Teori
Pada Bab ini menjelaskan mengenai beberapa teori dasar yang
bertujuan untuk mengembangkan analisa pengaruh laju aliran massa
6
bahan bakar gas terhadap efisiensi energi dan efisiensi eksergi pada
sistem PLTG. Mencari kehancuran eksergi pada setiap komponen
pada sistem PLTG.
C. Bab III Metode Penelitian
Pada Bab ini menjelaskan tentang langkah – langkah yang
digunakan dalam mengambil data, pengolahan data, serta perhitungan
persamaan yang digunakan. Pada bab ini juga menjelaskan kerangka
pemecahan masala, yang berfungsi untuk mengarahkan pembahasan
penelitian ini dapat terarah dan mengacu pada tujuan dari
pembahasan masalah.
D. Bab IV Hasil Dan Analisa
Pada Bab ini menjelaskan data – data perhitungan, proses
mencari efisiensi energi dan efisiensi eksergi, efisiens energi setiap
komponen dan efisiensi eksergi setiap komponen, kehancuran eksergi
pada setiap komponen.
E. Bab V Kesimpulan Dan Saran
Pada Bab ini mengenai kesimpulan yang telah diperoleh dari
hasil perhitungan pada sistem PLTG dan saran yang perlu diajukan.
7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
PLTG adalah suatu Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang memanfaatkan
energy gas menjadi energy listrik dimana gas tersebut memutar turbin dan
generator. Turbin dikopel pada satu poros yang sama dengan generator. Jadi,
jika turbin berputar maka generator otomatis ikut berputar sehingga akan
menghasilkan beda potensial pada medan magnetnya yang akan menghasilkan
listrik. Proses kerja dari Turbin Gas mengikuti siklus Brayton, yang digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2. 1 Siklus PLTG
(Sumber : Sunarwo & M, 2016)
8
Gambar 2. 1 Diagram P-V dan T-S PLTG
(Sumber : Martin & Rivai, 2019)
Proses yang terjadi pada siklus Brayton dari diagram diatas adalah
sebagai berikut :
a. Proses 1-2 : Proses terjadinya kompresi isentropik di kompresor.
Dimana udara dari atmosfer masuk ke dalam turbin gas melalui inlet
dari kompresor. Oleh kompresor udara dikompresi hingga tekanan
yang telah ditentukan diikuti dengan volume ruang yang menyempit.
Pada proses ini tidak diikuti dengan perubahan dari entropi.
b. Proses 2-3 : Proses terjadinya pembakaran didalam ruang bakar pada
tekanan konstan (isobar). Udara yang terkompresi masuk ke dalam
ruang. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar diikuti dengan
terjadinya proses pembakaran bahan bakar tersebut. Energi panas
yang dihasilkan dari proses pembakaran diserap oleh udara (q in) dan
mengahsilkan peningkatan temperatur udara serta penambahan
volume udara. Pada proses ini tidak mengalami kenaikan tekanan
udara, dikarenakan udara hasil dari proses pembakaran bebas
berekspansi ke dalam sisi turbin.
c. Proses 3-4 : Proses terjadinya ekspansi isentropik pada turbin. Udara
yang telah bertekanan menyarap panas hasil dari pembakaran dan
berekspansi mewati sudu-sudu turbin. Nozzle-nozzle kecil yang
berfungsi mengkonversikan energi panas udara menjadi energi kinetik
dan sebagian energi tersebut di konversi oleh turbin sebagai
penggerak kompresor. Pada sistem pembangkit turbin gas, sebagian
9
energi dikonversi turbin digunakan untuk memutar generator sehingga
menghasilkan energi listrik.
d. Proses 4-1 : Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan.
Pada siklus Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin masih
menyisahkan sejumlah energi panas. Panas ini lalu diserap oleh udara
bebas, sehingga secara otomatis siklus udara tersebut kembali ke
tahap 1-2 lagi.(Gusnita & Said, 2017)
2.2 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU adalah pembangkit listrik tenaga termal yang mengkonversi energi
kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik, dimana PLTU menggunakan
fluida kerja uap air dengan sirkulasi secara tertutup. Siklus PLTU adalah siklus
Rankine, siklus ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu pompa, boiler,
turbin, generator, dan kondensor. Skematik siklus Rankine sederhana
ditutunjukkan pada diagram dibawah ini :
Gambar 2. 2 Diagram T-S Siklus Rankine
(Sumber : Rosen, 2014)
10
Proses 1- 2
Fluida kerja (air) masuk ke dalam pompa, kemudian di kompresi oleh
pompa sehingga meningkatkan tekanan dari fluida kerja tersebut. Pada
fase ini fluida kerja masih berwujud cari. Secara ideal, Pada proses ini
tidak terjadi perubahan entropi.
Proses 2-3
Fluida bertekanan tinggi dari hasil dari kompresi oleh pompa masuk ke
dalam boiler. Pada boiler ini, fluida kerja secara Isobaris (tidak ada
perubahan tekanan fluida selama proses). Panas Boiler didapatkan dari
hasil pembakaran dari luar, seperti: pembakaran batubara, solar, maupun
reaksi nuklir. Pada proses ini terjadi perubahan wujud fluida dari fase cair
menjadi campuran, kemudian menjadi uap jenuh hingga uap lanjut
(kondisi superheated).
Proses 3-4
Uap bertekanan dan bertemperatur tinggi dari boiler ini masuk ke dalam
turbin uap. Pada proses ini terjadi proses ekspansi secara isentropik
(ideal) akibat dari pergerakan turbin. Hal ini dikarenakan energi yang
tersimpan di dalam uap air telah dikonversi menjadi energi gerak turbin.
Yang menyerap energi dari uap menjadi kerja turbin. Pada proses ini
terjadi penurunan tekanan pada fluida.
Proses 4-1
Fluida keluar dari turbin dalam kondisi bertekanan rendah dengan wujud
campuran maupun masih dalam kondisi uap. Kemudian fluida masuk
dalam kondensor dan mengalami proses kondensasi (mengubah fluida
menjadi cair maupun cair jenuh). Pada proses ini tidak terjadi perubahan
tekanan fluida (Isobaris). Fluida ini nantinya kan kembali menuju pompa
dan terus berlanjut.(Sunarwo & Supriyo, 2015)
11
2.3 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) merupakan gabungan dari dua
pembangkit listrik yaitu PLTU dan PLTG, dimana panas dari gas buang hasil
pembakaran di PLTG dapat digunakan kembali untuk menghasilkan uap pada
HRSG dengan menggunakan fluida pada PLTU. Heat Recovery Steam
Generation (HRSG) adalah alat yang berfungsi untuk mengasilkan uap dengan
menggunakan panas dari sisa gas buang dari PLTG. PLTGU adalah suatu
kesatuan instalasi peralatan yang mempunyai fungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik. Pada
dasarnya, system yang ada pada PLTGU ini merupakan gabungan antara PLTU
dan PLTG (combined cycle), dimana PLTU memanfaatkan energi panas yang
berasal dari gas buang hasil pembakaran pada PLTG dan digunakan untuk
memanaskan air di HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ). System kerja
pada HRSG ini mngubah uap jenuh menjadi uap kering. Uap kering ini yang
digunakan untuk memutar sudu-sudu pada turbin. (Kurniawan & MulfiHazwi,
2014)
Gambar 2. 3 Skema PLTGU
(Sumber : Ibrahim et al., 2018)
12
2.3.1 Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Pada bidang industri pembangkitan saat ini banyak dilakukan usaha untuk
meningkatkan efisiensi dengan memanfaatkan turbin gas siklus Brayton dan
turbin uap siklus Rankine dengan udara dan air sebagai cairan kerja untuk
mencapai pembangkit listrik yang efisien, andal, dan ekonomis. Cara yang paling
umum digunakan dalam praktik industri pembangkitan, untuk menghasilkan
tenaga mekanik adalah pemanfaatan turbin gas dan uap. Berbagai cara telah
digunakan oleh banyak peneliti untuk mendapatkan efisiensi termal yang lebih
baik dari turbin. Menggabungkan dua atau lebih siklus termodinamika
menghasilkan peningkatan efisiensi secara keseluruhan, mengurangi biaya
bahan bakar. Kombinasi yang digunakan adalah turbin gas yang beroperasi oleh
siklus Brayton yang gas buang panasnya menggerakkan pembangkit listrik
tenaga uap yang beroperasi oleh siklus Rankine. Ini disebut pembangkit Turbin
Gas Siklus Gabungan (CCGT), dan dapat mencapai efisiensi termal.(Adams et
al., 2016)
Gambar 2. 4 Siklus Kombinasi PLTGU
(Sumber : Adams et al., 2016)
13
2.3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) atau gabungan dari
PLTG dan PLTG (combined cycle) dimana didalam sistem dari Turbin Gas
menghasilkan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dan udara dialirkan
untuk memutar sudu-sudu turbin gas sehingga menghasilkan energi mekanik
yang dapat memutar generator. Gas sisa hasil dari turbin gas yang masih
mengandung gas panas dialirkan kembali menuju HRSG, dimana didalam HRSG
gas tersebut digunakan untuk memanaskan air sehingga menghasilkan uap. Lalu
gas tersebut dibuang ke atmosfir. Uap dari HRSG dengan tekanan dan
temperatur tertentu diarahkan menuju Turbin untuk memutar turbin yang telah
dikopel langsung dengan generator sehinggal timbul GGL yang menghasilkan
energi listrik. Uap sisa keluaran turbin didinginkan kembali didalam kondensor
sehingga menjadi air kembali yang digunakan sebagai air pengisi HRSG untuk
dipanaskan kembali untuk menjadi uap dan demikian seterusnya.(Sunarwo & M,
2016)
2.4 Komponen Utama PLTG
2.4.1 Kompresor
Gambar 2. 5 Kompresor PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
Kompresor adalah mesin yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
memampatkan fluida berupa gas atau udara yang berasal dari udara sekitar.
14
Kompresor menghisap udara dari atmosfir dan juga pula menghisap udara atau
gas yang bertekanan lebih tinggi dari udara tekanan atmosfir. Kompresor bekerja
sebagai penguat (booster) serta ada pula yang menghisap gas yang bertekanan
lebih rendah dari tekanan atmosfir. Maka hal ini kompresor disebut pompa vakum
yang pada dasarnya memampatkan gas.(Sularso & Tahara, 2000)
Air Intake Filter
Air Intake Filter adalah tempat dimana proses penyaringan udara yang
akan masuk kedalam kompresor. Pada sistem penyaringan ini terdapat
filter yang menangkap kotoran yang ikut terbawa diudara, sehingga
penyaringan ini agar kotoran tersebut tidak terbawa masuk kedalam
kompresor yang dapat merusak kompresor dan turbin gas. (Faizal et al.,
2017)
2.4.2 Combustor (Ruang Bakar)
Ruang bakar adalah Suatu komponen utama PLTG yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya reaksi kimia antara bahan bakar dan udara. Udara
yang telah terekspansi dari kompresor di ekspansi di dalam ruang bakar untuk
menghasilkan pembakaran. Pada baguian belakang ruang bakar dibentuk
sedemikan rupa agar dapat mengarahkan gas panas hasil dari pembakaran ke
turbin untuk memutar sudu-sudu turbin. Aliran udara di dalam ruang bakar, gas
dan udara tidak seluruhnya terbakar dalam proses pembakaran sekitar 20-30%
udara yang digunakan pada pembakaran dengan beban penuh (full load),
sisanya akibat dari api pembakaran akan mengembang melewati sudu-sudu
turbin. Udara yang digunakan dalam proses pembakaran disebut udara primer
yang diatur jumlahnya. Combustor PLTG terdiri atas beberapa komponen utama
sebagai berikut :
Fuel Nozzle
Fuel Nozzle adalah sebuah alat yang terletak di Gas Turbin Generator
(GTG) yang berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar yang berupa cair
15
(MFO dan HSD) dan udara yang telah terkompresi oleh kompresor ke
dalam ruang bakar sesuai takaran yang telah diatur sebelumnya pada
bagian Fuel Nozzle. Pada Ruang Bakar Fuel Nozzle merupakan inti dari
sebuah PLTG, apabila Fuel nozzle tidak beroperasi maka PLTG tidak
akan beroperasi karena tidak akan terjadi pembakaran pada ruang ruang
bakar.(Mulyono, 2016)
Gambar 2. 6Fuel Nozzle PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
Combustor Basket
Combustion Basket adalah sebuah komponen yang tedapat pada ruang
bakar yang berfungsi sebagai tempat pencampuran bahan bakar dan
udara yang berasal dari kompresor dan juga sebagai tempat
berlangsungnya proses pembakaran. Pada bagian ini memiliki sirip-sirip
yang berfungsi sebagai tempat masuknya udara kedalam ruang bakar
serta berfungsi untuk mendinginkan combustor basket itu
sendiri.(Firmansyah, 2017)
16
Gambar 2. 7 Combustor Basket PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
Transition Piece
Transition piece adalah sebuah komponen komponen yang terdapat
didalam ruang bakar, yang miliki fungsi mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas sesuai dengan ukuran nozzle yang digunakan dan sudu-
sudu turbin yang digunakan pada sistem PLTG.(Kurniawan & MulfiHazwi,
2014)
Gambar 2. 8 Transition Piece PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
17
Pemantik (Ignitor)
Pemantik adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemantik api pada
ruang bakar sehingga terjadinya proses pembakaran. Proses pembakaran
terjadi karena adanya elemen – elemen pendukung terjadi pembakaran
seperti panas, bahan bakar, dan oksigen. Panas yang dihasilkan dari
pemantik. Pemantik ini menggunakan arus listrik untuk menciptakan
percikan api yang biasanya hanya digunakan pada saat proses penyalaan
awal Turbin gas. Apabila jika api pada ruang bakar menyala maka
pemantik akan otomatis mati.(Firmansyah, 2017)
2.4.2.1 Regenerator
Regenerator merupakan sebuah jenis alat penukar panas (heat
exchanger) untuk memanfaatkan panas gas buang yang digunakan kembali
untuk meningkatkan temperatur gas yang masuk ke dalam ruang pembakaran
maka diperoleh temperatur pembakaran yang lebih maksimal, hal ini dikarenakan
temepratur inlet ruang bakar yang sudah tinggi sehingga terjadi penghematan
bahan bakar untuk meningkatkan temperatur outlet ruang pembakaran sesuai
dengan yang telah ditentukan sebelumnya yang terdiri dari matrik – matrik yang
mana aliran panas dan dingin mengalir secara bertahap, yang dimana pertama
kali aliran panas masuk memberikan panas ke regenerator dan selanjutnya
aliaran fluida dingin melintasi saluran yang sama sehingga dapat menyerap
panas yang ada pada regenerator.(Sofan & Kadarisman, 2012)
18
Gambar 2.10 Regenarator
(Sumber : Sofan & Kadarisman, 2012)
2.4.3 Turbin
Turbin Gas adalah sebuah alat yang berfungsi merubah gas panas hasil
keluaran dari pembakaran oleh ruang bakar menjadi putaran tenaga mekanis.
Turbin gas terdiri dari sebuah deretan sudu - sudu yang berputar atau dinamakan
rotor dan sudu-sudu yang tidak berputar atau dinamakan stator.
Turbin Gas adalah sebuah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen
utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sistem turbin gas ini memiliki
fungsi sebagai penghasil daya poros. Adapun ciri-ciri Turbin Gas ialah ringan,
kompak, dan mampu menghasilkan daya yang tinggi serta bebas dari getaran
yang berlebih. Oleh karena itu turbin gas mudah pemasangannya dan tidak
memerlukan pondasi yang kuat. Pada turbin gas membakar bahan bakar dalam
api terbuka merupakan cara sederhana untuk menghasilkan panas.
Energi panas yang sudah dihasilkan tersebut dipindahkan ke perangkat
keras menggunakan fluida kerja yang sesuai. Pada mesin bolak - balik hal itu
dilakukan dengan menggunakan siklus termodinamika seperti penghisapan,
kompresi, pemanasan, ekspansi dan terakhir pembuangan yang dilakukan
secara berurutan di dalam ruang yang sama yang berbentuk piston atau silinder
yang beroperasi pada fluida kerja satu massa pada satu waktu.
19
Gambar 2. 11 Turbin Gas Axial PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
Susunan Turbin Gas Sederhan yang ditunjukkan pada gambar diatas
bahwa kompresor yang bekerja seperti fan menggunakan fluida kerja kedalam
system pemanas. Gas panas yang dihasilkan kemudian di ekspansi kedalam
turbin dan poros turbin dapat berputar menghasilkan tenaga untuk memutar
kompresor dan beban luar seperti generator.
Untuk memanfaatkan kecepatan aliran udara ada dua cara yang bertujuan
agar turbin memutar yaitu impuls dengan cara mendorong atau dengan cara
reaksi - reaksi karena gaya reaksi aliran udara panas yang meninggalkan sudu -
sudu rotor. Untuk cara impuls kecepatan udara membentur sudu - sudu rotor
yang mengakibatkan rotor tersebut bergerak dan mulai berputar. Sedangkan
udara berekspansi pada sudu-sudu rotor dan pada waktu itu juga meninggalkan
sudu rotor sehingga menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang menghasilkan
tenaga yang dapat menambah putaran rotor tersebut.
2.4.4 Generator
Generator adalah komponen utama dari sebuah pembangit energi termal
yang berfungsi menghasilkan energi listrik dari energi mekanik. Pada generator
terdapat dua bagian utama yang terdiri dari stator dan rotor. Generator bekerja
berdasarkan hukum faraday yaitu apabila penghantar memotong garis gaya
magnet maka ujung penghantar tersebut menghasilkan GGL (Gerak Gaya Listrik
20
yang mempunyai satuan volt. Pengoperasian generator pada PLTGU Muara
Tawar ditunjang oleh alat bantu khusus yaitu exciter.(Gusnita & Said, 2017)
Gambar 2. 12 Generator PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
Gambar 2. 13 Exciter PLTGU
(Sumber : Riandy, 2019)
21
2.5 Udara dan Komposisinya
Dalam Pembangkit Listrik tenaga Gas atau biasa disebut PLTG udara
merupakan salah satu hal yang penting digunakan sebagai fluida kerja. Udara
yang digunakan didalam pembangkit listrik tenaga gas harus bersih dan bebas
dari kotoran agar tidak mengganggu proses kerja dari kompresor dan turbin gas.
Udara yang digunakan diambil dari udara sekitar lingkungan pembangkit, udara
dari lingkungan sekitar masuk melalui filter terlebih dahulu sebelum masuk
kedalam kompresor untuk disarang dari kotoran yang terkandung dalam didalam
udara tersebut. Udara terdiri beberapa campuran gas dengan susunan seperti
yang terlihat pada table 2.1 dibawah ini :
Tabel 2. 1 Komposisi Udara
(Sumber : Hermawan, 2013)
Komposisi
Udara
Nitrogen
(N2)
Oksigen
(O2)
Argon
(Ar)
Karbondioksida
(Co2)
Uap Air, debu,
minyak, Dll
Perbandingan
Voume (%)
78,07 20,75 0,98 0,19 kecil
Perbandingan
Berat (%)
75,53 23,13 1,28 0,03 kecil
2.5.1 Panas Jenis Udara
Panas Jenis Udara adalah jumlah panas yang diperlukan dalam
menaikkan temperatur 1 Kg udara sebesar 10C. Satuan yang dipakai adalah
satuan SI yaitu Kjoule/Kg 0C. Terdapat 2 panas jenis pada fluida gas yaitu panas
jenis tekanan tetap dan panas jenis volume tetap.
1. Panas Jenis tekanan Tetap
Panas Jenis tekanan tetap adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperature 1 Kg Gas sebesar 10C dalam tekanan tetap.
Panas jenis tekanan tetap ini diberi lambing Cp, sedangkan untuk nilai
udaranya sebesar Cp = 0,24 Kcal/Kg 0C = 1,005 KJ/Kg 0C.
2. Panas Jenis Pada Volume Tetap
22
Panas jenis pada volume tetap adalah jumlah panas yang dibutuhkan
dalam menaikkan temperature 1 Kg Gas sebesar 10C dalam volume tetap.
Panas jenis pada volume tetap ini diberi lambang Cv dan nilai udaranya
sebesar Cv = 0,17 Kcal/Kg 0C = 0,712 KJ/Kg 0C. Dari hasil perbandingan
antara Panas jenis tekanan tetap dan panas jenis pada volume tetap
disebut rasio panas jenis yang diberi lambang k. k = Cp/Cv. Harga untuk k
udara kering adalah k = 1,401.
3. Panas Jenis Pada Volume Tetap
Panas jenis pada volume tetap adalah jumlah panas yang dibutuhkan
dalam menaikkan temperature 1 Kg Gas sebesar 10C dalam volume
tetap. Panas jenis pada volume tetap ini diberi lambang Cv dan nilai
udaranya sebesar Cv = 0,17 Kcal/Kg 0C = 0,712 KJ/Kg 0C. Dari hasil
perbandingan antara panas jenis tekanan tetap dan panas jenis pada
volume tetap disebut rasio panas jenis yang diberi lambang k. k = Cp/Cv.
Harga untuk k udara kering adalah k = 1,401.(Hermawan, 2013)
2.5.2 Kelembapan Udara
Kelembapan adalah suatu konsentrasi uap air yang ada di udara
bebas (atmosfer). Kelembapan dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu :
1. Kelembapan Mutlak
Kelembapan Mutlak adalah suatu berat uap air (disebutkan dalam
satuan Kg atau g) didalam 1 m3 udara yang mengandung air/ udara
lembab.
2. Kelembapan Relatif
Kelembapan Relatif adalah perbandingan antara kelembaban mutlak
udara lembab dan kelembaban mutlak udara jenuh pada temperatur
yang sama, dinyatakan dalam %.
2.6 Hubungan Antara Temperatur dan Volume
23
Pada dasarnya gas mempunyai koefisien muai yang besar. Hal ini di dapat
dari berbagi pengukuran koefisien muai berbagai gas yang diuji maka diperoleh
kesimpulan bahwa : “Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturnya
sebesar 10C pada tekanan tetap, maka akan mengalami pertambahan volume
sebesar 1
273 dari volume pada temperature 00C , dan sebaliknya apabila
diturunkan sebesar 10C akan mengalami penurunan volume dengan proporsi
yang sama”.(Hermawan, 2013)
2.7 Konsep Exergy
Eksergi merupakan enrgi yang dapat dimanfaatkan sebagai uukuran
ketersediaan energi dalam melakukan kerja. Eksergi adalah suatu sumber daya
yang memberikan indikasi seberapa besar kerja yang dapat dilakukan oleh
sumber daya tersebut pada suatu lingkungan tertentu. Konsep eksergi secara
eksplisit memperlihatkan kualitas suatu energi dan zat sebagai tambahan dan
apa yang dikonsumsi didalam tahapan-tahapan transfer energi. Salah satu
kegunaan utama dari konsep eksergi ialah keseimbangan eksergi didalam suatu
analisis sistem termal. Keseimbangan eksergi dapat juga dipandang sebagai
pernyataan hukum dari energi degradasi. Analisis eksergi adalah suatu alat yang
dapat mengidentifikasi jenis, lokasi dan besarnya kerugain termal yang terjadi.
Indentifikasi dan kualifikasi kerugian ini digunakan untuk mengevaluasi dan
memperbaiki desain sistem termal tersebut. Metode analisis eksergi dapat
menunjukan kualitas dan kuantitas kerugian panas yang terjadi pada suatu
komponen dan lokasi degradi energi (mengukur serta mengidentifikasi penyebab
degradasi energi). Dikarenakan sebagian besar ketidaksempurnaan
termodinamika tidak dapat terdeteksi menggunakan analisis energi.(Ismawati,
2012)
Konsumsi eksergi selama suatu proses sebanding dengan entropi dibuat
karena irreversibilities. Untuk analisis eksergi, keadaan lingkungan referensi,
atau keadaan referensi, harus ditentukan sama sekali. Ini biasanya dilakukan
dengan menentukan suhu, tekanan dan komposisi kimia dari lingkungan
referensi. Hasil analisis eksergi, akibatnya, relatif terhadap yang ditentukan
lingkungan referensi, yang dalam sebagian besar aplikasi dimodelkan setelah
24
lingkungan sebenarnya. Metode exergy berguna untuk memajukan tujuan
penggunaan sumber daya energi yang lebih efisien, karena memungkinkan
lokasi, jenis, dan besaran sebenarnya dari limbah dan kehilangan yang harus
ditentukan. Secara umum, lebih banyak efisiensi yang berarti dievaluasi dengan
analisis exergi daripada analisis energi.(Dincer & A. Cengel, 2001)
2.8 Analisis Termodinamika Energi PLTG
Dalam hukum Termodinamika Pertama meliputi tentang kekekalan energi,
bahwa energi adalah sesuatu yang kekal, bahwa energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnakan, akan tetapi energi bisa dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Dilihat dari pendekatan hukum termodinamika pertama ini,
strategi dalam mencari efisiensi energi dikhusukan untuk memanfaatkan suatu
energi agar menjadi lebih efisien sehingga mencegah keborosan. Efisien yang
dimasudkan adalah dari penggunanaan sumber-sumber energi harus
disesuaikan dalam kualitas yang perlu dibutuhkan. Dengan menyesuaikan
sumber-sumber sebagai pemanfaatan energi yang berkualitas tinggi tetapi tidak
memakan biaya yang banyak sehingga dapat mencegah pemborosan.
Kelemahan pada hukum Pertama Termodinamika ini terletak pada tidak
memperhitungkan terjadinya penurunan kualitas energi yang terjadi.
Pada dasarnya analisis energi yang dilakukan untuk mencari laju energi
dengan keadaan dan besarnya kerugian yang dialami oleh sebuah sistem.
Berdasarkan data yang telah diolah menggunakan persamaan energi yang
diberikan pada bagian terdahulu, maka dapat dibuat suatu diagram alir yang
menggambarkan kesetimbangan energi siklus turbin yang diperlihatkan pada
Gambar 2.13 dibawah berikut ini
25
Gambar 2. 14 Diagram Aliran Energi Pada siklus Turbin Gas
Analisis kesetimbangan energi yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi
adanya selisih yang terjadi antara energi yang masuk dan energi yang keluar,
oleh karena itu terdapat losses atau energi yang terbuang dari siklus turbin gas
yaitu sebesar 15,84%. Analisis energi hanya memberikan nilai besarnya kerugian
(losses) energi yang terjadi pada seluruh sistem, sehingga tidak dapat diketahui
pada komponen mana letak terjadinya kerugian energi beserta penyebabnya.
Pada Analisis ini, proses - proses yang terjadi dipertimbankan sebagai aliran
keadaan stedi (steady flow steady state). Analisis yang digunakan adalah analisa
siklus Brayton standart udara (Air Standart Brayton Cycle) sehingga seluruh
properties dari masing- masing state menggunakan rujukan tabel Ideal Gas
Properties of Air. Dalam menganalisis energi yang pertama kali dilakukan adalah
dengan menghitung laju massa bahan bakar dengan menggunakan rumus
:(Dincer & A. Cengel, 2001)
mbb = Vbb.
Sbb. ρudara
3600 .................................................................... (2.1)
Keterangan :
mbb = Laju aliran massa bahan bakar (kg/s)
Vbb. = Laju aliran volume bahan bakar (m3/s)
26
Sbb. = Specific Gravity bahan bakar
ρudara = Massa jenis udara (kg/m3)
Untuk menghitung dari laju aliran massa udara dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
mud = 𝐴
𝐹 × mbb ............................................................... (2.2)
Keterangan :
mud = Laju aliran massa udara (kg/s)
𝐴
𝐹 = Perbandingan udara dengan bahan bakar
Untuk mencari air fuel ratio dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut ini :
𝑊𝑔𝑒𝑛
𝜂𝑔𝑒𝑛= [1 +
𝐴
𝐹] . ��𝑏𝑏(ℎ3 − ℎ4) − [
𝐴
𝐹] . ��𝑏𝑏(ℎ2 − ℎ1) ........................ (2.3)
Setelah mendapatkan nilai dari laju aliran massa bahan bakar dan laju
aliran massa udara, maka selanjutnya dapat menghitung laju aliran massa gas
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut ini :
mg = mbb + mud ........................................................................ (2.4)
Keterangan :
mg = Laju aliran massa gas (kg/s)
Selanjutnya dalam menghitung kerja kompresor dimana udara yang
masuk kedalam kompresor mengakibatkan tekanan dan temperatur naik tetapi
tidak terjadi perubahan pada entropinya. Pada keadaan seperti ini maka kerja
kompresor dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut ini :
Wc = mud (h2 − h1) .................................................................... (2.5)
Keterangan :
Wc = Kerja pada kompresor (kJ/s)
27
h1 = Nilai Entalpi pada udara masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = Nilai Entalpi pada udara keluar kompresor (kJ/kg)
Untuk menghitung dari kerja turbin gas maka h3 harus ditentukan terlebih
dahulu yang dimana h3 dapat ditentukan dengan mencari temperatur masuk ke
dalam turbin (T3) :
T3 = T4 (P3
P4)
(1,4−1
1,4)
........................................................................ (2.6)
Setelah itu untuk menghitung kerja dari turbin gas dimana gas hasil
pembakaran di ekspansikan yang dapat mengakibatkan gas mengalami
penurunan pada tekanan dan temperatur akan tetapi tidak terjadi perubahan
entropi. Pada keadaan kerja turbin gas maka dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
WGT = mg (h3 − h4) .................................................................... (2.7)
Keterangan :
WGT = Kerja pada turbin gas (kJ/s)
h3 = Nilai entalpi pada gas buang hasil pembakaran yang keluar pada ruang
bakar ( sebelum masuk ke dalam turbin ) (kJ/kg)
h4 = Nilai entalpi pada gas buang turbin gas (kJ/kg)
Pada Termodinamika 1, bahwa efisiensi termal adalah ukuran dalam
menunjukkan perfoma dari turbin gas. Efisiensi terbal turbin gas adalah suatu
perbandingan kerja neto yang diperoleh terhadap energi panas yang masuk.
η = WGT − WC
Qin ............................................................................... (2.8)
Keterangan :
η = Nilai effisensi termal (%)
28
Qin =Nilai kalor masuk ruang turbin (kJ/s)
Pada siklus PLTG terjadi penambahan kalor secara isobarik dimana
pembakaran pada ruang bakar mengakibatkan temperatur dan volume naik,
tetapi tidak menimbulkan perubahan tekanan atau tekanan konstan. Panas yang
masuk ke dalam ruang bakar dapat peroleh dengan persamaan sebagai berikut
ini :
Qin = mbb × LHV ........................................................................ (2.9)
Keterangan :
LHV = Low Heating Value (kcal/kg)
2.9 Eksergi
Eksergi didefinisikan sebagai jumlah maksimum pekerjaan yang dapat
diproduksi oleh suatu sistem atau aliran materi ketika datang ke keseimbangan
dengan lingkungan referensi. Eksergi adalah ukuran dari potensi sistem atau
aliran yang menyebabkan perubahan, sebagai akibat dari tidak sepenuhnya
stabil kesetimbangan relatif terhadap lingkungan referensi. Tidak seperti energi,
eksergi tidak dikenakan hukum konservasi (kecuali untuk proses yang ideal, atau
dapat dibalikkan). Sebaliknya, eksergi dikonsumsi atau dihancurkan,karena
irreversibilitas dalam proses nyata.
2.9.1 Entalpi dan Entropi Absolut
Variasi dari panas spesifik, entalpi, entropi abslolut dan fungsi gibbs
dengan temperatur 250 dan Pref = 1, tetapi untuk T > 250 maka diperlukan
perhitungan ulang dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
cp0 = a + by + cy−2 + dy2........................................................... (2.10)
h0 = 103[H+ + ay +b
2y2 − cy−1 +
d
3y3 ....................................... (2.11)
s0 = S+ + a ln T + by −c
2y−2 +
d
2y2 ........................................... (2.12)
g0 = h0 − Ts0 ............................................................................ (2.13)
29
Gambar 2. 15 Variasi Panas Spesifik, Entalpi, Entropi Absolut, dan Fungsi Gibbs
(Sumber : Bejan et al., 1996)
Dengan y = 10-3T dan notasi a, b, c, d, H+, dan S+
Gambar 2. 16 Referensi Berbagai Zat
(Sumber : Bejan et al., 1996)
Entropi Absolut (s0) adalah entropi yang diketahui dalam keadaan
standar, sedangkan spesifik entropi (s) ini dapat diketahui pada kondisi lain. Pada
saat entropi absolut diketahui dengan tekanan (Pref) dan temperatur (T), entropi
30
spesifik dengan temperatur yang sama dan tekanan berbeda pada gas ideal
dapat diketahui menggunakan persamaan berikut :
sk(T, Pk) = sk0(T) − Rln
xkP
Pref ......................................................... (2.14)
Entalpi dan entropi campuran adalah jumlah dari sifat masing – masing
komponen. Entalpi dan entropi campuran dapat diketahui dengan persamaan
sebagai berikut :
h = ∑ xkNk=1 hk ........................................................................... (2.15)
s = ∑ xkNk=1 sk ............................................................................ (2.16)
Dimana xk merupakan fraksi mol komponen k serta h dan s adalah nilai
entalpi dan entropi pada basis kmol.
2.9.2 Komponen Eksergi
Dalam suatu sistem dapat dibagi 4 komponen yaitu eksergi fisik EPH,
eksergi kinetik EKN, eksergi potensial EPN, dan eksergi kimia ECH akan tetapi tidak
ada efek nuklir, magnetik, elektrikal dan tegangan permukaan.
E = EPH + EKN + EPN + ECH ..................................................... (2.17)
Total eksergi spesifik dengan basis massa (e) kJ/kg dapat dinyatakan
dalam persamaan dibawah ini :
E = ePH + eKN + ePN + eCH ........................................................ (2.18)
2.9.3 Eksergi Fisik
Eksergi fisik sangat berkaitan dengan temperatur dan tekanan oleh fluida
kerja sistem, eksergi fisik pada setiap state dinyatakan pada persamaan sebagai
berikut :
EPH = m × ePH .......................................................................... (2.19)
Dimana
31
ePH = hk − h0 − T0(sk − s0)....................................................... (2.20)
Sehingga
EPH = m[hk − h0 − T0(sk − s0)] ................................................. (2.21)
Dimana m ialah laju aliran massa fluida (kg/s) dan ePH adalah laju dari
aliran eksergi. k dan 0 ini menunjukkan komponen dan lingkungan dimana h
adalah entalpi (kJ/kg) dan s adalah entropi (kJ/kg.K)
Jika entalpi dan entropi menggunakan basis kmol, persamaan untuk
mencari energi fisik sebagai berikut :
EPH = mhk−h0−T0(sk−s0)
M ............................................................. (2.22)
Pada M ialah massa molar gas (kg/kmol). hk dan sk ialah entalpi
komponen (kJ/kmol) dan entropi komponen (kJ/kmol.K). sedangkan h0 dan s0
ialah entalpi (kJ/kmol) dan entropi (kJ/kmol.K) pada kondisi lingkungan.
Untuk menghitung eksergi fisik dari suatu gas ideal ini adalah metana,
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
EPH = mRT0lnPk
P0 ........................................................................ (2.23)
Dimana R ialah tetepan konstanta gas (kJ/kg.K), T0 dan P0 ialah
temperatur (K) dan tekanan (bar) pada kondisi lingkungan, sedangkan pada Pk
ialah tekanan (bar) pada state yang diinginkan.
2.9.4 Eksergi Kimia
Eksergi kimia adalah suatu eksergi yang memperhitungkan komposisi dan
reaksi kimia yang terjadi pada suatu sistem, dimana eksergi kimia molar standar
didasari pada nilai standar suhu lingkungan T0 dan tekanan P0.
32
Gambar 2. 17 Eksergi kimia molar standar
(Sumber : Bejan et al., 1996)
Untuk menentukan nilai eksergi kimia molar dari gas hasil pembakaran
yang terdiri dari berbagai unsur gas dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
eCH = ∑ xkekCH + RT0∑xkln xk .................................................... (2.24)
Pada dasarnya untuk menentukan nilai eksergi molar dari suatu zat yang
tidak terdapat pada lingkungan dapat dengan mengevaluasi rekasi ideal dari
suatu zat tersebut dengan zat referensi lain yang terdapat pada lingkungan.
Menentukan eksergi kimia suatu komponen dapat dicari dengan
persamaan sebagai berikut :
33
ECH =meCH
M ................................................................................ (2.25)
Dimana E adalah eksergi kimia dalam (kJ/s) atau (KW)
2.9.5 Kehancuran Eksergi
Perhitungan dari produk laju aliran eksrgi di setiap state bagian komponen
dapat digunkana entuk menghitung kehancuran eksergi dari masing – masing
komponen. Persamaan untuk menghitung kehancuran eksergi sebagai berikut :
ED = Ep − Ef ............................................................................. (2.26)
𝐷imana ED adalah eksergi yang musnah selama proses, Ek,in dan Ek,out
adalah eksergi fluida yang masuk dan eksergi fluida yang keluar terhadap setiap
komponen.
2.9.6 Efisiensi Eksergi
Efisiensi eksergi ini didefinisikan menurut produk dan bahan bakar (fuel)
untuk menghasilkan suatu produk tersebut. Bahan bakar (fuel) yang disebut
tidak terbatas oleh gas alam. Produk yang dihasilkan serta bahan bakar untuk
menghasilkan produk dinyatakan dalam bentuk eksergi. eksergi bahan bakar
(fuel) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Ef = Ep + ED + EL ..................................................................... (2.27)
Sehingga persaamaan efisiensi eksergi dapat dirumuskan dengan
persamaan sebagai berikut :
ηxk =EP
Ef= 1 −
ED+EL
Ef .................................................................... (2.28)
Sedangkan untuk mencari efisiensi eksergi turbin gas keseluruhan dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ηx =WGT−WC
E5tot .............................................................................. (2.29)
2.9.7 Kehancuran Eksergi dan Rasio Kehancuran
Perhitungan dari produk laju aliran eksergi pada setiap komponen dapat
34
digunakan juga untuk mencari kehancuran eksergi dari setiap komponen.
Karena pada dasaranya aliran eksergi mengalami proses dan disitulah
kehancuran eksergi. untuk mencari kehancuran eksergi menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Ef − Ep = ED ............................................................................. (2.30)
Setelah mencari kehancuran eksergi pada setiap komponen maka dapat
menentukan rasio kehancuran dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
yD =Ed
Ed,tot .................................................................................. (2.31)
2.10 Hipotesis
Penulis menguraikan hipotesis pada pengolahan data yang didapat
dengan menggunakan literatur dan referensi yang ada, serta dugaan dari
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Diduga bahwa laju aliran massa bahan bakar gas akan
mempengaruhi nilai efisiensi energi dan eksergi pada siklus PLTG di
blok 3.4 PLTGU Muara Tawar.
2. Diduga variasi laju aliran massa bahan bakar gas berpengaruh
terhadap efisiensi energi dan eksergi turbin gas dan alat bantunya
pada PLTG Di Blok 3.4 PLTGU Muara Tawar.
3. Diduga terjadi perbedaan efisiensi energi dan efisiensi eksergi
sebelum dan sesudah overhaul pada PLTGU Muara Tawar Blok 3.4.
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Studi Literatur
Pengumpulan Data Operasi
1. Data operasi turbin gas blok 3.4 PLTG Muara Tawar
dengan 3 variasi beban yang berbeda.
2. Data penunjang yang berakitan dengan perhitungan
energi dan eksergi
A B
Mulai
vIdentifikasi Masalah
1. Peningkatan laju aliran massa bahan bakar gas dapat
meningkatkan effisiensi energi PLTG.
2. Peningkatan laju aliran massa bahan bakar gas dapat
meningkatkan effisiensi eksergi PLTG.
3. Perbedaan nilai energi dan eksergi pada peningkatan laju
aliran massa bahan bakar gas pada PLTG Blok 3.4. PT.
PJB UP Muara Tawar
36
Gambar 3. 1 Flow Chart
A B
Jika : mg naik, maka
1. η energi naik
2. η eksergi naik
Analisis Hasil Perhitungan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pengolahan Data :
1. Menentukan laju aliran massa bahan bakar, laju
aliran massa udara dan laju aliran massa gas
2. Menghitung entalpi dan entropi setiap state
3. Menghitung kerja tiap komponen dan panas masuk
4. Menghitung effisiensi energi siklus PLTG
5. Menghitung eksergi tiap state
6. Menghitung kehancuran eksergi tiap komponen
7. Menghitung effisiensi eksergi tiap komponen
8. Menghitung effisiensi eksergi siklus PLTG
37
3.1.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif yang
digunakan untuk mencari unsur dan sifat dari fenomena yang berdasarkan pada
studi kasus yang ada di lapangan secara langsung pada sistem PLTGU Muara
Tawar Blok 3.4 dan dengan literatur dan jurnal ilmiah seperti jurnal tentang
termodinamika, energi dan eksergi PLTG, DLL. Data operasi dan data spesifikasi
yang digunakan dalam penelitian didapatkan dari beberapa pihak yang terkait
yaitu di Central Control Room (CCR) PLTGU Muara Tawar Blok 3.4.
3.1.2 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data pada skripsi ini dilaksanakan di PT.
Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Muara Tawar Blok 3 Unit 4, Dimana
penelitian dilaksanakan pada 11 Februari 2019 hingga 10 Mei 2019.
Gambar 3. 2 Lokasi PT.PJB.UP Muara Tawar
(https://www.google.com/maps.)
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Supaya penelitian dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan yang
sudah diuraikan diatas. Maka diperlukan data yang akurat supaya hasil dari
penelitian bisa optimal. Data – data tersebut diperoleh dengan beberapa cara
yaitu:
38
3.2.1 Metode Pengamatan Langsung
Penulis melakukan pengamatan langsung di area turbin uap blok 3.4 PT.
PJB UP Muara Tawar. Penulis juga mengamati beberapa data yang didapatkan
dari pihak - pihak terkait yaitu di Central Room (CCR) PLTGU Muara Tawar blok
3.4.
Tabel 3. 1 Spesifikasi Turbin Gas
(Syammary, 2019)
Tipe : Siemens AG V94.2 Unit Simple Cycle
Bahan Bakar - Gas Oil
Low Heat Value (LHV) Kj/kg 48160 42454
Nominal Output Generator MW 146.8 143.1
Temperatur Gas Buang ºC 558 558
Konsumsi Bahan Bakar Kg/s 9.1 10.2
Inlate Guide Vanes % 100
Laju Aliran Gas Buang Kg/s 494.4 495.5
Reference Conditions
Speed rpm 3000
Ambient Temperature ºC 30
Baromatic Pressure hPa 1013
Relative Humidity % 82.9
Pressure Loss Compressor
Inlet (ISO)
hPa 10
Pressure Loss Turbin
Outlet (ISO)
hP 10
39
3.2.2 Metode Pengamatan Tidak Langsung
Pada Metode ini dilakukan pengambilan data dengan mencari beberapa
data pendukung seperti data heat balance dengan variasi beban dan spesifikasi
turbin gas pada buku manual yang terdapat di PT. PJB UP Muara Tawar.
Tabel 3. 2 Spesifikasi Turbin Gas
(Syammary, 2019)
Tipe : Siemens AG V94.2 Unit Simple Cycle
Bahan Bakar - Gas Oil
Low Heat Value (LHV) Kj/kg 48160 42454
Nominal Output Generator MW 146.8 143.1
Temperatur Gas Buang ºC 558 558
Konsumsi Bahan Bakar Kg/s 9.1 10.2
Inlate Guide Vanes % 100
Laju Aliran Gas Buang Kg/s 494.4 495.5
Reference Conditions
Speed rpm 3000
Ambient Temperature ºC 30
Baromatic Pressure hPa 1013
Relative Humidity % 82.9
Pressure Loss Compressor
Inlet (ISO)
hPa 10
Pressure Loss Turbin
Outlet (ISO)
hP 10
40
Tabel 3. 3 Data Operasi Unit 4.3
No Parameter Simbol Satuan Beban
1
Temp.
Udara
masuk
Komp.
T1 ºK
2
Tekanan
udara
masuk
Komp.
p1 Kg/cm2
3
Tekanan
udara
keluar
Komp.
p2 Kg/cm2
4
Temp.
Udara
keluar
Komp.
T2 oK
5
Temp.
Gas
Buang
T4 ºK
6
Tekanan
Gas
Buang
P4 Bar
7
Tekanan
Bahan
Bakar
Pbb Bar
8
Aliran
gas bahan
bakar
Qbb m3/h
9
Low
Heating
Value
LHV kcal/kg
3.3.5 Metode studi literatur
Penulis mengumpulkan data-data dengan membaca di perpustakaan
PT.PJB UP Muara Tawar dan mempelajari berbagai literatur-literatur yang ada
sesuai dengan masalah yang diteliti dari Perpustakaan Institut Teknologi-PLN
sendiri.
41
3.2.4 Metode wawancara
Penulis memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
karyawan di bidang pemeliharaan mesin maupun operator PT. PJB UP Muara
Tawar khususnya Blok 3.4 mengenai data ataupun informasi yang berkaitan
dengan pembahasan penulisan.
3.3 Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data. Penulis disini menjelaskan bagaimana
pengolahan data. Oleh karena itu untuk pengetahui perbandingan antara energi
dan eksergi pada system PLTG. Pemaparan pengolahan data sebagai berikut :
1. Mengolah data parameter yang terdiri dari beberapa komponen
utama Turbin gas seperti temperatur (T), tekanan (P), dan volume
aliran bahan bakar (Vbb). Data tersebut digunakan untuk mencari nilai
energi dan eksergi.
2. Menghitung nilai energi pada siklus PLTG dsn eksergi pada
Kompresor :
a) Menghitung laju aliran bahan bakar.
b) Menghitung laju aliran massa udara (ṁudr).
c) Menghitung kerja input kompresor (ẇc).
d) Menghitung effisiensi energi thermal siklus.
e) Menghitung nilai eksergi fisik pada kompresor.
f) Menghitung nilai eksergi kimia pada kompresor.
g) Menghitung laju pemusnahan eksergi
h) Sehingga didapat kesetimbangan eksergi pada kompresor.
i) Menghitung nilai efisiensi eksergi
3. Menghitung nilai energi siklus dan eksergi pada ruang pembakaran :
a) Menghitung laju alir bahan bakar.
b) Menghitung energi kalor masuk ruang bakar.
c) Menghitung efisiensi energi thermal siklus.
d) Menghitung nilai eksergi fisik pada ruang pembakaran.
e) Menghitung laju pemusnahan eksergi.
f) Sehingga di dapat kesetimbangan eksergi.
g) Menghitung nilai efisiensi eksergi.
42
4. Menghitung nilai energi siklus PLTG dan eksergi pada turbin :
a) Menghitung laju alir massa gas hasil pembakaran.
b) Menghitung kerja dari turbin gas.
c) Menghitung efisiensi energi thermal siklus.
d) Menghitung nilai eksergi fisik pada turbin.
e) Menghitung nilai eksergi kimia pada ruang pembakaran.
f) Menghitung laju pemusnahan eksergi.
g) Sehingga di dapat kesetimbangan energi dan eksergi pada
turbin.
h) Menghitung nilai efisiensi eksergi.
i) Menghitung entalphi dan entrophi absolut > 250 (variasi
temperature).
j) Menghitung entalphi campuran dan entrophi campuran pada
setiap state.
k) Menghitung total eksergi fisik dan eksergi kimia pada sitem
turbin gas.
l) Menghitung nilai eksergi fuel, eksergi produk, dan kerugian
eksergi pada setiap komponen utama PLTG.
m) Membandingkan dan menganalisa nilai efisiensi energi siklus
PLTG pada variasi laju aliran massa bahan bakar gas setelah
overhaul.
n) Membandingkan dan menganalisa nilai efisiensi eksergi siklus
PLTG pada variasi laju aliran massa bahan bakar gas setelah
overhaul.
o) Menentukan lokasi terjadi kehilangan efisiensi terbesar pada
sistem turbin gas blok 3 unit 4 PLTGU Muara Tawar.
3.4 Teknik Analisis Data
Dalam penyusuan skripsi ini maka digunakan data operasional sub-
komponen yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung, serta yang di
dapat dari literature yang berkaitan dengan topik skripsi. Seperti pengumpulan
43
data dari Central Control Room (CCR), literature buku. Analisis data yang akan
diteliti meliputi :
a) Analisis efisiensi energi kompresor, ruang bakar, dan turbin
sesudah Overhaul.
b) Analisis kerugian eksergi kompresor, ruang bakar, dan turbin
sesudah Overhaul.
c) Analisis efisiensi eksergi yang dihasilkan Turbin Gas pada data
sesudah Overhaul.
d) Analisis kehilangan efisiensi pada komponen utama sesudah
Overhaul.
e) Analisis perbandingan efisiensi energi dan eksergi Turbin Gas.
3.5 Software
Penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel untuk membantu
dan mempermudah dalam perhitungan. Software Microsoft excel ini membuat
perhitungan menjadi valid dan benar, selain itu software ini mempercepat dalam
proses pengerjaan penelitian ini sehingga diharapkan bahwa penelitian ini dapat
selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan dan hasil hasil perhitungan yang
didapat juga valid. Software microsoft yang digunakan adalah Microsoft Excel
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengolahan Data Sekunder
Dalam menganalisa energi dan eksergi siklus PLTG, area yang digunakan
ditunjukkan pada gambar 4.1 dengan alir udara dan gas PLTG sebagai berikutt:
Gambar 4. 1 Siklus PLTG
(Sumber : Dewi, n.d.)
Data pengolahan data sekunder adalah data yang di dapat dari hasil
Operation Gas Turbine Compressor di PLTGU Muara Tawar Blok 3.4. Data
operasi yang diambil pada perhitungan serta dianalisis yaitu pada Tanggal 11
Februari 2019 dan sesudah 5 Mei 2019 pada perbedaan Laju Aliran Massa
Bahan Bakar Gas pada beban 75 MW, 100 MW, dan 137 MW. Berikut data
sekunder yang diperoleh :
45
Tabel 4. 1 Parameter Perhitungan GT 3.4
Parameter Simbol Satuan Beban
75 MW 100 MW 137 MW
Temp.
Udara
masuk
Komp.
T1 oC 27 29,95 31,52
Tekanan
udara
masuk
Komp.
p1 Kg/cm2 1,013 1,013 1,013
Tekanan
udara
keluar
Komp.
p2 Bar 9,65 12,02 10,72
Temp.
Udara
keluar
Komp.
T2 oC 356 402,78 354,8
Temp.
Gas
Buang
T4 oC 506,5 496,78 585,38
Tekanan
Gas
Buang
P4 Bar 1,013 1,013 1,013
Tekanan
Bahan
Bakar
Pbb Bar 0,941 0,941 0,936
Aliran
gas bahan
bakar
Qbb m3/h 25942,58 29856,82 33623,63
Low
Heating
Value
LHV kcal/kg 11197,14 11197,14 11197,14
46
Tabel 4. 2 Nilai Temperatur Masuk Turbin
No Parameter Simbol Satuan Beban
75 MW 100 MW 137 MW
1
Temp.
Udara
masuk
Komp.
T1 ºK 300 302,95 304,52
2
Tekanan
udara
masuk
Komp.
p1 Kg/cm2 1,013 1,013 1,013
3
Tekanan
udara
keluar
Komp.
p2 Kg/cm2 9,65 12,02 10,72
4
Temp.
Udara
keluar
Komp.
T2 oK 629 675,78 627,8
5
Temp.
Gas
Buang
T4 ºK 779,5 789 858,38
6
Tekanan
Gas
Buang
P4 Bar 1,013 1,013 1,013
7
Tekanan
Bahan
Bakar
Pbb Bar 0,941 0,941 0,936
8
Aliran
gas bahan
bakar
Qbb m3/h 25942,58 29856,82 33623,63
9
Low
Heating
Value
LHV kcal/kg 11197,14 11197,14 11197,14
4.2 Hasil Pengolahan Data Primer
Hasil dari pengolahan data primer adalah sumber data yang didapatkan
dari ringkasan hasil perhitungan penulis. Bagian pertama yang dilakukan ialah
menentukan temperatur inlet turbin, entalpi dan entropi pada setiap state.
47
Selanjutnya dengan menentukan laju massa gas di dalam laju massa gas yang
terdapat di laju massa udara dan laju massa bahan bakar, menghitung nilai dari
kerja kompresor, kerja turbin dan menghitung panas masuk, sehingga setelah
semua dihitung, maka dapat menetukan efisiensi termal dari PLTG. Dilanjutkan
dengan menghitung efisiensi ekserginya. Untuk menghitung efisiensi eksergi,
pertama - tama menghitung eksergi fisik, lalu menghitung eksergi kimia, dan
kehancuran eksergi pada setiap komponen di PLTG. Perhitungan yang bersifat
tidak mengulang tidak ditampilkan dalam bentuk tabel dalam perhitungan excel.
4.2.1 Perhitungan menentukan Temperatur Masuk Turbin (T3)
Untuk tahap awal dalam perhitungan ini diperlukan dalam menentukan
temperatur masuk turbin (turbin inlet) pada beban 75 MW, 100 MW, dan 137
MW menggunakan persamaan :
𝑇3 =𝑇4
(𝑝1
𝑝2)
(𝑘−1)𝑘
Tabel 4.3 Temperatur Masuk Turbin
PLTG PARAMETER SIMBOL SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
4.3
Tekanan
udara masuk
Komp.
p1 Bar 1.013 1,013 1,013
Tekanan
udara keluar
Komp.
p2 Bar 9,65 10,34 10,72
Temp. Masuk
Turbin T3 K 1484,24 1513,82 1684,29
48
4.2.2 Menentukan Nilai Entalpi dan Entropi
Dalam menentukan nilai entalpi dan entropi pada kondisi gas, yang
pertama perlu menentukan variasi nilai entalpi dan nilai entropi absolut pada
setiap substan yang terkandung didalam udara seperti oksigen, nitrogen, karbon
dioksida, dan air dengan menggunakan persamaan (2.11) dan (2.12) dengan
menggunakan gambar 2.16 yaitu referensi dari berbagai jenis zat.
Menentukan entalpi absolut :
ℎ0 = 103[𝐻+ + 𝑎𝑦 +𝑏
2𝑦2 − 𝑐𝑦−1 +
𝑑
3𝑦3]
Tabel 4. 4 Entalpi Absolut
PLTG STATE FORMULA ��𝟎 (Kj/kmol)
75 MW 100 MW 137 MW
3.4
1
N2(g) 51,213 135,483 184,697
O2(g) 52,845 138,364 188,304
CO2(g) -393454,3 -393347,3 -393284,4
H2O(g) -241795,3 -241700,7 -241645,3
H2O(l) -285688,2 -285465,1 -285335,1
2
N2(g) 10032,5 11506,9 9994,8
O2(g) 10238,3 11759,3 10199,4
CO2(g) -378526,9 -376163,5 -378587,1
H2O(g) -230024,8 -228224 -230070,7
H2O(l) -258759,2 -254250,6 -258872,1
49
3
N2(g) 38128,4 42079 45000,6
O2(g) 39832,7 44060,6 47191,5
CO2(g) -332198,2 -325593,5 -320703,4
H2O(g) -193926,5 -188586 -184598,6
H2O(l) -140808,3 -118934,4 -101965,9
4
N2(g) 14807,04 15111,2 17342,6
O2(g) 15179,8 15496,2 17822,3
CO2(g) -370820,1 -370324,5 -366678,1
H2O(g) -224150 -223771,6 -220981,8
H2O(l) -243497,9 -242459,5 -234598,6
Menentukan entropi absolut untuk kandungan CO2
��0 = 𝑆+ + 𝑎 ln 𝑇 + 𝑏𝑦 −𝑐
2𝑦−2 +
𝑑
2𝑦2
Setelah menghitung nilai entalpi dan entropi absolut untuk CO2,
selanjutnya untuk menghitung nilai entalpi absolut untuk N2, O2, dan H2O
menggunakan perhitungan yang sama seperti mencari perhitungan nilai
entalpi dan entropi absolut CO2. Hasil entalpi dan entropi absolut dari
beberapa substan pada setiap state yang didapat, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4. 5 Nilai Entropi Absolut
PLTG STATE FORMULA ��𝟎 (Kj/kmol)
75 MW 100 MW 137 MW
3.4 1 N2(g) 191,786 192,065 192,227
50
O2(g) 205,323 205,607 205,771
CO2(g) 214,016 214,371 214,578
H2O(g) 189,025 189,339 189,521
H2O(l) 70,418 71,158 71,586
2
N2(g) 214,121 216,382 214,061
O2(g) 228,093 230,425 228,031
CO2(g) 247,001 250,625 246,905
H2O(g) 215,240 218,001 215,167
H2O(l) 130,139 137,051 129,959
3
N2(g) 242,1654 244,728 246,508
O2(g) 257,552 260,295 262,203
CO2(g) 293,109 297,394 300,373
H2O(g) 251,020 254,485 256,913
H2O(l) 243,114 257,301 267,635
4
N2(g) 220,924 221,312 224,023
O2(g) 235,133 235,537 238,362
CO2(g) 257,979 258,611 263,040
H2O(g) 223,607 224,090 227,479
H2O(l) 151,836 153,160 162,705
4.2.3 Menentukan Nilai Entalpi Campuran dan Entropi Campuran
Setelah nilai entropi absolut didapat selanjutnya dapat digunakan untuk
menentukan entropi spesifik, untuk CO2 dalam 1 kmol udara terkandung 0,0003
CO2, dan dapat menghitung dengan persamaan (2.14) :
��𝑘(𝑇, 𝑃𝑘) = ��𝑘0(𝑇) − ��𝑙𝑛
𝑥𝑘𝑃
𝑃𝑟𝑒𝑓
51
Dari hasil perhitungan di atas untuk mencari nilai entalpi dan nilai entropi
spesifik substan pada setiap state menggunakan perhitungan yang sama seperti
perhitungan diatas. Sehingga setelah melakukan semua perhitungan untuk
mencari nilai dari entalpi dan entropi spesifik setiap substan akan didapat hasil
seperti tabel dibawah
Tabel 4. 6 Nilai Entropi Spesifik
PLTG BEBAN
��𝒌
SPESIFIK
SATUAN N2(g) O2(g) CO2(g) H2O(l)
3.4
75 MW
s1 kJ/kmol.K 191,7860 205,3236 214,0165 189,0255
s2 kJ/kmol.K 214,1215 228,0935 247,0014 215,2400
s3 kJ/kmol.K 242,1654 257,5529 293,1092 251,0204
s4 kJ/kmol.K 220,9247 235,1336 257,9792 223,6079
100 MW
s1 kJ/kmol.K 192,0656 205,6073 214,3715 189,3394
s2 kJ/kmol.K 216,3824 230,4258 250,6254 218,0013
s3 kJ/kmol.K 244,7285 260,2959 297,3943 254,4851
s4 kJ/kmol.K 221,3127 235,5371 258,6111 224,0905
137 MW
s1 kJ/kmol.K 192,2275 205,7716 214,5783 189,5216
s2 kJ/kmol.K 214,0615 228,0317 246,9057 215,1670
s3 kJ/kmol.K 246,5082 262,2031 300,3730 256,9139
s4 kJ/kmol.K 224,0232 238,3625 263,0402 227,4790
Setelah menghitung nilai entropi spesifik dari setiap state, selanjutnya
menghitung nilai entalpi campuran dan entropi campuran. Entropi dan entalpi
campuran merupakan jumlah dari sifat masing - masing komponen. Untuk
mendapatkan nilai entalpi campuran dan nilai entropi campuran pada setiap state
52
menggunakan persamaan (2.15) dan`(2.16). Analisis molar dilakukan untuk
menghitung nilai entalpi dan entropi fluida sistem, menurut (Bejan et al., 1996)
analisis molar udara dalam keadaan standar (%) adalah 77,48 N2, 20,59 O2, 0,03
CO2, 1,9 H2O(g), seperti berikut ini :
a. Menentukan Entalpi Campuran
ℎ = ∑ 𝑥𝑘
𝑁
𝑘=1
ℎ𝑘
Sehingga didapat tabel dibawah berikut :
Tabel 4. 7 Nilai Entalpi Campuran
PLTG ENTALPI SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
3.4
h1 kJ/kmol.K -4661,587 -4576,855 -4527,372
h2 kJ/kmol.K 5397,262 6887,724 5359,170
h3 kJ/kmol.K 33959,229 37994,084 40979,681
h4 kJ/kmol.K 10227,925 10536,150 12798,084
b. Menentukan Entropi Campuran
�� = ∑ 𝑥𝑘
𝑁
𝑘=1
��𝑘
Tabel 4. 8 Nilai Entropi Campuran
PLTG ENTALPI SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
3.4 s1 kJ/kmol.K 199,415 199,696 199,859
53
s2 kJ/kmol.K 203,177 203,636 202,242
s3 kJ/kmol.K 231,664 232,4569 235,227
s4 kJ/kmol.K 228,800 229,193 231,940
4.2.4 Perhitungan Menentukan Laju Massa Gas (ṁg)
Berikutnya adalah menentukan laju massa gas yang terdiri dari
penjumlahan dari laju massa bahan bakar dan juga laju massa udara. Dalam
menentukan massa bahan bakar dicari menggunakan persamaan :
mbb = Vbb.
Sbb. ρudara
3600
Selanjutnya untuk mencari Laju massa udara dengan ditentukan
menggunakan persamaan dibawah ini :
��udr = (A
𝐹) x ��bb
Dengan mengitung air fuel ratio (A
𝐹) menggunakan persamaan dibawah.
Nilai efisiensi generator yang digunakan didapatkan dari correction curves
efficiency generator yang ada pada lampiran dan sehingga dapat mencari laju
massa udara menggunakan rasio bahan bakar dengan nilai air fuel ratio
menggunakan laju massa bahan bakar seperti persamaan dibawah ini :
𝑊𝑔𝑒𝑛
𝜂𝑔𝑒𝑛= [1 +
𝐴
𝐹] . ��𝑏𝑏(ℎ3 − ℎ4) − [
𝐴
𝐹] . ��𝑏𝑏(ℎ2 − ℎ1)
Dan selanjutnya sudah didapat massa aliran udara maka dapat mencari aliran
gas dengan menjumlahkan nilai dari massa udara dengan massa aliran bahan
bakar, maka laju aliran massa gas didapat dengan menggunakan persamaan
dibawah ini :
��fuel gas = ��udr + ��bb
54
Tabel 4. 9 Perhitungan (𝐴/𝐹), m udr, m bb, m fuel gas, pada variasi beban
Data Parameter Satuan BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
GT
4.3
(𝐴/𝐹) - 19,47 19,29 20,85
��udr kg/s 142,415 166,374 197,641
��bb kg/s 7,312632 8,415968 9,477747
��fuel gas kg/s 149,72 174,79 207,11
4.2.5 Menentukan dari kerja Komponen dan Menghitung Panas Yang
Masuk
Berikutnya setelah menghitung entalpi dan entropi absolut, entalpi
campuran, dan entropi campuran. Setelah itu menghitung kerja kompresor
dengan menggunakan persamaan (2.5), kerja gas turbin dengan menggunakan
persamaan (2.6) dan menghitung panas masuk pada ruang bakar dengan
menggunakan persamaan (2.9). Maka di dapat nilai dari kerja setiap komponen
dan panas masuk pada beban 137 MW, sebagai berikut :
a. Menghitung Kerja Kompresor
𝑤 c = ��udr x [(h2 – h1)/Mr]
Tabel 4. 10 Kerja Kompresor
PLTG BEBAN PARAMETER SATUAN NILAI
75 MW
��udr Kg/s 142,41518
h1 kJ/kmol -4661,587
h2 kJ/kmol 5397,262
Mrudara Kg/mol 28,649
Kerja Kompresor MW 50,002
100 MW ��udr Kg/s 166,37449
55
GT 3.4
h1 kJ/kmol -4576,855
h2 kJ/kmol 6887,724
Mrudara Kg/mol 28,649
Kerja Kompresor MW 66,578
137 MW
��udr Kg/s 197,68697
h1 kJ/kmol -4531,689
h2 kJ/kmol 5359,17
Mrudara Kg/mol 28,649
Kerja Kompresor MW 68,204
b. Menghitung Kerja Turbin
𝑤 GT = ��g x [(h3 – h4)/Mr]
Tabel 4. 11 Kerja Turbin
PLTG BEBAN PARAMETER SATUAN NILAI
3.4
75 MW
��gas Kg/s 149,72781
h3 kJ/kmol 33959,229
h4 kJ/kmol 10227,925
Mrgas Kg/mol 28,254
56
Kerja Turbin MW 125,760
100 MW
��gas Kg/s 174,79044
h3 kJ/kmol 36627,002
h4 kJ/kmol 9912,945
Mrgas Kg/mol 28,254
Kerja Turbin MW 167,588
137 MW
��gas Kg/s 207,11904
h3 kJ/kmol 40979,681
h4 kJ/kmol 12798,084
Mrgas Kg/mol 28,254
Kerja Turbin MW 206,588
Menghitung Panas Masuk :
Qin = ��bb x LHV
Tabel 4. 12 Panas Masuk Ruang Bakar
PLTG BEBAN PARAMETER SATUAN NILAI
3.4 75 MW
Mbb kg/s 7,312632
LHV kcal/kg 11197,1
57
Qin MW 340,17609
100 MW
Mbb kg/s 8,415968
LHV kcal/kg 11197,1
Qin MW 391,50216
137 MW
Mbb kg/s 9,477747
LHV kcal/kg 11197,1
Qin MW 444,02143
4.2.6 Menentukan Effisiensi Termal
Setalah mendapatkan perhitungan kerja setiap komponen dan
perhitungan panas yang masuk ke dalam sistem, selanjutnya ialah menentukan
effisiensi termal dari sistem pembangkit dengan cara membagi kerja total dengan
panas yang masuk ke dalam sistem pada persamaan (2.8) :
𝜂𝑡ℎ =𝑊𝐺𝑡
��−
𝑊𝑐
����𝑖𝑛
��
= WGt−Wc
Qin
Berikutnya mencari efisiensi termal dengan menggunakan persamaan
yang sama seperti perhitungan diatas, sehingga didapatkan nilai efisiensi termal
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 3 Perhitungan Efisiensi Termal
DATA BEBAN PARAMETER SATUAN NILAI
GT 4.3 75 MW
𝑤 c MW 50,002
��GT MW 125,760
Qin MW 340,176
58
Efisiensi Energi % 22,270
GT 3.4
100 MW
𝑤 c MW
66,578
��GT MW 167,588
Qin MW 391,502
Efisiensi Energi % 25,801
GT 3.4 137 MW
𝑤 c MW 68,204
��GT MW 206,588
Qin MW 444,021
Efisiensi Energi % 31,166
4.2.7 Menetukan Eksergi Fisik dan Kimia
4.2.7.1 MenentukannEksergi Fisik
Dalam menentukan nilai efektifitas eksergi dari setiap komponen, maka
terlebih dahulu menentukan nilai eksergi fisik dan eksergi kimia pada setiap state,
yang dimana pada state 1 nilai eksergi fisiknya adalah nilai nol dikarenakan pada
setiap state 1 merupakan kondisi dari awal udara masuk ke dalam kompresor,
untuk menghitungnya nilai eksergi fisik pada state 2 menggunakan perhitungan
persamaan (2.22), dengan menghitung eksergi fisik pada state 5 dengan
menggunakan persamaan (2.23). Sebagai Berikut rumus untuk menghitung nilai
eksergi fisik pada state 2 dannstate 5 :
a. MenghitungnEkserginFisik Pada State 2
𝐸𝑃𝐻 = ��ℎ𝑘 − ℎ0 − ��0(��𝑘 − ��0)
𝑀
59
b. MenghitungnEksergi Fisik Pada State 5
𝐸𝑃𝐻 = ��𝑅𝑇0𝑙𝑛𝑃𝑘
𝑃0
Pada proses pembakaran ketika bahan bakar pada kondisi temperatur
lebih kecil dan bercampur dengan udara, pada saat itulah di state 3 terjadi
kondensasi. Sehingga pada state 3 komposisi yang terkandung dalam komposisi
udara pada 1 kmol dan menjadi 75,07 N2, 13,72 O2, 3,14 CO2, 2,97 H2O(g), 5,1
H2O(1). Untuk berikutnya menghitung entalpi dan entropi produk pada kondisinini
menggunakan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16). Rumus dari entalpi
produk seperti dibawah ini :
a. Mencari Entalpi Produk
ℎ = ∑ 𝑥𝑘
𝑁
𝑘=1
ℎ𝑘
b. Mencari EntropinProduk
�� = ∑ 𝑥𝑘
𝑁
𝑘=1
��𝑘
Berikutnya menghitung nilai eksergi fisik pada state 3 dan state 4 dengan
menggunakan persamaan (2.22) sebagai berikut ini :
c. Menghitung Nilai Eksergi Fisik Pada State 3 dan State 4
𝐸𝑃𝐻 = ��ℎ𝑘 − ℎ0 − ��0(��𝑘 − ��0)
𝑀
Setelah menghitung menggunakan rumus diatas maka didapatkan nilai eksergi
fisik pada state 3 dan state 4 terhadap variasi beban yang diberikan sebagai
berikut :
60
Tabel 4. 4 Nilai Eksergi Fisik
PARAMETER SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
𝐸1𝑃𝐻 MW 0 0 0
𝐸2𝑃𝐻 MW 44,393 59,646 63,195
𝐸3𝑃𝐻 MW 291,150 359,183 444,774
𝐸4𝑃𝐻 MW 169,944 197,650 245,525
𝐸5𝑃𝐻 MW 3,5533 4,1296 4,6770
4.2.7.2 MenghitungnEksergi Kimia
Nilai dari Eksergi kimia pada state 1 dan 2 ini diabaikan dikarenakan pada
state 1 dan 2 ini merupakan terjadinya reaksi kimia secara alami tanpa perlakuan
yang khusus sehingga hasil yang didapat sangat kecil bahkan bisa diabaikan.
Produk pembakaran pada eksergi kimia molar ini memiliki kondisi yang khusus
dan juga diperhitungkan ulang sebagaii berikut :
Tabel 4. 5 Eksergi Kimia Molar Standar
(sumber : Bejan et al., 1996)
SUBSTANCE FORMULA NILAI
Nitrogen N2(g) 639
Oxygen O2(g) 3951
Hydrogen H2(g) 235249
Carbon Dioxide CO2(g) 14176
61
Water H2O(g) 8636
Water H2O(l) 45
Methane CH4(g) 824348
a. Menentukan Nilai Eksergi Kimia Pada State 5
Untuk menentukan dari nilai dari eksergi kimia pada state 5 ini
menggunakan persamaan (2.25) dengan memakai rumus seperti dibawah ini :
𝐸𝐶𝐻 =��𝑒𝐶𝐻
𝑀
b. Menentukan Nilai Eksergi Kimia Pada State 3
Pada dasarnya harus mencari eksergi kimia campuran terlebih dahulu
apabila untuk mencari nilai eksergi kimia pada state 3. Pada state 3 ini
menggunakan fase gas fraksi mol hal ini karena gas hasil pembakaran dan untuk
menghitung eksergi kimia molar pada state 3 ini menggunakan persamaan
(2.24). Rumus untuk menghitung nilai eksergi kimia campuran dibawah ini :
𝑒𝐶𝐻 = Σ 𝑥𝑘𝑒𝑘𝐶𝐻 + 𝑅𝑇0Σ 𝑥𝑘𝑙𝑛 𝑥𝑘
Setelah itu nilai dari eksergi kimia campuran sudah didapatkan maka
berikutnya menghitung nilai eksergi kimia pada state 3 menggunakan persamaan
(2.25) dengan rumus seperti dibawah ini :
𝐸𝐶𝐻 =��𝑒𝐶𝐻
𝑀
c. Menentukan Nilai Eksergi Kimia State 4
Selanjutnya pada state 4 ini nilai eksergi kimia yang diperoleh hasil
nilainya sama dengan state 3, hal ini dikarenakan pada state 4 ini kandungan
62
kimia dan bentuk fasanya sama yaitu gas methane, sehingga didapat rumus
dibawah ini :
𝐸𝐶𝐻4 = 𝐸𝐶𝐻3
Berikutnya nilai eksergi kimia pada state 3 ini sampai dengan 5 diperoleh
maka nilai eksergi kimia pada state 3 sampai dengan 5 pada variasi beban
ditunjukkan pada tabel dibawah ini
Tabel 4. 6 Nilai Eksergi Total
PARAMETER SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
𝐸1𝐶𝐻 MW
0 0 0
𝐸2𝐶𝐻 MW
0 0 0
𝐸3𝐶𝐻 MW
0,5536 0,5421 0,5705
𝐸4𝐶𝐻 MW
0,5536 0,5421 0,5705
𝐸5𝐶𝐻 MW 375,82 432,52 487,09
4.2.8 Menentukan Destruksi Eksergi dan Effisiensi Eksergi
Suatu proses pada dasarnya aliran dari suatu eksergi akan tereduksi,
Reduksi adalah kehancuran eksergi. Perhitungan produk dan hasil dari pada
setiap state dapat digunakan untuk menghitung nilai dari kehancuran eksergi
pada setiap komponen utama dari PLTG seperti dengan menggunakan
persamaan (2.26) maka dapat ditemukan nilai kehancuran eksergi dalam tabel
dibawah seperti berikut :
63
𝐸D = 𝐸P – 𝐸f
Tabel 4. 7 Eksergi Destruksi
BEBAN KOMPONEN SATUAN FUEL PRODUK DESTRUKSI
75 MW
Kompresor MW 50,002 44,393 5,6098
Ruang Bakar MW 423,766 291,704 132,06
Turbin MW 291,704 246,255 45,448
100 MW
Kompresor MW 66,578 59,646 6,9322
Ruang Bakar MW 496,300 359,725 136,57
Turbin MW 359,725 299,202 60,522
137 MW
Kompresor MW 68,204 63,195 5,0084
Ruang Bakar MW 554,965 445,344 109,62
Turbin MW 445,344 384,479 60,864
Berikutnya adalah menentukan nilai destruksi energi selanjutnya
menghitung nilai dari rasio destruksi dengan menggunakan persamaan (2.30)
dengan menggunakan rumus energi dibawah ini :
Tabel 4. 8 Rasio Destruksi
BEBAN KOMPONEN SATUAN FUEL PRODUK DESTRU
KSI
RASIO
75 MW
Kompresor MW 50,002 44,393 5,6098 3,06%
Ruang Bakar MW 423,766 291,704 132,06
72,11%
Turbin MW 291,704 246,255 45,448
24,81%
64
100 MW
Kompresor MW 64,984 58,218 6,7663 3,28%
Ruang Bakar MW 494,872 354,838 140,034 68,04%
Turbin MW 354,838 295,830 59,007 28,67%
Kompresor MW 68,204 63,195 5,0084 2,85 %
137 MW Ruang Bakar MW 554,965 445,344 109,62 62,46%
Turbin MW 445,344 384,479 60,864 34,68%
Selanjutnya setelah menghitung nilai destruksi dan rasio eksergi maka
berikutnya menentukan nilai dari efisiensi eksergi pada setiap komponen dengan
variasi beban yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menghitung nilai efisiensi
eksergi pada setiap komponen utama PLTG dengan menggunakan persamaan
(2.28). dengan menggunakan rumus nilai eksergi pada setiap komponen utama
PLTG dibawah ini :
ɳeks =𝐸𝑝
𝐸𝑓
Tabel 4. 9 Efisiensi Eksergi Setiap Komponen
BEBAN KOMPONEN SATUAN FUEL PRODUK DESTRUKSI EFISIENSI
75 MW
Kompresor MW 50,002 44,393 5,609 88,780
Ruang Bakar MW 423,766 291,704 132,061 68,836
Turbin MW 291,704 246,255 45,448 84,419
100
MW
Kompresor MW 64,984 58,218 6,7663 89,587
Ruang Bakar MW 494,872 354,838 140,034 71,702
Turbin MW 354,838 295,830 59,007 83,370
65
137
MW
Kompresor MW 68,204 63,195 5,0084 92,656
Ruang Bakar MW 554,965 445,344 109,62 80,247
Turbin MW 445,344 384,479 60,864 86,333
4.2.9 Menentukan Nilai Effsiensi Eksergi
Setelah menghitung kerugian eksergi pada setiap komponen utama dari
PLTG dan menghitung efisiensi eksergi pada setiap komponen utama dari PLTG
maka untuk menghitung effisiensi eksergi menggunakan persamaan (2.29)
dengan menggunakan rumus dibawah ini
:
𝜂𝑥 =𝑊𝑡 − 𝑊𝑐
𝐸5𝑡𝑜𝑡
Tabel 4.21 Nilai Efisiensi Eksergi Dengan Variasi Beban
Tabel 4. 10 Efisiensi Eksergi Setiap Komponen
DATA PARAMETER SATUAN
BEBAN
75 MW 100 MW 137 MW
GT 3.4 𝜂𝑥 % 19,96 23,13 28,13
66
4.3 Analisa
4.3.1 Efisiensi Thermal Terhadap Massa Bahan Bakar Gas
Gambar 4. 2 Grafik Effisiensi Energi
Pada Gambar 4.2 ini adalah pengaruh laju aliran bahan bakar gas terhadap
Efisiensi Energi pada GT 3.4. Jika Diperhatikan pada grafik diatas maka dapat
dilihat bahwa nilai dari effisiensi termal sebagai berikut ini :
1. Pada Beban 75 MW memiliki efisiensi energi sebesar 22,270 %
2. Pada Beban 100 MW memiliki efisiensi energi sebesar 25,801 %
3. Pada Beban 137 MW memiliki efisiensi energi sebesar 31,166 %
Berdasarkan grafik diatas bahwa nilai yang ada diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin meningkatnya beban sehingga laju aliran massa
bahan bakar juga bertambah maka nilai dari efisiensi termal yang dihasilkan akan
semakin besar juga. Hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin besar nilai m fuel
gas dan m udara yang diakibatkan kenaikan beban maka semakin besar pula
22.27
25.801
31.166
0
5
10
15
20
25
30
35
0 50 100 150 200 250
EFFI
SIEN
SI E
NER
GI %
MASSA BAHAN BAKAR GAS (KG/S)
67
nilai dari Wc dan WT dengan semakin besarnya nilai tersebut maka semakin besar
pula nilai effisiensi thermalnya.
4.3.2 Analisis Kerja Komponen Terhadap Laju Aliran Massa Bahan
Bakar Gas
4.3.2.1 Kerja Kompresor Terhadap Laju Aliran Massa Bahan Bakar
Gas
Gambar 4.3 Grafik Kerja Kompresor
Pada Gambar 4.3 dapat ditinjau bahwa kerja kompresor pada PLTG GT
3.4 akan mengalami kenaikan dengan kenaikan yang semakin tingginya beban.
Bedasarkan grafik diatas maka didapatkan nilai dari kerja kompresor sebagai
berikut ini :
1. Pada beban 75 MW kerja kompresor sebesar 88,78 MW
2. Pada beban 100 MW kerja kompresor sebesar 89,58 MW
3. Pada beban 137 MW kerja kompresor sebesar 92,65 MW
Dapat dilihat dari hasil nilai diatas bahwa diketahui berdasarkan
persamaan 2.5 tentang kerja kompresor yang menunjukkan selisih dari nilai
entalpi campuran pada state 1 dan state 2 dan nilai laju alir massa udara yang
mempengaruhi kerja dari kompresor. Peningkatan beban juga mempengaruhi
nilai dari entalpi campuran pada state 1 dan state 2 dan massa udara juga
mengalami peningkatan.
86
87
88
89
90
91
92
93
75 MW 100 MW 137 MW
88.78
89.58
92.65
MW
AXIS TITLE
Kerja Kompresor
68
4.3.2.2 Kerja Turbin Gas Terhadap Massa Bahan Bakar Gas
Gambar 4.4 Grafik Kerja Turbin Gas
Dapat dilihat pada gambar 4.4 nilai kerja turbin gas PLTG GT 3.4 ini
mengalami peningkatan yang nilainya berbanding lurus dengan beban yang
diberikan sebelumnya. Berdasarkan grafik diatas maka didapatkan nilai kerja
daru turbin gas adalah berikut ini :
1. Pada beban 75 MW kerja turbin sebesar 125,760 MW
2. Pada beban 100 MW kerja turbin sebesar 167,588 MW
3. Pada beban 137 MW kerja turbin sebesar 206,588 MW
Dapat diketahui bahwa pada hasil diatas maka kerja turbin gas ini
dipengaruhi massa udara dan massa bahan bakar dengan menggunakan
persamaan 2.7 dan dapat diketahui bahwa kerja dari turbin gas adalah hasil dari
kali massa gas dengan selisih dari nilai entalpi campuran pada state 3 dan 4 yang
dibagi dengan massa relatif gas. Massa udara nilainya bertambah maka massa
gas akan meningkat pula dikarenakan nilai dari massa gas ialah penambahan
dari massa udara dan massa bahan bakar yang dimana jumlah massa gas
tertinggi dapat diperoleh pada beban maksimal. Dapat dilihat bahwa jumlah
massa gas akan meningkat apabila menaiknya beban pula yang dihasilkan.
0
50
100
150
200
250
75 MW 100 MW 137 MW
125.76
167.588
206.588
MW
Kerja Turbin
69
4.3.2.3 Panas Masuk Ruang Bakar Terhadap Laju Aliran Massa Bahan
Bakar Gas
Gambar 4. 5 Panas Masuk Ruang Bakar
Dapat dilihat pada gambar 4.5 bahwa nilai dari panas masuk pada ruang
bakar terhadap massa udara dan massa bahan bakar mengalami peningkatan
yang nilainya berbanding lurus dengan beban yang telah diberikan. Berdasarkan
grafik diatas maka diperoleh nilai panas masuk pada ruang bakar adalah berikut
ini :
1. Pada beban 75 MW nilai panas masuk ruang bakar adalah sebesar
340,176 MW
2. Pada beban 100 MW nilai panas masuk ruang bakar adalah sebesar
391,502 MW
3. Pada beban 137 MW nilai panas masuk ruang bakar adalah sebesar
444,021 MW
Dilihat hasil nilai panas masuk ini disimpulkan bahwa nilai panas masuk
dipengaruhi nilai massa bahan bakar dan nilai lower heating value, yang hasilnya
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
75 MW 100 MW 137 MW
340.176
391.502
444.021
MW
AXIS TITLE
Panas Masuk Ruang Bakar
70
didapat bahwa pada beban 75 MW beban terkecil nilai bahan bakar yang
diperoleh adalah yang terkecil daripada beban yang lainnya. Oleh karena itu
maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar beban maka hasil nilai massa
bahan bakar akan semakin besar pula yang dapat mengakibatkan jumlah panas
panas yang masuk pada ruang bakar semakin besar.
4.3.3 Analisa Aliran Energi Pada PLTG
Berdasarkan hasil data yang telah diolah, maka dibuatlah diagram aliran
yang menggambarkan tentang kesimbangan energi pada siklus turbin dengan
contoh beban 137 MW pada PLTG Blok 3.4 yang ditunjukkan dengan gambar
dibawah ini :
Gambar 4.6 Diagram Aliran Energi Pada Siklus PLTG
RUANG BAKAR
444,021 MW
Losses
175,494 MW
GAS TURBIN
206,588 MW
RUANG BAKAR
68,204 MW
71
Analisis kesetimbangan energi yang dilakukan menunjukkan terjadinya
selisih antara energi yang masuk dengan energi yang keluar pada sistem, hal ini
terdapat losses atau energi yang terbuang pada siklus turbin gas yaitu sebesar
175,494 MW, energi yang terbuang ke stack apabila dumper tertutup dan
dimanfaatkan kembali menuju ke HRSG jika dumper terbuka dimana hal tersebut
adalah selisih antara energi masuk dan energi keluar sistem. Analisi energi ini
hanya menunjukkan besarnya kerugian energi pada keseluruhan sistem,
sehingga tidak dapat menunjukkan komponen mana letak terjadinya kerugian
energi terbesar beserta penyebabnya.
4.3.4 Analisis Efisiensi Eksergi Terhadap Laju Aliran Massa Bahan
Bakar Gas
Gambar 4.7 Efisiensi Eksergi Terhadap Massa Gas
Dapat dilihat bahwa pada gambar diatas menjelaskan bahwa efisiensi
eksergi PLTG GT 3.4 semakin bertambah dengan seiring bertambahnya beban.
Berdasarkan grafik diatas maka dapat diperoleh efisiensi eksergi didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Pada beban 75 MW nilai efisiensi eksergi adalah sebagai berikut 19,96%
2. Pada beban 100 MW nilai efisiensi eksergi adalah sebagai berikut 23,13 %
3. Pada beban 137 MW nilai efisiensi eksergi adalah sebagai berikut 28,13 %
19.96
23.13
28.13
0
5
10
15
20
25
30
0 50 100 150 200 250
EFFI
SIEN
SI E
KSE
RG
I (%
)
LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR GAS (KG/S)
Effisiensi Eksergi
72
Dari data diatas peningkatan eksergi ini bergantung pada peningkatan
eksergi pada masing - masing komponennya. Seperti pada kompresor yang
memiliki peningkatan efisiensi dimana membuat tekanan keluar kompresor
menjadi lebih meningkat dengan laju aliran massa bahan bakar yang bervariasi
sehingga kehancuran eksergi yang berkurang sama dengan efisiensi ruang
bakar yang tinggi akan membuat kehancuran eksergi semakin rendah. Effisiensi
eksergi pada setiap komponen utama PLTG dengan variasi beban yang
diberikan akan ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
4.3.4.1 Efisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 75
MW, 100 MW, dan 137 MW
Gambar 4. 8 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 75 MW
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kompresor Ruang Bakar Turbn
Series1 88.78 68.83 84.41
88.78
68.83
84.41
MW
AXIS TITLE
73
Gambar 4. 9 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 100 MW
Gambar 4. 10 Effisiensi Eksergi Pada Setiap Komponen Dengan Beban 137
MW.
Dari gambar 4.8, 4.9, dan 4.10 diatas maka dapat diketahui bahwa PLTG
Blok 3.4 pada komponen ruang bakar yang memiliki efisiensi eksergi paling
rendah dan dapat disimpulkan bahwa kehancuran eksergi terbesar terletak di
komponen ruang bakar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan terjadinya reaksi kimia
pembakaran yang merupakan sumber kerugian terbesar dan perbedaan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kompresor Ruang Bakar Turbn
Series1 89.58 71.7 83.37
89.58
71.7
83.37
MW
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
Kompresor Ruang Bakar Turbn
Series1 92.65 80.24 86.33
92.65
80.24
86.33
MW
74
temperatur yang sangat tinggi antara temperatur pembakaran dengan fluida
kerja.
4.3.5 Analisa Total Kehancuran Eksergi
Perbandingan kehancuran eksergi pada beban 75 MW, 100 MW, 137
MW dapat ditunjukan dengan gambar dibawah ini :
4.3.5.1 Total Kehancuran Eksergi Pada Beban 75 MW
Gambar 4. 11 Total Kehancuran Eksergi Beban 75 MW
4.3.5.2 Total Kehancuran Eksergi Beban 100 MW
Total
Kehancuran
Eksergi
183,120 MW
Ruang Bakar
132,061 MW
Turbin Gas
45,4486 MW
Kompresor 5,5098 MW
Kompresor 5,5098 MW
75
Gambar 4. 12 Total kehancuran Eksergi Beban 100 MW
4.3.5.3 Total Kehancuran Eksergi Beban 137 MW
Gambar 4. 13 Total Kehancuran Eksergi Beban 137 MW
Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
kehancuran dari suatu komponen utama pada PLTG dipengaruhi oleh massa
bahan bakar gas dengan variasi beban yang dihasilkan pada PLTG. Dapat dilihat
Ruang Bakar
140,034 MW
Total
Kehancuran
Eksergi
205,808 MW
Turbin Gas
59,007 MW
Kompresor 6,7663 MW
Ruang Bakar
109,620 MW
Total
Kehancuran
Eksergi
175,4942
MW
Turbin Gas
60,864 MW
Kompresor 5,0084MW
76
bahwa perbedaan kehancuran eksergi dengan variasi beban yang diberikan,
bahwa apabila beban semakin bertambah maka nilai dari ruang bakar akan
mengalami peningkatan pada nilai kehancuran eksergi. Gambar diatas dapat
dilihat bahwa kehancuran eksergi yang paling besar terletak pada komponen
ruang bakar pada PLTG, hal ini dikarenakan bersarnya perbedaan suhu dan
fluida yang masuk ke dalam sistem.
4.3.6 Identifikasi Masalah Menggunakan Temperatur Lingkungan
Gambar 4. 14 Efisiensi Energi Dan Eksergi Terhadap Temperatur Lingkungan
Dari gambar 4.14 diatas menunjukkan efisiensi energi dan eksergi
dipengaruhi oleh temperatur ambient (suhu lingkungan) yang dapat dijelaskan
apabila semakin rendah temperatur ambient maka performa pada siklus akan
semakin baik pula. Suhu udara dingin ini memiliki densitas udara yang sangat
tinggi maka dapat meningkatkan laju aliran massa bahan bakar gas, sehingga
proses dari kerja turbin gas menjadi lebih optimal dan apabila temperatur ambient
meningkat performa siklus PLTG akan mengalami penurunan daripada saat suhu
lebih rendah. Kesimpulannya apabila laju aliran massa bahan bakar meningkat
maka nilai dari WC dan WT akan semakin besar nilainya maka nilai efisiensi
energinya akan meningkat pula. Oleh karena itu pada suhu ambient yang paling
rendah memiliki efisinsi energi yang paling baik.
304.67, 22.27302.95, 25.8
300, 31.16
304.67, 19.96302.95, 23.13
300, 28.13
0
5
10
15
20
25
30
35
299 300 301 302 303 304 305
EFIS
IEN
SI (%
)
KELVIN
TEMPERATUR AMBIENT TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI
EFISIENSI ENERGI EFISIENSI EKSERGI
77
5.3.6 Identifikasi Masalah Dengan Diagram Fishbone
Berdasarkan analisa yang sudah didapat maka dapat diketahui bahwa
nilai dari effsiensi energi dan effisiensi eksergi pada PLTG akan mengalami
kenaikan berdasarkan beban yang diberikan, dan kemudian dapat disimpulkan
bahwa nilai terendah pada efisiensi energi dan efiisiensi eksergi PLTG terjadi
pada beban terendah. Untuk mencari penyebab dari terjadinya effisiensi energi
terendah pada PLTG dengan beban terendah yang diberikan, perlu dilakukan
analisa menggunakan Fishbone Diagram dibawah ini :
4.3.6.1 Analisa Efisiensi Energi Dengan Diagram Fishbone
Gambar 4. 15 Analisa Efisiensi Energi dengan Diagram Fishbone
Pada gambar diatas dilakukannya analisa diagram fishbone yang
mempengaruhi nilai effsiensi energi PLTG Blok 3 unit 4, dengan penjelasannya
dibawah ini :
Efisiensi energi blok 3.4 Rendah (22,27 %) pada beban 75 MW
MACHINE
Efisiensi Kompresor
Efisiensi Ruang
Bakar
Efisiensi Turbin
MATERIAL
Kemampuan
Material
LINGKUNGAN
MAN
Uji Kompetensi
Temperatur Ambient
METODE
Perawatan
SOP
78
Tabel 4. 11 Analisa Effisiensi Energi Dengan Diagram Fishbone
FAKTOR ANALISIS KETERANGAN
MACHINE
Kompresor
Hasil dari perhitungan kerja
kompresor diperoleh
bahwa kerja kompresor
sangat berpengaruh
terhadap nilai efisiensi
energi, massa udara pada
kompresor sangat
berpengaruh pada efisiensi
energi dengan variasi
beban yang diberikan,
apabila beban terendah
maka nilai energi juga pada
titik terendah dan juga
sebaliknya
Penyebab
Ruang Bakar
Hasil dari perhitungan
panas masuk maka dapat
diketahui bahwa
berpengaruh pada efisiensi
energi, massa bahan bakar
dan massa udara sangat
berpengaruh pada ruang
bakar, apabila nilai panas
semakin bertambah maka
beban yang dihasilkan akan
semakin besar sehingga
penurunan panas masuk ke
dalam ruang bakar akan
menambah efisiensi
energinya
Penyebab
79
Turbin Gas
Hasil perhitungan dari kerja
turbin gas didapatkan
bahwa turbin gas
berpengaruh terhadap
efisiensi energi, kerja turbin
dipengaruhi oleh massa
bahan bakar dan massa
udara masuk dengan
variasi beban yang
diberikan, apabila semakin
besar beban yang diberikan
maka nilai kerja turbin
bertambah
Penyebab
METODE
Perawatan
Perawatan yang dilakukan
oleh operator dan HAR
Mekanik
Penyebab
SOP
Perawatan yang
dilakukan dengan
menggunakan standar
yang telah dibuat
sebelumnya
Penyebab
MATERIAL Kemampuan
Material
Material komponen yang
cepat terkorosi membuat
efisiensi berkurang
Penyebab
LINGKUNGAN Temperatur
Ambient
Temperatur Ambient
berpengaruh pada
kerapatan udara yang
dimana rendahnya
temperatur maka
semakin tinggi kerapatan
Penyebab
80
udara yang berpengaruh
pada kerja kompresor
MAN Uji Kompetensi
Sumber Daya Manusia
yang ada pada PLTG
Blok 3 unit 4 PT. PJB.UP
Muara Tawar, sudah
mempunyai pengalaman,
sertifikasi, dan
kemampuan dalam
pengoperasian PLTG
Penyebab
4.3.6.2 Analisa Effisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone
Gambar 4. 16 Analisa Efisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone
Pada gambar diatas dilakukannya analisa menggunakan diagram
fishbone yang dapat berpengaruh dengan efisiensi eksergi PLTG Blok 3.4,
Berikut penjelasannya :
Efisiensi eksergi blok 3.4 Rendah (19,96 %) pada beban 75 MW
MACHINE
Efisiensi Kompresor
Efisiensi Ruang
Bakar
Efisiensi Turbin
MATERIAL
Kemampuan Material
LINGKUNGAN
MAN
Uji
Kompetensi
Temperatur
Ambient
METODE
Peraw
atan
SOP
81
Tabel 4. 12 Analisa Efisiensi Eksergi Dengan Diagram Fishbone
FAKTOR ANALISIS KETERANGAN
MACHINE
Kompresor
Hasil dari perhitungan kerja
kompresor diperoleh bahwa
kerja kompresor sangat
berpengaruh terhadap nilai
efisiensi eksergi, apabila
semakin effisien kompresor
maka akan semakin effisien
juga nilai ekseginya
Penyebab
Ruang Bakar
Hasil dari perhitungan panas
masuk maka dapat diketahui
bahwa berpengaruh pada
efisiensi eksergi, massa
bahan bakar dan massa
udara sangat berpengaruh
pada ruang bakar, semakin
besar beban yang diberikan
massa semakin besar pula
kehancuran ekserginya
Penyebab
Turbin Gas
Semakin kecil nilai dari
kehancuran pada kompresor
maka nilai eksergi pada
turbin gas meningkat
Penyebab
METODE
Perawatan
Perawatan yang dilakukan
oleh operator dan HAR
Mekanik
Bukan Penyebab
SOP Perawatan yang dilakukan
dengan menggunakan
Bukan
Penyebab
82
standar yang telah dibuat
sebelumnya
MATERIAL Kemampuan
Material
Material komponen yang
cepat terkorosi membuat
efisiensi berkurang
Penyebab
LINGKUNGAN Temperatur
Ambient
Temperatur Ambient
berpengaruh pada
kerapatan udara yang
dimana rendahnya
temperatur maka semakin
tinggi kerapatan udara
yang berpengaruh pada
kerja kompresor
Penyebab
MAN Uji Kompetensi
Sumber Daya Manusia
yang ada pada PLTG Blok
3 unit 4 PT. PJB.UP Muara
Tawar, sudah mempunyai
pengalaman, sertifikasi,
dan kemampuan dalam
pengoperasian PLTG
Bukan
Penyebab
83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari analisis diatas bahwa dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas pada PLTG GT 3.4
dengan beban 75 MW, 100 MW, dan 137 MW ini mempengaruhi nilai
efisiensi energi pada PLTG 3.4 adalah 22.270 %, 25,801 %, dan 31,166
%.
2. Peningkatan Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas pada PLTG GT 3.4
dengan beban 75 MW, 100 MW, dan 137 MW ini mempengaruhi nilai
efisiensi eksergi pada PLTG 3.4 adalah 19,96 %, 23,13 %, dan 28,13 %.
3. Variasi laju aliran massa bahan bakar gas pada PLTG Blok 3.4 akan
mempengaruhi nilai efisiensi energi dan eksergi, apabila semakin
meningkatnya laju aliran massa bahan bakar gas maka dihasilkan nilai
efisiensi energi dan eksergi yang meningkat pula.
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan kajian secara termokonomi terlebih dari nilai efisiensi
siklus pada PLTG untuk mengoptimalkan pengoperasian pembangkit
yang dilihat dari sisi ekonomi dan termodinamika.
2. Dharapkan bahwa dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan
bahan pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada
bidang Pembangkit Listrik Tenaga Gas khususnya untuk mengetahui
efisiensi energi dan eksergi pada suatu sistem PLTG.
84
DAFTAR PUSTAKA
Adams, T., Bank, L., Bier, V. M., Carayon, P., Kurtz, T. G., Leary, P. O., Robinson, S. M., Samuelson, L., Vernon, M. K., & Zach, L. (2016). P erformance A nalysis P erformance A nalysis. Risk Analysis, 1(1), 54–75.
Bejan, A., Tsatsaron, G., & Moran, M. (1996). THERMAL DESIGN AND OPTIMIZATION. John Wikey & Sons,Inc.
Dewi, D. K. (n.d.). Perhitungan Unjuk Kerja Turbin Gas SOLAR SATURN Pada Unit Pembangkit Daya Joint Operating Body PERTAMINA – PETROCHINA East Java ( JOB P - PEJ ).
Dincer, I., & A. Cengel, Y. (2001). Energy, Entropy and Exergy Concepts and Their Roles in Thermal Engineering (Entopy 200). https://doi.org/10.1081/e-eee2-120051991
Faizal, M., Prasetyo, B. T., & Effendy, E. S. (2017). Performance tm2500 gas turbine generator package. Bina Teknika, 13, 157–163.
Firmansyah, F. L. (2017). ANALISA PERBANDINGAN PERFORMA TURBIN GAS PLTGU UNIT 1.2 DAN 1.3 PADA BEBAN 50 MW DAN 100 MW. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER.
Gusnita, N., & Said, K. S. (2017). Analisa Efisiensi dan Pemanfaatan Gas Buang Turbin Gas Alsthom Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Kapasitas 20 Mw. Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 14(2), 209–218.
Hermawan, H. (2013). MENINGKATKAN KINERJA TURBIN GAS PT. INDONESIA POWER UBP PRIOK “DILIHAT DARI PENGARUH UDARA LINGKUNGAN SEKITAR.” UNIVERSITAS PASUNDAN.
https://www.google.com/maps/search/PLTGU+Muara+Tawar/@-6.0900112, 106.9925305, 15.74z. (n.d.). Muara Tawar.
Ibrahim, T. K., Kamil, M., Awad, O. I., Abdalla, A. N., Basrawi, F., Mohammed, M. N., Naja, G., & Mamat, R. (2018). A comprehensive review on the exergy analysis of combined cycle power plants. 90(July 2016), 835–850. https://doi.org/10.1016/j.rser.2018.03.072
Ismawati, A. S. (2012). ANALISIS EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANASBUMI SIKLUS BINER DENGAN REGENERATIVE ORGANIC RANKINE CYCLE (RORC). Universitas Indonesia.
Kurniawan, R., & MulfiHazwi. (2014). Analisa Performansi Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Jurnal E-Dinamis, 10(2), 101–107.
Martin, A., & Rivai, N. I. (2019). Analisis Exergy Pada Unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (Pltg) Teluk Lembu Kapasitas 21.6 Mw. Jurnal Sains Dan Teknologi, 18(1), 27. https://doi.org/10.31258/jst.v18.n1.p27-31
85
Mulyono, A. (2016). PEMELIHARAAN FUEL NOZZLE PADA SISTEM GAS TURBIN GENERATOR ( GTG ) PADA PLTGU. 12(3), 91–96.
Priambodo, D., Dewita, E., & Irianto, I. D. (2015). Analisis Energi Dan Eksergi Pada Sistem Htr-10 Siklus Turbin Uap. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 17(1), 33. https://doi.org/10.17146/jpen.2015.17.1.2561
Riandy, M. F. (2019). ANALISIS PENGARUH TEMPERATURE AMBIENT TERHADAP NILAI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI UNIT 2.1 DAN UNIT 2.2 PLTGU MUARA KARANG.
Sofan, A., & Kadarisman, I. (2012). Analisa Pengaruh Penambahan Regenerator Pada Sistem Turbin Gas Siklus Terbuka Sederhana ( Studi Kasus PT . Indonesia Power UBP Pemaron Singaraja Bali ). 1(1), 1–6.
Sularso, & Tahara, H. (2000). POMPA DAN KOMPRESOR. PT Pradnya Paramita.
Sunarwo, & M, T. H. (2016). Analisa Efisiensi Turbin Gas Unit 1 Sebelum Dan Setelah Overhaul Combustor Inspection Di Pt Pln ( Persero ) Sektor Pembangkitan Pltgu Cilegon. Jurnal Teknik Energi, 12(2), 50–57.
Sunarwo, & Supriyo. (2015). Analisa Heat Rate Pada Turbin Uap Berdasarkan Performance Test Pltu Tanjung Jati B Unit 3. Teknik Energi, 11(3), 61–68.
Sundari, P., Rudiyanto, B., & Hariyono, B. (2019). Kajian Eksergi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (Studi Kasus di PT. Indonesia Power Up Perak-Grati). Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 17(3), 81–88. https://doi.org/10.29122/jsti.v17i3.3435
Syammary, R. (2019). ANALISIA EFISIENSI TURBIN GAS TIPE V94.2 SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL ( MINOR INSPECTION) PADA UNIT 4 BLOK 3 PLTGU MUARA TAWAR.
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Daftar Personal
NIM : 2016-12-056
Nama : Decky Adi Firmansyah
Tempat/Tgl. Lahir : Jember/ 04 Desember 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status Perkawianan : Lajang
Program Studi : S1 Teknik Mesin
Alamat Rumah : Dusun Ajung Oloh RT004/RW008 Kalisat
Kab. Jember. Jawa Timur
Tlp : 081311443660
Email : [email protected]
Web Pribadi : -
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun
LULUS
SD SDN 02 AJUNG - 2010
SMP SMP 01 KALISAT - 2013
SMA SMA 01 KALISAT IPA 2016
PT (Untuk S2) - - -
Demikian daftar riwayat ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 8 Agustus 2020
Mahasiswa Ybs.
Decky Adi Firmansyah
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JakartaDate: 2020-09-17 10:50:24
Decky Adi Firmansya
h
87
LAMPIRAN
88
Parameter Simbol Satuan
Beban
75 MW 100 MW 137 MW
Temp.
Udara
masuk
Komp.
T1 oC 27 29,95 31,52
Tekanan
udara
masuk
Komp.
p1 Kg/cm2 1,013 1,013 1,013
Tekanan
udara
keluar
Komp.
p2 Bar 9,65 12,02 10,72
Temp.
Udara
keluar
Komp.
T2 oC 629 675,78 627,8
Temp.
Gas
Buang
T4 oC 779,5 789 858,38
Tekanan
Gas
Buang
P4 Bar 1,013 1,013 1,013
Tekanan
Bahan
Bakar
Pbb Bar 0,941 0,941 0,941
Aliran
gas bahan
bakar
Qbb m3/h 25942,58 29856,82 33623,63
Low
Heating
Value
LHV kcal/kg 11197,14 11197,14 11197,14
89
No Parameter Simbol Satuan Beban
75 MW 100 MW 137 MW
1
Temp.
Udara
masuk
Komp.
T1 ºK 300 302,95 304,67
2
Tekanan
udara
masuk
Komp.
p1 Kg/cm2 1,013 1,013 1,013
3
Tekanan
udara
keluar
Komp.
p2 Kg/cm2 9,65 12,02 10,72
4
Temp.
Udara
keluar
Komp.
T2 oK 629 675,78 627,8
5
Temp.
Gas
Buang
T4 ºK 779,5 789 858,38
6
Tekanan
Gas
Buang
P4 Bar 1,013 1,013 1,013
7
Tekanan
Bahan
Bakar
Pbb Bar 0,941 0,941 0,941
8
Aliran
gas bahan
bakar
Qbb m3/h 25942,58 29856,82 33623,63
9
Low
Heating
Value
LHV kcal/kg 11197,14 11197,14 11197,14
90
91
90
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Decky Adi Firmansyah
NIM : 2016-12-056
Fakultas : Fakultas Teknologi Dan Bisnis Energi
Program Studi : Sarjana Teknik Mesin
Dosen Pembimbing : Drs. Prayudi, MM. MT.
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Bahan Bakar Gas
Terhadap Efisiensi Energi Dan Eksergi PLTG Di Blok 3.4 PLTGU
Muara Tawar
No Hari/Tanggal Catatan
1 21 Maret 2020 Konsultasi judul skripsi
2 27 Maret 2020
Konsultasi mengenai Bab I Pembahasan
1.1 PLTGU dan PLTG
1.2 Analisis termodinamika energi dan eksergi
1.3 Tinjauan Pustaka
hipotesis
3 02 April 2020 Konsultasi mengenai tinjauan pustaka
4 13 April 2020 Pengecekan Proposal Skripsi
5 17 April 2020 Pengumpulan ulang perbaikan proposal skripsi
dan meminta tanda tangan dosen pembimbing
6 12 Mei 2020 Konsultasi mengenai hasil review proposal skripsi
dari lembar revisi dari dosen pembahas
91
7 06 Juni 2020
Pengecekan ulang proposal hasil dari lembar
revisi proposal skripsi dan mengumpulkan kembali
proposal skripsi ke dosen pembimbing
8 18 Juli 2020 Konsultasi tentang progres dari Bab IV
9 07 Agustus 2020 Pengecekan skripsi pada Bab 1 – 5
Perbaikan tentang perhitungan
10 13 Agustus 2020 Pengecekan hasil revisi pada tanggal 07 Agustus
2020
11 14 Agustus 2020 Konsultasi tentang kesiapan power point untuk
persiapan sidang skripsi
12 15 Agustus 2020 Simulasi Presentasi sidang skripsi
Jakarta,15 Agustus 2020
Disetujui,
Drs. Prayudi, M.M, M.T
(Pembimbing Skripsi)
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Kamis, 27 Agustus 2020 Jam : 11.00-12.00 Nama Mahasiswa : DECKY ADI FIRMANSYAH N.I.M : 201612056 Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR
GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s
harus menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 08
September, 2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Cek Penulisan, Cek arahan penguji.
2. Perbaiki kesimpulan.
3. Cek analisis sesuai judul, Harus betulkan
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya
bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Skripsi.
Mahasiswa Pembimbing
Decky Adi Firmansyah Prayudi, Drs, M.M, M.T
Ketua Penguji
Eri Prabowo, Dr, Ir, M.Kom Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Selasa 08 September, 2020.
Mahasiswa Pembimbing
Decky Adi Firmansyah Prayudi, Drs, M.M, M.T
Ketua Sidang
Eri Prabowo, Dr, Ir, M.Kom
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Kamis, 27 Agustus 2020 Jam : 11.00-12.00 Nama Mahasiswa : DECKY ADI FIRMANSYAH N.I.M : 201612056 Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR
GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s
harus menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 08
September, 2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Judul Massa Bahan Bakar atau Variasi Beban.
2. Kesimpulan menjawab judul/rumusan masalah.
3. Rumusan masalah. Apakah variasi beban dapat mempengaruhi.
4. Isi belah ketupat direvisi.
5. Fishbond direvisi.
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya
bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Skripsi.
Mahasiswa
Decky Adi Firmansyah
Penguji
Eri Prabowo, Dr, Ir, M.Kom Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Selasa 08 September, 2020.
Mahasiswa
Decky Adi Firmansyah
Penguji
Eri Prabowo, Dr, Ir, M.Kom
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Kamis, 27 Agustus 2020 Jam : 11.00-12.00
Nama Mahasiswa : DECKY ADI FIRMANSYAH N.I.M : 201612056 Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR
GAS TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 PLTGU MUARA TAWAR
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus
menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 08 September, 2020
dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Cek Penulisan.
2. Bab – Sub Bab, Cek.
3. Revisi Gambar 2.1 Hal, cek literasi.
4. Kesimpulan, terkait dengan yang dibahas.
5. Saran, apakah terkait dengan yang dibahas.
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya bersedia
kembali mengulang mengikuti ujian sidang Skripsi.
Mahasiswa
Decky Adi Firmansyah
Penguji
Hendri, S.T, M.T
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Selasa 08 September, 2020.
Mahasiswa
Decky Adi Firmansyah
Penguji
Hendri, S.T, M.T
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JemberDate: 2020-09-08 20:15:34
Decky Adi Firmansya
h
Digitally signed by Decky Adi FirmansyahDN: CN=Decky Adi Firmansyah, C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=Institut Teknologi PLN, [email protected]: I am the author of this documentLocation: JemberDate: 2020-09-08 20:15:54
Decky Adi Firmansya
h
Digitally signed by HendriDN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Program Studi Sarjana Teknik Mesin, CN=Hendri, [email protected]: I am the author of this documentLocation: Date: 2020-09-09 09:09:08Foxit Reader Version: 9.4.1
Hendri
Digitally signed by HendriDN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Program Studi Sarjana Teknik Mesin, CN=Hendri, [email protected]: I am the author of this documentLocation: Date: 2020-09-09 09:11:17Foxit Reader Version: 9.4.1
Hendri
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus
menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 08 September, 2020
dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Penulisan ikuti pendoman, judul pengaruh laju aliran massa bahan bakar terhadap
efisiensi.
2. Tambahkan analisis pengaruh massa udara dan massa bahan bakar terhadap
efisiensi energi dan eksergi, reaksi pembakaran, analisis eksergi pengaruh
temperatur.
3. Kesimpulan buat lebih spesifik dan menjawab tujuan.
4. Saran (2) dan (3) dibahas (tambahkan pembahasan penambahan regenerator dan air
filter).
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Skripsi.
Mahasiswa
Decky Adi Firmansyah
Penguji
Roswati Nurhasanah, S.T, M.T
Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Selasa 08 September, 2020
Sidang Proyek Akhir/Skripsi hari : Kamis, 27 Agustus 2020 Jam : 11.00-12.00 Nama Mahasiswa : DECKY ADI FIRMANSYAH N.I.M : 201612056 Judul Proyek Akhir/Skripsi : ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA BAHAN BAKAR GAS
TERHADAP EFISIENSI ENERGI DAN EKSERGI PLTG DI BLOK 3.4 DI PLTGU MUARA TAWAR
Mahasiswa Penguji
Decky Adi Firmansyah Roswati Nurhasanah, S.T, M.T
Penguji
Hendri, ST, MT