instalasi radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

35
BAB II PEMBAHASAN Bangunan/unit untuk Instalasi Radiologi. Kegiatan radiologi medik memerlukan bangunan khusus yang luas serta bentuk dan konstruksinya disesuaikan dengan pekerjaan radiologi yang dilakukan. Karena didalam radiologi digunakan radiasi pengion yang dapat membahayakan lingkungan, maka dalam perencanaan ruang penyinaran harus diperhatikan sungguh- sungguh keselamatan kerja terhadap bahaya radiasi. Pada pengamanan radiologi terdapat bagian-bagian utama dan bagian pelengkap. 1). Bagian Utama. Bagian utama pada bangunan radiologi adalah ruangan dimana diletakkan atau dipasang alat/pesawat pemancar radiasi serta alat pengendalinya, yang dapat diletakkan dalam satu ruangan atau dapat juga ditempatkan dalam ruangan yang terpisah. Dalam hal ini ada dua yakni : a). Ruang Penyinaran. Luas serta bentuk ruang penyinaran tergantung pada jenis peralatan yang dipasang didalamnya. Disini dilakukan pekerjaan penyinaran terhadap pasien untuk pemeriksaan diagnostik maupun pelayanan radioterapi. Dinding ruang penyinaran termasuk pintu-pintunya harus memberikan perlindungan yang memadai terhadap radiasi, sehingga tidak membahayakan mereka yang berada diluar ruang penyinaran. b). Ruang Operator

Upload: anindya-yuda-bharata

Post on 08-Aug-2015

2.429 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Bangunan/unit untuk Instalasi Radiologi. Kegiatan radiologi medik

memerlukan bangunan khusus yang luas serta bentuk dan konstruksinya

disesuaikan dengan pekerjaan radiologi yang dilakukan. Karena didalam radiologi

digunakan radiasi pengion yang dapat membahayakan lingkungan, maka dalam

perencanaan ruang penyinaran harus diperhatikan sungguh-sungguh keselamatan

kerja terhadap bahaya radiasi. Pada pengamanan radiologi terdapat bagian-bagian

utama dan bagian pelengkap.

1). Bagian Utama.

Bagian utama pada bangunan radiologi adalah ruangan dimana diletakkan

atau dipasang alat/pesawat pemancar radiasi serta alat pengendalinya, yang dapat

diletakkan dalam satu ruangan atau dapat juga ditempatkan dalam ruangan yang

terpisah. Dalam hal ini ada dua yakni :

a). Ruang Penyinaran.

Luas serta bentuk ruang penyinaran tergantung pada jenis peralatan yang

dipasang didalamnya. Disini dilakukan pekerjaan penyinaran terhadap pasien untuk

pemeriksaan diagnostik maupun pelayanan radioterapi. Dinding ruang penyinaran

termasuk pintu-pintunya harus memberikan perlindungan yang memadai terhadap

radiasi, sehingga tidak membahayakan mereka yang berada diluar ruang

penyinaran.

b). Ruang Operator

Disini ditempatkan kmponen pengendalian dari pesawat/alat pemancar

radiasi dan merupakan tempat operator melakukan tugasnya dalam mengendalikan

penyinaran pasien untuk diagnostik maupun terapi. Ruang operator sebaiknya harus

terpisah dari ruang penyinaran dengan dinding yang menjamin keselamatan

operator radiasi, tetapi harus memungkinkan operator selalu dapat mengawasi

pasien yang mendapat penyinaran, operator.

2). Bagian-bagian Pelengkap

Untuk meningkatkan efisiensi pelayanan radiologi diperlukan sejumlah ruang

pelengkap seperti misalnya antara lain :

Page 2: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

a). Kabin pasien, dimana pasien dapat mempersiapkan diri untuk mendapatkan

palayanan radiologi.

b). Toilet pasien dalam ruang penyinaran radiologi, khusus untuk pemeriksaan

diagnostik saluran pencernaan.

c). Ruang proses film pada diagnostik rontgen.

d). Ruang periksa, ruang tunggu dan sebagainya

e). Ruang administrasi, ruang loket pendaftaranpasien, ruang arsip dan sebagainya.

f). Ruang mesin atau komputer untuk alat-alat radiologi yang cangih.

g). Workshop 

Syarat-syarat umum untuk ruang penyinaran :

1. Luas lantai.

Ruang penyinaran harus mempunyai luas lantai dan tinggi langit-langit

(plafon) yang cukup, sehingga didalamnya dapat dipasang alat/pesawat pembangkit

radiasi dengan baik dan memungkinkan pemanfaatan seluruh potensi alat/pesawat

tersebut untuk pelayanan diagnostik maupun terapi.

2. Pondasi Alat dan Saluran Kabel.

Pada lantai harus tersedia pondasi untuk mendirikan pesawat serta saluran-

saluran kabel yang menghubungkan komponen pemancar radiasi dengan komponen

mesin dan alat-alat pengendali penyinaran di ruang operator. Ukuran ruang

penyinaran sangat ditentukan oleh jenis alat/pemancar rasiasi yang dipasang

didalamanya.

3. Konstruksi plafon.

Untuk alat/pesawat pemancar radiasi yang dipasang pada plafon (ceiling

suspended) diperlukan konstruksi langit-langit bangunan penyinaran yang khusus

diperhitungkan untuk dapat memikul beban pesawat dengan batas keamanan yang

dikehendaki sesuai prosedur yang berlaku. Untuk daerah yag rawan gempa,

konstruksi pondasi dan langit-langit ruang penyinaran memerlukan perhatian yang

khusus.

4. Dinding Ruang Penyinaran.

Dinding Ruang penyinaran harus dapat menahan radiasi yang berasal dari

alat/pesawat pemancar radiasi (radiasi primer) dan radiasi yang dihambur oleh

pasien atau benda-benda lain yang terkena radiasi dari alat/pesawat (radiasi

sekunder).

Page 3: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

Pada umunya hanya dinding tertentu saja bahkan ada kalanya hanya

sebagian dari dinding tersebut, yang terkena berkas radiasi primer merupakan

penahan radiasui primer (primer barrier).

Dinding-dinding ruang penyinaran yang hanya terkena radiasi hambur merupakan

penahan radiasi sekunder). Tabel penahan radiasi primer dan sekunder tergantung

pada :

a). Kekuatan sumber radiasi

b). Jarak sumber radiasi ke dinding penahan radiasi.

c). Beban kerja pesawat.

d). Bahan pembuat dinding ruang penyinaran.

e). Faktor penempatan ruangan yang dilindungi oleh penahan radiasi yang

bersangkutan.

f). Jenis kelompok orang berada di ruang yang dilindungi.

g). Limit dosis radiasi menurut peraturan yang berlaku untuk orang yang dilindungi

terhadap radiasi.

5. Syarat-syarat umum untuk ruang operator :

a. Kebutuhan Luas Lantai.

Untuk operator harus disediakan luas lantai yang cukup untuk dapat bergerak

leluasa dari panel pengendali ke dalam ruang penyinaran atau bagian pelengkap

lainnya dari bangunan radiologi. Ruangan operator dapat mempunyai sembarang

bentuk geometri dengan ketentuan tidak ada ukuran yang terlalu sempit untuk

bergerak bebas. Luas lantai yang disediakan untuk kebebasan bergerak operator

tidak termasuk tempat meja atau panel pengendali pesawat, saluran-saluran kabel

serta bagian-bagian perlengkapan pesawat. Letak dan konstruksi ruang operator

harus menjamin keselamatan operator terhadap bahaya radiasi yang berasal dari

ruang radiasi yang diawasinya maupun ruang radiasi lain disekitarnya.

b. Kebutuhan Perintang Radiasi.

Dinding ruang operator harus merupakan penahan radiasi yang tetap

(structure permanent). Ruang operator harus diberikan perisai radiasi yang

menjamin keselamatan operator terhadap kebanyakan radiasi. Fondasi dinding

ruang operator serta fondasi lantai ruang penyinaran harus dibuat sedemikian rupa,

sehingga terjamin tidak ada radiasi dari dalam ruang radiasi setelah menembus

lantai dapat dihamburkan keluar kembali ke ruang operator.

Page 4: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

c. Sistem Observasi pasien pada saat penyinaran.

Dinding ruang operator harus disediakan sekurang-kurangnya satu cara

observasi pasien yang sedang mendapatkan pelayanan radiologi. Alat untuk

observasi ditempatkan sedemikian rupa, sehingga operator selalu dapat melihat

setiap jalan masuk ke dalam ruang penyinaran. Apabila sistem untuk observasi

pasien berupa suatu jendela, maka luas penglihatan hendaknya sekurang-30 cm x

30 cm dengan tepi bawah serendah-rendahnya 125 cm diatas lantai ruang operator.

Kaca jendela ini harus mempunyai nilai timbal sama seperti yang diperlukan untuk

dinding ruang operator dimana kaca jendela itu dipasang. Apabila untuk observasi

pasien digunakan sistem elektronik, sprt CCTV, maka harus disediakan sistem

observasi yang lain sebagai cadangan, misalnya seperangkat cermin pemantul

sebagai cadangan dalam hal terjadi kegagalan pada sistem elektronik.

d. Filter/Saringan Radiasi pada Pesawat Radiologi

Alat-alat pelindung proteksi. Diafragma cahaya (light beam diaphragm).

Konus (conus). Pelindung Gonad (gonad shield) Pelindung Ovarium (ovarium

shield). Apron Timbal ( Lead Apron). Sarung tangan Timbal ( lead gloves). Pencegah

Pelindung (protective shielding). Kaca Timbal (Lead Glass). Karet Timbal ( lead

rubber). Filter yang digunakan :

- Filter untuk pesawat diagnostik secara umum :

Tegangan kerja maksimum nilai minimum saringan total dalam kesetaraan

saringan. Dibawah 50 KV Sampai dengan 70 KV. Diatas 70 KV –100 KV

Diatas 110 KV 0,5 mm Al 1,5 mm Al 2,0 mm Al 2,5 mm Al.

Tabung rintgen dengan jendela Berrylium harus mempunyai saringan permanen

sekurang-kurangnya setara dengan 0,5 mm Al. Alat dengan pembangkit tegangan

tinggi jenis kondensator discharge harus dilengkapi dengan alat pengatur

penyinaran berbentuk rana atau shutter untuk menahan sinar-x gelap (dark x ray).

1. Filter untuk sinar tembus (Fluoroscopy).

Harus dilengkapi pula dengan Apron pelindung radiasi dengan kesetaraan

tidak kurang dari 0,5 mm Pb untuk setiap penambahan tegangan 10 KV pada

daerah yang dilindungi tarhadap radiasi hambur diukur dari kedua sisi tabir

fluoroscopy membentang sekurang-kurangnya 60 cm kebawah.

Alat yang menggunakan penguat gambar (Image Intensifier tube) dan TV monitor

harus dilengkapi dengan tabir proteksi yang setara dengan ketebalan 2,0 mm Pb

Page 5: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

sampai dengan 100 KV dan harus ditambah 0,001 mm Pb untuk setiap penambahan

1 KV sampai 150 KV

2. Filter untuk Rontgen Gigi.

Harus dilengkapi dengan applicator atau kerucut-kerucut yang mempunyai

derajat perlindungan sama dengan dinding tabung, sehingga jarak antara fokus dan

permukaan kulit mempunyai jarak tertentu untuk itu harus sesuai dengan tabel

dibawah ini : KV Maksimum Jarak Fokus Kulit Minimum. Sampai dengan 60 KV.

Diatas 60 KV – 75 KV. Diatas 75 KV -- 100 KV 10 cm 20 cm

30 cm. Untuk Panorama dengan tabung intra oral. Susunan tabung sinar x harus

diberikan saringan yang cukup untuk memperkecil dosis bagi pasien. Nilai minimum

kesetaraan saringan didalam berkas sinar guna tidak boleh kurang dari 2,5 mm Al.

Perisai proteksi yang sesuai seperti palikator harus tersedia untuk memperkecil

dosis kepada jaringan- jaringan yang tidak perlu disinari untuk memperoleh hasil

radiografy yang memuaskan. 

Untuk Panoramic lapangan Lengkung (Panoramic Dental X-ray Unit) :

(1). Selama penyinaran harus dapat terjamin jarak fokus ke kulit minimum sebesar

20 cm

(2). Penyinaran harus dikendalikan hanya oleh kotak penutup rangkaian sebuah

sakelar yang dibuat sedemikian rupa sehingga penyinaran hanya dapat

terselenggara dengan menekan sekelar terus menerus.

(3). Alat ini memerlukan alat proteksi sekitar alat, bila alat digunakan tidak berada

disuatu ruangan khusus untuk itu.

e. Proteksi Radiasi pada Penggunaan Sinar x.

Proteksi terhadap Radiasi. Penempatan pesawat-pesawat rontgen di dalam bagian

radiologi atau pembangunan atau perombakan/renovasi kamar-kamar pelayanan

rontgen harus memenuhi peraturan-peraturan nasional tentang proteksi radiasi atau

rekomendasi-rekomendasi internasional. Proteksi terhadap radiasi tidak saja

terjamin bagi pekerja, tetapi berlaku juga bagi penduduk secara keseluruhan, dan

bahkan dapat diperluas hingga meliputi hewan-hewan. Yang sangat memerlukan

perhatian ialah efek somatik (kerusakan pada mereka yang terkena radiasi) dan efek

genetik (kerusakan hanya pada keturunan dari mereka yang telah terkena radiasi)

yang dapat ditimbulkan oleh dosis-dosis radiasi yang relatif kecil.

Dosis maksimum perorangan yang diperkenankan yang menurut peraturan terbaru

boleh diterima oleh manusia tanpa merusak kesehatan berjumlah 5 R pertahun, asal

Page 6: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

saja tubuh tidak terkena radiasi yang berarti sampai umur 18 tahun.

Untuk dosis akumulasi bagi seorang pekerja radiasi berlaku rumus sbb : D= (N-

18)x5R. Dimana N menyatakan umur dalam satuan tahun. Jadi jumlah radiasi yang

boleh diterima oleh seorang pekerja yang berusia 30 tahun menurut rumus tadi

adalah : (30-18)x5R = 12x5R= 60 R. Hendaknya dicatat, bahwaa yang harus

diperhatikan bukan hanya eksposi tunggal tetapi jumlah semua dosis eksposi yang

lebih diterima. Sewaktu direncanakan pembangunan gedung baru bagian roentgen

yang penting diperhatikan adalah rencana proteksi sebagai pelengkap gambar

denah bangunan dengan syarat-syarat penggunaan disamping gambar-gambar

instalasi dan bangunan. Rencana proteksi radiasi mengelompokan antara daerah

terkendali yang mencakup semua kamar dan daerah luar (misalnya ruangan kantor

kamar ketik, kamar tinggal, jalan atau kebun) yang berdekatan letaknya dengan

daerah-daerah terkendali. Seterusnya daerah pengawasan meliputi setiap kamar

yang sewaktu-waktu ditempati oleh orang dan yang letak berdekatan dengan bagian

rontgen (misalnya kamar arsip, kamar gudang pada lantai diatas kamar rontgen atau

dibawahnya). Daerah diluar bagian radiologi memerlukan pengawasan untuk

melindungi penduduk terhadap bahaya radiasi. Dosis lokal maksimum yang

diperkenankan didaerah terkendali brjumlah : 5R pertahun = 0,4R perbulan = 0,1R

perminggu untuk para pekerja radiasi, seperti radiologi dan staf medis dibagian

radiologi, berkenan dengan penyinaran seluruh tubuh yang meliputi alat-alat tubuh

yang kritis seperti gonad. Kalau tangan, lengan dan kaki yang terkena penyinaran,

maka dosis lokal maksimum yang diperkenankan adalah 60R pertahun=5R,

perbulan=1,2R perminggu. Untuk penduduk dan orang-orang yang bukan pekerja

radiasi (tidak termasuk pasien) dosis lokal maksimum yang diperkenankan didalam

pengawasan berjumlah 0,5 R pertahun = 0,01 R perminggu.

Dosis perorangan atau dosis lokal maksimum yang diperkenankan sebagai

satu-satunya pedoman bukanlah merupakan satu-satunya ukuran yang dapat

dijadikan patokan untuk proteksi radiasi, yang juga harus diperhatikan ialah faktor

waktu.

Sebab itu, waktu selama generator rontgen dihidupkan harus juga

dimasukkan sebagai faktor tambahan dalam perhitungan. Ini terlihat pada rumus

untuk apa yang disebut “kecepatan dosis lokal”. Kecepatan dosis lokal maksimum

yang diperkenankan : Dosis bulanan maksimum yang diperkenankan Waktu

pemancaran sinar. Ini berarti bahwa untuk waktu pemancaran yang lebih singkat

Page 7: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

dosis lokal dapat dinaikkan. Mereka yang hanya sewaktu-waktu menempati kamar

pelengkap seperti kamar arsip, ruangan bawah lantai dan loteng, dianggap berada

ditempat itu tidak lebih dari 1/10 waktu pemancaran sinar. Dengan demikian dosis

lokal yang diperkenankan dapat diambil 10 kali dosis yang diperkenankan didalam

daerah pengawasan, yaitu 10 x 0,5R peretahun = 5R pertahun.

Uraian-uraian diatas hanya berkenan dengan standard-standard yang mengikat bagi

pembuatan dan pemasangan pesawat rontgen dan untuk bangunan bagian-bagian

radiologi. Tetapi dengan memenuhi peraturan-peraturan ini saja elumlah terjamin

dapat dihindarinya dosis-dosis tinggi yang tidak diperkenankan atau kerusakan-

kerusakan akibat radiasi. Semua orang yang dalam pekerjaannya berhubungan

dengan sinar rontgen harus mengetahui bagaimana bertindak untuk kepentingan

mereka sendiri dan kepentingan pasien, dan tindakan-tindakan perlindungan

perorangan mana yang harus dilaksanakan. Walaupun kerusakan-kerusakan yang

serius akibat radiasi dalam pekerjaan diagnostik rontgen merupakan suatu yang

telah lampau dan jika terjadi adalah akibat kelalaian, namun menjadi kewajiban

pertama bagi semua pekerja radiasi untuk menekan eksposi terhadap radiasi yang

merusak sampai serendah mungkin dan berusaha untuk menghindari setiap resiko

radiasi, walalupun yang sekecil-kecilnya. Ini adalah suatu keharusan mutlak

berhuung dengan kerusakan yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor biologi

keturunan.

Perlindungan perorangan terhadap radiasi, harus dikendalikan menurut

penggarisan yang sama seperti pada pembangunan bagian-bagian radiologi

ataupun pada pembuatan dan pemasangan pesawat-pesawat rontgen. Sebab itu

diperhatikan hal-halk berikut :

- Proteksi sinar x untuk para pemakai pesawat rontgen (radiolog dan staff bagian

radiologi).

- Proteksi sinar x terhadap para pekerja didaerah yang mengelilingi bagian radiologi..

Proteksi sinar x untuk para pemakai pesawat rontgen. Dalam pekerjaan

diagnostik rontgen yang melakukan pemeriksaan khususnya, yang terkena bahaya

radiasi, karena ia bekerja sangatberdekatan dengan pasien di dalam kamar sinar x.

Bahaya radiasi akan sagat berkurang apabila digunakan pesawat-pesawat

pemeriksa yang dapat dikendalikan dari jarak jauh diperlengkapi dengan pesawat

terapi sinar x, misalnya Ioskop, Sireskop, Siregraph. Perlindungan bagi pemeriksa

terhadap radiasi yang telah diperlemah sesudah menembus pasien terjamin apabila

Page 8: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

meja pemeriksaan diciptakan sesuai standar. Arah dan pembatasan berkas sinar

guna ditetapkan dengan jelas. Perisai kaca timbal dari tabir fluorescen yang

dipasang ada pemegang kaset atau peralatan spot film (explorator) menahan berkas

sinar guna yang arahnya menuju pemeriksa. Nilai timbal yang dianjurkan untuk

perisai kaca timbal : 1,5 mm pada potensial pembebanan Fluoroscopy sampai 70

KV. 2 mm pada potensial pembebanan Fluoroscopy sampai 100 KV. Pembebasan

berkas sinar secara lateral dilakukan dengan diaphragma yang digerakkan dengan

kabel atau motor. Tabung selalu menghendaki pemusatan yang tepat, yaitu sumbu

sinar harus dipusatkan ke titik tengah tabir fluorescen. Daun-daun penutup pada

kolimator berkaqs sinar primer harus membuka hanya sampai suatu luas tertentu,

sehingga pembatasan berkas sinar guna masih dapat terlihat pada pasien dengan

diameter 25 cm. Sinar-sinar diluar kerucut berkas sinar guna perlu diperhatikan

secara khusus, terutama radiasi sekunder yang keluar dari tubuh pasien dan

memancar ke segala jurusan. Radiasi hambur yang dipancarkan dari belakang

pasien yang sedang berdiri (ditinjau dari si pemeriksa) menurut pemeriksaan dua

kali lebih kuat dibanding dengan radiasi hambur yang keluar dari bagian depan

pasien. Daerah disamping pasien merupakan wilayah radiasi khususnya sangat

kuat. Radiasi sekunder juga dihambur oleh udara atau bahan-bahan lain. Lantai,

langit-langit dan dinding kamar rontgen juga menambah penghamburan yang

menghasilkan radiasi tingkat tiga. Radiasi yang bocor keluar menembus perisai

tabung sama sekali tidak boleh diabaikan. Nilai maksimum yang diperkenankan

untuk radiasi bocor seperti ini adalah : 100 mR perjam pada jarah 1 m dari bidang

fokus pada pembenanan potensial 150 KV dan arus tabung yang terus menerus.

Radiasi bocor hambur sekunder dan hambur tingkat 3 secara gabung disebut radiasi

taburan.

Orang awam sering menyatakan rasa takut untuk memasuki kamar rontgen

karena menyangka bahwa seluruh ruangan penuh dengan sinar ganas. Mereka

menduga bahwa walaupun pekerjaan fluoroscopy atau radiography telah dihentikan,

radiasi ganas itu masih berada untuk beberapa waktu didalam kamar. Sebenarnya,

setiap radiasi sekunder, tersier atau radiasi bocor segera lenyap dengan

dihentiknnya berkas radiasi primer. Saat : Sebagian proteksi bagi si pemeriksa

terhadap radiasi sekunder diperoleh dengan pembuatan meja pemeriksaan secara

khusus, seperti bingkai tabir fluorescen dimana dipasang peralatan pengendali yang

terlindung terhadap radiasi, dan pelindung dada dari bahan karet timbal. (Nilai timbal

Page 9: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

sekurang-kurangnya setara 0,25 mm pada 70 KV dan 0,5 mm pada 100KV).

Proteksi perorangan dibuat menjadi lengkap dengan kursi proteksi radiasi yang

dapat dipakai oleh sipemeriksa untuk duduk sewaktu membuat spot film dari pasien,

dan dengan sarung tangan karet timbal sertta mengenakan pakaian proteksi sesuai

dengan aturan internasional. Kecepatan dosis lokal maksimum yang diperkenankan

pada fluoroscopy dari pasien-pasien yang berdiri atau duduk dan dengan waktu

pemancaran sinar 1,5 mm dalam sehari (30 jam/bulan) adalah sebagai berikut ; 42

mR perjam utk seluruh organ termasuk organ kritis 170 mR perjam utk tangan,

lengan dan pergelangan kaki. Sebagai pengganti teknik fluoroscopy konvensional

klasik maka penggunaan penguatan gambaran dengan televisi makin banyak

dilakukan (keuntungannya penglihatanya lebih baik, pekerjaan lebih cepat,

pekerjaan dilakukan dalam keadaan cahaya terang pada siang hari atau pada

cahaya penerangan yang agak redam tanpa kehilangan waktu untuk mengadaptasi

gelap, dan bahaya radiasi yang lebih kecil). Pada fluoroscopy dengantelevisi, si

pemeriksa tidak lagi duduk atau berdiri secara sentral dibelakang peralatan spotfilm

(explorator), tetapi berada agak kesebelah kiri disampingnya. Sebab itu bagian

ruangan disebelah kiri ini harus diberi perisai terhadap radiasi sekunder yang keluar

dari pasien. Proteksi radiasi untuk pemeriksaan radiografy telah menncukupi apabila

peraturan-peraturan proteksi yang diterapkan untuk pekerjaan fluoroscopy dipenuhi.

Sedapat mungkin operator rontgen hendaknya menekan tombol elsposi dari kabin

proteksi. Jika eksposi harus dilakukan didalam kamar rontgen itu sendiri, maka

operator hendaknya melakukannya dari belakang tabir proteksi radiasi.

Kalau sekiranya tidak tersedia kabin atau tabir proteksi radiasi, eksposi hendaknya

dilepaskan dari suatu jarak dengan menggunakan seluruh panjang kabel yang

dihubungkan dengan peralatan sakelar. Dengan demikian proteksi radiasi diperoleh

dari jarak minimum 1,5 mm dari tabung rontgen dan dari tubuh yang mendapat sinar

tembus.

Pengendalian eksposi dari jarak seperti ini sama sekali tidaklah berarti

bahwa operator dibebaskan dari kewajiban mengenakan pakaian proteksi dari karet

timbal.

Tetapi sayang sekali peraturan-peraturan keselamatan kerja seringkali

diabaikan sewaktu melakukan pemotretan dengan pesawat-pesawat rontgen kecil

yang mobile. Sikap tidak mengindahkan proteksi radiasi sering terlihat pada radiologi

dental. Kebiasaan lain yang dianjurkan pada staf bagian gigi untuk meningkatkan

Page 10: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

proteksi radiasi ialah agar dokter gigi atau asistennya jangan sekali-kali memegang

sendiri film dental. Pada pemeriksaan radiografy yang sulit dilakukan, dimana staf

medis harus berada sangat dekat dengan pasien (misalnya memegang anak kecil)

harus digunakan perisai proteksi tambahan. Dalam hal ini sangat penting untuk

mengenakan pakaian proteksi yang berat (nilai timbal 0,5 mm) dan sarung tangan

dari karet timbal (nilai timbal 0,5 mm). Kalau pasien anak kecil tersebut mungkin

dipegang oleh orang yang mengantarnya, maka orang inipun harus mengenakan

pakaian proteksi yang sama. Orang yang berumur dibawah 18 tahun dan wanita

hamil atau yang sedang menyusui sama sekali tidak dibenarkan untuk bekerja

ditempat dimana ada resiko terkena radiasi bagi mereka. Pelaksanaan proteksi

radiasi dan pengawasan keselamatan kerja terhadap proteksi radiasi bagi para

pekerja yang terkena radiasi merupakan persoalan hukum dan pendidikan. Untuk

pengukuran dosis tidaklah cukup dengan memasukkan sebuah film dental ke dalam

saku seseorang dan menafsirkan setiap penghitaman film sebagai suatu petunjuk

yang pasti tentang bahaya radiasi yang terlalu tinggi. Tetapi sebaliknya diperlukan

tatacara yang lebih majemuk untuk memeperkirakan bahaya yang sebenarnya, yang

tergantung pada kualitas radiasi, lamanya waktu penyinaran film, jenis film dan

waktu pengolahan film. Dengan diketahuinya faktor-faktor ini, operator dapat

memeriksa apakah persediaan film yang disimpan didalam kamar gelap atau

ditempat lain terkena radiasi yang tidak dikehendaki.

Suatu cara yang sangat lebih baik untuk pengukuran dosis ialah dengan

memakai bungkusan atau film badge pada tubuh (dosimetri film). Didalam film bagde

ini terdapat dua buah film dengan kepekaan yang berbeda untuk menjangkau jarak

pengukuran yang luas. Bungkusan plastik ini berisikan sekumpulan filter logam,

sehingga apabila film-film itu menjadi hitam, tidak hanya dapat ditentukan jumlah

radiasi, tetapi juga kualitas radiasi Proteksi radiasi terhadap Pasien.

Upaya untuk menekan dosis radiasi serendah mungkin dapat dicapai

apabila pedoman-pedoman dibawah ini diperhatikan antara lain :

a). Pemeriksaan dengan sinar rontgen hanya boleh dilakukan atas perintah seorang

dokter.

b). Ukuran lapangan radiografy harus dibuat sekecil mungkin.

Page 11: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

Bahaya radiasi, ada 2 efek sinar-X yang merusak sel :

1. Efek ionisasi

2. Efek biokimia

Pengaruh radiasi sinar-X terhadap organ tubuh manusia disebut, Efek

biologis, meliputi : Efek Somatis dan genetis, contohnya :

a. Terhadap kulit:

- Dermatitis akuta:

Tingkat I : Dermatitis erythematosa

II : Radiodermatitis bullosa

III: Radiodermatitis eskhoriatik

- Late effect dari dermatitis akuta

- Dermatitis khronis: brittleness of nail, ulkus krhronis, karsinoma sel

skuamosa

b. Terhadap sumsum tulang dan sistim hematopoietik:

- Leukopenia, Limfopenia, anemia, leukemia, kehilangan respons

immun / daya tahan tubuh spesifik

c. Jaringan genitalia

- Dosis 600 rad: sterilitas pada lelaki

- Pd wanita hamil: kematian fetus, anomali/kelainan kongenital bayi

d. Terhadap paru :

Batuk, sesak napas, fibrosis paru

e. Terhadap tulang: gangguan pertumbuhan pada anak, osteoporosis.

f. Terhadap saraf: Myelitis, degenerasi jaringan otak.

g. Induksi keganasan: Leukemia, sarkoma,

karsinoma.

h. Genetic aberration:

- Mutasi gen pada dosis 25 – 150 Rem

- Chromosome alteration.

i. Efek-efek lainnya:

- Katarak lentikuler

- Obesitas

- Sterilitas temporer / permanen

- Reduction of life span

- Lemah

Page 12: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

- Kurang nafsu makan

- Nousea

- Nyeri kepala

- Mudah mencret.

Dalam hal bagaimanapun juga tidak boleh ukuran film menentukan lapangan

radiography. Penggunaan grid radiasi primer, kolimator dan diafragma dengan

penunjuk berkas sinar sangat perlu, walaupun pada pesawat rontgen yang kecil.

Konus untuk radiography harus cukup panjang, sehingga ujungnya dapat mendekati

kulit pasien.

Pada radiography dental hendaknya diperhatikan agar tersedia konus yang

diperlengkapi dengan diafragma lubang jarum dari timbal, sehingga diameter

lapangan radiografy dapat diperkecil sampai maksimum 6 cm

c). Pengerasan berkas sinar dengan filter.

Pada fluoroscopy dan radiografy untuk menyingkirkan sinar- sinar lunak

yang berdaya tembus rendah. Sinar-sinar ini tidak menambah penghitaman film, dan

apabila tidak disaring hanya menambah pembebanan radiasi yang tidak berguna

bagi pasien. Menururt aturan filter total harus sekurang-kurangnya setara dengan 2

mm Al. Pada fluoroscopy, jarak folus kulit tidak kurang dari 35 cm, ini dapat dicapai

dengan mengunakan panel pendukung pada pesawat pemeriksa atau dengan

pertolongan tongkat pengukur jarak. Pada Radiografy tidak diperkenankan

penggunaan jarak fokus film yang angat kecil, karena hal ini akan memberikan

eksposi kulit pasien dengan dosis yang lebih tinggi dari apa yang diperoleh pada

jarak fokus film yang lazim sebesar 70 cm atau lebih.

d). Teknik eksposi yang teliti dan pengolahan film yang efisien sangat penting, tidak

saja untuk peningkatan kualitas gambar, tetapi juga untuk memperkecil dosis pada

pasien.

Kelebihan eksposi dan waktu pengolahan yang terlalu singkat tidak saja

menghasilkan foto rintgen dengan kontras yang buruk, tetapi juga menaikan dosis

yang tidak perlu. Tetapi juga menaikkan dosis yang tidak perlu bagi pasien (dan

pembebanan extra pada tabung rontgen). Sebab itu penyelesaian yang ideal adalah

dengan penggunaan alat pengukur waktu pencucian film, dirangkaikan dengan

mesin pengolahan film otomatis. Seringkali dilakukan pemotretan ulangan yang

berarti menambah dosis kepada pasien. Pemotretan ulangan merupakan juga

suatau pemborosan dipandang dari sudut ekonomi.

Page 13: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

e). Jika belum dilaksanakan dengan benar seperti hal diatas, hendaknya cara

pengolahan film distandarisir :

(1). Pemilihan bahan-bahan pemotretan hendaknya tidak dikendalikan semata-mata

oleh pandangan ekonomi, tetapi dilakukan dengan lebih memperhatikan norma-

norma keselamatan, yaitu pembebanan radiasi yang lebh kecil (penggunaan film

rontgen yang sangat peka). Film yang lebih pekana dan yang memberi hasil yang

tetap hendaknya selalu diutamakan. Penggunaan screen film untuk menekan dosis

pada pasien, film yang dikombinasikan denga lembaran penguat berdefinisi tinggi

(Jenis Ruby), meningkatkan kualitas diagnostik dan proteksi pasien.

(2). Pemeriksan kaset dan lembaran penguat.

Untuk menjamin agar kondisi-kondisi pemotretan dapat selalu diulang,

hilangkan semua yang mungkin selalu dapat mengubah dosis yang jatuh pada film.

Sebab itu dianjurkanpenggunaan kaset dari jenis yang sama. Kaset-kaset

hendaknya diberi tanda yang jels untuk menyatakan yang jenis lembaran penguat

yang diletakkan didalamnya (pada kaset kaset Siemens).

Lembaran-lembaran penguat yang bersamaan jenis harus mempunyai efek

penguatan yang sama, tetapi “lembaran-lembaran universal” dari sumber-sumber

yang berbeda tidak seluruhnya mempunyai efek-efek yang sama. Sebab itu

sebaiknya digunakan lembaran-lembaran penguat dari sumber yang sama jika

mungkin denbgan tanggal pembuatan yang sama.

(3). Cairan pembangkit dengan kualitas yang tetap adalah penting untuk

memeperolah gambar yang bermutu dan membantu memperkecil dosis kepada

pasien. Untuk mencapai tujuan ini, tangki pembangkit harus setiap hari ditambah

sampai penuh dengan cairan penambah (replenisher) untuk mengganti cairan yang

terbawa keluar oleh film. Yang penting juga ialah, bahwa pembangkit dipertahankan

pada suhu sebesar 20 derajat celcius dengan pertolongan suatu tangki induk atau

lebih baik dengan pertolongan pengendalian termostatik..

f). Peletakan posisi pasien secara hati-hati dapat membantu hasil yang dicapai.

g). Gonad harus dilindungi terhadap radiasi primer dan radiasi sekunder. Dengan

pelindung gonad atau perisai ovarium, atau dengan lembaran karet timbal yang

menutupi daeral panggul, dengan baju karet timbal atau celana karet timbal pada

pemeriksaan anak-anak. Pemotretan paru-paru dari pasien.

Page 14: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

B. Pencegahan atau proteksi radiasi

Tujuan : Agar radiasi sinar-X yang diberikan kepada pasien tidak membahayakan

baik terhadap pasien, petugas radiasi maupun terhadap masyarakat disekitar area

radiasi.

Nilai batas yang diijinkan : Adalah dosis yg terakumulasi selama jangka waktu

panjang atau dari penyinaran tunggal, yang mengandung kemungkinan

kerusakan somatik atau genetik yg dapat diabaikan.

Wanita hamil terakumulasi selama kehamilan tak lebih dari 1 Rem

Kelenjar gondok anak sampai usia 16 tahun: 1.5 rem/tahun

Nilai-nilai yang diijinkan ICRP ( Komisi Internasional tentang Proteksi Radiasi)

Organ/Jaringan Pekerja Radiasi

(Rem/Tahun)Anggota Masyarakat

(Rem/Tahun)

Gonad, sutul 5 0.5

KUlit, tulang 30 3.0

Kelenj. gondok 30 3.0

Extremitas 75 7.5

Organ lainnya   15 1.5

Alat-alat pencatat Dosis Radiasi :

Film badge

Mencatat radiasi yg diterima petugas yg terkena berbagai jenis radiasi

Dosimeter saku

Elemen pendeteksi berespons terhadap radiasi sebanding dgn jumlah

pasangan ion yg dihasilkan selama perjalanan sinar

Alat pengukur radiasi Geiger-Muller Surveymeter

Geiger-Muller Surveymeter

- Bacaan dalam mR/jam atau count/menit

- Mengukur paparan radiasi didaerah:

. Personil bekerja

. Dinding-dinding luar ruang sinar-X

. Bila memakai pesawat tanpa perisai, mis. * Pesawat sinar-X

dental, * Mobil X-ray unit

Petugas harus sejauh mungkin dari pasien / sinar guna

Page 15: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

C. Lokasi Bagian Radiologi, sama seperti Laboratorium Klinik, yaitu ditempatkan

sentral, sehingga mudah dicapai dari poliklinik, kamar bedah, bangsal, unit

perawatan intensif, dan sebagainya.

Sebagaimana diketahui, tipe rumah sakit menurut ketentuan Departemen

Kesehatan yang terakhir ialah :

- Rumah sakit kelas A

- Rumah sakit kelas B

- Rumah sakit kelas C1

- Rumah sakit kelas C2 (dulu kelas D)

Rumah sakit kelas A dan B tidak dibahas lebih lanjut, karena pada umumnya

rumah sakit tipe tersebut sudah mempunyai ahli radiologi dan penata Roentgen

berijazah, sehingga diharapkan sudah mengetahui tentang syarat-syarat Bagian

Radiologi suatu rumah sakit.

Pengaman pada masa lampau menunjukkan, bahwa kadangkala sebuah

alat Roentgen yang sangat besar ditempatkan di rumah sakit tipe C, sedangkan

ruangan yang memadai tidak ada dan kapasitas listrik tidak mencukupi. Lagipula ahli

radiologi dan penata Roentgennya belum tersedia. Penempatan alat Roentgen

seperti di atas merupakan pemborosan yang sia-sia, karena alat itu akan

terbengkalai dan rusak berkarat tanpa dapat dimanfaatkan oleh pasien yang sangat

memerlukan jasa pemeriksaan radiologis. Hal semacam ini harus dicegah demi

efisiensi pemakaian dana pemerintah dan swasta yang terbatas. Peralatan untuk,

rumah sakit tipe Ci dan C2 akan dibahas tersendiri.

D. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat

dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, karyawan, dan

penduduk pada umumnya.

Tabung Roentgen, gelas timah hitam, tabir fluoroskopi konvensional,

diafragma, filter tambahan, karet timah hitam pada tabir, meja Bucky, harus dapat

dipertanggungjawabkan dan memenuhi persyaratan International Committee on

Radiation Protection (ICRP), yaitu sebuah badan dari International Society of

Radiology.

Alat-alat untuk proteksi radiasi yang dipakai oleh ahli radiologi atau

karyawan, seperti sarung tangan yang dilapisi timah hitam dan jubah proteksi yang

terbuat dari karet timah hitam setebal 0,5 mm Pb harus tersedia. Meja pengontrol

Page 16: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

alat Roentgen harus berada di belakang dinding proteksi yang tebalnya ekuivalen

dengan 2 mm Pb. Demikian juga jika dipakai gelas timah hitam, tebalnya harus 2

mm Pb. Was ruangan menurut ketentuan Departemen Kesehatan harus 5 x 6 m

sehingga memberikan kemungkinan untuk memasukkan tempat tidur pasien secara

leluasa. Dinding ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang lartinya 1 bata;

jika dipasang memanjang harus dipakai 2 batal. Bata yang dipakai harus berkualitas

baik, berukuran 10 x 20 cm. Plesteran dengan campuran semen dan pasir yang

tertentu. Dinding yang dibuat menurut aturan ini ekivalen dengan 2 mm Pb.

Arah penempatan pesawat harus sesuai dengan petunjuk ahli-ahli

Departemen Kesehatan atau ahli radiologi. Tinggi ruangan minimum 300 cm.

Jendela boleh ditempatkan 2 m di atas dinding untuk meringankan biaya proteksi.

Kawat listrik yang dipakai besarnya menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dan

harus dihubungkan dengan tanah.

E. Asesoris yang dipakai untuk pemeriksaan Roentgen seperti karet, tabir

penguat (intensifying screen), film, mutlak harus baik keadaannya untuk

mencegah timbulnya artefak-artefak.

Dalam pengalaman sehari-hari tidak jarang ditemukan pemeriksaan yang

penuh dengan artefak. Bukankah ini berarti, bahwa pemeriksaan semacam ini akan

memberikan kemungkinan diagnosis yang salah, yang berarti juga pasien yang

sehat dapat didiagnosis dalam keadaan patologis tertentu. Hal ini tentu tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Karena itu setiap kaset harus dibersihkan secara rutin

setiap bulan dengan sabun mandi atau cairan khusus untuk itu dan jangan

menggunakan sabun deterjen.

Perlu juga diperhatikan dengan teliti identifikasi pasien pada film, paling

sedikit harus dapat dilihat mana yang kanan, mana yang kiri dari pasien, dan kode

pemeriksaan pasien. Nama pasien, tanggal pemeriksaan dan nomor urut

pemeriksaan kemudian ditulis dengan huruf yang jelas setelah film dikeringkan.

Lebih baik lagi jika data pasien diketik dan kemudian diproyeksikan secara elektris di

kamar gelap dengan sebuah alat sederhana yang dapat dibuat sendiri. Hasilnya

memuaskan dan akan memberi bobot yang lebih baik bagi bagian Roentgen yang

bersangkutan.

Page 17: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

F. Kamar gelap yang dipakai luasnya kira-kira 10 m2 dan dibuat juga bak-bak

pencucian film dengan dinding porselin putih. Lantai dibuat dari bahan yang

mudah dibersihkan.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa kamar gelap yang dipakai di

rumah sakit di Indonesia merupakan salah satu matarantai yang lemah sedemikian

rupa sehingga untuk menilai baik atau tidaknya Bagian Roentgen di Indonesia cukup

dengan menilai kamar gelapnya. Kamar gelap harus selalu bersih dan ini

mencerminkan kualitas petugas yang bekerja di dalamnya. Air yang dipakai, harus

bersih dan mengalir.

Perlengkapan lain yang diperlukan ialah termometer untuk mengukur suhu

cairan developer, kipas angin atau exhauster agar udara dalam kamar gelap selalu

bersih dan cukup nyaman bagi petugas yang bekerja di dalamnya selama berjam-

jam.

Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai sistem lorong yang melingkar tanpa

pintu atau sistem 2 pintu untuk menjamin supaya cahaya tidak masuk. Warna

dinding kamar gelap tidak perlu hitam, sebaiknya dipakai warna yang cerah, kecuali

lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam untuk mengadsorpsi cahaya sebanyak

mungkin.

G. Tipe alat Roentgen untuk rumah sakit kelas CZ sebaiknya Basic X-ray Unit

(BXU) sesuai dengan Basic Radiology System yang dikembangkan dengan

anjuran WHO. Sistem ini dinamakan Basic Radiology System (BRS) yang

dikembangkan sejak 1970.

Pengoperasian alat ini sederhana dan dibuat sedemikian rupa sehingga

aman sekali dari segi bahaya radiasi. Dalam praktek di beberapa negara, ternyata

alat ini dapat menampung 70% dari semua pemeriksaan yang dibuat di rumah sakit

besar. Tenaga listrik yang diperlukan berasal dari listrik PLN atau jika belum ada

aliran listrik yang cukup atau tidak ada sama sekali, bisa juga dioperasikan dengan

baterai. Alat ini tidak dilengkapi dengan fluoroskopi yang banyak memancarkan

radiasi jika dilakukan oleh seorang yang tidak berpengalaman. Di banyak negara

dan juga di Indonesia ketentuan ini sudah dapat diterima. Fluoroskopi hanya

dilakukan untuk menilai pergerakan seperti pergerakan diafragma, pulsasi jantung,

dan sebagainya. Fluoroskopi paru yang dulu banyak dilakukan di negara kita untuk

diagnosis, sekarang lambat laun ditinggalkan. Di rumah sakit tipe C, (RS-Cl) dapat

ditempatkan alat Roentgen 500 mA-100 KV, dengan 2 tabung dan dilengkapi alat

Page 18: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

fluoroskopi. Di RS-C, ini sebaiknya ada ahli radiologi untuk membantu keahlian lain

dalam pekerjaannya. Dengan sendirinya di tingkat rumah sakit ini harus ada penata

Roentgen yang berijazah.

Untuk RS A dan B, perencanaan perlengkapan radiologi dan lain-lain

sebaiknya diserahkan pada ahli radiologi yang akan bekerja di sana dengan

kerjasama ahli-ahli Departemen Kesehatan. Unsur-unsur ini tentunya harus betul-

betul profesional dalam bidangnya masing-masing. Pengalaman pahit di waktu yang

lampau harus dihindarkan untuk mencegah pemborosan dana yang dikeluarkan oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Segi penting yang kurang diperhatikan dalam merencanakan peralatan

radiologi baru ialah tersedianya ahli radiologi, tenaga para medik berijazah, petugas

kamar gelap, dan sebagainya. Tenaga ahli radiologi sudah dapat dipenuhi untuk

setiap ibukota propinsi, rumah sakit swasta dan ABRI, dalam 5-10 tahun mendatang

ini.

Tenaga lulusan Akademi Penata Roentgen IAPRO) masih kurang sekali.

Lagipula penempatan tenaga ini di perifer mengalami kesulitan. Program Kesehatan

Departemen Kesehatan sebenarnya justru dititikberatkan untuk meningkatkan taraf

kesehatan di daerah. Bilamana program Basic Radiology System (BRS) dapat

diterima oleh pemerintah, maka akan diperlukan banyak sekali tenaga operator

Basic X-ray Unit (BXU) untuk mengoperasikan pesawat secara bertanggungjawab

agar diperoleh hasil pemeriksaan yang baik.

Oleh karena itu operator BXU harus dilatih dulu melalui suatu sistem kursus

yang diselenggarakan di rumah sakit yang berfungsi sebagai rumah sakit akademik

yang besar. Pada saat yang sama BXU dapat di uji terus menerus dimana

kelemahannya. Dengan demikian ada kerjasama yang baik antara Departemen

Kesehatan dan Fakultas Kedokteran demi meningkatkan daya deteksi penyakit

rakyat, seperti misalnya penyakit paru, dan lain-lain. Kemungkinan diagnosis dini

seperti yang diharapkan, mungkin bisa berhasil lebih baik daripada sekarang.

Sampai sekarang baru dibahas perencanaan dan pemakaian alat-alat Roentgen

yang mempunyai peranan dalam pencitraan diagnostik (diagnostic imaging).

Perkembangan terakhir Pencitraan Diagnostik dibicarakan dalam bab

berikutnya. Disini hanya disinggung beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan

dalam perencanaan dan penentuan alat radiologis canggih yang akan dibeli oleh

rumah sakit terutama rumah sakit swasta.

Page 19: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

Dari pemeriksaan canggih yang ada seperti ultrasonografi, angiokardiografi,

digital subtraction angiography, kedokteran nuklir, tomografi komputer, dan magnetic

resonance, yang dapat dijangkau oleh rumah sakit swasta pada saat ini hanya

ultrasonografi dan mungkin tomografi komputer. Pemeriksaan canggih lainnya

sebaiknya diserahkan pada rumah sakit pemerintah/akademik, karena peralatannya

terlalu mahal, banyak memerlukan ruangan, alat tambahan dan diperlukan banyak

tenaga profesional.

Juga perencanaan dan penentuan pemakaian alat tomografi komputer (CT)

di rumah sakit swasta harus dipertimbangkan de ngan masak-masak. Alat ini masih

mahal untuk tingkat ekonomi negara kita. Daya beli masyarakat masih rendah dan

biaya pemeriksaan tidak bisa ditentukan hanya berdasarkan dalil ekonomi semata-

mata. Banyak faktor lain yang turut menentukan besarnya biaya pemeriksaan

pasien.

Karena alat tomografi komputer khusus untuk kepala sekarang sudah tidak

dibuat lagi, maka dengan sendirinya harus dibeli alat tomografi komputer seluruh

tubuh. Keputusan bagi rumah sakit swasta untuk membeli tomografi komputer akan

bergantung pada perkembangan rumah sakit tersebut, lokasinya, tingkat kemajuan

dan profesionalisme spesialisasi lain di rumah sakit tersebut serta faktor-faktor

lainnya.

H. Persyaratan ruangan radiologi :

a. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari ruangan gawat

darurat, perawatan intensive care, kamar bedah dan ruangan lainnya.

b. Di setiap instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan

alarm sesuai dengan kebutuhan.

c. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan kelembaban 40 - 60 %.

d. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.

Persyaratan ruangan, meliputi jenis, kelengkapan dan ukuran/luas ruangan

yang dibutuhkan sebagai berikut :

1. Ketebalan dinding

Bata merah dengan ketebalan 25 cm (dua puluh lima sentimeter) dan kerapatan

jenis 2,2 g/cm

2. (dua koma dua gram per sentimeter kubik), atau beton dengan ketebalan 20 cm

(duapuluh sentimeter) atau setara dengan 2 mm (dua milimeter) timah hitam (Pb),

sehingga tingkat

Page 20: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

G. Pelaksanaan Instalasi Pesawat

1). Pengamanan pesawat dimulai dari instalasi listrik dari sumber PLN ( Generator)

harus mempunyai Box input tersendiri dilengkapi pengamanan beban lebih (sakelar,

sekering, main circuit breaker) dan besarnya kabel input harus sesuai aturan yang

berlaku.

2). Pesawat rontgen tersebut harus dilengkapi pengamanan beban lebih,

pengamanan pemanasan filamen dan proteksi radiasi.

3). Grounding alat atau bagian-bagian dari pesawat harus sesuai dan dapat kita

pastikan bahwa alat telah dihubungkan ke tanah untuk menghindari sengatan listrik

terhadap operator maupun pasien, serta pada saat pesawat bekerja tidak terganggu

interferensi gelombang.

4). Pesawat harus dilengkapi pengatur atau pengontrol yang dikendalikan secara

manual ataupun otomatis saat exposure.

a). Tempat harus terlindungwaktu melakukan penyinaran kecuali hal-hal khusus.

b). Operator berada diluar berkas sinar guna, dan berada tidak kurang dari 2 meter

dari susunan tabung atau dibelakang pesawat.

c). Harus dilengkapi dengan pembatas radiasi sinar guna, agar tidak mengenai

bagian yang tidak perlu karena radiasi, perlengkapan tsb adalah Diaphragma,

Collimator.

I. Gambar desain ruangan radiologi

Page 21: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

Dalam membangun dan merencanakan fasilitas ruangan penyinaran radiografi,

harus memperhatikan hal-hal yang tertera dibawah ini.

1. Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari poliklinik.

2. Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan, seperti

rumah sakit tipe A,B,C dan D.

3. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat

dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiographer, pegawai,

dokter dan masyarakat umum.

4. Alat-alat proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta karyawan adalah

sarung tangan berlapis timah hitam dan jubah/apron yang berlapis timah hitam

setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis Pb dengan ketebalan ekivalen 2 mm

Pb.

5. Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga

memudahkan memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-lat kedokteran

gigi lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran ruangan

memudahkan pasien keluar dan masuk untuk melakukan foto ronsen. Dinding

ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang (artinya 1 bata ; jika dipasang

memanjang dipakai 2 bata). Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran 10x20

cm. Plesteran dengan campuran semen dan pasir tertentu, tebal minimal dengan

bata adalah 25 cm. Bila memakai beton, tebal dinding beton minimal adalah 15 cm.

dinding yang dibuat harus ekivalen dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh

ditempatkan 2 m diatas dinding atau kaca yang berlapis Pb.

6. Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak pencucian

film dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian dengan cara manual.

Harus ada air yang bersih dan mengalir, kipas angin/exhauster atau air-conditioner

agar udara dalam kamar gelap selalu bersih dan cukup nyaman bagi petugas yang

bekerja di dalamnya selama berjam-jam. Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai

sistem lorong yang melingkar tanpa pintu atau sistem dua pintu untuk menjamin

supaya cahaya tidak masuk. Warna dinding kamar gelap tidak perlu hitam,

sebaiknya dipakai warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam

untuk mengabsorpsi cahaya sebanyak mungkin.

7. Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau bila

berada dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan dilengkapi

dengan kaca intip dari Pb.

Page 22: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

8. Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi yang cukup sehingga

terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari tripleks dengan tebal

tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 – 1,5 mm

9. Tanda radiasi berupa lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat

menyala pada saat pesawat digunakan. Tanda peringatan radiasi hendaknya dibuat

dengan ukuran yang sesuai seperti gambar berikut :

Page 23: Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit.docx

RINGKASAN:

Unit Radiologi yang terdapat pada rumah sakit membutuhkan beberapa

ruang utama yaitu, ruang penyinaran, ruang operator, kamar gelap, ruang sanitasi,

ruang baca film dan ruang perencanaan dosis. Selain ruang utama diperlukan pula

ruang administrasi yang mencakup antara lain ruang tata usaha, ruang tunggu

pasien, ruang kerja dokter, dan lain sebagainya.

Lingkungan lokasi harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang

menyangkut keselamatan dan kesehatan. Pembagian daerah aktivitas menurut

tingkat radiasi dibagi atas tiga daerah radiasi yaitu daerah radiasi rendah (dosis

ekuivalen yang diterima tubuh < 0,1 rem/minggu). Daerah radiasi sedang (dosis

ekuivalen yang diterima tubuh > 0,1 rem/minggu tetapi < 5 rem/tahun) dan daerah

radiasi tinggi (dosis ekuivalen yang diterima tubuh > 5 rem/tahun).' Ukuran ruang

minimum tergantung pada peralatan dan kenyamanan yang diperlukan. Untuk ruang

penyinaran agar dipenuhi ketinggian jendela minimum, lantai harus mudah

dibersihkan, persyaratan lapisan pintu untuk pesawat sinar, sistem saklar interlock

pada semua pintu masuk. pengamanan ambang pintu dari hamburan radiasi,

ketahanan terhadap penyinaran, perlindungan pada ventilasi luar atau AC,

penghalang untuk semua bukaan dan lubang-lubang pada perisai pelindung dan

ruang terapi dengan sistem TV terbatas.

Persyaratan struktur yang harus dipenuhi berkenaan dengan pondasi

bangunan, gaya gempa, mutu beton, baja tulangan, pasangan bata dan tebal

dinding. Bahan bangunan dipilih yang mudah dibersihkan, halus, keras. dan tidak

porous, tahan terhadap pengaruh zat kimia, tidak bereaksi secara kimiawi dan

memenuhi persyaratan Sll. Utilitas seperti instalasi listrik, instalasi penangkal petir,

proteksi kebakaran, kelengkapan komunikasi, instalasi tata udara, instalasi

plumbing, instalasi lift dan penerangan harus tersedia cukup dan memenuhi

persyaratan.

Limbah padat berupa sumber-sumber radiasi terbungkus yang tidak dipakai

lagi harus disimpan dalam suatu wadah dengan diberi lapisan pelindung radiasi

yang memadai. Gudang tempat penyimpanan limbah radioaktif harus dilengkapi

dengan ventilasi dan instalasi tata udara dan tebal dinding direncanakan sedemikian

rupa sehingga laju penyinaran tidak melebihi 10 rem/minggu.