inkubator wadah bagi mahasiswa inovator...

48
ISSN 0215-2916 EDISI 219 . JANUARI 2018 MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OIL MENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR www.humas.unsyiah.ac.id Menciptakan Atmosfer Kewirausahaan

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ISSN

    021

    5-2

    916

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN

    MAHASISWA

    RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OIL

    MENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH

    INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR

    w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

    MenciptakanAtmosfer Kewirausahaan

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    3

    KREATIF atau kreatifitas dapat diartikan upaya menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, atau suatu kegiatan pengembangan terhadap sesuatu yang sudah ada. Jiwa kreatif ini merupakan bentuk dari kemampuan seseorang dalam mengasah soft skill-nya, baik itu di dunia kerja maupun yang sedang membangun usaha.

    Kita tentu sepakat, jika setiap pekerjaan menuntut kreatifitas dan inovasi dari masing-masing individu yang diberi tugas. Tetapi, kreatifitas ini akan terlihat lebih nyata pada individu yang memiliki jiwa kewirausahaan. Biasanya, seorang wirausahawan memiliki daya kreasi yang lebih luas. Ia mampu menangkap keinginan masyarakat, terlebih jika usaha yang ia jalankan merupakan produk jasa yang mempermudah orang-orang sekitar.

    Jumlah lulusan sarjana yang terus meningkat setiap tahunnya, menghadirkan permasalahan terutama dalam memperoleh lapangan kerja. Dalam hal ini, penerapan pendidikan kewirausahaan sangat penting diperkenalkan kepada mahasiswa sejak di bangku perkuliahan. Harapannya pengetahuan tersebut mampu menciptakan jiwa-jiwa wirausaha yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan kerja.

    Untuk meningkatkan mutu mahasiswa dalam berkreasi dan berinovasi, pemerintah melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), sering mengadakan kompetisi melalui kegiatan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan akademis dan profesionalitas tinggi dalam penerapan, pengembangan, dan penyebarluasan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di ajang PKM, mahasiswa ditempa menjadi pribadi yang memiliki kemampuan riset atau penelitian, kewirausahaan, pengabdian kepada masyarakat, penerapan teknologi, artikel ilmiah, dan gagasan.

    Menyikapi tuntutan ini, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melalui Organisasi dan Tata Kerja membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kewirausahaan yang berfungsi melakukan pengembangan dan pembinaan kegiatan kewirausahaan bagi para mahasiswa. Kehadiran UPT ini diharapkan mampu mencetak generasi-generasi mandiri dan siap terjun ke tengah masyarakat. Selain itu, juga diharapkan mampu menjadi perintis dalam menciptakan lapangan kerja baru, baik untuk dirinya maupun masyarakat sekitar. (Redaksi)

    MembangunKreatifitas Mahasiswa

    HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

    IFTITAH

  • EDISI 207 . JANUARI 2017

    IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

    PEMBINA

    PENASIHAT BIDANG REDAKSI

    PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA

    FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER

    STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

    Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E., M.M.Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Uswatun Nisa S.I.Kom., M.A. | Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. | Amrizal, S.Pd.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom.

    WARTA UNSYIAHEDISI 219 . JANUARI 2018

    ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

    DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

    REDAKSI WARTA UNSYIAH

    [email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]

    Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)

    WARTAMenciptakan Atmosfer Kewirausahaan

    POLEMSemasa Muda Beu Leu Karya, Bek Leu Gaya*Semasa Muda Perbanyak Karya, Jangan Perbanyak Gaya

    SAG

    OE

    PO

    LEM

    4 REDAKSI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    5

    [email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]

    IFTITAH 3MEMBANGUN KREATIFITAS MAHASISWA

    EDUKASI 6-7BERWIRAUSAHA SEJAK KULIAH

    MAHASISWA 8-9RAMU PATCHOULI ESSENTIAL OILMENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH

    FOKUS 10-15MENCIPTAKAN ATMOSFER KEWIRAUSAHAANPEMBINAAN YANG KOMPREHENSIF

    PROFIL 16-17EDUKASI MELALUI KOPI

    PENGABDIAN 18-19INOVASI DALAM KULIAH KERJA NYATA

    RELIGIA 26-27MENELADANI KISAH ABDURRAHMAN DALAM MENILAI HARTA

    PERSPEKTIF 28-29MEMBANGUN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA

    RISET 30-31PENGEMBANGAN PERANGKAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS MUATAN LOKAL

    KREATIF 32-33SEBERKAS CAHAYA DI UJUNG GAMPONG BEUNOT

    FAKULTAS 38-39INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR

    ENGLISH 40-41WHAT HAPPEN IF DEMOCRACY SLACK APPEARS

    MUTU 44-45MEMPERKUAT MUTU PENDIDIKAN

    ASPIRASI 46-47BAGAMANA CARA MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA UNSYIAH UNTUK MENJADI SEORANG WIRAUSAHAWAN?

    16

    DAFTAR ISI

    18 40

  • 6 EDUKASI

    Berwirausaha Sejak Kuliah

    bagi produk masyarakat yang terlebih

    dahulu hadir. Ini sejalan dengan tujuan

    PKM-K untuk menghasilkan karya

    kreatif, inovatif, dan membuka peluang

    usaha bagi mahasiswa yang telah

    menyelesaikan studinya.

    Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    Kewirausahaan Unsyiah, Dr. drh.

    M. Hanafiah MP, menjelaskan jika

    pada tahun 2016 lalu, Unsyiah telah

    mendirikan UPT Kewirausahaan.

    Kehadiran UPT Kewirausahaan

    diharapkan memberikan pemantapan

    pendidikan kewirausahaan bagi

    mahasiswa sekaligus menjembatani

    mereka dengan dunia usaha.

    Membentuk kepribadian

    seorang mahasiswa tidak

    harus selalu di ruang

    perkuliahan. Seyogyanya,

    karakter juga harus dibentuk melalui

    kehidupan berkelompok atau berdiskusi.

    Misalnya keterlibatan mahasiswa di

    bidang kewirausahaan yang dapat

    memberikan dampak signifikan dalam

    berkarya. Seperti halnya Program

    Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang

    diluncurkan oleh Dikti pada tahun 2001

    silam. Program ini merupakan integrasi

    sekaligus metamorfosis dari berbagai

    jenis kompetisi mahasiswa di bidang

    penalaran atau karya ilmiah.

    Kehadiran PKM menjadi modal awal bagi

    mahasiswa untuk bersinergi menghasilkan

    inovasi terbarukan. Tersedia beberapa

    jenis PKM, salah satunya Program

    Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan

    (PKM-K). Kegiatan ini merupakan

    pengembangan keterampilan mahasiswa

    dalam berwirausaha dan berorientasi

    pada laba. Produk usaha yang dihasilkan

    mahasiswa berupa barang atau jasa yang

    menjadi modal awal dalam berwirausaha

    dan merambah dunia pasar.

    Kegiatan PKM-K ini juga untuk

    menghindari munculnya kesenjangan

    sosial di tengah masyarakat. Produk

    PKM-K diharapkan tidak menjadi pesaing

    t

    EDISI 219 . JANUARI 2018

  • 7EDUKASI

    “Produk usaha yang dirintis sebaiknya

    linear dengan keilmuan mahasiswa.

    Sebagai contoh mahasiswa MIPA

    membuat pengharum ruangan aroma

    terapi. Mahasiswa Teknik membuat mobil

    listrik, perahu katamaran, robot terbang

    dan lainnya.”

    Ditemui terpisah, Wakil Rektor Bidang

    Akademik, Dr Hizir, berharap para

    alumni Unsyiah bukan hanya berorientasi

    menjadi PNS. Mahasiswa juga diharapkan

    untuk menyiapkan diri menghadapi

    tantangan di masa depan.

    “Dalam panduan akademik 2016/2017,

    Unsyiah sudah memasukkan PKM

    menjadi topik untuk tugas akhir. Namun,

    yang dapat mengangkatnya menjadi

    tugas akhir hanya ketua tim,” ujar Hizir.

    Selepas menamatkan kuliah, seorang

    mahasiswa dituntut dalam dua pilihan;

    melanjutkan studi atau bekerja. Jika

    memilih bekerja juga terdapat dua

    pilihan yaitu bekerja pada orang lain

    atau bekerja mandiri. Maka di sinilah

    semangat kewirausahaan dibangun dan

    dibutuhkan. Unsyiah terus mendidik para

    mahasiswanya agar mampu beradaptasi

    dengan pilihan masa depan, termasuk

    dalam berwirausaha.

    Memilih berwirausaha sejak kuliah

    dapat mendidik seorang mahasiswa

    untuk berani menghadapi tantangan

    kehidupan, serta menyelesaikan masalah

    dan mencari solusinya. Tentu proses

    ini akan menghasilkan reward, jika

    pun tidak, jangan berkecil hati. Sebab

    kesuksesan itu bukan hanya dilihat dari

    kemampuan meraih sesuatu, tetapi juga

    keberanian bangkit dari kegagalan.

    Sejalan dengan semangat ini, Rektor

    Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,

    M.Eng, saat wisuda bulan Agustus lalu,

    menegaskan jika daya saing ekonomi

    Indonesia di dunia masih sangat lemah.

    Bahkan, menurut laporan World

    Economic Forum dalam The Global

    Competitiveness Report 2016-2017,

    Indonesia menempati urutan 41 dalam

    daftar peringkat daya saing dunia.

    Peringkat ini turun empat level dibanding

    tahun lalu, bahkan kalah dibandingkan

    negara ASEAN lainnya.

    “Seiring terbukanya pasar bebas ASEAN,

    persaingan dan tuntutan dunia kerja

    semakin tinggi. Oleh karena itu, kami

    mengajak alumni untuk mengubah

    paradigma berpikir dari hanya pencari

    kerja menjadi pencipta lapangan

    pekerjaan,” harap Samsul.

    Ucapan Rektor ini tentu beriringan

    dengan upaya Unsyiah dalam

    mengurangi jumlah pengangguran

    di Indonesia melalui kegiatan

    kewirausahaan. Sebab menurut data

    Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

    pada Agustus 2017, terjadi kenaikan

    jumlah pengangguran di Indonesia

    sebesar 7,04 juta orang. Jumlah ini

    meningkat dibandingkan Agustus 2016

    yang hanya berjumlah 7,03 juta orang.

    (mr)

    Produk usaha yang dirintis sebaiknya linear dengan keilmuan mahasiswa. Sebagai contoh mahasiswa MIPA membuat pengharum ruangan aroma terapi.

    t

    EDISI 219 . JANUARI 2018

  • 8

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    MAHASISWA

    Ramu Patchouli Essential Oil

    Mengharumkan Kembali Nilam Aceh

    Masih banyak masyarakat

    Aceh yang belum

    mengenal aroma

    minyak nilam. Padahal

    tanaman hijau ini masih banyak

    ditemui di Aceh. Nilam bermanfaat

    untuk menenangkan dan membuat

    tubuh menjadi relax. Sejak zaman dahulu, nilam digunakan sebagai

    pengharum pakaian, perawatan

    rambut, dan sebagainya. Tetapi

    seiring waktu, penggunaan nilai

    dalam kehidupan sehari-hari semakin

    berkurang.

    Nilam merupakan kepanjangan dari

    Netherlands Indische Land Ook Acheh Maatschappij (NILAM), yaitu nama perusahaan yang diusung Belanda

    ketika memonopoli perkebunan

    tanaman ini di Aceh. Perusahaan

    ini dibangun untuk menyuling dan

    mengekspor nilam Aceh ke dunia luar.

    Sementara dalam bahasa Indonesia,

    nilam disebut dilem.

    Penggunaan nilam yang semakin

    langka saat ini menggerakkan

    sekelompok mahasiswa Unsyiah yang

    tergabung dalam CV Koetaradja

    Aromatic melakukan inovasi untuk

    memproduksi sebuah produk

    wewangian. Tim ini terdiri dari delapan

    anggota yang berasal dari tiga fakultas

    berbeda. Mereka adalah Trisna

    Mulyati, Mulya Mutawaqqil, M.Irfan,

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    9MAHASISWA

    skema yang sudah dijalankan selama

    tiga tahun ini. Syaifullah Muhammad,

    salah satu pembimbing yang

    berkontribusi besar dalam mendukung

    para mahasiswa menciptakan produk

    turunan atsiri ini.

    Dalam prakteknya, Ramu memilih

    sebagai salah satu entrepreneur berbasis social enterprise. Sebab tujuan utama mereka ingin membantu

    petani nilam dalam memasarkan

    minyak nilam Aceh. Termasuk di

    antaranya menggandeng petani nilam

    Aceh sebagai partner kerja. Mereka pun berkomitmen menghasilkan

    produk berbasis ilmu pengetahuan

    dan teknologi yang dapat digunakan

    dalam kehidupan sehari-hari, seperti

    lotion, sabun, balsem, parfum, minyak

    aroma terapi, dan berbagi produk

    lainnya.

    “Sejak awal, Ramu bergerak di bidang

    life science agripreneur dan bersifat sosial enterprise. Komitmen kami tidak boleh membeli minyak nilam dengan

    harga murah lalu menjual dengan

    keuntungan tinggi. Niatnya untuk

    membangkitkan kembali nilam Aceh

    dan membangun kesejahteraan petani

    nilam di Aceh,” ungkap Trisna.

    Sementara itu, pemurnian minyak

    nilam yang tim Ramu lakukan masih

    menggunakan proses penyulingan

    sederhana. Trisna pun berharap

    timnya dapat kembali lolos dalam

    program PPBT-PT 2018. Sebab mereka

    berencana melakukan pemurnian

    dengan teknologi sekaligus menjajaki

    pasar di luar Aceh. Ramu juga bercita-

    cita memiliki perkebunan nilam sendiri,

    sehingga dapat dijadikan eco wisata.

    Untuk saat ini, produk Ramu lebih

    diminati oleh masyarakat luar Aceh

    yang membeli produk ini saat

    mengunjungi Aceh. Umumnya,

    masyarakat Aceh belum tertarik

    membeli Ramu sebab belum begitu

    familiar dan mengetahui manfaat Patchouli Essential Oil. Penjualan paling besar yang dirasakan tim Ramu

    saat mereka mengikuti expo Organic Green and Healthy of Indonesia di Jakarta tahun 2017 lalu. Saat

    ini, Ramu juga mulai memasarkan

    produk mereka di berbagai aplikasi

    pemasaran, seperti Tokopedia. (un)

    Instagram: @ramuofficial email: [email protected]

    Zaki Akhyar (Fakultas Teknik), M.

    Ikhsan, Abdul Manan, Mutia Faradila

    (Fakultas MIPA), serta Alvi Chairiah

    (Fakultas KIP). Mereka mengolah

    minyak nilam Aceh menjadi produk

    yang dinamakan Ramu, Patchouli

    Essential Oil.

    Ketua Tim, Trisna, mengatakan

    inovasi yang dilakukan bukan hanya

    fokus pada produk, tetapi juga fungsi

    minyak nilam. Sebab selama ini minyak

    nilam hanya digunakan sebagai

    bahan penguat wewangian saja,

    padahal nilam juga memiliki aroma

    dan manfaat yang tinggi. Selain itu,

    Ramu juga memproduksi produk lain

    yaitu Patchouli Bath Salt. Produk ini berasal dari garam rakyat yang kaya

    magnesium dan dicampur aroma

    terapi untuk dijadikan produk relaksasi

    merendam badan dan kaki.

    Trisna mengaku proyek ini telah

    dilakukan sejak tahun 2016 lalu.

    Bermodal keinginan yang kuat,

    Ramu memulai proyek ini dengan

    mengumpulkan investor untuk

    mencari modal usaha. Hingga

    akhirnya, di tahun 2017, Ramu

    mendapatkan pembiayaan dari

    program Perusahaan Pemula Berbasis

    Teknologi di Perguruan Tinggi (PPBT-

    PT) dari Ristekdikti sebesar Rp. 370

    juta.

    PPBT-PT merupakan sebuah program

    yang fokus pada pengembangan

    entrepreneur muda di Indonesia. Menariknya, Ramu merupakan tim

    pertama dari Unsyiah yang mengikuti

    Sejak awal, Ramu bergerak di bidang life science agripreneur dan bersifat sosial enterprise. Komitmen kami tidak boleh membeli minyak nilam dengan harga murah lalu menjual dengan keuntungan tinggi.

  • 10

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    MenciptakanAtmosferKewirausahaan

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    11

    MenciptakanAtmosferKewirausahaan

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    Saat ini tren kaum muda terjun ke dunia wirausaha terus meningkat. Hal ini terlihat dari banyak unit usaha baru yang

    didominasi oleh kalangan anak muda. Menjamurnya ecommerce di Indonesia yang owner-nya adalah para pemuda, merupakan bukti nyata bahwa geliat berwirausaha di kalangan kaum muda patut diperhitungkan.

    Begitu pula yang terjadi di Unsyiah.

    Saat pergelaran Unsyiah Fair atau Expo Kewirausahaan pada Pembinaan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU) lalu, banyak produk yang ditampilkan berasal dari mahasiswa Unsyiah. Mulai dari usaha kuliner, busana muslim, teknologi, dan lainnya.

    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur B.C, mengatakan salah satu faktor yang mendukung tren positif ini adalah

    dunia kerja yang semakin kompetitif. Ketika memasuki dunia kerja, para mahasiswa harus siap menerima kenyataan bahwa ketersediaan lapangan kerja sangat terbatas. Sementara itu, setiap tahunnya lulusan baru terus bermunculan.

    “Jadi sudah sangat tepat jika generasi muda terjun ke dunia wirausaha,” ujarnya.

    Alfian juga menilai, geliat berwirausaha di kalangan pemuda

    12 FOKUS

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    13FOKUS

    sangat berkaitan dengan dampak bonus demografi yang sedang terjadi di Indonesia. Diprediksikan pada tahun 2030 nanti merupakan puncak bonus demografi di Indonesia. Di mana usia produktif lebih banyak dari usia non-produktif.

    Saat itu, persaingan dunia kerja pun semakin kompetitif. Setiap orang dituntut memiliki kompetensi yang baik di setiap lini seperti teknologi, bahasa, maupun skill lainnya. Melihat kondisi tersebut, maka Alfian menilai memang sudah sepatutnya mahasiswa meningkatkan kompetensi diri, salah satunya dengan terjun ke dunia wirausaha. Terlebih lagi Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah. Potensi tersebut akan sia-sia jika negara tidak memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk mengelolanya. Bonus Demografi yang semestinya menjadi titik balik kebangkitan Indonesia akhirnya sulit terwujud.

    “Malah kata Pak Rektor, kondisi itu menjadi disaster demografi atau bencana demografi. Sebab usia produktif yang 75 persen tadi membebani yang 25 persen,” katanya.

    Oleh sebab itu, Unsyiah berupaya membina para lulusannya untuk menjadi pribadi yang siap terjun ke dunia kompetitif tersebut. Maka, pada tahun 2016 melalui Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru, Unsyiah mendirikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kewirausahaan. Unit kerja baru ini hadir membawa visi menjadi pusat kewirausahaan yang andal dan terkemuka di bidang pembinaan dan pengembangaan usaha yang berdaya saing baik di tingkat lokal maupun nasional. Melalui UPT Kewirausahaan, maka potensi

    wirausaha di kalangan mahasiswa Unsyiah bisa dikoordinasikan dengan baik. Mereka tidak dibiarkan bekerja sendiri tapi mendapatkan pembinaan yang tepat.

    “Kita mendorong mahasiswa Unsyiah kalau lulus bukan sebagai pencari pekerjaan, tetapi pencipta pekerjaan”.

    Sebab menurut Alfian, setiap orang berpotensi untuk menjadi wirausaha begitu pula kalangan mahasiswa Unsyiah. Maka melalui UPT Kewirausahaan, Unsyiah akan mendorong mengoptimalkan potensi tersebut dengan menciptakan lingkungan wirausaha di kampus.

    “Maka kehadiran UPT Kewirausahaan adalah untuk menciptakan atmosfer kewirausahaan,” pungkas Alfian. (ib)

    Maka kehadiran UPT Kewirausahaan adalah untuk menciptakan atmosfer kewirausahaan.

  • Pembinaanyang Komprehensif

    Cikal-bakal lahirnya Unit

    Pelaksana Teknis (UPT)

    Kewirausahaan berawal

    dari Program Mahasiswa

    Wirausaha (PMW) pada

    tahun 2013-2015 yang bersumber dari

    dana APBN. Saat itu, geliat wirausaha

    sudah terasa di lingkungan Universitas

    Syiah Kuala. Hanya saja bentuknya

    masih sporadis tidak terkoordinasi

    dengan baik.

    “Unsyiah melihat ada kegiatan

    kewirausahaan, namun masih belum

    terstruktur. Jadi, Melalui Struktur

    Organisasi Tata Kelola (SOTK) yang

    baru dibentuklah UPT Kewirausahaan”

    ujar Ketua UPT Kewirausahaan, Dr.

    drh. M. Hanafiah, M.P.

    Hanafi menjelaskan jika merujuk

    Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi),

    maka UPT Kewirausahaan bertujuan

    untuk mem-backup kegiatan-

    kegiatan kewirausahaan di Unsyiah

    sehingga bisa terdata dengan baik.

    Sederhananya, UPT Kewirausahaan

    berupaya untuk membenah sistem

    yang ada sehingga atmosfer

    kewirausahaan yang diharapkan dapat

    terwujud.

    Melalui unit kerja ini pula mahasiswa

    Unsyiah mendapatkan pembinaan

    kewirausahaan secara komprehensif.

    Seperti yang diungkapkan Wakil

    Rektor Bidang Kemahasiswaan dan

    Alumni Unsyiah, Alfiansyah Yulianur

    BC, melalui unit kerja ini mahasiswa

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    14 FOKUS

  • 15

    ke dunia wirausaha. Melalui UPT

    Kewirausahaan, Unsyiah memberikan

    dukungan penuh untuk tekad tersebut.

    “Sudah bukan masanya lagi untuk

    mengharapkan lapangan kerja dari

    pemerintah. Ubahlah pola pikir kita

    agar mampu menciptakan lapangan

    kerja, bukan menjadi pencari kerja,”

    tegas Alfian.

    UPT Kewirausahaan selama ini

    terus melakukan pembinaan secara

    terstruktur dan sistematis. Terlebih

    lagi bagi mahasiswa yang mengikuti

    program PMW, berpeluang untuk

    mengikuti program Risetdikti

    lainnya seperti Perusahaan Pemula

    Berbasis Teknologi (PPBT) atau Calon

    Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

    dari Perguruan Tinggi (CPPBT-PT).

    Kehadiran UPT Kewirausahaan cukup

    berarti terhadap geliat kewirausahaan

    di Unsyiah. Terlihat dari antusias

    yang cukup tinggi dari mahasiswa

    untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

    kewirausahaan. Pada tahun 2017 lalu,

    ada 33 judul proposal didaftarkan

    UPT Kewirausahaan untuk mengikuti

    Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia

    (KBMI). Dengan modal usaha bervariasi

    mulai dari Rp. 30-40 juta.

    “Kalau kita mau bicara riil, UPT

    Kewirausahaan masih hitungan tahun.

    Kalau melihat hasil masih belum

    sampai ke nilai jual. Tapi kalau melihat

    produk yang mahasiswa hasilkan sudah

    lumayanlah,” ujar Hanafiah.

    Saat ini, beberapa produk yang telah

    dihasilkan mahasiswa Unsyiah sudah

    semakin variatif seperti lampu aroma

    terapi, aplikasi pengisian pulsa,

    produk-produk olahan yang berbasis

    kearifan lokal dan lainnya. Bahkan

    saat Program Kreativitas Mahasiswa

    lalu, produk yang digagas mahasiswa

    Unsyiah cukup menarik seperti beton

    ramah lingkungan, teknologi budidaya

    jamur merang modern, sirup jamblang,

    deodoran gayun powder, dan produk

    inovatif lainnya.

    Oleh sebab itu, di tahun 2018 ini

    UPT Kewirausahaan bersiap dengan

    program unggulan lainnya. Sebab

    menurut Hanafiah, target yang

    hendak mereka capai di tahun ini

    adalah semua produk yang dihasilkan

    mahasiswa harus berbasis pendidikan

    dan teknologi.

    “Karena kalau tidak, susah kita

    masukkan ke program KBMI ataupun

    CPPBT dari Risetdikti,” ujar Hanafiah.

    (ib)

    FOKUS

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    diajarkan membuat bisnis plan yang

    baik, dikenalkan dengan dunia

    perbankan, perizinan, mendapatkan

    pelatihan-pelatihan kewirausahaan

    serta target pasar.

    “Kita berharap ketika mahasiswa

    sudah selesai, mereka siap untuk

    diterima pasar. Jadi itulah tugas

    UPT Kewirausahaan, yaitu membina

    mahasiswa menjadi wirausaha yang

    riil,” ujar Alfian di ruang kerjanya.

    Alfian menjelaskan, kehadiran

    UPT Kewirausahaan adalah wujud

    keseriusan Unsyiah untuk menciptakan

    entrepreneur muda.

    “Jika dulu dananya bersumber dari

    APBN untuk memberi dana usaha,

    maka sekarang kita ambil alih dengan

    mengunakan dana PNBP kita, agar

    PNBP kita tepat guna dan tepat

    sasaran,” ujarnya.

    Maka Alfian mengajak mahasiswa

    Unsyiah untuk tidak ragu lagi terjun

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    Saat kuliah, Ilham tak pernah berpikir jika akan terjun ke dunia wirausaha. Di awal kuliah, ia justru berupaya membesarkan

    hatinya karena salah memilih jurusan pendidikan.

    “Awalnya enggak pengen kuliah, karena dapat undangan dari sekolah saja. Dulu pilih FKIP Bahasa Inggris, yang lulus malah jurusan akuntasi,” kenangnya.

    Ilham pun mulai mengira-ngira pekerjaan apa yang cocok dengan disiplin ilmunya tersebut. “Di bank kali ya, kan bisa jadi akuntan,” ujarnya.

    Dua tahun kuliah, Ilham kemudian mengenal lingkungan Inkubator Bisnis di Fakultas Ekonomi Unsyiah. Ia beruntung dekat dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis. Interaksi inilah yang kemudian mengubah pikirannya.

    Dari impian menjadi karyawan ke wirausahawan.

    “Banyak orang berubah karena lingkungan, begitu pula saya,” ujarnya.

    Tahun 2009, Ilham mulai mengikuti program Kompetisi Mahasiswa Wirausaha (PMW). Ia merancang bisnis plan-nya.

    Namun, tekadnya untuk berwirausaha tidaklah mudah. Orang tua pun tak sepenuhnya mendukung. Sudah berbagai usaha ia coba. Jatuh bangun telah menjadi drama hidupnya ketika itu.

    “Usaha saya down tidak ada omset lagi.

    Terus saya mulai lagi jual kopi di pinggir jalan Lapangan Tugu. Pakai gerobak, buka outlet kedua di kantor OIA lama di depan FMIPA,” ucapnya.

    Ilham memang tak patah semangat. Dari tahun 2009 sampai 2012 adalah masa-masa berat baginya. Dimulai dari usaha menjual jus, ia kemudian beralih ke kopi. Alasannya karena ia melihat trend pasar di mana orang-orang lebih tertarik dengan kopi.

    “Karena semangat masih ada, saya bangkit lagi,” ceritanya.

    Kerja keras Ilham perlahan mulai menunjukkan hasil. Ia akhirnya bisa

    Edukasi Melalui Kopi

    Ilham MaulanaAlumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Tahun 2006Pengusaha Coffee Cho

    PROFIL16 PROFIL

  • 17PROFIL

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    membuktikan kepada orang tua yang awalnya tak sepakat dengan keputusannya untuk berwirausaha.

    “Di semester empat dan lima, saya bilang enggak usah kirim uang lagi. Kenapa? Udah ada uang sendiri. Padahal waktu itu belum terlalu yakin, cuma kasih jaminan,” ujarnya sambil tertawa.

    Kini, Ilham sudah memiliki dua outlet

    Coffee Cho dan menjadi Quality Control di NA Coffee yang merupakan lini bisnis dari Hadrah Group. Bahkan, saat Warta Unsyiah menghubunginya untuk wawancara, Ilham sedang berada di Jakarta untuk mengembangkan bisnisnya. Ia sedang melakukan riset untuk membuka outlet kopi di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta.

    Di Coffee Cho, Ilham menawarkan

    konsep edukasi kopi. Sebab ia menilai banyak orang yang enggan minum kopi karena alasan kesehatan. Padahal jika kopi diracik dengan cara yang benar justru mendatangkan banyak manfaat. Untuk memahami teknik inilah Ilham pulang ke tanah kelahirannya, Gayo, untuk mengambil sertifikasi kopi.

    Ilham bisa dikatakan entrepreneur muda yang sukses. Di usianya yang masih muda ia sudah mengantongi pendapatan yang lumayan tinggi.

    “Kalau rata-rata di Coffee Cho Rp. 45 juta omset per bulan. Kalau laba rata-rata di bisnis kuliner itu sekitar 35 persen dari omset,” ucapnya

    Namun, Ilham tak ingin sukses seorang diri. Di Coffee Cho ia mulai mengedukasi karyawannya yang merupakan para mahasiswa untuk berwirausaha.

    “Kita enggak didik mereka sebagai mental kerja, kita didik mereka dengan wawasan. Jadi kalau suatu saat mereka mau buka usaha, ya, silahkan,” ujarnya.

    Kunci kesuksesan Ilham adalah karena ia tegas dengan hidupnya. Ketika ia memilih untuk berwirausaha, maka ia bekerja secara totalitas untuk mewujudkannya. Banyak tawaran kerja yang datang kepadanya seperti menjadi karyawan, namun ia tetap konsisten untuk menjadi wirausahawan. Inilah prinsip hidup yang selalu ia jaga.

    “Kemauan memang harus kuat. Set up tujuan dari awal, kita di bisnis ini untuk apa. Harus tegas terhadap pilihan hidup sendiri. Enggak bisa kalau ada tawaran ke sana, pergi ke sana. Kalau ada di sini, pergi ke sini,” pungkasnya. (ib)

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    18 PENGABDIAN

    Di awal tahun 2018, Unsyiah

    mengirimkan 1.162

    mahasiswa mengikuti

    Kuliah Kerja Nyata (KKN)

    di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

    KKN kali ini berlangsung di sembilan

    kecamatan yang tersebar di 231 lokasi.

    Para mahasiswa mengikuti KKN selama

    satu bulan terhitung sejak 8 Januari

    Inovasi dalamKuliah Kerja Nyata

    dan berakhir pada 11 Februari 2018.

    Program KKN merupakan salah satu

    cara Unsyiah mendekatkan para

    mahasiswa dengan masyarakat.

    Selain itu, agar mahasiswa dapat

    mengaplikasikan ilmu yang mereka

    peroleh di bangku perkuliahan.

    Gambaran inilah yang dilakukan

    mahasiswa KKN Unsyiah kelompok

    P042. Mereka mengajarkan masyarakat

    Gampong Asan Nicah, Pidie, cara

    membuat sabun.

    Pelatihan pembuatan sabun dipandu

    oleh ketua kelompok, Yusfaizi Aditia,

    beserta anggota yang terdiri dari

    Karmila, Nanda Funna Ledita, M.

  • 19PENGABDIAN

    EDISI 218 . DESEMBER 2017

    menghasilkan satu ember dengan

    interval penggunaan satu bulan hingga

    satu tahun, jadi sangat hemat,” ujar

    mahasiswa jurusan Teknik Kimia ini.

    Kegiatan ini disambut baik oleh

    masyarakat. Bukan hanya anak-

    anak, tetapi juga para ibu dan

    masyarakat desa menyaksikan

    langsung pembuatan sabun piring

    ini. Selain pembuatan sabun cuci

    piring, kelompok P042 juga membuat

    pupuk kompos agar dapat digunakan

    masyarakat yang umumnya petani.

    “Kelompok kami juga melibatkan

    masyarakat dalam pembuatan pupuk

    kompos dengan bahan dasar sekam

    atau ampas padi,” ujar Karmila.

    Ia juga berharap agar ke depannya

    kegiatan ini dapat terus berlanjut.

    Bahkan tidak tutup kemungkinan

    terbentuk koperasi desa yang dapat

    membantu mengembangkan produk

    sabun atau pupuk kompos Asan

    Nicah. Kegiatan ini juga bertujuan

    mengedukasi masyarakat tentang KKN

    yang merupakan program pengabdian

    mahasiswa dalam menerapkan ilmu

    pengetahuan. Diharapkan dengan

    pengabdian yang telah dilakukan

    ini, masyarakat dapat lebih produktif

    dan kreatif sehingga membantu

    perekonomian hidup mereka. (syr)

    Satu paket produk ini hanya menghabiskan biaya Rp. 60.000. Bisa menghasilkan satu ember dengan interval penggunaan satu bulan hingga satu tahun, jadi sangat hemat.

    “Rizki Mufry, dan T Zikra. Kelompok

    P042 berasal dari beragam jurusan,

    seperti jurusan Teknik Kimia, Teknik

    Pertambangan, Agroteknologi

    Pertanian, dan Ilmu Hukum. Ide

    pembuatan sabun ini berawal dari

    keinginan mereka untuk menghasilkan

    produk yang memiliki manfaat

    berkelanjutan di tengah masyarakat.

    Karmila menjelaskan, kegiatan ini

    merupakan program utama yang

    memanfaatkan bahan-bahan sekitar

    yang murah dan mudah dijangkau.

    Bahan-bahan yang digunakan

    terdiri dari texapon yang berfungsi

    mengangkat lemak, kotoran, atau zat

    yang bersifat surfaktan. Kemudian

    natrium klorida dikenal sebagai

    garam dapur yang berfungsi sebagai

    pengental sabun, SLS (Sodium Lauryl

    Sulfate) pembentuk busa sabun, dan

    zat pewangi. Semua bahan baku

    tersebut bisa didapatkan di toko kimia

    yang ada di Kabupaten Pidie.

    “Satu paket produk ini hanya

    menghabiskan biaya Rp. 60.000. Bisa

  • 20 PENGABDIAN

    EDISI 219 . JANUARI 2018

  • 21PENGABDIAN

    EDISI 219 . JANUARI 2018

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Yayasan Yap Thiam Hien menggelar kuliah umum yang menghadirkan Prof. Eric Stover, Human Rights Center dari University of California Berkeley School of Law, di AAC Dayan Dawood. Kuliah umum ini membahas tentang penyelidikan forensik terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di beberapa negara.

    Pendiri Yayasan Suara Hati Perempuan Nova Eliza, Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Nazamuddin MA, dan Ketua Penggerak PKK Provinsi Aceh Darwati A Gani foto bersama dalam acara Perempuan Berkarya di Gedung AAC Dayaan Dawood.

    Universitas Syiah Kuala berhasil meraih peringkat pertama Anugrah Keterbukaan Informasi Publik untuk katagori Perguruan Tinggi di Aceh. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua Komisi Informasi Aceh, Dr. Afrizal Tjoetra S.Pd,.M.Si, kepada Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr. Nazamuddin MA, di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.

    22 GALERI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    Universitas Syiah Kuala dan Badan Narkotika Nasional (BNN) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) gerakan anti narkoba, melalui Apel Gabungan Pemuda Aceh Anti Narkoba di lapangan Mapolda Aceh. Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Nazamuddin MA dan Kepala BNN Pusat Komjen Budi Waseso. Selain Unsyiah, BNN juga menjalin kesepakatan yang sama dengan UIN Ar Raniry yang ditandatangani oleh Rektor UIN Ar Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA.

    Lima kandidat calon Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 2018 mengikuti debat kandidat di Lapangan Tugu Unsyiah.

    Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan sosialisasi teknologi satelit di Universitas Syiah Kuala. Hadir sebagai narasumber Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN Mujtahid MT dan Kepala Bidang Program dan Fasilitas LAPAN Abdul Karim, yang menjelaskan perkembangan teknologi satelit di Indonesia

    23GALERI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    24 GALERI

    Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menyerahkan draft naskah akademik Pendidikan Kebencanaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang diterima langsung Ketua DPRA, Muharuddin, di Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Ulee Lheue. Naskah akademik ini disusun oleh tim Unsyiah untuk dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.

    Seluruh civitas Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melaksanakan upacara dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 89 di Lapangan Tugu, Kopelma Darussalam. Upacara ini dipimpin langsung oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan dihadiri oleh para Dekan, Kepala Biro, dosen, pegawai, dan mahasiswa Unsyiah.

    Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr. Ir Samsul Rizal M.Eng., melantik para Wakil Dekan untuk Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Keperawatan (FKep) Unsyiah periode 2017-2021 di Gedung AAC Dayan Dawood.

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    25GALERI

    Universitas Syiah Kuala telah berhasil menjadi Perguruan Tinggi Asuh untuk Universitas Jabal Ghafur dan Universitas Serambi Mekkah. Hal ini disampaikan Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng saat penutupan Hibah Program Asuh Perguruan Tinggi dan Program Studi dari Kemenristekditi di Balai Senat Unsyiah.

    Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, melantik Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah periode 2017-2021. Pelantikan ini berlangsung di Lobi VIP Gedung AAC Prof. Dayan Dawood.

    Seorang mahasiswi Unsyiah memasukan surat suara untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah tahun 2018.

  • 26 RELIGIA

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    Abdurrahman bin

    Auf baru saja tiba di

    Madinah. Seperti kaum

    Muhajirin lainnya yang

    dipersaudarakan Rasulullah dengan

    kaum Anshar, Abdurrahman pun

    demikian. Ia dipersaudarakan dengan

    Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari, seorang

    saudagar kaya di kota Madinah.

    Saad kemudian menawarkan kebunnya

    untuk Abdurrahman. Namun, lelaki

    Quraisy dari suku Zuhri ini menolaknya.

    Bahkan menurut riwayat, Saad juga

    “Semoga Allah memberkati anda,

    isteri, dan harta anda. Tapi, tunjukkan letaknya pasar agar aku dapat

    berdagang,” jawabnya.

    Ya, Abdurrahaman tidak mengambil

    semua penawaran itu. Ia lebih memilih

    untuk berdagang. Sebagai lelaki yang

    biasa hidup mandiri, Abdurrahman

    sadar betul bagaimana membangun

    kembali hidupnya.

    Di tengah semua kesempatan baik itu,

    Abdurrahman tetap kukuh dengan

    Meneladani Kisah Abdurrahman

    dalam Menilai Harta

    menawarkan kedua istrinya untuk

    Abdurrahman.

    “Dan aku mempunyai dua orang

    isteri, coba perhatikan yang lebih

    menarik perhatian anda, akan

    kuceraikan ia hingga anda dapat

    memperistrikannya,” ujar Saad yang

    diriwayatkan oleh Anas RA.

    Lalu kita akhirnya tahu seperti apa

    jawaban dari Abdurrahman. Sebuah

    jawaban yang mengetuk nurani kita

    hingga hari ini.

  • 27RELIGIA

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    pendiriannya. Padahal sebelum hijrah

    ia adalah seorang saudagar kaya. Di

    kalangan penduduk Mekkah, ia dikenal

    sebagai sosok yang memiliki harta

    berlimpah. Tetapi, semua harta itu ia

    tinggalkan. Abdurahman nyaris tak

    memiliki apapun setibanya di Madinah.

    Hanya imanlah yang masih melekat

    di hatinya. Berdagang adalah cara

    Abdurrahman mengangkat kembali

    derajat hidupnya. Sikapnya yang jujur,

    cerdas, dan adil telah menjadikannya

    seorang pedagang yang sukses di

    Madinah.

    Meski hartanya kembali melimpah,

    tetapi Abdurrahman tidak lupa diri.

    Di kalangan penduduk Madinah, ia

    dikenal sebagai sosok yang sangat

    dermawan. Sampai-sampai ada

    yang mengatakan seluruh penduduk

    Madinah menikmati harta milik

    Abdurrahman. Sebab sepertiga

    harta Abdurrahman dipinjamkan

    untuk mereka. Sepertiganya lagi

    digunakan untuk membayar utang

    siapapun. Sementara sepertiga lainnya

    Abdurrahman sedekahkan. Maka

    saat itu, rumah Abdurrahaman selalu

    ramai. Jika pagi orang-orang datang

    untuk meminjam uang, siangnya

    untuk membayar pinjaman, dan sore

    hari orang datang untuk mengambil

    sedekah.

    Peran jiwa dan harta Abdurrahman

    untuk perjuangan Islam juga besar.

    Seluruh peperangan bersama

    Rasulullah ia ikut serta, termasuk

    perang Badar. Pernah sekali Rasulullah

    mengumumkan biaya untuk perang

    Tabuk. Seketika itu pula Abdurrahman

    bergegas menyerahkan 200 uqiyah

    emas.

    Umar yang berada di dekat Rasulullah

    pun berbisik, “Agaknya Abdurrahman

    berdosa karena tidak menyisakan

    uang belanja sedikit pun untuk

    keluarganya.”

    Lalu Rasulullah menanyakan persoalan

    ini dan Abdurrahman pun menjawab,

    “Untuk mereka saya tinggalkan lebih

    banyak dan lebih baik daripada yang

    saya sumbangkan. Yakni, sebanyak

    rezeki, kebaikan, dan upah yang

    dijanjikan Allah,” jawab lelaki bernama

    lengkap Abdurrahman bin Auf bin

    Harits bin Zuhrah ini.

    Melihat semua yang telah diberikan

    Abdurrahman untuk agama ini,

    maka tak salah kalau ia termasuk

    golongan sepuluh sahabat Rasulullah

    yang dijanjikan masuk surga. Namun,

    sekalipun semua kebaikkan telah

    menyertai hidupnya, Abdurrahman

    tetaplah pribadi yang rendah hati.

    Bahkan di akhir hayatnya, ketika Aisyah

    hendak memberikannya kemuliaan

    yaitu dimakamkan bersama Rasulullah.

    Abdurrahaman merendahkan dirinya.

    Ia merasa masih belum pantas

    bersanding dengan Rasulullah.

    Bagi Abdurrahman, harta hanyalah

    caranya mendekatkan diri kepada

    Allah. Kecintaannya kepada agama

    ini lebih besar daripada harta yang ia

    kumpulkan. Hal inilah yang menjadikan

    Abdurrahman sebagai pribadi yang

    sangat dicintai Rasulullah.

    Dari kisah Abdurrahaman, kita pun

    belajar cara memahami dan menilai

    sebuah harta. Bahwa harta memang

    harus dicari, tapi Abdurrahman

    mengajarkan bagaimana harta

    memberikan ketenangan di hati. (ib)

  • 28 PERSPEKTIF

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    Kewirausahaan pada dasarnya

    adalah suatu proses yang

    dapat dilakukan oleh

    seseorang mahasiswa untuk

    mengidentifikasi, mengembangkan,

    dan membawa visi ke dalam

    kehidupannya. Visinya bisa berupa

    ide kreatif dan inovatif, peluang, dan

    cara yang lebih baik dalam bekerja

    untuk menghasilkan suatu karsa

    dan karya dalam kehidupan sehari-

    hari. Sekarang ini, orang cenderung

    berpendapat bahwa kewirausahaan

    identik dengan seseorang yang ingin

    menjadi pengusaha atau penjual. Mereka

    yang memiliki jiwa tersebut diharapkan

    mampu menyelesaikan sesuatu tanpa

    harus mengeluh. Sebab prinsip dalam

    kewirausahaan, sebuah masalah dapat

    dijadikan sebuah peluang. Seyogyanya,

    mereka yang memiliki karakter ini akan

    selalu berpikir positif terhadap persoalan

    yang ada di depan mata.

    Dalam beberapa tahun ini, banyak

    mahasiswa yang mengikuti program

    DR. DRH. M. HANAFIAH, M.P.

    KEPALA UPT KEWIRAUSAHAAN UNSYIAH

    Membangun Semangat Kewirausahaan Mahasiswa

  • bertalenta dapat muncul antara lain dari

    mereka yang berlatarbelakang akademik.

    Maka, menjadi tantangan besar bagi

    Unsyiah untuk mampu menjadikan

    mahasiswa dan alumninya sebagai

    seorang yang memiliki jiwa entrepreneur

    yang tangguh. Untuk itulah, Unsyiah

    mendirikan UPT Kewirausahaan agar

    dapat menfasilitasi jiwa entrepreneur

    para mahasiswa, alumni, dan dosen.

    Dalam usia UPT Kewirausahaan yang

    baru beranjak satu tahun, ada beberapa

    kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa

    dan alumni. Kegiatan tersebut seperti

    Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia

    (KBMI) dan Expo Kompetisi Mahasiswa

    Indonesia (KMI). Selain itu, mahasiswa

    dan alumni juga mengikuti kegiatan

    Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) dan

    Program Perusahaan Pemula Berbasis

    Teknologi (PPBT-PT). Para dosen

    mengikuti kegiatan Calon Perusahaan

    Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT)

    dimana masing-masing memperoleh

    satu prososal untuk didanai dan

    berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian

    dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

    Permasalahan mendasar adalah semua

    kegiatan ini ada di beberapa unit-unit

    lain sehingga peran UPT Kewirausahaan

    untuk menjembatani semua kegiatan ini

    menjadi penting untuk dilaksanakan.

    Sejauh ini tidak ada kendala berarti yang

    dihadapi mahasiswa dalam mengajukan

    proposal kewirausahaan. Ini terbukti dari

    banyaknya mahasiswa yang mengajukan

    proposal kewirausahaan baik bersumber

    dari PNBP Unsyiah maupun Dikti.

    Namun, ada juga beberapa proposal

    yang tidak lolos seleksi karena minimnya

    inovasi, kurang memperhatikan

    panduan, dan alasan lainnya. Proposal

    yang tidak lolos ini bukan berarti

    memiliki kualitas buruk, bisa jadi karena

    passing grade yang diminta terlalu

    tinggi atau karena pendanaannya

    yang terbatas. Untuk itu, jangan patah

    semangat. Terus berbuat, ajukan lagi,

    dan perbaiki kesalahannya.

    Langkah strategi yang dapat dilakukan

    untuk memperbanyak produk yang

    dapat dikomersilkan dan dihilirkan

    adalah dengan memperbanyak produk

    hasil penelitian yang sudah dilakukan

    oleh dosen. Karena produk ini sudah

    melalui suatu kajian ilmiah yang dapat

    dipertanggung jawabkan. Sudah banyak

    produk yang dihasilkan oleh dosen dan

    mahasiswa, hanya tinggal difasilitasi

    agar mereka dapat mengembangkan

    jiwa-jiwa entrepreneurnya. Selain itu,

    para mahasiswa diharapkan dapat

    lebih memperhatikan panduan dan

    rambu-rambu persyaratan sehingga

    memudahkan untuk mendapatkan

    pendanaan dalam kegiatan

    kewirausahaan.

    UPT Kewirausahaan terus melakukan

    sosialisasi semua skim kewirausahaan

    yang diikuti oleh mahasiswa. Selain itu,

    juga terus menyampaikan panduan

    dan penekanan dari masing-masing

    skim, melakukan pendampingan, dan

    konsultasi proposal. Untuk itu, kami dari

    UPT Kewirausahaan sangat berharap

    terjalin kerjasama dengan seluruh civitas

    akademika Unsyiah untuk sama-sama

    membangun kegiatan kewirausahaan

    yang lebih baik. (un)

    29PERSPEKTIF

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    kewirausahaan baik pendanaannya

    dari Universitas Syiah Kuala atau dari

    Kementerian Riset dan Teknologi

    dan Perguruan Tinggi. Beberapa

    program kewirausahaan dapat diikut

    mahasiswa, seperti Program Kreativitas

    Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K),

    Program Mahasiswa Wirausaha (PMW),

    Program Kompetisi Bisnis Mahasiswa

    Indonesia (KBMI), Calon Perusahaan

    Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT),

    dan Perusahaan Pemula Berbasis

    Teknologi (PPBT). Tetapi, dengan catatan

    hasil produk yang dihasilkan berbasis

    teknologi.

    Program kewirausahaan pada dasarnya

    adalah menggabungkan kegiatan-

    kegiatan yang sudah ada dan tinggal

    dikembangkan lagi untuk menuju proses

    komersialisasi dan hilirisasi. Kita sangat

    berharap hasil-hasil penelitian yang sudah

    dikerjakan oleh dosen dapat dimanfaatkan

    oleh para mahasiswa sebagai bahan

    untuk dikomersilkan dan dihilirkan ke

    stakeholder. Dulu, ketika kita diskusikan

    kewirausahaan, banyak mahasiswa yang

    tidak peduli. Ini dikarenakan mereka malu

    untuk menjajakan produk olahannya

    kepada konsumen. Tetapi, kondisi

    sekarang berubah. Banyak mahasiswa

    yang memiliki bisnis beromset tinggi

    dengan cara berjualan online. “Berjualan

    sambil kuliah, kenapa tidak?!” Ini adalah

    pernyataan yang disampaikan seorang

    mahasiswa yang tidak malu berjualan,

    walau di tempat kuliah. Bagi mereka yang

    penting rezeki yang dihasilkan itu halal.

    Seorang pakar Richard Florida

    mengatakan, last but not least. Beliau

    berpendapat bahwa insan kreatif dan

  • pakar kewirausahaan. Tujuannya meningkatkan pengetahuan calon wirausaha muda dalam merencanakan pengembangan usaha kecil dan menengah. Hasil wawancara dengan pelaksana pelatihan menyebutkan, sekarang ini belum ada perangkat modul khusus yang tersusun berdasarkan kebutuhan muatan lokal Aceh untuk digunakan dalam pelatihan. Ketika pelatihan selesai dan peserta ingin mereview kembali materi pelatihan, bahan yang mereka punya tidak cukup untuk membuat sebuah pemahaman kembali.

    Untuk itu, saya melakukan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk merumuskan performasi pelatihan, mengembangkan model pelaksanaan pelatihan kewirausahaan, menghasilkan perangkat pelatihan dan menguji

    30 RISET

    DR. AMIRUDDIN, S.PD, M.SI

    KETUA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNSYIAH

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    Globalisasi berpengaruh terhadap masyarakat terdidik di Indonesia. Dampak tersebut menuntut

    masyarakat agar memiliki pola tindak kompetitif. Hal ini dikarenakan sumber kekayaan mineral Indonesia mulai menipis. Hutan tidak banyak berguna

    Pengembangan Perangkat Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Muatan Lokal

    karena lambatnya reboisasi. Konsensi pertambangan sudah mulai dikuasai asing. Akibatnya, kekayaan alam yang selama ini dianggap sebagai juru selamat tidak dapat diandalkan lagi, sehingga mengakibatkan perubahan cara hidup dalam masyarakat.

    Pelatihan kewirausahaan bagi generasi muda adalah kunci kehidupan di masa yang akan datang. Kewirausahaan mampu mendukung pola hidup masyarakat yang sesuai dengan tuntutan era globalisasi. Selain fungsinya mencakup eksploitasi peluang yang muncul di pasar, pemberdayaan kewirausahaan juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang akan membuka lapangan kerja baru (Schumpeter, 1971).

    Beberapa instansi pemerintah sering melakukan pelatihan dengan melibatkan

  • kemampuan berada dalam tingkatan rendah dan sedang. Hal ini perlu ditingkatkan lagi untuk menjamin keberhasilan dan minat para wirausaha muda dalam berwirausaha.

    Terkait dengan gaya belajar pelatihan kewirausahaan, lebih dari 70 persen calon wirausaha muda menyukai pola isi bacaan dengan tulisan ditambah gambar yang sesuai dengan konten. Adapun bentuk isi bacaan, calon wirausaha muda menyukai bentuk bahan bacaan berupa narasi konseptual dan faktual. Selain itu, narasi bebas juga disukai oleh calon wirausaha muda. Lamanya kemampuan membaca berkisar antara 15 sampai dengan 30 menit dengan kebiasaan gaya membaca seluruh isi buku secara teratur dan juga membaca bebas tidak teratur. Selanjutnya mayoritas para calon wirausaha memiliki kebiasaan menulis isi bacaan tetapi tidak selalu dan kadang-kadang mengerjakan soal yang terdapat dalam buku teks.

    Mengenai pengalaman pelatihan keterampilan, lebih 30 persen pernah mengikuti lebih dari dua kali pelatihan keterampilan. Adapun sikap terhadap pelatihan kewirausahaan, mayoritas

    31RISET

    calon wirausaha muda lebih dari 50 persen sangat suka dan sisanya adalah sekedar suka. Jumlah pertemuan pelatihan yang paling disukai oleh calon wirausaha muda mayoritas tiga kali dengan lama pelatihan selama dua jam. Model pelatihan yang paling disukai oleh calon wirausaha muda mayoritas memilih latihan dengan pola belajar berkelompok. Tema pelatihan yang paling disukai terdiri dari tema pelatihan terkait dengan kuliner lokal khas Aceh, kerajinan tangan lokal khas daerah, dan terkait bahan pangan khas daerah. Dari ketiga pilihan tersebut, lebih dari 30 persen memilih tema pelatihan kewirausahaan berkaitan dengan kuliner lokal khas daerah.

    Kesimpulan hasil analisis tingkah laku calon wirausaha muda terhadap kemampuan aktual kewirausahaan berada pada tingkat rendah dan sedang, kemampuan tertinggi yang dicatat hanya 53 persen berjumlah dua orang. Pelatihan kewirausahaan selama ini dilaksanakan dengan metode tatap muka dilengkapi bahan berupa slide presentasi/handout. Pelatihan dilaksanakan beberapa pertemuan dengan waktu lima jam. Akhir pertemuan, peserta pelatihan diminta untuk membuat rencana usaha mikro. (mks)

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    keefektifan perangkat pelatihan. Penelitian ini menggunakan model desain instruksional yang dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey.

    Perangkat pembelajaran terdiri dari model berbasis workshop dan modul yang berisi kumpulan materi. Isi modul berupa tulisan ditambah gambar yang sesuai konten dengan paparan narasi konseptual dan faktual. Bagian isi modul menyediakan halaman dan memuat soal yang dapat dikerjakan oleh peserta, tetapi tidak pada semua sesi. Tutorial aktif yang menggunakan modul paling lama sebanyak lima pertemuan, terdiri dua sampai lima jam pelatihan setiap sesinya. Intruksional membaca dilaksanakan dalam waktu 30 menit setiap sesi yang memuat petunjuk untuk peserta membaca seluruh isi buku secara teratur. Design instruksional pelatihan menggunakan pola belajar kelompok dengan mengarahkan peserta wirausaha dalam bidang kuliner lokal khas Aceh, kerajinan tangan lokal khas daerah dan bahan pangan khas daerah.

    Hasil analisis tingkah laku sasaran meliputi survei terhadap kemampuan aktual kewirausahaan. Survei tersebut mencakup pengetahuan konsep dasar, semangat kerja dan faktor yang mempengaruhinya, kompetensi kewirausahaan, pengembangan ide usaha, penyusunan rencana usaha serta cara memulai usaha, proses dan motivasi dapat dilihat pada tabel di bawah.

    Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan aktual kewirausahaan wirausaha muda yang bersumber dari hasil survei mayoritas

  • Seberkas Cahayadi Ujung Gampong Beunot

    32

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    KREATIF

    Perlahan, langkah gontai kaki-

    kaki para pengabdi bergerak

    menyusuri jalan setapak. Langit

    menatap jelas lelah perjuangan,

    bersama bumi yang amat setia memapah

    tiap langkah pengabdian. Harap diri

    mampu ikhlas, hati tetap dengan asa

    yang telah terancang nyata tanpa ada

    pudar niat dan harap untuk mundur.

    Di ujung sana, kiri kanan jalan dipenuhi

    kebun sawit. “Adakah kehidupan di

    sana?” tanya batinku. Kaki gontai ini

    menapaki tanah berpasir putih serta

    hamparannya yang luas. Sayup-sayup

    terdengar suara kanak-kanak bermain,

    tertawa lepas bergurau dengan alam

    hijau. Ya, di sinilah kutemui seberkas

    cahaya di penghujung perkampungan

    Beunot. Kampung Beunot adalah salah

    satu kampung yang menjadi lokasi

    penempatan mahasiswa KKN Unsyiah

    periode XI (Juli-Agustus 2016). Desa ini

    terletak di pinggiran jalan lintas kota

    Banda Aceh-Medan, Aceh Timur.

    Riuh terdengar pekik tawa para santri

    cilik. Sebagian berlarian ke arah kami

    SYARIFAH AINUN MARDHIAH, S. FARM

    ALUMNI MAHASISWA JURUSAN FARMASI UNSYIAH ANGKATAN 2013

    Ilustrasi; Suasana pengajian di Aceh

  • 33KREATIF

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    yang masih berjalan sambil memandangi

    luasnya area kebun sawit yang telah

    disulap menjadi balai-balai pengajian.

    Di tengah-tengah area, berdiri tegak

    tiga balai pengajian di antara susunan

    pohon-pohon kelapa. Luas mata ini

    memandang sekeliling. Binar mata dan

    tawa ikhlas mereka menyerbu tiap-tiap

    bola mata sayu para pengabdi.

    Ah, ternyata di sini ada kehidupan

    suci, di ujung Kampung Beunot. Dayah

    Abu Bakar Ash Shiddiq namanya.

    Tempat anak-anak Kampung Beunot

    menghabiskan siang dan menutup

    sore dengan pendidikan Islam.

    Tempat mereka dibina dan diasah

    kepribadiannya menjadi mujahid dan

    mujahidah Islam masa depan. Hatiku

    disapu lembut oleh sesuatu yang

    sejuk, ikhlas, sederhana, tenang, dan

    mendamaikan.

    Tampak di sudut sana, seorang bapak

    paruh baya berpeci putih melambaikan

    tangan dari balai yang terletak paling

    ujung. Beliau menuruni tangga dan

    tersenyum mengisyaratkan agar kami

    mendekat. Pasti beliau pimpinan balai

    pengajian ini, batinku.

    Kami dipersilahkan naik ke balai. Terlihat

    tiga santriwati duduk bersila sambil

    memperhatikan kitabnya masing-

    masing. Kami datang disaat proses

    belajar mengajar di kelas ini sedang

    berlangsung. Kelas yang ditempati tiga

    santriwati ini adalah kelas senior.

    Sambutan hangat dan keakraban

    seketika terjalin cepat. Kami

    memperkenalkan diri dan beliau

    menyambut kunjungan kami dengan

    penuh antusias. Beliau bercerita banyak

    hal tentang balai pengajian ini dimulai

    dari awal pembangunan, sistem

    mengajar serta visi dan misi dayah. Dayah

    Abu Bakar Ash Shiddiq baru berdiri

    awal tahun 2016. Dalam waktu singkat,

    Dayah Abu Bakar Ash Shiddiq telah

    menampung santri sebanyak 60 orang.

    Beliau juga menghimbau kami untuk

    berbagi ilmu dengan para santri di dayah

    selama masa KKN di Kampung Beunot.

    Tengku Adi, begitu sapaan akrab beliau.

    Terlihat api semangat hebat dalam

    dirinya hingga merasuki jiwa-jiwa kami

    yang sebelumnya lemah tanpa gairah.

    Membangkitkan kembali niat dan

    semangat kami untuk terus bangkit

    dan bergerak melanjutkan pengabdian.

    Wah, kesan pertama yang luar biasa.

    Hampir 60 persen program kerja

    kami lakukan di dayah ini. Antusias,

    semangat, kegigihan, kedisiplinan,

    ketekunan, tawa lepas, kekeluargaan

    semua kami rasakan di sini. Berbagai

    kegiatan dan lomba kami adakan guna

    memacu semangat para santri untuk

    lebih gigih belajar serta menyegarkan

    dan membebaskan kreativitas mereka.

    Di antaranya berlatih menjadi dokter

    kecil, belajar membaca peta dunia

    dan arah angin, bernyanyi nasyid yang

    berisikan nasihat dan semangat dalam

    menuntut ilmu, melafalkan asmaul

    husna, hingga menggambar dan

    mewarnai.

    Kegigihan Tengku Adi dan para

    ustadzah serta keikhlasan mereka

    seolah-olah tidak ada kata berhenti.

    Keyakinan yang kuat adalah landasan

    utama untuk tetap bergerak. Di

    tengah hiruk pikuk kehidupan dunia,

    pengabdian tidak akan pernah mati.

    Di sinilah sebenarnya pengabdian. Saat

    ilmu ikhlas dibagi, bahkan saat para

    guru tidak digaji. Cahaya akan tetap

    menjadi cahaya. Dan perlahan namun

    pasti, akan menyeruak menerangi seisi

    dunia. (cds)Ilustrasi; Suasana pengajian di Aceh

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    Puluhan alumni perguruan tinggi negeri se-Indonesia yang tergabung dalam Ikatan

    Keluarga Alumni (IKA) ikut serta dalam Deklarasi Kebangsaan Alumni Universitas

    Negeri se-Indonesia Melawan Radikalisme, yang berlangsung di Gedung AAC Dayan

    Dawood, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kegiatan ini bertujuan mengajak dan

    menumbuhkan kepedulian para alumni untuk berperan aktif mencegah radikalisme

    terutama di lingkungan perguruan tinggi negeri.

    Kegiatan ini dihadiri para alumni dari beberapa universitas di Bali, Jakarta, Sumatera,

    Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan, dan Aceh. Di akhir kegiatan para

    alumni menyatakan sikap dan ikrar bersama yang berlangsung di depan Gedung Biro

    Unsyiah serta pelepasan 1.000 balon merah putih.

    34 GALERI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    35GALERI

  • 36

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    GALERI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    37GALERI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    38 FAKULTAS

    Kehadiran inkubator

    bisnis di beberapa

    fakultas di Unsyiah

    membawa gairah baru

    dalam dunia wirausaha. Inkubator

    menjadi wadah baru penyedia

    fasilitas pengembangan usaha baik

    itu dari sisi manajemen maupun

    teknologi. Salah satunya di Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang telah

    mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa

    (UKM) Inkubator Usahawan Muda

    Unsyiah.

    Awalnya, UKM Inkubator FEB adalah

    organisasi binaan UKM Centre FEB

    Unsyiah yang kerap melakukan

    kegiatan pembinaan, praktek, dan

    pelatihan mahasiswa usahawan

    muda. Wadah ini dibentuk pada

    tanggal 1 Juli 2007 atas inisiatif

    dan semangat para dosen dan

    mahasiswa. Target awalnya untuk

    membina mahasiswa agar lebih

    kreatif, inovatif, berdaya saing,

    sekaligus mencetak pengusaha

    sukses. Seiring waktu, pada tanggal

    24 November 2011, wadah ini

    berubah menjadi Unit Kegiatan

    Mahasiswa (UKM) di bawah

    koordinasi BEM FEB Unsyiah dan

    bertanggung jawab kepada Wakil

    Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

    Alumni.

    Salah satu penggerak dan pembina

    UKM Inkubator FEB adalah Dr.

    Iskandarsyah Madjid SE., MM yang

    pernah meraih Juara I Penggerak

    Wirausaha Berprestasi 2014 yang

    diadakan Kementerian Pemuda

    dan Olahraga Republik Indonesia.

    INKUBATOR WADAH BAGI MAHASISWA INOVATOR

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    39FAKULTAS

    Selain itu, UKM ini juga rutin

    menyelenggarakan Expo Inkubator

    setiap tahunnya. Expo ini menjadi

    arena bertemu para pelaku

    usaha muda sekaligus menjual

    produknya. UKM Inkubator FEB juga

    melakukan lawatan ke luar negeri

    bertajuk Incubator International

    Entrepreneurship Program. Kegiatan

    ini sukses di gelar di Malaysia pada

    tahun 2013 yang bekerja sama

    dengan kampus UiTM Malaysia.

    Prestasi sama juga dirasakan

    di Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan (FKIP) Unsyiah. Seperti

    yang dialami M. Mulyakhan, Ketua

    Inkubator Kewirausahaan FKIP

    Unsyiah periode 2013-2014. Saat

    menjadi mahasiswa, Mulyakhan

    berhasil meraih juara pertama

    bidang wirausaha se-Indonesia pada

    tahun 2010 silam. Selain itu, sarjana

    Pendidikan Fisika ini juga meraih

    juara pertama Wirausaha Muda

    Prestasi se-Aceh 2015 dan Finalis

    Nasional Wirausaha Muda Pemula

    (WMP) 2014 yang diselenggarakan

    Kementerian Pemuda dan Olahraga.

    Melalui unit usaha tempat bimbingan

    belajar, Genius Twin, Mulyakhan

    belajar bagaimana jatuh bangun

    dalam berwirausaha.

    Tidak hanya FEB dan FKIP, Fakultas

    Teknik Unsyiah juga memiliki

    unit inkubator bisnis yang diberi

    nama Inkubator Technopreneur.

    Inkubator ini hadir sebagai wadah

    berkumpulnya pengusaha muda di

    Fakultas Teknik sekaligus melahirkan

    produk barang dan jasa berbasis

    teknologi. Meski saat ini sedang

    vakum, tetapi semangat untuk

    membina kembali digaungkan

    oleh pihak Fakultas Teknik. Hal

    ini disampaikan oleh Wakil Dekan

    Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,

    Lulusi, S.T., M.Sc.

    “Saya rencananya akan menggandeng

    BEM Fakultas Teknik untuk

    memasukkan Divisi Kewirausahaan

    pada struktur organisasi. Sehingga kita

    berharap, tahun berikutnya mampu

    menjadi role model,” jelas dosen

    Teknik Sipil itu.

    Jika inkubator fakultas menjadi

    wadah mahasiswa dalam

    berwirausaha, kehadiran Pusat

    Inovasi dan Kewirausahaan Pertanian

    (PIKP) Unsyiah menjadi wadah bagi

    alumni. Sejak beroperasi pada 1 Juni

    2016 lalu, PIKP menjadi salah satu

    program Ikatan Alumni Fakultas

    Pertanian Unsyiah yang bekerja sama

    dengan Dekan Fakultas Pertanian

    Unsyiah. PIKP adalah pusat produksi

    hasil pertanian sebagai kontribusi

    nyata alumni Unsyiah dalam

    menyikapi dan memenuhi kebutuhan

    masyarakat. Pusat inovasi ini meliputi

    unit inovasi kuliner, unit inovasi

    dosen dan mahasiswa, unit inovasi

    masyarakat binaan, serta unit delivery

    (online shopping).

    Hadirnya inkubator di beberapa

    fakultas adalah bukti nyata jika Unsyiah

    perlahan ingin mengubah pola pikir

    mahasiswa selepas lulus nanti. Sebab

    sejatinya sarjana bukan hanya mencari

    kerja, tetapi juga mampu membentuk

    lapangan kerja. (mr)

  • 40 ENGLISH

    EDISI 219 . JANUARI 2018

    What HappenIf DemocracySlack Appears?

    NAMA : Intan Destia HelmiTTL : Banda Aceh, 17 December 1996 ACHIEVEMENT :• 1st winner in Aceh Language Ambassador and Fifth Runner-Up in

    National Language Ambassador by Badan Bahasa Aceh (2017)• Delegate of Aceh for Indonesian Youth Action 13.0, Yogyakarta (2017)• Delegate of Aceh for Jambore Pemuda Indonesia by Kemenpora RI,

    Middle Kalimantan (2016)• Third runner up in Aceh Language Ambassador by Balai Bahasa

    Aceh(2016)• Delegate of Aceh for SouthEast Asia Leader Summit by the IDE

    Indonesia, Bandung (2016)• 1st winner in Aceh Province and National Delegation for CCUUD 4Pilar

    by MPR RI, Jakarta (2014)• Fifth Runner-Up in National Dance Competition by MPR RI, Jakarta

    (2014)• 1st winner in FAD (Forum Anak Daerah) by BPPPA, 2014• 1st winner in Aceh Province and 8th winner In National for Debate-

    Discussion PCTA by KemHan RI, Jakarta (2013)• Delegate of Aceh for National Teenager’s Parliament by DPR RI, Jakarta

    (2013) • ORGANIZATIONAL BACKGROUND :• Secretary on Research and Development Department of BEM FEB

    Unsyiah Aceh (2017-current date)• Treasure in Language Ambassador Community of Aceh Province

    (2017-current date)• Member of International Accounting Student Community

    (2015-current date)• Member in Unsyiah International Club (2015-current date)• Secretary of OSIS SMAN Modal Bangsa Aceh, (2013-2014)• Treasure of MPK SMAN Modal Bangsa Aceh, (2012-2013) • EDUCATION BACKGROUND :• International Accounting Program, FEB Unsyiah, S.E. Candidate –

    Semester 5• SMAN Modal Bangsa Aceh• SMPN 19 Percontohan Banda Aceh

  • 41ENGLISH

    rebellions will destroy many aspects of life in this country, and will create more war which will increase the rate of poverty in Indonesia. The rebellion will also affect the run of economy, for instance like when the rebellion appeared in Indonesia (G30S PKI) at 1965, the rate of inflation turned to 600%, made the price increase rapidly, and increased the rate of poverty in Indonesia. And not only that, but rebellion will also cause distraction. The distraction of one country tend to make many countries plans to take over this country, and later, the freedom is not implemented just like an independent country. We already felt this phenomenon in the past, when Dutch country colonized Indonesia for 350 years, and we are as the owner of this country be a slave for foreigners.

    Because of democratic system, people of Indonesia can criticize the regulation that the government made. We can see now in Myanmar. They use a democratic system, but most of the implementation is more likely aims to authoritative system. It shown by the condition where the people in this country is not brave enough to say everything what they want, like do a protest to the military regime, or even say their empathy to Rohingya faction. Compare to the people in Indonesia, we

    have a freedom to express our thought by words, or even by mass media.

    The news about the resurrection of PKI is horrendous now. This phenomenon is not as simple as it sound. If people say something easily about communist, we need to take an action in order to avoid the growth of this party. Indonesia is a country which has many differences, and the tolerance aspect is already implemented in our society. If communist system implements in this country, not only about believes will be affected, but also differences will be united to be one system of think, and human who wants to disagree with this system will be in trouble, like what happen in Indonesia at Soekarno regime, when PKI (Partai Komunis Indonesia) heartlessly killed many people just because of small differences, for example like the assassination of Masyumi Activist, Lebak Regent, Governoor Suryo, the kidnapping of Otto Iskandardinata, etc. After those of phenomenon, will you ignore PKI? Will you carelessly decrease the run of democracy? It is our responsibility as the young generation who will run the system in the future to take an action in order to increase the implementation of democracy in this country, and avoid the run of communist system. Young generation have a power to affect the govenment regulation, if this problem can not be erase, do we dare to show our face? Thank you. (un)

    If the condition shows that the full sovereignty belongs to society, it will be a condition where democracy is fully implemented. Indonesia is a democratic country, it shown by

    the election of president, member of legislative, and even the leader for a small district involving their people to choose the leader. However, Professor Thorsten Polleit from Frankfurt School of Finance said that democratic system has already affected many things, for example like the voting system which will make people justifies any means to reach their goals, etc. This problem is a part of the democracy weakness which will decrease the true implementation of democracy in Indonesia. As the young generation, should we ignore this?

    Democratic system is good to be implemented in a country which has many differences like Indonesia. Indonesia has 5 accrued religions, 1.340 ethnic groups, and more differences. If Indonesia implements a similarity system with authoritative system, there will be many rebellions because there are many aspects of life, aspects of thought, which is different one and another and could not be unified to be one system. Those

    Intan Destia HelmiStudent of International Accounting Program, International Business and Economics, Syiah Kuala University.

    EDISI 219 . JANUARI 2018

  • 44 MUTU

    EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 219 . JANUARI 2018

    Saat ini, Universitas Syiah Kuala

    (Unsyiah) semakin berkembang

    pesat. Ini ditandai dengan

    bertambahnya program studi

    dan jumlah populasi mahasiswa, dosen,

    serta tenaga kependidikan. Tercatat

    per Januari 2018, Unsyiah memiliki 134

    program studi dengan jumlah mahasiswa

    24.994 orang, dosen 1.491 orang, dan

    tenaga kependidikan 709.

    Kehadiran Unsyiah tidak terlepas dari

    keinginan rakyat Aceh untuk memiliki

    lembaga pendidikan tinggi berkualitas

    yang merefleksikan perwujudan sejarah

    Aceh sebagai daerah istimewa di bidang

    pendidikan. Semangat ini terekam dalam

    tulisan Presiden Soekarno di prasasti tugu

    Darussalam yakni, “Tekad Bulat Melahirkan

    Perbuatan jang Njata, Darussalam

    Menudju kepada Pelaksanaan Tjita-tjita”.

    Semangat mewujudkan lembaga

    pendidikan tinggi bermutu telah

    mendorong Unsyiah untuk terus

    meningkatkan budaya mutu sebagai

    landasan menjalankan misi tridarma

    perguruan tingginya. Sejalan dengan

    komitmen itu, Unsyiah membentuk

    Tim Monitoring dan Evaluasi Internal

    (Monev-In) pada tanggal 28 April 2003.

    Pembentukan Monev-In ini dilandasi

    oleh Higher Education Long Term

    Strategy (HELTS) Dikti tahun 2003-2010

    yang mengisyaratkan perguruan tinggi

    harus menjadi institusi sehat dengan

    peningkatan mutu berkelanjutan.

    Pada perkembangannya, Tim Monev-In

    memonitor dan mengevaluasi program

    studi, lembaga, dan unit kerja di Unsyiah.

    Hasil kegiatan Monev-In dilaporkan ke

    Rektor untuk ditindaklanjuti. Sejak tahun

    2005, hasil kegiatan Monev-In dilaporkan

    pada kegiatan rapat tahunan universitas

    sehingga para dekan, ketua lembaga,

    dan pimpinan unit kerja dapat menilai

    kualitas kinerjanya. Pelaporan tahunan ini

    Lembaga Pengembangan Pendidikandan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsyiah

    Memperkuat Mutu Pendidikan

  • 45MUTU

    EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 219 . JANUARI 2018

    VISI LP3MMenjadi lembaga terkemuka dan professional dalam memperkuat layanan pendidikan berbasis budaya mutu untuk mempercepat terwujudnya visi Unsyiah

    MISI LP3M1. Mengembangkan sistem manajemen mutu

    berbasis kinerja;

    2. Meningkatkan upaya perbaikan mutu berkelanjutan melalui audit dan penilaian internal;

    3. Memberikan dukungan peningkatan layanan pendidikan yang bermutu;

    4. Memperkuat proses belajar mengajar berbasis capaian pembelajaran;

    5. Menyediakan sistem informasi penjaminan mutu yang efektif dan mudah diakses;

    6. Mendorong sinergisitas institusional berorientasi capaian mutu.

    TUJUAN LP3M1. Terbentuk sistem manajemen mutu yang

    mendukung budaya mutu;

    2. Terlaksana upaya perbaikan mutu berkelanjutan berbasis evaluasi;

    3. Terjadi peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas;

    4. Terlaksana sistem informasi penjaminan mutu yang efektif dan mudah diakses;

    5. Tercipta sinergisitas institusional berorientasi capaian mutu.

    ternyata telah membangkitkan kesadaran

    dan kepedulian para pimpinan universitas

    terhadap mutu. Kegiatan Monev-In

    mengantarkan Unsyiah lebih serius

    terhadap peningkatan mutu akademik.

    Keseriusan ini diwujudkan dengan

    membentuk Badan Penjaminan Mutu

    (BJM).

    BJM dibentuk dengan SK Rektor Nomor

    462 Tahun 2006 dan diperbaharui

    dengan SK Rektor Nomor 130 Tahun

    2011. Dalam pelaksanaan tugasnya,

    BJM mendukung pencapaian kinerja

    mutu Unsyiah dan mendorong perbaikan

    serta peningkatan mutu di program

    studi, fakultas, dan universitas. Di akhir

    masa keberadaannya, BJM telah mampu

    memfasilitasi pencapaian akreditasi A

    untuk Unsyiah di tahun 2015.

    Pada tanggal 31 Desember 2015, Badan

    Penjaminan Mutu (BJM) berubah menjadi

    Lembaga Pengembangan Pendidikan dan

    Penjaminan Mutu (LP3M) sesuai Peraturan

    Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

    Tinggi Republik Indonesia. Peningkatan

    status ini memungkinkan peran lebih

    jelas, terstruktur, dan dukungan sumber

    daya yang lebih efektif. LP3M dipimpin

    oleh seorang ketua dan dibantu seorang

    sekretaris. Sesuai dengan kebutuhan saat

    ini, fungsional LP3M didukung oleh lima

    pusat. Pelaksanaan tugas LP3M didukung

    oleh tim sekretariat yang dipimpin oleh

    seorang Kepala Bagian Tata Usaha.

    Sumber daya manusia LP3M terdiri

    dari tenaga fungsional dan tenaga

    kependidikan. Pendukung tugas

    fungsional LP3M adalah dosen tetap

    dari fakultas di Unsyiah yang memiliki

    kompetensi di bidang pengembangan

    pendidikan dan penjaminan mutu. SDM

    fungsional ini memiliki pengalaman kerja

    yang relevan baik di lingkup universitas

    maupun nasional. Dalam menjalankan

    fungsi administratif, LP3M didukung oleh

    tenaga administrasi yang menduduki

    posisi kepala bagian tata usaha, kepala

    subbagian, dan anggota subbagian.

    LP3M juga memiliki kelompok jabatan

    fungsional yang berasal dari dosen

    tetap dan mendapat penugasan sesuai

    kebutuhan seperti auditor, evaluator,

    reviewer, dan kepanitiaan tertentu.

    Keberadaan beberapa pusat LP3M

    disesuaikan dengan misi yang diemban

    saat ini. Setiap pusat dipimpin oleh

    kepala pusat yang dibantu dua anggota

    yang berkompeten. Pusat-pusat di

    LP3M yaitu Pusat Pengembangan Sistem

    Manajemen Mutu (PPSMM), Pusat Audit

    dan Pembinaan Akreditasi (PAUPA), Pusat

    Sistem Informasi dan Evaluasi (PIDEV),

    Pusat Pengembangan Pendidikan (PUDIK),

    dan Pusat Pengembangan Pembelajaran

    (PIJAR). (un)

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    46 ASPIRASI

  • EDISI 219 . JANUARI 2018

    47ASPIRASI