inflasi dan deflasi

4
INFLASI DAN DEFLASI KASUS : Di tengah tekanan krisis ekonomi global, Indonesia mencatat rekor baru rendahnya angka inflasi dalam kurun satu dekade terakhir ini. Inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran angka 2-3 persen atau bahkan di bawahnya, jauh di atas asumsi makro APBNP 2009 sebesar 4,5 persen. Bila melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi year on year (Desember 2009 terhadap Desember 2008) sebesar 2,78 persen. Ini adalah inflasi terendah sejak tahun 1999 yang tercatat 2,01 persen. Namun rendahnya inflasi 1999 lebih karena sangat tingginya inflasi yang terjadi 1998 dan anjloknya daya beli masyarakat saat krisis moneter. Inflasi 2009 ini memang terhitung jinak. Setelah mengalami lonjakan inflasi 1,05 persen pada September akibat Ramadhan dan Lebaran, inflasi Oktober melandai ke level 0,19 persen. Kemudian BPS mencatat terjadinya deflasi ketiga tahun ini, pada bulan November sebesar 0,03 persen. Sehingga mengapa inflasi menjadi rendah ? PENYELESAIAN : Deflasi terjadi karena dorongan eksternal yakni turunnya harga-harga barang di hampir seluruh belahan dunia. Dengan terjadinya deflasi ini maka laju inflasi secara year on year turun sebesar 2,41 persen. Sementara inflasi dari Januari sampai

Upload: gandha-p-w-putu

Post on 26-Jun-2015

310 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inflasi Dan Deflasi

INFLASI DAN DEFLASI

KASUS :

Di tengah tekanan krisis ekonomi global, Indonesia mencatat rekor baru rendahnya angka inflasi dalam kurun satu dekade terakhir ini. Inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran angka 2-3 persen atau bahkan di bawahnya, jauh di atas asumsi makro APBNP 2009 sebesar 4,5 persen. Bila melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi year on year (Desember 2009 terhadap Desember 2008) sebesar 2,78 persen. Ini adalah inflasi terendah sejak tahun 1999 yang tercatat 2,01 persen. Namun rendahnya inflasi 1999 lebih karena sangat tingginya inflasi yang terjadi 1998 dan anjloknya daya beli masyarakat saat krisis moneter. Inflasi 2009 ini memang terhitung jinak. Setelah mengalami lonjakan inflasi 1,05 persen pada September akibat Ramadhan dan Lebaran, inflasi Oktober melandai ke level 0,19 persen. Kemudian BPS mencatat terjadinya deflasi ketiga tahun ini, pada bulan November sebesar 0,03 persen. Sehingga mengapa inflasi menjadi rendah ?

PENYELESAIAN :

Deflasi terjadi karena dorongan eksternal yakni turunnya harga-harga barang di hampir seluruh belahan dunia. Dengan terjadinya deflasi ini maka laju inflasi secara year on year turun sebesar 2,41 persen. Sementara inflasi dari Januari sampai November 2009 sebesar 2,45 persen. Angka inflasi 2,45 persen ini jauh berada di bawah target pemerintah dalam .Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2009 yang sebesar 4.5 persen Rendahnya inflasi tersebut selain karena tidak adanya kenaikan harga domestik, disebabkan rendahnya tekanan inflasi dari luar. Rendahnya inflasi juga disebabkan tingginya inflasi pada tahun sebelumnya akibat adanya krisis. Pada 2008, inflasi di Indonesia tercatat sebesar 11,06 persen.Padahal waktu yang tersisa hanya tinggal sedikit. Rendahnya inflasi ini karena sampai dengan sekarang belum ada indikasi yang membuat pemerintah harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Berdasarkan berbagai pengalaman, kenaikan BBM ini memberikan dampak multiplier effect yang cukup besar bagi kenaikan harga barang. Selain itu, harus diakui rendahnya angka inflasi sangat dipengaruhi dari faktor eksternal, yakni melemahnya laju perekonomian dunia yang membuat harga

Page 2: Inflasi Dan Deflasi

bahan bakar minyak menjadi turun. Banyak perusahaan besar multinasional mengurangi produksinya sejak krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 lalu. Hal ini membuat tekanan harga didalam negeri tidak terlalu besar.

Pengamat perminyakan, Kurtubi, mengingatkan, pada 2010 hampir pasti harga minyak akan berada di atas 65 dolar AS per barel. Bahkan bisa jauh lebih tinggi dari 71 dolar AS per barel, yaitu batas toleransi pemerintah yang diberikan oleh DPR untuk menaikkan harga BBM. Tidak menuntut kemungkinan batas psikologis 100 dolar AS juga bisa ditembus kembali. Pada saat itulah baru akan diuji kemampuan kerjasama keduanya, terutama BI untuk mengendalikan inflasi.

Selain minyak, faktor makro lainnya yang juga cukup berpengaruh terhadap inflasi yakni nilai tukar rupiah. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu, mengatakan, rupiah yang berada di bawah level Rp 10 ribu per dolar AS membuat imported inflation cukup terkendali sehingga harga barang-barang impor tidak menambah beban inflasi dalam negeri. Bila suatu ketika terjadi depresiasi rupiah yang cukup tajam terhadap mata uang asing, maka ini akan menyebabkan bertambahya beban biaya yang harus ditanggung produsen. Baik itu untuk pembayaran bahan baku dan barang perantara ataupun beban utang luar negeri akibat ekspansi usaha yang telah dilakukan. Hal itulah yang terjadi pada tahun 1998, nilai tukar rupiah anjlok dari Rp 2.909 per dolar AS (1997) menjadi Rp 10.014 per dolar AS. Inflasi kemudian melompat menjadi 77,63 persen. Angka yang cukup mengerikan. Melihat kedua faktor (rupiah dan minyak) tersebut, pemerintah dan BI harus tetap waspada dengan kemungkinan tekanan yang terjadi pada 2010. Tekanan terhadap ekonomi akan semakin besar seiring dengan pemulihan ekonomi global. Permintaan terhadap minyak dunia akan semakin besar sehingga membuat harga minyak akan tinggi kembali.

Satu sisi lain yang tidak dapat dipungkiri, selama 2009 ini, ter-kereknya angka inflasi sangat dipengaruhi erat oleh harga pangan. Pada September lalu inflasi mencapai angka yang tertinggi di 2009 menembus hingga 1,05 persen. Di antaranya bahan makanan menyumbang 0,53-persen. Kontribusi terbesar dari cabai merah yang sampai dengan 0,21 persen. Namun, kenaikan umumnya masih bersifat musiman seiring dengan peningkatan permintaan di bulan puasa dan lebaran. Walaupun begitu faktor iklim dan cuaca juga sangat mempengaruhi. Inflasi pangan ini harus di-wasapai karena masalah pangan

Page 3: Inflasi Dan Deflasi

merupakan suatu hal yang pelik. Di sisi lain hal ini merupakan oportunity, kenapa kita tidak mempercepat produksi pangan.