inflamasi
DESCRIPTION
presentasi kuliah imunologi materi inflamasiTRANSCRIPT
INFLAMASI
VERA FEBRIANTIJULIANA KATILI
TIRSA CAHYATI BAKUNGWAWAN SYARIF LANGGAI
RESKY AMELIA
PENDAHULUAN
Inflamasi didefinisakn sebagai reaksi lokal jaringan terhadap infeksi arau cedera yang melibatkan lebih banyak mediator dibanding respon imun didapat
Inflamasi merupakan respon fisiologis terhadap berbagai rangsangan seperti infeksi dan cedera jaringan
Proses inflamasi diperlukan sebagai pertahanan penjamu terhadap mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh serta penyembuhan luka yang membutuhkan komponen selular untuk membersihkan debris lokasi cedera serta meningkatkan perbaikan jaringan.
Respon inflamasi merupakan risiko yang harus dipertahankan penjamu. Reaksi inflamasi dapat terhenti sendiri atau responsif terhadap terapi.
SEL-SEL INFLAMASI
Sel-sel sistem imun nonspsesifik seperti neutrofil, sel mast, basofil, eosinofil, dan makrofag jaringan berperan dalam inflamasi
Sel-sel tersebut diproduksi dan disimpan sebagai persediaan untuk sementara dalam sumsum tulang, hidup tidak lama dan jumlahnya yang diperlukan di tempat inflamasi dipertahankan di tempat inflamasi dipertahankan oleh influks sel-sel baru dari persediaan tersebut.
A. Sel Endotel
Sel endotel merupakan pembatas antara darah dan rongga ekstravaskular.
Pada keadaan normal, SE merupakan permukaan yang tidak lengket sehingga dapat mencegah koagulasi, adhesi sel dan kebocoran cairan rongga intravaskular.
SE juga berperan dalam pengaturan lonus vaskular dan perfusi jaringan melalui pelepasan komponen vasodilator (prostasikilin/PGI2, adenosin, dan EDRF). Dan komponen vasokontriksi (endotel).
Bila sel endotel rusak, sifat antikogulasi akan hilang dan membran basal terpajan, sehingga menimbulkan agregasi trombosit dan leukosit
B. Molekul adhesi-migrasi leukosit
Pada keadaan normal, leukosit hanya sedikit melekat pada SE, tetapi oleh rangangan inflamasi, adhesi antara leukosit dan SE sangat ditingkatkan.
Interaksi adhesi diatur oleh ekspresi permukaan sel yaitu molekul adhesi serta ligan/reseptor-reseptornya.
.
Ikatan leukosit dan SE diawali oleh ekspresi L-selektin pada permukaan leukosit, P-selektin dan E-selektin pada permukaan SE, dengan reseptornya berupa hidrat arang.
Peningkatan mediator inflamasi meningkatkan molekul adhesi baik pada sel inflamasi (neutrofil, monosit) maupun pada SE.
Hal tersebut meningkatkan adhesi, perubahan arus darah, marginasi, dan migrasi sel-sel seperti neutrofil, monosit dan cosinofil ke pusat inflamasi.
C. Ekstravasasi Leukosit
Setelah timbul respon inflamasi, berbagai sitokin dan mediator inflamasi lainnya bekerja terhadap endotel pembuluh darah dan lokal berupa peningkatan ekspresi CAM.
Neutrofil merupakan sel pertama yang berikatan dengan endotel pada inflamasi dan bergerak vaskular.
Ekstravasasi neutrofil dapat dibagi dalam 4 tahap :
• Menggulir• Aktivasi oleh rangsangan
kemoatrakttan• Menempel/adhesi• Migrasi transendotel.
Marjinasi dan ekstravasasi neutrofi
Marginasi Ekstravasasi
Fase I penambatan dan menggulir
Interkasi lemah antara :• Selektin-L yang diekspresikan
pada leukosit• Selektin P dan E yang
diinduksi pada sel endotel
Fase II aktivasi dan penguatan• Induksi cepat integrin pada
leukosit (mis, CD!!b ; CD18 [Mac-1] dan CD 11a ; CD 18 [LFA-1] pada neutofil
• Integrin berikatan dengan ICAM yang diekspresikan pada sel endotel
Phase II diperantarai kemoktin
Sinyal aktivator selanjutnya menghasilkan perubahan konformasional pada leukosit
Metaloprotease digunakan untuk melepas sel endotel sebelum penetrasi membran basal sendotel.
MEDIATOR INFLAMASI
• Inflamasi akut disebabkan oleh pelepasan berbagai mediator yang berasal dari jaringan rusak, sel mast, leukosit, dan komplemen.
• Mediator-mediator tersebut tersebut menimbulkan edem, bengkak, kemerahan, sakit, ganggguan fungsi alat yang terkena serta merupakan pertanda klasik inflamasi.
• Jaringan yang rusak melepas mediator seperti trombin, histamin, dan TNF-α
A. Produk sel mast
Produk sel mast merupakan mediator penting dalam proses nflamasi. Beberapa diantaranya menimbulkan vasodilatasi dan edem serta meningkatkan adhesi neutrofil dan monosit ke endotel.
Sel mast juga melepas mediator atas pengaruh pegelepasan NP-Y atau NGF.
Meskipun mediator inflamasi akut berbeda, jalur proses inflamasi akan melibatkan aktivasi sel mast.
• Pengelepasan mediator preformed merupakan salah satu respons pertama jaringan terhadap cedera
• Mediator preformed lainnya yang dilepas adalah histamin, heparin, enzim lisosom dan protease, faktor kemotaktik, neutrofil dan eosinofil.
Mediator preformed
• Oleh membran sel yang rusak,
fosfolipid yang ditemukan pada
berbagai jenis sel (makrofag,
monosit, neutrofil, dan sel mast)
dipecah menjadi asam arakidonat
dan LysoPAF - PAF. Menimbulkan
agregasi trombosit dan berbagai
inflamasi seperti kemotaksi, aktivasi
dan degranulasi eosinofil serta
aktivasi neutrofil.
Mediator asal lipid
B. Anafilaktosin Produk Komplemen
Ikatan anafilaktosin (C3a dan C5a) dan reseptornya pada membran sel mast mengindukasi degranulasi dengan pengelepasan histamin dan mediaotror aktif lainnya.
Mediator-mediator tersebut mengindukasi mengindukasi kontraksi oto polos dan meningkatkan permeabilitas vaskular.
C3a, C5a dan C3b67 bekerja bersama dalm menginduksi monosit dan neutrofil untuk menempel pada endotel vaskular.
C. Mediator-aktivasi kaskode reaksi larut
Kerusakan sel endotel vaskular
meningkatkan faktor pembekuan plasma
(faktor pembekuan XII, hageman) yang
mengaktifkan kaskode fibrin, fibrinolitik
dan kinin
1. Sistem kinin yang diaktifkan oleh cedera jaringan
• Sitem kinin merupakan kaskade enzimatik yang dimulai bila plasma clotting faktor (faktor Hegeman-XII) diaktifkan oleh cedera jaringan.
• Faktor Hegeman mengaktifkan prekalikrein yang mengikat kininogen membentuk bradikinin.
• Kalikrein juga bekerja dengan mengikat komplemen C5 secara direk yang dijadikan C5a dan C5b.
1. Sistem kinin yang diaktifkan oleh cedera jaringan
• Sitem kinin merupakan kaskade enzimatik yang dimulai bila plasma clotting faktor (faktor Hegeman-XII) diaktifkan oleh cedera jaringan.
• Faktor Hegeman mengaktifkan prekalikrein yang mengikat kininogen membentuk bradikinin.
• Kalikrein juga bekerja dengan mengikat komplemen C5 secara direk yang dijadikan C5a dan C5b.
2. Sistem pembekuan
• Sistem pembekuan yang menghasilkan fibrin memacu pengelepasan mediator inflamasi.
• Kaskade enzimatik yang lain dipicu oleh kerusakan pembuluh darah menimbulkan sejumlah besar trombin.
• Inisiasi respon inflamasi juga memacu sistem pembekuan melalui interaksi antara P-selektin dan PSGL-1 .
3. Sistem Fibrinolitik
• Pemindahan bekuan fibrin dari jaringan cedera dapat dilakukan melalui sistem fibrinolitik
• Produk akhir dari jalur ini adalah enzim plasmin bentuk aktif dari plasminogen.
• Plasmin juga berperan dalam respons inflamasi dalam mengaktifkan jalur klasik komplemen.
4. Sitokin• Sitokin diperlukan pada awal reaksi
inflamasi dan untuk mempertahanakan respons inflamasi kronis
• Makrofag memproduksi berbagai sitokin
• Endotoksin mikroba mengaktifkan makrofag untuk melepas TNF-α dan IL-1 yang memacu vasodilatasi, melonggarkan hubungan sel-sel endotel, meningkatkan adhesi neutrofil dan migrasi sel-sel ke jaringan sekitar untuk memakan mikroba.
PERJALANAN INFLAMASI
• Proses inflamasi akan berjalan sampai antigen dapat disingkarkan.
• Hal tersebut pada umumnya terjadi cepat berupa inflamasi akut yang berlangsung beberapa jam sampai hari.
• Inflamasi akan pulih setelah mediator-mediator diinaktifkan.
Infeksi akutRespons nonspesifik (neutrofil, komplemen, IFN)Respon spesifik
Infeksi Eleminasi
infeksi
Infeksi tak dapat
dieleminasi
Infeksi kronis, granuloma
Infeksi tak dapat
dieleminasi
Tuberkulosis
Hepatitis B
Skistosomiasis
Perjalanan infeksi
A. Inflamasi Akut
• Pada umumnya repson inflamasi akut menunjukkan awitan yang cepat dan berlangsung sebentra
• Inflamasi akut biasanya disertai reaksi sitemik yang disebut respons fase akut yang ditandai oleh perubahan cepat dalam kadar beberapa protein plasma.
• Inflamasi akut merupakan respons khas imunitas nonspesifik. Inflamasi akut adalah respon cepat terhadap kerusakan sel, berlangsung cepat dan diapacu oleh sejumlah sebab seperti kerusakan kimiawi dan ternal serta infeksi.
Tujuan Inflamasi akut
Respon inflamasi akut ditujukan untuk
eradikasi bahan atau mikroorganisme
yang memacu respon awal
Mediator respons fase akut
• Inflamasi akut berhubungan dengan
produkasi sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-
6 dan IL-8
• Sitokin merangsang hati untuk membentuk
sejumlah protein yang disebut protein fase
akut yang terdiri atas al-antitripsin,
komplemen (C3 dan C4), CPR, fibrinogen dan
haptoglobin
Sebab inflamasi akut
Sebab inflamasi akut dapat berupa benda
asing yang masuk ke dalam tubuh, invasi
mikroorganisme, trauma, bahan kimia yang
berbahaya, faktor fisik dan alergi.
B. Inflamasi akut sistemik
Elemen sistemik dengan peningkatan sintesis protein fase akut juga sering ditemukan
Mekanisme yang berperan dalam terjadinya perubahan inflamasi akut lokal adalah :
• Mediator preformed yang dilepas oleh jaringan dan sel imun
• Sintesis mediator inflamasi baru• Aktivasi kaskade reaksi larut
• Inflamasi kronis terjadi bila proses inflamasi akut gagal, bila antigen menetap. Inflamasi akut berbeda dengan inflamasi kronis. Antigen
• Antigen yang persisten menimbulkan aktivasi dan akumulasi makrofag yang terus menerus.
C. Inflamasi kronis
Peran IFN-γ dan TNF-α pada inflamasi kronis
• Sitokin terutama TFN-γ dan TNF-α berperan pada inflamasi kronis.
• Th1, sek NK dan sel Tc melepas INF-γ , sementara makrofag yang diaktifkan melepas TNF- α
• Salah satu efek INF-γ adalah kemapuannnya mengaktifkan mikrofag.
• TNF-α juga bereperan dalam kehilangan material jaringan (seperti mengurus) yang merupakan ciri inflamasi kronis.
• TNF-α bekerja sinergis dengan IFN-γ dalam insiasi respon inflamasi kronis.
•
TERMINASI-RESPON PERBAIKAN
• Respon inflamasi akut dikontrol oleh aitokin anti-inflamasi (IL-4, IL-10, dan TGF-β), reseptor sitokin yang larut seperti ssIL-1, sTNF-aR, sIR-6R, sIL-12R, produk sistem endokrin seperti kortikosteroid, kortikotropin, dan aMSH.
• Sifat penyembuhan yang disebabkan oleh cedara tergantung dari luas kerusakan jaringan dan jenis jaringan yang cedera.
OBAT ANTI-INFLAMASI
• Kortikosteroid merupakan obat anti-inflamasi yang kuat.
• Anti inflamasi non steroid dapat mencegah sakit dan inflamasi.
Terima kasih