infeksi periapikal
DESCRIPTION
infeksi periapikalTRANSCRIPT
![Page 1: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/1.jpg)
Infeksi periapikal dapat menyebar ke jaringan-jaringan lain mengikuti pola patofisiologi
yang beragam yang pada dasarnya dipengaruhi oleh : jumlah dan virulensi kuman, resistensi dari
host, dan struktur anatomi daerah yang terlibat.
Pus pada jaringan periapikal menyebar melalui tulang kanselus menuju ke permukaan tulang dan
setelah menembus lapisan korteks pus masuk ke jaringan lunak di sekitarnya yang biasanya
didahului dengan keradangan pada periosteum tulang alveolar di daerah tersebut (periostitis)
Arah penyebaran infeksi periapikal menuju ke jaringan lunak dipengaruhi oleh 2 faktor
utama yaitu:
1. Ketebalan tulang yang meliputi apeks gigi
2. hubungan antara tempat perforasi tulang dan tempat perlekatan otot-otot pada maksila dan
mandibula
Bila apeks gigi yang terinfeksi lebih dekat dengan labial plate maka akan menyebabkan
vestibular abscess. Sebaliknya jika kar gigi lebih dekat dengan permukaan palatal maka yang
terjadi adalah palatal abscess.
Setelah pus menembus permukaan tulang dan masuk ke dalam jaringan lunak arah
penyebaran selanjutnya ditentukan oleh tempat perlekatan otot-otot pada tulang rahang,
utamanya yaitu m. Buccinator pada maksila dan mandibula, dan. Mylohyoid pada mandibula.
Pada gigi-gigi posterior rahang atas apabila pus keluar ke arah bukal dan dibawah perlekatan
m.buccinator pada maksila dan mandibula, dan m mylohyoid pada mandibula. Pada gigi
posterior rahang atas apabila pus keluar ke arah bukal dan dibawah perlekatan m. Buccinator
maka akan terjadi vestibular abscess. Apabila pus terletak di atas perlekatan m. Buccinator maka
yang terjadi adalah buccal space abscess.
![Page 2: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/2.jpg)
Infeksi periapikal pada gigi-gigi rahang atas pada umunya menjalar ke arah labial atau
bukal. Beberapa gigi seperti insisif lateral yang inklinasinya ekstrenm, akar palatal gigi premolar
pertama dan molar rahang atas dapat menyebabkan abses di sebelah palatal. Penjalaran infeksi ke
labial atau bukal dapat menjadi vestibular abscess atau fascial space infection ditentukan oleh
hubungan antara tempat peforasi tulang dan tempat perlekatan otot-otot oada tukang maksila
yaitu m, buccinator dan m. Levator anguli oris.
Gigi insisif sentral dan lateral rahang atas penyebaran infeksi ke labial sehingga terjadi
vestibular abscess. Infeksi pada kaninus yang akarnya panjang dapat menyebabkan canine space
infection. Infeksi pada M rahang atas bisa menjadi vestibular abscess. Infeksi periapikal gigi-gigi
P dan M rahang atsa dapat menyebar ke arah sinus maksilaris sehingga menyebabkan sinusitis
maksilaris.
Di rahang bawah infeksi periapikal dari gigi I,C dan P pada umumnya akan merusak
korteks di buccal palte sehingga menjadi vestibular abscess.
Infeksi pada gigi M1 bisa mengarah ke bukal atau ke lingual demikian juga M2,
sedangkan infeksi periapikal gigi M3 selalu mengarah ke lingual.
Penyebaran infeksi Molar bawah yang ke arah bukal juga ditentukan oleh perlekatan m.
Buccinator. Apabila pus keluar diatas perlekatan m. buccinator maka yang tejadi adalah
vestibular abscess, bila pus keluar dibawah perlekatan otot tersebut maka yang terjadi adalah
buccal space infection atau perimandibular infection. Penyebaran infeksi M RB yg kearah
lingual ditentukan oleh relasi antara letak apeks akar gigi M dan tempat perlekatan m.
Mylohyoid. Bila pus keluar dari dinding lingual di atas perlekatan m. Mylohyoid maka akan
terjadi sublingual space abscess, sebaliknya bila pus keluar dibawah perlekatan otot tsb akan
timbul submandibular space abscess.
![Page 3: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/3.jpg)
Periostitis
Serous periostitis adalah keradangan akut pada periosteum tulang rahang karena infeksi
periapikal telah menembus korteks tulang. Keradangan yang terjadi berupa cairan serous diantara
korteks dan periosteum, belum terbentuk nanah. Gejala subjektifnya berupa rasa sakit selama 1-
3 istri disertai pembengkakan, suhu badan meningkar. EO tampak pembengkakan merata, warna
agak kemerahan, palpasi peningkatan suhu dan sakit. IO tampak peninggian buccal fold tapi
tidak ada fluktuasi, terdapat gigi dengan karies profunda dan non vital (Gangren pulpa).
Pencabutan merupakan kontraindikasi karena dapat menyebabkan penyebaran infeksi
yang berbahaya. Perawatan ditujukan pada tindakan yang dapat meredakan infeksi akut : open
bur disertai dengann ekstirpasi saluran akar, pemberian antibiotik dan analgesik. Pencabutan
dilakukan bila tanda radang sudah reda.
Subperiosteal abscess
Merupakan kelanjutan dari seruos periostitis dimana pus sudah terbentuk dan terkumpul
di bawah periosteum. Periosteum adalah jaringan ikat yang tipis dan tegang, maka dengan
terkumpulnya pus dibawahnya akan timbul rasa sakit yang sangat dan biasanya periosteum akan
pecah dalam waktu singkat. Oleh karena itu secara klinis oeriosteal abscess jarang dijumpai.
Keadaan ini dapat berlanjut menjadi vestibular abscess atau fascial space abscess.
Vestibular abscess (Submucous abscess)
Setelah menembus korteks dan periosteum tulang labial/bukal pus yang berasal dari
infeksi periapikal masuk ke dalam jaringan lunak di bawah permukaan mukosa di daerah
![Page 4: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/4.jpg)
vestibulum (mocobucal fold), disebut dengan vestibular abscess. Keadaan ini rasa sakit sudah
agak mereda dibandingkan dengan subperiosteal abscess.
EO berupa pembengkakan tidak berbatas jelas, palpasi sakit dan pembesaran kelenjar
limfe regional. IO tanpak buccal fold terangkat, warna kemerahan, palpasi terasa sakit dan ada
fluktuasi. Terdapat gigi gangren yang memberikan respon sakit pada perkusi dan druk. Abses
dapaty pecah dan membentk drainase berupa fistel intra oral.
Bila belum terjadi drainase spontan, maka perawatannya adalah incisi dan drainase pada
puncak fluktuasi dan drainase dipertahankan dengan pemasangan drain (drain karet atau kasa),
pemberian antibiotik dan analgesik. Pencabutan dilakukan setelah gejala akutnya mereda.
Palatal abscess
Patogenesa palatal abscess sebenarnya sama dengan submucous abscess, hanya lokasinya
yang berbeda karena disini pus keluar ke arah palatal. Biasanya disebabkan oleh infeksi pd akar
palatal gigi posterior rahang atas. IO berupa pembengkakan mucosa palatal, berbatas jelas dan
ada fluktuasi.
ABSES DAN SELULITIS
Penyebaran infeksi odontogen ke jaringan lunak dapat berupa abses, selulitis, atau kombinasi
dari keduanya.
Abses (Abscess)
Abses didefinisikan sebagai kumpulan pus dalam suatu rongga yang secara anatomis
tidak ada dan diliputi oleh membran abses.
![Page 5: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/5.jpg)
Nanah atau ous merupakan bentuk nekrosis pencairan (liquefaction) sel-sel jaringan yang
disebabkankarena aktivitas enzimatik kuman-kuman patogen. Pus dalam suatu abscess berisi :
sel-sel leukosit (PMN) mati, sel-sel jaringan yang mati, dan mikroorganisme penyebab proses
supuratif ini disebut dengan kuman piogenik, utamanya adalah Streptococcus pyogens dan
Staphylococcus aureus. Pembentukan abscess dihubungkan dengan enzim coagulase yang
dihasilkan oleh mikroorganisme. Enzim coagulase menyebabkan terjadinya deposisi fibrin
sehingga menghambat fagositosis dan kondisi ini mengarah kepada pembentukan abses
Secara klinis ciri khas suatu abses jaringan lunak ialah : pembengkakan berbatas jelas, palpasi
terdapat fluktuasi, dan pada umumnya memberikan tanda klinis yang bersifat kronis.
Perawatan pada abses pada prinsipnya adalah insisi dan drainase. Untuk mempertahankan
drainase dari pus perlu dilakukan pemasangan drain, misalnya dengan rubber drain atau penrose
drain.
Beberapa tujuan dari insisi dan drainase yaitu : (1) mencegah terjadinya perluasan abses ke
jaringan lain,(2) mengurangi rasa sakit,(3) menurunkan jumlah popolasi mikroba beserta
toksinnya,(4) memperbaiki vaskularisasi jaringan,(5) mencegah terjadinya jaringan parut.
Selulitis
Bila infeksi yang terjadi tidak dapat ditanggulangi oleh faktor pertahanan jaringan,
misalnya virulensi kuman yang tinggi atau faktor pertahanan yan rendah, maka infeksi tidak
terhambat dan akan menyebar dengan cepat menuju jaringan yang lain disekitarnya, infeksi
semacam ini disebut selulitis.
![Page 6: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/6.jpg)
Selulitis adalah infeksi pada jaringan lunak yang tidak terlokalisir dimana eksudat dengan
cepat menyebar diantara celah interstitial jaringan ikat. Secara klinis ditandai dengan
pembengkakan akut, difus, kemerahan, konsistensi keras, tidak terdapat fluktuasi.
Selulitis biasanya disertai gejala sistemik yaitu : penderita tampak pucat, malaise,
peningkatan suhu badan dan denyut nadi. Dibandingkan abses selulitis lebih berbahaya karena
penyebaran infeksi berlangsung sangat cepat ke jaringan yang letaknya jauh dari tempat infeksi
asalnya dan resiko terjadiya septikemia cukup tinggi.
Kuman Streptokokus diduga sebagai penyebab selulitis karena kemampuannya
menghasilkan enzim streptokinase yang dapat menyebabkan fibrinolisis dan enzim
hyaluronidase yang mengkatalisa hidrolisis asam hyaluronat, bahan dasar jembatan interseluler
jaringan ikat, sehingga dapat mempermudah terjadinya penyebaran infeksi secara cepat.
Perawatan pada selulitis adalah pemberian antibiotika yang tepat dan dengan dosis yang tinggi.
Dengan terapi antibiotik gejala akutnya mereda atau bisa menjadi abses.
Pericoronitis
Pericoronitis adalah infeksi yang melibatkan jaringan lunak di sekitar mohkota gigi yang
erupsi sebagian, umumnya terjadi pada gigi M3 bawah. Pada gigi yang impaksi sebagian,
mahkota gigi biasanya diliputi oleh jaringan lunak baik yang menutupi permukaan oklusal
mahkota gigi (operculum) atau permukaan aksialnya.
Antara mahkota gigi yang impaksi dan jaringan lunak yang menutupinya terdapat suatu ruan
potensial, yakni bagian dari dental follicle.Pericoronitis berawal dari keradangan pada follicle
ini.
![Page 7: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/7.jpg)
Pericoronitis dapat juga terjadi akibat taruma gigitan dari M3 RA. Operculum dari
mahkota M3 rahang bawah dapat menjadi bengkak karena tergigit oleh M3 RA. Dalam hal ini
pencabutan gigi M3 RA biasanya akan dapat menghilangkan gejala klinis dan simptom yang ada.
Pericoronitis dapat pula terjadi akibat terperangkapnya makanan dibawah operculum, sisa
makan dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
Pericoronitis akut
Pericoronitis akut adalah keradangan akut pada jaringan lunak perikorona yang ditandai
dengan rasa sakit cekot-cekot terutama pada waktu mengunyah. Pada anamnesa pasien
mengeluhkan trismus dan rasa tidak enak bila menelan.
Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh, frekuensi denyut nadi dan
pernapasan, terdapat pembengkakan EO yang difuse, kelenjar limfe submandibularis membesar
dan sakit pada palpasi. IO tampak mukosa perikorona membengkak, kemerahan, palpasi sakit
dan bila ditekan keluar pus dari ruan potensial dibawah mukosa.
Pericoronitis akut dapat menyebar ke infeksi fascial space di daerah ramus
mandibula(pterygomandibular space atau submasseteric space) atau ke daerah lateral dari leher
(lateralpharyngeal space). Pencabutan merupakan kontraindikasi mengingat resiko terjadinya
penyebaran infeksi.
Antibiotik mutlak diperlukan, pilihan yang umum adalah golongan penisilin. Analgesik
diberikan untuk mengurangi rasa sakit.
Disamping perawatan umum tersebut, perlu dilakukan perawatan lokal yaitu :
1. Irigasi H2O2
2. Bila terdapat trauma dari gigi M RA dilakukan pemendekkan tonjol oklusal
![Page 8: Infeksi periapikal](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/55cf9c0d550346d033a863c0/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Bila terbentuk abses, perlu dilakukan insisi pada absesnya.
4. Instruksi pada pasien untuk kumur-kumur larutan air garam hangat dengan frekuensi yang cukup
sering. Tindakan ini cukup efektif untuk meredakan rasa sakit dan mempercepat resolusi dari
keradangan yang terjadi.
Pericoronitis kronis
Pericoronitis kronis ditandai dengan rasa kemeng yang timbulnya berkala. Tanda yang
khas pasien mengeluhkan rasa tidak enak. Tidak ada gejala klinis dan cukup dilakukan
perawatan lokal saja,antibiotik tidak diperlukan.
M3 RB bisa dicabut setelah gejala klinis dari pericoroniti stelah hilang. Bila pencabutan
dilakukan pada saat keradangan akut resiko cukup tinggi untuk terjadi komplikasi seperti : dry
socket atau postoperative infection.
Setelah infeksi dapat diatasi, perawatan definitif yaitu pencabutan dapat segera dilakukan.
http://potooloodental.blog.com/?p=437