infeksi parasit dan jamur pada paru prof retno wahyuningsk
DESCRIPTION
Proposal Penelitian Epidiomologi - Pengaruh Sikap Dan Pengetahuan Terhadap Tingginya Insiden Penyakit Diare Pada Anak Balita Di Rsu Uki Selama Tahun 2014TRANSCRIPT
Infeksi parasit dan jamur pada paru
R. Wahyuningsih Dep. Parasitologi FKUKI
17 November 2015
Anatomi paru
Cara kerja saluran napas
• Hidung: menyaring partikel besar • Mukus/sputum/phlegm & silia: bila partikel kecil mencapai saluran napas yang lebih dalam, ditangkap mukus di dorong silia ke arah mulut, epiglotis pintu masuk GIT, partikel- mukus tertelan tanpa kita sadari • Sputum pada keadaan normal tidak dikeluarkan
kecuali bila ada proses di paru
Cara kerja saluran napas
• Batuk: – tidak normal, – akibat iritasi saluran napas, – bekerja lebih cepat daripada cilia
• Bronkospasme: – penyempitan saluran napas krn. kontraksi otot
yang mengelilingi. – Terjadi bila ada irritant. Beberapa orang sangat
sensitif , mudah kontraksi → asma
Sistim respirasi
Darah: pertukaran gas, melepaskan CO2, mengambil O2
FISIOLOGI PARU MEMUNGKINKAN PATOGEN MASUK VIA INHALASI, PENYEBARAN HEMATOGEN, BAGIAN DAUR HIDUP PARASIT & ALERGI
Infeksi paru
Masuknya patogen ke paru
• Patogen di udara terhirup dan menjadi aktif di paru
• Diseminasi: – Hematogen berasal dari
infeksi di tempat lain – daur hidup parasit – hipersensitivitas
• Aspergilosis – spora • Kriptokokosis – spora • Histoplamosis - spora• E. histolytica• Filaria• A. lumbricoides
Patogen di udara
Telur A. lumbricoides
INFEKSI JAMUR PARUMikosis paru atau
Mikosis paru
• Umumnya bentuk infektif masuk via inhalasi • Mekanisme pertahanan mekanik merupakan
lini pertama pertahanan• Makrofag mencegah proliferasi, namun dapat
menjadi sarang patogen
Makrofag
Cryptococcus - kriptokokosis
• Khamir berkapsul; sel ragi diliputi kapsul tebal
• C. neoformans (saprofit/dormant) & C. gattii
• Mampu sembunyi/ manipulasi sistim kekebalan
Cryptococcus – kriptokokosis
Di paru spora mengalami rehidrasi, tumbuh dan menyebabkan kelainan paru bila respons imun oleh makrofag tidak sanggup mencegah pertumbuhan jamur →proliferasi → kelainan paru/diseminasi
(Spora dehidrasi)
Kriptokokosis • Gejala paru: batuk,
tumor paru, granuloma • berat infeksi: ~ imunitas • Kekebalan rendah:
menyebar ke organ lain (otak >)
• Diagnosis: – Gejala klinik – Laboratorium:
• Tinta india • kultur
Cryptococcus, sel ragi, aseksual
Filobasidiella neformans: bentuk seksual
Histoplamosis, e.c. H. c apsulatum.
• Dimorfik bergantung suhu (<35°C: kapang; 37°C: ragi/khamir)
• Inhalasi mikrokonidia (kapang)
• Penting untuk diagnosis• Diseminasi via RES
Histoplasmosis
• Gejala mirip flu ± 10 hari pasca infeksi→ histoplamosis akut
• Pejamu imunokompeten: sembuh spontan dengan perkapuran
• Pejamu imunokompromi: meluas, diseminata Paru: histoplamosis akut
Histoplasmosis: gejala-diagnosis
• Gejala: – Gejala paru bila terbatas diparu– sesuai organ terkena bila diseminasi– Demam lama, seperti tak diketahui sebabnya
• Diagnosis– Gejala klinik – Pemeriksaan laboratorium:
• Spesimen biopsi • Darah • Sumsum tulang
kultur
Sel ragi intraselular
MikroskopisMakrokonidia(dg tonjolan)
Aspergillosis
Sumber: http://www.slideshare.net/roumighosh1/nosocomial-fungal-infections
Aspergillus sp.
Mikroskopis: konidia (spora Aspergilus)
Sediaan histopatologi
Aspergilosis: spektrum klinis– Alergi/ABPA → asma – Aspergilosis paru invasif: invasi jaringan oleh hifa,
akut dengan gejala paru berat– Aspergiloma: pertumbuhan saprofit dalam kavitas
yang sudah terbentuk sebelumnya – Aspergilosis kronik: pertumbuhan jamur pada
jaringan paru yang telah rusak akibat TB, PPOK, dll.
http://asthmacure.co.in/author/asthadmin/, http://www.life-worldwide.org/fungal-diseases/chronic-pulmonary-aspergillosis/
Chronic pulmonary aspergillosis
Aspergillosis:diagnosis & terapi
• Sulit• Gejala klinik • Gambaran radiologi • Pemeriksaan laboratorium: – Pemeriksaan langsung & kultur aspirat paru– Serologi:
• deteksi antigen (aspergilosis akut) • Deteksi antibodi (aspergilosis kronik)
• Pengobatan: anti jamur
NEMATODADaur hidup - alergi
Nematoda
• Sebagian nematode melalui paru sebagai bagian daur hidup: – A. lumbricoides – STH lain
• Antigen nematoda menyebabkan hipersensitivitas paru dengan klinis berat– Filaria
• Penurunan kekebalan menyebabkan pertumbuhan luar biasa: – S. stercoralis
Sindroma Loefler(simple pulmonary eosinophilia)
• Löffler (1932): penyakit pernapasan transien yang dihubungkan dengan penumpukan eosinosil di paru, eosinofilia dan infiltrat paru
• Semula hanya dihubungkan dg A. lumbricoides saat ini disebabkan parasit lain, hipersensitivitas obat
te Booij et al, Dermatology Online J. 2010; 16(10): 2 diunduh dari http://escholarship.org/uc/item/4g15v8vmMedscape: http://emedicine.medscape.com/article/1002606-overview#a5
Sindroma Loefler: patofisiologi
Sindrom LoeflerTerjadi di paru, transit larva
Daur hidup A. lumbricoides
Gejala: Benigna, sembuh sendiri, Mirip asmaDiagnosis:
Epidemiologi & gejala
Epidemiologi • banyak pada anak di daerah
endemis• Gejala muncul 10-16 hari
setelah menelan telur • cacing lain:
– N. americanus, – A. duodenale – S. stercoralis
gejala• sering: demam, malaise,
batuk, wheezing, sesak napas
• Jarang: mialgia, anoreksia, & urtikaria.
• riwayat pajanan cacing
TROPICAL PULMONARY EOSINOPHYLIA
Occult filariasis atau
Daur hidup filaria
TPE: terjadi di paru
Tropical pulmonary eosinophylia (TPE)occult filariasis
• hipersensitivitas terhadap antigen Wuchereria bancrofti and Brugia malayi
• Ditandai oleh berbagai kelainan paru & alergi (kriteria diagnostik)
• Patologi: alveolitis eosinifilik akut hingga infiltrasi histiosit tergantung stadium penyakit
• Bila tak diobati berakibat sistim pernapasan rusak
Kriteria diagnosis TPE• Tinggal di daerah endemis filaria & digigit nyamuk (vektor) • Riwayat sesak & batuk malam paroksismal • Foto toraks: infiltrat paru• Leukositosis darah tepi• Hipereosinofilia >3 000 cells/mm3, • serum IgE meningkat • Antibodi antifilaria (IgG and/or IgE) serum meningkat • Respons terhadap pengobatan anti filaria (DEC) baik (TPE
diobati dengan DEC sitrat 6mg/kg/hari - 3 minggu • Catatan:
– Peradangan paru kronik kadang penyajkit jaringan interstitial paru menetap meskipun telah diobati
HIPERINFEKSI Nematoda
S. stercoralis
• Hiper infeksi terjadi pada gangguan sistim kekebalan: – Penggunaan steroid – Infeksi virus HTLV-1
Daur hidup S. Stercoralis
Ditularkan dari orang ke orang, selain via jalur klasik larva filariform menembus kulit
Strongiloidiasis paru: gejala
• Gangguan pernapasan berat: – Asma – takhipneu– Hipoksemia– Gejala lain – Perdarahan di jaringan paru
Strongiloidiasis: diagnosis & terapi
• Diagnosis: menemukan larva filariform dalam jaringan biopsi atau bronkoskopi
• Terapi: antelmintik – Tiabendazol – Albendazol – Ivermectin
Diagnosis: • periksa tinja• Trofozoit bentuk
histolitika
Terapi: Metronidazole
Amebiasis: Patogenesis, diagnosis & terapi
Protozoa: E. histolytica
• Amubiasis dimulai dengan diare amuba →ulkus
• via ulkus → V. mesenterica inferior amuba masuk hepar→ abses
• posisi hepar dibawah diafragma → per kontinuitatum ke paru kanan→ amebiasis paru
• Hematogen → berbagai organ
TERIMA KASIH