infeksi-nifas

14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangusng kira-kira 6 minggu. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan,dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan nifas ( Riswandi, 2005 ). Pada tahun 2003 AKI di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 yaitu 270 per 100.00 kelahiran hidup, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goalds (MDGs) AKI di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup (Barata, 2008). Tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang obstetri adalah perdarahan (45%), infeksi (15%) dan pre eklampsia (13%) (DepKes RI, 2007). Menurut data 1

Upload: prince-singgih-saputra

Post on 12-Aug-2015

103 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

infeksi nifas

TRANSCRIPT

Page 1: infeksi-nifas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

       Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan yang dimulai setelah plasenta 

lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang 

berlangusng kira-kira 6 minggu. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genitalis 

setelah persalinan (Saifuddin, 2006).

       Menurut  WHO  (World  Health  Organization),   di   seluruh  dunia   setiap  menit   seorang 

perempuan meninggal  karena komplikasi  yang terkait  dengan kehamilan,  persalinan,dan 

nifas.  Dengan kata  lain,  1.400 perempuan meninggal  setiap hari  atau  lebih dari  500.000 

perempuan meninggal   setiap  tahun karena kehamilan,  persalinan,  dan  nifas   (  Riswandi, 

2005 ).

       Pada tahun 2003 AKI di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 

yaitu 270 per 100.00 kelahiran hidup, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, 

tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 

kelahiran hidup. Target Millenium Development Goalds (MDGs) AKI di Indonesia tahun 2015 

harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup (Barata, 2008).

       Tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang obstetri adalah 

perdarahan (45%), infeksi (15%) dan pre eklampsia (13%) (DepKes RI, 2007). Menurut data 

kesehatan Propinsi Jawa Timur terakhir pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 260 

per 100.000 kelahiran hidup dan tiga penyebab Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur 

yaitu perdarahan (34,62%), pre eklampsia (14,01%) dan infeksi (3,02%) (DinKes Jatim, 2009).

       Infeksi   nifas  merupakan  morbiditas   dan  mortalitas   bagi   ibu   pasca   bersalin.  Derajat 

komplikasi masa nifas bervariasi. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode masa nifas 

karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu 

akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 

jam pertama pasca persalinan (Saifuddin, 2006).

1

Page 2: infeksi-nifas

       Penanganan   umum   selama  masa   nifas   antara   lain   antisipasi   setiap   kondisi   (faktor 

predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang dapat berlanjut menjadi penyulit 

atau komplikasi dalam masa nifas; memberikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi 

ibu   yang  mengalami   infeksi   nifas;  melanjutkan   pengamatan   dan   pengobatan   terhadap 

masalah   atau   infeksi   yang   dikenali   pada   saat   kehamilan   maupun   persalinan;   jangan 

pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampau; memberi catatan atau intruksi 

untuk asuhan mandiri di rumah, gejala-gejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat 

pertolongan dengan segera serta memberikan hidrasi oral atau IV secukupnya (Saifuddin, 

2006).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apa definisi dari infeksi nifas ?

2. Bagaimanakah etiolgi dari infeksi nifas ?

3. Apa factor penyebab timbulnya infeksi nifas ?

4. Apa saja jenis infeksi nifas ?

5. Bagaimanakah penanganan dari infeksi nifas?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan pemulisan makalah ini adalah 

1. untukmengetahui defenisi dari infeksi nifas

2. untuk mengetahui etiologi timbulnya infeksi nifas

3. untuk mengetahui jenis dari infeksi nifas

4. untuk mengetahui penanganan dari infeksi nifas

2

Page 3: infeksi-nifas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Infeksi   nifas   adalah   infeksi   bakteri   pada   traktus   genitalia,   terjadi   sesudah 

melahirkan, ditandai  kenaikan suhu sampai 38oC atau  lebih selama 2 hari  dalam 10 hari 

pertama   pasca   persalinan   dan   di   ukr   per   oral   sedikitnya   4   kali   sehari   disebut   sebagai 

morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu tubuh yang terjadi  di  dalam masa nifas  dianggap 

sebagai infeksi nifas jika tidak di temukan sebab seba ekstragenital.

2.2 Penyebab infeksi nifas

Infeksi nifas dapat disebabkan antara lain :

Bakteri yang berasal dari penderita lain atau kain yang tidak steril (eksogen), contoh 

bakteri  Streptococcus Haemolyticus Aerobic.

Kuman yang berasal dari rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang 

nampak sehat (stafilokokus), contohnya Staphylococcus Aerus .

Kuman yang berasal dari kandung kencing atau rektum dan dapat menyebabkan 

infeksi pada perineum, vulva, dan endometrium, contohnya Escheria Coli .

Kuman yang bersifat anaerobik yang sering terjadi pada abortus kriminalis 

contohnya Clostridium Welchii .

Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi pada masa nifas dapat terjadi sebagai berikut :

Tangan penolong yang tertutup sarung tangan pada saat melakukan pemeriksaan 

dalam membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina keatas (uterus).

3

Page 4: infeksi-nifas

Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung 

atau   tenggorokan   petugas   kesehatan.   Oleh   karena   itu   hendaknya   petugas 

kesehatan yang bekerja dikamar bersalin menggunakan masker.

Koitus   pada   akhir   kehamilan   bukan   merupakan   sebab   penting,   kecuali 

mengakibatkan pecahnya ketuban.

2.3 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi infeksi nifas antara lain:

Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti :

perdarahan banyak , pre eklampsia, malnutrisi, anemia, infeksi lain

(pneumonia, penyakit jantung, dsb).

Persalinan dengan masalah seperti : partus/persalinan lama dengan ketuban pecah 

dini,   korioamnionitis, persalinan traumatik, proses pencegahan infeksi yang   kurang 

baik dan manipulasi yang berlebihan.

Tindakan obstetrik operatif baik per vaginam maupun per abdominal.

Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.

Episiotomi atau laserasi jalan lahir.

2.4 Tanda dan Gejala Infeksi Nifas

Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi nifas antara lain:

 demam

 sakit di daerah infeksi

warna kemerahan

fungsi organ terganggu

Gambaran klinis infeksi nifas adalah sebagai berikut:

Infeksi local

Warna   kulit   berubah,   timbul nanah, bengkak pada   luka, lokia bercampur nanah, 

mobilitas terbatas, suhu badan meningkat.

Infeksi umum

4

Page 5: infeksi-nifas

Sakit, lemah, suhu tubuh meningkat, terasa sesak. Mulai merasa gelisah, kesadaran 

mulai menurun bahkan hingga mengalami koma. Terjadi gangguan involusi uterus, 

lokea berbau.

2.5 Klasifikasi Infeksi Nifas

Penyebaran infeksi nifas terbagi menjadi beberapa  yaitu:

Infeksi terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks dan endometrium.

Vulvitis

Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca melahirkan terjadi di bekas 

sayatan  episiotomi atau   luka perineum.  Tepi   luka  berwarna  merah  dan bengkak, 

jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan nanah.

Vaginitis

Vaginitis pada  ibu pasca melahirkan terjadi  secara  langsung pada  luka vagina atau 

luka perineum.   Permukaan   mukosa bengkak dan   kemerahan,   terjadi   ulkus   dan 

getah mengandung nanah dari daerah ulkus.

Servisitis

Infeksi yang   sering   terjadi   pada   daerah servik,   tapi   tidak   menimbulkan 

banyak gejala.   Luka  serviks yang   dalam   dan   meluas   dan   langsung   ke   dasar 

ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.

Endometritis

Endometritis paling   sering   terjadi   biasanya demam mulai   48   jam postpartum dan 

bersifat   naik  turun. Kuman–kuman memasuki endometrium (biasanya   pada   luka 

insersio plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruh endometrium.

Infeksi yang penyebarannya melalui vena-vena (pembuluh darah).

5

Page 6: infeksi-nifas

Infeksi   nifas   yang   penyebarannya  melalui   pembuluh   darah   adalah   Septikemia, 

Piemia,   dan   Trombofleblitis   pelvica.   Infeksi ini   merupakan infeksi umum   yang 

disebabkan oleh kuman patogen Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini 

sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.

Infeksi yang penyebarannya melalui limfe.

Infeksi nifas yang   penyebarannya  melalui   jalan   limfe   antara   lain   peritonitis   dan 

parametritis (Sellulitis Pelvika).

Infeksi yang penyebarannya melalui permukaan endometrium.

Infeksi nifas yang   penyebaran   melalui   permukaan endometrium adalah   salfingitis 

dan ooforitis. Gejala salfingitis dan ooforitis hampir sama dengan pelvio peritonitis.

2.5 Pencegahan Infeksi Nifas

Infeksi nifas dapat   timbul   selama kehamilan, persalinan dan   masa nifas,   sehingga 

pencegahannya berbeda.

Selama kehamilan

Pencegahan infeksi selama kehamilan, antara lain:

Perbaikan gizi.

Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan.

Selama persalinan

Pencegahan infeksi selama persalinan adalah sebagai berikut:

Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir.

Membatasi perlukaan jalan lahir.

Mencegah perdarahan banyak.

Menghindari persalinan lama.

Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.

6

Page 7: infeksi-nifas

Selama nifas

Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:

Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.

Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.

Penderita   dengan infeksi nifas sebaiknya   diisolasi   dalam   ruangan   khusus,   tidak 

bercampur dengan ibu nifas yang sehat.

Mobilisasi dini.

Penanganan umum infeksi nifas

Antisipasi  setiap  faktor  kondisi   (   faktor  predisposisi   )  dan masalah dalam proses 

persalinan yang dapat berlanjut menjadi komplikasi dalam masa nifas.

Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas 

(antibiotik).

Bila ada sisa plasenta lakukan pengeluaran.

Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai  bagi  bayi  baru   lahir  dari   ibu  yang 

mengalami infeksi pada saat persalinan.

Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.

BAB III

7

Page 8: infeksi-nifas

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

infeksi  nifas  ialah mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya 

kuman-kuman kedalam alat-alat  genital  pada  waktu  persalinan  dan  nifas.  Sinomin  yang 

digunakan adalah demam nifas atau demam puerperalis .

Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis meliputi demam dalam 

masa  nifas  oleh   sebab  apapun.  Menurut   joint  Commitee  On  Maternal  welfare  defenisi 

demam (infeksi) nifas adalah kenaikan suhu sampai 38 oC atau lebih selama 2 hari berturut- 

turut dalam 10 hari pertama post partum dengan mengecualikan hari pertama.

Berdasarkan masuknya kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi: Ektogen 

(kuman datang   dari   luar),Autogen   (kuman dari   tempat   lain),Endogen   (kuman dari jalan 

lahir sendiri).

Penanganan umum infeksi nifas :

Antisipasi  setiap  faktor  kondisi   (   faktor  predisposisi   )  dan masalah dalam proses 

persalinan yang dapat berlanjut menjadi komplikasi dalam masa nifas.

Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas 

(antibiotik).

Bila ada sisa plasenta lakukan pengeluaran.

Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir dari ibu yang 

mengalami infeksi pada saat persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 9: infeksi-nifas

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono. Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan 

Neonatus. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan 

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/infeksi-masa-nifas.html di akses pada tanggal 25 

september 2012

http://www.lusa.web.id/infeksi-masa-nifas/ di akses pada tanggal 25 September 2012

Kata Pengantar

9

Page 10: infeksi-nifas

Puji   Syukur   kehadirat   Tuhan   Yang  Maha   Esa,   yang   telah  memberikan   rahmat, 

nikmat, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.

Dengan demikian kami dapat menyelesaikan makalah kami ini untuk Aspek Psikologi 

dalam Kehamilan dan Kehamilan dengan Gangguan Jiwa.

Dalam pembuatan  makalah   ini   kami  mengucapkan   terima  kasih   kepada   seluruh 

pihak yang telah membantu kami,  khususnya Dosen Pembimbing yang telah membantu 

dalam penyelesainan makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat 

menjadi bacaan yang bermanfaat bagi semua.

Pekanbaru, 8 Septeber 2012

Penulis

 

10