tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik...

69
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Uji Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: CHRIS VALENTINE AYU OCTAVIANI NIM B09.070 PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: leanh

Post on 08-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI

LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG

SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Uji Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

CHRIS VALENTINE AYU OCTAVIANI

NIM B09.070

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI

LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG

SRAGEN

Diajukan Oleh :

CHRIS VALENTINE AYU OCTAVIANI

NIM : B09070

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 28 Juni 2012

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI LUKA

PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

CHRIS VALENTINE AYU OCTAVIANI

NIM: B09070

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal Juli 2012

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

iv

CURICULUM VITAE

Nama : Chris Valentine Ayu Octaviani

Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 24 Oktober 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Banyumeneng Rt. 01/Rw. 02, Pucangan, Ngrambe,

Ngawi.

Riwayat pendidikan

1. SDN Pucangan I LULUS TAHUN 2001

2. SMP N I Ngrambe LULUS TAHUN 2004

3. SMA N I Ngrambe LULUS TAHUN 2009

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Foto 3×4

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

v

MOTTO

· Sesungguhya, sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah

SWT, Tuhan semesta alam (Q.S. Al.An’aam : 162)

· Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi

waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr)

· Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat anugerah

– anugerah yang Tuhan berikan untukku (W.S. Rendra)

· Banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

sukses ketika menyerah (Thomas Alpha Edison)

· Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba karena

didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)

PERSEMBAHAN

· ALLAH SWT yang senantiasa melindungi dan selalu

memberikan kemudahan dan kemudahan dalam setiap

langkah ku.

· Papah dan ibu tercinta yang selalu mencukupi

kebutuhanku dengan usaha yang tak pernah mengenal

kata lelah dan senantiasa memberikan aku do’a, kasih

saying, semangat dan kepercayaan. I love you

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

vi

· Seluruh dosen dan staf STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA, terutama dosen akbid terima kasih

atas bimbingan selama ini.

· Kakakku (Mas Dian, Mbak Nana, Mbak Cory dan

Mas Antok), adekku (Panji Bima) serta keponakanku

(Ardhi dan Calista) yang senantiasa memberikan do’a,

inspirasi serta semangat.

· Mas Iwan yang selalu membantu, mendewasakanku,

memberikan dukungan, do’a serta sabar dan setia

menungguku.

· Temen-temenku kost Trisakti 1 (Dayinta, Agnes,

Krisha, Tika, Arum, Ola, Isni, Agustina).

· Temen-temen seperjuangan yang selalu berjalan

bersama.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbal’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Ketua Prodi Diploma III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada.

3. Ibu Ambarsari, S.ST selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan

teori dan metode penelitian dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Assalam

Gemolong Sragen yang telah memberikan izin dalam pengambilan data awal.

5. Seluruh Dosen Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

v

6. Seluruh ibu nifas di RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah bersedia

memjadi responden penelitian.

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan kasih

sayang kepada saya.

8. Teman-teman angkatan 2009 Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, untuk itu penulis sangat mengharapkan

masukan-masukan dari semua pihak yang berupa masukan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

ix

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Chris Valentine Ayu Octaviani

B09 070

“TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI LUKA

PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN”

xv + 54 halaman + 5 tabel + 2 gambar + 13 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang : Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia, Angka Kematian Ibu

(AKI) masih cukup tinggi 228/100.000 kelahiran hidup tahun 2007, sedangkan target

MDGs pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran

hidup (Dinkes, 2011). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan

(28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%) (SDKI, 2007).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan

menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data yaitu dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas yang

mengetahui tentang infeksi masa nifas dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang

infeksi masa nifas.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi

luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.

Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini

dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan 29 mei – 20 juni 2012

dengan sampel yaitu ibu nifas sebanyak 36 orang menggunakan teknik pengambilan

sampel total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner tertutup sedangkan

teknik analisis data dengan menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian : Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu Nifas tentang infeksi luka perineum di

RSU Assalam Gemolong Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik terdapat sebanyak 8

responden (22,2%), pengetahuan cukup tentang infeksi luka perineum sebanyak 22 responden

(61,1%) dan pengetahuan kurang tentang infeksi luka perineum sebanyak 6 responden (16,7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen adalah cukup.

Kata kunci : Pengetahuan, Nifas, Infeksi Luka Perineum.

Kepustakaan : 25 literatur (2002 – 2011)

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

CURICULUM VITAE ................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan ................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan………………………………………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8

1. Pengetahaun ........................................................................ 8

2. Nifas …………………………………………………... ..... 16

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

xi

3. Luka Robekan Perineum ...................................................... 21

4. Infeksi Perineum…………………………………………… 27

5. Pengobatan Infeksi Perineum ............................................... 32

B. Kerangka Teori ..................................................................... 34

C. Kerangka Konsep ................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………….. 36

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan Sampling ........... 37

D. Alat / Instrumen Penelitian ..................................................... 38

E. Teknik Pengumpula Data ....................................................... 42

F. Variabel Penelitian ................................................................. 42

G. Definisi Operasional ............................................................... 43

H. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 43

I. Etika Penelitian ....................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 48

B. Hasil Penelitian ....................................................................... 49

C. Pembahasan ............................................................................ 50

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................... 53

B. Saran ...................................................................................... 54

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

xii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Involusio uteri ................................................................................ 18

Tabel 3.1 Kisi – kisi Pertanyaan Kuesioner ................................................... 39

Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................................................... 44

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ............................................................. 50

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tingkat Pengetahuan ................................................................... 50

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori penelitian .......................................................... 31

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 32

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran 4 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka

Perineum

Lampiran 5 Kunci Jawaban Kuesiner

Lampiran 6 Surat Ijin Uji Validasi

Lampiran 7 Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 9 Jadwal Penelitian

Lampiran 10 Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 11 Surat Balasan dari Lahan Penelitian

Lampiran 12 Hasil Analisis Data

Lampiran 13 Lembar Konsultasi

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu Negara ditentukan oleh beberapa indikator,

salah satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007), angka Kematian Ibu (AKI)

masih cukup tinggi 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan target MDGs

pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup (Dinkes, 2011). Penyebab langsung kematian ibu di

Indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), partus

lama (5%), abortus (5%) (SDKI, 2007).

Masa nifas dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika organ-

organ reproduksi pulih seperti keadaan sebelum hamil. Infeksi nifas adalah

infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2002).

Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman

pathogen ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi masa nifas

(Saleha, 2009).

Persalinan spontan sering terjadi robekan perineum yang merupakan

luka dengan pinggir yang tidak teratur. Hal ini akan menghambat

penyembuhan sesudah luka dijahit (Wiknjosastro, 2006).

Fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk

ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien dan cara

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

2

perawatan luka perineum yang tepat. Laserasi atau episiotomi yang

terinfeksi akan tampak kemerahan dan bengkak

(Wheeler, 2004).

Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi

perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang

perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi

pada perineum. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada

saluran kandung kencing ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat

pada munculnya komplikasi infeksi kandung kencing maupun infeksi pada

jalan lahir. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan

terjadinya kematian ibu post partum mengingat kondisi ibu post partum

masih lemah (Suwiyoga, (2004) dalam Sujiyatini, dkk (2010)).

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2011),

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan, sehingga apabila pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan luka perineum rendah kemungkinan terjadinya infeksi

akan lebih besar karena kesalahan dalam perawataan luka perineum.

Menurut data yang diperoleh dari Rekam Medik di RSU Assalam

Gemolong Sragen rata-rata jumlah ibu nifas tiap bulannya sekitar 35

orang, sedangkan data ibu nifas selama 1 tahun dari bulan Januari sampai

dengan bulan Desember 2010 terdapat 934 orang, dari ibu nifas tersebut

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

3

yang melahirkan dengan tindakan operasi caesar sebanyak 482 orang

(52%) dan ibu yang melahirkan tanpa tindakan sebanyak 452 orang (48%),

dari data keseluruhan ibu nifas diatas terdapat 19 orang (2%) ibu yang

mengalami infeksi nifas, antara lain yang mengalami infeksi

tromboplebitis 10 orang (1,1%), infeksi luka abdominal 5 orang (0,5%),

infeksi septicemia 2 orang (0,2%), infeksi payudara 1 orang (0,1%),

infeksi luka perineum 1 orang (0,1%)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam

Gemolong Sragen dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data yaitu

dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas yang mengetahui tentang infeksi masa nifas

dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang infeksi masa nifas.

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul Karya Tulis Ilmiah yaitu “TINGKAT PENGETAHUAN IBU

NIFAS TENTANG INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM

GEMOLONG SRAGEN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam

Gemolong Sragen?”.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahuai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat baik.

b. Mengetahuai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat cukup.

c. Mengetahuai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

infeksi luka perineum untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi diri sendiri

Meningkatkan wawasan mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi luka perineum.

3. Bagi Institusi

a. Lahan.

Mambahan referensi bagi rumah sakit tentang peningkatan kualitas

RSU Assalam Gemolong Sragen.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

5

b. Pendidikan.

Menambah sumber bacaan atau untuk meningkatkan kualitas

pendidikan kebidanan khususnya pada ibu nifas tentang infeksi

luka perineum.

E. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang

serupa dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya :

1. Dwi Rahayu (2006) dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Infeksi Luka Jahitan Perineum di UPTD RSD Kota Surakarta”.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif menggunakan

pendekatan cross sectional. Hasil penelitian dalam kategori baik

sejumlah 56%, kategori cukup baik 32,35% dan kategori kurang baik

sejumlah 11,77%, sedangkan berdasarkan umur responden rata – rata

21 – 23 tahun berjumlah 26,47% dengan tingkat pengetahuan baik

66,67%, pendidikan responden mayoritas adalah SLTA berjumlah

50% dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 60%, pekerjaan

responden ibu rumah tangga berjumlah 61,7% dengan katagori baik

sebanyak 52,36% dan didapatkan pengetahuan ibu nifas tentang

infeksi luka jahitan perineum di UPTD RSD Kota Surakarta adalah

baik

2. Tri Makarti (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

tentang Tanda Bahaya Ibu Nifas”. Penelitian ini menggunakan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

6

sampling jenuh. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas

di RSUD Kota Surakarta. Teknik pengumpulan data dengan

wawancara. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi nifas mayoritas katagori cukup yaitu 17 responden

(68%), mayoritas usia responden antara 21-24 tahun ada 8 responden

(32%), sebagian responden berpendidikan SMA 14 responden (56%),

kehamilan yang pertama ada 15 responden (60%), serta responden

bekerja sebagai IRT ada 12 responden (48%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

perbedaan judul, waktu, tempat, responden, teknik pengumpulan data,

dan hasil penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan gambaran tentang Proposal Karya

Tulis Ilmiah, latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori yang meliputi: Pengetahuan

mencakup pengertian, fungsi, sumber, faktor yang

mempengaruhi, proses adopsi perilaku, cara memperoleh; Nifas

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

7

yang mencakup pengertian, tujuan asuhan masa nifas, perubahan

fisiologis pada ibu nifas, tahap masa nifas; Luka robekan

perineum yang mencakup robekan perineum, derajat robekan

perineum, penanganan, perawatan luka perineum; Infeksi

perineum yang mencakup pengertian, cara terjadinya infeksi,

penyebeb infeksi, tanda dan gejala, factor yang mempengaruhi;

Pengobatan luka perineum yang mencakup cara pengobatan luka

perineum; Kerangka teori dan Kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metodologi yang akan digunakan dalam

penelitian, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel, alat atau instrumen

penelitian penelitian, teknik atau metode pengumpulan data,

variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis

data dan etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi gambaran umum tempat penelitian, hasil

penelitian, pembahasan, keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010),

pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.

Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan

perasa dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan manusia diperoleh intensitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

b. Fungsi Pengetahuan

Mendorong manusia untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran,

dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang

diketahui oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah

sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 2007).

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

9

c. Sumber Pengetahuan

Menurut Nur Salam (2003), sumber pengetahuan, terdiri dari :

1) Empirisme

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan jalan

observasi atau dengan penginderaan.

2) Rasionalisme

Pengetahuan diperoleh dari pikiran (akal budi) manusia,

sehingga mampu mengetahui kebenaran.

3) Intusionisme

Secara etiomologi istilah intuisi berarti lagsung melihat. Intuisi

dapat dipergunakan sehingga kita mengetahui diri kita,

karakter, perasaan, dan motif orang lain serta kita mengetahui,

mengalami hakikat sebenarnya tentang waktu, gerak, dan aspek

yang mendasar dalam jagat raya.

4) Wahyu Allah

Pengetahuan disampaikan oleh Allah S.W.T kepada manusia

lewat para nabi yang diutusnya.

d. Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

10

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan

sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.

3) Informasi/media masa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

4) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

11

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

5) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

6) Sosial budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

e. Proses Adopsi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2011)

proses adopsi perilaku.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)

karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

12

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi

perilaku baru berperilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses

berurutan yakni:

1) Awarrnes (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulant (objek).

2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh

perhatian dan tertarik pada stimulus.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan

mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden lebih baik

lagi.

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2011)

pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartika sebagai mengingatkan suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang diterima.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

13

2) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat mengintreprestasikan secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya

satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis )

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian – bagian di

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

14

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri dan menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

f. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2011) cara

memperoleh pengetahuan.

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan.

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum dikemukakan

metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan

logis :

a) Coba – coba salah ( Trial And Eror )

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba-coba

salah ini dilakukan dengan mengunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

15

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat baik formal maupun informal, ahli

agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang

lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi di masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah yang atau lebih

popular atau disebut metodelogi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian

dikembangkan oleh Deobold Van Devan. Akhirnya lahirlah

suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita

kenal dengan penelitian ilmiah.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

16

2. Nifas

a. Pengertian Nifas

1) Nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ

reproduksi seperti keadaan normal sebelum hamil, yang

lamanya ± 6 minggu (6-8 minggu)

(Kurniawati dan Mirzanie, 2009).

2) Nifas yaitu dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah

kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan

(Wiknjosastro, 2008).

b. Tujuan asuhan masa nifas.

Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah

dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas

ini adalah:

1) Memulihkan kesehatan umum penderita, dengan:

a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi.

d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot

untuk memperlancar peredaran darah.

2) Mempertahankan kesehatan psikologis.

3) Mencegah infeksi dan komplikasi.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

17

4) Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI).

5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri

sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik.

(Bahiyatun, 2009).

c. Tahap Masa Nifas

Menurut Suherni dkk (2009), tahapan masa nifas dibagi 3 tahap

yaitu :

1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari

organ-organ genetalia, kira-kira antara 6-8 minggu.

3) Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau

persalinan mempunyai komplikasi.

Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima,

atau bisa juga berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan, bila ada

gangguan-gangguan kesehatan lainnya.

d. Perubahan Fisiologi pada Ibu Nifas

1) Involusio

Dalam masa nifas,alat-alat genetalia interna maupun eksterna

akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam

keseluruhanya disebut involusio (Wiknjosastro, 2008).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

18

Tabel.2.1

Involusio uteri

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat

Uterus

Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan Pusat Simpisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Wiknjosastro (2008).

2) Involusio tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak

tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-

2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta

sekitar 6 minggu (Sujiyatini dkk, 2010).

3) Rasa nyeri atau mules-mules (After Pains) disebabkan

kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca

persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila sedang

menyusui. Perasaan sakit pun timbul bila masih terdapat sisa-

sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah

didalam kavum uteri (Wiknjosastro, 2008).

4) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Lochea

mengalami perubahan karena proses involusio. Lochea

mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

19

berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina

normal, baunya amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat

dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita

(Pusdiknakes, 2003).

Menurut Sujiyatini dkk (2010) Jenis Lochea, yaitu :

a) Lochea Rubra (Cruenta)

Keluar pada hari pertama sampai hari ketiga, berwarna

merah kehitaman. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-

sisa selaput ketuban, sel desidua, vernik caseosa, rambut

lanugo dan mekoneum.

b) Lochea Sanguinolenta

Terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh, berwarna

merah kuning. Sisa darah bercampur lendir.

c) Lochea Serosa

Terjadi pada hari ketujuh sampai hari keempatbelas,

berwarna kekuningan/kecoklatan. Lebih sedikit darah dan

lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan

laserasi plasenta.

d) Lochea Alba

Terjadi pada hari keempat belas ke atas, berwarna putih.

Mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut

mati.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

20

Sedangkan lochea patologi ada 2, yaitu:

a) Lochea purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau.

b) Lochiostasis

Lokia tidak lancar keluarnya.

5) Servik

Bentuk servik agak mengaga seperti corong, disebabkan oleh

karena korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi

sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah

pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk

seperti cincin. Warna servik sendiri menjadi merah kehitam-

hitaman karena penuh pembuluh darah (Wiknjosastro, 2008).

6) Endometrium

Tempat implantasi plasenta akan timbul thrombosis,

degenerasi, dan nekrosis. Pada hari pertama endometrium yang

kira-kira setebal 2-5 cm itu mempunyai permukaan yang kasar

akibat pelepasan desidua dan selaput janin, setelah 3 hari

permukaan endometrium akan rata akibat lepasnya sel-sel dari

bagian yang mengalami degenerasi (Wiknjosastro, 2008).

7) Ligamen – ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

21

jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang

pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah

melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang

alat genetalia menjadi agak kendor (Sujiyatinidkk, 2010).

8) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum.

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini

tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva

dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugea dalam

vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali

sementara labia menjadi lebih menonjol.

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada post natal hari ke-5 perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur

daripada keadaan sebelum melahirkan (Sujiyatini dkk, 2010).

3. Luka robekan perineum

a. Robekan perineum

Robekan perineum bisa terjadi secara spontan maupun robekan

melalui tindakan episiotomi. Episiotomi merupakan satu upaya

untuk mempercepat persalinan dengan memperlebar jalan lahir

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

22

lunak dan mengendalikan robekan perineum untuk mempermudah

menjahit (manuaba, 2009).

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama

dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Robekan

ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan

sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.

Menurut Wiknjosastro (2002), pada proses persalinan sering terjadi

ruptur perineum yang disebabkan antara lain :

1) Kepala janin lahir terlalu cepat

2) Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya

3) Riwayat jahitan pada perineum

4) Pada persalinan dengan distosia bahu

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus

pubis lebih kecil dari biasanya sehingga kepala janin terpaksa lahir

lebih kebelakang, kepala janin melewati pintu bawah panggul

dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia

suboksipito-bregmatika, atau anak yang dilahirkan dengan

pembedahan vaginal.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

23

b. Tingkat / derajat robekan perineum

Menurut Saifuddin (2002), robekan perineum dibagi atas empat

tingkat/ derajat antara lain :

1) Derajat I

Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau

tanpa mengenai kulit perineum.

2) Derajat II

Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei

transversalis, tetapi tidak mengenai otot spingter ani.

3) Derajat III

Robekan mengenai perineum sampai dengan otot spingter ani.

4) Derajat IV

Robekan mengenai perineum sampai dengan ototsfingter ani dan

mukosa rektum.

c. Penanganan

Robekan perineum yang melebihi robekan tingkat I harus dijahit.

Hal ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir, tetapi apabila ada

kemungkinan plasenta harus dikeluarkan secara manual, lebih baik

tindakan itu ditunda sampai plasenta lahir. Penderita berbaring

dalam posisi lithotomi, dilakukan pembersihan luka dengan cairan

antiseptik dan luas robekan ditentukan dengan seksama. Adapun

penanganan penjahitan perineum berdasarkan derajatnya seperti

dibawah ini :

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

24

1) Derajat I

Penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada perdarahan dan jika

luka teraposissi secara alamiah.

2) Derajat II

Jahit dengan menggunakan teknik-teknik. Pada robekan

perineum derajat II setelah diberi anesthesi lokal otot-otot

diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan

jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum

ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-jaringan dibawahnya.

3) Derajat III

Menjahit robekan perineum derajat III harus dilakukan dengan

teliti, mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit,

kemudian fasia per-rektal ditutup dan muskulus sphingter ani

eksternum yang dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan

robekan seperti diuraikan untuk robekan perineum derajat II.

Untuk mendapat hasil baik terapi pada robekan perineum total,

perlu diadakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna.

Penderita diberi makanan yang tidak mengandung selulosa dan

mulai hari kedua diberi paraffinum liquidum sesendok makan

dua kali sehari dan jika perlu pada hari keenam di beri klisma

minyak.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

25

4) Derajat IV

Perbaikan segera dengan benang yang dapat diserap perlu

dilakukan. Robekan derajat ketiga dan keempat membutuhkan

perhatian khusus supaya wanita dapat mempertahankan

kontinensia fekal. Apabila wanita tidak merasa nyeri, ini akan

membantu proses penyembuhan dan hal ini dapat dibantu

dengan memastikan feses wanita lunak selama beberapa hari.

Dalam beberapa kasus, obat antimikroba dapat digunakan

(Wiknjosatro, 2008).

Menurut Pogi (2008), kewenangan bidan dalam penjahitan

luka ruptur perineum hanya pada derajat satu dan dua,

sedangkan untuk derajat ketiga atau keempat sebaiknya bidan

melakukan kolaborasi atau rujukan ke rumah sakit, karena

ruptur ini memerlukan teknik dan prosedur khusus.

d. Perawatan Luka Peineum

1) Pengertian

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus

pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai

dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum

hamil (Sujiyatini dkk, 2010).

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

26

2) Tujuan Perawatan Luka Perineum

Menurut Sijiyatini dkk (2010), tujuan perawatan luka perineum:

a) Mencegah terjadinya infeksi pada organ-organ reproduksi

yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme melalui

vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan

bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) serta

kontaminasi rektum.

b) Meningkatkan kenyamanan ibu nifas dengan menjaga

kebersihannya dan meningkatkan penyembuhan.

3) Cara Membersihkan Luka Perineum

Menurut Sujiyatini dkk (2010), cara membersihkan luka

perineum adalah sebagai berikut :

a) Menyiapkan alat dan bahan seperti sabun, air hangat,

baskom, handuk bersih dan pembalut nifas baru dan

antiseptik.

b) Mencuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun,

sebelum membersihkan daerah perineum.

c) Melepas pembalut yang kotor dan penuh dari depan ke

belakang.

d) Menyemprotkan atau cuci dengan betadin bagian perineum

dari arah depan ke belakang.

e) Mengeringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke

belakang.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

27

f) Memasang pembalut dari arah depan ke belakang, posisikan

dengan baik sehingga tidak bergeser.

g) Setelah selesai, merapikan alat-alat yang digunakan pada

tempatnya, mencuci tangan sampai bersih.

h) Mencatat, jika ada perubahan-perubahan perineum,

khususnya tanda infeksi.

i) Melakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh

lebih dari 30 derajat.

4. Infeksi Perineum

a. Pengertian

Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan

(Saifuddin, 2002).

Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalia setelah

persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta

(Saleha, 2009).

Infeksi luka perineum adalah ifeksi yang disertai dengan

pembengkakan dan perubahan warna pada luka perineum

(sujiyatini dkk, 2010).

b. Cara terjadinya infeksi

Menurut Wiknjosastro (2008), cara terjadinya infeksi melalui:

1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan

pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang

sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

28

2) Droplet infection yaitu sarung tangan atau alat alat terkena

kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan

dokter atau pembantu-pembantunya.

3) Dalam rumah sakit biasanya banyak kuman – kuman pathogen

berasal dari penderita – penderita dengan berbagai jenis infeksi.

4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi

penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

5) Infeksi intrapartum gejala - gejala dapat terlihat pada waktu

berlangsunganya persalinan, biasanya terjadi pada partus lama,

air ketuban sudah pecah, beberapa kali dilakukan pemeriksa.

c. Penyebab infeksi karena bakteri

1) Streptococcus haemoliticus aerobicus

Merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan

A. Infeksi ini biasanya eksogen atau berasal dari penderita lain,

alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain.

2) Staphylococcus aureus

Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun

kadang – kadang menjadi sebab infeksi umum. Stafilokokus

banyak ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan

orang–orang yang nampaknya sehat.

3) Esherichia coli

Kuman ini umumya berasal dari kandung kencing atau rectum

dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

29

dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari

infeksi traktus urinarius.

4) Clostridium welchiii

Infeksi dengan kuman ini, yang barsifat anerobik jarang

ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering

terjadi pada abortus kriminalis (Wiknjosastro, 2008).

d. Tanda dan gejala infeksi perineum

Menurut Sujiyatini dkk (2010), tanda dan gejala infeksi perineum

adalah :

1) Infeksi lokal

a) Pembengkakan luka episiotomi.

b) Terjadi pernanahan.

c) Perubahan warna lokal.

d) Pengeluara lokia bercampur nanah.

e) Mobilisasi terbatas karena nyeri.

f) Temperature badan dapat meningkat.

2) Infeksi general

a) Tampak sakit dan lemah.

b) Temperature meningkat diatas 39°C.

c) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

d) Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak.

e) Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

f) Terjadi gangguan involusi uterus.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

30

g) Lokia, berbau, bernanah dan kotor.

e. Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan Luka

Menurut Sujiyatini dkk (2010) faktor yang mempengaruhi

kesembuhan luka, yaitu :

1) Faktor - Faktor Eksternal :

a) Pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat

menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila

pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka

penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.

b) Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana prasarana

dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi

penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam

menyediakan antiseptik.

c) Penanganan petugas

Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan

dengan tepat oleh penanganan petugas kesehatan, hal ini

merupakan salah satu penyebab yang dapat menentukan

lama penyembuhan luka perineum.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

31

d) Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi

terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena

penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.

e) Budaya dan keyakinan

Misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging ayam,

akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat

mempengaruhi penyembuhan luka.

f) Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan

dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik

yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi

insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glokosa

darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

2) Faktor - Faktor Internal :

a) Usia

Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari

pada orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat

mentolerir stress seperti trauma jaringan atau infeksi.

b) Cara perawatan

Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan

memperlambat penyembuhan. Karena perawatan yang kasar

dan salah dapat mengakibatkan kapiler darah baru rusak dan

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

32

mengalami perdarahan. Kemungkinan terjadinya infeksi

karena perawatan yang tidak benar dapat meningkat dengan

adanya benda mati dan benda asing. Jika luka dirawat

dengan baik maka kesembuhannya juga akan lebih cepat.

c) Personal hygiene

Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat

penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda

asing seperti debu dan kuman. Adanya benda asing,

pengelupasan jaringan yang luas akan memperlambat

penyembuhan dan kekuatan regangan luka menjadi tetap

rendah. Luka yang kotor harus dicuci bersih. Bila luka

kotor, maka penyembuhan sulit terjadi. Kalaupun sembuh

akan memberikan hasil yang buruk.

d) Aktivitas berat dan berlebihan

Menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu

penyembuhan yang diinginkan.

e) Infeksi

Infeksi menyebabkan peningkatan inflamasi dan nekrosis

yang menghambat penyembuhan luka.

5. Pengobatan Infeksi Perineum

Menurut Sujiyatini dkk (2010), cara pengobatan perineum, yaitu :

selulitis dan fasritis nekrotikon

a. Jika terdapat pus atau cairan buka dan drain luka tersebut

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

33

b. Angkat kulit nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan

debridement, jangan angkat jahitan fasia.

c. Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam,

pantau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika.

1) Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari

2) Ditambah metronidazol 400 mg per oral 3 kali sehari selama 5

hari

d. Jika infeksi cukup dalam, meliputi otot, menimbulkan nekrotik

(fasritis nekrotikon), berikan kombinasi antibiotika sampai pasien

bebas panas 48 jam.

1) Penisilin 6 sebanyak 2 juta unit I.V setiap 6 jam

2) Ditambah gentamisin 5mg/kg BB I.V setiap 24 jam

3) Ditambah metronidazol 500 mg I.V setiap 8 jam.

e. Jika sudah bebas demam 48 jam diberikan

1) Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari

2) Ditambah metronidazol 400 mg per oral 8 kali sehari selama 5

hari

Catatan: fasiitis nekrotikan membutuhkan debridement dan

jahitan situasi. Lakukan jahitan reparasi 2-4 minggu kemudian,

bila luka sudah bersih.

3) Jika infeksi parah pada fasiitis nekrotikan, rawat pasien untuk

kompres 2 kali sehari.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

34

Jika terdapat abses tanpa selulitis:

a. Jika terdapat pus atau cairan buka dan drain luka tersebut

b. Angkat kulit nekrotik dan jahitan subkutis dan buat jahitan situasi,

jangan mengangkat jahitan fasia.

c. Kompres luka dan anjurkan ibu menjaga kebersihan.

B. KERANGKA TEORI

Sumber: Wawan dan Dewi (2011).

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan

yaitu :

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Informasi/ media

d. Usia

e. Lingkungan

f. Sosial Budaya

Pengetahuan Ibu Nifas Infeksi Luka

Perineum

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

35

C. KERANGKA KONSEP

Ketetangan

= variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat

pengetahuan ibu

nifas tentang

infeksi luka

perineum

Baik

Cukup

Kurang

Faktor – faktor yang

mempengaruhi pengetahuan

yaitu :

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Informasi/ media

d. Usia

e. Lingkungan

f. Sosial Budaya

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu

metode penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan

gambaran yang akurat dari seluruh karakteristik yang diteliti

(Suyanto dan Salamah, 2008).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen.

2. Waktu.

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei - 20 Juni 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut (Notoatmodjo, 2005) populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian atau obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang

diambil adalah semua ibu nifas yang ada di RSU Assalam Gemolong

Sragen dengan jumlah 36 orang.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

37

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Danim dan Darwis (2003), sampel adalah sub unit populasi

survey atau populasi survey itu sendiri, yang oleh peneliti dipandang

mewakili populasi target. Sampel pada penelitian ini yaitu semua ibu nifas

di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan jumlah 36 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), teknik pengambilan sampel

merupakan cara atau teknik-teknik tertentu yang digunakan dalam

mengambil sampel penelitian hingga sampel tersebut sedapat mungkin

mewakili populasinya.

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu semua

populasi dijadikan sampel semua atau bisa juga penelitian populasi

(Hidayat, 2007).

D. Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2005), alat/instrument adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini alat yang

digunakan adalah kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan atau peryataan tertulis

yang dibaca dan dijawab oleh responden penelitian

(Danim dan Darwis, 2003).

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

38

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu sejumlah

pertanyaaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dengan menyediakan jawaban sehingga responden

tinggal memilih (Notoatmodjo, 2005).

Kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, yang

menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Kuesioner ini

menggunakan pernyataan favorable (pernyataan positif), apabila responden

menjawab “Benar” pada jawaban yang benar, maka mendapat skor 1 dan jika

menjawab “salah” mendapat skor 0 dan pernyataan unfavorable (pernyataan

negetif), apabila responden menjawab “Salah” pada jawaban yang salah,

maka mendapatkan skor 1 dan jika menjawab “benar” mendapatkan skor 0

yaitu pernyataan yang jawabanya ada yang benar dan ada yang jawabannya

salah.

Instrument ini ada 30 soal tentang infeksi nifas, infeksi perineum, cara

terjadinya infeksi, penyebab infeksi, tanda dan gejala infeksi, faktor yang

mempengaruhi kesembuhan luka, tujuan perawatan luka, perawatan luka

perineum. Sebelum kuesioner digunakan akan dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

39

Tabel 3.1

Kisi – kisi Kuesioner

Variabel

Penelitian

Indikator No Item Jumlah

Item

Vaforabel Unfavorable

Pengetahu

an ibu

tentang

infeksi

luka

perineum

a. Infeksi nifas

b. Infeksi perineum

c. Cara terjadinya

infeksi

d. Penyebab infeksi

e. Tanda dan gejala

infeksi

f. Faktor yang

mempengaruhi

kesembuhan luka

g. Tujuan perawatan

luka

h. Perawatan luka

perineum

1

3

7

6, 8, 12,

14, 29

17, 30

20

19, 22,

24, 27

2

5, 9, 26

4

10, 11, 13,

15

16, 18, 28

21, 23, 25

2

1

3

2

9

5

1

7

Jumlah Item 15 15 30

1. Uji Validitas

Menurut Suyanto dan Salamah (2008), validitas (kesahihan) alat

pengumpulan data (instrusmen) sangat diperlukan sebelum digunakan

dalam penelitian. Uji validitas untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut

valid, valid artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk

mengukur sebuah variabel yang akan diukur Instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur

(Riwidikdo,2009).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

40

Menurut Riwidikdo (2009) salah satu cara uji validitas yaitu dengan

melakukan uji coba pada responden minimal dilakukan terhadap 30 orang

(Riwidikdo, 2009).

Untuk menguji validitas maka dilakukan dengan menghitung

korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan

menggunakan rumus Pearson’s Product Moment :

rxy =})Y(YN.}{)X(XN.{

Y)(X)(XY)N(2222 å åå å

å åå--

-

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi Product Moment

N : jumlah responden

X : skor pertanyaaan

Y : skor total pertanyaaan

Parameter dari hasil uji rxy adalah besarnya koefisien korelasi

Pearson’s Product Moment, antara 0,0 sampai 1. Dikatakan valid bila

besarnya rxy hitung lebih besar dari rxy tabel. Atau secara lebih mudah bila

koefisien korelasinya lebih besar (>) dari 0,50 (Riwidikdo, 2010).

Pengujian validitas dilakukan dengan data sebanyak 30 responden

di RSD Kota Surakarta pada taraf signifikansi 0,05. Perhitungan dilakukan

dengan menggunakan program SPSS for Windows 13.0. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa dari 30 pertanyaan kuesioner terdapat 4 nomor yang

tidak valid yaitu pertanyaan nomor 2, 15, 18 dan 23. Dengan demikian

keempat pertanyaan tidak digunakan dalam kuesioner.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

41

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah instrumen yang

telah disusun handal bila digunakan, maka perlu dilakukan uji reliabilitas

(Suyanto dan Salamah, 2008). Reabilitas adalah hal yang dapat dipercaya.

Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat

konsistensi dan kemantapan. (Riwidikdo, 2010).

Banyaknya rumus uji yang dapat digunakan dalam uji reabilitas alat ukur,

namun dalam penelitian ini menggunakan penguji reabilitas dengan SPSS.

Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2009) kuesinoner atau angket

dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7.

Rumus Alpha Cronbach :

ri = ( ) ÷

÷ø

öççè

æ-÷÷

ø

öççè

æ

2

t

2

b1

1k

k

s

s

Keterangan:

ri : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

å 2

bs : jumlah varians butir

2

ts : varians total

(Riwidikdo, 2010)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for

Windows 13.0 diperoleh nilai alpha sebesar 0,840. Oleh karena nilai alpha

> 0,7 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

42

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Riwidikdo, 2010) pengumpulan data pada penelitian ini

diperoleh melalui:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti, yaitu

berupa jawaban pernyataan dari responden yang dituangkan dalam

kuesioner pada saat penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data penunjang yang diperoleh dari lingkungan

penelitian yaitu data hasil dokumentasi dari hasil kegiatan selama

penelitian, seperti dokumen dari Rekam Medik yaitu data jumlah ibu nifas

di RSU Assalam Gemolong Sragen selama 1 tahun dari bulan Januari

sampai Desember 2010.

F. Variabel Penelitian

Menurut Suyanto dan Salamah (2008), variabel penelitian adalah ciri

atau ukuran yang melekat pada obyek penelitian baik bersifat fisik (nyata)

atau psikis (tidak nyata). Pengertian lain menyebutkan variabel adalah sesuatu

yang digunakan sebagai ciri-ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan

penelitian dari sebuah teori, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

43

G. Definisi Operasional

Menurut Hidayat (2007) definisi operasional adalah mendefinisikan

secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.

Tabel 3.2

Definisi operasional

Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Skala Kategori

Tingkat

Pengetahuan

ibu nifas

tentang

infeksi luka

perinium

Segala sesuatu

yang diketahui ibu

nifas tentang

infeksi luka

perinium yaitu

infeksi nifas,

infeksi perineum,

cara terjadinya

infeksi, penyebab

infeksi, tanda dan

gejala infeksi,

faktor yang

mempengaruhi

kesembuhan luka,

tujuan perawatan

luka, perawatan

luka perineum.

Kuesioner Ordinal Baik

(x) > mean + 1SD

Cukup

Mean – 1SD ≤ x ≤

mean + 1SD

Kurang

(x) < mean – 1SD

Riwidikdo (2010).

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Cara Pengolahan Data

a. Editing

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

44

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan (Hidayat, 2007).

b. Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori (Hidayat, 2007).

c. Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil

observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi

dapat diberikan skor

(Suyanto dan Salamah, 2008).

d. Entering.

Memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer seperti ke

dalam spread sheet program Exel atau ke dalam program SPSS

(Statistical Product and Service Solutions) (Suyanto dan Salamah, 2008).

2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses penataan secara sistematis atas

transkrip wawancara, data hasil observasi, data dari daftar isian, dan materi

lain untuk selanjutnya diberi makna, baik secara tunggal maupun simultan,

dan disajikan sebagai temuan penelitian (Danim dan Darwis, 2003).

Analisis data yang sering disebut uji hipotesis dapat dilakukan untuk

menjawab atau membuktikan diterima atau ditolak hipotesa yang telah

ditegakkan (Suyanto dan Salamah, 2008).

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

45

Variabel yang dianalisis secara univariat yaitu tingkat pengetahuan

ibu tentang infeksi luka perineum.

Menurut riwidikdo (2010), untuk membuat tiga kategori yaitu baik,

cukup, kurang maka menggunakan parameter:

1) Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1SD

2) Cukup, bila nilai responden mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1SD

Untuk mencari rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus:

n

x

x

n

i

iå= 1:

Keterangan:

xᵢ : nilai dari data

n : jumlah data

Sedangkan untuk mencari SD (Simpangan Deviasi) menggunakan:

1

)(1

1

1

2

-

-=

åå =

=

n

n

x

x

SD

n

in

i

i

Menurut Riwidikdo (2010), untuk mengkategorikan data interval

dalam beberapa kategori, dapat menjadi 3 kategori atau 4 kategori.

Prosentase ini sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

46

pengetahuan dengan rumus untuk memperoleh skor prosentasenya adalah

sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan :

P : skor prosentase

n : skor yang diperoleh responden

N : total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

I. Etika Penelitian

Riset dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan

dan saling mendukung. Beberapa faktor pendukung tersebut agar riset dapat

terlaksana antara lain seperti dana dan adanya obyek penelitian serta

memperhatikan hak azazi manusia (Suyanto dan Salaman, 2008).

Menurut Hidayat (2009), etika penelitian atau pengumpulan data dalam

penelitian ini meliputi :

1. Informed consent

Pemberian informed consent ini bertujuan agar responden mengerti

maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika

responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan

jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati

keputusan tersebut.

2. Anonymity (tanpa nama)

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

47

Bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan nama

pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam

hasil penelitian.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Assalam Gemolong. Rumah sakit

RSU Assalam Gemolong berdiri pada tahun 2003 dengan nama Rumah Sakit

Ibu dan Anak (RSIA) Assalam yang beralamat di Desa Ngembat Padas

Gemolong Sragen Jawa Tengah.

RSU Assalam Gemolong dalam upaya memberikan pelayanan

kesehatan berkualitas kepada masyarakat, maka RSIA Assalam pada akhir

tahun 2008 berbenah untuk mengembangkan statusnya menjadi Rumah Sakit

Umum (RSU). Pada tanggal 15 Juni 2011 status badan hukum RSU Assalam

berpindah dari KOPINKES ASSALAM menjadi PT. Wahyu Isma Putra untuk

menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (RSU) Assalam selama 5 tahun.

RSU Assalam melaksanakan pelayanan yaitu Pelayanan Medik Rawat

Jalan, pelayanan Medik Rawat Inap terdiri dari bangsal umum / Anak terdiri

dari Kamar VIP kelas I, II, III dan Ruang Isolasi, Bangsal Kebidanan dan

Kandungan, Kamar bayi (Perinatologi), kamar bersalin dan kamar operasi.

Pelayanan medik terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi

(Apotik) dan Pemeriksaan EKG.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

49

B. Hasil Penelitian

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen

Tabel. 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam

Gemolong Sragen

17,9

3,7

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD

(x) > 17,9 + 1 . 3,7 = x > 21,6

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden > > 21,6

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

17,9 – 1 . 3,7 ≤ x ≤ 17,9 + 1 . 3,7 = x ≤ 14,2 – ≤ 21,6

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden ≤ 14,2 – ≤ 21,6

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

(x) < 17,9 – 1 . 3,7 = x < 14,2

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 14,2.

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum

di RSU Assalam Gemolong Sragen

No Pengetahuan Jumlah

Responden

Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

9

20

7

25,0

55,6

19,4

Total 36 100

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

50

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen dapat dikategorikan

pengetahuan baik sebanyak 9 responden (25%), pengetahuan cukup

sebanyak 20 responden (55,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak

7 responden (19,4%), jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi

luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen kebanyakan

pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (55,6%).

C. PEMBAHASAN

Menurut Notoatmodjo (2003), dalam Wawan dan Dewi (2010),

pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan ibu

nifas tentang infeksi luka perineum sangat berpengaruh terhadap proses

kesembuhan luka.

Menurut Azwar (2007), fungsi pengetahuan yaitu mendorong manusia

untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan

pengalamannya. Sesuai dengan fungsi pengetahuan yaitu mendorongan untuk

tahu tentang infeksi luka perineum.

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen

dapat dikategorikan pengetahuan baik terdapat sebanyak 9 responden (25%),

pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (55,6%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 7 responden (19,4%). Responden yang berpengetahuan baik sudah

dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan yang diberikan dengan baik

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

51

kemudian responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar responden

kurang mengetahui tanda dan gejala infeksi, penyebab dari infeksi dan cara

perawatan luka perineum.

Tanda dan gejala infeksi menurut Sujiyatini dkk (2010) Infeksi lokal

yaitu terjadi pembengkakan luka, terjadi pernanahan, perubahan warna lokal,

pengeluara lochea bercampur nanah, mobilisasi terbatas karena nyeri,

temperatur tubuh meningkat. Infeksi umum yaaitu tampak sakit dan lemah,

temperature meningkat diatas 39°C, tekanan darah dapat menurun dan nadi

meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, gelisah, kesadaran

menurun dan sampai koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea, berbau,

bernanah dan kotor. Penyebab infeksi karena bakteri adalah Streptococcus

haemoliticus aerobicus, Staphylococcus aureus, Esherichia coli, Clostridium

welchiii.

Cara perawatan luka menurut Sujiyatini dkk (2010) yaitu siapkan alat-

alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, waslap, kasa dan pembalut

wanita yang bersih, cuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun,

lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang, semprotkan atau cuci

dengan betadin bagian perineum dari arah depan ke belakang, keringkan

dengan waslap atau handuk dari depan ke belakang, setelah selesai, rapikan

alat-alat yang digunakan pada tempatnya, cuci tangan sampai bersih, catat,

jika ada perubahan-perubahan perineum, khususnya tanda infeksi, lakukan

tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30 derajat.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

52

Dari pembahasan diatas diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen cukup.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi

luka perineum saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak

diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi

diteliti.

2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup

sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak serta jawaban

responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

53

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen. Responden dalam

penelitian ini adalah semua ibu nifas di RSU Assalam Gemolong Sragen

berjumlah 36 responden. Berdasarkan penelitian dari 36 responden tersebut

didapatkan hasil:

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen pengetahuan baik sebanyak 9 responden

(25%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen pengetahuan cukup sebanyak 20 responden

(55,6%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen pengetahuan kurang sebanyak 7 responden

(19,4%).

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI … · waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr) · Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat

54

B. Saran

1. Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum untuk

penelitian selanjutnya.

2. Bagi diri sendiri

Diharapkan hasil peneiltian ini dapat meningkatkan wawasan mengenai

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.

3. Bagi Institusi

a. Lahan (RSU Assalam).

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mambahan referensi bagi rumah

sakit tentang peningkatan kualitas RSU Assalam Gemolong Sragen.

b. Pendidikan.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah sumber bacaan atau

untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada

ibu nifas tentang infeksi luka perineum.