INFARK MIOKARD AKUT TANPA ELEVASI ST

NAMA KELOMPOK:RISA WILUJENG

SATRIANI BADULLAHIYAN FRANSISKA HERAWATI

DEFINISI

Angina pektoris tak stabil (unstable angina) dan infark miokard akut tanpa elevasi ST (NSTEMI) diketahui merupakan suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis shg pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda.

PATOFISIOLOGI• Non ST elevation myocardial infarction (NSTEMI)

dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.

• NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau proses vasokontriksi koroner.

• Trombosis akut diawali ruptur plak yang tidak stabil mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi jaringan yang tinggi.

EVALUASI KLINIK• Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau

kadangkala di epigastrium dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan menjadi presentase gejala yang sering ditemukan pada NSTEMI.

• Gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaforesis, sinkop, atau nyeri dilengan, epigastrium, bahu atas atau leher terjadi pada kelompok usia lebih dari 65 tahun.

EKG• Gambaran EKG secara spesifik berupa deviasi

segmen ST. • Pada thrombolysis in Myocardial (TIMI) III

Registry, ada depresi segmen ST baru sebanyak 0,05 mV (prediktor outcome yang buruk).

• Kaul et al menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk meningkat secara progresif dengan memberatnya depresi segmen ST dan baik depresi segmen ST maupun perubahan troponin T.

SKOR RISIKO TIMI• Skor resiko merupakan suatu metoda

sederhana untuk stratifikasi risiko.

Tabel 1. skor risiko TIMI utk UA/NSTEMI- Usia ≥65 tahun- ≥ 3 faktor risiko PJK- Stenosis sebelumnya ≥ 50%- Deviasi segment ST- ≥ 2 kejadian angina ≤ 24 jam- Aspirin dalam 7 hari terakhir- Peningkatan petanda jantung

PENATALAKSANAAN• Pasien NSTEMI harus istirahat di tempat tidur

dengan pemantauan EKG untuk deviasi segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi harus dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI yaitu :

- Terapi anti iskemia- Terapi anti platelet/ antikoagulan- Terapi invasif- Perawatan sebelum meninggalkan RS dan

sesudah perawatan RS.

TERAPI ANTI ISKEMIA

• Nitrat- Jika nyeri menetap setelah diberikan sublingual 3 kali dengan interval 5 menit, direkomendasikan pemberian nitrogliserin intravena (mulai 5-10 ug/menit). Laju infus ditingkatkan 10 ug/menit tiap 3-5 menit sampai keluhan menghilang atau TD sistolik <100 mmHg.

• Setelah nyeri dada menhilang dapat digantikan dengan nitrat oral atau nitrogliserin intravena jika pasien sudah bebas nyeri selama 12-24 jam.

• KI absolut : hipotensi atau penggunaan sildenafil dlm 24 jam sebelumnya.

• Penyekat beta- Penyekat beda oral diberikan dengan target frekuensi jantung 50-60 kali/menit.

• Antagonis kalsium yang mengurangi frekuensi jantung seperti verapamil atau diltiazem direkomendasikan untuk nyeri dada persisten atau rekuren.

• Jika nyeri dada menetap dengan pemberian nitrogliserin intravena, morfin sulfat dengan dosis 1-5 mg dapat diberikan tiap 5-30 menit sampai dosis total 20 mg.

TERAPI ANTITROMBOTIK• Oklusi trombus sub total pada koroner

mempunyai peran utama dalam patogenesis NSTEMI dan keduanya mulai dari agregasi platelet dan pembentukan thrombin – activated fibrin bertanggung jawab atas perkembangan klot.

TERAPI ANTIPLATELET• Aspirin• Klopidogrel• Antagonis GP IIB/IIIa

TERAPI ANTIKOAGULAN• UHF (Unfaractionated Heparin)• LMWH (Low Molecular Weight Heparin)-inhibitor utama pada sirkulasi trombin dan juga pada faktor X a sehingga obat ini mempengaruhi tidak hanya kinerja trombin dalam sirkulasi (efek anti faktor IIa).keuntungan: absorbsi yang cepat dan dapat diprediksi setelah pemberian subkutan.