industri
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia adalah tangan karena karena tangan selalu
digunakan dalam melakukan berbagai aktivitas seperti memberi ungkapan sayang, berjabat
tangan, makan dan minum, memegang benda atau sarana umum, aktivitas di toilet, megang
buang dan sebgainya, oleh karena itu tangan dapat menjadi sumber dan penyebar kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perpindahan kuman enyakit ke dalam tubuh ataupun orang lain.Seperti kuman flu, diare
maupun penyakit menular lainnya. Oleh karena itu disarankan untuk sesering mungkin cuci
tangan, akan tetapi dalam melakukan aktivitas tidak selalu mudah menemukan air dan sabun
selain itu air tanah ataupun air PAM tidak terjamin kebersihannya (dapat banyak mengandung
kuman).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investaasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untu meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Oleh karena itu menjadi suatu kewajiban bagi semua pihak untuk
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan adalah dengan mencuci tangan. Hal ini
dikarenakan dengan mencuci tangan dapat mencegah penyakit infeksi. Mencuci tangan dapat
menurunkan jumlah kuman di tangan sampai dengan 58%. Sementara di Indonesia, ada
151.000 anak balita yang meninggal dengan 56.000 di antaranya karena diare dan pneumonia
(WHO, 2011). Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan,
salah satunya mencuci tangan dengan sabun.
Dewasa ini produk instan yang cenderung lebih praktis banyak diminati oleh masyarakat.
hal iini dikarenakan produk instan yang praktis dapat memberikan solusi cepat dan efektif
dalam memenuhi kebutuhan. Selain itu, produk instan mudah didapat serta mudah dibawa
kemanapun. Seperti yang kita ketahui banyak ditemukan produk instan berupa pembersih
tangan tanpa bilas yang sering disebut hand sanitizer.
Hand sanitizer mengandung alkohol yang berfungsi sebagai antiseptik pembunuh kuman.
Kandungan alkoholnya yaitu sebesar 60%-95%. Produk dengan alkohol di bawah 60% tidak
efisien dalam membunuh kuman. Namun kandungan alkohol yang terlalu tinggi juga jangan
digunakan karena berdasarkan penelitian di American Jornal of Infection Contol (AJIC)
memberikan hasil bahwa produk pembersih tangan yang memiliki kandungan alkohol 95%
ternyata tidak mengandung cukup pelembab. Pada produk ini, alkohol yang digunakan adalah
etanol dengan konsentrasi 70%.
Etanol dapat dibuat dari tanaman ataupun buah misalnya singkong, tape, tebu, kulit pisang,
biji anggur, ubi jalar, jagung, limbah kayu, jerami padi, air kelapa, dan ampas kelapa yang
difermentasi ( . Pada setiap bahan jika difermentasi akan menghasilkan kadar etanol yang
berbeda. Pada prodik ini bahan yang digunakan adalah limbah buah nangka .
Hampir semua bagian nangka dapat dimanfaatkan dalam tatanan kehidupan manusia.
Batang tanaman nangka ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, perkakas rumah
tangga, maupun kayu bakar. Akar dan getahnya dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Biji nangka dapat diolah menjadi makanan kecil dengan cara direbus. Buah nangka yang
masih muda biasa diolah menjadi sayur. Buah nangka yang sudah masak dapat dimakan segar
atau dapat juga diolah menjadi aneka makanan. Selama ini buah nangka sortiran, yang
biasanya tidak dapat dipakai karena sudah terlalu masak dan tidak layak untuk dijual belum
memiliki nilai ekonomis. Mengingat buah nangka sortiran mengandung kadar glukosa yang
cukup besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal maka dipandang sangatlah tepat bila
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan alkohol dari buah nangka sortiran
dengan proses fermentasi. Untuk produk ini diperlukan aroma yang segar agar bisa
menghilangkan bau amis dari tangan seusai makan. Maka pada produk ini dapat digunakan
aroma buah nangka yang merupakan salah satu salah satu bahan baku pembuatan hand
sanitizer, sehingga biaya produksi dari pembuatan produk ini dapat berkurang. Sementara itu
untuk meningkatkan viskositas dari produk ini digunakan lidah buaya ( aloevera ), selain itu
karena khasiatnya yang dapat merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit dan dalam lendir
lidah buaya terkandung zat lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, lendir
ini akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit hasilnya kulit tidak cepat
kering dan terlihat awet muda, sehingga lidah buaya sangat cocok digunakan sebagai salah
satu bahan baku pembuatan hand sanitaizer.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Berapa kadar alkohol yang dapat dihasilkan dari hasil fermetasi limbah buah
nangka ?
2. Apakah hand sanitizer dapat dibuat dari lidah buaya dengan alkohol dari
fermentasi limbah buah nangka?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. untuk memperoleh dan mengetahui kadar alkohol dari hasil fermentasi
limbah buah nangka
2. untuk membuat hand sanitizer dari lidah buaya dengan alkohol dari hasil
fermentasi limbah buah nangka.
1.4 ManfaatPenenlitian
Sintesis pembersih tangan dengan memanfaatkan limbah buah nangka dan lidah buaya
merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi dampak limbah berlebih dan
menanggulangi pencemaran lingkungan. Selain itu, masyarakat menjadi tahu bahwa
limbah buah nangka tidak hanya dapat dimakan melainkan dapat digunakan untuk
menghasilkan etanol dengan cara difermentasi. Sintesis pembersih tangan ini juga
mempermudah masyarakat untuk membersihkan tangan setelah beraktivitas tanpa perlu
menggunakan air dan sabun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sinitizer)
Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan
membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar
mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan.
Obat-obatan seperti antibiotik misalnya, membunuh mikroorganisme secara internal,
sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat
pada benda yang tidak bernyawa.
Diantara zat antiseptik yang umum digunakan diantaranya adalah alkohol, iodium,
hidrogen peroksida dan asam borak. Kekuatan masing-masing zat antiseptik tersebut berbeda-
beda. Kekuatan suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara
kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada kondisi dan
mikroorganisme yang sama), atau yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of
phenol). Fenol sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister pada
proses pembedahan.
Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada
pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibacterial
adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri.
Pembersih tangan merupakan salah satu produk antiseptik. Dalam pembuatan pembersih
tangan ini digunakan alkohol (etanol) dari kulit pisang, karena alkohol mempunyai potensi
sebagai antiseptik yang cukup optimal pada kadar 70%.
Hand sanitizer adalah cairan dengan berbagai kandungan yang sangat cepat membunuh
mikroorganisme yang ada di kulit tangan. Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan
kepraktisan, mudah dibawa dan cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer
digunakan ketika dalam keadaan darurat di mana kita tidak bisa menemukan air. Kelebihan
ini diutarakan menurut US FDA (Food and Drug Administration) dapat membunuh kuman
dalam waktu kurang lebih 30 detik.
Hand sanitizer memiliki berbagai macam zat yang terkandung. Secara umummengandung
alkohol 60-90%. Menurut CDC (Center for Disease Contro) hand sanitizer terbagi menjadi
dua yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol Hand sanitizer dengan
kandungan alkohol antara 60-95% memiliki efek anti mikroba yang baik
dibandingkan tanpa kandungan alkoho
2.2 Lidah Buaya
Nama lokal lidah buaya : Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam
(Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui(Cina).Klasifikasi Lidah buaya:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies: Aloe vera L.
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan
pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas,
tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm,
bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga),
Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat.Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan
karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu
kekurangan air.Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di
permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm.
Lidah buaya adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit, dari ringan sampai berat. Tanaman ini sudah digunakan Bangsa Samaria tahun 1875
SM. Ampuhnya lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang
cukup bagi tubuh manusia. Sebuah penelitian yang menggunakan pengujian secara proksimat
terhadap lidah buaya, menunjukkan bahwa karbohidrat merupakan komponen terbanyak
setelah air, yang menyumbangkan kalori sebagai sumber tenaga.
Lidah buaya bersifat merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam lendir lidah
buaya terkandung zat lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit. Lendir ini
akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak cepat kering
dan terlihat awet muda. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa unsur utama dari cairan
lidah buayayang diburu sebagai komoditas bisnis bernilai ekonomis tinggiadalah aloin,
emodin, resin, gum, dan unsur lain seperti minyak atsiri. Selain itu diketahui pula banyak
vitamin terkandung di dalamnya seperti vitamin A, B1, B2, B12, C dan E. Kumpulan enzim
antara lain amilase, catalase, cellulase, carbexypeptidase, carpoxyhelclase, bradyknase,
memperkaya khasiat lidah buaya yang berfungsi sebagai penyeimbang kerja zat gizi lainnya.
Lidah buaya juga mengandung beberapa asam amino seperti arginin, asparagin, asam
aspartiat, serin, glutamin, treonin, isin, urosin, pheniialanin, prelin, histidine, leusin, dan
isoleusin, yang diketahui berfungsi sebagai pembangun sel-sel dan jaringan tubuh. Terdapat
pula sekumpulan mineral makro dan mikro yaitu kalsium, magnesium, polassium, sodium,
besi, seng, dan kromonium yang memang diperlukan tubuh. Berikut adalah tabel kandungan
lidah buaya serta kegunaannya.
Tabel 1 Zat-Zat yang Terkandung dalam Lidah Buaya
Zat KEGUNAAN
Lignin - Mempunyai kemampuan penyerapan
yang tinggi, sehingga memudahkan
peresapan gel ke kulit
Saponin - Mempunyai kemampuan membersihkan
dan bersifat antiseptik
- Bahan pencuci yang sangat baik
Komplek Anthraquinone aloin,
Barbaloin, Iso-barbaloin,
Anthranol, Aloe emodin,
Anthrancene, Aloetic acid,
Ester Asam Sinamat, Asam
Krisophanat, Eteral oil, Resistanol
- Bahan laktasatif
- Penghilang rasa sakit, mengurangi racun,
- Senyawa antibakteri
- Mempunyai kandungan antibiotik
Vitamin B1, B2, Niacinamida, B6,
Cholin, Asam Folat
- Bahan penting untuk menjalankan fungsi
tubuh secara normal
Enzim oksidase, amilase, katalase,
lifase, protease
- Mengatur proses-proses kimia dalam
tubuh
- Menyembuhkan luka dalam dan luar
Monosakarida, polisakarida,
selulosa, glukosa, mannose,
aldopentosa, rhamnosa
- Bahan laktasatif
- Penghilang rasa sakit, mengurangi racun,
- Senyawa antibakteri
- Mempunyai kandungan antibiotik
2.3 BUAH NANGKA
Buah nangka kaya akan vitamin A yang baik bagi kesehatan mata dan kalium untuk
menangkal hipertensi. Buah yang manis dan harum ini juga punya nilai ekonomi yang tinggi.
Buah nangka adalah salah satu jenis buah yang paling banyak ditanam di daerah tropis. Buah
ini cukup terkenal di seluruh dunia. Dalam bahasa Inggris dinamakan jack fruit. Tanaman ini
diduga berasal dari India bagian selatan yang kemudian menyebar kedaerah tropis lainnya,
termasuk Indonesia. DiIndonesia pohon nangka dapat tumbuh hampir disetiap daerah.
Menurut ( Widyastuti dan Yustina Erna, 1993 )tanaman nangka yang berkerabat dekat dengan
cempedak, kluwih, dan sukun, merupakan tanaman buah tahunan.Umur tanamannya panjang,
dapat mencapai puluhan tahun. Tinggi tanaman dapat mencapai 25m. Panjang buah nangka
berkisar 30-90 cm, diameter 25-50 cm, dengan berat rata – rata 15-20 kg, walaupun ada yang
menghasilkan 60 buah per pohon per tahun. Tanaman nangka merupakan tanaman yang
potensial untuk dikembangkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman ini.
Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain buah yang merupakan
produk utamanya, bagian akar, batang, daun, bakal buah, bahkan kulitnya pun dapat
dimanfaatkan (Novandrini 2003). Buah nangka yang muda dapat disayur (gudeg), sedang
buah yang matang enak dimakan segar. Bijinya enak dimakan setelah direbus, dan daunnya
untuk pakan ternak. Batang yang telah tua baik sekali untuk bahan bangunan. Makin tua
warna kuningnya, makin bermutu tinggi kayunya. Buah nangka yangtelah matang dapat
dibuat dodol dan keripik nangka yang tahan lama disimpan (Sunaryono 2005). Di samping
kegunaan tersebut, daun nangka ternyata merupakan makanan yang disenangi kambing dan
domba. Abu akar nangka dengan abu sejenis Selaginella dapat digunakan untuk obat. Di
samping itu kulit kayunya dapat dipakai sebagai pembalur luka (Lembaga Biologi Nasional
1997).
Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Nilai Nutrisi per 100 g
(Sumber: USDA National Nutrient data base)
Principle NutrientValue Percentage of
RDAEnergy 95 Kcal 5%
Carbohydrates 23.5 g 18%Protein 1.72 g 3%
Total Fat 0.64 g 3%
Cholesterol 0 mg 0%Dietary Fiber 1.5 g 4%
VitaminsFolates 24 µg 6%Niacin 0.920 mg 6%
Pyridoxine 0.329 mg 25%Riboflavin 0.055 mg 4%Thiamin 0.105 mg 9%
Vitamin A 110 IU 3.50%Vitamin C 13.7 mg 23%Vitamin E 0.34 mg 2%
ElectrolytesSodium 3 mg 0%
Potassium 303 mg 6.50%Minerals
Calcium 34 mg 3.40%Iron 0.60 mg 7.50%
Magnesium 37 mg 9%Manganese 0.197 mg 8.50%Phosphorus 36 mg 5%Selenium 0.6 mg 1%
Zinc 0.42 mg 4%Phyto-nutrientsCarotene-ß 61 µgCrypto-xanthin-ß 5 µgLutein-zeaxanthin 157 µg
2.4 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh manusia untuk
memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan karbohidrat dan asam amino
secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme
sehingga menghasilkan energi. (Perry, 1999).
Biasanya dalam proses fermentasi alkohol digunakan khamir murni dari strain
Saccharomyces cerevisiae. Strain dari Saccharomyces ellipsoides juga sering digunakan.
Khamir ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Umumnya fermentasi dapat
memberikan hasil yang memuaskan bila khamir yang digunakan berasal dari ragi roti.
Kenyataannya banyak proses fermentasi langsung menggunakan ragi roti yang langsung
dimasukkan ke fermentor walaupun hal ini sebenarnya tidak dibenarkan untuk dilakukan. Hal
ini karena tidak semua khamir dapat menghasilkan alkohol yang secara kuantitatif stabil
sehingga sebelum operasionalisasi proses perlu dilakukan seleksi atas strain-strain khamir.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan ragi, yaitu sebagai berikut :
1. Nutrisi (zat gizi)
Dalam kegiatannya khamir memerlukan penambahan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya, yaitu :
a. Unsur C, ada faktor karbohidrat.
b. Unsur N, dengan penambahan pupuk yang mengandung nitrogen. Misalnya ZA, urea,
amonia, dsb.
c. Unsur P, dengan penambahan pupuk fosfat, misalnya NPK, TSP, DSP, dsb.
d. Mineral-mineral.
e. Vitamin-vitamin.
2. Keasaman (pH)
Untuk fermentasi alkohol, khamir memerlukan media dengan suasana asam, yaitu antara pH
4,8-5,0. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan penambahan asam sulfat jika substratnya
alkalis atau dengan natrium bikarbonat jika substratnya asam.
3.Suhu
Suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan adalah 28-300 C. Pada waktu
fermentasi terjadi kenaikan panas, karena reaksinya eksoterm. Untuk mencegah agar suhu
fermentasi tidak naik, perlu pendinginan agar dipertahankan tetap 28-300 C.
4. Udara
Fermentasi alkohol berlangsung secara anaerobik (tanpa udara). Namun demikian udara
diperlukan pada proses pembibitan sebelum fermentasi untuk perkembangbiakan khamir
tersebut
2.4 Etanol
Etanol atau etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan
yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus
cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol
bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi,
dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000).
Menurut ( Hartati, Indah, Puji Setyowati dan Ratna, 1999 ), ada duacara pembuatan
ethanol yaitu proses sintesis dan proses fermentasi. Meskipun ethanol dapat diperoleh secara
sintesis, namun produksi ethanol secara fermentasi tetap dilakukan karena relatif murah dan
mudah dengan bahan baku yang mengandung karbohidrat atau glukosa. Pada proses
fermentasi ethanol, dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ethanol dan dua
molekul karbon dioksida, disertai pembebasan energi. Reaksi fermentasinya adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2.
Penggunaan ethanol sangat luas, misalnya bahan baku kosmetik, pelarut organik, obat-obatan,
minuman berethanol, dan sumber energi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
adalah mikroorganisme dan media yang digunakan, adanya komponen media yang dapat
menghambat pertumbuhan serta kemampuan fermentasi mikroorganisme dan kondisi selama
fermentasi (Astuty, 1991).
Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium
untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae. Suhu
yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C. Derajat keasaman (pH) optimum
untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu
pH 4,0-4,5. (Rizani, 2000). Fardiaz (1992), fermentasi etanol meliputi dua tahap yaitu:
1. Pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang
atom hidrogen melalui jalur EMP (Embden-Meyerhoff-Parnas), menghasilkan
senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa.
2. Senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hidrogen yang
dilepaskan dalam tahap pertama, membntuk senyawa-senyawa hasil fermentasi
yaitu etanol.
Penggunaan ethanol sangat luas, misalnya bahan baku kosmetik, pelarut organik, obat-
obatan, minuman berethanol, dan sumber energi. Ragi yang sering digunakan dalam industri
fermentasi ethanol adalah Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces adalah yeast yang dapat
tumbuh dengan baik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Tapi dalam kondisi anaerob, yeast
akan memfermentasi subtrat menjadi gula sangat cepat dan akan segera dikonversi menjadi
ethanol. Dalam penelitian Hartati (1999), Pengaruh Barker Yeast Terhadap Pembuatan
Ethanol Dari Buah Nangka Sortiran ini kami mencoba menggunakan baker yeast untuk proses
fermentasi alkohol. Seperti yang telah kita ketahui bahwa ternyata di dalam udara masih
banyak terdapat spora-spora bakteri dan mikroorganisme hidup. Agar tidak mengganggu
jalannya fermentasi yang utama, maka semua spora maupun mikroorganisme yang ada dalam
udara harus dihilangkan terlebih dahulu. Penghilangan mikroorganisme dilakukan dengan
cara sterilisasi. Variabel-variabel yang berpengaruh adalah temperatur,konsentrasi glukosa,
jumlah nutrien N, P dan K (Hartati,1999).
2.4 Metode Analisis
1. Uji Hedonik
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik. Panelis diminta tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau sebaliknya. Disamping panelis menegemukakan tanggapan
senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skla hedonik. Misalnya dalam hal ‘ suka “ dapat
mempuyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka,.
Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik seperti
suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan
suka tetapi juga bukan tidak suka.
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentang skala yang
dikhendakinya. Skala hedonik juga dapat diubah menjadi skala numerik dengan
anggka mutu menurut tingkat kesukan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan
analisiss secara statistik. Penggunaaan sekla hedonik pada prakteknya dapat
digunakan untuk mengetahui perbedaan, sehingga uji hedonik sering digunakan
untuk menilai secara organoleptik terhadapa komoditas sejenis atau produk
pengembangan. Uji hedonik banyak diguunakan untuk menilai produk akhir.
2. Analisis Fisika
a. Penentuan Berat jenis ( Densitas ) dengan Piknometer
Berat jenis (bilangan murni tanpa dimensi) adalah perbandingan berat zat
terhadapair volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama. Bobot
jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat
pada suhu tertentu(Biasanya 25 Q ). Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut :
Berat jenis = Massa (berat )
Volume
Berat jenis mempunyai harga konstan pada suatu temperature tertentu dan
tidak bergantung pada jumlah bahan cuplikan. Adapun beberapa alat yang dapat
digunakan untuk menentukan berat jenis yaitu aerometer, piknometer, dan neraca
whetsphaal.
Metode Piknometer didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
rungan yang ditempati cairan tersebut. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan bertam bahnya volume
piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer,
yaitu tipe botol dan tipe pipet .Berat jenis suatu zat dapat dihitung dengan
mengukur secara langsung berat zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan
volume zat (ditentukan dengan piknometer). Berat jeniszat cair dapat ditentukan
dengan:Berat jenis zat cair dalam piknometer = (berat piknometer + zat cair)
b. Penetapan kekentalan Cairan ( Viskositas ) dengan Viskometer Ostwald
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya. Rheologi
adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat. Untuk
menentukan viskositas suatu cairan yang mengikuti hukum newton, kita dapat
menggunakan alat viskometer yang disebut dengan viskometer Ostwald dan
viskometer Bola Jatuh.
Untuk menentukan viskositas alkohol dapat digunakan viskometer Ostwald.
Sedangkan untuk menentukan viskositas gliserin dan propilen glikol menggunakan
viskometer Bola Jatuh. Hal ini dikarenakan gliserin dan propilen glikol lebih
kental daripada alkohol, sehingga jika digunakan viskometer Ostwald akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat mengalir.
Prinsip kerja viskometer Ostwald ini adalah suatu cairan dihitung waktu
tempuhnya dari garis m ke garis n. Setelah itu dihitung viskositasnya dengan
membandingkan dengan air yang telah diketahui viskositasnya yaitu 1. Sedangkan
prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola jatuh
melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap. Pada viskosimeter Bola Jatuh
tabungnya dipasang miring sehingga kecepatan bola jatuh akan berkurang
sehingga pengukuran dapat dilakukan lebih teliti. Viskometer ini cocok digunakan
untuk cairan yang mempunyai viskositas yang sukar diukur dengan viskosimeter
Ostwald.
3. Analisis Kimia
a. Penentuan Kadar Etanol dengan Metode GC ( Gas Chromatography )
Metode analisis yang akurat digunakan di laboratorium untuk pengujian etanol
umumnya digunakan Gas Chromatography (GC). Metode ini spesifik untuk
identifikasi dan penentuan kadar etanol serta dapat digunakan untuk pemisahan
campuran alkohol seperti metanol dan isopropanol secara simultan (Hendrayana,
2006).
Kromatografi gas merupakan suatu metode analisis untuk memisahkan
ataumengidentifikasi senyawa-senyawa yang bersifat volatile atau mudah menguap tanpa
mengalamidekomposisi. Fase gerak pada metode ini adalah gas yang dikenal dengan nama gas
pembawa. Gas pembawa yang sebuah inert gas seperti helium. Sampel yang digunakan dalam
percobaan seperti yang telah disebutkan harus bersifat volatile , dan jumlah dari sampel
tersebut sedikit agardapat memisahkan campuran dengan baik. Prinsip yang digunakan adalah
perbedaan titik didihdari sampel yang diukur. Pemisahan dapat dilakukan dengan perbedaan
titik didih dan akandihasilkan puncak pada kromatogram sehingga tidak akan berhimpit.
Perbedaan denganKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah KCKT prinsip
pemisahannya bersasarkanpolaritas dari sampel, fase diam, dan fase gerak yang digunakan
dalam pemisahan.
Gambar 1 Skema alat kromatografi gas
Alkohol merupakan senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalamsebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Alkohol digolongkan menjadi 3
berdasarakanposisi -OH berikatan dalam alkana yaitu : pertama alkohol primer dimana atom
karbon yangmembawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil, kemudian alkohol
sekunder dimanaatom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua
gugus alkil, dan yang ketiga adalah alkohol tersier dimana atom karbon yang mengikat gugus -
OH berikatan langsungdengan tiga gugus alkil(Clark 2007).
Gambar 2 Struktur propanol dan etanol
4. Analisis mikrobiologi
uji daya hambat mikroba digunakan untuk membantu mengidentifikasi daerah
hambat suatu zat anti microbial terhadap mikroorganisme. Dengan adanya zat
antimicrobial, pertumbuhan mikroorganisme yang bersifat pathogen dapat dihambat
dan dimatikan sehingga membantu manusia mengatasi penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme. Zat – zat yang menghambat pembiakan secara bakteri dengan
tiada membunuhnya disebut zat antiseptic atau zat bakteriostatik. Zat yang dapat
membunuh bakteri disebut disenfektan, germisida atau bakterisida. Ada disenfektan
yang membunuh bakteri dengan tidak merusaknya sama sekali, tetapi zat – zat kimia
seperti basa dan asam organic menyebabkan hancurnya bakteri dan mungkin terjadi
kehancuran ini akibat dari suatu hidrolisis. Kerusakan bakteri pada umumnya dibagi
atas 3 golongan yaitu oksidasi, koagulasi atau penggumpalan protein, depresi dan
keteganganpermukaan ( Dwidjoseputro,2005 ).
BAB III
METODE PEMBUATAN DAN ANALISIS
3.1 Proses Pembuatan
Berikut adalah metode pembuatan pencuci tangan tanpa bilas sebagai antiseptik meliputi
fermentasi alkohol dari kulit pisang, kemudian pembuatan cairan antiseptik dengan
mencampurkan semua bahan dengan proses pengadukan sampai homogen.
1. Fermentasi buah nangka sortiran
a. Buah nangka dikukus selama 15 menit
b. Ditambahkan air
c. Dihancurkan dengan menggunakan blender
d. Ditambahkan HCL 10%
e. Dipanaskan 700-800C sampai hidrolisis sempurna
f. Didinginkan sampai suhu ±27OC
g. Diatur pH 4,5-5,5
h. Ditambahkan larutan gula 10%, starter, dan ragi
i. Alkohol yang dihasilkan didestilasi.
2. Pembuatan cairan antiseptik
a. Lidah buaya dikupas kulitnya, dicuci dengan air garam hangat, lalu diblend gelnya
b. Disaring, kemudian dicampurkan dengan alkohol hasil fermentasi diatas (konsentrasi
alkohol diubah menjadi 70%)
c. Ditambahkan metil paraben
d. Diaduk hingga homogen
e. Pengemasan antiseptik
3.2 Metode analisis
1. Uji Hedonik Metode Organoleptik
Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk berbeda-beda. Terhadap suatu produk
dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan produk yang telah beredar dipasaran,
pengujian ini dilakukan oleh panelis tidak terlatih dengan kriteria tertentu. Maka, dapat
diketahui produk baru disukai atau tidak oleh konsumen.
Alat dan Bahan:
a. Contoh
b. Standar (produk di pasaran)
c. Formulir
Parameter Uji:
a. Bau
b. Tekstur
Perhitungan:
Tingkat kesukaan konsumen = Jumlah skala hedonik/ Jumlah panelis
2. Densitas
Berat jenis adalah bilangan yang menyatakan berapa gram bobot 1 cm3 suatu zat atau
beberapa kg bobot 1 dm3 zat. Karena 1 dm3 air pada suhu 40C bobotnya 1 kg. Maka bilangan
yang menyatakan berapa 1 dm3 zat itu dengan 1 dm3 air pada 40 C pun disebut bj. Akan tetapi
dalam praktek bj yang ditetapkan dengan piknometer dibandingkan bobot zat pada volume
tertentu dengan bobot air pada volume yang sama pada suhu kamar, maka bj menurut batasan
lama adalah kerapatan/density.
Alat dan Bahan:
a.Piknometer
b.Hair Dryer
c. Neraca Analitik
d. Termometer
e. Alkohol Pembilas
f. Air Suling
g. Contoh
Cara Kerja :
a. Piknometer dibilas dengan alkohol pembilas, lalu dikeringkan menggunakan hair
dryer sampai kering lalu didinginkan.
b. Ditimbang bobot piknometer kosong (a).
c. Disamakan suhu air dan larutan
d. Dimasukkan air kedalam piknometer sampai penuh dan tidak ada gelembung
udara (b).
e. Dimasukkan contoh kedalam piknometer sampai penuh dan tidak ada gelembung
udara (c).
3. Kadar Etanol
Contoh yang bersifat volatil dijadikan gas, lalu dialirkan gas sebagai fasa geraknya,
contoh yang kepolarannya dekat dengan fasa geraknya akan tertahan lebih lama.
Sehingga terjadi pemisahan dengan prinsip like disolve like, hasilnya terbentuk peak
(grafik). Pada waktu retensi yang sama, luas peak pada contoh dibandingkan dengan
standar sehingga kadar komponen dalam contoh dapat diketahui.
Alat dan Bahan:
a. Alat GC (gas chromatoghraphy)
b. Syringe
c. Tabung gas H2 dan N2
d. Standar Etanol 100%
e. Contoh
Cara Kerja:
a. Dihidupkan gas H2 dan N2 lalu diset suhu GC, yaitu kolom 1000C, injektor
1250C, detektor 1500C.
b. Dinyalakan komputer pada alat
c. Dibilas Syringe dengan standar etanol sebanyak 15 kali
d. Diinjeksikan standar sebanyak 1,5 mL lalu tekan START secara bersamaan.
e. Ditunggu hingga muncul kromatogram.
f. Diinjeksikan contoh dan dibandingkan peak yang muncul dengan standar.
g. Dihitung kadar Etanol dalam contoh.
4. Penentuan kekentalan cairan dengan viskometer oswald
Viskositas cairan merupakan indeks hambatan alir dari suatu cairan, gaya gesek cairan
mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, sehingga cairan
memiliki koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Tiap cairan memiliki
kemampuan mengalir berbeda-beda sesuai dengan indeks hambatannya.
Alat dan Bahan:
a. Contoh
b. Air suling
c. Alat viskometer oswald
d. Pipet volum 10 ml
e. Stopwatch
f. Piala gelas 400ml
Cara kerja:
a. Alat viskometer osweald dibersihkan
b. Pipet 5 ml/10ml sampel kemudian diasukkan ke dalam alat viskometer.
c. Tetapkan waktu alir sampel dan standar dengan cara sebagai berikut:
Ø Sampel/standar dihisap sampai melebihi tanda garis atas.
Ø Lepaskan alat hisap
Ø Jalankan stopwatch ketika cairan sampel berimpit dengan tanda garis atas alat
viskometer
Ø Matikan stopwatch ketika cairan sampel berimpit dengan tanda garis bawah
alat viskometer.
d. Catat waktu alir yang diperlukan oleh standar (air suling) dan sampel
e. Catat suhu ruangan pengukuran .
f.Pengukuran waktu alir standar dari sampel ulang 3 kali.
Perhitungan:
η contoh = d contoh xt contoh xη air
d standar x t standar
5. Penetapan pH (derajat keasaman)
Elektroda yang dicelupkan dalam suatu larutan, akan memiliki beda potensial antara larutan
didalam dan diluar elktroda. Elektroda gelas amat peka terhadap ion H+, maka pH (derajat
keasaman) suatu larutan dapat diketahui dari konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Alat dan Bahan:
a. pH meter tipe Orion 410A+
b. Labu Semprot
c. Air Suling
d. Tissue
e. Buffer pH 4,00 dan pH 7,00
f. Piala Gelas 100 ml
Cara Kerja:
a. Dikalibrasi alat pH meter Orion 410A+ dengan menggunakan buffer pH 4 dan pH 7
b. Disiapkan larutan standar dan contoh dalam piala gelas 100 ml
c. Dicelupkan elektroda kedalam larutan
d. Dibaca pH larutan setelah stabil
6. UDH (Uji Daya Hambat) antiseptik metode Mikrobiologi
Dasar:
Bakteri dapat tumbuh subur pada media yang banyak mengandung nutrisi yang
sesuai bagi perkembangannya. Namun, pertumbuhannya dapat terhambat oleh adanya
zat antiseptik atau desinfektan, sehingga jika dibiakkan pada cawan petri akan timbul
zona steril pada aderah yang dipengaruhi kerja antiseptik tersebut.
Alat dan Bahan:
a. Cawan Petri
b. Inkubator
c. Neraca
d. Erlenmeyer
e. tabung reaksi
f. Kertas Sring
g. Pinset
h. Pembakar Spiritus
i. Pipet serologi
j. Air Suling
k. media PCA
l. Suspensi Bakteri
m. LF
n. Contoh
Cara Kerja:
a. Dibuat media dengan menimbang g media PCA pada erlenmeyer, dilarutkan
dalam 100 ml air suling, dipanaskan lalu disterilisasi dalam autoklaf.
b. Dibuat larutan fisiologis (LF) yaitu NaCl 0,85g dalam 100 ml air suling lalu
disterilisasi dalam autoklaf.
c. Dimasukkan 1 ml suspensi bakteri kedalam masing-masing petri
d. Dimasukkan media 1/3 volume petri, lalu dihomogenkan sampai beku
kemudian diberi label.
e. Kertas saring masing-masing dicelupkan kedalam contoh dan standar lalu
diletakkan diatas media.
f. Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 370 C selama 24 jam.
g. Diukur diameter zona steril menggunakan jangka sorong dan hasilnya
dibandingkan dengan standar.
PROPOSAL PENELITIAN
PEMBUATAN HAND SANITAIZER DARI LIDAH BUAYA DENGAN ALKOHOL HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH NANGKA
Disusun oleh
PEKIK WIJI PRASETYANINGRUM (G1C 010 044)
WAHYU PUJI LESTARI (G1C 010 045)
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2013