induksi poliploidi menggunakan kolkisin pada ...repository.ub.ac.id/8600/1/diana fitriani.pdfanggrek...

107
INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ANGGREK Dendrobium taurinum Lindl. SECARA IN VITRO Oleh: DIANA FITRIANI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

i

INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ANGGREK Dendrobium taurinum Lindl. SECARA IN VITRO

Oleh:

DIANA FITRIANI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

ii

INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA

ANGGREK Dendrobium taurinum Lindl. SECARA IN VITRO

Oleh:

DIANA FITRIANI

135040201111044

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil

penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak

pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, November 2017

Diana Fitriani

Page 4: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

iv

Page 5: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

v

Page 6: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

vi

RINGKASAN

Diana Fitriani. 135040201111044. Induksi Poliploidi Menggunakan Kolkisin

pada Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Secara In Vitro. Di bawah

bimbingan Prof. Ir. Lita Soetopo, Ph.D.

Anggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai

dibudidayakan secara luas di Indonesia. Tanaman anggrek jenis Dendrobium

termasuk komoditas tanaman hias yang paling banyak peminatnya. Hal ini karena

mudah ditanam, berbunga terus-menerus, bentuk bunganya sempurna, warna bunga

bervariasi, berbatang lentur sehinga mudah dirangkai. Mahkota bunga tidak rontok,

kesegaran bunga tahan lama (Sarwono, 2002). Perbaikan karakter pada anggrek

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu persilangan konvensional atau melalui

bioteknologi. Salah satu cara yang digunakan dalam bioteknologi ialah aplikasi

mutagen kimia seperti kolkisin untuk menginduksi kromosom anggrek menjadi

poliploid.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari konsentrasi kolkisin yang

tepat yang dapat mengakibatkan poliploidi pada anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. Hipotesis dari penelitian ini ialah induksi kolkisin dengan konsentrasi

tertentu dapat mengakibatkan poliploidi pada anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga September 2017 di

Laboratorium Soerjanto Orchid, Kota Batu. Alat yang digunakan ialah botol kultur,

LAFC, Autoclave, pipet tetes, gelas ukur, cawan petri, erlenmeyer, gelas beker,

pinset, pisau, lampu spiritus, waterbath, kulkas, silet, mikroskop, kamera foto,

pensil dan penggaris. Bahan penelitian ini antara lain Plb Anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. berumur 2 – 3 bulan, kolkisin, aceto-orcein, aquades, HCl 1 N, dan

Asam asetat 45%. Media kultur jaringan yang dipakai adalah ½ MS, yang

digunakan untuk menumbuhkan plb yang telah direndam menggunakan kolkisin.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan satu faktor. Taraf perlakuan dalam penelitian ini ialah

konsentrasi kolkisin yang berbeda yaitu 0 ppm (K1), konsentrasi kolkisin 50 ppm

(K2), konsentrasi kolkisin 100 ppm (K3) dan konsentrasi kolkisin 150 ppm (K4),

konsentrasi kolkisin 200 ppm (K5), konsentrasi kolkisin 250 ppm (K6) dan

konsentrasi kolkisin 300 ppm (K7). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali,

sehingga keseluruhan ada 28 plot percobaan. Setiap plot diisi oleh 5 botol kultur

dengan 1 plb setiap botol. Jumlah botol yang digunakan sebanyak 140 botol

percobaan. Pengamatan dilakukan pada setiap plot percobaan.

Pengamatan meliputi pengamatan morfologi, pengamatan anatomi dan

pengamatan sitologi. Pengamatan morfologi meliputi umur mulai muncul daun

baru (HSP), jumlah daun baru (helai), jumlah akar baru (helai), tinggi tanaman (cm)

dan warna daun. Pengamatan anatomi meliputi variabel kerapatan stomata (mm-2),

panjang stomata (µm) dan lebar stomata (µm). Pengamatan sitologi dilakukan

dengan menghitung jumlah kromosom. Data yang diperoleh dianalisis dengan

analisis ragam. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata diuji lanjut dengan BNJ

pada taraf nyata 5%.

Page 7: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

vii

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa variabel umur

muncul daun baru (HSP) dan kerapatan stomata (mm-2) berbeda nyata akibat

perlakuan kolkisin. Sedangkan variabel jumlah daun baru (helai), jumlah akar baru

(helai), tinggi tanaman (cm), panjang stomata (µm) dan lebar stomata (µm) tidak

berbeda nyata akibat perlakuan kolkisin.

Variabel warna daun yang teramati menunjukkan hasil perlakuan kolkisin

dengan konsentrasi 200 ppm menunjukkan warna daun hijau lebih tua

dibandingkan dengan perlakuan lain. Pada pengamatan sitologi yaitu jumlah

kromosom didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka

jumlah kromosom semakin meningkat. Jumlah kromosom terbanyak didapatkan

akibat perlakuan 300 ppm yaitu sebanyak 54 kromosom dengan tipe aneuploid (2n

+ 16).

Page 8: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

viii

SUMMARY

Diana Fitriani. 135040201111044. In Vitro Polyploid Induction by Colchicine

Treatments on Dendrobium taurinum Lindl. Supervised by Prof. Ir. Lita

Soetopo, Ph.D.

Orchid is one of the plants used as an ornamental plant. Orchid has been

known since 200 years ago and since last 50 years began to be cultivated widely in

Indonesia. Dendrobium orchid species including ornamental plant commodities the

most demanding. This is because it is easy to plant, flowering constantly, perfect

flower shape, flower color varies, flexible trunk so easy to assemble. Crown of

flowers do not fall out, the freshness of durable flowers (Sarwono, 2002).

Improvement of the character on orchids is done in various ways, namely

conventional crosses or through biotechnology. One of the ways in biotechnology

is the application of chemical mutagen such as colchicine to induce orchid

chromosomes into polyploids.

The purpose of this research is to study colchicine concentration that

could caused polyploid in Dendrobium taurinum Lindl. The hypothesis of this

research is Spesific concentration of colchicine could caused polyploid in

Dendrobium taurinum Lindl.

This research was conducted from March to September 2017 at Soerjanto

Orchid Laboratory, Batu City. The tools used is culture bottle, LAFC, Autoclave,

dropper, measuring cup, petri dish, erlenmeyer, beaker, tweezers, knife, bunsen

lamp, waterbath, refrigerator, razor, microscope, photo camera, pencil and ruler.

Materials of this study include Plb Orchid Dendrobium taurinum Lindl. aged 2 – 3

months, colchicine, aceto-orcein, aquades, HCl 1 N, and 45% acetic acid. The tissue

culture medium used was ½ MS, which was used to grow the soaked plantlet using

colchicine. The experimental design used in this study was Completely

Randomized Design (CRD) with one factor. Levels of treatment in this research

were different concentration of colchicine ie 0 ppm (K1), concentration of

colchicine 50 ppm (K2), 100 ppm (K3) colchicine concentration and concentration

of colcisin 150 ppm (K4), colchicine concentration 200 ppm (K5), concentration

colchicine 250 ppm (K6) and colchicine concentration 300 ppm (K7). Each

treatment was repeated four times, so overall there were 28 experimental plots. Each

plot is filled by 5 culture bottles with 1 plb each bottle. The number of bottles used

is 140 bottles of experiment. Observations were made on each experimental plot

Observations included morphological observations, anatomical

observations and cytological observations. Morphological observations included

age of new leaves (HSP), number of new leaves (strands), number of new roots

(strands), plant height (cm) and leaf color. Anatomical observations included

stomatal density variables (mm-2), stomata length (μm) and stomata width (μm).

Cytology observation is done by counting the number of chromosomes. The data

obtained were analyzed by analysis of variance. The result of the different analysis

of variance was tested further with BNJ at 5% real level.

Based on the observation result, it was found that the age variable of new

leaf (DAT) and stomatal density (mm-2) were significantly different due to

colchicine treatment. While the variables of new leaf number (strands), number of

Page 9: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

ix

new roots (strands), plant height (cm), stomata length (μm) and stomata width (μm)

were not significantly different due to colchicine treatment.

Leaf color variables observed showed the results of colchicine treatment

with a concentration of 200 ppm showed a darker green leaf color compared with

other treatments. In the cytology observation that the number of chromosomes

obtained results that the higher the concentration is given then the number of

chromosomes is increasing. The largest number of chromosomes obtained due to

the treatment of 300 ppm is as much as 54 chromosomes with aneuploid type (2n +

16).

Page 10: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah SWT yang telah

senantiasa memberikan rahmat dan ridhaNya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

1. Keluarga penulis (Bapak Abdul Kholid, Ibu Hartini dan Adik perempuan

Faza Aulia Rahma) yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi.

2. Pembimbing skripsi Prof. Ir. Lita Soetopo, Ph.D. yang dengan sabar

memberikan arahan dalam penelitian dan penulisan.

3. Bapak R. Soerjanto Notodirdjo dan Soerjanto Orchid yang telah

menyediakan fasilitas selama penelitian.

4. Dede Orchid yang menyediakan bahan tanam untuk penelitian.

5. Saudari Orchid Squad (Hosnia dan Endah Wulan Safitri) yang selalu

memberikan semangat dan melakukan penelitian bersama.

6. Keluarga Silat Nasional Perisai Diri Universitas Brawijaya yang

memberikan motivasi dan selalu menghibur.

7. Agus Riyani, Bahrotul Ilmi, Dhesiani, Rihana Sofie dan Anang Masrur yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua sahabat yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang

dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, November 2017

Penulis

Page 11: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jepara, pada 11 Februari 1996. Penulis merupakan

anak pertama dari dua bersaudara dan mempunyai seorang adik perempuan dari

Ayah Abdul Kholid dan Ibu Hartini.

Penulis menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2007 di SDN 03

Ketilengsingolelo kemudian melanjutkan di SMP N 1 Welahan dan lulus pada

tahun 2010. Seteleh itu penulis melanjutkan di SMA N 1 Welahan dan lulus pada

tahun 2013. Pada tahun yang sama, Penulis diterima di Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melalui jalur

SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan seperti

asisten praktikum Statistika (2014 2016), asisten praktikum penulisan Ilmiah 2014,

asisten praktikum Fisiologi Tanaman 2015, asisten praktikum Pemuliaan Tanaman

2016 dan asisten praktikum Rancangan Percobaan 2016. Selain itu, penulis juga

mengikuti organisasi di UKM Perisai Diri sebagai Sekretaris Umum pada tahun

2015 dan Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian (HIMADATA) sebagai

sekretaris administrasi tahun 2016. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan antara

lain panitia Indonesian Student Summit (ISS) 2015, Brawijaya Open Cup (BOC)

2016 dan Perisai Diri International Championship (PDIC) tahun 2017. Penulis juga

aktif sebagai atlet yang membela Universitas Brawijaya sebagai Juara 2 pada

Kejuaraan Nasional Perisai Diri antar Perguruan Tinggi pada tahun 2015, Juara 3

pada Brawijaya Open Cup pada tahun 2016 dan Juara 3 pada Universitas Negeri

Malang Cup III (UM CUP III) pada tahun 2016.

Page 12: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PERNYATAAN .................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v

RINGKASAN ....................................................................................................... vi

SUMMARY ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2 1.3 Hipotesis ................................................................................................... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3

2.1 Anggrek .................................................................................................... 3

2.2 Genus Dendrobium ................................................................................... 3

2.3 Poliploidisasi ............................................................................................ 6

2.4 Kolkisin .................................................................................................... 7

2.5 Pengaruh Kolkisin pada Tanaman ............................................................ 8

3. BAHAN DAN METODE ............................................................................ 12

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 12 3.2 Bahan dan Alat ....................................................................................... 12 3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 12 3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 13 3.5 Pengamatan ............................................................................................ 14

3.6 Analisis Data .......................................................................................... 16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 18

4.1 Hasil ........................................................................................................ 18

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 25

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 32 5.2 Saran ....................................................................................................... 32

Page 13: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xiii

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

LAMPIRAN ......................................................................................................... 37

Page 14: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1 Rekapitulasi hasil analisis ragam pada masing-masing variabel

pengamatan akibat perlakuan kolkisin. ................................................... 18

2 Rata-rata umur muncul daun baru dan jumlah daun baru akibat

perlakuan kolkisin ................................................................................... 19

3 Rata-rata jumlah akar baru akibat perlakuan kolkisin ............................ 20

4 Rata-rata tinggi tanaman akibat perlakuan kolkisin................................ 21

5 Warna daun akibat perlakuan kolkisin .................................................... 21

6 Rata-rata kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (µm) dan lebar

stomata (µm) akibat perlakuan kolkisin .................................................. 22

7 Rata-rata jumlah kromosom akibat perlakuan kolkisin .......................... 24

Page 15: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1 Bunga Anggrek Dendrobium taurinum .................................................... 4

2 Tanaman Colchicum autumnale L. yang mengandung senyawa Kolkisin

................................................................................................................... 8

3 Kromosom somatik jaringan ujung akar Dendrobium phalaenopsis hasil

perlakuan kolkisin ..................................................................................... 9

Page 16: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1 Denah Pengacakan .................................................................................. 37

2 Deskripsi Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. ................................... 38

3 Komposisi Media 1/2 MS ....................................................................... 39

4 Analisis Ragam ....................................................................................... 40

5. Gambar Warna Daun Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. 42

6. Gambar Stomata Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. ....... 45

7. Gambar Kromosom Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. .. 48

8. Penampilan tanaman dengan jumlah kromosom terbanyak pada setiap

perlakuan ................................................................................................. 50

Page 17: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

1

Page 18: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai

dibudidayakan secara luas di Indonesia (Tamandala, 2014). Indonesia memiliki

sekitar sepuluh ribu spesies anggrek. Kekayaan plasma nutfah ini harus

dimanfaatkan bagi pemuliaan tanaman anggrek. Kegiatan persilangan terus

dilakukan untuk mendapatkan jenis dan kultivar baru sehingga akan semakin

meramaikan produksi dan pemasaran anggrek.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016), produksi tanaman

florikultura (hias) yaitu Anggrek mengalami fluktuasi dari tahun 2011 hingga tahun

2015. Pada tahun 2011 produksi Anggrek di Indonesia sebanyak 15.490.256

tangkai per tahun, kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi

20.727.891 tangkai per tahun. Akan tetapi angka ini menurun lagi pada tahun 2013

dan 2014 menjadi 20.277.071 dan 19.739.627 tangkai per tahun.

Tanaman anggrek jenis Dendrobium termasuk komoditas tanaman hias yang

paling banyak peminatnya. Jenis anggrek ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

sehingga dapat berperan dalam rangka peningkatan pendapatan pengusaha, petani

anggrek maupun pemerintah daerah. Selera konsumen terhadap Dendrobium

ditentukan oleh warna, ukuran, bentuk, susunan, jumlah kuntum per tangkai,

panjang tangkai, dan daya tahan kesegaran bunga. Selain itu, selera konsumen

dipengaruhi oleh produsen dan tren di luar negeri (Widiastoet, Solvia dan Soedarjo

2010).

Salah satu usaha peningkatan kualitas anggrek Dendrobium yang sedang

gencar dilakukan ialah perbaikan warna bunga dan luas bunga. Dendrobium

merupakan jenis anggrek dengan bunga yang tidak terlalu besar. Menurut

Widiastoety, Solvia dan Soedarjo (2010), Anggrek Dendrobium banyak digunakan

dalam rangkaian bunga karena memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan

bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan

produktivitasnya tinggi. Tingkatan warna anggrek Dendrobium sangat bervariasi.

Page 19: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

Perbaikan karakter pada anggrek dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

persilangan konvensional atau melalui bioteknologi. Salah satu program pemuliaan

tanaman yang dapat digunakan untuk mendapatkan tanaman unggul adalah dengan

teknik pemuliaan bioteknologi dengan cara mutasi. Penggunaan teknik mutasi

dalam program pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan tanaman

poliploidi. Poliploidi dapat menghasilkan perubahan-perubahan hebat pada

perbandingan genetik dan interprestasi data. Salah satu cara yang digunakan untuk

menghasilkan tanaman yang termutasi ialah aplikasi mutagen kimia seperti kolkisin

untuk menginduksi kromosom anggrek menjadi poliploid. Kolkisin dipakai luas di

bidang biologi/pertanian untuk menghasilkan sel-sel poliploid buatan, karena

pemisahan set kromosom terganggu dan sel-sel memiliki set kromosom yang

berlipat. Tumbuhan poliploid seringkali memiliki ukuran yang lebih besar daripada

tumbuhan normal sehingga disukai oleh petani maupun konsumen.

Setiap jenis tanaman memberikan respon yang berbeda terhadap pemberian

kolkisin. Sebagai contoh, tanaman Gerbera jamesonii mengalami tetraploid ketika

diinduksi kolkisin dengan konsentrasi 1000 ppm selama 8 jam (Gantait, Mandal,

Bhattacharyya dan Das, 2011). Sedangkan pada tanaman Dendrobium

phalaenopsis yang direndam selama 9 hari pada konsentrasi 0,05% menyebabkan

tanaman tetraploid (Chaicaroen and Sajew, 1980)

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap anggrek

Dendrobium taurinum Lindl., maka dilakukan penelitian ini.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui dan mempelajari

konsentrasi kolkisin yang tepat yang dapat mengakibatkan poliploidi pada anggrek

Dendrobium taurinum Lindl.

1.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini ialah Induksi kolkisin dengan konsentrasi

tertentu dapat mengakibatkan poliploidi pada anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

Page 20: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anggrek

Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki jenis yang berbeda-beda.

Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua, yaitu

tipe simpodial dan tipe monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang

tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang, dan akan berbunga

kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Sedangkan anggrek tipe

monopodial adalah anggrek yang adanya titik tumbuh di ujung batang,

pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari batang di antara

dua ketiak daun. Anggrek Dendrobium termasuk ke dalam anggrek yang memiliki

tipe pertumbuhan simpodial (Widiastoety, Solvia dan Soedarjo, 2010)

Perbanyakan anggrek dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.

Menurut Rupawan, Basri dan Bustami (2014), perbanyakan anggrek lebih sering

dilakukan secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif pada anggrek dapat ditempuh

secara konvensional atau pun dengan teknik kultur jaringan. Hal ini karena

perbanyakan anggrek secara bgeneratif memiliki kendala yaitu rendahnya

kemampuan dan lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Menurut

Bieniek, Dyduch dan Rudas (2010) jumlah biji yang dihasilkan dalam satu kapsul

anggrek sangat banyak namun hanya sedikit yang dapat berkecambah dan tumbuh

di alam. Hal ini terjadi karena ukuran biji anggrek yang sangat kecil dan ringan

dengan panjang 0,25 – 1,2 mm dan berat 0,3 – 1,4 μg. Biji anggrek tidak

mempunyai endosperm sebagai cadangan makanan yang diperlukan pada awal

perkecambahan (Yusnida, Syafii dan Sutrisna, 2006). Biji anggrek dikenal dengan

sebutan “Dust Seed” (Amilah dan Astuti, 2006), karena dalam tiap kapsul anggrek

dapat menghasilkan jutaan biji (Dutta, Chowdhury, Bhattacharjee, Nath dan Dutta,

2011)

2.2 Genus Dendrobium

Anggrek Dendrobium diklasifikasikan masuk kingdom Plantae, divisi

Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledonae, Ordo

Orchidales, Famili Orchidaceae, Subfamili Epidendroideae, Suku Epidendrae,

subsuku Dendrobiinae, genus Dendrobium. Beberapa spesies dalam genus

Page 21: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

4

Dendrobium ialah D. macrophyllum, D. canaliculatum, D. lineale, D. bifalce, D.

secundum, D. taurinum dan masih banyak lagi (Eol, 2013). Stuktur tanaman

anggrek terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Sifat-sifat khas tanaman dari

famili Orchidaceae terlihat pada karakter akar , batang, daun, bunga, buah dan

bijinya.

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu tanaman anggrek yang tersebar

luas di hutan tropis. Salah satu keunggulannya adalah warna kuntum bunga yang

tidak mudah pudar dan kuntum bunganya tidak mudah layu serta rontok. Jenis

anggrek Dendrobium ini memiliki morfologi (bentuk dan struktur) yang sangat

beragam yakni ukuran bunga, bentuk bunga, warna dan panjang tangkainya.

Gambar 1. Bunga Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. (Cootes, 2010)

a. Akar

Anggrek Dendrobium termasuk anggrek epifit yaitu memiliki sifat hidup

menumpang tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Akar tanaman

anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media

tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan

ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit

pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan yang

mengandung klorofil. Akar anggrek epifit yang berambut pendek atau nyaris tak

berambut. Pada anggrek terestrial (jenis anggrek tanah), akar mempunyai rambut

Page 22: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

5

yang cukup rapat dan cukup panjang. Fungsi rambut akar ini adalah untuk

menyerap air dan zat organik yang ada di tanah (Iswanto, 2002).

b. Daun

Bentuk daun anggrek bermacam-macam dari sempit memanjang, pensil,

bulat, bulat-lonjong, bulat telur, mata lembing/lanset, jantung dan masih banyak

lagi variasi lainnya. Seperti umumnya tumbuhan monokotil, daun anggrek memiliki

tulang daun yang sejajar dengan helaian daun dan tidak memiliki pertulangan yang

bercabang. Tebal daun bervariasi dari tipis hingga tebal berdaging (sukulen). Pada

setiap bukunya, daun melekat berselang-seling atau berpasangan dan setiap buku

terdapat dua helai daun yang berhadapan. Anggrek Dendrobium mempunyai daun

yang tebal. Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil

pada umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunya

bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda tergantung jenisnya.

Daun anggrek Dendrobium berbentuk lanset dan agak kaku, hanya terdapat pada

bagian atas umbi semu. Ujung daunnya meruncing dan terkadang berbelah dua,

panjang daun berkisar 2 - 10 cm. Daun tumbuh pada tiap nodus dimana setiap nodus

terdapat satu helai daun. Daun anggrek terletak saling berhadapan satu sama lain

(Shadli, 2011).

c. Batang

Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan

istilah pseudobulb (pseudo berarti semu, bulb berarti batang yang menggembung),

berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering

(Rivaldi, 2013). Tipe batang pada anggrek dibedakan menjadi monopodial dan

simpodial berdasarkan titik tumbuhnya. Anggrek tipe monopodial hanya memiliki

satu batang dan satu titik tumbuh. Batang utama terus tumbuh dan tidak terbatas

panjangnya, bentuk batangnya ramping dan tidak berumbi. Sedangkan anggrek tipe

simpodial adalah anggrek yang memiliki batang utama yang tersusun oleh ruas-ruas

tahunan. Angrek tipe simpodial mempunyai batang yang berumbi semu

(pseudobulb) yang juga berfusngsi sebagai cadangan makanan. Masing-masing

ruas dimulai dengan daun sisik dan berakhir dengan setangkai perbungaan.

Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti

bila pertumbuhan ke atas telah maksimal. Batang utama baru muncul dari dasar

Page 23: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

6

batang utama. Anggrek Dendrobium termasuk anggrek dengan tipe batang

simpodial.

d. Bunga

Bunga anggrek Dendrobium termasuk bunga biseksual dimana putik dan

benang sari terdapat dalam satu buga yang terdiri dari dua lingkaran (Wijaya, 2006).

Lingkaran luar berbentuk sepal atau kelopak bunga dan lingkaran dalam yang

berbentuk petal atau mahkota bunga. Satu petalnya bediferensiasi menjadi labelum

(struktur seperti bibir). Labelum anggrek umumnya berwarna lebih cerah daripada

sepal dan petal. Pada labelum terdapat gumpalan-gumpalan seperti massa sel

(kalus) yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi yang berfungsi untuk

menarik serangga hinggap pada bunga dan membantu proses polinasi

(penyerbukan). Umumnya, bunga muncul pada tunas ujung atau apikal, namun

pada tanaman dewasa bunga muncul diketiak daun.

2.3 Poliploidisasi

Poliploidi merupakan suatu proses penggandaan jumlah set kromosom

sehingga menghasilkan organisme yang mempunyai jumlah set kromosom berlipat

atau lebih. Menurut Ajijah dan Bermawi (2013), pemuliaan poliploidi dapat

memperbaiki sifat tanaman dan menambah kejaguran, tanaman poliploidi

mempunyai penampilan morfologi meliputi daun, bunga, batang, umbi lebih jagur

atau vigor dibanding tanaman diploid.

Poliplodi memiliki peranan penting dalam mekanisme evolusi. Sekitar 70%

tumbuhan angiosperma mengalami proses poliplodisasi dan lebih tinggi lagi sekitar

95% terjadi pada tumbuhan paku-pakuan (Ajijah dan Bermawi, 2013). Poliplodi

dikelompokkan menjadi autopoliploidi dan allopoliploidi. Autopoliploidi terjadi

akibat kegagalan proses mitosis ataupun meiosis, kegagalan kromosom untuk

memisah pada tahap anafase, mutasi somatik, maupun penggunaan zat kimia yang

dapat menghambat terbentuknya benang spindel. Sedangkan Allopoliploidi ialah

peningkatan jumlah kromosom nonhomolog karena penyatuan gamet yang belum

tereduksi (2n) dari jenis diploid yang berbeda.

Poliploidi pada tumbuhan dapat terjadi secara alami atau buatan. Poliploidi

yang sengaja dibuat menggunakan zat-zat kimia tertentu, salah satunya adalah

Page 24: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

7

kolkisin. Zat kimia ini paling banyak digunakan dan efektif karena mudah larut

dalam air (Sulistianingsih, Suryanto dan Noer 2004).

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa

konsentrasi kolkisin dalam usaha poliploidisasi pada genus anggrek berbeda-beda.

Perlakuan Protocorm like bodies (PLB) anggrek Phalaenopsis pada kultur cair

dengan penambahan 50 (ml/g) kolkisin dapat menginduksi poliploid sebesar 50%

(Griesbach, 1981). Sedangkan Chaicaroen dan Sajew (1980) menyatakan bahwa

konsentrasi kolkisin yang paling efektif pada anggrek Dendrobium phalaenopsis

adalah 0,05%.

2.4 Kolkisin

Kolkisin ialah senyawa alkaloid yang berasal dari umbi tanaman berbunga

famili Liliaceae yang dikenal sebagai rumput-rumputan yang tumbuh pada musim

gugur (Colchicum autumnale L.). Kolkisin sering dipakai untuk pemuliaan tanaman

untuk menghasilkan varietas baru. Kolkisin dapat menyebabkan beberapa tanaman

menghasilkan bunga atau umbi yang lebih besar, walaupun efeknya tidak dapat

diperkirakan, namun hasil poliploidisasi sering menunjukkan efek peningkatan

terhadap sifat fenotip suatu tanaman (Permadi, Cahyani dan Syarif, 2009). Kolkisin

(C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi

tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat

menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel sehingga

menyebabkan terbentuknya individu poliploidi (Suryo, 1995).

Tidak ada ukuran tertentu mengenai besarnya konsentrasi kolkisin yang

harus digunakan, juga mengenai lamanya waktu perlakuan. Keduanya tergantung

dari bahan dan jenis tanaman yang akan digunakan dalam percobaan. Penggunaan

konsentrasi larutan kolkisin dan waktu perlakuan yang kurang tepat, maka

poliploidi belum dapat diperoleh. Suryo (1995) juga mengungkapkan bahwa

penggunaan konsentrasi kolkisin yang terlalu tinggi atau waktu perlakuan terlalu

lama mengakibatkan kolkisin akan memperlihatkan pengaruh negatif, yaitu

penampilan tanaman menjadi lebih jelek, sel-sel banyak yang rusak atau bahkan

menyebabkan kematian pada tanaman.

Page 25: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

8

Gambar 2 Tanaman Colchicum autumnale L. yang mengandung senyawa Kolkisin

( Go Botany, 2017)

Induksi mutasi menggunakan kolkisin dapat menyebabkan keragaman

ploidi tanaman. Cara kerja kolkisin dalam menggandakan jumlah ploidi tanaman

adalah dengan menghilangkan benang spindel dalam proses metosis. Tanaman

dengan dua set kromosom dapat mengganda set kromosomnya menjadi 4x, 6x, 8x

dan seterusnya (Nugroho, 2015).

Sulistianingsih, Suryanto dan Noer (2004) menyatakan bahwa tanaman

poliploid biasanya memiliki ukuran bagian-bagian tanaman, yaitu akar, batang,

daun, bunga, buah, yang lebih besar, sel lebih besar dan tampak jelas pada sel-sel

epidermis, inti sel juga lebih besar, buluh-buluh pengangkutan berdiameter lebih

besar dan ukuran stomata yang lebih besar.

2.5 Pengaruh Kolkisin pada Tanaman

Pengunaan kolkisin pada konsentrasi yang tepat dapat mengakibatkan

peningkatan jumlah kromosom, sehingga tanaman bersifat poliploid. Tanaman

yang bersifat poliploid umumnya memiliki ukuran morfologi lebih besar

dibandingkan tanaman diploid. Dengan demikian kualitas tanaman yang diberi

perlakuan diharapkan lebih baik dibandingkan tanaman diploid. Umumnya kolkisin

akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01 – 1% untuk jangka waktu 6 – 72 jam,

namun setiap jenis tanaman memiliki respon yang berbeda-beda (Suryo, 1995).

Page 26: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

9

Pada tanaman anggrek, pemberian kolkisin merupakan teknik membuat bunga

anggrek raksasa atau berukuran lebih besar dari keadaan normalnya.

Fathurrahman (2016) meneliti tentang pengaruh pemberian kolkisin

terhadap perubahan tanaman Kedelai hitam. Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan konsentrasi kolkisin dan lama

perendaman berpenaruh nyata hanya pada parameter berat biji pertanaman yaitu

konsentrasi 0,1% dan 18 jam perendaman (K3P4) menghasilkan rerata 30,87 gram..

Nurfadalina (1997), mengatakan bahwa konsentrasi larutan kolkisin dan waktu

perendaman yang berpengaruh terhadap jumlah kromosom, indeks stomata, dan

kandungan protein tanaman polong kapri adalah konsentrasi 5 ppm dan 10 ppm

dengan perendaman 6 jam.

Jumlah kromosom merupakan karakteristik kromosom yang paling mudah

diamati jika dibandingkan dengan karakteristik kromosom yang lainnya seperti

bentuk kromosom dan kariotipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggrek

Paphiopedilum glaucophyllum, Coelogyne spesiosa, Dendrobium crumenantum

memiliki jumlah kromosom 2n = 38 (Hartati, Darsana dan Cahyono, 2014).

a) b)

Gambar 3. Kromosom somatik jaringan ujung akar Dendrobium phalaenopsis hasil

perlakuan kolkisin a) normal diploid = 38, dan b) tetraploid = 76

(Chaicharoen dan Saejew, 1980)

Page 27: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

10

Chaicharoen dan Saejew (1980) melakukan penelitian terhadap

Dendrobium phalaenopsis dengan perlakuan kolkisin 0,05% selama 9 hari dapat

menghasilkan tanaman tetraploid sebanyak 50% dengan warna daun yang lebih

hijau dibanding tanaman diploidnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedjono dan Suskandari (1996)

menunjukkan bahwa waktu perendaman dan konsentrasi kolkisin yang lebih tinggi

dapat memberikan nilai ketegaran protokorm Dendrobium jayakarta yang lebih

tinggi pula. Kombinasi waktu perendaman 9 hari dengan konsentrasi kolkisin

0.03% menghasilkan tanaman dengan tingkat ketegaran yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2015) menunjukkan bahwa

Perlakuan 0.025% kolkisin dengan lama perendaman 24 jam menghasilkan jumlah

tunas, multiplikasi, daun, dan akar tertinggi, tetapi nilai akhir tidak berbeda nyata

dengan kontrol. Selain itu, Anggrek yang telah mengalami penggandaan kromosom

menggunakan kolkisin diketahui resisten terhadap penyakit-penyakit busuk,

diantaranya busuk ujung (top rot), busuk daun (leaf rot) serta busuk akar (root rot)

(Amilah dan Astuti., 2006). Perlakuan kolkisin juga dapat menghasilkan anggrek

giant atau raksasa. Hal tersebut disebabkan tanaman yang mengalami penggandaan

kromosom atau poliploidisasi mempunyai jumlah kromosom yang lebih banyak

daripada tanaman diploidnya sehingga akan terlihat lebih kekar, morfologi tanaman

menjadi lebih besar, inti sel, berkas pembuluh serta stomata yang lebih besar

(Suryo, 1995).

Penelitian yang dilakukan Sulistianingsih, Suryanto dan Noer (2004)

menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi 0,02% atau setara dengan 200 ppm

dengan perendaman 6 jam mengakibatkan peningkatan kualitas anggrek

Dendrobium. Selain itu, konsentrasi 0,01% atau setara 100 ppm dan 0,03% atau

setara 300 ppm dapat mengakibatkan kromosom tetraploid pada anggrek

Dendrobium. Pada penelitian ini juga didapatkan adanya interaksi pada perlakuan

konsentrasi dan lama perendaman pada hasil pengamatan jumlah kromosom

anggrek Dendrobium. Selain pada jumlah kromosom, perlakuan ini juga

mengakibatkan perbedaan yang nyata pada diameter batang, ukuran bunga,

ketebalan sepal dan ketebalan labellum.

Page 28: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

11

Penelitian yang dilakukan oleh Suminah, Sutarno dan Setyawan (2002)

menunjukkan bahwa telah terjadi variasi bentuk, ukuran, dan jumlah kromosom

Allium ascalonicum L. akibat pemberian kolkisin 1%. Poliploidi yang terbentuk

dapat dikelompokkan menjadi tetraploid, pentaploid, heksaploid, oktaploid, dan

nonaploid akibat pemberian kolkisin 1%.

Penelitian yang dilakukan pada tanaman Stroberi oleh Ganies dan Daryono

(2014) menyebutkan bahwa terdapat beda nyata antara stroberi Festival yang diberi

perlakuan kolkisin dengan yang tidak diberi perlakuan (kontrol). Tanaman stroberi

kultivar Festival lebih efektif dengan pemberian kolkisin konsentrasi 0,01% selama

36 jam dibandingkan 24 jam, dan pada konsentrasi 0,05 % lebih efektif pada induksi

daun. Terdapat perbedaan pengaruh terhadap pemberian perlakuan kolkisin pada

induksi akar, akar & daun, dan daun serta bunga dan buah.

Page 29: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

12

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Soerjanto Orchid yang

beralamat di Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu. Suhu pada

laboratorium ialah 180C dan penyinaran 16/8 jam. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Maret 2017 hingga September 2017. Pengamatan dilaksanakan di

Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian dan Laboratorium Biologi

Molekuler, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan penelitian ini antara lain Plb Anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

berumur 2 – 3 bulan, kolkisin, etanol, aceto-orcein, aquades, HCl 1 N, immersion

oil, tisuue kering, clorox, Asam asetat 90% dan Alkohol 70%. Media kultur jaringan

yang dipakai adalah ½ MS, yang digunakan untuk menumbuhkan plb yang telah

direndam menggunakan kolkisin.

Alat yang digunakan ialah botol kultur, LAFC, Autoclave, pipet tetes, gelas

ukur, cawan petri, erlenmeyer, injection spet, indikator pH paper, gelas beker,

pinset, pisau, lampu spiritus, waterbath, kulkas, silet, mikroskop, kamera foto,

micropore, kompor, panci, pensil dan penggaris.

3.3 Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor. Perlakuan pada penelitian ini

ialah konsentrasi kolkisin yang berbeda yaitu 0 ppm (K1), konsentrasi kolkisin 50

ppm (K2), konsentrasi kolkisin 100 ppm (K3), konsentrasi kolkisin 150 ppm (K4),

konsentrasi kolkisin 200 ppm (K5), konsentrasi kolkisin 250 ppm (K6) dan

konsentrasi kolkisin 300 ppm (K7). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali,

sehingga keseluruhan ada 28 plot percobaan. Setiap plot diisi oleh 5 botol kultur

dengan 1 plb setiap botol. Jumlah botol yang digunakan sebanyak 140 botol

percobaan. Pengamatan dilakukan pada setiap plot percobaan.

Page 30: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

13

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam berasal dari benih yang ditebar yang sudah berumur 2 – 3 bulan

yang selanjutnya disebut plb. Plb yang digunakan berukuran 0,5 – 1,5 cm. Plb

dikeluarkan dari botol dengan perlahan dan hati-hati menggunakan pinset dan

dimasukkan ke botol yang sudah berisi larutan kolkisin sesuai konsentrasi. Proses

ini berlangsung di dalam LAFC.

3.4.2 Pembuatan Larutan Kolkisin

Larutan stok kolkisin dibuat dengan konsentrasi 5000 ppm. Larutan dibuat

dengan mencampurkan 0,5 gram serbuk kolkisin dan Ethanol 3 tetes. Kedua bahan

tersebut dicampurkan dan setelah tercampur rata kemudian ditambah aquades steril

hingga 100 ml. Pembuatan larutan ini dilakukan di dalam LAFC..

3.4.3 Pembuatan Media ½ MS

Media ½ MS dibuat dengan mencampurkan larutan stok makro, mikro,

FeSO4 7H2O dan Na EDTA 2H2O. Larutan stok makro dibuat dengan melarutkan

KNO3 38 gram, NH4NO3 33 gram, CaCl2 2H2O 8,8 gram, MgSO4 7H2O 7,4 gram

dan KH2PO4 sebanyak 3,4 gram dalam 1000 ml aquades. Sedangkan untuk larutan

stok mikro dibuat dengan melarutkan MnSO4 H2O 1,69 gram, ZnSO4 7H2O 0,86

gram, H3BO3 0,62 gram, KI 0,083 gram, Na2MoO4 2H2O 0,0025 gram, CuSO4

5H2O 0,0025 gram dan CaCl2 6H2O 0,0025 gram dalam 1000 ml aquades. Selain

larutan stok makro dan mikro, dibuat juga larutan stok untuk FeSO4 7H2O dengan

melarutkan 2,78 gram FeSO4 7H2O dalam 1000 ml aquades dan larutan stok Na2

EDTA 2H2O dengan melarutkan 3,73 gram Na2 EDTA 2H2O dalam 1000 ml

aquades.

Dalam pembuatan 1 liter media, maka dibutuhkan 25 ml larutan stok makro,

10 ml larutan stok mikro, 10 ml larutan stok FeSO4 7H2O dan 10 ml larutan stok

Na2 EDTA 2H2O. Selain itu juga ditambahkan vitamin berupa Nicotinic acid 10 ml,

pyridoxine 10 ml, dan myo inositol 10 ml. Media yang telah jadi kemudian

dimasukkan dalam autoclave dengan tekanan 1 atm selama 20 menit. Setelah

diangkat dari autoclave, media didiamkan selama 7 hari kemudian untuk

mengetahui kontaminasi atau tidak, setelah itu dimasukkan ke dalam LAFC untuk

ditanami plb.

Page 31: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

14

3.4.4 Perendaman Kolkisin

Perendaman plb dilakukan di dalam botol dengan jumlah plb 5 buah setiap

botol. Total botol untuk perendaman ialah 4 botol untuk setiap konsentrasi. Larutan

stok kolkisin dengan konsentrasi 5000 ppm yang berada di dalam LAFC

dimasukkan ke dalam botol berisi aquades steril. Untuk perendaman dengan

konsentrasi 50 ppm, aquades sebanyak 49,5 ml ditambahkan larutan kolkisin 0,5

ml. Untuk perendaman dengan konsentrasi 100 ppm, aquades sebanyak 49 ml,

aquades sebanyak 48,5 ml ditambahkan larutan kolkisin 1,5 ml. Untuk perendaman

dengan konsentrasi 200 ppm, aquades sebanyak 48 ml ditambahkan larutan kolkisin

2 ml. Untuk perendaman dengan konsentrasi 250 ppm, aquades sebanyak 47,5 ml

ditambahkan larutan kolkisin 2,5 ml. Untuk perendaman dengan konsentrasi 300

ppm, aquades sebanyak 47 ml ditambahkan larutan kolkisin 3 ml.

PLb di dalam botol diambil menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam

botol kemudian ditutup kembali. Perendaman dilakukan selama 6 jam.

3.4.5 Penanaman PLb

Penanaman plb dilakukan dalam LAFC. Botol kultur yang berisi media

dipanasi terlebih dahulu pada bagian mulut botol untuk mencegah terjadinya

kontaminasi. Tutup botol dibuka dengan hati-hati kemudian plb dari botol

perendaman diambil dan dimasukkan dengan menggunakan pinset steril. Untuk

menjaga sterilisasi dari alat, maka pinset selalu dipanaskan sebelum digunakan.

Sebelum ditutup, mulut botol dan tutup botol dipanaskan kembali, kemudian

ditutup dengan menggunakan tutup botol dan plastik. Botol yang telah selesai

ditanam diberi label perlakuan dan tanggal penanaman.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada setiap plot. Pengamatan dibedakan menjadi tiga

yaitu pengamatan morfologi, pengamatan anatomi dan pengamatan sitologi.

Pengamatan morfologi ialah sebagai berikut.

a. Umur mulai muncul daun baru (HSP) dihitung saat daun baru tumbuh kurang

lebih 1 mm dari hari setelah penanaman di kultur, dilakukan secara non

destruktif,

Page 32: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

15

b. Jumlah daun baru (helai) dihitung dengan menghitung daun yang tumbuh

dengan panjang daun minimal 1 mm, dilakukan pada 90 HSP, dilakukan secara

non destruktif,

c. Jumlah akar baru dihitung dengan menghitung jumlah akar baru yang muncul

pada akhir pengamatan dengan panjang minimal 1 mm yaitu pada 90 HSP,

dilakukan secara destruktif,

d. tinggi tanaman (cm) dihitung mulai dari pangkal akar hingga titik tumbuh

teratas pada 90 HSP secara destruktif,

e. Warna daun ditentukan menggunakan Pantone Colour Chart.

Selain pengamatan morfologi, dilakukan pengamatan anatomi dengan

metode destruktif setelah 90 HSP, yaitu dengan cara sampel daun dipotong dengan

ukuran 1 cm x 0,5 cm atau secukupnya, potong solatip transparan dengan ukuran

panjang ± 2 cm atau secukupnya. Setelah itu potongan daun diletakkan pada selotip,

lalu kupas/kerok potongan daun dengan menggunakan ujung pinset atau silet.

Setelah terlihat lapisan epidermis, tempelkan potongan daun di kaca preparat.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode pemotretan mikroskopis

dengan mikroskop perbesaran 400x dan dihitung dengan kalibrasi mikrometer

okuler.

a. Kerapatan stomata dengan menghitung stomata bagian epidermis bawah per

mm2.

b. Panjang stomata diukur dengan mengukur panjang guardcell stomata yaitu

bagian epidermis bawah daun.

c. Lebar stomata diukur dengan mengukur lebar guardcell stomata yaitu bagian

epidermis bawah daun.

Pengamatan yang terakhir ialah pengamatan sitologi yaitu pengamatan

jumlah kromosom. Pengamatan jumlah kromosom dilakukan dengan metode

Manton (1950) dalam Rahayu, Sukma, Syukur, Aziz dan Irawati (2015) yang

dimodifikasi. Setiap tanaman diambil tiga sampel akar untuk diamati. Jumlah

kromosom diamati menggunakan mikroskop cahaya.. Pemotongan akar dilakukan

pada pukul 08.30 WIB. Waktu pemotongan ini disesuaikan dengan penelitian

pendahuluan yang penulis lakukan. Ujung akar aktif dipotong sepanjang 1 cm,

kemudian direndam dalam larutan 8-hydroksiuinolin selama 24 jam pada suhu 5˚C.

Page 33: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

16

Setalah keluar dari tube 8-hydoksiquinolin, akar dimasukkan ke dalam tube berisi

aquades selama 5 menit. Kemudian akar direndam dalam asam asetat 90% selama

10 menit. Setelah dikeluarkan dari tube asam asetat 90%, potongan. Potongan akar

diambil dan dihidrolisis menggunakan asam asetat dan HCl 1 N dengan

perbandingan 3 : 1 pada suhu 60oC selama 10 menit dengan waterbath. Potongan

akar kemudian diletakkan pada gelas arloji yang telah ditetesi larutan aceto-orcein

2% dan dibiarkan selama 10 – 20 menit agar larutan dapat terserap akar. Akar

kemudian dipindahkan pada gelas preparat. Bagian ujung akar dipotong 1 – 2 mm,

ditetesi aceto-orcein secukupnya kemudian kaca penutup dipasang. Kaca preparat

dilewatkan diatas api bunsen untuk menghilangkan oksigen yang terjebak di antara

kaca preparat dan cover glass. Setelah itu, diketuk menggunakan penghapus agar

kromosom terlihat. Tepi kaca penutup diberi cat kuku bening dan preparat siap

untuk diamati.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam.

Apabila dari hasil analisis ragam terdapat pengaruh nyata dari perlakuan maka

dilakukan uji lanjut dengan uji BNJ pada taraf nyata 5% untuk mengetahui

pengaruh beda antar perlakuan. Data yang tidak dapat dianalisis ragam maka

dianalisis secara deskriptif (visual).

Guna mengetahui keeratan hubungan antara sifat yang diamati digunakan

pendekatan korelasi dari Singh and Chaudhary (1979) dalam Rahmawati, Syukur

dan Surahman (2010):

𝑟(𝑥𝑦) =𝐶𝑜𝑣 (𝑥𝑦)

√Vx. Vy

Keterangan:

r (xy) = Korelasi antara sifat x dan sifat y

Cov g (xy) = Kovarian antara sifat x dan sifat y

V x = Varian sifat x

V y = Varian sifat y

Page 34: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

17

Menurut Singh and Chaudhary (1979) dalam Rahmawati, Syukur dan

Surahman (2010), uji nyata koefisien korelasi genotipe antara dua sifat dengan

menggunakan uji t student dengan derajat bebas (n-2), yaitu :

𝑡 = 𝑟√𝑛−2

1−𝑟²

Keterangan:

r = korelasi

n = jumlah total pengamatan

Page 35: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

18

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Rekapitulasi Analisis Ragam Masing-Masing Variabel Pengamatan

Penelitian telah dilaksanakan dengan mengaplikasikan tujuh konsentrasi

kolkisin yang berbeda dengan satu perlakuan sebagai kontrol. Anggrek

Dendrobium taurium Lindl. pada fase plb direndam cairan kolkisin sesuai dengan

perlakuan untuk mengetahui akibat dari perlakuan kolkisin dalam menghasilkan

tanaman yang poliploid. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan setelah 90

hari setelah perlakuan menunjukkan hasil beberapa variabel berbeda nyata akibat

perlakuan kolkisin dan beberapa variabel tidak berbeda nyata akibat perlakuan

kolkisin. Perbedaan pengaruh pada setiap variabel pengamatan pada berbegai

konsentrasi dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pada masing-masing variabel

pengamatan akibat perlakuan kolkisin.

No Variabel Pengaruh Perlakuan

1 Umur muncul daun baru (HSP) 3,21 *

2 Jumlah daun baru (helai) 1,81 tn

3 Jumlah akar baru (helai) 1,80 tn

4 Tinggi tanaman (cm) 0,71 tn

5 Kerapatan stomata 4,93 *

6 Panjang stomata (µm) 2,07 tn

7 Lebar stomata (µm) 0,69 tn

Keterangan : Berdasarkan uji F *(berbeda nyata pada taraf 5%), tn (tidak berbeda nyata pada taraf

5%). HSP (Hari Setelah Perlakuan).

Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis ragam yang dilakukan pada masing-

masing variabel pengamatan akibat perlakuan kolkisin didapatkan hasil bahwa

perlakuan perendaman beberapa konsentrasi kolkisin memberikan pengaruh nyata

pada variabel umur muncul daun baru (HSP) dan jumlah stomata (mm-2) anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. Sedangkan perlakuan perendaman beberapa

konsentrasi kolkisin tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel jumlah daun

baru (helai), tinggi tanaman (cm), jumlah akar baru (helai), panjang stomata (µm)

dan lebar stomata (µm).

Page 36: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

19

4.1.2 Hasil Pengamatan Morfologi

Berdasarkan hasil pengamatan pada karakter morfologi akibat perlakuan

perendaman kolkisin berbagai konsentrasi berbeda pada tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. Pada fase plb menunjukkan hasil yang berbeda nyata

pada umur muncul daun baru. Umur muncul daun baru akibat perlakuan kolkisin

dengan konsentrasi 300 ppm ialah yang paling lama dibandingkan dengan

konsentrasi yang lain. Rata-rata muncul daun baru akibat perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 300 ppm ialah pada umur 22,88 hari setelah perlakuan. Sedangkan pada

perlakuan 0 ppm (tanpa kolkisin) tercatat muncul daun baru pada umur 16,90 hari

setelah perlakuan. Umur muncul daun baru tercatat berbanding lurus dengan

konsentrasi yang diaplikasikan.

Perbedaan rata-rata umur muncul daun baru dan jumlah daun baru dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata umur muncul daun baru dan jumlah daun baru akibat perlakuan

kolkisin

Perlakuan Variabel

Umur muncul daun baru (HSP) Jumlah daun baru (helai)

0 ppm 16,90 a 3,20 a

50 ppm 17,50 a 2,75 a

100 ppm 17,65 a 3,45 a

150 ppm 18,25 a 3,05 a

200 ppm 18,56 a 2,70 a

250 ppm 18,59 a 2,20 a

300 ppm 22,88 ab 3,35 a

BNJ 5% 5,07 1,49

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%. HSP (Hari Setelah Perlakuan)

Variabel jumlah daun baru (helai) pada tanaman anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. tercatat tidak terpengaruh nyata akibat perlakuan perendaman

kolkisin pada berbagai konsentrasi. Jumlah daun baru terbanyak diperoleh akibat

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 300 ppm yaitu dengan rata-rata 3,35 helai

daun per tanaman. Sedangkan jumlah daun paling sedikit diperoleh akibat

Page 37: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

20

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu dengan rata-rata 2,20 helai

daun per tanaman

Pengamatan dilakukan pada akar dengan menghitung jumlah akar baru yang

muncul setelah perlakuan. Perlakuan perendaman kolkisin pada tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. tidak memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah

akar baru hingga 90 hari setelah perlakuan. Jumlah akar baru paling banyak

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 200 ppm yaitu rata-rata

sebanyak 3,15 helai akar per tanaman. Sedangkan jumlah akar baru paling sedikit

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu rata-rata

sebanyak 1,75 helai akar per tanaman. Rata-rata jumlah akar baru dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata jumlah akar baru akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Variabel

Jumlah akar baru (helai)

0 ppm 2,45 a

50 ppm 2,60 a

100 ppm 2,30 a

150 ppm 2,90 a

200 ppm 3,15 a

250 ppm 1,75 a

300 ppm 2,00 a

BNJ 5% 1,67

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tinggi tanaman, dapat diketahui bahwa

perlakuan perendaman kolkisin pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. memberikan pengaruh yang tidak nyata. Perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 100 ppm memberikan hasil tanaman tertinggi yaitu rata-rata 0,94 cm

per tanaman. Perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm menunjukkan hasil

tanaman yang paling pendek dibandingkan dengan konsentrasi yang lain yaitu rata-

rata 0,59 cm per tanaman. Rata-rata tinggi tanaman akibat perlakuan kolkisin dapat

dilihat pada tabel 4.

Page 38: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

21

Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Variabel

Tinggi tanaman (cm)

0 ppm 0,73 a

50 ppm 0,59 a

100 ppm 0,94 a

150 ppm 0,80 a

200 ppm 0,69 a

250 ppm 0,79 a

300 ppm 0,66 a

BNJ 5% 0,62

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan pengamatan secara visual pada karakter warna daun, hanya

terdapat 2 macam warna daun. Pada semua perlakuan hanya satu perlakuan yang

berbeda warna daunnya, yaitu perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 200 ppm.

Pada perlakuan 200 ppm daun berwarna hijau lebih tua yaitu dibandingkan dengan

perlakuan lain. Macam warna daun yang teramati dapat dilihat pada tabel 6. Gambar

warna daun dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 5. Warna daun akibat perlakuan kolkisin

No Perlakuan Variabel

Warna Daun

1. 0 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

2. 50 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

3. 100 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

4. 150 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

5. 200 ppm Pantone 19-0230 TPX (Garden Green)

6. 250 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

7. 300 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

Page 39: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

22

4.1.3 Hasil Pengamatan Anatomi

Pengamatan anatomi dilakukan dengan mengamati daun tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. secara kuantitatif. Pengamatan kuantitatif dilakukan

dengan menghitung jumlah stomata setiap bidang pandang (mm-2), panjang stomata

(µm) dan lebar stomata (µm).

Berdasarkan hasil pengamatan, perlakuan perendaman kolkisin memberikan

pengaruh yang nyata pada kerapatan stomata. Rata-rata kerapatan stomata

terbanyak ditemukan pada tanaman dengan perlakuan dengan konsentrasi 250 ppm.

Rata-rata kerapatan stomata paling sedikit tiap bidang pandangnya ditemukan pada

perlakuan dengan konsentrasi 50 ppm. Perlakuan 50 ppm tidak berbeda nyata

dengan perlakuan 0 ppm. Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi 100 ppm, 150

ppm, 200 ppm dan 300 ppm tidak berbeda nyata dengan perlakuan dengan

konsentrasi 250 ppm kerapatan stomatanya.

Rata-rata kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (µm) dan lebar

stomata (µm) dapat dilihat pada tabel 5. Gambar stomata dapat dilihat pada

lampiran 6.

Tabel 6. Rata-rata kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (µm) dan lebar

stomata (µm) akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan

Variabel

Kerapatan

Stomata (mm-2)

Panjang Stomata

(µm)

lebar stomata

(µm)

0 ppm 3,75 a 24,90 a 15,73 a

50 ppm 3,25 a 24,36 a 15,54 a

100 ppm 5,50 a 27,01 a 17,34 a

150 ppm 5,50 a 27,61 a 18,09 a

200 ppm 6,00 ab 26,12 a 16,80 a

250 ppm 6,25 ab 22,94 a 15,82 a

300 ppm 5,75 ab 23,42 a 15,91 a

BNJ 5% 2,41 5,69 5,38

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Variabel panjang stomata (µm) dan lebar stomata (µm) ternyata tidak

terpengaruh secara nyata akibat perlakuan perendaman kolkisin. Stomata

Page 40: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

23

terpanjang didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 150 ppm yaitu

27,61 µm. Sedangkan stomata terpendek didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 300 ppm yaitu 23,42 µm.

Pada variabel lebar stomata juga tidak ada perbedaan yang nyata akibat

perlakuan kolkisin berbagai konsentrasi. Stomata paling lebar didapatkan dari

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 150 ppm yaitu 18,09 µm. Sedangkan

stomata paling sempit didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50

ppm yaitu 15,54 µm.

4.1.4 Hasil Pengamatan Sitologi

Variabel sitologi yang diamati pada penelitian ini ialah jumlah kromosom.

Jumlah kromosom diamati dengan memotong akar tanaman setelah 90 HSP.

Berdasarkan hasil pengamatan kromosom pada tanaman anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. didapatkan hasil bahwa peningkatan konsentrasi kolkisin dapat

mengakibatkan penambahan jumlah kromosom. Jumlah kromosom normal pada

anggrek Dendrobium taurinum Lindl. ialah 2n= 2x=38. Rerata jumlah kromosom

pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan

kisaran antara 39 – 42. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 100 ppm ialah 40 kromosom dengan kisaran antara 39 – 44. Rerata

jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 100 ppm ialah 40

kromosom dengan kisaran antara 39 – 44. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan

kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan kisaran antara 39

– 42. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm

ialah 39 kromosom dengan kisaran antara 39 – 42. Rerata jumlah kromosom pada

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan kisaran

antara 39 – 42. Rata-rata jumlah kromosom akibat perlakuan kolkisin dapat dilihat

pada tabel 7. Gambar kromosom dapat dilihat pada lampiran 7.

Page 41: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

24

Tabel 7. Rata-rata jumlah kromosom akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Rata-rata Kisaran

0 ppm 38 38

50 ppm 39 39 – 42

100 ppm 40 39 – 44

150 ppm 40 39 – 44

200 ppm 42 40 – 50

250 ppm 46 44 – 50

300 ppm 47 40 – 54

4.1.5 Hasil Perhitungan Korelasi

Korelasi dihitung dengan menghitung keeratan antara variabel kuantitatif

dengan jumlah kromosom. Nilai korelasi antara karakter umur muncul daun baru

dengan jumlah kromosom terhitung nyata dan bernilai positif. Sedangkan korelasi

antar karakter jumlah kromosom dengan karakter kuantitatif yang lain terhitung

tidak nyata.

Tabel 8. Nilai korelasi karakter kuantitatif dengan jumlah kromosom

No Variabel r t hitung t tabel 5%

1 Umur muncul daun baru 0,85 3,57 2,57

2 jumlah daun baru -0,16 -0,37 2,57

3 jumlah akar baru -0,58 -1,59 2,57

4 tinggi tanaman -0,51 -1,31 2,57

5 jumlah stomata 0,69 2,14 2,57

6 panjang stomata -0,58 -1,58 2,57

7 lebar stomata -0,18 -0,41 2,57 Keterangan : r = korelasi

Nilai korelasi antara karakter umur muncul daun baru dengan jumlah

kromosom ialah 0,85. Nilai korelasi antara karakter jumlah stomata dengan jumlah

kromosom sebesar 0,69. Sedangkan karakter jumlah daun baru, jumlah akar baru,

tinggi tanaman, panjang dan lebar stomata nilai korelasinya bernilai negatif.

Page 42: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

25

4.2 Pembahasan

Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi

secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup

yang bersifat terwariskan (heritable). Menurut Asadi (2013), Mutasi adalah

perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan acak pada materi genetik (genom,

kromosom, gen). Induksi mutasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

keragaman tanaman. Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau

komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau

karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis.

Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi

disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang

menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel

tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan

kematian (lethal mutation).

Kolkisin adalah salah satu mutagen yang digunakan untuk menginduksi

mutasi kimia pada tanaman. Berdasarkan penelitian Sulistianingsih, Suryanto dan

Noer (2006), Pemberian kolkhisin dapat meningkatkan keaneka ragaman fenotipik

Dendrobium hibrida yang diujikan. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi kolkisin

dapat menyebabkan perubahan yang berbeda pada Dendrobium. Perlakuan kolkisin

menjadi salah satu cara yang digunakan untuk menghasilkan tanaman dengan

mutasi poliploid.

Pada penelitian ini diaplikasikan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm, 100

ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm . Pengamatan dilakukan pada tiga

kelompok karakter, yaitu karakter morfologi, anatomi dan sitologi. Pada masing-

masing karakter, didapatkan hasil yang berbeda pada setiap perlakuan konsentrasi.

4.2.1 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Morfologi Tanaman

Karakter morfologi yang diamati pada penelitian ini adalah umur muncul

daun baru, jumlah daun baru, jumlah akar baru dan tinggi tanaman. Pada masing-

masing variabel terdapat hasil yang berbeda setiap perlakuan.

Umur muncul daun baru paling cepat terjadi pada anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. yang tidak diaplikasikan kolkisin. Sedangkan perlakuan 50 ppm,

Page 43: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

26

100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol

(tanpa perlakuan). Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. yang diaplikasikan

kolkisin dengan konsentrasi 300 ppm tercatat muncul daun baru pertama pada 22,88

HSP. Hal ini karena senyawa kolkisin dapat menghambat terbentuknya benang

spindle pada saat mitosis, sehingga kromosom tetap berserakan didalam sel

(Pharmawati dan Wistiani, 2015). Hal ini juga didukung oleh peneltian Sinaga

(2014) yang mengaplikasikan 0,16% kolkisin pada Kacang Hijau (Vigna radiata

L.) ternyata menurunkan tinggi tanaman kacang hijau. Hal ini terjadi diduga

disebabkan oleh faktor mutasi kolkhisin yang diberikan sehingga tanaman bersifat

poliploid dan memperlambat laju pertumbuhan.

Daun baru yang muncul pada plb anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

belum berbda nyata. Hali ini menunjukkan bahwa pada perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi hingga 300 ppm belum memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah

daun hingga umur 90 HSP. Hal ini dikarenakan pertumbuhan anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. lambat seperti anggrek pada umumnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Widiastoety (2007) yang menyatakan bahwa anggrek merupakan

tanaman yang lambat pertumbuhannya, sehingga dibutuhkan waktu yang relatif

lama untuk mengamati pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et

al. (2015) juga menunjukkan hasil perlakuan kolkisin hingga 500 mg L-1 tidak

memberikan hasil yang nyata pada jumlah daun pada anggrek Bulan (Phalaenopsis

amabilis L.). Meskipun jumlah daun menurun seiring meningkatnya konsentrasi

kolkisin yang diberikan, akan tetapi tidak berbeda nyata antar perlakuan.

Jumlah akar hingga 90 HSP tidak terdapat perbedaan yang nyata akibat

perlakuan kolkisin. Seperti halnya jumlah daun, jumlah akar juga diduga masih

belum signifikan karena pertumbuhan tanaman yang lambat. Hal ini menyebabkan

pada saat pengamatan 90 HSP belum ada perbedaan yang nyata. Hal ini juga

didukung oleh penelitian Rahayu et al. (2015) yang menyebutkan bahwa jumlah

akar pada anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.) juga tidak berbeda nyata antar

perlakuan, menunjukkan konsentrasi kolkisin yang diberikan tidak menghambat

pertumbuhan akar hingga 24 MSP.

Pada karakter tinggi tanaman, didapatkan hasil bahwa tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. tertinggi didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan

Page 44: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

27

konsentrasi 100 ppm. Sedangkan konsentrasi 50 ppm memberikan hasil tanaman

yang terpendek. Meskipun demikian, saat dibandingkan dengan kontrol, tanaman

yang diberi perlakuan 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm memberikan hasil

tanaman yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Rosmaiti dan Dani

(2015) yang menyatakan bahwa Kolkisin merupakan hormon tumbuh yang

didalamnya mengandung senyawa yang dapat berfungsi dalam pembentukkan

keragaan genetik tanaman. Sehingga dengan pemberian kolkisin pada konsentrasi

yang tepat dapat merangsang perkembangan sel pada bagian batang tanaman,

sehingga panjang tanaman yang dihasilkan menjadi lebih besar dan panjang.

Warna daun pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum Lindl. tercatat di

awal pengamatan yaitu dengan kriteria Pantone 18-0130 TPX (cactus). Setelah 90

HSP diamati lagi, ternyata ada satu konsentrasi yang menyebabkan perubahan pada

warna daun anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Konsentrasi yang menyebabkan

perubahan warna dau tersebut ialah konsentrasi 200 ppm. Warna daun anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. yang awalnya Pantone 18-0130 TPX (cactus) setelah

90 HSP menjadi Pantone 19-0230 TPX (Garden Green) atau satu level lebih tua

warnanya. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahayu et al. (2015) yang menyebutkan

bahwa Bibit Phalaenopsis amabilis yang diberi perlakuan kolkisin menunjukkan

pertumbuhan abnormal, yaitu adanya pertumbuhan daun baru yang lebih tebal dan

berwarna lebih hijau.

Selain itu, pada penampilan tanaman hasil perlakuan kolkisin, dapat dilihat

bahwa dengan perlakuan kolkisin meskipun lebih pendek dibandingkan kontrol

akan tetapi potensi untuk memunculkan calon daun baru justru lebih banyak.

Batang tanaman juga terlihat lebih besar. Penampilan tanaman setelah 90 HSP

dapat dilihat pada lampiran 8.

4.2.2 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Anatomi Tanaman

Karakter anatomi yang diamati pada penelitian ini adalah kerapatan stomata,

panjang stomata dan lebar stomata. Stomata merupakan salah satu karakter yang

penting untuk diamati dalam poliploidisasi tanaman. Menurut Miguel dan

Leonhardt (2011), Analisis stomata merupakan suatu metode yang fungsional dan

ekonomis dalam menentukan tingkat ploidi pada suku Orchidaceae.

Page 45: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

28

Kerapatan stomata dihitung dengan menghitung jumlah stomata pada setiap

bidang pandang dengan perbesaran 4 ×10. Kerapatan stomata tiap bidang pandang

pada konsentrasi 100 pp,. 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm berbeda nyata

dengan tanaman yang tidak diaplikasikan kolkisin. Jumlah stomata terbanyak

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu 6,25 stomata

mm-2. Perlakuan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 300 ppm tidak

berbeda nyata dengan konsentrasi 250 tersebut. Konsentrasi yang tidak berbeda

nyata dengan kontrol ialah konsentrai 50 ppm yaitu dengan kerapatan stomata 3,25

mm-2.

Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, ternyata meningkatkan

kerapatan stomata pada anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Hal ini tidak sesuai

dengan penelitian Gantait et al.(2011) yang menyebutkan bahwa kerapatan stomata

tanaman poliploid lebih rendah dibandingkan tanaman diploid karena ukuran

stomata dan sel-sel epidermis tanaman poliploid lebih besar pada tanaman Gerbera

jamesonii Bolus. Walaupun demikian, penelitian Kerdsuwan dan Techato (2012)

menyebutkan bahwa aplikasi kolkisin hingga konsentrasi 0,20% dapat

meningkatkan jumlah stomata tiap bidang pandang pada tanaman anggrek Chang

Daeng.

Panjang stomata dan lebar stomata tidak mengalami perbedaan yang nyata

pada semua perlakuan. Meskipun demikian, stomata terpanjang dihasilkan dari

perlakuan 150 ppm yaitu 27,61 µm. Stomata terlebar didapatkan dari konsentrasi

150 ppm yaitu 18,09 µm.

4.2.3 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Sitologi Tanaman

Karakter sitologi yang diamati pada penelitian ini adalah jumlah kromosom.

Kromosom dihitung setelah preparat dibuat. Setiap tanaman diamati jumlah

kromosomnya dengan memotong akar sebagai sampel. Metode yang digunakan

untuk pengamatan kromosom ini adalah metode squash (pencet). Menurut Hartati,

Darsana dan Cahyono (2014), jumlah kromosom merupakan karakteristik

kromosom yang paling mudah diamati jika dibandingkan dengan karakteristik

kromosom yang lainnya seperti bentuk kromosom dan kariotipe.

Perubahan jumlah kromosom tersebut disebabkan oleh pemberian kolkisin

yang menyebabkan terhambatnya kerja mikrotubulus, yang selanjutnya

Page 46: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

29

menghambat ternbentuknya benang spindle. Kerena benang spindle tak terbentuk,

maka kromosom yang siap membelah akan mengalami gagal berpisah sehingga sel

tidak akan mengalami pembelahan. Kromosom yang telah melipat ganda tersebut

tidak dapat memisah saat anafase akibat tidak terbentuknya benang spindel,

sehingga kromosom tetap dalam sitoplasma. Namun kromosom dapat memisah dari

sentromernya dan dimulai tahap c-anafase yang dilanjutkan dengan pembentukan

dinding inti, sehingga terjadi penggantian dan mengandung jumlah kromosom

berlipat dua (Suminah, Sutarno dan Setyawan, 2002).

Jumlah kromosom pada anggrek Dendrobium adalah 2n=38 kromosom.

Pada penelitian ini, beragam jumlah kromosom didapatkan dari semua perlakuan.

Jumlah kromosom yang terhitung pada setiap tanaman tidak sama. Hal ini karena

mutasi terjadi secara acak. Suminah, Sutarno dan Setyawan (2002) menyebutkan

bahwa pengaruh kolkisin dalam menginduksi mutasi bersifat acak.

Kromosom yang didapatkan dari perlakuan konsentrasi 50 ppm terhitung

paling banyak dengan jumlah 42 kromosom atau (2n + 4). Jumlah kromosom

terbanyak pada setiap perlakuan selalu meningkat seiring meningkatnya

konsentrasi. Jumlah kromosom terlihat pada penelitian ini yaitu 54 kromosom yang

didapatkan dari perlakuan 300 ppm. Hanya ada satu tanaman yang jumlah

kromosomnya 54 atau (2n + 16). Pada dasarnya, mutasi terjadi secara acak dan tidak

terprediksi tanaman mana yang akan terjadi poliploid. Yang disebut mutasi adalah

perubahan materi genetik pada makluk hidup yang terjadi secara tiba-tiba dan

secara acak serta diwariskan.

Perubahan jumlah kromosom yang terdapat pada percobaan ini masuk ke

dalam aneuploid. Asal usul aneuploid adalah nondisjunction dari salah satu pasang

kromosom homolog. Perbedaan jumlah kromosom tersebut akan terekspresikan

pada beberapa karakter morfologi dan sitologi tanaman sehingga perlu dilakukan

analisis terhadap karakter-karakter tersebut pada individu aneuploid (Asri,

Sulistyaningsih dan Murti, 2010).

Ada beberapa sebab yang menjadi alasan tidak terbentuknya tanaman

tetraploid pada penelitian ini. Menurut Soetopo, Siahaya dan Basuki (2016),

pengamatan jumlah kromosom pada perlakuan pemberian kolkhisin diketahui

terdapat penambahan terhadap jumlah kromosom. Namun sebagian dari sel

Page 47: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

30

tanaman tidak mengalami penambahan jumlah kromosom. Hal tersebut dapat

disebabkan respon yang berbeda dari masing-masing sel tanaman terhadap

pemberian kolkhisin.

Lama perendaman juga bisa menjadi alasan kurang terbentuknya tanaman

poliploid. Pada penelitian ini digunakan lama perendaman selama 6 jam. Rahayu et

al. (2015) Perendaman protokorm dalam larutan kolkisin 50 mg L-1 selama 10 hari

efektif untuk menginduksi pembentukan plb P. amabilis poliploid dengan

persentase 33.3%

Selain itu, Kerdsuwan dan Techato (2012) menyebutkan bahwa

penghitungan kromosom dengan teknik manual dinilai kurang cepat dan kurang

akurat sehingga disarankan untuk menggunakan “flow cytrometric technique”.

4.2.4 Korelasi Jumlah kromosom dengan Karakter Morfologi dan Anatomi

Korelasi berguna untuk menganalisis sifat pada tanaman, tapi pada

umumnya korelasi tidak memperhatikan faktor sebab dan akibat. Korelasi hanya

memperhatikan faktor dari sifat tersebut mempunyai perubahan yang masing-

masing dicari kerapatannya (Singh and Chaudhary, 1979 dalam Permata , Taryono,

dan Suyadi, 2015).

Analisis korelasi berkenaan dengan upaya mempelajari keeratan hubungan

antar variabel. Dengan demikian dalam analisis korelasi tidak diperlukan pembeda

antara variabel terikat dan variabel bebas. Sehingga analisis korelasi dapat

dipergunakan untuk menentukan besarnya keeratan hubungan antara (a) variabel

terikat dengan variabel terikat, (b) variabel terikat dengan variabel bebas, dan (c)

variabel bebas dengan variabel bebas (Solimun, 2001).

Setelah dilakukan penghitungan korelasi antara jumlah kromosom dengan

karakter morfologi dan anatomi, didapatkan hasil bahwa yang berkorelasi nyata

dengan jumlah kromosom hanya umur muncul daun baru. Nilai korelasi jumlah

kromosom dengan umur muncul daun baru yaitu r = 0,85.

Nilai korelasi antara jumlah kromosom dengan umur muncul daun baru

terbukti berkorelasi positif dan kuat. Patel (2009) menjelaskan bahwa semakin

dekat korelasi yaitu -1 atau 1 maka ada hubungan yang kuat antara variabel.

Misalnya korelasi dengan nilai 0,01 – 0,3 menunjukkan hubungan positif yang

lemah, sementara korelasi dengan nilai -0,01 sampai -0.3 menunjukkan hubungan

Page 48: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

31

negatif yang lemah. Korelasi 0,31 – 0,69 menunjukkan hubungan positif sedang,

sementara korelasi -0,31 sampai -0,69 menunjukkan hubungan negatif sedang.

Korelasi di atas 0,7 menunjukkan hubungan positif yang kuat, dan korelasi bawah

-0,7 menunjukkan hubungan negatif yang kuat. Hal ini sesuai dengan penelitian

Soetopo, Siahaya dan Basuki (2016) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi

tingkat konsentrasi kolkhisin menunjukkan kecenderungan umur muncul daun baru

semakin lama.

Walaupun demikian, jika dilihat dari tiap tanaman yang mempunyai jumlah

kromosom terbanyak pada tiap perlakuan, dapat dilihat perbedaan bahwa pada

konsentrasi 300 ppm tanaman terlihat lebih pendek dibandingkan kontrolnya.

Panjang akar juga lebih pendek dibandingkan tanaman dengan jumlah kromosom

yang berbeda pada perlakuan lain. Potensi untuk tumbuh lebih besar dengan

ditandai calon daun baru yang lebih banyak. Gambar tanaman dengan kromosom

terbanyak pada tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran 8.

Selain menyebabkan perbedaan morfologi pada masa vegetatif, induksi

kolkisin juga menyebabkan perbedaan pada masa generatif. Vichiato, Vichiato,

Pasqual, Rodrigues dan Castro (2014) menyebutkan bahwa induksi kolkisin dapat

menghambat pembungaan. Penelitian yang dilakukan menggunakan Dendrobium

nobile Lindl. yang diinduksi kolkisin sehingga tetraploid. Bunga dari tanaman

Dendrobium nobile Lindl.yang tetraploid mekar pertama kali pada umur 5 tahun

sedangkan normalnya 2 tahun. Ukuran bunga pada tanaman tetraploid lebih besar

dari tanaman normal.

Page 49: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

32

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

menyebabkan perbedaan yang nyata pada karakter umur muncul daun baru dan

kerapatan stomata.

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

belum berhasil mendapatkan tanaman anggrek Dendrobium taurinum Lindl. yang

poliploid. Tipe poliploid yang terjadi pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. adalah aneuploid dengan jumlah kromosom paling banyak adalah 54

kromosom (2n+16).

5.2 Saran

Pengamatan karakter morfologi agar dilakukan dalam rentang waktu

pengamatan yang lebih lama agar terlihat efek pada tanaman mengingat

pertumbuhan tanaman anggrek yang lambat. Perlakuan konsentrasi juga

ditingkatkan untuk mencapai poliploidi pada tanaman anggrek Dendrobiun

taurinum Lindl.

Page 50: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

33

DAFTAR PUSTAKA

Ajijah, N dan N. Bermawi. 2013. Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Dua Tipe Kencur (Kampferia galanga Linn.). Buletin Tanaman

Rempah dan Obat 14 (1): 46-55.

Amilah, Y. Astuti. 2006. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang Hijau

pada Media Vacin and Went (VW) terhadap Pertumbuhan Kecambah

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L. ). BULETIN Penelitian (9).

Asadi. 2013. Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan terhadap Umur dan Produktivitas

pada Kedelai. Jurnal AgroBiogen 9(3):135-142

Asri, A., E. Sulistyaningsih, R. H. Murti. 2015. Karakter Morfologi dan Sitologi

Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Hasil Induksi Kolkisina

pada Generasi Vegetatif Kedua. Vegetalika 4 (1) : 37 - 45

Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Hias Menurut Provinsi.

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1692. Diakses pada Jumat 06

Januari 2017.

Bieniek, P., A. Dyduch dan M. Rudaś. 2010. Influence of Activated Charcoal on

Seed Germination and Seedling Development by The Asymbiotic Method

in Zygostates Grandiflora (Lindl.) Mansf. 22 (2). pp : 45 – 50.

Chaicharoen, S and K. Saejew. 1980. Autopolyploidy in Dendrobium

phalaeonopsis. Department of Biology. Faculty of Science. Mahidol

University, Bangkok. Thailand.

Cootes, Jim. 2013. Orchidae : Dendrobium taurinum. www.phytolmages.siu.edu.

Diakses pada 15 Maret 2017.

Dutta, S., A. Chowdurry, B. Bhattacharjee, P. K. Nath, dan B. K. Dutta. 2011. In

vitro Multiplication and Protocorm Development of Dendrobium aphyllum

(Roxb.) CEC Fisher. Biological and Environmental Science. 7 (1) : 57 – 62

Eol. 2013. Bull Orchid : Species 2000 & ITIS catalogue.

http://eol.org/pages/1094186/hierarchy_entries/53050903/overview.

Diakses pada 05 Feruari 2017.

Fathurrahman. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kedelai Hitam (Glycine max (L.) merr). Jurnal Dinamika

Pertanian 32(1) : 21-26.

Page 51: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

34

Ganies, R. dan Daryono. 2014. Karakter Fenotipik Tanaman Stroberi Festival

(Fragaria x ananassa D.) Hasil Induksi Kolkisin pada Konsentrasi 0,05%

dan 0,01%. Jurnal Biogenesis 2(2) : 70 – 78.

Gantait, S., N. Mandal, S. Bhattacharyya, P. Kanti. 2011. Induction and

Identification of Tetraploids using in vitro Colchicine Treatment

of Gerbera jamesonii Bolus cv. Sciella. Plant Cell Tiss Organ Cult 106:

485.

Go Botany. 2017. Colchicum autumnale L (image).

https://gobotany.newenglandwild.org/species/colchicum/autumnale/.

diakses pada 21 Januari 2017.

Griesbach, R. J. 1981. Colchicine-Induced Polyploidy in Phalaenopsis Orchids.

Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 1 (1):103-107.

Hartati, S., L. Darsana, O. Cahyono. 2014. Studi Karakterisasi Anggrek Secara

Sitologi Dalam Rangka Pelestarian Plasma Nutfah. Jurnal Ilmu Ilmu

Pertanian 29(1).

Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kerdsuwan, N., S. Techato. 2012. Effects of Colchicine on Survival Rate,

Morphological, Physiological and Cytological Characters of Chang Daeng

Orchid (Rhynchostylis Gigantean Var. Rubrum Sagarik) In Vitro. Journal

of Agricultural Technology 8(4): 1451-1460

Miguel dan Leonhardt. 2011. In vitro polyploid induction of orchids using oryzalin.

Scientia Horticulturae 130 (1).

Nugroho, Y. A. 2015. Induksi Poliploid dengan Kolkisin pada Tanaman Anggrek

Dendrobium lasianthera (J.J. Smith) Secara In Vitro. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Nurfadalina, E. 1997. Pengaruh Kolkisin dan Lama Perendaman Terhadap Jumlah

Kromosom, Indeks Stomata dan Kandungan Protein Polong Kapri (Pisum

sativum). Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Patel, P. 2009. Introduction to Quantitative Methods Definition of Key Terms.

Empir. Law Semin.: 1–14.

Permata, S., Taryono, Suyadi. 2015. Hubungan Antara Komponen Hasil dan Hasil

Wijen (Sesamum Indicum L.) Vegetalika 4 (2): 112-123

Permadi, A.H., R. Cahyani, S. Syarif. 1991. Cara Pembelahan Umbi, Lama

Perendaman dan Konsentrasi Kolkisin Pada Poliploidasi Bawang Merah

‘Sumenep’. Zuriat 2: 17-26.

Page 52: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

35

Pharmawati, M. dan Wistiani, N. 2015. Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin

Pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. JURNAL

BIOSLOGOS 5 (1).

Rahayu, E., Sukma, D., Syukur, M. Dan Irawati. 2015. Induksi Poliploidi

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume dan Phalaenopsis amboinensis J. J.

Smith dengan Kolkisin dalam Kultur In Vitro. J. Agron. Indonesia 43 (3) :

219 – 226.

Rahmawati, A., M. Syukur dan M. Surahman. 2010. Pendugaan Nilai Heritabilitas

dan Korelasi Genetik Beberapa Karakter Agronomi Tanaman Semangka

(Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan Nakai). Prosiding Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rivaldi, M. 2013. Kelimpahan dan Keragaman Anggrek di Hutan Pantai Leuweung

Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Rosmaiti dan Dani, J. 2015. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin

pada Benih Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. Et Nankai)

terhadap Keragaan Tanaman. AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian 2(2).

Rupawan, I. M., Basri, Z., Bustami, M. 2014. Pertumbuhan Anggrek Vanda

(Vanda sp.) pada Berbagai Komposisi Media secara In Vitro. e-J.

Agrotekbis 2 (5) : 488-494

Shadli, A. 2011. Komposisi dan Struktur Tumbuhan Anggrek di Hutan Aek Nauli

Kabupaten Simalungun. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Sinaga, 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Online Agroekoteknologi 2 (3) :

1238- 1244. Diakses pada 10 Oktober 2017.

Soedjono, S dan K. Suskandari, 1996. Pengaruh Waktu Perendaman dan

Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan Protokorm Anggrek

Dendrobium Jayakarta. Jurnal Hortikultura. Vol 6: 242 – 248.

Soetopo, L., C. A. Siahaya, N. Basuki. 2016. Induksi Poliploidi pada Anggrek

Bulan (Phalaenopsis hieroglyphica L) (Ploidy Induction On Phalaenopsis).

Prosiding. Seminar Nasional Pembangunan Pertanian.

Solimun. 2001. Kaidah dan Metode Analisis Data. Fakultas MIPA Universitas

Brawijaya, Malang.

Sulistianingsih, R., Z. A. Suryanto, A. Noer. 2004. Peningkatan Kualitas Anggrek

Dendrobium Hibrida Dengan Pemberian Kolkhisin. Ilmu Pertanian Vol. 11

No.1, 2004 : 13-21

Page 53: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

36

Suminah, Sutarno, A. D. Setyawan. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin. BIODIVERSITAS

3(1) : 174 – 180.

Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Tamandala, T. 2014. Risiko Produksi Anggrek Dendrobium pada Dede Anggrek

Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Skripsi. IPB. Bogor. p.8.

Vichiato, M., M. Pasqual, F. Rodrigues, D. Castro. 2014. Morphological Effects

Of Induced Polyploidy In Dendrobium nobile Lindl. (Orchidaceae). Crop

Breed. Appl. Biotechnol 14 (3).

Widiastoety, D. 2007. Pengaruh KNO3 dan (NH4)2SO4 terhadap Pertumbuhan

Bibit Anggrek Vanda. J. Hort. 18(3):307-311.

Widiastoety, D., N. Solvia, M. Soedarjo. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium

dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal

Litbang Pertanian 29(3) : 101 – 106.

Yusnida, B., W. Syafii, Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan

Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan. Jurnal

Biogenesis 2(2) : 41 – 46.

Page 54: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

37

LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Pengacakan

K1 K5

K4 K6

K6 K7 K5 K3

K2 K4 K4 K5

K5 K3 K4 K3

K3 K7 K6 K2

K2 K1 K2 K7

K6 K1 K7 K1

K1 K1 = Kolkisin 0 ppm

K2 K2 = Kolkisin 50 ppm

K3 K3 = Kolkisin 100 ppm

K4 K4 = Kolkisin 150 ppm

K5 K5 = Kolkisin 200 ppm

K6 K6 = Kolkisin 250 ppm

K7 K7 = Kolkisin 300 ppm

Page 55: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

38

Lampiran 2 Deskripsi Anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

Menurut Schraut,

Nama ilmiah : Dendrobium taurinum

Daerah Asal : Filipina

Ketinggian : kurang dari 300 m dpl

Tipe tumbuh : Epifit

Batang : Tegak, silinder

Warna batang : orange kecoklatan

Bentuk daun : elips

Warna daun : hijau mengkilap

Jumlah bunga : 6 hingga 30

Ukuran bunga : 5 hingga 6,5 cm

Nama lain : Callista taurina (Lindl.) Kuntze 1891; Dendrobium

taurinum f alba Valmayor & Tiu 1984; Dendrobium

taurinum var. amboinense Rolfe 1897; Durabaculum

amboinense (Rolfe) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Durabaculum taurinum (Lindl.) M.A.Clem. &

D.L.Jones 2002.

Page 56: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

39

Lampiran 3 Komposisi Media 1/2 MS

Larutan Stok Bahan Kimia Komposisi dalam

larutan stok (g/l)

Komposisi

dalam Media

(ml/l)

Makro

KNO3 38

25

NH4NO3 33

CaCl2 2H2O 8,8

MgSO4 7H2O 7,4

KH2PO4 3,4

Mikro

MnSO4 H2O 1,69

10

ZnSO4 7H2O 0,86

H3BO3 0,62

KI 0,083

Na2MoO4 2H2O 0,0025

CuSO4 5H2O 0,0025

CaCL2 6H2O 0,0025

Iron FeSO4 7H2O 2,78 10

Iron Na2 EDTA 2H2O 3,73 10

Sukrosa 30

Agar 7

Page 57: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

40

Lampiran 4 Analisis Ragam

1. Umur Muncul Daun Baru (HSP)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 93,60 15,60 3,21 * 2,57

Galat 21 102,16 4,86

Total 27 195,76

2. Jumlah Daun Baru (helai)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 4,59 0,76 1,81 tn 2,57

Galat 21 8,86 0,42

Total 27 13,45

3. Jumlah Akar Baru (akar)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 5,72 0,95 1,80 tn 2,57

Galat 21 11,13 0,53

Total 27 16,85

4. Tinggi Tanaman (cm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) Fhitung Ftabel

Perlakuan 6 0,31 0,05 0,71 tn 2,57

Galat 21 1,55 0,07

Total 27 1,86

Page 58: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

41

5. Kerapatan Stomata (mm-2)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 32,43 5,40 4,93* 2,57

Galat 21 23,00 1,10

Total 27 55,43

6. Panjang Stomata (µm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 76,10 12,68 2,07 tn 2,57

Galat 21 128,73 6,13

Total 27 204,83

7. Lebar Stomata (µm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 22,49 3,75 0,69 tn 2,57

Galat 21 114,79 5,47

Total 27 137,28

Page 59: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

42

Lampiran 5. Gambar Warna Daun Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum

Lindl.

No Perlakuan Warna Daun Dokumentasi

1. 0 ppm

Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

2. 50 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

3. 100 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 60: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

43

4. 150 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

5. 200 ppm

Pantone 19-

0230 TPX

(Garden

Green)

6. 250 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 61: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

44

7. 300 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 62: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

45

Lampiran 6. Gambar Stomata Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Perlakuan Gambar Stomata

0 ppm

Jumlah : 3

panjang;lebar (22,56 ; 15,48)

Jumlah : 4

panjang;lebar (25,34 ; 15,36)

Jumlah : 5

panjang;lebar (22,56 ; 15,48)

Jumlah : 3

panjang;lebar (26,44 ; 17,20)

50 ppm

Jumlah : 3

panjang;lebar (20,57 ; 13,12)

Jumlah : 3

panjang;lebar (23,91 ; 19,41)

Jumlah : 3

panjang;lebar (26,19 ; 11,55)

Jumlah :4

panjang;lebar (26,77 ; 18,08)

Page 63: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

46

100 ppm

Jumlah : 5

Panjang:lebar (24,61 : 13,69)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (28,72:21,12)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (24,11:15,52)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (30,62:19,03)

150 ppm

Jumlah : 6

Panjang:lebar (26,49:19,80)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (30,09:17,17)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (25,76:16,64)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (28,11:18,76)

200 ppm

Page 64: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

47

Jumlah : 4

Panjang:lebar (24,61 : 13,69)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (25,53:17,30)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (25,67:18,36)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (27,15:16,29)

250 ppm

Jumlah : 8

Panjang:lebar (22,12:16,21)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (23,06:13,81)

Jumlah : 4

Panjang:lebar (23,99:16,29)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (22,59:16,99)

300 ppm

Jumlah : 6

Panjang:lebar (17,53:13,13)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (23,58:16,99)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (27,03:15,07)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (25,52:18,46)

Page 65: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

48

Lampiran 7. Gambar Kromosom Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. No Konsentrasi Gambar

Jumlah

Kromosom Kisaran

1. 0 (Kontrol)

38 38

2. 50 ppm

42 39 – 42

3. 100 ppm

44 39 – 44

4. 150 ppm

44 39 – 44

Page 66: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

49

5. 200 ppm

50 40 – 50

6. 250 ppm

50 44 – 50

7. 300 ppm

54 40 – 54

Page 67: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

50

Lampiran 8. Penampilan tanaman dengan jumlah kromosom terbanyak pada setiap

perlakuan

No Perlakuan Jumlah Kromosom Gambar

1. 0 ppm (kontrol) 38

2. 50 ppm 42

3. 100 ppm 44

4. 150 ppm 44

Page 68: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

51

5. 200 ppm 50

6. 250 ppm 50

7. 300 ppm 54

Page 69: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

18

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Rekapitulasi Analisis Ragam Masing-Masing Variabel Pengamatan

Penelitian telah dilaksanakan dengan mengaplikasikan tujuh konsentrasi

kolkisin yang berbeda dengan satu perlakuan sebagai kontrol. Anggrek

Dendrobium taurium Lindl. pada fase plb direndam cairan kolkisin sesuai dengan

perlakuan untuk mengetahui akibat dari perlakuan kolkisin dalam menghasilkan

tanaman yang poliploid. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan setelah 90

hari setelah perlakuan menunjukkan hasil beberapa variabel berbeda nyata akibat

perlakuan kolkisin dan beberapa variabel tidak berbeda nyata akibat perlakuan

kolkisin. Perbedaan pengaruh pada setiap variabel pengamatan pada berbegai

konsentrasi dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pada masing-masing variabel

pengamatan akibat perlakuan kolkisin.

No Variabel Pengaruh Perlakuan

1 Umur muncul daun baru (HSP) 3,21 *

2 Jumlah daun baru (helai) 1,81 tn

3 Jumlah akar baru (helai) 1,80 tn

4 Tinggi tanaman (cm) 0,71 tn

5 Kerapatan stomata 4,93 *

6 Panjang stomata (µm) 2,07 tn

7 Lebar stomata (µm) 0,69 tn

Keterangan : Berdasarkan uji F *(berbeda nyata pada taraf 5%), tn (tidak berbeda nyata pada taraf

5%). HSP (Hari Setelah Perlakuan).

Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis ragam yang dilakukan pada masing-

masing variabel pengamatan akibat perlakuan kolkisin didapatkan hasil bahwa

perlakuan perendaman beberapa konsentrasi kolkisin memberikan pengaruh nyata

pada variabel umur muncul daun baru (HSP) dan jumlah stomata (mm-2) anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. Sedangkan perlakuan perendaman beberapa

konsentrasi kolkisin tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel jumlah daun

baru (helai), tinggi tanaman (cm), jumlah akar baru (helai), panjang stomata (µm)

dan lebar stomata (µm).

Page 70: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

19

4.1.2 Hasil Pengamatan Morfologi

Berdasarkan hasil pengamatan pada karakter morfologi akibat perlakuan

perendaman kolkisin berbagai konsentrasi berbeda pada tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. Pada fase plb menunjukkan hasil yang berbeda nyata

pada umur muncul daun baru. Umur muncul daun baru akibat perlakuan kolkisin

dengan konsentrasi 300 ppm ialah yang paling lama dibandingkan dengan

konsentrasi yang lain. Rata-rata muncul daun baru akibat perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 300 ppm ialah pada umur 22,88 hari setelah perlakuan. Sedangkan pada

perlakuan 0 ppm (tanpa kolkisin) tercatat muncul daun baru pada umur 16,90 hari

setelah perlakuan. Umur muncul daun baru tercatat berbanding lurus dengan

konsentrasi yang diaplikasikan.

Perbedaan rata-rata umur muncul daun baru dan jumlah daun baru dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata umur muncul daun baru dan jumlah daun baru akibat perlakuan

kolkisin

Perlakuan Variabel

Umur muncul daun baru (HSP) Jumlah daun baru (helai)

0 ppm 16,90 a 3,20 a

50 ppm 17,50 a 2,75 a

100 ppm 17,65 a 3,45 a

150 ppm 18,25 a 3,05 a

200 ppm 18,56 a 2,70 a

250 ppm 18,59 a 2,20 a

300 ppm 22,88 ab 3,35 a

BNJ 5% 5,07 1,49

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%. HSP (Hari Setelah Perlakuan)

Variabel jumlah daun baru (helai) pada tanaman anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. tercatat tidak terpengaruh nyata akibat perlakuan perendaman

kolkisin pada berbagai konsentrasi. Jumlah daun baru terbanyak diperoleh akibat

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 300 ppm yaitu dengan rata-rata 3,35 helai

daun per tanaman. Sedangkan jumlah daun paling sedikit diperoleh akibat

Page 71: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

20

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu dengan rata-rata 2,20 helai

daun per tanaman

Pengamatan dilakukan pada akar dengan menghitung jumlah akar baru yang

muncul setelah perlakuan. Perlakuan perendaman kolkisin pada tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. tidak memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah

akar baru hingga 90 hari setelah perlakuan. Jumlah akar baru paling banyak

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 200 ppm yaitu rata-rata

sebanyak 3,15 helai akar per tanaman. Sedangkan jumlah akar baru paling sedikit

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu rata-rata

sebanyak 1,75 helai akar per tanaman. Rata-rata jumlah akar baru dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata jumlah akar baru akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Variabel

Jumlah akar baru (helai)

0 ppm 2,45 a

50 ppm 2,60 a

100 ppm 2,30 a

150 ppm 2,90 a

200 ppm 3,15 a

250 ppm 1,75 a

300 ppm 2,00 a

BNJ 5% 1,67

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tinggi tanaman, dapat diketahui bahwa

perlakuan perendaman kolkisin pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. memberikan pengaruh yang tidak nyata. Perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 100 ppm memberikan hasil tanaman tertinggi yaitu rata-rata 0,94 cm

per tanaman. Perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm menunjukkan hasil

tanaman yang paling pendek dibandingkan dengan konsentrasi yang lain yaitu rata-

rata 0,59 cm per tanaman. Rata-rata tinggi tanaman akibat perlakuan kolkisin dapat

dilihat pada tabel 4.

Page 72: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

21

Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Variabel

Tinggi tanaman (cm)

0 ppm 0,73 a

50 ppm 0,59 a

100 ppm 0,94 a

150 ppm 0,80 a

200 ppm 0,69 a

250 ppm 0,79 a

300 ppm 0,66 a

BNJ 5% 0,62

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan pengamatan secara visual pada karakter warna daun, hanya

terdapat 2 macam warna daun. Pada semua perlakuan hanya satu perlakuan yang

berbeda warna daunnya, yaitu perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 200 ppm.

Pada perlakuan 200 ppm daun berwarna hijau lebih tua yaitu dibandingkan dengan

perlakuan lain. Macam warna daun yang teramati dapat dilihat pada tabel 6. Gambar

warna daun dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 5. Warna daun akibat perlakuan kolkisin

No Perlakuan Variabel

Warna Daun

1. 0 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

2. 50 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

3. 100 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

4. 150 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

5. 200 ppm Pantone 19-0230 TPX (Garden Green)

6. 250 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

7. 300 ppm Pantone 18-0130 TPX (cactus)

Page 73: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

22

4.1.3 Hasil Pengamatan Anatomi

Pengamatan anatomi dilakukan dengan mengamati daun tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. secara kuantitatif. Pengamatan kuantitatif dilakukan

dengan menghitung jumlah stomata setiap bidang pandang (mm-2), panjang stomata

(µm) dan lebar stomata (µm).

Berdasarkan hasil pengamatan, perlakuan perendaman kolkisin memberikan

pengaruh yang nyata pada kerapatan stomata. Rata-rata kerapatan stomata

terbanyak ditemukan pada tanaman dengan perlakuan dengan konsentrasi 250 ppm.

Rata-rata kerapatan stomata paling sedikit tiap bidang pandangnya ditemukan pada

perlakuan dengan konsentrasi 50 ppm. Perlakuan 50 ppm tidak berbeda nyata

dengan perlakuan 0 ppm. Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi 100 ppm, 150

ppm, 200 ppm dan 300 ppm tidak berbeda nyata dengan perlakuan dengan

konsentrasi 250 ppm kerapatan stomatanya.

Rata-rata kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (µm) dan lebar

stomata (µm) dapat dilihat pada tabel 5. Gambar stomata dapat dilihat pada

lampiran 6.

Tabel 6. Rata-rata kerapatan stomata (mm-2), panjang stomata (µm) dan lebar

stomata (µm) akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan

Variabel

Kerapatan

Stomata (mm-2)

Panjang Stomata

(µm)

lebar stomata

(µm)

0 ppm 3,75 a 24,90 a 15,73 a

50 ppm 3,25 a 24,36 a 15,54 a

100 ppm 5,50 a 27,01 a 17,34 a

150 ppm 5,50 a 27,61 a 18,09 a

200 ppm 6,00 ab 26,12 a 16,80 a

250 ppm 6,25 ab 22,94 a 15,82 a

300 ppm 5,75 ab 23,42 a 15,91 a

BNJ 5% 2,41 5,69 5,38

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

pada uji BNJ 5%.

Variabel panjang stomata (µm) dan lebar stomata (µm) ternyata tidak

terpengaruh secara nyata akibat perlakuan perendaman kolkisin. Stomata

Page 74: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

23

terpanjang didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 150 ppm yaitu

27,61 µm. Sedangkan stomata terpendek didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 300 ppm yaitu 23,42 µm.

Pada variabel lebar stomata juga tidak ada perbedaan yang nyata akibat

perlakuan kolkisin berbagai konsentrasi. Stomata paling lebar didapatkan dari

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 150 ppm yaitu 18,09 µm. Sedangkan

stomata paling sempit didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50

ppm yaitu 15,54 µm.

4.1.4 Hasil Pengamatan Sitologi

Variabel sitologi yang diamati pada penelitian ini ialah jumlah kromosom.

Jumlah kromosom diamati dengan memotong akar tanaman setelah 90 HSP.

Berdasarkan hasil pengamatan kromosom pada tanaman anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. didapatkan hasil bahwa peningkatan konsentrasi kolkisin dapat

mengakibatkan penambahan jumlah kromosom. Jumlah kromosom normal pada

anggrek Dendrobium taurinum Lindl. ialah 2n= 2x=38. Rerata jumlah kromosom

pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan

kisaran antara 39 – 42. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi 100 ppm ialah 40 kromosom dengan kisaran antara 39 – 44. Rerata

jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 100 ppm ialah 40

kromosom dengan kisaran antara 39 – 44. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan

kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan kisaran antara 39

– 42. Rerata jumlah kromosom pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm

ialah 39 kromosom dengan kisaran antara 39 – 42. Rerata jumlah kromosom pada

perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm ialah 39 kromosom dengan kisaran

antara 39 – 42. Rata-rata jumlah kromosom akibat perlakuan kolkisin dapat dilihat

pada tabel 7. Gambar kromosom dapat dilihat pada lampiran 7.

Page 75: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

24

Tabel 7. Rata-rata jumlah kromosom akibat perlakuan kolkisin

Perlakuan Rata-rata Kisaran

0 ppm 38 38

50 ppm 39 39 – 42

100 ppm 40 39 – 44

150 ppm 40 39 – 44

200 ppm 42 40 – 50

250 ppm 46 44 – 50

300 ppm 47 40 – 54

4.1.5 Hasil Perhitungan Korelasi

Korelasi dihitung dengan menghitung keeratan antara variabel kuantitatif

dengan jumlah kromosom. Nilai korelasi antara karakter umur muncul daun baru

dengan jumlah kromosom terhitung nyata dan bernilai positif. Sedangkan korelasi

antar karakter jumlah kromosom dengan karakter kuantitatif yang lain terhitung

tidak nyata.

Tabel 8. Nilai korelasi karakter kuantitatif dengan jumlah kromosom

No Variabel r t hitung t tabel 5%

1 Umur muncul daun baru 0,85 3,57 2,57

2 jumlah daun baru -0,16 -0,37 2,57

3 jumlah akar baru -0,58 -1,59 2,57

4 tinggi tanaman -0,51 -1,31 2,57

5 jumlah stomata 0,69 2,14 2,57

6 panjang stomata -0,58 -1,58 2,57

7 lebar stomata -0,18 -0,41 2,57 Keterangan : r = korelasi

Nilai korelasi antara karakter umur muncul daun baru dengan jumlah

kromosom ialah 0,85. Nilai korelasi antara karakter jumlah stomata dengan jumlah

kromosom sebesar 0,69. Sedangkan karakter jumlah daun baru, jumlah akar baru,

tinggi tanaman, panjang dan lebar stomata nilai korelasinya bernilai negatif.

Page 76: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

25

4.2 Pembahasan

Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi

secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup

yang bersifat terwariskan (heritable). Menurut Asadi (2013), Mutasi adalah

perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan acak pada materi genetik (genom,

kromosom, gen). Induksi mutasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

keragaman tanaman. Mutasi juga dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau

komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi karena faktor luar (mutagen) atau

karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis.

Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi

disebut mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang

menyebabkan protein yang dihasilkan tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel

tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka akan menyebabkan

kematian (lethal mutation).

Kolkisin adalah salah satu mutagen yang digunakan untuk menginduksi

mutasi kimia pada tanaman. Berdasarkan penelitian Sulistianingsih, Suryanto dan

Noer (2006), Pemberian kolkhisin dapat meningkatkan keaneka ragaman fenotipik

Dendrobium hibrida yang diujikan. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi kolkisin

dapat menyebabkan perubahan yang berbeda pada Dendrobium. Perlakuan kolkisin

menjadi salah satu cara yang digunakan untuk menghasilkan tanaman dengan

mutasi poliploid.

Pada penelitian ini diaplikasikan kolkisin dengan konsentrasi 50 ppm, 100

ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm . Pengamatan dilakukan pada tiga

kelompok karakter, yaitu karakter morfologi, anatomi dan sitologi. Pada masing-

masing karakter, didapatkan hasil yang berbeda pada setiap perlakuan konsentrasi.

4.2.1 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Morfologi Tanaman

Karakter morfologi yang diamati pada penelitian ini adalah umur muncul

daun baru, jumlah daun baru, jumlah akar baru dan tinggi tanaman. Pada masing-

masing variabel terdapat hasil yang berbeda setiap perlakuan.

Umur muncul daun baru paling cepat terjadi pada anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. yang tidak diaplikasikan kolkisin. Sedangkan perlakuan 50 ppm,

Page 77: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

26

100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol

(tanpa perlakuan). Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. yang diaplikasikan

kolkisin dengan konsentrasi 300 ppm tercatat muncul daun baru pertama pada 22,88

HSP. Hal ini karena senyawa kolkisin dapat menghambat terbentuknya benang

spindle pada saat mitosis, sehingga kromosom tetap berserakan didalam sel

(Pharmawati dan Wistiani, 2015). Hal ini juga didukung oleh peneltian Sinaga

(2014) yang mengaplikasikan 0,16% kolkisin pada Kacang Hijau (Vigna radiata

L.) ternyata menurunkan tinggi tanaman kacang hijau. Hal ini terjadi diduga

disebabkan oleh faktor mutasi kolkhisin yang diberikan sehingga tanaman bersifat

poliploid dan memperlambat laju pertumbuhan.

Daun baru yang muncul pada plb anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

belum berbda nyata. Hali ini menunjukkan bahwa pada perlakuan kolkisin dengan

konsentrasi hingga 300 ppm belum memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah

daun hingga umur 90 HSP. Hal ini dikarenakan pertumbuhan anggrek Dendrobium

taurinum Lindl. lambat seperti anggrek pada umumnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Widiastoety (2007) yang menyatakan bahwa anggrek merupakan

tanaman yang lambat pertumbuhannya, sehingga dibutuhkan waktu yang relatif

lama untuk mengamati pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et

al. (2015) juga menunjukkan hasil perlakuan kolkisin hingga 500 mg L-1 tidak

memberikan hasil yang nyata pada jumlah daun pada anggrek Bulan (Phalaenopsis

amabilis L.). Meskipun jumlah daun menurun seiring meningkatnya konsentrasi

kolkisin yang diberikan, akan tetapi tidak berbeda nyata antar perlakuan.

Jumlah akar hingga 90 HSP tidak terdapat perbedaan yang nyata akibat

perlakuan kolkisin. Seperti halnya jumlah daun, jumlah akar juga diduga masih

belum signifikan karena pertumbuhan tanaman yang lambat. Hal ini menyebabkan

pada saat pengamatan 90 HSP belum ada perbedaan yang nyata. Hal ini juga

didukung oleh penelitian Rahayu et al. (2015) yang menyebutkan bahwa jumlah

akar pada anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.) juga tidak berbeda nyata antar

perlakuan, menunjukkan konsentrasi kolkisin yang diberikan tidak menghambat

pertumbuhan akar hingga 24 MSP.

Pada karakter tinggi tanaman, didapatkan hasil bahwa tanaman anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. tertinggi didapatkan dari perlakuan kolkisin dengan

Page 78: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

27

konsentrasi 100 ppm. Sedangkan konsentrasi 50 ppm memberikan hasil tanaman

yang terpendek. Meskipun demikian, saat dibandingkan dengan kontrol, tanaman

yang diberi perlakuan 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm memberikan hasil

tanaman yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Rosmaiti dan Dani

(2015) yang menyatakan bahwa Kolkisin merupakan hormon tumbuh yang

didalamnya mengandung senyawa yang dapat berfungsi dalam pembentukkan

keragaan genetik tanaman. Sehingga dengan pemberian kolkisin pada konsentrasi

yang tepat dapat merangsang perkembangan sel pada bagian batang tanaman,

sehingga panjang tanaman yang dihasilkan menjadi lebih besar dan panjang.

Warna daun pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum Lindl. tercatat di

awal pengamatan yaitu dengan kriteria Pantone 18-0130 TPX (cactus). Setelah 90

HSP diamati lagi, ternyata ada satu konsentrasi yang menyebabkan perubahan pada

warna daun anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Konsentrasi yang menyebabkan

perubahan warna dau tersebut ialah konsentrasi 200 ppm. Warna daun anggrek

Dendrobium taurinum Lindl. yang awalnya Pantone 18-0130 TPX (cactus) setelah

90 HSP menjadi Pantone 19-0230 TPX (Garden Green) atau satu level lebih tua

warnanya. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahayu et al. (2015) yang menyebutkan

bahwa Bibit Phalaenopsis amabilis yang diberi perlakuan kolkisin menunjukkan

pertumbuhan abnormal, yaitu adanya pertumbuhan daun baru yang lebih tebal dan

berwarna lebih hijau.

Selain itu, pada penampilan tanaman hasil perlakuan kolkisin, dapat dilihat

bahwa dengan perlakuan kolkisin meskipun lebih pendek dibandingkan kontrol

akan tetapi potensi untuk memunculkan calon daun baru justru lebih banyak.

Batang tanaman juga terlihat lebih besar. Penampilan tanaman setelah 90 HSP

dapat dilihat pada lampiran 8.

4.2.2 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Anatomi Tanaman

Karakter anatomi yang diamati pada penelitian ini adalah kerapatan stomata,

panjang stomata dan lebar stomata. Stomata merupakan salah satu karakter yang

penting untuk diamati dalam poliploidisasi tanaman. Menurut Miguel dan

Leonhardt (2011), Analisis stomata merupakan suatu metode yang fungsional dan

ekonomis dalam menentukan tingkat ploidi pada suku Orchidaceae.

Page 79: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

28

Kerapatan stomata dihitung dengan menghitung jumlah stomata pada setiap

bidang pandang dengan perbesaran 4 ×10. Kerapatan stomata tiap bidang pandang

pada konsentrasi 100 pp,. 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm berbeda nyata

dengan tanaman yang tidak diaplikasikan kolkisin. Jumlah stomata terbanyak

didapatkan pada perlakuan kolkisin dengan konsentrasi 250 ppm yaitu 6,25 stomata

mm-2. Perlakuan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 300 ppm tidak

berbeda nyata dengan konsentrasi 250 tersebut. Konsentrasi yang tidak berbeda

nyata dengan kontrol ialah konsentrai 50 ppm yaitu dengan kerapatan stomata 3,25

mm-2.

Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, ternyata meningkatkan

kerapatan stomata pada anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Hal ini tidak sesuai

dengan penelitian Gantait et al.(2011) yang menyebutkan bahwa kerapatan stomata

tanaman poliploid lebih rendah dibandingkan tanaman diploid karena ukuran

stomata dan sel-sel epidermis tanaman poliploid lebih besar pada tanaman Gerbera

jamesonii Bolus. Walaupun demikian, penelitian Kerdsuwan dan Techato (2012)

menyebutkan bahwa aplikasi kolkisin hingga konsentrasi 0,20% dapat

meningkatkan jumlah stomata tiap bidang pandang pada tanaman anggrek Chang

Daeng.

Panjang stomata dan lebar stomata tidak mengalami perbedaan yang nyata

pada semua perlakuan. Meskipun demikian, stomata terpanjang dihasilkan dari

perlakuan 150 ppm yaitu 27,61 µm. Stomata terlebar didapatkan dari konsentrasi

150 ppm yaitu 18,09 µm.

4.2.3 Pengaruh Kolkisin pada Karakter Sitologi Tanaman

Karakter sitologi yang diamati pada penelitian ini adalah jumlah kromosom.

Kromosom dihitung setelah preparat dibuat. Setiap tanaman diamati jumlah

kromosomnya dengan memotong akar sebagai sampel. Metode yang digunakan

untuk pengamatan kromosom ini adalah metode squash (pencet). Menurut Hartati,

Darsana dan Cahyono (2014), jumlah kromosom merupakan karakteristik

kromosom yang paling mudah diamati jika dibandingkan dengan karakteristik

kromosom yang lainnya seperti bentuk kromosom dan kariotipe.

Perubahan jumlah kromosom tersebut disebabkan oleh pemberian kolkisin

yang menyebabkan terhambatnya kerja mikrotubulus, yang selanjutnya

Page 80: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

29

menghambat ternbentuknya benang spindle. Kerena benang spindle tak terbentuk,

maka kromosom yang siap membelah akan mengalami gagal berpisah sehingga sel

tidak akan mengalami pembelahan. Kromosom yang telah melipat ganda tersebut

tidak dapat memisah saat anafase akibat tidak terbentuknya benang spindel,

sehingga kromosom tetap dalam sitoplasma. Namun kromosom dapat memisah dari

sentromernya dan dimulai tahap c-anafase yang dilanjutkan dengan pembentukan

dinding inti, sehingga terjadi penggantian dan mengandung jumlah kromosom

berlipat dua (Suminah, Sutarno dan Setyawan, 2002).

Jumlah kromosom pada anggrek Dendrobium adalah 2n=38 kromosom.

Pada penelitian ini, beragam jumlah kromosom didapatkan dari semua perlakuan.

Jumlah kromosom yang terhitung pada setiap tanaman tidak sama. Hal ini karena

mutasi terjadi secara acak. Suminah, Sutarno dan Setyawan (2002) menyebutkan

bahwa pengaruh kolkisin dalam menginduksi mutasi bersifat acak.

Kromosom yang didapatkan dari perlakuan konsentrasi 50 ppm terhitung

paling banyak dengan jumlah 42 kromosom atau (2n + 4). Jumlah kromosom

terbanyak pada setiap perlakuan selalu meningkat seiring meningkatnya

konsentrasi. Jumlah kromosom terlihat pada penelitian ini yaitu 54 kromosom yang

didapatkan dari perlakuan 300 ppm. Hanya ada satu tanaman yang jumlah

kromosomnya 54 atau (2n + 16). Pada dasarnya, mutasi terjadi secara acak dan tidak

terprediksi tanaman mana yang akan terjadi poliploid. Yang disebut mutasi adalah

perubahan materi genetik pada makluk hidup yang terjadi secara tiba-tiba dan

secara acak serta diwariskan.

Perubahan jumlah kromosom yang terdapat pada percobaan ini masuk ke

dalam aneuploid. Asal usul aneuploid adalah nondisjunction dari salah satu pasang

kromosom homolog. Perbedaan jumlah kromosom tersebut akan terekspresikan

pada beberapa karakter morfologi dan sitologi tanaman sehingga perlu dilakukan

analisis terhadap karakter-karakter tersebut pada individu aneuploid (Asri,

Sulistyaningsih dan Murti, 2010).

Ada beberapa sebab yang menjadi alasan tidak terbentuknya tanaman

tetraploid pada penelitian ini. Menurut Soetopo, Siahaya dan Basuki (2016),

pengamatan jumlah kromosom pada perlakuan pemberian kolkhisin diketahui

terdapat penambahan terhadap jumlah kromosom. Namun sebagian dari sel

Page 81: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

30

tanaman tidak mengalami penambahan jumlah kromosom. Hal tersebut dapat

disebabkan respon yang berbeda dari masing-masing sel tanaman terhadap

pemberian kolkhisin.

Lama perendaman juga bisa menjadi alasan kurang terbentuknya tanaman

poliploid. Pada penelitian ini digunakan lama perendaman selama 6 jam. Rahayu et

al. (2015) Perendaman protokorm dalam larutan kolkisin 50 mg L-1 selama 10 hari

efektif untuk menginduksi pembentukan plb P. amabilis poliploid dengan

persentase 33.3%

Selain itu, Kerdsuwan dan Techato (2012) menyebutkan bahwa

penghitungan kromosom dengan teknik manual dinilai kurang cepat dan kurang

akurat sehingga disarankan untuk menggunakan “flow cytrometric technique”.

4.2.4 Korelasi Jumlah kromosom dengan Karakter Morfologi dan Anatomi

Korelasi berguna untuk menganalisis sifat pada tanaman, tapi pada

umumnya korelasi tidak memperhatikan faktor sebab dan akibat. Korelasi hanya

memperhatikan faktor dari sifat tersebut mempunyai perubahan yang masing-

masing dicari kerapatannya (Singh and Chaudhary, 1979 dalam Permata , Taryono,

dan Suyadi, 2015).

Analisis korelasi berkenaan dengan upaya mempelajari keeratan hubungan

antar variabel. Dengan demikian dalam analisis korelasi tidak diperlukan pembeda

antara variabel terikat dan variabel bebas. Sehingga analisis korelasi dapat

dipergunakan untuk menentukan besarnya keeratan hubungan antara (a) variabel

terikat dengan variabel terikat, (b) variabel terikat dengan variabel bebas, dan (c)

variabel bebas dengan variabel bebas (Solimun, 2001).

Setelah dilakukan penghitungan korelasi antara jumlah kromosom dengan

karakter morfologi dan anatomi, didapatkan hasil bahwa yang berkorelasi nyata

dengan jumlah kromosom hanya umur muncul daun baru. Nilai korelasi jumlah

kromosom dengan umur muncul daun baru yaitu r = 0,85.

Nilai korelasi antara jumlah kromosom dengan umur muncul daun baru

terbukti berkorelasi positif dan kuat. Patel (2009) menjelaskan bahwa semakin

dekat korelasi yaitu -1 atau 1 maka ada hubungan yang kuat antara variabel.

Misalnya korelasi dengan nilai 0,01 – 0,3 menunjukkan hubungan positif yang

lemah, sementara korelasi dengan nilai -0,01 sampai -0.3 menunjukkan hubungan

Page 82: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

31

negatif yang lemah. Korelasi 0,31 – 0,69 menunjukkan hubungan positif sedang,

sementara korelasi -0,31 sampai -0,69 menunjukkan hubungan negatif sedang.

Korelasi di atas 0,7 menunjukkan hubungan positif yang kuat, dan korelasi bawah

-0,7 menunjukkan hubungan negatif yang kuat. Hal ini sesuai dengan penelitian

Soetopo, Siahaya dan Basuki (2016) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi

tingkat konsentrasi kolkhisin menunjukkan kecenderungan umur muncul daun baru

semakin lama.

Walaupun demikian, jika dilihat dari tiap tanaman yang mempunyai jumlah

kromosom terbanyak pada tiap perlakuan, dapat dilihat perbedaan bahwa pada

konsentrasi 300 ppm tanaman terlihat lebih pendek dibandingkan kontrolnya.

Panjang akar juga lebih pendek dibandingkan tanaman dengan jumlah kromosom

yang berbeda pada perlakuan lain. Potensi untuk tumbuh lebih besar dengan

ditandai calon daun baru yang lebih banyak. Gambar tanaman dengan kromosom

terbanyak pada tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran 8.

Selain menyebabkan perbedaan morfologi pada masa vegetatif, induksi

kolkisin juga menyebabkan perbedaan pada masa generatif. Vichiato, Vichiato,

Pasqual, Rodrigues dan Castro (2014) menyebutkan bahwa induksi kolkisin dapat

menghambat pembungaan. Penelitian yang dilakukan menggunakan Dendrobium

nobile Lindl. yang diinduksi kolkisin sehingga tetraploid. Bunga dari tanaman

Dendrobium nobile Lindl.yang tetraploid mekar pertama kali pada umur 5 tahun

sedangkan normalnya 2 tahun. Ukuran bunga pada tanaman tetraploid lebih besar

dari tanaman normal.

Page 83: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

32

1. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

menyebabkan perbedaan yang nyata pada karakter umur muncul daun baru dan

kerapatan stomata.

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

belum berhasil mendapatkan tanaman anggrek Dendrobium taurinum Lindl. yang

poliploid. Tipe poliploid yang terjadi pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. adalah aneuploid dengan jumlah kromosom paling banyak adalah 54

kromosom (2n+16).

5.2 Saran

Pengamatan karakter morfologi agar dilakukan dalam rentang waktu

pengamatan yang lebih lama agar terlihat efek pada tanaman mengingat

pertumbuhan tanaman anggrek yang lambat. Perlakuan konsentrasi juga

ditingkatkan untuk mencapai poliploidi pada tanaman anggrek Dendrobiun

taurinum Lindl.

Page 84: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

33

DAFTAR PUSTAKA

Ajijah, N dan N. Bermawi. 2013. Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Dua Tipe Kencur (Kampferia galanga Linn.). Buletin Tanaman

Rempah dan Obat 14 (1): 46-55.

Amilah, Y. Astuti. 2006. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang Hijau

pada Media Vacin and Went (VW) terhadap Pertumbuhan Kecambah

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L. ). BULETIN Penelitian (9).

Asadi. 2013. Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan terhadap Umur dan Produktivitas

pada Kedelai. Jurnal AgroBiogen 9(3):135-142

Asri, A., E. Sulistyaningsih, R. H. Murti. 2015. Karakter Morfologi dan Sitologi

Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Hasil Induksi Kolkisina

pada Generasi Vegetatif Kedua. Vegetalika 4 (1) : 37 - 45

Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Hias Menurut Provinsi.

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1692. Diakses pada Jumat 06

Januari 2017.

Bieniek, P., A. Dyduch dan M. Rudaś. 2010. Influence of Activated Charcoal on

Seed Germination and Seedling Development by The Asymbiotic Method

in Zygostates Grandiflora (Lindl.) Mansf. 22 (2). pp : 45 – 50.

Chaicharoen, S and K. Saejew. 1980. Autopolyploidy in Dendrobium

phalaeonopsis. Department of Biology. Faculty of Science. Mahidol

University, Bangkok. Thailand.

Cootes, Jim. 2013. Orchidae : Dendrobium taurinum. www.phytolmages.siu.edu.

Diakses pada 15 Maret 2017.

Dutta, S., A. Chowdurry, B. Bhattacharjee, P. K. Nath, dan B. K. Dutta. 2011. In

vitro Multiplication and Protocorm Development of Dendrobium aphyllum

(Roxb.) CEC Fisher. Biological and Environmental Science. 7 (1) : 57 – 62

Eol. 2013. Bull Orchid : Species 2000 & ITIS catalogue.

http://eol.org/pages/1094186/hierarchy_entries/53050903/overview.

Diakses pada 05 Feruari 2017.

Fathurrahman. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kedelai Hitam (Glycine max (L.) merr). Jurnal Dinamika

Pertanian 32(1) : 21-26.

Page 85: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

34

Ganies, R. dan Daryono. 2014. Karakter Fenotipik Tanaman Stroberi Festival

(Fragaria x ananassa D.) Hasil Induksi Kolkisin pada Konsentrasi 0,05%

dan 0,01%. Jurnal Biogenesis 2(2) : 70 – 78.

Gantait, S., N. Mandal, S. Bhattacharyya, P. Kanti. 2011. Induction and

Identification of Tetraploids using in vitro Colchicine Treatment

of Gerbera jamesonii Bolus cv. Sciella. Plant Cell Tiss Organ Cult 106:

485.

Go Botany. 2017. Colchicum autumnale L (image).

https://gobotany.newenglandwild.org/species/colchicum/autumnale/.

diakses pada 21 Januari 2017.

Griesbach, R. J. 1981. Colchicine-Induced Polyploidy in Phalaenopsis Orchids.

Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 1 (1):103-107.

Hartati, S., L. Darsana, O. Cahyono. 2014. Studi Karakterisasi Anggrek Secara

Sitologi Dalam Rangka Pelestarian Plasma Nutfah. Jurnal Ilmu Ilmu

Pertanian 29(1).

Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kerdsuwan, N., S. Techato. 2012. Effects of Colchicine on Survival Rate,

Morphological, Physiological and Cytological Characters of Chang Daeng

Orchid (Rhynchostylis Gigantean Var. Rubrum Sagarik) In Vitro. Journal

of Agricultural Technology 8(4): 1451-1460

Miguel dan Leonhardt. 2011. In vitro polyploid induction of orchids using oryzalin.

Scientia Horticulturae 130 (1).

Nugroho, Y. A. 2015. Induksi Poliploid dengan Kolkisin pada Tanaman Anggrek

Dendrobium lasianthera (J.J. Smith) Secara In Vitro. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Nurfadalina, E. 1997. Pengaruh Kolkisin dan Lama Perendaman Terhadap Jumlah

Kromosom, Indeks Stomata dan Kandungan Protein Polong Kapri (Pisum

sativum). Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Patel, P. 2009. Introduction to Quantitative Methods Definition of Key Terms.

Empir. Law Semin.: 1–14.

Permata, S., Taryono, Suyadi. 2015. Hubungan Antara Komponen Hasil dan Hasil

Wijen (Sesamum Indicum L.) Vegetalika 4 (2): 112-123

Permadi, A.H., R. Cahyani, S. Syarif. 1991. Cara Pembelahan Umbi, Lama

Perendaman dan Konsentrasi Kolkisin Pada Poliploidasi Bawang Merah

‘Sumenep’. Zuriat 2: 17-26.

Page 86: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

35

Pharmawati, M. dan Wistiani, N. 2015. Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin

Pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. JURNAL

BIOSLOGOS 5 (1).

Rahayu, E., Sukma, D., Syukur, M. Dan Irawati. 2015. Induksi Poliploidi

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume dan Phalaenopsis amboinensis J. J.

Smith dengan Kolkisin dalam Kultur In Vitro. J. Agron. Indonesia 43 (3) :

219 – 226.

Rahmawati, A., M. Syukur dan M. Surahman. 2010. Pendugaan Nilai Heritabilitas

dan Korelasi Genetik Beberapa Karakter Agronomi Tanaman Semangka

(Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan Nakai). Prosiding Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rivaldi, M. 2013. Kelimpahan dan Keragaman Anggrek di Hutan Pantai Leuweung

Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Rosmaiti dan Dani, J. 2015. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin

pada Benih Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. Et Nankai)

terhadap Keragaan Tanaman. AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian 2(2).

Rupawan, I. M., Basri, Z., Bustami, M. 2014. Pertumbuhan Anggrek Vanda

(Vanda sp.) pada Berbagai Komposisi Media secara In Vitro. e-J.

Agrotekbis 2 (5) : 488-494

Shadli, A. 2011. Komposisi dan Struktur Tumbuhan Anggrek di Hutan Aek Nauli

Kabupaten Simalungun. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Sinaga, 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Online Agroekoteknologi 2 (3) :

1238- 1244. Diakses pada 10 Oktober 2017.

Soedjono, S dan K. Suskandari, 1996. Pengaruh Waktu Perendaman dan

Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan Protokorm Anggrek

Dendrobium Jayakarta. Jurnal Hortikultura. Vol 6: 242 – 248.

Soetopo, L., C. A. Siahaya, N. Basuki. 2016. Induksi Poliploidi pada Anggrek

Bulan (Phalaenopsis hieroglyphica L) (Ploidy Induction On Phalaenopsis).

Prosiding. Seminar Nasional Pembangunan Pertanian.

Solimun. 2001. Kaidah dan Metode Analisis Data. Fakultas MIPA Universitas

Brawijaya, Malang.

Sulistianingsih, R., Z. A. Suryanto, A. Noer. 2004. Peningkatan Kualitas Anggrek

Dendrobium Hibrida Dengan Pemberian Kolkhisin. Ilmu Pertanian Vol. 11

No.1, 2004 : 13-21

Page 87: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

36

Suminah, Sutarno, A. D. Setyawan. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin. BIODIVERSITAS

3(1) : 174 – 180.

Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Tamandala, T. 2014. Risiko Produksi Anggrek Dendrobium pada Dede Anggrek

Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Skripsi. IPB. Bogor. p.8.

Vichiato, M., M. Pasqual, F. Rodrigues, D. Castro. 2014. Morphological Effects

Of Induced Polyploidy In Dendrobium nobile Lindl. (Orchidaceae). Crop

Breed. Appl. Biotechnol 14 (3).

Widiastoety, D. 2007. Pengaruh KNO3 dan (NH4)2SO4 terhadap Pertumbuhan

Bibit Anggrek Vanda. J. Hort. 18(3):307-311.

Widiastoety, D., N. Solvia, M. Soedarjo. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium

dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal

Litbang Pertanian 29(3) : 101 – 106.

Yusnida, B., W. Syafii, Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan

Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan. Jurnal

Biogenesis 2(2) : 41 – 46.

Page 88: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

37

LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Pengacakan

K1 K5

K4 K6

K6 K7 K5 K3

K2 K4 K4 K5

K5 K3 K4 K3

K3 K7 K6 K2

K2 K1 K2 K7

K6 K1 K7 K1

K1 K1 = Kolkisin 0 ppm

K2 K2 = Kolkisin 50 ppm

K3 K3 = Kolkisin 100 ppm

K4 K4 = Kolkisin 150 ppm

K5 K5 = Kolkisin 200 ppm

K6 K6 = Kolkisin 250 ppm

K7 K7 = Kolkisin 300 ppm

Page 89: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

38

Lampiran 2 Deskripsi Anggrek Dendrobium taurinum Lindl.

Menurut Schraut,

Nama ilmiah : Dendrobium taurinum

Daerah Asal : Filipina

Ketinggian : kurang dari 300 m dpl

Tipe tumbuh : Epifit

Batang : Tegak, silinder

Warna batang : orange kecoklatan

Bentuk daun : elips

Warna daun : hijau mengkilap

Jumlah bunga : 6 hingga 30

Ukuran bunga : 5 hingga 6,5 cm

Nama lain : Callista taurina (Lindl.) Kuntze 1891; Dendrobium

taurinum f alba Valmayor & Tiu 1984; Dendrobium

taurinum var. amboinense Rolfe 1897; Durabaculum

amboinense (Rolfe) M.A.Clem. & D.L.Jones 2002;

Durabaculum taurinum (Lindl.) M.A.Clem. &

D.L.Jones 2002.

Page 90: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

39

Lampiran 3 Komposisi Media 1/2 MS

Larutan Stok Bahan Kimia Komposisi dalam

larutan stok (g/l)

Komposisi

dalam Media

(ml/l)

Makro

KNO3 38

25

NH4NO3 33

CaCl2 2H2O 8,8

MgSO4 7H2O 7,4

KH2PO4 3,4

Mikro

MnSO4 H2O 1,69

10

ZnSO4 7H2O 0,86

H3BO3 0,62

KI 0,083

Na2MoO4 2H2O 0,0025

CuSO4 5H2O 0,0025

CaCL2 6H2O 0,0025

Iron FeSO4 7H2O 2,78 10

Iron Na2 EDTA 2H2O 3,73 10

Sukrosa 30

Agar 7

Page 91: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

40

Lampiran 4 Analisis Ragam

1. Umur Muncul Daun Baru (HSP)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 93,60 15,60 3,21 * 2,57

Galat 21 102,16 4,86

Total 27 195,76

2. Jumlah Daun Baru (helai)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 4,59 0,76 1,81 tn 2,57

Galat 21 8,86 0,42

Total 27 13,45

3. Jumlah Akar Baru (akar)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 5,72 0,95 1,80 tn 2,57

Galat 21 11,13 0,53

Total 27 16,85

4. Tinggi Tanaman (cm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) Fhitung Ftabel

Perlakuan 6 0,31 0,05 0,71 tn 2,57

Galat 21 1,55 0,07

Total 27 1,86

Page 92: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

41

5. Kerapatan Stomata (mm-2)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 32,43 5,40 4,93* 2,57

Galat 21 23,00 1,10

Total 27 55,43

6. Panjang Stomata (µm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 76,10 12,68 2,07 tn 2,57

Galat 21 128,73 6,13

Total 27 204,83

7. Lebar Stomata (µm)

Sumber

Keragaman

(SK)

Derajat

Bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F hitung

F tabel

5%

Perlakuan 6 22,49 3,75 0,69 tn 2,57

Galat 21 114,79 5,47

Total 27 137,28

Page 93: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

42

Lampiran 5. Gambar Warna Daun Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum

Lindl.

No Perlakuan Warna Daun Dokumentasi

1. 0 ppm

Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

2. 50 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

3. 100 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 94: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

43

4. 150 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

5. 200 ppm

Pantone 19-

0230 TPX

(Garden

Green)

6. 250 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 95: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

44

7. 300 ppm Pantone 18-

0130 TPX

(cactus)

Page 96: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

45

Lampiran 6. Gambar Stomata Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. Perlakuan Gambar Stomata

0 ppm

Jumlah : 3

panjang;lebar (22,56 ; 15,48)

Jumlah : 4

panjang;lebar (25,34 ; 15,36)

Jumlah : 5

panjang;lebar (22,56 ; 15,48)

Jumlah : 3

panjang;lebar (26,44 ; 17,20)

50 ppm

Jumlah : 3

panjang;lebar (20,57 ; 13,12)

Jumlah : 3

panjang;lebar (23,91 ; 19,41)

Jumlah : 3

panjang;lebar (26,19 ; 11,55)

Jumlah :4

panjang;lebar (26,77 ; 18,08)

Page 97: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

46

100 ppm

Jumlah : 5

Panjang:lebar (24,61 : 13,69)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (28,72:21,12)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (24,11:15,52)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (30,62:19,03)

150 ppm

Jumlah : 6

Panjang:lebar (26,49:19,80)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (30,09:17,17)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (25,76:16,64)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (28,11:18,76)

200 ppm

Page 98: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

47

Jumlah : 4

Panjang:lebar (24,61 : 13,69)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (25,53:17,30)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (25,67:18,36)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (27,15:16,29)

250 ppm

Jumlah : 8

Panjang:lebar (22,12:16,21)

Jumlah : 7

Panjang:lebar (23,06:13,81)

Jumlah : 4

Panjang:lebar (23,99:16,29)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (22,59:16,99)

300 ppm

Jumlah : 6

Panjang:lebar (17,53:13,13)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (23,58:16,99)

Jumlah : 5

Panjang:lebar (27,03:15,07)

Jumlah : 6

Panjang:lebar (25,52:18,46)

Page 99: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

48

Lampiran 7. Gambar Kromosom Tanaman Anggrek Dendrobium taurinum Lindl. No Konsentrasi Gambar

Jumlah

Kromosom Kisaran

1. 0 (Kontrol)

38 38

2. 50 ppm

42 39 – 42

3. 100 ppm

44 39 – 44

4. 150 ppm

44 39 – 44

Page 100: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

49

5. 200 ppm

50 40 – 50

6. 250 ppm

50 44 – 50

7. 300 ppm

54 40 – 54

Page 101: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

50

Lampiran 8. Penampilan tanaman dengan jumlah kromosom terbanyak pada setiap

perlakuan

No Perlakuan Jumlah Kromosom Gambar

1. 0 ppm (kontrol) 38

2. 50 ppm 42

3. 100 ppm 44

4. 150 ppm 44

Page 102: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

51

5. 200 ppm 50

6. 250 ppm 50

7. 300 ppm 54

Page 103: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

menyebabkan perbedaan yang nyata pada karakter umur muncul daun baru dan

kerapatan stomata.

Perlakuan perendaman selama 6 jam kolkisin hingga konsentrasi 300 ppm

belum berhasil mendapatkan tanaman anggrek Dendrobium taurinum Lindl. yang

poliploid. Tipe poliploid yang terjadi pada tanaman anggrek Dendrobium taurinum

Lindl. adalah aneuploid dengan jumlah kromosom paling banyak adalah 54

kromosom (2n+16).

5.2 Saran

Pengamatan karakter morfologi agar dilakukan dalam rentang waktu

pengamatan yang lebih lama agar terlihat efek pada tanaman mengingat

pertumbuhan tanaman anggrek yang lambat. Perlakuan konsentrasi juga

ditingkatkan untuk mencapai poliploidi pada tanaman anggrek Dendrobiun

taurinum Lindl.

Page 104: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

33

DAFTAR PUSTAKA

Ajijah, N dan N. Bermawi. 2013. Pengaruh Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Dua Tipe Kencur (Kampferia galanga Linn.). Buletin Tanaman

Rempah dan Obat 14 (1): 46-55.

Amilah, Y. Astuti. 2006. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge dan Kacang Hijau

pada Media Vacin and Went (VW) terhadap Pertumbuhan Kecambah

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L. ). BULETIN Penelitian (9).

Asadi. 2013. Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan terhadap Umur dan Produktivitas

pada Kedelai. Jurnal AgroBiogen 9(3):135-142

Asri, A., E. Sulistyaningsih, R. H. Murti. 2015. Karakter Morfologi dan Sitologi

Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Hasil Induksi Kolkisina

pada Generasi Vegetatif Kedua. Vegetalika 4 (1) : 37 - 45

Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Hias Menurut Provinsi.

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1692. Diakses pada Jumat 06

Januari 2017.

Bieniek, P., A. Dyduch dan M. Rudaś. 2010. Influence of Activated Charcoal on

Seed Germination and Seedling Development by The Asymbiotic Method

in Zygostates Grandiflora (Lindl.) Mansf. 22 (2). pp : 45 – 50.

Chaicharoen, S and K. Saejew. 1980. Autopolyploidy in Dendrobium

phalaeonopsis. Department of Biology. Faculty of Science. Mahidol

University, Bangkok. Thailand.

Cootes, Jim. 2013. Orchidae : Dendrobium taurinum. www.phytolmages.siu.edu.

Diakses pada 15 Maret 2017.

Dutta, S., A. Chowdurry, B. Bhattacharjee, P. K. Nath, dan B. K. Dutta. 2011. In

vitro Multiplication and Protocorm Development of Dendrobium aphyllum

(Roxb.) CEC Fisher. Biological and Environmental Science. 7 (1) : 57 – 62

Eol. 2013. Bull Orchid : Species 2000 & ITIS catalogue.

http://eol.org/pages/1094186/hierarchy_entries/53050903/overview.

Diakses pada 05 Feruari 2017.

Fathurrahman. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kedelai Hitam (Glycine max (L.) merr). Jurnal Dinamika

Pertanian 32(1) : 21-26.

Ganies, R. dan Daryono. 2014. Karakter Fenotipik Tanaman Stroberi Festival

(Fragaria x ananassa D.) Hasil Induksi Kolkisin pada Konsentrasi 0,05%

dan 0,01%. Jurnal Biogenesis 2(2) : 70 – 78.

Page 105: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

34

Gantait, S., N. Mandal, S. Bhattacharyya, P. Kanti. 2011. Induction and

Identification of Tetraploids using in vitro Colchicine Treatment

of Gerbera jamesonii Bolus cv. Sciella. Plant Cell Tiss Organ Cult 106:

485.

Go Botany. 2017. Colchicum autumnale L (image).

https://gobotany.newenglandwild.org/species/colchicum/autumnale/.

diakses pada 21 Januari 2017.

Griesbach, R. J. 1981. Colchicine-Induced Polyploidy in Phalaenopsis Orchids.

Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 1 (1):103-107.

Hartati, S., L. Darsana, O. Cahyono. 2014. Studi Karakterisasi Anggrek Secara

Sitologi Dalam Rangka Pelestarian Plasma Nutfah. Jurnal Ilmu Ilmu

Pertanian 29(1).

Iswanto, H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kerdsuwan, N., S. Techato. 2012. Effects of Colchicine on Survival Rate,

Morphological, Physiological and Cytological Characters of Chang Daeng

Orchid (Rhynchostylis Gigantean Var. Rubrum Sagarik) In Vitro. Journal

of Agricultural Technology 8(4): 1451-1460

Miguel dan Leonhardt. 2011. In vitro polyploid induction of orchids using oryzalin.

Scientia Horticulturae 130 (1).

Nugroho, Y. A. 2015. Induksi Poliploid dengan Kolkisin pada Tanaman Anggrek

Dendrobium lasianthera (J.J. Smith) Secara In Vitro. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Nurfadalina, E. 1997. Pengaruh Kolkisin dan Lama Perendaman Terhadap Jumlah

Kromosom, Indeks Stomata dan Kandungan Protein Polong Kapri (Pisum

sativum). Skripsi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Patel, P. 2009. Introduction to Quantitative Methods Definition of Key Terms.

Empir. Law Semin.: 1–14.

Permata, S., Taryono, Suyadi. 2015. Hubungan Antara Komponen Hasil dan Hasil

Wijen (Sesamum Indicum L.) Vegetalika 4 (2): 112-123

Permadi, A.H., R. Cahyani, S. Syarif. 1991. Cara Pembelahan Umbi, Lama

Perendaman dan Konsentrasi Kolkisin Pada Poliploidasi Bawang Merah

‘Sumenep’. Zuriat 2: 17-26.

Pharmawati, M. dan Wistiani, N. 2015. Induksi Mutasi Kromosom dengan Kolkisin

Pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. JURNAL

BIOSLOGOS 5 (1).

Rahayu, E., Sukma, D., Syukur, M. Dan Irawati. 2015. Induksi Poliploidi

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume dan Phalaenopsis amboinensis J. J.

Page 106: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

35

Smith dengan Kolkisin dalam Kultur In Vitro. J. Agron. Indonesia 43 (3) :

219 – 226.

Rahmawati, A., M. Syukur dan M. Surahman. 2010. Pendugaan Nilai Heritabilitas

dan Korelasi Genetik Beberapa Karakter Agronomi Tanaman Semangka

(Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum dan Nakai). Prosiding Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rivaldi, M. 2013. Kelimpahan dan Keragaman Anggrek di Hutan Pantai Leuweung

Sanean Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Rosmaiti dan Dani, J. 2015. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin

pada Benih Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. Et Nankai)

terhadap Keragaan Tanaman. AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian 2(2).

Rupawan, I. M., Basri, Z., Bustami, M. 2014. Pertumbuhan Anggrek Vanda

(Vanda sp.) pada Berbagai Komposisi Media secara In Vitro. e-J.

Agrotekbis 2 (5) : 488-494

Shadli, A. 2011. Komposisi dan Struktur Tumbuhan Anggrek di Hutan Aek Nauli

Kabupaten Simalungun. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Sinaga, 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Online Agroekoteknologi 2 (3) :

1238- 1244. Diakses pada 10 Oktober 2017.

Soedjono, S dan K. Suskandari, 1996. Pengaruh Waktu Perendaman dan

Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan Protokorm Anggrek

Dendrobium Jayakarta. Jurnal Hortikultura. Vol 6: 242 – 248.

Soetopo, L., C. A. Siahaya, N. Basuki. 2016. Induksi Poliploidi pada Anggrek

Bulan (Phalaenopsis hieroglyphica L) (Ploidy Induction On Phalaenopsis).

Prosiding. Seminar Nasional Pembangunan Pertanian.

Solimun. 2001. Kaidah dan Metode Analisis Data. Fakultas MIPA Universitas

Brawijaya, Malang.

Sulistianingsih, R., Z. A. Suryanto, A. Noer. 2004. Peningkatan Kualitas Anggrek

Dendrobium Hibrida Dengan Pemberian Kolkhisin. Ilmu Pertanian Vol. 11

No.1, 2004 : 13-21

Suminah, Sutarno, A. D. Setyawan. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kolkisin. BIODIVERSITAS

3(1) : 174 – 180.

Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Tamandala, T. 2014. Risiko Produksi Anggrek Dendrobium pada Dede Anggrek

Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi. Skripsi. IPB. Bogor. p.8.

Page 107: INDUKSI POLIPLOIDI MENGGUNAKAN KOLKISIN PADA ...repository.ub.ac.id/8600/1/Diana Fitriani.pdfAnggrek ialah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Anggrek sudah

36

Vichiato, M., M. Pasqual, F. Rodrigues, D. Castro. 2014. Morphological Effects

Of Induced Polyploidy In Dendrobium nobile Lindl. (Orchidaceae). Crop

Breed. Appl. Biotechnol 14 (3).

Widiastoety, D. 2007. Pengaruh KNO3 dan (NH4)2SO4 terhadap Pertumbuhan

Bibit Anggrek Vanda. J. Hort. 18(3):307-311.

Widiastoety, D., N. Solvia, M. Soedarjo. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium

dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal

Litbang Pertanian 29(3) : 101 – 106.

Yusnida, B., W. Syafii, Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan

Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek Bulan. Jurnal

Biogenesis 2(2) : 41 – 46.