indonesia satu

3
Beberapa minggu ini suhu politik di Indonesia sedang meningkat. Mulai dijalanan, warung kopi, hingga di perkantoran orang-orang mulai sibuk membahas tentang politik. Entah itu tentang keluarganya yang sedang menjadi caleg (calon legislatif) atau tentang berita-berita politik yang mereka nonton di televisi. Televisi tentu masih menjadi salah satu media kampanye yang baik bagi beberapa partai politik. Beberapa pemilik media televisi sudah terlihat sejak jauh-jauh menyatakan kesediaannya untuk bergabung di keramaian pesta demokrasi ini. Beberapa nama pemilik media televisi sudah mulai menunjukkan kuasanya di dunia penyiaran. Mari kita lihat Metro Tv yang tanpa henti menyelipkan aksi kampanye Surya Paloh dan kader- kader Partai Nasdem. Seperti tidak mau dikalah, Abu Rizal Bakrie pun melakukan cara yang sama dengan partai Golkarnya. Begitu pula yang dilakukan Surya Paloh pemilik MNC Group (RCTI, MNC TV dan Global TV). Netralitas media tidak terlihat di siaran televisi yang mereka miiki. Pemberitaan pemilik televisi ini sangat mencolok dimasing-masing medianya. Berkat mereka televisi menjadi tidak menarik dan membosankan. Meminjam istilah Michael Pangemanan dari Lembaga Remotivi,

Upload: dimas-prakoso

Post on 15-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Lagu

TRANSCRIPT

Beberapa minggu ini suhu politik di Indonesia sedang meningkat. Mulai dijalanan, warung kopi, hingga di perkantoran orang-orang mulai sibuk membahas tentang politik. Entah itu tentang keluarganya yang sedang menjadi caleg (calon legislatif) atau tentang berita-berita politik yang mereka nonton di televisi.Televisi tentu masih menjadi salah satu media kampanye yang baik bagi beberapa partai politik. Beberapa pemilik media televisi sudah terlihat sejak jauh-jauh menyatakan kesediaannya untuk bergabung di keramaian pesta demokrasi ini. Beberapa nama pemilik media televisi sudah mulai menunjukkan kuasanya di dunia penyiaran. Mari kita lihat Metro Tv yang tanpa henti menyelipkan aksi kampanye Surya Paloh dan kader-kader Partai Nasdem. Seperti tidak mau dikalah, Abu Rizal Bakrie pun melakukan cara yang sama dengan partai Golkarnya. Begitu pula yang dilakukan Surya Paloh pemilik MNC Group (RCTI, MNC TV dan Global TV). Netralitas media tidak terlihat di siaran televisi yang mereka miiki. Pemberitaan pemilik televisi ini sangat mencolok dimasing-masing medianya. Berkat mereka televisi menjadi tidak menarik dan membosankan. Meminjam istilah Michael Pangemanan dari Lembaga Remotivi, mereka ini adalah perampok frekuensi publik. Politik yang mendidik dengan konotasi positif seperti sudah tidak ada.Hari ini saya menemukan sesuatu yang menyegarkan di televisi. Alasannya tentu karena ada sesuatu yang berbeda yang coba mereka angkat. Kompas TV adalah salah satu media yang menyegarkan di minggu-minggu bertema politik ini. Disaat stasiun televisi lain melakukan sosialisasi tentang partai pemiliknya sendiri, Kompas TV malah melakukan hal yang berbeda. Mereka lebih memilih melakukan sosialisasi tentang pemilu melalui lagu. Judul lagunya adalah Indonesia Satu. Lagunya enak dengar, mudah diingat liriknya, dan menampilkan anak-anak muda sebagai model iklannya. Ini adalah hal yang baru. Silahkan bandingkan dengan lagu pemilu beberapa tahun sebelumnya. Sebenarnya iklan ini sudah menarik perhatian saya sebelumnya, namun kali ini berbeda. Sebelumnya mungkin saya hanya seperti dipanggil dari kejauhan, namun kali ini saya seperti ditepuk langsung untuk dapat menoleh secara sepenuhnya ke iklan ini. Saya menonton iklan Indonesia Satu dengan bertema Kota Makassar. Kota tempat saya berada saat ini. Beberapa tempat yang khas di Makassar dimasukkan didalam iklan ini, misalnya Benteng Rotterdam, Pantai Losari, Palabuhan Paotere, dan Unhas. Sekali lagi ada yang menarik dalam iklan ini. Ada satu bagian dalam iklan ini menggambarkan seorang laki-laki yang dibelakangnya sedang ada demonstrasi. Ah.. Makassar selalu di identikkan dengan kota yang aktif berdemonstrasi. Positifnya segala elemen di Kota Makassar seperti mengajak kita untuk berpartisipasi dalam pemilu. Mulai dari tukang sapu di kampus Unhas, nelayan, pengamen, penjual pisang epe, mahasiswa, teman-teman komunitas, dan para pekerja kantoran. Semua mengajak kita semua untuk ikut datang, memilih dan mengawasi proses pemilu nanti.Proses ini untuk Indonesia satu. Indonesia yang selalu yakin kalau negara ini bisa maju. Semangat baru dari anak-anak muda Indonesia siap mendorong kemajuan Indonesia. Semua demi mimpi untuk Indonesia Satu.