indonesia dan dunia islam dalam neoliberalisme dan neoimperialisme

3
1 ORASI II INDONESIA DAN DUNIA ISLAM DALAM NEO-LIBERALISME DAN NEO-IMPERIALISME Hadirin, yang dirahmati Allah… Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya adalah negara-negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Fakta menunjukkan bahwa negara-negara yang tergabung dalam OKI menguasai 70% sumber energi dunia dan 40% sumber material dunia. Terlebih lagi untuk Indonesia, negara yang dikenal dengan julukan zamrud katulistiwa ini, memiliki limpahan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Namun sayangnya, kekayaan alam di berbagai negeri muslim tersebut belum dapat dinikmati oleh rakyatnya. Rakyat di negara-negara ini justru hidup dalam kondisi yang miskin dan sengsara. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, akan tetapi juga dalam berbagai bidang yang lainnya, seperti bidang politik, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dsb. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa kondisi seperti ini dapat menimpa Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya? Jawabnya adalah: semua kondisi ini disebabkan karena negeri-negeri Islam saat ini tengah berada dalam kungkungan neoliberalisme dan neoimperialisme yang makin keras dan makin mencengkeram. Hadirin, yang dirahmati Allah… Apakah neoliberalisme itu? Neoliberalisme adalah wujud pembaharuan dari paham ekonomi liberalisme yang telah ada sebelumnya. Paham ekonomi neoliberalisme ini dikembangkan sejak tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS melalui Washington Consensus. Dimunculkannya kembali paham ekonomi liberalisme ini memiliki tujuan agar negara-negara kapitalis yaitu Amerika dan sekutunya, dapat terus menghegemoni ekonomi negara-negara berkembang, sehingga dapat terus menjadi sapi perahannya. Neoliberalisme adalah paham ekonomi yang menghendaki agar ekonomi berjalan mengikuti prinsip-prinsip pasar bebas. Paham ekonomi ini menghendaki agar negara tidak banyak berperan dalam penguasaan ekonomi. Pengembangan sektor ekonomi cukup diserahkan kepada pihak swasta atau korporasi, baik nasional maupun asing. Pengurangan peran negara dilakukan dengan cara melakukan privatisasi di berbagai sektor ekonomi. Mulai dari pengelolaan ekonomi di sektor publik, seperti: pendidikan, kesehatan, listrik, air minum, jalan tol dan lainnya; pencabutan subsidi komoditas strategis seperti: migas, listrik, pupuk dan lainnya; penghilangan hak-hak istimewa BUMN melalui berbagai ketentuan dan perundang-undangan yang menyetarakan BUMN dengan usaha swasta. Dengan demikian, neoliberalisme sesungguhnya merupakan upaya pelumpuhan negara, menuju corporate state (korporatokrasi). Negara akan dikendalikan oleh persekutuan jahat antara politikus dan pengusaha. Sehingga keputusan-keputusan politik tidak dibuat untuk kepentingan rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan korporat baik domestik maupun asing.

Upload: anas-wibowo

Post on 22-Jan-2018

59 views

Category:

News & Politics


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme

1

ORASI II

INDONESIA DAN DUNIA ISLAM

DALAM NEO-LIBERALISME DAN NEO-IMPERIALISME

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya adalah negara-negara yang memiliki

kekayaan alam yang sangat melimpah. Fakta menunjukkan bahwa negara-negara yang

tergabung dalam OKI menguasai 70% sumber energi dunia dan 40% sumber material dunia.

Terlebih lagi untuk Indonesia, negara yang dikenal dengan julukan zamrud katulistiwa ini,

memiliki limpahan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Namun sayangnya, kekayaan

alam di berbagai negeri muslim tersebut belum dapat dinikmati oleh rakyatnya. Rakyat di

negara-negara ini justru hidup dalam kondisi yang miskin dan sengsara. Tidak hanya dalam

bidang ekonomi, akan tetapi juga dalam berbagai bidang yang lainnya, seperti bidang politik,

sosial, budaya, pertahanan, keamanan dsb.

Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa kondisi seperti ini dapat menimpa

Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya? Jawabnya adalah: semua kondisi ini disebabkan

karena negeri-negeri Islam saat ini tengah berada dalam kungkungan neoliberalisme dan

neoimperialisme yang makin keras dan makin mencengkeram.

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Apakah neoliberalisme itu? Neoliberalisme adalah wujud pembaharuan dari paham

ekonomi liberalisme yang telah ada sebelumnya. Paham ekonomi neoliberalisme ini

dikembangkan sejak tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS melalui

Washington Consensus. Dimunculkannya kembali paham ekonomi liberalisme ini memiliki

tujuan agar negara-negara kapitalis yaitu Amerika dan sekutunya, dapat terus menghegemoni

ekonomi negara-negara berkembang, sehingga dapat terus menjadi sapi perahannya.

Neoliberalisme adalah paham ekonomi yang menghendaki agar ekonomi berjalan

mengikuti prinsip-prinsip pasar bebas. Paham ekonomi ini menghendaki agar negara tidak

banyak berperan dalam penguasaan ekonomi. Pengembangan sektor ekonomi cukup

diserahkan kepada pihak swasta atau korporasi, baik nasional maupun asing.

Pengurangan peran negara dilakukan dengan cara melakukan privatisasi di

berbagai sektor ekonomi. Mulai dari pengelolaan ekonomi di sektor publik, seperti:

pendidikan, kesehatan, listrik, air minum, jalan tol dan lainnya; pencabutan subsidi komoditas

strategis seperti: migas, listrik, pupuk dan lainnya; penghilangan hak-hak istimewa BUMN

melalui berbagai ketentuan dan perundang-undangan yang menyetarakan BUMN dengan

usaha swasta. Dengan demikian, neoliberalisme sesungguhnya merupakan upaya

pelumpuhan negara, menuju corporate state (korporatokrasi). Negara akan dikendalikan

oleh persekutuan jahat antara politikus dan pengusaha. Sehingga keputusan-keputusan politik

tidak dibuat untuk kepentingan rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan korporat baik

domestik maupun asing.

Page 2: Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme

2

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Untuk mewujudkan nafsu neoliberalisme tersebut, kekuatan kapitalis asing dunia

telah memaksakan kepada Indonesia maupun negara muslim lainnya agar keinginannya dapat

masuk ke dalam Undang-Undang negara secara legal. Di Indonesia sendiri ada lebih dari 76

UU yang draft-nya telah “dipaksakan” oleh pihak kapitalis asing. Contohnya adalah: UU

Migas, UU Penanaman Modal, UU Kelistrikan, UU Sumber Daya Alam, UU Sumber Daya

Air, UU Perbankan dan sebagainya. Berbagai macam UU tersebut muatannya sangat jelas,

yaitu dalam rangka untuk merealisasikan liberalisasi ekonomi di sektor-sektor yang vital di

Indonesia. Dari fakta-fakta inilah kita dapat menyebut bahwa di negeri ini, maupun di negeri

Islam lainnya juga tengah dalam ancaman neoimperialisme.

Dengan demikian, neoimperialisme dapat kita katakan sebagai: penjajahan cara baru

yang ditempuh oleh negara kapitalis untuk tetap menguasai dan menghisap negara lain.

Penjajahan jaman dahulu dikenal dengan semangat gold (kepentingan penguasaan sumber

daya ekonomi), glory (kepentingan kekuasaan politik) dan gospel (kepentingan misionasi

Kristiani). Meski mungkin kepentingan yang ketiga (gospel) kini tidak begitu menonjol, tapi

kepentingan pertama dan kedua (gold dan glory) nyata sekali masih berjalan.

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Neoliberalisme dan neoimperialisme telah menyebabkan dampak yang sangat buruk

bagi Indonesia maupun dunia Islam pada umumnya. Dengan menggunakan tangan lembaga

keuangan dunia, seperti: IMF, World Bank, WTO, serta lembaga yang ada di bawahnya,

seperti ADB, telah menyebabkan Indonesia terbelenggu hutang yang sudah menembus angka

Rp4000 trilyun. Selain itu, neoliberalisme dan neoimperialisme juga telah menyebabkan

BUMN strategis Indonesia harus diprivatisasi kepada pihak swasta asing. Contohnya adalah

Indosat dan Telkom yang telah dijual ke STT dan Singtel yang merupakan anak perusahaan

dari Temasek (Singapura). PAM (Perusahaan Air Minum) juga telah dibeli oleh Palyja

(Lyonnaise, Perancis). Demikian juga dalam bidang pertambangan, seperti: minyak, gas,

batubara, emas, perak, tembaga, alumunium dan sebagainya. Ada sekitar Rp2.000 trilyun

setiap tahun dari hasil kekayaan alam Indonesia masuk ke tangan asing. Sebagai contoh,

Freeport yang menguasai lahan tambang di Papua, yang memiliki deposit emas kurang lebih

sebanyak US$ 50 milyar, ternyata hanya memberi royalti kepada Indonesia sebesar 1% saja.

Dampak dari neoliberalisme dan neoimperialisme tersebut telah menyebabkan

terjadinya berbagai macam malapetaka kehidupan, seperti: tingginya angka kemiskinan,

lebarnya kesenjangan ekonomi, kerusakan moral, korupsi yang makin menjadi-jadi dan

kriminalitas yang kian merajalela. Banyak pejabat dan anggota legislatif di Indonesia yang

menjadi tersangka korupsi. Terjadinya eksploitasi SDA di Indonesia dan dunia Islam juga

menunjukkan bagaimana kekayaan alam yang melimpah, yang semestinya untuk

kesejahteraan rakyat, telah dihisap oleh korporasi domestik maupun asing. Kenyataan buruk

itu makin diperparah oleh kebijakan-kebijakan ekonomi yang tidak pro rakyat, seperti

kenaikan harga BBM, elpiji, tarif listrik dan lain-lain.

Page 3: Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme

3

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Untuk menghadapi berbagai permasalahan yang sangat kompleks tersebut, Indonesia

dan dunia Islam hanya memiliki satu solusi, yaitu harus segera kembali kepada Islam yang

telah diturunkan oleh Allah SWT. Islam akan memberikan solusi yang tuntas dan sempurna

terhadap berbagai problem kehidupan manusia, karena berasal dari Dzat Yang Maha

Sempurna, Pencipta manusia dan seluruh alam semesta ini.

Sebagai contoh: untuk menyelesaikan problem penguasaan asing terhadap sumber

kekayaan alam, maka Syari’at Islam telah memberikan aturan yang jelas dalam menentukan

jenis-jenis kepemilikan yang boleh dikuasai oleh manusia. Syari’at Islam telah menentukan

bahwa kepemilikan itu terbagi menjadi tiga, yaitu: kepemilikan individu, umum dan

negara. Syari’at Islam telah menentukan bahwa sumber daya alam, seperti: air, padang

rumput, minyak bumi, gas, berbagai macam tambang yang besar, hutan dsb. masuk dalam

kategori kepemilikan umum. Sumber daya alam tersebut tidak boleh dikuasai oleh individu

atau swasta, terlebih lagi oleh swasta asing. Kekayaan alam tersebut harus dikelola oleh

negara, kemudian hasilnya wajib didistribusikan kepada seluruh rakyatnya secara adil.

Allah SWT berfirman:

﴾٧َكْي ََل َيُكوَن ُدوَلًة بَ ْْيَ اْْلَْغِنَياء ِمنُكْم ﴿“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara

kamu” (QS. Al-Hasyr: 7).

Itulah salah satu bentuk jaminan dari Allah SWT, jika Syariah Islam diterapkan, maka

insya Allah seluruh rakyat akan merasakan kemakmuran dan kesejahteraan secara bersama,

baik bagi warga negara yang beragama Islam, maupun yang non Islam. Semuanya akan

merasakan keberkahan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Hadirin, yang dirahmati Allah…

Syari’at Islam tidak mungkin dapat diterapkan, kecuali harus ada institusi negara

yang menerapkannya. Di sisi lain, kekuatan asing di balik neoliberalisme dan

neoimperialisme tentu tidak akan tinggal diam, jika syari’at Islam diterapkan, kemudian

menggusur keberadaannya. Oleh karena itu, intitusi tersebut tidak bisa institusi negara yang

sembarangan. Institusi tersebut harus merupakan instusi negara yang kuat dan besar, yang

mampu menghadapi kekuatan neoliberalisme dan neoimperialisme dunia. Institusi tersebut

tidak lain adalah Khilafah Islamiyah, yang akan menyatukan seluruh negeri-negeri kaum

muslimin, untuk menjadi kekuatan adidaya besar, yang akan mampu menghadapi kekuatan

neoliberalisme dan neoimperialisme dan akan menebarkan rahmat bagi alam semesta.

Oleh karena itulah, wahai Saudaraku…, jelas sekali bahwa Indonesia dan dunia Islam

harus segera diselamatkan. Dan tak ada pilihan lain kecuali wajib diselamatkan dengan

Islam, yaitu dengan penerapan syariah dan khilafah. Oleh karena itu, mari kita selamatkan

Indonesia dan dunia dengan Syariah dan Khilafah, yang akan membawa rahmat bagi

alam semesta....!