indikator mutu

4
Indikator Mutu Rumah Sakit Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar rumah sakit, setiap rumah sakit saling berpac memperluas pasarnya. Harapan adanya perluasan pasar secara langsung adalah meningkatnya penjualan sehingga rumah sakit akan memiliki lebih banyak konsumen (pasien). Namun, rumah sakit selaku prod haruslah memahami bahwa semakin banyak konsumen maka rumah sakit akan semakin sulit memahami konsumennya secara teliti, terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa ditawarkan beserta alasan-alasan yang mendasarinya. Rumah sakit yang mampu bersaing dalam pasar adalah rumah sakit yang mampu menyediakan produk atau jasa berkualitas. leh karena itu, rumah sakit dituntut untuk terus melakukan perbaikan terutama kualitas pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh barang atau jasa yang ditawarkan akan men tempat yang baik di mata masyarakat selaku konsumen dan calon konsumen. !utu adalah "aktor yang mendasar dari pelanggan. !utu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. #a berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasak operasional teknik atau subyekti" sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam yang kompetiti" ($iyono, %&&&). 'erikut ini de"inisi-de"inisi mutu uran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan pengguna produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan* +rosby mende"inisikan mutu adalah conformance to requirement , yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan* Demin mende"inisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar* eigenbaum mende"inisik mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya* ar in dan Da is menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lin yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. !engukur mutu pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut %. Dapatkah mutu jasa pelayanan kesehatan diukur 0 1. 2panya yang diukur 0 3. 'agaimana mutu jasa pelayanan diukur 0 4ntuk dapat memahami hal tersebut diatas perlu diketahui tentang pengertian indikator, kriteria, #ndikator adalah petunjuk atau tolak ukur, contoh petunjuk indikator atau tolok ukur status kese lain adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gi5i. 6etunjuk atau indikator ini (an ibu) dapat diukur. adi indikator adalah "enomena yang dapat diukur. #ndikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang rele a berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. 7ebagai contoh, indikator struktur 8enaga keseh pro"esional (dokter, paramedis, dan sebagainya), 2nggaran biaya yang tersedia untuk operasional d 6erlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan, !etode berupa adanya standar operasio prosedur masing-masing unit, dan sebagainya* indikator proses berupa memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga kesehatan dal menjalankan tugasnya, 2pakah telah sebagaimana mestinya sesuai dengan prosedur, diagnosa, pengoba dan penanganan seperti yang seharusnya sesuai standar* indikator outcomes merupakan indikator has daripada keadaan sebelumnya, yaitu #nput dan 6roses seperti 'R, 97, 8#, dan #ndikator klinis l 2ngka :esembuhan 6enyakit, 2ngka :ematian ;< jam, 2ngka #n"eksi Nosokomial, :omplikasi 6erawatan sebagainya.

Upload: tonny

Post on 04-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Indikator untuk menuju rumah sakit yang bermutu dan mendiri

TRANSCRIPT

Indikator Mutu Rumah Sakit

Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar rumah sakit, setiap rumah sakit saling berpacu untuk memperluas pasarnya. Harapan adanya perluasan pasar secara langsung adalah meningkatnya penjualan sehingga rumah sakit akan memiliki lebih banyak konsumen (pasien). Namun, rumah sakit selaku produsen haruslah memahami bahwa semakin banyak konsumen maka rumah sakit akan semakin sulit memahami konsumennya secara teliti, terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa yang ditawarkan beserta alasan-alasan yang mendasarinya.Rumah sakit yang mampu bersaing dalam pasar adalah rumah sakit yang mampu menyediakan produk atau jasa berkualitas. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk terus melakukan perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh barang atau jasa yang ditawarkan akan mendapat tempat yang baik di mata masyarakat selaku konsumen dan calon konsumen.Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Ia berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif (Wiyono, 1999).Berikut ini definisi-definisi mutu: Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan; Crosby mendefinisikan mutu adalahconformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya; Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.Mengukur mutu pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:1. Dapatkah mutu jasa pelayanan kesehatan diukur ?2. Apanya yang diukur ?3. Bagaimana mutu jasa pelayanan diukur ?Untuk dapat memahami hal tersebut diatas perlu diketahui tentang pengertian indikator, kriteria, dan standar.Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur, contoh : petunjuk indikator atau tolok ukur status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi. Petunjuk atau indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi indikator adalah fenomena yang dapat diukur.Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. Sebagai contoh, indikator struktur: Tenaga kesehatan profesional (dokter, paramedis, dan sebagainya), Anggaran biaya yang tersedia untuk operasional dan lain-lain, Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan, Metode berupa adanya standar operasional prosedur masing-masing unit, dan sebagainya; indikator proses berupa memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya, Apakah telah sebagaimana mestinya sesuai dengan prosedur, diagnosa, pengobatan, dan penanganan seperti yang seharusnya sesuai standar; indikator outcomes merupakan indikator hasil daripada keadaan sebelumnya, yaitu Input dan Proses seperti BOR, LOS, TOI, dan Indikator klinis lain seperti: Angka Kesembuhan Penyakit, Angka Kematian 48 jam, Angka Infeksi Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan sebagainya.Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh: Indikator status gizi dapat lebih dispesifikasikan lagi menjadi kriteria tinggi badan, berat badan anak. Untuk pelayanan kesehatan, kriteria ini adalah fenomena yang dapat dihitung.Setelah kriteria ditentukan dibuatlah standar-standar yang eksak dan dapat dihitung kuantitatif, yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik, misalnya: panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm; berat badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang. Jenis-jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit:Indikator Pelayanan Non Bedah, terdiri dari:1. Angka Pasien dengan Dekubitus;2. Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus.3. Angka Kejadian penyulit/infeksi karena Transfusi Darah.4. Angka Ketidak Lengkapan Catatan Medis.5. Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat.Indikator Pelayanan, yang terdiri dari1. Angka Infeksi Luka Operasi.2. Angka Komplikasi Pasca Bedah.3. Waktu tunggu sebelum operasi effektif.4. Angka Appendik normal.Indikator Ibu Bersalin dan Bayi, terdiri dari1. Angka Kematian Ibu karena Eklampsia Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.2. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.3. Angka Kematian Ibu karena Sepsis Kasus Rujukan dan bukan Rujukan.4. Angka Kematian Bayi dengan BB Lahir