indikator kinerja utama (iku) dinas lingkungan …

31
SKPD : DINAS LINGKUNGAN HIDUP TUGAS : Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan di bidang lingkungan hidup FUNGSI : 1 2 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan; 3 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; 4 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang penataan dan peningkatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup; 5 6 7 Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian UPT; 8 Pengelolaan bagian kesekretariatan. PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator) 1. Indeks Kualitas Air (IKA) Makna Indikator : Indeks Kualitas Udara (IKU) Indeks kualitas air (IKA) merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau indikasi awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi kualitas air pada lingkup dan periode tertentu. Begitu pula dengan indeks kualitas udara (IKU) merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau indikasi awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi kualitas udara pada lingkup dan periode tertentu. Kondisi kualitas air ataupun udara yang dapat diterjemahkan dalam angka ini diharapkan dapat mempermudah semua pemangku kepentingan dalam memahami kualitas air ataupun udara apakah dalam kategori baik, sedang, atau buruk sehingga dapat dijadikan data dasar yang membantu proses pembuatan keputusan atau kebijakan. Semakin jauh dengan angka 100, mengindikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan. Kepala Dinas LH Bidang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH, Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan Kemitraan, Bidang Penaatan Kapasitas dan Peraturan LH Alasan Pemilihan : Perhitungan IKA dan IKU merupakan data dasar dalam perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Penyusunan IKLH terkait erat dengan kebutuhan sasaran pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 yang memuat sasaran dan arah kebijakan terkait Isu strategis. Selain itu dalam RPJMN menyebutkan kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan hidup diarahkan pada peningkatan IKLH. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN HIDUP NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA Terwujudnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Perumusan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan, penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup; Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup; Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah, dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

SKPD : DINAS LINGKUNGAN HIDUP

TUGAS : Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan di bidang lingkungan hidup

FUNGSI :

1

2 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan;

3 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

4 Pelaksanaan kebijakan teknis bidang penataan dan peningkatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

5

6

7 Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian UPT;

8 Pengelolaan bagian kesekretariatan.

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)

1. Indeks Kualitas Air (IKA) Makna Indikator :

Indeks Kualitas Udara (IKU) Indeks kualitas air (IKA) merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau indikasi

awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi kualitas air pada lingkup dan

periode tertentu. Begitu pula dengan indeks kualitas udara (IKU) merupakan angka yang

menunjukkan gambaran atau indikasi awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari

suatu kondisi kualitas udara pada lingkup dan periode tertentu. Kondisi kualitas air

ataupun udara yang dapat diterjemahkan dalam angka ini diharapkan dapat

mempermudah semua pemangku kepentingan dalam memahami kualitas air ataupun

udara apakah dalam kategori baik, sedang, atau buruk sehingga dapat dijadikan data

dasar yang membantu proses pembuatan keputusan atau kebijakan. Semakin jauh

dengan angka 100, mengindikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan.

Kepala Dinas LH Bidang Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan

LH, Bidang Pengelolaan

Sampah, Limbah B3, dan

Kemitraan, Bidang Penaatan

Kapasitas dan Peraturan LH

Alasan Pemilihan :

Perhitungan IKA dan IKU merupakan data dasar dalam perhitungan Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup (IKLH). Penyusunan IKLH terkait erat dengan kebutuhan sasaran

pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Pembangunan Nasional

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) Tahun 2015 yang memuat sasaran dan arah kebijakan terkait Isu strategis. Selain

itu dalam RPJMN menyebutkan kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan hidup

diarahkan pada peningkatan IKLH.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Terwujudnya pengendalian

pencemaran dan kerusakan

lingkungan

Perumusan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaran, kerusakan lingkungan, penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan penataan dan

peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan teknis bidang tata lingkungan, pengelolaan sampah, dan limbah B3, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan

penataan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

Page 2: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Air, terutama air sungai mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan

manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, air sungai juga menjadi sumber air baku

untuk kebutuhan lainnya seperti industri, pertanian, dan pembangkit listrik. Sungai juga

dijadikan tempat pembuangan berbagai macam limbah. Karena peranannya tersebut,

maka sangat layak jika kualitas air sungai dijadikan indikator kualitas lingkungan hidup.

Udara merupakan komponen lingkungan abiotik penyusun ekositem yang penting bagi

kehidupan. Udara termasuk kebutuhan dasar bagi makhluk hidup dalam melangsungkan

kehidupannya.

Cara Perhitungan Indikator :

INDEKS KUALITAS AIR

Langkah 1

Pij = indeks pencemaran bagi peruntukan j

(Ci/Lij)M adalah nilai maksimum dari Ci/Lij

(Ci/Lij)M adalah nilai rata-rata dari Ci/Lij

Ci = konsentrasi parameter kualitas air i

Lij = konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku peruntukan air j

Parameter yang digunakan DO, COD, TSS, BOD, E Coli, Total Coliform, Total Phosphat

Langkah 2

Evaluasi terhadap Pij

Memenuhi baku mutu atau kondisi baik jika 0 Pij 1,0

Tercemar ringan jika 1,0 < Pij 5,0

Tercemar sedang jika 5,0 < Pij 10,0

Tercemar berat jika PIj > 10,0

Langkah 3

Jumlah titik sampel yang memenuhi baku mutu air dijumlahkan dan dibuat dalam

persentase dengan membaginya terhadap seluruh jumlah sampel.

Langkah 4

Page 3: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Masing-masing persentase pemenuhan baku mutu air kemudian dikalikan bobot indeks.

Kemudian dijumlahkan didapatkanlah IKA

INDEKS KUALITAS UDARA

IPU = Indeks Pencemar Udara

IPNO2 = Indeks Pencemar NO2

IPSO2 = Indeks Pencemar SO2

Indeks Pencemar Udara tersebut merupakan indeks pencemar udara yang telah

dibandingkan dengan Referensi standar European Union atau dapat disebut Indeks

Udara Model EU. Selanjutnya Indeks Udara Model EU tersebut dikonversi menjadi

Indeks Kualitas Udara untuk perhitungan IKLH.

2 Indeks Tutupan Hutan Makna Indikator :

Indeks tutupan hutan (ITH) merupakan angka yang menunjukkan gambaran atau indikasi

awal untuk memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi tutupan hutan pada lingkup

dan periode tertentu. Semakin jauh dengan angka 100, mengindikasikan harus semakin

besar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan.

Kepala Dinas LH Bidang Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan

LH, Bidang Pengelolaan

Sampah, Limbah B3, dan

Kemitraan, Bidang Tata

Lingkungan, BPKH Wilayah V

Banjarbaru

Alasan Pemilihan :

Perhitungan ITH merupakan data dasar dalam perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan

Hidup (IKLH). Tutupan hutan merupakan bagian dari isu hijau yakni pendekatan

pengelolaan lingkungan hidup yang menangani aspek-aspek konservasi atau

pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Isu hijau seharusnya memiliki kontribusi yang

sama terhadap IKLH, namun karena hanya diwakili 1 (satu) indikator yakni tutupan hutan,

maka bobotnya lebih besar dibanding indikator lainnya dalam perhitungan IKLH.

Terwujudnya peningkatan konservasi

Sumber Daya Alam

Page 4: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Hutan merupakan salah satu komponen penting ekosistem yang berfungsi sebagai

penjaga tata air, pencegah erosi, pengatur iklim, dan tempat tumbuh berbagai plasma

nutfah. Pada hakikatnya, hutan memberikan manfaat yang sama terhadap manusia,

sehingga manusia memiliki hak yang sama terhadap layanan hutan atau luasan hutan

yang sama. Setiap luas lahan harus memiliki proporsi luas hutan yang sama untuk

menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Sehingga perlu adanya angka yang

menggambarkan kondisi tersebut melalui indeks tutupan hutan.

Cara Perhitungan Indikator :

TH = Tutupan Hutan

LTH = Luas Tutupan ber-Hutan

LWP = Luas Wilayah Provinsi

Selanjutnya dilakukan konversi persentase tutupan hutan hingga didapatkan indeks

tutupan hutan

Page 5: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1. 1. 

Persentase perusahaan yang diawasi

taat terhadap pengelolaan Kualitas air

Kabid Penataan dan

Peningkatan Kapasitas LH

Data Hasil Pengawasan;

Dokumen Lingkungan

Perusahaan

2. 

Alasan Pemilihan Indikator: Adanya kegiatan pengawasan terhadap perusahaan

merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ketaatan bagi perusahaan dalam

mengelola lingkungan. Dengan meningkatnya ketaatan perusahaan, maka diharapkan

akan mengurangi dampak suatu kegiatan terhadap kerusakan maupun pencemaran

lingkungan. Dengan taatnya perusahaan terhadap pengelolaan kualitas air dan udara,

diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan indeks kualitas air dan indeks

kualitas udara.

Cara Perhitungan:

Persentase kasus lingkungan hidup

yang ditindaklanjuti dan diselesaikan

secara hukum

Makna Indikator : Menggambarkan respon Dinas LH terhadap kasus lingkungan yang

terjadi. Dimulai dari kasus tersebut bermula sampai dengan penyelesaiannya.

Kabid Penataan dan

Peningkatan Kapasitas LH

Alasan Pemilihan Indikator:

Cara Perhitungan: Kasus lingkungan hidup disini merupakan kasus LH yang sudah

terdaftar / teregistrasi sebagai kasus LH oleh Dinas LH Pemprov Kalsel

Jumlah ASN yang mendapat sertifikat

kompetensi

Makna Indikator : Peningkatan kapasitas LH salah satunya bisa dengan meningkatkan

kualitas aparatur/SDM LH. Peningkatan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan kursus,

bimbingan teknis, atau diklat baik yang berhubungan langsung dengan teknis LH maupun

yang berhubungan dengan perencanaan, keuangan, dan kepegawaian. Sebagai salah

satu tolok ukur bahwa ASN yang bersangkutan memahami materi yang diikutinya, maka

digambarkan dengan sertifikat kompetensi yang didapatkannya.

Kabid Penataan dan

Peningkatan Kapasitas LH

Alasan Pemilihan Indikator: Agar dapat menggambarkan tingkat kepahaman ASN

dalam mengikuti kursus/bimtel/diklat yang diikutinya.

Cara Perhitungan: Menghitung jumlah ASN yang telah mengikuti kursus/bimbingan

teknis/diklat dan mendapatkan sertifikat kompetensi tertentu

Makna Indikator : Persentase perusahaan yang diawasi taat terhadap pengelolaan

kualitas air maupun udara menggambarkan tingkat ketaatan suatu perusahaan yang

diawasi oleh Dinas LH terhadap pengelolaan kualitas air dan udara sesuai dengan yang

tercantum dalam dokumen lingkungan yang dimiliki perusahaan tersebut. Persentase perusahaan yang diawasi

taat terhadap pengelolaan Kualitas

udara

Meningkatkan penegakan hukum

lingkungan

Meningkatkan kapasitas SDM aparatur

LH.

ESSELON III

Meningkatkan pembinaan dan evaluasi

pengelolaan limbah yang berdampak

pada kerusakan dan pencemaran

lingkungan hidup

𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑕𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 x 100%

𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑕𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 x 100%

Page 6: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Persentase pengelolaan persampahan

di TPA dengan sistem sanitary landfill

Makna Indikator : TPA dengan Sistem Sanitary Landfill adalah Tempat Pemprosesan

Akhir Sampah dengan menggunakan metode Sanitary Landfill.

Sanitary Landfil adalah membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung,

memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah sehingga dapat

menghilangkan polusi udara atau sarana pengurugan sampah ke lingkungan yang

disiapkan dan dioparasikan secara sistematis, ada proses penyebaran dan pemadatan

sampah pada area pengurugan dan menutup sampah dengan tanah setiap hari (Ockta

Othed (Senin, 02 Januari 2012))

Kabid Pengelolaan Sampah,

Limbah B3, dan Kemitraan

• Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah

• Ockta Othed (Senin, 02

Januari 2012)

Alasan Pemilihan Indikator: Dalam pengelolaan sampah di TPA dilarang

menggunakan sistem open dumping dan wajib menggunakan minimal control landfill dan

lebih baik lagi apabila dengan metode sanitary landfill. Jika tidak akan dikenakan sangsi

hukum pidana dan administrasi bagi Kepala Daerah yang memiliki TPA bersangkutan.

Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Sasaran

TPA yang ada di wilayah Kalimantan Selatan

Cara Perhitungan:

persentase perusahaan dengan

pengelolaan Limbah B3 sesuai

ketentuan

Makna Indikator : Memberikan gambaran mengenai proporsi perusahan yang telah

mengelola limbah B3, dalam hal ini penghasil, pengumpul, pemanfaat, dan pengangkut di

Provinsi Kalimantan Selatan sesuai ketentuan.

Kabid Pengelolaan Sampah,

Limbah B3, dan Kemitraan

Alasan Pemilihan Indikator: Menerapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.

Cara Perhitungan:

Meningkatkan pengelolaan

persampahan di TPA

Meningkatkan pengelolaan limbah B3 - Pelaporan neraca limbah B3

dari perusahaan / rumah sakit

- Pengawasan lapangan

- Data manifest elektronik

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑇𝑃𝐴 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑆𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎𝑟𝑦 𝐿𝑎𝑛𝑑𝑓𝑖𝑙𝑙

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑇𝑃𝐴 𝑑𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑒𝑙 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐿𝐵3 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙 𝐿𝐵3 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 𝐿𝐵3 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝐿𝐵3 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑖𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎𝑕 𝐵3 x 100%

Page 7: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1 Jumlah sekolah peserta adiwiyata

nasional dan internasional

Makna Indikator : Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

pembela sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya

penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Terwujudnya sekolah

yang peduli dan berbudaya lingkungan baik ditingkat Dasar maupun Menegah, dan

mengembangan norma-norma kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran,

keadilan serta kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Kabid Pengelolaan Sampah,

Limbah B3, dan Kemitraan

Alasan Pemilihan Indikator:

- Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

- Undang - Undang 18 tahun 2008 tenteng Persampahan

- Sesuai dengan Permen LH Republik Indonesia Nomor : 05 Tahun 2013. tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

- Peraturan Gubernur Nomor 036 Tahun 2012 tentang Sekolah Adiwiyata Provinsi

Kalimantan Selatan.

Cara Perhitungan: Menjumlahkan sekolah peserta adiwiyata nasional dan internasional

pada tahun berjalan. ari 13 Kabupaten / Kota yang mengikuti persentasi terdapat 73

sekolah yang lulus di tingkat Provinsi dan diusulkan ke KLH, dari 73 sekolah telah lulus

administrasi tinggal menunggu verifikasi lapangan sebagai ketentuan kelulusan sekolah

adiwiyata.

2 Jumlah peserta Saka Kalpataru tingkat

nasional yang diusulkan

Makna Indikator : Memberikan wadah dan Pembinaan bagi Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega untuk menyalurkan minat, mengembangkan bakat, kemampuan,

pengalaman dalam bidang pengetahuan dan teknologi serta keterampilan, khususnya

yang berkaitan dengan upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( PPLH )

yang menjadi bekal penghidupan untuk mengabdi pada masyarakat, bangsa dan negara.

Kabid Pengelolaan Sampah,

Limbah B3, dan Kemitraan

Alasan Pemilihan Indikator:

- Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 17/MENLH/11/2011 dan Nomor

014/PK.MoU/11/2011. tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- Keputusan Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 03 tahun 2013 tentang

Kelonpok Kerja ( POKJA ) Persiapan Pembentukan Saka Lingkungan Hidup ( Kalpataru

).

Cara Perhitungan: Menjumlahkan usulan peserta Saka Kalpataru tingkat nasional

1 Persentase parameter kualitas air

sungai hasil pemantauan yang

memenuhi baku mutu

Makna Indikator : Persentase parameter kualitas air sungai hasil pemantauan yang

memenuhi baku mutu menggambarkan tingkat pemenuhan baku mutu parameter kualitas

air sungai di semua lokasi pemantauan terhadap seluruh data hasil pemantauan

Kabid Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Data Hasil Pemantauan oleh

Dinas LH

Meningkatkan peran serta institusi

maupun masyarakat di bidang

lingkungan hidup

Meningkatkan hasil pemantauan

kualitas air sungai dan udara yang

memenuhi baku mutu

Page 8: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Alasan Pemilihan Indikator: Data hasil pemantauan parameter kualitas air diperlukan

dalam perhitungan status mutu air yang kemudian diperlukan pula dalam perhitungan

Indeks Kualitas Air (IKA). Dengan meningkatnya hasil pemantauan kualitas air sungai

yang memenuhi bakumutu maka dapat meningkatkan kualitas air sungai tersebut.

Dengan meningkatnya kualitas air sungai maka dapat memperbaiki status mutu air yang

berdampak pada peningkatan IKA.

Cara Perhitungan:

2 Persentase parameter kualitas udara

hasil pemantauan yang memenuhi baku

mutu

Makna Indikator : Persentase parameter kualitas udara yang memenuhi baku mutu

menggambarkan tingkat pemenuhan baku mutu parameter di semua lokasi pemantauan

terhadap seluruh data hasil analisis di semua lokasi pemantauan

Alasan Pemilihan Indikator: Data hasil pemantauan parameter kualitas udara

diperlukan dalam perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU). Dengan meningkatnya

kualitas udara maka dapat meningkatkan IKU.

Cara Perhitungan:

1 Persentase perusahaan yang dinilai

kinerjanya taat terhadap pengelolaan

air

Makna Indikator : Perusahaan yang dinilai kinerjanya disini melalui kegiatan Proper.

Indikator ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam menaati aspek pengelolaan

lingkungan yang ditetapkan kriterianya dalam kegiatan PROPER. Dengan meningkatnya

kinerja perusahaan dalam pengelolaan kualitas air, diharapkan dapat berkontribusi

terhadap peningkatan kualitas air.

Kabid Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Rapor PROPER

Alasan Pemilihan Indikator: indikator ketaatan atas baku mutu berkolerasi dengan IKA

yang mempengaruhi indeks kualitas lingkungan setempat.

Cara Perhitungan:

2 Persentase perusahaan yang dinilai

kinerjanya taat terhadap pengelolaan

udara

Makna Indikator : Perusahaan yang dinilai kinerjanya disini melalui kegiatan PROPER.

Indikator ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam menaati aspek pengelolaan

lingkungan yang ditetapkan kriterianya dalam kegiatan PROPER. Dengan

meningkatkannya kinerja perusahaan dalam pengelolaan kualitas udara, diharapkan

dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas udara.

Kabid Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Alasan Pemilihan Indikator: Indikator ketaatan atas baku mutu berkolerasi dengan IKU

yang mempengaruhi indeks kualitas lingkungan setempat.

Cara Perhitungan:

Meningkatkan hasil pemantauan

kualitas air sungai dan udara yang

memenuhi baku mutu

Meningkatkan perusahaan yang

kinerjanya dinilai taat terhadap

pengelolaan air

Kabid Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑕𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑃𝑅𝑂𝑃𝐸𝑅 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑖 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑢𝑡𝑢

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑕𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑃𝑅𝑂𝑃𝐸𝑅 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑕𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑖 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑢𝑡𝑢

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 x 100%

Page 9: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Persentase laporan mengenai

pemantauan lingkungan yang disusun

dan diinformasikan

Makna Indikator : Sebagai lanjutan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang

Lingkungan Hidup. Sebelumnya, saat urusan LH menjadi urusan wajib pelayanan dasar

SPM LH terdiri atas (1)Pelayanan informasi status mutu air;

(2) Pelayanan informasi status mutu udara ambien, dan;

(3) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran

dan/atau perusakan lingkungan hidup. Sehingga dalam hal ini laporan hasil pemantauan

kualitas lingkungan diinformasikan baik melalui koordinasi, pengiriman hasil pemantauan

kepada pihak-pihak terkait, pameran, media sosial seperti facebook ataupun website DLH

Prov. Kalsel

Kabid Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup

Alasan Pemilihan Indikator: Melanjutkan dengan SPM urusan LH yang pernah

dilaksanakan sebelumnya.

Cara Perhitungan:

1 Persentase Dokumen KRP yang

mendapat rekomendasi lingkungan

Makna Indikator : Rekomendasi lingkungan terhadap KRP menunjukkan bahwa KRP

tersebut telah divalidasi sesuai ketentuan teknis PPLH

Kabid Tata Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Proses rekomendasi/validasi mengacu pada amanat UU

32 tahun 2009 tentang PPLH, PP No 71 tahun 2014 Jo PP No 57 Tahun 2016 tentang

PPEG dan PP No 46 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan KLHS.

Cara Perhitungan:

2 Persentase dokumen lingkungan yang

mendapatkan rekomendasi kelayakan

dan atau ketidaklayakan lingkungan

hidup

Makna Indikator : Rekomendasi kelayakan dan atau ketidaklayakan menunjukkan

bahwa KPA/Instansi LH telah bekerja untuk menilai rencana kegiatan/usaha berdasarkan

ketentuan teknis pengelolaan lingkungan.

Kabid Tata Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Proses rekomendasi/validasi mengacu pada amanat UU

32 tahun 2009 tentang PPLH, PP 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan PermenLh

No 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen LH serta

Penerbitan IL

Cara Perhitungan:

Persentase penurunan emisi GRK dari

Business As Ussual

Makna Indikator : Emisi GRK secara absolut dari tahun ke tahun menunjukkan

peningkatan. Penurunan emisi GRK disini didasarkan atas perbandingan terhadap emisi

GRK pada BAU (Business As Ussual). Semakin tinggi persentase penurunan

menunjukkan semakin baik pengelolaan lingkungan, meskipun secara absolut emisi GRK

tetap naik.

Kabid Tata Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Upaya mitigasi perubahan iklim sesuai amanah Perpres

No 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Emisi GRK Nasional dan

Perda No 2 Tahun 2017 tentang RPPLH.

KLHK, P3EK, BPS, Dinas

PUPR, Dishut, Disbunnak,

Dinas ESDM, Dishub,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Lab Lingkungan DLH, DLH

Kab/Kota,

Inventarisasi dan identifikasi emisi

GRK

BPS, Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikutura,

Dishut, Disbunnak, Dinas

ESDM. Dishub, Pertamina,

PLN, DLH Kab/Kota,

Meningkatkan akses informasi

mengenai kualitas lingkungan hidup

daerah

Meningkatkan kualitas dokumen

perencanaan lingkungan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛⬚

⬚𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

ݑ ݖ hݎ hݑܬ x 100%

ݏݎ ݐ ݕ ܭ hݑܬݏݎ ݑݎ ݕ ݑݏݑݏ ܭ hݑܬ

x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 x 100%

Page 10: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑅𝑃 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖Cara Perhitungan:

Persentase kenaikan nilai komponen

perencanaan pada LKjIP Dinas LH

Makna Indikator : Kenaikan nilai komponen perencanaan pada LKjIP Dinas LH dapat

dianggap sebagai tolok ukur dari peningkatan kualitas perencanaan yang dilakukan Dinas

LH.

Sekretaris Kasubag Perencanaan dan

Pelaporan, Inspektorat Prov.

Kalsel

Alasan Pemilihan Indikator: Perencanaan merupakan salah satu komponen yang

dinilai pada penyelenggaraan SAKIP SKPD.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Cara Perhitungan:

Persentase kenaikan nilai komponen

pelaporan pada LKjIP Dinas LH

Makna Indikator : Kenaikan nilai komponen pelaporan pada LKjIP Dinas LH dapat

dianggap sebagai tolok ukur dari peningkatan kualitas pelaporan yang dilakukan Dinas

LH.

Sekretaris

Alasan Pemilihan Indikator: Pelaporan merupakan salah satu komponen yang dinilai

pada penyelenggaraan SAKIP SKPD.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Cara Perhitungan:

Persentase aset yang tercatat Makna Indikator : Merupakan tertib administrasi dalam pencatatan aset kantor Sekretaris

Alasan Pemilihan Indikator: Agar semua aset dapat dikontrol dengan baik

Cara Perhitungan:

BPS, Dinas Tanaman

Pangan dan Hortikutura,

Dishut, Disbunnak, Dinas

ESDM. Dishub, Pertamina,

PLN, DLH Kab/Kota,

Pelayanan sarana prasarana dan

administrasi perkantoran dan

kepegawaian

Meningkatkan kualitas perencanaan

dan pelaporan kinerja.

(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛𝐿𝐾𝑗𝐼𝑃 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑛) −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑛−1)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐿𝐾𝑗𝐼𝑃 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑛−1 x 100%

( ݐݏ ܭܩ ݏܧ ݏݑݐݐ − ݑݏݏ ݏܣ ݏݏݏݑܤ) ܭܩ ݏܧ ݑݏݏ ݏܣ ݏݏݏݑܤ

x 100%

(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐿𝐾𝑗𝐼𝑃 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑛) −𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑛−1)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐿𝐾𝑗𝐼𝑃 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑛−1 x 100%

Page 11: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Persentase pemenuhan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan Dinas LH

Makna Indikator : Terpenuhinya sarana dan prasarana yang diperlukan pada tahun

berjalan akan memperlancar kerja ataupun kinerja para ASN di Dinas LH

Sekretaris

Alasan Pemilihan Indikator: Sebagai bagian dari pelayanan terhadap ASN dalam hal

pemenuhan sarana prasarana di Dinas LH

Cara Perhitungan:

Persentase pemenuhan pengurusan

administrasi kepegawaian PNS Dinas

LH

Makna Indikator : Menggambarkan tingkat pelayanan pengurusan administrasi

kepegawaian di Dinas LH

Sekretaris

Alasan Pemilihan Indikator: Sebagai bagian dari pelayanan terhadap ASN dalam hal

pemenuhan administrasi kepegawaian

Cara Perhitungan:

Persentase penyerapan anggaran

Dinas LH

Makna Indikator : Menggambarkan kemampuan SKPD dalam menjalankan program

dan kegiatan

Sekretaris

Alasan Pemilihan Indikator: Dengan melihat penyerapan anggaran maka dapat

memberikan kesimpulan awal terhadap berjalannya suatu program dan kegiatan di

SKPD.

Cara Perhitungan:

Persentase proses pengadaan lahan

TPA Regional

Makna Indikator : Memberikan gambaran mengenai sejauh mana proses pembebasan

lahan untuk TPA Regional dilaksanakan. TPA Regional yang dimaksud merupakan TPA

Regional Banjarbakula yang berlokasi di Desa Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka,

Banjarbaru

Sekretaris BPN, Bidang Pengelolaan

Sampah, Limbah Bahan

Berbahaya Beracun, dan

Kemitraan

Alasan Pemilihan Indikator: Tahapan awal dari pembangunan TPA Regional adalah

pembebasan lahan. Semakin cepatnya urusan pembebasan lahan ini dilaksanakan,

maka proses pembangunan TPA Regional akan semakin cepat pula.

Pelayanan sarana prasarana dan

administrasi perkantoran dan

kepegawaian

Pelayanan administrasi keuangan

Mempercepat pembangunan TPA

Regional

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑕𝑢𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑠 𝐿𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢𝑕𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑔𝑎𝑤𝑎𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑠 𝐿𝐻 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑠 𝐿𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢𝑕𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐷𝑖𝑛𝑎𝑠 𝐿𝐻 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢𝑕𝑘𝑎𝑛 x 100%

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑐𝑎𝑡𝑎𝑡

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%

Page 12: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

• Dibangunan sarana dan prasarana TPA Regional Banjarbakula oleh PUPR sementara

lahan TPA disediakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa urusan

lingkungan hidup di provinsi antara lain dengan melakukan pengananan TPA skala

Regional

Cara Perhitungan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙 𝐿𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙 𝐿𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑟𝑢𝑠 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 x 100%

Page 13: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1. Jumlah Perusahaan yang Bergerak di

Sektor Pertambangan, Perkebunan dan

Industri di kalsel yang diawasi

kebijakan LH-nya

Makna Indikator : Indikator tersebut menggambarkan banyaknya pembinaan dan

pengawasan terhadap pemegang izin lingkungan untuk melaksanakan ketentuan sesuai

dengan dokumen lingkungan/ izin lingkungannya.

Kepala Seksi Pembinaan dan

Pengawasan LH

Alasan Pemilihan Indikator: Usaha di Provinsi Kalsel yang memiliki dokumen

lingkungan sebagian besar ada pada sektor pertambangan, perkebunan, dan industri.

Dalam menjalankan suatu kegiatan diperlukan pengawasan agar dapat memastikan

kesesuaian apa yang termuat dalam dokumen lingkungan baik itu mengenai pengelolaan

limbah cair, pengendalian pencemaran udara, limbah B3, reklamasi dan revegetasi.

Adanya pembinaan tersebut diharapkan dapat meminimalisir pencemaran lingkungan,

sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas air, udara, maupun tutupan

lahan.

Cara Perhitungan: Menjumlahkan perusahaan yang diawasi mengenai pengelolaan

kualitas lingkungan sesuai dokumen lingkungan yang dimilikinya

Jumlah rekomendasi pada institusi

yang dikoordinasikan terkait dengan

Sumber Pencemar Air Sungai yang

Digunakan sebagai Sumber Air Baku

air minum

Makna Indikator : Sebagai bagian dari upaya pengelolaan terhadap sumber air baku air

minum, maka perlu dilakukan koordinasi dengan instansi yang terkait langsung dengan

pengolahan air minum, yakni PDAM di kab/kota. Hasil koordinasi dengan PDAM tersebut

menghasilkan beberapa rekomendasi mengenai pengelolaan kualitas lingkungan, baik

dalam hal pengelolaan limbah padat, cair, B3 maupun non B3 pada berbagai sumber

pencemar yang ada di perusahaan tersebut.

Kepala Seksi Pembinaan dan

Pengawasan LH

Alasan Pemilihan Indikator: Rekomendasi yang dikeluarkan dapat menjadi tolok ukur

terhadap koordinasi yang telah dilakukan sebagai langkah awal dari perbaikan kualitas air

baku air minum.

Cara Perhitungan: Menjumlahkan rekomendasi yang dibuat dari hasil koordinasi

dengan institusi yang menangani sumber air baku air minum dalam hal ini PDAM di

Kab/Kota

Jumlah ASN yang mengikuti pelatihan

bersertifikat kompetensi

Makna Indikator : Terdapat institusi ataupun lembaga penyelenggara pelatihan yang

dapat mengeluarkan sertifikat kompetensi bagi para peserta pelatihan. Lembaga yang

dapat memberikan sertifikat kompetensi inilah yang dapat menjadi pilihan bagi ASN yang

ingin mengikuti pelatihan. Setiap pelatihan dimaksud dalam rangka meningkatkan SDM di

bidang lingkungan, sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai

kompetensinya.

Kepala Seksi Peningkatan

Kapasitas dan Peraturan LH

Alasan Pemilihan Indikator:

Banyaknya peraturan perundangan di bidang LH

Sering terjadi rotasi/mutasi pegawai

Latar belakang staf dari berbagai disiplin ilmu

Cara Perhitungan: Dengan menjumlahkan berapa ASN yang mengikuti pelatihan

bersertifikat kompetensi

Jumlah peraturan terkait Raperda LH

yang diinventarisasi

Makna Indikator : Menggambarkan hasil inventarisasi dari peraturan bidang LH yang

terkait dengan Raperda yang akan dibuat. Dengan adanya inventarisasi peraturan ini

akan memberikan banyak pertimbangan dalam penyusunan suatu Raperda.

Kepala Seksi Peningkatan

Kapasitas dan Peraturan LH

KLHK

Meningkatkan pembinaan dan

pengawasan terhadap penerima izin

lingkungan dan izin lainnya yang

dipersyaratkan dalam peraturan

perundangan terkait pengelolaan

lingkungan

Meningkatkan koordinasi dan

pengawasan kegiatan untuk

pengurangan bahan pencemar

Melaksanakan fasilitasi dan bimbingan

teknis sumberdaya manusia dalam

upaya peningkatan kualitas

lingkungan.

Menginventarisasi peraturan yang

terkait dengan penyusunan Raperda

LH

ESSELON IV

Page 14: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Alasan Pemilihan Indikator: Tahun 2017 akan disusun Raperda mengenai pengelolaan

persampahan.

Cara Perhitungan: Menginventarisasi Raperda yang terkait dengan Raperda yang akan

disusun

Persentase Penyelesaian Hukum

Kasus Lingkungan Hidup

Makna Indikator: Setiap kasus LH yang tidak dapat diselesaikan melalui cara

pembinaan, akan diselesaikan secara hukum (sanksi administrasi, paksaan pemerintah,

pembekuan izin, maupun pencabutan izin).

Alasan Pemilihan Indikator: Setiap sanksi hukum terhadap kasus lingkungan yang

dikeluarkan, harus dilakukan progress penyelesaiannya sesuai dengan pasal-pasal yang

terdapat dalam sanksi hukum tersebut, sehingga dapat menjamin kasus lingkungan hidup

dapat diselesaikan

Cara Perhitungan Indikator:

1 Persentase Kab/Kota yang mendapat

penghargaan sebagai kota bersih

Makna Indikator : Kota sehat/Adipura adalah merupakan salah satu program strategis

lingkungan hidup dalam upaya pengelolaan lingkungan perkotaan se Kalimantan Selatan

sehingga menjadi kota yang bersih, teduh, dan berkelanjutan serta serta menjadikan

sampah menjadi bernilai ekonomi melalui pengelolaan sampah dengan prinsip 3R

(Reuse, Reduce, Recycle).

Timbulan Sampah. Jumlah penduduk Kalimantan Selatan cenderung meningkat dengan

asumsi 2% pertahun dimana tahun 2017 berjumlah 4.119.794 jiwa dengan timbulan

sampah 1,038 juta ton/tahun (asumsi 0,7 kg/orang/hari) maka pada tahun 2022 yang

diperkirakan akan mencapai 4.531.773 jiwa maka timbulan sampah menjadi 1,142 juta

ton/tahun.

Target Provinsi sampai tahun 2022 :

Timbulan sampah sampai dengan 2022 = 1,142 juta ton/tahun

pengurangan sampah : 20% atau 0,228 juta ton pertahun.

Penanganan sampah : 20% atau 0,228 juta ton pertahun

Pengelolaan Sampah = Pengurangan + Penanganan

= 20% + 20%

= 40% (sesuai RPJM DLH Provinsi

sampai dengan 2022)

Kepala Seksi Pengelolaan

Persampahan

Alasan Pemilihan Indikator:

Meningkatkan penanganan atas

pengaduan kasus lingkungan hidup

Kasi Pengaduan Kasus

Lingkungan Hidup dan

Penegakan Hukum

Mengembangkan sistem penilaian,

evaluasi dan penghargaan lingkungan

dalam pengelolaan sampah dan

lingkungan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝐿𝐼𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑎𝑛𝑘𝑠𝑖 𝐻𝑢𝑘𝑢𝑚 x 100

Page 15: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Alasan Kota sehat /Adipura dilaksanakan adalah berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan perlindungan

Lingkungan Hidup perihal menimbang bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat

merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa urusan

lingkungan hidup di provinsi antara lain dengan memberikan penghargaan lingkungan

hidup tingkat daerah provinsi Kalimantan Selatan.

3. PermenLH No. P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang Pelaksanaan Program

Adipura pasal 7 ayat (1) Gubernur dapat membentuk tim pemantau provinsi yang

bertugas untuk memantau kinerja pemerintah di bidang pengelolaan sampah dan ruang

terbuka hijau, ayat (2) susunan keanggotaan dan tugas tim pemantau provinsi ditetapkan

gubernur.

Cara Perhitungan:

A.

B. Timbulan Sampah

TS = JP x ATS x JB x JH

TS = Timbulan Sampah (ton/tahun)

JP = Jumlah Penduduk (jiwa)

ATS = Asumsi Timbulan Sampah 0,7 kg/orang/hari

= koefisien timbulan sampah ton/orang/hari = 0,0007

JB = Koefiesien Jumlah bulan dalam 1 tahun = 12

JH = Koefisien Jumlah hari dalam 1 bulan = 30

C. Target Pengelolaan Sampah Provinsi

TPSP = Psu + Psa

TPSP = Target Pengelolaan Sampah Provinsi

Psu = Persentase Pengurangan Sampah sesuai RPJM

Psa = Persentase Penanganan Sampah sesuai RPJM

Mengembangkan sistem penilaian,

evaluasi dan penghargaan lingkungan

dalam pengelolaan sampah dan

lingkungan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑖𝑕 𝑎𝑑𝑖𝑝𝑢𝑟𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑘𝑎𝑏⬚

⬚𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑒𝑙

x 100%

Page 16: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

D. Target Kota Sehat / Adipura Provinsi dalam Pengelolaan Sampah

Bila Target provinsi dalam pengelolaan sampah adalah 40% berarti bila target sampai

2022 adalah 7 kabupaten/kota berarti setiap kabupaten/kota peraih Adipura minimal

mampu mengelola sampahnya sebesar 0,065 ton/tahun/kabupaten/kota dengan

perhitungan sebagai berikut :

TPSPK = JK

TKS

TKS = Target Pengelolaan Sampah dalam Kota Sehat/Adipura

JK = Target Jumlah Kabupaten/Kota yang memperoleh Adipura

TPSPK = Total Minimal Pengelolaan Sampah Kabupaten/Kota peraih

Adipura

E. Perhitungan Nilai Adipura

Nilai Adipura = Nilai Fisik + Nilai Non Fisik

Komponen Non Fisik Adipura

1. Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau

2. Pengendalian Pencemaran Air

3. Pengendalian Pencemaran Udara

4. Pengendalian Kerusakan Lahan Akibat Tambang

5. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

6. Pengendalian Perubahan Iklim melalui Adaptasi dan Mitigasi

Mengembangkan sistem penilaian,

evaluasi dan penghargaan lingkungan

dalam pengelolaan sampah dan

lingkungan

Page 17: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Komponen Fisik Adipura

1. Pemukiman

2. Jalan

3. Pasar

4. Pertokoan

5. Perkantoran

6. Sekolah

7. Rumah Sakit/Puskesmas

8. Hutan kota

9. Taman kota

10. Terminal Bus/Angkot

11. Perairan Terbuka

12. TPA

13. Bank Sampah

14. Fasilitas Pengolahan Sampah Skala Kota

15. Bank Sampah Induk

16. Pelabuhan Sungai/Laut

17. Bandara

18. Pantai Wisata

Catatan :

Passingrade Perolehan Adipura

a. Kota Besar Nilai Akhir Minimal = 73, Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA) = 72

b. Kota Sedang dan Kecil Minimal =75, TPA = 74

2 Jumlah Kantor di Prov. Kalsel yang

dinilai mengenai kebersihan lingkungan

mendapatkan nilai minimal 75

Makna Indikator : Penilaian Lingkungan Perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan

adalah merupakan salah satu program strategis lingkungan hidup dalam upaya

pengelolaan lingkungan perkantoran khususnya dalam lingkup Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan sehingga kantor yang bersih, teduh, dan berkelanjutan serta

menjadikan sampah menjadi bernilai ekonomi melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce,

Recycle).

Alasan Pemilihan Indikator: 1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang

Pengelolaan dan perlindungan Lingkungan Hidup perihal menimbang bahwa lingkungan

hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa urusan

lingkungan hidup di provinsi antara lain dengan memberikan penghargaan lingkungan

hidup tingkat daerah provinsi Kalimantan Selatan.

3. PermenLH No. P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 tentang Pelaksanaan Program

Adipura pasal 7 ayat (1) Gubernur dapat membentuk tim pemantau provinsi yang

bertugas untuk memantau kinerja pemerintah di bidang pengelolaan sampah dan ruang

terbuka hijau, ayat (2) susunan keanggotaan dan tugas tim pemantau provinsi ditetapkan

gubernur.

4. Nilai minimum Peraih Pemenang Penilaian Kantor disamakan dengan Passinggrade

Adipura Kota Kecil dengan Titik Pantau ± 45 titik yaitu 75

Cara Perhitungan: Menginventarisir kemudian menjumlahkan kantor di lingkup

pemprov kalsel yang menurut hasil penilaian mendapatkan nilai minimal 75

Mengembangkan sistem penilaian,

evaluasi dan penghargaan lingkungan

dalam pengelolaan sampah dan

lingkungan

Page 18: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

B. Perhitungan Nilai masing-masing Komponen penilaian kantor

Nilai1...10 = Bobot x Skor1...10

100

C. Perhitungan Nilai Akhir Kantor

Nilai Akhir = Nilai 1 + Nilai2 +...........+ Nilai10

= Sum Nilai1...10

Page 19: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Page 20: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1 Jumlah Bank Sampah Induk di Kalsel Makna Indikator : Bank Sampah induk adalah bank sampah yang memiliki surat

Keputusan dan pejabat berwenang setempat. Memiliki struktur organisasi pengelola,

memiliki nasabah bank sampah binaan serta menjalankan fungsi bank sampah induk.

Bank Sampah Induk merupakan Pusat dari beberapa Bank Sampah

Kasi Pengelolaan

Persampahan

Alasan Pemilihan Indikator: a. Untuk mendorong percepatan terbentuknya Bank

Sampah Induk skala Regional Provinsi Kalimantan Selatan.

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa urusan

lingkungan hidup di provinsi antara lain penanganan sampah di TPST (Tempat

Penyimpanan Sampah Sementara Terpadu) skala Regional. Salah satu penanganan di

TPST adalah dengan proses 3R melalui Bank Sampah Induk Skala Regional .

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa urusan

lingkungan hidup di provinsi antara lain penanganan sampah di TPA (Pemprosesan Akhir

Sampah) skala Regional. Salah satu penanganan juga adalah dengan proses 3R melalui

Bank Sampah Induk Skala Regional yang anggotanya terdiri dari beberapa Bank Sampah

yang ada di Kabupaten/Kota.

d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Thn 2012 ttg Pedoman Pelaksanaan

Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah

Cara Perhitungan: Menginventarisir kemudian menjumlahkan bank sampah induk di

setiap kab/kota

Mengembangkan program dan

kegiatan pengurangan dan

penanganan sampah

Page 21: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

2 Jumlah Peserta Bank Sampah Aktif di

lingkup Perkantoran Pemprov Kalsel

Makna Indikator : Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R dalam

pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah

pada prinsipnya adalah salah satu rekayasa social (social engineering) untuk mengajak

masyarakat memilah sampah. Targetnya adalah masyarakat dalam lingkungan kantor

Kasi Pengelolaan

Persampahan

Peserta bank sampah disebut Nasabah, berasal dari lingkup pemda Provinsi Kalimantan

Selatan khususnya yang ada dalam wilayah Kota Banjarbaru, karena bank sampah

Provinsi Kalimantan Selatan berada di Banjarbaru

Alasan Pemilihan Indikator: Ada ± 45 Kantor dilingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan yang perlu ditingkatkan Pengelolaan Persampahannya sehingga sampah yang

ada di kantor tersebut menjadi bernilai ekonomis selain itu juga untuk meningkatkan

kebersihan kantor dari sampah.

Dasar Hukum :

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Thn 2012 ttg Pedoman Pelaksanaan

Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah

Cara Perhitungan Indikator: Dengan menjumlahkan nasabah bank sampah Dinas LH

Prov Kalsel yang aktif

Jumlah sekolah peserta adiwiyata

tingkat Provinsi

Makna Indikator : Menggambarkan Sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih

serta lingkungan yang indah. Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara

Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang

diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan

tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program

pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui

program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai

sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang

Pendidikan Lingkungan Hidup. Sekolah adiwiyata dapat menciptakan kondisi yang baik

bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,

sehingga dikemudian hari sekolah dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan

lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Kepala Seksi Kemitraan dan

Peran Serta Masyarakat

Alasan Pemilihan Indikator:

- Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

- Undang - Undang 18 tahun 2008 tenteng Persampahan

- Sesuai dengan Permen LH Republik Indonesia Nomor : 05 Tahun 2013.tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

- Peraturan Gubernur Nomor 036 Tahun 2012 tentang Sekolah Adiwiyata Provinsi

Kalimantan Selatan.

Cara Perhitungan: Dengan menjumlahkan sekolah yang menjadi peserta adiwiyata

tingkat Provinsi Kalsel

1 Peningkatan jumlah titik penghijauan Makna Indikator : Menggambarkan jumlah penanaman pohon pada beberapa titik di

kab/kota provinsi Kalsel. Dengan penanaman pohon diharapkan dapat Meningkatkan

keseimbangan antara hutan, tanah, air, udara dan mahkluk hidup, dalam melestarikan

fungsi lingkungan hidup, yang ada di Kalimantan Selatan

Kepala Seksi Kemitraan dan

Peran Serta Masyarakat

Alasan Pemilihan Indikator:

Undang - Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Target yang ingin

dicapai dimana RTH ± 30 % dari luas wilayah kota.

Mengembangkan program dan

kegiatan pengurangan dan

penanganan sampah

Penilaian/evaluasi dan pemberian

penghargaan LH tingkat Provinsi

Meningkatan peran serta masyarakat

dalam akses lingkungan hidup

Page 22: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Cara Perhitungan: Menginventarisir dan menghitung jumlah pohon yang ditanam

2 Jumlah Kandidat/Usulan Abdi Persada

Lingkungan/Kalpataru

Makna Indikator : Penghargaan yang diberikan dibidang lingkungan baik secara

perseorangan atau masyarakat yang telah menunjukan kepeloporannya dalam melestari

kan fungsi lingkungan hidup, yang serasi, selaras dan seimbang antara hutan, tanah, air,

udara dan makhluk hidup.

Kepala Seksi Kemitraan dan

Peran Serta Masyarakat

Alasan Pemilihan Indikator:

Undang - Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana

pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan.

Cara Perhitungan: Dengan menjaring kandidat yang dapat diusulkan sebagai

penerima kalpataru. Pengusulan dapat dilakukan baik oleh perorangan maupun

kelompok, termasuk pers, organisasi swadaya masyarakat, pejabat pemerintah, dan

masyarakat luas, asal tidak mengusulkan diri sendiri atau kelompoknya. Sedangkan surat

pengantar usulan dapat dari Pemda.

3 Jumlah Saka Kalpataru Tingkat Prov

Kalsel

Makna Indikator : Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka tempat meningkatkan

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan, kepemimpinan Pramuka

Penegak dan Pendega serta wadah untuk menanamkan kepedulian dan rasa

tanggungjawab dalam mengelola, menjaga, mempertahankan dan melestari kan

lingkungan untuk keberlanjutan generasi sekarang dan mendatang.

Kepala Seksi Kemitraan dan

Peran Serta Masyarakat

Alasan Pemilihan Indikator:

Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 17/MENLH/11/2011 dan Nomor

014/PK.MoU/11/2011. tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- Keputusan Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 03 tahun 2013 tentang

Kelonpok Kerja ( POKJA ) Persiapan Pembentukan Saka Lingkungan Hidup ( Kalpataru ).

Cara Perhitungan: Dengan menjumlahkan peserta kalpataru dari tingkat Kwarcab

masing-masing kabupaten/kota

Meningkatan peran serta masyarakat

dalam akses lingkungan hidup

Page 23: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Jumlah perusahaan/RS/Instansi yang

diawasi terkait limbah B3

Makna Indikator : Jumlah perusahaan / rumah sakit yang diawasi terkait limbah B3

disini menunjukkan gambaran mengenai bagaimana sistem pengelolaan limbah B3

(pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolhan, pemusnahan dan penimbunan)

di Provinsi Kalimantan Selatan sesuai data – data yang didapat dari setiap indikator tadi

dapat diketahui apakah metode pengelolaan dari masing-masing indikator sudah sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku, Dengan adanya pengawasan terhadap

indikator ini diharapkan tidak ditemukan permasalahan lingkungan yang terkontaminasi

limbah B3, karena setiap langkah pengelolaan limbah B3 terpantau berdasarkan manifest

elektronik maupun kewajiban izin – izin lingkungan yang berhubungan dengan

pengelolaan limbah B3

Kepala Seksi Pengelolaan

Limbah B3

- Pelaporan neraca limbah B3

dari perusahaan / rumah sakit

- Pengawasan lapangan

- Data manifest elektronik

Alasan Pemilihan Indikator: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3. Jumlah perusahaan / rumah sakit di

Provinsi Kalimantan Selatan berbanding lurus dengan volume limbah yang akan

dilakukan pengelolaan lanjutan, hal inilah sebagai dasar perencanaan kegiatan

pengawasan itu sendiri. Untuk setiap tahunnya rata – rata 20 perusahaan penghasil

limbah B3, 2 rumah sakit, 2 perusahaan pemanfaat limbah B3, dan 6 perusahaan

pengumpul limbah B3 yang akan dikunjungi untuk kegiatan pengawasan terhadap

pengelolaan limbah B3.

Cara Perhitungan: Dalam pengelolaan limbah B3 lebih difokuskan pada volume limbah

yang masuk dan keluar dari Provinsi Kalimantan Selatan. Dari perhitungan volume limbah

tersebut dapat diketahui berapa jumlah volume limbah yang dikirim ke perusahaan

pengolah, berpa yang ditimbun, dan berapa volume limbah yang diperkirakan beresiko

mencemari lingkungan dan perlu dilakukan kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi.

Metode perhitungan limbah B3 yang berkaitan dengan volumenya bisa menggunakan

media manifest elektronik.

1 Jumlah sungai Kewenangan Provinsi

Kalimantan Selatan yang dipantau

kualitasnya

Makna Indikator : Indikator ini menggambarkan jumlah sungai lintas kab/kota yang

dipantau kualitasnya

Plt. Kasi Pemantauan

Kualitas LH

Alasan Pemilihan Indikator: Pemerintah Provinsi berwenang untuk melakukan

pemantauan kualitas air sungai lintas kab/kota. Penetapan sungai juga memperhatikan

pemanfaatan air sungai oleh masyarakat sekitar secara langsung. Sungai-sungai yang

dipantau juga merupakan air baku intake PDAM di Kab/Kota. Dengan dilakukan

pemantauan maka dapat tersedia data kualitas air sungai di setiap Kab/kota sebagai

salah satu bahan untuk penentuan kebijakan pengelolaan air sungai di Provinsi

Kalimantan Selatan.

Cara Perhitungan: Menghitung jumlah sungai lintas kab/kota yang dipantau

2 Jumlah Kab/Kota yang dipantau

kualitas udaranya

Makna Indikator : Indikator ini menggambarkan jumlah kab/kota yang dipantau kualitas

udaranya

Plt. Kasi Pemantauan

Kualitas LH

Alasan Pemilihan Indikator: Dengan melaksanakan kegiatan pemantauan kualitas

udara maka tersedia data hasil pemantauan kualitas udara di Kab/kota yang dapat

menggambarkan kualitas udara di masing-masing Kab/kota. Data kualitas udara di setiap

Kab/kota digunakan sebagai salah satu bahan untuk penentuan kebijakan pengelolaan

udara di Provinsi Kalimantan Selatan.Cara Perhitungan: Menjumlahkan kab/kota yang dipantau kualitas udaranya

Meningkatkan pemantauan dan

pengawasan terhadap pengolahan,

pemanfaatan, pengangkutan, dan

penimbunan limbah B3

Meningkatkan pemantauan Kualitas

Lingkungan

Page 24: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1 Jumlah dokumen/data Status

Lingkungan Hidup Kalsel yang Disusun.

Makna Indikator : Dokumen SLHD merupakan salah satu bentuk keterbukaan informasi

publik dalam bidang lingkungan hidup.

Kepala Seksi Pemulihan

Kualitas Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Dokumen SLHD dapat menggambarkan upaya untuk

membuka akses informasi LH sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan LH dan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan

informasi publik.

Cara Perhitungan: Jumlah Dokumen yang Disusun

2 Penyelenggaraan Pameran LH (Jumlah

Pengunjung Pameran)

Makna Indikator : Pelaksanaan pameran merupakan upaya untuk mempercepat

penyampaian informasi kepada masyrakat tentang isu-isu terkini mengenai kondisi

lingkungan hidup.

Kepala Seksi Pemulihan

Kualitas Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Pameran yang diselenggarakan dapat menjadi indikasi

bahwa telah ada upaya penyampaian informasi LH dan juga mendukung pelayanan publik

di bidang lingkungan hidup.

Cara Perhitungan: Jumlah Pameran yang terselenggara dan Jumlah Pengunjung

Pameran.

Persentase perusahaan dengan

peringkat kinerja biru dan/atau hijau

Makna Indikator : Menggambarkan / menunjukan ketaatan perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan ditandai dengan peringkat atau sertifikat biru bagi perusahaan

yang taat dan peringkat / sertifikat merah atau hitam bagi perusahaan yang tidak taat

pada satu periode penilaian. Sedangkan perusahaan yang memperoleh sertifikat hijau

dan emas adalah perusahaan yang melakukan upaya lebih dari yang dipersyarakatkan

dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Gambaran sertifikat merah, biru, hijau dan emas menggambarkan ketaatan perusahaan

dalam pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi kriteria izin lingkungan, kriteria

pengendalian pencemaran air, kriteria pengendalian pencemaran udara, kriteria

pengelolaan limbah B3 serta kriteria pengendalian kerusakan lahan (khusus untuk

kegiatan pertambangan). Sehingga mempermudah semua pemangku kepentingan dalam

memahami kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan apakah taat ataukah tidak,

serta melakukan upaya lebih yang dipersyaratkan dan ini berakibat pada penghargaan

dan hukuman.

Kepala Seksi Penilaian

Kinerja Pengelolaan LH

Alasan Pemilihan Indikator: Penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan hidup ini yang meliputi indicator-indikator pada masing – masing kriteria yang

menjadikan dasar penilaian dan terkait dengan kewajiban perusahaan sebagaimana janji

perusahaan pada saat mendapatkan izin lingkungan perusahaan.

Karena penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan meliputi kriteria atas

izin lingkungan, kriteria pengendalian pencemaran air, kriteria pengendalian pencemaran

udara, kriteria pengelolaan limbah B3 serta kriteria pengendalian kerusakan lahan

(khusus untuk kegiatan pertambangan) berhubungan langsung dengan indeks kualitas

lingkungan dan penetapan RPJMD daerah dalam upaya peningkatan IKLH Provinsi

Kalimantan Selatan.

Menyajikan data kerusakan dan

pencemaran lingkungan hidup

Peningkatan kinerja perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan

Page 25: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1. Kewajiban lingkungan / izin lingkungan.

Kewajiban perusahaan dalam pemantauan dan pengelolaan lingkungan sebagaimana

yang tercantum dalam pelaksanaan RKL-RPL atau UKL-UPL.

2. Kewajiban pengendalian pencemaran air.

Dikarenakan air merupakan unsur penting kehidupan, maka pelaku usaha perlu

dikendalikan sarana dan prasarana yang menghasilkan sumber pencemar air. Sehingga

parameter air limbah yang dihasilkan dapat dikontrol dan dapat dihitung beban pencemar

air limbahnya.

Sehingga perhitungan beban pencemar air dijadikan dasar untuk pengendalian air sungai

yang menerima beban pencemar sehingga fungsi sungai dapat tetap digunakan sesuai

dengan peruntukannya.

3. Kewajiban pengendalian pencemaran udara.

Karena udara unsur penting dalam kehidupan ekosistem, maka pelaku usaha perlu

dikendalikan sarana dan prasarana yang menghasilkan sumber pencemar emisi.

Sehingga parameter emisi yang dihasilkan dapat dikontrol dan dapat dihitung beban

pencemar udaranya.

4. Kewajiban pengelolaan limbah B3.

Pelaku usaha berkewajiban melakukan pengumpulan, penyerahan kepada pihak ketiga

yang berizin. Sehingga limbah b3 yang dihasilkan tidak mencemari pada media air, udara

dan tanah.

Cara Perhitungan:

Perhitungan peringkat : Aspek yang dinilai yakni: 1. Beban pencemar air.

Konsentrasi air limbah (parameter) x Debit air limbah perbulan.

Jumlah parameter pencemar air limbah tergantung pada masing-masing kegiatan.

2. Beban pencemar emisi.

Konsentrasi emisi (parameter) x Debit.

Jumlah parameter pencemar emisi tergantung pada masing-masing kegiatan.

3. Pengelolaan limbah B3.

Jenis, krakteristik serta volume limbah B3 yang dihasilkan teridentifikasi , diserahkan

kepada pihak ketiga (pengumpul), disampaikan kepada pihak ketiga lanjutan (pengelola,

pemanfaat, pengolah dan menimbun) sebagai pengelola akhir B3.

4. Pengendalian kerusakan lahan

Jumlah sarana prasaran pengendali erosi, unit pengendali air larian, pengendalian batuan

penyebab air asam tambang, luas area yang direklamasi / revegetasi serta pengelolaan

kebencanaan dalam area pertambangan.

Persentase dokumen Lingkungan

yang diproses.

Makna Indikator : Setiap proses penilaian/pemeriksaan dokumen lingkungan

menunjukkan tingkat kinerja.

Alasan Pemilihan Indikator: Proses penilaian/pemeriksaan dokumen lingkungan

merupakan amanat Permen LH No. 08 Tahun 2013.

Melaksanakan penilaian/pemeriksaaan

terhadap dokumen lingkungan

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

KLHK, P3EK, BPS, Dinas

PUPR, Dishut, Disbunnak,

Dinas ESDM, Dishub,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Lab Lingkungan DLH, DLH

Kab/Kota,

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑛⬚

⬚𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑕𝑖𝑗𝑎𝑢

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑕𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑛𝑦𝑎 x 100%

Page 26: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Cara Perhitungan:

1 Persentase komisi penilai Amdal

kab/kota yang dievaluasi

Makna Indikator : Pembinaan dan pengawasan terhadap komisi penilai Kab/Kota sesuai

SOP Penilaian Dokumen Lingkungan.

Alasan Pemilihan Indikator: Proses pembinaan dan pengawasan terhadap komisi

penilai kab/kota sesuai PermenLH No. 25 Tahun 2009.

Cara Perhitungan:

2 Makna Indikator : Pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan/usaha yang baru

mendapatkan izin lingkungan.

Alasan Pemilihan Indikator: Proses pembinaan dan pengawasan terhadap

kegiatan/usaha sesuai PP 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Cara Perhitungan:

1 Persentase parameter lingkungan yang

terakreditasi pada laboratorium

lingkungan Provinsi Kalsel

Makna Indikator : Semakin banyak parameter yang terakreditasi menunjukkan semakin

tinggi kapasitas laboratorium lingkungan

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Parameter lingkungan yang terakreditasi sesuai

persyaratan lab lingkungan yaitu SNI ISO/IEC 17025:2008 dan PermenLH No 6 Tahun

2009

Cara Perhitungan:

2 Persentase Laboratorium Kab/Kota

yang terakreditasi

Makna Indikator : Semakin banyak laboratorium lingkungan yang terakreditasi semakin

tinggi kinerja lab lingkungan

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

Alasan Pemilihan Indikator: Laboratorium lingkungan yang terakreditasi sesuai

persyaratan lab lingkungan yaitu SNI ISO/IEC 17025:2008 dan PermenLH No 6 Tahun

2009

Cara Perhitungan:

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

KLHK, P3EK, BPS, Dinas

PUPR, Dishut, Disbunnak,

Dinas ESDM, Dishub,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Lab Lingkungan DLH, DLH

Kab/Kota,

Melaksanakan

pembinaan dan pengawasan terhadap

penilaian dokumen lingkungan di

Kabupaten/kota

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

KLHK, P3EK, BPS, Dinas

PUPR, Dishut, Disbunnak,

Dinas ESDM, Dishub,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Lab Lingkungan DLH, DLH

Kab/Kota,

Persentase Pembinaan

RKL/RPL bagi kegiatan/usaha yang

Baru Mendapatkan Izin Lingkungan

Kasi Kajian Dampak

Lingkungan

KLHK, P3EK, BPS, Dinas

PUPR, Dishut, Disbunnak,

Dinas ESDM, Dishub,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Baristand, Lab Lingkungan

DLH, DLH Kab/Kota,

Meningkatkan kapasitas dan SDM

laboratorium lingkungan

KLHK, Pusarpedal, P3EK,

BBPTKL, Baristand, Lab

Kesehatan, DLH Kab/Kota,

ݏݏݎ ݕ ݑܮ ݑ hݑܬݑܮ ݑܦ hݎ hݑܬ

x 100%

ݏݑݒ ݕ ݐ ݏ hݑܬݏ ݏ ݐ ݏ hݑܬ

x 100%

h 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑎𝑛ݑܬ

ݐݎݐ ݑݎ ݑܮ ݖܫ hݑܬ x 100%

ݏݐݎݎݐ ݎݐݎ hݑܬݑܮ ݎݐݎ hݑܬ

x 100%

ݏݐݎݎݐ ݑ hݑܬݐ hݑܬ

x 100%

Page 27: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

1 Persentase KHG yang terencana Makna Indikator : Persentase Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) yang direncanakan

menggambarkan tingkat perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut.

Kasi Perencanaan

Perlindungan dan

Pengelolaan LH

Alasan Pemilihan Indikator: Penyusunan dokumen RPPEG Prov Kalsel sesuai amanah

PP No 71 Tahun 2014 Jo PP No 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Ekosistem Gambut

Cara Perhitungan:

2 Persentase validasi KLHS kab/kota Makna Indikator : Setiap proses validasi KLHS Kab/Kota menunjukkan tingkat kinerja. Kasi Perencanaan

Perlindungan dan

Pengelolaan LH

Dinas LH Kab/Kota, Bappeda

Kab/Kota

Alasan Pemilihan Indikator: Proses validasi KLHS Kab/Kota merupakan amanat PP

No 46 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan KLHS..

Cara Perhitungan:

Persentase kegiatan atau usaha yang

berpotensi menimbulkan pencemaran

air yang dipetakan

Makna Indikator : Persentase kegiatan/usaha yang diidentifikasi menggambarkan

potensi yang dapat menjadi sumber pencemar air.

Kasi Perencanaan

Perlindungan dan

Pengelolaan LH

Alasan Pemilihan Indikator: Dalam upaya mewujudkan kelestarian sumberdaya air

sesuai amanah Perda No 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air dan Perda No 2 Tahun 2017 tentang RPPLH

Cara Perhitungan:

Persentase sektor kegiatan yang

dilakukan perhitungan Emisi GRK

Makna Indikator : Semakin banyak komponen dari sektor yang dilakukan perhitungan

emisi GRK menunjukkan semakin luas cakupan perhitungannya dan data semakin

mendekati faktual.

Kasi Pemeliharaan

Lingkungan Hidup

Alasan Pemilihan Indikator: Upaya mitigasi perubahan iklim sesuai amanah Perpres

No 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Emisi GRK Nasional dan

Perda No 2 Tahun 2017 tentang RPPLH

Cara Perhitungan:

Jumlah dokumen terkait sarana dan

prasarana yang disusun

Makna Indikator : Merupakan pendokumentasian/ pengarsipan dari pengadaan sarana

dan prasarana kantor

Kasubag Umum dan

Kepegawaian

Menyusun dokumen RPPEG Prov

Kalsel

KLHK, P3EK, BPKH,

BPDASHL Barito, BKSDA,

BPS, BWS wil II, Balai Rawa,

Balittra, Dinas PUPR, Dishut,

Disbunnak, Dinas ESDM,

Dishub, Distan, DisPMTSP,

BBPTKL, DLH Prov, DLH

Kab/Kota,

Melaksanakan inventarisasi dan

identifikasi sumber pencemar pada

pemanfaatan ruang/kawasan

Data Primer (Survey), KLHK,

P3EK, BPKH, BPDASHL

Barito, BKSDA, Dinas PUPR,

BPS, Dinas PUPR, Dishut,

Dinas Perindustrian,

Disbunnak, Dinas ESDM,

Dishub, GAPKINDO,

BBPTKL, Lab Kesehatan,

Baristand, Lab Lingkungan

DLH, DLH Kab/Kota,

Melakukan inventarisasi Gas Rumah

Kaca (GRK)

KLHK, P3EK, Balai

Perubahan Iklim, BPPIKHL

Reg Kalimantan, BPS, Dinas

Tanaman Pangan dan

Hortikutura, Dishut,

Disbunnak, Dinas ESDM.

Dishub, Pertamina, PLN,

DLH Kab/Kota,

Merencanakan dan mengadakan

sarana dan prasarana serta

administrasi perkantoran

ݎ ܩܪܭ hݑܬݏܭ ܩܪܭ hݑܬ

x 100%

ݏݒ ݕ ܪܮܭ hݑܬ ܪܮܭ ݏݒ hݎ hݑܬ

x 100%

ݐ ݕ hݏ ݐܭ hݑܬݏݐ ݏݏݎݐݒ ݏh hݏ ݐܭ hݑܬ

x 100%

ݏݏݎݐݒ ݕ ݎݐ hݑܬܭܩ ݏ ݑݕ ݎݐݏ hݑܬ

x 100%

Page 28: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Alasan Pemilihan Indikator: Dapat menjadi tolok ukur bahwa pengadaan telah

dilaksanakan sesuai ketentuan

Cara Perhitungan: Menginventarisir dokumen yang disusun terkait pengadaan sarana

dan prasarana kantor

Jumlah dokumentasi pelayanan surat

menyurat

Makna Indikator : Merupakan pendokumentasian/ pengarsipan dari distribusi surat

masuk dan keluar

Kasubag Umum dan

Kepegawaian

Alasan Pemilihan Indikator: Dapat menjadi tolok ukur bahwa distribusi surat masuk

dan surat keluar telah diarsipkan dengan baik

Cara Perhitungan: Membukukan dan mengarsipkan berkas terkait surat masuk dan

surat keluar dalam satu tahun berjalan

Jumlah pegawai yang administrasi

kepegawaiannya dilayani secara tertib

Makna Indikator : Merupakan pendokumentasian/ pengarsipan mengenai pengurusan

kepegawaian Dinas LH

Kasubag Umum dan

Kepegawaian

Alasan Pemilihan Indikator: Dapat menjadi tolok ukur bahwa hal-hal yang berkaitan

dengan kepegawaian di Dinas LH telah dilayani dan diselesaikan sesuai ketentuan

Cara Perhitungan: Mendokumentasikan arsip kepegawaian yang telah diselesaikan

sesuai ketentuan

Jumlah Persil lahan yang diproses

terkait pembebasan Lahan TPA

Regional

Makna Indikator : Menggambarkan luasan lahan yang telah tersedia untuk

pembangunan TPA Regional Banjarbakula

Kasubag Umum dan

Kepegawaian

Alasan Pemilihan Indikator: Perlunya dilakukan pembebasan lahan sebagai langkah

awal pembangunan TPA Regional. Dengan mengetahui jumlah persil lahan yang sudah

diproses, maka dapat memberikan gambaran kemajuan pembangunan TPA Regional.

Cara Perhitungan: Menginventarisir dokumen pembebasan lahan di setiap persil lahan

Jumlah Laporan Keuangan yang

Disusun

Makna Indikator : Laporan keuangan disusun untuk menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan

perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya

Kasubag Keuangan dan Aset

Menyusun data kepegawaian,

evaluasi, serta administrasi

kepegawaian

Meningkatkan luas lahan yang

diperuntukan sebagai TPA Regional

Menyusun perencanaan dan

administrasi keuangan Dinas LH

Merencanakan dan mengadakan

sarana dan prasarana serta

administrasi perkantoran

Page 29: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Alasan Pemilihan Indikator: Dapat menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas

sumber daya yang dikelola sehingga Pelaporan keuangan dapat menjadi informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan

Cara Perhitungan: Mengarsipkan kemudian menjumlahkan laporan keuangan yang

telah dibuat

Jumlah laporan aset yang dibuat Makna Indikator : Laporan aset dibuat untuk menyajikan informasi mengenai

keberadaan dan nilai aset Dinas LH

Kasubag Keuangan dan Aset

Alasan Pemilihan Indikator: Dapat menggambarkan bahwa aset yang ada di Dinas LH

telah dikelola dengan baik

Cara Perhitungan: Mengarsipkan kemudian menjumlahkan laporan aset yang telah

dibuat

1 Persentase dokumen perencanaan

yang disusun sesuai ketentuan

Makna Indikator : Kesesuaian antara dokumen perencanaan yang telah dibuat dengan

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam peraturan ataupun kaidah perencanaan

Alasan Pemilihan Indikator: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara 96, TLN 4663);

3. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Cara Perhitungan:

2 Nilai Komponen Perencanaan pada

LKjIP

Makna Indikator : Perencanaan Kinerja merupakan salah satu komponen yang dinilai

dalam perhitungan nilai SAKIP SKPD

Kasubag Perencanaan dan

Pelaporan

Inspektorat Provinsi Kalsel

Alasan Pemilihan Indikator:

Melaksanakan pengelolaan Aset

Meningkatkan kualitas perencanaan

program dan kegiatan Dinas LH

h dokumen perencanaan yang disusun sesuai ketentuanݑܬh 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑠𝑢𝑛ݑܬ

x 100%

Page 30: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Cara Perhitungan: Menghitung nilai komponen perencanaan pada LKJiP sesuai

dengan bobot perhitungannya

1 Nilai komponen Pelaporan pada LKjIP Makna Indikator : Pelaporan Kinerja merupakan salah satu komponen yang dinilai

dalam perhitungan nilai SAKIP SKPD

Kasubag Perencanaan dan

Pelaporan

Inspektorat Provinsi Kalsel

Alasan Pemilihan Indikator:

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah;

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Cara Perhitungan: Menghitung nilai komponen pelaporan pada LKJiP sesuai dengan

bobot perhitungannya

2 Persentase kab/kota yang dimonitoring

mengenai sinkronisasi program LH

Makna Indikator : Menggambarkan adanya koordinasi antara instansi LH Provinsi

dengan kabupaten/kota mengenai pelaksanaan program LH

Kasubag Perencanaan dan

Pelaporan

Alasan Pemilihan Indikator: Sebagai salah satu tolok ukur dari adanya sinkronisasi

program LH antara Provinsi dan Kab/Kota

Cara Perhitungan:

3 Persentase kab/kota yang dimonitoring

mengenai pemantauan pelaksanaan

kegiatan/ DAK

Makna Indikator : Memberikan gambaran mengenai peran serta provinsi dalam

pemanfaatan DAK, baik yang berasal dari anggaran DAK pada tahun sebelumnya

maupun yang akan diajukan pada tahun berikutnya.

Kasubag Perencanaan dan

Pelaporan

Alasan Pemilihan Indikator: Pengajuan usulan DAK kabupaten/kota harus

mendapatkan rekomendasi dari Provinsi Kalsel

Meningkatkan kualitas monitoring,

evaluasi dan pelaporan

h 𝑘𝑎𝑏𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑜𝑛𝑖𝑡𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑛𝑘𝑟𝑜𝑛𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐿𝐻ݑܬ

h ka𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑒𝑙ݑܬ x 100%

Page 31: INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS LINGKUNGAN …

PENJELASAN

(Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator dan Cara Perhitungan Indikator)NO. SASARAN/ KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENANGGUNG JAWAB SUMBER DATA

Cara Perhitungan:

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Ir. IKHLAS, MP

Pembina Utama Madya

NIP. 19591223 199103 1 002

h 𝑘𝑎𝑏𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑜𝑛𝑖𝑡𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛/𝐷𝐴𝐾ݑܬ

h ka𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑙𝑠𝑒𝑙ݑܬ x 100%