ind-407 praktikum perancangan tata letak fasilitas€¦ · praktikum perancangan tata letak...
TRANSCRIPT
IND-407
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
Modul 7A
Evaluasi Pemilihan Layout & Perhitungan HPP
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2017
2
Modul 7A
Evaluasi Pemilihan Layout dan Template
A. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengevaluasi pemilihan layout yang terbaik.
2. Mampu membuat template akhir dari suatu rancangan layout.
3. Mampu menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
B. Landasan Teori
1. Layout
Tipe layout dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungan antara volume produksi dan
variasi produk. Berdasarkan klasifikasi ini, layout dibagi menjadi 4 tipe (Tompkins, 1996) :
a. Fixed Layout
Tipe layout ini stasiun kerja (peralatan, mesin, dan manusia) dibawa ke benda kerja.
Fixed layout digunakan untuk produk yang tidak dapat dipindahkan atau sangat berat,
seperti pembuatan bangunan, kapal laut, pesawat terbang, dan lain-lain. Kelebihan dan
kekurangan dari tipe layout ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Fixed Layout
Kelebihan Kekurangan
1. Gerakan material berkurang 1. Gerakan personil dan peralatan
meningkat.
2. Jika digunakan pendekatan tim, akan
dihasilkan kontinuitas operasi dan
tanggung jawab.
2. Dimungkinkan adanya peralatan ganda.
3. Menghasilkan kesempatan
pengembangan kerja.
3. Dibutuhkan keahlian personel yang lebih
baik.
4. Dapat menambah nilai / harga diri dan
kualitas seseorang karena seorang
individu dapat menyelesaikan “seluruh
pekerjaan.
4. Dibutuhkan pengawasan umum.
5. Sangat fleksibel sehingga dapat
meengakomodasi perubahan dalam desain
produk, product mix, dan volume produksi.
5. Bertambahnya kebutuhan ruang dan WIP
yang besar.
6. Dibutuhkan pengendalian dan kooordinasi
yang ketat dalam penjadwalan produksi.
(Sumber: Tompkins, 1996, h. 290)
3
b. Product Layout
Layout ini dibentuk berdasarkan urutan proses pengerjaan part dalam lini produksi.
Jadi, fasilitas produksi disusun berdasarkan urutan proses yang diperlukan oleh produk.
Product layout biasanya digunakan untuk volume produksi yang tinggi dan variasi produk
yang rendah (produk standar). Kelebihan dan kekurangan dari tipe layout ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Product Layout
Kelebihan Kekurangan
1. Menghasilkan lintasan aliran yang
langsung, smooth, mudah, dan logis.
1. Kerusakan pada satu mesin akan
menghentikan proses dalam lintasan.
2. WIP inventory kecil.
2. Perubahan desain produk akan
membutuhkan modifikasi layout (tidak
fleksibel)
3. Waktu produksi total per unit kecil. 3. Stasiun yang paling lambat akan
menentukan kecepatan dari lintasan.
4. Kebutuhan material handling berkurang. 4. Dibutuhkan pengawasan umum.
5. Tidak diperlukan keahlian personel yang
tinggi. 5. Dibutuhkan investasi peralatan yang lebih
tinggi. 6. Pengendalian produksi lebih sederhana.
7. Dapat digunakan peralatan dengan
kegunaan khusus.
(Sumber: Tompkins, 1996, h. 290)
c. Process Layout
Layout ini dibentuk dengan melakukan pengelompokkan proses yang sama
(operasioperasi yang mirip dan peralatan dikelompokkan berdasarkan proses atau fungsi
yang dikerjakannya) dan menempatkan departemen proses terpisah satu dari yang lainnya
bergantung pada aliran antar departemennya. Tipe layout ini digunakan untuk volume
produksi yang rendah dan variasi produk yang tinggi. Layout ini memiliki aliran
intradepartmental yang rendah dan aliran interdepartmental yang tinggi. Kelebihan dan
kekurangan dari tipe layout ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Process Layout
Kelebihan Kekurangan
1. Utilisasi mesin lebih tinggi. 1. Kebutuhan material handling meningkat.
(lanjut)
4
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Process Layout (lanjutan)
Kelebihan Kekurangan
2. Dapat digunakan peralatan dengan
kegunaan khusus.
2. Dibutuhkan pengendalian produksi yang
lebih rumit.
3. Pengalokasian personel dan
peralatan sangat fleksibel. 3. Meningkatnya jumlah WIP.
4. Investasi peralatan yang lebih rumit. 4. Lintasan produksi yang lebih panjang.
5. Variasi tugas untuk personel. 5. Diperlukan keahlian yang lebih tinggi untuk
mengakomodasi variasi tugas. 6. Dimungkinkan pengawasan secara
khusus.
(Sumber: Tompkins, 1996, h. 290)
d. Group Technology (GT) Layout
Layout ini dibuat berdasarkan pengelompokkan part dalam suatu kelompok produk
(product families). Pengelompokkan ini dilakukan berdasarkan kesamaan urutan proses,
bentuk, komposisi material, kebutuhan peralatan, dan lain-lain. Peralatan proses yang
dibutuhkan untuk kelompok produk dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu sel. Layout
ini memiliki aliran intradepartmental yang tinggi dan aliran interdepartmental yang rendah.
Kelebihan dan kekurangan dari tipe layout ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan GT Layout
Kelebihan Kekurangan
1. Meningkatkan utilisasi mesin. 1. Dibutuhkan pengawasan umum.
2. Lintasan aliran lebih smooth dan
jarak transportasi lebih pendek
dibandingkan process layout.
2. Dibutuhkan keahlian yang lebih dari
anggota tim sehingga terampil pada
berbagai operasi.
3. Adanya kerja sama tim dan
keuntungan pengembangan kerja.
3. Sangat tergantung pada pengendalian
produksi yang menyeimbangkan aliran
melalui sel-sel individu.
4. Memiliki kelebihan-kelebihan dari
process layout dan product layout.
4. Jika aliran dalam sel tidak seimbang,
maka dibutuhkan tempat penyimpanan
dalam sel untuk buffer dan WIP,
sehingga dapat menghindari kebutuhan
penambahan material handling.
5. Dapat digunakan peralatan dengan
kegunaan khusus.
5. Memiliki beberapa kelemahan dari
process layout dan product layout.
(Sumber: Tompkins, 1996, h. 291)
5
2. Evaluasi Perencanaan Fasilitas
Evaluasi perencanaan fasilitas dilakukan dengan memperhitungkan kriteria-kriteria
yang berpengaruh terhadap perencanaan fasilitas. Dalam melakukan evaluasi perencanaan
fasilitas ini perlu digunakan pertimbangan secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Berikut adalah teknik-teknik yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif perencanaan
fasilitas menurut Tompkins (1996) :
1) Membuat daftar aspek positif dan aspek negatif dari tiap alternatif.
Daftar keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif menyediakan cara yang
sederhana dalam melakukan evaluasi rencana fasilitas. Teknik ini mungkin
merupakan teknik yang paling mudah dilakukan, namun sulit untuk menghasilkan
evaluasi yang akurat, seimbang, dan objektif dari alternatif-alternatif rencana fasilitas
karena hanya dilakukan dengan membuat daftar aspek positif dan aspek negatifnya.
2) Urutkan (ranking) performansi dari tiap alternatif berdasarkan beberapa kriteria
yang telah ditentukan.
Dengan memberikan ranking bagi setiap alternatif akan memberikan keuntungan
karena setiap alternatif dibandingkan berdasarkan sekelompok faktor. Tetapi, tidak
terdapat jaminan bahwa semua faktor penting mendapat bobot yang lebih besar (lebih
dipertimbangkan) daripada faktor lainnya. Proses pemberian ranking menghasilkan
banyak informasi yang dapat membuat sulit proses seleksinya. Setelah melakukan
prosedur pemberian ranking, maka hasilnya harus diintegrasikan terlebih dahulu
sebelum proses seleksi dilakukan.
3) Weighted Factor Comparison
Bandingkan bobot faktor dari setiap alternatif dengan memberikan bobot numerik
untuk setiap kriteria (faktor), urutkan (beri ranking) alternatif-alternatif tersebut
berdasarkan nilai setiap kriteria, dan jumlahkan ranking bobot dari seluruh kriteria
untuk mendapatkan total bobot faktor untuk setiap kriteria.
Nilai bobot diberikan secara proporsional untuk setiap faktor berdasarkan tingkat
kepentingannya. Nilai numerik akan diberikan untuk setiap alternatif berdasarkan
performansinya terhadap faktor tersebut. Nilai numerik ini akan dikalikan dengan
bobot tiap faktor dan dijumlahkan untuk semua faktor sehingga didapat nilai bobot
total. Faktor-faktor berikut merupakan 7 faktor dari 35 faktor umum yang digunakan
sebagai pertimbangan antara lain :
1. investasi awal yang diperlukan,
2. biaya operasi tahunan,
6
3. return on investment (ROI),
4. periode balik modal (payback payment),
5. fleksibilitas atau kemudahan mengubah atau mengatur ulang sistem yang telah di-
install,
6. integrasi dengan proses operasi,
7. kemampuan adaptasi dari sistem untuk mengakomodasi fluktuasi produk,
kuantitas, dan waktu pengiriman.
Dalam pemberian bobot seringkali terjadi halo effect. Halo effect merupakan
suatu fenomena yang terjadi ketika ranking yang tinggi pada suatu faktor
mempengaruhi pada faktor yang lainnya.
4) Economic Comparison
Menentukan performansi ekonomis dari setiap alternatif pada suatu periode
perencanaan tertentu. Dalam menilai perbandingan finansial dari rencana fasilitas,
dapat digunakan metode SEAT (Systematic Economic Analysis Technique) untuk
menyeimbangkan nilai investasinya. Langkah-langkah metode SEAT adalah sebagai
berikut :
1. tentukan alternatif layak yang akan dibandingkan,
2. definisikan rentang periode rencana yang akan digunakan,
3. estimasi aliran kas (cash flow) dari setiap alternatif,
4. tentukan discount rate yang akan digunakan,
5. bandingkan alternatif dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF),
lakukan analisis sensitivitas,
6. Lakukan analisis sensitivitas,
7. pilih alternatif terbaik.
Penjelasan lebih lengkapnya mengenai teknik-teknik evaluasi perencanaan fasilitas
dapat dipelajari dari Buku Tompkins (1996)!
3. Klasifikasi Biaya
Menurut hubungan biaya dengan volume produksi, biaya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Biaya tetap (fixed cost), merupakan biaya yang besarnya tetap tiap periode, tidak
tergantung pada volume produksi.
2. Biaya berubah (variable cost), merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah
tergantung pada volume produksi
3. Biaya setengah berubah, merupakan biaya yang terdiri dari sebagian biaya tetap dan
sebagian lagi biaya tidak tetap.
7
4. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah laporan keuangan yang menggambarkan
rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang telah terjual
selama suatu periode waktu tertentu (Hansen & Mowen, 2007). Gambar 1 merupakan
contoh perhitungan HPP. Perhitungan HPP terdiri dari lima bagian utama, yaitu:
1. Biaya bahan langsung
2. Biaya pekerja langsung
3. Biaya pabrik tidak langsung (overhead)
4. Biaya produk setengah jadi
5. Biaya produk jadi
Gambar 1. Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi
(sumber : Hansen & Mowen, 2007, h.45)
5. Depresiasi
Depresiasi adalah biaya suatu asset yang dialokasikan secara sistematis dalam
jangka waktu umur pakainya. (Systematicallocation of an asset's cost over its
depreciablelife.)(Newnan, 1988). Depresiasi ini bukanlah aliran kas yang sebenarnya,
karena hanya merupakan pembebanan yang terjadi diatas kertas. Berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas
8
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 pasal 11, terdapat dua metode depresiasi yang
digunakan. Tabel 5 merupakan tabel depresiasi harta berwujud.
Tabel 5. Pengelompokan Depresiasi Harta Berwujud Non Bangunan
Kelompok Harta Berwujud
Masa Tarif Penyusutan Sebagaimana dimaksud dalam
Straight Line Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,50% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,50%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
(Sumber: http://www.pajak.go.id/content/22115121-ketentuan-penyusutan)
Pengelompokan harta berwujud non-bangunan dapat dilihat pada http://www.sadarpajak.
com /2016/05/penyusutan-kelompok-harta-berwujud.html (boleh mencari referensi lain
yang terpercaya).
Tabel 6. Pengelompokan Depresiasi Harta Berwujud Bangunan
Kelompok Harta Masa
Tarif Penyusutan Sebagaimana dimaksud dalam
Straight Line Saldo
Menurun
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
Permanen 20 tahun 5% - (Sumber: http://www.pajak.go.id/content/22115121-ketentuan-penyusutan)
C. Input dan Output Modul
• Input
1. Alternatif layout lantai produksi untuk Process Layout dan GT Layout
2. Alternatif layout kantor
3. Alternatif layout storage dan warehouse untuk Process Layout dan GT Layout
4. Komponen untuk HPP:
• Biaya material
• Biaya tenaga kerja
• Biaya overhead
• Biaya material dan tenaga kerja tidak langsung
• Biaya kemasan
• Biaya storage
• Biaya warehouse
• Biaya lain: air, listrik,perawatan
• Pajak bumi dan bangunan
• Depresiasi pabrik (dari evaluasi pemilihan layout)
9
• Skenario depresiasi
• Output
1. Pemilihan jenis tata letak
2. Template terpilih
3. Hasil perhitungan HPP
D. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Menentukan dan melakukan evaluasi pemilihan layout terbaik.
Praktikan menentukan kriteria-kriteria pemilihan layout berdasarkan 2 teknik evaluasi
alternatif perencanaan fasilitas menurut Tompkins. (praktikan dapat memilih secara
bebas).
2. Membuat template dari layout terbaik dengan mempertimbangkan lebar jalur material
handling. Pembukaan jalur material handling dilakukan dengan mempertimbangkan
urutan operasi dari komponen-komponen yang diproduksi sendiri mulai dari raw
material hingga komponen jadi dan lokasi-lokasi yang harus dilewati oleh komponen-
komponen pembantu. Pembukaan jalur material handling dilakukan sesuai dengan
keinginan masing-masing perusahaan. Ketentuan-ketentuan pembukaan jalur material
handling:
a) Jika jalan ditujukan untuk akses 1 arah, maka dibuka jalur material handling
sebesar minimal 1 meter untuk manusia dan 1,5 meter untuk hand truck.
b) Jika jalan ditujukan untuk akses 2 arah, maka dibuka jalur material handling
sebesar minimal 2 meter untuk manusia dan 3 meter untuk hand truck.
Pembuatan jalur satu arah dapat dipertimbangkan apabila terdapat analisis tertentu.
3. Melakukan penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) berdasarkan data-data yang
telah didapat dari modul sebelumnya. Langkah-langkah pembuatan HPP dapat dilihat
pada bagian D poin a.
Untuk melakukan penghitungan harga pokok penjualan didasarkan terhadap data biaya
produksi yang akan diberikan, juga berdasarkan rencana produksi yang didapatkan dari
modul sebelumnya. Setelah itu, praktikan diminta untuk menyusun proyeksi aliran kas
yang nanti akan menjadi dasar dalam analisis kelayakan finansial. Data yang diberikan :
10
1. Harga material
2. Gaji tenaga kerja
3. Biaya packaging dan logistik untuk shipping (per pallet)
4. Harga beli mesin
5. Konsumsi listrik dan air untuk masing-masing mesin
Asumsi yang digunakan:
1. Satu mesin dipegang oleh 1 operator untuk masing-masing shift
2. Asuransi tenaga kerja sebesar 0,2% dari total gaji tenaga kerja pertahunnya
3. Asuransi aset sebesar 0,5% dari total nilai beli aset pertahunnya
a. Pengerjaan HPP (Harga Pokok Penjualan)
1. Perhitungan biaya material langsung perbulan untuk seluruh tipe skateboard.
Material langsung yang dibutuhkan didapatkan dari data produksi dengan
mempertimbangkan scrap untuk masing-masing proses di routing sheet. Harga
material diberikan untuk setiap jenisnya dalam satuan tertentu.
Berikut ini merupakan tabel perhitungan biaya material langsung yang dapat
dilihat pada LAMPIRAN Tabel A.2 dan A.3
Bahan pembantu yang dibutuhkan didapatkan dari data kebutuhan bahan
pembantu. Harga bahan pembantu diberikan untuk setiap jenisnya dalam satuan
tertentu.
Kemudian hasil perhitungan biaya material langsung direkap kedalam LAMPIRAN
Tabel A.4.
2. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung perbulan
Biaya tenaga kerja langsung didapatkan dari jumlah kebutuhan operator mesin
assembly, inspeksi, dan maintenance (untuk seluruh shift) dikalikan dengan gaji
operator(pertimbangkan THR sebesar gaji satu bulan, yang diberikan satu tahun
sekali). Dapat dilihat pada LAMPIRAN Tabel A.7
Jumlah tenaga kerja tidak langsung mencakup tenaga kerja pada level manajerial
dan tenaga kerja tambahan di lantai pabrik (contoh: Direktur, resepsionis,
supervisor, marketing, kebersihan, keamanan, dll). Dapat dilihat pada LAMPIRAN
Tabel A.8
Data jumlah tenaga kerja tidak langsung ditentukan masing-masing kelompok
berdasarkan output dari modul perancangan organisasi dan pertimbangan lebih
lanjut. (pertimbangkan THR sebesar gaji satu bulan, yang diberikan satu tahun
sekali).
11
Biaya tenaga kerja yang masuk ke dalam perhitungan HPP hanya biaya tenaga
kerja langsung saja.
3. Perhitungan biaya packaging dan logistik untuk shipping
Konversikan data produksi kedalam jumlah pallet, dan kalikan dengan biaya
packaging dan logistik untuk shipping.Dapat dilihat pada LAMPIRAN Tabel A.5
4. Biaya Pembelian dan Perawatan Mesin, Peralatan, serta Gedung
Dapat dilihat pada LAMPIRAN Tabel A.6
Biaya perawatan mesin ditetapkan sebesar 0,5%/tahun dari nilai harga beli mesin.
5. Perhitungan biaya depresiasi.
Perhitunganbiaya depresiasi ditentukan berdasarkan pengelompokan harta berwujud
dan harta tidak berwujud (dapat dilihat pada halaman 7 bagian 5).
6. Perhitungan biaya asuransi tenaga kerja dan aset (mesin dan bangunan)
Biaya asuransi ditetapkan sebesar 0,2%/tahun untuk tenaga kerja (total gaji per
tahun, yaitu gaji pokok + THR) dan 0,5%/tahun untuk mesin dan bangunan
7. Perhitungan biaya listrik, air, dan pajak bumi dan bangunan.
Biaya listrik dan air untuk lantai produksi dihitung berdasarkan jumlah mesin,
jumlah tenaga kerja di lantai produksi, dan jam kerja lantai produksi.LAMPIRAN
Tabel A.9 dan untuk total biaya listrik perbulan dapat dilihat pada LAMPIRAN
Tabel A.10.
Biaya listrik dan air untuk lantai perkantoran dihitung berdasarkan jumlah tenaga
kerja kantor dan jam kerjanya.
Biaya Konsumsi Air dapat dilihat pada LAMPIRAN Tabel A.11.
Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan dengan besar PBB tanah dan PBB
bangunan sebesar 0.1% dari nilai NJOP-nya. Adapun nilai tanah adalah
disesuaikan dengan lokasi pemilihan pabrik (cari referensi dari sumber
terpercaya).
8. Perhitungan HPP (berbasis pada unit produk)
Perhitungan HPP untuk setiap produk (Skateboard A dan Skateboard B). Dapat dilihat
pada LAMPIRAN Tabel A.13
12
E. Target Asistensi
Target Asistensi I : Layout terpilih, template akhir, dan Perhitungan Harga Pokok
Produksi
Target Asistensi II : Template akhir disertakan dengan alasan pemilihan layout, teori,
dan konsep yang berhubungan dengan modul, dan Perhitungan Lengkap Harga Pokok
Penjualan
Catatan : Pelajari SEMUA hal yang berhubungan dengan modul !
F. Daftar Pustaka
Tompkins, James A., White, John A., Bozer, Yavuz A., Frazelle, Edward H., Tanchoco,
J.M.A., T dan Trevino, Jaime (1996) Facilities Planning, 2nd ed, New York:
John,Willey & Sons. 1996
Newnan, D.G. Engineering Economic Analysis, 3rd ed. California : Engineering Press
Inc., 1988.
13
LAMPIRAN :
Tabel A.1 Rekapitulasi Kebutuhan Luas Tanah
No. Nama Area Luas Area (m2)
1 Receiving
2 Shipping
3 Storage
4 Warehouse
5 Luas Produksi + jalur material handling
6 Kantor dan Fasilitas Pendukung
Total Luas Bangunan
Luas Lahan diluar 6 point diatas (tempat parkir, taman, dll)
Total Luas Tanah
Total luas bangunan dan total luas tanah di-round up ke puluhan terdekat.
Tabel A.2 Perhitungan Biaya Material Langsung
BIAYA MATERIAL LANGSUNG PER JENIS SKATEBOARD
Jenis Skateboard
No Nama Part Jenis Material Q/tahun
(unit)
Harga Perolehan
Harga Mat
langsung
Total Biaya Mat
lagsung/
Prod/ tahun
Harga Satuan
A
1 Riser
Plastik PVC + Carbon
2 Pivot Cup
Plastik PVC + Carbon
3 Barrel Bushing
Plastik PVC + Carbon
4 Cone Bushing
Plastik PVC + Carbon
5 Top Washer
Plat Alumunium
6 Wheel Polyurethane
7 Baseplate Alumunium
8 King Pin Alumunium
9 Truck A Alumunium
11 Deck A Kayu Veneer
B
1 Riser
Plastik PVC + Carbon
2 Pivot Cup
Plastik PVC + Carbon
3 Barrel Bushing
Plastik PVC + Carbon
4 Cone Bushing
Plastik PVC + Carbon
5 Top Washer
Plat Alumunium
6 Wheel Polyurethane
7 Baseplate Alumunium
8 King Pin Alumunium
10 Truck B Alumunium
12 Deck B Kayu Veneer
14
Tabel A.3 Perhitungan Biaya Material Langsung Bahan Pembantu
Tipe Produk No. Part
Nama Satuan Kebutuhan/ tahun (per
satuan)
Harga/ Satuan
Total Harga
Total Biaya Bahan
Pembantu/Produk
Skateboard A
BP1 Nut
BP2 Axel nut
BP3 Kingpin nut
BP4 Bearing
BP5 Spacer
BP6 Sticker
BP7 Grain
BP8 Lem
BP9 Pernis
Skateboard B
BP1 Nut
BP2 Axel nut
BP3 Kingpin nut
BP4 Bearing
BP5 Spacer
BP6 Sticker
BP7 Grain
BP8 Lem
BP9 Pernis
Tabel A.4 Rekapitulasi Biaya Material Langsung
Jenis Skateboard
Total Biaya Material Langsung
/ tahun
Total Biaya Bahan Pembantu / tahun
Total Biaya Material (per tahun)
A Rp - Rp - Rp -
B Rp - Rp - Rp -
TOTAL Rp - Rp - Rp -
Tabel A.5 Biaya packaging dan logistik untuk Shipping Per Bulan
Jenis Skateboard
Jumlah Pallet
Biaya Packaging/Pallet
Biaya Logisitk/Pallet Total
A
B
Biaya Packaging untuk Shipping per Bulan Rp -
Biaya Packaging untuk Shipping per Tahun Rp -
Biaya packaging untuk shipping sebesar Rp. 30.000,00 per pallet.
Biaya logistik untuk shipping sebesar Rp. 100.000,00 per pallet.
15
Tabel A.6. Biaya Pembelian dan Perawatan Mesin, Peralatan, serta Gedung
PEMBELIAN, PERAWATAN MESIN, PERALATAN, DAN GEDUNG
(0,5 % per bulan dari harga mesin dan peralatan dalam tahun) No Keterangan Harga Mesin Kebutuhan Total Harga Biaya Perawatan
PERAWATAN MESIN
1 Mold and Ladle
2 Drying Machine
3 Drilling Machine
4 Milling Machine
5 Cutting Machine
6 Turning Machine
7 Press Machine
8 Grinding Machine
9 Extruder Machine
10 Dst.
TOTAL BIAYA PERAWATAN MESIN Rp
PERAWATAN PERALATAN
1 Komputer
2 Hand Truck
3 Maintenance Tools
4 AC
5 Toren Air
6 APAR
7 Dst.
TOTAL BIAYA PERAWATAN PERALATAN Rp
PERAWATAN GEDUNG
1 Pabrik 1
2 Kantor 1
TOTAL BIAYA PERAWATAN GEDUNG Rp
TOTAL BIAYA PERAWATAN MESIN, PERALATAN, DAN GEDUNG Rp
Tabel A.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung
No Operator
Departemen Jumlah
Gaji Pokok (per Tahun)
THR (per Tahun)
Total Biaya Gaji
(per tahun)
Biaya Asuransi /tahun
Premi Asuransi /tahun
OPERATOR
1 Cutting Machine
2 Drilling Machine
3 Extruder Machine
4 Dst.
ASSEMBLY, INSPEKSI, DAN MAINTENANCE
5 Assembly A
6 Assembly B
7 Inspeksi A
8 Inspeksi B
9 Maintenance
10 Dst.
Jumlah
Gaji Tenaga Kerja Langsung Rp - Asuransi Rp -
Gaji Pokok Operator Mesin dan Maintenance = 1,2 x UMR. Untuk gaji operator Assembly
dan Inspeksi disesuaikan dengan UMR
Perhitungan biaya tenaga kerja disesuaikan dengan jumlah shift
Tabel A.8 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
No.
Jabatan Jumlah Gaji Pokok
(tahun) Bonus (tahun)
Total Biaya Gaji
(tahun)
Premi Asuransi (tahun)
Biaya Asuransi (tahun)
Pekerja Lantai Pabrik
1 Cleaning Service
2 Satpam
6 Operator Material Handling
Pekerja Kantor
1 Direktur Utama
2 Wakil Direktur
3 Manajer Marketing
4 Manajer Perencanaan dan Keuangan
5 Manajer SDM
6 Dst.
Jumlah
Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp Asuransi Rp
Besar gaji tenaga kerja tidak langsung sesuai dengan kebijakan perusahaan
Tabel A.9 Total Biaya Listrik/Bulan
No Nama Mesin Jumlah
Daya (WH)
Konsumsi (KwH/hari)
Konsumsi (KwH/bulan)
Total Biaya/Bulan
1 Mold and Ladle
2 Drying Machine
3 Drilling Machine
4 Milling Machine
5 Cutting Machine
6 Turning Machine
7 Press Machine
8 Grinding Machine
9 Extruder Machine
10 Work Bench
TOTAL (BULAN) Rp -
TOTAL (TAHUN) Rp -
Tabel A.10 Total Perhitungan Biaya Listrik/Bulan
Jumlah Konsumsi KwH/hari
Konsumsi KwH/Bulan
Biaya/Kwh Total Biaya/Bulan
Penerangan Pabrik
Penerangan Kantor
Total Rp -
Peralatan Pabrik Rp -
Operasional Kantor Rp -
Biaya Listrik Mesin Rp -
Total Biaya Listrik (tahun) Rp -
Modul 7A Evaluasi Pemilihan Layout dan Template
17
Keterangan :
Untuk pabrik : mengikuti ketentuan perusahaan
Untuk kantor : 1 minggu = 5 hari kerja;1 hari = 8 jam kerja
Besarnya biaya listrik per kWh dan biaya air per m3ditentukan oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan biaya yang berlaku di lokasi perusahaan yang telah
ditentukan.
Untuk biaya penerangan (lampu) diasumsikan untuk pabrik 1 lampu / 20 m2 dan kantor 1
lampu / 20 m2. Lampu yang digunakan untuk pabrik 4 lampu TL 30 Watt (120 Watt) dan
kantor LED 7 Watt. Harga lampu pabrik per unit Rp. 250.000 (harga 4 lampu TL 30 Watt)
dan lampu kantor Rp. 112.000 (harga lampu tabung hemat energy x 2) dengan masa pakai
10 tahun. (perhitungan depresiasi menggunakan metode “straight line”).
Penentuan tariff harga listrik untuk selengkapnya dapat dilihat pada
http://www.pln.co.id/statics/uploads/2017/06/Permen-ESDM-No.-28-Tahun-2016.pdf
Tabel A.11 Biaya Konsumsi Air
Jumlah Konsumsi
Air/hari Konsumsi Air/bulan
Biaya/Liter Total
Biaya/Bulan
Mesin Rp 15 Rp -
Peralatan Pabrik
Rp 15 Rp -
Pekerja Pabrik Rp 15 Rp -
Pekerja Kantor Rp 15 Rp -
Total Biaya Air per Bulan Rp -
Total Biaya Air per Tahun Rp -
Pekerja pabrik diasumsikan menggunakan air sebanyak 200L per bulan sementara pekerja
kantor menggunakan air sebanyak 100L per bulan.
Kebutuhan air untuk mesin dan peralatan pabrik masing-masing diasumsikan sebesar 30L
per hari.
Biaya air per liter ditentukan sebesar Rp. 15,00 per liter.
Tabel A.12. Data Asset
DATA ASSET
KETERANGAN HARGA AWAL (I) HARGA AKHIR (L)
10% harga awal
Depresiasi
(Tahun)
Depresiasi
(Bulan)
BANGUNAN
Kantor
Pabrik
MESIN
PERALATAN
TOTAL Rp Rp Rp
Modul 7A Evaluasi Pemilihan Layout dan Template
18
Harga Tanah : Disesuaikan dengan pemilihan lokasi pabrik
Harga bangunan kantor : Rp 3.500.000,00 / m2
Harga bangunan pabrik : Rp 5.000.000,00 / m2
Tabel A.13 Harga Pokok Penjualan
Besarnya Profit margin ditentukan oleh perusahaan
Pembelian Material Langsung
Total Pemakaian Material Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead
Depresiasi bangunan, mesin & peralatan Asuransi
Asuransi Tanaga Kerja
Asuransi Mesin dan Gedung
Konsumsi Listrik Konsumsi Air Perawatan
Gedung Mesin dan Peralatan
Packaging Pajak Bumi Bangunan
Total Biaya Overhead Total Biaya Produksi
WIP Awal (WIP Akhir)
Cost of Good Manufatured
Inventori Awal (Inventori Akhir)
Harga Pokok Penjualan
HPP Keuntungan PPN (10%)
Total Penjualan
Harga jual per produk Skateboard A
per 31 Desember 2017
Harga Pokok Penjualan Per Produk
Skateboard A
Tabel Harga Pokok Penjualan Skateboard
Laporan Harga Pokok Penjualan
Modul 7A Evaluasi Pemilihan Layout dan Template
19
LAMPIRAN B :
Harga Bahan Baku
No Bahan Baku Satuan Harga per Satuan
1 Plastik PVC + Carbon karung (20kg) IDR 350,000.00
2 Plat alumunium 1220x1220x2 mm IDR 270,000.00
3 Polyurethane 2.16kg IDR 60,000.00
4 Biji alumunium 162 kg IDR 3,240,000.00
5 Kayu Veneer 800x1500x2 mm IDR 25,000.00
Harga Bahan Pembantu
No Bahan Pembantu Satuan Harga per Satuan
1 Nut dus (300 unit) IDR 360,000.00
2 Axel nut dus (300 unit) IDR 540,000.00
3 Kingpin nut dus (300 unit) IDR 540,000.00
4 Bearing dus (150 unit) IDR 1,350,000.00
5 Spacer dus (300 unit) IDR 1,260,000.00
6 Sticker dus (100 lembar) IDR 720,000.00
7 Grain dus (100 lembar) IDR 600,000.00
8 Lem kaleng (5000gr) IDR 72,000.00
9 Pernis kaleng (5000gr) IDR 54,000.00
Harga Beli Mesin
No Mesin Satuan Harga per Satuan Daya (Watt)
1 Mold and Ladle unit IDR 110,000,000.00 7000
2 Drying Machine unit IDR 60,000,000.00 5000
3 Drilling Machine unit IDR 85,000,000.00 7500
4 Milling Machine unit IDR 84,000,000.00 3000
5 Cutting Machine unit IDR 54,000,000.00 3500
6 Turning Machine unit IDR 89,000,000.00 7500
7 Press Machine unit IDR 85,000,000.00 10000
8 Grinding Machine unit IDR 5,500,000.00 800
9 Extruder Machine unit IDR 95,000,000.00 9000
10 Work Bench unit IDR 6,000,000.00 -
Praktikan diperbolehkan mencari harga referensi mesin dan spesifikasinya sendiri dengan
disertai analisis dan referensi.
Modul 7A Evaluasi Pemilihan Layout dan Template
20
Harga Fasilitas Pabrik
No Komponen Biaya Satuan Harga per Satuan
1 AC Single Split Wall 0.5 PK unit IDR 5,000,000.00
2 AC Single Split Wall 0.75 PK unit IDR 5,500,000.00
3 AC Single Split Wall 1 PK unit IDR 6,000,000.00
4 AC Single Split Wall 1.5 PK unit IDR 6,500,000.00
5 AC Single Split Wall 2 PK unit IDR 7,000,000.00
6 AC Single Split Wall 2.5 PK unit IDR 7,500,000.00
7 Exhaust Fan dinding dia 10" (30x30) unit IDR 450,000.00
8 Exhaust Fan dinding dia 12" (35x35) unit IDR 500,000.00
9 Exhaust Fan plafond dia 10" (25x25) unit IDR 500,000.00
10 Exhaust Fan plafond dia 10" (30x30) unit IDR 500,000.00
11 Pompa Submersible dan panel kontrol 3PK unit IDR 12,000,000.00
12 Toren Air 1000L unit IDR 1,500,000.00
13 Toren Air 1500L unit IDR 2,500,000.00
14 Toren Air 2000L unit IDR 3,500,000.00
15 Komputer Set unit IDR 9,000,000.00
16 Printer scan copy unit IDR 3,000,000.00
17 Proyektor (Lumen 3100) unit IDR 6,500,000.00
18 Layar proyektor wallscreen 84" unit IDR 2,200,000.00
19 Mesin fotocopy unit IDR 25,000,000.00
20 Telepon Standar IP Phone unit IDR 1,000,000.00
21 Penghancur kertas maks 12 lembar unit IDR 1,750,000.00
22 Kursi kantor putar luxury unit IDR 2,500,000.00
23 Kursi kantor putar unit IDR 1,000,000.00
24 Sofa (3 seat) unit IDR 7,500,000.00
25 Meja komputer unit IDR 1,200,000.00
26 Meja meeting (6 orang) unit IDR 3,000,000.00
27 Meja meeting (12 orang) unit IDR 6,000,000.00
28 Filling kabinet besi unit IDR 1,600,000.00
29 Steel locker 4 pintu unit IDR 1,500,000.00
30 CCTV (32 kamera) unit IDR 20,000,000.00
31 APAR unit IDR 500,000.00
32 Hand Truck unit IDR 2,500,000.00
33 Pallet unit IDR 350,000.00
Catatan : Peralatan kantor maupun peralatan pabrik pada tabel diatas hanya merupakan panduan
singkat. Praktikan diperbolehkan mencari harga referensi sendiri.