abstrak perancangan ulang tata letak fasilitas …
TRANSCRIPT
ABSTRAK
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI TAHU
PADA UMKM MENTARI BULAN MALANG MENGGUNAKAN
ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI
BIAYA MATERIAL HANDLING
Oleh:
Mahaka Rizal F.A.F.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Surachman SE., MSIE.
Tata Letak merupakan salah satu aspek terpenting dalam perusahaan
industri. Tata letak fasilitas produksi yang terencana dengan baik akan
mempengaruhi efisiensi aliran produksi. UMKM Mentari Bulan merupakan unit
usaha yang bergerak di bidang produksi pangan yaitu tahu. UMKM Mentari Bulan
dalam perancangan tata letak fasilitas produksi belum mempertimbangkan
kelancaran gerakan perpindahan bahan (material handling). Tujuan dari penelitian
ini adalah merancang ulang tata letak fasilitas produksi yang menghasilkan usulan
tata letak dengan biaya material handling yang lebih rendah. BLOCPLAN
merupakan algoritma yang dapat digunakan untuk merancang suatu tata letak
fasilitas produksi, dengan sifat campuran memungkinkan membentuk (kontruksi)
dan dapat memperbaiki (improvement) suatu tata letak fasilitas produksi.
Perancangan tata letak fasilitas produksi dilakukan dengan menggunakan
software BLOCPLAN 90. Perancangan ulang dimulai dengan pengumpulan data
jumlah, nama, luas dan derajat kedekatan fasilitas produksi. Berdasarkan hasil
pengolahan BLOCPLAN, layout usulan yang terpilih adalah layout 11 dengan nilai
Rscore sebesar 0,92. Layout tata letak usulan menghasilkan jarak material handling
sebesar 25,6 meter dengan ongkos material handling sebesar Rp 4.985.434,- per
bulan. Rancangan layout usulan lebih optimal dibandingkan layout awal karena
ongkos material handlingnya lebih rendah Rp 2.154.419,- atau sebesar 30% dari
ongkos material handling per bulan.
Kata kunci : Tata letak, material handling, BLOCPLAN.
ABSTRACT
THE RELAYOUT OF TOFU PRODUCTION FACILITIES AT UMKM
MENTARI BULAN MALANG USING BLOCPLAN ALGORITHM TO
MINIMIZE MATERIAL HANDLING COSTS
By:
Mahaka Rizal F.A.F.
Faculty of Economics and Business Brawijaya University
Advisor:
Prof. Dr. Surachman SE., MSIE.
Layout is one of the most important aspects in an industrial company. The
layout of well-planned production facilities will affect the efficiency of the
production flow. UMKM Mentari Bulan is a business unit engaged in food
production, namely tofu. The Mentari Bulan UMKM in designing the layout of
production facilities has not considered the smooth movement of materials
(material handling). The purpose of this research is to redesign the layout of
production facilities that produce proposed layouts with lower material handling
costs. BLOCPLAN is an algorithm that can be used to design a layout of production
facilities, with the nature of the mixture allowing forming (construction) and can
improve (improvement) a layout of production facilities.
The design of the production facility layout is carried out using
BLOCPLAN 90 software. The redesign starts with collecting data on the number,
name, extent and degree of proximity of the production facilities. Based on the
results of BLOCPLAN processing, the selected layout layout is layout 11 with a
Rscore value of 0.92. The proposed layout layout results in a material handling
distance of 25.6 meters with material handling costs of Rp. 4,985,434, - per month.
The design of the proposal layout is more optimal than the initial layout because
the cost of material handling is lower at Rp 2,154,419, - or 30% from material
handling costs per month.
Keywords: Layout, material handling, BLOCPLAN.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan industri pangan
memiliki peran penting peran penting
dalam penguatan ketahanan pangan di
Indonesia. Usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) adalah salah satu
contoh industri yang berkembang saat ini.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 9
Tahun 2005, struktur industri di Indonesia
didominasi oleh usaha atau industri skala
mikro, yaitu usaha dengan nilai aset per
tahun kurang dari 50 juta rupiah dan nilai
penjualan kurang dari 300 juta rupiah (BPS,
2008). Hal ini ditandai dengan naiknya
jumlah UMKM yang terdaftar di Indonesia
pada Kementerian Koperasi dan UMKM
Indonesia dari tahun 2012 sejumlah
56.534.592 UMKM ke tahun 2013 menjadi
57.895.721 UMKM (Depkop, 2013).
UMKM Mentari Bulan Malang
merupakan salah satu UMKM yang sedang
berkembang di Kabupaten Malang. UMKM
Mentari Bulan Malang didirikan pada tahun
2015 dengan produknya tahu putih dan tahu
goreng. UMKM Mentari Bulan Malang
mampu mengolah rata-rata ±170 kg dengan
waktu produksi lebih kurang 10 jam
perharinya. UMKM Mentari Bulan saat ini
memiliki karyawan produksi berjumlah 4
orang, packing 5 orang dan distributor 5
orang. Proses produksi tahu dilakukan
secara manual tenaga manusia seperti
pencucian, perendaman, pemasakan,
pencetakan, pendinginan, perebusan dan
penggorengan, sedangkan pada proses
penggilingan dan packing menggunakan
peralatan semi manual yaitu mesin giling
dan mesin handpress plastik.
Tata letak merupakan salah satu
aspek yang terpenting dalam perusahaan
industri. Tata letak juga menjadi salah satu
faktor yang memiliki peran penting dalam
peningkatan produktivitas perusahaan. Tata
letak fasilitas produksi adalah pengaturan
dimana manusia, mesin/alat dan bahan
material bekerja secara bersamaan dalam
satu kesatuan untuk tujuan tertentu
(Heragu, 2016). Pengaturan tata letak
fasilitas produksi sebaik mungkin perlu
dilakukan untuk menunjang kelancaran
proses produksi yang pada akhirnya mampu
mencapai efektivitas dan efisiensi. Tata
letak fasilitas produksi yang kurang
terencana dengan jarak perpindahan bahan
yang kurang baik dapat menimbulkan
masalah seperti penurunan produksi dan
peningkatan pengeluaran biaya.
Pemindahan bahan atau material
handling yaitu suatu aktivitas yang penting
dalam aktivitas produksi dan berkaitan erat
dengan perencanaan tata letak fasilitas
produksi. Pemindahan bahan mempunyai
peranan penting dalam perencanaan suatu
pabrik. Wignjosoebroto (2003)
menjelaskan, pemindahan bahan mulai dari
bahan baku hingga produk jadi dapat
berlangsung sekitar 40 sampai 70 kali
pemindahan atau hampir 50 sampai 70%
dari keseluruhan aktivitas produksi.
Pemindahan bahan menentukan besar
kecilnya jumlah material handling cost.
Kegiatan material handling termasuk ke
dalam aktivitas yang menambah biaya, oleh
karena itu aktivitas pemindahan bahan
sedapat mungkin untuk diminimalisir jarak
perpindahannya dengan cara mengatur tata
letak fasilitas produksi atau departemen
yang ada.
Tahu adalah gumpalan protein
kedelai yang diperoleh dari hasil
penyaringan kedelai yang telah digiling
dengan penambahan air. Proses pembuatan
tahu prinsip dasarnya sama yaitu meliputi
proses perendaman kedelai, penyaringan
ampas kedelai, penambahan sari
penggumpal, pencetakan, pemotongan,
penggorengan dan pengemasan. Proses
pembuatan tahu dapat dikategorikan ke
dalam proses aliran material forward
(maju), dengan proses urutan pengerjaan
material yang tetap.
UMKM Mentari Bulan Malang
memiliki desain tata letak fasilitas produksi
yang belum berdasarkan perancangan tata
letak sistematis. Jarak fasilitas penggilingan
dengan fasilitas pemasakan berjauhan. Hal
ini menyebabkan aliran material handling
semakin panjang. Pola aliran material
handling pada layout UMKM Mentari
Bulan tidak beraturan. Jarak material
handling fasilitas penggilingan pada
fasilitas pemasakan berjauhan. Fasilitas
pemasakan menuju fasilitas-fasilitas
produksi selanjutnya juga memiliki jarak
yang jauh, karena peletakan fasilitas-
fasilitas produksinya tidak berdekatan
sesuai dengan urutan proses pengerjaan
bahan/material.
Perancangan tata letak dapat
dilakukan dengan beberapa metode,
misalkan CRAFT, CORELAP,
BLOCPLAN, dan ALDEP. Metode
BLOCPLAN mampu mengolah data
kualitatif dan kuantitatif sekaligus
(Tompkins, 2003). Algoritma BLOCPLAN
merupakan model perancangan fasilitas
yang dikembangkan oleh Charles E.
Donaghey dan Vanina F. Pire tahun 1991
(Heragu, 2007). Metode BLOCPLAN
merupakan metode hybrid dengan
algoritma kontruksi maupun algoritma
perbaikan. Metode BLOCPLAN merupakan
suatu pendekatan perancangan ulang
dengan analisa komputer berupa program.
Program tersebut akan membentuk layout
jenis blok dengan menggunakan Activity
Relationship Chart (ARC), From To Chart
dan aliran proses sebagai input (Widodo,
2006). Pemilihan metode BLOCPLAN
penulis gunakan sebagai acuan perbaikan
tata letak fasilitas produksi UMKM Mentari
Bulan Malang.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kondisi awal tata letak
fasilitas produksi tahu pada UMKM
Mentari Bulan Malang, melakukan
perancangan rekomendasi tata letak
fasilitas produksi yang lebih optimal pada
UMKM Mentari Bulan Malang dan
membuat rekomendasi tata letak fasilitas
produksi yang dapat memberikan jarak
material handling yang minimum pada
UMKM Mentari Bulan Malang.
KAJIAN TEORI
Tata Letak
Tata letak merupakan tata cara
pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna
menunjang kelancaran proses produksi
(Wignjosoebroto, 2009). Pengaturan
fasilitas ini berguna untuk menentukan luas
area fasilitas ditempatkan, kelancaran
gerakan material handling, penyimpanan
material permanen maupun temporer,
peletakan posisi pekerja dan sebagainya.
Tata letak pabrik dapat dilaksanakan pada
pengaturan fasilitas produksi yang sudah
tertata juga bisa sebagai perencanaan tata
letak pabrik yang baru sekalipun.
Tipe-tipe tata letak
1. Berdasaran aliran proses
2. Berdasarkan lokasi material tetap
3. Berdasarkan kelompok produksi
4. Berdasarkan fungsi atau macam proses
Tahap Perancangan tata letak
1. Analisa produk
2. Analisa proses
3. Rute produksi
4. Peta proses
5. Peta proses operasi
6. Pengembangan usulan tata letak
Pemindahan Bahan (Material Handling)
Pengertian material handling menurut
American Material handling society
(AMHS) dinyatakan sebagai seni dan ilmu
yang meliputi penanganan (handling),
pemindahan (moving), pembungkusan atau
pengepakan (packaging), penyimpanan
(storing) sekaligus pengendalian atau
pengawasan (controlling) dari bahan atau
material dengan segala bentuknya (Apple,
1990). Material handling adalah aliran
bahan yang harus direncanakan secermat
mungkin sehingga material dapat
dipindahkan pada saat dan menuju lokasi
yang benar (Wignjosoebroto, 2003).
Tujuan Pemindahan Bahan (Material
Handling)
Tujuan pokok dari perencanaan sistem
material handling menurut Wignjosoebroto
(2003) antara lain.
a. Menambah kapasitas produksi.
b. Mengurangi limbah buangan (waste).
c. Memperbaiki kondisi area kerja.
d. Memperbaiki distribusi material.
e. Mengurangi biaya.
Biaya Pemindahan Bahan (Material
Handling)
Ongkos Material Handling (OMH)
ialah suatu biaya yang timbul akibat adanya
aktivitas material dari satu mesin ke mesin
lain atau dari suatu proses ke proses
selanjutnya yang besarnya ditentukan
sampai pada suatu tertentu (Sutalaksana,
1997). Satuan yang dipakai adalah
Rupiah/meter gerakan. Tata letak fasilitas
dapat ditentukan dengan dasar penentuan
ongkos material handling. Tata letak yang
memiliki total ongkos material handling
terkecil belum tentu menjadi tata letak yang
baik karena masih banyak faktor lain yang
harus dipertimbangkan. Faktor tersebut
ialah alat angkut, cara pengangkutan dan
jarak pengangkutan. Tujuan dibuatnya
perencanaan material handling yakni:
1. Meningkatkan kapasitas.
2. Memperbaiki kondisi kerja.
3. Memperbaiki pelayanan kepada
konsumen.
4. Meningkatkan kelengkapan dan
kegunaan ruangan.
5. Mengurangi ongkos.
Metode Pengukuran Jarak Fasilitas
Pengukuran jarak suatu lokasi
terhadap lokasi lain dapat ditentukan
dengan beberapa macam sistem, antara
lain:
1. Jarak Euclidean
2. Jarak Rectilinear
3. Jarak Aisle
4. Jarak Adjacency
Algoritma BLOCPLAN
Algoritma BLOCPLAN merupakan
suatu algoritma hybrid yang dikembangkan
Donaghey dan Pire di tahun 1991.
Algoritma ini dapat menyelesaikan
permasalahan bersifat single story maupun
multi story layout (Heragu, 2007).
Algoritma ini dipakai sebagai perancangan
tata letak fasilitas yang sifatnya
construction maupun improvement.
Algoritma BLOCPLAN merupakan
algoritma heuristik yang menggunakan data
kualitatif maupun data kuantitatif. Terdapat
tiga macam data yang dapat digunakan
untuk menyediakan flow data yang
dibutuhkan. Pertama kualitatif dengan
ARC, kedua secara kuantitatif dengan flow
matrix dan ketiga dengan informasi jenis
dan jumlah produk yang diproduksi dengan
urutan proses pembuatan untuk tiap
produknya.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan
penelitian berjenis deskriptif yang
menekankan penyajian data, menganalisis
dan menginterpretasikan data. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk menuturkan
pemecahan masalah berdasarkan data-data
yang ada (Narbuko, 2005). Metode
deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki kondisi,
keadaan atau hal lain yang telah disebutkan
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian (Arikunto, 2006).
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif karena data yang dikumpulkan
bersifat dapat diukur, dengan tujuan
menguji hipotesis yang ditetapkan
sebelumnya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di UMKM
Mentari Bulan yang terletak di Jalan
Wirosentanan Desa Gedog Wetan
Kabupaten Malang. Penelitian ini mulai
dilaksanakan pada 2 Mei 2019 sampai 30
Juni 2019.
Metode Pengolahan Data
1. Analisis rancangan perbaikan tata letak
Layout awal;
Identifikasi aliran material
Metode yang dipakai dalam
perhitungan jarak yaitu perhitungan
jarak rectilinear. Jarak dihitung
dengan formulasi:
dij = │xi-xj│ + │yi-yj│
Keterangan:
dij = jarak antara fasilitas i dan j
xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
xj = koordinat x pada pusat fasilitas j
yi = koordinat y pada pusat fasilitas i
yj = koordinat y pada pusat fasilitas j
Perhitungan OMH awal
Rumus yang digunakan dalam
menghitung biaya material
handling sebagai berikut:
OMH/m =a + b + c + d + e
s
OMH total = OMH x s total
Keterangan:
a = biaya tenaga kerja (Rp)
b = biaya bahan bakar (Rp)
c = biaya listrik (Rp)
d = biaya perawatan (Rp)
e = biaya depresiasi (Rp)
s = jarak aliran bahan (m)
s total = jarak aliran bahan total
(m)
Perncangan layout usulan dengan
SLP
ARC
Worksheet
Data luas fasilitas produksi
2. Pembuatan alternatif layout usulan
3. Perbandingan layout awal dan layout
usulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembuatan tahu pada
UMKM Mentari Bulan cukup sederhana
sama seperti pabrik tahu pada umumnya.
Pembuatan tahu pada UMKM Mentari
Bulan ini masih menggunakan teknologi
sederhana, sebagian besar prosesnya masih
dilakukan oleh tenaga manusia. Mesin
giling yang digunakan untuk mengubah
kedelai rendaman menjadi bubur kedelai
masih bertenaga dinamo diesel. Proses
pemasakan bubur kedelai dilakukan dengan
menggunakan tenaga uap yang dihasilkan
oleh ketel berdimensi 140x90x100 cm
berbahan bakar kayu.
Proses pembuatan tahu UMKM Mentari
Bulan dilakukan dengan cara continue.
Adapun tahap-tahap pembuatannya adalah
sebagai berikut.
Identifikasi Tata Letak Awal
Peletakan fasilitas produksi
penggilingan menuju fasilitas produksi
pemasakan berjauhan. Begitu pula dengan
jarak fasilitas produksi pemasakan menuju
lemari pendingin. Letak fasilitas produksi
perebusan dengan penggorengan juga
bersimpangan jauh.
Peta proses produksi di atas
menunjukkan urutan-urutan proses operasi
pembuatan tahu pada UMKM Mentari
Bulan. Perbaikan yang mungkin dilakukan
adalah mengurangi waktu menunggu antar
operasi yang disebabkan adanya jarak yang
berlebihan pada peletakan fasilitas-fasilitas
produksi.
Activity Relationship Chart atau peta
keterikan berfungsi untuk mengetahui
derajat hubungan keterikan aktifitas pada
proses satu dengan lainnya. Adapun
Activity Relation Chart pada UMKM
Mentari Bulan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Berikut merupakan hasil
pengukuran jarak dan ongkos material
handling antar fasilitas proses pada tatak
letak awal.
Perancangan Tata Letak Usulan
Berdasarkan hasil pengolahan data
menggunakan BLOCPLAN, layout
alternatif yang dipilih merupakan layout
dengan nilai Rscore tertinggi, yaitu layout
11 dengan nilai Rscore sebesar 0,92.
Berikut ini merupakan gambar layout 11
pada BLOCPLAN.
Setelah layout alternative dihasilkan
BLOCPLAN, perlu dibuat visualisasi ulang.
Output BLOCPLAN hanya berbentuk
tampilan pengalokasian area, maka
visualisasi diperlukan agar lebih mudah
dipahami. Berikut merupakan gambar
rancangan layout usulan setelah
divisualisasi ulang.
Perancangan layout usulan
dilakukan berdasarkan hasil output
BLOCPLAN yang memiliki nilai Rscore
tertinggi yaitu layout 11 dengan nilai
Rscore 0,92. Perancangan dilakukan tanpa
mengubah kebutuhan luas fasilitas
produksi, namun fasilitas produksi terpisah
digabungkan misal pada fasilitas masak,
saring dan cetak. Berikut merupakan tabel
jarak dan ongkos material handling pada
layout usulan.
Analisis Perbandingan Tata Letak Awal
dan Tata Letak Usulan
Berikut merupakan perbandingan
ongkos material handling pada layout
usulan dengan layout awal.
Ongkos material handling pada
layout usulan lebih rendah dibandingkan
dengan ongkos material handling pada
layout awal. Biaya material handling awal
yang harus dikeluarkan dalam satu bulan
sebesar Rp 7.139.853,- sedangkan pada
layout usulan dikeluarkan OMH sebesar Rp
4.985.434,-. Hal tersebut membuktikan
bahwa algoritma BLOCPLAN dapat
menghasilkan jarak optimal dalam
perancangan tata letak fasilitas produksi,
sehingga ongkos material handling lebih
rendah dibandingkan dengan layout awal
tanpa metode perancangan sistematis.
Wignjosoebroto (2003)
menjelaskan, tata letak yang baik mampu
memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos yang sama atau lebih
sedikit. Waktu yang dibutuhkan dalam
perpindahan bahan baku dari fasilitas
produksi satu ke fasilitas produksi lain juga
dapat dipersingkat, sehingga secara total
waktu produksi dapat lebih singkat.
Kebutuhan ruang penyimpanan yang tidak
diperlukan dan waktu menunggu bahan
baku dapat dikurangi dengan pendeknya
jarak antar departemen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil
berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan terkait usulan tata letak
UMKM Mentari Bulan adalah sebagai
berikut.
1. Pembangunan tata letak fasilitas
produksi pada UMKM Mentari Bulan
Malang tidak berdasarkan perancangan
tata letak sistematis.
2. Layout usulan yang terpilih adalah
layout dengan jarak antar fasilitas
produksi berdekatan dan derajat
hubungan keterikan antar fasilitas
produksi relevan (layout 11).
3. Perancangan tata letak dengan
menggunakan BLOCPLAN dapat
memberikan tata letak dengan ongkos
material handling yang lebih rendah.
Saran
Adapun saran yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini sebagai
berikut.
1. Perbaikan tata letak fasilitas produksi
pada UMKM Mentari Bulan perlu
dilakukan agar aliran proses produksi
menjadi optimal dan produktivitas
pekerja meningkat.
2. Metode BLOCPLAN dapat digunakan
UMKM Mentari Bulan sebagai metode
dalam perancangan tata letak
sistematis untuk mendapatkan layout
yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James, M. 1990. Tata Letak Pabrik
dan Pemindahan Bahan. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. 2008. Usaha Kecil,
Mikro, Menengah. Dilihat 21 Agustus
2019. http://bps.go.id.
Departemen Koperasi Republik Indonesia.
2013. Perkembangan Data Usaha
Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB) Tahun 2012-2013.
Dilihat 22 Agustus 2019.
http://depkominfo.go.id.
Gunawan, J. Wijaya, Tanti Octavia, dan
Felecia. 2015. Perancangan Tata
Letak Fasilitas pada PT. Lima Jaya.
Jurnal Titra, Vol. 3, No. 2, Juni 2015,
pp. 195-202.
Heragu, Sunderesh S. 2007. Facilities
Design. Boston: PWS Publishing
Company.
Heragu, Sunderesh S. 2008. Facilities
Design Third Edition. New York: CRC
Press.
Heragu, Sunderesh S. 2016. Facilities
Design Third Edition. New York: CRC
Press.
Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. 2005.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sutalaksana, Iftikar Z. 1997. Perancangan
Sistem Kerja. Bandung: Departemen
Teknik Industri ITB.
Tompkins, James A., et al. 2003. Facilities
Planning, Third Edition. New York:
John Wiley & Sons, Inc.
Wignjoseobroto, Sritomo. 2003. Tata Letak
Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi
ke Tiga. Surabaya: Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak
Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi
ke Empat. Surabaya: Guna Widya.