ina e. iv) in

19
I KEGIATAN GOTONG ROYONG SEBAGAI PERI'IYATAAN PRINSIP DALIIIAN NA TOLU . PADA MASYARAKAT BATAK _ TOBA Oleh: Tambun Siahaan (Pusat Penelitian Penduduk LEKNAS - LIPI) juga melakukan waw Dalihon na Tolu, an Pembahasan da dalam masyarakat B pernyataan prinsip D Beberapa kesimpula l. Dalihan na Tolu Secara ttimologi tungku, na : yang masak .(tataring). Ha untuk menyatakan diterjemahkan ke da Di dalam aspek- Tolu ini mempunyai Batak-Toba adalah d semua kegiatan, khus Dalihon na Tolu dim dalam masyarakat Ba Sebelum dijelask hendak riijelaskan g Toba. Masyarakat Bata yakni seliap anggota marga. z) Anggota v dari satu nenek moya sebab itu perkawinan perkawinan terjadi .d (exogami marga). i{ubungan perka yang disebut asymetr asymetris adalah se mengambil seorang matga (B) tidak boleh mengambil seorang g Atas dasar garis anggota masyarakat hidup bersama, baik PENDAHULUAN Pembahasankaranganadalahmelukibkansalahsatupernyataandari prinsip Dqilhan na Toli, yaitu dalam kegiatan gotong royong yang terdapat paat ^ masyarakat Batak-Toba. Marna gotong'royong yang dijadikan p"Jo*"" ieh penulis adalah sebagaimana Koentjaraningrat'merumuskan- ,^y" yaitu "rasa saling bantu rnembantu"' Dan sesudah membaca tulisan-tuiisan tentang g-otong--yong, khususnya tiga buah buku berikut, yaitu buku karangin - Ina E. Slamet : Pokok'pokok Pembangunan 'Mosyorokot Desc (klususnya Bab III), buku-buku karangan Koentjaraning- rat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (khususnya Bab IV) dan Some social Antropological observations on Gotong royong Practices in Two Villages of iential lava, penulis terdorong untuk mempelajari bagaimana prakiek gotong royong itu didalam masyarakat Batak-Toba, khususnya Lagaimana pernyataan dari prinsip Dalihan na Tolu' Penulis sendiri terlibat'di dilam kehidupan masyarakat Batak-Toba dan u"rasat aari dan berdiam di tengah-tengah masyarakat tersebut sejak lahir (penulis lahir pada tahun 1944 di salah situ desa kecamatan Balige, yakni salah satu kota yang terletak_di sekitar danau Toba) sampai dengan tahun 1965. Tiga buatr- kunjungan ke daerah tersebut, masing-masing pada tahun 1967, 1*9 dan t975 serta pengamatan tentang kegiatan-kegiatan gotong royong di lingkung"n o,uo-g Batak-.yang berdiam di luar Tapanuli ( -px!f6 masyaraiat Batat-Toba dikenpl sebagai Tapanuli, dapat di- terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,o iaitu Tapian : air, na Metode yang digunakan penulis untuk memperoleh bahan-bahan adalah selain dari p"rr"iitiut p"rp*ti"k""n (dalam karangan ini tidak disebutkan), 28 : yang dan uli: ind.rh).

Upload: others

Post on 15-May-2022

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ina E. IV) in

I

KEGIATAN GOTONG ROYONG

SEBAGAI PERI'IYATAAN PRINSIP DALIIIAN NA TOLU

. PADA MASYARAKAT BATAK _ TOBA

Oleh: Tambun Siahaan(Pusat Penelitian Penduduk LEKNAS - LIPI)

juga melakukan wawan<Dalihon na Tolu, antart

Pembahasan dalamdalam masyarakat Batalpernyataan prinsip DalrBeberapa kesimpulan da

l. Dalihan na Tolu dala

Secara ttimologis Dtungku, na : yang, T<

masak .(tataring). Hal iruntuk menyatakan apiditerjemahkan ke dalam

Di dalam aspek-aspTolu ini mempunyai per

Batak-Toba adalah dasarsemua kegiatan, khususnDalihon na Tolu dimungdalam masyarakat Batak

Sebelum dijelaskanhendak riijelaskan gamtToba.

Masyarakat Batak-Tyakni seliap anggota damarga. z) Anggota vangdari satu nenek moyangsebab itu perkawinan drperkawinan terjadi .deng(exogami marga).

i{ubungan perkawinyang disebut asymetris. i

asymetris adalah sebagmengambil seorang gadlmatga (B) tidak boleh mr

mengambil seorang gadisAtas dasar garis ketr

anggota masyarakat Bar

hidup bersama, baik anr

PENDAHULUAN

Pembahasankaranganadalahmelukibkansalahsatupernyataandariprinsip Dqilhan na Toli, yaitu dalam kegiatan gotong royong yang terdapat

paat ^

masyarakat Batak-Toba. Marna gotong'royong yang dijadikan

p"Jo*"" ieh penulis adalah sebagaimana Koentjaraningrat'merumuskan-

,^y" yaitu "rasa saling bantu rnembantu"' Dan sesudah membaca

tulisan-tuiisan tentang g-otong--yong, khususnya tiga buah buku berikut,

yaitu buku karangin - Ina E. Slamet : Pokok'pokok Pembangunan

'Mosyorokot Desc (klususnya Bab III), buku-buku karangan Koentjaraning-

rat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (khususnya Bab IV) dan Some

social Antropological observations on Gotong royong Practices in Two

Villages of iential lava, penulis terdorong untuk mempelajari bagaimana

prakiek gotong royong itu didalam masyarakat Batak-Toba, khususnya

Lagaimana pernyataan dari prinsip Dalihan na Tolu'

Penulis sendiri terlibat'di dilam kehidupan masyarakat Batak-Toba dan

u"rasat aari dan berdiam di tengah-tengah masyarakat tersebut sejak lahir

(penulis lahir pada tahun 1944 di salah situ desa kecamatan Balige, yakni

salah satu kota yang terletak_di sekitar danau Toba) sampai dengan tahun

1965. Tiga buatr- kunjungan ke daerah tersebut, masing-masing pada tahun

1967, 1*9 dan t975 serta pengamatan tentang kegiatan-kegiatan gotong

royong di lingkung"n o,uo-g Batak-.yang berdiam di luar Tapanuli (

-px!f6 masyaraiat Batat-Toba dikenpl sebagai Tapanuli, dapat di-

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,o iaitu Tapian : air, na

Metode yang digunakan penulis untuk memperoleh bahan-bahan adalah

selain dari p"rr"iitiut p"rp*ti"k""n (dalam karangan ini tidak disebutkan),

28

: yangdan uli: ind.rh).

Page 2: Ina E. IV) in

67

-"1o33u" undneur ur"l 8u€Jo u"8uap Sueroas eJelue {r?q ."u€sJaq dnplqs€lraq1e eleEas 1e4.€uaru Supes ledep eqoa-{"}sg lelerefsuur elo88ue-e1o33ue e>l?ut 'ueur,re1.rad ue8unqnq u?p u?unJn1a1 sne8 J"s"p sBlV

1, 'e,(usn:alas uep (J) B8r?ru Fep srpeS 3ue.roas llqruu8uaursn:eq rde1al 1y; b-Sreur pep srpe8 Sue.roes gque8uaur qeloq leprl (g) u8reurrJsp ?pnued Sue.roas Euepas ,(g) BBJuu Fep spe8 Sue.roas pqrueSuaru(v) e8rzru IJ?p epnurad Sue.roag :

lsslaluaur Inlun go]uoJ reEeqa5 .n4auttbo lnqeqp 3ue[ueEunqnq qBFp"

"qoJ-{?lEB 1er1e.re,(seru urelep ueur.ne>pad ue3unqn11

'(eSreur luruEoxa)u1e1 e8:eur ue8unlEul {nsuuJa} 3ue,( Euero ue8uap.lpefra1 ueuure4rade33u1qas,3uerepp e8:etu etueses ue3un13u11 urelep ueulne4:ad nlr qsqasqelg 'u?nlsse{ nl?s : uelednraur nil BuaJB{ uep Buer(our {aueu nles rJ?pl?qeJa{ reSeqas efueuesas deSSueSueur e8reuras Sued elo88uy p .ofuotu

nlsnsas ulBl"p e{ >rnsBruJal 'nil lnl"Je,{seur urelpp e1o33ue deiias rule,('laaurgrled 3ue,( ueleqsJa{a{ uq$s l)il[rueur BqoJ-{"1eg 1e1e.re,(se4

'?qoJ,-{"}"9 1a1u:e-{suur ueunsns 3uu1ue1 runlun uerequrrS ue:1se1a[p )t"pueq?ru?l-?rueilad. n1l nIoJ Du uotlrlDe uulptu.ede uelselatlp ulnlaqag

'eqoJ-:ieleg 1e1u:efseur ruel"pSuofor 3uo1o3 uele€a>1-uelslSa{ uuele,{u:ad uelur4Sunrulp nloJ Du uDrlrlDeJBs"p s€lv 'lepe ue8uap uBIIeUaq Suer( uele€a1 e,(usnsnql ,ue1ur8a1 enuas{nlun zlnd :esep lpefuaur uep uBl"qBJa{aI tul}sls J?spp r{BIBpe

"qoJ-{pleg le4erefsuur eped n1oa Du ,tm!ryDe .3ur1uad ueue:ad lefunduaur Wl nloJDu uDtttlDCI '"qoJ-)tsl"g 1e1ere,(seu uudnplqal ladse-:1adse tuelsp rO

(t',,eEtL Suer( n13una,. ueSuap ersauopul sseq"q tuelep a1 ue>lqeruaf.ra1rpledup nloJ ou uDlplDCI ulsl ele{ ueSuaq .!de ue>1e1e.{uaur {nlunledurel rc3eqas n13un1 ls8ung qalo 1n[unlp sBIe[ Iul IBH

.(3u1to7o7)'4esew

ledural $.reraq e?nl n1o1 Du uDrltloe '(e3$ - ryo1 ,?uef, - uz ,n18un1

- uDqqDA ,,n43una e8la,. r1r?laq qoJ Du uDqryDO slSolourrlareJsces

'?qol-{Bl"g 1e1erz,(seur urslep ryoI Du utlllDo .I

'(Z) uep (I) I€q Fep uelndrursa4 ede.raqag(t) uzp

"qoJ-)tel"g 1e>1e:e,{seur epvd n1oa ou uDqtlle drsugd uee1e,(u:ad

te8eqas 3uo.(o.r 3uo1o3 uzler8al-uelepay (Z) ,BqoJ-I€1eg 1e1ere,(s"u luulupryoJ ou uDqrlD(I (1) ,gpufuau F"qlp geSuereq tu?l"p usseq"quad

'"1:B>1B[ uep e34e1eg ,egelefSoa Ip ulel erelue ,n1oa ou uttplncllnqelaSuaur deSSuelp Suer( 3ue.ro-3uero ueSuap eJBcue^r?^t ue4n>1e1aur e8nf

'(u€{}nqe$p {3p11 rul xq"l"p" uBq"q-u€q"q q3l(

Suet - ott'Jte -,.ro1a-1p ledep 11nuodo1 r:

7 tlnuodoa JBnl lp rlr

3uolo3 uelet3aq-ueleFa:unqel eped Sulseru-3ursunqel ue8uap ledrues 1rru:1e,('a8rleE[ u?l?ru?f,a]rqel lefas lnqasral re{ru?p

"qoJ-le1eg 1e1e:e.i

'l

er(usnsnql'€qoJ-IBl€geueurieSeq peleladruauro&J ut saulcotd ?uo,iauos uep (61 qeg e.i-Suluerefluaoy ue8ue:zrutun?uoqua4 qo4od-y'lnll^req n>1nq qznq z8iec?quatu g"pnsas uE(-u?lsnunJaru ler8uruerruelrpeftp 3ue.( 3soioJledep:a1 Sued 3uo.{o: 3upep uee1e,{u:ad nles ry

(rdrr -

5

VgOJ, - ,

OTOI YN NVIIITCNOI

q.rpru,(seq?1"p" re8eqas lnTrag uu8unqnq'us 3ue,(

Page 3: Ina E. IV) in

anggota sebagai kelompok dengan anggota-anggota kelompok lain. Dalaniaspek-aspek kehidupan masyarakat Batak-Toba aktivitas-aktivitas hidupbersama terdapat pada pesta-pesta, seperti perkawfupn,'mendirikan rumah(mangompoi jabu) dan upacara keagamaan. Di dalam setiap pesta dalammasyarakat Batak-Toba harus nampak tiga kelompok kerabat, yaitu dongansabutuha, hula-hula d,an boru yang mempunyai hubungan khusus denganorang yang menyelenggarakan pesta (suhut).4) Dasar bagi ikut sertanya ketiga kelompok itu dalam kegialan bersama dikenal dalam masyarakatBatak-Toba dengan ungkapan Daliha.n na Tolu yang mengandung pengerti- .

an sebagai berikut : Masyarakat Batak-Toba dipanilang sebagai setuahkuali (belanga) sedang Dalihan na Tolu adalah tiga batu tungku yangmendukung kuali tersebut, sehingga padanya terdapat keseimbangan.^ setiaptungku harus menjaga dan memelihara keseimbangan dari pada kuari agartetap berdiri kokoh. untuk mencapai keseimbangan ini ketiganya harusbekerja sarna dan saling tolong menolong.

Dalam masyarakat Batak-Toba kuali (belanga) melamt angkan wadahdan tempat bagi anggota-anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama, misalnya pesta-pesta dan upacara-upacara bersama.Sedang masing-masing batu tungku melambangkan tiga kelompok kerabat,yaitu dongan sabutuhe, hula-hulc d.an boru. setiap kelompok kerabat itumempunyai peranan dan kegia'tan-kegiatan sendiri-sendiri datam suatupesta. Jadi tiga batu tungku yang mendukung kuali melambangkan tigakelompok kerabat yang saling membantu dan bekerja sama dalam satukesatuan usaha (gaitu dongan sabutuha, huia-fuila d,an borit tersebut). olehkarena itu Dalihan na ToIu pada masyarakat Batak-Toba dapatdidefinisikan sebagai struktur kemasyarakatan atas dasar hubungan ke-kerabatan yang menjadi landasan dari pada semua kegiatan, khususnyakegiatan yang bertalian dengan adat. Kegiatan-kegiatan dalam menaperanan prinsip Dalihan na ToIu na,qpak, Tj+4ta di dalam Bqristiwa danakibatnya, antatz lain misalnya dalam-frerkawinan, kematian, tencana danupacara meresmikan mmah. Juga dapafterjadi bahwa saldh satu pernyataandari prinsip Dahhan no ToIu adalah gotong.royong.

Peranan atau fungsi seseorang di dalam suatu kegiatan adat tergantungatau ditentukan oleh hubungan kekerabatan orang. itu dalam. rangkaDalihan na Tolu terhadap suhut. Kegiatan adat daldm rangka Dalihan naToln selalu tergantung kepada siapa yang menjadi suhut. Sebagai contohdapat digambarkan pada :

skema termaktub di bawah. Misalnya marga (A) adalah suhut, maka marga(B) adalah pemberi gadis terhadap suhut dan marga (C) mengambil gadistlari pihak suhut : apabila marga (B) adalah suhut, maka ada kemungkinanmarga lain (D) adalah pemberi gadis terhadap suhut itu dan marga (E)

30

A

Keterangan :A = ntarga suhutB :marga pentfut

pengambil gadis terhad

Kekerabatan dalarBatak-Toba dapat dig;bagan I).

Skema tersebut ndongan sabutuha, hula-termasuk ke dalam'kerasemarga dengan Ego (d

dengan (9). Pada umr(kampung). Tetapi daorang-orang dari marga-masyarakat Batak-Tobetermasuk kedatam kelcdalam suatu kegiatan ac

orang semarga, tetapi h

ego saja.

Orang-oring yang tberikut : Ipar ego (10)

kakek ego.(13), mertuaego 15), paman daperempuan paman egodari saudara laki-laki ibseseorang dari marga lai

Page 4: Ina E. IV) in

II

tc 'ul"l e8rel'u uep 3ue:oasaspalq lprfuaur Suef efurruens {ns'rura} .(gI) oHa nel'r:l'J-r4pi

"rrpnn, ,r"p

uendrua:ad {?us nB}B 1o3a nql 4eqld Frep ueuedl oa" "u*"a

uenduared{"u? u"p gy1 o8e nql lrup ueured .(9I) o8a lralsr rr"p ueurud .(SIoAeqefe :p4e1 ?nuaru qefe uep (y1) o8a qedu :1a>1e1 ?ngaru .1g1).o8a'i"rfnrf?nuaru '(el) oaa qer(e enpaur ,(II) o8a snilaru ,1g1; o8a ,"a1 , ln{lraqteEeqas qelet: olnq-Dlnq teqerel urelgp aI {n$!urei auer Bue.ro_}ue:6"

'efes o8aruetp ledrual JBr{as 1p e8ruuras.Suero-Euero e,(ueq rde1al ,e8rerues Buero€nrues eped rrep uerrpuqe{ ue4uq8unurlp )pp$ lepe ue1e6a{ n}Bns ursl?p

"^\q"q Ingzla{tp nlJed 'Dqnfiqps iro?ttop lodurola:1 urBI"peI Inser,uJel

deSSuerp usp DtnqDs un7uop lnqe$p ?IeJaur sqol-I"]"g 1e1ere,(seurru"l"c 'nlt oStou o7n4 gedtstauaur Suer( urel e3:uu-u8:eur uep Suero-3ue.roepe u8rerlras 8ua.ro uralas

"aqeq lpef:a1 ledep rdepa .@undue>J)olnq nl"s tu"lup 1edep.ra1 eS.reuras Buero e,(uruntun epsd .16; ue8ueprecrues (I) nlBs Joruou grep qnfunirp Bruars ursl?p) o8g ue8uep e8.ruruas3ue.r6 : ln)frJaq reSeqas qeler oqnrnqos uo7uop l"q"Jel .urBIBp a{ >lnseuJalSuuf 8ue.ro-Euu:o rcuuad:a1 eJ?cas ,nroq nele DIntl-DInt! ,DrlnnqDs uo7uop?r qe>1ede 'Sueloasas u?Inpnpal uz>lleqrlraduaru lnqasJal Bua{S

'11 ue8eql"tlll) qe.r"qlp qnl4euuel s'Ja{s eped uuryeqrue8rp ledep uqoa-Iu}"glelerur(seur epud nIoJ ou uDtlrloe e13uer ur?I?p uslBqBJa{ex

'efusnralas uep tnqns eSreu depeqral slpe8 pqtuz8uad

srpu8 lrquteSuad u8reur - 3npoS uaquad o?tou- g

Tnqns o7totu - y: uo?uotaTay

1g; eSnru uep ntr r,iueunlSunrua{ Epe pI?spe8 pqure8uau (3)e8reur e11evt ,nqns qE

qoluoc leSeqa5 .1nqns

ou uDrtrloe el8ue: rure18ue.r .ruplep nlt Bi3un1ue3.ra1 lepB ueterS

ueuledu:ad nlss qples ruep

"uucueg ,u€rlEuJe)

uep emrlsl:3d uelep r?u€ru ruBIBp ue:er5arefusnsnq>1 .ue1er8a1 e-a>1 ue8unqnr{ J?sep s

ledep BqoI-{BlBg t?qalo '(lnqaste) tuoq uenlas ruelep eues el:a:e31l ue:lSueqrueleu: ri?nl"ns l.uelEp Ftpuas-l.Inlr l"q"re{ 1oduo1a1 r

'lequ.la1 1oduro1e1 e8rr'Br.u?sJaq elecedn-e:ecr-ue1e€a4 uelnlelaru Ilqepel. uelSuequelaru

snreq e,(ue8tle{ lut u?.re8e llen>1 eped rrep uederlag .'ueSuequras:1 re3ue,,( n13un1 nleq e8rrqenqas re8eqas Buepuer

'-lpe8uad Sunpue8uau B

1e1ae,{seu tueJep lBuaa>J efuepas 1n1r €eq :e:ue8uap snsnrl{ ue8unqnuo?uop n1re,{ ,1eqera1

4or.u"lep elsad dellas ueler.l?lunJ u?{lJtpuau.,ugUldnplq sBll^ll>Je-sBlr^rt{ByeteO 'ule1 4odruoJa>1 e

Y

Page 5: Ina E. IV) in

orang.orang yang fermasuk ke dalam marga boru ialrah sebagai berikut:

pengambii gaaii aari pihak ego (l9).-sampai dengan (23)' yaitu pihak

peniambil slaudara perempuan ego, pihak pengambil saudara- perempuan

"yui "go, pihak pengambifsaudara perempuan kakek ego' pihak pengambil

,a,raari p"r".puan ayah dari kakek ego dan pihak pengambil anak

p"r"-pu"-nego,pihakpengambilgadisdarisaudaraperempuanego(24)'pit"t p"ng"mUn gaais dari saudara perempuan ayah ego (25) dan turunan

iari saudara perempuan ego (26), (27), (28), pihak pengambil saudara

perempuaq iUu isteri "go

?l) dan pihak pengambil gadis dari saudara

perempuan isteri ego (30). o'

Kekerabatanorang-orangtersebutdapatdibedakankedalampembagi.an yang lebih khusus, lakni iebagai berikut : Dilingkungan kerabat dongan

saiutu-ha orang-orang semarga, antara lain yang ditunjuk dalam bagan

diatas, (1) sampai dJngan (5i aan (9) disebut nasaripe, (6) sampai dengan

(8)danseterusnyadisebutru&qmarga.Dilingkungankerabathula-hulaoi"rg-or"ng yang aitun;uk dalam bagan, (10) sampai dengan (14) disebut

huhlhuh ;;gk^, (15) sampai seterusnya disebut bona ni ari' (16) dal,. (17)

disebut tulaig rorpbott, (1g) disebut parparibanon. Dilingkungan kerabat

boru orang-orang yang ditunjuk dalam bagan, (19), (20) dan (23) disebut

boru na ,ingt-i btlir" (Zj) aiseUut boru na tua-tua, (25) sampai dengan

(28) disebut ibebereian (Zdl dan (30) disebut tutur parpaibonoi' 7)

Apa yang digambarkan diatas itu merupakan dasar untuk melokalisir

setiap orang png terlibat dalam kegiatan b"ttat""' Dan masing-masing

["*6"t yarig -diu-edakan

ke dalam kelompok kerabat. (dongan sabutuha,

hula-hula dan noi> itu dilambangkan sebagai tiga tungku dalam

mendukung kegiatan adat.

2. 'Kegiatan-kegiatan gotong r9y9ng sebagai Pernyataan Prinsip Dalihan na

Tolu pada masYarakat Batak-Toba'

Di t"r"ar, rni Datihan na Tolu hendak dijelaskan dari segi pelaksanaan-

nya. Pertama-tama dijelaskan arti^atau perumusan tentang gotong royong

oi"f, p"r" ahli. Koentjaraningtat 8) misalnya mengartikan gotong royong

sebagai "Kerja sama iiantara anggota-anggbta suatu komuniti (:Coopera-

tion-between memben of Communityl"'

Selanjutnya beliau menggolongkag gotong royong ke dalam tujuh jenis'

yaitu pertama, gotong royott-g-y"ttg timbul bila ada kematian atau beberapa

i"r"ngr".""n lain y"ig ."oi;pa penghuni desa (:gotong royong activities

whici emerge when ttere is a- caie of death or some other calamity in a

family of tie village inhabitantsl; kedua, gctong royong yang dilaksanakan

oleh seluruh masyarakat desa (:gotong rcyong activities -undertaken by the

wholevillageswhenthereisa-wo*prcjectwhichallfeelisapubiic

32

necessityl; ketiga, gormenyelenggarakan suikeempat, sistim gotormembersihkan kubuncare and cleinkg ofrumah (:gotong rclrcthe village needs *prkroyong dalam pertarri3at the tike of [heigtutkegiatan gotong ro,vomenyumbangkan teaal,oyong activities based

fur benefit of the comt

Perumusan gotondiperbandingkan dengzan prinsip Dalihandilukiskan dalam 4 bur

2.1. Kegiatan gatong

Pada tahun 1956,(penghuni hun terdlrterdapat kegiatan bersdilaksanakan sebagai bkakek yang meninggal <

berasal dari tiga orangterletak di tempat-temppembongkaran tulang-nke dalam sebuah wa,Ci

wadah itu tulang-tulangjenaz-ah dimasukkan d:jenazah diperlukan bebkawin. Mereka terdiri idengan pihak suhutl Lt

antara lain saudara lakanak dari saudara pererbapak mertua dari sukelompok dongan sabakerabat lain, antara lai-nSelain menggali dilakuk;suhut ( anak laki-laki r

Page 6: Ina E. IV) in

EE

q?pnses u'In{Blrp Bue,( ( urngJ'rul? Bueroas u?p r{"'_l{"J I"u" ) tntlns :Jeqrd qaJo urdurdrp suer i.'esaq "i"r"an "1"; o;rfi;;ff, ,1"aau"_ ut"Jes

::::l![:i]'T"#."ji;l,1if l,",lT'1T,':1"",:"Jr::;:,:;i:i*fu Wjru; upeda:1 Buolo8:a1 nB1" >Jnselu"lal "r*nli s i"li,

"rrJ "nurtll

:Jedeq uep tnqns qe,(e uep J1e1-J1e1,e.repnes,( n11 uenduarrd "!rpn", IJep >l"ue u"p rurans {ns"rurel ) ntlns u"nd*"r"d

* nqi.r";;r"p.* ur?r BJB}'" 'rnqns lpq"Jar qero. ualrs{Bsrp tur uer"riu;j d;-ffi;: 1uqld ueEuap e8reuas Eue:o_Bu_e.ro1 "rt"r'"i^'"iaiop leqe.ra>J_pi_p lJlpral E{eral l .ukr"{ qepns Eue,( r:1eJ-51eJ @ue:o'g rpqal iue"rn_11 #lrJq"q,?"in1r"a,p qvzeual oalles uerJuSSuad deqel dpej 'i it"d q?nqes ruuryp uuunsururp rqyzeual depas ) 4ad qenq"r --1t"n"l t1"qru.ry ue)plns?urp-auelnr_auetnl nll q"p"^r Irso .[ qopuot nwe^Eulau1'l u"ro.r._*r.rr,r;'-u"n"^ qinq", .,,?l'p a{ ue>Jlndrun:1,p u"p ge'lp Buu,{ q"u"l ."1"p rrup Buu1n1_BueJnl uereryEuoqurad ueledn:aur qvzeual ueip'Bua4 .rr"i"'o_o aler l'aual_iia."r lp rylalrel e,(uue.rnqnl-u?rnqn{ u"p

"r"!n"srag' qls?ru Euu,f Buero'"ip 1."p l"s'raq rqyzeuat e'pav '[onToultos a,out-r rnlu'q

",rn -;i;;;;;;rlJaur auer {e{?{ Eue:o eaq qvzeier;pabu"*-"*"-rj,ri'l",i"r , ,"ri"q'rJi"ql, u"r,"u"rr1"1,o ueufra:1a4 .,r""",'"g' !1"e-1i ""u,iiJ,.i.a iir"r_ ffi;ril ;;e6a:J ledepral (u"sq?is eEreur n1ge.{ .eire*r,

"ioisue-ulo88ue ,.lpi"t ornrt pnq8uad) aEgug_ Buolu;11g u'q.unf ,-i"r"qt rliq uur'p Ip ,9s6I unqel Bped

TIDqua| unutotlotuad'opod Buotot Buop| uotolbax .I.Z

1uad3s :"q9r rerta rele.rerse; tlH# t;U"

:?',:r;:[t :,""]:?'li: 'u1u'(u:ad le'eqas Euo'(or 6uo1o' uo"1alr1*rrerial ueauap"u"-laurpu"qJedrp uBrE nll sBlB Ip uelrudedlp pr"a"" Buofo.r' auoioi -,i"rn_nrr6

nuod uo.a arnquruoc or ceDr.,,,v ^.,- .^ .(6'[{'tunuuoc atlllo qfauaq n{;";;;;t-;;#-;:;::_:l:;3,:::;:,"!;"f

"g:*:i:;:{::;,;ixi:;n:x ur"pp ltn:1 ueolfema>J eped u"ryi"r"prrq 'Aue,{ euo,for ir6l"a uelrpa>g 'qnfnla>1 {tcadi'sq llo u:uolronpi"a 1Lnt1rn1.rLo paua4qhraql{o aryl, aq, p pat sal?uou Buo tan nolo! t"' r"pinp"r' *

"7** i q t _ ) u"yr"pad-,rreJzp Fuo,(or Suopt tu'sts ,u?uaa4 :fasnoq'r;r; p"";;; auop aq

?t yoil spaau a,olptr aqt lo Tuogqoqu! uD uarl$ i*1d'"ai ,!c!r!,tr sa!r!^!rD Buorbt BuoTo|_)qguru un8uequaur Euofor au-olod ,"urlp{ )1in_a lDrtraruD {o Buluta1c puD atD? oL pal'do uats/cs Suotbt auoloa'=j a'u"io.u^a*"u uernqn{ u'{rllsJsqrueu uap al?qrlerueru xnlun u"ryrJ"11"rdlp Buer( .Euo,{oy Buolo' ur4s1s .leduaa1 :['sDat o ra'n'!$u!' sal,agco ,uo*ot iuoloS;) e-lsaa_nl'ns u'{sre33ua;a{uau Bsep >lnpnpuad Eue.roas epq ;pef"ra1 Buef Buofor Buolo8 ,?Bllal :$trssacau

cgqnd o s1 1aa{ poary tq uayDuapun salrreleu?$lp[p 3ue,{ 3ro u1 tlltuo1oc Jarlp a

rag!^ttcD Suotot Suolcederaqaq nala ueq€rrl'suaf qn[n1 r.uEIBp a{

-otadooS-) Iilunuio{Suofo.r 8uolo3 up{luSuor(or Suolo8 3ue1ua-u""u"sl"led €as r:ep

Du uoqrlne dlsur:4 ur

tu"l"p n43unt e8rt'DqntngDs uD7uop) nSurseur-SrrrsBru ueC{slI8{oleIII {ntun lssr

l,.uouoqudtouz8uap'iedues (X) 'D

]nqasrp (tz) uep (02)l"qeJa{ ue8un>18urpg

Ql)'loP (9r) 'uD tu m

tnqesry 1y11 ue8uap rrDlnq-Dlnq l?qera{ ueue3uap ledues (g) 'aa

ue8uq ru€l"p 1nlun1r1uoluop l?q"Je{ uz8un:-€equred ur"lep aI upl

"J?pn?s uep spe8 1r<

"J?pn?s pque8uad 1r

usunrnl uep 197; o8a r

'(rZ) o8e uandua:ad e

{"uB lrgue8uad {Bql(1;que3uad >1eqld 'o8a 1

uendua:ad erapn'es pc>1eqrd n11e,(,(tZ) ue?:lnlueq ru8eqas rJeIer 7t

Page 7: Ina E. IV) in

jenaz-ah dimasukkan ke'dalam peti. Peti jenaz.ah diusung oleh isteri szlral

yang bedalan di depan iringan orang-orang yang turut'dalam penggalian

menuju ke tempat pemakaman yang baru ( jarak perjalanrin kulang lebih 1

tcm ). Sebelum tiba disana telah dipersiapkan tiga buah lobang untuk

menguburkan jenazah-jenazah tersebut. Inbang itu digali oleh beberapa

(kuring lebih 15 orang) kerabat laki-laki yang _sudah .

kawin. Sedang

beberala (kurang lebih i orang) perempuan yang sudah kawin menyediakan

makanan dan minuman. orang-orang yang menggali kubur baru adalah

orang yangfjuga tergolong ke dalam kelompok dongan sabutuha, sedang

perempuan-perempuan itu dengan sendirinya adalah anggota kelompok 6onr

dari suhut.Seluruh peristiwa penggalian kembali ienazah disebut mangongkal holL

Jelaslah dari uraian aiat"t bahwa pada tahap ini dua pihak ( dongan

sabituha dan boru I terlibat dalam suatu kegiatan gotong royong di mana

prinsip Dalihan na Tolu sebagian dinyatakan'^ r"n"p kedua merupakan tahap pemakaman kembali jenazah. Di

sekitar tempat pemakaman ada sejumlah (kurang lebih 100 orang) kerabat

u"nn -"nvaksikan pemakaman dan setiap kerabat itu nampak memakai

t"niai kain adat. 12) Pemakaman ditandai dengan upacara yang dipimpin

oleh seorang laki-laki yang sudah kawin. orang ini berasal dari salah

seorang turilnan dari mprtua ayah suhut. Dengan sendirinya orang ini

tergololng ke dalam kelompok huta-hult- Sedang kerabat boru (pihak suami

dari perimpuan yang terlibat pada tahap pertama) dan dongan sabutuha

( penggali lobangtutrur baru ) henguburkan kembali peti jenazah tersebut.

t<etig-al"na,"h Jikuburkan ditempat yang berdekatan ( tempat pemakaman

terteLt di sekitar huta l. Sesudah peristiwa pemakaman jenazah itu

berlangsung, orang-orang semarga semuanya kembaii ke dalam huts ]untuk

mengadakan pesta.

orang-orangyangtergolongkedalamkelompokhula-hulamelaksana.kan peranan-peranan yang didasarkan pada prinsip kekerabatan tertentu'

dalam mana orang-oi"nf itu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Khususnya oleh karena kidudukan yang lebih tinggi itu laki'laki dari pihak

mertua iyah suhut, yang tergolong ke dalam kelompok hulq-hula seperti

Jir"Urtt"'; pada tahap li"do"-, {itrgrp{i. Merekalah yang bertugas untuk

memimpin irp"g"r", memberkati dan E?rdoa' agar peristiwa pemakaman

tidak mendaiai framUatan-hambatatt.13) Jelaslah dari tahap kedua ini

bahwa pri*ip Dalihan na Tolu, yaitu hubungan-hubungan ,pihak yang

didasarlian pada prinsip kekerabatas diungkapkan juga melalui kegiatan

gotong royong, atau b-ahwa kegiatan gotong royong pada tahap inipun

didasarkan pada prinsip Dalihan na ToIu'

34

Tahap ketiga n

dan pemakaman Iterlibat adalah orarpihak suami darimelakukan pe*iapadan mempersiapkalduduk, wadah terbrterutama sebagai terpersiapan-persiapan

Pada tahap pes

boru menyumbaugorang-orang yaDg tberas (kurang lebih ,

(: dengke sitio-tio).dan uang (jambar norang yang tergolon

Jelaslah dari uriTolu adalah dasar r

pihak (dongan sabutkerja sama antara m

Sehubungan deagTarian itu diiringi deyang sudah kawin)disebut partaganing.masing-masing dantertentu kelompok*esama lain orang-oradagu dan ada yaugmasing-rirasing kelomsuhut d,an orang irdilakukan kepada pi!itu adalah yang tamasing-masing kelommelakukan tarian bendi dalam masing-mamenjadi satu kelompona ToIu dan merupakJddi secara simbolis tadan'bahkan ndman,"aDali.han na Tolu.

Page 8: Ina E. IV) in

9t

nlr"/t-'ue'unqnq lJB p J?s ep elnd ue>Jlnrunueu q"pns " ^"t:

I:{ #r#|t:"$ rygtd_ uBJl sulpepgos ue48ueqrueleru nll e,uesr"q ,r"yr"1 qloqiurs "r?Jes Ip"I '43ad rlr?pp ;p bJa:aru uelepal epediep ,lecond ueludn.raru uep nIoI Du

uDlt$DCI lnqaqp nll ?lu?sJeq u?rJ?l "^rBsFad

.J"saq >1oduo1a1 n1"s lp"rua*Jnqaleru qapns olararu BueJ"{ qalo ,>1odruo1a:1 Burseru_Bulseur tu"lep Ip.l"qlFal 4edruel.liapll

"{ereur 1ut I?q ur?l"p u?p .?ru?sreq o"i""1 ualn{?leur

Dlnq-qnq undneu ntoq ,otlnunqos uo*uop 11uq. .>Joduo1"r1 'tolreur-aop"_

nll uleles 'DFtt-DInq :1oduro1a:1 tuel?p eI iuoloEral iuef qslepe nlllngasJal l"p? ue{Dle1aru.Bue,( Buero-Euag .ntlns 4zq1d epedarl u"rlnaqp"-aruel

eleda>J Bue8auraru ledep Buef qe1ep, -nii a,r"ro uep ,nqns

:1eq1d epeda:1 l"p" ule{ u?{lrequeu Bue,( epe n1i 4oa-oya4 Burszur-Eupeupep_ Eue.ro-3uano e.relue IO (sr.g1eda:1 Bue8aruaru auit'epe uep n8epSue8aureru 3u1ps >Jodruola>1 diiseru-Bun'ru IJsp Eue.ro-Bue.ro ur?r ?ru?snles eJBluB Bu"ru rp .uedepuq-dep?qraq n1l :1odruo1ary1odruo1a:1 nlualaluslJ"l nDle,tt tu"lsp IC .tnrlns

{?Wd .qa1o urdurldlp u"p Bulseu-Bulseru:1odruo1a1 urq?p u"FBl u?{n{?lau ,loaurolary' a&j: .auuoao)oa lnqarlp uep qedn lreglp u{ara4 .ulel }eq"ra{ u?p l"$req (u!,ne:l q"pns au"kI{sl-pl"l) Eue.ro-3de:o qalo ue:p,(unqrp Bue,( Irsnur ue8uap tSupUp nil ueFul 'u"IJsl u"Iilltlcru ?>lereru nll s?lu rp deqel_deqe1 ueEuap ue8unqnrpg -

epudpep u"s'pu?r r{BI?pB nrt (nroq aep Dlnq-Drn;::;:"n;::%ilTffie311 ueEunqnq ?u"ru 1p

,Buo.for Buolo8 u"1"fa"r1 plp ,Lr"p qeryzpe nloJpu uoqqo1l dlsul.rd

"/$qeq ,lepatl; .lu; deqel upud uerun u"p q"lselaf

Ol'DqntnqDs uo8uop uep Hocl :1oduro1a1 urgl?p a1 Buoloi.rar Euei iuu.rodelps_ peq n4epaq Supep uefequrad e*nl .1t1opuo7

1u .toqutol\ Buen uuptqeq Sq8ep nqns qelo rreqrp s"raq Buequrn(uad deqag .@!t-olqs al7uap _)n"u"p ue{r tJ"p IJlpJel usu?{?ru uup (e8ren1a1 rad B>1 g q1qel Bue:n1; sereqEuequrn(uaur nnq-Dlnq 1odtuo1a1 ur"rep a1 BuoloErel

-buer Buuro-Buero

Euepag 'nqns {sqld epeda:1 Qtdtunt -) auen Buequnfuaur nroqloduola>J ruBIBp a>J BuoloElal iue,( Buaro deqas n1r epad d"q"1

"p"gur'

'" p seEnpa q Bue,( e 4arayr1

. rr o;, ;:r1l# {r"r Elt J}:# i;*il; :t:ilff uu4eunEradlp Suef (unpuo -) uurue,(ue nqu"q IJBp lenqral q"p"^r ,Inpnp

1udua1 {n}un uuueilue re>1|l p:adas 'epad gelelerad uJldetir"a-"* u"pIsBu {BsBruaul ,lq"q Suolouau utel ?Julu? ,uzdelsrad-uedelsrad u"{n{"pur(nroq 4oduro1a4 nll"O Tnqns

-aendurared

"r"pn", F?p- ltuens {"r1d uep ,nqns urap ledural:retllas rp e8reuros Buer( Bue:o-Bue:o qeleps l"qlJJel3ue,( Euero-3uero elsad deqel BpBd 'qezeuar rlequll uzuerleurad'uepuetp88uad earlls.rad uuSuap ue8unqnqas elsed ueledruau e8rle1 dzqea

undrur deqel eped €

uelepa4 mlelaur eSni

3ue,( :1eq1d ue8unqn'rul enpe{ deqel ueueure4eurad e.trqsuad

{nlun se3npaq Suef

F.radas t1ru1-o1nq 4odt>1eq1d pep Dl€l-rIPl nl'F8ulf ryqe1 3ue.( ur

'nluaFal u€lBqera1al-"uB$l?lau Dlnq-Dlnq

{nlun plnq vJelep e\nll qezeual u€rusl€uuerueleuad ledruat ;

,

'lnqesJol quzeuaf nad r

Dqn nqDs uo?ttop ueprruens Isqld) tuoq rcqrur 3ue:o z,(wrpuasq?Fs IJ"p lBs?raq ruurdruldlp 3ue.{ e:ecedr

le{?tuetu :lzdrueu ngl"q?re{ (Eue:o 0oI w(IO 'qezeuet rlequel

Eu"ru Ip 3uo,(or Suololuo?uop ) leqrd enpgot1 TotlSuo?uotu lnqx

uoq 4odutola>1 elo8tlurSuepas 'm1nynqos uo?tq"lBp? ru"q Jnqn{ lFue>1e1pa,(uaur uttE{ rlsSuepag 'ur^\B{ q"pnsederaqaq qalo r1e3lp

Inlun 3uzqo1 r.lsnq e.

I rllqal 3ue.rn1 upuepluerleSSuad ru"1ep-lnmtnqns ualst. qalo Sunsn

Page 9: Ina E. IV) in

2.2. Kegiatan gotong royong mendirikan rumah

Pada tahun t955 (setahun sebelum kejadian di atas), dilam huta yang

sama terdapat kegiatan bersama, yakni mendirikan sebuah rumah adat

(:jabuparsaktian). Pada tahap pertama orang-orang melakukan beberapa

iug"r, *ntura lain sebagai berikut : mempersiapkan tiang-tiang rumah,

mJmberi lobang pada tiang-tiang rumah, merangkaikan tiang-tiang yang

telah dilobaggi iatu ,atna. lain dan mempersiapkan tiang-tiang kecil

berukuran pln;""g. Tugas mempersiapkan tiang-tiang rumah dilakukan

oleh orang-or"ng ,"rn"rg" penghuni huta dan salah seorang dari mereka

adalah pemitik rumah. D"ngutt sendirinya ia disebut suhut. Sedang

orang-orang semarga itu tergolong ke dalam kelompok dongan sabutuha'

Pekerjaan mereka -terutama

m"rnikol tiang-tiang ru1ah,1an8 dibeli dari

tempat tukang kayu dan pekerjaan itu disebut palolo hau'ro)

Tugas metouangi tiang-tiang rumah (makan waktu satu hari) dilakukan

oleh orang-orang semarga yattg juga terlibat' dalam pekerjaan di atas'

terutama oteh laii-lati yang sudah kawin dan yang mempunyai pengalaman

dalam pekerjaan tersebut. b."ng-ot"trg itu dipimpin oleh beberapa (kurang

lebih 5 orang) Iaki-taki yang sudah kawin berasal dari kerabat lain yang

khusus diberl upah. Orang-ot"ng ini adalah orang-orang yang mempunyai

keahlian mendiiikan ,o*ih (aiseUut tukkang). Pekerjaan mereka, antara

lain melobangi setiap tiang rumah dengan menggunakan al-{ yang disebut

tuhil (manuiil : melobangi tiang-tiang deng4n tuhit). Untuk kegiatan

^onuiit itu pihak suhut menyediakan makanan dan miriuman untuk

orang{rang yang bertugas. Sehari kemudian diikuti oleh kegiatan merang-

kaikan tiang-tiang tersebut.Tugas merangkaikan tiang-tiang'yang telah dilobangi satu sama lain

dilakukan oleh orang'orang . yang sama. Di samping itu mereka juga

mengikatkan tiang-tiang kecil berukuran panjang (urur) pada bahagian atap

frI:l :ff. rr"t ijulc-(pekerjaai itu

- diseb ut' parait antr) . Atap rumahnva

Ielaslai uraian pada tahap pertama ini bahwa prinsip lali\n na ToIu

hanya sebahagian diungkapkan, yaitu partisip'asi dongan sabufiiha'pada tahip kedua-AiiA"t"o pestJ yang berhubungan dehgan peristiwa

mendirikan rumah. Pesta-itu merupakan suatu kegiatan yang melambang'

kan secara penuh prinsip Datihan ia ToIu. Hal itu dibuktikan dalam ikuts€rtanya kdfiga kelompoi yang merupakan'anggota Dalila no ToI* .dongan

sabutuha, nila-nuU ir"ioi' Hula-htila menyuinbang beras (kurang lebih

3 kg: per keluarga rfntuk pesta ltu dan lauk terdiri'dari ikan danau kepada

pihat sthut, Fo- *"nyombang uani Gumpaft) dan Congan sabutuha

L"o"n"-r".a dengan 6on, nenyumbang tenaga dalam mernperslaPkan

36

. pesta, antara lainparhobas).

Selain itu prinsipberikutnya, yaitu u1

rumah.l6) Upacaradaripada kegiatan pe

2.3. Kegriatan gotong

Pada tahun 19(peristiwa, yaitu kebaseorang dari penghurwaktu malam hari. tjatuh ke lantai rumaldan berteriak-teriakkepadanya. Orang-onantara lain dengan m,kan barang-barang dperabot rumah terbak

Peristiwa kebakaryang datang menoloDalihan na Tolu, mc:,)dalam kelompok Da&i

Kegiatan sesudahprinsip Dslihan na TtPesta ini merupakanprinsip Daliinn na TolToIu, yaitu dongan stdalam sumbangan-slrmsebagai suhut adalah

1

beras (kurang lebih 3(dengke sitio-tio) kqa,dan dongan sabutuhadalarn mempersiapkan(mereka disebut jarhot

Selain itu prinsip rmemberkati pihak surtrmemberikai beras di atPeristiwa ini dilakukanmem.berkati lihak suf,rPeristiwa dalem upacarohb crng erchrt dr

Page 10: Ina E. IV) in

LS,

.bltntqos utauop nluf ,tua.ro-tu8Jo ,Iep u8llDlrrp ?nqn.4 turro qqo u"4nl"p.p tusd sJecedn .odn-Mn*urrr, $q$!p fruccdn- urstsp s,$FlEJsd 'elsad uelrs1u,(uaur au"] auaro..le:Ippqal veg mqns ryqIC Fa;requrut Tn+un eop. geEeqas ?Bl-srat uz:laacnbuj* o"toap ;"ryi;;p Frr

"allslJed '18P" UIBI ''ep Qpuor 1u.r1d1s sarcq) ,nq.ns epda.l sBlB i ;i;q u"{Hrq.',eu olnq'qnq ;rap Suaroas_ rlul?s ;uI ajec"dn ,"pq' .nqii liqla p"rfrequeru e.recadn urBIBp Ip "Fd

oerlepfop qoJ Du uDrllIDO d;sup.d qr ulqas

Issu )*se-a,*u'p lqug iuolorue', ursl ar'ru" ,;,9:T;f,Iffir"JT:1yl eEeual Sueqrunfuaul Hog ueEuap.'"r.u?s-au?sr-aq or!_t nqos uohuop ueg (qDdutn') Suen EuequrMueru -o[' zn 1n, rzrilg ^"n"a"i iiir.olrl, aqnuap) n?uep uB{l lrap IJIpJe} )rnBI u"p learepJaa ,ra a1_ g ,ilq:i1;";q). serfi tuuqrun(uau pprt-qn7 .gqpuas nil q"*n.r 4qruad q"leps Tnqns rcfleqas

{"pqlu?q Euefiy'nqns >re{d eped.rl-"r1"rr- g"do"q-irlulaurq-n, ur"r"p >pdrueu n1 gsudJqurd^:*oq yep.rynrl_r7nt! ,ornqos uohuop nlyef, ,n1oaou uDttrlDe e1o38ue-e1oE3ua 1sed1srped."q roe_ lp ,ryol ou ioqpg dJsuFd qnuad

"J?ces uel'ueqruelaur Buer( ,r"1"r'"r1 ni"nr'oirt"anJ"_ ;u; "1r"4 'u"J?I"qaI enpluad qspnses elsad ruepp nyef, ,n1o16 iu urrploq dlsq:d ueraJn eqEue.r tu."lsp Bupuad n4 ,rrr"r1"i"r1 "^g1or"d

q"pnr", uelupa;4 _D!n! ! qo s u o B u o p ry1e f ,, n 7 o 1_ Du u_D rl lI o Cl qod uo1 a:1

-,irn

1rp a>J 3uo1o3.ra1 3uer( ept-nf "n.rlrrrJi

nl{e^r epzd undnJsau,npJ Du u,qrlDe d;zuFd epeda>J u'{i"s'prp Bl?ru-el?.uas :IBpll Buolouaru Buulep Bue,( Suu.re8ue.rg .(J?{"qJal _j ufiun1n rrl lnqa$p nlt ueJB{"qaI "^u}srJed.

:|o e"I ed o"1a" q"q "s lffi :l ffi ?l J; HJ:'fiJHl1 J;.H#, ll'ff i -.renlaEuaur uep rdu u?{uep"uaru Inlun ;re Jrque'uau ue'uap ur'l ?J?luB 'ueEuolopad rJeqruau u"p nlu'q.,,aru Buulep^Buer( Buero-Buu:g .e,{uzpedal

:_"-l-t.I:t* paq''al' 1n1un Bue;o-Buero lf8uetuau {?Hal_{BrJalraq u'p J"nlal q"runr {lllurd J"{Bqra} rleruru nl{y^ "ped

.rlsuru leruel a{ qnlef Suuf ndruel r{pnqas BuaJe{ r{"lepe e,nqspad Blnru IBsy .u?rl rueJerrr nplp^r aped rpef:al n]r EA\r]srJad .us'q'ls.d Bruuuraq otnq ,.,ntl*uad uep Eueroas Il"l's {IJJtu tl"l'p' nlr qp-.unu 'q"runJ qenqas^ u"JB{Bqe{ nlrei[ .e,nrlsued

nlens gpef:a1 'erues Busf olrrl ruersp rp e3n[ .996I 'uffi "p"6

DuDcuaq oultsltad opod Btto,(ot Buolol orrrlU", .r.,

lecund uerleduau lnqasrer qu."nl ".:ll:r"liiY"::lH"lr;tjil:: u?{rrusarau uep Zuorynr lluu.roqSuau {nlun erecedn n1r"i ."nu1n1p"q

s.Iuaedn ruBIBp lp elnd ue4elefugp ryoJ Da uDqnD(J drsurrd nt! u!"les

lnqaslp e{ala.') rssu {Bs'r,ualu u'p_ lquq Euolorueu urEJ "rrrI"J:U?:;X

ueldels.radruaur ruenqflrnqos uo?uqp tep,edal n€s3p qs{Iqqay Eueml) ssraquo?uop'1qoJ Du Dltl

1ruil ul?l"p u8{IpF(-Euequrelaur 3uB,{ ue,t;1q:ad ue8gap ua

'Dqnfiqos L

nIoJ Du uotp1oq dp

e,{uqerun.r dely '1.rn

dele uepzquq epedeSnf e:1a:aru n1r 3ut?l ?ru?s nles rSuB

-Suzraur uele€a1 r.ia

Inlun u?runurI'u uruelefa:1 {ntun 'Q!

lnqasip 3ue,l 1e1e urelelue 'e-laJar.u uB?

1er(undurau Suei 3uSuef urel leq€ral u3uern1; ede.raqaq qa

ueuep8uad re{undu's?la rp ueef:aqaduE{n{?lrp (u"r{ nles

(gI'nDIJ"p rlaqrp 8ue,{ qer

'oqwnqDs uo7uop 4tSuepag 'tnqns lnqe?IeJeru pep 3ue:oeru"InI"Fp qeuru 3r

IIJa{ 3ue1}-3ueo ur3ue,( Suep-3uer1 ue>

'q?runJ Suerl-8uen r

ede.raqaq uBIn{BIaurlBpE qBunJ qenqas8uef, oqnq r.uBIBp '(sE

Page 11: Ina E. IV) in

hula-hula dan boruyang terlibat dalam peristiwa pada pesta !i- atas. oleh -

karena peristiwa itu diJaksikan oleh mereka maka upacara. ini merupakan

pula perwujudan dari prinsip Dalihan nq ToIu'

2.4. Kegiatan gotong royong dala.m pesta Perkawinan'

Pada tahun 1972 (April, tanggal 9) ada suatu pesta perkawinan yang

diadakan di Salatiga.l9) Perkawinan itu dilangsungkan antara seorang

p"i"-po"r, airi mirgaSitompuldengan seofang laki-laki berasal dari marga

iratpa-h"r,. Yang menyelenggarakan pesta itu adalah ayah dari perempuan'

bernama B.Sitolmpul,"yanf-aalam ringka pesta itu disebut suhut' Dalam

pesta ada beberapa tugai, antara lain mempersiapkan pesta. (memotong

babi, memasak nasr dai menyediakan peralatan pesta, seperti kursi-kursi

sebagai tempat duduk, wadah sebagai tempat nasi dan daging babi)' Tugas

mem-persiaplan pesta dilakukan oieh kurang t"Plt']5 orang berasal dari

marga-marga lain yang dianggap dongan sahuta'zu) Dongan sahuta

bersima-sama dengan beberapa (kurang lebih 10 orang) perempuan yang

sudah kawin (saudara p"*nlpo"tt dari pihak suhut' yang tergolong ke dalam

kelompok boru) menyediakan makan'an d6n minuman untuk pesta itu

(mereka, sebagai kelompok, yang bertugas dalam persiapan pesta itu disebut

parhobas).Jelasiah dari uraia_n di atas.bahwa pada pesta tersebut di atas Pln;ip

Dalihan na ToIu sebahigian diungkapkan yang nyata dalam'partisipasi dua

pihak, yaitu pihak dongan sabutuha dan pihtk boru'

Selainrprang-orang lang be*ugas di aias itu masih ada orang'orang lain

yang tergolong-ke aaia- k-elompok boru yang menyumbanq 9Tg (tumpak)

i"pla" iiha{ sutut O:ang tefuUut adalah ayah dari laki-laki pengambil

g"his A"ti suhut itu.21) Sedang 'or-tag-orang yang tergolong ke dalam

felompok hula-hula meiryumbang t€ras '(kurang lebih 3 kg per keluarga)

dan lauk terdiri dari ikan danau' (dengke -sitio'tio) kepada pihak suhut'

J"iu*rtp*htiwa dalam pesta itu disebut mamuhul sinamot. Jelaslah dari

uraian di "t"t bahwa pada pesta ini prinsip. Dalihan na TgIu' di mana

terlihat tiga kelompok'kera6at (d.ongin sabutuha, hula:hula dan-.boru)

,uigguft"i"gguh dipqaldekkan,meskipun kegiatan pesta diailakanr di luar

t"*n$,ii,ltitu prinsip Darihan na.tqludinyatakan pula- di dilatn kegiatan

berikutnya, y"ito kegiatan upacfra .peresmian pernikahan di Gereja'

Upacara dilaftukan oleh seor.anB: pendeta di sebuah Gereja Protestan yang

diiaksikan oleh orang-otaog yanil' merupakan anggota'anggota Dahhan na

Tolu, yaitu dongan-saniha' hub-hula dan boru yang terlibat dalam

kegiatan pesta. Upacara peresmian petnikahan itu disebut .pamasu'masuon

irr?-U".fr,i): Otetr kareia upacara djsaksikan oleh ketiga pirhak (dongan

38

sabutuha, hula-hula dtDalihan na Tolu. L(orang-orang yang bulorang-orang berasal dasebagai tamu) yang sanprinsip Dalihan na Toi

3. Beberqqn Kesimputr,

Sasaran pokok p€pernyataannya dalamkesimpulan dengan penno Tolu merupakanhubungan kekerabatarkhususnya kegiatan yamemiliki susunan kekermasyarakat termasuk I

menganggap sesaman\-rkarena itu mengangga;dalam bcrbagai pekerjapersiapan-persiapan per

dan kematian. Dalihartkekerabatan, baik anttstJatu ;nargc dengan kmendasari Dalihan nadongan sabutuha (:oftndar' bont (marga pengzdinyatakan di dalam ke1

mendidkan rumah. Dikelompok kerabat, $ainhubungan khusus der

Dasar bagi ikut serr

dikenal dalam masyarai(masyarakat Batak Tobrur Tolu adalah trgadilambangkan sebagai u

untuk melakukan kegiadan upacara-upacara txbanglan tiga kelompokboru.

Dasar Dalihan rw-T

Page 12: Ina E. IV) in

6€

"ruesJeq uBlel8el-uslelSe{ ut"Fp ue1e1e,(ur p r\l nloJ _ ou uDqlID e J"s"q

'nJoq'iep optl-o1nq ,Dqntnqos ub&uqp rql",{ ,}eq"ra1 4odulola{ ?3p ue>i8ueq-tuqatu n13un1 nleg Sursuru-SulseurEuepes;'?urgsJeq

":e""dn-eiecean uep

elsed-e6ad lu?l_"! uelepal efuleqru ,eureslaq ue1e6a1 u"{nl?lour {n}unlele.refseur elotEue-e1oE3_u" F"q pdurel u"p q"p?ar p8uqas u"qbueq*"11pIIBnX '(lnqas:a1 11en:1 Sunqnpuaur 'Euef n18un1 e8ll qqppe qol tntuorlrlDe Suepas ,11"n{ qenqes re8eqas Buepuedlp eqol {B}?g 1e:lerulseur;nIoJ Du uoqlp1l uedulSun ue8uap

"qoJ lel?g'1u:1ere,(seur tus1ep l"ua{lp Bru"sreq uelepa>J ruBIBp lnge$al >1odtuo1a4 e8pa:1 ej:as 1n:11 peq.resuq

'n1l elsad uule:e33ua1afuaur 3ue,( 3ue:o ueSuap snsnqr ueSunqnqrefun-dureur (tuoq uep Dpq-Dlrrq .nlntrrqls uo7uop nfleQ ,l"q"Ja{

aoduroia:1'eisad urepp rp Bruelnral uelerSa:1-uelepa>1 -"iep ig'jq"*n., ue:lFryueur'ueumz>1.red apad uelefal efqeqru .ueler8a1-ue1u6af ruelep rp ualeiefulplnqesrel dlsuJrd JBsBp s"l8 ue8unqnll .lsgpu8

llqure8uad "ai"tuy

iuoq spp(slp'a uaqruad eS.ruur) Dlnq-olnq 'le8reruai aueJo-8ue:o:l oqn,nqos uoauopn11e,( '>1eq;d e8p erelue rp ue8unqnq qelBpB ryoI Du uDqrlDe rJasppualu3ua,( ueluq?ralal ue8unqnll .ur31 oltitu >1oduo1a1 ueauei iLio* nt n"1odtuo1a1 undneu urel Euero ue3uap Euejoas

"i"iu" ,J1"q .u"1"qara{e{

ueSunqnq rlnuad e.rsJes uzq8uequrelau rul nIoJ Du trDrlrIDO.u?q?ura{ uep

"uaJuaq 'uerue>lerued g.recBdn n?]? u?ulArslraci elsad uedersrad-uedelsrad

efulesru 't€p? ru'I"p ,q?urnJ u'{rJrpuau 4:adas ,uee[.ra1ad le8eq.rcq -"1"f ueryleqrpadrp nlr usnl"sex 'u"nl"sa{ nlBs reSeqas aegaueauaru n}r suarB{qalo u?p Suefour {auau n}"s rJEp l"sBraq luSeqas efueruesas daSSuuSuaueS.reuas e1o33ue-eloflEuy 'o7.tola nl?nsas ur"r'p a{ {ns'uJag lule.rufseruurel"p ep33ue deqas 1u1e,{ ,leaurprled Fuef ueleqeJale{ uuunsns rltptuaru?qoJ {?l"g leqe.refse;41 .1epe ue8uep uprl?},aq Bue,( uelur8a>g efuinsnq:1'ue1el3a>1 Bnruas epedal u"s"pu"r rpuluaur Bue,( ue1eq"r"r1"4 ue8unqnqJBsBp s?le uelzlerefserua{ Jnl)1n4s rJ"p drzuFd ueledn:aru z1o7 rruuotttlpe

"qoI-{B}Bg 1e1ae,(scru eped e,nqeq ue4:a8uad ue8uap ueJndrursa>1

rrB{rJaqurau 'rul Euofo.r Buolo8 uelel8al-ueler8a>1 ut?l€p e,(uueule,(u:aduep nloJ ou uotIIDe drsuFd Buelual uere.rn8uad lo{od uri.leseg

. wo1ndulny ofutaqag .g

r"s"p s'l" ,nt1ns uetuap uzEunqnqreq r"prl ,,"rr", #1{ t;riffiT

i!;:;i: Tnqns 4er41d qayo Suupunlp Eue,( ,JnrurJ "tsauopul

rrep l"s?Jaq Buao-Buetousp

"urJ 'u,re1 3uu.ro-3uero p:adas 5l"lBg n{ns u"{nq iue,( Bu8Jo-BueJo)ulBI 8ue.ro-3uero qato lJlpeqlp e8nl rul erucedg ,ryol Du unqrloed;suud ue:lpnfnmaru lur e.recedn B>l"ur lnlr (nroq uep DF t-opq

,Dqnrnqos

uo?uop\ 4eqd e8rruonsout-nsDuod 1nqur"pp 1eq11:a1 3ue,Du uDqllo1 e1o33ueSuur( uelsalo:4 ela::'efa.rag lp u"rls{Tluelepel u{BI"p Ip I

:enj lprue:1"pelp el(uoq uep qnq-ory€u"ru rP 'qoJ ou

IJ"p qBlseleI TauDL'trylns 4eqrd epeda

1e3.renJa:1 rad 31 gurel"p a>1 3uo1o3:a:

lgqueSuad l{"t-pt"l(?!Ddunt) 3uen SuequreJ Suero-3uero Bpr

enp lsedrsq:ed urepdlsulrd se1-u rp lnqa:

lnqesrp nt! elsad uedn1 epad Inlun u"ruei€p e>1 3uo1o3:a1 33ue,{ uendruarad @l " ornqDs uoiutrJep IBs"Jeq 3uz:o c

se8n; '1rqeq 3u€eprsJn{-:sJnl luadas 'rSuolouraur) elsad urrrr"I"c '1n4ns lnqasl'uendurarad pep qz.ieSreru rJep l?s"Jaq rlSue.roas eJBlua uEISuef ueur,ne>1:ad 4s

ue4edruaru rur'BJscEqelo 's"1" Ip elsad

Page 13: Ina E. IV) in

sebagai kegiatan-kegitatan gotong royong. Sebagaimana para ahli, misalnyaKoentjaraningrat, merumuskan gotong royong sebagai "keda sama di antaraanggota-anggota suatu komuniti" dan menggolongkan fotong royong kedalam beberapa jenis, seperti yang telah diuraikan di a-tas, yaitu (1) jenisgotong royong pada kematian atau bencana, (2) gotong royong. yangdilaksanakan oleh seluruh masyarakat, (3) pesta, (4) memelihara danmembersihkan kuburan-kuburan, (5) membangun rumah, (6) pertanian dan(7) gotong ioyong berdasarkan 'kiwajiban kuli dalam menyumbangkantenaga manusia untuk kepentingan masyarakat, maka kegiatan-kegiatangotong royong Dalihan na Tolu dapat disimpulkan sebagai kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan adat (perkawinan, mendirikan rumah,kematian dan pemakaman). Jadi kegiatan gotong royong sebagai perwujudanprinsip Dalihan na Tolu dapat dianggap sejenis dengan gotong royong jenis(1), (3)., (5), menurut Koentjaraningrat.

Sebagai penutup dalam tulisan ini diberikan beberapa pokok pengertiangotong royong di antara masyarakat Tapanuli dengan masyarakat Jawasebagai suatu perbandingan : (1) gotong royong di Tapanuli didasarkanpada prinsip Dalihan na Tolu, yaitu hubungan kekerabatan tiga pihak, yaitudongan $abutuhq, hula-hula dan boru. Dasar kekerabatan itu diungkapkandalam kegiatan-kcgiatan gotong royong. Sedang gotong royong di Jawadapat berdasarkan hubungan ketetanggaan dan tidak harus didasarftan padahubungan kekerabatan. (2) Prinsip gorong royong Dalihan na Tolu tenitamadiungkapkan secaia penuh pada tingkat upacara atau pesta, meskipundiungkapkan pada tahap-tahap pelaksanaan sebahagian dari prinsip Dalihanna Tolu. Sedang gotong royong di Jawa diujudkan di dalam kegiatan-kegiatannya sendiri. (3) Gotong royong Dalihan na Tolu dilakukanberhubungan dengan kegiatan adat. Dan melalui kegiltan adat itu gotongroyong merupakan perwujudan dari hubungan keker(bbtan tiga pihak, yaituhubungan dongan sabutuha, hula'hula dan boru-.6.otong royong di Jawalebih menekankan penyelesaian kerja dan' tprjddl di antara anggotamasyarakat tanpa memandang hubungair-hubungan kekerabatan tertentu.(4) Gotong royong Dalihan na ToIu merupakan suatu yaug bersifat wajibbagr pihak"pihak bersangkutan. Pelaksanaan gotong royong di Jawamenekankan segi kesukarelaan, meskipun dorongan rasa wajib masih dapatberlaku antar tetangga. (5) Gotong royong prinsip Dalihan na Tolu terbataspada kegiatan-kegiatan yang bersifat adat, sedangkan gotong royong di Jawadapat melifuti setiap kegiatan dalam kehidupan.

&lgransan i,

l. f_-I

2.t ,

3. Nq. 18

Hubuagrn Srn

Hubuogrn Perl

Marg pca3:ol

40

Page 14: Ina E. IV) in

w

oig:ptgd uep spet uugquehtcd rtrz4 :

uzuurel:a; wtunqng

rrzpnrg ur3rmqn11

8l '6N

r-]

: ffi-a1ay

'e

.I

Ver

€arBI rp 3uo,{or 3uo:sel"qJel nloJ Du uvt

ledep qlscru q1!e.n r?^\Bf Ip 3uo.{or fqrfe.r legrsraq 3ue,i'nlus]Jal uslBqBlsl:€lo83us er€lua Ip?/rr?f rp Suofo.r 3uonllef '1zqrd e8rl uel3uo1o8 nlr lep" ustiu?ln{€lrp nloJ Dtt-ue1er3a1 tu€lep rpuoqnDO drsur:d Fepun{rlsaru 'elsad neBtu8'ldu3} nloJ Du uD

uped ue{:eseprp srul?/rref lp 8uo,{o.r 3ucueldzlSunrp ntr usl,nller( '1eq1d e8lt uelrue{Jeseprp rlnuedel

"^r"I l"Ier".{setu uruzlpaEuad 4o4od ed'

stual 3uo,(or 8uo1o8 r

uepnfn,uad le8eqas 3

'q?urnJ uelrJrpuaru-uelut3e4 le3eqas uuuler8al-ue1el3a1 e:1

ualSuequrn,(uau lu?u?p uarusuad (9) 'r{euBp BJBqrleuaru (h)3ue,( '3uodo.r Suolo8sl.ual (I) nlef 'se1e r

a4 Euo^for 3uo1ot urerelue lp etues eFal.,e,{uleslur 'l1qe e:ed ur

Page 15: Ina E. IV) in

L:mpina I PETA DAERAH BATAK TOBA

I,Kero I

tII,I,I

IIt,

(t_

,DArRr )t

(

\..l\.

Dmau

Perapat

SIMELUNGUN

Toba=#

il t.-_-_-- -"----)7 uwaoa

igaligc O SU"n t.

chrsoburan

--t'

II

Si Borong-borong

PAlrlAE

r)\/\\ aa-\-.,rt

MANDAIUNC

II

IIIt

iiB

T

II

ANGKOI.A.-l*+**:TAUTAN HINDTA

KctcranSan :

Sumbet : Thc structurc of thc Toba Batakbillcf in the High cod

Skda : l:750.00O

---: BatasKabupaten

-:

Jelm

Skaja I : 43.

It+l)Eilt,(tlaj

atuE:l:E-----: bh

-: aq-

b>, t*rba: Ii6ri E

O:HEE:b(r: b

EE : l-tur

I

I

Il-,

I rH-L

I cer-rI rt---

I rr-b

42

Page 16: Ina E. IV) in

€v

Eartd

0

Po3 rFIH t{4?g ?qol a(n Jo il

Nn9&TMrs

I

(I\

II

/ -I uEJnqGJEd

\ot, o*gs III! ---- (-- -,-t- "rL{

alYtlfTary: Faq:d

l-t l-q:E

aFt: or#i :E*€:-o rqr , o'

cE::qLEbt:€-;:- Eq:--___

d:t: E

-

Page 17: Ina E. IV) in

' CATATAN:

l. N. Siahaan, Sejarah Kebudayaan Batak, Medzn, C.V. Napitupul. & Sons, 1964.

2. Marga : Adalah pengelompokan orang-orang yang membenfuk kesatuan atas dasarprinsip penghitungan menurut garis kefurunan laki-laki. Dalam hal iil siisteri termasukanggota kelompok suaminya.

3. Bandingkan karangan : Koentjaraningrat, Beberapa pokok Antrcpologi sosiat, (Djakarta :PenerQit Dian Rakyat, 1967), halairan 89.

4. Kelompok kerabat yang disebut dozgaz sabutuha terdiri dari orang-orang semarga dimana salah satu anggota dari kelompok itu adalah orang yang menlelenggarakan pesta.Kelompok kerabat yang disebut hula-hula terdiri dari orang-orang yang menjadi pihakmarga pemberi gadis dalam hubungan perkawinan terhadap pihak orang yang menpteng-garakan pesta ( szfrat ). Sedang kelompok kerabat yang disebut Dora terdiri dari oran!-orang yang menjadi pihak marga pengambil gadis dari pihak marga suhut.

5. Dalam hal itu anak perempu:ul tersebut seharuinya adalah isteri ego. Pada masyarakaiBatak Toba terdapat perkawinan ideal, yakni seorang laki-taki diutamakan kawin dengananak percmpuan da:i saudara kandung laki-laki ibunya.

6. \{engenai pengelompokan kekerabatan tersebut bandingkan Melanton Sitorus, .Ben'taulaon Rumpurumpuan f: Gotong royong kebudalaan Batak L ( p. siantar : penerbitFirr:ra Parda, 1961), halaman 15 -- 17.

Ibid, halaman 15 - 17.

Koentjaraningrat, some social Anthropologbal obserttations on Gotong rojong practicesin Two villages of central raya, (Ithaca, New yort : Modern IndonesLn iroi."t, tsoty,halaman 2

Ibid, halaman 29

Yang bertindak *bagai suhut dalam peristiwa ini adalah anak laki-laki dari salah satudari yang meninggal.

.Menurut keterangan pada halaman 3l mereka. digolongkan kepada kelompok doigansahuta.

Kain adat (= ulos ) merupakan iambang dari suatu peristiwa adat dan juga digunakansebagai hadiah (misalnya sebagai mas kawin).

Hal itu berhubungan dengan animismc di mana roh.rob si orang mati dianggap menjelma

-menjadi mahluk-lnabluk halus [:5tto1 &n pcrcaya, bahwa. roh-roh ie-.seUut dapat

bcrbuat jahat atau Saik bagi orang-orbug hidup_. oleh karcoa itu jenazah orang-orangmati dipedakukatr seaara hormat.

Peristiwa pembagian daging tidak disebutkan.deng:ro nama tertentu.

7.

8.

15. Dalam hal itu mernctberkat bagi kehidupra

. 16. Padazaman dahulu kelpohon-pohon besar unt

17. Di hutajuga masih tcrd

18. Upacara untuk mcogldaging babi dan ro.i l

suhut menwcapkea L:Upacara ini disakitenselunrh peristiwa itt, diwujutan dari prinsip Dc,Dalam upacara meresmhula-hula memberilar l

melakukan upa€.ra oriupihak suhut daa prisrdongan sabutuf,a. Onqwakit mercka. Khusrsayimaka dianggap sebagai bmangompoi jabu.

19. Salatiga terletak di Jaramelihat apakah prinsip Dp€sta itu misih dipcrtaira:

20. Orang-orang itu antara laj(kurang lebih 5 onng). (tempat diam berdekatrn.

21, Keterangan ini bcrhasil d..i;uang kurang lebih Rp. l0i

KEPUSTAKA.AN

R. Van Rijk,

I960.. fengatar Hu*

Harahap, E. St.

r960.

Koentjaraningrat,

1971.

Perihal BangtDep. P.D.K.

Manusia dan K

9.

10.

11.

t2.

13.

44

Page 18: Ina E. IV) in

s,

'rrBl"qt'Jpf0 llqreuad .?llEl?lq .DlsauopuJ lp uoDl1opngax uDp vrsnuDry

'x'q'd 'daou"B.{"pnqax u?l?^\?fg Es?tpg-uEr3"g ."UE:lstg ,qotog ot7uog 1oqya4

'Eunpueg rnurns llqlauad .iunpu?g .DlsauopuJ ,opy ,unln7 nloilw4

'tL6t

'lerEuluersbuaox

'096r

'19'g'duqe:ug

'opbr

'I[nI UEA 'd

NYVXVJ,SNds)T

'nltreu3

Eue.ro-Euero qezeuaf n]l y!.ledep lnqacral qo:-gol rsqrrulafuaur duE3uelp peut Ere

ual"unftp e8nf uep l?pe E,i

uoSuop 4oduto1a1 epedal :

nlBs q?Fs u"p IIq-DrEI TEsr

'(196I 'lreford u?rseuopui tr:irallpDtd ?uofot ?uo2og uo ;

llq.raued : r?lu?rs .d ) ,l ]rrtrtuagl 'sruolrs uoluEFhl tr:

uuiuap rn,trzl ue{?urqnrp r{sl;e:p:e,(seru sped .o33

Halq q

.1nqns oStout 4z-3ue.ro r:up urpJal ruog lnq€-3ua1a{uaru Euef 3uz:o {E{d c

:1eqgd pefuau Surd 3us:o-Emrlsad uelare38uela{uaur Sueib uEreruas Eue:o-Euao trsp

: zprlefg; 'lotsog $qodatruy

InsBuuel Falsls {l IEq ur?t?oJ"s?p s"lB u"nlEsal {nllt3qrn:

.t96I .suos ry qndnrrd

.rnne1 suru'pEeqas rn{rr leqrd zpedel _.000.00I .dU r{lqal Buernl EuunuelEuequrM'uaru nlr lnqas;ar Euuro u.trquq u"r1"1u'Eu"- qalo:adrp llsEqJrq ru! u"EuHelax

'u"lslapDq uep 1udua1dlsupd uelraseqreq DtnrlDs uoiluoq de38uurp nlr Buero-iuero .(Eu"ro

s q!q?r Eu?rrut)rsorrr?S u?p EuBJoun;lS llu"n ,eilewg o7.totu g?p l?s"Jaq ut?l erelup nlr Buu.lo-Euelg

'psu ledural J"nt !p tnerpreq Euz,{ 1e1eg Euzro-Eue:o qap ueluBrleuadtp q1s:tu n1: elsadtuulsp 1p Euo{or EuoloE uelupa:1 ?Ituet ru"pp npJ Du uorlrto7 d;m!:d qrludu t"qllaurqEq uap g"ruEEuaur efzEuos s1;nuad nn ledural rg ,qe3ua1

".{pf Jp 1"1"1r"1 etpup5

.nqo! pduto?uoutlnqaslp n1J e.rpsped qrunlas .ryol ou ubUuoCI uelnfn,ued plnq pteq:s deEEuurp ulrur'lnqacral ry4d e$ qalo uBllsrleslp nl!

"^{lsr.rad Buer?{ qelo e,{mnsngy .Dlaratn

Iq",$lz8eqac rgl rl:lls{"fueur Eupf luqrd qelo dsEEusrp }nqe{rel *ntg .otlwnqDs uo\uopaep uoq 'Dln!-oprl .nflsf ,IBqld eEu qalo uE{l$l"s!p e^rgqrad uep rnrlzs :pqrdtnlserau Inlun ?op wEeqae e1u1-r1u:1 urlducn3uaur lnqasral 3ue:o srucedn up{nl"launll",ri sp?d '1"p" u!"{ eEnf uzp Tnqns eledaq sElE tp sBlaq u"lpJquaru oryrl-olnr!10druo1a1 u,sl'per Euo10tral tue,( Eusroac q'l"s 'g"unr uBr*us.uau ereredn rueluq

-.,ad elnd ue:pdruaur nrr "uar"r

qals .Buo11nr ;i:i# rii1'j47,.t"":lr.i:1il1jil lep lnroq uep qnl-Dprl ,Dqntnqos uo7uopl 1eq.1d e8rl qqo u?Il$l"s!p iur ereaedn

'3uot1s1n7 ryq1d epedal qlspl uurFel uedecn re8eqac BIEI-zIBI wldeonEuaru lzrlzs'uz{nlqrp p1 rrzoedn nDlB.r

"psd .ny Buotlqnt lbqrd epudal lsEu uPp rqeq tul8up

u?lFaqruau vetuap tnlns qelo uBIn{EIIp Buo:1qnt rlzru:oqiueur 1n1un erraed;l .gI

'FuBta[ u?p ryf ueldularaq Bue,{ quun:-qeruru Sudep:e| qlseu u8nf Drnr! lg .Ll

'ouounrou. lnqesrD uoqod uu8ueqaued "^rllspad

.Eu?qallp lnlun J"saq uoqod-uoqod

p?ruau B{atau Bu?$q..uqnq ru?1ep !p lruc1p Euep.-Euell Intun nJsl nlnr{"p uevrr,zvped ,9I

'1epu z,*pqrad utulup uolnlqlp nl! lBq ueq .Eue.roxas urdnpr.qe:1 ;Bzq 1e1raqnlens de8Euurp tde1a1 'ueuurq3uad du3Suup 1epr1 e1eda1 Bire3cruaru r,li

-y"q -"pq .sI

'tc

'oz

'6I

Page 19: Ina E. IV) in

MeslnrakatDesadilndonesiaMasaKini.Djakarta,IajasanBadanPenerbitFakultasEkonomi Univcrsitas lndoncsia.

1958.Metode.metodeAntrcpohgidalamPenye.tidikan.penyelidikanMasyarakatdan

- Kebudayaan Indonaia, Djahrta' Peacrbit Uniwrsitas

t964.Pengantar Antrcpohgi, Djakarta, Pencrbit Universitas'

Siahaan Nrdan H, Pardcde,

1957.

SejaruhPakembanganMatga.margaBatak,TjetakankeempatBaligelndra.

Slamet, Ina 8., '

1956.-'--' pokok-pokok Pembugunan Masiamkt Daa, Diakartt, Pencrbit Bhratara'

RP. Tampubolon,

1960.Adat Batak, Medan, Pertjetakan Bin Harun.

Tobing Ph. L,1956.

TJtte Structure of the Toba Batak Belief in the Eigh God'

Amstcrdam, Jacob van CemPcn.

BEBERAPA A.SI

MASYART

0

PENDAHULAA},1

Gotong royong yang I

tindakan /ang dilakukarnbersama sama dalammenolong dan saling balmenolong itu, sama setalpiutang antara satu terfiayang diberi pertolongaB. P

sama itu semata-mata dmemelihara harmoni kehitiap-tiap orang dalam kelodalam kehidupan tradbi r

Di dalam tradisi kehigotong-royong itu tidakmenekapi segenap mat.n,dapat diamati pada kas'atilah sendiri-sendti Sc

bahwa kasus yang menga!itu, dibatasi pada pertkepentingan umum m:lstiluas. Adapun tindakatrkehidupan sehari-hari, kedisebut sesuatu yang luardemikian itu rupa-mpan3kita memperlihatkan bertMakassar, dimana aspek

tampak'pada kita bahwamewarnai tdanya perbuati

46