imunoterapi kanker

Upload: ric-lee

Post on 03-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 IMUNOTERAPI KANKER

    1/3

    IMUNOTERAPI KANKER

    Sistem kekebalan tubuh manusia bekerja dengan cara mendeteksi dan menyerang sel-sel

    asing yang masuk ke dalam tubuh. Dengan cara ini banyak bibit penyakit segera dikenali dan

    dilumpuhkan sebelum membuat orang yang bersangkutan sakit, atau sebelum penyakitnya

    bertambah parah. Celakanya, menghadapi sel-sel kanker sistem kekebalan tubuh bersikaptenang-tenang saja, karena kanker yang tumbuh di dalam tubuh manusia itu sendiri

    dianggap bukan sel asing yang berbahaya.

    Imunoterapi yang merupakan teknik pengobatan baru untuk kanker, yang mengerahkan dan

    lebih mendayagunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi kanker. Karena hampir

    selalu menggunakan bahan-bahan alami dari makhluk hidup, terutama manusia, maka

    imunoterapi sering juga disebut bioterapi atau terapi biologis.

    Sekalipun merupakan bagian dari tubuh dan karenanya oleh sistem kekebalan tubuh dianggap

    tidak berbahaya, sel kanker memproduksi zat-zat (antigen) tertentu yang seharusnya tidak ada

    (tidak cocok dengan sel tempat tumbuhnya/lingkungannya, atau hanya diproduksi sel sehat

    pada fase-fase tertentu, misalnya pertumbuhan). Antigen-antigen inilah yang menjadi

    sasaran tembak imunoterapi.

    Perlu diketahui, jenis sel yang bekerja pada sistem kekebalan tubuh antara lain sel darah

    putih: limfosit dan fagosit. Ada berbagai jenis limfosit, yaitu limfosit B (sel B) yang

    memproduksi antibodi untuk mengenali dan menyerang antigen asing; limfosit T (sel T) yang

    memproduksi sitokin untuk menggalang seluruh kekuatan sistem kekebalan tubuh dan juga

    memproduksi sitotoksik yang bisa membunuh sel asing, sel terinfeksi, atau sel ganas; dan

    limfosit NK (sel NKnatural killer) yang langsung mengikat dan membunuh sel asing, sel

    terinfeksi, atau sel ganas dengan cepat, bahkan pada sentuhan pertama.

    Sedang fagosit adalah sel darah putih yang bisa memakan dan mencerna berbagai organisme

    dan partikel kecil di dalam tubuh. Ada beberapa jenis fagosit, di antaranya monosit yang

    berada dalam sistem peredaran darah, serta makrofag yang tersebar di seluruh jaringan tubuh.

    Imunoterapi kanker berupaya membuat sistem kekebalan tubuh mampu mengalahkan

    keganasan sel-sel kanker, dengan cara meningkatkan/mengarahkan reaksi kekebalan tubuh

    terhadap sel kanker, atau mengembalikan kemampuan tubuh dalam menaklukkan kanker

    (body response modifiersBRM).

    Sejauh ini ada beberapa jenis imunoterapi yang telah dikembangkan, antara lain:

    Interferon

    Interferon, khususnya interferon alfa, adalah obat imunoterapi pertama yang digunakan untuk

    mengobati kanker. Sitokin ini sebenarnya juga diproduksi dalam tubuh, tetapi jumlahnya

    kecil. Selain langsung menyerang sel kanker, interferon alfa juga dapat menghentikan

    pertumbuhan kanker atau mengubahnya menjadi sel normal. Diduga interferon juga

    merangsang kerja sel NK, sel T, dan makrofag; serta mengurangi suplai darah ke sel kanker.

    Biasanya interferon alfa digunakan untuk mengobati leukemia, melanoma, kanker ginjal,

    myeloma, Kaposis sarcoma, dan non Hodgkins lymphoma.

  • 7/29/2019 IMUNOTERAPI KANKER

    2/3

    Antibodi Monoklonal

    Antibodi monoklonal dibuat di laboratorium khusus untuk melawan antigen tertentu. Karena

    tiap jenis kanker mengeluarkan antigen yang berbeda, maka berbeda pula antibodi yang

    digunakan.

    Antibodi monoklonal juga dapat mempengaruhi cell growth factors, karenanya dapat

    digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. Jika dipadu dengan radioisotop,

    obat kemoterapi, atau imunotoksin, setelah menemukan antigen yang dicari antibodi

    monoklonal langsung membunuh sel pembuatnya (kanker).

    Beberapa jenis antibodi monoklonal yang banyak dipergunakan antara lain rituximab (untuk

    non-Hodgkins lymphoma), trastuzumab (kanker payudara yang sudah menyebar),

    alemtuzumab (leukemia limfositik kronis), bevacizumab (kanker usus besar), cetuximab

    (kanker usus besar), gemtuzumab ozogamicin (leukemia myelogenik akut), ibritumomab

    tiuxetan (non Hodgkins lymphoma). Antibodi monoklonal untuk berbagai jenis kanker

    lainnya sedang dalam tahap uji klinis.

    Vaksin

    Saat ini penggunaan vaksin kanker baru saja dimulai. Sebagian besar masih dalam tahap

    penelitian dan uji klinis, sehingga belum bisa digunakan secara umum.

    Berbeda dengan vaksin pada umumnya yang diberikan sebagai pencegahan pada orang yang

    sehat, pada penderita kanker vaksin digunakan sebagai pengobatan. Vaksin tersebut

    merangsang sistem kekebalan tubuh manusia untuk mampu mengenali sel-sel kanker,

    menghentikan pertumbuhannya, mencegah kekambuhannya, dan membersihkan sisa-sisa

    kanker dari pengobatan operasi, kemoterapi, atau radiasi. Jika diberikan dalam tahap dini,

    vaksin kanker dapat membuatnya sembuh secara total.

    Sedang vaksin yang difungsikan sebagai pencegah kanker, sebenarnya adalah vaksin untuk

    melawan virus penyebab penyakit yang dapat menjurus ke kanker, misalnya vaksin hepatitis

    B (kanker hati) dan vaksin human papilloma virus (kanker leher rahim).

    Colony-stimulating Factors (CSFs)

    CSFs kadang disebut juga hematopoietic growth factors. Obat imunoterapi jenis ini

    merangsang sumsum tulang belakang untuk membelah dan membentuk sel darah putih, seldarah merah, maupun keping darah, yang kesemuanya berperan penting dalam sistem

    kekebalan tubuh.

    Pengobatan dengan CSFs penting bagi penderita kanker yang menjalani pengobatan lain,

    misalnya kemoterapi, karena obat-obat kemoterapi umumnya juga merusak sumsum tulang

    belakang, yang menyebabkan penderita mengalami kurang darah (anemia), mudah terkena

    infeksi, dan sering mengalami perdarahan. CSFs dapat mengurangi resiko tersebut.

    Obat-obat yang tergolong hematopoietic growth factors antara lain:

    G-CSF (filgrastim) dan GM-CSF (sargramostim) untuk meningkatkan jumlah sel darah

    putih pencegah infeksi dan sel induk untuk kepentingan transplantasi sumsum tulangbelakang.

  • 7/29/2019 IMUNOTERAPI KANKER

    3/3

    Erythropoietin (EPO) untuk meningkatkan sel darah merah, mencegah anemia.

    Interleukin-2 (aldesleukin) untuk meningkatkan limfosit yang dapat menghancurkan sel

    kanker.

    Interleukin-11 (oprelvekin) untuk meningkatkan jumlah keping darah dan mencegah

    perdarahan.

    Terapi Gen

    Terapi gen yang masih bersifat eksperimental ini memberi harapan besar. Dengan

    memasukkan material genetik tertentu ke dalam sel tubuh penderita kanker, perilaku sel

    tubuh orang tersebut bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Misalnya, jika gen tertentu

    diselipkan ke dalam sel kekebalan tubuh, maka sistem kekebalan tubuh menjadi lebih mampu

    mengenali dan menyerang sel kanker.

    Bisa juga diselipkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan dihancurkan

    oleh sistem kekebalan tubuh. Atau, kedalam tubuh penderita dimasukkan sel kanker yang

    telah diberi gen pembentuk sitokin, yang akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untukmenyerang dan menghancurkan sel-sel kanker.

    Pengobatan Alternatif

    Masih banyak jenis imunoterapi lain yang bersifat meningkatkan sistem kekebalan dan

    kesehatan tubuh secara umum, tidak hanya khusus untuk melawan kanker. Salah satunya

    adalah BCG (Bacille Calmette-Gurin). Vaksin TBC yang biasa diberikan pada bayi baru lair

    ini bukan golongan vaksin kanker, tetapi merupakan salah satu perintis imunoterapi untuk

    kanker. Biasanya diberikan bersama-sama dengan kemoterapi, radiasi, atau imunoterapi jenis

    lain. Fungsi utamanya meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi dapat juga menyembuhkan

    kanker kandung kemih.

    Berbagai bahan makanan dan pengobatan alternatif, khususnya pengobatan tradisional, juga

    bekerja mengobati kanker dengan prinsip imunoterapi. Coba tanyakan kepada dokter Anda,

    jenis imunoterapi mana yang paling cocok untuk Anda.