imunohistokimia-pengantar s1

17
DWI WINARNI Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

Upload: edah-humaidah

Post on 26-Jul-2015

593 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

Page 1: imunohistokimia-pengantar S1

DWI WINARNIDepartemen Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga Surabaya

Page 2: imunohistokimia-pengantar S1

A. Definisi

visualisasi bagian jaringan atau sel melalui deteksi interaksi antibodi-antigen spesifik, dimana antibodi dilabel dengan

label atau marker

- Pewarna fluorensens

- koloid logam

- hapten

- marker radioaktif

- enzim

Beragam mulai wujud sel atau irisan beku hingga sel atau jaringan dalam blok parafin atau resin

Page 3: imunohistokimia-pengantar S1

dalam immunostaining, antibodi digunakan untuk membentuk link antigen yang ada pada sel atau jaringan secara spesifik pada pewarna (reaksi yang menghasilkan warna) sehingga keberadaan antigen tersebut teramati di bawah mikroskop

immunohistochemistry immunocytochemistry

antigen dalam jaringan Antigen dalam kultur sel

Cryostat section

Memerlukan fiksasi

paraffin section resin section

Tanpa fiksasi

Page 4: imunohistokimia-pengantar S1
Page 5: imunohistokimia-pengantar S1

History of immunohistochemistry

1942 Coons, Creech, Jones, Berliner

Developed indirect immunofluorescence method

1959 Singer Developed electron-dense molecular conjugate (ferritin)

1965 Sternberger Developed electron-opaque heavy metal technique (uranium)

1966 Graham & Karnovsky

Developed enzyme tagging method (horseradish peroxidase

1967 Nakane & Pierce Developed enzyme-labelled antibody technique (immunoperoxidase)

1970 Sternberger Developed unlabelled antibody method (PAP method)

1971 Faulk & Taylor Developed another electron-opaque heavy metal technique (colloidal gold)

1974 Heitzman & Richards

Developed another unlabelled antibody method (ABC technique)

Page 6: imunohistokimia-pengantar S1

Prinsip imunohistokimia

• Reaksi antigen-antibodi untuk lokalisasi antigen

• Labeling dengan agen pewarna/fluoresens atau electron-opaque substance (ultrastructural tags) untuk memvisualisasi reaksi Ag-Ab

Page 7: imunohistokimia-pengantar S1

B. TAHAP-TAHAP DALAM IMUNOHISTOKIMIA

B.1. ANTIGEN RETRIEVAL

Antigen retrieval/unmasking dengan melakukan pretreatment spesimen

Meningkatkan reaktivitas antigen dalam jaringan

Mutlak dilakukan untuk jaringan yang difiksasi formalin karena fiksatif mengadakan cross link inter dan intramolekular dengan protein struktural tertentu yang dapat mengakibatkan masking antigen

Pretreatment : digesti menggunakan enzim proteolitik, pemanasan, iradiasi microwave, autoclaving atau pressure cooking

Page 8: imunohistokimia-pengantar S1

B.1. 1. Digesti menggunakan enzim proteolitik

B.1. ANTIGEN RETRIEVAL

Pronase 0,05% w/vProteinase-Ktrypsin 0,05% w/vpepsin 0,05%

!!!!!!!! Tidak semua antigen memerlukan digesti proteolitik karena enzim proteolitik dapat menghilangkan reaktivitas antigen tertentu, menimbulkan antigenic sites palsu , atau mengubah sifat serta merusak antigen

Page 9: imunohistokimia-pengantar S1

B.2. IMMUNOLABELING

Page 10: imunohistokimia-pengantar S1

Visualized antigen-antibody reaction by adding SUBSTRATE & CHROMOGENS

Page 11: imunohistokimia-pengantar S1
Page 12: imunohistokimia-pengantar S1

Sampel : pankreas rat (fiksatif formalin/PFA)Antigen retrieval : -Blocking : BSA 2%, 2 jam 25oCPrimary antibody : mouse-anti –rat insulinSecondary Ab : goat-anti-mouse HRP conjugationChromogen : DAB

Page 13: imunohistokimia-pengantar S1

  .substance P merupakan primary afferent derived neuropeptide .jumlah reseptor dan kadar substance P meningkat

pada kondisi pain persistent (ex: inflamasi kronis)

Page 14: imunohistokimia-pengantar S1

CGRP (Calcitonin gene related peptide ) is one of the most abundant peptides produced in both peripheral and central neurons. It is the most potent peptide vasodilator and can function in the transmission of pain. In the trigeminal vascular system the cell bodies on the trigeminal ganglion are the main source of CGRP. CGRP is thought to play a role in cardiovascular homeostasis andnociception.

Page 15: imunohistokimia-pengantar S1
Page 16: imunohistokimia-pengantar S1
Page 17: imunohistokimia-pengantar S1

APOPTOTIC CELLS DETECTION