implikasi ilmu filsafat dalam dunia keperawatn
DESCRIPTION
Berbincang mengenai filsafat baru mulai merebak di abad awal 20, namun france bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam hal ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan filsuf, termasuk juga kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi umat manusia, bahkan alam dan beserta isinya.Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul lantaran pengembangan iptek berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filosofisnya seperti landasan ontology, epistemologis dan aksiologis yang cenderung berjalan sendiri-sendiri. Untuk memahami gerak perkembangan iptek yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula, yakni mendasarkan diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di perlukan, inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, disamping objek dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu.TRANSCRIPT
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbincang mengenai filsafat baru mulai merebak di abad awal 20, namun france bacon
dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat dikatakan sebagai peletak dasar
filsafat ilmu khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa
perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Dalam hal ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan
filsuf, termasuk juga kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi
umat manusia, bahkan alam dan beserta isinya.
Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul lantaran pengembangan iptek
berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filosofisnya seperti landasan ontology, epistemologis
dan aksiologis yang cenderung berjalan sendiri-sendiri.
Untuk memahami gerak perkembangan iptek yang sedemikian itulah, maka kehadiran
filsafat ilmu sebagai upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan
semula, yakni mendasarkan diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di
perlukan, inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu,
disamping objek dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 1
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
B. Rumusan Masalah
Agar Pembahasan dari makalah ini tidak melebar dan pembahasannya tetap
berkonsentrasi pada satu bahan judul maka kami dari pemakalah perlu menetapkan rumusan
masalah yang akan di bahas :
1. Apakah pengertian filsafat ilmu itu ?
2. Mencakup apa sajakah ruang lingkup filsafat ilmu ?
3. Apa saja objek filsafat ilmu ?
4. Apa saja kedudukan dan implikasi filsafat ilmu ?
5. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat ilmu serta aliran-alirannya ?
6. Mencakup apa sajakah ruang lingkup Filsafat Dalam Keperawatan?
7. Manfaat dan Peranannya Dalam Keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu filsafat ilmu.
2. Mengetahui ruang lingkup filsafat ilmu.
3. Mengetahui objek filsafat ilmu.
4. Mengetahui kedudukan dan implikasi filsafat ilmu.
5. Mengetahui sejarah perkembangan filsafat Ilmu serta aliran-alirannya.
6. Mengetahui Lingkup Filsafat Dalam Keperawatan Dan Peranannya.
7. Mengetahui Manfaat dan Peranannya Dalam Keperawatan
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 2
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari
ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu
sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam
penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian
filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat ilmu.
1. Robert Ackermann: Filsafat ilmu adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah
dibuktikan.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 3
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
2. Lewis White Beck: Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan.
3. Cornelius Benjamin: filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat ilmui yang
menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya
dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.
4. May Brodbeck: filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafat ilmui,
pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafat ilmuan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu,
yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat ilmu pengetahuan) yang secara spesifik
mengakaji hakikat ilmu, seperti :
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? (Landasan ontologis) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan
agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran
itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)Untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah
moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ?
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 4
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis).
B. Ruang Lingkup Filsafat ilmu
Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang
menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat ilmu tentang apa dan bagai-
mana (yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme
atau spiritualisme, Paham dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham
ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing
mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk
mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan
sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal
(Verstand), akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman,
intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya
model-model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis,
positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan
dan kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu
seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
Akslologi llmu meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna
terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 5
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik-material.
Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua
non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam
menerapkan ilmu.
Dalam perkembangannya Filsafat ilmu juga mengarahkan pandangannya pada Strategi
Pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampal pada dimensi ke-
budayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti
maknanya bagi kehidupan
C. Objek Filsafat ilmu
Objek Material filsafat ilmu Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu
disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Dardiri (2000) bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang
ada itu di bagi dua, yaitu :
Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan
tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).Objek
Formal filsafat ilmu yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot. Contoh : Objek
materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 6
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi,
sosiologi dan lain sebagainya.
D. Kedudukan dan Implikasi Filsafat Ilmu dalam Pengetahuan
Di mana posisi filsafat ilmu ketika dihadapkan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan. Pada
dasarnya filsafat ilmu bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal memahami berbagai
konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan kemampuan untuk membangun teori
ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin
ilmu masing-masing agar dapat menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis
dihadapkan dengan bentuk metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan
pengembangan konsep tesis, dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.
Sedangkan kajiaan yang dibahas dalam filsafat ilmu adalah meliputi hakekat (esensi)
pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem mendasar
ilmu pengetahuan seperti; ontologi ilmu, epistimologi ilmu dan aksiologi ilmu. Dari ketiga
landasan tersebut bila dikaitkan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan maka letak filsafat ilmu itu
terletak pada ontologi dan epistimologinya. Ontologi disini titik tolaknya pada penelaahan ilmu
pengetahuan yang didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki seorang ilmuwan,
jadi landasan ontologi ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan terhadap
realitas.
Manakala realitas yang dimaksud adalah materi, maka lebih terarah pada ilmu-ilmu
empiris. Manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, maka lebih terarah pada ilmu-
ilmu humanoria. Sedangkan epistimologi titik tolaknya pada penelaahan ilmu pengetahuan yang
di dasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 7
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
E. Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu
Pemikiran filsafat ilmu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya
filsafat ilmu baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara
periodesasi filsafat ilmu barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan
masa kini. Periodesasi filsafat ilmu cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman
neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra
dan sekolastik. Dalam filsafat ilmu india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman
dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat ilmu islam hanya ada dua periode
yaitu: periode mutakalimin dan filsafat ilmu islam.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang
menampilkan ciri khas tertentu.
a) Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu)
Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat ilmu dan mulai berkembang suatu
pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional
tentang problem alam semesta.dengan demikian filsafat ilmu dilahirkan.
b) Zaman yunani kuno
Zaman keemasan yunani
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 8
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat ilmu, karena
pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya.
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak
lagi mempercayai mitologi-mitologi.
c) Masa Helinistis Romawi
Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:
stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos.
Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran
eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat ilmu
dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat ilmu plato.
d) Zaman Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu:
periode patriktis
periode skolastik
e) Zaman Renaissance
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan
atas campur tangan Illahi.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 9
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
f) Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.
g) Zaman Kontemporer (Abad XX Dan Seterus)
Fisi kawan termashur adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi.
Dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai
dengan penemuan teknologi-teknologi canggih yang terus berkembang hingga sekarang.
h) Beberapa Aliran Filsafat Ilmu
Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang
pendidikan telah melahirkan sejumlah filsafat ilmu yang melandasinya. Dari berbagai
filsafat ilmu yang ada, terdapat tiga aliran paham yang dirasakan masih dominan
pengaruhnya hingga saat ini, yang secara kebetulan ketiganya lahir pada jaman abad
pencerahan menejelang zaman modern.
Nativisme atau Naturalisme, dengan tokohnya antara lain. J.J. Rousseau (1712-1778)
dan Schopenhauer (1788-1860 M). Paham ini berpendirian bahwa setiap bayi lahir
dalam keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang
secara alamiah. Karena itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses
pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya.
Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung pesimistik.
Empirisme atau Environtalisme, dengan tokohnya antara lain John Locke (1632-1704
M) dan J. Herbart (1776-1841 M). Aliran ini berpandangan bahwa manusia lahir hanya
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 10
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
membawa bahan dasar yang masih suci namun belum berbentuk apapun, bagaikan papan
tulis yang masih bersih belum tertulisi (Tabula Rasa, Locke ) atau sebuah bejana yang
masih kosong (Herbart). Atas dasar itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu
proses pembentukan dan pengisian pribadi peserta didik ke arah pola yang diinginkan
dan diharapkan lingkungan masyarakatnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai
konsepsi pendidikan yang cenderung optimistik.
Konvergensionisme atau Interaksionisme, dengan tokohnya antara lain William Stern
(1871-1939). Pandangan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari kedua pandangan
terdahulu. Menurut pandangan ini, baik pembawaan anak maupun lingkungan
merupakan faktor-faktor yang determinan terhadap perkembangan dan pembentukan
pribadi peserta didik. Oleh karenanya, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu
rangkaian peristiwa interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Pribadi peserta
didik akan terbentuk sebagai resultante atau hasil interaksi dari kedua faktor determinan
tersebut. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung
rasional.
F. Ruang Lingkup Filsafat Dalam Keperawatan
Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum
akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari
oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat
mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi
karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara
umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 11
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun
untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk
bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan. Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang
membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta
lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap
konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk
melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau
keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat
terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan
logis terhadap fenomena yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap
atau peka terhadap kebutuhan klien sebagai pengguna jasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau
dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan
ilmu keperawatan.
Filsafat keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Pendapat lain tentang
filsafat keperawatan adalah suatu ilmu yg mempalajari tentang cara berfikir seorang perawat
dalam menghadapi pasiennya tentang kebenaran dan kebijaksanaan sehingga tingkat
kesejahteraan dan kesehatan pasien dapat meningkat. Ilmu keperawatan jika dilihat dari sudut
pandang filsafat akan dapat muncul pertanyaan-pertanyaan antara lain pertanyaan ontologi ( apa
ilmu keperawatan ), pertanyaan epistemologi ( bagaimana lahirnya ilmu keperawatan ) dan
pertanyaan aksiologi ( untuk apa ilmu keperawatan itu digunakan ).
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 12
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
Jawaban pertanyaan ontologi tentang apa itu ilmu keperawatan dapat didefinisikan dalam
beberapa pendapat. Calilista Roy (1976) mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan definisi
ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan
untuk memberikan pelayanan kepada klien. Sedangkan Florence Nightingale (1895)
mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien dalam
kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang
bersifat humanistic dan expert, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, serta standart pelayanan
dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara mandiri atau
melalui upaya kolaborasi.
Jawaban pertanyaan epistemologi tentang bagaimana lahirnya ilmu keperawatan
berkaitan dengan kehidupan dahulu. Secara naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan
penciptaan manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original. Namun
demikian mereka sudah mampu memiliki sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat
atau mengobati. Perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban
manusia maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan “merawat” dikerjakan berdasarkan
naluri (instink) “mother instinct” (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri yang bersendi
pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, dan merawat orang lemah). Diawali ole seorang
Florence Nightingale yang mengamati fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan
lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam
kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan
berperan dalam keberhasilan perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan
berdasarkan lingkungan. Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang didasari dengan
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 13
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara Revelasi (pengalaman pribadi),
otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (diluar kesadaran), dump common sense (pengalaman
tidak sengaja), dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang
keperawatan. Misalnya Peplau (1952) menemukan teori interpersonal sebagai dasar perawatan.
Orlando (1961) menemukan teori komunikasi sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan
teori adaptasi sebagai dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas sebagai tujuan
perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.
Jawaban pertanyaan aksiologis diatas dapat dijelaskan bahwa ilmu keperawatan
digunakan sebagai ilmu, pedoman, dan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien dengan berbagai tingkatan dari individu, keluarga, kelompok bahkan sampai masyarakat
luas guna meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut. Sehingga bisa merubah kondisi
seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang sudah sehat dapat
mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya.
Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada hakekatnya
keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki
tingkat klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup
seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun hakekat keperawatan adalah
sebagai berikut:
a) Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam aplikasinya lebih kearah ilmu
terapan.
b) Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan umtuk membantu manusia mengatasi
masalah sehat dan sakit dalam kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan.
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 14
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
c) Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga
dan masyarakat sebagai klien.
d) Sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini, penyembuhan serta rehabilitasi dan
pembatasan penyakit.
Sedangkan esensinya yang meliputi:
a) Memandang pasien sebagai makhluk yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya baik biospikososio dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan
tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
b) Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan memperhatikan
aspek kemanusiaan.
c) Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaaan suku,
kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
d) Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
e) Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang
pasif.
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care
fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan
oleh Watson (1985) human care is the heart of nursing atau Leininger (1984) yang
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 15
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
menekankan caring is the central and unifying domain for the body of knowledge and practices
of nursing.
Dalam eksplikasi sains tentang human care, pencarian harus termasuk pada beragam
metoda untuk memperoleh pemahaman utuh dari human phenomena. Pencarian ini harus
memfasilitasi integrasi pengetahuan dari biomedical, perilaku, sosiokultural, seni dan humaniora
untuk menemukan pengetahuan keperawatan baru. Melalui strategi integrasi dan analisis, dunia
objektifitas dapat dihubungkan dengan dunia subjektif dari pengalaman manusia untuk
mencapai linkage ini. Perspektif tentang human science memberi kesempatan bagi pemikir atau
peneliti keperawatan untuk melakukan telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna
meletakkan dasar-dasarsubject matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui
perspektif ini, kajian terhadap makna, nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan
dapat dilakukan.
Dalam konteks ini, pemahaman tentang human science berbasis pada filosofi tentang
kebebasan, pilihan dan tanggung jawab manusia biologi dan psikologi tentang keutuhan
manusiawi (holism). Epistemologi bukan hanya secara empiris tetapi juga pengembangan estetis,
nilai-nilai etis, intuisi dan proses eksplorasi dan penemuan konteks hubungan, dan proses
interaksi antar manusia.
Relevansi antara filsafat ilmu dengan keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Filsafat keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas,
serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada
metoda empiris. Filsafat keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 16
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filsafat keperawatan adalah keyakinan dasar tentang
pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan
perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.
G. Manfaat dan Peranannya Dalam Keperawatan
Manfaat/peranan Filsafat dalam Ilmu Keperawatan Dalam pengembangan ilmu keperawatan
tidak bisa terlepas dari peranan filsafat didalamnya. Adapun manfaat atau peranan filsafat
dalam keperawatan antara lain adalah :
a) Memudahkan proses keperawatan karena tanpa mempelajari filsafat ilmu keperawatan
maka akan semakin sulit melaksanakan proses keperawatan
b) Dengan mengetahui dan melaksanakan perilaku yang mengandung makna, rasa cinta
terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan, terhadap hikmah dan ucapannya yang
baik dan sopan seseorang dapat mengetahui bagaimana landasan dasar dari ilmu
keperawatan tersebut
c) Dapat memecahkan suatu permasalahan meliputi dampak teknologi, sosial budaya,
ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spritual dan masih banyak yang lainnya
mengenai seluk beluk lingkup profesi keperawatan yang semuanya digunakan dalam hal
pencapaian profesionalisme seorang perawat
d) Menghindari dan meminimalisasi kesalahpahaman dan konflik dalam pencarian
kebenaran tentang ilmu keperawatan
e) Sebagai dasar dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan untuk bertindak
melalui pengalaman-pengalaman yang sudah ada
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 17
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
f) Mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah tindakan yang
kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan itu adalah benar atau salah, misalnya jika
kita melakukan tindakan seperti injeksi terhadap klien kita harus tahu terlebih dahulu
prosedur-prosedur apa saja yang dilakukan, jadi setelah kita mengetahuinya maka kita
akan melakukan tindakan itu secara benar
g) Dengan filsafat seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang dia peroleh dari
filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking) dan
dengan positif thinking tersebut seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan
baik sehingga pasien yang tadinya susah berkomunikasi dapat menjadi lebih dapat
berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
pasien tersebut
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 18
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dengan menilai metode-
metode pemikirannya secara netral dalam kerangka umum cabang pengetahuan intelektual
Ruang lingkup filsafat ilmu melingkupi ontologi ilmu yang mengupas hakikat dari ilmu itu
sendiri, epistemologi ilmu yang membahas tatacara dan landasan untuk mencapai pengetahuan
ilmiah tersebut dan terakhir aksiologi ilmu yang meliputi nilai-nilai normatif dalam pemberian
makna terhadap kebenaran atau kenyataan.
Objek dari filsafat ilmu dapat bersifat umum dan bersifat khusus yang terbagi menjadi dua yaitu
secara mutlak dan tidak mutlak
sejarah perkembangan filsafat sudah dimulai sejak zaman yunani kuno dengan tokoh-tokoh
terkenal seperti aristoteles, plato, thales dan sebagainya, kemudian dilanjutkan pada zaman abad
pertengahan yang digawangi oleh para pemuka agama dengan terpengaruh pada pemikiran tokoh
yunani kuno. perkembangan filsafat selanjutnya adalah zaman renaissance atau kebangkitan
kembali yang berpendapat pada kebebasan manusia dan tidak didasarkan pada campur tangan
tuhan. perkembangan terakhir yaitu pada zaman modern yang ditandai dengan beruntunnya
penemuan-penemuan ilmiah dan mutakhir yang dirintis pada zaman renaissaince
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 19
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Hamami M. 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat
Pengatahuan).Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.
___________. 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat.
Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
__________. 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina
Ilmu.
___________. Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.
Ismaun. 2001. Filsafat ilmu (Diktat Kuliah). Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri. 1982. Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Sinar Harapan.
Ismaun, (2001), Filsafat ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta: Sinar Harapan.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bf/Button_pagename.png
Hidayat A aziz alimul. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses
Keperawatan.EGC, salemba medika: Jakarta
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 20
Zulqifli ( A.11.03.059 )Musdalifa .H ( A.11.03.044 )
Kep.II.A
IMPLIKASI ILMU FILSAFAT DALAM DUNIA KEPERAWATAN 21