implementasipembelajaran online ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9248/1/agus...ix...
TRANSCRIPT
-
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ONLINE
DI MI AL MUSTAJABWAHYUREJO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Mendapat Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun Oleh:
AGUS WINARKO
23040160158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUMADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
“Sebaik-baiknya seseorang adalah orang yang bermanfaat bagi sesama”
(HR. Ahmad,ath-Thabrani)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku Bapak Jumiin dan Ibu Sukayanti (almh) yang
senantiasa mendo’akan, memberikan kasih sayang yang luar biasa dan
selalu memberi dukungan untuk anak-anaknya dalam meraih cita-cita.
2. Kakakku Kristianah, istikhotimah, Widodo Rahayu yang senantiasa
memotivasi, mendukung, dan mendoakanku dalam segala kondisi.
3. Teman-temanku PGMI-16 yang selalu ada dalam suka maupun duka
dalam melewati tahun-tahun menjadi mahasiswa di IAIN Salatiga.
4. Teman-teman PPL SD Muhammadiyah Plus Salatiga tahun 2019.
5. Keluarga KKN posko 94 tahun 2020.
6. Semua pihak yang telah membantuku secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Pembaca yang budiman.
-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di
Yaumul Akhir nanti.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga dengan judul “Implementasi Pembelajran Online Di MI Al Mustajab
Wahyurejo Tahun Ajaran 2019/2020”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Ibu Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Imam Mas Arum,M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi.
-
ix
6. Ibu Umi Halimatus Saadah selaku Kepala MI Al Mustajab Wahyurejo,
dan semua guru serta staf yang telah membantu penluis dalam
melancarkan penelitian ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis juga menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan
pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Tematik untuk Madrasah
Ibtidaiyah.
Salatiga, 28 Juli 2020
Penulis,
-
x
ABSTRAK
Winarko, Agus.2020. Implementasi Pembelajaran Online Di MI Al MustajabWahyurejo Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Fakultas TarbiyahIlmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru MadarasahIbtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Imam Mas Arum,M.Pd.
Kata Kunci:Implementasi,Pembelajaran online
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasipembelajaran online. Tujuan ini penulis mengambil berdasarkan latarbelakang MI Al Mustajab yang baru pertama kali melaksanakanpembelajaran online. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1)bagaimana implementasi pembelajaran online. (2) kendala-kendaladalam pelaksanaan pembelajaran online.
Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (fieldresearch) dengan metode kualitatif. Teknik dalam pengumpulan dataadalah wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitianadalah kepala sekolah, guru kelas, serta wali siswa.
Temuan Penelitian menunjukkan bahwa implementasipembelajaran online dalam bentuk (1)Penggunaan teknologikomunikasi yang dipilih selama pembelajaran online yaituwhatsapp.(2) Penyesuaian PROTA dan PROMES yang telah disusunsebelumnya.(3)Penyesuaian penilaian tugas siswa selamapembelajaran online.(4)Evaluasi di akhir semester yaitu banyakkendala yang menyebabkan tingkat keberhasilan hanya sebesar 40%-50%.Kendala selama pembelajaran online sebagai berikut (1)Orangtua yang kurang koopertaif selama pelaksanaan pembelajaranonline.(2)Ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadaibaik dalam hal media smartphone, kuota dan juga sinyal.(3)Orangtua atau wali siswa yang kurang cakap dalam menggunakanteknologi komunikasi atau smartphone.(4)Siswa yang kurangkoopertaif selama belajar dari rumah secara online.
-
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN.................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Fokus Masalah .....................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................17
-
xii
A. Landasan teori...................….............................................................17
B. Kajian Pustaka................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................30
A. Jenis dan Penelitian...…………….................................................... 31
B. Lokasi dan Waktu…………………..…........................................... 31
C. Sumber Data.........……………………………………………........31
D. Prosedur Pengumpulan Data…….....................................................32
E. Analisis Data…………………………............................................. 35
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................. 36
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA…… ................................. 37
A. Pemaparan Data................................................................................ 37
B. Analisis Data................………………............................................. 46
1. Implementasi Pembelajaran Online………………………………….46
2. Kendala-kendala………………………………………………….51
BAB V PENUTUP .....................................................................................56
A. Kesimpulan .......................................................................................56
B. Saran .................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara
Lampiran 2 : Instrumen penelitian
Lampiran 3 : Tri Anggulasi Data
Lampiran 4 : Surat Ijin Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Surat penelitian di MI Al Mustajab
Lampiran 6 : Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
Lampiran 8 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 9 : Dokumentasi
Lampiran 10 :RiwayatPenulis.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagaimana telah didefinisikan di dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian,
kecakapan dan pengembangan potensi jasmani dan rohani agar anak
mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang
dihadapinya. Dalam pendidikan, sebagaimana dijelaskan di atas tidak
lepas dari proses pembelajaran. Pembelajaran adalah “membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh peserta didik (Sagala, 2009: 61).
Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pembelajaran ada sebuah interaksi
yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Pendidik dalam hal ini
adalah seorang guru yang dalam proses pembelajaran merupakan
-
2
pembimbing, sumber ilmu dan juga sebagai motivator siswa dalam belajar,
tentu saja pendidik dituntut untuk kreatif dan juga inovatif dalam
melakukan dan memilih metode maupun model dalam kegiatan
pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran meninggalkan kesan yang
berarti dan juga pesan yang ingin disampaikan bisa diterima oleh siswa
sebagai peserta didik dengan baik. Karena pembelajaran adalah bagian
daripada pendidikan, dan pendidikan sekarang berfokus pada aspek
kognitif (pengetahuan), psikomotor (kecakapan) dan juga afektif (sikap).
Perkembangan zaman turut diikuti oleh teknologi yang semakin
maju, teknologi yang semakin maju ini dalam pendidikan sering
digabungkan dengan penggunaan metode dan model pembelajaran supaya
lebih menarik. Apa jadinya jika penggunaan teknologi ini dipakai dalam
pembelajaran selama 1 (satu) bulan penuh bahkan lebih tanpa adanya tatap
muka dan interaksi antara guru dan peserta didik? Padahal sebagaimana
definisi daripada pembelajaran yang dijelaskan di atas yaitu adanya
interaksi antara guru dan peserta didik. Seperti yang terjadi tahun 2020 ini,
sebuah pandemi yang dinamakan Coronavirus Diseas atau lebih dikenal
dengan COVID-19, sebuah virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan,
Cina, pada bulan Desember 2019, mewabah ke hampir seluruh penjuru
bumi, tak terkecuali di Indonesia. Hal ini menyebabkan pemerintah di
seluruh negara berupaya memutus rantai penyebaran virus COVID-19
dengan kebijakan yang hampir sama, Indonesia menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) karena mudahnya virus ini
-
3
menyebar. PSBB merupakan kebijakan pembatasan social atau physical
distancing yang dalam penerapannya banyak hal yang dibatasi, tapi tidak
menutup semua kegiatan atau aktivitas social, adapun kegiatan yang
dibatasi adalah, pembatasan kegiatan di fasilitas umum, semisal tempat
makan, mall dan lainnya di mana intinya dilarang berkumpul di tempat
publik, jika melanggar akan ditegur keras dan disanksi. Kebijakan PSBB
dimulai sejak akhir maret sampai dengan batas waktu yang belum
ditentukan.
Kebijakan PSBB sangat berpengaruh ke semua bidang, tak
terkecuali bidang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini melalui
KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan) yang di
jabat oleh beliau Bapak Nadiem Makarim selaku Mendikbud, melalui
Surat Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Diseas(COVID
19) poin ke dua (2) berbunyi sebagai berikut:
“Proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebabni tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada kecakapan pendidikan
hidup antara lain mengenai pandemic Covid-19.
-
4
3. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat
bervariasi antarsiswa sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar
dari rumah.
4. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan baik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif.”
Dari isi surat edaran tersebut dapat ditarik kesimpulan pemerintah
mengimplementasikan sebuah kebijakan pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi komunikasi yaitu dengan pembelajaran Online
atau daring(dalam jaringan). Pembelajaran ini tidak mewajibkan siswa
untuk datang ke sekolah masuk kelas seperti biasanya, tapi siswa berada di
rumah dan melakukan pembelajaran dari rumah. Kebijakan ini sudah
dimulai semenjak awal Maret 2020 sampai dengan kondisi lebih kondusif
untuk bisa kembali ke pembelajaran seperti biasanya.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran tanpa melakukan tatap
muka melalui platform yang tersedia. Kebijakan yang diambil pemerintah
dalam bidang pendidikan ini tentu ada banyak hal yang harus
dipertimbangkan, kesiapan semua pihak untuk beralih dari pembelajaran
tatap muka ke pembelajaran online . Pembelajaran online ini menghadapi
beberapa tantangan yang harus segera dicarikan solusinya diantaranya; (1)
Ketimpangan teknologi antara sekolah besar dan daerah; (2) Keterbatasan
kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran; (3)
-
5
Keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatn teknologi pendidikan seperti
internet dan kuota; (4) Relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran
yang belum integral” (Suharwoto, 2020. Pembelajaran Online di Tengah
Pandemi(Online).www.timesindonesia.co.id, diakses 20 April 2020).
Berdasarkan surat edaran di atas maka dalam pembelajaran online
menurut peneliti, harus di imbangi SDM pendidik yang cakap dalam
teknologi, orang tua siswa yang juga harus cakap dalam teknologi selaku
pengawas selama peserta didik belajar di rumah, fasilitas belajar dari
rumah peserta didik, bagaiaman sitem pengawasan guru terhadap proses
belajar siswa, dan juga bagaimana supaya pembelajaran online bisa efektif
dan siswa sebagai objek pendidikan tetap bisa merasakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana mestinya.
Kenyataannya, pembelajaran tatap muka yang dialihkan ke
pembelajarn online ini menurut pengamatan peneliti, di berbagai jenjang
pendidikan, masih terdapat banyak kekurangan baik untuk tingkatan
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi, lebih
kepada beralih dari pembelajaran tatap muka berubah menjadi penugasan
Online bukan pembelajaran Online, bukan lagi interaksi antara pendidik
dan peserta didik yang seharusnya meninggalkan kesan dan pesan yang
mendalam dan tersampaikan ke peserta didik sebagaimana isi dari surat
edaran dari Mendikbud. Pembelajaran online yang berlangsung selama ini
penulis khawatirkan tidak akan maksimal terhadap kegiatan pembelajaran
dan juga perkembangan baik kognitif, psikomotor dan juga afektif siswa.
http://www.timesindonesia.co.id
-
6
MI Al-Mustajab Wahyurejo merupakan MI dengan akreditasi A
yang ada di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, MI ini baru
pertama kali melakukan pembelajaran secara online di tahun 2020 ini pada
semester genap sesuai dengan himbauan dan surat edaran daripada
KEMENDIKBUD. Hal ini tentu memerlukan kesiapan serta kerja sama
dari kepala madrasah, guru, orang tua dan juga siswa-siswi di MI Al-
Mustajab Wahyurejo untuk siap beralih dari pembelajaran konvensional
ke pembelajaran online. Pembelajaran online tentu harus juga diimbangi
oleh fasilitas yang memadai pula, baik sarana maupun prasarana meliputi
media dan juga tentu kuota, serta kecakapan dari pihak guru dan orang tua
dalam menggunakannya. Guru juga harus kreatif supaya pembelajaran
online tidak membosankan dan tidak terkesan hanya beralih menjadi
penugasan online.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa
beberapa guru, orang tua serta siswa di MI Al Mustajaba Wahyurejo,
proses dan pelaksanaan pembelajaran online di MI Al-Mustajab
Wahyurejo secara umum, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran
Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Diseas(COVID 19) poin ke dua (2),
yaitu siswa belajar di rumah dengan penugasan yang disampaikan oleh
guru kepada siswa melalui orang tua, dengan media smartphone
menggunakan fitur grup pada aplikasi Whatsapp, jadi guru tidak perlu
memberitahukan tugas kepada masing-masing orang tua siswa satu persatu,
-
7
dengan begitu guru bisa efisien dalam pemberian tugas berkat adanya
aplikasi tersebut, untuk pengechekan tugas oleh guru, orang tua atau wali
mengirim foto tugas yang telah dikerjakan kepada guru.
Secara khusus, dalam pelaksanaan pembelajaran online di MI Al
Mustajab Wahyurejo memiliki sistem pemberian tugas yang terkesan
kurang berjalan dengan baik karena berdasarkan pengamatan dan
wawancara peneliti dengan beberapa orang tua dan siswa, pemberian tugas
hanya beberapa kali dalam seminggu, minimal tiga (3) kali, dan itupun
menurut peneliti belum berjalan maksimal karena kadang yang
mengerjakan bukan siswa, melainkan orang tua maupun saudara dari
siswa yang bersangkutan, jadi siswa malah tidak belajar, apalagi jika tidak
ada pemberian tugas dari guru, siswa sama sekali tidak membuka bukunya
untuk dipelajari.
Kecamatan Pringapus merupakan kecamatan dengan industri
garmen yang cukup besar dan juga daerah dengan sektor pertanian luas
yang masih banyak petaninya, banyak dari orang tua siswa siswi di MI Al-
Mustajab bekerja sebagai petani yang kurang cakap dalam teknologi
seperti handphone serta platform digital seperti whatsapp, dan juga
karyawan pabrik yang hampir sebagian besar hari-hari kerja senin-sabtu,
pagi-sore bahkan malam dihabiskan di tempat kerja. Padahal siswa-siswi
MI Al-Mustajab yang terbiasa dengan pembelajaran konvensional yaitu
tatap muka butuh pendampingan orang tua selama pembelajaran daring
atau online dari rumah. Pembelajaran online di tingkat sekolah dasar atau
-
8
sederajat membutuhkan peran serta orang tua dalam pelaksanaannya,
karena tidak mungkin membiarkan anak-anak usia SD atau MI diberi
akses ke internet dan handphone dengan bebas. Hal-hal ini tentu juga
menjadi perhatian bagaimana pelaksanaan pembelajaran online akan di
terapkan di MI-Al-Mustajab Wahyurejo mengingat kondisi orang tua
siswa yang beragam.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai implementasi pembelajan online di
Kec.Pringapus, Kab. Semarang yaitu MI Al-Mustajab Wahyurejo dengan
judul IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ONLINE DI MI AL-
MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020.
A. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memfokuskan
penelitian ini sebagaimana dikemukakan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pelaksanaan pembelajaran online di MI Al-
Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran 2019/2020?
2. Apa faktor-faktor penghambat yang dihadapi selama pelaksanaan
pembelajarn online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran
2019/2020?
-
9
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yangbtelah dikemukakan di atas,
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pelaksanaan
pembelajaran online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran
2019/2020.
2. Untuk mnegetahui faktor penghambat yang dihadapi selama
pelaksanaan pembelajarn online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun
pelajaran 2019/2020.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini akan
dikemukakan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini akan mengkaji bagaimana
implementasi pembelajaran online yang sedang dilaksanakan, dan
mencari tau apa saja faktor pendukung maupun faktor penghambat
yang dihadapi selama diimplementasikan pembelajarn online, yang
dikemudian hari bisa dipakai sebagai evaluasi jika pembelajaran online
akan dilaksanakan kembali.
-
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Siswa mempunyai tempat untuk menyampaikan bagaimana
perasaan mereka dan kendala yang mereka alami terkait dengan
melaksanakan pembelajaran online.
b. Bagi guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
informasi serta masukan berharga bagi para guru dalam
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran online.
c. Bagi orang tua siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa
pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi
belajar putra putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati
para orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka
menyukseskan pendidikan putra-putrinya.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan
yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya pelaksanaan
pembelajaran online yang dikemudian hari mungkin dilaksanakan
kembali supaya menjadi lebih baik.
-
11
e. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagaimana
pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran online
sehingga dapat menjadi bahan evaluasi kedepannya.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran atau pemahaman terhadap
penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan maknanya agar pemahaman
dan pembahasannya dapat terarah sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Menurut beberapa ahli dalam buku Syarifuddin Nurdin dan
Basyiruddin Usman yang berjudul Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi, pengertian lain dikemukakan oleh
Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.
Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu
sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu
untuk mencapai kegiatan (Nurdin, 2003: 70). Dapat disimpulkan
-
12
bahwa pengertian implementasi adalah pelaksanaan atau perbuatan
yang dirancang dan terencana untuk mencapai suatu tujuan.
2. Pembelajaran online
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
republik indonesia nomor 119 tahun 2014 tentang penyelenggaraan
pendidikan jarak jauh(pjj) jenjang pendidikan dasar dan menengah bab
1 ketentuan umum Pasal 1 poin 1 dijelaskan bahwa pendidikan jarak
jauh(PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui penerapam prinsip-prinsip teknologi pendidikan atau
pembelajaran.
Menurut Bonk Curtis J. Secara tersirat mengemukakan dalam
survei Online training in an Online World bahwa konsep pembelajaran
online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the
Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk
Curtis J. (2002 hlm 29) defines e-learning as”instructional content or
learning experiences delivered or enabled by electronic
technology”(Riyana, Konsep Pembelajaan Online, hlm:14).
Berdasarkan pendapat tersebut yang kurang lebih peneliti artikan
“ konten pengajaran atau pengalaman belajar yang disampaikan atau
diaktifkan oleh teknologi elektronik”.
Berdasarkan dua pengertian mengenai pembelajaran online di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran online adalah
-
13
pembelajaran yang peserta didik dan guru terpisah jarak atau tidak
saling tatap muka secara langsung dan dalam pengajarannya konten
atau isi pelajaran disampaikan melalui perantara teknologi elektronik,
dalam hal ini bisa perangkat smartphone,komputer atau platform lain
yang bisa digunakan dalam pembelajaran online.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun dalam bab–bab
tersendiri untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti pembahasan
skripsi. Namun demikian antara bab satu dengan yang lainnya mempunyai
hubungan yang erat dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.
Kemudian dari masing–masing bab ini dibagi menjadi sub–sub bab yang
berkaitan, yaitu bagian awal, tengah, dan ahir.
Bagian awal berisikan halaman sampul, halaman judul, halaman
persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman abstrak,
halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,
halaman daftar gambar dan halaman tabel.
Bagian tengah merupakan isi penelitian yang disajikan dalam
bentuk bab–bab, sub bab yang lebih merinci lagi dengan menganut
sistematika tertentu. Dalam bagian tengah ini terdiri dari lima bab, yaitu
sebagai berikut:
BAB I pendahuluan, bab ini berisikan tentang latar belakang
masalah, yaitu kesenjangan pembelajaran online secara teori dan keadaan
di lapangan. Kemudian fokus masalah, bagian ini berisi tentang cakupan
-
14
atau topik-topik pokok masalah yang akan diungkap melalui penelitian ini.
Selanjutnya yaitu tujuan penelitian, berisi sasaran hasil yang ingin dicapai
dalam penelitian, disesuaikan dengan fokus yang telah dirumuskan.
Setelah itu manfaat penelitian, berisi uraian manfaat penelitian bagi
pengembangan dunia kependidikan. Selanjutnya penegasan istilah, yang
dimaksud di sini adalah untuk menghindari kekurang jelasan atau
pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai
istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Sub bab terahir pada
bab ini adalah sistematika penelitian, berisi paparan secara ringkas
mengenai isi dari masing-masing bab dalam skripsi ini.
BAB II landasan teori, berisi dua (2) sub bab yaitu landasan teori
dan kajian pustaka. Landasan teori berisi uraian tentang teori yang
relevan, lengkap, mutahir/sejalan dengan permasalahan. Selanjutnya
kajian pustaka, berisi berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian
terdahulu (prior research) yang relevan dengan permasalahan dan variabel
yang diteliti. Kajian pustaka dimaksudkan untuk memperkaya wawasan
peneliti tentang tema atau fokus kajian dan menghindari duplikasi
penelitian.
BAB III metode penelitian, terdiri dari enam (6) sub bab, yaitu:
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data. Jenis
penelitian berisi tentang pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
kualitatif, beserta alasan singkat mengapa pendekatan ini dipilih, dan
-
15
penjelasan jenis penelitian. Lokasi dan waktu penelitian, berisi penjelasan
uraian lokasi penelitian, yaitu identifikasi karakteristik lokasi, alasan
memilih lokasi, dan bagaimana peneliti memasuki lokasi penelitian.
Kemudian sumber data, memaparkan jenis data, sumber data, dan teknik
penjaringan data dengan uraian yang memadai. Uraian tersebut meliputi
data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang
dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan
informan itu, dan bagaimana cara mengumpulkan data, sehingga
kredibilitasnya terjamin. Ke empat(4) yaitu prosedur pengumpulan
data,bagian ini menjelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu wawancara mendalam. Selanjutnya sub bab ke lima(5) yaitu analisis
data, bagian ini menguraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya dengan baik. Sub
bab terahir pengecekan keabsahan data, menguraikan tentang teknik yang
digunakan peneliti dalam mengecek keabsahan data temuan penelitian atau
sering disebut dengan reduksi data.
BAB IV yaitu paparan data, pada bab ini akan berisi tentang
paparan atau uraian dan analisis data yang telah dikumpulkan dan
disajikan dalam bentuk deskripsi, uraian ini terdiri atas paparan data yang
disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian
dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan
-
16
(apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta
deskripsi informasi lainnya.
BAB V Berisikan tentang penutupan yang berisi tentang
kesimpulan dan saran yang merupakan bab terakhir dalam rangkaian
penulisan penelitian. Dalam bab lima ini, penulis akan menguraikan dalam
bentuk kesimpulan dari penelitian dan kata penutup.
Bagian terakhir ini penulis akan membuat daftar pustaka,
lampiran–lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
-
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. .Landasan Teori
Berikut adalah teori-teori terkait dengan implementasi
pembelajaran online yang peneliti gunakan sebagai acuan dalam penelitian
ini:
1. Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Dalam implementasi terkandung sebuah perencanaan, cara
pelaksanaan, pengawasan, dan juga evaluasi. Dalam
mengimplementasikan sesuatu pasti banyak hal yang harus diperhatikan
dan menjadi pertimbangan supaya tidak terjadi kekeliruan dan tujuan
daripada implemnetasi suatu hal tersebut dapat mencapai tujuan dengan
maksimal dan sesuai yang diharapkan.
Menurut EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, implementasi
adalah penerapan, pelaksaan. Implementasi biasanya terdiri dari cara-
cara atau sarana-sarana tertentu yang direncanakan atau didesain secara
khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan saran yang
dikehendaki (Fajri dan senja, 2008: 374).
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul “Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum”, Nurdin Usman mengemukakan
pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
-
18
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan
(Usman, 2002:70). Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas,
dapat dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh
karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek
berikutnya.
Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul “Implementasi
Dalam Birokrasi Pembangunan”, Guntur Usman mengemukakan
pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :
Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004:39). Pendapat
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam implementasi terdapat
keterkaitan aktifitas antara tindakan untuk mencapai tujuan daripada
pengimplementasian suatu hal, dan dibutuhkan jaringan pelaksana yang
luas, kerjasama yang bagus dan dalam birokrasinya harus efektif.
Pengertian implemetasi dari beberapa ahli di atas, peneliti
simpulkan sebagai berikut, bahwa implementasi adalah wujud nyata dari
sebuah perencanaan, dalam implementasi terkandung cara-cara, rencana,
aktivitas yang terkait dengan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan dalam
implementasi harus ada kerjasama yang baik antar lini dan juga birokrasi
-
19
yang efektif, apalagi sebuah implementasi program pendidikan yang
cukup kompleks permasalahannya di Indonesia.
2. Pembelajaran Online
Peneliti mengambil beberapa teori mengenai pembelajaran online
ini, yaitu terkait pembelajaran online, karakteristik pembelajaran online,
dan juga bentuk pembelajaran online. Teori-teori tersebut sebagai
berikut:
a. Pembelajaran online atau E-learning
Pembelajaran online adalah sebuah model pembelajaran
dengan memanfaatkan platform digital dan tentu ketika pembelajaran
online dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang
terjadinya kegiatan pembelajaran tersebut. Lahir dan berkembangnya
E-learning dalam dunia pendidikan diharapkan mampu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi sekaligus mengatasi tiga
masalah besar pendidikan khususnya di Indonesia sebagaimana
ditulis dalam Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional 2005-
2009, yaitu (1) pemerataan dan akses pendidikan, (2) mutu, relevansi
dan daya saing lulusan, dan (3) tata kelola atau governance,
akuntabilitas dan citra publik terhadap pendidikan. Pemanfaatan E-
learning sangat diperlukan dalam membangun sektor pendidikan di
Indonesia, khususnya berkaitan dengan masalah pemerataan dan
akses pendidikan.
-
20
Kesenjangan akses pendidikan antara perkotaan dan pedesaan atau
daerah tertinggal yang terjadi di Indonesia menuntut pemerintah agar
berupaya sedemikian rupa sehingga anggota masyarakat bisa menikmati
pendidikan, baik itu yang diselenggarakan secara tatap muka maupun
secara modern dengan memanfaatkan E-learning, baik itu bagi mereka
yang bertempat tinggal di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.
E-learning berasal dari huruf ‘e’ (electronic) dan ‘learning’
(pembelajaran). Dengan demikian E-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika. Secara umum definisi E-learning adalah
pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti
Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive
TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT) secara lebih fleksibel
demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan
penilaian. Sedangkan secara lebih khusus E-learning didefinisikan sebagai
pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi
pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja.
E-learning menurut lembaga pendidikan dunia UNESCO (2002)
dalam sebuah jurnal berjudul Konsep Pembelajaran Online mendefinisikan
E-learning sebagai “...learning through available in the computers. Thus,
E-learning or online learning is always connected to a computer or having
information available through the use of computer”. Peneliti artikan
sebagai berikut” belajar melalui apa yang tersedia di komputer. Dengan
demikian, E-learning atau pembelajaran online selalu terhubung ke
-
21
komputer atau memiliki informasi yang tersedia melalui penggunaan
computer”.
Menurut wikipedia.org (2009) dalam sebuah jurnal berjudul
Konsep Pembelajaran Online bisa ditemukan definisi E-learning sebagai
berikut: “Electronic learning or E-learning is a general term used to refer
to computer-enhanced learning. It is used interchangeably in so many
contexts that it is critical to be clear what one means when one speaks of
'E-learning'”. Peneliti artikan sebagai berikut” Pembelajaran elektronik
atau E-learning adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada
pembelajaran yang disempurnakan dengan komputer. Ini digunakan secara
bergantian dalam banyak konteks yang sangat penting untuk menjelaskan
apa yang seseorang maksudkan ketika seseorang berbicara tentang 'E-
learning.
Peneliti menarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa
E-learning atau pembelajaran online memiliki satu kesamaan yaitu sebuah
pembelajaran yang memanfaatkan jasa atau media platform elektronik
sebagai medianya, baik secara penuh, setengah-setengah maupun hanya
sebagai selingan.
b. Karakteristik pembelajaran online
Pembelajaran online sendiri memiliki karakteristik sebagaimana
dijelaskan oleh Hardjito (2002) dalam jurnalnya yang berjudul”Internet
Untuk Pembelajaran” 1. Sebagai media interpersonal dan juga sebagai
media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one
-
22
maupun one-to-many. 2. Memiliki sifat interaktif. 3. Memungkinkan
terjadinya komunikasi secara sinkron (synchronous)maupun komunikasi
tertunda (asyncronus), sehingga memungkinkan terselenggarakannya
ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat terselenggarakannya suatu
proses pembelajaran.
Menurut Soekarwati (2003) dalam jurnalnya yang
berjudul ”Prinsip Dasar E-learning: Teori dan Aplikasinya di
Indonesia”,karakteristik pembelajaran online adalah: 1. Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik, di mana guru dan siswa, serta sesama siswa, atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relative mudah dengan
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.2. Memanfaatkan keunggulan
komputer(digital media dan computer networks).3. Menggunakan bahan
ajar bersifat mandiri(self learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya. Memanfaatkan jadwal
pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Menurut Botcher (Hardjito ,2002) menjelaskan bahwa dalam
strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca,
penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya
tergantung dari satu atau lebih dari tiga metode dasar komunikasi, yaitu: 1.
-
23
Komunikasi pengajar dengan siswa. 2. Komunikasi antara siswa dengan
sumber belajar. 3. Komunikasi di antara siswa
Jika ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi
yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang
optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat
ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga komunikasi tersebut (Hardjito,
2002).
Dari beberapa pendapat mengenai karakteristik pembelajaran
online dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran online pasti
memanfaatkan media berupa alat elektronik baik berupa komputer atau
lainnya, kemudian juga walaupun pembelajaran dilaksanakan secara
online atau tanpa tatap muka harus ada interaksi antara sesama guru, guru
dengan siswa dan juga siswa dengan siswa walaupun bukan ineraksi
secara langsung. Kemudian pembelajaran online juga memiliki beberapa
bentuk, adapun pembahasannya sebagai berikut di bawah ini:
c.Bentuk Online learning (pembelajaran online)
Menurut Haughey dalam (Hardjito, 2002) menjelaskan terdapat
tiga bentuk pembelajaran online sebagai dasar pengembangan sistem
pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: online Web course,
Web Centric Course, Web Enhanced Course.
Online Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan
pembelajaran, semua bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,
dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Kemudian bentuk
-
24
Web Centric Course, adalah pembelajaran dengan sebagian bahan belajar
dan latihan disampaikan melalui internet sedangkan ujian dan sebagian
konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Presentase
tatap muka dalam Web Centric Course lebih kecil dibandingkan
presentase proses belajar melalui internet. Selanjutnya adalah bentuk Web
Enhanced Course, bentuk Web Enhanced Course adalah pemanfaatan
internet untuk pendidikan untuk menunjang peningkatan kualitas belajar
mengajar di kelas, bentuk ini kegiatan pembelajaran utama adalah
kegiatan tatap muka di kelas. Peranan internet dalam Web Enhanced
Course adalah menyediakan sumber-sumber yang sangat kaya dengan
memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan ke berbagai sumber
belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan
kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan
peserta didik secara timbal balik.
Berdasarkan ketiga jenis bentuk pembelajaran online yang
dijelaskan di atas, peneliti penyimpulkan ada kesamaan di antara
ketiganya yaitu memanfaatkan internet dalam proses pembelajarannya,
dan yang membedakan adalah seberapa besar peran internet dipakai dan
presentase tatap muka yang digunakan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pembelajaran online yang
dilakukan di MI Al_mustajab Wahyurejo menggunakan jenis
pembelajaran online Web Course di mana tatap muka antara siswa dan
guru tidak ada, seluruh penugasan melalui platform digital yang
-
25
disampaikan ke orang tua siswa karena siswa belum diberikn akses untuk
memiliki handphone.
B.Kajian Pustaka
Kajian pustaka peneliti ambil dari penelitian terdahulu, yaitu
berupa skripsi dan jurnal. Adapun pembahasan dari penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1.Implementasi e-learning berbasis kelas-e sebagai sumber belajar ( Studi
Kasus Siswa Kelas X Jurusan Multimedia Di SMK Bagimu Negeriku
Semarang).
Penelitian oleh Arif Rahman Yunianto pada tahun 2015, adapun
hasil dalam penelitian ini sebagai berikut : (1) perencanaan implementasi
e-learning berbasis Kelas-e sebagai sumber belajar di SMK Bagimu
Negeriku Semarang mendapatkan dukungan dan kebijakan dari pihak
sekolah bahkan telah direncanakan sebelumnya. Sarana dan prasarana
yang tersedia serta pemahaman guru tentang e-learning merupakan
komponen yang penting dalam aspek perencanaan implementasi e-
learning. (2) penerapan e-learning berbasis Kelase sebagai sumber belajar
di SMK Bagimu Negeriku Semarang tergolong dalam fungsi pembelajaran
suplemen dan komplemen namun dapat memotivasi guru dan siswa dalam
meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi informasi. (3) SMK Bagimu Negeriku Semarang
belum memiliki sistem evaluasi yang khusus terhadap penerapan e-
learning berbasis Kelas-e untuk pembelajaran. Evaluasi baru dilakukan
-
26
dari jurusan Multimedia dimana pihak jurusan melakukan evaluasi
terhadap hasil-hasil yang telah di lakukan atau di kerjakan di dalam e-
learning.
Dalam rangka pengoptimalan implementasi e-learning, pihak
sekolah dapat memberikan pelatihan e-learning berbasis Kelas-e secara
khusus kepada para guru dan siswa untuk mendukung implementasi e-
learning berbasis Kelas-e secara keseluruhan.
Perbedaan dalam penelitian tersebut dengan yang peneliti teliti
adalah dalam hal pelaksanaan yang sudah berjalan cukup lama, dan sudah
terencana, guru-guru sebelumnya sudah dibekali pelatihan-pelatihan dan
pembelajaran online berbasis kelas-e atau kelas elektronik ini, sedangkan
yang peneliti teliti adalah pembelajaran online yang dilakukan karena
sebuah pandemic yang memaksa pembelajaran online untuk diterapkan,
tentu perencanaan juga kurang matang, fasilitas dan sarana prasarana juga
kurang memadai. Kemudian dalam bentuknya yaitu Web Enhanced
Course, di mana internet sebagai penunjang saja, tetap pembelajaran
utama dalam bentuk tatap muka, sedangkan yang peneliti teliti berbentuk
online Web Course di mana tatap muka secara langsung antara siswa dan
guru tidak ada, seluruh penugasan melalui platform digital yang
disampaikan ke orang tua Sementara persamaannya adalah sama-sama
pembelajaran online yang tentu memanfaatkan media elektronik atau e-
learning.
-
27
2.Sistem manajemen pembelajaran online, melalui e-learning.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryati, adapaun hasil
penelitiannya adalah sebagai berikut, (1) E-learning adalah sebuah
pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan
komunikasi. (2) Pembelajaran dengan E-learning memungkinkan pengajar
dan pembelajar untuk tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang
sama untuk melangsungkan pembelajaran. Pengajar mengunggah bahan-
bahan pelajaran pada situs E-learning, dan pembelajar dapat
mengaksesnya kapan pun dan dimana pun. E-learning tidak bergantung
pada waktu dan ruang. (3) Namun demikian, Dengan interaktifitas dan
fleksibiltas yang ditawarkannya, E-learning justru mampu memperpendek
jarak antara pengajar dan pembelajarnya.(4) Pengajar dan pembelajar
dalam E-learning sama-sama berperan sebagai subjek, yakni memiliki
peran aktif yang menentukan keberhasilan E-learning. (5) Selain dengan
kemampuan dan kemauan dari semua pihak, keberhasilan penggunaan E-
learning sangat dipengaruhi oleh daya beli pengajar dan pembelajar
terhadap fasilitas- fasilitas teknologi yang dibutuhkan. Hal demikan bisa
dipahami karena E-learning merupakan suatu aplikasi yang memerlukan
dukungan infrastruktur yang berkaitan dengan lembaga pendidikan,
pengajar, dan pembelajarnya.
Dalam penelitian ini yang ditekankan adalah dalam hal manajemen
pembelajaran online itu sendiri, sedangkan yang peneliti teliti lebih
menekankan kepada implementasi nyata daripada pembelajaran online.
-
28
Sedangkan persamaannya adalah sama-sama mengangkat tentang
pembelajaran online.
3.Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran
Penelititian oleh Wiwin Hartanto pada tahun 2016 ini memiliki
hasil penelitian sebagai berikut, Keberhasilan e-learning ditunjang oleh
adanya interaksi maksimal antara pendidik dan peserta didik, antara
peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara peserta didik
dengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam
interaksi tersebut. Apabila pembelajaran bebasis pada web, maka
diperlukan adanya pusat kegiatan peserta didik, interaksi antar kelompok,
administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, dan materi
online. Dari sisi teknologi informasi, internet memungkinkan perombakan
total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini berlaku. Teknologi
informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan
menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia
pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah (1)
peserta didik dapat dengan mudah mengambil materi pembelajaran
dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan tempat dan waktu; (2) Peserta
didik dapat dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli
atau pakar di bidang yang diminatinya; (3) Materi pembelajaran bahkan
dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung
pada dimana mahasiswa belajar. Berbagai peluang tersebut masih
menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan infrastuktur teknologi
-
29
informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap
kelangsungan e-learning.
Dalam penelitian ini lebih menekankan pembelajaran online dengan media
elektronik yang hanya sebagai media saja, pembelajaran masih dalam bentuk
tatap muka, jadi media elektronik hanya sebagai penunjang dalam pembelajaran,
sebagai penyedia materi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja, sedangkan
yang peneliti teliti adalah pembelajaran yang secara penuh melalui media
elektronik, bukan hanya sebagai media penujang saja, tapi juga sebagai media
interaksi antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan guru dengan wali siswa.
Sedangkan persamaannya tentu sama –sama pembelajaran online yang tentu
memanfaatkan internet
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Penulis buku
penelitian kualitatif lainnya Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Moleong 2008: 4-5).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
studi kasus atau dikenal pula penelitian lapangan (field study). Oleh karena
itu, sering pula disebut sebagai ‘penelitian lapangan’. Penelitian ini
dilakukan guna mempelajari secara intensif tentang interaksi lingkungan,
posisi, serta keadaan lapangan suatu unit penelitian (misalnya: unit sosial
atau unit pendidikan) pada secara apa adanya. Subjek penelitian dapat
berupa individu, masyarakat, ataupun institusi. Sesungguhnya subjek
penelitiannya relatif kecil. Namun demikian, fokus dan variabel yang
diteliti cukup luas (Suyitno ,2018:90)
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni pencarian
fakta dengan interprestasi yang tepat, dengan pendekatan kualitatif, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk memperoleh suatu teori dalam
implementasi pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo.
-
31
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan adalah di MI Al Mustajab
Wahyurejo Kecamatan Pringapus. Sekilas mengenai Madrasah Ibtidaiyah
Al Mustajab Wahyurejo beralamat di Jln PTPN IX Jatirunggo, Dsn.
Wahyurejo (Trembel), Kel. Pringapus, Kec. Pringapus. Kab. Semarang
dan Provinsi Jawa Tengah. MI Al Mustajab terletak di dusun yang terdiri
dari dua RT dan terpisah agak jauh dari desa sebelah. Sedangkan waktu
penelitian pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2020.
Peneliti memilih MI Al Mustajab sebagai lokasi penelitian karena
MI ini memiliki akreditasi yang bagus, yaitu A, memiliki kelas pararel dari
kelas satu (1) sampai tiga (3), MI ini baru pertama kali menerapkan
pembelajaran secara online, latar belakang masyarakat orang tua wali yang
memiliki berbagai macam profesi, dan juga sarana prasarana yang
seadanya untuk menerapkan pembelajaran online membuat peneliti
semakin tertarik untuk melakukan penelitian di MI Al Mustajab
Wahyurejo.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011: 225). Hal ini tercermin
dengan adanya kata-kata dan tindakkan yang diperoleh dari pengamatan
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer yang
akan didapati oleh peneliti diantaranya bersumber dari Kepala
-
32
Madrasah Ibtidaiyah Al Mustajab Wahyurejo, guru kelas, orang tua
wali murid.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010: 225). Sumber tertulis merupakan
sumber kedua dan merupakan bahan tambahan yang dapat dibagi atas
sumber buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan resmi
(Moleong, 2009: 159).
Sumber tertulis dari penelitian ini antara lain: dokumen dokumen resmi
yang berupa dokumen profil MI Al Mustajab Wahyurejo.
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Selaras dengan pendapat Arikunto dkk (2008:17) observasi,
adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai batasan. Dalam observasi
atau pengamatan ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan
yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi,
mengatur atau memanipulsasi data yang telah didapat ( Nasution,
20011:106). Pada observasi ini peneliti lebih mengamati bagaimana
pelaksanaan pembelajaran online ke lapangan langsung, pada waktu
sehabis maghrib karena hampir sebagian subjel observasi peneliti ada di
rumah dan bisa mendampingi anak belajar mulai sore, dalam observasi
-
33
ke rumah siswa, peneliti mengamati bagaimana siswa belajar serta
pengawasan dan pandampingan orang tua terhadap proses belajar siswa.
Peneliti tidak ikut campur selama kegiatan observasi, dan hanya
mengamatai apa yang ada di lapangan, hal ini bertujuan supaya hasil
data observasi apa adanya sesuai dengan kondisi di lapangan.
2. Teknik Wawancara atau Interview
Menurut Basrowi dan Suwardi, (2008: 127), wawancara adalah
dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewer) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan
itu. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah Madrasah
Ibtidaiyah Al Mustajab Wahyurejo, guru kelas, orang tua wali murid,
serta siswa MI Al Mustajab Wahyurejo. Wawancara ini dilakukan
untuk mendapatkan jawab yang riil dan akurat dari informan. Meskipun
demikian peneliti tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan
pertanyaan pada aspek-aspek lain yang mendukung terhadap topik
penelitian.
Wawancara peneliti lakukan di madrasah berssama kepala
madrasah, sedangkan wawancara dengan guru peneliti lakukan dengan
media chat whatsapp karena guru-guru work from home atau mengajar
dari rumah, sedangkan wawancara dengan wali siswa, peneliti lakukan
dengan mendatangai subjek wawancara ke rumah.
-
34
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik dokumen dokumen tersebut
diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isisnya dengan tujuan
pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk
suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dokumen antara lain:
a. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.
Maksud menggumpulkan dokumen pribadi ialah untuk
memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial, dan arti berbagai
faktor disekitar subjek penelitian. Contoh dokumentasi pribadi
adalah buku harian, surat pribadi, dan otobiografi .
b. Dokumen resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,
aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam
kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga social misalnya majalah
bulletin, pernyataan, dan berita yang dibagikan kepada media masa.
Teknik ini secara khusus digunakan untuk memeproleh dokumen
-
35
resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur
oganisasi, profill guru dan karyawan, keadaan siswa, saranana dan
prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru meliputi : rpp, daftar
siswa, hasil raport, penilaian, ekstrakulikuler, dan buku komunikasi.
4. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,2011: 244)
Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul
yang terdiri dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya.
Setelah itu metode yang di gunakan kan adalah analysis
content. Data hasil analisis ini akan dilihat bukti nyatanya dalam
observasi langsung ke rumah siswa mengenai konsep tulis dengan
pelaksanaan dilapangan lalu data yang diperoleh akan dideskripsikan
secara induktif dalam sebuah laporan hasi penelitaian deskriptif.
-
36
5. Pengecekan Keabsahan Data
Menurut pendapat Moleong (2008: 324) dalam pengecekan data
ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibelity),
keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan
kepastian (confirmability).
Peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibelity) pada kali ini.
Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data
secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.
Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara
terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti
menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,
2008:330)
Disini peneliti akan mengajukan berbagai variasi pertanyaan,
mengecek dengan sumber data atau informan yang berbeda, observasi
wawancara secara mendalam dan dokumentasi sehingga keakuratan
akan semakin tinggi. Data-data hasil wawancara dan juga hasil dari
observasi peneliti kaji dan dibuat dalam triangulasi data. Dalam
triangulasi data ini, peneliti mengelompokkan data-data dari hasil
wawancara dengan narasumber berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang telah peneliti ajukan dan kemudian dibuat kesimpulan supaya
lebih mudah dalam menganalisis data hasil wawancara.
-
37
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Pemaparan Data
1. Implementasi pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo
Paparan data terkait dengan implementasi pembelajaran online di
MI Al Mustajab akan peneliti paparkan berdasarkan hasil wawancara
dengan informan atau narasumber yang telah peneliti wawancarai
tanpa mengubah isi atau hasil wawancara sebagai berikut.
Terkait dengan penerapan pembelajaran online di MI Al Mustajabini sebagaimana dijelaskan oleh Bu Umi selaku kepala madrasah ”Untuk pembelajaran online di MI kami ini kami sesuaikan dengansurat edaran KEMENDIKBUD, yaitu menggunakan teknologikomunikasi yang sekiranya paling sesuai dan bisa menjangkau hampirseluruh siswa kami, tidak ada tatap muka secara langsung di sekolahantara guru dan siswa, guru-guru kami mengajar dan memberikanmateri dari rumah masing-masing, begitu pula dengan siswa-siswakami, mereka juga belajar dari rumah masing-masing, ini sebagaibentuk upaya kami mengikuti kebijakan dari pemerintah dengan PSBBuntuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Karena siswa belajardari rumah, tentu siswa butuh pendampingan selama belajar darirumah, maka dari itu kami juga bekerja sama dengan wali siswamengandalkan fitur Whatsaap grup yang mana semua nomer walisiswa dalam satu kelas dan juga wali kelas masuk ke dalamnya, hal inisebagai efisiensi dan efektifitas pemberian instruksi untuk pembiasaansehari-hari (sholat dhuha, mengaji, sholat lima waktu), pemberianmateri, dan juga penugasan kepada siswa. kami juga menyesuaikanPROMES dan PROTA yang telah kami buat supaya sesuai dengankondisi pembelajaran online yang sedang kami laksanakan,Penyesuaiannya adalah dengan tidak dipakainya PROTA danPROMES yang ada, karena memang itu dibuat untuk KBM tatapmuka, bukan pembelajaran online.”(Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul10.15/di sekolah).
Informasi juga didapatkan dari Bu Dyah, salah satu guru di MI Almustajab ”Implementasi pembelajatan online di sini secara singkatnyabegini mas, yaitu via WA, guru meberikan tugas via WA grupkemudian siswa memfotokan hasil belajar di rumah, tugas yangdiberikan tidak boleh memberatkan siswa, misalkan buat video
-
38
hafalan, mengerjakan tugas atau lainnya siswa tidak diperbolehkanmengerjakan sampai larut malam atau lembur –lembur itu tidakboleh”.(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)”.
Begitu pula disampaikan oleh bu Putri yang juga merupakan gurudi MI Al Mustajab ”Pembelajaran daring di MI Al Mustajabkhususnya di kelas saya dilakukan melalui grup WA sebagai mediapenghubung antara guru, siswa dan wali siswa. Sistem pembelajaranyang saya terapkan mengacu pada peraturan pemerintah yangmenyarankan untuk lebih mengedepankan pendidikan tentang cara-cara menghadapi kondisi saat ini dan bukan hanya terpaku padamateri pelajaran seperti pada saat kondisi sekolah normal. Mengacupada hal tersebut maka pembelajaran saya buat selang seling, missalhari senin siswa belajar mapel tematik maka hari berikutnya siswabelajar tentang pendidikan sikap ataupun akhlak (bisa juga berupahimbauan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat untukmemutus mata rantai penyebaran virus corona), kemudian di hariberikutmya siswa belajar tentang pendidikan agama (bisa mapelagama ataupun tahsin, tahfidz,) kemudian baru materi pelajaranumum lagi, dan begitu seterusnya.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul16.00/via whatsapp).
Selain dari pihak sekolah, peneliti juga mewawancarai pihak walimurid, beliau bernama Pak Wanto, salah satu wali murid di MI AlMustajab, terkait dengan pelaksanaan pembelajaran online di MI AlMustajab beliau menyampaikan” Pembelajaran online di sana pakaiHP mas, dibuatkan grup whatsapp yang isinya wali kelas dan walimurid, lewat grup itu guru setiap hari memberikan info-info tugas danjuga tetap mengingatkan anak untuk pembisaan seperti sholat dhuha,sholat lima waktu. Guru memberikan info materi setiap hari mas,senin sampai sabtu, karena MI tempat anak saya sekolah masih 6 harimasuk, tidak lima hari masuk, jadi selama seminggu full ada infomateri dan tugas dari guru yang harus dibaca dan dikerjakan anak.Saya sendiri tidak terlalu terkendala sama penggunaan HP atauonline seperti mas”.(Wawancara/Wanto/13-6-2020/pukul 11.15/rumahPak Wanto)
Selain pak Wanto, Bu Zunanik, yang juga merupakan salah satuwali murid di MI Al Mustajab menjelaskan tentang pembelajaranonline di MI Al Mustajab sebagai berikut” Pembelajaran online inibaru kali ini mas, Selama pembelajaran online ini pakai HP,dibuatkan grup WA wali kelas dan wali murid. Info-info dan materipelajaran dibagikan lewat grup whatsapp. Untuk waktunya biasanyapagi-pagi sekali, habis subuh guru sudah ngeshare materi atau tugasuntuk hari itu. Kadang dibagikan info disuruh membaca buku ini,halaman ini sampai ini, dan sekaligus juga latihan soalnya. Gurumemberikan info materi dan soal juga selalu mengiatkan untuk sholatdhuha dan sholat lima waktu karena itu juga pembiasaan darisananya. Pemberian materi dari guru ini setiap hari selama seminggu
-
39
penuh kecuali hari minggu karena MI sana memang enam hari masukmas, jadi setiap hari ada materi walupun cuma diberi info suruhmembaca dan mengerjakan tugas lewat whatsaap”.(Wawancara/Zunanik/13-6-202/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)
Paparan informasi dari informan yang telah peneliti wawancarai
tersebut memiliki kesamaan pola dalam hal pemanfaatan alat dan
media komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran online
di MI Al Mustajab yaitu HP dan aplikasi social media Whatsapp yang
dipilih karena dinilai aplikasi terebut paling mudah dijangkau dan
digunakan oleh hampir seluruh orang tua dan juga siswa di sana.
2. Materi pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa di MI Al
Mustajab dengan pembelajaran online.
Adapun materi dan tugas apa saja yang diberikan guru kepada
siswa selama pembelajaran online di MI Al Mustajab akan peneliti
paprkan sebagai berikut:
”Materi-materi yang diajarkan juga kami sesuaikan dengan suratedaran pemerintah, tidak selalu materi-materi yang bersifat akademik,tapi juga kecakapan pendidikan hidup diantaranya hidup bersihsebagai upaya pencegahan pandemic COVID-19, pembiasaan sehari-hari seperti sholat dhuha, sholat lima waktu, hafalan surat pendek,selain itu juga berdasarkan buku tematik yang sudah dimiliki siswa.Untuk pmberian materi-materi tersebut kami lakukan secara selang-seling dalam satu minggu, selama enam hari penuh, hal ini kamilakukan supaya siswa tidak jenuh dengan materi-materi yang ada dibuku.Dalam sattu hari itu Cuma satu materi, walaupun seharusnyadalam satu hari itu ada beberapa mapel ataupun tema, hanya dipilihsatu, supaya tidak terlalu banyak tugas untuk anak, ini juga kamisesuaikan edaran pemerintah yaitu tidak memberatkan siswa..”(Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul 10.15/di sekolah).
Informasi juga didapatkan dari Bu Dyah, penejelasannya
sebagai berikut:
“Untuk pemberian materi dan tugas itu dilakukan setiap harikecuali hari libur,misalkan pada hari itu ada 3 mapel, kita
-
40
memberikannya tidak tiga mapel itu, hanya dipilih satu mapel, mapelapa, materinya apa, dan tugas itu tidak boleh memberatkan siswa. MIkami menggunakan tematik sebagaimana sekolah-sekolah lainnya,jadi kami juga mengikuti tema-tema dan sub tema yang ada di bukutematik tersebut.”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp).
Hal serupa juga disampaikan oleh Bu Putri, adapun
penuturannya sebagai berikut:
“Materi pembelajaran diberikan secara bervariasi untukmenghindari kejenuhan siswa. Materi disampaikan bisa dalam bentukvideo, teks langsung, gambar atau sumber belajar dari LKS yangdimiliki siswa. Materi disampaikan maksimal dua mapel dengankuantitas materi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pembelajaranformal. Penugasan dilakukan setiap hari sebagai bentuk pengawasanguru terhadap siswa (absen). Tugas bisa berupa mencatat,menggamabr, menyayi, membuat prakarya dan lain sebagainya.Evaluasi dilakukan setelah satu materi selesai disampaikan (berbedawaktu antara satu materi dengan materi lainnya).”(Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp).
Berkaitan dengan materi apa saja yang diajarkan selama
pembelajaran online ini, peneliti juga mengajukan pertanyaan yang
sama terhadap wali murid yaitu Pak Wanto, berikut penjelasannya:
“Materinya kadang dikasih link video, anak disuruh menonton,tapi seringnya dikasih info halaman berapa sampai berapa, di bukutema berapa terus kalau sudah membaca materinya latihan soal jugadikerjakan. MI sana pakainya tema-tema-nan mas, hari ini tema ini,sub tema ini, halaman ini, besuk lanjut sub tema ini, halaman initugasnya ini. Karena online ya mas, guru di sana, murid di sini, gurundak bisa menjelaskan materinya secara langsung, susah jadinyamas.”(Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)
Berikut juga penuturan dari salah satu wali murid:
” Untuk materi pelajarannya ganti-ganti setiap hari mas, kadangtema ya mas kalau sekarang itu, mengikuti buku tema itu mas, hari initema ini sub tema ini, besuk lanjut sub tema atau halaman selanjutnyagitu mas.Tapi tidak materi dari buku terus mas, kadang dikasih videopelajaran dari youtube disuruh menonton si anak.Kadang juga tetapada hafalan ya mas, hafalan sutrat-surat pendek itu, kalau hafalangitu direkam terus dikirim ke gurunya di grup gitumas.”(Wawancara/Zunanik/13-6-2020/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)
-
41
3. Pengecekan tugas anak oleh guru dalam pembelajaran online di MI Al
Mustajab Wahyurejo
Adapun pengecekan tugas oleh guru dalam pembelajaran online
di MI Al Mustajab sebagai berikut:
“Untuk tugas-tugas, kami bekerja sama dengan wali siswa sepertiyang sudah saya jelaskan tadi, nomer wali siswa dimasukkan dalamsatu grup whatsapp beserta nomer guru kelas masing-masing, kamibiasanya memberikan waktu sampai jam dua belas malam sebagailangkah jaga-jaga jika orang tua siswa ada yang pulang kerja malam,karena latar belakang pekerjaan orang tua siswa pasti beda-beda.Jadi tugas yang sduah selesai dikerjakan nanti difoto oleh ortu dandikirim kepada guru kelas masing-masing, ataupun jika tugasnyapraktik semisal hafalan maka divideo dan dikirim ke guru masing-masing.” (Wawancara/Umi/13-5-2020/pukul 10.15/di sekolah)
Data juga diperoleh dari Bu Dyah salah satu guru di MI Al
Mustajab, penuturannya sebagai berikut:
“Pengawasan dan pengecekan tugas dilakukan dengan bekerja samadengan wali murid, sebagaimana saya jelaskan di awal pemberianmateri dan penugasan melalui WA grup yang berisi nomer orang tuawali muris, diharapkan semua orang tua dapat kooperatif dalammembimbing anak saat belajar maupun mengerjakan tugas dan jugauntuk pengiriman hasil belajar serta hasil dari mengerjakan tugasyang telah diberikan.” (Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp)
Berikut juga merupakan penuturan salah satu guru di MI Al
Mustajab:
”Untuk pengecekan tugas, kami berusaha bekerja sama dengan walisiswa, dan memang harus ada kerja sama yang baik dalampembelajaran daring atau online ini, karena orang tua atau wali siswalah yang paling dekat sebagai penyampai materi dan juga pendampingselama pembelajaran masih dilakukan secara daring ini. Wali siswalah yang akan mengirimkan hasil kerja siswa kepada kami dalambentuk foto atau video kegiatan yang telah ditugaskan oleh kami. Bagisiswa yang belum menegrjakan tugas biasanya namannya akan kamilist di dalam grup WA utnuk menginformsikan siapa saja yang belummengerjakan tugas.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp)
-
42
Adapun data dari wali siswa didapat dari salah satunya yaitu Pak
Wanto, hasil wawancara sebagai berikut:
”Setiap hari setelah tugas dikerjakan itu tugas difoto mas, dikasihbatasan jam 12 an malam, buat jaga-jaga kalau orang tua anak adayang pulang kerja malam, Kalau tugasnya praktek ya divideo terusvideonya dikirim ke gurunya gitu mas, nanti yang belum mengerjakandilist di grup sama gurunya siapa saja yang belum mengerjakan.”(Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)
Selain Pak Wanto, data wawancara juga didapat dari Bu Zunanik,
berikut hasil wawancara tersebut:
“Setiap selesai mengerjakan tugas, tugasnya di foto dikirim kegurunya mas, nanti yang belum mengerjakan namanya dilist di grupbegitu. Untuk batasan waktunya sampai jam dua belas malam mas,soalnya guru sana jaga-jaga kalua orang tua siswa ada yang kerjadan pulangnya malam, jadi menurut saya kasihan anak dan orang tuayang kerja pulangnya malam, kalau seperti saya kan ibu rumahan,jadi saya tidak terkendala waktu mendampingi anak saat belajar danmengerjakan tugas. Kalau tugasnya praktek ya si anak divideo terusvideonya dikirim ke gurunya mas, seperti hafalan surat pendek itujuga gitu.” (Wawancara/Zunanik/13-6-2020 /pukul 10.00/rumah PakWanto)
4. Penilaian guru terhadap hasil tugas siswa dalam pembelajaran online
di MI Al Mustajab Wahyurejo
Terkait dengan bagaimana penilaian guru terhadap tugas-tugas
siswa di MI Al Mustajab, data hasil wawancara sebagai berikut:
”Untuk penilaian yang kami lakukan hanya UTS(ulangan tengahsemester) dan juga PAT(penilaian akhir tahun),dan untuk tugasharian kami berusaha menyesuaikan juga dengan edaran pemerintahyaitu hasil belajar siswa tidak dinilai dalam bentuk kauntitatif atauangka, tapi untuk UTS dan PAT tetap ada penilaian dalam bentukangka sebagai bentuk kesungguhan dan hasil belajar siswa selama dirumah, itupun tentu nilainya tidak real nilai siswa, karena siswa dirumah dan tentu besar kemungkinan ada bantuan campur tanganorang tua atau mungkin kakak, dalam mengerjakannbya, kami tetapmelihat bagaimana siswa kalau di sekolah utnuk menyesuaikannilainya.” (Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul 10.15/di sekolah).
Hal ini juga dijelaskan oleh Bu Dyah, berikut penjelasannya:
-
43
:” Untuk penilaian itu hanya saat UTS dan juga UAS, kalau untuktugas harian itu untuk memastikan anak tetap belajar saat di rumah,dan tidak terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bermain,walaupun nilai UTS maupun UAS anak ada yang sangat bagus, bedasaat di sekolahan, kami tetap memberikan penilaian denganmemperhatikan track record anak selama di sekolahan, jika disekolahan biasannya nilai segitu saat pembelajarnonline.”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)
Data yang didapat dari Bu Putri,salah satu guru di MI Al Mustajab
menyampaikan sebagai berikut:
” Untuk penilaian menjadi hal yang sedikit simalakama bagi guru.Sebab sudah hampir dapat dipastikan tugas yang dikerjakan dirumah ada peran dari orang tua, sehingga tugas yang dikerjakanjauh berbeda hasilnya jika dikerjakan di sekolah tanpa bantuanorang tua. Jadi guru tetap mengoreksi tugas sebagaimana mestinyanamun tetap dengan memperhatikan kemampuan akademik siswaselama belajar di sekolah.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul16.00/via whatsapp)
Data juga didapat dari wali siswa, berikut hasil wawancara tersebut:
“Tugas-tugas tidak dinilai mas, Cuma yang belum mengerjakanmemang dilist, tapi tidak dinilai mungkin. Setau saya yang dinilaikemarin saat UAS itu habis mengerjakan nilainya langsung bisadilihat mas, karena pakai online, siswa tinggal memilih jawabana,b,atau c, jadi enak pas UAS kemarin.” (Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)
Berikut juga data hasil wawancara dengan wali siswa:
“Untuk nilainya saya kurang tau mas, setau saya yang belummengerjakan dilist di grup supaya segera mengerjakan, tapi untuktest kemarin yang juga online itu nilainya langsung muncul, setelahanak selesai mengerjakan dan dikirim.”Wawancara/Zunanik/13-6-2020/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)
5. Kendala yang dialami selama pembelajarn online di MI Al Mustajab
Wahyurejo
Adapun data terkait kendala apa saja yang dialami selama
pembelajaran online di MI Al Mustajab sebagaimana dijelaskan oleh
Bu Umi, selaku kepala madrasah adalah sebagai berikut:
-
44
”Masalah kendala saya rasa masih banyak, diantaranya kemampuanpenguasaan teknologi komunikasi oleh orang tua siswa, bahkana adaorang tua siswa yang tidak memiliki smartphone yang bisa dignakanuntuk WA, padahal WA ini sudah dipilih karena media yang palingmudah dijangkau dalam pembelajaran online ini, jadi nomer WA yangdimasukkan ke dalam grup adalah nomer tetangga, ataupun kakakdari siswa. Orang tua siswa denagn berbagai latar belakangpekerjaan juga menjadi sesuatu yang kurang lebih harus menjadimaklum bagi kami, banyak orang orang tua siswa yang berangkatkerja pagi pulang sore atau malam, jadi untuk pendampingan anakataupun menyampaikan info ke anak mengenai materi dan tugas hariitu menjadi terkendala. Kemudian masalah kuota, banyak orang tuayang mengeluhkan kuota cepat habis selama pembelajaran online ini,padahal sebagai bentuk variasi pembelajaran materi juga kamiberikan dalam bentuk video pembelajaran supaya anak tidak jenuhdengan membaca materi di dalam buku tematik terus, jadi materidalam bentuk video yang lebih bisa ditangkap siswa pun kami jarangberikan dengan alasan tersebut. Selain itu, ada saja orang tua siswayang kurang kooperatif dalam pembelajaran online ini, padahal orangtua lah yang paling dekat untuk bisa menjadi penyampai materi dariguru, ada beberapa orang tua terkesan kurang memperhatikan prosesbelajar anaknya, missal untuk tugas-tugas jarang dikirimkan, entah itusudah disampaikan ke anak atau belum.” (Wawancara/Umi/13-5-2020/pukul 10.15/di sekolah)
Adapun dari pihak guru, salah satunya yaitu Bu Dyah, beliau
menyampaikan sebagai berikut:
”kalau kendala yang saya alami selama pembelajarn online ini lebihbanyak ke orang tua siswa, beberapa diantaranya adalah tidak semuaorang tua siswa mempunyai HP, jadi untuk orang tua siswa yangtidak mempunyai HP kadang pinjam ke tetannga, minta bantuannomer WA yang aktif sebagai ganti nomer WA orang tua siswa,padahal kalau tetangga itu kan kesibukannya sendiri-sendiri,mungkin saat diberikan materi dan penugasan bertepatan dengantetannga tersebut ada kegiatan lain, jadi info materi dan tugas telatdisampaikan kepada siswa. Kemudian tidak semua wali muridkooperatif dengan pembelajaran online ini, contohnya saat diberikantugas, tidak segera disampaikan ke siswa atau mungkin memang tidakdisampaikan ke siswa, dan ada yang terkesan tidak peduli denganbelajar anak selam pembelajaran online ini, inikendala bagi saya danmungkin guru-guru yang lain juga. Padahal selama pembelajaranonline ini peran pendampingan orang tua sangat penting, karenaposisi yang paling memungkinkan untuk mndampingi anak belajaradalah orang tua. Ini bisa jadi karean banyak hal, mungkin orang tuayang sibuk bekerja, berangkat pagi pulang sore atau malam, jadi
-
45
untuk pendampingan anak belajar di rumah kurang bisa atau tidakmaksimal.” .”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)
Data juga didapat dari guru lain bernama Bu putri, berikut
penjelasan beliau:
”Melalui Sistema belajar yang demikian(pembelajaran online),pembelajaran belum bisa dikatakan berjalan dengan baik. Banyaksekali kendala selama pembelajaran daring tersebut, mulai dari tidakadanya fasilitas aplikasi WA karena sebagian masih belum memilikihp android, terbatasnya wali siswa bertemu dengan siswa sebagaipenyampai mteri dari guru karena wali siswa sibuk bekerja sehinggaintensitas bertemu orang tua dan siswa berkurang. Kurangnyapenguasaan teknolohgi, kurangnya disipin dalam melaksanakan tugasdari guru, dan banyak pula yang mengeluhkan borosnya kuota,terlebih pada maa pandemi di mana banyak sector perekonomian yangterhambatbahkan terputus. Ada pula tindakan indisipliner, di manasiswa menganggap bahwa pembelajaran yang demikian adalahkesempatan untuk libur panjang dan tidak mengerjakan tugas dengandalih, tidak punya kuota, sinyal buruk, orang tua sibuk bekerja, tidakpaham dengan materi yang disampaikan sehingga tidak bisamengerjakan tugas dan sebagainya. Sebenarnya hal tersebut dapatditanggulangi jika wali siswa berkenan bekerja sama dengan guruuntuk mendampingi putra putrinya belajar. Namun dengan latarbelakang yang beragam tentunya ada saja wali siswa yang terkesantidak begitu peduli sehingga meneyngaja tidak meminta putra putrinyamengerjakan tugas sehingga nilai tugas tidak ada, dan ketikadiingatkan akan berdalih, pembelajaran tidak maksimal karena tidakdilakukan secara langsung ataupun dalih-dalihlainnya.“(Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)
Data yang didapat dari hasil wawancara dengan wali siswa, salah
satunya yaitu Pak wanto, sebagai berikut:
“Kalau yang saya alami mas, anak itu susah menerima pelajaran,soalnya biasa dijelaskan di sekolah, tapi dengan pembelajaran onlineseperti ini posisi anak di rumah lebih seringnya ingin main, pas adainfo materi dan tugas kadang inginnya main terus, jadi susah untukbelajarnya kalau di rumah. Apa lagi saat saya sibuk, waktu buatmendampingi anak belajar jadi susah diatur, itu saya lho mas yangsekarang masih di rumah, kalau orang tua lain yang kerjanya pagipulang sore atau malam mungkin lebih susah lagi mas, daerah sinimemang kebanyakan orang tuannya kerja di pabrik, berangkat pagi,pulang sore kadang malam, kalau untuk saya sendiri karena masihPSBB ya mas, saya belum mulai nyupir luar kota-nan lagi, dan dirumah masih ada ibunya anak, jadi bisa saling bergantian buat
-
46
mendampingi anak belajar di rumah.” (Wawancara/Wanto/13-6-2020/pukul 11.15/rumah Pak Wanto)
Data dari wali siswa juga didapat dari Bu Zunanik, berikut
penjelasannya:
” Kendala yang saya alami malah si anak itu sendiri mas, kannamanya anak ya mas, kadang itu tergantung mood, kalau lagisemangat ya gampang diajak belajar, diajak mengerjakan tugas, tapikalau lagi pas tidak mood itu lo mas, susah banget. Kalau kendalakuota, sinyal dan HP saya rasa saya tidak terkendala mas, mungkinkalau orang tua yang agak sepuh itu baru merasakan kendala dalammenggunakan HP ini mas.Namanya orang tua ya mas, apalaagiorang tua rumahan, kondisi seperti ini, si anak itu susah paham,karena biasanya dijelaskan guru tapi sekarang Cuma disuruh bacamateri, mengerjakan tugas, jadi kurang paham si anak itu, mau ndakmau orang tua juga harus belajar lagi,malah orang tua anak yangjadinya belajar karena ya yang mendampingi anak kan orang tua mas,kalau yang sudah sepuh bagaimana mas, saya yang usia empat puluhtahun saja juga susah mas kalau disuruh mengajari anak pelajaran-pelajaran kaya gitu.” (Wawancara/Zunanik/13-6-2020 /pukul10.00/rumah Bu Zunanik)
B. Analisis Data
Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan tersebut, maka
selanjutnya data yang telah dipaparkan tersebut akan dianalisis. Adapun
hal-hal yang dianalisis adalah sebagai berikut: bagaimana implementasi
pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo, dan kendala apa saja
yang dialami dalam pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo.
1. Implementasi pembelajaran online di MI Al mustajab Wahyurejo
Kecamatan Pringapus
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, yaitu metode penelitian dengan berusaha membuat
deskripsi dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan
mengklasifikasikan atau karakteristik fenomena tersebut secara
-
47
faktual dan cermat, kemudian menuangkannya dalam bentuk
kesimpulan. Sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu
teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek dalam
penelitian ini adalah kepala madrasah dan guru, selaku subjek dari
pihak madrasah, sementara wali siswa sebagai pendamping siswa
belajara di rumah selama pembelajaran online dilaksanakan.
Pembelajaran online ini dilaksanakan dengan banyak
pertimbangan oleh pihak madrasah, karena dengan kebiasaan yang
lalu, pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka, dengan
pembelajaran online ini pembelajaran tidak akan bisa dilaksanakan
dengan demikian, guru harus bisa mengajar dari jarak jauh ,siswa juga
harus bisa belajar dengan mandiri dari rumah dengan didampingi oleh
orang tua ataupun keluarga dengan bantuan instruksi dari guru
melalui media online yang telah dipilih. Variasi pemberian materi
dilakukan dalam bentuk video, tidak selalu materi dalam bentuk
bacaan yang ada di buku LKS ataupun buku tematik siswa, supaya
siswa tidak cepat bosan maupun jenuh selam belajar di rumah.
Pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo kecamatan
Pringapus ini berdasarkan surat edaran dari pemerintah terkait dengan
masa PSBB dalam masa pandemi COVID-19, pihak sekolah dalam
hal ini guru-guru, pihak orang tua siswa atau wali siswa dan juga
siswa harus segera beradaptasi dari pembelajaran konvensional ke
pembelajaran online.
-
48
Pihak sekolah menyiapkan dan menyesuaikan media maupun
metode yang sebelumnya dibuat dalam PROTA atau program tahunan
maupun PROMES atau program semester yang sudah dibuat dan
berjalan beberapa minggu untuk diganti ataupun disesuaikan supaya
tepat dengan kondisi pembelajaran online yang terjadi, dan bisa
berjalan dengan maksimal serta kendala-kendala mungkin dihadapi
supaya bisa diminimalisir. Penyesuaian yang dilakukan oleh pihak
sekolah adalah dengan tidak dipakainya lagi PROTA dan PROMES
yang telah disusun, karena itu disusun dan dibuat untuk kegiatan
pembelajaran tatap muka, bukan pembelajaran online. Hal ini
menjadikan pembelajaran online yang dilakukan oleh pihak MI
hampir tanpa perencaan yang matang, dan hanya yang penting
berjalan terlebih dahulu.
Pembelajaran online yang dilaksanakan di MI Al Mustajab
sesuai dengan surat edaran dari KEMENDIKBUD melalui Surat
Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Diseas(COVID 19), dalam surat edaran tersebut tidak terdapat aturan
media dan bagaiamana pengawasan pihak sekolah terkait
pembelajaran online yang akan dilaksanakan. Dalam surat edaran
tersebut hanya dijelaskan siswa belajar dari rumah dan guru mengajar
dari rumah, menggunakan teknologi komunikasi online dalam hal ini
-
49
HP dengan platform whatsapp mempertimbangkan kemungkinan
yang paling bisa dijangkau oleh banyak wali siswa dan juga siswa.
Guru membuat variasi dalam hal pemberian materi maupun
penugasan dengan tujuan kegiatan belajar di rumah siswa tidak
membosankan dan siswa semangat walaupun belajar di rumah.
Penggunaan teknologi yang diterapkan sesuai dengan apa yang
dinamakan pembelajaran online, yaitu pembelajaran online adalah
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komunikasi, dalam
hal ini yang dipilih yaitu whatsapp. Dalam hal pelaksanaan di mana
siswa dan guru sama sekali tidak ada tatap muka secara langsung ini
berarti bentuk pembelajaran online yang dipakai di MI Al-Mustajab
adalah online Web Course yaitu penggunaan internet untuk keperluan
pembelajaran, se