implementasipembelajaran online ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9248/1/agus...ix...

108
i IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ONLINE DI MI AL MUSTAJAB WAHYUREJO TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh: AGUS WINARKO 23040160158 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ONLINE

    DI MI AL MUSTAJABWAHYUREJO

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Mendapat Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Disusun Oleh:

    AGUS WINARKO

    23040160158

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUMADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Sebaik-baiknya seseorang adalah orang yang bermanfaat bagi sesama”

    (HR. Ahmad,ath-Thabrani)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tuaku Bapak Jumiin dan Ibu Sukayanti (almh) yang

    senantiasa mendo’akan, memberikan kasih sayang yang luar biasa dan

    selalu memberi dukungan untuk anak-anaknya dalam meraih cita-cita.

    2. Kakakku Kristianah, istikhotimah, Widodo Rahayu yang senantiasa

    memotivasi, mendukung, dan mendoakanku dalam segala kondisi.

    3. Teman-temanku PGMI-16 yang selalu ada dalam suka maupun duka

    dalam melewati tahun-tahun menjadi mahasiswa di IAIN Salatiga.

    4. Teman-teman PPL SD Muhammadiyah Plus Salatiga tahun 2019.

    5. Keluarga KKN posko 94 tahun 2020.

    6. Semua pihak yang telah membantuku secara langsung maupun tidak

    langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

    7. Pembaca yang budiman.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim...

    Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat

    Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan

    kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di

    Yaumul Akhir nanti.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan

    Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

    Salatiga dengan judul “Implementasi Pembelajran Online Di MI Al Mustajab

    Wahyurejo Tahun Ajaran 2019/2020”.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

    karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah.

    4. Ibu Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Bapak Imam Mas Arum,M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi.

  • ix

    6. Ibu Umi Halimatus Saadah selaku Kepala MI Al Mustajab Wahyurejo,

    dan semua guru serta staf yang telah membantu penluis dalam

    melancarkan penelitian ini.

    Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

    penulis juga menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

    skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi

    pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan

    pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Tematik untuk Madrasah

    Ibtidaiyah.

    Salatiga, 28 Juli 2020

    Penulis,

  • x

    ABSTRAK

    Winarko, Agus.2020. Implementasi Pembelajaran Online Di MI Al MustajabWahyurejo Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Fakultas TarbiyahIlmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru MadarasahIbtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing:Imam Mas Arum,M.Pd.

    Kata Kunci:Implementasi,Pembelajaran online

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasipembelajaran online. Tujuan ini penulis mengambil berdasarkan latarbelakang MI Al Mustajab yang baru pertama kali melaksanakanpembelajaran online. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1)bagaimana implementasi pembelajaran online. (2) kendala-kendaladalam pelaksanaan pembelajaran online.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (fieldresearch) dengan metode kualitatif. Teknik dalam pengumpulan dataadalah wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitianadalah kepala sekolah, guru kelas, serta wali siswa.

    Temuan Penelitian menunjukkan bahwa implementasipembelajaran online dalam bentuk (1)Penggunaan teknologikomunikasi yang dipilih selama pembelajaran online yaituwhatsapp.(2) Penyesuaian PROTA dan PROMES yang telah disusunsebelumnya.(3)Penyesuaian penilaian tugas siswa selamapembelajaran online.(4)Evaluasi di akhir semester yaitu banyakkendala yang menyebabkan tingkat keberhasilan hanya sebesar 40%-50%.Kendala selama pembelajaran online sebagai berikut (1)Orangtua yang kurang koopertaif selama pelaksanaan pembelajaranonline.(2)Ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadaibaik dalam hal media smartphone, kuota dan juga sinyal.(3)Orangtua atau wali siswa yang kurang cakap dalam menggunakanteknologi komunikasi atau smartphone.(4)Siswa yang kurangkoopertaif selama belajar dari rumah secara online.

  • xi

    DAFTAR ISI

    JUDUL ......................................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN.................................................. iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................... v

    MOTTO ........................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ................................................................................................xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

    B. Fokus Masalah .....................................................................................8

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

    E. Penegasan Istilah ............................................................................... 11

    F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................17

  • xii

    A. Landasan teori...................….............................................................17

    B. Kajian Pustaka................................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................30

    A. Jenis dan Penelitian...…………….................................................... 31

    B. Lokasi dan Waktu…………………..…........................................... 31

    C. Sumber Data.........……………………………………………........31

    D. Prosedur Pengumpulan Data…….....................................................32

    E. Analisis Data…………………………............................................. 35

    F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................. 36

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA…… ................................. 37

    A. Pemaparan Data................................................................................ 37

    B. Analisis Data................………………............................................. 46

    1. Implementasi Pembelajaran Online………………………………….46

    2. Kendala-kendala………………………………………………….51

    BAB V PENUTUP .....................................................................................56

    A. Kesimpulan .......................................................................................56

    B. Saran .................................................................................................57

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Hasil Wawancara

    Lampiran 2 : Instrumen penelitian

    Lampiran 3 : Tri Anggulasi Data

    Lampiran 4 : Surat Ijin Melakukan Penelitian

    Lampiran 5 : Surat penelitian di MI Al Mustajab

    Lampiran 6 : Surat Tugas Pembimbing

    Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

    Lampiran 8 : Daftar Nilai SKK

    Lampiran 9 : Dokumentasi

    Lampiran 10 :RiwayatPenulis.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan sebagaimana telah didefinisikan di dalam UU No. 20

    Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar

    dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

    agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian,

    kecakapan dan pengembangan potensi jasmani dan rohani agar anak

    mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang

    dihadapinya. Dalam pendidikan, sebagaimana dijelaskan di atas tidak

    lepas dari proses pembelajaran. Pembelajaran adalah “membelajarkan

    siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

    merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Pembelajaran

    merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan pihak guru

    sebagai pendidik, sedangkan belajar oleh peserta didik (Sagala, 2009: 61).

    Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pembelajaran ada sebuah interaksi

    yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Pendidik dalam hal ini

    adalah seorang guru yang dalam proses pembelajaran merupakan

  • 2

    pembimbing, sumber ilmu dan juga sebagai motivator siswa dalam belajar,

    tentu saja pendidik dituntut untuk kreatif dan juga inovatif dalam

    melakukan dan memilih metode maupun model dalam kegiatan

    pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran meninggalkan kesan yang

    berarti dan juga pesan yang ingin disampaikan bisa diterima oleh siswa

    sebagai peserta didik dengan baik. Karena pembelajaran adalah bagian

    daripada pendidikan, dan pendidikan sekarang berfokus pada aspek

    kognitif (pengetahuan), psikomotor (kecakapan) dan juga afektif (sikap).

    Perkembangan zaman turut diikuti oleh teknologi yang semakin

    maju, teknologi yang semakin maju ini dalam pendidikan sering

    digabungkan dengan penggunaan metode dan model pembelajaran supaya

    lebih menarik. Apa jadinya jika penggunaan teknologi ini dipakai dalam

    pembelajaran selama 1 (satu) bulan penuh bahkan lebih tanpa adanya tatap

    muka dan interaksi antara guru dan peserta didik? Padahal sebagaimana

    definisi daripada pembelajaran yang dijelaskan di atas yaitu adanya

    interaksi antara guru dan peserta didik. Seperti yang terjadi tahun 2020 ini,

    sebuah pandemi yang dinamakan Coronavirus Diseas atau lebih dikenal

    dengan COVID-19, sebuah virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan,

    Cina, pada bulan Desember 2019, mewabah ke hampir seluruh penjuru

    bumi, tak terkecuali di Indonesia. Hal ini menyebabkan pemerintah di

    seluruh negara berupaya memutus rantai penyebaran virus COVID-19

    dengan kebijakan yang hampir sama, Indonesia menerapkan kebijakan

    Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) karena mudahnya virus ini

  • 3

    menyebar. PSBB merupakan kebijakan pembatasan social atau physical

    distancing yang dalam penerapannya banyak hal yang dibatasi, tapi tidak

    menutup semua kegiatan atau aktivitas social, adapun kegiatan yang

    dibatasi adalah, pembatasan kegiatan di fasilitas umum, semisal tempat

    makan, mall dan lainnya di mana intinya dilarang berkumpul di tempat

    publik, jika melanggar akan ditegur keras dan disanksi. Kebijakan PSBB

    dimulai sejak akhir maret sampai dengan batas waktu yang belum

    ditentukan.

    Kebijakan PSBB sangat berpengaruh ke semua bidang, tak

    terkecuali bidang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini melalui

    KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan) yang di

    jabat oleh beliau Bapak Nadiem Makarim selaku Mendikbud, melalui

    Surat Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

    Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Diseas(COVID

    19) poin ke dua (2) berbunyi sebagai berikut:

    “Proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai

    berikut:

    1. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh

    dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang

    bermakna bagi siswa, tanpa terbebabni tuntutan menuntaskan

    seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

    2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada kecakapan pendidikan

    hidup antara lain mengenai pandemic Covid-19.

  • 4

    3. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat

    bervariasi antarsiswa sesuai minat dan kondisi masing-masing,

    termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar

    dari rumah.

    4. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan baik

    yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan

    memberi skor/nilai kuantitatif.”

    Dari isi surat edaran tersebut dapat ditarik kesimpulan pemerintah

    mengimplementasikan sebuah kebijakan pembelajaran yang

    memanfaatkan teknologi komunikasi yaitu dengan pembelajaran Online

    atau daring(dalam jaringan). Pembelajaran ini tidak mewajibkan siswa

    untuk datang ke sekolah masuk kelas seperti biasanya, tapi siswa berada di

    rumah dan melakukan pembelajaran dari rumah. Kebijakan ini sudah

    dimulai semenjak awal Maret 2020 sampai dengan kondisi lebih kondusif

    untuk bisa kembali ke pembelajaran seperti biasanya.

    Pembelajaran daring adalah pembelajaran tanpa melakukan tatap

    muka melalui platform yang tersedia. Kebijakan yang diambil pemerintah

    dalam bidang pendidikan ini tentu ada banyak hal yang harus

    dipertimbangkan, kesiapan semua pihak untuk beralih dari pembelajaran

    tatap muka ke pembelajaran online . Pembelajaran online ini menghadapi

    beberapa tantangan yang harus segera dicarikan solusinya diantaranya; (1)

    Ketimpangan teknologi antara sekolah besar dan daerah; (2) Keterbatasan

    kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran; (3)

  • 5

    Keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatn teknologi pendidikan seperti

    internet dan kuota; (4) Relasi guru-murid-orang tua dalam pembelajaran

    yang belum integral” (Suharwoto, 2020. Pembelajaran Online di Tengah

    Pandemi(Online).www.timesindonesia.co.id, diakses 20 April 2020).

    Berdasarkan surat edaran di atas maka dalam pembelajaran online

    menurut peneliti, harus di imbangi SDM pendidik yang cakap dalam

    teknologi, orang tua siswa yang juga harus cakap dalam teknologi selaku

    pengawas selama peserta didik belajar di rumah, fasilitas belajar dari

    rumah peserta didik, bagaiaman sitem pengawasan guru terhadap proses

    belajar siswa, dan juga bagaimana supaya pembelajaran online bisa efektif

    dan siswa sebagai objek pendidikan tetap bisa merasakan kegiatan

    pembelajaran sebagaimana mestinya.

    Kenyataannya, pembelajaran tatap muka yang dialihkan ke

    pembelajarn online ini menurut pengamatan peneliti, di berbagai jenjang

    pendidikan, masih terdapat banyak kekurangan baik untuk tingkatan

    SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan perguruan tinggi, lebih

    kepada beralih dari pembelajaran tatap muka berubah menjadi penugasan

    Online bukan pembelajaran Online, bukan lagi interaksi antara pendidik

    dan peserta didik yang seharusnya meninggalkan kesan dan pesan yang

    mendalam dan tersampaikan ke peserta didik sebagaimana isi dari surat

    edaran dari Mendikbud. Pembelajaran online yang berlangsung selama ini

    penulis khawatirkan tidak akan maksimal terhadap kegiatan pembelajaran

    dan juga perkembangan baik kognitif, psikomotor dan juga afektif siswa.

    http://www.timesindonesia.co.id

  • 6

    MI Al-Mustajab Wahyurejo merupakan MI dengan akreditasi A

    yang ada di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, MI ini baru

    pertama kali melakukan pembelajaran secara online di tahun 2020 ini pada

    semester genap sesuai dengan himbauan dan surat edaran daripada

    KEMENDIKBUD. Hal ini tentu memerlukan kesiapan serta kerja sama

    dari kepala madrasah, guru, orang tua dan juga siswa-siswi di MI Al-

    Mustajab Wahyurejo untuk siap beralih dari pembelajaran konvensional

    ke pembelajaran online. Pembelajaran online tentu harus juga diimbangi

    oleh fasilitas yang memadai pula, baik sarana maupun prasarana meliputi

    media dan juga tentu kuota, serta kecakapan dari pihak guru dan orang tua

    dalam menggunakannya. Guru juga harus kreatif supaya pembelajaran

    online tidak membosankan dan tidak terkesan hanya beralih menjadi

    penugasan online.

    Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa

    beberapa guru, orang tua serta siswa di MI Al Mustajaba Wahyurejo,

    proses dan pelaksanaan pembelajaran online di MI Al-Mustajab

    Wahyurejo secara umum, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran

    Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam

    Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Diseas(COVID 19) poin ke dua (2),

    yaitu siswa belajar di rumah dengan penugasan yang disampaikan oleh

    guru kepada siswa melalui orang tua, dengan media smartphone

    menggunakan fitur grup pada aplikasi Whatsapp, jadi guru tidak perlu

    memberitahukan tugas kepada masing-masing orang tua siswa satu persatu,

  • 7

    dengan begitu guru bisa efisien dalam pemberian tugas berkat adanya

    aplikasi tersebut, untuk pengechekan tugas oleh guru, orang tua atau wali

    mengirim foto tugas yang telah dikerjakan kepada guru.

    Secara khusus, dalam pelaksanaan pembelajaran online di MI Al

    Mustajab Wahyurejo memiliki sistem pemberian tugas yang terkesan

    kurang berjalan dengan baik karena berdasarkan pengamatan dan

    wawancara peneliti dengan beberapa orang tua dan siswa, pemberian tugas

    hanya beberapa kali dalam seminggu, minimal tiga (3) kali, dan itupun

    menurut peneliti belum berjalan maksimal karena kadang yang

    mengerjakan bukan siswa, melainkan orang tua maupun saudara dari

    siswa yang bersangkutan, jadi siswa malah tidak belajar, apalagi jika tidak

    ada pemberian tugas dari guru, siswa sama sekali tidak membuka bukunya

    untuk dipelajari.

    Kecamatan Pringapus merupakan kecamatan dengan industri

    garmen yang cukup besar dan juga daerah dengan sektor pertanian luas

    yang masih banyak petaninya, banyak dari orang tua siswa siswi di MI Al-

    Mustajab bekerja sebagai petani yang kurang cakap dalam teknologi

    seperti handphone serta platform digital seperti whatsapp, dan juga

    karyawan pabrik yang hampir sebagian besar hari-hari kerja senin-sabtu,

    pagi-sore bahkan malam dihabiskan di tempat kerja. Padahal siswa-siswi

    MI Al-Mustajab yang terbiasa dengan pembelajaran konvensional yaitu

    tatap muka butuh pendampingan orang tua selama pembelajaran daring

    atau online dari rumah. Pembelajaran online di tingkat sekolah dasar atau

  • 8

    sederajat membutuhkan peran serta orang tua dalam pelaksanaannya,

    karena tidak mungkin membiarkan anak-anak usia SD atau MI diberi

    akses ke internet dan handphone dengan bebas. Hal-hal ini tentu juga

    menjadi perhatian bagaimana pelaksanaan pembelajaran online akan di

    terapkan di MI-Al-Mustajab Wahyurejo mengingat kondisi orang tua

    siswa yang beragam.

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian mengenai implementasi pembelajan online di

    Kec.Pringapus, Kab. Semarang yaitu MI Al-Mustajab Wahyurejo dengan

    judul IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ONLINE DI MI AL-

    MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020.

    A. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memfokuskan

    penelitian ini sebagaimana dikemukakan, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagaimana implementasi pelaksanaan pembelajaran online di MI Al-

    Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran 2019/2020?

    2. Apa faktor-faktor penghambat yang dihadapi selama pelaksanaan

    pembelajarn online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran

    2019/2020?

  • 9

    B. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan fokus penelitian yangbtelah dikemukakan di atas,

    tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pelaksanaan

    pembelajaran online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun pelajaran

    2019/2020.

    2. Untuk mnegetahui faktor penghambat yang dihadapi selama

    pelaksanaan pembelajarn online di MI Al-Mustajab Wahyurejo tahun

    pelajaran 2019/2020.

    C. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

    semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini akan

    dikemukakan sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, penelitian ini akan mengkaji bagaimana

    implementasi pembelajaran online yang sedang dilaksanakan, dan

    mencari tau apa saja faktor pendukung maupun faktor penghambat

    yang dihadapi selama diimplementasikan pembelajarn online, yang

    dikemudian hari bisa dipakai sebagai evaluasi jika pembelajaran online

    akan dilaksanakan kembali.

  • 10

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    Siswa mempunyai tempat untuk menyampaikan bagaimana

    perasaan mereka dan kendala yang mereka alami terkait dengan

    melaksanakan pembelajaran online.

    b. Bagi guru

    Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    informasi serta masukan berharga bagi para guru dalam

    melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses

    pembelajaran online.

    c. Bagi orang tua siswa

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa

    pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi

    belajar putra putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati

    para orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka

    menyukseskan pendidikan putra-putrinya.

    d. Bagi sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

    berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan

    yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya pelaksanaan

    pembelajaran online yang dikemudian hari mungkin dilaksanakan

    kembali supaya menjadi lebih baik.

  • 11

    e. Bagi peneliti

    Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagaimana

    pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran online

    sehingga dapat menjadi bahan evaluasi kedepannya.

    D. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari adanya salah penafsiran atau pemahaman terhadap

    penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan maknanya agar pemahaman

    dan pembahasannya dapat terarah sesuai dengan tujuan yang hendak

    dicapai. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

    1. Implementasi

    Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

    penerapan. Menurut beberapa ahli dalam buku Syarifuddin Nurdin dan

    Basyiruddin Usman yang berjudul Guru Profesional dan Implementasi

    Kurikulum, Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan

    implementasi sebagai evaluasi, pengertian lain dikemukakan oleh

    Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.

    Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi

    bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu

    sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi

    bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan

    dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu

    untuk mencapai kegiatan (Nurdin, 2003: 70). Dapat disimpulkan

  • 12

    bahwa pengertian implementasi adalah pelaksanaan atau perbuatan

    yang dirancang dan terencana untuk mencapai suatu tujuan.

    2. Pembelajaran online

    Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

    republik indonesia nomor 119 tahun 2014 tentang penyelenggaraan

    pendidikan jarak jauh(pjj) jenjang pendidikan dasar dan menengah bab

    1 ketentuan umum Pasal 1 poin 1 dijelaskan bahwa pendidikan jarak

    jauh(PJJ) adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari

    pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar

    melalui penerapam prinsip-prinsip teknologi pendidikan atau

    pembelajaran.

    Menurut Bonk Curtis J. Secara tersirat mengemukakan dalam

    survei Online training in an Online World bahwa konsep pembelajaran

    online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report of the

    Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk

    Curtis J. (2002 hlm 29) defines e-learning as”instructional content or

    learning experiences delivered or enabled by electronic

    technology”(Riyana, Konsep Pembelajaan Online, hlm:14).

    Berdasarkan pendapat tersebut yang kurang lebih peneliti artikan

    “ konten pengajaran atau pengalaman belajar yang disampaikan atau

    diaktifkan oleh teknologi elektronik”.

    Berdasarkan dua pengertian mengenai pembelajaran online di

    atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran online adalah

  • 13

    pembelajaran yang peserta didik dan guru terpisah jarak atau tidak

    saling tatap muka secara langsung dan dalam pengajarannya konten

    atau isi pelajaran disampaikan melalui perantara teknologi elektronik,

    dalam hal ini bisa perangkat smartphone,komputer atau platform lain

    yang bisa digunakan dalam pembelajaran online.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun dalam bab–bab

    tersendiri untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti pembahasan

    skripsi. Namun demikian antara bab satu dengan yang lainnya mempunyai

    hubungan yang erat dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.

    Kemudian dari masing–masing bab ini dibagi menjadi sub–sub bab yang

    berkaitan, yaitu bagian awal, tengah, dan ahir.

    Bagian awal berisikan halaman sampul, halaman judul, halaman

    persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman abstrak,

    halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,

    halaman daftar gambar dan halaman tabel.

    Bagian tengah merupakan isi penelitian yang disajikan dalam

    bentuk bab–bab, sub bab yang lebih merinci lagi dengan menganut

    sistematika tertentu. Dalam bagian tengah ini terdiri dari lima bab, yaitu

    sebagai berikut:

    BAB I pendahuluan, bab ini berisikan tentang latar belakang

    masalah, yaitu kesenjangan pembelajaran online secara teori dan keadaan

    di lapangan. Kemudian fokus masalah, bagian ini berisi tentang cakupan

  • 14

    atau topik-topik pokok masalah yang akan diungkap melalui penelitian ini.

    Selanjutnya yaitu tujuan penelitian, berisi sasaran hasil yang ingin dicapai

    dalam penelitian, disesuaikan dengan fokus yang telah dirumuskan.

    Setelah itu manfaat penelitian, berisi uraian manfaat penelitian bagi

    pengembangan dunia kependidikan. Selanjutnya penegasan istilah, yang

    dimaksud di sini adalah untuk menghindari kekurang jelasan atau

    pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai

    istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Sub bab terahir pada

    bab ini adalah sistematika penelitian, berisi paparan secara ringkas

    mengenai isi dari masing-masing bab dalam skripsi ini.

    BAB II landasan teori, berisi dua (2) sub bab yaitu landasan teori

    dan kajian pustaka. Landasan teori berisi uraian tentang teori yang

    relevan, lengkap, mutahir/sejalan dengan permasalahan. Selanjutnya

    kajian pustaka, berisi berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian

    terdahulu (prior research) yang relevan dengan permasalahan dan variabel

    yang diteliti. Kajian pustaka dimaksudkan untuk memperkaya wawasan

    peneliti tentang tema atau fokus kajian dan menghindari duplikasi

    penelitian.

    BAB III metode penelitian, terdiri dari enam (6) sub bab, yaitu:

    jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur

    pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data. Jenis

    penelitian berisi tentang pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

    kualitatif, beserta alasan singkat mengapa pendekatan ini dipilih, dan

  • 15

    penjelasan jenis penelitian. Lokasi dan waktu penelitian, berisi penjelasan

    uraian lokasi penelitian, yaitu identifikasi karakteristik lokasi, alasan

    memilih lokasi, dan bagaimana peneliti memasuki lokasi penelitian.

    Kemudian sumber data, memaparkan jenis data, sumber data, dan teknik

    penjaringan data dengan uraian yang memadai. Uraian tersebut meliputi

    data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang

    dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan

    informan itu, dan bagaimana cara mengumpulkan data, sehingga

    kredibilitasnya terjamin. Ke empat(4) yaitu prosedur pengumpulan

    data,bagian ini menjelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan

    yaitu wawancara mendalam. Selanjutnya sub bab ke lima(5) yaitu analisis

    data, bagian ini menguraikan proses pelacakan dan pengaturan secara

    sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-

    bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya dengan baik. Sub

    bab terahir pengecekan keabsahan data, menguraikan tentang teknik yang

    digunakan peneliti dalam mengecek keabsahan data temuan penelitian atau

    sering disebut dengan reduksi data.

    BAB IV yaitu paparan data, pada bab ini akan berisi tentang

    paparan atau uraian dan analisis data yang telah dikumpulkan dan

    disajikan dalam bentuk deskripsi, uraian ini terdiri atas paparan data yang

    disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian

    dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan

  • 16

    (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta

    deskripsi informasi lainnya.

    BAB V Berisikan tentang penutupan yang berisi tentang

    kesimpulan dan saran yang merupakan bab terakhir dalam rangkaian

    penulisan penelitian. Dalam bab lima ini, penulis akan menguraikan dalam

    bentuk kesimpulan dari penelitian dan kata penutup.

    Bagian terakhir ini penulis akan membuat daftar pustaka,

    lampiran–lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

  • 17

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. .Landasan Teori

    Berikut adalah teori-teori terkait dengan implementasi

    pembelajaran online yang peneliti gunakan sebagai acuan dalam penelitian

    ini:

    1. Implementasi

    Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

    penerapan. Dalam implementasi terkandung sebuah perencanaan, cara

    pelaksanaan, pengawasan, dan juga evaluasi. Dalam

    mengimplementasikan sesuatu pasti banyak hal yang harus diperhatikan

    dan menjadi pertimbangan supaya tidak terjadi kekeliruan dan tujuan

    daripada implemnetasi suatu hal tersebut dapat mencapai tujuan dengan

    maksimal dan sesuai yang diharapkan.

    Menurut EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, implementasi

    adalah penerapan, pelaksaan. Implementasi biasanya terdiri dari cara-

    cara atau sarana-sarana tertentu yang direncanakan atau didesain secara

    khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan saran yang

    dikehendaki (Fajri dan senja, 2008: 374).

    Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul “Konteks

    Implementasi Berbasis Kurikulum”, Nurdin Usman mengemukakan

    pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :

    Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya

  • 18

    mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi

    suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan

    (Usman, 2002:70). Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas,

    dapat dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi

    suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

    berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh

    karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek

    berikutnya.

    Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul “Implementasi

    Dalam Birokrasi Pembangunan”, Guntur Usman mengemukakan

    pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut :

    Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses

    interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan

    jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004:39). Pendapat

    di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam implementasi terdapat

    keterkaitan aktifitas antara tindakan untuk mencapai tujuan daripada

    pengimplementasian suatu hal, dan dibutuhkan jaringan pelaksana yang

    luas, kerjasama yang bagus dan dalam birokrasinya harus efektif.

    Pengertian implemetasi dari beberapa ahli di atas, peneliti

    simpulkan sebagai berikut, bahwa implementasi adalah wujud nyata dari

    sebuah perencanaan, dalam implementasi terkandung cara-cara, rencana,

    aktivitas yang terkait dengan kegiatan untuk mencapai tujuan, dan dalam

    implementasi harus ada kerjasama yang baik antar lini dan juga birokrasi

  • 19

    yang efektif, apalagi sebuah implementasi program pendidikan yang

    cukup kompleks permasalahannya di Indonesia.

    2. Pembelajaran Online

    Peneliti mengambil beberapa teori mengenai pembelajaran online

    ini, yaitu terkait pembelajaran online, karakteristik pembelajaran online,

    dan juga bentuk pembelajaran online. Teori-teori tersebut sebagai

    berikut:

    a. Pembelajaran online atau E-learning

    Pembelajaran online adalah sebuah model pembelajaran

    dengan memanfaatkan platform digital dan tentu ketika pembelajaran

    online dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang

    terjadinya kegiatan pembelajaran tersebut. Lahir dan berkembangnya

    E-learning dalam dunia pendidikan diharapkan mampu

    meningkatkan efektifitas dan efisiensi sekaligus mengatasi tiga

    masalah besar pendidikan khususnya di Indonesia sebagaimana

    ditulis dalam Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional 2005-

    2009, yaitu (1) pemerataan dan akses pendidikan, (2) mutu, relevansi

    dan daya saing lulusan, dan (3) tata kelola atau governance,

    akuntabilitas dan citra publik terhadap pendidikan. Pemanfaatan E-

    learning sangat diperlukan dalam membangun sektor pendidikan di

    Indonesia, khususnya berkaitan dengan masalah pemerataan dan

    akses pendidikan.

  • 20

    Kesenjangan akses pendidikan antara perkotaan dan pedesaan atau

    daerah tertinggal yang terjadi di Indonesia menuntut pemerintah agar

    berupaya sedemikian rupa sehingga anggota masyarakat bisa menikmati

    pendidikan, baik itu yang diselenggarakan secara tatap muka maupun

    secara modern dengan memanfaatkan E-learning, baik itu bagi mereka

    yang bertempat tinggal di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.

    E-learning berasal dari huruf ‘e’ (electronic) dan ‘learning’

    (pembelajaran). Dengan demikian E-learning adalah pembelajaran yang

    menggunakan jasa elektronika. Secara umum definisi E-learning adalah

    pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti

    Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive

    TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT) secara lebih fleksibel

    demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran dan

    penilaian. Sedangkan secara lebih khusus E-learning didefinisikan sebagai

    pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi

    pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja.

    E-learning menurut lembaga pendidikan dunia UNESCO (2002)

    dalam sebuah jurnal berjudul Konsep Pembelajaran Online mendefinisikan

    E-learning sebagai “...learning through available in the computers. Thus,

    E-learning or online learning is always connected to a computer or having

    information available through the use of computer”. Peneliti artikan

    sebagai berikut” belajar melalui apa yang tersedia di komputer. Dengan

    demikian, E-learning atau pembelajaran online selalu terhubung ke

  • 21

    komputer atau memiliki informasi yang tersedia melalui penggunaan

    computer”.

    Menurut wikipedia.org (2009) dalam sebuah jurnal berjudul

    Konsep Pembelajaran Online bisa ditemukan definisi E-learning sebagai

    berikut: “Electronic learning or E-learning is a general term used to refer

    to computer-enhanced learning. It is used interchangeably in so many

    contexts that it is critical to be clear what one means when one speaks of

    'E-learning'”. Peneliti artikan sebagai berikut” Pembelajaran elektronik

    atau E-learning adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada

    pembelajaran yang disempurnakan dengan komputer. Ini digunakan secara

    bergantian dalam banyak konteks yang sangat penting untuk menjelaskan

    apa yang seseorang maksudkan ketika seseorang berbicara tentang 'E-

    learning.

    Peneliti menarik kesimpulan dari beberapa definisi di atas, bahwa

    E-learning atau pembelajaran online memiliki satu kesamaan yaitu sebuah

    pembelajaran yang memanfaatkan jasa atau media platform elektronik

    sebagai medianya, baik secara penuh, setengah-setengah maupun hanya

    sebagai selingan.

    b. Karakteristik pembelajaran online

    Pembelajaran online sendiri memiliki karakteristik sebagaimana

    dijelaskan oleh Hardjito (2002) dalam jurnalnya yang berjudul”Internet

    Untuk Pembelajaran” 1. Sebagai media interpersonal dan juga sebagai

    media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one

  • 22

    maupun one-to-many. 2. Memiliki sifat interaktif. 3. Memungkinkan

    terjadinya komunikasi secara sinkron (synchronous)maupun komunikasi

    tertunda (asyncronus), sehingga memungkinkan terselenggarakannya

    ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat terselenggarakannya suatu

    proses pembelajaran.

    Menurut Soekarwati (2003) dalam jurnalnya yang

    berjudul ”Prinsip Dasar E-learning: Teori dan Aplikasinya di

    Indonesia”,karakteristik pembelajaran online adalah: 1. Memanfaatkan

    jasa teknologi elektronik, di mana guru dan siswa, serta sesama siswa, atau

    guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relative mudah dengan

    tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.2. Memanfaatkan keunggulan

    komputer(digital media dan computer networks).3. Menggunakan bahan

    ajar bersifat mandiri(self learning materials) disimpan di komputer

    sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja

    bila yang bersangkutan memerlukannya. Memanfaatkan jadwal

    pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang

    berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di

    komputer.

    Menurut Botcher (Hardjito ,2002) menjelaskan bahwa dalam

    strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca,

    penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya

    tergantung dari satu atau lebih dari tiga metode dasar komunikasi, yaitu: 1.

  • 23

    Komunikasi pengajar dengan siswa. 2. Komunikasi antara siswa dengan

    sumber belajar. 3. Komunikasi di antara siswa

    Jika ketiga aspek tersebut dapat diselenggarakan dengan komposisi

    yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang

    optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat

    ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga komunikasi tersebut (Hardjito,

    2002).

    Dari beberapa pendapat mengenai karakteristik pembelajaran

    online dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran online pasti

    memanfaatkan media berupa alat elektronik baik berupa komputer atau

    lainnya, kemudian juga walaupun pembelajaran dilaksanakan secara

    online atau tanpa tatap muka harus ada interaksi antara sesama guru, guru

    dengan siswa dan juga siswa dengan siswa walaupun bukan ineraksi

    secara langsung. Kemudian pembelajaran online juga memiliki beberapa

    bentuk, adapun pembahasannya sebagai berikut di bawah ini:

    c.Bentuk Online learning (pembelajaran online)

    Menurut Haughey dalam (Hardjito, 2002) menjelaskan terdapat

    tiga bentuk pembelajaran online sebagai dasar pengembangan sistem

    pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: online Web course,

    Web Centric Course, Web Enhanced Course.

    Online Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan

    pembelajaran, semua bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,

    dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Kemudian bentuk

  • 24

    Web Centric Course, adalah pembelajaran dengan sebagian bahan belajar

    dan latihan disampaikan melalui internet sedangkan ujian dan sebagian

    konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Presentase

    tatap muka dalam Web Centric Course lebih kecil dibandingkan

    presentase proses belajar melalui internet. Selanjutnya adalah bentuk Web

    Enhanced Course, bentuk Web Enhanced Course adalah pemanfaatan

    internet untuk pendidikan untuk menunjang peningkatan kualitas belajar

    mengajar di kelas, bentuk ini kegiatan pembelajaran utama adalah

    kegiatan tatap muka di kelas. Peranan internet dalam Web Enhanced

    Course adalah menyediakan sumber-sumber yang sangat kaya dengan

    memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan ke berbagai sumber

    belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan

    kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan

    peserta didik secara timbal balik.

    Berdasarkan ketiga jenis bentuk pembelajaran online yang

    dijelaskan di atas, peneliti penyimpulkan ada kesamaan di antara

    ketiganya yaitu memanfaatkan internet dalam proses pembelajarannya,

    dan yang membedakan adalah seberapa besar peran internet dipakai dan

    presentase tatap muka yang digunakan.

    Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pembelajaran online yang

    dilakukan di MI Al_mustajab Wahyurejo menggunakan jenis

    pembelajaran online Web Course di mana tatap muka antara siswa dan

    guru tidak ada, seluruh penugasan melalui platform digital yang

  • 25

    disampaikan ke orang tua siswa karena siswa belum diberikn akses untuk

    memiliki handphone.

    B.Kajian Pustaka

    Kajian pustaka peneliti ambil dari penelitian terdahulu, yaitu

    berupa skripsi dan jurnal. Adapun pembahasan dari penelitian sebelumnya

    adalah sebagai berikut:

    1.Implementasi e-learning berbasis kelas-e sebagai sumber belajar ( Studi

    Kasus Siswa Kelas X Jurusan Multimedia Di SMK Bagimu Negeriku

    Semarang).

    Penelitian oleh Arif Rahman Yunianto pada tahun 2015, adapun

    hasil dalam penelitian ini sebagai berikut : (1) perencanaan implementasi

    e-learning berbasis Kelas-e sebagai sumber belajar di SMK Bagimu

    Negeriku Semarang mendapatkan dukungan dan kebijakan dari pihak

    sekolah bahkan telah direncanakan sebelumnya. Sarana dan prasarana

    yang tersedia serta pemahaman guru tentang e-learning merupakan

    komponen yang penting dalam aspek perencanaan implementasi e-

    learning. (2) penerapan e-learning berbasis Kelase sebagai sumber belajar

    di SMK Bagimu Negeriku Semarang tergolong dalam fungsi pembelajaran

    suplemen dan komplemen namun dapat memotivasi guru dan siswa dalam

    meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi pembelajaran dengan

    memanfaatkan teknologi informasi. (3) SMK Bagimu Negeriku Semarang

    belum memiliki sistem evaluasi yang khusus terhadap penerapan e-

    learning berbasis Kelas-e untuk pembelajaran. Evaluasi baru dilakukan

  • 26

    dari jurusan Multimedia dimana pihak jurusan melakukan evaluasi

    terhadap hasil-hasil yang telah di lakukan atau di kerjakan di dalam e-

    learning.

    Dalam rangka pengoptimalan implementasi e-learning, pihak

    sekolah dapat memberikan pelatihan e-learning berbasis Kelas-e secara

    khusus kepada para guru dan siswa untuk mendukung implementasi e-

    learning berbasis Kelas-e secara keseluruhan.

    Perbedaan dalam penelitian tersebut dengan yang peneliti teliti

    adalah dalam hal pelaksanaan yang sudah berjalan cukup lama, dan sudah

    terencana, guru-guru sebelumnya sudah dibekali pelatihan-pelatihan dan

    pembelajaran online berbasis kelas-e atau kelas elektronik ini, sedangkan

    yang peneliti teliti adalah pembelajaran online yang dilakukan karena

    sebuah pandemic yang memaksa pembelajaran online untuk diterapkan,

    tentu perencanaan juga kurang matang, fasilitas dan sarana prasarana juga

    kurang memadai. Kemudian dalam bentuknya yaitu Web Enhanced

    Course, di mana internet sebagai penunjang saja, tetap pembelajaran

    utama dalam bentuk tatap muka, sedangkan yang peneliti teliti berbentuk

    online Web Course di mana tatap muka secara langsung antara siswa dan

    guru tidak ada, seluruh penugasan melalui platform digital yang

    disampaikan ke orang tua Sementara persamaannya adalah sama-sama

    pembelajaran online yang tentu memanfaatkan media elektronik atau e-

    learning.

  • 27

    2.Sistem manajemen pembelajaran online, melalui e-learning.

    Penelitian yang dilakukan oleh Suryati, adapaun hasil

    penelitiannya adalah sebagai berikut, (1) E-learning adalah sebuah

    pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan

    komunikasi. (2) Pembelajaran dengan E-learning memungkinkan pengajar

    dan pembelajar untuk tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang

    sama untuk melangsungkan pembelajaran. Pengajar mengunggah bahan-

    bahan pelajaran pada situs E-learning, dan pembelajar dapat

    mengaksesnya kapan pun dan dimana pun. E-learning tidak bergantung

    pada waktu dan ruang. (3) Namun demikian, Dengan interaktifitas dan

    fleksibiltas yang ditawarkannya, E-learning justru mampu memperpendek

    jarak antara pengajar dan pembelajarnya.(4) Pengajar dan pembelajar

    dalam E-learning sama-sama berperan sebagai subjek, yakni memiliki

    peran aktif yang menentukan keberhasilan E-learning. (5) Selain dengan

    kemampuan dan kemauan dari semua pihak, keberhasilan penggunaan E-

    learning sangat dipengaruhi oleh daya beli pengajar dan pembelajar

    terhadap fasilitas- fasilitas teknologi yang dibutuhkan. Hal demikan bisa

    dipahami karena E-learning merupakan suatu aplikasi yang memerlukan

    dukungan infrastruktur yang berkaitan dengan lembaga pendidikan,

    pengajar, dan pembelajarnya.

    Dalam penelitian ini yang ditekankan adalah dalam hal manajemen

    pembelajaran online itu sendiri, sedangkan yang peneliti teliti lebih

    menekankan kepada implementasi nyata daripada pembelajaran online.

  • 28

    Sedangkan persamaannya adalah sama-sama mengangkat tentang

    pembelajaran online.

    3.Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran

    Penelititian oleh Wiwin Hartanto pada tahun 2016 ini memiliki

    hasil penelitian sebagai berikut, Keberhasilan e-learning ditunjang oleh

    adanya interaksi maksimal antara pendidik dan peserta didik, antara

    peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara peserta didik

    dengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam

    interaksi tersebut. Apabila pembelajaran bebasis pada web, maka

    diperlukan adanya pusat kegiatan peserta didik, interaksi antar kelompok,

    administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, dan materi

    online. Dari sisi teknologi informasi, internet memungkinkan perombakan

    total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini berlaku. Teknologi

    informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan

    menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia

    pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah (1)

    peserta didik dapat dengan mudah mengambil materi pembelajaran

    dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan tempat dan waktu; (2) Peserta

    didik dapat dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli

    atau pakar di bidang yang diminatinya; (3) Materi pembelajaran bahkan

    dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung

    pada dimana mahasiswa belajar. Berbagai peluang tersebut masih

    menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan infrastuktur teknologi

  • 29

    informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap

    kelangsungan e-learning.

    Dalam penelitian ini lebih menekankan pembelajaran online dengan media

    elektronik yang hanya sebagai media saja, pembelajaran masih dalam bentuk

    tatap muka, jadi media elektronik hanya sebagai penunjang dalam pembelajaran,

    sebagai penyedia materi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja, sedangkan

    yang peneliti teliti adalah pembelajaran yang secara penuh melalui media

    elektronik, bukan hanya sebagai media penujang saja, tapi juga sebagai media

    interaksi antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan guru dengan wali siswa.

    Sedangkan persamaannya tentu sama –sama pembelajaran online yang tentu

    memanfaatkan internet

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sebagai prosedur

    penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

    lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati. Penulis buku

    penelitian kualitatif lainnya Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa

    penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah,

    dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

    jalan melibatkan berbagai metode yang ada (Moleong 2008: 4-5).

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

    studi kasus atau dikenal pula penelitian lapangan (field study). Oleh karena

    itu, sering pula disebut sebagai ‘penelitian lapangan’. Penelitian ini

    dilakukan guna mempelajari secara intensif tentang interaksi lingkungan,

    posisi, serta keadaan lapangan suatu unit penelitian (misalnya: unit sosial

    atau unit pendidikan) pada secara apa adanya. Subjek penelitian dapat

    berupa individu, masyarakat, ataupun institusi. Sesungguhnya subjek

    penelitiannya relatif kecil. Namun demikian, fokus dan variabel yang

    diteliti cukup luas (Suyitno ,2018:90)

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni pencarian

    fakta dengan interprestasi yang tepat, dengan pendekatan kualitatif, yaitu

    penelitian yang dilakukan untuk memperoleh suatu teori dalam

    implementasi pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo.

  • 31

    B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian ini dilaksanakan adalah di MI Al Mustajab

    Wahyurejo Kecamatan Pringapus. Sekilas mengenai Madrasah Ibtidaiyah

    Al Mustajab Wahyurejo beralamat di Jln PTPN IX Jatirunggo, Dsn.

    Wahyurejo (Trembel), Kel. Pringapus, Kec. Pringapus. Kab. Semarang

    dan Provinsi Jawa Tengah. MI Al Mustajab terletak di dusun yang terdiri

    dari dua RT dan terpisah agak jauh dari desa sebelah. Sedangkan waktu

    penelitian pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2020.

    Peneliti memilih MI Al Mustajab sebagai lokasi penelitian karena

    MI ini memiliki akreditasi yang bagus, yaitu A, memiliki kelas pararel dari

    kelas satu (1) sampai tiga (3), MI ini baru pertama kali menerapkan

    pembelajaran secara online, latar belakang masyarakat orang tua wali yang

    memiliki berbagai macam profesi, dan juga sarana prasarana yang

    seadanya untuk menerapkan pembelajaran online membuat peneliti

    semakin tertarik untuk melakukan penelitian di MI Al Mustajab

    Wahyurejo.

    C. Sumber Data

    1. Data Primer

    Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

    data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011: 225). Hal ini tercermin

    dengan adanya kata-kata dan tindakkan yang diperoleh dari pengamatan

    lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer yang

    akan didapati oleh peneliti diantaranya bersumber dari Kepala

  • 32

    Madrasah Ibtidaiyah Al Mustajab Wahyurejo, guru kelas, orang tua

    wali murid.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

    memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain

    atau lewat dokumen (Sugiyono, 2010: 225). Sumber tertulis merupakan

    sumber kedua dan merupakan bahan tambahan yang dapat dibagi atas

    sumber buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan resmi

    (Moleong, 2009: 159).

    Sumber tertulis dari penelitian ini antara lain: dokumen dokumen resmi

    yang berupa dokumen profil MI Al Mustajab Wahyurejo.

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    1. Teknik Observasi

    Selaras dengan pendapat Arikunto dkk (2008:17) observasi,

    adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret

    seberapa jauh efek tindakan telah mencapai batasan. Dalam observasi

    atau pengamatan ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan

    yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi,

    mengatur atau memanipulsasi data yang telah didapat ( Nasution,

    20011:106). Pada observasi ini peneliti lebih mengamati bagaimana

    pelaksanaan pembelajaran online ke lapangan langsung, pada waktu

    sehabis maghrib karena hampir sebagian subjel observasi peneliti ada di

    rumah dan bisa mendampingi anak belajar mulai sore, dalam observasi

  • 33

    ke rumah siswa, peneliti mengamati bagaimana siswa belajar serta

    pengawasan dan pandampingan orang tua terhadap proses belajar siswa.

    Peneliti tidak ikut campur selama kegiatan observasi, dan hanya

    mengamatai apa yang ada di lapangan, hal ini bertujuan supaya hasil

    data observasi apa adanya sesuai dengan kondisi di lapangan.

    2. Teknik Wawancara atau Interview

    Menurut Basrowi dan Suwardi, (2008: 127), wawancara adalah

    dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara

    (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang

    diwawancarai (interviewer) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan

    itu. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah Madrasah

    Ibtidaiyah Al Mustajab Wahyurejo, guru kelas, orang tua wali murid,

    serta siswa MI Al Mustajab Wahyurejo. Wawancara ini dilakukan

    untuk mendapatkan jawab yang riil dan akurat dari informan. Meskipun

    demikian peneliti tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan

    pertanyaan pada aspek-aspek lain yang mendukung terhadap topik

    penelitian.

    Wawancara peneliti lakukan di madrasah berssama kepala

    madrasah, sedangkan wawancara dengan guru peneliti lakukan dengan

    media chat whatsapp karena guru-guru work from home atau mengajar

    dari rumah, sedangkan wawancara dengan wali siswa, peneliti lakukan

    dengan mendatangai subjek wawancara ke rumah.

  • 34

    3. Teknik Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

    menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen baik dokumen

    tertulis, gambar maupun elektronik dokumen dokumen tersebut

    diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isisnya dengan tujuan

    pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk

    suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Dalam penelitian ini,

    peneliti menggunakan dokumen antara lain:

    a. Dokumen pribadi

    Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang

    secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.

    Maksud menggumpulkan dokumen pribadi ialah untuk

    memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial, dan arti berbagai

    faktor disekitar subjek penelitian. Contoh dokumentasi pribadi

    adalah buku harian, surat pribadi, dan otobiografi .

    b. Dokumen resmi

    Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen

    eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,

    aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam

    kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi

    yang dihasilkan oleh suatu lembaga social misalnya majalah

    bulletin, pernyataan, dan berita yang dibagikan kepada media masa.

    Teknik ini secara khusus digunakan untuk memeproleh dokumen

  • 35

    resmi tentang profil sekolah secara umum, visi misi, struktur

    oganisasi, profill guru dan karyawan, keadaan siswa, saranana dan

    prasarana. Sedangkan dokumen pribadi guru meliputi : rpp, daftar

    siswa, hasil raport, penilaian, ekstrakulikuler, dan buku komunikasi.

    4. Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

    dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

    kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

    ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan

    dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

    diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,2011: 244)

    Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul

    yang terdiri dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,

    mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya.

    Setelah itu metode yang di gunakan kan adalah analysis

    content. Data hasil analisis ini akan dilihat bukti nyatanya dalam

    observasi langsung ke rumah siswa mengenai konsep tulis dengan

    pelaksanaan dilapangan lalu data yang diperoleh akan dideskripsikan

    secara induktif dalam sebuah laporan hasi penelitaian deskriptif.

  • 36

    5. Pengecekan Keabsahan Data

    Menurut pendapat Moleong (2008: 324) dalam pengecekan data

    ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibelity),

    keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan

    kepastian (confirmability).

    Peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibelity) pada kali ini.

    Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data

    secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

    Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara

    terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti

    menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan

    keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,

    2008:330)

    Disini peneliti akan mengajukan berbagai variasi pertanyaan,

    mengecek dengan sumber data atau informan yang berbeda, observasi

    wawancara secara mendalam dan dokumentasi sehingga keakuratan

    akan semakin tinggi. Data-data hasil wawancara dan juga hasil dari

    observasi peneliti kaji dan dibuat dalam triangulasi data. Dalam

    triangulasi data ini, peneliti mengelompokkan data-data dari hasil

    wawancara dengan narasumber berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

    yang telah peneliti ajukan dan kemudian dibuat kesimpulan supaya

    lebih mudah dalam menganalisis data hasil wawancara.

  • 37

    BAB IV

    PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Pemaparan Data

    1. Implementasi pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo

    Paparan data terkait dengan implementasi pembelajaran online di

    MI Al Mustajab akan peneliti paparkan berdasarkan hasil wawancara

    dengan informan atau narasumber yang telah peneliti wawancarai

    tanpa mengubah isi atau hasil wawancara sebagai berikut.

    Terkait dengan penerapan pembelajaran online di MI Al Mustajabini sebagaimana dijelaskan oleh Bu Umi selaku kepala madrasah ”Untuk pembelajaran online di MI kami ini kami sesuaikan dengansurat edaran KEMENDIKBUD, yaitu menggunakan teknologikomunikasi yang sekiranya paling sesuai dan bisa menjangkau hampirseluruh siswa kami, tidak ada tatap muka secara langsung di sekolahantara guru dan siswa, guru-guru kami mengajar dan memberikanmateri dari rumah masing-masing, begitu pula dengan siswa-siswakami, mereka juga belajar dari rumah masing-masing, ini sebagaibentuk upaya kami mengikuti kebijakan dari pemerintah dengan PSBBuntuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Karena siswa belajardari rumah, tentu siswa butuh pendampingan selama belajar darirumah, maka dari itu kami juga bekerja sama dengan wali siswamengandalkan fitur Whatsaap grup yang mana semua nomer walisiswa dalam satu kelas dan juga wali kelas masuk ke dalamnya, hal inisebagai efisiensi dan efektifitas pemberian instruksi untuk pembiasaansehari-hari (sholat dhuha, mengaji, sholat lima waktu), pemberianmateri, dan juga penugasan kepada siswa. kami juga menyesuaikanPROMES dan PROTA yang telah kami buat supaya sesuai dengankondisi pembelajaran online yang sedang kami laksanakan,Penyesuaiannya adalah dengan tidak dipakainya PROTA danPROMES yang ada, karena memang itu dibuat untuk KBM tatapmuka, bukan pembelajaran online.”(Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul10.15/di sekolah).

    Informasi juga didapatkan dari Bu Dyah, salah satu guru di MI Almustajab ”Implementasi pembelajatan online di sini secara singkatnyabegini mas, yaitu via WA, guru meberikan tugas via WA grupkemudian siswa memfotokan hasil belajar di rumah, tugas yangdiberikan tidak boleh memberatkan siswa, misalkan buat video

  • 38

    hafalan, mengerjakan tugas atau lainnya siswa tidak diperbolehkanmengerjakan sampai larut malam atau lembur –lembur itu tidakboleh”.(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)”.

    Begitu pula disampaikan oleh bu Putri yang juga merupakan gurudi MI Al Mustajab ”Pembelajaran daring di MI Al Mustajabkhususnya di kelas saya dilakukan melalui grup WA sebagai mediapenghubung antara guru, siswa dan wali siswa. Sistem pembelajaranyang saya terapkan mengacu pada peraturan pemerintah yangmenyarankan untuk lebih mengedepankan pendidikan tentang cara-cara menghadapi kondisi saat ini dan bukan hanya terpaku padamateri pelajaran seperti pada saat kondisi sekolah normal. Mengacupada hal tersebut maka pembelajaran saya buat selang seling, missalhari senin siswa belajar mapel tematik maka hari berikutnya siswabelajar tentang pendidikan sikap ataupun akhlak (bisa juga berupahimbauan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat untukmemutus mata rantai penyebaran virus corona), kemudian di hariberikutmya siswa belajar tentang pendidikan agama (bisa mapelagama ataupun tahsin, tahfidz,) kemudian baru materi pelajaranumum lagi, dan begitu seterusnya.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul16.00/via whatsapp).

    Selain dari pihak sekolah, peneliti juga mewawancarai pihak walimurid, beliau bernama Pak Wanto, salah satu wali murid di MI AlMustajab, terkait dengan pelaksanaan pembelajaran online di MI AlMustajab beliau menyampaikan” Pembelajaran online di sana pakaiHP mas, dibuatkan grup whatsapp yang isinya wali kelas dan walimurid, lewat grup itu guru setiap hari memberikan info-info tugas danjuga tetap mengingatkan anak untuk pembisaan seperti sholat dhuha,sholat lima waktu. Guru memberikan info materi setiap hari mas,senin sampai sabtu, karena MI tempat anak saya sekolah masih 6 harimasuk, tidak lima hari masuk, jadi selama seminggu full ada infomateri dan tugas dari guru yang harus dibaca dan dikerjakan anak.Saya sendiri tidak terlalu terkendala sama penggunaan HP atauonline seperti mas”.(Wawancara/Wanto/13-6-2020/pukul 11.15/rumahPak Wanto)

    Selain pak Wanto, Bu Zunanik, yang juga merupakan salah satuwali murid di MI Al Mustajab menjelaskan tentang pembelajaranonline di MI Al Mustajab sebagai berikut” Pembelajaran online inibaru kali ini mas, Selama pembelajaran online ini pakai HP,dibuatkan grup WA wali kelas dan wali murid. Info-info dan materipelajaran dibagikan lewat grup whatsapp. Untuk waktunya biasanyapagi-pagi sekali, habis subuh guru sudah ngeshare materi atau tugasuntuk hari itu. Kadang dibagikan info disuruh membaca buku ini,halaman ini sampai ini, dan sekaligus juga latihan soalnya. Gurumemberikan info materi dan soal juga selalu mengiatkan untuk sholatdhuha dan sholat lima waktu karena itu juga pembiasaan darisananya. Pemberian materi dari guru ini setiap hari selama seminggu

  • 39

    penuh kecuali hari minggu karena MI sana memang enam hari masukmas, jadi setiap hari ada materi walupun cuma diberi info suruhmembaca dan mengerjakan tugas lewat whatsaap”.(Wawancara/Zunanik/13-6-202/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)

    Paparan informasi dari informan yang telah peneliti wawancarai

    tersebut memiliki kesamaan pola dalam hal pemanfaatan alat dan

    media komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran online

    di MI Al Mustajab yaitu HP dan aplikasi social media Whatsapp yang

    dipilih karena dinilai aplikasi terebut paling mudah dijangkau dan

    digunakan oleh hampir seluruh orang tua dan juga siswa di sana.

    2. Materi pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa di MI Al

    Mustajab dengan pembelajaran online.

    Adapun materi dan tugas apa saja yang diberikan guru kepada

    siswa selama pembelajaran online di MI Al Mustajab akan peneliti

    paprkan sebagai berikut:

    ”Materi-materi yang diajarkan juga kami sesuaikan dengan suratedaran pemerintah, tidak selalu materi-materi yang bersifat akademik,tapi juga kecakapan pendidikan hidup diantaranya hidup bersihsebagai upaya pencegahan pandemic COVID-19, pembiasaan sehari-hari seperti sholat dhuha, sholat lima waktu, hafalan surat pendek,selain itu juga berdasarkan buku tematik yang sudah dimiliki siswa.Untuk pmberian materi-materi tersebut kami lakukan secara selang-seling dalam satu minggu, selama enam hari penuh, hal ini kamilakukan supaya siswa tidak jenuh dengan materi-materi yang ada dibuku.Dalam sattu hari itu Cuma satu materi, walaupun seharusnyadalam satu hari itu ada beberapa mapel ataupun tema, hanya dipilihsatu, supaya tidak terlalu banyak tugas untuk anak, ini juga kamisesuaikan edaran pemerintah yaitu tidak memberatkan siswa..”(Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul 10.15/di sekolah).

    Informasi juga didapatkan dari Bu Dyah, penejelasannya

    sebagai berikut:

    “Untuk pemberian materi dan tugas itu dilakukan setiap harikecuali hari libur,misalkan pada hari itu ada 3 mapel, kita

  • 40

    memberikannya tidak tiga mapel itu, hanya dipilih satu mapel, mapelapa, materinya apa, dan tugas itu tidak boleh memberatkan siswa. MIkami menggunakan tematik sebagaimana sekolah-sekolah lainnya,jadi kami juga mengikuti tema-tema dan sub tema yang ada di bukutematik tersebut.”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp).

    Hal serupa juga disampaikan oleh Bu Putri, adapun

    penuturannya sebagai berikut:

    “Materi pembelajaran diberikan secara bervariasi untukmenghindari kejenuhan siswa. Materi disampaikan bisa dalam bentukvideo, teks langsung, gambar atau sumber belajar dari LKS yangdimiliki siswa. Materi disampaikan maksimal dua mapel dengankuantitas materi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pembelajaranformal. Penugasan dilakukan setiap hari sebagai bentuk pengawasanguru terhadap siswa (absen). Tugas bisa berupa mencatat,menggamabr, menyayi, membuat prakarya dan lain sebagainya.Evaluasi dilakukan setelah satu materi selesai disampaikan (berbedawaktu antara satu materi dengan materi lainnya).”(Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp).

    Berkaitan dengan materi apa saja yang diajarkan selama

    pembelajaran online ini, peneliti juga mengajukan pertanyaan yang

    sama terhadap wali murid yaitu Pak Wanto, berikut penjelasannya:

    “Materinya kadang dikasih link video, anak disuruh menonton,tapi seringnya dikasih info halaman berapa sampai berapa, di bukutema berapa terus kalau sudah membaca materinya latihan soal jugadikerjakan. MI sana pakainya tema-tema-nan mas, hari ini tema ini,sub tema ini, halaman ini, besuk lanjut sub tema ini, halaman initugasnya ini. Karena online ya mas, guru di sana, murid di sini, gurundak bisa menjelaskan materinya secara langsung, susah jadinyamas.”(Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)

    Berikut juga penuturan dari salah satu wali murid:

    ” Untuk materi pelajarannya ganti-ganti setiap hari mas, kadangtema ya mas kalau sekarang itu, mengikuti buku tema itu mas, hari initema ini sub tema ini, besuk lanjut sub tema atau halaman selanjutnyagitu mas.Tapi tidak materi dari buku terus mas, kadang dikasih videopelajaran dari youtube disuruh menonton si anak.Kadang juga tetapada hafalan ya mas, hafalan sutrat-surat pendek itu, kalau hafalangitu direkam terus dikirim ke gurunya di grup gitumas.”(Wawancara/Zunanik/13-6-2020/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)

  • 41

    3. Pengecekan tugas anak oleh guru dalam pembelajaran online di MI Al

    Mustajab Wahyurejo

    Adapun pengecekan tugas oleh guru dalam pembelajaran online

    di MI Al Mustajab sebagai berikut:

    “Untuk tugas-tugas, kami bekerja sama dengan wali siswa sepertiyang sudah saya jelaskan tadi, nomer wali siswa dimasukkan dalamsatu grup whatsapp beserta nomer guru kelas masing-masing, kamibiasanya memberikan waktu sampai jam dua belas malam sebagailangkah jaga-jaga jika orang tua siswa ada yang pulang kerja malam,karena latar belakang pekerjaan orang tua siswa pasti beda-beda.Jadi tugas yang sduah selesai dikerjakan nanti difoto oleh ortu dandikirim kepada guru kelas masing-masing, ataupun jika tugasnyapraktik semisal hafalan maka divideo dan dikirim ke guru masing-masing.” (Wawancara/Umi/13-5-2020/pukul 10.15/di sekolah)

    Data juga diperoleh dari Bu Dyah salah satu guru di MI Al

    Mustajab, penuturannya sebagai berikut:

    “Pengawasan dan pengecekan tugas dilakukan dengan bekerja samadengan wali murid, sebagaimana saya jelaskan di awal pemberianmateri dan penugasan melalui WA grup yang berisi nomer orang tuawali muris, diharapkan semua orang tua dapat kooperatif dalammembimbing anak saat belajar maupun mengerjakan tugas dan jugauntuk pengiriman hasil belajar serta hasil dari mengerjakan tugasyang telah diberikan.” (Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp)

    Berikut juga merupakan penuturan salah satu guru di MI Al

    Mustajab:

    ”Untuk pengecekan tugas, kami berusaha bekerja sama dengan walisiswa, dan memang harus ada kerja sama yang baik dalampembelajaran daring atau online ini, karena orang tua atau wali siswalah yang paling dekat sebagai penyampai materi dan juga pendampingselama pembelajaran masih dilakukan secara daring ini. Wali siswalah yang akan mengirimkan hasil kerja siswa kepada kami dalambentuk foto atau video kegiatan yang telah ditugaskan oleh kami. Bagisiswa yang belum menegrjakan tugas biasanya namannya akan kamilist di dalam grup WA utnuk menginformsikan siapa saja yang belummengerjakan tugas.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/viawhatsapp)

  • 42

    Adapun data dari wali siswa didapat dari salah satunya yaitu Pak

    Wanto, hasil wawancara sebagai berikut:

    ”Setiap hari setelah tugas dikerjakan itu tugas difoto mas, dikasihbatasan jam 12 an malam, buat jaga-jaga kalau orang tua anak adayang pulang kerja malam, Kalau tugasnya praktek ya divideo terusvideonya dikirim ke gurunya gitu mas, nanti yang belum mengerjakandilist di grup sama gurunya siapa saja yang belum mengerjakan.”(Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)

    Selain Pak Wanto, data wawancara juga didapat dari Bu Zunanik,

    berikut hasil wawancara tersebut:

    “Setiap selesai mengerjakan tugas, tugasnya di foto dikirim kegurunya mas, nanti yang belum mengerjakan namanya dilist di grupbegitu. Untuk batasan waktunya sampai jam dua belas malam mas,soalnya guru sana jaga-jaga kalua orang tua siswa ada yang kerjadan pulangnya malam, jadi menurut saya kasihan anak dan orang tuayang kerja pulangnya malam, kalau seperti saya kan ibu rumahan,jadi saya tidak terkendala waktu mendampingi anak saat belajar danmengerjakan tugas. Kalau tugasnya praktek ya si anak divideo terusvideonya dikirim ke gurunya mas, seperti hafalan surat pendek itujuga gitu.” (Wawancara/Zunanik/13-6-2020 /pukul 10.00/rumah PakWanto)

    4. Penilaian guru terhadap hasil tugas siswa dalam pembelajaran online

    di MI Al Mustajab Wahyurejo

    Terkait dengan bagaimana penilaian guru terhadap tugas-tugas

    siswa di MI Al Mustajab, data hasil wawancara sebagai berikut:

    ”Untuk penilaian yang kami lakukan hanya UTS(ulangan tengahsemester) dan juga PAT(penilaian akhir tahun),dan untuk tugasharian kami berusaha menyesuaikan juga dengan edaran pemerintahyaitu hasil belajar siswa tidak dinilai dalam bentuk kauntitatif atauangka, tapi untuk UTS dan PAT tetap ada penilaian dalam bentukangka sebagai bentuk kesungguhan dan hasil belajar siswa selama dirumah, itupun tentu nilainya tidak real nilai siswa, karena siswa dirumah dan tentu besar kemungkinan ada bantuan campur tanganorang tua atau mungkin kakak, dalam mengerjakannbya, kami tetapmelihat bagaimana siswa kalau di sekolah utnuk menyesuaikannilainya.” (Wawancara/Umi/11-5-2020/pukul 10.15/di sekolah).

    Hal ini juga dijelaskan oleh Bu Dyah, berikut penjelasannya:

  • 43

    :” Untuk penilaian itu hanya saat UTS dan juga UAS, kalau untuktugas harian itu untuk memastikan anak tetap belajar saat di rumah,dan tidak terlalu banyak waktu yang digunakan untuk bermain,walaupun nilai UTS maupun UAS anak ada yang sangat bagus, bedasaat di sekolahan, kami tetap memberikan penilaian denganmemperhatikan track record anak selama di sekolahan, jika disekolahan biasannya nilai segitu saat pembelajarnonline.”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)

    Data yang didapat dari Bu Putri,salah satu guru di MI Al Mustajab

    menyampaikan sebagai berikut:

    ” Untuk penilaian menjadi hal yang sedikit simalakama bagi guru.Sebab sudah hampir dapat dipastikan tugas yang dikerjakan dirumah ada peran dari orang tua, sehingga tugas yang dikerjakanjauh berbeda hasilnya jika dikerjakan di sekolah tanpa bantuanorang tua. Jadi guru tetap mengoreksi tugas sebagaimana mestinyanamun tetap dengan memperhatikan kemampuan akademik siswaselama belajar di sekolah.” (Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul16.00/via whatsapp)

    Data juga didapat dari wali siswa, berikut hasil wawancara tersebut:

    “Tugas-tugas tidak dinilai mas, Cuma yang belum mengerjakanmemang dilist, tapi tidak dinilai mungkin. Setau saya yang dinilaikemarin saat UAS itu habis mengerjakan nilainya langsung bisadilihat mas, karena pakai online, siswa tinggal memilih jawabana,b,atau c, jadi enak pas UAS kemarin.” (Wawancara/Wanto/13-6-2020 /pukul 11.15/rumah Pak Wanto)

    Berikut juga data hasil wawancara dengan wali siswa:

    “Untuk nilainya saya kurang tau mas, setau saya yang belummengerjakan dilist di grup supaya segera mengerjakan, tapi untuktest kemarin yang juga online itu nilainya langsung muncul, setelahanak selesai mengerjakan dan dikirim.”Wawancara/Zunanik/13-6-2020/pukul 10.00/rumah Bu Zunanik)

    5. Kendala yang dialami selama pembelajarn online di MI Al Mustajab

    Wahyurejo

    Adapun data terkait kendala apa saja yang dialami selama

    pembelajaran online di MI Al Mustajab sebagaimana dijelaskan oleh

    Bu Umi, selaku kepala madrasah adalah sebagai berikut:

  • 44

    ”Masalah kendala saya rasa masih banyak, diantaranya kemampuanpenguasaan teknologi komunikasi oleh orang tua siswa, bahkana adaorang tua siswa yang tidak memiliki smartphone yang bisa dignakanuntuk WA, padahal WA ini sudah dipilih karena media yang palingmudah dijangkau dalam pembelajaran online ini, jadi nomer WA yangdimasukkan ke dalam grup adalah nomer tetangga, ataupun kakakdari siswa. Orang tua siswa denagn berbagai latar belakangpekerjaan juga menjadi sesuatu yang kurang lebih harus menjadimaklum bagi kami, banyak orang orang tua siswa yang berangkatkerja pagi pulang sore atau malam, jadi untuk pendampingan anakataupun menyampaikan info ke anak mengenai materi dan tugas hariitu menjadi terkendala. Kemudian masalah kuota, banyak orang tuayang mengeluhkan kuota cepat habis selama pembelajaran online ini,padahal sebagai bentuk variasi pembelajaran materi juga kamiberikan dalam bentuk video pembelajaran supaya anak tidak jenuhdengan membaca materi di dalam buku tematik terus, jadi materidalam bentuk video yang lebih bisa ditangkap siswa pun kami jarangberikan dengan alasan tersebut. Selain itu, ada saja orang tua siswayang kurang kooperatif dalam pembelajaran online ini, padahal orangtua lah yang paling dekat untuk bisa menjadi penyampai materi dariguru, ada beberapa orang tua terkesan kurang memperhatikan prosesbelajar anaknya, missal untuk tugas-tugas jarang dikirimkan, entah itusudah disampaikan ke anak atau belum.” (Wawancara/Umi/13-5-2020/pukul 10.15/di sekolah)

    Adapun dari pihak guru, salah satunya yaitu Bu Dyah, beliau

    menyampaikan sebagai berikut:

    ”kalau kendala yang saya alami selama pembelajarn online ini lebihbanyak ke orang tua siswa, beberapa diantaranya adalah tidak semuaorang tua siswa mempunyai HP, jadi untuk orang tua siswa yangtidak mempunyai HP kadang pinjam ke tetannga, minta bantuannomer WA yang aktif sebagai ganti nomer WA orang tua siswa,padahal kalau tetangga itu kan kesibukannya sendiri-sendiri,mungkin saat diberikan materi dan penugasan bertepatan dengantetannga tersebut ada kegiatan lain, jadi info materi dan tugas telatdisampaikan kepada siswa. Kemudian tidak semua wali muridkooperatif dengan pembelajaran online ini, contohnya saat diberikantugas, tidak segera disampaikan ke siswa atau mungkin memang tidakdisampaikan ke siswa, dan ada yang terkesan tidak peduli denganbelajar anak selam pembelajaran online ini, inikendala bagi saya danmungkin guru-guru yang lain juga. Padahal selama pembelajaranonline ini peran pendampingan orang tua sangat penting, karenaposisi yang paling memungkinkan untuk mndampingi anak belajaradalah orang tua. Ini bisa jadi karean banyak hal, mungkin orang tuayang sibuk bekerja, berangkat pagi pulang sore atau malam, jadi

  • 45

    untuk pendampingan anak belajar di rumah kurang bisa atau tidakmaksimal.” .”(Wawancara/Dyah/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)

    Data juga didapat dari guru lain bernama Bu putri, berikut

    penjelasan beliau:

    ”Melalui Sistema belajar yang demikian(pembelajaran online),pembelajaran belum bisa dikatakan berjalan dengan baik. Banyaksekali kendala selama pembelajaran daring tersebut, mulai dari tidakadanya fasilitas aplikasi WA karena sebagian masih belum memilikihp android, terbatasnya wali siswa bertemu dengan siswa sebagaipenyampai mteri dari guru karena wali siswa sibuk bekerja sehinggaintensitas bertemu orang tua dan siswa berkurang. Kurangnyapenguasaan teknolohgi, kurangnya disipin dalam melaksanakan tugasdari guru, dan banyak pula yang mengeluhkan borosnya kuota,terlebih pada maa pandemi di mana banyak sector perekonomian yangterhambatbahkan terputus. Ada pula tindakan indisipliner, di manasiswa menganggap bahwa pembelajaran yang demikian adalahkesempatan untuk libur panjang dan tidak mengerjakan tugas dengandalih, tidak punya kuota, sinyal buruk, orang tua sibuk bekerja, tidakpaham dengan materi yang disampaikan sehingga tidak bisamengerjakan tugas dan sebagainya. Sebenarnya hal tersebut dapatditanggulangi jika wali siswa berkenan bekerja sama dengan guruuntuk mendampingi putra putrinya belajar. Namun dengan latarbelakang yang beragam tentunya ada saja wali siswa yang terkesantidak begitu peduli sehingga meneyngaja tidak meminta putra putrinyamengerjakan tugas sehingga nilai tugas tidak ada, dan ketikadiingatkan akan berdalih, pembelajaran tidak maksimal karena tidakdilakukan secara langsung ataupun dalih-dalihlainnya.“(Wawancara/Putri/1-6-2020/pukul 16.00/via whatsapp)

    Data yang didapat dari hasil wawancara dengan wali siswa, salah

    satunya yaitu Pak wanto, sebagai berikut:

    “Kalau yang saya alami mas, anak itu susah menerima pelajaran,soalnya biasa dijelaskan di sekolah, tapi dengan pembelajaran onlineseperti ini posisi anak di rumah lebih seringnya ingin main, pas adainfo materi dan tugas kadang inginnya main terus, jadi susah untukbelajarnya kalau di rumah. Apa lagi saat saya sibuk, waktu buatmendampingi anak belajar jadi susah diatur, itu saya lho mas yangsekarang masih di rumah, kalau orang tua lain yang kerjanya pagipulang sore atau malam mungkin lebih susah lagi mas, daerah sinimemang kebanyakan orang tuannya kerja di pabrik, berangkat pagi,pulang sore kadang malam, kalau untuk saya sendiri karena masihPSBB ya mas, saya belum mulai nyupir luar kota-nan lagi, dan dirumah masih ada ibunya anak, jadi bisa saling bergantian buat

  • 46

    mendampingi anak belajar di rumah.” (Wawancara/Wanto/13-6-2020/pukul 11.15/rumah Pak Wanto)

    Data dari wali siswa juga didapat dari Bu Zunanik, berikut

    penjelasannya:

    ” Kendala yang saya alami malah si anak itu sendiri mas, kannamanya anak ya mas, kadang itu tergantung mood, kalau lagisemangat ya gampang diajak belajar, diajak mengerjakan tugas, tapikalau lagi pas tidak mood itu lo mas, susah banget. Kalau kendalakuota, sinyal dan HP saya rasa saya tidak terkendala mas, mungkinkalau orang tua yang agak sepuh itu baru merasakan kendala dalammenggunakan HP ini mas.Namanya orang tua ya mas, apalaagiorang tua rumahan, kondisi seperti ini, si anak itu susah paham,karena biasanya dijelaskan guru tapi sekarang Cuma disuruh bacamateri, mengerjakan tugas, jadi kurang paham si anak itu, mau ndakmau orang tua juga harus belajar lagi,malah orang tua anak yangjadinya belajar karena ya yang mendampingi anak kan orang tua mas,kalau yang sudah sepuh bagaimana mas, saya yang usia empat puluhtahun saja juga susah mas kalau disuruh mengajari anak pelajaran-pelajaran kaya gitu.” (Wawancara/Zunanik/13-6-2020 /pukul10.00/rumah Bu Zunanik)

    B. Analisis Data

    Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan tersebut, maka

    selanjutnya data yang telah dipaparkan tersebut akan dianalisis. Adapun

    hal-hal yang dianalisis adalah sebagai berikut: bagaimana implementasi

    pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo, dan kendala apa saja

    yang dialami dalam pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo.

    1. Implementasi pembelajaran online di MI Al mustajab Wahyurejo

    Kecamatan Pringapus

    Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode deskriptif

    kualitatif, yaitu metode penelitian dengan berusaha membuat

    deskripsi dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan

    mengklasifikasikan atau karakteristik fenomena tersebut secara

  • 47

    faktual dan cermat, kemudian menuangkannya dalam bentuk

    kesimpulan. Sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu

    teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek dalam

    penelitian ini adalah kepala madrasah dan guru, selaku subjek dari

    pihak madrasah, sementara wali siswa sebagai pendamping siswa

    belajara di rumah selama pembelajaran online dilaksanakan.

    Pembelajaran online ini dilaksanakan dengan banyak

    pertimbangan oleh pihak madrasah, karena dengan kebiasaan yang

    lalu, pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka, dengan

    pembelajaran online ini pembelajaran tidak akan bisa dilaksanakan

    dengan demikian, guru harus bisa mengajar dari jarak jauh ,siswa juga

    harus bisa belajar dengan mandiri dari rumah dengan didampingi oleh

    orang tua ataupun keluarga dengan bantuan instruksi dari guru

    melalui media online yang telah dipilih. Variasi pemberian materi

    dilakukan dalam bentuk video, tidak selalu materi dalam bentuk

    bacaan yang ada di buku LKS ataupun buku tematik siswa, supaya

    siswa tidak cepat bosan maupun jenuh selam belajar di rumah.

    Pembelajaran online di MI Al Mustajab Wahyurejo kecamatan

    Pringapus ini berdasarkan surat edaran dari pemerintah terkait dengan

    masa PSBB dalam masa pandemi COVID-19, pihak sekolah dalam

    hal ini guru-guru, pihak orang tua siswa atau wali siswa dan juga

    siswa harus segera beradaptasi dari pembelajaran konvensional ke

    pembelajaran online.

  • 48

    Pihak sekolah menyiapkan dan menyesuaikan media maupun

    metode yang sebelumnya dibuat dalam PROTA atau program tahunan

    maupun PROMES atau program semester yang sudah dibuat dan

    berjalan beberapa minggu untuk diganti ataupun disesuaikan supaya

    tepat dengan kondisi pembelajaran online yang terjadi, dan bisa

    berjalan dengan maksimal serta kendala-kendala mungkin dihadapi

    supaya bisa diminimalisir. Penyesuaian yang dilakukan oleh pihak

    sekolah adalah dengan tidak dipakainya lagi PROTA dan PROMES

    yang telah disusun, karena itu disusun dan dibuat untuk kegiatan

    pembelajaran tatap muka, bukan pembelajaran online. Hal ini

    menjadikan pembelajaran online yang dilakukan oleh pihak MI

    hampir tanpa perencaan yang matang, dan hanya yang penting

    berjalan terlebih dahulu.

    Pembelajaran online yang dilaksanakan di MI Al Mustajab

    sesuai dengan surat edaran dari KEMENDIKBUD melalui Surat

    Edaran Nomer 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

    Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus

    Diseas(COVID 19), dalam surat edaran tersebut tidak terdapat aturan

    media dan bagaiamana pengawasan pihak sekolah terkait

    pembelajaran online yang akan dilaksanakan. Dalam surat edaran

    tersebut hanya dijelaskan siswa belajar dari rumah dan guru mengajar

    dari rumah, menggunakan teknologi komunikasi online dalam hal ini

  • 49

    HP dengan platform whatsapp mempertimbangkan kemungkinan

    yang paling bisa dijangkau oleh banyak wali siswa dan juga siswa.

    Guru membuat variasi dalam hal pemberian materi maupun

    penugasan dengan tujuan kegiatan belajar di rumah siswa tidak

    membosankan dan siswa semangat walaupun belajar di rumah.

    Penggunaan teknologi yang diterapkan sesuai dengan apa yang

    dinamakan pembelajaran online, yaitu pembelajaran online adalah

    pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komunikasi, dalam

    hal ini yang dipilih yaitu whatsapp. Dalam hal pelaksanaan di mana

    siswa dan guru sama sekali tidak ada tatap muka secara langsung ini

    berarti bentuk pembelajaran online yang dipakai di MI Al-Mustajab

    adalah online Web Course yaitu penggunaan internet untuk keperluan

    pembelajaran, se