implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha

17
1 Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Uswatun Hasanah dan Mohammad Riduansyah Anza Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia E-mail: [email protected] dan [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas mengenai implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah manajemen strategi, capacity building, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari delapan indikator yang digunakan, hanya dua indikator yang terpenuhi sedangkan enam indikator lainnya tidak terpenuhi. The Implementation of a Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province Abstract This research discusses about Implementation of Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. The purpose of this research is to analyze implementation of capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprise by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. Theories which are used to analyze in this research are strategic management, capacity building and Small Medium Enterprise. The approach used in this research is post positivist paradigm with in-depth interview, observation and document study. The result of this research shows that the implementation of a capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by the Centre for Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province has not been going well. This can be seen from eight indicators used, only two indicators were fulfilled, while six other indicators were not fulfilled. Keywords : Strategic Implementation, Capacity Building, SMEs Pendahuluan Dewasa ini, hampir semua negara di dunia sedang bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Salah satu pembangunan yang giat dilaksanakan ialah pembangunan ekonomi. Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

1  

 

Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi,

UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

Uswatun Hasanah dan Mohammad Riduansyah Anza

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

E-mail: [email protected] dan [email protected]

Abstrak Penelitian ini membahas mengenai implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah manajemen strategi, capacity building, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari delapan indikator yang digunakan, hanya dua indikator yang terpenuhi sedangkan enam indikator lainnya tidak terpenuhi.

The Implementation of a Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade,

DKI Jakarta Province

Abstract

This research discusses about Implementation of Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. The purpose of this research is to analyze implementation of capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprise by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. Theories which are used to analyze in this research are strategic management, capacity building and Small Medium Enterprise. The approach used in this research is post positivist paradigm with in-depth interview, observation and document study. The result of this research shows that the implementation of a capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by the Centre for Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province has not been going well. This can be seen from eight indicators used, only two indicators were fulfilled, while six other indicators were not fulfilled. Keywords : Strategic Implementation, Capacity Building, SMEs

 

Pendahuluan  

Dewasa ini, hampir semua negara di dunia sedang bekerja keras untuk melaksanakan

pembangunan. Salah satu pembangunan yang giat dilaksanakan ialah pembangunan ekonomi.

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 2: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

2  

 

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, salah satu sektor yang mempunyai peranan

sangat penting bagi perekonomian Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) (Partomo et, al. 2002: 14). Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM

selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang sangat penting. Dari segi

kuantitas, jumlah UMKM di Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

(Partomo, et. al, 2002 :20). Berikut grafik perkembangan jumlah UMKM di Indonesia:

Grafik 1 Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia (dalam juta)

505254565860

2010 2011 2012 2013 *2014

PerkembanganJumlah  UMKM

Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi dan UMKM Diolah oleh Peneliti, 2016 Namun, perkembangan dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya

peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya

produktivitas (Bappenas, 2006: 1), yang secara umum diakibatkan oleh rendahnya kualitas

dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia. Upaya pemerintah untuk meningkatkan

produktivitas UMKM di Indonesia, salah satunya yakni melalui tataran pemberdayaan

Koperasi dan UMKM (depkop.go.id, 2015).

Upaya dalam meningkatkan produktivitas UMKM tidak hanya dilakukan pada level

pemerintah pusat, tetapi juga pada pemerintahan daerah. Salah satu daerah yang menjadi

sorotan dalam upaya peningkatan produktivitas UMKM adalah Daerah Khusus Ibukota (DKI)

Jakarta. DKI Jakarta merupakan daerah dengan produktivitas UMKM tertinggi se Indonesia

(Bappenas, 2014) serta DKI Jakarta merupakan daerah yang dijadikan contoh bagi daerah lain

dalam mengelola usaha kecil menengah (industri.bisnis, 2014). Selain itu, kondisi UMKM di

Jakarta relatif lebih baik dibandingkan dengan UMKM di provinsi lain terutama dari sisi

akses kepada bahan baku, pembiayaan, tenaga kerja terampil dan teknologi

Kendati demikian, UMKM di Jakarta juga tak luput dari permasalahan. Merujuk pada

rencana strategis Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013-

2017, permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM di Jakarta ialah terkait Sumber Daya

Manusia. Proses perbaikan SDM pelaku UMKM salah satunya dapat dilihat pada peningkatan

*angka sementara

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 3: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

3  

 

kapasitas (capacity building) pelaku UMKM. Capacity building adalah proses meningkatkan

kemampuan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku. Capacity building dapat

dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, pembinaan, seminar dan

sebagainya (Wibawa, 2014:1).

Dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas Pelaku UMKM, Dinas KUMKMP

Provinsi DKI Jakarta di bantu oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta

Perdagangan (Pusdiklat KUMKMP) yang mana Pusdiklat KUMKMP memiliki tugas

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi koperasi, usaha Mikro, kecil dan menengah,

dan Perdagangan serta memberikan bimbingan teknis di lokasi binaan dan lokasi tertentu

lainnya melalui berbagai kegiatan yang menunjang kegiatan operasional Dinas Koperasi,

UMKM dan Perdagangan.

Kendati strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM menjadi hal yang penting dan

menjadi fokus dari permasalahan UMKM di DKI Jakarta, upaya Dinas Koperasi, UMKM

serta Perdagangan DKI Jakarta untuk memberdayakan UMKM di Jakarta melalui pelatihan

dan pendidikan belum memberikan hasil yang memuaskan. Permasalahan dalam

implementasi strategi salah satunya ialah masalah internal organisasi Dinas KUMKMP DKI

Jakarta. dan Pusdiklat KUMKMP terkait dengan anggaran, Sumber Daya Manusia (SDM)

dan koordinasi. Mengacu pada permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini adalah menganalisis implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku

UMKM oleh Pusdiklat Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dalam

rangka meningkatkan produktivitas UMKM di DKI Jakarta

Tinjauan Teoritis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep implementasi strategi peningkatan

kapasitas yang dikemukakan oleh Hunger dan Wheelen serta Paul Charles Light. Strategi

peningkatan kapasitas menurut Paul Charles Light dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan

Secara teori, peningkatan kapasitas dirancang untuk mengubah beberapa aspek lingkungan

yang ada organisasi, struktur internal, kepemimpinan, dan sistem manajemen, yang, pada

gilirannya, harus meningkatkan semangat kerja karyawan, keahlian, produktivitas, efisiensi,

dan sebagainya, yang harus memperkuat suatu kapasitas organisasi untuk melakukan

tugasnya, yang harus meningkatkan kinerja organisasi (Light, 2004:55).

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 4: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

4  

 

Gambar 1 Hubungan Antara Peningkatan Kapasitas Dengan Kapasitas Organisasi

Sumber: Paul C. Light , 2004

Sedangkan dalam implementasi strategi menurut Hunger dan Wheelen, terdapat tiga

aspek yang harus diperhatikan oleh menajer puncak, yakni: (1) Siapa yang melakukan.

Terkait dengan hal ini, hal yang harus dipersiapkan adalah ketersediaan dan kesiapan sumber

daya manusia yang menjalankan serta komunikasi dalam implementasi strategi; (2) Apa yang

harus dilakukan. Terkait dengan ini, hal yang dipersiapkan adalah mengembangkan program,

anggaran serta prosedur serta mencapai sinergi dan (3) Bagaimana strategi di

Implementasikan. Implementasi strategi pada aspek ini berorientasi pada tindakan untuk

mengimplementasikan strategi seperti pengorganisasian, penataan staf, pengarahan dan

pengawasan (Hunger dan Wheelen, 2003:297-361).

Melihat kedua teori tersebut, maka peneliti melihat implementasi strategi peningkatan

kapasitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui kegiatan pelatihan yang

dilakukan dengan melihat pada aspek-aspek dalam implementasi yang akan dijabarkan

sebagai berikut:

Capacity Building

Increased Organizational

Capacity

Increased Organizational Effectiveness

Opportunity – for example Enviroment Structure Leadership Systems

Outcome – for example Stewardship Impact Reputation Governance

Output – for example Morale Focus Productivity Efficiency

Activity – for example Planning Training Recruiting Communicating

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 5: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

5  

 

Konsep Variabel Dimensi Indikator

Implementasi

Strategi

Peningkatan

Kapasitas

Aspek dalam

implementasi

strategi

Siapa yang melakukan

1. Ketersediaan dan Kesiapan Sumber Daya Manusia

2. Komunikasi Dalam Implementasi Strategi

Apa yang harus dilakukan 1. Mengembangkan program, Anggaran dan Prosedur

2. Mencapai sinergi

Bagaimana Strategi di

Implementasikan

1. Pengorganisasian

2. Penataan staf

3. Pengarahan

4. Pengawasan

Sumber: Hunger dan Wheelen diolah oleh peneliti, 2016

Tabel 1 Operasionalisasi Konsep

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 6: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

6  

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan teknik analisis data

kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif, cross-sectional yang dilaksanakan pada satu waktu

yakni bulan Februari hingga Mei 2016 di Kantor Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan

dan Kantor Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi

DKI Jakarta, dan bersifat penelitian murni. Penelitian ini dilakukan pada dengan melakukan

wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana Implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat pendidikan

dan pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis, implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku

UMKM oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan KUMKMP Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat

dari 8 (delapan) indikator impelementasi strategi. Rangkuman implementasi strategi

peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan KUMKMP

Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Indikator Capaian Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM Oleh Pusdiklat

KUMKMP Provinsi DKI Jakarta

No Indikator Keterangan

1 Ketersediaan dan Kesiapan SDM Belum Terpenuhi

2 Komunikasi Terpenuhi

3 Mengembangkan Program, Anggaran dan

Prosedur

Belum Terpenuhi

4 Mencapai Sinergi Belum Terpenuhi

5 Pengorganisasian Belum Terpenuhi

6 Penataan Staf Belum Terpenuhi

7 Pengarahan Terpenuhi

8 Pengawasan Belum Terpenuhi Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 7: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

7  

 

Pembahasan Implementasi Strategi peningkatan kapasiats pelaku Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMUM) oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta

Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dianalisis menggunakan 8 (delapan) indikator yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Ketersediaan dan Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Menjalankan.

Saat ini pusdiklat KUMKMP memiliki 24 pegawai aktif yang teridiri dari kepala

pusdiklat KUMKMP, satuan pelaksana pendidikan dan pelatihan, satuan pelaksana

bimbingan teknis dan sub bagian tata usaha. Dilihat dari segi kuantitas, jumlah pegawai

pusdiklat KUMKMP masih belum memenuhi jumlah ideal untuk organisasi pusdiklat

yang mana menurut Kepala Pusdiklat KUMKMP jumlah ideal yang dibutuhkan ialah 30

pegawai. Hal tersebut membuat Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki pegawai untuk sub

kelompok jabatan fungsional seperti wisyaiswara dan tenaga pengawas. Tidak terisinya

sub kelompok jabatan fungsional membuat pusdiklat KUMKMP tidak maksimal dalam

mencapai tujuan organisasi, terutama untuk tenaga pengawas. Ketidaktersediaan tenaga

pengawas membuat Pusdiklat KUMKMP tidak dapat melakukan evaluasi mengenai

kegiatan yang dijalankan sehingga Pusdiklat KUMKMP tidak dapat mengetahui manfaat

dari kegiatan yang dilaksanakan apakah berhasil dijalankan atau tidak.

Sedangkan pegawai yang tersedia juga tidak memiliki kapasitas yang mumpuni

untuk menjalankan kegiatan yang sudah direncanakan. Hal tersebut dikarenakan pegawai

pusdiklat KUMKMP masih mengunalan pola pikir dan pola kerja lama. Pegawai

pusdiklat KUMKMP juga tidak dapat mengembangkan program dan membuat konsep

sebuah kegiatan sehingga jika hal tersebut masih terus dibiarkan, akan sangat menganggu

aktivitas dari Pusdiklat KUMKMP Provinsi DKI Jakarta.

2. Komunikasi dalam implementasi strategi

Pihak yang terlibat dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku

UMKM oleh Pusdiklat KUMKMP ialah Pusdiklat KUMKMP sebagai pihak yang

menjalankan, Dinas KUMKMP sebagai pihak yang membuat strategi dan Para

Narasumber yang memberikan materi dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan serta

Bimbingan Teknis. Komunikasi yang berlangsung antara Pusdiklat KUMKMP dengan

Dinas KUMKMP berjalan dengan baik. Strategi yang dibuat oleh Dinas KUMKMP

dikomunikasikan kepada Pusdiklat KUMKMP pada saat penyusunan rencana strategi,

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 8: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

8  

 

rencana kerja tahunan dan rapat pimpinan. Komunikasi dijalin tidak hanya melalui rapat

pimpinan yang berlangsung seminggu sekali, namun juga dengan adanya media

komunikasi online seperti milis dan whatsapp. Dengan adanya media tersebut,

komunikasi yang terjalin menjadi cukup lancar dan penyebaran informasi juga menjadi

lebih cepat dan terjangkau.

Komunikasi yang terjalin di dalam Pusdiklat KUMKMP juga berjalan baik. Dalam

proses penyusunan kegiatan hingga kegiatan selesai dikomunikasikan dengan baik

kepada seluruh pegawai Pusdiklat KUMKMP. Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu

dibahas tiap minggu melalui rapat yang dilakukan dengan pegawai yang bersangkutan

dan rapat pimpinan. Selain itu, jika terjadi permasalahan juga segera diselesaikan secara

bersama-sama.

Komunikasi yang terjalin antara Psudiklat KUMKMP dengan narasumber juga

berjalan dengan baik karena terdapat pembagian kerja di antara keduanya. Dalam

menyusun materi yang akan diberikan, Pusdiklat KUMKMP bekerjasama dengan pihak

luar baik asosiasi, instansi pemerintah dan pihak swasta yang akan menjadi narasumber.

Pusdiklat KUMKMP sebagai penyelenggaran kegiatan dan Pengajar atau Narasumber

sebagai pengisi kegiatan. Tema dalam pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis

ditentukan oleh Pusdiklat KUMKMP yang mana tema tersebut berdasarkan hasil

musrenbang dan rapat pimpinan dan selanjutnya menyerahkan hal tersebut kepada tim

pengajar untuk menyusun materi yang sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh

Pusdiklat KUMKMP.

3. Mengembangkan Program, anggaran dan prosedur

Program yang ada di Pusdiklat KUMKMP merupakan turunan dari program yang

ada di Dinas KUMKMP, yang mana program Pusdiklat KUMKMP terkait dengan

Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM diturunkan dalam Program

Pemberdayaan UMKM. Program Pemberdayaan UMKM yang dibuat oleh Dinas

KUMKMP selanjutnya dikembangkan oleh Pusdiklat KUMKMP melalui kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) serta Bimbingan Teknis (bimtek). Berikut Kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan UMKM yang dilaksanakan oleh Pusdiklat KUMKMP pada

tahun 2013-2016:

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 9: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

9  

 

Tabel 3. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Pusdiklat KUMKMP Tahun

2013-2016

Tahun Kegiatan Jumlah Peserta

2013 Bimtek design produk handycraft bagi UKM 50 Bimtek peningkatan potensi dan produktivitas usaha bagi UMKM

50

Bimtek pemahaman tentang barang dalam keadaan terbungkus (BDKT)

30

Bimtek tataboga bagi kelompok wanita 50 2014 Diklat pengembangan wawasan bagi pengrajin

handycraft 45

Diklat manajemen mutu bagi UMKM 50 Diklat pengembangan produk barang/jasa UKM 87 Diklat pengembangan usaha bagi produk UMKM 45 Bimtek jaringan usaha bagi UMKM 50 Bimtek penumbuhan wirausaha melalui usaha mikro informal

50

Bimtek penataan lokasi sementara PKL 50 2015 Diklat manajemen pemasaran bagi UMKM 225

Bimtek Pemantapan Jaringan dan Manajemen usaha UMKM

60

2016 Diklat Peluang Bisnis di Pusat Perbelanjaan bagi UKM Diklat Manajemen Administrasi dan Pengelolaan Keuangan

100

Bimtek Pengembangan Kewirausahaan bagi UMKM 150 Bimtek Design Kemasan dan Display Produk bagi UMKM

50

Sumber: Pusdiklat KUMKMP dengan olahan peneliti,2016

Kegiatan tersebut menjadi indikator keberhasilan program yang dijalankan baik

oleh Pusdiklat KUMKMP, maupun oleh Dinas KUMKMP. Salah satu aspek yang dilihat

ialah jumlah pelaku usaha yang telah memperoleh diklat dan bimtek selama kurun waktu

5 (lima) tahun. Berikut tabel program dan jumlah pelaku usaha yang mengikuti kegiatan

diklat dan bimtek:

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 10: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

10  

 

Tabel 4. Program dan Jumlah Pelaku Usaha Yang Mengikuti Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

serta Bimbingan Teknis

S

u

m

Sumber: Pusdiklat KUMKMP, 2016

Tabel tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan program jika dilihat berdasarkan

jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek untuk UMKM, hanya mencapai

kurang dari 15%. Presentase tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan target yang

ingin di capai. Peneliti melihat jika indikator keberhasilan program tersebut hanya

melihat pada jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek, maka kualitas dari

pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek pun menjadi sesuatu yang tidak

diperhatikan. Selain itu, Pusdiklat KUMKMP menjadi tidak memiliki target lebih untuk

meningkatkan kualitas program nya. Terlebih tidak ada kegiatan lanjutan pasca

pendidikan, pelatihan serta bimbingan teknis. Seperti yang disampaikan oleh

Soemartono, bahwa salah satu bentuk perpaduan antara pendidikan dan pelatihan dengan

konsultasi pengembangan organisasi yaitu pelayanan pasca pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan ini diberikan setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan selesai. Tujuan nya

ialah membantu alumni dalam menerapkan hasil pendidikan dan pelatihan yang baru

diperoleh dan membantu organisasi dalam memanfaatkan keterampilan pegawai mereka

(Soemartono, 1993:163). Namun Pusdiklat hingga saat ini tidak dapat melakukan

kegiatan pendampingan dikarenakan kekurangan pegawai dan ketidaktersediaan anggaran

sehingga hanya dapat mencapai peserta dengan jumlah yang menyesuaikan dengan

anggaran yang diberikan.

1 Program Pengembangan Kelembagaan

Koperasi

Jumlah Pengelola Koperasi

Mengikuti Diklat dan Bimtek

4.582 1000 225 1000 319 1000 475 1000 160 1000 250 1.274

2 Program Pemberdayaan

UMKM

Jumlah Pengelola UMKM yang

mengikuti Pelatihan dan

Bimtek

1.060 2000 180 2000 333 2000 130 2000 450 2000 350 1.598

Proyeksi Realisasi

2017Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target

No Program Indikator ProgramKondisi Awal

Target Program Kondisi Kinerja

Ahir Tahun

2013 2014 2015 2016

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 11: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

11  

 

Namun pada kenyataan nya, anggaran yang diterima oleh Pusdiklat KUMKMP

tidak diserap secara maksimal. Terbukti pada tahun anggaran 2015, anggaran tidak

terserap 100%, terdapat sisa anggaran yang lumayan besar bahkan hampir mencapai

setengah dari anggaran yang diberikan untuk program peningkatan UMKM dan anggaran

untuk urusan administrasi kantor Pusdiklat KUMKMP lebih terserap dengan baik

dibandingkan anggaran untuk peningkatan Koperasi dan UMKM. Keberhasilan suatu

program juga dapat dilihat berdasarkan penyerapan anggaran. Jika melihat penyerapan

anggaran Pusdiklat KUMKMP tahun 2015, keberhasilan program pemberdayaan UMKM

dapat dikatakan tidak berhasil karena penyerapan anggaran yang tidak mencapai 100%.

Padahal, penyerapan anggaran juga menjadi salah satu komponen dalam penilaian kinerja

dan akan mempengaruhi alokasi anggaran pada tahun anggaran berikutnya.

Prosedur dalam pelaksanaan program tersebut berasal dari hasil Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi DKI Jakarta. Musrenbang Provinsi

DKI Jakarta dilakukan secara berjenjang mulai dari tahap Rembuk RW, Musrenbang

Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrenbang Kota/Kabupaten hingga Musrenbang

Provinsi. Hasil dari musrenbang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan oleh

SKPD, dalam mengembangkan program satu tahun ke depan. Dinas Koperasi, UMKM

serta Perdagangan (KUMKMP) selaku SKPD, selanjutnya akan rapat bersama jajaran di

dalam dinas termasuk Pusdiklat KUMKMP ketika mendapat usulan terkait diadakan nya

kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Setelah dirapatkan dengan Dinas

KUMKMP, maka Pusdiklat KUMKMP selanjutnya akan mengembangkan kegiatan

tersebut bersama personil internal Pusdiklat KUMKMP. Setelah tema sudah ditentukan,

maka selanjutnya membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK membahas mengenai

maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan, sasaran kegiatan, metode

pelaksanaan, Tahapan dan waktu pelaksanaan yang terdiri dari:

1) Tahap persiapan, yakni dengan membentuk tim, menetapkan tanaga

narasumber/instruktur, rekruitmen peserta, menyusun materi dan menyusun jadwal

pelaksanaan.

2) Pelaksanaan, yakni mencakup siapa peserta yang mengikuti kegiatan dan silabus

materi yang akan diberikan.

3) Pelaporan dan Evaluasi, yakni mencakup pelaporan pelaksanaan kegiatan evaluasi

dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan penilaian.

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 12: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

12  

 

Selanjutnya membahas mengenai output dan outcome yang ingin dicapai serta

anggaran biaya uang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. Setelah RAK dibuat, maka

selanjutnya ialah dengan melaksanakan prosedur yang sudah di buat dan pada akhirnya

dilakukan monitoring terhadap program yang sudah dijalankan.

4. Membangun sinergi

Sinergi yang dibangun oleh Pusdiklat KUMKMP dalam mencapai tujuan atau

sasaran dari strategi yang dibuat adalah dengan bekerjasama dengan beberapa pihak

seperti praktisi atau asosiasi yang mau mengisi materi dalam kegiatan pendidikan dan

pelatihan serta bimbingan teknis. Berikut tabel sinergi yang dibangun oleh Pudiklat

dalam implementasi strategi:

Tabel 5. Sinergi Pusdiklat KUMKMP Dalam Implementasi Strategi

Pihak yang bersinergi Bentuk Sinergi

Swasta - Konsultasn PT Era Persada - Bank DKI

Narasumber

Asosiasi - ACEPSI (Asosiasi Eksport dan Produsen Handycraft

Indonesia) - APIKI (Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia) - Himpunan Usaha Kecil Eksport Indonesia)

Narasumber

Akademisi Tidak ada Lembaga Swadaya Masyarakat Tidak ada Instansi Lain

- Kementerian Perdagangan - Kementerian Koperasi dan UMKM - Dinas Perindustrian - Dinas Ketenagakerjaan

Narasumber

Pelaku Usaha - Perkumpulan Pedagang Dodol ( Putra Betawi Mandiri) - Kelompok UP2K

Peserta Kegiatan dan Evaluasi Kegiatan

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat sinergi yang dibangun oleh Pusdiklat

KUMKMP dalam proses implementasi, namun hubungan sinergi tersebut sangat minim

yakni hanya sebatas sinergi atas dasar kebutuhan kegiatan sebagai pengisi kegiatan, baik

dari kalangan swasta, asosiasi dan instansi lain nya.

5. Pengorganisasian

Menurut Alfred Chandler dalam Hunger dan Wheelen (2003: 306), berbagai

perubahan yang terjadi dalam strategi organisasi akan mengarahkan pada perubahan

dalam struktur organisasi, namun hal tersebut tidak terjadi pada Pusdiklat KUMKMP.

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 13: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

13  

 

Sementara di Pusdiklat KUMKMP ialah perubahan struktur yang terjadi tidak

dilandaskan dengan perubahan strategi sehingga perubahan struktur yang terjadi tidak

merubah makna atau bentuk di dalam organisasi Pusdiklat KUMKMP.

Struktur organisasi Pusdiklat KUMKMP berubah sesuai dengan Peraturan

Gubernur Nomor 325 Tahun 2014. Peraturan tersebut menggantikan peraturan yang lama

yakni Peraturan Gubernur Nomor 156 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM dan Perdagangan.

Perubahan kedua peraturan tersebut memang hanya pada struktur organisasi nya, yakni

perubahan seksi menjadi satuan pelaksana. Namun, perubahan dalam segi yang lain

seperti tujuan, strategi, perubahan tugas dan fungsi, misi, beban kerja, dan kesiapan SDM

tidak ada. Organisasi Pusdiklat KUMKMP pun sebenarnya belum siap jika harus menjadi

“Pusat” jika melihat pada keterbatasan yang dimilikinya. Seperti ketersediaan Sumber

Daya Manusia, kesiapan Sumber Daya Manusia, ketersediaan tempat serta ketersediaan

sarana dan prasarana pendukung.

6. Penataan staf

Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh Pusdiklat KUMKMP untuk mengembangkan

kualitas SDM nya yakni dengan mengikutsertakan pegawai Pusdiklat KUMKMP dalam

pendidikan dan pelatihan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai

pekerjaan nya, salah satunya ialah kegiatan TOT ( Training of Trainer). Selain itu, upaya

yang dilakukan ialah dengan memacu pegawai Pusdiklat KUMKMP melalui tunjangan

kinerja yang akan diterima oleh pegawai-pegawai Pusdiklat KUMKMP. Namun, upaya

tersebut dilakukan tanpa ada upaya yang lebih konkret dari Pusdiklat KUMKMP untuk

meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi.

Peneliti menilai bahwa pegawai di Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki

kemampuan di bidang koperasi dan UMKM. Hal tersebut karena mindset pegawai yang

menganggap Pusdiklat KUMKMP merupakan organisasi penyelenggara kegiatan yang

mana kegiatan tersebut dapat di berikan kepada pihak ketiga untuk mengerjakan nya.

Selain itu, berdasarkan hasil perbincangan dengan salah satu pegawai Pusdiklat

KUMKMP pada 15 Maret 2016, bahwa Pegawai Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki

pengetahuan mengenai UMKM. Hal tersebut disebabkan oleh rotasi pegawai yang

menimbulkan permasalahan terkait pengetahuan dan keterampilan pegawai di Pusdiklat

KUMKMP. Sejauh ini upaya yang dilakukan untuk menata staf yang ada ialah dengan

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 14: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

14  

 

meminta rekomendasi pegawai baru yang berkualitas dari Dinas KUMKMP. Namun

upaya tersebut sampai saat ini belum membuahkan hasil.

7. Pengarahan

Kepala Pusdiklat KUMKMP selaku pemimpin organisasi selalu memberikan

arahan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Arahan dilakukan pada saat proses

penyusunan kegiatan, menjelang pelaksanaan, pelaksanaan dan setelah kegiatan selesai.

Sama seperti organisasi pemerintahan pada umumnya, Pegawai Pusdiklat KUMKMP

juga bekerja sesuai arahan dari atasannya. Kepala Pusdiklat KUMKMP juga selalu

memberikan arahan jika ditemukan masalah. Arahan juga dilakukan dalam rapat rutin

yang diadakan seminggu sekali di Pusdiklat KUMKMP mengenai kegiatan yang akan

diselenggarakan.

8. Pengawasan

Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan dalam implementasi strategi dilihat dari

pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan pengawasan pasca kegiatan. Pengawasan

dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusdiklat

KUMKMP dilaksanakan oleh Pusdiklat KUMKMP itu sendiri. Selama ini, pengawasan

yang dilakukan oleh Pusdiklat KUMKMP dalam pelaksanaan kegiatan, berjalan dengan

baik dan permasalahan yang terjadi dalam proses implementasi juga dapat segera

diselesaikan dengan baik. Pada saat implementasi kegiatan, seluruh pegawai Pusdiklat

KUMKMP berada di kantor Pusdiklat dan ikut memantau kegiatan yang dilaksanakan

oleh Pusdiklat KUMKMP. Namun, peneliti melihat pengawasan yang dilakukan

Pusdiklat KUMKMP terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan oleh

narasumber hanya sekedar hadir untuk melihat kegiatan, bukan untuk melakukan

pengawasan dan memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

dibuat. Hal tersebut terlihat pada saat peneliti ditugaskan untuk memantau kegiatan dan

membuat laporan kegiatan tersebut.

Selain itu, pengawasan terhadap kegiatan juga dilakukan oleh Dinas KUMKMP

kepada Pusdiklat KUMKMP. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh

Pusdiklat KUMKMP, tidak ada kontrol langsung yang dilakukan oleh pihak Dinas

KUMKMP untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai rencana yang sudah

direncanakan, baik dari segi jumlah peserta, anggaran, kualitas kegiatan dan sebagainya

Untuk pengawasan pasca kegiatan, Selama ini pengawasan pasca

pendidikan,pelatihan serta bimbingan teknis tidak sepenuhnya dijalankan. Pengawasan

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 15: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

15  

 

dijalankan hanya pada pelatihan tertentu. Pengawasan itu pun dilakukan menjelang akhir

tahun anggaran pada bulan desember, yang mana hal tersebut dapat menjelaskan bahwa

memang pengawasan pasca pelatihan dilakukan sebatas untuk laporan yang akan

diberikan ke Dinas KUMKMP, bukan karena kesadaran dari Pusdiklat KUMKMP untuk

menilai keberhasilan program yang dilaksanakan. Hasil pengawasan nya pun apa adanya

atau tidak menggambarkan bagaimana pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis

yang dilaksanakan dapat diterima oleh pelaku usaha dan berguna untuk keberlanjutan

usaha nya. Pada laporan hasil monitoring yang dibuat oleh Pusdiklat KUMKMP, juga

tidak dijelaskan apa manfaat yang didapatkan oleh pelaku usaha setelah mengikuti

kegiatan pelatihan.

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan monitoring tidak dijalankan, karena

Pusdiklat KUMKMP kekurangan personel yang berkualitas yang dapat memonitoring

pelaku usaha pasca pendidikan dan pelatihan ke tempat-tempat usaha nya. Selain itu juga

karena tidak ada komitmen dari Pusdiklat KUMKMP dan Dinas KUMKMP untuk

menindak lanjuti pelaku usaha pasca kegiatan. Jika merujuk pada tabel 4 Program dan

Jumlah Pelaku Usaha Yang Mengikuti Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan serta

Bimbingan Teknis, jelas bahwa indikator keberhasilan program pemberdayaan hanya

dilihat pada jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek, bukan dari kualitas

kegiatan yang diberikan sehingga dapat menghasilkan program yang dapat

memberdayakan masyarakat khususnya pelaku UMKM. Hal tersebut juga nampak dari

tidak adanya kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan

kegiatan pendamping pasca pelatihan. namun hingga saat ini, Pusdiklat KUMKMP tidak

melakukan kegiatan pendampingan dikarenakan anggaran yang tidak cukup. Simpulan

Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM Oleh Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta belum berjalan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari delapan indikator yang digunakan, hanya dua indikator

yang terpenuhi sedangkan enam indikator lainnya tidak terpenuhi.

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 16: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

16  

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang peneliti ajukan untuk

implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, yaitu:

1. Perbaikan penataan staf dengan menambah jumlah personil sesuai dengan kebutuhan

dan tingkatkan kualitas pegawai Pusdiklat KUMKMP melalui pendidikan dan

pelatihan serta dengan membuat syarat untuk menjadi pegawai Pusdiklat agar

memiliki kompetensi dibidang koperasi dan UMKM.

2. Perlu menggunakan sistem open recruitment dalam merekrut peserta kegiatan dengan

menggunakan teknologi informasi serta penyebarluasan informasi mengenai kegiatan.

3. Bangun sinergi dengan stakeholder lain nya agar implementasi dapat berjalan dengan

lebih baik dan dapat menutupi kekurangan yang dimiliki oleh Pusdiklat KUMKMP

dan Dinas KUMKMP Provinsi DKI Jakarta.

4. Lakukan monitoring paska kegiatan serta pendampingan agar dapat melihat

keberhasilan kegiatan kepada para peserta dan memastikan bahwa peserta pendidikan,

pelatihan serta bimbingan teknis dapat mengembangkan usahanya.

5. Melakukan pembaharuan data peserta kegiatan secara terpadu agar tidak ada peserta

yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan lebih dari sekali serta meminta data

UMKM di DKI Jakarta yang sudah di perbaharui sehingga tidak hanya mengandalkan

data dari Suku Dinas tetapi Pusdiklat KUMKMP juga memiliki data tersebut.

 

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016

Page 17: Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha

17  

 

Daftar Referensi Buku : Abdulsyani. (1987). Manajemen Organisasi. Jakarta: PT Bina Aksara Amir, M Taufiq. (2011). Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bryson, Johm M. (2004). Strategic Planning for Public and Nonprofit Organization: a guide to strenghtening

and sustaining organizational achievement- 3rd ed. San Fransisco: Jossey-Bass Burns, Paul dan Dewhurst, Jim. (1989). Small Business and Enterpreneurship. London : The Macmillan Press Creswell, John W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches-3rd

edition. California : SAGE Publications, Inc. David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat Gaspersz, Vincent. (2004). Perencanaan Stratejik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik: Suatu Petunjuk

Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003). Manajemen Strategis. Jakarta: Penerbit ANDI Light, Paul Charles. (2004). Sustaining Nonprofit Performance : The Cas for Capacity Building and the

Evidence to Support It. Washington DC: Brookings Intstitution Press Partomo, et al. (2002). Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Soemartono. (1993). Himpunan Tulisan Tentang Pendidikan dan Pelatihan Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka Jurnal/Paper/Artikel : Wibawa, Eka Ari. (2014). Capacity Building dan Strategi Peningkatan Kualitas SDM Organisasi. diakses pada

13 Maret 2016 melalui http://bpsdm.kemenkumham.go.id/artikel-bpsdm/35-capacity-building-dan-strategi-peningkatan-kualitas-sdm-organisasi

Publikasi Elektronik : Bappenas. (2014). Laporan Analisis Daya Saing UMKM di Indonosia. diakses melalui

http://bappenas.go.id/files/5914/4255/9402/Laporan_Analisis_Daya_Saing_UMKM_di_Indonesia.pdf Rini, Annisa S. (2014). Jakarta Dijadikan Contoh Pengelolaan UKM. Diakses pada 11 Januari 2016 melalui

http://industri.bisnis.com/read/20141104/87/270134/jakarta-dijadikan-contoh-pengelolaan-ukm Lembaran Negara : Republik Indonesia. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 236 Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Serta Perdagangan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 325 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Dokumen Negara : Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan DKI Jakarta. Rencana Strategis Dinas Koperasi, UMKM dan

Perdagangan DKI Jakarta Thaun 2013-2017. Jakarta

Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016