implementasi sistem monitoring keamanan ruangan bayi

29
Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT (Studi Kasus : RSUD Pandan Arang Boyolali) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Baguz Dwi Pradana (672010230) Dr. Sri Yulianto J.P. S.Si, M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2016

Upload: others

Post on 29-Dec-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT

(Studi Kasus : RSUD Pandan Arang Boyolali)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Baguz Dwi Pradana (672010230)

Dr. Sri Yulianto J.P. S.Si, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Februari 2016

Page 2: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

i

Page 3: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

ii

Page 4: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

iii

Page 5: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

iv

Page 6: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

v

Page 7: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

vi

Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT

(Studi Kasus : RSUD Pandan Arang Boyolali)

1.) Baguz Dwi Pradana 2.) Dr. Sri Yulianto J.P. S.Si., M.Kom

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected]

Abstract

CCTV is the technology to monitor a room directly. Therefore, the users can

know what is happening in an area monitored by CCTV. Unfortunately, the cost for

CCTV technology is not yet affordable for all people and most of CCTVs can only store

the pictures. As the result, there is no warning when something happens and the problems

cannot be prevented. Therefore, we need development of CCTV system with detection

features is required. This CCTV system is built with OpenWRT operating system that is

installed on a Router and it is equipped with additional tools, such as webcam, modem,

USB hub, and flash drive. This system offers some advantages, to store the picture from

the monitoring and to give the warning via SMS and report of activity log via daily email.

It can be accessed remotely via internet.

Keywords : CCTV, Monitoring, OpenWRT, Router

Abstrak

CCTV adalah teknologi yang digunakan untuk monitoring atau pemantauan suatu

ruangan secara langsung. Sehingga Pengguna dapat mengetahui apa yang sedang terjadi

di daerah yang terpantau oleh CCTV. Sayangnya biaya untuk teknologi CCTV ini masih

belum terjangkau untuk semua kalangan dan kebanyakan CCTV hanya dapat menyimpan

gambar saja. Sehingga tidak ada peringatan jika ada sesuatu hal terjadi. Untuk itu perlu

pengembangan suatu sistem CCTV yang murah dan mempunyai fitur deteksi. Sistem

CCTV ini dibangun menggunakan sistem operasi OpenWRT yang dipasang pada sebuah

Router dan dilengkapi alat tambahan seperti. Webcam, Modem, USB Hub dan Flashdrive.

Sistem ini memiliki kemapuan selain untuk menyimpan gambar hasil dari pengawasan

dan bisa untuk peringatan melalui SMS dan laporan email harian, serta untuk akses jarak

jauh melalui Internet.

Kata kunci : CCTV, Monitoring, OpenWRT, Router

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.

2 Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 8: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

1

1. Pendahuluan

Pada era globalisasi ini pertumbuhan penduduk semakin meningkat.

Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk diikuti juga dengan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekonomi inilah yang membuat manusia

cenderung bertindak konsumtif. Sifat konsumtif ini manusia terbawa hasrat untuk

memiliki semua yang diinginkannya. Bahkan manusia bisa melakukan segala cara

demi untuk memenuhi rasa keinginannya. Sehingga banyak terjadi kasus kriminal

seperti pencurian dan penculikan, bahkan tindakan kriminal ini terjadi di tempat

umum sekalipun. Sebagai contoh kasus penculikan bayi yang pernah terjadi

disuatu rumah sakit yang ada disalah satu daerah di Indonesia [1].

Seiring waktu saat ini teknologi informasi sudah semakin berkembang

pesat. Kecanggihan teknologi sudah diterapkan dan dimanfaatkan dalam berbagai

bidang dan keperluan. Salah satunya pada bidang keamanan dengan monitoring

menggunakan perangkat Cross Circuit Television (CCTV). Dengan menggunakan

perangkat ini dapat membantu dan mempermudah dalam memantau suatu kondisi

disuatu tempat. Sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan. Akan tetapi

tidak semua tempat terpasang perangkat CCTV ini. Dikarenakan biaya yang mahal

dan pemasangan yang relatif sulit sehingga hanya ruang perawatan bayi dirumah

sakit yang ada di kota – kota besar yang sudah memakai perangkat ini.

Maka diperlukan suatu rancangan sistem yang mampu menjadi sarana

monitoring pada ruang perawatan bayi di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Perancangan sistem ini dengan mengembangkan sistem monitoring yang sudah

ada. Dengan mengembangkan beberapa aplikasi yang disesuaikan dengan

kebutuhan di RSUD Pandan Arang Boyolali. Melihat dari latar belakang diatas

maka dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah. Bagaimana merancang dan

membangun suatu sistem yang dapat digunakan untuk monitoring ruangan

perawatan bayi dengan sistem berbasis OpenWRT yang dapat diakses secara

realtime, bagaimana memberikan informasi kepada petugas jaga atau user ketika

ada gerakan yang terdeteksi oleh sistem serta bagaimana sistem memberikan

peringatan jika terjadi masalah pada sistem monitoring. Adapun tujuan dan

manfaat dari perancangan sistem monitoring ruangan ini adalah membuat sistem

monitoring menggunakan OpenWRT yang dapat mendeteksi gerakan pada suatu

ruangan. Memberikan informasi secara realtime keadaan ruangan bayi sehingga

apabila terjadi sesuatu dapat segera dilakukan tindakan pencegahan. Sistem

monitoring yang akan dibuat ini mudah diakses, hemat biaya dan praktis.

Sehingga bermanfaat untuk membantu mempermudah user atau petugas untuk

melakukan pengawasan ruangan. Sistem monitoring ruangan ini diharapkan

sebagai solusi alternatif sistem monitoring keamanan ruangan pengganti CCTV.

Yang hemat dan praktis dan dapat meningkatkan pelayanan dan menciptakan rasa

aman bagi pasien yang ada di RSUD Pandan Arang.

Mengingat luasnya cakupan bahasan sistem monitoring ruangan ini agar

hasil penelitian lebih sesuai dan terarah perlu adanya batasan masalah yaitu router

yang digunakan adalah router Huawei EchoLife HG553 yang di-install firmware

Page 9: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

2

OpenWRT seri Attitude Adjusment 12.09, Monitoring dilakukan di ruangan

dengan kondisi cahaya yang cukup, kamera yang digunakan adalah webcam

dengan resolusi Megapixel, jenis gerakan yang terdeteksi tidak dibedakan oleh

sistem, SMS Gateway hanya digunakan untuk mengirim pesan kepada user dan

hasil monitoring dapat diakses secara realtime melalui web browser.

2. Tinjauan Pustaka

Pada Penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Agustian Romi yang

berjudul “Perancangan Sistem Keamanan Rumah menggunakan Perangkat

Nirkabel berbasis Openwrt.” Penelitian tersebut membahas tentang pembuatan

sistem keamanan rumah dengan menggunakan router TP LINK WR1043ND

dengan firmware OpenWRT. Fitur yang ada antara lain sensor input

menggunakan kabel lan dan router, webcam untuk merekam keadaan rumah,

soundcard sebagai output alarm dan SMS Gateway untuk memberikan informasi

kepada pemilik rumah [2]. Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Darmin

Amin dan Beny Wijaya yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Pengawasan

Ruangan Berbasis CCTV Pada Perangkat Bergerak Dengan Motion Detector”

Penelitian tersebut membahas tentang pembuatan aplikasi sistem keamanan yang

dibangun dapat di akses pada perangkat mobile menggunakan bahasa

pemograman Java dan menggunakan MySQL sebagai server basis data. Sehingga

sistem keamanan dapat diakses lewat jarak jauh melalui perangakat bergerak yang

terhubung oleh internet [3]. Pada penelitian yang lain yang dilakukan Arif

Setiawan yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Ruangan

Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT” penelitian ini membahas tentang

perancangan sistem keamanan rumah menggunakan OpenWRT yang dibangun

menggunakan router TP-Link MR3420 dengan sensor motion detected[4].

Penelitian ini berfokus dengan mengembangkan sistem yang sudah ada

dari penelitian sebelumnya yaitu menggabungkan keunggulan dari masing –

masing penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan dengan menambahkan

peringatan kepada user jika terjadi error. Sistem monitoring akan memberikan

informasi melalui SMS jika ada salah satu device tidak tersembung dengan benar

atau mati. Sehingga menjadi sistem monitoring yang lebih efisien, praktis dan

sesuai dengan kebutuhan di RSUD Pandan Arang Boyolali. OpenWRT adalah

sebuah proyek open source distribusi linux untuk menciptakan sebuah sistem

operasi gratis yang bisa di-install (embeded) pada perangkat radio wireless [5].

Webcam atau Web Camera adalah setiap kamera video yang menampilkan output

pada sebuah halaman web yang dihubungkan ke komputer melalui port USB

ataupun port COM [6]. Motion adalah sebuah aplikasi yang mempunyai fitur

video analisis yang berfungsi untuk mendeteksi adanya pergerakan pada network

camera. Motion bekerja dengan membandingkan intesitas pixel dari gambar baru

dengan gambar referensi (gambar lama). Ketika tidak ada perubahan intensitas

pixel maka gambar referensi bernilai nol. Jika terjadi perubahan maka nilai dari

gambar referensi akan berbeda [7]. MySQL merupakan software yang tergolong

database server dan bersifat open source [8]. PHP (Hypertext Preprocessor)

adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis [9].

Page 10: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

3

Shell adalah program penerjemah perintah yang menjembatani antara user dengan

sistem operasi. Dimana user dapat mengetikan perintah – perintah yang di

inginkan baik berupa perintah internal shell ataupun perintah eksternal untuk

mengeksekusi suatu file program [10].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian pada yang digunakan peneletian ini diselesaikan melalui

tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu, (1) Tahap Identifikasi

Masalah dan Pengumpulan Data, (2) Perancangan Sistem, (3) Implementasi

Sistem, (4) Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian.

Gambar 1 Tahapan Penelitian [11]

Pada gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut; Tahap pertama

Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Data yaitu melakukan wawancara kepada

narasumber untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan

tema perancangan sistem ini. Disini melakukan wawancara dengan perawat

RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai narasumber untuk mengetahui gambaran

sistem yang akan dibuat dan mencari sumber refrensi dari penelitian sebelumnya

untuk mendukung kelancaran perancangan sistem.

Langkah kedua disain sistem yang meliputi perencanaan infrastruktur

sistem CCTV. Yaitu mengumpulkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk

membangun sistem monitoring. Sistem ini terdiri dari perangkat keras dan

perangkat lunak. Membuat topologi, konfigurasi dan instalasi paket – paket untuk

modul dari perangkat keras maupun perangkat lunak yang dipergunakan pada

jaringan untuk implementasi sistem CCTV tersebut, serta merancangan antarmuka

aplikasi yang digunakan oleh user. Disain dalam penelitian ini terdiri dari

penggabungan perangkat keras dan perangkat lunak agar menjadi sistem

monitoring keamanan ruangan yang di inginkan.

Page 11: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

4

Peralatan perangkat keras yang diperlukan pada pembuatan sistem

monitoring keamanan ruangan bayi dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1 Peralatan Pembuatan Sistem Monitoring Ruangan

Hardware yang dibutuhkan

Bahan Fungsi

Router Huawei Vodafone HW 553 Sebagai pusat dari sistem yang sudah

di -install firmware OS OpenWRT.

Webcam Sebagai alat monitoring ruangan.

Modem 3G (2 buah) Sebagai sambungan internet dan

SMS Gateway.

Flashdisk Sebagai data storage hasil

penyimpanan gambar pada sistem.

USB Hub Sebagai penghubung antara router

dengan alat – alat yang lain.

Kabel UTP Sebagai penghubung Antara router

dengan Laptop sebagai user.

RJ-45 Sebagai konektor kabel UTP

Laptop Untuk konfigurasi dan menjalankan

sistem.

VPS (Virtual Private Server) Sebagai tunneling agar sistem dapat

di akses secara jarak jauh melalui

internet

Sedangkan perangkat lunak yang diperlukan untuk membuat sistem

monitoring keamanan ruangan bayi, dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Software Sistem Monitoring Ruangan

Software yang dibutuhkan

Bahan

1. OpenWRT Attitude Adjustment 12.09

Paket yang di install :

- Alsa-lib 1.0.24.1 - 1

- Ffmpeg 0.8.7 -2

- Uhttpd 2012-10 - 30

- Mjpg_Streamer r148-4

- Motion 20110806

- Msmtp 1.4.27

- Mysql Server 5.1.53-7

- Php 5.4.5

- Samba Server 3.6.5 - 3

2. Windows 8 6. Notepad ++ v6.7.5

3. Putty 0.63 7. Mozilla Firefox 40.0

4. WinSCP 5.5.6 8. Google Chrome 46.0

Page 12: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

5

Gambar 2 Topologi Perancangan Sistem

Pada gambar 2 dijelaskan topologi perancangan sistem monitoring

keamanan ruangan bayi. Terdiri dari router sistem monitoring dengan IP

192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 yang tersambung dengan laptop

user mempunyai IP 192.168.1.102 dengan subnet mask 255.255.255.0. Router

juga terhubung dengan USB HUB yang berfungsi sebagai perantara untuk

menggabungkan beberapa device seperti webcam, modem internet, modem sms

dan flashdisk. Sistem monitoring ruangan ini masih berjalan di jaringan lokal.

Gambar 3 Topologi SSH Tunneling

Pada Gambar 3 adalah gambar topologi SSH tunneling. VPS

menjembatani antara computer pengguna dengan router sistem monitoring

melalui internet. SSH tunnel bekerja dengan meneruskan koneksi yang masuk

Page 13: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

6

ke IP VPS menuju ke IP router sistem monitoring. Dengan ini sistem dapat

diakses dari mana saja selama masih terhubung ke jaringan internet.

Tabel 3 Alokasi Penggunaan IP Address

Alamat IP Fungsi

192.168.1.1/24 IP router sistem monitoring

192.168.1.x/24 IP user yang terhubung dengan router

208.68.39.246 IP public VPS

x = bilangan bulat

Pada Tabel 1 menjelaskan alokasi penggunakan IP Address pada sistem

monitoring. IP 192.168.1.1/24 merupakan IP dari sitem monitoring. IP

192.168.1.x/24 adalah IP yang diperoleh user yang terkoneksi dari router secara

random (dhcp). Sedangkan IP 208.68.39.246 adalah IP VPS yang merupakan IP

Publik.

Gambar 4 Flowchart Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

Pada gambar 4 merupakan gambar flowchart dari sistem monitoring. Pada

saat memulai sistem user mengeset tanggal dikarenakan router tidak memiliki

hardware clock. Kemudian user melakukan login, jika password sesuai maka

sistem akan menyimpan log pada database. Setelah itu user memilih level

keamanan. Ada empat level keamanan yang berbeda tingkat keamanannya. Yaitu

level 0, level 1, level 2 dan level 3. Setelah itu user memilih salah satu level. Pada

Level 0 sistem tidak menjalankan fungsi monitoring. Pada level 1 sistem hanya

menjalankan fungsi streaming monitoring ruangan. Sedangkan level 2 sistem

Page 14: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

7

menjalankan fungsi monitoring dan mengambil gambar ketika ada sesuatu yang

bergerak pada gambar kamera. Pada level 3 sistem menjalankan fungsi monitoring

dan mengambil gambar ketika ada sesuatu yang bergerak pada gambar kamera

dan mengirim SMS untuk pemberitahuan kepada user. kemudian sistem

menyimpan log. User juga bisa mengubah level keamanan. Jika selesai

menggunakan sistem user akan logout. Kemudian sistem akan menyimpan log

dan kemudian selesai.

Gambar 5 Use Case Diagram Sistem Monitoring Ruangan

Use case diagram, pengguna sistem monitoring ruangan dapat melakukan

set date dan login setelah user login kemudian tersedia beberapa pilihan yaitu

Home, Menu, About, Admin. Didalam pilihan Home terdapat cek device untuk

menjalankan ssh tunnel. Pada pilihan Menu terdapat, Level Keamanan yang terdiri

dari level 0, level 1, level 2 level 3, pilihan kamera, pilihan notifikasi yang berisi

Setting SMS dan Setting email, Storage dan Log, pilihan About dan pilihan Admin

yang berisi Setting sistem set password dan logout. Use case diagram dapat

dilihat pada Gambar 5.

Selanjutnya merancang antarmuka sistem monitoring yang terdiri dari

Header, Menu Navigasi yang berisi Home,Menu, About dan Admin. Pada Home

berisi info sistem dan status device. Menu yang menggunakan dropdown terdiri

dari beberapa pilihan aplikasi sistem, seperti pilih level keamanan, kamera,

notifikasi, storage dan log. About berisi keterangan sistem monitoring dan Admin

berisi setting dan logout sistem. Desain antarmuka dapat dilihat pada gambar 6.

Page 15: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

8

Gambar 6 Desain Antarmuka Sistem

Gambar 7 merupakan tampilan antarmuka sistem yang sudah jadi.

Tampilan ini dibuat sebagai perantara antara pengguna atau user dengan sistem

monitoring. Antarmuka sistem monitoring ini dibagi menjadi 5 bagian utama,

yaitu ; Header berisi logo dan nama sistem. Menu Bar berisi Home, Menu, About

dan Setting. Menu Berisi aplikasi dari pilihan modul aplikasi dengan tampilan

drop down. Isi menampilkan output hasil dari menu aplikasi yang dipilih dan pada

bagian footer berisi identitas dari pembuat.

Gambar 7 Tampilan Antarmuka Sistem

Gambar 7 merupakan tampilan antarmuka sistem yang sudah jadi.

Tampilan ini dibuat sebagai perantara antara pengguna atau user dengan sistem

monitoring. Antarmuka sistem monitoring ini dibagi menjadi 5 bagian utama,

yaitu ; Header berisi logo dan nama sistem. Menu Bar berisi Home, Menu, About

dan Setting. Menu Berisi aplikasi dari pilihan modul aplikasi dengan tampilan

drop down. Isi menampilkan output hasil dari menu aplikasi yang dipilih dan pada

bagian footer berisi identitas dari pembuat.

Page 16: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

9

Tahap ketiga: yaitu mengimplementasikan hasil perancangan sistem.

Membangun sistem berdasarkan proses yang telah didefinisikan sesuai pada alur

dan topologi yang telah dibuat. Implementasi yang dimaksud adalah membangun

sistem monitoring. Dengan cara mengganti firmware menjadi OpenWRT Attitude

Adjusment 12.09. Serta mengkonfigurasi router, setelah itu langkah selanjutnya

yaitu menyusun alat – alat sistem monitoring. Kemudian menginstall paket –

paket yang dibutuhkan dalam sistem operasi OpenWRT untuk membangun sistem

monitoring. Setelah itu akan diimplementasikan menggunakan PHP dan bash

script. Setelah paket terinstall kemudian mengkonfigurasi paket menjadi modul –

modul diantaranya modul sensor kamera, modul SMS, modul penyimpanan

gambar atau storage, modul email dan log, modul SSH Tunnel, modul video.

Tahap keempat: adalah melakukan pengujian sistem dan analisis dari

perancangan dan implementasi yang telah dibuat tersebut. Tujuan dari tahap ini

adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan yang

diharapkan. Dengan cara menguji fungsionalitas dari jalannya sistem monitoring

serta melakukan analisis dari hasil pengujian. Selanjutnya akan dapat diketahui

apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Sehingga kedepannya masih bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem yang

dibuat.

4. Hasil dan Pembahasan

Sistem monitoring keamanan ruangan bayi ini hanya dapat di akses oleh user yang sudah terdaftar. User ini dapat menjalankan sistem monitoring dengan cara

login pada sistem monitoring. seperti pada gambar 8.

Gambar 8 Tampilan Halaman Login

Langkah pertama pada perancangan ini yaitu membuat fungsi streaming pada

tingkat keamanan level 1.

Kode Program 1 Perintah Untuk Menjalankan Fungsi Streaming

# mjpg_streamer -i "input_uvc.so -d /dev/video0 –r 640x480 -f

30 -y" -o "output_http.so" –b

Page 17: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

10

Kode program 1 merupakan perintah untuk menjalankan fungsi streaming.

Dengan menggunakan aplikasi mjpg_streamer maka sistem dapat mengambil

sumber video dari port /dev/video0 dengan resolusi gambar sebesar 640x480

pixel. Perintah ini akan dijalankan saat sistem berada di level 1.

Pada Gambar 9 Merupakan tampilan level 1 saat sistem monitoring

keamanan menjalankan fungsi streaming. Pada proses ini kamera hanya

melakukan pemantauan ruangan dan sensor tidak aktif dan tidak ada aktifitas

penyimpanan gambar yang dilakukan oleh sistem.

Gambar 9 Tampilan Hasil Streaming Level 1

Pada modul sensor kamera maka webcam berfungsi sebagai sensor

pendeteksi gerak menggunakan aplikasi motion. Aplikasi motion ini bekerja

berdasarkan konfigurasi yang ada pada file /etc/motion.conf. Modul ini dijalankan

saat sistem monitoring berada di level 2 dan 3 pada kode program 2 merupakan

settingan konfigurasi sensor pendeteksi gerak.

Kode Program 2 Settingan Konfigurasi Aplikasi Motion

1.###### motion configuration #######

1. videodevice /dev/video0

2. width 640

3. height 480

4. framerate 30

5. threshold 1500

6. noise_level 32

7. noise_tune on

8. ; area_detect value

9. text_right %d-%m-%Y\n%T-%q

10. target_dir /www/pantau/logcam/current

11. snapshot_filename %d:%m:%Y-%H:%M:%s-snapshot

12. picture_filename %d-%m-%Y %H:%M:%S

13. stream_port 8081

14. stream_quality 50

15. stream_motion on

16. stream_maxrate 30

17. stream_localhost off

18. on_motion_detected sh /www/pantau/script/trigger.sh

Page 18: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

11

Pada settingan konfigurasi modul motion diatas telah disesuaikan dengan

kebutuhan agar lebih efektif pada jalannya sistem. Diantara mengubah settingan

pada konfigurasi motion, Seperti ukuran width 640 dan height 480 pixel,

framerate menjadi 30, target_dir untuk menyimpan gambar hasil motion

disimpan pada direktori /www/pantau/logcam/current, stream port di port 8081,

stream quality 50, stream_motion on, stream_localhost off dan on_motion_detect

sh /www/pantau/script/trigger.sh

Pada gambar 10. Sistem monitoring menjalankan level 2. Pada level ini

webcam akan berubah menjadi sensor pendeteksi gerak menggunakan motion

detection dan ketika ada gambar yang terdeteksi bergerak pada kamera maka akan

ditandai dengan kotak merah. Setelah itu gambar yang dicapture akan disimpan

ke tempat penyimpanan atau storage sesuai dengan direktori yang tersimpan

dalam settingan konfigurasi motion.

Gambar 10 Tampilan Ketika Gerakan terdeteksi level 2

Pada gambar 11 sistem sedang menjalankan tingkat keamanan level 3

program yang dijalankan hampir sama dengan level 2, akan tetapi pada level 3

fungsi motion digabung dengan modul SMS Gateway. Sehingga apabila ada

gerakan yang terdeteksi maka sistem monitoring akan menyimpan gambar dan

mengirim SMS kepada user.

Gambar 10 Tampilan Ketika Gerakan terdeteksi level 3

Page 19: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

12

Gambar 11 Tampilan Pemberitahuan SMS

Pada gambar 11 adalah gambar ketika sistem monitoring keamanan

mengirim SMS kepada user untuk memberitahukan bahwa di dalam pantauan

kamera ada gambar yang bergerak. Sehingga SMS pemberitahuan ini bertujuan

untuk memperingatkan user agar segera dilakukan tindakan yang lebih lanjut

karna sensor mendeteksi ada gerakan pada gambar.

Kode Program 3 Script SMS Gateway Pada Tingkat Keamanan Level 3

Kode program 3 merupakan script untuk menjalankan fungsi SMS

gateway dengan mengambil nomer hp yang sudah disimpan di file nohp.txt

kemudian melalui AT Command modem yang terletak di direktori /dev/ttyUSB3

dan modem akan mengirim pesan yang berisi “Perhatian, terdeteksi gerakan di

sistem monitoring pada $(date). Segera lakukan tindakan lebih lanjut –

PantauCCTV-. $(date) adalah variabel tanggal waktu pertama kali memasukan

tanggal pada sistem.

1. HP=`cat /www/pantau/script/nohp.txt`

2. echo -e -n "AT+CMGF=1 \015" > /dev/ttyUSB3

3. echo -e -n "AT+CMGS=\"+62$HP\" \015" > /dev/ttyUSB3

4. echo -e -n "Perhatian, terdeteksi gerakan pada sistem

monitoring pada $(date). Segera lakukan tindakan lebih lanjut

–PantauCCTV-

5. \015" > /dev/ttyUSB3

6. echo -e -n "\032" > /dev/ttyUSB3

Page 20: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

13

Gambar 12 Hasil Penyimpanan Gambar

Pada Gambar 12 merupakan foto hasil capturing kamera webcam ketika

level 2 dan 3 diaktifkan. Maka modul penyimpanan atau storage akan menyimpan

foto gambar hasil capturing sensor dari webcam menggunakan aplikasi samba

server. Selanjutnya untuk melihat hasil ini dapat diakses melalui samba server.

Dengan mengetikan alamat ip router \\192.168.1.1 pada Windows Expoler.

Gambar 13 Tampilan Menu Log

Pada gambar 13 merupakan tampilan dari menu log sistem monitoring

yang dibuat. Log ini berisi semua kegiatan dan proses yang terjadi pada sistem.

Seperti informasi gerakan terdeteksi, pergantian level, pergantian info notifikasi

yang akan dikirim melalui email kepada user.

Page 21: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

14

Gambar 14 Isi Email Dari Sistem Monitoring

Pada gambar 14 merupakan gambar email yang masuk dari sistem

monitoring ke email user. Email dari sistem monitoring ini berisi log aktifitas dari

sistem monitoring. Email ini bertujuan mengirim file backup log dari aktifitas

sistem monitoring kepada user. Settingan pada email server dapat dilihat pada

kode program 4

Kode Program 4 Script Email Server

Pada settingan konfigurasi modul email server diatas telah disesuaikan

agar bisa mengirim email. Diantaranya mengubah settingan pada konfigurasi

direktori /etc/msmtprc pada router yaitu mengubah host smtp.gmail.com untuk

akun gmail dengan port 587. User untuk mengirim email dengan akun

[email protected] dan settingan passwordnya.

Agar sistem ini bisa diakses pada perangkat lain maka perlu mengalihkan

koneksi jaringan dari jaringan lokal ke jaringan publik. Dengan memanfaatkan IP

Publik dari VPS menggunakan SSH Tunneling. Modul SSH ini berfungsi sebagai

port forwarding.

1. account default

2.

3. host smtp.gmail.com

4. port 587

5. auth on

6. user [email protected]

7. password cctv1234

8.

9. auto_from off

10. from [email protected]

11. tls on

12. tls_starttls on

13. tls_certcheck off

14.

15. logfile

16. syslog LOG_MAIL

Page 22: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

15

Kode Program 5 Script SSH Tunneling

Script diatas mempunyai perintah setiap koneksi yang menuju ip address

208.68.39.246 akan dialihkan ke jaringan lokal dengan ip 192.168.1.1 pada port

80

Gambar 15 Sistem diakses dari perangkat lain

Gambar 15 merupakan gambar sistem yang diakses dari perangkat lain.

Seperti pada perangkat smartphone dan web browser dengan mengetikan alamat

ip VPS. Kemudian VPS akan men-direct ke jaringan lokal sistem monitoring.

Sistem monitoring ini juga bisa membuat video melalui modul video

karena modul ini bekerja dengan cara menggabungkan beberapa file gambar yang

tertangkap pada sistem monitoring menjadi satu file video menggunakan paket

library ffmpeg.

Kode Program 5 Script ffmpeg Untuk Proses Penggabungan Gambar

Script perintah diatas untuk menggabungkan gambar yang ditangkap oleh

sistem. Dengan mengambil semua file yang berekstensi .jpg kemudian akan

digabung menjadi satu dengan codec mjpeg. Setelah itu file akan menjadi video

yang berformat .mp4.

Pada gambar 16 merupakan tampilan hasil video penggabungan dari

beberapa file gambar. Video ini dapat diputar dengan aplikasi media player yang

mempunyai codec .mp4 seperti pada gambar menggunakan aplikasi media Splash

Pro.

# ssh –T -N [email protected] -R 80:192.168.1.1:80

# cat *.jpg | ffmpeg -f image2pipe -r 1 -vcodec mjpeg -i –

motion_$date.mp4

Page 23: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

16

Gambar 16 Video Hasil Penggabungan Gambar

Penulis juga menambahkan fitur peringatan sistem monitoring ini juga

mempunyai sistem peringatan kepada user melalui sms jika webcam sebagai alat

monitoring tidak tersambung atau mengalami kerusakan. Kode Program 5 Script peringatan

Pada kode program 5 berisi script peringatan jika alat monitoring, dengan

memasukan webcam id yang terdaftar pada router dengan mengetikan lsusb pada

router serial id webcam tercatat “046d:082b” yang kemudian dimasukan kedalam

script jika status kamera tidak tersambung maka sistem akan menginformasikan

jika ada gangguan yg terjadi pada webcam kemudian mengirim sms kepada user.

1. #!/bin/bash

2.

3. #webcam id

4. kamera2="046d:082b"

5.

6. kamera=`lsusb | grep $kamera2 | awk '{print $6}'`

7.

8. if [ $kamera == $kamera2 ];

9. then

10. echo "Status Kamera = Tersambung" > /dev/null

11. else

12.

13. HP=`cat /www/pantau/script/nohp.txt`

14.

15. echo -e -n "AT+CMGF=1 \015" > $MOD

16. echo -e -n "AT+CMGS=\"+62$HP\" \015" > $MOD

17. echo -e -n "Perhatian, Ada Gangguan Pada Kamera

Webcam. Harap segera dilakukan tindakan perbaikan –

PantauCCTV- \015" > $MOD

18. echo -e -n "\032" > $MOD

19.

20. fi

Page 24: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

17

Gambar 17 ganguan Kamera dan SMS pemberitahuan sistem

Pada gambar 17 adalah tampilan saat kamera webcam tidak tersambung

dengan baik atau mengalami error. Saat tidak tersambung dengan benar atau

error sistem tidak bisa menampilkan monitoring ruangan, sehingga tampilan pada

kamera akan berwarna abu – abu. Kemudian sistem akan memberi informasi

kepada user melalui SMS.

Pengujian sistem menggunakan Alpha & Beta Testing [12]. Alpha testing

digunakan untuk menguji fungsionalitas sistem dari sistem yang dibuat. Pengujian

dilakukan dengan menguji jalannya sistem apakah sudah berjalan seperti yang

diinginkan. Beta testing dilakukan secara obyektif dengan memberikan kuesioner

kepada responden untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem monitoring

yang telah dibuat. Pengujian Alpha testing untuk menguji fungsional jalannya sistem

menggunakan metode black box. Pengujian ini meliputi proses jalannya sistem

dan tes fungsi modul – modul yang ada pada sistem. Hasil pengujian dapat dilihat

pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Pengujian Fungsionalitas Sistem

No. Test Case Hasil yang diharapkan Hasil yang didapat Keterangan

1. Login Masuk

Sistem

User yang terdaftar dalam

database berhasil masuk

kedalam sistem.

User yang terdaftar

dalam database berhasil

masuk kedalam sistem.

Terpenuhi

2. Pengujian level

keamanan

tingkat 1

(Streaming)

Sistem berhasil

menampilkan hasil

streaming secara langsung

Sistem berhasil

menampilkan hasil

streaming secara

langsung.

Terpenuhi

3 Pengujian level

keamanan

tingkat 2

(Motion

Sistem berhasil mendeteksi

adanya gerakan dan

menyimpan gambar.

Sistem berhasil

mendeteksi adanya

gerakan dan

Terpenuhi

Page 25: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

18

Detection) menyimpan gambar.

4. Pengujian level

keamanan

tingkat 3

(Motion

Detection dan

SMS Gateway)

Sistem berhasil mendeteksi

adanya gerakan, menyimpan

gambar dan mengirim SMS

pemberitahuan kepada user

Sistem berhasil

mendeteksi adanya

gerakan, menyimpan

gambar dan mengirim

SMS pemberitahuan

kepada user

Terpenuhi

5. Modul storage

penyimpanan

gambar (Samba

Server)

Modul dapat diakses untuk

menampilkan gambar hasil

penyimpanan sistem

monitoring.

Modul dapat diakses

untuk menampilkan

gambar hasil

penyimpanan sistem

monitoring.

Terpenuhi

6. Modul Log

Sistem

Modul Log berfungsi

menampilkan kejadian yang

dialami oleh sistem.

Modul Log berfungsi

menampilkan kejadian

yang dialami oleh

sistem.

Terpenuhi

7. Modul Email

Sistem

Modul Email dapat

berfungsi mengirim file

backup log

Modul Email dapat

berfungsi mengirim file

backup log

Terpenuhi

8. Modul SSH

Tunneling

Modul SSH Tunneling

berfungsi untuk men-direct

jaringan lokal ke jaringan

publik agar sistem bisa

diakses melalui jaringan

internet.

Modul SSH Tunneling

berhasil men-direct dari

jaringan lokal ke

jaringan public

sehingga bisa diakses

melalui smartphone

atau laptop lain

Terpenuhi

9. Modul Video Modul Video Berfungsi

untuk memproses gambar

yang sudah ter-capture oleh

sistem menjadi video

Modul Video berhasil

memproses gambar

yang ter-capture oleh

sistem menjadi video.

Terpenuhi

10. Peringatan

kegagalan device

tersambung

Sistem bisa memberi

peringatan kepada user

apabila ada device yang

tidak tersambung atau mati

Sistem berhasil

memberi peringatan

kepada user apabila ada

device yang tidak

tersambung atau mati

Terpenuhi

Pada hasil pengujian fungsionalitas sistem beberapa tes yang dilakukan

pada sistem berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi terkadang

muncul kendala email tidak terkirim pada saat modul email dan modul SSH

Tunneling dijalankan secara bersamaan karena dipengaruhi oleh koneksi internet

yang lambat. Sehingga mempengaruhi proses upload attachment pada pengiriman

email. Begitu juga dengan Modul SSH Tunneling. SSH Tunnel membutuhkan

Page 26: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

19

koneksi internet yang berkecepatan tinggi agar bisa diakses dengan lancar melalui

internet.

Pengujian Beta testing dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 10

responden. Kriteria responden yang dipilih dari berbagai bidang agar

mendapatkan hasil yang lebih obyektif. Diantaranya perawat yang bekerja di

RSUD Pandan Arang Boyolali dan mahasiswa, dengan komposisi responden 6

perawat dan 4 mahasiswa. Indikator pengujian meliputi, kemudahan dalam

pengoperasian, tampilan antarmuka, fitur, dan manfaat. Hasil pengujian

menggunakan skala Likert, dimana menggunakan beberapa butir pertanyaan guna

mengukur perilaku responden dengan 5 pilihan respon yaitu sangat baik, baik,

cukup, kurang, dan sangat kurang [13]. Kategori sangat baik menunjukan bahwa

sistem yang dibangun memiliki fitur dan standar yang melebihi kebutuhan

pengguna. Baik menunjukan bahwa aplikasi yang dibangun memiliki kualitas dia

atas standart dari kebutuhan pengguna. Cukup berarti aplikasi yang dibangun

sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna menurut user requirement sebelumnya.

Kurang berarti terdapat fitur yang masih kurang sesuai dengan keinginan

pengguna. Dan sangat kurang menunjukan bahwa hasil aplikasi yang dibangun

tidak sesuai dengan user requirement.

Setiap jawaban dari responden memiliki bobot sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Skala Nilai Tanggapan Responden.

Bobot Kriteria

1 Sangat Kurang

2 Kurang

3 Cukup

4 Baik

5 Sangat Baik

Untuk mengetahui kriteria tanggapan responden terhadap variabel

penelitian, maka dapat dilihat berdasarkan pada range nilai distribusi frekuensi di

bawah ini :

Tabel 6. Tabel Kriteria Penilaian.

Bobot (%) Kriteria

0% - 19.9% Sangat Kurang

20% – 39.9% Kurang

40% – 59.9% Cukup

60% – 79.9% Baik

80% - 100% Sangat Baik

Page 27: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

20

Hasil skala likert dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Pengujian Beta.

Pertanyaan Rata -

Rata

Keterangan

Sistem Monitoring Keamanan mudah untuk dioperasikan 69% Baik

Sistem tampilan yang disajikan sudah menarik 69% Baik

Fitur yang terdapat pada Sistem Monitoring Keamanan sudah sesuai 82% Sangat Baik

Sistem Monitoring Keamanan sangat membantu pelayanan 76% Baik

Sistem Monitoring Keamanan dibutuhkan dalam pengawasan Ruangan

Perawatan Bayi RSUD Boyolali

72% Baik

Sistem Monitoring Keamanan sudah sesuai dengan kebutuhan 67% Baik

Sistem Monitoring Keamanan bisa diakses secara real time 77% Baik

Sistem Monitoring Keamanan bisa sebagai pengganti alternatif CCTV

yang sudah ada

61% Baik

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan skala likert dengan menghitung

rata – rata presentase yang didapat yaitu dengan cara menjumlahkan hasil rata –

rata setiap pernyataan hasil dari kuisioner oleh responden dibagi jumlah

pernyataan, diperoleh hasil 72% yang masuk dalam kriteria baik. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sistem monitoring keamanan ruangan ini dapat menjadi

alternatif baru dalam sistem dalam bidang monitoring atau pengawasan ruangan.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan

bahwa sistem monitoring keamanan ruangan bayi yang dirancang dapat

membantu pengawasan keamanan di ruangan bayi di RSUD Pandan Arang

Boyolali. Dengan hasil presentase 72% dari hasil kuesioner yang dilakukan oleh

responden. Hasil ini masuk dalam kriteria baik. Sehingga menunjukan bahwa

hasil perancangan sistem monitoring dinilai baik untuk diterapkan di ruangan

perawatan bayi RSUD pandan Arang Boyolali. Karena dapat memudahkan

perawat dalam pekerjaannya, menciptakan rasa aman kepada pasien yang berada

di RSUD Pandan Arang Boyolali serta dapat meningkatkan pelayanan di RSUD

Pandan Arang Boyolali. Khususnya di ruangan perawatan bayi.

Walaupun demikian sistem monitoring ini tidak tanpa kekurangan. Sistem

monitoring ini masih terdapat kekurangan diantaranya fungsi streaming tidak

dapat berjalanan ketika diakses melalui SSH Tunneling. Dikarenakan perlu

koneksi internet dengan data transfer yang cepat dan bandwidth yang besar.

Pengiriman email gagal apabila digunakan saat bersamaan dengan SSH Tunneling.

Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar kekurangan pada sistem

dapat teratasi.

Page 28: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

21

6. Daftar Pustaka

[1] Jukardi, Andang. 8 Juli 2015. Polisi Masih Selidiki Kasus Penculikan Bayi

di RSUD Sumedang. http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-

barat/2015/07/08/334056/polisi-masih-selidiki-kasus-penculikan-bayi-di-

rsud-sumedang. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015

[2] Romi, Agustian. 2011. Perancangan Sistem Keamanan Rumah

menggunakan Perangkat Nirkabel berbasis Openwrt. Surabaya:

Universitas Wijaya Kusuma.

[3] Amin Darwin, Beny Wijaya. 2012. Rancang Bagun Aplikasi Pengawasan

Ruangan Berbasis CCTV Pada Perangkat Bergerak Dengan Motion

Detector. Palembang: STIMIK MDP.

[4] Setiawan, Arif. 2013. Rancang Bangun Sistem Monitoring Ruangan

Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT. Yogyakarta : UIN Sunan

Kalijaga.

[5] Thomas. 2013. What Is OpenWRT?. https://wiki.openwrt.org/about/start .

Diakses pada 5 Juli 2015.

[6] Woodford, Chris. 2015. Webcams. http://www.explainthatstuff.com/webcams.html. Diakses pada 14

Spetember 2015.

[7] Lavrsen, Kenneth. 2012. What is Motion?.

http://www.lavrsen.dk/foswiki/bin/view/Motion/Motion. Diakses Pada 24

Agustus 2014

[8] Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi WEB Dengan PHP dan Database

MySQL. . Yogyakarta: Andi

[9] Anhar. 2010. PHP & MySql Secara Otodidak. Jakarta: PT TransMedia

[10] Wahyono, Teguh. 2015. Tutorial Pemograman Shell Linux. Salatiga:

Andi.

[11] Hasibuan, Zainal, A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu

Komputer Dan Teknologi Informasi: Konsep, Teknik, dan Aplikasi.

Jakarta: Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

[12] Reese Bryne. 2006, Alpha and Beta Testing,

http://www.majordojo.com/uploads/AlphaBetaTesting.pdf diakses tanggal

7 November 2015

Page 29: Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi

22

[13] Budiaji Weksi, 2013, Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert,

Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 2:125-131,

http://www.umbidharma.org/jipp/index.php/jipp/article/view/36/29,

diakses tanggal 18 Oktober 2015