implementasi sistem manajemen mutu iso 9001:2008...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO 9001:2008 DI SMAN 03 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DIAN OCTAVIANI
NIM . 11140182000034
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Dian Octaviani (11140182000034). Implementasi Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan. Jurusan Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.`
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dalam bentuk metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan
cara 1) Wawancara, 2) Observasi dan 3) Dokumentasi atau Studi Dokumen.
Wawancara dilakukan dengan Petugas Harian Kepala Sekolah, Wakil Manajemen
Mutu (WMM), Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan, serta beberapa guru.
Hal tersebut guna untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan pada sasaran mutu sudah
berjalan dengan baik hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan positif
yang dirasakan pihak sekolah baik dari segi prestasi, kompetensi peserta didik,
dan guru, sarana dan prasarana maupun peningkatan dalam pengelolaan dan
pengolahan data serta dokumen-dokumen sekolah lebih tertata rapi, tercapainya
tingkat kelulusan peserta didik 100%, memperoleh nilai akhir kelulsan 7,0
mencapai 70%, serta tercapainya sasaran mutu dengan baik.
Data hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberikan masukan kepada Kepala
Sekolah dan Wakil Manajemen Mutu untuk tetap berkomitmen bersama pihak
manajemen lainnya untuk tetap mengimplementasikan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 dan meningkatkan pencapaian sasaran mutu yang ada.
Kata Kunci: Mutu Pendidikan, Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008, Sasaran Mutu.
ii
ABSTRACT
Dian Octaviani (11140182000034). Implementation of ISO 9001: 2008
Quality Management System in SMAN 03 South Tangerang, Departement of
Education Management, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to describe the Implementation of the ISO 9001: 2008 Quality
Management System in SMAN 03 South Tangerang. The method used in this study
is a qualitative approach in the form of a qualitative descriptive method. Data
collection techniques in this thesis are done in some way 1)Observation,
2)Interview and 3) Document Study or Documentation. Interviews were conducted
with the Daily Headmaster, Deputy of Quality Management (WMM), Head of
Curriculum and Student Affairs, and several teachers. This is to get the
information needed.
From the results of the study show that the implementation of the quality
management system ISO 9001: 2008 in SMAN 03 South Tangerang the quality
objectives have gone well, this is evidenced by the positive changes felt by the
school both in terms of achievement, competency of students, and teachers,
facilities and infrastructure as well as improvements in data management and
processing and school documents are more organized, achieved 100% student
graduation rate, obtaining the final grade of the semester 7.0 reaches 70%, and
the achievement of quality objectives well.
The data from this study are expected to provide input to the Principal and the
Quality Management Representative to remain committed with other management
parties to continue implementing the ISO 9001: 2008 quality management system
and improve the achievement of existing quality objectives.
Keyword: Education Quality, Quality Management System, ISO 9001: 2008
Quality Management System, Quality Goals.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam tetap
tercurah limpahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya hingga kepada umatnya semoga kita semua senantiasa
mendapat syafaatnya.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
di SMAN 03 Tangerang Selatan” merupakan salah satu syarat kelulusan penulis
untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
jauh dari sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisannya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
khususnya bagi pembimbing guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi
penulis di masa yang akan datang.
Adapun keberhasilan penulis dalam melakukan penelitian hingga skripsi
penulis selesai ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak selama penelitian
berlangsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga
serta pikirannya dengan penuh kesabaran dalam membantu, membimbing
dan mendukung penulis sehingga skrisi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
iv
4. Abdul Ghofur, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan
skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya
dengan penuh kesabaran dalam membantu dalam membantu, membimbing
dan mendukung penulis sehingga skrisi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis
selama proses perkuliahan.
7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan dan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dan segenap ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Drs. H. P.A. Sopandy, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 03 Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
9. Dra. Eny Suryani, M.Pd selaku Wakil Manajemen Mutu SMAN 03
Tangerang Selatan yang telah sangat sabar membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian.
10. Seluruh Dewan Guru dan Karyawan SMAN 03 Tangerang Selatan yang
telah bersedia menjadi responden selama kegiatan penelitian berlangsung
11. Teristimewa untuk kedua orangtua tercinta Ayahanda Nurjaya dan Ibunda
Nursani yang tidak pernah lelah mendidik penulis sampai saat ini, yang
senantiasa memberikan do’a, dukungan moril maupun materil, arahan,
nasehat serta bimbingan setiap saat tanpa ada henti-hentinya hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
12. Adik-adikku tersayang Lily Sholiha dan Ibrahim Alkamil yang menemani
mengerjakan skripsi dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
13. Keluarga besar H. Muslih dan Naman yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi.
14. Calon Suamiku Andi Wijaya yang telah menemani, memberikan
dukungan dan motivasi serta meluangkan waktunya untuk menghilangkan
v
penat, tempat berkeluh kesah dan menghibur penulis selama proses
menyelesaikan skripsi.
15. Sahabat tersayang (Fitria Suryani, Desi Anggraeni, Resti Listia,
Clementhya Rahman, Ade Fauziah, Fazar Kurniawan) yang telah
memberikan inspirasi, motivasi, semangat serta waktu luangnya agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi.
16. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2014, terkhusus Anida
Vera Pradikta, Imelda Julia, Elis Nurleli, Luthfiatu Zahro, Nanda
Widyaningrum, Nurul Aeni yang selalu mendukung dan menjadi tempat
berkeluh kesah, memotivasi dan menghibur selama proses menyelesaikan
skripsi.
17. Keluarga besar Reallymation angkatan 16 yang selalu memberikan
dukungan dan do’a agar penulis segera menyelesaikan skripsinya.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberi dukungan dan do’a dalam proses penyelesaian skripsi.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 30 November 2018
Dian Octaviani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 8
A. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ......................................... 8
1. Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO ................................... 8
2. Prinsip-prinsip Manajemen Mutu ............................................... 10
3. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ......................................... 14
4. Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 ....... 17
B. Sasaran Mutu ISO ............................................................................. 19
1. Pengertian Sasaran Mutu............................................................. 19
2. Penetapan Sasaran Mutu ............................................................. 20
3. Sasaran Mutu di Lembaga Pendidikan ........................................ 21
a. Standar Kompetensi Lulusan ................................................ 22
b. Standar Isi ............................................................................. 25
c. Standar Proses ...................................................................... 27
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................ 31
e. Standar Sarana dan Prasarana ............................................... 33
f. Standar Pengelolaan .................................. 35
g. Standar Pembiayaan .............................................................. 36
h. Standar Penilaian Pendidikan ................................................ 39
vii
C. Penelitian yang Relevan .................................................................... 42
D. Kerangka Berpikir ............................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 45
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 45
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 46
C. Metode Penelitian.............................................................................. 46
D. Sumber Data ...................................................................................... 46
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 46
F. Kisi-kisi Instrumen ............................................................................ 48
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 50
H. Interprestasi Data .............................................................................. 52
I. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 55
A. Gambaran Umum dan Deskripsi Unit Penelitian .............................. 55
1. Sejarah SMAN 03 Tangerang Selatan ........................................ 55
2. Profil SMAN 03 Tangerang Selatan ........................................... 56
3. Visi, Misi dan Tujuan SMAN 03 Tangerang Selatan ................. 57
4. Struktur Organisasi dan Alur Birokrasi SMAN 03 Tangerang
Selatan ......................................................................................... 59
5. Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik
SMAN 03 Tangerang Selatan ..................................................... 61
6. Sarana dan Prasarana SMAN 03 Tangerang Selatan .................. 65
B. Deskripsi dan Analisis Data .............................................................. 67
1. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMAN 03 Tangerang Selatan ..................................................... 67
2. Standar Kompetensi Lulusan ...................................................... 70
3. Standar IsI ................................................................................... 73
4. Standar Proses ............................................................................. 79
5. Standar Penilaian Pendidikan ...................................................... 85
C. Temuan Hasil Penelitian ................................................................... 90
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 93
viii
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 94
A. Kesimpulan ....................................................................................... 94
B. Saran .................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rencana Penelitian ...................................................................... 45
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Wawancara .................................................. 48
Tabel 3.3 : Daftar Checklist Studi Dokumen ................................................ 49
Tabel 4.1 : Jabatan dan Pangkat Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN
03 Tangerang Selatan .................................................................................... 61
Tabel 4.2 : Jumlah Peserta Didik SMAN 03 Tangerang Selatan .................. 63
Tabel 4.3 : Data Prestasi Peserta Didik SMAN 03 Tangerang Selatan ........ 64
Tabel 4.4 : Data Sarana dan Prasarana SMAN 03 tangerang Selatan ........... 66
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen
Lampiran 2 : Rekap Hasil Studi Dokuemn
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4: Transkip Wawancara Wakil Manajemen Mutu
Lampiran 5 : Transkip Wawancara Bagian Kurikulum
Lampiran 6 : Transkip Wawancara Bagian Kesiswaan
Lampiran 7 : Transkip Wawancara Guru
Lampiran 8 : Struktur Organisasi
Lampiran 9: Sertifikat ISO
Lampiran 10 : Pedoman Mutu
Lampiran 11: Sasaran Mutu dan Strategi Pencapaian Mutu
Lampiran 12: Prosedur Pengendalian Dokumen
Lampiran 13: Prosedur Pengendalian Rekaman
Lampiran 14 : Intruksi Kerja
Lampiran 15 : Hasil Audit Eksternal
Lampiran 16 : Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lampiran 17 : SK Tim Pengembangan Kurikulum
Lampiran 18 : Dokumen Tugas Siswa
Lampiran 19: Silabus Pembelajaran
Lampiran 20 : RPP
Lampiran 21: Nilai Tes
Lampiran 22: Arsip Hasil Belajar Peserta Didik yang Sudah Ditanda Tangani
Lampiran 23: Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 24:: Surat Permohonan Izin Penelitian
xi
Lampiran 25 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 26 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 27: Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya,
karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik.1 Sejak awal publik
menaruh harapan yang tinggi terhadap pendidikan yang berkualitas, karena
dengan pendidikan yang berkualitas diharapkan adanya peningkatan
kesejahteraan yang berarti bagi masyarakat.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pada jenjang sekolah atau
satuan pendidikan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan di
Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, terutama jika dibandingkan
dengan mutu pendidikan di negara lain. Menurut laporan PISA (Programme
International for Students Assesement) tahun 2015, program yang
mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara, Indonesia menduduki
peringkat 62 sedangkan di ASEAN dari 10 negara yang ada, Indonesia
menduduki peringkat lima. Indonesia masih kalah dari negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura atau Brunei Darussalam. Pada tahun 2018, Indonesia
berada di posisi 108 di dunia dengan skor 0,603. Secara umum kualitas
pendidikan di tanah air berada di bawah Palestina, Samoa dan Mongolia.
Hanya sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik
dari segi kompetensi guru, pengadaan buku dan sumber belajar lainnya,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, bahkan peningkatan manajemen
mutu sekolah. Namun dari usaha yang telah dilakukan belum menunjukan
peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan.
1 Udin Syaefudin Sa,ud – Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6
2
Penerapan Manajemen Mutu di sekolah berlandaskan pada UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 14 ayat 1 berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan, manajemen mutu pendidikan harus disesuaikan
dengan jiwa dan semangat otonomi. Selain itu juga berlandaskan pada UU
Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh
karena itu, sistem manajemen mutu pendidikan harus diubah dari yang
sentralistik menjadi desentralistik yang berfokus pada manajemen mutu
berbasis sekolah.
Jerome S. Arcaro menjelaskan bahwa untuk memperbaiki mutu
pendidikan saat ini saat ini, para pendidik dapat menggunakan manajemen
mutu sebagai salah satu sarananya, karena dengan manajemen mutu para
pendidik dapat mengenal dan beradaptasi dengan permasalahan dan kesulitan
yang dihadapi. Adanya permasalahan dan kesulitan itulah para pendidik dapat
mengembangkan serta menerapkan proses pendidikan yang baru sebagai hasil
dari perbaikan mutu.2
Oleh karena itu pendidikan harus dipandang sebagai sebuah sistem.3
Dimana di dalam sistem itu terdapat aspek-aspek yang saling berkaitan, dalam
pendidikan semua aspek yang telah ditetapkan dalam standar pendidikan yaitu
standar isi, proses, kompentensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian adalah saling
berkesinambungan satu sama lain, karena aspek-aspek tersebut merupakan
tolak ukur dalam menentukan mutu pendidikan serta sebagai sasaran mutu
pendidikan itu sendiri. Sementara dalam menentukan dan menjalankan mutu
pendidikan dibutuhkan adanya manajemen yang baik, bermacam-macam pola
manajemen yang digunakan dalam pendidikan salah satunya adalah
manajemen mutu terpadu atau yang sering dikenal dengan Total Quality
Management (TQM).
2 Joreme S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), cet ke IV, h.2 3 Ibid, h. 13
3
Sebelum sekolah mengimplementasikan TQM sebagai salah satu
pendekatan perbaikan mutu, sekolah harus memahami bahwa TQM bukanlah
beban dan suatu keinginan untuk mencoba mengerjakan sesuatu dengan
prinsip “selalu baik sejak awal”. Selain itu TQM juga menawarkan beberapa
rumusan yang dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan manajemen yang
mengarah pada peningkatan mutu secara praktis dan sistematis. Benefit
sekolah yang megimplementasikan TQM selain untuk meningkatkan mutu
sekolah implementasi TQM pada pendidikan juga mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus
menerus atas jasa, tenaga kerja proses dan lingkungannya.
Menanggapi persoalan mutu pendidikan maka akan lahirlah konsep
persaingan dan tantangan (baik tantangan pasar bebas maupun tantangan
global), Indonesia sebenarnya sudah berkemas diri untuk menghadapi
tantangan tersebut. Salah satu persiapannya adalah menyiapkan generasi
bangsa yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tinggi. Tentunya usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk menciptakan
generasi emas itu melalui pendidikan. oleh karena itu wacana pendidikan terus
ditingkatkan dan berbagai keputusan terkait dengan progres pendidikan telah
dikeluarkan oleh negara Indonesia. Salah satu kebijakan pendidikan yang
dicetuskan oleh pemerintah adalah kebijakan sekolah unggul. Sekolah
unggulan diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang memiliki
keahlian tertentu. Keahlian itulah yang akan mengantar pada kompetisi global
yang pada akhirnya akan memenangkan persaingan tersebut.
Sekolah unggul merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari sebuah
keinginan untuk memiliki sekolah yang mampu berprestasi di tingkat nasional
dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditunjang
dengan adanya akhlakul karimah. Sekolah unggul dikembangkan untuk
mencapai keistimewaan dalam keluaran (output) pendidikan. untuk mencapai
keistimewaan tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, pendidik
dan tenaga kependidikan, manajemen serta sarana penunjangnya harus
diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
4
Mayoritas orang berpendapat bahwa sekolah murah pasti hasilnya juga
murahan, setara dengan pendapat itu, juga ada yang mengatakan bahwa
sekolah unggulan itu juga unggul dalam pembiayaannya. Jika pernyataan itu
benar maka dapat dipastikan bahwa hanya orang-orang yang mampu atau kaya
yang dapat menikmati sekolah unggulan tersebut. Sedangkan faktanya
mayoritas masyarakat Indonesia masih berada pada garis ekonomi menengah
ke bawah dan bahkan menurut Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di
Indonesia pada September 2017 mencapai 26,58 juta jiwa.
Kenyataan di lapangan menunjukan kebenaran pernyataan di atas, bahwa
sekolah unggulan juga diikuti oleh keunggulan pembiayaannya sedangkan
sekolah yang murah juga menunjukan kualitasnya yang rendah dimana
lulusannya memiliki nilai tawar yang rendah atau tidak sama sekali. Ini
merupakan masalah yang serius yang wajib diselesaikan oleh para pemegang
kebijakan pendidikan, karena biar bagaimanapun orang-orang miskin juga
berhak mendapatkan pendidikan yang layak (berkualitas).
Dengan demikian satuan pendidikan mengharapkan TQM dapat berjalan
dengan baik untuk mencapai visi dan misi sekolah maka harus memiliki
inovasi baru dan berani untuk melangkah lebih maju. Warga sekolah harus
menyadari bahwa mutu sekolah harus mengarah pada kepuasan pelanggan
serta untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Standar yang dimaksud
ialah standar internasional ISO 9001:2008. Standar internasional ISO
9001:2008 awalnya digunakan dalam dunia industri manufaktur, namun
seiring berjalannya waktu untuk mendapat pengakuan berupa sertifikat Sistem
Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 pada akhirnya dunia pendidikanpun
perlu mengimplementasikan ISO 9001:2008.
ISO adalah badan standardisasi internasional yang menangani masalah
standardisasi untuk barang dan jasa. Badan ini merupakan federasi badan-
badan standardisasi dari seluruh dunia yang berkedudukan di Geneva, Swiss.
Keanggotaan Indonesia dalam ISO diwakili oleh Dewan Standardisasi
5
Nasional (DSN).4 Manfaat ISO adalah untuk memperagakan kemampuan
organisasi yang taat asas dalam memberikan produk yang memenuhi
permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku. Tujuan ISO adalah untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi permintaannya.5
Perkembangan zaman menuntut SMAN 03 Tangerang Selatan melakukan
peningkatan untuk menghasilkan mutu pendidikan yang mengacu pada
kebutuhan pelanggan dan masyarakat. Oleh karena itu, SMAN menggunakan
SMM ISO 9001:2008 untuk melakukan standardisasi program-program yang
akan dilaksanakan dan mencapai sasaran mutu sesuai yang telah ditetapkan.
SMAN 03 Tangerang Selatan telah menggunakan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 sejak 2008, banyak perubahan yang telah dirasakan oleh
SMAN 03 Tangerang Selatan selama menggunakan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 baik secara langsung mapun tidak langsung, dengan adanya
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan
sekolah lebih tertib dalam mengelola dan mengolah data serta dokumen
sekolah yang tujuannya untuk mempermudah dalam mempersiapkan
pelaksanaan akreditasi sekolah, namun selama berjalannya waktu, tantangan
yang dihadapi setiap tahunnya tidaklah sama, walaupun demikian setiap
tahunnya mengalami kemajuan dalam mengatasi masalah-masalah yang
berkaitan dengan ISO 9001:2008.
Penerapan sistem manajemen mutu ISO memang baik untuk sekolah atau
organisasi termasuk sekolah SMAN 03 Tangerang Selatan. Namun, sebaik
apapun suatu sistem pasti akan adanya suatu kendala. Adapun beberapa
kendala dalam penerapan ISO yang terjadi di SMAN 03 Tangerang Selatan
yaitu: Pertama, tugas pokok guru sebagai pendidik pada proses belajar
mengajar yang seharusnya lebih banyak bersama siswa, menjadi terbagi
karena adanya tugas untuk mengisi lembaran prosedur kerja manajemen ISO
yang harus dikerjakan. Kedua, Masih ada beberapa aspek yang belum tercapai
secara maksimal pada sasaran mutu. Ketiga, pelaksanaan sistem manajemen
4 Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014) h.579 5 Ibid, 580
6
mutu yang masih dalam perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, Keempat,
kurangnya dukungan dari beberapa anggota komite sekolah, Kelima, biaya
yang dikeluarkan cukup besar. 6
Oleh karena itu penulis berminat untuk melakukan penelitian dan
membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMAN 03
TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di lembaga tersebut dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Tumpang tindih tugas pokok beberapa guru dengan prosedur kerja
manajemen ISO.
2. Masih ada beberapa aspek yang belum tercapai secara maksimal pada
sasaran mutu.
3. Belum maksimalnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan.
4. Kurangnya dukungan dari beberapa anggota komite SMAN 03
Tangerang Selatan.
5. Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ISO cukup besar.
C. Pembatasan Masalah
Dalam rangka memperdalam dan memfokuskan pembahasan dalam
penelitian, perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan di
teliti. Dari identifikasi masalah tersebut penulis membatasi permasalahan
dalam penelitian ini yakni Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 pada Sasaran Mutu (hanya mencakup empat standar yaitu standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian
pendidikan) di SMAN 03 Tangerang Selatan.
6 Hasil Observasi di SMAN 03 Tangerang Selatan, pada bulan Mei 2018
7
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pembatasan masalah tersebut maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana implementasi sistem manajemen mutu pada Sasaran Mutu ISO
9001:2008 (hanya mencakup empat standar yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian pendidikan) di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sejauhmana
implementasi sistem manajemen mutu pada Sasaran Mutu ISO 9001:2008
(hanya mencakup empat standar yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses dan standar penilaian pendidikan) di SMAN 03 Tangerang
Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
memberikan bahan masukan dalam mengimplementasikan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008, karena kepala sekolah berperan penting
dalam hal ini.
2. Bagi sekolah dan kepala bidang manajemen mutu, hasil penelitian ini
dapat dijadikan masukan dan acuan untuk memperbaiki serta
meningkatkan sistem manajemen mutu ISO dimasa yang akan datang.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan acuan pustaka sebagai referensi untuk peneliti lain dalam melakukan
penelitian yang lebih lanjut mengenai sistem manajemen mutu ISO
9001:2008.
4. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat digunakan menambah
pengetahuan pada disiplin ilmu sistem manajemen mutu terutama versi
9001.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
1. Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO
ISO merupakan organisasi yang bergelut dalam bidang mutu,
organisasi ini yang dapat menentukan layak atau tidaknya suatu
program yang direncanakan suatu perusahaan atau institusi. Menurut
M. Nur Nasution “ISO merupakan organisasi internasional khusus
dalam hal standardisasi. Sampai tahun 1996, ISO telah memiliki
anggota yang terdiri dari organisasi-organisasi standardisasi nasional
yang berasal dari sekitar seratus negara.”7
Sedangkan Husaini Usman menjelaskan bahwa ISO 9000
merupakan suatu standar yang diakui secara Internasional untuk
Sistem Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management System
(QMS). Seri standar tersebut digunakan untuk mendokumentasikan
dan menerapkan sistem penjaminan mutu.8 Penjaminan mutu melalui
SMM ISO telah berkembang pesat dan menyentuh pada hampir semua
jenis aktivitas produksi dan jasa termasuk institusi pendidikan.9
Sebelumnya ISO hanya digunakan dalam dunia industri, digunakan
dibeberapa negara yang bertujuan untuk mendampingi sistem yang ada
pada dunia industri untuk meningkatkan mutu dengan cara
mendokumentasikan. Namun waktu demi waktu ISO semakin
berkembang pesat dan bukan hanya digunakan pada dunia industri
melainkan juga beberapa bidang seperti pendidkan.
ISO Central, Secretariat (2010) menyatakan bahwa melalui
jaringan dan kolaborasi badan-badan anggota nasionalnya, hubungan
internasional, kerjasama regional dan organisasi mitra, ISO merupakan
7 M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 289
8 Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014) h.580 9 Hasyim Asy’ari, “Perbandingan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Standar BAN-PT
dan Total Quality Management di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang” Jurnal Pendidikan Islam,
Vol IV, No. 1, 2015, h. 145
9
bentuk plat untuk produksi Standar Internasional yang relevan secara
global dan internasional. Mekanisme pembangunan konsensus ISO,
cakupan multi sektor dan kemampuan untuk secara efisien
membendung dan mempromosikan jangkauan kirimannya diakui dan
diandalkan oleh industri, otoritas publik, konsumen dan pemangku
kepentingan lainnya. Dengan demikian membantu mewujudkan
prosedur penilaian yang diterima di mana-mana dengan cara ini, ISO
berkontribusi terhadap ekonomi dunia yang lebih efisien dan
berkelanjutan.10
Dengan demikian dengan adanya badan standardisasi internasional
lembaga pendidikan dapat merancang program untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan berlandasan ISO.
Apabila sistem manajemen mutu disesuaikan dengan ISO 9000,
maka seluruh aktivitas. Sebagai barang atau layanan jasa memerlukan
prosedur yang terdokumentasi. Sebagai contoh, pendidikan
memerlukan pendokumentasian setiap aktivitas menyangkut
penyampaian programnya, termasuk seleksi, wawancara, induksi,
disiplin, penilaian, catatan prestasi, nasehat dan bimbingan, dan
seterusnya. ISO 9000 menerapkan sebuah disiplin bagi mereka yang
siap menggunakannya.11
Awalnya, sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 hanya
ditetapkan dalam dunia industri manufaktur. Namun, kemudian dunia
pendidikan juga merasa perlu untuk mengimplementasikannya. Pada
tanggal 23 Desember 2008, Badan Standar Nasional menerbitkan
persyaratkan sistem manajemen mutu ISO 9001 berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Sehingga jika semula masyarakat mengenal
dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 direvisi menjadi
9001:2008. Revisi tersebut secara subtantif tidak berubah hanya
redaksi sedikit berubah.12
10
Lantip Triyanto, “Implementasi Penyelenggaraan ISO 9001:2008 dalam Bidang Mutu
Layanan Administrasi Akademik” Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No.1,
2013, h. 153 11
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta: Irciso,2010), cet. XI,
h. 124 12
Usman, op. cit., h. 592
10
2. Prinsip-prinsip Manajemen Mutu
Standar internasional ini berdasarkan prinsip-prinsip manajemen
mutu yang dijelaskan dalam ISO 9001. Penjelasan tersebut termasuk
sebuah pernyataan dari setiap prinsip, sebuah alasan rasional mengapa
prinsip itu penting bagi suatu organisasi, beberapa contoh manfaat
yang terkait dengan prinsip dan contoh atas tindakan-tindakan khas
untuk meningkatkan kinerja organisasi ketika menerapkan prinsip
tersebut.
Secara prinsipnya sebenarnya siapa saja dapat menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001, termasuk di lingkungan lembaga
pendidikan (sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi) sistem
manajemen ini merupakan sistem manajemen yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan.13
Pelanggan yang dimaksud ialah
pelanggan internal dan eksternal serta pihak-pihak yang
berkepentingan.
Sejak Desember 2003 muncul ISO terbaru yang disebut ISO
9000:2000 untuk pendidikan standar pelaksanaan. ISO 9000:2000
berisikan delapan prinsip yang dapat digunakan tim manajemen suatu
organisasi untuk meningkat mutu pendidikan. Kedelapan prinsip itu
sebagai berikut:14
a. Berfokus pada Pelanggan
Di era sekarang ini mutu tidak hanya bermakna kesesuaian
dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, melainkan mutu
tersebut disesuaikan dan ditentukan oleh pelanggan, karena
pada dasarnya konsep mengenai mutu dan pelanggan telah
diperluas. Oleh karena itu sekolah harus memberikan
pelayanan jasa dengan sebaik-baiknya kepada pelanggan,
karena sekolah adalah wadah yang memberikan pelayanan jasa
pada pelanggannya.
13
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media,2010), h. 306 14
Usman, op.cit., h.589
11
b. Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang baik harus melakukan komunikasi
yang baik kepada bawahannya, menciptakan dan menjaga
lingkungan internal agar pihak yang berkaitan dapat ikut
terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan organisasi yang
telah dibentuk. Seorang pemimpin juga harus dapat
memberikan inspirasi bagi bawahannya, memiliki sifat inovatif
serta dapat mengembangkan visi dan misi untuk mencapai
tujuan organisasi.
c. Melibatkan Semua Orang
Melibatkan semua orang disini ialah semua pegawai atau
personil yang terlibat di dalam istitusi dapat menjalankan
pekerjaan sesuai dengan tugas pokok serta fungsinya secara
bersama-sama. Setiap personil harus memiliki sifat inovatif dan
kreatif dalam menjalankan tugas pokoknya karena dengan sifat
inovatif dan kreatif personil dapat menguntungkan serta
mengembangkan institusinya, selain itu dengan bantuan para
personil kepala sekolah dapat menjalankan tugas serta
perannya dengan baik.
d. Pendekatan Proses
Suatu proses dapat diartikan sebagai integritas sekuensial
dari orang, metode, material serta peralatan dari suatu
lingkungan sehingga menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan. Suatu hasil yang diinginkan akan dapat tercapai
dengan baik dan efesien apabila sumber-sumber daya yang
berkaitan dapat dikelola di dalam suatu proses. Karena sumber-
sumber daya tersebut dapat mendukung berjalannya proses agar
mencapai target yang diinginkan.
12
e. Pendekatan Sistem pada Manajemen
Mengingat pentingnya peran sistem dan subsistem serta
manajemen yang saling berkaitan dalam mencapai dan
mendapatkan hasil terbaik maka dibutuhkannya
pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan proses-proses
suatu sistem guna memberikan kontribusi pada efektivitas dan
efesiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
f. Peningkatan Terus-menerus
Peningkatan terus-menerus dapat didefinisikan sebagai
suatu proses yang berfokus pada upaya meningkatkan
efektifitas dan efesiensi organisasi untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi serta memenuhi kebijakan-kebijakan
organisasi. Upaya peningkatan tersebut memberlakukan konsep
siklus PDCA yang terdiri dari langkah perencanaan,
melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana
dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Oleh karena itu untuk mencapai kesuksesan setiap satuan
pendidikan perlu melakukan proses sitematis dalam melakukan
perbaikan yang berkesinambungan. Selain itu perbaikan yang
dilakukan juga untuk menunjang tujuan tetap dari organisasi
dalam meningkatkan mutu dan kompetensi staff secara
keseluruhan.
g. Pendekatan Fakta untuk Mengambil Keputusan
Seperti halnya sekolah kelas dunia, mereka adalah satuan
pendidikan yang berorientasi kepada fakta, maksudnya setiap
keputusan didasarkan oleh fakta, bukan pada perasaan (feeling)
atau ingatan semata. Setiap keputusan harus berdasarkan data
da informasi yang akurat, relevan, dan up to date.
13
h. Hubungan yang Saling Menguntungkan
Tidak ada suatu istitusi yang dalam melaksanakan
pekerjaan tanpa melibatkan dan membutuhkan pihak lain.
Setiap sarana dan barang-barang yang ada pada suatu institusi
memerlukan institusi lain sebagai pemasok.
Delapan prinsip manajemen kualitas yang menjadi landasan ISO
9001: 2008, yaitu:15
a. Fokus pada pelanggan : pelanggan adalah “Sosok dengan siapa
berinteraksi langsung atau tidak dalam pengadaan barang dan
pelayanan (jasa)”. Kehidupan institusi tergantung pada
pelanggannya. Kepuasan pelanggan merupakan satu keadaan
yang mana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat
terpenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan
harapan pelanggan adalah kebutuhan dan keinginan,
pengalaman masa lalu, pengalaman teman sejawat, dan
komunikasi melalui media.
b. Kepemimpinan: Menurut Ball yaitu “Leadership is a key issue
for universities and is increasingly regarded a beneficial to
improve performance across all activities, including research”
yang artinya kepemimpinan merupakan isu utama bagi
universitas dan semakin dianggap sebuah bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja di semua kegiatan, termasuk penelitian.
Para pemimpin organisasi harus menyadari, keberhasilan
organisasi tergantung pada seberapa jauh komitmen
manajemen menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi
perbaikan kerja para staf dan semangat dan moral kerja
karyawan tergantung pada ke-mampuan memotivasi dari para
segenap manajemen.
c. Pelibatan karyawan: Orang-orang yang berada pada semua
tingkat perlu dilibatkan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Komunikasi antarpihak harus berjalan lancar, dituliskan, dan
proses pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Keterlibatan karyawan ini dilakukan dengan cara
memampukan dan memberikan kesempatan kepada personal
untuk merencanakan, menerapkan, serta mengendalikan
rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau
kelompoknya.
d. Pendekatan proses: Menurut Rudi Suardi, menyatakan standar
ISO mengembangkan pemakaian pendekatan proses (process
approach) pada masa pembuatan, penerapan, dan peningkatan
sistem manajemen mutu yang efektif dengan tujuan
15
Triyanto, op.cit., h.154
14
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi berbagai
persyaratan pelanggan.
e. Pendekatan sistem pada manajemen: “Pendekatan sistem ke
manajemen didefini-sikan sebagai pengidentifikasian,
pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling
terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran dengan
efektif dan efisien”. Organisasi harus merencanakan cara
memenuhi persyaratan pelanggan. Rencana tersebut meliputi
semua aktivi-tas yang berkaitan dengan mutu dari hubungan
awal pelanggan hingga infor-masi dimanfaatkan oleh
pelanggan dan monitoring kepuasaanya.
f. Perbaikan berkesinambungan: pada proses ini terjadi proses
pendekatan yang terus menerus dan dilakukan dengan segera
setelah penyempurnaan. “Peningkatan yang baru dilakukan,
direvisi, dan di-ganti untuk mencapai nilai baru dan lebih
baik”.
g. Pendekatan fakta: keputusan yang efektif adalah keputusan
yang berdasarkan analisis data dan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Berkaitan dengan membuat keputusan
tersebut, organisasi harus mampu membangun paradigma
dalam diri karyawannya. Setiap keputusan yang efektif harus
berdasarkan analisis data dan informasi yang akurat, untuk itu
sistem informasi harus dibangun baik agar komunikasi berjalan
lancar.
h. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan: “Organisasi
dan pemasoknya adalah saling menguntungkan dalam rangka
meningkatkan kemampuan keduanya dalam memberikan nilai”.
Organisasi hasus mampu membangun lingkungan yang saling
menguntungkan antara organisasi dan pemasok.
Delapan prinsip di atas merupakan landasan utama dalam
penerapan ISO 9000. Selain itu implementasi sistem ini juga dapat
meningkatkan mutu pada organisasi dalam memenuhi kepuasan
pelanggan.
3. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
Ada beberapa persyaratan untuk melaksanakan sistem manajemen
mutu yang meliputi atas komitmen manajemen puncak, adanya
steering committee dari seluruh bagian organisasi, perencanaan dan
15
publikasi, serta infrastruktur yang mendukung penyebaran dan
perbaikan berkesinambungan yang penjelasannya sebagai berikut:16
a. Komitmen Manajemen Puncak
Hal penting dan utama yang harus ada agar sistem
manajemen mutu dapat menjadi cara perusahaan menjalankan
bisnis adalah komitmen yang baik dari manajer puncak.
Komitmen yang dimaksud bukan hanya meliputi sumber-
sumber daya yang dibutuhkan melainkan juga waktu yang
dicurahkan. Setidaknya meluangkan sepertiga waktu manajer
puncak untuk menjalankan sistem manajemen mutu.
Pelaksanaan sistem manajemen mutu bukan hanya
didelegasikan kepada pihak lain melainkan keterlibatan
langsung manajer puncak yang bertujuan untuk memimpin dan
menunjukan sistem manajemen mutu sangatlah penting bagi
institusi dan pengalaman belajar serta dapat mengambil
keputusan jika ada perubahan dengan cara yang rasional.
b. Komitmen atas Sumber Daya yang Dibutuhkan
Implementasi sistem manajemen mutu memerlukan biaya
yang tidak sedikit, terutama dalam hal meningkatkan mutu
sumber daya yang dibutuhkan salah satunya ialah peningkatan
mutu personil. Biaya tersebut digunakan untuk pelatihan
personil, oleh karena itu tidak sembarang orang dapat
berkontribusi dalam menjalankan sistem manajemen mutu,
melainkan hanya orang-orang yang berkomitmen penuh dalam
menjalaninya.
16
Yusuf Amrullah Hutasuhut, “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam
Mencapai Sasaran Mutu”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, h. 20, tidak
dipublikasikan.
16
c. Organization Wide Steering Committee
Adanya steering committee untuk memantau pelaksanaan
serta memenentukan cara implementasi sistem manajemen
mutu. Steering committee juga membentuk tim kerja untuk
mencapai sasaran organisasi, menetapkan visi dan sasaran yang
ingin dicapai serta memantau kinerja tim dan memberikan
penghargaan atas prestasi yang dicapai. hal utama yang perlu
diperhatikan adalah manajemen yang terlibat terdapat satuan
arah, komando dan tujuan.
d. Perencanaan dan Publikasi
Selain tugas steering committee yang sudah disebutkan di
atas, steering committee juga harus mengembangkan hal-hal
seperti: pernyataan visi perusahaan, sasaran dan tujuan umum,
rencana implementasi sistem manajemen mutu, program dan
penghargaan prestasi serta pendekatan publikasi.
e. Infrastruktur yang Mendukung
Inftrastruktur yang mendukung penyebarluasan dan
perbaikan secara terus-menerus pada visi, tujuan, program
pengakuan, dan penghargaan atas prestasi serta komunikasi. Itu
semua merupakan infrastruktur yang sangat diperlukan, namun
selain itu ada juga infrastruktur lain yang dibutuhkan dalam
menjalankan sistem manajemen mutu seperti prosedur dan
organisasi, karena prosedur yang baru harus dapat mendukung
budaya, kualitas sistem manajemen mutu dan perbaikan yang
berlanjut.
Lima persyaratan di atas dapat menjadi tolak ukur dalam
implementasi sistem manajemen mutu di dalam sebuah institusi,
karena jika salah satu persyaratan di atas tidak berjalan dengan baik
maka dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam proses
dan hasil.
17
4. Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001
Keuntungan penerapan ISO 9001 pada lembaga pendidikan
menurut Sendari (1999) adalah dengan diperolehnya sertifikat ISO
9001 oleh suatu sekolah, berarti sekolah tersebut terbukti telah
menerapkan sistem penjaminan mutu ISO 9001. Secara detail,
keuntungan yang diperoleh dengan diterapkan sistem penjaminan mutu
ISO 9001 dapat dirasakan, baik oleh sekolah maupun warga sekolah.17
a. Keuntungan bagi Sekolah :
1) Mendapat pengakuan secara internasional mengenai sistem
penjaminan mutu.
2) Memperoleh posisi yang lebih baik dibanding dengan
pesaing.
3) Rework (pekerjaan berulang) produk yang gagal mulai
berkurang sehingga terjadinya panghematan dan
mengurangi keluhan pemberi tugas.
4) Meningkatkan kerja sama antara personel dalam suatu
departemen, karena implementasinya menurut pertemuan
yang produktif.
5) Prosedur dan intruksi kerja suatu proyek dan semakin
sempurna dengan semakin banyak ditemukan forming
product melalui management review. Dengan prosedur
kerja yang semakin sempurna akan memberikan kualitas
produk yang terkendali.
6) Struktur organisasi semakin jelas tanggung jawab
wewenang dan tanggung jawab kerjanya.
7) Dari segi pemasaran, kini lebih meningkatkan kepercayaan
pihak pemberi tugas sehingga dapat ikut berperan pada
pasar bebas.
17
Usman, op.cit .,584
18
8) Cara kerja lebih tertib, semua tugas ada
penangungjawabnya.
9) File-file penyimpanan data lebih mudah dicari dan
terkendali.
10) Dikarenakan seluruh kegiatan proses kontruksi
terdokumentasi dan terevaluasi, serta setiap langkah
kegiatan dapat ditelusuri maka jika terjadi ketidaksesuaian
prosedur mudah dicari tindakan perbaikannya.
b. Keuntungan bagi Warga Sekolah:
1) Memperoleh kepuasan bekerja dengan adanya sistem yang
baik dan berkurangnya pekerjaan ulang.
2) Memperoleh keyakinan bahwa pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3) Memperoleh kejelasan mengenai tugas dan tanggung
jawab.
4) Memunculkan personel yang potensial ke permukaan
karena adanya sistem yang baik dan lebih memahami
sistem manajemen mutu ISO 9001.
Sistem jaminan ISO 9001 memiliki beberapa karakteristik
antara lain (Harbunangin, 1995):18
1) Seluruh fungsi dan bagian dalam perusahaan tersebut
memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjalankan
sistem mutu sesuai standar yang telah ditentukan dan
dilakukan dalam seluruh aktivitas kerja hariannya.
2) Meningkatkan kemampuan kerja dan kesadaran mengenai
kualitas. Pemberian pendidikan dan pelatihan menjadi
faktor penting dalam menciptakan dan memelihara
lingkungan untuk usaha perbaikan mutu.
18
Ibid, 585
19
3) Adanya waktu kejelasan bagi karyawan tentang uraian
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan lingkup
pekerjaannya terhadapnya terhadap produk yang dihasilkan.
Adapun manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001
adalah:19
1) Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
2) Jaminan kualitas produk dan proses.
3) Meingkatkan produktivitas lembaga pendidikan.
4) Meningkatkan motivasi, moral, dan kinerja semua personil
lembaga pendidikan.
5) Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan
supplier dan pelanggan.
6) Meningkatkan komunikasi internal.
7) Meningkatkan image positif lembaga pendidikan.
8) Sistem terdokumentasi.
Dengan demikian sistem manajemen mutu sangatlah
dibutuhkan sekolah dalam bersaing dengan sekolah lainnya, dapat
meningkatkan mutu pemasaran dan perbaikan mutu sekolah yang
ada.
B. Sasaran Mutu ISO
1. Pengertian Sasaran Mutu
Sasaran mutu merupakan salah satu persyaratan dalam ISO 9001.
Penetapan sasaran mutu sangat penting dalam melaksanakan
persyaratan dari ISO 9001 tersebut.20
Sasaran mutu adalah goal atau target dari suatu organisasi dalam
melakukan suatu proses yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran mutu merupakan metode yang digunakan oleh
19
Syipa Fauziah, “Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008”, Skripsi
pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017, h. 22, tidak dipublikasikan. 20
Worldwide Quality Assurance, Sasaran Mutu Dalam ISO 9001:2015, 2018, (www.wqa-
apac.com).
20
perusahaan untuk tetap fokus mengejar target yang berasal dari
pedoman mutu hingga rencana untuk pencapaiannya.21
Dengan demikian sasaran mutu dapat diartikan sebagai tujuan
perusahaan atau lembaga yang dilakukan dengan proses yang telah
ditentukan.. Adanya sasaran mutu ialah sebagai landasan agar
memudahkan perusahaan untuk tetap fokus mengejar target atau
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
2. Penetapan Sasaran Mutu
Penetapan sasaran mutu dilakukan oleh pimpinan departemen
atas persetujuan dari manajemen puncak berdasarkan business plan
perusahaan dan persyaratan pelanggan (costumer requirement).
Sasaran mutu yang telah ditetapkan harus disosialisasikan ke
internal departemen masing-masing agar semua orang di dalam
departemen tersebut mengerti kemana sasaran mereka dan
bagaimana kontribusinya dalam mencapai sasaran tersebut.22
Adanya birokrasi seperti ini agar sasaran mutu yang ditetapkan
dapat direalisasikan bersama, selain tanggung jawab manajemen
puncak bukan hanya menetapkan dan memerikan keputusan melainkan
juga harus memberikan bukti atas komitmennya dalam
mengembangkan menerapkan serta meningkatkan sistem manajemen
mutu secara berkelanjutkan melalui pengukuran-pengukuran yang
telah ditetapkan.
Metode yang sering digunakan untuk penyusunan sasaran mutu
adalah prinsip SMART, yaitu Specific (Spesifik), Measurable
(Terukur), Achievable (Dapat dicapai), Relevant (Relevan), Time-
Bound (Batas waktu).23
a. Specific: target yang ditentukan haruslah spesifik. Tujuan yang
spesifik memiliki peluang yang lebih besar.
21
Ibid 22
Ibid 23
Ibid
21
b. Measurable: sasaran yang telah ditetapkan harus bisa diukur,
untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan yang ditetapkan
maka perlu ditetapkan kriteria dan parameter.
c. Achievable: target yang ditentukan harus masuk akal dan bisa
dicapai.
d. Relevan: sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan dan
sesuai dengan proses atau fungsi terkait.
e. Time-bound: sebuah sasaran harus memiliki batas waktu dan
didasari oleh jangka waktu yang jelas agar dapat mencapai
tepat sasaran.
3. Sasaran Mutu di Lembaga Pendidikan
Sasaran mutu di lempaga pendidikan merupakan goal atau target
yang dijadikan sebagai standar nasional pendidikan. Adapun standar
nasional pendidikan ini merupakan kriteria tetang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
nasional pendidikan itu terdiri dari:
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Standar Isi
c. Standar Proses
d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
e. Standar Sarana dan Prasarana
f. Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan Pendidikan
h. Standar Penilaian Pendidikan.24
Sasaran mutu di lembaga pendidikan setiap negara itu berbeda-
beda, dan di Indonesia sasaran mutu yang berlaku di lembaga
pendidikan itu mengacu pada kriteria sistem pendidikan yang telah
ditetapkan yaitu standar nasional pendidikan. Standar nasional
24
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Nasional Pendidikan, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org).
22
pendidikan itu ada delapan standar dan akan disebutkan berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.25
Ruang lingkup kompetensi lulusan itu meliputi standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
menengah bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan
untuk hidup mandiri yang mengikuti pendidikan lebih lanjut.26
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran.27
Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki pedoman penilaian sebagai kriteria
minimal yang harus dicapai untuk mengiringi proses dan hasil
kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai
implementasi dari pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari di satuan pendidikan tersebut.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
menyatakan bahwa Tujuan dari standar kompetensi lulusan
25
E. Mulyasa, implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 26 26
Ibid, h.27 27
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 151
23
ialah untuk digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.28
Dalam penerapan standar kompetensi lulusan perlu ada
konsensus yang merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan
desentralisasi pendidikan secara utuh dan menyeluruh.29
Penerapan standar kompetensi lulusan tidak bisa dilaksanakan
jika tidak ada keterlibatan masyarakat secara utuh dan
menyeluruh, yang dimaksud dengan masyarakat yang utuh dan
menyeluruh di sini meliputi orangtua, guru, LSM, pengamat
pendidikan, tokoh masyarakat, bahkan satuan pendidikan itu
sendiri yang nantinya dapat menciptakan dialog yang produktif
perpaduan antara sistem pendidikan dan stakeholder, dengan
adanya dialog ini diharapkan terciptanya kesadaran dan
tanggung jawab penuh dari seluruh lapisan masyarakat.
Sosok manusia Indonesia lulusan dari berbagai jenjang
pendidikan seharusnya memiliki ciri atau profil sebagai
berikut:30
1) Memiliki keimanan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sebagaimana seperti yang terkandung dalam
visi setiap satuan pendidikan dan menganut kepada
Pancasila.
2) Memiliki etika (sopan santun dan beradab), setiap
satuan pendidikan ingin mendidik peserta didik dengan
menanamkan akhlakul karimah yang di dalamnya
terdapat sikap sopan santun dan beradab kepada
siapapun dan dimanapun.
28
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah 29
Arifin, op. cit, h.152 30
Mulyasa, op.cit., h.27
24
3) Memiliki penalaran yang baik (dalam kajian materi
kurikulum, kreatif, inisiatif serta memiliki tanggung
jawab).
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi/sosial (tertib,
sadar aturan dan perundang-undangan, dapat
bekerjasama, mampu bersaing, toleransi, menghargai
hak orang lain, dapat berkompromi). Tujuannya ialah
agar lulusan dapat mengembangkan diri dimanapun
mereka berada.
5) Dapat mengurus dirinya dengan baik, dalam artian
harus berpenampilan rapih dan resik.
25
b. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran.31
Standar isi merupakan salah satu indikator Standar
Nasional Pendidikan Menurut Peraturan Pemerintah No 19
tahun 2005 tentang Standar Nasiona Pendidikan pasal 5 ayat 1
dan 2 dijelaskan standar isi ialah standar yang mencakup
lingkup materi dan tingkat kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Berdasarkan peraturan tersebut dapat dikatakan bahwa
standar isi mencakup materi yang berupa kurikulum dan
kompetensi yang digunakan oleh sekolah untuk mencapai
kompetensi lulusan. Standar isi mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jejang satuan pendidikan
tertentu. Adapun cakupan standar isi tersebut terdiri dari
kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar ,
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Isi Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
1) Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah yang
selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
2) Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan ketrampilan.
3) Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi
dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi
31
Mulyasa, op.cit, h. 21
26
lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
4) Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada
SMK/MAK setiap program keahlian diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
5) Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang
lingkup materi pada setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas pada tingkat kompetensi sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
6) Perumusan Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi
Inti untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
7) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti
Sikap Spiritual sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(6) pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti disusun secara jelas.
8) Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti
Sikap Soial sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pada
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan disusun secara jelas.32
Dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
telah disebutkan di atas sesungguhnya standar isi adalah
landasan untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti
selain di dalam standar isi sudah mencakup ruang lingkup dan
sikap yang memang seharusnya diterapkan dalam lembaga
pendidikan.
Standar isi juga bertujuan untuk mengembangkan dimensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan cara
mengkualifikasikan kemampuan masing-masing dimensi.
Adapun kualifikasi kemampuan tiga dimensi dalam standar
kompetensi lulusan ialah sebagai berikut:
1) Dimensi Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sebagaimana
sikap orang yang beriman, memiliki akhlak mulia,
32
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
27
berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi baik dengan lingkungan sosial dan alam
semesta serta dapat menempatkan diri dalam bergaul.
2) Dimensi pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural dan metakognitif baik dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan
serta peradaban yang terkait penyebab dan dampak
fenomena yang ada.
3) Dimensi keterampilan
Memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang
efektif dan kreatif baik dalam ranah abstrak dan
kongkret, memiliki kemampuan dalam berinovasi
sebagai pengembangan diri yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
c. Standar Proses
Standar proses pendidikan adalah standar nasional yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun
2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan
bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah pendidikan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.33
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran
33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 4
28
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.34
Dari pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam standar proses seperti standar proses adalah
standar nasional pendidikan dimana berlaku untuk setiap satuan
pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran dimana adanya interaksi antara pendidik dan
peserta didik secara langsung dengan demikian adanya standar
proses ialah sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, standar proses ditujukan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang dimana standar proses dapat dijadikan
sebagai sumber rujukan serta dijadikan pedoman bagi pendidik
dalam mengelola proses pembelajaran.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan bahwa Untuk mencapai kompetensi lulusan pada
satuan pendidikan harus adanya standar proses di setiap satuan
pendidikan, standar proses pendidikan ini merupakan kriteria
dalam pelaksanaan pembelajaran yang dirancang di setiap
satuan pendidikan.
Secara garis besar standar proses pembelajaran dapat
dideskripsikan sebagai berikut:35
1) Proses pembelajaran yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan harus memiliki kriteria interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, mmeotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang untuk
34
E. Mulyasa, op.cit., h.25 35
Ibid
29
peserta didik dalam mengembangkan dirinya secara
mandiri sesuai dengan minat, bakat dan psikologinya.
2) Selama dalam proses pembelajaran, pendidik harus
memberikan contoh atau teladan yang baik, sehingga
peserta didik dapat mengambil hal-hal positif dan dapat
mencontoh dari apa yang telah ia lihat dan dengar dari
pendidik.
3) Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan pengawasan pembelajaran
dengan kriteria yang telah ditentukan setiap satuan
pendidikan, tujuannya ialah untuk mencapai proses
pembelajaran yang efektif dan efesien.
4) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya
memuat sekurang-kurangnya tujuan dari pembelajaran,
materi ajar, sumber belajar, metode yang digunakan dan
kriteria serta cara penilaian hasil belajar peserta didik.
5) Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan
jumlah peserta didik setiap kelasnya, berapa banyak
rombongan belajar per kelas, beban dan kesukaran
pendidik dalam mengajar, rasio buku teks pembelajaran
peserta didik yang dijadikan salah satu bahan ajar di
setiap satuan pendidikan serta rasio jumlah peserta
didik yang diajarkan oleh setiap pendidik.
6) Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan
berbagai cara dan metode namun setiap metode
mengandung unsur untuk mengembangkan budaya
membaca dan menulis.
7) Penilaian hasil pembelajaran menggunakan berbagai
teknik penilaian, dapat berupa tes tertulis, observasi, tes
praktik, dan penugasan peroranganatau kelompok,
30
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai,
karena setiap mata pelajaran memiliki kriteria dan
metode penilaian yang berbeda-beda.
8) Untuk mata pelajaran selain kelompok ilmu
pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, sekurang-kurangnya satu kali
dalam semester akan dilaksanakan teknik penilaian
observasi individu yang bertujuan untuk mengetaui
perkembangan diri setiap peserta didik.
9) Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan langkah
tindak lanjut yang diperlukan. Tahap-tahap dari
pengawasan yang telah disebutkan saling
berkesinambungan satu sama lainnya.
Dengan demikian jika dilihat dari pengertian dan pendapat-
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa standar proses
merupakan salah satu kriteria untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada satuan pendidikan karena standar proses
pendidikan termasuk dari salah satu standar nasional
pendidikan yang menjadikan standar proses pendidikan ini
termasuk dari salah satu kriteria minimal pada sistem
pendidikan nasional itu sendiri. Pelaksanaan standar proses
memiliki tahapan-tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, serta
pengawasan dan tindak lanjut.
31
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun menta, serta
pendidikan dalam jabatan.36
Standar pendidik dan tenaga
kependidikan bertujuan untuk mengiringi pendidik untuk
memenuhi tugas yang diberikan untuk pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mencapai kriteria yang sudah ditentukan
agar layak dikatakan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
yang sesungguhnya.
Pegawai pada suatu sekolah ialah semua manusia yang
tergabung di dalam kerja sama pada suatu sekolah untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam mencapai tujuan
pendidikan.37
Untuk bekerja secara baik, artinya antara setiap
petugas harus menciptakan komunikasi yang baik pula serta
tidak perlu diadakan kegiatan penataan untuk bidang
kepegawaian. Karena dalam penerimaan pegawai itu harus di
dasarkan atas kemampuan dan potensi si calon pegawai dalam
rangka mengisi jabatan yang sesuai dengan UU No. 8/1974
pasal 15 diatur.38
Dari standar- standar yang ada delapan inilah standar yang
mendukung berjalannya standar-standar yang lain sesuai yang
diharapkan. Karena pendidik dan tenaga kependidikanlah yang
berperan penting untuk menjalani standar-standar yang lain.
Adapun pendidik yang harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.39
Karena tujuan pendidikan nasional dapat
36
Ibid, h. 34 37
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 30 38
Ibid, h. 31 39
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pendidik dan Kependidikan, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org).
32
tercapai sebab adanya peran pendidik dan tenaga kependidikan.
Jika pendidiknya sudah memenuhi kriteria yang telah
disebutkan maka tingginya daya pendukung untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksud di atas adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.40
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi:
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi kepribadian
3) Kompetensi professional dan
4) Kompetensi sosial
Jadi untuk yang dikatakan pendidik sesungguhnya ialah
pendidik yang di dalam dirinya terdapat empat kompetensi di
atas dan itu harus dimiliki oleh seluruh pendidik di semua
tingkatan, jika salah satu dari empat tidak terpenuhi maka
belum bisa dikatakan seorang pendidik.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK
dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan.41
Semua yang
disebutkan di atas adalah pendidik baik mereka berada di pulau
terpencil pun mereka tetaplah pendidik, asalkan mereka harus
memiliki empat kompetensi yang disebutkan sebelumnya.
Karena merekalah yang mendidik para peserta didik dengan
berbagai bidang atau keahlian yang mereka miliki
40
Ibid 41
Ibid
33
Sedangkan tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola
kelompok belajar, pamong belajar dan tenaga kebersihan.
Tenaga pendidik juga berperan penting pada satuan pendidikan,
karena merekalah yang mendukung pendidik melakukan proses
belajar mengajar di satuan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
e. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran.42
Menurut Suharsimi Arikunto (1987) sarana pendidikan
ialah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efesien.43
Sarana dan prasarana juga termasuk hal penting walaupun
kedudukannya sebagai pendukung berjalannya proses
pendidikan di satuan pendidikan, namun dengan pencapaian
standar sarana dan prasarana dapat menciptakan kenyamanan
peserta didik dalam mengikuti proses belajar di sekolah. Jika
peserta didik sudah merasa nyaman dalam mengikuti proses
belajar maka akan lebih mudah dalam berkonsentrasi dan
proses belajar mengajar akan lebih terasa menyenangkan.
42
Mulyasa, op.cit., h.37 43
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta: CV.
Multi Karya Mulya, 2007), h.6
34
Depdiknas (2008:37), telah membedakan antara sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan
disekolah berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan
sekolah.44
Sarana dan prasarana adalah aspek pendukung untuk
berjalannya proses belajar mengajar. Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.45
Penekanannya dari penjelasan di atas ialah terletak pada
sifatnya jika sarana itu bersifat langsung dan prasarana bersifat
tidak langsung dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Jika sarana dan prasarana yang dimiliki satuan pendidikan
dapat dibilang lengkap maka pendidik dan peserta didik pun
akan merasa nyaman dalam melakukan proses belajar
mengajar. Selain itu jika media pembelajaran memadai maka
dapat mendukung pembelajaran yang menggunkan metode
praktik.
Selain itu setiap sartuan pendidikan juga wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan
satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi dan ruang dan tempat yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.46
44
Barnawi dan M.Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h. 47-48 45
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Sarana dan Prasarana, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org). 46
Ibid
35
Tujuan adanya diwajibkan untuk melengkapi sarana dan
prasarana ialah untuk keberhasilan proses belajar mengajar
yang diinginkan, terutama untuk SMK/MAK yang lebih
banyak melakukan praktik, jika tidak adanya ruangan praktik
maka proses belajar mengadar dapat terhambat.
f. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar
tercapai efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.47
Adapun standar pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian,
yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar
pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan
oleh Pemerintah.48
Standar pengelolaan ini dilakukan oleh tiga
bagian yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan itu sendiri, dimana kebijakan dalam pengelolaannya
dibuat dan ditetapkan oleh satuan pendidikan tersebut.
Begitupun standar pengelolaan Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah, kebijakan dibuat oleh Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Pusat.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 19 Tahun 2007 Tentang Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan bahwa salah satu kriteria dalam pencapaian
standar nasional pendidikan ialah setiap satuan pendidikan
wajib memenuhi standar pengelolaan yang berlaku secara
nasional.
47
Mulyasa, op.cit., h. 39 48
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pengelolaan, 2018, (www.bsnp-
indonesia.org).
36
Garis besar standar pengelolaan yang perlu dipahami dan
dimaknai adalah sebagai berikut:49
1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian,
kemitraan dengan instansi atau lembaga-lembaga yang
membuat satuan pendidikan lebih berkembang,
memiliki partisipasi yang tinggi, memiliki keterbukaan
dan akuntabilitas terhadap pihak-yang bersangkutan.
2) Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang
mengatur tentang kurikulum, kalender pendidikan,
struktur organisasi, pembagian tugas, peraturan
akademik, tata tertib satuan pendidikan, kode etik dan
biaya operasional.
3) Untuk jenjang pendidikan dasarn dan menengah
rencana kerja harus disetujui dalam rapat dewan
pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah, serta dalam pelaksanaannya harus
secara mandiri, efesien dan akuntabel.
4) Pengawasan satuan pendidikan meliputi supervise,
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut dari hasil
pengawasan.
g. Standar Pembiayaan
Biaya menurut para akuntan dalam Ursy dan Hammer
(1991: 23) adalah sebagai cost as an exchange, a forgoing, a
sacrifice made to secure benefit.50
Cost sepadan dengan
expense dalam mengukur pengeluaran jasa aau barang yang
dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh.
49
Mulyasa, loc.cit 50
Akdon, dkk., Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), h. 5
37
Sedangkan pembiayaan sekolah adalah kegiatan
mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan
belanja pendidikan menengah.51
Kegiatan ini meliputi
perencanaan pembiayaan, usaha untuk mendapatkan dana,
penggunaan dana dan penawasan dalam penggunaan anggaran.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun.52
Biaya operasi ini merupakan
bagian dari dana pendidikan yang dibutuhkan satuan
pendidikan untuk membiayai kegaiatn yang ingin
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang sesuai dengan
standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi dan biaya personal. 53
Biaya investasi satuan pendidikan
di sini ialah biaya yang meliputi penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan
untuk melatih sumber daya manusia yang ada di dalam satuan
pendidikan tersebut semakin berkompetensi, dan modal kerja.
Biaya operasi di sini ialah biaya yang dikeluarkan oleh satuan
pendidikan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan
beserta tunjangan yang melekat pada gaji, pembelian bahan
atau peralatan habis pakai dan biaya operasi pendidikan yang
tidak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, trasnportasi dan
sebagainya. Biaya personal yang dimaksud adalah biaya
pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran di satuan pendidikan.
51
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 26 52
Mulyasa, op.cit., h. 42 53
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pembiayaan, 2018, (www.bsnp-
indonesia.org).
38
Jika disimpulkan standar pembiyaan secara garis besar
maka akan mencakup hal-hal sebagai berikut:54
1) Pembiayaan pendidikan terdiri dari investasi, biaya
operasi dan biaya personal. Dimana setiap pembiayaan
yang diterima dan dikeluarkan harus untuk kegaiatan
yang bersangkutan dengan satuan pendidikan dan harus
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
2) Biaya investasi meliputi biaya pembelian sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan,
pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sebagai
modal kerja tetap.
3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4) Biaya operasi satuan pendidikan meliputi gaji pendidik
dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
masih melekat pada gaji, pembelian bahan atau
peralatan yang habis pakai, biaya pendidikan yang tidak
langsung (seperti daya air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, konsumsi,
transportasi, pajak, asuransi dan lain-lain). untuk
penggunaan biaya operasi satuan pendidikan sesuai
dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
54
Mulyasa, loc.cit
39
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didik.55
Dalam waktu-
waktu tertentu pada umumnya sekolah atau anggota organisasi
seperti guru, kepala sekolah atau peserta didik harus melakukan
penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah dicapai dari
yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan program yang telah dilaksanakan.
Menurut BSNP penilaian adalah prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai prestasi dan kinerja
peserta didik yang nantinya hasil penilaian itu digunakan untuk
melakukan evaluasi dalam pengambilan keputusan terhadap
ketuntasan belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1) Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
2) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik.
3) Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta
didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
4) Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara
berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta
Didik.
5) Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
55
Ibid, h. 43
40
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
6) Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut
KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan
oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar
kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran,
dan kondisi satuan pendidikan.56
Standar penilaian ini yang akan menilai standar proses
dimana penilaiannya ini mencakup lingkup mekanisme,
prosedur, prinsip, manfaat, tujuan dan instrument penilaian
peserta didik yang nantinya akan dijadikan sebagai hasil dari
proses belajar peserta didik, karena dari penilaian ini pendidik
dapat mengukur kemampuan peserta didik dan dari proses
penilaian inilah di dalamnya terjadi interaksi antara pendidik
dan peserta didik.
Proses penilaian ini dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan cara ulangan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemajuan kemampuan peserta didik, sedangkan yang
kedua ialah dengan cara ujian dimana ujian ini bertujuan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai
pengakuan pretasi atau penyelesaian dari satu satuan
pendidikan. Kriteria ketuntasan minimal ini ditentukan oleh
satuan pendidikan itu sendiri yang mengacu pada standar
kompetensi dengan mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan serta karakteristik mata pelajaran dan peserta didik
itu sendiri.
Adapun penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah terdiri atas:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
56
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 23 Tahun 2016
Tentang Standar Penilaian Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
41
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.57
Penilaian hasil belajar itu bukan hanya dilakukan oleh
satuan pendidikan melainkan juga dapat dilakukan oleh
pendidik pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan
juga dapat dilakukan oleh pemerintah seperti halnya
penyelenggaraan UN, kriteria penilaiannya sudah ditentukan
oleh pemerintah.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah meliputi aspek:
1) Sikap
2) Pengetahuan
3) Keterampilan58
Adapun yang dimaksud dengan penilaian sikap ialah penilaian
yang dilakukan untuk memperoleh informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik, sedangkan penilaian
pengetahuan ialah penilaian yang bertujuan untuk mengukur
sejauh mana penguasaan pengetahuan yang dimiliki peserta
didik, dan yang dimaksud dengan penilaian keterampilan ialah
penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan yang
dimiliki peserta didik untuk menerapkan pengetahuannya
dalam melakukan tugas. Penilaian pengetahuan dan
keterampilan inilah yang akan dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah.
57
Ibid 58
Ibid
42
C. Penelitian yang Relevan
Berikut ini hasil dari penelitian yang berkaitan dengan Implementasi
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Sasaran Mutu, yaitu
sebagai berikut:
Syipa Fauziah, 1112018200009, Implementasi Prinsip-prinsip Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Ekonomi Depok. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Ekonomika Depok berjalan
dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya usaha sekolah yang selalu
menjaga kepercayaan pelanggan, kurikulum yang sesuai dengan
peningkatan mutu pendidikan, berjalannya program dan sasaran yang
sudah ditetapkan, selalu melibatkan seluruh warga sekolah, evaluasi
berkelanjutan, menyelesaikan masalah dengan menggunakan data dan
fakta yang ada dan adanya kerjasama yang dilakukan sekolah dengan
pihak luar.
Yusuf Amrullah Hutasuhut, 1110018200009, Implementasi Sistem
Manajemen ISO 9001:2008 dalam Mencapai Sasaran Mutu di MTs
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah memberikan pelayanan pendidikan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil audit menunjukan hanya sedikit masalah yang
ditemukan. Selain itu, pihak MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta selalu melakukan perbaikan perbaikan terhadap pelayanan yang
diberikan kepada siswa dan orang tua. Pihak MTs Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan dengan melibatkan pemangku kebijakan yang ada di
lingkungan MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
43
D. Kerangka Berpikir
Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai pedoman
dalam melaksanakan penelitian tentang sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 pada Sasaran Mutu di SMAN 03 Tangerang Selatan.
Diagram Kerangka
Feedback
Input Output Proses
Kondisi Nyata
1. Tumpang tindih tugas pokok
guru dengan prosedur kerja
manajemen ISO.
2. Belum tercapainya semua
sasaran mutu yang telah
ditetapkan sekolah.
3. Belum maksimalnya
pelaksanaan sistem
manajemen mutu ISO
9001:2008 di SMAN 03
Tangerang Selatan.
4. Kurangnya dukungan dari
beberapa anggota komite
SMAN 03 Tangerang
Selatan.
5. Biaya yang dikeluarkan
untuk pelaksanaan ISO cukup
besar
Masalah
Belum optimalnya
implementasi sistem
manajemen mutu
ISO 9001:2008 pada
Sasaran Mutu di
SMAN 03
Tangerang Selatan
Strategi
1. Sosialisasi
SMM ISO
9001:2008
2. Audit (internal
dan eksternal)
3. Fokus pada
Sasaran Mutu
Hasil
Tercapainya
Sasaran Mutu
ISO 9001:2008
di SMAN 03
Tangerang
Selatan
44
Dari bagan di atas dapat digambarkan bahwa SMAN 03 Tangerang
Selatan telah mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dalam pelaksanaanya terdapat masalah yang berkaitan dengan
SMM ISO 9001:2008 yaitu Belum optimalnya implementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 sasaran mutu atas dasar kondisi nyata di
SMAN 03 Tangerang Selatan yaitu: pertama, tugas pokok guru sebagai
pendidik pada proses belajar mengajar yang seharusnya lebih banyak
bersama siswa, menjadi terbagi karena adanya tugas untuk mengisi
lembaran prosedur kerja manajemen ISO yang harus dikerjakan. Kedua,
masih ada beberapa aspek yang belum tercapai secara maksimal pada
sasaran mutu. Ketiga, pelaksanaan sistem manajemen mutu yang masih
dalam perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya, Keempat, kurangnya
dukungan dari beberapa anggota komite SMAN 03 Tangerang Selatan,
Kelima, biaya yang dikeluarkan cukup besar.
Oleh karena itu, maka perlu diberikan jalan solusinya melalui strategi
yaitu dengan cara mengenalkan atau sosialisasi SMM ISO 9001:2008,
mengadakan pelatihan, melakukan audit baik internal maupun eksternal
dan berfokus pada sasaran mutu.
Untuk itu, melalui implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:
2008 diharapkan tercapainya sasaran mutu sebagai penguat daya saing
SMAN 03 Tangerang Selatan itu sendiri sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan pelanggan. Maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi
sejauh mana implementasi SMM ISO 9001:2008 pada sasaran mutu di
SMAN 03 Tangerang Selatan.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 03 Tangerang Selatan yang
beralamat Jl. Benda Timur XI, Komp. Pamulang Permai II. Kelurahan
Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Peneliti
memilih SMAN 03 Tangerang Selatan karena sekolah ini masih
menggunakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sehingga sekolah
menjadikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sebagai salah satu
landasan SMAN 03 Tangerang Selatan dalam meningkatkan mutu
sekolah. Adapun waktu penelitian direncanakan mulai dari bulan Mei
sampai dengan November 2018 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rencana Penelitian
No Kegiatan Bulan
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1 Observasi
pendahuluan
2 Penyerahan izin
penelitian
3 Observasi
implementasi ISO
4 Pengumpulan
dokumen yang
berkaitan dengan ISO
5 Analisis data
6 Penyusunan laporan
hasil penelitian
46
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada kepala sekolah dan Wakil
Manajemen Mutu sebagai pemimpin, guru, karyawan dan pelanggan
sedangkan subfokus penelitian ini adalah manfaat dalam implementasi
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di SMAN 03 Tangerang Selatan.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk
metode deskriptif kualitatif yakni metode yang bertujuan untuk
menggambarkan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
pada Sasaran Mutu di SMAN 03 Tangerang Selatan. Sesuai metode yang
dipakai oleh peneliti, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data utama yaitu wawancara yang dilengkapi dengan teknik
observasi dan teknik dokumentasi yang bertujuan untuk menggali data dan
informasi yang lebih dalam.
D. Sumber Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu buku-buku serta jurnal yang
dijadikan sebagai bahan acuan teoritis serta data primer yaitu wawancara,
dokumen dan observasi terhadap kepala sekolah, wakil manajemen mutu,
guru, karyawan, dan pelanggan di SMAN 03 Tangerang Selatan.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik:
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai kegiatan
yang dilakukan kepala sekolah, wakil manajemen mutu, guru,
karyawan dan pelanggan dalam mengimplementasikan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di sekolah.
47
Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data mengenai
tanggapan guru, karyawan dan pelanggan terkait dengan manfaat dari
kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil manajemen
mutu dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Dengan demikian sumber data yang akan diwawancarai adalah kepala
sekolah, wakil manajemen mutu, guru, karyawan dan pelanggan.
Untuk melakukan wawancara maka disusunlah pedoman wawancara
beserta kisi-kisinya.
2. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data tambahan terkait
dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 untuk
meningkatkan mutu sekolah. Dengan demikian fokus observasi
ditujukan kepada kegiatan implementasi ISO 9001:2008 untuk
meningkatkan mutu pendidikan selama peneliti berada di lokasi
penelitian. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman
observasi yang berupa daftar checklist.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendukung berjalannya observasi
dan memperoleh data tambahan mengenai profil SMAN 03 Tangerang
Selatan, profil kepala sekolah, data guru, dan karyawan. Dokumen-
dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data peneliti sehingga
dapat menampilkan gambaran mengenai objek penelitian. Dengan
demikian untuk memperoleh dokumen tersebut dibutuhkan daftar
checklis.
48
F. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrument digunakan untuk mempermudah penyusunan
instrumen penelitian, di dalam kisi-kisi instrumen mendeskripsikan
dimensi dan indikator dari variabel-variabel penelitian yang kemudian
diuraikan dalam bentuk pertanyaandan pernyataan. Adapun kisi-kisi
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pedoman Wawancara
Tabel 3.2
Kisi- kisi Instrumen Wawancara
Dimensi Aspek
Wawancara
Fokus Studi
Implementasi
Sasaran Mutu
pada
Perspektif ISO
9001:2008
1. Standar
kompetensi
lulusan
- Pengembangan standar isi
- Pengembangan standar proses
- Pengembangan standar penilaian
2. Standar isi - Perumusan kompetensi dasar
- Pencapaian kompetensi inti
3. Standar
proses
- Perencanaan proses pembelajaran
- Pelaksanaan proses pembelajaran
- Penilaian hasil pembelajaran
- Pengawasan hasil pembelajaran
4. Standar
penilaian
Pendidikan
- Prinsip penilaian
- Mekanisme penilaian
- Prosedur penilaian
- Instrument penilaian
49
Tabel 3.3
Daftar Ceklis Studi Dokumen
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Dokumen implementasi SMM ISO
9001:2008
a. Sertifikat ISO 9001:2008
b. Pedoman mutu SMAN 03 Tangerang
Selatan
c. Prosedur pengendalian dokumen
d. Prosedur pengendalian rekaman
e. Prosedur pengendalian koreksi
f. Prosedur tindakan pencegahan
g. Pengendalian produk tidak sesuai
h. Intruksi kerja
i. Hasil audit eksternal
2 Dokumen Sekolah
a. Profil sekolah (gambaran umum
sekolah, visi, misi, akreditasi, jumlah
guru dan siswa)
b. Prestasi siswa
3 Data Standar Kompetensi Lulusan
a. Tata tertib sekolah
b. Piagam penghargaan siswa
c. Dokumen ujian nasional
4 Data Standar Isi
a. Kurikulum 2013
b. Kalender pendidikan
c. Buku pelajaran
d. Berita acara rapat dan daftar hadir
50
(guru, komite dan karyawan)
e. Referensi pengembangan kurikulum
(berupa buku panduan dalam
penyusunan kurikulum 2013)
f. SK tim pengembang kurikulum
g. Dokumen tugas siswa ( tugas
terstruktur dan tugas mandiri tidak
terstruktur)
h. Silabus pembelajaran
5 Data Standar Proses
a. RPP
b. Dokumen laporan pelaksanaan
supervisi proses pembelajaran dan
tindak lanjut setiap aspeknya
Data Standar Penilaian
a. Analisis hasil pembelajaran
b. Arsip tes, nilai tes, nilai pengamatan,
nilai tugas terstruktur maupun mandiri
c. Arsip hasil evaluasi belajar yang telah
ditanda tangani guru dan kepala
sekolah
d. Program ujian
e. Laporan pecapaian hasil belajar
f. Dokumen ujian, ijazah
G. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan telah diperoleh, peneliti melakukan
analisis data dengan melalui proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data serta penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah
analisis data sebagai berikut:
51
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan
yang tinggi.59
Proses reduksi data dapat dilakukan dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber yang
berbeda, yaitu dari pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Setelah data diperoleh, dibaca dan dipahami, maka berikutnya
yaitu mengadakan reduksi data. Langkah ini berkaitan dengan
proses menyeleksi, memfokuskan dan mentransformasikan data
mentah yang telah diperoleh melalui penelitian
2. Penyajian Data
Setelah peneliti melakukan langkah reduksi data, langkah
selanjutnya ialah penyajian data dimana sekumpulan data atau
informasi yang memungkinkan peneliti dapat melakukan penarikan
kesimpulan. Adapun bentuk penyajian data berupa uraian singkat,
bagan atau hubungan antar kategori, namun yang paling sering
digunakan ialah dengan teks naratif yang menceritakan temuan
penelitian.60
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul telah direduksi dan disajikan,
maka langkah selanjutnya merupakan langkah akhir yaitu menarik
kesimpulan atau proses verifikasi, dengan menggunakan analisis
model interaktif dari tiga komponen utama. Data yang terkumpul
dari hasil pengamatan, wawancara dan studi dokumen yang terkait
dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001-2008
yang sedemikian banyak reduksi untuk dipilih mana yang paling
tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada
data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
59
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet. Ke-13, h. 249 60
Ibid
52
yang terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001-2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan.
H. Interprestasi Data
Data penelitian yang merupakan hasil pengamatan, wawancara dan
studi dokumen. Untuk memberikan interprestasi atas hasil yang diperoleh,
maka pedoman interprestasi yang digunakan ialah sebagai berikut:
1. Baik, jika Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO telah
dijalankan secara optimal dan dapat diukur dengan penemuan audit
eksternal kurang dari 5 temuan dan dapat tepat pada sasaran mutu
yang dapat meningkatkan mutu pendidikan
2. Cukup baik, jika Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO yang
telah dijalankan secara optimal dan dapat diukur dengan penemuan
audit eksternal 5 temuan tetapi kurang tepat pada beberapa sasaran
mutu dan belum maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan.
3. Kurang baik, jika Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
yang dijalankan belum optimal dan dapat diukur dengan penemuan
audit eksternal lebih dari 5 temuan serta tidak tepat pada sasaran
mutu sehingga belum maksimal dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
4. Tidak baik, jika Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO tidak
dijalankan dengan baik, hanya mengerjakan prosedur secara
tertulis namun tidak dijalankan secara nyata sehingga tidak tepat
sasaran mutu dan tidak ada dampak pada upaya peningkatan mutu
pendidikan.
I. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Menurut Moleong, keabsahan data merupakan konsep penting yang
diperbaharui dari konsep keshohihan (validitas) dan keandalah
(realibilitas) yang disesuaikan dengan pengetahuan, kriteria dan
53
paradigmanya sendiri.61
Adanya keabsahan data memberikan kesan bahwa
dari segi validitas dan realibilitas, bila tidak dilakukan dengan tepat dan
benar serta secara lebih hati-hati, ancaman terhadap hasil penelitian akan
benar-benar terjadi kenyataan.62
Oleh karena itu untuk melakukan
keabsahan data harus teliti dan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan sedikit
dan sekecil apapun untuk mencegah terjadinya ancaman terhadap hasil
penelitian.
Teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan tiga
teknik yaitu:63
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dimana peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai pengumpulan data tercapai, jika dilakukan
perpanjang keikutsertaan maka akan memungkinkan peningkatan
kepercayaan data yang dikumpulkan, hal ini disebabkan karena:
a. Dapat lebih mudah mempelajari kultur di lapangan
sehingga peneliti dapat menguji kebenaran atau tidaknya
informasi yang dikumpulkan.
b. Dapat mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan
yang kemungkinan dapat mengkotori atau merusak data.
c. Dapat membangun kepercayaan terhadap peneliti itu sendiri
atau pada subjek terhadap peneliti.
2. Keajegan Pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari interprestasi secara
konsisten dengan berbagai cara yang berkaitan dengan proses
analisis yang konstan atau tentative. Tujuannya ialah untuk
mmenemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan yang berkaitan dengan persoalan atau issue dan kemudian
memfokuskan diri pada hal-hal tersebut secara terperinci.
61
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), h. 321. 62
Ibid, h. 323 63
Ibid, h, 326
54
3. Triangulasi Data
Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tringulasi
yang digunakan ialah tringulasi dengan sumber, dimana prosesnya
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam metode kualitatif.64
Tujuan peneliti menggunakan teknik tringulasi karena data
yang diperoleh dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan
cara memperoleh data yang sama dari sumber yang berbeda. Agar
peneliti dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama
yang diperoleh dari berbagai pihak dan sumber sehingga tidak
adanya keraguan dari data yang diperoleh.
64
Lexy J. Moleong, Op.cit, 327-331
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Deskripsi Unit Penelitian
1. Sejarah SMAN 03 Tangerang Selatan
Pada tahun 1987 wilayah Pamulang masih termasuk bagian
wilayah kecamatan Ciputat (belum merupakan suatu kecamatan
tersendiri). Saat itu pula sedang dibangun pemukiman penduduk
berskala luas yaitu perumahan Pamulang Permai II. Pertambahan
kepadatan penduduk kecamatan Ciputat khususnya di sekitar wilayah
Pamulang menuntut bertambahnya pula sarana pendidikan khususnya
Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA). Atas bantuan berbagai pihak dan
rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Tangerang (surat Persetujuan
Penggunaan Tanah Fasilitas Sosial No.593.3/1515_UM/1988
tertanggal 02 Juni 1988) akhirnya pihak pengembang perumahan
Pamulang Permai II menyetujui sebagian tanahnya untuk dibangun
sebuah sekolah. Di atas tanah seluas 4870 m² mulailah dibangun
sebuah sekolah pada tanggal 17 Oktober 1991 bernama SMAN 2
Ciputat filial (kelas jauh) yang dipimpin oleh Ibu Hj. Siti Aisyah, BA
(almh) dengan pelaksana harian Bapak Drs. A. Rifaie’ Sirath. Waktu
itu baru berjumlah 12 ruang kelas yaitu kelas I,II dan III masing-
masing 4 ruang kelas.
Pada sekitar tahun 1991-1992 menjadi pemekaran wilayah dimana
wilayah Pamulang telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan
Pamulang. Nama SMAN 2 Ciputat tidak cocok lagi untuk digunakan
karena sekolah tersebut terletak di wilayah Kecamatan Pamulang.
Berkat bantuan dari berbagai pihak pada akhirnya berdasarkan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0216/O/1992 pada tanggal
05 Mei 1992, SMAN 2 Ciputat berubah nama menjadi SMAN 1
Pamulang, namun SK ini baru ditandatangani pada bulan Juni 1992.
56
Pada tahun 2008 terjadi pemekaran kembali, SMAN 1 Pamulang
berganti nama menjadi SMAN 3 Kota Tangerang Selatan sesuai
peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 10 tahun 2009 tentang
Perubahan Nama Sekolah pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar
Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN), dan Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) di lingkungan pemerintah Kota Tangerang.65
2. Profil SMAN 03 Tangerang Selatan
Nama Sekolah : SMAN 3 Tangerang Selatan
Alamat : Jl. Benda Timur XI, Komp. Pamulang
Permai II. Kel. Benda Baru, Kec.
Pamulang, Kota Tangerang Selatan
No.Tlp/HP : (021)74633772
Fax : (021)74637117
NIS/NSS : 301300409004
NPSN : 20603368
Jenjang Akreditasi : A
Tahun Didirikan : 1988
Tahun Beroprasi : 1991
Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Luas Tanah : 4870 m²
Status Bangunan Milik : Pemerintah
65
Profil SMAN 3 Tangerang Selatan
57
3. Visi, Misi dan Tujuan SMAN 03 Tangerang Selatan
a. Visi
“Menjadi Sekolah Terunggul Berwawasan Lingkungan, Bersaing
Secara Global, Berbudi Pekerti Luhur dan Religius.”
b. Misi
1) Mewujudkan pencapaian delapan standar nasional pendidikan.
2) Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan
berbudi pekerti.
3) Meningkatkan mutu pendidikan yang mengintegrasikan sistem
nilai agama dan budaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4) Mengembangkan seluruh potensi siswa secara optimal baik
dalam bidang akademik maupun non-akademik.
5) Menerapkan Information and Communication Technology
(ITC) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah.
6) Menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dengan
masyarakat dalam rangka pencapaian visi sekolah yang
optimal.
c. Tujuan
1. Menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang berbudaya, beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia
dan berkepribadian luhur serta berwawasan lingkungan.
2. Meningkatkan, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai cinta
tanah air.
3. Menciptakan 7K kultur (Keamanan, Ketertiban, Kedisiplinan,
Kekeluargaan, Keindahan, Kerindangan dan Kesehatan) dan 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun).
58
4. Meningkatkan mutu pelayanan proses belajar mengajar kepada
siswa secara kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta
mandiri dan berjiwa Illahiah serta berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan fungsi dan peran ruang Laboratorium Fisika,
Kimia, Biologi, Bahasa, Komputer, Sosial dan Ruang
Multimedia yang berorientasi dan berwawasan lingkungan.
6. Menerapkan penggunaan ICT-Based pada setiap ruang kelas.
7. Menyediakan layanan Wide Area Network (WAN) dan hotspot
di lingkungan selama 24 jam.
8. Menggunakan sistem penilaian hasil belajar siswa, kinerja
sumber daya manusia (warga sekolah) yang terdokumentasi
dan terakses oleh semua pihak melalui web sekolah.
9. Menggunakan software pembelajaran interaksi pada semua
mata pelajaran.
10. Meningkatkan angka kelulusan sampai 100 persen pada setiap
angkatan.
11. Meningkatkan kompetensi lulusan untuk bersaing secara
global.
12. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta melalui berbagai jalur 80 persen.
13. Seluruh siswa diterima pada Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta yang diminati.
14. Menjuarai olimpiade sains, sosial dan ICT pada tingkat
nasional dan global.
15. Menjuarai perlombaan-perlombaan karya ilmiah, kesenian dan
olahraga pada tingkat nasional dan global.
16. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran
sesuai standar nasional.
17. Menjalin kerjasama dengan orangtua, masyarakat dan institusi
dalam dan luar negeri dalam meningkatkan mutu pendidikan.
59
18. Melaksanakan dan memelihara Quality Management System
ISO 9001:2008.
4. Struktur Organisasi dan Alur Birokrasi SMAN 03 Tangerang
Selatan
Struktur organisasi merupakan hal penting yang wajib ada pada
suatu organisasi terutama pada satuan pendidikan, karena tujuan
adanya struktur organisasi pada satuan pendidikan adalah untuk
mengetahui secara jelas susunan dan posisi yang ada di satuan
pendidikan tersebut serta hubungan tiap-tiap bagian yang ada, sehingga
mudah diketahui pembagian tanggung jawab dan tugas masing-masing
bagian.
Sedangkan alur birokrasi ini merupakan tata cara untuk melakukan
koordinasi pada setiap bidang, sehingga segala informasi dan kegiatan
yang dilakukan pada salah satu bidang dapat diketahui oleh semua
bidang yang berhubungan. Hal ini harus dilakukan untuk menjaga
hubungan kerja yang sehat dan untuk menjaga pengendalian dokumen
dan pengendalian rekaman. Dari hasil dokumentasi, berikut adalah
struktur organisasi dan alur birokrasi SMAN 03 Tangerang Selatan:
60
STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR BIROKRASI
SMAN 03 TANGERANG SELATAN
Kepala Sekolah Komite
Wakil Manajemen Mutu
Tata Usaha
Wakasek Bidang
Kurikulum
Koordinator
Lab. Bahasa Koordinator
Olimpiade
Koordinator
Perpustakaan
Wali Kelas
Guru
Ketua Program
Bangdik
Wakasek Bidang
Sarana Prasarana Wakasek
Humas
Wakasek Bidang
Kesiswaan
Ketua Program
Pengembangan ICT
Koordinator
BP/BK Pembina OSIS
Pembina:
1. Rohis
2. Paskibra
3. PMR
4. Nepala
5. Olahraga
6. Koperasi
Siswa
7. English Club
8. Seni Budaya
9. Bengkel
10. KIR
11. Pramuka
12. Japanese Club
13. Radio
61
5. Data Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik SMAN 03
Tangerang Selatan
a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pada setiap satuan sekolah pendidik merupakan unsur utama
dalam pelaksanaan pendidikan karena pendidik memiliki peran
penting dalam kemajuan sekolah begitupun tenaga kependidikan
memiliki peran sebagai sumber daya manusia yang menunjang
kelancaran berjalannya proses pendidikan di satuan pendidikan.
Adapun pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan berjumlah 82 Orang, berikut adalah data
pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 03 Tangerang
Selatan:
Tabel 4.1
Jabatan dan Pangkat Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMAN 03 Tangerang Selatan
No
Jabatan
Pangkat
Jumlah PNS Honorer
1 Kepala Sekolah 1 - 1
2 Waka Manajemen Mutu 1 - 1
3 Waka Bangdik 1 - 1
4 Waka Sarana dan Prasarana 1 - 1
5 Waka Humas 1 - 1
6 Waka Kurikulum 1 - 1
7 Waka Kesiswaan 1 - 1
8 Manajer CIBI 1 - 1
9 Astisten Manajemen Mutu 1 - 1
10 Asisten Kurikulum 1 - 1
11 Asisten Sarana dan Prasarana 1 - 1
12 Guru Ekonomi 5 - 5
13 Guru Biologi 5 - 5
14 Guru Sejarah 3 - 3
15 Guru BP/BK 1 3 4
16 Guru Matematika 4 5 9
17 Guru Kimia 4 1 5
18 Guru Fisika 2 - 2
19 Guru Bahasa Inggris 4 1 4
20 Guru Bahasa Indonesia 3 - 3
21 Guru Sosiologi 2 - 2
62
22 Guru Penjaskes 3 - 3
23 Guru PKn 2 - 2
24 Guru Prakarya 1 - 1
25 Guru Geografi 1 - 1
26 Guru Bahasa Jepang 1 - 1
27 Guru Agama Islam 4 - 4
28 Guru TIK 2 3 5
29 Guru Seni - 1 1
30 Guru Agama Kristen - 1 1
31 Guru Agama Hindu - 1 1
32 Administrasi Kesiswaan - 1 1
33 Administrasi Kepegawaian - 1 1
34 Administrasi Keuangan - 1 1
35 Administrasi Kurikulum - 1 1
36 Administrasi Arsip - 1 1
37 Administrasi Sarana&Prasarana - 1 1
38 Petugas Tenaga Kebersihan 3 2 5
39 Petugas Tenaga Keamanan - 2 2
40 Petugas Laboran - 1 1
41 Petugas Perpustakaan - 1 1
42 Pengemudi - 1 1
Total 60 29 89
Dari jumlah 82 pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 03
Tangerang Selatan, sebanyak 50 orang pendidik sudah PNS dan 32
orang masih honorer, untuk bagian administrasi pun sudah
berpendidikan S1. Jika dilihat dari tabel di atas jumlah keseluruhan
sebanyak 89, karena ada beberapa guru yang memiliki jabatan
ganda. Dari hasil observasi menunjukan bahwa pendidik di SMAN
03 Tangerang Selatan sudah sesuai dengan UU tentang profesi
guru yang mewajibkan guru berpendidikan minimal S1.
Tujuan banyaknya kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah diharapkan agar dapat mensukseskan berjalannya
kegiatan belajar mengajar dan dapat melancarkan serta menjaga
sistem yang ada di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
63
b. Data Peserta Didik
Jumlah peserta didik SMAN 03 Tangerang Selatan tahun
ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Peserta Didik di SMAN 03 Tangerang Selatan
Kelas L P Jumlah
X 136 157 293
XI 152 174 326
XII 120 163 283
Jumlah 408 494 902
SMAN 03 Tangerang Selatan memiliki 902 orang peserta
didik secara keseluruhan dimana kelas X berjumlah 293 orang
peserta didik. Kelas X terdiri dari delapan kelas yaitu X MIA 1
Akselerasi berjumlah 20 orang peserta didik, X MIA 2
Enrichment berjumlah 33 orang peserta didik, X MIA 3
berjumlah 32 orang peserta didik, X MIA 4, 5 dan 6 masing-
masing berjumlah 44 orang peserta didik. Jumlah keseluruhan
untuk kelas MIA terdapat 217 orang peserta didik. Selain kelas
MIA terdapat pula kelas IIS yang secara keseluruhan berjumlah
76 peserta didik dimana kelas IIS 1 berjumlah 32 orang peserta
didik dan kelas IIS 2 berjumlah 44 orang peserta didik.
Kelas XI berjumlah 326 orang peserta didik yang terdiri
dari sembilan kelas yaitu kelas XI IPA 1 Akselerasi berjumlah
27 orang peserta didik, kelas XI MIA 2 Enrichment berjumlah
33 orang peserta didik, kelas XI MIA 3 Enrichment berjumlah
32 orang peserta didik, kelas XI 4 (BI) berjumlah 34 orang
peserta didik, kelas XI MIA 5 berjumlah 41 orang peserta
didik, kelas XI MIA 6 berjumlah 42 orang dan kelas XI MIA 7
berjumlah 4 orang peserta didik. Selain kelas IPA dan MIA
terdapat pula kelas IIS yang berjumlah 77 orang peserta didik
64
dimana kelas IIS 1 berjumlah 33 orang peserta didik dan IIS 2
berjumlah 44 orang peserta didik.
Kelas XII berjumlah 283 orang peserta didik yang terdiri
dari tujuh kelas yaitu kelas XII IPA 2 Enrichment berjumlah 35
orang peserta didik, kelas XII IPA 3 berjumlah 36 orang
peserta didik, kelas XII IPA 4, 5 dan 6 masing-masing
berjumlah 44 orang peserta didik. Jumlah keseluruhan kelas
XII IPA adalah 203, sedangkan untuk kelas XII IPS berjumlah
80 orang peserta didik yang terdiri dari kelas XII IPS 1 36
orang peserta didik dan kelas XII IPS 2 berjumlah 44 orang
peserta didik.
c. Prestasi Peserta Didik
Salah satu yang mencerminkan sekolah itu berprestasi dan
berkualitas ditandai dengan prestasi-pretasi yang dicapai oleh
peserta didik di sekolah tersebut baik prestasi akademik
maupun prestasi non akademik. Adapun prestasi-prestasi
(akademik maupun non akademik) yang telah dicapai oleh
peserta didik SMAN 03 Tangerang Selatan tahun ajaran
2017/2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Data Prestasi Peserta Didik SMAN 03 Tangerang Selatan
Prestasi Akademik Prestasi Non Akademik
1) Juara 1 Lomba Robotik
Internasional Tahun 2017.
2) Gold Medal Rero Survival
Lomba International Robotic
Competition for Junior and
Senior High Schools Tahun
2017.
3) Juara 2 Lomba Civic Nets se-
Jabodetabek Tahun 2017.
4) Juara 1 LCC MMC Civic Nets
di SMAN 2 Tangsel Tahun
2018.
1) Juara 3 Lomba Atletik se-
Jabodetabek Tahun 2017.
2) Juara 1 Taekwondo se-
Jabodetabek Tahun 2017.
3) Juara 1 Lomba Tari Saman se-
Jabodetabek (Skyfest) Tahun
2017.
4) Juara 1 lomba bulutangkis al-
Azhar Cup tahun 2017.
5) Juara 2 Lomba Basket di NSS
Cup Tahun 2l17.
6) Juara 1 Lomba Solo Vocal se-
65
5) Juara 3 Lomba Debat Konstitusi
di SMAN 2 Tangsel Tahun
2018.
6) Best Speaker Monzher Civic
Comp di SMAN 2 Tangsel
Tahun 2018.
7) Juara 1 Lomba Robotic di MAN
IC Serpong Tahun 2018.
8) Juara 1 Shudou Japaness Club
di SMAN 1 Kota Tangerang
Tahun 2018.
9) Juara 1 English Debate SLTA
Di Senior GIS 2 Serpong Tahun
2018.
10) Juara 1 Bahasa Jepang se-
Jabodetabek Tahun 2018.
11) Juara 3 Debat Bahasa Indonesia
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2018.
Jabodetabek (ICM) Tahun
2017.
7) Juara 1 Lomba Renang di
Dispora Cup Tahun 2017.
8) Juara 3 Lomba Kaligrafi di
Moonzheer Islamic Tahun
2018.
9) Juara 1 Lomba Tari Tradisional
di SMAN 1 Tangsel Tahun
2018.
10) Juara 3 Kompetisi Sepak Bola
di Pondok Pesantren Ummul
Qur’an Tahun 2018.
11) Juara Lomba Renang 100M
Putri di Marinir Tahun 2018.
12) Juara 1 Short Movie di Insan
Cendikia Madani Tahun 2018.
13) Juara 2 Lomba Karate di
Olimpiade Olahraga Sekolah
Tahun 2018.
14) Juara 2 Atletik di MAN 4
Jakarta Tahun 2018.
15) Juara 1 Bulu Tangkis Ganda
Putra di SMAN 87 Jakarta
Tahun 2018
16) Juara 2 Modern Dance di
SMAN 8 Jakarta Tahun 2018.
6. Sarana dan Prasarana SMAN 03 Tangerang Selatan
Keberadaan sarana dan prasarana bertujuan untuk menunjang dan
mendukung proses belajar mengajar dan memberikan rasa nyaman
siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun
sarana dan prasarana yang tersedia adalah sebagai berikut:
66
Tabel 4.4
Data Sarana dan Prasarana SMAN 03 Tangerang Selatan
No Nama Fasilitas Jumlah
1 Luas Tanah 4870 m²
2 Luas Bangunan -
3 Ruang Kepala Sekolah 1
4 Ruang Wakasek/Ketua Bidang 5
5 Ruang Kelas 26
6 Laboratorium IPA 3
7 Laboratorium Bahasa 1
8 Laboratorium Komputer 2
9 Ruang TRRC 1
10 Ruang Multimedia 1
11 Perpustakaan 1
12 Ruang Pembina OSIS 1
13 Ruang BK/BP 1
14 Koperasi 1
15 Ruang UKS/PMR 1
16 Ruang Manajemen Mutu 1
17 Ruang Satpam 1
18 Ruang Tata Usaha 1
19 Ruang Bendahara 1
20 Ruang Tenaga Pendidik 1
21 Ruang Kesenian 1
22 Ruang Ibadah/Masjid 1
23 Ruang Radio 1
24 Aula Ki Hajar Dewantara 1
25 Ruang Guru Piket 1
26 Kamar Kecil/Toilet Guru dan Tamu 3
27 Kamar Kecil/Toilet Peserta Didik 16
28 Tempat Parkir Kendaraan 1
29 Kantin 1
30 Lapangan Voli, Bulutangkis dan Basket 1
31 Ruang Server 1
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa fasilitas yang
tersedia dapat dikatakan sudah memadai untuk menunjang proses
belajar mengajar maupun layanan akademik pada siswa. Semua sarana
yang telah disediakan dapat digunakan untuk segala kegiatan
67
pendidikan SMAN 03 Tangerang Selatan secara baik agar dapat
mencapai dan merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Deskripsi dan Analisis Data
SMAN 03 Tangerang Selatan merupakan salah satu sekolah negeri
yang masih menggunakan sistem manajemen mutu ISO, SMAN 03
Tangerang Selatan sudah mengimplementasikan sistem manajemen mutu
ISO sejak tahun 2008. Sasaran mutu dalam ISO yang merupakan standar
nasional pendidikan harus tercapai dan berkembang selama implementasi
sistem manajemen mutu ISO. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan
hasil penelitian mengenai sasaran mutu ISO (hanya empat standar yaitu
standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar proses dan standar
penilaian) yang telah dicapai oleh SMAN 03 Tangerang Selatan.
1. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMAN 03 Tangerang Selatan
Pada uraian pertama peneliti akan mengemukakan tentang latar
belakang mengapa SMAN 03 Tangerang Selatan
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Eny Suryani mengemukakan bahwa “dengan adanya ISO, sekolah
ingin data-data serta dokumen milik sekolah terarsipkan dengan
rapi, baik itu dokumen maupun rekaman, selain itu dengan adanya
ISO sekolah lebih mudah mencapai visi dan misi serta ingin
meningkatkan prestasi, karena sekolah SMAN 03 Tangerang
Selatan ingin menjadi lebih baik bahkan yang terbaik dari yang
lain, selain itu tujuan sekolah juga termasuk yang melatarbelakangi
penggunaan ISO di mana sekolah ingin menjadi the first or the
best.”66
itulah yang melatarbelakangi implementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan.
Selama SMAN 03 Tangerang Selatan mengimplementasikan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 banyak perubahan yang
66
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), pada 08 Oktober 2018.
68
dapat dirasakan sekolah baik dari segi prestasi, kompetensi siswa
dan guru, sarana dan prasarana maupun perkembangan-
perkembangan lainnya seperti halnya yang dikemukakan oleh Eny
Suryani “selama penggunaan ISO yang dimulai dari tahun 2008
sampai dengan saat ini banyak perubahan yang dapat dirasakan
baik itu pretasi yang semakin meningkat, pengelolaan maupun
pengolahan data menjadi lebih baik serta dokumen-dokumen
menjadi tertata rapi.”67
Adanya ISO di sekolah merupakan sebagai
alat ukur atau standar untuk setiap bidang, dimana standar tersebut
berguna untuk mempermudah setiap bidang mencapai tujuannya
serta mempermudah sekolah untuk mewujudkan visi dan misi yang
telah ditetapkan.
Manfaat ISO memang tidak secara langsung dirasakan oleh
guru, karena sebelum adanya ISO tugas guru memang sudah
diwajibkan untuk menyusun rencana pembelajaran sampai dengan
menilai hasil pembelajaran, mengevaluasi dan menindaklanjuti,
namun ISO di sini bermanfaat untuk mengontrol serta memberikan
standar kinerja guru. Seperti yang dijelaskan Siti Umayah bahwa
“sebenarnya jika tanpa adanya ISO guru memang sudah memiliki
tugas untuk menyusun rencana pembelajaran sampai dengan
menilai hasil pembelajaran peserta didik, begitupun dengan
kegiatan menganalisa sudah menjadi rutinitas guru sehari-hari,
namun dengan adanya ISO kegiatan yang telah disebutkan
sebelumnya dapat lebih dikontrol dan distandarkan.”68
Penjelasan lainnya dipaparkan oleh Ahmad Zikrullah bahwa
“dengan adanya ISO guru lebih tertata, lebih sistematis walaupun
awalnya memang sudah sistematis namun dengan adanya ISO itu
lebih sistematis, para guru dapat menerima saran dari pengawas
67
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), pada 08 Oktober 2018. 68
Hasil wawancara dengan Guru Bahasa Inggris (Siti Umayah), pada 08 Oktober 2018.
69
ISO yang melakukan penilaian pada guru-guru terutama mengenai
kepuasan pelanggan.”69
Selain manfaat bagi setiap bidang dan guru, ISO juga
mempermudah dalam proses akreditasi, karena sasaran mutu yang
dinilai dan ditinjau dalam proses audit internal dan ekternal yang
ada pada ISO merupakan standar pendidikan nasional yang akan
dinilai dalam proses akreditasi sekolah. Sehingga dengan adanya
proses audit dapat dijadikan latihan dan gambaran dalam kegiatan
akreditasi sekolah. seperti yang diungkapkan Liman bahwa
“pelaksanaan ISO sangat membantu kami dalam proses
dokumentasi, sehingga ketika adanya kegiatan supervisi dan
akreditasi data yang dibutuhkan lengkap, berbeda dengan tahun-
tahun sebelum adanya ISO dokumen-dokumen sekolah tidak
tertata dan masih dapat dibilang berantakan. Ketika ada kegiatan
supervisi dan akreditasi harus mencari-cari dokumen yang
dibutuhkan sedangkan waktu yang diberikan hanya tiga menit
sudah harus mendapatkan dokumen tersebut.”70
Jadi selain sebagai standar mutu ISO juga mempermudah
dalam proses mengolah dan mengelola dokumen-dokumen
sekolah, karena dalam ISO itu dijawibkan menulis apa yang
dikerjakan dan mengerjakan apa yang telah ditulis yang nantinya
akan menghasilkan dokumen ISO.
Ketercapaian implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan dapat dikatakan
mencapai 95% ini dibuktikan dengan temuan-temuan setiap
kegiatan audit ekternal hanya satu sampai dua temuan saja,
sebagaimana yang dijelaskan oleh Wakil Manajemen Mutu bahwa,
dalam setiap implementasi apapun pasti tidak ada yang sempurna
karena yang sempurna hanyalah milik sang pencipta, namun
69
Hasil wawancara dengan Guru Geografi (Ahmad Zikrullah), pada 08 Oktober 2018. 70
Hasil wawancara dengan Wakil Bidang Kesiswaan (Liman), pada 08 Oktober 2018.
70
ketercapaian ISO ini dapat diukur dan dinilai dari berapa banyak
temuan-temuan dari para auditor jerman, setiap kegiatan audit
ekternal temuannya hanya berjumlah satu atau dua saja, sekalipun
ada itu bukan temuan melainkan saran yang diberikan untuk
sekolah.
Selain itu untuk lebih meyakinkan seberapa ketercapaian
impelementasi ISO di SMAN 03 Tangerang Selatan dapat
dibuktikan pula dengan pencapaian akreditasi dengan nilai 96
sudah bisa menjadi tolak ukur bahwa impelementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang selatan
sudah dapat dikatakan mencapai nilai maksimal.71
Jadi dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa
implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN
03 Tangerang Selatan sudah mencapai nilai maksimal yang
dibuktikan dengan temuan yang dapat dikatakan minor, pencapaian
akreditasi dengan nilai 96 yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
atas tercapainya implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 yang sebelumnya hanya mencapai nilai sampai 85 saja,
selain itu juga manfaat yang dirasakan oleh para guru yang
tergambarkan bahwa dengan adanya ISO mereka terasa terbantu
dan lebih terkontrol dalam kegiatan pencapaian standar nasional
pendidikan.
2. Standar Kompetensi Lulusan
Salah satu sasaran mutu telah ditetapkan oleh SMAN 03
Tangerang Selatan ialah tercapainya tingkat kelulusan peserta didik
100%, memperoleh nilai akhir kelulusan 7,0 mencapai 70%.72
Sebagaimana diperkuat dengan pernyataan Eny Suryani bahwa
“Setiap tahunnya sekolah dapat mencapai target dalam kelulusan
71
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), pada 08 Oktober 2018. 72
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
71
peserta didik yang setiap tahunnya mencapai 100% dan untuk nilai
akhir minimal 7,0 yang setiap tahunnya masih mengalami
peningkatan dan penurunan.73
Oleh sebab itu untuk memperbaiki
serta melakukan pembenahan SMAN 03 Tangerang selatan
melakukan pembinaan dan pengembangan diri sebagai strategi
dalam pencapaian standar kompetensi lulusan. Adapun strategi-
strateginya sebagai berikut:
a. Melakukan bimbingan belajar untuk bidang yang
diikutkan dalam Ujian Nasional
b. Mengadakan remedial bagi peserta didik dan remedial
teaching untuk pendidik
c. Mengadakan bimbingan dan pengarahan karier untuk
peserta didik
d. Bekerjasama dengan lembaga sertifikasi dan penilaian
untuk peserta didik
e. Menjalankan peraturan dinas pendidikan perihal
pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).74
Strategi yang disebutkan di atas betujuan untuk mempermudah
mencapai standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
BSNP yang di dalamnya mencakup dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan. Adapun strategi yang
pertama yaitu dengan melakukan bimbingan belajar terutama untuk
kelas XII dengan berfokus pada mata pelajaran yang di ikutkan
dalam Ujian Nasional agar peserta didik lebih mendalami dan
memahami materi yang akan diujikan nanti yang di dalamnya
mencakup dasar kecerdasan dan pengetahuan.
Kedua mengadakan kegiatan remedial bagi peserta didik yang
kurang mencapai standar nilai minimal yang ditetapkan kegiatan
ini bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai standar nilai
minimal dan menambah pemahaman mengenai jenis-jenis soal
yang diberikan, bukan hanya terjadi pada peserta didik melainkan
73
Hasil Wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018 74
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
72
sekolah juga mengadakan kegiatan remedial teaching untuk
pendidik yang bertujuan untuk melatih pendidik dalam
menyampaikan materi bagi peserta didik yang kurang memahami
sehingga dengan adanya kegiatan ini terjadilah hubungan timbal
balik antara peserta didik dan pendidik yang di dalamnya
mencakup dasar kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan.
Ketiga sekolah juga mengadakan bimbingan terutama
bimbingan mata pelajaran yang diujikan untuk kelas XII dan
bimbingan belajar yang berfokus pada pengarahan karier agar
ketika lulus nanti peserta didik lebih terarah dalam menentukan
jenjang karier yang akan dipilih sesuai dengan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh peserta didik, misalnya dalam
menentukan jurusan dan perguruan tinggi bagi peserta didik yang
di dalamnya mencakup dasar kecerdasan, pengetahuan dan
keterampilan.
Keempat sekolah telah bekerja sama dengan beberapa lembaga
serta perusahaan yang bersertifikasi untuk melakukan penilaian
kompetensi diri peserta didik dengan mengadakan kegiatan
magang atau pelatihan-pelatihan, dengan adanya kegiatan tersebut
peserta didik dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya
sehingga sekolahpun lebih mudah melihat serta menilai dan
mengarahkan peserta didik dalam menentukan jenjang karier yang
sesuai dan tetap berlandaskan pada dasar kecerdasan, pengetahuan,
keterampilan dan dibutuhkan akhlakul karimah (sopan santun,
amanah, lemah lembut, ramah tamah, dan lain-lain). Kelima
dengan kegiatan yang telah disebutkan di atas, sekolah tetap
menjalankan sesuai dengan peraturan dinas pendidikan, begitu
pula dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Selain itu, Eny Suryani menjelaskan bahwa “SMAN 03
Tangerang Selatan harus memiliki nilai di atas standar minimal
yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
73
(BSNP).”75
Selanjutnya jika dilihat dari kekuatan analisis SWOT
milik sekolah salah satunya ialah lulusan SMAN 03 Tangerang
Selatan sudah banyak diterima di PTN/PTS terkemuka di Indonesia
dan beberapa perguruan tinggi di luar negeri seperti Singapura,
Brazil, Amerika, Jepang dan lain-lain.76
Namun kelemahan SMAN 03 Tangerang Selatan pada standar
kompetensi lulusan ialah sekolah belum memiliki standar mutu
lulusan yang kompetitif di tingkat Asia, kompetensi lulusan yang
siap melanjutkan ke jenjang selanjutnya ke luar negeri masih
rendah, identifikasi profil alumni masih belum optimal.77
Dari uraian di atas peneliti berkesimpulan bahwa pada tahap
pencapaian standar kompetensi lulusan telah terlaksana dengan
baik walaupun masih memiliki beberapa kelemahan, namun
dikatakan telah terlaksana dengan baik diperkuat dengan adanya
strategi-strategi yang telah dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan
dapat mempermudah sekolah dalam mencapai standar kompetensi
lulusan yang sesuai dengan peraturan menteri nomor 20 Tahun
2016 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai
pendukung terlaksananya sasaran mutu , visi dan misi SMAN 03
Tangerang Selatan.
3. Standar Isi
Standar isi merupakan standar yang berkaitan dengan standar
kompetensi lulusan, standar proses dan standar penilaian
pendidikan. Sasaran mutu yang telah ditetapkan oleh SMAN 03
Tangerang Selatan ialah mengembangkan silabus dan RPP dengan
mengimplementasikan Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi serta
75
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018 76 Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018 77
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
74
berwawasan lingkungan pada semua mata pelajaran, memiliki
bahan ajar yang bervariasi misalnya bahan cetak, audio, video
untuk setaip mata pelajaran, terlaksananya kegiatan ekstrakulikuler
minimal lima kegiatan.78
Dalam pencapaian sasaran mutu yang diinginkan tidak bisa
hanya dijalankan asal-asalan melainkan harus adanya standar yang
mengawal berjalannya dan tercapainya sasaran mutu ini. Oleh
karena itu dalam mencapai sasaran mutu di dalamnya terdapat
peran penting sistem manajemen mutu ISO yang berperan untuk
mengawal serta mengkontrol proses pencapaian sasaran mutu ini,
seperti yang dijelaskan Eny Suryani bahwa:
“Pada standar isi terdapat silabus dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu berlandaskan ISO,
sehingga guru punya acuan yang ingin dicapai di silabus,
silabus nasional tetap digunakan sebagai silabus minimal,
sehingga para guru, para manajemen serta warga sekolah
dapat mengembangkan indikator apa saja yang perlu
ditambahkan pada masing-masing bidang studi melalui
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), sehingga
SMAN 03 Tangerang Selatan tidak hanya mencapai standar
minimal dan standar isi melainkan dapat mencapai nilai di
atas standar minimal dan standar isi tersebut.”79
Selain ISO yang bertugas mengawal dan mengkontrol proses
pencapaian sasaran mutu, sekolah juga harus memiliki strategi
dalam mencapai sasaran mutu, karena dengan adanya strategi
sekolah memiliki gambaran untuk mencapai sasaran mutu secara
maksimal. Adapun strategi sasaran mutu (standar isi) SMAN 03
Tangerang selatan sebagai berikut:
a. Mengadakan workshop penyusunan kurikulum pada awal
tahun pelajaran.
78
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018 79
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018
75
b. Mengoptimalkan peran MGMP dalam penyusunan
administrasi tenaga pendidik dan peningkatan kompetensi
tenaga pendidik.
c. Menyusun silabus MULOK.
d. Mencatat dan mengevaluasi setiap kegiatan kesiswaan.80
Strategi-strategi di atas dilakukan untuk mendukung
tercapainya standar isi yang telah ditetapkan oleh BSNP. Sekolah
rutin mengadakan workshop penyusunan kurikulum setiap awal
tahun pelajaran yang difokuskan untuk tim kurikulum agar ketika
tahun ajaran baru berlangsung segala keperluan yang berhubungan
dengan kurikulum untuk tahun ajaran baru sudah siap sedia.
Kedua, dalam pencapaian standar isi sangat dibutuhkan peran
MGMP dalam penyusunan administrasi tenaga pendidik dan
peningkatan kompetensi tenaga pendidik, peningkatan kompetensi
tenaga pendidik perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian
sasaran mtu di SMAN 03 Tangerang Selatan, karena tenaga
pendidik merupakan sumber daya manusia utama dalam mencapai
sasaran mutu di sekolah.
Ketiga, melakukan kegiatan penyusunan silabus baik itu silabus
mata pelajaran inti maupun silabus Muatan Lokal (MULOK),
karena dengan adanya muatan lokal dapat meningkatkan
kompetensi beberapa peserta didik.
Selain kegiatan yang telah disebutkan di atas sekolah juga
mencatat dan mengevaluasi setiap kegiatan kesiswaan, tujuan
dilakukannya pencatatan dan evaluasi ialah agar setiap kegiatan
memiliki data dan dokumentasi sehingga dapat lebih mudah untuk
dipertanggungjawabkan dan jika suatu saat dibutuhkan data dan
dokumennya tersedia serta sebagai cerminan dan sarana
80
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
76
pembelajaran untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya agar kegiatan
yang dilaksanakan terlaksana lebih baik dari sebelumnya.
Dari pedoman dan strategi yang disusun sekolah semua sudah
dapat dikatakan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 Tahun
2016, serta dibuktikan dengan penjelasan Wakil Manajemen Mutu
bahwa :
“Pada administrasi, guru dikawal oleh ISO dimulai dari
tahap perencanaan, dikawal dalam pembuatan RPP, silabus,
program tahunan, program semester, program remedial dan
pengayaan. Jadi dari awal guru sangat dikawal oleh ISO
dan saya sebagai koordinator di sini yang bertugas untuk
mengaudit para guru dalam proses penyusunan RPP dan
harus selesai sesuai dengan waktu yang telah diberikan
sehingga tidak ada guru yang tidak memiliki RPP dan tidak
mampu dalam membuat RPP. Adanya ISO dalam
pelaksanaan standar isi itu sebagi tolak ukur dan membantu
terdokumentasinya kewajiban guru serta lebih terkontrol.”81
Audit yang telah dilakukan oleh wakil manajemen mutu secara
rutin sudah dapat meminimalisir kegagalan yang selama ini
dikhawatirkan dan dapat meningkatkan kompetensi pendidik
sebagai sumber daya manusia yang menjalankan proses pencapaian
standar isi. Oleh karena itu dalam pencapaian sasaran mutu
(standar isi) SMAN 03 Tangerang Selatan sudah dapat dikatakan
bagus, ini juga dibuktikan dengan kekuatan analisis SWOT sasaran
mutu (standar isi) SMAN 03 Tangerang Selatan bahwa :
a. Adanya komitmen SMAN 03 Tangerang Selatan untuk
melaksanakan kurikulum 2013 berdasarkan standar
BSNP.
b. Untuk peningkatan mutu lulusan yang didasarkan atas
UN, peserta didik diberi tambahan pengayaan belajar
mulai dari kelas X sampai kelas XII.
c. Adanya muatan lokal yang berupa pengembangan
Information and Communication Technology (ICT).
81
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018
77
d. Pengembangan diri diberikan dalam bentuk bimbingan
konseling, klub bidang studi, klub pengembangan
keterampilan (teater, pramuka, dakwah, BDI, musik,
english club, jurnalistik, PMR, KIR, club olimpiade,
boardcasting, paduan suara, nasyid dan lain-lain).
e. Kalender pendidikan di SMAN 03 Tangerang Selatan
mengacu pada kalender Pendidikan Nasional.82
Selain strategi yang telah dilaksanakan oleh SMAN 03
Tangerang Selatan, ada beberapa kekuatan yang diambil dari
analisis SWOT SMAN 03 Tangerang Selatan bahwa SMAN 03
Tangarang Selatan telah berkomitmen untuk melaksanakan
kurikulum 2013 berdasarkan standar BSNP, komitemen di sini
ialah kunci dari penerapan atau pelaksanaan suatu program, karena
dengan adanya komitmen yang kuat pelaksanaan suatu program
yang telah direncanakan lebih mudah dan memperkuat dukungan
dari berbagai pihak, karena semua pihak yang ada di sekolah saling
berkesinambungan dan sangat berpengaruh besar dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 yang disatukan dalam sebuah
komitmen.
Setelah komitmen yang kuat telah tercipta SMAN 03
Tangerang Selatan menindak lanjuti dengan melakukan kegiatan
penambahan pengayaan belajar yang ditujukan pada peserta didik
mulai dari kelas X sampai dengan XII yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi lulusan SMAN 03 Tangerang Selatan,
serta pengembangan information and Communication Tecnology
(ICT) agar peserta didik dapat mengikuti perkembangan zaman
yang hampir segalanya menggunakan teknologi, menghindari dari
gagap teknologi dan untuk hal pengembangan ICT bukan hanya
diberikan pada peserta didik melainkan juga tenaga pendidik,
karena di SMAN 03 Tangerang Selatan dalam kegiatan
82
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
78
pembelajaran dan penilaiannya sudah menggunakan sistem
komputer.
Selain pengembangan dari segi pengetahuan ada pula
pengembangan diri dari segi keterampilan dan akhlakul karimah,
pengembangan diri ini diberikan dalam bentuk bimbingan
konseling, klub bidang studi ada pula klub pengembangan diri
yang beberapa diantaranya wajib diikuti oleh peserta didik atau
bahkan peserta didik dapat memilih sesuai dengan bakat yang
dimilikinya seperti teater, pramuka, dakwah, BDI, musik, english
club,jurnalistik, PMR, KIR, klub olimpiade, broadcasting, paduan
suara, nasyid dan lain-lain, setiap peserta didik wajib mengikuti
pengembangan diri yang telah disediakan oleh sekolah itu semua
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMAN 03
Tangerang Selatan.
Selain dari kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi
peserta didik dan mutu sekolah, karena SMAN 03 Tangerang
Selatan merupakan satuan pendidikan yang mengikuti pemerintah
seperti layaknya satuan pendidikan pada umumnya, kalender yang
digunakan SMAN 03 Tangerang Selatan tetap mengacu pada
kalender Pendidikan Nasional.
Selain kekuatan SMAN 03 Tangerang selatan juga memiliki
beberapa kelemahan pada standar isi yaitu program responsi untuk
materi agama dan jurusan belum memiliki panduan, belum
ditemukan sistem (model) pembelajaran yang tetap dan cocok
untuk sistem fullday school (> pukul 14.00), jadwal pelajaran
masih sering dilakukan perubahan ketika proses pembelajaran
sudah berjalan. Sehingga masih dilakukannya perbaikan-perbaikan
untuk mengoptimalkan implementasi sistem manajemen mutu yang
dapat tepat pada sasaran standar isi secara keseluruhan.83
83
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
79
Dari pemaparan di atas peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa proses pencapaian sasaran mutu (standar isi) di SMAN 03
tangerang Selatan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 Tahun 2016 serta sudah
dapat dikatakan maksimal karena dengan pendampingan sistem
manajemen mutu ISO di dalamnya yang bertugas untuk
mengkontrol dan memaksimalkan serta sebagai acuan dalam proses
pencapaian sasaran mutu di SMAN 03 Tangerang Selatan.
4. Standar Proses
Untuk menghasilkan sesuatu agar lebih efesien tentunya harus
maksimal pada tahap proses. Dari hasil wawancara yang peneliti
telah lakukan di SMAN 03 Tangerang Selatan standar proses yang
diterapkan sudah cukup bagus. Sekolah menggunakan ISO untuk
mengawal standar proses, dengan adanya audit internal yang
dilakukan wakil manajemen mutu secara rutin sangatlah membantu
untuk pencapai standar proses pendidikan di SMAN 03 Tangerang
Selatan.
Standar isi dan standar proses adalah dua hal yang saling
berkaitan dan sangat inti dalam standar pendidikan, karena standar
isi sebagai kitab atau pedoman secara tertulis dan standar proses
adalah pelaksanaan atau prosedur yang akan dilakukan dari
pedoman yang tertulis di standar isi dan keduanya adalah
komponen inti dalam pencapaian standar kompetensi lulusan.
Untuk proses pembelajaran yang ada di SMAN 03 Tangerang
selatan sudah berbasis komputer, jadi bukan hanya pada saat
UNBK saja melainkan untuk ulangan harian, ulangan tengah
semester pun sudah berbasis komputer. Sehingga dalam
pelaksanaan UNBK peserta didik sudah terbiasa dan tidak kaget
80
lagi.84
Hal ini juga disampaikan oleh Liman sebagai wakil bidang
kesiswaan bahwa “sistem pelaksanaan proses pembelajaran di
SMAN 03 Tangerang Selatan tidak berbeda jauh dengan sekolah
lainnya dimana setiap guru wajib memiliki kreativitas dalam
menyampaikan materi sehingga terciptalah proses pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan, karena pada tahun 2010 sekolah ini
pernah sebagai sekolah bertaraf internasional karena menggunakan
sistem sekolah bertaraf internasional (SBI) dengan program
bilingual selama lima tahun namun walaupun sekarang sudah tidak
digunakan kami tetap memiliki semangat RSBI.”85
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah bukan
hanya tergantung pada silabus dan RPP melainkan juga didukung
oleh kompetensi dan kreativitas setiap guru serta dukungan dari
peserta didik, karena proses dapat dikatakan berjalan dengan lancar
jika sumber daya manusia yang menjalani sudah mengerti pada
bidangnya masing-masing.
Berkaitan dengan sasaran mutu (standar proses) sekolah harus
memiliki strategi dalam mencapai proses secara maksimal agar
output yang dihasilkan sesuai yang diinginkan. Adapun strategi
SMAN 03 Tangerang Selatan dalam mencapai standar proses yang
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 22 Tahun 2016 yaitu sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan workshop dan seminar awal tahun
ajaran dalam rangka menyusun PBM, menyusun alat
evaluasi dan menganalisa soal.
b. Melaksanakan program evaluasi dan monitoring untuk
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Memberlakukan Guidebook secara continue dan
bekerjasama dengan BP/BK dan PIK-R untuk evaluasi
tindak lanjut.
d. Mengikuti lomba-lomba dalam bidang sains.
84
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018 85
Hasil wawancara dengan Wakil Bidang Kesiswaan (Liman), Pada 08 Oktober 2018
81
e. Menyelenggarakan program pembinaan, olympiade,
MIPA, ekonomi, informatika, astronomi, bahasa inggris
dan kebumian.
f. Berkoordinasi dengan semua kepala bidang untuk
semua bidang kesiswaan.86
Strategi yang telah dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan
memang tidak banyak dan terlihat sederhana namun setiap strategi
yang dilakukan diharapkan dapat menjangkau sasaran yang lebih
luas seperti penyelenggaraan workshop dan seminar memang
terdengar sudah hal yang biasa namun jika workshop dan seminar
dilakukan secara rutin dapat berpengaruh pada peningkatan
ketercapaian program oleh karena itu SMAN 03 Tangerang Selatan
menyelenggarakan workshop dan seminar yang berfokus pada
penyusunan PBM yang bertujuan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan karena sebagai pendidik harus bisa menyampaikan
materi di dalam kelas dengan sekreatif mungkin agar peserta didik
lebih mudah memahami dan tidak merasa jenuh, kemudian
penyusunan alat evaluasi yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar di sekolah, serta ada kegiatan
menganalisa soal dimana kegiatan ini bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pembuatan soal yang
akan diujikan kepada peserta didik.
Bukan hanya melakukan persiapan untuk proses belajar
mengajar di sekolah melainkan juga SMAN 03Tangerang Selatan
rutin melakukan evaluasi dan monitoring untuk peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan kegiatan ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk penilaian terhadap masing-masing komponen
yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki
masing-masing komponen serta sebagai cerminan untuk tahun-
86
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
82
tahun mendatang. SMAN 03 telah menyusun serta memberlakukan
Guidebook secara terus menerus sebagai buku pedoman dan
bekerjasama dengan BP/BK dan PIK-R untuk melakukan evaluasi
tindak lanjut.
Selain kegiatan yang diselenggarakan di sekolah SMAN 03
Tangerang Selatan sudah banyak mencetak prestasi baik secara
akademik maupun non-akademik hal tersebut karena SMAN 03
Tangerang Selatan sudah banyak mengikuti lomba-lomba baik itu
akademik maupun non akademik, untuk menjadi juara dalam
perlombaan tidaklah mudah oleh karena itu SMAN 03 Tangerang
Selatan menyelenggarakan beberapa program seperti pembinaan,
olimpiade, MIPA, ekonomi, informatika, astronomi, bahasa inggris
dan kebumian, agar program-program tersebut dapat berjalan
dengan lancar maka setiap bidang-bidang yang bersangkutan
diwajibkan untuk berkoordinasi dengan bidang kesiswaan.
Setiap sistem pasti memiliki keunggulan dan kelemahan,
karena dalam suatu proses itu tidak ada yang sempurna. Oleh
karena itu, ada beberapa keunggulan selama pelaksanaan untuk
mencapai standar proses yang ada di SMAN 03 Tangerang Selatan.
Adapun keunggulan dari pencapaian standar proses antara lain:
a. Perangkat pembelajaran masing-masing bidang studi
sudah lengkap.
b. Mengadakan kegiatan rutin setiap awal tahun ajaran
untuk pengembangan perangkat pembelajaran (silabus,
RPP dan sistem pembelajaran).
c. Fasilitas pembelajaran sudah cukup memadai (buku,
ruang kelas, multimedia, perpustakaan dan lain-lain).
d. Pemanfaatan sumber belajar variasi dan meningkat.
e. Guru telah mengalokasikan waktu sesuai dengan
proses.
f. Program remedial dan pengayaan sudah terlaksana pada
semua bidang studi.
g. Pengembangan muatan lokal (ICT) sudah berjalan
dengan baik.
h. Pemanfaatan ICT dalam melaporkan hasil belajar siswa.
83
i. Laporan hasil belajar siswa sudah bisa diakses melalui
internet.
j. Aturan pengawasan KBM sudah ada.
k. KBM sudah relatif menyenangkan.
l. Pelaksanaan KBM pada hampir semua mata pelajaran
UN sudah dilaksanakan secara team teaching.87
Dalam pencapaian standar proses SMAN 03 Tangerang Selatan
memiliki keungulan dari analisis SWOT SMAN 03 Tangerang
Selatan seperti perangkat pembelajaran setiap bidang studi sudah
lengkap sehingga untuk mencapai pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan lebih mudah. Selain
perangkat pembelajaran yang sudah lengkap fasilitas yang
disediakan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar juga
sudah cukup memadai mulai dari buku pelajaran, ruang kelas,
multimedia yang digunakan, perpustakaan yang disediakan dan
lain-lain sudah memenuhi standardisasi pendidikan.
Bukan hanya alat pendukung proses pembelajaran yang sudah
sesuai dengan standar pendidikan melainkan juga sekolah
menerapkan dan memanfaatkan sumber belajar variasi dan
meningkat karena untuk menyesuaikan perkembangan zaman dan
teknologi yang semakin canggih. Untuk tenaga pendidik telah
mengalokasikan waktunya sesuai dengan proses. Serta program
remedial dan pengayaan sudah terlaksana pada semua bidang studi
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik
dan mempermudah peserta didik untuk mencapai ketuntasan setiap
kompetensi dasar dari masing-masing bidang studi, bukan hanya
program remedial yang telah berjalan dengan baik melainkan juga
program pengembangan muatan ICT sudah digunakan semaksimal
mungkin karena dengan menerapkan ICT , SMAN 03 Tangerang
Selatan memanfaatkan ICT tersebut untuk melaporkan hasil belajar
87
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
84
peserta didik yang dapat diakses dengan internet untuk
mempermudah peserta didik dalam melihat hasil belajarnya.
Kemudian SMAN 03 Tangerang Selatan juga memberlakukan
aturan pengawasan dalam kegiatan belajar mengajar serta dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada hampir semua mata
pelajaran UN sudah dilaksanakan secara team teaching.
Selain kekuatan yang dimiliki SMAN 03 Tangerang Selatan
pada standar proses SMAN 03 Tangerang Selatan juga memiliki
kelemahan yaitu intrumen penilaian masih kurang lengkap, belum
semua peserta didik dapat mengembangkan diri sesuai dengan
bakat dan minatnya, masih ada beberapa guru yang kurang
berkompetensi pada bidang ICT, belum ada program akselerasi
bidang studi, pelaksanaan penilaian berbasis kelas kurang optimal,
pengawasan terhadap guru yang meninggalkan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh bidang kurikulum belum
maksimal.88
Dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran di
SMAN 03 Tangerang Selatan sudah berjalan dengan baik,
walaupun pada dasarnya masih banyak yang perlu diperbaiki tetapi
dengan adanya strategi yang telah diterapkan oleh SMAN 03
Tangerang Selatan dan sudah dijalankan sampai saat ini dapat
memperbaiki kelemahan yang masih dimiliki oleh SMAN 03
Tangerang pada standar proses, oleh karena itu standar proses
sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik dan sudah sesuai
dengan Undang-undang, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang dapat dibuktikan dengan ketercapaian selama
pelaksanaan proses pembelajaran yang dijadikan sebagai
88
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
85
keunggulan atau kekuatan SMAN 03 Tangerang Selatan dalam
mencapai sasaran mutu (standar proses).
5. Standar Penilaian
Dalam setiap kegiatan, proses mayoritas diakhiri dengan
adanya penilaian. Tujuan dari adanya penilaian ialah sebagai tolak
ukur untuk menjadikan sistem atau proses menjadi semakin baik.
Standar penilaian yang sudah ditetapkan sekolah ialah sebagai
berikut:
a. Pendidik menggunakan salah satu teknik penilaian (tes,
observasi, penilaian berbasis kelas dan portofolio) serta
melaksanakan program remedial mencapai 100% dan
pengayaan 75%.
b. Pendidik menggunakan rubrik penilaian terhadap proses
dan hasil belajar peserta didik mencapai 80%.
c. Menggunakan basis data untuk menilai, mengelola dan
melaporkan hasil belajar peseta didik.
d. Indeks kepuasan pelanggan mencapai angka 3,2
e. Meminimalkan ketidakpuasan pelanggan sampai
dengan 10% persemester.
f. Menjalin kerja sama minimal dengan:
1) 2 perguruan tinggi negeri
2) 2 perguruan tinggi swasta
3) 1 lembaga penelitian
4) 1 lembaga bahasa asing
5) 1 lembaga dunia usaha
g. Menjalin hubungan kerjasama minimal dengan 1 SMA
dalam negeri atau luar negeri.
h. Terdatanya tamatan yang melanjutkan di perguruan
tinggi atau dunia usaha minimal 75% dari jumlah siswa
kelas XII.
i. Terjalinnya komunikasi yang harmonis antar warga
sekolah melalui briefing (1 bulan sekali).89
Dalam proses penilaian di SMAN 03 Tangerang Selatan
pendidik biasanya menggunakan salah satu teknik penilaian tes
(baik tes tulis maupun tes lisan), penilaian berbasis kelas dimana
pendidik dapat menilai peserta didik selama di dalam kelas dengan
89
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
86
aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan oleh bidang kurikulum
atau dengan menilai dari portofolio, jika peserta didik masih ada
yang belum mencapai standar nilai minimal maka akan
diselenggarakannya program remedial agar peserta didik dapat
menuntaskan materi dan kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran program ini berjalan mencapai 100% dan ada pula
program pengayaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi yang dimiliki peserta didik terutama pada pengetahuan
dan kecerdasan, program ini berjalan sudah mencapai 75%.
Untuk mengetahui perkembangan proses belajar dan hasil
belajar peserta didik di SMAN 03 Tangerang Selatan pendidik
menggunakan rubrik penilaian terhadap proses dan hasil belajar
peserta didik dan penggunaan rubrik ini berjalan sudah mencapai
80%. Sedangkan untuk laporan hasil belajar yang berbasis data
yang dapat di akses di internet masih belum mencapai 50% karena
masih ada beberapa perbaikan atau proses upgrade dari sistem itu
sendiri sehingga dalam pengelolaan dan melaporkan hasil belajar
peserta didik masih dalam proses peningkatan untuk mendapatkan
sistem yang leih baik.
Untuk mengetahui kepuasan pelanggan, pihak manajemen
mutu di SMAN 03 Tangerang Selatan rutin setiap tahunnya
menyebarkan angket kepuasaan pelanggan sebagai bentuk
penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan pihak SMAN 03
Tangerang Selatan kepada pelanggan, untuk saat ini indeks
kepuasaan pelanggan sudah mencapai angka 3,2 dan jika setiap
pelaksanaan penyebaran angket ditemukan beberapa kritik atau
saran untuk peningkatan pelayanan maka akan didiskusikan kepada
pihak manajemen di SMAN 03 Tangerang Selatan sehingga
pelayanan yang diberikan semakin baik, karena kepuasan
pelanggan adalah tujuan utama bagi setiap pelayanan jasa pada
setiap satuan pendidikan. Setiap semester SMAN 03 Tangerang
87
Selatan meminimalkan dan dapat menjamin ketidakpuasan
pelanggan tidak lebih dari 10%.
Dalam meningkatkan mutu di SMAN 03 Tangerang
bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi baik itu perguruan
tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta dan beberapa
lembaga bersetifikasi untuk mendukung terhadap jenjang karier
peserta didik, oleh karena itu SMAN 03 Tangerang Selatan telah
menjalin dengan minimal dua perguruan tinggi negeri dan dua
perguruan negeri swasta ternama di Indonesia dan didukung pula
oleh satu lembaga penelitian, lembaga asing dan lembaga dunia
usaha untuk meningkatkan kompetensi diri peserta didik, dan
menjalin hubungan dengan SMA dalam negeri maupun luar negeri
untuk melakukan studi banding terutama. Lulusan yang
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan dan dunia usaha
sudah mencapai 75% setiap tahunnya, dan untuk menjaga
hubungan yang harmonis maka setiap bulannya SMAN 03
Tangerang Selatan menyelenggarakan kegiatan briefing dengan
warga sekolah agar terjalin hubungan yang harmonis dan
komunikasi yang baik.
Proses penilaian yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan
tidak banyak berbeda dengan sekolah lainnya, seperti yang
dipaparkan oleh Siti Umayah bahwa “penilaian dilakukan oleh
semua guru yang mengajar mata pelajaran masing-masing terhadap
semua peserta didik dengan cara tes terstruktur maupun tidak
terstruktur, quiz sama dengan ulangan-ulangan lainnya.”90
ada pula
penjelasan dari Ahmad Zikrullah bahwa:
“Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
mata pelajaran itu sendiri, sedangkan untuk penilaian
kinerja guru ada tim yang dinamakan PKG (Penilai Kinerja
Guru) sebagai pengawas dan penilai kinerja guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini dilakukan
90
Hasil wawancara dengan Guru Bahasa Inggris (Siti Umayah), pada 08 Oktober 2018
88
dengan mengisi format yang sudah diberikan oleh bagian
kurikulum selama satu semester, biasanya juga dilakukan
setiap penyelesaian kompetensi dasar, tes terstruktur dan
tidak tersetruktur, ulangan harian, PTS, PAS dan PAT yang
nantinya penilaain tersebut dimasukan kedalam aplikasi
komputer yang sudah disediakan sehingga penilaian
menjadi lebih mudah.”91
Dengan adanya proses penilaian guru dapat melihat kompetensi
setiap peserta didik, sehingga dapat dilakukannya evaluasi dan
tindak lanjut terhadap masing-masing peserta didik yang mana
lebih unggul mereka dapat membantu teman yang kurang mampu
menyelesaikan dan menuntaskan kompetensi dasar tersebut, dan
bagi yang kurang mampu menyelesaikan dan menuntaskan
minimal satu kompetensi dasar maka akan diberikan pembekalan
atau penambahan materi baik serta diadakannya remedial teaching
dan remedial test yang bertujuan agar peserta didik dapat
menuntaskan kompetensi dasar yang sudah disediakan.
Dalam proses penilaian ada tiga aspek yang dinilai yaitu
dimensi kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan
afektif (sikap). Setelah penilaian maka diadakannya pengembangan
masing-masing dimensi, Ahmad Zikrullah mengemukakan bahwa:
“Untuk pengembangan dimensi sikap atau keterampilan
peserta didik upaya yang dilakukan itu beragam karena di
SMAN 03 Tangerang Selatan memiliki organisasi intra dan
ekstra jadi dibuatlah intra dan ekstra tersebut masing-
masing ada kegiatan yang di dalamnya dapat
mengembangkan dimensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan, sebenarnya rencana pembelajaran yang guru
berikan sudah cukup menjadi tolak ukur untuk
pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan karena
di dalam RPP yang dibuat sudah mencakup tiga dimensi
tersebut.”92
Untuk sistem penilaian yang dilakukan SMAN 03 Tangerang
selatan didukung dengan penyebaran angket kepuasan pelanggan
setiap satu kali dalam satu semester, mengadakan forum demokrasi
91
Hasil wawancara dengan Guru Geografi (Ahmad Zikrullah), pada 08 Oktober 2018 92
Hasil wawancara dengan Guru Geografi (Ahmad Zikrullah), pada 08 Oktober 2018
89
untuk peserta didik minimal satu kali dalam satu semester,
membentuk tim audit internal dan bekerjasama dengan lembaga
lain dalam evaluasi kinerja sekolah.93
Selain itu dalam proses penilaian SMAN 03 Tangerang Selatan
memiliki beberapa keunngulan antara lain:
a. Pemberlakuan raport berkala setiap 6 bulan
b. Ujian blok bersama setiap satu semester sekali
c. Tryout mata pelajaran UN bersama, bekerjasama
dengan Diknas Kota Tangerang Selatan maupun
perguruan tinggi negeri dan swasta serta lembaga
bimbingan belajar.
d. Pelaksanaan sistem remedial dan pengayaan oleh
masing-masing guru bidang studi.94
Keunggulan SMAN 03 Tangerang Selatan dalam proses
penilaian yang sudah dilakukan yaitu memberlakukan raport
berkala setiap bulannya dan untuk nilai hasil belajar peserta didik
akan diberikan kepada masing-masing peserta didik setiap tengah
semester dan akhir semester tujuannya agar peserta didik dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar, kemudian SMAN 03
Tangerang Selatan juga menyelenggarakan ujian blok bersama
setiap satu semester sekali sebagai simulasi dalam pelaksanaan
Ujian Nasional walaupun kenyataan di lapangan menunjukan
bahwa SMAN 03 Tangerang Selatan sudah terbiasa melakukan
latihan-latihan atau ujian harian yang diberikan oleh masing-
masing pendidik setiap bidang studinya namun kegiatan ini
diselenggarakan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan saat
Ujian Nasional berlangsung yang di dukung pula dengan kegiatan
tryout mata pelajaran Ujian Nasional bersama, dalam proses
penyelenggaraan tryout mata pelajaran Ujian Nasional pihak
SMAN 03 Tangerang Selatan bekerjasama dengan Diknas Kota
93
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018 94
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
90
Tangerang Selatan maupun perguruan tinggi negeri dan swasta
serta lembaga bimbingan belajar ternama.
Jika hasil dari kegiatan ujian blok dan tryout masih ada peserta
didik yang belum mencapai standar nilai minimal maka kembali
lagi pada penyelenggaraan remedial dan pengayaan yang
dilaksanakan oleh masing-masing pendidik bidang studi.
Selain kekuatan, SMAN 03 Tangerang Selatan juga memiliki
beberapa kelemahan pada standar penilaian yaitu monitoring dan
evaluasi dari kepala dan wakil kepala belum terlaksana secara
optimal, komite sekolah belum terlibat secara optimal dalam
mengontrol pelaksanaan standar pendidikan dan belum adanya
peraturan pendidikan yang mengatur tentang penilaian remedial.95
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem dan
mekanisme penilaian digunakan di SMAN 03 Tangerang Selatan
sudah dapat dikatakan baik, walaupun masih ada beberapa
kelemahan, tetapi diperkuat dengan adanya strategi yang sudah
dilaksanakan oleh pihak SMAN 03 Tangerang Selatan sudah sesuai
dengan standar penilaian yang ada pada Peratuan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang dibuktikan dengan penyebaran
angket sebagai kepuasan pelanggan, adanya tim penilai kinerja
guru, dan adanya tindak lanjut yang berupa pengembangan dan
pengayaan pada tiga dimensi yaitu dimensi pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
C. Temuan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang berkaitan tentang sistem manajemen mutu
masih terdapat beberapa temuan yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan
yang berkelanjutan. Peneliti melakukan wawancara, studi dokumentasi dan
observasi kepada sejumlah pihak terkait seperti kepala sekolah, wakil
95
Studi Dokumen SMM ISO 9001: 2008 SMAN 03 Tangerang Selatan, pada 07 November,
2018
91
manajemen mutu dan guru SMAN 03 tangerang Selatan bahwasanya
dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memiliki
beberapa keuntungan dan peningkatan, di mana dalam peningkatan yang
dirasakan telah dibuat dengan sistem yang lebih baik dan memiliki mutu
yang dijamin oleh sistem manajemen mtu ISO 9001:2008 yang lebih
sistematis.
Selain peningkatan dan keuntungan yang dirasakan ada beberapa
hambatan di dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
di SMAN 03 Tangerang Selatan yang berkaitan dengan pencapaian
sasaran mutu tersebut. Adapun berikut adalah temuan-temuan dari hasil
penelitian yaitu:
1. Peningkatan setelah adanya implementasi sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008.
Ditemukan adanya perubahan dan peningkatan selama
implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 baik
perubahan dan peningkatan dari segi prestasi, kompetensi peserta
didik dan guru, sarana dan prasarana bahkan peningkatan dari segi
pengelolaan dan pengolahan data sehingga dokumen-dokuemn
sekolah lebih tertata rapi.
Hasil ini sesuai dengan pernyataan Wakil Manajemen Mutu
bahwa “selama penggunaan ISO yang dimulai dari tahun 2008
sampai saat ini banyak perubahan yang dirasakan oleh sekolah baik
itu prestasi yang semakin meningkat, pegelolaan maupun
pengolahan data menjadi lebih baik serta dokumen-dokumen
sekolah menjadi tertata rapi.”96
sedangkan menurut salah satu guru
bahwasanya manfaat ISO memang tidak dirasakan langsung oleh
guru, karena sebelum adanya implementasi ISO guru memang
sudah memiliki kewajiban dalam menyusun rencana pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran sampai dengan mengevaluasi dan
menindaklanjuti hasil belajar peserta didik. Namun dengan adanya
96
Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu (Eny Suryani), Pada 08 Oktober 2018
92
ISO kegiatan tersebut lebih terkontrol dan lebih tepat mencapai
sasaran.
2. Keuntungan dari implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dalam mencapai sasaran mutu.
Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
memberikan dampak positif pada sistem yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan yaitu untuk mempermudah pencapaian sasaran
mutu dengan adanya komitmen sekolah dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu dengan
menjalankan program-program yang telah dibuat, mencapai standar
kompetensi lulusan dengan nilai di atas rata-rata, mencapai standar
isi dan proses dengan saling beriringan namun bervariasi dan
inovatif sehingga terciptalah proses pembelajaran yang
menyenangkan, memenuhi kriteria penilaian pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang dikawal dengan sistem
manajemen mutu sehingga mencapai nilai yang telah
distandardisasikan.
3. Hambatan atau kendala dalam implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008.
Dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO di SMAN 03
Tangerang Selatan peneliti menemukan beberapa hambatan
diantaranya ialah kurangnya dukungan dan komitmen dari
beberapa guru dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 ini, ada beberapa guru yang ingin implementasi sistem
manajemen mutu ISO ini disudahi dikarenakan hanya menambah
tugas pokok guru dan beranggapan bahwa tanpa adanya sistem
manajemen mutu ISO kegiatan yang ada di sekolah dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
93
Walaupun demikian sistem manajemen mutu ISO tetap
diimplementasikan karena dengan adanya sistem manajemen mtu
ISO mempermudah pihak manajemen sekolah dalam menemukan
dokumen-dokumen yang dibutuhkan saat adanya supervise atau
bahkan saat adanya pelaksanaan akreditasi, itu semua dilakukan
untuk meningkatan mutu sekolah.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian tidak ada yang sempurna, pasti memiliki keterbatasan
sekecil apapun itu, dalam penelitian ini ditemukan beberapa keterbatasan
salah satunya ialah kesulitan yang peneliti alami pada saat penelitian, yaitu
saat pelaksanaan penelitian, sertifikasi ISO 9001:2008 sudah kadaluwarsa
namun dalam tahap upgrade menuju ISO 9001:2015 sehingga data yang
digunakan adalah data lama.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Bab IV, dapat peneliti simpulkan
bahwa implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03
Tangerang Selatan berjalan dengan baik. Ini dibuktikan dengan adanya
perubahan positif yang dirasakan pihak sekolah baik dari segi prestasi,
kompetensi peserta didik, dan guru, sarana dan prasarana maupun
peningkatan dalam pengelolaan dan pengolahan data serta dokumen-
dokumen sekolah lebih tertata rapi.
Sasaran mutu (Standar Kompetensi Lulusan) telah berjalan dengan
baik di SMAN 03 Tangerang Selatan dengan tercapainya tingkat kelulusan
peserta didik 100% dengan perolehan nilai akhir kelulusan minimal 7,0
sudah mencapai 70% dan jika dilihat dari kekuatan analisis SWOT milik
sekolah salah satunya ialah lulusan SMAN 03 Tangerang Selatan sudah
banyak diterima di PTN/PTS terkemuka di Indonesia dan beberapa
perguruan tinggi di luar negeri seperti Singapura, Brazil, Amerika, Jepang
dan lain-lain.
Sasaran mutu (Standar Isi) telah dilaksanakan dengan baik oleh SMAN
03 Tangerang Selatan yang diperkuat dengan administrasi guru yang
didampingi oleh sistem manajemen ISO pada tahap perencanaan,
pembuatan RPP, silabus, program tahunan, program semester, program
remedial dan pengayaan. Dari awal sistem manajemen mutu ISO sudah
mendampingi tahap-tahap yang dikerjakan untuk mencapai standar isi
yang bertujuan untuk meminimalisir kegagalan yang selama ini
dikhawatirkan serta dapat meningkatkan kompetensi pendidik sebagai
sumber daya manusia yang menjalankan proses pencapaian standar isi
tersebut.
Sedangkan untuk sasaran mutu (Standar Proses) sudah dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang ada di SMAN 03 Tangerang Selatan sudah
95
berbasis komputer, baik itu dalam ulangan harian, ulangan tengah semester
atau tryout sekalipun, ini bertujuan agar peserta didik terbiasa
menggunakan komputer sehingga jika dihadapkan dengan pelaksanaan
UNBK mereka tidak asing lagi. Selain itu pendidik di SMAN 03
Tangerang Selatan memiliki kreativitas dalam menyampaikan materi
sehingga terciptalah proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Kemudian untuk sasaran mutu (Standar Penilaian) dapat dilihat dari
sistem penilaian yang dilakukan SMAN 03 tangerang Selatan didukung
dengan penyebaran angket kepuasan pelanggan yang dilakukan setiap satu
kali dalam satu semester, mengadakan forum demokrasi untuk para peserta
didik minimal satu kali dalam satu semester serta membentuk tim audit
internal dan bekerjasama dengan lembaga lain dalam evaluasi kinerja
sekolah.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa saran yang dapat
menjadi pertimbangan sekolah dalam implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah harus selalu berkomitmen penuh dalam perbaikan
dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Bagi Wakil manajemen mutu sebaiknya tetap melaksanakan audit
internal untuk meminimalisir kegagalan yang dikhawatirkan dan
sebaiknya melakukan pembaharuan form yang dibutuhkan dan
melakukan peningkatan untuk mencapai sasaran mutu.
3. Bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebaiknya mendukung
penuh dalam implementasi sistem manajemen mutu karena
dampaknya sangat berpengaruh pada mutu sekolah.
4. Bagi orang tua dan masyarakat sekolah tetap saling bekerjasama
dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 yang dilaksanakan oleh sekolah.
96
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, dkk. Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Arcaro, Joreme S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan
Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007. Cet ke-IV.
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014.
Arum, Wahyu Sri Ambar. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: CV. Multi Karya Mulya, 2007.
Asy’ari, Hasyim. “Perbandingan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,
Standar BAN-PT dan Total Quality Management di UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang” Jurnal Pendidikan Islam, Vol IV, No. 1, 2015.
Barnawi dan M.Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012.
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Nasional Pendidikan, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org).
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pendidik dan
Kependidikan, 2018, (www.bsnp-indonesia.org).
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pengelolaan, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org).
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Pembiayaan, 2018,
(www.bsnp-indonesia.org)
2018, (www.bsnp-indonesia.org)
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Sarana dan Prasarana,
2018, (www.bsnp-indonesia.org).
Daryanto, Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sallis, Edward. Total Quality Management in Education. Jogjakarta: Irciso,2010.
cet. XI.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
97
Fauziah, Syipa “Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2008”,
Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2017, h. 22, tidak
dipublikasikan.
Hutasuhut,Yusuf Amrullah. “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dalam Mencapai Sasaran Mutu”, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, tidak dipublikasikan
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017.
Nasution, M. Nur. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20 Tahun
2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 21 Tahun
2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 23 Tahun
2016 Tentang Standar Penilaian Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidika.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011. Cet. Ke-13
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010.
Syaefudin Sa,ud. Udin– Abin Syamsudin Makmun. Perencanaan Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Triyanto, Lantip. “Implementasi Penyelenggaraan ISO 9001:2008 dalam Bidang
Mutu Layanan Administrasi Akademik” Jurnal Akutabilitas Manajemen
Pendidikan, Vol. 1, No.1, 2013.
Usman, Husaini. Manajemen:Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara. 2014.
98
Worldwide Quality Assurance, Sasaran Mutu Dalam ISO 9001:2015, 2018.
(www.wqa-apac.com).
LAMPIRAN – LAMPIRAN
100
Lampiran 1
Kisi- Kisi Instrumen Wawancara
Dimensi Aspek
Wawancara Fokus Studi
Implementasi
Sasaran Mutu
pada
Perspektif ISO
9001:2008
1. Standar
kompetensi
lulusan
- Pengembangan standar isi
- Pengembangan standar proses
- Pengembangan standar penilaian
2. Standar isi - Perumusan kompetensi dasar
- Pencapaian kompetensi inti
3. Standar
proses
- Perencanaan proses pembelajaran
- Pelaksanaan proses pembelajaran
- Penilaian hasil pembelajaran
- Pengawasan hasil pembelajaran
4. Standar
penilaian
Pendidikan
- Prinsip penilaian
- Mekanisme penilaian
- Prosedur penilaian
- Instrument penilaian
101
Lampiran 2
Rekap Hasil Studi Dokumen
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Dokumen implementasi SMM ISO
9001:2008
a. Sertifikat ISO 9001:2008 √
b. Pedoman mutu SMAN 03 Tangerang
Selatan
√
c. Prosedur pengendalian dokumen √
d. Prosedur pengendalian rekaman √
e. Prosedur pengendalian koreksi √
f. Prosedur tindakan pencegahan √
g. Pengendalian produk tidak sesuai √
h. Intruksi kerja √
i. Hasil audit eksternal √
2 Dokumen Sekolah
a. Profil sekolah (gambaran umum
sekolah, visi, misi, akreditasi, jumlah
guru dan siswa)
√
b. Prestasi siswa √
3 Data Standar Kompetensi Lulusan
a. Piagam penghargaan siswa √
b. Dokumen ujian nasional √
4 Data Standar Isi
a. Kalender pendidikan √
b. Berita acara rapat dan daftar hadir
(guru, komite dan karyawan)
√
102
c. Referensi pengembangan kurikulum
(berupa buku panduan dalam
penyusunan kurikulum 2013)
√
d. SK tim pengembang kurikulum √
e. Dokumen tugas siswa ( tugas
terstruktur dan tugas mandiri tidak
terstruktur)
√
f. Silabus pembelajaran √
5 Data Standar Proses
a. RPP √
b. Dokumen laporan pelaksanaan
supervisi proses pembelajaran dan
tindak lanjut setiap aspeknya
√
Data Standar Penilaian
a. Analisis hasil pembelajaran √
b. Arsip tes, nilai tes, nilai pengamatan,
nilai tugas terstruktur maupun mandiri
√
c. Program ujian √
d. Laporan pecapaian hasil belajar √
e. Dokumen ujian, ijazah √
103
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
1. Apa yang melatarbelakangi SMAN 03 Tangerang Selatan dalam
implementasi ISO 9001:2008?
2. Bagaimana pihak SMAN 03 memadukan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dalam perumusan standar kompetensi lulusan?
3. Apa saja prinsip dalam pelaksanaan standar kompetensi lulusan di SMAN
03 Tangerang Selatan?
4. Siapa saja pihak yang merumuskan standar kompetensi lulusan yang
digunakan di SMAN 03 Tangerang Selatan?
5. Apa saja upaya yang dilakukan SMAN 03 Tangerang selatan dalam
mencapai standar kompetensi lulusan?
6. Bagaimana pihak SMAN 03 Tangerang selatan merumuskan kompetensi
dasar?
7. Kapan dilakukannya perumusan kompetensi dasar di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
8. Upaya apa saja yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan
mengembangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang ada
di standar isi?
9. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran yang di SMAN 03
Tangerang Selatan?
10. Siapa saja pihak yang merencanakan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
11. Kapan perencanaan proses pembelajaran SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
12. Bagaimana sistem pelaksanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
13. Siapa saja yang melakukan penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
104
14. Bagaimana langkah-langkah penilaian hasil pembelajaran dilakukan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
15. Apa saja aspek yang dinilai dalam penilaian hasil pembelajaran di SMAN
03 Tangerang Selatan?
16. Kapan dilakukannya penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
17. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kualitas hasil
belajar peserta didik?
18. Siapa yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
19. Kapan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
20. Apa saja upaya yang dilakukan pihak SMAN 03 Tangerang Selatan
setelah dilaksanakannya pengawasan?
21. Apa saja prinsip penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
22. Bagaimana mekanisme penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
23. Bagaimana Prosedur penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
24. Siapa saja pihak yang menyusun instrument penilaian pendidikan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
25. Siapa saja pihak yang melakukan penilaian pendidikan di SMAN 03
Tangerang Selatan?
26. Apa saja upaya pihak SMAN 03 Tangerang Selatan dalam mempersiapkan
pelaksanaan penilaian pendidikan?
27. Upaya dan tindakan apa saja yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan
setelah pelaksanaan penilaian pendidikan?
105
Lampiran 4
Transkip Hasil Wawancara Wakil Manajemen Mutu
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Dra. Eny Suryani, M.Pd
Jabatan : Wakil Manajemen Mutu
Waktu : Senin, 08 Oktober 2018
Tempat : Ruang Manajemen Mutu
1. Apa yang melatarbelakangi SMAN 03 Tangerang Selatan dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008?
Jawab: yang pertama bahwa dengan adanya ISO, sekolah ingin semua
data yang ada itu betul-betul ter-file-kan dengan baik itu yang pertama
dalam artian apa yang kita kerjakan kita tulis gitu ya, apa yang kita tulis
kita kerjakan jadi semua dokumen maupun rekaman semuanya tersusun
dengan baik yang pertama juga kita ingin mencapai visi misi kita dengan
ISO kita lebih mudah lagi untuk mencapai visi misi kemudian yang pasti
ingin meningkatkan prestasi dari SMAN 03 ya karena dengan ISO
sebelum adanya ISO sekolah kita ini belum begitu maksimal di prestasi
nah setelah pakai ISO kita telah rasakan dari mulai 2008 sampai 2018
prestasi sangat meningkat sehingga dengan adanya ISO adanya audit
internal dan audit eksternal ya itu menambah terdokumentasinya dengan
jelas semuanya sehingga pengelolaan data itu baik pengolahan maupun
pengelolaan itu jauh lebih baik sehingga hasilnya akan lebih bagus lagi.
Termasuk juga yang melatarbelakangi tujuan sekolah kita adalah kita ingin
“the first or the best” jadi termasuk mengarah kepada yang
melatarbelakangi kenapa kita ingin menggunakan ISO karena yang pasti
kita ingin lebih dari yang lain, ingin tampil lebih baik lagi dari yang lain
dan ingin menjadi yang terbaik dan menjadi yang terdepan, itulah yang
melatarbelakangi penggunaan ISO.
106
2. Siapa yang merumuskan standar kompetensi lulusan yang digunakan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: untuk standar kompetensi lulusan yang pasti dari BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan) nah kita lihat dari BSNP tadi bahwa SMAN
03 ini harus memiliki standar minimal dari standar nasional pendidikan
khususnya tentang SKL ya, apa yang distandardisasikan oleh pemerintah
tentang kompetensi lulusan itu standar minimal, nah SMAN 03 dengan
ber-ISO ingin kita jauh di atas SKL yang dari pemerintah, artinya bahwa
standar nasional khususnya tentang SKL kita ingin memang anak
mencapai itu seluruhnya, dan Alhamdulillah sekolah bisa mencapai 100%
tingkat kelulusan tiap tahunnya dengan nilai akhir minimal 7,0 sudah
mencapai 70%, namun untuk nilai masih mengalami peningkatan dan
penurunan.
3. Apa saja prinsip dalam pelaksanaan standar kompetensi kelulusan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: kalo prinsipnya sebetulnya yang pertama yang pasti kita
prinsipnya ini pertama keterbukaan, kebersamaan, kemudian komitmen itu
yang sangat penting karena prinsip apapun yang pasti kalau enggak
komitmen sulit ya pasti dalam hal ISO kita nomor satu harus berkomitmen
sehingga prinsip dari pelaksanaan SKL pertama kita taat azas kita bisa
mematuhi peraturan yang ada kemudian yang pasti apa yang sudah
menjadi intruksii kerja kita untuk mencapai sasaran mutu, mencapai target
secara mtu itu juga kita laksanakan sehingga apa yang menjadi sasaran
mutu kita dan strategi pencapaian mutu iu terlaksanakan.
4. Apa saja peran ISO dalam standar isi dan standar proses?
Jawab: kalau peran ISO dalam standar isi dan standar proses tentunya
yaitu ini standar isi dan standar proses adalah dua hal yang sangat amat
utama dalam standar pendidikan dan standar sekolah. Kalau standar isi itu
silabusnya dari sana KTSP-nya juga dari sana jadi guru punya acuan yang
107
ingin dicapai itu di silabus, nah silabus nasional itu silabus minimal
sehingga para guru beserta para manajemen dan seluruh warga sekolah itu
menambahkan indikator apa yang perlu ditambahkan pada masing-masing
bidang studi lewat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sehingga
kita tidak hanya mencapai standar minimal dari standar isi tetapi minimal
kita di atas itu apa lagi kami waktu itu masih RSBI (Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional) dimana pas saat ISO digulirkan kita masih RSBi
sehingga kita masih punya kurikulum cambridge juga sehingga kita
bilingual sekolah lain belum menggunakan bilingual kita di kelas sudah
berbahasa inggris, kemudian juga dulu komputer juga masih jadi barang
yang agak-agak aneh gitu ya tapi di SMAN 03 bagaimana gurunya dilatih
terus komputer termasuk ini juga standar nasional pendidikan tentang
pendidik dan tenaga kependidikan yak arena enggak akan beres tuh
standar isi dan standar proses kalau gurunya sebagai tenaga pendidik dia
tidak maksimal sehingga dilatihlah belajar bahasa inggris, dilatihlah ia
belajar TIK sehingga semua guru cakap dan pandai atau juga siap
melaksanakan IT khususnya pada proses pembelajaran dan proses
penilaian sehingga bisa dibilang guru-guru SMAN 03 ini ulangan
harianpun sudah menggunakan aplikasi komputer sehingga kita tidak
hanya UNBK aja yang berbasis komputer tetapi juga ulangan harian,
ulangan tengah semester kita juga berbasis komputer. Kemudian yang saya
ingin tambahkan hubungan antara standar isi dan standar proses ya, kalau
standar isi itu yang pasti kan kita mau mencapai apa sih, kitab kita apa sih
kan gitu ya itu dituangkan di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
khususnya pada buku satu dan buku dua, nah kemudian kalo standar
proses itu bagaimana prosedur pembelajaran untuk mencapai standar isi
nah jadi bagaimana dengan proses, bagaimana dengan pengajaran
pendahuluannya seperti apa, kegiatan intinya seperti apa dan penutupnya
seperti apa nah itu proses yang akan dilaksanakan untuk mencapai standar
lulusan ya kan yang pasti itu dipantau oleh sekolah oleh manajemen lewat
supervise sama lewat penilaian kinerja guru, kebetulan wakil manajemen
108
mutu sebagai yang mengkondisikan atau juga bagaimana mengawasi
bagaimana juga mengevaluasi jadi bertindak juga sebagai koordinator
PKG jadi guru-guru itu dinilai oleh tim penilai PKG di dalam proses
pelaksanaan pembelajaran sehingga standar prosesnya jangan sampai
melenceng, khususnya pada saat pelaksanaan kurikulum 2013 ini kan
pemerintah betul-betul harus mengawal ya seperti apa sih kurikulum 2013
berjalan atau enggak, ternyata kita di sini lewat ISO lewat manajemen
yang kompak lewat komitmen semuanya bahwa kurikulum 2013 harus
terlaksana dengan sebaik-baiknya meskipun awal-awal banyak sekolah
yang balik lagi kan ke KTSP ke kurikulum 2006 tapi SMAN 03 terus
berjalan terus melaksanakan kurikulum 2013 dan Alhamdulillah banyak
guru-guru SMAN 03 yang jadi instruktur nasional kurikulum 2013
termasuk saya, sehingga kami ditugaskan melakukan pendampingan pada
sekolah-sekolah yang ada di Tangerang Selatan termasuk kami juga sering
dipanggil ke sekolah-sekolah manapun baik di Banten, di Jawa Barat, di
Jakarta bahkan di Jawa Tengah gitu ya untuk kita memberikan materi
tentang kurikulum 2013 sehingga kita menjadi semacam contohlah untuk
pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Jadi memang sangat erat antara standar
isi dan standar proses dan lagi-lagi didasari dan juga dipengaruhi oleh
standar pendidik dan tenaga kependidikan itu kaitannya sangat erat ya
sehingga tidak akan terjadi peningkatan atau pelaksanaan SKL kalau
standar isi, standar proses dan standar pendidiknya tidak maksimal.
5. Apa manfaat ISO terhadap standar proses?
Jawab: jadi gini seorang guru itu bukan hanya mengajar tetapi juga
merencanakan, melaksanakan sampai kepada mengevaluasi dan
menindaklanjuti, nah ISO ini mengawal dari mulai perencanaan. Guru-
guru merencanakan membuat yang namanya RPP, membuat silabus,
membuat program tahunan, membuat program semester, membuat
program remedial, program pengayaan, itu semuanya dikawal oleh ISO
dengan adanya audit internal. Jadi administrasi guru itu kita kawal temen-
109
temen semuanya untuk tetap melaksanakan itu semuanya karena kalau
gagal membuat rencana sama dengan merencanakan kegagalan kaya gitu
sehingga kita dalam persiapan guru pada tahap awal itu betul-betul
dikawal ISO dengan saya sebagai koordinator di sini yang mengaudit
guru-guru sudah sejauh mana persiapan dari pada RPP dan sebagainya,
administrasi gurunya nah kemudian pada saat pelaksanaan pembelajaran
itupun dikawal dengan adanya supervisi dikawal sehingga guru yang
notaben ngajarnya misalnya belum mencerminkan kurikulum 2013,
ngajarnya belum melihat karakteristik peserta didik, mengajarnya masih
belum maksimal itu aka nada pembinaan-pembinaan sehingga di dalam
MGMP sekolah masing-masing saling berdiskusi seperti apa sih
mengajarnya misalkan matematika nih ada guru yang rasanya nilainya
belum terlalu bagus maka dia boleh melihat guru yang sudah memenuhi
syarat meskipun gurunya sudah PNS atau non-PNS kita bina semuanya
sehingga dalam proses pembelajaran enggak asal-asalan dalam proses
pembelajaran tetap terkontrol karena kita ada supervisi da nada penilaian
kinerja guru, dan ISO itu sebagai tolak ukur dan sangat membantu
terdokumentasinya kewajiban guru karena tanpa adanya kawalan ISO saya
khawatir banyak guru-guru mungkin di sekolah lain ya yang bisa jadi
banyak yang terlewat, banyak yang tidak terkontrol, banyak yang tidak
teraudit sehingga kalau saat audit misalnya dia belum punya RPP nah itu
bisa menjadi open gitu ya sehingga butuh berapa waktu misalnya satu
minggu untuk closing RPP sehingga mau tidak mau guru harus meng-
closing RPP yang belum dimiliki, termasuk juga mengevaluasi nah
mengevaluasi guru dilihat apakah sudah mencapai KKM yang ditetapkan
oleh sekolah dan berapa persen siswa yang tidak mencapai KKM, apa
sebabnya kemudian apa kendalanya sehingga dalam proses evaluasipun
dikawal oleh ISO dengan adanya analisis hasil penilaian, jadi kita juga
mengaudit guru-guru sudah punyakah analisisnya, sudah melaksankankah
analisisnya baik analisis ulangan hariannya, penialain ulangan akhir tahun,
penilaian tengah semester dan akhir semester ini dianalisis dan jika ada
110
yang belum ini hasilnya belum bagus ditindak lanjuti dengan adanya
pelatihan-pelatihan gitu, ternyata dia belum pandai menagnalisis misalnya,
ada temuan yang belum mahir dalam menganalisis sehingga untuk
berikutnya action kita itu adalah melaksanakan workshop menganalisis
soal karena kan di dalam ISO itu ada PDCA ya (Plan, Do, Check, Action)
sehingga kita terus kita planning kemudian kita laksanakan sehingga nanti
kita check seperti apa nah kita akan beraksi lagi sehingga terus berputar
begitu sehingga akan ada peningkatan-peningkatan yang berkelanjutan
karena kalau gak ada PDCA kita mau pelatihan, pelatihan apa misalnya
pada dasarnya sehingga planning-nya apa do-nya seperti apa yang
dilakukan kemudian check sudah bener atau belum masih melenceng atau
tidak sampai kepada kita melakukan aksi selanjutnya begitu.
6. Siapa saja yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: kalau pengawasan dalam artian di sini terutama pengawasan
keterlaksanaan program ya pengawasan keterlaksanaan program yang pasti
ISO sangat berperan apakah misalnya program kurikulum, program
sarana, program kesiswaan, program pengembangan pendidikan, program
manajemen mutu itu dikawal dengan ada semacam laporan keterlaksanaan
program dengan kita memantau pencapaian sasaran mutu jadi programnya
apa sudah terlaksana atau belum lewat audit internal, jadi misalkan saya
mengaudit bagian kesiswaan programnya apa saja yang sudah terlaksana
mana dan yang belumnya apa, kenapa enggak terlaksana, kenapa enggak
mencapai target itu kita cari akar permasalahannya, jadi karena saya sudah
begitu cintanya dengan ISO jadi tau persis betapa membantunya ISO
dalam hal terlaksananya sebuah sistem, karena dalam sebuah sistem jika
satu mandek makayang lainnya akan ikut tidak baik sehingga ada jika ada
suatu sistem yang harus diperbaiki dan memang harus diperbaiki sehingga
hal yang tadi kurang bagus itu jadi tidak mengakar menjadi penyakit yang
meluas sehingga ISO dengan adanya audit internal dan audit eksternal itu
111
luar biasa manfaatnya karena ada yang enggak jalan sistem itu maka
sesegera mungkin ada terapi, segera ada pengobatan, segera ada action-
nya, sehingga ya kalau memang sekarang enggak ada ISO maka enggak
tau ini masalah yang terjadi apa sih dan apa akar permasalahannya karena
kalau dalam ISO kan akan ditelusuri apa yang terjadi tuh kenapa misalnya
KKM-nya anak-anak banyak yang turun atau prestasinya menurun itu
kenapa akan dicari akar permasalahannya sehingga nanti mengarah pada
perbaikan yang mana sehingga tidak terjadi lagi di selanjutnya. Jadi ISO
itu aksi pencegahan sangat amat baik karena bagaimana sasaran mutu itu
terlaksana, strateginya bagaimana sampai mencapainya dengan cara apa
gitu ya dan juga tindakan perbaikan itulah yang harus memang tetap
diutamakan, karena yang namanya sebuah pendidikan, sebuah lembaga
yang di sana banyak orang terlibat dengan faktor luar, internal dan
eksternal kalau tidak ada controlling enggak akan maksimal sehingga
fungsinya ISO juga sebagai controlling sebagai solusi sehingga semuanya
terkontrol dan bisa berjalan pada alirannya masing-masing.
7. Kapan pengawasan hasil pelajaran di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
Jawab: pengawasan dalam hal keterlaksanaan program ya dilakukan
dengan audit internal dan ekternal kemudian untuk pengawasan penilaian
ini ada kita yang namanya penilaian dengan aplikasi penilaian semua guru
memasukan nilai lewat aplikasi komputer sehingga guru yang misalkan si
A ternyata belum semuanya masuk nilainya nah itu akan terkontrol akan
terpantau oleh tim IT atau kurikulum sehingga dalam hal penialainpun
guru tidak bisa sembarangan karena betul-betul terus dipantau betul-betul
terus diawasi dan kalau ada anak yang belum remedial tidak ada hasil
remedial itupun akan terlihat karena betul-betul nilai itu oleh server kami
gitu ya oleh tim kita juga bisa dipantau 24 jam, sehingga guru bisa
memasukan nilai dari manapun dia berada langsung kirim ke pusat data
tadi misalnya guru tersebut sedang ada pelatihan di Jawa Tengah atau di
112
luar jawa tetap bisa meng-input nilainya dengan mudah gitu ya lewat
aplikasi tadi sehingga betul-betul terkontrol siapa yang sudah nilainya,
siapa yang belum, siapa yang masih kurang itu bisa dikontrol tim IT dan
kurikulum.
8. Apa saja prinsip penilaian pendidikan yang diterapkan di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: prinsip penilaian sesuai sepeti standar kurikulum 2013 ya yang
pertama adalah prinsipnya adil bahwa penilaian tidak memihak, penilaian
tidak istilahnya pilih kasih gitu ya yang pertama harus sangat adil setiap
anak mempunyai hak yang sama mempunyai kewajiban yang sama
khususnya penilaian mereka punya hak yang sama gitu ya, termasuk juga
objektif yang pasti tidak subyektif bahwa dalam hal ini kita menilai apa
adanya begitu artinya tidak atas dasar suka tidak suka sehingga ini sangat
objektif, kemudian termasuk juga terbuka, terbuka bahwa kita menutup-
nutupi nilai anak bahwa oh kamu nilainya nilai akhirnya di bawah KKM
kamu gak perlu tahu nilainya dari mana mengapa di bawah KKM atau toh
nilai kamu sangat tinggi bisa dibuka bisa dilihat terbuka bahwa kalian
dapat nilainya ko 75 gitu ya dan 80 bisa ditelusuri dimana kurangnya
lebihnya nilai ulangannya berapa, nilai tugasnya apa, nilai
keterampilannya gimana, nilai sikapnya seperti apa bisa terbuka sehingga
tidak menjadi nilai ini menjadi semacam nilai yang harus ditutupi rapat-
rapat oleh anak justru para guru bisa mengomuniksikan kepada anak
bahwa nilai kurangnya dimana sehingga anak bisa berbaikan itu terbuka
ya, kemudian juga berkelanjutan bahwa nilai itu juga yang pasti ada
berkelanjutan dari nilai harian, nilai tengah semester, nilai akhir semester,
akhir tahun yang ada namanya PAT, PAS, PTS sampai kepada USBN,
UNBK itu juga berkelanjutan dan yang pasti nilai ini bermanfaat begitu
artinya bahwa prinsip penilaian tidak asal-asalan tapi dilaksanakan dengan
tanggung jawab.
113
9. Bagaimana mekanisme penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: mekanismenya ya? Oke kalau penilaian itu kan berdasarkan
kurikulum 2013 ada tiga macam penilaian, teknik penilaian maksudnya
tiga jenis yang dinilai ya. Pertama penilaian sikap, kedua penilaian
pengetahuan kemudian keterampilan. Penilaian sikap untuk guru agama
dan PPkn itu memang ada penilaian karena dia memang ada penilaian
langsung dan tidak langsung dia harus menilai sikap sosial dan sikap
spiritualnya betul-betul dinilai dengan langsung ya untuk agama sama
PPKn sementara untuk mata pelajaran di luar agama dan PPKn itu
penilaiannya penilaian tidak langsung dengan cara apa penilaian sikapnya?
dengan menggunakan jurnal jadi guru-guru lain selain guru agam dan
PPKn bisa melihat oh si A tanggal sekian berbuat baik apa dia melihat gitu
ya, si B mengembalikan dompet yang ditemukan itu termasuk bisa
dimasukan di jurnal, si C dia menjadi pembaca doa di upacara itu bisa
dijadikan jurnal nilai plus untuk anak-anak tadi dan pada dasarnya guru-
guru harus memberikan nilai B minimal dalam artian kalau anak-anak itu
tidak kelihatan negatifnya itu jangan dikorek-korek negatifnya maksudnya
dianggap dia baik semua ya nanti anak yang jauh lebih baik itu nilai A
kemudian kurang baik itu ada pembinaan nah yang kurang baik itu nilai
sikap kalau si anak tadi itu dianggap kurang baik tidak serta merta dikasih
nilai C gak boleh tapi harus ada proses dipanggil anaknya ada guru BP,
ada wali kelas, ada orang tuanya dan guru yang bersangkutan di sana
diproses dikasihkan masukan-masukan dikasih informasi-informasi
pembinaan-pembinaan dan ternyata udah dua kali begitu masih belum juga
berubah tiga kali dibegitukan tapi masih belum berubah juga maka anak
baru dikasih nilai C. Jadi gak serta merta oh si anak jelek kasih nilai C
enggak begitu, nah kemudian untuk pengetahuan penilaiannya ini ada
penilaian harian untuk pengetahuan penilaian hariannya itu bisa lewat jalur
tes dan non-tes, ada jalur tes dengan lisan dan tes tulisan gitu yang kedua
ada dengan cara dilakukan penugasan jadi kalau misalnya KD kompetensi
114
dasar misalnya 3.1 si anak sudah dikasih tugas, tugasnya sudah
mencerminkan pencapaian KD 3.1 tersebut anak tidak harus ulangan,
ulangan atau tugas, atau boleh juga ulangan dan atau tugas nah ulangan
dan tugas itu punya bobot yang sama jadi kalau misalkan ulangannya satu
kali tugasnya dua kali bisa ditambahkan dibagi tiga itu bisa jadi nilai
harian dia untuk KD tersebut, nah kemudian kalau menilai keterampilan
itu ada dengan berbagai cara itu ada dengan kompetensi keterampilan ya
yang 4.1, 4.2 itu, itu menilainya dengan pertama praktek, unjuk kerja,
dengan proyek dengan portofolio nah jika anak sudah mencapai yang
terbaik misalnya praktek renang dia pertama 5 meter udah nyerah, praktek
kedua 15 meter nyerah, praktek ketiga 20 meter nyerah nah yang 20 meter
itulah yang akan dijadikan bahan penilaian jadi yang pertama masih 5
meter, 10 meter, 15 meter itu udah enggak diambil, diambil yang
terbaikbegitu juga misalnya matematik nih dia portofolio pertama dapat
nilai 75, portofolio yag kedua dapat nilai 90 diambil yang tertinggi gitu
tetapi jika satu KD misalnya KD tentang keterampilan fisika gitu ya dia
ada praktek juga sama ada portofolio, prakteknya misalkan satu kali,
portofolionya satu kali nah prakteknya dapat nilai 75 misalnya, portofolio
dapat nilai 85 nah itu bisa satu KD dua bentuk penilaian itu adalah
dijumlahkan dibagi dua seperti itu untuk keterampilan, cuma beda tesnya
aja kalau misalkan dua macam tesnya dia dirata-rata tapi kalau satu macam
diambil yang tertinggi kaya gitu yang dominannya itu untuk penilaian
keterampilan semua pelajaran begitu dan untuk aplikasi di SMAN 03 kita
betul-betul pantau, kita betul-betul kawal semua guru sudah memasukan
nilainya ke aplikasi penilaian yang langsung link dengan dapodik sehingga
ya memang harus betul-betul bagi mereka yang perlu perbaikan nilai
segera disampaikan keetrbukaan tadi gitu ya jangan sampai nilai dia kecil
gara-gara belum menyerahkan tugas belum ikut ulangan dan seterusnya itu
untuk penilaian.
115
10. Bagaimana prosedur penilaain pendidikan di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: prosedur penilaian itu dalam ISO ada intruksi kerja ada IKA
penilaian, nanti bisa dilihat IKA penilaiannya seperti apa itu ada baik dari
mulai start baik dari yang namanya membuat kisi-kisi membuat apa
namanya pertama pemilihan dulu materinya yang mana kemudian
indikator yang mana sampai membuat kisi-kisi abis kisi-kisi dibuatlah
soalnya gitukan kemudian sebelum soal itu diujikan ada validator jadi
supaya soalnya tidak salah misalnya saya sebagai guru matematika soal
saya divalidasi oleh teman sejawat saya matematika juga sehingga itu soal
disampaikan kepada murid itu tidak ada lagi salah soal karena sudah ada
validator yang pasti dalam ISO itu sangat penting adanya validator soal
nah itu juga didampingi oleh ISO dikemas atau dibalut ya oleh ISO
sehingga semua jadi indah seperti itu.
11. Siapa saja yang menyusun instrument penilaian pendidikan di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: kalau instrument penilaain itu kita semua guru menyusun
instrument penilaian jadi pada saat ulanagn harian yang namanya misalnya
dikatakan penilaian harian itu masing-masing guru membuat penilaian
harian nah seperti apa bentuk penilaian hariannya bebas ya apakah dia mau
pake tes atau non-tes atau dia mau menggunakan manual dengan komputer
itu diserahkan kepada masing-masing guru seperti apa nah kemudian
penilaain akhis semester nah itu kita bentuk tim misalnya matematika kita
bentuk tim misalnya kelas sepuluh itu ada berapa orang tim penyusun soal
kelas sepuluh ya kemudian kelas sebelas menyusun tim kelas sebelas,
kelas dua belas termasuk yang wajib siapa dan yang berperan siapa
kemudian saling berkoordinasi saling berkolaborasi untuk penyusunan
soal tersebut karena soal yang dibuat sendiri rasanya tanpa ada semacam
evaluasi pengawasan dari teman sejawat khawatir nanti akan terjadi
kesalahan dan seterusnya kan begitu sehingga dengan adanya tim tadi ya
116
Alhamdulillah meminimalisir kesalahan dan itu betul-betul kita sesuai
intruksi kerja yang ada pada ISO tersebut kemudian soalnya akan
dianalisis oh ternyata soal nomor lima kurang bagus hasil analisisnya dan
ternyata option-nya itu kurang berfungsi misalkan gitu karena kan ada A,
B,C, D, E gitu ya jadi ada pilihan yang tidak berfungsi sehingga tidak akan
dipilih oleh anak nah itu juga harus direvisi kembali soal seperti itu jadi
bener-bener kita usahakan soalnya pun tidak abal-abal tidak asal-asal dan
kita ambil soalnya yang hot ya yang sesuai dengan anjuran pemerintah
yang critical thinking juga artinya berpikir kritis juga gak hanya ingatan
tidak hanya pemahaman tapi kita sudah berkomitmen dan sudah kita
sampaikan kepada bapak dan ibu guru bahwa membuat soal melalui C3
aplikasi, C4 analisis, C5 evaluasi sampai meng-creat gitu jadi soalnya itu
jangan sampai nanti soal ulangan dan penilaiannya begini soal UN nya
jauh di atas itu itu jangan sampai terjadi seperti itu makanya anak-anak
banyak yang nilai UN nya 100 karena memang soalnya sudah biasa
bahkan di atas UN seperti itu.
12. Apa saja upaya pihak SMAN 03 Tangerang Selatan dalam mempersiapkan
pelaksanaan penilaian pendidikan?
Jawab: untuk penilaian khususnya misalnya penilaian akhir semester ya
pertama kita para manajemen dan kepala sekolah rapat persiapan akhir
semester misalnya kemudian setelah rapat dilaksanakan kapan gitu
sampaikan ke para bapak atau ibu guru kapan pelaksankaannya dan apa
saja yang perlu disiapkan, kemudian kita bentuk panitia, panitia dari PAT
gitu ya penilaian akhir tahun misalnya dibentuk panitia di sana ada di
bawah kurikulum yang pasti ada kurikulum ada salah satu wakasek yang
lain atau kadang manajemen suruh menjadi panitia kemudian beberapa
guru dan juga beberapa tenaga kependidikan atau TU gitu nah di sana itu
nanti kita menyampaikan rambu-rambu berapa soal yang harus dibuat dan
hurufnya apa gitu ya kemudian harus seperti apa soalnya harus berapa
persen yang mudah, yang sulit dan yang sedang gitu kemudian soalnya
117
dimasukanlah ke aplikasi komputer gitu dimasukan ke sana soalnya kita
siapkan waktu khusus untuk bapak, ibu guru untuk memasukan soal-soal
ke aplikasi soal tadi nah adapun nanti siapa yang memasukan itu tadi tim
misalkan matematika kelas sepuluh siapa, kelas sebelas siapa, kelas dua
belas siapa sehingga tidak satu guru itu terlalu berat tapi kita bagi-bagi
tugas di bawah ketua MGMP bidang studi masing-masing karena kan ada
masing-masing ketua MPGMnya nah udah gitu terus kita laksanakan
tesnya, kenapa kita pakai komputer satu kita irit dengan tidak mem-photo
copy termasuk sekolah berwawasan lingkungan ya kita ramah lingkungan
tidak banyak photo copy-an berapa batang pohon yang habis gitu ya
sehingga gak pake itu, analisis bisa langsung, nilai bisa langsung dan satu
komputer satu anak dengan lewat aplikasi soalnya itu diacak sedemikian
rupa sehingga kalau yang namanya pake manual itukan soal A sama B aja
palingan kan artinya ya serupa tapi tak sama mirip-mirip banget deket tapi
kalau di komputer bisa ada anak 40 ya ada 40 macam model gitu lah
solanya yang mengacak komputer sendiri sehingga tidak ada yang bisa
kerja sama kejujuran sangat amat ditegakan jadi kemungkinan untuk kerja
sama itu tidak ada itulah keuntungan dari aplikasi komputer nah tapi
seperti apa komputer kita ini kan terbatas gitu ya ada empat lab anaknya
ada sekian kelas sehingga kita ada dua sesi ada sesi pagi ada sesi siang
yang mana sesinya itu jam tujuh sampai jam sembilan misalnya, kemudian
ada jam sembilan sampai jam sebelas gitu kemudian kita pernah ada empat
sesi bahkan sampai jam tiga, jadi anak yang sesi satu itu satu dan tiga,
diseling yang sesi dua dari jam sembilan sampai jam tiga sesi dua dan
empat itu kalau semuanya bareng pakai aplikasi komputer semua nah
kemarin Alhamdulillah-nya UNBK sudah dua sesi saja tapi sekolah lain
masih empat sesi kita hanya dua sesi karena jumlah komputer dan jumlah
anak bisa dibagi dua gitu dan pinginnya target tahun ini satu sesi seperti
itu, memang ya terkendala oleh ruangan kita yang sedikit ya dan memang
kepala sekolah sangat berkomitmen pelajaran TIK tetap ada meski dari
pemerintah tidak ada tetap ada sehingga anak tetap update ya dengan ilmu
118
komputernya sehingga UNBK udah hal biasa bagi mereka kalau yang
belum biasa meskipun ada simulasi palingan ya sekali dua kali tapi kalau
ini kan udah tiap hari menghadapi di komputernya, ulangan harian pake
komputer ulangan umum pakai komputer, UN pakai komputer ah bukan
hal yang aneh lagi sehingga itupun juga menambah ketercapaian dari
standar kompetensi lulusan seperti itu.
13. Berapa persen ketercapaian implementasi ISO di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: bicara ketercapaian memang kemungkinan gak seratus persen ya
ga ada yang sempurna hanya Allah yang sempurna gitu ya, nah
ketercapaian ISO kita bisa mengukur menilai dari berapa banyak temuan-
temuan dari para auditor dari jerman tadi kalau temuannya itu paling satu
atau dua berarti kan terukur lah ya bahwa ketercapaian itu hampir 95%
gitu karena setiap ada audit eksternal temuannya paling satu sampai dua
gitu bahkan tiap QC paling banyak itu dua dan bukan tiap QC tapi bahkan
satu sekolah ini hanya dua temuan gitu gak pernah lebih dari itu kalaupun
lebih bukan temuan tapi semacam saran jadi bukan temuan tapi masih bisa
diperbaiki gitu dan temuannya masih minor semua tidak ada temuan yang
mayor sehingga itupun termasuk indikator keberhasilan, indikator
ketercapaian namun ketercapaian di masing-masing QC itu memang
berbeda-beda kita melaksanakan yang namanya empat tinjauan
manajemen di sanalah kita mengukur ketercapaian masing-masing QC,
QC di sini adalah masing-masing para wakasek ya dengan bidangnya itu
kita buat adalah angket ke seluruh siswa tapi memang tidak seluruhnya
yak arena akan terlalu banyak jadi kita ambil kelas sepuluh berapa orang
secara acak kelas sebelas, dua belas kita sebar angket yang isinya adalah
lebih kepada tentang kepuasan dia itu lebih pada kepuasan pelanggan
sehingga kalau banyak yang tidak puas itupun termasuk indikator
ketercapaian yang kurang gitu karena kita yang pastinya adalah untuk
kepuasan pelanggan kan nah kalau di dalam angket itu ternyata salah
119
satunya banyak keluhan tentang sarana kemudianhasil angket itu saya
masukan ke rapat manajemen ini loh temuannya seperti ini, seperti ini
sehingga aka nada tindak lanjut oh ternyata keluahannya misalnya wcnya
kurang bersih misalnya sehingga di sana lebih diperhatikan lagi
selanjutnya oh ternyata misalnya lab fisika panas atau kelas ada yang
panas sehingga dengan adanya keluhan tadi kita bisa ber-action cepat
dibanding gak ada seperti itu kan kita mana duluan nih yang diprioritaskan
gitu, nah sudah gitu kita ukur kepuasan pelanggan kita punya indek
kepuasan pelanggan itu 3,0 nah yang di bawah 3,0 itu langsung kita
umumkan di di RTM seluruh guru seluruh karyawan, seluruh civitas
akademika sampai ke komite perwakilan orang tua ya kita hadirkan kita
rapatkan ini loh hasilnya gitu semacam rapat tinjauan manajemen yang
memang semua QC akan sangat amat menghormati dan menghargai hasil
itu sehingga untuk supaya tidak banyak temuan gitu kan otomatis dia akan
berupaya berkomitmen untuk mencapai sasarannya yang ada sehingga
targetnya ini menjadi semacam pendorong yang luar biasa untuk mencapai
targetnya karena akan diumumkan dalam RTM tadi tapi juga sebelum
adanya RTM kita ada audit dulu jika ternyata masih banyak belum tercapai
ketercapaiannya belum maksimal harus di closing sehingga kita harus
kasih waktu seminggu atau dua minggu tergantung dari parah atau
tidaknya, susah tidaknya closing-nya gitu kan bukan dan kesanggupan dari
para QC tadi nah kalau sudah di closing sehingga ketercapaiannya
semakin banyak tidak ada audit gak tau seperti apa sehingga ISO sangat
amat penting karena gak ada lagi DRP atau katakanlah KPK atau MA di
sini ya yang sangat tinggi selain audit jadi gak akan bisa tanpa audit saya
gak ngerti akan jadi apa sekolah ini. Saya berani mengatakan ya dari 2008
sampai seterusnya itu sangat amat maksimal karena harusnya kita
mencapai akreditasi itu sampai nilai kita 96 gitu kan sudah juga sudah
sangat jadi tolak ukur ya bahwa ketercapaiannya dengan baik. Dengan
adanya ISO itu sangat indah dan mempermudah untuk akreditasi karena
sasaran ISO itu sendiri adalah delapan standar nasional pendidikan dengan
120
adanya audit internal ya oke sesama teman itupun sangat besar perannya
tapi akan sangat lebih besar lagi jika orang luar yang menilai pasti kan
orang luar yang menilai otomatis persiapannya akan jauh lebih maksimal.
Mengetahui:
Wakil Manajemen Mutu Interviewer
Dra. Eny Suryani, M.Pd Dian Octaviani
121
Lampiran 5
Transkip Hasil Wawancara Bagian Kurikulum
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Wiwin Purwi Indayanti, M.Pd
Jabatan : Bagian Kurikulum
Waktu : Rabu, 03 Oktober 2018
Tempat : Ruang Bagian Kurikulum
1. Bagaimana pihak SMAN 03 Tangerang Selatan merumuskan kompetensi
dasar?
Jawab : untuk merumuskan kompetensi dasar SMAN 03 mengikuti
peraturan menteri no 20 yang menjelaskan tentang standar kompetensi
lulusan, karena kompetensi dasar ini memang ditetapkan oleh pemerintah
dan berlaku untuk semua satuan sekolah.
2. Kapan dilakukannya perumusan kompetensi dasar di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: perumusan kompetensi dasar dilakukan bagaimana revisi dari
pemerintah, jika dalam kurikulum 2013 terdapat perubahan atau revisi
maka disitulah perumusan kompetensi dasar terjadi, jika tidak adanya
revisi maka tetap menggunakan peraturan terkait kompetensi dasar yang
sebelumnya.
3. Upaya apa saja yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan untuk
mengembangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang ada
di standar isi?
Jawab: dalam pengembangan dimensi-dimensi yang ada di standar isi
pihak sekolah biasanya mengadakan pelatihan-pelatihan setiap dimensinya
seperti halnya untuk dimensi sikap diadakannya ekstrakulikuler dan
keagamaan sedangkan untuk dimensi pengetahuan upaya yang biasa
122
dilakukan seperti ulangan harian, quiz, tugas dan tes lisan dan untuk
dimensi keterampilan kami mengadakan praktek, portofolio dan projek.
4. Kapan pengembangan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
dilakukan?
Jawab: untuk pelaksanaan pengembangan setiap dimensi itu pastinya
berbeda-beda seperti halnya ekstrakulikuler itu sudah di jadwalkan
minimal seminggu atau dua minggu sekali, untuk ulangan harian itu
minimal tiga kali dan maksimal enam kali dalam satu semester.
5. Siapa saja pihak yang merencanakan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: pihak yang terlibat dalam perencanaan proses pembelajaran itu
adalah guru mata pelajaran atau wali kelas bagian kurikulum dan kepala
sekolah. Jadi guru yang akan merancang bagaimana metode, sistem yang
akan di gunakan, lalu dikoordinasikan ke bagian kurikulum dan di setujui
oleh kepala sekolah dan biasanya metode dan sistem yang digunakan
setiap tahunnya pasti berbeda karena dilihat dari keefektifan dari metode
yang digunakan jika kurang sesuai maka kami akan mengganti jika sudah
sesuai kami akan mengembangkannya.
6. Kapan perencanaan proses pembelajaran di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
Jawab: untuk perencanaan proses pembelajaran biasanya dilakukan setiap
tahun namun perencanaan ini biasanya hanya PTK secara lisan tidak
tertulis.
7. Bagaimana sistem pelaksanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan ?
123
Jawab: jika berbicara mengenai sistem pelaksanaan proses pembelajaran
itu sebenarnya tidak bisa disamaratakan karena tergantung kompetensi
dasar setiap mata pelajaran, tergantung guru dan model yang akan
digunakan, jadi setiap mata pelajaran sistem yang digunakan berbeda-beda
namun tetap sesuai dengan kompetensi dasar yang ada.
8. Siapa saja yang melakukan penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: pihak-pihak yang melakukan penilaian hasil pembelajaran itu
adalah guru secara keseluruhan, guru mata pelajaran, wali kelas dan
bagian bimbingan konseling karena penilaian yang kami nilai itu bukan
hanya dari sudut pengetahuan dan keterampilan begitu juga dengan sikap.
9. Bagaimana langkah-langkah penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan
di SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: penilaiannya itu biasanya dari hasil belajar di kelas baik dari sisi
sikap, pengetahuan danketrampilan yang ditindaklanjuti dengan penilaian
dari tes-tes baik itu penyelesaian kompetensi dasar, PTS , PAS maupun
PAT jika ada beberapa peserta didik yang tidak memenuhi kriteria akan
diadakannya remedial dan upaya-upaya lainnya.
10. Kapan dilakukannya penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: penilaian itu dilakukan setelah selesai kompetensi dasar pada
setiap mata pelajaran, untuk penilaian tengah semester tidak dilaksanakan
ulangan atau ujian namun nilai dari awal masuk sampai tengah semester
itu hasilnya akan diberikan, sedangkan untuk penilaian akhir semester,
penilaian akhir tahun serta penilaian secara nasional dapat melalui
penialain UN atau USBN.
11. Apa saja upaya yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan untuk
mengembangkan kualitas hasil belajar peserta didik?
124
Jawab: dalam mengembangkan hasil belajar siswa kami menyediakan
bimbingan belajar atau pengayaan, pemantapan dan ada juga dengan cara
remedial baik remedial teaching maupun remedial test, atau juga dengan
cara tryout.
12. Siapa yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: dalam kegiatan pengawasan di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan oleh bagian kurikulum , kepala sekolah dan wali kelas. Alasan
mereka yang melakukan karena wali kelas adalah oang yang bertanggung
jawab terhadap peserta didik yang ada di rombongan belajar, bagian
kurikulum karena bagian kurikulum yang mengembangkan dan
bertanggung jawab berjalannya standar pendidikan di satuan sekolah dan
dilakukan oleh kepala sekolah karena kepala sekolah merupakan manajer
puncak yang ada disatuan sekolah yang memutuskan suatu kebijakan yang
ada di satuan pendidikan.
13. Kapan dilakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan dilakukan?
Jawab: proses pengawasan dilakukan sebelum rapot dibagikan kepada
peserta didik biasanya diadakan rapat verifikasi penilaain yang dilakukan
oleh guru-guru. Jadi setelah dilakukan pengawasan oleh wali kelas, bagian
kurikulum dan kepala sekolah nanti akan ditindak lanjuti di rapat verifikasi
penilaian.
14. Apa saja upaya yang dilakukan pihak SMAN 03 Tangerang Selatan
setelah dilakukannya pengawasan?
Jawab: untuk tindak lanjut dari hasil rapat verifikasi penilaian biasanya
diadakan evaluasi yang dimana hasilnya sebagai gambaran untuk tahun
ajaran selanjutnya. Jika ada yang kurang baik atau ada satu aspek yang
menurun maka akan diadakannya perbaikan jika ditemukan hasilnya baik
125
atau meingkat maka akan lebih dikembangkan kembali, untuk bentuk
upayanya itu tergantung aspek-aspek yang ingin diperbaiki atau
dikembangkan.
15. Apa saja prinsip penilaian pendidikan yang digunakan di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: prinsip penilaian yang digunakan sama seperti sekolah pada
umumnya berpatokan pada UU, peraturan pemerintah maupun peraturan
menteri seperti objektif dimana penilaian itu diambil secara adil tidak
melihat dari salah satu sudut pandang namun real dari standar penilaian
yang sudah ditetapkan. Ada pula aspek terpadu, ekonomis, transparan,
akuntabel dan edukatif yang didukung dengan penilaian pencapaian
kompetensi dan kriteria ketuntasan minimal.
16. Bagaimana mekanisme penilaian pendidikan yang digunakan di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: jika penilaian pendidikan yang dimaksud secara umum maka
mekanismenya mencakup pembelajaran, dilanjutkan dengan mengulang
pelajaran atau diadakannya quis, dikembangkan dengan latihan-latihan
soal, tes tulis atau tes lisan, praktek mata pelajaran atau maple misalnya
untuk mata pelajaran ekonomi diadakan praktek lapangan dengan pergi ke
pasar untuk mensurvei secara langsung yang kemudian dipadukan dengan
teori kemudian dianalisis oleh peserta didik, setelah itu dapat di ulas
kembali mengunakan LKS langkah terakhir ialah membuat kesimpulan
dengan demikian dapat diambil untuk penialain.
17. Siapa saja pihak yang menyusun instrumen penilaian pendidikan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: instrumen penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03 Tangerang
Selatan itu tetap mengikuti undang-undang atau peraturan pemerintah
namun dikembangkan oleh sekolah. Adapun pihak yang berkaitan dalam
126
menyusun instrument ialah pihak manajemen sekolah kemudian
diputuskan oleh kepala sekolah sebagai manajer puncak.
18. Apa saja upaya yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan dalam
mempersiapkan pelaksanaan penilaian pendidikan?
Jawab: upaya dalam mempersiapkan pelaksanaan penilaian pendidikan itu
lebih fokus pada kompetensi siswa namun untuk mengetahui kompetensi
siswa tersebut dapat melalui pelaksanaan UN, untuk persiapan UN itu
sendiri ada beberapa persiapan yang harus dipersiapkan oleh sekolah yaitu
mulai dari pendataan siswa, mendaftarkan ke Dapodik, penambahan atau
pemantapan materi, simulasi UN, tryout, pelaksanaan UN dan hasil UN
yang akan dijadikan hasil penilaian pendidikan.
Mengetahui
Narasumber Peneliti
Wiwin Purwi Indayanti, M.Pd Dian Octaviani
127
Lampiran 6
Transkip Hasil Wawancara Bidang Kesiswaan
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Liman, MM. Pd
Jabatan : Wakil Bagian Kesiswaan
Waktu : Senin, 08 Oktober 2018
Tempat : Ruang Bagian Kesiswaan
1. Bagaimana perkembangan yang terjadi selama penggunaan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: jadi selama adanya pelaksanaan ISO kami sangat terbantu sih,
karena di ISO itu ada filosofi yang saya ingat-ingat terus dan menjadi
acuan yah katakan apa yang kamu tulis dan tulis apa yang kamu katakan,
ini nantinya mengarah pada pendokumentasian ketika ada kegiatan
supervisi datanya lengkap, berbeda dengan tahun-tahun sebelum ada ISO
itu ya berantakan, ketika ini nyari-nyari dulu nah di ISO itu kan ketika ada
pertanyaan maksimal tiga menit harus didapatkan jadi itu perbedaannya,
jadi segala sesuatunya dilaksanakan itu ada dokumentasinya, begitu pula
ada tolok ukur ketika terdokumentasi, jadi jika tidak ada ISO mungkin
akan terjadi pergeseran yang tadinya maksimal dengan adanya ISO akan
sedikit berkurang jika tanpa ISO.
2. Upaya apa saja yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan untuk
mengembangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang ada
di standar isi?
Jawab: untuk sikap, yang pertama kami punya tata tertib, berawal dari tata
tertib kami berasumsi ketika tata tertibnya itu dijalankan dengan baik
maka semua akan berjalan dengan lancar, untuk pengetahuan tentunya
kesiswaan ada program melalui osis, juga ada beberapa kali pembinaan,
lalu ada beberapa kali kaitannya dengan seminar, ada beberapa perusahaan
128
atau ada beberapa instansi yang memberikan pembinaan yang
berkaitannya dengan ada yang akademis dan non akademis misalkan ada
seminar kaitannya dengan narkoba nah nanti pengembangannya itu dari
sisi bahaya narkoba, lalu ada seminar yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana alam, ada beberapa lah yah itu sebagai
pengetahuan yang kami persiapkan untuk pengembangan diri baik
akademis maupun non akademis itupun ada yang kami kirim untuk
mengikuti seminar-seminar kaitannya dengan pengembangan diri, untuk
keterampilan itu kebetulan juga ada pelajaran prakarya disana diajarkan
menjadi interpreneur oleh ibu atau bapak guru yang mengajar mata
pelajaran tersebut misalnya membuat tempat sampah dari tutup botol
sehingga menjadi bagus sekali dan ada nilai-nilai ekonomisnya sehingga
bisa dijual, selain itu ada juga keterampilan menyanyi atau vocal itupun di
mata pelajaran kesenian sedangkan yang tadi itu ada di mata pelajaran
prakarya. Untuk pengembangan masing-masing kelas memiliki tingkatan
yang berbeda-beda itu semua sesuai dengan kurikulum yang ada dan
sesuai dengan KD tersedia di kurikulum atau silabus yang ada di masing-
masing tingkatan.
3. Bagaimana sistem pelaksanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: sistemnya klasikal seperti biasa karena kita memang sekolah
umum tidak jauh beda dengan pembelajaran di sekolah-sekolah pada
umumnya namun pada waktu itu kami pernah berpredikat sebagai sekolah
bertaraf internasional namun lima tahun atau mulai dari 2010 kami di cut
semuanya tapi pada waktu itu kami masih memiliki semangat walaupun
kita bukan RSBI tapi semangat RSBI-nya tetap dipertahankan waktu itu
ada komitmen seperti itu.
4. Siapa saja yang melakukan penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
129
Jawab: tentunya guru bidang studi itu pasti yang berikutnya kurikulum
ketika ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan ke kurikulum atau ada KD-
KD yang belum tuntas nantinya akan dikomunikasikan tentang hasil dari
pembelajaran tersebut tentunya guru dan P3 guru udah selesai ada waktu
tertentu ketika membagikan nilai UTS nah itukan akan dibagikan, guru
menyerahkan kepada wali kelas, wali kelas akan mengulas sedemikian
maka akan jadilah nilai tengah semester dan di waktu berikutnya pun sama
seperti itu. Guru bidang studi yang bersangkutanlah yang menilai dan itu
wajib. Proses pengambilan nilai juga di
5. Aspek apa saja yang dinilai dalam pengambilan hasil pembelajaran?
Jawab: ada tiga aspek kognitif (pengetahuan), afektif dan psikomotorik
ada tiga aspek itu dan itu balik lagi pada standar isi yang telah ditetapkan.
6. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik?
Jawab: ya tentunya sesuai dengan jadwal pelajarannya itu proses masing-
masing guru mengajar sesuai dengan jadwal mengajarnya, proses
berikutnya ini berkaitannya dengan tektis pembelajarannya ada yang
dalam satu KD atau satu materi ada yang nantinya berupa tugas, ada yang
lisan ada yang anak itu untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan
teman-temannya nanti disaksikan oleh bapak ibu gurunya atau guru yang
bersangkutan lalu nanti adanya diskusi bersama untuk menghidupkan
suasana diskusi bersama tentunya gurulah yang berperan untuk mengolah
kegiatan tersebut. Untuk menyeimbangkan kemampuan anak guru itu
wajib mengetahui karakteristik anak di kelas itu mana yang pandai sedang
atau memang kurang, ketika mendapatkan anak yang kurang tentunya guru
punya program yang namanya remedial dan ketika tau persis guru harus
memberikan pelajaran tambahanbagi yang kurang, begitu juga bagi yang
pandai jangan sampai mereka bosan di kelas maka mereka diberikan tugas
materi berikutnya atau di luar dari itupun enggak masalah tapi lebih
130
idealnya intinya adalah pengayaan. Memberikan pengayaan bagi mereka
yang menonjol katakanlah yang pintar, untuk yang sedang itu sebagai
tolak ukur untuk yang kurang diberikan remedial atau diberikan tambahan-
tambahan kepada mereka-mereka yang kurang. Dalam prosesnya akan
diawali dengan satu sistem yang sama tapi ketika diketahui mengalami
kekurangan di materi tersebut itu tentunya akan mendapatkan bimbingan
supaya tuntas di mata pelajaran tersebut pada satu topik tertentu.
7. Siapa yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: pertama guru bidang studi tersebut yang kedua wali kelas ketika
mendapatkan laporan dari bidang studinya wali kelasnya kan memberikan
arahan dan ini juga tidak luput ketika anaknya seperti itu ada panggilan
kepada orang tuanya menginformasikan putranya seperti ini atau putrinya
seperti ini bagaimana untuk menuntaskan di satu materi sehingga ada
kordinasi antara orang tua dan guru begitu juga dengan anak. Ketika
diketahui anaknya seperti itu nanti ada kerja sama antara wali kelas, guru
yang bersangkutan dan orang tua jadi ya dikomunikasikan apapun hasilnya
semua dikomunikasikan sehingga nanti ada titik temu bahwa si anak
seperti ini harus diberikan penguatan diberikan pendampingan barangkali
seperti itu.
8. Kapan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
Jawab: pengawasan dilakukan setiap saat tapi ketika ada anak tertentu
yang memerlukan pengawasan khusus tentunya ada waktu tertentu yang
diberikan pada anak tersebut tapi yang biasa barangkali pengawasan setiap
saat tapi ketika ada yang mengalami kekurangan ya pengawasannya akan
lebih ekstra barangkali.
131
9. Bagaimana mekanisme penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: mekanismenya tentunya yang punya hak privasinya adalah guru
yang bersangkutan hanya saja memang kurikulum dalam hal ini
memberikan rambu-rambu nilai-nilai tersebut sehingga jangan sampai
nanti guru tersebut ada yang jalannya ke kiri ada yang ke kanan kaitannya
dengan range nilai sehingga penilaiannya kalo seragam seratus persen kan
gak bisa ya karena karakter dan masing-masing guru kan berbeda, karena
itu ya tetaplah ada rambu-rambu yang diberikan kepada guru-guru
sepenuhnya nilai diberikan oleh guru yang mengajar bidang studi tersebut.
10. Bagaimana prosedur penilaian pendidikan yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: prosedur penilaian pendidikan, prosedurnya tentunya dari
kurikulum memberikan arahan memberikan rambu-rambunya ketika
penilaian ini dan itu dan masing-masing objek penilaiannya berbeda-beda
ya ada yang mungkin tesnya tes option atau pilihan ganda, ada yang essay
gitu ya nah itu juga untuk penilaiannya juga diserahkan kepada guru yang
bersangkutan sesuai dengan jumlah dan berat bobot dari soal tersebut jadi
fokusnya pada pembobotan itu sendiri.
11. Siapa saja pihak yang menyusun instrument penilaian pendidikan di
SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: untuk penyusunan instrument memang pemerintah yang menjadi
patokan utama lalu akan diterjemahkan oleh bagian kurikulum, kurikulum
lah yang berkaitan dengan penilaian terus prosesnya itu semua kurikulum
ya.
12. Apa saja upaya pihak SMAN 03 Tangerang Selatan dalam mempersiapkan
pelaksanaan penilaian pendidikan?
132
Jawab: jadi kalau berbicara penilaian pendidikan yang terlintas ialah
penilaian secara keseluruhan dan uji yang dijalankan adalah ujian nasional,
jadi untuk menghadapi UN itu yang dilakukan oleh sekolah di semester
genap itu akan diadakan pemantapan, dan pemantapan itu di mulai dari
jam ke nol yang sudah-sudah itu jam enam itu sudah dimulai sampai jam
tujuh setiap harinya berganti mata pelajarannya, yang kedua itu ada TO
atau tryout terhadap beberapa mata pelajaran dan kebetulan ada kerjasama
dengan beberapa bimbingan belajar itu menawarkan karena itu positif
akhirnya kami ikutkan itu, begitu pula dari pemerintah mengadakan tryout
yang dari dinas atau provinsi karena ini berbasis komputer maka soal-soal
latihan supaya mereka enggak kaget ya itu ada latihan ujian nasional dan
langsung mereka dihadapkan atau mengerjakannya di komputer itu, online
kebetulan SMAN 03 merupakan pioneer ya di Tangerang Selatan negeri
yang pertama kali mengikuti program pemerintah ujian berbasis komputer.
Untuk upaya dari bidang kesiswaan sendiri untuk meningkatkan atau
mempertahankan prestasi peserta didik setiap tahunnya kami mengadakan
issue kampus ya karena salah satunya semangat untuk mendapatkan
kampus tertentu yang bonafitt itu kami memperkenalkan kepada anak-
anak kunjungan ke kampus dengan harapan membangkitkan semangat
untuk mendapatkan nilai yang bagus sehingga selanjutnya ketika lulus
bagus dan bisa diterima di perguruan tinggi negeri yang sesuai dengan
dambaannya gitu ya, terus bimbingan belajar, pertemuan dengan orang tua
memberikan penjelasan kepada anak dan orang tua bahwa sistem ujian
nasional itu kan memang supaya matching tidak terjadi miss ya antara
orang tua, siswa makanya dua-duanya sebelum menghadapi ujian nasional
kami panggil untuk kita berikan arahan kaitannya dengan teknis
pelaksanaan ujian nasional itu karena ketika orang tua tau teknisnya nah
akan disampaikan dan memperkuat pengarahan terhadap putra putrinya.
133
Mengetahui :
Bagian Kesiswaan Interviewer
Liman, MM.Pd Dian Octaviani
134
Lampiran 7
Transkip Hasil Wawancara Guru
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ahmad Zikrullah, S.Pd., M.Si
Jabatan : Guru Geografi
Waktu : Senin, 08 Oktober 2018
Tempat : Ruang Manajemen Mutu
1. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran yang ada di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: kalau untuk perencanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan, jadi kalau berpikirnya ke ISO 9001:2008 itu kan
urusannya ke manajerial ke manajemen gitu kan jadi bagaimana semua
pihak-pihak yang terkait di dalam sekolah itu diatur oleh ISO sebelum dan
sesudah proses gitu kan berarti kalo sebelum berarti kita memang disuruh
untuk menyiapkan dulu semuanya baik dari silabus semua perangkat
pembelajaran sudah disiapkan itu dicek dalam ISO gitu. Kalau rencana
pembelajaran itu kan pagunya itu kan dari pemerintah ya kita kan pake
kurikulum 2013 kita sekolah pakai yang dari pemerintah ada bagian-
bagian dalam rencana pembelajaran yang bisa dikembangkan oleh guru
contohnya adalah di rencana pembelajaran di tatap pertemuan apa tatap
muka, tatap muka itu ada ininya ditentukan oleh pemerintah seharusnya
kita ada opening, ada intinya ada kegiatan penutup itu hanya dikasih
arahan sisanya kita kembangkan mau bagaimana cara dan semestinya dari
opening-nya, isinya semua itu kita kembangkan sendiri jadi intinya
pemerintah ngasih masih baku dan pengembangannya ada di sekolah gitu.
2. Siapa saja pihak yang merencanakan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: kalau ditanya siapa saja yang merencanakan proses pembelajaran
di SMAN 03 Tangerang Selatan itu kalau ngomongin stake holder itu pasti
135
yang pertama ada pemerintah gitu kan pemerintah itu punya andil kuat
karena yang membuat regulasi kemudian sekolah mengikuti regulasi dari
pemerintah tapi sekolah punya kewenangan untuk mengembangkan proses
pembelajaran maka direncanakan dan dikembangkan di sekolah dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan kan berbeda walaupun Banten satu
provinsi kita ada di Provinsi Banten di wilayah Lebak dan Tangerang
Selatan itu kondisinya beda untuk sosial ekonomi karena perencanaannya
juga beda kita kota sedangkan Lebak itu kabupaten keuangannya beda,
terus ya sekolah termasuk guru kalau peran orang tua sih kecil.
3. Kapan perencanaan proses pembelajaran SMAN 03 Tangerang Selatan di
lakukan?
Jawab: perencanaan pembelajaran SMAN 03 tangerang Selatan itu pada
setiap sebelum awal pembelajaran itu untuk perencanaan proses
pembelajaran dan tergantung pemerintah kalau kurikulum dari pemerintah
direvisi ya kita ikut pemerintah tapi tetep untuk perkembangannya untuk
isinya yang untuk di sini disesuaikan kondisi di sini dan inovasi juga dari
sekolah berhak berinovasi, jadi fifty-fifty pemerintah yang punya regulasi
kan tapi kita yang mengoperasionalkan di lapangan kalau dua-duanya
enggak jalan ya enggak jalan.
4. Bagaimana sistem pelaksanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang selatan?
Jawab: sistem pelaksanaan berarti mulai dari awal sampai akhir itu berarti
ya kalau sudah sampai di sekolah ya guru membuat perangkat perencanaan
pembelajaran dan perangkat proses pembelajaran sampai evaluasi
pembelajaran itu diatur oleh guru, kemudian ada pihak-pihak terkait
dengan guru itu di atasnya guru itu ada penilai, penilai kinerja guru
kemudian ada waka kurikulum sebagai koordinator untuk koordinator
berjalannya sistem kurikulum di SMAN 03 Tangerang Selatan gitu.
136
5. Siapa saja yang melakukan penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: untuk penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan ya guru, kita yang ngasih hasil pembelajaran, menilai kemudian
ada juga tim PKG (penilai kinerja guru) jadi yang melihat kita untuk
supervisi pengawas supervisi kita gitu, kalau penilai PKG dia menilai guru
sama pengawas dan kalau hasil pembelajaran siswa ya guru, ada juga
kalau ngomong yang non-akademik ya ada pelatih gitu, pelatih eskul,
pelatih-pelatih olahraga.
6. Bagaimana langkah-langkah penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan
di SMAN 03 Tangerang Selatan?
Jawab: kalau langkah-langkah penilaian itu yang jelas kita kan sudah
punya dan ngikutin format yang diberikan oleh kurikulum berapa penilaian
yang diberikan untuk satu waktu semester, ada bobotnya itu juga atas
koordinasi guru dan pihak kurikulum untuk membahas masalah penilaian
misalnya bukan penilaian masalah bobotnya juga misalnya dalam satu KD
satu kompetensi dasar berapa penilaian yang dilakukan jadi menentukan
dulu penilaian yang dilakukan setiap KD penilaian untuk bobot tugas
harian, terstruktur dan tidak terstruktur ulangan harian, UTS, UAS itu ada
hitungannya dan apa lagi sekarang itu sudah masuk ke aplikasi komputer
jadi lebih mudah penilaian-penilaiannya. Jadi untuk langkah-langkah
penilaiannya ini yang pertama buat format penilaian untuk menentukan
bobot penilaian baru kita deal ketika operasional ya ngikutin aja setiap KD
butuh penilaian, sudah selesai satu kompetensi dasar kita nilai gitu, entah
itu tugas harian, tugas terstruktur tidak terstruktur kemudian ulangan
harian ulangan semester.
7. Apa saja aspek yang dinilai dalam penilaian hasil pembelajaran di SMAN
03 Tangerang Selatan?
137
Jawab: kalau untuk geografi itu kan ada nilai kognitif dan ada sikap aja
motoriknya enggak, motorik itu hanya untuk olahraga aja kalau di sini
mah ini pandangan sebagai guru geografi kalau motorik itu ke prakarya ya
itu olah-olah hasil keterampilan, di kognitif itu juga ada nilai keterampilan,
nilai pengetahuan itu jadi banyak ya nilainya di kognitif itu nilai sikap juga
ada beberapa poin di situ, ada nilai pribadi dan antar teman.
8. Upaya apa saja yang dilakukan SMAN 03 Tangerang Selatan untuk
mengembangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang ada
di standar isi?
Jawab: kalau mengembangkan dimensi sikap, atau keterampilan anak
upayanya ya banyak kalau ngomong di sini kan ada intra dan ekstra jadi
dibuat intra dan ekstra itu ada sangkut pautnya ya itu untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan kemudian
pengembangan dari rencana pembelajaran itu juga rencana pembelajaran
oleh guru itu juga sebenernya udah cukup sebagai parameter
pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan karena di situ udah
ada apalagi yang tahun kemarin itu ngomong tentang kompetensi intinya
dari pemerintah udah ada bagaimana yang harus, apa sih sikap yang harus
dikembangkan, pengetahuannya bagaimana maksudnya kalau dilihat dari
perencanaannya sih dari rencana silabus atau RPP yang kita punya itu sih
sudah ada model-model dan ukuran untuk mengembangkan dan di sini kan
banyak kegiatan-kegiatan.
14. Kapan dilakukannya penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: hasil pembelajaran itu dilihat dari per-KD satu, setiap selesai KD
pasti adanya penilaian kemudian penilaian itu semua digabung di tengah
semester untuk di report kemudian digabung lagi pas akhir semester untuk
di-report ke laporan kaya gitu.
138
15. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kualitas hasil
belajar peserta didik?
Jawab: kalau upaya mengembangkan kualitas berarti kan ada evaluasi,
evaluasi dari penilaian, dari penilaian itu dievaluasi di rapat itu nanti ada
solusinya jadi beda-beda kondisi, tapi kalau untuk yang pengembangan
kualitas hasil peserta didik itu awalnya biasanya dari perencanaan-
perencanaan lagi, jadi kalau hasil belajarnya itu dari rapat MGMP dan
rapat seluruh dewan guru. Jadi di SMAN 03 itu karena kita punya sistem
penerimaan pesesrta didik yang sudah baku yaitu untuk menyaring orang-
orang yang kira-kira memiliki standar yang sama kecuali BI, BI itu standar
yang berbeda itu di bakatnya contoh untuk yang punya bakat menari yang
punya bakat itu memang sudah diarahkan ke bakatnya masing-masing, nah
kalau yang regular itukan sudah di standarkan untuk memiliki kemampuan
yang sama tinggal gurunya di petakan kalau yang disesuaikan aja kalau
yang lemah ya dilihat ya fungsinya remedialkan untuk mencukupi
pencapaian kompetensi itu adanya remedial, itu di petakan oleh guru
masing-masing bedalah nanti untuk orang yang pintar orang yang
maksudnya sudah menguasai kompetensi dan yang belum ya kita
dibedakan jangan disamain kalau disamain malah yang ini tertinggal.
16. Siapa yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: yang pertama ada penilai PKG, kedua ada kurikulum ada
pengawas dan kepala sekolah, pengawas sekolah itu dari dinas pendidikan
yang diutus untuk SMAN 03 kalau PKG itu dilaksanakan oleh guru-guru
yang ditunjuk biasanya guru-guru yang pangkatnya sudah tinggi gitu ya itu
biasanya dilakukan di akhir tahun itu untuk tim PKG kalau pengawas ya
juga sama sih kalau penilaian SKP pengawas itu bergerak mengawasi
biasanya di akhir tahun tuh pengawasan-pengawasan karena sudah mulai
penilaian-penilaian kan karena penentuan penilaian peserta didik untuk dia
naik kelas biasa di akhir semester kalau penilaian apa penilaian kinerja
139
guru itu bisa di akhir semester atau di akhir tahun antara bulan Juni, Juli
gitu ya kalau SKP itu pertahun hitungan Januari sampai Desember.
17. Apa saja upaya yang dilakukan pihak SMAN 03 Tangerang Selatan
setelah dilaksanakannya pengawasan?
Jawab: nah untuk pengawasan untuk memperbaiki gitu ya yang jelas
karena adanya rapat itu kan adanya komunikasi setiap komunikasi itu akan
ditemukan enggak akan solusi-solusi permasalahan. Contohnya itu
masalah BI untuk bakat istimewa misalnya BI itukan beda kurikulumnya
karena mereka punya ini ya dengan regular karena mereka ada kegiatan
yang harus diisi gitu kan karena mereka bakat istimewa jadi kalau
masalahnya adalah ketika mereka punya jam yang berbeda-beda untuk
jadwal latihan dan lain-lain gitu kan bagaimana kita memfasilitasi waktu
biar mereka waktu latihannya teratur waktu pagi, siang atau sore itu
dikomunikasikan nanti dipecahkan bersama oleh para guru seperti itu
untuk pemecahan masalah, yang kedua harus dilihat dari kondisi sekolah
apakah sekolah sanggup memberikan solusi atau tidak.
18. Apa keuntungan dan manfaat yang dirasakan oleh guru dengan adanya
ISO?
Jawab: jadi guru itu lebih tertata, lebih sistematis sebenernya sudah
sistematis tapi dengan adanya ISO itu lebih, lebih sistematis, lebih tertata
dan menjadi lebih disiplin dan kita bisa menerima masukan pengawas dari
luar ya kan termasuk dari ISO gitu ya karena ISO juga pengawas kita di
eksternal itulah dateng melakukan penilaian untuk guru-gurunya dicek dan
mereka akan memberikan advice gitu ya memang kalau dilihat dari
periapan perangkat dan lain-lain itu memang sudah siap tapi mereka punya
ini aja apa sebuah masukan lebih kepada guru-guru apalagi masalah-
masalah kepuasan pelanggan gitu aja.
140
Mengetahui:
Guru Geografi Interviewer
Ahmad Zikrullah, S.Pd., M.Si Dian Octaviani
141
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Siti Umayah, S.Pd., M.Pd
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Waktu : Senin, 08 Oktober 2018
Tempat : Ruang Perpustakaan
1. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran di SMAN 03 Tangerang
Selatan?
Jawab: perencanaan proses pembelajaran, kalau silabus kan sudah dari
pemerintah ya jadi kita hanya merancang RPP-nya aja yang akan
diterapkan di kelas jadi kalau silabus kita melihat dari yang pemerintah
punya kemudian kita masukan ke RPP yang kita ingin susun gitu aja, tetap
aturan awal dari pemerintah dan sekolah akan mengembangkan.
2. Bagaimana sistem pelaksanaan proses pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: ya sistemnya kan palingan dari silabus kemudian kita menyusun
RPP kemudian berdasarkan jadwal yang disusun oleh kurikulum baru kita
inikan ke kelas, kan kalau proses kan harus dari kurikulum dulu prosesnya
guru kan hanya mengikuti jadwal aja yang disesuaikan kurikulum ya
sesuai dengan jadwal masuknya gitu, ya untuk bahasa inggris sendiri
macam-macam metodenya misalnya dengan melalui metode diskusi
kemudian melalui metode roll play ya pokonya macem-macem enggak
satu metode aja dipakai.
3. Siapa saja yang melakukan penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: semua guru melakukan penilaian pembelajaran, yang namanya
mengajar itu pasti ada proses penilaian pembelajarannya, jadi kalau
ditanya siapa yang melakukan penilaian pembelajaran udah pasti guru
142
yang melakukan penilaian pembelajaran gitu, enggak ada yang menilai
hasil pembelajaran selain guru, dan memang benar-benar hanya guru.
4. Bagaimana langkah-langkah penilaian hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: ya biasa kalau untuk penilaian ada tes kemudian ada penilaian di
dalam kelas kaya tanya jawab atau apa atau quiz dan sebagainya seperti
itu.
5. Apa saja aspek yang dinilai dalam penilaian pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: aspeknya ada pengetahuan, keterampilan sama sikap sama yang
ada di standar isi aja.
6. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kualitas hasil
belajar peserta didik?
Jawab: kalau untuk pengetahuan kita paling melihat aktivitas sehari-hari
di dalam kelas misalnya ada anak yang memang cepat cara belajarnya ada
juga yang memang sedang ada juga yang lambat, biasanya kalau dia cepat
selesai kita jadikan sebagai tutorial teman sebaya jadi membantu temannya
yang tidak bisa gitu, kalau ya paling itu aja sih jadi kalau emang dia lebih
cepat belajarnya dan selesai terlebih dahulu itu kita jadikan untuk tutorial
teman sebaya jadi emang membantu teman-temannya yang enggak bisa.
Kalau dilihat dari kondisi anak bealjar kita memang tidak bisa mematok
gitu ya karena memang kan pasti berbeda-beda di satu kesempatan
mungkin dia nilainya bagus berpikirnya juga fokus kemudian juga dia
tidak terganggu dengan hal-hal yang lain tapi kalau dia udah punya yang
namanya pergaulan, teman-teman karena teman itu kan ada yang
mempengaruhi baik da nada yang mempengaruhi jelek gitu ya paling
kalau kita sekedar mengingatkan aja supaya kalau memang dia nilainya
jatuh sekali ya melihat penyebabnya apa dulu gitu jadi kalau kita tau
143
penyebabnya kita cari solusinya seperti apa jadi kalau misalnya melihat
anak itu stabil kayanya enggak mungkin anak itu stabil terus pasti ada naik
turun, naik turunnya, kalau untuk menyetarakan anak yang memang
kurang sekali kayanya kemungkinan kalau untuk mengejar temannya
mungkin hanya sekian persen ya paling tidak kita membimbing dia sampai
tuntas aja tapi kalau untuk sampai sama dengan yang pintar atau yang
sedang kemungkinnannya tidak terlalu signifikan paling kami menuntun
mereka memahami materi ini dan tuntas dengan materi ini kalau memang
dia istilahnya terus dia belajarnya apa namanya continue gitu berulang
tidak mengalami hal-hal yang di luar, tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak
luar ya mudah-mudahan bisa menyusul tapi tugas kita hanya memotivasi
aja memotivasi mereka memfasilitasi mana yang mereka tidak paham
mana yang mereka tidak mengerti, tapi kalau misalnya untuk mengejar
mereka yang bener-bener pinter sekali kayanya memang butuh waktu gitu.
Kegiatannya ada remedial teaching dulu baru nanti ada remedial test
seperti itu.
7. Siapa yang melakukan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03
Tangerang Selatan?
Jawab: kalau pengawasan penilaian kalau guru yang mengajar gurunya
yang bersangkutan kalau untuk harian tapi kalau untuk UAS atau PAS
penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun biasanya nanti ada
pengawas-pengawas yang meamng ditugasi untuk mengaswasi kegiatan
tersebut tapi kalau harian ya gurunya aja.
8. Kapan pengawasan hasil pembelajaran di SMAN 03 Tangerang Selatan
dilakukan?
Jawab: ya pada saat ulangan, pada saat ulangan pada saat aktivitas di
kelas guru yang melakukan pengawasan secara langsung tapi kalau untuk
yang penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun itu ya sesuai dengan
kalender pendidikan.
144
9. Apa saja upaya yang dilakukan pihak SMAN 03 Tangerang Selatan
setelah dilaksanakannya pengawasan?
Jawab: ya kalau setelah dilakukan tes dilakukan pengawasan hasilnya
jelek kan ada remedial itu kan pasti larinya ke remedial lagi baik remedial
teaching maupun remedial test nah untuk siswa yang memang nilainya
bagus di atas standar yang telah kita tentukan ya diadakan pengayaan jadi
kita akan memberikan materi-materi yang memang lebih tinggi lagi
tingkatnya.
10. Apa keuntungan dan manfaat yang dirasakan oleh guru dengan adanya
ISO?
Jawab: sebenernya kalau tanpa ISO guru memang sudah tugasnya ya
menyusun administrasi mulai dari rencana pembelajaran sampai dengan
penilaian hasil, menganalisa itu kan memang sudah menjadi rutinitas guru
gitu jadi kalau ISO itu sebenarnya hanya menyetandarkan saja gitu ya
sifatnya hanya menyetandarkan saja jadi apa yang kita mau kerjakan kalau
di ISO kan kita harus tulis dulu gitu ya kan dia kan prinsipnya kerjakan
apa yang kita tulis dan tulis apa yang kita kerjakan jadi sebenernya kalau
kaya guru-guru itu dengan dia menyusun administrasi dengan dia
menyusun proses penilaian dengan metode-metode apa itu sebenernya itu
sudah sebagian dari kegiatan dari ISO seperti itu kaya membuat RPP kita
kan menulis kemudian kita terapkan di kelas kan apa yang kita tulis kita
laksanakan di kelas seperti itu kan sudah masuk ke inian ISO ya cuma
memang kita memang perlu menyetandarkan jadi standar apa nih yang
ingin kita gunakan jadi biar semuanya sama gitu seperti itu, kalau untuk
efeknya sendiri sih sebenernya ya mungkin jadi lebih teratur aja sih, kalau
terbantu secara langsung sih enggak yah karena kan dari awal juga guru
kan memang seperti itu tugasnya gitu ya mungkin kalau di ISO memang
harus ada ya seperti manajemen ya yang mengontrol sebenarnya
kelebihannya kita ada yang mengontrol aja udah gitu jadi ketika kita
keluar dari jalur yang seharusnya telah ditentukan terus tiba-tiba kita
145
enggak laksanakan kita ini kan harusnya ada bagian yang mengontrol nah
yang mengontrol itu yang memungkinkan kita untuk merasakan oh kalau
ISO itu memang harus sama sistemnya harus sama mulai dari atas sampai
bawah itu harus mengikuti aturan yang sudah diberlakukan seperti itu.
Mengetahui:
Guru Bahasa Inggris Interviewer
Siti Umayah, M.Pd Dian Octaviani
146
Lampiran 8
Struktur Organisasi Sekolah
147
Lampiran 9
Sertifikat ISO 9001:2008 SMAN 03 Tangerang Selatan
148
Lampiran 10
Pedoman Mutu
149
Lampiran 11
Sasaran Mutu dan Strategi Pencapaian Mutu SMAN 03 Tangerang Selatan
150
151
152
153
Lampiran 12
Prosedur Pengendalian Dokumen
154
Lampiran 13
Prosedur Pengendalian Rekaman
155
Lampiran 14
Intruksi Kerja
156
Lampiran 15
Hasil Audit Eksternal
157
Lampiran 16
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMAN 03 Tangerang Selatan
NO NAMA JABATAN
1 Drs. H.P.A. Sopandy, M.Pd Kepala Sekolah
2 Dra. Hj. Laela Rochayati,MM Guru Ekonomi
3 Dra. Eny Suryani, M.Pd Waka Manajemen Mutu/ Guru
Matematika
4 Dra. Emma Rochminarti Guru Ekonomi
5 Dra. Hj. Yuniati, M.Pd Waka Bangdik/ Guru Matematika
6 Hj. Juriah, S.Pd., M.Pd Guru Biologi
7 Hj. Lina Nurlina, S.Pd., M.Pd Waka Sarana/ Guru Matematika
8 Dra. Hj. Suwarti Guru Sejarah
9 Dra. Hj. Efi Rosita BP/BK
10 Dra. Aan Sri Analiah Waka Humas/ Guru Sejarah
11 Hj. Siti Mahmudah, S.Pd.,M.M Guru Matematika
12 Wiwin Purwi Indayati, M.Pd Waka Kurikulum/ Guru Kimia
13 Hj. Sri Hermin Ningsih,S.Pd Ast. Sarpras/ Guru Fisika
14 Ratih, S.Pd Guru Fisika
15 Hj, Tati Erayati, S. Pd., M. Pd Guru Bahasa Inggris
16 Dr. Hj. Unayah Guru Sosiologi
17 Masduki, S.Pd Guru Penjaskes
18 Liman, S.Pd., M. M.Pd Waka Kesiswaan/ Bahasa Indonesia
19 Wahju Kumalawati, S.Pd Guru PKn
20 Ir. Hj. Shanty Chairani, M.Pd Manajer CIBI/ Guru Biologi
21 Sularno, S.Pd Guru Penjaskes
22 Nimrah, S.Pd Guru Bahasa Inggris
23 Emin Salimin, M.Ag Guru Sosiologi
24 Dra. Dyah Katiyuwati Guru PKn
25 Sri Ridjeki Suryani, S.Pd Guru Ekonomi/ Prakarya
26 Nellyta Basrie, S.Pd Guru Biologi
27 Dra. Hj. Wara Gawatiningsiah, M.Pd Guru Kimia
28 Dra. Hj. Elliah Doniati Guru Sejarah
29 Dra. Wiwi Widabningsih Guru Bahasa Indonesia
30 Eli Aisyah Sugiarti, S.Pd., M.Si Guru Biologi
31 Adi Ruchyadi, S.Pd Guru Ekonomi
32 Siti Umayah, S.Pd., M.Pd Guru Bahasa Inggris
33 Sri Mulyati Mt, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
34 Sri Wahyuni, S.Pd Guru Bahasa Inggris
35 Susi Rosita, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
36 Arie Budiningsih, S.Pd., M.Pd Guru Kimia
37 Rani Anggraeni, S. Si., M. Si Guru Biologi
38 Ai Kusmiati, S.Pd Ast. Kurikulum/ Guru Kimia
39 Ahmad Zikrullah, S.Pd., M.Si Ast. Manajemen Mutu/ Guru Geografi
158
40 Kiki Novianti, S.Pd Guru Bahasa Jepang
41 Gerry Oktavia Nugraha, S.Pd. Jas Guru Penjaskes
42 M. Muhyidin, S.Ag Guru Agama Islam
43 Tarsiah, S. Ag Guru Agama Islam
44 Uswatun Hasanah, S. Kom Guru TI
45 Beni Tresnadi, S.T Guru TI
46 Tri Wuryantini, SE Guru Ekonomi
47 Abdul Aziz, S.Pd.I Guru Agama Islam
48 Junaedi Guru Agama Islam
49 Rusmaneli, S.Pd Guru Seni
50 Drs. Digi Susandi Guru Bahasa Inggris
51 Nawang Priyandini, S.Pd Guru Matematik
52 Siti Amaliza, S,Pd Guru TIK
53 H. Ahmad Hasanudin, S.Pd., M.Pd Guru Kimia
54 Ahmad Syukron, S.Pd Guru Agama Kristen
55 Affandy Kartawinata, S.Kom Guru Matematika
56 Dewi Marhelly, S.Pd., M.Pd Guru Matematika
57 Haposan Hutapea, S. Th., M.A Guru BP
58 Mashudi Jaed, S.Pd., M.Pd Guru Matematika
59 Afrilia Eka Choiriyaza, S.Pd Guru Matematika
60 Muhammad Sofiyulloh, S.Pd Guru BP
61 Ni Ketut, S.Pd Guru Agama Hindu
62 Dra. Sri Haryatmi Guru BP
63 Fuad Ahmad Jawari, A.Md Guru TIK
64 Wusono Budi Sudarsono Guru TIK
65 Riza Ashfahani, A. ma.Pd Administrasi Kesiswaan
66 Syamlani Administrasi Kepegawaian
67 Misna Mirwahati, S.Pd.I Administrasi Keuangan
68 Dinar Purbasari, A.Md Administrasi Kurikulum
69 Ria Rahmawati, SE Administrasi Arsip
70 Rodiah, A.Md Administrasi Sarana dan Prasarana
71 Suyati, S.Pd Administrasi Keuangan
72 Namin Enju Petugas Tenaga Kebersihan
73 Phutut Joko Pamungkas Petugas Tenaga Keamanan
74 Mulyanih Petugas Tenaga Kebersihan
75 Ade Yanti, S.Pd Petugas Laboran
76 Dwi Puspita Sari, S.Pd Petugas Perpustakaan
77 Rohmat Petugas Keamanan Sekolah
78 Sunarni, S.IP Petugas Perpustakaan
79 Wahir Winata Petugas Tenaga Kebersihan
80 Ono Suryono Petugas Tenaga Kebersihan
81 Erdi Badrudin Petugas Tenaga Kebersihan
82 Cimung Ramadhan Pengemudi
159
Lampiran 17
SK Tim Pengembangan Kurikulum
160
Lampiran 18
Dokumen Tugas Siswa
161
Lampiran 19
Silabus Pembelajaran
162
Lampiran 20
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
163
Lampiran 21
Nilai Tes
164
Lampiran 22
Arsip Hasil Belajar Peserta Didik yang Sudah Ditanda Tangani
165
Lampiran 23
Surat Bimbingan Skripsi
166
Lampiran 24
Surat Permohonan Izin Penelitian
167
Lampiran 25
Surat Keterangan Penelitian
168
Lampiran 26
Lembar Uji Referensi
169
170
171
172
173
174
Lampiran 27
Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Dian Octaviani, lahir di Tangerang 12 Oktober
1995. Anak pertama dari 3 bersaudara dari
pasangan Nurjaya dan Nursani. Alamat email
penulis yaitu [email protected].
Penulis menempuh pendidikan dasar di MI Al-
Mujahidin, kemudian melanjutkan di MTs dan
MA Daarus Sa’adah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Saat ini penulis
merupakan mahasiswi semester akhir di
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun motto hidup
penulis ialah “Stop Wishing Start Doing”.
Penulis mengambil judul penelitian tentang “Implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008” karena didasari ketertarikan penulis pada mutu pendidikan.
Penulis menyadari bahwa pendidikan di Indonesia sudah sepatutnya mampu
memiliki mutu yang tinggi, dan salah satu cara ialah dengan cara mengoptimalkan
pencapaian sasaran mutu di satuan pendidikan, karena ketika sasaran mutu sudah
tercapai secara optimal akan mempermudah dalam peningkatan mutu pendidikan.