implementasi program pendidikan anti …eprints.uny.ac.id/48715/1/ayu...

209
i IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ayu Alfiyati NIM 13110241045 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA April 2017

Upload: phamkien

Post on 06-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

i

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ayu Alfiyati

NIM 13110241045

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

April 2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

v

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ( Terjemahan QS. Ar-

Ra‟d:11).

Man Jadda Wa Jada

(Jika ia berusaha, pasti ada jalan)

Dijalani, diyakini, terus berusaha dan berdoa, ada Allah yang selalu membantu

selagi apa yang kita lakukan semuanya karena mengharap ridho-Nya.

(penulis)

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayah-Nya, dan juga kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan

syafaatnya, karya ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

telah mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta, doa, dan memotivasi agar

senantiasa meraih keberhasilan.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

vii

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DI SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA

Oleh

Ayu Alfiyati

NIM 13110241045

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeksripsikan Implementasi Program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta, (2) Mengidentifikasi

faktor pendukung dan penghambat dalam Impelementasi Program Pendidikan

Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta, (3) Mendeskripsikan Hasil dari

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa, guru, dan kepala sekolah di SMA

Negeri 6 Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama

dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman

wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis

data adalah display data, reduksi data, dan pengambilan kesimpulan. Uji

keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Implementasi Program

Pendidikan Anti Korupsi: (a) Dimulai tahun 2014 dengan Surat Keputusan Kepala

Sekolah nomor 188/210 dengan kebijakan di atasnya yaitu Instruksi Presiden

nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, (b) Sumber dana

berasal dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, (c) Kegiatan penunjang:

sosialisasi, pembuatan dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP),

perlombaan kreatif, pengembangan media informasi, dan kantin kejujuran, (2)

Faktor Pendukung: (a) sarana dan prasarana yang mendukung (b) adanya

partisipasi dari seluruh warga sekolah, (c) adanya dana bantuan sosial dari Dinas

Pendidikan Kota Yogyakarta. Faktor penghambat: (a) Kurangnya fasilitas buku

tentang pendidikan anti korupsi (3) Hasil dari Program Pendidikan Anti Korupsi

ialah adanya perkembangan perilaku siswa diantaranya (a) kejujuran, (b)

kepedulian, (c) kemandirian, (d) kedisiplinan, (e) tanggung jawab, (f) kerja keras,

(g) sederhana, (h) keberanian, dan (i) keadilan.

Kata kunci : Program Pendidikan Anti Korupsi, Pendidikan Anti Korupsi di SMA,

Anti Korupsi

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta” dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud

tanpa adanya kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, atas segala kebijakan dan

kebijaksanaanya memberikan kemudahan dalam kegiatan perkuliahan.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan kemudahan dalam

penyusunan skripsi.

3. Bapak Arif Rohman, M.Si selaku Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi

Pendidikan, Program Studi Kebijakan Pendidikan, yang telah memberikan

kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak L.Hendrowibowo, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing akademik dari awal hingga akhir proses studi.

5. Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan pengalaman serta ilmu yang bermanfaat.

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

ix

7. Bapak Drs. Miftakodin, M.M selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6

Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kemudahan selama proses

penelitian.

8. Bapak Eko Sunaryo, M.Pd selaku Wakasek Urusan Humas dan Segenap

Keluarga Besar SMA Negeri 6 Yogyakarta yang telah membantu dalam

proses penelitian.

9. Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah dan seluruh keluarga besar

yang telah memotivasi dan memberikan dukungan baik secara moril dan

materil. Terima kasih telah menjadi orang tua dan keluarga yang terbaik.

10. Teman-teman dan sahabat-sahabatku Kebijakan Pendidikan khususnya

angkatan 2013 dan kakak serta adik angkatan semuanya yang telah membantu

dan menemani proses penelitian, terima kasih untuk pertemanan manis

selama ini semoga akan tetap terjaga sampai kapanpun.

Semoga semangat, motivasi, bantuan, bimbingan, dan dukungan yang

telah diberikan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 4 April 2017

Penulis

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

x

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN ................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian................................................................................. 9

G. Batasan Istilah ..................................................................................... 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pendidikan ......................................................................... 11

1. Kebijakan ........................................................................................ 11

2. Pendidikan ....................................................................................... 12

3. Kebijakan Pendidikan ..................................................................... 14

4. Kebijakan Sekolah........................................................................... 15

B. Implementasi Program ........................................................................ 16

1. Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan ..................................... 16

2. Pendekatan Implementasi Kebijakan Pendidikan ........................... 18

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

xi

3. Faktor Keberhasilan Implementasi Kebijakan Pendidikan ............. 20

2. Program .......................................................................................... 20

3. Implementasi Program ................................................................... 21

C. Tinjauan Tentang Korupsi ................................................................... 23

1. Definisi Korupsi .............................................................................. 23

2. Jenis-jenis Korupsi .......................................................................... 25

3. Faktor Penyebab Tindakan Korupsi ................................................ 28

4. Dampak Korupsi ............................................................................. 30

5. Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi ...................................... 33

D. Program Pendidikan Anti Korupsi ...................................................... 34

1. Definisi Pendidikan Anti Korupsi .................................................. 34

2. Tujuan Pendidikan Anti Korupsi..................................................... 35

3. Nilai-nilai Dalam Pendidikan Anti Korupsi .................................... 38

4. Program Pendidikan Anti Korupsi untuk SMA .............................. 40

E. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 43

F. Kerangka Berpikir ............................................................................... 46

G. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 49

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 51

B. Subyek Penelitian ................................................................................ 51

C. Setting Penelitian................................................................................. 52

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................................. 52

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 55

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 61

G. Validitas Data ...................................................................................... 63

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SMA Negeri 6 Yogyakarta ................................................. 66

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

xii

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Indikator Keberhasilan Sekolah ............. 66

2. Lokasi Sekolah .............................................................................. 70

3. Keadaan Sekolah .......................................................................... 71

4. Sumber Dana Anggaran Sekolah ................................................. 72

5. Personil Sekolah ........................................................................... 73

6. Keadaan Peserta Didik ................................................................. 73

7. Kerjasama Sekolah ....................................................................... 75

8. Prestasi Siswa ................................................................................ 76

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................................... 78

1. Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi ........................ 78

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Program ............................. 102

3. Hasil dari Program Pendidikan Anti Korupsi ............................ 105

C. Pembahasan ...................................................................................... 115

1. Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi ........................ 115

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Program .............................. 125

3. Hasil dari Program Pendidikan Anti Korupsi .............................. 127

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 134

B. Saran .................................................................................................. 136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

xiii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Pedoman Observasi ................................................................................. 57

Tabel 2. Pedoman Wawancara ............................................................................. 59

Tabel 3. Pedoman Dokumentasi ........................................................................... 60

Tabel 4. Sumber Dana Anggaran Sekolah ............................................................. 72

Tabel 5. Jumlah Peserta Didik ............................................................................... 74

Tabel 6. Input Nilai UN Peserta Didik ................................................................... 74

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1. Kebijakan Pendidikan dalam Filsafat dan Teori Pendidikan .............. 22

Gambar 2. Kerangka Berpikir .............................................................................. 49

Gambar 3. Susunan Personil Sekolah ................................................................... 73

Gambar 4. Struktur Organisasi Program Pendidikan Anti Korupsi ....................... 83

Gambar 5. Sosialisasi Program Pendidikan Anti Korupsi ..................................... 93

Gambar 6. Lomba Pidato Anti Korupsi ................................................................. 97

Gambar 7. Lomba Cerdas Cermat Anti Korupsi .................................................... 98

Gambar 8. Poster Anti Korupsi di Sekolah ............................................................ 99

Gambar 9. Stiker Budayakan Anti Korupsi ......................................................... 100

Gambar 10. Kantin Kejujuran .............................................................................. 102

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Pedoman Observasi ......................................................................... 140

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ................................................................... 142

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ............................................ 143

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Guru ............................................................. 145

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Siswa ............................................................ 147

Lampiran 6. Catatan Lapangan ........................................................................... 149

Lampiran 7. Reduksi dan Analisis Data Hasil Wawancara ................................. 161

Lampiran 8. Foto Hasil Penelitian ....................................................................... 181

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 192

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi di negeri ini telah memasuki seluruh bidang-bidang

kehidupan sosial dan pemerintahan serta sudah sangat mengakar dalam budaya

hidup, perilaku, dan cara berpikir. Jaringan korupsi telah terajut di seluruh

sektor kehidupan, sejak dari istana hingga tingkat kelurahan bahkan RT/Rukun

Tetangga (Nurul Irfan, 2011: 1). Korupsi telah menjangkiti birokrasi dari atas

hingga terbawah, lembaga perwakilan rakyat, lembaga militer, dunia usaha

perbankan, KPU, organisasi kemasyarakatan, dunia pendidikan, lembaga

keagamaan, bahkan lembaga-lembaga yang bertugas memberantas korupsi,

seperti kepolisian, kehakiman, dan kejaksaan. Ibaratkan seperti penyakit

kronis, kasus korupsi sangatlah sulit dituntaskan di Indonesia. Singkatnya

korupsi telah membudaya di negeri ini bahkan telah menjadi kebiasaan dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut survey yang dilakukan oleh Pacific Economic and Risk

Consultancy (PERC) sebagaimana dikutip oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) Republik Indonesia (2006) menunjukkan bahwa pada tahun 2005

Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara terkorup di Asia. Tahun

2011 menunjukkan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia berada di peringkat 100

dari 183 negara. Kemudian pada tahun 2013, organisasi dunia,

transparency.org merilis ada 10 negara terkorup di dunia. Dan dari 10 daftar

negara itu, Indonesia berada di peringkat ke-5. Tentunya ini persoalan yang

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

2

besar karena secara tidak langsung praktik korupsi yang dilakukan oleh

pejabat-pejabat membuat kesenjangan perekonomian semakin menjadi, warga

negara yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Korupsi ternyata dilakukan oleh orang yang berpendidikan tinggi atau

dalam kata lain ialah oleh kaum intelektual. Korupsi merupakan kejahatan

karena akan menimbulkan kerugian bagi pihak lain, dan hanya

memberikan keuntungan kepada pihak yang melakukan korupsi atau biasa

disebut dengan koruptor. Faktanya korupsi dilakukan oleh orang yang

mempunyai kekuasaan dan berpendidikan. Misalnya dalam pemerintahan,

mereka menyalahgunakan kekuasaan atau kewenangannya hanya untuk

kepentingan pribadi. Misalnya dari kasus korupsi wisma atlet yang

menjerat Angelina Sondakh, yang merupakan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat. Seharusnya ia sebagai wakil rakyat dapat mengemban dengan baik

pada tugas dan amanah yang telah dipercayakan kepadanya dari rakyat.

Namun pada kenyataannya para koruptor mementingkan kepentingan diri

mereka sendiri, melupakan tanggung jawab mereka sebagai wakil rakyat.

Rasanya sungguh tidak pantas, seseorang yang berpendidikan tinggi tetapi

melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu

pendidikan anti korupsi perlu disosialisasikan di sekolah.

Kemudian pada tahun 2002 dibentuklah Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Berpedoman pada UU nomor 30 tahun 2002 tentang KPK,

keberadaan KPK dibentuk karena lembaga pemerintah yang menangani

perkara pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

3

memberantas tindak pidana korupsi. Kejahatan korupsi yang sulit dituntaskan

membutuhkan solusi yang melibatkan masyarakat luas. Pemberantasan korupsi

menurut KPK terbagi menjadi dua yaitu: tindakan represif dan preventif. Selain

melalui mekanisme hukum (represif), juga membangun filosofi baru berupa

penyemaian nalar dan nilai-nilai baru bebas korupsi melalui pendidikan formal.

Hal ini sebagaimana dikutip dari Kemendiknas (Agus Wibowo, 2012: 17)

bahwa pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Itu

karena pendidikan membangun generasi baru bangsa menjadi lebih baik.

Keberhasilan penanggulanagan korupsi tidak hanya bergantung pada

penegakan hukum saja. Tindakan preventif ini dimaksudkan bahwa korupsi

dapat dicegah secara dini dengan menguatkan pendidikan anti korupsi di

sekolah-sekolah.

Hal inilah yang kemudian mendorong KPK untuk menanamkan

nilai-nilai anti korupsi sedari dini kepada generasi penerus bangsa. Dalam

Rencana Strategik KPK tahun 2008-2011 dipaparkan bahwa salah satu

sasaran untuk bidang pencegahan adalah pembentukan budaya masyarakat

anti korupsi, melalui pendidikan yang profesional baik sektor formal

maupun informal secara bertahap. Generasi muda harus diberikan pendidikan

yang mengedepankan akhlak agar tidak melakukan tindakan korupsi yang akan

merugikan negara nantinya.

Dalam model pengintegrasian pendidikan anti korupsi yang

dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwasannya sebagai bentuk

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

4

perhatian pemerintah terhadap kasus korupsi ialah dengan menetapkan

kebijakan tentang pemberantasan korupsi yang dituangkan dalam Instruksi

Presiden (Inpres) No 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Pada bagian Diktum ke-11 (Instruksi Khusus) poin ke 7 menugaskan kepada

Menteri Pendidian Nasional untuk menyelenggarakan pendidikan yang

berisikan substansi penanaman semangat dan perilaku anti korupsi pada

setiap jenjang pendidikan baik formal dan nonformal. Selain itu pendidikan

anti korupsi sebenarnya sudah menjadi bagian dari pendidikan nasional

sebagaimana dinyatakan dalam peraturan menteri pendidikan nasional

(Permendiknas) No.22 dan No. 23 Th.2006 tentang Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam

permendiknas tersebut dinyatakan bahwa pengembangan sikap dan

perilaku anti korupsi merupakan bagian dari kurikulum bidang studi.

Pendidikan yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk

menyampaikan bahan ajar berupa hard skill dan kemampuan yang berupa soft

skill. Begitu pula seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun

2003 Bab II Pasal 3 Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dinyatakan: “Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”Berdasarkan

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

5

Undang-Undang tersebut idealnya siswa dituntut watak yang bermartabat guna

menjadi manusia yang sehat dan bersih dari korupsi.

Bangsa Indonesia kini telah menyadari pentingnya mengutamakan

akhlak mulia dalam pendidikan. Hal itu tercermin pula dalam Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 33 ayat 2 bahwa “kurikulum pendidikan

dasar dan menengah wajib memuat antara lain pendidikan agama”, termasuk di

dalamnya pendidikan moral seperti pengembangan sikap anti korupsi.

Pendidikan agama ataupun pendidikan moral bertujuan untuk meningkatkan

kualitas akhlak siswa. Pendidikan akan membantu individu untuk menjadi

orang yang berkahlak mulia, termasuk didalamnya perilaku anti korupsi.

Sejalan dengan hal di atas, salah satu upaya yang dilakukan untuk

penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi dapat dilakukan melalui

sekolah karena sekolah adalah proses pembudayaan (Hassan dalam Mukodi,

2014: 5). Sekolah sebagai lingkungan kedua bagi anak dapat menjadi tempat

pembangunan karakter dan watak. Sekolah harus memberikan nuansa dan

atmosfer yang mendukung upaya untuk mengintemalisasikan nilai dan etika

yang hendak ditanamkan, termasuk di dalamnya perilaku anti korupsi.

Pendidikan Anti Korupsi dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, tetapi

tidak terkotak-kotak ke dalam satu mata pelajaran, namun juga melalui

pembiasaan. Pendidikan anti korupsi harus terintegrasi dalam berbagai mata

pelajaran sehingga mampu mewarnai pola pikir, sikap, dan kebiasaan siswa.

Mengacu pada renstra di atas, SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai

sekolah yang memiliki keunggulan riset dengan visi terwujudnya insan cerdas,

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

6

unggul, dan peduli lingkungan hidup turut menerapkan pendidikan anti korupsi

(PAK). Dimulai pada tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 6 Yogyakarta

terpilih sebagai sekolah pelaksana Pendidikan Anti Korupsi. Tujuan PAK

adalah menanamkan nilai dan sikap hidup anti korupsi kepada siswa,

menumbuhkan kebiasaan perilaku anti korupsi, dan mengembangkan

kreativitas siswa dalam memasyarakatkan dan membudayakan perilaku anti

korupsi.

Diharapkan dengan adanya kebijakan sekolah ini akan mencetak

generasi muda yang bersih dari korupsi karena telah diberikan wawasan sejak

dini mengenai dampak adanya tindakan korupsi. Untuk itu peneliti ingin

melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan dan program apa

saja yang ada pada kebijakan pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta. Dengan begitu penelitian ini dirasa perlu dilakukan karena belum

pernah dilakukan sebelumnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Korupsi diibaratkan sebagai penyakit kronis yang melanda negara

Indonesia. Korupsi di negeri ini sudah memasuki seluruh bidang-bidang

kehidupan sosial dan pemerintahan serta sudah sangat mengakar dalam

budaya hidup, perilaku, dan cara berpikir. Jaringan korupsi telah terajut di

seluruh sektor kehidupan, sejak dari istana hingga tingkat kelurahan

bahkan RT.

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

7

2. Tahun 2013, Negara Indonesia tercatat sebagai negara ke-5 terkorup di

dunia dari 10 negara menurut organisasi dunia, transparency.org. Tahun

2011 menunjukkan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia berada di peringkat

100 dari 183 negara.

3. Pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan tindak

pidana korupsi masih rendah.

4. Sebagai solusi atas maraknya kasus korupsi di Indonesia maka dibentuklah

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tindak pidana korupsi yang sulit

dituntaskan membutuhkan bantuan dari masyarakat luas, terutama bidang

pendidikan. Namun belum semua sekolah menerapkan kebijakan

pendidikan anti korupsi kepada para siswanya.

5. Pendidikan berbasis Pendidikan Anti Korupsi (PAK) belum merata

diberlakukan di semua sekolah, padahal seharusnya PAK diberikan kepada

generasi muda di setiap sekolah agar kelak menjadi pribadi yang berakhlak

mulia dan tidak melakukan tindakan tercela. Perilaku yang diwujudkan

ialah pembiasaan-pembiasaan atau pembentukan karakter anti korupsi.

6. Program anti korupsi telah diimplementasikan di SMA Negeri 6

Yogyakarta, tetapi belum banyak masyarakat yang mengetahuinya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, permasalahan penelitian

dibatasi dan difokuskan pada pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi di

SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Program “Pendidikan Anti Korupsi” di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat program “Pendidikan Anti Korupsi”

di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

3. Bagaimana Hasil dari Program “Pendidikan Anti Korupsi” di SMA Negeri 6

Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka pelaksanaan penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Mendeksripsikan Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

2. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam Impelementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan hasil dari Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

9

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam mata kuliah

pendidikan moral dan dapat sebagai referensi yang relevan / sejenis lainnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Sekolah

1) Sebagai sumbangan tertulis mengenai pelaksanaan program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2) Sebagai bahan refleksi untuk pengambilan program mengenai

keberlanjutan program Pendidikan Anti Korupsi tersebut.

3) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan di sekolah lain terkait

dengan implementasi program Pendidikan Anti Korupsi.

b. Bagi Siswa

1) Memberikan gambaran ilustrasi bagaimana pelaksanaan kebijakan

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

c. Bagi Mahasiswa

1) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian

sejenis yaitu terkait dengan implementasi kebijakan pendidikan anti

korupsi di sekolah.

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

10

d. Bagi Dinas Pendidikan

1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu Dinas Pendidikan untuk

mengetahui bagaimana dinamika Program Pendidikan Anti Korupsi

yang dijalankan sekolah.

2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dokumen tertulis mengenai

hasil atas kebijakan dari adanya pendidikan anti korupsi mengacu

pada renstra KPK.

G. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dan

untuk menghindari kemungkinan kesalahan, maka perlu adanya pembatasan

istilah sebagai berikut:

1. Korupsi artinya perbuatan tercela seperti penggelapan uang, penerimaan

uang sogok, dan sebagainya.

2. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.

3. Sasaran pendidikan anti korupsi merupakan pembiasaan kepada siswa

untuk berakhlak mulia.

4. Siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa dan warga sekolah SMA Negeri

6 Yogyakarta.

5. Pembiasaan anti korupsi dalam penelitian ini sesuai dengan ruang lingkup

yang dimaksud seperti tindakan untuk tidak melakukan kecurangan,

ketidak jujuran, dan merugikan orang lain dalam akademik dan non-

akademik.

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pendidikan

1. Kebijakan

Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah

pertimbangan akal. Kebijakan berkenaan dengan pengaturan kehidupan

manusia. Menurut KBBI (2007: 115) kebijakan adalah serangkaian konsep

dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan

dan organisasi), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai

garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis

haluan.

H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho (2008: 140), kebijakan

merupakan kata benda hasil dari deliberasi mengenai tindakan (behavior)

dari seseorang atau sekelompok pakar mengenai rambu-rambu tindakan dari

seseorang atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kebijakan

mengatur tingkah laku seseorang atau organisasi dan kebijakan meliputi

pelaksanaan serta evaluasi dari tindakan tersebut. Dan hasil evaluasi akan

menentukan bobot serta validitas dari kebijakan tersebut.

Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (Arif Rohman, 2012: 79),

menjelaskan bahwa kebijakan merupakan pedoman untuk bertindak.

Pedoman tersebut bisa berwujud amat sederhana atau kompleks, bersifat

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

12

umum atau khusus, luas atau sempit, longgar atau terperinci, kualitatif atau

kuantitatif, publik atau privat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan

ialah suatu pedoman untuk bertindak, baik tindakan untuk melakukan

sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang diterima oleh seluruh kalangan

untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Pendidikan

Menurut KBBI (2007: 204), pendidikan adalah proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Sugihartono (2012: 3) pendidikan adalah suatu usaha yang

dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia

baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia

melalui pegajaran dan pelatihan.

Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I,

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Fungsi Pendidikan Nasional diatur dalam Undang-Undang, yang

berbunyi:

“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradapan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

13

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab” (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003).

Ahmad D. Marimba dalam Agus Wibowo (2012: 17), pendidikan

adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.

Menurut Ki Hadjar Dewantoro, pendidikan tidak hanya bertujuan

untuk membentuk siswa untuk pandai, pintar, berpengetahuan, dan cerdas

tetapi juga berorientasi untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti

luhur, berpribadi, dan bersusila. Oleh karena itu, pendidikan juga harus

memperhatikan kebudayaan sebagai hasil budi daya cipta, rasa, dan karsa

manusia karena kebudayaan merangkum berbagai hasil karya luhur manusia

tersebut (Tilaar dalam Agus Wibowo, 2012:18).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana dari

pendidik kepada siswa, hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi

positif yang ada dalam diri siswa, agar terarah dan memiliki karakter yang

sempurna. Dalam hal ini karakter yang sempurna salah satunya ialah sikap

antikorup. Jika sejak dini sudah ditanamkan sikap antikorup maka tindakan

korupsi akan terus dihindari meskipun adanya kesempatan untuk melakukan

tindakan tersebut.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

14

3. Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil

perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi,

misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan

pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu

(H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, 2008: 140).

Arif Rohman (2009: 129), kebijakan pendidikan merupakan

keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun

kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang

dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta

rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan kebijakan pendidikan.

Riant Nugroho (2009: 37), kebijakan pendidikan merupakan bagian

dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di bidang pendidikan untuk

mencapai tujuan pembangunan bangsa-bangsa di bidang pendidikan,

sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan negara bangsa secara

keseluruhan. Dengan demikian kebijakan pendidikan harus sebangun

dengan kebijakan publik.

Menurut H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho (2008:141-153), aspek-

aspek yang tercakup dalam kebijakan diantaranya:

a. Kebijakan pendidikan merupakan suatu keseluruhan deliberasi mengenai

hakikat manusia sebagai makhluk yang menjadi manusia dalam

lingkungan kemanusiaan.

b. Kebijakan pendidikan dari ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis yaitu

kesatuan teori dan praktik pendidikan.

c. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai validitas dalam

perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan itu.

d. Keterbukaan.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

15

e. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan.

f. Analisis Kebijakan.

g. Kebijakan pendidikan pertama-tama ditujukan kepada kebutuhan siswa.

h. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat

demokratis.

i. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan

dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu.

j. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi.

k. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan pada kekuasaan tetapi kepada

kebutuhan siswa.

l. Kebijakan bukan berdasarkan intuisi atau kebjaksanaan yang irasional.

m. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat.

n. Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan siswa bukan

keputusan birokrat.

Jadi berdasarkan yang telah dijelaskan di atas, kebijakan

pendidikan merupakan bagian kebijakan publik di bidang pendidikan.

Kebijakan pendidikan dibuat sebagai solusi atas permasalahan yang ada di

bidang pendidikan. Orientasi utama dalam kebijakan pendidikan ialah

siswa.

4. Kebijakan Sekolah

Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah, yang menyebutkan bahwa otonomi daerah ialah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarkat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum

yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Otonomi

merupakan produk atau desentralisasi (UU no 32/2004 pasal 1 ayat 5,6,7).

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

16

Berdasarkan undang-undang yang mengatur otonomi tersebut

dijelaskan bahwa setiap daerah diberikan kewenangan untuk mengatur

pemerintahannya sendiri, termasuk di dalamnya di bidang pendidikan.

H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho (2008: 8) mengatakan bahwa secara

umum sejak era reformasi hingga sekarang kebijakan politik pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diselenggarakan

dengan pola manjemen yang desentaralistik. Pemerintah daerah mempunyai

peran paling besar dalam keberhasilan pendidikan nasioanal, dibandingkan

pada masa sebelumnya.

Mengacu pada undang-undang tentang otonomi di atas, maka SMA

Negeri 6 Yogyakarta sebagai salah satu sekolah negeri di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) juga memiliki kebijakan sendiri guna meningkatkan

mutu sekolahnya.

B. Implementasi Program

1. Teori Implementasi Kebijakan Pendidikan

Arif Rohman (2009: 134), sebagaimana yang tertuang dalam

kamus Webster, implementasi diartikan sebagai to provide the means for

carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give

practical effect to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Sehingga pengertian di atas mengandung arti bahwa implementasi

merupakan proses berjalannya sesuatu.

M. Grindle dalam Arif Rohman (2009: 134), menerangkan bahwa

proses implementasi ialah mencakup tugas-tugas “membentuk suatu ikatan

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

17

yang memungkinkan arah suatu kebijakan dapat direalisasikan sebagai hasil

dari aktivitas pemerintah. Seperti tugas-tugas dalam hal mengarahkan

sasaran atau obyek, penggunaan dana, ketepatan waktu, memanfaatkan

organisasi pelaksana, partisipasi masyarakat, kesesuaian program dengan

tujuan kebijakan, dan lain-lain.

Menurut Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (Arif Rohman,

2012: 107) dengan teori Top-Down Approach. Syarat-syarat untuk

mengimplementasikan kebijakan secara sempurna ialah:

a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak

akan menimbulkan gangguan/kendala yang serius.

b. Untuk pelaksanaan suatu program, harus tersedia waktu dan sumber-

sumber yang memadai.

c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada atau

tersedia.

d. Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan

kausalitas yang handal.

e. Hubungan saling ketergantungan harus kecil.

f. Adanya pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan.

g. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat

h. Adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna.

i. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan

mendapatkan kepatuhan yang sempurna.

Menurut Van Meter dan Van Horn (Arif Rohman, 2012: 108)

dengan A Model of the Policy Implementation Process (Model Proses

implementasi Kebijakan. Perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi

akan sangat dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan dilaksanakan,

karena setiap kebijakan memiliki karakter yang berlainan. Van Meter dan

Van Horn menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan terdiri

atas beberapa komponen yakni standar dan tujuan kebijakan (program),

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

18

sumber daya, komunikasi, intergorganisasi, karakteristik agen pelaksana,

dan kondisi sosial, ekonomi, politik serta karakter pelaksana.

Menurut Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (Arif Rohman,

2012:109) dengan A Fram Work For Implementation Analiysis (Kerangka

Analisis Implementasi, bahwa variabel-variabel yang dapat mempengaruhi

tercapainya tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi ialah:

a. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap untuk dikendalikan.

b. Kemampuan dari keputusan kebijakan untuk menstruktur secara tepat

proses implementasinya.

c. Pengaruh langsung variabel politik terhadap keseimbangan dukungan

bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan tersebut.

Berdasarkan teori-teori implementasi kebijakan pendidikan,

penelitian ini menggunakan teori Van Meter dan Van Horn. Konsep yang

digunakan ialah mengetahui perubahan, kontrol, dan kepatuhan bertindak

atas adanya Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta. Permasalahan yang dikaji ialah standar dan tujuan kebijakan

(program), sumber daya, komunikasi, intergorganisasi, karakteristik agen

pelaksana, dan kondisi sosial, ekonomi, politik serta karakter pelaksana.

pelaksana, dan kondisi sosial, ekonomi, politik serta karakter pelaksana.

2. Pendekatan dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan

Solichin dalam Arif Rohman (2012: 110), menjelaskan pendekatan

dalam implementasi kebijakan pendidikan diantaranya:

a. Pendekatan Struktural

Pendekatan ini bersifat top-down yang memandang bahwa

implementasi kebijakan pendidikan harus dirancang,

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

19

diimplementasikan, dikendalikan, dan dievaluasi secara struktural.

Kelemahan pendekatan ini ialah proses implementasi kebijakan

pendidikan menjadi kaku, terlalu birokratis, dan kurang efisien.

b. Pendekatan Prosedural dan Manajerial

Prosedur dalam pendekatan ini diantaranya:

1. Membuat desain program kebijakan dengan cara mendayagunakan

tujuan dan perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi

kerja, biaya, dan waktu.

2. Melaksanakan program kebijakan dengan cara mendayagunakan

struktur-struktur dan personalia, dana dan sumber-sumber,

prosedur-prosedur, dan metode-metode yang tepat.

3. Membangun sistem penjadwalan, monitoring, dan sarana-sarana

pengawasan yang tepat guna menjamin bahwa tindakan-tindakan

yang tepat dan benar dapat segera dilaksanakan.

c. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku berasumsi bahwa upaya implementasi kebijakan

yang baik apabila perilaku manusia beserta segala sikapnya juga harus

dipertimbangkan dan dipengaruhi agar proses implementasi kebijakan

tersebut berlangsung baik.

d. Pendekatan Politik

Pendekatan ini melihat pada faktor-faktor politik kekuasaan yang dapat

memperlancar atau menghambat proses implementasi kebijakan.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

20

3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi

Arif Rohman (2012: 115) menjelaskan ada tiga faktor yang

menjadi keberhasilan dan kegagalan suatu proses implementasi yaitu:

a. Faktor Yang Terletak Pada Rumusan Kebijakan

Berkaitan dengan rumusan kalimatnya jelas atau tidak, tujuannya tepat

atau tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah difahami atau tidak,

mudah diinterpretasi atau tidak, terlalu sulit dilaksanakan atau tidak.

b. Faktor Yang Terletak Pada Personil Pelaksana

Berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen,

kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan, serta

kemampuan kerjasama dari para pelaku kerjasama tersebut. Termasuk

dalam faktor personil ialah latar belakang budaya, bahasa, serta ideologi

kepartaian masing-masing.

c. Faktor Yang Terletak Pada Sistem Organisasi Pelaksana

Menyangkut pada jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-masing

peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dan pemimpin

organisasinya, aturan main organisasi, target masing-masing tahap yang

ditetapkan, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang

dipilih.

4. Program

Menurut KBBI (2007: 703), program adalah rancangan mengenai

asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan

sebagainya) yang akan dijalankan.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

21

H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho (2008:138) dalam mewujudkan

misi pendidikan dibutuhkan program-program untuk mencapai visi tersebut.

Pada tataran praktik program-program yang telah dirumuskan memerlukan

rambu-rambu dalam pelaksanaannya agar tujuan program-program tersebut

dapat tercapai.

Jadi program merupakan turunan dari kebijakan. berkaitan dengan

kebijakan maka program ialah suatu cara guna tercapainya kebijakan yang

ada. Dalam mewujudkan generasi bangsa yang bersih dari tindakan korupsi

maka diperlukan pembiasaan perilaku antikorup sedini mungkin. Hal inilah

yang mendorong SMA Negeri 6 Yogyakarta untuk mencanangkan program

pendidikan anti korupsi.

5. Implementasi Program

Charles O’Jones dalam Arif Rohman (2009: 135), implementasi

adalah suatu aktifitas yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah

program. Ada tiga pilar aktifitas dalam mengoprasikan program tersebut,

diantaranya:

a. Pengorganisasian

Pembentukan atau penataran kembali sumber daya, unit-unit serta

metode untuk menjalankan program agar bisa berjalan.

b. Interpretasi

Aktifitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan

yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

22

c. Aplikasi

Berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, pembayaran,

atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.

Pelaksanaan program-program di lapangan memerlukan riset yang

terus-menerus dan hasil riset serta pengembangan dari program-program ini

merupakan input bagi analis kebijakan yang kemudian akan

menyempurnakan rumusan-rumusan kebijakan pendidikan. Dengan

demikian kita lihat suatu siklus dalam penyusunan program, pelaksanaan

program, riset dan pengembangan, serta analis kebijakan yang pada

gilirannya dapat memperhalus rumusan mengenai visi, misi, kebijakan serta

program-programnya (H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, 2008: 138-139).

Apabila dibuat bagannya ialah sebagai berikut:

Gambar 1. Kebijakan Pendidikan dalam Filsafat dan Teori Pendidikan

(H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho, 2008:139)

Kebijakan Pendidikan

Pelaksanaan

Program Evaluasi, Riset, dan

Pengembangan

Analis Kebijakan

Politik, Sosial,

Ekonomi, dan

Budaya

Visi Pendidikan

Misi Pendidikan

Analisis SWOT Filsafat Politik

Filsafat Manusia

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

23

Kesimpulannya, program merupakan suatu metode atau cara yang

tercipta berdasarkan kebijakan pendidikan yang diberlakukan. Keberadaan

program muncul ketika sebuah kebijakan diberlakukan. Saat program

diimplementasikan, ada kegaiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam

program tersebut guna mendukung ketercapaian suatu kebijakan. Program

pemerintah yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah program

pendidikan anti korupsi. Hasil-hasil penelitian di lapangan dapat menjadi

umpan balik bagi pemberi kebijakan dan dapat menjadi dasar lahirnya

kebijakan atau program-program baru.

C. Tinjauan Tentang Korupsi

1. Definisi Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin, yakni corruption atau

corruptus yang disalin dalam bahasa Inggris menjadi corruption atau

corrupt, dalam bahasa Perancis menjadi corruption dan dalam bahasa

Belanda disalin menjadi corruptive (Korruptie). Asumsi kuat menyatakan

bahwa dari bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa Indonesia, yaitu

korupsi. Arti harfiah dari kata korupsi ialah kebusukan, keburukan,

kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari

kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. (Andi

Hamzah, 2005: 04).

Menurut KBBI (2007: 462) korupsi ialah penyelewengan atau

penggelapan (uang negara atau perbuatan dan sebagainya) untuk

keuntungan pribadi atau orang lain.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

24

Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi.

Di China, Hong Kong dan Taiwan, korupsi dikenal dengan nama yum cha.

India menyebut korupsi denan istilah baksheesh. Di Filipina, korupsi

dinamai dengan lagaydan. Malaysia menyebut korupsi sebagai resuah.

Semua istilah tersebut memiliki pengertian yang variatif, namun pada

dasarnya merujuk pada kegiatan illegal yang berlaku di luar sistem yang

formal. Namun tidak semua istilah tersebut secara spesifik mendefinisikan

diri sebagai sebuah pengertian hukum dari praktik korupsi melainkan

memberikan gambaran mendalam mengenai dampak korupsi. Secara

harfiah, korupsi diartikan kebusukan, keburukan, kebejadan, ketidakjujuran,

dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (Mukodi dan

Afid, 2014: 10).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi diartikan

sebagai penyelewangan dan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan

dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Baharudin Lopa dalam Nurul Irfan (2011: 34) mengatakan

corruption ialah the offering and accepting of bribes)

(penawaran/pemberian dan penerimaan hadiah-hadiah berupa suap). Di

samping itu juga diartukan “decay” yaitu kebusukan atau kerusakan. Yang

busuk atau rusak itu ialah moral akhlak oknum yang melakukan perbuatan

korupsi, sesuai dengan arti corruptus atau corruptio (kerusakan moral).

Menurut UU NO.31/1999 yang diperbarui dalam UU No.20/2001

menyebutkan bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan:

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

25

a. Tindakan melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang

merugikan keuangan /perekonomian negara (pasal 2).

b. Menyalahgunakan kewenangan untuk memperkaya diri yang dapat

merugikan negara, misalnya menyuap petugas, pemerasan, grattifikasi,

penggelapan dalam jabatan, dan tindakan lain yang mendukung tindak

pidana korupsi. (pasal 3)

Alatas dalam Suyitno (2006: 236), tindakan korupsi memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Suatu penghianatan terhadap kepercayaan (dari masyarakat).

b. Penipuan terhadap badan pemerintahan, lembaga swadaya

swasta/masyarakat umumnya.

c. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan

khusus.

d. Dilakukan secara rahasia, kecuali dalam keadaan dimana orang-orang

yang berkuasa dan bawahannya sudah tahu sama tahu.

e. Melibatkan lebih dari satu orang/ pihak.

f. Ada kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau

lainnya.

g. Terpusatnya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk

pengesahan hukum.

h. Menunjukkan fungsi ganda yang kontradiktif pada mereka yang

melakukan korupsi.

Berdasarkan paparan di atas, korupsi merupakan suatu tindakan

menyalahgunakan wewenang seorang pejabat atau penguasa, dan tindakan

tersebut merusak tatanan masyarakat yang telah tercipta demi meraih

keuntungan pribadi. Perilaku korupsi dilakukan oleh lebih dari satu orang,

dan membuat kerugian pada pihak lainnya. Namun pengertian korupsi dapat

melebar dalam kehidupan sehari-hari perbuatan seperti berbohong,

menyontek, tidak antri, menyogok, dan berbuat curang.

2. Jenis-jenis Korupsi

Definisi korupsi telah diuraikan dalam UU nomor 31 tahun 1999

yang diperbarui dalam UU nomor 20 tahun 2001 tentang tindak pidana

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

26

korupsi. Berdasarkan undang-undang tersebut, korupsi dapat dirumuskan

kedalam 30 bentuk atau jenis tindak pidana korupsi. Namun secara ringkas,

jenis korupsi dapat dikelompokkan menjadi:

a. Korupsi Yang Terkait Dengan Uang Negara

Makna yang terkandung dalam istilah “kerugian negara” adalah segala

sesuatu yang merugikan kekayaan negara dalam bentuk apapun, baik

secara langsung maupun tidak langsung, termasuk didalamnya segala

bagian kekayaan negara.

b. Korupsi Yang Terkait Dengan Suap Menyuap

Suap menyuap adalah memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya

pegawai mereka dapat berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya. Bentuk korupsi ini

disebabkan adanya unsur memberi dan menerima dari berbagai pegawai

negeri karena jabatannya yang bertentangan dengan tugasnya, seperti

memberi hadiah, menyuap hakim, menyuap advokat, hakim dan

sebagainya.

c. Korupsi Yang Terkait Dengan Penggelapan Dalam Jabatan

Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan adalah:

1) Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan terjadinya

penggelapan uang

2) Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan adminis-

trasi

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

27

3) Pegawai negeri merusakkan bukti

4) Membiarkan orang lain merusakkan bukti

5) Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti

d. Korupsi Yang Terkait dengan Pemerasan

Pemerasan yaitu memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar

atau menerima pembayaran dengan pemotongan, atau untuk mengerjakan

sesuatu bagi dirinya. Contoh dari tindakan pemerasan adalah membuat

kesamaran atau melakukan pemaksaan seolah-olah orang lain berhutang

kepadanya, tetapi sebenarnya hal tersebut bukan merupakan hutang.

e. Korupsi Yang Terkait Perbuatan Curang

Yang dimaksud bentuk korupsi dengan perbuatan curang adalah

perbuatan yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang atau

keselamatan negara dalam keadaan perang. Pelaku dalam hal ini antara

lain, ahli bangunan, penjual bahan bangunan, pengawas proyek maupun

rekanan TNI/POLRI yang membiarkan perbuatan curang serta pegawai

negeri yang menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain.

f. Korupsi Yang Terkait Dengan Benturan Keadaan Dalam Kepentingan.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah pegawai negeri atau

penyelenggara negara dengan sengaja, baik secara langsung maupun

tidak langsung turut serta dalam pemborongan pengadaan atau

persewaan. Tindak korupsi ini berlangsung pada saat seluruh atau

sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

28

g. Korupsi Yang Terkait Dengan Gratifikasi

Gratifikasi adalah setiap penerimaan seseorang dari orang lain yang

bukan tergolong ke dalam (tindak pidana) suap, dan berhubungan dengan

jabatan serta berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Contoh

perbuatan gratifikasi adalah pemberian uang, tiket perjalanan, fasilitas

penginapan, perjalanan, wisata, pengobatan bahkan akhir-akhir ini

sampai gratifikasi seks.

Pada dasarnya jenis-jenis tindakan korupsi ini semuanya merugikan

warga negara Indonesia, dengan adanya tindak korupsi yang semakin

merajalela dalam bentuknya yang bermacam-macam dapat menimbulkan

sikap ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Untuk itu sikap anti

korupsi harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda agar terputusnya

rantai korupsi yang semakin sulit dimusnahkan.

3. Faktor Penyebab Tindakan Korupsi

Hartanti dalam Suyitno (2006: 61), penyebab korupsi diantaranya

ialah lemahnya pendidikan agama dan etika, dan pendidikan yang belum

berbasis anti korupsi. Salah besar jika pelaku korupsi ialah mereka yang

tidak berpendidikan. Pelaku korupsi ialah yang masuk kedalam kelompok

terpelajar. Untuk itu betapa pentingnya pendidikan berbasis anti korupsi

diselenggarakan di setiap sekolah.

Baharuddin Lopa dalam Nurul Irfan (2011: 36) mengatakan bahwa

sebab awal terjadinya korupsi di Indonesia ialah:

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

29

a. Kondisi sosial ekonomi yang rawan sehingga orang melakukan korupsi

dengan motif mempertahankan hidupnya. Akan tetapi kian lama motif ini

bergeser menjadi motif ingin memperoleh kemewahan hidup.

b. Penyebab lainnya ialah kelemahan mekanisme organisasi dan tidak

dilaksanakannya fungsi pengawasan secara wajar. Hal ini mendorong

sesorang yang tidak kuat imannya melakukan korupsi.

Eko Soesamto dalam Nurul Irfan (2011: 37) berpendapat bahwa

faktor lainnya ialah berupa penegakan hukum yang tidak konsisten,

penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang, langkanya lingkungan yang anti

korupsi, rendahnya pendapatan penyelenggara negara, kemiskinan dan

keserakahan, budaya memberi upeti atau hadiah, konsekuensi bila ditangkap

lebih rendah daripada keuntungan korupsi, budaya permisif/serba

membolehkan, tidak mau tahu, serta gagalnya pendidikan agama dan etika.

Menurut Kemendikbud, penyebab korupsi yang sebenarnya terjadi

setiap hari dan tidak kita sadari adalah faktor kultural atau kebiasaan sehari-

hari yang bisa terjadi sehari-hari, seperti:

a. Tradisi memberi hadiah dan upeti sebagai tanda terima kasih. Tradisi ini

sudah ada sejak zaman dahulu bahkan zaman sekarang. Pada awalnya

sebagai tanda terima kasih sebagai imbalan atas jasa yang telah

diberikan. Namun perlahan melebar menjadi suap menyuap sebagai

modus untuk mempermudah urusan. Di sekolah atau kantor pelayanan,

perbuatan ini bukan merupakan hal yang aneh.

b. Mental menerabas dan perilaku konsumtif. Sifat ini bisa muncul dalam

kondisi tertentu, tetapi intinya adalah sifat ini biasanya dimiliki orang

yang tidak sabar, tidak mau bekerja keras, pragmatis (mengutamakan

hasil), rakus, egois dan sebagainya. Contohnya adalah dari hal-hal kecil

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

30

misalnya, tidak antri dalam berlalulintas, menyontek saat ujian, plagiat

karya orang lain dan lain-lain.

c. Jam karet (suka menunda-nunda). Hal ini tentu bukan hal aneh karena

sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, waktu

rapat yang molor, terlambat masuk kelas, tidak segera melaksanakan

tugas karena waktu yang masih banyak dan lain sebagainya.

Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan bahwa penyebab korupsi

diantaranya ialah faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal

merupakan kekuatan iman dari setiap individu, dan faktor eksternal ialah

adanya kesempatan atau peluang dalam melakukan korupsi. Penyebab yang

utama menurut peneliti ialah pendidikan di Indonesia yang belum

sepenuhnya berbasis anti korupsi, padahal pelaku korupsi sepenuhnya

merupakan kelompok terpelajar.

4. Dampak Korupsi

Dampak korupsi menurut Mukodi (2014: 57-77) diantaranya

mencakup 8 bidang:

a. Bidang Ekonomi

1) Penurunan pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi.

2) Penurunan produktifitas kerja.

3) Meningkatkan biaya produksi, dan selanjutnya memperbesar biaya

yang harus dibayar oleh konsumen.

4) Penurunan kualitas barang dan jasa bagi konsumen.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

31

5) Penurunan kemampuan pemerintah untuk melakukan perbaikan

dalam bentuk peraturan dan kontrol akibat kegagalan pasar.

6) Mendistorsi insentif seseorang, dari seharusnya melakukan pekerjaan

produktif menjadi keinginan untuk merealisasikan peluang korupsi.

7) Meningkatnya hutang negara.

b. Bidang Sosial Kemasyarakaratan

1) Meningkatnya harga jasa dan pelayanan kepada masyarakat.

2) Program pengentasan kemiskinan berjalan lambat.

3) Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin.

4) Meningkatnya angka kriminalitas.

5) Menurunnya solidaritas sosial.

6) Meningkatnya demoralisasi dalam masyarakat.

7) Meningkatnya ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah

(eksekutif), dan anggota dewan (legislatif), penegak hukum

(yudikatif).

c. Bidang Politik

1) Penurunan etika sosial dan politik

2) Tidak efektifnya peraturan perundang-undangan.

3) Penurunan efisiensi dan efektifitas birokrasi pelayanan masyarakat.

4) Meningkatnya angka golput dalam Pemilihan Umum.

5) Penurunan kepercayaan masyarakat dalam sistem demokrasi.

d. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia

1) Menurunnya kewibawaan lemabaga penegak hukum

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

32

2) Meningkatnya vonis hukuman ringan terhadap pelaku korupsi.

3) Meningkatnya angka kerusuhan Lembaga Permasyarakatan.

4) Penurunan perhatian pada Hak Asasi Manusia.

e. Bidang Pertahanan dan Kemananan

1) Lemahnya garis batas-batas negara.

2) Menurunnya kewibawaan negara di mata negara lain.

3) Menurunnya penjagaan keamanan oleh masyarakat.

4) Meningatnya kerawanan keamanan di masyarakat.

f. Bidang Lingkungan Hidup

1) Menurunnya kualitas pengelolaan lingkungan hidup.

2) Meningkatnya kerusakan lingkungan.

3) Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup.

4) Kerusakan hutan dan lahan konservasi.

g. Bidang Kesehatan

1) Terbatasnya kemudahan dalam pengurusan jaminan kesehatan

masyarakat.

2) Penurunan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bawah.

3) Keluhan dari masyarakat miskin tidak ditindak lanjuti.

4) Penolakan pasien miskin dari rumah sakit.

h. Bidang Pendidikan

1) Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah/madrasah.

2) Guru tidak fokus pada pembelajaran anak didik.

3) Pemotongan gaji sertifikasi guru.

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

33

Tindakan korupsi memiliki banyak dampak yang menyebabkan

keterpurukan suatu negara. Dan ada pula dampak yang cukup serius yakni

masa depan bangsa, korupsi yang “menyedot” kekayaan negara telah

mengabaikan mutu pendidikan maupun pelayanan kesehatan masyarakat

menurun (Jalaludin dalam Suyitno, 2006: 186). Dengan begitu maka bisa

menimbulkan menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia di generasi yang

akan datang. Untuk itu tindakan korupsi yang sangat merugikan bangsa dan

negara harus segera dituntaskan.

5. Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi

UU nomor 30 tahun 2002 tentang KPK, keberadaan KPK dibentuk

karena lembaga pemerintah yang menangani perkara pidana korupsi belum

berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana

korupsi.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 pasal 6, KPK

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Berkoordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan tindak pidana

korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi.

d. Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

e. Melakukan motivator terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

34

Upaya pencegahan korupsi tidak akan berhasil jika tidak ada

bantuan dari aparat penegak hukum lainnya dan masyarakat luas.

Dibutuhkan gerakan masyarakat yang kuat dan meluas yang melibatkan

semua kelompok untuk melawan dan menghentikan berbagai tindakan

korupsi. Salah satunya dengan mengimplementasikan pendidikan anti

korupsi di setiap sekolah.

D. Program Pendidikan Anti Korupsi

1. Definisi Pendidikan Anti Korupsi

Pencegahan terjadinya korupsi dapat dilakukan sejak dini melalui

pendidikan anti korupsi. Sumiarti dalam Mukodi (2014: 114), pendidikan

anti korupsi merupakan tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi

korupsi berupa keseluruhan upaya untuk mendorong generasi mendatang

agar mengembangkan sikap secara tegas menolak segala bentuk korupsi.

Pendidikan anti korupsi berhubungan dengan pendidikan moral.

Menurut Zubaidi dalam Mukodi (2012: 114), pendidikan moral harus

memberikan perhatian pada ketiga komponen karakter yang baik

(components of the good character) yaitu, pengetahuan tentang moral

(moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling), dan perbuatan

bermoral (moral action).

Lebih lanjut menurut Lickona dalam H.E Mulyasa (2013: 4-5),

moral knowing berkaitan dengan moral awareness, knowing moral values,

perspective taking, moral reasoning, decision making, dan self-knowledge.

Moral feeling berkaitan dengan conscience, self-esteem, empathy, loving the

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

35

good, self-control, dan humility. Sedangkan moral action merupakan

perpaduan antara moral knowing dan moral feeling yang diwujudkan dalam

bentuk kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit).

Ketiga komponen tersebut perlu diperhatikan dalam kaitanya dengan

pendidikan anti korupsi yang didalamnya mencakup perilaku antikorup agar

siswa memahami, merasakan, dan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-

hari.

Pendidikan karakter berhubungan dengan pendidikan moral karena

memiliki esensi dan makna yang sama mengenai pendidikan akhlak.

Tujuannya membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, warga

masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. Kriteria baik yang

dimaksud ialah nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi budaya

masyarakat dan bangsanya, yakni yang bersumber dari nilai-nilai luhur

budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian

generasi muda (Ramli dalam Sofan, dkk. 2011: 4-5).

2. Tujuan Pendidikan Anti Korupsi

Dalam pendeketan pendidikan, manusia sebagai makhluk

eksploratif, manusia memiliki potensi untuk berkembang dan dikembangkan

dan membutuhkan intervensi dari luar dirinya yang disebut pendidikan

(Jalaludin dalam Suyitno, 2006: 182). Untuk itu pendidikan diperlukan

sebagai upaya untuk membimbing anak mengembangkan aspek pada

dirinya.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

36

Dalam kaitan dengan pembangunan masa depan bangsa, Bung

Karno sering mengusung slogan Nation and Character Building. Bahwa

keberhasilan pembangunan suatu bangsa agar menjadi bangsa yang besar

harus diawali dengan pembangunan manusia (man behind the gun). Prof.

Dr. Selo Soemardjan menyebutnya sebagai manusia pembangun, yang

diantara cirinya ialah memiliki watak bermoral tinggi (Desire Zuraida dalam

Suyitno, 2006: 187). Untuk membentuk watak manusia agar bermoral tinggi

ialah dengan pengembangan potensi positif melalui pendidikan.

Muhammad Takdir (2012: 31-33) mengemukakan bahwa

terdapat tiga aspek yang dikembangkan dalam kegiatan pendidikan.

Aspek tersebut terdiri dari: aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan

aspek afektif. Berikut merupakan penjabaran dari ketiga aspek tersebut:

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif berfungsi untuk mengembangkan wacana intelektual

anak didik yang dilandasi dengan pembentukan kecerdasan secara

proporsional melalui latihan membaca, mendengarkan, menulis, dan

berbicara.

b. Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik berarti kemampuan anak didik dalam

mengembangkan potensi kreativitas dan keterampilan yang

dimilikinya sebagai latihan dalam mengasah kemampuan berkarya

nyata. Kemampuan dalam kreativitas, erat kaitannya dengan

konsistensi dan komitmen anak didik untuk terus berupaya

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

37

mengembangkan potensi lahiriahnya agar berkembang secara

maksimal.

c. Aspek afektif

Aspek afektif merupakan salah satu komponen dalam dunia

pendidikan yang sangat determinan dalam membentuk kepribadian

dan tingkah laku anak didik.

Berdasarkan komponen yang telah dijelaskan di atas, maka perlu

adanya keseimbangan agar siswa dapat mencapai kecerdasan yang

mencakup kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

spiritual. Faktanya bahwa kelompok pelaku korupsi merupakan kelompok

terpelajar maka hal itu mengundang tanya, kemana cerdas emosional dan

spiritual yang ia miliki? Pelaku korupsi tentunya seseorang yang cerdas

intelektual, karena ia merupakan pejabat dan mampu mengatur tindaknya.

Namun jika ia memiliki kecerdasan spiritual ia akan merasa malu untuk

berbuat hal-hal tercela, misalnya korupsi.

Mukodi, dkk (2014: 118), tujuan pengembangan pendidikan anti

korupsi diantaranya ialah:

a. Anak didik memiliki pemahaman sejak dini mengenai apa itu tindak

pidana korupsi.

b. Anak didik memiliki kemampuan untuk mencegah dirinya sendiri agar

tidak melakukan tindakan korupsi (individual competention).

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

38

c. Anak didik mampu untuk mencegah orang lain agar tidak melakukan

tindakan korupsi dengan cara memberikan peringatan kepada orang

tersebut.

d. Anak didik mampu mendeteksi adanya tindakan korupsi dan melaporkan

kejadian tersebut kepada pihak yang terkait.

3. Nilai-nilai Dalam Pendidikan Anti Korupsi

Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran,

kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, pertanggung jawaban, kerja keras,

kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah yang akan

mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan baik.

(Kemendikbud, 2011: 75)

a. Kejujuran

Agus Wibowo (2012: 43), jujur merupakan perilaku yang didasarkan

pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Menurut Sugono

dalam Kemendikbud kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati,

tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang

sangat penting bagi kehidupan, tanpa sifat jujur kita tidak akan dipercaya

dalam kehidupan sosial (Kemendikbud, 2011: 75).

b. Kepedulian

Agus Wibowo (2012: 44), peduli ialah sikap dan tindakan yang selalu

ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan. Menurut Sugono dalam Kemendikbud definisi kata peduli

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

39

adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan

(Kemendikbud, 2011: 75). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang

dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin

masa depan, kita perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya,

baik lingkungan di sekolah ataupun di masyarakat.

c. Kemandirian

Kemandirian ialah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Agus Wibowo, 2012: 43).

d. Kedisiplinan

Menurut Sugono dalam Kemendikbud (2014:77), definisi kata disiplin

adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Dalam mengatur

kehidupan di sekolah baik secara akademik maupun sosial pelajar perlu

hidup disiplin. Hidup disiplin adalah dapat mengatur dan mengelola

waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk

menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial.

Manfaat dari pola hidup disiplin ialah dapat mengatur waktu dengan baik

agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

e. Tanggung Jawab

Agus Wibowo (2012: 43), sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksankan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

40

f. Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya (Agus Wibowo, 2012: 43).

g. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak seseorang

mengenyam masa pendidikannya.

h. Keberanian

Nilai keberanian antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani

mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani

bertanggung jawab, dan lain sebagainya

i. Keadilan

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah,

tidak memihak. Bagi siswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak

masa pendidikannya agar siswa dapat belajar mempertimbangkan dan

mengambil keputusan secara adil dan benar. (Kemendikbud, 2014: 75-

80)

4. Program Pendidikan Anti Korupsi

H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho (2008:138) dalam mewujudkan

misi pendidikan dibutuhkan program-program untuk mencapai visi tersebut.

Pada tataran praktik program-program yang telah dirumuskan memerlukan

rambu-rambu dalam pelaksanaannya agar tujuan program-program tersebut

dapat tercapai. Jadi keberadaan program muncul ketika sebuah kebijakan

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

41

diberlakukan. Saat program itu diimplementasikan, ada kegaiatan-kegiatan

yang dilaksanakan dalam program tersebut. Karena program merupakan

suatu cara atau metode untuk mencapai tujuan kebijakan.

Siswa di jenjang sekolah menengah merupakan siswa yang berada

pada usia remaja pemula (prepubertas). Periode perkembangan pada usia

remaja pubertas ditandai oleh karakteristik tersendiri. William Starbuck

mengidentifikasi ciri-ciri khas tersebut meliputi perkembangan berpikir

rasional, etika, estetika, sosial, minat, dan agama (Jalaludin dalam Suyitno,

2006: 189).

Maka dengan kemampuan tersebut siswa pada jenjang sekolah

menengah mampu untuk berpikir kritis, memiliki komitmen yang tinggi

terhadap nilai-nilai moral, peka terhadap keindahan, memiliki minat yang

terarah, kepedulian sosial, dan kecenderungan terhadap nilai-nilai

keagamaan. Terkait dengan ciri tersebut maka peran sekolah menengah

adalah memberikan dorongan dan bimbingan agar potensi mental-spiritual

siswa dapat dikembangkan secara optimal. (Suyitno, 2006: 189-190).

Lembaga pendidikan memiliki peranan besar dan dinilai sebagai

sara yang efektif untuk menanamkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur

melalui pembiasaan. Muchtar Buhori (Suyitno, 2006: 191), kebiasaan

adalah cara bertindak dan berbuat seragam. Pembentukan kebiasaan dapat

dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara pengulangan, kedua

dengan sengaja dan direncanakan. Dengan terjadinya pembiasaan tersebut

maka akan menciptakan suatu sikap. Dr. Mar’at (Suyitno, 2006: 191), sikap

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

42

merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi

yang terus menerus dilakukan dengan lingkungan.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka lembaga pendidikan

memiliki peranan penting dalam upaya pemberantasan korupsi melalui

pembiasaan-pembiasaan. Lembaga pendidikan mengajarkan dan mendidik

siswanya agar terarah dan berakhlak mulia. Lembaga pendidikan dapat

memainkan peran aktifnya dalam mempersiapkan generasi muda yang

memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai luhur, memiliki kesadaran

moral untuk memberantas tindak korupsi dengan memulainya dari diri

sendiri (Suyitno, 2006: 191).

SMA Negeri 6 Yogyakarta telah melaksanakan Program

Pendidikan Anti Korupsi sejak bulan maret 2014. Program Pendidikan Anti

Korupsi di dalamnya berisikan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

menumbuhkan sikap antikorup kepada diri siswa. Kegiatan-kegiatan

tersebut dapat berupa penyuluhan atau sosialisasi mengenai Pendidikan Anti

Korupsi, pengadaan Kantin Kejujuran di sekolah untuk

menginternalisasikan sikap kejujuran kedalam diri siswa, lomba-lomba yang

berkaitan dengan tema memerangi sikap korupsi untuk siswa agar

termotivasi dan tidak melakukan sikap yang terindikasi korupsi, dan lain-

lain.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

43

E. Penelitian yang Relevan

1. Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Anti Korupsi Untuk Anak SD

Perspektif Pendidikan Agama Islam. Oleh Adityo Putranto (080410179)

tahun 2014.

Latar belakang masalah penelitian ini adalah menyadari atas

belum efektifnya peran agama dalam membangun masyarakat bersih.

Maka dari itu pendidikan Islam diharapkan dapat dipandang sebagai salah

satu strategi paling efektif dalam menangani perilaku korupsi kini dan

mendatang, terutama dalam penangkalan dan pencegahan. Pendidikan

Islam perlu mengembangkan nilai anti korupsi. Sebab dalam sistem

pendidikan Indonesia, belum dimuat materi mengenai permasalahan

korupsi di Indonesia secara langsung dalam materi pendidikan Islam.

Pendidikan Islam di sekolah dapat berperan dalam memberantas korupsi

secara tidak langsung melalui pengaitan materi pembelajaran agama Islam

secara kontekstual dengan pesan yang ingin disampaikan berkenaan

dengan korupsi. Selain itu juga, media pembelajaran berupa buku-buku

paket pembelajaran agama Islam, maupun modul pendidikan anti korupsi

SD yang telah diterbitkan KPK, tidak ada yang terintegrasi langsung

dengan pendidikan Islam.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan objek

material penelitian adalah kepustakaan dengan sumber primer penelitian

yaitu modul Pendidikan Nilai-Nilai Anti korupsi Untuk Sekolah Dasar

yang dirumuskan oleh KPK bekerjasama dengan Kemendikbud. Proses

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

44

pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi, sedangkan

analisis data dilakukan dengan metode interpretasi serta pendekatan

psikologi pendidikan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Konsep pendidikan anti korupsi

untuk anak sekolah dasar adalah ide-ide anti korupsi yang dimasukkan

dalam sistem pendidikan yang terdiri atas komponen-komponen terkait,

terintegrasi, dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Komponen-

komponen tersebut adalah tujuan, materi, dan metode, (2) Konsep

pendidikan anti korupsi untuk anak sekolah dasar perspektif pendidikan

Islam adalah: (a) Tujuan Pendidikan Anti korupsi sebagai pembentukan

insan kamil dan ulul albab, (b) Materi pendidikan anti korupsi adalah yang

terintegrasi dalam materi pendidikan agama Islam di sekolah dasar yaitu

materi- materi yang maknanya mengajarkan sikap anti korupsi dalam

kehidupan sehari-hari, materi tersebut terdiri dari al-Quran dan hadits,

fikih, tauhid, akhlak, dan sejarah Islam, (c) Metode pendidikan anti

korupsi dalam pendidikan agama Islam sangat terkait dengan pendekatan

yang dilakukan. Pendekatan tersebut diantaranya, pendekatan kebiasaan,

keteladanan, pengalaman, rasional, dan emosional.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Persamaannya adalah sama-sama menekankan pada

pendidikan anti korupsi di sekolah. Perbedaannya yaitu sasaran penelitian

ini ialah siswa sekolah dasar dan penelitian dikemas dalam perspektif

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

45

islam, sedangkan penelitian saya ialah siswa sekolah menengah atas dan

tidak dalam persepktif islam melainkan secara umumnya.

2. Judul Skripsi : Integrasi Pendidikan Anti korupsi Dalam Pembelajaran

PAI Di SMA Negeri 7 Yogyakarta. Oleh Wardatun Nida (11410001)

tahun 2015.

Latar belakang penelitian ini adalah masalah praktik tindak

pidana korupsi yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat di

Indonesia. Menyadari kondisi tersebut, perlu adanya solusi konkret dan

berkelanjutan. Dalam hal ini, Pendidikan Agama Islam bisa dijadikan

alat untuk mengatasi dan mencegah tindak pidana korupsi melalui

integrasi nilai anti korupsi yang disisipkan ke dalam pembelajaran baik

secara kurikuler dalam unsur materi PAI (Al-Qur’an Hadits, Akidah,

Akhlak, Fiqih, dan SKI) maupun secara ekstrakurikuler. Hal tersebut

telah diterapkan di SMA Negeri 7 Yogyakarta, yang mengintegrasikan

nilai anti korupsi melalui pembelajaran PAI. Oleh karena itu, tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui pelaksanaan

integrasi anti korupsi dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 7

Yogyakarta. (2) Mengetahui metode yang digunakan guru PAI dalam

menanamkan pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta, dan

(3) Mengetahui hasil yang dicapai PAI dalam melaksanakan integrasi

pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Integrasi

pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta dilakukan melalui

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

46

tahap: Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi. (2) Terdapat metode

yang digunakan oleh guru maupun pihak sekolah dalam integrasi

pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta, baik yang

diterapkan dalam kegiatan kurikuler maupun yang diterapkan dalam

kegiatan ekstrakurikuler. (3) Hasil pelaksanaan Integrasi nilai anti

korupsi di SMA Negeri 7 Yogyakarta diperoleh melalui terapan

perilaku peserta didik. Integrasi pendidikan anti korupsi di SMA

Negeri 7 Yogyakarta dilaksanakan dengan berbagai usaha dari pihak

sekolah khususnya guru PAI dalam kelas dan pelaksanaan

ekstrakurikuler oleh para pembina. Keduanya sudah dilaksanakan dengan

baik, hanya perlu dikonsistenkan dalam pelaksanaan sehingga bisa

mencapai hasil yang maksimal.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Persamaannya adalah sama-sama menekankan pada

pendidikan anti korupsi di sekolah. Perbedaannya yaitu penelitian ini

dalam perspektif agama islam, sedangkan penelitian saya ialah siswa

sekolah menengah atas dan tidak dalam persepktif islam melainkan secara

umumnya.

F. Kerangka Berpikir

Indonesia mengalami dampak krisis moral. Hal ini dibuktikan dengan

maraknya kasus korupsi yang terjadi di negara berkembang ini. Korupsi di

Indonesia telah memasuki tahap yang sangat kompleks, ia telah melanda

seluruh lapisan pemerintahan, mulai dari tingkat yang paling rendah hingga

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

47

tingkat yang paling tinggi yakni sampai pada presiden. Demikian pula halnya

pada semua lapisan masyarakat, hampir tidak ada yang terbebas dari korupsi.

Tindakan korupsi telah mensistem di negeri ini. Untuk menghentikan perilaku

korupsi ini dibutuhkan kerjasama semua pihak termasuk masyarakat luas.

Maraknya kasus korupsi di Indonesia, kemudian dibentuklah lembaga

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keberadaan KPK dibentuk karena

lembaga pemerintah yang menangani perkara pidana korupsi belum berfungsi

secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi. Penyakit

korupsi ini sangat jelas mempengaruhi keberlangsungan kehidupan bangsa,

terlebih apabila negara tersebut masih tergolong negara berkembang dimana

masyarakatnya mayoritas berpenghasilan menengah kebawah. Karena kasus

korupsi yang semakin merajalela dari kalangan bawah hingga kalangan atas

maka akan membuat negara Indonesia semakin terpuruk. Dampak yang terjadi

salah satunya ialah berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Dengan demikian, upaya pemberantasan korupsi perlu dilakukan.

Upaya pemberantasan korupsi menurut KPK dapat dilakukan melalui

dua cara, yaitu secara represif (menindak) dan preventif (mencegah). Tindakan

represif ialah melalui hukum, dimana koruptor akan diadili oleh lembaga yang

berwenang dan diberi sanksi atau hukuman. Sedangkan preventif ialah bersifat

pencegahan. Dalam hal pencegahan, masyarakat memiliki andil yang sangat

besar. Karena segala kebijakan atau cara yang dilakukan pemerintah dalam

pemberantasan tindak pidana korupsi tidak akan ada gunanya apabila tidak

didukung oleh sikap mental masyarakat yang menolak korupsi.

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

48

Menciptakan generasi muda yang anti korupsi merupakan harapan

setiap negara. Untuk menumbuhkan sikap anti korupsi maka dibuatlah Program

Pendidikan Anti Korupsi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Materi pendidikan anti

korupsi tersebut diantaranya ialah pengenalan korupsi, dampak korupsi, upaya

perlawanan terhadap korupsi, warung kejujuran, dan pemilihan pelajar

panutan. Program dari KPK tersebut merupakan tindakan preventif yang

diharapkan akan membuahkan hasil yang bermanfaat.

Salah satu kepribadian tersebut ialah sikap antikorup. Sekolah sebagai

lembaga pendidikan dan merupakan lingkungan kedua bagi anak dapat menjadi

tempat pembangunan karakter dan watak. Karena melalui pendidikan,

kepribadian sempurna dapat ditanamkan kedalam diri manusia. Lemabaga

sekolah harus memberikan nuansa dan atmosfer yang mendukung upaya untuk

mengintemalisasikan nilai dan etika yang hendak ditanamkan, termasuk di

dalamnya perilaku anti korupsi.

SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan julukanya yaitu school based

research merupakan salah satu sekolah yang dipilih untuk pelaksanaan

program Pendidikan Anti Korupsi. Dengan adanya penerapan dari program ini

peneliti ingin menggali lebih dalam bagaimana strategi yang dibuat oleh pihak

sekolah dalam membentuk kader-kadernya agar memiliki sikap antikorup.

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

49

Maraknya Kasus

Korupsi di Indonesia

Kerjasama KPK dengan

Dinas Pendidikan sebagai

solusi kasus korupsi

Implementasi Pendidikan

Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta

(Program yang diterapkan)

Upaya Preventif

Pemberantasan Korupsi

Faktor

Pendukung &

Penghambat

Hasil Yang Dicapai Dari

Implementasi Pendidikan

Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta

Macam Kegiatan

yang Dilakukan

Sekolah

Gambar 2. Kerangka Berpikir

G. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Persiapan dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Anti

Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

50

3. Bagaimana penanaman nilai kejujuran, nilai kepedulian, nilai kedisiplinan,

nilai tanggung jawab, nilai kerja keras, nilai sederhana, nilai keberanian,

dan nilai keadilan pada diri siswa dengan adanya program Pendidikan Anti

Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta ini?

4. Bagaimana hasil pelaksanaan kegiatan Pendidikan Anti Korupsi?

5. Apa yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan kegiatan Pendidikan

Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

6. Apa yang menjadi faktor penghambat Pendidikan Anti Korupsi di

SMA Negeri 6 Yogyakarta?

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Best dalam Sukardi (2013:157) menerangkan bahwa penelitian kualitatif

merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering

dikatakan penelitian noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak

melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.

Penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif. Nazir dalam Andi Prastowo (2012:186)

mengungkapkan bahwa metode deskriptif merupakan suatu metode yang

digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem

pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan

tentang “Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta”.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dipilih

menurut tujuan penelitian. Subyek penelitian ini diambil dengan cara memilih

subyek penelitian dengan pertimbangan tertentu, misalnya dengan cara

memilih orang tertentu yang dianggap paling tahu tentang apa yang akan

diteliti, atau mungkin memilih subyek penelitian seorang pemimpin sehingga

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

52

akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti

(Sugiyono, 2009: 219).

Informan dalam penelitian ini merupakan mereka yang terlibat secara

langsung dalam implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi. Subjek dalam

penelitian ini diantaranya ialah:

1. Siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

2. Guru di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

3. Pimpinan atau Kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Penelitian

dilakukan pada bulan Desember-Februari 2017. Alasan dari pemilihan lokasi

tersebut adalah:

a. SMA Negeri 6 Yogyakarta merupakan sekolah yang mengimplementasikan

Pendidikan Anti Korupsi.

b. Lokasi SMA Negeri 6 Yogyakarta mudah dijangkau oleh peneliti.

c. Adanya keterbukaan dari pihak SMA Negeri 6 Yogyakarta dalam berbagi

iniformasi dan adanya kesediaan membantu dalam melancarkan tugas akhir

peneliti.

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 308) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

53

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhan peneliti. Data penelitian ini bersifat deskriptif berupa

dokumen pribadi, catatan harian, catatan lapangan, ataupun ucapan

responden dari hasil wawancara. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2013: 308) menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Untuk penelitian ini,

peneliti menggunakan jenis observasi partisipan, dimana peneliti datang ke

tempat kegiatan orang yang diamati, dan ikut terlibat tanpa mengganggu

kegiatan tersebut.

Hamid (2011:146) mengemukakan bahwa dalam penelitian

deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak

menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa

yang sedang terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun data sesuai

dengan data yang ditemukan tanpa ada manipulasi.

Observasi peneliti lakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Tujuan

pelaksanaan observasi ini ialah untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan guna menyusun proposal skripsi. Informasi yang diperoleh pada

saat observasi awal hanya gambaran secara umum, untuk informasi yang

spesifik akan peneliti peroleh ketika penelitian sudah berlangsung. Setelah

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

54

penyusunan proposal, peneliti melakukan observasi lanjutan dengan

mengamati secara langsung tanpa mengganggu aktivitas warga sekolah

untuk dijadikan bahan pembuatan laporan.

Teknik pengamatan yang dilakukan adalah teknik pengamatan

partisipatif, keberadaan peneliti tidak mempengaruhi proses berlangsungnya

kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Observasi dilakukan

untuk dapat memahami situasi, memperoleh pengalaman dan untuk

mengetahui hal-hal yang belum diketahui.

2. Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono (2013: 317) mendefinisikan wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.

Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara dilakukan secara terbuka

dan langsung sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pihak sekolah cenderung

terbuka dalam menerima dan merespon berbagai macam pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti.

Interview ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang hasilnya

akan dibuat untuk catatan lapangan. Wawancara dilakukan saat peneliti

berinteraksi dengan responden berupa percakapan bebas atau percakapan

santai yang sifatnya memberikan informasi kepada peneliti.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

55

3. Dokumentasi

Sugiyono (2013: 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya dari seseorang. Dokumentasi dalam kegiatan penelitian

ini dilakukan untuk mendukung kelengkapan data dari hasil pengamatan dan

hasil wawancara yang telah dilakukan. Selain itu, data yang

terdokumentasikan akan sangat membantu peneliti dalam mengantisipasi

adanya ketertinggalan atau keterlewatan informasi.

E. Instrumen Penelitian

Baik instrumen utama ataupun instrumen pendukung dalam penelitian

ini, diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat memudahkan

peneliti sehingga data dapat terjaring secara optimal. Instrumen dalam

penelitian ini diantaranya adalah:

1. Peneliti sebagai instrumen utama

2. Buku catatan sebagai instrumen pendukung.

3. Pedoman wawancara, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.

Menurut Sugiyono (2013: 306) peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data,

dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2013: 307) peneliti sebagai

instrumen utama memiliki ciri sebagai berikut:

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

56

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia

dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk

menentukan arah pengamatan.

6. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan

atau pelakan.

7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh yang menyimpang

justru diberi perhatian. Respon yang berbeda dan bertentangan dipakai

untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai

aspek yang diteliti.

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

57

Berikut adalah pedoman kisi-kisi dalam mencari data di lapangan,

yaitu:

1. Lembar Observasi

Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk mengamati

pelaksanaan program pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Dengan lembar observasi ini digunakan sebagai pedoman maupun catatan

dalam bentuk deskripsi data. Aspek-aspek yang ingin diamati peneliti

diantaranya:

Tabel 1 :Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Aspek Sumber Data Indikator Yang Dicari Tekhnik

1

Profil SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Website sekolah

terkait, Kepala

Sekolah, Warga

sekolah

Letak geografis

Sejarah berdiri

Tujuan, Visi, Misi

Struktur organisasi

Jaringan/kerja sama

Prestasi/keunggulan

Observasi

2 Fasilitas

Sekolah

Warga sekolah,

tata usaha

sekolah

Sarana dan prasarana

Pemanfaatan sarana

dan prasarana

Observasi

3

Strategi

implementa

si Program

Pendidikan

Anti

Korupsi di

SMA

Negeri 6

Warga Sekolah

Sarana yang mendukung

Program:

X-Banner

Buku Anti Korupsi

Kantin Kejujuran

Buku agenda

penemuan barang

Slogan pendukung

Observasi

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

58

Yogyakarta

4

Faktor

pendukung

dan

penghambat

implementa

si Program

PAK.

Warga Sekolah

Partisipasi Warga

Sekolah

Kelengkapan Sarana

Prasarana Sekolah

Observasi

5

Dampak

dari

implementa

si Program

Pendidikan

Anti

Korupsi di

SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Warga Sekolah

Perkembangan Perilaku

Siswa berdasarkan nilai

karakter:

Kejujuran

Kepedulian

Kemandirian

Kedisiplinan

Tanggung jawab

Kerja Keras

Sederhana

Keberanian

Keadilan

Observasi

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara bersisikan mengenai pertanyaan-pertanyaan

dalam wawancara yang secara garis besarnya saja. Namun dalam

pelaksanaannya akan dikembangkan sehingga dapat memperoleh data yang

lebih mendalam mengenai suatu gambaran subjek dan gejala yang tampak

sebagai suatu fenomena.

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

59

Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Indikator Yang Dicari Sumber Data

1

Program

Pendidikan Anti

Korupsi di SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Pemahaman

tentang

program

PAK.

Latar Belakang

Pembuatan Program

Sasaran Program

Kebermanfaatan

Program

Kepsek

Guru

Siswa

2.

Implementasi

Pendidikan Anti

Korupsi di SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Persiapan

Program

Pendidikan

Anti

Korupsi

Sumber Dana

Waktu Kegiatan

Susunan Organisasi

Tim Pengelola

Program

Kepsek/

Waka

Humas,

Guru, Siswa

Implementa

si Program

Pendidikan

Anti

Korupsi

Macam Kegiatan

Penunjang Program

PAK,

3.

Faktor

pendukung dan

penghambat

implementasi

Pendidikan Anti

Korupsi di SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Faktor

internal dan

faktor

eksternal

Kelengkapan Sarana

dan Prasarana

Partisipasi Warga

Sekolah

Partisipasi Orang tua

siswa, Lembaga

Terkait Program

PAK.

Warga

Sekolah

4.

Dampak dari

implementasi

Pendidikan Anti

Korupsi di SMA

Hasil yang

diharapkan

Pembiasaan Perilaku

siswa berdasarkan:

Kejujuran

Kepedulian

Warga

Sekolah

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

60

Negeri 6

Yogyakarta

Kemandirian

Kedisiplinan

Tanggung jawab

Kerja Keras

Sederhana

Keberanian

Keadilan

3. Analisis Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206), dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk mengetahui data tertulis mengenai penelitian

tentang pendidikan anti korupsi.

Tabel 3. Kisi-kisi Dokumentasi

No Aspek Indikator Yang Dicari Sumber Data

1

Profil SMA Negeri 6

Yogyakarta

a. Letak geografis

b. Sejarah berdiri

c. Tujuan, Visi, Misi

d. Struktur organisasi

e. Jaringan/kerja sama

f. Prestasi/keunggulan

Dokumen/ arsip,

foto-foto

2 Sarana dan Prasarana

a. Bangunan Sekolah

b. Luas Sekolah

c. Kondisi Bangunan

3

Implementasi Program

Pendidikan Anti

Korupsi

Kegiatan yang dilakukan

sebagai upaya

pengembangan program

Pendidikan Anti Korupsi.

Dokumen/ arsip,

foto-foto

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

61

F. Tekhnik Analisis Data

Sugiyono (2013: 333) mengemukakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik

pengumpulan data yang bermacam-macam. Analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,

selanjutnya dikembangkan pola hubungan atau menjadi hipotesis. Kemudian

data disimpulkan. Apabila penyimpulan tersebut diterima maka hipotesis

tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono, 2013: 335).

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari kata-

kata dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya tentu banyak dan

beragam. Maka dari itu peneliti perlu mencatat secara rinci dan teliti.

Sugiyono (2013: 338) menerangkan bahwa mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dalam penelitian ini, data yang telah direduksi diharapkan dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data dalam penelitian ini akan dibantu dengan peralatan elektronik

seperti komputer.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

62

2. Penyajian data

Sugiyono (2013: 341) mengemukakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan

atau hubungan antar kategori. Dalam hal ini, Milles dan Hubberman dalam

Sugiyono (2013: 341) menjelaskan bahwa yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

Dalam penelitian ini, penyajian data berupa uraian deskripsi secara

sederhana yang keutuhannya terjamin baik disajikan dalam bentuk tabel,

skema atau uraian deskripsi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat

mempermudah untuk memahami apa yang terjadi.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Meurut Milles dan Hubberman dalam Sugiyono (2013: 345)

langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat dalam

pengumpulan data berikutnya.

Dalam penelitian ini, setiap tahap senantiasa diverifikasi, ketika

peneliti menyimpulkan sesuatu hal maka akan di dukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten agar memperoleh kesimpulan yang obyektif.

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

63

G. Validitas Data ( Keabsahan Data )

Sugiyono (2013: 363) menyatakan bahwa uji keabsahan data dalam

penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Data

yang valid adalah data yang tidak berbeda, sedangkan reliabilitas dapat

diartikan sebagai derajat konsistensi dan stabilitas data yang ditemui.

Sugiyono (2013: 365) mengemukakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan

antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data

menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung

pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta

dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan

berbagai latar belakangnya.

Sugiyono (2013: 366) menyatakan bahwa pengertian reliabilitas

dalam penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu realitas yang sifatnya

majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten

dan berulang seperti semula.

Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dilakukan melalui beberapa

tahap, diantaranya adalah :

1. Uji kredibilitas

Dalam penelitian ini, kredibilitas data dilakukan dengan perpanjang

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

64

a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan agar hubungan peneliti dengan nara

sumber akan semakin akrab dan terbuka sehingga tidak ada informasi

yang ditutup-tutupi. Selain itu, perpanjangan pengamatan ini akan

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Ketika

setelah dicek kembali data sudah benar (kredibel) maka waktu

perpanjangan penelitian dapat diakhiri.

b. Meningkatkan ketekunan

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan dengan cermat dan

berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan dengan harapan memperoleh

kepastian data dan urutan peristiwa yang terekam secara pasti dan

sistematis. Data berupa buku referensi tak lupa dijadikan alat untuk

mencari informasi bagi peneliti dalam mencari tau hal yang belum

diketahui.

c. Triangulasi

Sugiyono (2013: 366) menerangkan bahwa triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dan berbagai cara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi

sumber yang dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui 3

sumber yang berbeda yaitu Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa.

Pengecekan dilakukan dengan membandingkan dengan data yang

diperoleh dengan data yang berasal dari sumber lain. Tringulasi tekhnik

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

65

yaitu mengecek data dengan sumber yang sama dengan tekhnik yang

berbeda.

2. Pengujian Transferability

Sugiyono (2013: 376), transferability dalam penelitian kualitatif

ini berkenaan dengan pertanyaan apakah hasil penelitian dapat

digunakan dalam situasi yang lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil

penelitian yang dilakukan ini maka peneliti akan membuat laporan yang

menyertakan uraian secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya

sehingga pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang jelas.

3. Pengujian Dependability

Sugiyono (2013:377) menyatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, uji dependability disebut juga uji reliabilitas. Dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti berusaha untuk menentukan masalah/fokus,

memasuki lapangan sehingga dapat mengenal dan bersahabat dengan

lapangan dan orang disekitarnya, menentukan sumber data yang dapat

melengkapi data dan dapat dijadikan acuan untuk menyusun data untuk

dijjadikan jejak aktivitas lapangan.

4. Pengujian Confirmability

Sugiyono (2013:377), penelitian dikatakan obyektif bila hasil

penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Pengujian confirmability

mirip dengan pengujian dependability sehingga dapat dilakukan bersamaan.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SMA Negeri 6 Yogyakarta

1. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta

SMA Negeri 6 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah unggulan

dengan akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah

(BAN-S/M) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Visi SMA Negeri 6

Yogyakarta adalah: “Terwujudnya Insan Cerdas, Unggul, Dan Peduli

Lingkungan Hidup”. Visi ini merupakan kristalisasi dan upaya keras SMA

Negeri 6 Yogyakarta dalam mencetak dan menghasilkan lulusan berkualitas

dari sisi intelektual maupun moral, sehingga dapat berkembang dan

bermanfaat untuk bangsa dan negara Indonesia. Adapun makna insan cerdas

dan unggul adalah sebagai berikut:

a. Insan cerdas adalah insan yang tajam pikirannya, cerdik, pandai, tanggap,

berpengetahuan luas, terampil, berpikir ilmiah, kreatif, inovatif dan logis

serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komputer.

b. Insan unggul adalah insan yang mengerti siapa dirinya, masa depannya,

berpikiran ke depan, punya rasa percaya diri, berpandangan terbuka,

berbudi luhur, taat menjalankan agamanya, sopan santun, memiliki

perasaan hati yang bersih, murni dan mendalam.

c. Insan peduli lingkungan hidup, adalah insan yang mengerti, memahami,

dan mau bertindak secara positif terhadap situasi dan kondisi lingkungan

hidup di mana mereka berada, termasuk peduli etika berlalu lintas.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

67

Dengan mempertimbangkan visi SMA Negeri 6 Yogyakarta, maka

misi SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif, menyenangkan dan individual

2. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil,

beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.

3. Mewujudkan jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi berkualitas

tingkat nasional maupun internasional yang semakin tinggi

4. Mewujudkan lulusan yang cerdas dan kompetitif dengan penilaian

otentik dan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan

5. Mewujudkan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi yang

tangguh dan kompetitif

6. Mewujudkan kemampuan research yang cerdas dan kompetitif di tingkat

nasional maupun internasional

7. Mewujudkan kemampuan berbahasa Inggris yang tangguh dan kompetitif

di tingkat nasional maupun internasional

8. Mewujudkan kemampuan olimpiade sains yang tangguh dan kompetitif

9. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan

profesional

10. Mewujudkan sekolah sehat dan berwawasan lingkungan hidup.

11. Mewujudkan proses pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan

etika berlalu lintas.

12. Mewujudkan kultur etika berlalu lintas.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

68

13. Mewujudkan proses pembelajaran dengan perangkat kurikulum yang

lengkap, mutakhir, dan berwawasan kedepan

14. Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar (learning

organization)

15. Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan berwawasan

kedepan.

16. Mewujudkan lulusan tangguh yang mampu bersaing di kancah lokal

maupun global.

Tujuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta. Menghasilkan

lulusan yang berkualitas agar mampu bersaing baik pada tingkat lokal,

nasional maupun internasional dengan cara:

1. Meningkatkan rata-rata nilai ujian sekolah dan ujian nasional

2. Meningkatkan jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi

terkemuka

3. Meningkatkan kemampuan di bidang penelitian.

4. Mempersiapkan lulusan yang mandiri, kreatif, inovatif, berakhlak mulia,

dan peduli lingkungan hidup.

5. Mempersiapkan lulusan yang mandiri, kreatif, inovatif, berakhlak mulia,

dan memiliki etika berlalu lintas.

6. Meraih prestasi akademik dan nonakademik dalam berbagai kejuaraan di

tingkat lokal, nasional, dan internasional

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

69

7. Meningkatkan fungsi ”The Research School” dan pusat studi sekolah

berwawasan lingkungan, serta sebagai sekolah model pendikan etika

berlalu lintas.

8. Mengembangkan budaya dan karakter bangsa Indonesia bagi seluruh

warga SMA Negeri 6 Yogyakarta..

9. Menjalin kerja sama dengan lembaga penelitian

10. Menyelenggarakan pembelajaran yang berbasis Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut maka SMA Negeri 6

Yogyakarta memiliki indikator keberhasilan, yakni:

1. Meningkatnya rata-rata nilai ujian sekolah dan ujian nasional

2. Meningkatnya jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi

terkemuka

3. Meningkatnya hasil penelitan dan karya ilmiah

4. Memiliki jiwa untuk melaksanakan 9 K, mandiri, kreatif, inovatif,

berakhlak mulia, dan peduli lingkungan hidup

5. Meraih kejuaraan berbagai bidang baik akademik maupun nonakademik

dalam berbagai lomba/olimpiade di tingkat regional, nasional, dan

internasional

6. Memiliki sikap profesional dengan kemampuan melakukan penelitian /

research, peduli lingkungan hidup pada seluruh warga sekolah.

7. Budaya dan karakter bangsa Indonesia diamalkan oleh warga sekolah.

8. Jalinan kerja sama yang saling bermanfaat.

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

70

9. Proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

2. Lokasi SMA Negeri 6 Yogyakarta

SMA Negeri 6 Yogyakarta merupakan Sekolah Menengah Atas di

Kota Yogyakarta yang memiliki Program Pendidikan Anti Korupsi sejak

tahun 2014. Sekolah ini berlokasi di Jalan C. Simanjuntak nomor 2 Terban,

Gondokusuman, KotaYogyakarta. Di sebelah barat SMA Negeri 6

Yogyakarta adalah Jalan C. Simanjuntak, di sebelah utara ialah jalan Kahar

Muzakir, di sebelah selatan ialah Hotel Orlen, dan di sebelah timur ialah

Jalan Cik Di Tiro.

SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki 2 pintu gerbang, yakni sebelah

barat di jalan C simanjuntak dan di selatan yakni jalan Kahar Muzakir. Pintu

gerbang utama ialah yang berada di Jalan Kahar Muzakir, jalan tersebut

merupakan jalan satu arah sehingga untuk memasukinya harus melewati

jalan Cik Dirto, sementara untuk gerbang di Jalan C. Simanjuntak hanya

boleh dilalui oleh karyawan dan guru saja. Sekolah ini berada di lokasi

strategis, selain dekat dengan toko buku Gramedia, toko buku terban, juga

dekat dengan pom bensin. Kemudian lokasi jalan yang satu arah tidak

menimbulkan kemacetan saat bubaran sekolah. Begitu memasuki gerbang

sekolah, di sebelah kanan ada pos satpam dan di sebelah kiri ada tempat

fotocopy. Halaman depan terlihat luas dan tertata, di sebelah timur gerbang

terdapat lapangan olahraga yang luas. Disediakan pula lahan parkir untuk

tamu di belakang ruang fotocopy, sedangkan lahan parkir untuk siswa

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

71

berada di dekat gerbang barat, namun saat memasuki gerbang utara siswa

harus mematikan mesin dan mendorong kendaraanya hingga ke parkiran

barat. Begitu memasuki lobi SMA Negeri 6 terdapat meja piket dan ruang

tunggu dengan lemari kaca display tropi. Secara umum sekolah ini memiliki

nilai kebersihan, keindahan dan kenyamanan yang tinggi.

3. Keadaan Sekolah

SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki luas tanah 8.540 m2

dan luas

bangunan 3.628 m2. Tanah sekolah sepenuhnya adalah tanah Kasultanan

Yogyakarta. Sekolah dikelilingi pagar sepanjang 360 m. Bangunan sekolah

pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar memadai.

Kondisi sarana dan prasarana di SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah

didukung dengan sarana dan prasarana yang mencukupi unuk kegiatan

belajar mengajar. Hal itu ditunjukkan dengan adanya fasilitas utama yang

dimiliki sekolah ini, antara lain ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala

sekolah, ruang komite sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, 29 ruang kelas,

ruang perpustakaan, 6 ruang laboratorium, 2 ruang AVA, masjid, mushola,

ruang serbaguna, ruang osis, ruang ekstrakurikuler, ruang satpam, ruang

BK, kantin, ruang gudang, 23 kamar mandi, ruang display, ruang research

center, ruang UKS, Gallery lingkungan hidup, 2 ruang gedung, ruang

display tropi, ruang satpam, ruang penggandaan, 2 lapangan olahraga, ruang

pengelolaan sampah, taman, dan 2 parkiran.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

72

Setiap ruangan juga difasilitasi oleh sarana pendukung

pembelajaran yang berbasis teknologi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

CCTV pada setiap ruangan kelas dan halaman depan sekolah. Selain itu

juga adanya komputer PC yang berjumlah 71 untuk mendukung

keberlangsungan proses pendidikan, komputer tersebut berada di ruang

guru, ruang wakil kepala sekolah, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang

BK, dan ruang laboratorium. Layanan internet dan hotspot juga tersedia di

sekolah untuk menunjang proses belajar siswa, selain itu juga terdapat

laptop dan proyektor yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas.

4. Anggaran Sekolah

Anggaran sekolah berasal dari dana pemerintah dan dana yang

dihimpun dari orang tua siswa. Setiap siswa dikenai biaya Rp 40.000,00 per

bulan. Siswa kelas X dikenai biaya sumbangan peningkatan mutu akademik

sebesar Rp 3.500.000,00.

Tabel 4. Sumber Dana Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta:

Tahun

Ajaran

Pemerintah

(Rupiah)

Komite Sekolah

(Rupiah)

Jumlah (Rupiah)

2012/2013 2.591.201.300 *) 3.435.230.644 6.026.431.944

2013/2014 4.454.456.700 *) 3.028.602.500 7.483.059.200

2014/2015 5.320.445.200 *) 2.243.206.450 7.563.651.650

2015/2016 6.101.881.600 *) 1.319.917.800 7.421.799.400

*) termasuk gaji PNS

Alokasi dana terutama diperuntukkan untuk menunjang kegiatan-

kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan memenuhi kelengkapan sarana

belajar siswa. Berdasarkan data di atas terjadi peningkatan dana yang

berasal dari pemerintah sejak tahun ajaran 2012/2013 hingga tahun

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

73

2015/2016. Peningkatan yang terjadi menyebabkan penurunan untuk

sumbangan dana yang berasal dari komite sekolah. Jadi apabila dana yang

bersunber dari pemerintah sudah tinggi maka dana yang berasal dari komite

sekolah rendah.

5. Personil Sekolah

Jumlah seluruh personil sekolah di SMA Negeri 6 Yogyakarta

berjumlah 85 orang. Terdiri atas 59 orang guru dan 27 orang karyawan.

Berdasarkan hal tersebut, susunan organisasi pengelola sekolah ialah

sebagai berikut:

Gambar 3. Susunan Personil Sekolah

6. Keadaan Siswa

Peserta didik merupakan komponen utama sekolah dalam

menjalankan fungsinya serta menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah

tersebut. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi serta bakat

dan minat yang dimiliki setiap siswa. Dengan demikian siswa diberikan

kesempatan dari sekolah untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

dirinya. Berikut siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta pada tabel dibawah ini:

Kepala Sekolah

Kepala Tata Usaha Wakasek Kurikulum

Wakasek Humas Wakasek Sarpras

Wakasek Kesiswaan Wakasek Kesiswaan

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

74

Tabel 5. Jumlah Siswa

No Tahun Ajaran

Jumlah Siswa

Kelas X Kelas XI Kelas

XII

Total

1 2013/2014 254 260 257 771

2 2014/2015 256 253 259 768

3 2015/2016 256 259 253 766

Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa di SMA Negeri 6

Yogyakarta mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan sekolah ingin

memaksimalkan input yang ada serta mempertahankan mutu dan kualitas

sekolah sehingga setiap tahun PPDB (Penerimaan Siswa Baru) diseleksi

dengan ketat. Pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah siswa seluruhnya 766

siswa. Siswa kelas X 256 siswa tersebar merata sebanyak 9 rombongan

belajar. Siswa kelas XI 259 siswa tersebar merata program IPA sebanyak 7

rombongan belajar dan program IPS sebanyak 2 rombongan belajar. Siswa

kelas XII 253 siswa tersebar merata program IPA sebanyak 6 rombongan

belajar dan program IPS sebanyak 3 rombongan belajar. Kualitas lulusan

siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta ditunjukkan dengan tabel berikut ini:

Tabel 6. Input Nilai UN Siswa

Tahun

Ajaran

Rata-

Rata

NUN

Input

Rata-Rata

NUN Output Melanjutkan PT

IPA IPS SNM

PTN

SB

MP

TN

UM LN LL JMH*

2010/2011 8,93 7,52 7,78

2011/2012 9,07 7,58 7,86

2012/2013 9,26 7,89 7,98 41 53 80 2 16 192

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

75

2013/2014 8,96 7,37 7,71 71 51 72 1 12 207

2014/2015 9,25 75,0

2

73,88 55 73 64 2 13 207

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun ke

tahun SMA Negeri 6 Yogyakarta telah berhasil meluluskan siswanya

dengan presentase 100% pada tiap tahunnya. Selain itu SMA Negeri 6

Yogyakarta berhasil membimbing siswanya untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi seperti UGM, UNY, UMY, AKPER, UNAIR,

UST, POLRI, dan sebagainya.

7. Kerja Sama Sekolah

Kerjasama sekolah dengan pihak lain perlu dilakukan untuk

mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. SMA Negeri 6

Yogyakarta memiliki banyak relasi dengan pihak luar, hal ini bermanfaat

untuk pengembangan diri sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan. Kerjasama sekolah terdiri atas kerjasama dengan orang tua,

alumni, pendidikan tinggi.

Kerja sama dengan orang tua, kerja sama dengan orang tua siswa

dilaksanakan melalui Komite Sekolah. Ada 5 peran orang tua dalam

pengembangan sekolah, yaitu sebagai onatur dalam menunjang kegiatan dan

sarana sekolah, mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan, mitra dalam

membimbing kegiatan siswa, mitra dialog dalam peningkatan kuallitas

pendidikan dan sumber belajar.

Kerjasama dengan alumni, kerjasama dengan alumni merupakan

organisasi informal yang memberikan sumbangan terhadap kemajuan

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

76

sekolah baik dalam bentuk material maupun nonmaterial untuk ikut serta

meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Kerjasama degan lembaga pendidikan tingi baik negeri maupun

swasta, antara lain dikemas dalam bentuk pemberian informasi studi lanjut

Perguruan Tinggi, Peningkatan kualitas sumber daya sekolah. Hal ini

bertujuan agar siswa memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah

ke perguruan tinggi. Selain itu juga bekerjasama dengan lembaga

Bimbingan Belajar, untuk meningkatkan kemampuan dan penguasaan

kompetensi hasil pembelajaran. Lembaga Psikologi Indonesia, dalam

penyelenggaraan tes psikologi untuk pembimbingan penjurusan maupun

kelanjutan studi. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta dalam

pengelolaan program lingkungan hidup

Selain itu SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai The Research School

of Jogja juga memiliki desa binaan. Desa binaan untuk menerapkan hasil

penelitian siswa sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, desa

binaan tersebut yakni:

1) Gedongkiwo: Pengelolaan Ampas Tahu

2) Mutihan: Pengelolaan Emping Melinjo

3) Klajuran: Pengolahan Sampah

4) Paraksari Pakem: Pengolahan Pelet Tulang Ayam

8. Prestasi Sekolah

SMA Negeri 6 Yogyakarta merupakan sekolah yang unggul dengan

siswa-siswa yang menjuarai berbagai bidang perlombaan. Ketika memasuki

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

77

pintu gerbang SMA Negeri 6 Yogyakarta akan terlihat bangunan berlantai

2 dengan lobi yang luas dipenuhi dengan tropi piala kejuaraan dari siswa

baik akademik maupun non akademik serta tropi penghargaan dari

berbagai lembaga. Sebagai sekolah yang peduli pada lingkungan hidup

membawa SMA Negeri 6 Yogyakarta menjadi Juara 1 Sekolah Adiwiyata

Kategori SMA/ MA/ SMK tingkat DIY tahun 2015. Tidak hanya di bidang

umum, SMA Negeri 6 Yogyakarta juga peduli pada bidang keagamaan

dengan menjadi juara Juara 3 Lomba Nasyid Tingkat Kota Yogyakarta

tahun 2015. SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki banyak prestasi di bidang

akademik dan non-akademik, hal ini ditunjukkan dengan prestasi yang telah

dicapai oleh siswanya, terhitung dari tahun 2008 hingga 2015, tercatat 103

juara yang berhasil di dapat.

SMA Negeri 6 juga unggul dalam bidang Karya Tulis Ilmiah, hal

ini ditunjukkan dengan disabetnya Juara I tingkat Nasional LKTI (Lomba

Karya Tulis Ilmiah) tahun 2008, Special Award International Conferences

of Young Scientis tahun 2012, dan 40 Karya Tulis Ilmiah siswa berhasil

didanai dan mendapat beasiswa penelitian dari Dikpora Provinsi DIY tahun

2012. Tidak berhenti dalam karya tulis Ilmiah, siswa di SMA Negeri 6

Yogyakarta juga mumpuni dalam setiap mata pelajaran seperti Juara I

Teater Tingkat DIY oleh FLS2N tingkat Kota Yogyakarta tahun 2013, juara

I lomba debat Ekonomi 2013, Juara I Reporter TV tingkat DIY-Jateng

Broadcast Education Center Solo Tahun 2014, dan Juara I Speech Contest

Tingkat Nasional tahun 2015, dan lain-lain.

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

78

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara

secara langsung yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa. Wawancara yang telah peneliti lakukan

membahasn mengenai implementasi program pendidikan anti korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta. Adapun yang menjadi fokus penelitian berupa strategi

sekolah dalam implementasi program pendidikan anti korupsi, faktor

pendukung dan penghambat, kemudian hasil dari adanya program pendidikan

anti korupsi.

1. Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta

a. Latar Belakang Terbentuk Program Pendidikan Anti Korupsi

Program Pendidikan Anti Korupsi dari Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) terbentuk atas dasar maraknya kasus korupsi di Indonesia

yang seperti sudah membudaya. KPK beserta jajarannya kemudian

membuat suatu upaya pencegahan (preventif) melalui lembaga

pendidikan untuk melaksanakan Program Pendidikan Anti Korupsi.

Program tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi

pada siswa sejak dini, membiasakan perilaku hidup yang mencerminkan

nilai-nilai anti korupsi, meningkatkan kepedulian siswa dan warga

sekolah lainnya mengenai nasib bangsa, khususnya terkait dengan

dampak perbuatan para koruptor, meningkatkan kreativitas dan aktivitas

siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan kebijakan di atasnya yaitu

Instruksi Presiden (Inpres) No 5/2004 tentang Percepatan

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

79

Pemberantasan Korupsi. Pada bagian Diktum ke-11 (Instruksi Khusus)

poin ke 7 menugaskan kepada Menteri Pendidian Nasional untuk

menyelenggarakan pendidikan yang berisikan substansi penanaman

semangat dan perilaku anti korupsi pada setiap jenjang pendidikan

baik formal dan nonformal.

SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai sekolah yang memiliki

keunggulan riset dengan visi terwujudnya insan cerdas, unggul, dan

peduli lingkungan hidup turut menerapkan pendidikan anti korupsi

(PAK). Latar belakang sekolah ini menjalankan program tersebut

dikarenakan permasalahan korupsi yang tak kunjung usai sehingga

Kepala Sekolah berinisiatif untuk menjalankan program pendidikan anti

korupsi.

Hal ini disampaikan oleh Bapak ES, beliau menyatakan:

“Pada awalnya Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 ini terbentuknya karena Bapak Kepala Sekolah

memiliki inisiatif untuk melaksanakan program tersebut,

kemudian dikoordinasikan dan dibentuk Tim Pengelola”.

(Wawancara pada Kamis 19 Januari 2017, pukul 09.00 WIB)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu PS, beliau menyatakan:

“Sebelumnya program ini merupakan inisiatif dari Bapak

Kepala Sekolah, bukan anjuran dari Dinas. Jadi Bapak setelah

melakukan koordinasi dan membentuk Tim Pengelola kemudian

membuat proposal untuk diajukan ke Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta” (Wawancara pada Senin, 23 Januari 2017, pukul

09.00 WIB)

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa adanya Program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta merupakan

inisiatif dari Bapak Kepala Sekolah. Setelah Kepala Sekolah berinisiatif

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

80

untuk melaksanakan program tersebut kemudian dikoordinasikan untuk

dibentuk tim pengelola. Sedangkan untuk tahun pelaksanaan program

pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah berlangsung

sejak Maret 2014. Sejak tahun 2014 dibentuklah program pendidikan anti

korupsi yang memiliki tujuan untuk membentuk siswa agar memiliki

sikap yang anti korupsi seperti yang disampaikan oleh Bapak MK selaku

Kepala Sekolah di SMA Negeri 6 Yogyakarta:

“Terbentuknya pada tahun 2014, sebenernya sebelumnya kami

sudah membangun itu melalui kantin kejujuran. Tetapi secara

legal formal pendidikan anti korupsi itu dibentuk pada tahun

2014” (Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017 pukul 07.00

WIB)

Begitu juga yang disampaikan oleh Bapak AF selaku tenaga

pendidik di SMA Negeri 6 Yogyakarta bahwa:

“Sebenarnya sebelum adanya program anti korupsi, kami sudah

memiliki kantin kejujuran sejak lama mbak sekitar tahun 2006.

Kemudian didukung dengan adanya program pemerintah

tentang sosialisasi kaitannya dengan anti korupsi. Terus para

guru dan siswa itu keduanya mengikuti semacam workshop atau

talkshow agar penanaman nilai anti korupsi tidak hanya untuk

siswa saja tetapi juga untuk guru. Nah karena sudah ada

program kantin kejujuran itu kita jadi nyambung saja, karena

ada sinergi dan tinggal dikembangkan” (Wawancara pada

Kamis, 19 Januari 2017 pukul 11.00)

Hal senada diungkapkan oleh Ibu PS. Beliau menyatakan

bahwa:

“Sebenarnya sudah lama sejak ada kantin kejujuran disini,

kemudian dikembangkan dan dibentuk Program Pendidikan

Anti Korupsi. Dari segi tujuan kan sebenarnya sama, untuk

membentuk individu agar berkarakter positif seperti kejujuran,

tanggung jawab, dan disiplin. Kemudian ada implementasi di

kurikulum juga. Tetapi secara teknis baru terbentuk tahun 2014”

(Wawancara pada Senin, 23 Januari 2017)

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

81

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa sebelum

program pendidikan anti korupsi dibentuk, SMA Negeri 6 Yogyakarta

sudah memiliki Kantin Kejujuran, dimana kantin kejujuran tersebut

berpengaruh besar dalam menanamkan nilai kejujuran kepada siswa.

Sehingga adanya kantin kejujuran dengan pembentukan program

pendidikan anti korupsi sudah memiliki kesinergian satu sama lain.

Selain itu pelaksanan program juga didukung oleh dana bantuan

sosial dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga menjadi

salah satu faktor pendukung pelaksanaan program pendidikan anti

korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Hal ini disampaikan oleh Bapak MK:

“Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan

kebudayaan karena pada waktu itu Kementrian juga

mengadakan program terkait anti korupsi. Lalu SMAN 6

Yogyakarta ini mengajukan proposal dan kemudian di acc oleh

pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan” (Wawancara

pada 27 Januari 2017 pukul 07.00 WIB)

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak HS:

“Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan

kebudayaan karena pada waktu itu Kementrian juga

mengadakan program terkait anti korupsi” (Wawancara pada 25

Januari 2017 pukul 09.00 WIB).

Berdasarkan paparan di atas menjelaskan bahwa implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta

terbentuk pada Maret 2014. Program Pendidikan Anti Korupsi ini

merupakan pengembangan dari program kantin kejujuran yang telah

dibangun sejak tahun 2006. Memiliki kesamaan tujuan yakni untuk

menanamkan nilai kejujuran kepada siswa maka antara program

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

82

pendidikan anti korupsi dengan kantin kejujuran memili sinergi satu

sama lain. Program PAK terbentuk pertama kali karena inisiatif Kepala

Sekolah yang prihatin dengan keadaan Negara Indonesia dimana kasus

korupsi semakin marak. Kemudian setelah melalui proses koordinasi

dibentuklah tim pengelola program PAK yang disahkan dengan adanya

Surat Keputusan Kepala Sekolah. Implementasi Program PAK tidak

hanya mendapat dukungan partisipasi warga sekolah, namun juga

mendapat dukungan dana bantuan sosial dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Banyaknya dukungan

dari berbagai pihak kemudian terbentuklah Program Pendidikan Anti

Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

b. Susunan Organisasi Program Pendidikan Anti Korupsi

Susunan organisasi untuk pelaksanaan program pendidikan anti

korupsi yang dibentuk pada tahun 2014 disahkan dengan adanya Surat

Keputusan (SK) Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta Nomor

188/210 Tahun Ajaran 2014/2015. Surat Keputusan menjadi awal

implementasi Program PAK. Pembentukan Organisasi (Tim Pelaksana)

Bantuan Sosial Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di SMA Negeri 6

Yogyakarta terbentuk sejak pengajuan dana bantuan sosial PAK, yakni 3

Maret 2014 dan dikembangkan setelah dana bantuan tersebut diterima,

yakni bulan Juli 2014.

Berdasarkan adanya surat keputusan (terlampir) tersebut juga

dilampirkan penugasan untuk guru-guru di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

83

untuk melaksanakan Program Pendidikan Anti Korupsi. Struktur

Organisasinya ialah sebagai berikut:

Gambar 4. Struktur Organisasi Program Pendidikan Anti Korupsi

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Bapak MK selaku

pimpinan sekolah tersebut.

“Penanggung jawabnya tentu saya selaku kepala sekolah,

kemudian Pak ES sebagai ketua, Bu PS sebagai sekretaris, dan

Bu AU dibantu Bu EN sebagai bendahara, kemudian guru yang

lainnya sebagai anggota dengan dibagi tugas-tugas pertanggung

jawaban”. (Wawancara pada 27 Januari 2017 pukul 07.00 WIB)

Untuk penetapan tugas bagi tim pengelola Program Pendidikan

Anti Korupsi, hal ini juga sudah di tetapkan dalam SK (Surat Keputusan)

Kepala Sekolah yang sudah di sahkan pada maret 2014.

“Untuk pembagian tugas sudah ada surat keputusannya dari Pak

Kepala Sekolah, tim pengelolanya terdiri dari Bapak Kepsek

sebagai penanggung jawab, saya sebagai Ketua Program

Pendidikan Anti Korupsi, Bu PS itu sekretaris, Bu AU dan Bu

EN sebagai bendahara, kemudian guru lain penanggung jawab

kegiatan kreatif” (Wawancara pada Kamis 19 Januari 2017,

pukul 09.00 WIB)

Penanggung Jawab

Ketua Program

Anggota-anggota

Sekretaris Bendahara

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

84

Sebagai tim pengelola Program Pendidikan Anti Korupsi, sudah

dibagi pula tugas masing-masing penanggung jawab, sesuai dengan SK

yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah. Jabatan inti dalam tim

pengelola Program Pendidikan Anti Korupsi ialah Penanggung jawab,

Ketua Program, Sekretaris, dan Bendahara. Berikut ini ialah jabatan dan

uraian tugas masing-masing tim pengelola program:

Penanggung Jawab, tugas pokok penanggung jawab ialah

bertanggung jawab secara umum pengelolaan Program Pendidikan Anti

Korupsi, Mengeluarkan kebijakan sekolah yang mendukung program,

Menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur) Aktivitas Kepala

Sekolah, dan Menyusun instrumen kendali SOP Aktivitas Kepala

Sekolah. Jabatan penangung jawab dipegang oleh Kepala Sekolah SMA

Negeri 6 Yogyakarta.

Ketua Program Pendidikan Anti Korupsi, tugas pokok ketua

Program Pendidikan Anti Korupsi ialah Menyusun Program Umum,

Menyusun SOP Keterbukaan Informasi Publik, Menyusun Instrumen

Kendali Pelaksanaan SOP Keterbukaan Informasi Publik, Menyusun

SOP Kemitraan, dan Menyusun Instrumen Kendali pelaksanaan SOP

Kepala Sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk kegiatan-

kegiatan yang menunjang pelaksanaan Program Pendidikan Anti

Korupsi, yakni sosialisasi, kegiatan kreatif seperti lomba pidato, lomba

cerdas cermat, lomba pembuatan video parodi, dan pengembangan media

informasi terkait sikap anti korupsi.

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

85

Sekretaris, tugas pokok sekretaris ialah menyiapkan administrasi

dan menyusun laporan kegiatan. Laporan kegiatan disusun guna

mengetahui secara lebih mendalam proses berlangsungnya kegiatan

tersebut dan untuk diketahui keefektifan kegiatan yang dimaksud.

Bendahara, tugas pokok bendahara ialah Mengelola Keuangan,

Menyusun Laporan pertanggungjawaban keuangan, Menyusun SOP

bantuan APBN dan RAPBS, Menyusun Instrumen Kendali Pelaksanaan

SOP Bantuan APBN dan RAPBS. Berdasarkan surat keputusan kepala

sekolah bendahara terdiri dari bendahara I dan bendahara II, sementara

tugas bendahara II ialah Membantu Bendahara I mengelola Keuangan

dan menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan, Menyusun SOP

bantuan APBN dan RAPBS, Menyusun Instrumen Kendali Pelaksanaan

SOP Bantuan APBN dan RAPBS.

Anggota, berdasarkan surat keputusan kepala sekolah (terlampir)

dijelaskan bahwa tim pengelola program yang menjadi anggota

berjumlah 22 orang. Tugas masing-masing anggota dalam tim pengelola

program pendidikan anti korupsi ialah membuat SOP Aktivitas pendidik

beserta instrumen kendalinya, membuat SOP Tata Tertib Sekolah beserta

instrumen kendalinya, membuat SOP Penerimaan Siswa Baru beserta

instrumen kendalinya, membuat SOP aktivitas Tenaga Kependidikan

beserta instrumen kendalinya, kemudian bertanggung jawab pada

masing-masing kegiatan penunjang program seperti kegiatan kampanye

anti korupsi dengan penyebaran stiker, lomba cerdas cermat anti korupsi,

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

86

lomba pidato anti korupsi, lomba pembuatan video anti korupsi, dan

pengembangan media informasi anti korupsi di sekolah.

c. Sumber Dana Program Pendidikan Anti Korupsi

Implementasi program pendidikan anti korupsi merupakan salah

satu program yang mendapatkan dukungan dari Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta berupa dana

bantuan sosial. Hal ini disampaikan oleh Bapak MK, beliau menyatakan

sebagai berikut:

“Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan

kebudayaan karena pada waktu itu Kementrian juga

mengadakan program terkait anti korupsi. Lalu SMAN 6

Yogyakarta ini mengajukan proposal dan kemudian di acc oleh

pihak kementrian pendidikan dan kebudayaan” (Wawancara

pada Jumat, 27 Januari 2017, pukul 07.00 WIB)

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Bapak ES, beliau

menyatakan:

“Murni dari pemerintah, sekolah tidak menganggarkan dana

karena pada saat itu kami mengajukan proposal untuk di danai

oleh Dinas Pendidikan dan kemudian di setujui” (Wawancara

pada Kamis, 19 Januari 2017)

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa

implementasi program pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta mendapatkan dana bantuan dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

87

d. Kegiatan Pengembangan Program Pendidikan Anti Korupsi

1) Persiapan Program Pendidikan Anti Korupsi

Pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi tentunya

memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan agar program

berjalan dengan sempurna. Tahapan pertama yang dilakukan oleh

pihak sekolah diantaranya ialah pembentukan struktur organisasi.

Pembentukan tim pengelola ini dibentuk pada maret 2017, tugas

utama tim pada saat itu ialah untuk membuat proposal guna

mendapatkan dana bantuan sosial dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Hal ini disampaikan

oleh Bapak MK, beliau menyatakan:

“Kegiatan awalnya tentunya persiapan ya mbak. Nah dari

persiapan itu kemudian kita membentuk tim, setelah tim

terbentuk kita berkoordinasi dan membuat beberapa

kegiatan-kegiatan. Namun kegiatan yang kita jalankan disini

tidak semuanya berdiri sendiri mbak. Kita juga mengundang

dari Kejaksaan Tinggi dan KPK untuk memberikan arahan

awal karena profesionalisme bidang kan ada di mereka. Saat

pembentukan TIM itu kita membuat proposal untuk

diajukan” (Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017 pukul

07.00 WIB)

Hal senada juga diuangkapkan oleh Bapak ES sebagai ketua

Program Pendidikan Anti Korupsi, beliau menyatakan sebagai berikut:

“Dari pimpinan (kepala sekolah) dan dibentuk tim pelaksana

dan kemudian adanya koordinasi. Seiring dengan itu ada

program dari pemerintah menyediakan dana bantuan bagi

lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program

pendidikan anti korupsi, kemudian kami mengajukan

proposal dan terpilih” (Wawancara pada Kamis, 19 Januari

2017, pukul 09.00 WIB)

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

88

Tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh pihak sekolah

diantaranya ialah rapat persiapan, rapat yang berlangsung sejak

penurunan dana dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Rapat

persiapan dilakukan pada minggu kedua bulan Juli 2014 untuk

menindaklanjuti dana bantuan yang sudah diterima. Dalam rapat ini

dilakukan pembagian kerja sesuai dengan surat keputusan kepala

sekolah tentang tim pelaksana PAK di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Hal

ini disampaikan oleh Ibu PS, beliau menyatakan sebagai berikut:

“Pada tahap persiapan, tentu yang pertama dilakukan itu ialah

pembentukan Tim Pengelola, kemudian dilaksanakan rapat

persiapan untuk membahas langkah selanjutnya. Pada waktu

rapat kami sudah menerima dan bantuan sosial, kalau tidak

salah bulan Juli 2014 dilaksnakan rapat pertama setelah ada

penerimaan dana bantuan. Setelah itu menyusun program-

program kegiatan yang terkait Pendidikan Anti Korupsi

tersebut” (Wawancara pada Senin, 23 Januari 2017 pukul

09.00 WIB)

Hal ini senada dengan yang Bapak AF sampaikan, beliau

menyatakan bahwa:

“Awalnya pembentukan tim pengelola, kemudian

dikembangkan setelah adanya penurunan dana. Setelah kami

menerima dana bantuan tersebut, kami mengadakan rapat

untuk menentukan langkah selanjutnya. Kemudian

disusunlah kegiatan-kegiatan terkait Program Pendidikan

Anti Korupsi” (Wawancara pada Kamis, 19 Januari 2017

pukul 11.00 WIB)

Setelah rapat kemudian tim pengelola menyusun berbagai

kegiatan yang mendukung program. Kegiatan tersebut tentunya telah

memiliki penanggung jawab masing-masing dengan harapan kegiatan

berlangsung dengan lancar. Setelah adanya penyusunan kegiatan-

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

89

kegiatan dan disepakati bersama, langkah terakhir dalam persiapan

yakni sosialisasi. Hal ini disampaikan oleh Bapak HS. Beliau

menyatakan bahwa:

“Rapat bersama itu tujuannnya untuk membahas kelanjutan

program Pendidikan Anti Korupsi itu sehubungan sudah

adanya penerimaan dana bantuan sosial. Setelah itu kemudian

dibentuklah program-program dan di sosialisasikan”

(Wawancara pada Rabu, 25 Januari 2017)

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Bapak MK.

Beliau menyatakan sebagai berikut:

“Saat pembentukan TIM itu kita membuat proposal untuk

diajukan pada bulan maret 2014. Kemudian dikembangakan

lagi saat penerimaan dana yakni Juli 2014. Lalu kami

menyusun kegiatan yang mendukung program, dan sosialiasi

kepada warga sekolah” (Wawancara pada Jumat, 27 Januari

2017)

Pernyataan diperkuat oleh Bapak ES. Beliau menyatakah

bahwa:

“Tim Pengelola kemudian dikembangkan setelah dana

diterima yaitu Juli 2014. Lalu diadakan rapat, pembentukan

kegiatan, dan sosialisasi.” (Wawancara pada Kamis, 19

Januari 2017)

Berdasarkan paparan di atas maka persiapan pelaksanaan

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta

diawali oleh beberapa tahapan, yakni:

a) Pembentukan Organisasi (Tim Pelaksana) Bantuan Sosial

Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di SMA Negeri 6 Yogyakarta.

Panitia ini terbentuk sejak pengajuan dana bantuan sosial PAK,

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

90

yakni 3 Maret 2014 dan dikembangkan setelah dana bantuan

tersebut diterima, yakni bulan Juli 2014

b) Rapat persiapan dilakukan pada minggu kedua bulan Juli 2014

untuk menindaklanjuti dana bantuan yang sudah diterima. Dalam

rapat ini dilakukan pembagian kerja sesuai dengan surat keputusan

kepala sekolah tentang tim pelaksana PAK di SMA Negeri 6

Yogyakarta.

c) Penyusunan program kegiatan dilakukan pada minggu kedua

bulan Juli dan menghasilkan program-program yang lebih

terperinci dan dikembangkan dari proposal kegiatan.

d) Sosialisasi kegiatan Pendidikan Anti Korupsi diawali dengan

informasi program PAK di sekolah dengan sasaran seluruh warga

sekolah, yakni siswa, guru, dan karyawan.

2) Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi yang

dilaksanakan sejak tahun 2014 diawali dengan sosialisasi yang

melibatkan seluruh warga sekolah, sosialisasi ini membutuhkan pihak

kedua yakni Kejaksaan Tinggi sebagai pihak yang profesional di

bidangnya untuk menjadi narasumber dalam sosialisasi Program

Pendidikan Anti Korupsi. Selain sosialisasi kemudian diadakan

kegiatan kreatif yang bertujuan untuk mengasah siswa agar kreatif

yaknik dengan lomba cerdas cermat anti korupsi, lomba pidato anti

korupsi, lomba video parodi. Untuk kegiatan selanjutnya ada kantin

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

91

kejujuran, slogan-slogan, dan pembiasaan. Implementasi Program

Pendidikan Anti Korupsi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Sosialiasi Pendidikan Anti Korupsi

Sosialisasi terkait program pendidikan anti korupsi di

SMA Negeri 6 Yogyakarta bekerjasama dengan Kejaksaan Tinggi

Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan menyelenggarakan

seminar atau workshop mengenai Pendidikan Anti Korupsi bagi

warga sekolah. Kegiatan seminar ini melibatkan seluruh unsur

penyelenggara pendidikan, meliputi tenaga pendidik (staf guru),

tenaga kependidikan (Staf Tata Usaha), dan siswa. Nara sumber

yang dihadirkan dalam seminar ini sangat kompeten dan ada

keterlibatan langsung dengan Pendidikan Anti Korupsi, di

antaranya adalah pejabat dari Kejaksaan Tinggi DIY dan Dinas

Pendidikan Kota Yogyakarta.

Kerjasama yang dilakukan sekolah disebabkan oleh

sekolah membutuhkan tenaga profesional dalam menjelaskan apa

yang dimaksud dengan korupsi dan bagaimana pencegahannya,

sehingga kerjasama dengan pihak yang profesional perlu dilakukan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu LDS. Beliau menyatakan

bahwa:

“Program ini kita kerjasama dengan pihak kedua, dulu itu

diberikan sosialisasi dari kejaksaan tinggi mbak. Jadi kita

tidak berdiri sendiri. Karena untuk menjelaskan kepada

anak apa itu korupsi, bagaimana pencegahannya,

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

92

bagaimana dampak yang dihasilkan jika kita melakukan

korupsi, itu semua informasi penting yang harus

disampaikan oleh orang yang lebih ahli. Jadi dalam

sosialisasi itu kami bekerjasama dengan pihak profesional

seperti Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta

dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.” (Wawancara

pada Senin, 23 Januari 2017 pukul 11.00 WIB)

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak MK,

beliau menyatakan sebagai berikut:

“Ya tentunya ini merupakan salah satu kegiatan yang

membutuhkan bantuan dari pihak yang ahli di bidangnya,

karena apabila dari sekolah sendiri justru menimbulkan

ketidaksesuaian jika salah menyampaikan informasi yang

begitu penting ini. Maka dari itu kami juga memerlukan

sosialisasi dari pihak yang ahli sehingga bekerjasama

dengan Kejaksaan Tinggi DIY merupakan langkah yang

baik” (Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017 pukul

07.00 WIB)

Sosialisasi kegiatan Pendidikan Anti Korupsi secara

internal di Sekolah dengan mengundang nara sumber :

(1) Bapak PS dari Kejaksaan Tinggi DIY

(2) Ibu AA dari Kejaksaan Tinggi DIY

(3) Bapak RD dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Kegiatan ini diikuti oleh siswa, guru dan karyawan. Dalam

kegiatan ini nara sumber dari Kejaksaan Tinggi DIY mengenalkan

Undang-Undang Tipikor, contoh-contoh tindak korupsi di

Indonesia. Peserta juga berdialog dan bertanya jawab tentang

kasus-kasus korupsi dan penanganannya di Indonesia.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

93

Gambar 5. Sosialisasi Program Pendidikan Anti Korupsi

b) Penyusunan SOP PAK Sekolah Beserta Instrumen Kendalinya

Standar operasional prosedur (SOP) ini disusun untuk

menanamkan nilai-nilai anti korupsi dalam budaya sekolah.

Manfaat adanya SOP sendiri bertujuan untuk mengatur dan

memberikan pedoman untuk suatu penyelenggaraan pendidikan.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak MK selaku

Kepala Sekolah, beliau menyatakan sebagai berikut:

“Jadi untuk menginternalkan nilai-nilai pada seluruh

warga sekolah maka kita juga pelru membuat Standar

Operasional Prosedur dalam seluruh penyelenggaraan

pendidikan, sehingga dengan adanya pedoman dari SOP

tersebut, bisa teratur saat proses pelaksanaannya, dan

diharapkan seluruh warga sekolah berkolaborasi untuk

menciptakan kegiatan yang mengandung nilai-nilai anti

korupsi, karena sebagai pendidik kan harus yang

memberikan tauladan” (Wawancara pada Jumat 27 Januari

2017 pukul 07.00)

Hal ini senada dengan dengan yang disampaikan oleh

Bapak ES selaku wakasek bagian Humas. Beliau menyatakan

sebagai berikut:

“Sekolah kami juga membuat dokumen-dokumen tentang

Standar Operasional Prosedur yang didalamnya regulasi

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

94

tindakan agar menerapkan prinsip-prinsip anti korupsi

pada setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan”

(Wawancara pada Kamis, 19 Januari 2017, pukul 09.00

WIB)

Dokumen yang dihasilkan meliputi:

(1) SOP RKAS

POS ini memuat prosedur pengelolaan anggaran sekolah

(APBS) pada tahun ajaran 2014/ 2015.

(2) SOP PPDB (Penerimaan Siswa Baru)

POS ini memuat prosedur penerimaan siswa baru di SMA

Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ 2015.

(3) SOP Pengelolaan Bantuan (APBN)

POS ini memuat prosedur penerimaan siswa baru di SMA

Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ 2015.

(4) SOP Pengelolaan Tata Tertib Sekolah

POS ini memuat prosedur pengelolaan tata tertib sekolah,

baik kepala sekolah, guru, karyawan, maupun siswa.

(5) SOP Keterbukaan Informasi Publik

POS ini memuat prosedur pengelolaan informasi sekolah agar

memiliki keterbukaan informasi publik.

(6) SOP Kemitraan

POS ini memuat prosedur pengelolaan program kemitraan

SMA Negeri 6 Yogyakarta

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

95

c) Kegiatan Kreatif,

Kegiatan kreatif berupa lomba-lomba kreatif untuk

mengembangkan pola pikir, kreativitas, dan nilai-nilai anti korupsi

kepada siswa. Kegiatan ini meliputi adanya perlombaan pidato anti

korupsi, lomba cerdas cermat anti korupsi, lomba video parodi, dan

penyebaran stiker. Pernyataan Bapak MK selaku Kepala Sekolah

ialah sebagai berikut:

“Kegiatanya dulu tentunya dimulai dari sosialisasi di

sekolah, kemudian juga ada kampanye dengan penyebaran

stiker anti korupsi di jalan-jalan, kemudian pelaksanaan

lomba-lomba kreatif untuk menumbuhkan ide-ide dalam

diri siswa, dan adanya workshop dari Kejaksaan Tinggi”

(Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017, pukul 07.00

WIB)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak ES selaku Waka

Humas, beliau mengungkapkan:

“Sosialisasi di lingkungan sekolah, kampanye di jalan-

jalan dengan penyebaran stiker, kemudian pelaksanaan

lomba-lomba kreatif untuk menumbuhkan ide-ide dalam

diri siswa, dan adanya workshop dari Kejaksaan Tinggi”

(Wawancara pada Kamis, 19 Januari pukul 09.00 WIB).

Berdasarkan paparan di atas, kemudian peneliti melakukan

studi dokumentasi.

(1) Lomba pembuatan video pendidikan anti korupsi

Kegiatan kreatif berupa lomba pembuatan video

parodi mengenai sikap anti korupsi akan bermanfaat untuk

menambah wawasan siswa tentang seperti apakah perilaku

yang menjurus kepada tindak korupsi, dan bagaimana upaya

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

96

pencegahannya. Siswa yang tergabung dalam satu kelas untuk

membuat video anti korupsi juga merasakan senang saat

pembuatan proses video tersebut. Hal ini diungkapkan oleh

DAK siswa kelas XII IPS 2, ia menyatakan sebagai berikut:

“Dulu itu ada mbak pembuatan video anti korupsi,

disitu dibuatnya satu kelas, dan menyenangkan

jadinya kita bisa tau kalau tindakan yang speerti itu

menjurus kea rah korupsi, kemudian pencegahan yang

dilakukan membutuhkan kolaborasi dari semua

teman-teman. Terus kita juga jadi lebih akrab dengan

temen-temen sekelas karena pembuatan video

tersebut” (Wawancara pada Rabu, 25 Januari 2017,

pukul 11.00 WIB)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh SO siswa kelas

XII IPA 4, ia menyatakan sebagai berikut:

“Dengan adanya lomba-lomba tentang anti korupsi

kan mau tidak mau kita harus mempelajarinya terlebih

dahulu tentang apa itu korupsi dan anti korupsi.

Kemudian untuk mengikuti pelrombaanya kita

menjadi belajar lebih dalam lagi untuk mengetahui

seluk beluk bagaimana anti korupsi yang sebenarnya,

jadi itu bermanfaat untuk kita menambah wawasan”

(Wawancara pada Selasa, 31 Januari 2017, pukul

10.00 WIB).

(2) Lomba pidato pendidikan anti korupsi

Lomba pidato sebagai bagian dari kegiatan kreatif

yang menunjang program pendidikan anti korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta. Lomba pidato diadakan dengan

mempersilahkan kepada seluruh siswa dari kelas X hingga

kelas XII untuk mendaftar. Animo siswa untuk mengikuti

perlombaan inipun sangat tinggi, hal ini ditunjukkan dengan

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

97

banyaknya siswa yang mendaftar melebihi prediksi. Hal ini

disampaikan oleh Ibu PS:

“Semua kegiatan kreatif yang tim pengelola bentuk

terbilang sukses mba, karena partisipasi dari siswa

cukup tinggi. Pendaftar perlombaan pidato anti

korupsi itu melebihi prediksi” (Wawancara pada

Senin, 23 Januari pukul 11.00 WIB)

Siswa pun menyampaikan bahwasanya dengan

diadakan lomba pidato ini mereka lebih mendalami apa itu

korupsi dan hal tersebut berguna untuk menambah wawasan

mereka sehingga dapat menanamkan sikap anti korupsi dalam

diri sejak dini. Hal ini disampaikan oleh AHA:

“Alhamdulillah mbak adanya lomba pidato itu kami

selain mendapat hadiah juga jadi tau tentang apa itu

tindak pidana korupsi, bagaimana dampaknya, dan

apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya. Jadi

menurut saya ini sangat bermanfaat” (Wawancara

pada Selasa, 31 Januari 2017, pukul 11.00)

Gambar 6. Lomba Pidato Anti Korupsi

(3) Lomba cerdas cermat anti korupsi

Kegiatan keratif penunjang lainnya ialah perlombaan

cerdas cermat. Cerdas cermat diikuti oleh 3 group dengan

masing-masing group berjumlah sekitar 5 orang. Lomba cerdas

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

98

cermat dipilih sebagai kegiatan penunjang program pendidikan

anti korupsi karena melalui lomba cerdas cermat siswa dituntut

untuk beripikir kritis. Siswa yang berpikir kritis dapat

menentukan apakah sebuah pernyataan tersebut benar atau

salah, sehingga siswa dapat aktif dalam menganalisis suatu

pernyataan. Berkaitan dengan pendidikan anti korupsi tentunya

materi lomba cerdas cermat ialah tentang korupsi. Siswa

tentunya akan mempelajari lebih dalam mengenai komponen-

komponen dalam tindak pidana korupsi, sehingga wawasan

siswa tentang tindak pidana korupsi dengan adanya kegiatan

lomba cerdas cermat anti korupsi akan bertambah.

Gambar 7. Lomba Cerdas Cermat Anti Korupsi

d) Pengembangan Media informasi Anti Korupsi di Lingkungan

Sekolah.

Media informasi yang dikembangkan adalah website

sekolah, pembuatan poster, dan stiker PAK. Keefektifan adanya

media pengembangan di lingkungan sekolah berfungsi sebagai

pengingat yang akan selalu dibaca siswa dan diharapkan akan

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

99

dietarapkan oleh siswa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Media yang digunakan berupa x-banner yang menarik, dan stiker.

Adanya x-banner memberikan pemahaman kepada siswa bahwa

menjaga perilaku agar terhindar dari tindakan korupsi dibutuhkan

pembiasaan sejak dini. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

oleh AHA siswi kelas XII IPA 4:

“Adanya x-banner di sekolah itu bermanfaat dalam hal

pendidikan yang menanamkan sikap-sikap anti korupsi

dan harapannya ketika sudah menjadi dewasa nanti tidak

melakukan tindakan korupsi, terus itu juga bermanfaat

untuk instrospeksi diri mbak, misalnya sebelumnya siswa

melakukan kecurangan, kemudian di lorong membaca

banner tersebut, siswa akan tahu kalau itu salah, jadi

sangat bermanfaat adanya x-banner itu” (Wawancara pada

Selasa, 31 Januari 2017, pukul 11.00)

Gambar 8. Poster Anti Korupsi di Sekolah

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

100

Gambar 9. Stiker Budayakan Anti Korupsi

Selain melalui x-banner, pegembangan media yang

dilakukan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta juga mengenai

pengadaan stiker. Stiker bertuliskan “Budaya Anti Korupsi”

bertujuan sebagai pengingat kepada seluruh warga sekolah untuk

selalu berperilaku baik termasuk di dalamnya menerapkan prinsip-

prinsip nilai anti korupsi.

Hal ini disampaikan oleh Bapak HS selaku penanggung

jawab kegiatan kampanye dengan penyebaran stiker, beliau

menyatakan bahwa:

“Ya mbak jadi adanya penyebaran stiker itu saat kegiatan

kampanya anti korupsi, jadi peserta keliling ke lingkungan

sekolah, dengan menyebarkan stiker budayakan anti

korupsi kepada masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.

Anak-anak senang dan ini bisa menjadikan mereka untuk

termotivasi supaya memiliki perilaku yang baik”

(Wawancara pada Rabu, 25 Januari 2017 pukul 11.00

WIB)

Hal ini senada dengan pendapat SO, siswa kelas XII IPA

4, ia menyatakan:

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

101

“Untuk adanya kampanye itu saya senang mbak dan

merasa bahwa sebagai generasi penerus bangsa yang

masih muda harus selalu menjadi contoh untuk

berperilaku yang baik bagi adik-adik tingkat, selain itu

juga di masyarakat harus membuat citra yang positif

karena telah mengenyam pendidikan. pembagian stiker itu

juga membuat kami merasa bangga karena di sisi lain

seperti mengimbau kepada masyarakat dan memberikan

contoh kepada masyarakat untuk tidak melakukan

tindakan yang cenderung kepada korupsi” (Wawancara

pada Selasa, 31 Januari 2017 pukul 11.00)

e) Kantin Kejujuran

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa adanya

kantin kejujuran di SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah berlangsung

sejak tahun 2006. Kantin kejujuran utamanya guna membentuk

watak siswa agar selalu berperilaku jujur. Pembiasaan ini memang

harus diterapkan terus menerus dan berkelanjutan agar benar-benar

diterapkan dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Ibu LDS selaku guru Bimbingan Konseling,

beliau menyampaikan:

“Adanya kantin kejujuran. Outputnya dari adanya kantin

kejujuran ini anak akan sadar diri bahwa dia harus

membayar sesuai dengan yang dia beli. Disini selain

kejujuran juga diterapkan tanggung jawab. Tanggung

jawabnya misalnya, ketika hari ini minus seribu, besoknya

bisa plus seribu. Jadi itu nilai yang tampak mbak. Karena

kembali lagi kepada tujuan utama adanya kantin kejujuran,

kami pihak sekolah tidak mencari keuntungan berupa

uang, tetapi keuntungan yang kami ambil itu ketika siswa

dapat menerapkan kejujuran tersebut” (Wawancara pada

Senin, 23 Januari 2017, pukul 11.00 WIB)

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

102

Gambar 10. Kantin Kejujuran

Berdasarkan data yang dipaparkan di atas, dapat diketahui

bahwa implementasi program pendidikan anti korupsi di SMA Negeri

6 Yogyakarta memiliki beberapa kegiatan sebagai upaya

pengembangan program tersebut. Kegiatan tersebut diantaranya ialah

sosialisasi, pembuatan dokumen SOP, lomba-lomba kreatif,

pengembangan media informasi terkait pendidikan anti korupsi di

lingkungan sekolah, dan adanya kantin kejujuran.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Pendidikan Anti

Korupsi

a. Faktor Pendukung

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta,

faktor-faktor tersebut diantaranya terbagi menjadi faktor pendukung

dan faktor penghambat. Secara ringkas faktor pendukung Implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi ialah:

Pertama, Adanya sarana dan prasarana yang mendukung

keterlaksanaan program pendidikan anti korupsi hingga saat ini. Sarana

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

103

yang dimaksud ialah selain fasilitas sekolah sebagai sarana

pembelajaran yang konvensional juga adanya kantin kejujuran dan

buku penemuan barang untuk melatih kejujuran siswa. Selain itu

adanya x-banner sebagai salah satu metode untuk seluruh warga

sekolah untuk mengintrospeksi diri apakah sudah beprinsip dengan

sikap anti korupsi ataukah belum. Sedangkan untuk prasarana, adanya

sosialiasi memberikan wawasan kepada seluruh warga sekolah untuk

memahami lebih dalam lagi mengenai seluk beluk tindakan korupsi dan

bagaimana cara pencegahannya.

Kedua, Faktor pendukung dalam pelaksanaan Program

Pendidikan Anti Korupsi diantaranya ialah adanya partisipasi dari

seluruh warga sekolah. Kegiatan kreatif diantaranya seperti lomba

video anti korupsi, lomba pidato anti korupsi, dan lomba cerdas cerma

juga penyebaran stiker yang merupakan susunan kegiatan dari adanya

program pendidikan anti korupsi telah diikuti oleh siswa, siswa merasa

lebih semangat dalam menjalankan perlombaan tersebut karena

dilakukan secara bersama-sama dan membuat keakraban antar siswa.

Ketiga, kemudian adanya dana bantuan sosial dari Dinas

Pendidikan Kota Yogyakarta terkait program pendidikan anti korupsi.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, maka SMA

Negeri 6 Yogyakarta berhasil melaksanakan program pendidikan anti

korupsi sejak tahun 2014 hingga saat ini. Hal ini disampaikan oleh

Bapak MK selaku Kepala Sekolah dan penganggung jawab dalam

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

104

Susunan Tim Pengelola Program Pendidikan Anti Korupsi, beliau

mengungkapkan:

“Adanya sarana sekolah yang mendukung seperti kantin

kejujuran, kemudian waktu itu ada dana bantuan dari

Kementrian untuk penyelenggaraan program ini, kemudian

dukungan dari orang tua bagus ada support, kemudian

partisipasi dari warga sekolah juga semuanya mendukung”

(Wawancara pada Jumat 27 Januari, pukul 07:00 WIB)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak ES selaku Ketua

Program Pendidikan Anti Korupsi, beliau mengungkapkan:

Ada dukungan dari semua warga sekolah untuk melaksanakan

program. Setelah ada sosialisai kemudian tau, kemudian

melaksanakan. Pada saat sosialisasi kepala sekolah

menyampaikan bahwa pendidikan anti korupsi kan bisa

diintegrasikan dengan mata pelajaran di kelas, misalnya bahasa

Indonesia bisa diselipkan bacaan mengenai kasus korupsi, dan

cara agar tidak terjangkit korupsi. Jadi secara Sumber Daya

Manusia, warga sekolah siap melaksanakan. Kemudian

pengajuan proposal kepada dinas juga sudah disetujui, jadi

semakin mendukung untuk keterlaksanaan program ini”

(Wawancara pada Kamis, 19 Januari pukul 09:00 WIB)

b. Faktor Penghambat

Selain adanya faktor pendukung dari program pendidikan anti

korupsi, tentunya ada beberapa hal yang menjadi suatu penghambat

untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi. Secara ringkas,

faktor penghambat implementasi program pendidikan anti korupsi ialah

sebagai berikut:

Meskipun sarana dan prasarana telah mendukung implementasi

program pendidikan anti korupsi, namun buku bacaan tentang

pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta masih kurang.

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

105

Hal ini disampaikan oleh Bapak MK selaku Penanggung Jawab

Program Pendidikan Anti Korupsi, beliau menyampaikan bahwa:

“Hambatanya itu buku-buku penunjang yang membahas

mengenai sikap anti korupsi, seperti itu masih kurang. Jadi

siswa belajar tentang sikap anti korupsi hanya dengan fasilitas

seadanya seperti x-banner, dan kegiatan-kegiatan kreatif tadi”

(Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017, pukul 07:00)

Hal senada disampaikan oleh Bapak ES selaku Ketua Program

Pendidikan Anti Korupsi, beliau mengungkapkan bahwa:

“Untuk faktor penghambatnya ya di SMA Negeri 6 ini ada

perpustakaan tetapi untuk buku yang membahas mengenai

program pendidikan anti korupsi, atau buku tentang korupsi

dan dampaknya itu belum banyak. Jadi seharusnya

ditingkatkan” (Wawancara pada Kamis, 19 Januari pukul

09:00 WIB)

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat dari program pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta ialah kurangnya buku-buku yang berkaitan atau yang

membahas mengenai pendidikan anti korupsi. Dengan kurangnya

fasilitas buku bacaan tentang pendidikan anti korupsi, siswa akan

kesulitan memperdalam wawasannya mengenai pendidikan anti

korupsi.

3. Hasil Adanya Program Pendidikan Anti Korupsi

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/ MA/

SMALB/ Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Kemudian Peraturan Pemerintah

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

106

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan

Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar,

termasuk pendidikan menengah bertujuan membangun landasan bagi

berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang (a) beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

(c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial,

demokratis, dan bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas

bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan berkaitan dengan

pembentukan karakter siswa.

Meningkatkan akhlak mulia yang dimaksud ialah salah satunya

nilai-nilai anti korupsi yang diterapkan dalam diri warga sekolah sebagai

hasil dari adanya program pendidikan anti korupsi yakni meliputi

kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, pertanggung jawaban,

kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah

yang akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan

dengan baik. (Kemendikbud, 2011: 75).

a. Kejujuran

Kejujuran merupakan aspek utama agar dapat dipercaya orang

lain, apabila seseorang bertindak tidak jujur maka selamanya ia akan

sulit untuk dapat dipercaya oleh orang lain lagi. Bahkan orang lain

akan selalu curiga atas semua tindakan yang dilakukan individu yang

tidak jujur. Untuk itu perilaku jujur perlu ditanamkan sejak dini. Siswa

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

107

sebagai generasi muda yang kelak menjadi agen pembangunan harus

memiliki sifat jujur. Sifat jujur yang dimaksudkan diantaranya ialah

tidak melakukan tindakan kecurangan, tidak mencontek, berkata apa

adanya sesuai dengan fakta, dan tidak mengambil hak orang lain.

Penanaman nilai kejujuran seiring dengan implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMAN 6 Yogyakarta yakni

melalui beberapa hal, diantaranya adanya kantin kejujuran yang hingga

sekarang masih berjalan. Kantin ini sudah berdiri sejak tahun 2006.

Penanaman kejujuran berikutnya dengan adanya buku penemuan

barang, dimana siswa yang menemukan segala jenis barang harus

menuliskan di dalam buku yang sudah tersedia di ruang wakil kepala

sekolah urusan humas. Untuk selanjutnya dalam pembelajaran di kelas

sebelum memulai suatu ujian, siswa diharuskan menulis kalimat “saya

melakukan ujian dengan jujur”. Hal ini bermanfaat untuk

mengingatkan siswa bahwa kecurangan tidak boleh dilakukan.

Selanjutnya saat pembinaan upacara, selalu ditekankan untuk berbuat

baik seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

Hal ini disampaikan oleh Bapak MK selaku Kepala Sekolah,

beliau menyatakan bhwa:

“Kejujuran itu tentunya dari kegiatan-kegiatan di dalam

program pendidikan anti korupsi ya mbak. Siswa dengan

diberikan sosialisasi tentang kejujuran seperti itukan jadi

sebagai proses menanamkan sikap jujur, selain itu juga dari

kantin kejujuran itu, kemudian juga dari adanya buku khusus

untuk penemuan barang, kemudian saat pembinaan upacara,

itu semua dibahas baik tentang kejujuran, kedisiplinan, dan

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

108

lainnya” (Wawancara pada Jumat, 27 Januari 2017, pukul

07.00 WIB)

Hal senada juga disampaikan oleh DAK selaku siswa kelas XII

IPS 2, ia menyampaikan bahwa:

“Kejujuran karena tadi mbak, adanya sanksi yang ribet dan

berat ketika ketahuan mencontek belum kalau disita

handphone dan pemanggilan orang tua, jadi sebaiknya jujur

saja saat ulangan, lagipula guru juga menghargai yang jujur

tapi jelek daripada bagus tapi menyontek. Selain itu nanti kalau

ketauan mencontek juga malu sama teman-teman lainnya, terus

juga ada kantin kejujuran, terus misalnya penemuan barang itu

ada bukunya di ruang wakasek humas mbak” (Wawancara

pada Selasa, 31 Januari 2017 pukul 10.00)

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa

pembiasaan dalam berperilaku jujur telah ditekankan oleh sekolah

melalui berbagai kegiatan diantaranya saknsi yang berat saat siswa

melakukan kecurangan, sanksi sosial dari teman-teman yang tidak lagi

mempercayai kemampuannya, adanya kantin kejujuran, dan

pembinaan-pembinaan.

b. Kepedulian

Nilai kepedulian di lingkungan sekolah diwujudkan dalam

bentuk antara lain berusaha ikut memantau jalannya proses

pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah,

memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai kepedulian

juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan

dan ketentuan yang berlaku di dalam dan di luar sekolah.

Siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki 3 asas dalam

hubungan sosial mereka, yakni “solidarity, low profile, dan help each

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

109

others” semboyan itu sudah sering diterapkan sehingga hubungan

alumni dan siswa semakin erat. Secara nyata, siswa peduli kepada

temannya yang mendapat musibah dengan menyumbang sebagian

uang jajannya untuk membantu temannya yang lain. Kemudian saling

mengingatkan apabila salah seorang ingin berbuat curang, dan

membantu guru yang membawa banyak barang tanpa harus diminta

terlebih dahulu.

Hal ini disampaikan oleh MT sebagai siswa kelas X IPA 5:

“Untuk kepedulian di sekolah ini sudah terkenal mbak antar

siswa dan alumninya menjalin hubungan yang erat, bahkan

adik kelas disini diperlakukan dengan baik, menurut saya ini

karena namche (sebutan untuk SMAN 6 Yogyakarta) terkenal

dengan 3 asas yang ada dalam siswanya salah satunya

solidarity” (Wawancara pada Selasa 31 Januari 2017 pukul

11.00 WIB)

Pendapat lain disampaikan oleh MH sebagai siswa kelas X

IPA 5, ia mengungkapkan bahwa:

“Kepedulian disini untuk ke sesama teman dan guru sudah ada,

hal ini dikarenakan proses pergaulan kita, kalau saling

membantu maka saat kita keusahan juga dibantu. Kepedulian

yang tampak itu ketika salah satu teman terkena musibah,

maka kita harus membantunya. Kemudian misalnya melihat

guru membawa barang banyak, tanpa diminta kami sudah

harus menolongnya” (Wawancara pada Selasa 31 Januari 2017

pukul 11.30 WIB)

c. Kemandirian

Kondisi mandiri ialah dimana individu tidak bergantung

kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan karakter kemandirian tersebut siswa dituntut untuk

mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

110

bukan orang lain. Mandiri dalam mengerjakan tugas sekolah dan

mandiri dalam mengerjakan ujian. Mandiri juga dengan tidak

merepotkan orang lain.

Salah satu siswa AHA mengungkapkan bahwa:

“Saya mandiri ketika mengerjakan tugas dan praktikum,

karena guru disini menghargai yang hasil karya siswa sendiri

jadi saya selalu menmbuatnya sesuai dengan kekreatifitasan

saya, lagipula teman yang lain juga sudah mandiri semua

juga, malah akan repot ketika pekerjaan yang kita kumpulkan

ke guru bukan hasil karya kita, pertanggung jawabannya akan

sulit nantinya” (Wawancara pada Rabu, 25 Januari 2017

pukul 10.00)

d. Kedisiplinan

Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun

sosial pelajar perlu hidup disiplin. Hidup disiplin adalah dapat

mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan

sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup

akademik maupun sosial sekolah. Manfaat dari pola hidup disiplin

ialah dapat mengatur waktu dengan baik agar memperoleh hasil belajar

yang maksimal.

Kedisiplinan siswa sudah diatur dalam tata tertib sekolah.

Tata tertib sekolah yang di dalamnya mencakup tentang pemakaian

seragam, waktu belajar siswa, dan perilaku siswa. Untuk siswa yang

membawa kendaraan ke sekolah, ia harus menuntun nya saat sudah

memasuki gerbang, kendaraan dituntun hingga memasuki parkiran.

Jika siswa tidak disiplin maka akan mendapatkan sanksi berupa point.

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

111

Kemudian sanksi tersebut akan dilanjutkan dengan pemanggilan orang

tua. Untuk itu siswa harus disiplin dan menaati peraturan.

Selain untuk siswa kedisiplinan juga untuk guru. Guru

mengajar sesuai dengan jam nya, kemudian apabila guru tersebut ada

suatu hal mendesak maka ia akan membuat kesepakatan dengan siswa.

Misalnya masuk kelas terlambat 10 menit, maka akan ditambahi 10

menit saat seharusnya jam pelajaran berakhir.

Hal ini disampaikan oleh Ibu PS sebagai guru, beliau

mengungkapkan bahwa:

“Kedisiplinan itu sudah menjadi prioritas utama sekolah

untuk mencetak generasi yang unggul, kalau disini penerapan

kedisiplinan berkaitan dengan tata tertib sekolah, siswa sudah

tahu aturan-aturan apa saja yang diterapkan di SMAN 6

Yogyakarta dan apabila melanggar akan mendapatkan point

dan diberikan pembinaan, untuk hal yang tampak secara fisik

itu dengan misalnya setiap siswa yang membawa kendaraan

ke sekolah ia akan berhenti mematikan mesin motor, turun

dari motornya, dan mendorong sampai ke parkiran, semuanya

begitu. Kemudian kalau ada yang terlambat akan dicatat oleh

guru piket di lobi dan diberikan pembinaan, tidak kami

diamkan. Agar mereka jera” (Wawancara pada Senin, 23

Januari pukul 11.00 WIB)

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah

perbuatan yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.

Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan kesadaran akan

kewajiban menerina dan menyelesaikan semua masalah yang telah di

lakukan. Hal ini disampaikan oleh Bapak ES, beliau mengungkapkan

bahwa:

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

112

“Siswa akan senantiasa bertanggung jawab saat ia

melaksankan suatu event atau kegiatan, maka ketika ia

memulainya ia juga harus bertanggung jawab penuh sampai

ahir. Berani menerima konsekuensi atas tindakan yang

dilakukan. Misalnya dipilih menjadi bendahara kelas ya yang

benar dalam mengelola uang kelas. Ketua kelas ya memimpin

kelas yang benar. Ada informasi dari guru disampaikan.

Entah itu tugas, jam kosong, ulangan, siswa dituntut untuk

menjalankan amanah dengan baik.” (Wawancara pada

Kamis, 19 Januari 2017 pukul 09.00 WIB)

Guru juga bertanggung jawab atas siswanya, ia akan

membantu siswanya yang sedang bermasalah sehingga tercipta

kenyamanan anak berada di sekolah.

f. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata

”kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya

tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,

keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan

pantang mundur.

Siswa belajar untuk mau berusaha dengan cara baik/ halal

untuk meraih sesuatu. Menabung untuk berangkat study tour, belajar

agar dapat mengerjakan tugas dan ulangan, serius menggeluti hobi

dengan media eksktrakurikuler di sekolah untuk melatih kemampuan

dan bakat siswa.

g. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak

seseorang mengenyam masa pendidikannya. Berpenampilan sederhana

saat di sekolah hal ini sudah di atur dalam tata tertib SMA Negeri 6

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

113

Yogyakarta. Hal ini bermanfaat untuk siswa agar membeli apa yang

diperlukan dan diinginkan secukupnya.

Nilai kesederhanaan juga sudah dimasukkan kedalam tata

tertib siswa, hal ini disampaikan oleh Bapak MK selaku Kepala

Sekolah, beliau menyatakan bahwa:

“Mengenai nilai kesederhanaan, disini siswanya dididik untuk

menggunakan pakaian yang sederhana saja dan berdandan

yang biasa saja, justru saat siswa tersebut berlebihan maka

akan menjadi pusat perhatian dan bisa menimbulkan kejahatan,

jadi untuk aturan kesederhanaan sudah diterapkan, selama ini

juga tidak ada laporan kasus tentang siswa yang berlebihan

dalam berdandan atau membawa barang-barang berharga ke

sekolah, semuanya batas wajar” (Wawancara pada Jumat 27

Januari pukul 07.00 WIB)

h. Keberanian

Nilai keberanian antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk

berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui

kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya. Nilai

keberanian diungkapkan oleh salah satu siswa yakni MH, ia

menyatakan bahwa:

“Keberanian itu ketika kita dipertanggung jawabkan untuk

sebuah event, maka tentunya harus berani berkata di depan

orang banyak, hal ini sudah dipelajari saat dikelas juga,

karena guru membiasakan untuk presentasi sehingga

penanaman nilai keberanian untuk menyampaikan pendapat

sangat bermanfaat. Selain itu juga misalnya ada pengumuman

tentang perlombaan, itu kita harus yakin dengan kemampuan

diri dan berani untuk mengukur kemampuan diri dengan

mengikuti perlombaan tersebut. Misalnya saja berpartisipasi

dalam kegiatan yang termasuk dalam Pendidikan Anti

Korupsi itu mbak” (Wawancara pada Selasa, 31 Januari 2017

pukul 10.00 WIB)

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

114

i. Keadilan

Bagi siswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa

perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan

mengambil keputusan secara adil dan benar. Siswa di SMA Negeri 6

Yogyakarta sebenarnya terdiri dari siswa yang berasal dari beragam

golongan, namun diantara siswanya tidak ada perbedaan status. Para

siswa cenderung berlaku sama kepada semua.

Hal ini disampaikan oleh Ibu LDS selaku guru Bimbingan

Konseling, beliau mengungkapkan bahwa:

“Siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta ini merupakan siswa

yang berasal dari keluarga yang macam-macam mbak, namun

ketika sudah memasuki gerbang sekolah, tidak ada perbedaan

status diantara siswanya, tidak pernah ada pelaporan kasus

mengenai sebuah gank ataupun bullying disini, bahkan siswa

merasa nyaman-nyaman saja berada di sekolah hal ini

terbukti dari siswa yang hingga sore masih saja di sekolah

sekedar untuk mengobrol dengan teman-teman nya atau

apapun itu, itu tandanya siswa merasa nyaman untuk berada

di sekolah. Karena hal ini sudah ada regulasi nya tersendiri

yang tergabung dalam sebuah tata tertib sekolah.”

(Wawancara pada Senin 23 Januari pukul 11.00 WIB)

Kemudian pendapat lain juga disampaikan oleh MT sebagai

siswa, ia menyatakan:

“Saya nyaman sekolah disini walaupun ini tahun pertama

saya mbak, tidak ada perploncoan disini, kakak kelas dan

teman-teman tidak membeda-bedakan teman yang lainnya,

malahan kami bisa saling membantu apabila ada teman yang

dirundung masalah, bisa berupa mengumpulkan uang

sumbangan walaupun tidak seberapa. Intinya disini 3 asas

yang terkenal tentang sekolah ini benar-benar nyata,

solidarity, low profile, and help each others” (wawancara

pada Selasa, 31 Januari 2017 pukul 12.00 WIB)

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

115

Berdasarkan data yang sudah disajikan, penerapan nilai-nilai anti

korupsi yang diterapkan di SMA Negeri 6 Yogyakarta sudah diatur dalam

tata tretib sekolah. Sementara untuk nilai yang bersifat karakter seperti

kejujuran, tanggung jawab diperlukan adanya pembiasaan yang terus

menerus dilakukan.

C. Pembahasan

1. Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta

Korupsi, kini sudah menjadi permasalahan serius di Indonesia.

Kasus korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Kasus terjadinya

korupsi dari hari ke hari kian marak. Hampir setiap hari berita tentang

korupsi menghiasi berbagai media. Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi

banyak orang sehingga masyarakat sulit membedakan mana perbuatan

korup dan mana perbuatan yang tidak korup.

Sejalan dengan hal di atas, salah satu upaya yang dilakukan untuk

penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi dapat dilakukan

melalui sekolah karena sekolah adalah proses pembudayaan. Sekolah

sebagai lingkungan kedua bagi anak dapat menjadi tempat pembangunan

karakter dan watak. Caranya, sekolah memberikan nuansa dan atmosfer

yang mendukung upaya untuk mengintemalisasikan nilai dan etika yang

hendak ditanamkan, termasuk di dalamnya perilaku anti korupsi.

SMA Negeri 6 Yogyakarta sebagai sekolah yang memiliki

keunggulan riset dengan visi terwujudnya insan cerdas, unggul, dan peduli

lingkungan hidup turut menerapkan Program Pendidikan Anti Korupsi

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

116

(PAK). Tujuan PAK adalah menanamkan nilai dan sikap hidup anti korupsi

kepada siswa, menumbuhkan kebiasaan perilaku anti korupsi, dan

mengembangkan kreativitas siswa dalam memasyarakatkan dan

membudayakan perilaku anti korupsi. Pendidikan Anti Korupsi dimasukkan

ke dalam kurikulum sekolah, tidak terkotak-kotak ke dalam satu mata

pelajaran. Pendidikan anti korupsi juga terintegrasi dalam berbagai mata

pelajaran sehingga mampu mewarnai pola pikir, sikap, dan kebiasaan siswa.

Untuk itu, dukungan kultur dan iklim sekolah sangat dibutuhkan terutama

dalam konteks penanaman nilai dan pembentukan karakter siswa.

Berdasarkan data yang disajikan, perlu adanya analisis untuk dapat

menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan, yaitu mengenai

implementasi program pendidikan anti korupsi, faktor pendukung dan

penghambat program pendidikan anti korupsi, dan hasil adanya program

pendidikan anti korupsi terkait dengan penerapan nilai-nilai dalam prinsip

anti korupsi. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan, maka

peneliti mencoba memberikan analisis teoritis terhadap masalah yang sudah

diteliti. Peneliti menggunakan teori model Implementasi Van Meter dan

Van Horn dalam memberikan analisis yang terbagi menjadi enam

komponen yang mendukung keberhasilan suatu impelmentasi kebijakan

yaitu:

a. Standar dan Tujuan Kebijakan

Implementasi sebuah kebijakan atau program erat dengan

pelaksana yang ada di lapangan. Apabila pelaksana dari kebijakan atau

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

117

program tersebut tidak memahami mengenai standar dan tujuan

pembentukan program tersebut, maka pembentukan program atau

kebijakan akan gagal.

Implementasi PAK di SMA Negeri 6 Yogyakarta dilakukan

melalui pembelajaran intrakurikuler yang terintegrasi dalam mata

pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan pembiasaan/ pembudayaan

nilai-nilai anti korupsi di sekolah. Budaya riset yang ditanamkan pada

diri siswa secara tidak langsung merupakan upaya membangun pola

pikir kritis, objektif, jujur, bertanggung jawab, dan transparan. Pola

pikir tersebut merupakan cara-cara efektif pendidikan anti korupsi

didukung dengan program-program lain yang dikemas dalam PAK.

Pendidikan Anti Korupsi sesungguhnya sangat penting guna

mencegah tindak pidana korupsi sejak dini. Jika KPK dan beberapa

instansi anti korupsi lainnya menangkap para koruptor, Pendidikan anti

korupsi juga penting guna mencegah adanya koruptor, seperti

pentingnya pelajaran akhlak, moral, dan sebagainya. Dengan demikian,

tujuan PAK di SMA Negeri 6 Yogyakarta dirumuskan sebagai berikut:

1) Menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada siswa sejak dini

2) Membiasakan perilaku hidup yang mencerminkan nilai-nilai anti

korupsi

3) Meningkatkan kepedulian siswa dan warga sekolah lainnya

mengenai nasib bangsa, khususnya terkait dengan dampak perbuatan

para koruptor

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

118

4) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalam belajar

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta terbentuk pada Maret 2014. Program Pendidikan

Anti Korupsi ini merupakan pengembangan dari program kantin

kejujuran yang telah dibangun sejak tahun 2006. Memiliki kesamaan

tujuan yakni untuk menanamkan nilai kejujuran kepada siswa maka

antara program pendidikan anti korupsi dengan kantin kejujuran

memili sinergi satu sama lain. Program PAK terbentuk pertama kali

karena inisiatif Kepala Sekolah yang prihatin dengan keadaan Negara

Indonesia dimana kasus korupsi semakin marak. Kemudian setelah

melalui proses koordinasi dibentuklah tim pengelola program PAK

yang disahkan dengan adanya Surat Keputusan Kepala Sekolah.

Implementasi Program PAK tidak hanya mendapat dukungan

partisipasi warga sekolah, namun juga mendapat dukungan dana

bantuan sosial dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dinas

Pendidikan Kota Yogyakarta. Banyaknya dukungan dari berbagai

pihak kemudian terbentuklah Program Pendidikan Anti Korupsi di

SMA Negeri 6 Yogyakarta.

b. Sumber Daya

Keberhasilan dari sebuah implementasi program atau

kebijakan sangat tergantung dari kemampuan dalam mendayagunakan

sumber daya yang tersedia. Implementasi menuntut adanya sumber

daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari target

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

119

dan tujuan sebuah kebijakan atau program yang dilaksanakan tersebut.

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta mendayagunakan sumber daya manusia yang terdiri dari

seluruh warga sekolah, dimulai dari teneaga pendidik, tenaga

kependidikan, dan siswa. Tenaga pendidik yang dimaksud yakni guru,

dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 6 Yogyakarta meliputi

tenaga pengelola satuan pendidikan, tenaga perpustakaan, teknisi

sumber belajar, tenaga administrasi, tenaga kebersihan, dan keamanan

sekolah. Untuk pembagian tugas dalam implementasi program

pendidikan anti korupsi telah diatur dalam Surat Keputusan Kepala

Sekolah Nomor 188/210 tentang Penetapan Tim Pengelola Pendidikan

Anti Korupsi SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun Ajaran 2014/205.

Sumber daya tersebut mendukung pelaksanaan Program Pendidikan

Anti Korupsi yang telah diberlakukan sejak tahun 2014. Selain sumber

daya manusia, juga dibutuhkan sumber daya nonmanusia. Sumber

daya nonmanusia dapat dilihat dari adanya fasilitas, dan sarana

parasarana pendukung kegiatan belajar dan mengajar. Program

Pendidikan Anti Korupsi seperti yang telah dipaparkan sebelumnya

merupakan salah satu program yang dimasukkan ke dalam kurikulum

sekolah, tidak terkotak-kotak ke dalam satu mata pelajaran.

Pendidikan anti korupsi juga terintegrasi dalam berbagai mata

pelajaran sehingga mampu mewarnai pola pikir, sikap, dan kebiasaan

siswa. Untuk itu, dukungan kultur dan iklim sekolah sangat

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

120

dibutuhkan terutama dalam konteks penanaman nilai dan

pembentukan karakter siswa. Untuk kelengkapan sarana dan prasarana

telah mendukung dalam pelaksanaan program ini, sarana yang utama

dan menjadi pelopor pengembangan program PAK ialah kantin

kejujuran, dan x–banner yang dipasang di lorong sekolah. Sementara

untuk penanaman nilai-nilai lainnya yang termasuk dalam prinsip anti

korupsi telah di dukung oleh sarana belajar mengajar konvensional

biasa.

c. Karakteristik Agen Pelaksana

Agen pelaksana merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam

Program Pendidikan Anti Korupsi. Diperlukan adanya pemilihan agen

pelaksana yang tepat dan cocok karena kinerja implementasi

kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh agen pelaksana itu sendiri.

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi didukung dengan

adanya struktur organisasi yang telah disahkan dalam surat keputusan

kepala sekolah, terdiri dari guru dan tenaga kependidikan atau

karyawan. Kepala sekolah berperan sebagai penangung jawab

program, dan Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas sebagai Ketua

Program Pendidikan Anti Korupsi, selanjutnya terdiri dari 28 orang

guru-guru sebagai penanggung jawab dalam setiap kegiatan yang

tersusun dalam Program Pendidikan Anti Korupsi. Tidak adanya

kendala dalam pelaksanaan program karena telah terjalin hubungan

yang harmonis diantara setiap guru. Berdasarkan surat keputusan

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

121

kepala sekolah pun telah dibagi pembagian tugas sehingga guru sudah

memahami tugas dan perannya masing-masing. Hubungan baik antar

personil sekolah merupakan kunci utama dari keberhasilan sebuah

lembaga, karena guru-guru menjadi tauladan bagi siswanya. Dan

pembinaan secara terus menerus diberikan kepada seluruh personil

sekolah juga siswa agar tercapainya keberhasilan program pendidikan

anti korupsi. Karena program pendidikan anti korupsi merupakan

salah satu program yang seharusnya dilakukan secara terus menerus

sehingga tercipta pembiasaan berperilaku yang baik, khususnya sikap

anti korupsi.

d. Komunikasi

Standar dan tujuan dari sebuah kebijakan harus dipahami

oleh seluruh pelaksana program tersebut, karena itu adanya standar

dan tujuan harus dikomunikasikan kepada para pelaksana program.

Implementasi program pendidikan anti korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, yakni

pemerintah, warga sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah.

Komunikasi yang terjalin diawali dengan adanya sosialisasi mengenai

pendidikan anti korupsi. Sosialisasi terkait program pendidikan anti

korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta bekerjasama dengan Kejaksaan

Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan menyelenggarakan

seminar atau workshop mengenai Pendidikan Anti Korupsi bagi warga

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

122

sekolah. Kegiatan seminar ini melibatkan seluruh unsur penyelenggara

pendidikan, meliputi tenaga pendidik (staf guru), tenaga kependidikan

(Staf Tata Usaha), dan siswa. Nara sumber yang dihadirkan dalam

seminar ini sangat kompeten dan ada keterlibatan langsung dengan

Pendidikan Anti Korupsi, di antaranya adalah pejabat dari Kejaksaan

Tinggi DIY dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Kerjasama yang dilakukan sekolah disebabkan oleh sekolah

membutuhkan tenaga profesional dalam menjelaskan apa yang

dimaksud dengan korupsi dan bagaimana pencegahannya, sehingga

kerjasama dengan pihak yang profesional perlu dilakukan. Sosialisasi

kegiatan Pendidikan Anti Korupsi secara internal di Sekolah dengan

mengundang nara sumber :

(1) Bapak PS dari Kejaksaan Tinggi DIY

(2) Ibu AA dari Kejaksaan Tinggi DIY

(3) Ibu RD dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Kegiatan ini diikuti oleh siswa, guru dan karyawan. Dalam

kegiatan ini narasumber dari Kejaksaan Tinggi DIY mengenalkan

Undang-Undang Tipikor, contoh-contoh tindak korupsi di Indonesia.

Peserta juga berdialog dan bertanya jawab tentang kasus-kasus

korupsi dan penanganannya di Indonesia

e. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik

Faktor berikutnya yang mempengaruhi keberhasilan dalam

suatu implementasi kebijakan atau program ialah kondisi sosial,

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

123

ekonomi, politik di lingkungan sekolah yang menjadi pelaksana

kebijakan yakni Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi.

Faktor ini berkaitan dengan sejauh mana lingkungan eksternal turut

mendukung keberhasilan suatu kebijakan. Karena keadaan sosial,

ekonomi, dan politik yang tidak mendukung akan menyebabkan

kegagalan implementasi dari program pendidikan anti korupsi

tersebut.

Di SMA Negeri 6 Yogyakarta berdasarkan kondisi sosialnya

telah mendukung penuh keberlangsungan program PAK. Hal ini

terbukti dari adanya partisipasi aktif dari seluruh warga sekolah, baik

siswa, guru, dan karyawan. Siswa mengikuti kegiatan kreatif yang

telah disusun sebagai kegiatan pengembangan dari Program PAK,

diantaranya ialah lomba pidato anti korupsi, lomba cerdas cermat, dan

lomba pembuatan video parodi. Selain itu pengembangan media

informasi juga disediakan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan

memfasilitasi kantin kejujuran, buku agenda penemuan barang, dan x-

banner sebagai pengingat diri. Dari segi tenaga pendidik,

kecenderungan sikap yang dihasilkan juga telah mendukung. Guru

sebagai panutan siswa di sekolah harus memberikan tauladan kepada

para siswa, dan secara terus menerus membina siswa agar berhasil

untuk menginternalisasikan nilai-nilai anti korupsi kedalam diri siswa.

Kemudian berdasarkan segi ekonomi, dukungan mengalir

dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

124

Yogyakarta dengan memberikan dana bantuan sosial bagi sekolah

penyelenggara program pendidikan anti korupsi. Dan berdasarkan segi

politik, memerangi korupsi merupakan tujuan setiap bangsa untuk

menciptakan negara yang bersih dari korupsi. Untuk itu dibentuklah

program pendidikan anti korupsi oleh KPK yang bekerjasama dengan

lembaga pendidikan sebagai salah satu upaya preventif untuk generasi

muda agar terhindar dan tidak melakukan tindakan korupsi.

f. Interorganisasi dan Aktivitas

Terdapat tiga macam respon yang terdapat dalam aktivitas

pelaksana kebijakan. Respon tersebut mempengaruhi pelaksanaan

suatu kebijakan yang diberlakukan. Ketiga respon atau aktivitas

tersebut diantaranya ialah:

1) Pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman

2) Arah respon apakah negatif, netral, atau menolak

3) Intensitas terhadap kebijakan tersebut.

Implementasi program pendidikan anti korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta menunjukkan sikap yang didukung oleh seluruh

warga sekolah. Setekah diberikannya sosialisasi, warga sekolah

terutama siswa berpartisipasi dalam kegiatan kreatif sebagai salah satu

program pendidikan anti korupsi. Kemudian seluruh respon dari

warga sekolah juga tidak menolak adanya program pendidikan anti

korupsi, karena permasalahan korupsi yang merupakan kejahatan

harus dibersihkan untuk itu pelaksana program telah memahami

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

125

pentingnya program pendidikan anti korupsi untuk diterapkan. Selain

memahami, guru dan karyawan juga memberikan pembinaan

pembiasaan perilaku kepada siswa agar selalu mematuhi regulasi yang

ada. Guru sebagai tauladan akan memberikan contoh atau perilaku

yang baik kepada siswa. Di dalam kelas, guru menginternalisasikan

nilai-nilai anti korupsi kedalam mata pelajaran. Nilai-nilai yang

dimaksud ialah nilai kejujuran, kepedulian, kedisiplinan, kemandirian,

kesederhanaan, keberanian, tanggung jawab, kerja keras.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Program Pendidikan Anti

Korupsi

a. Faktor Pendukung

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta,

faktor-faktor tersebut diantaranya terbagi menjadi faktor pendukung

dan faktor penghambat. Secara ringkas faktor pendukung

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi ialah:

Pertama, Adanya sarana dan prasarana yang mendukung

keterlaksanaan program pendidikan anti korupsi hingga saat ini.

Sarana yang dimaksud ialah selain fasilitas sekolah sebagai sarana

pembelajaran yang konvensional dan adanya kantin kejujuran juga

buku penemuan barang untuk melatih kejujuran siswa. Selain itu

adanya x-banner sebagai salah satu metode untuk seluruh warga

sekolah guna mengintrospeksi diri apakah sudah berprinsip dengan

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

126

sikap anti korupsi ataukah belum. Sedangkan untuk prasarana, adanya

sosialiasi memberikan wawasan kepada seluruh warga sekolah untuk

memahami lebih dalam lagi mengenai seluk beluk tindakan korupsi

dan bagaimana cara pencegahannya. Pembinaan juga dilakukan secara

terus menerus kepada siswa agar nilai-nilai anti korupsi

terinternalisasi kedalam diri mereka.

Kedua, adanya partisipasi dari seluruh warga sekolah.

Kegiatan kreatif diantaranya seperti lomba video anti korupsi, lomba

pidato anti korupsi, dan lomba cerdas cerma juga penyebaran stiker

yang merupakan susunan kegiatan dari adanya program pendidikan

anti korupsi telah diikuti oleh siswa. Siswa merasa lebih semangat

dalam menjalankan perlombaan tersebut karena dilakukan secara

bersama-sama dan membuat keakraban antar siswa. Mereka lebih

mudah bersosialisasi setelah diberlangsungkannya program

pendidikan anti korupsi melalui kegiatan perlombaan. Kemudian dari

pihak pendidik atau guru juga memberikan tauladan yang baik untuk

siswanya, berkat pemahaman yang diperoleh sehingga seluruh

pelaksana kegiatan dapat berpartisipasi dengan maksimal dalam

implementasi program pendidikan anti korupsi ini.

Ketiga, faktor pendukung lainnya ialah adanya dukungan dari

pemerintah berupa dana bantuan sosial. Dana bantuan sosial diberikan

setelah penyetujuan proposal dari pihak SMA Negeri 6 Yogyakarta

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

127

yakni pada bulan Juli 2014. Dana tersebut berasal dari Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, maka SMA

Negeri 6 Yogyakarta berhasil melaksanakan program pendidikan anti

korupsi sejak tahun 2014 hingga saat ini.

b. Faktor Penghambat

Selain adanya faktor pendukung dari program pendidikan anti

korupsi, tentunya ada beberapa hal yang menjadi suatu penghambat

untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi. Secara ringkas,

faktor penghambat implementasi program pendidikan anti korupsi

ialah buku bacaan tentang pendidikan anti korupsi di perpustakaan

SMA Negeri 6 Yogyakarta masih kurang. Sehingga siswa di

perpustakaan tidak disediakan buku-buku tentang korupsi yang

seharusnya dapat mereka baca untuk mendalami wawasan dan

memhami dengan baik tentang korupsi dan dampaknya.

3. Hasil Adanya Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/

SMALB/Paket C bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Kemudian Peraturan Pemerintah

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

128

Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar,

termasuk pendidikan menengah bertujuan membangun landasan bagi

berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang (a) beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

(c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial,

demokratis, dan bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas

bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan berkaitan dengan

pembentukan karakter siswa.

Meningkatkan akhlak mulia yang dimaksud ialah salah satunya

nilai-nilai anti korupsi yang diterapkan dalam diri warga sekolah sebagai

hasil dari adanya program pendidikan anti korupsi yakni meliputi

kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, pertanggung jawaban,

kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai inilah

yang akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan

dengan baik (Kemendikbud, 2011: 75).

a. Kejujuran

Kejujuran merupakan aspek utama agar dapat dipercaya

orang lain, apabila seseorang bertindak tidak jujur maka selamanya ia

akan sulit untuk dapat dipercaya oleh orang lain lagi. Bahkan orang

lain akan selalu curiga atas semua tindakan yang dilakukan individu

yang tidak jujur. Untuk itu perilaku jujur perlu ditanamkan sejak dini.

Siswa sebagai generasi muda yang kelak menjadi agen pembangunan

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

129

harus memiliki sifat jujur. Sifat jujur yang dimaksudkan diantaranya

ialah tidak melakukan tindakan kecurangan, tidak mencontek, berkata

apa adanya sesuai dengan fakta, dan tidak mengambil hak orang lain.

Penanaman nilai kejujuran seiring dengan implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMAN 6 Yogyakarta yakni

melalui beberapa hal, diantaranya adanya kantin kejujuran yang hingga

sekarang masih berjalan. Kantin ini sudah berdiri sejak tahun 2006.

Penanaman kejujuran berikutnya dengan adanya buku penemuan

barang, dimana siswa yang menemukan segala jenis barang harus

menuliskan di dalam buku yang sudah tersedia di ruang wakil kepala

sekolah urusan humas. Untuk selanjutnya dalam pembelajaran di kelas

sebelum memulai suatu ujian, siswa diharuskan menulis kalimat “saya

melakukan ujian dengan jujur”. Hal ini bermanfaat untuk

mengingatkan siswa bahwa kecurangan tidak boleh dilakukan.

Selanjutnya saat pembinaan upacara, selalu ditekankan untuk berbuat

baik seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

b. Kepedulian

Nilai kepedulian di lingkungan sekolah diwujudkan dalam

bentuk antara lain berusaha ikut memantau jalannya proses

pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah,

memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai kepedulian

juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan

dan ketentuan yang berlaku di dalam dan di luar sekolah.

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

130

Siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta memiliki 3 asas dalam

hubungan sosial mereka, yakni “solidarity, low profile, dan help each

others” semboyan itu sudah sering diterapkan sehingga hubungan

alumni dan siswa semakin erat. Secara nyata, siswa peduli kepada

temannya yang mendapat musibah dengan menyumbang sebagian

uang jajannya untuk membantu temannya yang lain. Kemudian saling

mengingatkan apabila salah seorang ingin berbuat curang, dan

membantu guru yang membawa banyak barang tanpa harus diminta

terlebih dahulu.

c. Kemandirian

Kondisi mandiri ialah dimana individu tidak bergantung

kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan karakter kemandirian tersebut siswa dituntut untuk

mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan

bukan orang lain. Mandiri dalam mengerjakan tugas sekolah dan

mandiri dalam mengerjakan ujian. Mandiri juga dengan tidak

merepotkan orang lain.

d. Kedisiplinan

Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun

sosial pelajar perlu hidup disiplin. Hidup disiplin adalah dapat

mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan

sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup

akademik maupun sosial sekolah. Manfaat dari pola hidup disiplin

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

131

ialah dapat mengatur waktu dengan baik agar memperoleh hasil belajar

yang maksimal.

Kedisiplinan siswa sudah diatur dalam tata tertib sekolah.

Tata tertib sekolah yang di dalamnya mencakup tentang pemakaian

seragam, waktu belajar siswa, dan perilaku siswa. Untuk siswa yang

membawa kendaraan ke sekolah, ia harus menuntun nya saat sudah

memasuki gerbang, kendaraan dituntun hingga memasuki parkiran.

Jika siswa tidak disiplin maka akan mendapatkan sanksi berupa point.

Kemudian sanksi tersebut akan dilanjutkan dengan pemanggilan orang

tua. Untuk itu siswa harus disiplin dan menaati peraturan.

Selain untuk siswa kedisiplinan juga untuk guru. Guru

mengajar sesuai dengan jam nya, kemudian apabila guru tersebut ada

suatu hal mendesak maka ia akan membuat kesepakatan dengan siswa.

Misalnya masuk kelas terlambat 10 menit, maka akan ditambahi 10

menit saat seharusnya jam pelajaran berakhir.

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah

perbuatan yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.

Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan kesadaran akan

kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah di

lakukan.

Siswa akan senantiasa bertanggung jawab saat ia

melaksanakan suatu event atau kegiatan, maka ketika ia memulainya ia

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

132

juga harus bertanggung jawab penuh. Berani menerima konsekuensi

atas tindakan yang dilakukan. Misalnya dipilih menjadi bendahara

kelas maka ia akan bertanggung jawab dalam mengelola uang kelas.

Kemudian ketua kelas juga harus memimpin kelas dengan benar,

menyampaikan informasi dari guru kepada teman, dan siswa

diharapkan untuk menjalankan amanah dengan baik.

Guru juga bertanggung jawab atas siswa, ia akan membantu

siswa yang sedang bermasalah sehingga tercipta kenyamanan anak

berada di sekolah.

f. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata

”kemauan” menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya

tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,

keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan

pantang mundur.

Siswa belajar untuk mau berusaha dengan cara baik/ halal

untuk meraih sesuatu. Menabung untuk berangkat study tour, belajar

agar dapat mengerjakan tugas dan ulangan, serius menggeluti hobi

dengan media eksktrakurikuler di sekolah untuk melatih kemampuan

dan bakat siswa.

g. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak

seseorang mengenyam masa pendidikannya. Berpenampilan sederhana

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

133

saat di sekolah hal ini sudah di atur dalam tata tertib SMA Negeri 6

Yogyakarta. Hal ini bermanfaat untuk siswa agar membeli apa yang

diperlukan dan diinginkan secukupnya.

h. Keberanian

Nilai keberanian antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk

berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui

kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya

i. Keadilan

Bagi siswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa

pendidikannya agar siswa dapat belajar mempertimbangkan dan

mengambil keputusan secara adil dan benar. Siswa di SMA Negeri 6

Yogyakarta sebenarnya terdiri dari siswa yang berasal dari beragam

golongan, namun diantara siswanya tidak ada perbedaan status. Para

siswa cenderung berlaku sama kepada semua.

Berdasarkan data yang sudah disajikan, hasil adanya program

pendidikan anti korupsi yang diterapkan di SMA Negeri 6 Yogyakarta ialah

perkembangan perilaku siswa yang tercermin dalam nilai yang bersifat karakter

seperti kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja

keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai tersebut telah ditanamkan

secara berkelanjutan kedalam diri seluruh warga sekolah melalui berbagai

kegiatan penunjang dari program pendidikan anti korupsi dan tata tertib

sekolah.

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

134

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan, serta

temuan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi, (1) Program pendidikan

anti korupsi dilaksanakan sejak Maret tahun 2014, (2) Sumber dana

pelaksanaan program pendidikan anti korupsi ialah dari dana bantuan

sosial Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta setelah sebelumnya pihak sekolah mengajukan proposal, (3)

Struktur Organisasi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala

Sekolah Nomor 188/210 Tentang Penetapan Tim Pengelola Pendidikan

Anti Korupsi SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015, (4)

Persiapan dalam program pendidikan anti korupsi ialah pembentukan

struktur organisasi, rapat persiapan untuk menindaklanjuti dana bantuan

yang sudah diterima dan dilakukan pembagian kerja sesuai dengan surat

keputusan kepala sekolah tentang tim pelaksana PAK di SMA Negeri 6

Yogyakarta, kemudian penyusunan program yang menghasilkan program-

program terperinci dari proposal kegiatan, dan terakhir ialah sosialisasi, (5)

Kegiatan penunjang program pendidikan anti korupsi ialah sosialisasi,

pembuatan dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP), lomba-lomba

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

135

kreatif, pengembangan media informasi terkait pendidikan anti korupsi di

lingkungan sekolah, dan adanya kantin kejujuran.

2. Faktor Pendukung dalam Program Pendidikan Anti Korupsi ialah

Pertama, adanya sarana dan prasarana yang mendukung keterlaksanaan

program pendidikan anti korupsi. Kedua, adanya partisipasi dari seluruh

warga sekolah. Ketiga, adanya dana bantuan sosial yang berasal dari

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta. Faktor penghambat implementasi program pendidikan anti

korupsi ialah kurangnya buku-buku bacaan mengenai pendidikan anti

korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Siswa tidak bisa memperluas

pengetahuan atau wawasan mereka tentang seluk beluk korupsi karena di

perpustakaan SMA Negeri 6 Yogyakarta masih kurang memberikan

fasilitas berupa buku bacaan mengenai pendidikan anti korupsi.

3. Hasil adanya program pendidikan antikorupsi yang diterapkan di SMA

Negeri 6 Yogyakarta ialah perkembangan perilaku siswa yang tercermin

dalam nilai yang bersifat karakter seperti kejujuran, kepedulian,

kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,

keberanian, dan keadilan. Nilai tersebut telah ditanamkan secara

berkelanjutan kedalam diri seluruh warga sekolah melalui berbagai

kegiatan penunjang dari program pendidikan anti korupsi dan tata tertib

sekolah.

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

136

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa hal yang dapat

dijadikan masukan atau saran antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Yoyakarta sebagai pengambil kebijakan

sebaiknya Program Pendidikan Anti Korupsi dapat dilaksanakan oleh

seluruh sekolah, mengingat program ini sebagai upaya preventif dan

bermanfaat untuk menciptakan generasi yang bersih dari tindakan korupsi.

2. Bagi Sekolah, hendaknya secara mandiri dapat memberikan pembinaan

yang berkelanjutan, efektif juga efisien kepada warga sekolah agar

menjadi proses pembiasaan, dapat mengembangkan sekolah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, dan dapat menyediakan buku-buku

terkait pendidikan anti korupsi agar dapat memperluas pemahaman siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan agar lebih intensif dalam mengontrol

keberlanjutan Program Anti Korupsi, dan membuat kegiatan penunjang

yang mendukung pelaksanaan program tersebut seperti menyediakan

buku-buku tentang pendidikan anti korupsi di perpustakaan sehingga

warga sekolah khususnya siswa dapat memperluas wawasannya, dan

menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya.

4. Bagi Karyawan, diharapkan agar lebih aktif mencari relasi untuk

bekerjasama dalam mengembangkan program pendidikan anti korupsi

sehingga program dapat terus dilaksanakan.

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

137

5. Bagi Guru, diharapkan dapat memberikan tauladan dan melakukan

pembinaan kepada siswa, sehingga siswa dapat menginternalisasikan

kebermanfaatan program pendidikan anti korupsi dalam diri mereka.

6. Bagi Siswa, hendaknya turut serta dan ikut mensukseskan program

pendidikan anti korupsi, dan memperluas wawasan mengenai pendidikan

anti korupsi dengan rajin membaca buku. Selain itu juga hendaknya siswa

selalu menerapkan perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan di

sekolah dan di masyarakat.

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

138

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Andi Hamzah. (2002). Pemberantasan Korupsi Ditinjau Dari Hukum Pidana.

Jakarta: Penerbit Pusat Hukum Pidana Universitas Trisakti

_________. (2005). Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional

dan Internasional. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Andi Prastowo. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif

Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang

Mediatama.

_________. (2012). Kebijakan Pendidikan Analisis Dinamika Formulasi dan

Implementasi. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Deni Setyawati. (2008). KPK Pemburu Koruptor: Kiprah Komisi Pemberantasan

Korupsi Dalam Memberangus Korupsi. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Hamid Darmadi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

H.A.R Tilaar, Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan: Pengantar Untuk

Memahami Kebijakan Pendidikan Dan Kebijakan Pendidikan Sebagai

Kebijakna Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

H.E. Mulyasa. (2013). Manjamemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI. (2007). Pusat Badan

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. (2011). Pendidikan Arti Korupsi. Diakses dari

http://www.kpk.go.id/id/faq pada tanggal 26 April 2016 Pukul 13:22

WIB

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

139

Muhammad Takdir I. (2012). Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral.

Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Mukodi dan Afid Burhanuddin. (2014). Pendidikan Anti Korupsi: Rekonstruksi

Interpretatif dan Aplikatif di Sekolah. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Nurul Irfan. (2011). Korupsi dalam Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah.

Riant Nugroho. (2009). Kebijakan Pendidikan Yang Unggul. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sofan Amri, dkk. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam

Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

_________. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

Sukardi. (2013). Metodologi Pendidikan. Jakarta: PT. BUMI AKSARA

Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

_________. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suyitno. (2006). Korupsi, Hukum, dan Moralitas Agama. Yogyakarta: Gama

Media

UU nomor 20 tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan.

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

140

Lampiran 1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi

No Aspek Sumber Data Indikator Yang Dicari Tekhnik

1

Profil SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Website

sekolah terkait,

Kepala

Sekolah,

Warga sekolah

Letak geografis

Sejarah berdiri

Tujuan, Visi, Misi

Struktur organisasi

Jaringan/kerja sama

Prestasi/keunggulan

Observasi

2 Fasilitas

Sekolah

Warga

sekolah, tata

usaha sekolah

Sarana dan prasarana

Pemanfaatan sarana

dan prasarana

Observasi

3

Strategi

implementasi

Program

Pendidikan

Anti Korupsi

Warga Sekolah Sarana yang mendukung

Program:

X-Banner

Buku Anti Korupsi

Kantin Kejujuran

Observasi

4

Faktor

pendukung

dan

penghambat

implementasi

Program

Pendidikan

Anti Korupsi

Warga Sekolah

Partisipasi Warga

Sekolah

Kelengkapan Sarana

Prasarana Sekolah

Observasi

5

Dampak dari

implementasi

Program

Pendidikan

Warga Sekolah

Perkembangan Perilaku

Siswa berdasarkan nilai

karakter:

Kejujuran

Observasi

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

141

Anti Korupsi

di SMA

Negeri 6

Yogyakarta

Kepedulian

Kemandirian

Kedisiplinan

Tanggung jawab

Kerja Keras

Sederhana

Keberanian

Keadilan

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

142

Lampran 2. Pedoman Dokumentasi

Pedoman Dokumentasi

No Aspek Indikator Yang Dicari Sumber Data

1

Profil SMA Negeri 6

Yogyakarta

g. Letak geografis

h. Sejarah berdiri

i. Tujuan, Visi, Misi

j. Struktur organisasi

k. Jaringan/kerja sama

l. Prestasi/keunggulan

Dokumen/

arsip, foto-foto

2 Sarana dan Prasarana

d. Bangunan Sekolah

e. Luas Sekolah

f. Kondisi Bangunan

3

Implementasi

Program Pendidikan

Anti Korupsi

Kegiatan yang dilakukan

sebagai upaya

pengembangan program

Pendidikan Anti Korupsi.

Dokumen/

arsip, foto-foto

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

143

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Kepala Sekolah

Tujuan: Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pendidikan anti korupsi di

SMA Negeri 6 Yogyakarta.

a. Identitas Diri:

1. Nama :

2. Jabatan :

3. Agama :

4. Pekerjaan:

5. Pendidikan Terakhir:

b. Pertanyaan Penelitian

1. Kapan terbentuknya Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

2. Apa yang melatarblekangi pembentukan program Pendidikan Anti

Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

3. Menurut anda, seberapa pentingkah program pendidikan anti

korupsi?

4. Bagaimana persiapan yang dilakukan sekolah atas terlaksananya

program Pendidikan Anti Korupsi?

5. Berapa anggaran dana yang dialokasikan sekolah dalam

pelaksanaan program pendidikan anti korupsi ini?

6. Darimanakah sumber dana untuk pelaksanaan program pendidikan

anti korupsi ini?

7. Bagaimanakah sistem organisasi dalam program pendidikan anti

korupsi yang diterapkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta?

8. Apa sajakah sarana dan prasarana yang mendukung keterlaksanaan

program pendidikan anti korupsi ini?

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

144

9. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pengembangan

kegiatan anti korupsi?

10. Bagaimana penanaman nilai kejujuran, nilai kepedulian, nilai

kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai kerja keras, nilai

sederhana, nilai keberanian, dan nilai keadilan pada diri siswa

dengan adanya program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta ini?

11. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

12. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi

program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

13. Jika ada hambatannya lalu bagaimana solusi yang dilakukan

berdasarkan hambatan-hambatan tersebut?

14. Apakah program tersebut memberikan pengaruh pada sikap atau

perilaku anda?

15. Perubahan seperti apakah yang anda alami dengan adanya program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA N 6 Yogyakarta?

16. Bagaimanakah partisipasi / kepedulian guru mengenai program

Pendidikan Anti Korupsi yang dilaksanakan di SMA N 6

Yogyakarta?

17. Bagaimanakah partisipasi / kepedulian siswa mengenai program

Pendidikan Anti Korupsi yang dilaksanakan di SMA N 6

Yogyakarta?

18. Bagaimana tindak lanjut sekolah ke depannya terhadap Pendidikan

Anti Korupsi di sekolah?

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

145

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Untuk Guru

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK GURU

1. Identitas Diri:

a. Nama :

b. Jabatan :

c. Agama :

d. Pekerjaan :

e. Pendidikan Terakhir :

2. Pertanyaan Penelitian

1) Kapan terbentuknya program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

2) Apa yang melatarblekangi pembentukan program Pendidikan

Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

3) Apa sajakah sarana dan prasarana yang mendukung

keterlaksanaan program pendidikan anti korupsi ini?

4) Menurut anda, seberapa pentingkah program pendidikan anti

korupsi?

5) Apa sajakah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya

pengembangan kegiatan anti korupsi?

6) Bagaimana penanaman nilai kejujuran, nilai kepedulian, nilai

kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai kerja keras, nilai

sederhana, nilai keberanian, dan nilai keadilan pada diri siswa

dengan adanya program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta ini?

7) Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam

implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

146

8) Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dalam

implementasi program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri

6 Yogyakarta?

9) Jika ada hambatannya lalu bagaimana solusi yang dilakukan

berdasarkan hambatan-hambatan tersebut?

10) Apakah program tersebut memberikan pengaruh pada sikap atau

perilaku anda?

11) Perubahan seperti apakah yang anda alami dengan adanya

program Pendidikan Anti Korupsi di SMA N 6 Yogyakarta?

12) Apakah ada cara tersendiri seperti bentuk pengajaran Pendidikan

Anti Korupsi kepada siswa? Jika ada, seperti apa?

13) Bagaimana respon siswa terhadap pendidikan anti korupsi di

sekolah?

14) Bagaimana tindak lanjut sekolah ke depannya terhadap

Pendidikan Anti Korupsi di sekolah?

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

147

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Untuk Siswa

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK SISWA

a. Identitas Diri:

1. Nama :

2. Kelas :

b. Pertanyaan Panduan

1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai pendidikan anti korupsi?

2. Kapan terbentuknya program Pendidikan Anti Korupsi di SMA

Negeri 6 Yogyakarta?

3. Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung dalam Pendidikan

Anti Korupsi?

4. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pengembangan

kegiatan anti korupsi?

5. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

6. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi

program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

7. Jika ada hambatannya lalu bagaimana solusi yang dilakukan

berdasarkan hambatan-hambatan tersebut?

8. Bagaimanakah partisipasi / kepedulian guru mengenai program

Pendidikan Anti Korupsi yang dilaksanakan di SMA N 6

Yogyakarta?

9. Apakah program tersebut memberikan pengaruh pada sikap atau

perilaku anda?

10. Perubahan seperti apakah yang anda alami dengan adanya program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA N 6 Yogyakarta?

11. Apakah siswa senang dengan adanya pendidikan anti korupsi?

12. Apa saja kegiatan pengembangan dari sekolah terkait dengan

Pendidikan Anti Korupsi?

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

148

13. Apakah sudah diterapkan sikap-sikap antikorupsi dalam diri siswa?

Contohnya seperti apa?

b. Kejujuran

c. Kepedulian

d. Kemandirian

e. Kedisiplinan

f. Tanggung jawab

g. Kerja keras

h. Sederhana

i. Keberanian

j. Keadilan

14. Bagaimana tindak lanjut sekolah ke depannya terhadap Pendidikan

Anti Korupsi di sekolah?

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

149

Lampiran 6. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan 1

Hari, Tanggal : Jumat, 25 November 2016

Waku : 08.00-09.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Memasukkan Surat Ijin Observasi Penelitian Skripsi

Deskripsi

Pada hari Jumat pukul 08.00 peneliti pergi ke SMA Negeri 6 Yogyakarta

pada pukul 08.00 WIB. Setalah sampai disana peneliti menuju ke pos satpam dan

disambut dengan ramah dan mengutarakan maksud kedatangan untuk

memasukkan surat ijin observasi. Kemudian peneliti mengisi buku tamu dan

dipersilahkan untuk menuju ke ruang Tata Usaha.

Dengan membawa surat tersebut beserta map kemudian peneliti menuju ke

ruangan yang telah ditunjukkan. Saat peneliti masuk ke lobi disambut oleh guru

piket di lobi utama SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan ramah. Dan peneliti

diarahkan untuk langsung memasuki ruang TU.

Kemudian setalah sampai di ruang TU peneliti menyerahkan surat ijin observasi

pra-skripsi dan menyampaikan maksud juga tujuan kedatangan peneliti. Dengan

ramah petugas TU menerima surat peneliti dan memberitahu agar kembali esok

hari. Tak lupa peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas di lingkungan

sekolah SMAN 6 Yogyakarta.

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

150

Catatan Lapangan 2

Hari, Tanggal : Sabtu, 26 November 2016

Waku : 08.00-10.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Perkenalan dengan Waka Humas SMAN 6 YK

Deskripsi

Hari Sabtu pukul 08.00 peneliti sudah sampai di SMA Negeri 6

Yogyakarta. Pertama-tama peneliti mengunjungi ruangan Tata Usaha untuk

bertemu bagian penyuratan, kemudian oleh beliau diarahkan untuk langsung

menemui Wakil Kepala Humas SMAN 6 yogyakarta, Pak ES, jadi hari ini peneliti

bertemu dengan Pak ES.

Pak ES merupakan wakil kepala Humas di SMAN 6. Agenda hari ini

hanya berkenalan dengan Pak ES, dan peneliti mengutarakan masud tujuan

kedatangan peneliti dan menjelaskan penelitian apa yang ingin peneliti lakukan.

Setelah selesai menjelaskan beliau dengan ramah mempersilahkan peneliti untuk

melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Dan peneliti dipersilahkan

untuk kembali kapan saja.

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

151

Catatan Lapangan 3

Hari, Tanggal : Senin, 28 November 2016

Waku : 10.00-12.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Observasi Awal

Deskripsi

Hari ini peneliti datang ke SMAN 6 untuk wawancara dengan Pak ES

untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai program pendidikan anti

korupsi. Hasil wawancara ini berguna untuk menyusun latar belakang penelitian

Peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan yang ingin peneliti ajukan terkait

dengan Pendidikan Anti Korupsi. Wawancara dengan Pak ES berjalan lancar dan

beliau memberikan peneliti dokumen mengenai data-data yang peneliti perlukan.

Pertanyaan yang diajukan hanya secara garis besar untuk kepentingan pembuatan

latar belakang masalah berupa sejak kapan program pendidikan anti korupsi

terbentuk da nada kegiatan apa saja. Keterbukaan pihak sekolah dan keramahan

seluruh warga sekolah membuat peneliti menjadi nyaman dalam melakukan

observasi awal ini.

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

152

Catatan Lapangan 4

Hari, Tanggal : Selasa, 29 November 2016

Waku : 10.00-12.30

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Observasi Lanjutan

Deskripsi

Hari ini peneliti datang ke SMAN 6 untuk melakukan observasi lanjutan.

Peneliti sebelumnya bertemu dahulu dengan Pak ES selaku waka Humas di

SMAN 6 Yogyakarta. Beliau memberikan arahan untuk penyusunan instrument

wawancara hendaknya ditujukan kepada siapa saja. Kemudian untuk wawancara

kepada siswa disarankan untuk wawancara kepada siswa kelas 3 karena yang

menjalani acara sosialisasi pendidikan anti korupsi adalah siswa kelas 3. Setalah

wawancara dengan Pak ES selesai peneliti melanjutkan dengan berkeliling di

sekolah dan melihat aktivitas siswa di lingkungan sekolah.

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

153

Catatan Lapangan 5

Hari, Tanggal : Senin, 19 Desember 2016

Waku : 09.00-11.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Share Rencana Penelitian

Deskripsi

Hari ini peneliti datang ke SMAN 6 untuk melakukan sharing rencana

penelitian. Sementara proposal skripsi sedang direvisi oleh dosen pembimbing,

peneliti konsultasi dengan Pak ES mengenai instrumen penelitian yang harus

dibuat. Kemudian Pak ES membantu dengan senang hati untuk penyusunan

instrument dan memberikan data pendukung mengenai program pendidikan anti

korupsi. Setelah selesai kemudian peneliti melanjutkan dengan berkeliling sekolah

untuk mengamati fasilitas sekolah, terutama saat di kantin kejujuran. Banyak

siswa yang mengantri dan ini merupakan suatu aktivitas yang baik.

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

154

Catatan Lapangan 6

Hari, Tanggal : Sabtu, 7 Januari 2017

Waku : 13.00 - 14.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Penyerahan Surat Ijin Penelitian

Deskripsi

Pada hari Sabtu, 07 Januari 2017 peneliti menyerahkan surat ijin

penelitian skripsi dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY dan Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta untuk selanjutnya dapat melakukan penelitian skripsi di SMA Negeri

6 Yogyakarta. Selain membawa surat pengantar peneliti juga menyerahkan

proposal skripsi yang telah mendapat pengesahan dari Dekan FIP. Sesampainya di

SMAN 6, peneliti dipersilahkan untuk kembali menemui pegawai di bagian

penyuratan ruang Tata Usaha. Disini peneliti disambut dengan ramah, sementara

pegawai menginput data surat masuk dari peneliti, peneliti bertanya sekilas

mengenai program pendidikan anti korupsi, beliau menanggapi dengan positif.

Setelah selesai, peneliti dipersilahkan untuk bisa melakukan wawancara di esok

hari.

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

155

Catatan Lapangan 7

Hari, Tanggal : Kamis, 19 Januari 2017

Waku : 09.00 - 13.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Wawancara Waka Humas, Waka Kesiswaan, dan Guru Agama

Deskripsi

Pada hari Kamis, 19 Januari 2017 peneliti kembali ke SMA Negeri 6

Yogyakarta. Sebelumnya sudah menghubungi Pak ES selaku Waka Humas untuk

membuat janji wawancara, kemudian beliau mengusulkan hari ini. Wawancara

dimulai sesuai dengan panduan pedoman wawancara. Wawancara berjalan dengan

lancar dan pertanyaan ditanggapi dengan baik.

Setelah wawancara selesai, beliau memberikan surat beserta lembar

disposisi yang digunakan untuk pengantar kepada kepala sekolah dan guru-guru

lainnya guna membuat janji wawancara. Setelah mendapatkan surat disposisi

peneliti kembali mewawancarai Bapak AF selaku waka Kesiswaan. Selain itu

beliau juga menjabat sebagai guru agama di kelas XII. Wawancara dimulai sesuai

dengan pedoman wawancara yang telah peneliti buat. Wawancara berjalan dengan

lancar dan pertanyaan ditanggapi dengan baik. Setelah itu peneliti berkeliling

sekolah dan mengamati aktivitas siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Dirasa cukup

peneliti menyudahi penelitian untuk hari kamis.

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

156

Catatan Lapangan 8

Hari, Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2017

Waku : 10.00 – 13.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Dokumentasi

Deskripsi

Pada hari Sabtu, 21 Januari 2017 peneliti kembali ke SMAN 6

Yogyakarta dengan tujuan untuk membuat janji waancara dengan kepala sekolah,

namun kepala sekolah sedang tidak berada di tempat. Untuk itu peneliti hanya

melakukan dokumentasi di lingkungan sekitar SMA Negeri 6 Yogyakarta tentang

pendidikan anti korupsi.

Selain itu peneliti juga bertemu dengan Pak ES (Waka Humas) untuk

meminta data dokumentasi mengenai kegiatan kreatif SMA Negeri 6 Yogyakarta

tentang pendidikan anti korupsi yang sudah dilaksanakan, seperti lomba video,

lomba cerdas cermat, dan lomba pidato antikorupsi.

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

157

Catatan Lapangan 9

Hari, Tanggal : Senin, 23 Januari 2017

Waku : 09.00-12.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Wawancara Dengan Guru

Deskripsi

Pada hari Senin, 23 Januari 2017 peneliti kembali ke SMA Negeri 6

Yogyakarta dengan tujuan utama ialah untuk membuat janji dengan Kepala

sekolah namun beliau sedang sibuk. Sehingga peneliti hanya dapat mewawancarai

guru.

Guru yang diwawancarai ialah Bu PS sebagai guru bahasa Indonesia yang

sebelumnya menjabat sebagai sekretaris pada susunan organisasi penugasan

Program Pendidikan Anti Korupsi, dan Bu LDS sebagai Guru Bimbingan

Konseling. Pertanyaan wawancara diajukan sesuai dengan pedoman wawancara

dan berjalan dengan lancar. Setelah selesai dengan wawancara peneliti

memutuskan untuk berkeliling ke sekolah dan mendkumentasikan aktivitas siswa.

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

158

Catatan Lapangan 10

Hari, Tanggal : Rabu, 25 Januari 2017

Waku : 09.00-12.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Wawancara dengan Guru dan Siswa

Deskripsi

Pada hari Rabu, 25 Januari 2017 peneliti kembali ke SMA Negeri 6

Yogyakarta. Peneliti bertemu dengan Pak ES untuk menerima data surat

penugasan yang terkait dengan Pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi.

Setelah bertemu dengan Pak ES kemudian peneliti menuju ke Ruang Kepala

sekolah namun beliau sedang rapat di disdikpora. disarankan oleh pihak sekolah

untuk kembali ke sekolah pada pukul 07.00 pagi.

Kemudian peneliti menuju ke ruang guru untuk mewawancarai guru yaitu

Pak HS, beliau sebelumnya menjadi penanggung jawab untuk pelaksanaan

kampanye anti korupsi. Wawancara berjalan dengan lancar dan kemudian peneliti

melanjutkan untuk mewawancarai salah satu siswa.

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XII IPS 2 yakni DAK.

Wawancara berjalan dengan lancar dan setelah selesai peneliti mengakhiri

penelitian untuk hari ini.

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

159

Catatan Lapangan 11

Hari, Tanggal : Jumat, 27 Januari 2017

Waku : 07.00 – 09.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Wawancara dengan Kepala SEKOLAH

Deskripsi

Pada hari Jumat, 27 Januari 2017 peneliti kembali ke SMA Negeri 6

yogyakarta. sesampainya di sekolah peneliti mengikuti program sekolah dimana

pada pukul 07.15 seluruh warga sekolah dimanapun berada diharuskan untuk

beridiri seiring dengan pemutaran lagu Indonesia Raya. Hal ini untuk

menghormati dan mengenang jasa pahlawan. Salah satu nilai yang dijunjung pada

program ini ialah nilai patriotism.

Setelah selesai peneliti menuju ke Ruang Kepala sekolah, yakni Bapak

MK,. setelah memperkenalkan diri kemudian peneliti melanjutkan dengan

wawancara. Wawancara berjalan dengan lancar dan pertanyaan sudah dijawab

seluruhnya.

setelah selesai wawancara dengan kepala sekolah kemudian peneliti

berkeliling sekolah untuk melihat aktivitas siswa.

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

160

Catatan Lapangan 12

Hari, Tanggal : Selasa, 31 Januari 2017

Waku : 10.00-13.00

Tempat : SMA Negeri 6 Yogyakarta

Tema/Kegiatan : Wawancara dengan Siswa

Deskripsi

Pada hari Selasa, 31 Januari 2017 peneliti kembali ke SMA Negeri 6

Yogyakarta. Kali ini peneliti bertujuan untuk mewawancara siswa dengan fokus

pertanyaan penelitian seputar impelementasi pendidikan anti korupsi. Siswa yang

peneliti wawancarai merupakan siswa kelas XII IPA 4 dan siswa kelas X5.

Wawancara berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala apapun,

seluruh pertanyaan dapat dijawab dengan baik. Interaksi siswa dengan teman-

temannya juga baik, bahkan peneliti melihat adanya nilai kesopanan yang sudah

tertanam dalam diri mereka, salah satunya ialah ketika siswa melewati peneliti, ia

berjalan dengan menunduk dan tersenyum.

Setelah wawancara selesai peneliti memutuskan untuk berkeliling

sekolah dan mengamati kegiatan atau aktvitas mereka.

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

161

Lampiran 7. Reduksi dan Analisis Data Hasil Wawancara

Reduksi dan Analisis Data Hasil Wawancara

Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta

1. Kapan terbentuknya Program Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6

Yogyakarta?

MK : Terbentuknya pada tahun 2014, sebenernya sebelumnya kami

sudah membangun itu melalui kantin kejujuran. Tetapi secara legal

formal pendidikan anti korupsi itu dibentuk pada tahun 2014

kebetulan juga mendapat pembinaan dari Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan.

ES : Secara formal pendirian pada tahun ajaran 2014/2015 hingga

sekaran terkait dengan adanya Dana Bantuan Sosial dari

Kementrian Pendidikan. Tetapi pada tahun-tahun nya tetap

dilaksanakaan dengan menyesuaikan dengan program program

yang lainnya di SMA negeri 6.

AF : Di kurikulum itu sifatnya terintegrasi saja tidak berdiri sendiri.

Ditambah dengan program-program kegiatan itu mulai ada pada

tahun 2014. Dengan berbagai macam kegiatan atau lomba kaitanya

dengan kejujuran. .

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

162

PS : Sebenernya sudah lama sejak ada kantin kejujuran disini,

kemudian dikembangkan dan dibentuk Program Pendidikan Anti

Korupsi. Dari segi tujuan kan sebenarnya sama, untuk membentuk

individu agar berkarakter positif seperti kejujuran, tanggung jawab,

dan disiplin. Kemudian ada implementasi di kurikulum juga. Tetapi

secara teknis baru terbentuk tahun 2014.

HS : Pada tahun 2014 dibentuk program pendidikan anti korupsi yang

bertujuan untuk menanamkan karakter positif kedalam diri siswa,

khususnya karakter antikorupsi.

Kesimpulan: Program pendidikan anti korupsi terbentuk sejak tahun 2014.

Program ini dibentuk atas adanya kantin kejujuran yang sinergi dengan tujuan

pelaksanaan Program Pendidikan Anti Korupsi.

2. Apa yang melatarbelakangi pembentukan program Pendidikan Anti Korupsi

di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

MK : Yang melatarbelakangi untuk membangun karakter anak-anak

supaya menjadi insan yang mengedepankan akhlak mulia, terutama

untuk sikap-sikap yang berkaitan dengan sikap anti korupsi seperti

kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

ES : Secara umum sekolah ingin menciptakan output insan yang

Cerdas, unggul, peduli lingkungan hidup. Sekolah memilki strategi

dengan membentuk jiwa-jiwa yang jujur dan bertanggung jawab.

Nilai-nilai yang dapat mengatasi tinndakan korupsi kan dengan

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

163

nilai tanggung jawab, nilai disiplin jadi Pendidikan Anti Korupsi

itu harus dibangun.

AF : Sebenarnya sebelum adanya program anti korupsi, kami sudah

memiliki kantin kejujuran sejak lama. Kemudian didukung dengan

adanya program pemerintah tentang sosialisasi kaitannya dengan

antikorupsi. Kemudian guru dan siswa keduanya mengikuti

workshop agar penanaman nilai antikorupsi tidak hanya untuk

siswa saja tetapi juga untuk guru. Karena sudah ada program

kantin kejujuran itu kita jadi nyambung saja, ada sinergi dan

tinggal dikembangkan.

PS : karena maraknya kasus korupsi di Indonesia seperti sudah

membudaya begitu. Jadi lembaga pendidikan khususnya SMA

Negeri 6 Yogyakarta melaksanakan program tersebut. Hal ini juga

bermanfaat untuk mendidik karakter siswa sejak dini agar

berakhlak baik.

HS : Melihat banyaknya kasus korupsi. Kemudian SMAN 6 sebagai

lembaga pendidikan yang berfungsi untuk mengarahkan anak didik

agar jujur, sportif, dan tanggung jawab. Jadi sejak dini ditanamkan

untuk membentuk karakter itu.

Kesimpulan: Implementasi program pendidikan anti korupsi dilatarbelakangi

oleh maraknya kasus korupsi di Indonesia, karena kasus korupsi yang sulit

dibasmi kemudian dibentuklah suatu upaya pencegahan melalui pendidikan

anti korupsi. Program pendidikan anti korupsi SMA Negeri 6 Yogyakarta

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

164

juga merupakan suatu pengembangan dari adanya kantin kejujuran yang

bersinergi satu sama lain untuk menanamkan karakter yang baik kepada anak.

3. Darimanakah sumber dana untuk pelaksanaan program pendidikan anti

korupsi ini?

MK : Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan kebudayaan

karena pada waktu itu Kementrian juga mengadakan program

terkait antikorupsi. Lalu SMAN 6 Yogyakarta ini mengajukan

proposal dan kemudian di acc oleh pihak kementrian pendidikan

dan kebudayaan.

ES : Murni dari pemerintah, sekolah tidak menganggarkan dana karena

pada saat itu kami mengajukan proposal untuk di danai oleh Dinas

Pendidikan dan kemudian di setujui.

AF : Sebelumnya membuat proposal untuk diajukan ke dinas

pendidikan. kemudian setelah disetujui kami mendapat dana

bantuan sosial dari kementrian.

PS : Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan kebudayaan

karena pada waktu itu Kementrian juga mengadakan program

terkait antikorupsi.

HS : Sumber dana berasal dari kementrian pendidikan dan kebudayaan

karena pada waktu itu Kementrian juga mengadakan program

terkait antikorupsi.

Kesimpulan: Sumber dana berasal dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sebelumnya SMA Negeri 6

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

165

Yogyakarta mengajukan proposal dana bantuan sosial dan kemudian

disetujui. Sehingga untuk pelaksanaan program pendidikan anti korupsi

secara teknis mendapatkan bantuan dari pemerintah.

4. Bagaimanakah sistem organisasi dalam program pendidikan anti korupsi yang

diterapkan oleh SMA Negeri 6 Yogyakarta?

MK : Penanggung jawabnya tentu saya selaku kepala sekolah,

kemudian Pak ES sebagai ketua, bu purwanti sebagai sekretaris,

dan Bu AU dibantu Bu ED sebagai bendahara, kemudian guru yang

lainnya sebagai anggota dengan dibagi tugas-tugas pertanggung

jawaban.

ES : Penanggung jawabnya kepala sekolah, kemudian saya sebagai

ketua, bu purwanti sebagai sekretaris, dan Bu Aulia dibantu Bu Eni

sebagai bendahara, kemudian guru yang lainnya sebagai anggota.

AF : Penanggung jawabnya kepala sekolah, kemudian Pak Eko sebagai

ketua, bu purwanti sebagai sekretaris, dan Bu AU dan Bu ED

sebagai bendahara, saya sebagai anggota dengan tugas menjadi

penanggungjawab pembuatan Standar Operasional Prosedur.

PS : Penanggung jawabnya kepala sekolah, kemudian Pak ES sebagai

ketua, saya sebagai sekretaris, dan Bu AU dibantu Bu ED sebagai

bendahara, kemudian guru yang lainnya sebagai anggota dengan

dibagi tugas-tugas.

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

166

HS : Penanggung jawabnya kepala sekolah, kemudian saya sebagai

ketua, bu PS sebagai sekretaris, dan Bu AU dibantu Bu ED sebagai

bendahara, kemudian guru yang lainnya sebagai anggota dengan

dibagi tugas-tugas pertanggung jawaban

Kesimpulan: Penanggung jawab Program Pendidikan Anti Korupsi ialah

Kepala sekolah, kemudian Pak ES (Wakasek Urusan Humas) sebagai ketua,

Bu PS sebagai sekretaris, dan Bu AU dibantu Bu ED sebagai bendahara,

kemudian guru yang lainnya sebagai anggota dengan dibagi tugas-tugas

pertanggung jawaban.

5. Apa sajakah sarana dan prasarana yang mendukung keterlaksanaan program

pendidikan anti korupsi ini?

MK : Adanya kantin kejujuran ialah yang utama. Selebihnya untuk

sarana dan prasarana tidak ada yang khusus sama seperti sekolah

lainnya. Karena ini terjadi di lingkungan sekolah tentunya sarana

dan prasarana secara konvensional sama saja seperti sekolah

lainnya. Hanya saja untuk kantin kejujuran, memang hanya di

SMAN 6 Yogyakarta saja yang masih eksis diantara sekolah

lainnya.

ES : Untuk sarana dan prasarana tidak ada yang khusus sama seperti

sekolah lainnya. Dan yang penting ada kantin kejujuran yang bisa

tampak secara fisik. Yang lebih pentingnya kan penanaman nilai-

nilai antikorupsi misalnya dengan slogan yang dipasang sekolah.

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

167

AF : Untuk sarana dan prasarana tidak ada yang khusus sama seperti

sekolah lainnya karena termasuk proses pendidikan sebenarnya.

Dan yang penting ada kantin kejujuran yang bisa tampak secara

fisik. Yang lebih pentingnya penanaman nilai-nilai antikorupsi

misalnya dengan slogan yang dipasang sekolah.

PS : Sarana khususnya untuk pelaksanaan program anti korupsi tidak

ada yang tetapi nilai-nilai antikorupsi itu ada yang berkaitan

dengan kejujuran, jadi sekolah punya kantin kejujuran.

HS : Untuk menanamkan nilai kejujuran itu ada kantin kejujuran, dan

x-banner.

Kesimpulan: Sarana dan Prasarana untuk Program Pendidikan Anti Korupsi

yang dilaksanakan di SMA Negeri 6 Yogyakarta secara fisik hanya

membutuhkan kantin kejujuran dan pemasangan x-banner sebagai salah satu

strategi untuk menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa, sarana lainnya

tidak ada yang khusus karena program pendidikan anti korupsi sama dengan

pembelajaran konvensional di sekolah. Kemudian prasarana yang dibutuhkan

berupa pembiasaan perilaku dengan pemberian keteladanan.

6. Bagaimanakan persiapan yang dilakukan oleh sekolah dalam Implementasi

Program Pendidikan Anti Korupsi?

MK : Persiapan yang di lakukan persiapan, kemudian kita membentuk

tim, setelah tim terbentuk kita berkoordinasi dan membuat

beberapa kegiatan-kegiatan. Namun kegiatan yang kita jalankan

disini tidak semuanya berdiri sendiri. Kita juga mengundang dari

Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

168

Kejaksaan Tinggi dan KPK untuk memberikan arahan awal karena

profesionalisme bidang kan ada di mereka. Saat pembentukan TIM

itu kita membuat proposal untuk diajukan pada bulan maret 2014.

Kemudian dikembangakan lagi saat penerimaan dana yakni Juli

2014. Lalu kami menyusun kegiatan yang mendukung program,

dan sosialiasi kepada warga sekolah.

ES : Dari pimpinan (kepala sekolah) dan dibentuk tim pelaksana dan

kemudian adanya koordinasi. Seiring dengan itu ada program dari

pemerintah menyediakan dana bantuan bagi lembaga pendidikan

yang menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi,

kemudian kami mengajukan proposal dan terpilih. Setelah dana

bantuan itu diterima kami melakukan pengembangan Tim yang

awalnya dibentuk pada maret 2014. Tim Pengelola kemudian

dikembangkan setelah dana diterima yaitu Juli 2014. Lalu diadakan

rapat, pembentukan kegiatan, dan sosialisasi.

AF : Awalnya pembentukan tim pengelola, kemudian dikembangkan

setelah adanya penurunan dana. Setelah kami menerima dana

bantuan tersebut, kami mengadakan rapat untuk menentukan

langkah selanjutnya. Kemudian disusunlah kegiatan-kegiatan

terkait Program Pendidikan Anti Korupsi

PS : Pada tahap persiapan, tentu yang pertama dilakukan itu ialah

pembentukan Tim Pengelola, kemudian dilaksanakan rapat

persiapan untuk membahas langkah selanjutnya. Pada waktu rapat

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

169

kami sudah menerima dan bantuan sosial, kalau tidak salah bulan

Juli 2014 dilaksnakan rapat pertama setelah ada penerimaan dana

bantuan. Setelah itu menyusun program-program kegiatan yang

terkait Pendidikan Anti Korupsi tersebut.

HS : Pada tahap awal setelah adanya SK dari Kepala Sekolah

kemudian dibentuk pengembangan TIM Pengelola dan diadakan

rapat bersama. Rapat bersama itu tujuannnya untuk membahas

kelanjutan program Pendidikan Anti Korupsi itu sehubungan sudah

adanya penerimaan dana bantuan sosial. Setelah itu kemudian

dibentuklah program-program dan di sosialisasikan.

Kesimpulan: Persiapan dalam implementasi pendidikan anti korupsi ialah

pertama, pembentukan TIM pada maret 2014 kemudian TIM

pengelola dikembangkan pada Juli 2014 setelah penerimaan dana

bantuan. Kedua, rapat persiapan guna membahas langkah

selanjutnya untuk Program Pendidikan Anti Korupsi, Kemudian

pembentukan kegiatan-kegiatan, dan sosialisasi.

7. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya pengembangan kegiatan

anti korupsi?

MK : Kegiatanya dulu tentunya dimulai dari sosialisasi di sekolah,

kemudian juga pembuatan SOP (standar Operasional Prosedur)

Jadi untuk menginternalkan nilai-nilai pada seluruh warga sekolah

maka kita juga perlu membuat Standar Operasional Prosedur dalam

seluruh penyelenggaraan pendidikan, sehingga dengan adanya

Page 185: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

170

pedoman dari SOP tersebut, bisa teratur saat proses

pelaksanaannya, dan diharapkan seluruh warga sekolah

berkolaborasi untuk menciptakan kegiatan yang mengandung nilai-

nilai anti korupsi, karena sebagai pendidik kan harus yang

memberikan tauladan. Selain itu juga ada kampanye dengan

penyebaran stiker anti korupsi di jalan-jalan, kemudian pelaksanaan

lomba-lomba kreatif untuk menumbuhkan ide-ide dalam diri siswa,

dan adanya workshop dari Kejaksaan Tinggi.

ES : Sosialisasi di lingkungan sekolah, dokumen-dokumen tentang

Standar Operasional Prosedur yang didalamnya regulasi tindakan

agar menerapkan prinsip-prinsip anti korupsi, kemudian juga ada

kegiatan kreatif seperti membuat kampanye di jalan-jalan dengan

penyebaran stiker, kemudian pelaksanaan lomba-lomba kreatif

untuk menumbuhkan ide-ide dalam diri siswa, dan adanya

workshop dari Kejaksaan Tinggi.

AF : Secara umum di pembinaan upacara, banyak materi sebenarnya

tentang akademik, kedisiplinan, kejujuran. Kemudian secara khusu

ya dengan integrasi kepada materi pelajaran yang relevan.

PS : Dulu pernah ada penyuluhan, kemudian lomba-lomba kegiatan

kreatif terkait anti korupsi itu, kemudian ada pembinaan dari setiap

upacara, kemudian juga adanya kantin kejujuran.

HS : Adanya pembinaan, sosialisasi, gerak jalan dengan membagikan

stiker pendidikan anti korupsi. Adanya penyebaran stiker itu saat

Page 186: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

171

kegiatan kampanya anti korupsi, jadi peserta keliling ke lingkungan

sekolah, dengan menyebarkan stiker budayakan anti korupsi

kepada masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Anak-anak

senang dan ini bisa menjadikan mereka untuk termotivasi supaya

memiliki perilaku yang baik

Kesimpulan: Implementasi Program Pendidikan Anti Korupsi yang

dilaksnakan sejak tahun 2014 diawali dengan sosialisasi yang melibatkan

seluruh warga sekolah, sosialisasi ini membutuhkan pihak kedua yakni

Kejaksaan Tinggi sebagai pihak yang profesional di bidangnya untuk menjadi

narasumber dalam sosialisasi Program Pendidikan Anti Korupsi. Kemudian

selain sosialisasi juga ada Standar Operasional Prosedur dalam seluruh

penyelenggaraan pendidikan, sehingga dengan adanya pedoman dari SOP

tersebut, bisa teratur saat proses pelaksanaannya, dan diharapkan seluruh

warga sekolah berkolaborasi untuk menciptakan kegiatan yang berprinsip

pada nilai-nilai anti korupsi. Selain itu kemudian diadakan kegiatan kreatif

yang bertujuan untuk mengasah siswa agar kreatif yaknik dengan lomba

cerdas cermat anti korupsi, lomba pidato anti korupsi, lomba video parody.

Untuk kegiatan selanjutnya ada kantin kejujuran, x-banner, dan pembiasaan.

8. Bagaimana penanaman nilai kejujuran, nilai kepedulian, nilai kedisiplinan,

nilai tanggung jawab, nilai kerja keras, nilai sederhana, nilai keberanian, dan

nilai keadilan pada diri siswa dengan adanya program Pendidikan Anti

Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta ini?

Page 187: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

172

MK : Nilai kejujuran itu tentunya dari kegiatan-kegiatan di dalam

program pendidikan anti korupsi. Siswa dengan diberikan

sosialisasi tentang kejujuran seperti itukan jadi sebagai proses

menanamkan sikap jujur, selain itu juga dari kantin kejujuran itu,

kemudian juga dari adanya buku khusus untuk penemuan barang.

Nilai Kepedulian ditanamkan melalui kepedulian apabila ada salah

satu teman yang tertimpa musibah. Ya jadi disini siswanya saling

peduli satu sama lain. Nilai Kedisiplinan itu ya dari adanya tata

tertib sekolah, siswa harus mematuhi regulasi yang ada. Jika tidak

dilaksanakan maka siswa akan dikenakan ganjaran. Mengenai nilai

kesederhanaan, disini siswanya dididik untuk menggunakan

pakaian yang sederhana saja dan berdandan yang biasa saja, justru

saat siswa tersebut berlebihan maka akan menjadi pusat perhatian

dan bisa menimbulkan kejahatan, jadi untuk aturan kesederhanaan

sudah diterapkan, selama ini juga tidak ada laporan kasus tentang

siswa yang berlebihan dalam berdandan atau membawa barang-

barang berharga ke sekolah, semuanya batas wajar.

ES : Nilai Kejujuran: dibangun dengan kantin kejujuran, kemudian

ketika ulangan tidak monyentek di dalamnya ada proses

penanaman kejujuran, kemudian pada saat pembinaan upacara,

kemudian ada buku pelaporan dimana siswa yang menemukan

suatu barang akan mencatat di buku tersebut. Disitu muncullah

penanaman nilai-nilai kejujuran dalam diri siswa. Nilai Kepedulian:

Page 188: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

173

Dibangun dengan adanya peduli siswa ketika ada musibah

menimpa temannya dengan mengumpulkan dana sukarela. Nilai

Kedisiplinan: nilai kedisiplinan berkaitan dengan kehadiran. Siswa

datang tepat waktu, ada pembinaan khusus untuk siswa. Bel masuk

7.15 akan menyanyikan lagu Nasional. Kemudian begitu bel

apabila masih ada siswa yang datang berarti ia terlambat kemudian

diberi pembinaan yang edukatif berupa merawat tanaman di sekitar

kelas. Kemudian disiplin terkait pemakaian seragam. Apabila ada

siswa yang tidak disiplin menggunakan seragam maka ia akan

mengajukan surat ijin ke guru piket yang bertugas dan selanjutnya

guru kelas yang akan membina selanjutnya, jadi tidak akan

dibiarkan siswa yang tidak disiplin. Kemudian disiplin terkait etika

lalu lintas, yaitu yang belum membawa sim dilarang membawa

motor. Nilai Tanggung jawab: berkaitan dengan penugasan yang

dilakukan. Jadi siswa bertanggung jawab dengan proses belajarnya

di sekolah, dan juga menjaga perilaku. Nilai kesederhanaan:

dengan tidak berpakaian berlebihan. Nilai kesederhanaan sudah ada

di tata tertib sekolah. Nilai keberanian: dibangun dengan metode

pembelajaran di kelas seperti presentasi, disitu siswa dilatih untuk

percaya diri. dan ketika dikirim untuk lomba juga menumbuhkan

sikap siswa untuk berani beraksi, kemudian keikutsertaan siswa

dalam program pendidikan anti korupsi seperti lomba-lomba cerdas

Page 189: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

174

cermat anti korupsi, dan lomba pidato terkait anti korupsi juga

merupakan nilai keberanian dari siswa.

AF : Nilai kejujuran untuk siswa tentang kejujuran bisa dianalogikan

dengan orang puasa. Jadi mau jujur atau tidak itu tergantung

siswanya. Kemudian dengan adanya kantin kejujuran, misalnya

hari ini minus, tetapi besoknya malah lebih. Jadi disitulah kejujuran

siswa perlu dikembangkan. Nilai Kepedulian: kalau kepedulian dari

sisi sosial sebenernya anak-anak sini cukup memiliki jiwa sosial

tinggi, misalnya ketika ada musibah mereka bergerak

mengumpulkan penggalangan dana atau bantuan. Kemudian

membangun sisi karakter sudah cukup bagus ya dengan

pembiasaan perilaku sehari-hari di sekolah. Nilai kedisiplinan:

sekolah berusaha untuk selalu menanamkan itu, indikatornya

adalah tata tertib sekolah juga ada. Nilai tanggung jawab: ya

mereka bertanggung jawab dengan tugasnya. Kemudian untuk

dalam ulangan. Siswa yang membawa kendaraan baik itu sepeda

motor atau sepeda ontel harus menuntun kendaraanya sejak masuk

gerbang sekolah hingga ke parkiran.

PS : Nilai Kepedulian kalau dengan anti korupsi itu ya misalnya siswa

saling menegur apabila ada yang berbuat curang atau bahkan

menyampaikannya kepada guru, itu bentuk kepedulian. kejujuran:

ya sekolah mencoba untuk ke arah sana ya mbak. Nilai

Kedisiplinan sudah menjadi prioritas utama sekolah untuk

Page 190: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

175

mencetak generasi yang unggul, kalau disini penerapan

kedisiplinan berkaitan dengan tata tertib sekolah, siswa sudah tahu

aturan-aturan apa saja yang diterapkan di SMAN 6 Yogyakarta dan

apabila melanggar akan mendapatkan point dan diberikan

pembinaan, untuk hal yang tampak secara fisik itu dengan misalnya

setiap siswa yang membawa kendaraan ke sekolah ia akan berhenti

mematikan mesin motor, turun dari motornya, dan mendorong

sampai ke parkiran, semuanya begitu. Kemudian kalau ada yang

terlambat akan dicatat oleh guru piket di lobi dan diberikan

pembinaan, tidak kami diamkan. Agar mereka jera

HS : Nilai Kejujuran: misalnya dengan adanya kantin kejujuran

kemudian juga adanya pembuatan LPJ atau laporan pertanggung

jawaban yang mendidik siswa agar berbuat jujur. Sebagai guru

biologi ya saya mengajarkan kepada siswa untuk selalu berlaku

jujur. Lebih baik hasil ulangan yang jujur daripada berbuat curang.

Contoh nya juga saat parktikum, data yang didapat oleh siswa

dicatat dan harus dijelaskan dengan sumber-sumbernya dan itu

merupakan salah satu penanaman kejujuran. Nilai Kepedulian: jadi

disini itu sudah baik mbak seolidaritas siswanya .

LDS : Siswa di SMA Negeri 6 Yogyakarta ini merupakan siswa yang

berasal dari keluarga yang macam-macam mbak, namun ketika

sudah memasuki gerbang sekolah, tidak ada perbedaan status

diantara siswanya, tidak pernah ada pelaporan kasus mengenai

Page 191: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

176

sebuah gank ataupun bullying disini, bahkan siswa merasa nyaman-

nyaman saja berada di sekolah hal ini terbukti dari siswa yang

hingga sore masih saja di sekolah sekedar untuk mengobrol dengan

teman-teman nya atau apapun itu, itu tandanya siswa merasa

nyaman untuk berada di sekolah. Karena hal ini sudah ada regulasi

nya tersendiri yang tergabung dalam sebuah tata tertib sekolah

DAK : Kejujuran karena adanya sanksi yang rumit dan berat ketika

ketahuan mencontek, jadi sebaiknya jujur saja saat ulangan, ketika

ketahuan mencontek belum kalau disita handphone dan

pemanggilan orang tua, jadi sebaiknya jujur saja saat ulangan, guru

juga menghargai yang jujur daripada bagus tapi menyontek. Ada

kantin kejujuran, buku penemuan barang itu ada bukunya di ruang

wakasek humas mbak terus ada kantin kejujuran.

Kesimpulan: nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,

keberanian, kerja keras, tanggung jawab, keadilan, kesederhanaan sudah

diterapkan dalam perilaku siswa di sekolah. Guru sebagai kontrol dan juga

sebagai pemberi teladan sehingga nilai-nilai karakter positif tersebut dapat

tertanam dalam diri siswa.

9. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi Program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

MK : Adanya sarana sekolah yang mendukung seperti kantin kejujuran,

kemudian waktu itu ada dana bantuan dari Kementrian untuk

penyelenggaraan program ini, kemudian dukungan dari orang tua

Page 192: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

177

bagus ada support, kemudian partisipasi dari warga sekolah juga

semuanya mendukung.

ES : Faktor pendukungnya secara internal tentunya ada dukungan dari

semua warga sekolah untuk melaksanakan program pendidikan anti

korupsi. Setelah ada sosialisai kemudian tau, kemudian

melaksanakan. Pada saat sosialisasi kepala sekolah menyampaikan

bahwa pendidikan anti korupsi kan bisa diintegrasikan dengan mata

pelajaran di kelas, misalnya bahasa Indonesia bisa diselipkan

bacaan mengenai kasus korupsi, dan cara agar tidak terjangkit

korupsi. Jadi secara Sumber Daya Manusia, warga sekolah siap

melaksanakan. Kemudian pengajuan proposal kepada dinas juga

sudah disetujui, jadi semakin mendukung untuk keterlaksanaan

program ini.

AF : Kalau untuk faktor pendukungnya tentunya karena ada komitmen

dan partisipasi dari seluruh warga sekolah mulai dari Kepala

Sekolah, guru, dan semua siswa.

PS : Pertama karena sudah berkomitemen jadi adanya ketegasan sikap,

kemudian adanya pemberian contoh, dan adanya fasilitas.

HS : Tentunya dukungan dari warga sekolahnya sendiri. Dari siswa dan

dari guru yang mengajarkan dan memberikan keteladanan.

Kemudian untuk siswa mereka juga berpartisipasi aktif terhadap

kegiatan yang di selenggarakan sekolah.

Page 193: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

178

Kesimpulan: Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan anti korupsi

diantaranya ialah adanya komitmen dan partisipasi dari seluruh warga

sekolah, dukungan dari orang tua dan masyarakat, dukungan dana dari

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta,

dan adanya sarana yang mendukung dari sekolah.

10. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi program

Pendidikan Anti Korupsi di SMA Negeri 6 Yogyakarta?

MK : Hambatanya justru dari pihak eksternal. Karena bagaimanapun

juga siswa tidak bisa lepas komunikasi dari masyarakat. Di sekolah

siswa baik mengikuti regulasi yang ada, tetapi ketika dia ke

masyarakat ada satu dua yang melakukan kegiatan menyimpang

dari tujuan sekolah.

ES : Untuk faktor penghambatnya di SMA Negeri 6 ini ada beberapa

program yang dijalankan, seperti program adiwiyata dan

kewirausahaan, jadi ya penghambatnya karena banyak program

yang berlaku.

AF : Kalau penghambat karena ada beberapa program yang dijalankan

mbak. Seperti disini sekarang sedang menggalakkan sekolah

kewirausahaan, terus ada juga program adiwiyata. Itu sih mbak.

PS : Hambatanya dari individu-individu siswanya kadang masih ada

yang berbuat curang.

LDS : Banyaknya program yang dijalankan. Bahkan sekarang ini adanya

adiwiyata dan kewirausahaan jadi seperti kurangnya waktu

Page 194: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

179

DAK : Terkadang masih ada beberapa teman yang berbuat curang. Disini

kan the research school of jogja, jadi siswa disibukkan dengan

membuat karya ilmiah, jadi menurutku di sman 6 itu terlalu banyak

program.

MH : Penghambatnya masih ada beberapa kecurangan yang terjadi

MT : Hambatanya untuk bisa menjadi pribadi yang terjauh dari sikap

korupsi itu butuh waktu lama tidak instan harus ada kesadaran dari

diri sendiri terlebih dahulu.

Kesimpulan: Faktor Penghambat implementasi program pendidikan anti

korupsi ini ialah pelaksanaan program yang dilakukan dalam waktu yang

hampir bersamaan di SMA Negeri 6 Yogyakarta, dan masih rendahnya

pemahaman siswa.

11. Bagaimanakah partisipasi / kepedulian guru mengenai program Pendidikan

Anti Korupsi dalam menginternalisasikan pembelajaran dikelas?

MK : Partisipasi Guru bagus. Mereka mensupport kegiatan tersebut

dengan baik dan menjalannya dengan mengintegrasikan nilai-nilai

anti korupsi pada mata pelajaran.

ES : Ya partisipasi guru tentu baik, disini sudah ada aturan untuk jam

masuk dan jam keluar jadi untuk kedisiplinan guru sudah baik. Dan

untuk program pendidikan antikorupsi juga guru

menginternalisasikan dengan mata pelajaran dikelas. Jadi ada

partisipasi dari guru, bukan ada tetapi semua berpartisipasi.

Page 195: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

180

PS : Kalau bahasa Indonesia misalnya mnecari bacaan-bacaan terkait

misalnya kasus korupsi kemudian kita berikan penjelasan, atau

meminta siswa diskusi dengan studi kasus begitu.

AF : Kalau dikelas tidak lupa setiap akan test, siswa diberikan sugesti

seperti menuliskan bahwa ia mengerjakan hasil ujian dengan jujur.

Dengan begitu siswa akan mencoba untuk bersikap jujur. Jadi saya

dikelas mencoba menanamkan sikap-sikap terkait tindakan

antikorupsi kepada siswa dengan internalisasi seperti tadi. Selain

itu karena pendidikan agama relevan dengan pendidikan anti

korupsi. Bisa melalui diskusi dalam kelas mengenai tindakan

korupsi dan sikap antikorupsi.

HS : Sebagai guru biologi mengajarkan kepada siswa untuk selalu

berlaku jujur. Lebih baik hasil ulangan yang jujur daripada berbuat

curang. Contoh nya juga saat parktikum, data yang didapat oleh

siswa dicatat dan harus dijelaskan dengan sumber-sumbernya dan

itu merupakan salah satu penanaman kejujuran.

DAK : kita sudah bikin kesepakatan tentang kedisiplinan waktu, jadi

misal guru datang terlambat itu nanti kita diundur juga waktu jam

istirahatnya, jadi memang sudah kesepakatan. Kemudian dikelas

juga diajarkan untuk selalu berbuat jujur dan bertanggung jawab.

Misalnya saat guru mau mengadakan test kita disuruh menuliskan

bahwa mengerjakan ujian dengan jujur.

Page 196: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

181

AHA : Sudah baik. Masalah kedisiplinan waktu, guru dan siswa dikelas

saya membuat kesepakatan gitu mbak. Misal masuk terlambat nanti

istirahatnya juga di potong.

SO : Sudah baik sih mbak misalnya cara mengajarnya dikelas juga

dikaitkan dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan korupsinya

kemudian diberikan penjelasan gitu mbak, terus untuk kedisiplinan

waktu juga sudah baik.

MH : sudah baik, dengan adanya teguran-teguran apabila siswa berbuat

kecurangan, tetapi guru tidak hanya menegur namun juga

memberikan contoh.

Kesimpulan: Partisipasi dan kepedulian guru mengenai adanya Program

pendidikan anti korupsi sudah baik. Guru dalam pembelajaran dikelas

melakukan internalisasi nilai-nilai yang terkait dengan sikap antikorupsi

seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dll kepada siswa. Guru mata

pelajaran menyelipkan nilai-nilai antikorupsi kedalam mata pelajaran yang

relevan melalui diskusi kelas dan studi kasus. Misalnya dengan mengadakan

diskusi mengenai kasus korupsi kemudian siswa menyampaikan pendapatnya.

Mengenai masalah kedisiplinan guru juga sudah sesuai dengan tata tertib

sekolah karena ada absensi harian dan guru yang terpaksa terlambat selalu

membuat kesepakatan bersama siswa, misalnya terlambat masuk kelas 5

menit maka jam istirahat akan dikurang 5 menit.

12. Bagaimanakah partisipasi / kepedulian siswa mengenai program Pendidikan

Anti Korupsi yang dilaksanakan di SMA N 6 Yogyakarta?

Page 197: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

182

MK : Ya bagus karena siswa banyak berpartisipasi.

ES : Untuk siswa partisipasinya juga bagus karena mereka antusias

mengikuti kegiatan kreatif mengenai sikap-sikap antikorupsi.

AF : Secara umum baik, pada tataran sehari-hari ya melalui kantin

kejujuran. Di kota ini kan kantin kejujuran yang masih jalan hanya

SMAN 6. Otomatis jika kantin kejujuran disini masih eksis itu

berati tingkat kejujuran siswa disini tinggi. Kemudian juga adanya

buku penemuan barang. Itu menumbuhkan perilaku kepada siswa

untuk membiasakan sikap jujur.

PS : Ada perubahan, mereka lebih disiplin. Kemudian karena disini itu

mengedepankan proses bukan hasil, jadi saat ulangan siswa itu

sudah lebih bertanggung jawab atas apa yang ia jawab, tidak

menyontek, dan percaya diri mengerjakan tugas atau ujian.

HS : Perilaku anak-anak menjadi lebih jujur. Anak juga diberikan

wadah untuk mengembangkan sikap jujurnya misalnya dengan

adanya buku layanan penemuan barang.

LDS : Siswa dengan adanya peraturan yang sudah ditetapkan itu mereka

jadi lebih memilih untuk menghindari sikap mencontek itu karena

mengurus hal-hal seperti HP keluar, dan surat pemanggilan orang

tua itu akan ribet, jadi siswa memilih untuk jujur. Dan ada

bebrerapa anak yang sudah berani untuk menegur temannya apabila

ada yang menyontek dan bisa memberitahu kepada guru.

Page 198: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

183

DAK : Jadi dulu sebelum ada sosialisasi kan saya taunya kalau korupsi

hanya uang saja, ternyata waktu juga bisa dikorupsi. Terus dari

pembuatan film itu jadi seperti memotivasi kita untuk selalu

berbuat baik saja begitu mbak.

SO : Jadi dengan adanya program pendidikan anti korupsi ini karena

sudah dipasangi banner dan selalu diperjelas saat pembinaan

upacara sih mbak, kalau aku pribadi jadi menyadari sikap-sikap

antikorupsi itu wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

AHA : Jadi kita semakin paham apa itu korupsi dan bagaimana sebaiknya

kita bersikap agar terhindar dari sikap-sikap yang korupsi itu. Jika

ada teman yang berbuat curang apabila saya dekat dengan teman

itu maka saya akan bantu dia supaya tidak berbuat curang lagi.

MH : Sejauh ini saya tidak menyontek dan apabila ada teman yang

ingin berbuat kecurangan sebisa mungkin saya mencegah sebelum

ia nantinya terkena sanksi. Banyak juga pemasangan banner di

lorong-lorong, hal ini sebagai pengingat kepada kita semua untuk

tidak korupsi.

MT : Dengan adanya pembiasaan perilaku dan rumitnya hukuman

apabila melakukan kecurangan jadi membuat saya untuk selalu

berbuat yang tidak curang. Misalnya saat ujian, tidak menyontek.

Kesimpulan: Siswa berpartisipasi pada pelaksanaan kegiatan kreatif pada

Program Penddikan Anti Korupsi. Pada pelaksanaan proses pembelajaran

siswa pun berusaha untuk jujur dan tidak melakukan kecurangan, hal yang

Page 199: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

184

mendasarinya ialah karena adanya pembiasaan perilaku yang berkarakter

positif.

13. Bagaimana tindak lanjut sekolah ke depannya terhadap Pendidikan Anti

Korupsi di sekolah?

MK : Ya pendidikan anti korupsi ini menjadi basic dasar dari

pendidikan pada umumnya. Jadi semua lini harus tertanam oleh

program anti korupsi itu. Jadi ini sebenarnya bukan hanya untuk

siswa, tetapi juga untuk semuanya misalnya bagaimana kita

membangun disiplin. Karena yang namanya korupsi itukan tidak

hanya korupsi uang tetapi juga korupsi waktu, dsb. Ketika

mengajar malah main WA (whatsapp) itu juga korupsi sebenarnya.

Artinya bagaimana kita membangun mindset teman-teman itu

supaya bekerja sesuai dengan tupoksi nya.

ES : Ya Harapannya semoga bisa terus terlaksana dan sekolah lain

dapat mengikuti dengan menerapkan program pendidikan anti

korupsi ini, karena kan setiap pemuda nantinya menjadi penerus

bangsa maka semua harus diberikan pendidikan anti korupsi.

AF : Mencoba pendidikan itu agar tidak bersifat incidental saja namun

rutin berupa pembekalan karakter. Dijaga kualitas dan

kontinuitasnya

PS : Ya semoga program ini tetap berjalan mengingat pentingnya

menumbuhkan sikap anti korupsi dalam diri setiap individu ya

mbak.

Page 200: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

185

HS : Harapannya program ini akan berjalan terus dan membentuk

karakter siswa yang baik.

Kesimpulan: Pendidikan anti korupsi berjalan secara terus menerus karena

untuk keberhasilan dari program ini membutuhkan hasil yang tidak instan.

Page 201: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

186

Lampiran 8. Foto Hasil Penelitian

1. Foto Surat Penugasan terkait Implementasi Pendidikan Anti Korupsi

Page 202: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

187

Page 203: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

188

2. Kegiatan Wawancara

Wawancara Dengan Kepsek Wakil Kepala Urusan Humas

Wawancara dengan Guru Wawancara dengan Guru selaku PJ

Kampanya Anti Korupsi

Wawancara dengan Siswa Wawancara dengan Siswa

3. Foto Kegiatan Implementasi Pendidikan Anti Korupsi

Sosialisasi dan Workshop PAK Lomba Cerdas Cermat Anti Korupsi

Page 204: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

189

Banner Kegiatan Kreatif Anti Korupsi Stiker Anti Korupsi

Slogan Kantin Kejujuran Kantin Kejujuran

Banner PAK di Sekolah Banner di Sekolah

Page 205: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

190

Lomba Pidato Anti Korupsi Lomba Video Parody Anti Korupsi

Pengembangan Media dan Pembinaan Melatih Kejujuran siswa

Page 206: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

191

Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian

1. Surat Permohonan Izin Observasi

Page 207: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

192

2. Surat Permohonan Izin Peneitian

Page 208: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

193

3. Surat Izin Penelitian

Page 209: IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANTI …eprints.uny.ac.id/48715/1/Ayu Alfiyati_13110241045_skripsi.8.pdf · 1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Hanafi dan Ibu Istaril Mutholiah yang

194

4. Surat Keterangan Penelitian SMAN 6 Yogyakarta