implementasi peraturan menteri perdagangan nomor …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/wahyu dwi...

82
i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2015 TENTANG LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS DI KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah WAHYU DWI MAULANA SIP.152094 PEMBIMBING: Fauzi Muhammad, M.Ag Mustiah RH, S.Ag., M.Sy KOSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1440 H / 2019

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

i

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN

NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2015 TENTANG LARANGAN IMPOR

PAKAIAN BEKAS DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah

WAHYU DWI MAULANA SIP.152094

PEMBIMBING:

Fauzi Muhammad, M.Ag Mustiah RH, S.Ag., M.Sy

KOSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1440 H / 2019

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : WahyuDwiMaulana

NIM : SIP 152094

Jurusan/Kosentrasi : Ilmu Pemerintahan/Perencanaan Pembangunan

Fakultas : Syariah

Alamat : Jln. Lintas Candi Muaro Jambi, Desa Kedemangan,

Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 (S1) di Fakultas Syariah UIN

STS Jambi.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan hasil karya

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan penuh rasa

tanggungjawab.

Jambi, Oktober 2019

Penyusun

WAHYU DWI MAULANA NIM: SIP 152094

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

iii

Jambi, Oktober 2019

Pembimbing I : Fauzi Muhammad, M.Ag

Pembimbing II : Mustiah RH, S.Ag., M.Sy

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi-MuaraBulian KM. 16 Simp. Sei Duren, Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi 36363 Telp.(0741)582021

Kepada Yth.

Bapak Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

Jambi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikumwrwb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara WAHYU DWI MAULANA dengan NIM SIP 152094 yang berjudul:

“Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas Di Kota Jambi”

Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah surat ini dibuat, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa danBangsa.

Wassalamualaikumwrwb.

Pembimbing I Pembimbing I

Fauzi Muhammad, M.Ag Mustiah RH, S.Ag., M.Sy NIP.197410232003121003 NIP.197007061998032003

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

v

MOTTO

ل اطل إ الب م ب مىالكم بيىك أكلىا أ مىىا ل ت ه آ ذي ا ال ه ا أي يمىك ه تزاض ة ع ار ن تكىن تج م أ ل تقتلىا أوفسك م و إن الل

ا م م رحي ان بك ك

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.1

1QS. An-Nisa: 29

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur alhamdulillah perjalanan pendidikan yang saya jalani tidak terasa sudah sejauh ini langkah kaki masih mampu berjalan untuk menuntut

ilmu, banyak pengalaman dan pengetahuan serta canda tawa suka duka yang sudah didapat. Dalam pencapaian ini tentu tidak terlepas dari orang-orang

disekeliling yang selalu mensupport hari-hari saya. Maka dalam kesempatan ini izinkan saya mempersembahkan pencapaian yang dirasakan detik ini kepada:

Yang pertama orang tua saya Hayatuddin ( Ayah ) dan Salma ( Ibu ) beserta keluarga besar tanpa mereka saya tidaak bisa melangkah sampai pada jenjang

pendidikan yang sekarang. Tidak lupa pula ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Dosen-Dosen terkhusus pembimbing skripsi saya yang telah

mampu mendidik dan memberi arahan serta pengetahuan yang begitu bermanfaat bagi pribadi ini semoga ilmu yang engkau berikan dapat saya menfaatkan sebaik mungkin sebagai bekal pengetahuan untuk kedepannya, semoga ilmu ini menjadi

ladang pahala bagi Bapak dan Ibu yang telah mendidik selama ini.

Kemudian yang terakhir kepada sahabat SPJ (Suhaiman, Apri, Rico dan Firman Byson) dan teman-teman seperjuangan lainnya beserta adik-adik tingkat yang

turut hadir menghiasi hari-hari saya selama menuntut ilmu dibangku perkuliahan saya ucapkan ribuan terimakasih yang sedalam-dalamnya. Hari-hari tersebut akan terus membekas dalam bingkai kenangan yang tersusun diingatan saya.

Semoga kita semua menjadi orang-orang yang berguna dan pada nantinya sukses seperti yang kita harapkan sesuai dengan cita-cita yang diinginkan. Aamiin

yarobbal „alamin.

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

vii

ABSTRAK

Tren pakaian bekas impor sedang menjadi primadona semua kalangan dengan harga yang murah namun berkualitas, tapi kenyataan dilapangan pakaian bekas impor merupakan komoditi yang dilarang untuk diimpor ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib dimusnahkan memasuki wilayah Indonesia dan ketika itu terjadi secara otomatis maka implementasi atau penerapan Permendag No. 51 tahun 2015 dinyatakan gagal. Dengan adanya pakaian bekas hal tersebut tentu akan mematikan industri garment dalam negeri. Jual beli pakaian impor bekas yang sekarang banyak dijumpai di Kota Jambi membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan Permendag No. 51 tahun 2015, faktor serta alasan apa yang menja dipenyebab maraknya penjualan pakaian impor bekas di Kota Jambi, bagaimana upaya dari pemerintah daerah Kota Jambi sendiri dalam mengatasi maraknya penjualan pakaian impor bekas. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor penyebab maraknya penjualan pakaian impor bekas di Kota Jambi, untuk mengetahui faktor serta alasan terhadap praktik jual beli pakaian impor bekas, untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah Kota Jambi dalam menangani masalah jual beli pakaian impor bekas. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif yang bersifat membangun, mengembangkan, dan menemukan teori-teori sosial. Peneliti juga menggunakan pendekatan normatif sosiologis, dengan cara meneliti bahan-bahan perpustakaan yang merupakan data sekunder, sedangkan penelitian hukum sosiologis/empiris dilakukan dengan meneliti data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan. Ada beberapa temuan dalam praktik jual beli pakaian impor bekas yang ada di Kota Jambi peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa jika dilihat dari jual beli yang dilakukan pembeli dan penjual tidak ada masalah, karena kedua belah pihak sama- sama ridho. Yang menjadi masalah adalah antara penjual pakaian impor bekas dan pemerintah Indonesia, hal ini dikarenakan penjual memasukan pakaian imporbekas dengan cara ilegal, itu sama saja dengan tidak mematuhi aturan yang sudah dibuat pemerintah.

Kata kunci : implementasi, peraturan menteri, pakaian bekas impor.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

viii

KATA PENGANTAR

يم ب ن ٱلرح ه ٱلرحم سم ٱلل

Assalamu’alaikum, Wr,Wb.

Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penulisan skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu tidak lupa pula

sholawat serta salam penulis sampaikan pada junjungan Nabi Muhammad SAW

yang telah member kita petunjuk dari zaman kebodohan hingga kezaman yang

terang benderang, sebagaimana yang kita rasakan saat ini, dengan disinari iman

dan islam.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Peraturan Menteri PerdaganganNomor

51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas Di Kota Jambi

Dalam penulisan skripsi ini penulis akui tidak sedikit hambatan dan

rintangan yang dilalui namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat

khususnya bagi diri penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca serta

memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, pemerintahan serta

bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini, dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

ix

1. Bapak Prof. Dr. Suadi, Lc., MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sultan

Thaha Syaifuddin Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc. M. HI,. Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas

Syariah bidang Akademik dan Kelembagaan.

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI selaku Wakil Dekan II Fakultas Syariah

bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan.

5. Ibu Dr. Yuliatin, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama.

6. Ibu Mustiah RH, S.Ag., M. Sy dan Ibu Tri Endah Karya Lestiani, S. IP., M.

IP selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Sayariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

7. Bapak Fauzi Muhammad, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Mustiah RH, S.Ag., M.Sy selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

membantu serta dalam pembuatan skripsi ini

8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen, staf, karyawan/i dilingkungan Fakultas

Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan

pelayanan dan bantuan serta bimbingannya selama proses perkuliahan.

9. Ibunda dan Ayahanda beserta keluarga besar tercinta yang senantiasa

mendo’akan, mendukung, serta memeberikan motivasi dalam penulisan

skripsi ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

x

10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Se-Fakuktas dan

UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi yang ikut serta memberikan perhatian

dan partisipasinya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari

kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi teknis penulisan analisis maupun dalam

mengangungkan adanya tanggapan dan masukan berupa kritik dan saran dari

semua pihak demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan tercatat

sebagai amal jariyah disisi Allah SWT, serta mendapat pahala atau ganjaran yang

sepentasanya.

Jambi, Oktober 2019 Penulis

WAHYU DWI MAULANA NIM: SIP 152094

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B.Rumusan Masalah ....................................................................... 8

C. Batasan Masalah ........................................................................ 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 9

E. Kerangka Teori........................................................................... 10

F. Tinjau Pustaka ............................................................................ 22

BAB II METODE PENELITIAN............................. ............................... 24

A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 24

B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 25

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25

D. Metode Pengumpulan Data......................................................... 26

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 26

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xii

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 28

G. Jadwal Penelitian ........................................................................ 39

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................ 31

A. Gambaran Umum Kota Jambi .................................................... 31

B. Gambaran Umum Kecamatan Telanaipura ................................. 32

C. Gambaran Umum Kelurahan Penyengat Rendah ....................... 34

D. Sejarah Singkat Pasar Aurduri .................................................... 34

E. Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Kota Jambi .................................................... 36

F. Visi Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Kota Jambi.................................................... 38

G.Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Jambi ...................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 41

A. Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-

DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas

di Kota Jambi ................................................................................ 41

B. KendalaYang Dihadapi dalam Implementasi Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi ............... 47

C. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Maraknya Penjualan

Pakaian Bekas Impor di Kota Jambi ............................................. 56

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 60

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xiii

A. Kesimpulan ................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 30

Tabel 1.2 Jumlah Pedagang dan Jenis Lapak ................................................... 44

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xv

DAFTAR SINGKATAN

SWT : SubhanahuWata’Ala

UUD 1945 : Undang-UndangDasar 1945

NKRI : Negara KesatuanRepublik Indonesia

MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat

PEMDA : Pemerintah Daerah

KBBI :Kamus Besar Bahasa Indonesia

API :Angka Pengenal Impor

TPT :Tekstil dan Produk Tekstil

KKN :Korupsi Kolusi dan Nepotisme

PAD :Pendapatan Asli Daerah

KEIN : Komita Ekonomi dan Industri Nasional

BTBMI : Buku Tarif Bea Masuk Indonesia

AL : Angkatan Laut

SMK : SekolahMenengah Kejuruan

UIN : Universitas Islam Negeri

STS : SulthanThahaSyaifuddin

PERMENDAG : Peraturan Menteri Perdagangan

DISPERINDAG : Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Jambi ................................................................................................................ 40

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah Negara Kesatuan yang memiliki wilayah daratan yang

dipisahkan oleh lautan dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang

terdiri atas lima pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan

Papua serta ribuan pulau-pulau kecil lainnya (archipelagicstate). Sebagai sebuah

Negara yang memiliki wilayah kedaulatan yang luas, Pemerintah Indonesia

memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi setiap warga

negaranya dalam usaha mengembangkan diri seperti yang diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28C Ayat 1 tentang HAM yang berbunyi:

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

mendasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.2

Salah satu makna yang terkandung pada Pasal 28C Ayat (1) dalam Undang-

UUD 1945 menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan mendasar bagiwarga

Negara yang secara konstitusional merupakan amanat dari Undang-undang untuk

dilaksanakan dan dikelola sebagai bagian dari tugas pemerintah dalam rangka

mensejahterakan rakyat. Berbagai macam kebutuhan mendasar manusia dalam

kajian ilmu ekonomi tersusun secara sistematis berdasarkan tingkat intensitas

2Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28C Tentang HAM Ayat 1 .

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

2

dalam pemenuhannya. Macam-macam kebutuhan tersebut diklasifikasikan atas

kebutuhan yang bersifat primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan-kebutuhan yang

bersifat primer (pokok) terdiri dari kebutuhan pangan, sandang dan papan.

Kebutuhan pangan mencakup kebutuhan manusia akan makanan dan minuman

yang sehat, kebutuhan sandang mencakup kebutuhan manusia akan pakaian yang

bersih dan layak, sedangkan kebutuhan papan merupakan kebutuhan manusia

akan perumahan atau tempat tinggal untuk bernaung dan berlindung. kebutuhan-

kebutuhan itu merupakan kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi dan dikelola

dengan baik oleh pemerintah dalam usaha menjamin kelangsungan hidup warga

Negara.

Kemampuan pemerintah dalam upaya mencukupi kebutuhan warga Negara

terutama kebutuhan dasar/pokok mengalami berbagai kendala dan hambatan

karena beberapa factor yaitu: ketidakmampuan untuk mengolah barang mentah

menjadi barang jadi atau barang yang siap dikonsumsi atau digunakan,

meningkatnya jumlah penduduk, keterbatasan sumber daya, monopoli pasar, dan

perbedaan pendapatan. Indonesia memiliki populasi penduduk yang relatif cukup

besar sehingga memiliki kecenderungan menghadapi kendala dan hambatan

dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Berdasarkan hasil sensus BKKBN 2014,

jumlah penduduk indonesia mencapai 250 juta jiwa dengan angka pertumbuhan

penduduk 1,49% per tahun. Negara ini juga mengalami kesulitan dalam

mengelola barang mentah menjadi barang jadi atau siap pakai, hal ini dibuktikan

dengan maraknya aktivitas ekspor-import bahan mentah seperti emas, minyak

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

3

mentah, tekstil, dan batubara untuk diolah menjadi barang jadi yang memiliki

nilai ekonomis.3

Berfokus pada kemampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pakaian

pada dasarnya sangat bergantung pada selera dan gaya hidup masing-masing

individu. Pakaian yang layak saja dianggap tidaklah cukup sebab kualitas pakaian

merupakan bagian dari selera dan gaya hidup manusia modern. Pakaian

berkualitas dengan brand atau merk terkenal tentu dibandrol dengan harga yang

cukup tinggi sedangkan pakaian dengan harga yang terjangkau tentu memiliki

kualitas dibawah pakaian merk terkenal, situasi ini lah menimbukan beredarnya

aktivitas import pakaian bekas.

Dalam hal ini memang isu perdagangan pakaian bekas sudah merebak

diberbagai negara di dunia, baik di Negara maju maupun Negara berkembang.Isu

tersebut memberikan dampak negatif bagi Negara berkembang seolah-olah

menjadi penadah bagi pakaian bekas yang sudah tidak dipakai oleh negara maju.

Penelitian Sally Baden dan Catherine Barber, menyebutkan kondisi perdagangan

pakaian bekas sangat kecil atau kurang dari 0,5 %, namun bagi beberapa negara

Afrika, perdagangan pakaian bekas memberikan kontribusi yang cukup besar atau

lebih dari 30% dari perdagangan pakaian jadi. Disebutkan juga bahwa impor

pakaian bekas dapat mengganggu kinerja industri tekstil di Afrika Barat, sehingga

menurunkan penjualan yang signifikan pada tahun 1980-1990.Penurunan tersebut

3https:/liputan6.com.news/read/734658/kemampuan-pemerintah-dalam-upaya-mencukupi-

kebutuhan-warga-negara...../utm, di akses 14 Maret 2019.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

4

akibat harga impor pakaian bekas jauh lebih murah, sedangkan produk dalam

negeri menjadi kurang berdaya saing.4

Jika mengacu pada data dan fakta seperti disebut di atas sesungguhnya

menggambarkan ketidakmampuan pemerintah dalam hal memenuhi kebutuhan

dasar seperti pangan, sandang dan papan. Ketidakmampuan ini merupakan

permasalahan yang membutuhkan pemecahan agar kebutuhan nasional rakyat

Indonesia dapat terpenuhi dengan baik. Berfokus pada Fenomena

Ketidakmampuan pemerintah dalam hal pengadaan pakaian berkualitas dengan

harga yang terjangkau pada waktunya dimanfaatkan oleh para importir untuk

memasarkan pakaian bekas dari luar negeri ke wilayah Indonesia. Oleh karena

proses perdagangan pakaian bekas import yang terus mengalami perkembangan

maka Kementerian Perdagangan mengeluarkan Keputusan Menteri Perdagangan

No. 290 Tahun 1997 tentang barang yang Diatur Tata Niaga Importnya.

keputusan menteri ini pada dasarnya dikeluarkan dengan tujuan mengatur tata

niaga import yang terdiri dariberbagai macam komoditi seperti, minyak, beras,

cengkeh, pakaian dan lain-lain. Khusus untuk pakaian bekas dinyatakan sebagai

limbah dan masihdiperkenakankan aktivitas tata niaga importnya dalam jumlah

terbatas dandengan syarat ketentuan yang berlaku.5

Pada perkembangannya setelah dikeluarkan Keputusan Menteri

PerdaganganNo. 290 Tahun 1997 usaha para importir dalam memenuhi kebutuhan

sandang dalam negeri dengan cara memasok pakaian bekas import dari negara-

negara lain tanpa disadari menyisakan berbagai macam permasalahan baru.

4www.kemendag.go.id, diakses pada tanggal 7 Desembar 2017. 5Ibid.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

5

Permasalahan-permasalahan tersebut berpotensi mematikan industry tekstil dan

garmen dalam negeri karena merusak harga pasar, kurang baik dari segi kesehatan

sebab dikhawatirkan mampu menjadi pintu masuk penyebaran penyakit dari

negara lain ke wilayah Indonesia dan dianggap merendahkan harkat dan martabat

bangsa Indonesia dikarenakan mengimport pakaian bekas bangsa lain.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia,

peredaran produk tekstil pada tahun 2014 untuk pasar domestic menyentuh angka

62 persen dari pasokan produsen lokal, 31 persen dari import resmi, dan 7 persen

diduga berasal dari import illegal. Jika dikalkulasikan maka nilai pakaian bekas

import illegal mencapai US$ 5,62 miliar atau sekitar Rp 71,6 triliun, hal ini

mengindikasikan terganggunya industri tekstil dan garmen dalam negeri sebagai

akibat dari import pakaian bekas.6

Dalam Undang-undang No 39 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal

178disebutkan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan

terhadap masyarakat dan terhadap setiap penyelengaraan kegiatan yang

berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang kesehatan dan upaya

kesehatan, salah satu tujuan dari upaya pembinaan yang dilakukan oleh

pemerintah adalah untuk melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan

yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan”. Dimana menurut Ahmadi Miru

dan Sutarman Yodo untuk mengangkat harkat kehidupan konsumen maka

6Ibid.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

6

berbagai hal yang membawa akibat negatif dari pemakaian barang dan jasa harus

dihindarkan dari aktivitas perdagangan pelaku usaha.7

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Dirjen Standarisasi

dan Perlindungan Konsumen pada 25 sampel pakaian bekas diketahui bahwa

pakaian bekas mengandung 216 ribu koloni bakteri mikroba yang dapat

mengakibatkan penyakit kulit, diare dan penyakit saluran kelamin.Kandungan

bakteri dan jamur yang terdapat dalam pakaian impor bekas ini dapat menjadi

penyebab munculnya berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, diare, dan

yang mengerikan konsumen dapat terkena penyakit saluran kelamin.Penularan

bakteri dan jamur yang terdapat dalam pakaian bekas berawal dari kontak

langsung dengan kulit atau ditransmisikan oleh tangan manusia yang bakteri dan

kapang dapat menyebabkan gangguan beragam kesehatan.8

Perkembangan perdagangan pakaian bekas terlihat jelas pada saat sekarang

ini, namun ada sisi lain yang diabaikan pelaku usaha. Pelaku usaha hanya

berorientasi pada keuntungan dari hasil perdagangan dan mengenyampingkan

peraturan mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha.Gejolak yang

terjadi ditengah masyarakat penelitian menemukan bahwa masih terdapat pelaku

usaha penjual pakaian bekas impor terkhususnya di Kota Jambi tanpa

memperhatikan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas, ketentuan ini juga sudah tertulis dalam

Undang-undang No. 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan pasal 47 ayat 1 bahwa:

7Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Rajawali

Pers,2011), hlm. 65-66. 8 Diana Aditiasari, “Kemendag: Pakai Baju Bekas Impor Bisa Kena Penyakit Saluran

Kelamin....”, detik.com, 2015, diakases pada 30 Agustus 2016 Jam 17:42 WIB.

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

7

setiap importir wajib mengimpor barang dalam keadaan baru. Namun pada

kenyataannnya saat ini mengapa masih banyak dijumpai para penjual pakaian

bekas impor, padahal untuk sanksinya sendiri sudah ada dalam Undang-undang

yang sama yakni setiap penjual barang impor bekas akan dipidana selama 5 tahun

atau denda administrasi sebesar 5.000.000.000.9

Di Kota Jambi sendiri dapat dengan mudah ditemui salah satunya,

dikawasan Pasar Aurduri merupakan tempat dimana terdapat pelaku usaha

pakaian bekas impor.Pakaian bekas impor yang dijual di Kota Jambi terbilang

cukup bervariasi mulai dari pakaian santai sampai pakaian untuk pesta baik untuk

perempuan maupun pria, hal ini menarik minat masyarakat untuk membeli

pakaian bekas impor tersebut. Pakaian bekas impor yang dijual tersebut

merupakan pakaian dengan merek luar negeri yang dijual dengan harga miring

tanpa mempertimbangkan kualitas dan cemaran bakteri yang terdapat dalam

pakaian bekas impor tersebut.Disamping itu menurut pengakauan salah satu

pedagang yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwasannya pakaian

bekas impor tidak seluruhnya bekas pakai, karena ada juga sebagian diantaranya

yang merupakan pakaian gerai ritel yang sudah ketinggalan mode, setelah tidak

laku dijual walaupun dengan diskon yang cukup besar. Dan terkadang baju bekas

impor ini adalah baju sisa penjualan dari pabrik garmen dan dapartement store

yang ditimbun selama bertahun-tahun di gudang, baju-baju timbunan inilah yang

kemudian dijual kembali oleh pihak-pihak tertentu10

9Undang-undang No. 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan Pasal 47 Ayat 1. 10Wawancara dengan Teteh salah satu pedagang pakaian di pasar Aurduri bekas yang

enggan disebutkan namanya, pada tanggal 14 Januari 2019.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

8

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menulis skripsi yang berjudul“Implementasi Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor

Pakaian Bekas di Kota Jambi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan

sebelumnya,maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-

DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam Implementasi Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor

Pakaian Bekas di Kota Jambi ?

3. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi maraknya penjualan pakaian

bekas impor di Kota Jambi ?

C. Batasan Masalah

Untuk mempermudah serta tidak menyalahi sistematika penulisan karya

ilmiah sehingga memberikan hasil yang diinginkan, maka penulis merasa perlu

membatasi masalah yang akan dibahas, pembatasan masalah dalam penelitian ini

perlu dilakukan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari pokok

pembahasan, disamping itu juga untuk mempermudah melaksankan penelitian.

Oleh karena itu, maka penulis membatasi penelitian ini hanya membahas tentang

Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi tahun 2017-2018.

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

9

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas rumusan

masalah diatas:

a. Untuk mendeskripsikan Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan

Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di

Kota Jambi.

b. Untuk menganalisis kendala yang dihadapi dalam Implementasi Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan

Impor Pakaian Bekas Di Kota Jambi.

c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi maraknya

penjualan pakaian bekas impor di Kota Jambi.

2. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis:

a. Secara teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian

ilmu khususnya Ilmu Pemerintahan dalam memberikan penjelasan mengenai

Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-

DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi.

b. Secara praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan bagi kawan-kawan mahasiswa selama mengikuti program

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

10

perkuliahan jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi

dan juga penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi kepada

pemerintahan kota jambi tentang Implementasi Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor

Pakaian Bekas di Kota Jambi.

E. Kerangka Teori

1. Implementasi

Secara umum Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun

secara cermat dan terperinci. Sedangkan dalam artian sempit, implementasi dapat

dikatakan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakn dan

diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa untuk

kemudian dijalankan sepenuhnya.11

Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to implement”

artinya mengimplementasikan. Tak hanya sekedar aktivitas, implementasi

merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius

juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan.

Beberapa ahli mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian

implementasi seperti Wheelen Dan Hunger, Van Meter & Van Horn, Mazmanian

& Sabatier, Prana Wastra dkk, Pressman & Wildavsky Nurdin Usman, Budi

Winarno, Guntur Setiawan, dan Prof. H. Tachjan.

11Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim), (Jakarta : 1989), hlm. 279.

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

11

F. Kerangka Konseptual

1. Peraturan Perundang-undangan

a. Definisi dan Dimensi Peraturan

Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (4) Undang-undang Nomor 10 tahun 2004,

disebutkan jenis peratuturan perundang-undangan yang diakui keberadaaan dan

mempunyai kekuatan hokum yang mengikat dimaksud, anatara lain:”…Peraturan

yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,

Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, Menteri…”12

Peraturan perundang-undangan adalah suatu keputusan dari suatu lembaga

Negara atau lembagapemerintahan yang dibentuk berdasarkan atribusi dan

delegasi. Dalam rumusan lain juga diartikan, bahwa peraturan perundang-

undangan ialah sebuah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara atau

pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.13

Pada pasal 5 Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 memberi penejelasan

bahwa dalam membentuk perundang-undangan, harus didasarkan pada asas

pemebentukan peraturan perundang-undangan yang baik, yaitu:

12 Yuliandri, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Baik,

(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 67. 13Ibid.,hlm. 41.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

12

1) Asas “kejelasan tujuan” adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak

dicapai.

2) Asas “kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat” adalah bahwa setiap

jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat

pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan

perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum

apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak bewenang.

3) Asas “kesesuaian antara jenis dan materi muatan” adalah bahwa dalam

pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar

memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan.

4) Asas “dapat dilaksanakan” adalah bahwa peraturan perundang-undangan

yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik sertaharus

memperhatikan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam

masyarakat baik secara filosifis, yuridis maupun sosiologis.

5) Asas“kedayagunaan dan hasilgunaan” adalah bahwa setiap peraturan

perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan

bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

6) Asas“kejelasan rumusan” adalah bahwa setiap peraturan perundang-

undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan

perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologyserta

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

13

bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan

berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

7) Asas “keterbukaan” adalah bahwa dalam proses pembentukan peraturan

perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan

pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh

lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk

memberikan masukan dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.14

b. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang

Larangan Impor Pakaian Bekas.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51 Tahun 2015 merupakan salah

satu bentuk pelarangan yang diberikan oleh pemerintah khususnya kepada para

pedagang yang ada di Indonesia bahwasannya tidak boleh atau melarangmenjual

pakaian impor dalam bentuk bekas. Adapun latar belakang adanya peraturan ini

adalah:

1) Bahwa pakaian bekas asal impor berpotensi membahayakan kesehatan

manusia sehingga tidak aman untuk dimanfaatkan dan digunakan oleh

masyarakat;

2) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

untuk melindungi kepentingan konsumen, maka dari itu pemerintah perlu

melarang impor pakaian bekas;

14Ibid., hlm. 52.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

14

3) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b, perlu menetapkan peraturan Menteri Perdagangan tentang Larangan

Impor Pakaian Bekas;

Kemudian diperjelas lagi dengan bunyi pasal 2 dan 3yang menyatakan:

Pasal (2)

Pakaian bekas dilarang untuk diimpor ke dalam wilayah Negara Kesatuan Repulik

Indonesia.

Pasal (3)

Pakaian Bekas yang tiba di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada

atau setelah tanggal Peraturan Menteri ini berlaku wajib dimusnahkan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Dan pasal 4 berupa sanksi yang diberikan kepada importir apabila melanggar:

Pasal (4)

Importir yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan larangan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2 dikenai sanksi administratif dan sanksi lain sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan isi undang-undang tersebut jelas bahwasannya pakaian bekas

impor dilarang oleh pemerintah dan bagi siapa yang melanggar akan dikenakan

sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

15

2. Impor

a. Pengertian Impor

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, impor dimaknai sebagai hal terkait

dengan pemasukan barang dagangan dari negeri asing.15Menurut Undang-Undang

tentang Kepabeanan, impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah

pabean.Daerah pabean yang dimaksud adalah wilayah Republik Indonesia yang

meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat

tertentu di Zona Eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku undang-

undang kepabeanan.16

Pengertian lainnya, impor adalah proses transportasi barang atau komoditas

dari suatu Negara kenegara lain secara legal, umumnya dalam proses

perdagangan. Proses impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur

tangan dari bea cukai di Negara pengirim maupun penerima. Impor ini merupakan

bagian terpenting dari perdagangan internasioanal, lawannya adalah ekspor.17

Pembeli barang dan jasa disebut “importir” yang mana merupakan

perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.Sedangkan penjual

barang yang berbasis luar negeri disebut sebagai “eksportir” yang merupakan

perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. 18 Manfaat dari

kegiatan impor adalah untuk memEnuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri,

pendapatan Negara akan bertambah karena adanya devisa serta mendorong

15WJS Poertwadarmointa, Kamus Umum Indonesia Bahasa, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka,

1976), hlm. 377. 16Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan. 17Wikipedia, “Impor”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Impor, pada tanggal 20 Mei

2017 pukul 12.24. 18Adrian Sutendi,Hukum Ekspor Impor,(Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), hlm. 7.

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

16

berkembangnya kegiatan industri. Alasan mengapa kegiatan impor terlaksana

disuatu Negara yaitu pertama, karena produksi dalam negeri belum ada, namun

barang atau jasa tersebut sangat diperlukan didalam negeri.Kedua, produksi dalam

negeri sudah ada, dan hasilnya belum mencukupi kebutuhan dalam negeri

sehingga masih dibutuhkan impor dari luar.

Di Indonesia sendiri sejauh ini telah mengimpor barang-barang konsumsi,

barang baku/penolong serta barang modal. Barang-barang konsumsi merupakan

barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti

makanan, minuman, susu, mentega, beras dan daging. Sedangkan bahan baku atau

bahan penolong merupakan barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan

industry. Dan barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha

seperti mesin, suku cadang, computer, pesawat terbang dan alat-alat berat.

b. Ketentuan Impor Barang di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan

bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan ekspor dan impor telah diatur

dalam undang-undang tersebut.Terkhusus pada impor diindonesia tidak semua

jenis barang dapat diimpor masuk ke Indonesia. Barang yang akan di impor

pertama akan dilakukan pemeriksaan pabean serta pemeriksaan fisik terhadap

barang tersebut.

Batasan mengenai impor barang dapat dikelompokkan menjadi barang yang

diatur tata niaga impornya, barang yang dilarang impornya, dan barang yang

bebas impornya.

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

17

1) Barang yang diatur tata niaga impornya

Barang-barang komoditas tertentu yang sistim impornya diatur melalui

beberapa mekanisme perdagangan.Mekanisme impor dapat berupa pengakuan

sebagai importir barang tertentu yang melakukan kegiatan impor untuk keperluan

sendiri, penetapan sebagai importir barang tertentu yang melakukan kegiatan

impor untuk keperluan diperdagangkan dan atau dipindahtangankan kepada pihak

lain, persetujuan impor, dan verifikasi atau penelususran teknis impor.19 Adapun

macam-macam barang yang diatur tata niaga impornya adalah : Gula, Beras,

Garam, Cengkeh, Nitro Cellulose (Nc), Precursor, Pelumas, Cakram Optic,

Tekstil Dan Produk Tekstil, Tabung Gas LPG (3kg), Impor Barang Modal Bukan

Baru, Minyak Dan Gas Bumi, Minuman Beralkohol, Plastic, Mutiara, Hewan Dan

Produk Hewan, Etilenia dan lain sebagainya.

2) Barang yang dilarang impornya

Barang yang dilarang impornya adalah barang-barang yang tidak memiliki

izin impor dari instansi yang berwenang, dalam hal ini berupa: Udang, Gombal

Baru Dan Bekas, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Sisa Reja Dan

Skrap dari Plastic, Produksi Industri Percetakan, Estisida Etilin Bromide, Barang

Bukan Baru (Bekas) Termasuk Pakaian Bekas, Psikotoprika, Narkotika, Bahan

Senjata Kimia dan lain sebagainya.

3) Barang yang Bebas Impornya

19Hamdani dan Pebrina Arimbhi, Manajemen Perdagangan Impor (Level Dua), (Jakarta:In

Media, 2014), hlm. 100.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

18

Barang yang bebas impornya adalah semua jenis barang yang tidak

termasuk kelompok diatur, diawasi, dilarang, dan impor dapat dilakukan pada

setiap perusahaan yang memiliki Angka Pengenal Impor (API). Berdasarkan

uraian tersebut dapat dimaknai bahwa barang gombal baru atau bekas termasuk

dalam kategori barang yang dilarang impornya. Oleh karena itu pakaian bekas

impor termasuk golongan barang yang illegal keberadaannya di Indonesia.

Dalam konteksnya, impor ilegal pakaian bekas ini termasuk kedalam

perdagangan internasional, yaitu perdagangan antar Negara berdasarkan

kesepakatan bersama. Pengertian dari perdagangan internasional itu sendiri yaitu

perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu Negara dengan penduduk

Negara lain atas dasr kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat

berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan

pemerintah suatu Negara atau pemerintah suatu Negara dengan pemerintah

Negara lain. Kalau dilhat dari sejarah perdagangan internasional telah terjadi

selama ribuan tahun, dan dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, social, dan

politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun

turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran

perusahaan multinasional.20

Dalam peraturan undang-undang dibidang perdagangan mengharuskan

adanya harmonisasi ketentuan dalam bidang perdagangan dengan kerangka

kesatuan ekonomi guna menyikapi pengembangan situasi perdaganagan di era

globalisasi pada masa kini dan masa depan. Maka dari itulah diperlukan dengan

20Adrian Sutendi,Aspek Hukum Kepabeanan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 23.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

19

adanya pembentukan undang-undang perdagangan, yang wajib diikuti terkait

dengan transaksi barang atau jasa didalam maupun diluar negeri.Perdagangan

diluar negeri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh ekspor impor atau barang

dan jasa yang melampaui batas wilayah Negara.

3. Pakaian Bekas

Pakaian merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia, sehingga

kebutuhan akan pakaian akan terus meningkat seiring perkembangan populasi

dunia. Industry pakaian jadi dunia terus berkembang diikuti oleh berkembangnya

perdagangan internasional untuk produk tersebut.Namun demikian, pada beberapa

decade munculllah isu perdagangan pakaian bekas yang didasari oleh berbagai

macam alasan.Peredaran pakaian bekas dunia dapat berupa hibah untuk korban

bencana alam ataupun perdagangan biasa seperti lelang baju bekas artis atau

sekedar mencari keuntungan dengan harga murah.

Isu perdagangan pakaian bekas sudah merebak diberbagai Negara di dunia,

baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.Namun demikian, isu yang

berkembang memberikan dampak negative bagi Negara berkembang yang seolah-

olah menjadi penadah bagi pakaian bekas yang sudah tidak terpakai lagi di Negara

maju. Impor pakaian bekas ini dapat menggangu kinerja industri tekstil yang akan

menurunkan penjualan. Penurunan penjualan tersebut disebabkan karena lebih

murahnya pakaian bekas daripada pakaian jadi yang diproduksi di dalam negeri,

sehingga produk di dalam negeri menjadi kurang berdaya saing.Tidak dapat

disangkal, bahwa kondisi industry dalam negeri turut pula mempengaruhi

pesatnya impor pakaian bekas di Indonesia, karena sebagaimana diketahui

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

20

produksi industry tekstil dan produksi tekstil (TPT) dalam negeri pada umumnya

masih dalam tahap perkembangan, sehingga hasilnya pun belum bisa

diandalkan.21

Dan jika dibandingkan dalam segi harga jelas barang impor jauh lebih

murah dibandingkan dengan barang local, bukan saja pakaian melainkan seperti

sepatu dan tas juga demikian, produk impor ditawarkan dengan harga yang lebih

murah sedangkan dengan merk dan ukuran yang sama produksi dalam negeri

ditawarkan dengan harga yang lebih mahal.

Dengan demikian dapat dimaknai bahwasannya pakaian impor bekas

merupakan benda berwujud, bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,

dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen, namun berfotensi

membahayakan kesehatan konsumen. 22 Karena pada dasarnya pakaian bekas

impor menagandung banyak sekali bakteri dan jamur sangat berpotensi

membahayakan kesehatan konsumen, hal ini tentu saja membuat pakaian impor

bekas menjadi pakaian yang tidak layak untuk digunakan karena telah

menyimpang dari fungsi pakaian yang semestinya dapat menjadi pelindung

penggunanya.Oleh karena itu untuk melindungi warga Negara Indonesia dari

bakteri berbahaya yang terkandung dalam pakaian impor bekas, maka pemerintah

mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-

DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.

21 Soufnir Chibro,Pengaruh Tindak Pidana Terhadap Pembangunan, (Jakarta: Sinar

Grafika, 1992), hlm. 36. 22Di lihat pada http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/06/20/analisis-kebijakan-impor-

1466384948.pdf hari jumat, 10 Maret 2016 Pukul 11.13AM.

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

21

Larangan impor pakaian bekas ini bukanlah produk kebijakan baru

pemerintah.Sejak tiga puluh sembilan tahun lalu pemerintah telah melarang

importasi pakaian bekas. Melalui Peraturan Kementerian Perindustrian dan

Perdagangan RI No.230 Tahun 1997 yang direvisi dalam Peraturarn Kementerian

Perindustrian dan Perdagangan RI No. 642 Tahun 2002 tentang tata niaga

melarang impor barang gombal baru. Bertahun berjalan hingga rampungnya

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, kemudian diatur

lebih lanjut dengan Permendag tentang larangan impor pakaian bekas yang

menyebutkan setiap importir wajib mengimpor barang baru.23

G. Tinjauan Pustaka

Di antara langkah penting dalam memulai aktivitas penelitian adalah

melakukan tinjauan pustaka atau penelusuran penelitian terdahulu yang memiliki

kaitan langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitian yang

diangkat.24

Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya

menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang bahasanya mengkin hampir

sama dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

1. Skripsi yang ditulis oleh Khusnul Khatimah Haruna Intang Mahasiswi

Universitas Hasanuddin Makassar dengan judul “Penegakan Hukum

Terhadap Impor Pakaian Bekas” skripsi ini membahas tentang bagaimana

23 http://regulasi.kemenperin.go.id/site/cari_peraturan., diakses pada tanggal 6 Juni 2016,

Pukul 2.49. 24 Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi Cetakan kedua), (Jambi:

Fakultas Syariah dan Syariah Pres, 2014), hlm. 26.

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

22

penegakan hukum terhadap larangan impor pakaian bekas di Kota Pare Pare,

serta menelusuri kendala yang ditemui dalam penegakan hukum tersebut.

2. Skripsi yang ditulis oleh Dheny Putra Adhitya Mahasiswa Universitas

Jember dengan judul “Kebijakan Pemerintah Indonesia Melarang Impor

Pakaian Bekas”. Skripsi ini dibuat untuk mengetahui factor-faktor yang

mnyebabkan kebijakan larangan impor tersebut tidak berjalan denagn baik.

3. Skripsi yang ditulis oleh Faizatul Adibah Mahasiswi Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul “Jual Beli Pakaian

Bekas Impor Di Tugu Pahlawan Kota Surabaya (Tinjauan UU Perdagangan

No.7 tahun 2014 dan Dalam Perspektif Fiqh Muamalah)”. Skripsi ini

menjelaskan bagaimana tinjauan Undang-Undang Perdagangan Nomor 7

Tahun 2014, serta bagaiman tinjauan melalui perspektif Fiqh Muamalah

terhadap jual beli pakain bekas impor tersebut.

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

23

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu

penelitian, pendekatan penilitian yang sesuai dengan tujuan akan mendukung

kemudahan bagi peneliti dalam menjalankan proses penelitian yang akan

dijalankan.25

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe

penelitian deskriftif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana

yang dijalaskan oleh soejono penelitian deskrifif adalah penelitian yang

bermaksud memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau

gejala-gejala lainnya. Penelitian ini bertujuan memaparkan dengan cara

mendeskripsikan tentangImplementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi

dengan berbagai penomena permasalahan yang ada. Oleh karena itu nantinya

penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data yang diperoleh peneliti dari

informasi untuk membrikan informasi yang menggambarkan penyajian sebagai

laporan. Laporan tersebutdapat berasal dari wawancara, catatan-catatan, foto-foto,

dokumen, pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada

penulisan penelitian, penulis menganalisis data tersebut dan sejauh mungkin

menggambarkan sebagaimana aslinya. Sehingga dengan demikian dapat diperoleh

25Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, Cetakan

Ketiga, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 76-77.

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

24

penjelasan dan gambaran atas topik penelitian yang sesuai dengan judul penelitian

“Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi”.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi

dan pasar Aurduri yang terletak di Jln.Perumnas Kelurahan Penyengat Rendah,

Keamatan Telanaipura Kota Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian

atau keseluruhan dan hasil penelitian yangdiperoleh dari lapangan.26

Adapun sumber data primernya adalah data-data yang berkenaan dengan

tindakan pelaku penjual pakaian bekas.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara

tidak langsung atau melalui sumber prantara. Data ini diperoleh dengan mengutip

sumber lain, sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan

kedua, ketiga dan seterusnya.27

Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

wawancara dan literature-literature yang mendukung penelitian ini baik berupa

26Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syariah dan Syariah Pres, 2014), hlm. 195.

27Ibid.

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

25

buku, koran, majalah, jurnal, maupun tulisan-tulisan lain yang dianggap penting

dalam mendukung penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Observasi

Adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk

mendapatakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu

penelitian.

b. Wawancara

Adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Wawancara tahap pertama biasanya hanya bertujuan untuk memberikan deskripsi

dan orientasi awal periset perihal masalah dan subjek yang dikaji. Tema-tema

yang muncul pada tahap ini kemudian diperdalam, dikonfirmasikan pada

wawancara berikutnya. Dalam keadaan berwancara tentang masalah yang

mengandung titik minat, periset kualitatif dapat melakukan loncatan materi

wawancara kepada narasumber yang secara natural memiliki informasi yang lebih

banyak dan menjadi informasi yang lebih penting.28

28Agus Salim,Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial,(Yogyakarta: Tiara Wacana,2006),

hlm. 17.

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

26

c. Dokementasi

Adalah mencari hal atau variabel yang berupa catatan buku, surat kabar,

koran, majalah dan sebagainya yang semua dalam metode dokumentasi.

E. Teknik Analisis Data

Secara teknis, analasis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

berdasarkan analisis interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan

Huberman.Analisis tersebut terdiri dari tiga kegiatan yang saling berinteraksi,

yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.29

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu,

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam teorinya semakin lama penulis ke

lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk

itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dpat dibantu dengan peralatan elektonik

seperti Computer dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.30

29 Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Edisi Revisi Cetakan kedua), (Jambi:

Fakultas Syariah dan Syariah Pres, 2014), hlm. 181. 30Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan RNB, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hlm. 244.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

27

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi. Maka ;angkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam

hal ini, miles dan huberman menyatakan “yang paling sering digunakan unuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.31

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir sebuah penelitian yang disusun

sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan nantinya merupakan jawaban atas

rumusan masalah. Dalam kesimpulan dikemukakan secara singkat dan padat

tentang kebenaran dan terbuktinya hipotesis atau sebaliknya.32

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami skripsi ini secara keseluruhan maka

sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, Bab ini merupakan pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, permasalahan dan runag lingkup, tujuan kegunaan penulisan

dan kerangka teoritis, serta menguraikan tentang sistematika penulisan.

Bab II. Metodelogi Penelitian. Dalam bab ini dibahs mengenai pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, instrument penelitian, teknik analisis data,

sistematika penulisan data jadwal penelitian.

31Ibid.,hlm. 247. 32Sayuti Una (ed),Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syraiah Pres, 2014), hlm.

195.

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

28

Bab III. Gambaran Umum. Membahas visi misi, tugas, dan fungsi dan

program kegiatan serta struktur kepegawaian Dinas Perdagangan Dan

Perindustrian Kota Jambi.

Bab IV. Pembahasan. Berisikan pembahasan mengenai Implementasi

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang

Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Jambi.

Bab V. Penutup. Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil

penelitian serta saran-saran terkait dengan Implementasi Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian

Bekas di Kota Jambi.

G. Jadwal Penelitian

Mengenai jadwal penelitian ini penulis jelaskan dengan mengunakan table

sebagai berikut:

a. Jadwal Penelitian

N0 Kegiatan

Tahun

Maret April September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan Judul

x

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

29

Tabel: 1.1 (Jadwal Penelitian)

2 Pembuatan

Proposal

x

x x

3

Perbaikan

Proposal dan

Seminar

x

x

4

Surat Izin

Riset

x

5 Pengumpulan

Data

x

6 Pengolahan dan

Analisis Data

x

7 Pembuatan

Laporan x

8 Bimbingan dan

Perbaikan

x

x

9 Agenda dan

Ujian Skripsis

x

10 Perbaikan dan

Penjilidan

x

x

x

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

30

BAB III

GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Jambi

Kota Jambi merupakan salah satu dari 11 daerah Kabupaten/Kota yang ada

di Provinsi Jambi, Kota Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatra No.

103/1946 pada tanggal 17 Mei 1946, selanjutnya ditingkatkan menjadi Daerah

Otonom Kota besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah berdasarkan

Undang-undang No. 9 tahun 1956. kemudian Kota Jambi resmi menjadi ibukota

Provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957 berdasarkan Undang-undang No. 61

tahun 1958.33

Untuk jarak waktu antara proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan

dibentuknya pemerintah Kota Jambi pada tanggal 17 Mei 1946 telah terjadi dalam

waktu yang relatif singkat. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan pemerintah

Otonom Kota besar saat ini sangat dipengaruhi oleh jiwa dan semangat

proklamasi 17 Agustus 1945. Meskipun menurut catatan sejarah, pendirian Kota

Jambi bersamaan dengan berdirinya Provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957,

namun hari jadinya ditetapkan sebelah tahun lebih dulu, sesuai Peraturan Daerah

(PerDa) Kota Jambi No. 16 tahun 1958 yang disahkan oleh Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jambi dengan surat keputusan No. 156 tahun 1986, bahwa hari

jadi pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946, dan perlu diketahui juga

bahwasannya sebelum terbentuknya pemerintah Kota Jambi ini namanya bukan

Kota Jambi melainkan Kota Madya.

33 http://www.LegislasiMahkamahAgung.go.id Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958, diakses pada tanggal 21 Mei 2019.

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

31

Secara Demografi, Kota Jambi dibelah oleh sungai Batanghari yang

merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera, kedua kawasan tersebut

terhubung oleh jembatan yang bernama jembatan Aurduri. Kota Jambi memiliki

luas sekitar 205,38 km² dengan penduduk berjumlah 750.857 jiwa dan memiliki

kepadatan 2.589,62/km2 (670,710/sq mi). Lokasi Kota Jambi berkoordinat:

1º35´21´´LU 103º36´36´´BT / 1,58917ºLS 103,61ºBT dengan zona waktu WIB

(UTC+7). Kemudia secara Demografi, Kota Jambi memiliki berbagai macam

suku diantaranya ada Suku Melayu, Jawa, Minangkabau, Bugis, Banjar, Batak,

Sunda dan Tionghoa-Indonesia. Agama mayoritas Islam sebanyak 87,17%,

disusul Kristen 4,06%, katolik 3,42%, Budha 3,31%, Hindu 1,22% lainnya 0,82%.

Lambang Kota Jambi berbentuk perisai denagn bagian yang meruncing di bawah,

dengan sfesifikasi dikelilingi tiga garis dengan warna bagian luar putih, tengah

berwarna hijau, dan bagian luar berwarna putih. Garis hijau yang mengelilingi

lambang pada bagian atas lebih lebar dan didalamnya tercantum tulisan “Kota

Jambi” yang melambangkan nama daerah serta diapit oleh dua bintang bersudut

lima berwarna putih melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Kota

Jambi yang terdiri atas berbagai suku dan agama.34

B. Gambaran Umum Kecamatan Telanaipura

Kecamatan Telanaipura adalah Kecamatan terbesar ketiga setelah

Kecamatan Kota Baru dan Jambi Selatan, terletak di pusat pemerintahan Provinsi

Jambi dengan luas wilayahnya mencapai 30,39 km². Adapun batas-batas

Kecamatan Telanaipura adalah sebagai berikut:

34http://www.kotajambi.go.id/kondisi geografis kota jambi, diakses pada tanggal 21 Mei

2019.

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

32

Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batanghari

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pasar Jambi

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi35

Kecamatan Telanaipura saat ini terdiri dari 11 kelurahan. Pada tahun 2006,

Kecamatan Telanaipura mengalami pemekaran dari 10 Kelurahan menjadi 11

Kelurahan sampai saat ini.36 Adapun kelurahan tersebut antara lain:

1. Kelurahan Telanaipura, dengan luas 1,29 km² atau 4,24% dari luas

kecamatan.

2. Kelurahan Simpang IV Sipin, dengan luas 1,53 km² atau 5,03% dari luas

kecamatan.

3. Kelurahan Selamat, dengan luas 1,40 km² atau 4,61% dari luas kecamatan.

4. Kelurahan Sungai Putri, dengan luas 1,59 km² atau 5,23% dari luas

Kecamatan.

5. Kelurahan Legok, dengan luas 3,41 km² atau 11,22% dari luas kecamatan.

6. Kelurahan Murni, dengan luas 0,36 km² atau 1,18% dari luas kecamatan.

7. Kelurahan Solok Sipin, dengan luas 1,12 km² atau 3,69% dari luas

kecamatan.

8. Kelurahan Buluran Kenali, dengan luas 2,06 km² atau 6,78% dari luas

kecamatan.

9. Kelurahan Teluk Kenali, dengan luas 2,34 km² atau 7,70% dari luas

kecamatan.

35 Kecamatan Telanaipura Dalam Angka tahun 2018, hlm. 3. 36Ibid., hlm. 9.

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

33

10. Kelurahan Penyengat Rendah, dengan luas 12,31 km² atau 40,51% dari luas

kecamatan.

11. Kelurahan Pematang Sulur, dengan luas 2,98 km² atau 9,81% dari luas

Kecamatan.37

C. Gambaran Umum Kelurahan Penyengat Rendah

Kelurahan Penyengat Rendah adalah satu dari 11 kelurahan yang ada di

Kecamatan Telanaipura dan merupakan Kelurahan dengan luasan terbesar dari

Kelurahan lainnya dengan luas 12,31 km² atau 40,51% dari luas

Kecamatan.38Adapun batas-batas yang mengelilingi Kelurahan Penyengat Rendah

antara lain:

Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batanghari

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mendalo Darat

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pematang Sulur

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi

D. Sejarah Singkat Pasar Aurduri

Pasar Aurduri yang terletak pada Kelurahan Penyengat Rendah Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi pada awalnya bukan merupakan sebuah pasar Modern

seperti sekarang ini, dahulu ada beberapa orangyang berjualan dikawasan

Perumnas Aurduri itu pedagang tersebut membuka lapak dengan beralaskan terpal

kecil tempat dia menaruh barang dagangannya aktivias ini mempengaruhi

masyarakat setempat sehingga muncullah pedagang-pedagang lainnya yang

mendirikan toko-toko dan di ikuti oleh pedagang-pedagang lain atau masyarakat

37Kecamatan Telanaipura Dalam Angka tahun 2018, hlm. 3. 38Ibid., hlm. 20.

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

34

pendatang dari daerah lain,sehingga semakin lama semakin banyak orang-orang

yang membuka lapak jualan. Kondisi ini muncul pandangan di masyarakat

setempat bahwa pasar ini merupakan jenis pasar teradisional atau pasar rakyat

karena proses jual beli antara pedagang dan pembeli mengunakan sistem tawar

menawar yang merupakan ciri-ciri pasar tradisional.39

Pasar ini terus menggalami perkembangan yaitu semakin banyaknya

masyarakat yang belanja dipasar sehingga mempengaruhi jumlah pedagang terus

masuk ke pasar untuk berjualan semakin banyak sehingga akibatnya lapak

pedangang tidak lagi berada di badan jalan atau pindah ketanah yang berlokasi

dipinggir badan jalan tersebut sehingga berdirilah beberapa lapak yang berbentuk

meja sederhana dan bertendakan terpal untuk pedangang berjualan.

Untuk meningkatkan nilai ekonomi dalam mewujudkan kesejahteraan maka

pada tahun 2015 telah dilakukan program dan diarahkan untuk meningkatkan

infrastruktur perdagangan dan jasa, seperti perbaikan sarana dan prasarana pasar

yang dimiliki oleh pemerintah Kota Jambi.Pada tahun 2015 pemerintah Kota

Jambi telah melakukan pembagunan,pengembagan serta mempercantik unit-unit

pasar tradisional yang dimiliki oleh pemerintah Kota Jambi seperti sarana dan

prasarana pasar termasuk asset-asset berupa toko guna meningkatkan kenyaman

dan keamanan serta untuk memobilisai para pedagang, pemerintah Kota Jambi

telah melaksanakan pemberian bantuan berupa gerobak untuk para pedagang

kuliner sebanyak 50 unit.40

39https://antaranews.com diakses pada tanggal 23 Desember 2018. 40https://jambikota.go.id/new/pasar.../read.../diakses pada tanggal 25 Desember 2018.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

35

Sejauh ini sudah banyak berkembang pasar-pasar modern dikota jambi

khususnya seperti mini market,mall dan lain sebagainya namum pemerintah Kota

Jambi melalui Dinas Perindustrian Dan Perdaganganberkomitmen tetap

mempertahankan serta terus meningkatkan pemeliharaan dan keberadaan pasar-

pasar tradisional. Pasar-pasar tradisional di Kota Jambi sendiri ada yang dikelola

oleh pemerintah dan swasta.Pasar tradisional Perumnas Aurduri 1 kota jambi

merupakan pasar yang terletak di Perumnas Aurduri 1,tepatnya teletak di

Kelurahan Penyengat Rendah Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi terkait dengan

pemerintah kota jambi mengambil alih lahan perumnas di perumahan aurduri

untuk mendirikan bangunan pasar seluas dua ribu meter persegi.41

E. Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)Kota

Jambi

Di dalam penyelenggaraan pemerintah diharapkan saat ini benar-benar

diharapkan terbebas dari tindakan yang merugikan rakyat seperti Kolusi,Korupsi

dan Nepotisme (KKN) serta pembangunan harus berpihak kepada kepentingan

rakyat atau mayarakatdalam upaya mewujudkan cita-cita terbentuknya suatu

bangsa dan Negara yang makmur dan sejahtera seperti yang diamanatkan dan

termaktub dalam Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia tahun 1945

dan amademennya, maka perlu adanya dasar hukum yang kuat serta komitmen

yang tinggi dari seluruh komponen bangsa. Hal ini merupakan salah satu tujuan

dari pada dilaksanakannya reformasi, sehubungan dengan hal itu maka dibuatlah

ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor : XI/MPR/1998

41https://jambikota.go.id/new/pasar.../read.../diakses pada tanggal 25 Desember 2018.

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

36

tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi Dan

Nepotisme (KKN)dan Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Nepotisme.

Pada prinsipnya peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa

dalam penyelengaraan negara dan pemerintahan harus benar-benar bebas dari

Korupsi,Kolusi Dan Nepotisme.42

Dalam rangka untuk mengimplementasikan amanat rakyat indonesia dan

perintah undang-undang yang dimaksud maka dalam lingkup penyelengaraan

pemerintahan oleh Presiden RI pada tahun 1999 menerbitkan instruksi Presiden

No. 7 tahun 2014 tantang akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (AKIP).

intruksi Presiden tersebut kemudian diganti dengan peraturan Presiden Nomor 29

tahun 2014 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (SAKIP). Yang

saat ini dijadikan pedoman bagi instansi pemerintahan baik ditingkat pusat

ataupun ditingkat daerah sebagai unsur penyelengaraan pemerintah dalam

mempertangungjawabkan segala bentuk pelaksanaan fungsi,tugas seta peranannya

dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dibuat berdasarkan

perencanaan strategis yang telah terapkan.

Laporan yang disusun instansi pemerintahan ini mempunyai bermacam

nama dalam penyebutannya, ada yang menyebut dengan laporan kinerja (LKJ)

atau Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (AKIP) atau Laporan Akuntabilitas

Instansi Pemerintah (LKIP). Laporan Kinerja ini merupakan wujud dari

pelaksanaan azas-azas pemerintahan yang baik sebagaimana yang termaktub

Negara yang bersih dan bebas dari KKN, dimana menyatakan bahwa dalam

42Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi Tahun 2017,

hlm. 1.

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

37

penyelengaraan pemerintah memuat azas kepastian hukum, azas tertib

penyelengaraan Negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas

profesionalitasdan azas akuntabilitas.

Pemerintah Kota Jambi pada tahun 2017 yang lalu telah melaksanakan

penetapan oraganisasi perangkat daerah yang baru, akhirnya terjadi perubahan

pada perangkat daerah mulai dari instansi maupun perangkatnya dan ini

dilaksanakan berdasarkan perintah peraturan pemerintah No. 18 tahun 2016

tentang Pemerintah Daerah.

Saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi merupakan

penggabungan 3 (tiga) instansi yaitu Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan dan

Dinas Pasar Kota Jambi serta Balai pelayanan Kemetrologian Provinsi Jambi.

Pelimpahan kewenangan kemetrologian merupakan perwujudan dari lampiran

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undanag-

Undang No. 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas undang-undang No. 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana kewenangan tersebut selama ini

menjadi kewenangan Provinsi beralih menjadi kewenangan Kabupaten/Kota.43

F. Visi Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)

Kota Jambi

Adapun Visi dan Misi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Jambi adalah sebagai berikut:

Visi

43Ibid., hlm. 2.

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

38

“Terwujudnya Sektor Perdagangan, Industri Dan Pasar Yang Tertib,

Berdaya Saing, Maju Serta Berkeadilan”

Misi

1. Meningkatkan kesadaran tertib niaga, perlindungan konsumen dan

kemetrologian;

2. Meningkatkan sumber daya aparatur guna mewujudkan pelayanan

pasar sebagai penunjang kinerja ekonomi yang berpihak pada

masyarakat;

3. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar guna menumbuhkan

perekonomian kota berbasis potensi lokal menuju kemandirian daerah;

4. Meningkatkan penerimaan PAD sektor retribusi pasar secara

menyeluruh, seimbang dan berkeadilan;

5. Meningkatkan pembinaan, penataan dan penertiban pedagang pasar

dan PKL secara berkesinambungan dan konsisten guna mewujudkan

perilaku yang berakhlak dan berbudaya;

6. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang untuk mewujudkan

pasar bersih, kondusif dan refresentatif; dan

7. Meningkatkan daya saing produk dan pemberdayaan industri kecil dan

menengah/usaha kecil dan menengah melalui pembinaan serta

fasilitasi sarana dan prasarana secara optmal.44

44Dokumentasi Kantor Disperindag Kota Jambi tahun 2017.

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

39

G. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(DISPERINDAG) Kota Jambi

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-

DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas Di Kota

Jambi

Sampai detik ini aktivitas perdagangan pakaian bekas atau lebih akrab

dikenal dengan sebutan pakaian BJ masih sangat marak terjadi di Kota Jambi,

terbukti banyak ditemui para pelaku pedagangdiberbagai sudut pasar yang ada di

kota jambi salah satunya adalah pasar Aurduri yang terletak di Kelurahan

Penyengat Rendah Kecamatan Telanaipura yang menjadi studi kasus penelitian

ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwasannya pelaksanaan peraturan

Menteri Perdagangan nomor 51/M-DAG/PER/2015 tentang larangan impor

pakaian bekas di Kota Jambi masih dianggap belum berjalan dengan baik.

Berdasarakan pengakuan dari Bapak Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan

Pasar Disperindag Kota Jambi yang mengungkapkan:

“...Sampai detik ini kami mengakui memang penerapan dari Permendag No. 51 tahun 2015 di Kota Jambi belum maksimal dilakukan, dan ini bukan semata-mata dari pihak Disperindag sendiri namun semua pihak terkait juga ikut terlibat”.45

Kemudian diteruskan lagi oleh bapak Budi Siswanto:

“Dalam kasus pakaian bekas impor yang terjadi di Kota Jambi bagi pemerintah bagaikan pisau bermata dua yaitu disamping memenuhi

45Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019.

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

41

kebutuhan masyarakat namun disisi lain karena harus mengikuti peraturan yang diturunkan oleh pusat”.46

Pihak Disperindag sendiri hanya sebatas melakukan pembinaan serta

pengawasan saja dan tidak melakukan rekomendasi penghentian kegiatan usaha

perdagangan kepada pihak penegak hukum. Pembinaan dan pengawasan yang

dilakukannya adalah sebatas pada pemberitahuan kepada pedagang pakaian bekas

impor ini bahwa barang yang diperdagangakan adalah ilegal dan melanggar

ketentuan Undang-undang.

Inkonsistensi peraturan menteri perdagangan jelas menjauhkan

implementasi kebijakan dari cita utamanya yaitu kebijakan larangan masuknya

pakaian bekas impor kedalam wilayah indonesia. Fakta dilapangan menunjukkan

bahwa perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat dan tidak

sehat sehingga tidak sedikit pelaku usaha hanya mengejar dan meraup untung

yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan kode etik bisnis yang

memperhatikan mutu dan jasa yang mereka suguhkan. Kondisi tersebut sangat

merugikan konsumen dari segi kesehatan dari pakaian bekas tersebut. Seperti

wawancara yang dilakukan dengan Bapak Kasim salah satu masyarakat setempat

menuturkan:

“...Para penjual pakaian bekas disana itu semuanya mengetahui kalau apa yang mereka jual sebenarnya tidak boleh untuk diperjualbelikan, kebanyakan masyarakat awam hanya mengetahui dari segi kesehatan saja pakaian bekas tersebut mengandung bakteri atau kuman, namun disamping itu pakaian bekas memang sudah dilarang menurut peraturan perundang-undangan, dan masyarakat pun juga tidak terlalu memikirkan kandungan

46Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019.

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

42

bakteri di dalamnya, yang penting mereka bisa memilki barang-barang bermerk sesuai selera masing-masing dengan harga yang jauh lebih miring, dan nyatanya sampai sekarang masih banyak peminatnya, artinya aman-aman saja bagi mereka, Kemudian bagi penjual mereka seolah-olah bersikap acuh tak acuh terhadap peraturan dan kesehatan bagi konsumen”.47

Ketertarikan dan ketergantungan masyarakat terhadap pakaian bekas impor tidak

membuat pedagang pakaian bekas berkurang justru malah makin lama makin

bertambah terbukti dengan munculnya penjual pakaian bekas bukan saja di lapak-

lapak pasar namun ada juga yang diruko sekitaran pasar Aurduri tersebut. Bapak

Kasim juga mengungkapkan:

“...Dulu pada saat pasar Aurduri masih menjadi pasar tradisional, banyak kios-kios ataupun lapak berdindingkan papan yang menjadi tempat penjualan pakaian bekas, namun setelah kios-kios atau lapak tersebut digusur dalam rangka perenovasian menjadi pasar modern seperti sekarang ini, saya mengira para pedagang tersebut tidak ada lagi, akan tetapi mereka masih ada malah ada pindah ketempat ruko-ruko”.48

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan kalau bisnsis pakaian bekas memiliki

banyak peminat serta laba yang tinggi dengan modal yang kecil membuat

masyarakat khusunya para pendatang menggantungkan hidup pada komoditi

bekas impor khususnya pedagang yang berada di pasar Aurduri.

Berdasarkan ovservasi yang dilakukan peneliti di pasar Aurduri terdapat

sebanyak21 pedagang pakaian bekas diantaranya terdiri dari 16 pedagang yang

menjual di lapak biasa dan ada sebanyak 5 pedagang yang berjualan di ruko.

Berikut adalah tabelnya:

47 Wawancara dengan Bapak Kasim salah satu masyarakat sekitar pasar Aurduri, pada

tanggal 5 Oktober 2019. 48 Wawancara dengan Bapak Kasim salah satu masyarakat sekitar pasar Aurduri, pada

tanggal 5 Oktober 2019.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

43

Jumlah

Pedagang

Jenis Lapak

Lapak Bukan Ruko Lapak Ruko

21 orang

16

5

Tabel: 1.2 ( Jumlah Pedagang dan Jenis Lapak)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwasannya dengan adanya lapak ruko

tersebut dapat dikatakan kalau bisnis pakaian bekas cukup menjanjikan karna kita

tau bahwasannya harga sewa untuk sekelas ruko tidak murah dan mereka pun tak

segan-segan untuk menyewa ruko sebagai toko sekaligus tempat tinggal mereka.

Melihat fenomena tersebut sudah seharusnya pakaian bekas yang tiba di

daratan mesti dimusnahkan bukan malah difasilitasi pasar dengan menyediakan

lapak atau kios, meskipun pemerintah daerah tidak mengeluarkan izin namun

dengan adanya fasilitas dan tidak dilakukannya razia menunjukkan bahwa adanya

lampu hijau peredaran pakaian bekas di Kota Jambi khususnya pasar Aurduri

yang terletak di kelurahan Penyengat Rendah Kecamatan Telanaipura. Sebagian

masyarakat dari berbagai kalangam menjadikan pakaian bekas ini sebagai

alternatif dengan keterbatasan produk dalam negeri yang dijual dengan harga yang

tinggi maka pakaian bekas impor menjelma menjadi primadona masyarakat,

terlebih lagi keberadaan pasar Aurduri telah ada sejak lama. Maka tidak heran jika

sekarang peredarannya masih sangat banyak menjamur secara bebas dan terbuka.

Dan berdasarkan pengakuan dari beberapa penjual mereka mengatakan kalau

pakaian bekas impor tersebut dikirim melalui daerah tungkal yang didistribusikan

dari daerah Tembilahan Riau Maupun dari Kepri melalui jalur laut.

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

44

Peraturan Menteri Perdagangan tentang larangan impor pakaian bekas ini

menjadikan kebijakan larangan pakaian bekas impor di Kota Jambi

mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi dan politik daerah dengan implementasi

kebijakan yang berjalan belum optimal di daratan karena tidak didukung oleh

lingkungan politik, sosial dan ekonomi daerah. Seharusnya pemerintah setempat

mengetahui dan lebih fokus dalam menata perekonomian terhadap masyarakat,

sehingga tidak ada lagi peluang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk

melakukan pelanggaran peraturan.

Menurut Faried Ali interaksi secara timbal balik adalah sistem lingkungan

kebijakan itu sendiri. Interakasi akan berlangsung berupa pengaruh lingkungan

terhadap komitmen dari kebijakan itu sendiri.49 Sebaliknya, isi kebijkan peraturan

Menteri Perdagangan nomor 51 tahun 2015 tentang larangan impor pakaian bekas

akan menentukan reaksi dan aksi apa yang terjadi oleh lingkungan, apakah reaksi

yang ditimbulkan memperlihatkan warna lingkungan. Lingkungan akan bergerak

pasif dan tidak terjadi apa-apa ketika komitmen kebijakan menghendaki demikian.

Di lingkungan Kota Jambi sendiri dapat dikatakan pasif karena tidak berpengaruh

terhadap kebijakan larangan pakaian bekas impor, hal ini disebabkan oleh masih

adanya pasar yang menjual pakaian bekas impor.

Dalam hal ini keputusan kebijakan yaitu peraturan Menteri Perdagangan

tentang larangan impor pakaian bekas, untuk mengetahui bagaimana peraturan

menteri perdagangan mengenai larangan impor pakain bekas dijalankan melalui

tindakan-tindakan yang diambil oleh pejabat atau instansi pemerintah yang

49Faried Ali, Andi Syamsu, Sastro M. Wantu, Studi Analisa Kebijakan: Konsep, Teori dan Aplikasi Sampel Teknik Analisa Kebijakan Pemerintah, (Jakarta: Refika Aditama, 2012).

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

45

diarahkan untuk mencapai tujuan kebijakan yakni membebaskan indonesia dari

pakaian bekas impor maka dapat dianalisa mengenai pasal (2) dan pasal (3) yang

menyebutkan bahwa “Pakaian bekas yang tiba dilarang untuk diimpor kedalam

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia” (2), “Pakaian bekas yang tiba

diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada atau setelah tanggal

peraturan menteri ini berlaku wajib dimusnahkan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan” (3). 50 Menindaklanjuti peraturan Menteri tersebut

Disprindag Kota Jambi melalui Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Pasar menyampaikan bahwa:

“Seperti yang dituangkan pada pasal 3 Permendag No. 51 tahun 2015 tentang pemusnahan pakaian bekas impor, dari Disperindag sendiri sejauh ini belum melakukan pemusnahan karena seperti saya katakan tadi bahwasannya pemerintah daerah sendiri bagaikan pisau bermata dua yaitu disamping memenuhi kebutuhan masyarakat namun disisi lain karena harus mengikuti peraturan yang diturunkan oleh pusat, bisa dikatakan dilema bagi pmerintaah daerah khusunya Disperindag sendiri”.51

Dilanjutkan lagi oleh Bapak Budi Siswanto:

“...Namun sampai detik ini kami menyadari masih terus berupaya bagaimana agar Permendag tersebut dapat kami jalankan sebaik mungkin dan tentunya koordinasi dalam hal ini pihak terkait harus bersinergi dengan lebih kuat lagi sehingga peredaran pakaian bekas impor di Kota Jambi dapat diminimalisir atau bahkan tidak ada lagi, itu harapan kami”.52

Pemusnahan pakaian bekas impor merupakan implementasi peraturan

Menteri Perdagangan nomor 51 tahun 2015 tentang larangan pakaian bekas impor

yang dimana pakaian bekas bekas impor harus dimusnahkan sesuai kebijakan,

50Permendag No. 51 tahun 2015 Pasal 2 dan Pasal 3. 51Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019. 52Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019.

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

46

implementasi kebijkan khususnya peraturan Menteri Perdagangan No. 51 tahun

2015 merupakan upaya meraih tujuan perundang-undangaan agar pakaian bekas

impor tidak lagi beredar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

meskipun terjadi berbagai kendala dalam melakukan pemusnahan tersebut.

B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor

Pakaian Bekas Di Kota Jambi

Berdasarkan pengakuan dari Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Pasar Disperindag Kota Jambi terdapat beberapa kendala yang

ditemui oleh semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan peraturan Menteri

Perdagangan No. 51 tahun 2015 tentang larangan impor pakaian bekas di Kota

Jambi antara lain sebagai berikut:

a. Terbatasnya sumber daya, sarana dan prasarana.

b. Belum optimalnya lembaga terkait dalam melaksanakan koordinasi.

c. Adanya indikasi keterlibatan oknum instansi.

Sumber daya merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam

implementasi yang mencakup dana atau perangsang lainnya demi mendorong

ataupun memperlancar implementasi secara efektif. Dalam pelaksanaan peraturan

Menteri Perdagangan No. 51 tahun 2015 tentang larangan impor pakaian bekas

sebagai fasilitas menjalankan peraturan secara efektif dan efisien untuk

melaksanakan sebuah peraturan maka diperlukan yang namanya dana sebagai

fasilitas untuk menunjang operasi sehingga berjalan efektif dan efisien. Hal ini

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

47

diterangkan juga oleh Bapak Budi Siswanto Selaku Kepala Bidang Pengelolaan

Pasar Disperindag Kota Jambi yang mengatakan:

“...Seperti halnya pada saat melakukan patroli tentu harus adanya biaya untuk mencukupi operasional yang dilakukan tiap kali melakukan patroli meskipun terdapat kelemahan dalam pelaksanaannya, Apalagi wilayah laut Jambi bagian timur dan barat cukup dikatakan luas sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat celah-celah kecil yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku ilegal pakaian bekas yang didistribusikan dari daerah Riau atau Kepri karna dua daerah tersebut merupakan pemasok pakaian bekas untuk daerah Jambi”.53 Bapak Arif Budiman selaku Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri

Nasional (KEIN) menjelaskan bahwasannya dalam pelaksanaan peraturan menteri

perdagangan nomor 51 tahun 2015 tentang larangan impor pakaian bekas tidak

hanya semata-mata tugas dari Bea Cukai sendiri namun semua instansi terkait

harus ikut andil dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk sama-sama

menjalankan Permendag No. 51 tahun 2015 tentang larangan impor pakaian

bekas. Sejauh ini, beberapa kebutuhan dan permasalahan kelembagaan

pelaksanaan larangan masuknya pakaian bekas impor.54 Senada dengan apa yang

disampakian oleh Bapak Arif Budiman dalam hal patroli Bapak Siswato juga

mengatakan bahwasannya:

“...Dalam hal patroli kami selaku pihak Disperindag tentu tidak bisa melakukan hal tersebut, akan tetapi ada pihak berwenang terkait yang mempunyai tugas itu katakanlah dari pihak Bea Cukai, merekalah yang berhak melakukan patroli untuk mengawasi masuknya pakaian bekas tersebut. Namun disamping itu keseriusan dalam hal sumber daya, sarana

53Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019. 54 Murti Ali Lingga, “KEIN: peran bea cukai terhadap penyelundupan barang imporlarangan..”, diakses dari http://kompas.com, pada tanggal 12 September 2019.

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

48

dan prasana harus diperhatikan terlebih dahulu sebagai penunjang terlaksananya proses pengawasan secara maksimal”.55

Kompetensi dan ukuran staf suatu badan di dalamnya dalam menjalankan

implementasi peraturan menteri nomor 51 tahun 2015 tantang larangan impor

pakaian bekas yang mencakup norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi

berulang-ulang dalam organisasi dengan menjalankan kebijakan. Karakteristik

instansi Bea dan Cukai dalam patroli laut secara langsung melaksanakan tugas

titipan dari menteri perdagangan. Pelarangan pakaian bekas impor ini terdapat

badan pelaksana yang memiliki kompetensi dan ukuran suatu anggota

didalamnya. Dalam hal ini ditemukannya beberapa hambatan ataupun kendala-

kendala yang berkaitan dengan karakteristik pelaksana dalam menegakkan

peraturan Menteri Perdagangan nomor 51 tahun 2015 diantaranya ialah:

a. Sumber daya manusia yang kapasitasnya belum memadai dengan luas wilayah

yang tidak terjangkau.

b. Keterbatasan sumber daya yang menyebabkan kontrol tidak secara penuh

dilakukan.

Kendala persoalan sumber daya menjadi masalah klasik yang menjadi

masalah beberapa instansi yang mengimplementasikan suatu peraturan sebab

sumber daya menjadi salah satu faktor menentukan keberhasilan implementasi.

Sumber daya dapat menjadi kendala yang serius bagi suatu kebijakan, apabila

tidak disediakan maka besar kemungkinan implementasi akan dilakukan setengah

55Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019.

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

49

hati dengan keterbatasan sember daya dan wewenang. Pakaian bekas yang terus-

menerus masuk kewilayah Kota Jambi merupakan dampak dari kurangnya sumber

daya yang dimiliki instansi meskipun telah melakukan patroli, tentunya instansi

memerlukan sumber daya pendukung, sarana dan prasarana serta sumber daya

manusia yang mesti ditambahkan mengingat perairan timur dan barat jambi cukup

luas dan tersedianya pelabuhan tikus menyebabkan pelaku penyelundupan

pakaian bekas impor semena-mena dalam melancarkan aksinya.

Selain dari sumber daya, sarana dan prasana, kurangnya kemampuan untuk

menjembatani berbagai kepentingan untuk bersama-sama melakukan koordinasi

pencegahan penyelundupan dapat mengakibatkan pada optimalisasi

lembaga/instansi terkait dalam melakukan koordinasi antar sesama juga menjadi

perhatian serius dalam sama-sama menangani kasus maraknya peredaran pakaian

bekas impor. Minimnya dukungan sumber daya dan sarana prasarana pendukung

serta basis kewenanangan yang tidak luas merupakan salah satu masalah

implementasi tidak berjalan efektif dan efisien terhadap masuknya pakaian bekas

impor ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia khusunya Kota Jambi.

Pakaian bekas yang masih masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia selain membutuhkan peningkatan dalam segi sumber daya juga

membutuhkan komunikasi antar organisasi untuk berkoordinasi sebagai

pengukuhan aktivitas terhadap pelarangan pakaian bekas impor di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia khususnya yang masih beredar di pasar Aurduri

Kota Jambi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Budi Siswanto selaku Kepala

Bidang Pengelolaan Pasar Disperindag Kota Jambi:

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

50

“Komunikasi sangatlah berpengaruh terhadap upaya untuk menindaklanjuti masalah peredaran barang impor ilegal. Dalam hal ini instansi Bea Cukai yang melakukan patroli laut dapat berkoordinasi dengan Polisi Air dan Angkatan Laut (AL). Contohnya lagi dalam kegiatan pemusnahan, koordinasi dilakukan oleh instansi daerah dalam daftar hadir hibah barang dan pemusnahan barang milik Negara, pemusnahan barang bukti ilegal yang dilakukan oleh pihak Bea Cukai harus diketahui terlebih dahulu oleh pemerintah daerah yang terkait dalam hal ini yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi”.56 Kemudian disamping itu terdapat satu kendala yang sangat urgent lagi

diantara kedua kendala yang telah disebutkan diatas yaitu terkait dengan adanya

keterlibatan oknum dari aparat instansi yang secara tidak langsung mendukung

atau memperlancar peredaran terhadap tindakan ilegal ini. Dalam hal ini Bapak

Siswanto menuturkan:

“...Terkait dengan hal itu, Saya menduga ada oknum dari instansi yang bermain disitu, sehingga proses masuknya pakaian bekas ke Kota Jambi berjalan dengan lancar”.57

Kemudian ditambahkan pula oleh Bapak Budi Siswanto secara tegas mengatakan:

“...Kami dari Dinas terkait juga sampai detik ini masih mencari tau siapa oknum yang bekerja sama dengan para pelaku tersebut, atau jangan jangan mungkin bisa jadi oknum dari Disperindag sendiri dan kami pastikan akan memberi sanksi tegas kepada siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut”.58

Namun diantara kendala yang ditemui diatas terdapat pula beberapa alasan

yang melatarbelakangi bagi para penjual dan pembeli pakaian bekas kenapa

mereka masih tetap marak menjual dan membeli barang ilegal tersebut, tentu pada

56Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 28 Agustus 2019. 57Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019. 58Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 7 Oktober 2019.

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

51

akhirnya fenomena ini menjadi sebuah kendala yang dapat dijadikan PR besar

bagi pemerintah Kota Jambi wabilkhusus Dinas terkait itu sendiri dalam memberi

solusi yang tepat untuk menindaklanjuti kasus masalah itu, alasan yang

melatarbelakangi tersebut antara lain:

a) Pertama, karena peminatnya masih ada dan bahkan ada yang udah langganan.

Biasanya anak-anak sekolah dan mahasiswa yang uang sakunya masih minim

dan belum memiliki pendapatan terlebih lagi kalau untuk mahaswa itu pakaian

kuliahnya bebas artinya mereka butuh banyak baju dengan beralasan uang saku

minim tersebut akhirnya mereka memilih untuk shoping baju bekas atau lebih

akrab orang menyebutnya baju BJ. Dari hasil wawancara dengan salah satu

pembeli pakaian BJ di pasar Aurduri yang bernama Fajar Kusuma yang

merupakan mahasiswa, mengatakan:

“Untuk anak kuliah seperti saya apalagi saya ngekos artinya uang saku yang dikirim orang tua terbatas belum lagi untuk kebutuhan makan, minyak motor sampai bayar kos mau tidak mau saya harus berhemat dengan uang saku yang ada, salah satu yang saya lakukakan dalam hal fashion ialah dengan membeli baju BJ, dengan membeli baju BJ saya bisa lebih berhemat dalam soal fashion, perbandingannya cukup signifikan kalau saya beli baju ditoko baju diluar sana katakanlah seperti Distro (tempat jual pakaian berkelas) yang harganya mencapai 130-150 ribu perbaju, maka ketika saya membeli BJ dengan harga segitu bisa dapat 3-5 baju dan baju tersebut juga tak kalah bermerek dengan yang dijual di Distro. Itulah alasan saya kenapa doyan dengan baju BJ”.59

59Wawancara dengan Fajar salah satu pembeli pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

merupakan mahasiswa, pada tanggal 6 Agustus 2019.

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

52

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pembeli lainnya yang bernama

Yogi pemuda sekitar pasar Aurduri yang merupakan pelajar SMK ketika ia

ditanya mengenai alasan kenapa membeli baju BJ:

“Saya sangat hobi membeli baju BJ bahkan saya sudah banyak mengoleksinya dirumah ketimbang pakaian-pakaian yang bukan BJ dari mulai baju, celana dan ada juga sepatu, alasan saya kenapa begitu hobi karena selain harganya yang murah meriah, saya tertarik memburu merk-merk terkenal seperti adidas, nike, converse dan merk terkenal lainnya, semua itu sangat mudah ditemui di penjual pakaian BJ tersebut, tinggal kita nya aja lagi yang rajin memilah milihnya, secara kualitas saya rasa sama saja dengan baju-baju di toko yang bukan BJ, cuma bedanya baru dengan tidaknya saja, dan ketika kita udah mencuci pakaian baju BJ kemudian disetrika nanti juga akan menjadi seperti baru kok”.60

b) Kedua, pendapatan yang minim dan kebutuhan hidup yang banyak juga

menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat membeli pakaian bekas. Bagi

mereka jika pakaian tersebut masih layak untuk dipakai tidak jadi masalah. Hal

ini ditambahkan lagi oleh Yogi yang mengatakan:

“...Yang penting nanti pakaian BJ yang saya beli setelah sampai rumah direndam dengan air panas selama beberapa menit kemudian direndam kembali selama sehari semalam dengan menggunakan air deterjen, esoknya setelah itu dibilas secara berulang kali, terus dijemur dan akhirnya disetrika dan siap untuk dipakai”.61

c) Ketiga, bagi penjual dengan modal yang pas-pasan mereka sudah bisa

membuka usaha penjualan pakaian bekas, Seperti yang dikatakan salah satu

penjual pakaian bekas yang enggan disebutkan namanya dan biasa dipanggil

Teteh mengungkapkan:

60Wawancara dengan Yogi salah satu pembeli pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

merupakan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan, pada tanggal 5 Oktober 2019. 61Wawancara dengan Yogi salah satu pembeli pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

merupakan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan, pada tanggal 5 Oktober 2019.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

53

“Saya hanya butuh uang 5 hingga 6 juta rupiah itu sudah bisa membeli 5 bal (100kg) yang isi satu bal nya mencapai 100 sampai lebih pakaian bekas yang terdiri dari kaos, kemeja, celana, dan jaket. Yang nantinya akan dijual perpotong dengan harga puluhan hingga ratusan ribu, tergantung merk dan kualitas barang itu sendiri. Dan untungnya lumayan banyak, bisa dibilang cukup untuk kebutuhan sehari-hari”.62

Kemudian juga dikatakan oleh salah satu penjual lainnya yang bernama Bapak

Parman yang menyebutkan:

“Sebagai warga pendatang seperti saya, dengan modal yang pas-pasan berjualan baju BJ menjadikan profesi usaha yang bisa saya lakukan demi mencukupi kebutuhan hidup, awalnya saya ragu namun setelah mendapatkan masukan dari teman saya yang udah lama memiliki usaha pakaian bekas di Kota Jambi juga tapi beda lokasi beliau berjualan di Arizona, akhirnya saya tertarik dan alhamdulillah sampai sekarang saya rasa bisnis ini lumayan menjanjikan”.63

Dan sampai detik ini belum ditemui keluhan dari pembeli yang membeli

pakaian bekas atau pakaian BJ, karena mereka membeli atas keinginan sendiri.

Ditegaskan juga oleh Fajar selaku salah satu langganan membeli pakaian BJ yang

mengatakan:

“...Selama ini saya memakai baju BJ aman-aman saja, bahkan ketika saya kuliah dan memakai baju BJ alhamdulillah tidak ada keluhan terkena gata-gatal ataupun penyakit kulit yang menganggu saat saya belajar, belajar dengan nyaman seperti biasa”.64

Begitu juga dengan para penjualnya. Seperti yang dikatakan oleh Teteh salah satu

penjual pakaian bekas menuturkan:

62Wawancara dengan Teteh salah satu penjual pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

enggan disebutkan namanya, pada tanggal 6 Agustus 2019. 63Wawancara dengan Bapak Parman salah satu penjual pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri,

pada tanggal 5 Oktober 2019. 64Wawancara dengan Fajar salah satu pembeli pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

merupakan mahasiswa, pada tanggal 6 Agustus 2019.

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

54

“...Sudah bertahun-tahun saya berjualan pakaian BJ ini, dan selama itupun juga tidak ada para pembeli yang komplain ataupun merasa dirugikan kok, artinya kan tidak ada masalah”.65

Kemudian dikatakan juga oleh Bapak Parman, pada saat ditanya mengenai

keluhan yg dialami selama berjualan, beliau mengatakan:

“...Untuk keluhan selama ini saya rasa tidak ada, cuma kami juga sedikit kerepotan mananggapi pertanyaan yang menanyakan tentang legalitas pakaian bekas ini yang sebenarnya menurut peraturan dilarang, namun pada kenyataannya masih banyak yang berjualan, disisi lain juga pemerintah sampai sejauh ini hanya memberikan teguran berupa himbauan himbaun, yang saya rasa himbauan itu cuma sekedar formalitas belaka, nyatanya sampai detik ini kami selaku penjual aman-aman saja, dan menurut saya juga terdapat kongkalikong oleh oknum terkait diatas sana yang bermain”.66

Dari beberapa hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwasannya

keterlibatan permasalahan ini sebenarnya adalah antara pedagang dan pembeli

tidak masalah, karena mereka sudah sama-sama tahu kondisi barang dan sudah

sama-sama ridho. Namun yang menjadi permasalahan adalah antara pedagang

dengan pemerintah karena mengingat apa yang dijual tersebut merupakan barang

ilegal yang seharusnya tidak diperjual belikan di Indonesia. Pemerintah cukup

prihatin dengan keadaan ini, masyarakat Indonesia membeli pakaian bekas yang

sebenarnya di Negara asalnya merupakan barang yang sudah tidak berguna dan

mungkin sudah dibuang oleh pemiliknya. Yang terbaik untuk saat ini adalah

masyarakat bisa sadar untuk tidak lagi membeli pakaian impor bekas, dan sebagai

Pemerintah yang baik harusnya bisa memberikan solusi agar masyarakatnya

65Wawancara dengan Teteh salah satu penjual pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri yang

enggan disebutkan namanya, pada tanggal 6 Agustus 2019. 66Wawancara dengan Bapak Parman salah satu penjual pakaian bekas/BJ di Pasar Aurduri,

pada tanggal 5 Oktober 2019.

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

55

mampu membeli pakaian baru, atau dengan menghidupakn usaha garment dalam

negeri agar produk dalam negeri mampu menguasai pasar di Negaranya sendiri.

Dengan memperhatikan kendala bagi Disperindag serta alasan-alasan yang

melatrbelakangi bagi penjual dan pembeli diatas diharapkan pemerintah daerah

beserta seluruh jajaran instansi terkait selalu mengupayakan terobosan-terobosan

yang dapat meminimalisir masalah yang dihadapi dengan harapan agar

pelaksanaan peraturan Menteri Perdagangan No. 51 tahun 2015 dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Dalam Mengatasi Maraknya

Penjualan Pakaian Bekas Impor Di Kota Jambi

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas Pasal 1 ayat (2) mendefinisakan pakaian

impor bekas sebagai produk tekstil yang digunakan sebagai penutup tubuh

manusia, yang termasuk dalam Pos Tarif/HS 6309.00.00.00 dalam Buku Tarif Bea

Masuk Indonesia (BTMI) yang dimaksud dengan Harmonized System (HS) adalah

suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan

mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik yang

telah diperbaiki dari system klasifikasi sebelumnya. Dalam pasal 3 juga

menyatakan bahwa pakaian impor bekas yang masuk ke Indonesia wajib untuk

dimusnahkan sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku. 67 Disini

sudah jelas sekali mengenai regulasi larangan impor pakaian bekas, namun pada

kenyataannya masih saja ada yang menjual pakaian impor bekas di Kota Jambi.

67Permendag No. 51 tahun 2015 Pasal 1Ayat (2) dan Pasal 3.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

56

Betapa ironinya melihat fenomena ini, baju bekas yang sebenarnya merupakan

barang tidak berguna dari Negara asalnya tetapi malah diperjualbelikan di

Indonesia.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kota Jambi

merupakan instansi pemerintah yang memiliki wewenang penuh dalam

menangani masalah jual beli pakaian impor bekas yang ada di Kota Jambi. Sejauh

ini upaya pemerintah dalam menangani masalah ini baru sebatas penyuluhan dan

himbauan ke beberapa lapak penjual pakaian impor bekas untuk menghentikan

usahanya tersebut, karena banyak sekali dampak negatif yang akan ditimbulkan

kedepannya jika masyarkat masih menjual dan membeli pakaian bekas impor ini.

Dalam penyuluhan yang diadakan di Aula Disperindag Kota Jambi tersebut pihak

Dinas mengundang beberapa pedagang pakaian bekas, dan Dinas Kesehatan untuk

memberikan materi mengenai dampak-dampak yang ditimbulkan jika

menggunakan pakaian bekas tersebut, serta dampak ekonomi jika pedagang masih

menjual pakaian bekas yang sebenarnya dilarang oleh Pemerintah untuk

diperdagangakan.Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Bapak Budi Siswanto

mengatakan:

“Disperindag Kota Jambi sendiri juga telah beberapa kali mengikuti seminar tingkat Provinsi yang membahas tentang ekspor impor dalam negeri yang tentunya pada seminar tersebut membahas mengenai impor pakaian bekas yang masuk ke Indonesia secara ilegal. Dalam hal ini dari pihak kepolisian juga memiliki kewenangan untuk mengadakan razia kepada pedagang pakaian bekas, namun untuk saaat ini Kepolisian belum bisa melakukan razia karena pemerintah Kota Jambi masih memberikan tenggang waktu untuk para penjual membereskan dagangannya”.68

68Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 28 Agustus 2019.

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

57

Namun mengapa hingga saat ini masih bebas menjual barang dagangannya, dan

pemerintah pun seolah-olah terlihat diam saja setelah kewajiban memberikan

penyuluhan mereka terlaksana. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Bidang

Pengelolalaan Pasar bahwasannya:

“Mereka tidak memiliki kewenangan untuk merazia penjual pakaian bekas impor, hal itu merupakan kewenangan pihak Kepolisian. Jika masih ada yang bandel dan tetap berjualan biarkan itu menjadi urusan mereka dengan Kepolisian, yang terpenting tugas kami dari Disperindag untuk memberikan penyuluhan dan peringatan kepada para penjual pakaian bekas di Kota Jambi sudah terlaksana dengan baik”.69

Kemudian ditambahkan lagi oleh Bapak Budi Siswanto:

“Untuk kedepannya Disperindag Kota Jambi akan bertindak lebih tegas apabila upaya sebelumnya tidak juga diindahkan oleh para pedagang pakaian bekas, mereka akan bekerja sama dengan pihak Kepolisian untuk tidak segan-segan menyegel lapak penjual pakaian bekas tersebut. Setelah itu selanjutnya untuk mencegah terjadinya pengangguran setelah penyegelan Disperindag akan memberikan pelatihan bagi para pelaku penjual pakaian bekas agar tidak kembali membuka usaha jual beli pakaian bekas impor”.70

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwasannya Disperindag Kota

Jambi menyerahakan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian dalam hal

mengeksekusi pedagang pakaian bekas apabila masih saja bandel dengan teguran-

teguran serta himbauan yang pernah dilayangkan sebelumnya. Padakesempatan

wawancara yang dilakukan diruanganya itu terakhir Bapak Budi Siswanto juga

berpesan dengan mengatakan:

“...Pada kesempatan ini saya juga berpesan bahwasannya kesadaran masyarakat lah sebenarnya yang menjadi ujung tombak dari penerapan

69Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 28 Agustus 2019. 70Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 28 Agustus 2019.

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

58

Permendag ini, karna logikanya ketika para konsumen sadar akan pakaian bekas itu tentu membuat tidak ada lagi masyarakat yang doyan dengan pakaian BJ, hal itu tentu akan berdampak pada penjualan yang sepi, dan lama kelamaan membuat si pedagang frustasi, akhirnya bisa jadi mereka menyudahi bisnis itu atau mungkin hanya pergi dari kota jambi untuk mencari daerah lain. mewakili dari pihak Disperindag sangat menekankan koordinasi kepada semua instansi yang terlibat dalam hal ini untuk sama-sama bahu membahu dalam menjalankan Permendagtentang larangan pakaian bekas ini agar barang ilegal tersebut tidak ada lagi menjamur di pasar-pasar”.71

Dengan memperhatikan hal tersebut maka tujuan dalam menjalankan

Permendag No. 51 tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik, dan semua instansi

terkait benar-benar mendukung secara penuh peningkatan produksi garment dan

tekstil dalam negeri serta masalah dari segi kesehatan bagi konsumen dapat

diantisipasi dengan baik pula. Sehingga tidak ada lagi yang namanya pakaian

bekas dijumpai dipasar-pasar di Kota Jambi.

71Wawancara dengan Bapak Budi Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas

Perindustrian dan Pedagangan Kota Jambi, pada tanggal 28 Agustus 2019.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disebutkan diatas

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mengenai Implementasi Permendag No. 51 tahun 2015 tentang impor

pakaian bekas di Kota Jambi, pihak Disperindag sendiri hanya sebatas

melakukan pembinaan serta pengawasan saja dan belum melakukan

tindakan seperti pemusnahan yang sesuai dengan Permendag tersebut. Fakta

dilapangan menyatakanmasih banyak ditemui para penjual pakaian bekas

yang menjamur dipasar-pasar khususnya pasar Aurduri Kota Jambi artinya

pelaksanaan peraturan tersebut belum maksimal dilakukan oleh Dinas

terkait. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah belum melakukan

pengawasan secara optimal dan terkesan “menutup mata” alasan pemerintah

daerah disebabkan tidak stabilnya ketersediaan produk dalam negeri yang

baru dengan harga yang tinggisehingga keberadaan pakaian bekas impor

dijangkau oleh kalangan bawah untuk memenuhi kebutuhan sandangnya.

2. Terdapat kendala yang dihadapi dalam implementasi peraturan menteri

nomor 51 tahun 2015 tentang larangan pakaian bekas impor. Antara lain

sebagai berikut :

a). Terbatasnya sumber daya, sarana dan prasarana.

b). Belum optimalnya lembaga terkait dalam melaksanakan koordinasi.

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

60

c). Keterlibatan oknum instansi terkait yang memperlancar beredarnya

pakaian bekas impor.

Namun diantara kendala yang ditemui diatas terdapat pula beberapa

alasan yang melatarbelakangi bagi para penjual dan pembeli pakaian bekas

kenapa mereka masih tetap marak menjual dan membeli barang ilegal

tersebut, tentu pada akhirnya fenomena ini menjadi sebuah kendala yang

dapat dijadikan PR besar bagi pemerintah Kota Jambi wabilkhusus Dinas

terkait. Antara lain:

a). Karena peminatnya masih ada dan bahkan ada yang udah langganan.

b). Pendapatan yang minim dan kebutuhan hidup yang banyak juga

menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat membeli pakaian

bekas.

c). Karena modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha jual beli

pakaian impor bekas cukup sedikit dan untungnya besar.

3. Upaya pemerintah Kota Jambi dalam menangani masalah jual beli pakaian

bekas sejauh inibaru sebatas penyuluhan dan himbauan kepada penjual

pakaian impor bekas untuk menghentikan usahanya tersebut. Namun meski

demikian praktik jual beli pakaian impor bekas di kota Jambi masih tetap

ada meskipun pemerintah sudah memberikan penyuluhan serta himbauan

mengenai hal ini. Beberapa penjual seolah-olah bersikap acuh tak acuh tidak

menghiraukan aturan yang dibuat pemerintah pusat serta kesadaran

masyarakat juga sangat penting bukan sekedar pemahaman mengenai

pakaian bekas tetapi perilaku membeli juga harus

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

61

dihentikan.DISPERINDAG Kota Jambi juga tidak segan-segan untuk

mengambil tindakan tegas seperti melakukan penyegelan apabila upaya

sebelumnya tidak diindahkan oleh para pedagang pakaian bekas terebut.

B. Saran

Dalam skripsi ini ada beberapa saran barangkali bisa menjadi masukanuntuk

beberapa pihak yang bersangkutan dalam praktik jual belipakain impor bekas

yang ada di Kota Jambi, dengan tujuan agarkedepanya menjadi lebih baik dan

menjadi bahan pertimbangan. Antara lain sebagai berikut:

1) Teruntuk pemerintah harus lebih tegas dan serius lagi dalam hal penegakan

hukum apabila ada pelanggaran impor pakaian bekas dengan sudah adanya

peraturan payung hukum seperti halnya Undang-Undang dan Peraturan

Menteri yang harusnya menjadi pertimbangan untuk Pemerintah Kota Jambi

dalam mengambil tindakan menertibkan para pedagang pakaian impor

bekas.

2) Teruntuk pembeli harus lebih cerdas dalam memilih barang yang dibeli.

Karena pakaian yang dari Negara asalnya merupakan barang yang sudah

dibuang namun di Indonesia diperjualbelikan. Pembeli biasanya tertarik

karena harganya yang murah padahal sebenarnya kualitas pakaian impor

bekas kurang baik untuk kesehatan.

3) Teruntuk penjual pakaian bekas harusnya menyadari bahwa apa yang

mereka lakukan sebenarnya melanggar Undang-Undang dan mereka juga

harus memperhatikan masalah kesehatan bagi konsumen.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

62

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, “Hukum Perlindungan Konsumen”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

Abdul Aziz Muhammad Azzam, “Fiqh Muamalah Sistem Transaksi dalam Fiqh

Islam”, (Jakarta: Amzah, 2010). Yuliandri, “Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang

Baik”, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2010). WJS Poertwadarmointa, “Kamus Umum Indonesia bahasa, Cet. V”, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1976). Adrian Sutendi, “Hukum Ekspor Impor”, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014). Hamdani dan Pebrina Arimbhi, “Manajemen Perdagangan Impor”, (Level Dua),

(Jakarta:In Media, 2014). Adrian Sutendi, “Aspek Hukum Kepabeanan”, (Jakarta: Sinar Grafika,2012). Sayuti Una (ed),“Pedoman Penulisan Skripsi”, (Jambi: Syariah Pres, 2014). Agus Salim,“Teori &Pradigma Penelitian Sosial” ,(Yogyakarta Tiara Wacana,

2006). Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan RNB”,

(Bandung: Alfabeta, 2013).

Faried Ali, Andi Syamsu, Sastro M. Wantu, “Studi Analisa Kebijakan: Konsep, Teori dan Aplikasi Sampel Teknik Analisa Kebijakan Pemerintah”, (Jakarta: Refika Aditama, 2012).

B. Perundang-undangan

Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28C Ayat 1.

Undang-undag Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan.

Undang-undang No 39 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 178.

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

63

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 pasal 5.

Permendag No. 51 Tahun 2015 Pasal 2 dan Pasal 3.

C. Lain-lain

Skripsi Khusnul Khatimah Haruna Intang, “Penegakan Hukum Terhadap Impor Pakaian Bekas” Mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar (2017).

Skripsi Dheny Putra Adhitya, “Kebijakan Pemerintah Indonesia Melarang Impor

Pakaian Bekas” Mahasiswa Universitas Jember (2015).

Skripsi Faizatul Adibah, “Jual Beli Pakaian Bekas Impor Di Tugu Pahlawan Kota Surabaya (Tinjauan UU Perdagangan No.7 tahun 2014 dan Dalam Perspektif Fiqh Muamalah)”. Mahasiswi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (2017).

Diana Aditiasari,”Kemendag: Pakai Baju Bekas Impor Bisa Kena Penyakit Saluran Kelamin), detik.com, 2015, diakases pada 30 Agustus 2016.

Di lihat pada http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/06/20/analisis-kebijakan-

impor-1466384948.pdf hari jumat, 10 Maret 2016 Pukul 11.13AM. www.kemendag.go.id, diakses pada tanggal 7 Desembar 2016.

https://alihamdan.id.pengertian implemntasi secara umun dan menurut para ahli. Di Akses 12 mei 2018.

Wikipedia, “Impor”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Impor, pada

tanggal 20 Mei 2017. https://regulasi.kemenperin.go.id/site/cari_peraturan., diakses pada tanggal 6 Juni

2016. Murti Ali Lingga, “KEIN: peran bea cukai terhadap penyelundupan barang impor

larangan..”, diakses dari http://kompas.com, pada tanggal 12 September 2019.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

64

LAMPIRAN

Daftar Informan Penelitian :

Bapak Budi Siswanto Kepala Bidang Pengelolaan Pasar DISPERINDAG Kota Jambi

Bapak Kasim Masyarakat Sekitar Pasar Aurduri Bapak Parman Penjual Pakaian Bekas Teteh Penjual Pakaian Bekas Fajar Pembeli Yogi Pembeli

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

65

Dokumentasi:

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR …repository.uinjambi.ac.id/2493/1/WAHYU DWI MAULANA-SIP... · 2020. 4. 21. · i IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR

66

CURICULUM VITAE

Nama : Wahyu Dwi Maulana Tempat Tgl Lahir : Kedemangan, 29 Oktober 1997 Email Surel : [email protected] No. HP ( WA ) : 085841827998 Alamat : Desa Kedemangan Rt. 08, Kec. Jaluko, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi Pendidikan Formal

1. SD Negeri 104/IX Desa Kedemangan 2003 / 2009 2. SMP N 5 Ma. Jambi 2009 / 2012 3. SMA N 8 Ma. Jambi 2012 / 2015 4. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pengalaman Organisasi 1. DEMA Fakultas Syariah 2017 2. DEMA Fakultas syariah 2018 3. Wakil Ketua Umum GenBI Prov. Jambi 2018 4. Pengurus Rayon Syariah PMII Komisariat UIN STS JAMBI 2018 5. FOKKERMAPI DPD Jambi 6. Ikatan Mahasiswa Muaro Jambi ( IMMJ ) 7. Ikatan Mahasdiswa Jaluko ( IM Jaluko )

Motto Hidup : Jalani, Nikmati, Syukuri