implementasi peraturan menteri dalam negeri …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/implementasi...

161
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD) DI BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Oleh Nur Amanah NIM. 6661121111 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018

Upload: lehanh

Post on 20-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI

DALAM NEGERI NOMOR 8 TAHUN 2014

TENTANG SISTEM INFORMASI

PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD) DI BADAN

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN

DAERAH (BAPPEDA) KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh

Nur Amanah

NIM. 6661121111

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

ABSTRAK

Nur Amanah. 6661121111. Judul Skripsi. Implementasi Peraturan Mentri Dalam

Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang. Prodi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Pembimbing I Bu Dr.Ayuning

Budiati,MPPM. Pembimbing II Bapak Dr.Gandung Ismanto,MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana implementasi Peraturan Mentri Dalam

Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang. Adapun yang menjadi objek

penelitian adalah terlaksananya SIPD yang diamati menggunakan teori implementasi George

Edward III yang memiliki indikator sumberdaya, komunikasi, disposisi (Sikap) dan struktur

birokrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif

deskriptif, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kasubag Perencanaan dan

satu staf yang ada di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Serang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling

yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi

setiap atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Lalu untuk penentuan sampel

menggunakan sampling jenuh yaitu menarik sampel bila semua anggota populasi digunakan

sampel, yang jumlah sampelnya sebanyak 50 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kota Serang belum berjalan dengan baik. Karena dari hasil pengujian Hipotesis yang

menggunakan rumus T-test satu sampel didapat 61,7% Dengan kata lain bahwa implementasi

Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang

kurang dari nilai yang dihipotesiskan sebesar 70%.

Kata Kunci : Peraturan, Sistem, Informasi, Pembangunan, Daerah

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

ABSTRACT

Nur Amanah. 6661121111. Implementation of the Minister of Internal Affairs Regulation

No. 8 of 2014 on Regional Development Information System at the Regional Development

Planning Agency of Kota Serang. Department of Public Administration. Faculty of Social

and Political Science. The 1st adviser: Dr.Ayuning Budiati, MPPM. The 2

nd adviser: Mr.

Dr. Gandung Ismanto, MM.

This research aims to determine how far the implementation of the Minister of internal

Affairs Regulation No. 8 of 2014 on Information Systems Regional Development in Regional

Development Planning Agency Kota Serang. As for the object of research is the

implementation of Regional Development Information System observed using the theory of

implementation George Edward III which has indicators of resources, communication,

disposition (attitude) and bureaucratic structure. The research method used is the descriptive

quantitative approach, while the population in this research is all head of planning and one

staff that existed in the Regional Work Unit of Kota Serang. The sampling technique in this

research using non-probability sampling technique, is sampling technique that does not give

opportunity or equal opportunity for each or member of the population to be chosen to be

sample. Then for the determination of samples using saturated sampling is pulling the sample

when all members of the population used sample, the number of samples as much as 50

respondents. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires and

literature studies. The results of this research indicate that the implementation of the Minister

of Internal Affairs Regulation No. 8 of 2014 on Regional Development Information System at

the Regional Development Planning Agency Kota Serang has not run well. Because of the

results of testing Hypothesis using the formula T-test one sample obtained 61.7% In other

words that the implementation of the Minister of Internal Affairs Regulation No. 8 of 2014 on

Information Systems Regional Development at the Regional Development Planning Agency

Kota Serang less than the hypothesized value of 70 %.

Keywords: Regulation, System, Information, Regional Development

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat

dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

yang berjudul Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun

2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Studi kasus di

BAPPEDA Kota Serang tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.

Dalam skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai

deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan

teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam proposal skripsi ini. Ucapan

terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan,

bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan

proposal skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dosen Pembimbing

Akademik yang membimbing peneliti dari awal hingga akhir.

4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

ii

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Dr. Ayuning Budiati, MPPM selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang

selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis

dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu

dan bantuannya.

8. Gandung Ismanto, MM Dosen Pembimbing II Skripsi yang selalu

membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam

menyelesaikan proposal skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan

bantuannya.

9. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

10. BAPPEDA Kota Serang yang telah memberikan informasi kepada

peneliti.

11. Seluruh SKPD Kota Serang yang telah memberikan informasi kepada

peneliti.

12. Kedua orang tua yang selalu membimbing, mendoakan dan mengantarkan

anaknya sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak

abah, mama.

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

iii

13. Saudara-saudariku tercinta Aji, Sofi dan keluarga besar yang tak pernah

lelah memberikan semangat waktu serta bantuan guna menyelesaikan

proposal skripsi ini.

14. Sahabat-sahabatku, dan teman-teman seperjuangan kelas C Administrasi

Negara angkatan 2012. Terutama sahabat ku Tangen, Mentari, Ulfah,

Annisa, Silvi, Rani, Rafli, Praditya dan semua yang selalu memberikan

semangat dan waktunya untuk saling membantu dalam menyelesaikan

Proposal Skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat yang sudah lama menemani, yang hampir 8 tahun selalu

bersama menemani dan selalu ada Jenisya, Neng, Linda, Mutia, Shella,

Dina, Ayu, Juki, Widi, Apit, Billy, Boby, Eko, Wawan, yang sudah

menjadi bagian indah dari semasa SMA.

16. Sahabat terbaikku semasa KKM sampai dengan sekarang yang selalu siap

menemani dan mendukung dalam hal apapun termasuk dalam

menyelesaikan Proposal Skipsi ini yaitu Ibnu.

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh

karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam

proposal skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis

melakukan penelitian. Terimakasih.

Serang, November 2017

Nur Amanah

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS .....................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................

ABSTRAK ...............................................................................................................

ABSTRACT .............................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 11

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 11

1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 12

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 13

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

v

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Studi Kepustakaan..................................................................................... 17

2.1.1 Definisi Kebijakan ........................................................................... 18

2.1.2 Definisi Publik ................................................................................. 19

2.1.3 Definisi Kebijakan Publik ................................................................ 20

2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik ....................................................... 21

2.1.5 Model-Model Implementasi Kebijakan ........................................... 22

2.1.6 Definisi Sistem Informasi ................................................................ 31

2.1.7 Definisi SIPD ................................................................................... 33

2.1.8 Tujuan SIPD ..................................................................................... 37

2.1.9 Dasar Hukum SIPD .......................................................................... 38

2.1.10 Kebijakan Dalam SIPD .................................................................. 39

2.1.11 Tim Pengelola SIPD ....................................................................... 39

2.1.12 Tata Cara Pengumpulan dan Pengisisan Data SIPD ...................... 42

2.1.13 Tata Cara Evaluasi Data SIPD ........................................................ 46

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 50

2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 52

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 54

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .................................................................................... 56

3.2 Populasi dan sampel ................................................................................ 57

3.2.1 Populasi ........................................................................................... 57

3.2.2 Sampel ............................................................................................. 58

3.3 Instrumen Penelitian ................................................................................... 58

3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 61

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 62

3.5.1 Uji Validitas Instrumen .................................................................... 64

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 65

3.5.2 Uji Hipotesis ..................................................................................... 66

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................... 68

4.1.1 Panduan Penggunaan SIPD ............................................................. 72

4.2 Deskripsi Responden Penelitian ............................................................... 82

4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 82

4.2.2 Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 83

4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................... 84

4.2.4 Analisis Data .................................................................................... 85

4.2.5 Variabel Implementasi ..................................................................... 86

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

vii

4.3 Pengujian Prasyarat Statistik .................................................................. 119

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ................................................................... 119

4.3.2 Uji Reabilitas Instrumen ................................................................. 122

4.4 Pengujian Hipotesis ................................................................................. 124

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian ................................................................... 125

4.6 Pembahasan ............................................................................................. 126

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 133

5.2 Saran ........................................................................................................ 135

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

viii

DAFTAR TABEL

2.1 Keterisian Data SIPD .................................................................................... 34

3.1 Skoring Item Instrumen ................................................................................. 59

3.2 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 60

3.3 Waktu Penelitian ........................................................................................... 67

4.1 Hasil Uji Validitas ....................................................................................... 120

4.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................... 122

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

ix

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 53

4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ............................................... 125

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

x

DAFTAR GRAFIK

4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 82

4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia .......................................................... 83

4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................... 84

4.4 Sub Indikator Staf .......................................................................................... 86

4.5 Sub Indikator Informasi ................................................................................. 89

4.6 Sub Indikator Wewenang ............................................................................... 94

4.7 Sub Indikator Fasilitas .................................................................................... 98

4.8 Sub Indikator Transmisi ............................................................................... 101

4.9 Sub Indikator Kejelasan ............................................................................... 103

4.10 Sub Indikator Konsistensi .......................................................................... 105

4.11 Sub Indikator Pengangkatan Birokrat ........................................................ 107

4.12 Sub Indikator Insentif ................................................................................. 109

4.13 Sub Indikator SOP ...................................................................................... 111

4.14 Sub Indikator Fragmentasi ......................................................................... 113

4.15 Capaian Implementasi SIPD....................................................................... 115

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN II Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 8 Tahun

2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD)

LAMPIRAN III Data Pendukung Penelitian

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi suatu

pedoman dan dasar rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan,

kepemimpinandan cara bertindak untuk dilaksanakan dan diterapkan oleh pihak

yang berwenang dan berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk kepentingan

bersama. Disatu sisi kebijakan mempunyai dimensi instrumental dalam

menghasilkan keputusan program dan hasil lainnya dengan nilai-nilai yang

diyakini dalam kebijakan yang merupakan jalur komunikasi norma-norma etika

dan moral, proses membangun kepercayaan dan solidaritas antar aktor.

Kebijakan publik merupakan sebuah rangkaian yang saling berkaitan yang

diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor politik berkenaan

dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam

situasi dimana keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas

kewenangan kekuasaan dari pada aktor tersebut. Ini merupakan sejumlah aktivitas

pemerintah untuk memecahkan masalah dimasyarakat, baik secara langsung

maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Kebijakan publik juga selalu berhubungan dengan keputusan-keputusan

pemerintah yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat melalui

instrumen-instrumen kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah berupa hukum,

pajak, pelayanan, dan anggara-anggaran. Hal ini bertujuan untuk memenuhi

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

2

kepentingan seluruh masyarakat dan juga mengatasi permasalahan yang terjadi

ditengah masyarakat.

Salah satu inovasi kebijakan yang ditawarkan sekarang adalah kebijakan

mengenai sistem informasi, dimana sistem informasi saat ini berkembang dengan

pesat dan memiliki pengaruh yang besar sehingga makin benilai tinggi dalam

sebuah organisasi. Sistem informasi yang dapat berjalan secara online

memudahkan penggunanya untuk mengakses data dimana saja dan kapan saja.

Dan sistem informasi yang dibangun dengan tepat akan memberikan sebuah

gambaran kinerja organisasi yang akurat bagi penggunanya dalam pengambilan

keputusan dalam suatu kebijakan. Hal tersebut yang saat ini dimanfaatkan oleh

pemerintah untuk memantau perkembangan pemerintah dengan membangun

sebuah sistem.

Sehingga dibuatlah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

Kebijakan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendorong terwujudnya

sistem data dan informasi bagi pengambilan keputusan dan kebijakan perencanaan

pembangunan baik didaerah maupun dipusat. Serta meningkatkan komitmen

pemerintah daerah untuk pola kerjasama berbasis data dan informasi.

Sehingga dapat membangun database provinsi, kabupaten/kota yang dapat

menggambarkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh daerah dalam

mendukung pengembangan sistem informasi pengelolaan database profil daerah

yang valid dan akurat.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

3

Kemajuan jaman dan teknologi menatarbelakangi adanya pembangunan

sistem informasi tersebut. Namun ada faktor lain yang mendukung terciptanya

sistem informasi yaitu adanya kelemahan dalam pemanfaatan data-data

pembangunan. Hal itu didasari pula karena data - data pembangunan daerah tidak

lengkap dan tersebar di masing-masing SKPD (Satuan Perangkat Kerja Daerah)

serta tidak diperbaharui secara berkala, sehingga Instansi yang berfungsi sebagai

unit perencanaan pembangunan daerah dalam hal ini yaitu BAPPEDA (Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah) mengalami kendala dalam mengumpulkan

data untuk kepentingan penyusunan perencanaan pembangunan daerah

karena lemahnya koordinasi antara Bappeda dan SKPD di daerah. Bappeda

merupakan lembaga teknis daerah di bidang penelitian dan perencanaan

pembangunan daerah yang di pimpin oleh seorang kepala badan yang berada di

bawah tanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Sekretaris

Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Gubernur/Bupati/ Walikota

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penelitian daan

perencanaan pembangunan daerah. Bappeda mempunyai fungsi penyelenggaraan

penelitian di bidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan, dalam

rangka pengembangan pembangunan secara umum. Oleh sebab itu Bappeda

berperan penting dalam penerapan sistem informaSi pembangunan daerah.

Selain terangkum dalam Permendagri No 8 Tahun 2014, Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) juga merupakan amanah dari Undang – Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

4

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah yang

kemudian di ganti menjadi Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014.

Adapun Dalam Pasal 152 ayat (1) Undang - Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa : “perencanaan

pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan”. Kemudian Undang – Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah yang direvisi menjadi Undang-undang Nomor

23 Tahun 2014 pada pasal 274 mengamanatkan bahwa : “perencanaan

pembangunan daerah didasarkan pada data dan sistem informasi yang dikelola

dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) ”. Dalam pasal 13

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang data dan

informasi menjelaskan bahwa : “Mendagri secara periodik melakukan

penyempurnaan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah sesuai

dengan perkembangan dan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah,

penyempurnaan data dan informasi perencanaan daerah dilaksanakan oleh Dirjen

Bina Pembangunan Daerah”.

Serta dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) menjelaskan bahwa :

“sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan serta mengolah data

pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan

bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

kinerja pemerintah daerah”.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

5

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) merupakan jaringan yang mengumpulkan data

secara terpadu di dearah dan pusat sebagai dukungan dalam perencanaan dan

evaluasi pembangunan daerah dengan menggunakan teknologi informasi. Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) sendiri terdiri dari 8 (delapan) kelompok

data. Tiap kelompok data diuraikan kedalam tiap data. Pengumpulan data di derah

bersumber dari data yang dimiliki oleh seluruh SKPD dan/sumber lainnya yang

sah dan atau dapat dipertanggungjawabkan. 8 (delapan) kelompok data tersebut

yaitu :

1. Data umum berupa data Geografi, pemerintahan dan

demografi

2. Sosial/Budaya berupa data kesehatan, pendidikan, kebudayaan

nasional, pemuda dan olahraga

3. Sumberdaya Alam berupa data pertanian, kehutanan, kelautan,

perikanan, peternakan dan perkebunan serta pertambangan dan

energi, lingkungan hidup tata ruang dan pertanahan

4. Insfratuktur berupa data perumahan dan pemukiman,

pekerjaan umum, pariwisata, pos, telekomunikasi dan

informatika serta perhubungan dan transportasi

5. Ekonomi berupa data industri, perdagangan, pengembangan

usaha nasional, lembaga keuangan dan koperasi, BUMN dan

perbankan daerah dan lembaga keuangan daerah

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

6

6. Keuangan Daerah berupa data pengelolaan aset atau barang

daerah, PDRB,ringkasan APBD, dana perimbangan, pinjaman

daerah, pajak daerah, retribusi daerah

7. Politik, Hukum dan Keamanan berupa data politik dalam negei

dan pengawasan, hukum, keamanan dan ketertiban

masyarakat.

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dalam Permendagri

Nomor 8 Tahun 2014 berfungsi sebagai sebuah jejaring dalam pengumpulan data

secara terpadu, realtime dan online di pusat dan daerah dengan menggunakan

teknologi informasi, sebagai dukungan dalam perencanaan program dan kegiatan

serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional, efektif dan efisien. Tentunya

sistem informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mendukung integrasi

pemanfaatan data terkait dengan perkembangan pembangunan pada masing-

masing instansi pemerintahan. Fungsi lain nya dari Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) dalam Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 adalah

sebagai media akuntabilitas publik yang memungkinkan masyarakat

mengevaluasi kinerja pemerintah, mengevaluasi program–program pembangunan

dan sekaligus mengevaluasi capaian–capaian pembangunan sehingga

implementasi dari Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) dapat dirasakan dan terus dikembangkan lagi. Hal

ini semakin memperkuat Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) sebagai

bahan rujukan dalam proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan

daerah.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

7

Oleh sebab itu penggunaan aplikasi Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) dalam Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 dijadikan sebagai acuan

dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang difokuskan

kepada pemanfaatan informasi yang dihasilkan berdasarkan pengolahan data yang

telah di input oleh pemerintah daerah. Untuk menunjang hal tersebut maka

dibutuhkan faktor kelengkapan, kemutakhiran, keakuratan dan validitas data

menjadi unsur yang penting dalam proses pengumpulan dan penginputan elemen

data yang kemudian akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan analisa data

dalam aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang telah dibuat

oleh pemerintah sesuai dengan Permendagri Nomor 8 Tahun 2014.

Tujuan penggunaan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dalam

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 adalah untuk meningkatkan kualitas

perencanaan dan pengambilan keputusan, baik di daerah maupun dipusat sehingga

memudahkan dalam pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

daerah serta mampu mendukung data dan informasi dalam penyusunan arah dan

kebijakan pembangunan daerah. Dengan adanya Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) juga dapat mendukung dalam penetapan prioritas permasalahan di

daerah guna meningkatkan kualitas produk–produk kebijakan publik dan

mempromosikan potensi ekonomi daerah.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan,

ditemukan beberapa masalah dan kendala–kendala terkait dengan Impelementasi

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD). Peneliti menemukan dilapangan pada saat tahap awal observasi

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

8

kondisi faktual data pembangunan daerah sendiri menggambarkan bahwa data–

data pembangunan daerah masih belum lengkap dan tersebar di masing–masing

OPD/Instansi serta jarangnya diperbaharui. Dimana masing-masing OPD/Instansi

sering menganggap bahwa data-data pembangunan belum menjadi prioritas utama

sehingga dalam proses penyusunan dan penyajian data dan informasi sering

menggunakan data lama dan cenderung tidak diperbaharui sehingga instansi yang

berfungsi sebagai unit pelaksana perencanaan pembangunan pemerintahan dalam

hal ini yaitu Bappeda menghadapi kendala dalam mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk kepentingan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.

Peristiwa tersebut terjadi pada Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, serta Dinas

Pendidikan, dimana masing-masing instansi tersebut sering mengalami

keterlambatan dalam pengumpulan data SIPD. Hal tersebut dikarenakan ketiga

Instansi tersebut memiliki jumlah data yang terbilang banyak dibandingkan

dengan instansi lainnya, sehingga memang membutuhkan waktu serta koordinasi

yang baik dalam mengelola data SIPD.

Hambatan selanjutnya adalah lemahnya koordinasi antara Bappeda dengan

OPD yang terlibat dalam hal Implementasi Permendagri no 8 Tahun 2014 tentang

SIPD. Bappeda menganggap sumber data yang didapatkan dari masing-masing

OPD untuk pengisian data dan informasi pada aplikasi SIPD masih belum real

time/akurat dengan keadaan saat ini (up to date). Hal tersebut terjadi pada Dinas

Pendidikan, dimana hampir semua data-data mengenai pendidikan sering

berubah-ubah. Serta belum disediakannya fasilitas yang menunjang dalam hal

koordinasi serta input data antar pengelola SIPD.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

9

Hambatan lain yang juga peneliti temukan di lapangan adalah dalam

pendistribusian elemen data Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), Jika

di cermati dalam Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 pasal 3, ayat (2) tertulis

bahwa kelompok data SIPD sekurang-kurangnya meliputi 8 kelompok data, antara

lain : Data Umum, Sosial Budaya, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, Ekonomi,

Keungan Daerah, Politik, Hukum dan Keamanan dan insidensial. Dari banyaknya

elemen data tersebut maka cukup sulit dalam mendistribusikan data ini ke OPD

yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan data, sehingga sering terjadi

kesalahpahaman antar OPD yang mengklaim bahwa beberapa elemen data yang

telah didistribusikan tersebut bukan menjadi tanggungjawabnya. Melainkan

tanggungjawab OPD lain. peneliti menemukan bahwa implementasi Permendagri

Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

masih belum optimal hal tersebut terbukti dengan munculnya masalah dari segi

keterisian data, dimana keterisian data dianggap rendah hal tersebut disebabkan

oleh beragam persepsi daerah terhadap pentingnya data untuk pelaksanaan

pembangunan. Sehingga data cenderung tidak real time/aktual sehingga terdapat

ketidakpahaman daerah untuk memilih sumber data yang lebih valid. Hal tersebut

tentu menghambat dalam implementasi Permendagri tersebut. Adapun yang

mengalami peristiwa tersebut salah satunya adalah Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kota Serang, dimana instansi tersebut berwenang dalam

urusan kelistrikan yang ada di Kota Serang. Pada kenyataannya instansi tersebut

tidak memiliki data mengenai kelistrikan, serta masih belum melaksanakan

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

10

koordinasi dengan PLN. Akibat dari hal tersebut berdampak pada kosongnya data

isian mengenai kelistrikan yang ada di tabel keterisian data SIPD.

Permasalahan lain yang menghambat Implementasi Permendagri no 8

tahun 2014 di Bappeda Kota Serang pada saat ini masih dapat dikatakan belum

berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarekan kurangnya budaya information share

pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Serang yang membuat data dan

informasi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kota Serang

susah untuk diketahui oleh Bappeda Kota Serang sebagai komponen utama

perencanaan di Kota Serang. Peristiwa tersebut terjadi pada Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman dengan Dinas Kesehatan Kota Serang yaitu

mengenai sanitasi air bersih. Dimana yang memiliki kewenagan dalam hal sanitasi

air bersih adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, namun

yang memiliki data mengenai hal tersebut adalah Dinas Kesehatan. Padahal

sosialisasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Kota Serang kepada

setiap OPD yang ada di Kota Serang diharapkan membantu Bappeda Kota Serang

dalam mencari data pembangunan yang terkini demi mewujudkan pembangunan

sesuai dengan visi dan misi Kota Serang. Dari latar belakang masalah yang telah

di ungkapkan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai :

“ IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD) DI BAPPEDA

KOTA SERANG “

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

11

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas Peneliti

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Terbatasnya data dan informasi yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan Permendagri nomor 8 Tahun

2014 tentang Sistem Pembangunan Daerah (SIPD).

2. Keterbatasan SDM, dan fasilitas dalam unit kerja pengelolaan Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

3. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi data antara Bappeda dengan

OPD.

4. Kurangnya budaya information share pada organisasi perangkat

daerah di Kota Serang yang membuat data dan informasi.

1.3 Batasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa permasalahan yang terdapat pada pelaksanaan

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) yaitu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan serta

mengolah data pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada

masyarakat dan bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah, sangatlah kompleks, akan tetapi

peneliti dalam penelitian ini tidak dapat melakukan eksplorasi terhadap semua hal

mengenai pelakasanaan pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

12

(SIPD) di Bappeda Kota Serang. Dalam hal ini peneliti membuat batasan masalah

penelitiannya ialah Seberapa besar capaian Implementasi Permendagri Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda

Kota Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat di ketahui masalah dalam

pelaksanaan Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang dalam hal Perencanaan

Pembangunan Daerah belum optimal dan didasarkan pada data dan informasi

yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan amanat Undang-

undang dan Peraturan yang berlaku. Sehingga dalam penelitian ini rumusan

masalahnya adalah : Seberapa besar capaian Implementasi Permendagri No 8

Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang saat ini

berjalan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

capaian Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

13

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang berjudul Implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah di

Bappeda Kota Serang adalah :

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan

pengetahuan karena akan menambah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis

khususnya. Ilmu Adminstrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan

Implementasi Kebijakan Publik. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat

untuk pengembangan studi Implementasi Kebijakan Publik.

2. Secara Praktis

Bagi penulis di harapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan

penguasaan ilmu-ilmu yang telah di peroleh peneliti selama mengikuti pendidikan

di Program Studi Ilmu Adminidtrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

sampai saat ini. Selain itu karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan

referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

14

1.7 Sistematika Penulisan Penelitian

Berikut merupakan sistematika penulisan dalam penelitian ini yang terdiri

dari beberapa Bab dan lengkap dengan penjelasannya adalah sebegai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan

masalah yang akan diteliti. Bentuk penjelasan diuraikan secara deduktif,

artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menukik ke

masalah yang spesifik dan relevan dengan judul penelitian.

Sumber penjelasan latar belakang masalah dapat berasal dari hasil

penelitian sebelumnya, seminar ilmiah, pengamatan atau pengalaman

pribadi. Latar belakang masalah harus diuraikan secara jelas, faktual dan

logis dengan didukung oleh data-data lapangan. Data yang ditulis dapat

berbentuk data kuantitatif maupun data kualitatif.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan

diteliti dan dikaitkan dengan tema/judul atau variabel penelitian.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk membatasi masalah yang akan diteliti

oleh peneliti sesuai dengan judul penelitian.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk menetapkan masalah yang paling

berkaitan dengan judul penelitian. Perumusan masalah adalah

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

15

mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam bentuk definisi

konsep dan definisi operasional. Kalimat yang digunakan dalam

perumusan masalah adalah kalimat tanya.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dalam penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menjelaskan mengenai manfaat dari temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan Penelitian

Sistematika penulisan penelitian menjelaskan beberapa poin penulisan

penelitian secara rinci.

2 BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

Bab ini berisi tentang beberapa teori yang digunakan sebagai rujukan dan

studi kepustakaan, kerangka berpikir dan hipotesis guna menunjang dalam

kegiatan penelitian.

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode penelitian serta berisi teknik pengolahan dan

analisis data yang akan digunakan dalam penelitian.

4 BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang paparan data-data serta analisis dari penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti.

5 BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran dari peneliti.

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

16

6 DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan peneliti dalam penelitiannya.

7 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berisi lampiran-lampiran yang menunjang dalam penelitian serta dokumentasi

yang telah dilakukan oleh peneliti maupun diambil dari referensi.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab kedua ini peneliti akan menjelaskan teori-teori yang akan

digunakan yang berkaitan dengan judul penelitian yang peneliti buat, yaitu

mengenai pelaksanaan Implementasi Permendagri Nomor 8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang.

2.1 Tinjauan Pustaka

Wahyuni (dalam Pasolong, 2010: 9) mendefinisikan teori adalah sebagai

suatu himpunan konsep, definisi dan proporsi yang berhubungan secara sistematis

yang dibangun untuk menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena.

Sugiyono (2012: 43) mendefinisikan bahwa teori adalah seperangkat

konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi, baik organisasi formal maupun

organisasi informal. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan ada empat

kegunaan teori di dalam penelitian, yaitu (Sugiyono, 2012: 43):

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis.

2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan.

3. Teori sebagai stimulan dan panduan untuk mengembangkan

pengetahuan.

4. Teori sebagai pisau bedah untuk suatu penelitian.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

18

Pada sub bab ini, peneliti memaparkan teori-teori dari beberapa ahli yang

dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Berikut ini beberapa teori

daripara ahli yang berkaitan dengan masalah penelitian maupun judul penelitian.

2.1.1 Definisi Kebijakan

Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti

kebijakan. Laswell dan Kaplan (dalam Abidin, 2012: 6) melihat kebijakan sebagai

sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang

diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik (a projected program

of goals, values and practices). Friedrich (dalam Abidin 2012: 6) mengatakan

bahwa yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan (goals),

sasaran (objective), atau kehendak (purpose).

H. Hugh Heglo (dalam Abidin, 2012: 6) menyebutkan kebijakan sebagai

“a course of action intended to accomplish some end” atau sebagai suatu tindakan

yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya, Titmuss (dalam

Suharto, 2005: 7) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang

mengatur tindakan yang diarahkan kepada kepada tujuan-tujuan tertentu. Dari

beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, kebijakan lebih

diartikan sebagai serangkaian tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang

di ambil oleh aktor terkait yang mempunyai tujuan tertentu guna untuk

memecahkan suatu masalah. Thomas Dye (dalam Abidin, 2012:5) menyebutkan

kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

sesuatu (whatever governments choose to do or not to do). Selain itu, Edi Suharto

(2005: 7) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip atau cara bertindak yang

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

19

dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan.Dilihat dari definisi tersebut,

kebijakan lebih diartikan sebagai sebuah dasar untuk merumuskan sebuah

keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk dilakukan maupun tidak dilakukan.

Jadi, berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

kebijakan adalah suatu keputusan atau tindakan yang di ambil oleh pemegang

kekuasaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang didalamnya

memiliki nilai-nilai serta memiliki tujuan tertentu.

2.1.2 Definisi Publik

Definisi publik pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris “public” yang

berarti umum, rakyat umum, orang banyak dan rakyat (Pasolong, 2010: 6).

Sedangkan menurut Syafiie (20010: 18) arti publik itu sendiri adalah sejumlah

manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan harapan, sikap dan

tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.

Berbeda dengan Frederickson (dalam Pasolong, 2010: 6) menjelaskan konsep

publik dalam 5 (lima) perspektif, yaitu:

1. Publik sebagai kelompok kepentingan, yaitu publik dilihat sebagai

manifestasi dan interaksi kelompok yang melahirkan kepentingan

masyarakat,

2. Publik sebagai pemilih yang rasional, yaitu masyarakat yang terdiri

atas individu-individu yang berusaha memenuhi kebutuhan dan

kepentingan sendiri,

3. Publik sebagai perwakilan kepentingan masyarakat, yaitu kepentingan

publik mewakili “suara”,

4. Publik sebagai konsumen, yaitu konsumen sebenarnya tidak terdiri

dari individu-individu yang tidak berhubungan satu sama lain, namun

dalam jumlah yang cukup besar mereka menimbulkan tuntutan

pelayanan birokrasi. Karena itu posisinya dianggap sebagai publik, dan

5. Publik sebagai warga negara, yaitu warga negara dianggap sebagai

publik karena partisipasi masyarakat sebagai keikutsertaan warga

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

20

negara dalam seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan dipandang

sebagai sesuatu yang paling penting.

Berdasarkan beberapa definisi publik di atas, dapat disimpulkan bahwa

publik adalah sekelompok atau sejumlah orang yang saling berhubungan dan

membutuhkan satu sama lain dengan memiliki kepentingan sendiri.

2.1.3 Definisi Kebijakan Publik

Thomas R Dye. Dye (dalam Agustino, 2006:7) mengatakan bahwa,

“kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau

tidak dikerjakan.”Berdasarkan pengertian Thomas R Dye ini, apapun yang dipilih

pemerintah untuk dikerjakan maupun tidak dikerjakan itu adalah suatu kebijakan

publik. James Anderson (dalam Agustino, 2006:7) memberikan pengertian atas

definisi kebijakan publik, dalam bukunya Public Policy Making, sebagai berikut:

“serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan

dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan

suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.” Konsep kebijakan ini

menitikberatkan pada apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang

diusulkan atau dimaksud. Dan hal inilah yang membedakan kebijakan dari suatu

keputusan yang merupakan pilihan diantara beberapa alternatif yang ada. Secara

konseptual kebijakan publik dapat dilihat dari Kamus Administrasi Publik

Chandler dan Plano mengatakan bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan

yang strategis terhadap sumber-sumber daya yang ada untuk memcahkan masalah

publik atau pemerintah. Bahkan Chandler dan Plano beranggapan bahwa

kebijakan publik merupakan suatu bentuk investasi yang kontinu oleh pemerintah

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

21

demi kepentingan orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar mereka

dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam pemerintahan. (Pasolong, 2010: 38)

Selanjutnya, Chaizi Nasucha (dalam Pasolong, 2010: 39), mengatakan

bahwa kebijakan publik adalah kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu

kebijakan yang digunakan ke dalam perangkat peraturan hukum. Kebijakan

tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat yang akan

dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang

harmonis. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik adalah suatu tindakan/kegiatan yang diputuskan oleh pemerintah

yang mempunyai tujuan untuk memecahkan suatu masalah publik serta

mempengaruhi sebagian besar masyarakat dalam waktu tertentu.

2.1.4 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

Dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang

begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi

berbagai kepentingan. (Agustino, 2006:138) Adapun pengertian lain yang

diberikan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier. Menurut Daniel Mazmanian

dan Paul Sabatier dalam Agustino (2006:139) mendefinisikan Implementasi

Kebijakan sebagai :

“Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk

undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah

yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang

ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur

proses implementasinya.”

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

22

Van Meter dan Van Horn dalam Agustino (2006:139) mendefinisikan

implementasi kebijakan sebagai :

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan.”

Sedangkan, Merrile Grindle dalam Agustino (2006:139) menyatakan

implementasi kebijakan sebagai berikut :

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang

telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects

dan yang kedua apakah program tujuan tersebut tercapai.”

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan

menyangkut 3 (tiga) hal, yaitu (1) adanya tujuan atau sasaran kebijakan; (2)

adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan; (3) adanya hasil kegiatan.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan

bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan pelaksanakan kebijakan

guna memecahkan masalah yang dihadapi dan mendapatkan hasil yang ingin

dicapai.

2.1.5 Model-model Implementasi Kebijakan Publik

Dalam studi implementasi kebijakan terdapat beberapa model

implementasi kebiajakan publik yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang

melihat variabel apa saja yang dapat memepengaruhi kinerja implementasi suatu

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

23

kebijakan publik. Adapun beberapa ahli tersebut ialah Van Meter dan Van Horn,

Goerge Edward III, dan Merilee S. Grindle.

Terdapat 6 (enam) variabel model implementasi kebijakan yang

dikemukakan Van Meter dan Van Horn dalam Agustino (2006:142) yang dapat

mempengaruhi kinerja impelementasi kebijakan publik, yaitu :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan/Ukuruan dan Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika-

dan-hanya-jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan

sosio-kultur yang mengada di level pelaksana kebijakan.

2. Sumberdaya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia

merupakan sumberdaya yang terpenting dalam menentukan suatu

keberhasilan proses implementasi.

Tetapi diluar sumberdaya manusia, sumberdaya-sumberdaya lain yang

perlu diperhitungkan juga, ialah sumberdaya finansial dan sumberdaya

waktu.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini

sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat

banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen

pelaksananya.

Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga

diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin

luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar

pula agen yang dilibatkan.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi

kebijakan publik.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Agen Pelakasana

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

24

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi

kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-

pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya

kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan, begitu pula

sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi

biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu,

upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan

kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.

Adapun model impelementasi kebijakan yang menurut George C. Edward

III dalam Agustino (2006:149) terdapat 4 (empat) variabel yang mempengaruhi

kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu ;

1. Sumberdaya

Variabel atau faktor pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan adalah sumberdaya. Indikator sumber-

sumberdaya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:

a. Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah

satunya disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi,

memadai, ataupun tidak kompeten dibidangnya. Penambahan

jumlah staf dan implementor saja tidak mencukupi, tetapi

diperlukan pula kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan

yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam meng-

implementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang

diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

25

b. Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai

dua bentuk, yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang

harus mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk

melakukan tindakan. Kedua informasi mengenai data kepatuhan

dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah

yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakah orang

lain yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh

terhadap hukum.

c. Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan

para implementor dimata publik tidak terlegitimasi, sehingga dapat

menggagalkan proses implementasi kebijakan. Tetapi, dalam

konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka

sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Di

satu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam pelaksanaan

implementasi kebijakan tetapi di sisi lain, efektivitas akan menyurut

manakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi

kepentingannya sendiri atau demi kepentingan kelompoknya.

d. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

26

mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya, dan memiliki

wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya

fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi

kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

2. Komunikasi

Variabel kedua yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan menurut George C. Eward III, adalah komunikasi. Komunikasi

menurutnya lebih lanjut sangat menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif

terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan

mereka kerjakan. Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau

digunakan) dalam mengukur keberhasilan variabel komunikasi tersebut di

atas, yaitu:

a. Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali yang

terjadi dalam penyaluran komunikasi adalah adanya salah

pengertian (miskomunikasi), hal tersebut disebagiankan karena

komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi, sehingga

apa yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.

b. Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan

(street-level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan

(tidak ambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu

menghalangi implementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

27

membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi

pada tataran yang lain hal tersebut justru akan menyelewengkan

tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau

dijalankan). Karena jika perintah yang diberikan sering berubah-

ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di

lapangan.

3. Disposisi

Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor penting ketiga

dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan publik. Jika

pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan

tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus

memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya

tidak terjadi bias. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel

disposisi ini ialah :

a. Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap

implementasi kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan

kebijakan-kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi.

Karena itu, pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana

kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

28

kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagi pada

kepentingan warga.

b. Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang

disarankan untuk mengatasi masalah kecenderungan para

pelaksana adalah dengan memanipulasi insentif. Oleh karena itu,

pada umumnya orang bertindak menurut kepentingan mereka

sendiri, maka memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan

mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan cara

menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi

faktor pendukung yang membuat para pelaksana kebijakan

melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai

upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau

organisasi.

4. Struktur Birokrasi

Variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu

kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur

birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan

menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah

kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara

politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

29

Dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur

birokrasi/organisasi ke arah yang lebih baik, adalah: melakukan Standar

Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi. SOPs

adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau

pelaksana kebijakan/administratur/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatannya pada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau

standar minimum yang dibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan

fragmentasi adalah upaya peyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan

atau aktivitas-aktiuvitas pegawai diantara beberapa unit kerja.

Dan model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Marielee S.

Grindle dalam Agustino (2006:154) terdapat 2 variabel besar yang mempengaruhi

kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu :

1. Content of Policy, meliputi :

a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mem-pengaruhi)

Indikator ini berargumen bahwa suatu kebijakan dalam

pelaksanaanya pasti melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh

mana kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh

terhadap implementasinya.

b. Type of benefit

Pada poin ini content of policy berupaya untuk menunjukkan atau

menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus terdapat

beberapa jenis manfaat yang menunjukkan dampak positif yang

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

30

dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang hendak

dilaksanakan.

c. Extent of change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai)

Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin

dicapai. Pada poin ini ingin dijelaskan bahwa seberapa berapa

besar perubahan yang hendak atau ingin dicapai melalui suatu

implementasi kebijakan harus mempunyai skala yang jelas.

d. Site of Decision Making (letak pengambilan keputusan)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang

peranan penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan, makapada

bagian ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan keputusan

dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan.

e. Program Implementer (pelaksana program)

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus di

dukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan

kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan.

f. Resource Commited (sumberdaya yang digunakan)

Pelaksanaan suatu kebijakan harus di dukung oleh sumberdaya-

sumberdaya yang mendukung agar pelaksanaan-nya berjalan

dengan baik.

2. Context Of Policy, meliputi :

a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingan, dan strategi dari actor yang terlibat)

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

31

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

keuaaan, kepentingan, serta strategi yang digunakan oleh para

actor yang terlibat guna memperlancar jalannya pelaksanaansuatu

implementasi kebijakan.

b. Institusion and Regime Charateristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa)

Lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut dilaksanakan juga

berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini

ingin dijelaskan karakteristik dari suatu lembaga yang akan turut

mempengaruhi suatu kebijakan.

c. Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana)

Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu

kebijakan adalah kepatuhan dan respon dari parapelaksana, maka

hendak dijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana kepatuhan dan

respon pelaksana dalam menangggapi suatu kebijakan.

2.1.6 Definisi Sistem Informasi

Secara umum suatu sistem terdiri dari input (masukan), pengolahan, dan

output (keluaran). Input (masukan) masuk kedalam sistem melalui unit input,

kemudian diolah melalui unit pengolahandan dikeluarkan dalam bentuk output.

Menurut Nugroho(2008:17) sistem didefinisikan sebagai :

“Sekelompok elemen yang terintegrasidengan maksud yang sama untuk

mencapai suatutujuan. Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam suatu

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

32

system adalah elemen-elemennya. Tentunya setiap sistem memiliki

elemen-elemennya sendiri, yang kombinasinya berbeda antara sistem yang

satu dengan sistem yang lain. Namun demikian, susunan dasarnya tetap

sama.”

Definisi sistem lainnya diungkapkan oleh Mcleod (2004:12) yang

menyatakan bahwa :

“sistem adalah elemen yang terintergrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut kemudian digolongkannya

kedalam sistem fisik dan sistem konseptual. Perusahaan bisnis adalah

suatu sistem fisik karena terdiri dari sejumlah sumber daya fisik. Suatu

sistem konseptual sebaliknya, adalah sistem yang menggunakan

sumberdaya konseptual yaitu informasi dan data untuk mewakili suatu

sistem fisik, tetapi data dan iformasiyang tersimpan didalamnya dapat

dipandang sebagai suatu sistem konseptual.”

Data dan informasi mewakili satu atau lebih sistem fisik. Bagaimana data

dan informasi itu disimpan tidak penting. Yang penting adalah apa yang diwakili

oleh data dan informasi itu. Sistem fisik penting karena keberadaannya, sedang

sistem konseptual penting karena penggambarannya atas sistem fisik.

Informasi menurut Nugroho (2008:15) adalah suatu pengetahuan yang

berguna untuk pengambilan keputusan. Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan

sebagai dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat dikelompokkan

sebagai infirmasi. Informasi yangbaik adalah I formasi yang akurat, tepat waktu,

dan relevan. Informasi merupakan data yang telah diklarifikasi atau diolah atau

diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem

pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data

dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Nilai informasi

berhubungan dengan keputusan. Bila tidak ada pilihan atau keputusan maka

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

33

informasi tidak diperlukan. Sedangkan Informasi menurut Mcleod (2004:12)

adalah data hasil pemrosesan yang memiliki makna, biasanya menceritakan suatu

hal yang belum diketahuikepada pengguna.

Berdasarkan pada definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi

penerimanya. Penerima yang dimaksudkan disini adalah penerima informasi yang

benar-benar membutuhkan informasi tersebut. Informasi yang digunakan sebagai

masukan dalam pengambilan keputusan.

2.1.7 Definisi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Dalam Permendagri No 8 Tahun 2014 Pasal 1 menyebutkan bahwa

Sistem Informasi Pembangunan Daerah selanjutnya disingkat SIPD adalah suatu

sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan

bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

kinerja pemerintah daerah.

Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakter atau ciri khusus

suatu populasi. Sedangkan Informasi adalah keterangan pernyataan, gagasan, dan

tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam

berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

34

Didalam pasal 2 dijelaskan bahwa Menteri berwenang melakukan

penyelenggaraan SIPD dimana Menteri melalui Direktorat Jenderal Bina

Pembangunan Daerah dapat melakukan penyempurnaan dan pengembangan data

dan informasi pembangunan daerah. Dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa Pemerintah

Daerah mengumpulkan, mengisi, dan mengevaluasi data SIPD. Data SIPD yang

dimaksud dalam Permendagri No 8 Tahun 2014 berupa kelompok data sekurang-

kurangnya meliputi :

a. Umum;

b. Social Budaya;

c. Insfratuktur ;

d. Ekonomi;

e. Keuangan daerah;

f. Politik, Hukum dan Keamanan dan

g. Insidensial;

Berikut tabel keterisian data SIPD :

Tabel 2.1 Keterisian Data SIPD

NO KELOMPOK DATA JENIS DATA SIPD SUMBER DATA

1 DATA UMUM 1. Geografi

2. Pemerintahan

3. Demografi

BPS, BIRO

PEMERINTAHAN,

BKD, DPPKD,

BAPPEDA

2 SOSIAL/BUDAYA 4. Kesehatan

5. Pendidikan,

Kebudayaan

Nasional, Pemuda &

DINAS

KESEHATAN,

DINAS

PENDIDIKAN,

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

35

olahraga

6. Kesejahteraa Sosial

7. Agama

DINAS SOSIAL,

KEMENAG,

DISBUDPAR,

DINAS PEMUDA &

OLAHRAGA, BPS

3 SUMBERDAYA

ALAM

8. Pertanian,

Kehutanan,

Kelautan,

Perikanan,

Peternakan, &

Perkebunan

9. Pertambangan &

Energi

10. Lingkungan Hidup,

Tata Ruang &

Pertanahan

DINAS

PERTANIAN,

DINAS

KEHUTANAN,

PERKEBUNAN,

KELAUTAN &

PERIKANAN,

DISTAMBEN,

BLHD

4 INSFRATUKTUR 11. Perumahan &

Pemukiman

12. Pekerjaan Umum

13. Pariwisata, Pos,

Telekomunikasi &

Informatika

14. Perhubungan &

DINAS BINA

MARGA,

DISBUDPAR,

DISHUBKOMINFO,

DINAS SDAP

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

36

Transportasi

5 EKONOMI 15. Industri,

Perdagangan,

Pengembangan

Usaha Nasional,

Lembaga Keuangan

& Koperasi

16. BUMN dan

Perbankan Daerah

& Lembaga

Keuangan Daerah

DINAS PERINDAG,

DINAS KOPERASI

UMKM, BIRO

EKBANG

6 KEUANGAN

DAERAH

17. Pengelolaan Aset

atau Barang Daerah

18. PDRB

19. Ringkasan APBD

20. Dana Perimbangan

21. Pinjaman Daerah

22. Pajak Daerah

23. Retribusi Daerah

DPPKD, BPS,

BAPPEDA

7 POLITIK, HUKUM

DAN KEAMANAN

24. Politik Dalam

Negeri &

Pengawasan

25. Hukum

BADAN

KESBANGPOL,

SATPOL PP,

KEPOLISIAN,

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

37

26. Keamanan &

Ketertiban

Masyarakat

BIRO HUKUM

8 INSIDENSIAL 27. Bencana Alam

28. Penyakit Menular

29. Pencurian Ikan

30. Kebakaran Hutan

Pencurian &

Penyelundupan

Kayu

BPBD, DINAS

SOSIAL, DINAS

KELAUTAN &

PERIKANAN,

DINAS

KEHUTANAN,

DISTANAK, BPS

Data SIPD sebagaimana dimaksud diatas bersumber dari seluruh

SKPD dan/atau sumber-sumber lain yang sah dan dapat

dipertanggungjawabkan. Pemerntah Daerah menggunakan informasi

pembangunan daerah sebagaimana yang dimaksud diatas sebagai rujukan

dalam perencanaan pembangunan daerah dan tata ruang daerah.

2.1.8 Tujuan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) merupakan jaringan yang

mengumpulkan data secara terpadu didaerah dan pusat sebagai dukungan dalam

perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah dengan menggunakan teknologi

informasi. SIPD memiliki beberapa tujuan yaitu :

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

38

a. Meningkatkan kualitas Perencanaan dan Pengambilan Keputusan, baik di

Daerah maupun di Pusat;

b. Memudahkan Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah;

c. Mendukung Data dan Informasi dalam Penyusunan Arah dan Kebijakan

Pembangunan Daerah;

d. Mendukung Penetapan Prioritas Permasalahan di Daerah;

e. Meningkatkan Kualitas Produk-produk Kebijakan Publik;

f. Mempromosikan Potensi Ekonomi Daerah;

2.1.9 Dasar Hukum Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Dalam pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

memiliki beberapa dasar hukum yaitu :

Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah : Pasal 274 “Perencanaan

Pembangunan Daerah didasarkan pada Data dan

Informasi Pembangunan Daerah”

Pasal 152 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa : “perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan

informasi yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan”

Pasal 13 Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang

Data dan Informasi : “Mendagri secara periodik

melakukan penyempurnaan data dan informasi

perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Penyempurnaan data & inf perenc

pembangunan daerah dilaksanakan oleh Dirjen Bina

Pembangunan Daerah.”

Permendagri No 8 Tahun 2014 Tentang SIPD : “sistem

yang mendokumentasikan, mengadministrasikan serta

mengolah data pembangunan daerah menjadi

informasi yang disajikan kepada masyarakat dan bahan

pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah ”

PENGEMBANGAN

SISTEM

INFORMASI

PEMBANGUNAN

DAERAH (SIPD)

Kemendagri No. 050-228/ Kep/Bangda/2013 tgl 30 Des 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Lingkup Ditjen Bina Pembangunan Daerah Tahun 2014

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

39

2.1.10 Kebijakan dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

1. Memfasilitasi dan mendorong terwujudnya Sistem Data dan Informasi

bagi Pengambilan Keputusan dan Kebijakan Perencanaan

Pembangunan baik di Daerah maupun Pusat;

2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola

kerja sama berbasis Data dan Informasi;

3. Membangun database Provinsi, Kabupaten/Kota yang

menggambarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki Daerah;

4. Mengembangkan Sistem Informasi pengelolaan database profil

daerah yang valid dan akurat;

2.1.11 Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Adapun tim pengelola SIPD terdiri dari tim pengelola SIPD Nasional, Provinsi,

dan Kabupaten/Kota :

1) Tim Pengelola SIPD Nasional

Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah

membentuk Tim Pengelola SIPD Nasional yang terdiri dari :

a. Pengarah yaitu Menteri Dalam Negeri

b. Penanggungjawab yaitu Direktur Jenderal Bina Pembangunan

Daerah

c. Ketua yaitu Sekretatis Direktorat Jenderal Bina Pembangunan

Daerah

d. Wakil Ketua yaitu Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

40

e. Sekretaris yaitu Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah

f. Anggota yaitu Pejabat di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri

Adapun tugas dari Tim Pengelola SIPD Nasional yaitu :

a) Menyusun rekomendasi penyempurnaan dan atau pengembangan

SIPD;

b) Mengevaluasi pengumpulan, pengisian, dan hasil evaluasi data dan

informasi SIPD;

c) Menetapkan dan mensosialisasikan kebijakan dan mekanisme

pengelolaan SIPD; dan

d) Memberikan pelatihan bagi tim pengelola SIPD Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

2) Tim Pengelola SIPD Provinsi

Gubernur melalui Bappeda Provinsi membentuk tim pengelola SIPD

Provinsi yang terdiri dari :

a. Pengarah yaitu Gubernur

b. Penanggungjawab yaitu Sekretaris Daerah Provinsi

c. Ketua yaitu Kepala Bappeda Provinsi

d. Sekretaris yaitu Kepala Bidang pada Bappeda Provinsi yang

melaksanakan tugas dibidang pengelolaan data

e. Koordinator Bidang yaitu Kepala SKPD provinsi terkait sesuai

kebutuhan.

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

41

Dalam tim sebagaimana yang dimaksud di atas dapat melibatkan

unsur terkait sesuai dengan kebutuhan, serta tim yang dimaksud

diatas ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

Adapun tugas yang harus dilaksanakan oleh tim SIPD Provinsi yaitu :

a) Mengumpulkan dan mengisi data dan informasi SIPD Provinsi;

b) Mengevaluasi pengumpulan, pengisian, dan hasil evaluasi data dan

informasi SIPD Kabupaten/Kota di wilayahnya;

c) Memberikan pelatihan bagi tim pengelola SIPD Kabupaten/Kota.

3) Tim Pengelola SIPD Kabupaten/Kota

Tim Pengelola Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Kabupaten/Kota yang terkandung dalam Permendagri No 8 Tahun 2014

dalam pasal 10 adalah sebagai berikut :

a. Pengarah yaitu Bupati/Walikota

b. Penanggungjawab yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

c. Ketua yaitu Kepala Bappeda Kabupaten/Kota

d. Sekretaris yaitu Kepala Bidang pada Bapedda Kabupaten/Kota yang

melaksanakan tugas di bidang pengelolaan Data

e. Koordinator Bidang yaitu Kepala SKPD Kabupaten/Kota terkait

sesuai kebutuhan

Dalam Tim sebagaimana dimaksud diatas dapat melibatkan unsur terkait

sesuai dengan kebutuhan.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

42

Tim pengelola SIPD Kabupaten/Kota bertugas untuk mengumpulkan

dan mengisi data dan informasi SIPD kabupaten/kota. Serta

mengevaluasi data dan informasi SIPD kabupaten/kota.

2.1.12 Tata Cara Pengumpulan dan Pengisian Data

A. Pembentukan Tim

Pembentukan tim pengelola SIPD di Provinsi dan Kabupaten/Kota

melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) kepala daerah yang dilakukan

paling lambat bulan februari disetiap tahunnya. Adapun perangkat yang

dibentuk melibatkan unsur Satuan Keja Perangkat Daerah (SKPD), yang

dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda). Tim yang telah terbentuk dimasing-masing daerah provinsi

maupun kabupaten/kota dapat mengakomodir perwakilan instansi

vertikal pemerintah pusat didaerah sesuai dengan kondisi, potensi, dan

permasalahan terkait data dan informasi.

B. Rapat koordinasi Pengumpulan Data

Dua agenda utama dalam rapat koordinasi pengumpulan data adalah :

1. Pemetaan Keteserdiaan Objek Data

Pemetaan ini bertujuan untuk memilah data mana saja yang tersedia

didaerah. Pemilahan ketersediaan data disesuaikan dengan kondisi

daerah. Sebagai contoh, untuk daerah yang tidak memiliki laut,

maka seluruh data terkait kelautan dipilah sebagai data-data yang

tidak tersedia didaerah. Untuk data yang objeknya ada didaerah

namun datanya belum ada tetap dianggap sebagai data yang tersedia

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

43

didaerah. Dalam situasi ini, pemerintah daerah perlu melakukan

pendataan untuk objek data yang tersedia namun datanya belum

ada.

2. Pemetaan Data menurut SKPD

Koordinator bidang berkewajiban mengumpulkan data SIPD di

SKPD masing-masing. Dalam rapat koordinasi pengumpulan data,

seluruh data SIPD harus dipetakan menurut SKPD. Selanjutnya,

tiap koordinator bidang mengumpulkan data sesuai pembagian yang

telah ditetapkan. Rapat koordinasi pengumpulan data dilakukan

paling lambat di bulan Maret disetiap tahunnya.

C. Pengumpulan Data SIPD

Pengumpulan data SIPD dilakukan pada bulan Maret sampai dengan

Desember disetiap tahunnya. Data yang dikumpulkan disesuaikan

dengan database SIPD. Database SIPD terdiri dari 8 kelompok data

yaitu :

a. Umum;

b. Sisal budaya;

c. Sumberdaya alam;

d. Infrastuktur;

e. Ekonomi;

f. Keuangan daerah;

g. Politik, hukum, dan keamanan;

h. Insidensial;

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

44

Data SIPD pada prinsipnya adalah data sektoral, model

pengumpulan data yang utama dilakukan melalui kompilasi produk

administrasi. Dalam hal data tidak ada, pemerintah daerah perlu

melakukan pengumpulan data sendiri, dengan menggunakan metode

yang sesuai.

Adapun ringkasan dalam tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Data yang harus diisi berdasarkan permintaan Dirjen Bangda yang

dipilah-pilah sesuai SKPD Penanggung-jawab Data;

2. Form pengisiian data yang sudah dipilah dibagikan kepada SKPD

Penanggung-jawab Data sesuai tanggungjawab urusan;

3. Tidak semua data tersedia di SKPD sehingga perlu kerjasama dan

koordinasi dengan instansi lain, missal : BPS, BPN, BMKG, dan

lain-lain;

4. Diadakan pertemuan antara BAPPEDA dengan SKPD untuk

verifikasi keterisian data;

5. Rekapitulasi dan Entry Data kedalam Form SIPD;

D. Mekanisme Pengisian Data

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) berisi tentang

gambaran umum dari daerah diseluruh Indonesia. Sistem informasi ini

merangkum data pembangunan masing-masing daerah untuk ditampilkan

secara interaktif pada antarmuka beserta analisisnya. Dengan antarmuka

berbasis visual, sistem ini memiliki keuntungan dengan mudahnya user

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

45

memahami data yang terampil tanpa harus membaca teks atau tabel yang

monoton. SIPD memiliki 3 (tiga) level pengguna dengan tingkat

kewenangan akses yang berbeda beda pada tiap levelnya. 3 (tiga) level

pengguna tersebut adalah :

a. Administrator Sistem

Kewenangan administrator sistem mencakup semua pengaturan,

pengendalian dan pengorganisasian data beserta atributnya pada sistem

informasi ini. Administrator memilikihak akses menyeluruh terhadap

penanganan sistem termasuk blocking akses pada user yang telah

menjadi bagian dari sistem.

b. Agen Data

Agen data adalah bagian dari sistem yang hanya memiliki kewenangan

untuk input dan editing data pada masing-masing daerah agen.

c. Pengguna Umum

Pada level ini pengguna tidak memiliki kewenangan khusus pada portal

sistem informasi. Pengguna pada level ini hanya diperbolehkan

mengakses data visual tanpa bisa melakukan editing.

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

46

2.1.13 Tata Cara Evaluasi Data

Dalam Lampiran II Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di

jelaskan mengenai tata cara evaluasi data SIPD. Adapun penjelasannya

sebagai berikut :

Tim Pengelola SIPD Provinsi dan Kabupaten/Kota menyelenggarakan

evaluasi data SIPD paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, evaluasi

tersebut terdiri dari :

1. Evaluasi pengumpulan Data SIPD

Pada tahap ini, setiap daerah provinsi, kabupaten/kota membahas

kekurangan data dan informasi yang dihimpun oleh koordinator

bidang, sesuai dengan kesepakatan dalam rapat koordinasi. Basis

utama dalam melakukan evaluasi data adalah data sebagaimana diisi

dalam aplikasi SIPD. Tujuan evaluasi pengumpulan data ini adalah

untuk menelaah :

a. Kelengkapan dan keterisian data

Jika data ditemukan belum lengkap, maka koordinator bidang

terkait perlu kembali melakukan pengumpulan data untuk

melengkapi data yang belum ada. Apabila, data data tersebut tidak

tersedia karena objek datanya tidak ada, maka tim pengelola SIPD

terkait merubah pemetaan ketersediaan data.

b. Tumpang tindih dan duplikasi data

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

47

Jika terjadi tumpang tindih dan duplikasi data, maka forum

evaluasi pengumpulan data perlu menyepakati data mana yang

akan digunakan dengan mempertimbangkan tingkat validitas data

dan SKPD mana yang berwenang mengeluarkan data tersebut.

Jika data bersumber dari lembaga/instansi yang otoritatif, maka

data yang diinput kedalam aplikasi SIPD adalah data yang

digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan perencanaan

sebelumnya.

Hasil rapat evaluasi pengumpulan data dituangkan dalam rumusan

hasil rapat. Tim Pengelola SIPD Provinsi, kabupaten/kota

menyampaikan rumusan hasil rapat kepada Tim Pengelola SIPD

Nasional.

2. Evaluasi terpadu data SIPD

Evaluasi ini dilakukan secara bersama-sama oleh Tim Pengelola SIPD

Provinsi, kabupaten/kota diwilayah Provinsi terkait. Adapun fokus

utama evaluasi terpadu terdiri dari :

a. Sinkronisasi Data

Fokus utama dalam telaah sinkronisasi data adalah untuk melihat

sejauh mana data antarkabupaten/kota tidak saling bertentangan.

Selain itu fokus sinkronisasi data juga untuk mengevaluasi sejauh

mana data kabupaten/kota sesuai dengan data di tingkat provinsi.

Jika terjadi perbedaan data, forum evaluasi terpadu menyepakati

data mana yang akan digunakan dengan memperhatikan definisi

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

48

operasional data, validitas data dan instansi yang berwenang

mengeluarkan data terkait.

b. Validitas data

Fokus ini untuk mengevalasi sejauh mana data yang sudah diisi

kedalam aplikasi SIPD adalah data yang valid. Pengujian

validitas data adalah antara lain dilakukan antara lain dengan cara

:

1) Melihat metode pengumpulan data

Perbedaan data sering terjadi karena perbedaan metode

pengumpulan data. Secara umum, untuk data dasar metode

pengumpulan data yang dianggap paling sahih adalah

sensus, karena metode pengumpulan data ini tidak

mengenal tingkat deviasi.

2) Memperhatikan definisi operasional data

Perbedaan definisi juga sering menimbulkan perbedaan

data. Sebagai contoh, perbedaan definisi tentang

penduduk, yang mengakibatkan perbedaan data jumlah

penduduk di beberapa intansi.

3) Kewenangan mengeluarkan data

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam melinai vaiditas

data adalah kewenangan terkait data dimaksud. Contoh,

untuk ata pendidikan instansi yang berwenang

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

49

mengeluarkan data tersebut biasanya adalah SKPD yang

menangani urusan dibidang pendidikan.

Setelah dilakukan evaluasi terpadu data SIPD, Tim

Pengelola SIPD Provinsi, Kbupaten/Kota melakukan

perubahan dan pemukhtahiran data dalam aplikasi SIPD,

sesuai kesepakatan dalam rapat evaluasi terpadu. Data

dalam aplikasi ini selanjutnya dicetak dan ditandatangani

oleh kepala daerah provinsi maupun kabupaten/kota

sebagai data yang sahih dan dikirim ke Tim Pengelola

SIPD Nasional.

DATA DITANDATANGANI OLEH KEPALA

DAERAH ATAU YANG MEWAKILI DAN

DIKIRIM E TIM PENGELOLA SIPD

NASIONAL

EVALUASI PENGUMPULAN DATA

(masing-masing Tim Pengelola SIPD)

EVALUASI TERPADU

(bersama-sama oleh tim pengelola SIPD)

PERUBAHAN DAN PEMUKHTAHIRAN DATA

(masing-masing Tim Pengelola SIPD)

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

50

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil

penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya hampir sejenis dengan

penelitian ini. Penelitian terdahulu bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan

masalah yang timbul dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun

2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Studi Kasus di

Bappeda Kota Serang. Walaupun lokusnya dan masalahnya tidak sama persis tapi

sangat membantu peneliti menemukan sumber-sumber pemecahan masalah

penelitian ini. Berikut hasil penelitian yang peneliti baca.

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ilhami(2013) Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam

Skripsinya yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Data Perencanaan

Pembangunan (SIDARENBANG) di Bappeda Kota Tangerang”. Dalam penelitian

ini masalah yang ditemukan dalam implementasi sidarenbang yaitu terdapat

kendala-kendala dalam perkembangan dan pelaksanaannya. Salah satunya

Ketepatan waktu dalam pelaksanaan sidarenbang yang tidak berjalan sesuai

mekanisme yang telah di jadwalkan sehingga menghambat dalam proses entrying

data untuk pembangunan kota tangerang. Sehingga ketersediaan data dan

informasi kurang up to date. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori

George C. Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, strukutur

birokrasi. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Implementasi Sistem

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

51

Informasi Data Perencanaan Pembangunan (SIDARENBANG) di Bappeda Kota

Tangerang” belum berjalan baik seperti yang di harapkan.

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Rosmalasari(2016) Mahasiswi

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam

Skripsinya yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Perencanaan

Pembangunan Daerah (SIPPD) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kota Tangerang” dalam penelitian ini masalah yang ditemukan

dalam penelitian Implementasi SIPPD yaitu terdapat kendala-kendala dalam

pelaksanaannya seperti tingkat pemanfaatan dokumen output yang belum

maksimal, kurangnya kompetensi aparatur perencana, sarana dan prasarana

aparatur belum memadai, koordinasi antara pihak pengelola dengan pengguna

yang belum maksimal, minimnya kepatuhan SKPD terhadap prosedur dan fitur

yang terbatas terhadap masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu kualitatif deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan teori

Implemetasi menurut Van Metter Varn Horn. Adapun hasil penelitian

menunjukan belum optimalnya Implementasi SIPPD di BAPPEDA Kota

Tangerang karena keenam indikator teori belum diterapkan secara maksimal,

diantaranya ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen

pelaksana, kecenderungan agen pelaksana, komunikasi antar organisasi dan

lingkungan ekonomi, sosial serta lingkungan politik.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

52

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang

hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di

deskripsikan. Dan berdasarkan teori-teori yang telah di deskripsikan, selanjutnya

dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antar variabel yang diteliti. Sementara, Uma Sekaran (dalam Sugiyono,

2008:65) mengemukakan bahwa: “Kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.”

Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti memperoleh data dan

informasi melalui pengamatan dan observasi langsung ke lapangan serta

melakukan wawancara kepada pihak yang bersangkutan dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang. Dalam hal ini, berdasarkan identifikasi

masalah dan teori-teori yang ada terkait dengan Implementasi Pelaksanaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang, maka peneliti membuat

kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

53

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

(Sumber: Peneliti, 2016)

PROSES

Model Implementasi kebijakan George C. Edward III dalam Agustino (2006:149), yaitu :

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

Hasil (Output)

Untuk mengetahui bagaimana Implemenentasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Pembangunan (SIPD) di Bappeda Kota Serang.

Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda

Kota Serang.

INPUT

Masalah :

1. Kurang lengkapnya data-data pembangunan didaerah dan OPD/Instansi yang

terkait serta jarangnya data-data diperbaharui

2. Belum optimalnya dalam pendistribusian data di OPD/Instansi yang tersebar,

sehingga kurang validnya data

3. Kurangnya koordinasi antara Bappeda dengan OPD/Instansi yang terlibat serta

kurangnya Fasilitas yang memadai

4. Rendahnya dari segi keterisian data sehingga data sering dianggap kurang real

time/akurat

5. Penyediaan data dan informasi pembangunan (dalam hal ini aplikasi SIPD)

belum menjadi prioritas utama dalam anggaran.

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

54

2.4 Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:64).

Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan peneliti adalah hipotesis

deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan pernyataan berkenaan dengan keadaan

atau status dari suatu variabel atau lebih tanpa membandingkan dan membuat

hubungan diantara variabel tersebut. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu Hipotesis alternatif dan Hipotesis nol.

Dengan demikian, hipotesis didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu hipotesis yang dinyatakan dalam kalimat

positif

Ha = > 70%

Ha = “Pelaksanaan Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Studi Kasus di Bappeda Kota Serang paling rendah 70%”

Hipotesis Nol (Ho), yaitu hipotesis yang dinyatakan dalam kalimat negatif

Ho = ≤ 70%

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

55

Ho = “Pelaksanaan Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Bappeda Kota Serang paling tinggi atau sama dengan 70%”

Melihat dari dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu:

Ho = ≤ 70%

Ho = “Pelaksanaan Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Bappeda Kota Serang paling tinggi atau sama dengan 70%”

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

56

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau

oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat

diamati oleh indera manusia. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam

penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

(Sugiyono, 2007:1).

dalam Penelitian yang dilakukan mengenai “Implementasi Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang”, menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitan ini

menggunakan metode kuantitatif karena metode kuantitatif cocok digunakan

untuk penelitian pada permasalahan sudah jelas, teramati, terukur dan peneliti

bermaksud menguji hipotesis dan data akan diambil dalam bentuk angka dan

diproses secara statistik. Data ini dideskripsikan secara deduksi yang berangkat

dari teori-teori umum, lalu menguji validitas keberlakuan teori tersebut dan

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

57

ditariklah kesimpulan. Kemudian dijabarkan secara deskriptif, karena hasilnya

akan diarahkan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dan untuk menjawab

rumusan. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan karakteristik atau

perilaku suatu populasi dengan cara yang sistematis dan akurat. Berdasarkan latar

belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif untuk Implementasi Peraturan Menteri Dalam

Negeri Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Bappeda Kota Serang.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007:117).

Populasi untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) atau Dinas yang ada di lingkungan Pemerintah Kota

Serang, yang berjumlah 31 Dinas yang terdiri dari Kepala Sub Bagian Program,

Evaluasi & Pelaporan (PEP) dan satu stafnya di dinas terkait dan yang menjadi

operator dalam pengoperasian program Sistem Informasi Pembangunan Daerah

(SIPD) adalah kepala sub bagian PEP dan satu staf di Dinas terkait.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

58

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2007:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel dari yang diambil dari

populasi itu. Untuk penelitian sampel menggunakan sampling jenuh. Sampling

jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2007:78).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu seluruh

kepala sub bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan di 31 Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) yang ada dilingkungan pemerintah Kota Serang dan satu staf di

dinas terkait yang menjadi operator dalam pengoperasian Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) adalah kepala sub bagian Program, Evaluasi dan

Pelaporan dan satu staf di Dinas terkait.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian (dalam Sugiyono, 2007: 119) adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara

spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan jumlah variabel sebanyak satu

variabel atau variabel mandiri. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

tingkat keberhasilan maupun mengukur mana saja indikator yang tidak berhasil

dalam Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Studi Kasus di Bappeda Kota Serang dan

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

59

mengukur mana saja indikator yang tidak berhasil. Sedangkan skala pengukuran

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007: 107). Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik ukur untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan dan diberikan

jawaban pada setiap item instumennya. Jawaban dari setiap item instrumen diberi

skor sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skoring Item Instrumen

No. Item Skor

1 Sangat setuju 4

2 Setuju 3

3 Kurang setuju 2

4 Tidak setuju 1

(Sumber: Sugiyono 2007)

Dibawah ini adalah instrumen penelitian mengenai Implementasi

Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) Studi Kasus di Bappeda Kota Serang, sebagai

berikut:

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

60

Tabel 3.4

Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir Pada

Instrumen

Teori Implementasi

George C. Edward III

(Agustino:2006:165)

1. Sumberdaya 1. Staf

2. Informasi

3. Wewenang

4. Fasilitas

1,2,3,4

5,6,7,8,9

10,11,12,13

14,15,16,17

2. Komunikasi 1. Transmisi

2. Kejelasan

3. Konsistensi

18,19,20

21,22,23

24,25

3. Disposisi 1. Pengangkatan

birokrat

2. Insentif

26,27,28

29,30,31

4. Struktur

birokrasi

1. Standar

Operating

Prosedures

(SOPs)

2. Fragmentasi

32,33

34,35

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

61

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk penelitian, tidak hanya sekedar

mengumpulkan saja tetapi harus dengan teknik tertentu yang sesuai dengan

masalah yang akan dikaji. Dengan teknik yang cocok maka akan mendapat hasil

yang baik sesuai dengan yang diinginkan. Berikut teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah:

1) Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti (Usman, 2009: 52). Sedangkan menurut Sutrisno

Hadi (dalam Sugiyono, 2007: 166) berpendapat bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi merupakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan media panca indra dan peneliti

sendiri secara langsung ke lapangan penelitiannya.

2) Kuesioner

Dalam penelitian ini, informasi yang dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,

2007:162).

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner diberikan kepada

responden berupa daftar pernyataan/pertanyaan tentang pelaksanaan

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

62

Implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses

pengolahan data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan

dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu

analisis data. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah

statistik deskriptif untuk memberikan deskriptif atau gambaran data yang

diperoleh. Untuk analisis data ini dilakukan pengumpulan data dengan

menentukan skor responden sesuai penskoran yang ditentukan.

Apabila pengumpulan data sudah dilakukan pada tahap sebelumnya, maka

data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis. Teknik pengolahan data

(dalam Bungin, 2009: 165) dilakukan melalui beberapa proses yaitu sebagai

berikut :

1) Editing Data, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data dilapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini. Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab kemudian

memeriksa satu per satu lembaran instrumen dan poin yang janggal

tersebut.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

63

Hal ini berarti bahwa semua data yang diperoleh akanditeliti tentang

kelengkapan dan kejelasan jawaban dari butir-butir pertanyaan/pernyataan

yang telah dibuat;

2) Coding Data, setelah tahap editing selesai dilakukan, berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahap koding. Maksudnya

adalah bahwa data yang telah di edit tersebut diberi identitas sehingga

memiliki arti tertentu pada saat dianalisis, kemudaian diberikan skor

dengan menggunakan skala Likert.

3) Tabulating Data, yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya. Penyusunan data dalam

tabel-tabel yang mudah dibaca dan tabel tersebut disiapkan untuk

dianalisis.

Setelah data diolah, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dari jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2007: 169).

Dalam metode analisis yang digunakan oleh peneliti dengan metode

kuantitatif yaitu metode analisis terhadap data-data yang berbentuk angka-angka

dengan cara perhitungan statistik dengan teknik analisis data sebagai berikut:

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

64

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Dalam pengujian validitas penelitian ini, rumus yang digunakan adalah korelasi

product moment (Singarimbun, 2008: 137) sebagai berikut:

( ) ( )( )

√ ( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan:

= Koefisien korelasi product moment

= Skor pernyataan no. 1

= Skor item keseluruhan

= Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor item keseluruhan

² = Jumlah skor pertanyaan no. 1 yang dikuadratkan

² = Jumlah skor item total yang dikuadratkan

= Jumlah sampel

Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner

adalah angka hasil skor pertanyaan dan skor keseluruhan pertanyaan responden

terhadap informasi dalam kuesioner. Adapun kriteria item/butir instrumen yang

digunakan adalah apabila r hitung ≥ r tabel, item/butir instrumen dinyatakan valid

dan jika r hitung < r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan tidak valid.

Validitas berfungsi untuk menunjukkan tingkat kesalahan suatu instrumen.

Instrumen yang sahih memiliki tingkat validitas. Instrumen dikatakan sahih

apabila mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian

serta mampu menunujukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran. Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner.

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

65

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan persyaratan pokok kedua dari instrumen

pengumpulan data. Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari

sebuah instrumen, dimana uji reliabilitas terhadap instrumen yang dinyatakan

valid bisa dilakukan uji reliabilitas, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak

valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas.

Sugiyono (2007: 137) mendefinisikan instrumen yang reliabel merupakan

instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama.

Pendekatan yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah pendekatan reliabilitas

konsistensi internal dengan teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi

internal adalah Cronbach’s Alpha. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya

lebih dari 0,30. Dengan dilakukannya uji reliabilitas makan akan menghasilkan

suatu instrument yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Pengujian

reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan bantuan lunak Statistic

Program For Social Science (SPSS). Rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

n Si2

r = ( ) ( 1- )

n – n St2

Keterangan:

N = jumlah butir

Si2 = variabel butir

St2 = variabel total

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

66

3.5.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut, perlu diajukan uji t-test satu sampel

dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2008: 178), sebagai berikut:

x - µₒ

thitung =

s

√n

Keterangan:

t = nilai t yang dihitung

x = nilai rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data

µₒ = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kota Serang, tempat penelitian yaitu Jalan Jenderal Sudirman

Komplek Kota Serang Baru Highland Park lingkungan BAPPEDA Kota Serang

dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat yang ada di Kota

Serang. Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut :

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

67

Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

2016-2017

Sep Okt Nov Des Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

1 Pengajuan

judul

2 Perizinan dan

Observasi

awal

3 Penyusunan

proposal

skripsi

4 Revisi Bab I,

Bab II dan

Bab III

5 ACC Seminar

6 Seminar

Proposal

Skripsi

7 Revisi

Seminar

8 Penyusunan

Bab IV dan V

9 Revisi Bab

IV dan V

10 Sidang

Skripsi

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

68

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti yaitu Kota Serang, kemudian dalam

deskripsi objek penelitian ini juga akan menjelaskan tentang responden

berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan usia.

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dalam Permendagri

Nomor 8 Tahun 2014 berfungsi sebagai sebuah jejaring dalam pengumpulan data

secara terpadu, realtime dan online di pusat dan daerah dengan menggunakan

teknologi informasi, sebagai dukungan dalam perencanaan program dan kegiatan

serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional, efektif dan efisien.

Penggunaan aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dalam

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan

dokumen perencanaan pembangunan daerah yang difokuskan kepada pemanfaatan

informasi yang dihasilkan berdasarkan pengolahan data yang telah di input oleh

pemerintah daerah.

Tujuan penggunaan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dalam

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 adalah untuk meningkatkan kualitas

perencanaan dan pengambilan keputusan, baik di daerah maupun dipusat sehingga

memudahkan dalam pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

daerah serta mampu mendukung data dan informasi dalam penyusunan arah dan

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

69

kebijakan pembangunan daerah. Dengan adanya Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) juga dapat mendukung dalam penetapan prioritas permasalahan di

daerah guna meningkatkan kualitas produk–produk kebijakan publik dan

mempromosikan potensi ekonomi daerah.

Namun pada kenyataannya pelaksanaan Implementasi Permendagri

Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

masih belum berjala dengan optimal, dimana masih ditemukan masalah-masalah

yang menjadi kendala dalam pelaksanaan implementasi tersebut. Dimana

Bappeda selaku badan yang berwenang dalam penginputan data dan informasi

SIPD masih menghadapi kendala dalam mengumpulkan data untuk kepentingan

penyusunan perencanaan pembangunan daerah, hal tersebut di akibatkan oleh

lemahnya koordinasi antara Bappeda dan OPD dalam pengumpulan data serta

minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendanaan di Bappeda untuk

pemutakhiran data.

Kemudian pada proses pendistribusian elemen data Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) dalam Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 tersebut

terdapat pasal 3, ayat (2) yang tertulis bahwa kelompok data SIPD sekurang-

kurangnya meliputi 8 kelompok data, antara lain : Data Umum, Sosial Budaya,

Sumber Daya Alam, Infrastruktur, Ekonomi, Keungan Daerah, Politik, Hukum

dan Keamanan dan insidensial. Dengan banyaknya elemen data tersebut maka

cukup sulit dalam mendistribusikan data ini ke OPD yang bertanggungjawab

terhadap ketersediaan data, sehingga sering terjadi kesalahpahaman antar OPD

yang mengklaim bahwa beberapa elemen data yang telah didistribusikan tersebut

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

70

bukan menjadi tanggungjawabnya melainkan tanggungjawab SKPD lain. Inilah

salah satu kelemahan jika data SIPD ini dibagi ke dalam 8 kelompok data

tersebut, agak sulit melacak suatu elemen data menjadi tanggung jawab OPD

mana. Sehingga data cenderung tidak real time/aktual sehingga terdapat

ketidakpahaman daerah untuk memilih sumber data yang lebih valid.

Kemudian penyediaan data dan informasi pembangunan masih belum

menjadi prioritas utama dalam penganggaran. Dimana sejauh ini Bappeda belum

berencana untuk membuat Aplikasi SIPD itu sendiri, sehingga sampai saat ini

Bappeda hanya melakukan pengisian data SIPD melalui web yang disediakan oleh

Bangda saja. Hal tersebut dikarekan lemahnya koordinasi antara Bappeda dengan

OPD. Bappeda menganggap pembuatan aplikasi SIPD membutuhkan anggaran

yang besar sehingga jika data yang tersedia untuk pengisian pada aplikasi SIPD

masih belum real time/akurat maka manfaat dari aplikasi tersebut tidak akan

optimal. Sehingga sampai saat ini Bappeda Kota Serang masih belum memiliki

aplikasi SIPD sendiri.

Adapun Lokasi penelitian dengan judul Implementasi Permendagri Nomor

8 Tahun 2014 tentang Sistem Indormasi Pembangunan Daerah (SIPD) Studi

Kasus di Bappeda Kota Serang yaitu di Kota Serang. Kota Serang merupakan

sebuah kota yang menjadi Ibukota dari Provinsi Banten. Selanjutnya dalam

penelitian ini objek penelitian yang dipilih yaitu Bappeda dan Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) atau Instansi yang terlibat dalam pelaksanaan

Implementasi Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

71

Pembangunan Daerah (SIPD). Selanjutnya OPD yang ada di kota Serang yaitu

seluruh Intansi yang terlibat yang berjumlah sebanyak 31 intansi.

Adapun beberapa instansi tersebut yaitu BPS, Biro Pemerintahan, BKD,

DPPKD, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Kemenag,

Dinas Pertanian, dan seluruh OPD/Instansi yang terkait dalam pelaksanaan

Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD. Dalam setiap

SKPD/Intansi yang dijadikan responden dalam penelitian ini yaitu hanya pada

bidang Program Evaluasi dan Pelaporan (PEP) disetiap SKPD/Intansi yang

terlibat dalam Pelaksanaan Implementasi Permendagri Nomor 8 Tahun 2014

tentang Sistem Indormasi Pembangunan Daerah (SIPD).

Selanjutnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota

Serang selaku badan yang berwenang dalam pelaksanaan Implementasi

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Indormasi Pembangunan

Daerah (SIPD). Dalam objek penelitian mengenai pelaksanaan Implementasi

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Indormasi Pembangunan

Daerah (SIPD) yang terlibat adalah seluruh OPD/Instansi yang ada di Kota Serang

adapun kriteria yang dijadikan responden pada penelitian ini yaitu, Bappeda

selaku badan yang berwenang penuh dalam pelaksanaan Implementasi

Permendagri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Indormasi Pembangunan

Daerah (SIPD). Dimana Bappeda berperan sebagai badan yang menginput data

dan informasi SIPD yang telah diterima dari masing-masing SKPD/Intansi yang

ada di Kota Serang.

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

72

Kemudian Kasubag serta satu Staf yang ada di masing-masing

SKPD/Instansi yang ada di Kota Serang, yang mewakili dari dinas atau

instansinya untuk menyerahkan data yang berkaitan dengan instansinya untuk

diserahkan ke Bappeda selaku badan yang berwenang dalam penginputan data dan

informasi SIPD.

4.1.2 Panduan Penggunaan Sistem Informasi Pembangunan Daerah

1. Beranda

Beranda merupakan tampilan awal pada sistem aplikasi SIPD yang antara

lain terdiri dari empat menu yaitu :

a. Informasi Pembangunan

Menu ini akan menampilkan data secara nasional

Untuk menampilkan data tersebut, adapun langkah-langkah nya

sebagai berikut :

1. Pilih Aspek

2. Pilih Fokus

3. Pilih Bidang

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

73

4. Pilih Analisa

5. Tampilkan

6. Pergantian Tahun

7. Peta Analisa

Pada fitur ini dapat diketahui grafik analisa per Kabupaten/Kota

dengan cara mengklik peta Provinsi yang diinginkan. Contohnya

seperti gambar dibawah ini :

8. Persentase

Fitur ini menampilkan persentase tertinggi, terendah, dan rata-rata

dari analisa secara nasional. Seperti gambar dibawah ini :

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

74

b. Data Pembangunan

Data Pembangunan adalah menu untuk menampilkan seluruh elemen

data berdasarkan kelompok data dan jenis data. Ditampilkan ke dalam

data tabular per Kabupaten/Kota. Adapun langkah-langkah nya sebagai

berikut :

1. Pilih Kelompok dan Jenis Data

Pilih kelompok data yang diinginkan pada form Pilih Kelompok,

selanjutnya pilih Jenis Data. Misalnya Data Keuangan, maka yang

akan muncul adalah jenis data yang terdiri dari Produk Dosmetik

Regional Bruto, Ringkasan APBD, Pajak & Retribusi dan Dana

Perimbangan.

2. Pilih Provinsi yang diinginkan

3. Pilih Peta Kabupaten/Kota

4. Pilih Data Tabular Kabupaten/Kota

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

75

Apabila peta kabupaten sudah dipilih maka akan keluar data

tabular kabupaten tersebut dilengkapi dengan trend grafik

pertahun. Seperti contoh dibawah ini :

Selanjutnya klik pada menu converta apabila data tabular ini ingin

diunduh (download) kedalam format pdf. Klik pada menu untuk

mengganti tahun. Apabila ingin menampilkan grafik seluruh

elemen data tabular, klik menu yang terdapat pada kanan kolom.

c. Kegiatan Strategis

Kegiatan Strategis merupakan menu pada SIPD yang menampilkan

data dari program-program strategis direktorat yang ada di lingkungan

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

76

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. Adapun dua menu

yang dapat di tampilkan yaitu :

1. Menu Kegiatan strategis

2. Informasi Data

d. Analisa Elemen

Analisa Elemen adalah menu untuk menampilkan data nasional pada

level provinsi maupun kabupaten/kota yang berbentuk grafik untuk

membandingkan per elemen data dalam tahun. Langkah-langkah yang

dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

77

1. Pilih Tahun

2. Pilih Kelompok data yang diinginkan

3. Pilih Item Data yang ingin ditampilkan

2. Tombol Universal

Yang dimaksud tombol universal adalah tombol-tombol yang sering

digunakan dalam sistem informasi ini. Adapun tombol-tombolnya sebagai

berikut :

a. Tombol untuk Penambahan Data Baru

b. Tombol Pencarian Data (Search)

c. Tombol Convert to Excel

d. Tombol Penelusur Data (Browse)

e. Tombol Update

f. Tombol Hapus Data

g. Tombol Simpan

h. Tombol Delete

i. Tombol Kirim

j. Tombol Clear

k. Tombol Kembali

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

78

3. Ruang Administrator

Selanjutnya dalam panduan penggunaan SIPD akan muncul ruang

administrator, adapun pada ruang administrator akan menampilkan menu-

menu sebagai berikut :

a. Login/Logout

Pada halaman ini berguna untuk login maupun logout dari halaman

admin dengan cara memasukan Username dan Password. Jangan lupa

untuk selalu melakukan Log out setiap kali selesai melakukan

pengaturan pada halaman ini.

b. Nilai Profil

Menu ini berfungsi sebagai formulir untuk editing maupun updating

data pada SIPD.

c. Sumber Data

Menu ini berfungsi sebagai kontrol pertanggungjawaban sumber asal

data yang akan diinput ke dalam sistem. Adapun gambaran nya

sebagai berikut :

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

79

d. Forum

Pada dasarnya menu forum memiliki fungsi yang hampir sama dengan

menu buku tamu. Akan tetapi pada menu ini administrator dapat ikut

berperan serta untuk memberikan pesan yang hanya ditunjukan pada

user tertentu. Adapun gambarannya seperti dibawah ini :

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

80

Untuk membuat atau menambah topik yang baru atau topik yang

berbeda bisa mengklik tombol tambah topik seperti pada gambar di

bawah ini, maka akan terbuka halaman baru seperti di bawah ini :

Pada Tombol Kembali digunakan untuk kembali ke menu forum,

selanjutnya pada tombol Clear digunakan untuk menghapus text yang

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

81

diinput dan untuk tombol Simpan digunakan untuk menyimpan topik

dan isi topik yang sudah diisikan.

e. Ganti Password

Pada menu Ganti Password adapun tampilan nya sebagai berikut :

Keterangan nya adalah :

1. Diisikan password yang masih berlaku

2. Diisikan password pengganti

3. Diisikan password pengganti (sama dengan

isian diatasnya)

4. Klik untuk menyimpan.

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

82

4.2 Deskripsi Responden Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Implementasi Peraturan Menteri Dalam

Negeri (Permendagri) Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD), maka yang menjadi responden dalam penelitian ini

adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota yang bekerja sebagai Kasubag.

Perencanaan dan Staf di seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota Serang

sebanyak 50 Responden. Adapun identitas data responden yang diminta oleh

peneliti adalah nama, jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebaran responden kepada seluruh Kasubag, Perencanaan dan Staf di

seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota Serang, berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Grafik 4.1 di bawah ini.

Grafik 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2017

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

laki-laki

perempuan

56%

44%

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

83

Berdasarkan Grafik 4.1 di atas maka dapat diketahui identitas responden

berdasarkan jenis kelamin berjumlah 50 responden. Berdasarkan tabel di atas,

jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jenis kelamin perempuan yaitu dengan

jumlah responden untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang atau sekitar

56% dan untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang atau sekitar 44%.

4.2.2 Responden Berdasarkan Usia

Sebaran responden kepada seluruh Kasubag, Perencanaan dan Staf di

seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota Serang berdasarkan usia dapat dilihat

pada Grafik 4.2 di bawah ini.

Grafik 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2017

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

> 26

27 - 36

37 - 46

47 - 56

< 56

16%

34%

24%

20%

6%

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

84

Berdasarkan Grafik 4.2 di atas, dapat terlihat bahwa dari total responden

50 orang. Responden yang berusia 27-36 tahun memiliki jumlah yang paling

besar, yaitu sebanyak 17 orang atau sekitar 34%. Disusul dengan responden

berusia 37-46 tahun berjumlah 12 orang atau sekitar 24%, responden berusia 47-

56 berjumlah 10 orang atau sekitar 20% dan responden berusia >26 tahun

berjumlah 8 orang atau sekitar 16%. Kemudian responden berusia >56 tahun

sebanyak 3 orang atau sekitar 6%.

4.2.3 Responden Berdasarkan Pendidikan

Sebaran responden kepada seluruh Kasubag, Perencanaan dan Staf di

seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota Serang berdasarkan pendidikan

terkahirnya dapat dilihat pada Grafik 4.3 di bawah ini.

Grafik 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2017

Berdasarkan Grafik 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan

merupakan hal yang penting dari seorang pekerja karena dapat dilihat

intelektualitas dan profesionalitas seorang pegawai, dari hasil penelitian dapat

0% 20% 40% 60% 80%

S1

S2

76%

24%

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

85

dilihat bahwa sebagian besar yaitu 38 responden atau sekitar 76% merupakan

pegawai yang telah menyelesaikan pendidikan di strata 1 , 12 responden atau

sekitar 24% merupakan lulusan sarjana S2.

4.2.4 Analisis Data

Pada tahapan ini penulis akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian

yang dilakukan melalui kuesioner. Penulis menyebarkan kuesioner kepada seluruh

sampel yaitu sebanyak 50 orang responden yang dipilih adalah Pegawai Negeri

Sipil yang bekerja pada bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) di

seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Serang. Dalam menganalisis

data, peneliti menggunakan teori Implementasi George Edward III dari Agustino

(2006) dengan empat indikator yaitu Sumber Daya, Komunikasi, Disposisi, dan

Struktur Birokrasi. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah Skala Likert.

Pilihan jawaban kuesioner terdiri dari empat item yang memiliki option

yang berbeda tetapi memiliki nilai yang sama untuk keseluruhan pernyataan,

diantaranya yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju) dan TS

(Tidak Setuju). Untuk pilihan SS (Sangat Setuju) bernilai 4, pilihan S (Setuju)

bernilai 3, pilihan KS (Kurang Setuju) bernilai 2 dan pilihan TS (Tidak Setuju)

bernilai 1. Penelitian ini terdiri dari satu variabel utuh untuk mengukur sejauh

mana pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dengan menggunakan teori Implementasi

George Edward III dari setiap indikator dalam teori tersebut dapat dilakukan

sejauh mana Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) tersebut.

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

86

4.2.5 Variabel Implementasi

1. Indikator Sumber Daya

Grafik 4.4

Sub Indikator Staf

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan Grafik 4.4 diatas didapatkan perolehan untuk pernyataan

pada sub indikator staf, dimana pada sub indikator staf dibagi menjadi empat

pernyataan yang berbeda, adapun hasil perolehan pada masing-masing pernyataan

tersebut. Yang pertama, untuk pernyataan mengenai tim pengelola SIPD telah

memiliki keahlian khusus dalam menjalankan implementasi permendagri tersebut

mendapatkan perolehan sebesar 67%, dengan adanya perolehan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan

tersebut meskipun masih banyak responden yang masih belum setuju terhadap

pernyataan tersebut, karena sebagian besar responden merasa bahwa tidak perlu

memiliki keahlian khusus untuk bisa melaksanakan permendagri tersebut. Karena

dari masing-masing OPD/Instansi yang terlibat hanya perlu menyerahkan data

Keahlian Khusus

Sesuai Kebutuhan

Pemahaman ttg Operasional

Pemahaman Pengumpulan data

Rerata

67.00%

67.50%

67.50%

67.00%

67.25%

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

87

yang dibutuhkan oleh Bappeda saja, selanjutnya data tersebut Bappeda yang

bertugas dalam hal memilih data dan mengisi pada web yang telah disediakan

oleh Bangda. Namun jika tidak didukung dengan keahlian khusus yang dimiliki

oleh tim pengelola SIPD maka ppelaksanaan Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD tidak bisa tercapai dengan optimal, hal tersebut dikarenakan dalam

menjalankan Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD dibutuhkan sumber

data serta tim pengelola yang mampu mendukung tercapainya Permendagri No 8

Tahun 2014 tentang SIPD secara optimal.

Kedua, tim pengelola SIPD melibatkan unsur terkait sesuai dengan

kebutuhan dalam pelaksanaan Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD

didapatkan persentase atas jawaban tersebut sebesar 67,50%, dengan adanya

peristiwa tersebut maka sebagian responden sudah melibatkan unsur yang sesuai

dengan kebutuhan dalam hal pelaksanaan Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang

SIPD. Tim Pengelola SIPD yang tersebar di setiap Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) Kota Serang melibatkan unsur terkait yang sesuai dengan pasal 10 ayat 2

yang tertuang dalam Permendagri no 8 tahun 2014, dimana dalam pasal tersebut

disebutkan bahwa unsur yang terlibat dalam pengelolaan SIPD merupakan

anggota yang terlibat yaitu Kasubag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP)

beserta staff yang terlibat. Dengan adanya perolehan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah melibatkan unsur yang sesuai

dengan yang tertera dalam Permendagri no. 8 tahun 2014 tentang SIPD, meskipun

masih ada beberapa reponden yang menilai bahwa tim pengelola yang terlibat

tidak semuanya merupakan operator yang ada di bidang Perencanaan, Evaluasi

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

88

dan Pelaporan (PEP) pada setiap OPD/Instansi maka dengan adanya hal tersebut

pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD dapat

berjalan dengan baik meskipun masih belum optimal.

Ketiga, mengenai Tim Pengelola SIPD yang telah memahami tentang

Pendefinisian Operasional data SIPD didapatkan perolehan sebanyak 67,50%.

Dalam pernyataan ini sebagian besar responden sudah memahami makna dari

pendefinisian operasional terkait dengan implementasi Permendagri No 8 Tahun

2014 tentang SIPD. Dimana data SIPD merupakan gambaran data dan informasi

terkait perencanaan pembangunan, serta data gambaran secara umum mengenai

potensi yang dimiliki suatu daerah. Minimnya pengetahuan tentang pendefinisian

operasional tersebut akibat dari kurangnya koordinasi serta arahan dari atasan

kepada setiap anggota pada tim pengelola SIPD yang terlibat, sehingga dengan

adanya peristiwa tersebut merupakan salah satu faktor yang menghambat

berjalannya Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD secara

optimal.

Keempat, pernyataan mengenai pemahaman dalam pengumpulan data

dimana pada grafik diatas didapatkan perolehan sebanyak 67%. Dengan adanya

peristiwa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa antar tim pengelola SIPD sudah

memahami beban kerja masing-masing dalam hal pengumpulan data SIPD, karena

pengumpulan data SIPD merupakan tugas yang cukup penting dalam proses

mendukung berhasilnya Implementasi Permendagri no 8 tahun 2014 tentang

sistem informasi pembangunan daerah, karena dengan berhasilnya capaian dalam

proses pengumpulan data, maka jumlah keterisian data pada tabel data isiin SIPD

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

89

dapat terpenuhi sehingga data yang tersaji pada SIPD dapat ditampilkan dan dapat

digunakan sebagai mana mestinya sesuai dengan yang tertuang dalam

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD. Maka dapat disimpulkan perolehan

yang didapatkan pada sub indikator staf rata-rata perolehan nya sudah mencapai

67,25%, dengan besarnya capaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sub

indikator staf dalam hal pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD sudah baik namun masih belum optimal.

Grafik 4.5

Sub Indikator Informasi

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Dengan melihat Grafik 4.5 diatas, yang menggambarkan capaian pada sub

indikator informasi, adapun dalam sub indikator informasi terdapat lima

pernyataan yang masing – masing berbeda. Yang pertama, pernyataan mengenai

pemahaman dalam proses Evaluasi Data dalam pelaksanaan Implementasi

Permendagri No 8 tahun 2014 tentang SIPD sudah mencapai 65,50%. Dengan

Pemahaman Proses Evaluasi Data

Pemahaman Informasi Data SIPD

Kesesuaian Data

Berdiskusi dan Bertukar Informasi

Sinkronisasi Data

Rerata

65.50%

66.50%

65.50%

65.50%

67.00%

66.00%

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

90

adanya capaian tersebut maka sebagian besar responden sudah mesrasa bahwa

mereka sudah memahami dalam proses pengumpulan, pengisian dan evaluasi data

SIPD dan telah sesuai dengan yang tertuang dalam pasal 11 pada Permendagri

No.8 Tahun 2014 tentang SIPD. Dalam temuan dilapangan peneliti melihat

sendiri dimana sebagian dari tim pengelola dalam hal pengumpulan, pengisian

dan evaluasi data SIPD masih belum menjalankan dengan optimal, dimana

beberapa intansi masih belum menyempurnakan data SIPD, sehingga sebagian

intansi masih menggunakan data lama dan masih belum memperbaharui data.

Dengan adanya hal tersebut seringkali terjadi tumpang tindih data SIPD, beberapa

instansi yang saling berkaitan dalam mengisi data SIPD seringkali terkesan saling

melempar tanggungjawab dalam penyajian data yang seharusnya menjadi

kewenangan intstansi tersebut. Adapun beberapa responden yang di tugaskan

untuk mengumpulkan dan mengisi data SIPD masih belum mengerti dan kurang

memahami untuk apa data SIPD tersebut dibuat, sebagian dari mereka hanya

menyajikan data atas dasar permintaan dari bappeda saja.

Oleh karena itu dalam setiap rapat Evaluasi data SIPD bappeda senantiasa

mengundang dan melibatkan seluruh instansi yang terlibat untuk ikut serta dalam

menyajikan data SIPD dalam hal penyempurnaan data SIPD, namun pada

kenyataannya seringkali data SIPD tidak banyak yang berubah dan masih banyak

menggunakan data lama, tentu hal tersebut harus menjadi perhatian bagi bappeda

selaku badan yang bertanggungjawab pada Implementasi tersebut, karena

seharusnya bappeda yang mensosialisasikan dan mengkoordinasikan antar tim

pengelola SIPD betapa pentingnya pembaharuan dan pemuktahiran data SIPD,

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

91

karena data SIPD berperan penting bagi pembangunan di Kota Serang, dimana

dengan tersajinya data gambaran umum dan keseluruhan data serta pontensi apa

saja yang dimiliki suatu daerah, tentu memudahkan pemerintah untuk membangun

daerah tersebut sesuai dengan potensi yang dimilki oleh daerah tersebut.

Kedua, pernyataan mengenai tim pengelola SIPD telah mengetahui segala

informasi terkait Permendagri no.8 tahun 2014 sudah mencapai 66,50%. Dengan

adanya peristiwa tersbut maka sebagian responden tim pengelola SIPD yang

terlibat telah mengetahui segala informasi data SIPD yang tertuang dalam

Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD adapun sebagian responden masih

belum memahami segala informasi yang berkaitan dengan Permendagri no.8

tahun 2014 tentang SIPD tersebut. Hal ini didukung pula oleh temuan peneliti

dari beberapa responden, dimana mereka hanya mengetahui mengenai SIPD saja

serta beberapa responden belum mengerti mengenai adanya Permendagri no 8

tahun 2014 dimana peraturan mentri tersebut berisi seluruh peraturan yang

berkaitan dengan SIPD, mereka hanya mengetahui bahwa SIPD merupakan

kewenangan dari bappeda saja, sehingga mereka belum mengerti keseluruhan

informasi terkait SIPD. Adapun peneliti sendiri melakukan wawancara bagaimana

sebagian responden hanya memberikan saja data mengenai instansi mereka tanpa

mengetahui data tersebut merupakan data yang akan di sajikan pada daftar isian

data SIPD dalam hal Implementasi Peremendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah.

Ketiga, pernyataan mengenai adanya kesesuaian data antar tim pengelola

SIPD baik data yang dimiliki oleh OPD/Instansi terkait maupun data yang

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

92

dimiliki oleh Bappeda sudah mencapai 65,50%. Maka dapat disimpulkan pada

pernyataan kali ini yaitu mengenai adanya kesuaian data dan informasi mengenai

SIPD antar tim pengelola sudah cukup baik, dimana baik OPD/Instansi yang

terlibat serta Bappeda sudah melakukan koordinasi dalam hal penyesuaian data

dan informasi SIPD. Walaupun sebagian data dan informasi SIPD masih banyak

yang belum terpenuhi, dimana masih sering terjadi data yang tidak diperbaharui

atau masih menggunakan data lama, adapun tumpang tindih data serta kurangnya

kesadaran dari masing-masing pihak yang belum memahami bagaimana

pentingnya sebuah data dan informasi SIPD yang realtime dan aktual. Karena data

dan Informasi SIPD merupakan data dan Informasi pembangunan berbasis

teknologi yang dapat membantu penyusunan dalam perencanaan pembangunan

daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Sehingga dalam

perencanaan pembangunan selanjutnya pemerintah hanya perlu menyesuaikan

data dan informasi yang dimiliki dan dikembangkan sesuai dengan potensi serta

keadaan daerah yang dimilikinya.

Keempat, pernyataan mengenai tim pengelola SIPD senantiasa bertukar

informasi dengan sesama rekan kerja yang terlibat sudah mencapai 65,50%. Maka

dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini tim pengelola SIPD senantiasa melakukan

pertukaran informasi antar sesama rekan kerja yang terlibat, adapun kendala yang

dihadapi mereka sering menemukan tumpang tindih data SIPD hal tersebut

diakibatkan karena seringkali data yang dimiliki masing-masing OPD/Instansi

beberapa jenis data dimiliki juga oleh OPD/Intansi lainnya, sehingga sering

muncul jenis data yang sama namun dengan jumlah yang berbeda. Hal tersebut

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

93

dibuktikan pula dengan masih adanya jawaban kurang setuju pada pernyataan

tersebut. Maka dalam hal ini antar tim pengelola SIPD masih belum optimal

dalam koordinasi serta diskusi terkait data dan informasi mengenai SIPD

sebagaimana yang tertuang dalam Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah.

Kelima, pernyataan mengenai sinkronisasi data dan informasi SIPD sesuai

dengan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD pada lampiran II berisi

mengenai evaluasi terpadu data dan informasi SIPD sudah mencapai 67% dengan

demikian maka pernyataan menggenai adanya sinkronisasi dan informasi SIPD

sudah sesuai dengan Permendagri no.8 tahun 2014 serta sudah sesuai dengan

Lampiran II yang ada di Permendagri tesebut yang berisi mengenai adanya

Evaluasi terpadu data dan informasi SIPD. Adapun dalam penyelenggaraan

evaluasi terpadu data dan informasi SIPD yaitu Bappeda selaku badan yang

berwenang dalam penyelenggaraan implementasi permendagdri no.8 tahun 2014

tentang SIPD tersebut yang memfasilitasi dalam penyelenggaraan Evaluasi

terpadu data dan informasi. Dalam penyelenggaraan evaluasi terpadu, antar tim

pengelola SIPD yaitu Bappeda dan OPD/Intansi yang terlibat dalam penyusuan

data dan informmasi SIPD saling bertemu dan berkoordinasi dalam penyediaan

data dan informasi dari masing-masing OPD/intansi tersebut. Namun dari temuan

lapangan, peneliti menemukan bahwa masih banyak instansi yang tidak dilibatkan

langsung dalam evaluasi terpadu yang diselenggarakan, karena masih banyak

instasi yang hanya memberikan data nya melalui email saja tanpa ikut menghadiri

evaluasi terpadu yang diselenggarakan oleh Bappeda. Hal tersebut terbukti dengan

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

94

masih banyaknya jawaban kurang setuju pada pernyataan tersebut. Maka dapat

disimpulkan perolehan yang didapatkan pada sub indikator informasi rata-rata

perolehan nya sudah mencapai 66%, dengan besarnya capaian tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa sub indikator staf dalam hal pelaksanaan implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD sudah baik namun masih belum

optimal.

Grafik 4.6

Sub Indikator Wewenang

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan Grafik 4.6 diatas, pada sub indikator wewenang terdapat

empat pernyataan, masing-masing pernyataan berbeda. Yang pertama, pernyataan

mengenai tim pengelola SIPD telah memahami komitmen yang tinggi dalam

menjalankan SIPD sesuai dengan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang sistem

informasi pembangunan daerah sudah mencapai 66%. maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden sudah memiliki komitmen yang tinggi dalam

Komitmen Yg Tinggi

Pemahamanan Kewenangan

Kewenangan terkait mengeluarkan Data…

Kewenangan yg jelas terkait SIPD

Rerata

66.00%

65.50%

65.50%

63.00%

65.00%

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

95

pelaksanaan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang sistem informasi pembangunan

daerah. Namun masih ada beberapa responden yang merasa bahwa belum

sepenuhnya berkomitmen dalam pelaksanaan Permendagri no.8 tahun 2014

tentang SIPD tersebut. Hal tersebut dikarenakan masih belum optimalnya antar

tim pengelola SIPD menjalankan Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014

tersebut, serta kesadaran akan pentingnya sistem informasi berbasis teknologi

yang masih rendah dan belum menjadi prioritas utama. Padahal tujuan dan

manfaat adanya SIPD sangatlah berdampak besar bagi perencanaan pembangunan

suatu daerah, dengan adanya Sistem Informasi Pembangunan (SIPD) dapat

mendukung dalam penetapan prioritas permasalahan di daerah guna

meningkatkan kualitas produk-produk kebijakan publik dan mempromosikan

potensi ekonomi daerah yang dimiliki.

Kedua, pernyataan mengenai tim pengelola SIPD telah memahami

kewenangan dalam menjalankan SIPD sesuai dengan Permendagri no.8 tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah sudah mencapai 66%. Maka

dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan tersebut sebagian besar responden letah

memahami kewenangan yang dimilikinya. Adapun sebagian responden masih

belum memahami kewenangannya dalam pelaksanaan Implementasi Permendagri

no.8 tahun 2014 tentang SIPD, hal tersebut tentu sesuai dengan apa yang ada

dilapangan, peneliti menemukan masih banyak responden yang ikut serta dalam

tim pengelola SIPD belum sesuai dengan kewenangannya, dimana tim yang

terkait dalam pengelolaan SIPD adalah tim yang memiliki keahlian khusus,

adapun pada setiap OPD/Instansi yang mengurusi urusan SIPD adalah bagian

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

96

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP). Namun masih banyak instansi yang

menyerahkan tugas dalam hal pengumpulan data SIPD tidak kepada orang yang

bersangkutan, dalam hal ini pegawai yang berada di bidang Perencanaan.

Seharusnya orang yang ikut serta dalam tim pengelola SIPD adalah Kasubag

Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP), masih banyak instansi yang lebih

mengandalkan tenaga kerja honorer atau staf nya saja yang sebenarnya bukan

tugas mereka. Banyak kasubag dari beberapa OPD/Instansi mnyerahkan tugasnya

kepada bawahan yang sebenarnya bukan termasuk dalam tim pengelola SIPD.

Ketiga, pernyataan mengenai adanya kewenangan terkait data yang

dimiliki dalam hal mengeluarkan data dan informasi SIPD telah sesuai dengan

Permendagri no.8 tahun 2014 sudah mencapai 65,50%. maka dapat disimpulkan

pada pernyataan tersebut diketahui kewenangan terkait data dan informasi yang

dikeluarkan sudah sesuai namun masih belum sepenuhnya optimal. Meskipun

sudah mencapai 65,50% namun peneliti menemukan beberapa hal pada temuan

lapangan, dimana peneliti menemukan adanya koordinasi yang kurang antar tim

pengelola SIPD, sehingga kewenangan terkait data yang dimiliki oleh masing-

masing OPD/Instansi masih sulit untuk dipublikasikan, oleh karena itu dalam hal

mengeluarkan data dan informasi masih seringkali menemui kendala. Adapun

kendalanya adalah seringkali data dan informasi SIPD masih menggunakan data

lama dan belum diperbaharui, dengan adanya data lama tersebut menimbulkan

terjadinya tumpang tindih data. Tumpang tindih data tersebut seringkali terjadi

pada saat penyelenggaraan evaluasi terpadu data dan informasi yang diadakan

oleh Bappeda. Sehingga Bappeda sendiri kesulitan memilih data mana yang lebih

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

97

akurat untuk mereka input pada kolom isiian Sistem Informasi Pembangunan

Daerah yang sudah disediakan oleh Badan Pembangunan Daerah. Maka dapat

disimpulkan pernyataan mengenai kewenangan terkait data yang dimiliki dalam

hal mengeluarkan data dan informasi SIPD masih belum optimal.

Keempat, pernyataan mengenai kewenangan dalam pelaksanaan

Permendagri no.8 tahun 2014 sudah cukup jelas sudah mencapai 63%. dimana

sebagian besar responden sudah mengerti akan kewenangan yang dimilikinya,

yaitu kewenangan dalam hal pelaksanaan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang

Sistem Indormasi Pembangunan Daerah (SIPD). Sebagian besar tim pengelola

SIPD menyadari bahwa yang memiliki wewenang dalam hal pelaksanaan SIPD

adalah bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP). Dimana setiap

OPD/Instansi yang terlibat memiliki bidang Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

(PEP) selaku bidang yang menangangi dan terlibat dalam tim pengelola SIPD.

Namun sebagian reponden menganggap bahwa kewenangan dalam pelaksanaan

Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem Indormasi Pembangunan Daerah

(SIPD) masih belum jelas, hal tersebut ditemukan oleh peneliti pada saat

wawancara langsung kepada responden yang terlibat. Dimana masih ada beberapa

SKPD/instansi yang masih merasa kewenangan dalam pelaksanaan Permendagri

no.8 tahun 2014 masih belum jelas, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang

menghambat berjalannya pelaksanaan implementasi Permendagri no.8 tahun 2014

tentang Sistem Indormasi Pembangunan Daerah (SIPD) secara optimal. Maka

dapat disimpulkan capaian yang diraih pada sub indikator wewenang yaitu

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

98

sebsesar 65%, dengan adanya capaian tersebut pada sub indikator wewenang

dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik namun masih belum optimal.

Grafik 4.7

Sub Indikator Fasilitas

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Dengan adanya grafik 4.7 diatas, pada sub indikator fasilitas terdapat

empat pernyataan, masing-masing pernyataan berbeda. Yang pertama, pernyataan

mengenai tim pengelola SIPD telah disediakan fasilitas yang memadai dalam

pelaksanaan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) sudah mencapai 67%, dengan adanya capaian

tersebut sebagian sudah merasa cukup namun belum optimal, sebagian responden

merasa fasilitas pendukung pada saat evaluasi data terpadu pengumpulan serta

pengisian data dan informasi SIPD cukup memadai. Maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden merasa sudah cukup namun masih belum

Fasilitas Yg Memadai

Sarana Pendukung dlm Evaluasi Data

Tersedianya Ruang Khusus

Biaya Pengelolaan SIPD

Rerata

67.00%

66.50%

66.50%

66.00%

66.50%

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

99

optimal dalam mendapatkan fasilitas pendukung dalam hal pelaksanaan SIPD

tersebut. Adapun temuan lapangan yang dilakukan oleh peneliti, menemukan

peristiwa dimana setiap OPD/Instansi tidak memiliki ruang khusus maupun akses

internet dalam menunjang pelaksanaan SIPD. Bappeda selaku badan yang

bertugas menginput data dan informasi mengenai SIPD sendiri tidak memiliki

ruang khusus dalam penginputan data dan informasi SIPD, sehingga

implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 masih belum tercapai secara optimal.

Kedua, pernyataan mengenai telah disediakan fasilitas sarana pendukung

pada saat rapat evaluasi data terpadu sudah mencapai 66,50% dimana bappeda

selaku badan yang berwenang dalam hal pelaksanaan SIPD berupaya untuk

menyediakan fasilitas sarana pendukung pada saat pelaksanaan evaluasi terpadu

data dan informasi SIPD. Hal tersebut dilakukan demi mendukung terapainya

implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD berjalan dengan baik,

namun pada temuan lapangan peneliti menemukan bahwa masih ada beberapa

instansi yang hanya dimintai data dan informasi mengenai instansinya saja serta

hanya melalui surat dan email yang dikirim oleh bappeda saja, sehingga beberapa

instansi memberikan data terkait instansinya tanpa tahu untuk apa data tersebut

digunakan.

Ketiga, pernyataan mengenai tersedianya ruang khusus dalam mengelola

dan menginput data dan informasi SIPD sudah mencapai 63%, diketahui bahwa

dalam hal penginputan data OPD/Intansi yang terlibat tidak menggunakan ruang

khusus sehingga mereka bisa mengelola data dan informasi SIPD dimana saja, hal

tersebut sejalan dengan yang terjadi di bappeda selaku badan yang berwenang

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

100

penuh dalam proses mengelola dan menginput keseluruhan data dan informasi

yang didapatkan dari setiap OPD/instansi yang terlibat. Bappeda melakukan

Inputing data melalui web yang disediakan Badan Pembangunan Daerah,

sehingga hanya operator dari bappeda saja yang bisa log in ke web yang

disediakan oleh Bangda. Oleh sebab itu OPD/instansi lain hanya melakukan

pengumpulan data SIPD terkait intansi masing-masing lalu diserahkan ke

Bappeda selaku penginput data SIPD tersebut. Hal tersebut sebanding dengan

temuan lapangan yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada saat penelitian pada

lokasi penelitian, peneliti tidak menemukan adanya ruangan khusus baik di di

Bappeda maupun OPD/Instansi yang terkait dalam Implementasi Permendagri

no.8 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

Keempat, pernyataan mengenai adanya biaya pengelolaan SIPD yang

bersumber dari APBN, APBD dan lain-lain pendapatan yang sah dan tidak

mengikat seperti yang dalam Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem

Pembangunan Daerah (SIPD) sudah mencapai 66%, dan sudah dapat dipastikan

bahwa biaya pengelolaan dalam hal Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) sudah sesuai dengan yang

tertuang dalam Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD). Maka dapat disimpulkan pada sub indikator

fasilitas rata-rata mencapai 65,50%, hal tersebut semakin membuktikan bahwa

fasilitas serta ruang khusus untuk mengolah dan menginput data SIPD belum

tersedia, sehingga Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) masih belum optimal

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

101

2. Indikator Komunikasi

Grafik 4.8

Sub Indikator Transmisi

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.8 diatas, pada sub indikator transmisi terdapat tiga

pernyataan, masing-masing pernyataan berbeda. Yang pertama, pernyataan

mengenai telah terciptanya kerjasama yang baik antar OPD/Instansi dengan

Bappeda dalam Pemukhtakiran data dan informasi SIPD sudah mencapai

64,50%, dalam pernyataan ini maka kerjasama antar tim pengelola SIPD yaitu

OPD/Instansi dan Bappeda sudah melaksanakan koordinasi dengan cukup baik

khususnya dalam hal pemukhtakiran data dan informasi yang berkaitan dengan

Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD). Adapun beberapa responden masih merasa bahwa

koordinasi yang dilakukan masih belum cukup bail, hal tersebut dikarenakan

beberapa responden tidak dilibatkan secara penuh dalam hal pemukhtakiran data

Terciptanya Kerjasama yg Baik

Adanya Komunikasi

Adanya Rapat Koordinasi

Rerata

64.50%

65.50%

66.50%

65.50%

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

102

dimana beberapa responden hanya berkontribusi memberikan data yang dimiliki

OPD/Intansi nya tanpa dilibatkan dalam rapat evaluasi terpadu data dan informasi

SIPD yang diselenggarakan oleh Bappeda, maka dapat disimpulkan pada

pernyataan ini Implementasinya sudah baik namun belum optimal.

Kedua, pernyataan mengenai tim pengelola SIPD telah berkomunikasi

dengan baik dengan sesama rekan kerja yang terlibat dalam pelaksanaan

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah

(SIPD) sudah mencapai 65,50%. pada pernyataan mengenai tim pengelola SIPD

telah berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerja yang terlibat dapat

dipastikan sudah berjalan dengan baik, sehingga dapat membantu berjalannya

pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) secara optimal. Meskipun masih ada

beberapa responden yang memberikan jawaban kurang setuju terhadap pernyataan

tersebut.

Ketiga, pernyataan mengenai tim pengelola SIPD telah melakukan rapat

koordinasi pengumpulan data sesuai dengan Lampiran I yang terdapat dalam

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah

(SIPD) sudah mencapai 66,50%. Dengan adanya capaian pada pernyataan tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tim pengelola SIPD yang terlibat

telah melakukan pengumpulan data sesuai dengan lampiran I yang tertuang dalam

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah

(SIPD). Masing-masing OPD/Intansi telah melakukan koordinasi pengumpulan

data agar sesuai dengan Lampiran I seperti yang tertuang dalam Permendagri No

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

103

8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), selanjutnya

data tersebut diserahkan dari masing-masing OPD/Instansi yang terlibat kemudian

diserahkan ke Bappeda selaku badan yang berwenang dalam penginputan data dan

informasi SIPD agar di input ke dalam web yang telah disediakan oleh Bangda.

Maka dapat disimpulkan pada sub indikator transmisi rata-rata nya sudah

mencapai 65,50%, hal tersebut membuktikan bahwa koordinasi dan komunikasi

serta kerjasama yang baik antar tim pengelola SIPD sudah cukup baik namun

masih belum maksimal, sehingga Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) masih belum optimal.

Grafik 4.9

Sub Indikator Kejelasan

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.9 diatas, pada sub indikator kejelasan terdapat tiga

pernyataan, masing-masing pernyataan berbeda. Yang pertama, pernyataan

mengenai dalam mengatasi tumpang tindih dan duplikasi data, maka dilakukan

Adanya Evaluasi Data

Arahan yg Jelas

Rerata

67.00%

66.50%

66.75%

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

104

evaluasi pengumpulan data SIPD antar tim pengelola SIPD untuk menyepakati

data mana yang akan digunakan dengan mempertimbangkan validitas data dan

SKPD/Instansi mana yang berwenang mengeluarkan data tersebut seperti yang

tertera dalam Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) sudah mencapai 67%. Peristiwa tersebut

menunjukan bahwa dalam mengatasi tumpang tindih dan duplikasi data maka

dilakukan evaluasi pengumpulan data SIPD. Dalam pengumpulan data SIPD

tersebut masing-masing OPD/Instansi menyajikan data yang dibutuhkan terkait

dengan SIPD selanjutnya dalam rapat evaluasi pengumpulan data SIPD dilakukan

pemilihan data apa saja dan menyepakati data mana yang akan digunakan dengan

mempertimbangkan validitas data dan SKPD/Instansi mana yang berwenang

dalam mengeluarkan data tersebut. Dengan besar nya capaian yang diraih, maka

sebagian besar responden merasa setuju terhadap pernyataan tersebut, sehingga

dalam pelaksanaan nya tim pengelola SIPD sudah melaksanakan implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD sudah cukup baik namun masih

belum optimal.

Kedua, pernyataan mengenai dalam menjalankan tugas tim pengelola

SIPD telah diberikan pengarahan sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing

sudah mencapai 66,50%. Dalam menjalankan tugas tim pengelola SIPD telah

bekerja sesuai dengan bidangnya serta telah diberikan arahan sesuai dengan

bidang kerjanya. Dalam hal ini, bidang yang mengurusi pengelolaan data SIPD

adalah bidang Program, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) yang ada di masing-masing

OPD/Instansi yang terlibat. Adapun beberapa responden masih merasa kurang

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

105

setuju terhadap pernyataan tersebut karena beberapa responden merasa belum

mendapat kejelasan serta arahan dari atasan mereka dalam hal pelaksanaan

Implementasi Permendagri No. 8 Tahun 2014 tentang SIPD. Maka dapat

disimpulkan pada sub indikator kejelasan rata-rata yang diperoleh sebesar

66,75%, dengan raihan tersebut menggambarkan bahwa pada pelaksanaan

Implementasi Permendagri No. 8 Tahun 2014 tentang SIPD dengan sub indikator

capaian nya sudah cukup baik namun masih belum optimal.

Grafik 4.10

Sub Indikator Konsistensi

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa sub indikator

konsistensi terbagi menjadi dua pernyataan, dimana masing-masing pada

pernyataan tersebut berbeda. Yang pertama, pernyataan mengenai adanya

konsistensi arahan dari atasan kepada tim pengelola SIPD dalam pelaksanaan

inputing data SIPD telah terjalin dengan baik sudah mencapai 65,50%. Dengan

Konsistensi Arahan dari AtasanKepada Bawahan

Konsistensi Dalam Koordinasi

Rerata

65.50%

66.50%

66.00%

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

106

raihan tersebut maka dapat digambarkan bahwa Implementasi Permendagri no.8

Tahun 2014 tentang SIPD sudah berjalan dengan baik, dimana konsistensi arahan

dari atasan dalam pelaksanan inputing data SIPD sudah dilakukan dengan baik

sehingga dapat mendukung berjalannya Implementasi Permendagri no.8 Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) studi kasus di

Bappeda Kota Serang. Namun sebagian dari responden masih merasa bahwa

konsistensi arahan dari atasan kepada bawahan masih belum dirasakan

seluruhnya, masih banyak staf yang masih belum memahami makna dari

implementasi Permendagri no.8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) tersebut, sejauh ini yang sudah memahami

pelaksanaan implementasi Permendagri no.8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) adalah kasubag PEP yan terlibat langsung

yaitu yang termasuk kedalam tim pengelola SIPD.

Kedua, pernyataan mengenai adanya konsistensi dalam melakukan

koordinasi dan komunikasi antar tim pengelola SIPD sesuai dengan tata cara

evaluasi data SIPD seperti yang tertera dalam Permendagri No 8 Tahun 2014

sudah mencapai 66,50%. Dengan adanya capaian tersebut maka dapat

disimpulkan Maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Permendagri No 8

Tahun 2014 tentang SIPD sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tata cara

evaluasi data SIPD seperti yang tertuang dalam Permendagri No 8 Tahun 2014.

Dimana Bappeda selaku badan yang berwenang dalam menjalankan Implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD senantiasa selalu mengadakan rapat

evaluasi terpadu terkait SIPD. Maka dapat disimpulkan pada sub indikator

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

107

konsistensi pada pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD serta senantiasa selalu mengadakan rapat evaluasi terpadu terkait

SIPD rata-rata nya sudah mencapai 66%. Hal tersebut sudah cukup baik meskipun

masih belum optimal.

3. Indikator Disposisi (Sikap)

Grafik 4.11

Sub Indikator Pengangkatan Birokrat

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa sub indikator

pengangkatan birokrat pada pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun

2014 tentang SIPD terbagi menjadi tiga pernyataan, dimana masing-masing pada

pernyataan tersebut berbeda. Yang pertama, pernyataan mengenai tim pengelola

SIPD telah memiliki kemauan yang tinggi dalam mengoperasikan SIPD sesuai

dengan Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang SIPD sudah mencapai 66,50%.

Dengan adanya capaian tersebut maka dapat digambarkan bahwa sebagian besar

Adanya Kemauan yg Tinggi

Kesesuaian Pengangkatan Personil SIPD

Rerata

66.50%

67.00%

66.75%

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

108

responden merasa setuju terhadap pernyataan bahwa mereka telah memiliki

kemauan yang tinggi dalam mengoperasikan SIPD, sehingga mereka berusaha

menjalankan tugasnya sebagai tim pengelola SIPD dengan sikap dan kemauan

yang tinggi demi terciptanya Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang

SIPD secara optimal.

Kedua, pernyataan mengenai pengangkatan personil dalam tim pengelola

SIPD telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Permendagri

no.8 tahun 2014 tentang SIPD sudah mencapai 67%. Peristiwa tersebut

menggambarkan bahwa sebagian besar responden sudah setuju terhadap

pernyataan tersebut dimana dimana pada saat dilapangan, responden yang

menerima kuesioner yang diberikan oleh penelti adalah kasubag beserta staff yang

ada pada bidang Program Evaluasi dan Pelaporan (PEP) di masing-masing

OPD/Intansi yang terlibat, karena dalam Implementasi Permendagri no,8 tahun

2014 tentang SIPD adalah bidang PEP selaku bidang yang berwenang dalam

mengelola SIPD. Maka dapat disimpulkan bahwa personil yang telibat dalam

pengelolaan SIPD sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dalam

Implementasi Permendagri No 8 tahun 2014. Maka dapat disimpulkan pada sub

indikator pengangkatan birokrat dalam pelaksanaan Implementasi Permendagri

No 8 tahun 2014 tentang SIPD rata-rata nya sudah mencapai 66,75% sehingga

dapat dikatakan cukup baik, meskipun seluruhnya masih belum optimal.

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

109

Grafik 4.12

Sub Indikator Insentif

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Selanjutnya grafik 4.12 diatas, menggambarkan sub indikator insentif,

dimana pada sub indikatro tersebut terdapat tiga pernyataan yang masing-masing

pernyataan berbeda satu dengan yang lainnya. Yang pertama, pernyataan

mengenai anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan Permendagri no.8 tahun

204 tentang SIPD sudah cukup memadai mencapai 64%. Dengan adanya capaian

tersebut menggambarkan bahwa masih banyak responden yang merasa bahwa

anggaran yang ada dalam pelaksanaan implementasi Permendagri no.8 tahun 204

tentang SIPD sudah cukup memadai namun masih belum optimal. Hal tersebut

yang menyebabkan masih kurangnya fasilitas sarana pendukung dalam

pengelolaan SIPD. Bappeda Kota Serang sendiri hingga saat ini masih belum

memiliki aplikasi SIPD milik sendiri, oleh sebab itu data dan informasi SIPD

yang dimiliki Bappeda kota serang masih tergabung kedalam aplikasi yang

disediakan oleh Bangda saja. Sejauh ini Bappeda Kota Serang belum memiliki

Anggaran yg Memadai

Kesesuaian Insentif

Perincian Jenis Imbalan Jelas

Rerata

64.00%

66.00%

67.00%

65.67%

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

110

rencana untuk memiliki aplikasi SIPD sendiri, hal tersebut dikarenakan belum

dianggarkannya dalam pembuatan aplikasi SIPD. Maka dapat disimpulkan bahwa

kurangnya dana atau anggaran yang digunakan berdampak pada belum

tercapainya Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD secara

optimal.

Kedua, pernyataan mengenai beban tugas yang diberikan dalam

pengelolaan SIPD sesuai dengan insentif atau gaji yang diberikan sudah mencapai

66%. Dengan adanya capaian tersebut maka dapat digambarkan bahwa sebagian

responden sudah merasa cukup dengan gaji atau insentif yang diberikan sudah

sebanding dengan beban kerja yang diberikan namun masih ada sebagian

responden yang masih merasa bahwa beban kerja yang diberikan dengan gaji atau

insentif yang diterima masih belum sebanding. hal tersebut tentu berdampak

kurang baik bagi pekerjaan yang sedang mereka lakukan, dalam hal ini maka

Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD dapat terhambat dan

tidak berjalan dengan optimal.

Ketiga, pernyataan mengenai setiap jenis imbalan diperinci dengan jelas

dan sesuai dengan aturan yang berlaku sudah mencapai 67%. Maka dapat

disimpulkan bahwa jenis imbalan yang diterima tim pengelola SIPD dinilai

sebagian besar responden sudah jelas dan sesuai dengan aturan yang berlaku,

meskipun beberapa responden menganggap bahwa jenis imbalan yang mereka

terima masih belum sesuai dengan beban tugas yang mereka kerjakan, serta

belum sesuai dengan aturan yang ada. Peristiwa tersebut merupakan salah satu

faktor yang menghambat jalannya Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

111

tentang SIPD secara optimal. Maka dapat disimpulkan pada sub indikator insentif

dalam pelaksanaan Implementasi Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD rata-

rata sudah mencapai 65,67%, dengan adanya capaian tersebut responden merasa

bahwa insentif yang diterima serta beban kerja yang diberikan sudah sesuai namn

masih belum seperti yang diharapkan.

4. Indikator Struktur Birokrasi

Grafik 4.13

Sub Indikator SOP

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.13 diatas, digambarkan sub indikator SOP, dimana

pada sub indikator tersebut terdapat dua pernyataan, dimana masing-masing pada

pernyataan tersebut berbeda. Yang pertama, pernyataan mengenai tim pengelola

SIPD telah mengetahui dan menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP sudah

mencapai 66,50%. Dengan adanya raihan tersebut sebagian besar fresponden

merasa setuju terhadap pernyataan tersebut dimana sebagian besar tim pengelola

Pemahaman dalam SOP

Kesesuaian pada SOP

Rerata

66.50%

65.50%

66.00%

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

112

SIPD telah mengetahui SOP yang ada dan menjalankan tugas sesuai dengan SOP

tersebut, namun masih ada juga sebagian besar responden menjawab kurang

setuju terhadap pernyataan tersebut, dimana dalam menjalakan tugas sebagai tim

pengelola SIPD sebagian besar masih belum memahami SOP yang telah

ditetapkan, hal tersebut merupakan salah satu dampak dari kurangnya koordinasi

serta arahan dari atasan sehingga dalam pelaksanaan Implementasi Permendagri

no.8 tahun 2014 tentang SIPD masih belum berjalan dengan optimal.

Kedua, pernyataan mengenai mengenai SOP atau petunjuk manual yang

berlaku telah sesuai dengan Permendagri no.8 tahun 2014 tentang SIPD dan dapat

dipatuhi oleh tim pengelola SIPD sudah mencapai 65,50%. Dengan adanya raihan

tersebut maka dapat digambarkan bahwa sebagian responden menganggap bahwa

tim pengelola SIPD dalam melaksanakan Implementasi Permendagri No.8 Tahun

2014 telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, meskipun sebagian

responden masih ada yang melaksanakan kegiatan belum sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaksanaan Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang SIPD masih belum

seluruhnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Peristiwa tersebut juga

yang membuat pelaksanaan Permendagri No.8 Tahun 2014 belum sesuai dengan

mekanisme yang berlaku. Maka dapat disimpulkan pada sub indikator SOP dalam

pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD rata-rata

nya sebesar 66%. Dengan raihan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD sudah sesuai dengan SOP yang

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

113

ditetapkan meskipun masih ada beberapa responden yang masih belum sesuai

dengan SOP tersebut.

Grafik 4.15

Sub Indikator Fragmentasi

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan grafik 4.15 daiatas, dimana digambarkan sub indikator

Fragmentasi, adapun dalam sub indikator fragmentasi terdapat dua pernyataan.

Pernyataan tersebut masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya. Yang

pertama, pernyataan mengenai adanya kejelasan pada tupoksi yang diberikan

kepada tim pengelola SIPD dalam hal pelaksanaan implementasi Permendagri No

8 Tahun 2014 tentang SIPD sduah mencapai 66%. Dengan adanya raihan tersebut

maka dapat digambarkan bahwa sebagian besar responden merasa sudah cukup

jelas dengan tupoksi yang ada, namun mereka masih belum memahami

sepenuhnya tupoksi ada apakah sudah sesuai dengan apa yang mereka kerjakan

dalam hal pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang

SIPD.

Kejelasan dalam TUPOKSI

Adanya Kesesuaian TUPOKSI

Rerata

66.00%

67.00%

66.50%

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

114

Kedua, pernyataan mengenai didalam lokasi kerja, tim pengelola SIPD

dalam aktivitasnya telah sesuai dengan tupoksinya masing-masing serta sesuai

dengan Permendagri No. 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan

Daerah (SIPD) sudah mencapai 67%. Dengan adanya capaian tersebut maka dapat

digambarkan bahwa dalam aktivitasnya sebagian besar responden sudah sesuai

dengan tupoksinya serta sudah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Namun masih ada beberapa responden yang menyatakan tidak setuju terhadap

pernyataan tersebut, hal tersebut ditemukan oleh peneliti pada saat wawancara

terbuka, dimana sebagian besar responden yang peneliti temui masih belum

mengerti tugas yang mereka kerjakan apakah sudah sesuai dengan tupoksinya atau

tidak, peristiwa ini salah satu hal yang dapat menghambat menghambat

pelaksanaan Permendagri No. 8 Tahun 2014 dapat berjalan dengan optimal. Maka

dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Permendagri No. 8 Tahun 2014 pada sub

indikator fragmentasi didapatkan hasil rata-rata nya yaitu mencapai 66,50%.

Dengan adanya hasil capaian tersebut berarti sebagian besar responden sudah

setuju dan menjalankan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang

SIPD sudah sesuai dengan tupoksinya, meskipun capaian nya masih belum

optimal.

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

115

Grafik 4.16

Capaian Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di

Bappeda Kota Serang

Sumber : Hasil Penelitian Dari Data yang Diolah

Berdasarkan Grafik Capaian Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD di Bappeda Kota Serang diatas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-

rata pada setiap indikator pada penelitian ini terdapat empat indikator kunci

menurut teori implementasi George Edward III yang diantaranya yaitu,

Sumberdaya, Komunikasi, Disposisi (Sikap), dan yang terakhir yaitu Struktur

Birokrasi. Indikator pertama yang digunakan pada penelitian mengenai

pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di

Bappeda Kota Serang yaitu indikator Sumberdaya, dengan mendapatkan hasil

capaian sebesar 66,19%. Dalam indikator sumberdaya terbagi menjadi empat sub

indikator yaitu staf, informasi, wewenang dan fasilitas. Dengan adanya gambaran

capaian pada indikator sumberdaya diatas yaitu sebesar 66,19% maka dapat

Sumberdaya

Komunikasi

Disposisi

Struktur Birokrasi

66.19%

66.08%

66.21%

66.50%

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

116

disimpulkan bahwa indikator sumberdaya sudah cukup baik, meskipun capaian

maksimal yang diharapkan peneliti yaitu sebesar 70% masih belum tercapai.

Dengan adanya hasil capaian tersebut maka indikator sumberdaya sudah cukup

baik dalam mendukung pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD di Bappeda Kota Serang. Adapun peran indikator sumberdaya ini

memiliki peran yang penting dalam implementasi suatu kebijakan, karena

bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan

suatu kebijakan, dimana jika para personil yang bertanggungjawab

mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber untuk

melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi tersebut tidak akan

efektif. oleh karena itu pada teori George Edward III membagi kepada empat sub

indiktaor yaitu staf, wewenang, informasi, dan fasilitas agar lebih memudahkan

dalam memenuhi dan mendukung tercapainya implementasi suatu kebijakan yang

dalam penelitian ini yaitu Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang

SIPD di Bappeda Kota Serang dapat tercapai optimal dan sesuai dengan yang

diharapkan.

Indikator kedua yang digunakan pada penelitian mengenai pelaksanaan

Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota

Serang yaitu indikator Komunikasi, dalam indikator ini didapatkan hasil capaian

sebesar 66.08%, maka dapat disimpulkan bahwa indikator sumberdaya sudah

cukup baik, meskipun capaian pada indikator komunikasi merupakan indikator

dengan capaian terendah. Sedangkan capaian maksimal yang diharapkan peneliti

yaitu sebesar 70% masih belum tercapai hal tersebut dikarenakan pada indikator

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

117

komunikasi peneliti menemukan sebagian besar responden belum menjalankan

pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di

Bappeda Kota Serang sesuai dengan sub indikator yang terdapat pada indikator

komunikasi. Padahal dalam indikator komunikasi George Edward III membagi

tiga bagian penting yang dalam penelitian ini di jadikan sub indikator diantaranya

yaitu transmisi, merupakan penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Selanjutnya kejelasan,

komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan haruslah jelas, akurat,

dan tidak bersifat ambigu, sehingga dapat dihindari terjadinya perbedaan tujuan

yang hendak dicapai oleh kebijakan seperti yang telah ditetapkan (tidak tepat

sasaran). Kemudian yang terakhir yaitu konsistensi, perintah yang diberikan

kepada implementor haruslah konsisten dan jelas supaya tidak membingungkan

pelaksana kebijakan. Adapun peran dalam indikator komunikasi yaitu, dimana

komunikasi merupakan suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan apa yang

terjadi pada pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya kepada

komunikan atau orang lain. Implementasi yang efektif baru akan terjadi apabila

para pembuat kebijakan dan implementor mengetahui apa yang akan mereka

kerjakan, dan hal itu hanya dapat diperbolehkan melalui komunikasi yang baik.

Dengan adanya capaian diatas maka dapat digambarkan bahwa pelaksanaan

Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota

Serang pada indikator komunikasi sudah cukup baik namunmasih belum sesuai

dengan yang diharapkan.

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

118

Indikator ketiga yang digunakan pada penelitian mengenai pelaksanaan

Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota

Serang yaitu indikator Disposisi (Sikap), pada indikator ketiga yaitu disposisi

(sikap) peneliti mendapatkan hasil capaiannya sebesar 66,21%. Hasil capaian

tersebut cukup baik. Dimana pada indikator Disposisi/sikap dapat diartikan

sebagai sikap para pelaksana untuk mengimplementasikan kebijakan. Ada dua hal

penting dalam indikator disposisi(sikap) menurut George Edward III yaitu

pengangkatan birokrat, haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada

kebijakan yang telah ditetapkan. Kemudian insentif, menurut George Edward III

menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi

kecenderungan sikap para pelaksana kebijakan adalah dengan memanipulasi

insentif. Maka dapat disimpulkan pada indikator disposisi(sikap) endpatkan

capaian sebesar 66,25% dengan hasil tersebut maka dapat dikatakan indikator

disposisi(sikap) pada pelaksanaan Implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014

tentang SIPD di Bappeda Kota Serang sudah cukup baik, meskipun masih belum

optimal. Hal tesebut diakrenakan capaian pada indikator disposisi(sikap) pada

penelitian ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu mencapai 70%.

Selanjutnya indikator terakhir adalah indikator keempat, yaitu indikator

Struktur Birokrasi. Pada penelitian mengenai pelaksanaan Implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota Serang indikator

struktur birokrasi mendapatkan capaian sebesar 66,50% atau indikator dengan

capaian tertinggi. Dengan adanya capaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

indikator struktur birokrasi dalam penelitian mengenai pelaksanaan Implementasi

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

119

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota Serang sudah

cukup baik. Dimana struktur birokrasi memiliki peran sebagai pelaksana sebuah

kebijakan yang dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik

yaitu dengan jalan melakukan koordinasi yang baik. Adapun menurut George

Edward III terdapat dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja birokrasi

ke arah yang lebih baik, yaitu dengan melakukan Standard Operating Procedures

(SOPs) dan melaksanakan fragmentasi. Dengan dijalankannya dua sub indikator

tersebut, maka suatu kebijakan dalam hal ini yaitu pelaksanaan Implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD di Bappeda Kota Serang dapat

tercapai dengan optimal. Meskipun capaian pada sub indikator baru mencapai

66,5% maka dapat dikatakan sudah cukup baik, hal tersebut dikarenakan capaian

indikatator struktur birokrasi mendapatkan capaian tertinggi dibandingkan dengan

indikator yang lainnya.

4.3 Pengujian Prasyarat Statistik

4.3.1 Uji Validitas Instrumen

Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah

dibuat itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara

mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :

Rumus Korelasi Product Moment

( ) ( )( )

√ ( ) ( ) ( ) ( )

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

120

Keterangan:

= Koefisien korelasi product moment

= Skor pernyataan no. 1

= Skor item keseluruhan

= Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor item keseluruhan

² = Jumlah skor pertanyaan no. 1 yang dikuadratkan

² = Jumlah skor item total yang dikuadratkan

= Jumlah sampel

Dikatakan valid jika rhitung> rtabel, dimana rtabel telah ditentukan sebesar

0,269, dengan taraf signifikan sebesar 5%. Dengan jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 50 responden. Dari pengujian diatas maka didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

No Koefisien Korelasi

(r hitung)

r tabel Keterangan

1 0,463 0,279 VALID

2 0,434 0,279 VALID

3 0,664 0,279 VALID

4 0,605 0,279 VALID

5 0,690 0,279 VALID

6 0,687 0,279 VALID

7 0,520 0,279 VALID

8 0,477 0,279 VALID

9 0,666 0,279 VALID

10 0,687 0,279 VALID

11 0,297 0,279 VALID

12 0,504 0,279 VALID

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

121

13 0,525 0,279 VALID

14 0,419 0,279 VALID

15 0,283 0,279 VALID

16 0,293 0,279 VALID

17 0,659 0,279 VALID

18 0,382 0,279 VALID

19 0,345 0,279 VALID

20 0,429 0,279 VALID

21 0,104 0,279 TIDAK VALID

22 0,639 0,279 VALID

23 0,420 0,279 VALID

24 0,769 0,279 VALID

25 0,654 0,279 VALID

26 0,520 0,279 VALID

27 0,493 0,279 VALID

28 0,194 0,279 TIDAK VALID

29 0,082 0,279 TIDAK VALID

30 0,452 0,279 VALID

31 0,597 0,279 VALID

32 0,545 0,279 VALID

33 0,409 0,279 VALID

34 0,449 0,279 VALID

35 0,594 0,279 VALID

Berdasarkan hasil uji validitas yang tercantum dalam tabel 4.4,

menunjukan bahwa seluruh responden yang berjumlah 50 orang dapat menjawab

seluruh pertanyaan yang peneliti berikan sebanyak 35 instrumen yang dapat

dikatakan valid, namun masih ada tiga yang tidak valid.

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

122

4.3.2 Uji Reabilitas Instrumen

Uji Reabilitas digunakan untuk menetapkan apakah instrument yang

dalam hal ini adalah kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak

oleh responden yang sama (Husein Umar, 2008:54). Uji realibitas untuk

alternatif jawaban lebih dari dua, menggunakan uji Alpha Cronbach.

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.902 32

Sumber: Hasil SPSS 22.0

Dari hasil reliabilitas pada penelitian ini, diperoleh hasil yang menyatakan

reliabel karena memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,902 yang artinya lebih

besar dari 0,30. Nilai tersebut diambil dari jumlah hitung 35 instrumen yang

menjadi hasil hitungan penelitian. Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas

yang telah dilakukan, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam

rangka pengumpulan data dalam penelitian ini.

4.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis sendiri merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan untuk untuk

menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Dalam penelitian ini,

peneliti memiliki hipotesis yaitu Pelaksanaan Implementasi Permendagri No.8

Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda

Kota Serang paling tinggi atau sama dengan 70% dan peneliti menggunakan

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

123

hipotesis deksriptif, dikarenakan variabel yang diuji bersifat mandiri dan hanya

memiliki satu sampel.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi

dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan t-test satu sampel.

Adapun perhitungan pengujian hipotesis tersebut adalah 4 x 32 x 50 = 6400 (4 =

skor tertinggi dari setiap jawaban pernyataan/pertanyaan yang dinyatakan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 32 = jumlah

pernyataan/pertanyaan yang diajukan kepada responden atau jumlah

pernyataan/pertanyaan yang valid, 50 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

dan nilai mean atau nilai rata-ratanya adalah 6400 : 50 = 128.

Sehingga untuk Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang, nilai

yang dihipotesiskan yaitu paling tinggi 70% dari nilai ideal, artinya bahwa 0,7 x

6400 dibagikan dengan jumlah sampel yang dijadikan responden 50 = 89,6.

Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,7 x 7000 : 50 = 89,6

Diketahui :

x = Ʃ x : 50 = 4323 : 50 = 86,46

µₒ = 70% = 0,7 x 6400 : 50 = 89,6

s = 7,763

n = 50

Ditanya : t ?

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

124

Jawab :

x - µₒ 86,46 – 89,6

t = =

s 7,763

√n √50

t = -2,9

Nilai t-hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan

derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 50 – 1 = 49 dengan taraf kesalahan α = 5% untuk

uji satu pihak, maka nilai t-tabel nya yaitu 1,291 karena nilai t-hitung lebih kecil dari t-

tabel (-2,9 ≤ 2,00) dan jatuh pada penerimaan Ho, maka hipotesis nol (Ho) diterima

dan Ha ditolak.

Dari perhitungan populasi ditemukan bahwa Implementasi:

= (4323 / 7.000) x 100%

= 0,617 x 100%

= 61,7%

Jadi telah diketahui bahwa Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang

adalah sebesar 61,7%.

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

125

Daerah Daerah

Penerimaan Penolakan

Ho Ho

61,7% 70%

Gambar 4.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

4.5 Interprestasi Hasil Penelitian

Pengertian Interprestasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah pemberian

kesan, pendapat atau pandagan teoritis terhadap sesuatu. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang paling tinggi

70% dari nilai ideal. Kemudian peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden

yaitu seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi pelaksana pada

setiap OPD yaitu Kasubag perencanaan dan satu stafnyayang ada dilingkungan

Kota Serang sebanyak 50 responden. Peneliti mencoba meninterpretasikan data

hasil temuan dilapangan mengenai Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang.

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

126

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang

dibuat oleh peneliti adalah sejauh mana Implementasi Permendagri No.8 Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota

Serang. Dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah ini, kita dapat

melihat dari perhitungan dengan menggunakan rumus t-test satu sampel dengan

hasil t hitung sebesar 61,7% maka yang diterima adalah hipotesis nol (Ho) yang

menyebutkan Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang kurang dari

70%. Sehingga interpretasi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah adalah

Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang belum berjalan efektif.

4.6 Pembahasan

Analisis Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang menunjukan hasil perhitungan

yang variatif. Dilihat dari teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

menggunakan teori implementasi George Edward III yang mempunyai empat

indikator penting dalam mengukur sejauhmana implementasi itu berjalan dengan

baik atau tidak yang diantaranya yaitu : Sumberdaya (resource), komunikasi

(communication), Disposisi/Sikap (disposition), dan Struktur Birokrasi (birocracy

structure).

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

127

1. Indikator Sumberdaya (resource)

Indikator ini mempunyai peran penting dalam implementasi

kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-

ketentuan atau aturan-aturan suatu kebijakan, jika para personil yang

bertanggungjawab mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai

sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka

implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Untuk memperjjelas

sumberdaya ini, Edward III membbagi kepada empat bagian yang dalam

penelitian ini dijadikan sub indikator yaitu : staf, merupakan sumberdaya

utama dalam suatu implementasi kebijakan karena kegagalan yang sering

terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh

staf/pegawai yang tidak memadai, mencukupi ataupun tidak kompeten

dibidangnya. Selanjutnya yaitu informasi, informasi mempunyai dua

bentuk. Pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan

kebijakan, implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan

disaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua, informasi

mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan

regulasi pemerintah yang telah ditetapkan, implementor harus mengetahui

apakah oranglain yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut patuh terhadap

hukum.

Kemudian wewenang, dalam implementasi merupakan otoritas

atau legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan yang telah

ditetapkan secara politik. Kewenangan harus bersifat formal untuk

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

128

menghindari gagalnya proses implementasi karena dipandang oleh publik

implementor tersebut tisak terlegitimasi. Tetapi dalam konteks lain,

efektivitas kewenangan dapat menyurut manakala diselewengkan oleh

para pelaksana demi kepentingannya sendiri maupun kepentingan

kelompoknya. Bagian terakhir yang dijadikan sub indikator dalam

penelitian ini yaitu fasilitas, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting

dalam implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya dan memiliki

wewenang, akan tetapi tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang

memadai, implementasi suuatu kebijakan tidak akan berhasil.

Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 17 butir instrumen pernyataan untuk indikator sumberdaya di

dapatkan hasil sebesar 57% Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota

Serang. Hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator sumberdaya

adalah 4 x 50 x 17 = 3700. (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang

diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 50 =

jumlah sampel yang dijadikan responden, 17 = jumlah pernyataan yang

ada pada indikator sumberdaya). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 2119 :

3700 = 0,57 x 100% = 57%. Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi

Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

129

Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang belum berjalan dengan baik

apabila dilihat dari indikator sumberdaya.

2. Indikator Komunikasi (communication)

Komunikasi merupakan suatu kegiatan manusia untuk

menyampaikan apa yang terjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau

pengalamannya kepada komunikan atau orang lain. Implementasi yang

efektif baru akan terjadi apabila para pembuat kebijakan dan implementor

mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, dan hal itu hanya dapat

diperbolehkan melalui komunikasi yang baik. Dalam indikator komunikasi

George Edward III membagi tiga bagian penting yang dalam penelitian ini

di jadikan sub indikator diantaranya yaitu transmisi, merupakan

penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Selanjutnya kejelasan, komunikasi yang

diterima oleh para pelaksana kebijakan haruslah jelas, akurat, dan tidak

bersifat ambigu, sehingga dapat dihindari terjadinya perbedaan tujuan

yang hendak dicapai oleh kebijakan seperti yang telah ditetapkan (tidak

tepat sasaran). Kemudian yang terakhir yaitu konsistensi, perintah yang

diberikan kepada implementor haruslah konsisten dan jelas supaya tidak

membingungkan pelaksana kebijakan.

Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 8 butir instrumen pernyataan didapat 65% Implementasi

Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan

Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

130

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang. Hasil tersebut diperoleh

dari skor ideal dari indikator komunikasi adalah 4 x 50 x 7 = 1400. (4 =

nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,

kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 50 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 7 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator

komunikasi). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan

skor rill yang di isi oleh responden yaitu sebesar 923 : 1400 = 0,65 x 100%

= 65%. Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi Permendagri No.8

Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Bappeda Kota Serang belum berjalan dengan baik apabila dilihat dari

indikator komunikasi.

3. Disposisi/sikap (disposition)

Disposisi/sikap (disposition) dapat diartikan sebagai sikap para

pelaksana untuk mengimplementasikan kebijakan. Ada dua hal penting

dalam indikator disposisi/sikap menurut George Edward III yaitu

pengangkatan birokrat, haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi

pada kebijakan yang telah ditetapkan. Kemudian insentif, menurut George

Edward III menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk

mengatasi kecenderungan sikap para pelaksana kebijakan adalah dengan

memanipulasi insentif. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator

penelitian ini memuat 4 butir instrumen pernyataan di dapat 66%.

Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014 tentang

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan

Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

131

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang. Hasil tersebut diperoleh

dari skor ideal dari indikator disposisi/sikap adalah 4 x 50 x 4 = 800. (4 =

nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,

kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 50 = jumlah sampel yang

dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator

disposisi). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan

skor rill yang di isi oleh responden yaitu sebesar 533 : 800 = 0,66 x 100%

= 66%. Hal ini dapat diartikan bahwa Implementasi Permendagri No.8

Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di

Bappeda Kota Serang belum berjalan dengan baik apabila dilihat dari

indikator disposisi (sikap).

4. Struktur Birokrasi

Sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung

kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan

koordinasi yang baik. Menurut George Edward III terdapat dua

karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja birokrasi ke arah yang lebih

baik, yaitu dengan melakukan Standard Operating Procedures (SOPs)

dan melaksanakan fragmentasi. Dari hasil pengolahan data yang dalam

indikator penelitian ini memuat 4 butir instrumen pernyataan di dapat

66,25%. Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang. Hasil

tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator struktur birokrasi adalah 4

Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

132

x 50 x 4 = 800. (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan

pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 50 = jumlah

sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada

indikator struktur birokrasi). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor rill yang di isi oleh responden yaitu sebesar 530 :

800 = 0,6625 x 100% = 66,25%. Hal ini dapat diartikan bahwa

Implementasi Permendagri No.8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD) di Bappeda Kota Serang belum berjalan

dengan baik apabila dilihat dari indikator struktur birokrasi.

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator diatas, dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator sumberdaya sejauh ini baru mencapai 57%,

indikator komunikasi mencapai 66%, indikator disposisi (sikap) mencapai

66%, dan yang terakhir indikator struktur birokrasi mencapai 66,25%.

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut diartikan bahwa

implementasi Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang dilihat dari

keempat indikator yang diantaranya sumberdaya, komunikasi, disposisi

(sikap) dan struktur birokrasi yang dipakai untuk menjadi pisau analisis

peneliti dalam penelitian ini dapat diartikan belum baik atau kurang baik.

Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

133

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan analisis data dalam penelitian ini, yang

berjudul Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014 tentang

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang, dapat disimpulkan menjadi dua

point yang dapat dirumuskan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh

peneliti. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang dalam

penerapannya dilapangan menunjukan ketercapaiannya sebesar 61,7%

dari yang diharapkan, dan ini berarti ketercapaian maksimal 70% dari

yang diharapkan tidak dapat tercapai.

2. Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun 2014

tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang terdapat

kendala atau permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

a. Apabila dilihat dri pengolahan data dari indikator sumberdaya teori

Edward III masih banyak tim pengelola SIPD yang terlibat dan

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

134

tersebar di seluruh OPD yang ada di Kota Serang masih belum

memahami proses implementasi Permendagri tersebut hal tersebut

dibuktikan dengan capaian pada indikator sumberdaya yang hanya

mampu mencapai 66,19%. Selanjutnya pada indikator komunikasi

mencapai 66,08%, hal tersebut menunjukkan bahwa indikator

komunikasi masih belum dijalankan dalam pelaksanaan

implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD.

Kemudian indikator disposisi (sikap) mencapai 66,21%, dengan

capaian tersebut maka indikator disposisi (sikap) para tim

pengelola SIPD masih belum optimal seperti yang diharpak oleh

peneliti yaitu capaian maksimal 70%. Dan yang terakhir indikator

struktur birokrasi mencapai 66,50% indikator tersebut

menggambarkan bagaimana struktur birokrasi berperan dalam

pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang

SIPD, meskipun capaian nya sudah cukup baik, namun masih

belum seperti yang diharapkan.

b. Apabila dilihat dari pengolahan data dari indikator sumberdaya

teori Edward III masih banyak tim pengelola SIPD yang terlibat

dan tersebar di seluruh OPD yang ada di Kota Serang masih belum

memahami proses implementasi Permendagri tersebut.

c. Rekan kerja dan pemimpin pelaksana dalam tim pengelola SIPD

sedikit yang memberikan arahan kepada bawahan dalam hal

pengumpulan data SIPD.

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

135

d. Saran dan prasarana untuk proses pengolahan data pembangunan

kurang memadai dan sumberdaya manusia yang melaksanakan

kurang memiliki keahlian khusus.

e. Anggaran yang dipakai masih kurang mengakomodir segala

keperluan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan implementasi

Permendagri no 8 tahun 2014 tentang SIPD yang lebih baik.

f. Pembagian insentif kepada para pelaksana masih kurang memadai

dan tidak merata.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh, peneliti mengajukan saran-saran yang

dapat membantu pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kota Serang, dalam pelaksanaan Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri

No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang

lebih baik. Saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Serang harus

meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh OPD yang

terlibat agar pelaksanaan Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No

8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

yang lebih baik dan sesuai dengan harapan.

2. Diharapkan sumberdaya yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang SIPD dapat sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan serta mampu menciptakan capaian yang sesuai

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

136

dengan tujuan dari pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun

2014 tentang SIPD tersebut.

3. Diharapkan tim pengelola SIPD yang terlibat memiliki keahlian khusus

yang sesuai dengan pelaksanaan implementasi Permendagri No 8 Tahun

2014 tentang SIPD guna mendukung tercapainya implementasi sesuai

dengan yang diharapkan

4. Sarana dan prasarana untuk proses penginputan data dan informasi SIPD

serta dalam hal evaluasi terpadu data SIPD harus ditingkatkan serta

mendukung. Sehingga dalam proses pengolahan data SIPD dapat tercapai

dengan baik.

5. Diharapkan agar tersedianya sarana pendukung dan ruangan khusus guna

mendukung pelaksanaan pelaksanaan implementasi Permendagri No 8

Tahun 2014 tentang SIPD agar tercapai seperti yang diharapkan.

6. Agar terciptanya pelaksanaan Implementasi Peraturan Mentri Dalam

Negeri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah

(SIPD) , maka diharapkan tersedianya anggaran guna pemukhtakiran data

SIPD dan dapat mengakomodir segala kebutuhan dalam pelaksanaan

pelaksanaan Implementasi Peraturan Mentri Dalam Negeri No 8 Tahun

2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

7. Diharapkan BAPPEDA mampu membuat aplikasi SIPD sendiri, sehingga

Kota Serang sebagaimana ibukota Provinsi Banten mampu menyajikan

data pembangunan serta potensi yang dimiliki daerahnya dalam bentuk

aplikasi yang dapat diakses oleh semua orang.

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba

Humaika

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Indrajit, Richardus eko, dkk. 2005. e-Government In Action Ragam Kasus

Implementasi Sukses di Berbagai Belahan Dunia. Yogyakarta: ANDI

Mcleod, Raymond dan Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen Edisi

Ke Delapan. Terjemahan Teguh, Hendra. Jakarta: PT Indeks

Nugroho, Eko. 2008. Sistem Informasi Manajemen, Konsep, Aplikasi, dan

Perkembangannya. Yogyakarta: CV Andi Offset

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Singarimbun, Masri, Effendi Sofian. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

_______. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik “Panduan Praktis Mengkaji Masalah

dan Kebijakan Sosial”. Bandung: Alfabeta

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Sistem Administrasi Publik Republik Indonesia

(SANKRI). Jakarta: PT Bumi Aksara

Usman, Husaini, Purnomo Setyadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara

Dokumen:

Buku Profil Bappeda Kota Serang, 2013

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah (SIPD)

Jurnal/Skripsi:

Ilhami, Rizki. 2013. Implementasi Sistem Informasi Data Perencanaan

Pembangunan (SIDARENBANG) di Bappeda Kota Tangerang. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Skripsi

Rosmalasari. 2014. Implementasi Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan

Daerah (SIPPD) di Bappeda Kota Tangerang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Skripsi

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

JUDUL PENELITIAN :

IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NO 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM

INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD) DI BAPPEDA KOTA SERANG

INFORMASI RESPONDEN

Kuesioner

I. Petunjuk

1. Berikanlah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih.

2. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai dengan keadaan

dan kondisi yang terjadi dilapangan.

3. Keterangan dari jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

II. Identitas Responden

1. Nomor Responden : .......................... (diisi oleh peneliti)

2. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan

3. Usia :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Bidang / Jabatan :

Implementasi

Indikator 1 : Sumber Daya

Pernyataan SS S KS TS

1. Tim pengelola SIPD telah mempunyai keahlian

khusus dalam bidangnya.

2. Tim pengelola SIPD yang dimaksud

Permendagri No 8 Thn 2014 pada pasal 10 ayat

2 yaitu telah melibatkan unsur terkait sesuai

dengan kebutuhan

3. Tim pengelola SIPD telah memahami tentang

Pendefinisian Operasional data SIPD sesuai

dengan Permendagri No 8 Thn 2014

4. Adanya pemahaman dalam pengumpulan data

antar tim pengelola SIPD sesuai dengan

Permendagri No 8 Thn 2014

5. Tim pengelola SIPD telah memahami proses

pengumpulan, pengisian, dan evaluasi data

sesuai dengan pasal 11 dalam Permendagri No

8 Thn 2014.

6. Tim pengelola SIPD telah mengetahui segala

informasi yang berkaitan dengan Permendagri

No 8 Thn 2014

7. Tim pengelola SIPD telah mendapatkan

kesesuaian data dan informasi data SIPD antar

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

SKPD/Instansi dengan Bappeda yang sesuai dengan Permendagri No 8 Thn 2014.

8. Tim pengelola SIPD senantiasa berdiskusi dan

bertukar informasi dengan sesama rekan kerja

yang terlibat dalam pelaksanaan Permendagri

No 8 Thn 2014.

9. Tim pengelola SIPD telah melakukan

sinkronisasi data dan informasi SIPD sesuai

dengan Lampiran II tentang Evaluasi terpadu

data SIPD dalam Permendagri No 8 Thn 2014.

10. Tim pengelola SIPD telah memiliki komitmen

yang tinggi dalam pelaksanaan Permendagri

No 8 Thn 2014.

11. Tim pengelola SIPD telah memahami

kewenangan dalam menjalankan SIPD sesuai

dengan Permendagri No 8 Thn 2014.

12. Adanya Kewenangan terkait data yang dimiliki

dalam hal mengeluarkan data dan Informasi

SIPD seperti yang ada didalam Permendagri

No 8 Thn 2014 tentang SIPD.

13. Kewenangan dalam pelaksanaan Permendagri

No 8 Thn 2014 tentang SIPD sudah cukup

jelas.

14. Tim pengelola SIPD telah disediakan fasilitas

sarana pendukung yang memadai dalam

pelaksanaan Permendagri No 8 Thn 2014

tentang SIPD.

15. Fasilitas sarana pendukung baik dalam

pelaksanaan pengumpulan data SIPD maupun

Evaluasi terpadu data SIPD telah sesuai dengan

yang tertuang dalam Permendagri No 8 Thn

2014

16. Telah tersedia ruang khusus dalam mengelola

dan menginput data SIPD tentang Permendagri

No 8 Thn 2014

17. Adanya biaya pengelolaan SIPD yang

bersumber dari APBN, APBD dan lain-lain

pendapatan yang sah dan tidak mengikat

seperti yang tertera dalam Permendagri No 8

Thn 2014 tentang SIPD.

Indikator 2 : Komunikasi

18. Telah terciptanya kerjasama yang baik antar

SKPD/Instansi dengan Bappeda dalam

pemukhtakiran data SIPD

19. Tim pengelola SIPD telah berkomunikasi

dengan baik dengan sesama rekan kerja yang

terlibat dalam pelaksanaan Permendagri No 8

Thn 2014 tentang SIPD.

20. Tim pengelola SIPD telah melakukan rapat

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

koordinasi pengumpulan data sesuai dengan Lampiran I yang terdapat dalam Permendagri

No 8 Thn 2014 tentang SIPD.

21. Dalam mengatasi tumpang tindih dan dupliksi

data dilakukan evaluasi pengumpulan data

SIPD antar tim pengelola SIPD untuk

menyepakati data mana yang akan digunakan

dengan mempertimbangkan validitas data dan

SKPD mana yang berwenang mengeluarkan

data tersebut seperti yang tertera dalam

Permendagri No 8 Thn 2014.

22. Kejelasan komunikasi antar tim pengelola

SIPD sudah baik.

23. Dalam menjalankan tugas tim pengelola SIPD

telah diberi pengarahan sesuai dengan bidang

kerjanya masing-masing sesuai dengan

Permendagri No 8 Thn 2014.

24. Konsistensi arahan dari atasan kepada tim

pengelola SIPD dalam pelaksanaan inputing

data SIPD telah terjalin dengan baik.

25. Adanya konsisten dalam melakukan koordinasi

dan komunikasi antar tim pengelola SIPD

sesuai dengan tata cara evaluasi data SIPD

seperti yang tertera dalam Permendagri No 8

Thn 2014.

Indikator 3 : Disposisi (Sikap)

26. Tim pengelola SIPD telah memiliki kemauan

yang tinggi dalam mengoperasikan SIPD

sesuai dengan Permendagri No 8 Thn 2014

27. Pengangkatan personil dalam tim SIPD telah

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan

dalam Permendagri No 8 Thn 2014.

28. Tim pengelola SIPD selalu mementingkan

kepentingan organisasi dibandingkan dengan

kepentingan pribadi.

29. Anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan

Permendagri No 8 Thn 2014 tentang SIPD

sudah cukup memadai.

30. Beban tugas yang diberikan dalam pengelolaan

SIPD sesuai dengan insentif atau gaji yang

diberikan.

31. Setiap jenis imbalan telah diperinci dengan

jelas dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Indikator 4 : Struktur Birokrasi

32. Koordinasi antar tim pengelola SIPD telah tercipta dalam lokasi kerja sudah baik dan

sesuai dengan Permendagri No 8 Thn 2014

33. Tim pengelola SIPD telah megetahui tentang

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan

Standard Operating Procedures (SOP) yang diterapkan dan sesuai dengan Permendagri No

8 Thn 2014.

34. Standard Operating Procedures (SOP) /

petunjuk manual yang berlaku telah sesuai

dengan Permendagri No 8 Thn 2014 dan dapat

dipatuhi oleh tim pengelola SIPD

35. Di dalam lingkungan kerja tim pengelola SIPD

dalam aktivitasnya telah sesuai dengan

tupoksinya masing-masing serta sesuai dengan

Permendagri No 8 Thn 2014

Terimakasih atas partisipasinya, semoga penelitian ini bermanfaat dalam pelaksanaan

Permendagri No 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

di Bappeda Kota Serang yang lebih baik.

Page 161: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI …repository.fisip-untirta.ac.id/944/1/IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI... · Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh ... menggunakan