implementasi peraturan daerah kota cilegon no.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/implementasi...

231
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR BARU CILEGON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Disusun Oleh: Rizki Hidayat NIM 6661091082 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, MARET 2016

Upload: haphuc

Post on 02-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 TAHUN 2012

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR BARU CILEGON

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

Rizki Hidayat NIM 6661091082

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, MARET 2016

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

i

ABSTRAK

Rizki Hidayat, 6661091082. 2016. Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Rahmawati, M.Si, Dosen Pembimbing II: Anis Fuad, M.Si.

Retribusi Pelayanan Pasar adalah salah satu retribusi daerah yang potensial di Kota Cilegon. Jumlah penerimaan retribusi pasar yang semakin tinggai dari tahun ke tahun memiliki potensi untuk dikembangkan. Akan tetapi sejak diberlakukannya peraturan ini yaitu pada Mei 2012, realisasi penerimaan retribusi pasar tidak pernah pernah mencapai targetnya. Disamping itu kurang optimalnya pengawasan dari pihak UPTD Pasar Baru Cilegon membuat kelalaian seperti oknum kolektor yang jarang memberi karcis kepada pedagang ketika membayar retribusi seolah olah menjadi hal yang lumrah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon. Dalam penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn, yaitu: 1.)Ukuran dan Tujuan, 2) Sumberdaya, 3) Karakteristik Agen Pelaksana, 4) Sikap Kecenderungan Pelaksana, 5) Komunikasi antar organisasi, 6) Lingkungan Eksternal. Penelitian inimenggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara,observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi kurang optimalnya pemungutan retribusi pelayanan pasar adalah kurangnya kesadaran dari wajib retribusi.

Kata Kunci: Implementasi, Retribusi, Pelayanan Pasar

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

ii

ABSTRACT Rizki Hidayat, 6661091082. 2016. Implementation of the Cilegon Law No. 7 Year 2012 Concerning Market Service Retribution in Baru Market Cilegon. Study of Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st

Advisor: Rahmawati, M.Si, 2nd Advisor: Anis Fuad, M.Si. The One of an important in the development of local government is a local finance factor. One sources of local owned revenue is Market Service Retribution. Market Service Retribution is the one of local retribution has good potency of local owned revenue. The City Of Cilegon as an industry City has good potency of Market service retribution. The objective of this research is to find out the implementation of Market Service Retribution in Baru Market Cilegon. In this research, using the theory of policy implementation of Van Meter and Van Horn, namely: 1) Standard and Objective, 2) Resources, 3) Characteristics of the Implementing Agency, 4) Disposition of implementer, 5) Inter-Organization Communication enforcement activities, 6) External Environment. This study used descriptive qualitative research approach method. The data collection techniques are interviews, observations and documentation study. The data analysis employs interactive analysis of Miles and Huberman method. The results of the researched shows that the Implementation of The Cilegon Law No. 7 Year 2012 Concerning Market Service Retribution in Baru Market Cilegon has been less optimum. The biggest factor affecting market service retribution in Baru Market Cilegon never able to reach its target is the lack of awareness of a compulsory retribution.

Keywords: Implementation, Retribution, Market Services

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

iii

Motto

“Segala Puji Bagi Rabb Semesta Alam”

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat

rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada

waktunya. Sholawat teriring salam tercurahkan kepada junjungan kita yakni, Al

Ma’shum Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa petunjuk bagi seluruh umat

manusia.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul: “Implementasi

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar di Pasar Baru Cilegon”.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh

dari sempurna. Akan tetapi,dalam proses penyusunannya penulis usahakan dengan

sebaik-baiknya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang dapat

membangun guna perbaikan skripsi di masa yang akan datang.

Banyak sekali kendala dan hambatan yang penulis rasakan dalam setiap

melakukan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak akan berhasil

dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Namun dengan do’a dari kedua

orang tua yang selalu dipanjatkan kepada penulis serta kasih sayang yang mereka

berikan sehingga akhirnya penulis termotivasi untuk menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

segala kegiatan yang telah dilaksanakan seperti program kerja kegiatan dan

pembuatan proposal ini. . Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

ii

2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari., M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

3. Yth. Ibu Rahmawati., M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

4. Yth. Ibu Iman Mukhroman. S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Yth. Ibu Listiyaningsih,S.Sos. M.Si., Ketua Jurusan Program Studi Ilmu

Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Yth. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., P.hD Sekretaris Jurusan Program

Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

8. Yth.Ibu Rahmawati,, M.Si, pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini.

Terimakasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan

skripsi

9. Yth. Bapak Anis Fuad, M.Si, pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini.

Terimakasih atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan

skripsi.

10. Semua Dosen dan Staff Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan

11. Yth. Bapak Muhibin Hasan, S.Ip Kepala Sub Bagian TU UPTD Pasar

Baru Cilegon

12. Staff dan Kolektor UPTD Pasar Baru Cilegon. Terimakasih atas

informasinya

13. Para Pedagang di Pasar Baru Cilegon. Terimakasih atas informasinya

14. Yth. Bapak Didi, S.Ip Kepala Seksi Pembinaan Pasar Disperindagkop

Kota Cilegon

15. Staff Disperindakop Kota Cilegon. Terimakasih atas informasinya.

16. Yth. Bapak Hendra Pradipta, S.Spt Kepala Seksi Perencanaan dan

Pengendalian DPPKD Kota Cilegon.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

iii

17. Yth. Ibu Puji Wahyuningsih, S.H Kepala Seksi Akuntansi Penerimaan

DPPKD Kota Cilegon.

18. Kedua Orang Tua ku yang sabar dan terus memberikan motivasi dan doa

untuk ku.

19. Kakak kakak dan keponakan ku, terima kasih atas motivasi dan

dukungannya.

20. Teman teman ANE 2009 baik Reguler maupun Non Reguler, khususnya

kelas C . Terimakasih atas kenangan, diskusi, dan perhatian kepada

penulis.

Cilegon, 20 Januari 2016

Rizki Hidayat

NIM.666109108

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO HIDUP

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 12

1.3 Batasan Masalah .................................................................................. 12

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................... 13

1.5 Tujuan Penelitian................................................................................. 13

1.6 Manfaat Penelitian............................................................................... 13

1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 16

2.1.1 Pengertian Kebijakan .............................................................. 17

2.1.2 Pengertian Publik .................................................................... 19

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ................................................... 22

2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik .............................................. 27

2.1.5 Model Implementasi Kebijakan Model Van Meter

dan Van Horn .......................................................................... 29

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

v

2.1.6 Model Implementasi Kebijakan Model Merilee S.

Grindle ..................................................................................... 31

2.1.7 Faktor Penentu Pelaksana Kebijakan ..................................... 32

2.1.8 Faktor Penentu Penolakan atau Penundaan Kebijakan ........... 33

2.1.9 Konsep Retribusi ..................................................................... 34

2.1.10 Objek Retribusi........................................................................ 35

2.1.11 Perhitungan Retribusi .............................................................. 48

2.1.12 Retribusi Daerah ...................................................................... 51

2.2 Deskripsi Kebijakan ............................................................................ 52

2.2.1 Peraturan Daerah Kota Cilegon No. 7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar .......................................... 52

2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 54

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................... 55

2.5 Asumsi Penelitian ................................................................................ 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian ......................................................................... 58

3.2 Instrumen Penelitian ........................................................................... 59

3.3 Sumber Informan................................................................................. 61

3.4 Alur Penelitian..................................................................................... 64

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 65

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 68

3.7 Keabsahan Data ................................................................................... 71

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 72

BAB IV Deskripsi Penelitian

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 74

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Cilegon ............................................. 74

4.1.2 Gambaran Umum Pasar Baru Cilegon .................................... 75

4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi Kota Cilegon ............................................................ 79

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

vi

4.1.3.1 Struktur Organisasi Disperindagkop Kota Cilegon ..... 79

4.1.3.1 Visi dan Misi Disperidagkop Kota Cilegon ................ 80

4.1.4 Gambaran Umum UPTD Pasar Cilegon ................................. 81

4.1.4.1 Struktur Organisasi UPTD Pasar Baru Cilegon .......... 81

4.1.4.2 Visi Misi UPTD Pasar Baru Cilegon ......................... 82

4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 82

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................... 82

4.2.2 Informan Data Penelitian ............................................... 86

4.3 Kode Hasil Wawancara ........................................................................ 88

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 89

4.5 Pembahasan ....................................................................................... 116

BAB V Penutup

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 125

5.2 Saran... ............................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rincian Pendapatan Asli Daerah Kota Cilegon .................................... 4

Tabel 1.2 Pasar yang ada di Kota Cilegon ............................................................ 6

Tabel 1.3 Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Cilegon........................................... 9

Tabel 1.4 Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon ............................... 10

Tabel 2.1 Tempat Kegiatan Dagang/Usaha Dalam Lingkungan Pasar ............... 53

Tabel 3.1 Sumber Informan................................................................................. 62

Tabel 3.2 Pedoman wawancara ........................................................................... 66

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ................................................................................. 73

Tabel 4.1 Fasilitas Sarana Kios,Los dan Auwning/Tenda Pasar Baru Cilegon . 77

Tabel 4.2 Kode Wawancara ................................................................................ 88

Tabel 4.3 Rata rata realisasi retribusi pelayanan pasar perhari di Pasar Baru dan

Berdasarkan kategori ramai dan sepi ..................................................................... 92

Tabel 4.4 Rekapitulasi karcis retribusi pelayanan pasar di pasar baru ................ 93

Tabel 4.5 Profil Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar .......................................... 98

Tabel 4.5 Temuan Penelitian............................................................................. 122

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Skematik Kebijakan Publik ..................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 57

Gambar 3.1 Siklus Proses Analisis Data ................................................................ 69

Gambar 4.1 Pintu Masuk Depan Pasar Baru Cilegon ............................................ 76

Gambar 4.2 Strukutur UPTD Pasar Baru Cilegon ................................................. 81

Gambar 4.3 Salah Satu Sosialisasi Wajib Retribusi............................................... 96

Gambar 4.4 Koordinasi Antara Disperindagkop dan DPPKD ............................. 111

Gmbar. 4.5 Spanduk Kampanye salah satu Calon Pilkada Cilegon .................... 114

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 MatriksWawancara Sebelum dan Sesudah Reduksi Data

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4 Catatan Bimbingan

Lampiran 5 Dokumen Dokumen Pendukung

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perjalanan sistem desentralisasi di Indonesia jika dirunut sepanjang

sejarah perjalanan bangsa ini cukup panjang dan berliku. Perubahan politik di

tahun 1990-an menjadi titik balik perjalanan bangsa Indonesia yang

membawa beberapa dampak positif. Perubahan tersebut diantaranya

mengubah tata hubungan antara pemerintah pusat dan daerah ke arah yang

lebih demokratis dengan memperbanyak porsi desentralisasi. Dengan

perubahan sistem pemerintahan tersebut, otomatis berbagai institusi

pendukung sistem yang selama ini bersifat sentralistik juga mengalami

perubahan. Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Indonesia Tahun 1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami

perubahan yang cukup mendasar. Perubahan dilatarbelakangi oleh kehendak

untuk menampung semangat otonomi daerah dalam memperjuangkan

kesejahteraan masyarakat daerah.

Otonomi daerah memang bisa membawa dampak positif di daerah

dalam kewenangan daerah untuk mengatur diri sendiri. Kewenangan ini

menjadi sebuah impian karena pada negara tertentu sistem pemerintahan

sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai pelaku pembangunan

yang tidak begitu berperan penting atau sebagai pelaku figuran. Perubahan

pola hubungan yang terjadi antara pusat dan daerah sejak diberlakukannya

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

2

otonomi daerah memberikan implikasi yang cukup signifikan, antara lain

dalam pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh daerah otonom akibat

dijalankannya desentralisasi. Kebijakan desentralisasi tersebut membuka

peluang bagi pemerintah daerah untuk memaksimalkan pendapatan asli

daerah.

Upaya dalam rangka mengoptimalkan pendapatan asli daerah untuk

memaksimalkan pendapatan asli daerah ini, pemerintah daerah berupaya

keras untuk mencari sumber sumber pendapatan asli daerah yang telah

dipungut selama ini. Berdasarkan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah Pasal 157 menyebutkan bahwa sumber sumber pendapatan daerah

adalah:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Dana Perimbangan.

3. Lain lain pendapatan daerah yang sah

Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun

2004 Pasal 157 point a, yaitu :

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah,

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang .dipisahkan; dan

4. Lain-lain PAD yang sah.

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

3

Pendapatan Asli Daerah menjadi faktor yang sangat penting dalam

meuwujudkan kemandirian daerah, dimana PAD akan menjadi sumber dana

dari daerah sendiri.

Sebagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh

daerah, Undang- Undang tentang Pemerintah Daerah dan perimbangan

keuangan antara pusat dan daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah

sebagai salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan

dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing masing daerah.

Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah,

yang diharapkan dapat membantu pembiayaan daerah dalam melaksanakan

otonominya, yaitu mampu mengatur dan merawat rumah tangganya sendiri

disamping pendapatan yang berasal dari pemerintah berupa subsidi atau pun

bantuan. Sumber retribusi daerah tersebut diharapkan menjadi sumber

pembiayaan penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan daerah untuk

meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Kemampuan retribusi daerah yang dimiliki setiap daerah berbeda beda

. Oleh karena itu perolehan retribusi daerah diarahkan untuk meningkatkan

Pendapatkan Asli Daerah (PAD), yang digunakan untuk menyelenggarakan

otonomi daerah, yang secara konseptual diharapkan memiliki kemampuan

dan akuntabilitas. Tuntunan kemampuan nyata ini diharapkan bersumber dari

kemampuan mengelola penerimaan rertribusi daerah melalui upaya upaya

yang dapat dilakukan sehingga terrjadi peningkatan dari waktu ke waktu.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

4

Peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan

Retribusi Daerah Pasal 1 No.64 mengatakan, retribusi dikelola oleh

pemerintah daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan objek-objek retribusi

daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Dimana

objek objek retribusi yaitu Retribusi Jasa Umum, Jasa Usaha, dan Jasa

Perizinan Tertentu.

Salah satu objek retribusi yang dikelola daerah, termasuk juga oleh

pemerintah daerah Kota Cilegon yaitu Retribusi jasa umum, salah satunya

yaitu Retribusi Pasar, sebagaimana terdapat dalam Peraturan Daerah Kota

Cilegon Nomor 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Retribusi

pelayanan pasar sendiri merupakan salah satu bagian dari PAD (Pendapatan

Asli Daerah) Kota Cilegon. Berikut ini akan dipaparkan rincian Pendapatan

Asli Daerah Kota Cilegon.

Tabel. 1.1 Rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon

KETERANGAN 2012 2013 2014 Pendapatan Asli Daerah 334.018.043.000 249.981.425.324 467.945.449.677

a. Pajak Daerah 147.686.642.561 177.144.972.228 340.323.435.803 b. Retribusi Daerah 11.021.838.384 25.464.239.480 14.377.625.039 c. Hasil Pengolahan

Kekayaan Daerah Dipisahkan

7.290.722.884 11.141.337.962 12.337.091.175

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

168.018.839.609 78.193.038.379 100.907.297.660

Sumber: DPPKD Kota Cilegon

Cilegon merupakan salah satu bagian dari daerah otonom. Cilegon

disebut juga Kota Industri, karena banyak Industri yang berada di sana.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

5

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan

kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang fisik, sosial maupun

ekonomi. Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan

peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya

dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah. Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999

tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II

Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif

Cilegon berubah menjadi Kotamadya.

Kota Cilegon merupakan daerah yang strategis dan potensial di

Provinsi Banten, antara lain Kota Cilegon merupakan pintu masuk pulau jawa

dari sebelah barat.. Kota ini memiliki wilayah strategis yang berhubungan

langsung dengan selat sunda, dan terhubung dengan jalan tol Jakarta -

Merak. Dalam menjalankan fungsi otonomi daerahnya, yaitu sebagai

penyelanggara pemerintahan, melayani masyarakat dan membangun

infrastruktur yang berkewajiban membangun sarana dan prasarana guna

menunjang perekonominan salah satunya adalah membangun pasar

tradisional dan berbagai pusat perdagangan.

Kegiatan perdagangan di Kota Cilegon dicirikan dengan adanya

perdagangan tradisional dan modern. Perdagangan tradisional umumnya

berupa perdagangan pada pasar-pasar tradisional yang banyak tersebar di

Kota Cilegon.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

6

Pemerintah Kota Cilegon membangun dan mengelola pasar

tradisional melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD ) ,

yaitu ; Pasar Baru Cilegon dan Pasar Hewan di Kecamatan Jombang, Pasar

Blok F di Kecamatan Cilegon dan Pasar Baru Merak di Kecamatan Pulo

Merak. Adapun pasar tradisional yang dibangun dari swadaya masyarakat

Cilegon antara lain yaitu; Pasar Bunder di Kelurahan Tegal Bunder

Kecamatan Purwakarta, Pasar Lebak Gede Kelurahan Lebak Gede

Kecamatan Pulo Merak, Pasar Wisata Cigading Kelurahan Tegal Ratu serta

Pasar Kubang Sari Kelurahan Kubang Sari Kecamatan Ciwandan. Berikut

tabel Pasar Tradisional dan Modern di Kota Cilegon.

Tabel.1.2 Pasar Tradisional & Modern di Cilegon

No Lokasi Pasar Jenis Pasar Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 1 Cilegon Pasar Tradisional

Pasar Modern 1 8

Blok F Indomaret, Alfamart, Alfamidi

2 Cibeber Pasar Tradisional Pasar Modern

- 7

Giant, Alfamart, Indomaret, Alfamidi

3 Ciwandan Pasar Tradisional Pasar Wisata Pasar Modern

1 1 2

Pasar Cigading Pasar Cigading Indomaret

4 Pulomerak Pasar Tradisional Pasar Modern

1 8

Pasar Merak Indomaret, Alfamart

5 Jombang Pasar Tradisional Pasar Modern

1 20

Pasar Baru (Kranggot) Ramayana, Alfamart, Indomaret, Metromart

6 Grogol Pasar Tradisional Pasar Modern

- 5

Alfamart, Indomaret

7 Citangkil Pasar Tradisional Pasar Modern

- 4

Alfamart,Indomaret,Alfamidi

8 Purwakarta Pasar Tradisional Pasar Modern

1 7

Pasar Tegal Bunder Bintang, Hypermart, Superindo, EDI Toserba, Indomaret

Sumber: UPTD Pasar Baru Cilegon

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

7

Kegiatan perdagangan modern lokasinya lebih terkonsentrasi di

sekitar pusat Kota Cilegon, berupa pasar-pasar swalayan skala besar dan juga

mall. Pasar Baru Cilegon adalah pasar yang terluas yang berada di Kota

Cilegon. Pasar Baru Cilegon lokasi sebelumnya berada di Kelurahan

Jombang , sekitar 100 Meter dari gedung Matahari Plaza yang lama, kini

berpindah lokasi ke Jalan Kranggot Kelurahan Sukmajaya sekitar 50 Meter di

belakang Mall Ramayana Robinson. Di lokasi sebelumnya Pasar Kota

Cilegon tumpah ruah , tidak tertata rapi dan kadang kadang menyebabkan

kemacetan. Lalu lintas kendaraan pada lokasi yang sebelumnya pun tidak

sesuai dengan lebar jalan yang menyempit karena trorotarnya dipakai

berjualan. Berbeda dengan lokasi yang sekarang yang berada di Jalan

Kranggot, Pasar Baru Cilegon kini mulai tertata rapi.

Berdasarkan data dari UPTD Kota Cilegon Pasar Baru Cilegon

sebagai asset Pemerintah Kota Cilegon mempunyai sarana dan prasarana

sebagai berikut;

1. 678 unit Kios

2. 288 unit Los

3. 1472 unit Auning (tenda)

4. 4 unit toilet umum

5. 2 unit lahan parkir

6. Tempat Ibadah dan Sub Terminal Angkutan Umum

Berbicara tentang pasar kota, tentu ada retribusi pasar sebagai

pemasukan bagi Pemerintah Daerah. Retribusi pasar adalah salah satu

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

8

sumber pendapatan asli daerah. Cilegon mempunyai peraturan daerah

tersendiri untuk retribusi pasar ini yaitu, Perda No. 7 Tahun 2012 Tentang

Retribusi Pelayanan Pasar. Dalam Bab 1 Pasal 1 poin 18, perda tersebut

berbunyi ;

“ Retribusi Pasar selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/ sederhana yang berupa halaman / pelataran, los dan/ atau kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang”. Jika dilihat dari definisi retribusi pelayanan pasar diatas, maka

retribusi pelayanan pasar ini hanya dipungut pada pasar tradisional saja.

Adapun menurut Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia

No.70/M-Dag/Per/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Pembenjalaan dan Toko Modern Pasal 1 Poin 3 yang

dimaksud pasar tradisional adalah:

“Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa Toko, Kios, Los dan tenda yang dimiliki oleh pedagang kecil dan menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar”. Salah satu sumber pemasukan dari retribusi daerah di Kota Cilegon

adalah retribusi pelayanan pasar. berikut ini adalah tabel target dan realisasi

retribusi pelayanan pasar di Kota Cilegon.

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

9

Tabel 1.3 Target & Realisasi Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Cilegon

No. Tahun Target Realisasi Persentase

1. 2012 Rp.300.096.000 Rp. 151.212.100 50,38%

2. 2013 Rp.279.100.000 Rp. 258.147.000 92,4%

3. 2014 Rp.365.064.000 Rp. 356.578.500 97,6 %

Sumber: Diolah dari DPPKD Kota Cilegon

Tabel diatas memaparkan total target dan realisasi retribusi pelayanan

pasar di seluruh pasar yang ada di Kota Cilegon. Lebih mengerucut lagi akan

dipaparkan tabel target dan realisasi retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru

Cilegon, selaku pasar terluas di Kota Cilegon.

Tabel 1.4 Target & Realiasasi Retribusi Pelayanan Pasar

di Pasar Baru Cilegon

No. Tahun Target Realisasi Persentase

1. 2012 Rp.167.176.000 Rp. 68.532.500 40,9%

2. 2013 Rp.162.000.000 Rp.152.920.000 94,39%

3. 2014 Rp.249.120.000 Rp.213.752.500 96,62%

Sumber: Diolah dari UPTD Pasar Baru Cilegon

Tabel di atas mendeskripsikan bahwa retribusi pelayanan pasar di

Pasar Baru Cilegon belum pernah mencapai realiasasi target sampai 100%,

hal ini menarik mengingat Pasar Baru Cilegon adalah Pusat Pasar terbesar di

Kota Cilegon. Namun, walaupun belum pernah mencapai target 100 %,

pemasukan retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru terus meningkat tiap

tahunnya.

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

10

Retribusi pelayanan pasar pada dasarnya untuk mereka yang wajib

retribusi, tujuan nya agar Pemerintah Kota Cilegon menerima pendapatan

daerah seperti nanti akan dijelaskan dalam salah satu sub bab dalam

penelitian ini. Retribusi pelayanan pasar disesuaikan dengan kriteria tertentu

yang dimaksudkan agar pengembalian retribusi ini tepat sasaran dan tidak

memberatkan pedagang.

Perda retribusi pelayanan pasar memerlukan petunjuk teknis, selain

petunjuk pelaksanaan. Dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam pasal

13, Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 maka

Walikota Cilegon memandang perlu menetapkan Peraturan Walikota Cilegon

No.18 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No.7

Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Pada halaman berikut akan

dipaparkan tabel karcis pemungutan retribusi pelayanan pasar sesuai dengan

Peraturan Walikota Cilegon No.18 Tahun 2012.

Tabel 1.5 Tabel Karcis Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar

No. WARNA KARCIS

NOMINAL KARCIS WAJIB RETRIBUSI

1. Merah Muda

Rp.500,- -Los Semi Permanen uk.4 m² s/d 6 m² -Pelataran/Emprakan -Pedagang kambing/domba

2. Kuning Rp.750,- -Kios/toko semi permanen uk. 4 m² s/d 6 m²

-Los permanen uk. 4 m² s/d 6 m² -Los semi permanen uk.> 6 m² s/d 12 m²

3. Hijau Rp.1000,- -Kios/toko permanen uk.4 m² s/d 6 m² -Los Permanen uk.> 6 m² s/d 12 m²

4 Biru Rp.2000,- -Kios/toko semi permanen uk.> 6 m² s/d 12 m²

-Pedagang sapi/kerbau 5. Putih Rp.2.500,- -Kios/toko permanen uk.> 6m²s/d 12 m²

Sumber: Peraturan Walikota Cilegon No.18 Tahun 2012

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

11

Dinas yang menangani retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru adalah

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota

Cilegon. Disperindagkop Kota Cilegon mempunyai bagian khusus pasar,

yaitu Seksi Pembinaan Pasar yang menaungi seluruh pasar di Cilegon.

Petugas yang memungut retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru merupakan

pegawai dari Disperindagkop Kota Cilegon. Pelaksanaan pemungutan

retribusi pelayanan pasar pun harus sesuai dengan tabel karcis diatas, akan

tetapi jika melihat kondisi di lapangan tentu diperlukan observasi, wawancara

maupun kajian untuk menyimpulkan.

Pada observasi awal seorang pedagang mengakui bahwa penarikan

retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru sering tidak diberi karcis. Padahal

adanya karcis amat penting selain sebagai alat bukti pembayaran juga

sebagai alat pencegahan terjadinya kecurangan dalam pemungutan retribusi.

Menurut pengakuan Tilah (19 Tahun) yang seorang pedagang pakaian

mengatakan kadang- kadang petugas salaran (kolektor) tidak memberi karcis

retribusi pelayanan pasar.

Belum optimalnya pengawasan dari Disperindagkop ( Dinas

Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) Kota Cilegon membuat kelalaian

seperti petugas yang tidak memberi karcis seolah hal yang lumrah, padahal

tidak diberinya karcis bisa membuka peluang pungutan liar retribusi

pelayanan pasar. Bahkan menurut seorang pedagang sembako Hj. Nana (46

Tahun) mengakui tidak memperhatikan apakah diberi karcis retribusi

pelayanan pasar atau tidak.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

12

Dari uraian latarbelakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang retribusi Pasar Kota Cilegon, dengan

mengambil judul “Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7

Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses mengenali dan membuat

asumsi asumsi berdasarkan observasi maupun studi pendahuluan pada lokus

penelitian yang diarahkan pada upaya untuk mengidentifikasi dan membatasi

ruang lingkup faktor faktor yang mungkin diteliti.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti maka

identifikasi masalah berkaitan, yaitu:

1. Tidak semua penarikan rertribusi pelayanan pasar diberikan karcis

sebagai tanda pembayaran retribusi bagi pengguna jasa. Padahal ada

nya karcis amat penting selain sebagai alat bukti pembayaran juga

sebagai alat pencegahan terjadinya kecurangan dalam pemungutan

retribusi.

2. Belum optimalnya pengawasan dari pihak dinas terkait, dalam hal ini

Disperindagkop membuat kelalaian tidak memberi karcis retribusi

pelayanan pasar menjadi hal yang lumrah.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian

hanya pada penarikan retribusi pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon.

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

13

Penerapan Retribusi yang baik dapat dilihat dari dipatuhinya aturan baik dari

eksekutif maupun target dari kebijakan. Lokus penelitian dibatasi hanya pada

Pasar Baru Cilegon dikarenakan merupakan pasar tradisional terluas yang

ada di Kota Cilegon. Penelitian ini juga menyangkut urusan yang

berhubungan dengan wajib retribusi yang memanfaatkan fasilitas pasar.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon

No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru

Cilegon ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana pelaksanaan Implementasi

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon ?

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1) Kegunaan Praktis

Bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, hasil

penelitian diharapkan dapat menjadikan masukan yang bermanfaat guna

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan mengoptimalkan kinerja

pelayanan.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

14

Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan yang

dipelajari selama mengikuti program perkuliahan di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

2) Kegunaan Akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan menjadi dokumen

akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas akademik.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang yang menjelaskan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari ruang

lingkup yang paling umum hingga mengerucut kepada lingkup yang paling

khusus. Kemudian selanjutnya, identifikasi masalah.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang akan mendukung

penelitian ini dari metode – metode yang menjadi dasar bagi analisa

permasalahan yang ada dan pemecahan tersebut. Landasan teori ini didapat

dari studi pustaka mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penelitian

skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian membahas tentang jenis pendekatan, lokasi penelitian,

tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

15

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Bab ini merupakan pokok pembahasan dari permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini, yang meliputi gambaran umum Kota Cilegon,

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Pelaksanaan Pemungutan

retribusi pasar, hambatan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi pasar dan upaya untuk mengatasi hambatan tersebut.

Memperlihatkan metode – metode analisis yang dilakukan selama penelitian

serta hasil dari penelitian – penelitian tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab akhir dari keseluruhan penulisan ini yang berisi

kesimpulan yang merupakan hasil dari kegiatan penelitian mengenai

permasalahan yang diangkat dengan menggunakan metode-metode yang telah

disebutkan. Bab ini juga menyertakan saran-saran yang mungkin diperlukan

bagi penelitian.

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hasil penting lainnya dari

kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut peneliti, yang

didalamnya tergambar konstruksi dari variabel yang akan diukur, selain itu

dari kajian teori akan diukur, selain itu dari kajian teori akan diturunkan

dalam bentuk kisi kisi instrumen. Untuk meningkatkan kualitas kajian teori,

pembahasannya perlu dikaitkan dengan hasil hasil penelitian terdahulu yang

relevan sebagai acuan penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan

penelitian yang kan dilakukan.

Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peran yang sama dengan

disiplin ilmu lainnya seperti matematika, fisika , biologi yang berfungsi untuk

menjelaskan dan panduan dalam penelitian seperti yang diungkapan oleh

Hoy & Miskel:

“ Theory in administration, however has the same role as theory in physics, chemistry, or biology: that providing general explanation and guiding research”, (Teori dalam administrasi memiliki kegunaan yang sama seperti dalam ilmu fisika, kimia atau biologi: Yaitu sebagai penjelasan yang bersifat umum dan sebagai pedoman penelitian). (Hoy & Miskel dalam Sugiyono: 2008:55).

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa kegunaan teori adalah

sebagai berikut:

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

17

a. Teori itu berdasarkan konsep asumsi dan generalisasi yang logis.

b. Berfungsi untuk mengungkapakan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan.

c. Sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan dasar

rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta bertindak ( tentang

perintah, organisasi, dan sebagainya), (di dapat dari http://badanbahasa.

kemdikbud.go.id /kbbi/bijak, diakses pada tanggal 8 Juli 2015 Jam 11:50 WIB).

Wachab dalam bukunya Analisis Kebijaksanaan; Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara (2005:1) masih mengunakan kata

kebijaksanaan untuk penyebutan kebijakan. Menurut Wachab (2005:3) makna

kebijaksanaan yang sesuai adalah yang sejalan dengan pandangan Prof. Heinz

Eulau dan Kenneth Prewitt bahwa kebijaksanaan adalah ,

“a standing decision characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make abide by it”. (Kebijakan mempunyai karakteristik yang konsisten dan berkelanjutan yang mana keduanya dibuat untuk ditaati).

Masih dalam Wachab (2005:3), Carl Friedrich mengatakan bahwa

kebijaksanaan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang

diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan

tertentu sehubungan dengan adanya hambatan hambatan tertentu seraya

mencari peluang peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran

yang diinginkan.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

18

Definisi lainnya dikemukakan oleh Suharto (2008:3) bahwa:

“Kebijakan (policy) adalah sebuah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula governance yang menyentuh pengelolaan sumber daya publik. Kebijakan pada inti nya merupakan keputusan keputusan atau pilihan pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam. Financial dan manusia demi kepentingan publik yakni rakyat banyak, penduduk masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi, kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingan kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.”

Uraian diatas memberi gambaran pada kita bahwa kebijakan

merupakan alat yang dipakai digunakan pemerintah tetapi tetap

memperhatikan sumberdaya publik . Dalam Wachab (2005:17) definisi

lainnya juga dikemukakan oleh Laswell dalam Wayne, ia mengatakan :

“Kata kebijakan (Policy) umumnya dipakai untuk menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat. Kebijakan bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis ( political) yang sering kali diyakini mengandung makna keberpihakan dan korupsi “.

Menurut Jones dalam Winarno (2002:14) istilah kebijakan digunakan

dalam praktek sehari hari. Namun, digunakan untuk menggantikan

kegiatan atau keputusan yang berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan

dengan tujuan, program, keputusan, standar proposal dan grand design.

Secara umum, istilah kebijakan dipergunakan untuk menunjuk perilaku

seorang aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Dengan demikian dari berbagai uraian definisi beberapa di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep yang

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

19

menjadi acuan, garis besar suatu kelompok maupun pemerintahan terhadap

kepentingan sekelompok orang tertentu atau orang banyak (masyarakat).

2.1.2 Pengertian Publik

Publik merupakan serapan kata dari bahasa inggris,” public” yang bisa

berarti umum, masyarakat atau negara, Syafiie (2006:17). Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia Dalam Jaringan publik adalah: orang banyak atau umum,

semua orang yang datang untuk menonton, ( di dapat dari

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/publik, diakses pada tanggal 8 Juli 2015

pada Jam 11.58 WIB).

Menurut Syafiie (2006:18), publik adalah sejumlah manusia yang memiliki

kesamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik

berdasarkan nilai nilai norma yang mereka miliki.

Pendapat dari Fredrickson dalam Kencana (2006:17) menjelaskan lima

model formal yang berkaitan dengan kedudukan konsep publik yang umum

digunakan dalam ilmu ilmu sosial untuk dikaji dalam rangka revitalisasi konsep

tersebut, sehingga diharapkan muncul suatu perspektif baru yang menjadi esensi

administrasi publik modern. Kelima perspektif untuk memahami konsep publik

tersebut memuat.

Pertama, yaitu perspektif pluralis. Dalam perspektif ini publik dipandang

sebagai konfigurasi dari berbagai kelompok kepentingan. Pendukung persepektif

ini berpendapat bahwa setiap orang punya kepentingan yang sama akan

bergabung satu sama lain dan membentuk suatu kelompok yang pada nantinya

kelompok kelompok tersebut berinteraksi dan berkompetisi untuk meperjuangkan

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

20

kepentingan kepentingan individu yang mereka wakili, khususnya dalam konteks

pemerintahan.

Kedua, perspektif pilihan publik. Persepktif ini berakar pada tradisi

pemikiran utilitarian yang sangat menekan pada awal kebahagiaan dan

kepentingan individu. Pandangan utilitarian berpendapat bahwa publik sebagai

konsumen dan pasar. Dengan kata lain perspektif ini mencoba mengaplikasikan

prinsip-prinsip eknomi pasar kedalam sektor publik, sehingga asumsi

metodeoligis utama dari pandangan ini adalah bahwa tindakan publik harus

dimengerti sebagai tindakan individual yang termotivasi oleh kepentingan-

kepentingan yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Ketiga, perspektif legislatif. Sifat pemerintahan yang demokrasi tidak

selalu menggunakan sistem perwakilan secara langsung. Pada kenyataannya,

banyak pemerintah yang demokratis akan tetapi menggunakan sistem perwakilan

secara tidak langsung. Asumsi perspektif ini adalah bahwa setiap pejabat yang

diangkat untuk mewakili kepentingan publik, sehingga mereka melegitimasi

mewujudkan perspektif publik dalam adiministrasi publik. Pejabat- pejabat yang

dianggap sebagai manifestasi tunggal dari perspektif publik. Jelasnya, perspektif

ini tidak bisa untuk mengakomodasi kepentingan kepentingan publik, baik dalam

teori maupun praktik adminitrasi di lapangan.

Keempat, perspektif penyedia lapangan. Apabila konsep pelayanan prima,

maka individu diposisikan sebagai pelanggan. Oleh karenanya perspektif ini

memandang bahwa publik sebagai pelanggan yang harus dilayani. Selain itu,

aparatur pemerintah yang berada paling dekat dengan publik dengan segala

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

21

keahlian, pendidikan dan pengetahuan diharapkan memberikan yang terbaik untuk

publik. Mempunyai tugas untuk melayani publik yang terdiri atas individu-

individu dan kelompok-kelompok.

Kelima, perspektif kewarganegaraan. Reformasi administrasi publik

khususnya di Indonesia dan umumnya di berbagai dunia, ditandai dua tuntutan

penting. Pertama, tuntutan adanya pelayanan publik yang lebih terdidik dan

terseleksi dengan berdasar pada meritokrasi. Kedua, tuntutan agar setiap warga

negara diberi informasi yang cukup agar dapat aktif dalam berbagai kegiatan

publik dan memahami konstitusi secara baik.

Dalam Wicaksono (2006:30), W.F. Baber sebagaimana telah dikutip oleh

Massey dalam bukunya Managing Public Sector : A Comparative Analysis of the

United Kongdom and the United State berpendapat bahwa sektor publik memiliki

10 ciri yang membedakan dengan sektor swasta, diantaranya adalah:

a. Sektor publik lebih lengkap dan mengemban tugas-tugas yang lebih

ambigu.

b. Sektor publik lebih banyak menghadapi problem dalam

mengimplementasikan keputusan-keputusannya.

c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang

memiliki motivasi yang beragam.

d. Sektor publik cenderung lebih banyak memperhatikan usaha

mempertahankan peluang dan kapasitas.

e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas

kegagalan pasar.

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

22

f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki

signifikasi simbolik.

g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan

legalitas.

h. Sektor publik memiliki peluang yang lebih besar dalam merespon

isu-isu keadilan dan kejujuran.

i. Sektor publik harus beroperasi untuk kepentingan publik.

j. Sektor publik harus mempertahankan dukungan publik minimal di

atas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.

Berdasarkan definisi definisi publik di atas, maka dapat

disimpulkan publik adalah sekumpulan manusia yang memiliki

kepentingan, harapan, sikap dan bertindak berdasarkan nilai serta norma

yang mereka buat agar aktif dalam berbagai kegiatan publik.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

Dalam literatur ilmu politik kita akan menemukan begitu banyak para ahli

yang mendefinisikan tentang kebijakan publik. Eyestone dalam Wachab (2012:13)

merumuskan dengan singkat bahwa kebijakan publik adalah, “The relationship of

governmental unit to its environment”, (Hubungan yang berlangsung di antara

unit/satuan pemerintah dengan lingkungannya).

Akan tetapi menurut Agustino (2006:41) definisi ini masih terlalu luas

untuk dipahami sehingga artinya menjadi tidak menentu bagi para Scholars

(sarjana) yang mempelajarinya, karena hubungan antara unit pemerintah dengan

lingkungan nya dapat meliputi hampir semua elemen dalam konteks negara.

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

23

Definisi lainnya tentang kebijakan publik dikemukakan oleh Thomas R.

Dye dalam Wachab (2012:14) mengatakan, “Whatever governments choose to do

or not to do”, ( keputusan pemerintah untuk melaksanakan atau tidak

melaksanakan hal tertentu).

Senada dengan Thomas R. Dye, Nugroho dalam bukunya “ Kebijakan

Publik: Formulasi Implementasi dan Evaluasi (2004:54) menjelaskan bahwa

kebijakan publik adalah hal hal yang diputuskan oleh pemerintah untuk

dikerjakan dan hal hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau

dibiarkan.

Beberapa konsep kunci kebijakan publik menurut Young dan Quinn dalam

Suharto (2014:44):

a. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah

tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah

yang mempunyai kewenangan hukum, politis dan finansial untuk

melakukannya.

b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.

Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan

kongkrit yang berkembang di masyarakat.

c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan

publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan

terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk

mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

24

d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk

memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa juga

dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat

dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya

tidak memerlukan tindakan tertentu.

e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang

aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi

terhadap langkah langkah atau rencana tindakan yang dirumuskan,

bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan dalam

kebijakan publik bisa dibuat oleh beberapa perwakilan lembaga

pemerintah.

Berdasarkan beberapa definisi kebijakan publik diatas dapat

disimpulkan kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan dengan pola

ketergantungan yang kompleks yang mempunyai maksud atau tujuan

tertentu dengan berbagai pilihan untuk dilakukan melalui tiga pokok yaitu

formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan dalam rangka menciptakan

kesejahteraan bagi masyarakat. Pada halaman berikut akan dipaparkan

skema kebijakan publik:

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

25

Gambar 2.1

Siklus Skematik Kebijakan Publik

Sumber: Nugroho (2003:73)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan dalam urutan berikut:

a. Terdapat isu masalah publik disebut isu apabila masalah bersifat

strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak orang atau

bahkan keselamatan bersama biasanya berjangka panjang tidak bisa

diselesaikan isu ini dia angkat sebagai agenda politik untuk

diselesaikan.

b. Isu ini kemudian menggerakan pemerintah untuk merumuskan

kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.

Rumusan kebijakan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan

warganya termasuk pimpinan negara.

c. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan publik ini dilaksanakan baik

oleh pemerintah, masyarakat, atau pemerintah bersama-sama dengan

masyarakat.

Perumusan Kebijakan

Publik

Isu/ Masalah Publik

Output

Outcome

Peumusan Kebijakan

Publik

Implementasi

Kebijakan Publik

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

26

d. Namun dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan

di perlukan tindakan evaluasi sebagai siklus baru sebagai penilaian

apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan bijak dan benar

dan di implentasikan dengan baik dan benar pula.

e. Implementasi kebijakan bermuara kepada output yang dapat berupa

kebijakan itu sendiri maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan

oleh pemanfaat.

f. Di dalam rangka jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan

outcome dalam bentuk impact kebijakan yang diharapkan semakin

meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan kebijakan tersebut.

Menurut Nugroho (2003:269), kebijakan publik yang unggul

menentukan keunggulan negara bangsa dalam persaingan global. Atau

dalam istilah lain, hanya negara bangsa yang mampu mengembangkan

kebijakan publik yang unggul baik perumusan, implementasi, dan evaluasi

yang akan menjadi negara yang unggul dalam persaingan global.

Berdasarkan beberapa definisi kebijakan dapat publik diatas, maka

dapat disimpulkan kebijakan adalah keputusan oleh pemerintah dalam

mengatur kehidupan masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat luas,

dimana aturan tersebut mempunyai tujuan demi kepentingan masyarakat.

2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi Kebijakan merupakan salah satu tahap dari kebijakan publik

yang mengarah pada aspek pelaksanaan. Menurut kamus Webster dalam Wachab

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

27

(2005:64) menuliskan dengan rumusan yang pendek bahwa to implement

(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (

menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) to give practical effect to (

menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Van meter dan Van horn dalam Agustino (2006:153) menyebutkan

definisi implementasi kebijakan sebagi berikut;

“Tindakan tindakan yang dilakukan baik oleh individu individu atau pejabat- pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.

Definisi implementasi kebijakan yang lain dikemukakan oleh Daniel

Mazmanian dan Paul Sabatier dalam Agustino (2006:153) mengatakan bahwa

implementasi kebijakan adalah;

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang undang, namun dapat pula berbentuk perintah perintah atau keputusan keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya”.

Sedangkan menurut Merilee S.Grindle dalam Agustino

(2006:154), yaitu:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individu project dan yang kedua apakah tujuan program telah dicapai.”

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

28

Model Grindle ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks

implementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan

ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan hasilnya ditentukan

oleh implementability. Menurutnya keberhasilan implementasi kebijakan

dapat dilihat dari dua hal yaitu:

1. Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah

pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentukan (design)

dengan merujuk pada aksi kebijakannya.

2. Apakah tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan

melihat dua faktor, yaitu:

a. Impak atau efeknya pada masyarakat secara individu dan

kelompok.

b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok

sasaran dan perubahan terjadi.

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik, juga menurut

Grindle, amat ditentukan oleh tingkat implementability kebijakan yang

terdiri dari content of policy dan context of policy.

a. Content Of Policy terdiri dari:

(1) Kepentingan kepentingan yang mempengaruhi

(2) Tipe manfaat

(3) Derajat perubahan yang ingin dicapai

(4) Letak pengambilan keputusan

(5) Pelaksana program

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

29

(6) sumber-sumberdaya yang digunakan.

b. Context Of Policy terdiri dari:

(1) Kekuasaan, kepentingan-kepentingan, dan strategi dari aktor

yang terlibat.

(2) Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa

(3) Tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana

2.1.5 Implementasi Kebijakan Model Donald Van Metter dan Carl Van

Horn

Model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Donald Van

Metter dan Carl Van Horn disebut juga dengan A Model of The Policy

Implementation. Menurut Agustino (2008:141), proses implementasi ini

merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu implementasi kebijakan

yang pada dasarnya sengaja bertujuan untuk meraih kinerja implementasi

kebijakan publik yang tinggi yang dalam hubungan berbagai variabel.

Ada enam variabel, menurut Van Metter dan Van Horn dalam

Agustino (2008:142), yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut,

yaitu:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang

realistis dengan sosio-kultur yang mengada di level pelaksana

kebijakan.

2. Sumberdaya

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

30

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung

dari kemampuan memanfaatkan sumberdaya dan manusia adalah

sumberdaya terpenting. Tahap tahap tertentu dari keseluruhan proses

implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang

berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh

kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik

3. Karakteristik Agen Pelaksana.

Agen pelaksana meliput organisasi formal dan organisasi

informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik.

Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan publik

akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri ciri yang tepat serta cocok

dengan para agen pelaksanaannya.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana.

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan

sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja

implementasi kebijakan publik.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana.

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh karena

semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak pihak yang

terlibat suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan akan

sangat kecil terjadi.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

31

Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif

dapat menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi

kebijakan. Karenanya upaya mengimplementasikan kebijakan harus

pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.

2.1.6 Model Implementasi Kebijakan Publik Model George C. Edward III

Model implementasi kebijakan ketiga yang berperspektif top-down

dirumuskan oleh George C.Edward III. Edward III sendiri menamakan

model implementasinya dengan Direct and Indirect Impact Implementation.

Menurut Agustino (2008:149) dalam pendekatannya implementasi ini

menggunakan empat variabel yang dianggap menentukan keberhasilan

implementasi suatu kebijakan, yaitu;

1. Komunikasi

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan, menurutt George C. Edward III, adalah

komunikasi. Komunikasi, menurutnya lebih lanjut, sangat menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik.

2. Sumberdaya

Sumberdaya merupakan hal penting lainnya, menurut George C.

Edward III dalam mengimplementasikan kebijakan. Indikator

sumberdaya terdiri dari berberapa elemen, yaitu (a) staff (b)

informasi,(c) wewenang, (d) fasilitas.

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

32

3. Disposisi.

Disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan

hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila

personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan yang

diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi.

4. Struktur birokrasi.

Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama

banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan

yang tersedia, maka hal ini akan menyebagiankan sumberdaya

sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebaikan.

2.1.7 Faktor Penentu Pelaksana Kebijakan

Suatu kebijakan tentu dimaksudkan agar dilaksanakan sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi fakta nya lain sebagian orang kadang

memilih untuk tidak patuh terhadap kebijakan tersebut. Menurut Agustino

(2008:157), ada beberapa faktor yang mempengaruhi terlaksana atau tidak

suatu kebijakan publik, yaitu;

1. Respeknya Anggota Masyarakat pada Otoritas dan Keputusan

Pemerintah.

Pemungutan dan penghargaan publik pada pemerintah yang

legitimate menjadi kata kunci penting bagi terwujudnya pemenuhan

atas pengejawantahan kebijakan publik.

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

33

2. Adanya Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan

Pemerintah harus mampu merubah mindset warga dengan cara

sikap dan perilaku yang sesuai dengan mindset yang hendak dibentuk

oleh masyarakat itu sendiri.

3. Adanya Sanksi Hukum

Orang akan sangat terpaksa mengimplementasikan dan

melaksanakan suatu kebijakan karena takut terkena sanksi hukum.

4. Adanya Kepentingan Publik

Suatu kebijakan jika dibuat secara sah, konstitusional, dan

dibuat oleh pejabat publik yang berwenang, serta melalui prosedur

yang sah yang telah tersedia maka dengan sendirinya masyarakat

cenderung mempunyai kesediaan diri untuk menerima dan

melaksanakan kebijakan tersebut.

5. Adanya Kepentingan Pribadi

Seseorang atau kelompok orang sering memperoleh keuntungan

langsung dari suatu projek implementasi kebijakan.

6. Masalah Waktu

Waktu bisa mempengaruhi seseorang menerima dan

melaksanakan kebijakan apa tidak.

2.1.8 Faktor Penentu Penolakan atau Penundaan Kebijakan

1. Adanya Kebijakan yang Bertentangan dengan Sistem Nilai yang

Mengada.

Bila suatu kebijakan dipandang bertentangan secara ekstrem atau

secara tajam dengan sistem dengan nilai yang dianut oleh suatu

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

34

masyarakat secara luas, atau kelompok-kelompok tertentu secara

umum, maka bisa dipastikan kebijakan publik yang hendak

diimplementasikan akan sulit terlaksana.

2. Tidak Adanya Kepastian Hukum

Tidak adanya kepastian hukum, ketidakjelasan aturan aturan

hukum, atau kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan satu sama

lain dapat menjadi sumber ketidakpatuhan warga pada kebijakan yang

ditetapkan oleh pemerintah.

3. Adanya Keanggotaan Seseorang Dalam Suatu Organisasi.

Seseorang yang patuh atau tidak patuh pada peraturan atau

kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah dapat disebabkan

oleh keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu.

4. Adanya Konsep Ketidakpatuhan Selektif Terhadap Hukum

Masyarakat ada yang patuh pada suatu jenis kebijakan tertentu,

tetapi ada juga yang tidak patuh pada jenis kebijakan yang lain.

2.1.9 Konsep Retribusi

Menurut Siahaan (2008:5), retribusi adalah pembayaran wajib dari

penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh

negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut bisa disebut

bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati

balas jasa dari negara. Salah satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan

pasar yang dikelola oleh pemerintah. Setiap orang yang ingin memanfaatkan

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

35

fasilitas pasar harus membayar retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah

sebagai pembayaran atas jasa pelayanan pasar.

Sesuai dengan perundang-undangan di Indonesia pada saat ini,

penarikan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi

retribusi di Indonesia pada saat ini hanyalah retribusi daerah. Beberapa ciri

yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di Indonesia

adalah sebagai berikut.

a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang

undang dan peraturan daerah yang berkenan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintahan daerah.

c. Pihak yang membayar jasa retribusi mendapatkan kontra prestasi (

balas jasa ) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran

yang dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselelanggarakan oleh orang

atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis,

yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah.

2.1.10 Objek Retribusi

Objek retribusi, yaitu berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh

pemerintah daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah

dapat dipungut retribusinya. Tetapi, hanya jenis jenis jasa tertentu yang menurut

pertimbangan sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. Menurut

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

36

UU No.28 Tahun 2009 Pasal 109-147 Jasa tertentu dikelompokkan ke dalam tiga

golongan sebagai berikut.

1. Jasa Umum

Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan

atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

Badan.

Jenis Retribusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Objek retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu,

balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan

kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh

Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Objek retribusi pelayanan persampahan/ adalah pelayanan

persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Daerah, meliputi pengambilan/pengumpulan sampah dari

sumbernya ke lokasi pembuangan sementara, pengangkutan

sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke

lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan penyediaan

lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah. Dikecualikan dari

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

37

objek retribusi pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat

ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Akta Catatan Sipil

Objek retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda

penduduk dan akta catatan sipil adalah pelayanan:

(1) Kartu tanda penduduk;

(2) Kartu keterangan bertempat tinggal;

(3) Kartu identitas kerja;

(4) Kartu penduduk sementara;

(5) Kartu identitas penduduk musiman;

(6) Kartu keluarga; dan

(7) Akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta

perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti

nama bagi warga negara asing, dan akta kematian.

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan

Mayat adalah pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang

meliputi:

(1) Pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan

pengurukan,pembakaran/ pengabuan mayat; dan

(2) Sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat

yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah.

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

38

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal adalah penyediaan pelayanan

parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

f. Retribusi Pelayanan Pasar

Objek retribusi pelayanan pasar sebagaimana dimaksud

adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa

pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus

disediakan untuk pedagang. Dikecualikan dari pelayanan fasilitas

pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Objek retribusi pengujian kendaraan bermotor sebagaimana

dimaksud adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor,

termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang undangan, yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

Objek retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran

adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat

pemadamkebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat

penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat

pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

39

penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh

masyarakat.

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

Objek retribusi penggantian biaya cetak peta adalah

penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

Objek retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus

adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek

retribusi pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang

disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan

pihak swasta.

k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

Objek Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan

pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri

yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola secara khusus oleh

Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair.

Dikecualikan dari objek Retribusi pelayanan pengolahan limbah

cair yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah,

BUMN, BUMD, pihak swasta, dan pembuangan limbah cair secara

langsung ke sungai, drainase, dan/atau sarana pembuangan lainnya.

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

40

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

Objek retribusi pelayanan tera/tera ulang adalah:

1) Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan

perlengkapannya; dan pengujian barang dalam keadaan

terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan.

m. Retribusi Pelayanan Pendidikan

Objek retribusi pelayanan pendidikan adalah pelayanan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah

Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi berikut:

1. Pelayanan pendidikan dasar dan menengah yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah;

2. Pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah;

3. Pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh BUMN,

BUMD; dan

4. Pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan

memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan

umum.

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

41

Jenis Retribusi diatas dapat tidak dipungut apabila potensi

penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk

memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma.

2. Jasa Usaha

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan

oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang

meliputi:

a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan

Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau

b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum

disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

Objek retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah

pemakaian kekayaan Daerah. Dikecualikan dari pengertian

pemakaian kekayaan Daerah penggunaan tanah yang tidak

mengubah fungsi dari tanah tersebut.

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan

Objek retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan

adalah penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis

barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan,

yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

Dikecualikan dari objek Retribusi fasilitas pasar yang

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

42

disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN,

BUMD, dan pihak swasta.

c. Retribusi Tempat Pelelangan

Objek retribusi tempat pelelangan adalah

penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus

disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan

pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan

termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang

disediakan di tempat pelelangan. Termasuk objek Retribusi

tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak

lain untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan.

Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah tempat pelelangan yang disediakan,

dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak

wasta.

d. Retribusi Terminal

Objek retribusi terminal adalah pelayanan

penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan

bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di

lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau

dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek

Retribusi terminal yang disediakan, dimiliki, dan/atau

dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak

swasta.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

43

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir

Objek retribusi tempat khusus parkir adalah

pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki,

dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan

dari objek Retribusi pelayanan tempat parkir yang

disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah,

BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

Objek retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa

adalah pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa

yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola olehPemerintah

Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi setempat

penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki,

dan/atau dikelola olehPemerintah, BUMN, BUMD, dan

pihak swasta.

g. Retribusi Rumah Potong Hewan

Objek retribusi rumah potong hewan adalah

pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan

ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan

sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki,

dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan

dari objek retribusi pelayanan penyediaan fasilitas rumah

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

44

pemotongan hewan ternak yang disediakan,dimiliki,

dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan

Objek retribusi pelayanan kepelabuhanan adalah

pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di

lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau

dikelola oleh Pemerintah Daerah.Dikecualikan dari objek

Retribusi pelayanan jasa kepelabuhanan yang disediakan,

dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN,

BUMD, dan pihak swasta.

i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

Objek retribusi tempat rekreasi dan Olahraga adalah

pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang

disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah

Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi pelayanan tempat

rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan,

dimiliki,dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN,

BUMD, dan pihak swasta.

j. Retribusi Penyeberangan di Air

Objek retribusi penyeberangan di Air adalah

pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan

menggunakan kendaraan di air yang dimiliki dan/atau

dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

45

Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pelayanan penyeberangan yang dikelola oleh Pemerintah,

BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

Objek retribusi penjualan produksi usaha adalah

penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah.

Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah penjualan produksi oleh Pemerintah,

BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

3. Perizinan Tertentu

Mengingat bahwa fungsi perizinan dimaksudkan untuk

mengadakan pemintaan , pengaturan, pengadilan, dan pengawasan,

maka pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah daerah tidak

harus dipungut retribusi. Akan tetapi, untuk melaksanakan fungsi

tersebut, pemerintah daerah mungkin masih mengalami kekurangan

biaya yang tidak selalu dapat dicukupi dari sumber sumber

penerimaan daerah. Sehingga, terhadap perizinan tertentu masih

dipungut retribusi. Perizinan tertentu yang dapat dipungut retribusi,

antara lain izin mendirikan bangunan dan izin peruntukan

penggunaan tanah.

Pengajuan izin tertentu oleh badan usaha milik Negara atau

badan usaha milik daerah, tetap dikenakan retribusi karena badan

badan tersebut merupakan kekayaan negara atau kekayaan daerah

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

46

yang dipisahkan, pengajuan izin oleh pemerintah, baik pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah tidak dikenakan retribusi perizinan

tertentu.

Objek retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan

tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan

yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

Objek retribusi izin mendirikan bangunan adalah pemberian

izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian izin meliputi

kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan

pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis

bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan

koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB),

koefisien ketinggian bangunan (KKB), dan pengawasan

penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka

memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan

tersebut. Tidak termasuk objek retribusi adalah pemberian izin

untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

47

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

Objek retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol

adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman

beralkohol di suatu tempat tertentu.

c. Retribusi Izin Gangguan;

Objek retribusi izin gangguan adalah pemberian izin tempat

usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat

menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan,

termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara

terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,

keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban

lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan

kerja. Tidak termasuk objek retribusi adalah tempat

usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah

d. Retribusi Izin Trayek

Objek retribusi izin trayek adalah pemberian izin kepada

orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan

angkutanpenumpang umum pada suatu atau beberapa trayek

tertentu.

e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Objek retribusi izin usaha perikanan adalah pemberian izin

kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha

penangkapan dan pembudidayaan ikan.

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

48

2.1.11 Penghitungan Retribusi

Besarnya retribusi yang terutang oleh pribadi atau badan yang

menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan

retribusi dengan tingkat penggunaan jasa. Dengan demikian, besarnya retribusi

yang/ terutang dihitung berdasarkan tarif retrbusi dan tingkat penggunaan jasa.

1. Tingkat Pengunaan Jasa

Tingkat penggunaan jasa dapat dinyatakan sebagai kuantitas

penggunaan jasa sebagai dasar alokasi beban biaya yang dipikul

daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan, misalnya

beberapa kali masuk tempat rekreasi, beberapa kali/beberapa jam

parkir kendaraan, dan sebagainya. Akan tetapi, ada pula penggunaan

jasa yang tidak dapat dengan mudah diukur. Dalam hal ini tingkat

penggunaan jasa mungkin perlu ditaksir berdasarkan rumus tertentu

yang ditetapkan oleh pemernitah daerah. Misalnya mengenal izin

bangunan, tingkat penggunaan jasa dapat diktaksir dengan rumus yang

didasarkan atas luas tanah, luas lantai bangunan, jumlah tingkat

bangunan, dan rencana penggunnan banguna.

2. Tarif Retribusi Daerah

Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau presentase tertentu yang

ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang terutang.

Tarif dapat ditentukan seragam atau dapat diadakan pembedaan

mengeai golongan tarif sesuai dengan prinsi dan sasaran tarif tertentu,

misalnya pembedaan Retribusi Pelayanan Pasar antara yang

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

49

menggunakan kios dan los, antara mobil dan truk, dsb. Besarnya tarif

dapat dinyatakan dalam rupiah per unit tingkat penggunaan jasa.

Tarif retribusi ditinjau kembali secara berkala dengan

memerhatikan prinsip dan sasaran penerapan tarif retribusi.

Kewenangan daerah untuk meninjau kembali tarif retribusi secara

berkala dan jangka waktu penetpan tarif tersebut, dimaksudkan untuk

mengantisipasi perkembangan perekonomian daerah berkaitan dengan

objek retribusi yang bersangkutan.

3. Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi Daerah.

Tarif retribusi daerah ditetapkan oleh pemerintah daerah

memerhatikan prinsip dan sasaran penetapan tarif yang berbeda

antargolongan retribusi daerah. Sesuai dengan Undang Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 152-

155 prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi daerah

dientukan sebagai berikut.

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa

Umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan

jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat,aspek

keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada poin (1) meliputi biaya

operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

50

(3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya

penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup

sebagian biaya.

(4) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta hanya

memperhitungkan biaya pencetakan dan pengadministrasian.

(5) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi

Jasa Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh

keuntungan yang layak.

(6) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa

usaha tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada

harga pasar.

(7) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan

Tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau

seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang

bersangkutan.

(8) Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan

di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya

dampak negatif dari pemberian izin tersebut.

(9) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun

sekali.

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

51

(10) Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan

perkembangan perekonomian.

(11) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

4. Cara Perhitungan Retribusi

Besarnya retribusi daerah yang harus dibayar oleh pribadi atau

badan yang menggunakan jasa yang bersangkutan dihitung dari

perkalian antara tariff retribusi dan tingkat penggunaan jasa.

5. Pemungutan Retribusi Daerah

Retribusi dipungut dengan menggunkan Surat Ketetapan

Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya

pokok retribusi. Dokumen lain yang dipersamakan, antara lain, berupa

karcis masuk, kupon, dan kartu langganan.

2.1.12 Retribusi Daerah

Penerimaan pemerintah daerah selain dari pajak daerah dan bagi hasil

pajak pusat yang diperuntukan ke pemerintah daerah berasal dari retribusi daerah.

Akan tetapi, untuk retribusi tiap daerah memiliki potensi yang berbeda satu sama

lain, untuk itu pemerintah daerah harus dapat melihat peluang apa saja yang dapat

dilakukan dalam menggali penerimaan dari retribusi untuk menunjang

penerimaan.

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

52

Menurut UU NO. 28 Tahun 2009 tentang Retribusi Daerah dan Pajak

Daerah Bab I Pasal I No.64, Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

Badan.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,

termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

2.2 Deskripsi Kebijakan

2.2.1 Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar

Retribusi pelayanan pasar termasuk retribusi jasa umum. Menurut

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar definisi retribusi pelayanan pasar adalah pasal 1 Nomor 18 yang berbunyi:

“Retribusi pelayanan pasar adalah pungutan daerah pasar sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan fasislitas pasar tradisional/sederhana yang berupa halaman / penataran, los dan/ atau kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang”.

Seiring berkembangnya waktu , untuk menyesuaikan dengan UU No. 28

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kota

Cilegon menetapkan Perda No.7 tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar

yang diantara isinya menjelaskan tentang tarif retribusi yang baru. Tarif Retribusi

ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali. Peninjauan tarif retribusi

dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

Penetapan tarif retribusi ditetapkan oleh Peraturan Walikota.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

53

Menimbang menurut Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar penetapan tarif retribusi membutuhkan

Peraturan Walikota dan juga dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Pasal

13, Pasal 15 Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012, maka Walikota menetapkan

Peraturan Walikota No.18 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan

Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar sebagai

SOP (Standard Operational Procedure) dalam pelaksanaan pemungutan retribusi

pelayanan pasar. Berikut ini adalah lampiran yang ada pada Peraturan Daerah

Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar:

(1) Tempat Kegiatan Dagang/Usaha Dalam Lingkungan Pasar

Tabel 2.1 Tempat Kegiatan Dagang/Usaha Dalam Lingkungan Pasar

LOKASI JENIS BANGUNAN LUAS TARIF

PERHARI PERBULAN Pasar Kota Cilegon

a. Kios Toko/ Permanen

4m²s/d6m² Rp. 1.000 Rp. 30.000

>6m²s/12m² Rp. 2.500 Rp.75.000 Semi Permanen 4m²s/d6m² Rp. 750 Rp.22.500 >6m²s/12m² Rp. 2.000 Rp.60.000 b. Los Permanen 4m²s/d6m² Rp. 750 Rp.22.500 >6m²s/12m² Rp. 1.000 Rp.30.000

Semi Permanen 4m²s/d6m² Rp. 500 Rp.15.000 >6m²s/12m² Rp. 750 Rp.22.500 c. Pelataran/

Emprakan - Rp. 500 Rp.15.000

Sumber: Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012

(2) Perdagangan Yang Memanfaatkan Lingkungan Pasar

a. Pedagang Sapi/Kerbau Rp.2000,-/ekor

b. Pedagang Kambing/Domba Rp. 500,-/ekor

c. Pedagang Ayam Ternak/Itik Rp. 100,-/ekor

2.3 Penelitian Terdahulu

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

54

Dasar atas acuan yang berupa teori-teori temuan hasil-hasil berbagai

penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dijadikan sebagai

data pendukung. Salah satu data pendukung yang perlu yaitu penelitian

terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam

penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait retribusi pasar.

Wibowowati (2010) dalam publikasi skripsinya di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa yang berjudul analisis efektivitas penarikan retribusi pasar

dan kualitas pelayanan pasar di Pasar Serang Plaza Serang. Penelitian ini

menggunakan teori Gibson untuk mengukur efektivitas dan teori Zheitamel

untuk mengukur kualitas pelayanan. Untuk metodologi penelitian

menggunakan metodologi kuantitatif. Dalam penelitian ini mendeskripsikan

persentase efektivitas penarikan retribusi pasar dan kualitas pelayanan pasar

di Pasar Serang Plaza Serang.

Rahmayanti (2013) dalam penelitiannya di Universitas Hassanudin

yang berjudul strategi peningkatan retribusi (jasa) pasar niaga daya di Kota

Makassar. Penelitian ini menggunakan teori GR.Terry yaitu 1. Perencanaan 2.

Pelaksanaan dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam

penelitian ini mendeskripsikan bahwa proses perencanaan dalam penentuan

target senantiasa mengacu pada pendataan pedagang tiap tahunnya dan

menggali pada potensi potensi yang ada pasar niaga. Di samping itu, kurang

nya pendekatan kolektor pada wajib retribusi menyebabkan belum

tercapainya target retribusi selama 4 tahun terakhir .

Ulfa (2013), dalam penelitiannya di Universitas Hassanudin yang

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

55

berjudul Manajemen Retribusi Pasar Sentral Bulukumba dalam rangka

meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bulukumba. Penelitian

ini menggunakan teori GR Terry yaitu, Perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan. Metode penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa perencanaan pada

manajemen retribusi pasar di Pasar Sentral Bulukumba masih belum efektif

karena tidak didukung oleh data data yang akurat mengenai potensi yang

dimiliki oleh pasar sentral utamanya para pedagang yang tidak memiliki

tempat dalam pasar . Pengorganisasian juga belum efektif karena

petugas/kolektor yang tidak mematuhi aturan. Kemudian actuating,

penggajian kolektor yang tidak tepat waktu membuat kinerja tidak efektif.

Disamping itu pengawasan yang dilakukan Dinas Pengelolaan Keuangan dan

Asset Daerah khususnya pengawasan tidak langsung masih kurang dan hanya

bertumpu pada laporan- laporan hasil perbulan saja.

2.4 Kerangka Berpikir

Pemungutan retribusi pelayanan pasar adalah upaya UPTD Pasar Baru

Cilegon yang berada di bawah naungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi Kota Cilegon dalam mengoptimalkan pemasukan retribusi daerah

Kota Cilegon. Dalam hal ini UPTD Pasar Baru Cilegon harus mampu

mengoptimalkan pemungutan retribusi pelayanan pasar dengan berbagai

hambatan yang dihadapi. Penelitian mengenai Implementasi Peraturan

Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru

Cilegon menggunakan teori implementasi kebijakan model Van Metter dan

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

56

Van Horn dengan kriteria, yaitu: (1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan, (2)

Sumberdaya, (3) Karakteristik Agen Pelaksana, (4) Sikap Kecenderungan

(Disposition) para pelaksana, (5) Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas

Pelaksana, (6) Sosial Ekonomi Politik.

Selanjutnya, dengan penerapan implementasi kebijakan yang baik

akan meningkatkan pendapatan pada sektor retribusi pelayanan pasar. Hal ini

akan berdampak pada sektor retribusi pelayanan pasar pada Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Cilegon. Pada halaman berikut nya akan ada kerangka

penelitian :

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

57

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 2.5 Asumsi Dasar Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan diatas, peneliti

telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti

berasumsi bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun

2012 di Pasar Baru Cilegon dapat dikatakan masih belum optimal.

Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon

Identifikasi Masalah

1) Petugas pemungut retribusi pelayanan pasar kadang tidak memberi karcis retribusi pelayanan pasar.

2) Belum optimalnya pengawasan dari Disperindagkop terkait petugas yang kadang tidak memberi karcis.

Implementasi Kebijakan Model Van Metter dan Van Horn

1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan 2) Sumberdaya 3) Karakteristik Agen Pelaksana, 4) Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana 5) Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana 6) Lingkungan Sosial, Ekonomi, Politik.

Untuk Mengoptimalkan Pendapatan Dari Sektor Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2005:1), Metode penelitian pada awalnya adalah

cara ilmiah untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu

dilakukan dengan cara cara yang masuk akal, sehingga orang lain dapat

mengamati dan diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara cara yang digunakan.

Pendekatan penelitian digunakan membantu manusia memahami

fenomena yang terjadi disekitarnya. Metode penelitian terbagi menjadi dua

pendekatan penelitian, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam

pendekatan kualitatif ini, teori menjadi pedoman bagi peneliti untuk

merencanakan penelitian. Dengan pendekatan kulaitatif peneliti akan

menjelaskan kondisi yang ada dan lebih banyak dituangkan ke dalam bentuk

kata kata tertulis atau lisan dan data dokumentasi. Menurut Bogdan dan

Taylor dalam Moleong (2005:4) yang mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

kata tertulis atau lisan dari orang orang dan prilaku yang diamati. Maka dalam

penelitan ini peneliti menggunakan metode penelitan kualitatif.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

59

Metode penelitan kualitatif adalah metode penelitan yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analitis data

bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi (Sugiyono, 2007:1). Pemilihan tipe ini didasarkan pada

pertimbangkan bahwa dalam pembahasan skripsi ini tujuan yang ingin

dicapai adalah unutk memberikan suatu gambaran mengenai keadaan

dilapangan terkait proses, kendala serta upaya dalam pemungutan retribusi

pelayanan pasar di Pasar Baru Cilegon.

3.2 Instrumen Penelitian

Menurut penelitan kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian

itu adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga

harus “ divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian

yang selanjutnya terjun ke lapangan . Validasi terhadap peneliti sebagai

instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode kuantitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk

memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang

melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh

pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal masuk lapangan,

(Sugiyono, 2008:59).

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

60

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008:223) menyatakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu –satunya yang dapat mencapainya.”

Masih menurut Nasution dalam Sugiyono (2008:224), peneliti sebagai

instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri ciri

sebagai berikut :

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala

rangsangan dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau

tidak bagi penelitian.

2. Penelitian sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa

test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali

manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang

diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

61

segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mengetest hipotesis

yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil keputusan pada

suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh

penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.

7. Dalam penelitian menggunakan test atau angket yang bersifat

kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi

agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu

tidak dihiraukan Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang

aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari

pada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi

tingkatan kepercayaan dsan tingkat pemahaman mengenai aspek yang

diteliti.

3.3 Sumber Informan

Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2008:221) dengan mengutip pendapat

Spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat

disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari

banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagai

sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalaui proses

enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi

juga dihayatinya.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

62

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat

pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

“kemasannya” (subjektifitas) sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan

peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam

guru atau narasumber.

Sumber informan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Sumber Informan

No Kategori Jumlah Kode 1 Kasubag TU Pasar Baru Cilegon 1 I.1-1

2 Staff TU UPTD Pasar Baru 1 I.1-2

3 Kasi Pembinaan Pasar Disperindagkop Kota Cilegon 1 I.1-3

Staff Pelaksana Disperindagkop Kota Cilegon 1 I.I-4

4

Kasi Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon

1 I.2-1

5 Kasi Akuntansi Penerimaan DPPKD Kota Cilegon

1 I.2-2

6 Kolektor (Petugas Salaran) N I.3.1-I.3n

7

Pedagang a. Kios b. Los c. Auning (Tenda) d. Emprakan

N I.4.1-I.4.n

Sumber: Peneliti, 2015

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

63

Pada Tabel 3.1 sebelumnya disebutkan tertang sumber informan, adapun alasan

keterwakilan informan yang peneliti pilih adalah sebagai berikut ;

1. Kasubag TU UPTD Pasar Baru Cilegon, dijadikan sumber informan

karena beliau termasuk jajaran pimpinan dalam struktur organisasi

UPTD Pasar Baru Cilegon, disamping itu beliau dalam riwayat

kariernya pernah menjadi kolektor retribusi pelayanan pasar dan

mengetahui kondisi di dalam pasar.

2. Staff TU UPTD Pasar Baru Cilegon, dijadikan sumber informan

karena peneliti menganggap paling mengerti tentang prosedur

pemungutan retribusi pelayanan pasar dan hambatannya.

3. Kasi Pembinaan Pasar Disperindagkop, dijadikan sumber informan

karena semua UPTD Pasar yang berada di Kota Cilegon berada

dibawah naungan beliau.

4. Staff Pelaksana disperindagkop, dijadikan sumber informan untuk

mendapat informasi tambahan mengenai retribusi pelayanan pasar.

5. Kolektor retribusi pelayanan pasar, dijadikan informan karena

pelaksana kebijakan langsung di lapangan.

6. Pihak DPPKD, dijadikan informan karena kebijakan retribusi

pelayanan pasar mengharuskan koordinasi antara Disperindagkop dan

DPPKD.

7. Pedagang, dijadikan informan karena merupakan sasaran kebijakan.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

64

3.4 Alur Penelitian

Alurkan penelitian merupakan penjelasan data yang telah didapat dari

hasil penelitian dilapangan. Dalam penelitian mengenai Implementasi

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar, menggunakan teknik data kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif maka

data yang diperoleh berbentuk kata kalimat berdasarkan hasil wawancara

dengan informan penelitian.

Penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon

No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar ini menggunakan teori

dari Model Van Metter dan Van Horn yang merupakan suatu implementasi

kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja

implemetasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan

variabel. Yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen

pelaksana, sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, komunikasi

antara organisasi dan aktivitas pelaksana, dan lingkungan ekonomi, sosial dan

politik. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Model Miles

dan Huberman.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan

sejumlah informan penelitian yang memiliki informasi terkait permasalahan

yang sedang diteliti. Selain wawancara pengumpulan data juga dilakukan

melalui observasi langsung ke lokasi penelitian serta studi dokumentasi. Data

tersebut merupakan data data yang berkaitan dengan implementasi Peraturan

Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

65

Pasar Baru Cilegon. Hasil pengumpulan data-data tersebut dapat

menghasilkan suatu pemahaman baru. Hasil pengumpulan data-data tersebut

kemudian di analisis menggunakan teknis analisis data kualitatif sehingga data

data tersebut dapat menghasilkan pemahaman baru.

Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,

maka dalam proses menganalisis datanya pun peniliti melakukan analisa

secara bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan dalam sub bab 3 (tiga)

sebelumnya, bahwa dalam proses analisa dalam penelian ini menggunakan

model yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada setting alamiah ( natural setting), pada laboratorium

dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu

seminar, diskusi, di jalan dan lain lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.

Sumber data yang peneliti gunakan adalah sumber data primer dan

data sekunder. Sumber data primer peneliti didapat dari hasil observasi dan

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

66

wawancara yang penulis lakukan sedangkan data sekunder yang peneliti

gunakan berasal dari dokumen tertulis, gambar gambar atau foto.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara :

a. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dengan tujuan

menggali lebih jauh informasi yang di dapat.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

No. Dimensi Informan 1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan, yaitu berkaitan

dengan sejauh mana kebijakan tersebut terealisasikan.

a. Apakah tujuan dari kebijakan? b. Bagaimana mengukur keberhasilan

kebijakan? c. Siapa menjadi sasaran kebijakan? d. Seberapa sering diadakan sosialisasi

mengenai kebijakan kepada pedagang?

I1, I2, I3 , I4

2 Sumberdaya, meliputi sumberdaya manusia dan finansial.

a. Berapa jumlah tenaga kolektor? b. Berapa upah perhari untuk kolektor? c. Dimanakah domisili kolektor? d. Berapakah target perhari untuk

retribusi? e. Bagaimana pengelolaan keuangan

retribusi?

I1, I2, I3

3 Karakteristik agen pelaksana, meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik.

I1, I2 ,I5

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

67

a. Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Kebijakan?

b. Siapa yang mengawasi pelaksanaan Kebijakan?

4 Sikap/ kecenderungan (disposition), yaitu sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana.

a. Apakah pedagang dilibatkan dalam

pembuatan Kebijakan? b. Apa tanggapan dari pedagang terhadap

Kebijakan? c. Seberapa paham implementor terhadap

Kebijakan?

I1, I2, I4

5 Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana, yaitu koordinasi dalam implementasi kebijakan publik.

a. Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

b. Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

I1, I2, I3 , I4,

6 Lingkungan eksternal, meliputi kondisi ekonomi dan politik.

a. Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda ?

b. Berapakah omset perhari? c. Apakah kebijakan ini mempengaruhi

pilihan politik lokal anda ? d. Adakah pihak lain (informal) yang

terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar?

I4

Sumber: Peneliti, 2015

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan terhadap kegaiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian

lapangan, yang bertujuan memperoleh informasi dan gambaran secara

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

68

jelas mengenai pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru

Cilegon. Dalam peneliti menggunakan observasi partisipasi pasif, yaitu

observasi yang mendatangi tempat kegiatan yang diamati tetapi tidak

ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi maksudnya penulis melakukan pengumpulan data melalui

bahan bahan tertulis, baik berupa prosedur, gambar gambar, peraturan

peraturan, laporan hasil pekerjaan, foto atau dokumen elektronik.

Adapun alat dokumentasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini adalah sebagi berikut:

a) Buku Catatan: untuk mencatat setiap informasi yang peneliti

dapatkan dari sumber data pada saat wawancara dengan sumber

data dan mencatat perkembangan penelitian di lapangan.

b) Kamera: untuk memotret kegiatan dengan berkaitan dengan

penlitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan

penelitian berupa foto lokasi penelitian atau sumber data.

c) Rekaman (Handphone): untuk merekam informasi yang didapat dari

responden.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

69

dalam unit unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh sendiri maupun orang lain.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2007:92) analisis

data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/

verifikasi.

Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles dan

Huberman digambarkan dalam skema berikut.

SIKLUS PROSES ANALISIS DATA

Gambar 3.1. Komponen- Komponen Analisis Data. Model Interaktif

( Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2007:92)

Berdasarkan data pada halaman sebelumnya analisis data kualitatif

merupakan upaya yang berlanjut, berketerusan dan berulang. Proses reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi

gambaran keberhasilan sebagai bagian dari rangkaian analisis yang susul

Data collection

Data reduction

Data display

Verification

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

70

menyusul. Namun dua hal lainnya merupakan bagian dari lapangan. Untuk

lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Data Reduction (Data Reduksi)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi

data berlangsung terus menerus selama penelitian di lapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi selanjutnya

membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-

gugus, membuat partipasi, menulis memo. Reduksi data/proses

tranformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai

laporan akhir lengkap tersusun.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan rangakaian kalimat yang disusun

secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami. Kemampuan

manusia sangat terbatas dalam menghadapi catatan lapangan yang

bias, jadi mencapai ratusan halaman. Karena itu diperlukan sajian data

yang jelas dan sistematis dalam membantu peneliti menyelesaikan

pekerjaannya.

3. Conclusion Drawing/ Verification (Menarik Kesimpulan/ Verifikasi)

Penarikan kesimpulan segai dari suatu kegaiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi merupakan tinjauan ulang pada

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

71

catatan dalam seperang-catatan lapangan dengan peninjauan kembali

sebagai upaya untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam

seperangkat data yang lain. Singkat nya, makna makna yang muncul

dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar berhasil penelitian

dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Adapun dalam pengujian

keabsahan datanya penulis menggunakan cara Triangulasi dan Member

Check.

a. Triangulasi

Menurut Moleong (2005:330), “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain”. Peneliti menyimpulkan

bahwa dalam meneliti diperlukan keabsahan agar penelitian tersebut dipercaya

keabsahannya. Sugiyono (2008:274) membedakan teknik ini menjadi 3 macam

yaitu :

1. Triangulasi sumber yaitu teknis pengecekan kredibilitas data yang

diperoleh melalui berbagi sumber.

2. Triangulasi teknik yaitu suatu teknik pengecekan kredibilitas

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

72

3. Triangulasi waktu yaitu teknik pengecekan kredibilitas dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Dari ketiga triangulasi diatas yang peneliti gunakan adalah triangulasi

sumber dan triangulasi teknik.

b. Member Check

Menurut Sugiyono (2007:181), member check adalah proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data.

c. Bahan Referensi

Adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti berupa rekaman wawancara, foto foto ataupun dokumen dokumen

lainnya.

3.8 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan.

Penelitian lokasi penelitian merupakan tahap sangat penting dalam kualitatif,

karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah

ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan

sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Lokasi

penelitian dilakukan di Pasar Baru Cilegon yang beralamat di Jl.Kranggot

Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Adapun jadwal

penelitian akan dijelaskan berikut ini.

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

73

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No.

Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Juli 2014 – Desember 2015 Juli

Agus

Sep Okt Nov Des

Jan Feb Mar Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des

1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan Data dan bimbingan proposal

3 Seminar Proposal

4 Observasi dan wawancara

5 Analisis Data

6 Penyusunan Hasil Penelitian

7 Sidang Skripsi Sumber: Peneliti, 2015

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

74

BAB IV

DESKRIPSI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Cilegon

Kota Cilegon adalah salah satu kota yang termasuk dalam wilayah

Propinsi Banten. . Propinsi Banten mempunyai empat kabupaten dan empat

kota, salah satunya Cilegon. Kilas balik tentang sejarah Kota Cilegon, kota

yang memiliki luas wilayah 175 Km² ini merupakan bekas Kewadenan

(Wilayah Kerja Pembantu Bupati), yang pada awalnya meliputi tiga

kecamatan yaitu Cilegon), yang meliputi tiga kecamatan yaitu Cilegon,

Bojonegara, dan Pulomerak. Merujuk pada pasal 27 ayat (4) Undang

Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok pokok pemerintahan daerah,

Cilegon kiranya sudah memenuhi persyaratan sebagai kota administratif.

Cilegon sebagai Kota Administratif menampakan kemajuan yang

cukup pesat dalam bidang ekonomi, sosial maupun infrastruktur. Hal ini

tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di

bidang pemerintahan, pembangunan dan masyarakat, tetapi juga

memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan

potensi wilayah untuk menyelengarakan otonomi daerah.

Berlakunya Undang Undang Nomor 15 Tahun 1999 tanggal 27 April

1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan

Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administrasi Kota

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

75

Cilegon berubah menjadi Kotamadya Kota Cilegon (Sebutan Kotamadya

berubah menjadi Kota pada tahun 2001) . Kota Cilegon dikenal sebagai kota

industri, terutama industri baja. Cilegon juga menjadi pusat industri

dikawasan Banten bagian barat. Adapun batas batas wilayah Kota Cilegon

adalah: (1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara, (2)

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda, (3) Sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Anyer (4) Sebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Keramatwatu.

Berdasarkan administrasi pemerintahan, Kota Cilegon terbagi

menjadi beberapa kecamatan yaitu: Kecamatan Cilegon, Kecamatan

Ciwandan, Kecamatan Pulomerak, Kecamatan Cibeber, Kecamatan

Grogol, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Citangkil dan Kecamatan

Jombang.

4.1.2 Gambaran Umum Pasar Baru Cilegon.

Pada tahun 1991 lokasi Pasar Baru Cilegon berada di jalan protokol

kota Cilegon, pengelolaannya pada waktu itu dipegang oleh Pemerintah

Kabupaten Serang. Kemudian pengelolaan Pasar Baru diserahkan kepada

Pemerintah Kota Cilegon, yang telah menjadi kepemerintahan Kotamadya

(otonomi kota secara yuridikasi dibentuk menurut UU RI No.15/1999) dan

pasar berpindah tempat ke Jl. Bojonegara Kel. Jombang Wetan Kec.

Jombang. Seiring perkembangan laju pertumbuhan ekonomi kota Cilegon

dengan bertambahnya jumlah pedagang di pasar hingga Pasar Baru tidak

dapat lagi menampung peningkatan jumlah pedagang, maka pada tahun

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

76

2005 Pemerintah Kota Cilegon melakukan pengadaan lahan seluas 5 ha

untuk rencana pengembangan dan pembangunan pasar. Setelah

pembangunan selesai dibangun pada tahun 2008, Pemerintah kota Cilegon

melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon

merelokasi pedagang ke Jl. Kranggot Kel.Sukmajaya Kec. Jombang dan

keberadaan Pasar Baru Cilegon diresmikan pada tanggal 27 April 2009 oleh

Walikota Cilegon Bapak H. Tb. Aat Syafa’at, bertepatan dengan perayaan

hari ulang tahun Kota Cilegon yang kesepuluh.

Gambar 4.1 Pintu Masuk Depan Pasar Baru Cilegon

Pasar Baru Cilegon sebagai asset Pemerintah Kota Cilegon dengan

nilai asset sebesar Rp. 34.600.000.000,-, mempunyai lahan seluas 4,5 hektar

dengan fasilitas sarana sebagai berikut;

1) 678 unit Kios,

2) 288 unit Los,

3) 1447 unit Auwning / tenda (1287 + 160, lihat data tabel)

4) 4 unit Toilet Umum / MCK

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

77

5) 2 unit Lahan Parkir

6) 1 init Tempat Ibadah dan Sub Terminal Angkutan Umum

Tabel 4.1 Fasilitas Sarana Kios,Los dan Auwning/Tenda Pasar Baru Cilegon

NO BLOK JENIS BANGUNAN

LUAS TEMPAT

JUMLAH UNIT TOTAL UNIT

1 KIOS

1.) BLOK – A

Kios / Tempat Permanen

2 x 3,5 m2 161

678

2.) BLOK – B 2 x 3,5 m2 161

3.) BLOK – C 2 x 2,5 m2 60

140 2 x 3 m2 80

4.) BLOK – D 2 x 2,5 m2 96

216 2 x 3 m2 120

2 LOS

BLOK - E 1.) LOS SEMI BASAH Los

Permanen

2 x 1,5 m2 144 288

2.) LOS BASAH 2 x 1,5 m2 144

3 AUWNING

1.) AUWNING – A

Semi Permanen

2 x 1,5 m2 165

1287

2.) AUWNING – B 2 x 1,5 m2 74

3.) AUWNING – C 2 x 1,5 m2 90

4.) AUWNING - D 2 x 1,5 m2 180

5.) AUWNING - E 2 x 1,5 m2 171

6.) AUWNING - F 2 x 1,5 m2 427

7.) AUWNING - G (* Luas variatif 23

8.) AUWNING - H 2 x 2 m2 88

9.) AUWNING - I 2 x 3 m2 69

4 LAHAN SWADAYA

1.) AUWNING - AB

2 x 1,5 m2 48

160

185

2 x 2 m2 104

2 x 3 m2 8

2.) SWADAYA 2,5 x 3 m2 10

3.) TERMINAL (* Luas variatif 15

Sumber: UPTD Pasar Baru Cilegon

Jumlah Total Fasilitas Tempat/Sarana usaha di Pasar Baru Cilegon

sebanyak 2438 unit.

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

78

Tabel 4.1 pada paragraf sebelumnya adalah sarana dan prasarana cilegon

secara keseluruhan. Untuk data sarana pedagang yang aktif, peneliti

mendapatkan data dari UPTD Pasar Baru Cilegon sebagai berikut:

KIOS 678

LOS 288

LAHAN a. Auwning 1287

b. Swadaya 185

EMPRAKAN 236

1708

TOTAL SARANA 2674

Peneliti pun mencoba melakukan observasi ke lapangan dan ternyata data

pedagang yang aktif diperoleh dari UPTD Pasar Baru itu kurang akurat. Dalam

data tersebut sarana seperti Kios, Los dan auwning aktif semua, akan tetapi ketika

peneliti melakukan observasi ke lapangan ada beberapa tempat yang kosong.

Peneliti mencatat sebagai berikut: Kios blok A kurang lebih 2 Kios yang kosong,

Kios blok B 5 Kios yang kosong, Kios Blok C sekitar 22 Kios yang kosong, dan

Kios blok D skitar 21 kios yang kosong, untuk auning peneliti kesulitan

menghitungnya karena banyak yang sudah berubah bentuk dan blok auwning lain

nya sedang mengalami renovasi, akan tetapi menurut pedagang setempat auwning

blok c sekitar 20 auwning yang kosong.

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

79

4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi Kota Cilegon.

4.1.3.1 Struktur Organisasi

a Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahi :

i Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

ii. Sub Bagian Program dan Evaluasi;

iii. Sub Bagian Keuangan;

c. Bidang Perindustrian, membawahi :

i. Seksi Industri Logam, Mesin Elektronika dan Aneka;

ii. Seksi Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan;

d. Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar, membawahi ;

i. Seksi Perdagangan Luar Negeri;

ii. Seksi Perdagangan Dalam Negeri;

iii. Seksi Pembinaan Pasar;

e. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, membawahi;

i. Seksi Koperasi;

ii. Seksi Usaha Kecil dan Menengah

f. Bidang Pertambangan dan Energi membawahi;

i. Seksi Pertambangan dan Sumber Daya Mineral;

ii. Seksi Energi dan Ketenagalistrikan;

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

80

4.1.3.2 Visi dan Misi

a. Visi dan Misi

“ MENUMBUHKEMBANGKAN DUNIA USAHA YANG

TANGGUH DAN BERDAYA SAING SEBAGAI

PENGGERAK EKONOMI MELALUI PEMANFAATAN

POTENSI DEMI TERWUJUDNYA KOTA CILEGON

MANDIRI ”.

b. Misi

1) Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Memberikan

Pelayanan Yang Prima

2) Memantapkan Struktur Dan Iklim Usaha Industri Yang

Kondusif

3) Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Dan Iklim

Usaha Yang Sehat Pada Sektor Perdagangan Barang Dan

Jasa

4) Menjadikan Pasar Tertib, Bersih, Aman, Nyaman Dan

Mengembangkan Pasar Tradisional Yang Bersifat

Modern

5) Meningkatkan Pengelolaan Dan Pemanfaatan Potensi

Sumber Daya Energi Dan Mineral

6) Meningkatkan Pengelolaan Dan Produktifitas Koperasi

Dan UKM

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

81

4.1.4 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Cilegon

Tugas Pokok:

UPTD Pasar mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Dinas dalam bidang pembinaan, pengembangan, penataan,

pemeliharaan, ketentraman, dan ketertiban Pasar di wilayahnya

masing-masing di Kota Cilegon.

4.1.4.1 Struktur Organisasi

Gambar 4.2

Struktur Organisasi UPTD Pasar Baru Cilegon

Kepala UPTD Pasar Baru

Kasubag Tata Usaha

Staff Staff Staff

Kelompok Jabatan

Unit Pembinaan dan Pengembangan

Unit Penataan dan Pemeliharaan

Unit Keamanan dan Ketertiban

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

82

4.1.4.2 Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya Pasar Baru Cilegon yang bersih, tertib, nyaman,aman

dan sebagai pasar tradisional yang kondusif.

Misi

1) Atas dasar visi tersebut diatas, UPTD Pasar Baru Cilegon,

mengemban misi sebagai berikut :

2) Peningkatan Kebersihan dan Keamanan (K-3) di lingkungan

Pasar Baru Cilegon.

3) Peningkatan kesejahteraan pegawai.

4) Pengawasan dan Perlindungan Konsumen bekerja sama

dengan instansi terkait.

5) Penertiban pedagang di lingkungan Pasar Baru Cilegon.

6) Kegiatan rutin dua kali dalam setahun pendataan pedagang

Pasar Baru Cilegon.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data adalah penjelasan mengenai data yang telah didapatkan dari

hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian pendekatan kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif

berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara mendalam, hasil observasi dan

studi dokumentasi. Selain itu peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

83

menurut Van Meter dan Van Horn untuk mengukur implementasi kebijakan yang

diteliti. Teori tersebut menjelaskan bahwa terdapat 5 pendekatan implementasi

kebijakan , yaitu: Ukuran dan Tujuan Kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik Agen

Pelaksana, Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana, Komunikasi

Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana Lingkungan Sosial, Ekonomi, Politik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif terbentuk kata dan

kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan dokumentasi.

Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, analisis data

dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan

oleh Miles dan Huberman , yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan

melalui beberapa tahapan, diantaranya ; Data Reduction (Data Reduksi), Data

Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/ Verification ( Menarik

Kesimpulan/ Verifikasi).

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data mentah, yaitu

mengumpulkan data mentah melalui wawancara, observasi lapangan, kajian

pustaka. Data yang dikumpulkan berupa data apa adanya , tidak bercampur hasil

pemikiran peneliti. Kemudian kegiatan kedua yang dilakukan adalah reduksi

data yaitu merubah catatan yang berasal dari recorder handphone atau catatan

tulisan ke bentuk tertulis apa adanya tanpa ada campur aduk pemikiran peneliti.

Langkah selanjutnya adalah penyajian data. Yaitu merupakan rangakaian kalimat

yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami. Kemampuan

manusia sangat terbatas dalam menghadapi catatan lapangan yang bisa, jadi

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

84

mencapai ratusan halaman. Karena itu diperlukan sajian data yang jelas dan

sistematis dalam membantu peneliti menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian

tahap verification / conclusion drawing, yaitu pada tahap penyusunan kesimpulan

sedangkan verification adalah tinjauan ulang pada catatan dalam seperangkat

catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai upaya untuk menempatkan

salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna

makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan

kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. Dalam menyusun jawaban

penelitian penulis kode-kode sebagai berikut:

i. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan.

ii. Kode I untuk menunjukkan informan.

Kode I1, menunjukkan daftar informan dari UPTD Pasar Baru dan

Disperindagkop.

iii. Kode I2, menunjukkan daftar informan dari Kolektor Retribusi Pelayanan

Pasar di Pasar Baru Cilegon.

iv. Kode I3, menunjukkan informan dari DPPKD Kota Cilegon,

v. Kode I4, menunjukkan informan dari Pedagang di Pasar Baru Cilegon

Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis implementasi Perturan

Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru.

Analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori

dengan beberapa indikator yang dianggap sesuai dengan masalah penelitian dan

kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya. Kategori-kategori tersebut

adalah:

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

85

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika

ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang

mengada di level pelaksana kebijakan.

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumberdaya dan manusia adalah sumberdaya

terpenting. Tahap tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut

adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang

diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik

3. Karakteristik Agen Pelaksana.

Agen pelaksana meliput organisasi formal dan organisasi informal yang

akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena

kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri

ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksanaannya.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para Pelaksana.

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan

publik.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana.

Koordinasi merupakan mekanismen yang ampuh karena semakin baik

koordinasi komunikasi diantara pihak pihak yang terlibat suatu proses

implementasi, maka asumsinya kesalahan akan sangat kecil terjadi.

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

86

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi

biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karenanya upaya

mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi

lingkungan eksternal.

4.2.2 Informan Penelitian

Penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru, penentu informannya

berdasarkan peran dan fungsi informan tersebut yang ikut berpar. Adapun

informan dalam penelitian ini berjumlah 18 orang, di antaranya adalah:

1. Bapak Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1), beliau adalah Kasubag TU UPTD

Pasar Baru Cilegon.

2. Ibu Nuratna, SE. (I1-2), beliau adalah Staff TU UPTD Pasar Baru

Cilegon.

3. Bapak Didi,S.Ip (I1-3), beliau adalah Kasi Pembinaan Pasar

Disperindagkop Kota Cilegon.

4. Ibu Nila Oktoria (I1-4), beliau adalah Staff Pelaksana Disperindakop

Kota Cilegon.

5. Bapak Hendra Pradipta S.Spt (I2-1), beliau adalah Kasi

Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon.

6. Ibu Puji Wahyuningsih S.H (I2-2), beliau adalah Kasi Akuntansi

Penerimaan DPPKD Kota Cilegon.

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

87

7. Bapak Khalim (I3-1), sebagai Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Baru.

8. Gojali, (I3-2), sebagai Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Baru.

9. Bapak Achmad Djajuli (I4-1), sebagai pedagang pakaian di Pasar

Baru Cilegon.

10. Ibu Nurhasanah (I4-2), sebagai pedagang pakaian di Pasar Baru

Cilegon.

11. Ibu Tari (I4-3), sebagai pedagang pakaian di Pasar Baru Cilegon.

12. Ibu Ina (I4-4), sebagai pedagang pakaian di Pasar Baru Cilegon.

13. Bapak Ade (I4-5), sebagai pedagang sayur di Pasar Baru Cilegon.

14. Bapak Hendri (I4-6), sebagai pedagang sembako di Pasar Baru

Cilegon.

15. Bapak Supandi (I4-7), sebagai pedagang sembako di Pasar Baru

Cilegon.

16. Ibu Elok (I4-8), sebagai pedagang sembako di Pasar Baru Cilegon.

17. Bapak Ipul (I4-9), sebagai pedagang sayuran di Pasar Baru Cilegon.

18. Bapak Romli (I4-10), sebagai pedagang ikan di Pasar Baru Cilegon.

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

88

4.3 Kode Hasil wawancara

Tabel 4.2 Kode Hasil Wawancara

No. Dimensi Wawancara 1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan, yaitu berkaitan

dengan sejauh mana kebijakan tersebut terealisasikan.

a. Apakah tujuan dari kebijakan? b. Bagaimana mengukur keberhasilan

kebijakan? c. Siapa menjadi sasaran kebijakan? d. Seberapa sering diadakan sosialisasi

mengenai kebijakan kepada pedagang?

W1-1 W1-2 W1-3 W1-4

2 Sumberdaya, meliputi sumberdaya manusia dan finansial.

a. Berapa jumlah tenaga kolektor? b. Berapa upah perhari untuk kolektor? c. Dimanakah domisili kolektor? d. Berapakah target perhari untuk

retribusi? e. Bagaimana pengelolaan keuangan

retribusi?

W2-1 W2-2 W2-3 W2-4 W2-5

3 Karakteristik agen pelaksana, meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik.

a. Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Kebijakan?

b. Siapa yang mengawasi pelaksanaan Kebijakan?

W3-1

W3-2

4 Sikap/ kecenderungan (disposition), yaitu sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana.

a. Apakah pedagang dilibatkan dalam

pembuatan Kebijakan? b. Apa tanggapan dari pedagang terhadap

Kebijakan? c. Seberapa paham implementor terhadap

Kebijakan?

W4-1 W4-2 W4-3

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

89

5 Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana, yaitu koordinasi dalam implementasi kebijakan publik.

a. Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

b. Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

W5-1 W5-2

6 Lingkungan eksternal, meliputi kondisi ekonomi dan politik.

a. Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda ?

b. Berapakah omset perhari? c. Apakah kebijakan ini mempengaruhi

pilihan politik lokal anda ? d. Adakah pihak lain (informal) yang

terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar?

W6-1 W6-2 W6-3 W6-4

4.4. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya, jika

ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang ada

di level pelaksana kebijakan. Artinya, jika suatu kebijakan itu dianggap terlalu

ideal dan kurang realistis, maka tidak mudah untuk merealisasikannya ditengah

tengah masyarakat. Sebuah kebijakan haruslah mempunyai ukuran dan tujuan

yang jelas, sehingga bisa diukur tingkat keberhasilannya.

Pertama, untuk ukuran kebijakan, untuk bisa dikatakan bahwa pelaksana

kebijakan itu berhasil ialah mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Didi S.Ip (I1-3), Kasi Pembinaan Pasar

Disperindagkop Kota Cilegon:

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

90

“Diukur dari target dan realisasi, kalau misalnya realisasi itu mencapai target berarti kan keberhasilan perda bisa diukur tingkat keberhasilan nya sejauh mana ”.(W1-2)

Menurut Ibu Nuratna, S.E (I1-2), Staff TU UPTD Pasar Baru Cilegon, ukuran keberhasilan kebijakan adalah:

“ Mengukurnya sih kalau menurut saya dari targetnya itu, targetnya itu kan istilahnya target dari disperindag sekian, itu gimana caranya kolektor mencapai target itu, dimana dimana dimulai dari kolektornya sih mas untuk mencapai target itu, bagaimana peran aktif kolektor ke pedagangnya”.(W1-2)

Kolektor (petugas pemungut retribusi ) pun berperan dalam pelaksanaan

pemungutan retribusi pasar. Kolektor menjadi ujung tombak UPTD Pasar baru

dalam mencapai target yang telah ditentukan, sebagaimana yang dikatakan Bapak

Khalim (I2-1), salah seorang kolektor retribusi pelayanan pasar,“ Dikatakan

berhasil, ya dengan mencapai target”. Senada dengan Bapak Khalim, Gojali (I2-

2) yang juga kolektor retribusi pelayanan pasar berkata tentang ukuran

keberhasilan kebijakan, “ Kan dalam suatu wilayah itu ditarget, gimana caranya

untuk mencapai target”.( W1-2)

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menganalisis bahwa standar

kebijakan yang menjadi ukuran dalam pencapaian PAD pada kegiatan Retribusi

pelayanan pasar belum pernah mencapai target 100%. Hal tersebut dapat dilihat

dari data laporan tahunan retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru Cilegon pada

Tabel 1.3 pada bab sebelumnya. Hal ini juga sebagaimana dijelaskan dalam buku

Van Meter dan Van horn The Policy Implementation Process. A Conceptual

Framework. Administration and Society hal 465 (diakses dari

:http://panjihitamdiufuktimur.blogspot.co.id/2013/10/the-policy implementation-

process.html, pada Tanggal 2 Maret 2016 Pukul 10:00 WIB):

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

91

“ In determining objective and standards one could use statement of policy makers as reflected in numerous documents such as program and guidelines wich spell out the criteria for an evalution of policy performance” (Dalam menentukan tujuan dan ukuran kebijakan bisa juga mengunakan statmen pembuat kebijakan yang mengacu pada sejumlah dokumen seperti progam dan pedoman pelaksanaan yang menjabarkan kriteria untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan).

Kedua, untuk tujuan kebijakan haruslah jelas dan realistis. Jangan sampai

sebuah kebijakan mempunyai tujuan yang sulit untuk diterapkan. Menurut Bapak

Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1), Kasubag TU Pasar Baru Cilegon, tujuan kebijakan

adalah: “Tujuan tentang perda ini… mengoptimalisasi pendapatan asli daerah

melalui retribusi pelayanan pasar” (W1-1).

. Hal ini senada dengan yang dikatakan Ibu Nuratna, S.E (I1-2), Staff TU UPTD

Pasar Baru Cilegon, kepada peneliti,“ Intinya sih sama sih mas, untuk mencapai

pendapatan asli daerah salah satunya melalui retribusi pelayanan pasar juga.”.

(W1-1)

Sedangkan dari sudut para pedagang mempunyai persepsi yang lain ketika

ditanya tentang tujuan perda, bahkan kebanyakan menjawab tidak tahu.

Sebagaimana diungkapkan beberapa pedagang seperti Bapak Ade (I4-5), seorang

pedagang sayur : “ Buat pembangunan pasar, gaji gaji pegawai” (W-1-1).

Sedangkan menurut Bapak Hendri (I4-6), seorang pedagang sembako mengatakan:

“ Enggak tahu, itu kan setiap pasar juga ada” (W1-1). Ibu Elok (I4-8), seorang

pedagang sembako mengatakan: “Mungkin buat kas pasar, soalnya petugas nya

kalau ditanya buat apa ya buat retribusi” (W1-1). Bapak Ipul (I4-9), seorang

pedagang sayur menjawab dengan singkat: “Enggak tahu ya” (W1-1). Ibu Ina (I4-

4), seorang pedagang sembako pun juga menjawab: “ Belum tahu “(W1-1).

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

92

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menganalisis bahwa standar

kebijakan yang menjadi tujuan dalam pencapaian PAD (Pendapatan Asli Daerah)

pada kegiatan Retribusi Pelayanan Pasar adalah agar mengoptimalisasi

pendapatan asli daerah melalui retribusi pelayanan pasar. Pada kenyataannya

pencapaian reribusi pelayanan pasar belum cukup optimal. Hal ini bisa dilihat

berdasarkan data dari laporan target retribusi dengan realisasinya perhari yang di

dapat dari UPTD Pasar Baru Cilegon. Berikut adalah tabel pencapaian realisasi

retribusi pelayanan pasar rata rata perhari di Pasar Baru Cilegon.

Tabel. 4.3 Rata rata realisasi retribusi pelayanan pasar perhari di Pasar Baru dan

Berdasarkan kategori ramai dan sepi.

No. Kolektor Target Setoran (Rp)

Realisasi Setoran rata rata (Rp)

Blok Kategori wajib retribusi yang membayar

1 Johani 110.000 100.000 Los E (Ikan+Daging) Sepi 2 Khalim 120.000 115.000 Kios A Ramai 3 M. Ayuni 115.000 115.000 Auning I+AB+K5

Barat Ramai

4 Budin 205.000 205.000 Kios D+ Auning A+B+C+D

Ramai

5 Subhi 60.000 57.000 Auning E+G Ramai 6 M. Deni 90.000 90.000 K5 Selatan Ramai 7 Kurniadi 130.000 130.000 Pertokoan Ramai 8 Gojali 60.000 50.000 Kios C Sepi 9 Muktamar 90.000 90.000 Auning F+ K5

Emprakan Ramai

10 Johani* 75.000 55.000 Kios B Sepi Sumber: Diolah dari UPTD Pasar Baru Cilegon. *Orang yang sama dengan No.1

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, realisasi rata rata perhari retribusi

pelayanan pasar di bagi menjadi dua kategori, yaitu: ramai dan sepi. Pembagian

kategori ramai dan sepi ini dilihat dari kondisi wajib retribusi yang membayar

retribusi pelayanan pasar. Kategori ramai jika selisih kurang antara target dan

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

93

realisasinya kurang dari Rp 9.000, sedangkan kategori sepi jika selisih kurang

target dan realisasi lebih dari Rp.9.000. Dari tabel 4.2 diatas juga dapat diliihat

blok yang sepi wajib retribusi yang membayar adalah Kios Blok C dan Kios

Blok B. Kemudian dari hasil observasi peneliti ketika di lapangan, kurang lebih

ada sekitar 22 kios yang kosong di Kios Blok C. Ditambah lagi Kios blok C ini

letaknya bagian belakang pasar. Sedangkan untuk Kios Blok B letaknya agak di

dalam pasar dan yang kosong sekitar 5 kios. Kemudian jika melihat data tentang

rekapitulasi penjualan karcis retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru akan didapati

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Penjualan Karcis Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru

Cilegon

Tahun Karcis Rp.500

Karcis Rp.750

Karcis Rp.1000

Karcis Rp.2000 Karcis Rp.2500

2012 Rp.19.150.000 Rp.750.000 Rp.41.410.000 Rp.3.940.000 Rp.4.035.000

38.300 (lembar)

1.000(lembar)

41.410 (lembar)

1.970 (lembar)

1.630 (lembar)

2013 Rp.35.410.000

- Rp.91.125.000 Rp.2.190.000 Rp.24.195.000

70.820(lembar) - 91.125 (lembar) 1.095(lembar) 9.678 (lembar)

2014 Rp.66.075.000 - Rp.138.610.000

- Rp.36.027.500

132.150(lembar) - 138.610 (lembar) - 14.411 (lembar)

Sumber: UPTD Pasar Baru Cilegon

Merujuk pada Tabel 4.3 Rekapitulasi Penjualan Karcis Retribusi

Pelayanan Pasar Nampak pada Tahun 2013 pada kolom karcis Rp.750 kosong

sampai dengan Tahun 2014 pada tabel tersebut yang berarti karcis tersebut tidak

digunakan lagi pada pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru Cilegon.

Hal ini menurut pengakuan UPTD Pasar Baru Cilegon di sela sela wawancara

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

94

dimaksudkan untuk mempermudah kolektor dalam menarik salaran retribusi

pelayanan pasar terhadap wajib retribusi. Karena pedagang kadang kesulitan

memberi uang Rp.50. Sedangkan untuk tarif Rp.2000,- ketika Mei 2015 sudah

aktif kembali untuk menggenjot pemasukan dari sektor retribusi pelayanan pasar.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat diperoleh informasi bahwa tidak

semua jenis karcis diberlakukan, dikarenakan kondisi pedagang yang kurang

mendukung. Jawaban dari pihak UPTD maupun Disperindakop tentang hal ini

menurut peneliti kurang lengkap untuk dijadikan argumentasi. Pada dasarnya

keputusan sebuah instansi pemerintah daerah harusnya mempunyai dasar hukum

yang jelas untuk untuk melakukan ataupun tidak melakukan poin poin kebijakan.

Ketiga, untuk sasaran kebijakan sendiri adalah pedagang yang

menggunakan tempat tertentu secara terus menerus, yang berada di wilayah Pasar

Baru Cilegon yang sudah ditentukan. Lain halnya untuk pedagang keliling

semisal pedagang batagor keliling, pedagang es cincau keliling, maka tidak

dikenai tarif retribusi. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Muhibin Hasan S.Ip

(I1-1), selaku Kasubag TU UPTD Pasar Baru Cilegon ketika ditanya sasaran

kebijakan: “Ya otomatis pedagang yang melakukan aktivitas berjualan…. kalau

tidak menetap, tidak kena..” (W1-3). Sedangkan menurut Bapak Supandi (I4-7),

pedagang sembako mengatakan: “Untuk pedagang-pedagang, semua yang

berjualan aja mau yang ngemprak juga, yang ngegelar-gelar, paling pagi-pagi”

(W1-3).

Berdasarkan hasil wawancara diatas diperoleh informasi bahwa sasaran

kebijakan adalah pedagang yang melakukan aktivitas berjualan di Pasar Baru

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

95

yang menetap di suatu tempat di dalam pasar tradisional. Hal itu berarti tukang

ojek, pedagang makanan atau minuman keliling seperti batagor keliling, es cincau,

bakso, dan sebagainya yang berjualan keliling di Pasar Baru tidak dikenai

pungutan retribusi pelayanan pasar.

Keempat, untuk seberapa sering diadakan sosialisasi kebijakan ke

masyarakat, dari sudut pandang Nurhasanah (I4-2), seorang pedagang pakaian di

Pasar Baru Cilegon adalah sebagai berikut. “Belum tahu, tapi di karcis sudah ada

penjelasannya” (W1-4).. Sedangkan menurut Ibu Tari (I4-3), yang juga seorang

pedagang pakaian di Pasar Baru Cilegon mengatakan, kalau sosialiasi biasanya

dilakukan dengan cara diberi tahu oleh petugas salaran (kolektor), akan tetapi

sosialisasi secara khusus belum pernah beliau jumpai, beliau berkata, “Dikasih

tahu melalui petugas salaran, tapi kalau sosialisasi khusus belum pernah” (W1-

4).. Hal ini hampir senada dengan apa yang dikatakan Ibu Nuratna S.E (I1-2), Staff

TU UPTD Pasar Baru Cilegon ketika berbicara tentang sosialiasi perda retribusi

pelayan pasar, beliau mengatakan:

“ Waktu awal awal sering ya.. sekarang sih pedagang pedagang udah pada tahu, dulu sih sering.. sosialisasi gitu ada himbauan kalau perkios itu bayar sekian, kalau untuk yang kios ya auwning itu sekian, beda lagi kalau yang punya dua…..pas awal awal ada perda (No.7 tahun 2012), kan dulu awal awal 2012 masih pake perda yang lama ( No.7 Tahun 2001), setelah itu distop ama pemda, jadi kosong selama 3 bulan karena Perda No.7 tahun 2012 masih digodog di DPRD perda nya itu, jadi pas mulai 1Mei 2012 mulai berlaku perda ini, itu udah mulai sosialisasi sih ke pedagang”. (W1-4).

Lebih jauh lagi ketika ditanya tentang bagaimana caranya UPTD memberi

tahu bahwa pedagang yang baru berjualan mempunyai kewajiban untuk

membayar retribusI, Ibu Nuratna (I1-2) melanjutkan,” Kalau itu mah sekedar

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

96

pemberitahuan aja, kalau surat edaran mah, pas awal awal terbitnya perda ini”.

Sedangkan Bapak Muhibin Hasan,S.Ip (I1-1) , yang menjabat sebagai Kasubag TU

UPTD Pasar Baru Cilegon berkata tentang sosialiasi kebijakan:

“.Sosialisasi kita kalau disini , di UPTD Pasar tiap awal bulan mengadakan sosialisasi.. bukan sama petugas kolektor aja dari keamanan dan kebersihan katakan itu evaluasi ya evaluasi kinerja bulanan, termasuk itu mah apa.. petugas retribusi juga ya. Walaupun bagaimana… walaupun kita dari recehan, ya sosialiasi tiap bulan kita lakukan. Kadang memang ya, pedagang itu tidak semua paham gimana ya, mengerti ya?.. ada yang kurang taat, mengerti ya? Tingkat kesadaran nya masih minim, bukan dalam hal tingkat mengerti terhadap perda. Ada yang punya lima kios, bayarnya 1 kios. Disini kan ada kanit pembinaan membawa kolektor itu kan, jadi kita yang kesana kasih arah sosialisasi ke pedagang.. pak bu yang namanya retribusi pasar wajib…(W1-4).”

Gambar. 4.3 Salah satu bentuk sosialisasi wajib retribusi

Berdasarkan hasil wawancara diatas sosialisasi Peraturan Daerah Kota

Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar kepada pedagang di

Pasar Baru Cilegon menggunakan surat edaran hanya ketika awal awal perda

tersebut diterbitkan, yaitu Bulan Mei tahun 2012. Sedangkan untuk pedagang

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

97

yang baru berjualan di pasar baru, sosialisasinya hanya dengan cara diberi tahu

saja oleh kolektor dan juga UPTD. Sosialiasi rutin juga dilakukan tiap bulan

sekali berbarengan dengan evaluasi yang dilakukan oleh UPTD Pasar Baru. Pada

intinya sosialiasi ini bertujuan memberi tahu kepada pedagang bahwa rertribusi

pelayanan pasar ini sifatnya wajib di bayar.

2. Sumberdaya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Donald Van Meter dan Carl Van Horn dalam bukunya The Policy

Implementation Procces. A Conseptual Framework and Society hal 465, (diakses

dari :http://panjihitamdiufuktimur.blogspot.co.id/2013/10/the-implementation-

policy-process.html, pada tanggal 2 Maret 2016 Jam 10.00 WIB):

“Policies furnish more than the standards and objectives against which to judge implementation: They also make available resources which facilitate their administration. These resources may include funds or other incentives in the program that might encourage or facilitate effective implementation”. (Kebijakan membutuhkan lebih dari sekedar ukuran dan tujuan untuk menilai keberhasilan implementasi. Hal itu juga dilihat dari sumberdaya yang ada sebagai pendukung administrasi. Sumberdaya yang dimaksud terdiri dari keuangan atau insentif lainnya yang dapat meningkatkan ataupun mendukung efektivitas implementasi).

Manusia adalah sumberdaya terpenting. Tahap tahap tertentu dari semua

proses implementasi menuntut adanya sumberdaya manusia yang berkualitas

sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah dibuat.

Jumlah seluruh kolektor yang ada di Pasar Baru Cilegon, pada saat wawancara

dilakukan berjumlah 15 orang, khusus untuk retribusi pelayanan pasar berjumlah

9 orang saja. Perlu diketahui salaran atau pungutan resmi yang dikenakan kepada

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

98

pedagang ada 3 macam, Yaitu: Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Kebersihan

dan Kemanan. Berikut ini akan ditampilkan profil kolektor retribusi pelayanan

pasar.

Tabel. 4.5 Profil Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Baru Cilegon

No. Kolektor Domisili Pendidikan Terakhir

Status Pegawai

Target Setoran (Rp)

Blok

1 Johani Kabupaten Serang SMA PNS 110.000 Los E (Ikan+Daging) 2 Khalim Kabupaten Serang SMA PNS 120.000 Kios A 3 M. Ayuni Kabupaten Serang S1 Honorer 115.000 Auning I+AB+K5 Barat 4 Budin Cilegon SMA Honorer 205.000 Kios D+ Auning

A+B+C+D 5 Subhi Kota Serang SMA Honorer 60.000 Auning E+G 6 M. Deni Cilegon S1 Honorer 90.000 K5 Selatan 7 Kurniadi Cilegon SMA Honorer 130.000 Pertokoan 8 Gojali Kabupaten Serang SMA Honorer 60.000 Kios C 9 Muktamar Kabupaten Serang SMA Honorer 90.000 Auning F+ K5 Emprakan 10 Johani* Kabupaten Serang SMA PNS 75.000 Kios B

Sumber: Diolah dari UPTD Pasar Baru Cilegon. * Orang yang sama dengan No. 1

UPTD Pasar Baru tidak menggunakan sistem upah perhari dalam

menunaikan hak kolektor, melainkan menggunakan gaji perbulan. Hal ini

sebagaimana dikatakan oleh Bapak Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1), selaku Kasubag

TU UPTD Pasar Baru:

“Kalau dikatakan upah sih tidak, kita kan acuannya target dari retribusi pasar untuk 2015 ini (menyebutkan angka dan kurang jelas terdengar)…jadi kalau kita acuannya upah mah kita mah gak ada upah karena kita kan ada yg THL, TKK, otomatis kan udah ada honor. Jadi kalau upah kita mah acuannya gak kesana, tapi tidak menutup kemungkinan buat itu mah ada ya, dikit dikit mah ada.. ” (W2-2)..

Ketika ditanya tentang jumlah gaji kolektor perbulan, Kasubag TU

UPTD Pasar Baru Cilegon, Bapak Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1), menjawab:

“Standar THL Rp.1.250.000,-, TKK Rp.2.000.000,-“ (W2-2).. Peneliti pun

mencoba bertanya kepada Gojali (I2-2), kolektor retribusi pelayanan pasar tentang

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

99

upah atau gaji kah yang ia terima, ia pun menjawab, ”Perbulan digaji… ya

lumayan lah buat beli kopi mah” (W2-2)... Lain halnya dengan Pak Khalim (I2-1),

kolektor retribusi pelayanan pasar yang sudah menjadi PNS berkata tentang gaji

nya perbulan,“ Kalau saya gaji perbulan, masih 2.400.000, iya kurang lebih”

(W2-2)..

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dketahui bahwa gaji kolektor

disesuaikan dengan status pegawainya, yaitu: PNS, TKK, THL. Para kolektor

sebenarnya tidak menerima upah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kalau

ada untuk uang rokok dan kopi. Namun bukan berarti hanya kolektor saja yang

perlu diperhatikan kesejahteraannya, honorer lainnya pun perlu diperhatikan

kesejahteraan hidupnya supaya tidak timbul kesenjangan sosial diantara pegawai.

Untuk realisasi perhari retribusi pelayanan pasar, peneliti hanya berhasil

mewawancarai dua orang kolektor retribusi pelayanan pasar saja, yaitu Pak

Khalim dan Gojali, dikarenakan waktu yang terbatas dan informasi kedua orang

tadi sudah mewakili sesama kolektor retribusi pelayanan pasar. Pak Khalim (I2-1)

berkata tentang realisasi setoran harian yang ia dapatkan: “Beda beda tergantung

pedagang, kalau pedagangnya gak ada, retribusinya juga gak tercapai… kadang

kadang nyampe 100.000 an”. (W2-4)..

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Pak Khalim (I2-1) diatas dapat

diketahui kalau realisasi retribusi pelayananan pasar dipengaruhi oleh jumlah

pedagang dan memang tiap blok dan kolektor berbeda beda target dan realisasi

retribusi pelayanan pasarnya.

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

100

Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial pun mempunyai peran

yang penting dalam sebuah kebijakan. Bagaimana keuangan itu dikelola dengan

baik dan tepat agar sebuah kebijakan itu berjalan optimal, adalah salah satu

tanggung jawab pelaksana kebijakan. Untuk itu, dalam hal retribusi pelayanan

pasar Disperindagkop Kota Cilegon berkoordinasi dengan DPPKD Kota Cilegon

dalam mengelola keuangan retribusi pelayanan pasar. Kepala Seksi Perencanaan

dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon, Bapak Hendra Pradipta, S.Spt (I3-1),

berkata:

“Koordinasi dengan DPPKD ( Khusus Seksi Perencanaan dan pengendalian), tentu kita dalam hal awal perencanaan anggaran seberapa besar sih potensi yang ada di Pasar. “(W2-5).

Lebih lanjut lagi beliau berkata tentang pengelolaan keuangan retribusi

pelayanan pasar,

“….Seperti yang disampaikan di dalam perda , bahwa hasil pungutan retribusi ini dikelola oleh UPTD kemudian hasil dari apa yang dikumpulkan oleh pihak para pedagang itu dihimpun oleh bendahara penerimaan disperindag, dihimpun mungkin dalam waktu 1 x 24 jam langsung disetorkan ke kas umum daerah, dalam hali ini ada di BJB ya, dan tentu nya dilaporkan dari apa yang sudah disetorkan itu ke pihak akuntansi (DPPKD) dan ke pihak seksi pelaporan di bidang dana perimbangan”. (W2-5). Pihak Seksi Akuntansi Penerimaan DPPKD Kota Cilegon pun menjawab

melalui Kepala Seksinya, Ibu Puji Wahyuningsih, S.H (I3-2). Beliau berkata,

“Alur yang sudah dibuat oleh disperindag itu kalau saya lihat sudah cukup ya (sambil membaca copy-an Perwal Kota Cilegon No.18 Tahun 2012 ), mereka kan menyetorkan ya, yang perlu saya sampaikan itu dari UPTD setor ke bendahara penerimaannya, dari bendahara penerimaan mereka menyetorkan melalui ini.. ke bendahara umum milik kas daerah, dari kas daerah nanti ada petikannya atau pendikan ( kurang jelas terdengar) nya ke kami berupa ini..(menunjuk sebuah berkas)…” (W2-5).

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

101

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak DPPKD Kota Cilegon diatas,

dapat diketahui kalau pengelolaan keuangan retribusi pelayanan pasar antara

pihak Disperindagkop dan pihak DPPKD mengacu pada Petunjuk teknis dari

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar, yaitu Peraturan Walikota No.18 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Dari hasil

wawancara tersebut juga dapat diketahui dalam hal realisasi target retribusi

pelayanan pasar, pihak DPPKD hanya menerima laporan saja dari pihak

Disperindagkop yang pada tahapan sebelumnya pihak Disperindagkop

menyetorkan hasil dari realisasi retribusi pelayanan pasar terlebih dahulu ke Bank

Jabar Banten cabang Cilegon .

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Agen pelaksana yang dimaksud meliputi organisasi formal dan organisasi

informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat

urgent karena proses implementasi kebijakan publik akan sangat banyak

dipengaruhi oleh ciri ciri yang tepat serta sesuai dengan para agen

pelaksanaannya. Adanya organisasi informal atau pun nonformal turut serta dalam

mempengaruhi sebuah kebijakan, apakah memberi pengaruh yang positif atau

negatif pada kebijakan.

Pertama, sikap pelaksana dalam melaksanakan kepada kebijakan, khusus

nya kolektor. Berikut akan ditampilkan dari sudut pandang pedagang terlebih

dahulu. Seorang pedagang pakaian , Bapak Achmad Djajuli (I4-1) berkata,“Sikap

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

102

dari petugas biasa, tidak pernah melihat ada penyimpangan” (W3-1). Di lain

tempat, Ibu Tari (I4-3) , seorang pedagang pakaian berkata:

“Familiar, sudah seperti kerabat sendiri. Sopan dan mengerti, jika ada pedagang yang sekali kali gak bayar, fleksibel pengertian. Tapi jika berturut turut akan ditindak dan ada balasannya ”. (W3-1).

Sedangkan menurut Bapak Hendri (I4-6) pedagang sembako, berkata

tentang sikap kolektor, “Biasa aja. Kadang becanda, selalu ngasih karcis. Kita

gak bayar, gak papa, lewat aja” (W3-1).. Lain lagi menurut Bapak Ade (I4-5) ,

seorang pedagang sayur. Beliau berkata, “Kadang dikasih (karcis), kadang

enggak seringnya enggak dikasih. Yang wajibnya 1000 dua, sopan (sikap

kolektor)”. (W3-1).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pedagang diatas, dapat

diperoleh informasi bahwa sikap kolektor ketika memungut retribusi pelayanan

pasar dapat diterima dengan baik oleh para pedagang. Sikap sikap kolektor yang

disenangi oleh pedagang diantaranya; Kekeluargaan, mengerti kondisi pedagang

(fleksibel) dan sopan. Sebagaimana menurut Van Meter dan Van horn dalam

bukunya The Policy Implementation Process. A Conceptual Framework.

Administration and Society hal 471 yang memasukan komunikasi yang baik dari

pelaksana kebijakan sebagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

impelementasi kebijakan (diakses dari :http://panjihitam diufuk timur. blogspot.

co.id /2013/10/the-policy implementation-process.html, pada tanggal 2 Maret

2016 Pukul 10:00 WIB) :

“ (e) the degree of open communication (ie., networks of communication with free horizontal and vertical communication, and relatively high degree of freedom in communication with persons outside organization) within an organization”.( (e) Tingkat dari komunikasi yang baik,

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

103

contohnya jaringan komunikasi yang bebas menyamping maupun keatas dan tingkat yang relatif tinggi dari kebebasan dalam komunikasi dengan pihak luar organisasi dengan organisasi).

Namun dari hasil wawancara diatas diperoleh informasi, kalau ada

pedagang yang jarang diberi karcis oleh kolektor ketika pedagang sudah

membayar retribusi. Hal ini dikarenakan ada oknum kolektor yang lalai dan

segelintir pedagang yang kurang peduli diberi karcis atau tidak yang penting bisa

berjualan di pasar.

Menurut Gojali (I2-2), kolektor retribusi pelayanan pasar, menjelaskan

walaupun pedagang acuh diberi karcis atau tidak, tetap saja karcisnya harus

ditaruh ditempat pedagangnya. Ia mengatakan:

“ Lupa ngasih ? kan gini ..pemberian karcis ya... ada yang mau dikasih, ada yang enggak, kalau yang mau, dikasih.. kalau dikasih bilangnya “ udah gak usah”, ya taruh lagi. Kadang saya juga ngerasa gimana kalau dia bayar saya juga harus memberikan karcis, udah aja taruh ditempat pedagangnya (W3-2).”.

Gojali juga menjelaskan bagaimana sikapnya dalam memungut retribusi

pelayanan pasar ke pedagang:

“ Berhadapan dengan orang itu gimana caranya saya sopan dia pun segan gitu tuh, gimana caranya bayar, ya dengan bahasa yang halus, kaya gitu lah, yang baik baik biar dia ngasih, nerima, kan enak( W3-2).”.

Pak Khalim (I2-1), kolektor yang lebih senior juga berkata bagaimana

sikapnya dalam memungut retribusi pelayanan pasar. Beliau mengatakan, ”Ya

sama sama (mengerti) ”. Lebih lanjut beliau menjelaskan tentang bagaimana

cara nya menangani pedagang yang tidak mau bayar retribusi. Beliau mengatakan:

“ Saya bisa…. ( kurang jelas terdengar), yang namanya pedagang itu kan cari duit, nanti pas di lokasi bareng bareng bekerja disini biar bapak tercapai usaha dan saya tugas disini tercapai, biar bisa ngolah

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

104

berbicara, supaya dia kalau betul betul ada mah, bayar. Kalau enggak ada mah, ya terpaksa enggak bayar.” (W3-2).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kolektor di atas dapat

diperoleh informasi bahwa kolektor retribusi pelayanan pasar mencoba untuk

bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Kolektor juga mengerti

bagaimana caranya berkomunikasi dengan para pedagang. Kemampuan

komunikasi yang baik amat penting bagi kolektor supaya tidak timbul anggapan

negatif oleh pedagang.

Ibu Nuratna (I1-2), Staff Pelaksana TU UPTD Pasar Baru menjelaskan

tentang sikap kolektor yang menurutnya sudah ramah kepada pedagang. Beliau

mengatakan:

“Sebetulnya mah kolektor itu ..( berfikir sejenak)…ramah ke pedagang, ngasih tahu.. cuma pedagangnya aja yang terkadang susah ditarikin retribusinya itu kaya si kolektor kan ngasih tahu kalo yang punya 3 harus bayarnya 3 ribu cuma pedagang itu ngasihnya 1000, 3 tempat cuma bayar nya satu tempat. Itu kendalanya.. kendala kolektor disini mas.. (W3-2).”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diperoleh informasi adanya

pedagang yang membayar retribusi tetapi tidak sesuai dengan tarif yang berlaku.

Harusnya membayar 3 tempat tetapi hanya membayar satu tempat. Hal semacam

ini harusnya tidak boleh terjadi.

Kedua, ada kah pihak yang mengawasi kebijakan. Kepala Seksi

Pembinaan Pasar Disperindakop, Bapak Didi, S.Ip (I1-3) berkata:

“ Yang mengawasi UPTD, kepala UPTD. Artinya kan setelah kolektor itu menarik retribusi pelayanan pasar itu kan di setorkan ke UPTD, dari UPTD di setorkan kepada disperindag, dari sini kan ke DPPKD. Ada di SOP -nya”. (W3-2).

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

105

Lebih spesifik menurut Kasubag TU UPTD Pasar Baru, Bapak Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1) , berkata: “ Disini ada 3 Kanit ya, 1. Kanit pembinaan dan pengembangan, membawahi mengawasi kolektor termasuk data kejadian apa potensi apa.. kanit penataan dan pemeliharaan mah kebersihan kalau kanit keamanan dan ketertiban membawahi keamanan”. (W3-2). Peneliti coba menanyakan juga tentang keberadaan pengawasan kanit

pembinaan dan Pengenbangan di lapangan, Bapak Muhibin Hasan, S.Ip (I1-1)

menjawab: “ Di lapangan juga apa apa kita Kanit Pembinaan dulu, sebetulnya

kanit pembinaan adanya di lapangan”. Sedangkan Ibu Nuratna S.E (I1-2), Staff

TU UPTD Pasar Baru menjawab: “Disini (Kantor)” (W3-2).. Disela sela

wawancara dengan beliau, peneliti mendapat informasi bahwa jabatan Kanit

Pembinaan dan Pengembangan ketika peneliti melakukan wawancara sedang

kosong. Peneliti juga mendapat informasi kalau posisi Kanit Pembinaan dan

Pengembangan sebelumnya dijabat oleh Pak Khalim yang merangkap juga

sebagai kolektor retribusi pelayanan pasar.

Peneliti pun coba bertanya tentang tugas Kanit Pembinaan dan

Pengembangan kepada Bapak Khalim (I2-1). Beliau pun mengatakan: “ Ya kanit

pembinaan itu kan …ada kemacetan di jalan atau ada pedagang yang tidak layak

itu bagian kanit pembinaan” (W3-2).. Peneliti juga bertanya tentang pengawasan

Kanit Pembinaan dan Pengembangan di lapangan, beliau pun menjawab: “ Ada,

tetep stand by aja disana” (W3-2)..

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak UPTD Pasar maupun pihak

Disperindagkop diatas dapat diketahui bahwa yang melakukan tugas pengawasan

retribusi pelayanan pasar di Pasar Baru adalah UPTD Pasar Baru, khusus di

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

106

lapangan adalah Kanit Pembinaan dan Peng;awasan. Akan tetapi ketika peneliti

sedang melakukan wawancara dengan pihak UPTD Pasar, jabatan Kanit

Pembinaan dan Pengawasan sedang kosong. Sebelumnya jabatan tersebut

dipegang oleh Pak Khalim (I2-1).

4. Sikap/ Kecenderungan (disposition)

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan

publik. Pertama, faktor yang mempengaruhi sikap kecenderungan adalah

dilibatkan atau tidaknya sasaran kebijakan dalam membuat sebuah kebijakan.

Hampir seluruh responden yang peneliti wawancarai menjawab dengan hasil yang

sama, yaitu sasaran kebijakan dalam hal ini adalah pedagang, tidak dilibatkan

dalam pembuatan kebijakan, sisanya menjawab tidak tahu. Hal ini berarti

kebijakan tersebut bersifat Top-down.

Kedua, tanggapan pedagang kepada kebijakan. Hampir semua responden

dari pedagang yang peneliti wawancarai menanggapi dengan tanggapan yang

positif. Bapak Achmad Djajuli (I4-1) seorang pedagang kain, berkata, “Baik, dan

tidak ada masalah., saling membutuhkan” (W4-2).. Ibu Elok (I4-8) seorang

pedagang sembako berkata :

“ Sebenarnya mah sah sah aja asal jelas. Cuma disini yang kurang itu keamanan, soalnya disini ada yang kebobolan. Biasanya warung itu ada yang congkel” (W4-2).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diperoleh informasi bahwa para

pedagang memberi tanggapan yang positif . Disela sela wawancara pun mereka

mengatakan bahwa yang penting keamanan dan kebersihan di lingkungan pasar.

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

107

Pedagang juga berharap supaya angkutan kota masuk ke dalam pasar supaya

pembeli mudah mengakses pedagang yang berada di bagian dalam pasar, tidak

hanya berputar di bagian depan pasar saja.

Ketiga, seberapa paham implementor terhadap kebijakan. Hal ini penting

supaya implementor tidak salah paham terhadap kebijakan, sehingga kebijakan

menjadi salah sasaran. Bapak Muhibin Hasan (I1-1) , Kasubag TU UPTD Pasar

Baru Cilegon, berkata:

“Jadi ya.. kolektor itu ada copy-an perda No. 7 tahun 2012 yang memuat tentang retribusi pelayanan pasar, tau dibaca tau nggak si kolektor itu kan tetep kita… tolong dipelajari gini gini, secara praktek mah bagus.. jadi kita tidak terlalu memaksakan. Jangan terlalu dipaksakan walaupun memang itu udah peraturan daerah, kalau memang nggak ada, kita kan punya kebijakan lain. Tapi kalau emang kolektor mah paham” (W4-3). Menurut Pak Khalim (I2-1) , kolektor retribusi pelayanan pasar, ketika

ditanya tentang seberapa paham kolektor terhadap kebijakan, beliau

mengatakan:

“ Sepertinya hanya kolektor tahunya bagaimana caranya supaya target itu tercapai. Artinya terutama begini, memang saya sebagai kolektor masalah target… memang saya usahakan pengen tercapai, tapi tercapai dan tidak tercapai itu kan urusan pimpinan, karena kalau saya mah bagaimana pedagang kan, kalau pedagang nya bayar kan mungkin sampe target, kalau gak bayar ya mengurangi target”. (W4-3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemahaman

kolektor menurut Kasubag TU UPTD Pasar Baru secara praktek sudah bagus,

walaupun tidak letterlijk. Namun masih ada anggapan pada diri kolektor kalau

pencapaian target adalah tugas pimpinan semata, sementara kolektor hanya tahu

memungut retribusi saja. Walaupun secara praktek sudah bagus, namun

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

108

pemahaman yang bagus juga perlu supaya implementasi kebijakan berjalan

optimal. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Van Mater dan Van Horn dalam

bukunya The Policy Implementation Process. A Conceptual Framework.

Administration and Society hal 473.(diakses dari :http://panjihitam diufuktimur

.blogspot.co.id /2013/10/the-policy implementation-process.html, pada tanggal 2

Maret 2016 Pukul 10:00 WIB):

“The impelementers understanding of the general intent as the well as the specific standards and objectives of the policy, is important. Moreover, successful implementation may be frustrated when officials are not aware that the are not in full compliance with policy”. (Pemahaman dari pelaksana kebijakan secara menyeluruh pada ukuran dan tujuan kebijakan secara spesifik adalah penting. Terlebih lagi, keberhasilan dari implementasi dapat memburuk ketika pelaksana tidak menyadari kurangnya mereka dalam hal kepatuhan terhadap kebijakan).

5. Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh karena semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak pihak yang terlibat suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan akan sangat kecil terjadi. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Van Meter dan Van Horn dalam bukunya The Policy Implementation Process. A Conceptual Framework. Administration and Society hal 466. ( diakses dari :http://panjihitamdiufuktimur.blogspot .co.id/2013/10/the-policy implementation-process.html, pada Tanggal 2 Maret 2016 Pukul 10:00 WIB):

“Therefore, the prospect of effevective impelementation will be enhanced by the clarity with which standards and objectives are stated and by the accuracy and concistensy with which they are communicated”.( Oleh karenanya, sebuah peluang implementasi kebijakan yang efektif dapat ditingkatkan dengan kejelasan dari tujuan dan ukuran kebijakan yang telah ditetapkan dan juga ketepatan serta konsistensi yang mana hal itu dikomunikasikan).

Koordinasi yang terjadi antara Pedagang, Kolektor, UPTD, Disperindagkop

dengan DPPKD selama ini berjalan lancar. Sebagaimana dikatakan oleh Ibu Nila

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

109

Oktoria (I1-4), sebagai staff pelaksana Disperindagkop Kota Cilegon,

“Alhamdulillah sampe sekarang lancar, laporan laporan berjalan“(W5-1).

Sedangkan Ibu Nuratna S.E (I1-2), Staff TU UPTD Pasar Baru berkata:“ Baik ya

koordinasi mah”.

Koordinasi antara pedagang, kolektor dan UPTD saja, hanya terjadi ketika

realisasi jauh dari target. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Nuratna (I1-2),

sebagai Staff Pelaksana TU UPTD Pasar Baru Cilegon:

“ Kalau koordinasi antara Pedagang, Kolektor, UPTD dan Dinas biasa nya itu kalau pendapatan si targetnya itu belum tercapai, misalkan sampai agustus, ini kok masih jauh dari target mungkin nanti ada koordinasi dari kanit perdagangan biasanya, nanti kolektor itu dipanggil.” (W5-2) Koordinasi UPTD dengan Disperindagkop menurut Staff Pelaksana

Disperingkop Kota Cilegon, Ibu Nila Oktoria (I1-4), hanya sebulan sekali.

Sebagaimana dituturkan beliau: “ ……ada sebulan sekali koordinasi antara

UPTD Pasar Baru dengan disperindagkop”. (W5-2)

Pihak UPTD Pasar Baru tidak melakukan koordinasi dengan DPPKD

secara langsung, akan tetapi Disperindagkop lah yang berkoordinasi dengan

DPPKD. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibu Nuratna (I1-2) : “Enggak,

Disperindagkop aja, jadi Disperindagkop ke DPPKD. Kita mah cuma pelaksana

aja sih mas.” (W5-2)

Koordinasi antara Disperindagkop Kota Cilegon dengan DPPKD Kota

Cilegon dalam hal retribusi pelayanan pasar adalah pada saat penentuan target

dan pada saat realisasi target. Sebagaimana yang dituturkan oleh Kasi

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

110

Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon Bapak Hendra Pradipta,

S.Spt (I1-3):

“Seperti yang saya sampaikan tadi, kaitan dengan koordinasi dalam hal penentuan target itu yang menentukan target DPPKD melakukan koordinasi dengan dinas (Perindagkop) untuk menentukan target 1 tahun anggaran, kemudian berkoordinasi dalam pencapaian target, setiap triwulan kita selalu mengadakan rekon dan termasuk juga melakukan evaluasi pencapaian target, apakah targetnya nanti bisa dirubah atau tidak, apabila mengalami peningkatan tentu akan dilakukan perubahan target anggaran sehingga menjadi meningkat. Tapi kalau memang hasil dari pencapaian target, tentu ada hal hal yang perlu di evaluasi.” (W5-2).

Beliau juga melanjutkan:

“Tentu berkoordinasi biasanya pada saat penyusunan anggaran, itu yang pertama. Kemudian pada saat tahap implementasi pelaksanaan itu kaitan pada jumlah setoran dari pedagang termasuk juga evaluasi evaluasi yang selalu muncul permasalahan permasalahan yang ada di lapangan”. (W5-2)

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui jika Disperindagkop

mengadakan koordinasi juga dengan DPPKD Kota Cilegon dalam hal ini adalah

Kasi Perencanaan dan Pengendalian pada saat menentukan target retribusi

pelayanan pasar. Kemudian pihak Disperindagkop Kota Cilegon dan pihak

DPPKD Kota Cilegon melakukan rekonsiliasi setiap triwulan guna melakukan

evaluasi masalah masalah yang muncul di lapangan. Sedangkan koordinasi

Dipserindakop Kota Cilegon ketika implemementasi kebijakan adalah dengan

Kasi Akuntansi Penerimaan Disperindagkop Kota Cilegon yang juga sama sama

mengadakan rekonsiliasi setiap triwulan.

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

111

Gambar 4.4 Hasil Rekonsiliasi Disperindagkop dan DPPKD

6. Lingkungan Ekonomi, dan Politik.

Lingkungan ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang

keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karenanya upaya

mengimplementasikan sebuah kebijakan haruslah melihat latar belakang

ekonomi dan politik sasaran sebuah kebijakan. Menurut pendapat Donald Van

Metter dan Carl Van Horn dalam bukunya The Policy Implementation Process. A

Conceptual Framework. Administration and Society hal 471. ( diakses dari

:http://panjihitamdiufuktimur.blogspot.co.id/2013/10/the-policy implementation-

process.html, pada Tanggal 2 Maret 2016 Pukul 10:00 WIB) hal ini menjadi studi

yang menarik bagi para ahli maupun pelajar :

“The impact of economic, social, and political conditions on public policy has been the focus of much attention during the past decade. Students of comparative state politics and public policy have been particurarly interested in identifying the influence of these environmental variables on policy output”. (Dampak dari ekonomi, sosial, dan kondisi politik dalam kebijakan pubik menjadi fokus yang banyak menarik perhatian selama dekade yang lalu. Pelajar dari jurusan perbandingan poltik negara dan kebijakan publik mempunyai ketertarikan dalam mengidentifikasi pengaruh dari variabel lingkungan terhadap hasil kebijakan).

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

112

Ketika di lapangan , pada saat wawancara, beberapa pedagang yang

kurang terbuka tentang jumlah omset yang mereka dapatkan perhari.

Sebagaimana yang disampaikan oleh seorang pedagang pakaian, Bapak Achmad

Djajuli (I4-1) : “Tidak menentu, kadang kadang lumayan. Lebih nyaman di lokasi

yang sekarang ( Kranggot)”. (W6-1). Sedangkan seorang pedagang ikan, Bapak

Romi (I4-10) berkata: “Ya lumayan lah”.

Lain halnya dengan beberapa pedagang lain yang cukup terbuka dengan

omset hariannya. Sebagaimana yang dikatakan Ibu Tari (I4-3), seorang pedagang

baju: “Tergantung kondisi pembeli, kalau menjelang lebaran rame banget

minimal 500 ribu, bisa nyampe 10 juta” (W6-1). Sedangkan Bapak Hendri (I4-7),

seorang pedagang sembako mengatakan: “Omset tergantung dagangannya kalau

kecil 3 juta setengah sehari, kalau lagi rame 10 juta juga nyampe” (W6-1).

Hasil dari wawancara diatas menunjukan kalau pedagang memang

kurang terbuka kepada peneliti tentang omset yang mereka dapatkan perhari. Hal

ini membuat peneliti beranggapan kalau menanyakan omset perhari adalah

masalah privasi pedagang. Dari wawancara diatas juga dapat ketika ketahui

bahwa omset pedagang fluktuatif sesuai dengan jumlah pengunjung pasar.

Menurut pedagang – pedagang yang peneliti wawancarai, kebijakan

tidak mengganggu omset mereka. Sebagaimana disampaikan oleh Ibu Elok (I4-8),

pedagang sembako: “Enggak sih, soalnya paling berapa sih, paling seribu dua

ribu ” (W6-2). Namun pedagang juga mengakui kalau mereka pun kadang tidak

membayar retribusi pelayanan pasar jika sedang sepi pembeli. Sebagaimana

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

113

yang dikatakan oleh Bapak Ade (I4-5): “Enggak sih, tapi kalau lagi sepi mah kesel

juga kadang. Kalau sepi mah lewat”. (W6-2)

Hasil wawancara diatas menunjukan pengakuan pedagang kalau

kebijakan tidak mempengaruhi ataupun mengganggu omset mereka perhari. Tapi

disisi lain pedagang mengakui kalau mereka pun kadang tidak membayar retribusi

pelayanan pasar jika sepi pembeli. Hal ini menjadi indikasi bahwa kesadaran

wajib retribusi masih kurang ditambah lagi dengan alasan sepi pembeli. Masalah

ini harus ditemukan solusinya oleh UPTD Pasar Baru selaku Pelaksana kebijakan.

Lingkungan politik juga turut berperan dalam mempengaruhi keberhasilan

sebuah kebijakan. Semua informan pedagang yang peneliti wawancarai

mengatakan bahwa kebijakan tidak lah mempengaruhi pilihan politik lokal

mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Hendri (I4-7), pedagang sembako

berkata: “Enggak ada dorongan kaya gitu, dipasar mah siapa gua siapa elu mau

yang mimpinnya siapa, tetep aja pedagang mah dagang.” (W6-3). Sedangkan

Bapak Supandi (I4-7) , seorang pedagang sembako berkata: “Enggak berfikiran

kesitu”. (W6-3) Hal senada juga diungkapkan oleh Nurhasanah (I4-3), seorang

pedagang baju: “Enggak sih, tidak mempengaruhi” (W6-3).

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan kalau pemungutan

retribusi pelayanan pasar kepada pedagang tidak mempengaruhi pilihan politik

pedagang pada Pilkada yang akan datang, yaitu pada tanggal 9 Desember 2015.

Sebab pedagang beranggapan pemungutan retribusi pelayanan pasar tidak akan

mempengaruhi pilihan politik mereka siapa pun pemimpin daerahnya. Hal ini

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

114

berangkat dari anggapan pedagang kalau mereka hanya ingin berjualan di pasar

saja dan juga bahwa siapa pun pemimpinnya mereka tetap dikenai retribusi.

Gambar.4.5 Spanduk kampanye Pilkada yang berada di Pasar Baru

Peneliti mencoba bertanya kepada pedagang, apakah ada pihak selain dari

dinas yang terlibat dalan retribusi pelayanan pasar atau adakah preman – preman

yang mengambil pungutan liar. Pak Achmad Djajuli (I4-1) seorang pedagang

pakaian di Pasar Baru berkata, “Tidak ada pihak lain yang memaksa untuk

pemungutan retribusi pelayanan pasar, jika pun ada niatnya sedekah” (W6-4).

Lain hal nya dengan Bapak Ade (I4-5), seorang pedagang sayur di Pasar Baru

Cilegon,” Gak ada (pungli), tapi kalau kita berani, gak ada. Kalau kita gak

berani, ada” (W6-4). Sedangkan menurut Ibu Elok (I4-8), seorang pedagang

sembako di Pasar Baru Cilegon berkata, “Hari hari gini gak ada. Pas lebaran ada

yang maintain THR, dari dinas ada, dari orang-orang (selain dinas) juga ada”

(W6-5).

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan pedagang mengakui

bahwa memang ada pungutan untuk THR baik dari dinas maupun non dinas.

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

115

Untuk non dinas pedagang kurang terbuka kepada peneliti dan hanya menyebut

“orang orang sini”. Sedangkan Pungutan THR dari Dinas dalam hal ini UPTD

Pasar Baru diakui pedagang disela sela wawancara, bersifat tidak memaksa.

Peneliti lalu coba bertanya kepada Kepala Sub Bagian TU UPTD Pasar

Baru, Bapak Muhibin Hasan (I1-1), tentang surat edaran THR yang pungut oleh

dinas, dan beliau membetulkan, itupun sifatnya sukarela. Beliau berkata:

“ Itu sifatnya iya… betul itu dikeluarkan .. jadi THR -nya bukan untuk untuk PNS tapi untuk tenaga kerja kebersihan sama yang TKS TKS itu yang keamanan dan kebersihan, lagian dulu sama sekarang sepi sekarang, kalau sekarang mah cukup satu, gak timpa sana timpa sini dari kebersihan ya , keamanannya, iya cukup dari kemanan aja yang ngambil peruntukannya buat mereka (TKS Keamanan dan Kebersihan)”. (W6-4)

Peneliti pun bertanya juga tentang adakah oknum yang suka mengambil

pungutan liar di Pasar Baru, beliau menjawab:

“Kalau sekarang mah, karena saya termasuk orang lama juga sebetulnya mah sekarang alhamdulillah sudah tertib, kalau dulu mah ada satu dua cuman itu mah preman preman gitu tuh, mangkanya kita panggil preman premannya duduk bareng,: “tolong, ini bukan jamannya lagi berbuat begini”. Ya alhamdulillah sekarang mah sudah kondusif lah”. (W6-4) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diperoleh informasi bahwa

pihak UPTD Pasar Baru membenarkan bahwa memang ada pungutan THR dari

UPTD Pasar Baru, akan tetapi hal tersebut bersifat sukarela dan tidak memaksa.

Lebih lanjut, pihak UPTD Pasar Baru juga menjelaskan bahwa Pungutan THR itu

bukan untuk PNS tetapi untuk TKS Unit Kebersihan dan Unit Keamanan. Dari

hasil wawancara tersebut juga menunjukan pihak UPTD juga mengetahui kalau

dahulu ada oknum oknum tertentu yang melakukan pungli. Pihak UPTD pun

sudah melakukan upaya untuk menangkal premanisme di lingkungan pasar.

Namun pengakuan dari pihak UPTD bahwa sekarang sudah kondusif dari pungli

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

116

nampaknya bukan berarti tidak ada sama sekali, ketika wawancara beberapa

pedagang mengakui pernah terkena pungli, walaupun tidak sering.

4.5 Pembahasan

Pembahasan dan analisis hasil penelitian adalah isi dari hasil analisis data

dan fakta yang peneliti kumpulkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori

yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori implementasi

menurut Donal Van Metter dan Carl Van Horn dalam Agustino (2008: 141)

Dasar- dasar Kebijakan Publik yang mempunyai indikator dari Ukuran dan

Tujuan, Sumberdaya, Karakteristik Agen Pelaksana, Disposisi, Komunikasi antar

Organisasi dan Lingkungan Eksternal. Kemudian hasil dalam penelitian

mengenai Implementasi Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar diperoleh data berdasarkan data dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Ukuran dan Tujuan

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan penelitian

mengenai indikator keberhasilan implementasi kebijakan publik dilihat

dari ukuran dan tujuan kebijakan tersebut sudah sesuai dengan kondisi

pedagang dan fasilitas-fasilitas yang ada di Pasar. Ukuran kebijakan ini

dilihat dari tercapainya realisasi terhadap target retribusi pelayanan pasar.

Secara global ukuran kebijakan ini sudah realistis dijalankan karena

menurut pelaksana kebijakan merasa mampu menjalankan kebijakan ini

serta pedagang menerima dan mendukung pelaksanaan kebijakan karena

masih dalam taraf yang wajar .

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

117

Tujuan dari kebijakan ini adalah bagaimana mengoptimalisasi

pendapatan asli daerah melalui retribusi pelayanan pasar. Dari hasil

wawancara dan data data yang peneliti peroleh, realisasi pendapatan

retribusi pelayanan pasar belum pernah mencapai target dengan persentase

100%. Hal ini berarti pemungutan retribusi pelayanan pasar masih belum

optimal dalam memberi sumbang asih kepada pendapatan asli daerah..

Sasaran kebijakan ini adalah pedagang yang melakukan aktivitas

dagang di sekitar pasar dengan cara menetap di sekitar pasar tradisional .

Untuk sosialisasi rutin diadakan sebulan sekali, belum cukup efektif untuk

meningkatkan kesadaran wajib retribusi.

2. Sumberdaya

Kemampuan memanfaatkan sumberdaya adalah hal terpenting dalam

menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahapan tertentu dari

keseluruhan proses menuntut adanya sumberdaya manusia yang mempunyai

kualitas yang bagus, sesuai dengan pekerjaan yang di tetapkan oleh kebijakan

yang telah dtetapkan secara politik. Pengelolaan finansial menjadi penunjang

penting dalam pelaksanaan kebijakan terutama dalam pengadaan sarana dan

prasanana serta untuk menjalankan tupoksi.

Berdasarkan data yang didapat di lapangan aspek sumberdaya manusia

belum sepenuhnya memadai. Hal ini bisa dilihat dari masih ada kolektor retribusi

pelayanan pasar yang menangani banyak blok. Di sela- sela wawancara pihak

UPTD pun mengakui kalau mereka kekurangan sumberdaya manusia. Hal ini

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

118

bisa saja diatasi dengan menambah jumlah sumber daya manusia baru yang

memiliki kualifikasi yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak DPPKD Kota Cilegon, yaitu

Bapak Hendra Pradipta, S.Spt selaku Kasi Perencanaan dan Pengendalian dan Ibu

Puji Wahyuningsih S.H, selaku Kasi Akuntansi Penerimaan, bahwa pengelolaan

keuangan retribusi pelayanan pasar mengikuti standard operational procedure

yang berlaku.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Ciri-ciri yang sesuai dengan para agen pelaksana juga berpengaruh besar

terhadap pelaksanaan kebijakan publik. Fokus perhatian pada agen pelaksana

meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam

pengimplementasian kebijakan publik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, khusus nya

pedagang, sikap dari kolektor dalam memungut retribusi bisa diterima oleh

pedagang. Penerimaan tersebut didasari dengan sikap kolektor yang sopan dan

fleksibel tapi juga tegas.

Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya dengan para pedagang

mengatakan bahwa masih ada pedagang yang mengatakan kolektor jarang

memberi karcis kepadanya. Hal ini penting dicatat, mengingat karcis sebagai alat

bukti pembayaran sah dan mencegah terjadinya kemungkinan penyimpangan.

4. Sikap/ Kecenderungan (Diposisi)

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak

mempengaruhi keberhasilan kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

119

mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil aspirasi

warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka

rasakan. Tetapi kebijakan diambil secara Top-down yang mungkin saja para

pengambil keputusan kurang dalam mengetahui kondisi masyarakat.

Sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan para pedagang,

mereka mengatakan tidak kontra dengan kebijakan selagi dalam taraf yang wajar.

Walaupun diantara pedagang ada yang mengakui kalau mereka kadang kadang

tidak membayar retribusi pelayanan pasar ketika sepi pembeli. Hal ini cukup

mengejutkan, karena pedagang tidak dilibatkan dalam proses pembuatan

kebijakan yang berarti kebijakan tersebut bersifat Top-down.

Pemahaman pelaksana pun menjadi kunci bagi terlaksananya sebuah

kebijakan. Dari hasil wawancara dengan pihak dinas maupun kolektor, didapati

bahwa mereka memahami tugas pokok masing masing sesuai dengan tugas

pokoknya. Akan tetapi sangat disayangkan, masih ada mindset pada diri kolektor

bahwa pencapaian target adalah tugas pimpinan, padahal itu adalah tugas

bersama pelaksana sesuai dengan porsi nya masing masing. Ditambah lagi Kanit

Pengembangan dan Pembinaan yang membawahi kolektor kurang optimal dalam

mengawasi kinerja kolektor di lapangan. Terbukti adanya pedagang yang

mengakui kadang tidak diberi karcis oleh kolektor.

Pihak UPTD Pasar Baru mengatakan bahwa hambatan kolektor adalah

kurangnya kesadaran pedagang sebagai wajib retribusi. Pedagang kadang tidak

membayar retribusi dengan alasan sepi pembeli, atau misalnya membayar 3

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

120

tempat dengan tarif 1 tempat. Hal ini harusnya tidak boleh terjadi dan harus dicari

solusinya, namun tentu saja dengan mempertimbangkan kondisi pedagang.

5. Komunikasi antar Organisasi Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi

kebijakan publik. Semakin baik komunikasi koordinasi diantara pihak-pihak yang

terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kemungkinan

kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Berdasarkan keterangan para informan

penelitian, proses komunikasi dan koordinasi sudah berjalan baik dan laporan

laporan pun berjalan lancar. Setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

retribusi pelayanan pasar memahami tugasnya masing-masing sesuai dengan

peraturan yang berlaku. serta tahap-tahap atau alur pemungutan retribusi

pelayanan pasar pun sudah jelas. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh

pelaksana kebijakan baik dengan dinas terkait maupun pedagang dilakukan secara

langsung dan tidak langsung, baik via telepon, datang langsung ke kantor dan

melakukan rapat koordinasi dengan seluruh pelaksana yang terlibat dalam

kebijakan.

6. Lingkungan Eksternal

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi

publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van Metter dan Van Horn adalah

sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik

yang telah ditetapkan. Lingkungan ekonomi dan politik yang tidak kondusif bisa

menjadi faktor dari tidak berhasilnya kinerja implementasi kebijakan. Karena itu,

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

121

upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kondisi

lingkungan eksternal.

Berdasarkan wawancara sebelumnya mengenai pengaruh kondisi eksternal

yang menjadi penghambat dalam pelaksaanaan kebijakan biasanya timbul

masalah dari lingkungan ekonomi dan politik. Kehidupan ekonomi pedagang di

wilayah pasar baru mempunyai ketergantungan dengan jumlah pembeli atau

pengunjung yang berada disana. Hal ini membuat penghasilan sebagian pedagang

tidak menentu. Ketika ditanya tentang omset perhari pun kebanyak mereka

tertutup dalam menjawab. Walaupun begitu, beberapa dari informan pedagang

mengakui, jika dalam keadaan ramai atau hari hari tertentu omset mereka bisa

berlipat lipat dari biasanya. Pedagang juga mengatakan, kalau kebijakan tidak

mengganggu omset mereka perhari, karena masih adalam tarif yang wajar.

Mengenai latarbelakang kehidupan politik pedagang, berdasarkan

wawancara yang peneliti lakukan, didapati bahwa kebijakan tidaklah

mempengaruhi pilihan politik lokal mereka. Bagi pedagang, pilihan politik tidak

ada sangkut pautnya dengan wajib membayar retribusi pelayanan pasar.

Berdasarkan wawancara di lapangan, menurut pedagang adanya pungutan

THR dari dinas dan non dinas. Pihak UPTD membenarkan bahwa memang ada

pungutan THR resmi, tetapi bukan untuk PNS melainkan untuk TKS (Tenaga

Kerja Sukarela) unit kemanan dan kebersihan. Hal ini bersifat sukarela dan tidak

memaksa. Sedangkan untuk pungutan THR non dinas, pedagang tidak terbuka

dengan hal itu dan hanya menyebut dengan istilah “orang-orang sini”.

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

122

Tabel 4.6 Temuan Lapangan

No Dimensi Temuan Lapangan

1.

- Ukuran - Tujuan -Sasaran -Sosialisasi

1. Ukuran kebijakan adalah realisasi retribusi

pelayanan pasar yang mencapai target. Untuk

realisasi belum pernah mencapai target 100%.

2. Tujuan kebijakan adalah untuk

mengoptimalisasi pendapatan asli daerah dari

sektor retribusi pelayanan pasar. Banyak

pedagang yang tidak tahu tujuan perda, karena

sosialisasi belum cukup optimal.

3. Para pedagang yang melakukan aktivitas

dagang di sekitar pasar tradisonal dengan

menetap disebuah tempat yang sudah

ditentukan.

4. Khusus untuk sosialisasi berupa surat edaran

adalah ketika awal berlakunya Perda yaitu

Mei 2012. Sosialisasi ke pedagang yang baru

berjualan, hanya dengan cara diberi tahu saja

secara lisan. Sosialiasi rutin biasanya 1 bulan

sekali.

2.

Sumberdaya - Manusia -Finansial

1. Pelaksana kebijakan kekurangan sumber daya

manusia, khususnya kolektor dan staff TU UPTD

Pasar Baru

2. Gaji kolektor perbulan sudah sesuai standar

3. Alur pengelolaan keuangan sesuai dengan prosedur

yang berlaku

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

123

3 Karakter Pelaksana

1. Sikap kolektor dalam memungut retribusi

pelayanan pasar dapat diterima dengan baik oleh

pedagang.

2. Yang mengawasi kebijakan adalah UPTD Pasar

Baru Cilegon, khususnya unit pembinaan dan

pengembangan.

Sikap/ Disposisi Pelaksana

1. Pedagang tidak dilibatkan dalam pembuatan perda.

Hal ini berarti kebijakan bersifat Top-down

2. Tanggapan pedagang mendukung, walaupun

sebagian mereka mengakui kadang tidak membayar

salaran ketika sepi pembeli. . Bapak Achmad

Djajuli (I4-1) seorang pedagang kain, berkata,

“Baik, dan tidak ada masalah., saling

membutuhkan”

3. Menurut Pihak UPTD, hambatan kolektor adalah

kesadaran pedagang yang kurang untuk memenuhi

kewajibannya sebagai wajib retribusi.

4. Masih ada mindset pada diri kolektor, bahwa

pencapaian target adalah tugas pimpinan,

sedangkan tugas mereka memungut retribusi saja.

5. Ada pedagang yang mengakui kalau jarang diberi

karcis oleh kolektor.

5. Komunikasi antar Organisasi

1. Komunikasi selama ini berjalan, laporan laporan

lancar.

2. Koordinasi pihak dinas dan pedagang diadakan

jika ada perlu saja, misalnya jika realisasi jauh dari

target, ada pembongkaran, dsb.

3. Koordinasi antar dinas mengikuti Standard

Operational Procedure yang berlaku.

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

124

6. Lingkungan - Ekonomi - Politik

1. Pedagang kurang terbuka tentang jumlah

omset mereka perhari.

2. Pedagang mengatakan bahwa kebijakan tidak

mempengaruhi omset mereka perhari.

Walaupun ada juga pedagang yang mengaku

merasa kesal jika ditarik salaran ketika sepi

pembeli.

3. Semua informan pedagang yang diwawancarai

mengaku kalau kebijakan tidak mempengaruhi

pilihan politik lokal mereka.

4. Pedagang mengatakan ada pungutan THR dari

pihak dinas (UPTD) mau pun non dinas.

5. Pihak UPTD membenarkan dan menjelaskan

bahwa pungutan THR itu bukan untuk PNS

melainkan untuk TKS kebersihan dan

keamanan. Itu pun bersifat sukarela.

Sumber : Peneliti, 2015

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

125

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan mengenai

Implementasi Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi

Pelayaan Pasar di Pasar Baru, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa impelementasi

kebijakan belum berjalan secara optimal. Hal ini secara garis besar disebabkan

oleh kurangnya kesadaran pedagang sebagai wajib retribusi pada retribusi

pelayanan pasar dan juga sikap atau kecenderungan pelaksana kebijakan yaitu

kolektor dalam hal ini ketegasan dalam memungut retribusi pelayanan pasar

masih kurang optimal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa

rekomendasi sebagai berikut:

1. UPTD Pasar Baru Cilegon harus mengadakan rekrutmen pegawasi sesuai

kriteria, dalam hal ini adalah kolektor retribusi pelayanan pasar dan staff

TU UPTD pasar Baru Cilegon.

2. UPTD Pasar Baru Cilegon harus memberikan pemahaman pada semua

pegawainya bahwa tercapainya target retribusi adalah tugas bersama.

3. Harus ada sosialisasi yang benar benar efektif dari UPTD Pasar Baru

untuk meningkatkan kesadaran wajib retribusi kepada pedagang.

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

126

4. Harus ada upaya yang efektif dari UPTD Pasar Baru Cilegon guna

menarik pengunjung ke blok-blok yang sepi pembeli, sehingga tidak lagi

ada alasan tidak membayar retribusi karena sepi pembeli.

5. Kolektor diberi pemahaman agar jangan sampai tidak memberikan karcis

kepada pedagang yang membayar retribusi. Hal ini penting supaya

mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan. Dan kepada pedagang,

agar dihimbau untuk berhak meminta karcis ketika sudah membayar

retribusi.

6. Pengawasan di lapangan oleh Kanit Pembinaan dan Pengembangan UPTD

Pasar Baru Cilegon harus benar benar dioptimalkan.

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung. AIPI Bandung -----------------. 2008. Dasar –Dasar Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Nugroho, Riant.D. 2004. Kebijakan Publik; Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta. Elex Media Komputindo. Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta Siahaan, Marihot P. 2008. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta. -----------------------. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.

Alfabeta. -------------------------.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2014. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta. PT. Rineka Cipta -------------------------. 2010. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung. Refika Aditama Wachab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijakan ; Dari Formulasi ke

Penyusunan Model Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta. PT.Bumi Aksara.

---------------------------------. 2012. Analisis Kebijakan ; Dari Formulasi ke

Penyusunan Model Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta. PT.Bumi Aksara .

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta. Graha Ilmu. Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik; Teori & Proses. Yogyakarta. Media

Presindo

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Dokumen Lain: Undang Undang No.32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Peraturan Mentri Perdagangan Republik Indonesia No. 70 M-Dag/Per/12/2013

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pertokoan dan Pusat Pembelanjaan

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Peraturan Walikota Cilegon No. 18 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar.

Rahmayanti (2013). Strategi Peningkatan Retribusi (jasa) Pasar Niaga Daya di

Kota Makassar.Unhas.[Internet]. Di dapat dari <http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4021/output.pdf>.

Ulfa (2013). Manajemen Retribusi Pasar Sentral Bulukumba dalam rangka

meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Bulukumba. Unhas. .[Internet]. Di dapat dari <http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3909/ULFA.pdf>.

Wibowowati (2010). Efektivitas Penarikan Retribusi Pasar dan Kualitas Pelayanan Pasar di Pasar Serang Plaza Serang. Fisip Untirta. [Internet], Di dapat dari http://repository.fisip-untirta.ac.id/75/1/SKRIPSI_Bhakty_Lia_Wibowowati.pdf

Http://panjihitamdiufuktimur.blogspot.co.id/2013/10/the-policy implementation-process.html

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Pedoman Wawancara

No. Dimensi Informan 1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan, yaitu berkaitan

dengan sejauh mana kebijakan tersebut terealisasikan.

e. Apakah tujuan dari kebijakan? f. Bagaimana mengukur keberhasilan

kebijakan? g. Siapa menjadi sasaran kebijakan? h. Seberapa sering diadakan sosialisasi

mengenai kebijakan kepada pedagang?

I1, I2, I3 , I4,

2 Sumberdaya, meliputi sumberdaya manusia dan finansial.

f. Berapa jumlah tenaga kolektor? g. Berapa upah perhari untuk kolektor? h. Dimanakah domisili kolektor? i. Berapakah target perhari untuk retribusi? j. Bagaimana pengelolaan keuangan

retribusi?

I1, I2, I3

3 Karakteristik agen pelaksana, meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik.

c. Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Kebijakan?.

b. Siapa yang mengawasi pelaksanaan Kebijakan?

I1, I2 ,I4

4 Sikap/ kecenderungan (disposition), yaitu sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana.

a. Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Kebijakan?.

b. Apa tanggapan dari pedagang terhadap Kebijakan?.

c. Seberapa paham implementor terhadap Kebijakan?.

I1, I2 , I4

5 Komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana, yaitu koordinasi dalam implementasi kebijakan publik.

I1, I2, I3 , I4

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

c. Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

d. Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

6 Lingkungan eksternal, meliputi kondisi ekonomi dan politik.

e. Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda ?

f. Berapakah omset perhari? g. Apakah kebijakan ini mempengaruhi

pilihan politik lokal anda ? h. Adakah pihak lain (informal) yang terlibat

dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar?.

I1, I2, I4

Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

PERTANYAAN DINAS: DISPERINDAGKOP Kota Cilegon, dan KEPALA UPTD PASAR

Q1:Apakah tujuan dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi

Pelayanan Pasar?

Q2:Bagaimana mengukur keberhasilan Perda?

Q3:Siapa menjadi sasaran Perda?

Q4:Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

Q5:Berapa jumlah tenaga kolektor?

Q6:Berapa upah perhari untuk kolektor?

Q7:Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi

pelayanan pasar?

Q8:Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Perda?

Q9:Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Perda?

Q10:Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda?

Q11Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan Perda?

Q12:Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q13:Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan

Pedagang?

Q14:Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan

Pedagang?

Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

PERTANYAAN PEDAGANG

Q1: Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

Q2: Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini?

Q3: Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

Q4: Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda?

Q5: Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

Q6: Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q7: Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q8: Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q9: Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang?

Q10: Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

Q11:Berapakah omset anda perhari?

Q12: Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? Q13:Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

PERTANYAAN KOLEKTOR (PEGAWAI DISPERINDAGKOP)

Q1: Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

Q2: Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini?

Q3: Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda ini?

Q4:Berapa jumlah tenaga kolektor?

Q5:Berapa upah perhari anda?

Q6: Dimanakah domisili anda?

Q7: Berapakah target dan realisasi retribusi dalam sehari?

Q8:Bagaimana sikap anda dalam melaksanakan Perda?

Q9:Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda?

Q10:Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan Perda?

Q11:Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q12:Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan

Pedagang?

Q13:Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

PERTANYAAN DPPKD (Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah)

Q1: Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

Q2: Siapakah yang menjadi sasaran dari Perda ini?

Q3: Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda ini?

Q4: Bagaimana keuangan yang terjadi dalam mengelola retribusi pelayanan pasar?

Q5: Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, dan Pedagang?

Q6: Seberapa sering koordinasi yang terjalin antara Dinas. UPTD dan Pedagang?

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I1.1

Q1 Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang

Retribusi Pelayanan Pasar ?

“Tujuan tentang perda ini.. mengoptimalisasi pendapatan asli daerah melalui retribusi pelayanan pasar”

Q2 Bagaimana mengukur keberhasilan dari Perda Kota

Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

Pasar ?

“Pertama kita menyiapkan kolektor .. tujuan dari keberhasilan perda (berpikir sejenak)...ini menyangkut ukuran keberhasilan perda ya?” yang pertama itu yang kedua melakukan pendekatan persuasive kepada pedagang. Apa keluhan pedagang,dsb. Pedagang itu tidak hanya diambil uang nya, keluhan nya (pedagang), kolektor tuh didik harus begitu dengan begitu secara otomatis pedagang akan patuh terhadap peraturan daerah”. Jadi ukuran nya pedagang itu patuh terhadap perda?

“iya patuh terhadap peraturan daerah” Q3 Siapa sasaran dari Perda Kota Cilegon No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Ya otomatis pedagang yang melakukan aktivitas berjualan” Kalau pedagang keliling seperti pedagang siomay?

“Kalau tidak menetap, tidak kena..”. Q4 Ada sosialisasi perda tidak pak kepada pedagang?

“.Sosialisasi kita kalau disini ya di UPTD Pasar tiap awal bulan mengadakan sosialisasi.. bukan sama petugas kolektor

MATRIK HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Q

I

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

aja dari keamanan dan kebersihan katakan itu evaluasi ya evaluasi kinerja bulanan, termasuk itu mah apa.. petugas retribusi juga ya. Walaupun bagaimana… walaupun kita dari recehan ya sosialiasi tiap bulan kita lakukan. Kadang memang ya pedagang itu tidak semua paham gimana ya, mengerti ya?.. ada yang kurang taat, mengerti ya? Tingkat kesadaran nya masih minim, bukan dalam hal tingkat mengerti terhadap perda. Ada yang punya lima kios, bayarnya 1 kios. Disini kan ada kanit pembinaan membawa kolektor itu kan, jadi kita yang kesana kasih arah sosialisasi ke pedagang.. pak bu yang nama nya retribusi pasar wajib…”

Q5 Berapa tenaga kerja kolektor retribusi pelayaanan pasar.

yang ada di UPTD Pasar Baru Cilegon?

“Jumlah tenaga kolektor ada… kolektor pelayanan pasar sih ya secara keseluruhan ada 14 ,14 itu kan dengan kolektor kebersihan itu nya mah..(mencoba mengingat).. 8 lah”.

Q6 Upah perhari untuk kolektor berapa?

„‟ Kalau dikatakan upah sih tidak, kita kan acuan nya target dari retribusi pasar untuk 2015 ini (menyebutkan angka)jadi kalau kita acuan nya upah mah kita mah gak ada upah karena kita kan ada yg THL, PKK, otomatis kan uda ada honor. Jadi kalau upah kita mah acuan nya gak kesana, tapi tidak menutup kemungkinan buat itu mah ada ya dikit dikit mah ada ” Kalau boleh tahu, honor bulanan untuk kolektor berapa pak? “ Standar THL Rp.1.250.000,-, TKK Rp.2.000.000,-“

Q7 Pernah kah pedagang mengeluhkan ada nya pungli ke

UPTD ?

“Kalau sekarang mah, karena saya termasuk orang lama juga sebetulnya mah sekarang Alhamdulillah sudah tertib, kalau dulu mah ada satu dua cuman itu mah preman preman gitu tuh, mangka nya kita panggil preman preman nya duduk bareng,: “tolong, ini bukan jaman nya lagi berbuat begini”. Ya alhamdulillah sekarang mah sudah kondusif lah”. Waktu itu saya nanya ke padagang, pak katanya ada yang

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

suka maintain THR dan katanya ada surat edaran nya dari

sini (UPTD), itu bener pak?

“ Itu sifatnya iya… betul itu dikeluarkan ..jadi THR nya bukan untuk untuk PNS tapi untuk tenaga kerja kebersihan sama yang TKS TKS itu yang keamanan dan kebersihan, lagian dulu sama sekarang sepi sekarang, kalau sekarang mah cukup satu, gak timpa sana timpa sini dari kebersihan ya keamanan nya iya cukup dari kemanan aja yang ngambil peruntukan nya buat mereka (TKS Keamanan dan Kebersihan).

Q8 Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan

perda?

“ Memang kita harus banyak banyak…. harus banyak banyak mengadakan evaluasi untuk kolektor, keamanan dan kebersihan.. gimana cara nya kita disukai pedagang, pedagang suka sama kita, kita sebulan mengadakan evaluasi takut lalai doang. Jadi kemasyarakat pedagang itu yoh tadi itu keluhannya apa kalau memang ada yang.. Kadang kadang pedagang itu kan minta tolong nya ke Kolektor tolong jalan itu kurang, jalan agak diperlebar. Jadi Kolektor sebagai penyerap aspirasi pedagang juga

yak pak?

“ Sebelum jadi begini kita juga berangkat dari kolektor….jadi kita tahu keluhan.. minimal kita punya wawasan.. kalau kita baca surat kabar katakan surat kabar daerah, otomatis pedagang yang seputar pasar seputar Cilegon nanya nya kan ke Kolektor, jadi kolektor minimal bisa menjelaskan. Jadi kita tuh istilah nya jangan bisa mungut uang, minimal kita bisa menjelaskan begini begini..”

Q9 Apakah pedagang dilibatkan pada pembuatan perda?

“enggak”

Q10 Apa tanggapan pedagang terhadap Perda?

“Kalau khusus nya tanggapan (negative) terhadap Perda No.7 Tahun 2012 kaya nya enggak ada ya..kalo pedagang masukan

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

nya positif, cuman pedagang itu kadang “pak yang didepan itu tolong di tertibin pak biar masuk kedalem biar kita nya dagang disini rame”.

Q11 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

perda ?

“Jadi ya.. kolektor itu ada copy an perda no 7 tahun 2012 yang memuat tentang pelayanan pasar, tau dibaca tau nggak si kolektor itu kan tetep kita.. tolong dipelajari gini gini secara praktek mah bagus.. jadi kita tidak terlalu memaksakan. Jangan terlalu dipaksakan walaupun memang itu udah peraturan daerah, kalau memang nggak ada, kita kan punya kebijakan lain. Tapi kalau emang kolektor mah paham”.

Q12 Siapakah pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi

pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar ?

“ Disini ada 3 Kanit ya, 1. Kanit pembinaan dan pengembangan, membawahi mengawasi kolektor termasuk data kejadian apa potensi apa.. kanit penataan dan pemeliharaan mah kebersihan kalau kanit keamanan dan ketertiban membawahi keamanan”. Kalau di lapangan ada yang mengawasi tidak?

“ Di lapangan juga apa apa kita Kanit Pembinaan dulu, sebetulnya kanit pembinaan ada nya di lapangan”

Q13 Koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor,

dan Pedagang?

“ Koordinasi mah selama ini cukup baik”

. Q14 Seberapa sering diadakannya koordinasi Dinas,

UPTD,Kolektor dan Pedagang?

“Kita juga kan evaluasi dari ini dulu, dari kita dulu .. ada rencana dari dinas (disperindagkop) evaluasi juga kinerja kita realisasi 3 bulan ini yang tercapainya, ada laporan juga dari DPPKD masalah nya apa keluhan nya apa”

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Keterangan : I1.1 = Kasubag TU UPTD Pasar Baru Cilegon: Muhibin Hasan, S.Ip (47 Tahun)

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Kamis 25 Agustus 2015 jam 10:52 Wawancara dilakukan di kantor UPTD Pasar Baru Cilegon.

I1.2

Q1 Apakah tujuan dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Inti nya sih sama sih mas untuk mencapai pendapatan asli daerah salah satu nya melalui retribusi pelayanan pasar juga”

Q2 Bagaimana mengukur keberhasilan Perda? “ Mengukur nya sih kalau menurut saya dari targetnya itu, targetnya itu kan istilah nya target dari disperindag sekian, itu gimana cara nya kolektor mencapai target itu, dimana dimana dimulai dari kolektor nya sih mas untuk mencapai target itu, bagaimana peran aktif kolektor ke pedagangnya”

Q3 Siapa yang menjadi sasaran perda? “Pedagang” Kalau seperti pedagang es yang keliling tukang ojek kena tidak? “ Oh kalau itu nggak dia kan enggak netep disini, kadang dia kan kemana kemana. Tukang ojek nggak kena”. Perda ini khusus pasar tradisional saja atau modern? “ Kalau ini khusus pasar tradisional sih mas, kalau dulu sebelum ada perda ini ya dulu yang kaya matahari, Ramayana, edi itu ditarik retribusi pelayanan pasarnya tapi itu tiap bulan”.

Q

I

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q4 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang? “ Waktu awal awal sering ya.. sekarang sih pedagang pedagang udah pada tahu, dulu sih sering.. sosialisasi gitu ada himbauan kalau perkios itu bayar sekian, kalau untuk yang kios ya auning itu sekian, beda lagi kalau yang punya dua”. Pas awal awal maksud nya? “ Pas awal awal ada perda (No.7 tahun 2012), kan dulu awal awal 2012 masih pake perda yang lama ( No.7 Tahun 2001), setelah itu distop ama pemda, jadi kosong selama 3 bulan karena Perda No.7 tahun 2012 masih digodog di DPRD perda nya itu, jadi pas mulai 1Mei 2012 mulai berlaku perda ini, itu udah mulai sosialisasi sih ke pedagang”. Kalau untuk pedagang yang baru nempat itu gimana teh, diberi tahu tentang tarif retribusi nya? “Kalau itu mah sekedar pemberitahuan aja, kalau surat edaran mah pas awal awal terbitnya perda ini”

Q5 Berapa jumlah tenaga kolektor?

“ Itu di papan..(menunjuk papan struktur organisasi) kalau sekarang sekarang mah nambah sih ya, ada 16 (sambil mengingat dan menghitung) kalau buat yang retribusi pelayanan pasar ada 10..nanti dulu ya mas (mengambil dokumen)..10 mas kalo buat yang itu nya (Retribusi Pelayanan Pasar), jadi 15 semua nya”.

Kalau untuk rute kolektor nya kemana saja?

“Udah ada sih di SP (Surat Perintah),….. , semua nya sih ada 15 cuma yang ini ada yang masuk sih ada yang baru, ini kan dihitung nya dari Januari, sedangkan dia masuknya dari Agustus.., 15 semua nya, tapi dia udah jalan di Kios B. Tadi kan johani merangkap juga di kios B, sekarang Kios B nya diganti Firdaus Gusti”

Q6 Berapa upah perhari untuk kolektor?

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“ Maksudnya upah gimana ya..?”( Kurang memahami pertanyaan) Kalau gaji? “ Oh kalau itu udah dari dinas, iya dari disperindagkop per bulan”

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam

pemungutan retribusi pelayanan pasar, misalkan pungli ? “ Untuk sekarang ini jarang ya, tapi pernah mah mungkin pernah (bukan retribusi pasar)”

Q8 Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Perda? “Sebetulnya nya mah kolektor itu ..( berfikir sejenak)…ramah ke pedagang, ngasih tahu.. cuma pedagang nya aja yang terkadang susah ditarikin retribusi nya itu kaya si kolektor kan ngasih tahu kalo yang punya 3 harus bayar nya 3 ribu cuma pedagang itu ngasih nya 1000, 3 tempat cuma bayar nya satu tempat. Itu kendala nya.. kendala kolektor disini mas..” Pedagang nya pada emang susah ditarik retribusi pelayanan pasar? “Iya, terutama yang kaya pedagang pakaian, alasan nya masih sepi belum laku, ya banyak aja alesan nya..”. Kemarin saya wawancara pedagang pakaian, katanya paling sepi itu kotor nya lima ratus ribu, itu bagaimana? “ Itu kan beda beda mas…, mungkin mas nanya kesitu dagangan nya lumayan, terkadang ada juga sih terutama di blok b, blok b , blok c banyak itu mas, yang kasarnya ditarikin retribusi nya susah.” Kalau yang bekas kebakaran itu gimana (Penarikan retribusi nya)? “ Oh kalau untuk blok D, blok A kan ada yang separuh.. kalo itu mah enggak sih , itu mah lumayan… yang susah itu blok C, karena kebanyakan konsumen itu mau nya yang didepan, dia kan paling ujung blok C itu, justru yang punya disini itu punya

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

didepan juga ada dia, ngemprak juga ada..karena yang didalem ini cuma buat gudang doang ”.

Q9 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Perda?

“ Nggak, kalau buat perda nggak dilibatin” Langsung dari atas gitu? “ Iya, langsung dari atas”

Q10 Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda? “ Ada yang kasar nya menerima , ada yang tau sendiri lah sifat pedagang kan beda beda, ada yang ya…. udah tau kewajibannya, ada yang pura pura gak tau.”

Q11 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

Perda?

“ Kita mah dari UPTD ini lari nya ke kolektor juga mas, bagaimana pun juga si kolektor itu kan harus mempunyai target, udah diituin target targetnya, kamu sekian harus tercapai, karena kan di UPTD juga di audit juga di Dinas nya, sedangkan di Dinas gak tahu menahu, memang harus segitu setoran nya, dan target tahun 2015 sendiri harus tercapai ”. Bagaimana cara menentukan target retribusi pelayanan pasar, apakah dilihat dari fasilitas yang ada di pasar juga? “ Kalo diliat dari jumlah fasilitas yang ada, misalkan blok A 161, blok B sekian itu lebih dari 800 (ribu) mas sehari itu, mungkin kasar nya bisa sejuta setengah kalo kaya begitu, cuma kan kita dari UPTD dengan Dinas sering koordinasi bahwa disini itu kendala nya pedgang itu punya 3 kios bayar sering nya 1 kios, jadi nya agak diturunin (target retribusi). Kalau dulu sih pernah ya waktu awal awal pasar ini dimulai waktu 2009 target nya 360.000.000/tahun enggak tercapai, jauh”.

Q12 Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi

pelayanan pasar?

“ Kan ada kanit pembinaan dan pengembangan, jadi terkadang bisa sebulan sekali, 3 bukan sekali tergantung

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

setoran kolektor nya juga apakah ada penurunan, terus dilihat dari suasana pasar nya juga sih, misalkan kaya bulan puasa kan kondisi pas lagi dalam keadaan rame, misalkan setoran dari kolektor nya sekian, kok rame setoran nya segitu gitu aja mestinya diadakan evaluasi”. juga

Penempatan Kanit Pembinaan dan Pengembangan itu dimana? “Disini (Kantor)”

Q13 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “ Baik ya koordinasi mah”

Q14 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “ Kalau koordinasi antara Pedagang Kolektor, UPTD dan Dinas biasa nya itu kalau pendapatan si targetnya itu belum tercapai, misalkan sampai agustus ini kok masih jauh dari target mungkin nanti ada koordinasi dari kanit perdagangan biasa nya, nanti kolektor itu dipanggil.” Kalau UPTD sering koordinasi sengan DPPKD? “Enggak, disperindagkop aja, jadi disperindagkop ke DPPKD. Kita mah cuma pelaksana aja sih mas.” Kalau koordinasi Disperindagkop dengan DPPKD? “Tiap hari kan kita setoran nya ke Dinas (Perindagkop) dari dinas itu ke Bank BJB, dari Bank BJB baru ke DPPKD. Tiap hari rutin, libur nya cuma lebaran doang disini mah mas, sabtu minggu jalan, cuma setoran nya itu hari senin.. karena kan di dinas nya juga sabtu minggu libur bendahara dinas nya. ” Kalau sabtu minggu, UPTD libur ? “ Ada yang piket, masalahnya kalau nggak gitu, takutnya uang nya di pake dulu ama kolektor akhirnya setoran nya kurang….(tidak terdengar jelas)… biasa nya yang piket staff sini.”

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Keterangan : I1.2 = Staff Kasubag TU: Nur Ratna, S.E (29 Tahun) Catatan Lapangan = Wawancara Hari Senin 31 Agustus 2015 jam 14:21 WIB. Wawancara dilakukan di Kantor UPTD Pasar Baru Cilegon. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

I1.3

Q1 Apakah tujuan dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Tujuan nya 1. untuk penataan pasar, termasuk dalam bidang PAD”.

Q2 Bagaimana mengukur keberhasilan Perda? “ Diukur dari target dan realisasi, kalau misal nya realisasi itu mencapai target berarti kan keberhasilan perda bisa diukur tingkat keberhasilan nya sejauh mana ”

Q3 Siapa yang menjadi sasaran perda?

”Sasaran Perda ya, masyarakat terutama para pedagang yang ada di pasar. Karena bunyi perda ini kan, Perda Retribusi Pelayanan Pasar”.

Q4 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang? “ Kalau pedagang ini biasa nya disosialisasikan oleh UPTD”.

Q5 Berapa jumlah tenaga kolektor?

“ Waduh kalau kolektor nanya nya ke UPTD nih ya”.

Q6 Berapa upah perhari untuk kolektor? “ UPTD berarti yang tau ya”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam

Q

I

Page 161: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Oh, enggak ada karena ini pasar pemerintah jadi yang narik itu pemerintah, dinas perindustrian perdagangan terutama UPTD”.

Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Perda? “ Seharus nya sesuai dengan tupoksi dia ”.

Q9 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Perda?

“Oh ya jelas tidak, pedagang tidak dilibatkan dalam pembuatan perda itu, pemerintah (kota) dengan DPR(D), tentu nya kan ada masukan dari uji lapangan seperti apa”.

Q10 Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda? “Sejauh ini belum ada tanggapan (negative) ya, yang jelas mereka itu ketika dipungut retribusi, bayar”. Ada yang kontra enggak pak? “ Enggak ada, dia tau kok, bahwa dagang disitu itu dipungut retribusi”. Jadi tanggapan nya positif ya? “Ya positif lah pedagang mah, enggak ada kendala pedagang mah”.

Q11 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

Perda?

“ Ya mereka menjalankan tugas sesuai dengan yang diberikan. Selain tugas mereka koletor, ya enggak ada lagi. Mereka punya tugas khusus nagih ke pedagang, setelah dia selesai melaksanakan. Kalau kolektor tidak akan berpikir seperti ini ya, dia hanya eksekutor setelah selesai ya sudah. ”.

Page 162: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Kalau UPTD menurut bapak seberapa paham? “Ya jelas paham geh, UPTD mah karena mereka kan sebagai pelaku pelaksana teknis, perda ini kan pelayanan pasar, teknis nya ada di UPTD, nah UPTD jelas jelas memahami betul isi dari perda tersebut. Kalau untuk yang merekrut kolektor dari mana pak? “ Dari Perindag, kalau UPTD mah kan hanya menerima, anggaran bayar apa bayar apa itu disperindag”.

Q12 Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi

pelayanan pasar?

“ Yang mengawasi UPTD, kepala UPTD. Artinya kan setelah kolektor itu menarik retribusi pelayanan pasar itu kan di setorkan ke UPTD, dari UPTD di setorkan kepada disperindag, dari sini kan ke DPPKD. Ada di SOP nya”.

Q13 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

Q14 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

Keterangan : I1.3 = Kasi.Pembinaan Pasar Disperindagkop Kota Cilegon: Pak Didi, S.Ip (44 Tahun) Catatan Lapangan = Wawancara Hari Jumat 4 September 2015 jam 11:47 WIB Wawancara dilakukan di Ruangan Tamu Kasi Pembinaan Pasar Disperindagkop Cilegon. Informan sempat mengira peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif ,sehingga beliau menjawab pertanyaan dengan singkat, meskipun pertanyaan terjawab semua. Menurut pengakuan informan kepada peneliti, informan sendiri baru menjabat menjadi Kasi Pembinaan Pasar terhitung Mei 2014. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 163: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I1.4

Q1 Apakah tujuan dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012 ?

“Untuk pembangunan Kota Cilegon dan pemasukan pendapatan Kota Cilegon”.

Q2 Bagaimana mengukur keberhasilan Perda? ”Target dari pencapaian itu tercapai”

Q3 Siapa yang menjadi sasaran perda? “Untuk wajib retribusi pedagang, untuk yang menetap aja dari Auning sampai ke Kios”.

Q4 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang? “Awal-awalnya ada kali ya, sekarang juga ada sih sosialisasinya. Enggak sering sih kalau ada perlu perlu aja”.

Q5 Berapa jumlah tenaga kolektor?

“Enggak tau, itu UPTD nya yang tahu”.

Q6 Berapa upah perhari untuk kolektor?

“Enggak tahu”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “ HIPSI itu tidak menyatu dengan UPTD, Cuma kalau ada apa apa (aspirasi) nya ke HIPSI, tapi gak semua sih”.

Q8 Bagaimana sikap para pelaksana dalam melaksanakan Perda? “Harus tegas karena ada pedagang yang taat dan tidak taat”.

Q

I

Page 164: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q9 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Perda?

“Setahu ibu mah enggak, langsung dari atas”.

Q10 Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda? “Alhamdulillah bayar, walaupun ada beberapa geliintir pedagang yang tidak membayar, tapi tanggapannya positif”

Q11 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

Perda?

“Tidak letterlijk, tapi dalam implementasi nya bagus”

Q12 Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi

pelayanan pasar?

“ Kepala UPTD Pasar Baru, ada sebulan sekali koordinasi antara UPTD Pasar Baru dengan disperindagkop.

Q13 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “Alhamdulillah sampe sekarang lancar, laporan laporan berjalan “

Q14 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “Sebulan sekali, kalau laporan ada perbedaan langsung koordinasi”

Keterangan : I1.4 = Nila Oktoria (35 Tahun), Staff Pelaksana Disperindagkop Kota Cilegon Catatan Lapangan = Wawancara Hari Senin 4 September 2015 jam 10.00WIB Wawancara dilakukan di Kantor UPTD Pasar Baru Cilegon. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 165: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I2.1

Q1 Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Buat menambah pemasukan anggaran daerah”

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Dikenakan nya ya terutama pedagang”

Q3 Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda ini?

“ Dikatakan berhasil ya dengan mencapai target”

Q4 Berapa jumlah tenaga kolektor?

“ Ada 14”

Kalau yang buat retribusi pelayanan pasar? “Ada 7”

Q5 Berapakah upah anda perhari?

“ Gak ada upah disini mah, ada nya gaji”,

Maaf, kalau bolek tahu gaji nya berapa pak?

“ Kalau saya gaji perbulan, masih 2.400.000, iya kurang lebih”

Q6 Dimanakah domisili anda?

“Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan, Kabupaten Serang”

Q7 Berapakah target dan realisasi retribusi dalam sehari? “ Beda beda tergantung pedagang, kalau pedagang nya gak ada, retribusi nya juga gak tercapai.” Bapak ditugaskan di blok apa? “ Blok A”

Q

I

Page 166: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Realisasi ? “ Kadang kadang nyampe 100.000”

Q8 Bagaimana sikap anda dalam melaksanakan Perda? “ Ya sama sama (mengerti) ” Kalau ada pedagang yang tidak mau bayar? “ Saya bisa…. ( kurang jelas terdengar), yang nama nya pedagang itu kan cari duit, nanti pas di lokasi bareng bareng bekerja disini biar bapak tercapai usaha dan saya tugas disini tercapai, biar bisa ngolah berbicara, supaya dia kalau betul betul ada mah, bayar. Kalau enggak ada mah, ya terpaksa enggak bayar.”

Pernah tidak ada pedagang yang mengeluhkan kolektor yang lupa ngasih karcis? “enggak pernah”

Q9 Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda?

“Tanggapan pedagang ya gak papa sama sama membantu. Positif.”

Q10 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

Perda? “ Seperti nya hanya kolektor tahu nya bagaimana cara nya supaya target itu tercapai. Arti nya terutama begini, memang saya sebagai kolektor masalah target… memang saya usahakan pengen tercapai, tapi tercapai dan tidak tercapai itu kan urusan pimpinan, karena kalau saya mah bagaimana pedagang kan, kalau pedagang nya bayar kan mungkin sampe target, kalau gak bayar ya mengurangi target”.

Q11 Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“ Jadi gini untuk mengawasi mah pimpinan (Kasubag TU), saya sebagai kolektor mah enggak ada”. Kalau yang Kanit Pembinaan dan Pengawasan tugas nya apa pak?

Page 167: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“ Ya kanit pembinaan itu kan …ada kemacetan di jalan atau ada pedagang yang tidak layak itu bagian kanit pembinaan”. Kalau di lapangan ada yang mengawasi tidak pak? “ Ada, tetep stand by aja disana”.

Q12 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “Enggak tahu” Kalau koordinasi dari UPTD ke Pedagang? “ Ya sering, kadang ngasih arahan ke pedagang, gimana baik nya pedagang, jangan mengganggu aktifitas jalan, artinya UPTD juga tidak melarang aktifitas jualan gitu”.

Q13 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “ Boleh dikatakan rutin iya, kadang kadang dua hari juga turun”

Keterangan : I2.1 = Pak Khalim (52 Tahun), Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar dan pernah merangkap menjadi Kanit Pembinaan dan Pengawasan UPTD Pasar Baru Cilegon (Kanit Pembinaan dan Pengawasaan pada waktu wawancara, belum ada yang menjabat). Informan cukup terbuka. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara di lakukan di Kantor UPTD Pasar Baru Cilegon hari Rabu, 2 September 2015 Jam 13:28.WIB.

I2.2

Q1 Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Untuk menarik pembayaran retribusi pelayanan pasar untuk angsuran perkios itu seribu, punya dua, dua ribu”.

Kalau Pedagang keliling kena gak?

Q

I

Page 168: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“Nggak, nggak kena”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ nyalar itu buat yang dagang, kan saya di blok C (bilang ke pedagang) wajib harus bayar retribusi pasar” Kalau Pedagang keliling kena gak? “ Enggak, kalau enggak nempat mah, kalau jualan nya ditempat kena”.

Q3 Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda ini?

“ Kan dalam suatu wilayah itu ditarget, gimana cara nya untuk mencapai target”

Q4 Berapa jumlah tenaga kolektor?

“Kurang lebih 17”

Yang untuk retribusi pelayanan pasar?

“Pertempatkan 1 orang (untuk retribusi pelayanan pasar), jadi pertempat itu ada 3 , retribusi harian pasar, kebersihan, kemanan”

Q5 Berapakah upah anda perhari?

“Perbulan, digaji..”

Kalau boleh tau Gaji per hari nya berapa?

“Ya, lumayan buat beli kopi mah”

Q6 Dimanakah domisili anda?

“ Asli Serang, Kecamatan Taktakan, Kota Serang”.

Q7 Berapakah target dan realisasi retribusi dalam sehari? “Ditarget kalau diri pribadi saya aja Rp.50.000,-“ Yang nentuin target nya siapa? “ Dari kantor, ditarget dari kantor kita tinggal melaksanakan” Realisasi nya perhari biasa nya berapa tuh? “Mencapai paling 50 ribu -56 ribu, tergantung yang

Page 169: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

dagang..(kurang jelas terdengar).. maksimal, paling maksimal ya.. 63 ribu” Penentuan target itu tiap blok beda ya? “ Beda, tergantung tempat dan kondisi, kaya nya retribusi pelayanan pasar yang paling terkecil saya sendiri”

Q8 Bagaimana sikap anda dalam melaksanakan Perda? “ Berhadapan dengan orang itu gimana cara nya saya sopan dia pun segan gitu tuh, gimana cara nya bayar ya dengan bahasa yang halus, kaya gitu lah, yang baik baik biar dia ngasih, nerima, kan enak”. Pernahkah ada pedagang yang tidak membayar? “ Ada.. ada juga, paling satu kali, dua kali, tiga kali enggak nurut, saya tegas, terus kalau enggak mau nurut juga, paling saya laporan ke kantor, dari kantor nanti ditindakin”. Setahu anda, pernah kah ada teman sesama kolektor yang lupa memberi karcis? “ Lupa ngasih ? kan gini ..pemberian karcis ya... ada yang mau dikasih, ada yang mau enggak, kalau yang mau, dikasih.. kalau dikasih bilang nya “ udah gak usah”, ya taruh lagi. Kadang saya juga ngerasa gimana kalau dia bayar saya juga harus memberikan karcis, udah aja taruh ditempat pedagang nya”. Tapi pernahkah ada pedagang yang protes ada kolektor yang lupa memberi karcis? “Alhamdulillah belum pernah, paling ngeluh nya dagangan nya sepi, kaya gitu gitu aja pedagang mah”.

Q9 Apa tanggapan dari pedagang terhadap Perda?

“ Kalau masalah tanggapan sih, tanggapan pedagang ya.. , ya.. selagi dia ada pasti bayar, kalau dia laku jualannya bayar, kalau enggak laku juga dia pasti berusaha ngasih, yang nama nya retribusi kan wajib”.

Q10 Seberapa paham implementor terhadap isi dan tujuan

Page 170: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Perda? “Belum , belum ngeliat (perda nya)” Apakah anda paham retribusi ini setoran nya kemana, alur nya bagaimana ? “Iya”.

Q11 Siapa yang mengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Kita disini ada koordinator nama nya..” Koordinator itu tugas nya untuk apa? “Kaya ada pengeluaran (Kurang jelas terdengar) gitu tuh, kalau ada pedagang yang tidak membayar, entar disamperin ama apa sih nama nya lupa..pembinaan dan pengembangan, “Pak saya lapor, kalau si A nih susah bayar”, nanti dikasih arahan.”

Q12 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD,

Kolektor dan Pedagang? “Ada”

Q13 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang? “Kurang lebih 1 tahun ada 4 kali”

Keterangan : I2.2 = Gojali (24 Tahun), Kolektor Retribusi Pelayanan Pasar UPTD Pasar

Baru Cilegon. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Kamis 27 Agustus 2015 jam 12:14 WIB. Wawancara dilakukan di ruangan tamu Kantor UPTD Pasar Baru Cilegon. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 171: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I3.1

Q1 Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar? “ Itu merupakan landasan hukum Pemerintah Kota Cilegon , terkait pungutan yang diberikan atau dilakukan oleh dinas perindagkop yang membawahi UPTD Pasar ini terkait dengan pelayanan yang ada di pasar, salah satu nya di mana, di Pasar Baru ya. Yaitu menjadi payung hukum bagi petugas untuk dalam hal memberikan pelayanan khusus nya pedagang harus memberikan kontribusi dalam hal ini, membayar retribusi sesuai dengan angka nominal yang tertuang dalam perda dan itu mungkin dilakukan oleh petugas UPTD yang ada dilapangan untuk memungut retribusi. Nah, dari hasil retribusi itu tentu nya akan dipergunakan untuk opersional, mungkin penunjang kegiatan yan ada di pasar dan tentunya melalui alur mekanisme masuk dulu ke kas umum daerah. Yaitu mekanisme nya sesuai dengan yang ada di perda, petugas UPTD memungut retribusi, dikumpulkan oleh kolektor, kemudian oleh bendahara penerimaan diperindagkop disetorkan kepada kas umum daerah. Untuk berapa sih target yang ditetapkan, tentu kita DPPKD berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop berapa sih kira kira target yang bisa dicapai dalam 1 tahun anggaran. Misal nya, target tahun 2015 ini Disperindag, diberikan target retribusi pelayanan pasar itu sebesar Rp.432.564.000,-, nah ini dalam satu tahun yang ini mungkin ada beberapa titik pasar yang ada di Kota Cilegon”. Kemudian koordinasi dengan DPPKD( Khusus Seksi Perencanaan dan pengendalian), tentu kita dalam hal awal perencanaan anggaran seberapa besar sih potensi yang ada di Pasar.

Q2 Siapakah yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Tentu para pedagang yang melakukan usaha nya yang ada di Pasar tersebut, misalkan Pasar Baru Cilegon tentu yang dikenakan sebagai sasaran dari perda No.,7 tahun 2012 tentu nya adalah para pedagang yang berjualan disekitar pasar tersebut”.

Q

I

Page 172: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q3 Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda

ini?

“Untuk mengukur keberhasilan dari perda tersebut, tentu nya seberapa banyak jumlah pedagang yang ada di pasar tersbut, kemudian juga seberapa banyak pedagang memberikan kontribusi nya melalui retribusi pelayanan pasar tentu nya dari target yang sudah ditentukan oleh Dinas Perindagkop ya.. ini akan melihat seberapa banyak sih jumlah pedagang yang berusaha di pasar tersebut, kemudian seberapa besar pendapatan yang diterima dari pembayaran retribusi tersebut. Biasa nya di akhir tahun bisa kelihatan itu dari target yang sudah ditetapkan itu akan terlihat dari realisasi yang realisasi yang sudah dicapai. Tentu dari target yang sudah dicapai sekitar 432 juta (Tahun 2015) dan di akhir tahun tercapai tentu berarti sasaran atau keberhasilan dari Perda No,7 Tahun 2012 ini betul betul efektif. ini mungkin ditunjang dari kesadaran sebagai pedagang untuk membayar retribusi dan juga kesadaran dari Petugas UPTD juga yang betul betul memungut sesuai dengan yang diterapkan oleh Perda”.

Q4 Bagaimana keuangan yang terjadi dalam mengelola retribusi pelayanan pasar?

“Seperti yang disampaikan di dalam perda , bahwa hasil pungutan retribusi ini dikelola oleh UPTD kemudian hasil dari apa yang dikumpulkan oleh pihak para pedagang itu dihimpun oleh bendahara penerimaan disperindag, dihimpun mungkin dalammungkin waktu 1 x 24 jam langsung disetorkan ke kas umum daerah, dalam hali ini ada di BJB ya, dan tentu nya dilaporkan dari apa yang sudah disetorkan itu ke pihak akuntansi dan ke pihak seksi pelaporan di apa bidang dana perimbangan”.

Q5 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD,

dan Pedagang?

“Seperti yang saya sampaikan tadi, kaitan dengan koordinasi dalam hal penentuan target itu yang menentukan target DPPKD melakukan koordinasi dengan dinas (Perindagkop) untuk menentukan target 1 tahun anggaran, kemudian berkoordinasi dalam pencapaian target, setiap triwulan kita selalu

Page 173: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

mengadakan rekon dan termasuk juga melakukan evaluasi pencapaian target, apakah target nya nanti bisa dirubah atau tidak, apabila mengalami peningkatan tentu akan dilakukan perubahan target anggaran sehingga menjadi meningkat. Tapi kalau memang hasil dari pencapaian target, tentu ada hal hal yang perlu di evaluasi.”

Q6 Seberapa sering koordinasi yang terjalin antara Dinas.

UPTD dan Pedagang?

“Tentu berkoordinasi biasanya pada saat penyusunan anggaran, itu yang pertama. Kemudian pada saat tahap implementasi pelaksanaan itu kaitan pada jumlah setoran dari pedagang termasuk juga evaluasi evaluasi yang selalu muncul permasalahan permasalahan yang ada di lapangan”.

Keterangan : I3.1 = Hendra Pradipta (33 Tahun), Kasi Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Senin 9 September 2015 jam 15:01 Wawancara dilakukan di ruangan Kasi Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

I3.2

Q1 Apakah tujuan dari Perda No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Seperti yang saya sampaikan tadi, perda ini kan yang spesifiknya perindag, tapi kalau menanyakan apa tujuan nya spesifik nya yang bisa menjawab perindag, karena mereka yang membuat”.

Q2 Siapakah yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Kalau yang seperti saya sampaikan tadi, kalau yang kaitan dengan teknis nya ya retribusi ini.., karena mereka yang membuat, mereka yang lebih kompeten menjawab.Ini kan kalau dari perda bisa dilihat (Sambil membaca copy-an perda Kota Cilegon No.7 tahun 2012 )”. Dari sini kita bisa ambil ini lah, tapi lebih tepatnya (Dinas) Perindag lebih spesifiknya. Kalau di kami seperti yang sudah saya sampaikan, hanya penerimaan yang masuk ke kas daerah, nah itu bukti penerimaan kas daerah itu disampaikan tembusan nya ke kami

Q

I

Page 174: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

itu untuk di sanding, atau dicocokan dengan pengakuan setoran dari Dinas Perindag yang mengelola retribusi pasar ini, kalau kami kapasitas nya sebatas itu aja, kita hanya menerima setoran dari kas daerah, lalu kita catat setoran itu nanti untuk dicompare dengan pengakuan yang sudah ditetapkan dari pihak disperindagkop itu sendiri, jadi kita hanya mencatat saja”. /

Q3 Bagaimana cara mengukur standar keberhasilan dari Perda ini?

“Kalau untuk pengukuran kan mereka yang tahu, apakah tingkat kepatuhan, apakah tingkat pencapaian target retribusi mereka yang tahu, kalau retribusi untuk mereka mungkin…pada saat retribusi itu ditetapkan dan itu tercapai dalam waktu 1 tahun, mungkin menurut mereka berhasil, untuk ini nya pencapaian retribusi nya, tapi belum tentu kepatuhan dari wajib retribusi nya itu, kalau mereka agak agak bandel atau apa, tapi nampaknya ukuran keberhasilan nya dilihat dari pencapaian target”.

Q4 Bagaimana keuangan yang terjadi dalam mengelola

retribusi pelayanan pasar?

“Alur yang sudah dibuat oleh disperindag itu kalau saya lihat sudah cukup ya (sambil membaca copy-an Perwal Kota Cilegon No.18 Tahun 2012 ), mereka kan menyetorkan ya, yang perlu saya sampaikan itu dari UPTD setor ke bendahara penerimaan nya, dari bendahara penerimaan mereka menyetorkan melalui ini.. ke bendahara umum milik kas daerah, dari kas daerah nanti ada petikan nya atau pendikan nya ke kami berupa ini..(menunjuk sebuah berkas).. bendahara penerimaan itu menyetorkan hasil pemungutan retribusi jadi artinya kalau pungutan nya tiap hari, mereka datang tiap hari, sudah betul mereka datang ke diperindag melalui BJB disertai dengan STS, itu sudah betul terus bendahara penerimaan tiap bulan nya itu dari setoran setoran harian ini mereka terus melaporkan… kalau anda lihat dari alur ini ( sambil membaca copy-an perwal) bendahara penerimaan ini menyerahkan hasil laporan dari hasil pemugutan retribusi ini dengan melakukan

Page 175: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

rekonsiliasi. Mereka mempunyai bukti setor, bukti setor ini dicatet di registrasi seperti ini, ini secara performatif tersistem masuk ke dalam kas penerimaan daerah harian bendahara ini, jadi mereka menyetorkan dalam semacam seperti ini kemudian di compare dengan input-an kami.. nanti hasil inputan kami dengan mereka sama, nanti cocok gitu sehingga kami tuangkan ke dalam hasil rekonsiliasi bahwa kami dengan disperindag sama , tidak ada selisih, udah gitu aja kami mah.”

Q5 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD, dan Pedagang?

“Kalau di kami seperti yang sudah saya sampaikan, hanya penerimaan yang masuk ke kas daerah, nah itu bukti penerimaan kas daerah itu disampaikan tembusan nya ke kami itu untuk di sanding, atau dicocokan dengan pengakuan setoran dari Dinas Perindag yang mengelola retribusi pasar ini, kalau kami kapasitas nya sebatas itu aja, kita hanya menerima setoran dari kas daerah, lalu kita catat setoran itu nanti untuk dicompare dengan pengakuan yang sudah ditetapkan dari pihak disperindagkop itu sendiri, jadi kita hanya mencatat saja”.

Q6 Seberapa sering koordinasi yang terjalin antara Dinas. UPTD dan Pedagang?

*Ada di dokumen Keterangan : I3.2 = Ibu Puji Wahyuningsih (54 Tahun), Kasi Akuntansi Penerimaan

DPPKD Kota Cilegon Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Senin 9 September 2015 jam 15:28 WIB. Wawancara dilakukan di ruangan Kasi Akuntansi Penerimaan DPPKD Kota Cilegon. Informan sempat mempertanyakan alasan peneliti melakukan wawancara ke DPPKD Kota Cilegon, karena menurut yang bersangkutan akan lebih spesifik jika menanyakan Perda Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 ke Dinas Perindagkop, namun informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti. * Hanya beberapa poin saja yang sempat ditanyakan, mengingat waktu yang terbatas, namun jawaban informan sudah cukup mewakili keseluruhan pertanyaan.

Page 176: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

1.4.1

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Menambah income daerah”

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Para pedagang, toko, auning, yang dikenai sasaran retribusi pelayanan pasar”

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Ada, sosialisasi”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Baik, dan tidak ada masalah. Saling membutuhkan”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“Tidak tahu”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Sikap dari petugas biasa, tidak pernah melihat ada penyimpangan”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Tidak ada pihak lain yang memaksa untuk pemungutan retribusi pelayanan pasar. Jika pun ada niatnya sedekah”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Tidak ada pihak yang mengawasi (di lapangan). Kadang kadang orang pasar nya tidak peduli diberi karcis atau tidak peduli diberi karcis atau tidak”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Ada, koordinasi (dengan pedagang) tapi jarang”

Q

I

Page 177: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Ada, tapi tidak sering. Tapi tidak tahu pasti nya”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Tidak menentu, kadang kadang lumayan. Lebih nyaman di lokasi yang sekarang ( Kranggot)

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Tidak mempengaruhi omset dan tidak mengganggu”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak. Tidak mempengaruhi”

Keterangan : I4.1 = Achmad Djajuli (55 Tahun) ,Pedagang Baju (Kios) Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Sabtu 29 Juli 2015 jam 13:30 Wawancara dilakukan di kios tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.2

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Untuk Fasilitas pasar”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Semua pedagang yang berjualan di pasar”

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Belum tahu, tapi di karcis sudah ada penjelasannya”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Tidak keberatan karena ada timbal balik positifnya dengan kita”

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“Tidak, diajak langsung dari kantor dinas”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan

Q

I

Page 178: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Sopan dan tidak memaksa juga pengertian kalau pedagang sedang belum dapet. Ditarik hanya dua karcis, keamanan dan kebersihan, tetapi lebih jelasnya Tanya bos”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Enggak ada sih”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Belum tahu”

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Ada dan berjalan. Biasanya perwakilan”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Kurang tahu”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Tergantung keadaan pasar kalau kita lagi rame, ya rame. Pas deket deket lebaran rame”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Tidak mengganggu, karena sedikit”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak sih, tidak mempengaruhi”.

Keterangan : I4.2= Nurhasanah (20 Tahun), pedagang baju di Pasar Baru Cilegon (Kios)

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Kamis 30 Juli 2015 jam 13:08 WIB Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.3

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang

Q

I

Page 179: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Untuk membangun fasilitas jalan”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Pedagang, selain pedagang tidak boleh ditarik”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?“ Dikasih tahu melalui petugas salaran, tapi kalau sosialisasi khusus belum pernah”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Tidak keberatan, tapi harus bertujuan jelas”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“Pedagang gak dilibatkan, kecuali nilai tariff nya besar, harus dilibatkan. Ada HIPSI, sebagai wadah aspirasi pedagang sebagai penghubung ke dinas”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Familiar, sudah seperti kerabat sendiri. Sopan dan mengerti, jika ada pedagang yang sekali kali gak bayar, fleksibel pengertian. Tapi jika berturut turut akan ditindak dan ada balasannya ”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Tidak ada pungli, karena ada HIPSI, tidak akan berani. HIPSI sendiri dalam naungan Disperindagkop”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Secara langsung dilapangan gak ada, kalau di kantor mungkin ada”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Ada perwakilan HIPSI, secara langsung pernah. Kecuali yang tidak bisa diwakilkan seperti perpanjangan kontrak”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Baru sekali, hanya perpanjangan kontrak. Kalau selain itu tidak ada mas”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Tergantung kondisi pembeli, kalau menjelang lebaran rame

Page 180: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

banget minimal 500 ribu, bisa nyampe 10 Juta”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Engga berpengaruh”

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Tidak mempengaruhi”. Keterangan : I4.3 = Ibu Tari (47 Tahun) ,pedagang baju di Pasar Baru Cilegon (Kios) Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Kamis 30 Juli 2015 jam 14:30 WIB. Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.4

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Belum tau “

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Setiap hari untuk pedagang, tergantung warungnya”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Enggak ada”

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Kalau lagi rame iya aja gak kerasa, tapi kalau lagi sepi ya.. gimana keadaan orang belanja”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“Enggak pernah, langsung dari atas”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Sopan. Setiap minta salaran langsung dikasih karcis nya. Tapi untuk retrribusi pelayanan pasar ada 2 orang datang masing masing 1000. Kalau dulu diminta 3 tapi sekarang 2 macam aja, kebersihan dan keamanan”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q

I

Page 181: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“Setahu saya enggak ada” Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan

pasar?

“Enggak ada”

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Berjalan baik”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Ada, tapi tidak sebulan sekali. Tidak pasti.”

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Sedang, gak besar, gak kecil‟.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak mengganggu”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak mempengaruhi”. Keterangan : I4.4 = Ibu Ina (35 Tahun), pedagang sembako di Pasar Baru Cilegon. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Sabtu 01 Agustus 2015 jam 14:43 WIB. Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.5

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Buat pembangunan pasar, gaji gaji pegawai”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Seluruh pedagang dari dalam dan dari luar”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Dulu pernah”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Untuk sementara ini mendukung, karena masih wajar”.

Q

I

Page 182: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“Enggak. Pedagang sekedar jualan”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Kadang dikasih (karcis), kadang enggak sering nya enggak dikasih yang wajib nya 1000 dua, sopan (sikap kolektor).”

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Gak ada, tapi kalau kita berani gak ada. Kalau kita gak berani ,ada”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Mungkin di kantornya ada”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Kalau dulu mah ada, paling masalah tempat”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Enggak rutin. Paling kalau ada perlu, itu juga jarang”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Biasa, tergantung. Kalau hari minggu rame, kalau hari biasa sepi”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak sih, tapi kalau lagi sepi mah kesel juga kadang. Kalau sepi mah lewat”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak mempengaruhi”. Keterangan : I4.1 = Ade (37 Tahun), pedagang sayur di Pasar Baru Cilegon (Auning). Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Senin 3 Agustus 2015 jam 13:55 WIB. Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 183: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

1.4.6

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Enggak tahu, itu kan setiap pasar juga ada”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Semua pedagang, gak ruko gak yang kios”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Enggak ada”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Biasa sih, setiap pasar juga ada”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“ Gak ada”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Biasa aja. Kadang becanda, selalu ngasih karcis. Kita gak bayar, gak papa, lewat aja”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Gak ada, pungli gak ada”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Gak ada”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Paling kalau ada perombakan atau apa”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Kalau ada perlu aja”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Omset tergantung dagangannya kalau kecil 3 juta setengah

Q

I

Page 184: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

sehari, kalau lagi rame 10 juta juga nyampe”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak ada dorongan kaya gitu, dipasar mah siapa gua siapa elu mau yang mimpin nya siapa, tetep aja pedagang mah dagang”.

Keterangan : I4.6 = Hendri (38 Tahun) ,pedagang sembako di Pasar Baru Cilegon. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Rabu 3 Agustus 2015 jam 14:21WIB. Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.7

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“ Untuk pemasukan daerah.”

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “Untuk pedagang-pedagang, semua yang berjualan aja mau yang negmprak juga, yang ngegelar-gelar, paling pagi-pagi”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Pernah sih ada, jarang.”

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “Bagus-bagus aja untuk kesejahteraan pasar”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“.Belum pernah. Cuma ya udah aturan nya kaya gitu, ya kita ikutin aja”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

Q

I

Page 185: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“Pada sopan sih, pada salam terus. Kalau gak sopan gak kita ladeni kalau dalam keadaan sibuk, karcis nya juga dikasih terus”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “.Gak ada, gak ada pungli-pungli”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Gak ada kalau di lapangan”..

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Untuk masalah retribusi sih gak ada, tapi untuk yang lain ada”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“Setahun doang, itu pun masalah pembenahan pasar”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

.”Biasa aja”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak sih, bagi saya sih enggak. Asal kemananan kebersihan, itu aja.”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak berfikiran kesitu”. Keterangan : I4.7 = Supandi (40 Tahun) ,pedagang sembako di Pasar Baru Cilegon. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Rabu 3 Agustus 2015 jam 14:35WIB. Wawancara dilakukan di tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.8

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Mungkin buat kas pasar, soalnya petugas nya kalau ditanya

Q

I

Page 186: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

buat apa ya buat retribusi”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Buat pedagang aja, disitu ( menunjuk ke emprakan) juga dimintain kok” .

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Enggak, kecuali ada yang pindah pindah, bongkar-bongkar”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “ Sebenarnya mah sah sah aja asal jelas. Cuma disini yang kurang itu keamanan, soalnya disini ada yang kebobolan. Biasanya warung itu ada yang congkel”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“ Enggak, mungkin sudah dipilih pilih sendiri tariff nya”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Biasa –biasa aja sih mas, pokok nya ngasih kertas (karcis), kita langsung bayar”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Hari hari gini gak ada. Pas lebaran ada yang maintain THR, dari dinas ada, dari orang-orang (selain dinas) juga ada”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Gak ada sih kaya nya, setahu saya sih enggak ada. Mungkin dikantornya ada”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Paling dikasih surat edaran. Paling kalau rapat pas mau dibongkar atau mau pindah ke sana”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“.Enggak ada rapat rutin, kita mah paling butuh nya jualan. Itu aja kan”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

Page 187: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“Alhamdulillah semua tercukupi”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak sih, soalnya paling berapa sih, paling seribu dua ribu.”

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak berpengaruh.” Keterangan : I4.8 = Elok (25 Tahun) , pedagang sembako di Pasar Baru Cilegon.

(Auning) Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Kamis 4 Agustus 2015 jam 11:53 WIB. Wawancara dilakukan di warung tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.9

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Enggak tahu ya”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Buat pedagang”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Kurang tahu, biasa nya bos itu mah. Saya mah anak buah”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “ .biasa aja. Ga untuk apa apa (yang negative)”.

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“ Langsung dari dinas nya”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Biasa aja. Jarang ( diberi karcis)”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Enggak ada”

Q

I

Page 188: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan

pasar?

“Enggak ada”

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Berjalan dengan baik, biasa nya mau gusuran”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“ Kurang tahu, soalnya saya mah anak buah”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Biasa aja”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak sih”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Enggak mempengaruhi”. Keterangan : I4.9 = Ipul (25 Tahun), pedagang sayur di Pasar Baru Cilegon.(Emprakan) Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Rabu 5 Agustus 2015 jam 13.30 WIB. Wawancara dilakukan di tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

1.4.10

Q1 Apakah tujuan dari Perda No. 7 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

“Enggak tau ya”.

Q2 Siapa yang menjadi sasaran dari Perda ini? “ Pedagang yang di dalem, paling 1000”.

Q3 Seberapa sering diadakan sosialisasi mengenai Perda kepada pedagang?

“Enggak tau ya, kalau masalah itu”.

Q4 Bagaimana tanggapan anda terhadap Perda? “ .Biasalah, yang namanya di pasar, gitu ya.”

Q

I

Page 189: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Q5 Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan perda?

“ Enggak sih”.

Q6 Bagaimana sikap dari kolektor dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Baik, tidak memperhatikan (diberi karcis atau tidak) kalau lagi sibuk. Kalau lupa bayar gak dimintai tempat ikan mah”.

Q7 Adakah pihak lain (informal) yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar? “Resmi semua”.

Q8 Siapakah yang mengawasi pemungutan retribusi pelayanan pasar?

“Enggak tau”.

Q9 Bagaimana koordinasi yang terjalin antara Dinas, UPTD dan Pedagang? “Kemaren ada rapat mau ngebagusin”.

Q10 Seberapa sering diadakan koordinasi Dinas, UPTD, Kolektor dan Pedagang?

“ Enggak (rutin) sih, paling kalau mau lagi rapat”.

Q11 Berapakah omset anda perhari?

“Ya lumayan lah”.

Q12 Apakah kebijakan ini mempengaruhi omset anda? “Enggak sih”.

Q13 Apakah kebijakan ini mempengaruhi pilihan politik lokal anda ?

“Jadi seneng, wajar lah buat kebersihan”. Keterangan : I4.10 = Romli (35 Tahun) ,pedagang ikan di Pasar Baru Cilegon. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Catatan Lapangan = Wawancara Hari Minggu 9 Agustus 2015 jam 10.00 WIB. Wawancara dilakukan di tempat usaha beliau. Informan cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.

Page 190: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

1. Ukuran dan Tujuan

Apakah tujuan dari Peraturan Daerah No.7 Tahun 2012

tentang Retribusi Pelayanan Pasar?

I1.1 “Tujuan tentang perda ini.. mengoptimalisasi pendapatan asli daerah melalui retribusi pelayanan pasar”

I1.2 “ Inti nya sih sama sih mas untuk mencapai pendapatan asli

daerah salah satu nya melalui retribusi pelayanan pasar juga”

I1.3 “Tujuan nya 1. untuk penataan pasar, termasuk dalam bidang PAD”.

I1.4 “Untuk pembangunan Kota Cilegon dan pemasukan pendapatan Kota Cilegon”.

I2.1 “ Buat menambah pemasukan anggaran daerah” I2.2 “Untuk menarik pembayaran retribusi pelayanan pasar untuk

angsuran perkios itu seribu, punya dua, dua ribu”. Untuk pedagang keliling kena gak? “ Nggak, nggak kena”.

I3.1 “ Itu merupakan landasan hukum Pemerintah Kota Cilegon , terkait pungutan yang diberikan atau dilakukan oleh dinas perindagkop yang membawahi UPTD Pasar ini terkait dengan pelayanan yang ada di pasar, salah satu nya di mana, di Pasar Baru ya. Yaitu menjadi payung hukum bagi petugas untuk dalam hal memberikan pelayanan khusus nya pedagang harus memberikan kontribusi dalam hal ini, membayar retribusi sesuai dengan angka nominal yang tertuang dalam perda dan itu mungkin dilakukan oleh petugas UPTD yang ada dilapangan untuk memungut retribusi. Nah, dari hasil retribusi itu tentu nya akan dipergunakan untuk opersional, mungkin penunjang kegiatan yan ada di pasar dan tentunya melalui alur mekanisme masuk dulu ke kas umum daerah. Yaitu mekanisme nya sesuai dengan yang ada di perda, petugas UPTD memungut retribusi, dikumpulkan oleh kolektor, kemudian oleh bendahara penerimaan diperindagkop disetorkan kepada kas umum daerah. Untuk berapa sih target yang ditetapkan, tentu kita DPPKD berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop berapa sih kira kira target yang bisa dicapai dalam 1 tahun anggaran. Misal nya, target tahun 2015 ini Disperindag, diberikan target retribusi pelayanan pasar itu sebesar Rp.432.564.000,-, nah ini dalam satu tahun yang ini

MATRIK HASIL WAWANCARA SESUDAH REDUKSI DATA

Q

I

Page 191: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

mungkin ada beberapa titik pasar yang ada di Kota Cilegon”. Kemudian koordinasi dengan DPPKD( Khusus Seksi Perencanaan dan pengendalian), tentu kita dalam hal awal perencanaan anggaran seberapa besar sih potensi yang ada di Pasar”.

I3.2 “Seperti yang saya sampaikan tadi, perda ini kan yang spesifiknya perindag, tapi kalau menanyakan apa tujuan nya spesifik nya yang bisa menjawab perindag, karena mereka yang membuat”.

I4.1 “ Menambah income daerah” I4.2 “ Untuk Fasilitas pasar”. I4.3 “ Untuk membangun fasilitas jalan”. I4.4 “ Belum tau “ I4.5 “ Buat pembangunan pasar, gaji gaji pegawai”. I4.6 “ Enggak tahu, itu kan setiap pasar juga ada”. I4.7 “ Untuk pemasukan daerah.” I4.8 “Mungkin buat kas pasar, soalnya petugas nya kalau ditanya

buat apa, ya buat retribusi”. I4.9 “Enggak tahu ya”. I4.10 “Enggak tau ya”.

Apakah yang menjadi ukuran keberhasilan Kebijakan?

I1.1 “Pertama kita menyiapkan kolektor .. tujuan dari keberhasilan perda (berpikir sejenak)...ini menyangkut ukuran keberhasilan perda ya?” yang pertama itu yang kedua melakukan pendekatan persuasive kepada pedagang. Apa keluhan pedagang,dsb. Pedagang itu tidak hanya diambil uang nya, keluhan nya (pedagang), kolektor tuh didik harus begitu dengan begitu secara otomatis pedagang akan patuh terhadap peraturan daerah”. Jadi ukuran nya pedagang itu patuh terhadap perda? “iya patuh terhadap peraturan daerah”

I1.2 “ Mengukur nya sih kalau menurut saya dari targetnya itu, targetnya itu kan istilah nya target dari disperindag sekian, itu gimana cara nya kolektor mencapai target itu, dimana dimana dimulai dari kolektor nya sih mas untuk mencapai target itu, bagaimana peran aktif kolektor ke pedagangnya”

Q

I

Page 192: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I1.3 “ Diukur dari target dan realisasi, kalau misal nya realisasi itu mencapai target berarti kan keberhasilan perda bisa diukur tingkat keberhasilan nya sejauh mana “

I1.4 ”Target dari pencapaian itu tercapai” I2.1 “ Dikatakan berhasil ya dengan mencapai target” I2.2 “ Kan dalam suatu wilayah itu ditarget, gimana cara nya

untuk mencapai target” I3.1 “Untuk mengukur keberhasilan dari perda tersebut, tentu nya

seberapa banyak jumlah pedagang yang ada di pasar tersbut, kemudian juga seberapa banyak pedagang memberikan kontribusi nya melalui retribusi pelayanan pasar tentu nya dari target yang sudah ditentukan oleh Dinas Perindagkop ya.. ini akan melihat seberapa banyak sih jumlah pedagang yang berusaha di pasar tersebut, kemudian seberapa besar pendapatan yang diterima dari pembayaran retribusi tersebut. Biasa nya di akhir tahun bisa kelihatan itu dari target yang sudah ditetapkan itu akan terlihat dari realisasi yang realisasi yang sudah dicapai. Tentu dari target yang sudah dicapai sekitar 432 juta (Tahun 2015) dan di akhir tahun tercapai tentu berarti sasaran atau keberhasilan dari Perda No,7 Tahun 2012 ini betul betul efektif. ini mungkin ditunjang dari kesadaran sebagai pedagang untuk membayar retribusi dan juga kesadaran dari Petugas UPTD juga yang betul betul memungut sesuai dengan yang diterapkan oleh Perda”.

I3.2 “Kalau untuk pengukuran kan mereka yang tahu, apakah tingkat kepatuhan, apakah tingkat pencapaian target retribusi mereka yang tahu, kalau retribusi untuk mereka mungkin…pada saat retribusi itu ditetapkan dan itu tercapai dalam waktu 1 tahun, mungkin menurut mereka berhasil, untuk ini nya pencapaian retribusi nya, tapi belum tentu kepatuhan dari wajib retribusi nya itu, kalau mereka agak agak bandel atau apa, tapi nampaknya ukuran keberhasilan nya dilihat dari pencapaian target”.

Siapa sasaran kebijakan Peraturan Daerah Kota Cilegon

No.7 Tahun 2012 ?

I1.1 “ Ya otomatis pedagang yang melakukan aktivitas berjualan” Kalau pedagang keliling seperti pedagang siomay? “Kalau tidak menetap, tidak kena..”.

I1.2 “Pedagang”

Q

I

Page 193: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Kalau seperti pedagang es yang keliling tukang ojek kena tidak? “ Oh kalau itu nggak dia kan enggak netep disini, kadang dia kan kemana kemana. Tukang ojek nggak kena”. Perda ini khusus pasar tradisional saja atau modern? “ Kalau ini khusus pasar tradisional sih mas, kalau dulu sebelum ada perda ini ya dulu yang kaya matahari, Ramayana, edi itu ditarik retribusi pelayanan pasarnya tapi itu tiap bulan”.

I1.3 ”Sasaran Perda ya, masyarakat terutama para pedagang yang ada di pasar. Karena bunyi perda ini kan, Perda Retribusi Pelayanan Pasar”.

I1.4 “Untuk pembangunan Kota Cilegon dan pemasukan pendapatan Kota Cilegon”.

I2.1 “ Buat menambah pemasukan anggaran daerah” I2.2 “Untuk menarik pembayaran retribusi pelayanan pasar untuk

angsuran perkios itu seribu, punya dua, dua ribu”. Untuk pedagang keliling kena gak? “ Nggak, nggak kena”.

I3.1 “ Itu merupakan landasan hukum Pemerintah Kota Cilegon , terkait pungutan yang diberikan atau dilakukan oleh dinas perindagkop yang membawahi UPTD Pasar ini terkait dengan pelayanan yang ada di pasar, salah satu nya di mana, di Pasar Baru ya. Yaitu menjadi payung hukum bagi petugas untuk dalam hal memberikan pelayanan khusus nya pedagang harus memberikan kontribusi dalam hal ini, membayar retribusi sesuai dengan angka nominal yang tertuang dalam perda dan itu mungkin dilakukan oleh petugas UPTD yang ada dilapangan untuk memungut retribusi. Nah, dari hasil retribusi itu tentu nya akan dipergunakan untuk opersional, mungkin penunjang kegiatan yan ada di pasar dan tentunya melalui alur mekanisme masuk dulu ke kas umum daerah. Yaitu mekanisme nya sesuai dengan yang ada di perda, petugas UPTD memungut retribusi, dikumpulkan oleh kolektor, kemudian oleh bendahara penerimaan diperindagkop disetorkan kepada kas umum daerah. Untuk berapa sih target yang ditetapkan, tentu kita DPPKD berkoordinasi dengan pihak Disperindagkop berapa sih kira kira target yang bisa dicapai dalam 1 tahun anggaran. Misal nya, target tahun 2015 ini Disperindag, diberikan target retribusi pelayanan pasar itu

Page 194: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

sebesar Rp.432.564.000,-, nah ini dalam satu tahun yang ini mungkin ada beberapa titik pasar yang ada di Kota Cilegon”. Kemudian koordinasi dengan DPPKD( Khusus Seksi Perencanaan dan pengendalian), tentu kita dalam hal awal perencanaan anggaran seberapa besar sih potensi yang ada di Pasar”.

I3.2 “Seperti yang saya sampaikan tadi, perda ini kan yang spesifiknya perindag, tapi kalau menanyakan apa tujuan nya spesifiknya yang bisa menjawab perindag, karena mereka yang membuat”.

I4.1 “Para pedagang, toko, auwning, yang dikenai sasaran retribusi pelayanan pasar”

I4.2 “ Semua pedagang yang berjualan di pasar” I4.3 “Pedagang, selain pedagang tidak boleh ditarik”. I4.4 “Setiap hari untuk pedagang, tergantung warungnya”. I4.5 “Seluruh pedagang dari dalam dan dari luar”. I4.6 “ Semua pedagang, gak ruko gak yang kios”. I4.7 Untuk pedagang-pedagang, semua yang berjualan aja mau yang

negmprak juga, yang ngegelar-gelar, paling pagi-pagi” I4.8 “ Buat pedagang aja, disitu ( menunjuk ke emprakan) juga

dimintain kok” . I4.9 “ Buat pedagang”. I4.10 “ Pedagang yang di dalem, paling Rp.1000,-”.

Seberapa Sering Sosilisasi Kebijakan kepada pedagang?

I1.1 “.Sosialisasi kita kalau disini ya di UPTD Pasar tiap awal bulan mengadakan sosialisasi.. bukan sama petugas kolektor aja dari keamanan dan kebersihan katakan itu evaluasi ya evaluasi kinerja bulanan, termasuk itu mah apa.. petugas retribusi juga ya. Walaupun bagaimana… walaupun kita dari recehan ya sosialiasi tiap bulan kita lakukan. Kadang memang ya pedagang itu tidak semua paham gimana ya, mengerti ya?.. ada yang kurang taat, mengerti ya? Tingkat kesadaran nya masih minim, bukan dalam hal tingkat mengerti terhadap perda. Ada yang punya lima kios, bayarnya 1 kios. Disini kan ada kanit pembinaan membawa kolektor itu kan, jadi kita yang kesana kasih arah sosialisasi ke pedagang.. pak bu yang nama nya retribusi pasar wajib…”

Q

I

Page 195: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I1.2 “ Waktu awal awal sering ya.. sekarang sih pedagang pedagang udah pada tahu, dulu sih sering.. sosialisasi gitu ada himbauan kalau perkios itu bayar sekian, kalau untuk yang kios ya auwning itu sekian, beda lagi kalau yang punya dua”. Pas awal awal maksud nya? “ Pas awal awal ada perda (No.7 tahun 2012), kan dulu awal awal 2012 masih pake perda yang lama ( No.7 Tahun 2001), setelah itu distop ama pemda, jadi kosong selama 3 bulan karena Perda No.7 tahun 2012 masih digodog di DPRD perda nya itu, jadi pas mulai 1Mei 2012 mulai berlaku perda ini, itu udah mulai sosialisasi sih ke pedagang”. Kalau untuk pedagang yang baru nempat itu gimana teh, diberi tahu tentang tarif retribusi nya? “Kalau itu mah sekedar pemberitahuan aja, kalau surat edaran mah pas awal awal terbitnya perda ini”.

I1.3 “ Kalau pedagang ini biasa nya disosialisasikan oleh UPTD”.

I1.4 “Awal-awalnya ada kali ya, sekarang juga ada sih sosialisasinya. Enggak sering sih kalau ada perlu perlu aja”.

I4.1 “Ada, sosialisasi”. I4.2 “Belum tahu, tapi di karcis sudah ada penjelasannya”. I4.3

“ Dikasih tahu melalui petugas salaran, tapi kalau sosialisasi khusus belum pernah”.

I4.4 “Enggak ada” I4.5 “Dulu pernah”. I4.6 “Enggak ada”. I4.7 “Pernah sih ada, jarang.” I4.8 “Enggak, kecuali ada yang pindah pindah, bongkar-bongkar”. I4.9 “Kurang tahu, biasa nya bos itu mah. Saya mah anak buah”. I4.10 “Enggak tau ya, kalau masalah itu”.

Page 196: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

2. Sumberdaya

Berapakah jumlah tenaga kolektor?

I1.1 “Jumlah tenaga kolektor ada… kolektor pelayanan pasar sih ya secara keseluruhan ada 14 ,14 itu kan dengan kolektor kebersihan itu nya mah..(mencoba mengingat).. 8 lah”.

I1.2 “ Itu di papan..(menunjuk papan struktur organisasi) kalau sekarang sekarang mah nambah sih ya, ada 16 (sambil mengingat dan menghitung) kalau buat yang retribusi pelayanan pasar ada 10..nanti dulu ya mas (mengambil dokumen)..10 mas kalo buat yang itu nya (Retribusi Pelayanan Pasar), jadi 15 semua nya”.

Kalau untuk rute kolektor nya kemana saja?

“Udah ada sih di SP (Surat Perintah),….. , semua nya sih ada 15 cuma yang ini ada yang masuk sih ada yang baru, ini kan dihitung nya dari Januari, sedangkan dia masuknya dari Agustus.., 15 semua nya, tapi dia udah jalan di Kios B. Tadi kan johani merangkap juga di kios B, sekarang Kios B nya diganti Firdaus Gusti”

I.1.3 “ Waduh kalau kolektor nanya nya ke UPTD nih ya”. I1.4 “Enggak tau, itu UPTD nya yang tahu”. I2.1 “ Ada 14”

Kalau yang buat retribusi pelayanan pasar?

“Ada 7”

I2.2 “Kurang lebih 17”

Yang untuk retribusi pelayanan pasar?

“Pertempatkan 1 orang (untuk retribusi pelayanan pasar), jadi pertempat itu ada 3 , retribusi harian pasar, kebersihan, kemanan”

Q

I

Page 197: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Berapa upah perhari untuk kolektor ?

I1.1 „‟ Kalau dikatakan upah sih tidak, kita kan acuan nya target dari retribusi pasar untuk 2015 ini (menyebutkan angka)jadi kalau kita acuan nya upah mah kita mah gak ada upah karena kita kan ada yg THL, TKK, otomatis kan uda ada honor. Jadi kalau upah kita mah acuan nya gak kesana, tapi tidak menutup kemungkinan buat itu mah ada ya dikit dikit mah ada ” Kalau boleh tahu, honor bulanan untuk kolektor berapa pak? “ Standar THL Rp.1.250.000,-, TKK Rp.2.000.000,-“

I1.2 “ Maksudnya upah gimana ya..?”( Kurang memahami pertanyaan) Kalau gaji? “ Oh kalau itu udah dari dinas, iya dari disperindagkop per bulan”

I1.3 “ UPTD berarti yang tau ya”. I1.4 “Enggak tahu”. I2.1 “ Gak ada upah disini mah, ada nya gaji”,

Maaf, kalau bolek tahu gaji nya berapa pak?

“ Kalau saya gaji perbulan, masih 2.400.000, iya kurang lebih”

I2.2 “Perbulan, digaji..”

Kalau boleh tau Gaji per hari nya berapa?

“Ya, lumayan buat beli kopi mah”

Q

I

Page 198: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Dimanakah domisili kolektor ?

I2.1 “Kelurahan Umbul Tengah, Kecamatan Taktakan, Kabupaten Serang”

I2.2

“ Asli Serang, Kecamatan Taktakan, Kota Serang”. *Disela-sela wawancara peneliti pun mencoba menanyakan domisili kolektor lainnya

Berapakah target dan realisasi retribusi pelayanan pasar

perhari?

I2.1 “ Beda beda tergantung pedagang, kalau pedagang nya gak ada, retribusi nya juga gak tercapai.” Bapak ditugaskan di blok apa? “ Blok A” Realisasi ? “ Kadang kadang nyampe Rp.100.000,-”

I2.2 “Ditarget kalau diri pribadi saya aja Rp.50.000,-“

Yang nentuin target nya siapa? “ Dari kantor, ditarget dari kantor kita tinggal melaksanakan” Realisasinya perhari biasa nya berapa tuh? “Mencapai paling 50 ribu -56 ribu, tergantung yang dagang..(kurang jelas terdengar).. maksimal, paling maksimal ya.. 63 ribu” Penentuan target itu tiap blok beda ya?

“ Beda, tergantung tempat dan kondisi, kayanya retribusi pelayanan pasar yang paling terkecil saya sendiri”

Q

I

Q

I

Page 199: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Bagaimana pengelolaan keuangan retribusi pelayanan

pasar?

I3.1 “Seperti yang disampaikan di dalam perda , bahwa hasil pungutan retribusi ini dikelola oleh UPTD kemudian hasil dari apa yang dikumpulkan oleh pihak para pedagang itu dihimpun oleh bendahara penerimaan disperindag, dihimpun mungkin dalammungkin waktu 1 x 24 jam langsung disetorkan ke kas umum daerah, dalam hali ini ada di BJB ya, dan tentu nya dilaporkan dari apa yang sudah disetorkan itu ke pihak akuntansi dan ke pihak seksi pelaporan di apa bidang dana perimbangan”.

I3.2 “Alur yang sudah dibuat oleh disperindag itu kalau saya lihat

sudah cukup ya (sambil membaca copy-an Perwal Kota Cilegon No.18 Tahun 2012 ), mereka kan menyetorkan ya, yang perlu saya sampaikan itu dari UPTD setor ke bendahara penerimaan nya, dari bendahara penerimaan mereka menyetorkan melalui ini.. ke bendahara umum milik kas daerah, dari kas daerah nanti ada petikan nya atau pendikan nya ke kami berupa ini..(menunjuk sebuah berkas).. bendahara penerimaan itu menyetorkan hasil pemungutan retribusi jadi artinya kalau pungutan nya tiap hari, mereka datang tiap hari, sudah betul mereka datang ke diperindag melalui BJB disertai dengan STS, itu sudah betul terus bendahara penerimaan tiap bulan nya itu dari setoran setoran harian ini mereka terus melaporkan… kalau anda lihat dari alur ini ( sambil membaca copy-an perwal) bendahara penerimaan ini menyerahkan hasil laporan dari hasil pemugutan retribusi ini dengan melakukan rekonsiliasi. Mereka mempunyai bukti setor, bukti setor ini dicatet di registrasi seperti ini, ini secara performatif tersistem masuk ke dalam kas penerimaan daerah harian bendahara ini, jadi mereka menyetorkan dalam semacam seperti ini kemudian di compare dengan input-an kami.. nanti hasil input-an kami dengan mereka sama, nanti cocok gitu sehingga kami tuangkan ke dalam hasil rekonsiliasi bahwa kami dengan disperindag sama , tidak ada selisih, udah gitu aja kami mah.”

Q

I

Page 200: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Bagaimana Sikap Pelaksana dalam menjalankan

kebijakan?

I1.1 “ Memang kita harus banyak banyak…. harus banyak banyak mengadakan evaluasi untuk kolektor, keamanan dan kebersihan.. gimana cara nya kita disukai pedagang, pedagang suka sama kita, kita sebulan mengadakan evaluasi takut lalai doang. Jadi kemasyarakat pedagang itu yoh tadi itu keluhannya apa kalau memang ada yang.. Kadang kadang pedagang itu kan minta tolong nya ke Kolektor tolong jalan itu kurang, jalan agak diperlebar. Jadi Kolektor sebagai penyerap aspirasi pedagang juga

yak pak?

“ Sebelum jadi begini kita juga berangkat dari kolektor….jadi kita tahu keluhan.. minimal kita punya wawasan.. kalau kita baca surat kabar katakan surat kabar daerah, otomatis pedagang yang seputar pasar seputar Cilegon nanya nya kan ke Kolektor, jadi kolektor minimal bisa menjelaskan. Jadi kita tuh istilah nya jangan bisa mungut uang, minimal kita bisa menjelaskan begini begini..”

I1.2 “Sebetulnya nya mah kolektor itu ..( berfikir sejenak)…ramah ke pedagang, ngasih tahu.. cuma pedagang nya aja yang terkadang susah ditarikin retribusi nya itu kaya si kolektor kan ngasih tahu kalo yang punya 3 harus bayar nya 3 ribu cuma pedagang itu ngasih nya 1000, 3 tempat cuma bayar nya satu tempat. Itu kendala nya.. kendala kolektor disini mas..” Pedagang nya pada emang susah ditarik retribusi pelayanan pasar? “Iya, terutama yang kaya pedagang pakaian, alasan nya masih sepi belum laku, ya banyak aja alesan nya..”. Kemarin saya wawancara pedagang pakaian, katanya paling sepi itu kotor nya lima ratus ribu, itu bagaimana? “ Itu kan beda beda mas…, mungkin mas nanya kesitu dagangan nya lumayan, terkadang ada juga sih terutama di blok b, blok b , blok c banyak itu mas, yang kasarnya ditarikin retribusi nya

Q

I

Page 201: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

susah.” Kalau yang bekas kebakaran itu gimana (Penarikan retribusi nya)? “ Oh kalau untuk blok D, blok A kan ada yang separuh.. kalo itu mah enggak sih , itu mah lumayan… yang susah itu blok C, karena kebanyakan konsumen itu mau nya yang didepan, dia kan paling ujung blok C itu, justru yang punya disini itu punya didepan juga ada dia, ngemprak juga ada..karena yang didalem ini cuma buat gudang doang ”.

I1.3 “ Seharus nya sesuai dengan tupoksi dia ”. I1.4 “Harus tegas karena ada pedagang yang taat dan tidak taat”.

I2.1 “ Ya sama sama (mengerti) ”

Kalau ada pedagang yang tidak mau bayar? “ Saya bisa…. ( kurang jelas terdengar), yang nama nya pedagang itu kan cari duit, nanti pas di lokasi bareng bareng bekerja disini biar bapak tercapai usaha dan saya tugas disini tercapai, biar bisa ngolah berbicara, supaya dia kalau betul betul ada mah, bayar. Kalau enggak ada mah, ya terpaksa enggak bayar.”

Pernah tidak ada pedagang yang mengeluhkan kolektor yang lupa ngasih karcis? “enggak pernah”

I2.2 “ Berhadapan dengan orang itu gimana cara nya saya sopan

dia pun segan gitu tuh, gimana cara nya bayar ya dengan bahasa yang halus, kaya gitu lah, yang baik baik biar dia ngasih, nerima, kan enak”. Pernahkah ada pedagang yang tidak membayar? “ Ada.. ada juga, paling satu kali, dua kali, tiga kali enggak nurut, saya tegas, terus kalau enggak mau nurut juga, paling saya laporan ke kantor, dari kantor nanti ditindakin”. Setahu anda, pernah kah ada teman sesama kolektor yang lupa memberi karcis? “ Lupa ngasih ? kan gini ..pemberian karcis ya... ada yang mau

Page 202: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

dikasih, ada yang mau enggak, kalau yang mau, dikasih.. kalau dikasih bilang nya “ udah gak usah”, ya taruh lagi. Kadang saya juga ngerasa gimana kalau dia bayar saya juga harus memberikan karcis, udah aja taruh ditempat pedagang nya”. Tapi pernahkah ada pedagang yang protes ada kolektor yang lupa memberi karcis? “Alhamdulillah belum pernah, paling ngeluh nya dagangan nya sepi, kaya gitu gitu aja pedagang mah”.

I4.1 “Sikap dari petugas biasa, tidak pernah melihat ada

penyimpangan”. I4.2 “Sopan dan tidak memaksa juga pengertian kalau pedagang

sedang belum dapet. Ditarik hanya dua karcis, keamanan dan kebersihan, tetapi lebih jelasnya Tanya bos”.

I4.3 “Familiar, sudah seperti kerabat sendiri. Sopan dan mengerti, jika ada pedagang yang sekali kali gak bayar, fleksibel pengertian. Tapi jika berturut turut akan ditindak dan ada balasannya ”.

I4.4 “Sopan. Setiap minta salaran langsung dikasih karcis nya. Tapi untuk retrribusi pelayanan pasar ada 2 orang datang masing masing 1000. Kalau dulu diminta 3 tapi sekarang 2 macam aja, kebersihan dan keamanan”.

I4.5 “Kadang dikasih (karcis), kadang enggak sering nya enggak dikasih yang wajib nya 1000 dua, sopan (sikap kolektor).”

I4.6 “Biasa aja. Kadang becanda, selalu ngasih karcis. Kita gak bayar, gak papa, lewat aja”.

I4.7 “Pada sopan sih, pada salam terus. Kalau gak sopan gak kita ladeni kalau dalam keadaan sibuk, karcis nya juga dikasih terus”.

I4.8 “Biasa –biasa aja sih mas, pokok nya ngasih kertas (karcis), kita langsung bayar”.

I4.9 “Biasa aja. Jarang ( diberi karcis)”. I4.10 “Baik, tidak memperhatikan (diberi karcis atau tidak) kalau

lagi sibuk. Kalau lupa bayar gak dimintai tempat ikan mah”.

Siapa yang mengawasi kebijakan?

I1.1 “ Disini ada 3 Kanit ya, 1. Kanit pembinaan dan pengembangan, membawahi mengawasi kolektor termasuk

Q

I

Page 203: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

data kejadian apa potensi apa.. kanit penataan dan pemeliharaan mah kebersihan kalau kanit keamanan dan ketertiban membawahi keamanan”. Kalau di lapangan ada yang mengawasi tidak?

“ Di lapangan juga apa apa kita Kanit Pembinaan dulu, sebetulnya kanit pembinaan ada nya di lapangan”

I1.2 “ Kan ada kanit pembinaan dan pengembangan, jadi terkadang bisa sebulan sekali, 3 bukan sekali tergantung setoran kolektor nya juga apakah ada penurunan, terus dilihat dari suasana pasar nya juga sih, misalkan kaya bulan puasa kan kondisi pas lagi dalam keadaan rame, misalkan setoran dari kolektor nya sekian, kok rame setoran nya segitu gitu aja mestinya diadakan evaluasi”.

Penempatan Kanit Pembinaan dan Pengembangan itu dimana? “Disini (Kantor)”

I1.3 “ Yang mengawasi UPTD, kepala UPTD. Artinya kan setelah

kolektor itu menarik retribusi pelayanan pasar itu kan di setorkan ke UPTD, dari UPTD di setorkan kepada disperindag, dari sini kan ke DPPKD. Ada di SOP nya”.

I1.4 “ Kepala UPTD Pasar Baru, ada sebulan sekali koordinasi antara UPTD Pasar Baru dengan disperindagkop”.

I2.1 “ Jadi gini untuk mengawasi mah pimpinan (Kasubag TU),

saya sebagai kolektor mah enggak ada”. Kalau yang Kanit Pembinaan dan Pengawasan tugas nya apa pak? “ Ya kanit pembinaan itu kan …ada kemacetan di jalan atau ada pedagang yang tidak layak itu bagian kanit pembinaan”.

I2.2 “Kita disini ada koordinator nama nya..” Koordinator itu tugas nya untuk apa? “Kaya ada pengeluaran (Kurang jelas terdengar) gitu tuh, kalau ada pedagang yang tidak membayar, entar disamperin ama apa sih nama nya lupa..pembinaan dan pengembangan, “Pak saya lapor, kalau si A nih susah bayar”, nanti dikasih

Page 204: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

arahan.”

I4.1 “Tidak ada pihak yang mengawasi (di lapangan). Kadang

kadang orang pasar nya tidak peduli diberi karcis atau tidak”. I4.2 “Belum tahu” I4.3 “Secara langsung dilapangan gak ada, kalau di kantor

mungkin ada”. I4.4 “Enggak ada” I4.5 “Mungkin di kantornya ada”. I4.6 “Gak ada”. I4.7 “Gak ada kalau di lapangan”.. I4.8 “Gak ada sih kaya nya, setahu saya sih enggak ada. Mungkin

dikantornya ada”. I4.9 “Enggak ada” I4.10 “Enggak tau”.

4. Kecenderungan Sikap Pelaksana

Apakah pedagang dilibatkan dalam pembuatan Peraturan

Daerah Kota Cilegon No.7 Tahun 2012 tentang Retribusi

Pelayanan Pasar?

I1.1 “Enggak” I1.2 “ Nggak, kalau buat perda nggak dilibatin”

Langsung dari atas gitu?

“ Iya, langsung dari atas” I1.3 “Oh ya jelas tidak, pedagang tidak dilibatkan dalam pembuatan

perda itu, pemerintah (kota) dengan DPR(D), tentu nya kan ada masukan dari uji lapangan seperti apa”.

I1.4 “Setahu ibu mah enggak, langsung dari atas”. I4.1 “Tidak tahu”. I4.2 “Tidak, diajak langsung dari kantor dinas”. I4.3 “Pedagang gak dilibatkan, kecuali nilai tariff nya besar, harus

dilibatkan. Ada HIPSI, sebagai wadah aspirasi pedagang sebagai penghubung ke dinas”.“Enggak pernah, langsung dari atas”.

I4.4 ”.“Enggak pernah, langsung dari atas”. I4.5 “Enggak. Pedagang sekedar jualan”. I4.6 “ Gak ada”.

Q

I

Page 205: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I4.7 “.Belum pernah. Cuma ya udah aturan nya kaya gitu, ya kita ikutin aja”.

I4.8 “ Enggak, mungkin sudah dipilih pilih sendiri tariff nya”. I4.9 “ Langsung dari dinas nya”. I4.10 “ Enggak sih”.

Apakah tanggapan pedagang terhadap kebijakan ?

I1.1 “Kalau khusus nya tanggapan (negative) terhadap Perda No.7 Tahun 2012 kaya nya enggak ada ya..kalo pedagang masukan nya positif, cuman pedagang itu kadang “pak yang didepan itutolong di tertibin pak biar masuk kedalem biar kita nya dagang disini rame”.

I1.2 “ Ada yang kasar nya menerima , ada yang tau sendiri lah sifat pedagang kan beda beda, ada yang ya…. udah tau kewajibannya, ada yang pura pura gak tau.

I1.3 “Sejauh ini belum ada tanggapan (negative) ya, yang jelas mereka itu ketika dipungut retribusi, bayar”. Ada yang kontra enggak pak? “ Enggak ada, dia tau kok, bahwa dagang disitu itu dipungut retribusi”. Jadi tanggapan nya positif ya? “Ya positif lah pedagang mah, enggak ada kendala pedagang mah”.

I1.4 “Alhamdulillah bayar, walaupun ada beberapa gelintir pedagang yang tidak membayar, tapi tanggapannya positif”

I2.1 “Tanggapan pedagang ya gak papa sama sama membantu. Positif.”

I2.2 “ Kalau masalah tanggapan sih, tanggapan pedagang ya.. , ya..

selagi dia ada pasti bayar, kalau dia laku jualannya bayar,

Q

I

Page 206: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

kalau enggak laku juga dia pasti berusaha ngasih, yang nama nya retribusi kan wajib”.

I4.1 “Baik, dan tidak ada masalah. Saling membutuhkan”. I4.2 “Tidak keberatan karena ada timbal balik positifnya dengan

kita” I4.3 “Tidak keberatan, tapi harus bertujuan jelas”. I4.4 “Kalau lagi rame iya aja gak kerasa, tapi kalau lagi sepi ya..

gimana keadaan orang belanja”. I4.5 “Untuk sementara ini mendukung, karena masih wajar”. I4.6 “Biasa sih, setiap pasar juga ada”. I4.7 “Bagus-bagus aja untuk kesejahteraan pasar”. I4.8 “ Sebenarnya mah sah sah aja asal jelas. Cuma disini yang

kurang itu keamanan, soalnya disini ada yang kebobolan. Biasanya warung itu ada yang congkel”.

I4.9 “ .biasa aja. Gak untuk apa apa (yang negative)”.

I4.10 “ .Biasalah, yang namanya di pasar, gitu ya.”

Seberapa paham implementor terhadap Kebijakan?.

I1.1 “Jadi ya.. kolektor itu ada copy-an perda no 7 tahun 2012 yang memuat tentang pelayanan pasar, tau dibaca tau nggak si kolektor itu kan tetep kita.. tolong dipelajari gini gini secara praktek mah bagus.. jadi kita tidak terlalu memaksakan. Jangan terlalu dipaksakan walaupun memang itu udah peraturan daerah, kalau memang nggak ada, kita kan punya kebijakan lain. Tapi kalau emang kolektor mah paham”.

I1.2 “ Kita mah dari UPTD ini lari nya ke kolektor juga mas,

bagaimana pun juga si kolektor itu kan harus mempunyai target, udah diituin target targetnya, kamu sekian harus tercapai, karena kan di UPTD juga di audit juga di Dinas nya, sedangkan di Dinas gak tahu menahu, memang harus segitu setoran nya, dan target tahun 2015 sendiri harus tercapai ”. Bagaimana cara menentukan target retribusi pelayanan pasar, apakah dilihat dari fasilitas yang ada di pasar juga?

Q

I

Page 207: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

“ Kalo diliat dari jumlah fasilitas yang ada, misalkan blok A 161, blok B sekian itu lebih dari 800 (ribu) mas sehari itu, mungkin kasar nya bisa sejuta setengah kalo kaya begitu, cuma kan kita dari UPTD dengan Dinas sering koordinasi bahwa disini itu kendala nya pedgang itu punya 3 kios bayar sering nya 1 kios, jadi nya agak diturunin (target retribusi). Kalau dulu sih pernah ya waktu awal awal pasar ini dimulai waktu 2009 target nya 360.000.000/tahun enggak tercapai, jauh”.

I1.3 “ Ya mereka menjalankan tugas sesuai dengan yang diberikan. Selain tugas mereka koletor, ya enggak ada lagi. Mereka punya tugas khusus nagih ke pedagang, setelah dia selesai melaksanakan. Kalau kolektor tidak akan berpikir seperti ini ya, dia hanya eksekutor setelah selesai ya sudah. ”. Kalau UPTD menurut bapak seberapa paham? “Ya jelas paham geh, UPTD mah karena mereka kan sebagai pelaku pelaksana teknis, perda ini kan pelayanan pasar, teknis nya ada di UPTD, nah UPTD jelas jelas memahami betul isi dari perda tersebut. Kalau untuk yang merekrut kolektor dari mana pak? “ Dari Perindag, kalau UPTD mah kan hanya menerima, anggaran bayar apa bayar apa itu disperindag”.

I1.4 “Tidak letterlijk, tapi dalam implementasi nya bagus” I2.1 “ Seperti nya hanya kolektor tahu nya bagaimana cara nya

supaya target itu tercapai. Arti nya terutama begini, memang saya sebagai kolektor masalah target… memang saya usahakan pengen tercapai, tapi tercapai dan tidak tercapai itu kan urusan pimpinan, karena kalau saya mah bagaimana pedagang kan, kalau pedagang nya bayar kan mungkin sampe target, kalau gak bayar ya mengurangi target”.

I2.2 “Belum , belum ngeliat (perda nya)”

Apakah anda paham retribusi ini setoran nya kemana, alur nya bagaimana ? “Iya”.

Page 208: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

5. Komunikasi Antar Organisasi

Bagaimana Koordinasi yang terjalin antara Pedagang,

Kolektor, UPTD, Disperindagkop dan DPPKD?

I1.1 “ Koordinasi mah selama ini cukup baik”

I1.2

“ Baik ya koordinasi mah” I1.3 *Tidak terjawab, karena keterbatasan waktu I1.4 “Alhamdulillah sampe sekarang lancar, laporan laporan

berjalan “

I2.1 “Enggak tahu” Kalau koordinasi dari UPTD ke Pedagang? “ Ya sering, kadang ngasih arahan ke pedagang, gimana baik nya pedagang, jangan mengganggu aktifitas jalan, artinya UPTD juga tidak melarang aktifitas jualan gitu”.

I2.2 “ada” I3.1 “Seperti yang saya sampaikan tadi, kaitan dengan koordinasi

dalam hal penentuan target itu yang menentukan target DPPKD melakukan koordinasi dengan dinas (Perindagkop) untuk menentukan target 1 tahun anggaran, kemudian berkoordinasi dalam pencapaian target, setiap triwulan kita selalu mengadakan rekon dan termasuk juga melakukan evaluasi pencapaian target, apakah target nya nanti bisa dirubah atau tidak, apabila mengalami peningkatan tentu akan dilakukan perubahan target anggaran sehingga menjadi meningkat. Tapi kalau memang hasil dari pencapaian target, tentu ada hal hal yang perlu di evaluasi.”

I3.2 “Kalau di kami seperti yang sudah saya sampaikan, hanya

penerimaan yang masuk ke kas daerah, nah itu bukti penerimaan kas daerah itu disampaikan tembusan nya ke kami itu untuk di sanding, atau dicocokan dengan pengakuan setoran dari Dinas Perindag yang mengelola retribusi pasar ini, kalau kami kapasitas nya sebatas itu aja, kita hanya

Q

I

Page 209: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

menerima setoran dari kas daerah, lalu kita catat setoran itu nanti untuk dicompare dengan pengakuan yang sudah ditetapkan dari pihak disperindagkop itu sendiri, jadi kita hanya mencatat saja”.

I4.1 “Ada, koordinasi (dengan pedagang) tapi jarang” I4.2 “Ada dan berjalan. Biasanya perwakilan”. I4.3 “Ada perwakilan HIPSI, secara langsung pernah. Kecuali yang

tidak bisa diwakilkan seperti perpanjangan kontrak”. I4.4 “Berjalan baik”. I4.5 “Enggak rutin. Paling kalau ada perlu, itu juga jarang”. I4.6 “Kalau ada perlu aja”. I4.7 “Setahun (sekali) doang, itu pun masalah pembenahan pasar”. I4.8 “Paling dikasih surat edaran. Paling kalau rapat pas mau

dibongkar atau mau pindah ke sana”. I4.9 “ Kurang tahu, soalnya saya mah anak buah”. I4.10 “ Enggak (rutin) sih, paling kalau mau lagi rapat”.

Seberapa sering Koordinasi yang terjalin antara Pedagang, Kolektor, UPTD, Disperindagkop dan DPPKD?

I1.1 “Kita juga kan evaluasi dari ini dulu, dari kita dulu .. ada rencana dari dinas (disperindagkop) evaluasi juga kinerja kita realisasi 3 bulan ini yang tercapainya, ada laporan juga dari DPPKD masalah nya apa keluhan nya apa”

I1.2 “Kalau koordinasi antara Pedagang Kolektor, UPTD dan Dinas

biasa nya itu kalau pendapatan si targetnya itu belum tercapai, misalkan sampai agustus ini kok masih jauh dari target mungkin nanti ada koordinasi dari kanit perdagangan biasa nya, nanti kolektor itu dipanggil.” Kalau UPTD sering koordinasi sengan DPPKD? “Enggak, disperindagkop aja, jadi disperindagkop ke DPPKD. Kita mah cuma pelaksana aja sih mas.” Kalau koordinasi Disperindagkop dengan DPPKD? “Tiap hari kan kita setoran nya ke Dinas (Perindagkop) dari dinas itu ke Bank BJB, dari Bank BJB baru ke DPPKD. Tiap

Q

I

Page 210: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

hari rutin, libur nya cuma lebaran doang disini mah mas, sabtu minggu jalan, cuma setoran nya itu hari senin.. karena kan di dinas nya juga sabtu minggu libur bendahara dinas nya. ” Kalau sabtu minggu, UPTD libur ? “ Ada yang piket, masalahnya kalau nggak gitu, takutnya uang nya di pake dulu ama kolektor akhirnya setoran nya kurang….(tidak terdengar jelas)… biasa nya yang piket staff sini.”

I1.3 *Tidak terjawab karena keterbatasan waktu I1.4 “Sebulan sekali, kalau laporan ada perbedaan langsung

koordinasi” I2.1 “ Boleh dikatakan rutin iya, kadang kadang dua hari juga

turun” I2.2 “Kurang lebih 1 tahun ada 4 kali” I3.1 “Tentu berkoordinasi biasanya pada saat penyusunan

anggaran, itu yang pertama. Kemudian pada saat tahap implementasi pelaksanaan itu kaitan pada jumlah setoran dari pedagang termasuk juga evaluasi evaluasi yang selalu muncul permasalahan permasalahan yang ada di lapangan”.

I3.2 *dijawab pada pertanyaan sebelumnya I4.1 “Ada, tapi tidak sering. Tapi tidak tahu pasti nya”. I4.2 “Kurang tahu”. I4.3 “Baru sekali, hanya perpanjangan kontrak. Kalau selain itu

tidak ada mas”. I4.4 “Ada, tapi tidak sebulan sekali. Tidak pasti.” I4.5 “Enggak rutin. Paling kalau ada perlu, itu juga jarang”. I4.6 “Kalau ada perlu aja”. I4.7 “Setahun doang, itu pun masalah pembenahan pasar”. I4.8 “.Enggak ada rapat rutin, kita mah paling butuh nya jualan. Itu

aja kan”. I4.9 “ Kurang tahu, soalnya saya mah anak buah”. I4.10 “ Enggak (rutin) sih, paling kalau mau lagi rapat”.

Page 211: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

6.Lingkungan Ekonomi Politik

Apakah kebijakan ini mengganggu omset anda?

I4.1 “Tidak mempengaruhi omset dan tidak mengganggu”

I4.2 “Tidak mengganggu, karena sedikit”. I4.3 “Engga berpengaruh” I4.4 “Enggak mengganggu”. I4.5 “Enggak sih, tapi kalau lagi sepi mah kesel juga kadang. Kalau

sepi mah lewat”. I4.6 “Enggak”. I4.7 “Enggak sih, bagi saya sih enggak. Asal kemananan kebersihan,

itu aja.”. I4.8 “Enggak sih, soalnya paling berapa sih, paling seribu dua

ribu.” I4.9 “Enggak sih”. I4.10 “Enggak sih”.

Berapakah omset anda perhari?

I4.1 “Tidak menentu, kadang kadang lumayan. Lebih nyaman di lokasi yang sekarang ( Kranggot)”.

I4.2 “Tergantung keadaan pasar kalau kita lagi rame, ya rame. Pas deket deket lebaran rame”.

I4.3 “Tergantung kondisi pembeli, kalau menjelang lebaran rame banget minimal 500 ribu, bisa nyampe 10 Juta”.

I4.4 “Sedang, gak besar, gak kecil‟. I4.5 “Biasa, tergantung. Kalau hari minggu rame, kalau hari biasa

sepi”. I4.6 “Omset tergantung dagangannya kalau kecil 3 juta setengah

sehari, kalau lagi rame 10 juta juga nyampe”. I4.7 .”Biasa aja”. I4.8 “Alhamdulillah semua tercukupi”. I4.9 “Biasa aja”. I4.10 “Ya lumayan lah”.

Q

I

Q

I

Page 212: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Apakah kebijakan retribusi pelayanan pasar mempengaruhi pilihan politik lokal anda?

I4.1 “Enggak. Tidak mempengaruhi” I4.2 “Enggak sih, tidak mempengaruhi”. I4.3 “Tidak mempengaruhi”.

I4.4 “Enggak mempengaruhi” I4.5 “Enggak mempengaruhi” I4.6 “Enggak ada dorongan kaya gitu, dipasar mah siapa gua siapa

elu mau yang mimpin nya siapa, tetep aja pedagang mah dagang”.

I4.7 “Enggak berfikiran kesitu”. I4.8 “Enggak berpengaruh.” I4.9 “Enggak mempengaruhi”. I4.10 “Jadi seneng, wajar lah buat kebersihan”.

Apakah ada pihak informal yang terlibat dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar (Pungli/ Preman/ pihak informal lain nya)?

I1.1 “Kalau sekarang mah, karena saya termasuk orang lama juga sebetulnya mah sekarang Alhamdulillah sudah tertib, kalau dulu mah ada satu dua cuman itu mah preman preman gitu tuh, mangkanya kita panggil preman preman nya duduk bareng,: “tolong, ini bukan jaman nya lagi berbuat begini”. Ya alhamdulillah sekarang mah sudah kondusif lah”. Waktu itu saya nanya ke padagang pak, katanya ada yang suka maintain THR dan katanya ada surat edarannya dari sini (UPTD), itu bener pak?

“ Itu sifatnya iya… betul itu dikeluarkan ..jadi THR nya bukan untuk untuk PNS tapi untuk tenaga kerja kebersihan sama yang TKS TKS itu yang keamanan dan kebersihan, lagian dulu sama sekarang sepi sekarang, kalau sekarang mah cukup satu, gak timpa sana timpa sini dari kebersihan ya keamanan nya iya cukup dari kemanan aja yang ngambil peruntukan nya buat mereka (TKS Keamanan dan Kebersihan).

I1.2 “ Untuk sekarang ini jarang ya, tapi pernah mah mungkin

pernah (bukan retribusi pasar)”

Q

I

Q

I

Page 213: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

I1.3 “Oh, enggak ada. Karena ini pasar pemerintah jadi yang narik itu pemerintah, dinas perindustrian perdagangan terutama UPTD”.

I1.4 “ HIPSI itu tidak menyatu dengan UPTD, Cuma kalau ada apa

apa (aspirasi) nya ke HIPSI, tapi gak semua sih”.

I4.1 “Tidak ada pihak lain yang memaksa untuk pemungutan retribusi pelayanan pasar. Jika pun ada niatnya sedekah”.

I4.2 “Enggak ada sih”. I4.3 “Tidak ada pungli, karena ada HIPSI, tidak akan berani. HIPSI

sendiri dalam naungan Disperindagkop”.

I4.4 “Setahu saya enggak ada” I4.5 “Gak ada, tapi kalau kita berani gak ada. Kalau kita gak berani

,ada”. I4.6 “Gak ada, pungli gak ada”. I4.7 “.Gak ada, gak ada pungli-pungli”. I4.8 “Hari hari gini gak ada. Pas lebaran ada yang maintain THR,

dari dinas ada, dari orang-orang (selain dinas) juga ada”.

I4.9 “Gak ada” I4.10 “Resmi semua”.

Page 214: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 215: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 216: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 217: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 218: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 219: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 220: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 221: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 222: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 223: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 224: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 225: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan
Page 226: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

Lampiran Gambar

(Gambar Gerbang Pasar Baru Cilegon)

(Gambar Emprakan Sayur di Pasar Baru Cilegon)

Page 227: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

(Gambar Los Semi Basah )

(Gambar Suasana Blok Kios D di Pasar Baru Cilegon)

Page 228: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

(Gambar Auwning di Pasar Baru yang sudah tutup)

(Gambar dengan Kasi Akuntansi Penerimaan DPPKD Kota Cilegon)

Page 229: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

(Gambar dengan Kasi Perencanaan dan Pengendalian DPPKD Kota Cilegon)

(Gambar dengan Kasi Pembinaan Pasar Disperindagkop Kota Cilegon)

Page 230: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

(Gambar dengan Pedagang Pakaian di Pasar Baru Cilegon)

Page 231: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NO.7 …repository.fisip-untirta.ac.id/644/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · 3.4 Alur Penelitian ... Upaya dalam rangka mengoptimalkan

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizki Hidayat

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 29 Juli1991

Agama : Islam

Alamat : Kp.Sukatani RT.03/RW.03 Ds. Ciputri Kaduhejo

Pandeglang

HP : 085882894170

Pendidikan Formal :

1998-2001 : SD Negeri Bujang Gadung Pulomerak

2001-2003 : SD Negeri 4 Cilegon

2003-2006 : SMP Negeri 1 Cilegon

2006-2009 : SMA Negeri 1 Kota Cilegon

2009-Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa