implementasi peraturan daerah indragiri hilir nomor …

104
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI (STUDI DI KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam ilmu pemerintahan Pada Fakultas Syar‟ah Oleh MUHAMMAD IDRIS BAHDI NIM. SIP.162389 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI‟AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2

TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

(STUDI DI KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR PROVINSI RIAU)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam ilmu pemerintahan

Pada Fakultas Syar‟ah

Oleh

MUHAMMAD IDRIS BAHDI

NIM. SIP.162389

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI‟AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1441 H/2020 M

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

x

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xi

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xii

Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xiii

MOTTO

ث نا أبو داود أن بأنا شعبة أخبن علقمة بن مرثد قال ث نا ممو دبن حد حدان ث عن أب عبد الرحن عن عسمان بن عف عت سعد بن عب يدة يد س

ركم من ت علم القرآن وعلمه أن رسول الله عليه وسلم قال خي Artinya : “Telah bercerita kepada kami Mahmud ibn Ghailan, Abu Dawud

memberitahukan bahwa Syu‟bah telah bercerita bahwa „Alqamah ibn

Marsadin berkata; aku mendengar Sa‟dah ibn „Ubaidah bercerita dari

Abi Abdurrahman dari „Usman ibn „Affan bahwa Rasulullah Saw

berkata:”Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari

Alquran dan mengajarkannya.”(H.R Tirmidzi)

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xiv

PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahim…

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah

selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),

{Q.S Al-Insyirah 94: 6, 7}

Alhamdulillahirobbil’alamin..

Tiada kata yang pantas terucap dari lisan ini kecuali bersyukur atas rahmat dan

karunia Allah SWT. Dialah Allah maha mengetahui, maha pengasih lagi maha

penyayang. Dialah yang menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.

DijadikanNya aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan

bersabar menjalani kehidupan ini. Aku berharap, pernjapaian ku ini menjadi

langkah awal untuk mewujudkan mimpi-mimpiKu.

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk kalian yang teramat aku sayangi,

Ambok ku Baharuddin dan emmakku Nadira. Terimakasih yang tiada hentinya

atas keikhlasan do‟a dan kerja kerasmu serta semangat yang engkau tularkan, dan

nasehat yang engkau berikan, hingga aku kuat menghadapi semua rintangan yang

ada di hadapanku.

Serta kakaku Rosdiana Bahdi. Terimakasih untuk dorongan, dukungan dan

do‟anya hingga saat ini. Tetaplah menjadi kakak yang membawa makanan kecil

untuk adiknya. Buatlah orang tua kita bangga. Kalian semua adalah tempat aku

kembali.

Sahabat-sahabatku program studi ilmu pemerintahan angkatan 2016 terkhusus

lokal IP F yang memberi warna-warni selama duduk dibangku kuliah, tidak dapat

aku sebutkan satu persatu. Terimakasih “tanpa kalian aku bukanlah apa-apa aku

senang bisa berdiskusi dengan mu kawan, yang membuat hari-hari semasa kuliah

menjadi berarti”.

Ingatkan aku dikala aku lupa, tegur sapa jika nanti kita bersua, ingatlah kita

pernah sama, baik suka maupun duka.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi baik kalian dikemudian hari dan

memberikan kemudahan dalam segala hal dan dicatat sebagai amal jariyah.

Aamiiinn…

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xv

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana implementasi

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat

Maghrib Mengaji di Kecamatan Sungai Batang telah di lakasanakan

disemua desa khusunya di Desa Benteng Utara, Mugomulyo, dan Desa

Benteng Barat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah

metode penelitan kualitatif yaitu bertujuan menggambarkan sesuatu apa

adanya (deskriptif kualitatif) dan jenis penelitan yang digunakan adalah

penelitian lapangan (field reseach). Adapun Sasaran peraturan daerah

tersebut adalah seluruh masyarakat yang beragama Islam baik laki-laki

maupun perempuan dari usia anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua.

Dari hasil penelitian dapat dikategorikan implementasi peraturan daerah

belum berhasil karena tidak tercapainya tujuan dan sasaran yang

diinginkan Kebanyakan yang ikut meramaikan Maghrib mengaji hanyalah

anak-anak sedangkan masyarakat dengan usia dewasa dan orang tua hanya

memotivasi anaknya untuk pergi mengaji. Ada beberapa faktor yang

mendukung pengimplementasian peraturan tersebut yakni: 1. Faktor

pemerintah, 2. Faktor tenaga pengajar, 3. Faktor materi (pembiayaan), 4.

Faktor fasilitas. Selain faktor pendukung ada juga juga faktor

pengahambat dalam pengimplemnetasian peraturan daerah tersebut yaitu:

1. Masalah ketersediaan listrik, 2. Tenaga pengajar yang belum pernah

mendapatkan pelatihan, 3. Kemauan anak dan kekhawatiran orang tua jika

dilaksanakan pada waktu malam hari, 4. Kesulitan mengatur waktu

kegiatan, 5. Masalah kejelasan insentif, 6. Pemerataan fasilitas dan yang

terkhir 7. Tidak pernahnya dilaksanakan pengawasan oleh pemerintah

daerah.

Kata Kunci : Implementasi, Masyarakat, Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib

Mengaji, pemerintah.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xvi

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alahamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN

2016 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

STUDI DI KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN INDRAGIRI

HILIR PROVINSI RIAU”. Shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi

Muhammad Saw, karena berkat perjuangan beliau kita dapat merasakan indahnya

hidup seperti saat ini.

Adapun skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan

dalam rangka memperoleh gelar sarjana Stara Satu (S.1) dalam Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak kekurangan

sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehubungan dengan keterbatasan

yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian penulis telah berusaha

semaksimal mungkin agar inti dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca di kemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xvii

1. Bapak Prof Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

2. Bapak Dr. Sayuti Una S. Ag. MH selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bapak Agus Salim, S.Th, I, MA., m.ir.,Ph.D selaku Wakil Dekan 1 bidang

Akademik Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH selaku Wakil Dekan II bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syari‟ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH.,M.Hum selaku Pembantu Dekan III bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi

6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP.,M.SI selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

7. Bapak Yudi Armansyah, M.Hum selaku sekertaris jurusan Ilmu Pemerintahan

fakultas syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Ibu Tri Endah Karya L. S.IP., M.IP selaku pembimbing akademik yang telah

banyak membantu segala urusan yang ada dijurusan.

9. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku Pembimbing Skripsi 1, yang

selama ini telah membantu segala urusan yang ada dijurusan dan banyak

membantu penulis dalam rangka memberikan arahan, petunjuk dalam

penyusunan skripsi.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xviii

10. Bapak H. M. Zaki, S. Ag., M, Ag selaku Pembimbing Skripsi 2 Fakultas

Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang selama ini telah

membantu segala urusan yang ada dijurusan dan banyak membantu penulis

dalam rangka memberikan arahan, petunjuk dalam penyusunan skripsi.

11. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan dan karyawati

Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

12. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih

sederhana dan jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan data dan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis..untuk itu penulis menghargai kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak terhadap skripsi ini.

Akhirnya penulis berharapa semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya untuk mahasiswa dan seluruh yang

membaca skripsi ini.

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ............................................ ii

PERSETUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................ iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Batasan Masalah ................................................................................. 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6

E. Kerangka Teori ................................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 13

BAB II METODE PENULISAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 16

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 16

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 17

D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 18

E. Teknik Analis Data ............................................................................ 20

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 21

G. Jadwal Penelitian ................................................................................ 22

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

A. Aspek Geografis ................................................................................. 24

B. Aspek Pemerintahan ........................................................................... 25

C. Komposisi Kepegawaian Serta Sarana dan Prasarana ....................... 27

D. Kondisi Masyarakat dan Mata Pencaharian ....................................... 31

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xx

E. Visi dan Misi Kecamatan Sungai Batang ........................................... 38

F. Profil Desa Benteng Utara, Desa Mugomulyo, Desa Benteng Barat .. 39

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Kecamatan Sungai

Batang sebagai langkah Implementasi Peraturan Daerah Indragiri

Hilir Nomor 2 Tahun 2016 ................................................................. 43

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam implementasi Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat

Maghrib Mengaji di Kecamatan Sungai Batang. ............................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

B. Saran ................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Jadwal Penelitian ................................................................... 23

Tabel 3.1 : Jumlah Kelurahan dan Desa Kecamatan Sungai Batang ...... 25

Tabel 3.2 : Masa Bakti Pemerintah Sungai Batang ................................. 27

Tabel 3.3 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Jeni

Kelamin ................................................................................. 28

Tabel 3.4 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ................................................................ 28

Tabel 3.5 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Golongan Ruang .................................................................... 28

Tabel 3.6 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Jabatan Struktur ..................................................................... 29

Tabel 3.7 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Agama .................................................................................... 29

Tabel 3.8 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Kelompok Umur .................................................................... 30

Tabel 3.9 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Masa

Kerja ...................................................................................... 30

Tabel 3.10 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan

Lokasi Kerja .......................................................................... 30

Tabel 3.11 : Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Diklat

Penjenjangan .......................................................................... 30

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam bagi umatnya adalah agama Allah yang bersifat universal, untuk

segala waktu dan tempat. Ia diturunkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi

umat manusia dalam kehidupan1. Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah SWT,

kepada Nabi Muhammad saw, melalui Malaikat Jibril as untuk disampaikan

kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Al-Qur‟an berarti bacaan

nama-nama lain dari kitab suci ini adalah Al-Furqon (pembeda), Adz-zikir

(peringatan) tapi yang paling terkenal adalah Al-Qur‟an.

Al-Qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab

menjadi bahasa peraturan umat Islam sedunia. Al-Qur‟an terdiri dari 30 (tiga

puluh) juz dan 114 (seratus empat belas) surat, setiap surat masing-masing

diberi nama, yaitu satu atau lebih nama untuk setiap surat.

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, para sahabat baik kaum Anshar

(Madinah) sepakat memilih Abu Bakar menjadi Khalifah (kepala negara).

Para masa pemerintahan beliau banyak para penghafal Al-Qur‟an yang gugur

karena peperangan. Umar bin Khatab khawatir, karena itu mengusulkan agar

Al-Qur‟an dikumpulkan setiap kepingan dan heleinya itu. Di waktu

pemerintahan Khalifa Usman bin Affan Al-Qur‟an kemudian dibukukan oleh

sebuah tim yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, karena beliau memang

terkenal sebagai sekretaris Nabi Muhammad SAW yang setia, semasa Nabi

1Zulfikar Ahmad dkk, Agama Dan Budaya Local Revalitas Adat Dan Budaya Di Bumi

Langkah Serentak Limbai Seayun, (Jambi, CV. Bonanza Jambi, 2009), hlm 42-43.

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

2

hidup. Anggota tim lain adalah Abdullah bin Zubair, Sa‟id bin Ash dan

Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam.2

Membaca Al-Qur‟an atau mengaji merupakah salah satu aktivitas

ibadah yang sangat lekat dengan masyarakat muslim Indonesia sejak mula

berkembangnya Islam. Sejumlah rumah ibadah seperti Surau, Mushalla,

Langar, Masjid, dan lain -lain senantiasa diramaikan dengan kegiatan

mengaji khususnya diwaktu, sore usai shalat Ashar maupun ba‟da Maghrib.

Bagi kaum muslim di Indonesia mengaji tak ubahnya menjadi Lembaga

Pendidikan keagamaan bagi semua anak didik.3

Indragiri Hilir, “Kabupaten Indragiri Hilir sebagai daerah yang berjuluk

kota IBADAH (Indah, Bersih, Aman, Damai dan Harmonis) merupakan

potret kampung yang didalamnya memiliki kekhususan masyarakat yang

agamis dan ta‟at menjalankan perintah agama dalam beribadah,” jelas Idrus,

Kasi Bimas Islam Kabapaten Indragiri Hilir. Ia juga menerangkan bahwa

pada masa pemerintahan Muhammad Wardan sebagai Bupati Indragiri Hilir,

pun telah dicanangkan program unggulan dibidang agama Islam yakni

Maghrib Mengaji.4

Bupati Inhil melakukan rapat bersama tokoh masyarakat dan tokoh

agama di aula Kantor Bupati Inhil. Rapat pembahasan rancangan Peraturan

daerah tentang Gerakan Masyarakat Maghrib mengaji tersebut, diikuti Wakil

2 Inu kencana syafiie, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi Negara, (Jakarta, PT. Rineka

Cipta, 2004), hlm 1-8. 3 Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2013 tentang

Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji. hlm 4. 4 https://riau.kemenag.go.id/berita382737/program-maghrib-mengaji-telah-diatur-

dalam-perda, akses 3 september 2019.

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

3

Bupati Inhil Rosman Malomo, Sekdakab Inhil Alimuddin Rm beserta seluruh

Pejabat Pemkab Inhil dan Camat serta Satpol PP. Dalam pembahasan

rancanngan Perda tersebut umumnya mendapatkan tanggapan positif dari

kalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Tembilahan.

Haji Nawawi salah seorang tokoh agama mengatakan, sebelum

menjalankka perda perlu diantisipasi berbagai macam hambatannya, seperti

saat ini sedang marak permainan playstation, meja biliyar dan warung

internet. Wardan menambahkan, untuk kesuksesan dan kelancaran program

ini bagi iman dan guru mengaji di Masjid akan diberikan honor insentif.5

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir menyatakan pengajuan

Rancangan Peraturan Daerah Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji dalam

upaya menghidupkan dan menumbuhkan kembali tradisi religi dikalangan

Indragiri Hilir. “Pengajuan Ranperda ini merupakan salah satu kearifan lokal

adalah Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji yang diajukan dalam rangka

menjawab harapan dan keinginan untuk menghidupkan dan menumbuhkan

kembali sebuah tradisi dikalangan masyarakat kita,” ungkap Rudiansyah.

Menurutnya, Rancangan Peraturan Daerah ini merupakan langkah awal

sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta pemerintah, dalam

menumbuhkan kembali tradisi memakmurkan dan menghidupkan Mushalla

dan Masjid dengan mengaji bersama atau melakukan pendalaman hafalan

serta pemahaman Al-Qur‟an.“peraturan daerah ini sangat strategis dan tepat

dilahirkan, mengingat maraknya tayangan yang menggoda anak-anak dan

5https://www.riautelvisi.com/berita-bupati-bahas-perda-maghrib-mengaji-dengan-

masyarakat.html, akses 3 september 2019.

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

4

para remaja untuk tidak beranjak dari depan televisi,” sebutnya. Belum lagi

pengaruh dari artis dan aktor di media televisi yang mencerminkan gaya

hidup yang jauh dari nilai-nilai ke-Islaman, seperti LGBT.6

Setelah pengajuan Rancangan Peraturan Daerah Gerakan Masyarakat

Maghrib Mengaji, dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

tentang Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji yang ditetapkan pada tanggal

14 Maret 2016. Bupati Kabupaten Indragiri Hilir H. Muhammad Wardan

melakukan peninjauan terkait program maghrib mengaji di Masjid Yayasan

Amal Bhakti Pancasila (YAMP), sabtu (29/4/17). “kegiatan maghrib mengaji

disini terlaksana dengan baik, terutama ustad dan ustazahnya yang

melakukan kegiatan berdasarkan pola dan metode, ada cara yang memang

sudah bagus namun perlu efektif lagi hingga nantinya sampai ke cerup desa,”

ucapnya.

Wardan menyebutkan, program Maghrib mengaji sudah dicanangkan

sejak 2014, sekarang sudah tahun 2016, sudah berjalan tiga tahun dan

memang perlu dilakukan evaluasi. Ia mengharapkan metode seperti ini harus

dikembangkan di Masjid-Masjid yang ada dikecamatan, di desa, sehingga

menjadikan kesan bagi anak-anak yang mengikuti program ini.

Jadi, perlu kita lakukan evaluasi sehingga kita mendapatkan satu pola

yang memang efektif dan anak-anak belajar Al-Qur‟an dapat merasakan

seperti sambal bermain. Ketika mereka sedang rebut, ada metodenya supaya

diam, supaya bisa serius, dan ketika mereka jenuh juga ada metode yang bisa

6http://riauterkini.com/usaha.php/kabinhil.php?arr=104690&judul=Pembkab%20Inhil:%2

0Ranperda%20Gemar%20Mengaji%20Upaya%20Menghidupkan%20Tradisi%20Mendalami%20

Kandungan%20Al-Qur%27an, akses 3 September 2019.

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

5

dilakukan sehingga mereka sambal mereka sambal merasa nyaman. Ucap

Wardan. Kita akan terus evaluasi, dan saya mengharapkan ada pelatihan

terhadap guru sehingga ada keseragaman dan ada metode ketika daerah-

daerah untuk mengembangkan hafalan, tajwid, dan yang lainnya. Ujar

Wardan.7

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan peneliatian yang terkait dengan judul IMPLEMENTASI

PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2016

TENTANG GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI

(STUDI DI KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN

INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka muncul beberapa

pertanyaan yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini. beberapa

permasalahan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 2

Tahun 2016 tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Kecamatan

Sungai Batang?

2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2016 di Kecamatan Sungai Batang?

7https://riau.antaranews.com/berita90026/bupati-inhil-tinjau-pelaksanaan-program-

maghrib-mengaji, akses 3 September 2019.

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

6

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian skripsi ini diperlukan agar tidak

terjadi peluasan pada pokok pembahasan dalam penulisan skripsi maka

penulis akan membatasi penelitian yang mendalam pada hal-hal yang

berkaitan implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai Batang

Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan kegunan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui impelemntasi program pemerintah Kabupaten

Indragiri Hilir atas program gerakan masyarakat maghrib mengaji.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam

pelaksanaan program gerakan masyarakat maghrib mengaji di

Kecamatan Sungai Batang

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai sumbangsih pengetahuan kepada mahasiswa (peneliti)

terhadap implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji.

b. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pemerintah Kabupaten

Indragiri Hilir, lembaga-lembaga dan pihak-pihak yang terkait dalam

meningkatkan sumber daya manusia melalui program masyarakat

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

7

Maghrib mengaji. Hal ini sejalan dengan tujuan peraturan daerah ini

yaitu, membangkitkan kembali budaya mengaji di lingkungan

masyarakat, dan memperkuat nilai-nilai Al-Qur‟an sebagai tuntunan

kehidupan masyarakat, dan mempersiapkan generasi yang

memahami tentang nilai-nilai pokok ajaran agama Islam dan

memiliki karakter keagamaan yang kuat, dan mewujudkan

masyarakat dalam suasana Indah, Bersih, Aman, Damai dan

Harmonis, untuk di masa mendatang

c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata

1 (S1) pada fakultas syari‟ah di Universitas Islam Negeri Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan

dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab pertanyaan penelitian.8

Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran, maka peneliti menggap

perlu menggunakan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna

mendapatkan konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini

sebagai berikut:

1. Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Daniel A. mazmanian dan paul sabiter dalam

solichin Abdul Wahab bahwa implementasi adalah pelaksanaan

keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang,

8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan skripsi, (Jambi: Syari‟ah Press, 2014), hlm 25.

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

8

namun dapat pula berbentuk peraturan pemerintah atau keputusan

badan peradilan lainnya.9 Menurut Hinggis, implementasi sebagai

rangkuman dari berbagai kegiatan yang di dalamnya sumber daya

manusia yang di dalamnya menggunakan sumber daya yang lain

untuk mencapai sasaran strategi, implementasi yang muncul harus

menjadi perhatian dan perlu dianalisis agar implementasi kebijakan

dapat berjalan dengan baik efektif dan efisien.10

Menurut William N. Dun kebijakan dalam bahasa inggris

adalah police, yang berarti menangani masalah-masalah publik

atau administrasi pemerintahan.11

Adapun kebijakan menurut

Mustopodidjaja adalah suatu keputusan yang dimaksud untuk

mengatasi suatu permasalah tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu, yang dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dalam

rangka penyelenggaran pemerintah negara dan pembangunan.12

a. Indikator berhasilnya kebijakan.

Suatu kebijakan dapat dinyatakan efektif atau berhasil

apabila implementasi kebijakan publik tersebut memberi

manfaat bagi kebaikan atau perbaikan para pihak yang

menjadi sasaran implementasi. Menurut Hogwood dan Gunn,

9 Sahya Anggara, Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep Teori Dan Fakta Dalam

Upaya Menciptakan Good Government), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), hlm 532. 10

HAW. Wijaya, Penyelenggaran Otonomi Di Indonesia, Dalam Rangka Sosialisasi Uu

No. 32 Tahun 2004 Tengtang Pemerintah Daerah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) hlm.

24 11

William N, Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Yokyakarta,

Gadjah Mada University Press, 1999) hlm 51. 12

Hanif Nukholis, Teori Dan Praktek Pemerintah Dan Otonomi Daerah (Jakarta: PT.

Grasindo 2005) hlm 263.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

9

untuk dapat mengimplemtasikan kebijaksanaan negara secara

sempurna (perfeck implemtation) maka diperlukan beberapa

persyaratan tertentu. 13

Daniel Mazmanian dan Paul A. Subatier yang disebut A Frame Work

For Implementation Analysis (Krangka Analisis Implementasi). kedua ahli ini

berpendapat bahwa peran penting dalam analisis implementasi kebijaksanaan

negara ialah mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi

tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi.

Variabel-variabel yang dimaksud dapat diklasikan menjadi 3 (tiga)

kategori besar, yaitu:

1) Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dan dikendalikan.

2) Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara

tepat proses implementasinya, dan

3) Pengaruh langsung pelbagai variabel politik terhadap

keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam

keputusan kebijaksanaan tersebut.14

Marilee S Grindle, mengidentifikasikan ada 2 (dua) hal yang sangat

menentukan keberhasilan dari implementasi yaitu Isi Kebijakan,dan Konteks

dari implementasi itu sendiri yang secara terperinci diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Content Of Policy

13

Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Keimplentasi

Kebijaksanaan Negara, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm 21. 14

Ibid, hlm 81.

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

10

a) Intersts Affected (Kepentingan siapa yang terlibat)

b) Type Of Benefits (macam-macam manfaat)

c) Extent Of Change Envisioned (Sejauh mana perubahan akan

diwujudkan)

d) Program Implementors (Siapa yang menjadi implementor

agensi)

e) Recources Committed (Sumber daya yang disediakan)

2. Context Of Implementation

a) Power, Interest, And Strategy Of Actors Involved

(Kekuasaan, kepentingann, dan stategi para aktor yang

terlibat).

b) Institutions and regime Characteristics (Karakteristik

lembaga dan rejim)

c) Compliace and responsiveness, (Sesuai dengan kaedah dan

tingkat responsif)

Dari apa yang disampaikan oleh Grindle, dapat disimpulkan bahwa

keberhasilan dari implementasi sebuah kebijaksanaan ditentukan oleh banyak

hal, terutama yang menyangkut kepentingann-kepentingan yang terlibat

didalamnya.15

a. Indikator kegagalan dalam implementasi kebijakan.

15

Syaukani, HR dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Yokyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002). hlm 296- 297.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

11

Tidak semua kebijakan publik dapat dapat

diimplementasikan secara efektif, dan bahkan ada yang gagal

mencapai tujuan dan sasaran yang optimal. Dalam hal ini

kegagalan implementasi kebijakan publik ini. Guun dan Hogwood

membagi pengertian kegagalan kebijakan dalam dua kategori, yaitu

non impelementation dan unsuccessful implementation.

Kekurang efektifan implementasi kebijakan publik juga disebabkan

karena kurangnya peran para actor pelaksana (dan badan-badan

pemerintahan) dan imlementasi kebijakan publik. Disamping itu juga

sebabkan masih lemahnya peran para actor tersebut dalam menyebarluaskan

kebijakan-kebijakan baru kepada warga masyarakat.

Sebab-musabab yang mungkin timbul dan menjadi dasar dari kegagalan

implementasi suatu kebijakan publik tentunya berbeda satu sama lainnya,

akan tetapi yang jelas hal itu berkaitan erat dengan beberapa aspek isi dari

kebijakan yang harus diimplementasikan, tingkat informasi dari para pelaku

yang terlibat dalam implementasinya, banyaknya dukungan yang

diimplementasinya, dan pada akhirnya pembagian dari potensi-potensi yang

ada.

Dengan pandangan yang demikian itum maka dengan sendirinya perlu

dipertimbangkan berbagai factor yang menentukan keberhasilan

implementasinya. Hal ini dapat dipelajari dengan memahami model-model

implementasi kebijakan publik mempunyai komponen-komponen tertentu

yang diformulasikan secara sistematik, dan menunjukkan adanya beberapa

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

12

faktor yang menentukan keberhasilan atau efektivitas implementasi

kebijakan.

2. Pemerintahan Daerah

a. Pengertian Pemeritahan Daerah

Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggaran pemerintahan daerah. pemerintah daerah provinsi,

daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.16

pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang anggota-

anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.17

Gubernur, Bupati,

dan Wali kota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah

provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis.18

Pemerintah

daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan

pemerintahan pusat.

b. Peraturan Daerah

Mengenai peraturan daerah (Perda) ini, sejalan dengan agenda

desentralisasi dan otonomi daerah yang makin luas. Dari segi

pembuatannya, sudah semestinya Peraturan Daerah ini, baik Perda

ditingkat provinsi maupun Perda tingkat kabupaten atau kota, dapat

dilihat setara dengan undang-undang dalam arti sama-sama

16

Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 18 ayat (2). 17

Ibid. Pasal 18 ayat (3). 18

Ibid. Pasal 18 ayat (4-5).

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

13

merupakan produk lembaga legislatif. Namun demikian, dari segi

isinya sudah seharusnya , kedudukan peraturan yang mengatur materi

dalam ruang lingkup daerah berlaku yang lebih sempit dianggap

mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan peraturan dengan

ruang lingkup wilayah yang berlaku lebih luas. Oleh karena itu,

sesuai dengan hierarki peraturan perundang-undangan , peraturna

yang lebih rendah itu tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang

derajatnya lebih tinggi.19

c. Gerakan Masyarkat Maghrib Mengaji

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji selanjutnya disebut

Gemmar Mengaji adalah bentuk kegiatan masyarakat, yang beragama

Islam dari seluruh kalangan usia anak-anak, remaja, dewasa samapai

orang tua. di mana kegiatan ini mempelajari, membaca dan membaca

dan memahami Al-Qur‟an pada waktu Maghrib baik di Masjid,

Musholla, Langgar dan surau atau rumah masing-masing.20

F. Tinjauan Pustaka

Diantara langkah penting peneliti dalam memulai aktivitas

penelitiannya adalah melakukan tinjauan pustaka atau penelusuran penelitian

terdahulu yang memiliki kaitan lansung atau tidak lansung dengan

permasalahan penelitian yang diangkat. apakah sudah ada yang pernah

meneliti atau belum maka, harus ada bahan perbandingan, sebagai bentuk

infentarisasi terhadap karya-karya tulis ilmiah sebelumnya, baik dalam tema

19

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Idonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2011), hlm 288-289. 20

Peraturan Daerah,Nomor 2 Tahun 2016 tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

14

yang sama maupun dalam tema yang searah. adapun hasil penelitian yang

sudah dan peneliti anggap ada kemiripan didalamnya, yaitu:

Pertama: Penelitian dilakukan oleh Muhammad Reza Khirullah tentang

Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji di Kabupaten Kampar. Penelitian ini

berorientasi pada evaluasi dari kebijakan (Peraturan Daerah) tersebut, dengan

mengmukakan pendapat dari Dunn yaitu kriteria evaluasi, efektivitas,

efesiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketetapan serta

hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan yang

diharapkan.21

Kedua: Penelitian dilakukan oleh Asmara Dewi Astuti tentang

Impelementasi Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Reteh. Penelitian ini

berorientasi pada Implementasi dari peraturan bupati tersebut, mengenai

bagaimana sosialisasi sautu peraturan, bagaimana implementasi peraturan

serta bagaimana partisipasi masyarakat di Kecamatan Reteh.22

Adapun penelitian dengan judul Implementasi Peraturan Daerah Nomor

2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan

Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, ini disatu sisi sama,

terutama dari sisi judul yang dikaji yaitu tentang implementasi dari suatu

kebijakan. Namun terdapat perbedaan dari segi lokasi, tshun peraturan dan

21

Muhammad Reza Khairullah, Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013

Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kabupaten Kampar, Di Akses Dari

https://media.neliti.com/media/publications/209282-evaluasi-peraturan-daerah-nomor-2-tahun.pdf 22

Asmara Dewi Astuti Tentang Impelementasi Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2014

tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Reteh.

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

15

fokus penulis disini mencoba melakukan penelitian dengan berorientasi

terhadap, bagaimana implementasi program tersebut dan faktor pendukung

dan penghambat dalam penerapan program gerakan masyarakat maghrib

mengaji ini.

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

16

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sungai Batang, Kabupaten

Indragiri Hilir, Provinsi Riau, tepatnya ditiga, yaitu Desa Benteng Utara,

Desa Mugomulyo, dan Desa Benteng Barat. Pemilihanan ketiga desa

didasarkan pada beberapa alasan, yaitu Desa Benteng Utara dengan notabene

terdekat dengan kota kecamatan, peneliti ingin mengetahui semangat

pengimplementasian peraturan daerah tersebut. kemudian, Desa Mugomulyo

merupakan kawasan pesantren dengan penduduk yang terbilang agamis.

Selanjutnya Desa Benteng Barat, pada saat peneliti melakukan penelitian

desa belum dialiri listrik. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di desa ini untuk mengetahui pengimplementasian peraturan

daerah tersebut di tengah keterbatasan fasilitas yang ada.

Mengingat dan menimbang segala kekurangan yang ada pada peneliti,

baik secara waktu, tenaga, dan materil maka waktu penelitian ini dilakukan

dari Oktober Sampai 1 Januari 2020.

B. Jenis dan Pendekatan penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode

dalam penelitian yang digunakan penulis terkait dengan permasalahan yang

diangkat, maka penelitan ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

17

implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai Batang.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data merupakan jenis-jenis sumber yang diperoleh oleh peneliti

pada subjek penelitinya.23

a. Data primer

Data primer atau sumber primer adalah data yang didapatkan

dari studi lapangan, berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang

di amati dan atau diwawancarai merupakan sumber data utama.

Sumber data utama dicatat melalui catatan penulisan atau perekaman

video / audio pengambilan foto, atau film.24

Dalam penelitian ini,

penulis memperoleh data melalui penelitian lansung pada objek yang

akan diteliti dilapangan, yang berkaitan dengan skripsi penulis

mengenai Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai

Batang.

b. Data skrunder

Data skunder atau sumber skunder merupakan sumber yang

tidak lansung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

23

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm 119. 24

Leci J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya

Offiset, 2004), hlm 157.

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

18

lewat orang lain atau lewat dokumen, sumber buku dan majalah

ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.25

c. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber obyek dari

mana data itu diperoleh. Sumber data dalam jenis penelitian kualitatif

ini adalah data yang diperoleh Camat Sungai Batang, dari Kepala

Desa, sekretaris desa, tenaga pengajar maghrib mengaji, orang tua

murid, serta masyarakat yang berada dilingkungan Kecamatan Sungai

Batang.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. Dalam penelitian ini, untuk

memperoleh data, Peneliti memulai penelitian dengan mewawancarai

Camat Sungai Batang, dan masing-masing perangkat desa di setiap

desa. Selain melalui wawancara peneliti juga melakukan observasi dan

mengumpulakan dokumentasi, dengan tujuan mencari dan menggali

informasi yang lebih akurat terkait dengan implementasi peraturan

daerah semenjak pemerintah daerah mengeluarkan peraturan ini pada

tahun 2016.

1. Observasi

Ilmu pengetahuan mulai dengan observasi dan selalu harus

kembali pada observasi untuk mengetahui kebenaran ilmu itu. 26

25

Ibid, hlm 159.

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

19

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun biologis dan

psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan

dan ingatan.27

Dalam hal ini penelitian ini, peneliti melakukan

observasi (pengamatan) secara lansung di lapangan untuk

mengetahui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai

Batang.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila ingin melakukan studi pengetahuan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal yang dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan

secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan

melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telepon. Penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur,

wawancara tersetruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi yang akan diperoleh.28

Peneliti lansung

terjun ke lapangan, dengan cara menanyakan terhadap informan

26 S. Nasution, Metode Reseach, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm 106.

27 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm 145.

28 Ibid, hlm 137-138.

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

20

mengenai Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan

Sungai Batang.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlaku.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain.29

Metode ini untuk

memperoleh data tentang keadaan, kegiatan yang berkaitan dengan

penelitian. Teknik pengumpulan data ini merupakan teknik

pendukung dari teknik pengumpulan data observasi dan

wawancara. Teknik dokementasi ini meperoleh data mengenai

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai

Batang.

E. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan

lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, memilah mana

29

Ibid, hlm 146.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

21

yang perting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.30

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini yaitu

mereduksi data yang diperoleh dari hasil wawancara. Data-data

wawancara yang telah rekam kemudian dideskripsikan dengan

tujuan memudahkan peneliti memilih data-data yang sesuai untuk

dianalis. Data-data ini berhubungan dengan faktor pendukung serta

penghambat dalam pengimplementasia peraturan daerah nomor 2

tahun 2016 tentang gerakan masyarakat maghrib mengaji.

F. Sistematika penulisan

Untuk mengetahui isi skripsi ini secata umum, dapat dilihat

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan : Bab ini menguraikan tentang latar belakang,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori, metodologi serta serta sistamatika penulisan. Bab ini

merupakan permasalahan yang merupakan landasan berfikir bagi bab-

bab selanjutnya.

Bab II. Metode Penelitian : Bab ini dibahas tempat dann waktu

penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, ,

instrumen pengumpulan data, analisis data, sistematika penulisan, dan

jadwal penelitian.

30

Lexi J.Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

hlm 280.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

22

Bab III. Gambaran umum lokasi penelitian yang penulis lakukan

yaitu : Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun

2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Studi Di

Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau).

Bab IV. Pembahasan : Dalam bab ini berisi tentang pembahasan

hasil Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun

2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Studi Di

Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau).

Bab V. Penutup : Merupakan bab terkhir sekaligus menjadi

penutup dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dan hasil

penelitian serta saran-saran tekait dengan Implementasi Peraturan

Daerah Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji (Studi Di Kecamatan Sungai Batang

Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

G. Jadwal penelitian.

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian dilapangan,

penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel

penelitian.

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

23

Tabel. 1

Jadwal penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke, Tahun 2018-2020

Dessem

ber 2018

Feberua

ri 2019

Agustus

2019

Septemb

er 2019

Oktoebe

r 2019

Desemb

er 2019

Maret

2020

1 Pengajuan

Judul

2 Pembuatan

proposal √ √ √ √

3

Perbaikan

Proposal

Dan

Seminar

√ √

4 Surat Izin

Riset √

5 Pengumpul

an Data √ √ √

6

Pengolahan

Dan

Analisis

Data

√ √ √

7 Penulisan

Skripsi √ √ √ √

8

Bimbingan

Dan

Perbaikan

√ √ √ √ √

9

agenda

ujian

Skripsi

√ √

10

Perbaikan

Dan

Penjilidan

√ √

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

24

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Aspek Geografis

1. Sejarah Kecamatan Sungai Batang

Kecamatan Sungai Batang adalah salah satu kecamatan

termuda di Kabupaten Indragiri Hilir dengan nomor kode

administrasi wilayah 14.04.20 yang merupakan pemekaran dari

wilayah utara Kecamatan Reteh. Kecamatan Sungai Batang

terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir

Nomor 16 Tahun 2005 tanggal 19 Maret 2005 tentang Pembentukan

Kecamatan Concong, Kecamatan Kempas dan Kecamatan Sungai

Batang. Pembentukan Kecamatan Sungai Batang

defenitif/diresmikan oleh Bupati Indragiri Hilir di Benteng pada

tanggal 19 Juli 2006.

Diawal terbentuknya Kecamatan Sungai Batang terdiri dari 6

(enam) desa yaitu, Benteng, Benteng Utara, Pasenggerahan, Kuala

Sungai Batang, Kuala Patah Parang dan Benteng Barat. Kemudian

pada tahun 2011, Kecamatan Sungai Batang berkembang menjadi 1

Kelurahan dan 7 Desa yaitu :

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

25

Tabel 3.1

Jumlah Kelurahan Dan Desa Kecamatan Sungai Batang

Kode Adm.

Wilayah Nama Kelurahan / Desa Asal Pemekaran

1 2 3

4 14.04.20.1001

14.04.20.2002

14.04.20.2003

14.04.20.2004

14.04.20.2005

14.04.20.2006

14.04.20.2007

14.04.20.2008

Kelurahan Benteng

Desa Benteng Utara

Desa Pasenggerahan

Desa Kuala Sungai Batang

Desa Kuala Patah Parang

Desa Benteng Barat

Desa Pandan Sari

Desa Mugomulyo

Desa Benteng

Desa Benteng

-

-

Desa Kuala Patah Parang

Desa Benteng

Desa Kuala Patah Parang

Desa Benteng Barat Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

2. Letak Geografis

Kecamatan Sungai Batang berada pada titik koordinat Garis

Bujur 1030

21‟ 385” dan Garis Lintang 00

68‟ 075” dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Enok dan

Kecamatan Tanah Merah

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Reteh

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Reteh

B. Aspek Pemerintahan

Kecamatan Sungai Batang teridiri dari beberapa unsur diantaranya:

1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Pemerintahan Kecamatan Sungai Batang merupakan salah

satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kecamatan di Kabupaten

Indragri Hilir.31

2. Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan :

31

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

26

a) Camat Sungai Batang;

b) Kepala Kepolisian Sektor Sungai Batang; dan

c) Komandan Rayon Militer 07.

3. Instansi Vertikal :

a) Kepolisian Sektor Sungai Batang;

b) Komando Rayon Militer 07; dan

c) Kantor Urusan Agama (KUA)

4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Kordinator Wilayah (Korwil)

diantaranya :

a) Korwil Dinas Pendidikan;

b) UPT Puskesmas Benteng;

c) UPT Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

d) Korwil Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan

(TPHP);

e) Korwil Dinas Ketahanan Pangan (DKP);

f) Korwil Dinas Perkebunan;

g) Korwil Pekerjaan Umum;

h) Korwil Badan Pendapatan Daerah;

i) Korwil Perhubungan;

j) Perpustakaan dan Kearsipan.

5. BUMN

a) PT. PLN (Persero) Sub Rayon Benteng.

6. BUMD

a) PDAM Unit Kecamatan Sungai Batang.

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

27

7. ORMAS

a) Majelis Ulama Indonsia (MUI) Kecamatan Sungai Batang;

b) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur‟an (LPTQ) Kecamatan

Sungai Batang;

c) Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) Kecamatan Sungai

Batang;

d) Tim Penggerak PKK Kecamatan Sungai Batang; dll.

Adapun nama-nama Camat yang pernah/sedang menjabat di Kecamatan

Sungai Batang adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 2

Masa Bakti Pemerintah Kecamatan Sungai Batang

NO N A M A MASA BAKTI

1 H. ABDUL RASYID, S.Sos 2006 s/d 2009

2 MOHD. RAPI, S.Pd 2009 s/d 2013

3 NAWAWI, S.Sos, M.Si 2013 s/d 2017

4 HARDIANSYAH, AMP 2017 s/d Sekarang

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

C. Komposisi Kepegawaian serta Sarana dan Prasarana

1. Komposisi Kepegawaian32

Jumlah Pegawai Kantor Camat Sungai Batang sebanyak 24

orang Pegawai yang terdiri 14 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 10

Tenaga Honorer/Kontrak.

Gambaran kompetensi aparat Kantor Camat Sungai Batang

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dapat diuraikan

32

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

28

berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, pangkat, serta

pendidikan dan pelatihan struktural.

Tabel 3.3

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Jenis Kelamin

Status kepegawaian Laki-Laki Perempuan Jumlah

Pegawai Negeri Sipil 11 3 14

Tenaga Honor/kontrak 6 4 10

Jumlah 17 7 24

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.4

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.5

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang Berdasarkan Pangkat /

Golongan Ruang

NO Kepangkatan/Golongan Jumlah PNS

1 Pembina Tk. I IV/b -

2 Pembina IV/a 3

3 Penata Tk. I III/d 1

4 Penata III/c -

5 Penata Muda Tk. I III/b 2

6 Penata Muda III/a 3

Status

Kepegawaian

Pendidikan

Strata

3

Strata

2

Strat

a 1

Diploma

3 SLTA

SLT

P

S

D

Pegawai

Negeri Sipil - 2 3 2 7 - -

Tenaga

Honor/Kontra

k

- - 4 3 3 - -

Jumlah 0 2 7 5 10 0 0

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

29

7 Pengatur Tk I II/d -

8 Pengatur II/c 2

9 Pengatur Muda Tk. I II/b 1

10 Pengatur Muda II/a 2

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.6

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Jabatan Struktur

No Jabatan Struktural Jumlah PNS

1 Eselon III.a 1

2 Eselon III.b 1

3 Eselon III.b 2

4 Eselon IV.b 2

5 Non Eselon 8

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.7

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Agama

Agama Jumlah PNS Jumlah Honor

Islam 14 10

Katolik - -

Protestan - -

Hindu - -

Budha - -

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.8

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Jumlah PNS Jumlah Honor

20 – 30 Tahun - 8

31 – 40 Tahun 5 2

41 – 50 Tahun 3 -

51 – 60 Tahun 6 -

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

30

Tabel 3.9

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah PNS Jumlah Honor

0 – 10 Tahun 9 10

11 – 20 Tahun - -

21 – 30 Tahun 1 -

Lebih Dari 30 Tahun 4 -

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.10

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Lokasi Kerja

Lokasi Kerja (Kecamatan) Jumlah PNS Jumlah Honor

Sungai Batang 14 10

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

Tabel 3.11

Pegawai Kantor Camat Sungai Batang berdasarkan Diklat

Penjenjangan

Diklat Penjenjangan Jumlah PNS

ADUM / PIM IV 2

SPAMA / PIM III 1

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

D. Kondisi Masyarakat Dan Mata Percaharian

Jumlah penduduk Kecamatan Sungai Batang Per 31 Desember

2018 sebanyak 11.938 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

NO KELURAHAN/DESA

JUMLAH

PENDUDUK JUMLA

H KK

LINGKUP

WILAYAH LUAS

(KM²)

KEPADAT

AN Per

KM² LK PR Jumla

h RT

R

W

DUS

UN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1

2

3

Benteng

Benteng Utara

Desa Pasenggerahan

1.397

702

1.171

1.419

718

1.067

2.816

1.420

2.238

782

374

598

26

13

12

12

6

6

-

3

5

35,75

23,20

36,25

78,77

61,21

61,74

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

31

4

5

6

7

8

Desa Kuala Sungai

Batang

Desa Kuala Patah

Parang

Desa Benteng Barat

Desa Pandan Sari

Desa Mugomulyo

271

898

483

443

769

263

901

427

394

628

534

1.799

910

837

1.397

138

425

206

238

318

6

13

14

14

10

5

6

5

5

3

3

4

3

4

3

11,08

42,15

21,90

42,56

13,00

48,19

42,68

41,55

19,67

107,46

J U M L A H 6.134 5.817 11.95

1 3.079

10

8 48 25 225,89 52,91

Sumber : Kantor Camat Sungai Batang

1. Agama

Penduduk Kecamatan Sungai Batang yang beragama Islam

mencapai 100%, dengan jumlah tempat ibadah sebagai berikut:33

NO DESA/KELURAHAN MESJID MUSHALLAH /

SURAU JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

Kelurahan Benteng

Desa Benteng Utara

Desa Pasenggerahan

Desa Kuala Sungai Batang

Desa Kuala Patah Parang

Desa Benteng Barat

Desa Pandan Sari

Desa Mugomulyo

1

1

3

3

1

2

4

1

10

2

5

-

2

4

1

10

11

3

8

3

3

6

5

11

JUMLAH 16 34 50

33

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

32

2. Pendidikan

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber

Daya Manusianya (SDM) dan yang menjadi tolak ukur adalah kulitas

dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Kondisi objektif menunjukkan

bahwa perkembangan pendidikan di Kecamatan Sungai Batang mesih

menghadapi berbagai kendala antara lain fasilitas pendidikan yang

masih sangat minim bahkan masih jauh dari tarap standar nasional

seperti laboratorium bahasa, komputer dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selain itu kualitas dan kuantitas serta pendistribusian guru masih

terasa sangat kurang dimana matarantai yang memutuskan jarak

antara kecamatan dan kabupaten harus di sambung yaitu ketersediaan

sarana dan prasaran (Infrastruktur) yang memadai antara kabupaten

dan kecamatan sehingga kecamatan tidak terisolir, yang pada

akhirnya orang kota berbonndong-bondong ke desa.

3. Etnis

Penduduk asil Kecamatan Sungai Batang adalah suku melayu

dengan sistem kekerabatan yang bersifat parental dan mayoritas

beragama Islam, hal tersebut terlihat dengan datang dan menetapnya

suku-suku lain dari daerah asalnya ke daerah ini yang merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya yang

berlangsung terus menerus dan diikuti dengan pembauran atau

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

33

asimilasi antara suku melayu dengan suku-suku pendatang tersebut

seperti bugis, jawa, banjar dan suku lainnya.34

4. Ekonomi/Profesi

1) Pertanian

Tujuan pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan

peternakan Kecematan Sungai Batang sejalan dengan tujuan

pembangunan pertanian Kabupaten Indragiri Hilir yaitu :

a) Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani.

b) Memenuhi kebutuhan pangan.

c) Menciptakan lapangan kerja.

d) Menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan dan

kelestarian sumber daya alam.

e) Menumbuhkan agribisnis berskala ekonomi melalui

pengembangan sentra produksi.

f) Meningkatkan mutu gizi melalui penganekaragaman jenis

pangan.

Sasaran dari pembangunan tanaman pangan, hortikultura

dan peternakan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai

berikut :

a) Terwujudnya ketersediaan bahan baku pangan asal

pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat

Indragiri Hilir.

34

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

34

b) Terwujudnya usaha agribisnis yang tangguh dengan

menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan

berdaya saing.

c) Tersedianya infrastruktur di bidang pertanian yang

fungsional dengan sumberdaya manusia yang tangguh dan

profesional didalam melestarikan sumberdaya pertanian

dan lingkungan hidup.

Disamping itu petani di Kecamatan Sungai Batang juga

mempunyai kendala yang perlu mendapat perhatian baik oleh

Pemerintah atau Investor, yaitu masih banyak lahan tidur yang

masih belum dimanfaatkan oleh petani disebabkan kurangnya

modal dalam mengelolah lahan yang ada, lahan yang subur ini

sangat besar dampaknya bila dikelolah dengan baik dikarenakan

dapat membantu perekonomian masyarakat dan membuka

lapanga pekerjaan. Masyarakat khususnya para petani sangat

mengharapkan bantuan dari pemerintah baik dalam bentuk dana,

pelatihan keterampilan bantuan pengadaan alat prapanen, panen

maupun paska panen berbasis tekhnologi spesipik lokasi.

2) Perkebunan

Perkebunan yang ada dikecamatan Kecamatan Sungai

Batang seperti tanaman Kelapa, sawit, Jagung, pinang dan Jeruk

tetapi mayoritas masyarakat banyak memanfaatkan lahan

mereka dengan menanam Kelapa. Kalapa adalah salah satu

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

35

tanaman yang sangat digandrungi oleh petani karena hasil yang

sangat menguntungkan disamping itu pula usia tanaman ini

mencapai puluhan tahun dalam hasil panen sedangkan panen

dilakukan setiap 4 atau 6 bulan sekali.

Sama dengan pertanian, perkebunan juga memiliki

kendala dari segi pemahaman berkebun dalam hal ini petani

sangat mengharapkan adanya pelatihan-pelatihan yang dapat

menambah wawasan mereka dalam hal penaggulangan hama

dan penyakit serta bantuan untuk mengelolah lahan-lahan yang

masih kosong dan belum dimanfaatkan oleh pekebun. Pekebun

juga tak hanya mengaharapkan bantuan dari pemerintah

setempat namun mereka juga mengharapkan adanya Investor

yang berinvestasi di bidang pengolahan kelapa sawit dan

pinang, sehingga harga-harga hasil prkebunan dapat lebih baik.

Masalah terbesar yang dihadapi oleh pekebun maupun petani

dewasa ini adalah intrusi air asin yang masuk kedalam areal

perkebunan/pertanian sehingga perlu ditanggulangi dengan

melakukan perbaikan saluran perairan, normalisasi parit

(kanalisasi) dan pembangunan tanggul pengaman. 35

3) Perikanan dan Peternakan

Peternakan yang ada di Kecamatan Sungai Batang, salah

satu contoh adalah Desa Mugomulyo banyak masyarakat

35

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

36

berprofesi sebagai peternak baik itu Kambing maupun Sapi.

Desa Kuala Patah Parang dan Desa Kuala Sungai Batang adalah

sentera perikanan tangkap dan pembudidaya tambak. Disamping

itu Desa Kuala Patah Parang memiliki potensi besar di bidang

perikanan tangkap yang wilayahnya berada di pesisir timur yang

berhadapan langsung Kawasan Zona Ekonomi Eklusive (ZEE)

4) Perdagangan

Perdagangan atau juga sering disebut jual beli adalah

suatu proses transaksi yang telah disetujui oleh semua pihak

dengan suatu ketentuan. Perdagangan di Kecamatan Sungai

Batang berkembang cukup pesat dimana terdapat pasar yang

berada di pusat kota Kecamatan, dengan ini pusat transaksi

terjadi dengan seketika dipasar tersebut. Pasar Kecamatan

Sungai Batang telah berdiri sejak kecamatan ini masih berada

dalam wilayah Kecamatan Reteh otomatis pasar ini sudah

berkembang dengan seiringnya perubahan Kecamatan Sungai

Batang. Pasar Benteng sangat bermanfaat diantaranya

mekarnya suatu daerah dengan adanya suatu aktivitas

perekonomian, mekarnya daerah tersebut dapat dilihat dengan

banyaknya pertokoan, kios-kios, rumah makan. Dengan

didukung pelabuhan sandar tambat, bongkar muat, akses jalan

darat dan fasilitas penunjang lainnya.

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

37

5) Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Rumah Tangga yang terdapat di Kecamatan

Sungai Batang banyak diantaranya pembuatan arang tempurung

kelapa, penjahit pakaian atau tekstil, pembuatan Kue serta Home

industri lainnya. Desa Kuala Patah Parang misalnya memiliki

potensi besar dibidang Home Industri Pembuatan Kerupuk

Udang dan Kerupuk Ikan. Usaha-usaha ini sangat mendukung

perkonomian masyarakat karena dapat menyerap tenaga kerja

yang relative banyak sehingga bisa membantu jalannya aktivitas

perekonomian yang mandiri. Kualitas usaha tersebut cukup

meyakinkan karena sudah banyak pendatang dari luar daerah

yang membeli hasil kerajinan maupun usaha lainnya. Disamping

itu usaha rumah tangga ini juga mempunyai kendala dari segi

permodalan untuk itu pengrajin maupun pengusaha kecil ini

mengharapkan kepada pemerintah setempat untuk dapat

memberikan bantuan dana serta pemasaran hasil usaha sehingga

tercapainya masyarakat yang makmur. 36

6) Perdagangan

Perdagangan atau juga sering disebut jual beli adalah

suatu proses transaksi yang telah disetujui oleh semua pihak

dengan suatu ketentuan. Perdagangan di Kecamatan Sungai

Batang berkembang cukup pesat dimana terdapat pasar yang

36

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

38

berada di pusat kota Kecamatan, dengan ini pusat transaksi

terjadi dengan seketika dipasar tersebut. Pasar Kecamatan

Sungai Batang telah berdiri sejak kecamatan ini masih berada

dalam wilayah Kecamatan Reteh otomatis pasar ini sudah

berkembang dengan seiringnya perubahan Kecamatan Sungai

Batang. Pasar Benteng sangat bermanfaat diantaranya

mekarnya suatu daerah dengan adanya suatu aktivitas

perekonomian, mekarnya daerah tersebut dapat dilihat dengan

banyaknya pertokoan, kios-kios, rumah makan. Dengan

didukung pelabuhan sandar tambat, bongkar muat, akses jalan

darat dan fasilitas penunjang lainnya.

E. Visi dan Misi Pemerintahan Kecamatan Sungai Batang

1. Visi

Terwujudnya Kecamatan Sungai Batang yang agamis

didukung oleh infrastruktur dan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas menuju masyarakat damai, tertib, adil makmur dan

sejahtera.

2. Misi

Meningkatkan kemampuan aparatur Pemerintah Kecamatan

Sungai Batang secara optimal.

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

39

F. Profil Desa Banteng Utara, Desa Mugomulyo dan Desa Banteng

Barat.

1. Desa Banteng Utara

Desa Banteng Utara terletak di Kecamatan Sungai Batang

Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Desa Banteng Utara

mempunyai luas wilayah 23.20 Km2

dengan jumlah penduduk 1.407

jiwa atau 371 KK. Sebagian besar tingkat kehidupan dan sumber daya

manusi berprofesi sebagai wiraswasta, pedagang, petani sawah dan

lain-lain.37

LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH :

a. Luas Wilayah : 23.20 Km2

b. Batas Wilayah :

1) Sebelah Utara = Kecamatan Enok

2) Sebelah Selatan = Kelurahan Benteng

3) Sebelah Berat = Kelurahan Banteng

4) Sebelah Timur = Desa Pasengrahan

JUMLAH PENDUDUK : 1.407 JIWA

1. Laki-laki : 670 Jiwa

2. Perempuan : 717 Jiwa

JUMLAH RATA-RATA TINGKAT PENDIDIKAN

1. Belum Sekolah : 317 Jiwa

2. Tidak Sekolah : 143 Jiwa

37

Dokumen Kantor Camat Sungai Batang, Tahun 2018

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

40

3. Tidak Tamat SD : 143 Jiwa

4. SD : 358 Jiwa

5. SLTP : 216 Jiwa

6. SLTA : 190 Jiwa

7. Perguruan Tinggi : 40 Jiwa

JUMLAH SARANA IBADAH

1. Masjid : 1 Unit

2. Mushollah/Surau : 2 Unit

2. Desa Mugomulyo

Desa mugomulyo terletak di Kecamatan Sungai Batang

Kabupaten Indragiri Hilir profinsi Riau. Desa mugomulyo memiliki

luas wilayah 13,5 Km2 dengan jumlah penduduk 1.396 Jiwa atau 318

KK. Sebagian besar tingkat kehidupan dan sumber daya manusi

berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), wiraswasta, pedagang,

petani sawah dan lain-lain.

LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

a. Luas wilayah : 13.5 Km2

b. Batas wilayah :

a) Sebelah Utara = Keluran Pusaran Kecamatan Enok

b) Sebelah Selatan = Desa Seberang Pulau Kijang

Kecamatan Reteh

c) Sebelah barat = Desa Banteng Barat

d) Sebelah timur = Kelurahan Benteng

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

41

JUMLAH PENDUDUK : 1.396 Jiwa

1) Laki-laki : 773 Jiwa

2) Perempuan : 623 Jiwa

JUMLAH RATA-RATA PENDIDIKAN

1. Tidak tamat SD : 178 Jiwa

2. SD : 250 Jiwa

3. SLTP : 282 Jiwa

4. SLTA : 623 Jiwa

5. Perguruan Tinggi : 66 Jiwa

JUMLAH SARANA IBADAH

1. Masjid : 1 Unit

2. Musholla/Surau : 10 Unit

3. Desa Benteng Barat

Desa Banteng Barat terletak di Kecamatan Sungai Batang

Kabupaten Indragiri Hilir profinsi Riau. Desa Banteng Barat memiliki

luas wilayah 22.28 Km dengan jumlah penduduk 913 Jiwa atau 200

KK. Sebagian besar tingkat kehidupan dan sumber daya manusia

berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), polri, wiraswasta,

pedagang, petani sawah dan lain-lain.

LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

1. Luas wilayah : 22.28 Km

2. Batas wilayah :

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

42

a) Sebelah Utara = Keluran Pusaran 7 Kecamatan Enok

b) Sebelah Selatan = Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan

Reteh

c) Sebelah Barat = Desa Mekar Sari Kecamatan Reteh

e) Sebelah Timur = Desa Mugo Mulyo

JUMLAH PENDUDUK : 913 Jiwa

1. Laki-laki : 471 Jiwa

2. Perempuan : 422 Jiwa

JUMLAH RATA-RATA PENDIDIKAN

1. Tidak tamat SD : 462 Jiwa

2. SD : 270 Jiwa

3. SLTP : 136 Jiwa

4. SLTA : 45 Jiwa

5. Perguruan Tinggi : 7 Jiwa

JUMLAH SARANA IBADAH

1. Masjid : 2 Unit

2. Musholla/Surau : 5 Unit

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

43

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIIL PENELITIAN

A. Implementasi Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Kecamatan

Sungai Batang sebagai langkah Implementasi Peraturan Daerah

Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2016.

Pendidikan Al-Qur‟an merupakan bagian dari upaya untuk mewujukan

sumber daya manusia yang cerdas, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Pendidikan Al-Qur‟an menjamin anak didik untuk mampu

menghadapi tantangan perubahan lokal, nasional dan global. Dalam kontek

visi dan misi, pembentukan peraturan daerah ini dimaksudkan untuk

tercapainya visi Kebupaten Indragiri Hilir yaitu Indragiri Hilir yang Berjaya

dan Gemilang Tahun 2025.

Walaupun Kabupaten Indragiri Hilir memiliki tingkat heterogenitas,

tetapi telah melebur dalam satu nilai kultural yang dijunjung secara bersama

yakni melayu. Masyarakat melayu yang dahulunya menjunjung tinggi nilai

Islam perlu dipertahankan oleh generasi penerusnya melalui pendidikan Al-

Qur‟an. Pendidikan Al-Qur‟an merupakan bagian pendidikan agama bagi

anak didik untuk lebih meningkatkan kecerdasan, keimanan , dan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan pendidikan Al-Qur‟an

dilakukan mulai pada tingkat dasar sampai dengan menengah yang perlu

dilaksanakan di setiap kecamatan se-Kabupaten Indragiri Hilir. Akibatnya,

anak didik khusunya yang beragama Islam dapat membaca dengan fasih,

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

44

menulis, dan menghafal dengan benar, serta memahami dan menghayati isi

kandungan Al-Qur‟an.

Wilayah Kecamatan Sungai Batang sendiri terdiri dari 7 (tujuh) desa

dan 1 (satu) kelurahan. Dari 8 (delapan) wilayah yang ada di Sungai Batang

dapat dipastikan semuanya melaksanakan maghrib mengaji. Seperti yang

dijelaskan oleh Bapak Hardiansyah selaku Camat Sungai Batang, sebagai

berikut:

“Semua desa melaksanakan, kalo semua desa saya pastikan

melaksanakan. Tapi kalo di dalam desa mungkin tidak semua

lingkungan RT RW melaksanakan karena bisa saja RT ini bergabung

dengan RT ini, tapi semua desa melaksanakan. Apalagi yang tidak

melaksanakan maghrib mengaji berarti tidak dimanfaatkan

dananya.”38

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa seluruh desa telah

melaksanakan kegiatan Maghrib mengaji.

Dalam mengimplementasikan Peratuan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji. Camat Sungai Batang

menjelaskan bahwa pengimplementasiannya berfariasi, tetapi secara umum

membaik. Hasil wawancara penulis dengan Bapak Hardiansyah, selaku

Camat di Kecamatan Sungai Batang. beliau mengatakan:

“Itu berfariasi sebernanya ya, ada desa semangat gitu ya ada satu

tempat maghrib mengajinya menurun karena guru ngajinya pindah.

tapi kalau secara umum membaik gitu, artinya ada kualitas-kualitas

yang saya lihat muncul dipermukaan misalnya kita di sini motivasi

38

Wawancara, dengan bapak Hardiansyah selaku camat sungai batang, tanggal 4

Desember 2019.

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

45

misalnya MTQ tinggi. kita memang tidak juara umum gitukan tapi

semua yang dipertandingkan itu kita dapat piala walaupun juara

harapan empat tapi kita betul-betul orang Benteng tidak orang luar

kita ambil itu salah satu motivasi Maghrib mengaji itu jadi yang

pandai belajar.”39

Tidak sampai disitu saja, Bapak Hardiansyah kembali melanjutkan,

beliau mengatakan:

“Melihat di masyarakat itu timbul ada semacam ini yaa perubahan

struktur tingkat kepedulian kepada anak-anak mengenai agama itu

semakin baik karena ada fasilitas maghrib mengaji. Kalau dulu tak

ada sebutan maghrib mengaji kalau ngaji-ngajilah kalau sekarang

tidakkan, sekarang mangapa karena ada maghrib mengaji dan ini

dituangkan dalam suatu perda kemudian ada anjuran dari pemerintah

menindak lanjuti peraturan ini. Jadi, ada semacam beban moral dan

tanggung jawab sampai kapasitas terendah yang ini ketua RT RW.

Malu ketua RT RW kalau ditempatnya tak ada maghrib mengaji.”40

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa implementasi

peraturan daerah di Kecamatan Sungai Batang secara umum membaik. Hal

ini dilihat dengan timbulnya perubahan dan tingkat kepedulian masyarakat

terutama anak-anak mengenai pelajaran agama. Di samping itu, sebagaimana

yang dijelaskan oleh Bapak Hardiansyah selaku Camat Sungai Batang, bukan

hanya pemerintah kecamatan saja yang seharusnya tetapi sampai ketingkat

terendah. Gerakan Masyarakat Maghrib mengaji ini merupakan anjuran yang

ditindak lanjuti dengan peratutan dan juga merupakan tanggung jawab RT

RW. Mereka akan malu jika ditempatnya tidak melaksanakan maghrib

mengaji karena ini merupakan upaya mermeningkatkan kualitas sumber daya

39

Wawancara, dengan Bapak Hardiansyah selaku camat sungai batang, tanggal 4

Desember 2019. 40

Wawancara, dengan bapak Hardiansyah selaku camat sungai batang, tanggal 4

Desember 2019.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

46

manusia yang ada di Kecamatan Sungai Batang. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya di antara siswa/i yang mengikuti maghrib mengaji mampu

berprestasi dan mewakili kecamatannya dalam perlombaan MTQ di tingkat

Kebupaten Indragiri Hilir.

Akan tetapi, peneliti mendapatkan kebuntuan data terkait dengan

jumlah Masjid, Mushalla, Guru dan Siswa/I yang ikut dalam kegiatan

Maghrib mengaji di Kecamatan Sungai Batang. Hal ini disebabkan karena

tidak semua kepala desa melaporkan jumlah Masjid, mushalla, tenaga

pengajar dan siswa, sebagaimana yang dijelaskan Bapak Hardiansyah selaku

Camat Sungai Batang. Karena tidak adanya data atau jumlah yang pasti maka

peneliti menangkap ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana harusnya.

Hardiansyah selaku camat sungai batang, menjelaskan :

“Kalo itu kami tak bisa punya data lengkap tu, sebab tak semua

kepala melaporkan semua mushalla melaksanakan maghrib mengaji.

Jumlahnya ada desa yang melaporkan ada yang tidak, yang jelas

semua mushalla itu melaksanakan maghrib mengaji itu laporan dari

masing-masing desa. Berapa yang ikut maghrib mengaji ini sifatnya

komulatif gitu ya, malam ini mungkin bisa 12 (dua belas) malam

besok mungkin bisa 30 (tiga puluh) tergantung anak tu mau pergi atau

tidak. Tapi itu menjadi catatan kami, kemaren sudah menjadi catatann

supaya masing-masing desa menyampaikan, jadi kita akan revisi lagi

mekanismenya. Saya tidak berani nyampaikan sekian-sekian karena

tidak semua kepala desa nyampaikan laporan”.41

41

Wawancara, dengan Bapak Hardiansyah selaku Camat Sungai Batang, tanggal 4

Desember 2019.

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

47

Dari uraian Bapak Hardiansyah di atas dapat diketahui bahwa jumlah

Masjid dan mushalla yang mengikuti Maghrib mengaji belum diketahui

dengan pasti. Akan tetapi semua desa telah mengimplementasian peraturan

daerah tersebut sudah merata disemua desa.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti semua desa yang ada di

Kecamatan Sungai Batang. Akan tetapi peneliti memfokuskan penelitian

implementasi peraturan daerah tersebut di Kecamatan Sungai Batang, pada

tiga desa, yaitu;

1. Desa Benteng Utara

2. Desa Mugomulyo

3. Desa Benteng Barat

Untuk mengetahui pengimplementasian peraturan daerah tersebut di

Desa Benteng Utara sudah dilaksananakan sesuai dengan peraturan daerah

yang berlaku, peneliti wawancarai perangkat Desa Benteng Utara yaitu Ibu

Hanifah, selaku Sekretaris Desa Benteng Utara.

“Sesuai dengan peratuan pemerintah kebupaten Indragiri hilir nomor

2 tahun 2016 tentang gerakan maghrib mengaji itu sudah kami

laksanakan dari tahun 2016 sampai dengan sekarang.”42

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan Ibu Hanifa selaku

Sekretaris Desa Benteng Utara, yang dalam hal ini mewakili Pemerintah

Desa Benteng Utara menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan

42

Wawancara, dengan Ibu Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7

Oktober 2019.

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

48

Maghrib mengaji di Desa Benteng Utara, memang sudah ada dan berjalan,

mulai sejak peraturan daerah itu ditetapkan pada tahun 2016.

Selain itu, di Desa Mugomulyo sedikit berbeda dengan Desa Benteng

Utara dalam mengimplementasikan peraturan daerah ini. Perbedaan ini

disebabkan karena pemerintah Desa Mugomulyo bekerja sama dengan pihak

Yayasan Pondok Pesantren Al-Huda. Kerja sama ini tentu tidak lepas dari

berbagai pertimbangan dan kondisi masyarakat setempat salah satunya

dikarenakan lokasi pondok pesantren yang terbilang cukup besar dan luas

sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Sufyan selaku Kepala Urusan

Pemerintah Desa Mugomulyo

“Untuk program kegiatan maghrib mengaji yang diadakan di

Kabupaten Indragiri Hilir yang bertempat di Desa Mugo Mulyo

sejak mulai tahun 2016 (dua ribu enam belas) sampai 2019 (dua

ribu Sembilan belas) untuk pelaksanaanya di desa mugo mulyo

untuk program maghrib mengaji ini digabungkan dengan yayasan

Pondok Pesantren Al-Huda mugo mulyo yang disana program

pelaksanaannya sudah tergabung dengan kegiatan yang dekat

dilaksanakan oleh Madrasah Qur‟an yang ada di yayasan pondok

pesantren al-huda mugo mulyo yang disitu terbagi menjadi empat

kelompok maghrib mengaji di pondok pesantren baik itu pondok

pesantren putri dan putra di yayasan pondok pesantren al-huda

mugo mulyo yang disitu melibatkan anak-anak pelajar dari tingkat

Madrasah Ibtidaiyah sampai kejenjang tsanawiyah dan aliyah.”43

Wilayah pondok pesantren yang luas ini juga membewa pengaruh

positif yang lain bagi masyarakat sekitarnya. Salah satunya adalah

lingkungan masyarakat menjadi religius. Selain karena disebabkan

43

Wawancara, dengan Bapak Sofyan sebagai KAUR Pemerintahan Desa Mugo Mulyo,

tanggal 8 Oktober 2019.

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

49

luasnya wilayah pondok pesantren, masyarakat Desa Mugomulyo yang

religius juga disebabkan karena budaya atau adat istiadat yang selalu

mendahulukan agama telah mendarah daging dan tetap dipegang teguh

oleh masyarakat Mugomulyo hingga saat ini. Hal ini tercermin dari

pendidikan agama yang dimulai sejak anak-anak hingga remaja

sebagaimana yang dijelaskan Ibu Binti Kurimah selaku orang tua dari

salah seorang santri atau siswi maghrib mengaji, belaiu mengatakan:

“Ya bagus lah, kan kalo ada anak tidak ada program itu paling anak

nonton tv dan belajar. Kalo disini program ini memang sudah ada

sejak dulu sudah lama berpuluh-puluh tahun memang sudah ada,

dan orang sinikan anu ya religius ya. Jadi memang anak itu

walaupun tidak ada program maghrib mengaji itu pokoknya setelah

maghrib itu yaa harus gitu hampir semuanya gitu sudah menjadi

adat dan wajib lah, anak itu sudah ngaji di rumah baru setelah ngaji

baru pelajaran sekolah sudah itu, sudah mendarah daging lah bagi

anak-anak sini kan disini daerah pesantren.”44

Di Lingkungan wilayah pondok pesanten sendiri para santri banyak

disebukkan dengan kegiatan-kegiatan mulai dari pagi sampai sore.

Kegiantan yang dilaksananakan di pondok pesantren itu bermacam-

macam seperti mengaji Al-Qur‟an dan Fiqh dan lain-lain.

“Misalnya jam 7 (tujuh) sudah berangkat balek jam 2 (dua) baru

balek kadang ada kursus dan lain-lain. Kadang itu belak hanya

setengah jam saja sampai setengah 5 (lima), kadang setelah Ashar

itu juga ada pengajian lagi kadang ada ziarah kubur atau acara apa.

Kadang anak yang jauh itu nggak balik lagi kalo yang agak dekat

balek lagi. Sebelum maghrib itu berangkat lagi ke pondok baliknya

jam 6 (enam) pagi. Belajarnya ya kitab-kitab, tajwid, fiqh, akhlak

itu. Disini tu pengajiannya itu nggak harus setelah maghrib, jadi

44

Wawancaa dengan Ibu Binti Kurimah, selaku orang tua siswa maghrib mengaji di Desa

Mugomulyo, tanggal 4 Desember 2019.

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

50

waktu maghrib itu sudah waktu untuk istirahat, jadi ngajinya

dipindah ke siang artinya siangnya itu dari pagi samape sore full

ngaji.”45

Namun yang sangat disayangkan adalah eksistensi maghrib

mengaji di Desa Mugomulyo kalah pamor dari banyaknya kesibukan

siswa/i yang ada di pondok pesantren. Akibatnya Maghrib mengaji

disana kurang berjalan sebagaimana mestinya. Kesibukan mereka

mengaji pondok pada waktu siang berdampak pada kebanyakan dari

siswa siswi menggunakan waktu Maghribnya untuk beristirahat. Selain

itu, waktu Maghrib, mereka gunakan untuk belajar pelajaran sekolah di

rumah masing yang dibantu oleh orang tua mereka sendiri. Meskipun

demikian bukan berarti tidak dilaksanakan kegiatan mengaji, hanya saja

waktu pelaksanaanya yang berbeda.

Selanjutnya implementasi peraturan daerah di Desa Benteng Barat

mengalami perkembangan dari tahun ketahun sebagaimana yang

dijelaskan Bapak Badrun ketika ditanya bagaimana implementasi

kegiatan ini, beliau mengatakan:

“Alhamdulillahkan maghrib mengaji di Benteng Barat terus

berjalan, dan ada perubahannya tahun ke tahun dari sementajak di

adakan. Ini kan bagus ya, untuk anak-anak terbantu dengan adanya

maghrib mengaji.”46

45

Wawancaa dengan Ibu Binti Kurimah, selaku orang tua siswa maghrib mengaji di Desa

Mugomulyo, tanggal 4 Desember 2019. 46

Wawancara, dengan Bapak Badrun sebagai Bendahara Desa Benteng Barat, tanggal 8

Oktober 2019.

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

51

Dari uraian di atas dapat diketahui kegiatan Maghrib mengaji di

Desa Benteng Barat mengalami perkembangan dari tahun ketahun.

Perkembangan dapat dilihat dari penambahan jumlah Masjid, mushalla

yang melaksanakan Maghrib mengaji. Jumlah Masjid, mushalla pada

tahun 2016 (dua ribu enam belas) itu berjumlah 7 (tujuh) orang, dan

bertambah 2 (dua) orang tenga pengajar Maghrib mengaji pada tahun

2017 (dua ribu tujuh belas). Jadi, jumlah tenaga pengajar untuk tahun

2017 (dua ribu tujuh belas) yaitu 9 (Sembilan) orang, jumlah ini

bertahan sampai dengan 2018 (dua ribu delapan belas). Setelah itu baru

kemudian pada tahun 2019 (dua ribu sembilan belas) ada penambahan 1

(satu) mushalla yang ada di Parit Kaddas 1 dan jumlah tenaga pengajar

Maghrib mengaji secara otomatis juga mengalami penambahan menjadi

10 (sepuluh) orang tenaga pengajar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibu

Mardiana sebagai Sekretaris Desa Benteng Barat sebagai berikut:

“Kalo untuk tahun 2016 (dua ribu enam belas) mushalla ada 4

(empat) masjid 2 (dua), dulu 2016 (dua ribu enama belas) guru

maghrib mengaji 7 (tujuh) kemudian ditahun 2017 (dua ribu tujuh

belas) dan 2018 (dua ribu delapan belas) ada penambahan 2 (dua),

di 2019 (dua ribu sembilan belas) penambahan lagi 1 (satu). Jadi

untuk tahun 2019 (dua ribu sembilan belas) ini total guru maghrib

mengaji ada 10 (sepuluh).”47

47

Wawancaa dengan Ibu Mardiana, sebagai Pjs Sekretari Desa Benteng Barat , tanggal 5

Desember 2019.

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

52

Perkembangan dan kemajuan seperti ini yang seharusnya

terjadinya disetiap desa yang melaksanakan maghrib mengaji. Perubahan

selalu ada dan mengarah kepada keberhasilan.

Tidak dapat dipungkiri tegaknya peraturan daerah ini bersamaan

dengan cita-cita dan harapan besar dengan karena program/kegiatan ini

nantinya mampu memberi pengaruh terhadap kehidupan sosial

masyarakat yang beragama Islam.

Dari sisi lain dengan tegaknya peraturan ini diharapkan dapat

menjadi payung hukum bagi program kegiatan Maghrib mengaji itu

sendiri, dan memberi kejelasan kewajiban dan hak pengajar, dan bagi

orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini, agar kebijakan tepat

sasaran.

1. Respon Masyarakat dengan Adanya Gerakan Maghrib Mengaji.

Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar

manusia. Robert M. Mclver mengatakan: “masyarakat adalah suatu system

hubungan-hubungan yang ditata (society means a system ordered

relation)”. Masyarakat dapat menunjuk pada masyarakat kecil, misalnya,

masyarakat kelompok etnis batak di Sumatra Utara atau masyarakat yang

lebih luas nation state seperti masyarakat Indonesia. Dalam masyarakat

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

53

seperti ini anggota masyarakat dapat berintraksi satu sama lain karena

faktor budaya dan faktor agama, dan/atau etnis.48

Tanggapan masyarakat terhadap gerakan maghrib mengaji sangat

mendukung. Hal ini dapat dibuktikan dari tanggapan masyarakat Desa

Benteng Utara seperti yang disampaikan oleh Ibuk Siti Jannah beliau

mengatakan.

“Alhamdulillah saya bersyukur anak-anak saya belajar apalagi

masalah agama itu sangat penting buat bekal di dunia dan

diakhirat. Yang biasanya anak-anaknya setelah maghrib menonton

tv main gem di hp, sekarang anak-anak bisa belajar mengaji bisa

menambah ilmu agama.”49

Selanjutnya sebagaimana yang dijelaskan Ibu Binti Kurimah

selaku masyarakat Desa Mugomulyo belaiu mengatakan:

“Ya bagus lah, kan kalo ada anak tidak ada program itu paling anak

nonton tv dan belajar. Kalo disini program ini memang sudah ada

sejak dulu sudah lama berpuluh-puluh tahun memang sudah ada,

dan orang sinikan anu ya religius ya. Jadi memang anak itu

walaupun tidak ada program maghrib mengaji itu pokoknya setelah

maghrib itu yaa harus gitu hampir semuanya gitu sudah menjadi

adat dan wajib lah, anak itu sudah ngaji di rumah baru setelah ngaji

baru pelajaran sekolah sudah itu, sudah mendarah daging lah bagi

anak-anak sini kan disini daerah pesantren.”50

Demikian juga yang sampaikan oleh salah seorang masyarakat

Desa Benteng Barat dengan adanya maghrib mengaji yaitu Bapak Sattar

beliau mengatakan:

48

Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2015), hlm 46. 49

Wawancara via telepon dengan Ibu Siti Jannah sebagai masayarakat Desa Benteng

Utara, tanggal 10 februari 2020. 50

Wawancaa dengan Ibu Binti Kurimah, selaku orang tua siswa maghrib mengaji di Desa

Mugomulyo, tanggal 4 Desember 2019.

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

54

“Bagus, karena jadi anak-anak ada kegiatan mengaji. dari pada

cuman baring tidur, nonton tv kan. Karena ngaji ni kan penting

banyak orang yang punya sekolah tapi ngaji dak bisa.”51

Dari penjelasan diatas adapun kebanyakan respon masayarakat

terhadapat adanya kegiatan maghrib mengaji menyambut baik, dan

berharap banyak dari kegiatan ini. Dengan adanya maghrib mengaji

dianggap dapat merubah kebiasan yang dulunya menonton tv menjadi

pergi ke Masjid atau Mushalla untuk mengaji.

2. Daftar Nama-Nama Tenaga Pengajar Maghrib Mengaji.

Dalam situasi pembelajaran Al-Qur‟an, tenaga pengajar

merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu dan

kegemaran membaca Al-Qur‟an. Ini disebabkan tenaga pengajar berada

di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan kata lain,

tenaga pengajar merupakan komponen yang paling berpengaruh

terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas,

dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk

meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang

signifikan tanpa didukung oleh tenaga pengajar yang kreatif, profesional

dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah tenaga pengajar

mengaji yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang

tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

51

Wawancara via telepon dengan bapak sattar sebagai masyarakat desa benteng barat,

tanggal 10 februari 2020.

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

55

Tanaga pengajar dalam memberikan pengajaran secara umum

sudah menggunakan metode sesuai dengan yang ada dalam peraturan

daerah, salah satunya meliputi:

a. Membaca Al-Qur‟an

b. Manulis Al-Qur‟an

c. Seni baca Al-Qur‟an

d. Metode pembelajaran lain yang sesuai dengan perkembangan

pendidikan Al-Qur‟an52

Al-Qur‟an yang mempunyai kedudukan penting bagi kehidupan

manusia, karena pengenalan al-Qur‟an mutlak diperlukan. Upaya

mengenalkan Al-Qur‟an itu bukan hanya mengetahui dari segi fisik dan

aspek sejarah semata, namun yang lebih penting adalah bagaimana umat

Islam mampu membaca, menghafal sekaligus memahami serta

mengamalkan makna yang terkandung dalam butir-butir ayat demi ayat

dari al-Qur‟an.53

Tenaga pengajarnya sendiri itu mereka mempunyai kewajiban yang

diatur dalam pasal 10, yaitu;

1. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggunga jawab

52

Peraturan Daerah Kabupaten Idragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji, Pasal 6 53 Satturi, “Implementasi Gemar Mengaji Dalam Pembinaan Baca Tulis Al-Qur‟an

Perspektif Pendidikan Islam Di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng” Tesis UIN

Alauddin Makassar 2018.

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

56

2. Meningkatkan kemampuan professional sesuai dengan

perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi untuk

mencapai tujuan gemar mengaji dan

3. Menjaga marwah sesuai dengan amanah yang telah diberikan

masyarkaat.54

Di bawah ini adalah daftar nama-nama tenaga pengajar Maghrib

mengaji di Desa Benteng Utara, Desa Mugomulyo, dan Desa Benteng

Barat Kecamatan Sungai Batang.

a. Desa Benteng Utara

Pada tahun 2016 (dua ribu enam belas) jumlah guru maghrib

mengaji yaitu 7 (tujuh) orang. Namun dari tahun 2017 (dua ribu tujuh

belas) sampai dengan sekarang mengalami penambahan menjadi 8

(delapan) orang tenga pengajar Maghrib mengaji.

No Nama Guru Banyak Santri Tempat/lokasi

1 H. abdul Rahman 8 orang Masjid Darurrahman

2 H. Ahmad 10 orang Masjid Darurrahman

3 Hamidah 14 orang Masjid Darurrahman

4 Patimang 15 orang Masjid Darurrahman

5 Hj. Sami 15 orang Masjid Darurrahman

6 Abd Aziz 18 orang Mushalla Nurul Huda

54

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomo 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji Pasal 10.

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

57

7 Salma 35 orang Mushalla Nurul Huda

8 Rohana 6 orang Mushalla Nurul Huda

Pelaksanaan kegiatan maghrib mengaji yang ada di Desa Benteng

Utara, dengan berjumlah 8 (tujuh) orang tenaga pengajar, yang mengajar

dengan jumlah santri sebanyak 121 (setarus dua puluh satu) yang terbagi

menjadi 3 (tiga) kelompok, yang dilaksanakan pada waktu yang berbeda

maksudnya, jika 1 (satu) kelompok menggunakan masjid/mushalla

maka, 2 (dua) kelompok yang lain mengaji dirumah gurunya masing-

masing, tetapi untuk malam jum‟at diharuskan untuk seluruh kelompok

pergi mengaji di Masjid.

b. Desa Mugomulyo

No Nama jabatan Tempat keteranga

1 Romlani Guru Masjid Kelompok 1

2 Imam syafi‟i Guru

Pondok

Putra

Kelompok 2

3 Ihsan Guru

Pondok

Putri

Kelompok 3

4

Mazinatul

Muallamah

Guru

Pondok

Putri

Kelompok 4

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

58

c. Desa Benteng Barat

Desa Benteng Barat mengalami perkembangan dari tahun

ketahun sebagaimana yang dijelaskan Bapak Badrun ketika ditanya

bagaimana implementasi kegiatan ini, beliau mengatakan:

“Alhamdulillahkan maghrib mengaji di Benteng Barat terus

berjalan, dan ada perubahannya tahun ke tahun dari sementajak

di adakan. Ini kan bagus ya, untuk anak-anak terbantu dengan

adanya maghrib mengaji.”55

Dari uraian di atas dapat diketahui kegiatan Maghrib mengaji di

Desa Benteng Barat mengalami perkembangan dari tahun ketahun.

Perkembangan dapat dilihat dari penambahan jumlah Masjid,

mushalla yang melaksanakan Maghrib mengaji. Jumlah Masjid,

mushalla pada tahun 2016 (dua ribu enam belas) itu berjumlah 7

(tujuh) orang, dan bertambah 2 (dua) orang tenga pengajar Maghrib

mengaji pada tahun 2017 (dua ribu tujuh belas). Jadi, jumlah tenaga

pengajar untuk tahun 2017 (dua ribu tujuh belas) yaitu 9 (Sembilan)

orang, jumlah ini bertahan sampai dengan 2018 (dua ribu delapan

belas). Setelah itu baru kemudian pada tahun 2019 (dua ribu

sembilan belas) ada penambahan 1 (satu) mushalla yang ada di Parit

Kaddas 1 dan jumlah tenaga pengajar Maghrib mengaji secara

otomatis juga mengalami penambahan menjadi 10 (sepuluh) orang

tenaga pengajar.

55

Wawancara, dengan Bapak Badrun sebagai Bendahara Desa Benteng Barat, tanggal 8

Oktober 2019.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

59

No Nama Jabatan Tempat Keterang

1 Hj. Siti Fatimah Guru Prt. Kaddas II Kelompok 1

2 Syarifuddin Guru Prt. Kaddas II Kelompok 2

3 Multazam Guru Prt. Kaddas II Kelompok 3

4 Raudah Guru Prt. H. Umar Kelompok 4

5 Sania Guru Prt. H. Umar Kelompok 5

6 M. Arafa Guru Prt. Baru 2 Kelompok 6

7 Ngendrek Guru Prt. H. Ambok Kelompok 7

8 Lina Mariana Guru Prt. . Kaddas II Kelompok 8

9 Hajjarah Guru Prt. H. Geddong Kelompok 9

10 Syamsuddin Guru Prt. Kaddas II Kelompok 10

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

60

3. Jadwal Kegiatan Maghrib Mengaji

Berikut ini adalah jadwal gerakan masyarakat maghrib mengaji di

Masjid Darurrahman Desa Benteng Utara Kecamatan Sungai Batang.

No Hari/Malam Kegiatan Tanaga pengajar

1 Senin dan

selasa

Belajar membaca Iqra dan Al-

Qur‟an Kecil untuk yang

tahapan Al-Qur‟an)

Hj. Sami

2 Rabu dan

kamis

Belajar Tajwid, Tilawah (seni

baca al-qur‟an) bagi anak-

anak yang sudah fasih

bacaannya.

Abd aziz

3 Jum‟at Membaca surah yasin dan

shalawat

Semua Guru

4 Sabtu Tadarusan Salma

Jadwal mengaji di Masjid Darur Rahman diatur oleh pemerintah

desa. Hal ini sebagaimana yang jelaskan Ibu Hanifah selaku sekretaris

Desa Benteng Utara, sebagai berikut :

“Kalo malam jum‟at itu gabung semua murid semua guru gabung

dimasjid, selainnya itu berdasarkan jadwal yang kami berikan

kepada guru maghrib mengaji, mereka kalo dak salah mereka dua

dalam seminggu turun kemasjid, masalahnya kalo nggak diberikan

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

61

jadwal nanti ada yang turun ada yang tidak, jadi kami haruskan

turun ke masjid.”56

Untuk mendapatkan data lapangan lebih pasti mengenai jadwal

Maghrib mengaji, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru

maghrib mengaji yang ada di Desa Benteng Utara, yaitu Ibu Salma

sebagai berikut :

“Kan disini ada jadwal maghrib mengaji banyak gitu jadi ada dua

malam dalam seminggu misalnya ada 3 (tiga) orang guru jadi dua

malam gitu, kalo aku malam minggu sama malam jum‟at itu di

masjid. Yang malam jum‟at turun semua guru karena yasinan, kalo

malam senin itu lain gurunya anak muridnya juga lain lagi, ada

anak murid masing-masing ganti-gantian berputar dia.”57

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jadwal mengaji sesuai

dengan jadwal yang diberikan oleh pemerintah desa. Dengna demikian,

para tenaga pengajar mengaji hanya turun ke masjid sesuai dengan

jadwal mereka masing-masing seperti yang dijelaskan oleh Ibu Salma.

Dengan begitu, jika Ibu Salma yang turun ke masjid maka tenaga

pengajar lainnya, mengaji di rumah mereka masing-masing atau dengan

kata lain setiap tenaga pengajar memiliki muridnya masing-masing.

Jika di Desa Benteng Utara jadwal mengajinya diberikan oleh

pihak pemerintah desa, akan sedikit berbeda di Desa Benteng Barat yang

pelaksanaan Maghrib mengajinya diatur oleh tenaga pengajar, mulai dari

malam senin sampai malam kamis mengaji tadarusan dan untuk malam

56

Wawancara, dengan Ibu Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7

Oktober 2019. 57

Wawancaa dengan Ibu Salma, sebagai Tenaga Pengajar Maghrib Mengaji di Desa

Benteng Utara, tanggal 4 Desember 2019.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

62

jum‟at diisi dengan yasinan, sedangkan malam sabtu dan minggu

diliburkan. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Lina Mariana, sebagai

berikut :

“Jadwal mengajarnya dari malam senin sampai malam kamis,

malam jum‟at diisi yasinan. Malam sabtu dan minggu itu kami

liburkan.”58

Ibu Lina Mariana juga menambahkan :

“Awalnya saya mengaji dirumah dulu, setelah kegiatan maghrib

mengaji dari pererintah ini, deprogram dari pak Wardan ni untuk

pindah ke Mushallah. Kalo saya untuk tajwid kan masih dasar

untuk yang iqra itu kita pengenalan huruf terus tau huruf dulu dan

yang sudah baca al-qur‟an itu otomatis tajwidnya itu kita perbaiki,

kalo melagu seni itu kalo saya tidak, itu kan guru qiro‟ah ada

sendiri. Murid-murid saya dari TK sampai ke tsanawiyah kelas 3

(tiga) kalo sudah tsanawiyah itu keluarlah kan sudah pindah

sekolah”.59

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tadarusan dimulai dari

pengenalan huruf bagi yang masih iqra dan bagi yang sudah membaca Al-

Qur‟an lebih kepada perbaikan tajwid.

Dari uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa (3) tiga

desa di Kecamatan Sungai Batang telah melaksanakan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji.

58

Wawancaa dengan Ibu Lina Mariana , sebagai Tenaga Pengajar Maghrib Mengaji di

Desa Benteng Barat, tanggal 5 Desember 2019. 59

Wawancaa dengan Ibu Lina Mariana , sebagai Tenaga Pengajar Maghrib Mengaji di

Desa Benteng Barat, tanggal 5 Desember 2019.

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

63

4. Sasaran Maghrib Mengaji

Dalam implementasi program pemerintah Kabupaten Indragiri

Hilir melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji, pada pasal 4 kegiatan ini ditujukan untuk

seluruh kalangan masyarakat khusunya yang beragama Islam.

Akan tetapi sangat disayangkan sasaran yang dimaksud belum

maksimal. Hal ini dikarenakan sebagaimana yang disebutkan dalam

peraturan daerah, sasaran maghrib mengaji adalah seluruh masyarakat

yang beragama Islam baik laki-laki maupun perempuan dari usia anak-

anak, remaja, dewasa samapai orang tua.60

Akan tetapi, pada kenyataannya

masyarakat yang kebanyakan turut serta dalam kegiantan Maghrib mengaji

ini hanyalah kalangan anak-anak samapai dengan remaja yang

dilaksanakan Masjid, mushalla dilingkungan tempat tinggal atau dirumah

rumah, sedangkan masyarakat dewasa dan orang tua tidak turut serta

dalam mengimplementasikan peraturan daerah tersebut.

Masyarakat dewasa dan orang tua yang seharusnya juga memberi

andil dalam pelelaksaan Maghrib mengaji tetapi nyatanya tidak.

Melainkan, mereka hanya memberikan dorongan dan motivasi kepada

anak-anaknya. Padahal sudah jelas gerakan maghrib mengaji bertujuan:

1. Membangkitkan kembali budaya mengaji dilingkungan

masyarakat

60

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji, Pasal 4.

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

64

2. Memperkuat pemahaman nilai-nilai Al-Qur‟an sebagai

tuntunan kehidupan masyarakat

3. Mempersiapkan generasi yang memahami tentang pokok-

pokok ajaran agama Islam dan membrantas buta aksara Al-

Qur‟an sehingga membentuk pribadi yang berakhlaqul karimah

dan memiliki karakter keagamaan yang kuat

4. Mewujudkan masyarakat dalam suasana aman, damai,

harmonis yang bermoral beretikan dan berbudaya sesuai

dengan misi daerah.61

Jika hal semacam ini terus terjadi, tidak menutup kemungkinan

tujuan dan sasaran dari kebijakan ini tidak akan pernah dicapai.

Begitupun juga dengan hak tenaga pengajar maghrib mengaji. salah satu

haknya yaitu mendapatkan pelatihan.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam implementasi Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib

Mengaji di Kecamatan Sungai Batang.

Ada berbagai macam faktor yang mendukung dan menghambat dalam

mengimplementasikan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang

Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Sungai Batang.

61

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji, Pasal 3.

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

65

1. Faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung dalam berjalannya implementasi

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat

Maghrib Mengaji di Kecamatan Sungai Batang terdiri dari 5 (lima) faktor

yaitu:

a. Faktor Pemerintah

Pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan dalam

hal ini yakni pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, melalui Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib.

Terkhusus pemerintah Kecamatan Sungai Batang dengan melakukan

pertemuan dengan kepala desa dan lurah guna menyeru dan selalu

menghimbau masyarakat dan para orang tua.

“Kita selalu menekankan kepada kepala desa dan lurah itu, agar

kegiatan maghrib mengaji ini selalu dimotivasi, setiap

pertemuan bangkitkan masyarakat itu bangkitkan anak kita

mengaji ya gitu. Kemudian kita upayakan bagaimana yang

ditunjuk menjadi guru itu merasa memiliki tanggung jawab

artinya ini ibadah gitu ya, sebab kalo dihitung gajinya belum

bisa maksimal, kita juga selalu mengevaluasi mungkin turun

mendadak dan itu mungkin bukan pribadi camat Kasi-Kasi

turun dalam rangka untuk memotivasi ini guru ngajinya. Oww

saya ini dikunjungi kan gitu”.62

Dari uraian yang disampaikan oleh Bapak Hardiansyah selaku

Camat Sungai Batang dapat diketahui bahwa pemerintah Camat

62

Wawancara, dengan Bapak Hardiansyah selaku camat sungai batang, tanggal 4

Desember 2019.

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

66

Sungai Batang khususnya selalu mendukung dan mendorong

masyarakat mulai anak-anak hingga orang tua, selain itu tenaga yang

telah ditunjuk harus menjalankan kewajibannya. Tidak hanya itu

terkadang juga melakukan sidak dalam rangka mengevaluasi dan

memotivasi tenaga pengajar sehingga tenaga pengar merasa

diperhatikan.

b. Faktor Regulasi

Pengambilan keputusan sebagai konsep pokok dari politik

menyangkut keputusan-keputusan yang diambil secara kolektif

mengikat seluruh masyarakat. Keputusan-keputusan itu dapat

menyangkut tujuan masyarakat, dapat pula menyangkut kebijakan-

kebijakan untuk menjapai tujuan itu. 63

Maghrib mengaji diatur dalam sebuah regulasi atau peraturan.

Tujuan dibuatnya regulasi yakni sebagai dasar hukum kegiatan

Maghrib mengaji di Kabupaten Indragiri Hilir. Regulasi tersebut

berlaku untuk seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri

Hilir termasuk Kecamatan Sungai Batang.

Ragulasi ini tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji. Dalam

peraturan tersebut terdapat sepuluh bab. Selalin peraturan daerah

kegiatan maghrib mengaji ini juga didukung oleh surat keputusan dari

masing-masing pemerintah desa yang berisikan nama-nama tenaga

pengajar.

63

Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Pt.Gramedia Pustaka Utama,

2015), hlm 19.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

67

c. Faktor Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar atau guru mengaji pada kegiatan Maghrib

mengaji merupakan faktor pendukung yang sangat mendasar dari

kegiatan ini. Tenaga pengajar adalah orang yang dipilih oleh

pemerintah dan masyarakat atau mengajukan diri, guru ialah orang

yang dianggap oleh masyarakat setempat mengerti tentang ilmu-ilmu

Al-Qur‟an dan mengetahui bagaimana membaca Al-Qur‟an yang

benar, bukan hanya soal mengerti atau mengetahuinya. Di samping

itu, juga didukung adanya kemauan dari pribadi seorang tenaga

pengajar karena mungkin ada di antara masyarakat yang mengerti dan

mengetahui tentang Al-Qur‟an, tetapi tidak mau menjadi guru

maghrib mengaji.

Dari kebanyakan tenaga pengajar maghrib mangaji yang ada,

materi yang mereka ajarkan adalah memperkenalkan huruf hijaiyyah

untuk anak-anak yang masih tingkat iqra, sedangkan untuk anak-anak

yang Al-Qur‟an pelajaran mengenai tajwid dan seni baca Al-Qur‟an.

Dari segi pengangkatan atau pemilihan tenaga pengajar Maghrib

mengaji penulis melakukan wawancara dengan Bapak Badrun selaku

warga masyarkat Desa Benteng Barat yang juga merupakan perangkat

Desa Benteng Barat. Beliau mengatakan:

“istilahnya kemauan masyarakat, dorongan dari masyarakat yang

dibantu desa lagi pun itu guru-guru dari sekolah.”64

64

Wawancara, dengan Bapak Badrun sebagai Bendahara Desa Benteng Barat, tanggal 8

Oktober 2019.

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

68

Dari hasil wawancara, penulis menangkap bahwa tidak adanya

standar kualifikasi tertentu yang harus dimiliki calon tenaga

pengajar Maghrib mengaji. Dengan demikian dipilih selayakknya

saja misalnya, karena dulunya memang tenaga pengajar mengaji

sebelum adanya program ini, maka setelah adanya program ini

lansung dipilih menjadi tenaga pengajar Maghrib mengaji.

d. Faktor Materil (Pembiayaan)

1. Pembiayaan pelaksanaan maghrib mengaji berasal dari

a. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)

Kabupaten Indragiri Hilir

b. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

2. Pembiayaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

dipergunakan untuk

a. Bantuan operasional masyarakat maghrib mengaji.

b. Insentif tenaga pendidik maghrib mengaji.

c. Bantuan sarana dan prasarana kegiatana masyarakat

maghrib mengaji.

d. Dan lain-lain.65

Adapun perbedaan sebelum dan sesudah adanya peraturan

daerah ini ialah dengan adanaya pemberian Insentif kepada tenaga

pengajar Maghrib mengaji. Besaran insentif yang diterima oleh

tenaga pengajar berdasarkan hasil penelitian yaitu dengan jumlah

65

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomo 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji Pasal 16.

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

69

sekitar 300.000.00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk setiap tenaga

pengajar. Jika kita jumlah untuk per 6 (enam) bulan sekali, maka

hasilnya setiap tenaga pengajar memperoleh jumlah insentif

dengan total 1.800.000.00 (satu juta delapan ratus ribu rupiah)

itulah jumlah yang diterima oleh setiap tenaga pengajar maghrib

mengaji yang ada di Kecamatan Sungai Batang.

Dari insentif yang ada tenaga pengajar dapat mengambilnya

lansung ke kantor desa sesuai dengan prosedur yang ada tenaga

pengajar hanya menanda tangani bukti daftar penerima insentif

Maghrib megaji yang ada di kantor desa dan juga kadang-kadang

pemerintah desa yang mengantarkan langsung ke rumah tenaga

pengajar seperti yang dikatakan oleh Ibu Hanifah.

“Jadi setidaknyakan adalah ibaratnya upah uang lelahnya

untuk guru maghrib mengaji itu kalau selama inikan

mereka dengan ikhlas aja gitu tanpa mengharapkan bantuan

paling kalau istilahnya tergantung muridnyalah kalau

memang muridnya mau memberi kalaupun tidak, tidak

ditetapkan.”66

Dari penjelasan Ibu Hanifah selaku Sekretaris Desa Benteng

Utara dapat diketahui bahwa dengan adanya insentif untuk tenaga

pengajar dimaksudkan sebagai ungkapan rasa terima kasih atas

dedikasi tenaga pengajar maghrib mengaji.

66

Wawancara, dengan Ibu Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7

Oktober 2019.

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

70

e. Faktor Fasilitas

Gerakan masyarakat Maghrib mengaji juga didukung oleh

fasilitas yang ada, seperti Al-Qur‟an, Iqra dan bangku dan lain-lain.

Fasilitas yang diterima dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh

guru magrib mengaji dan muridnya.

Dari masing-masing desa fasilitasnya berbeda-beda. Seperti

desa benteng barat, pernah ada fasilitas berupa rahal sebanyak 30

(tiga puluh) unit, 9 (Sembilan) eksemplar Al-Qur‟an dan 20 (dua

puluh) eksemplar Iqra. Fasilitas yang ada didesa benteng utara

pada 2016 (dua ribu enam belas) itu ada 20 (dua puluh) eksemplar

Al-Qur‟an, 1 (satu) unit lemari yang dipergunakan untuk

menyimpan Al-Qur‟an dan 150 (seratus lima puluh) unit rehal

melalui sumber dana APBDes.

Seperti hasil wawancara penulis dengan Ibu Hanifah, beliau

megatakan:

“Kemaren ada sih kita menyediakan rehal beberapa cuman

kayaknya masih perlu ditambah lagi, kurang masih rehal

dengan pengadaan Al-Qur‟an”.67

Dari pernyataan di atas, jelas pemerintah memberikan

fasilitas yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan Maghrib

mengaji yang ada di Desa Benteng Uatara dengan membekan Al-

Qur‟an dan rehal (meja Al-Qur‟an) yang sangat berguna walau

67

Wawancara, dengan Ibu Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7

Oktober 2019

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

71

fasilitas yang diberikan kurang dan masih perlu ditambah lagi.

Fasilitas seperti Al-Qur‟an dan rehal (meja Al-Qur‟an) memang

tidak diberikan setiap tahun. Berikut adalah hasil wawancara dari

Bapak Badrun, beliau mengatakan:

“Al-Qur‟an nya ada tapi tak setiap tahun, pernah, selain Al-

Qur‟an tapi tahun 2016 (dua ribu enam belas) itu kuda-kuda

meja Al-Qur‟an, dari desa.dan juga Al-Qur‟an pada tahun

2017 (dua ribu tujuh belas) atau 2018 (dua ribu delapan

belas).68

Jika insentif tenaga pengajar tidak dibayarkan pada setiap

bulannya sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, maka

pemberian insentif yang menunggak pada bulan sebelumnya akan

dirangkap dengan bulan berikutnya. Demikian seiring dengan

pernyataan yang didapat dari Ibu Mardiana, beliau mengatakan:

“Selagi uang kas masih ada maka wajib honor harus akan

lansung bayarkan, tetapi misalnya kosong pada bulan 10

(sepuluh) baru masuk pada bulan 11 (sebelas) maka

lansung sekali dua bulan untuk pembayaran insentif

perbulan itu dari ADD sumber dananya.”69

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam penerapan Peraturan Daerah Nomor

2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji.

Seharusnya sebelum kebijakan ini ditetapkan, pemerintah daerah harus

68

Wawancara, dengan Bapak Badrun sebagai Bendahara Desa Benteng Barat, tanggal 8

Oktober 2019. 69

Wawancaa dengan Ibu Mardiana, sebagai Pjs Sekretaris Desa Benteng Barat , tanggal 5

Desember 2019.

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

72

melihat hal-hal apa yang nantinya akan menghambat pelaksanaan

peraturan daerah tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya

meminimalisir kegagalan ini yang akan terjadi dari kegiatan ini.

Akibatnya kebijakan ini dapat berjalan seefektif mungkin.

Di Desa Benteng Barat yang terletak di sisi barat paling ujung

dari Kecamatan Sungai Batang dan berdampingan dengan Kecamatan

Reteh yang lebih tepatnya dengan Desa Seberang Pulau Kijang (parit

jawa). Hambatan dalam melaksanakan kegiatan Maghrib mengaji di

sana yaitu seperti yang sampaikan oleh Bapak Badrun:

“Dulu faktor penghambatnya kegiatan Maghrib mengaji itukan

lampu (listrik), jadi dulu itu maghrib mengaji kurang aktif,

masalahnya biasa. Tapikan sekarang PLN sudah masuk, tapi

hanya sebagian saja, tapi Alhamdulillah berjalan.”70

Seperti yang dijelaskan Bapak Badrun, peneliti pendapat

seharusnya pemerintah daerah sudah mempersiapkan sarana

pendukung kegiatan Maghrib mengaji ini supaya kegiatan ini dapat

berjalan lancar. Seperti yang terjadi di Desa Benteng Barat kegiatan

Maghrib mengaji di sana kurang aktif yang disebabkan masalah lampu

(listrik) yang belum tersedia. Tetapi beberapa bulan terakhir lampu

(listrik) PLN (Perusahaan Listrik Negara) itu sudah masuk walaupun

baru disebagian titik desa.

70

Wawancara, dengan Badrun sebagai Bendahara Desa Benteng Barat, tanggal 8

Oktober 2019.

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

73

Untuk ditingkat Kecamatan, seperti Kecamatan Sungai Batang

dan desa-desa yang masih berdekatan dengan kota Kecamatan Sungai

Batang. Seperti di Desa Benteng Utara, masalah yang dihadapi dalam

menjalankan kegiatan Maghrib mengaji, datang dari faktor internal

yaitu tenaga pengajar Maghrib mengaji itu sendiri. Hal ini berdasarkan

dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Hanifah, sebagai berikut :

“Kemungkinan dari SDM nya ya, karena selama inikan memang

belum pernah diadakan pelatihan secara khusus jadi apa yang

mereka ajarkan ya sepanjang pengetahuan mereka gitu, cuman

insyaallah kalo memang program ini terus berjalan muda-

mudahan kedepannya bisa kita laksanakan pelatihan Maghrib

khusus untuk guru-gurunya.”71

Dengan pernah diadakannya pelatihan dan pembinaan berakibat

kepada kualitas tanaga pengajar yang kurang mempuni. Mereka hanya

mengajarkan sepanjang pengetahuan mereka saja. Dengan demikian

sangat penting untuk diadakan pelatihan dan pembinaan tenaga pengajar,

guna menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas.

Dengan tenaga pengajar yang berkualitas diharapkan mampu

menemukan metode pemebelajaran yang lain sesuai dengan

perkembangan pendidikan Al-Qur‟an.

Padahal jika dilihat di pasal 11pada peraturan daerah tersebut,

setelah tenaga pengajar memenuhi kewajibannya, maka hak tenaga

pengajar seharusnya diberikan kepada mereka. Adapun hak tenaga

pengajar yaitu:

71

Wawancara, dengan Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7 Oktober

2019.

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

74

1. Mendapatkan pelatihan dan pengembangan pengetahuan

tentang pendidikan Al-Qur‟an

2. Memperoleh penghargaan yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah

3. Mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah dan/atau

kementrian agama.72

Tenaga pengajar yang dalam hal ini sebagai ujung tombak dari

kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemetintah daerah Kabupaten

Indragiri Hilir, seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pihak

pemerintah itu sendiri. Hal ini disebabkan keberhasilan dari program ini

pastinya tidak dapat dipisahkan dari dedikasi dan kerja keras mereka.

Maka dari itu, sudah sepantasnya pemerintah memperhatikah hak-hak

tenaga pengajar maghrib mengaji.

Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir terkhusus Kecamatan Sungai

Batang dianjurkan untuk melakukan pelatihan, pembinaan umum

terhadap penyelenggaraan kegiatan gerakan masyarakat Maghrib

mengaji dimana pembinaan dilakukan oleh kantor Kementerian Agama

Kebuapaten Indragiri Hilir.

Kejadian yang sama juga disampaikan oleh pihak pemerintah Desa

Benteng Barat yang diwakili oleh Ibu Mardiana.

72

Ibid, Pasal 11.

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

75

“kalo pelatiahan maghrib mengaji belum ada, cuman yang ada itu

pelatihan guru tahfidz yang satu desa satu rumah. Untuk guru

maghrib mengaji belum pernah”.73

Sejauh ini pelatiahan yang menjadi hak tenaga pengajar dari tahun

2016 (dua ribu enam belas) sampai dengan sekarang itu belum pernah

diadakan. Tidak pernahnya dilaksanakan pelatihan untuk guru maghrib

mengaji baik dari pemeritah daerah Kabupaten Indragiri Hilir, dan

Kecamatan Sungai Batang.

Penulis juga mewawancarai Ibu Lina Mariana yang salah seorang

tenaga pengajar yang ada di Desa Benteng Barat, ketika ditanya apakah

ibu pernah dikumpulkan dan berikan pelatihan jawab singakat Ibu Lina

Mariana“belum ada” penulis kembali bertanya, tidak pernah sama sekali

jawab Ibu Lina Mariana dengan jelas “tidak”.

Lain halnya di Desa Mugomulyo pelatihan dan pembinaan yang

sudah dilaksanakan, tapi bukan dari pemerintah tetapi dari pihak pondok

pesantren secara otodidak oleh kepala Madrasah Qur‟an (MQ) yaitu

Bapak Multazam.

“Sampai saat ini memang pelatihan itu dilakukan secara otodidak

di desa mugo mulyo khusunya, sementara pelatihan itu yang

diharuskan dari kebupaten memang belum ada, sampai sekarang

pelatihan yang dilakukan di mugo mulyo dilakukan otodidak.

Setiap dalam satu bulan itu guru-guru yang ada di pondok

73

Wawancara dengan Ibu Mardiana, sebagai Pjs Sekretari di desa , tanggal 5 Desember

2019.

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

76

pesantren khusnya itu diadakan pembekalan setiap bulan diadakan

pembekalan termasuk guru maghrib mengaji”.74

Namun, pemerintah Kecamatan Sungai Batang mengatakan hal

berbeda. Hardiansyah selaku Camat Sungai Batang, pernah diadakan

pelatihan untuk tenaga pengajar Maghrib mengaji bergiliran, ungkapnya:

“2016 (dua ribu enam belas) itu 2 (dua) kali, tapi kalo 2019 (dua

ribu Sembilan belas) itu 1 (satu) kali cuman dipanggil. Tapi tidak

semua guru maghrib mengaji dipanggil bergiliran, tahun ini

misalnya dak semua, misalkan ini terpanggil yang belum nanti

tahun depan lagi karena kan ramai itu. Dalam setahun itu 2 (dua)

kali pemanggilannya itu selalunya di atas bulan agustus. Tapi kalo

sudah dipanggil tak ada lagi dipanggil.”75

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Hardiansya selaku

camat sungai batang, terjadi perbedaan informasi yang penulis dapati

antara pemerintah kecamatan Sungai Batang dengan pemerintah desa

dan guru yang ada dilapangan. menurut penulis kpenapa hal ini terjadi

karena kurangnya komunikasi antara semua pihak-pihak yang terlibat

dalam hal ini, baik dari pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir,

Kecamatan Sungai Batang dengan pemerintah desa.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Hanifah kembali menambahkan:

74

Wawancara, dengan Bapak Sofyan sebagai KAUR Pemerintahan Desa Mugo Mulyo,

tanggal 8 Oktober 2019.

75 Wawancara, dengan Bapak Hardiansyah selaku camat sungai batang, tanggal 4

Desember 2019.

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

77

“Terus juga, faktor kemauan anak-anak, sepertinya mereka lebih

senang dirumah kadang-kadang kan”.76

Jelas, dari wawancara di atas dapat kita pahami masalah yang

dihadapi dalam kegiatan Maghrib mengaji yang ada di Desa Benteng

Utara, berawal dari tidak terlaksananya pelatihan yang seharusnya

dilakukan oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah kecamatan sungai

batang sendiri.

Tenaga pengajar Maghrib mengaji mempunyai hak untuk

mendapatkan pelatihan, karena itu sangat penting. Dengan pelatihan

itu juga diharapkan dapat menambah wawasan guru maghrib mengaji

tentag ilmu pengetahuan agama, serta metode-metode dalam

mengajarkan Al-Qur‟an.

Sedangkan di Desa Mugo Mulyo hambatan yang ditemui dalam

menjalankan kegiatan Maghrib mengaji ialah kesulitan dalam

mengatur waktu sebagaiman yang dikatakan oleh bapak Sofyan S.Pd,

beliau mengatakan:

“Karena ini adalah program yang besar artinya untuk pendidikan

anak usia dini sampai dianak usia remaja, karena dilingkungan

kami anak seusia itu banyak kegiatan khususnya di pondok

pesantren maka perbagian waktu disitulah yang kadang-kadang

pembelajaran nggak maksimal, artinya jika itu dilaksanakan di

ba‟da Maghrib itu waktunya sempit, sehingga ada yang di

Madrasah Ibtidaiyah itu dilaksanakan mengikuti kegiatan

Madrasah Diniyah dilakuan ba‟da Dzuhur sampai setengah

76

Wawancara, dengan Hanifah sebagai sekretaris Desa Benteng Utara, tanggal 7 Oktober

2019

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

78

empat sehingga waktunya agak panjang yang dilaksanakan

digedung Madrasah Ibtidaiyah rutin setiap hari senin sampai

hari kamis.”77

Bapak Sofyan juga menambahkan, ada penghambat yang lain

dalam kegiatan ini yaitu:

“Kalo dilaksanakan pada malam hari anak yang usia rendah itu

biasanya bapak ibunya itu kurang bisa mengawasi artinya, kalau

malam dia mau pergi ketempat guru mengaji itu ada

kekhawatiran.”78

Bukan hanya pelatihan tenaga pengajar, kemauan anak-anak, dan

kekhawatiran orang tua saja yang menjadi faktor pengahmabat kegiatan

ini, tetapi juga terkait dengan insentif. Tidak adanya insentif yang jelas

yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga pengajar keseluruhannya.

Tidak hanya itu, Insentif yang seharusnya diterima oleh tenaga pengajar

tidak keseluruhanya diberikan oleh pemerintah dikarenakan tidak ada

anggaran khusus dan terikat dalam pelaksanaan kebijakan ini.

Seperti yang sampaikan oleh salah satu tenaga pengajar Maghrib

mengaji yang ada di desa mugo mulyo yaitu Ibu Mazinatul Muallamah,

beliau mengatakan:

“Kalo gajinya itu dari pondok ya kadang ya lihat apanya

uangnya, endak mesti, endak setiap bulan. Endak mesti kadang

sampai sempai setahun, kadang tengah tahun kadang lima bulan

endak mesti. Mungkin setiap pertemuan atau perjam itu lima

ribu mungkin itu, kadang tiga bulan empat bulan lihat aktifnya

lah. Kadang ya tiga ratus selama tiga bulan kadang ya tak mesti.

77

Wawancara, dengan Sofyan sebagai KAUR Pemerintahan Desa Mugo Mulyo, tanggal

8 Oktober 2019 78

Wawancara, dengan Sofyan sebagai KAUR Pemerintahan Desa Mugo Mulyo, tanggal

8 Oktober 2019

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

79

Disini kan dipondok itu gabung sama yayasan, ya uangnya dari

yayasan lansung diberikan kalo dari desa tak ada dak pernah di

kasih”.79

Dari penyampaikan Ibu Mazinatul Muallamah dapat dipahami

bahwa tidak adanya kejelasan insentif yang terima oleh tanaga pengajar.

Bahkan insentif yang menjadi hak mereka, harus menunggu lama sampai

setahun lamanya. Insentif tenaga pengajar yang ada di Desa Mugo Mulyo

berasal dari yayasan pondok, dan juga hasil wawancara dengan informan

bahwa samapai dengan saat ini tidak ada insentif dari pemerintah Desa

Mugo Mulyo.

Pelatihan dan pembinaan pastinya juga menjadi penunjang dan

salah satu faktor pendukung demi kelanjutan program kegiatan Maghrib

mengaji ini. Penyedian fasilitas seperti Al-Qur‟an, iqra, rahal (meja Al-

Qur‟an) yang seharusnya merata di setiap desa. Pada kenyataanya,

pemerataan fasilitas tidak terjadi. Ada desa yang mendapatkan fasilitas

dan ada desa yang tidak menjdapatkan fasilitas seperti yang terjadi di Desa

Mugomulyo. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Ibu

Mazinatul Muallamah ketika ditanya mengenai pernah tidaknya menerima

fasilitas yang berkaitan dengan Maghrib mengaji belaiau mengutarakan

“Sepertinya tidak pernah” baik itu Al-Qur‟an, iqra, rehal (meja Al-Qur‟an)

“Satupun tidak pernah.” Selain fasilitas, unsur lain yang dapat mendukung

kelancaran kegiatan, apalagi hal-hal yang berkaitan dengan tenaga

pengajar mengaji itu harusnya menjadi perhatikan pemerintah.

79

Wawancaa dengan Ibu Mazinatul Muallamah, sebagai Tenaga Pengajar Maghrib

Mengaji di Desa Mugo Mulyo, tanggal 4 Desember 2019.

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

80

Selain faktor penghambat yang telah disebutkan sebelumnya,

faktor penghambat lainnya berkaitan dengan kurangnya pengawasan dari

pemerintah daeah. Padahal sebagaiman yang disebutkan dalam pasal 15,

ayat 1 yang berbunyi : “Pemerintah daerah melakukan pengawasan dan

penegakan peraturan daerah ini.”80

Pemerintah daerahlah yang melakukan

pengawasan di daerah-daerah. Namun, yang terjadi di lapangan tidak

demikian. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nama-nama tenaga

pengajar yang pindah ke tempat lain bahkan sudah ada yang meninggal

dunia, tetapi masih namanya masih terlampir di surat keputusan kepala

desa.

80

Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomo 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji Pasal 15.

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat

mengambil kesimpulan.

1. Implementsi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan

Masyarakat Maghrib Mengaji di Kecamatan Sungai Batang telah di

lakasnakan di semua desa khusunya di Desa Benteng Utara,

Mugomulyo, dan Desa Benteng Barat.

2. Ada beberapa faktor yang mendukung dalam pengimplementasian

peraturan tersebut yakni: faktor pemeritah, faktor regulasi, faktor

tenaga pengajar, faktor materi (pembiayaan), faktor fasilitas, faktor

kesadaran masyarakat. Sedangkan faktor pengahambat

pengimplemnetasian peraturan daerah tersebut yaitu: masalah

ketersediaan listrik, tenaga pengajar yang belum pernah mendapatkan

pelatihan, kemauan anak dan kekhawatiran orang tua jika dilaksanakan

pada waktu malam hari, kesulitan mengatur waktu kegiatan, masalah

kejelasan insentif, pemerataan fasilitas dan yang terkhir tidak

pernahnya dilaksanak pengawasan oleh pemerintah daerah.

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

82

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapatlah kiranya penulis

memberikan saran, sebagai berikut:

1. Pemerintah lebih memaksimalkan kinerjanya, artinya pemerintah

bukan hanya sebagai pembuat aturan akan tetapi juga mampu dalam

proses pengimplementasian baik itu ditingkat kebupaten, kecamatan

hingga ke desa-desa terpelosok. Alangkah baiknya jika pemerintah

daerah bekerja sama dengan pemerintah kecamatan sungai batang

dalam memberikan pelatihan terhadap tenaga pengajar, sebab akan

mempengaruhi tingakat keberhasilan pencapaian yang ingin dicapai.

Seperti misalnya mempersiapakan fasilitas pendukung pada kegiatan

maghrib mengaji ini.

2. Dalam hal ini seharusnya antara pemerintah dan pemerintah,

masyarakat dan pemerintah hendaknya salalu bekerja sama dan

menjaga komunikasi dalam menerapkan serta pelaksanaan suatu

kebijakan yang telah dibuat.

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

83

Lampiran 1

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Bapak Hardisnyah selaku Camat Sungai Batang.

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

84

wawancara dengan Ibu Hanifa Selaku Sekretaris Desa Benteng Utara.

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

85

Wawancara dengan Bapak Badrun Selaku Bendahara Desa Benteng Barat.

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

86

Wawancara dengan Bapak Sofyan Selaku Kaur Pemerintahan Desa

Mugomulyo.

Wawancara dengan Ibu Salma Selaku Tenaga Pengajar Desa Benteng Utara.

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

87

Wawancara dengan Ibu Mazinatul Muallamah Selaku Tenaga Pengajar

Desa Mugomulyo.

Wawancara dengan Ibu Lina Mariana Selaku Tenaga Pengajar Desa

Benteng Barat.

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

88

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature

Asmara Dewi Astuti “Impelementasi Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2014

tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kecamatan Reteh”

Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2018.

Hanif Nukholis, Teori Dan Praktek Pemerintah Dan Otonomi Daerah

(Jakarta: PT. Grasindo 2005

HAW. Wijaya, Penyelenggaran Otonomi Di Indonesia, Dalam Rangka Sosialisasi Uu

No. 32 Tahun 2004 Tengtang Pemerintah Daerah, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006

Inu kencana syafiie, Al-Qur’an Dan Ilmu Administrasi Negara, Jakarta PT.

Rineka Cipta, 2004

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Idonesia, Jakarta: Sinar

Grafika, 2011

Lecy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya Offiset, 2004

Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2015

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Bandung: Alfabeta, 2016

Sahya Anggara, Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep Teori Dan Fakta

Dalam Upaya Menciptakan Good Government) Bandung: CV Pustaka

Setia, 2012

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

89

S. Nasution, Metode Reseach, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Satturi, “Implementasi Gemar Mengaji Dalam Pembinaan Baca Tulis Al-

Qur‟an Perspektif Pendidikan Islam Di Kecamatan Marioriwawo

Kabupaten Soppeng” Tesis UIN Alauddin Makassar 2018.

Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Keimplentasi

Kebijaksanaan Negara, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004

Syaukani, HR dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Yokyakarta:

Pustaka Pelajar, 2002

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan skripsi, Jambi: Syari‟ah Press, 2014

Taufiqurokhman, “Pandeglang Dalam Implementasi Kebijakan Peningkatan

Ipm,” Disertasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama Jakarta Pusat

2015.

William N, Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua,

Yokyakarta: Gadjah Mada University Press, 1999.

Zulfikar Ahmad Dkk, Agama Dan Budaya Local Revalitas Adat Dan Budaya

Di Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun, Jambi: CV. Bonanza Jambi,

2009.

B. PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

90

Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2013 tentang

Pedoman Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Gerakan Masyarakat Magrib

Mengaji

C. SUMBER LAIN-LAIN.

https://riau.kemenag.go.id/berita382737/program-maghrib-mengaji-telah-

diatur-dalam-perda, akses 3 september 2019.

https://www.riautelvisi.com/berita-bupati-bahas-perda-maghrib-mengaji-

dengan-masyarakat.html, akses 3 september 2019.

http://riauterkini.com/usaha.php/kabinhil.php?arr=104690&judul=Pembkab%

20Inhil:%20Ranperda%20Gemar%20Mengaji%20Upaya%20Menghidupkan

%20Tradisi%20Mendalami%20Kandungan%20Al-Qur%27an, akses 3

September 2019.

https://riau.antaranews.com/berita90026/bupati-inhil-tinjau-pelaksanaan-

program-maghrib-mengaji, akses 3 September 2019

Muhammad Reza Khairullah, “Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun

2013 Tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji Di Kabupaten Kampar,”

Akses Dari https://media.neliti.com/media/publications/209282-evaluasi-

peraturan-daerah-nomor-2-tahun.pdf

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR …

91