penyuluhan potensi perikanan di desa teluk dalam, kecamatan kuala indragiri, kabupaten indragiri...

25
BAB I. PENDAHULUAN Daerah Riau memiliki sumberdaya perikanan yang baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sungai yang mengalir di daratan Riau serta banyaknya usaha budidaya perikanan darat. Salah satu ikan potensial dari Riau adalah ikan betutu atau ikan bakut (Oxyeleotris marmoratus). Nama ikan betutu mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun sebenarnya ikan betutu termasuk salah satu jenis ikan yang sudah mendunia. Di dunia bisnis, ia disebut Gabus Malas, di Kalimantan dinamakan Bakukut, orang Cina menyebutnya Sun Hok, sedangkan dunia internasional menamainya marbled goby atau sand goby, sedangkan di Riau selain dikenal dengan ikan betutu, ikan malas atau ikan bodoh, juga disebut dengan nama ikan Bakut. Tidak seperti namanya, ikan betutu atau ikan malas ternyata mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi. Negara pembeli bakut seperti malaysia, jepang dan singapura mengolah kulit ikan betutu menjadi minyak obat bagi pasien selepas operasi. Menu masakan ikan betutu telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarif menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 Rp 100.000,00 per kilogramnya.

Upload: syaiful-ramadhan-harahap

Post on 03-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengabdian Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB I. PENDAHULUAN

Daerah Riau memiliki sumberdaya perikanan yang baik, hal ini dapat dilihat

dari banyaknya sungai yang mengalir di daratan Riau serta banyaknya usaha

budidaya perikanan darat. Salah satu ikan potensial dari Riau adalah ikan betutu atau

ikan bakut (Oxyeleotris marmoratus). Nama ikan betutu mungkin masih asing bagi

sebagian orang. Namun sebenarnya ikan betutu termasuk salah satu jenis ikan yang

sudah mendunia. Di dunia bisnis, ia disebut Gabus Malas, di Kalimantan dinamakan

Bakukut, orang Cina menyebutnya Sun Hok, sedangkan dunia internasional

menamainya marbled goby atau sand goby, sedangkan di Riau selain dikenal dengan

ikan betutu, ikan malas atau ikan bodoh, juga disebut dengan nama ikan Bakut.

Tidak seperti namanya, ikan betutu atau ikan malas ternyata mempunyai

potensi ekonomi yang sangat tinggi. Negara pembeli bakut seperti malaysia, jepang

dan singapura mengolah kulit ikan betutu menjadi minyak obat bagi pasien selepas

operasi.

Menu masakan ikan betutu telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang,

Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarif menu ikan

betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk

satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat

tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00 per

kilogramnya.

Page 2: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Mahalnya harga ikan bakut karena cita rasanya lezat, dagingnya putih, empuk

dan nyaris tidak bertulang. Hal ini sejalan dengan pedapat Rupawan, (2005) yang

menyatakan ikan ini mempunyai citarasa yang istimewa, dagingnya tebal dan putih

serta tulangnya sedikit. Daging ikan bakut yang rata-rata mengandung protein (9 -

22%), lemak (0,1 – 20%), mineral (1 – 3%), vitamin, lecithin, guanin dan sedikit

mengandung kolesterol (Arif et al., 2009).

Walaupun harga jual ikan bakut cukup tinggi (Rp100.000-Rp150.000/kg),

namun resiko yang dihadapi juga tidak kalah besar. Selain proses pembesaran yang

berlangsung lama, tingkat kematian ikan ini cukup tinggi.

Desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri kabupaten Indragiri Hilir

merupakan salah tempat penangkapan ikan bakut yang bernilai eksport, hampir dua

hari sekali ikan bakut keluar dari daerah kecamatan Kuala Indragiri ke Batam sebagai

gerbang keluar ikan bakut ke negara tentangga. Namun selama ini masyarakat hanya

mengenal perikanan tangkap saja. Oleh karena itu perlu dilaksanakan penyuluhan

potensi perikanan di desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri sebagai pengantar

bagi masyarakat untuk bias mengoptimalkan potensi yang ada.

PERUMUSAN MASALAH

Selama ini ikan bakut kebutuhan akan permintaan pasar lokal maupun ekspor

masih belum mencukupi, masih mengandalkan dari hasil tangkapan alam, sedangkan

usaha pembudidayaan ikan ini bisa dikatakan belum ada. Belum ada informasi yang

lengkap tentang potensi perikanan yang lebih pada suatu daerah terutama di desa

Page 3: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri menjadi penghalang dalam mengoptimalkan

potensi perikanan yang ada, terutama berkaitan dengan ikan bakut. Oleh karena itu

pengetahuan masyarakat akan potensi yang ada di daerahnya menjadi penting untuk

melakukan optimalisasi potensi perikanan yang ada.

Page 4: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya ikan adalah suatu usaha manusia untuk mengendalikan pertumbuhan ikan

serta organisme air sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dari hasil

yang diperoleh dari alam (Sumantadinata, 1988). Bila dikategorikan sistem pemeliharaan

ikan (budidaya) tersebut dapat dibedakan menjadi 1) sistem intensif yaitu memanfaatkan

luas kolam yang terbatas, padat penebaran yang tinggi dan pemberian pakan yang cukup

bergizi, 2) sistem intensif yaitu pemeliharaan ikan di genangan air alami dan buatan

ditambah dengan beberapa masukan dari petani seperti pupuk, kapur, pakan dan

pengolahan kolam dan 3) sistem ekstensif yaitu pemeliharaan ikan yang dilakukan dengan

cara memanfaatkan genangan air dan menebari jenis ikan dan kemudian memanennya

setelah jangka waktu tertentu tanpa pemberian pakan, pupuk dan pengolahan kolam

(Jangkaru, 1984).

Di daerah Riau banyak kolam-kolam yang dibuat secara tidak sengaja, sehingga

tidak memenuhi syarat kolam yang diinginkan, contohnya kolam yang terjadi akibat

pengambilan tanah guna pengurukan suatu bangunan ataupun akibat penambangan

sehingga dengan turunnya hujan lama kelamaan akan terjadi genangan air (Sedana,

2004). Selain itu di daerah Riau usaha budidaya ikan bukan saja dilakukan di kolam tetapi

juga banyak di lakukan dalam keramba yang ditempatkan di sungai, terutama bagi

masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai (Sukendi, 2002).

Kualitas air yang ideal memenuhi syarat sebagai media hidup ikan budidaya yaitu

air yang memiliki pH antara 5,0 – 8,6 dengan suhu antara 25 – 300

C serta perbedaan suhu

Page 5: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

siang dan malam hari kurang dari 5 0

C serta kekeruhan tidak terlalu tinggi karena akan

mengganggu penglihatan ikan dan menyebabkan nafsu makan ikan akan berkurang

(Mulyanto, 1990). Namun keberhasilan suatu usaha budidaya tidak hanya tergantung pada

keadaan lingkungan dan kualitas benih yang ditebar tetapi juga sangat ditentukan oleh

teknologi budidaya yang dilakukan. Keberhasilan usaha budidaya ikan di kolam dan di

keramba perlu dikaji dengan harapan bagi masayarakat yang tinggal jauh dari sungai akan

dapat melakukan usaha budidaya di kolam. Untuk jenis ikan baung (Mystus nemurus CV)

pemeliharaan di keramba memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

pemeliharaan di kolam dengan padat tebar dan pemberian pakan yang sama, hasil penelitian

Sukendi (2002) menunjukkan pertumbuhan bobot mutlak ikan baung di kolam berkisar

antara 57,87 – 60,12 sedangkan di keramba antara 59,87 – 60,22, pertumbuhan bobot harian

di kolam antara 8,05 – 8,09 % sedangkan di keramba antara 8,08 – 8,12 %, pertumbuhan

panjang di kolam antara 14, 13 – 14,37 sedangkan di keramba antara 14,25 – 15,03 cm,

sehingga untuk ikan baung direkomendasikan untuk melakukan usaha budidaya di keramba.

Selanjutnya dari hasil penelitian Sukendi, Putra dan Yurisman (2007) juga menunjukkan

bahwa teknologi pemeliharaan ikan kapiek yang terbaik adalah dalam keramba ukuran 1 x 1

x 1 m yang ditempatkan di sungai dengan padat tebar 20 ekor, menghasilkan pertumbuhan

bobot mutlak sebesar 28,29 g, pertumbuhan panjang mutlak sebesar 6,42 cm, pertumbuhan

bobot harian sebesar 2,95 % dan kelulushidupan sebesar 93,30 %.

Pertumbuhan ikan dalam budidaya dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal,

faktor eksternal adalah lingkungan dimana ikan dipelihara, seperti kepadatan, jumlah pakan,

kualitas serta ukuran makanan yang diberikan dan faktor kualitas air, sedangkan faktor

internal adalah jenis kelamin, ukuran dan keturunan (Harris, 1992). Selanjutnya Huet (1986)

Page 6: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

meyatakan bahwa selain makanan dan jenis makanan yang diberikan, pertumbuhan juga

dipengaruhi oleh padat tebar. Untuk percepatan pertumbuhan dalam budidaya ikan pantau

(Rasbora lateristrata Blkr) dapat pula dilakukan dengan pemberian hormon tiroksin (T4)

dengan dosis 2 mg/kg pakan buatan yang diberikan (Legimin, 2005).

Page 7: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN KEGIATAN

1. Memberikan pengetahuan terhadap petani ikan tentang potensi perikanan sebagai

sumber peningkatan ekonomi.

2. Mengetahui potensi perikanan yang ada di desa Teluk Dalam, dan mengetahui

langkah apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai potensi ini menjadi

peluang peningkatan ekonomi bagi masyarakat.

MANFAAT KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan potensi perikanan di desa Teluk Dalam yang dilakukan ini

diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:

a. Bagi Peserta Penyuluh

- Dapat menambah ilmu pengetahuan akan potensi perikanan yang ada di desa

Teluk dalam.

- Dapat melakukan peningkatan nilai potensi menjadi peluang peningkatan

ekonomi bagi warga

b. Bagi Masyarakat

- Peserta dapat menjadi contoh bagi warga sekitarnya.

c. Bagi Anggota Pelaksana Penyuluhan

Page 8: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

- Melaksanakan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

pengabdian kepada masyarakat.

- Membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh peserta

penyuluhan.

- Mendapatkan pengalaman berharga serta informasi tentang perikanan di

lapangan.

d. Bagi Perguruan Tinggi

- Memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Perguruan Tinggi bukanlah

semata-mata bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan penelitian saja,

tetapi juga turut memikirkan dan membantu memecahkan permasalahan yang

ada dalam masyarakat melalui program pengabdian pada masyarakat.

- Keberadaan perguruan tinggi di tengah-tengah masyarakat akan lebih

kelihatan fungsinya melalui penerapan teknologi tepat guna yang dimiliki

oleh pakar-pakar yang ada di perguruan tinggi.

Page 9: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH

Masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat desa Teluk Dalam Kecamatan

Kuala Indragiri adalah mulai terjadi penurunan kualitas lingkungan perairan di daerah

mereka, sedangkan daerah Kuala Indragiri merupakan salah satu daerah yang

memiliki hasil tangkapan ikan bakut yang besar, yang hamper semua hasil ini

menjadi komoditas ekspor ke Negara tetangga. Namun selama ini hasil tangkapan

menurun dan belum mengertinya masyarakat untuk mengembangkan potensi

perikanan sehingga dapat menjadi salah satu peluang ekonomi bagi mereka.

Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan melakukan

penyuluhan dan melakukan diskusi dengan warga untuk membaca potensi perikanan

di desa Teluk Dalam, sehingga dari mengetahui potensi yang ada dapat diberikan

jalan keluar akan langkah apa yang dapat dilakukan untuk melakukan optimalisasi

potensi ini.

Page 10: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB V. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS

Jumlah warga desa Teluk Dalam cukup banyak. Dari kegiatan penyuluhan ini

diharapkan minimal dapat diikuti oleh 20 orang warga, dari ke 20 orang warga dini

diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir akan apa yang dapat diperbuat dengan

potensi perikanan yang dimiliki daerahnya untuk dikembangkan sehingga menjadi

salah satu faktor yang dapat meningkatkan ekonomi warga setempat. Serta ini

menjadi contoh bagi warga lainnya.

Page 11: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB VI. METODA KEGIATAN

Dalam melaksanakan penyuluhan ini digunakan metode ceramah dan diskusi.

Metode ceramah dilakukan untuk memberikan gambaran potensi perikanan dan

kaitannya dengan peningkatan ekonomi dan diskusi dilakukan untuk menggali

enformasi potensi perikanan yang dapat dikembangkan di desa Teluk Dalam sebagai

salah satu daerah yang dikenal dengan hasil ikan tangkapan ikan bakutnya.

Page 12: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB VII. PELAKSAAN DAN JADWAL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama selama 2 hari, tim

penyuluh memberikan materi potensi perikanan sebagai pembuka wawasan bagi

masyarakat.

Berikut merupakan gambaran kegiatan penyuluhan potensi perikanan di desa

Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir.

N0

.

Kegiatan Materi Waktu Tempat Pelaksana

1. Persiapan 1. Observasi ke

lapangan

2. Penyediaan

bahan

3. Penyusunan

materi

1 hari

Desa Teluk

Dalam dan

Universitas

Riau

Tim

2. Pelaksanaan 1. Ceramah

tentang potensi

perikanan

2. Diksusi potensi

pengembangan

perikanan di

desa Teluk

Dalam

Kecamatan

Kuala Indragiri

Semua materi

ceramah dan

diskusi

dilakukan 1

hari

Rumah

Sekretaris

desa Teluk

Dalam

TIM

3. Evaluasi Evaluasi

penyusunan

laporan

1 bulan Tim

pelaksana

Page 13: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

BAB VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, tim melakukan diskusi dengan

masyarakat, agar memberikan informasi lengkap akan potensi perikanan di desa

Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri. Dalam pelaksanaan pengabdian yang telah

dilaksanakan di dapatkan kesimpulan bahwa ada potensi ikan bakut yang cukup besar

di daerah Teluk Dalam, salah satunya adalah kebanyakan ikan bakut yang tertangkap

berukuran kecil sering dijual dengan harga murah karena tidak masuk ke dalam

ukuran ikan yang menjadi komoditas ekspor, maka salah satu solusi yang ditawarkan

oleh tim adalah bagaimana dilakukan pembesaran ikan bakut ukuran kecil tersebut

oleh masyarakat sehingga ikan bisa mencapai ukuran komoditas ekspor sehingga

memiliki nilai harga yang lebih baik dibandingkan ikan dengan ukuran kecil tersebut.

Harga ikan bakut dengan ukuran di atas 500 gram memiliki harga antara 100 ribu

hingga 120 ribu perkilogram di tingkat nelayan, sedangkan ikan yang berukuran di

bawah 400 gram memiliki harga sekitar 30 ribu perkilogram.

Page 14: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Gambar 1. TIM Pelaksanaan Diskusi Dengan Warga

Selain itu teknik penangkapan ikan bakut sudah sangat dikuasai masyarakat,

namun bukan dengan melakukan penangkapan secara tidak bertanggung jawab

dengan lingkungan. Beberapa masyarakat juga ada yang memelihara ikan bakut di

dalam sumur, namun ikan bakut yang dipelihara tidak diberi makan dengan baik

karena ketidak tahuan masyarakat akan kebiasaan makan ikan bakut, sehingga tidak

ada pertumbuhan pada ikan bakut tersebut, salah satunya adalah tidak adanya

informasi akan cara memelihara ikan bakut ini.

Page 15: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Gambar 2. Foto Bersama dengan Peserta Setelah Penyuluhan

Sehingga kebiasaan masyarakat yang kadang iseng memelihara ikan bakut di

dalam sumur rumah mereka ini bisa dijadikan peluang untuk menggerakkan

masyarakat untuk dapat membudidayakan ikan bakut dengan lebih baik, sehingga

bisa menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, cara yang terbaik untuk

menstimulus masyarakat ini adalah dengan memberikan pengetahuan dan

keterampilan masyarakat dalam memelihara bakut di kolam perkarangan rumah

mereka. Hal ini sesuai dengan kegiatan selanjutnya yaitu teknik pemeliharaan ikan

bakut di desa Teluk Dalam, kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir.

Desa tetangga dari desa Teluk Dalam merupakan salah satu pusat

pengumpulan ikan Bakut yang akan di ekspor ke Singapura dan Negara tetangga

Page 16: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

melalui Batam, yaitu desa Sungai Jepun, hampir tiap dua hari sekali ikan bakut

dikirim ke Negara tetangga melalui penampung yang ada di desa Sungai Jepun,

selanjutnya penampung di Sungai Jepun mengirimkan ikan tersebut ke Batam sebagai

pintu keluar ikan bakut ke luar negeri.

Dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan, juga ada beberapa

permasalahan yang dialami oleh masyarakat, pertama adalah ada beberapa orang

yang tidak bertanggung jawab melakukan penangkapan ikan dengan racun, namun

kejadian ini sangat jarang terjadi. Selain itu juga didapatkan informasi permasalahan

masyarakat dalam melakukan budidaya ikan seperti belum diketahuinya bagaimana

memelihara ikan bakut, bagaimana metode pemeliharaan, wadah yang digunakan apa

yang terbaik, karena hal ini berkaitan juga dengan permasalahan hama berupa

predator yang sering menyerang perkolamana masyarakat yaitu biawak dan berang-

berang. Selain itu masyarakat juga belum tau jenis makanan yang diberikan untuk

pemeliharaan ikan bakut.

Dari penyuluhan ini juga didapatkan informasi jika di desa Teluk Dalam

memiliki potensi pakan bakut berupa ikan rucah yang cukup murah, ikan rucah di

desa Teluk Dalam harganya berkisar 5 ribu rupiah perkilogram, bahkan pada

beberapa anakan sungai atau parit yang terdapat di desa Teluk Dalam juga terdapat

udang-udang kecil yang dapat menjadi pakan bagi ikan bakut jika dilakukan kegiatan

budidaya.

Page 17: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Sehingga dari kegaitan penyuluhan ini dapat disimpulkan jika potensi perikanan

di desa Teluk Dalam dalam mengembangkan keberadaan potensi ikan bakut sangat

besar.

1. Ada potensi ikan bakut yang ukuran diluar ukuran komoditas ekspor yang

dapat dijadikan objek budidaya, karena jika dijual harga sangat murah

2. Potensi perairan di desa Teluk Dalam yang sangat sesuai dengan habitat

hidup ikan bakut

3. Terdapatnya lahan di antara kebun kelapa yang kosong, dari pengamatan

yang dilakukan ini mempunyai potensial besar untuk dijadikan perkolaman

budidaya ikan bakut

Gambar 3. Potensi Lahan yang ada disekitar warga

Page 18: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

4. Adanya potensi ikan rucah yang murah serta keberadaan udang-udang kecil

yang hidup di sungai-sungai kecil di desa Teluk Dalam yang dapat

dijadikan pakan bagi ikan bakut

5. Pendeknya mata rantai pemasaran ikan bakut, karena ada penampung ikan

bakut yang langsung mengirim ke Batam untuk di ekspor, ini merupakan

peluang pasar yang tidak akan putus dan fluktuasi harga yang terjadi juga

akan sangat kecil.

Page 19: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

DAFTAR PUSTAKA

Effendie, M. I. 1992. Metoda Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Agromedia

Bogor.

Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta

FAO. 1993. Aquaculture Production. FAO Fisheries Circular No.815, Revision 5.

Rome. 213 hal.

Harvey, B. J. and W. S. Hoar, 1979. The Theory and Practice of Induced Breeding in

Fish. IDRC. Ottawa. Cannada.

Huet, M., 1971. Text Book Fish Culture, Breeding and Cultivation of Fish. Fish New

(books) Ltd. London. 431 p

Jangkaru, Z., 1974. Makanan Ikan. Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Direktorat

Jenderal Perikanan. Bogor. 49 halaman

Koesbiono, 1980. Biologi Laut. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. 150

hal.

Komaruddin, A. K, Ujang. 2000. Betutu. Penebar Swadaya. Jakarta

Larger, K. F. 1972. Fresh Water Fishery Biology. Brown Company Publishers.

Dubuqua-Iowa.

Legimin, 2005. Pengaruh Penambahan hormon tiroksin (T4) pada pakan buatan

terhadap pertumbuhan ikan pantau (Rasbora lateristrata Blkr).

Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Lubis, S. 2002. Studi Ekologi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Sungai Seruai

Kabupaten Deli Serdang Suamtera Utara. Tesis. Program

Pascasarjana USU. 104 hal (Tidak diterbitkan).

Mac Pherson, E. 1981. Resource Partitioning in a Mediterrania Demersal Fish

Community. Marine Ecology Program Series, 39. Hal 183-193.

Mudjiman, A., 1999. Makanan Ikan. Cetakan ke 12. Penebar Swadaya. Jakarta. 190

– 191 hal.

Page 20: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

Nikolsky, G. V. 1963. The ecology of Fishes. Academic Press., New York

Sudrajat A. O dan Effendi, I, 2002. Pemberian Pakan Buatan Bagi Benih Ikan Betutu.

Jurnal Akuakultur Indonesia 1(3) hal 109-118.

Sukendi, R. M. Putra dan Yurisman. 2009. Pengembangan Teknologi Pembenihan

dan Budidaya Ikan Motan (Thynnicthys thynnoides Blkr) dalam

Rangka Menjaga Kelestarianya dari Alam. Universitas Riau

Pekanbaru.

Zonnefeld, N., E.A. Huisman & J.H. Bon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 21: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana

a. Nama : `Benny Heltonika S.Pi., M.Si

b. NIP/Golongan : 198111122009121002 / III-b

c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata Muda Tk I / Asisten Ahli

d. Pekerjaan : Dosen tetap Faperika UNRI

2. Pelaksana I

a. Nama : `Syaiful Ramadhan Hrp S.Pi., M.Si

b. NIPY/Golongan : 108313237 / III-b

c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata Muda Tk I / Asisten Ahli

d. Pekerjaan : Dosen tetap Universitas Islam Indragiri

3. Pelaksana 2

a. Nama : `Ir. Eni Yulinda MP

b. NIP/Golongan : 196707091993032003 / IV-a

c. Pangkat/Jab. Fungsional : Pembina / Lektor Kepala

d. Pekerjaan : Dosen tetap Faperika UNRI

4. Pelaksana 3

a. Nama : `Hazmi Arief S.Pi., M.Si

b. NIP/Golongan : 198005212010121002 / III-a

c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata Muda Tk I/ -

d. Pekerjaan : Pegawai dan Dosen luar biasa Faperika UNRI

5. Pelaksana 4

a. Nama : `Susi Afriani ST., MT

b. NIK/Golongan : 130 514 009 / III-b

c. Pangkat/Jab. Fungsional : Penata Muda Tk I / Asisten Ahli

d. Pekerjaan : Dosen tetap Faste UIN

Page 22: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK

DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN

INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

OLEH:

BENNY HELTONIKA, S.Pi., M.Si (0012118107)

SYAIFUL RAMADHAN HRP. S.Pi. M.Si (1013068302)

Ir. ENI YULINDA MP (0009076702)

HAZMI ARIEF S.Pi (198005212010121002)

SUSI AFRIANI ST., MT (2014048201)

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2014

Page 23: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT

1. Judul : Penyuluhan Potensi Perikanan di Desa Teluk Dalam,

Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri

Hilir, Provinsi Riau 2. Katagori Pengabdian : Pengembangan Sumber Daya Manusia

3. Pelaksana Pelaksana

a. Nama : Benny Heltonika S.Pi, MSi

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Golongan/ NIP : III-b/ 198111122009121002

d. Pangkat/ Fungsional : Penata Muda Tk I/Asisten Ahli

e. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Budidaya Perairan

f. Pusat Pengabdian : Universitas Riau 4. Personalia

a. Jumlah anggota : 4

b. Jumlah pembantu : 2 5. Lokasi Kegiatan : Rumah Sekdes Teluk Dalam, Kec. Kuala Indragiri,

kab. Indragiri Hilir

6. Jumlah Dana : 3.500.000,-

7. Sumber Dana : Balitbang Provinsi Riau

Mengetahui, Pekanbaru, Juli 2014

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Ketua Pelaksana

Universitas Riau

Prof. Dr. H. Bustari Hasan, M.Sc Benny Heltonika. S.Pi., M.Si

NIP. 195910241986031004 NIP. 198111122009121002

Menyetujui,

Kepala Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Riau

Prof. Dr. Zulkarnaini, M.Si

NIP. 196110241988031002

Page 24: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan atas kehadirat Allah SWT atas semua nikmat

yang telah diberikan-Nya, laporan pengabdian kepada masyarakat dengan judul ”

Penyuluhan Potensi Perikanan Di Desa Teluk Dalam Kecamatan Kuala Indragiri,

Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau” bertujuan untuk mengajak masyarakat

untuk dapat mengoptimalkan potensi daerah mereka yang ada. Sebagaimana selama

ini kecamatan Kuala Indragiri menjadi tempat pengumpulan ikan bakut untuk ekspor

ke negara tetangga.

Harapan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan terhadap masyarakat

desa Teluk Dalam kecamatan Kuala Indragiri akan potensi ikan bakut dan potensi

pengembangannya.

Demikianlah laporan pengabdian ini dibuat, semoga kegiatan pengabdian ini

memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa Teluk Dalam kecamatan Kuala

Indragiri akan potensi perikanan yang mereka miliki.

Pekanbaru, Juli 2014

Penulis

Page 25: PENYULUHAN POTENSI PERIKANAN DI DESA TELUK DALAM, KECAMATAN KUALA INDRAGIRI, KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

Perumusan Masalah…………………………………………………………...… 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 4

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT…………………………………………… 7

Tujuan Kegiatan………………………………………………………...………. 7

Manfaat Kegiatan…………………………………………………...................... 7

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH…………………………………………… 9

BAB V. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS……………………………… 10

BAB VI. METODA KEGIATAN………………………………………………... 11

BAB VII. PELAKSANAAN DAN JADWAL KEGIATAN……………………… 12

BAB VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN