implementasi pengiriman pesan singkat (sms) … · 2018. 6. 22. · pengiriman pesan singkat (sms)...

235
IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Disusun Oleh : TRI DESE BUDI PRASETIYO NIM : 035114001 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

    BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Program Studi Teknik Elektro

     

    Disusun Oleh :

    TRI DESE BUDI PRASETIYO

    NIM : 035114001

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    2008

     

  • THE IMPLEMENTASI OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS) USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON AT89S52

    MICROCONTROLLER

    FINAL PROJECT

    Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

    To Obtain the SARJANA TEKNIK Degree

    in Electrical Engineering Study Program

    By :

    TRI DESE BUDI PRASETIYO

    Student Number : 035114001

    ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

    SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA 2008

    ii 

     

  • LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING

    IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG

    RADIO BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

    (THE IMPLEMENTATION OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS) USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON

    iii

  • LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI

    TUGAS AKHIR

    IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

    BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

    (THE IMPLEMENTATION OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS) USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER)

    iv

  • LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

    kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

    sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

    Yogyakarta, 25 Juli 2008

    Tri Dese Budi Prasetiyo

     

    v  

  • HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP

    “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

    (Amsal 1:7a)

    Even In The Darkness,

    There Is Always A Hope Of Light.

    Just Listen To What Your Heart Says

    And God Will Make

    Everything All Right.

    Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

    Yesus Kristus atas segalakasih dan kebaikannya,

    Papa dan Mamakudan segenap keluargaku

    Yang selalu memberikan doa & dukungan

    Almamaterku Teknik Elektro USD

    vi 

     

  • LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Tri Dese Budi Prasetiyo Nomor Mahasiswa : 03 5114 001

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

    IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

    BERBASIS MIKROKOTROLER AT89S52

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalih-

    kan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendi-

    stribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain un-

    tuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

    royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Agustus 2008 Yang menyatakan,

    Tri Dese Budi Prasetiyo

  • vii 

     

    IMPLEMENTASI PENGIRIMAN PESAN SINGKAT (SMS) MENGGUNAKAN TRANSMISI GELOMBANG RADIO

    BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

    Tri Dese Budi Prasetiyo

    035114001

    INTISARI

      Aspek keamanan menjadi hal yang sangat penting bagi teknologi informasi saat ini. Dalam hal ini sangat terkait dengan betapa pentingnya pesan atau informasi yang dikirimkan. Sebagai contoh pengiriman informasi melalui walkie talkie yang pada umumnya tidak pernah bersifat privacy. Dengan melihat kelemahan dari walkie talkie ini, maka dikembangkan sistem pengiriman pesan singkat (SMS) dalam berkomunikasi berbasis mikrokontroler AT89S52. Pada pengiriman pesan singkat ini dikembangkan sistem pengkodean agar komunikasi yang terjadi hanya antara pengirim dan yang dituju saja. Mikrokontroler AT89S52 digunakan untuk mengatur kerja dari keypad matriks 4x3, tombol enter dan clear, PTT-Walkie Talkie dan LCD. Masukan data dari mikrokontroler berupa data digital, agar data tersebut dapat ditransmisikan oleh walkie talkie maka harus diubah menjadi sinyal analog dengan menggunakan modulator. Kemudian sinyal analog tersebut akan diubah kembali menjadi sinyal digital menggunakan demodulator. Untuk itu digunakan IC TCM3105NL sebagai modem Single Chip Frequency Shif Keying (FSK). Implementasi pengiriman pesan singkat (SMS) berbasis mikrokontroler AT89S52 pada walkie talkie ini telah dicoba dan terbukti dapat bekerja dengan baik. Alat ini dapat bekerja pada jarak maksimal 250 meter dengan jumlah pengiriman maksimal 160 karakter. Kata kunci : Walkie Talkie, pengiriman pesan singkat (SMS), aplikasi

    Mikrokontroler AT89S52, IC TCM3105NL.  

     

     

     

     

     

  • viii 

     

    THE IMPLEMENTASI OF SENDING SHORT MESSAGE (SMS) USING RADIO BAND TRANSMISSION BASED ON AT89S52

    MICROCONTROLLER

     

    Tri Dese Budi Prasetiyo

    035114001

    ABSTRACT

    Today, security system is very important in information technology. But, it still needs privacy, especially for sending messages or informations. For example, to send information by using walkie-talkie.

    Short Message Service using AT89S52 microcontroller is developed to overcame the weakness of walkie-talkie, it is privacy and security. This message service uses communication coding to make only in two ways communications, between the transmitter and the receiver. AT89S52 is used to control the matrix keypad (4x3), Enter Button, and Clear Button and also PTT Walkie-Talkie and LCD. Digital data input from microcontroller is changed by modulator into analog signal before it is sent by transmitter. And then the analog signal is changed into digital signal by demodulator in the receiver side. IC TCM3105NL is used as a Single Chip Frequency Shift Keying (FSK) Modem.

    This project has been tried and could work well. The maximum distance is 250 meters with maximum 160 characters. Keywords : Walkie Talkie, Short Message Service (SMS), AT89S52

    Microcontroller, IC TCM3105NL.

  •  

     

    ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas segala

    kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir

    dengan judul ”Implementasi Pengiriman Pesan Singkat (SMS) Menggunakan

    Transmisi Gelombang Radio Berbasis Mikrokontroler AT89S52” tepat pada

    waktunya.

    Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

    gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.

    Penulisan tugas akhir ini didasarkan pada hasil yang penulis peroleh berdasarkan

    pada perancangan alat, pembuatan alat dan sampai pada pengujian alat.

    Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud dengan baik

    tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Yesus Kristus, sumber segala inspirasiku.

    2. Kedua orang tuaku tercinta Mulyono, SH dan Emiliana R atas segalanya

    yang telah diberikan dan dikorbankan yang tak akan pernah dapat ternilai

    harganya.

    3. Kakakku tercinta Dwi Juliati Ciptaningsih, Spd atas dana-dana

    tambahannya diakhir bulan, serta semua keluarga yang telah memberikan

    semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis.

    4. Maria Oktavia atas doa, semangat dan dukungan yang selalu diberikan.

    Ndut..... ingat cepat lulus ya.

  •  

     

    x

    5. Ibu Wuri Harini, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing I yang telah

    banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan,

    diskusi, arahan, kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan

    tugas akhir.

    6. Bapak Ir.Tjendro selaku dosen pembimbing II yang dengan senang hati

    memberikan pengarahan, bimbingan dan segenap perhatiannya.

    7. Semua dosen jurusan teknik elektro di Universitas Sanata Dharma yang

    telah membagikan ilmunya selama masa perkuliahan.

    8. Para Bapak dan Ibu yang bertugas di Sekretariat Fakultas Sains dan

    Teknologi (Pak Djito dan rekan-rekan) yang telah membantu Penulis

    dalam menyelesaikan semua persyaratan administrasi selama masa kuliah

    Penulis.

    9. Para laboran atas fasilitas pinjaman alat-alat dalam rangka menyelesaikan

    tugas akhir ini.

    10. Teman-teman seperjuangan selama dilab TA, atas segala suka dan duka

    yang kita rasakan bersama, khususnya : Ika (jangan salah lagi pake

    sandalnya ya...!!!), Anna (ingat “kalau kurus ntar jelek”), Syukur, Epen,

    Erick(TE’04), Guntur, Putu, Supri.

    11. Billiard crew : Roni, Ricky, Nendar, Rio, Yudi (Kabayan), Yayan,

    Andika.

    12. Teman-teman PKL-ku Raditya Wisnu dan Boy.

  • 13. Sahabatku Rion di Bandung atas bantuannya dalam menyediakan segala

    kebutuhan atas komponen-komponen yang diperlukan dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    14. Semua rekan-rekan Teknik Elektro angkatan 2003 yang tidak dapat

    disebut satu-persatu.

    Penulis mengakui bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan

    senang hati. Akhir kata, semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak dan dapat

    bermanfaat bagi perkembangan Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta. Tuhan memberkati kita semua.

    Yogyakarta, 25 Juli 2008

    Penulis

    Tri Dese Budi Prasetiyo

     

     

    xi

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING ............................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI ......................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. v

    LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ............................... vi

    INTISARI ..................................................................................................... vii

    ABSTRACT ................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 .... 1

    1.2 Perumusan Masalah .................................................................

    Latar Belakang Masalah .......................................................

    1

    Batasan Masalah .......................................................................

    2

    Manfaat ....................................................................................

    Sistematika Penulisan ...............................................................

    BAB

    2.1 Komunikasi Data Serial ........................................................... 5

    1.3 2

    1.4 Tujuan ......................................................................................

    1.5 3

    1.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 3

    1.7 3

    II DASAR TEORI

    xii

  • 2.2 6

    2.2.1 Pengantar FSK ............................................................... 6

    Modem FSK .............................................................................

    2.2.2 Modulator – Demodulator FSK .....................................

    2.3.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ....................

    EROM ................................................................ 15

    1

    1

    1

    1

    2.4

    2.5

    2.7

    7

    2.3 Mikrokontroler ......................................................................... 12

    12

    2.3.2 RAM Internal ................................................................. 14

    2.3.3 Flash P

    2.3.4 Special Function Registers ............................................. 5

    2.3.5 On-Chip Oscillator ......................................................... 7

    2.3.6 Rangkaian Reset Mikrokontroler ................................... 8

    2.3.7 Komunikasi Serial AT89S52 ......................................... 8

    2.3.8 Register Kontrol Port Serial ........................................... 20

    2.3.9 Pengaturan Baudrate ...................................................... 21

    Liquid Crystal Display (LCD) ................................................. 22

    2.4.1 Struktur Memori LCD ................................................... 23

    Walkie Talkie ............................................................................ 25

    2.5.1 Pesawat Transceiver ....................................................... 25

    2.5.2 Cara Kerja Pesawat Transceiver .................................... 27

    2.5.2.1 Posisi Memancar ............................................... 27

    2.5.2.2 Posisi Menerima ............................................... 27

    2.5.3 Frekuensi Kerja Walkie Talkie ....................................... 28

    2.6 Matriks Keypad ........................................................................ 29

    Transistor Sebagai Saklar ......................................................... 29

    xiii

  • BAB III PE

    3.1

    3.1.1

    3.1.2

    3.1.4 Rangkaian LCD .............................................................. 41

    it .................................................................... 41

    3.2

    3.2.2

    3.2.3

    BAB IV HA

    4.1

    4.2

    4.3

    4.4

    RANCANGAN

    Perancangan Perangkat Keras (Hardware) .............................. 34

    Walkie Talkie .................................................................. 34

    Modem ........................................................................... 35

    3.1.2.1 Modulator ......................................................... 35

    3.1.2.2 Demodulator ..................................................... 37

    3.1.3 Rangkaian Keypad ......................................................... 38

    3.1.5 PTT-Circu

    3.1.6 Mikrokontroler AT89S52 ............................................... 43

    Perancangan Perangkat Lunak (Software) ............................... 44

    3.2.1 Perancangan Proses Pesan Masuk .................................. 49

    Perancangan Proses Tulis Pesan .................................... 50

    Perancangan Proses Ambil Data Dari Keypad ............... 53

    3.2.4 Perancangan Proses Ambil Karakter Dari Keypad ........ 54

    SIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Akhir Perancangan ......................................................... 55

    Pengukuran dan Analisa Modem TCM3105NL ...................... 57

    4.2.1 Modulator IC TCM3105NL .......................................... 58

    4.2.2 Demodulator IC TCM3105NL ...................................... 60

    Pengoperasian Perangkat Pengiriman Pesan ........................... 62

    Lama Waktu Pengiriman-Penerimaan Data ............................ 67

    xiv

  • 4.5

    DAFTAR PU

    LAMPIRAN

    LAMPI

    LAMPI

    LAMPI

    Pengukuran Jarak Transmisi .................................................... 69

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan .............................................................................. 70

    5.2 Saran ........................................................................................ 70

    STAKA ................................................................................ 72

    SPESIFIKASI ALAT ......................................................... L1

    RAN LISTING PROGRAM ....................................................... L2

    RAN RANGKAIAN LENGKAP ............................................... L3

    RAN DATASHEET ...................................................................... L4

    xv

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Format Pengiriman Data Serial Asinkron ............................... 5

    Gambar 2.2 Sistem Modulasi FSK ............................................................. 7

    Gambar 2.3 Konfigurasi Pin IC TCM3105 ................................................. 8

    Gambar 2.4 Pembagian Sistem Pada IC TCM3105 ................................... 9

    Gambar 2.5 Rangkaian Pembagi Tegangan ................................................ 11

    Gambar 2.6 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ............................. 12

    Gambar 2.7 Lokasi RAM Internal .............................................................. 14

    Gambar 2.8 Peta Memori Special Function Registers ................................. 15

    Gambar 2.9 Menghubungkan Kristal Sumber Detak .................................. 18

    Gambar 2.10 Rangkaian Reset Mikrokontroler ............................................. 18

    Gambar 2.11 Susunan Bit Dalam Register SCON ........................................ 20

    Gambar 2.12 Pengalamatan DDRAM ........................................................... 23

    Gambar 2.13 Diagram Blok Transceiver Walkie Talkie ................................ 27

    Gambar 2.14 Rangkaian Matriks Keypad ...................................................... 29

    Gambar 2.15 Konfigurasi Common Emitter Transistor ................................. 30

    Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ............................................................... 32

    Gambar 3.2 Format Data Sistem Pengiriman dan Penerimaan Pesan ......... 33

    Gambar 3.3 Jalur Koneksi Walkie Talkie .................................................... 34

    Gambar 3.4 Perancangan Rangkaian Modulator IC TCM3105NL ............. 36

    Gambar 3.5 Perancangan Rangkaian Demodulator IC TCM3105NL ........ 38

    Gambar 3.6 Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Matriks 4x3 ...... 39

    xvi

  • Gambar 3.7 Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Tambahan ......... 40

    Gambar 3.8 Perancangan Pengaturan Port untuk LCD pada AT89S52 ..... 41

    Gambar 3.9 Perancangan Pengaturan Port untuk PTT-circuit .................... 42

    Gambar 3.10 Perancangan Rangkaian Osilator ............................................. 43

    Gambar 3.11 Flowchart Program Secara Umum .......................................... 44

    Gambar 3.12 Perancangan Flowchart Interupsi Serial .................................. 47

    Gambar 3.13 Perancangan Flowchart Tampilan LCD .................................. 48

    Gambar 3.14 Perancangan Flowchart Pesan Masuk ..................................... 49

    Gambar 3.15 Perancangan Flowchart Tulis Pesan ........................................ 52

    Gambar 3.16 Perancangan Flowchart Keypad .............................................. 53

    Gambar 3.17 Perancangan Flowchat Pengambilan Karakter ........................ 54

    Gambar 4.1 Bentuk Fisik Implementasi Pengiriman Pesan Singkat

    Menggunakan Transmisi Gelombang Radio ........................... 56

    Gambar 4.2 Bagian Dalam Dari Peralatan .................................................. 56

    Gambar 4.3 Sinyal Keluaran Modulator dengan Input 0V ......................... 57

    Gambar 4.4 Sinyal Keluaran Modulator dengan Input 5V ......................... 58

    Gambar 4.5 Diagram Blok Pengukuran Rangkaian Modem FSK ................ 59

    Gambar 4.6 Keluaran Modulator FSK dengan Input Sinyal Kotak ............ 59

    Gambar 4.7 Keluaran Demodulator FSK dengan Input Sinyal Analog ...... 61

    Gambar 4.9 Tampilan awal pada layar LCD ............................................... 62

    ambar 4.10G Tampilan layar LCD setelah 1,25s .......................................... 62

    Gambar 4.11 Tampilan saat dilakukan penekanan tombol enter untuk

    melakukan penulisan pesan .................................................... 63

    xvii

  • Gambar 4.12 Tampilan Penulisan Pesan ...................................................... 63

    Gambar 4.13 Tampilan saat penekanan tombol enter untuk menulis kode

    tujuan ...................................................................................... 63

    Gambar 4.14 Layar LCD baris 2 terhapus .................................................... 64

    Gambar 4.15 Penginputan Kode Tujuan ...................................................... 64

    Gambar 4.16 Tampilan saat penekanan tombol enter tanda penginputan

    kode telah selesai dilakukan .................................................... 64

    ambar 4.17

    . 65

    ambar 4.20

    .. 67

    ambar 4.24

    G Penekanan tombol enter untuk melakukan pengiriman .......... 65

    Gambar 4.18 Tampilan ketika data/pesan telah dikirimkan .......................... 65

    Gambar 4.19 Tampilan setelah diterima balasan .........................................

    G Tampilan pengiriman gagal ..................................................... 66

    Gambar 4.21 Tampilan pesan masuk ............................................................ 66

    Gambar 4.22 Tampilan pesan ....................................................................... 66

    Gambar 4.23 Tampilan pengirim ................................................................

    G Grafik Delay Penerimaan Data Terhadap Banyaknya Data ... 68

    xviii

  • xix

    Keterangan Pin TCM 3105 ...................................................... 8

    Mode standar BEL 202 dan CCITT V.23 ............................... 11

    Tabel 2.3 Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52 ...................................... 13

    Tabel 2.4 Penentuan mode kerja port serial ............................................. 21

    Tabel 2.5 Rumus penghitungan baudrate pada komunikasi serial .......... 21

    Tabel 2.6 Konfigurasi Pin-pin 16x2 dot Matriks LCD ............................ 22

    Tabel 2.7 Instruksi data pada LCD .......................................................... 24

    Tabel 2.8 Karakter LCD standar ............................................................. 25

    Tabel 2.9 Frekuensi Setiap Channel pada Walkie Talkie ........................ 28

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1

    Tabel 2.2

    Tabel 3.1 Kombinasi Baris dan Kolom Matriks Keypad ......................... 40

    Tabel 4.1 Delay Penerimaan Data Berdasarkan Jumlah Karakter ........... 68

    Tabel 4.2 Pengukuran Jarak Transmisi .................................................... 69

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Walkie Talkie merupakan salah satu alat komunikasi portabel yang cukup

    efisien, simple, serta ekonomis yang memanfaatkan sistem transmisi gelombang

    radio diantaranya radio FRS (Family Radio Service) dan radio GMRS (General

    Mobile Radio Service) maupun gabungan keduanya[1], di mana pengiriman isyarat

    atau informasinya bersifat voice dan half-duplex. Komunikasi pada walkie talkie

    menggunakan teknologi Push-To-Talk (PTT) dan dapat terjadi di antara banyak

    orang, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem komunikasi pada walkie talkie ini

    masih mudah terlacak (tidak bersifat rahasia) dan ini merupakan salah satu penyebab

    mulai ditinggalkannya walkie talkie.

    Dengan memanfaatkan walkie talkie yang ada sekarang ini, penulis mencoba

    merancang dan merealisasikan suatu sistem pengiriman SMS (Short Message

    Service) yang merupakan pesan singkat dalam bentuk teks yang berkembang dalam

    dunia telekomunikasi seluler (ponsel), yang terjadi di antara pengirim dan penerima

    saja (bersifat rahasia). Sehingga komunikasi pada walkie talkie dapat dilakukan

    dengan dua pilihan yaitu secara voice dan pengiriman SMS.

    1.2. Perumusan Masalah

    Permasalahan utama yang dibahas adalah bagaimana merealisasikan

    pengiriman pesan singkat pada walkie talkie dengan menggunakan mikrokontroler

    1

  • 2

    AT89S52, di mana komunikasi yang terjadi hanya antara pengirim dan penerima

    (yang dituju) saja.

    1.3. Batasan Masalah

    Dalam pembuatan Tugas Akhir dengan judul ”Implementasi Pengiriman

    Pesan Singkat (SMS) menggunakan Transmisi Gelombang Radio berbasis

    Mikrokontroler AT89S52” ini, penulis membatasi permasalahan yang akan

    disampaikan adalah sebagai berikut :

    1. Data/informasi yang dikirim berupa teks (maksimum 160 karakter).

    2. Bagian penerima dan pemancar (walkie talkie) tidak dibahas secara lengkap dan

    juga tidak termasuk dalam perancangan alat.

    3. Sistem modulasi yang digunakan sebelum data dipancarkan melalui walkie talkie

    yaitu menggunakan modulator FSK pada sisi pengirim dan sistem demodulasi

    pada bagian penerima menggunakan demodulator FSK.

    4. Komunikasi yang terjadi bersifat half-duplex, di mana antara walkie talkie yang

    satu dengan walkie talkie yang lainnya tidak dalam kondisi memancar

    (transmitter) secara bersamaan tetapi bergantian.

    1.4. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk dapat

    meningkatkan nilai guna dari walkie talkie yang pada awalnya bersifat voice dalam

    sistem komunikasinya, agar dapat juga digunakan untuk berkomunikasi melalui

    pengiriman SMS.

  • 3

    1.5. Manfaat

    Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pembuatan Tugas Akhir ini, antara

    lain adalah :

    1. Dengan adanya sistem SMS pada walkie talkie ini, dapat menghemat pengeluaran

    biaya seperti biaya pulsa pada HP (HandPhone).

    2. Pengiriman data atau informasi (SMS) menggunakan walkie talkie yang biasanya

    mudah terlacak menjadi lebih terjamin kerahasiaannya.

    1.6. Metodologi Penelitian

    Dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini dilakukan beberapa metodologi

    penelitian. Adapun metodologi penelitian yang dilakukan terdiri dari :

    1. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari berbagai informasi,

    baik dari buku, makalah maupun internet mengenai hal-hal yang berkaitan, yang

    dapat digunakan sebagai referensi pendukung dalam penyusunan laporan.

    2. Merealisasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk perancangan hardware

    dan software.

    3. Melakukan pengujian terhadap hasil perancangan pada setiap bagian sistem

    sesuai dengan fungsi masing-masing. Bagian tersebut selanjutnya disusun

    sebagai satu kesatuan yang utuh.

    1.7. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi lima bab yang disusun

    sebagai berikut :

  • 4

    BAB I. PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

    batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penulisan dan

    sistematika penulisan.

    BAB II. DASAR TEORI

    Bab ini berisi tentang dasar teori komponen-komponen yang akan

    digunakan dalam penelitian.

    BAB III. PERANCANGAN

    Bab ini berisi tentang diagram blok dan penjelasan cara kerja secara

    singkat rancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

    (software).

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras

    dan perangkat lunak yang telah dibuat.

    BAB V. PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan

    penelitian selanjutnya.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. KOMUNIKASI DATA SERIAL

    Komunikasi serial ada dua yaitu komunikasi serial secara sinkron dan

    komunikasi serial secara asinkron. Komunikasi serial secara sinkron di mana sinyal

    detak (clock) dikirim bersama-sama dengan data serial, sedangkan komunikasi serial

    secara asinkron di mana sinyal detak (clock) tidak dikirim bersama-sama dengan data

    serial melainkan sinyal detak (clock) tersebut harus dibangkitkan oleh rangkaian

    penerima.

    Berdasarkan arahnya komunikasi serial dibagi menjadi :

    a. Simplex : komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja.

    b. Half-Duplex : komunikasi terjadi dua arah tetapi secara bergantian.

    c. Full-Duplex : komunikasi dapat dilakukan dua arah secara bersamaan.

    Format pengiriman data serial asinkron adalah 1 bit start (selalu rendah), 8 bit data,

    1 bit paritas dan 1 sampai 2 bit stop (selalu tinggi). Pada saat tidak ada data (idle)

    yang dikirim, kondisi saluran transmisi selalu tinggi (high)[2]. Format tersebut dapat

    dilihat seperti gambar 2.1.

    Selalu nol

    Gambar 2.1. Format pengiriman data serial asinkron

    1 Karakter

    Start D0 D1 Parity Stop D5D2 D3 D4 D6 D7

    5

  • 6

    Hal lain yang mempengaruhi transfer data serial adalah kecepatan pengiriman.

    Besaran kecepatan data serial adalah bps (bit per second)[2].

    Kecepatan pengisyaratan data = ondbit

    Tn

    seclog2 ................................ (2.1)

    Dimana : n = cacah kondisi pengisyaratan

    T = waktu tiap bit

    Jika hanya terdapat dua kondisi pengisyaratan, 1 dan 0 saja, maka n = 2

    sehingga kecepatan data adalah 1/T bps.

    Kecepatan modulasi adalah kecepatan perubahan status logika pada untai dan

    berbanding terbalik dengan durasi bit. Satuan kecepatan modulasi adalah baud[2].

    Kecepatan modulasi = baudT1 .................................................................. (2.2)

    Jadi jika n = 2 maka kecepatan pengisyaratan data sama dengan kecepatan modulasi.

    2.2. MODEM FSK

    2.2.1. Pengantar FSK

    Frequency Shift Keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif

    sederhana dalam penyandian. FSK merupakan sistem modulasi yang menghasilkan

    dua buah frekuensi yang berbeda-beda jika masukan (input) dikenai sinyal digital.

    Frekuensi berbeda tersebut adalah frekuensi gelombang pembawa sinus dan

    merupakan frekuensi yang akan di demodulasi menjadi gelombang data digital

    kembali. Gambar sinyal modulasi dapat dilihat pada gambar 2.2. Frekuensi yang

    lebih tinggi digunakan untuk mendefinisikan biner 0 (fspace) dan frekuensi yang

    rendah digunakan untuk mendefinisikan biner 1 (fmark) .

  • 7

    Volt

    0 1 0

    Gambar 2.2. Sistem Modulasi FSK

    2.2.2 Modulator-Demodulator FSK

    Modulator-Demodulator (Modem) digunakan untuk mengubah bit-bit digital

    menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai tertentu supaya dapat dimodulasikan dan

    ditransmisikan melalui gelombang radio (walkie talkie). Adapun nilai frekuensi

    tersebut harus berbeda sehingga dapat dikenali untuk bit logika 1 (fmark) dan bit

    logika 0 (fspace).

    Komponen utama dari modem ini akan dibuat dari rangkaian terintegrasi

    TCM3105. Hal ini dikarenakan TCM3105 memiliki kelebihan sebagai berikut :

    a. Sebagai modem Single Chip Frequency Shif Keying (FSK).

    b. Mengikuti spesifikasi berdasarkan BELL 202 dan CCITT V23.

    c. Transmit Modulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.

    d. Receive Demodulation pada 75, 150, 600 dan 1200 baud.

    e. Beroperasi secara half-duplex hingga 1200 baud baik di pengirim maupun

    di penerima.

    f. Beroperasi secara full-duplex hingga 1200 baud pada pengirim dan 150

    baud pada penerima.

    g. Single power supply = 5V.

    +A

    1

    +5

    0

    -A

    0

    fs fs fm fm

    s = frekuensi space fm = frekuensi mark f

  • 8

    h. Mengkonsumsi daya rendah.

    i. On Chip group delay equalization dan Filter transmit / receive.

    Bentuk fisik dapat dilihat pada gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Konfigurasi Pin IC TCM3105[3]

    Fungsi dan keterangan pin dari IC TCM 3105 ditunjukkan pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1. Keterangan Pin TCM 3105[3]

    PIN KETERANGAN No. Nama 1 VDD Tegangan positif

    2 CLK Output untuk sinyal clock kontinyu saat 16 kali bit rate yang terseleksi (transmit/receive) 3 CDT Carrier-Detected Output 4 RXA Masukan penerima (analog)

    5 TRS Transmit/Receive Standard Select Input. Untuk mengatur standar kecepatan data 6 NC No internal Connected

    7 RXB Receive Bias Adjust untuk external guna meminimalkan bias distorsi 8 RXD Keluaran digital penerima (digital) 9 VSS Tegangan negatif (biasanya ground) 10 CDL Carrier detect level adjust 11 TXA Output pemancar (analog) 12 TXR2 Bit rate select 2 input 13 TXR1 Bit rate select 1 input 14 TXD Masukan pemancar (digital) 15 OSC1 Koneksi Oscillator (4.4336MHz) 16 OSC2

    Modulator dan demodulator FSK TCM3105 dibangun dari 4 blok rangkaian, yaitu

    transmitter, receive, carrier detector, dan control and timing. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada gambar 2.4.

  • 9

    7 8

    4 10

    13,12,15

    14

    3

    2

    11

    Gambar 2.4. Pembagian Sistem Pada IC TCM3105[3]

    1. Transmitter

    Transmitter terdiri dari sebuah modulator FSK, sebuah filter dan sebuah

    penguat. Modulator merupakan suatu pensintesa frekuensi yang dapat diprogram

    dengan cara membagi frekuensi osilator (4.4336 MHz). Frekuensi osilator ini

    dihasilkan dengan menghubungkan pin 15 dan 16 dengan sebuah kristal 4.4336

    MHz. Baudrate dipilih melalui pin baudrate select (TXR1 dan TXR2) dan pin

    TRS dengan cara menghubungkan pin-pin tersebut dengan ground atau Vcc dan

    melalui digital data masukan (TXD) (tabel 2.2).

    2. Receiver

    Bagian demodulator terdiri dari sebuah low pass filter (LPF) yang digunakan

    sebagai filter dan diikuti dengan sebuah penguat yang dilengkapi dengan

    Automatic Gain Control (AGC) untuk menghasilkan level keluaran yang konstan

    dari filter penerima. Filter penerima membatasi bandwidth dari sinyal yang akan

    diteruskan ke demodulator serta mengurangi interferensi out of band.

  • 10

    Demodulator merupakan edge-triggered multivibrator positif dan negatif.

    Hasilnya adalah data yang diperoleh dari transmitter sinyal analog yang diterima.

    Komponen DC dari sinyal yang diperoleh sebanding dengan frekuensi yang

    diterima, lalu diumpankan ke switch-capacitor, low-pass, dan post-demodulator.

    Bias pada pin ini bergantung pada baudrate data yang diterima serta offset

    internal.

    3. Carrier Detector

    Bagian carrier detector terdiri dari sebuah detektor energi dan digital-delay.

    Detektor energi membandingkan level sinyal pada keluaran filter penerima

    terhadap level yang telah diatur pada pin CDL. Keluaran carrier detector

    dilewatkan pada pin CDT. Meskipun TCM3105 mampu menghasilkan keluaran

    carrier detector, perlu diperhatikan bahwa carrier detector yang dihasilkan

    hanyalah berupa perbandingan level masukan terhadap nilai ambang yang diatur

    melalui pin CDL.

    Pada pin RXB dan CDL diberikan masukan dengan nilai tegangan tertentu

    yang dapat diatur melalui rangkaian pembagi tegangan. Untuk itu pada pin RXB dan

    CDL digunakan rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 2.5 dengan persamaan

    yang ditunjukkan pada persamaan 2.3. Karena nilai masukan pada pin RXB dan

    CDL bervariasi, maka rangkaian pembagi tegangan dapat diganti dengan

    menggunakan potensiometer.

  • 11

    R2

    Vo

    VCC 5 V

    R1

    Gambar 2.5. Rangkaian Pembagi Tegangan

    Vo = xVccRR

    R

    21

    2

    + .................................................................................. (2.3)

    Tabel 2.2. Mode standar BEL 202 dan CCITT V.23

    CCITT (Committee Consultatif International Telephonique et Telegraphique)

    adalah suatu badan telekomunikasi yang berada di Genewa, Swiss. CCITT adalah

    standar untuk kecepatan modem dalam komunikasi data[2].

  • 12

    2.3. MIKROKONTROLER

    AT89S52 merupakan mikrokontroler keluaran ATMEL dengan 8K byte

    Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89S52

    merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memori tersebut dapat

    diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali.

    Fasilitas-fasilitas standar yang dimiliki mikrokontroler AT89S52 adalah 8K

    byte Flash PEROM, 256 byte RAM (Random Accsess Memory), 32 jalur I/O

    (input/output), watchdog timer, dua data pointer, tiga timer/counter 16-bit, jalur

    komunikasi serial full-duplex dan oscillator internal[4].

    2.3.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52

    Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 pin dan ada beberapa pin yang

    memiliki fungsi ganda. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52 dapat dilhat pada

    gambar 2.6 dan fungsi pin dapat dilihat pada tabel 2.3.

    Gambar 2.6. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52

  • 13

    Tabel 2.3. Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52

    Pin Fungsi

    VCC Power Supply GND Ground Port 0 8 bit jalur I/O dua arah

    Port 1

    8 bit jalur I/O dua arah

    Fungsi alternatif : P1.0 = T2 (Masukan untuk timer 2) P1.1 = T2EX (Trigger timer 2) P1.5 = MOSI (digunakan untuk ISP) P1.6 = MISO (digunakan untuk ISP) P1.7 = SCK (digunakan untuk ISP)

    Port 2 8 bit jalur I/O dua arah

    Port 3

    8 bit jalur I/O dua arah

    Fungsi alternatif : P3.0 = RXD (masukan komunikasi serial) P3.1 = TXD (keluaran komunikasi serial) P3.2 = 0INT (interupsi ekternal 0) P3.3 = 1INT (interupsi eksternal 1) P3.4 = T0 (masukan timer 0) P3.5 = T1 (masukan timer 1) P3.6 = WR (sinyal tanda tulis memori data eksternal) P3.7 = RD (sinyal tanda baca memori data eksternal)

    RST Mereset mikrokontroler apabila diberi logika ‘1’ selama 2 siklus mesin

    ALE/PROG

    Berfungsi sebagai Address Latch Enable (ALE) yang me-latch low byte address pada saat mengakses memori eksternal. Sedangkan pada saat Flash Programming (PROG) berfungsi sebagai masukan pulsa program

    PSEN Merupakan sinyal read strobe untuk eksternal program memori

    EA /VPP

    Merupakan input untuk mode program memori. Jika dihubungkan ke ground maka program memori yang dijalankan adalah program eksternal, dan jika dihubungkan ke VCC maka program memori yang dijalankan adalah program internal.

    XTAL1 Masukan osilator internal XTAL2 Keluaran osilator internal

  • 14

    2.3.2 RAM Internal

    RAM Internal pada Mikrokontroler AT89S52 terdiri atas :

    a. Register Bank.

    Mikrokontroler memiliki 8 buah register yang terdiri atas R0 sampai dengan

    R7. Register ini dapat diubah dari bank 0 (default) ke bank 1, bank 2 dan

    bank 3 dengan cara mengubah nilai RS0 dan RS1 pada register PSW.

    b. Bit addressable RAM.

    RAM ini terletak di alamat 20H sampai 2FH yang dapat diakses secara

    pengalamatan bit sehingga dapat mengerjakan fungsi-fungsi boolean.

    c. RAM serbaguna.

    RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga FFH dan dapat diakses dengan

    pengalamatan langsung dan tak langsung. Pengalamatan langsung dilakukan

    ketika salah satu operan merupakan bilangan yang menunjukkan lokasi yang

    dialamati.

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 00 BANK 0 (default) BANK 1 10 BANK 2 BANK 3 20 Bit Addressable RAM 30

    RAM Serbaguna

    40 50 60 70 80 90 A0 B0 C0 D0 E0 F0

    Gambar 2.7. Lokasi RAM Internal[5]

  • 15

    2.3.3 Flash PEROM

    Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 8Kbyte Flash PEROM yang dapat

    ditulis dan dihapus. Flash PEROM berisikan instruksi-instruksi. Instruksi-instruksi

    ini akan dieksekusi jika sistem di-reset. Bila EA/VPP berlogika “1” maka

    mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada di Flash PEROM. Bila EA/VPP

    berlogika “0” maka mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada di memori

    eksternal.

    2.3.4 Special Function Registers

    Memori yang berisi register-register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus

    yang disediakan oleh mikrokontroler seperti timer, serial dan sebagainya. Untuk

    lebih jelasnya perhatikan gambar 2.8 berikut ini.

    F8h FFh

    F0h B F7h

    E8h EFh

    E0h ACC E7h

    D8h DFh

    D0h PSW D7h

    C8h (T2CON) (RCAP2L) (RCAP2H) (TL2) (TH2) CFh

    C0h C7h

    B8h IE BFh

    B0h P3 B7h

    A8h IP Afh

    A0h P2 A7h

    98h SCON SBUF 9Fh

    90h P1 97h

    88h TCON TMOD TL0 TL1 TH0 TH1 8Fh

    80h P0 SP DPL DPH IP 87h

    Gambar 2.8. Peta memori Special Function Registers

  • 16

    Masing-masing register tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

    a. Accumulator

    Register ini terletak di alamat E0H dan dapat di alamati secara bit. Akumulator

    digunakan untuk hampir semua operasi logika dan aritmatika.

    b. Port

    AT89S52 mempunyai 4 buah port : yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3 yang

    terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semua port tersebut dapat dialamati

    secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan bit data pada salah satu port tanpa

    mengganggu port yang lain.

    c. PSW (Program Status Word)

    Register ini terletak di alamat D0H. PSW berisi data bit hasil eksekusi program

    seperti hasil aritmatika dan logika.

    d. Register B

    Register ini memiliki alamat F0H. Register ini digunakan bersama akumulator

    untuk proses aritmatika selain digunakan untuk register biasa dan dapat dialamati

    secara bit.

    e. Stack Pointer

    Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H. Proses yang

    berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh instruksi-instruksi Push, Pop,

    Acall dan sebagainya.

    f. Data Pointer

    Data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit dan terletak pada alamat 82H

    untuk DPL dan 83H untuk DPH. DPTR digunakan untuk mengakses data

  • 17

    yang terletak di memori external.

    g. Register Timer

    AT89S52 mempunyai tiga buah Timer/Counter 16 bit yaitu : timer 0, timer 1 dan

    timer 2. Timer 0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk TH0, timer 1

    terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8DH untuk TH1, sedangkan timer 2

    terletak di alamat CCH untuk TL2 dan CDH untuk TH2.

    h. Register Serial Port

    Port ini merupakan on chip serial port yang digunakan untuk melakukan

    komunikasi dengan peralatan yang menggunakan serial port.

    i. Register Interupsi

    Mikrokontroler ini memiliki 6 buah interupsi dengan dua level prioritas interupsi.

    Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem dikembalikan pada keadaan

    semula. Register yang berhubungan dengan interupsi adalah Interrupt Enable

    Register (IE) pada alamat A8H dan Interrupt Priority Register (IP) pada alamat

    B8H.

    2.3.5 On-Chip Oscillator

    Mikrokontroler Atmel AT89S52 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat

    bekerja dengan menggunakan kristal eksternal yang dihubungkan ke pin XTAL1 dan

    XTAL2. Tambahan kapasitor yang terhubung dengan ground diperlukan untuk

    menstabilkan sistem. Gambar 2.9 menunjukkan cara menghubungkan kristal sumber

    detak dengan mikrokontroler AT89S52. Besar kapasitor yang terpasang adalah 30 pF

    ± 10 pF sesuai dengan yang dinyatakan pada datasheet[4].

  • 18

    Xtal 2

    Ground30pF

    Kristal

    Xtal 130pF

    Gambar 2.9. Menghubungkan Kristal Sumber Detak

    2.3.6 Rangkaian Reset Mikrokontroler

    Rangkaian reset digunakan untuk mereset program yang terdapat pada

    mikrokontroler. Rangkaian reset dapat dilihat pada gambar 2.10.

    VCC

    C

    R

    9(RESET)

    MIKROKONTROLER

    Gambar 2.10. Rangkaian Reset Mikrokontroler

    Pada gambar 2.10 apabila saklar tidak ditekan, pin reset pada mikrokontroler

    akan mendapatkan logika rendah “0”. Sedangkan saat saklar ditekan pin akan

    mendapatkan logika tinggi “1” dan akan mereset mikrokontroler. Lamanya waktu

    yang dibutuhkan untuk mereset adalah dua siklus mesin dan memenuhi persamaan :

    T = R x C ....................................................................................... (2.4)

    2.3.7 Komunikasi Serial AT89S52

    Port serial pada AT89S52 bersifat duplex penuh atau full-duplex, artinya port

    serial bisa menerima dan mengirim data pada waktu bersamaan. Port serial memiliki

    penyangga penerima yaitu serial buffer (SBUF). Port serial dapat menerima byte

  • 19

    yang kedua sebelum byte yang pertama dibaca oleh register penerima, melalui

    register SBUF. SBUF selalu berhubungan dengan akumulator dalam mengisi dan

    menerima data[5].

    Port serial pada AT89S52 bisa digunakan dalam empat mode kerja. Dari ke-

    empat mode tersebut, satu mode diantaranya bekerja secara sinkron dan tiga mode

    lainnya bekerja secara asinkron. Semua mode dapat diatur melalui register Serial

    Control (SCON). Ke-empat mode kerja tersebut adalah :

    Mode 0 Mode ini bekerja secara sinkron, data serial dikirim dan diterima

    melalui kaki P3.0 (RxD), sedangkan kaki P3.1 (TxD) dipakai untuk

    menyalurkan detak pendorong data serial yang dibangkitkan AT89S52.

    Data dikirim/diterima 8 bit sekaligus, dimulai dari bit yang bobotnya

    paling kecil atau LSB (bit 0), diakhiri dengan bit yang bobotnya paling

    besar atau MSB (bit 7). Kecepatan pengiriman data (baudrate) adalah

    1/12 frekuensi kristal yang digunakan.

    Mode 1 Pada mode ini, data dikirim melalui kaki P3.1 (TxD) dan diterima

    melalui kaki P3.0 (RxD) secara asinkron (begitu juga mode 2 dan 3).

    Pada mode ini, data dikirim/diterima 10 bit sekaligus, diawali dengan 1

    bit start, disusul 8 bit data yang dimulai dari bit yang bobotnya paling

    kecil (bit 0), diakhiri dengan 1 bit stop. Pada AT89S52 yang berfungsi

    sebagai penerima bit stop adalah RB8 dalam register Serial Control

    (SCON). Kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa diatur sesuai

    dengan keperluan. Mode inilah (mode 2 dan juga mode 3) yang umum

  • 20

    dikenal sebagai UART atau Universal Asynchronous

    Receiver/Trasmitter.

    Mode 2 Data dikirim 11 bit, diawali dengan 1 bit start, kemudian 8 bit data. Bit

    ke-9 yang dapat diatur lebih lanjut dan diakhiri dengan 1 bit stop. Pada

    AT89S52 yang berfungsi sebagai pengirim bit 9 tersebut berasal dari bit

    TB8 dalam register SCON. Pada AT89S52 yang berfungsi sebagai

    penerima bit 9 ditampung pada bit RB8 dalam register SCON,

    sedangkan bit stop diabaikan dan tidak ditampung. Kecepatan

    pengiriman data (baudrate) bisa dipilih antara 1/32 atau 1/64 frekuensi

    kristal yang digunakan.

    Mode 3 Mode ini sama dengan mode 2, hanya saja kecepatan pengiriman data

    (baudrate) bisa diatur sesuai keperluan, seperti halnya pada mode 1.

    2.3.8 Register Kontrol Port Serial

    Register kontrol dan status untuk port serial berada dalam register SCON

    (gambar 2.11). Register ini mengandung bit-bit pemilihan kerja port serial, bit data

    ke-9 pengiriman dan penerimaan (TB8 dan RB8) serta bit-bit interupsi port serial (TI

    dan RI)[5].

    Gambar 2.11. Susunan bit dalam register SCON

    Keterangan :

    • SM0 = Serial port mode bit 0, bit pengubah mode serial.

    • SM1 = Serial port mode bit 1, bit pengatur mode serial.

    • SM2 = Serial port mode bit 2, bit untuk mengaktifkan komunikasi

    multiprosessor pada kondisi set.

  • 21

    • REN = Receive Enable, bit untuk mengaktifkan penerimaan data dari port serial

    pada kondisi set.

    • TB8 = Transmit bit 8, bit ke-9 yang akan dikirim pada mode 2 atau mode 3.

    • RB8 = Receive bit 8, bit ke-9 yang akan diterima pada mode 2 atau mode 3.

    Pada mode 1 bit ini berfungsi sebagai stop bit.

    • TI = Transmit Interrupt Flag, bit yang akan di set pada akhir pengiriman

    karakter.

    • RI = Receive Interrupt Flag, bit yang akan di set pada akhir penerimaan

    karakter.

    Tabel 2.4. Penentuan mode kerja port serial SM0 SM1 Mode Keterangan Baudrate

    0 0 0 Register geser tetap (fosc/12) 0 1 1 UART 8-bit bisa diubah-ubah (dengan Timer) 1 0 2 UART 9-bit tetap (fosc/64 atau fosc/32) 1 1 3 UART 9-bit bisa diubah-ubah (dengan Timer)

    2.3.9 Pengaturan Baudrate

    Baudrate dari port serial dapat diatur pada mode 1 dan mode 3, namun pada

    mode 0 dan mode 2 baudrate tersebut mempunyai kecepatan yang permanen yaitu

    untuk mode 0 adalah 1/12 frekuensi osilator dan mode 2 adalah 1/32 atau 1/64

    frekuensi osilator. Dengan mengubah bit SMOD yang terletak pada register PCON

    menjadi set (kondisi awal saat sistem reset adalah clear), baudrate pada mode 1 dan

    3 akan berubah menjadi dua kali lipat.

    Tabel 2.5. Rumus penghitungan baudrate pada komunikasi serial Mode Baudrate

    0 1/12 frekuensi osilator

    1 [ ] 321 xTHfoscillator− [ ]25612xBaudrate =

    16125612 xTHx

    fBaudrate oscillator−

    =

    2 1/64 frekuensi osilator 1/32 frekuensi osilator

    3 [ ] 32125612 xTHxf

    Baudrate oscillator−

    =

    [ ] 16125612 xTHx

    fBaudrate oscillator

    −=

  • 22

    2.4. LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD)

    LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya

    menggunakan sistem dot matriks. Jenis LCD yang digunakan adalah LCD 16x2

    artinya LCD ini memiliki 16 kolom dan 2 baris. Sehingga jumlah total karakter yang

    dapat ditampilkan sekaligus adalah sebanyak 32 karakter. Masing-masing karakter

    tersebut terbentuk dari susunan dot yang berukuran 8 baris dan 5 kolom dot. LCD ini

    terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kendali dan fasilitas pengaturan kontras serta

    backlight (tabel 2.6).

    Tabel 2.6 Konfigurasi Pin-pin 16x2 dot Matriks LCD[6]

    No Nama Pin Deskripsi

    1 VCC +5V

    2 GND 0V

    3 VEE Tegangan kontras LCD

    4 RS Register select, 0=register perintah, 1=register data 5 R/W 1 = read, 0 = write

    6 E Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data 7 D0 Data Bus 0

    8 D1 Data Bus 1

    9 D2 Data Bus 2

    10 D3 Data Bus 3

    11 D4 Data Bus 4

    12 D5 Data Bus 5

    13 D6 Data Bus 6

    14 D7 Data Bus 7

    15 Anoda (kabel coklat untuk LCD Hitachi) Tegangan positif backlight

    16 Katoda (kabel merah untuk LCD Hitachi) Tegangan negative backlight

  • 23

    2.4.1. Struktur Memori LCD

    LCD memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan atau

    memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap jenis memori

    mempunyai fungsi-fungsi sendiri, antara lain :

    1. DDRAM

    Merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.

    Contohnya, karakter “A” atau 41H yang ditulis pada alamat 00H akan tampil

    pada baris dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di

    alamat 40H, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama

    LCD.

    Gambar 2.12. Pengalamatan DDRAM

    2. CGRAM

    Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter yang

    tidak terdapat pada LCD dan bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai

    keinginan kita. Akan tetapi isi memori ini akan hilang saat power supply tidak

    aktif sehingga pola karakter akan hilang.

    3. CGROM

    Adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola

    tersebut sudah ditentukan secara permanen pada LCD sehingga pengguna

    tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola

    karakter tersebut tidak akan hilang saat power supply tidak aktif.

  • 24

    Tabel 2.7 Instruksi data pada LCD

    Instruksi Code

    Fungsi RS R/W DB

    7 DB6

    DB5

    DB4

    DB3

    DB2

    DB1

    DB0

    Function Set (3FH) 0 0 0 0 1

    DL 1 * * *

    Set interface data length (DL)

    Display on/off control

    (0FH) 0 0 0 0 0 0 1 D C B

    On/Off display(D), cursor(C) dan cursor

    blink(B)

    Entry Mode set (06H) 0 0 0 0 0 0 0 1

    I/D S

    Set arah cursor, geser display ketika data W/R

    Display Clear (01H) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

    Bersihkan layar dan cursor ke home

    DDRAM address set 0 0 1

    Cursor Home Line 1 = 80H ADD Line 2 = C0H

    Set alamat DDRAM ke start transmit atau

    menerima data DDRAM

    Cursor Time 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * Cursor ke home dan isi DDRAM tetap.

    Cursor/display shift 0 0 0 0 0 1

    S/C

    R/L * *

    Geser cursor, display tanpa merubah isi

    DDRAM

    CGRAM address set 0 0 0 1 ACG

    Set alamat CGRAM ke start transmit atau

    menerima data CGRAM

    BF/address read 0 1

    BF AC

    Baca BF dan isi AC (untuk atau CGRAM dan

    DDRAM) Data write

    untuk CG/DD RAM

    1 0 Latch data dari A0H ke 20H Write Data

    Menulis data ke DDRAM atau CGRAM

    Data read untuk CG/DD

    RAM 1 1 Read Data

    Membaca data ke DDRAM atau CGRAM

    Keterangan untuk tabel instruksi LCD : o * = Don’t Care o ACG = CGRAM address o ADD = DDRAM address

    a. Seting arah perpindahan cursor

    ID = 1 Increment

    ID = 0 Decrement

    S = 1 Posisi display bergeser saat karakter/teks dituliskan

    b. Enable Display/Cursor

    D Display On (1)/Off (0)

    C Cursor On (1)/Off (0)

  • 25

    B Cursor Blink On (1)/Off (0)

    c. Move Cursor/Shift Display

    SC = 1 Posisi display bergeser

    SC = 0 Posisi cursor berpindah

    RL = 1 Bergeser/berpindah ke kanan

    RL = 0 Bergeser/berpindah ke kiri

    d. Busy Flag

    BF = 1 sibuk, tidak boleh mengirim data

    BF = 0 tidak sibuk, boleh mengirim instruksi/teks

    Tabel 2.8 Karakter LCD standar[6]

    2.5. WALKIE TALKIE

    2.5.1 Pesawat Transceiver

    Transceiver merupakan pesawat yang dapat memancarkan dan menerima

    sinyal informasi, dimana untuk walkie talkie menggunakan media transmisi radio.

    Namun komunikasi yang terjadi pada sistem walkie talkie tidak dapat berlangsung

  • 26

    secara bersamaan tetapi harus bergantian (half-duplex)[7]. Pada saat mengirim

    gelombang radio dikenal dengan istilah Tx, sedangkan pada saat menerima

    gelombang radio dikenal dengan istilah Rx.

    Untuk memindahkan dari posisi Tx ke posisi Rx digunakan saklar. Saklar

    yang digunakan pada walkie talkie biasa disebut dengan PTT (Push To Talk). PTT

    merupakan salah satu komponen penting pada walkie talkie sebab PTT-lah yang

    menentukan keadaan dari walkie talkie. Apakah pada saat itu posisinya dalam

    keadaan transmit (memancarkan sinyal frekuensi) atau dalam keadaan receive

    (standby atau siap menerima sinyal frekuensi). Diagram blok dari sistem transceiver

    pada walkie talkie dapat dilihat pada Gambar 2.13.

    Pada Gambar 2.13, terdapat 3 kelompok rangkaian, yaitu:

    1. Rangkaian Transmitter.

    2. Rangkaian Receiver.

    3. Rangkaian RF Amplifier.

    Rangkaian RF amplifier tersebut digunakan baik saat pesawat tersebut

    berfungsi sebagai Tx maupun pada saat berfungsi sebagai Rx. Pada Gambar 2.13

    posisi pesawat transceiver berada pada posisi Rx. Gelombang dari antena masuk ke

    receiver. Setelah diproses dalam receiver dilanjutkan ke RF amplifier. Dalam RF

    amplifier dilakukan proses penguatan sinyal, baru kemudian dilanjutkan ke

    loudspeaker atau ke headphone untuk didengar. Jika saklar ditekan, pesawat akan

    beralih dari posisi Rx ke posisi Tx. Gelombang suara masuk ke microphone, di

    microphone diubah menjadi gelombang listrik lalu menuju ke RF amplifier. Dalam

    RF amplifier, getaran frekuensi rendah dari microphone ini dikuatkan, hasilnya akan

  • 27

    disalurkan ke bagian pemancar. Dalam hal ini frekuensi dimodulasi agar siap untuk

    dipancarkan ke udara melalui antena.

    Gambar 2.13. Diagram Blok Transceiver Walkie Talkie

    2.5.2 Cara Kerja Pesawat Transceiver

    2.5.2.1 Posisi Memancar (Tx)

    Pada saat memancar, saklar A berada pada posisi T. Sinyal suara yang berupa

    getaran berfrekuensi rendah diubah menjadi sinyal listrik oleh microphone,

    kemudian disalurkan ke penguat tegangan. Disini tegangan dari frekuensi rendah

    tersebut dikuatkan. Kemudian disalurkan ke penguat daya dan kuat arus dari sinyal

    listrik tersebut dikuatkan. Hasil dari proses ini disalurkan ke modulator. Pada

    modulator, sinyal ini diproses dengan modulasi FM, yaitu bersama-sama dengan

    frekuensi dari osilator. Hasilnya berupa gelombang termodulasi yang dikenal sebagai

    gelombang radio untuk dapat dipancarkan melalui antena.

    2.5.2.2 Posisi Menerima (Rx)

    Pada saat menerima, saklar A berada pada posisi R. Gelombang radio yang

    telah dipilih oleh lingkaran penala, masuk kedalam pesawat (walkie talkie).

    Kemudian gelombang ini diteruskan ke detector dan terjadi proses deteksi atau

  • 28

    proses demodulasi. Frekuensi carrier dipisahkan dari frekuensi aslinya. Frekuensi

    asli tersebut kemudian diteruskan ke penguat. Dalam penguat, tegangan sinyal

    dikuatkan agar diperoleh sinyal yang baik seperti yang diharapkan yaitu berupa

    informasi. Keluaran dari penguat tegangan ini disalurkan ke penguat daya. Kemudian

    arus dikuatkan, sehingga daya listriknya bertambah kuat. Keluaran dari penguat daya

    ini disalurkan ke loudspeaker atau ke headphone untuk didengar.

    2.5.3 Frekuensi Kerja Walkie Talkie

    Karena digunakan walkie talkie sebagai perangkat transmisinya, maka sistem

    pemilihan frekuensinya berdasarkan channel, dimana setiap channel tersebut

    memiliki frekuensi yang sudah fix dan sesuai dengan standar. Untuk lebih jelasnya,

    dapat dilihat pada tabel 2.9[8] di bawah ini:

    Tabel 2.9. Frekuensi Setiap Channel pada Walkie Talkie Channel Frequency Description

    1 462.5625 MHz GMRS/ FRS 2 462.5875 MHz GMRS/ FRS 3 462.6125 MHz GMRS/ FRS 4 462.6375 MHz GMRS/ FRS 5 462.6625 MHz GMRS/ FRS 6 462.6875 MHz GMRS/ FRS 7 462.7125 MHz GMRS/ FRS 8 467.5625 MHz FRS 9 467.5875 MHz FRS 10 467.6125 MHz FRS 11 467.6375 MHz FRS 12 467.6625 MHz FRS 13 467.6875 MHz FRS 14 467.7125 MHz FRS 15 462.5500 MHz GMRS 16 462.5750 MHz GMRS 17 462.6000 MHz GMRS 18 462.6250 MHz GMRS 19 462.6500 MHz GMRS 20 462.6750 MHz GMRS 21 462.7000 MHz GMRS 22 462.7250 MHz GMRS

  • 29

    2.6. MATRIKS KEYPAD

    Konfigurasi matriks keypad terdiri dari tombol-tombol yang tersusun atas

    baris dan kolom. Rangkaian matriks keypad sederhana dapat dilihat pada gambar

    2.14.

    2 3

    4 5 6

    7

    1

    8 9

    * 0 #

    B2

    B3

    B4

    K1 K2 K3

    B1

    Gambar 2.14. Rangkaian Matriks Keypad

    Penggunaan matriks keypad bertujuan untuk menghemat jumlah port yang

    digunakan pada mikrokontroler. Pada gambar 2.14 adalah matriks keypad 4 x 3 yang

    artinya terdiri dari 4 baris dan 3 kolom. Matriks keypad ini tersusun dari 12 tombol,

    apabila tidak menggunakan konfigurasi matriks keypad maka dibutuhkan 12 port

    sedangkan dengan matriks keypad hanya menggunakan 7 port.

    Pengecekan pada matriks keypad adalah dengan sistem pengecekan secara

    berurutan (scanning). Sebagai contoh apabila ingin mengecek angka 1, maka terlebih

    dahulu baris B1 diberi logika ‘0’, lalu dilakukan pengecekan tiap kolom. Apabila

    baris K1 = ‘0’ artinya tombol 1 sedang ditekan. Pengecekan ini juga berlaku untuk

    tombol yang lainnya dengan pengecekan baris dan kolom secara bergantian.

    2.7. TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

    Transistor dalam aplikasi elektronika dapat digunakan sebagai saklar.

    Transistor mempunyai 3 daerah kerja yang berbeda, yaitu daerah aktif, daerah cut-off

  • 30

    dan daerah saturasi.

    VB

    12

    Q1

    3

    2

    1

    VCC

    RC

    RB

    Gambar 2.15. Konfigurasi Common Emitter Transistor

    Pada daerah aktif, besar arus basis menentukan besar arus kolektor. Besar

    arus kolektor sebanding dengan besar arus basis dikali dengan besar β atau dapat

    dikatakan harga β adalah perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Pada

    daerah ini, kolektor diberi prasikap balik (reverse bias) dan emitor diberi prasikap

    maju (forward bias). Nilai β dapat diperoleh dari persamaan (2.5) dibawah ini :

    B

    C

    II

    =β ................................................................................ (2.5)

    BC II ×= β ………………………………………….....……... (2.6)

    Pada umumnya saklar transistor menggunakan konfigurasi common emitter

    seperti ditunjukkan pada gambar 2.15. Saat transistor berada pada kondisi jenuh

    (saturasi), tegangan kolektor-emitor (VCE) mendekati nol dan menyebabkan arus

    kolektor mengalir dari kolektor ke emitor, kondisi ini dianalogikan seperti saklar

    dalam keadaan tertutup atau on. Pada kondisi menyumbat (cut-off) VCE mendekati

    tegangan suplai (VCC), sehingga IC tidak dapat mengalir dari kolektor ke emitor,

    kondisi ini dianalogikan seperti saklar yang terbuka atau off[9].

  • 31

    0. =−− BBBEB RIVV

    Nilai resistor basis (RB) dan resistor kolektor (RC) dapat dapat dihitung

    dengan menggunakan hukum kirchoff tegangan sebagai berikut :

    B

    BEBB I

    VVR −= …………………………………………….....………….. (2.7)

    0. =−− CECCCC VRIV

    C

    CECCC I

    VVR

    −= ……………………………………………….....……… (2.8)

  • BAB III

    PERANCANGAN

    Komunikasi data menjadi suatu kebutuhan yang mendasar. Pada masa ini di

    seluruh bidang kehidupan sangat memerlukan pertukaran data yang cepat dan akurat.

    Salah satu contohnya adalah pengiriman data menggunakan walkie talkie berupa data

    voice. Untuk menambahkan nilai guna walkie talkie, maka pada Tugas Akhir ini

    akan ditambahkan suatu sistem pengiriman data melalui walkie talkie yang berupa

    pesan singkat (SMS).

    Adapun diagram blok sistem yang direalisasikan adalah sebagai berikut :

    Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem

    Berdasarkan diagram blok sistem diatas, terdapat 2 buah perangkat walkie

    talkie yang telah diberikan suatu kode/identitas yang terprogram pada mikrokontroler

    AT89S52. Dimana walkie talkie yang satu diberikan identitas sebagai walkie talkie A

    dan yang lainnya diberikan identitas sebagai walkie talkie B. Selain itu,

    mikrokontroler AT89S52 akan mengatur kerja dari PTT-circuit, keypad dan LCD.

    Prinsip kerjanya adalah ketika walkie talkie A akan mengirimkan pesan kepada

    walkie talkie B, maka sebelumnya pada walkie talkie A sistem akan bekerja. Pertama

    Keypad

    Modulator FSK AT89S52

    LCD

    Demodulator FSK

    Demodulator FSK

    Modulator FSK

    AT89S52

    LCD

    Keypad

    A B PTT-circuit PTT-circuit

    32

  • 33

    akan dituliskan pesan yang ingin dikirimkan melalui keypad dan ditampilkan pada

    LCD. Data-data yang berasal dari mikrokontroler ini berupa bit-bit digital (data

    biner). Setelah pesan ditulis maka akan dikirimkan juga kode tujuan walkie talkie

    yang ingin dituju (identitas walkie talkie B). Sehingga pada pengiriman data-data ini,

    pada bagian awalnya akan didahului oleh data kode pengirim dan data kode tujuan

    yang dituju, dan diakhiri dengan end data. Adapun format datanya adalah sebagai

    berikut :

    Gambar 3.2. Format Data Sistem Pengiriman dan Penerimaan Pesan

    Data-data yang berupa bit-bit digital ini kemudian akan diubah menjadi frekuensi-

    frekuensi dengan nilai tertentu oleh modulator agar bisa ditransmisikan oleh walkie

    talkie. Proses perubahan bit-bit digital ini menjadi frekuensi-frekuensi dengan nilai

    tertentu disebut proses modulasi.

    Pada bagian receiver (walkie talkie B), frekuensi-frekuensi tersebut akan

    diubah kembali menjadi bit-bit digital oleh demodulator yang disebut proses

    demodulasi. Kemudian bit-bit digital ini akan diolah oleh mikrokontroler. Pertama

    mikrokontroler akan mencocokkan data awal (yang berperan sebagai kode tujuan)

    apakah sesuai dengan identitas walkie talkie B, jika tidak sesuai maka mikrokontroler

    tidak akan mengolah data-data tersebut sehingga data yang dikirimkan tidak akan

    terbaca. Jika sesuai maka mikrokontroler akan memproses data-data tersebut untuk

    ditampilkan pada LCD agar dapat dibaca.

  • 34

    3.1. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS (HARDWARE)

    Perangkat keras terdiri dari walkie talkie, modem, mikrokontroler, LCD dan

    matriks keypad 4x3. Baik pengirim maupun penerima memiliki semua perangkat

    keras ini. Untuk lebih jelasnya pada bagian ini akan dijelaskan mengenai

    perancangan-perancangan tersebut.

    3.1.1 WALKIE TALKIE

    Pada perancangan, walkie talkie digunakan sebagai media pentransmisi. Ada

    empat bagian dari walkie talkie yang diperlukan untuk dihubungkan pada rangkaian

    modem dan mikrokontroler AT89S52 antara lain :

    1. Speaker (bagian +) berfungsi sebagai saluran penerimaan data.

    2. Microphone (bagian +) berfungsi sebagai saluran pengiriman data.

    3. PTT berfungsi sebagai akses untuk mengirim data.

    4. GND walkie talkie dengan GND supply pada rangkaian modem dan

    mikrokontroler harus dihubungkan.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat jalur koneksi walkie talkie dengan modem dan

    mikrokontroler pada gambar 3.3.

    1

    2

    3

    4

    WT

    Gambar 3.3. Jalur Koneksi Walkie Talkie

    Speaker

    PTT Walkie

    Microphone

    GND Walkie Talkie

  • 35

    3.1.2 MODEM

    Seperti yang telah diuraikan, bahwa modulator dan demodulator (modem)

    FSK merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pada saat

    mengirim atau menerima pesan. Karena disinilah data-data yang berupa bit-bit digital

    diubah menjadi frekuensi-frekuensi tertentu agar bisa ditransmisikan oleh walkie

    talkie. Pada perancangan ini dipakai IC TCM3105NL. TCM3105NL sangat

    mendukung komunikasi tersebut karena :

    1. Terdiri dari modulator dan demodulator. Jadi menggunakan satu IC modem saja

    cukup membantu dan mudah dalam merangkainya.

    2. Pada IC ini pentransmisian dilakukan secara half-duplex, yang memiliki

    kecepatan yang sama pada pemancar maupun penerima (1200 baud).

    3 Untuk mengatur kecepatan data yang akan digunakan cukup hanya mengatur

    mode saja yakni pada pin TRS, TXR1, dan TXR2 dimana tergantung jenis

    spesifikasi standar yang digunakan, dalam hal ini standar BELL202 dan CCITT

    V23 (tabel 2.2).

    3.1.2.1 MODULATOR

    Karena sistem ini mengirim data serial secara asinkron, maka terlebih dahulu

    menentukan kecepatan datanya. Kecepatan data pada pengirim dan penerima harus

    sama. Maka diambil kecepatan data sebesar 1200baud dengan pertimbangan sebagai

    berikut :

    Berdasarkan persamaan 2.2 bahwa baud T1

    = sehingga msT 833.01200

    1==

    Dengan kecepatan 1200baud maka waktu untuk memodulasi 1 bit sebesar 0.833ms.

  • 36

    Kemudian diatur mode pada IC TCM3105NL. Standar komunikasi yang

    dipakai adalah CCITT V23 dengan kecepatan 1200baud. Pada tabel 2.2 pin TRS,

    TXR1 dan TXR2 harus dihubungkan ke ground (low level). Berdasarkan

    datasheet[3] juga dibutuhkan komponen-komponen pendukung antara lain :

    • XTAL sebesar 4.4336MHz.

    • Kapasitor C1, C2 sebesar 30pF dan C3 sebesar 100nF.

    • Potensiometer 100kΩ sebagai pembagi tegangan masukan pada pin CDL.

    Sehingga perancangan rangkaian modulator dapat dilihat pada gambar 3.4.

    Output (Analog)

    C3

    100nF

    C230pF

    C130pF

    R2100k

    13

    2

    VCC

    Input (Digital)

    X14.43M

    TCM310512345678

    161514131211109

    VCCCLKCDTRXATRSRXTRXBRXD

    OSC2OSC1

    TXDTXR1TXR2

    TXACDLGND

    VCC1

    R1

    100k

    2

    3

    Gambar 3.4. Perancangan Rangkaian Modulator IC TCM3105NL

    Pada datasheet frekuensi clock ( ) yang dipakai adalah harus 16 kali dari

    baudrate-nya. Sehingga

    clockf

    ms8331xfclock .0

    16=

    Hz68.19207=

    Dengan menggunakan crystal external 4.4336MHz akan menghasilkan sebesar

    19.11KHz dan mendekati 16 kali dari baudrate-nya. Crystal external ini

    clockf

  • 37

    dihubungkan ke pin OSC1 dan OSC2. Kapasitor yang diparalelkan berfungsi untuk

    menstabilkan -nya. clockf

    Seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.3 bahwa pada pin TXA dipasang

    potensiometer sebesar 100kΩ sebagai pembagi tegangan yang berasal dari keluaran

    pada pin TXA yang kemudian dihubungkan dengan microphone walkie talkie. Pada

    datasheet[3] pin CDL memiliki nilai tegangan berkisar 2.8V - 3.9V. Sinyal digital

    (pin 14) berupa data masukan sinyal biner (berasal dari mikrokontroler AT89S52).

    Sinyal analog (pin 11) merupakan sinyal keluaran yang berasal dari IC

    TCM3105NL. Jika masukan dikenai bit “1” maka keluaran berupa sinyal analog

    dengan frekuensi 1300Hz, sebaliknya jika masukan dikenai bit “0” maka keluaran

    berupa sinyal analog dengan frekuensi 2100Hz. Sehingga sinyal analog tersebut akan

    diteruskan ke walkie talkie untuk ditransmisikan.

    3.1.2.2 DEMODULATOR

    Fungsi demodulator ini adalah untuk memodulasikan kembali data asli yang

    telah dimodulasikan pada modulator di pemancar. Maksudnya bahwa pada penerima

    harus menanggalkan proses modulasi tersebut guna memperoleh kembali data

    digitalnya (data asli). Input merupakan sinyal yang berasal dari walkie talkie

    (speaker). Berdasarkan datasheet[3] perancangan pada sistem demodulator sama

    dengan modulator. Akan tetapi pada sistem demodulator diperlukan pengaturan bias

    distorsi pada pin RXB berkisar 2.3V - 3.1V dengan Vcc = 5V. Perancangan

    rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 3.5.

  • 38

    C230pF

    VCC

    Input (Analog)

    VCC

    R3100k

    13

    2 R2100k

    13

    2

    TCM310512345678

    161514131211109

    VCCCLKCDTRXATRSRXTRXBRXD

    OSC2OSC1

    TXDTXR1TXR2

    TXACDLGND

    VCC

    Output (Digital)

    X14.43M

    C130pF

    Gambar 3.5. Perancangan Rangkaian Demodulator IC TCM3105NL

    Pada demodulator ini masih tetap menggunakan standar CCITT V23 dengan

    kecepatan 1200baud seperti pada modulator. Berdasarkan persamaan 2.2 diharapkan

    dengan kecepatan 1200baud maka rentang waktu yang dibutuhkan setiap bit yang

    mewakili suatu data adalah :

    Berdasarkan persamaan 2.2 bahwa baud T1

    = sehingga msT 833.01200

    1==

    3.1.3. RANGKAIAN KEYPAD

    Keypad yang dipergunakan pada sistem ini hanyalah rangkaian-rangkaian

    dari switch-switch yang fungsinya sama seperti saklar biasa. Ada dua blok keypad

    yang digunakan pada perancangan ini, yang pertama adalah keypad yang berfungsi

    sebagai masukan karakter pesan/teks dan nomor tujuan. Sedangkan rangkaian keypad

    yang kedua berfungsi sebagai masukan untuk clear dan enter.

    Pada blok keypad pertama ini digunakan matriks keypad 4 x 3 yang artinya

    tersusun atas 4 baris dan 3 kolom. Keypad ini dihubungkan dengan port 0 pada

  • 39

    mikrokontroler AT89S52, untuk barisnya terhubung dengan jalur P0.0 sampai P0.3.

    Sedangkan kolomnya terhubung dengan jalur P0.4 sampai P0.6. Konfigurasi

    rangkaian matriks keypad 4 x 3 dapat dilihat pada gambar 3.6.

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 VC

    CG

    ND

    3

    9WXYZ

    JKL

    2

    *

    4

    1

    TUV

    MNO

    0

    GHI 5

    ABC

    7

    #

    DEF

    6

    PQRS 8

    Gambar 3.6. Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Matriks 4x3

    Baris 1 sampai dengan baris 4 (P0.0 s /d P0.3) berfungsi sebagai keluaran

    mikrokontroler, sedangkan kolom 1 sampai dengan kolom 3 (P0.4 s /d P0.6) berfungsi

    sebagai masukan pada mikrokontroler. Matriks keypad ini bekerja dengan sistem

    scanning tombol satu per satu. Mikrokontroler akan memberikan kondisi “0” kepada

    setiap port keluaran (yang terhubung dengan baris pada matriks keypad) secara

    bergantian, sehingga apabila ada tombol yang ditekan maka kolom pada tombol

    tersebut akan memiliki kondisi “0” pula dan memberikan masukan pada

    mikrokontroler.

    Adapun kombinasi baris dan kolom matriks keypad yang digunakan dalam

    menghasilkan karakter-karakter dapat dilihat pada tabel 3.1.

  • 40

    Tabel 3.1. Kombinasi baris dan kolom matriks keypad

    KARAKTER P0.0

    Baris1

    P0.1

    Baris 2

    P0.2

    Baris 3

    P0.3

    Baris 4

    P0.4

    Kolom 1

    P0.5

    Kolom 2

    P0.6

    Kolom 3

    ‘.,?”1’ 0 1 1 1 0 1 1

    ‘abc2ABC’ 0 1 1 1 1 0 1

    ‘def3DEF’ 0 1 1 1 1 1 0

    ‘ghi4GHI’ 1 0 1 1 0 1 1

    ‘jkl5JKL’ 1 0 1 1 1 0 1

    ‘mno6MNO’ 1 0 1 1 1 1 0

    ‘pqrs7PQRS’ 1 1 0 1 0 1 1

    ‘tuv8TUV’ 1 1 0 1 1 0 1

    ‘wxyz9WXYZ’ 1 1 0 1 1 1 0

    ‘*+’ 1 1 1 0 0 1 1

    ‘ 0’ 1 1 1 0 1 0 1

    ‘#’ 1 1 1 0 1 1 0

    Pada blok keypad kedua digunakan sebagai keypad tambahan untuk mengatur

    kerja sistem saat melakukan penulisan dan penghapusan karakter yang terhubung

    dengan mikrokontroler pada P2.2 dan P2.3. Skema dan pengaturan port dapat dilihat

    pada gambar 3.7.

    E1 2

    C1 2

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 VC

    CG

    ND

    Gambar 3.7. Perancangan Pengaturan Port untuk Keypad Tambahan

    Keterangan : C = clear

    E = enter

  • 41

    3.1.4. RANGKAIAN LCD

    LCD yang digunakan harus dihubungkan dengan mikrokontroler, karena

    pemberian instruksi LCD dilakukan oleh mikrokontroler. Penulisan data ke register

    perintah menggunakan mode 8-bit interface pada AT89S52.

    VCC

    D5

    M1632

    RS

    VEE D6

    VCC

    R/W D7

    ENB D0

    D2D1 K

    MODULE LCD

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    3736353433

    3938

    40

    32

    20

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTO

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6

    P0.0/AD0P0.1/AD1 VC

    C

    P3.3/INT1P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.7/AD7

    GN

    D

    D4

    VCC

    GND D3 A

    10k

    13

    2

    VCC

    Gambar 3.8. Perancangan Pengaturan Port untuk LCD pada AT89S52

    Selain mengatur pin-pin LCD pada AT89S52, LCD tidak akan dapat bekerja

    tanpa memberikan catu (tegangan). Untuk itu pin Vcc dan pin Anoda pada LCD

    diberikan catu sebesar 5V, sedangkan pin GND dan pin Katoda akan terhubung

    dengan ground. Untuk mengatur kontras pada LCD maka pada pin Vee diberi

    masukan tegangan yang nilainya dapat diatur dengan memasang potensiometer

    sebesar 10kΩ. Karena pada perancangan ini, LCD digunakan sebagai penampil

    karakter yang datanya berasal dari mikrokontroler maka pin read/write dapat

    langsung dihubungkan dengan ground.

    3.1.5. PTT-CIRCUIT

    PTT-circuit merupakan rangkaian switch untuk meng-on-off-kan PTT pada

    walkie talkie yang pengontrolannya diatur oleh mikrokontroler. Pada perancangan

  • 42

    rangkaian switch ini digunakan transistor 2n3904, dan berdasarkan datasheet

    diperoleh nilai VCE = 1V, IC = 1mA dan β = 80. Selain itu VB merupakan tegangan

    yang berasal dari keluaran mikrokontroler AT89S52 yang terhubung pada jalur P2.7,

    dimana pada saat P2.7 berlogika 1 maka besar VB = 5V sehingga dapat dihitung

    besar hambatan RC dan RB yang dibutuhkan sebagai berikut :

    1. Berdasarkan persamaan 2.5.

    AAI

    I CB μβ5,12105,12

    80101 63 =⋅=⋅== −

    2. Berdasarkan persamaan 2.7.

    Ω=Ω⋅=⋅−

    =−

    =−

    kI

    VVR

    B

    BEBB 34410344105,12

    7,05 36

    3. Berdasarkan persamaan 2.8.

    Karena VCC pada PTT-circuit berasal dari PTT pada walkie talkie maka diketahui

    besar tegangan VCC sebesar 3V.

    Ω=Ω⋅=⋅−

    =−

    =−

    kI

    VVR

    C

    CECCC 2102101

    13 33

    Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat perancangan rangkaian PTT-circuit yang

    terhubung pada mikrokontroler pada gambar 3.9.

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 V

    CC

    GN

    D

    PTT-Walkie Talkie

    RB

    344k

    RC2k

    Q12N3904

    3

    2

    1

    Gambar 3.9. Perancangan Pengaturan Port untuk PTT-circuit

  • 43

    3.1.6. MIKROKONTROLER AT89S52

    Mikrokontroler dibutuhkan untuk mengolah data masukan yang berasal dari

    keypad, menampilkan karakter di LCD, dan mengirim atau menerima data melalui

    komunikasi serial yang keseluruhan proses kerjanya dijalankan dengan

    menggunakan perangkat lunak yang akan dibahas pada bagian perancangan

    perangkat lunak.

    Selain Perancangan koneksi-koneksi mikrokontroler dengan perangkat yang

    lain (modem, keypad, LCD, PTT-circuit dan walkie talkie), juga dijelaskan

    perancangan mikrokontroler. Mikrokontroler membutuhkan adanya osilator untuk

    menghasilkan sinyal detak.

    Rangkaian Osilator

    Rangkaian osilator menggunakan on-chip oscillator yang membutuhkan

    sebuah kristal pembangkit frekuensi dan 2 buah kapasitor eksternal yang ditunjukkan

    pada gambar 3.10. Pada perancangan ini digunakan (X1) 11.0592 MHz dengan

    alasan mudah didapat dan menghasilkan error minimal untuk komunikasi dengan

    baudrate 1200bps. Kapasitor yang digunakan (C1 dan C2) berkapasitansi 30 pF.

    30pF

    XTAL 2

    30pF

    XTAL 1

    X111.0592MHz

    Gambar 3.10. Perancangan Rangkaian Osilator

  • 44

    3.2. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE)

    Mikrokontroler dapat bekerja bila dimasukkan instruksi-instruksi yang

    diprogramkan. Program dalam perancangan ini terdiri dari bagian program utama

    dan program sub-rutin. Program utama adalah program rutin yang mencakup seluruh

    kerja dari program. Pada gambar 3.11 dapat dilihat flowchart program utama dari

    sistem pengiriman maupun penerimaan SMS menggunakan walkie talkie.

    Gambar 3.11. Flowchart Program Secara Umum

    Pada gambar 3.11 ditunjukkan bahwa pada awal pemograman terlebih dahulu

    akan dilakukan penginisialisasian. Inisialisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk

  • 45

    mengaktifkan interupsi-interupsi antara lain :

    1. Timer

    Timer digunakan untuk mengatur waktu jeda antar tombol dan baudrate pada

    sistem pengiriman dan penerimaan data. Pada perancangan diinginkan baudrate

    sebesar 1200bps dengan menggunakan timer 1, sehingga dengan menggunakan

    rumus perhitungan baudrate pada tabel 2.5 diperoleh :

    ×=3221200

    0

    laju limpahan timer 1

    Laju limpahan timer 1 400.38120032 =×= kali/detik

    Dengan menggunakan kristal 11.0592MHz maka timer 1 didetak dengan laju

    921,6kHz. Karena timer harus melimpah dengan laju 38.400 kali perdetik, maka

    limpahan akan terjadi tiap 244,386,921= detak. Karena merupakan pencacah naik

    dan limpahan terjadi pada saat transisi FFH ke 00H maka nilai awalnya adalah 24

    kurang dari nol (-24 atau E8H) yang merupakan nilai isi ulang pada TH1[5].

    2. Port Serial

    Sistem komunikasi yang digunakan pada perancangan adalah menggunakan

    komunikasi serial. Untuk itu dalam pemrograman akan dilakukan pengaktifan

    interupsi serial. Adapun perancangan flowchart pada interupsi serial dapat dilihat

    pada gambar 3.12. Pada perancangan flowchart tersebut, interupsi serial akan

    selalu mengecek apakah ada data yang masuk (RI = 1) ataupun apakah ada data

    yang dikirimkan (TI = 1). Jika ada data yang masuk maka akan dijalankan

    perintah terima data. Namun jika tidak ada pada interupsi serial dapat dijalankan

    perintah kirim data dengan mengisikan TI = 1 pada sub-rutin tulis pesan sebagai

  • 46

    tanda akan melakukan pengiriman pesan. Pada proses terima data RI = 1 sebagai

    tanda adanya data yang diterima pada SBUF. Kemudian RI akan dinolkan

    kembali agar dapat menerima data berikutnya. Dilakukan juga pengecekan

    apakah sebelumnya ada pesan yang diterima (flag = 1) yang belum diproses pada

    pesan masuk jika ada maka pesan baru yang masuk akan ditolak. Namun jika

    tidak ada maka akan dilanjutkan proses terima data dengan memindahkan data di

    SBUF ke Accumulator, selanjutnya data di Accumulator akan disimpan di RAM.

    Dilakukan pengecekan pada Accumulator apakah nilai Acc = 0, jika belum

    Accumulator akan menerima data selanjutnya di SBUF dan menyimpannya di

    RAM sampai Acc = 0 yang menandakan bahwa data yang diterima telah habis.

    Selanjutnya, apabila interupsi serial digunakan pada pengiriman data, maka

    pada proses pengiriman pesan TI akan diset 1 sebagai tanda adanya pengiriman

    data kemudian pada interupsi serial TI akan dinolkan kembali dengan tujuan siap

    melakukan pengiriman data berikutnya. Selanjutnya data di Accumulator

    dipindahkan ke SBUF, ketika data pada Accumulator telah dipindahkan pada

    SBUF maka TI akan bernilai 1 dengan sendirinya dan kemudian TI akan

    dinolkan kembali agar bisa melakukan pengiriman lagi. Pada proses pengiriman

    akan selalu diakhiri dengan pengiriman satu byte end data yang berfungsi untuk

    menunjukkan akhir dari paket data/pesan.

  • 47

    Gambar 3.12. Perancangan Flowchart Interupsi Serial

    3. Inisialisasi LCD

    Inisialisasi diperlukan agar LCD dapat bekerja sesuai dengan yang telah

    diprogramkan untuk dapat menampilkan karakter/pesan yang dibuat. Proses

    inisialisasi terdiri dari empat instruksi yaitu function set, display on/off control,

    entry mode set, dan display clear.

    Awal proses inisialisasi adalah dengan memberikan logika rendah pada port RS

    (Register Select) dan R/W (Read/Write) kemudian memberikan instruksi tentang

    panjang data yang digunakan. Instruksi ini disebut function set yang bertujuan

    agar LCD mengetahui batas instruksi yang dikirimkan berikutnya. Pada

    perancangan ini digunakan panjang data sebesar 8-bit dengan cara memberikan

    data 3FH pada LCD. Kemudian LCD diberikan instruksi display on/off control

    yang berfungsi mengaktifkan display dan cursor dengan memberikan data 0EH

    pada LCD. Selanjutnya LCD diberikan instruksi entry mode set yang berfungsi

  • 48

    untuk pergerakan cursor, data 04H untuk geser kiri dan 06H untuk geser kanan.

    Instruksi berikutnya adalah display clear yang berfungsi untuk menghapus

    display dan mengembalikan cursor ke posisi awal dengan memberikan data 01H

    pada LCD. Setelah inisialisasi dilakukan berikutnya adalah menampilkan

    karakter ke LCD. Untuk menampilkan karakter terlebih dahulu RS diberi logika

    tinggi (RS = “1”) dan R/W diberi logika rendah (R/W = “0”). Pengiriman

    instruksi yang terakhir adalah nilai data karakter yang akan ditampilkan.

    Perancangan flowchart tampilan LCD dapat dilihat pada gambar 3.13.

    Gambar 3.13. Perancangan Flowchart Tampilan LCD

    Setelah penginisialisasian dilakukan maka pada alamat kunci (key address) diisikan

    nilai tertentu yang digunakan sebagai kode walkie talkie. Karena sistem akan selalu

    berada pada kondisi menerima pesan maka PTT akan di-off-kan sebelum terjadi

    proses pengiriman. Flag = 0 sebagai tanda tidak adanya paket data. Pada layar LCD

    akan ditampilkan tulisan, lalu akan diadakan pengecekan apakah ada paket data yang

    datang, jika ada maka akan menjalankan subrutin pesan masuk. Namun jika tidak ada

  • 49