implementasi pendidikan kepramukaan dalam …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1964/1/skripsi...

186
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ARSYAD BAGUS SAPUTRA NIM. 11113074 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: vancong

Post on 17-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS

(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ARSYAD BAGUS SAPUTRA

NIM. 11113074

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

ii

iii

iv

v

MOTTO

“TIADA SUKSES TANPA PROSES”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua (Karso Yogi Prasetyo dan Sukaenah) yang senantiasa

memberikan semua dukungan materi maupun non materi, dan senantiasa

memberikan doa terbaik untuk anak-anaknya.

Saudaraku (Tutus Yuga Prasetya dan Nitis Nur Annisa) yang selalu

mengingatkanku akan sebuah tanggungjawab dalam keluarga.

Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi

IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya.

Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang selalu kompak

menjadi keluarga di perantauan.

Sahabat dan teman seperjuangan (Indri Iswanto dan Denny Arizal Rifanto)

terimakasih telah banyak membantu dan memberikan banyak kesan selama

kuliah.

Orang tersayang (Febri Dwi Fatmawati) yang setia menemani dan memotivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam meneliti ddan menyusun

skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Sholawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul

Akhir.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan

berakhirnya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan

akademik selama kuliah.

6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses

penyusunan skripsi.

vii

7. Ayah, ibu, keluarga dan teman-teman yang telah berkontribusi selama

masa studi.

8. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi dan Brigsus

Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman serta tempat untuk menampa diri dalam berorganisasi.

9. Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang telah

memberikan warna berbeda di perantauan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini

Salatiga, 4 Agustus 2017

Penulis

viii

ABSTRAK

Saputra, Arsyad Bagus. (2017). Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam

Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus Anggota Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode

2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi

Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius di Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga tahun 2017. Pertanyaan yang

ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peran dan bentuk-

bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius

mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga?, (2) Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui

dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan

tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif deskriptif dengan

metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Temuan ini menunjukan bahwa Pendidikan Kepramukaan dan nilai-nilai

religius bisa saling beriringan. Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan

karakter religius. Alasannya, selain sudah terdapat nilai-nilai religius agamis yang

terdapat di dalamnya juga terdapat pembiasaan-pembiasaan yang mampu

menumbuhkan karakter religius Anggota Pramuka khususnya Anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi telah menerapkan Pendidikan Kepramukaan yang berkaitan dengan

pendidikan karakter terutama karakter religius melalui program-progam kerja

yang disusun dan dilaksanakannya, serta terdapat pembiasaan-pembiasaan

ataupun aturan adat yang berlaku.

Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa

Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan karakter religius anggota Pramuka

secara umumnya dan anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi secara

khususnya, karena didalam Pendidikan Kepramukaan sudah terdapat nilai-nilai

religius yang tertuang jelas dalam Tri Satya dan Dasa Dharma misalnya. Sehingga

harapannya dengan sudah adanya faktor tersebut mampu membantu

menumbuhkan karakter religius secara efektif dan efisien.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………... v

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi

ABSTRAK ………………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI.………………………………………………………………. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………..………… 6

C. Tujuan Penelitian …………………………………...………………. 6

D. Manfaat Penelitian …………………………...……………………... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ……………...…………………………… 8

F. Penegasan Istilah ………………...………………………………….. 8

G. Metode Penelitian ………...…………………………………………. 11

H. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan ……………………………. 16

1. Implementasi …………………………………………………….. 16

2. Pendidikan ………………………………………...…………….. 17

3. Pendidikan Kepramukaan ……………………………………….. 23

B. Karakter Religius …………………………...……………………….. 38

1. Pendidikan Karakter …………………………………………….. 38

2. Religius ……………………...…………………………………... 40

BAB III PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian …...………………………………………... 50

1. Sejarah Berdirinya Racana ………………...……………………. 50

2. Visi dan Misi …………………………………………………….. 52

3. Satuan Khusus dalam Racana …………………………………… 52

x

4. Program Kerja Racana …………………...……………………… 53

5. Struktur Organisasi Racana ………...…………………………… 54

B. Metode Pengumpulan Data ………………………………………….. 56

1. Jenis Pendekatan ………………...………………………………. 57

2. Teknik Pengumpulan Data …………..………………………….. 57

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA

A. Analisis Data ………………………………………………………… 62

1. Wawancara ………………………………………………...……. 63

2. Observasi …………………………………………...…………… 136

3. Studi Dokumentasi ………………………………………………. 138

B. Temuan Data ………………………………...………………………. 140

1. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma ………………………………. 140

2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius …………………………... 141

3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan

Karakter Religius………………………………………………… 143

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 147

B. Saran …………………………………………………………..…….. 148

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 150

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Daftar Responden Penelitian ……………………………... 12

2. Tabel 3.1 Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 2017 ...… 54

3. Tabel 3.2 Dewan Brigadhe Khusus ………………………..………... 56

4. Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden ………...……... 62

5. Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1………...…………. 64

6. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2...…………………. 67

7. Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3…...………………. 70

8. Tabel 4.5 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4…...………………. 72

9. Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5……...……………. 75

10. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6…...………………. 77

11. Tabel 4.8 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7……...……………. 80

12. Tabel 4.9 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8……...……………. 82

13. Tabel 4.10 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9………………….. 85

14. Tabel 4.11 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10...………………. 87

15. Tabel 4.12 Hasil Wawancara Makna Karakter Religius...…………... 89

16. Tabel 4.13 Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius …..…………. 92

17. Tabel 4.14 Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya...…… 93

18. Tabel 4.15 Penerapan Rukun Islam Nomor 1 …..…………………… 96

19. Tabel 4.16 Penerapan Rukun Islam Nomor 2 ……..………………… 98

20. Tabel 4.17 Penerapan Rukun Islam Nomor 3 ..……………………… 100

21. Tabel 4.18 Penerapan Rukun Islam Nomor 4 ..……………………… 102

22. Tabel 4.19 Penerapan Rukun Islam Nomor 5 ..……………………… 104

23. Tabel 4.20 Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya …...… 105

24. Tabel 4.21 Penerapan Rukun Iman Nomor 1 ………………..……… 108

25. Tabel 4.22 Penerapan Rukun Iman Nomor 2 ………..……………… 110

26. Tabel 4.23 Penerapan Rukun Iman Nomor 3 ……..………………… 112

27. Tabel 4.24 Penerapan Rukun Iman Nomor 4 ……..………………… 114

28. Tabel 4.25 Penerapan Rukun Iman Nomor 5 ……..………………… 116

29. Tabel 4.26 Penerapan Rukun Iman Nomor 6 ……..………………… 118

30. Tabel 4.27 Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya ………...….. 120

xii

31. Tabel 4.28 Wawancara Arti Aspek Ihsan dan Wujudnya ……...……. 123

32. Tabel 4.29 Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya ………..…. 125

33. Tabel 4.30 Pengelompokan Aspek Menurut Responden ……...…….. 128

34. Tabel 4.31 Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter

Religius…………………………….………………………………… 129

35. Tabel 4.32 Faktor Pendukung dan Penghambat ……………..……… 132

36. Tabel 4.33 Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana ..…….. 133

37. Tabel 4.34 Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma …...……. 140

38. Tabel 4.35 Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius ..….. 143

39. Tabel 4.36 Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan

Kepramukaan dan Perilaku Religius dalam Keseharian….………….. 144

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terjadi di setiap elemen dan aspek kehidupan memberikan pengaruh yang

besar dalam kehidupan sehari-hari. Setelah merdeka lebih dari 60 tahun,

Indonesia telah banyak meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi,

sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan

demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial,

pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan.

Kemajuan tersebut ditandai oleh pengakuan internasional. Stamina

spiritual dan intelektual bangsa ini tidaklah kalah jika dibandingkan

dengan bangsa-bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas

tertentu terbuang sia-sia karena ketidaksungguhan dan berbagai kesalahan

kolektif, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakter bangsa.

Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa menjadi beban

nasional yang berat ketika berakumulasi dengan berbagai persolan internal

kompleks pada tubuh bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran,

kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar

negeri, dan perilaku elite yang tidak menunjukkan keteladangan selaku

negarawan. Jika dibiarkan, keadaan tersebut menjadi gumpalan masalah

besar, Indonesia tidak hanya kehilangan peluang untuk tumbuh menjadi

bangsa dan negara yang sukses mengukir kejayaan peradaban, tetapi

2

sebaliknya akan semakin terpuruk di hadapan bangsa-bangsa lain (Anas &

Irwanto, 2013: 29)

Menurut Anif Punto Utomo bahwa membangun karakter tidak

semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Membangun karakter yang paling baik dimulai dari pemimpinnya. Jika

para pemimpin kita memiliki karakter yang kuat dan bisa diteladani, rakyat

serta-merta akan mengikuti. Solusi dari krisis karakter bangsa Indonesia

tidak cukup hanya menjadi penyesalan. Ikhtiar bangkit untuk kembali

menata karakter bangsa yang unggul dan berjiwa kepemimpinan menjadi

prasyarat bagi kejayaan bangsa. Wujud nyatanya dengan membentuk

karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang

dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa dan

masyarakat umum.

Secara umum jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang ada

saat ini yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan,

masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan. Masalah

tersebut berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor didalamnya

diantaranya: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk,

aspirasi masyarakat, keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. (Umar

& Sulo, 2008: 241)

Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan berusaha menjawab

tantangan yang sedang dialami oleh bangsa ini dengan mengeluaran

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

3

Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan: “Untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

Pasal 3).

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal” (UU

Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 13). Berdasarkan hal tersebut, maka

pencapaian pendidikan nasional dapat dicapai melalui tiga jalur, yakni

pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

perguruan tinggi. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan luar

formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan

pendidikan informal merupakan jalur pendidikan dari keluarga dan

lingkungan.

Salah satu jalur yang dapat ditempuh dalam pendidikan yaitu

pendidikan nonformal, Pendidikan Kepramukaan salah satu contohnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Gerakan

4

Pramuka menyebutkan “Pendidikan Kepramukaan adalah proses

pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka

melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan”.

Pendidikan Kepramukaan saat ini menjadi salahsatu cara untuk

membentuk dan mengadakan pembelajaran dan pendidikan melalui

metode-metode bermainnya namun mengandung unsur pendidikan. Di

dalam Pramuka terdapat jenjang-jenjang atau tingkatan berdasarkan umur

anggotanya, ada Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak,

dan Pramuka Pandega. Untuk tingkatan mahasiswa atau perguruan tinggi

adalah tingkatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Seperti halnya di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga memfasilitasi mahasiswanya dalam menyelenggarakan

Pendidikan Kepramukaan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi. Unit Kegiatan Mahasiswa

Racana begerak dalam bidang kepemimpnan, pertolongan pertama dan

SAR dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan, dan bina

masyarakat. Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan dalam Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi ini diselaraskan dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2010 dan dengan lingkungan kampus yang pada

dasarnya adalah Perguruan Tinggi Negeri Islam.

Di dalam Pendidikan Kepramukaan terdapat pelatihan-pelatihan

yang menumbuhkan karakter religius anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi yang berdasarkan atas keimanan, ketakwaan dan

5

berakhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka pasal 4 :

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar

memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,

berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-

nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader

bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik

Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan

hidup.

Dengan demikian diharapkan anggota Pramuka memiliki karakter

yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Gerakan Pramuka dan

mengikuti kegiatan Pramuka dengan sungguh-sungguh agar kegiatan ini

memberikan dampak yang baik bagi kepribadian mahasiswa, terutama

dapat menumbuhkan karakter religius mahasiswa. Karena saat ini kita

dihadapkan dengan tantangan dimana generasi penerus bangsa mengalami

krisis kepribadian dan krisis karakter. Dengan sistem among yang

diterapkan dalam kegiatan kepramukaan ini yaitu asah, asih dan asuh

diharapkan menjadi katalisator dalam terciptamya tujuan dari apa yang

menjadi tantangan saat ini yang sedang menjadi perbincangan rumit dan

sangat urgent untuk segara teratasi oleh pemerintah dan semua elemen

masyarakat.

Dari paparan tersebut, sangat relevan apabila penulis ingin

mengetahui bagaimana pengaruh dari Pendidikan Kepramukaan di tingkat

pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan

penelitian tentang “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER

6

RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran dan bentuk-bentuk Pendidikan Kepramukaan

dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada

anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

2. Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui dalam

menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.

Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat

dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran dan bentuk-bentuk Pendidikan

Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa

terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala yang ditemui

dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada

anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

7

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tidaklah berarti jika tidak memiliki manfaat yang

dapat diperoleh, oleh karena itu penelitian dikatakan berharga apabila

memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah dan mengembangkan terhadap wawasan ilmu

dalam bidang pendidikan.

b. Memberikan gambaran dan informasi tentang pelaksanaan

Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius

mahasiswa terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Sebagai dasar dan referensi untuk melakukan penelitian lain yang

relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis

dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.

b. Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan

kenyataan yang ada didalam lapangan.

c. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi semua pihak yang terkait didalam penelitian ini, sehingga

mampu memberikan solusi dalam menumbuhkan karakter religius

melalui Pendidikan Kepramukaan.

8

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih

terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan

masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam

penulisan laporan skripsi ini, yaitu :

1. Peneliti hanya meniliti anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro

Srikandhi.

2. Peneliti hanya mengakses aktivitas Pendidikan Kepramukaan yang

berkaitan dengan religius atau agama dalam kegiatan Racana yang

sudah di agendakan dalam Program Kerja Masa Bakti 2017.

3. Perilaku yang diteliti adalah bagaimana penerapan 10 Poin Dasa

Dharma yang kemudian dicari kesusaian dengan perilaku dari

keseharian yang menunjukan karakter religius berdasarkan lima aspek

dimensi religius.

4. Peneliti meneliti dalam jangka waktu tanggal 09 mei sampai dengan

05 juni 2017 selama jam kerja Sanggar Racana yaitu hari senin sampai

sabtu dari pukul 07.00 WIB s/d 17.00 WIB dan dilakukan dalam

kegiatan-kegiatan Racana yang berlangsung.

F. Penegasan Istilah

1. Pendidikan Kepramukaan

Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka

yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum muda, suatu

wadah di mana mereka bisa memperlihatkan kemampuan mereka

9

sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan berbagai hal melalui

kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan bisa menempatkan diri

mereka di antara kaum muda lainnya, maupun di antara orang dewasa

(Kusumanti, 2008: 13).

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang

melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan

lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan

prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan metode Pendidikan

Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak

dan budi pekerti luhur. Pendidikan Kepramukaan sebagai proses

pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif

dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan

yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan,

serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan

mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial,

spiritual dan emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik

dan terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).

Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam

Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran Raden Mas

Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak

pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa. Kata Among berarti

mengasuh, memelihara atau menjaga. Dan orang yang melakukannya

10

disebut Pamong. Sistem Among berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo,

Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di

depan memberikan teladan, di tengah ikut membangun atau

melaksanakan, dan di belakang memberikan dorongan atau bantuan ke

arah kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)

Jadi Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan yang dilakukan

diluar lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat permainan-

permainan dan metode-metode yang menyenangkan serta dilakukan di

alam terbuka di dalam pelaksanaanya. Selain itu di dalam Pendidikan

Kepramukaan diterapkan Sistem Among yaitu asah, asih, dan asuh

antar sesama anggota Gerakan Pramuka.

2. Karakter Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas

menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,

kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan) (Sulisman dan

Sudarsono, 1994: 198).

Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam yaitu: Al-Quran,

As-Sunnah atau Hadis, teladan para sahabat dan tabiin, ijtihad. Disisi

lain, sebagai bangsa Indonesia juga memiliki empat pilar landasan

yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan

Republik Indonesia atau NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (Anas &

11

Irwanto, 2013: 54-56). Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada

lima dimensi religiusitas, yaitu Religious practice (the ritualistic

dimension), Religious belief (the ideological dimension), Religious

knowledge (the intellectual dimension), Religious Feeling (the

experiental dimension), dan Religious effect (the consequential

dimension).

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian di sini peneliti menggunakan

jenis penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mempermudah dalam

pengumpulan data, penggalian data dapat dilakukan melalui observasi,

wawancara maupun angket.

Penelitian secara kualitatif deskriptif ini guna memberi

keterangan yang jelas mengenai implementasi pendidikan

kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius pada Anggota

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi periode 2017.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di sini bertindak sebagai instrumen sekaligus

pengumpul data secara langsung. Instrumen selain manusia dapat pula

digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti

sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan

untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

12

3. Lokasi Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Sanggar Bakti Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Pangkalan IAIN Salatiga terletak

di Jalan Tentara Pelajar 02, Gedung PKM I lantai 1 Kampus I

IAIN salatiga.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai tanggal 09 Mei – 05 Juni 2017.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah langsung di kumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat langsung sebagai data

sumber di sini adalah :

Tabel 1.1

Daftar Responden Penelitian

No Nama Jabatan Mahasiswa

Jurusan

1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI

2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI

3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI

4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1

5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1

6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN

7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN

8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI

13

9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI

10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES

11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI

12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI

13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN

14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI

15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA

16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI

17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI

18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI

19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI

20. Nur Inayah Anggota Racana ES

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di

jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun sumber data

sekunder disini adalah buku-buku yang terkait dengan Pendidikan

Kepramukaan, Karakter Religius, arsip-arsip, hasil musyawarah

dan kerja tahunan Racana, dokumen.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini,

maka digunakan prosedur pengumpulan data, yaitu:

a. Wawancara

b. Observasi

c. Studi Dokumentasi

14

6. Analisis Data

Sugiyono (2009: 333) mengemukakan bahwa analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

ketika di lapangan dan setelah memasuki lapangan. Namun, dalam

penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses dilapangan

bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti melakukan analisis data

awal yang diperoleh untuk menentukan fokus penelitian yang bersifat

sementara. Analisis data dilakukan menggunakan analisis SWOT dan

dilakukan kembali setelah mendapatkan data tambahan dari berbagai

sumber untuk membuat kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan Keabsahan Data penting untuk dilakukan oleh peneliti.

Hal tersebut dilakukan ketika mendapatkan data awal dan setiap

mendapatkan data tambahan. Teknik pengecekan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan

memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan

pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari

lima BAB, yaitu:

1. BAB I :Berisi pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang

15

Lingkup Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

2. BAB II :Berisi kajian pustaka yang terdiri atas pendidikan,

kepramukaan, pendidikan kepramukaan, pendidikan karakter dan

karakter religius.

3. BAB III :Berisi tentang gambaran umum Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga, dan penjelasan metode-metode yang

digunakan peneliti serta langkah-langkahnya.

4. BAB IV :Berisi tentang pembahasan yang terdiri atas hasil

penelitian, yaitu analisis data dan temuan data dari Implementasi

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

Pada Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

5. BAB V :Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi bisaanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan terencana

dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70).

Menurut Cleaves (Wahab, 2008: 187) menyebutkan bahwa

implemantasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan

dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau

kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut

kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau

mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang

sebelumnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah

perencanaan suatu sistem yang memiliki tujuaun tertentu yang

semuanya akan sangat bergantung dengan kemampuan-kemampuan

17

yang dimiliki dalam melaksanakan apa yang telah dirancang melalui

program-program.

2. Pendidikan

a. Pengertian

Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau perbuatan yang

hanya dapat dilakukan oleh manusia, memiliki lapangan yang

sangat luas. Perbuatan tersebut mempunyai tujuan atau sesuatu

yang ingin dicapai dengan perbuatan tersebut (Uyoh, 2014: 72).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263)

menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar “didik”

(mendidik), yaitu “memelihara dan memberi latihan (ajaran,

tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”

Adapun pendidikan mempunyai pengertian “proses pengubahan

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,

proses perluasan, dan cara mendidik.”

Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962: 4)

menjelaskan bahwa arti pendidikan adalah daya upaya untuk

memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan

karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan

penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Menurut Zamroni dalam Mulyasa (2007: 5-6) menyebutkan bahwa

18

pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan

mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang

hidup dan dikap dalam hidup, agar kelak ia dapat membedakan

yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga

kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan

berfungsi secara optimal.

b. Tujuan dan Proses Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai

yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.

Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan

pendidikan (Umar & Sulo, 2008: 37).

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi

segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada

pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu

dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan

pendidikan.

Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup

makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro

berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan

dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK

Meneteri, SK Dirjen, serta dokumen-dokumen pemerintah tentang

19

pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang

lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional

ke dalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di

bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud. Pengelolaan dalam

ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan

pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun

kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan

lainnya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala

sekolah, duru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya

memegang peranan penting di dalam pengelolaan pendidikan

untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil

pendidikan, misalnya seorang guru wajib menguasai pengelolaan

kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya pengelolaan

kelas dan siswa.

c. Unsur-Unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:

1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan

modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta

didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang

otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang

memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin memecahkan

masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

20

2) Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan

sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya

dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang

beratnggungjawab terhadap pendidikan ialah seorang guru,

pemimpin program pembelajaran, latihan, dan

masyarakat/organisasi.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi

edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal

balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada

tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara

optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif

dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan.

4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

21

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu

dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana

pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun

muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung

misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan

lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan

budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian

jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika dapat

ditumbuhkembangkan.

6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

Alat dan metode merupakan dua sisi dari satu mata uang.

Alat melihat jenisnya sedangakan metode melihat efisiensi dan

efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala

sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja

untum mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan

atas yang preventif (pencegahan) dan yang kuratif

(memperbaiki).

7) Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan

pendidikan)

Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima

pengaruh dari tiga lingkungan (tripusat pendidikan) yang

22

utama yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat (Suparlan, 1984: 110)

d. Jalur Pendidikan

Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur

yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah

yang sering disingkat dengan PLS.

1) Jalur Pendidikan Sekolah

Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar

secara berjenjang dan bersinambungan (pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi). Sifatnya formal,

diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan

mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional.

2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah

Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang

bersifat kemasyarakatn yang diselenggarakan di luar sekolah

melalu kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan

tidak bersinambungan, seperti keparmukaan, berbagai kursus,

dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan

sosial, kultural seperti bahasa dan eksenian, keagamaan, dan

keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat

untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakatnya.

Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak formal dalam arti

23

tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional. Modelnya

sangat beragam. Dalam hubungan ini pendidikan keluarga

merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah, yang

diselenggarakan dalam keluarga yang fungsi utamanya

menanamkan keyakinan agama, nilai budaya dan moral, serta

ketrampilan praktis (Umar & Sulo, 2008: 264).

Berdasarkan paparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah proses atau upaya yang dilakukan individu atau

kelompok yang dilakukan secara sadar sehingga nanti akan

memberikan perubahan didalam ataupun sesudah mendapatkan

pendidikan tersebut. Pendidikan memiliki tujuan untuk membuat dan

membentuk kesadaran secara nyata yang diterima langsung dengan

memperhatikan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Pendidikan

tidak selalu harus terjadi di dalam lingkungan sekolah, pendidikan

juga dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah salah satu contohnya

adalah Kepramukaan.

3. Pendidikan Kepramukaan

a. Kepramukaan

Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan

pramuka yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum

muda, suatu wadah di mana mereka bisa memperlihatkan

kemampuan mereka sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan

berbagai hal melalui kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan

24

bisa menempatkan diri mereka di antara kaum muda lainnya,

maupun di antara orang dewasa (Kusumanti, 2008: 13)

Menurut Undang-Undang nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka menyebutkan :

Gerakan Pramuka bertukjuan untuk membentuk setiap

pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,

bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,

disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan

memilii kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam

menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik

Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan

lingkungan hidup.

b. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari

lembaga pendidikan lain, yang dilaksanakan sesuai dengan

kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat. Prinsip

Dasar Kepramukaan adalah :

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan

alam seisinya

3) Peduli terhadap diri pribadinya

4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Satya dan Darma

Sedangkan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar

progresif dalam Kepramukaan. Metode Kepramukaan tersebut

melalui :

25

1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan

3) Sistem bekelompok

4) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta

mengandung pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan

anggota dewasa muda

5) Kegiatan di alam terbuka

6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri

8) Kiasan dasar (Bob Sunardi, 2010: 61)

Anggaran dasar Kepramukaan pada bab II pasal 6

menegaskan tentang fungsi pramuka, yaitu sebagai lembaga

pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah

pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta

Sistem Among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan

keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat

Indonesia (Tim Pelatih Kwarda Jateng, 2003: 10). Dari landasan

diatas, Kepramukaan berfungsi sebagai:

1) Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda.

Kegiatan menarik (game) dimaksudkan kegiatan

yang menyenangkan dan mengandung pendidikan,

26

karena itu dapat diartikan suatu permainan yang

mempunyai tujuan dan aturan permainan, bukan hanya

sekedar main-main yang mengarah pada hiburan

semata.

2) Pengabdian (Job) bagi orang dewasa.

Bagi orang dewasa, Kepramukaan bukan lagi

permainan, ttapi suatu tugas yang memperlukan

keikhlasan dan pengabdian. Orang dewasa ini

mempunyai kewajiban untuk secara sukarela

membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan

organisasi.

3) Alat (Means) bagi masyarakat dan organisasi.

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan dan alat bagi organisasi

untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,

kegiatan Kepramukaan yang diberikan sebagai latihan

berkala dalam satuan pramuka itu sekedar latihan saja

dan bukan tujuan pendidikannya.

Merujuk dari Resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia

pada bulan Agustus 1942 di Kopenhagen, menyatakan bahwa

Kepramukaan itu mempunyai tiga sifat atau arti khas, yaitu:

1) Kepramukaan Bersifat Nasional.

Kepramukaan diselenggarakan di negara manapun

27

hendaknya menyesuaikan pendidikannya dengan

keadaan dan perkembangan masyarakat, bangsa dan

negara masing-masing.

2) Kepramukaan Bersifat Internasional.

Organisasi Kepramukaan di negara manapun di

Dunia ini harus di bina dan mengembangkan rasa

persaudaraan dan persahabatan untuk mencapai

perdamaian dunia tanpa membedakan sesuatu.

3) Kepramukaan Bersifat Universal.

Kepramukaan itu dapat dilaksanakan dimana saja

untuk mendidik anak dari suku dan bangsa apa saja

yang dalam pelaksanaannya haru selalu menggunakan

Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan (M.

Soeparman, 1981: 12).

c. Kode Kehormatan Pramuka

Kode etik gerakan pramuka adalah suatu kode kehormatan

di mana kita mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa, Negara

Kesatun Republik Indonesia, dan Pancasila sebagai lambang

negara. Setelah itu, kode etik tersebut harus diamalkan untuk

menolong sesama manusia yang dibuktikan dengan membangun

bersama-sama masyarakat. Kode ini ditanamkan untuk mengakui,

menerima secara sukarela serta mampu menjalankan perintah-Nya

28

dan menjauhi larangan-Nya (Sarkonah 2012: 33-34). Kode

kehormatan gerakan pramuka, yaitu sebagai berikut:

1) Tri Satya (Satya Pramuka)

Tri berarti tiga dan satya berarti janji. Tri satya dapat

diartikan sebagai tiga janji yang harus dilakukan oleh setiap

anggota pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Sarkonah

(2012: 33) menuliskan di dalam bukunya yang berjudul

Panduan Pramuka (Penggalang) bahwa isi dari Tri Satya,

adalah sebagai berikut:

Tri Satya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-

sungguh:

a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri

membangun masyarakat.

c) Menepati Dasa Dharma.

2) Dasa Dharma (Dharma Pramuka)

Dasa berarti sepuluh, sedangkan dharma berarti bakti. Dasa

dhrma dapat diartikan sebagai sepuluh kebaktian yang harus

diamalkan bagi setiap anggota pramuka dalam kehidupan

sehari-hari (Sarkonah, 2012: 34). Setyawan (2009: 165)

menjelaskan bahwa dasa dharma pramuka adalah ketentuan

29

moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga

merupakan suatu tuntunan sikap dan laku yang berisi nilai-nilai

yang harus menjadi tolak ukur manusia.

Dasa Dharma terdiri dari 10 poin dimana nanti Dasa

Dharma dijadikan Indikator Inti dari Pendidikan Kepramukaan

yang akan digunakan oleh peneliti sebagai fokus, dimana nanti

peneliti akan meneliti bagaimana penerapan dari 10 poin Dasa

Dharma tersebut.

Berikut 10 poin Dasa Dharma beserta penjelasannya :

a) Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa

Pada hakikatnya taqwa merupakan usaha seseorang

yang sangat utama dalam pekembangan hidupnya.

Pengertian taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa tidak

dapat dipisahkan dari pengertian moral, budi pekerti dan

akhlak. Moral, budi pekerti dan akhlak adalah sikap yang

digerakkan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan

perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama

manusia, sesama makhluk dan terhadap diri sendiri

(Setyawan, 2009: 169-170). Seperti firman Allah Swt

dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233:

.....

“......Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

30

b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Seorang pramuka wajar dan pantas secara alamiah

melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam,

satwa dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang sesama

manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya

(Setyawan, 2009: 174). Dalam hal ini, perlu dibangun

watak utama seperti tidak mementingkan diri sendiri,

menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan

seagama. Rasa cinta dan kasih sayang tersebut diharapkan

dapat menggugah rasa dekat dengan Tuhan. Seperti firman

Allah dalam Q.S Ar-Rum ayat 41 :

“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang

benar).”

Dijelaskan juga dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10:

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya

bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah

hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah

terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

31

c) Patriot yang sopan dan ksatria

Setyawan (2011: 176-177) menjelaskan bahwa

seorang pramuka adalah putra yag baik berbakti, setia,

siap siaga membela tanah airnya, sopan, berani dan jujur.

Seorang pramuka yang mematuhi dharma ini, bersama-

sama satu sikap mempertahankan tanah airnya,

menjunjung tinggi martabat bangsanya.

Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Ibrahim ayat 35:

”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,

Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan

jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah

berhala-berhala.”

d) Patuh dan suka bermusyawarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 768,

837) disebutkan bahwa musyawarah adalah pembahasan

bersama dengan maksud membuat keputusan dalam

menyelesaikan masalah sedangkan patuh adalah suka

menaati sesuatu yang telah disepakati. Orang yan suka

berusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau

sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang

menyangkut orang lain, seorang demokrat berbincang

32

dengan orang lain baik dengan orang-orang yang terikat

dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.

Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran ayat 132:

“dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi

rahmat.”

e) Rela menolong dan tabah

Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik

untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu,

sedangkan tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan

uji, artinya meskipun seseorang mengetahui bahwa

menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan tetapi ia

tidak mundur dan tidak ragu untuk melakukannya

(Setyawan, 2009: 178-179). Seperti firman Allah dalam

Q.S Al-Maidah ayat 2:

.....

“.....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu

kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-

Nya.”

33

f) Rajin, terampil dan gembira

Sarkonah (2012: 40-41) menjelaskan bahwa rajin

yaitu berusaha dengan tekun, tertib mengembangkan diri

dan melaksanakan tugas tanpa merasa terbebani. Terampil

artinya setiap anggota pramuka diharapkan mampu berdiri

sendiri da tidak selalu mengharapkan pertolongan orang

lain. Selain itu, setiap anggota pramuka harus mampu

mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan

hasil yang baik. Gembira artinya setiap anggota pramuka

harus selalu menjaankan kehidupan yag lebih baik. selain

itu, anggota pramuka harus bisa mengatasi segala kesulitan,

rintangan dan hambatan agar cita-cita dapat terwujud.

Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Insyirah ayat 5-6:

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan.”

g) Hemat, cermat dan bersahaja

Selanjutnya, Setyawan (2009: 181-184) menjelaskan

bahwa hemat bukan berarti “kikir”, tetapi lebih terarah pada

dapatnya seorang pramuka melakukan dan menggunakan

suatu secara tepat menurut kegunaannya. Cermat lebih

berarti “teliti”. Sikap laku seorang pramuka harus

34

senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (intropeksi)

maupun yang datangnya dari luar dirinya sehingga ia

senantiasa waspada. Bersahaja lebih berarti sederhana. Ia

harus dapat menyerasikan antara keinginan dan

kemampuan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk

menyatakan sesuatu yang sebenarnya. Seperti firman Allah

Swt dalam Q.S At-takaatsur ayat 1-3 :

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu

masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan

mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”

h) Disiplin, berani dan setia

Disiplin berarti patuh dan mengikuti aturan atau

norma yang ada, sedangkan berani merupakan suatu sikap

mental untuk bersedia menghadapi segala sesuatu masalah

dan tantangan yang dihadapi. Adapun setia berarti tetap

pada suatu aturan atau norma Sarkonah (2012: 42). Seperti

firman Allah Swt dalam Q.S Al-„Asyr ayat 1-3:

35

“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar

dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya

mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran.”

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Pramuka itu bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang diperbuat baik atas perintah maupun tidak, terutama

secara pribadi bertanggung jawab terhadap Tuhan yang

Maha Esa, negara, bangsa, masyarakat dan keluarga.

Sedangkan yang dimaksud dengan dipercaya adalah

pramuka dapat dipercaya, baik perkataannya maupun

perbuatannya. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah

ayat 283:

“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang

penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang

dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian

kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah

yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)

dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan

janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian.

dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka

Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

36

j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Lebih jauh, Setyawan (2009: 186-188) menjelaskan

bahwa suci dalam pikiran berarti pramuka tersebut selalu

meihat da memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau

ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke

arah yag tidak baik. Suci dalam perkataan, setiap apa yang

telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan

tidak menyinggung perasaan orang lain. Suci dalam

perbuatan maka pramuka itu harus sanggup dan mampu

berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara,

bangsa, agama dan keluarga. Seperti firman Allah Swt

dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-

sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan

orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.

Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging

saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa

jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha

Penyayang.”

37

d. Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang

melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan

lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di

alam terbuka dengan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan

metode Pendidikan Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya

pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Pendidikan

Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat

menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam

mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik,

menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai

dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan mental, fisik,

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan

emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik dan

terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).

Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di

dalam Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran

Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar

Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman

Siswa. Kata Among berarti mengasuh, memelihara atau menjaga.

Dan orang yang melakukannya disebut Pamong. Sistem Among

berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso,

38

Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di depan memberikan

teladan, di tengah ikut membangun atau melaksanakan, dan di

belakang memberikan dorongan atau bantuan ke arah

kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Kepramukaan adalah proses yang terjadi dalam

Kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan terjadi diluar pendidikan

formal yang dilakukan di alam terbuka dengan sistem among

sebagai cara atau alat dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga di

dalam Pendidikan Kepramukaan lebih mendekatkan antara yang

mengajarkan dan diajarkan, karena secara tidak langsung

diajarkan untuk saling berhubung dan terkait diantara kaum muda

dan kaum dewasa.

B. Karakter Religius

1. Pendidikan Karakter

Menurut Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 pasal 1 butir 1, pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Sebenarnya,

amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan

39

membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau

berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan

berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur

bangsa dan agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan

cerdas dan berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King,

yaitu “kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan

yang sebenarnya”.

Rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khusunya

Direktorat Pendidikan Tinggi menjalaskan bahwa secara umum, arti

karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai

personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan

berhubungan dengan orang lain. Pengertian secara khusus, karakter

adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat

baik, nyata bekerhidupan baik, dan berdampak baik terhadap

lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang

mengandung nilai, kemampauan, kapasitas moral, dan ketegaran

dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Anas & Irwanto, 2013:

42).

Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat

dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan

kemampuan siswa atau peserta didik untuk memberikan keputusan

40

baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan

karakter memiliki dua nilai substansial, yakni :

a. Upaya berencana membantu orang untuk memahami, peduli

dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral.

b. Mengajarkan kebisaaan berpikir dan berbuat yang membantu

orang hidup dan bekerja sama-sama sebagai keluarga, teman,

tetangga, masyarakat, dan bangsa (Sukro Muhab, 2010: 3).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah proses atau upaya yang dilakukan dalam

membentuk dan menerapkan karakter-karakter mulia kepada mereka

yang melakukan dan menerima pendidikan. Dimana hasil akhirnya

mengarahkan agar bisa membedakan antara yang baik atau buruk,

benar atau salah, sehingga membawa mereka untuk senantiasa ingat

dan kembali kepada ajaran agama yang dianutnya dalam bertindak

dan memutuskan sesuatu.

2. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas

menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,

kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan). Nilai religius

merupakan nilai krohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada

41

kepercayaan atau keyakinan manusia (Sulisman dan Sudarsono, 1994:

198).

Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam adalah sebagai

berikut :

a. Kitab Suci Al-Quran

Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan-NYA

melalui perantara malaikat jibril kepada Rasul-NYA, Nabi

Muhammad SAW. Dalam Kitab Suci Al-Quran telah

termaktub seluruh aspek pedoman hidup bagi umat Islam,

sehingga Al-Quran merupakan falsafah hidup Muslim, baik di

dunia maupun di akhirat kelak. Kitab Suci Al-Quran

merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang

akidah, syariah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Dengan

luasnya cakupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik,

pertahanan, keamanan, ataupun aspek pendidikan.

b. Sunnah (Hadis) Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul Allah terakhir

yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari

beliau baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya

sebagai rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus

dijadikan panutan. Hal ini karena sebagai Rasul Allah, Nabi

Muhammad SAW senantiasa dibimbing oleh wahyu Allah

(Anas & Irwanto, 2013: 54).

42

Ramayulis (2006: 123) menjelaskan, konsepsi dasar

pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah

sebagai berikut:

1) Disampaikan sebagai rahmatan lil’alamin.

2) Disampaikan secara universal.

3) Segala sesuatu yang disampaikan merupakan kebenaran

mutlak.

4) Kehadiran Nabi SAW bagi umat manusia sebagai

evaluator atas segala aktivitas pendidikan.

5) Perilaku Nabi Muhammad SAW merupakan figur

identifikasi (uswatun hasanah) bagi umatnya.

c. Teladan para sahabat dan tabiin

Para sahabat dan tabiin merupakan generasi awal Islam

yang pernah mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah

SAW. Oleh karena itu, sikap, perkataan, dan tindakan mereka

senantiasa dalam pengawasan Rasulullah SAW. Sebagai kader

awal dakwah Islam, mereka dapat dijadikan contoh dalam hal

perkataan, perbuatan, dan sikapnya selama tidak bersimpangan

dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

d. Ijtihad

Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan

ilmu yang dimilik untuk menetapkan hukum tertentu apabila

tidak ditemukan dalam Al-Quran, As-Sunnah, ataupun suatu

43

kasus atau peristiwa tidak ditemukan pada masa Rasulullah

SAW, para sahabat ataupun pada masa tabiin. Orang yang

melakukan ijtihad harus mempunyai otoritas dan kualifikasi

sebagai orang yang mampu secara komperehensif dalam

bidang keislaman dan bidang lain yang menjadi

pendukungnya.

Bagi bangsa Indonesia, empat pilar bangsa yang merupakan nilai

budaya bangsa harus dijadikan landasan atau dasar ideal pendidikan

karakter setelah nilai agama di atas, yakni:

a. Pancasila

b. Undang-Undang Dasar 1945

c. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

d. Bhinneka Tunggal Ika

Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi

religiusitas, yaitu:

a. Religious practice (the ritualisctic dimension) / Aspek Islam

b. Religious belief (the ideological dimension) / Aspek Iman

c. Religious knowledge (the intellectual dimension) / Aspek Ilmu

d. Religious feeling (the experiental dimension) / Aspek Ikhsan

e. Religious effect (the consequential dimension) / Aspek Amal

Lima poin aspek dimensi diatas merupakan indikator inti dari

karakter religius yang hendak peneliti jadikan sebagai fokus penelitian

selain 10 Poin Dasa Dharma. Berikut penjelasan dari masing-masing

44

aspek tersebut:

a. Religious practice (the ritualistic dimension)

Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban

ritual di dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini

mencakup pemujaan, kultur serta hal-hal yang lebih

menunjukan komitmen seseorang dalam agama yang

dianutnya.

Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat

pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang

berkaitan dengan agama. Dimensi praktek dalam agama islam

dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah seperti shalat,

zakat, puasa, haji dan sebagainya.

Konsep ibadah berpusat pada prinsip dasar penting bahwa

manusia diciptakan untuk menjadi khalifah Allah di muka

bumi. Allah berkehendak menciptakan manusia untuk menjadi

khalifahnya yang memikul amanat risalah dan menjalankan

syariatnya. Makna ini dapat disimak dalam Firman allah pada

surah al-Dzariyat ayat 56:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Departemen Agama

RI, 1993: 524)

45

b. Religious belief (the ideological dimension)

Sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di

dalam ajaran agamanya. Misalnya kepercayaan tentang adanya

Tuhan, Malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari kiamat,

surga, neraka dan yang lain-lain yang bersifat dogmatik.

Meskipun diakui setiap agama memiliki seperangkat

kepercayaan yang secara doktriner berbeda dengan agama

lainnya, bahkan untuk agamanya saja terkadang muncul paham

yang berbeda dan tidak jarang berlawanan.

Inti dimensi ini dalam ajaran Islam adalah Tauhid atau

mengesakan dan ketaqwaan kepada Allah. Agama Islam

menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa (Hery Noer &

Munzier, 2000: 138).

Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat

186 :

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia

memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-

Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

(Departemen Agama RI, 1993: 29).

Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya

unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Dalam begitu adapun

46

agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting

adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam

ajaran agama yang dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih

bersifat doktriner yang harus ditaati oleh penganut agama.

c. Religious knowledge (the intellectual dimension)

Seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran

agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci maupun yang

lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus

mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan,

ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Dimensi ini menunjukkan dalam Islam menunjuk kepada

seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim

terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama mengenai ajaran

pokok agamanya, sebagaimana yang termuat di dalam kitab

sucinya. Hal ini berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk

mengetahui ajaran-ajaran agamanya.

Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5, yang

menjelaskan bahwasanya kita senantiasa harus berilmu atau

belajar untuk mengetahui sesuatu.

47

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang

mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

d. Religious Feeling (the experiental dimension)

Dimensi ini terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-

pengalaman keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami.

Misalnya seseorang merasa dekat dengan Tuhan, seseorang

merasa takut berbuat dosa, seseorang merasa doanya

dikabulkan Tuhan. Dan lain sebagainya.

Ancok dan Suroso (1994) mengatakan kalau dalam Islam

dimensi ini dapat terwujud dalam perasaan dekat atau akrab

dengan Allah, perasaan bertawakal (pasrah diri dalam hal

positif) kepada Allah, perasaan khusuk ketika melaksanakan

shalat atau berdoa, perasaan bergetar ketika mendengar adzan

atau ayat-ayat Al-Quran, perasaan bersyukur kepada Allah,

perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah.

Dijelaskan dalam Q.S Al-Qashas ayat 77 dijelaskan

manusia bahwasanya untuk selalu berbuat baik sebagaimana

Allah selalu berbuat baik terhadap kita.

48

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

e. Religious effect (the consequential dimension)

Dimensi ini yang mengukur sejauh mana perilaku

seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam

kehidupannya. Misalnya ikut dalam kegiatan konservasi

lingkungan, ikut melestarikan lingkungan alam dan lain-lain.

Ancok dan Suroso (1994) mengatakan bahwa dalam Islam,

dimensi ini dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan

atau perilaku yang baik sebagai amalan sholeh sebagai muslim,

yaitu meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama,

berderma, mensejahterakan dan menumbuhkembangkan orang

lain, menegaskan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur,

memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak

mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak

meminum minuman yang memabukan, mematuhi norma-

norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup

sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya.

Perilaku dalam hal ini diartikan bagaimana akhlak atau

perilaku seseorang dengan dilandasi ajaran agama yang

dianutnya. Akhlak sebenarnya adalah buah dari keyakinan dan

49

ibadah seseorang (Husni, 2001: 39). Dimensi ini bisaanya

didahului oleh masalah keimanan, seperti dalam surat Saba‟

ayat 37:

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak

kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal

(saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat

ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan

mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam

syurga).” (Departemen Agama RI, 1993: 433).

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter

religius adalah karakter atau nilai yang berhubungan dengan agama. Nilai

religius merupakan nilai kerohanian dengan tingkatan tertinggi dan

mutlak dari kebenaran dan keyakinan dirinya kepada Tuhan. Karakter

religius bersumber dari Alqur‟an, Sunnah, Ijtihad, teladan para sahabat

dan tabiin. Karakter religius sangat erat berhubungan dengan nilai

ilahiyah dan nilai insaniyah, sehingga dalam praktik keagamaannya

karakter religius selain berorientasi ibadah kepada Tuhan, karakter

religius juga berorientasi kepada akhlak dan bersikap terhadap sesama di

lingkungan bersmasyarakat. Jadi karakter religius secara singkat adalah

bagaimana individu itu beriman, kemudian mencari tahu akan sebuah

kebenaran serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

50

BAB III

PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi

Mengutip dari buku sejarah berdirinya Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi menjelaskan bahwa Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi berdiri pada tanggal 9 Maret 1988. Pada waktu itu status

kampus IAIN Salatiga masih bernama IAIN Walisongo dan pada masa

tersebut nama Racana masih menggunakan nama Racana Walisongo

sebelum mengalami perubahan sampai sekarang ini. Salah satu saksi

sejarah yaitu kakak Abdul Syukur dan kakak Astuti Sakdiyah sebagai

pendiri sekaligus menjadi ketua Racana pertama kali. Beliau sekarang

menjadi berstatus sebagai Dosen di IAIN Salatiga dan merangkap sebagai

Pembina Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

Singkatnya, Pada tanggal 27 September 1996 diadakan rapat untuk

pembaharuan nama Racana, karena pada saat itu IAIN Walisongo telah

beralih status menjadi IAIN Salatiga, sehingga nama Racana Walisongo

harus diganti. Pada waktu itu munculah nama-nama yang banyak

diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan Bayat-Nyi Sunan Bayat,

Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran, Kusuma Dilaga-Woro

Srkandhi, dan Damardjati-Robi‟ah Al Adawiyah.

Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan

digunakan. Nama racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma

51

Dilaga-Woro Srikandhi. Nama tersebut atas usulan kakak Anshori, kakak

Hakim H, dan kakak Hamim, dengan referensi dari buku karangan Ir.

Srimulyono dengan judul ” Wayang Dan Karakter Manusia” halaman101-

103 dan buku karangan Amir Martosedoyo SH dengan judul “Sejarah

Wayang” halaman 64.

Kusuma Dilaga -Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan

dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari

Werkudoro atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia

digambarkan sebagi laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka

Werkudoro adalah Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan

sebagai pusaka adat bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri

dari Arjuna yang juga merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang

digunakannya adalah Busur Panah, sehingga pusaka adat bagi racana

putri menggunakan busur dan anak panah.

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu unit

kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan

sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat

Pandega, yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai

dengan AD dan ART Gerakan Pramuka adalah 21-24 tahun atau yang

sudah berstatus sebagai Mahasiswa. Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan meiliki nomer gugus depan

(Gudep) 02.237-02.238.

52

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu dari

satuan Pandega yang berdomisili di IAIN Salatiga. Racana adalah salah

satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur pembinaan sampai

tingkat nasional, yaitu kwartir nasional. Racana disini memiliki proses

pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah tugas mahasiswa

(tridharma perguruan tinggi). Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan

baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya memanajemen

waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan beriringan.

2. Visi dan Misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Visi racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah untuk

melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas

tinggi. Dan misinya adalah untuk membentuk kepribadian mahasiswa

yang berahlakul karimah sesuai dengan satya dan dharma pramuka.

3. Satuan Khusus Dalam Racana (Brigade Khusus)

Mengutip dari arsip Brigsus Naga Sandhi, pada tahun 1993 terbesit

dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite. Dari

situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah

memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk

pasukan khusus di racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam rapat

tersebut munculah nama-nama seperti pasukan khusus (PASSUS),

pasukan inti (PATI) dan brigade khusus (BRIGSUS). Dengan

pertimbangan yang matang maka disepakatilah pasukan tersebut dengan

nama brigade khusus (BRIGSUS).

53

Pada tanggal 16-17 november 1994 diadakan pembrivetan dan

pelantikan yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 november 1994

dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi (Brigsus Naga Sandhi). Dalam pelaksanaanya brigsus

menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan.

Brigsus diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen.

Untuk dapat menjadi anggota brigsus harus melewati seleksi dan

pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu

pertolongan pertama (PP), peraturan baris berbaris (PBB) dan search and

rescue (SAR).

4. Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Sebagai sebuah organisasi yang aktif, racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan.

Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan

sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti.

Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam

kerja bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian.

Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain :

a. Up Grading dan Raker

b. Gladi Tangguh Brigsus

c. HUT Racana

d. Gladian Pimpinan Pandega

e. Amalan Ramadhan Racana

54

f. Pelatihan Protokoler

g. DIKTARA (Pendidikan Tamu Racana)

h. Penerimaan dan Seleksi Calon Brigsus

i. Gladi Wira Brigsus

j. Pembrivetan dan Pelantikan

k. Musrac-Mussus

l. Konservasi Alam

m. Halal Bihalal

n. Pelolosan dan Penambatan

o. Kerohanian

p. Latian Rutin

q. Donor Darah

r. Latian Gabungan se-Jawa dan NTB

s. Studi Banding

5. Struktur Organisasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti

2017

Tabel 3.1

Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti 2017

JABATAN NAMA

Pembina putra Mukti ali, M. Hum.

Pembina putri Dra. Astuti sakdiyah, M.Pd.

Ketua Racana Putra Khoirul Alfani

Ketua Racana Putri Rif‟atul Muna

55

Sekretaris Putra Luzman Rifqie

Sekretaris Putri Dyah Puspitasari

Bendahara Putra M. Rafi Naufal

Bendahara Putri Metik Fatmasari

Pemangku Adat Racana Putra Arsyad Bagus Saputra

Pemangku Adat Racana Putri Kristina Mayasari

SEKSI BIDANG

Giat Operasional 1. Muhammad Maskuri

2. Rizna Dwi Ariani

Giat Tekpram 1. Miftahul Falah

2. Febri Dwi Fatmawati

Kerumah Tanggaan 1. Sirojjudin Ala Al Baihaqi

2. Laini Luthfiati

Penelitian dan Pengembangan 1. Edy Setiawan

2. Diah Ayu Sita Resmi

Pengembangan Sumber Daya 1. Muhamad Fitriantono

2. Faridhotul Ilmiah

Hubungan Masyarakat dan Abdi

Masyarakat

1. Anas Shobirin

2. Ovie Varihat El Vithria

56

Tabel 3.2

Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Periode

2017

JABATAN NAMA

Komandan Brigsus Afif Husein

Sekretaris Amalia Khoirunnisa

Bendahara Zaidatul Aslamiah

Pendidikan Dan Latihan 1. Dina Erawati Kumala

2. Nur Laelatul

Fitrianingrum

Logistik 1. Ridho Maulana A.F

2. Iin Zulianti

Komandan Reka PP Almu‟rismillah Zailani

Komandan Reka PBB Nur Wahyuningsih

Komandan Reka SAR Albarra Rifqi Anthoni

Sumber: Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

B. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu jenis penelitian

grounded theory. Grounded theory memungkinkan peneliti melakukan

riset prosesual, yaitu riset yang berfokus pada “rangkaian peristiwa,

tindakan, dan aktivitas individual maupun kolektif yang berkembang dari

waktu ke waktu dalam konteks tertentu (Kasali, 2001: 181). Grounded

theory dimulai tanpa hipotesis, dan memungkinkan data serta penarikan

57

sampel teoritis sebagai panduan untuk memilih kerangka konseptual dan

teori yang muncul.

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui

pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam Lexy J. Moleong (1988 :4)

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang adan perilaku yang

dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar

individu tersebut secara holistik (utuh). Sedangkan Dalam Soejono dan

Abdurrahman (2005: 29) Nasution mengemukakan bahwa pendekatan

kualitatif deskriptif yaitu berupa dokumen pribadi, catatan lapangan,

ucapan responden, dokumen dan lain-lain. Selain itu, pendekatan ini juga

tidak didominasi angka sebagaimana yang ada di dalam penelitian

kuantitatif.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak didominasi

angka-angka dalam pendekatannya, melainkan melalui deskripsi-

deskripsi narasi dari data yang diperoleh dilapangan baik dari

wawancara, observasi, maupun dari dokumen-dokumen yang terkait.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disini digunakan untuk memperoleh data

melalui beberapa yang nantinya akan dijadikan hasil penemuan di dalam

penelitian ini. Adapun Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

58

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh

yang diwawancara (Fathoni, 2011: 105). Dalam metode ini

peneliti meneliti dengan memberikan instrument atau panduan

wawancara secara terstruktur kepada responden. Wawancara disini

di fokuskan tentang bagaimana implementasi atau wujud nyata

Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius,

yangmana fokusnya adalah dalam 10 Dasa Dharma dan 5 Dimensi

Religius. Peneliti disini menggunakan pedoman wawancara tidak

terstruktur. Namun, responden telah disiapkan pertanyaan-

pertanyaan wawancara yang dicetak dan dibagikan kepada setiap

responden. Bertujuan mempermudah mengarahkan responden

kedalam pokok pembahasan wawancara.

Adapun langkah-langkahnya, peneliti mengawali dengan

menentukan siapa saja responden yang akan diwawancarai yaitu

Anggota Racana sebanyak 20 orang yang terdiri dari pengurus

atau dewan dan anggota bisaa. Setelah itu peneliti melakukan

wawancara terhadap responden satu per satu dengan cara

memberikan lembar pedoman tersebut, disini peneliti melakukan

wawancara secara langsung dan lembar pedoman tersebut sebagai

pendukung atau acuan responden dalam wawancara yang

59

kemudian hasil jawabannya dituliskan secara lengkap dan

dijabarkan melalui lembar pedoman tersebut.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011: 104).

Disini peneliti meneliti tentang bagaimana situasi dan kondisi di

dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

Observasi disini memungkinkan peneliti dalam memahami

dan mengamati setiap perubahan yang terjadi secara langsung

dilapangan. Sehingga, peneliti tidak boleh terlewatkan satupun

peristiwa penting yang bisa dalam observasi.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2014: 274). Dalam hal ini peneliti meneliti kondisi atau

gambaran umum Racana melalui notulen rapat, absensi kegiatan,

foto-foto, dan dokumen lain tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi.

60

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang

penting dalam menyelesakan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Sehingga,

analisis data di sini berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang

terkandung dalam data tersebut. Analisis dalam penelitian kualitatif

dimulai sejak peneliti mengumpulkan data di lapangan, sejak akan masuk

ke lapangan, ketika sedang berada di lapangan dan sesudah selesai

mengumpukan data di lapangan (Kasiram, 2008: 351-352).

Analisis data kualiatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, seperti mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Peneliti memulai proses analisis data dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun

dokumen.

Data yang diperoleh ketika melakukan penelitian banyak sekali

jumlahnya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah berikutnya

mengadakan reduksi data, yaitu memilih data yang menarik, penting dan

baru. Sedangkan, data yang sekiranya tidak dipakai dapat dihilangkan.

Langkah selanjutnya, menyusunnya dalam kategori-kategori. Tahap akhir

dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah

61

hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode

triangulasi

62

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN DATA

A. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode,

yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode Studi Dokumentasi.

Peneliti mendapatkan data tentang implementasi Pendidikan Kepramukaan

dalam menumbuhkan Karakter Religius pada anggoa Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi, dengan cara wawancara kepada pengurus atau dewan

Racana serta beberapa anggota yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam

penelitian ini peneliti memperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar identitas informan atau responden

No Nama Jabatan

Mahasiswa

Jurusan

1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI

2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI

3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI

4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1

5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1

6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN

7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN

8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI

9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI

63

10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES

11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI

12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI

13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN

14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI

15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA

16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI

17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI

18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI

19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI

20. Nur Inayah Anggota Racana ES

Dari wawancara diatas peneliti hendak mengumpulkan data mengenai

bagaimana penerapan dari 10 Poin Dasa Dharma serta bagaimana penerapan

dari Karakter Religius dengan 5 aspek melalui Pendidikan Kepramukaan.

1. Wawancara

a. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

1) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Takwa

Kepada Tuhan Yang Maha Esa? Apa alasannya?

64

Tabel 4.2

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya, Takwa kepada Tuhan adalah menjalankan

perintah dan menjauhi laranganNya, dalam

konteks ini saya berusaha untuk menjalankan

perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah melaksanakan dan menjauhi

larangan Tuhan Yang Maha Esa seperti

halnya sholat berjamaah, puasa dan lain

sebagainya.

3. Kristina

Mayasari

Ya, saya sudah berusaha melaksanakan

perintah Allah seperti halnya melaksanakan

shalat, puasa dan terus berusaha menjadi

orang yang bermanfaat bagi orang lain.

4. Noviana Diah

Riza

Ya, karena sudah melaksanakan perintah dan

menjauhi laranganNya walaupun belum

sepenuhnya.

5. Metik Fatmasari Ya, dengan melakukan sholat wajib dan

berusaha menjalankan perintahNya serta

menjauhi laranganNya.

6. Edy Setiyawan Ya, karena saya sudah melaksanakan sholat,

dan berusaha menjalankan perintah dan

menjauhi laranganNya.

7. Muhammad

Maskuri

Ya, sudah tapi belum maksimal dalam

menjalankan apa yang diperintahkan Allah

SWT kepada saya.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, karena saya telah menunaikan kewajiban

saya sebagai seorang muslim. Selain itu

dalam berkegiatan Pramuka saya juga selalu

65

menunaikan kewajiban saya untuk beribadah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, sudah karena Anggota Racana Islam.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, sudah melaksanakan sholat lima waktu,

puasa, dan beribadah yang lainnya.

11. Indri Iswanto Ya, dengan menjalankan segala perintah dan

menjauhi laranganNya.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, berusaha dan senantiasa ingat perintah

dan kewajiban meskipun sibuk kegiatan

seperti sholat, tadarus dll.

13. Fatkhan

Muhimmi

Tidak, menurut saya, saya belum takwa.

Hakikatnya orang yang takwa itu selalu

menjalankan semua perintah dan

laranganNya, maka dari itu saya mengaku

belum menerapkan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena sebagai umat Islam kita wajib

bertaqwa kepada Allah.

15. Risa Oktavia Ya, melaksanakan perintahNya.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, karena saya menjalankan perintahNya

dengan baik dan rajin seperti sholat, puasa dll.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan

dalam menerapkan ketakwaan ini masih

sering terkalahkan dengan nafsu duniawi.

18. Fendi Santoso Ya, karena sebagai Anggota Racana kita

harus menjalankan segala perintah Allah agar

hidup kita bisa lebih bersemangat.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya senantiasa menjalankan perintah dan

menjauhi laranganNya, melaksanakan sholat

misalnya.

66

20. Nur Inayah Ya, berusaha melaksanakan segala perintah

dan menjauhi laranganYa, contoh

melaksanakan sholat, zakat, haji, tidak

berzina, tidak minum-minuman keras.

67

2) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta

Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia? Apa alasannya?

Tabel 4.3

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya, karena saya berusaha menjaga kebersihan

lingkungan dan bersahabat serta menyayangi

orang yang disekitar saya.

2. Rif‟atul Muna Ya, karena didalam Racana juga diadakan

kegiatan konservasi alam yang menanamkan

rasa cinta alam dan kasih sayang sesama

manusia.

3. Kristina

Mayasari

Ya, mencintai alam dengan aplikasi

membuang sampah pada tempatnya,

menghemat penggunaan air, meminimalisir

berpegian dengan sepeda motor, berusaha

bersikap baik terhadap orang lain dan

membantu orang lain.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, karena saya juga berusaha

menjaga lingkungan, serta berusaha bersikap

baik kepada sesama manusia.

5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan konservasi alam

sebagai wujud nyata peduli lingkungan dan

saya menghargai sesama Anggota Racana

sebagai wujud kasih sayang sesama manusia.

6. Edy Setiyawan Ya, cinta alam masih saya lakukan dengan

cara yang paling kecil buang sampah pada

tempatnya dan saya juga saling menghargai

saling membantu sesama manusia.

68

7. Muhammad

Maskuri

Ya, sudah contoh faktanya adalah merawat

pohon yang berada disekitar rumah kita itu

termasuk cinta alam dan merawat mahluk

hidup Allah SWT.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, karena saya te;ah berusaha menjaga

lingkungan disekitar saya selain itu saya juga

berusaha intuk menghargai orang lain

disekitar saya.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, karena setiap Anggota Pramuka juga

merawat alam dan saling membantu.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, dengan saya tidak membuang sampah

sembarang tempat, bukti saya cinta saya

kepada alam dan sesama manusia.

11. Indri Iswanto Ya, membuang sampah pada tempatnya,

saling menyayangi dan menghormati antar

sesama manusia.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, adanya konservasi alam, membuang dan

menjaga lingkungan, menghormati dan

menghargai antar sesama.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi belum maksimal. Kalau sepaham

saya cinta alam berarti menjaga dan

membersihkan saja namun bukan hanya itu

masih banyak lagi wujud akan cinta alam dan

kasih sayang sesama manusia dengan

pandangan agama dengan berakhlak atau

beretika dll.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena dalam Pramuka kita selalu

diajarkan untuk mencintai, menyayangi

siapapun dan selalu menjaga serta tidak

mencemari lingkungan.

69

15. Risa Oktavia Ya, saya tanamkan pada diri saya agar selalu

mencintai alam, menjaga serta melestarikan

alam.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, cinta alam saya tunjukan dengan tidak

membuang sampah sembarangan, dan kasih

sayang sesama manusia saya lakukan dengan

membantu teman atau tetangga.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, pentingnya penerapan cinta ala mini

adalah kewajiban kita untuk menjaga karunia

Allah sedangkan kasih sayang sesama

manusia ini penting bagi kelangsungan hidup

sebagai makhluk sosial.

18. Fendi Santoso Ya, karena saya setiap hari membersihkan

sanggar racana dan tempat tinggal, selain itu

juga saya kerap memberikan senyuman

dengan sesama.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya sudah mengikuti konservasi alam,

membuang sampah pada tempatnya, berteman

dan menyayangi sesama.

20. Nur Inayah Ya, karena alam dan kita saling

membutuhkan, apabila lingkungan disekitar

kita bersih maka kita akan sehat, begitu juga

dengan teman apabila kita baik maka akan

membentuk simbiosis mutualisme.

70

3) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot

yang Sopan dan Ksatria? Apa alasannya?

Tabel 4.4

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa berusaha

untuk sopan dalam berperilaku.

2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah menjalankan atau

menerapkan kepribadian yang sopan.

3. Kristina

Mayasari

Ya, saya membedakan antara sikap dan

bahasa terhadap orang yang sepantaran

dengan orang yang lebih tua, berusaha

mementingkan kepentingan orang lain

meskipun tidak setiap hari saya lakukan.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, karena saya sudah berusaha

menjaga sopan santun dan berjiwa tangguh.

5. Metik Fatmasari Ya, saya menghargai dan menghormati orang

yang lebih tua serta lebih mementingkan

kepentingan orang lain daripada kepentingan

pribadi.

6. Edy Setiyawan Ya, seperti orang jawa selalu mengajarkan

tentang kesopanan insyaallah saya masih

berusaha untuk menjadi orang yang sopan

sesama, kecil maupun tua.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya

sopan terhadap orang yang lebih tua dari saya.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, karena saya telah berusaha untuk menjadi

individu yang sopan tidak hanya kepada

orang yang lebih tua tetapi juga kepada teman

71

sebaya dan yang lebih muda.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, Alhamdulillah sudah dengan selalu

bersikap sopan dan ksatria.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, selalu sopan dalam berbicara kepada

orang yang lebih tua dari saya dirumah

maupun dikampus.

11. Indri Iswanto Ya, selalu bertingkahlaku baik.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, mencoba bijak serta senantiasa mentaat

norma-norma yang berlaku.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, karena didalam pramuka mengajriku akan

pentingnya jiwa patriot.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena sebagai Anggota Pramuka kita

harus selalu menolong sesama tanpa pamrih

dan selalu menjaga kelakuan dimanapun kita

berada.

15. Risa Oktavia Ya, sopan itu salah satu attitude yang harus

dimiliki setiap orang.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, saya selalu berusaha berpakaian dan

berperilaku yang sopan.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, tetapi belum sepenuhnya. Hal tersebut

terkendala dengan situasi dan kondisi yang

kurang mendukung karena ada dua aspek atau

lebih yang sama-sama penting dan terkadang

menjadi sulit untuk menerapkannya.

18. Fendi Santoso Ya, karena rasa patriotku sudah tertanam

dihati dan penerapannya berupa rasa

semangat dalam membangun dan

mengembangkan Racana.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, senantisa berbuat kebaikan, menerapkan

5S, dan bertingkah semestinya.

72

20. Nur Inayah Ya, ketika dosen sedang mengajar kita

sebagai mahasiswa harus memperhatikan.

4) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh dan

Suka Bermusyawarah?

Tabel 4.5

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena dalam organisasi saya

senantiasa menerapkan musyawarah mufakat.

2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Racana juga

terdapat rapat dan hasilnya dilakukan dengan

cara musyawarah.

3. Kristina

Mayasari

Ya, saya berusaha sebaikmungkin untuk

mematuhi peraturan yang sudah diterapkan

dimapaun saya berada, saya senang

memecahkan sebuah keputusan bersama

dengan yang lainnya untuk mencapai mufakat

dan bermusyawarah bagi saya akan lebih

mudah untuk mendapat titik terang.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, saya sudah berusaha bersikap

patuh dan juga mengikuti serta berusaha

member masukan yang membangun dalam

kegiatan bermusyawarah.

5. Metik Fatmasari Ya,saya selalu mematuhi setiap perintah yang

baik dan dalam mengambil sebuah keputusan

selalu dilakukan dengan musyawarah

mufakat.

6. Edy Setiyawan Ya, sebagai mahasiswa saya berusaha patuh

73

terhadap orangtua dan dosen saya, dan selaku

anak organisasi saya sering mengikuti agenda

bermusyawarah sesama anggota.

7. Muhammad

Maskuri

Ya, tapi belum maksimal contoh ketika kita

mengikuti rapat rutinan di sanggar dan

menghormati pendapat orang lain.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, salah satu bentuk dari patuh dan suka

bermusyawarah yaitu saya aktif dalam setiap

rapat yang diadakan di Racana sebagai wujud

dari suka bermusyawarah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, dengan selalu ikut andil dalam rapat

kegiatan.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, saya sebagai anggota selalu patuh pada

atasan organisasi saya,dan selalu ikut

bermusyawarah saat mengikuti rapat.

11. Indri Iswanto Ya, patuh terhadap segala sesuatu yang

diperintahkan asal tidak melanggar,

musyawarah dalam forum rapat atau ketika

sedang ada maslah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, patuh dalam beribadah akan perintah

Allah dan patuh terhadap hal baik,

bermusyawarah untuk mufakat

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi belum maksimal. Karena menurut

saya kata patuh masih memiliki tingkatan

setiap manusia, dan suka bermusyawarah

sudah berjalan dengan adanya pendidikan dari

Racana disetiap permaslahan saya selalu

bermusyawarah.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena pada saat akan mengadakan

kegiatan atau mengambil keputusan kita akan

74

melakukan rapat atau musyawrah, dan jika

telah menemukan kata sepakat kita harus

mematuhi kesapakatan tersebut.

15. Risa Oktavia Ya, patuh mentaati aturan, bermusyawarah

untuk mufakat.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, patuh dan suka bermusyawarah saya

aplikasikan dalam kehidupan saya didalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan

keluarga saya, terutama Ayah dan Ibu saya.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, dikarenakan patuh ini bentuk keimanan

yang telah Allah perintahkans edang sebagai

organisatoris musyawarah merupakan hal

terpenting dalam menempuh proses organisasi

yang baik.

18. Fendi Santoso Ya, karena salah satu prinsip saya adalah

selalu patuh terhadap perintah atasan, serta

bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah

didalam Racana.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, patuh akan aturan dan perintah,

musyawarah untuk mufakat.

20. Nur Inayah Ya, patuh dan aturan yang telah ditetapkan,

ketika berorganisasi yang dibutuhkan adalah

bermusyawarah untuk sebuah mufakat.

75

5) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela

Menolong dan Tabah? Apa alasannya?

Tabel 4.6

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, berusaha menolong sesama

semampu saya dan berusaha tabah dalam

menghadapi masalah.

2. Rif‟atul Muna Ya sudah, sesama Anggota Pramuka kita

saling tolong menolong baik sesama Pramuka

maupun dengan warga sekitar.

3. Kristina

Mayasari

Ya, saya berusaha menolong siapapun itu,

asal saya mampu menolong dan akan saya

lakukan sebaik mungkin dengan catatan saya

mampu melakukannya, saya lakukan tabah

meskipun kadang masih merasakan

kejengkelan ketika menghadapi masalah.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, dengan menanamkan jiwa

tolong menolong antar sesama tanpa kenal

pamrih, dan membantu teman dalam

kesusahan.

5. Metik Fatmasari Ya, sebagai seorang Pramuka selalu

melakukan tolong menolong dalam keadaan

apapun dan selalu ikhlas dalam bertindak.

6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan tentang saling

menolong tidak membeda-bedakan yang satu

dengan yang lainnya dan selalu tabah disaat

ada hal jelek menimpa saya.

7. Muhammad Ya sudah, contohnya ketika kita menolong

76

Maskuri orang lain ketika susah, kita rela tanpa

mengharapkan imbalan apapun demi orang

yang kita tolong.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, rela menolong dan tabah saya wujudkan

dalam kehidupan seharihari ketika terdapat

orang disekitar saya yang kesusahan saya

akan menolongnya.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, selalu ikhlas melakukan setiap kegiatan

dengan riang dan serius.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, saya menolong kepada orang yang

membutuhkan pertolongan saya, juga ikut

serta menolong saat terjadi bencana alam

didaerah yang terkena musibah.

11. Indri Iswanto Ya, saling menolong antar sesama tanpa

mengharap imbalan ikhlas), selalu tabah

ketika sedang mengalami musibah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, menolong antar sesama anggota baik itu

dalam P3K dll.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi belum sepenuhnya untuk sifat dipoin

5 ini, sudah banyak Pramuka mengajarkan

akan ketabahan kerelaan tapi di dalam diri ini

masih memiliki sifat sebaliknya.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena kita memang sangat dianjukan

untuk ikhlas dalam menolong sesama, selain

itu kita jufa diharuskan untuk selalu tabah

dalam menghadapi masalah.

15. Risa Oktavia Ya, menolong sesama.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, menolong adalah hal mudah tetapi tidak

semua orang memiliki rasa ingin menolong,

saya menyadari bahwa suatu saat saya akan

77

membutuhkan pertolongan juga jadi kenapa

saya harus tidak menolong orang lain.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, adanya intensitas yang tinggi dalam

bersosialisasi dengan orang lain, akan

menumbuhkan rasa simpati dan empati

terhadap sesama.

18. Fendi Santoso Ya, karena dalam organisasi semisal Racana,

saya mesti menolong antar sesama teman jika

ia membutuhkannya dan selalu tabah

meskipun hasilku belum sempurna.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya menolong sesama teman yang

membutuhkkan serta tidak banyak mengeluh.

20. Nur Inayah Ya, ketika mendapat sebuah masalah saya

mencoba menyelesaikan masalah tersebut

dengan hati yang tabah dan saling menolong

yang membutuhkan bantuan.

6) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin

Trampil dan Gembira? Apa alasannya?

Tabel 4.7

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa rutin

melaksanakan segala aktivitas, trampil dalam

berkarya dan gembira dalam berkegiatan dan

belajar.

2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dengan sering atau rajin mengikuti

acara racana ataupun acara pramuka.

3. Kristina Ya, saya menerapkan hal ini contohnya selalu

78

Mayasari masuk kuliah sesuai jadwal, belajarm dan

melakukan hal hal lain seperti sholat dengan

berkesinambungan dan saya selalu ikhlas

melaksanakan hal itu tentunya dengan

gembira supaya menjadi indah.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya

karena rajin trampil dan gembira merupakan

sebuah keharusan bagi setiap Anggota

Pramuka.

5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan pekerjaan dengan

tepat dan saya dilatih memiliki keterampilan

berbicara serta dalam Pramuka selalu merasa

gembira dimanapun dan kapanpun.

6. Edy Setiyawan Ya, rajin salah satu pegangan saya untuk

menjadikan diri saya berguna selain rajin dan

trampil juga diajarkan untuk bergembira.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, contohnya saya orangnya rajin

menabung itu contih saya sudah menerapkan

poin ini dan bergembira ketika bermain.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, sebagai Anggota Pramuka sudah

seharusnya memiliki jiwa rajin, trampil dan

gembira. Begitu pula bagi saya sikap-sikap ini

saya aplikasikan ketika belajar dengan rajin

dan selalu gembira dalam menghadapi setiap

masalah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, pada dasarnya Pramuka itu harus rajin,

trampil dan gembira.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, belum sepenuhnya. Rajinnya saya belum

sepenuhnya, trampil dan gembiranya saya

selalu.

79

11. Indri Iswanto Ya, rajin menjalankan kewajiban baik itu

sebagai pelajar maupun sebagai umat muslim.

Gembira mah selalu saya tanamkan dalam diri

saya.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, rajin menabung, rajin beribadah dan

bersosial.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, karena dari orang tua, kepramukaan

selalu mendidik saya untuk rajin trampil

sehingga saya pribadi sudah bisa menciptakan

karya sendiri walaupun masih dikonsumsi

sendiri.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, namun belum maksimal. Karena saya

masih belum cukup trampil dan masih butuh

banyak belajar.

15. Risa Oktavia Ya, rajin beribadah, belajar dan berlatih.

Trampil dalam mengerjakan tugas dan selalu

bergembira saat berkegiatan.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, gembira dalam arti mensyukuri apa yang

saat ini saya miliki.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan

banyaknya aktivitas dalam kegiatan sehari-

hari itu dapat menjadikan diri kita membatasi

ruang gerak.

18. Fendi Santoso Ya, karena komponen dalam anggota

organisasi yang baik salah satunya adalah

poin 6 ini.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya rajin beribadah dan beramal.

20. Nur Inayah Ya, rajin dalam belajar menghadapi

lingkungan sekitar, bahagia ketika melihat

80

orang lain bahagia.

7) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat

Cermat dan Bersahaja? Apa alasannya?

Tabel 4.8

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena senantiasa berusaha untuk

hemat dalam penggunaan uang, cermat dalam

bekerja dan hidup bersahaja.

2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dalam pembiayaan kegiatan kita

benarbenar memanage uang dengan baik.

3. Kristina

Mayasari

Ya, contoh realnya tidak menghamburkan

uang untik sesuatu hal yang tidak benar-benar

dibutuhkan saat ini. Saya akan menggunakan

sesuatu jika itu memang perlu.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, karena saya sudah menerapkan

system menabung dan berinvestasi serta

cermat dalam segala hal.

5. Metik Fatmasari Ya, dalam mengelola keuangan selalu pada

porsinya tidak berlebihan dalam konsumsi,

tidak gegabah dalam menentukan pilihan serta

selalu rendah hati kepada semua manusia.

6. Edy Setiyawan Ya, selain memanfaatkan yang ada saya

diajari untuk selalu hemat dalam keseharian,

cermat dalam pekerjaan dan selalu menerima

apa adanya.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya

hemat dalam menggunakan uang, cermat

81

dalam menjawab pertanyaan dan pekerjaan.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, salah satu wujudnya yaitu saya selalu

berusaha untuk menyisihkan uang saya untuk

ditabung dan menggunakan uang saya untuk

hal hal yang memangs aya butuhkan.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, karena diracana diajarkan mengelola

keuangan seperti pengelolaan uang kegiatan.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, sebagai anak Pramuka saya sudah dilatih

untuk hemat cermad dan bersahaja, hemat

dalam pengeluaran, cermat dalam bertindak,

bersahaja kepada sesama.

11. Indri Iswanto Ya, hemat dalam mengatur pengeluaran,

cermat saat dalam situasi dan kondisi apapun.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, hemat dalam segala hal, cermat ketika

menelaah, tidak berlebihan atau bersahaja.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, dengan jiwa trampil tumbuh jiwa hemat

dan bersahaja dengan pancingan karya

walaupun masih dikonsumsi sendiri.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, karena di Racana akan mengadakan

kegiatan akan dibutuhkan biaya, apalagi

kegiatan besar. Untuk itu, agar tidak

membebani orangtua, maka kita harus

berhemat.

15. Risa Oktavia Ya, berpola hidup hemat, tidak

mengahambur-hamburkan uang, cermat

dalam mengelola uang, bersahaja dalam

sehari-hari.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, menghemat pengeluaran setiap hari

dengan tidak melupakan tugas kita untuk

menolong orang lain, bersahaja adalah tidak

82

pelit.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, tetapi belum sepenuhnya.

18. Fendi Santoso Ya, meskipun pada kenyataan untuk cermat

itu susah, namun saya akan berusaha.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya bergaya hidup hemat, cermat dan

tidak bermewah-mewahan.

20. Nur Inayah Ya, saya mencoba belajar menabung, dan

membeli sesuatu yang dibutuhkan bukan apa

yang diinginkan.

8) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin

Berani dan Setia? Apa alasannya?

Tabel 4.9

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa disiplin

dalam berperilaku, berani bertindak jika

benar, dan berusaha setia dalam berkomitmen.

2. Rif‟atul Muna Belum, karena alam kedisiplinan banyak

kendala dari luar sehingga kurang disiplin

dalam kegiatan, akan tetapi berusaha untuk

menjadi disiplin.

3. Kristina

Mayasari

Ya, saya menerapkannya. Berusaha untuk

masuk kedalam kelas, mengajar tepat waktu.

Berani mengatakan pendapat dalam rapat,

selalu berusaha untuk istiqomah dengan apa

yang saya tekuni.

4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya sangat menghargai

83

Riza waktu, disiplin dalam segala hal, berani dalam

mengemukakan pendapat, dan juga setia

mengabdi dalam Pramuka.

5. Metik Fatmasari Ya, wujud nyata dari disiplin yaitu saya tepat

waktu dalam keadaan tertentu, selalu berani

mengambil reskio dan setia pada orang yang

telah menjadi janjinya.

6. Edy Setiyawan Ya, disiplin adalah salah satu pegangan teguh

untuk menggapai cita-cita dan berani

mengambil keputusan dan selalu pakem

dengan keputusan yang diambil.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, contoh ketika kita ke kampus harus

menaati tata tertib yang ada, disiplin tepat

waktu dalam perkumpulan.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, wujud nyata disiplin dapat dilihat juga

dari usaha untuk selalu tepat waktu. Begitu

pula saya selalu berusaha untuk menepati

waktu dan tidak terlambat.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya, dengan mengikuti aturan yang ada dan

mentaatinya.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, saya selalu menepati waktu saat kuliah

maupun beribadah, tidak minder saat disuruh

maju dimuka umum.

11. Indri Iswanto Ya, disiplin dalam mengikui perkuliahan dan

pembelajaran, berani mengambil resiko dan

setia menjunjung tinggi Tri Satya dan Dasa

Dharma.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, disiplin akan peraturan yang ada, berani

menyampaikan pendapat, setia dengan yang

diyakini.

84

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi kurang maksimal dalam

pengamalannya karena di poin ini termasuk

poin yang sulit.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, namun belum maksimal. Di Pramuka, kita

selalu diajarkan untuk disiplin, berani

menyampaikan pendapat, setia. Dan saya

masih proses belajar.

15. Risa Oktavia Ya, disiplin dalam berilmu, berani

mengambul keputusan, setia dalam janji-

jannji.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Belum,saya merasa belum dapat disiplin

seratus persen dalam hal apapun, namun saya

berusaha untuk disiplin.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, hal tersebut dilaksanakan ketika harus

mengambil sebuah keputusan yang terkadang

diikuti dengan risiko yang besar.

18. Fendi Santoso Ya, karena dalam hidupku juga berdasarkan

hal itu, sehingga tujuan masa depan dapat

tercapai dengan baik.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya disiplin akan aturan, berani

berpendapat, setia akan janji.

20. Nur Inayah Ya, disiplin dalam segala hal agar hidup ini

tertata, berani bertanggungjawab atas sefala

tindakan, setia kepada kawan seperjuangan

agar tujuan bersama tercapai.

85

9) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan

Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya? Apa alasannya?

Tabel 4.10

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya sudah, saya berusaha bertanggungjawab

dalam bertindak dan berusaha menjaga

amanah.

2. Rif‟atul Muna Ya, bertanggungjawab dalam pra kegiatan

maupun dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Kristina

Mayasari

Ya, meskipun belum sepenuhnya.

Bertanggungjawab ketika diberikan tugas

oleh keluarga untuk mencari ilmu, saya

melakukannya sebaik mungkin.

Menyampaikan amanah sebaik mungkin.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, karena saya berusaha

bertanggungjawab dan dapat dipercaya bagi

sesama manusia.

5. Metik Fatmasari Ya, dalam setiap melakukan suatu pekerjaan

dengan tanggungjawab yang penuh dan selalu

berkata jujur dan menepati janji untuk wujud

dari dapat dipercaya.

6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan bertanggjungjawab

sama pekerjaan, dan amanah akan tugas

tugasnya jikalau terlaksana maka dapat

dipercaya.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, ketika saya kegiatan saya diberikan

amanah untuk mengkordinir kegiatan

tersebut, itu salah satu fakta saya

86

bertanggungjawab.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, sebagai mahasiswa yang tidak jarang

diberi tugas untuk dikerjakan saya selalu

berusaha untuk bertanggungjawab

menyelesaikan tugas tersebut.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya sudah, dengan melakukan sesuatu yang

bermanfaat dan melakukan dengan

tanggungjawab.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, saya selalu mencoba untuk

bertanggungjawab apa yang telah

dipercayakan oleh saya dari teman-teman

maupun dosen dikampus.

11. Indri Iswanto Ya, bertanggungjawab pada diri sendiri,

selalu berusaha untuk selalu menjaga amanah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, bertanggungjawab akan amanah dan

dapat dipercaya mengemban amanah.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi masih kurang maksimal karena

masih berusaha untuk memahami dan

mengamalkannya sehingga diposisi ini maish

mencari dan memahami.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, saya selalu berusaha untuk terus

bertanggungjawab dalam hal aapun juga

berusaha untuk bisa dipercaya orang lain.

15. Risa Oktavia Ya, berani mempertanggungjawabkan apa

yang sudah diambil, menjaga amanah.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, saya sangat menyukai orang yang

bertanggungjawab dan dapat dipercaya

sehingga saya juga berusaha menerapkan hal

tersebut pada diri saya.

17. Imam Aris Ya, dikarenakan kedua sifat ini sangat

87

Jazuli penting dalam kehidupan berorganisasi, dan

menjadi kunci sukses dalam perjalanan karir.

18. Fendi Santoso Ya, karena jika tidak bertanggungjawab

dalam organisasi membutuhkan hal itu,

sehingga koordinasi anggota biar lebih baik.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, bertanggungjawab akan tugas dan dapat

dipercaya akan amanah.

20. Nur Inayah Ya, bertanggungjawab dengan tugas yang

sudah diberikan, dapat dipercaya.

10) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci dalam

Pikiran Perkataan dan Perbuatan? Apa alasannya?

Tabel 4.11

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Ya, tapi belum sepenuhnya, karena hanya

sebagian saja belum tiga keseluruhan.

2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Pramuka diajarkan

untuk selalu berpikir positif dalam segala hal.

3. Kristina

Mayasari

Ya, berusaha yang baik-baik saja, karena apa

yang diucapkan itu berasal dari pikiran, begitu

juga dengan perbuatan. Menghindari

perbuatan yang tidak baik dan senantiasa

berpikir positif.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya

karena pikiran ini terkadang banyak yang

mempengaruhi dan belum berpikiran yang

suci.

5. Metik Fatmasari Ya, wujudnya yaitu tidak pernah berkata

88

jorok yang tidak pantas dikatakan oleh anak

Pramuka, selalu berpikiran positif dalam

segala hal, selalu melakukan perbuatan baik.

6. Edy Setiyawan Ya, suci dalam pikiran yang membuat tubuh

ini berkembang berfikir. Dan akan

menciptakan perkataan dan perbuatan yang

mulia.

7. Muhammad

Maskuri

Ya sudah, tapi belum maksimal. Ketika kita

berbicara dan berbuat harus menjaga kesucian

dan tidak mengatakan kasar.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, merujuk dari Sembilan poin sebelumnya,

saya selalu berusaha untuk bertutur yang baik,

jujur dan menjaga perilaku saya.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Ya sudah, karena sudah menerapkan kalimat

toyyibah.

10. Ridho Maulana

A.F

Ya, saya selalu mencoba untuk suci dalam

pikiran saya, dan perkataan saya karena

belum sepenuhnya bisa saya lakukan.

11. Indri Iswanto Ya, selalu menjaga perkataan dan pikiran

setiap saat.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, membatasi diri dari hal yang buruk.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya, tapi kurang maksimal. Dengan berbagai

cara saya lakukan tetapi masih selalu

keceplosan bertingkah dan berfikir yang tidak

baik sehingga dengan ini saya masih

berusaha.

14. Anggi Astri

Rahayu

Ya, saya selalu berusaha menjaga pikiran,

perkataan dan perbuatan saya agar tetap

bersih.

89

15. Risa Oktavia Ya, meskipun belum sepenuhnya. Sudah

berusaha memperbaiki diri baik dalam

berkata, berucap, berbuat dan bertindak.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, suci dalam pikiran dengan tidak berburuk

sangka kepada orang lain, menjaga ucapan

dari perkataan yang kotor.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, tetapi belum sepenuhnya. Sifat ini

penting dalam menjaga solidaritas terhadap

sesama. Tetapi terkadang naik turun, kadang

dilaksanakan kadang juga tidak.

18. Fendi Santoso Ya, karena jika pada hal tersebut terlaksana

maka meningkatkan intelektual Anggota

Pramuka.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, saya berusaha untuk menyelaraskan

antara pikiran, perkataan dan perbuatan yang

baik.

20. Nur Inayah Ya, ketika ada seseorang yang berkata jorok

maka saya mencoba menanggapi dengan

sewajarnya saja.

b. Karakter Religius

1) Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang

Anda ketahui?

Tabel 4.12

Hasil Wawancara Makna Karakter Religius

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Karakter Religius adalah watak, paringai

dalam kontaks religius atau tingkat keimanan

dan ketaqwaan kepada Tuhan.

90

2. Rif‟atul Muna Sikap atau watak yang mencerminkan sikap

atau tingkah yang religius.

3. Kristina

Mayasari

Karakter Religius adalah karakter atau jiwa

seseorang yang mengaplikasikan nilai agama

dalam kehidupan sehari-hari menempatkan

iman dan islam yang benar dalam berperilaku.

4. Noviana Diah

Riza

Menurut saya Karakter Religius itu adalah

suatu karakter dan tindakan yang baik dan

bagus menurut agama.

5. Metik Fatmasari Ya, Karakter Religius menurut saya adalah

segala sesuatu karakter ataupun sikap, sifat,

perilaku dll yang menganut Islam dan sesuai

dengan syariat.

6. Edy Setiyawan Iya mengetahui, yang saya ketahui adalah

sesuatu yang berhubungan dengan

keagamaan, watak yang islamis dan perbuatan

yang baik.

7. Muhammad

Maskuri

Suatu hal untuk memperbaiki manusia dalam

bersikap dan beperilaku agar bisa

menjalankan apa yang diperintahkan Allah

kepada kita.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Ya, Karakter Religius adalah segala perbuatan

maupun sikap yang didasarkan oleh syariat

Islam.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Karakter yang agamis, islami.

10. Ridho Maulana

A.F

Yang saya ketahui mengenai Karakter

Religius adalah sikap yang sopan dan santun,

selalu beribadah tepat waktu dan berjamaah,

selalu bersedekah dll.

91

11. Indri Iswanto Karakter Religius adalah karakter yang sesuai

dengan tuntunan Agama.

12. Denny Arizal

Rifanto

Tahu,yaitu karakter tentang nilai-nilai

keagamaan.

13. Fatkhan

Muhimmi

Menurut saya, Karakter Religius adalah

sebuah watak atau perbuatan yang dilakukan

sehari-hari yang sifatnya agamis.

14. Anggi Astri

Rahayu

Menurut saya adalah karakter yang selalu

berpedoman pada ajaran Agama.

15. Risa Oktavia Ya saya mengetahui, katrakter religius adalah

sikap dan perilaku yang didasarkan oleh

pedoman Agama..

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Karakter Religius adalah karakter seseorang

yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

Karakter Religius tentu berkaitan dengan

karakter baik yang harus dimiliki seseorang.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, Karakter Religius adalah karakter yang

senantiasa menjunjung tinggi nilai dan norma

agama dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

18. Fendi Santoso Karakter yang segala perilakunya sehari-hari

mengacu pada nilai dan norma agama.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, Karakter Religius adalah karakter yang

berhubungan dengan nilai-nilai Agama.

20. Nur Inayah Karakter Religius yaitu karakter yang

berhubungan dengan Agama serta

berkesinambungan dengan yang lainnya.

92

2) Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter

Religius dalam Islam?

Tabel 4.13

Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Pedomannya yaitu Al-Qur‟an dan

As-Sunnah.

2. Rif‟atul Muna Pedoman yang mendasari adalah Al-

Qur‟an dan Hadis serta kisah-kisah

tentang para nabi maupun sahabat.

3. Kristina Mayasari Aspek Islam dan Iman.

4. Noviana Diah Riza Al-Qur‟an. Hadist, Ijma‟, Qiyas,

pendapat para ulama dan saudara

muslim yang tidak diharamkan.

5. Metik Fatmasari Menurut saya yang mendasari

adanya Karakter Religius yang harus

dilakukan di Islam yaitu jelas Al-

Qur‟an, Sunah atau Hadis nabi, Ijma‟

sahabat dll.

6. Edy Setiyawan Pedoman yang mendasari dalam

karakteristik Religius adalah Rukun

Islam dan Rukun Iman.

7. Muhammad Maskuri Iman, Islam, Ihsan.

8. Febri Dwi Fatmawati Al-Qur‟an dan Sunnah serta Hadis.

9. Albarra Rifqi Anthony Al-Qur‟an, Hadist, Qiyas, Ijma‟.

10. Ridho Maulana A.F Perilakunya yang baik dan ibadahnya

juga baik.

11. Indri Iswanto Pedomannya adalah Al-Qur‟an dan

Hadis.

93

12. Denny Arizal Rifanto Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad,

Perilaku Sahabat dan Tabiin.

13. Fatkhan Muhimmi Al-Qur‟an, Ijtihad, Hadist, Ilmu

alam, Qiyas.

14. Anggi Astri Rahayu Al-Qur‟an, Hadis dan Ijma‟.

15. Risa Oktavia Al-Qur‟an dan Hadist.

16. Alfi Hamidatun Nushroh Al-Qur‟an, Hadist, Ijma‟, Qiyas.

17. Imam Aris Jazuli Yang mendasari Karakter Religius

dalam Islam adalah Iman, Islam, dan

Ihsan.

18. Fendi Santoso Al-Qur‟an, Hadist, aspek islam dan

iman, serta pengertian dari orang

yang pintar.

19. Fatikhatus Sakdiyah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad.

20. Nur Inayah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟ dan Ijtihad.

3) Menurut Anda apa itu Religious Practice (The Ritualistic

Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.14

Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Wujud nyata yaitu dalam kode kehormatan

Gerakan Pramuka dan dalam Prisnip Dasar

Kepramukaan yang dijadikan pedoman

berperilaku seorang Anggota Gerakan

Pramuka.

2. Rif‟atul Muna Islam adalah Agama yang merupakan

penyempurna dari Agama lain. Aspek Islam

94

adalah Rukun Islam yang ada 5, wujud nyata

adalah Dhamra yang pertama yaitu Taqwa

Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Kristina

Mayasari

Menerapkan jiwa yang taat kepada Allah

SWT, menjalankan kewajiban dan

meninggalkan larangan. Contoh menunaikan

ibadah sholat, mengaji, berbuat baik sesama.

4. Noviana Diah

Riza

Islam adalah suatu agama atau kepercayaan

suatu umat, wujud nyata dalam Pendidikan

Kepramukaan denan mengadakan suatu acara

keislaman seperti ARR, kerohanian dll.

5. Metik Fatmasari Aspek Islam yaitu terdiri dari syahadat,

sholat, zakat, puasa dan haji. Wujudnya yaitu

tertuang pada SKU yang harus diisi oleh

setiap Pramuka.

6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan bertakwa

kepada Allah dan wujud nyata yang sudah

nyata adalah sholat lima waktu.

7. Muhammad

Maskuri

Islam adalah salah satu agama yang dianut

oleh masyarakat Indonesia secara mayoritas

dan didalamnya terdapat aspek-aspek dalam

Rukun Islam.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang meliputi

sahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Kegiatan Islam yang dipraktikan diantaranya

sholat berjamaah.

10. Ridho Maulana

A.F

Islam adala lima hal yaitu Rukun Islam, kita

diwajibkan takwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, juga kita diwajibkan untuk suci dalam

pikiran perkataan dan perbuatan.

95

11. Indri Iswanto Aspek Islam adalah sesuai dengan Rukun

Islam.

12. Denny Arizal

Rifanto

Islam yaitu teriri dari lima hal atau Rukun

Islam itu. Sebagai orang Islam senantiasa

melaksanakan syariat-syariat seperti sholat

secara rutin mesikipun sedang berkemah.

13. Fatkhan

Muhimmi

Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,

didalam Kepramukaan seperti Dasa Dharma

poin 1 dan 10 dan di Tri Satya satya ke 1.

14. Anggi Astri

Rahayu

Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,

wujudnya membaca kalimat syahadat,

mengerjakan sholat, menjalankan puasa,

membayar zakat, dan naik haji.

15. Risa Oktavia Islam ada lima hal yaitu Rukun Islam, sesuai

dengan Tri Satya dan Dasa Dharma.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Aspek Islam yaitu Rukun Islam, wujud nyata

dalam Pramuka tertera dalam Dasa Dharma

yang pertama.

17. Imam Aris

Jazuli

Penanaman pendidikan Islam yang diujikan

dalam SKU dan SKK sehingga menjadi pra

syarat dalam peningkatan golongan dalam

Kepramukaan.

18. Fendi Santoso Aspek yang mendasar dalam pelaksanaan

Islam. Mengajak para anggota untuk

melaksanakan ibadah sholat.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Islam adalah agama rahmatan lil‟alamin, yang

dibangun akan lima dasar yaitu Rukun Islam.

Wujudnya senantiasa menjalankan syariat

Islam, seperti shalat, puasa dll meskipun

dalam kegiatan.

96

20. Nur Inayah Islam adalah agama yang dikehendaki oleh

Allah, adapun lima Rukun Islam yaitu

syahadat, sholat, zakat, puaa dan haji. Ketika

kegiatan apabila adzan berkumandang maka

kita hentikan sejenak kegiatan kita kemudian

sholat.

4) Religious Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam

atau pelaksanaanya.

a) Membaca dua kalimat syahadat

Tabel 4.15

Penerapan Rukun Islam Nomor 1

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, karena itu syarat penting dalam

beragama Islam, dan sudah ada dalam bacaan

Shalat, sehingga sering saya baca ketika

sholat.

2. Rif‟atul Muna Sudah karena syahadat adalah rukun islam

yang pertama.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, karena itu adalah rukun Islam yang

pertama yang wajib dilaksanakan oleh orang

Islam.

4. Noviana Diah

Riza

Sudah, sejak kecil karena saya ikut-ikutan

namun setelah memilki ilmu dan mengerti apa

itu syahadat saya bersyahadat sendiri.

5. Metik Fatmasari Sudah sejak lahir saya sudah masuk Islam dan

dengan sendirinya mengucapkan syahadat.

6. Edy Setiyawan Sudah, karena itu kewajiban dan syarat

97

pertama menjadi orang Islam.

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, alasannya kita masuk Agama Islam itu

salah satu syarat masuk Islam dan dalam

kehidupan seharipun juga dilaksanakan dalam

sholat.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, saya bersyahadat setiap kali saya

melakukan sholat. Adapun alasan saya

bersyahadat yaitu untuk kembali keimanan

saya. Selain itu, syahadat juga sebagai bukti

pertama bahwa saya beriman.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, karena bersyahadat itu syarat masuk

Islam.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, minimal lima kali sehari saat sholat

saya lakukan.

11. Indri Iswanto Sudah, karena merupakan rukun islam yang

pertama, dan sebagai syarat seorang masuk

Islam.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, syarat awal masuk Islam.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena syahadat itu syarat awal masuk

Islam.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, untuk menambah dan mempertahakan

keislaman saya.

15. Risa Oktavia Sudah, karena syarat utama masuk Islam.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, karena saya meyakini adanya Tuhan

YME yaitu Allah, dan Nabi Muhammad

adalah Rasul Allah.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, dikarenakan syahadat adalah pembuka

atau pintu terhadap keislaman yang haqiqi

bagi seseorang.

98

18. Fendi Santoso Sudah, karena dalam beberapa hal kita sering

terperosot dalam kekafiran sehingga syahadat

sebagai salah satu pencegahnya.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, karena syahadat adalah awal untuk

masuk Islam.

20. Nur Inayah Sudah, untuk memperkuat keimanan kita

kepada Allah dan percaya bahwa Rasulullah

adalah utusan Allah.

b) Melaksanakan sholat lima waktu

Tabel 4.16

Penerapan Rukun Islam Nomor 2

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, karena sudah kewajiban saya, karena

urgensi sholat sangat luar biasa, bisa

menjauhkan diri dari perbuatan keji dan

mungkar.

2. Rif‟atul Muna Sudah, alasannya karena sholat adalah

kewajiban seorang muslim untuk

menunaikannya.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, dengan itu saya mendekatkan diri

kepada Allah, dan dengan sholat saya telah

memperbaiki akhlak saya.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, karena menurut saya sholat

itu adalah kebutuhan bagi setiap umat Islam.

5. Metik Fatmasari Sudah, walaupun baru sholat wajib yang saya

lakukan.

6. Edy Setiyawan Sudah, sholat adalah kewajiban yang utama

dalam Islam.

7. Muhammad Ya, sudah karena sholat adalah kewajiban

99

Maskuri umat Islam untuk patuh dan taat kepada Allah

SWT.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, saya sudah mendirikan sholat wajib

sebanyak 5 kali sehari. Sebagai salah satu

bentuk keimanan saya kepada Allah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, karena sholat kewajiban setiap

muslim.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, karena sudah menjadi kewajiban kita

semua.

11. Indri Iswanto Sudah,karena sholat merupakan tiang Agama

dan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, karena itu kewajiban.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena didalam islam sholat itu

sebagai tiangnya agama.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, karena sholat bukan hanya kewajiban

seorang muslim. Namun juga merupakan

sebuah kebutuhan.

15. Risa Oktavia Sudah, karena sholat adalah tiang agama dan

kehidupan.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, karena sholat merupakan kewajiban

juga kebutuhan bagi setiap muslim.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, karena sholat merupakan kewajiban

seorang muslim terhadap Allah SWT.

18. Fendi Santoso Sudah, karena setiap orang sholat maka ia

menunjukan ekspresi yang sesungguhnya dan

sebaiknya dilaksnakan secepetnya.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, karena sholat adalah tiang agama.

20. Nur Inayah Sudah, sgolat merupakan tiang agama dan

100

sebagai umat islam, sholat adalah sebuah

kewajiban yang harus dipenuhi.

c) Mengeluarkan zakat

Tabel 4.17

Penerapan Rukun Islam Nomor 3

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, terutama zakat fitrah yang dibayarkan

ketika mendekati hari raya.

2. Rif‟atul Muna Sudah, karena zakat merupakan rukun islam

yang ke 3 dan kewajiban.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, karena saya tahu itu adalah rukun

islam dan saya bukan manusia yang luput dari

dosa dan khilaf.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, karena dengan berzakat kita

dapat mensucikan diri dan harta kita.

5. Metik Fatmasari Sudah, zakat yang saya lakukan adalah zakat

fitrah yang biasanya dilakukan sebelum idul

fitri.

6. Edy Setiyawan Sudah,walaupun sedikit sudah membayar

zakat, tetapi dibayarkan orangtua.

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, karena zakat adalah untuk

membersihkan jiwa agar terhindar dari

penyakit tercela.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, saya sudah melakukan zakat ketika

bulan puasa tiba. Hal ini saya lakukan selain

sebagai wujud keimanan dan kewajiban

sebagai orang muslim, zakat saya lakukan

sebagai bentuk kepedulian saya kepada

muslim-muslim yang kekurangan dan

101

membutuhkan.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, karena setiap tahun ada zakat fitrah.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, bahkan tiap tahun meski hanya

sekedar zakat fitrah.

11. Indri Iswanto Ya, salah satunya adalah zakat fitrah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, penyempurna puasa adalah zakat.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena disetiap bulan Ramadhan saya

juga diberikan tanggungan zakat fitrah.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, untuk membersihkan harta, dan agar

bisa berbagi dengan sesama.

15. Risa Oktavia Sudah, karena zakat adalah penyempurna

puasa.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, zakat dilakukan agar kita berbagi

dengan orang lain terutama fakir miskin, kita

memikirkan mereka dan mensyukuri apa yang

kita punya.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah karena zakat merupakan sarana

pembersih diri dari dosa-dosa.

18. Fendi Santoso Sudah, karena zakat berfungsi sebagai

pembersih harta kita.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, karena zakat penyempurna puasa.

20. Nur Inayah Sudah, memenuhi kewajiban dan membantu

orang yang benar-benar membutuhkan zakat.

102

d) Melaksanakan Puasa di bulan Ramadhan.

Tabel 4.18

Penerapan Rukun Islam Nomor 4

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, karena dengan berpuasa melatih

kesabaran, dan sifat qanaah.

2. Rif‟atul Muna Sudah, karena puasa merupakan kewajiban

orang muslim untuk menjalankannya.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, karena itu adalah kewajiban seorang

mukmin.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, karena dengan berpuasa kita

dapat merasakan kehidupan orang yang

kekurangan serta mendapat pahala dari Allah.

5. Metik Fatmasari Ya, karena umat muslim wajib melakukan

puasa ramadhan dan sunnah untuk puasa yang

sunnah.

6. Edy Setiyawan Sudah, dan Alhamdulillah hari ini saya puasa.

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, karena puasa mengajarkan kita apa

artinya menahan hawa nafsu kesabaran dan

untuk merasakan bagaimana susahnya

kehidupan di dunia ini.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Saya sudah menjalankan ibadah puasa,

alasannya saya menjalankan ibadah puasa

yaitu untuk menjalankan kewajiban saya

sebagai seorang muslim selain itu supaya saya

juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh

saudara muslim yang kekurangan.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, salah satunya ajaran islam itu puasa.

103

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, karena puasa juga kewajiban orang

islam, juga akrena saya sudah baligh dan

sudah diwajibkan.

11. Indri Iswanto Ya, selalu berpuasa penuh saat bulan

ramadhan.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, karena sudah diwajibkan puasa

Ramadhan.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena puasa Ramadhan diwajibkan di

agama Islam sedangkan puasa sunah

Alhamdulillah sudah berjalan dari dulu.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, karena puasa akan menjadikan kita

lebih mengerti bagaimana keadaan saudara

kita yang kekurangan pangan. Disamping itu,

puasa juga menyehatkan badan kita.

15. Risa Oktavia Sudah, karena puasa wajib dilaksanakan sama

halnya dengan sholat.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, selain menjalankan kewajiban untuk

berpuasa, berpuasa memiliki manfaat untuk

tubuh kita.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, karena dengan puasa umat muslim

dapat mencapai martabat yang hakiki untuk

menjadi manusia yang suci.

18. Fendi Santoso Sudah, karena selalu jadi rutinitasku jika

puasa wajib selain dapat pahala juga

meningkatkan kesehatan.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, karena puasa itu kewajiban.

20. Nur Inayah Sudah, melaksanakan kewajiban dan apabila

tidak kita laksanakan maka kita akan

menambah dosa.

104

e) Melaksanakan Haji

Tabel 4.19

Penerapan Rukun Islam Nomor 5

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Belum, belum mampu secara financial.

2. Rif‟atul Muna Belum, karena syarat utama menunaikan haji

belum semua terpenuhi.

3. Kristina

Mayasari

Belum, (Insyaallah ingin sekali). Belum bisa

memenuhi syarat haji tapi saya punya harapan

dan ikhtiar untuk berhaji.

4. Noviana Diah

Riza

Belum, karena belum ada uang yang cukup.

5. Metik Fatmasari Belum, karena belum ada rejeki dan

kesempatan untuk melakukannya.

6. Edy Setiyawan Belum, karena saya masih mencari ilmu dan

belum ada dana untuk pergi haji dan suatu

saat Insyaallah akan kesana.

7. Muhammad

Maskuri

Belum, karena haji bagi yang mampu jadi

untuk menunaikan haji kita perlu tekun dan

ulet untuk melaksanakannya agar tercapai

rukun islam yang terakhir ini..

8. Febri Dwi

Fatmawati

Belum, saya belum melaksanakan haji karena

saya belum mampu.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Belum, belum dipanggil oleh Allah.

10. Ridho Maulana

A.F

Belum, karena diri saya belum siap lahir batin

juga di biayanya.

11. Indri Iswanto Belum, belum ada niat dan keterbatasan dana.

12. Denny Arizal Belum, belum mampu.

105

Rifanto

13. Fatkhan

Muhimmi

Belum, karena belum mampu.

14. Anggi Astri

Rahayu

Belum, karena belum cukup bekal.

15. Risa Oktavia Belum, karena belum mampu untuk

melaksanakan.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Belum, haji dilakukan bagi yang mampu

secara financial dan sebagainya saya belum

memenuhinya.

17. Imam Aris

Jazuli

Belum, karena dalam hal ini perlu adanya

iktikad yang kuat serta dalam hal ini adalah

benar-benar orang yang Allah istimewakan.

18. Fendi Santoso Belum, karena kondisi ekonominya serta

fisiknya dirasa belum mampu.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Belum, karena belum mampu finansialnya.

20. Nur Inayah Belum, karena belum mampu dari segi materi.

5) Menurut Anda apa itu Religious Belief (The Ideological

Dimension)/Aspek Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.20

Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sama halnya dengan takwa yaitu dalam kode

kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan

yang diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari oleh Anggota Pramuka.

106

2. Rif‟atul Muna Iman, mempercayai tentang ketauhidan atau

adanya Tuhan serta menjalankan perintahNya

dan menjauhi laranganNya.

3. Kristina

Mayasari

Percaya bahwa ibadah yang dilakukan akan

menuai kebaikan. Contoh dalam Pendidikan

Kepramukaan adalah mendahulukan

Pendidikan Karakter iman kepada tunas

bangsa.

4. Noviana Diah

Riza

Iman adalah percaya, wujud nyata dalam

lingkungan Pramuka yaitu dengan diteskan

dalam SKU.

5. Metik Fatmasari Aspek Iman yaitu terdiri dari Rukun Iman,

wujud nyata tetap berpegang teguh pada Al-

Qur‟an dalam melakukan segala aktivitas

Kepramukaan.

6. Edy Setiyawan Percaya bahwasanya Allah itu ada dan saya

meyakininya.

7. Muhammad

Maskuri

Melaksanakan Dasa Dharma dan Tri Satya

dalam penempuhan SKU dan SKK.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Aspek Iman yaitu suatu kepercayaan yang

merujuk pada Rukun Iman yang terdiri dari 6

poin.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Melakukan setiap kegiatan dengan hati atau

iman.

10. Ridho Maulana

A.F

Iman adalah percaya, yaitu ada dalam rukun

Iman. Kita diwajibkan rajin dalam beribadah

meskipun Pramuka kita tetap harus beribadah

rajin.

11. Indri Iswanto Aspek Iman adalah sesuai dengan Rukun

Iman.

107

12. Denny Arizal

Rifanto

Iman yaitu percaya, yang tertuang dalam

Rukun Iman. Selalu berhati-hati dalam

bertindak. Tidak mudah goyah imannya,

senantiasa ingat akan Allah.

13. Fatkhan

Muhimmi

Aspek Iman didalam Islam ada enam poin

yaitu Rukun Islam.

14. Anggi Astri

Rahayu

Iman adalah percaya, yaitu Rukun Iman yang

6. Wujud nyatanya ialah selalu percaya pada

Rukun Iman dan menjalankan setiap perintah

Allah.

15. Risa Oktavia Iman adalah percaya, wujudnya adalah Rukun

Iman. Beriman kepada Allah contohnya

seringkali kegiatan Pramuka itu padat bahkan

memakan waktu oleh sebab itu Pendidikan

Kepramukaan juga harus mengajarkan

manajemen waktu agar ibadah tetap

dilaksanakan.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Aspek Iman yaitu Rukun Iman dalam Islam.

Wujud nyata dalam Pendidikan Kepramukaan

contohnya dalam berpramuka kita harus

meyakini bahwa Tuhan selalu bersama kita

dan menjaga kita.

17. Imam Aris

Jazuli

Iman yaitu segala sesuatu yang diyakini

dengan sepenuh hati, dicuapkan dengan lisan

dan diimplementasikan dalam perbuatan.

Aspek Iman dalam Kepramukaan yang

berwujud nyata seperti motivation traning dan

pelatihan ESQ.

18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi penyemangat orang

dalam beribadah, penerapan Dharma Pramuka

108

poin ke 1.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Iman yaitu percaya, yaitu ada Rukun Iman.

Wujud nyata yaitu beriman dan mempercayai,

tidak sembrono ingat akan kehidupan akhirat.

20. Nur Inayah Iman yaitu sesuatu yang diyakini dengan hati,

diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan

dengan perbuatan.

6) Religious Belief (The Ideological Dimension)/Aspek Iman

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman

dan penerapannya.

a) Iman kepada Allah SWT

Tabel 4.21

Penerapan Rukun Iman Nomor 1

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini dalam hati, diucapkan

dengan lisan dan diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari seperti sholat, puasa, dan amalan

ibadah yang lainnya.

2. Rif‟atul Muna Sudah, menjalankan kewajiban dan menjauhi

laranganNYA seperti menjalankan sholat,

puasa, zakat dan sebagainya.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, mempercayai bahwa Allah adalah dzat

yang nyata yang menciptakan seluruh alam

dan isinya.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan percaya kepada

Allah dan mensyukuri nikmatNYA.

5. Metik Fatmasari Ya, selalu mentaati perintahNYA dan

menjauhi laranganNYA.

109

6. Edy Setiyawan Belum sepenuhnya menjalankan kewajiban

dan menjauhi laranganNYA terkadang ada hal

yang sulit dilakukan.

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, karena iman adalah kepercayaan kita

kepada Allah bahwa Allah itu ada dan Allah

itu satu untuk itu kita harus taqwa kepada

Allah.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, wujud saya beriman kepada Allah

yaitu dengan selalu melaksanakan perintah

dan menjauhi laranganNYA.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, contohnya sholat.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, tidak akan menyekutukan Allah,

menjalankan perintah dan menjauhi

laranganNYA.

11. Indri Iswanto Sudah, selalu menjalankan perintah dan

menjauhi laranganNYA.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, percaya Allah itu ada, berusaha

menjalankan perintah dan menjauhi

laranganNYA.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, sholat lima waktu pada waktunya,

menghormati kedua orangtua selalu berdoa

dan berbuat baik.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya sudah percaya bahwa Allah ada

dan telah menjalankan setiap perintah-

perintah Allah.

15. Risa Oktavia Insyaallah sudah, salah satunya melaksanakan

tuntunanNYA yaitu berhijab menutup aurat,

istiqomah dalam menjalankan perintahNYA.

16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan menjalankan perintah dan

110

Nushroh menjauhi laranganNYA.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, wujud nyata beriman kepada Allah

adalah senantiasa mengingat Allah dalam

keadaan apapun serta menjalankan perintah

dan menjauhi laranganNYA.

18. Fendi Santoso Sudah, melaksanakan sholat lima waktu

setiap hari.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, mempercayai Allah dan bertaqwa

20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang ghaib.

b) Iman kepada Malaikat Allah

Tabel 4.22

Penerapan Rukun Iman Nomor 2

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini bahwa Allah menciptakan

malaikat untuk membantu mengatur di dunia.

2. Rif‟atul Muna Sudah, wujudnya dengan mengimani adanya

malaikat dan berhati-hati dalam bertingkah

laku.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, percaya bahwa malaikat adalah

makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa

malaikat itu ada dan wahyu yang diturunkan

oleh Allah ke Rasul melalui malaikat.

5. Metik Fatmasari Sudah, selalu meyakini bahwa segala sesuatu

yang dilakukan diawasi oleh malaikat.

6. Edy Setiyawan Sudah, setiap perbuatan saya percaya ada

malaikat yang mencatat entah itu perbuatan

baik ataupun buruk.

111

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, contoh percaya bahwa malaikat berada

disamping kita dan selalu mengawasi

perbuatan manusia didunia ini.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, adapun wujud saya mengimani adanya

malaikat dengan selalu berhati-hati dalam

bertindak karena merasa bahwa setiap

tindakan saya lakukan akan dicatat oleh

Malaikat Allah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, selalu berbuat baik.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, tetap percaya akan adanya malaikat

meskipun belum pernah melihatnya.

11. Indri Iswanto Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa

setiap perbuatan yang kita lakukan ada

malaikat yang mencatat perbuatan.

12. Denny Arizal

Rifanto

Sudah, percaya malaikat ada, dan kita diawasi

serta dicatat oleh malaikat.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, kaena saya yakin dan mengimani

bahwa malaikat-malaikat Allah itu ada.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya percaya dan meyakini bahwa

malaikat itu ada.

15. Risa Oktavia Insyaallah, salah satunya yaitu mempercayai

bahwa apapun yang kita lakukan itu dicatat

oleh Malaikat Allah.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, dengan meyakini bahwa setiap

kebaikan dan keburukan yang kita lakukan

akan dicatat oleh Allah.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, dengan cara mengenal nama malaikat

serta mengenali tugas-tugasnya dan

meyakininya.

112

18. Fendi Santoso Sudah, selalu menjaga sikap kita afar elalu

dalam jalan kebaikan.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah, mempercayai malaikat dan percaya

selalu mengawasi.

20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal hal ghaib.

c) Iman kepada Kitab-Kitab Allah

Tabel 4.23

Penerapan Rukun Iman Nomor 3

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, mempercayai bahwa Allah

menurunkan kitab-kitab kepada rasul

terdahulu sebagai pedoman, dan saya

mempelajari dan membaca Al-Quran sebagai

wujud beriman kepada kitab-kitab.

2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kitab-kitab Allah

dan mengamalkan kitab Al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, wujudnya adalah saya mempelajari

dan mengikuti pedoman-pedoman yanga da

dalam kitab-kitab Allah, mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan membaca dan

mengamalkan Al-Quran.

5. Metik Fatmasari Sudah, dengan membaca, memahami dan

mengamalkan isi kitab dalam kehiduoan

sehari-hari.

6. Edy Setiyawan Sudah, dengan membaca dan

mengamalkannya.

7. Muhammad Sudah, contohnya ketika kita membaca Al-

113

Maskuri Quran dan memahami isi dan

mengamalkannya.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, wujud nyata saya membaca Al-Quran

dan berusaha untuk mempelajari serta

memahami maknanya meudian di aplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, mengaji Al-Quran.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, dengan adanya Al-Quran yang sebagai

pelengkap dari kitab sebelumnya dan

kewajiban kita untuk membacanya.

11. Indri Iswanto Ya, selalu membaca, memahami dan

mengamalkan isi dari Al-Quran.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, membacanya dan tadarus bersama.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah karena saya selalu mempelajari kitab

Al-Quran, memahami dan mengamalkannya.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya percaya bahwa kitab Allah ada

dan diturunkan pada Nabi terpilih Allah. Dan

juga dengan membaca dan mengkaji Al-

Quran.

15. Risa Oktavia Insyaallah, mengajarkan kepada penerus atau

anak-anak agar bisa membaca Al-Quran serta

menjalankan yang ada didalamnya.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, dengan membaca Al-Quran.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, wujud nyatanya adalah membaca Al-

Quran serta berusaha untuk memahami isinya.

18. Fendi Santoso Sudah, selalu membaca Al-Quran yang mana

berfungsi untuk menambah kepandaian.

114

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, membaca dan mengamalkannya.

20. Nur Inayah Sudah, implementasinya setiap hari kita

membaca Al-Quran.

d) Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Tabel 4.24

Penerapan Rukun Iman Nomor 4

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, dengan mengikuti sunah-sunah

Rasulullah SAW.

2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kisah-kisah Rasul

dan mengamalkan atau mencerminkan sifat-

sifat Rasul.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa Rasul

Allah itu adalah utusan Allah yang menjadi

perantara Allah untuk menunjukan manusia

kejalan yang benar.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa

Rasul Allah itu ada dengan mengamalkan

ajaran-ajaran Rasul.

5. Metik Fatmasari Sudah, dengan mempercayai bahwa Rasul ada

dan setiap perbuatannya menjadi tuntunan

umat Islam.

6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika Rasul adalah utusan

Allah.

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, contoh percaya bahwa Nabi

Muhammad adalah utusan Allah SWT dan

mencontoh apa yang di perintahkan beliau.

8. Febri Dwi Sudah, saya beriman kepada Rasul Allah

115

Fatmawati yatitu dengan mempelajari kisah kisah Rasul,

mempercayai serta mengambil hikmah dari

kisah-kisah tersebut.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, dengan belajar sejarah dan

mengucapkan sholawat nabi.

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, kita umat islam selain syahadat tauhid

kita juga bersyahadat rasul dan itu nabi

Muhammad sebagai akhir dari nabi-nabi

sebelumnya.

11. Indri Iswanto Sudah, mempelajari dan mengamalkan kisah-

kisah Rasul serta menjalankan sunah dari

Rasulullah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, mengikuti sunahnya dan meneladani

sifatnya.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena saya pribadi yakin adanya

Rasulullah, wujudnya saya bershalawat selalu

mempelajari kisah-kisah para Rasul Allah.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya percaya bahwa Rasul-Rasul

Allah itu ada dan senantiasa bersholawat

untuk Rasulullah.

15. Risa Oktavia Meyakini bahwa Rasul-Rasul Allah itu

sebagai utusan Allah untuk memberikan

petunjuk bagi manusia.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, dengan mengikuti ajaran-ajarannya.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, wujud nyatanya dengan melafalkan

syahadattain dan menanamkannya dalam hati.

18. Fendi Santoso Sudah, yaitu menirukan eprilaku beliau dalam

sehari-hari.

19. Fatikhatus Ya, percaya dan mengikuti ajaran sunahnya.

116

Sakdiyah

20. Nur Inayah Sudah, caranya dengan membacakan doa dan

membaca sholawat.

e) Iman kepada Hari Akhir

Tabel 4.25

Penerapan Rukun Iman Nomor 5

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, dengan beribadah dan memperbanyak

amalan sebagai bekal di akhirat.

2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai dan berhati-hati dalam

bertindak di kehidupan sehari-hari.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, wujudnya adalah mempercayai hari

akhir lalu terus berusaha melaksanakan hal

yang baik dan benar karena kira percaya ada

kehidupan setalah hari akhir.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa ada

hari akhir.

5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya hari akhir

setelah hari didunia.

6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika suatu saat nanti ada

hari akhir atau kiamat

7. Muhammad

Maskuri

Sudah, saya percaya bahwa dunia ini hanya

sekali jadi untuk itu kita tingkatkan

ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, saya selalu berusaha untuk melakukan

perintah Allah sebagai bentuk mempersiapkan

diri apabila hari akhir datang.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, selalu berbuat baik sampai akhirnya

zaman.

117

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, bahwa steelah kita hidup didunia ini

aka nada hari akhir yaitu hari kiamat hadist

dan Al-Quran sudah menerangkannya

mengenai hari kiamat.

11. Indri Iswanto Ya sudah, memulai dari dini menerapkan

amal yang akan kita bawa diakhirat nanti.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya, menyiapkan diri beribadah sebaik

mungkin.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena saya probadi telah meyakini

bahwa hari akhir ini pasti ada awal dan ada

akhir, selalu berdoa dan selalu menjaga alam,

akhlak dan apa-apa yang mengakibatkan hari

akhir itu cepat datang.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya percaya bahwa hari akhir itu pasti

akan tiba. Dan sebelum hari itu tiba, saya

harus mempersiapkan bekal.

15. Risa Oktavia Insyaallah, dengan mempercayai bahwa hari

akhir itu akan tiba.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, dengan mempersiapkan diri menjadi

seorang yang lebih baik sebelum datangnya

hari akhir.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, wujudnya memahmi tentang hari akhir

dan berupaya untuk selalu berbuat kebaikan.

18. Fendi Santoso Sudah, dalam segala perlakuan dihiasi dengan

kebaikan. Seolah-olah akan mati dikemudian

hari.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, percaya ada kiamat dan mempersiapkan

amal.

20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang gaib

mengetahui dandasar adanya tanda-tanda

118

kiamat

f) Iman kepada Qada dan Qadar

Tabel 4.26

Penerapan Rukun Iman Nomor 6

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Sudah, senantiasa berusaha ikhtiar dan

tawakal serta tabah atas apa yang menimpa

kita.

2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai akan qada dan qadr

dengan berusaha dan semangat dalam

menjalankan kehidupan di dunia.

3. Kristina

Mayasari

Sudah, Qanaah dengan segala ketentuan allah

percaya bahwa hanya Allah yang berhak

memutuskan segala ketentuan.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah sudah, dengan menerima

kenyataan hidup.

5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya qada dan

qadr.

6. Edy Setiyawan Percaya adanya qada dan qadr karena

bencana bencana kecil itu memang dari Allah

untuk oeringatan kepada hambaNYA.

7. Muhammad

Maskuri

Percaya bahwa takdir itu ada jadi jangan

disesali ketika kita mendapat musibah atau

cobaan dari Allah.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Sudah, wujud nyatanya yaitu saya selalu

berusaha untuk menerima ketentuan-

ketentuan Allah.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, selalu berprasangka baik dengan

Allah.

119

10. Ridho Maulana

A.F

Sudah, kita selalu disuruh ikhtiar dan berdoa

agar nasib kita bisa berubah menjadi lebih

baik.

11. Indri Iswanto Sudah, selalu menerima dengan ikhlas

ketentuan dan ketetapan Allah.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya sudah, bersyukur dan menjalani kehidupan

dengan semaksimal mungkin.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sudah, karena saya yakin ada orang hidup dan

orang mati dan ada orang sekarang kaya

besok miskn, wujudnya saya selalu bersyukur

dan berusaha amal shalih.

14. Anggi Astri

Rahayu

Sudah, saya percaya bahwa qada dan qadr itu

benar adanya.

15. Risa Oktavia Insyaallah, apapun yang sedang terjadi

didalam kehidupan saya sudag dituliskan

Allah. Percaya bahwa A;;ah pasti

memberikan hambanya yang terbaik.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Sudah, dengan bersabar dengan apa yang kita

peroleh.

17. Imam Aris

Jazuli

Sudah, wujud nyatanya adalah menerima

segala ketentuan Allah yang kadang kala

kurang baik menurut kita.

18. Fendi Santoso Sudah, selalu optimis dalam segala hal.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ya, bersyukur dan selalu tawakal serta ikhtiar.

20. Nur Inayah Sudah, bahwasanya takdir itu ada yang bisa

dirubah dan tidak dapat dirubah. Misal

kebodohan apabila kita belajar maka bisa ajdi

pintar takdir yang tidak bisa dirubah seperti

jenis kelamin.

120

7) Menurut Anda apa itu Religious Knowledge (The Intellectual

Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.27

Hasil Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang

keagamaan baik secara teori dan praktik.

Wujudnya praktik-praktik ibadah keagamaan

dalam Kepramukaan, seperti Uji SKU poin 1.

2. Rif‟atul Muna Wujud nyatanya adalah dengan adanya ilmu

kita mampu mengetahui segala hal yang ada

di dunia.

3. Kristina

Mayasari

Pengetahuan tentang keagamaan,

mengajarkan jiwa yang senang sholat

berjamaah dengan menjelaskan bahwa sholat

berjamaah itu pahalanya 27‟ dibandingkan

sholat munfarid.

4. Noviana Diah

Riza

Ilmu adalah suatu gabungan dari

pengetahuan-pengetahuan dengan

mengamalkan Dasa Dharma dan membagikan

pengetahuan yang kita miliki.

5. Metik Fatmasari Ilmu yaitu segala sesuatu yang didapat

melalui berbagai cara. Wujud nyata dalam

lingkungan Kepramukaan yaitu Pramuka

banyak sekali member ilmu dan pengalaman

melalui segala macam kegiatannya.

6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan tentang

orang yang berilmu itu berguna, dan orang

121

yang berilmu pasti banyak manfaatnya.

7. Muhammad

Maskuri

Seberapa jauh kita mendalami ajaran-ajaran

agama dan bagaimana kita membuktikan

ajaran Allah SWT contohnya sholat sehari-

hari tepat waktu.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Aspek Ilmu adalah pengetahuan akan ajaran-

ajaran agama. Dalam Kepramukaan tidak

hanya diajarkan cara bertahan hidup dialam

terbuka. Tetapi dalam Kepramukaan juga

diajarkan nilai-nilai agama seperti yang sudah

terdapat di SKU poin 1.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Penerapan ilmu agama yang pernah diterima

seperti fiqh, aqidah, akhlak.

10. Ridho Maulana

A.F

Kita mempelajari agama itu dengan ilmu,

tanpa ilmu ibadah kita tidak diterima. Dalam

kepramukaan kita selalu diwajibkan belajar

dalam bidang keagamaan juga jadi Pramuka

berperan penting dalam mendidik anak muda.

11. Indri Iswanto Aspek Ilmu adalah pengetahuan keagamaan,

segala sesuatu membutuhkan ilmu

pengetahuan termasuk dalam mengamalkan

Dasa Dharma dan Tri Satya juga

membutuhkan ilmu untuk mengamalkannya.

12. Denny Arizal

Rifanto

Aspek Ilmu yaitu seberapa jauh kita tahu

tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyata

dalam Pramuka diajarkan tentang navigasi

sehingga dapat membaca tanda-tanda alam

ketika hendak sholat dialam terbuka dll.

13. Fatkhan

Muhimmi

Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.

Wujud nyata selalu mempelajari sejarah,

122

mempelajari Dasa Dharma dari poin 1-10,

ilmu alam, mempelajari kepemimpinan.

14. Anggi Astri

Rahayu

Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.

Wujud nyatanya adalah mempelajari tata cara

sholat, tata cara naik haji, puasa dll.

Mengujikan SKU poin 1.

15. Risa Oktavia Ilmu adalah seberapa jauh pemahaman

tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyatanya

adalah dengan mengajarkan ilmu Dasa

Dharma kepada Anggota Pramuka dan ilmu

yang lain untuk dipahami dan direalisasikan.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang

ajaran-ajaran agama. Isi dan kandungan Dasa

Dharma telah sesuai dengan ajaran-ajaran

agama.

17. Imam Aris

Jazuli

Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu

hal yang mampu mengantarkan manusia

kepada karakter religius. Wujud nyata dalam

Kepramukaan yaitu adanya Pendidikan

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi pengetahuan, selalu kaya

dalam wawasan dan kerap memecah setiap

masalah.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ilmu adalah pengetahuan tentang ajaran

agama, menerapkan praktik-praktik nyata,

sholat jenazah dll yang ada dalam SKU poin

1.

20. Nur Inayah Ilmu adalah sesuatu yang harus kita cari,

pelajari dan kita terapkan. Karena dengan

ilmu semuanya akan menjadi lebih mudah.

123

8) Menurut Anda apa itu Religious Feeling (The Experiental

Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.28

Hasil Wawancara Arti Aspek Ikhsan dan Wujudnya

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Yaitu dimana dalam praktik beribadah kepada

Allah kita senantiasa merasa dekat dan

diperhatikan oleh Allah, adanya sifat

sungguh-sunnguh dalam pengamalan Kode

Kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan.

2. Rif‟atul Muna Ikhsan selalu berfikir positif dan berbuat baik

dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam

kegiatan Kepramukaan adalah saling tolong

menolong terhadap sesama.

3. Kristina

Mayasari

Perasaan religius, perasaan yang ingin

menunjukan sikap yang baik, sikap dan

perasaan untuk mengikuti peraturan dan

anjuran Allah. Seperti halnya selalu berbuat

baik kepada orang lain.

4. Noviana Diah

Riza

Ikhsan yaitu selalu berprasangka baik dengan

menyembah Allah seakan-akan melihat kita.

5. Metik Fatmasari Ikhsan yaitu perbuatan atau sifat yang baik.

Wujud nyatanya yaitu dalam berpramuka

selalu bersikap baik sesuai dengan kesepuluh

poin Dasa Dharma.

6. Edy Setiyawan Ikhsan itu perasaan, merasa kalau Allah itu

selalu ada dan selalu berada disampingku, jika

melakukan perbuatan yang jelek merasa takut.

124

7. Muhammad

Maskuri

Ikhsan adalah berpikir positif untuk

berperilaku baik dan berbuat baik.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Aspek Ikhsan yaitu perasaan dan dorongan

akan berbuat dan berpikir baik. Senantiasa

merasa dekat dengan Allah. Wujudnya dalam

Pramuka diajarkan tentang Dasa Dharma

salah satu acuan dalam bertindak.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Selalu berpikir dan berbuat baik.

10. Ridho Maulana

A.F

Ikhsan adalah selalu mendekatkan diri kepada

Allah atau perasaan senantiasa untuk berpikir

positif. Selalu iman dan takwa kepada Allah

juga cinta alam dan kasih sayang sesama

manusia.

11. Indri Iswanto Aspek Ikhsan adalah berbuat baik antar sesama

manusia, didalam Kepramukaan sudah

dicontohkan dalam Dasa Dharma.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ikhsan yaitu perasaan yang baik-baik. Selalu

percaya Allah bersama kita meskipun kita

sedang dalam kegiatan.

13. Fatkhan

Muhimmi

Prasangka akan takut atas kuasa Allah,

berprasangka baik kepada sesama manusia

dan ciptaanNya.

14. Anggi Astri

Rahayu

Selalu berprasangka baik kepada Allah

maupun makhlukNya.

15. Risa Oktavia Ihsan adalah perasaan atau dorongan untuk

selalu berbuat dan berpikir baik. Dengan

bertingkah laku menurut landasan agama,

merasa dekat dengan Allah, positif thinking.

16. Alfi Hamidatun Aspek Ikhsan adalah dorongan melakukan

125

Nushroh kebaikan dengan menginat sang pencipta,

yaitu dengan menolong sesama makhluk

hidup, mencintai lingkungan dll.

17. Imam Aris

Jazuli

Aspek Ikhsan yaitu aspek yang berbicara

antara kebenaran lisan, hati dan tingkah laku.

Wujud nyata yaitu adanya signifikansi sikap

anggota Pramuka dalam berbicara dan

bertindak.

18. Fendi Santoso Selalu berprasangka baik terhadap hal-hal yang

meragukan, menjadi penengah masalah jika

terjadi perselisihan pendapat.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Ikhsan adalah perasaan atau prasangka untuk

kebaikan. Percaya Allah selalu bersama kita

disetiap langkah dan waktu, selalu berpikir

positif.

20. Nur Inayah Ikhsan adalah sesuatu yang dianggap baik,

Iman dan Islam tidak akan menjadi lengkap

apabila belum ada Ihsan.

9) Menurut Anda apa itu Religious Effect (The Consequential

Dimension)/ Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.29

Hasil Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Aspek Amal adalah praktik atau implementasi

ajaran islam dalam kehidupan. Wujud nyata

yaitu amalan-amalan dalam beribadah baik

ibadah maghdah dan ghairu maghdah.

126

2. Rif‟atul Muna Amal yaitu berbuat baik sesama makhluk

Allah. Contohnya dengan menjaga kelestarian

lingkungan.

3. Kristina

Mayasari

Amal yaitu sifat dan sikap praktik nyata

keagamaan. Bisaanya anak Pramuka

menyisihkan sebagian uang untuk mengisi

kotak amal.

4. Noviana Diah

Riza

Amal adalah implementasi dari islam, iman

dan ihsan dengan mengamalkannya. Dengan

menolong sesama dan mengamalkan Dasa

Dharma.

5. Metik Fatmasari Amal yaitu perbuatan manusia yang

dilakukan secara ikhlas dan ridho. Wujud

nyatanya yaitu beramal baik dalam

berpramuka.

6. Edy Setiyawan Amal dalam bentuk fisik dan dalam bentuk

uang. Amal memang diajarkan untuk

mensucikan diri dan harta yang kita miliki.

Misalnya iuran disanggar, menolong sesama

dll.

7. Muhammad

Maskuri

Aspek Amal dalam kehidupan dan ketika kita

mengamalkan ilmu contohnya, tolong

menolong sesama juga termasuk.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Aspek Amal adalah wujud nyata sosial

dimasyarakat. Wujud nyata kita Pramuka

diajarkan tolong menolong, saling membantu.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Melalu kegiatan bakti sosial.

10. Ridho Maulana

A.F

Amal wujud nyata praktik keagamaan dalam

masyarakat. Agama selalu mengajarkan kita

127

untuk saling berbagi seperti infak dan

sodaqoh. Dalam Pramuka juga ada seperti rela

menolong dan tabah.

11. Indri Iswanto Aspek Amal adalah segala seuatu yang

berhubungan dengan mengamalkan ilmu-ilmu

yang didapat. Dalam Pramuka mengamalkan

Dasa Dharma salah satu yang harus

dilaksanakan.

12. Denny Arizal

Rifanto

Amal adalah wujud implementasi sesama.

Seperti tolong menolong, mengingatkan,

peduli, menyayangi.

13. Fatkhan

Muhimmi

Sebuah perbuatan baik kepada setiap insane,

tolong menolong, takwa kepada Tuhan,

sayang kepada manusia.

14. Anggi Astri

Rahayu

Amalan wujud nyata, misal menolong

sesama.

15. Risa Oktavia Amal adalah implentasi dari semuanya.

Dibidang sosaial misal bersedakah untuk yang

kurang mampu, dan apabila terjadi bencana

anak Pramuka juga turun untuk membantu

dari segi manapun.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Aspek Amal adalah wujud nyata sosial di

masyarakat. Gotong royong, bekerja secara

kelompok, saling membantu satu sama lain.

17. Imam Aris

Jazuli

Aspek Amal yaitu suatu bentuk perbuatan

yang positif yang dilakukan secara spontan

dibawah kendali akal pikiran karena

mengaharapkan ridho Allah. Wujud nyata

konsistensi Anggota Pramuka dalam

bertindak tanpa pamrih dan adanya

128

kepedulian sosial.

18. Fendi Santoso Perbuatan saling tolong menolong sebagai

anggota yang baik, seharusnya selalu

meluangkan waktu dan tenaga demi

organisasi.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Amal adalah implementasi dari ajaran-ajaran

islam dalam keseharian. Tolong menolong,

menyayangi, mengingatkan, membantu, dll

20. Nur Inayah Amal adalah bentuk dari apa yang telah kita

pelajari. Saling membantu dan tolong

menolong misalnya.

10) Dari lima dimensi diatas menurut Anda dimensi mana saja yang

termasuk vertikal dan horizontal?

Tabel 4.30

Pengelompokan Aspek Menurut Responden

No Nama Jawaban

Vertikal Horizontal

1. Khoirul Alfani Iman, Islam Ikhsan, Amal

2. Rif‟atul Muna Iman, Islam Amal, Ikhsan

3. Kristina Mayasari Iman, Islam Ilmu, Amal.

4. Noviana Diah Riza Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Amal

5. Metik Fatmasari Islam, Iman Ikhsan, Ilmu, Amal

6. Edy Setiyawan Islam, Iman Ikhsan, Amal

7. Muhammad Maskuri Iman Amal

8. Febri Dwi Fatmawati Islam, Iman Ilmu, Ikhsan, Amal

9. Albarra Rifqi A Iman, Ikhsan Islam, Ilmu, Amal

10. Ridho Maulana A.F Islam, Iman Amal, Ikhsan

11. Indri Iswanto Islam, Iman Ikhsan, Amal, Ilmu

129

12. Denny Arizal R Islam, Iman Amal, Ikhsan

13. Fatkhan Muhimmi - Amal

14. Anggi Astri Rahayu Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Ikhsan, Amal

15. Risa Oktavia Ilmu, Amal Ikhsan, Iman

16. Alfi Hamidatun N Iman Ikhsan, Amal

17. Imam Aris Jazuli Iman, Islam Ilmu, Ikhsan, Amal

18. Fendi Santoso - -

19. Fatikhatus Sakdiyah Islam, Iman Ikhsan, Amal

20. Nur Inayah Islam, Iman Ikhsan, Amal

11) Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter

Religius anggotanya, terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi? Apa alasannya?

Tabel 4.31

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Dapat, karena dasar pertama dan utama dalam

Pendidikan Kepramukaan adalah karakter

religius yang dibentuk, baru karakter yang

lain.

2. Rif‟atul Muna Sudah, didalam Kepramukaan terutama dalam

Racana mengadakan kegiatan seperti Amalan

Ramadhan Racana serta sering mengadakan

sholat berjamaan di sanggar secara rutin.

3. Kristina

Mayasari

Bisa, alasanya setiap adzan berkumandang

setiap aktifitas di jeda dulu untuk sholat

berjamaah. Dan setiap ramdahan racana

mengadakan Amalan yang diselenggarakan di

desa tertentu, belajar bermasyarakat, ikut

130

tadarus dll.

4. Noviana Diah

Riza

Insyaallah bisa, karena dengan menerapkan

dan mengikuti Pendidikan Pramuka kita juga

dapat menumbuhkan karakter religius.

5. Metik Fatmasari Bisa, dengan adanya Dasa Dharma dan juga

poin-poin SKU yang menuntun untuk

menumbuhkan karakter religius.

6. Edy Setiyawan Sangat yakin bisa, karena di dalam Racana

selalu diajarkan adat dan sopan santun dan

perilaku yang baik dan agamis.

7. Muhammad

Maskuri

Ya, sangat menumbuhkan karena untuk

menumbuhkan hal tersebut kita anggota

Pramuka IAIN Salatiga bersama-sama dalam

mencari kebaikan di agama contohnya ketika

kita kegiatan Amalan Ramadhan Racana.

8. Febri Dwi

Fatmawati

Bisa, Pendidikan Kepramukaan dapat

menumbuhkan karakter religius anggota

Racana, karena di dalam Racana terdapat

program kerja yang mengedepankan nilai

religiusnya. Selain itu di dalam Racana juga

terdapat pembisaaan-pembisaaan yang

bernilai religius.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Sudah, karena Racana juga memiliki program

kerja yang islami.

10. Ridho Maulana

A.F

Bisa, kami di Racana diajarkan dan

diwajibkan selalu beribadah kepada Allah

SWT seperti mengaji, sholat dll.

11. Indri Iswanto Ya, karena dalam Kepramukaan berisi

pendidikan karakter dimana didalamnya

terdapat karakter religius dapat dibuktikan

131

dengan adanya Tri Satya dan Dasa Dharma.

12. Denny Arizal

Rifanto

Ya dapat, dalam Pramuka diajarkan aspek

keagamaan dan penerapan Tri Satya dan Dasa

Dharma poin pertama, serta dalam SKU ada

praktik tentang keagamaan.

13. Fatkhan

Muhimmi

Ya tergantung insannya, karena didalam

Pramuka juga sudah diberikan pendidikan

beragama bertoleransi jadi setiap insan juga

berperan penting dalam religius

14. Anggi Astri

Rahayu

Bisa, karena dalam Pendidikan Kepramukaan

juga diajarkan Pendidikan religius, contoh

Dasa Dharma poin 1, Tri Satya satya ke 1.

15. Risa Oktavia Bisa, karena dalam kegiatannya juga

menerapkan religius kepada anggotanya.

Tadarus misalnya, sholat berjamaah maupun

pengajian bersama.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Ya, karena dalam Pendidikan Kepramukaan

telah diajarkan beberapa karakter.

17. Imam Aris

Jazuli

Ya, karena Pendidikan Kepramukaan juga

memuat pendidikan keagamaan, disamping

itu pendidikan kepramukaan sudah terstruktur

dan kontiunitas dalam pelaksanaan.

18. Fendi Santoso Ya karena didalamnya terdapat banyak nilai

islami yang sesungguhnya, semisal ARR

bergeraj dibidang kemasyarakatan.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Bisa, karena dalam Kepramukaan ada nilai-

nilai religius dalam Dasa Dharma dan Tri

Satya, selain itu program kerja racana seperti

kerohanian, latian rutin, ARR.

20. Nur Inayah Bisa, melalui Pendidikan Kepramukaan bisa

132

meningkatkan keimanan. Dalam kegiatan

Pramukapun kita sering menerapkan rukun

Islam seperti selalu sholat berjamaah.

12) Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)?

Tabel 4.32

Faktor Pendukung dan Penghambat

No Nama Jawaban

Pendukung Penghambat

1. Khoirul Alfani UU, Aturan dan

pedoman yang jelas

Kesadaran diri

2. Rif‟atul Muna Landasan Pramuka

yang jelas

Kesadaran kurang

3. Kristina Mayasari Teman, peralatan,

toleransi,

Kesadaran dan acuh

4. Noviana Diah R Lingkungan islami,

Pembina mendukung

Sikap yang berbeda

beda

5. Metik Fatmasari Dasa Dharma Program kerja tidak

full semuanya

religius

6. Edy Setiyawan Lingkungan Kesadaran diri

7. M. Maskuri Pengetahuan Kesadaran diri

8. Febri Dwi F Dasar Kepramukaan

yang menunjang

Kesadaran diri

9. Albarra Rifqi A Program kerja yang

mendukung

Kordinasi yang

susah

133

10. Ridho Maulana Dasar yang jelas dan

menunjang

Kesadaran diri,

situasi yang buruk

11. Indri Iswanto Tri Satya dan Dasa

Dharma

Kurang maksimal

pengamalannya

12. Denny Arizal R Nilai-nilai agama

ada di Pramuka

Kesadaran diri, lelet,

suka menyepelekan

13. Fatkhan

Muhimmi

Pengakuan dan UU Kesadaran diri

14. Anggi Astri

Rahayu

Dasar dan UU Kesadaran diri

15. Risa Oktavia Nilai-nilai religius

ada dalamnya

Kurang kesadaran

dan acuh

16. Alfi Hamidatun N Kerjasama yang baik Kesadaran diri

17. Imam Aris Jazuli Pendampingan

Pembina, program

kerja yang baik

Kebersamaan dan

kesadaran diri yang

kurang.

18. Fendi Santoso Alat ibadah, sarana

lengkap, skill

anggota

Pengetahuan dan

jumlah anggota yang

tidak stabil

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Sudah terdapat nilai

religius

Kesadaran diri, acuh

dan menyepelekan

20.

Nur Inayah

Program kerja yang

terencana

Malas, kesadaran

diri yang kurang

13) Apa harapan Anda tentang Karaker Religius Anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

134

Tabel 4.33

Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana

No Nama Jawaban

1. Khoirul Alfani Semoga karakter religius benar-benar dapat

diimplementasikan dalam Anggota Racana.

2. Rif‟atul Muna Lebih ditingkatkan lagi dan lebih bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa.

3. Kristina

Mayasari

Semoga kedepannya Racana bisa menjadi

pribadi yang lebih baik lagi, menjalankan

perintah Allah dan mengamalkan Tri Satya

Dasa Dharma dengan sepenuhnya.

4. Noviana Diah

Riza

Lebih ditingkatkan lagi karena akan sangat

perlu bagi kehidupan masyarakat dan

beragama karena kita juga almamater IAIN

Salatiga.

5. Metik Fatmasari Karena Racana berada di kampus Islam maka

karakter religius sangat penting ditingkatkan.

6. Edy Setiyawan Menjadikan Racana menjadi contoh teladan

bagi UKM yang lain, tentang perilaku dan

kebisaaan yang agamis di dalam anggotanya.

7. Muhammad

Maskuri

Agar teman teman bisa sadar apa pentingnya

karakter religius untuk Anggota Racama dan

menumbuhkan karakter yang lebih baik lagi

agar bisa menjadi agent off change .

8. Febri Dwi

Fatmawati

Karakter religius dapat terealisasi dengan

maksimal oleh Anggota Racana.

9. Albarra Rifqi

Anthony

Selalu berkembang ke sisi islami dalam setiap

kegiatannya.

10. Ridho Maulana

A.F

Semakin lebih baik dengan karakter religius

baik sesama taupun dengan penciptaNya.

135

11. Indri Iswanto Dengan semakin dimilikinya karakter religius

maka mudah-mudahan setiap Anggota

Racana mampu menjadi manusia yang

berguna, baik itu bagi bangsa, agama maupun

sekitarnya.

12. Denny Arizal

Rifanto

Jadilah sosok insan yang kamil

13. Fatkhan

Muhimmi

Berakhlakul karimah, khusnudzon kepada

setiap manusia selalu berbenah diri,

introspeksi.

14. Anggi Astri

Rahayu

Anggota Racana dapat lebih memiliki

karakter religius yang baik, selalu memiliki

prasangka yang baik pula, dan selalu

bertakwa kepada Allah.

15. Risa Oktavia Anggota Racana dapat mengamalkan nilai-

nilai Dasa Dharma dan Tri Satya guna

memperbaiki karakter religius Anggota

Racana.

16. Alfi Hamidatun

Nushroh

Para Anggota Racana dapat memahami dan

mengaplikasikan karakter religius yang telah

diperoleh untuk diaplikasikan dalam

kehidupan bermasyarakat tidak hanya ketika

mengikuti kegiatan saja.

17. Imam Aris

Jazuli

Anggota Racana bisa menjadi pilar

pembentuk karakter religius yang mana bisa

dimulai dari kesadaran pentingnya karakter

religius bagi pembangunan bangsa.

18. Fendi Santoso Semoga di masa depan Anggota Racana

melahirkan kader-kader berkarakter islami

yang murni serta sosial tinggi dalam dan luar

136

kampus.

19. Fatikhatus

Sakdiyah

Dapat menjadi garda terdepan perubahan,

aplikasikan Dasa Dharma dan Tri Satya

secara optimal agar karakter terutama

religiusnya matang.

20. Nur Inayah Semoga semua Anggota Racana bisa menjadi

pionir yang baik untuk masyarakat

dilingkungan mereka masing-masing terutama

dalam karakter religius.

2. Observasi

Dalam melakukan observasi, peneliti sangat diuntungkan. Hal

tersebut dikarenakan peneliti melakukan penelitian dalam jangka

waktu tertentu, dan setiap melakukan penelitian didalam Racana

sedang ada kegiatan-kegiatan yang tengah mereka lakukan. Sehingga

sangat mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi

didalamnya.

Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang peniliti dapatkan,

tidak jauh berbeda dengan fakta yang diperoleh melalui data-data.

Pendidikan Kepramukaan didalamnya terdapat banyak hal-hal positif

yang terkandungnya, salah satunya adalah Pendidikan Karakter.

Sehubungan peneliti juga meneliti tentang bagaimana Pendidikan

Karakter yang fokusnya dalam Karakter Religius.

Pendidikan Kepramukaan selain ditunjang dengan landasan

hukum yang jelas oleh pemerintah, dalam Kepramukaan juga sudah

terdapat hal-hal atau nilai-nilai religius yang terkandung. Seperti

137

halnya yang tercantum dalam Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

yaitu Tri Satya yang bunyi satya pertamanya “Menjalankan

kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia”, selain itu juga terdapat dalam Dasa Dharma salah satunya

poin pertama yang berbunyi “Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa”.

Dari situ sudah sangat jelas sekali bahwasanya Pendidikan

Kepramukaan secara umum sudah sangat mendukung dalam

pembentukan karakter religius anggotanya. Secara khususnya, dalam

program kerja Racana selalu mengandung unsur-unsur religius

didalamnya.

Program kerja Racana dalam praktiknya selalu memperhatikan

nilai-nilai religius dalam pembentukan karakter religius anggotanya.

Dalam latian rutin yang dilakukan Racana sering diadakannya latian

rutin tentang religius atau keagamaan, bagaimana merawat jenazah,

bagaimana mengaji membaca Al-Qur‟an bersama dan lain sebagainya.

Kemudian dalam Racana juga terdapat program kerja Kerohanian,

kerohanian disini selain diadakan setiap adanya perayaan hari besar

Islam juga selalu dirutinkan untuk lebih menekankan terhadap

pendalaman pengetahuan nilai-nilai keagamaan. Ada juga program

kerja konservasi alam, dimana konservasi alam disini juga menjadi

salah satu wujud peduli lingkungan dalam rangka melestarikan

lingkungan. Dan salah satu program yang termasuk unggulan dalam

menumbuhkan karakter religius yaitu Racana memiliki program kerja

138

Amalan Ramadhan Racana, dimana program kerja tersebut bergerak

di bidang bakti atau bina masyarakat. Adanya bakti sosial, bazar,

pasar murah, tarawih keliling, tadarus bersama, pengajian, pembinaan

desa melalui TPA dan ibu-ibu pengajian serta lain sebagainya.

Terlepas dari program kerja yang peneliti sebutkan diatas,

semua program kerja Racana selalu diterapkan nilai-nilai religius dan

pembisaaan-pembisaaan religius. Salah satu contohnya ketika

kegiatan sholat berjamaah pada waktunya. Disisi lain didalam

lingkungan Racana juga terdapat penerapan nilai-nilai religius, seperti

halnya satuan terpisah antara anggota putra dan putri, pelaksanaan

sholat berjamaah bagi setiap anggota, wajib mengucapkan salam

ketika masuk sanggar, tadarus Al-Qur‟an setelah sholat, pembisaaan

menolong antar sesama baik dalam bentuk PP, dan kemanusiaan

lainnya

3. Studi Dokumentasi

Studi Studi Dokumentasi disini peneliti gunakan dalam mencari

data ataupun informasi tentang sejarah dari didirikannya Racana.

Kemudian, peneliti juga mencari informasi terbaru dari Racana. Mulai

dari susunan kepengurusan, program kerja dan bagaimana

perkembangan dari Racana sendiri.

Dari studi Studi Dokumentasi tersebut peneliti, mengetahui

bagaimana sejarah dari Racana dan siapa-siapa tokoh yang berperan,

program-program kerja Racana dimana program kerja tersebut juga

139

dijadikan sebagai acuan dalam penelitian, perkembangan keseharian

dalam Racana baik dari segi tingkah laku, tutur kata dan kebisaaan-

kebisaaan atau adat yang diterapkan didalam Racana sendiri.

140

B. Temuan Data

Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan

studi Studi Dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut

menunjukan adanya nilai-nilai religius dalam Pendidikan Kepramukaan

terutama dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

1. Wujud Nyata Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

Dari data yang telah peneliti dapatkan melalui beberapa metode

diatas tersebut, peneliti telah mendapatkan inti dari penerapan atau

wujud nyata Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga dalam menerapkan 10 Poin Dasa Dharma didalam kehidupan

sehari-harinya.

Tabel 4.34

Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

No Dasa Dharma Wujud Nyata Anggota Racana

1. Takwa Kepada Tuhan

yang Maha Esa

Menjalankan perintah dan menjauhi

laranganNya, seperti sholat lima waktu.

Toleransi dan menghargai.

2. Cinta Alam dan Kasih

Sayang Sesama

Manusia

Konservasi Alam, membuang sampah

pada tempatnya, menjaga lingkungan,

saling menyayangi dan menghormati.

3. Patriot yang Sopan

dan Ksatria

Sopan santun terhadap orang lain,

menerapkan budaya 5S.

4. Patuh dan Suka

Bermusyawarah

Patuh terhadap aturan yang ada, baik

aturan sebagai hamba dan sebagai

anggota. Bersmuyawarah untuk mufakat.

5. Rela Menolong dan Menolong sesama, saling mengingatkan

141

Tabah dan memberikan bantuan sosial, tabah

dan tawakal.

6. Rajin Trampil dan

Gembira

Rajin dalam ibadah, rajin belajar, rajin

menabung. Trampil dalam berbicara, dan

selalu gembira ataupun bersyukur.

7. Hemat Cermat dan

Bersahaja

Hemat tidak berfoya-foya, Cermat atau

teliti dalam bertindak, bersahaja

sederhana tidak bermewah-mewahan.

8. Disiplin Berani dan

Setia

Disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin

beribadah. Berani dalam berpendapat,

berani dalam kebaikan. Setia dengan

janji-janji yang diucapkan.

9. Bertanggungjawab

dan Dapat Dipercaya

Bertanggungjawab dengan tugas dan

kewajiban baik sebagai hamba dan

anggota, dapat dipercaya ketika diberi

amanah.

10. Suci dalam Pikiran

Perkataan dan

Perbuatan

Senantiasa berpikir positif atau

khuznudhon, berakhlakul karimah dan

berkata jujur apa adanya.

Tabel diatas menunjukan perilaku atau wujud nyata apa saja

yang dilakukan oleh Anggota Racana dalam penerapan 10 poin Dasa

Dharma dalam praktik nyata dikehidupan sehari-hari. Dari perilaku

atau wujud nyata tersebut kemudian nanti akan dipadukan dengan

perilaku atau wujud nyata dari karakter religius.

2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

142

pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain. Religiusitas menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan

Umum, (Religi : Agama, kepercayaan), (Religius : Yang bersifat

keagamaan). Dari data yang diperoleh disebutkan bahwa karakter

religius adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan watak,

tingkah laku, ucapan dan perbuatan tentang nilai-nilai keagamaan.

Dari nilai religius tersebut terbentuk persepsi tentang baik dan buruk,

juga mendasarkan kembali terhadap syariat-syariat agama dalam

bertindak.

Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi atau aspek religius

yang menjadi pembahasan inti. Kemudian dari responden membagi

lima aspek tersebut dengan mengelompokan kedalam hubungan

horizontal dan hubungan vertikal.

Vertikal = Iman dan Islam

Horizontal= Ilmu, Ikhsan, dan Amal

Gambar diatas hasil dari pengelompokan responden terhadap

lima aspek religius melalui wawancara yang peneliti lakukan.

TUHAN

ALAM MANUSIA

143

Tabel 4.35

Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius

No Aspek Religius Wujud Nyata

1. Aspek Islam Melakukan Rukun Islam, seperti sholat lima

waktu, mengaji, berpuasa. Menjalankan

perintah dan menjauhi laranganNya. Disiplin

dan rajin dalam beribadah

2. Aspek Iman Percaya bahwa Allah itu ada dengan

menjalankan segala perintah dan menjauhi

laranganNya, senantiasa berbuat baik karena

merasa selalu diawasi, yakin dengan semua

ciptaanNya, senantiasa berhati-hati dan

memperbaiki diri, memperdalam ilmu agama,

mengaji, dll.

3. Aspek Ilmu Selalu memperdalam ilmu agama, senantiasa

mencari dan menyampaikan ilmu. Disiplin

ilmu, rajin belajar.

4. Aspek Ikhsan Senantiasa berpikir positif, mendorong diri

untuk berbuat baik.

5. Aspek Amal Tolong menolong, membantu, saling

mengingatkan, rajin beribadah.

3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan

Karakter Religius

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti

simpulkan bahwasanya di dalam Pendidikan Kepramukaan dapat

menumbuhkan karakter religius anggotanya. Dimana dalam penelitian

ini dibuktikan melalui beberapa perilaku atau wujud nyata keseharian

144

baik didalam lingkungan Pendidikan Kepramukaan dan praktik aspek

religius di keseharian sebagai umat Islam.

Tabel 4.36

Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan Kepramukaan

dan Perilaku Religius dalam Keseharian

Perilaku dalam Pendidikan

Kepramukaan

Perilaku Religius dalam

Keseharian

Menjalankan perintah dan

menjauhi laranganNya, seperti

sholat lima waktu. Toleransi dan

menghargai.

Melakukan Rukun Islam, seperti

sholat lima waktu, mengaji,

berpuasa. Menjalankan perintah

dan menjauhi laranganNya.

Disiplin dan rajin dalam

beribadah

Konservasi Alam, membuang

sampah pada tempatnya, menjaga

lingkungan, saling menyayangi

dan menghormati.

Sopan santun terhadap orang lain,

menerapkan budaya 5S.

Percaya bahwa Allah itu ada

dengan menjalankan segala

perintah dan menjauhi

laranganNya, senantiasa berbuat

baik karena merasa selalu diawasi,

yakin dengan semua ciptaanNya,

senantiasa berhati-hati dan

memperbaiki diri, memperdalam

ilmu agama, mengaji, dll.

Patuh terhadap aturan yang ada,

baik aturan sebagai hamba dan

sebagai anggota. Bersmuyawarah

untuk mufakat.

Menolong sesama, saling

mengingatkan dan memberikan

bantuan sosial, tabah dan tawakal.

Selalu memperdalam ilmu agama,

senantiasa mencari dan

menyampaikan ilmu. Disiplin

ilmu, rajin belajar. Rajin dalam ibadah, rajin belajar,

rajin menabung. Trampil dalam

145

berbicara, dan selalu gembira

ataupun bersyukur.

Hemat tidak berfoya-foya,

Cermat atau teliti dalam

bertindak, bersahaja sederhana

tidak bermewah-mewahan.

Senantiasa berpikir positif,

mendorong diri untuk berbuat

baik.

Disiplin waktu, disiplin aturan,

disiplin beribadah. Berani dalam

berpendapat, berani dalam

kebaikan. Setia dengan janji-janji

yang diucapkan.

Bertanggungjawab dengan tugas

dan kewajiban baik sebagai

hamba dan anggota, dapat

dipercaya ketika diberi amanah.

Tolong menolong, membantu,

saling mengingatkan, rajin

beribadah.

Senantiasa berpikir positif atau

khuznudhon, berakhlakul karimah

dan berkata jujur apa adanya.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwasanya perilaku atau

wujud nyata penerapan 10 Dasa Dharma juga mencerminkan tentang

bagaimana Karakter Religius sebagai seseorang yang beragama Islam,

sehingga dari kesimpulan sementara menurut peneliti bahwasanya

Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius

Anggota Pramuka terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga. Adapun beberapa faktor pendukung dan

penghambat didalamnya yaitu:

146

a. Faktor pendukung :

1) Pramuka telah mempunyai undang-undang yang diakui

pemerintah.

2) Pramuka sudah mengandung nilai-nilai religius didalamnya.

3) Tersedianya sarana-prasarana penunjang seperti alat ibadah dll.

4) Pembina yang senantiasa mengarahkan dan mendampingi.

5) Kerjasama antar anggota yang terjalin baik.

6) Lingkungan yang mendukung karena berada dilingkungan

islami.

b. Faktor penghambat:

1) Tingkat kesadaran diri yang masih kurang.

2) Sifat egois dan acuh yang seringkali muncul.

3) Kondisi alam yang kadang berubah-ubah ketika sedang di

lapangan.

4) Rasa malas dari masing individu.

Dari penelitian ini diharapkan Anggota Pramuka khususnya

mampu memahami dan mengamalkan apa yang ada didalam

Kepramukaan, karena apa yang ada didalamnnya sudah sejalan

dengan ajaran-ajaran agama. Sehingga dalam menumbuhkan karakter

religius dapat tercapai secara optimal, dan mampu menjadikan insan

yang lebih baik lagi dalam kehidupannya.

147

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah tersusun data penelitian, maka tahap selanjutnya yaitu

menarik kesimpulan. Dari paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Dalam menumbuhkan karakter religius, Pendidikan Kepramukaan

yang khususnya dilaksanakan dalam lingkungan Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga wujud nyatanya adalah:

a. Penanaman dan pendalaman 10 Poin Dasa Dharma dalam

kehidupan sehari-hari agar selaras dengan 5 aspek religius.

b. Adanya pembiasaan atau norma-norma yang diatur dalam

ketentuan Adat dalam lingkungan Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Pengawasan dan pengarahan melalui pola dan metode yang

dilakukan dengan senyaman dan seakrab mungkin agar antara

Pembina, Pengurus, dan Anggota merasa tidak ada jarak

dalam komunikasi dan lain-lain sehingga akan memudahkan

dalam pemberian materi dan hal-hal lainnya.

d. Pembentukan dan tindaklanjut nyata dalam program kerja

yang disusun setiap Up Grading dan Rapat Kerja setiap

tahunnya, seperti adanya program latihan rutin, kerohanian,

148

konservasi alam, donor darah, amalan ramadhan racana dan

lain sebagainya.

2. Dalam menumbuhkan karakter religius Anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi terdapat pendukung dan penghambat.

Adapun faktor pendukung diantaranya:

a. Adanya Undang-Undang No 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan

Pramuka sebagai legalitas Pendidikan Kepramukaan.

b. Adanya nilai-nilai agama atau religius dalam Pendidikan

Kepramukaan, seperti dalam Dasa Dharma Poin 1.

c. Pembina yang selalu memantau, mendampingi dan mengarahkan

Adapun faktor penghambat diantaranya:

a. Kesadaran individu yang masih kurang, seperti acuh, kurang

peduli dan tanggap, dan ego masing-masing.

b. Faktor lingkungan, dimana kegiatan Pendidikan Kepramukaan

dilakukan kebanyakan di alam terbuka, dan alam atau lingkungan

tidak selalu bersahabat situasi dan kondisinya.

B. Saran

Tujuan sebuah penelitian adalah untuk memberikan wawasan baru

terhadap sebuah permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, saran yang

dapat peneliti berikan yaitu

1. Saran untuk Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

149

b. Optimalkan setiap program kerja yang telah dirancang dalam

Raker dan Upgrading dalam rangka memajukan Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Karena kita berada dilingkungan islami, terapkan nilai-nilai

religius dalam keseharian baik didalam Pendidikan Kepramukaan

maupun dimanapun berada.

d. Jangan pernah merasa cepat puas dalam belajar, selalu

kembangkan rasa ingin tahu dan untuk tahu.

e. Tingkatkan komunikasi baik secara internal maupun eksternal

guna mencari banyak lagi info-info dan inovasi terbaru.

f. Berikan contoh terbaik bagi Anggota Racana yang lainnya.

g. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa

Dharma secara optimal.

2. Saran untuk Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

a. Lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang telah diagendakan.

b. Tingkatkan kerjasama, dan bangun komunikasi antar sesama

Anggota Racana.

c. Tingkatkan kesadaran diri, agar bisa lebih tanggap terhadap

sekitar.

d. Terapkan nilai-nilai religius didalam keseharian kita semua.

e. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa

Dharma secara optimal.

150

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Aly, Hery Noer. Suparta, Munzier. (2000). Watak Pendidikan Islam.

Jakarta: Friska Agung Insani.

Ancok Djamaluddin dan Suroso, Fuat Nasori. (1994). Psikologi Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. (1993). Al-Quran dan Terjemah. Bandung: CV.

Penerbit J-ART.

Dewantara, Ki Hajar. (1961). Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.

Fathoni, Abdurrahmat. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik

Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Isna, Mansur. (2001). Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global

Pustaka Umum.

Kasali, Rhenald. (2001). Riset Kualitatif dalam Public Relations &

Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit Bintang.

Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Peelitian Kuantitatif-Kualitatif.

Malang: UIN Malang Press.

Kusumanti, MUN. (2008). Kepramukaan Dalam Praktek Diterjemahkan

dari Buku Ideas For Scout Leaders, Scouting In Practice.

Jakarta: Pustaka Tunasmedia Gerakan Pramuka.

Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. (2011). Kursus Mahir Dasar Untuk

Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka.

M. Soeparman. (1981). Pedoman Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Daerah.

Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Peneitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Muhab, Sukro. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan

Terpadu. Jsit Indonesia.

151

Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Rahim, Husni. (2001). Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:

Logos.

Ramayulis. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sadullah, Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta

CV.

Salahudin, Anas. Alkrienciehie, Irwanto. (2013). Pendidikan Karakter,

Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung:

Pustaka Setia.

Saliman, Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sarkonah. (2012). Panduan Pramuka (Penggalang). Bandung: CV

Nuansa Aulia.

Setyawan. (2009). Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka.

Jakarta: Pustaka Tunas Media.

Soejono, M. H. & H. Abdurrahman. (2005). Metode Penelitian suatu

Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan

PT Bina Adiaksara.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sunardi, Andri Bob. (2010). Boyman, Ragam Latih Pramuka. Bandung:

Nuansa Muda.

Suparlan, Y.B. (1984). Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Andi Offset.

Suroya, Lu‟luk. (2017). Kebijakan Kepala Madrasah dalam Mendukung

Pendidikan Kepramukaan di MTs NU Aswaja Tengaran

Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:

Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

Tim Pelatih Kwarda Jateng. (2003). Panduan KMD. Surakarta: PT.

Pabelan.

152

Tirtarahardja, Umar. La, Sulo. (2008). Penganatar Pendidikan. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka. (2010). Jakarta: Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. (2004). Jakarta: PT Armas

Duta Jaya.

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.

Jakarta: Grasindo.

Widiyanta, Ari. (2005). Sikap Terhadap Lingkungan dan Religiusitas.

Psikologia 1 (2): 88-89.

PANDUAN WAWANCARA

“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM

MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana

Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)”

Nama : ……………………………………………………..

NIM : ……………………………………………………..

Jurusan : ……………………………………………………..

Tahun Masuk Racana : ……………………………………………………..

A. KEPRAMUKAAN (Fokus dengan 10 butir Dasa Darma)

1. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda

menerapkan Takwa Kepada

Tuhan Yang Maha Esa?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta Alam dan

Kasih Sayang Sesama Manusia?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot Yang

Sopan Dan Ksatria?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh Dan Suka

Bermusyawarah?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela Menolong

Dan Tabah?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

6. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin Trampil Dan

Gembira?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

7. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat Cermat

Dan Bersahaja?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

8. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin Berani

Dan Setia?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

9. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Bertanggungjawab

Dan Dapat Dipercaya?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

10. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci Dalam

Pikiran Perkataan Dan Perbuatan?

Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

B. KARAKTER RELIGIUS

1. Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang Anda

ketahui?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter Religius

dalam Islam?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi religiusitas, yaitu:

a. Religius Practice (The Ritualistic Dimension)/Aspek Islam

b. Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek Iman

c. Religius Knowledge (The Intellectual Dimension)/Aspek Ilmu

d. Religius Feeling (The Experiental Dimension)/Aspek Ikhsan

e. Religius Effect (The Consequential Dimension)/Aspek Amal

3. Menurut Anda apa itu Religius Practice (The Ritualistic

Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Religius Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam,

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam.

a. Sudahkah Anda bersyahadat? Apa Alasannya?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Sudahkah Anda mendirikan Shalat? Apa Alasannya?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Sudahkah Anda membayar Zakat? Apa Alasannya?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

d. Sudahkah Anda menjalankan Puasa? Apa Alasannya?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

e. Sudahkah Anda menunaikan Haji? Apa Alasannya?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. Menurut Anda apa itu Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek

Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan Pendidikan

Kepramukaan?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

6. Religius Belief (The Ideological Dimension) atau Aspek Iman

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman.

a. Sudahkah Anda beriman kepada Allah SWT? Bagaimana wujud nyata

beriman kepada Allah SWT?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Sudahkah Anda beriman kepada Malaikat Allah? Bagaimana wujud

nyata beriman kepada Malaikat Allah?

Jawab: …………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Sudahkah Anda beriman kepada Kitab-Kitab Allah? Bagaimana

wujud nyata beriman kepada Kitab-Kitab Allah?

Jawab: ………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

d. Sudahkah Anda beriman kepada Rasul-Rasul Allah? Bagaimana

wujud nyata beriman kepada Rasul-Rasul Allah?

Jawab: ………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

e. Sudahkah Anda beriman kepada Hari Akhir? Bagaimana wujud nyata

beriman kepada Hari Akhir?

Jawab: ………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

f. Sudahkah Anda beriman kepada Qada dan Qadar? Bagimana wujud

nyata beriman kepada Qada dan Qadar?

Jawab: ………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

7. Menurut Anda apa itu Religius Knowledge (The Intellectual

Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

8. Menurut Anda apa itu Religius Feeling (The Experiental

Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

9. Menurut Anda apa itu Religius Effect (The Consequential

Dimension)/Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

10. Dari lima dimensi diatas, menurut Anda dimensi mana saja yang

menunjukan hubungan vertikal seorang hamba dengan penciptaNYA?

Dan dimensi mana saja yang menunjukan hubungan horisontal seorang

hamba dengan ciptaanNYA yang lain? Jelaskan dan berikan alasannya.

Jawab:

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

11. Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius

anggotanya, terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi?

Berikan alasan Anda?

Jawab:

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pendidikan

Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus

Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun

Periode 2017)?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

......................................................................................................................

13. Apa harapan Anda tentang Karakter Religius Anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................