implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013...

154
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Muhamad Rizal Aziz NIM. 1113011000003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: phambao

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Muhamad Rizal Aziz

NIM. 1113011000003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 3: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 4: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 5: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

i

ABSTRAK

Muhamad Rizal Aziz (1113011000003). Implementasi Pendekatan

Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas 8 di MTs. Al-

Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik

kurikulum 2013 pada mata pelajaran fikih mencakup perencanaan pembelajaran

dan pelaksanaan pembelajaran, serta faktor yang pendukung, kendala dan solusi

yang ditempuh untuk menyikapi kendala tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di

Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Kelas 8 tahun ajaran 2017/2018.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif,

dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, untuk mengetahui implementasi

pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran, wawancara guru mata pelajaran

dan peserta didik sebagai narasumber berbagai informasi terkait implementasi

pendekatan saintifik, dan studi dokumentasi sebagai data pendukung kegiatan

penelitian.

Hasil penelitian menujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik telah

dilaksanakan dengan baik dan dikemas secara sederhana, tetapi belum memenuhi

kriteria dan prinsip pendekatan saintifik sepenuhnya. Perencanaan yang disusun

oleh guru sudah sangat baik, karena telah memenuhi komponen-komponen dan

prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sekolah tersebut memiliki fasilitas yang baik untuk mendukung kegiatan

pembelajaran kurikulum 2013, hal ini menjadi faktor pendukung dalam

mengimplementasikan pendekatan saintifik. Beberapa kendala atau hambatan yang

dihadapi guru adalah peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran

dan rendahnya pemahaman guru terkait pembelajaran kurikulum 2013. Guru

menganggap pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif sehingga

perlu diadakan pelatihan khusus yang lebih efektif sehingga pembelajaran

kurikulum 2013 dapat dipahami dengan baik. Hal ini merupakan salah satu solusi

terbaik dalam menghadapi permasalahan ini.

Kata Kunci: Implementasi, Pendekatan Saintifik, Kurikulum 2013

Page 6: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

ii

ASBTRACT

Muhamad Rizal Aziz (1113011000003). Implementation of Scientific

Approach in Curriculum 2013 on Class 8th Fiqh Subjects in MTs Al-Husna

Lebak Bulus, South Jakarta.

This study aims to determine the application of the scientific approach in the

curriculum 2013’s to fiqh subjects, including the planning of learning and the

implementation of learning, as well as the supporting factors, constraints and

solutions taken to address these obstacles. This research was conducted at the Al-

Husna Madrasah Tsanawiyah Class 8 2017/2018 school year.

The Method used in this research is a qualitative approach with descriptive

method, using data collection techniques such as observation, to determine the

implementation of scientific approaches on learning activities, interview with the

teachers and students as resource person to get a various information related to the

implementation of scientific approaches, and documentation studies as supporting

data on research activities.

The results of the study point out that the implementation of the scientific

approach has been well implemented and packaged in a simple manner, but has not

met the criteria and principles of the full scientific approach. The planning

prepared by the teacher has been very good, because it has fulfilled the components

and principles listed in Permendikbud Number 22 of 2016 concerning the

Standards of the Process of Primary and Secondary Education.

The school has good facilities to support the 2013 curriculum learning

activities, this is a supporting factor in implementing the scientific approach. Some

obstacles or obstacles faced by teachers are students who are less active in learning

activities and low understanding of teachers regarding the learning of the 2013

curriculum. Teachers consider the training provided by the government to be less

effective so that special training is more effective so that the 2013 curriculum

learning can be understood well. This is one of the best solutions in dealing with

this problem.

Keywords: Implementation, Scientific Approach, Curriculum 2013

Page 7: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

iii

KATA PENGANTAR

بسم الل الرحن الرحيم

Assalaamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala

nikmat dan hidayah yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu tugas akhir yang wajib ditempuh

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang

telah didapat penulis bermanfaat bagi penulis khususnya, lingkungan sekitar

umumnya. Selawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad

SAW sebagai salah satu bukti kecintaan kita kepada beliau, manusia pilihan yang

diutus untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah memberikan dukungan, perhatian dan saran demi terselesaikannya penulisan

skripsi ini, di antaranya:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Dr. Abdul Ghofur, M.Ag. Dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan nasihat dan arahan kepada penulis.

5. Drs. Abdul Haris, M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang penuh kesabaran

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi.

6. Yudhi Munadi M.Ag., Dosen yang selalu memberikan inspirasi dalam dunia

akademis yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

iv

7. Dewan guru Pesantren Luhur Sabilussalam, terkhusus Prof. Dr. H. D. Hidayat,

MA., Dr. Muslih Idris, Lc. MA., Dr. Dede A. Fatah, M.Si., yang selalu

memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis untuk menjadi lebih baik lagi.

8. Keluarga besar penulis, ibunda tercinta Dra. N. Djulaeha dan ayahanda tercinta

K. Bulyaman, M.Pd serta kakanda tercinta M. Nurfauzi Rizal yang selalu

memberikan nasihat, mencurahkan cinta dan doa yang tak pernah henti kepada

penulis.

9. Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam yang selalu berbagi baik

suka maupun duka, selama menempuh studi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

10. Keluarga Pendidikan Agama Islam angkatan 2013, kelas A angkatan 2013,

khususnya Muhammad Baginda KPK., Ahmad Milki dan Fathul Musthofa

yang selalu membantu dalam segala hal dan saling berbagi suka dan duka.

11. Mariya Luthfiana perempuan yang penulis sayangi, yang selalu memberikan

dukungan dan doa dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

12. Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Husna, Bapak H. M. Asep Rukman, S.Ag.,

yang telah memberikan kesempatan dan mendukung penulis dalam melakukan

penelitian di sekolah tersebut.

13. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu terima kasih atas

bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Terlepas dari segala kelemahan dan kekurangan, penulis memohon maaf atas

segala kekeliruan yang ditimbulkan. Penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan

solusi dalam rangka perbaikan penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, September 2018

Muhamad Rizal Aziz

Page 9: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

C. Rumusan Masalah ................................................................................. 10

D. Pembatasan Masalah ............................................................................. 10

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 12

A. Kajian Teori .......................................................................................... 12

1. Pendekatan Saintifik ....................................................................... 12

a. Pengertian Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran ....... 12

b. Pendekatan Saintifik ................................................................. 14

c. Tujuan Pendekatan Saintifik...................................................... 16

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik ............................................ 16

e. Prosedur Pendekatan Saintifik ................................................... 18

2. Desain Pembelajaran Pendekatan Saintifik ...................................... 31

3. Mata Pelajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah ................................... 34

a. Pengertian Fikih ........................................................................ 35

b. Tujuan, Karakteristik dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di

Madrasah Tsanawiyah ............................................................... 37

4. Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Fikih ............................. 38

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 44

B. Metode Penelitian .................................................................................. 44

Page 10: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

vi

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 45

D. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ...................................... 51

E. Analisis Data ......................................................................................... 52

BAB IV ............................................................................................................ 52

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 55

B. Deskripsi Data ....................................................................................... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 65

BAB V .............................................................................................................. 77

A. Kesimpulan ........................................................................................... 77

B. Saran ..................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79

LAMPIRAN .................................................................................................... 83

Page 11: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik ...................... 18

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale ..................................... 22

Gambar 2.3 Ranah Pembelajaran Kurikulum 2013 ............................................ 34

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (interactive model) ................................. 41

Page 12: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Strategi Meningkatkan Efektivitas Mengamati................................... 21

Tabel 2.2 Deskripsi Langkah Pembelajaran Saintifik ........................................ 29

Tabel 2.3 Contoh Format RPP Kurikulum 2013 ................................................ 31

Tabel 2.3 Contoh Desain Pembelajaran Saintifik Mata Pelajaran Fikih ............. 40

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Pembelajaran....................................... 46

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru Mata Pelajaran........................................ 49

Tabel 4.1 Kepala Sekolah MTs. Al-Husna ........................................................ 55

Tabel 4.2 Kegiatan Inti dalam RPP Mata Pelajaran Fikih .................................. 58

Page 13: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Pendidikan merupakan media

pencetak generasi penerus bangsa yang cakap baik personal maupun sosial

serta siap membangun negara dan menciptakan kesejahteraan, menjadi

barometer kemajuan dan keberhasilan bangsa dalam menghadapi

perkembangan zaman di masa yang akan datang.

Lembaga pendidikan sangat penting bagi sebuah negara seperti yang

disebutkan, pendidikan menjadi sebuah lembaga pencetak SDM penerus

bangsa yang mampu menciptakan kesejahteraan dan membawa negara maju

dan berkembang serta bersaing di masa mendatang. Maka tak heran jika negara

memberikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan, demi

berlangsungnya kegiatan pendidikan yang ideal dan bermakna bagi warga

negara, serta memberikan perubahan yang lebih baik. Pendidikan memiliki

kedudukan penting bagi manusia, karena ilmu atau pendidikan yang akan

mengantarkan manusia kepada kebaikan dan ketakwaan, serta mendapat

kemuliaan di dunia dan akhirat. Bukan hanya akan memajukan dirinya dan

negara, akan tetapi mengangkat kedudukan dirinya di hadapan manusia dan

Tuhannya.2

Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap

warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat 2 menyatakan bahwa

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

h. 2 2 Burhanuddin az-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim, (Sudan: Dar al-Sudaniyah Li al-Kutub, 2004),

h.4

Page 14: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

2

setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib

membiayai.3 Berdasarkan undang-undang tersebut, pendidikan dipandang

penting bagi setiap warga negara, sehingga pemerintah mewajibkan warga

negara mengikuti kegiatan pendidikan di berbagai lembaga yang telah

ditentukan dengan standar kompetensi lulusan masing-masing, serta

pemerintah membiayai setiap warga negaranya dalam mengikuti kegiatan

pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang cerdas

dan bermartabat, berbangsa dan beragama yang mampu membangun negara

yang maju dan sejahtera sesuai dengan tujuan negara yang tertuang dalam

pembukaan undang undang dasar 1945. Menurut Syarwan “Pendidikan tidak

hanya menciptakan orang cerdas, tetapi juga melatih orang Indonesia menjadi

tangguh secara mental, sehat jasmani, toleran dan bisa hidup harmonis dengan

orang lain yang berbeda agama, ras, dan suku”.4

Kemajuan zaman memberikan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan.

Seperti yang disebutkan di atas, pendidikan harus mampu mencetak SDM

unggul, sejahtera serta dapat bersaing di masa mendatang. Demi mencapai

tujuan tersebut, tentu kegiatan pendidikan perlu diselaraskan dengan

perkembangan zaman, sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

Pemerintah terus mengevaluasi dan mencari solusi agar pembelajaran

terlaksana dengan efektif, idealnya pendidikan di sekolah mengarah pada

kemandirian peserta didik dalam belajar. Peserta didik harus berperan aktif

dalam proses belajar mencari informasi, dan pada akhirnya menanyakan

kebenaran yang akan dikonfirmasi oleh guru sebagai pendidik. Di samping itu

kemajuan teknologi harus dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai media

pembelajaran mandiri baik mencari informasi atau berbagi informasi. Menurut

teori konstruktivisme, peserta didik harus mampu membentuk sendiri informasi

dan mengolah informasi tersebut secara kompleks sehingga menarik sebuah

kesimpulan yang akhirnya menjadi sebuah pengetahuan. Pemerintah ingin agar

3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan, h. 15 4 Syarwan Ahmad, “Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan Instruksional Kepala

Sekolah”, Jurnal Pencerahan, Majelis Pendidikan Daerah Aceh, Volume 8, Nomor 2, 2014, h. 100

Page 15: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

3

kurikulum di masa mendatang lebih sederhana, proses pembelajaran berpusat

pada peserta didik.5

Kemajuan teknologi dan informasi merupakan media pembelajaran di era

modern ini. Informasi dengan mudah kita dapatkan kapan dan di mana saja,

segala hal dapat dihasilkan dengan gratis dan praktis, maka tidak heran jika

dunia pendidikan mengisyaratkan kemandirian peserta didik dalam proses

pembelajaran. Kurikulum seharusnya mempertimbangkan perkembangan

zaman dan kebutuhan sosial, sehingga menghasilkan peserta didik yang

sejahtera dan mampu beradaptasi dengan dunia modern.6 Sehingga kurikulum

2013 ini dianggap sebagai intan permata yang akan menghasilkan produk yang

unggul dan mampu bersaing di zaman mendatang.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.7 Kurikulum merupakan perangkat yang mengatur segala aktivitas

pendidikan dimulai dari perencanaan sampai tahap evaluasi. Pendidikan

sangatlah penting bagi kehidupan sebuah negara, bukan sebuah hal yang tabu

ketika banyak ditemukan sistem pendidikan di setiap negara berbeda-beda, hal

ini dipengaruhi oleh berbagai faktor sesuai dengan keadaan zaman dan keadaan

sebuah negara. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis

serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat

mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.8

Selama 73 tahun, Indonesia telah melakukan perubahan kurikulum

sebanyak 11 kali, dengan dasar penyesuaian kultur masyarakat serta

perkembangan pendidikan dan teknologi dunia. Pada dasarnya, gagasan

pengembangan kurikulum yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk

5 Anas dan Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013, (Jakarta: AMP Press, 2014), h. 46 6 John Dewey, Democracy and Education, (New York: The Macmillan Compay, 1916), H. 225. 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Op.cit, h. 2. 8 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Rosda Karya,

2014), h. 59.

Page 16: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

4

mencapai kebaikan, tanpa adanya niat untuk memberatkan pendidik maupun

peserta didik.

Demi terlaksananya pendidikan yang efektif, aktif dan menyenangkan

pemerintah menerapkan kurikulum baru yang dipercaya dapat mengantarkan

pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 terlahir sebagai

pembaharu yang dipercaya dapat menjawab tantangan zaman di masa yang

akan datang. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara

yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan

peradaban dunia.9 Peserta dituntut berperan aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran. Di samping itu guru sebagai pendidik bertugas mendampingi

dan melakukan penilaian secara teliti dengan perhatian secara mendalam

sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajaran. selanjutnya dituangkan

dalam bentuk laporan hasil belajar siswa yang terperinci dan mendetail terkait

hasil belajar siswa. Proses pembelajaran sebagai penentu keberhasilan dunia

pendidikan, tentu menjadi pusat perhatian dari berbagai sudut pelaku

pendidikan.

Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran

Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa pembelajaran pada

Kurikulum 2013 menggunakan saintifik atau pendekatan keilmuan, Student

Centered Active Learning, siswa berperan aktif dalam mencari dan mengolah

informasi ketika pembelajaran berlangsung. Kurikulum 2013 pada dasarnya

bertujuan agar siswa mengikuti pembelajaran secara aktif serta

mengembangkan cara berpikir siswa secara ilmiah, sehingga siswa dapat

membentuk pemahaman sendiri dan dipahami secara mendalam oleh siswa

tersebut. Konstruktivisme, siswa membentuk pemahaman tersendiri,

mengadopsi dari kejadian sekitar menarik kesimpulan secara mandiri, sehingga

penguatan terhadap materi lebih natural dan dapat dipahami oleh siswa sendiri.

9 Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201, h 4

Page 17: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

5

Peserta didik secara mandiri mengamati bahan ajar dengan menggunakan indra

baik membaca, melihat, mendengar, bahkan dengan mengingat kembali

kejadian atau pelajaran yang pernah diterima melalui metode pembelajaran

aktif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut perubahan pola

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari teaching centered learning (TCL)

kearah student centered teaching learning (SCL).10 Metode klasik tampaknya

sudah tidak sejalan dengan teknologi dan sosial globalisasi sekarang.

Teknologi sosial era globalisasi ini memberikan fasilitas memadai bagi peserta

didik untuk mencari dan mengolah informasi secara mandiri.

Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan proses berpikir secara ilmiah

mengambil pelajaran dari lingkungan secara riil, peserta didik akan secara aktif

mencari informasi, membentuk cara belajar serta menarik pembelajaran,

sehingga proses pembelajaran akan lebih logis, aplikatif dan mudah dipahami.

Pada prosesnya, pendekatan saintifik/ilmiah menerapkan teknik investigasi

terhadap objek pembelajaran secara mandiri, sehingga peserta didik dapat

menarik kesimpulan, dengan teori sebagai penguat hasil pembelajarannya.

Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik

dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.11 Banyak para ahli

yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan

siswa lebih aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga

dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan

fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses

pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran

ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu

fenomena.12

Sejak diterapkannya kurikulum ini, proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik masih menjadi sebuah permasalahan di kalangan

pendidik. Masalah dalam implementasi kurikulum adalah adanya hambatan

10 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya, 2014), h. 48 11 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Diklat Guru: Konsep Pendekatan Scientific, h. 1 12 https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-

pembelajaran/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 17.18 WIB

Page 18: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

6

dari sekolah sendiri yang belum sepenuhnya paham mengenai proses

pelaksanaan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas. Banyak guru yang

masih menggunakan metode klasik berupa ceramah, sehingga peserta didik

mendengarkan secara pasif. Hal ini sangatlah bertentangan dengan anjuran

pemerintah berupa pembelajaran aktif. Banyak faktor yang menjadi kendala

diterapkannya pendekatan ini, dimulai dari sekolah yang belum siap,

keterlambatan sosialisasi pemerintah, guru yang belum memahami konsep

hingga siswa yang belum siap mengikuti proses pembelajaran, hingga fasilitas

sekolah yang kurang memadai menjadi salah satu kendala diterapkannya

pendekatan saintifik.

Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas, pemerataan tentu

menjadi kendala utama dalam memajukan kesejahteraan dunia pendidikan.

Hingga saat ini proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan, permasalahan diatas masih menjadi

kendala dalam mengimplemetasikan pendekatan saintifik ini, terutama guru

yang belum menguasai konsep pendekatan saintifik dengan metode

pembelajaran aktif, terutama guru pelajaran agama. Banyak guru agama yang

merasa kesulitan menggunakan pendekatan saintifik dalam proses

pembelajaran, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendekatan saintifik tidak

sejalan dengan prinsip keislaman. Jika dilihat dari langkah-langkah pendekatan

saintifik, tahapan ini akan lebih mudah diterapkan pada mata pelajaran sains

karena langkah-langkah tersebut bersifat ilmiah, bentuk baku dalam

menemukan dan membentuk pengetahuan, seperti mengamati objek, mencari

informasi, menalar, mencoba, dan seterusnya.13

Sosialisasi yang minim menjadikan para pendidik terkaget-kaget akan

penerapan kurikulum ini. kurikulum ini diterapkan pada tahun 2013 tanpa

adanya sosialisasi terlebih dahulu, akan tetapi sosialisasi dilaksanakan secara

bertahap setelah kurikulum ini deklarasikan. Idealnya sosialisasi dilakukan

13 Sulastri, dkk. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Tarbawi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor

1, 2015, h. 69

Page 19: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

7

sejak awal proses penyusunan kurikulum.14 Maka tidak aneh jika proses

penerapan kurikulum ini lambat dan bertahap hingga beberapa tahun

kemudian. Sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 103

tentang Kurikulum 2013, bahwa kurikulum ini diterapkan secara perlahan dan

bertahap.

Permasalahan selanjutnya ada pada pendidik atau guru sebagai inisiator

pembelajaran. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada

Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa

sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.15 Deklarasi

implementasi kurikulum 2013 seakan terburu-buru, padahal guru belum

memiliki persiapan matang untuk mengimplementasikan pendekatan ini,

akhirnya implementasi kurikulum khususnya pendekatan saintifik pada proses

pembelajaran belum terlaksana dengan baik dan menyeluruh. Proses

pengenalan pendekatan saintifik kepada seluruh pendidik membutuhkan waktu

yang cukup lama, ditambah lagi pendidik harus menyesuaikan dengan keadaan

siswa yang harus mengenal cara belajar tersebut. Dengan kata lain guru

terlambat memahami konsep sehingga guru belum siap secara utuh. Harus

diingat substansi perubahan dari kurikulum 2006 ke 2013 adalah perubahan

proses pembelajaran, dari pola guru menulis di papan tulis lalu murid mencatat

dan memperhatikan guru menerangkan, menjadi pola yang mengedepankan

murid pengamatan, bertanya, mencoba, dan mengeksplorasi.16

Selanjutnya, kendala dalam implementasi kurikulum 2013 adalah

membuat siswa aktif. Sebab dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi

fasilitator agar siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu

melaksanakannya.17 Guru-guru perlu menambah kemampuannya dalam

memfasilitasi peserta didik agar terlatih aktif, berfikir logis, sistematis dan

ilmiah. Guru sebagai pendidik dituntut aktif, kreatif, inovatif dalam merancang

14 Anas dan Supriyatna, Op.Cit. h. 62 15 https://news.okezone.com/read/2014/12/11/65/1077829/10-masalah-utama-kurikulum-2013

diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 20.00 WIB 16 Anas dan Supriyatna, Op.Cit, h. 69 17 https://news.okezone.com/read/2014/10/16/65/1052959/tiga-masalah-guru-dalam implementasi-

kurikulum-2013, diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 20.00 WIB

Page 20: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

8

dan melaksanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

Banyak sekali pendidik yang sudah terlalu nyaman dengan metode klasik

ceramah, yang akhirnya membatasi keaktifan siswa dalam belajar, sehingga

tujuan kurikulum dengan pendekatan saintifik tidak berjalan dengan baik. Hal

ini memerlukan peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Permasalahan pemahaman guru terkadang timbul dari sosialisasi

pemerintah yang tidak efektif sehingga masih menimbulkan pertanyaan besar

terkait konsep pendekatan saintifik. Ditambah lagi kurangnya literasi sebagai

bahan rujukan untuk mempelajari lebih mendalam terkait pendekatan saintifik.

Keterlambatan pemahaman pendidik memberikan dampak negatif bagi peserta

didik yang harus secara langsung mengikuti proses pembelajaran yang masih

asing bagi mereka, peserta didik perlu beradaptasi dan menyesuaikan diri

dengan metode pembelajaran yang baru. Ketidaksiapan guru menerapkan

metode pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga

tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di

luar sekolah.18

Permasalahan lain yang timbul dalam penerapan pendekatan saintifik

adalah pada mata pelajaran agama. Guru agama beranggapan bahwa

pendekatan saintifik yang bersifat faktual tidak sejalan dengan pembelajaran

agama, karena harus menjadikan fakta atau kenyataan menjadi sebuah objek

pengamatan. Materi agama yang memiliki materi ketuhanan dan alam gaib

tentu bertentangan dengan pendekatan saintifik yang bersifat faktual. Pada

nyatanya tujuan pendekatan saintifik bukan memaksakan objek kajian menjadi

sesuatu yang nyata, melainkan menjadikan alam sekitar, kejadian dan makhluk

sekitar menjadi alat atau media pembelajaran tersebut.

Fikih merupakan mata pelajaran dengan objek kajian terapan (ibadah dan

muamalah manusia) tentu memiliki lebih banyak objek kajian fakta yang

mudah ditemukan oleh peserta didik, sehingga dianggap lebih memudahkan

18 Berlin dan Imas, Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Kata

Pena, 2016) h. 6

Page 21: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

9

guru untuk menerapkan pendekatan saintifik. Fikih sebagai pelajaran terapan

memiliki tujuan agar peserta didik memiliki keterampilan dalam mengamalkan

pengetahuan yang telah didapat. Kurikulum 2013 yang mengedepankan

pembelajaran tiga ranah diantaranya, sikap, pengetahuan, keterampilan, tentu

menjadi faktor pendukung terhadap kegiatan pembelajaran mata pelajaran

fikih. Demi tercapainya kompetensi peserta didik, kegiatan pembelajaran harus

dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bukan

hanya metode klasik yang diterapkan, melainkan merancang dan menerapkan

metode yang tepat agar tujuan tercapai dengan baik. Permasalahan yang

muncul pada mata pelajaran fikih adalah guru hanya memberi ruang bagi

peserta didik dalam menerima pengetahuan, tanpa memberikan ruang untuk

berperan aktif bagi peserta didik untuk membangun pemahaman serta

membentuk sikap dan kompetensi dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu sekolah yang mengalami berbagai permasalahan di atas adalah

MTs. Al-Husna, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sekolah tersebut menerapkan

pendekatan saintifik kurikulum 2013 secara bertahap, dimulai dari kelas 7

tahun pelajaran 2015/2016 untuk mata pelajaran umum dan kelas 7 tahun

pelajaran 2016/2017 untuk seluruh mata pelajaran. Hal ini berdasarkan

pengalaman penulis ketika melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu

(PPKT) di sekolah tersebut.

Setelah menguraikan beberapa permasalahan tersebut, penulis merasa

perlu untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan di atas. Dalam hal

ini peneliti mengangkat suatu topik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,

yaitu “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran Fikih Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran pendekatan saintifik yang belum dipahami

sepenuhnya oleh guru;

Page 22: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

10

2. Guru kurang kreatif dalam memberikan stimulus, inovatif dalam memilih

metode pembelajaran;

3. Kurangnya penggunaan teknologi informasi sebagai media pembelajaran

di era modern;

4. Guru masih membatasi ruang bagi peserta didik untuk berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran fikih yang notabene pelajaran terapan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi pendekatan saintifik kurikulum

2013 pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. al-Husna Lebak Bulus, Jakarta

Selatan?

D. Pembatasan Masalah

Banyaknya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, dengan

ini peneliti membatasi masalah, guna menghindari melebarnya pembahasan

dan objek penelitian, maka masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini

adalah

1. Implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran

fikih kelas 8, meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;

2. Faktor yang mendukung dan menghambat guru dalam menerapkan

pendekatan saintifik kurikulum 2013.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengetahui implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013

pada mata pelajaran fikih di MTs. al-Husna;

Page 23: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

11

b. Mengetahui faktor yang mendukung dan kendala yang menghambat

guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik kurikulum

2013 pada mata pelajaran fiqih di MTs. al-Husna;

c. Mencari solusi, sehingga pendekatan saintifik terlaksanan dengan

baik.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait proses

pembelajaran yang baik dan efektif, sehingga proses pembelajaran

dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diaharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk

berbagai pihak untuk mengembangkan kembali proses pembelajaran

yang bermutu dan tepat sasaran

Page 24: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendekatan adalah 1) proses

perbuatan, cara mendekati, 2) usaha dalam rangka aktivitas penelitian

untuk mengadakan penelitian hubungan dengan orang yang diteliti.1

Pendekatan merupakan cara yang digunakan dalam memandang sebuah

permasalahan atau objek kalian dari berbagai aspek.2 Sedangkan

pembelajaran, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

“Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar”.3 Menurut Gagne yang dikutip Jamaludin

“Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan

dirancang untuk mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar

siswa”.4 Menurut Oemar Hamalik, “pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran”.5

Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah

strategi, usaha, cara yang ditempuh pendidik atau guru yang diterapkan

dalam proses belajar demi terciptanya proses belajar yang baik dan

bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran

dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, (http;//kbbi.web.id/) diakses pada tanggal 28 Maret

2017 2 Milan Rianto, Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran (Malang: Pusat Pengembangan

Penataran Guru IPS dan PMP Malang, 2006), h. 4 3 KBBI online, Loc.Cit 4 Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam (Bandung: Rosdakarya, 2015), h. 103 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung: Bumi Aksara, 2014) h. 57

Page 25: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

13

proses yang sifatnya masih umum di dalamnya mewadahi, menginspirasi,

menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori

tertentu.6 Pendekatan pembelajaran menjadi sebuah cara atau taktik atau

jalan yang ditempuh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran

yang baik. Proses belajar adalah momen penting dalam dunia pendidikan,

hasil belajar baik pengetahuan, apektif maupun psikomotor, ditentukan

dalam proses belajar. Ketepatan dalam pemilihan suatu pendekatan akan

menjadi pedoman atau orientasi dalam pemilihan komponen kegiatan

pembelajaran lainnya terutama startegi dan metode pembelajaran.7

Selanjutnya dikenal juga dengan strategi pembelajaran yang

merupakan rincian dari pendekatan pembelajaran. Strategi pembelajaran

adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.8 Strategi pembelajaran adalah

suatu pola umum kegiatan belajar mengajar guru dan murid yang

didasarkan pada empat unsur dasar strategi belajar mengajar agar mata

pelajaran dapat tercapai secara optimal.9 Dapat disimpulkan bahwa,

strategi pembelajaran adalah pola kegiatan yang terencana dana terperinci

untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimulai dari tahapan kegiatan

peserta didik, benda yang digunakan, hingga penataan ruang.

Strategi sangat berkaitan erat dengan metode pembelajaran. Metode

pembelajaran adalah rincian kegiatan belajar siswa. Tahapan demi

tahapan, kegiatan yang dilakukan peserta didik, semuanya diatur oleh

metode pembelajaran. Metode pembelajaran bertujuan untuk menciptakan

kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif menyenangkan. Proses

pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan,

menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

6 Zubaedi, Desain Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta:

Kencana Prenada Group, 2013), h. 186 7 Milan Rianto, Loc.cit 8 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2013), h. 6 9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 97

Page 26: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

14

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.10

Guru sebagai inisiator pembelajar perlu merancang proses

pembelajaran dikelas agar proses pembelajaran tercapai dengan baik.

Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran pada kurikulum 2013

menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses

keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan berbagai model

pembelajaran, seperti inquiry learning, problem based learning, project

based learning, discovery learning.11

b. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia

pendidikan di Amerika sejak akhir abda ke-19, sebagai penekanan pada

metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta.12

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

ilmiah.13 Pendekatan saintifik atau ilmiah bertujuan untuk memberikan

pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi bukan hanya berasal

dari arus searah (guru), melainkan dari berbagai keadaan disekitar kita,

dimanapun dan kapanpun bukan hanya diberitahu. Pendekatan ini

memudahkan guru atau pengembang kurikulum daam memperbaiki proses

pembelajaran, yaitu dengan memecah proses menjadi langkah-langkah

yang lebih terperinci dan memuat instruksi untuk peserta didik dalam

melakukan pembelajaran.14 Kegiatan yang terperinci dan fakta sebagai

10 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 1 11 Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Sekolah Dasar

dan Pendidikan Menengah, h. 4 12 Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori dan Praktik.

(Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 1 13 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Yogyakarta, Penerbit Gava

Media, 2014), h. 51 14 Ika dan Laila, Loc.cit

Page 27: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

15

objek pembelajaran yang menjadi alasan penggunaan pendekatan saintifik

pada kurikulum 2013.

Pada hakikatnya pendekatan saintifik merupakan suatu cara atau

mekanisme untuk mendapatkan informasi melalui tahapan atau metode

ilmiah. Dengan kata lain,sebuah proses dapat dikatakan saintifik apabila

terhindar dari nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non-ilmiah yang

dimaksud meliputi: sesuatu yang semata-mata berdasarkan intuisi, akal

sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.15

Pendekatan saintifik yang bersifat inkuiri menuntut peserta didik

untuk menggali informasi secara mandiri. Penerapan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,

mengklasifikasikan, mengukur, meramalkan menjelaskan dan

menyimpulkan.16

Pendekatan saintifik dengan prinsip kemandirian, bukan berarti guru

pasif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi guru mempersiapkan arahan

bagi peserta didik agar mampu mencari informasi dengan baik. Guru

bertugas mempersiapkan rancangan pembelajaran agar proses

pembelajaran berjalan dengan baik.

Pada dasarnya, pendekatan saintifik merupakan sebuah cara untuk

membuktikan meyakinkan sebuah pengetahuan. Ahmad Yani

mengutarakan bahwa, pembelajaran saintifik dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi bisa

berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung pada informasi

searah dari guru.17 Dengan kata lain, pendekatan saintifik memberikan

pengalaman nyata dan kemandirian kepada peserta didik dalam proses

pembentukan dan pemahaman. Pendekatan saintifik akan memberikan

pemahaman secara perlahan terhadap apa yang di amati, atau dipelajari,

15 Ibid, h. 3 16 Daryanto, op.cit h. 51 17 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014), h. 34

Page 28: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

16

dengan ini peserta didik akan mudah memahami terhadap materi yang

dipelajari, dengan di dukung oleh pembuktian secara riil.

c. Tujuan Pendekatan Saintifik

Beberapa tujuan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih dan

Berlin sani adalah sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan

berfikir tinggi siswa

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah secara sistematik

3) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan sebuah kebutuhan

4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi

5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah.

6) Untuk mengembangkan karakter siswa.18

Pendekatan saintifik bertujuan untuk membentuk peserta didik yang

aktif, mandiri, dan berkarakter, sehingga peserta didik mampu

membangun negeri dan bersaing di masa yang akan datang. Menurut Sofan

Amri, “Pembelajaran aktif dapat membantu siswa memperoleh informasi,

ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan

dirinya dan bagaimana cara belajar yang baik.”19

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa, tujuan pendekatan saintifik

adalah untuk mengembangkan daya berfikir peserta didik, penyelesaian

masalah, menciptakan suasana pembelajaran aktif, mencapai hasil belajar

yang efektif dan bermakna.

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani, proses pembelajaran

dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:

D Daryanto, Op.cit, h.33 19 Sofan Amri, S.Pd, M.M, Implementasi pembelajaran aktif dalam kurikulum 2013, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2015), h. 85

Page 29: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

17

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena

yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan

sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi edukatif guru-

peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran

subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama

lain dari substansi atau materi pembelajaran.

4) Berbasis pada konsep, teori dan fakta emirsi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

5) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.20

Kriteria di atas berkaitan dengan karakteristik pendekatan saintifik

yang diungkapkan Abidin, antara lain:

1) Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek

tertentu dan peserta didik dibiasakan memberikan penilaian secara

objektif.

2) Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap

masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar peserta didik

sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang

dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

3) Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang

sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan

pelaksanaan pembelajaran.

4) Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membina

kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam mengkaji sebuah

fenomena atau objek belajar tertentu.21

Sedangkan menurut Daryanto, Pendekatan saintifik menjadikan

peserta didik aktif dan mandiri dalam membangun pemahaman dan

pengetahuan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,

hukum atau prinsip

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.22

20 Imas dan Berlin, op.cit, h. 35 21 Ika dan Laila, op.cit, h. 4 22 Daryanto op.cit, h. 53

Page 30: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

18

Sedangkan menurut Mc Collum, dalam Musfiqon dan Nurdyansyah

menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

memerlukan komponen sebagai berikut:

1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan

(Faster a sense of wonder)

2) Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)

3) Melakukan analisis (Push for analysis)

4) Berkomunikasi (Require communication)23

Secara sederhana, Ika dan Laila mengemukakan bahwa karakteristik

pendekatan saintifik adalah “doing science”. Proses pembelajaran dengan

tahapan ilmiah, dengan fakta sebagai faktor pendukung pembelajaran.24

Setelah memaparkan beberapa pendapat, kita dapat simpulkan bahwa

pendekatan saintifik/ilmiah mendidik peserta didik untuk berperan aktif

dalam membentuk atau mendapatkan pemahaman (mencari tahu,

menganalisis) melalui tahapan yang ilmiah berdasar fakta, kemudian

disajikan untuk dikomunikasikan kepada orang lain.

e. Prosedur Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menuntut

kemandirian peserta didik dalam mencari sebuah informasi. Semua ini

harus di dukung oleh bimbingan yang efektif dari seorang pendidik. Maka

kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan berjalan dengan

baik, ketika pendidik berhasil memberikan sebuah rangsangan kepada

peserta didik untuk menggali informasi pembelajaran. Tentu metode

ceramah yang menjadi metode favorit harus dikurangi demi tercapainya

pembelajaran saintifik yang aktif dan menyenangkan. Sebagaimana yang

diungkapkan konficius:

23 Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. (Nizamia Learning Center,

Sidoarjo 2015), h. 24 Ika dan Laila, Loc.cit

Page 31: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

19

“Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat, apa

yang saya lakukan, saya paham.”25

Sejalan dengan pernyataan konficius, Sofan Amri mengemukakan

bahwa, penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikan

ingatan sampai 171% dari ingatan semula.26

McMillan & Schumacher (2001) menyatakan bahwa pendekatan

saintifik terdiri dari empat langkah, yaitu: 1) define aproblem, 2) state the

hypothesis to be tested, 3) collect data, dan 4) interprete the result and

draw conclusions about the problem.27

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2013 tetnang

Standar Proses, pendekatan saintifik dalam pembelajran meliputi 5M:

megamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua

mata pelajaran.

Gambar 2.1

Tahapan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Diklat

Guru: Konsep Pendekatan Scientific)

Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural,

25 Sofan Amri, Op.cit, h.. 34 26 Ibid, h. 35 27 Ika dan Laila, Op.cit, h. 6

Page 32: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

20

akan tetapi harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai non-ilmiah.28

Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagai

berikut:

1) Mengamati

Kegiatan mengamati merupakan kegiatan awal yang bertujuan

untuk memberikan stimulus kepada peserta didik agar sensitif terhadap

masalah.29 Mengamati menggunakan panca indera, berbentuk

menyimak, mengamati, membaca, baik menggunakan media atau tidak.

Mengamati bukan hanya berupa pengamatan terhadap objek, tetapi

dapat berupa mengingat ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai

sebuah informasi. Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari

ingatan jangka panjang.30

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan

media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan

mudah dalam pelaksanaanya.31 Penyajian obyek yang nyata memiliki

perhatian lebih bagi peserta didik serta memudahkan peserta didik

dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan mengamati lingkungan,

siswa akan memperoleh pengalaman langsung. Pengalaman langsung

dalam kegiatan mengamati ini merupakan alat yang baik untuk

memperoleh kebenaran/fakta.32

Metode ini sangat tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa,

sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang bermakna. Metode

mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta

didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi.33

28 Daryanto, op.cit, h. 59 29 Yani dan Mamat, Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Bandung:

Refika Aditama, 2018), h. 99 30 Imas dan Berlin, Op.cit, h. 161 31 Daryanto, Op.cit h. 60 32 M. Hosnan, Op.cit, h. 44 33 Daryanto, Loc.cit

Page 33: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

21

Permendikbud Nomor 81A menyebutkan bahwa, hendaklah guru

membuka secara luas dan bervariasi memberi kesempatan peserta didik

untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,

mendengar dan membaca. Dalam tahap ini, guru dituntut untuk

memberikan rangsangan sehingga peserta didik mengeluarkan rasa

ingin tahu terhadap objek pengamatan. Peserta didik secara aktif

mengikuti proses pengamatan.

Praktek observasi akan terlaksana secara efektif jika peserta didik

dan guru melengkapi proses pembelajaran dengan alat-alat

pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (a) tape recorder, untuk

merekam suara; (b) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan

visual; (c) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau

secara audio-visual; dan alat-alat pendukung lain.34

Yani dan Mamat menyebutkan bahwa kegiatan mengamati dapat

pula melalui cerita atau penjelasan guru, membaca buku, bahkan dapat

pula dengan cara mengajak peserta didik untuk menonton film dan

video atau observasi lapangan (field trip).35 Tujuan pengamatan

bertujuan untuk menemukan kesenjangan atau masalah yang kemudian

membangun rasa ingin tahu atau pertanyaan bagi peserta didik bukan

informasi atau memberi tahu materi pelajaran kepada peserta didik.

Obyek yang layak diamati bukan suatu ulasan penjelasan materi atau

deskripsi yang bersifat informatif.36

Kegiatan pengamatan bukan hanya berkaitan dengan lingkungan

secara nyata, objek pengamatan dapat ditunjang dengan penyajian

media pembelajaran. Media dapat menarik perhatian siswa untuk

belajar, serta memberikan kesan menarik dan menyenangkan dalam

menjalani pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan

perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.37 Penggunaan media

memerlukan rancangan khusus dalam penerapannya. Pemilihan media,

format media menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan

34 Ibid, h. 63 35 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 102 36 Ibid, h. 104 37 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013) h. 43

Page 34: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

22

media. Bukan hanya penggunaan media pembelajaran baru yang dapat

menarik perhatian peserta didik, melainkan pemilihan media yang akan

disajikan pun menjadi faktor penting dalam menarik perhatian peserta

didik. Yani dan Mamat mengatakan bahwa Gunakan buku dengan judul

menarik, gambar berwarna dan grafik yang indah, serta video singkat

yang meningkatkan motivasi belajar.38 Berikut contoh penggunaan

media sebagai alat bantu pengamatan:

Tabel 2.1

Strategi meningkatkan efektifitas mengamati

No. Media

Pengamatan

Indera yang

digunakan Strategi efektivitas

1. Ceramah Guru

atau

Narasumber

Pendengaran

dan

Penglihatan

Peserta didik ditugaskan

untuk merangkum

ceramah, membuat

pertanyaan dengan cara

dituliskan pada kertas

selembar, membuat

mindmap atau peta konsep,

atau menuliskan suatu

gagasan rencana tindak

lanjut dari hasil ceramah.

2. Membaca

Buku

Penglihatan Peserta didik ditugaskan

untuk merangkum hasil

bacaan, membuat

pertanyaan untuk bahan

quiz atau cerdas cermat

3. Mendengarkan

Radio/Tape

Recorder

Pendengaran Menulis gagasan utama

dari siaran radio untuk

diceritakan kembali

4. Menonton

Video atau

Film

Pendengaran

dan

Penglihatan

Guru menyediakan

pertanyaan yang akan

diberikan dan dijawab oleh

peserta didik setelah

melakukan pengamatan.

5. Observasi

Lapangan

Seluruh Panca

Indera

Peserta didik diminta

untuk melaporkan seluruh

objek hingga dapat

mengajukan masalah

(Sumber: Yani dan Mamat, Teori dan Implementasi Pembelajaran

Saintifik Kurikulum 2013, (Bandung: Refika Aditama, 2018))

38 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 102

Page 35: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

23

Selanjutnya, media memiliki peranan penting dalam pembelajaran

saintifik. Fungsi media adalah sarana alat bantu guru untuk

memudahkan dalam menyampaikan materi. Berikut pengaruh media

menurut Edgar Dale:

Gambar 2.2

Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale

(Sumber: https://bagusdwiradyan.files.wordpress.com/2014/07/

krucut-pengalaman.png)

Kerucut di atas menerangkan bahwa, semakin kontekstual dan

konkret media yang disajikan maka semakin banyak pengalaman

pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik, begitu sebaliknya.39

Kegiatan mengamati dapat terlaksana dengan baik dengan cara

menyajikan bahan pengamatan yang variatif dan menarik panca indera

untuk melakukan kegiatan ini. maka dengan kata lain, kegiatan

pengamatan akan berjalan dengan maksimal apabila guru merancang

kegiatan dengan baik dan benar. Kegiatan ini akan efektif jika guru

merancangnya dengan seksama, fokus dan mengarahkan pola pikir

peserta didik untuk menemukan masalah.40 Guru harus melaksanakan

tugasnya sebaik mungkin dalam menyajikan bahan pengamatan den

memberikan arahan atau instruksi dan membantu peserta didik dalam

kegiatan pengamatan, sehingga kegiatan mengamati berjalan dengan

baik, aktif dan terarah.

39 Ibid, h. 164 40 Ibid, h. 99

Page 36: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

24

2) Menanya

Keberhasilan rangsangan pendidik melalui fase mengamati,

terlihat dari respon yang keluar dari peserta didik pada fase menanya.

Setelah melewati kegiatan mengamati yang merupakan sebuah upaya

rangsangan terhadap peserta didik, maka akan timbul rasa ingin tahu

lebih mendalam pada diri peserta didik. Throndike menyatakan bahwa

prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di

lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks.41 Stimulus

yang baik akan memberikan respon yang baik pula. Langkah

mengamati dapat dikatakan berhasil, ketika peserta didik memberikan

respon berupa pertanyaan terhadap objek yang diamati. Fase ini

sangatlah merupakan tolak ukur kesiapan peserta didik dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar ini sangat penting

untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat.42

Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,

disimak, atau dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk

mengajukan pertanyaan. Kegiatan menanya dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor

81A Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan terkait kegiatan pengamatan

tersebut. Fase menanya bukan hanya dalam bentuk kalimat tanya,

melainkan dapat berupa tanggapan atau pernyataan terkait hasil

pengamatan.43 Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa

41 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, Teori Belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz

Media, 2015) h. 95 42 Ridwan A. Sani, op.cit, h. 57 43 Daryanto, op.cit h. 65

Page 37: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

25

perintah atau instruksi, termasuk lisan, tertulis dan hubungan dengan

kejadian sebenarnya atau dalam bentuk gambar.44

Bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan

menarik simpulan.

g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta

mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta

sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

kemampuan berempati satu sama lain.45

Fungsi bertanya lainnya menurut Hosnan adalah mendorong dan

menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta membangkitkan

keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,

dan memberikan jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan

bahasa yang baik dan benar.46

Fase ini menuntut peserta didik untuk membangun rasa ingin tahu,

sehingga peserta didik akan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melatih

peserta didik untuk terbuka dan mengemukakan pendapat serta berlatih

44 Imas dan Berlin, op.cit, h. 163 45 Daryanto, op.cit, h.65 46 Hosnan, op.cit, h. 50

Page 38: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

26

untuk menjadi pendengar aktif berempati terhadap sesama, serta

membangun rasa ingin tahu. Metode tanya jawab juga dijadikan sebagai

pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan

penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) dengan berbagai

sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia,

laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.47

Peran guru dalam fase ini memfasilitasi peserta didik untuk

mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap hasil

pengamatan. Pada penerapannya kegiatan menanya menjadi salah satu

tantangan terbesar bagi peserta didik. Hal ini dapat disiasati dengan

memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengumpulkan

pertanyaan yang kemudian dikumpulkan dan dibacakan oleh guru atau

peserta didik untuk dijawab oleh guru.

3) Mencari Informasi/ Mencoba

Belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik akan

melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena

dalam upaya menjawab suatu permasalahan.48 Melewati fase menanya,

mengembangkan rasa ingin tahu terhadap objek penelitian, peserta

didik diarahkan untuk menggali informasi dari berbagai sumber. Untuk

itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,

memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan

melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah

informasi.49

Sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun

2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan

47 Ibid, h. 50 48 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:

Bumi Aksara, 2017), h. 62 49 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Garuda. h. 44

Page 39: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

27

sebagainya.50 Peserta didik dituntut mencari jawaban atas sebuah objek

pelajaran atau masalah dari berbagai sumber yang ada, sehingga

terbentuklah jiwa mandiri serta terbiasa belajar sehingga terbentuk

semangat belajar sepanjang hayat. Secara normatif, tahap mencari

informasi/eksperimen dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yaitu:

a) Melakukan eksperimen di laboratorium;

b) Mencari informasi dari koran, majalah dan buku teks;

c) Mencari informasi melalui internet;

d) Wawancara dengan narasumber dan masyarakat;

e) Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (angket).51

Tujuan dari tahap mencari informasi adalah melatih peserta didik

agar mampu menggali informasi dan data.52 Sedangkan menurut

Daryanto, tujuan tahap mencari informasi bukan hanya mendapatkan

data, melainkan mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu sikap

teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi dalam mengumpulkan informasi.53

4) Mengasosiasi/Mengolah Data

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku

aktif.54

Sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A

Tahun 2013, mengasosiasi adalah memproses informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

menumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi. Aktivitas ini juga disebut menalar,

50 Daryanto, op.cit, h. 70 51 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 114 52 Loc.cit 53 Daryanto, Loc.cit 54 Kemendikbud, Bahan Diklat Guru Dalam Rangka Impelmentasi Kurikulum 2013, Konsep

Pendekatan Scientific, h, 11

Page 40: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

28

yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris

yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan.55 Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada

kemampuan mengelompokkan berbagai ide dan mengasosiasikan

beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi

penggalan memori.56

Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak

begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah

yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka

sendiri.57 Tahapan ini merupakan sebuah proses penggalian informasi

dari berbagai sumber. Peserta didik membangun pemikiran secara

mandiri dari informasi yang diperoleh, menemukan pola keterkaitan

antar sumber, serta mengambil simpulan dari pengolahan informasi.

Dasar pengolahan informasi berdasarkan metode ilmiah adalah

melakukan penalaran secara empiris. Penalaran empiris didasarkan

pada logika induktif menggunakan bukti khusus seperti fakta, data,

informasi, pendapat dari pakar.58

Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu

informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan

informasi tersebut.59 Secara sederhana pada fase ini, peserta didik

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang akan di olah,

sehingga membentuk pengetahuan berupa kesimpulan baik secara

individu atau kelompok.

5) Mengomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa

yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan

55 Daryanto, Loc.cit 56 Hosnan, Op.cit, h. 67 57 Baharudin dan Esa, Op.cit, h. 163 58 Ridwan Abdullah Sani, Op.cit, h. 67 59 Daryanto, Loc.cit

Page 41: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

29

dan menemukan pola. Pada pendekatan saintifik guru diharapkan

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan

apa yang telah mereka pelajari. Pendekatan saintifik pada kurikulum

2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengomunikasikan apa yang sudah ia pelajari. Sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil

analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Lampiran

Permendikbud Nmor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menyebutkan bahwa

aktivitas mengomunikasikan dilakukan melalui kegiatan menyajikan

laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan

tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan

secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik

tersebut.60

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir

sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kegiatan pembelajaran

menggunakan Pendekatan Saintifik dapat dilakukan dalam berbagai

metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi

dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu guru memiliki peran

dalam setiap aktivitas. Secara ringkas, kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan saintifik dapat dilihat pada tabel berikut:

60 Ibid, h. 80

Page 42: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

30

Tabel 2.2

Deskripsi Langkah Pembelajaran Saintifik

Langkah

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Peran Guru

Mengamati

Mengamati dengan indra

(membaca, mendengar,

menyimak, melihat,

menonton, dan sebagainya)

dengan atau tanpa alat.

Memfasilitasi siswa

untuk melakukan

proses mengamati.

Menanya

Membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi

yang belum dipahami,

informasi tambahan yang

ingin diketahui, atau sebagai

klarifikasi.

Memfasilitasi siswa

untuk melakukan

proses menanya.

Mengumpulkan

Informasi/

Mencoba

Mengeksplorasi, mencoba,

berdiskusi,

mendemonstrasikan, meniru

bentuk/gerak, melakukan

eksperimen, membaca sumber

lain selain buku teks,

mengumpulkan data dari nara

sumber melalui angket,

wawancara, dan

memodifikasi/

menambahi/mengembangkan.

Memfasilitasi siswa

untuk melakukan

proses

mengumpulkan

informasi/

mencoba.

Menalar/

Mengasosiasi

Mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan,

menganalisis data dalam

bentuk membuat kategori,

mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi yang

terkait dalam rangka

menemukan suatu pola, dan

menyimpulkan.

Memfasilitasi siswa

untuk melakukan

proses menalar/

mengasosiasikan.

Mengomunikasikan

Menyajikan laporan dalam

bentuk bagan, diagram, atau

grafik, menyusun laporan

tertulis, dan menyajikan

laporan meliputi proses, hasil,

dan kesimpulan secara lisan.

Memfasilitasi siswa

untuk melakukan

proses

mengomunikasikan.

(Sumber: Dikembangkan dari Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013

Tentang Implementasi Kurikulum dan Pedoman Umum Pembelajaran)

Page 43: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

31

Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran

saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun

dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari.61 Tahapan

aktivitas belajar dapat berubah-ubah bahkan tidak semua tahapan ada

dalam setiap kegiatan pembelajaran.

2. Desain Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Desain atau Perencanaan pembelajaran merupakan tahap persiapan

dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran

terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan dan

persiapan mengajar merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar oleh guru kepada anak didiknya. Agar proses pembelajaran

terhadap anak didik dapat berlangsung dengan baik, amat tergantung pada

perencanaan dan persiapan mengejar yang dilakukan oleh guru yang harus

baik pula, cermat dan sistematis.62 Perencanaan pembelajaran terdiri dari dua

perangkat, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk

setiap bahan kajian mata pelajaran.63 Silabus memuat kegiatan pembelajaran

secara singkat dan jelas, memuat pembelajaran selama satu semester yang

kemudian kembangkan menjadi RPP. Silabus digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.64 Pembuatan RPP dapat

memuat satu pertemuan atau lebih, dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru

dalam kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih.65

Silabus sebagai rancangan kegiatan pembelajaran, dirincikan dalam

bentuk RPP yang memuat berbagai komponen-komponen yang dibutuhkan

61 Ridwan Abdullah Sani, Op.cit, h. 54 62 Hosnan, Op.cit h. 96 63 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 5 64 Hosnan, Loc.cit 65 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit, h. 6

Page 44: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

32

ketika pembelajaran berlangsung. Komponen RPP terdiri atas beberapa

informasi, yaitu identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi

waktu, tujuan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan langkah

kegiatan pembelajaran. Berikut contoh Format RPP kurikulum 2013:

Tabel 2.3

Contoh Format dan komponen RPP Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas/Semester :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD pada KI-2

3. KD pada KI-3

4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)

1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2

3. Indikator KD pada KI-3

4. Indikator KD pada KI-4

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku

panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,

konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan

menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi/mencoba

Menalar/mengasosiasi

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP) dan seterusnya

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian

a. Pertemuan Pertama

Page 45: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

33

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial

dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk

KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk

perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat

diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4.

Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan

dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul

seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada

pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.

Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan

teknik pembelajaran.66

Kegiatan pembelajaran merupakan komponen utama pada RPP. Dalam

penyusunannya, RPP memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan, di

antaranya:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,

tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan

sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan

kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,

dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remedi.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas

mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

66 Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah. h. 9

Page 46: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

34

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.67

Kegiatan pembelajaran merupakan komponen utama dalam perencanaan

pembelajaran. terdapat beberapa hal perlu diperhatikan ketika menyusun

perencanaan kegiatan inti tersebut. Secara singkat, Yani dan Mamat

menerangkan bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus diperhitungkan

dalam mengembangkan langkah pembelajaran, yaitu harus melibatkan

partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya baca dan menulis,

adanya langkah pemberian umpan balik, tindak lanjut dan menekankan pada

relevansi dengan KD, indikator pencapaian kompetensi, sumber belajar, dan

penilaian.68 RPP kurikulum 2013 menuntut siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran dalam membentuk pemahaman/pengetahuan dari

berbagai sumber belajar, guru berperan sebagai koordinator kegiatan

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat dan bahan

pembelajaran.

3. Mata Pelajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007

tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 1 ayat 1 pendidikan agama

adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,

kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui pelajaran/kuliah

pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Keagamaan menjadi salah

satu mata pelajaran pokok dalam lembaga pendidikan di setiap jenjang,

disesuaikan dengan jenis lembaga penyelenggara pendidikan tersebut.

Sekolah Menengah merupakan lembaga pendidikan umum terbuka terhadap

berbagai kepercayaan beragama. Tentunya Sekolah Menengah memberikan

porsi pendidikan keagamaan sesuai dengan keadaan peserta didik. Maka

dalam jenis pendidikan Sekolah menengah pertama kita akan menemukan

67 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 7 68 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 148

Page 47: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

35

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang mencakup berbagai aspek

pendidikan dimulai dari ketuhanan atau akidah, peribadatan, muamalah,

Quran Hadis dan akhlak sesama. Semua dirangkum dalam satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Sedangkan pada lembaga sekolah Islam atau lebih

dikenal dengan Madrasah, mata pelajaran keagamaan disediakan secara

terperinci dan independen. Hal ini disesuaikan dengan keadaan peserta didik

dengan mayoritas beragama Islam sehingga pembelajaran keagamaan lebih

terperinci dan mendalam. Apabila di sekolah Sekolah kita menemukan mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mencakup berbagai aspek

keagamaan, maka di madrasah kita akan menemukan mata pelajaran

keagamaan secara terpisah, terperinci dan mendalam seperti mata pelajaran

Fikih, Akidah Akhlak, Quran Hadis dan Sejarah Kebudayaan Islam.

a. Pengertian Fikih

Fikih berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari akar kata يفقه فقه

artinya “pemahaman, pengertian yang الفهم والفطنة yang artinya فقها

mendalam terhadap sesuatu”.69 Secara lengkap, Abu Zahroh memberikan

definisi fikih sebagai berikut:

ى يتعرف غيات فعال الفهم العميق انلافذ القوال وال

70ال

Artinya: “pemahaman yang mendalam tentang tujuan suatu ucapan dan

perbuatan”. Seperti firman Allah yang berbunyi:

٧٨ل يكادون يفقهون حديثا لقوم ٱفمال هؤلء ... “......Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-

hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun” (Q.S an-Nisa: 78)

69 Tim Penyusun, al-Mu’jam al-Wasith. (Mesir, Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2004) h. 698 70 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Bairut, Daar al-Fikr al-Arabi, ) h, 6

Page 48: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

36

Merujuk pada definisi di atas, fikih memiliki arti pemahaman secara

mendalam dan terperinci terhadap sebuah ilmu atau permasalahan.

Adapun menurut istilah, kata fikih adalah ilmu halal dan haram, ilmu

syariat dan hukum sebagaimana dikemukakan oleh al-Kassani.71 Menurut

ahli hukum Islam, “Fikih diartikan sebagai hukum-hukum syar’iyyah yang

bersifat amaliah, yang telah diistinbatkan oleh para mujtahid dari dalil-

dalil syar’i yang terperinci”.72

Secara definitif, ibnu subki dalam kitabnya jam’u al-Jawami’ fiqh

berarti:

م ل ع ال ب م ك ح ال ن م ةي ل م ع ال ةي ع الش

دأ 73ةي ل صي ف ا ال ه ل

Artinya: “Ilmu yang membahas tentang hukum syara’ yang

berhubungan dengan amali (perbuatan) yang diperoleh melalui dali-dalil

secara terperinci”.

Amir syarifudin mengatakan bahwa, “Fikih adalah pemahaman yang

didapat melalui penggalian dalil atau istinbath melalui jalan ijthad oleh

para mujtahid”. Fikih dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Fiqh itu adalah ilmu tentang hukum Allah;

b. Fiqh dibicarakan adalah hal-hal yang bersifat amaliyah dan furu’iyah;

c. Pengertian tentang hukum Allah itu didasarkan kepada dalil tafsili;

d. Fiqh itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang

mujtahid atau faqih.74

Fikih (syari’ah) merupakan sistem atau perangkat yang berisi

mengenai hukum (dalil) dan tata cara ibadah dan muamalah yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum-Minallah),

71 Sapiudin Siddiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h, 4 72 Chaerul Umam, dkk, Ushul fiqih1, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) h. 15 73 Tajudin Abd. Wahhab bin Ali al-Subki, Jam’u al-Jawami’ fi Ushul al-Fiqh, (Beirut: Dar al-

Kutub al-Alamiyah, 2003) h. 6 74 Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana Prenada, 2013) h. 7

Page 49: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

37

sesama manusia (Hablum-Minan-nasi) dan dengan makhluk lainnya

(Hablum-Ma’al Ghairi)75

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Fikih adalah ilmu yang

membahas tentang aturan-aturan berkaitan dengan kegiatan manusia, baik

berupa interaksi sosial maupun ketuhanan dengan sumber utama qur’an

dan hadis digali melalui jalan ijtihad oleh ‘ulama mujtahid.

b. Tujuan, Karakteristik dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di

Madrasah Tsanawiyah

1) Tujuan Mata Pelajaran Fikih

Pembelajaran Fikih diarahakan untuk mengantarkan peserta didik

dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara

pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi

muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah

(sempurna)76

a) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia

dengan sesama yang diataur dalam fikih muamalah.

b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islma dengan

benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

2) Karakteristik Mata Pelajaran Fikih

Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai

ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan

ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-

hari.77 Pemahaman terhadap hukum segala aspek kehidupan, serta

pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari baik mahdhah

75 Permenag 912 tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan

Agam Islam dan Bahasa Arab, h. 34 76 Permenag nomor 912 tahun 2013, Op.cit, h. 43 77 Ibid, h. 35

Page 50: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

38

(kepada Tuhan) maupun ghairu mahdhah (kepada Alam). Setelah

memahami konsep fikih, sebagai sebuah tujuan sempurna, tertanam

dalam jiwa peserta didik sikap taat terhadap perintah Tuhan, serta

menguasai praktek peribadatan baik spiritual maupun sosial.

3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih

Fikih sebagai sebuah aturan kehidupan umat manusia tentu

memiliki cakupan yang sangat luas dalam penerapannya. Pendidikan

sebagai sarana pengetahuan dan penerapan ilmu fikih, memiliki

peranan penting dalam penyampaian materi yang perlu diketahui dan

diterapkan peserta didik. Demi tercapainya tujuan pendidikan

khususnya mata pelajaran fikih, maka pemerintah melalui peraturan

menteri agama mengatur ruang lingkup bahasan mata pelajaran fikih

disetiap jenjang disesuaikan dengan tingkat kesukaran materi serta

prinsip-prinsip pendidikan lainnya.

Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan

pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan

hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup

mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:

a) Aspek Fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah,

salat fardhu, salat sunah dan salat dalam keadaan darurat, sujud,

azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat,

haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah,

dan ziarah kubur.

b) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli,

qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai dan borg

serta upah.78

4. Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Fikih

Jika dilihat dari langkah-langkah pendekatan saintifik, sepertinya akan

mudah jika pendekatan ini diterapkan dalam mata pelajaran sains karena di

78 Ibid, h. 46

Page 51: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

39

dalamnya memang merupakan langkah-langkah yang sering digunakan dalam

sains, seperti mengamati objek, mencari informasi, menalar, mencoba, dan

seterusnya.79 Pada nyatanya pendekatan ini dapat dimodifikasi agar sesuai

dengan mata pelajaran lain, terutama mata pelajaran keagamaan yang bersifat

statis, karena berupa dalil dan ajaran yang telah baku sejak zaman dahulu.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau

situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat

diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses

pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.80

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, siswa akan lebih mudah

mengikuti kegiatan pembelajaran jika didukung oleh penyajian objek secara

nyata bukan sebuah khayalan. Media yang memiliki fungsi manipulasi, tentu

akan memberikan perhatian dan minat berlebih terhadap peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, mereka dimanipulasi seolah menyaksikan

secara nyata objek kajian yang disajikan.

Fikih yang notabene mata pelajaran terapan, tentu memerlukan perhatian

khusus terhadap kegiatan praktek sebagai sebuah keterampilan yang harus

dikuasai. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran kurikulum 2013 yang

menyentuh tiga ranah yakni, sikap, pengetahuan dan keterampilan, dengan

tujuan peserta didik bukan hanya memiliki pengetahuan melainkan keterampilan

dan perubahan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Hasil akhirnya adalah

peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang

baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk

hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.81

79 Sulastri, dkk. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Tarbawi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor

1, 2015, h. 69 80 Tim Penyusun Kemendikbud, Diklat Implementasi Pendekatan Scientific, Op.cit h. 4 81 Tim Penyusun Kemendikbud, Diklat Impelemntasi Pendekatan Scientific, Loc.cit

Page 52: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

40

Gambar 2.3

Ranah Pembelajaran Kurikulum 2013

(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Diklat Guru:

Konsep Pendekatan Scientific)

Banyak metode dan strategi yang dapat dimodifikasi dengan inovasi dan

kreasi guru kemudian diterapkan dalam pendekatan saintifik pada mata pelajaran

Fikih, dengan tetap memperhatikan prinsip ilmiah yang telah disebutkan

sebelumnya. Disamping itu kegiatan pembelajaran harus memperhatikan prinsip

yang tercantum dalam permendikbud Nomor 103 tahun 2014

a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. Pembelajaran berbasis kompetensi;

e. Pembelajaran terpadu;

f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multi dimensi;

g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-

skills dan soft-skills;

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani);

k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik; dan

Page 53: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

41

n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang. 82

Jika dilihat dari beberapa prinsip di atas, di samping menggunakan

pendekatan saintifik, kurikulum 2013 menginstruksikan agar kegiatan

pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif, kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta didik.

Berikut contoh pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata

pelajaran Fikih dengan pembelajaran aktif.

Tabel 2.4

Contoh Desain Pembelajaran Saintifik Mata Pelajaran Fikih

Materi Pelajaran : Tata cara Salat

Startegi : Video Comment, Demonstration

Tahapan Belajar Keterangan Aktifitas Guru

Mengamati Mengamati Video terkait

kegiatan Shalat Menginstruksikan

untuk mengamati

video

Menampilkan video

terkait kesalahan

dalam shalat

Menanya Mengajukan Pertanyaan

atau pendapat terkait

hasil pengamatan

Menginstruksikan

dan memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan

pertanyaan dan

pendapat terkait hasil

pengamatan

Mengumpulkan

Informasi

Mencari informasi terkait

adab shalat dan yang

harus dihindari ketika

shalat

Membagi peserta

didik menjadi 3

kelompok besar

Menginstruksikan

dan mendampingi

siswa dalam mencari

infromasi terkait

adab salat dan yang

harus dihindari ketika

salat

Mengasosiasi/Menalar Mendiskusikan terkait

hasil pencarian

informasi

Mendampingi dan

mengarahkan siswa

82 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit, h. 2

Page 54: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

42

Menyimpulkan hasil

pengumpulan

informasi bersama

kelompok

Mengkomunikasikan Mempresentaskan

hasil diskusi terkait

tata cara shalat

Mendemonstrasikan

tata cara yang baik

dan benar sesuai

syariat Islam

Mendampingi siswa

ketika presentasi

Memberi kesimpulan

di akhir pembelajaran

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Skripsi dari Reza Risky Fahdarani mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik

Pada Kurikulum 2013 di Kelas 4 SDN Cijantung 03 Pagi”. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini pada Implementasi Pendekatan

Saintifik Pada Kurikulum 2013 di Kelas 4 SDN Cijantung 03 Pagi. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi kegiatan

pembelajaran/aktivitas belajar siswa, studi dokumentasi dan wawancara kepada

kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, dengan teknik analisis data

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menujukan bahwa

perhitungan rata-rata skor pelaksanaan belajar sebesar 145,5 dengan persentase

80,8% dan rata-rata skor pelaksanaan belaar sebesar 147,9 dengan persentase

82,1%. Hal ini menujukan bahwa pelaksanaan pendekatan saintifik pada

Kurikulum 2013 di SDN Cijantung 03 Pagi termasuk dalam kategori Baik.

2. Skripsi dari Ika Budhi Utami mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 Pada

Siswa Kelas II SDN Prembulan, Pandowan, Galur, Kulon Progo”. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian pada Implementasi

Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas II SDN

Prembulan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi

Page 55: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

43

kegiatan pembelajaran/aktivitas belajar siswa, studi dokumentasi dan

wawancara kepada kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, dengan teknik

analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menujukan

bahwa Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan Pendekatan

Saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan (5M).

Namun pelaksanaan kegiatan 5M tersebut belum maksimal, karena kurangnya

pemahaman guru untuk mengembangkan kegiatan dalam 5M. Guru memiliki

hambatan dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang

pentingnya mengembangkan kegiatan pembelajaran. Solusi yang ditempuh,

guru melakukan diskusi, bertukar pikiran dengan guru kelas lain.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Husna yang

beralamat di Jalan Madrasah Al-Husna No. 14 Kampung Kapuk, Kelurahan

Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan. Penelitian ini

dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017-2018, pada bulan Maret

sampai bulan September 2018

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan atau

implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pelajaran fikih di

Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Lebak Bulus, berupa perencanaan dan kegiatan

pembelajaran serta faktor yang mendukung dan menghambat penerapan

tersebut.

Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan, mengumpulkan data

melalui kegiatan pengamatan atau observasi dengan instrumen yang telah

disusun sesuai data yang dibutuhkan sebagai alat bantu peneliti dalam

mengumpulkan informasi atau data. Metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, sehingga data yang terkumpul

kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi. Metode analisis

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan keadaan

atau sifat seperti adanya untuk kemudian dilakukan analisis dengan teknik

analisa kualitatif.1 Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu

menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dengan cara

1 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2008), h. 157

Page 57: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

45

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.2

Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang terdiri dari data primer

dan sekunder mengenai implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum

2013.

1. Data primer, data yang bersumber dari hasil observasi terhadap peristiwa

yang terjadi di lapangan. Pada penelitian ini aktivitas pembelajaran dengan

pendekatan saintifik yang menjadi objek observasi.

2. Data sekunder, data yang bersumber dari wawancara dan dokumentasi

sebagai data pendukung, berupa data-data tertulis seperti data guru, peserta

didik, RPP, daftar inventaris dan lain-lain. Pada penelitian ini, wawancara

dilakukan dengan guru mata pelajaran dan siswa sebagai narasumber, data

dokumen berupa Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP).

C. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

tindakan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3 Penelitian ini menggunakan

tiga teknik pengumpulan data, observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.4

Observasi merupakan satu teknik yang dilakukan untuk mencari data yang

valid, yang berkenaan dengan objek penelitian itu dilaksanakan dan

2 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.

XXIX, h. 6 3 Loc.cit 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet X, h 220.

Page 58: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

46

Observasi berarti melakukan pengamatan secara langsung terhadap peristiwa

atau aktivitas yang terjadi di lokasi penelitian. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan teknik observasi pasif, peneliti sebagai pengamat aktivitas

pembelajaran di dalam kelas, secara langsung dan berkelanjutan melakukan

pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran terutama implementasi

pendekatan saintifik di dalam kelas.

Tabel 3.1

Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran

Dimensi Objek Observasi Indikator

Implementasi

pendekatan saintifik

pada kegiatan

pembelajaran.

1. Mengamati 1.1 Guru Menyajikan Bahan

Pengamatan

1.2 Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek

1.3 Peserta didik mengamati

bahan yang yang

disajikan oleh guru

2. Menanya 2.1 Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

2.2 Peserta didik

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

3. Mencari

Informasi

3.1 memberikan instruksi

kegiatan eksplorasi

kepada peserta didik

Page 59: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

47

3.2 Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

3.3 Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi

/mengeksplorasi

4. Mengolah

Data

4.1 Guru memberikan

intruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik

4.2 Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

5. Mengomunika

sikan

5.1 Guru menyajikan

kegiatan/ memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

5.2 Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa

lisan atau tulisan.

5.3 Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

Page 60: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

48

6. Karakteristik

Pendekatan

Saintifik

6.1 Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik

6.2 Pembelajaran bersifat

faktual, dikaitkan

dengan kehidupan

sehari-hari

6.3 Membiasakan peserta

didik untuk berpikir

analisis

6.4 Menggunakan

bermacam sumber

belajar/informasi

7. Kesesuaian

Kegiatan

Pembelajaran

dengan RPP

7.1 Alokasi waktu

7.2 Metode yang digunakan

7.3 Kegiatan Inti

Pembelajaran

2. Wawancara

Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih

dengan tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian kualitatif umumnya

dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu kejadian dan atau

kegiatan subjek penelitian.5 Pada teknik ini, peneliti menjadikan guru mata

pelajaran sebagai narasumber pengumpulan data terkait implementasi

pendekatan saintifik pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. Al-Husna

Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Teknik ini dilakukan untuk menambah informasi terkait penerapan

pendekatan saintifik, berupa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

5 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan Tindakan, (Bandung, Refika

Aditama, 2014, h. 213

Page 61: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

49

Selain itu wawancara digunakan untuk mengetahui faktor pendukung dan

penghambat yang ditemui guru dalam menerapkan pendekatan saintifik, serta

solusi dalam menghadapi hambatan tersebut.

Pada penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.6

Tabel 3.2

Kisi-kisi wawancara guru mata pelajaran

Fokus Dimensi Indikator Sumber

Data

Implementasi

pendekatan

saintifik pada

kegiatan

pembelajaran.

1. Penyusunan

Perencanaan

Pembelajaran

1.1 Waktu

Penyusunan

Perencanaan

Pembelajaran

1.2 Proses

penyusunan

Perencanaan

pembelajaran

menggunakan

pendekatan

saintifik

Guru

Mata

Pelajaran

Fikih

2. Implementasi

pendekatan

saintifik pada

kegiatan

pembelajaran

2.1 Penerapan

pendekatan

saintifik dalam

kegiatan

pembelajaran

2.2 Penerapan

pembelajaran aktif

2.3 Penggunaan

media sebagai

6 Lexy J.Moleong, Op.cit, h. 190.

Page 62: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

50

pendukung

kegiatan

pembelajaran

3. Faktor pendukung

dan penghambat

dalam

mengimplementas

ikan pednekatan

saintifik

3.1 Persepsi guru

mengenai

Sosialisasi

pemerintah

3.2 Peran pemerintah

dalam

menyukseskan

pendekatan

saintifik

3.3 Faktor pendukung

terlaksananya

pendekatan

saintifik

3.4 Hambatan dalam

implementasi

pendekatan

saintifik

3.5 Solusi yang

ditempuh dalam

mengatasi

hambatan dalam

mengimplementas

ikan pendekatan

saintifik

Page 63: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

51

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data-data tertulis

sehingga dapat digunakan sebagai penguat dalam penyusunan dan

penyampaian informasi yang akan diberikan atau disajikan oleh penulis. Studi

dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah sumber

yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai

cermin situasi/ kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara

berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.7 Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.8

Dokumen yang menjadi objek studi dokumentasi pada penelitian ini

berupa RPP, foto-foto kegiatan pembelajaran, data siswa, data guru, data

sekolah dan data lain yang mendukung implementasi pendekatan saintifik

pada kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. Al-

Husna Lebak bulus Jakarta Selatan.

4. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.9 Triangulasi sumber

membandingkan data yang diperoleh dari teknik yang digunakan. Sedangkan

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda.10 Setiap teknik saling berkaitan dan saling

menguji satu sama lain. Jika terdapat perbedaan maka dilakukan tindak lanjut

terhadap sumber data untuk memastikan keabsahan data yang diperoleh.

7 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 67. 8 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CY Alfabet, 2014), Cet, IX, h. 82. 9 Ibid, h. 373 10Loc.cit

Page 64: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

52

5. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.11

Analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif dengan

menjabarkan hasil temuan di lapangan mengenai implementasi pendekatan

saintifik pada Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fikih kelas 8 di MTs. Al-

Husna. Pemilihan objek penelitian ini berdasarkan pada observasi yang

dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian, berdasarkan pada temuan

peneliti bahwa sekolah tersebut telah menerima sosialisasi serta pelatihan

mengenai pendekatan saintifik dan telah menerapkan pendekatan saintifk pada

kegiatan pembelajaran.

Setelah mengumpulkan data dalam proses penelitian, peneliti akan

melakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisa data dimulai

dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber dengan tahapan

sebagai berikut:

Gambar 3.1

Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan Huberman

1. Reduksi data (Data Reduction) yaitu merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

11 Ibid, h. 335

Data Reduction (Reduksi data)

Data Collection (Pengumpulan data)

Data Display (Penyajian data)

Conclusios:drawing/verifying (Pembuktian dan Penyimpulan data)

Page 65: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

53

membuang yang tidak perlu.12 Reduksi data adalah proses mengolah data

dengan merangkum yang penting-penting sesuai fokus masalah penelitian.13

Pengelompokan data penelitian sehingga lebih sistematis dan terfokus pada

satu pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian, serta memudahkan

dalam langkah pengolahan data.

2. Penyajian data (Data Display) yaitu kategorisasi dengan menyusun

sekumpulan data berdasarkan pola pikir, pendapat dan kriteria tertentu untuk

menarik kesimpulan. Data yang sudah direduksi dilihat kembali gambaran

secara keseluruhan, sehingga dapat tergambar konteks data secara

keseluruhan, dan dapat dilakukan penggalian data kembali apabila dipandang

perlu.14 Display data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang

terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.15

3. Pembuktian atau penyimpulan yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan data

yang telah disajikan.16 Pembuktian data dilakukan dengan cara

mengelompokkan data dari berbagai sumber atau dari berbagai teknik yang

digunakan dalam mengumpulkan data. Triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.17 Hal ini masih dapat berubah selama ditemukan

data yang berbeda yang dapat mempengaruhi keterkaitan data satu sama lain

ketika penelitian berlangsung.

12 Sugiono, Op.cit. h. 338 13 Uhar Suharsa, Op.cit, h. 218 14 Ibid, h. 219 15 Sugiono, Op.cit, h. 341 16 Ibid, h. 345 17 Ibid, h. 373

Page 66: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Jakarta merupakan lembaga pendidikan di

bawah naungan sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Lebak Bulus

(YALBUS) Al-Husna. Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Al-Husna berawal

dari sebuah inisiatif/gagasan dari pihak Yayasan untuk mendirikan sebuah

lembaga pendidikan lanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang sudah

lama berdiri.

Pada tahun 1987 Madrasah Tsanawiyah Al-Husna resmi berdiri secara

langsung diresmikan oleh Ketua Umum Yayasan Al-Husna saat itu bernama

Bapak KH. Abdul Muthalib, BA. Dengan mengangkat Kepala Madrasah

pertamanya bernama Drs. H. Muroni. Kegiatan belajar mengajar pertama

dimulai pada tahun pelajaran 1987/1988.

Madrasah Tsanawiyah Al-Husna berlokasi di Jl. Madrasah Al-Husna

Rt.002/Rw.004 No.14 Kampung Kapuk Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Kota

Madya Jakarta Selatan. Sejak diresmikannya sampai sekarang Madrasah

Tsanawiyah Al-Husna dipimpin oleh 3 (tiga) kepala madrasah, seperti yang

disebutkan di bawah ini :

Tabel 4.1

Kepala MTs. Al-Husna

NO NAMA KEPALA TAHUN

1.

2

3

4

Drs. H. Muroni

Salimuddin, BA.

Hj. Azzah Zumrud, S.Ag. M.Pd

H. M. Asep Rukman S.Ag

1987 Sampai 2000

2000 Sampai 2007

2007 Sampai 2015

2015 Sampai

Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Husna

Nama : Madrasah Tsanawiyah Al-Husna

NPSN : 60727335

NSM : 121231740022

Page 67: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

55

Status Madrasah : Swasta

Akreditasi : B (Baik) Tahun 2016

Alamat Madrasah : Jalan Madrasah Al-Husna No. 14 RT. 002/004

Kampung Kapuk, Kelurahan Lebak Bulus,

Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan 12440

Tahun dibangun : 1987

Visi : “Unggul dalam prestasi akademik, Kokoh dalam

akidah dan mulia dalam budi pekerti”

Misi :

1. Mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan

melalui pembelajaran yang tepat dan berhasil berdasarkan akidah

islamiyah dan budi pekerti

2. Mempersiapkan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi dengan prestasi yang optimal

3. Mempersiapkan tunas generasi muda islam yang global, mencintai tanah

airnya dan ber-akhlakul karimah.

4. Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang

mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak-hak, sesuai dengan

ketentuan diin al-Islam.

5. Mempersiapkan siswa sebagai warga bangsa yang dapat diteladani dalam

penghayatan dan pengamalan Pancasila serta Undang-undang 1945

6. Menghasilkan lulusan hafiz Quran (Juz 30)

B. Deskripsi Data

1. Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan data yang didapatkan penulis melalui wawancara bersama

guru mata pelajaran fikih Bapak H. M. Asep Rukman S. Ag, beliau

menyusun serta menyelesaikan perangkat pembelajaran secara sekaligus

selama satu semester sebelum pembelajaran aktif dimulai, agar terasa lebih

Page 68: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

56

ringan dan lebih konsentrasi dalam melaksanakan pembelajaran.1 Hal ini

dikonfirmasi langsung oleh guru mata pelajaran lain, bahwa mereka dituntut

untuk menyelesaikan perangkat pembelajaran selama satu semester sebelum

pembelajaran aktif dimulai. Penyusunan RPP tersebut sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan sebagaimana mestinya, mengkaji silabus kemudian

dituangkan ke dalam Rancangan Perencanaan Pembelajaran. Dalam

menyusun RPP guru menjadikan RPP yang bersumber dari internet dan

penerbit menjadi acuan dan contoh dalam penyusunan. Selanjutnya Bapak

Asep menambahkan bahwa penyusunan RPP mengadopsi dari RPP yang

disediakan oleh penerbit LKS, Sehingga tidak memberatkan beban kerja

guru. Selain itu kegiatan ini menjadi bahan pembelajaran bagi para guru untuk

lebih memahami bentuk RPP Kurikulum 2013 terutama kegiatan inti, karena

masih banyak guru yang belum memahami RPP K13 terutama kegiatan inti

pembelajaran yang menggunakan metode dan pendekatan saintifik.2 Data

yang penulis dapatkan dari guru lain mengatakan bahwa RPP yang disusun

mengadopsi dari RPP yang disediakan oleh penerbit, kemudian

dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan fasilitas

sekolah.

Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh penulis dari studi

dokumentasi, RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran fikih telah

memenuhi komponen yang diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

2016, dan telah menggunakan metode pembelajaran aktif, dengan

penggunaan tahapan pendekatan saintifik/ilmiah. Langkah saintifik/ilmiah

dijabarkan dengan langkah yang jelas dan terarah serta tersusun secara

berurut disesuaikan dengan metode yang digunakan. Berikut kegiatan

pembelajaran yang tercantum dalam RPP:

1 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB 2 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 69: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

57

Tabel 4.2

Kegiatan pembelajaran dalam RPP mata pelajaran fikih

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik

sebagai sikap disiplin

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan sebelumnya tentang

Sedekah, hibah dan hadiah.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

10

menit

Inti

Mengamati

Peserta didik diminta untuk mengamati

gambar yang terdapat pada buku siswa/

disajikan guru tentang makanan yang halal

Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang

Halal

Jenis Makanan Dan Minuman Yang

Dihalalkan

50

menit

Menanya

Guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan

gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar.

Mengumpulkan informasi

Peserta didik mengumpulkan informasi yang

relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

telah ditentukan oleh guru dengan

mengeksplor pengetahuannya dengan

membaca buku referensi tentang

Page 70: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

58

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang

Halal

Jenis Makanan Dan Minuman Yang

Dihalalkan

Mengasosiasi Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi

membuat beberapa pertanyaan untuk

diajukan dan dijawab oleh kelompok lain.

Mengkomunikasikan Setiap kelompok saling bertukar pertanyaan

dan saling menjawab satu sama lainnya.

Penutup 1) Guru membuat simpulan tentang materi ajar.

2) Guru mengadakan evaluasi.

3) Guru menugaskan peserta didik mencari

tentang makanan yang halaldari berbagai

sumber (buku, majalah, internet,

narasumber) sebagai refleksi.

4) Guru memberitahukan materi yang akan

dipelajarai selanjutnya tentang makanan

yang haram.

5) Guru menutup pembelajaran dengan do’a

dan salam bersama siswa.

20

menit

2. Pelaksanaan Pembelajaran (Pendekatan Saintifik)

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan pembelajaran telah menerapkan

pendekatan saintifik dengan baik, dalam bentuk sederhana menggunakan

metode ceramah dan pemecahan masalah berupa pemberian soal yang

menuntut peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selama

pembelajaran berlangsung, guru selalu mengajak dan menginstruksikan

peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil

observasi terhadap kegiatan pembelajaran, metode yang sama digunakan

secara berulang di setiap pertemuan, hal ini didukung oleh hasil wawancara

yang dilakukan penulis terhadap guru mata pelajaran fikih. Beliau

menerapkan tahapan pendekatan saintifik dengan cara memberi instruksi

kepada peserta didik untuk membaca teks secara bergiliran ditunjuk secara

acak dan mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

(mengamati), memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan

Page 71: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

59

pertanyaan atau pendapat (menanya), dilanjutkan dengan mengerjakan

soal/tugas yang diberikan guru (mencari dan mengolah data), Tahapan

terakhir mengoreksi bersama jawaban dengan cara meminta peserta didik

untuk membacakan hasil kerjanya (mengomunikasikan).3 Berikut rincian

tahapan saintifik/ilmiah:

a. Mengamati

Hasil observasi menujukan bahwa tahapan mengamati dalam kegiatan

pembelajaran berbentuk membaca dan mendengarkan penjelasan materi

dari guru, metode ini terjadi berulang pada setiap pertemuan.

Guru meminta peserta didik secara bergilir untuk membaca teks yang

telah ditentukan oleh guru secara lantang dan didengarkan oleh peserta

didik yang lain. Setelah peserta didik membaca teks yang ditentukan, guru

meminta peserta didik menyimak materi yang disampaikan oleh guru

terkait teks yang dibaca serta materi yang berkaitan dengan teks tersebut.

Pada kegiatan mengamati berlangsung, peserta didik terlihat antusias

dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dapat dilihat

dari respons peserta didik berupa tertawa dan terlihat fokus ketika proses

ini berlangsung. Peneliti melihat cara penyampaian pak Asep selaku guru

mata pelajaran fikih begitu menarik, menggunakan bahasa sehari-hari

yang mudah dimengerti peserta didik serta dibumbui oleh candaan ringan

yang dapat menghibur peserta didik sebagai bentuk brainstorming agar

peserta didik tetap fokus dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Pada proses ini guru memberikan contoh yang sering

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada pertemuan kedua

tentang makanan dan minuman haram, beliau menjadikan kegiatan

mencuri makanan atau bahan makanan sebagai contoh dari sebab makanan

dan minuman itu haram. Data pendukung yang peneliti dapatkan dari hasil

wawancara bersama peserta didik berkaitan dengan cara mengajar guru

tersebut, mereka menyatakan bahwa cara penyampaian materi yang

3 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 72: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

60

dilakukan oleh guru tersebut begitu menarik dengan bahasa yang mudah

dimengerti, sehingga dapat perhatian siswa untuk fokus dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.4

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap

peserta didik mengenai persepsi peserta didik terhadap metode

pembelajaran yang digunakan menyatakan bahwa jika mata pelajaran fikih

dilaksanakan dengan metode pembelajaran aktif seperti demonsrtrasi dan

video comment, mereka memberikan respon positif jika fikih

menggunakan media atau metode pembelajaran tersebut dengan catatan

materi fikih disampaikan dengan bahasa yang lugas dan komedi santai

seperti biasanya.

b. Menanya

Berdasarkan hasil observasi, setelah melakukan kegiatan pengamatan,

guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat terhadap hasil pengamatan terhadap materi yang

telah dipaparkan guru.

Kegiatan mengajukan pertanyaan atau pendapat berjalan dengan baik,

hal ini terlihat dari antusiasme peserta didik dalam mengajukan pertanyaan

kepada guru. Dalam setiap pertemuan pembelajaran, selalu ada peserta

didik yang mengajukan pertanyaan berkaitan pengamatan yang dilakukan

peserta didik meski masih di dominasi oleh sebagian peserta didik saja.

Sebagian peserta didik lainnya masih merasa malu untuk mengajukan

pertanyaan, sehingga masih didominasi oleh beberapa peserta didik yang

sudah terbiasa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ini menjadi tantangan

tersendiri bagi guru untuk memberikan fasilitas pengamatan yang baik dan

mengajak peserta didik untuk mengajukan pendapat dan pertanyaan. Rasa

4 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 73: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

61

ingin tahu peserta didik masih rendah sehingga perlu usaha ekstra agar

tahap ini dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.5

Data lain yang penulis dapatkan dari hasil observasi pembelajaran,

motivasi peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan pendapat

meningkat ketika proses mengamati (penjelasan guru) dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari, seperti pada materi makanan dan minuman haram.

c. Mengeksplorasi (Mencari Informasi)

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan mengumpulkan informasi

terjadi berulang setiap pertemuan, berupa mencari informasi/data untuk

menyelesaikan soal/tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik,

soal ini bersumber dari LKS dan buku pegangan guru.

Kegiatan mengeksplorasi/mencari informasi berjalan dengan baik dan

kondusif sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru kepada peserta

didik. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dan

diselesaikan oleh peserta didik yang bersumber dari buku LKS, sehingga

peserta didik dituntut untuk mencari informasi untuk menyelesaikan

pertanyaan-pertanyaan/tugas yang diberikan guru. Pada saat proses ini

berlangsung, terkadang peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku

atau teman lainnya untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan.

Jika soal terasa sukar dan sulit untuk ditemukan jawabannya, peserta didik

meminta bantuan dan mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran

terkait hal tersebut, kemudian guru memberikan bantuan dengan cara

memberikan teka-teki yang berhubungan dengan jawaban tersebut.6

d. Mengasosiasi (Mengolah Data)

Berdasarkan hasil observasi dari seluruh pembelajaran, kegiatan

mengasosiasi (mengolah data) terjadi secara berulang degan model yang

5 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB 6 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 74: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

62

sama. kegiatan mengasosiasi/mengolah data ini berbentuk mengerjakan

soal yang guru berikan kepada peserta didik untuk dikerjakan.

Setelah proses mengamati dan mengajukan bertanya, selanjutnya guru

meminta peserta didik untuk mengerjakan soal/tugas yang diberikan.

Proses ini menuntut peserta didik untuk mencari dan mengolah

data/pengetahuan yang sudah mereka miliki ataupun yang belum mereka

miliki (mengeksplorasi) untuk menyelesaikan soal/tugas yang diberikan.

Hasil pengamatan penulis, pada proses ini guru berperan aktif membantu

peserta didik yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal/tugas

yang diberikan. Seperti hasil wawancara penulis bersama peserta didik,

guru selalu membantu peserta didik ketika mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal/tugas dengan berbagai cara, memberikan petunjuk

berupa teka-teki yang berkaitan dengan jawaban ataupun memberi

referensi secara langsung terkait jawaban soal/tugas yang diberikan.7

e. Mengomunikasikan

Setelah menyelesaikan soal/tugas yang diberikan, dilanjutkan dengan

mengoreksi hasil kerja soal/tugas yang diberikan. Selama observasi

berlangsung tahapan ini dilaksanakan secara rutin dan berulang pada

materi makanan, minuman halal dan haram. Soal yang telah selesai

dikerjakan oleh peserta didik, dibacakan di depan kelas, sesuai instruksi

yang diberikan oleh guru.

Kegiatan mengomunikasikan dilakukan dengan cara mengoreksi

bersama hasil soal/tugas yang telah diselesaikan dilanjutkan dengan

penguatan materi yang disampaikan oleh guru. Setiap peserta didik

menukar buku kerja dengan teman sebangku, kemudian guru meminta

peserta didik untuk membacakan soal serta jawaban dari buku yang

mereka pegang, setiap peserta didik mendapat giliran secara merata sesuai

absen untuk membaca dan mengoreksi hasil kerja teman sebangku. Pada

7 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 75: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

63

kegiatan koreksi tersebut guru menjawab soal/tugas sekaligus memberikan

penguatan atas jawaban tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan konfirmasi antara peserta didik dan guru.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengimplementasikan

Pendekatan Saintifik/ilmiah Kurikulum 2013

Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, terdapat

beberapa faktor pendukung dalam menerapkan pendekatan saintifik, di

antaranya:

a. Faktor yang mendukung implementasi pendekatan saintifik kurikulum

2013 adalah banyaknya referensi contoh perencanaan yang tersebar luas

disekitar kita, seperti internet, penerbit atau teman satu profesi. Selain

meringankan penyusunan perencanaan, guru juga dapat mempelajari

perencanaan yang baik dan benar, tanpa adanya batasan ruang dan waktu.8

b. Faktor saran dan prasarana yang disediakan oleh sekolah menjadi faktor

pendukung utama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah,

seperti proyektor, pengeras suara dan jaringan internet.9

Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, terdapat

beberapa hambatan yang dialami guru dalam menerapkan pendekatan

saintifik di antaranya:

a. Rendahnya minat baca peserta didik, sehingga penerapan pendekatan

saintifik dan pembelajaran aktif kurang berjalan dengan baik. Hal ini

menjadi hambatan khusus bagi guru untuk lebih berusaha mengajak dan

mengawasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

b. Rendahnya rasa ingin tahu peserta didik, sehingga guru perlu memberikan

perhatian lebih kepada seluruh peserta didik, agar keaktifan dimiliki oleh

peserta didik secara merata.

8 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB 9 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB

Page 76: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

64

c. Kurangnya pemahaman guru mengenai kurikulum 2013, hal ini

diakibatkan oleh pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif,

mencakup seluruh bagian, perencanaan, pembelajaran dan penilaian. 10

Sekolah akan mengagendakan pelatihan pembelajaran kurikulum 2013,

serta pelatihan pembuatan media pembelajaran untuk mengatasi hambatan

tersebut, agar pembelajaran terlaksana lebih baik lagi.11

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan tahap

persiapan dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran, agar pelaksanaan

pembelajaran terarah dan efektif dalam mencapai kompetensi. Berdasarkan

hasil wawancara, RPP selama satu semester dipersiapkan secara sekaligus

oleh guru setiap awal semester, hal ini bertujuan untuk meringankan beban

guru serta lebih konsentrasi selama kegiatan pembelajaran. Penyusunan RPP

tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sebagaimana mestinya,

mengkaji silabus kemudian dituangkan dalam Rancangan Perencanaan

Pembelajaran mencakup satu pertemuan atau lebih. Silabus merupakan acuan

penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata

pelajaran.12 Hal ini sejalan dengan aturan yang tercantum dalam

Permendikbud bahwa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.13

Penyusunan RPP yang disusun oleh guru mengadopsi dari RPP yang

disediakan oleh penerbit dengan penyesuaian kebutuhan, keadaan dan kondisi

sekolah sesuai dengan prinsip penyusunan RPP yang tercantum dalam

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Hal ini menjadi sesuatu yang lumrah

10 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB 11 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4

Juni 2018, pukul 09.10 WIB 12 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 5 13 Ibid, h. 6

Page 77: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

65

di zaman sekarang ini, informasi apapun dapat diakses kapan dan di mana

saja sehingga memudahkan guru dalam belajar mandiri dalam

mempersiapkan perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi dokumen, RPP yang disusun telah memuat

komponen-komponen sesuai dengan Permendikbud nomor 103 tahun 2014.

RPP tersebut memuat semua komponen yang diperlukan dalam pembelajaran

terutama metode pembelajaran aktif serta tahapan saintifik/ilmiah dan

penilaian autentik sebagai bentuk evaluasi terhadap pembelajaran aktif. RPP

memuat metode pembelajaran aktif sebagai bentuk implementasi prinsip RPP

kurikulum 2013 yaitu partisipasi aktif peserta didik dan berpusat pada peserta

didik, yang menuntut peserta didik untuk mandiri dalam membangun

pengetahuan. Pembelajaran aktif tersebut terkemas secara baik dalam tahapan

saintifik/ilmiah mengamati, menanya, mencari informasi, mengolah data dan

mengomunikasikan. Pada bagian kegiatan inti, tahapan saintifik disajikan

secara jelas dan terarah, sehingga memungkinkan memudahkan guru untuk

menjalankan proses pembelajaran dengan sangat baik.

Selanjutnya, RPP yang disusun memuat metode pembelajaran aktif yang

variatif disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai, sehingga

memungkinkan mendorong dan membangun semangat belajar, meningkatkan

perhatian peserta didik, melatih peserta didik untuk mandiri, sehingga

terbentuk peserta didik yang memiliki sifat pembelajar sepanjang hayat.

Berdasarkan hasil studi dokumen terhadap RPP, bahwa RPP yang

disiapkan telah memenuhi prinsip yang telah diatur dalam Permendikbud

nomor 22 Tahun 2016 yang bersifat proses pembelajaran, seperti partisipasi

aktif peserta didik, terlihat dari penggunaan pendekatan saintifik dengan

metode pembelajaran aktif dalam RPP. Prinsip selanjutnya, mendorong

semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan

kemandirian, terlihat dari kegiatan pendahuluan yang memuat orientasi,

apersepsi, motivasi, pemberian acuan. Selanjutnya pengembangan budaya

membaca dan literasi digital agar terintegrasi dengan perkembangan zaman,

Page 78: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

66

terlihat dari penggunaan berbagai media sebagai sumber informasi kegiatan

pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran (Pendekatan Saintifik)

Proses pembelajaran merupakan kegiatan inti dari serangkaian kegiatan

pembelajaran. Pembentukan sikap, pengetahuan dan keahlian terbentuk

secara khusus dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

dapat dikatakan sebagai proses penting dalam kegiatan pembelajaran.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.14

Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran, penulis

menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, namun

tahapan saintifik belum memenuhi kriteria dan prinsip pendekatan saintifik

sepenuhnya. Metode yang digunakan terbilang pasif terpusat pada guru

(teacher center) sebagai sumber pengetahuan, peserta didik diberikan sedikit

ruang untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan

pendekatan saintifik menuntut peserta didik untuk belajar secara aktif dan

mandiri dalam membentuk sebuah pengetahuan melalui tahapan

saintifik/ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan ilmiah.15

Pendekatan saintifik dengan prinsip kemandirian, bukan berarti guru pasif

dalam proses pembelajaran, Guru bertugas mempersiapkan rencana

pembelajaran serta mendampingi peserta didik agar proses pembelajaran

berjalan dengan baik.

14 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Op.cit, h. 2 15 Daryanto, Op.cit, h. 51

Page 79: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

67

Tahapan saintifik pada kegiatan pembelajaran terlaksana dalam bentuk

yang sama selama observasi berlangsung. metode ceramah berulang

digunakan sebagai bentuk tahapan mengamati, kemudian dilanjutkan dengan

waktu untuk bertanya terkait hasil pengamatan, selanjutnya diberikan

soal/tugas untuk dipecahkan dengan jalan mencari informasi dan diolah

menjadi sebuah jawaban, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian

jawaban pada koreksi bersama terhadap jawaban mengenai soal/tugas yang

diberikan. Seperti hasil wawancara bahwa guru belum banyak menguasai

metode pembelajaran aktif yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan

keaktifan peserta didik ketika pembelajaran berlangsung. Keuntungan

pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:

a. Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat

mereka merasa senang.

b. Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan

kegagalan diterima.

c. Adanya partisipasi dari semua kelompok.

d. Tiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.

e. Fleksibel dan relevan.

f. Sesuatu menyatakan pemikirannya.

g. Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.16

Pembelajaran aktif akan memberikan banyak keuntungan/kelebihan

dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik akan lebih terfokus/konsentrasi

terhadap pembentukan pemahaman serta termotivasi untuk mendapatkan

pemahaman tersebut. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang nomor

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa Proses

pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang,

inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.17

16 Amri, Sofan, Op.cit, h. 2 17 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 80: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

68

Mata pelajaran Fikih merupakan pelajaran aplikatif dan berbasis

lingkungan, materi serta sumber belajar bersumber dan diaplikasikan pada

kehidupan sehari-hari. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar

mengenai ketentuan hukum dalam islam serta kemampuan cara

melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan

sehari-hari.18 Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, mereka

mengatakan pembelajaran fikih akan lebih menarik jika diberikan bahan

pengamatan dan mempraktekkan materi yang menuntut keterampilan.

Dengan kata lain pembelajaran mata pelajaran fikih akan lebih efektif dalam

mencapai kompetensi yang ditargetkan jika diterapkan pembelajaran aktif,

seperti mendemonstrasikan tata cara salat, mengingat kembali contoh

makanan halal dan haram dsb.

Bentuk penerapan pendekatan saintifik/ilmiah yang diterapkan oleh guru

berbeda dengan yang direncanakan oleh guru dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), terbilang statis tanpa perubahan yang signifikan dalam

setiap pertemuannya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penggunaan

metode pembelajaran aktif yang variatif (penyesuaian materi dan tujuan) akan

meningkatkan perhatian serta motivasi peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran. Pendekatan saintifik/ilmiah yang diterapkan oleh guru belum

memenuhi kriteria pendekatan saintifik/ilmiah sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa, kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum

sepenuhnya berpusat pada siswa, guru lebih mendominasi proses

pembentukan pemahaman konsep/pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari

metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran, metode ini

akan membuat peserta didik lebih pasif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,

hukum atau prinsip. Intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sederhana telah

menggunakan tahapan saintifik/ilmiah. Kegiatan yang dilaksanakan baru

18 Permenag 912 tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Bahasa Arab,

Page 81: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

69

mencapai tahap memahami, dapat dibuktikan dari kegiatan pembelajaran

yang berbentuk transfer informasi, belum memberikan pembelajaran

analis pengetahuan.

3) Dapat mengembangkan karakter siswa. Proses pembelajaran yang

dilakukan belum memberikan ruang aktivitas peserta didik secara luas dan

bebas, sehingga pengembangan karakter terbatas dan kurang maksimal.19

Proses pembelajaran telah menggunakan tahapan saintifik yang dikemas

secara sederhana, namun belum memenuhi kriteria dan prinsip saintifik

sepenuhnya. Menurut Mc Collum, dalam Musfiqon dan Nurdyansyah

menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik/ilmiah memerlukan komponen sebagai berikut:

1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan

(Faster a sense of wonder)

2) Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)

3) Melakukan analisis (Push for analysis)

4) Berkomunikasi (Require communication)20

Berikut rincian hasil observasi kegiatan pembelajaran dalam

mengimplementasikan pendekatan saintifik/ilmiah:

a. Mengamati

Proses mengamati, peserta didik diminta untuk membaca teks yang

telah ditentukan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan

paparan materi dijelaskan oleh guru. Kegiatan mengamati yang pertama

berbentuk membaca teks, kegiatan ini dilakukan tanpa adanya instruksi

dari guru untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan terkait teks yang

dibaca, peserta didik hanya bertugas membaca tanpa adanya kegiatan

lanjut, hal ini menujukan bahwa kegiatan tersebut bukan bentuk

pengamatan karena tidak adanya kesempatan dalam mengajukan pendapat

atau pertanyaan terhadap hasil pengamatan. Bentuk kegiatan mengamati

19 Hosnan, Op.cit. h. 36 20 Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. (Nizamia Learning Center,

Sidoarjo 2015), h.

Page 82: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

70

yang kedua berupa penjelasan yang disampaikan oleh guru. Kegiatan ini

dapat menarik perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Guru

menjelaskan dengan sangat menyenangkan dengan bahasa sehari-hari

yang mudah dimengerti dibumbui dengan candaan yang menghibur

peserta didik sehingga perhatian bisa terjaga selama kegiatan mengamati

berlangsung. ini menjadi kelebihan yang jarang dimiliki oleh guru lain,

mampu membawakan materi dengan lugas dan fleksibel sehingga peserta

didik merasa nyaman dalam kegiatan pembelajaran.

Bentuk tahapan yang dilakukan belum memberikan ruang bagi panca

indera yang lain dengan cara melihat, membaca, dan mengingat.

Mengamati bukan hanya berupa pengamatan terhadap objek, tetapi dapat

berupa mengingat ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai sebuah

informasi. Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan

jangka panjang.21 Seperti hasil wawancara, kegiatan mengamati akan lebih

menarik perhatian peserta didik jika menggunakan media sebagai

penunjang pengamatan. Media pembelajaran dapat meningkatkan

perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.22 Bukan hanya

penggunaan media pembelajaran baru yang dapat menarik perhatian

peserta didik, melainkan pemilihan media yang akan disajikan pun

menjadi faktor penting dalam menarik perhatian peserta didik. Yani dan

Mamat mengatakan bahwa Gunakan buku dengan judul menarik, gambar

berwarna dan grafik yang indah, serta video singkat yang meningkatkan

motivasi belajar.23 Penggunaan media sangatlah berpengaruh dalam

menyampaikan informasi. Semakin kontekstual dan konkret media yang

disajikan maka semakin banyak pengalaman pembelajaran yang

didapatkan oleh peserta didik, begitu sebaliknya.24 Fikih yang notabene

ibadah dan muamalah tentu akan lebih mudah menarik perhatian peserta

didik jika disajikan bahan pengamatan dalam proses ini, seperti

21 Imas dan Berlin, Op.cit, h. 161 22 Yudhi Munadi, Op.cit, h. 43 23 Yani dan Mamat, h. 102 24 Ibid, h. 164

Page 83: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

71

menampilkan video akibat memakan makanan haram dan lainnya,

sehingga timbul kesenjangan atau masalah yang perlu ditelusuri dalam diri

peserta didik.

Meskipun kegiatan yang disajikan bertujuan untuk mengamati, pada

nyatanya kegiatan tersebut tidak dapat dikatakan mengamati. Kegiatan

mengamati yang disajikan guru bersifat informatif, memberikan

pengetahuan terkait materi pembelajaran, bukan memberikan/menyajikan

bahan pengamatan yang dapat menumbuhkan kesenjangan atau masalah

bagi peserta didik sehingga tumbuh rangsangan untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat pada kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan

rasa perlu, terhadap pengetahuan dalam jangka panjang, sehingga

diharapkan dapat tumbuh rasa pembelajar sepanjang masa dalam diri

peserta didik. Tujuan pengamatan bertujuan untuk menemukan

kesenjangan atau masalah yang kemudian membangun rasa ingin tahu atau

pertanyaan bagi peserta didik bukan informasi atau memberi tahu materi

pelajaran kepada peserta didik. Obyek yang layak diamati bukan sebuah

ulasan penjelasan materi atau deskripsi yang bersifat informatif.25

Penyajian obyek pengamatan dapat disesuaikan dengan fasilitas dan

keadaan sekolah tersebut. Hal terpenting adalah memaksimalkan fasilitas

yang tersedia agar kegiatan mengamati berjalan dengan maksimal.

Beberapa contoh objek pengamatan pada materi makanan dan minuman

halal dan haram, mengamati makanan/jajanan lingkungan sekolah,

mengingat kembali peristiwa yang ada di lingkungan sekitar, jika tersedia

teknologi informasi guru dapat mencari dan menyajikan tontonan atau

gambar yang menarik berkaitan dengan materi tersebut, seperti akibat

makanan dan minuman haram, manfaat makanan dan minuman makanan

halal dan sebagainya.

25 Ibid, h. 104

Page 84: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

72

b. Menanya

Tahapan mengajukan pertanyaan atau berpendapat berjalan dengan

baik sesuai dengan yang diharapkan. Setelah peserta didik melakukan

pengamatan terhadap penjelasan guru, kemudian guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atau

pendapat. Selama observasi berlangsung intensitas bertanya atau

mengajukan pendapat cukup baik, ditujukan dengan adanya peserta didik

yang bertanya pada setiap pertemuan, walau di dominasi oleh beberapa

peserta didik saja. Permasalahan ini dapat disiasati dengan memberikan

instruksi kepada peserta didik untuk mengumpulkan pertanyaan dalam

kertas kecil, kemudian dikumpulkan dan dibacakan oleh guru atau peserta

didik untuk dijawab oleh guru. Aktivitas seperti ini dapat melatih dan

mengembangkan daya berpikir kritis peserta didik pada kegiatan

pengamatan baik di dalam maupun di luar kelas. Throndike menyatakan

bahwa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di

lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks.26 Fase ini

merupakan tolak ukur kesiapan peserta didik dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan

keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat.27

Tujuan kegiatan bertanya adalah merangsang keingintahuan peserta

didik terhadap sebuah materi agar mereka merasa penasaran dan perlu

mencari tahu akan kebenaran/pemahaman materi tersebut. Fungsi bertanya

dalam pembelajaran untuk mendorong dan menginspirasi peserta didik

untuk aktif belajar, membangkitkan keterampilan yang dimiliki peserta

didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban

secara logis, sistematis, dengan bahasa yang baik dan benar.28

26 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, Op.Cit, h. 95 27 Ridwan A. Sani, Op.cit, h. 57 28 Hosnan, Op.cit, h. 50

Page 85: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

73

c. Mencari Informasi/ mencoba

Kegiatan mencari informasi dilaksanakan dengan cara memberi

soal/tugas kepada peserta didik untuk dipecahkan tepat waktu sesuai

dengan waktu yang diberikan. Belajar dengan menggunakan pendekatan

saintifik akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki

fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan.29 Kegiatan ini

dilaksanakan oleh peserta didik secara individu, terkadang juga berdiskusi

dengan teman walau tidak ada instruksi secara khusus yang diberikan oleh

guru.

Kegiatan yang dilakukan terbilang kurang memenuhi prinsip

pendekatan saintifik, karena para peserta didik mencari informasi masih

pada buku teks yang mereka miliki, guru tidak memberikan instruksi untuk

mencari informasi dari sumber yang lain selain buku teks, seperti yang

tercantum dalam RPP. Bentuk kegiatan ini berulang setiap kegiatan

pembelajaran berlangsung. Mungkin hal ini diakibatkan karena sekolah

tersebut melarang peserta didik untuk membawa smartphone selama jam

pelajaran berlangsung ataupun dipengaruhi oleh guru yang kurang

memberikan persiapan terkait perencanaan pembelajaran. Hal ini

berlawanan dengan yang tercantum dalam Permendikbud 81a Tahun 2013,

aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,

membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan lainnya.30

Serta yang disebutkan dalam Permendikbud bahwa prinsip pembelajaran

2013 adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.31 sekolah dan guru

harus berupaya merencanakan dan melaksanakan tahapan mencari

informasi dengan memberikan instruksi serta memfasilitasi peserta didik

sumber informasi yang dapat menunjang kegiatan pembelajarannya.

29 Ibid, h. 62 30 Daryanto, op.cit, h. 70 31 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit

Page 86: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

74

Secara normatif, tahap mencari informasi/eksperimen dapat dilakukan

melalui berbagai kegiatan yaitu:

1) Melakukan eksperimen di laboratorium;

2) Mencari informasi dari koran, majalah dan buku teks;

3) Mencari informasi melalui internet;

4) Wawancara dengan narasumber dan masyarakat;

5) Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (angket).32

Fikih sebagai pelajaran agama memiliki banyak sumber yang dapat

dijadikan referensi seperti, al-Quran, kitab Hadis, buku-buku keagamaan,

atau bahkan melakukan wawancara kepada tokoh agama di lingkungan

sekitar. Potensi ini seharusnya dapat dikemas dan dikembangkan secara

baik oleh guru agar kegiatan pembelajaran berjalan lebih baik lagi.

Kegiatan mencari informasi sangat berkaitan erat dengan kegiatan

mengolah data. Kegiatan ini harus direncanakan sebaik-baiknya,

disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dipilih. Pada materi

makanan dan minuman halal, banyak metode yang dapat digunakan pada

pembelajaran ini, seperti billboard ranking, guru meminta peserta didik

untuk menyusun makanan atau hewan halal disertai alasan sesuai sumber

hukum islam, seperti quran, hadis, ijma dan qiyas. Metode lainnya seperti

membuat mind map berisi tentang kriteria makanan dan minuman halal

dan haram, akibat dan manfaat makanan dan minuman halal dan haram,

dsb.

d. Mengolah Data

Mencari dan mengolah informasi merupakan sebuah kesatuan yang

tidak bisa dipisahkan. Setelah selesai melakukan kegiatan mencari

informasi, data yang diperoleh diolah untuk memecahkan persoalan yang

terjadi.

32 Yani dan Mamat, h. 114

Page 87: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

75

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah memilah

dan memilih informasi atau jawaban yang telah dikumpulkan untuk

memecahkan/mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru. Peserta

didik memecahkan soal/tugas satu persatu dengan jalan mencari informasi

sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini

dilaksanakan oleh peserta didik secara individu, terkadang juga peserta

didik berdiskusi dengan teman walau tidak ada instruksi secara khusus

yang diberikan oleh guru. Aktivitas ini menujukan bahwa peserta didik

merasa perlu untuk bertukar pikiran melalui cara diskusi bersama

temannya dalam mengolah sebuah informasi untuk memecahkan sebuah

masalah. Guru perlu memanfaatkan dan mengembangkan potensi tersebut

agar peserta didik terlatih berdiskusi, bertukar pikiran sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berkembang menjadi lebih baik lagi.

Pada tahap ini guru berperan aktif membantu peserta didik yang

bertanya karena kesulitan dalam mengerjakan soal/tugas. Guru tidak

langsung menjawab pertanyaan peserta didik, melainkan memberi teka-

teki yang nantinya akan dipecahkan oleh peserta didik sebagai bentuk

bantuan agar peserta didik tetap mandiri dalam melaksanakan soal/tugas

yang diberikan. Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru

tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah

yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.33

Kegiatan mengolah data berkaitan erat dengan kegiatan mencari

informasi. Mengolah data terfokus pada pemilihan informasi/data baik

dengan cara individu maupun dengan jalan diskusi kelompok kecil atau

besar, disesuaikan dengan metode yang digunakan. Guru memberikan

ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memilah dan memilih

data yang diperlukan secara mandiri, tetap dalam bimbingan guru.

33 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, op.cit, h. 163

Page 88: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

76

e. Mengomunikasikan

Setelah selesai mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru, peserta

didik diinstruksikan untuk mengoreksi bersama dengan cara membacakan

soal dan jawaban yang telah diselesaikan oleh peserta didik pada tahap

mencari dan mengolah informasi. Secara tidak sadar kegiatan ini

merupakan bentuk sederhana dari mengomunikasikan data hasil temuan

setelah mencari dan mengolah informasi. Kegiatan mengomunikasikan

yang diterapkan oleh guru mata pelajaran sangatlah baik karena telah

melatih setiap peserta didik untuk berani menyampaikan hasil kerja di

depan orang banyak, sehingga peserta didik akan terbiasa melakukan hal

seperti ini.

Sebenarnya, Kegiatan mengomunikasikan tidak selalu harus

berbentuk lisan, presentasi, melainkan dapat berbentuk memajang produk

kerja, mempraktekkan hasil temuan, disesuaikan dengan metode

pembelajaran yang digunakan. Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014

tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,

menyebutkan bahwa aktivitas mengomunikasikan dilakukan melalui

kegiatan menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik;

menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil,

dan kesimpulan secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan

dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta

didik tersebut.34

Kegiatan mengomunikasikan tidak harus presentasi atau berbicara di

depan umum menyampaikan data hasil diskusi atau jawaban soal,

melainkan dengan memajang hasil kerja individu atau kelompok, seperti

mind map, billboard dan sebagainya, disesuakan dengan metode yang

digunakan ketika kegiatan pembelajaran.

34 Ibid, h. 80

Page 89: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran telah menggunakan tahapan saintifik/ilmiah degan

baik, di kemas dalam bentuk yang sederhana, tetapi belum memenuhi kriteria

dan prinsip pendekatan saintifik sepenuhnya.

2. Perencanaan yang disusun oleh guru telah memuat komponen-komponen dan

pendekatan saintifik/ilmiah dengan pembelajaran aktif, sesuai dengan aturan

yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016.

3. Faktor pendukung dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik adalah

banyaknya referensi yang menjadi sumber pembelajaran dalam penyusunan

perencanaan pembelajaran. Faktor pendukung selanjutnya adalah sarana dan

prasarana sekolah yang baik seperti jaringan internet, proyektor dan pengeras

suara, sehingga memungkinkan kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik

dan sesuai harapan.

4. Hambatan yang ditemui guru di antaranya:

a. Rendahnya minat baca peserta didik, sehingga penerapan pendekatan

saintifik dan pembelajaran aktif kurang berjalan dengan baik.

b. Rendahnya rasa ingin tahu peserta didik, sehingga guru perlu memberikan

perhatian lebih kepada seluruh peserta didik, agar keaktifan dimiliki oleh

peserta didik secara merata.

c. Pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif, sehingga guru

belum memahami sepenuhnya konsep kurikulum 2013, sebagai bekal

menyukseskan pembelajaran kurikulum 2013.

Sekolah akan mengagendakan pelatihan pembelajaran kurikulum 2013,

serta pelatihan media pembelajaran untuk mengatasi hambatan tersebut, agar

pembelajaran terlaksana lebih baik lagi.

Page 90: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

78

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi pendekatan saintifik

kurikulum 2013 pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs Al-Husna Lebak

Bulus Jakarta Selatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru hendaknya berusaha memperdalam pengetahuan terkait penerapan

pendekatan saintifik dan memperluas pengetahuan terkait pembelajaran aktif

sebagai salah satu faktor pendukung penerapan pendekatan saintifik

kurikulum 2013 demi terlaksananya pembelajaran terlaksana yang aktif,

kreatif, inovatif dan bermakna.

2. Guru hendaknya meningkatkan kedisiplinan dalam kegiatan pembelajaran

dengan cara melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arahan yang

tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perencanaan bukan

sekedar dokumen pelengkap pembelajaran, melainkan sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

3. Guru hendaknya memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan sebagai

media/alat bantu demi terlaksananya kegiatan pembelajaran yang aktif,

kreatif, ilmiah dan bermakna bagi peserta didik.

Page 91: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.

Abu Zahrah, Muhammad. Ushul Fiqih. Bairut, Dar al-Fikr al-Arabi.

. Ushul Fiqih, Penerjemah Saefullah Ma’shum. Jakarta: Pustaka

Firdaus, 2012.

Ahmad, Syarwan. “Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan

Instruksional Kepala Sekolah”, Jurnal Pencerahan, Majelis Pendidikan

Daerah Aceh, Volume 8, Nomor 2, 2014.

Amri, Sofan . Implementasi pembelajaran aktif dalam kurikulum 2013. Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2015.

Anas, Zulfikri dan Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013. Jakarta: AMP Press,

2014.

Az-Zarnuji, Burhanudin. Ta’lim al-Muta’alim. Sudan: Dar al-Sudaniyah li al-

Kutub, 2004.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta:

Arruz Media, 2015.

Berlin dan Imas, Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Konsep dan Penerapan.

Jakarta: Kata Pena, 2016.

Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta,

Penerbit Gaya Media, 2014.

Dewey, John. Democracy and Education. New York: The Macmillan Company,

1916.

Emzir, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Press, 2010.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara, 2014.

Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Konstekstual dalam Pembelajaran Abad 21

Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014.

Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori

dan Praktik. Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Page 92: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

80

Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya, 2015.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya, 2013.

Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan

Dialektik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Mulyasa, E. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya,

2014.

. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Rosda Karya, 2014.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group, 2013.

Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Nizamia

Learning Center, Sidoarjo 2015.

Rianto, Milan. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran. Malang: Pusat

Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang, 2006.

Shidiq, Sapiudin . Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan Tindakan.

Bandung: Refika Aditama, 2014.

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara 2008.

Sukmadinata dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya, 2010.

Sulastri, dkk. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI, Jurnal

Tarbawi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor 1, 2015.

Syarifudin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Prenada Media, 2013.

Umam, Chaerul. Ushul fiqih 1. Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Abdul Wahhab, Tajudin. Jam’u al-Jawami’ fi Ushul al-Fiqh. Beirut: Dar al-Kutub

al-Alamiyah, 2003.

Page 93: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

81

Yani, Ahmad dan Mamat. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik

Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama, 2018.

Zubaedi, Desain Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013.

Tim Penyusun, al-Mu’jam al-Wasith. Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah,

2004.

Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015.

Kemendikbud, Diklat Guru dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013 Analisis

Materi Ajar jenjang SD, SMP, SMA, Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta:

Kemendikbud, 2013.

Peraturan Menteri Agama Nomor 912 Tahun 2013, Tentang Kurikulum

Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agam Islam dan Bahasa Arab.

Jakarta: Kemenag.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 103 Tahun 2014 Tentang

Pembelajaran Pada Pendidikan Sekolah Dasar dan Pendidikan Menengah.

Jakarta: Kemendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 69 Tahun 2013 Tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah 201. Jakarta: Kemendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 22 Tahun 2016 Tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 81A Tahun 2013 Tentang

Implementasi Kurikulum Garuda. Jakarta: Kemendikbud.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: MPR-

RI, 2002.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas, 2003.

Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Online”. http;//kbbi.web.id,

2017.

Page 94: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

82

Sudrajat, Akhmad. “Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses pembelajaran”.

https://akhmadsudrajat.wordpress.com, 2017.

Tim Redaksi, “Masalah Utama Kurikulum 2013”. https://news.okezone.com,

2017.

Tim Redaksi, “Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”.

https://news.okezone.com, 2017.

Page 95: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

LAMPIRAN

Page 96: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

INSTRUMEN

Page 97: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Fokus

Penelitian

Variabel Indikator Teknik yang

digunakan

Sumber

data

Implementasi

pendekatan

saintifik

kurikulum

2013 pada

mata

pelajaran fiqih

kelas 8 di mts

alhusna lebak

bulus jakarta

selatan

Perencanaan

Pembelajaran

Proses

Penyusunan

RPP

Wawancara Guru mata

pelajaran

Fikih

Komponen

RPP

Studi

Dokumen

RPP

Pelaksanaan

kegiatan

pembelajaran

(Penerapan

tahapan 5M)

Metode

pembelajaran

yang

digunakan

Observasi

Wawancara

Studi

dokumen

Kegiatan

Pembelaja

ran

Guru

mata

pelajaran

Fikih &

Peserta

didik

RPP

Penerapan

pendekatan

saintik

Observasi

Wawancara

Studi

dokumen

Kegiatan

Pembelaja

ran

Guru

mata

pelajaran

Fikih &

Peserta

RPP

Penggunaan

media

pembelajaran

sebagai

pendukung

pendekatan

saintifik

Observasi

Wawancara

Studi

dokumen

Kegiatan

Pembelaja

ran

Guru

mata

pelajaran

Fikih &

Peserta

RPP

Page 98: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Karakteristik

pendekatan

saintifik/ilmia

h

Observasi Kegiatan

pembelaja

ran

Faktor

Pendukung

dan

Penghambat

yang dihadapi

guru dalam

mengimpleme

ntasikan

pendekatan

saintifik

Wawancara

Guru

mata

pelajaran

Fikih

Page 99: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

INSTRUMEN ANALISIS DOKUMEN RPP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Materi Pembelajaran :

Hari, Tanggal :

No. Indikator Analisis Hasil Temuan

1. Identitas RPP

(Nama sekolah, mata pelajaran

dan kelas/semester)

2. Alokasi Waktu

(Kesesuaian RPP dengan Silabus)

3. Kompetensi dan Indikator

KI dan KD

Indikator Pencapaian Kompetensi

4. Materi Pembelajaran

5. Kegiatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

6. Penilaian

Teknik Penilaian

Instrumen Penilaian

Pembelajaran Remedial dan

Pengayaan

7. Media/alat, bahan dan sumber belajar

Media/alat dan Bahan

Sumber Belajar

Catatan:

Page 100: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Pertemuan ke- :

Hari, Tanggal :

Metode Pembelajaran :

No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

1. Mengamati

Guru menyajikan bahan

pengamatan terkait bahan

pelajaran.

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengamati

objek

Peserta didik mengamati

bahan yang yang disajikan

oleh guru.

2. Menanya/Memberi Pendapat

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan

Peserta didik mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan

3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi

Guru memberikan instruksi

kegiatan eksplorasi kepada

peserta didik (metode

pembelajaran aktif)

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

Page 101: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan informasi

/mengeksplorasi

4. Mengasosiasi/Mengolah Data

Guru memberikan intruksi

kegiatan mengasosiasi

kepada peserta didik

(lanjutan metode

pembelajaran)

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

(lanjutan metode

pembelajaran)

5.

Guru menyajikan kegiatan/

memberikan waktu kepada

peserta didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa lisan

atau tulisan.

Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah

Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta didik

Pembelajaran bersifat

faktual, dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari

Membiasakan peserta didik

untuk berpikir analisis

Menggunakan bermacam

sumber belajar/informasi

7. Kegiatan Pembelajaran sesuai dengan RPP

Alokasi waktu

Page 102: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Metode yang digunakan

Kegiatan Pembelajaran

Mengetahui,

Kepala MTs. Al-Husna

H. M. Asep Rukman, S.Ag

NIP. 196803122005011008

Observer

Muhamad Rizal Aziz

Page 103: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

INSTRUMEN WAWANCARA GURU MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Nama Narasumber : Tempat:

Hari, Tanggal :

1. Kapan penyusunan RPP dilakukan?

2. Bagaimana bapak/ibu menyusun RPP tersebut?

3. Bagaimana bapak/ibu, menuangkan kegiatan 5M ke dalam RPP?

4. Bagaimana bapak/ibu menerapkan langkah saintifik (5M) dalam

pembelajaran?

5. Apakah Bapak Menerapkan pembelajaran Aktif?

6. Apakah bapak/ibu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran? jika tidak mengapa?

7. Berapa kali bapak/ibu menerima sosialisasi dari pemerintah? (kapan saja)

8. Bagaimana peran pemerintah dalam sosialisasi kurikulum 2013?

9. Apakah sosialisasi dari pemerintah efektif (mencakup perencanaan,

pembelajaran 5M, penilaian)?

10. Apakah yang menjadi faktor pendukung terlaksananya penerapan

implementasi pendekatan saintifik? Perencanaan dan Pelaksanaan 5M

11. Seperti apa hambatan yang bapak/ibu temui dalam Penyusunan RPP 5M,

Pelaksanaan Pembelajaran aktif dengan 5M?

12. Bagaimana Solusi bapak/ibu untuk mengatasi hambatan tersebut?

Page 104: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Nama Narasumber :

Hari, Tanggal :

Tempat :

1. Bagaimana cara guru menjelaskan materi? (Mengamati)

2. Apakah Guru memberikan kesempatan untuk bertanya? (Menanya)

3. Apakah anda atau teman suka bertanya? Setiap belajar ada yang bertanya?

4. Apakah guru membantu kamu dalam kesulitan saat kegiatan pembelajaran?

seperti apa? (Mengeksplorasi, Mengasosiasi)

5. Bagaimana cara koreksi bersama hasil kerja LKS? (Mengomunikasikan)

6. Bagaimana cara guru mengatur keadaan kelas agar kondusif? Apabila tidak

tugas?

7. Apakah pembelajaran yang dilakukan menarik (termotivasi) bagi kamu? Apa

yang membuat menarik?

8. Bagaimana jika fiqih menggunakan media pembelajaran (ppt), Pembelajaran

aktif (demosntrasi, praktek)

Page 105: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

DATA SEKOLAH

Page 106: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

A. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : MTs. Al-Husna

2. No. Statistik Sekolah/ NPSN : 121231740022/ 60727355

3. Alamat Sekolah : Jl. Madrasah Al-Husna No. 14

RT. 002/004, Lebk Bulus

: (Kecamatan) Cilandak

: (Kabupaten/ Kota) Jakarta Selatan

: (Provinsi) DKI Jakarta

4. Telepon/ HP/ Fax : 021- 7664746

5. Email : [email protected]

6. Status Sekolah : Swasta

7. Nilai Akreditasi Sekolah : B (Baik) Tahun 2016

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi akademik, Kokoh dalam akidah dan mulia dalam budi

pekerti.

2. Misi Sekolah

1. Mengembangkan dan melaksanakanproses pendidikan dan pelatihan

melaluipembelajaran yang tepat dan berhasil berdasarkan akidah islamiyah

dan budi pekerti

2. Mepersiapkan siswa untuk dapay melanjukan ke jenjang yang lebih tinggi

dengan prestasi yang optimal

3. Mempersiapkan tunas generasi muda islam yang global, mencintai tanah

airnya dan berakhlakul jariah.

4. Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang

mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak-hak, sesuai dengan

ketentuan dinul Islam.

5. Mempersiapkan siswa sebagai warga bangsa yang dapat diteladani dalam

penghayatan dan pengamalan Pancasila serta Undang-undang 1945

6. Menghasilkan lulusan hafiz Quran (Juz 30)

Page 107: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

3. Tujuan

Tujuan pendidikan MTs Al-Husna mengacu pada Tujuan Pendidikan

Menengah Yaitu; Untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia,serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

C. Data Guru dan Karyawan

No Nama L/

P Tempat

Tanggal

Lahir Jabatan

1 H. M. Asep Rukman, S.Ag. L Garut

12/03/1968 Kepala

Madrasah

2 Drs. H. Muroni L Jakarta 15/04/1958 Guru

3 Drs. A. Syarif A. Muthalib L Jakarta

24/04/1961 W. Bidang

Kurikulum

4 Drs. Muhammad Udhy L Jakarta

02/02/1958 W. Koor

Luar

5 Drs. Endang Suryadi L

Jakarta

11/06/1963

Ketua

Komite

Madrasah

6 Rosyi Nurrosyidah, S.Pd.I P Sukabumi

18/04/1989 Bendahara

Madrasah

7 Eka Yuniarti, S.Pd P Palembang

04/06/1989 Pembina

OSIS

8 Ai Sinta Lestari, S.Pd.I P Jakarta 03/03/1989 Guru

9 Savitri Andriyani, S.Pd P Wonogiri 18/08/1987 Guru/ TU

10 Muhamad Zen L Jakarta 10/10/1986 Guru BK

11 Akhyar, S.Pd.I L Jakarta 31/10/1979 Kepala TU

12 Samsudin L Sukabumi 11/01/1984 Pesuruh

13 Muhamad Abdullah L Jakarta 27/06/1994 Guru

14 Yusran, S.Pd.I L Jakarta 29/11/1992 Guru

15 Ni’matul Laily P Guru

Page 108: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

D. Jumlah Siswa dan Data Siswa Kelas 8

1. Jumlah Siswa

Jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir

NO KLS JUMLAH SISWA

2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

1 7 51 49 63 46 48

2 8 53 27 36 63 43

3 9 33 27 44 35 63

JUMLAH 137 103 103 144 154

2. Data Kelas 8

Kelas : 8 (Delapan) A

Wali Kelas : Muhamad Abdullah

No. NISN Nama Lengkap Jenis

Kelamin

Tempat

Lahir

Tanggal

Lahir

1 0049627973 Aisyah Dwi Septiani P Jakarta 30/09/2004

2 0036657797 Amirrully Dwi Nanda L Jakarta 31/05/2003

3 0041954705 Atthaariq Deanoval L Tangerang 29/05/2004

4 0037385499 Cesarina P Jakarta 14/09/2003

5 0036655185 Dela Amanda Fitria P Jakarta 24/12/2003

6 0036655227 Deni Estanada L Bekasi 02/06/2003

7 0036091404 Desya Sukmawati H P Jakarta 21/12/2003

8 0037233123 Fatimah Azzahra P Jakarta 01/09/2003

9 0032422370 Ibnu Himawan L Jakarta 18/09/2003

10 0036091385 Kamil Ridwan L Tasikmalaya 08/06/2003

11 0036501546 Mohammad Zakaria L Tegal 29/07/2003

12 0001125880 Muhamad Adi Wijaya L Jakarta 27/10/2000

13 0033858225 Muhammad Aprianzah L Jakarta 17/04/2003

14 0015171247 Muhammad Ilham R L Yogyakarta 13/12/2001

15 0027256780 Nanda Apriliayati P Jakarta 23/04/2002

16 0015211718 Nurhayati P Jakarta 12/12/2001

17 0036179269 Risya Rahman P Jakarta 30/12/2003

18 0036655229 Yunita Kurnaesih P Jakarta 04/06/2003

Page 109: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

19 0050337476 Zhabeel Azaru Zahfa P Jakarta 11/03/2005

20 0044600214 Zudhan Jibrilla Hakim L Jakarta 03/08/2004

21 0041196128 Aliffiya Bunga A P Jakarta 07/04/2004

22 0033878202 Dimas Prasetyo L Jakarta 24/06/2003

Kelas : 8 (Delapan) B

Wali Kelas : Ai Sinta Lestari, S.Pd

No. NISN Nama Lengkap Jenis

Kelamin

Tempat

Lahir

Tanggal

Lahir

1 0043235280 Afifah Sandra Riany P Jakarta 18/04/2004

2 0015024511 Alifia Syifa P Jakarta 21/06/2004

3 0036655232 Arga Kusuma Dewa L Jakarta 15/07/2003

4 0042157815 Arjuna Pandu Putra K L Jakarta 31/08/2004

5 0036632387 Arya Syakhi Permana L Jakarta 19/05/2003

6 0029803541 Deswita Choirunisa P Tangerang 25/12/2002

7 0030000000 Devi Fitriani P Jakarta 07/12/2003

8 0025219898 Herlambang Tri A L Jakarta 20/12/2002

9 0043235271 Ilham Haqi Sastra L L Jakarta 31/01/2004

10 0036670366 Inaya P Pekalongan 10/10/2003

11 0037233128 Indah Puspita Ningrum P Cilacap 23/12/2003

12 0013345794 Indriyani P Tangerang 25/05/2001

13 0011383284 Muhamad Saputra L Jakarta 10/03/2001

14 0043235802 Muhammad Yusuf L Bekasi 07/07/2004

15 0034191309 Rifalsyah L Jakarta 19/09/2003

16 0033127473 Shandy Rahmat I L Jakarta 13/07/2003

17 0042876206 Sekar Melati P Jakarta 13/05/2004

18 0042876190 Syaharani Aliyyah P P Jakarta 24/02/2004

19 0042876175 Umi Laila P Jakarta 13/01/2004

20 0030693805 Yuan Adi Pranata L Pagar Alam 18/12/2003

21 0042557744 Ziibani Naufal L Jakarta 11/10/2004

Page 110: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL

OBSERVASI &

WAWANCARA

Page 111: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Pertemuan ke- : 1

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Materi pembelajaran : Makanan dan Minuman Halal

No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana

Keterangan Ya Tidak

1. Mengamati

Guru menyajikan bahan

pengamatan terkait bahan

pelajaran. √

Bahan pengamatan yang

disajikan guru berupa teks

yang terdapat dalam buku

LKS dan penjelasan guru.

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek √

guru meminta salah satu

peserta didik untuk membaca

sebagian teks yang terdapat

dalam buku LKS.

Mendengarkan penjelasan

guru.

Peserta didik mengamati

bahan yang yang

disajikan oleh guru. √

Peserta didik membaca

dengan suara nyaring bagian

yang disajikan oleh guru dan

memperhatikan penjelasan

guru

2. Menanya/Memberi Pendapat

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat

Peserta didik mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan

2 orang peserta didik

mengajukan pertanyaan.

3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi

Guru memberikan

instruksi kegiatan

eksplorasi kepada peserta

Guru memberikan soal/tugas

kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

Page 112: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

didik (metode

pembelajaran aktif)

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

Peserta didik mengerjakan

soal yang diberikan.

Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi

/mengeksplorasi

Guru membantu peserta didik

yang memiliki kendala dalam

mengerjakan soal/tugas

4. Mengasosiasi/Mengolah Data

Guru memberikan

instruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik (lanjutan

metode pembelajaran)

Guru meminta peserta didik

untuk mengerjakan Soal yang

guru berikan.

Peserta didik melakukan

kegiatan

mengasosiasi/mengolah

data (lanjutan metode

pembelajaran)

Peserta didik mengerjakan

soal yang terdapat dalam LKS

5. Mengomunikasikan

Guru menyajikan

kegiatan/ memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

Guru meminta peserta didik

untuk membacakan hasil

kerja untuk dikoreksi

bersama.

Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa lisan

atau tulisan.

Berupa membacakan jawaban

dari soal yang mereka

kerjakan.

Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

Guru menjelaskan kembali

jawaban peserta didik.

6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah

Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik √

Kegiatan pembelajaran lebih

terpusat pada guru, guru lebih

berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 113: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 114: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Pertemuan ke- : 2

Hari, Tanggal : Selasa, 10 April 2018

Materi pembelajaran : Makanan dan Minuman Haram

No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana

Deskripsi Kegiatan Ya Tidak

1. Mengamati

Guru menyajikan bahan

pengamatan terkait bahan

pelajaran. √

Bahan pengamatan yang

disajikan guru berupa teks

yang terdapat dalam buku

LKS dan penjelasan guru.

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek √

guru meminta salah satu

peserta didik untuk membaca

sebagian teks yang telah

ditentukan oleh guru,

kemudian mendengarkan

materi yang dijelaskan oleh

guru.

Peserta didik mengamati

bahan yang yang

disajikan oleh guru. √

Peserta didik membaca

dengan suara nyaring bagian

yang disajikan oleh guru,

mendengarkan penjelasan

guru.

2. Menanya/Memberi Pendapat

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat

Peserta didik mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan √

Peserta didik mengajukan

pertanyaan kepada guru

mengenai kehidupan sehari-

hari.

3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi

Guru memberikan

instruksi kegiatan

eksplorasi kepada peserta

Guru memberikan soal/tugas

kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

Page 115: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

didik (metode

pembelajaran aktif)

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

Peserta didik mengerjakan

soal yang diberikan.

Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi

/mengeksplorasi

Guru mendampingi dan

membimbing peserta didik

yang memiliki kendala

dalam mengerjakan

soal/tugas

4. Mengasosiasi/Mengolah Data

Guru memberikan

intruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik (lanjutan

metode pembelajaran)

Guru meminta peserta didik

untuk mengerjakan Soal yang

guru berikan.

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

(lanjutan metode

pembelajaran)

Peserta didik mengerjakan

soal yang terdapat dalam

LKS

5. Mengomunikasikan

Guru menyajikan

kegiatan/ memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

Guru meminta peserta didik

untuk membacakan hasil dari

tugas yang dikerjakan

Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa lisan

atau tulisan.

Peserta didik membacakan

hasil pekerjaannya di depan

teman kelas

Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran √

Guru menanggapi hasil kerja

dan di akhir pembelajaran

memberikan kesimpulan

pembelajaran.

6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah

Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik

Kegiatan pembelajaran lebih

terpusat pada guru, guru lebih

Page 116: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 117: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Pertemuan ke- : 3

Hari, Tanggal : Selasa, 17 April 2018

Materi pembelajaran : Binatang Halal dan Haram

No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana

Terlaksana Ya Tidak

1. Mengamati

Guru menyajikan bahan

pengamatan terkait bahan

pelajaran. √

Bahan pengamatan yang

disajikan guru berupa teks

yang terdapat dalam buku

LKS dan penjelasan guru.

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek √

guru meminta salah satu

peserta didik untuk membaca

sebagian teks yang terdapat

dalam buku LKS.

Mendengarkan penjelasan

guru.

Peserta didik mengamati

bahan yang yang

disajikan oleh guru.

Peserta didik membaca teks

yang telah ditentukan oleh

guru

2. Menanya/Memberi Pendapat

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat

Peserta didik mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan

Peserta didik mengajukan

pertanyaan. (3 orang peserta

didik)

3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi

Guru memberikan

instruksi kegiatan

eksplorasi kepada peserta

didik (metode

pembelajaran aktif)

Guru memberikan soal/tugas

kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

Page 118: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

Peserta didik mengerjakan

soal yang diberikan.

Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi

/mengeksplorasi

Guru membantu peserta

didik yang memiliki kendala

dalam mengerjakan

soal/tugas

4. Mengasosiasi/Mengolah Data

Guru memberikan

intruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik (lanjutan

metode pembelajaran)

Guru meminta peserta didik

untuk mengerjakan Soal yang

guru berikan.

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

(lanjutan metode

pembelajaran)

Peserta didik mengerjakan

soal/tugas yang diberikan

oleh guru

5. Mengomunikasikan

Guru menyajikan

kegiatan/ memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

Guru meminta peserta didik

untuk membacakan hasil

kerja untuk dikoreksi

bersama.

Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa lisan

atau tulisan.

berupa membacakan jawaban

dari soal yang mereka

kerjakan.

Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

Guru menjelaskan kembali

jawaban peserta didik.

6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah

Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik

Kegiatan pembelajaran lebih

terpusat pada guru, guru lebih

berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 119: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 120: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Pertemuan ke- : 4

Hari, Tanggal : Selasa, 8 Mei 2018

Materi Pembelajaran : Adab makan dan minum

No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana

Keteragan Ya Tidak

1. Mengamati

Guru menyajikan bahan

pengamatan terkait bahan

pelajaran. √

Bahan pengamatan yang

disajikan guru berupa teks

yang terdapat dalam buku

LKS dan penjelasan guru.

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengamati objek √

guru meminta salah satu

peserta didik untuk membaca

sebagian teks yang terdapat

dalam buku LKS.

Mendengarkan penjelasan

guru.

Peserta didik mengamati

bahan yang yang

disajikan oleh guru.

Peserta didik membaca

dengan suara nyaring bagian

yang disajikan oleh guru

1. Menanya/Memberi Pendapat

Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

mengajukan tanggapan

terhadap kegiatan

pengamatan

Guru memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat

Peserta didik mengajukan

tanggapan terhadap

kegiatan pengamatan

Peserta didik mengajukan

pertanyaan. (4 orang peserta

didik)

2. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi

Guru memberikan

instruksi kegiatan

eksplorasi kepada peserta

didik (metode

pembelajaran aktif)

Guru memberikan soal/tugas

kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

Page 121: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

Peserta didik mengerjakan

soal yang diberikan.

Guru membantu peserta

didik dalam kegiatan

mengumpulkan

informasi

/mengeksplorasi

Guru membantu peserta

didik yang memiliki kendala

dalam mengerjakan

soal/tugas

3. Mengasosiasi/Mengolah Data

Guru memberikan

intruksi kegiatan

mengasosiasi kepada

peserta didik (lanjutan

metode pembelajaran)

Guru meminta peserta didik

untuk mengerjakan Soal yang

guru berikan.

Peserta didik

mengeksplorasi materi

sesuai instruksi guru

(lanjutan metode

pembelajaran)

Peserta didik mengerjakan

soal yang terdapat dalam

LKS

4. Mengomunikasikan

Guru menyajikan

kegiatan/ memberikan

waktu kepada peserta

didik untuk

mengomunikasikan hasil

temuan

Guru meminta peserta didik

untuk membacakan hasil

kerja untuk dikoreksi

bersama.

Peserta didik

mengomunikasikan hasil

temuan baik berupa lisan

atau tulisan.

berupa membacakan jawaban

dari soal yang mereka

kerjakan.

Guru memberikan

kesimpulan di akhir

kegiatan pembelajaran

Guru menjelaskan kembali

jawaban peserta didik.

5. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah

Kegiatan pembelajaran

berpusat pada peserta

didik

Kegiatan pembelajaran lebih

terpusat pada guru, guru lebih

berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 122: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 123: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Nama Narasumber : H. M. Asep Rukman, S.Ag

Hari, Tanggal : Senin, 4 Juni 2018

Tempat : Kantor Kepala Sekolah

Variabel Pertanyaan Hasil Wawancara

Penyusunan RPP

Kurikulum 2013

Kapan penyusunan

RPP dilakukan?

Kita menyusun RPP dari awal

semester, sebelum sekolah masuk,

pelajaran yang lain juga sama, atas

kesepakatan bersama supaya tidak

memberatkan ketika pembelajaran

telah berlangsung.

Bagaimana bapak/ibu

menyusun RPP

tersebut?

Ya, nyusun RPP sama kaya yang lain,

mengkaji silabus, dipelajari,

disesuaikan, baru menyusun RPP,

Bagaimana ibu

menyusun,

menuangkan kegiatan

5M ke dalam RPP?

Saya susun sesuai dari pelatihan,

mengamati, menanya, mengeksplorasi,

mengasosiasi, mengomunikasikan.

Karena kita kerja sama dengan

penerbit, supaya lebih mempermudah

menyusun RPP, sebagian kita adopsi

dari RPP yang disediakan penerbit, ya

sekalian belajar juga, seperti apa RPP

yang baik, ini kan hal yang baru, belum

tentu semua paham betul tentang RPP

kurikulum 2013, di samping itu juga

kita saling berbagi, sharing satu sama

lain, klo ada yang susah saling bantu.

Pelaksanaan

Pembelajaran

Bagaimana bapak/ibu

menerapkan langkah

saintifik (5M) dalam

pembelajaran?

Penerapan 5M, ya seperti yang

diobservasi, awalnya mengamati itu

bentuknya saya minta peserta didik

untuk membaca teks yang saya tunjuk,

setelah itu saya menjelaskan materi,

anak-anak memperhatikan/mengamati

apa yang saya jelaskan (Mengamati).

setelah selesai menjelaskan, saya kasih

kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya (menanya). Mengerjakan dan

Mengisi tugas yang saya kasih, dari

LKS atau dari buku guru

(Mengeksplorasi/mencari

Page 124: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

informasi)&(mengolah data), nanti

kita koreksi bersama, caranya di setiap

peserta didik baca soal dan jawab.

(mengkomunikasikan)

Apakah Bapak

Menerapkan

pembelajaran Aktif?

Pembelajaran aktif kan membuat anak

aktif dalam pembelajaran, saya beri

kesempatan seluasnya kepada peserta

didik untuk bertanya, mengajukan

pendapat, intinya ikut serta aktif dalam

pembelajaran.

Apakah bapak/ibu

menggunakan media

pembelajaran dalam

kegiatan

pembelajaran? jika

tidak mengapa?

Sebenarnya bahanya ada power point,

cuman karena kesibukan saya sebagai

kepala sekolah, belum bisa maksimal

pake media pake power point buat

pembelajaran.

Faktor

Pendukung dan

Penghambat

Berapa kali bapak/ibu

menerima sosialisasi

dari pemerintah?

(kapan saja)

Sosialisasi sekitar 3-4, terakhir

kemarin di KKM 19 tentang revisi K13

(yang saya ingat di KKM 19 sama di

MP)

Bagaimana peran

pemerintah dalam

sosialisasi kurikulum

2013?

Bagus, sangat berperan dalam

pengenalan K13, apalagi kan ini hal

yang baru. Klo untuk pengenalan ya

cukup, terkadang karena kesibukan

masing-masing kadang lupa lagi. Klo

menurut bapak, konsepnya kurang

efektif karena disatukan dengan materi

lain, alangkah baiknya jika materi yang

disampaikan diberikan waktu secara

khusus, tidak dicampur jadi lebih

efektif dan lebih fokus, lebih mudah

dipahami.

Apakah sosialisasi

dari pemerintah

efektif (mencakup

perencanaan dan

pembelajaran 5M)?

Di pelatihannya itu dirangkap,

mencakup yang berkaitan dengan K13,

seperti menyusun RPP, pengenalan

5M, penilaian murni. Tetep aja yang

perlu mendalami kita, kalo disana

sekilas pengenalan aja. Seperti yang

tadi saya katakan, alangkah lebih baik

diberikan waktu khusus masing-

masing, khususnya pembelajaran 5M,

pendekatan saintifik.

Apakah yang menjadi

faktor pendukung

terlaksananya

penerapan

Kalo perencanaan seperti yang

diketahui, banyak contoh baik itu

internet, atau dari penerbit, jadi

meringankan kita untuk menyusun

Page 125: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 126: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK MENGENAI

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Nama Narasumber : Arjuna Pandu PK, Syaharani Aliyah P, Ilham Haqi

Hari, Tanggal : Selasa, 8 Juni 2018

Tempat : Lab Komputer

Variabel Pertanyaan penelitian Hasil Wawancara

Kegiatan

Pembelajaran 5M

Bagaimana cara guru

menjelaskan materi?

(Mengamati)

Enak kak mudah dipahami gitu,

gak pake bahasa yang susah.

Klo pake bahasa aneh kan kita

susah pahamnya

Seru kak ada becandanya, klo

ada yang becanda ditegur bikin

ketawa

Jelasinnya pake bahasa sehari-

hari, gampang paham

Apakah Guru

memberikan kesempatan

untuk bertanya?

(Menanya)

Pak Asep kasih ngasih waktu

buat bertanya abis jelasin kak,

Pak Asep jelasin dulu tuh, baru

ngasih kesempatan buat nanya

Iya kak ngasih kesempatan buat

nanya kalo gak paham

Apakah anda atau teman

suka bertanya? Setiap

belajar ada yang

bertanya?

Kadang kak, lumayan banyak

yang suka nanya

Suka nanya kak, kalo belum

paham

Iya kak, klo misalkan materinya

susah banyak yang nanya.

Apakah guru membantu

kamu dalam kesulitan

saat kegiatan

pembelajaran? seperti

apa? (Mengeksplorasi,

Mengasosiasi)

Suka kak, klo lagi ngerjain kita

nanya, dibantuin

Paling klo lagi ngerjain kak, klo

susah jawabannya g ada dibuku,

baru dikasih tau

Klo soalnya susah kita nanya,

dijawab kadang langsung

kadang di tunjukin dulu bagian

jawabannya

Bagaimana cara koreksi

bersama hasil kerja LKS?

(Mengomunikasikan)

Suruh baca satu orang, soal

terus jawaban

Suruh baca soal terus jawab

Page 127: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 128: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

HASIL ANALISIS DOKUMEN RPP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Materi Pembelajaran : Makanan dan Minuman Halal

Makanan dan Minuman Haram

Binatang Halal dan Haram

Adab Makan dan Minum

No. Indikator Analisis Hasil Temuan

1. Identitas RPP

(Nama sekolah, mata

pelajaran dan

kelas/semester)

RPP memuat identitas dengan jelas,

tercantum nama sekolah (MTs. Al-Husna),

mata pelajaran Fiqih, Kelas VIII semester 2

2. Alokasi Waktu

(Kesesuaian RPP dengan

Silabus)

Alokasi waktu yang ditentukan sesuai

dengan yang tercantum dalam silabus

3. Kompetensi dan

Indikator

KI dan KD KI dan KD sesuai dengan yang tertulis dalam

Silabus

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Setiap KD yang tercantum memiliki

indikator yang jelas

4. Materi Pembelajaran Memuat bahan ajar secara garis besar

5. Kegiatan Pembelajaran

Metode Pembelajaran Setiap pertemuan memiliki metode

pembelajaran aktif yang berbeda. (Small

group discussion, Billboard, Mind Map,

Group Discussion)

Kegiatan Pendahuluan Setiap pertemuan telah memuat kegiatan

pendahuluan yang harus dilakukan,

orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian

acuan)

Kegiatan Inti Setiap RPP memuat kegiatan inti dengan

tahapan saintifik yang jelas, terperinci,

memungkinkan guru mudah dalam

melaksanakan pembelajaran.

Page 129: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 130: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

RECANAN

PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

Page 131: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Al-Husna

Mata Pelajaran : Fikih

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Makanan dan minuman halal dan haram

Alokasi Waktu : 4 Minggu x 2 Jam pelajaran @ 40Menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

sekitarnya.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak

mata.

KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut

sudut pandang/teori yang kuat.

B. KOMPETENSI DASAR

1.1 Meyakini manfaat mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban

Membiasakan bersedekah, hibah dan memberi hadiah

2.1 Membiasakan sikap selektif dan hati-hati sebagai implementasi dari

pemahaman tentang makanan dan minuman yang halal dan baik

3.3 Menganalisis ketentuan halal-haram makanan dan minuman

4.3 Membuat peta konsep mengenai ketentuan makanan dan minuman yang

halal dan baik

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1.1 Memiliki penghayatan terhadap manfaat mengonsumsi makanan yang

halalan thayyiban

2.3.1 Terbiasa bersikap selektif dan hati-hati dalam mengonsumsi makanan

yang halalan thayyiban

3.3.1 Menjelaskan pengertian makanan dan minuman halal dan haram

3.3.2 Menyebutkan jenis – jenis makanan dan minuman yang halal dan haram

Page 132: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

3.3.3 Menyebutkan cara memperoleh makanan dan minuman yang halal dan

haram

3.3.4 Menunjukkan manfaat makanan dan minuman yang halal dan haram

3.3.5 Menjelaskan dasar-dasar hukum makanan yang halal dan haram

3.3.6 Menyebutkan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang

haram

3.3.7 Menunjukkan contoh makanan dan minuman haram

3.3.8 Menjelaskan jenis binatang yang halal dan haram dimakan

3.3.9 Menjelaskan ciri-ciri binatang yang haram dimakan

4.3.1 Membuat paparan bagan jenis makanan dan minuman yang halal maupun

diharamkan.

4.3.2 Membuat paparan manfaat mengkomsumsi makanan dan minuman yang

halal maupun diharamkan. dalam kehidupan

4.3.3 Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku-perilaku yang selalu

memperhatikan dan menjaga kehalalan makanan dan minuman yang

dikomsumsi di lingkungan tempat tinggalnya

D. MATERI PEMBELAJARAN

Haram artinya dilarang. Makanan dan minuman yang haram adalah makanan

dan minuman yang dilarang oleh syariat Islam untuk dimakan dan diminum.

Jenis makanan yang halal ialah: makanan yang baik-baik, tidak kotor dan

tidak menjijikan, tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, tidak member

mudarat, dan binatang yang hidup di dalam air

Jenis minuman yang halal : air atau cairan yang tidak membahayakan bagi

kehidupan manusia, tidak memabukkan, bukan berupa benda najis atau

benda suci yang terkena najis, dan didapat dengan cara-cara yang halal

Yang termasuk makanan yang haram ialah : Semua makanan yang disebut

dalam al Qur’an (Al-Maidah ayat 3), makanan kotor dan keji, makanan yang

dipotong dari binatang yang masih hidup, dan makanan yang didapat dengan

cara tidak halal

Orang yang makan makanan haram dan minum minuman haram amal

ibadahnya dan amalan-amalan yang lain tidak diterima di sisi Allah.

Demikian juga orang ini doanya tidak dikabulkan oleh Allah swt.

Akibat buruk dari makanan dan minuman yang diharamkannya: wajah

menjadi pucat dan mata sering memerah, mulut dan kerongkongan menjadi

kering, kepala pusing dan telinga mendengung, berat badan menurun dan

urat syaraf menjadi bengkak, pancaindra semakin melemah, kecerdasan

semakin menurun dan kemampuan berfikir semakin kurang, sering lupa dan

cenderung untuk melakukan hal-hal yang negative, kemampuan bekerja

menjadi lemah, dan sebagainya

Page 133: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Hikmah adanya halal dan haram dalam makanan dan minuman antara lain:

dapat memilih makanan yang halal dan meninggalkan yang haram, hidup

sehat, baik sehat rohani maupun jasmani, dan lebih tenang hidupnya di

tengah-tengah masyarakat, tidak ada kekhawatiran dan ketakukan bahkan

disenangi oleh banyak orang

Binatang yang halal maksudnya ialah binatang yang diperbolehkan bagi

umat Islam untuk memakannya. Semuanya binatang halal dimakan kecuali

ada dalil al qur’an atau hadits yang mengharamkannya.

Binatang yang haram dagingnya, di antaranya ialah: bangkai, darah, daging

babi. binatang yang disembelih dengan nama selain Allah, binatang yang

bertaring kuat, binatang mempunyai kuku tajam, binatang yang

diperintahkan untuk dibunuh, dan binatang yang dilarang untuk dibunuh

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan ke-1

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai

sikap disiplin

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta

didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

tentang Sedekah, hibah dan hadiah.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

10

menit

Inti Mengamati

Page 134: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Peserta didik diminta untuk mengamati gambar

yang terdapat pada buku siswa/ disajikan guru

tentang makanan yang halal

Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang

Halal

Jenis Makanan Dan Minuman Yang

Dihalalkan

50

menit

Menanya

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang

disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar.

Mengumpulkan informasi

Peserta didik mengumpulkan informasi yang

relevan untuk menjawab pertanyan yang telah

telah ditentukan oleh guru dengan mengeksplor

pengetahuannya dengan membaca buku referensi

tentang

Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang

Halal

Jenis Makanan Dan Minuman Yang

Dihalalkan

Mengasosiasi

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi

membuat beberapa pertanyaan untuk diajukan

dan dijawab oleh kelompok lain.

Mengkomunikasikan

Setiap kelompok saling bertukar pertanyaan dan

saling menjawab satu sama lainnya.

Penutup 1) Guru membuat simpulan tentang materi ajar.

2) Guru mengadakan evaluasi.

3) Guru menugaskan peserta didik mencari tentang

makanan yang halaldari berbagai sumber (buku,

majalah, internet, narasumber) sebagai refleksi.

4) Guru memberitahukan materi yang akan

dipelajarai selanjutnya tentang makanan yang

haram.

20

menit

Page 135: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

5) Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan

salam bersama siswa.

Pertemuan ke-2

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai

sikap disiplin

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta

didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

tentang Sedekah, hibah dan hadiah.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

10

menit

Inti Menyimak

Peserta didik diminta mengamati dan

membaca bersama-sama ayat qur’an dan

hadits yang berhubungan dengan makanan

yang haram

م ولم النزير وما أهلم تة والدم ا حرمم عليكم المي ه لير ام إنمArtinya: “Sesungguhnya Allah hanya

mengharamkan bagimu bangkai, darah,

daging babi dan binatang yang (ketika

50

menit

Page 136: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

disembelih) disebut (nama) selain Allah”.

(QS. Al-Baqarah: 173)

Menanya

Guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan

gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

Ketentuan Makanan Dan Minuman

Yang Haram

Pengertian Makanan & Minuman Yang

Haram

Jenis Makanan dan Minuman Yang

Diharamkan

Mengumpulkan informasi

Peserta didik diminta mengumpulkan data

yang diperoleh dari berbagai sumber untuk

mengeksplor pengetahuannya untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru. (Metode Pembelajaran)

Mengasosiasi

Peserta didik diminta untuk menuliskan hasil

temuannya didepan kelas (papan tulis dsb.)

yang telah guru persiapkan sebelumnya.

(Billboard)

Mengkomunikasikan

Peserta didik diminta untuk menjelaskan apa

yang telah ia tulis di papan tulis,

Penutup

a) Secara klasikal menyimpulkan materi yang telah

dipelajari

b) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Guru mengadakan evaluasi.

d) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa

e) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari pada

pertemuan berikutnya tentang akibat dari

makanan dan minuman yang haram

20

menit

Page 137: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

f) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa

Pertemuan ke-3

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai

sikap disiplin

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta

didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

tentang Sedekah, hibah dan hadiah.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

10

menit

Inti Mengamati

Peserta didik diminta mengamati dan

membaca bersama-sama hadits nabi saw

tentang akibat makanan yang haram :

نم عن أىب هريرة رضي هلل عن قال : قال رسول هللا صلى هللا علي وسلم إ ؤمنني ب هللا ت عاىل ليقبل إلم طي با وإنم

ا أمره المرسلني قال : هللا أمر امل

منوا أي هاالرسل كلوا من الطمي بات واعملوا صالا وقال ت عاىل : أي ه ين االم (كلوا من طي بات مارزق ناكم .... )رواه مسلم

Artinya: “Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya Allah Saw adalah

50

menit

Page 138: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Dzat Yang Maha Baik, tidak mau

menerima kecuali yang baik dan

sesungguhnya Allah telah

memerintahkan orang-orang

mukmin sesuai dengan yang

diperintahkan kepada para Rasul.

Allah Ta’ala berfirman: Hai Para

Rasul, makanlah dari amaknan yang

baik-baik dan kerjakanlah amal

yang shalih, Allah Swt berfirman:

Hai orang-orang yang beriman,

makanlah di antara rizki yang baik-

baik yang kami berikan kepada kamu

sekalian…” (HR. Muslim)

Menanya

Peserta didik mengajukan pertanyaan terkait hasil

pengamatan terhadap hadis yang disajikan.

Mengumpulkan informasi

Peserta didik diminta mengeksplor

pengetahuannya dengan melihat video

(kenyataan) dan membaca buku referensi

tentang

Akibat Dari Memakan Makanan Dan

Minuman Yang Haram

Usaha untuk menghindari makanan dan

minuman ynag haram

Mengasosiasi

Peserta didik secara berkelompok

menyimpulkan informasi yang sudah

dikumpulkan dari kegiatan mengumpulkan

informasi yang sedang berlangsung.

Hasil diskusi disajikan dalam kertas besar.

Mengkomunikasikan

Peserta didik menyajikan hasil diskusi

didepan dan mempresentasikan hasil diskusi

kepada kelompok lain

Page 139: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Penutup a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Guru mengadakan evaluasi

c) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja

siswa

d) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari

pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan

tugas mandiri terstruktur.

e) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa

20

menit

Pertemuan ke-4

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam

pembuka dan berdoa untuk memulai

pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai

sikap disiplin

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta

didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

tentang Sedekah, hibah dan hadiah.

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

Pemberian Acuan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

10

menit

Inti Menyimak

Peserta didik diminta mengamati dan

membaca ayat yang berhubungan dengan

adab makan dan minum :

50

menit

Page 140: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

وا زين تكم عند كل مسجد وكلوا واشرهوا ول تسر وا إم ل هن دم خ يب المسرني

Artinya : Hai anak Adam, pakailah

pakaianmu yang indah di Setiap

(memasuki) mesjid, Makan dan

minumlah, dan janganlah berlebih-

lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf :

31)

Menanya

peserta didik mengajukan pertanyaan dari

hasil pengamatan terhadap hadis yang

disajikan

Mengumpulkan informasi

Peserta didik diminta mengeksplor

pengetahuannya dengan membaca buku

referensi untuk menjawab pertanyaan

tentang:

Mengapa kita perlu memahami

ketentuan makanan yang halal?

Mengapa kita perlu memahami

ketentuan makanan yang haram?

Mengapa perlu mengetahui jenis-jenis

makanan yang haram?

Mengapa perlu mengetahui jenis-jenis

binatang yang haram?

Mengapa perlu melaksanakan memakan

makanan yang halal ?

Mengasosiasi

Peserta didik berdiskusi dalam kelompok

untuk mengembangkan wawasan yang telah

dilaksanakan dalam tahapan mengumpulkan

informasi.

Mengkomunikasikan

Page 141: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Menyampaikan hasil diskusi berupa

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara

lisan, tertulis, atau media lainnya.

Penutup a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran

c) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja

siswa

d) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari

pada pertemuan berikutnya

e) Bersama-sama menutup pelajaran dengan

berdoa

20

menit

F. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1) Jenis/Teknik Penilaian:

a. Sikap

- Penilaian Observasi, Mengamati sikap peserta didik dalam

melakukan diskusi yang mencakup kesantunan, percaya diri dan

kemampuan bermusyawarah

- Penilaian Diri (self assessment)

- Penilaian Teman Sebaya (peer assessment)

- Penilaian Jurnal (anecdotal record)

b. Pengetahuan

- Tes Tertulis Uraian atau Pilihan Ganda, Melakukan tes untuk

mengetahui pemahaman siswa tentang perubahan sosial dan

dampaknya

- Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.

- Penugasan, Membuat kesimpulan tentang penyebab dan dampak

perubahan sosial dalam masyarakat dan menyebutkan sumber-

sumber bacaan yang digunakan

c. Keterampilan

- Penilaian Unjuk Kerja, Praktik/Kinerja Kemampuan berdiskusi

sesuai perannya tentang dampak yang terjadi akibat perubahan sosial

di masyarakat sekitar

- Penilaian Proyek,

- Penilaian Produk,

- Penilaian Portofolio

- Penilaian Tertulis

Page 142: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

2) Bentuk Instrumen dan instrument

3) Pedoman Penskoran

Jenis/Teknik Penilaian

Bentuk

Instrumen dan

Instrumen

Pedoman

Penskoran

Sikap Diri terlampir terlampir

Jurnal terlampir terlampir

Observasi terlampir terlampir

Teman

Sebaya

terlampir terlampir

Pengetahuan Penugasan terlampir terlampir

Tes Lisan terlampir terlampir

Tertulis

Uraian

terlampir terlampir

Keterampilan Portofolio terlampir terlampir

Proyek terlampir terlampir

Unjuk Kerja terlampir terlampir

G. PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Remedial

1) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta

didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).

2) Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa yang

kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi

yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-

pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau

kelompok siswa dalam memaknai materi pembelajaran. Misalnya,

membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa dengan memberi

lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit.

contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual.

3) Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah

dengan lebih banyak memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa

tersebut yang dilakukan secara menyenangkan atau nonformal. Pendekatan

yang menyenangkan atau non-formal ini dapat dilakukan guru dengan

tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi

untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk

bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis beberapa contoh

pertunjukan tari kreasi. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk

Page 143: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 144: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

DOKUMENTASI

Page 145: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

DOKUMENTASI

Kegiatan Pembelajaran

(Mencari dan Mengolah Data)

Kegiatan Pembelajaran

(Mengamati)

Wawancara Bersama Peserta didik

(Syahari Aliyah Putri)

Wawancara Bersama Peserta didik

(Arjuna Pandu P. K)

Sumber Belajar Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran

H. M. Asep Rukman, S.Pd

Page 146: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

SURAT-SURAT

Page 147: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 148: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 149: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 150: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun

UJI REFERENSI

Page 151: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 152: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 153: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
Page 154: IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41957/2/MUHAMAD... · prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun