implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Muhamad Rizal Aziz
NIM. 1113011000003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Muhamad Rizal Aziz (1113011000003). Implementasi Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas 8 di MTs. Al-
Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran fikih mencakup perencanaan pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran, serta faktor yang pendukung, kendala dan solusi
yang ditempuh untuk menyikapi kendala tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Kelas 8 tahun ajaran 2017/2018.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif,
dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, untuk mengetahui implementasi
pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran, wawancara guru mata pelajaran
dan peserta didik sebagai narasumber berbagai informasi terkait implementasi
pendekatan saintifik, dan studi dokumentasi sebagai data pendukung kegiatan
penelitian.
Hasil penelitian menujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik telah
dilaksanakan dengan baik dan dikemas secara sederhana, tetapi belum memenuhi
kriteria dan prinsip pendekatan saintifik sepenuhnya. Perencanaan yang disusun
oleh guru sudah sangat baik, karena telah memenuhi komponen-komponen dan
prinsip yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sekolah tersebut memiliki fasilitas yang baik untuk mendukung kegiatan
pembelajaran kurikulum 2013, hal ini menjadi faktor pendukung dalam
mengimplementasikan pendekatan saintifik. Beberapa kendala atau hambatan yang
dihadapi guru adalah peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan rendahnya pemahaman guru terkait pembelajaran kurikulum 2013. Guru
menganggap pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif sehingga
perlu diadakan pelatihan khusus yang lebih efektif sehingga pembelajaran
kurikulum 2013 dapat dipahami dengan baik. Hal ini merupakan salah satu solusi
terbaik dalam menghadapi permasalahan ini.
Kata Kunci: Implementasi, Pendekatan Saintifik, Kurikulum 2013
ii
ASBTRACT
Muhamad Rizal Aziz (1113011000003). Implementation of Scientific
Approach in Curriculum 2013 on Class 8th Fiqh Subjects in MTs Al-Husna
Lebak Bulus, South Jakarta.
This study aims to determine the application of the scientific approach in the
curriculum 2013’s to fiqh subjects, including the planning of learning and the
implementation of learning, as well as the supporting factors, constraints and
solutions taken to address these obstacles. This research was conducted at the Al-
Husna Madrasah Tsanawiyah Class 8 2017/2018 school year.
The Method used in this research is a qualitative approach with descriptive
method, using data collection techniques such as observation, to determine the
implementation of scientific approaches on learning activities, interview with the
teachers and students as resource person to get a various information related to the
implementation of scientific approaches, and documentation studies as supporting
data on research activities.
The results of the study point out that the implementation of the scientific
approach has been well implemented and packaged in a simple manner, but has not
met the criteria and principles of the full scientific approach. The planning
prepared by the teacher has been very good, because it has fulfilled the components
and principles listed in Permendikbud Number 22 of 2016 concerning the
Standards of the Process of Primary and Secondary Education.
The school has good facilities to support the 2013 curriculum learning
activities, this is a supporting factor in implementing the scientific approach. Some
obstacles or obstacles faced by teachers are students who are less active in learning
activities and low understanding of teachers regarding the learning of the 2013
curriculum. Teachers consider the training provided by the government to be less
effective so that special training is more effective so that the 2013 curriculum
learning can be understood well. This is one of the best solutions in dealing with
this problem.
Keywords: Implementation, Scientific Approach, Curriculum 2013
iii
KATA PENGANTAR
بسم الل الرحن الرحيم
Assalaamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan hidayah yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu tugas akhir yang wajib ditempuh
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang
telah didapat penulis bermanfaat bagi penulis khususnya, lingkungan sekitar
umumnya. Selawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai salah satu bukti kecintaan kita kepada beliau, manusia pilihan yang
diutus untuk menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan, perhatian dan saran demi terselesaikannya penulisan
skripsi ini, di antaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Dr. Abdul Ghofur, M.Ag. Dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan nasihat dan arahan kepada penulis.
5. Drs. Abdul Haris, M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi.
6. Yudhi Munadi M.Ag., Dosen yang selalu memberikan inspirasi dalam dunia
akademis yang sangat bermanfaat bagi penulis.
iv
7. Dewan guru Pesantren Luhur Sabilussalam, terkhusus Prof. Dr. H. D. Hidayat,
MA., Dr. Muslih Idris, Lc. MA., Dr. Dede A. Fatah, M.Si., yang selalu
memberikan nasihat dan motivasi kepada penulis untuk menjadi lebih baik lagi.
8. Keluarga besar penulis, ibunda tercinta Dra. N. Djulaeha dan ayahanda tercinta
K. Bulyaman, M.Pd serta kakanda tercinta M. Nurfauzi Rizal yang selalu
memberikan nasihat, mencurahkan cinta dan doa yang tak pernah henti kepada
penulis.
9. Keluarga Mahasantri Pesantren Luhur Sabilussalam yang selalu berbagi baik
suka maupun duka, selama menempuh studi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Keluarga Pendidikan Agama Islam angkatan 2013, kelas A angkatan 2013,
khususnya Muhammad Baginda KPK., Ahmad Milki dan Fathul Musthofa
yang selalu membantu dalam segala hal dan saling berbagi suka dan duka.
11. Mariya Luthfiana perempuan yang penulis sayangi, yang selalu memberikan
dukungan dan doa dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
12. Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Husna, Bapak H. M. Asep Rukman, S.Ag.,
yang telah memberikan kesempatan dan mendukung penulis dalam melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
13. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu terima kasih atas
bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
Terlepas dari segala kelemahan dan kekurangan, penulis memohon maaf atas
segala kekeliruan yang ditimbulkan. Penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
solusi dalam rangka perbaikan penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, September 2018
Muhamad Rizal Aziz
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 10
D. Pembatasan Masalah ............................................................................. 10
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 12
A. Kajian Teori .......................................................................................... 12
1. Pendekatan Saintifik ....................................................................... 12
a. Pengertian Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran ....... 12
b. Pendekatan Saintifik ................................................................. 14
c. Tujuan Pendekatan Saintifik...................................................... 16
d. Karakteristik Pendekatan Saintifik ............................................ 16
e. Prosedur Pendekatan Saintifik ................................................... 18
2. Desain Pembelajaran Pendekatan Saintifik ...................................... 31
3. Mata Pelajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah ................................... 34
a. Pengertian Fikih ........................................................................ 35
b. Tujuan, Karakteristik dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di
Madrasah Tsanawiyah ............................................................... 37
4. Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Fikih ............................. 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 44
B. Metode Penelitian .................................................................................. 44
vi
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 45
D. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ...................................... 51
E. Analisis Data ......................................................................................... 52
BAB IV ............................................................................................................ 52
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 55
B. Deskripsi Data ....................................................................................... 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 65
BAB V .............................................................................................................. 77
A. Kesimpulan ........................................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79
LAMPIRAN .................................................................................................... 83
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik ...................... 18
Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale ..................................... 22
Gambar 2.3 Ranah Pembelajaran Kurikulum 2013 ............................................ 34
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (interactive model) ................................. 41
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strategi Meningkatkan Efektivitas Mengamati................................... 21
Tabel 2.2 Deskripsi Langkah Pembelajaran Saintifik ........................................ 29
Tabel 2.3 Contoh Format RPP Kurikulum 2013 ................................................ 31
Tabel 2.3 Contoh Desain Pembelajaran Saintifik Mata Pelajaran Fikih ............. 40
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Pembelajaran....................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru Mata Pelajaran........................................ 49
Tabel 4.1 Kepala Sekolah MTs. Al-Husna ........................................................ 55
Tabel 4.2 Kegiatan Inti dalam RPP Mata Pelajaran Fikih .................................. 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Pendidikan merupakan media
pencetak generasi penerus bangsa yang cakap baik personal maupun sosial
serta siap membangun negara dan menciptakan kesejahteraan, menjadi
barometer kemajuan dan keberhasilan bangsa dalam menghadapi
perkembangan zaman di masa yang akan datang.
Lembaga pendidikan sangat penting bagi sebuah negara seperti yang
disebutkan, pendidikan menjadi sebuah lembaga pencetak SDM penerus
bangsa yang mampu menciptakan kesejahteraan dan membawa negara maju
dan berkembang serta bersaing di masa mendatang. Maka tak heran jika negara
memberikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan, demi
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang ideal dan bermakna bagi warga
negara, serta memberikan perubahan yang lebih baik. Pendidikan memiliki
kedudukan penting bagi manusia, karena ilmu atau pendidikan yang akan
mengantarkan manusia kepada kebaikan dan ketakwaan, serta mendapat
kemuliaan di dunia dan akhirat. Bukan hanya akan memajukan dirinya dan
negara, akan tetapi mengangkat kedudukan dirinya di hadapan manusia dan
Tuhannya.2
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat 2 menyatakan bahwa
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
h. 2 2 Burhanuddin az-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim, (Sudan: Dar al-Sudaniyah Li al-Kutub, 2004),
h.4
2
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib
membiayai.3 Berdasarkan undang-undang tersebut, pendidikan dipandang
penting bagi setiap warga negara, sehingga pemerintah mewajibkan warga
negara mengikuti kegiatan pendidikan di berbagai lembaga yang telah
ditentukan dengan standar kompetensi lulusan masing-masing, serta
pemerintah membiayai setiap warga negaranya dalam mengikuti kegiatan
pendidikan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang cerdas
dan bermartabat, berbangsa dan beragama yang mampu membangun negara
yang maju dan sejahtera sesuai dengan tujuan negara yang tertuang dalam
pembukaan undang undang dasar 1945. Menurut Syarwan “Pendidikan tidak
hanya menciptakan orang cerdas, tetapi juga melatih orang Indonesia menjadi
tangguh secara mental, sehat jasmani, toleran dan bisa hidup harmonis dengan
orang lain yang berbeda agama, ras, dan suku”.4
Kemajuan zaman memberikan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan.
Seperti yang disebutkan di atas, pendidikan harus mampu mencetak SDM
unggul, sejahtera serta dapat bersaing di masa mendatang. Demi mencapai
tujuan tersebut, tentu kegiatan pendidikan perlu diselaraskan dengan
perkembangan zaman, sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik.
Pemerintah terus mengevaluasi dan mencari solusi agar pembelajaran
terlaksana dengan efektif, idealnya pendidikan di sekolah mengarah pada
kemandirian peserta didik dalam belajar. Peserta didik harus berperan aktif
dalam proses belajar mencari informasi, dan pada akhirnya menanyakan
kebenaran yang akan dikonfirmasi oleh guru sebagai pendidik. Di samping itu
kemajuan teknologi harus dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai media
pembelajaran mandiri baik mencari informasi atau berbagi informasi. Menurut
teori konstruktivisme, peserta didik harus mampu membentuk sendiri informasi
dan mengolah informasi tersebut secara kompleks sehingga menarik sebuah
kesimpulan yang akhirnya menjadi sebuah pengetahuan. Pemerintah ingin agar
3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan, h. 15 4 Syarwan Ahmad, “Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah”, Jurnal Pencerahan, Majelis Pendidikan Daerah Aceh, Volume 8, Nomor 2, 2014, h. 100
3
kurikulum di masa mendatang lebih sederhana, proses pembelajaran berpusat
pada peserta didik.5
Kemajuan teknologi dan informasi merupakan media pembelajaran di era
modern ini. Informasi dengan mudah kita dapatkan kapan dan di mana saja,
segala hal dapat dihasilkan dengan gratis dan praktis, maka tidak heran jika
dunia pendidikan mengisyaratkan kemandirian peserta didik dalam proses
pembelajaran. Kurikulum seharusnya mempertimbangkan perkembangan
zaman dan kebutuhan sosial, sehingga menghasilkan peserta didik yang
sejahtera dan mampu beradaptasi dengan dunia modern.6 Sehingga kurikulum
2013 ini dianggap sebagai intan permata yang akan menghasilkan produk yang
unggul dan mampu bersaing di zaman mendatang.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.7 Kurikulum merupakan perangkat yang mengatur segala aktivitas
pendidikan dimulai dari perencanaan sampai tahap evaluasi. Pendidikan
sangatlah penting bagi kehidupan sebuah negara, bukan sebuah hal yang tabu
ketika banyak ditemukan sistem pendidikan di setiap negara berbeda-beda, hal
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor sesuai dengan keadaan zaman dan keadaan
sebuah negara. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis
serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat
mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.8
Selama 73 tahun, Indonesia telah melakukan perubahan kurikulum
sebanyak 11 kali, dengan dasar penyesuaian kultur masyarakat serta
perkembangan pendidikan dan teknologi dunia. Pada dasarnya, gagasan
pengembangan kurikulum yang dicanangkan pemerintah bertujuan untuk
5 Anas dan Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013, (Jakarta: AMP Press, 2014), h. 46 6 John Dewey, Democracy and Education, (New York: The Macmillan Compay, 1916), H. 225. 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Op.cit, h. 2. 8 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Rosda Karya,
2014), h. 59.
4
mencapai kebaikan, tanpa adanya niat untuk memberatkan pendidik maupun
peserta didik.
Demi terlaksananya pendidikan yang efektif, aktif dan menyenangkan
pemerintah menerapkan kurikulum baru yang dipercaya dapat mengantarkan
pendidikan nasional ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 terlahir sebagai
pembaharu yang dipercaya dapat menjawab tantangan zaman di masa yang
akan datang. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.9 Peserta dituntut berperan aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran. Di samping itu guru sebagai pendidik bertugas mendampingi
dan melakukan penilaian secara teliti dengan perhatian secara mendalam
sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajaran. selanjutnya dituangkan
dalam bentuk laporan hasil belajar siswa yang terperinci dan mendetail terkait
hasil belajar siswa. Proses pembelajaran sebagai penentu keberhasilan dunia
pendidikan, tentu menjadi pusat perhatian dari berbagai sudut pelaku
pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bahwa pembelajaran pada
Kurikulum 2013 menggunakan saintifik atau pendekatan keilmuan, Student
Centered Active Learning, siswa berperan aktif dalam mencari dan mengolah
informasi ketika pembelajaran berlangsung. Kurikulum 2013 pada dasarnya
bertujuan agar siswa mengikuti pembelajaran secara aktif serta
mengembangkan cara berpikir siswa secara ilmiah, sehingga siswa dapat
membentuk pemahaman sendiri dan dipahami secara mendalam oleh siswa
tersebut. Konstruktivisme, siswa membentuk pemahaman tersendiri,
mengadopsi dari kejadian sekitar menarik kesimpulan secara mandiri, sehingga
penguatan terhadap materi lebih natural dan dapat dipahami oleh siswa sendiri.
9 Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah 201, h 4
5
Peserta didik secara mandiri mengamati bahan ajar dengan menggunakan indra
baik membaca, melihat, mendengar, bahkan dengan mengingat kembali
kejadian atau pelajaran yang pernah diterima melalui metode pembelajaran
aktif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut perubahan pola
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari teaching centered learning (TCL)
kearah student centered teaching learning (SCL).10 Metode klasik tampaknya
sudah tidak sejalan dengan teknologi dan sosial globalisasi sekarang.
Teknologi sosial era globalisasi ini memberikan fasilitas memadai bagi peserta
didik untuk mencari dan mengolah informasi secara mandiri.
Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan proses berpikir secara ilmiah
mengambil pelajaran dari lingkungan secara riil, peserta didik akan secara aktif
mencari informasi, membentuk cara belajar serta menarik pembelajaran,
sehingga proses pembelajaran akan lebih logis, aplikatif dan mudah dipahami.
Pada prosesnya, pendekatan saintifik/ilmiah menerapkan teknik investigasi
terhadap objek pembelajaran secara mandiri, sehingga peserta didik dapat
menarik kesimpulan, dengan teori sebagai penguat hasil pembelajarannya.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik
dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.11 Banyak para ahli
yang meyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan
siswa lebih aktif dalam mengonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga
dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan
fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses
pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran
ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu
fenomena.12
Sejak diterapkannya kurikulum ini, proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik masih menjadi sebuah permasalahan di kalangan
pendidik. Masalah dalam implementasi kurikulum adalah adanya hambatan
10 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya, 2014), h. 48 11 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Diklat Guru: Konsep Pendekatan Scientific, h. 1 12 https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-
pembelajaran/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 17.18 WIB
6
dari sekolah sendiri yang belum sepenuhnya paham mengenai proses
pelaksanaan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas. Banyak guru yang
masih menggunakan metode klasik berupa ceramah, sehingga peserta didik
mendengarkan secara pasif. Hal ini sangatlah bertentangan dengan anjuran
pemerintah berupa pembelajaran aktif. Banyak faktor yang menjadi kendala
diterapkannya pendekatan ini, dimulai dari sekolah yang belum siap,
keterlambatan sosialisasi pemerintah, guru yang belum memahami konsep
hingga siswa yang belum siap mengikuti proses pembelajaran, hingga fasilitas
sekolah yang kurang memadai menjadi salah satu kendala diterapkannya
pendekatan saintifik.
Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas, pemerataan tentu
menjadi kendala utama dalam memajukan kesejahteraan dunia pendidikan.
Hingga saat ini proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini belum
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, permasalahan diatas masih menjadi
kendala dalam mengimplemetasikan pendekatan saintifik ini, terutama guru
yang belum menguasai konsep pendekatan saintifik dengan metode
pembelajaran aktif, terutama guru pelajaran agama. Banyak guru agama yang
merasa kesulitan menggunakan pendekatan saintifik dalam proses
pembelajaran, bahkan ada yang berpendapat bahwa pendekatan saintifik tidak
sejalan dengan prinsip keislaman. Jika dilihat dari langkah-langkah pendekatan
saintifik, tahapan ini akan lebih mudah diterapkan pada mata pelajaran sains
karena langkah-langkah tersebut bersifat ilmiah, bentuk baku dalam
menemukan dan membentuk pengetahuan, seperti mengamati objek, mencari
informasi, menalar, mencoba, dan seterusnya.13
Sosialisasi yang minim menjadikan para pendidik terkaget-kaget akan
penerapan kurikulum ini. kurikulum ini diterapkan pada tahun 2013 tanpa
adanya sosialisasi terlebih dahulu, akan tetapi sosialisasi dilaksanakan secara
bertahap setelah kurikulum ini deklarasikan. Idealnya sosialisasi dilakukan
13 Sulastri, dkk. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Tarbawi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor
1, 2015, h. 69
7
sejak awal proses penyusunan kurikulum.14 Maka tidak aneh jika proses
penerapan kurikulum ini lambat dan bertahap hingga beberapa tahun
kemudian. Sebagaimana yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 103
tentang Kurikulum 2013, bahwa kurikulum ini diterapkan secara perlahan dan
bertahap.
Permasalahan selanjutnya ada pada pendidik atau guru sebagai inisiator
pembelajaran. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada
Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa
sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.15 Deklarasi
implementasi kurikulum 2013 seakan terburu-buru, padahal guru belum
memiliki persiapan matang untuk mengimplementasikan pendekatan ini,
akhirnya implementasi kurikulum khususnya pendekatan saintifik pada proses
pembelajaran belum terlaksana dengan baik dan menyeluruh. Proses
pengenalan pendekatan saintifik kepada seluruh pendidik membutuhkan waktu
yang cukup lama, ditambah lagi pendidik harus menyesuaikan dengan keadaan
siswa yang harus mengenal cara belajar tersebut. Dengan kata lain guru
terlambat memahami konsep sehingga guru belum siap secara utuh. Harus
diingat substansi perubahan dari kurikulum 2006 ke 2013 adalah perubahan
proses pembelajaran, dari pola guru menulis di papan tulis lalu murid mencatat
dan memperhatikan guru menerangkan, menjadi pola yang mengedepankan
murid pengamatan, bertanya, mencoba, dan mengeksplorasi.16
Selanjutnya, kendala dalam implementasi kurikulum 2013 adalah
membuat siswa aktif. Sebab dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi
fasilitator agar siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu
melaksanakannya.17 Guru-guru perlu menambah kemampuannya dalam
memfasilitasi peserta didik agar terlatih aktif, berfikir logis, sistematis dan
ilmiah. Guru sebagai pendidik dituntut aktif, kreatif, inovatif dalam merancang
14 Anas dan Supriyatna, Op.Cit. h. 62 15 https://news.okezone.com/read/2014/12/11/65/1077829/10-masalah-utama-kurikulum-2013
diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 20.00 WIB 16 Anas dan Supriyatna, Op.Cit, h. 69 17 https://news.okezone.com/read/2014/10/16/65/1052959/tiga-masalah-guru-dalam implementasi-
kurikulum-2013, diakses pada tanggal 25 Oktober 2017, pukul 20.00 WIB
8
dan melaksanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.
Banyak sekali pendidik yang sudah terlalu nyaman dengan metode klasik
ceramah, yang akhirnya membatasi keaktifan siswa dalam belajar, sehingga
tujuan kurikulum dengan pendekatan saintifik tidak berjalan dengan baik. Hal
ini memerlukan peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Permasalahan pemahaman guru terkadang timbul dari sosialisasi
pemerintah yang tidak efektif sehingga masih menimbulkan pertanyaan besar
terkait konsep pendekatan saintifik. Ditambah lagi kurangnya literasi sebagai
bahan rujukan untuk mempelajari lebih mendalam terkait pendekatan saintifik.
Keterlambatan pemahaman pendidik memberikan dampak negatif bagi peserta
didik yang harus secara langsung mengikuti proses pembelajaran yang masih
asing bagi mereka, peserta didik perlu beradaptasi dan menyesuaikan diri
dengan metode pembelajaran yang baru. Ketidaksiapan guru menerapkan
metode pembelajaran pada kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga
tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di
luar sekolah.18
Permasalahan lain yang timbul dalam penerapan pendekatan saintifik
adalah pada mata pelajaran agama. Guru agama beranggapan bahwa
pendekatan saintifik yang bersifat faktual tidak sejalan dengan pembelajaran
agama, karena harus menjadikan fakta atau kenyataan menjadi sebuah objek
pengamatan. Materi agama yang memiliki materi ketuhanan dan alam gaib
tentu bertentangan dengan pendekatan saintifik yang bersifat faktual. Pada
nyatanya tujuan pendekatan saintifik bukan memaksakan objek kajian menjadi
sesuatu yang nyata, melainkan menjadikan alam sekitar, kejadian dan makhluk
sekitar menjadi alat atau media pembelajaran tersebut.
Fikih merupakan mata pelajaran dengan objek kajian terapan (ibadah dan
muamalah manusia) tentu memiliki lebih banyak objek kajian fakta yang
mudah ditemukan oleh peserta didik, sehingga dianggap lebih memudahkan
18 Berlin dan Imas, Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Kata
Pena, 2016) h. 6
9
guru untuk menerapkan pendekatan saintifik. Fikih sebagai pelajaran terapan
memiliki tujuan agar peserta didik memiliki keterampilan dalam mengamalkan
pengetahuan yang telah didapat. Kurikulum 2013 yang mengedepankan
pembelajaran tiga ranah diantaranya, sikap, pengetahuan, keterampilan, tentu
menjadi faktor pendukung terhadap kegiatan pembelajaran mata pelajaran
fikih. Demi tercapainya kompetensi peserta didik, kegiatan pembelajaran harus
dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bukan
hanya metode klasik yang diterapkan, melainkan merancang dan menerapkan
metode yang tepat agar tujuan tercapai dengan baik. Permasalahan yang
muncul pada mata pelajaran fikih adalah guru hanya memberi ruang bagi
peserta didik dalam menerima pengetahuan, tanpa memberikan ruang untuk
berperan aktif bagi peserta didik untuk membangun pemahaman serta
membentuk sikap dan kompetensi dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu sekolah yang mengalami berbagai permasalahan di atas adalah
MTs. Al-Husna, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sekolah tersebut menerapkan
pendekatan saintifik kurikulum 2013 secara bertahap, dimulai dari kelas 7
tahun pelajaran 2015/2016 untuk mata pelajaran umum dan kelas 7 tahun
pelajaran 2016/2017 untuk seluruh mata pelajaran. Hal ini berdasarkan
pengalaman penulis ketika melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) di sekolah tersebut.
Setelah menguraikan beberapa permasalahan tersebut, penulis merasa
perlu untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan di atas. Dalam hal
ini peneliti mengangkat suatu topik sesuai dengan permasalahan yang dihadapi,
yaitu “Implementasi Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Fikih Kelas 8 di MTs. Al-Husna Lebak Bulus Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pendekatan saintifik yang belum dipahami
sepenuhnya oleh guru;
10
2. Guru kurang kreatif dalam memberikan stimulus, inovatif dalam memilih
metode pembelajaran;
3. Kurangnya penggunaan teknologi informasi sebagai media pembelajaran
di era modern;
4. Guru masih membatasi ruang bagi peserta didik untuk berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran fikih yang notabene pelajaran terapan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi pendekatan saintifik kurikulum
2013 pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. al-Husna Lebak Bulus, Jakarta
Selatan?
D. Pembatasan Masalah
Banyaknya permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, dengan
ini peneliti membatasi masalah, guna menghindari melebarnya pembahasan
dan objek penelitian, maka masalah yang akan dibahas pada karya ilmiah ini
adalah
1. Implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
fikih kelas 8, meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
2. Faktor yang mendukung dan menghambat guru dalam menerapkan
pendekatan saintifik kurikulum 2013.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
a. Mengetahui implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013
pada mata pelajaran fikih di MTs. al-Husna;
11
b. Mengetahui faktor yang mendukung dan kendala yang menghambat
guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik kurikulum
2013 pada mata pelajaran fiqih di MTs. al-Husna;
c. Mencari solusi, sehingga pendekatan saintifik terlaksanan dengan
baik.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait proses
pembelajaran yang baik dan efektif, sehingga proses pembelajaran
dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diaharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk
berbagai pihak untuk mengembangkan kembali proses pembelajaran
yang bermutu dan tepat sasaran
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendekatan adalah 1) proses
perbuatan, cara mendekati, 2) usaha dalam rangka aktivitas penelitian
untuk mengadakan penelitian hubungan dengan orang yang diteliti.1
Pendekatan merupakan cara yang digunakan dalam memandang sebuah
permasalahan atau objek kalian dari berbagai aspek.2 Sedangkan
pembelajaran, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
“Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar”.3 Menurut Gagne yang dikutip Jamaludin
“Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan
dirancang untuk mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar
siswa”.4 Menurut Oemar Hamalik, “pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran”.5
Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah
strategi, usaha, cara yang ditempuh pendidik atau guru yang diterapkan
dalam proses belajar demi terciptanya proses belajar yang baik dan
bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, (http;//kbbi.web.id/) diakses pada tanggal 28 Maret
2017 2 Milan Rianto, Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran (Malang: Pusat Pengembangan
Penataran Guru IPS dan PMP Malang, 2006), h. 4 3 KBBI online, Loc.Cit 4 Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam (Bandung: Rosdakarya, 2015), h. 103 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung: Bumi Aksara, 2014) h. 57
13
proses yang sifatnya masih umum di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori
tertentu.6 Pendekatan pembelajaran menjadi sebuah cara atau taktik atau
jalan yang ditempuh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran
yang baik. Proses belajar adalah momen penting dalam dunia pendidikan,
hasil belajar baik pengetahuan, apektif maupun psikomotor, ditentukan
dalam proses belajar. Ketepatan dalam pemilihan suatu pendekatan akan
menjadi pedoman atau orientasi dalam pemilihan komponen kegiatan
pembelajaran lainnya terutama startegi dan metode pembelajaran.7
Selanjutnya dikenal juga dengan strategi pembelajaran yang
merupakan rincian dari pendekatan pembelajaran. Strategi pembelajaran
adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.8 Strategi pembelajaran adalah
suatu pola umum kegiatan belajar mengajar guru dan murid yang
didasarkan pada empat unsur dasar strategi belajar mengajar agar mata
pelajaran dapat tercapai secara optimal.9 Dapat disimpulkan bahwa,
strategi pembelajaran adalah pola kegiatan yang terencana dana terperinci
untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimulai dari tahapan kegiatan
peserta didik, benda yang digunakan, hingga penataan ruang.
Strategi sangat berkaitan erat dengan metode pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah rincian kegiatan belajar siswa. Tahapan demi
tahapan, kegiatan yang dilakukan peserta didik, semuanya diatur oleh
metode pembelajaran. Metode pembelajaran bertujuan untuk menciptakan
kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif menyenangkan. Proses
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan,
menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
6 Zubaedi, Desain Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2013), h. 186 7 Milan Rianto, Loc.cit 8 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2013), h. 6 9 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 97
14
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.10
Guru sebagai inisiator pembelajar perlu merancang proses
pembelajaran dikelas agar proses pembelajaran tercapai dengan baik.
Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran pada kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan berbagai model
pembelajaran, seperti inquiry learning, problem based learning, project
based learning, discovery learning.11
b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia
pendidikan di Amerika sejak akhir abda ke-19, sebagai penekanan pada
metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta.12
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
ilmiah.13 Pendekatan saintifik atau ilmiah bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi bukan hanya berasal
dari arus searah (guru), melainkan dari berbagai keadaan disekitar kita,
dimanapun dan kapanpun bukan hanya diberitahu. Pendekatan ini
memudahkan guru atau pengembang kurikulum daam memperbaiki proses
pembelajaran, yaitu dengan memecah proses menjadi langkah-langkah
yang lebih terperinci dan memuat instruksi untuk peserta didik dalam
melakukan pembelajaran.14 Kegiatan yang terperinci dan fakta sebagai
10 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 1 11 Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Sekolah Dasar
dan Pendidikan Menengah, h. 4 12 Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori dan Praktik.
(Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 1 13 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Yogyakarta, Penerbit Gava
Media, 2014), h. 51 14 Ika dan Laila, Loc.cit
15
objek pembelajaran yang menjadi alasan penggunaan pendekatan saintifik
pada kurikulum 2013.
Pada hakikatnya pendekatan saintifik merupakan suatu cara atau
mekanisme untuk mendapatkan informasi melalui tahapan atau metode
ilmiah. Dengan kata lain,sebuah proses dapat dikatakan saintifik apabila
terhindar dari nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non-ilmiah yang
dimaksud meliputi: sesuatu yang semata-mata berdasarkan intuisi, akal
sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.15
Pendekatan saintifik yang bersifat inkuiri menuntut peserta didik
untuk menggali informasi secara mandiri. Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasikan, mengukur, meramalkan menjelaskan dan
menyimpulkan.16
Pendekatan saintifik dengan prinsip kemandirian, bukan berarti guru
pasif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi guru mempersiapkan arahan
bagi peserta didik agar mampu mencari informasi dengan baik. Guru
bertugas mempersiapkan rancangan pembelajaran agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik.
Pada dasarnya, pendekatan saintifik merupakan sebuah cara untuk
membuktikan meyakinkan sebuah pengetahuan. Ahmad Yani
mengutarakan bahwa, pembelajaran saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi bisa
berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung pada informasi
searah dari guru.17 Dengan kata lain, pendekatan saintifik memberikan
pengalaman nyata dan kemandirian kepada peserta didik dalam proses
pembentukan dan pemahaman. Pendekatan saintifik akan memberikan
pemahaman secara perlahan terhadap apa yang di amati, atau dipelajari,
15 Ibid, h. 3 16 Daryanto, op.cit h. 51 17 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 34
16
dengan ini peserta didik akan mudah memahami terhadap materi yang
dipelajari, dengan di dukung oleh pembuktian secara riil.
c. Tujuan Pendekatan Saintifik
Beberapa tujuan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih dan
Berlin sani adalah sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berfikir tinggi siswa
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik
3) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa
belajar itu merupakan sebuah kebutuhan
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi
5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
6) Untuk mengembangkan karakter siswa.18
Pendekatan saintifik bertujuan untuk membentuk peserta didik yang
aktif, mandiri, dan berkarakter, sehingga peserta didik mampu
membangun negeri dan bersaing di masa yang akan datang. Menurut Sofan
Amri, “Pembelajaran aktif dapat membantu siswa memperoleh informasi,
ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan
dirinya dan bagaimana cara belajar yang baik.”19
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa, tujuan pendekatan saintifik
adalah untuk mengembangkan daya berfikir peserta didik, penyelesaian
masalah, menciptakan suasana pembelajaran aktif, mencapai hasil belajar
yang efektif dan bermakna.
d. Karakteristik Pendekatan Saintifik
Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani, proses pembelajaran
dikatakan ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
D Daryanto, Op.cit, h.33 19 Sofan Amri, S.Pd, M.M, Implementasi pembelajaran aktif dalam kurikulum 2013, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2015), h. 85
17
1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi edukatif guru-
peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran
subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama
lain dari substansi atau materi pembelajaran.
4) Berbasis pada konsep, teori dan fakta emirsi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.20
Kriteria di atas berkaitan dengan karakteristik pendekatan saintifik
yang diungkapkan Abidin, antara lain:
1) Objektif, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek
tertentu dan peserta didik dibiasakan memberikan penilaian secara
objektif.
2) Faktual, artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap
masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar peserta didik
sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
3) Sistematis, artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang
sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan
pelaksanaan pembelajaran.
4) Cermat dan tepat, artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketepatan peserta didik dalam mengkaji sebuah
fenomena atau objek belajar tertentu.21
Sedangkan menurut Daryanto, Pendekatan saintifik menjadikan
peserta didik aktif dan mandiri dalam membangun pemahaman dan
pengetahuan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip
3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
4) Dapat mengembangkan karakter siswa.22
20 Imas dan Berlin, op.cit, h. 35 21 Ika dan Laila, op.cit, h. 4 22 Daryanto op.cit, h. 53
18
Sedangkan menurut Mc Collum, dalam Musfiqon dan Nurdyansyah
menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
memerlukan komponen sebagai berikut:
1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Faster a sense of wonder)
2) Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)
3) Melakukan analisis (Push for analysis)
4) Berkomunikasi (Require communication)23
Secara sederhana, Ika dan Laila mengemukakan bahwa karakteristik
pendekatan saintifik adalah “doing science”. Proses pembelajaran dengan
tahapan ilmiah, dengan fakta sebagai faktor pendukung pembelajaran.24
Setelah memaparkan beberapa pendapat, kita dapat simpulkan bahwa
pendekatan saintifik/ilmiah mendidik peserta didik untuk berperan aktif
dalam membentuk atau mendapatkan pemahaman (mencari tahu,
menganalisis) melalui tahapan yang ilmiah berdasar fakta, kemudian
disajikan untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
e. Prosedur Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik menuntut
kemandirian peserta didik dalam mencari sebuah informasi. Semua ini
harus di dukung oleh bimbingan yang efektif dari seorang pendidik. Maka
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik akan berjalan dengan
baik, ketika pendidik berhasil memberikan sebuah rangsangan kepada
peserta didik untuk menggali informasi pembelajaran. Tentu metode
ceramah yang menjadi metode favorit harus dikurangi demi tercapainya
pembelajaran saintifik yang aktif dan menyenangkan. Sebagaimana yang
diungkapkan konficius:
23 Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. (Nizamia Learning Center,
Sidoarjo 2015), h. 24 Ika dan Laila, Loc.cit
19
“Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat, apa
yang saya lakukan, saya paham.”25
Sejalan dengan pernyataan konficius, Sofan Amri mengemukakan
bahwa, penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikan
ingatan sampai 171% dari ingatan semula.26
McMillan & Schumacher (2001) menyatakan bahwa pendekatan
saintifik terdiri dari empat langkah, yaitu: 1) define aproblem, 2) state the
hypothesis to be tested, 3) collect data, dan 4) interprete the result and
draw conclusions about the problem.27
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 65 Tahun 2013 tetnang
Standar Proses, pendekatan saintifik dalam pembelajran meliputi 5M:
megamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua
mata pelajaran.
Gambar 2.1
Tahapan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Diklat
Guru: Konsep Pendekatan Scientific)
Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat mungkin
pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural,
25 Sofan Amri, Op.cit, h.. 34 26 Ibid, h. 35 27 Ika dan Laila, Op.cit, h. 6
20
akan tetapi harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
menghindari nilai-nilai non-ilmiah.28
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagai
berikut:
1) Mengamati
Kegiatan mengamati merupakan kegiatan awal yang bertujuan
untuk memberikan stimulus kepada peserta didik agar sensitif terhadap
masalah.29 Mengamati menggunakan panca indera, berbentuk
menyimak, mengamati, membaca, baik menggunakan media atau tidak.
Mengamati bukan hanya berupa pengamatan terhadap objek, tetapi
dapat berupa mengingat ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai
sebuah informasi. Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari
ingatan jangka panjang.30
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan
mudah dalam pelaksanaanya.31 Penyajian obyek yang nyata memiliki
perhatian lebih bagi peserta didik serta memudahkan peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan mengamati lingkungan,
siswa akan memperoleh pengalaman langsung. Pengalaman langsung
dalam kegiatan mengamati ini merupakan alat yang baik untuk
memperoleh kebenaran/fakta.32
Metode ini sangat tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa,
sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang bermakna. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi.33
28 Daryanto, op.cit, h. 59 29 Yani dan Mamat, Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Bandung:
Refika Aditama, 2018), h. 99 30 Imas dan Berlin, Op.cit, h. 161 31 Daryanto, Op.cit h. 60 32 M. Hosnan, Op.cit, h. 44 33 Daryanto, Loc.cit
21
Permendikbud Nomor 81A menyebutkan bahwa, hendaklah guru
membuka secara luas dan bervariasi memberi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar dan membaca. Dalam tahap ini, guru dituntut untuk
memberikan rangsangan sehingga peserta didik mengeluarkan rasa
ingin tahu terhadap objek pengamatan. Peserta didik secara aktif
mengikuti proses pengamatan.
Praktek observasi akan terlaksana secara efektif jika peserta didik
dan guru melengkapi proses pembelajaran dengan alat-alat
pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (a) tape recorder, untuk
merekam suara; (b) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan
visual; (c) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau
secara audio-visual; dan alat-alat pendukung lain.34
Yani dan Mamat menyebutkan bahwa kegiatan mengamati dapat
pula melalui cerita atau penjelasan guru, membaca buku, bahkan dapat
pula dengan cara mengajak peserta didik untuk menonton film dan
video atau observasi lapangan (field trip).35 Tujuan pengamatan
bertujuan untuk menemukan kesenjangan atau masalah yang kemudian
membangun rasa ingin tahu atau pertanyaan bagi peserta didik bukan
informasi atau memberi tahu materi pelajaran kepada peserta didik.
Obyek yang layak diamati bukan suatu ulasan penjelasan materi atau
deskripsi yang bersifat informatif.36
Kegiatan pengamatan bukan hanya berkaitan dengan lingkungan
secara nyata, objek pengamatan dapat ditunjang dengan penyajian
media pembelajaran. Media dapat menarik perhatian siswa untuk
belajar, serta memberikan kesan menarik dan menyenangkan dalam
menjalani pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan
perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.37 Penggunaan media
memerlukan rancangan khusus dalam penerapannya. Pemilihan media,
format media menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan
34 Ibid, h. 63 35 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 102 36 Ibid, h. 104 37 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013) h. 43
22
media. Bukan hanya penggunaan media pembelajaran baru yang dapat
menarik perhatian peserta didik, melainkan pemilihan media yang akan
disajikan pun menjadi faktor penting dalam menarik perhatian peserta
didik. Yani dan Mamat mengatakan bahwa Gunakan buku dengan judul
menarik, gambar berwarna dan grafik yang indah, serta video singkat
yang meningkatkan motivasi belajar.38 Berikut contoh penggunaan
media sebagai alat bantu pengamatan:
Tabel 2.1
Strategi meningkatkan efektifitas mengamati
No. Media
Pengamatan
Indera yang
digunakan Strategi efektivitas
1. Ceramah Guru
atau
Narasumber
Pendengaran
dan
Penglihatan
Peserta didik ditugaskan
untuk merangkum
ceramah, membuat
pertanyaan dengan cara
dituliskan pada kertas
selembar, membuat
mindmap atau peta konsep,
atau menuliskan suatu
gagasan rencana tindak
lanjut dari hasil ceramah.
2. Membaca
Buku
Penglihatan Peserta didik ditugaskan
untuk merangkum hasil
bacaan, membuat
pertanyaan untuk bahan
quiz atau cerdas cermat
3. Mendengarkan
Radio/Tape
Recorder
Pendengaran Menulis gagasan utama
dari siaran radio untuk
diceritakan kembali
4. Menonton
Video atau
Film
Pendengaran
dan
Penglihatan
Guru menyediakan
pertanyaan yang akan
diberikan dan dijawab oleh
peserta didik setelah
melakukan pengamatan.
5. Observasi
Lapangan
Seluruh Panca
Indera
Peserta didik diminta
untuk melaporkan seluruh
objek hingga dapat
mengajukan masalah
(Sumber: Yani dan Mamat, Teori dan Implementasi Pembelajaran
Saintifik Kurikulum 2013, (Bandung: Refika Aditama, 2018))
38 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 102
23
Selanjutnya, media memiliki peranan penting dalam pembelajaran
saintifik. Fungsi media adalah sarana alat bantu guru untuk
memudahkan dalam menyampaikan materi. Berikut pengaruh media
menurut Edgar Dale:
Gambar 2.2
Kerucut Pengalaman Menurut Edgar Dale
(Sumber: https://bagusdwiradyan.files.wordpress.com/2014/07/
krucut-pengalaman.png)
Kerucut di atas menerangkan bahwa, semakin kontekstual dan
konkret media yang disajikan maka semakin banyak pengalaman
pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik, begitu sebaliknya.39
Kegiatan mengamati dapat terlaksana dengan baik dengan cara
menyajikan bahan pengamatan yang variatif dan menarik panca indera
untuk melakukan kegiatan ini. maka dengan kata lain, kegiatan
pengamatan akan berjalan dengan maksimal apabila guru merancang
kegiatan dengan baik dan benar. Kegiatan ini akan efektif jika guru
merancangnya dengan seksama, fokus dan mengarahkan pola pikir
peserta didik untuk menemukan masalah.40 Guru harus melaksanakan
tugasnya sebaik mungkin dalam menyajikan bahan pengamatan den
memberikan arahan atau instruksi dan membantu peserta didik dalam
kegiatan pengamatan, sehingga kegiatan mengamati berjalan dengan
baik, aktif dan terarah.
39 Ibid, h. 164 40 Ibid, h. 99
24
2) Menanya
Keberhasilan rangsangan pendidik melalui fase mengamati,
terlihat dari respon yang keluar dari peserta didik pada fase menanya.
Setelah melewati kegiatan mengamati yang merupakan sebuah upaya
rangsangan terhadap peserta didik, maka akan timbul rasa ingin tahu
lebih mendalam pada diri peserta didik. Throndike menyatakan bahwa
prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks.41 Stimulus
yang baik akan memberikan respon yang baik pula. Langkah
mengamati dapat dikatakan berhasil, ketika peserta didik memberikan
respon berupa pertanyaan terhadap objek yang diamati. Fase ini
sangatlah merupakan tolak ukur kesiapan peserta didik dalam
melakukan kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar ini sangat penting
untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat.42
Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, atau dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan. Kegiatan menanya dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan terkait kegiatan pengamatan
tersebut. Fase menanya bukan hanya dalam bentuk kalimat tanya,
melainkan dapat berupa tanggapan atau pernyataan terkait hasil
pengamatan.43 Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa
41 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, Teori Belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz
Media, 2015) h. 95 42 Ridwan A. Sani, op.cit, h. 57 43 Daryanto, op.cit h. 65
25
perintah atau instruksi, termasuk lisan, tertulis dan hubungan dengan
kejadian sebenarnya atau dalam bentuk gambar.44
Bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta
sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.45
Fungsi bertanya lainnya menurut Hosnan adalah mendorong dan
menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta membangkitkan
keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,
dan memberikan jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.46
Fase ini menuntut peserta didik untuk membangun rasa ingin tahu,
sehingga peserta didik akan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melatih
peserta didik untuk terbuka dan mengemukakan pendapat serta berlatih
44 Imas dan Berlin, op.cit, h. 163 45 Daryanto, op.cit, h.65 46 Hosnan, op.cit, h. 50
26
untuk menjadi pendengar aktif berempati terhadap sesama, serta
membangun rasa ingin tahu. Metode tanya jawab juga dijadikan sebagai
pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan
penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) dengan berbagai
sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia,
laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.47
Peran guru dalam fase ini memfasilitasi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap hasil
pengamatan. Pada penerapannya kegiatan menanya menjadi salah satu
tantangan terbesar bagi peserta didik. Hal ini dapat disiasati dengan
memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengumpulkan
pertanyaan yang kemudian dikumpulkan dan dibacakan oleh guru atau
peserta didik untuk dijawab oleh guru.
3) Mencari Informasi/ Mencoba
Belajar dengan menggunakan pendekatan saintifik akan
melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena
dalam upaya menjawab suatu permasalahan.48 Melewati fase menanya,
mengembangkan rasa ingin tahu terhadap objek penelitian, peserta
didik diarahkan untuk menggali informasi dari berbagai sumber. Untuk
itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.49
Sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan
47 Ibid, h. 50 48 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Jakarta:
Bumi Aksara, 2017), h. 62 49 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Garuda. h. 44
27
sebagainya.50 Peserta didik dituntut mencari jawaban atas sebuah objek
pelajaran atau masalah dari berbagai sumber yang ada, sehingga
terbentuklah jiwa mandiri serta terbiasa belajar sehingga terbentuk
semangat belajar sepanjang hayat. Secara normatif, tahap mencari
informasi/eksperimen dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yaitu:
a) Melakukan eksperimen di laboratorium;
b) Mencari informasi dari koran, majalah dan buku teks;
c) Mencari informasi melalui internet;
d) Wawancara dengan narasumber dan masyarakat;
e) Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (angket).51
Tujuan dari tahap mencari informasi adalah melatih peserta didik
agar mampu menggali informasi dan data.52 Sedangkan menurut
Daryanto, tujuan tahap mencari informasi bukan hanya mendapatkan
data, melainkan mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi dalam mengumpulkan informasi.53
4) Mengasosiasi/Mengolah Data
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku
aktif.54
Sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A
Tahun 2013, mengasosiasi adalah memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
menumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Aktivitas ini juga disebut menalar,
50 Daryanto, op.cit, h. 70 51 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 114 52 Loc.cit 53 Daryanto, Loc.cit 54 Kemendikbud, Bahan Diklat Guru Dalam Rangka Impelmentasi Kurikulum 2013, Konsep
Pendekatan Scientific, h, 11
28
yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.55 Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
kemampuan mengelompokkan berbagai ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi
penggalan memori.56
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak
begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah
yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka
sendiri.57 Tahapan ini merupakan sebuah proses penggalian informasi
dari berbagai sumber. Peserta didik membangun pemikiran secara
mandiri dari informasi yang diperoleh, menemukan pola keterkaitan
antar sumber, serta mengambil simpulan dari pengolahan informasi.
Dasar pengolahan informasi berdasarkan metode ilmiah adalah
melakukan penalaran secara empiris. Penalaran empiris didasarkan
pada logika induktif menggunakan bukti khusus seperti fakta, data,
informasi, pendapat dari pakar.58
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut.59 Secara sederhana pada fase ini, peserta didik
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang akan di olah,
sehingga membentuk pengetahuan berupa kesimpulan baik secara
individu atau kelompok.
5) Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan
55 Daryanto, Loc.cit 56 Hosnan, Op.cit, h. 67 57 Baharudin dan Esa, Op.cit, h. 163 58 Ridwan Abdullah Sani, Op.cit, h. 67 59 Daryanto, Loc.cit
29
dan menemukan pola. Pada pendekatan saintifik guru diharapkan
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan
apa yang telah mereka pelajari. Pendekatan saintifik pada kurikulum
2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengomunikasikan apa yang sudah ia pelajari. Sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Lampiran
Permendikbud Nmor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menyebutkan bahwa
aktivitas mengomunikasikan dilakukan melalui kegiatan menyajikan
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan
secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut.60
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kegiatan pembelajaran
menggunakan Pendekatan Saintifik dapat dilakukan dalam berbagai
metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu guru memiliki peran
dalam setiap aktivitas. Secara ringkas, kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dapat dilihat pada tabel berikut:
60 Ibid, h. 80
30
Tabel 2.2
Deskripsi Langkah Pembelajaran Saintifik
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Peran Guru
Mengamati
Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat,
menonton, dan sebagainya)
dengan atau tanpa alat.
Memfasilitasi siswa
untuk melakukan
proses mengamati.
Menanya
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi
yang belum dipahami,
informasi tambahan yang
ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
Memfasilitasi siswa
untuk melakukan
proses menanya.
Mengumpulkan
Informasi/
Mencoba
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemonstrasikan, meniru
bentuk/gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara
sumber melalui angket,
wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengembangkan.
Memfasilitasi siswa
untuk melakukan
proses
mengumpulkan
informasi/
mencoba.
Menalar/
Mengasosiasi
Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan
menyimpulkan.
Memfasilitasi siswa
untuk melakukan
proses menalar/
mengasosiasikan.
Mengomunikasikan
Menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram, atau
grafik, menyusun laporan
tertulis, dan menyajikan
laporan meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan secara lisan.
Memfasilitasi siswa
untuk melakukan
proses
mengomunikasikan.
(Sumber: Dikembangkan dari Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
Tentang Implementasi Kurikulum dan Pedoman Umum Pembelajaran)
31
Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran
saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun
dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari.61 Tahapan
aktivitas belajar dapat berubah-ubah bahkan tidak semua tahapan ada
dalam setiap kegiatan pembelajaran.
2. Desain Pembelajaran Pendekatan Saintifik
Desain atau Perencanaan pembelajaran merupakan tahap persiapan
dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran
terarah dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan dan
persiapan mengajar merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar oleh guru kepada anak didiknya. Agar proses pembelajaran
terhadap anak didik dapat berlangsung dengan baik, amat tergantung pada
perencanaan dan persiapan mengejar yang dilakukan oleh guru yang harus
baik pula, cermat dan sistematis.62 Perencanaan pembelajaran terdiri dari dua
perangkat, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran.63 Silabus memuat kegiatan pembelajaran
secara singkat dan jelas, memuat pembelajaran selama satu semester yang
kemudian kembangkan menjadi RPP. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.64 Pembuatan RPP dapat
memuat satu pertemuan atau lebih, dapat disesuaikan dengan kebutuhan guru
dalam kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih.65
Silabus sebagai rancangan kegiatan pembelajaran, dirincikan dalam
bentuk RPP yang memuat berbagai komponen-komponen yang dibutuhkan
61 Ridwan Abdullah Sani, Op.cit, h. 54 62 Hosnan, Op.cit h. 96 63 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 5 64 Hosnan, Loc.cit 65 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit, h. 6
32
ketika pembelajaran berlangsung. Komponen RPP terdiri atas beberapa
informasi, yaitu identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, alokasi
waktu, tujuan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi dan langkah
kegiatan pembelajaran. Berikut contoh Format RPP kurikulum 2013:
Tabel 2.3
Contoh Format dan komponen RPP Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan
menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP) dan seterusnya
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian
a. Pertemuan Pertama
33
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Pembelajaran remedial
dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk
KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk
perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat
diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4.
Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan
dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul
seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.
Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan
teknik pembelajaran.66
Kegiatan pembelajaran merupakan komponen utama pada RPP. Dalam
penyusunannya, RPP memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan, di
antaranya:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
66 Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. h. 9
34
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.67
Kegiatan pembelajaran merupakan komponen utama dalam perencanaan
pembelajaran. terdapat beberapa hal perlu diperhatikan ketika menyusun
perencanaan kegiatan inti tersebut. Secara singkat, Yani dan Mamat
menerangkan bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus diperhitungkan
dalam mengembangkan langkah pembelajaran, yaitu harus melibatkan
partisipasi aktif peserta didik, mengembangkan budaya baca dan menulis,
adanya langkah pemberian umpan balik, tindak lanjut dan menekankan pada
relevansi dengan KD, indikator pencapaian kompetensi, sumber belajar, dan
penilaian.68 RPP kurikulum 2013 menuntut siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran dalam membentuk pemahaman/pengetahuan dari
berbagai sumber belajar, guru berperan sebagai koordinator kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat dan bahan
pembelajaran.
3. Mata Pelajaran Fikih Madrasah Tsanawiyah
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007
tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 1 ayat 1 pendidikan agama
adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,
kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui pelajaran/kuliah
pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Keagamaan menjadi salah
satu mata pelajaran pokok dalam lembaga pendidikan di setiap jenjang,
disesuaikan dengan jenis lembaga penyelenggara pendidikan tersebut.
Sekolah Menengah merupakan lembaga pendidikan umum terbuka terhadap
berbagai kepercayaan beragama. Tentunya Sekolah Menengah memberikan
porsi pendidikan keagamaan sesuai dengan keadaan peserta didik. Maka
dalam jenis pendidikan Sekolah menengah pertama kita akan menemukan
67 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 7 68 Yani dan Mamat, Op.cit, h. 148
35
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang mencakup berbagai aspek
pendidikan dimulai dari ketuhanan atau akidah, peribadatan, muamalah,
Quran Hadis dan akhlak sesama. Semua dirangkum dalam satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Sedangkan pada lembaga sekolah Islam atau lebih
dikenal dengan Madrasah, mata pelajaran keagamaan disediakan secara
terperinci dan independen. Hal ini disesuaikan dengan keadaan peserta didik
dengan mayoritas beragama Islam sehingga pembelajaran keagamaan lebih
terperinci dan mendalam. Apabila di sekolah Sekolah kita menemukan mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mencakup berbagai aspek
keagamaan, maka di madrasah kita akan menemukan mata pelajaran
keagamaan secara terpisah, terperinci dan mendalam seperti mata pelajaran
Fikih, Akidah Akhlak, Quran Hadis dan Sejarah Kebudayaan Islam.
a. Pengertian Fikih
Fikih berasal dari bahasa Arab, bentuk masdar dari akar kata يفقه فقه
artinya “pemahaman, pengertian yang الفهم والفطنة yang artinya فقها
mendalam terhadap sesuatu”.69 Secara lengkap, Abu Zahroh memberikan
definisi fikih sebagai berikut:
ى يتعرف غيات فعال الفهم العميق انلافذ القوال وال
70ال
Artinya: “pemahaman yang mendalam tentang tujuan suatu ucapan dan
perbuatan”. Seperti firman Allah yang berbunyi:
٧٨ل يكادون يفقهون حديثا لقوم ٱفمال هؤلء ... “......Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-
hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun” (Q.S an-Nisa: 78)
69 Tim Penyusun, al-Mu’jam al-Wasith. (Mesir, Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2004) h. 698 70 Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Bairut, Daar al-Fikr al-Arabi, ) h, 6
36
Merujuk pada definisi di atas, fikih memiliki arti pemahaman secara
mendalam dan terperinci terhadap sebuah ilmu atau permasalahan.
Adapun menurut istilah, kata fikih adalah ilmu halal dan haram, ilmu
syariat dan hukum sebagaimana dikemukakan oleh al-Kassani.71 Menurut
ahli hukum Islam, “Fikih diartikan sebagai hukum-hukum syar’iyyah yang
bersifat amaliah, yang telah diistinbatkan oleh para mujtahid dari dalil-
dalil syar’i yang terperinci”.72
Secara definitif, ibnu subki dalam kitabnya jam’u al-Jawami’ fiqh
berarti:
م ل ع ال ب م ك ح ال ن م ةي ل م ع ال ةي ع الش
دأ 73ةي ل صي ف ا ال ه ل
Artinya: “Ilmu yang membahas tentang hukum syara’ yang
berhubungan dengan amali (perbuatan) yang diperoleh melalui dali-dalil
secara terperinci”.
Amir syarifudin mengatakan bahwa, “Fikih adalah pemahaman yang
didapat melalui penggalian dalil atau istinbath melalui jalan ijthad oleh
para mujtahid”. Fikih dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Fiqh itu adalah ilmu tentang hukum Allah;
b. Fiqh dibicarakan adalah hal-hal yang bersifat amaliyah dan furu’iyah;
c. Pengertian tentang hukum Allah itu didasarkan kepada dalil tafsili;
d. Fiqh itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang
mujtahid atau faqih.74
Fikih (syari’ah) merupakan sistem atau perangkat yang berisi
mengenai hukum (dalil) dan tata cara ibadah dan muamalah yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum-Minallah),
71 Sapiudin Siddiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), h, 4 72 Chaerul Umam, dkk, Ushul fiqih1, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) h. 15 73 Tajudin Abd. Wahhab bin Ali al-Subki, Jam’u al-Jawami’ fi Ushul al-Fiqh, (Beirut: Dar al-
Kutub al-Alamiyah, 2003) h. 6 74 Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana Prenada, 2013) h. 7
37
sesama manusia (Hablum-Minan-nasi) dan dengan makhluk lainnya
(Hablum-Ma’al Ghairi)75
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Fikih adalah ilmu yang
membahas tentang aturan-aturan berkaitan dengan kegiatan manusia, baik
berupa interaksi sosial maupun ketuhanan dengan sumber utama qur’an
dan hadis digali melalui jalan ijtihad oleh ‘ulama mujtahid.
b. Tujuan, Karakteristik dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di
Madrasah Tsanawiyah
1) Tujuan Mata Pelajaran Fikih
Pembelajaran Fikih diarahakan untuk mengantarkan peserta didik
dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara
pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi
muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah
(sempurna)76
a) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diataur dalam fikih muamalah.
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islma dengan
benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
2) Karakteristik Mata Pelajaran Fikih
Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai
ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan
ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-
hari.77 Pemahaman terhadap hukum segala aspek kehidupan, serta
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari baik mahdhah
75 Permenag 912 tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agam Islam dan Bahasa Arab, h. 34 76 Permenag nomor 912 tahun 2013, Op.cit, h. 43 77 Ibid, h. 35
38
(kepada Tuhan) maupun ghairu mahdhah (kepada Alam). Setelah
memahami konsep fikih, sebagai sebuah tujuan sempurna, tertanam
dalam jiwa peserta didik sikap taat terhadap perintah Tuhan, serta
menguasai praktek peribadatan baik spiritual maupun sosial.
3) Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih
Fikih sebagai sebuah aturan kehidupan umat manusia tentu
memiliki cakupan yang sangat luas dalam penerapannya. Pendidikan
sebagai sarana pengetahuan dan penerapan ilmu fikih, memiliki
peranan penting dalam penyampaian materi yang perlu diketahui dan
diterapkan peserta didik. Demi tercapainya tujuan pendidikan
khususnya mata pelajaran fikih, maka pemerintah melalui peraturan
menteri agama mengatur ruang lingkup bahasan mata pelajaran fikih
disetiap jenjang disesuaikan dengan tingkat kesukaran materi serta
prinsip-prinsip pendidikan lainnya.
Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan
pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan
hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup
mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
a) Aspek Fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah,
salat fardhu, salat sunah dan salat dalam keadaan darurat, sujud,
azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat,
haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah,
dan ziarah kubur.
b) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli,
qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai dan borg
serta upah.78
4. Pendekatan Saintifik Pada Mata Pelajaran Fikih
Jika dilihat dari langkah-langkah pendekatan saintifik, sepertinya akan
mudah jika pendekatan ini diterapkan dalam mata pelajaran sains karena di
78 Ibid, h. 46
39
dalamnya memang merupakan langkah-langkah yang sering digunakan dalam
sains, seperti mengamati objek, mencari informasi, menalar, mencoba, dan
seterusnya.79 Pada nyatanya pendekatan ini dapat dimodifikasi agar sesuai
dengan mata pelajaran lain, terutama mata pelajaran keagamaan yang bersifat
statis, karena berupa dalil dan ajaran yang telah baku sejak zaman dahulu.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses
pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan
menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.80
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, siswa akan lebih mudah
mengikuti kegiatan pembelajaran jika didukung oleh penyajian objek secara
nyata bukan sebuah khayalan. Media yang memiliki fungsi manipulasi, tentu
akan memberikan perhatian dan minat berlebih terhadap peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, mereka dimanipulasi seolah menyaksikan
secara nyata objek kajian yang disajikan.
Fikih yang notabene mata pelajaran terapan, tentu memerlukan perhatian
khusus terhadap kegiatan praktek sebagai sebuah keterampilan yang harus
dikuasai. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran kurikulum 2013 yang
menyentuh tiga ranah yakni, sikap, pengetahuan dan keterampilan, dengan
tujuan peserta didik bukan hanya memiliki pengetahuan melainkan keterampilan
dan perubahan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.81
79 Sulastri, dkk. “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI”, Jurnal Tarbawi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor
1, 2015, h. 69 80 Tim Penyusun Kemendikbud, Diklat Implementasi Pendekatan Scientific, Op.cit h. 4 81 Tim Penyusun Kemendikbud, Diklat Impelemntasi Pendekatan Scientific, Loc.cit
40
Gambar 2.3
Ranah Pembelajaran Kurikulum 2013
(Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Diklat Guru:
Konsep Pendekatan Scientific)
Banyak metode dan strategi yang dapat dimodifikasi dengan inovasi dan
kreasi guru kemudian diterapkan dalam pendekatan saintifik pada mata pelajaran
Fikih, dengan tetap memperhatikan prinsip ilmiah yang telah disebutkan
sebelumnya. Disamping itu kegiatan pembelajaran harus memperhatikan prinsip
yang tercantum dalam permendikbud Nomor 103 tahun 2014
a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d. Pembelajaran berbasis kompetensi;
e. Pembelajaran terpadu;
f. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran multi dimensi;
g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-
skills dan soft-skills;
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; dan
41
n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang. 82
Jika dilihat dari beberapa prinsip di atas, di samping menggunakan
pendekatan saintifik, kurikulum 2013 menginstruksikan agar kegiatan
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran aktif, kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
Berikut contoh pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata
pelajaran Fikih dengan pembelajaran aktif.
Tabel 2.4
Contoh Desain Pembelajaran Saintifik Mata Pelajaran Fikih
Materi Pelajaran : Tata cara Salat
Startegi : Video Comment, Demonstration
Tahapan Belajar Keterangan Aktifitas Guru
Mengamati Mengamati Video terkait
kegiatan Shalat Menginstruksikan
untuk mengamati
video
Menampilkan video
terkait kesalahan
dalam shalat
Menanya Mengajukan Pertanyaan
atau pendapat terkait
hasil pengamatan
Menginstruksikan
dan memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan
pertanyaan dan
pendapat terkait hasil
pengamatan
Mengumpulkan
Informasi
Mencari informasi terkait
adab shalat dan yang
harus dihindari ketika
shalat
Membagi peserta
didik menjadi 3
kelompok besar
Menginstruksikan
dan mendampingi
siswa dalam mencari
infromasi terkait
adab salat dan yang
harus dihindari ketika
salat
Mengasosiasi/Menalar Mendiskusikan terkait
hasil pencarian
informasi
Mendampingi dan
mengarahkan siswa
82 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit, h. 2
42
Menyimpulkan hasil
pengumpulan
informasi bersama
kelompok
Mengkomunikasikan Mempresentaskan
hasil diskusi terkait
tata cara shalat
Mendemonstrasikan
tata cara yang baik
dan benar sesuai
syariat Islam
Mendampingi siswa
ketika presentasi
Memberi kesimpulan
di akhir pembelajaran
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi dari Reza Risky Fahdarani mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik
Pada Kurikulum 2013 di Kelas 4 SDN Cijantung 03 Pagi”. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini pada Implementasi Pendekatan
Saintifik Pada Kurikulum 2013 di Kelas 4 SDN Cijantung 03 Pagi. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi kegiatan
pembelajaran/aktivitas belajar siswa, studi dokumentasi dan wawancara kepada
kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, dengan teknik analisis data
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menujukan bahwa
perhitungan rata-rata skor pelaksanaan belajar sebesar 145,5 dengan persentase
80,8% dan rata-rata skor pelaksanaan belaar sebesar 147,9 dengan persentase
82,1%. Hal ini menujukan bahwa pelaksanaan pendekatan saintifik pada
Kurikulum 2013 di SDN Cijantung 03 Pagi termasuk dalam kategori Baik.
2. Skripsi dari Ika Budhi Utami mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 Pada
Siswa Kelas II SDN Prembulan, Pandowan, Galur, Kulon Progo”. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian pada Implementasi
Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas II SDN
Prembulan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi
43
kegiatan pembelajaran/aktivitas belajar siswa, studi dokumentasi dan
wawancara kepada kepala sekolah dan guru di sekolah tersebut, dengan teknik
analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menujukan
bahwa Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan Pendekatan
Saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan (5M).
Namun pelaksanaan kegiatan 5M tersebut belum maksimal, karena kurangnya
pemahaman guru untuk mengembangkan kegiatan dalam 5M. Guru memiliki
hambatan dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang
pentingnya mengembangkan kegiatan pembelajaran. Solusi yang ditempuh,
guru melakukan diskusi, bertukar pikiran dengan guru kelas lain.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Husna yang
beralamat di Jalan Madrasah Al-Husna No. 14 Kampung Kapuk, Kelurahan
Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan. Penelitian ini
dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017-2018, pada bulan Maret
sampai bulan September 2018
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan atau
implementasi pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada pelajaran fikih di
Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Lebak Bulus, berupa perencanaan dan kegiatan
pembelajaran serta faktor yang mendukung dan menghambat penerapan
tersebut.
Penelitian ini merupakan kegiatan studi lapangan, mengumpulkan data
melalui kegiatan pengamatan atau observasi dengan instrumen yang telah
disusun sesuai data yang dibutuhkan sebagai alat bantu peneliti dalam
mengumpulkan informasi atau data. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, sehingga data yang terkumpul
kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk deskripsi. Metode analisis
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan keadaan
atau sifat seperti adanya untuk kemudian dilakukan analisis dengan teknik
analisa kualitatif.1 Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu
menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dengan cara
1 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2008), h. 157
45
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.2
Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang terdiri dari data primer
dan sekunder mengenai implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum
2013.
1. Data primer, data yang bersumber dari hasil observasi terhadap peristiwa
yang terjadi di lapangan. Pada penelitian ini aktivitas pembelajaran dengan
pendekatan saintifik yang menjadi objek observasi.
2. Data sekunder, data yang bersumber dari wawancara dan dokumentasi
sebagai data pendukung, berupa data-data tertulis seperti data guru, peserta
didik, RPP, daftar inventaris dan lain-lain. Pada penelitian ini, wawancara
dilakukan dengan guru mata pelajaran dan siswa sebagai narasumber, data
dokumen berupa Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP).
C. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
tindakan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3 Penelitian ini menggunakan
tiga teknik pengumpulan data, observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.4
Observasi merupakan satu teknik yang dilakukan untuk mencari data yang
valid, yang berkenaan dengan objek penelitian itu dilaksanakan dan
2 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.
XXIX, h. 6 3 Loc.cit 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet X, h 220.
46
Observasi berarti melakukan pengamatan secara langsung terhadap peristiwa
atau aktivitas yang terjadi di lokasi penelitian. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik observasi pasif, peneliti sebagai pengamat aktivitas
pembelajaran di dalam kelas, secara langsung dan berkelanjutan melakukan
pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran terutama implementasi
pendekatan saintifik di dalam kelas.
Tabel 3.1
Kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran
Dimensi Objek Observasi Indikator
Implementasi
pendekatan saintifik
pada kegiatan
pembelajaran.
1. Mengamati 1.1 Guru Menyajikan Bahan
Pengamatan
1.2 Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek
1.3 Peserta didik mengamati
bahan yang yang
disajikan oleh guru
2. Menanya 2.1 Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
2.2 Peserta didik
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
3. Mencari
Informasi
3.1 memberikan instruksi
kegiatan eksplorasi
kepada peserta didik
47
3.2 Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
3.3 Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi
/mengeksplorasi
4. Mengolah
Data
4.1 Guru memberikan
intruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik
4.2 Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
5. Mengomunika
sikan
5.1 Guru menyajikan
kegiatan/ memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
5.2 Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa
lisan atau tulisan.
5.3 Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
48
6. Karakteristik
Pendekatan
Saintifik
6.1 Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik
6.2 Pembelajaran bersifat
faktual, dikaitkan
dengan kehidupan
sehari-hari
6.3 Membiasakan peserta
didik untuk berpikir
analisis
6.4 Menggunakan
bermacam sumber
belajar/informasi
7. Kesesuaian
Kegiatan
Pembelajaran
dengan RPP
7.1 Alokasi waktu
7.2 Metode yang digunakan
7.3 Kegiatan Inti
Pembelajaran
2. Wawancara
Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih
dengan tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian kualitatif umumnya
dimaksudkan untuk mendalami dan lebih mendalami suatu kejadian dan atau
kegiatan subjek penelitian.5 Pada teknik ini, peneliti menjadikan guru mata
pelajaran sebagai narasumber pengumpulan data terkait implementasi
pendekatan saintifik pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. Al-Husna
Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Teknik ini dilakukan untuk menambah informasi terkait penerapan
pendekatan saintifik, berupa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
5 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan Tindakan, (Bandung, Refika
Aditama, 2014, h. 213
49
Selain itu wawancara digunakan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat yang ditemui guru dalam menerapkan pendekatan saintifik, serta
solusi dalam menghadapi hambatan tersebut.
Pada penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.6
Tabel 3.2
Kisi-kisi wawancara guru mata pelajaran
Fokus Dimensi Indikator Sumber
Data
Implementasi
pendekatan
saintifik pada
kegiatan
pembelajaran.
1. Penyusunan
Perencanaan
Pembelajaran
1.1 Waktu
Penyusunan
Perencanaan
Pembelajaran
1.2 Proses
penyusunan
Perencanaan
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
saintifik
Guru
Mata
Pelajaran
Fikih
2. Implementasi
pendekatan
saintifik pada
kegiatan
pembelajaran
2.1 Penerapan
pendekatan
saintifik dalam
kegiatan
pembelajaran
2.2 Penerapan
pembelajaran aktif
2.3 Penggunaan
media sebagai
6 Lexy J.Moleong, Op.cit, h. 190.
50
pendukung
kegiatan
pembelajaran
3. Faktor pendukung
dan penghambat
dalam
mengimplementas
ikan pednekatan
saintifik
3.1 Persepsi guru
mengenai
Sosialisasi
pemerintah
3.2 Peran pemerintah
dalam
menyukseskan
pendekatan
saintifik
3.3 Faktor pendukung
terlaksananya
pendekatan
saintifik
3.4 Hambatan dalam
implementasi
pendekatan
saintifik
3.5 Solusi yang
ditempuh dalam
mengatasi
hambatan dalam
mengimplementas
ikan pendekatan
saintifik
51
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data-data tertulis
sehingga dapat digunakan sebagai penguat dalam penyusunan dan
penyampaian informasi yang akan diberikan atau disajikan oleh penulis. Studi
dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah sumber
yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai
cermin situasi/ kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara
berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.7 Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan
(life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.8
Dokumen yang menjadi objek studi dokumentasi pada penelitian ini
berupa RPP, foto-foto kegiatan pembelajaran, data siswa, data guru, data
sekolah dan data lain yang mendukung implementasi pendekatan saintifik
pada kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs. Al-
Husna Lebak bulus Jakarta Selatan.
4. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data
Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.9 Triangulasi sumber
membandingkan data yang diperoleh dari teknik yang digunakan. Sedangkan
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.10 Setiap teknik saling berkaitan dan saling
menguji satu sama lain. Jika terdapat perbedaan maka dilakukan tindak lanjut
terhadap sumber data untuk memastikan keabsahan data yang diperoleh.
7 Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 67. 8 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CY Alfabet, 2014), Cet, IX, h. 82. 9 Ibid, h. 373 10Loc.cit
52
5. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.11
Analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif dengan
menjabarkan hasil temuan di lapangan mengenai implementasi pendekatan
saintifik pada Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fikih kelas 8 di MTs. Al-
Husna. Pemilihan objek penelitian ini berdasarkan pada observasi yang
dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian, berdasarkan pada temuan
peneliti bahwa sekolah tersebut telah menerima sosialisasi serta pelatihan
mengenai pendekatan saintifik dan telah menerapkan pendekatan saintifk pada
kegiatan pembelajaran.
Setelah mengumpulkan data dalam proses penelitian, peneliti akan
melakukan analisa terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisa data dimulai
dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber dengan tahapan
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan Huberman
1. Reduksi data (Data Reduction) yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
11 Ibid, h. 335
Data Reduction (Reduksi data)
Data Collection (Pengumpulan data)
Data Display (Penyajian data)
Conclusios:drawing/verifying (Pembuktian dan Penyimpulan data)
53
membuang yang tidak perlu.12 Reduksi data adalah proses mengolah data
dengan merangkum yang penting-penting sesuai fokus masalah penelitian.13
Pengelompokan data penelitian sehingga lebih sistematis dan terfokus pada
satu pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian, serta memudahkan
dalam langkah pengolahan data.
2. Penyajian data (Data Display) yaitu kategorisasi dengan menyusun
sekumpulan data berdasarkan pola pikir, pendapat dan kriteria tertentu untuk
menarik kesimpulan. Data yang sudah direduksi dilihat kembali gambaran
secara keseluruhan, sehingga dapat tergambar konteks data secara
keseluruhan, dan dapat dilakukan penggalian data kembali apabila dipandang
perlu.14 Display data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang
terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.15
3. Pembuktian atau penyimpulan yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan data
yang telah disajikan.16 Pembuktian data dilakukan dengan cara
mengelompokkan data dari berbagai sumber atau dari berbagai teknik yang
digunakan dalam mengumpulkan data. Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber.17 Hal ini masih dapat berubah selama ditemukan
data yang berbeda yang dapat mempengaruhi keterkaitan data satu sama lain
ketika penelitian berlangsung.
12 Sugiono, Op.cit. h. 338 13 Uhar Suharsa, Op.cit, h. 218 14 Ibid, h. 219 15 Sugiono, Op.cit, h. 341 16 Ibid, h. 345 17 Ibid, h. 373
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Jakarta merupakan lembaga pendidikan di
bawah naungan sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Lebak Bulus
(YALBUS) Al-Husna. Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Al-Husna berawal
dari sebuah inisiatif/gagasan dari pihak Yayasan untuk mendirikan sebuah
lembaga pendidikan lanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna yang sudah
lama berdiri.
Pada tahun 1987 Madrasah Tsanawiyah Al-Husna resmi berdiri secara
langsung diresmikan oleh Ketua Umum Yayasan Al-Husna saat itu bernama
Bapak KH. Abdul Muthalib, BA. Dengan mengangkat Kepala Madrasah
pertamanya bernama Drs. H. Muroni. Kegiatan belajar mengajar pertama
dimulai pada tahun pelajaran 1987/1988.
Madrasah Tsanawiyah Al-Husna berlokasi di Jl. Madrasah Al-Husna
Rt.002/Rw.004 No.14 Kampung Kapuk Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Kota
Madya Jakarta Selatan. Sejak diresmikannya sampai sekarang Madrasah
Tsanawiyah Al-Husna dipimpin oleh 3 (tiga) kepala madrasah, seperti yang
disebutkan di bawah ini :
Tabel 4.1
Kepala MTs. Al-Husna
NO NAMA KEPALA TAHUN
1.
2
3
4
Drs. H. Muroni
Salimuddin, BA.
Hj. Azzah Zumrud, S.Ag. M.Pd
H. M. Asep Rukman S.Ag
1987 Sampai 2000
2000 Sampai 2007
2007 Sampai 2015
2015 Sampai
Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Husna
Nama : Madrasah Tsanawiyah Al-Husna
NPSN : 60727335
NSM : 121231740022
55
Status Madrasah : Swasta
Akreditasi : B (Baik) Tahun 2016
Alamat Madrasah : Jalan Madrasah Al-Husna No. 14 RT. 002/004
Kampung Kapuk, Kelurahan Lebak Bulus,
Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan 12440
Tahun dibangun : 1987
Visi : “Unggul dalam prestasi akademik, Kokoh dalam
akidah dan mulia dalam budi pekerti”
Misi :
1. Mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan
melalui pembelajaran yang tepat dan berhasil berdasarkan akidah
islamiyah dan budi pekerti
2. Mempersiapkan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi dengan prestasi yang optimal
3. Mempersiapkan tunas generasi muda islam yang global, mencintai tanah
airnya dan ber-akhlakul karimah.
4. Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang
mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak-hak, sesuai dengan
ketentuan diin al-Islam.
5. Mempersiapkan siswa sebagai warga bangsa yang dapat diteladani dalam
penghayatan dan pengamalan Pancasila serta Undang-undang 1945
6. Menghasilkan lulusan hafiz Quran (Juz 30)
B. Deskripsi Data
1. Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan data yang didapatkan penulis melalui wawancara bersama
guru mata pelajaran fikih Bapak H. M. Asep Rukman S. Ag, beliau
menyusun serta menyelesaikan perangkat pembelajaran secara sekaligus
selama satu semester sebelum pembelajaran aktif dimulai, agar terasa lebih
56
ringan dan lebih konsentrasi dalam melaksanakan pembelajaran.1 Hal ini
dikonfirmasi langsung oleh guru mata pelajaran lain, bahwa mereka dituntut
untuk menyelesaikan perangkat pembelajaran selama satu semester sebelum
pembelajaran aktif dimulai. Penyusunan RPP tersebut sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan sebagaimana mestinya, mengkaji silabus kemudian
dituangkan ke dalam Rancangan Perencanaan Pembelajaran. Dalam
menyusun RPP guru menjadikan RPP yang bersumber dari internet dan
penerbit menjadi acuan dan contoh dalam penyusunan. Selanjutnya Bapak
Asep menambahkan bahwa penyusunan RPP mengadopsi dari RPP yang
disediakan oleh penerbit LKS, Sehingga tidak memberatkan beban kerja
guru. Selain itu kegiatan ini menjadi bahan pembelajaran bagi para guru untuk
lebih memahami bentuk RPP Kurikulum 2013 terutama kegiatan inti, karena
masih banyak guru yang belum memahami RPP K13 terutama kegiatan inti
pembelajaran yang menggunakan metode dan pendekatan saintifik.2 Data
yang penulis dapatkan dari guru lain mengatakan bahwa RPP yang disusun
mengadopsi dari RPP yang disediakan oleh penerbit, kemudian
dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan fasilitas
sekolah.
Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh penulis dari studi
dokumentasi, RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran fikih telah
memenuhi komponen yang diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016, dan telah menggunakan metode pembelajaran aktif, dengan
penggunaan tahapan pendekatan saintifik/ilmiah. Langkah saintifik/ilmiah
dijabarkan dengan langkah yang jelas dan terarah serta tersusun secara
berurut disesuaikan dengan metode yang digunakan. Berikut kegiatan
pembelajaran yang tercantum dalam RPP:
1 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB 2 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
57
Tabel 4.2
Kegiatan pembelajaran dalam RPP mata pelajaran fikih
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik
sebagai sikap disiplin
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya tentang
Sedekah, hibah dan hadiah.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
10
menit
Inti
Mengamati
Peserta didik diminta untuk mengamati
gambar yang terdapat pada buku siswa/
disajikan guru tentang makanan yang halal
Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang
Halal
Jenis Makanan Dan Minuman Yang
Dihalalkan
50
menit
Menanya
Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar.
Mengumpulkan informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
telah ditentukan oleh guru dengan
mengeksplor pengetahuannya dengan
membaca buku referensi tentang
58
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang
Halal
Jenis Makanan Dan Minuman Yang
Dihalalkan
Mengasosiasi Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
membuat beberapa pertanyaan untuk
diajukan dan dijawab oleh kelompok lain.
Mengkomunikasikan Setiap kelompok saling bertukar pertanyaan
dan saling menjawab satu sama lainnya.
Penutup 1) Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
2) Guru mengadakan evaluasi.
3) Guru menugaskan peserta didik mencari
tentang makanan yang halaldari berbagai
sumber (buku, majalah, internet,
narasumber) sebagai refleksi.
4) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajarai selanjutnya tentang makanan
yang haram.
5) Guru menutup pembelajaran dengan do’a
dan salam bersama siswa.
20
menit
2. Pelaksanaan Pembelajaran (Pendekatan Saintifik)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan pembelajaran telah menerapkan
pendekatan saintifik dengan baik, dalam bentuk sederhana menggunakan
metode ceramah dan pemecahan masalah berupa pemberian soal yang
menuntut peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selama
pembelajaran berlangsung, guru selalu mengajak dan menginstruksikan
peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi terhadap kegiatan pembelajaran, metode yang sama digunakan
secara berulang di setiap pertemuan, hal ini didukung oleh hasil wawancara
yang dilakukan penulis terhadap guru mata pelajaran fikih. Beliau
menerapkan tahapan pendekatan saintifik dengan cara memberi instruksi
kepada peserta didik untuk membaca teks secara bergiliran ditunjuk secara
acak dan mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru
(mengamati), memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
59
pertanyaan atau pendapat (menanya), dilanjutkan dengan mengerjakan
soal/tugas yang diberikan guru (mencari dan mengolah data), Tahapan
terakhir mengoreksi bersama jawaban dengan cara meminta peserta didik
untuk membacakan hasil kerjanya (mengomunikasikan).3 Berikut rincian
tahapan saintifik/ilmiah:
a. Mengamati
Hasil observasi menujukan bahwa tahapan mengamati dalam kegiatan
pembelajaran berbentuk membaca dan mendengarkan penjelasan materi
dari guru, metode ini terjadi berulang pada setiap pertemuan.
Guru meminta peserta didik secara bergilir untuk membaca teks yang
telah ditentukan oleh guru secara lantang dan didengarkan oleh peserta
didik yang lain. Setelah peserta didik membaca teks yang ditentukan, guru
meminta peserta didik menyimak materi yang disampaikan oleh guru
terkait teks yang dibaca serta materi yang berkaitan dengan teks tersebut.
Pada kegiatan mengamati berlangsung, peserta didik terlihat antusias
dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dapat dilihat
dari respons peserta didik berupa tertawa dan terlihat fokus ketika proses
ini berlangsung. Peneliti melihat cara penyampaian pak Asep selaku guru
mata pelajaran fikih begitu menarik, menggunakan bahasa sehari-hari
yang mudah dimengerti peserta didik serta dibumbui oleh candaan ringan
yang dapat menghibur peserta didik sebagai bentuk brainstorming agar
peserta didik tetap fokus dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Pada proses ini guru memberikan contoh yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada pertemuan kedua
tentang makanan dan minuman haram, beliau menjadikan kegiatan
mencuri makanan atau bahan makanan sebagai contoh dari sebab makanan
dan minuman itu haram. Data pendukung yang peneliti dapatkan dari hasil
wawancara bersama peserta didik berkaitan dengan cara mengajar guru
tersebut, mereka menyatakan bahwa cara penyampaian materi yang
3 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
60
dilakukan oleh guru tersebut begitu menarik dengan bahasa yang mudah
dimengerti, sehingga dapat perhatian siswa untuk fokus dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.4
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap
peserta didik mengenai persepsi peserta didik terhadap metode
pembelajaran yang digunakan menyatakan bahwa jika mata pelajaran fikih
dilaksanakan dengan metode pembelajaran aktif seperti demonsrtrasi dan
video comment, mereka memberikan respon positif jika fikih
menggunakan media atau metode pembelajaran tersebut dengan catatan
materi fikih disampaikan dengan bahasa yang lugas dan komedi santai
seperti biasanya.
b. Menanya
Berdasarkan hasil observasi, setelah melakukan kegiatan pengamatan,
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat terhadap hasil pengamatan terhadap materi yang
telah dipaparkan guru.
Kegiatan mengajukan pertanyaan atau pendapat berjalan dengan baik,
hal ini terlihat dari antusiasme peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
kepada guru. Dalam setiap pertemuan pembelajaran, selalu ada peserta
didik yang mengajukan pertanyaan berkaitan pengamatan yang dilakukan
peserta didik meski masih di dominasi oleh sebagian peserta didik saja.
Sebagian peserta didik lainnya masih merasa malu untuk mengajukan
pertanyaan, sehingga masih didominasi oleh beberapa peserta didik yang
sudah terbiasa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ini menjadi tantangan
tersendiri bagi guru untuk memberikan fasilitas pengamatan yang baik dan
mengajak peserta didik untuk mengajukan pendapat dan pertanyaan. Rasa
4 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
61
ingin tahu peserta didik masih rendah sehingga perlu usaha ekstra agar
tahap ini dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.5
Data lain yang penulis dapatkan dari hasil observasi pembelajaran,
motivasi peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan pendapat
meningkat ketika proses mengamati (penjelasan guru) dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari, seperti pada materi makanan dan minuman haram.
c. Mengeksplorasi (Mencari Informasi)
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan mengumpulkan informasi
terjadi berulang setiap pertemuan, berupa mencari informasi/data untuk
menyelesaikan soal/tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik,
soal ini bersumber dari LKS dan buku pegangan guru.
Kegiatan mengeksplorasi/mencari informasi berjalan dengan baik dan
kondusif sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru kepada peserta
didik. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dan
diselesaikan oleh peserta didik yang bersumber dari buku LKS, sehingga
peserta didik dituntut untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan/tugas yang diberikan guru. Pada saat proses ini
berlangsung, terkadang peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku
atau teman lainnya untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan.
Jika soal terasa sukar dan sulit untuk ditemukan jawabannya, peserta didik
meminta bantuan dan mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran
terkait hal tersebut, kemudian guru memberikan bantuan dengan cara
memberikan teka-teki yang berhubungan dengan jawaban tersebut.6
d. Mengasosiasi (Mengolah Data)
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh pembelajaran, kegiatan
mengasosiasi (mengolah data) terjadi secara berulang degan model yang
5 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB 6 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
62
sama. kegiatan mengasosiasi/mengolah data ini berbentuk mengerjakan
soal yang guru berikan kepada peserta didik untuk dikerjakan.
Setelah proses mengamati dan mengajukan bertanya, selanjutnya guru
meminta peserta didik untuk mengerjakan soal/tugas yang diberikan.
Proses ini menuntut peserta didik untuk mencari dan mengolah
data/pengetahuan yang sudah mereka miliki ataupun yang belum mereka
miliki (mengeksplorasi) untuk menyelesaikan soal/tugas yang diberikan.
Hasil pengamatan penulis, pada proses ini guru berperan aktif membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal/tugas
yang diberikan. Seperti hasil wawancara penulis bersama peserta didik,
guru selalu membantu peserta didik ketika mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal/tugas dengan berbagai cara, memberikan petunjuk
berupa teka-teki yang berkaitan dengan jawaban ataupun memberi
referensi secara langsung terkait jawaban soal/tugas yang diberikan.7
e. Mengomunikasikan
Setelah menyelesaikan soal/tugas yang diberikan, dilanjutkan dengan
mengoreksi hasil kerja soal/tugas yang diberikan. Selama observasi
berlangsung tahapan ini dilaksanakan secara rutin dan berulang pada
materi makanan, minuman halal dan haram. Soal yang telah selesai
dikerjakan oleh peserta didik, dibacakan di depan kelas, sesuai instruksi
yang diberikan oleh guru.
Kegiatan mengomunikasikan dilakukan dengan cara mengoreksi
bersama hasil soal/tugas yang telah diselesaikan dilanjutkan dengan
penguatan materi yang disampaikan oleh guru. Setiap peserta didik
menukar buku kerja dengan teman sebangku, kemudian guru meminta
peserta didik untuk membacakan soal serta jawaban dari buku yang
mereka pegang, setiap peserta didik mendapat giliran secara merata sesuai
absen untuk membaca dan mengoreksi hasil kerja teman sebangku. Pada
7 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
63
kegiatan koreksi tersebut guru menjawab soal/tugas sekaligus memberikan
penguatan atas jawaban tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan konfirmasi antara peserta didik dan guru.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengimplementasikan
Pendekatan Saintifik/ilmiah Kurikulum 2013
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, terdapat
beberapa faktor pendukung dalam menerapkan pendekatan saintifik, di
antaranya:
a. Faktor yang mendukung implementasi pendekatan saintifik kurikulum
2013 adalah banyaknya referensi contoh perencanaan yang tersebar luas
disekitar kita, seperti internet, penerbit atau teman satu profesi. Selain
meringankan penyusunan perencanaan, guru juga dapat mempelajari
perencanaan yang baik dan benar, tanpa adanya batasan ruang dan waktu.8
b. Faktor saran dan prasarana yang disediakan oleh sekolah menjadi faktor
pendukung utama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah,
seperti proyektor, pengeras suara dan jaringan internet.9
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, terdapat
beberapa hambatan yang dialami guru dalam menerapkan pendekatan
saintifik di antaranya:
a. Rendahnya minat baca peserta didik, sehingga penerapan pendekatan
saintifik dan pembelajaran aktif kurang berjalan dengan baik. Hal ini
menjadi hambatan khusus bagi guru untuk lebih berusaha mengajak dan
mengawasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
b. Rendahnya rasa ingin tahu peserta didik, sehingga guru perlu memberikan
perhatian lebih kepada seluruh peserta didik, agar keaktifan dimiliki oleh
peserta didik secara merata.
8 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB 9 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB
64
c. Kurangnya pemahaman guru mengenai kurikulum 2013, hal ini
diakibatkan oleh pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif,
mencakup seluruh bagian, perencanaan, pembelajaran dan penilaian. 10
Sekolah akan mengagendakan pelatihan pembelajaran kurikulum 2013,
serta pelatihan pembuatan media pembelajaran untuk mengatasi hambatan
tersebut, agar pembelajaran terlaksana lebih baik lagi.11
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan tahap
persiapan dalam menyukseskan kegiatan pembelajaran, agar pelaksanaan
pembelajaran terarah dan efektif dalam mencapai kompetensi. Berdasarkan
hasil wawancara, RPP selama satu semester dipersiapkan secara sekaligus
oleh guru setiap awal semester, hal ini bertujuan untuk meringankan beban
guru serta lebih konsentrasi selama kegiatan pembelajaran. Penyusunan RPP
tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sebagaimana mestinya,
mengkaji silabus kemudian dituangkan dalam Rancangan Perencanaan
Pembelajaran mencakup satu pertemuan atau lebih. Silabus merupakan acuan
penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata
pelajaran.12 Hal ini sejalan dengan aturan yang tercantum dalam
Permendikbud bahwa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.13
Penyusunan RPP yang disusun oleh guru mengadopsi dari RPP yang
disediakan oleh penerbit dengan penyesuaian kebutuhan, keadaan dan kondisi
sekolah sesuai dengan prinsip penyusunan RPP yang tercantum dalam
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Hal ini menjadi sesuatu yang lumrah
10 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB 11 Wawancara bersama Bapak M. Asep Rukman, guru mata pelajaran fikih, pada hari senin, 4
Juni 2018, pukul 09.10 WIB 12 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 5 13 Ibid, h. 6
65
di zaman sekarang ini, informasi apapun dapat diakses kapan dan di mana
saja sehingga memudahkan guru dalam belajar mandiri dalam
mempersiapkan perencanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil studi dokumen, RPP yang disusun telah memuat
komponen-komponen sesuai dengan Permendikbud nomor 103 tahun 2014.
RPP tersebut memuat semua komponen yang diperlukan dalam pembelajaran
terutama metode pembelajaran aktif serta tahapan saintifik/ilmiah dan
penilaian autentik sebagai bentuk evaluasi terhadap pembelajaran aktif. RPP
memuat metode pembelajaran aktif sebagai bentuk implementasi prinsip RPP
kurikulum 2013 yaitu partisipasi aktif peserta didik dan berpusat pada peserta
didik, yang menuntut peserta didik untuk mandiri dalam membangun
pengetahuan. Pembelajaran aktif tersebut terkemas secara baik dalam tahapan
saintifik/ilmiah mengamati, menanya, mencari informasi, mengolah data dan
mengomunikasikan. Pada bagian kegiatan inti, tahapan saintifik disajikan
secara jelas dan terarah, sehingga memungkinkan memudahkan guru untuk
menjalankan proses pembelajaran dengan sangat baik.
Selanjutnya, RPP yang disusun memuat metode pembelajaran aktif yang
variatif disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai, sehingga
memungkinkan mendorong dan membangun semangat belajar, meningkatkan
perhatian peserta didik, melatih peserta didik untuk mandiri, sehingga
terbentuk peserta didik yang memiliki sifat pembelajar sepanjang hayat.
Berdasarkan hasil studi dokumen terhadap RPP, bahwa RPP yang
disiapkan telah memenuhi prinsip yang telah diatur dalam Permendikbud
nomor 22 Tahun 2016 yang bersifat proses pembelajaran, seperti partisipasi
aktif peserta didik, terlihat dari penggunaan pendekatan saintifik dengan
metode pembelajaran aktif dalam RPP. Prinsip selanjutnya, mendorong
semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian, terlihat dari kegiatan pendahuluan yang memuat orientasi,
apersepsi, motivasi, pemberian acuan. Selanjutnya pengembangan budaya
membaca dan literasi digital agar terintegrasi dengan perkembangan zaman,
66
terlihat dari penggunaan berbagai media sebagai sumber informasi kegiatan
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran (Pendekatan Saintifik)
Proses pembelajaran merupakan kegiatan inti dari serangkaian kegiatan
pembelajaran. Pembentukan sikap, pengetahuan dan keahlian terbentuk
secara khusus dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat dikatakan sebagai proses penting dalam kegiatan pembelajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.14
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran, penulis
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, namun
tahapan saintifik belum memenuhi kriteria dan prinsip pendekatan saintifik
sepenuhnya. Metode yang digunakan terbilang pasif terpusat pada guru
(teacher center) sebagai sumber pengetahuan, peserta didik diberikan sedikit
ruang untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan
pendekatan saintifik menuntut peserta didik untuk belajar secara aktif dan
mandiri dalam membentuk sebuah pengetahuan melalui tahapan
saintifik/ilmiah. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan ilmiah.15
Pendekatan saintifik dengan prinsip kemandirian, bukan berarti guru pasif
dalam proses pembelajaran, Guru bertugas mempersiapkan rencana
pembelajaran serta mendampingi peserta didik agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik.
14 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Op.cit, h. 2 15 Daryanto, Op.cit, h. 51
67
Tahapan saintifik pada kegiatan pembelajaran terlaksana dalam bentuk
yang sama selama observasi berlangsung. metode ceramah berulang
digunakan sebagai bentuk tahapan mengamati, kemudian dilanjutkan dengan
waktu untuk bertanya terkait hasil pengamatan, selanjutnya diberikan
soal/tugas untuk dipecahkan dengan jalan mencari informasi dan diolah
menjadi sebuah jawaban, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian
jawaban pada koreksi bersama terhadap jawaban mengenai soal/tugas yang
diberikan. Seperti hasil wawancara bahwa guru belum banyak menguasai
metode pembelajaran aktif yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan
keaktifan peserta didik ketika pembelajaran berlangsung. Keuntungan
pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:
a. Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat
mereka merasa senang.
b. Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan
kegagalan diterima.
c. Adanya partisipasi dari semua kelompok.
d. Tiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.
e. Fleksibel dan relevan.
f. Sesuatu menyatakan pemikirannya.
g. Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.16
Pembelajaran aktif akan memberikan banyak keuntungan/kelebihan
dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik akan lebih terfokus/konsentrasi
terhadap pembentukan pemahaman serta termotivasi untuk mendapatkan
pemahaman tersebut. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang nomor
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa Proses
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang,
inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.17
16 Amri, Sofan, Op.cit, h. 2 17 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
68
Mata pelajaran Fikih merupakan pelajaran aplikatif dan berbasis
lingkungan, materi serta sumber belajar bersumber dan diaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar
mengenai ketentuan hukum dalam islam serta kemampuan cara
melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik dalam kehidupan
sehari-hari.18 Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, mereka
mengatakan pembelajaran fikih akan lebih menarik jika diberikan bahan
pengamatan dan mempraktekkan materi yang menuntut keterampilan.
Dengan kata lain pembelajaran mata pelajaran fikih akan lebih efektif dalam
mencapai kompetensi yang ditargetkan jika diterapkan pembelajaran aktif,
seperti mendemonstrasikan tata cara salat, mengingat kembali contoh
makanan halal dan haram dsb.
Bentuk penerapan pendekatan saintifik/ilmiah yang diterapkan oleh guru
berbeda dengan yang direncanakan oleh guru dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), terbilang statis tanpa perubahan yang signifikan dalam
setiap pertemuannya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, penggunaan
metode pembelajaran aktif yang variatif (penyesuaian materi dan tujuan) akan
meningkatkan perhatian serta motivasi peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Pendekatan saintifik/ilmiah yang diterapkan oleh guru belum
memenuhi kriteria pendekatan saintifik/ilmiah sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa, kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum
sepenuhnya berpusat pada siswa, guru lebih mendominasi proses
pembentukan pemahaman konsep/pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari
metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran, metode ini
akan membuat peserta didik lebih pasif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip. Intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sederhana telah
menggunakan tahapan saintifik/ilmiah. Kegiatan yang dilaksanakan baru
18 Permenag 912 tahun 2013, tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab,
69
mencapai tahap memahami, dapat dibuktikan dari kegiatan pembelajaran
yang berbentuk transfer informasi, belum memberikan pembelajaran
analis pengetahuan.
3) Dapat mengembangkan karakter siswa. Proses pembelajaran yang
dilakukan belum memberikan ruang aktivitas peserta didik secara luas dan
bebas, sehingga pengembangan karakter terbatas dan kurang maksimal.19
Proses pembelajaran telah menggunakan tahapan saintifik yang dikemas
secara sederhana, namun belum memenuhi kriteria dan prinsip saintifik
sepenuhnya. Menurut Mc Collum, dalam Musfiqon dan Nurdyansyah
menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik/ilmiah memerlukan komponen sebagai berikut:
1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Faster a sense of wonder)
2) Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation)
3) Melakukan analisis (Push for analysis)
4) Berkomunikasi (Require communication)20
Berikut rincian hasil observasi kegiatan pembelajaran dalam
mengimplementasikan pendekatan saintifik/ilmiah:
a. Mengamati
Proses mengamati, peserta didik diminta untuk membaca teks yang
telah ditentukan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan
paparan materi dijelaskan oleh guru. Kegiatan mengamati yang pertama
berbentuk membaca teks, kegiatan ini dilakukan tanpa adanya instruksi
dari guru untuk mengajukan pendapat atau pertanyaan terkait teks yang
dibaca, peserta didik hanya bertugas membaca tanpa adanya kegiatan
lanjut, hal ini menujukan bahwa kegiatan tersebut bukan bentuk
pengamatan karena tidak adanya kesempatan dalam mengajukan pendapat
atau pertanyaan terhadap hasil pengamatan. Bentuk kegiatan mengamati
19 Hosnan, Op.cit. h. 36 20 Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. (Nizamia Learning Center,
Sidoarjo 2015), h.
70
yang kedua berupa penjelasan yang disampaikan oleh guru. Kegiatan ini
dapat menarik perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Guru
menjelaskan dengan sangat menyenangkan dengan bahasa sehari-hari
yang mudah dimengerti dibumbui dengan candaan yang menghibur
peserta didik sehingga perhatian bisa terjaga selama kegiatan mengamati
berlangsung. ini menjadi kelebihan yang jarang dimiliki oleh guru lain,
mampu membawakan materi dengan lugas dan fleksibel sehingga peserta
didik merasa nyaman dalam kegiatan pembelajaran.
Bentuk tahapan yang dilakukan belum memberikan ruang bagi panca
indera yang lain dengan cara melihat, membaca, dan mengingat.
Mengamati bukan hanya berupa pengamatan terhadap objek, tetapi dapat
berupa mengingat ulang apa yang pernah kita lihat, sebagai sebuah
informasi. Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan
jangka panjang.21 Seperti hasil wawancara, kegiatan mengamati akan lebih
menarik perhatian peserta didik jika menggunakan media sebagai
penunjang pengamatan. Media pembelajaran dapat meningkatkan
perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.22 Bukan hanya
penggunaan media pembelajaran baru yang dapat menarik perhatian
peserta didik, melainkan pemilihan media yang akan disajikan pun
menjadi faktor penting dalam menarik perhatian peserta didik. Yani dan
Mamat mengatakan bahwa Gunakan buku dengan judul menarik, gambar
berwarna dan grafik yang indah, serta video singkat yang meningkatkan
motivasi belajar.23 Penggunaan media sangatlah berpengaruh dalam
menyampaikan informasi. Semakin kontekstual dan konkret media yang
disajikan maka semakin banyak pengalaman pembelajaran yang
didapatkan oleh peserta didik, begitu sebaliknya.24 Fikih yang notabene
ibadah dan muamalah tentu akan lebih mudah menarik perhatian peserta
didik jika disajikan bahan pengamatan dalam proses ini, seperti
21 Imas dan Berlin, Op.cit, h. 161 22 Yudhi Munadi, Op.cit, h. 43 23 Yani dan Mamat, h. 102 24 Ibid, h. 164
71
menampilkan video akibat memakan makanan haram dan lainnya,
sehingga timbul kesenjangan atau masalah yang perlu ditelusuri dalam diri
peserta didik.
Meskipun kegiatan yang disajikan bertujuan untuk mengamati, pada
nyatanya kegiatan tersebut tidak dapat dikatakan mengamati. Kegiatan
mengamati yang disajikan guru bersifat informatif, memberikan
pengetahuan terkait materi pembelajaran, bukan memberikan/menyajikan
bahan pengamatan yang dapat menumbuhkan kesenjangan atau masalah
bagi peserta didik sehingga tumbuh rangsangan untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat pada kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan
rasa perlu, terhadap pengetahuan dalam jangka panjang, sehingga
diharapkan dapat tumbuh rasa pembelajar sepanjang masa dalam diri
peserta didik. Tujuan pengamatan bertujuan untuk menemukan
kesenjangan atau masalah yang kemudian membangun rasa ingin tahu atau
pertanyaan bagi peserta didik bukan informasi atau memberi tahu materi
pelajaran kepada peserta didik. Obyek yang layak diamati bukan sebuah
ulasan penjelasan materi atau deskripsi yang bersifat informatif.25
Penyajian obyek pengamatan dapat disesuaikan dengan fasilitas dan
keadaan sekolah tersebut. Hal terpenting adalah memaksimalkan fasilitas
yang tersedia agar kegiatan mengamati berjalan dengan maksimal.
Beberapa contoh objek pengamatan pada materi makanan dan minuman
halal dan haram, mengamati makanan/jajanan lingkungan sekolah,
mengingat kembali peristiwa yang ada di lingkungan sekitar, jika tersedia
teknologi informasi guru dapat mencari dan menyajikan tontonan atau
gambar yang menarik berkaitan dengan materi tersebut, seperti akibat
makanan dan minuman haram, manfaat makanan dan minuman makanan
halal dan sebagainya.
25 Ibid, h. 104
72
b. Menanya
Tahapan mengajukan pertanyaan atau berpendapat berjalan dengan
baik sesuai dengan yang diharapkan. Setelah peserta didik melakukan
pengamatan terhadap penjelasan guru, kemudian guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan atau
pendapat. Selama observasi berlangsung intensitas bertanya atau
mengajukan pendapat cukup baik, ditujukan dengan adanya peserta didik
yang bertanya pada setiap pertemuan, walau di dominasi oleh beberapa
peserta didik saja. Permasalahan ini dapat disiasati dengan memberikan
instruksi kepada peserta didik untuk mengumpulkan pertanyaan dalam
kertas kecil, kemudian dikumpulkan dan dibacakan oleh guru atau peserta
didik untuk dijawab oleh guru. Aktivitas seperti ini dapat melatih dan
mengembangkan daya berpikir kritis peserta didik pada kegiatan
pengamatan baik di dalam maupun di luar kelas. Throndike menyatakan
bahwa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks.26 Fase ini
merupakan tolak ukur kesiapan peserta didik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat.27
Tujuan kegiatan bertanya adalah merangsang keingintahuan peserta
didik terhadap sebuah materi agar mereka merasa penasaran dan perlu
mencari tahu akan kebenaran/pemahaman materi tersebut. Fungsi bertanya
dalam pembelajaran untuk mendorong dan menginspirasi peserta didik
untuk aktif belajar, membangkitkan keterampilan yang dimiliki peserta
didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban
secara logis, sistematis, dengan bahasa yang baik dan benar.28
26 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, Op.Cit, h. 95 27 Ridwan A. Sani, Op.cit, h. 57 28 Hosnan, Op.cit, h. 50
73
c. Mencari Informasi/ mencoba
Kegiatan mencari informasi dilaksanakan dengan cara memberi
soal/tugas kepada peserta didik untuk dipecahkan tepat waktu sesuai
dengan waktu yang diberikan. Belajar dengan menggunakan pendekatan
saintifik akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki
fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan.29 Kegiatan ini
dilaksanakan oleh peserta didik secara individu, terkadang juga berdiskusi
dengan teman walau tidak ada instruksi secara khusus yang diberikan oleh
guru.
Kegiatan yang dilakukan terbilang kurang memenuhi prinsip
pendekatan saintifik, karena para peserta didik mencari informasi masih
pada buku teks yang mereka miliki, guru tidak memberikan instruksi untuk
mencari informasi dari sumber yang lain selain buku teks, seperti yang
tercantum dalam RPP. Bentuk kegiatan ini berulang setiap kegiatan
pembelajaran berlangsung. Mungkin hal ini diakibatkan karena sekolah
tersebut melarang peserta didik untuk membawa smartphone selama jam
pelajaran berlangsung ataupun dipengaruhi oleh guru yang kurang
memberikan persiapan terkait perencanaan pembelajaran. Hal ini
berlawanan dengan yang tercantum dalam Permendikbud 81a Tahun 2013,
aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan lainnya.30
Serta yang disebutkan dalam Permendikbud bahwa prinsip pembelajaran
2013 adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.31 sekolah dan guru
harus berupaya merencanakan dan melaksanakan tahapan mencari
informasi dengan memberikan instruksi serta memfasilitasi peserta didik
sumber informasi yang dapat menunjang kegiatan pembelajarannya.
29 Ibid, h. 62 30 Daryanto, op.cit, h. 70 31 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, Op.cit
74
Secara normatif, tahap mencari informasi/eksperimen dapat dilakukan
melalui berbagai kegiatan yaitu:
1) Melakukan eksperimen di laboratorium;
2) Mencari informasi dari koran, majalah dan buku teks;
3) Mencari informasi melalui internet;
4) Wawancara dengan narasumber dan masyarakat;
5) Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (angket).32
Fikih sebagai pelajaran agama memiliki banyak sumber yang dapat
dijadikan referensi seperti, al-Quran, kitab Hadis, buku-buku keagamaan,
atau bahkan melakukan wawancara kepada tokoh agama di lingkungan
sekitar. Potensi ini seharusnya dapat dikemas dan dikembangkan secara
baik oleh guru agar kegiatan pembelajaran berjalan lebih baik lagi.
Kegiatan mencari informasi sangat berkaitan erat dengan kegiatan
mengolah data. Kegiatan ini harus direncanakan sebaik-baiknya,
disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dipilih. Pada materi
makanan dan minuman halal, banyak metode yang dapat digunakan pada
pembelajaran ini, seperti billboard ranking, guru meminta peserta didik
untuk menyusun makanan atau hewan halal disertai alasan sesuai sumber
hukum islam, seperti quran, hadis, ijma dan qiyas. Metode lainnya seperti
membuat mind map berisi tentang kriteria makanan dan minuman halal
dan haram, akibat dan manfaat makanan dan minuman halal dan haram,
dsb.
d. Mengolah Data
Mencari dan mengolah informasi merupakan sebuah kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Setelah selesai melakukan kegiatan mencari
informasi, data yang diperoleh diolah untuk memecahkan persoalan yang
terjadi.
32 Yani dan Mamat, h. 114
75
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap ini adalah memilah
dan memilih informasi atau jawaban yang telah dikumpulkan untuk
memecahkan/mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru. Peserta
didik memecahkan soal/tugas satu persatu dengan jalan mencari informasi
sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh peserta didik secara individu, terkadang juga peserta
didik berdiskusi dengan teman walau tidak ada instruksi secara khusus
yang diberikan oleh guru. Aktivitas ini menujukan bahwa peserta didik
merasa perlu untuk bertukar pikiran melalui cara diskusi bersama
temannya dalam mengolah sebuah informasi untuk memecahkan sebuah
masalah. Guru perlu memanfaatkan dan mengembangkan potensi tersebut
agar peserta didik terlatih berdiskusi, bertukar pikiran sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berkembang menjadi lebih baik lagi.
Pada tahap ini guru berperan aktif membantu peserta didik yang
bertanya karena kesulitan dalam mengerjakan soal/tugas. Guru tidak
langsung menjawab pertanyaan peserta didik, melainkan memberi teka-
teki yang nantinya akan dipecahkan oleh peserta didik sebagai bentuk
bantuan agar peserta didik tetap mandiri dalam melaksanakan soal/tugas
yang diberikan. Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru
tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah
yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.33
Kegiatan mengolah data berkaitan erat dengan kegiatan mencari
informasi. Mengolah data terfokus pada pemilihan informasi/data baik
dengan cara individu maupun dengan jalan diskusi kelompok kecil atau
besar, disesuaikan dengan metode yang digunakan. Guru memberikan
ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk memilah dan memilih
data yang diperlukan secara mandiri, tetap dalam bimbingan guru.
33 Baharudin dan Esa Nur Wahsyuni, op.cit, h. 163
76
e. Mengomunikasikan
Setelah selesai mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru, peserta
didik diinstruksikan untuk mengoreksi bersama dengan cara membacakan
soal dan jawaban yang telah diselesaikan oleh peserta didik pada tahap
mencari dan mengolah informasi. Secara tidak sadar kegiatan ini
merupakan bentuk sederhana dari mengomunikasikan data hasil temuan
setelah mencari dan mengolah informasi. Kegiatan mengomunikasikan
yang diterapkan oleh guru mata pelajaran sangatlah baik karena telah
melatih setiap peserta didik untuk berani menyampaikan hasil kerja di
depan orang banyak, sehingga peserta didik akan terbiasa melakukan hal
seperti ini.
Sebenarnya, Kegiatan mengomunikasikan tidak selalu harus
berbentuk lisan, presentasi, melainkan dapat berbentuk memajang produk
kerja, mempraktekkan hasil temuan, disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang digunakan. Lampiran Permendikbud 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menyebutkan bahwa aktivitas mengomunikasikan dilakukan melalui
kegiatan menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik;
menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan secara lisan. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta
didik tersebut.34
Kegiatan mengomunikasikan tidak harus presentasi atau berbicara di
depan umum menyampaikan data hasil diskusi atau jawaban soal,
melainkan dengan memajang hasil kerja individu atau kelompok, seperti
mind map, billboard dan sebagainya, disesuakan dengan metode yang
digunakan ketika kegiatan pembelajaran.
34 Ibid, h. 80
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran telah menggunakan tahapan saintifik/ilmiah degan
baik, di kemas dalam bentuk yang sederhana, tetapi belum memenuhi kriteria
dan prinsip pendekatan saintifik sepenuhnya.
2. Perencanaan yang disusun oleh guru telah memuat komponen-komponen dan
pendekatan saintifik/ilmiah dengan pembelajaran aktif, sesuai dengan aturan
yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016.
3. Faktor pendukung dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik adalah
banyaknya referensi yang menjadi sumber pembelajaran dalam penyusunan
perencanaan pembelajaran. Faktor pendukung selanjutnya adalah sarana dan
prasarana sekolah yang baik seperti jaringan internet, proyektor dan pengeras
suara, sehingga memungkinkan kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik
dan sesuai harapan.
4. Hambatan yang ditemui guru di antaranya:
a. Rendahnya minat baca peserta didik, sehingga penerapan pendekatan
saintifik dan pembelajaran aktif kurang berjalan dengan baik.
b. Rendahnya rasa ingin tahu peserta didik, sehingga guru perlu memberikan
perhatian lebih kepada seluruh peserta didik, agar keaktifan dimiliki oleh
peserta didik secara merata.
c. Pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif, sehingga guru
belum memahami sepenuhnya konsep kurikulum 2013, sebagai bekal
menyukseskan pembelajaran kurikulum 2013.
Sekolah akan mengagendakan pelatihan pembelajaran kurikulum 2013,
serta pelatihan media pembelajaran untuk mengatasi hambatan tersebut, agar
pembelajaran terlaksana lebih baik lagi.
78
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi pendekatan saintifik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran fikih kelas 8 di MTs Al-Husna Lebak
Bulus Jakarta Selatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya berusaha memperdalam pengetahuan terkait penerapan
pendekatan saintifik dan memperluas pengetahuan terkait pembelajaran aktif
sebagai salah satu faktor pendukung penerapan pendekatan saintifik
kurikulum 2013 demi terlaksananya pembelajaran terlaksana yang aktif,
kreatif, inovatif dan bermakna.
2. Guru hendaknya meningkatkan kedisiplinan dalam kegiatan pembelajaran
dengan cara melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arahan yang
tercantum dalam perencanaan pembelajaran, sehingga perencanaan bukan
sekedar dokumen pelengkap pembelajaran, melainkan sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3. Guru hendaknya memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan sebagai
media/alat bantu demi terlaksananya kegiatan pembelajaran yang aktif,
kreatif, ilmiah dan bermakna bagi peserta didik.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Abu Zahrah, Muhammad. Ushul Fiqih. Bairut, Dar al-Fikr al-Arabi.
. Ushul Fiqih, Penerjemah Saefullah Ma’shum. Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2012.
Ahmad, Syarwan. “Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah”, Jurnal Pencerahan, Majelis Pendidikan
Daerah Aceh, Volume 8, Nomor 2, 2014.
Amri, Sofan . Implementasi pembelajaran aktif dalam kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2015.
Anas, Zulfikri dan Supriyatna, Hitam Putih Kurikulum 2013. Jakarta: AMP Press,
2014.
Az-Zarnuji, Burhanudin. Ta’lim al-Muta’alim. Sudan: Dar al-Sudaniyah li al-
Kutub, 2004.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta:
Arruz Media, 2015.
Berlin dan Imas, Revisi Kurikulum 2013 Implementasi Konsep dan Penerapan.
Jakarta: Kata Pena, 2016.
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta,
Penerbit Gaya Media, 2014.
Dewey, John. Democracy and Education. New York: The Macmillan Company,
1916.
Emzir, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Press, 2010.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara, 2014.
Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Konstekstual dalam Pembelajaran Abad 21
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014.
Ika dan Laila, Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Deepublish, 2015.
80
Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: Rosdakarya, 2015.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya, 2013.
Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan
Dialektik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Mulyasa, E. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya,
2014.
. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Rosda Karya, 2014.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group, 2013.
Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Nizamia
Learning Center, Sidoarjo 2015.
Rianto, Milan. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran. Malang: Pusat
Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang, 2006.
Shidiq, Sapiudin . Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati dan Tindakan.
Bandung: Refika Aditama, 2014.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara 2008.
Sukmadinata dan Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya, 2010.
Sulastri, dkk. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI, Jurnal
Tarbawi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidikan Indonesia, Volume 2, Nomor 1, 2015.
Syarifudin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Prenada Media, 2013.
Umam, Chaerul. Ushul fiqih 1. Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Abdul Wahhab, Tajudin. Jam’u al-Jawami’ fi Ushul al-Fiqh. Beirut: Dar al-Kutub
al-Alamiyah, 2003.
81
Yani, Ahmad dan Mamat. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik
Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama, 2018.
Zubaedi, Desain Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013.
Tim Penyusun, al-Mu’jam al-Wasith. Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah,
2004.
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Kemendikbud, Diklat Guru dalam rangka Implementasi Kurikulum 2013 Analisis
Materi Ajar jenjang SD, SMP, SMA, Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta:
Kemendikbud, 2013.
Peraturan Menteri Agama Nomor 912 Tahun 2013, Tentang Kurikulum
Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agam Islam dan Bahasa Arab.
Jakarta: Kemenag.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Sekolah Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kemendikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah 201. Jakarta: Kemendikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 81A Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum Garuda. Jakarta: Kemendikbud.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: MPR-
RI, 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas, 2003.
Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Online”. http;//kbbi.web.id,
2017.
82
Sudrajat, Akhmad. “Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses pembelajaran”.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com, 2017.
Tim Redaksi, “Masalah Utama Kurikulum 2013”. https://news.okezone.com,
2017.
Tim Redaksi, “Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013”.
https://news.okezone.com, 2017.
LAMPIRAN
INSTRUMEN
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Fokus
Penelitian
Variabel Indikator Teknik yang
digunakan
Sumber
data
Implementasi
pendekatan
saintifik
kurikulum
2013 pada
mata
pelajaran fiqih
kelas 8 di mts
alhusna lebak
bulus jakarta
selatan
Perencanaan
Pembelajaran
Proses
Penyusunan
RPP
Wawancara Guru mata
pelajaran
Fikih
Komponen
RPP
Studi
Dokumen
RPP
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
(Penerapan
tahapan 5M)
Metode
pembelajaran
yang
digunakan
Observasi
Wawancara
Studi
dokumen
Kegiatan
Pembelaja
ran
Guru
mata
pelajaran
Fikih &
Peserta
didik
RPP
Penerapan
pendekatan
saintik
Observasi
Wawancara
Studi
dokumen
Kegiatan
Pembelaja
ran
Guru
mata
pelajaran
Fikih &
Peserta
RPP
Penggunaan
media
pembelajaran
sebagai
pendukung
pendekatan
saintifik
Observasi
Wawancara
Studi
dokumen
Kegiatan
Pembelaja
ran
Guru
mata
pelajaran
Fikih &
Peserta
RPP
Karakteristik
pendekatan
saintifik/ilmia
h
Observasi Kegiatan
pembelaja
ran
Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
yang dihadapi
guru dalam
mengimpleme
ntasikan
pendekatan
saintifik
Wawancara
Guru
mata
pelajaran
Fikih
INSTRUMEN ANALISIS DOKUMEN RPP
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Materi Pembelajaran :
Hari, Tanggal :
No. Indikator Analisis Hasil Temuan
1. Identitas RPP
(Nama sekolah, mata pelajaran
dan kelas/semester)
2. Alokasi Waktu
(Kesesuaian RPP dengan Silabus)
3. Kompetensi dan Indikator
KI dan KD
Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Materi Pembelajaran
5. Kegiatan Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
6. Penilaian
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian
Pembelajaran Remedial dan
Pengayaan
7. Media/alat, bahan dan sumber belajar
Media/alat dan Bahan
Sumber Belajar
Catatan:
INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Pertemuan ke- :
Hari, Tanggal :
Metode Pembelajaran :
No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana
Keterangan Ya Tidak
1. Mengamati
Guru menyajikan bahan
pengamatan terkait bahan
pelajaran.
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengamati
objek
Peserta didik mengamati
bahan yang yang disajikan
oleh guru.
2. Menanya/Memberi Pendapat
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan
Peserta didik mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan
3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi
Guru memberikan instruksi
kegiatan eksplorasi kepada
peserta didik (metode
pembelajaran aktif)
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan informasi
/mengeksplorasi
4. Mengasosiasi/Mengolah Data
Guru memberikan intruksi
kegiatan mengasosiasi
kepada peserta didik
(lanjutan metode
pembelajaran)
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
(lanjutan metode
pembelajaran)
5.
Guru menyajikan kegiatan/
memberikan waktu kepada
peserta didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa lisan
atau tulisan.
Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik
Pembelajaran bersifat
faktual, dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari
Membiasakan peserta didik
untuk berpikir analisis
Menggunakan bermacam
sumber belajar/informasi
7. Kegiatan Pembelajaran sesuai dengan RPP
Alokasi waktu
Metode yang digunakan
Kegiatan Pembelajaran
Mengetahui,
Kepala MTs. Al-Husna
H. M. Asep Rukman, S.Ag
NIP. 196803122005011008
Observer
Muhamad Rizal Aziz
INSTRUMEN WAWANCARA GURU MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Nama Narasumber : Tempat:
Hari, Tanggal :
1. Kapan penyusunan RPP dilakukan?
2. Bagaimana bapak/ibu menyusun RPP tersebut?
3. Bagaimana bapak/ibu, menuangkan kegiatan 5M ke dalam RPP?
4. Bagaimana bapak/ibu menerapkan langkah saintifik (5M) dalam
pembelajaran?
5. Apakah Bapak Menerapkan pembelajaran Aktif?
6. Apakah bapak/ibu menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran? jika tidak mengapa?
7. Berapa kali bapak/ibu menerima sosialisasi dari pemerintah? (kapan saja)
8. Bagaimana peran pemerintah dalam sosialisasi kurikulum 2013?
9. Apakah sosialisasi dari pemerintah efektif (mencakup perencanaan,
pembelajaran 5M, penilaian)?
10. Apakah yang menjadi faktor pendukung terlaksananya penerapan
implementasi pendekatan saintifik? Perencanaan dan Pelaksanaan 5M
11. Seperti apa hambatan yang bapak/ibu temui dalam Penyusunan RPP 5M,
Pelaksanaan Pembelajaran aktif dengan 5M?
12. Bagaimana Solusi bapak/ibu untuk mengatasi hambatan tersebut?
INSTRUMEN WAWANCARA PESERTA DIDIK MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Nama Narasumber :
Hari, Tanggal :
Tempat :
1. Bagaimana cara guru menjelaskan materi? (Mengamati)
2. Apakah Guru memberikan kesempatan untuk bertanya? (Menanya)
3. Apakah anda atau teman suka bertanya? Setiap belajar ada yang bertanya?
4. Apakah guru membantu kamu dalam kesulitan saat kegiatan pembelajaran?
seperti apa? (Mengeksplorasi, Mengasosiasi)
5. Bagaimana cara koreksi bersama hasil kerja LKS? (Mengomunikasikan)
6. Bagaimana cara guru mengatur keadaan kelas agar kondusif? Apabila tidak
tugas?
7. Apakah pembelajaran yang dilakukan menarik (termotivasi) bagi kamu? Apa
yang membuat menarik?
8. Bagaimana jika fiqih menggunakan media pembelajaran (ppt), Pembelajaran
aktif (demosntrasi, praktek)
DATA SEKOLAH
A. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : MTs. Al-Husna
2. No. Statistik Sekolah/ NPSN : 121231740022/ 60727355
3. Alamat Sekolah : Jl. Madrasah Al-Husna No. 14
RT. 002/004, Lebk Bulus
: (Kecamatan) Cilandak
: (Kabupaten/ Kota) Jakarta Selatan
: (Provinsi) DKI Jakarta
4. Telepon/ HP/ Fax : 021- 7664746
5. Email : [email protected]
6. Status Sekolah : Swasta
7. Nilai Akreditasi Sekolah : B (Baik) Tahun 2016
B. Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi akademik, Kokoh dalam akidah dan mulia dalam budi
pekerti.
2. Misi Sekolah
1. Mengembangkan dan melaksanakanproses pendidikan dan pelatihan
melaluipembelajaran yang tepat dan berhasil berdasarkan akidah islamiyah
dan budi pekerti
2. Mepersiapkan siswa untuk dapay melanjukan ke jenjang yang lebih tinggi
dengan prestasi yang optimal
3. Mempersiapkan tunas generasi muda islam yang global, mencintai tanah
airnya dan berakhlakul jariah.
4. Mempersiapkan siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang
mendahulukan kewajiban daripada menuntut hak-hak, sesuai dengan
ketentuan dinul Islam.
5. Mempersiapkan siswa sebagai warga bangsa yang dapat diteladani dalam
penghayatan dan pengamalan Pancasila serta Undang-undang 1945
6. Menghasilkan lulusan hafiz Quran (Juz 30)
3. Tujuan
Tujuan pendidikan MTs Al-Husna mengacu pada Tujuan Pendidikan
Menengah Yaitu; Untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia,serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
C. Data Guru dan Karyawan
No Nama L/
P Tempat
Tanggal
Lahir Jabatan
1 H. M. Asep Rukman, S.Ag. L Garut
12/03/1968 Kepala
Madrasah
2 Drs. H. Muroni L Jakarta 15/04/1958 Guru
3 Drs. A. Syarif A. Muthalib L Jakarta
24/04/1961 W. Bidang
Kurikulum
4 Drs. Muhammad Udhy L Jakarta
02/02/1958 W. Koor
Luar
5 Drs. Endang Suryadi L
Jakarta
11/06/1963
Ketua
Komite
Madrasah
6 Rosyi Nurrosyidah, S.Pd.I P Sukabumi
18/04/1989 Bendahara
Madrasah
7 Eka Yuniarti, S.Pd P Palembang
04/06/1989 Pembina
OSIS
8 Ai Sinta Lestari, S.Pd.I P Jakarta 03/03/1989 Guru
9 Savitri Andriyani, S.Pd P Wonogiri 18/08/1987 Guru/ TU
10 Muhamad Zen L Jakarta 10/10/1986 Guru BK
11 Akhyar, S.Pd.I L Jakarta 31/10/1979 Kepala TU
12 Samsudin L Sukabumi 11/01/1984 Pesuruh
13 Muhamad Abdullah L Jakarta 27/06/1994 Guru
14 Yusran, S.Pd.I L Jakarta 29/11/1992 Guru
15 Ni’matul Laily P Guru
D. Jumlah Siswa dan Data Siswa Kelas 8
1. Jumlah Siswa
Jumlah siswa dalam 5 tahun terakhir
NO KLS JUMLAH SISWA
2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018
1 7 51 49 63 46 48
2 8 53 27 36 63 43
3 9 33 27 44 35 63
JUMLAH 137 103 103 144 154
2. Data Kelas 8
Kelas : 8 (Delapan) A
Wali Kelas : Muhamad Abdullah
No. NISN Nama Lengkap Jenis
Kelamin
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
1 0049627973 Aisyah Dwi Septiani P Jakarta 30/09/2004
2 0036657797 Amirrully Dwi Nanda L Jakarta 31/05/2003
3 0041954705 Atthaariq Deanoval L Tangerang 29/05/2004
4 0037385499 Cesarina P Jakarta 14/09/2003
5 0036655185 Dela Amanda Fitria P Jakarta 24/12/2003
6 0036655227 Deni Estanada L Bekasi 02/06/2003
7 0036091404 Desya Sukmawati H P Jakarta 21/12/2003
8 0037233123 Fatimah Azzahra P Jakarta 01/09/2003
9 0032422370 Ibnu Himawan L Jakarta 18/09/2003
10 0036091385 Kamil Ridwan L Tasikmalaya 08/06/2003
11 0036501546 Mohammad Zakaria L Tegal 29/07/2003
12 0001125880 Muhamad Adi Wijaya L Jakarta 27/10/2000
13 0033858225 Muhammad Aprianzah L Jakarta 17/04/2003
14 0015171247 Muhammad Ilham R L Yogyakarta 13/12/2001
15 0027256780 Nanda Apriliayati P Jakarta 23/04/2002
16 0015211718 Nurhayati P Jakarta 12/12/2001
17 0036179269 Risya Rahman P Jakarta 30/12/2003
18 0036655229 Yunita Kurnaesih P Jakarta 04/06/2003
19 0050337476 Zhabeel Azaru Zahfa P Jakarta 11/03/2005
20 0044600214 Zudhan Jibrilla Hakim L Jakarta 03/08/2004
21 0041196128 Aliffiya Bunga A P Jakarta 07/04/2004
22 0033878202 Dimas Prasetyo L Jakarta 24/06/2003
Kelas : 8 (Delapan) B
Wali Kelas : Ai Sinta Lestari, S.Pd
No. NISN Nama Lengkap Jenis
Kelamin
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
1 0043235280 Afifah Sandra Riany P Jakarta 18/04/2004
2 0015024511 Alifia Syifa P Jakarta 21/06/2004
3 0036655232 Arga Kusuma Dewa L Jakarta 15/07/2003
4 0042157815 Arjuna Pandu Putra K L Jakarta 31/08/2004
5 0036632387 Arya Syakhi Permana L Jakarta 19/05/2003
6 0029803541 Deswita Choirunisa P Tangerang 25/12/2002
7 0030000000 Devi Fitriani P Jakarta 07/12/2003
8 0025219898 Herlambang Tri A L Jakarta 20/12/2002
9 0043235271 Ilham Haqi Sastra L L Jakarta 31/01/2004
10 0036670366 Inaya P Pekalongan 10/10/2003
11 0037233128 Indah Puspita Ningrum P Cilacap 23/12/2003
12 0013345794 Indriyani P Tangerang 25/05/2001
13 0011383284 Muhamad Saputra L Jakarta 10/03/2001
14 0043235802 Muhammad Yusuf L Bekasi 07/07/2004
15 0034191309 Rifalsyah L Jakarta 19/09/2003
16 0033127473 Shandy Rahmat I L Jakarta 13/07/2003
17 0042876206 Sekar Melati P Jakarta 13/05/2004
18 0042876190 Syaharani Aliyyah P P Jakarta 24/02/2004
19 0042876175 Umi Laila P Jakarta 13/01/2004
20 0030693805 Yuan Adi Pranata L Pagar Alam 18/12/2003
21 0042557744 Ziibani Naufal L Jakarta 11/10/2004
HASIL
OBSERVASI &
WAWANCARA
HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Pertemuan ke- : 1
Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018
Materi pembelajaran : Makanan dan Minuman Halal
No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana
Keterangan Ya Tidak
1. Mengamati
Guru menyajikan bahan
pengamatan terkait bahan
pelajaran. √
Bahan pengamatan yang
disajikan guru berupa teks
yang terdapat dalam buku
LKS dan penjelasan guru.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek √
guru meminta salah satu
peserta didik untuk membaca
sebagian teks yang terdapat
dalam buku LKS.
Mendengarkan penjelasan
guru.
Peserta didik mengamati
bahan yang yang
disajikan oleh guru. √
Peserta didik membaca
dengan suara nyaring bagian
yang disajikan oleh guru dan
memperhatikan penjelasan
guru
2. Menanya/Memberi Pendapat
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
√
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat
Peserta didik mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan
√
2 orang peserta didik
mengajukan pertanyaan.
3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi
Guru memberikan
instruksi kegiatan
eksplorasi kepada peserta
√
Guru memberikan soal/tugas
kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
didik (metode
pembelajaran aktif)
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang diberikan.
Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi
/mengeksplorasi
√
Guru membantu peserta didik
yang memiliki kendala dalam
mengerjakan soal/tugas
4. Mengasosiasi/Mengolah Data
Guru memberikan
instruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik (lanjutan
metode pembelajaran)
√
Guru meminta peserta didik
untuk mengerjakan Soal yang
guru berikan.
Peserta didik melakukan
kegiatan
mengasosiasi/mengolah
data (lanjutan metode
pembelajaran)
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang terdapat dalam LKS
5. Mengomunikasikan
Guru menyajikan
kegiatan/ memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
√
Guru meminta peserta didik
untuk membacakan hasil
kerja untuk dikoreksi
bersama.
Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa lisan
atau tulisan.
√
Berupa membacakan jawaban
dari soal yang mereka
kerjakan.
Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
√
Guru menjelaskan kembali
jawaban peserta didik.
6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik √
Kegiatan pembelajaran lebih
terpusat pada guru, guru lebih
berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Pertemuan ke- : 2
Hari, Tanggal : Selasa, 10 April 2018
Materi pembelajaran : Makanan dan Minuman Haram
No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana
Deskripsi Kegiatan Ya Tidak
1. Mengamati
Guru menyajikan bahan
pengamatan terkait bahan
pelajaran. √
Bahan pengamatan yang
disajikan guru berupa teks
yang terdapat dalam buku
LKS dan penjelasan guru.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek √
guru meminta salah satu
peserta didik untuk membaca
sebagian teks yang telah
ditentukan oleh guru,
kemudian mendengarkan
materi yang dijelaskan oleh
guru.
Peserta didik mengamati
bahan yang yang
disajikan oleh guru. √
Peserta didik membaca
dengan suara nyaring bagian
yang disajikan oleh guru,
mendengarkan penjelasan
guru.
2. Menanya/Memberi Pendapat
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
√
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat
Peserta didik mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan √
Peserta didik mengajukan
pertanyaan kepada guru
mengenai kehidupan sehari-
hari.
3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi
Guru memberikan
instruksi kegiatan
eksplorasi kepada peserta
√
Guru memberikan soal/tugas
kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
didik (metode
pembelajaran aktif)
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang diberikan.
Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi
/mengeksplorasi
√
Guru mendampingi dan
membimbing peserta didik
yang memiliki kendala
dalam mengerjakan
soal/tugas
4. Mengasosiasi/Mengolah Data
Guru memberikan
intruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik (lanjutan
metode pembelajaran)
√
Guru meminta peserta didik
untuk mengerjakan Soal yang
guru berikan.
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
(lanjutan metode
pembelajaran)
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang terdapat dalam
LKS
5. Mengomunikasikan
Guru menyajikan
kegiatan/ memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
√
Guru meminta peserta didik
untuk membacakan hasil dari
tugas yang dikerjakan
Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa lisan
atau tulisan.
√
Peserta didik membacakan
hasil pekerjaannya di depan
teman kelas
Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran √
Guru menanggapi hasil kerja
dan di akhir pembelajaran
memberikan kesimpulan
pembelajaran.
6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik
√
Kegiatan pembelajaran lebih
terpusat pada guru, guru lebih
HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Pertemuan ke- : 3
Hari, Tanggal : Selasa, 17 April 2018
Materi pembelajaran : Binatang Halal dan Haram
No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana
Terlaksana Ya Tidak
1. Mengamati
Guru menyajikan bahan
pengamatan terkait bahan
pelajaran. √
Bahan pengamatan yang
disajikan guru berupa teks
yang terdapat dalam buku
LKS dan penjelasan guru.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek √
guru meminta salah satu
peserta didik untuk membaca
sebagian teks yang terdapat
dalam buku LKS.
Mendengarkan penjelasan
guru.
Peserta didik mengamati
bahan yang yang
disajikan oleh guru.
√
Peserta didik membaca teks
yang telah ditentukan oleh
guru
2. Menanya/Memberi Pendapat
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
√
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat
Peserta didik mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan
√
Peserta didik mengajukan
pertanyaan. (3 orang peserta
didik)
3. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi
Guru memberikan
instruksi kegiatan
eksplorasi kepada peserta
didik (metode
pembelajaran aktif)
√
Guru memberikan soal/tugas
kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang diberikan.
Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi
/mengeksplorasi
√
Guru membantu peserta
didik yang memiliki kendala
dalam mengerjakan
soal/tugas
4. Mengasosiasi/Mengolah Data
Guru memberikan
intruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik (lanjutan
metode pembelajaran)
√
Guru meminta peserta didik
untuk mengerjakan Soal yang
guru berikan.
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
(lanjutan metode
pembelajaran)
√
Peserta didik mengerjakan
soal/tugas yang diberikan
oleh guru
5. Mengomunikasikan
Guru menyajikan
kegiatan/ memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
√
Guru meminta peserta didik
untuk membacakan hasil
kerja untuk dikoreksi
bersama.
Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa lisan
atau tulisan.
√
berupa membacakan jawaban
dari soal yang mereka
kerjakan.
Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
√
Guru menjelaskan kembali
jawaban peserta didik.
6. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik
√
Kegiatan pembelajaran lebih
terpusat pada guru, guru lebih
berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Pertemuan ke- : 4
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Mei 2018
Materi Pembelajaran : Adab makan dan minum
No. Kegiatan Pembelajaran Terlaksana
Keteragan Ya Tidak
1. Mengamati
Guru menyajikan bahan
pengamatan terkait bahan
pelajaran. √
Bahan pengamatan yang
disajikan guru berupa teks
yang terdapat dalam buku
LKS dan penjelasan guru.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengamati objek √
guru meminta salah satu
peserta didik untuk membaca
sebagian teks yang terdapat
dalam buku LKS.
Mendengarkan penjelasan
guru.
Peserta didik mengamati
bahan yang yang
disajikan oleh guru.
√
Peserta didik membaca
dengan suara nyaring bagian
yang disajikan oleh guru
1. Menanya/Memberi Pendapat
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengajukan tanggapan
terhadap kegiatan
pengamatan
√
Guru memberikan
kesempatan kepada peserta
didik untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat
Peserta didik mengajukan
tanggapan terhadap
kegiatan pengamatan
√
Peserta didik mengajukan
pertanyaan. (4 orang peserta
didik)
2. Mengeksplorasi/ Mencari Informasi
Guru memberikan
instruksi kegiatan
eksplorasi kepada peserta
didik (metode
pembelajaran aktif)
√
Guru memberikan soal/tugas
kepada peserta didik untuk
dikerjakan.
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang diberikan.
Guru membantu peserta
didik dalam kegiatan
mengumpulkan
informasi
/mengeksplorasi
√
Guru membantu peserta
didik yang memiliki kendala
dalam mengerjakan
soal/tugas
3. Mengasosiasi/Mengolah Data
Guru memberikan
intruksi kegiatan
mengasosiasi kepada
peserta didik (lanjutan
metode pembelajaran)
√
Guru meminta peserta didik
untuk mengerjakan Soal yang
guru berikan.
Peserta didik
mengeksplorasi materi
sesuai instruksi guru
(lanjutan metode
pembelajaran)
√
Peserta didik mengerjakan
soal yang terdapat dalam
LKS
4. Mengomunikasikan
Guru menyajikan
kegiatan/ memberikan
waktu kepada peserta
didik untuk
mengomunikasikan hasil
temuan
√
Guru meminta peserta didik
untuk membacakan hasil
kerja untuk dikoreksi
bersama.
Peserta didik
mengomunikasikan hasil
temuan baik berupa lisan
atau tulisan.
√
berupa membacakan jawaban
dari soal yang mereka
kerjakan.
Guru memberikan
kesimpulan di akhir
kegiatan pembelajaran
√
Guru menjelaskan kembali
jawaban peserta didik.
5. Karakteristik Pendekatan Saintifik/Ilmiah
Kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta
didik
√
Kegiatan pembelajaran lebih
terpusat pada guru, guru lebih
berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
HASIL WAWANCARA GURU MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Nama Narasumber : H. M. Asep Rukman, S.Ag
Hari, Tanggal : Senin, 4 Juni 2018
Tempat : Kantor Kepala Sekolah
Variabel Pertanyaan Hasil Wawancara
Penyusunan RPP
Kurikulum 2013
Kapan penyusunan
RPP dilakukan?
Kita menyusun RPP dari awal
semester, sebelum sekolah masuk,
pelajaran yang lain juga sama, atas
kesepakatan bersama supaya tidak
memberatkan ketika pembelajaran
telah berlangsung.
Bagaimana bapak/ibu
menyusun RPP
tersebut?
Ya, nyusun RPP sama kaya yang lain,
mengkaji silabus, dipelajari,
disesuaikan, baru menyusun RPP,
Bagaimana ibu
menyusun,
menuangkan kegiatan
5M ke dalam RPP?
Saya susun sesuai dari pelatihan,
mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi, mengomunikasikan.
Karena kita kerja sama dengan
penerbit, supaya lebih mempermudah
menyusun RPP, sebagian kita adopsi
dari RPP yang disediakan penerbit, ya
sekalian belajar juga, seperti apa RPP
yang baik, ini kan hal yang baru, belum
tentu semua paham betul tentang RPP
kurikulum 2013, di samping itu juga
kita saling berbagi, sharing satu sama
lain, klo ada yang susah saling bantu.
Pelaksanaan
Pembelajaran
Bagaimana bapak/ibu
menerapkan langkah
saintifik (5M) dalam
pembelajaran?
Penerapan 5M, ya seperti yang
diobservasi, awalnya mengamati itu
bentuknya saya minta peserta didik
untuk membaca teks yang saya tunjuk,
setelah itu saya menjelaskan materi,
anak-anak memperhatikan/mengamati
apa yang saya jelaskan (Mengamati).
setelah selesai menjelaskan, saya kasih
kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya (menanya). Mengerjakan dan
Mengisi tugas yang saya kasih, dari
LKS atau dari buku guru
(Mengeksplorasi/mencari
informasi)&(mengolah data), nanti
kita koreksi bersama, caranya di setiap
peserta didik baca soal dan jawab.
(mengkomunikasikan)
Apakah Bapak
Menerapkan
pembelajaran Aktif?
Pembelajaran aktif kan membuat anak
aktif dalam pembelajaran, saya beri
kesempatan seluasnya kepada peserta
didik untuk bertanya, mengajukan
pendapat, intinya ikut serta aktif dalam
pembelajaran.
Apakah bapak/ibu
menggunakan media
pembelajaran dalam
kegiatan
pembelajaran? jika
tidak mengapa?
Sebenarnya bahanya ada power point,
cuman karena kesibukan saya sebagai
kepala sekolah, belum bisa maksimal
pake media pake power point buat
pembelajaran.
Faktor
Pendukung dan
Penghambat
Berapa kali bapak/ibu
menerima sosialisasi
dari pemerintah?
(kapan saja)
Sosialisasi sekitar 3-4, terakhir
kemarin di KKM 19 tentang revisi K13
(yang saya ingat di KKM 19 sama di
MP)
Bagaimana peran
pemerintah dalam
sosialisasi kurikulum
2013?
Bagus, sangat berperan dalam
pengenalan K13, apalagi kan ini hal
yang baru. Klo untuk pengenalan ya
cukup, terkadang karena kesibukan
masing-masing kadang lupa lagi. Klo
menurut bapak, konsepnya kurang
efektif karena disatukan dengan materi
lain, alangkah baiknya jika materi yang
disampaikan diberikan waktu secara
khusus, tidak dicampur jadi lebih
efektif dan lebih fokus, lebih mudah
dipahami.
Apakah sosialisasi
dari pemerintah
efektif (mencakup
perencanaan dan
pembelajaran 5M)?
Di pelatihannya itu dirangkap,
mencakup yang berkaitan dengan K13,
seperti menyusun RPP, pengenalan
5M, penilaian murni. Tetep aja yang
perlu mendalami kita, kalo disana
sekilas pengenalan aja. Seperti yang
tadi saya katakan, alangkah lebih baik
diberikan waktu khusus masing-
masing, khususnya pembelajaran 5M,
pendekatan saintifik.
Apakah yang menjadi
faktor pendukung
terlaksananya
penerapan
Kalo perencanaan seperti yang
diketahui, banyak contoh baik itu
internet, atau dari penerbit, jadi
meringankan kita untuk menyusun
HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK MENGENAI
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Nama Narasumber : Arjuna Pandu PK, Syaharani Aliyah P, Ilham Haqi
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Juni 2018
Tempat : Lab Komputer
Variabel Pertanyaan penelitian Hasil Wawancara
Kegiatan
Pembelajaran 5M
Bagaimana cara guru
menjelaskan materi?
(Mengamati)
Enak kak mudah dipahami gitu,
gak pake bahasa yang susah.
Klo pake bahasa aneh kan kita
susah pahamnya
Seru kak ada becandanya, klo
ada yang becanda ditegur bikin
ketawa
Jelasinnya pake bahasa sehari-
hari, gampang paham
Apakah Guru
memberikan kesempatan
untuk bertanya?
(Menanya)
Pak Asep kasih ngasih waktu
buat bertanya abis jelasin kak,
Pak Asep jelasin dulu tuh, baru
ngasih kesempatan buat nanya
Iya kak ngasih kesempatan buat
nanya kalo gak paham
Apakah anda atau teman
suka bertanya? Setiap
belajar ada yang
bertanya?
Kadang kak, lumayan banyak
yang suka nanya
Suka nanya kak, kalo belum
paham
Iya kak, klo misalkan materinya
susah banyak yang nanya.
Apakah guru membantu
kamu dalam kesulitan
saat kegiatan
pembelajaran? seperti
apa? (Mengeksplorasi,
Mengasosiasi)
Suka kak, klo lagi ngerjain kita
nanya, dibantuin
Paling klo lagi ngerjain kak, klo
susah jawabannya g ada dibuku,
baru dikasih tau
Klo soalnya susah kita nanya,
dijawab kadang langsung
kadang di tunjukin dulu bagian
jawabannya
Bagaimana cara koreksi
bersama hasil kerja LKS?
(Mengomunikasikan)
Suruh baca satu orang, soal
terus jawaban
Suruh baca soal terus jawab
HASIL ANALISIS DOKUMEN RPP
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS 8 DI MTS AL-HUSNA
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Materi Pembelajaran : Makanan dan Minuman Halal
Makanan dan Minuman Haram
Binatang Halal dan Haram
Adab Makan dan Minum
No. Indikator Analisis Hasil Temuan
1. Identitas RPP
(Nama sekolah, mata
pelajaran dan
kelas/semester)
RPP memuat identitas dengan jelas,
tercantum nama sekolah (MTs. Al-Husna),
mata pelajaran Fiqih, Kelas VIII semester 2
2. Alokasi Waktu
(Kesesuaian RPP dengan
Silabus)
Alokasi waktu yang ditentukan sesuai
dengan yang tercantum dalam silabus
3. Kompetensi dan
Indikator
KI dan KD KI dan KD sesuai dengan yang tertulis dalam
Silabus
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Setiap KD yang tercantum memiliki
indikator yang jelas
4. Materi Pembelajaran Memuat bahan ajar secara garis besar
5. Kegiatan Pembelajaran
Metode Pembelajaran Setiap pertemuan memiliki metode
pembelajaran aktif yang berbeda. (Small
group discussion, Billboard, Mind Map,
Group Discussion)
Kegiatan Pendahuluan Setiap pertemuan telah memuat kegiatan
pendahuluan yang harus dilakukan,
orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian
acuan)
Kegiatan Inti Setiap RPP memuat kegiatan inti dengan
tahapan saintifik yang jelas, terperinci,
memungkinkan guru mudah dalam
melaksanakan pembelajaran.
RECANAN
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Al-Husna
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Makanan dan minuman halal dan haram
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 2 Jam pelajaran @ 40Menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
sekitarnya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut
sudut pandang/teori yang kuat.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Meyakini manfaat mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban
Membiasakan bersedekah, hibah dan memberi hadiah
2.1 Membiasakan sikap selektif dan hati-hati sebagai implementasi dari
pemahaman tentang makanan dan minuman yang halal dan baik
3.3 Menganalisis ketentuan halal-haram makanan dan minuman
4.3 Membuat peta konsep mengenai ketentuan makanan dan minuman yang
halal dan baik
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Memiliki penghayatan terhadap manfaat mengonsumsi makanan yang
halalan thayyiban
2.3.1 Terbiasa bersikap selektif dan hati-hati dalam mengonsumsi makanan
yang halalan thayyiban
3.3.1 Menjelaskan pengertian makanan dan minuman halal dan haram
3.3.2 Menyebutkan jenis – jenis makanan dan minuman yang halal dan haram
3.3.3 Menyebutkan cara memperoleh makanan dan minuman yang halal dan
haram
3.3.4 Menunjukkan manfaat makanan dan minuman yang halal dan haram
3.3.5 Menjelaskan dasar-dasar hukum makanan yang halal dan haram
3.3.6 Menyebutkan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang
haram
3.3.7 Menunjukkan contoh makanan dan minuman haram
3.3.8 Menjelaskan jenis binatang yang halal dan haram dimakan
3.3.9 Menjelaskan ciri-ciri binatang yang haram dimakan
4.3.1 Membuat paparan bagan jenis makanan dan minuman yang halal maupun
diharamkan.
4.3.2 Membuat paparan manfaat mengkomsumsi makanan dan minuman yang
halal maupun diharamkan. dalam kehidupan
4.3.3 Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku-perilaku yang selalu
memperhatikan dan menjaga kehalalan makanan dan minuman yang
dikomsumsi di lingkungan tempat tinggalnya
D. MATERI PEMBELAJARAN
Haram artinya dilarang. Makanan dan minuman yang haram adalah makanan
dan minuman yang dilarang oleh syariat Islam untuk dimakan dan diminum.
Jenis makanan yang halal ialah: makanan yang baik-baik, tidak kotor dan
tidak menjijikan, tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, tidak member
mudarat, dan binatang yang hidup di dalam air
Jenis minuman yang halal : air atau cairan yang tidak membahayakan bagi
kehidupan manusia, tidak memabukkan, bukan berupa benda najis atau
benda suci yang terkena najis, dan didapat dengan cara-cara yang halal
Yang termasuk makanan yang haram ialah : Semua makanan yang disebut
dalam al Qur’an (Al-Maidah ayat 3), makanan kotor dan keji, makanan yang
dipotong dari binatang yang masih hidup, dan makanan yang didapat dengan
cara tidak halal
Orang yang makan makanan haram dan minum minuman haram amal
ibadahnya dan amalan-amalan yang lain tidak diterima di sisi Allah.
Demikian juga orang ini doanya tidak dikabulkan oleh Allah swt.
Akibat buruk dari makanan dan minuman yang diharamkannya: wajah
menjadi pucat dan mata sering memerah, mulut dan kerongkongan menjadi
kering, kepala pusing dan telinga mendengung, berat badan menurun dan
urat syaraf menjadi bengkak, pancaindra semakin melemah, kecerdasan
semakin menurun dan kemampuan berfikir semakin kurang, sering lupa dan
cenderung untuk melakukan hal-hal yang negative, kemampuan bekerja
menjadi lemah, dan sebagainya
Hikmah adanya halal dan haram dalam makanan dan minuman antara lain:
dapat memilih makanan yang halal dan meninggalkan yang haram, hidup
sehat, baik sehat rohani maupun jasmani, dan lebih tenang hidupnya di
tengah-tengah masyarakat, tidak ada kekhawatiran dan ketakukan bahkan
disenangi oleh banyak orang
Binatang yang halal maksudnya ialah binatang yang diperbolehkan bagi
umat Islam untuk memakannya. Semuanya binatang halal dimakan kecuali
ada dalil al qur’an atau hadits yang mengharamkannya.
Binatang yang haram dagingnya, di antaranya ialah: bangkai, darah, daging
babi. binatang yang disembelih dengan nama selain Allah, binatang yang
bertaring kuat, binatang mempunyai kuku tajam, binatang yang
diperintahkan untuk dibunuh, dan binatang yang dilarang untuk dibunuh
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
tentang Sedekah, hibah dan hadiah.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
10
menit
Inti Mengamati
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar
yang terdapat pada buku siswa/ disajikan guru
tentang makanan yang halal
Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang
Halal
Jenis Makanan Dan Minuman Yang
Dihalalkan
50
menit
Menanya
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar.
Mengumpulkan informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang
relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
telah ditentukan oleh guru dengan mengeksplor
pengetahuannya dengan membaca buku referensi
tentang
Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang
Halal
Jenis Makanan Dan Minuman Yang
Dihalalkan
Mengasosiasi
Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
membuat beberapa pertanyaan untuk diajukan
dan dijawab oleh kelompok lain.
Mengkomunikasikan
Setiap kelompok saling bertukar pertanyaan dan
saling menjawab satu sama lainnya.
Penutup 1) Guru membuat simpulan tentang materi ajar.
2) Guru mengadakan evaluasi.
3) Guru menugaskan peserta didik mencari tentang
makanan yang halaldari berbagai sumber (buku,
majalah, internet, narasumber) sebagai refleksi.
4) Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajarai selanjutnya tentang makanan yang
haram.
20
menit
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
5) Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan
salam bersama siswa.
Pertemuan ke-2
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
tentang Sedekah, hibah dan hadiah.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
10
menit
Inti Menyimak
Peserta didik diminta mengamati dan
membaca bersama-sama ayat qur’an dan
hadits yang berhubungan dengan makanan
yang haram
م ولم النزير وما أهلم تة والدم ا حرمم عليكم المي ه لير ام إنمArtinya: “Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang (ketika
50
menit
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
disembelih) disebut (nama) selain Allah”.
(QS. Al-Baqarah: 173)
Menanya
Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Ketentuan Makanan Dan Minuman
Yang Haram
Pengertian Makanan & Minuman Yang
Haram
Jenis Makanan dan Minuman Yang
Diharamkan
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengumpulkan data
yang diperoleh dari berbagai sumber untuk
mengeksplor pengetahuannya untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. (Metode Pembelajaran)
Mengasosiasi
Peserta didik diminta untuk menuliskan hasil
temuannya didepan kelas (papan tulis dsb.)
yang telah guru persiapkan sebelumnya.
(Billboard)
Mengkomunikasikan
Peserta didik diminta untuk menjelaskan apa
yang telah ia tulis di papan tulis,
Penutup
a) Secara klasikal menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
b) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Guru mengadakan evaluasi.
d) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa
e) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari pada
pertemuan berikutnya tentang akibat dari
makanan dan minuman yang haram
20
menit
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
f) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
Pertemuan ke-3
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
tentang Sedekah, hibah dan hadiah.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
10
menit
Inti Mengamati
Peserta didik diminta mengamati dan
membaca bersama-sama hadits nabi saw
tentang akibat makanan yang haram :
نم عن أىب هريرة رضي هلل عن قال : قال رسول هللا صلى هللا علي وسلم إ ؤمنني ب هللا ت عاىل ليقبل إلم طي با وإنم
ا أمره المرسلني قال : هللا أمر امل
منوا أي هاالرسل كلوا من الطمي بات واعملوا صالا وقال ت عاىل : أي ه ين االم (كلوا من طي بات مارزق ناكم .... )رواه مسلم
Artinya: “Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah Saw adalah
50
menit
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Dzat Yang Maha Baik, tidak mau
menerima kecuali yang baik dan
sesungguhnya Allah telah
memerintahkan orang-orang
mukmin sesuai dengan yang
diperintahkan kepada para Rasul.
Allah Ta’ala berfirman: Hai Para
Rasul, makanlah dari amaknan yang
baik-baik dan kerjakanlah amal
yang shalih, Allah Swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rizki yang baik-
baik yang kami berikan kepada kamu
sekalian…” (HR. Muslim)
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan terkait hasil
pengamatan terhadap hadis yang disajikan.
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengeksplor
pengetahuannya dengan melihat video
(kenyataan) dan membaca buku referensi
tentang
Akibat Dari Memakan Makanan Dan
Minuman Yang Haram
Usaha untuk menghindari makanan dan
minuman ynag haram
Mengasosiasi
Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan informasi yang sudah
dikumpulkan dari kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung.
Hasil diskusi disajikan dalam kertas besar.
Mengkomunikasikan
Peserta didik menyajikan hasil diskusi
didepan dan mempresentasikan hasil diskusi
kepada kelompok lain
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Penutup a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b) Guru mengadakan evaluasi
c) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja
siswa
d) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari
pada pertemuan berikutnya dan menyampaikan
tugas mandiri terstruktur.
e) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
20
menit
Pertemuan ke-4
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam
pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
tentang Sedekah, hibah dan hadiah.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Pemberian Acuan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
10
menit
Inti Menyimak
Peserta didik diminta mengamati dan
membaca ayat yang berhubungan dengan
adab makan dan minum :
50
menit
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
وا زين تكم عند كل مسجد وكلوا واشرهوا ول تسر وا إم ل هن دم خ يب المسرني
Artinya : Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid, Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf :
31)
Menanya
peserta didik mengajukan pertanyaan dari
hasil pengamatan terhadap hadis yang
disajikan
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengeksplor
pengetahuannya dengan membaca buku
referensi untuk menjawab pertanyaan
tentang:
Mengapa kita perlu memahami
ketentuan makanan yang halal?
Mengapa kita perlu memahami
ketentuan makanan yang haram?
Mengapa perlu mengetahui jenis-jenis
makanan yang haram?
Mengapa perlu mengetahui jenis-jenis
binatang yang haram?
Mengapa perlu melaksanakan memakan
makanan yang halal ?
Mengasosiasi
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok
untuk mengembangkan wawasan yang telah
dilaksanakan dalam tahapan mengumpulkan
informasi.
Mengkomunikasikan
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Menyampaikan hasil diskusi berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya.
Penutup a) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b) Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran
c) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja
siswa
d) Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari
pada pertemuan berikutnya
e) Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa
20
menit
F. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1) Jenis/Teknik Penilaian:
a. Sikap
- Penilaian Observasi, Mengamati sikap peserta didik dalam
melakukan diskusi yang mencakup kesantunan, percaya diri dan
kemampuan bermusyawarah
- Penilaian Diri (self assessment)
- Penilaian Teman Sebaya (peer assessment)
- Penilaian Jurnal (anecdotal record)
b. Pengetahuan
- Tes Tertulis Uraian atau Pilihan Ganda, Melakukan tes untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang perubahan sosial dan
dampaknya
- Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
- Penugasan, Membuat kesimpulan tentang penyebab dan dampak
perubahan sosial dalam masyarakat dan menyebutkan sumber-
sumber bacaan yang digunakan
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja, Praktik/Kinerja Kemampuan berdiskusi
sesuai perannya tentang dampak yang terjadi akibat perubahan sosial
di masyarakat sekitar
- Penilaian Proyek,
- Penilaian Produk,
- Penilaian Portofolio
- Penilaian Tertulis
2) Bentuk Instrumen dan instrument
3) Pedoman Penskoran
Jenis/Teknik Penilaian
Bentuk
Instrumen dan
Instrumen
Pedoman
Penskoran
Sikap Diri terlampir terlampir
Jurnal terlampir terlampir
Observasi terlampir terlampir
Teman
Sebaya
terlampir terlampir
Pengetahuan Penugasan terlampir terlampir
Tes Lisan terlampir terlampir
Tertulis
Uraian
terlampir terlampir
Keterampilan Portofolio terlampir terlampir
Proyek terlampir terlampir
Unjuk Kerja terlampir terlampir
G. PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
Remedial
1) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).
2) Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa yang
kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi
yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan-
pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau
kelompok siswa dalam memaknai materi pembelajaran. Misalnya,
membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa dengan memberi
lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit.
contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual.
3) Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah
dengan lebih banyak memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa
tersebut yang dilakukan secara menyenangkan atau nonformal. Pendekatan
yang menyenangkan atau non-formal ini dapat dilakukan guru dengan
tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi
untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, lebih termotivasi untuk
bertanya, mengemukakan pendapat, dan menganalisis beberapa contoh
pertunjukan tari kreasi. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
Kegiatan Pembelajaran
(Mencari dan Mengolah Data)
Kegiatan Pembelajaran
(Mengamati)
Wawancara Bersama Peserta didik
(Syahari Aliyah Putri)
Wawancara Bersama Peserta didik
(Arjuna Pandu P. K)
Sumber Belajar Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran
H. M. Asep Rukman, S.Pd
SURAT-SURAT
UJI REFERENSI