implementasi integrasi kurikulum pai pada …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4484/1/tesis...i...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAIPADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN
DI KOTA SALATIGA
Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari,SMK Pancasila, dan SMK Al Falah Tahun 2017
Oleh :DURROTUR ROSIDAH
NIM M1.14.019
Tesis diajukan Sebagai pelengkap persyaratanuntuk Gelar Magister Pendidikan
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAMPROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA2018
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018Yang membuat pernyataan,
Durrotur Rosidah
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018Yang membuat pernyataan,
Durrotur Rosidah
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan
hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak
mencantumkan tanpa pengakuan bahan bahan yang telah dipublikasikan
sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah
diajukan untuk gelar atau ijazah pada institut Agama Islam Negeri Salatiga
atau Perguruan tinggi lainnya”
Salatiga, 7 Agustus 2018Yang membuat pernyataan,
Durrotur Rosidah
ABSTRAK
INTEGRASI KURIKULUM PAI
PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN
DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017
Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah
E-mail : [email protected]
Pesantren telah membuat pencapaian yang luar biasa dalam integrasi kurikulum sejakproses modernisasi dalam sistim pendidikan pesantren. Proses ini sebagai indikasi yangbaik bagaimana pesantren telah mampu beradaptasi dan responsive terhadap perubahansaat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui integrasi kurikulum PAI di SMK,menyikapi padatnya distribusi kurikulum kejuruan, semakin pendeknya jam belajardisekolah menjadi 5 hari kerja, dan proses belajar mengajar yang harus memenuhi 4aspek dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu aspek sikap spiritual, sikapsosial, pengetahuan dan Ketrampilan.
Penelitian kualitatif ini dilakukan di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasiladan SMK Al Falah. Pengumpulan data berdasarkan wawancara, observasi dandokumentasi, melalui purposive sampling dengan analisis deskriptif kualitatif. Penulismenyimpulkan; (1) Perencanaan integrasi dimulai dari pembentukan visi sekolah yangkemudian diturunkan ke dalam sistem kurikulum sekolah secara keseluruhan. (2)Implementasi integrasi kurikulum berdasarkan regulasi sekolah dan pesantren denganmengintegrasikan semua aspek kompetensi (3) Adanya kurikulum pendukung yangmengintegrasikan kurikulum pesantren dan kurikulum sekolah kejuruan dan guru yangmemberikan pengaruh dalam kelangsungan program pembelajaran pesantren. Terlepasdari sistem integratif, ada beberapa kendala dalam proses integrasi, misalnya; 1)Kesenjangan pengetahuan agama dasar siswa, misalnya; kemampuan membaca AlQur'an, tulisan Arab dan ketaatan beribadah, 2) Kegiatan belajar mengajar yang berat,karena kendala jam belajar yang padat, 3) Sebagian besar guru berasal dari lulusan baruperguruan tinggi dengan pengalaman mengajar terbatas.
Kata Kunci: Pendidikan, Integrasi Kurikulum, Kurikulum Pesantren
Abstract
Pesantren has made a remarkable achievement in curriculum integration since themodernization process in Pesantren system of education. This process as goodindication how pesantren has been able to adapt and responsive to the current change.This research aims to know of curriculum integration in the subject of IslamicEducation (PAI) in the curriculum of Vocational Education (SMK) within the tighvocational curriculum distribution, the shortened school timing into 5 active days andfour compulsory competent aspects.
This qualitative research conducted in SMK-SPP Dharma Lestari, SMKPancasila and SMK Al Falah. The data collection based on interview, observation anddocumentation, through purposive sampling with descriptive qualitative analysis. Thewriter concludes; (1) Integration planning starts from the establishment of schoolvision which later on translated into whole school curriculum system. (2) Theimplementation of curriculum integration based on the school and pesantren blueprintsby integrating all aspect of education. (3) Existing supporting environtment of
v
curriculum by integration both pesantren curriculum and vocational school curriculumand also the existing learning instructors assited by pesantren’s teachers which givesubsequent impact in the continuity of pesantren learning program. Apart fromintegrative system, there were several obstacles in the process of integration, forexample; 1) The extreme disparity of student basic religious knowledge, eg; recitingQur’an, Arabic writing and muamalah observance, 2) The heavy teaching and learningactivities, therefore seize the time of teacher-student accompaniment. 3) Most oflearning instructors were from college fresh graduate with limited teaching experience.
Keywords: Education, Curriculum Integration, Pesantren Curriculum
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iiHALAMAN PERNYATAAN……………………………………………. iiiABSTRAK………………………………………………………………... ivPRAKATA………………………………………………………………… viDAFTAR ISI………………………………………………………………. viiDAFTAR TABEL…………………………………………………………. viiiDAFTAR GAMBAR……………………………………………………… ixDAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang………………………………………………. 1B. Rumusan Masalah…………………………………………… 3C. Signifikansi Penelitian………………………………………. 3D. Kajian Pustaka………………………………………………. 4E. Metode Penelitian…………………………………………… 12F. Sistematika Penulisan……………………………………….. 14
BAB II PERENCANAAN INTEGRASI KURIKULUMA. Penyusunan Visi dan Misi..………………………………… 15B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru.…….. 19C. Penyusunan Program Sekolah……………………………… 23
BAB III IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUMA. Kegiatan Belajar Mengajar SMK …………………………. 29B. Program Pesantren…………………………………………. 32C. Integrasi Kurikulum……………………………………….. 37
BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATA. Faktor Pendukung………………………………………….. 41B. Faktor Penghambat……………………………………......... 43
BAB V PENUTUPA. Simpulan……………………………………………………. 46B. Saran………………………………………………………… 47
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 48LAMPIRAN……………………………………………………………… 49BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………. 59
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru………………………………………. 25
3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu……………………………………….. 28
3.2 Jadwal Kegiatan Kajian Pagi SMK Al-Falah TP 2017/2018…………… 30
3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan Sore Pondok Pesantren Agro Nuur
El-Falah Salatiga………………………………………………………… 31
3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan Bulanan Pondok Pesantren Agro Nuur
El-Falah Salatiga ……………………………………………………….. 31
3.5 Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila TP. 2017/2018……………..... 33
3.6 Kurikulum Pondok Pesantren Al-Falah Grogol………………………... 34
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Organisasi SMK……………………………………………… 23
3.1 Struktur Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah………………………. 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Transkrip Wawancara dengan Bapak Pitoyo Ngatimin S.P….…….. 47
Transkrip Wawancara dengan Bapak KH Usman Mansur...……….. 48
Transkrip Wawancara dengan Ibu Sri Mulyani S.PdI...…………….. 49
Transkrip Wawancara dengan Bapak Thoha Saputro……………….. 50
Transkrip Wawancara dengan Bapak KH. Maksum….…………….. 51
Transkrip Wawancara dengan Bapak Samsidi S.Pd Kim, M.Pd.……. 52
Dokumentasi kegiatan guru dan siswa SMK-SPP Dharma Lestari …. 53
Foto Observasi dan Wawancara di SMK Al-Falah ………………….. 54
Wawancara di Pondok Pesantren Pancasila …………………………. 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada masa awal tumbuh kembangnya, pesantren adalah pusat pendidikan agama
dengan konsepnya yang sederhana, ada kyai, santri, masjid atau pondok. Metode
pembelajarannya pun juga sederhana, sistem sorogan, bandongan dan musyawarah.
Pada perkembangannya, muncul sistem baru yang bernama madrasah dan pondok
pesantren dengan segala dinamikanya. Kemudian muncul tipologi pesantren
tradisional dan moderen dengan segala kekhasannya masing-masing. Sistem
pendidikan pesantren tradisional, sering disebut sistem salaf yakni sistem yang tetap
mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di
pesantren, sedangkan pondok modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha
mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal.1
Dikotomi pendidikan Islam ini semakin menunjukkan resistensinya karena dunia
pendidikan di perkenalkan ke Indonesia melalui imperialisme.2 Perjalanan panjang
menemukan format pendidikan yang ideal, membuktikan bahwa pola dan sistim
pendidikan di pondok pesantren memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.
Salah satu solusi yang diterapkan dalam proses adaptasi tersebut adalah
integrasi pendidikan. Sistem ini bermula dari perubahan sosial yang melahirkan
kebutuhan sumberdaya yang makin beragam. Produk dari pesantren dianggap kurang
siap lebur dan mewarnai kehidupan moderen, atau dengan kata lain hanya
memunculkan santri-santri dengan kemampuan-kemampuan yang terbatas.3
Dipadukanlah kurikulum kementerian terkait, Kementerian Agama dan atau
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kurikulum pesantren menjadi
1Badrut Tamam, Pesantren, Nalar dan Tradisi, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015, xxx.2Mulyadi Kartanegara, Integrasi Ilmu:Sebuah Rekonstruksi Holistik, Bandung: Mizan,2005,193Nurcholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Paramadina,1992,7
kurikulum terpadu. Berdirinya sekolah formal di lingkungan pesantren menjadi
sebuah keniscayaan yang tidak boleh diabaikan. Namun tidak sedikit proses integrasi
ini terkendala dengan banyak hal, di antaranya dengan regulasi pendidikan. Jam
belajar yang semakin panjang, dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.15, untuk yang
6 hari kerja, atau dari jam 07.00 sampai dengan jam 17.00 untuk yang 5 hari kerja,
sistem Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengharuskan siswa berada di
lingkungan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) untuk jangka waktu lama,
sementara alokasi pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti hanya
3jam/minggu. Tentu sangat tidak mudah menerapkan pembelajaran secara teori dan
praktik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu untuk membentuk
pribadi muslim yang menguasai pengetahuan, memiliki kemampuan berkembang,
dan trampil secara intelektual, memiliki minat, sikap, nilai, penghayatan serta
penyesuaian diri, dan trampil dalam amaliyah 4 atau untuk mencapai tujuan
pendidikan di pesantren, yaitu mendidik para santri menjadi individu yang bermoral
baik, memiliki wawasan keagamaan yang luas dan memiliki bekal ketrampilan yang
bisa diandalkan.5
Integrasi kurikulum menjadi solusi penengah, agar pembelajaran bisa
terlaksana sesuai regulasi, tetapi tradisi-tradisi mulia dan luhur dari pesantren tidak
terpinggirkan. Tradisi tersebut secara umum terletak pada fungsinya sebagai lembaga
yang mempunyai komitmen terhadap pembentukan moral bangsa, menjadi media
dakwah dan pengembangan agama. Tradisi tersebut mengerucut pada kurikulum
pesantren yang pencapaian ketiga aspek itu idealnya akan bisa ditempuh melalui
4M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pesantren Ideal;Pondok Pesantren di TengahArus Perubahan, Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 2010, 74
5Badrut Tamam, Pesantren Nalar dan Tradisi; Geliat Santri menghadapi ISIS, Terorisme, danTransnasionalisme Islam, Jogjakarta:Pustaka Pelajar,2015, 69.
3
pendidikan formal yang tumbuh di pesantren, atau dalam nomenklatur Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan disebut dengan SMK Berbasis Pesantren.
Atas dasar permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan tema, Implementasi Integrasi Kurikulum PAI pada SMK Berbasis
Komunitas Pesantren di Kota Salatiga, yaitu pada SMK-SPP Dharma Lestari di PP
Agro Nuur el Falah Pulutan, SMK Pancasila di PP Pancasila Blotongan, dan SMK Al
Falah di PP. Al Falah Grogol.
B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang di atas penulis bermaksud mengadakan penelitian
tentang :
1. Bagaimana penyusunan integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
2. Sejauh manakah implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di
SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses integrasi
kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga ?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model penyusunan
integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMK berbasis pesantren, dan
implementasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar, serta mengetahui faktor
penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi kurikulum PAI pada
SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila dan SMK Al-Falah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritik
Penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka
mendukung teori yang berkaitan dengan integrasi kurikulum. Selain itu,
sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kurikulum.
b. Manfaat praktis
Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan kajian atau evaluasi kurikulum dalam mengembangkan
pembelajaran agama. Sedangkan bagi penulis, dapat dijadikan dasar
latihan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai informasi untuk terus
menambah pengetahuan tentang kurikulum
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Tesis yang ditulis oleh Subki yang berjudul Integrasi Sistem
Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi Kasus Pondok
Pesantren Al Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang)6 relevan
dengan penelitian ini. Melalui kajian studi kasus ini dapat diketahui
langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga dalam mengintegrasikan
kurikulum pesantren dan model pendidikan formal. Perbedaannya,pada
penelitian ini integrasi kurikulum dilakukan dengan memasukkan kurikulum
kemenag menjadi salah satu bagian dari kurikulum pondok.
6Subki, Integrasi Sistim Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi Kasus PondokPesantren Al Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang), Tesis, IAIN Walisongo Semarang Tahun2013.
5
Kemudian penelitian yang juga penulis anggap relevan dengan
penelitian ini adalah tesis sdr. Nur Faizin yang berjudul Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMK Roudlotul
Mubtadiin Nalumsari Jepara. Integrasi kurikulum yang di lakukan di SMK
Roudlotul Mubtadiin dengan pemakaian kitab kuning sebagai bahan ajar
PAI dan penambahan kegiatan keagamaan di luar jam pelajaran yang
diorientasikan untuk meningkatan kualitas keagamaan santri SMK
Roudlotul Mubtadiin.7 Perbedaan penelitian ini dengan yang penulis
lakukan adalah kalau integrasi kurikulum dilakukan dengan penambahan
jam belajar dan penggunaan kitab kuning sebagai bahan ajar dengan
menyesuaikan kompetensi yang ingin dicapai, sedangkan pada penelitian ini
integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dilakukan dengan cara
mengintegrasikan kurikulum SMK dengan kurikulum pesantrennya, bukan
hanya pada materi ajar, tapi juga pada kegiatan pembelajaran sekolah
kejuruan.
Pada penelitian lain yang berjudul A “New” Thematic, Integrated
Curriculum for Primary Schools of Trinidad and Tobago:A Paradigm Shift 8
oleh Yvonne J. Jhon. Integrasi kurikulum pada penelitian ini dilakukan
untuk mengukur kemampuan calon guru dalam menerapkan pembelajaran
materi materi pokok di sekolah dasar, yaitu membaca, menulis, matematika,
sains, studi sosial dan mata pelajaran lain yang diidentifikasi dalam konteks
subjek dunia nyata dan memakai Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Penelitian ini semakin meneguhkan efektifitas integrasi kurikulum
7Nur Faizin, “PembelajaranPendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning Di SMKRoudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara”, Tesis, IAIN Walisongo, Semarang, 2012.
8Yvonne J. Jhon, “A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of Trinidadand Tobago:A Paradigm Shift”, International Journal of Higher Education, Vol. 4, Issue 3 (2015),172-187.
dalam mengatasi masalah pembelajaran yang komplek. Perbedaanya dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah pada obyeknya, di mana integrasi
diterapkan pada jenjang Pendidikan Dasar, sementara penelitian ini
dilakukan pada jenjang Pendidikan Menengah.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Atsumbe B. Numgwo,
Emmanuel Raymond, Francis Abutu, Okwori Robert O. dalam Curriculum
Integration in Vocational and Technology Education: Implication for
Teaching and Learning.9 Penelitian ini membahas bagaimana integrasi
kurikulum dapat memfasilitasi pengembangan pengajaran dan keterampilan
secara efektif. Siswa harus mempelajari keterampilan baru dengan cepat dan
mampu berkomunikasi, memecahkan masalah, dan bekerja dengan
teknologi. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada
materinya, di mana integrasi dilakukan antar semua materi ajar, sedangkan
penelitian penulis hanya pada materi PAI.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Andy Hargreaves dan Shawn
Moore dalam Curriculum Integration and Classroom Relevance : A study of
Teacher’s Practice dimana kurikulum terpadu atau interdisipliner dipandang
sebagai salah satu aspek yang paling ambisius namun juga kontroversial
dari pendekatan terkini terhadap reformasi pendidikan yang mencoba
menghubungkan pembelajaran kelas dengan kehidupan dan pemahaman
semua siswa. Proses ini menjadikan guru lebih leluasa menyampaikan
materi dan mendorong untuk bekerjasama dalam satu tim, saling bertukar
informasi, serta mengembangkan kompetensi dan kreatifitas. Perbedaannya
9Atsumbe B. Numgwo, Emmanuel Raymond, Francis Abutu, Okwori Robert O, “CurriculumIntegration in Vocational and Technology Education: Implication for Teaching and Learning”International Journal of Vocational Education & Training, Vol. 23 Issue 2 (Agustus 2015), 15-27
7
dengan penelitian tesis ini, fokusnya lebih kepada penyiapan guru sebagai
salah satu komponen dari kurikulum.10
Penelitian yang serupa dengan Andy Hargreaves di lakukan juga
oleh Amani K. H. Alghamdi, dengan judul The Effects of an Integrated
Curriculum on Student Achievement in Saudi Arabia. Integrasi kurikulum di
pakai untuk tujuan peningkatan prestasi siswa. Dalam penelitian ini, materi
yang diintegrasikan adalah matematika dan sains dengan kecakapan hidup.
Proses ini menjadikan guru lebih mudah menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan mendorong untuk saling bekerjasama, saling bertukar
pengalaman, serta mengembangkan perasaan sosial .11 Perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada obyeknya dimana pada penelitian diatas
obyeknya Sekolah Dasar dengan materi matematika dan sains, sedangkan
pada penelitian ini obyeknya siswa SMK dengan materinya PAI.
2. Kerangka Teori
a. Integrasi Kurikulum
Secara sederhana, integrasi kurikulum dimaknai sebagai bentuk
kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan-bahan dalam bentuk unit dan keseluruhan 12. Senada dengan
itu, Becker & Park mendefinisikan dengan….
….”as approach that linked teaching and learning between two or moreof the STEM (science, technology, engineering, and mathematic) areas orbetween STEM and another school subject”
10Andy Hargreaves and Shawn , “Curriculum Integration and Classroom Relevance : A Study ofTeacher’s Practice”, Journal of Curriculum and Supervision, Vol. 15 Number 2( 2000) 89-112.
11 Amani K.H. Alghamdi, “The Effects of an Integrated Curriculum on Student Achievement inSaudi Arabia”, EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education University ofDammam, Vol 13, number 3(2017), 6074- 6100
12 Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara, 1993, 33.
Pendekatan yang menghubungkan pengajaran dan pembelajaran antara
dua atau lebih wilayah STEM (Sains, Tehnologi, Rekayasa, dan Matematika)
atau antara STEM dan matapelajaran yang lain 13
Dalam wacana tentang ilmu dan agama, integrasi dimaknai sebagai
upaya memadukan keduanya (Ilmu dan Agama).14Perpaduan itu bisa
digambarkan seperti pendapat Franzie L. Loepp ketika mendefinisikan
integrasi,
“The very notion of `integration' incorporates the idea of unity betweenforms of knowledge and the respective discipline. They use the metaphorof a marble cake versus a layer cake to signify different levels ofintegration. The layer cake means each of the sciences maintains anidentity in a general science course while the marble cake is moreproblem based with the various sciences contributing to the solution ofthe problem. They argue that the layer cake is more of aninterdisciplinary approach to curriculum because the boundaries amongthe disciplines are maintained..”
Integrasi digambarkan dengan menggunakan metafora kue marmer versus kue
lapis. Kue lapis berarti masing-masing sains mempertahankan identitas
ditengah perpaduan, sementara kue marmer memadukan banyak unsur menjadi
satu bentukan baru. Menurut Loepp, kue lapis lebih merupakan pendekatan
interdisipliner terhadap kurikulum karena batasan di antara disiplin ilmu
dipertahankan15
Pendapat yang lain dari Zuwaynah Al-Jahuri menyebutkan….
محاولة للربط بین الموضوعات الدراسیة المختلفة، التي تقدم للطالب في شكل " دقیقًا، یسهم في تخطي الحواجز بین المواد مترابط ومتكامل، وتنظم تنظیمًا
"الدراسیة المختلفة
13 Becker.K & Park.K, Effects of Integrative Approach Among STEM subjects on StudentsLearning: A Preliminary Meta- Analysis, Journal of STEM Education, Vol. 12 Number 5(2011):23-37
14Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan Politik MuhammadNatsir Dalam Islamika, Bandung: Mizan, 1994,18.
15Franzie L. Loepp, “Models of Curriculum Integration”, Journal of Technology Studies, Vol.25Number 2 (1999) :21-25
9
bahwa integrasi adalah sebuah upaya untuk menghubungkan mata pelajaran
yang berbeda yang disajikan kepada siswa dalam bentuk yang koheren dan
terpadu dan mengatur secara akurat untuk membantu mengatasi hambatan
antara subyek yang berbeda16
Sedangkan menurut Abdur Rahman, struktur keilmuan integratif bukan
berarti antara berbagai ilmu tersebut dilebur menjadi satu bentuk, melainkan
karakter, corak, dan hakikat antar ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan
dimensimaterial-spiritual, akal-wahyu, ilmu umum-ilmu agama, jasmani-
ruhani, dan dunia-akhirat.17
Memahami integrasi kurikulum, terutama yang berkaitan dengan
Pendidikan Islam tentu tidak bisa dilepaskan dari gagasan awal Profesor
Kuntowijoyo dengan konsep pengilmuan Islam dengan al-Quran sebagai
paradigma, dan dilakukan dengan dua cara, pertama pengintegrasian kekayaan
keilmuan manusia dengan wahyu, dan kedua obyektifikasi, yaitu menjadikan
pengilmuan Islam sebagai rahmat untuk semua orang18. Dalam pengilmuan
Islam tujuan Profesor Kunto adalah mengkontekskan teks agama,
menghubungkan agama dengan kenyataan.
Selanjutnya, gagasan tentang Integrasi tidak bisa dilepaskan dari sosok
Prof. Amin Abdullah dengan Integrasi Interkoneksinya. Integrasi interkoneksi
merupakan dua kata yang berbeda, tapi mempunyai maksud dan tujuan yang
sama, yaitu menggabungkan dan mengkaitkan dua persoalan yang dianggap
16Zuwaynah Binti Salim Al Jahuri, “Failiyah At Thariqah At Takamuliyyah fi Tahqiqi Al hdaf AlMarjuwwah fi Tadriisi Al Muthaala’ati wa An Nushusi laday Thaalibaati Ash-shoffi Al Awwali AtsTsanawiy bi Sulthanah ‘Amman”, Thesis, Kulliyyah At Tarbiyah, Univ. Sulthan Qabus, Oman, 2002,74
17Abd. Rahman Assegaf, Sebuah Pengantar Dalam Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta:JasaUngguh Mulia , 2005, xii.
18Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu:Epistemologi, Metodologi dan Etika, Yogyakarta:Teraju,2004, 49
terpisah.19 Pendekatan integratif dimaksudkan untuk memadukan kebenaran
wahyu (burhan Ilahi) dalam bentuk pembidangan matakuliah yang terkait
dengan Al-Qur’an-Hadis (hadlarah al-nash), dengan bukti-bukti yang
ditemukan di alam semesta ini (burhan kauni) dalam bentuk pembidangan
matakuliah empiris-kemasyarakatan dan kealaman (hadlarah al-‘ilm), dan
pembidangan matakuliah yang terkait dengan falsafah dan etika (hadlarah al-
falsafah)20. Istilah tiga hadlarah ini dipopulerkan oleh M. Amin Abdullah.
Jika masing-masing hadlarah sulit terintegrasi, maka perlu diberlakukan
pendekatan interkonektif, yaitu mengaitkan satu pengetahuan dengan
pengetahuan lain melalui satu hubungan yang saling menghargai dan saling
mempertimbangkan. Prinsip dasarnya terletak pada satu kesatuan simbiosis
demi kemaslahatan universal21. Asumsi dasar yang dibangun pada paradigma
ini adalah bahwa dalam memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang
dihadapi dan dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan apapun baik ilmu
agama, ilmu sosial, humaniora maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri.
Kerjasama, saling membutuhkan dan bertegursapa antar disiplin ilmu akan
dapat memecahkan persoalan yang dihadapi, karena tanpa saling bekerjasama
antar disiplin ilmu akan menjadikan narrowmindedness22. Dari kondisi sikap
single entity, (arogansi keilmuan : merasa satu satunya yang paling benar),
isolated entities ( dari berbagai disiplin keilmuan terjadi isolasi, tidak
bersentuhan) menuju pada interconnected entities (menyadari akan
19 M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:Arloka,1994, 26420M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan Kurikulum
Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2006, 26.
21M. Amin Abdullah, dkk.,Kerangka Dasar Keilmuan…., 2722 M. Amin Abdullah, “Membangun Kembali Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman : Tajdid dalam
Perspektif Filsafat Ilmu” dalam A. Syafi’i Maarif dkk., Tajdid Muhammadiyah untuk PencerahanPeradaban (ed.) Mifedwil Jandra dan M. Safar Nasir, Yogyakarta, MT-PPI &UAD Press, 2005, 45
11
keterbatasan dari masing-masing disiplin keilmuan, sehingga terjadi kerjasama,
dan bersedia menggunakan metode walaupun itu berasal dari rumpun ilmu
yang lain) 23
b. Kurikulum SMK
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah terdiri atas mata pelajaran
umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran
peminatan kejuruan kelompok C. Peminatan kejuruan ini
dikelompokkan lagi menjadi mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian (kelompok
C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan mata
pelajaran Paket Keahlian (kelompok C3).24 Mata pelajaran kelompok A dan
C merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya disusun oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mata pelajaran kelompok B dapat
berupa mata pelajaran muatan lokal, bisa memuat bahasa daerah yang berdiri
sendiri, dimana muatan dan acuannya dikembangkan oleh Kemendikbud
dan dapat dilengkapi dengan muatan/ konten lokal. Satu jam pelajaran
beban belajar tatap muka adalah 45 menit dengan beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegiatan tatap
muka. Masa pendidikan SMK terdiri atas 3 (tiga) atau 4 (empat) tingkatan kelas,
sesuai dengan tuntutan dunia kerja.Untuk yang menyelenggarakan
program 4 tahun diatur lebih lanjut oleh Ditjend Pendidikan Menengah.25
23 M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006, 404.
24Direktorat Pembinaan SMK KEMENDIKBUD, Implementasi Kurikulum 13 SekolahMenengah Kejuruan, LPMP Jawa Tengah, 2017.13
25Direktorat Pembinaan SMK KEMENDIKBUD, Implementasi Kurikulum 13 SekolahMenengah Kejuruan, LPMP Jawa Tengah, 2017.29.
Sebagai unit pendidikan yang diharapkan menyiapkan tenaga terlatih,
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kekhasan struktur kurikulum
SMK. SMK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
bersama dengan institusi pasangan yang memadukan program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian melalui bekerja langsung di
dunia nyata, untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Praktek
Kerja Lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah
semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3 hari dalam seminggu,
setiap hari 8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan pembelajaran kelompok A
dan B dilakukan di satuan pendidikan sedangkan pembelajaran kelompok C
dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau di Dunia Usaha/Dunia Industri
(DU/DI) yang terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan dengan Portofolio
sebagai instrument utama penilaian.26
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian dengan mengamati, bertatap muka, berinteraksi sosial dan
berpartisipasi secara langsung dengan obyek yang dituju untuk
memperoleh data yang benar tentang integrasi kurikulum PAI pada SMK
Berbasis Komunitas Pesantren di kota Salatiga.
2. Metode Penentuan Subyek
Penulis menggunakan tehnik purposive sampling dalam
menentukan subyek, dimana dari populasi 20 SMK yang ada di Kota
Salatiga, hanya ada 3 Sekolah yang berbasis komunitas pesantren, yaitu
26Direktorat Pembinaan SMK KEMENDIKBUD, Implementasi Kurikulum 13 SekolahMenengah Kejuruan, LPMP Jawa Tengah, 2017.15.
13
SMK SPP Dharma Lestari, SMK Al-Falah dan SMK Pancasila. Sumber
data digali dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Komite Sekolah,
Kyai, Ustadz, siswa dan warga sekolah yang lain.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara.dan
dokumentasi. Metode observasi dilaksanakan sebagai langkah awal dengan
melihat secara langsung kegiatan harian siswa. Metode wawancara
digunakan untuk mendapatkan data, keterangan dan informasi yang
dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan teknik semi terstruktur, dimana
peneliti membuat pedoman wawancara secara garis besarnya saja,
sehingga pertanyaan dapat meluas dan mendalam pada saat proses
berlangsung.
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data-data
pendukung untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara, yaitu data administrasi pembelajaran, dan data lain yang
berkaitan dengan penelitian, bisa berupa foto-foto kegiatan, rekaman
wawancara ataupun dokumentasi administrasi.
4. Metode Analisis Data
Tahap berikutnya adalah analisis data, dengan langkah langkah
mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data.27Kegiatan
mereduksi data dilakukan dengan cara membuat rangkuman hal-hal yang
pokok, mencari hal-hal yang penting terhadap aspek-aspek permasalahan
yang diteliti, sehingga akan memudahkan dalam menganalisis. Setelah
data direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data. Setelah itu
27S. Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung, Tarsito, 1998. 129.
dibandingkan dan diurai dengan teori yang menjadi acuan peneliti
kemudian kesimpulan diambil dan diverifikasi dengan cara mencari data
yang lebih mendalam melalui pengumpulan data ulang, meninjau kembali
ke lapangan untuk mengecek hasil kesimpulan. Setelah tidak menunjukkan
perbedaan maka disimpulkan secara final dalam bentuk pembahasan dan
penyajian hasil secara deskriptif analisis
F. Sistimatika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama
dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari hal-hal bersifat formal seperti
halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman pengesahan,
halaman persetujuan, nota dinas pembimbing, abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran dan daftar singkatan.
Bagian utama terdiri dari tiga bab, Bab I berisi pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian,
kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab I
membahas model penyusunan integrasi kurikulum PAI, Bab III membahas
implementasi integrasi kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren, Bab IV
membahas faktor penunjang dan faktor penghambat dalam proses integrasi
kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren Bab V merupakan bagian penutup
yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian paling akhir adalah berisi daftar
pustaka dan lampiran.
15
BAB II
PERENCANAAN SISTEM INTEGRASI KURIKULUM
A. Penyusunan Visi Misi
1. SMK SPP Dharma Lestari
Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah berdiri bersamaan dengan
Yayasan Sosial Yatim Piatu Dharma Lestari pada tanggal 2 Mei tahun 2002 di
Pulutan Salatiga. Pondok Pesantren dan Yayasan ini didirikan oleh Bapak H.
Dharmo Supono, pengusaha asal Boyolali yang tinggal di Jakarta. Nama
Dharma Lestari diambil dari nama orang tua beliau, H. Dharmo Thohir dan Hj.
Sri Lestari, dengan harapan agar amal (dharma) yang diberikan bisa ajeg, abadi
(lestari). Sedangkan nama Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah diberikan
oleh perintis awal berdirinya Pondok yaitu KH. Usman Mansur BA, Ust.
Samsul Maarif S. Pd.I, Ust. Ir. M. Ali Qomaruddin, Ust. Drs Farid Hudaf dan
Ust. Muhammad Irfan, atas restu KH. Imam Ali dari Cirebon. Berharap dengan
nama tersebut tumbuh cahaya kemenangan yang akan dibawa pulang oleh para
alumni ke seluruh penjuru tanah air. Pada tahun tersebut juga sekaligus
didirikan SMP Dharma Lestari, sedangkan SPP SPMA (Nama awal dari SMK-
SPP) didirikan 3 tahun kemudian. Jurusan yang ada di SMK SPP Dharma
Lestari adalah Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dari bidang
Keahlian Agribisnis dan Agrotehnologi, menyusul didirikan jurusan Tata Boga
pada tahun 2017.
Adapun visi dan misi SMK SPP Dharma Lestari adalah sebagai berikut
:
Visi : Terwujudnya alumni SMK-SPP Dharma Lestari yang profesional,
kreatif, inovatif, kompetitif, mandiri dan amanah dengan filosofi :
”Optimalkan Hati, Akal dan Panca Indera”.
Misi: a. Mengembangkan dan memberdayakan siswa dalam proses
pendidikan dengan sistem pembelajaran berbasis ganda, agar
siswa mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang dinamis.
b. Menciptakan masa depan siswa untuk bekerja secara
professional dengan etos kerja yang baik sehingga mampu
berkompetisi dalam memasuki dunia kerja
c. Menciptakan masa depan siswa yang kreatif, mampu
memberdayakan lingkungan sumber daya yang berdaya guna bagi
kehidupannya
d. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha agar mampu menjadi
pelopor dan motivator di wilayahnya28
Tujuan sebuah lembaga tercermin dari visi dan misi yang dicanangkan,
karena visi dan misi adalah gambaran proyeksi dan cita cita lembaga yang
ingin diwujudkan dimasa mendatang. Semua pemangku kebijakan terlibat
dalam perumusan dan sosialisasi visi tersebut, yaitu Pengasuh Pesantren
sebagai peletak dasar kurikulum kepesantrenan, Kepala Sekolah sebagai
penanggung jawab kurikulum sekolah, sekaligus Kordinator Pelaksana harian
dan guru-guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran. Interkoneksi,
menurut Prof Amin Abdullah adalah usaha memahami kompleksitas fenomena
kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia dan karenanya harus bertegur
sapa, bekerjasama dan saling berhubungan.29 Ketiga stake holder itu saling
berhubungan dalam merumuskan visi, misi, tujuan yang kemudian
28Tim Pengembang Kurikulum, Dokumen I Kurikulum 13 SMK-SPP Dharma Lestari TahunPelajaran 2017/2018, 6
29M. Amin Abdullah, “Desain Pengembangan Akademik IAIN menuju UIN Sunan Kalijaga :dari pendekatan Dikotomis-Atomistis ke arah Integratif-Interdisiplinnary” dalam Zainal Abidin Baqir,Integrasi Ilmu dan Agama, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008, viii
17
dikembangkan dalam perumusan perencanaan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek yang dijabarkan dalam kurikulum sekolah, dan
dievaluasi setiap tahun. Perencanaan dan evaluasi itu dilakukan bersama
yayasan dan unit pendidikan lain, agar proses KBM yang berjalan bisa selaras
dengan visi, misi dan tujuan, melalui kurikulum terpadu antara pembelajaran
diniyyah, sekolah, dan aktifitas harian pondok.
2. SMK Pancasila
Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. Muhlasin pada tanggal
30 September 1992.Beliau adalah putra dari KH. Abdur Rochim, dan cucu dari
K. R. Affandi, Pengasuh Ponpes Salafiyah Blotongan Salatiga.
Sistem pendidikan di Ponpes Pancasila menggunakan sistem salafiyah
yang dikolaborasikan dengan sistem moderen yaitu disamping mengaji dengan
sorogan dan bandongan juga memakai sistim klasikal dengan mengedepankan
pembelajaran yang sistematis. Selain pengajian kitab kuning, tradisi pesantren
yang dihidupkan secara rutin di Ponpes Pancasila adalah mujahadah,
istighotsah, khataman Quran, pengajian umum akhirussanah, bahtsul masail,
dan pengajian kilatan Ramadlan. Pada tahun 2004 dibuka SMK Elektro
Pancasila, dan tahun 2008 dibuka MTs Pancasila untuk semakin melengkapi
jenjang pendidikan formal yang ada. Kedua lembaga tersebut diberi tambahan
ekstra kurikuler berbagai bekal ketrampilan seperti menjahit, beternak,
percetakan, berbagai cabang olahraga dan kesenian.
Adapun Visi dan Misi lembaganya adalah :
Visi : Menanamkan Aqidah Ahlussunnah Wa al Jamaah dan menjadikan
Santri yang Ahli Fikir, Ahli Dzikir, dan Ahli Ikhtiyar
Missi : a. Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai perkembangan zaman
b. Menggali dan mengembangkan potensi anak, khususnya dalam
bidang wirausaha
c. Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri
d. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai nilai
ahlussunnah wal jamaah30
Di SMK Pancasila visi misi diturunkan dari idealisme Pengasuh
Pondok yang kemudian dijabarkan oleh masing-masing unit pendidikan di
bawahnya dalam bentuk kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah ini berfungsi
sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, juga
berfungsi untuk menggerakkan roda organisasi dan tata laksana sesuai dengan
tujuan lembaga, dan berlaku secara periodik. Dari kurikulum ini bisa dilihat
bagaimana sekolah menata pelajaran dan kegiatannya untuk memadukan
materi agama kedalam materi atau kegiatan lain
3. SMK Al Falah
SMK Al-Falah berdiri tahun 2005 di lingkungan Pondok Pesantren Al
Falah Grogol, Salatiga. Cikal bakal lembaga pendidikan ini adalah Tarbiyatul
Islam Al Falah yang didirikan oleh KH. M. Zumri bersama istri beliau Nyai
Lathifah pada tahun 1986. Tahun 1990 didirikan madrasah diniyyah di
lingkungan pondok ini, dan pembelajarannya dilaksanakan ba’da ashar, ba’da
maghrib, ba’da isya’ dan ba’da shubuh, dengan materi kajian kitab kuning dan
tahsin qur’an. Waktu pembelajaran di luar jam sekolah formal karena
mayoritas santri bersekolah formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi yang ada di kota Salatiga. Letaknya yang strategis di tengah
tengah lingkungan sekolah menjadikan Pondok Pesantren Al-Falah alternatif
30Tim Pengembang Kurikulum, Dokumen I Kurikulum 13 SMK Pancasila Tahun Pelajaran2017/2018, 8
19
untuk tinggal selama masa pendidikan. Jurusan yang dibuka adalah Tehnik
Otomotif dan Tata Busana.
Visi Misi SMK Al Falah adalah :
Visi : Menyiapkan tamatan yang kompeten dan berakhlak mulia
Misi : a. Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK
b. Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas dan jujur
c. Menyiapkan tamatan yang berjiwa wirausaha
d. Menyiapka tamatan yang kompeten di bidangnya
e. Menyelenggaran sekolah yang berkarakter 31
SMK Al-Falah adalah bagian dari Pondok Pesantren Al-Falah, dimana
diantara ide pendiriannya adalah untuk membekali masyarakat dengan
pendidikan agama. Visi dan misi sekolah ini menjadi pedoman
penyelenggaraan penguatan karakter siswa melalui tradisi-tradisi pesantren
yang berkembang, diantaranya literasi pagi dengan tilawah, pembacaan
sholawat Nabi, dzikir tahlil, dan pengayaan pengetahuan agama melalui kajian
kitab kuning, yang dilakukan secara terjadwal di SMK. Sementara untuk siswa
yang tinggal di Pondok tentu sudah mendapatkan tambahan pengetahuan
melalui kegiatan madrasah diniyyah.
B. Proses Penerimaan Siswa Baru dan Perekrutan Guru
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Penerimaan siswa baru di SMK-SPP Dharma Lestari dilaksanakan
sesuai Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.
Kepanitiaan dikendalikan oleh Yayasan melalui satuan kerjanya yang disebut
Majelis Maarif, dengan membentuk Panitia Gabungan. Panitia ini dibentuk
31Tim Pengembang Kurikulum, Dokumen I Kurikulum 13 SMK Al Falah Tahun Pelajaran2017/2018, 7
setiap bulan Februari, dan berakhir dengan pelaksanaan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah ditahun ajaran baru. Tes masuk meliputi Pengetahuan
Umum sesuai jenjangnya, Pengetahuan Agama yang meliputi baca tulis
bahasa arab, membaca al-Qur’an dan hafalan surat-surat pendek, serta
praktek ibadah. Tes masuk ini menjadi standar kompetensi minimal yang
harus dikuasai siswa, agar pembelajaran selanjutnya siswa bisa beradaptasi
dengan mudah. Setelah dinyatakan diterima, kegiatan pertama adalah Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yang langsung digabung dengan
masa perkenalan pondok yang disebut dengan kegiatan Khutbatul Iftitah.
Kegiatan ini berisi pengenalan lingkunan belajar baik di sekolah maupun di
pondok, pengetahuan kesehatan, kesadaran tertib lalu lintas, wawasan
kebangsaan, dan tambahan kegiatan Pengenalan Baris Berbaris dan Bela
Negara. Masa Orientasi biasanya diakhiri dengan kunjungan industri ke
kelompok kelompok tani atau pelaku usaha yang sudah maju.
Adapun perekrutan guru dilakukan oleh Yayasan, sesuai yang
disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren KH Usman Mansur BA,
Karena yayasan tentunya juga mempunyai tujuan dan program yang
sesuai dengan AD ART Yayasan.Tentunya yang kredibel dan
kompeten di bidangnya. Dengan memiliki guru yang kompeten akan
bisa mempengaruhi proses pembelajaran, karena bagaimanapun guru
itu kunci pembelajaran. Disamping itu juga untuk menyelamatkan
visi misi dan tujuan daripada Yayasan, maka yayasan berkepentingan
mencari guru yang sesuai, dan harus memiliki latar belakang
pendidikan pesantren 32
32Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah KH. Usman Mansur hariSabtu 5 Agustus 2017
21
Dalam pembinaan SDM, selain diadakan supervisi berkala, juga
diadakan pembinaan rutin dalam bentuk In House Training, kegiatan sosial
kemasyarakatan, dan pengajian mingguan. Pola perekrutan dan pembinaan
ini dimaksudkan agar guru sebagai kunci proses pembelajaran tidak hanya
menguasai bidang ilmu yang menjadi tanggungjawabnya, tapi juga
mengetahui, memahami, mampu mendialogkan dan mampu meng “integrasi-
interkoneksi”kan disiplin ilmunya dengan mata pelajaran lain dengan
pendekatan scientific melalui lima tahapan yaitu mengamati (observing),
menanya (questioning), mengeksplorasi (exploring), mengasosiasi
(associating) dan mengkomunikasikan (communicating)
2. SMK Pancasila
Proses penerimaan siswa dan santri baru hampir sama dengan SMK-
SPP Dharma Lestari. Kegiatan ini ditangani oleh panitia gabungan pondok
dan sekolah, tesnya pun selain tes kemampuan akademik juga tes
pengetahuan keagamaan dan praktek ibadah. Setelah selesai, mereka harus
menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setelah itu,
resmilah mereka menjadi siswa dan santri di Ponpes Pancasila, karena semua
siswa SMK wajib tinggal di Pondok, baik yang berasal dari luar kota maupun
dari Salatiga sendiri. Saat ini sebaran santri Pondok Pesantren Pancasila
berasal dari Pulau Sumatra, dan kota kota di Pulau Jawa.33
Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada sekolah,
disesuaikan dengan kebutuhan, namun diprioritaskan alumni Ponpes
Pancasila yang memenuhi syarat akademik. Bagi yang memungkinkan untuk
bertempat tinggal dilingkungan pesantren, akan diminta untuk tinggal di
33Dokumen Panitia Penerimaan Siswa Baru PP. Pancasila Tahun 2017/2018
pesantren untuk memperkuat pembinaan santri dalam sehari semalam.
Tujuannya seperti disampaikan Ibu Kepala Sekolah Sri Mulyani S.PdI.,
Kita memprioritaskan alumni sendiri itu maksudnya agar prosestransfer ilmu sekaligus penanaman nilai nilai kepondokan itu mudahdan tidah butuh adaptasi yang panjang. Selain itu tentu untukmemotivasi siswa agar bisa meniru kesuksesan gurunya dalambelajar. Gurunya pun akan lebih mudah memberikan arahan danbimbingan karena beliau beliau itu pernah berada di posisi menjadisantri.34
Ini selaras dengan yang disampaikan KH. Syukri Zarkasy, bahwa dalam
masyarakat pesantren, Kyai, pimpinan sekolah, dan guru selain berfungsi
sebagai central figure, juga menjadi moral force bagi para santri dan seluruh
penghuni pesantren. Hal ini adalah suatu kondisi yang mesti bagi dunia
pendidikan, tetapi kenyataannya jarang didapati dalam sistem pendidikan
selain pesantren.35
3. SMK Al-Falah
Untuk penerimaan siswa baru di SMK Al-Falah ditangani pihak
sekolah, tanpa campur tangan dari pondok, dan dilaksanakan sesuai regulasi
Dinas Pendidikan Provinsi, baik itu waktu pelaksanaan maupun peraturan
teknis lainnya. Setelah dinyatakan diterima melalui tes penempatan, siswa
dipersilakan memilih untuk tinggal di pondok atau tidak. Khusus siswi, entah
tinggal di pondok atau tidak, wajib berbusana muslimah. Setelah itu, mereka
harus menjalani MPLS yang berisi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah
yang baru, kesehatan, tertib lalu lintas dan bela Negara. Narasumber dari
KODIM, POLSEK Sidorejo, dan Dinas Kesehatan Kota.36
34Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Pancasila Ibu Sri Mulyani pada hari Kamis 10Agustus 2017
35Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor,Ponorogo:Timurti Press, 2005, 33.
36Dokumen Panitia Penerimaan Siswa Baru SMK Al-Falah Tahun 2017/2018
23
Adapun rekrutmen guru diserahkan sepenuhnya kepada Sekolah,
Tentu dengan ketentuan dan syarat syarat yang disesuaikan dengan kondisi
pondok dan aturan akademik yang berlaku. Berbeda dengan SMK-SPP
Dharma Lestari dan SMK Pancasila, keterpaduan sistem ditunjukkan
melalui kurikulum tersembunyi, dimana kurikulum ini tidak terprogram,
namun memiliki pengaruh terhadap hasil belajar.
C. Penyusunan Program Sekolah
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Program sekolah disusun sebelum tahun ajaran baru dimulai,
dikelompokkan dalam 8 standar pendidikan yang dikoordinatori oleh 4
orang Wakil Kepala Sekolah. Implementasinya mengacu pada Permendiknas
No. 19 Tahun 2007 dan Kalender Pendidikan Pondok yang sudah disusun
oleh Majelis Maarif. Dari 8 standar tersebut, semuanya saling terkait satu
sama lain, dan progressnya mengerucut ke Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Karena itu sejak awal seluruh program perencanaan harus melibatkan
seluruh warga yang ada di Pondok Pesantren agar kegiatan tersebut bisa
diketahui dan didukung oleh semua pihak.
Penyusunan program ini juga diharapkan dapat mengakomodir
seluruh kegiatan pengembangan siswa mulai dari Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) SMK, KBM Diniyyah, kegiatan pengembangan diri berupa latihan
pramuka dan muhadloroh, kegiatan seni budaya dan olah raga serta kegiatan
sosial kemasyarakatan. Menurut KH. Usman Mansur BA, Pengasuh Pondok,
tujuan dari beragamnya kegiatan siswa adalah :
Karena siswa itu masih berusia muda. Orang muda yang tidak bisamemanfaatkan waktunya akan berbahaya, karena kekosongan itumerusak. Dan supaya mereka itu bisa terangsang bakat, minat dankelebihannya, mereka diberi kegiatan, karena pondok sifatnya hanya
memberikan stimulan untuk memancing bakat, minat, potensi dankelebihan siswa…misalnya anak mempunyai kecenderungan dibidang IPA, atau menyukai dakwah maka pondok hanya memberikanfasilitas, agar mereka nanti bisa mandiri 37
2. SMK Pancasila
Untuk SMK Pancasila penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dilaksanakan mandiri, namun seperti yang disampaikan Wakil Pengasuh,
rambu-rambunya adalah :
Rumusan tujuan sekolah sudah ditentukan oleh Pengasuh Pondok,
yakni menyiapkan peserta didik yang mempunyai bekal hidup di
masyarakat yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu
Pengetahuan bisa didapatkan di sekolah, Ilmu agama bisa didapatkan
di Pondok, tapi pengamalan nilai luhur agama harus dibudayakan
setiap hari, setiap saat, dan dimana saja berada38
Rencana Kerja Sekolah adalah kegiatan menyusun pembelajaran
selama satu tahun, dimana satuan waktu pendidikan itu berjalan dan
pengukuran ketercapaian kemampuan siswa dievaluasi. Di SMK Pancasila,
RKS disusun bersamaan dengan penyusunan kurikulum pondok untuk
penyesuaian jadwal dan Kalender Pendidikan. Seluruh kegiatan SMK harus
diketahui dan dikoordinasikan dengan Pengasuh Pondok, untuk menghindari
tumpang tindihnya kegiatan, atau menghindari kegiatan yang kurang sesuai
dengan nilai-nilai kepondokan. Untuk pendidikan diniyyah, dilaksanakan
secara mandiri, diasuh oleh guru-guru pondok yang sudah kompeten
dibidangnya. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada sore dan malam
hari, setelah kegiatn KBM SMK selesai. Evaluasi dan penilaian sebagai salah
37Wawancara dengan Pengasuh Pondok KH Usman Mansur BA pada hari Sabtu, 5 Agustus2017
38Wawancara dengan Wakil Pengasuh Pondok Pancasila Bapak M. Thoha Saputro S. Pd. I padahari Kamis 10 Agustus 2017
25
satu bukti pelaksanaan pembelajaran juga dilaksanakan di Madrasah
Diniyyah, dan diakhir semester siswa akan mendapatkan 2 (dua) buah rapot
3. SMK Al-Falah
Di SMK Al-Falah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dilaksanakan awal Tahun Ajaran baru melalui rapat sekolah. Penanggung
jawab utamanya adalah Kepala Sekolah, sesuai tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Struktur Organisasi SMK39
RKS ini di bagi menjadi empat bidang dan dibawahi oleh Waka
Kesiswaan, Waka Kurikulum, Waka Humas dan Waka Sarpras. Masing-
masing Waka bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan melaporkan
tugasnya secara berkalam dalam rapat sekolah yang diadakan setiap bulan
sekali. 40
RKS ini menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama
setahun. Dalam penyusunan RKS, dimana acuannya adalah Standar
39Tim Pengembang Kurikulum, Dokumen I Kurikulum 13 SMK Al Falah Tahun Pelajaran2017/2018, 15
40Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK-Al Falah Bapak Samsidi S.Pd.Kim., M.Pd padahari Senin 28 Agustus 2017
Kepala Sekolah
DU /DI TA
Waka Kur. Waka Kesis.Waka Sarpras Waka Humas
Perpus KaprogliTehnik Otomotif
BKKaprogliTata Busana
Guru
Kompetensi Lulusan, Pengasuh Pondok sudah memberikan batasannya, yaitu
:
Santri atau siswa dari Al Falah itu harus punya basis agama yangkuat, punya karakter dan berakhlakul karimah dan juga memilikiketrampilan atau kompetensi yang memadai untuk bekal masadepannya. Dari banyak pertimbangan para pengurus, kami memilihjurusan Otomotif dan Tata Busana untuk bekal ketrampilannya 41
Karena itu semua pembelajaran harus mengacu pada standar yang sudah
ditetapkan, yaitu siswa yang kompeten atau memiliki ketrampilan sesuai
dengan jurusan yang dipilih sekaligus siswa yang berakhlakul karimah dan
memiliki kemampuan agama yang baik, minimal bisa membaca Al-Quran.
Dari pemaparan data di atas, perencanaan integrasi kurikulum di
SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
Guru-guru, di bawah dukungan dan kontrol Pimpinan Pesantren. Perencanaan
itu di awali dari proses penyusunan visi misi dan pembuatan Rencana Kerja
Sekolah yang kemudian diturunkan ke dalam Kalender Pendidikan dan
perangkat pembelajaran lainnya. Penyiapan perangkat ini menjadi strategis,
karena di sinilah proses pembelajaran selama satu tahun disiapkan, mulai dari
materi, perencanaan metode dan tujuan yang akan dicapai. Sementara itu, dari
sisi penyiapan sumberdaya, ada model yang berbeda-beda. Penerimaan siswa
baru di SMK-SPP Dharma Lestari dan SMK Pancasila melalui tes masuk
pondok sekaligus, sementara di SMK Al-Falah tidak. Pada proses perekrutan
guru, di SMK-SPP Dharma Lestari dilakukan oleh Yayasan, dengan syarat-
syarat yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. SMK Pancasila
melakukan perekrutan dengan sistim tertutup, yaitu ditawarkan dulu untuk
kalangan interen pondok yang memenuhi syarat akademik, kalau kemudian
41Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Bapak KH. Maksum pada hariSenin 28 Agustus 2017
27
masih belum terpenuhi baru dipublikasikan. Sedangkan untuk SMK Al-Falah,
perekrutan di lakukan oleh sekolah tanpa melibatkan Pondok atau yayasan,
karena manajemennya sudah terpisah. Sekalipun demikian, pertimbangan
ketrampilan beragama tetap menjadi prioritas untuk penerimaan tenaga guru.
Untuk SMK –SPP Dharma Lestari proses ini lebih memudahkan dalam
proses integrasi pembelajaran karena guru berlatar belakang pesantren namun
tetap linier dengan bidang yang diampu. Di SMK Pancasila, karena prioritas
yang diambil adalah dari kalangan internal, maka beberapa Guru Mapel
disekolah tidak linier dengan mapel yang diampu. Sedangkan di SMK Al-
Falah semua guru sudah sesuai dengan mapel yang diampu, tapi tidak harus
mensyaratkan guru berlatar belakang pesantren karena secara manajemen
memang terpisah.
Tabel 2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru
NO NAMA SEKOLAH JMLGURU
JMLSISWA LINIERITAS BERBASIS
PESANTREN
1 SMK-SPP DharmaLestari 20 161 90,5% 68,2%
2 SMK Pancasila 17 92 66,7% 58,8%
3 SMK Al-Falah 18 167 95,5% 27,8%
Sumber : Data Keadaan Guru di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila danSMK Al-Falah
Ketiga model perekrutan ini tetap tidak mengurangi bobot integrasi
kurikulum pembelajaran PAI di masing-masing sekolah, karena manajemen
nya tidak sama dan metode yang dipakai berbeda-beda pula, dan tentu tujuan
yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga tidak sama. Namun akan
lebih strategis kalau penerapan kebiasaan beragama di lakukan oleh guru
yang memiliki ketrampilan beragama yang benar dan latar belakang
pendidikan yang sesuai agar bisa menghasilkan peserta didik yang
berkarakter, produktif, inovatif, afektif melalui penguatan integrasi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan.
29
BAB III
IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM
A. Kegiatan Belajar Mengajar SMK
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK-SPP Dharma Lestari
mengacu pada Kalender Pendidikan (Kaldik) yang sudah ditetapkan oleh
yayasan, baik itu dalam pembelajaran harian, mingguan, bulanan, kegiatan
wajib, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pribadi maupun penetapan hari aktif
dan hari libur. Kaldik Yayasan ini diturunkan dari Kaldik Dinas Pendidikan
Provinsi, kemudian disinkronkan dengan kegiatan pondok sehingga tidak ada
kegiatan yang tumpang tindih atau saling membebani. Hari efektif, masa
ulangan, upacara hari besar nasional maupun Peringatan Hari Besar Islam
sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga penanggung jawab masing-masing
bisa mengendalikan kegiatan. Hal ini seperti yang di sampaikan oleh Kepala
Sekolah SMK-SPP Dharma Lestari,
Pada rapat persiapan awal tahun ajaran baru, kami menyiapkan seluruhperencanaan pembelajaran dengan berpedoman pada Kaldik yangdibuat oleh Yayasan.Ini kami lakukan agar seluruh kegiatanpembelajaran bisa terlaksana dengan baik, tidak saling membebani danbisa lancar, sukses. Ulangan, liburan, dan hari aktif bisa sinkronwaktunya42
Jam belajar dimulai pukul 06.45 setiap hari dari Sabtu sampai Ahad.
Khusus hari Senin langsung upacara, dengan diawali apel pagi dan pembacaan
asmaal-husna di halaman sekolah, setelah itu masuk pembelajaran kelas sampai
pukul 14. 20. Sebelum mulai pelajaran, siswa melantunkan nadzoman (syair
dalam bahasa arab yang dilagukan) sebagai pembuka belajar kelas. Sholat
42Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK-SPP Dharma Lestari Bp. Pitoyo Ngatimin, SP padahari Rabu, 25 Oktober 2017
dhuhur berjamaah dan makan siang dimanfaatkan pada jam istirahat
kedua.
Di bawah ini adalah jadwal kegiatan siswa/santri selama 24 jam di Pondok
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Terpadu
SMP/SMK/Pondok
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur El-Falah 2017
Kegiatan belajar mengajar di SMK Dharma Lestari berjalan sesuai
prosedur yang berlaku, mulai pengaturan jam belajar, distribusi kurikulum sampai
program Praktek Kerja Lapangan. Materi Pendidikan Agama Islam yang
berjumlah 3 jam/minggu bisa disiasati dengan penajaman materi yang sama pada
WAKTU KEGIATAN04.00-04.3004.30-05.3005.30-06.0006.00-06.2006.20-07.0007.00-07.1507.15-09.4009.40-10.00
10.00-12.0012.15-12.3012.30-13.0013.00-14.30
14.30-15.3015.30-16.0016.00-16.4516.45-17.3017.30-18.0018.00-18.3018.30-19.0019.00-19.3019.30-20.1020.10-20.5020.50-21.1521.15-22.0022.00-23.0023.00-04.00
Bangun pagi dilanjutkan Shalat Subuh BerjamaahMelaksanakan Pengajian Sorogan di MasjidMelaksanakan pembersihan umum sekitar ponpesMelaksanakan pembersihan pribadiPersiapan apel makan pagi dengan berpakaian seragam rapiMasuk kelas masing-masingMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat DhuhaIstirahatMengikuti pembelajaran di kelas masing-masingSholat Dhuhur berjamaahApel di depan masjid dilanjutkan makan siang SMP Muhadatsah/conversation Santri SMK melanjutkan pembelajaranSeluruh santri masuk Madrasah DiniyyahMelaksanakan Sholat Ashar berjamahKegiatan AGRO/PertanianMelaksanakan giat cuoris (cuci, olah raga, istirahat)NastamirSholat Maghrib berjamaahMakan MalamSholat Isya berjamaahSeluruh santri masuk Diniyah I malamSeluruh santri masuk Diniyah II malamPersiapan TakrorMelaksanakan takrorSantri diberi kesempatan nonton tv di tempat yang disediakanMelaksanakan istirahat kecuali yang jaga malam
31
jam diniyyah dengan kolaborasi antar pengajar. Begitu juga praktek ibadah yang
membutuhkan waktu yang panjang bisa dilakukan secara berkelanjutan dengan
materi diniyyah, sehingga Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual), Kompetensi Inti 2
(Sikap Sosial), Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
(Ketrampilan) bisa dicapai sesuai target.
2. SMK Pancasila
SMK Pancasila menyelenggarakan pembelajaran mulai pukul 07.00,
diawali dengan sholat dhuha, sampai pukul 13.50, satu jam pelajaran 45 menit
dengan 2 kali istirahat selama 15 menit. Kewenangan dalam pembelajaran pada
guru mata pelajaran masing-masing dengan memperhatikan pedoman pada
standar proses. Namun sesuai KI 1 dan KI 2 pada masing masing mapel, semua
guru bertanggung jawab terhadap perkembangan spiritual dan sosial seluruh
siswa. Karena itu, pengampu mapel juga menjadi penggerak kegiatan kegiatan
spiritual siswa seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, pengajian rutin, dan
kegiatan kegiatan lain. Termasuk menjadi teladan dalam perilaku sehari hari
seperti mengucap salam, bersalaman ketika bertemu, berbahasa jawa halus dalam
berkomunikasi, berbicara, makan, minum dan bermedia sosial yang baik.
Kurikulum ini diarahkan untuk membangun karakter dan mengembangkan
wawasan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
membangun masyarakat. Pengasuh Pondok ikut terlibat langsung dalam dalam
kegiatan harian santri, sehingga ada sumber motivasi dan teladan yang setiap saat
bisa di jumpai.
3. SMK Al-Falah
Di SMK Al Falah, KBM dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.50.,
satu jam 45 menit dengan dua kali istirahat 25 menit. Istirahat pertama untuk
sholat dhuha, dan istirahat kedua untuk sholat dhuhur berjamaah. Kegiatan belajar
harian diawali dengan kajian agama selama 45 menit. Kegiatan dipimpin oleh
guru PAI atau guru lain yang kompeten dibidangnya dengan bidang kajian yang
berbeda beda setiap harinya. Seluruh siswa siswi wajib mengikuti kegiatan ini
tanpa kecuali. Guru guru yang tidak memiliki tugas pada jam tersebut juga
diharapkan mengikuti. Penulis beberapa kali melakukan observasi lapangan pada
jam Kajian Pagi, dan selalu melihat banyak bapak ibu guru turut hadir di aula.
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Kajian PagiSMK AL FALAH TP 2017/2018
NO HARI MATERI KAJIAN PENANGGUNG JAWAB1 Senin Pengajian Al-Quran Sutoyo, S.PdI2 Selasa Kajian Kitab Kuning K. Kholil3 Rabu Sholawatan Sutoyo, S. PdI4 Kamis Pengajian Al Quran Semua Guru5 Jumat Yasin, Tahlil Samsidi, M.Pd6 Sabtu Sabtu Bersih + Senam Eka
Sumber : Dokumen Kurikulum SMK Al Falah 2017/2018
Dari paparan data di atas, seluruh KBM di SMK berbasis pesantren di
Kota Salatiga melaksanakan pembelajaran sesuai regulasi yang ditetapkan,
namun tetap memakai jam tambahan untuk pengayaan dan pendalaman materi
agama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Diharapkan siswa memiliki
karakter santri sesuai pembiasaan mereka sehari-hari.
B. Program Pesantren
1. Ponpes Agro Nuur El-Falah
Di Ponpes Agro Nuur El-Falah, seluruh siswa baik itu SMP, SMK maupun
mahasantri wajib tinggal di pondok. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
Pengasuh Pondok,
Tentunya anak yang hanya dididik 6 -7 jam berbeda dengan yang 24 jamdisatu lembaga pendidikan, mereka akan bisa dipersiapkan lebih baik lagiagar mampu terjun ke masyarakat dengan bekal akhlak yang mulia, dan
33
bekal ketrampilan agar bisa banyak manfaatnya untuk umat, bangsa dannegara masyarakat 43
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Harian Pagi dan SorePondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga
1. Kegiatan PagiHARI BA’DA SUBUH PENANGGUNGJAWAB
Senin Sorogan Mahasantri, asatidz pengabdian
Selasa Mufrodat KH. Usman Mansur
Rabu Sorogan Mahasantri, Asatidz pengabdian
Kamis Sorogan Mahasantri, Asatidz pengabdian
Jum’at Olahraga Nur Soleh, S. Pd. I
Sabtu Mufrodat / Tausiyah KH. Usman Mansur
Ahad Muhadatsah Konsulat Asatidz Pengabdian
2. Kegiatan Sore
HARI BA’DA ASAR PENANGGUNGJAWAB
Senin Agro/Pertanian Guru Pertanian
Selasa Agro/Pertanian Guru Pertanian
Rabu Agro/Olahraga Piket
Kamis Ziarah Piket
Jum’at Seni Baca Al-Qur’an Ahmad Su’udi
Sabtu Agro/Pertanian Guru Pertanian
Ahad Agro/Olahraga Piket
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Mingguan dan BulananPondok Pesantren Agro Nuur El Falah Salatiga
1. Hari Kamis Sore pukul 14.00
a. Kelas 1, 2 SMP dan 1 SMK
PRAMUKA
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamis 4 Penanggungjawab
Pramuka Beladiri Pramuka Agro OPPN
b. Kelas 3 SMP dan 2, 3 SMK
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb
Pembersihan
sekitar asrama
Pembersihan
sekitar dapur
Pembersihan
Halaman
Pembersihan
Kamar mandi
Ust. Husain
43Wawancara dengan Pengasuh Pondok KH Usman Mansur BA pada hari Ahad 6 Agustus 2017
2. Hari Kamis Pukul 16.30
Kamis 1 Kamis 2 Kamis 3 Kamsi 4 Penanggungjawb
Ziarah
bersama
Ziarah masing-
masing
Ziarah
bersama
Ziarah masing
masing
Ustadz Pengabdian
3. Kamis malam Jum’at
Jum’at 1 Jum’at 2 Jum’at 3 Jum’at 4 Penanggungjawab
MuhadlorohKamar Muhadloroh
Sighor/Kiba
Istighotsah Muhadloroh
Akbar
Asatidz Pengabdian
Sumber : Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017
Siswa belajar di sekolah mulai pk. 06.30 sampai pk. 14.30. Diluar waktu
tersebut mereka ada dibawah tanggung jawab pondok. Pembelajaran diniyyah,
sholat berjamaah, mengaji, olahraga, praktek lahan adalah diantara metode
pondok mengintegrasikan pendidikan karakter yang termasuk dalam KI 1 dan KI
2. Penanaman disiplin diterapkan dalam kegiatan apel ala militer yang
dilaksanakan pada pagi, siang dan malam untuk absensi siswa serta menyiapkan
fisik dan mental untuk kegiatan selanjutnya. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh
guru pondok dibantu oleh pengurus. Koordinator dari guru dan pengurus ini
adalah seorang lurah pondok, Sedangkan pengurus pondok, tergabung di
Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah (OPPN).
Gambar 3.1 Struktur Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah
Sumber :Dokumen Kurikulum PP. Agro Nuur ElFalah 2017
Pendiri Yayasan
Pengasuh
Majelis Maarif
Ketenagaan Sarpras Pendidikan
n
Kamtib
bMadin SMK SPP
Humas
SMP
SMP
35
2. PP. Pancasila
Kegiatan diniyyah Pondok Pesantren Pancasila dilaksanakan setelah
pembelajaran SMK selesai, yaitu setelah sholat ashar, setelah sholat maghrib dan
setelah sholat isya’. Tenaga pendidik sebagian besar adalah guru-guru SMK yang
pernah menjadi santri. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memudahkan dalam
pengaturan jadwal, pendistribusian jam mengajar dan proses pendidikan dan
pengajaran. Berikut adalah kurikulum Pondok Pesantren Pancasila,
Tabel 3.5 Kurikulum Pondok Pesantren PancasilaTahun Pelajaran 2017/2018
Sumber :Dokumen Kurikulum Pondok Pesantren Pancasila 2017
Khusus
KELAS
7
- Awamil - Khulashoh Juz 1 - Alala- Tuhfah al-Athfal - Akhlaq al-Banin - Badi’ al-Amal- Arbain Nawawi - Targhib wa Tarhib - Fasholatan- Mabadi‘ al-Fiqh
- Jurumiyah - Riyadh al-Badiah - Washoya- Qowaid al-I’rob - Sulam Taufiq - I’lal- Tasrif Istilahiy - Hidayat al-Mustafid - Al Quran- Khulashoh Juz 2
- Imrithy - Mustholah Tajwid - Taqrib- Tasrif Lughowiy - Khulashoh Juz 3 - Aswaja- Qawaid as-Shorfiy - Ta’lim al-Mutaallim - I’lal
- Al fiyah 1 - Fath al-Muin - Bahar- Qawaid al- I’rab - Abi Jamrah - Jazariyah
- Manthiq - Ihya’ Ulumuddin - Falaq- Balaghah - Bukhori Muslim - Aufaq- Um al-Barahin - Jawahir al-Maknun - Juma’
- Alfiyah 2 - Minhat al Mughits - Ulum al-Hadits- Fath al-Muin - Qawaid al-I’rab- Bulugh al-Maram - Mabadi ‘al- Awwaliyah
- Aqidah al-Awam - Tajwid- Al Quran - Imla- Fasholatan - Doa doa
KELAS1
KELAS2
KELAS3
KELAS6
KELAS5
KELAS4
TAHFIDZ AL-QURAN
3. Pondok Al Falah.
Santri yang mukim di Pondok Al-Falah bukan hanya siswa SMK Al-Falah,
namun juga pelajar dan mahasiswa yang kebetulan menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan formal sekitar Pondok Pesantren Al-Falah seperti SMPN 5,
SMKN 1, SMKN 2, SMK PGRI 1, 2, 3 dan IAIN Salatiga. Karena itu jam belajar
di pondok menyesuaikan dengan jam belajar formal, dimulai setelah ashar, setelah
maghrib dan setelah isya’. Penentuan kelas diniyyah berdasar test penempatan
kelas pada saat pendaftaran. Berikut adalah gambar sebaran kurikulum dan
kegiatan harian santri Pondok Pesantren Al-Falah Grogol
Tabel 3.6 Kurikulum Pondok Pesantren Al-Falah GrogolTahun Pelajaran 1438/1439
Kelas Pelajaran
1 Ula
Tauhid : Aqidah al AwwamTajwid : Sifa’ al-JinanFiqih : FasholatanAkhlak : AlalaFikih : Risalah al-MakhidAl Qur'an
2 Ula
Akhlak : Ta'lim al-Muta'alimTauhid : AswajaFiqih : Safinah an-NajahNadhom JazariyahAl Qur'an
3 Ula
Hadist : Arba'in NawawiNahwu : Al JurumiyahSorof : At TasrifFikih : Sulam Taufiq
1 Wustho
Nahwu : Qowa'id al-I'robNahwu : Al Imrithi'Idhotun NasiinFiqih : Tadzhib
2 Wustho Nahwu : Al Fiyah IFikih : Fatkh al-Mu'in I
3 Wustho Al Fiyah IIFath al-Mu'in II
Sumber : Dokumen Kurikulum Pondok Pesantren Al-Falah
37
C. Integrasi Kurikulum
1. SMK-SPP Dharma Lestari
Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Dharma Lestari secara
administratif mungkin bisa dipilah-pilah per satuan pendidikan, karena secara
manajemen memang berbeda. Tetapi karena proses itu harus berjalan secara
beriringan, maka prakteknya dilaksanakan bersama-sama. Pada pembelajaran
kelas formal, hafalan nadzom materi diniyyah bisa dipakai sebagai pembuka
jam belajar. Demikian juga pada kegiatan literasi pagi, Al-Quran bisa dipakai
sebagai materi.
Untuk kegiatan pengembangan bahasa Arab dan bahasa Inggris, ada
muhadloroh dan penambahan mufrodat pagi. Kegiatan ini dimaksudkan
sebagai ajang pengembangan diri santri untuk tampil percaya diri, berlatih
memimpin dan berorganisasi. Kegiatan mingguan yang lain adalah latihan
pramuka, olahraga dan seni. Seluruh kegiatan ini ditangani oleh pengurus
pondok, karena pelaksanaannya diluar jam sekolah atau pada hari libur sekolah
yaitu Jumat.
Kegiatan yang lain adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
menghabiskan 4 bulan di luar lingkungan sekolah.Kegiatan ini juga sekaligus
dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pondok yaitu Praktek Dakwah
Kemasyarakatan. Di tempat magang, peserta PKL wajib mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti pengajian rutin, kerjabhakti, pirukunan, dan mencari
TPA/TPQ terdekat untuk praktek mengajar. Penilaian dari hasil PKL ini, baik
magang di DU/DI maupun di lembaga soosial kemasyarakatan menjadi salah
satu poin penentu kelulusan. Dari semua kegiatan pembelajaran diatas, secara
teori dan praktek, semua materi PAI bisa diselesaikan sampai tuntas.
2. SMK Pancasila
Pelaksanaan Integrasi Kurikulum di SMK Pancasila berjalan seiring
pembelajaran di Pondok Pesantren Pancasila yang berlangsung selama 24 jam.
Apa yang dipelajari di sekolah formal tidak mereka dapatkan di madrasah
diniyyah, demikian juga sebaliknya. Itu artinya antara pendidikan formal dan
pendidikan non formal saling melengkapi. Khusus untuk materi PAI,
pembelajaran di madrasah diniyyah adalah pendalaman dan pengayaan,
misalnya pada materi merawat jenazah pada kompetensi dasar kelas XI,
prakteknya dilaksanakan pada mata pelajaran diniyyah pada kelas fathul muin,
pada KI 1 (Sikap Spiritual) dan KI 2 (Sikap Sosial) diterapkan dalam
pembentukan akhlak al-karimah melalui tradisi pesantren. Kebiasaan
berbahasa jawa kromo kepada yang lebih tua, bersalaman ketika bersua guru,
meminta izin ketika akan bepergian adalah diantara tradisi baik yang selalu
dibudayakan di sekolah maupun di pondok. Demikian juga amalan amalan
sunnah seperti sholat berjamaah, sholat dhuha, membaca asma al-husna, Yasin
tahlil, khataman Al-Quran rutin, sholawatan, berdoa sebelum pembelajaran
juga ditradisikan untuk menanamkan kebiasaan ibadah.
3. SMK Al-Falah
Berbeda dengan SMK Pancasila dan SMK-SPP Dharma Lestari, siswa
di SMK Al Falah tidak diwajibkan untuk tinggal di pesantren. Karena itu, pada
struktur kurikulum formal, ada penambahan jam untuk pembelajaran agama,
dari 3 jam menjadi 6 jam. Pembelajaran terstruktur ini dipakai untuk
pendalaman materi-materi keagamaan. Di samping itu, pada materi kajian pagi
hari siswa mendapat tambahan materi dari pengajian kitab kuning, juga
pembiasaan pada tradisi membaca tahlil, yasinan, dan pembacaan sholawat al-
39
barzanji. Pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar didapat dari
pelaksanaan pembelajaran di kelas dan penguatan karakter siswa dilakukan
melalui pembiasaan adab sopan santun bersama-sama guru dalam pergaulan
sehari-hari.
Dari data-data yang diuraikan diatas, pelaksanaan integrasi kurikulum
PAI di SMK berbasis pesantren di Kota Salatiga bisa dilaksanakan dengan cara
yang berbeda-beda, namun memakai landasan yang sama yaitu Kurikulum
Nasional, yang mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu pembelajaran
langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung dilakukan untuk
mengembangkan pengetahuan bersama sumber belajar yang dirancang dalam
kegiatan pembelajaran kelas, sedang pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap, akan tetapi tidak dirancang secara
khusus. Pembelajaran langsung dan tidak langsung ini terjadi secara
terintegrasi dan tidak terpisahkan dalam ranah kompetensi Inti 1, sikap
spiritual, Kompetensi Inti 2 sikap sosial, Kompetensi Inti 3 Pengetahuan dan
Kompetensi Inti 4 yaitu Ketrampilan. Integrasi interkoneksi berlangsung
dalam setiap kegiatan pembelajaran, dimulai dari kehadiran siswa di sekolah,
bersalaman dengan guru, apel pagi, berdoa atau membaca asma al husna.
Rutinitas pagi ini berjalan secara rutin di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK
Pancasila dan SMK Al-Falah. Setelah itu materi pembelajaran kelas, dengan
tetap mengedepankan aspek spiritual dan sosial. Untuk program sekolah, di
SMK-SPP Dharma Lestari sudah melaksanakan kegiatan gabungan antara
Praktek Kerja Lapangan dan Praktek Dakwah Kemasyarakatan diantaranya
praktek khotbah, imamah, dan bhakti sosial sedangkan di SMK Pancasila
kegiatan kemasyarakatan belum dilaksanakan. Di SMK Al-Falah kegiatan
kemasyarakatan berbaur dengan kegiatan pondok yaitu pada pengajian lapanan
atau pengajian akbar.
41
BAB IV
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
A. Faktor Pendukung
1. SMK SPP Dharma Lestari
Keberhasilan sekolah melaksanakan kurikulum integral ini tentu tidak
lepas dari dukungan banyak hal, utamanya dari 3 faktor ini, siswa, guru dan
sarana. Antusiasme siswa dalam melaksanakan seluruh program kegiatan yang
dicanangkan dan juga dukungan orangtua, membuat program ini berjalan
lancar. Demikian juga dari faktor guru. Proses dari awal yang sudah
mensyaratkan berbagai kompetensi dari guru menjadikan lembaga ini banyak
memiliki sumberdaya yang siap diposisikan sebagai guru mapel, guru diniyyah
maupun pendamping siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Demikian
juga dari faktor sarana, sudah tersedia ruang kelas, ruang praktek dan
laboratorium PAI yang representatif serta buku buku pendukung yang cukup.
2. SMK Pancasila
Keberhasilan integrasi kurikulum PAI di SMK Pancasila tidak bisa
dilepaskan dari faktor faktor pendukungnya yaitu keberadaan siswa yang tertib
dan patuh terhadap peraturan sekolah maupun pondok dengan cara mengikuti
semua kegiatan tanpa mengutamakan salah satunya. Ketaatan terhadap
Pengasuh Pondok selalu diutamakan, sehingga apapun yang menjadi keputusan
dari Pengasuh Pondok melalui Pengurus, selalu dilaksanakan dengan baik.
Kemudian tentu guru atau tenaga pengajar yang sebagian besar adalah alumni
Pondok Pancasila, sehingga tidak memerlukan masa adaptasi yang panjang
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar baik di SMK maupun di Pondok.
Demikian juga dari faktor sarana, untuk KBM sekolah dan pondok sudah
tersedia ruang ruang belajar secara klasikal maupun ruang praktek dan
peralatannya, yang sudah cukup untuk memenuhi kompetensi yang akan di
pelajari.
3. SMK Al Falah
Diantara faktor yang mendukung keberhasilan integrasi kurikulum
PAI di SMK Al Falah adalah keberadaan siswa yang terkondisikan dan
memiliki kesadaran untuk melaksanakan kegiatan keagamaan walaupun
mereka santri yang tidak mukim di pondok. Setiap jam pagi dimana kajian
agama dimulai, mereka akan dengan tertib langsung menuju aula. Penyadaran
dan motivasi akan pentingnya belajar agama dan tradisi pesantren terus
menerus diberikan kepada siswa. Bahkan guru guru di SMK Al-Falah juga ikut
mendampingi siswa dalam kajian kajian tersebut untuk menambah semangat
dan motivasi. Disamping tentu keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang
cukup memadai untuk proses pembelajaran secara teori maupun praktek. Dari
sini diharapkan siswa tidak hanya memiliki kemampuan akademik, namun juga
berakhlak baik, bahkan mampu menjadi panutan di lingkungannya kelak.
Ketiga faktor ini menjadi penentu keberhasilan integrasi kurikulum,
utamanya dari faktor guru sebagai kunci pembelajaran. Karena itu guru
dituntut mengembangkan ilmu, wawasan, bacaan dan kompetensinya secara
interdisipliner agar mampu mengintegrasi-interkoneksikan mapel yang
diampu. Di SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al-Falah
guru diberi kebebasan untuk berkembang dan maju dengan dukungan fasilitas
belajar yang memadai dan situasi sosial yang nyaman. Di SMK Dharma
Lestari, selain guru Mapel disekolah, ada guru diniyyah, fasilitator kamar, guru
43
pamong yang semuanya siap membantu proses belajar siswa. Di SMK
Pancasila, mayoritas guru adalah alumni pondok, sehingga nilai dan falsafah
dari pondok terjaga dengan baik. Di SMK Al-Falah, dimana pengajar
pendalaman materi agama diambilkan dari luar sekolah, menjadikan
pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan semangat belajar siswa. Ketiga
jenis manajemen guru ini sama-sama menarik untuk dilakukan, tergantung
kebutuhan sehingga integrasi pembelajaran bisa berlangsung dengan baik.
B. Faktor Penghambat
1. SMK SPP Dharma Lestari
Faktor penghambat dari terlaksananya integrasi kurikulum PAI dari
3 faktor diatas yaitu latar belakang pengalaman beragama siswa yang tidak
sama, sehingga membutuhkan waktu yang agak lama untuk pengenalan dan
pendalaman materi dasar PAI yaitu baca tulis Al Quran dan Ibadah
muamalah. Kemudian faktor penghambat lainnya adalah padatnya kurikulum
SMK yang harus dipenuhi sehingga KBM SMK menyita banyak waktu
belajar siswa. Dari faktor guru, semakin banyaknya tugas administrasi guru
mengurangi waktu luang untuk pembinaan dan pendampingan siswa
utamanya dalam kegiatan kegiatan agama. Selain itu, tenaga pendidik rata rata
dari tenaga yang baru lulus dari Perguruan Tinggi, sehingga guru guru senior
harus melakukan pendampingan yang intens agar visi dan misi sekolah bisa
dicapai.
2. SMK Pancasila
Faktor yang menghambat pelaksanaan integrasi kurikulum PAI di
SMK Pancasila dari faktor siswa hampir sama dengan SMK SPP Dharma
Lestari, dimana kebanyakan siswa kemampuan agamanya tidak sama
sehingga membutuhkan waktu yang agak lama untuk menyamakan tingkatan,
atau penempatan kelas bagi siswa baru. Dari sisi pembinaan pesantren salah
satu kendalanya adalah sedikitnya tenaga pendidik yang tinggal di lingkungan
pondok pesantren sehingga mengurangi intensitas pendampingan siswa
sehari-hari, kaitannya dengan sholat jamaah 5 waktu, dan kegiatan harian
lainnya.
3. SMK Al Falah
Di SMK Al Falah siswa tidak diwajibkan tinggal di pondok,
sementara yang tinggal di pondok berasal dari berbagai latar belakang sekolah
dan jenjang pendidikan, sehingga secara administratif antara sekolah formal
dan sekolah pondok memang berbeda. Maka hasil akhir dari lulusan sekolah
yang tinggal di pondok dan tidak, tentu berbeda pula. Ini tentu menjadi salah
satu hambatan dari pelaksanaan integrasi kurikulum PAI, dimana penguasaan
ilmu agama untuk siswa SMK menjadi tidak imbang. Selain itu, tidak banyak
tenaga pendidik yang berlatar belakang pesantren, sehingga pendampingan
kegiatan keagamaan juga terbatas.
Dari paparan data diatas, faktor pendukung dan penghambat
keberhasilan kurikulum berasal dari unsur yang sama, yaitu siswa, guru dan
sarana. Di SMK-SPP Dharma Lestari dan SMK Pancasila, siswa berasal dari
latar belakang yang tidak sama dan dengan standar tes penerimaan yang tidak
memungkinkan untuk menyaring kemampuan siswa. Di SMK Al-Falah, selain
45
faktor diatas, tidak semua siswa mau tinggal di pondok, sehingga
membutuhkan strategi untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
beragama siswa. Dari faktor guru, penghambatnya adalah adanya guru yang
sibuk dengan mapel yang diampunya sehingga tidak mau bersinggungan
dengan mapel lain, dan banyaknya tugas administrasi guru yang harus
diselesaikan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Implementasi integrasi kurikulum PAI di SMK Berbasis komunitas
Pesantren harus terus dilakukan untuk menghindari dikotomi pendidikan umum
dan pendidikan agama karena hal ini bisa menjauhkan agama dengan realitas
kehidupan manusia. Pesantren dan lembaga pendidikan umum memiliki jalan
tengah penyatuan visi pendidikan melalui integrasi kurikulum. Perencanaan dan
pelaksanaan integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK
Berbasis Pesantren di Kota Salatiga yaitu SMK-SPP Dharma Lestari di PP Agro
Nuur el Falah Pulutan, SMK Pancasila di PP Pancasila Blotongan, dan SMK Al
Falah di PP. Al Falah Grogol sudah terlaksana dengan baik, dengan cara :
1. Perencanaan Integrasi kurikulum PAI dimulai dari penyusunan visi misi
sekolah dimana visi misi tersebut menjadi salah satu sasaran pencapaian
tujuan dari proses pendidikan yang dilaksanakan. Dari visi misi tersebut
diturunkan lagi menjadi Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang dilakukan setiap
awal tahun pelajaran. RKS itu menjadi dasar penyusunan perangkat
pembelajaran seperti Kaldik, RPP, Silabus, Prota dan Promes.
2. Implementasi Kurikulum PAI di SMK Berbasis Pesantren di Kota Salatiga
dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari Kegiatan Belajar Mengajar di
SMK dan Pendidikan Madrasah Diniyyah sebagai pembelajaran langsung
yang terstruktur dan dirancang secara khusus, sampai pada pengembangan
nilai dan karakter sebagai pembelajaran tidak langsung yang berjalan di luar
jam formal melalui kegiatan pengembangan kepribadian, unjuk kerja nyata,
dan pembiasaan ibadah sunnah dari Pengurus, Ustadz, dan Kyai.
47
3. Faktor Pendukung dari pelaksanaan integrasi kurikulum PAI adalah adanya
kesiapan siswa mendukung seluruh program pembelajaran yang berlangsung
dari pagi sampai malan hari, ketersediaan tenaga pendidik yang terlibat secara
langsung dalam pendidikan formal dan non formal serta fasilitas pembelajaran
yang cukup memadai mulai ruang praktek, ruang teori, alat pembelajaran dan
sumber belajar. Sedangkan faktor penghambatnya adalah latar belakang siswa
yang tidak sama sehingga membutuhkan waktu panjang untuk penyesuaian,
padatnya kompetensi yang harus dipenuhi sehingga menyita waktu belajar
diniyyah, dan banyaknya tenaga pendidik yang baru lulus sehingga
membutuhkan pendampingan yang intens dari guru-guru senior.
B. Saran
Adapun saran yang disampaikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Untuk sekolah memberikan penataran dan pelatihan yang lebih intens untuk
guru supaya pembelajaran semua mapel bisa lebih inovatif dan bermakna bagi
para siswa.
2. Guru PAI sebaiknya terus menggali kemampuan dan meningkatkan
kompetensi paedagogi dan professional yang dimiliki karena sebagai kunci
proses pembelajaran, guru dituntut untuk memiliki wawasan interdisipliner
guna meningkatkan kualitas diri dalam pembelajaran.
3. Supervisi dari Kepala Sekolah atau Pengawas sebaiknya dilakukan secara rutin
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin.Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Abdullah, M. Amin. “Membangun Kembali Filsafat Ilmu-Ilmu Keislaman : Tajdididalam Perspektif Filsafat Ilmu” dalam A. Syafi’i Maarif dkk., TajdidMuhammadiyah untuk Pencerahan Peradaban (ed.) Mifedwil Jandra danM. Safar Nasir, Yogyakarta: MT-PPI & UAD Press, 2005.
Abdullah, M. Amin dkk., Kerangka Dasar Keilmuan dan Pengembangan KurikulumUniversitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.
Abdullah, M. Amin, “Desain Pengembangan Akademik IAIN menuju UIN SunanKalijaga : dari pendekatan Dikotomis-Atomistis ke arah Integratif-Interdisiplinnary” dalam Zainal Abidin Baqir, Integrasi Ilmu dan Agama,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008. viii
Al Barry, M. Dahlan Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:Arloka,1994.
Al Jahuri, Zuwaynah Binti Salim. “Failiyah At Thariqah At Takamuliyyah fi TahqiqiAl Ahdaf Al Marjuwwah fi Tadriisi Al Muthaala’ati wa An Nushusi ladayThaalibaati Ash-shoffi Al Awwali Ats Tsanawiy bi Sulthanah ‘Amman”,Thesis, Kulliyyah At Tarbiyah, Univ. Sulthan Qabus, Oman, 2002.
Alghamdi, Amani K.H. The Effects of an Integrated Curriculum on Student
Achievement in Saudi Arabia, EURASIA Journal of Mathematics Science
and Technology Education University of Dammam, Vol 13, Number 3
(2017) :6074- 6100
Assegaf, Abd. Rahman. Sebuah Pengantar Dalam Pendidikan Islam Integratif.Yogyakarta: Jasa Ungguh Mulia, 2005.
Atsumbe B. Numgwo, Emmanuel Raymond, Francis Abutu, Okwori RobertO.“Curriculum Integration in Vocational and Technology Education:Implication for Teaching and Learning”,Journal of Centre for EducationProgrammes, The University of Trinidad and Tobago, Vol.23, Issue 2(2015):15-27
Faizin, Nur. “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kitab Kuning DiSMK Roudlotul Mubtadiin Nalumsari Jepara”, Tesis, IAIN WalisongoSemarang, 2012.
Hamalik, Omar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
49
Hargreaves, Andy and Shawn Moore, “Curriculum Integration and ClassroomRelevance: A Study of Teacher’s Practice”, Journal of Curriculum andSupervision, Vol. 15 Number 2, (2000):89-112.
J. Jhon, Yvonne. “A “New” Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools ofTrinidad and Tobago:A Paradigm Shift”, International Journal of HigherEducation, Vol. 4, Issue 3, (2015):172-187.
K, Becker & Park.K, “Effects of Integrative Approach Among STEM subjects onStudents Learning: A Preliminary Meta – Analysis”, Journal of STEMEducation, Vol. 12 Number 5, (2011):23-37.
Kartanegara, Mulyadi. Integrasi Ilmu:Sebuah Rekonstruksi Holistik. Bandung:Mizan,2005
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu:Epistemologi, Metodologi dan Etika.Yogyakarta:Teraju, 2004
L. Loepp, Franzie.“Models of Curriculum Integration”, Journal of Technology Studies,
Vol. 25 Number 2, (1999):21-25.
Mahendra,Yusril Ihza.Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan PolitikMuhammad Natsir Dalam Islamika. Bandung: Mizan,1994.
Majid, Nurcholis.Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan. cet I., Jakarta:Paramadina, 1992.
Nasir, M. Ridlwan.Mencari Tipologi Format Pesantren Ideal;Pondok Pesantren diTengah Arus Perubahan. 2010. Jogjakarta:Pustaka Pelajar, 2010.
Nasution,S.Asas-asas Kurikulum. Jakarta:Bumi Aksara,2006.
Nasution,S.Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif.Bandung: Tarsito,1998.
Subki, “Integrasi Sistim Pendidikan Madrasah dan Pesantren Tradisional (Studi KasusPondok Pesantren Al Anwar Kecamatan Sarang KabupatenRembang)”Tesis, IAIN Walisongo Semarang, 2013.
Sugiyono, MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,2008.
Syukri Zarkasyi, Abdullah Manajemen Pesantren:Pengalaman Pondok ModernGontor, Ponorogo : Trimurti Press, 2005.
Tamam, Badrut. Pesantren Nalar dan Tradisi; Geliat Santri menghadapi ISIS,Terorisme, dan Transnasionalisme Islam, Jogjakarta:Pustaka Pelajar, 2015.
1
3
5