implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR DALAM PENINGKATAN
KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA: STUDI DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 9 MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah
Oleh
ASEP MAHDANI
NIM: UB 160203
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
سي لفي خس لحت وعو ر۞ إل الذيي ءاهواوالعصر۞ إى ال لوا الص
بر۞ ﴿ القرآى وتواصوا بالحق وتواصوا ﴾۱-۳العصر:سورة بالص
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.(Q.S Al-Ashr:1-3)1
1 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Dwi Sukses Mandiri, 2012), 602.
vi
ABSTRAK
Tugas Guru Bimbingan Konseling (BK) salah satunya ialah melakukan
bimbingan karir kepada siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya
kebutuhan siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi terhadap arahan dan bimbingan
karir siswa setelah tamat sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
metode bimbingan karir yang diterapkan di SMK Negeri 9 Muaro Jambi,
mendeskripsikan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bimbingan
karir, dan untuk mengetahui bagaimana hasil implementasi bimbingan karir dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa.
Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan pengumpulan data
melalui observasi di sekolah selama 40 hari dari bulan Februari hingga Maret
2020. Wawancara dilakukan dengan 18 informan, dan peneliti melakukan
dokumentasi terhadap data yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Data yang
didapat dianalisa melalui tiga tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data.
Hasil penelitian, menemukan bahwa: pertama, implementasi bimbingan
karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9
Muaro Jambi melalui metode konseling individu dan metode bimbingan
kelompok. Kedua, faktor pendukung implementasi bimbingan karir dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi
adalah keterliban para pihak yaitu guru, orang tua, dan teman sebaya, sementara
faktor penghambat implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan
perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi adalah ketergantungan
siswa dalam menggunakan gawai secara berlebihan yang menyebabkan siswa
tidak fokus, masalah keluarga, terbatasnya sarana dan prasarana, serta keadaan
ekonomi. Ketiga, hasil implementasi bimbingan karir dalam peningkatan
kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi yaitu siswa
terbantu untuk menentukan karir mereka secara mandiri setelah tamat sekolah.
Peneliti merekomendasikan agar SMK N 9 Muaro jambi perlu menyediakan
ruangan guru bimbingan dan konseling, agar pelaksanaan bimbingan konseling
berjalan secara efektif.
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada ALLAH SWT, taburan cinta dan kasih
sayangmu telah memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas
karunianya serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada
baginda Rasulullah SAW.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda hormat, bakti dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibunda Khodijah dan Ayahanda
Abdullah Sani yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, doa, nasehat,
dan cinta kasih yang tak terhingga.
My Sister and Brother
My sister Susi Handari an, Dayu Damaisari and M. Alif Afdholi serta Deni
Albar yang paling membahagiakan saat kumpul bersama kalian.
My All Family
Untuk keluarga besarku terimakasih atas dukungan, doa, nasehat, dan
semangatnya selama ini. Tiada yang bisa ku berikan kepada kalian selain kata
terimakasih.
My Best Friend’s
Buat sahabat-sahabatku BPI VIII (Habibie, Al Fijri, Defri, Abdurrahman, Bayu,
Barokatun, Surtina, Reti, Riska, Agus, Rizal, Yuli H, Ayu , Zuhratunnisa, Iin
,Susan, Dina A, Keke, Puji, Nori, Desi, Lota, Nelisa, Mela, Rosa, dan teman BPI
lainnya). Terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberikan motivasi,
do’a dan nasehat yang kalian berikan, yakni buat sahabatku Dina F, Haryati,
Gita E, Indra, Rina Asmarita, Melisa, Indah, Abud, Nurasiah, serta terimakasih
buat sahabat-sahabat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dosen Pembimbing Tugas Akhirku…
Kepada Bapak Arfan, S. Th. I., M. Soc. Sc., Ph. D dan Massuhartono, S. Pd. MA.
Si selaku dosen pembimbing akhir saya, terimakasih atas nasehat, bimbingan,
ilmu, dan pengalaman dalam pembuatan karya ini.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.
Penulis panjatkan karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hanya
kepada-Nya penulis berserah diri memohon hidayah dan pertologan-Nya sehingga
terselesaikan penulisan skripsi ini.
Selanjutnya sholawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, seterusya kepada semua keluarga, sahabat dan segenap
pengikut beliau sampai hari kiamat.
Tulisan yang berjudul “Implementasi Bimbingan Karir dalam
Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karir Siswa: Studi di SMK Negeri 9
Muaro Jambi” ini adalah skripsi yang disusun dan diajukan untuk melengkapi
dan memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam
jurusan bimbingan penyuluhan islam pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Selanjutnya selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis
menyampaikn ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI Bapak Dr. As’adIsma, M. Pd Bapak
Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA Selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Zulqarnin, M. Ag Selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc, M. A. Hum selaku Wakil Dekan 1
Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Abdullah Yunus, S. Ag. M. Ag selaku Ketua jurusan/Prodi
Bimbingan Penyuluhan Islam.
6. Bapak Arfan, S. Th. I., M. Soc. Sc., Ph. D selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
NOTA DINAS ..................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ..........................................iii
PENGESAHAN ................................................................................................iv
MOTTO............................................................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................5
C. Batasan Masalah...................................................................5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................6
E. Kerangka Teori ....................................................................6
F. Metode Penelitian .................................................................16
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ...............................................21
H. Studi Relevan .......................................................................22
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis ....................................................................25
B. Sejarah Berdiri SMK N 9 Muaro Jambi ................................25
C. Visi dan Misi SMK N 9 Muaro Jambi ..................................26
D. Bentuk Kegiatan SMK N 9 Muaro Jambi .............................27
E. Struktur Organisasi SMK N 9 Muaro Jambi .........................28
F. Kondisi Umum SMK N 9 Muaro Jambi ................................29
BAB III METODE DAN FAKTOR-FAKTOR DALAM
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR SISWA
A. Metode Implementasi Bimbingan Karir ................................39
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi
Bimbingan Karir...................................................................46
xi
BAB IV HASIL IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR DALAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR
SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI
A. Hasil Implementasi Bimbingan Karir ....................................54
B. Dampak Setelah dilakukan Bimbingan Karir .........................55
C. Evaluasi dan Tindak Lanjut ...................................................58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................61
B. Implikasi Penelitian ..............................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Daftar Nama Guru SMK N 9 Muaro Jambi ....................................30
Tabel 2.2 : Jumlah Guru Bimbingan Konseling .................................................32
Tabel 2.3 : Jumlah Karyawan SMK N 9 Muaro Jambi ......................................36
Tabel 2.4 : Jumlah Siswa SMK N 9 Muaro Jambi ............................................36
Tabel 2.5 : Jumlah Siswa perjurusan ................................................................37
Tabel 2.6 : Sarana dan Prasarana ......................................................................38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 : Struktur Organisasi SMK N 9 Muaro Jambi....................................29
Tabel 2.2 : Struktur Organisasi BK SMK N 9 Muaro Jambi .............................33
Tabel 2.3 : Alur kerja BK SMK N 9 Muaro Jambi............................................34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan bimbingan karir oleh guru bimbingan konseling di sekolah sangat
penting. Permasalahan karir akan menjadi salah satu masalah utama yang perlu
diperhatikan dalam merancang masa depan siswa nantinya. Perkembangan karir
itu sendiri merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang terjadi setiap
tingkat kehidupan yang dipengaruhi oleh pemahaman diri (self understanding),
nilai-nilai, sikap, pandangan, kemampuan yang dimiliki dan segala harapan yang
menentukan pilihan karir yang akan dipilih, dan merupakan suatu proses yang
terjadi karena dipengaruhi oleh faktor internal dalam diri pribadi seseorang dan
pengaruh faktor eksternal di luar pribadi diri seseorang.2
Bimbingan karir adalah upaya pemberian bantuan dalam mempersiapkan
diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi
tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah dimasuki.3
Pada konteks sekolah, bimbingan karir memerlukan seorang konselor yang
mampu memberikan layanan secara profesional kepada siswa atau konseli.
Konselor memiliki tugas dan wewenang yang berbeda dengan tugas dan
wewenang guru, walaupun sama-sama dalam setting pendidikan formal. Konselor
mengemban tugas menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan peserta didik (konseli), di antaranya adalah pelayanan bimbingan
karir sebagai bagian integral dari keseluruhan pelayanan bimbingan dan
konseling.4
Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi penyumbang pengangguran
terbuka di Indonesia. Hal ini bertolak belakang dengan rencana awal menjadikan
lulusan SMK sebagai lulusan yang langsung bisa diserap oleh dunia usaha. Badan
2 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), 74. 3 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 57-58. 4 Hartono, Bimbingan Karier, (Jakarta: Kencana, 2016), 14.
1
2
pusat statistik (BPS) mencatat, dari 7 juta pengangguran terbuka per Agustus
2018, 11,24 persennya merupakan lulusan SMK. Persentase itu lebih tinggi dari
pengangguran terbuka lulusan SMA 7,95 persen, lulusan SD 2,43 persen,
sedangkan untuk lulusan SMP yang menganggur ada sebanyak 4,8 persen.5
Perencanaan karir merupakan proses pencapaian tujuan karir individu, yang
ditandai dengan adanya tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-
cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan
dan pekerjaan yang di cita-citakan, persepsi yang realistis terhadap diri dan
lingkungan, kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang diminati, memberikan
penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, kemandirian dalam
proses mengambil keputusan, kematangan dalam hal mengambil keputusan, dan
menunjukkan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.6
Pendidikan merupakan dasar dalam kemajuan dan kelangsungan hidup
individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab
II Pasal 3 yang berisi sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”7
Siswa atau konseli merupakan generasi dan sekaligus sebagai generasi
penerus bangsa. Mereka perlu dipersiapkan secara matang untuk menjadi generasi
yang mampu mengisi pembangunan, yaitu kelak mampu membawa bangsa
Indonesia ke arah yang lebih maju dalam berbagai bidang (sains, teknologi,
budaya, dan seni). Sehingga bangsa Indonesia bisa mengatasi ketinggalan dengan
bangsa lain di dunia.
5 Yoga Sukmana, “Lulusan Banyak yang menganggur apa salah SMK Kita”, diakses
melalui alamat http://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/15/060600226/lulusan-banyak-yang-
mengangur-apa-salah-smk-kita pada pukul 21.00 WIB, tanggal 8 Januari 2020. 6 Sofwan Adiputra, “Penggunaan Teknik Modeling terhadap Perencaan Karir Siswa”,
Jurnal Fokus Konseling, Volume 1 No. 1, Januari 2015. 7 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3
Kemampuan tersebut dipupuk melalui usaha usaha-usaha mendampingi
perkembangan karirnya, supaya ia semakin paham akan dirinya sendiri,
lingkungan hidupnya serta proses pengambilan keputusan, dan semakin mantap
mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan (knowlage), keterampilan-
keterampilan (skills), nilai-nilai dan sikap (value and attitude), yang semuanya
diperlukan dalam menekuni karirnya. Dengan demikian, penyiapan karir siswa/
konseli sebagai generasi muda dan generasi penerus pembangunan sangatlah
penting.8
Hartono mengutip Ginzbert, yang menyatakan bahwa siswa atau konseli
remaja memasuki periode realistik yang ditandai terjadinya pengintegrasian
berbagai kapasitas dengan minatnya yang terfokus pada pilihan karir (career
choice).9 Remaja sebagai salah satu fase dalam kehidupan manusia dituntut untuk
memenuhi tugasnya dalam memilih karir dan menentukan karir. Tugas
perkembangan karir menurut Havigurt yang dikutip Yusuf adalah mampu memilih
suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan mempersiapkan diri,
memiliki pengetahuan tentang suatu pekerjaan.10
Bimbingan dan konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa mencapai suatu
perkembangan pengetahuan dan kesiapan pada kemampuan perencanaan karir.
Pemberian informasi karir kepada siswa sebagai wujud untuk memantapkan
kemampuan perencanaan karir siswa. Kemampuan perencanaan karir merupakan
modal utama siswa untuk memasuki dunia karirnya dimasa depan. Permasalahan
karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Oleh karena itu, perlu adanya
bimbingan dan konseling karir yang diberikan oleh konselor/guru di sekolah.
8 Hartono, Bimbingan Karier, (Jakarta: Kencana, 2016), 25- 27. 9 Ibid.,25- 27. 10Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), 74.
4
Firman Allah SWT:
قوم ٱعولوا ول ﴿القرآى وي ﴾٣۳هود :سورةعلي هكاتكن إي ع
"Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu. Sesungguhnya aku pun
berbuat (pula)”...(Q.S Huud: 93)11
Dari ayat di atas, Allah telah menjelaskan bahwasanya kita berbuat dan
melakukan pada minat bakat dan potensi/kemampuan yang telah kita miliki
sendiri. Apabila kita berbuat tidak pada kemampuan yang kita miliki, maka akan
terjadi ketidaksesuain dengan pencapaian yang kita inginkan. Firman Allah Swt:
ث ٱلتقوى ول تعاوواعلي ٱلبر و .... وتعاووا ى وٱتقواعلي ٱل ن وٱلعدو
شديد ٱلعقاب۞ ﴿القرآى إى ٱلل ﴾۲سورةالوائدة :ٱلل
“….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya.” (QS. Al-Maidaah: 2)12
Dari firman Allah tersebut, bahwasanya kita sebagai umat manusia
hendaknya untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Dan mengenai
konseling ini, karir termasuk pada kegiatan saling tolong-menolong yang
dilakukan oleh konselor (guru bimbingan dan konseling) kepada konseli (siswa)
dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir setiap siswanya.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti yang dilakukan di SMK Negeri 9
Muaro Jambi, peneliti mendapatkan hasil data sementara bahwa SMK Negeri 9
Muaro Jambi merupakan sebuah instansi yang sedang berkembang. Kemudian
peneliti hanya memfokuskan untuk kelas XI saja, mengingat permasalahan karir
banyak dijumpai pada kelas tersebut. Untuk kelas XI sendiri terdiri dari 4 jurusan
yang memiliki jumlah kurang lebih 106 siswa. Pada observasi awal ini, peneliti
menemukan permasalahan mengenai perencanaan karir pada siswa/i di SMK
Negeri 9 Muaro Jambi. Berdasarkan wawancara kepada 5 siswa dari kelas X dan
11 Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Dwi Sukses Mandiri, 2012), 233. 12 Ibid., 107.
5
5 siswa kelas XI, diketahui bahwa masalah yang sering kali dialami oleh siswa
SMK dalam rangka persiapan karir masa depan adalah siswa belum mampu
memilih pekerjaan apa yang akan dijalani nanti dan masih belum dapat
menentukan pilihan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta pilihan
jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.13
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui
implementasi bimbingan karir oleh guru BK di SMK agar terciptanya kemampuan
siswa dalam menentukan perencanaan karirnya. Hal inilah yang menjadi fokus
dalam penelitian penulis.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok
permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Implementasi
Bimbingan Karir yang dilakukan di SMK Negeri 9 Muaro Jambi dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa.
Dalam upaya memfokuskan pokok masalah tersebut, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode bimbingan karir yang diterapkan di SMK Negeri 9 Muaro
Jambi?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bimbingan karir yang
diterapkan di SMK Negeri 9 Muaro Jambi?
3. Bagaimana hasil implementasi bimbingan karir dalam peningkatan
kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI di SMK Negeri 9 Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Skripsi berjudul “Implementasi bimbingan karir dalam peningkatan
kemampuan perencanaan karir siswa: Studi di SMK Negeri 9 Muaro Jambi”, pada
dasarnya memuat referensi dan temuan lapangan yang dikaji atau dianalisa dalam
pembahasan ini. Namun, penelitian ini hanya membatasi pembahasan pada
13 Hasil observasi penulis di SMK Negeri 9 Muaro Jambi tanggal 03 Desember 2019
6
layanan bimbingan karir yang telah dilaksanakan oleh guru BK dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa pada kelas XI di SMK Negeri 9
Muaro Jambi, yang terletak di Jl. Sungai Danyut, Mendalo Darat, Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan dengan batasan masalah penelitian, maka tujuan diadakan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui metode bimbingan karir yang diterapkan di SMK Negeri 9 Muaro
Jambi.
2. Mendeskripsikan apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat
bimbingan karir yang diterapkan di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.
3. Mengetahui bagaimana hasil implementasi bimbingan karir dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro
Jambi.
Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:
1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai implementasi bimbingan dan konseling karir dalam peningkatan
kemampuan perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.
2) Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis
tentang bimbingan dan konseling karir di SMK N 9 Muaro Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Implementasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implementasi yaitu
pelaksanaan, penerapan.14
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan
sudah dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah
bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
14 Tim riality, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Surabaya: Riality Publizer, 2008), 188.
7
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan
untuk mencapai tujuan kegiatan.15
Guntur setiawan berpendapat, Implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.16
Riant Nugroho mengutip Mazmanian dan Sabatier, yang menyatakan bahwa
implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Proses
implementasi kebijakan terbagi kedalam tiga variabel:
Pertama, variabel independen, yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan
yang berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan,
keragaman objek dan perubahan seperti apa yang dikehendaki.
Kedua, variabel intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk
menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan konsistensi
tujuan.
Ketiga, variabel dependen, yaitu tahapan dalam proses implementasi dengan
lima tahapan pemahaman dari lembaga/badan pelaksana dalam bentuk disusunnya
kebijakan pelaksana, kepatuhan objek, hasil nyata, penerimaan atas hasil nyata
tersebut, dan akhirnya mengarah pada revisi atas kebijakan yang dibuat dan
dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan kebijakan yang bersifat mendasar.17
2. Bimbingan karir
a. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu petunjuk
(penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan.18
Secara etimologis kata
bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris “guidance”. Kata
“guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang berasal dari kata
kerja “to guide” artinya menunjukkan, membimbing, atau menuntun orang lain ke
15 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta: Grasindo 2004), 39. 16
Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,(Jakarta: Balai Pustaka,
2004), 39. 17 Riant Nugroho, Public Policy “Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan Manajemen
Kebijakan”, ( Jakarta: Compas Gramedia, 2012), 685. 18 Ibid,.133.
8
jalan yang benar. Jadi kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian
bimbingan, atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.19
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan potensi-potensinya demi kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial.20
Pengertian karir dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah perkembangan dan kemajuan dikehidupan, pekerjaan,
jabatan. Pengertian karir menurut Adi Verianto, dkk adalah suatu pilihan profesi
atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu. Karir juga dapat
diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja seseorang yang
digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin.21
Karir atau career dalam bahasa inggris pada dasarnya merupakan istilah
teknis dalam administrasi personalia atau “personel Administration” Susilo
mengutip Handoko, yang menyatakan bahwa karir atau career adalah semua
(jabatan) yang dipunyai (dipegang) selama kehidupan seseorang.22
Dengan adanya
bimbingan karir manusia dapat mengetahui apa rencana yang akan mereka capai
untuk kesejahteraan mereka. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka setiap
manusia harus dapat memahami apa materi bimbingan karir.
Oleh sebab itu langkah selanjutnya agar proses dapat dengan mudah dicapai
manusia harus menentukan waktu, teknik, dan sistem pembelajaran bimbingan
karir. Adapun pengertian dari karir itu sendiri adalah proses suatu konsep yang
tidak statis dan final.23
Indah Lestari mengutip Winkel, yang menyatakan bahwa bimbingan karir
adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam
memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari lapangan perkerjaan yang telah dimasuki. Berdasarkan pengertian
19 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam ( Jakarta: AMZAH, 2013), 3. 20 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 3. 21Adi Verianto, Kadek Surata, Ketut Dharsana, Penerapan Model Perkembangan Karir
Ginberg dengan Menggunakan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Kesadaran Karir pada
Siswa Kelas X TKR 3 SMK NEGERI 3 SINGARAJA. Jurnal Undiksa, Vol: 2 No 1 (2014), 3. 22Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (edisi 5) (Yogyakarta: BPFE, 2007),
73. 23Widarto, Bimbingan Karier dan Tips Berkarier,(Yogyakarta:Leutika Prio, 2015), 8.
9
tersebut, bimbingan karir bisa bermakna sebagai suatu bantuan yang diberikan
pembimbing kepada yang dibimbing (siswa) dalam menghadapi dan memecahkan
masalah karir.24
Dengan demikian hal yang terpenting dalam bimbingan karir
adalah adanya pemahaman, penerimaan, perencanaan dan penyesuaian diri baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dunia kerja.
Yusuf menyatakan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan untuk
membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-
masalah karir seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas pekerjaan,
pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan, dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan
masalah-masalah karir yang dihadapi.25
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan
upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya sesuai dengan bentuk
kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut diharapkan dengan layanan
bimbingan karir, individu mampu menentukan dan mengambil keputusan karir
secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya, sehingga
mereka mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
b. Teori-teori Bimbingan Karir
Bimbingan karir dilaksanakan dalam upaya mencapai suatu perkembangan
terhadap individu, yang mengarah pada aktualisasi diri. Tentunya bimbingan karir
berkenaan dengan perkembangan karir dan aspek psikologis pemilihan. Oleh
karena itu, bimbingan karir perlu dikaitkan dengan teori-teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas mengenai
teori-teori pemilihan karir secara umum, yaitu sebagai berikut:
1) John L. Holland merumuskan tipe-tipe kepribadian dalam pemilihan pekerjaan
berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Dalam
teori Tipologi Karir mengenai Perilaku Vokasional berpendapat bahwa
penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian
24 Indah Lestari, “Meningkatkan Kematangan Karir Remaja Melalui Bimbingan Karir
Berbasis Life Skills”, Jurnal Konseling GUSJIGANG, Vol. 3 No. 1 (2017), 20. 25 Indah Lestari, 20.
10
individu dan pemilihan karir tertentu. Intinya pemilihan dan penyesuaian karir
merupakan gambaran dari kepribadian seseorang. Beberapa hal yang
mempengaruhi teori Holland antara lain usia, gender, kelas sosial, intelegensi
dan pendidikan.26
2) Teori psikoanalisa dicetuskan oleh Sigmund Freud yang meengatakan bahwa
asal mula minat seseorang sebagai suatu respon terhadap kebutuhan ego untuk
memperoleh kepuasan. Pemilihan karir merupakan kebutuhan bawah sadar
usia. Dalam hal ini, konselor sebaiknya mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan karir seseorang dan membantu agar mereka merasa puas karena
karir berhubungan dengan ego.
3) Ginzberg menyatakan dalam teorinya bahwa perkembangan karir merupakan
hasil kerjasama suatu tim yang mempelajari tentang pengaruh perkembangan
terhadap pemilihan karir, yang mencakup tiga tahapan perkembangan utama
yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.
4) Teori Roe maksudnya yaitu nama si penemunya, dia Roe berpendapat bahwa
karir adalah kebutuhan dasar usia. Teori Roe sering disebut juga sebagai
pendekatan teori kebutuhan terhadap pemilihan karir. Pemilihan pekerjaan
menurut teori ini bermula dari pemilihan pekerjaan yang berorientasi pada
usia atau berorientasi pada bukan usia.
5) Teori Carter, teori ini berpendapat bahwa pemilihan karir terkait masalah
minat seseorang. Minat klien umumnya berkembang dari identifikasi terhadap
suatu karir (pendidikan maupun pekerjaan) dia klien menyatakan tantangan
bidang karir yang dipilihnya ke dalam konsep dirinya dan minat pekerjaan
sehingga menjadi suatu yang relatif stabil. Minat akan beralih apabila ada
perubahan diri terhadap perubahan suatu pekerjaan tertentu.
6) Teori Super, teori ini menyatakan bahwa pemilihan karir sebagai suatu
implementasi konsep diri. Menurut teori super ini, seseorang mempunyai
kualifikasi atau kewenangan untuk banyak bidang pekerjaan, dan setiap
26 Komang Seniawati, Ni Ketut Suarni, Dewi Arum WMP, “Meningkatkan Pemahaman Diri
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa”, Jurnal: Efektivitas Teori Karir Holland, Vol: 2 No: 1 (2014).
11
bidang pekerjaan menuntut suatu pola karakteristik kecakapan dan ciri-ciri
pribadi. Pola-pola karir terkait dengan tingkat sosial-ekonomi orang tua.27
Berdasarkan enam teori pemilihan karir tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemilihan karir setiap orang tidak bersifat hanya satu saja, tetapi banyak
ragamnya, dan persepsi mengenai pemilihan karir juga terdiri dari berbagai teori,
serta dari setiap teori mempunyai ciri masing-masing tergantung pada teori mana
yang akan digunakan. Teori yang digunakan dalam skripsi ini, yang lebih tepat
dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan adalah teori Super, yang mana ia
mengatakan bahwa pemilihan karir seseorang sebagai suatu pelaksanaan
(implementasi) konsep diri. Menurut teori super ini, seseorang mempunyai
kualifikasi atau kewenangan untuk banyak bidang pekerjaan, dan setiap bidang
pekerjaan menuntut suatu pola karakteristik kecakapan dan ciri-ciri pribadi
masing-masing individu. Pola-pola karir terkait dengan tingkat sosial-ekonomi
orang tua.
c. Dasar Hukum Bimbingan karir
Dasar hukum ini adalah acuan yang menjadi landasan dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan karir
merupakan salah satu bagian dari layanan bimbingan dan konseling. Penulisan
dasar hukum mengikuti ketentuan perundang-undangan yang ditentukan oleh
pemerintah pusat. Seorang guru BK yang mempunyai kinerja yang berkualitas
akan menampilkan sikap produktif, memiliki motivasi yang tinggi, disiplin,
kreatif, inovatif, dan mandiri dalam melaksanakan peran dan tugasnya sehingga
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan juga akan sesuai dengan
beban kerja wajib yang diterimanya yaitu paling kurang 150 (seratus lima puluh)
orang siswa dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) orang siswa.28
Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Pasal 54 butir 6 disebutkan bahwa “Beban kerja guru bimbingan dan konseling
atau konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah
27 Mohamad Surya, Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori), (Kota
Kembang, Yogyakarta, 1988), 232-235. 28 Junaidi Jauhari, Risep Maryani, “Program Bimbingan Karir dalam meningkatkan
Rencana Keputusan Karir Siswa”, JJG,Volume 2 Nomor 1, Juni 2018, 54-55.
12
mengampuh paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada
satu atau lebih satuan pendidikan”. Kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam
penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
Tentang guru Pasal 54 angka 6 bahwa: “Yang dimaksud dengan “mengampuh
layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan,
pengendalian, dan pengawasan sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh)
peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka
terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap
perlu dan yang memerlukan”.29
3. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata dasar “tingkat” yang kemudian ditambah
dengan imbuhan pe-an sehingga menjadi kata peningkatan. Sugono
mendefinisikan peningkatan sebagai “proses perbuatan, cara meningkatkan”.
Sejalan dengan pendapat tersebut Alwi menyatakan bahwa peningkatan adalah
proses perbuatan, cara meningkatkan usaha, dan sebagainya.30
Pengertian peningkatan secara epistemologi adalah menaikkan derajat taraf
dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi dan sebagainya.31
Menurut
seorang ahli Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau
lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat dapat juga
berarti pangkat, taraf dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan, secara
umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan
kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga diartikan penambahan keterampilan
dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu pencapaian dalam proses,
ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.32
29 Ibid. 30Alwi, “Pengertian peningkatan Pembelajaran”, diakses melalui alamat
http://pgsdblog.blogspot.com/2017/11/pengertian-peningkatan-pembelajaran.html/m= pada pukul
11.21 WIB, tanggal 29 Januari 2020. 31
Peter salim dan yeni salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern
Press, 1995), 160. 32Adi S, “Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli”, diakses melalui alamat
http://duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-ahli di akses pada pukul
11. 26 WIB, tanggal 29 Januari 2020.
13
Kata peningkatan biasanya digunakan untuk arti yang positif. Contoh
peningkatan hasil belajar, peningkatan keterampilan menulis, peningkatan
motivasi belajar. peningkatan dalam contoh diatas memiliki arti yaitu usaha untuk
membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Suatu usaha untuk
tercapainya suatu peningkatan biasanya diperlukan perencanaan dan eksekusi
yang baik. Perencanaan dan eksekusi ini harus saling berhubungan dan tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan. Kata peningkatan juga dapat
menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif berubah menjadi
positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan
kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses. Sedangkan kualitas
menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki
tujuan yang berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan dapat ditandai
dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha atau
proses telah sampai pada titik tersebut maka akan timbul perasaan puas dan
bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.33
4. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai arti dapat atau
bisa. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan
diri sendiri. Menurut Robbin dikutip Syafaruddin, kemampuan adalah kapasitas
seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih
lanjutnya, Robbin mengungkapkan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan
atau potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian tindakan
seseorang.34
Menurut M. Nasir Usman, kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu:
yang bisa dipelajari dan yang alamiah. Pengetahuan dan keterampilan adalah
unsur kemampuan yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah lazim disebut
bakat.35
33
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu & Aplikasi Pendidikan (Bandung: PT
Imperial Bhakti Utama, 2007), 24 34 Ibid., 35. 35 M. Nasir Usman, Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep,Teori dan Model
(Jakarta: Cipta Pustaka Media, 2012), 118.
14
Syafaruddin mengutip Mc Shane Glinow yang menyatakan bahwa
kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas. Kecerdasan adalah bakat alami yang
membantu siswa dalam mempelajari tugas-tugas tertentu lebih cepat dan
mengerjakannya lebih baik. Sedangkan Menurut Syafaruddin kemampuan
(ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.36
5. Perencanaan Karir
Lenia Sitompul mengutip corey, yang menyatakan perencanaan karir adalah
suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah
karir.37
Menurut Simamora menyatakan bahwa perencanaan karir adalah suatu
proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah
untuk mencapai tujuan karirnya. Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian
tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk
mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan karir merupakan proses untuk:
a) Menyadari diri sendiri terhadap peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-
kendala, pilihan-pilihan, dan konsekuensi.
b) Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir.
c) Penyusunan program kerja, pendidikan dan berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu dan
urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karir.
Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan
minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun
tujuan karir dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus
utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan
36 Syafaruddin, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, ( Medan: Perdana Publishing,
2012), 72. 37 Lenia Sitompul, “Meningkatkan Pemahaman Perencanaan Karir Melalui Layanan
Bimbingan karir Di Sekolah Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IX-1 SMP
NEGERI 1 GEBANG TAHUN 2017- 2018”. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, Vol. 15 No. 3
(2018), 318.
15
kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia.38
Dengan demikian dapat
simpulkan bahwa, perencanaan karir adalah suatu proses kemampuan diri individu
dalam mempersiapkan tujuan karirnya.
6. Siswa
Siswa adalah murid (terutama pada tingkat dasar dan menengah serta
sekolah menengah atas).39
Menurut Djamarah dan Aswan mengemukakan bahwa,
siswa adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.40
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa siswa adalah orang yang dengan sengaja belajar di
sekolah untuk meningkatkan potensi diri melalui pembelajaran pada suatu
pendidikan, baik pendidikan formal (tingkat sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas) maupun pendidikan nonformal.
7. Sekolah Menengah Kejuruan
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa
untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah
kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan
dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
serajat. Sekolah dijenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk
lain yang sederajat (Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).41
38 Ibid. 39 Tim Penyusun Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 1477. 40
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 113. 41 Imam Punarko, “Pengertia SMK Menurut Undang-undang”, diakses melalui alamat
http://kuriar.blogspot.com/2018/08/pengertian-smk-menurut-undang-undang.html/m=1 pada pukul
20.00 WIB, tanggal 08 Januari 2018.
16
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian
lapangan yang bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, karena obyek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti.42
Penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologis, yang mana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu.43
Penulis
mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara sistematis
dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi dengan menggambarkan
atau menguraikan masalah dan fakta-fakta tesebut.44
Penelitian yang bersifat deskiptif ini juga menggunakan istilah Kriek dan
Miler dalam Sugiono merupakan tradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasan yang berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan yang digunakan Bogdan dan
Biklen, data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif adalah data di amati.
Inilah yang menjadi penyebab studi kualitatif diistilahkan Inquiry research
naturalistik research.45
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting adalah lokasi tempat penelitian lapangan dilakukan.46
Setting dalam
penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 9 Muaro Jambi Jalan sungai Dayut,
Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Pemilihan setting berdasarkan pertimbangan bahwa SMK Negeri 9 Muaro Jambi
merupakan sebuah instansi yang sedang berkembang.
42 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 8. 43 Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-
Juni (2009), 3. 44
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
44. 45 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), 218. 46 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas IAIN STS Jambi, (Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 59.
17
Subjek merupakan responden dan informan yang akan dimintai
keterangan.47
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai pemilik otoritas sehingga akan memudahkan
penelitian menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.48
Pemilihan subjek dalam
penelitian ini berdasarkan kewenangan, peran dan dari banyaknya subjek yang ada
di sekolah.
Subjek dalam penelitian ini terdiri atas kepala sekolah dan guru bimbingan
konseling sebagai informan serta siswa kelas XI SMK Negeri 9 Muaro Jambi
sebagai narasumber. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat
aktif, cukup mengetahui, memahami, atau berkepentingan dengan aktivitas yang
akan diteliti, serta memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar.49
Sedangkan objek pada penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan karir dalam
peningkatan kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI SMK Negeri 9 Muaro
Jambi.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.50
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
manusia, peristiwa, dokumentasi. Data-data tersebut adalah yang kaitannya
dengan upaya guru bimbingan konseling untuk meningkatkan kemampuan dalam
perencanaan karir siswa. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia,
peristiwa, dan dokumentasi yang terdapat di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.
Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data suasana/peristiwa berupa
suasana yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana). Meliputi ruangan,
suasana, dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan di
47
Ibid. 48 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, 218. 49 Ibid,.62. 50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), 172.
18
observasi. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan
rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.51
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
(first hand) melalui observasi atau wawancara di lapangan.52
Dalam hal ini data
yang diinginkan adalah implementasi bimbingan karir dalam peningkatan
kemampuan perencanaan karir siswa kelas XI di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.
Adapun data primer yang akan diambil pada penelitian ini melalui 17 orang
informan, yang meliputi kepala sekolah, guru bimbingan konseling, 12 siswa-
siswi kelas XI yang masing-masing diambil 3 orang perjurusan dari jumlah
keseluruhan 106 siswa kelas XI, dan 3 orang alumni SMK N 9 Muaro Jambi.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan dan tertulis.53
Data
sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni buku-buku, catatan
ataupun internet sebagai pendukung.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.54
Dalam metode observasi ini peneliti menggunakan observasi tidak
terlibat (nonpartisipan). Observasi nonpartisipan adalah peneliti tidak terlibat dan
hanya sebagai pengamat independen.55
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui pengamatan tidak terlibat yang dilakukan secara umum
terfokus pada pelaksanaan bimbingan karir di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.
51 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas IAIN STS Jambi, 62. 52 Ibid. 53
Ibid. 54 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
70. 55 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2013), 145.
19
b. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan oleh dua orang atau lebih dengan bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.56
Dalam penelitian ini
menggunakan wawancara tidak terstruktur (Unstructured Interview) yaitu
wawancara yang bebas yakni peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan.57
Sehingga dalam melakukan wawancara ini,
peneliti hanya membawa garis-garis besar mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan upaya guru bimbingan konseling pada pelaksanaan bimbingan karir untuk
meningkatkan kemampuan dalam perencanaan karir siswa. Wawancara ini akan
dilakukan dengan 17 orang, yang terdiri dari kepala sekolah, guru bimbingan
konseling, dan 12 siswa kelas XI SMK Negeri 9 Muaro Jambi yang masing-
masing di pilih 3 orang per jurusan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya cataan harian, sejarah kehidupan (life
historis), ceritera, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya, karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain- lain. Studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.58
Dari tiga teknik pengumpulan data diatas dapat digunakan secara simultan
dalam penelitian ini, dalam arti untuk saling melengkapi antara data yang satu
dengan data yang lain. Sehingga data yang didapatkan oleh penulis memiliki
validitas dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.
56 Narbuko cholid & Achmadi Abu, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara), 83. 57 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2013), 233- 234. 58 Ibid,.240.
20
5. Teknik Analisis Data
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan
analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberikan kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan
data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif.
Analisis merupakan proses pemecahan data menjadi komponen-komponen
yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu. Penulis akan
melakukan proses analisis data melalui tahapan; reduksi data, penyajian atau
display data dan kesimpulan atau verifikasi, yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari teman dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan melakukan
abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data
penelitian. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara
terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti
dari data yang diperoleh dari hasil penggalian data. Tujuan penelitian tidak hanya
untuk menyederhanakan data tetapi juga untuk memastikan data yang diolah itu
merupakan data yang tercakup dalam scope penelitian.
b. Penyajian Data
Menurut Miles dan Hubermen bahwa: Penyajian data adalah sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan
dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif
biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa
mengurangi isinya.
21
Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti
berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok
permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok
permasalahan.
c. Kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data.
Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah
diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang
dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan
kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan
dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep
dasar dalam penelitian tersebut.59
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan
memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,
karena kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden,
disengaja atau tidak sengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul kerena
adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari
lapangan yang diteliti. Sedangkan data dari responden, dapat timbul secara tidak
disengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul
dengan sengaja, karena reponden berupaya memberikan informasi fiktif yang
dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.
Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan
peneliti dilapangan yang diharapkan dapat menjadikan data yang diperoleh
memiliki derajat reabilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan
59 Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,(Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), 120- 124.
22
peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motivasi untuk menjalin
hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek
penelitian dengan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol
dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut kemudian ditelaah, sehingga peneliti
dapat memahami faktor-faktor tersebut.60
3. Trianggulasi
Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada.61
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data yang diterima benar-
benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui
cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan sumbangan, masukan, dan
saran yang berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.62
H. Studi Relevan
Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan pustaka dalam
penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap
berbagai bahan literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga
bahan-bahan literature yang telah memberikan inspirasi dalam pendalaman materi
penelitian. Studi relevan yang juga sering disebut penelitian terdahulu atau
literature review, adalah bagian dari proposal yang mendiskusikan laporan
penelitian, tulisan (buku atau jurnal) atau kegiatan akademis lainnya seperti
60 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas IAIN STS Jambi, (Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 66- 67. 61 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2013), 241. 62 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas IAIN STS Jambi, (Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 68.
23
seminar terdahulu berkenaan atau berdekatan dengan fokus kajian yang akan
dilakukan. Dari segi posisinya, studi relevan bisa saja sebagai tulisan yang berdiri
sendiri, bagian dari sebuah proposal atau penelitian atau bagian dari sebuah
makalah.63
Berdasarkan penelusuran peneliti, terdapat karya yang membahas tentang
bimbingan karir, yaitu:
Karya Novalia Citra (2017) dengan judul “Pelaksanaan Bimbingan Karier
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Karier Peserta Didik Di Man 1 Bandar
Lampung”. Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bandar Lampung kelas XII.
Perbedaan karya ini dengan karya penulis yaitu terdapat pada lokasi penelitiannya.
Lokasi karya ini yaitu dilakukan di MAN 1 Bandar Lampung kelas XII,
sedangkan karya penulis di SMK Negeri 9 Muaro Jambi pada kelas XI.64
Karya Ahmad Yusron Irsyadi (2012) dengan judul “Pengaruh Bimbingan
Karir Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Siswa Dalam Memilih
Karir Pada Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1
Sedayu”. Pemasalahan pada penelitian ini adalah bimbingan karir dan pola asuh
orang tua berpengaruh terhadap kemandirian siswa kelas XI jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu dalam memilih karir baik secara parsial
maupun simultan. Perbedaan karya ini dengan karya penulis yaitu terdapat pada
permasalahan dalam penelitian. Permasalahan karya ini yaitu bimbingan karir dan
pola asuh orang tua berpengaruh terhadap kemandirian siswa XI jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK N 1 Sedayu dalam memilih karir, sedangkan karya
penulis pernasalahannya pelaksanaan bimbingan karir dalam meningkatkan
kemampuan karier di SMK Negeri 9 Muaro Jambi.65
Karya yang di tulis Hari Lakso Eko Wibowo (2015) dengan judul
“Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Kemandirian Warga Binaan di Panti
63 Ibid., 69. 64 Novalia Citra, “Pelaksanaan Bimbingan Karier Dalam Meningkatkan Pengetahuan
Karier Peserta Didik Di Man 1 Bandar Lampung”, tahun ajaran 2017, diakses melalui alamat
http://digilib.uinsgd.ac.id/26819/4 tanggal 24 November 2019. 65 Ahmad Yusron Irsyadi, “Pengaruh Bimbingan Karir Dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kemandirian Siswa Dalam Memilih Karir Pada Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sedayu” tahun ajaran 2012, diakses melalui alamat
http://eprints.uny.ac.id/2234/1 tanggal 24 November 2019.
24
Sosial Karya Wanita Godean Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research) yang bersifat deskriptif. Informan dalam penelitian ini
adalah kepala pekerja sosial, 4 struktur keterampilan dan 5 warga binaan.
Perbedaan karya ini dengan karya penulis terletak pada objek penelitian. Objek
dalam penelitian ini adalah terkait pelaksanaan bimbingan karir dalam
meningkatkan kemandirian warga binaan dipanti sosial karya wanita Yogyakarta,
sedangkan karya penulis objek penelitiannya yaitu pelaksanaan bimbingan karir
dalam meningkatkan kemampuan karir siswa kelas XI SMK Negeri 9 Muaro
Jambi.66
Karya Habibaturohmah (2018) dengan judul “Bimbingan Karir Dalam
Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut Siswa Di SMP IT Abu Bakar
Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek guru
BK dan siswa kelas IX. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah
pemahaman studi lanjut pada siswa kelas IX SMP IT Abu Bakar Yogyakarta.
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, dimana data yang telah terkumpul dianalisis dan dideskripsikan
sehingga dapat menjawab dari rumusan masalah. Perbedaan karya ini dengan
karya penulis terletak pada subjek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian
ini adalah subjek guru BK dan siswa kelas IX, sedangkan karya penulis subjek
penelitiannya yaitu guru bimbingan konseling sebagai informan dan siswa kelas
XI.67
66 Hari Lakso Eko Wibowo, “Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Kemandirian Warga
Binaan di Panti Sosial Karya Wanita Godean Yogyakarta” tahun ajaran 2015, diakses melalui
alamat http://digilib.uin-suka.ac.id/16598/2 tanggal 26 November 2019. 67 Habibaturohmah, “Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Pemahaman Studi Lanjut
Siswa Di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta”, skripsi (Yogyakarta: Jurusan BKI Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2018), 26.
25
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis SMK N 9 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Muaro Jambi termasuk dalam
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya dijalan Sungai
Danyut Desa Pematang Gajah, Jambi. SMK N 9 Muaro Jambi berbatasan dengan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Muaro Jambi. SMK N 9 Muaro Jambi
mempunyai luas tanah 20.000 m² dengan luas bangunan 400 m².68
B. Sejarah Berdiri SMK N 9 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 9 Muaro Jambi mulai didirikan
pada tahun 2011 berdasarkan Keputusan Bupati No. 474 Tahun 2011 dengan
alasan melihat kondisi siswa lulusan SMP dan Madrasah di Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro jambi banyak yang tidak melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
SMK NEGERI 9 Muaro Jambi terletak pada kondisi geografis pedesaan.
Sehingga sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai buruh
petani dengan pendapatan dibawah rata-rata. Jadi sebagian besar orang tua siswa
tergolong ekonomi lemah. Adapun sejak didirikan tahun 2011 sampai dengan
sekarang telah terjadi 3 kali pergantian kepala sekolah yaitu:
1) 2011-2013 : Hanapi, S. Pd. M. Pd
2) 2013-2019 : Drs. Abd. Rifa’i
3) 2019-Sekarang : Ir. Inggit Gunarsih, S. Pd69
Dari data di atas dapat dilihat bahwa di SMK N 9 Muaro Jambi dari awal
tahun 2011 sampai tahun 2019 telah terjadi 3 kali pergantian kepala sekolah.
Pergantian kepemimpinan ini seiring dengan perkembangan SMK N 9 Muaro
Jambi.
68 Dokumen, Softfile Letak Geografis, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi. 69 Dokumen, Softfile Profil Sekolah, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
25
C. Visi dan Misi SMK N 9 Muaro Jambi
1. Visi Sekolah
Visi Sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan
dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan sekolah yang secara khusus
diharapkan oleh Sekolah. Visi Sekolah merupakan turunan dari Visi Pendidikan
Nasional, yang dijadikan dasar atau rujukan untuk merumuskan Misi, Tujuan
sasaran untuk pengembangan sekolah dimasa depan yang diimpikan dan terus
terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.70
Adapun Visi SMK Negeri 9 Muaro Jambi: Menjadi sekolah kejuruan teladan
berbudaya lingkungan yang unggul dalam pendidikan karakter yang berakhlak mulia
dengan kompetensi dibidang teknik bisnis dan sepeda motor, Multimedia, Teknik
Instalasi Tenaga Listrik, dan Teknik Produksi dan Siaran Program Televisi.
Indikator :
a. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh komponen
sekolah terutama para siswa.
b. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan
siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.
c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga kecerdasan
siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual dan emosional yang
mantap.
d. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
e. Menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada semua komponen
sekolah.
f. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi terhadap
ajaran agama (Religi) sehingga tercipta kematangan dalam befikir dan
bertindak.71
70 Dokumen, Softfile Visi dan Misi, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi Tahun 2020. 71 Dokumen, Softfile Visi dan Misi, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi Tahun 2020.
2. Misi Sekolah
Menyelenggarakan pendidikan secara professional, inovatif dan selalu
berupaya meningkatkan pelayanan dan kepuasan stake holder. Untuk mewujudkan
misi yang telah dirumuskan maka langkah-langkah nyata yang harus dilakukan
oleh sekolah adalah :
a. Melengkapi sarana prasarana sekolah.
b. Singkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri.
c. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik.
d. Menciptakan kedamaian dan kenyamanan sekolah dan lingkungan.
e. Meningkatkan kegiatan keagamaan di sekolah.
f. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler.72
D. Bentuk Kegiatan SMK N 9 Muaro Jambi
Pengembangan diri diarahkan untuk mengembangkan karakter siswa yang
bertujuan untuk mengatasi persoalan individu, persoalan sosial, dan persoalan
kebangsaan. Pengembangan diri diberikan untuk siswa kelas X, XI, dan XII.73
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka dipersiapkan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1. Intrakulikuler
Kegiatan ini merupakan pengembangan diri yang dilaksanakan didalam
kelas selama 2 jam berlangsung ketika ada jam pelajaran kosong, yang mana
kegiatan ini berupa Bimbingan Konseling mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pribadi (individu)
b. Sosial (kemasyarakatan)
c. Belajar, dan
d. Karir siswa
2. Ekstrakulikuler
Kegiatan pengembangan diri ini sebagian besar dilaksanakan di luar kelas,
yang mana kegiatan ini dibina oleh guru bimbingan konseling dan guru pembina dari
72 Dokumen, Softfile Visi dan Misi, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi Tahun 2020. 73 Dokumen, Kegiatan Sekolah, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan Penulis.
masing-masing kegiatan. Pelaksanaannya secara rutin setiap hari sabtu dan pada
hari-hari tertentu yang telah ditentukan, kegiatan ekstrakulikuler ini mencakup
sebagai berikut:
a. Bidang Pramuka
b. Bidang Kerohanian (Yasinan)
c. Bidang Sains, Teknologi, dan Informasi
d. Bidang Seni Budaya74
E. Struktur Organisasi SMK N 9 Muaro Jambi
Struktur organisasi merupakan suatu sistem organisasi yang terstruktur secara
berurutan, yang mana kita dapat melihat tugas, wewenang dan bidang kerja yang
tersusun dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi berfungsi untuk mewujudkan
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam suatu lembaga atau instansi.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya terbentuk
bermacam-macam kegiatan. Dalam pencapaian pelaksanaan kegiatan tersebut
memerlukan suatu susunan tugas dan kewajiban yang jelas. Dengan dibentuknya
organisasi dapat memudahkan pimpinan atau kepala sekolah untuk melakukan
pengawasan. Oleh karena itu, dibentuklah struktur organisasi sebagai pendukung
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
Wawancara Peneliti dengan kepala sekolah Ibu Inggit Gunarsih, beliau
mengatakan:
[S]truktur organisasi di sekolah ini sudah ada, sesuai dengan susunan tugas
dan jabatan. Semua guru memiliki tugas dan peran masin-masing sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan di sekolah ini.75
Adapun bentuk dari organisasi SMK N 9 Muaro Jambi dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
74 Dokumen, Kegiatan Sekolah, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan Penulis. 75 Inggit Gunarsih, Kepala Sekolah, Wawancara dengan Penulis, 04 maret 2020, SMK N 9
Muaro Jambi, Rekaman Audio.
29
29
Kepala Sekolah
Ir. Inggit Gunarsih,
S. Pd
Komite
Sekolah
Waka Humas
Herlin
Megasari, S.
Pd
Waka Sarana
dan
Prasarana
Lenny
Marlina, S.
Pt
Waka
Kesiswaan
Emmy
Susylaway,
S. Pd
Waka
Kurikulum
Awal Hadi,
ST
Ka. Prog
TITL
Yohana
Keyhan, S.
Pd
Ka. Prog
TPSPT
Wahyu
Wasanti S. Kom
Ka. Prog
MM
Elsa
Gintaria, S.
Kom
Ka. Prog
TBSM
A. Rahman,
ST
Kasubbag TU
Merry
Khairiati, SP
WALI KELAS
MAJELIS GURU
Koordinator
BK
Emmy
Susylaway, S. Pd
Guru BK
Tomi
Yansyah, S. Pd
SISWA
STAF
KEPEGAW
AIAN
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI SMK N 9 MUARO JAMBI76
F. Kondisi Umum SMK N 9 Muaro Jambi
Kondisi umum terdapat keadaan guru, dan siswa, serta sarana dan prasarana.
Kondisi umum ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Keadaan Guru
Guru adalah tenaga pendidik bagi siswa, yang mana guru sangat berperan
penting dalam proses belajar mengajar siswa. Sebagai tenaga pendidik, guru
bertanggung jawab atas proses belajar mengajar siswa di sekolah. Seorang guru
harus menjadi panutan bagi siswa, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Oleh karena itu, sebagai penyalur ilmu dalam dunia pendidikan maka seorang
guru harus mempunyai wawasan yang lebih luas. Guru tidak hanya bertugas
76 Dokumen, Softfile Struktur Organisasi, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
sebagai penyalur ilmu kepada siswa, tetapi juga sebagai fasilitator siswa dan
mampu memberikan motivasi kepada siswa agar tidak malas dalam belajar.
Berikut ini tugas guru dalam proses belajar mengajar di antaranya, yaitu:
a. Membuat waktu proses pembelajaran.
b. Melaksanakan proses belajar mengajar siswa.
c. Menggunakan strategi dan metode yang pembelajaran yang baik.
d. Memberikan layanan pembelajaran yang nyaman dan aman.
e. Memberikan latihan-latihan pada siswa.
f. Menilai aktifitas pada proses pembelajaran.
g. Menemukan perrmasalahan yang dihadapi siswa dan membantu siswa dalam
pemecahannya.
h. Melakukan rekapan hasil ulangan harian siswa.
i. Memberikan informasi penting tentang sistem pembelajaran sekolah maupun
kegiatan yang ada di sekolah.
j. Membantu mengembangkan minat dan bakat siswa, dan
k. Memberikan penghargaan kepada siswa.77
Berikut ini tabel nama-nama guru yang terdapat di SMK N 9 Muaro Jambi,
yaitu:
Tabel 2.1
Daftar Nama Guru SMK N 9 Muaro Jambi78
No Nama Jabatan Pendidikan
1 Ir. Inggit Gunarsih, S. Pd Kepala Sekolah S1
2 Bahari. T, S. Pd, M. Pd. I Guru S1
3 RTS.Maimunah,S. Ag Guru S2
4 Dahliar T, M. Pd Guru S1
5 Dian Iriyani, S. Ag Guru S1
6 Emmy Susilawaty, S. Pd Waka. Kesiswaan S1
7 Awal Hadi, ST Waka. Kurikulum S1
8 Lenny Marlina, S. Pt Waka. Sarpras S1
9 Elsa Gintaria, S. Kom Ka. Prog. MM S1
10 Ranto Manurung, S. Pd Guru S1
11 Herlin Megasari,S. Pd Waka. Humas S1
12 Yohana Keyhan, S. Pd Ka. Prog. TITL S1
77 Dokumen, Keadaan Guru, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan Penulis. 78 Dokumen, Softfile Daftar Nama Guru, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
13 M. Irwan, S.Kom Guru S1
14 Riky Satriya, S. Pd Guru S1
15 Gustinar, S.Kom, M. Si Guru S2
16 Tomi Yansyah, S. Pd Guru S1
17 Merita, S. Pd, M. Pd Guru S1
18 Eva Emilda, S. Pd, M. Pd Guru S2
19 Edi Ibrahim, S. Pd Guru S1
20 Wahyu Wasanti, S. Kom Ka. Prog TPSPT S1
21 A. Rahman, ST Ka. Prog TBSM S1
22 Antonius, S. Pd Guru S1
23 Sugeng, S. Pd Guru S1
24 Roisul Umam, S. Pd Guru S1
25 Nur Aziza, S. Pd Guru S1
26 Cici Fitriana, S. Pd Guru S1
27 Drs. Muhtadir Guru S1
28 Ermawati, S. Ag Guru S1
29 Eka Juniati, S. Pd Guru S1
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah guru yang ada di
SMK N 9 Muaro jambi pada Tahun 2020, yakni kurang lebih 29 guru. Keadaan
guru di sekolah ini bisa dikatakan profesional, karna semua guru sudah memenuhi
kualifikasi strata satu. Namun di SMK N 9 Muaro jambi ini terkendala oleh
kurangnya sarana dan prasarana, sehingga para guru sedikit kesulitan dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu lebih kompeten
dalam mengelola ataupun mengembangkan guru maupun sarana dan prasarana
yang ada di sekolah.
2. Keadaan Guru Bimbingan Konseling
SMK N 9 Muaro Jambi memiliki dua orang guru bimbingan konseling,
struktur organisasi BK dan alur kerja BK. Selain guru bidang studi, di sekolah
juga terdapat guru bimbingan konseling, biasanya disebut guru BK. Guru BK juga
berperan penting bagi siswa di sekolah. Guru bimbingan konseling merupakan
seorang konselor yang bertugas dalam pemberi bantuan kepada siswa,
mengarahkan dan memandirikan siswa dalam menghadapi masalahnya. Oleh
karena itu, guru BK di sekolah sangat dibutuhkan, dengan adanya keberadaan
guru BK siswa lebih dapat dikontrol.
Fungsi dan tugas guru bimbingan konseling, yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b. Kerja sama dengan wali kelas tentang siswa yang bermasalah.
c. Memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa, baik untuk
masalah pribadi maupun kualitas belajarnya.
d. Memberikan saran atau arah gambaran melanjutkan pendidikan dan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
e. Membuat penilaian dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
f. Membuat penilaian dalam pelaksaan bimbingan dan konseling.
g. Menyusun program lanjutan bimbingan dan konseling.
h. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.79
Berikut nama-nama guru bimbingan konseling yang ada di SMK N 9 Muaro
Jambi, yaitu:
Tabel 2.2
Jumlah Guru Bimbingan Konseling80
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Emmy Susilawaty, S. Pd S1 Koordinator
2 Tomi Yansyah, S. Pd S1 Anggota
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru bimbingan konseling
yang ada di SMK N Muaro Jambi yaitu berjumlah dua orang. Adapun bentuk
organisasi guru bimbingan konseling SMK N 9 Muaro Jambi dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
79 Dokumen, Kondisi Umum, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan Penulis. 80 Dokumen, Jumlah Guru Bimbingan Konseling, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro
Jambi, Catatan Penulis.
Gambar 2.2
Struktur Organisasi BK SMK N 9 Muaro Jambi81
Struktur organisasi BK SMK N 9 Muaro Jambi yang dimulai dari siswa
kemudian ke guru mata pelajaran lalu ke koordinator BK kemudian lanjut ke wali
kelas, terjalin kerjasama antara wali kelas dengan guru mata pelajaran selanjutnya ke
kasubbag tata usaha lalu ke kepala sekolah, dari kepala sekolah ke orang tua siswa.
Berikut gambar alur kerja bimbingan konseling yang ada di SMK N 9 Muaro
Jambi.
81 Dokumen, Softfile Struktur Organisasi, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
ORANG TUA
SISWA
KEPALA
SEKOLAH
KASUBBAG
TATA USAHA
KOORDINATOR
GURU BK
GURU MATA
PELAJARAN
SISWA
WALI KELAS
Gambar 2.3
Alur Kerja BK SMK N 9 Muaro Jambi82
KETERANGAN:
= Koordinasi Kerja sama
= Tindakan Penertiban (Hukuman) Sekolah
= Layanan Bimbingan Konseling
Alur kerja siswa yang mengalami masalah di SMK N 9 Muaro Jambi,
dimulai dari siswa yang bermasalah kemudian ke wali kelas selanjutnya ke guru
mata pelajaran/ guru piket, kemudian ke guru BK selanjutnya kembali pada wali
kelas lalu ke kepala sekolah, dan setelah itu ke bagian komite sekolah.
3. Keadaan Karyawan SMK N 9 Muaro Jambi
Lembaga pendidikan tidak terlepas dari tenaga administrasi atau sering
disebut Tata Usaha (TU). Administrasi tata usaha ini terdiri atas empat bagian,
yaitu sebagai berikut:
a. Administrasi Ketenagaan
1) Penerimaan tenaga guru maupun karyawan TU harus diketahui kepala sub
bagian TU dan legalisir dari kepala sekolah.
82 Dokumen, Alur Kerja Siswa Bimbingan Konseling, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro
Jambi, Catatan Penulis.
KEPALA
SEKOLAH
KOMITE
SEKOLAH
WALI KELAS
GURU PIKET
GURU MATA
PELAJARAN
SISWA
KOORDINATO
R BK/GURU
2) Pembuatan surat keterangan (SK), yaitu dilakukan atas penugasan langsung
yang diketahui oleh kepala sekolah dan dilegalisir serta adanya dukungan dari
kepala sekolah untuk setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah.
b. Administrasi Keuangan
Pengelolaan keuangan dihitung dari jumlah yang diperoleh dari pemerintah
maupun siswa. Contoh: dana BOS, biaya dari penerimaan siswa baru, dan
pembayaran OSIS.
c. Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan berupa data-data siswa, yaitu sebagai berikut:
1) Buku Induk siswa, yaitu buku berisi kumpulan data siswa.
2) Buku Hitam, yaitu buku yang berisikan data-data siswa yang bermasalah.
3) Absensi siswa, yaitu mengetahui jumlah kehadiran siswa di setiap jam
pelajaran.
4) Rekapitulasi Siswa, yaitu jumlah dari semua data siswa pada setiap bulannya
di rekapitulasi ke bagian tata usaha.
5) Mutasi siswa, yaitu pemindahan siswa dengan membuat surat permohonan
kepada kepala sekolah untuk dipindahkan ke sekolah yang ditujukan,
kemudian data pemindahan siswa tersebut akan dimuat di dalam buku siswa
mutasi.83
d. Administrasi Kurikulum
Tata usaha setiap ujian nasional maupun ujian semester berperan sebagai
panitia pelaksana ujian, baik dalam pengetikan soal ujian, penambahan soal
maupun pengolahan nilai, dalam hal ini tentunya harus adanya kerjasama dengan
kepala sekolah dan wakil kurikulum.84
Berikut tabel nama-nama karyawan yang ada di SMK N 9 Muaro Jambi,
antara lain sebagai berikut:
83 Dokumen, Keadaan Karyawan, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan
Penulis. 84 Dokumen, Keadaan Karyawan, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan
Penulis.
Tabel 2.3
Jumlah Karyawan SMK N 9 Muaro Jambi85
NO NAMA JABATAN STATUS
1 Merry Khatriati, SP Kasubbag TU PNS
2 Puji Purnamasari Staf TU Honorer
3 Syafriadi, S. Sos Staf TU Honorer
4 Sobirin Satpam/siang Honorer
5 Hamdani Satpam/malam Honorer
Berdasarkan pada tabel di atas, karyawan berjumlah 5 orang dengan fungsi
dan tugas yang masing-masingnya berbeda-beda, dalam hal ini menyangkut
bidang tata usaha, administrasi keuangan (bendahara), dan keamanan lingkungan
dalam sekolah.
4. Keadaan Siswa
Melihat dari kualitas siswa-siswi di SMK N 9 Muaro Jambi dapat
dikategorikan baik, karena sekolah tersebut menghasilkan siswa-siswi yang siap
kerja dan berprestasi. Dan siswa aktif pada kepengurusan OSIS, kegiatan
pramuka, yasinan (rohis) dan olahraga.
Tabel 2.4
Jumlah Siswa SMK N 9 Muaro Jambi86
NO KELAS JUMLAH
1 X 106
2 XI 97
3 XII 103
TOTAL 306
Sumber Sumber dokumentasi SMK N 9 Muaro Jambi, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat lihat bahwa jumlah siswa SMK N 9
Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu di kelas X dengan jumlah 106
siswa, kelas XI berjumlah 97 siswa, dan kelas XII sebanyak 103 siswa. Dari data
tersebut terlihat bahwa data jumlah siswa pada kelas XII lebih sedikit
85 Dokumen, Jumlah Karyawan, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Catatan Penulis. 86 Dokumen, Softfile Jumlah Siswa, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
dibandingkan dengan kelas X dan kelas XII. Hasil perhitungan secara keseluruhan
jumlah siswa di SMK N 9 Muaro Jambi, yaitu berjumlah 306 siswa.
Tabel 2.5
Jumlah Siswa perjurusan87
NO KELAS/JURUSAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 X. MM 14 12 26
2 X. TSM 31 0 31
3 X. TITL 28 2 30
4 X. TSPT 18 1 19
JUMLAH 91 15 106
5 XI. MM 11 14 25
6 XI. TSM 26 0 26
7 XI. TITL 23 0 23
8 XI. TSPT 12 11 23
JUMLAH 72 25 97
9 XII. MM 11 17 28
10 XII. TSM 25 1 26
11 XII. TITL 22 4 26
12 XII. TSPT 11 12 23
JUMLAH 69 34 103
JUMLAH TOTAL 232 74 306
Berdasarkan jumlah siswa perjurusan pada tabel di atas, dapat diketahui
bahwa setiap jurusan memiliki jumlah siswa yang berbeda-beda.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana merupakan pendukung dalam proses
pencapaian tujuan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah
satu bentuk sarana dan prasarana diantaranya, seperti gedung, meja, kursi, lemari
dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana dan prasarana
yang tersedia di SMA N 9 Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
87 Dokumen, Softfile Jumlah Siswa Perjurusan, 13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro Jambi.
Tabel 2.6
Sarana dan Prasarana88
No Jenis Ruang
Baik Kurang baik
Jml Luas (M2) Jml Luas
(M2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan
Ruang BK
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang TU
Ruang Serba Guna
WC Guru
WC Siswa
Gudang
Ruang Bengkel Produktif
Ruang Praktek Multimedia
Ruang Majelis Guru
Ruang Penjaga/Satpam
Ruang Lab. IPA
Ruang Lab. Biologi
Ruang Lab. Kimia
Ruang Lab. Fisika
Ruang Lab. Bengkel Produksi
11
-
-
1
-
1
-
2
3
-
1
1
-
-
-
-
-
1
-
792
-
-
18
-
22,5
-
3
5
-
72
96
-
-
-
-
-
72
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dari tabel Data PSB Menurut Kompetensi Kejuruan, dapat dipahami bahwa
keadaan sarana dan prasarana di SMK N 9 Muaro Jambi kurang cukup memadai,
karena terbatasnya keadaan ataupun jumlah sarana dan prasarana itu sendiri.
88 Dokumen, softfile Keadaan Sarana dan Prasarana,13 Februari 2020, SMK N 9 Muaro
Jambi.
39
BAB III
METODE DAN FAKTOR-FAKTOR DALAM IMPLEMENTASI
BIMBINGAN KARIR SISWA
A. Metode Bimbingan Karir
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan di SMK N 9 Muaro
Jambi, bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan atas kaidah-kaidah yang berlaku
mengenai layanan bimbingan dan konseling. Dalam program bimbingan dan
konseling ini salah satu layanan yang diterapkan atau diberikan kepada siswa
adalah bimbingan karir.
Wawancara Peneliti dengan kepala sekolah Ibu Inggit Gunarsih, beliau
mengatakan:
[P]elaksanaan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa di waktu
jam kosong selama kurang lebih 2 jam per kelas, sesuai jam yang telah ditentukan.
Hal ini mengikuti perkembangan siswa dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling inilah siswa diberikan layanan bimbingan
dan konseling karir atau arahan tentang perencanaan siswa untuk kedepannya
nanti.89
Berdasarkan keterangan dari koordinator guru bimbingan konseling pada
dasarnya bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya pendekatan
terhadap siswa dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini dilakukan secara pribadi
maupun kelompok untuk membantu siswa mencapai suatu kemandirian dalam
penyelesaian masalah-masalahnya. Dalam hal ini salah satu peran guru BK yakni,
membantu siswa dalam menghadapi masalah karirnya. Tujuannya untuk
menyiapkan siswa menuju gerbang masa depan (dunia pendidikan maupun
pekerjaan) yang diharapkan. Program bimbingan karir merupakan hal yang tepat,
melalui program ini, siswa dibekali pengetahuan yang berkenaan dengan
perencanaan karir, sehingga siswa mempunyai suatu kemampuan dalam
memutuskan jenjang apa yang akan diminati setelah lulus sekolah.
89 Inggit Gunarsih, Kepala Sekolah, Wawancara dengan Penulis, 04 maret 2020, SMK N 9
Muaro Jambi, Rekaman Audio.
39
40
Wawancara peneliti dengan Ibu Emmy Susylawaty selaku koordinator guru
bimbingan konseling mengenai metode implementasi bimbingan karir, terdapat
dua metode dalam proses implementasi bimbingan karir, beliau mengatakan:
[M]etode implementasi bimbingan karir yang seringkali diterapkan kepada
siswa terdiri dari dua macam, yaitu bimbingan individu dan bimbingan
kelompok. Kedua metode ini dipergunakan untuk membantu siswa dalam
peningkatan perencanaan karir siswa. Dengan adanya bimbingan karir siswa
diharapkan memiliki kemampuan maupun keterampilan dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, dan jabatan.90
Dari hasil wawancara di atas menyebutkan bahwa metode implementasi
bimbingan karir di SMK N 9 Muaro Jambi terbagi menjadi 2 macam, perhatikan
penjelasan berikut ini.
1. Metode Konseling Individu
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan di SMK N 9 Muaro
Jambi, konseling individu merupakan suatu bentuk pemberian bantuan yang
dilakukan secara pribadi (perseorangan). Dalam cara ini pemberian bantuan
berlangsung secara tatap muka antara guru bimbingan konseling (konselor)
dengan siswa (klien).91
Wawancara peneliti dengan koordinator bimbingan konseling Ibu Emmy
Susylawaty mengenai metode konseling individu, beliau mengatakan:
[D]alam dunia pendidikan biasanya konseling individu dilakukan di dalam
ruangan, akan tetapi sekolah ini tidak adanya ruangan guru BK, karena
terbatasnya sarana dan prasarana. Meskipun adanya keterbatasan tersebut,
proses konseling masih bisa dilakukan. Apalagi antusias dari siswa yang
seringkali ingin berbagi cerita tentang masalah-masalahnya, tentunya saya
sebagai guru BK harus siap berperan dalam proses konseling. Salah satu
masalah siswa ialah siswa kurang mampu menentukan masalah karirnya.
Oleh karena itu, metode konseling individu sangat diperlukan bagi siswa.
Metode konseling individu bisa dilakukan di berbagai tempat, yakni di
ruangan tamu, ruangan guru, dan di sekitar lingkungan sekolah, namun tetap
menggunakan asas kerahasiaan.92
90 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis
04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 91 Hasil observasi peneliti saat mengunjungi lokasi di SMK N 9 Muaro Jambi, 04 Maret
2020, catatan penulis. 92 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis
04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
41
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bimbingan konseling yakni
Bapak Tomi Yansyah mengenai metode konseling individu yang diterapkan di
sekolah kepada siswa, beliau mengatakan:
[K]onseling individu berkenaan dengan karir siswa biasanya dilakukan di
tempat terbuka, karena mengingat tidak tersedianya ruangan BK di sekolah.
Siswa yang mempunyai masalah, seringkali menemui guru BK dan langsung
menceritakan permasalahannya secara tatap muka. Dalam kondisi ini
permasalahan yang sering siswa alami berkaitan dengan seperti apa
perencanaan karir kedepannya. Setelah diketahui permasalahan siswa, maka
diberikan bantuan yang berupa arahan untuk siswa terkait dalam hal
menentukan pilihan jurusan, perguruan tinggi, dan pekerjaan yang di cita-
citakan. Selain itu, siswa harus dapat menyesuaikan dengan kemampuan diri
sendiri, baik dari segi ekonomi, minat maupun bakat yang dimiliki.93
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak
Tomi Yansyah, bahwa dalam menentukan pilihan karir siswa harus disesuaikan
dengan kemampuan individu, yakni dari segi ekonomi, minat dan bakat siswa.
Karena hal tersebut mempengaruhi berjalannya karir siswa.
Wawancara peneliti dengan Nelmy Arsita Siregar siswi kelas XI jurusan
teknik produksi dan siaran program televisi, ia mengatakan:
[S]aya pernah melakukan konseling secara sendirian dengan guru BK. Saya
datang ke guru BK, karena bingung setelah lulus sekolah mau langsung kerja
atau lanjut kuliah. Setelah ikut konseling saya dapat menemukan satu
pilihan, dan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah.94
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Eva Ananda siswi kelas XI
jurusan Multimedia, ia mengatakan:
[S]aya pernah datang menemui guru BK bahkan seringkali saya bercerita
dengan guru BK. Salah satunya bercerita tentang kemana selanjutnya setelah
selesai dari sekolah ini. Waktu itu saya bingung sekali makanya saya datang
ke guru BK. Saya bercerita panjang lebar sampai akhirnya saya tidak lagi
bingung kemana arah saya selanjutnya. Tapi saya kurang begitu nyaman,
karena setiap saya bercerita dengan gur BK selalu saja di ruangan terbuka.
Sungguh di sayangkan sekolah tidak menyediakan ruangan khusus guru BK.
Padahal saya ingin sekali seperti sekolah-sekolah teman saya di luar sana,
93 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 94 Nelmy Arsita Siregar, Siswi kelas XI jurusan teknik produksi dan siaran program televisi,
Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
42
sebab sekolahnya ada ruangan BK, jadi lebih enak dan nyaman untuk
bercerita.95
2. Metode Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan di SMK N 9 Muaro
Jambi, bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan pemberian bantuan arahan
berbagai informasi yang diberikan kepada siswa, kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok atau perkelas.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty mengenai metode bimbingan kelompok, beliau mengatakan:
[M]etode bimbingan kelompok biasanya dilaksanakan di dalam ruangan
kelas, yang mana metode ini ditujukan untuk kelas XI. Saya dan Pak Tomi
masuk ke dalam kelas XI di jadwal yang telah ditentukan. Waktu guru BK
masuk kelas selama 2 jam. Dalam bimbingan kelompok ini, siswa diberi
informasi-informasi terkait pemahaman tentang informasi pendidikan,
informasi perguruan tinggi, dan informasi pekerjaan.96
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator guru BK Ibu Emmy
Susylaway, diketahui bahwa di dalam pelaksanaan metode bimbingan kelompok
terdapat tiga informasi yang diberikan kepada siswa, yaitu sebagai berikut.
a. Informasi pendidikan
Dalam lembaga pendidikan terdapat banyak siswa yang mengalami
kesulitan, baik dalam proses belajar mengajar maupun menentukan pilihan
sekolah lanjutan, seperti; penyesuaian diri dengan suasana belajar, jurusan dan
fakultas apa yang diminati serta perguruan tinggi mana yang akan dipilih. Pada
kasus ini siswa memerlukan pengetahuan dan pemahaman informasi agar dapat
membuat suatu pilihan atau keputusan yang tepat. Informasi pendidikan meliputi
data dan keterangan yang berisikan syarat-syarat dan peluang atau kesempatan
berkaitan dengan berbagai macam instansi pendidikan yang banyak diminati pada
saat ini.
Adapun wawancara yang dilakukan peneliti dengan koordinator guru
bimbingan konseling Ibu Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
95 Eva Ananda, Siswi kelas XI jurusan Multimedia, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret
2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 96 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis
04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
43
[S]aya memberikan informasi pendidikan kepada siswa kelas XI agar siswa
mempunyai pemahaman atau pengetahuan tentang bagaimana pendidikan
pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pemberian informasi ini
membutuhkan peran aktif siswa di dalamnya, yang mana siswa bertanya dan
menjawab pertanyaan dari sebuah bahasan tertentu. Tujuannya untuk
mengetahui sampai dimana pemahaman siswa tentang pendidikan.97
Dari hasil wawancara di atas bahwa informasi pendidikan diberikan untuk
siswa kelas XI, dalam hal ini siswa ikut berperan aktif agar menimbulkan sebuah
pemahaman secara individu maupun kelompok.
b. Informasi Perguruan Tinggi
Berdasarkan hasil di lapangan, penulis menemukan masalah pada siswa,
yakni banyak siswa yang masih bingung dalam menentukan sebuah pilihan terkait
dalam memilih perguruan tinggi, seperti; adanya siswa yang berkeinginan
melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan yang diminati. Akan
tetapi, jurusan itu tidak sejalan dengan kejuruan yang ada di SMK tersebut,
misalnya siswa sedang berada di jurusan teknik sepeda motor, namun siswa
tersebut ingin masuk perguruan tinggi dengan jurusan komunikasi penyiaran
islam. Dalam permasalahan tersebut siswa perlu dibimbing dan diarahkan oleh
guru bimbingan konseling agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan
tindakan. Oleh karena itu, guru bimbingan konseling sangat berperan penting
dalam tahap awal menentukan pilihan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty mengenai informasi perguruan tinggi, beliau mengatakan:
[P]ada saat di ruangan kelas saya memberikan kesempatan untuk siswa agar
bertanya dan menjawab berkenaan dengan informasi bagaimana cara
memilih jurusan di perguruan tinggi. Dalam keinginan informasi-informasi
tersebut, siswa terlebih dahulu diketahui bagaimana kondisi ekonomi,
dukungan orang tua, serta minat dan bakatnya, kemudian siswa diberikan
informasi berbagai macam perguruan tinggi maupun jurusan yang terdapat
di perguruan tinggi pada saat ini, informasi ini diberikan melalui majalah,
koran, internet dan brosur yang tersebar. Selanjutnya, siswa di arahkan untuk
97 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis
04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
44
memilih dan membuat suatu keputusan secara tepat sesuai pilihan jurusan-
jurusan yang ada di perguruan tinggi.98
Dari hasil wawancara penulis dengan koordinator guru bimbingan konseling,
menjelaskan bahwa siswa diberikan informasi perguruan tinggi melalui berbagai
media, sehingga siswa mampu membuat keputusan secara tepat dalam memilih
jurusan di perguruan tinggi.
Wawancara peneliti dengan Dion Agustio siswa kelas XI jurusan teknik
instalasi tenaga listrik, ia mengatakan:
[S]ebagai siswa, saya membutuhkan banyak bimbingan dari para guru, salah
satunya saya perlu diberikan bimbingan atau cara pemilihan jurusan di
perguruan tinggi dengan keadaan jurusan yang sedang saya jalani sekarang
ini.99
Wawancara peneliti dengan Indri Dwirahmawati siswi kelas XI jurusan
multimedia, ia mengatakan:
[P]emberian informasi pada bimbingan karir sangat saya butuhkan, karena
sangat membantu dalam pemilihan karir saya di masa depan. Dengan adanya
informasi perguruan tinggi, saya lebih mudah dalam menentukan pilihan
karir saya, seperti; perguruan tinggi dan jurusannya, karena setelah lulus
sekolah saya mau melanjutkan kuliah sesuai dengan jurusan yang saya
inginkan.100
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Felira Yunika siswa kelas XI
jurusan Multimedia, ia mengatakan:
[S]etelah dipikir-pikir setelah saya lulus sekolah, saya berkeinginan untuk
kuliah di perguruan tinggi agar terpenuhi tujuan karir saya. Saya ingin sekali
membuat orang tua bangga.101
Dari hasil penelitian peneliti dengan metode wawancara bahwasanya
bimbingan karir pada masa pemilihan perencanaan karir sangat diperlukan oleh
siswa. Karena pada masa pemilihan keputusan harus memiliki perencanaan karir
98 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis
04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 99 Dion Agustio, Siswa kelas XI jurusan teknik instalasi tenaga listrik, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 100 Indri Dwirahmawati, Siswi kelas XI jurusan multimedia, Wawancara dengan Penulis, 04
Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 101 Felira Yunika, Kelas XI jurusan TPSPT, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
45
yang tepat supaya tidak menyesal pada masa yang selanjutnya. Dengan
perencanaan yang tepat siswa lebih memahami setiap hasil keputusan yang dibuat
sesuai dengan minat dan bakatnya.
c. Informasi pekerjaan
Pekerjaan seringkali dicemaskan oleh siswa yang berasal dari pendidikan
SMK. Karena banyak tamatan SMK yang bekerja, namun tidak sesuai dengan
jurusan yang di tekuni pada masa sekolah. Informasi dalam bidang pekerjaan
diberikan pada siswa agar siswa mengetahui, percaya diri, dan mampu
menghadapi apapun pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahliannya masing-
masing.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty mengenai informasi pekerjaan, beliau mengatakan:
[S]ebagai koordinator guru bimbingan konseling saya berusaha memberikan
arahan ataupun petunjuk yang terbaik bagi siswa. Selain siswa diberikan
informasi mengenai perguruan tinggi dan sebagainya, siswa juga di
informasikan tentang peluang atau lowongan pekerjaan. Karena siswa sangat
perlu yang namanya bimbingan dan arahan akan kesiapan mencapai suatu
pekerjaan yang tepat. Untuk itu sebagai guru BK saya harus mempunyai
wawasan yang luas mengenai informasi-informasi peluang pekerjaan agar
dapat di informasikan ke siswa.102
Wawancara peneliti dengan Suhardiansyah siswa kelas XI jurusan teknik
sepeda motor, ia mengatakan:
[J]ujur saya perlu sekali dikasih tahu berbagai informasi oleh guru-guru yang
ada di sekolah ini tentang macam-macam pekerjaan, lowongan kerja, dan
seberapa besar peluang pekerjaan atas jurusan yang saya ambil di sekolah
ini.103
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Rayu Rahwani siswi kelas XI
jurusan TPSPT, ia mengatakan:
[S]aya terkadang bingung karena banyaknya pengangguran di Indonesia
sekarang ini, terutama yang tamatan SMK. Jadi saya ikutan menjadi tidak
percaya diri dan khawatir bagaimana nasib saya nanti jika di luar sana
102 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 103 Suhardiansyah, Siswa kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor , Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
46
minimnya lowongan pekerjaan. Jadi saya kira, saya sangat membutuhkan
infomasi-informasi dari guru BK maupun guru-guru di sekolah.104
Dari hasil penelitian penulis dengan metode wawancara bahwa informasi
pekerjaan sangat diperlukan oleh siswa-siswi di sekolah, agar siswa mengetahui
dan memiliki persiapan dalam menghadapi dunia pekerjaan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Bimbingan Karir Dalam
Peningkatan Perencanaan Karir Siswa
Implementasi bimbingan bimbingan karir di SMK N 9 Muaro Jambi
memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan perencanaan karir
siswa. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat perencanaan karir siswa, baik
kelancaran pada proses pelaksanaan bimbingan karir di sekolah maupun
perkembangan karir siswa itu sendiri.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[U]ntuk mencapai suatu peningkatan perencanaan karir pada siswa,
bimbingan karir perlu dilakukan untuk peserta didik. Namun, dalam proses
bimbingan karir terhadap siswa, selain adanya faktor pendukung biasanya
juga dihambat oleh beberapa faktor. Di sini faktor pendukungnya ialah para
guru, orang tua dan teman sebaya. Kemudian, faktor penghambatnya
penggunaan hp oleh siswa yang secara berlebihan, masalah keluarga, sarana
dan prasarana serta keadaan ekonomi dalam keluarga yang kurang
mendukung terhadap siswa.105
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator bimbingan konseling,
bahwa adanya faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan perencanaan
karir siswa, yaitu sebagai berikut.
104 Rayu Rahwani, Siswa kelas XI jurusan TPSPT, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret
2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 105 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
47
1. Faktor Pendukung Implementasi Bimbingan Karir
Faktor pendukung implementasi bimbingan karir sangat mempengaruhi
berjalannya pelaksanaan bimbingan karir demi tercapainya suatu peningkatan
perencanaan karir bagi siswa itu sendiri.
Berikut ini faktor pendukung implementasi bimbingan karir, yaitu:
a. Para Guru
Guru merupakan sarana pendidik yang sangat penting bagi peserta didik,
bertindak secara profesional dalam proses belajar mengajar pada suatu lembaga
pendidikan. Salah satu fungsi seorang guru ialah membimbing setiap peserta didik
di sekolah.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[D]i sini bukan saja hanya saya dan pak Tomi yang berperan dalam proses
membimbing siswa. Banyak orang awam yang menganggap apa sih
fungsinya guru BK di sekolah, tapi enak guru yang lain tinggal ngajar aja di
kelas. Guru BK-nya paling-paling untuk membimbing siswanya supaya
tidak nakal, razia dan sebagainya. Tentu itu salah besar, karena di sekolah ini
semua guru ikut berpartisipasi dalam membimbing dan memotivasi siswa
agar menjadi siswa yang memiliki semangat dalam belajar, semangat dalam
mengejar cita-cita, dan banyak lagi.106
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[S]iswa sering menemui saya untuk bercerita, namun terkadang ada siswa
yang enggan ketemu guru BK dikarenakan tidak berani. Jadi siswa yang
takut ini malah mau bercerita pada guru yang lain. Sehingga siswa, selain di
bimbing guru BK, namun juga di dukung oleh guru-guru di sekolah ini.107
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator dan guru bimbingan
konseling di atas dapat dipahami bahwa siswa mendapatkan suatu dukungan oleh
guru bimbingan konseling. Selain itu, siswa juga di berikan dukungan dari semua
guru yang ada di sekolah.
106 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 107 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
48
b. Orang Tua
Orang tua sangat berperan penting dalam masa perkembangan anak. Salah
satu peran orang tua terhadap anak adalah selalu mendukung setiap pemikiran
ataupun kegiatan positif yang dilakukan oleh seorang anak. Orang tua seringkali
disebut sebagai pendidik anak saat di rumah. Akan tetapi, berbeda ketika anak
berada di sekolah maka kewajiban dalam mendidik anak akan menjadi
tanggungjawab seorang guru. Keberadaan anak saat di sekolah memang sudah
menjadi tanggungjawab seorang guru, namun segala kegiatan anak saat di sekolah
harus adanya dukungan dari orang tua peserta didik.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan.108
[D]ari yang saya lihat, orang tua siswa kebanyakan selalu mendukung
kegiatan yang ada di sekolah. Saya kira saya ikut senang karena adanya
sumber pendukung dari orang tua siswa.
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[O]rang tua siswa yang bermasalah seringkali kami panggil untuk datang ke
sekolah. Terkadang ada siswa yang tidak mau mengikuti kegiatan yang ada
di sekolah malah memilih untuk membolos. Ketika saya mengobrol dengan
orang tua siswa, rata-rata orang tua siswa selalu mendukung setiap kegiatan
di sekolah.109
Dari hasil wawancara peneliti dengan koodinator dan guru bimbingan
konseling, dapat dipahami bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa saat
berada di sekolah selalu mendapat dukungan dari orang tua siswa.
c. Teman Sebaya
Teman sebaya memiliki pengaruh besar dalam masa pertemanan, ada
pengaruh positif dan negatif. Pertemanan siswa di sekolah biasanya sangat erat,
sehingga pada saat seorang teman mengajak untuk melakukan hal yang baik
ataupun buruk maka temannya akan mengikuti dengan sendirinya.
108 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 109 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
49
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan di SMK N 9 Muaro
Jambi, siswa saling mendukung antara teman yang satu dengan lainnya.
Wawancara peneliti dengan Nelmy Arsita Siregar siswi kelas XI jurusan
teknik produksi dan siaran program televisi, ia mengatakan:
[S]aya dan teman-teman saya saling membantu dan memberikan semangat
karena itulah fungsi dari sebagai seorang teman. Dan bahkan kadang-kadang kami
kemana-mana barengan, mengerjakan tugas bersama, dan pergi ke sekolah
barengan juga.110
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]etelah saya melakukan pendekatan terhadap siswa, saya melihat ternyata
siswa dalam berteman kebanyakan dari mereka saling mendukung satu sama
lain.111
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[G]aya pertemanan siswa jaman kini berbeda sekali dengan jaman saya dulu.
Anak jaman kini agak sulit diatur, apalagi kalau sudah salah dalam memilih
teman. Tapi Alhamdulillah di sekolah ini setiap kegiatan berlangsung siswa
saling mensuport temannya.
Dari hasil wawancara peneliti dengan coordinator, guru bimbingan
konseling dan siswa, dapat dipahami bahwa masa pertemanan siswa saling
mendukung dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
2. Faktor Penghambat Implementasi Bimbingan Karir
Faktor penghambat implementasi bimbingan karir merupakan sesuatu yang
menjadi penghalang dan memperlambat proses bimbingan karir, sehingga upaya
dalam peningkatan perencanaan karir siswa menjadi terhambat.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]eperti yang telah saya sebutkan tadi, faktor penghambat karir siswa ada
empat faktor, seperti penggunaan hp yang secara berlebihan, masalah
110 Nelmy Arsita Siregar, Siswi kelas XI jurusan teknik produksi dan siaran program
televisi, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 111 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
50
keluarga, sarana dan prasaran, serta keadaan ekonomi. Sejalan masa
penghambatan itu maka kami akan selalu berusaha dalam membimbing
siswa agar tercapainya suatu keberhasilan dalam perencanaan karirnya.
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru bimbingan
konseling dalam menghadapi hambatan yang terjadi terhadap karir siswa, guru BK
tetap akan melakukan yang terbaik untuk siswa, dan dapat diketahui juga bahwa
implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir
tersebut terdapat empat faktor penghambat, yaitu sebagai berikut.
a. Penggunaan Handphone Secara Berlebihan
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]eringkali siswa menyalahgunakan hp untuk melakukan yang buruk,
terutama salah dalam mempergunakan internet. Semestinya dipergunakan
untuk mencari hal yang penting, siswa malah mencari hal-hal yang berbaur
negatif. Jadi hp ini sangat berpengaruh terhadap siswa.112
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[S]iswa jaman kini banyak menghabiskan waktu sebentar-sebentar main hp.
Dari hp siswa bisa lebih leluasa untuk melakukan berbagai komunikasi,
main game online, pacaran dan lain sebagainya. Siswa akan terpengaruh
buruk bila menggunakan hp yang berlebihan, dan bisa jadi siswa menjadi
kurang fokus terhadap karir masa depannya.113
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator dan guru bimbingan
konseling, dapat dipahami bahwa handphone dapat menghambat karir siswa, jika
siswa salah dalam mempergunakannya.
b. Masalah Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan utuh dalam rumah tangga yang mencakup
ayah, ibu, dan anak. Keluarga biasa disebut sebagai keluarga inti. Keutuhan
keluarga sangat berperan penting bagi setiap anggota dalam keluarga.
112 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 113 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
51
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[P]ermasalahan keluarga yang paling banyak dialami oleh siswa disini ialah
perceraian orang tua, akibat dari permasalahan itu berdampak pada karir
siswa. Siswa menjadi murung (tidak percaya diri), timbul masalah di sekolah
seperti bolos (malas sekolah) bahkan siswa sampai kehilangan akal tidak tau
mau bagaimana.114
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[O]rang tua siswa terdapat beberapa diantaranya selalu membela-belakan
anaknya. Ketika siswa sedang bermasalah di sekolah maka orang tuanya
dipanggil untuk datang ke sekolah. Tapi yang terjadi orang tua malah tidak
percaya apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Karena orang tua siswa
menganggap anaknya baik-baik saja ketika dirumah, padahal orang tua tidak
mengetahui kelakuan anaknya saat di sekolah. Hal ini dapat menghambat
karir dari anak itu sendiri.115
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator dan guru bimbingan
konseling, dapat dipahami bahwa masalah keluarga seperti perceraian orang tua
dan sikap orang tua yang selalu membela anaknya ketika sedang melakukan
kesalahan dapat menghambat karir seorang siswa.
c. Terbatasnya Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung pada setiap kegiatan
yang ada di sekolah. Namun, apabila sarana dan prasarana tersebut tidak terpenuhi
secara keseluruhan, maka dapat membuat kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah
tidak berjalan dengan lancar.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]arana dan prasarana di sekolah ini kurang memadai, seperti tidak
tersedianya ruangan untuk BK, sehingga dapat membuat layanan bimbingan
konseling tidak efektif. Misalnya siswa tidak dapat untuk lebih leluasa dalam
menceritakan setiap permasahannya.116
114 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 115 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 116 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
52
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[K]eadaan sarana saat ini bisa dilihat bahwa kita ini terkendala oleh tidak
adanya ruangan BK, karena terbatasnya biaya yang didapatkan oleh sekolah.
Meskipun tidak ada ruangan BK, namun bimbingan terhadap siswa harus
tetap berjalan sebagaimana mestinya.117
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Eva Ananda siswi kelas XI
jurusan Multimedia, ia mengatakan:
[S]eperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya kurang begitu nyaman,
karena setiap saya bercerita dengan guru BK selalu saja di ruangan terbuka. Dan
saya ingin sekali seperti sekolah-sekolah yang lain di luar sana yang bisa
menyediakan ruang khusus BK.
Dari hasil wawancara peneliti dengan koordinator dan guru bimbingan
konseling serta siswa, dapat dipahami bahwa sekolah tidak menyediakan ruangan
bimbingan konseling. Karena terbatasnya dana yang dimiliki sekolah, sehingga
dapat membuat bimbingan terhadap siswa menjadi terhambat atau tidak berjalan
secara efektif.
d. Keadaan Ekonomi
Ekonomi merupakan penunjang paling penting dalam kehidupan sehari-hari
setiap orang.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]iswa seringkali berbicara menceritakan masalah tujuannya setelah selesai
sekolah. Di antaranya siswa ini ingin sekali daftar kuliah, namun keadaan
ekonomi orang tuanya yang kurang mendukung, sehingga anak
mengutarakan niatnya tadi.118
117 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 118 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
53
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Tomi
Yansyah, beliau mengatakan:
[K]eadaan ekonomi dari siswa di sekolah ini rata-rata menengah kebawah
sekitar 75 % dari jumlah 306 siswa. Ekonomi dalam keluarga dapat
mendorong laju perkembangan dan semangat seorang siswa, terutama
perencanaan karir di masa depannya.119
Dari hasil wawancara penulis dengan koordinator dan guru bimbingan
konseling, dapat dipahami bahwa keadaan ekonomi keluarga dapat membuat
perencanaan karir anak menjadi terputuskan.
119 Tomi Yansyah, Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 04 Maret 2020,
SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
54
BAB IV
HASIL IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA
KELAS XI DI SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI
A. Hasil Implementasi Bimbingan Karir
Hasil merupakan sesuatu yang telah didapatkan setelah dilakukannya sebuah
usaha. Hasil juga sering disebut sebagai buah hasil. Setiap orang seringkali
berusaha, dan meyakini bahwa tidak ada usaha yang menghianati hasil. Manusia
selalu menginginkan perjalanannya selama ia hidup berjalan dengan baik. Salah
satunya perjalanan karir, setiap orang mempunyai jalan karirnya masing-masing.
Karir setiap orang berbeda-beda, ada yang berjalan dengan mulus tanpa adanya
hambatan hingga mendapatkannya dengan hasil yang memuaskan, dan ada yang
sampai mati-matian berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, namun tidak
berhasil untuk didapatkan. Dalam hal ini berhubungan dengan implementasi
bimbingan karir, hasil itu akan muncul setelah dilakukannya bimbingan karir.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[D]engan berjalannya bimbingan karir ini, secara perlahan-lahan siswa telah
terbantu dalam menentukan perencanaan karirnya secara mandiri, yang
mana telah terjadinya suatu peningkatan pada pemahaman siswa tentang
pilihannya, yang awalnya terlihat kebingungan menjadi paham akan
perencanaan karirnya sendiri.120
Wawancara peneliti dengan guru bimbingan konseling Bapak Emmy
Susylawaty, beliau mengatakan:
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa bimbingan karir yang
diterapkan di SMK N 9 Muaro Jambi cukup membantu siswa dalam peningkatan
perencanaan karir siswa, yang mana bisa dilihat dari siswa sebelumnya, yang
awalnya terlihat bingung, hingga memahami dalam menentukan perencanaan
karirnya secara mandiri.
120 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
55
B. Dampak Setelah dilakukan Bimbingan Karir
Dampak merupakan suatu pengaruh atau akibat dari hasil yang telah
dilakukan, yang mana bisa membawa pengaruh yang positif maupun negatif.
Dalam hal ini berkaitan dengan implementasi bimbingan karir pada siswa.
Namun, di dalam implementasi bimbingan karir ini hanya terdapat dampak positif
bagi siswa, dan tidak adanya dampak negatif bagi siswa itu sendiri. Dampak bagi
siswa akan muncul setelah dilakukannya bimbingan, dan akan lebih terlihat
berdampak setelah siswa tersebut lulus sekolah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan di SMK N 9 Muaro
Jambi, bimbingan karir memiliki dampak pada siswa, yakni siswa menjadi
termotivasi, sehingga siswa sangat antusias dalam memberikan argumen, baik
secara individu maupun kelompok mengenai perencanaan karirnya.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[S]etelah keberhasilan pelaksanaan bimbingan karir, memiliki dampak bagi
siswa. Dampaknya terlihat jelas pada siswa, baik dari segi kemampuan
maupun kemandirian dalam menentukan suatu perencanaan karir.121
Kemandirian siswa dalam menentukan perencanaan karir bisa di lihat dari
beberapa ciri-ciri, antara lain sebagai berikut:
1. Mampu untuk mandiri dalam menentukan suatu perencanaan karir, yaitu siswa
memiliki kemampuan dalam berupaya menentukan sebuah perencanaan karir
secara mandiri. Misalnya, siswa setelah lulus sekolah mampu membuat suatu
pilihan karir yang diinginkan, apakah mau lanjut ke perguruan tinggi ataupun
akan melangsungkan diri ke dunia pekerjaan.
2. Motivasi untuk diri sendiri, yaitu siswa memiliki motivasi yang dibawa ketika
ia masih sekolah, yang mana suatu dorongan didapatkan dari guru BK, para
guru, dan teman sebaya. Motivasi ini mengarah pada suatu tujuan tertentu.
Misalnya, siswa setelah lulus dari sekolah memutuskan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi, tentu dengan adanya dorongan dan tujuan ia akan benar-
benar fokus untuk belajar agar bisa masuk perguruan tinggi dan segera
menyelesaikannya dengan tepat waktu.
3. Memiliki tanggung jawab dalam menerima resiko atas keputusan ataupun
pilihan karir, yaitu siswa memiliki sikap yang bertanggung jawab dalam setiap
pilihan karir yang telah ditentukannya. Misalnya siswa yang mengambil
121 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
56
pilihan untuk bekerja, maka ia akan menerima setiap resiko yang terjadi dalam
perannya sebagai pekerja.
4. Memiliki sikap mandiri, yaitu siswa mampu melakukan usaha dengan
sendirinya tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, apabila ia telah berusaha,
namun tidak sesuai dengan apa yang diingingkan, barulah ia akan meminta
bantuan dari orang lain.
5. Mampu beradaptasi dengan lingkungan, yaitu siswa yang memiliki sikap
mandiri pasti selalu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sikap yang
mandiri seringkali pada siswa ketika ia masih sekolah oleh guru-guru
termasuk di dalamnya guru BK.
6. Mempunyai sikap konsisten, yaitu siswa berpegang teguh pada pilihan dan
keinginan diri sendiri tanpa mengikuti pilihan orang lain ataupun temannya
sendiri.
7. Berani membuat keputusan karir, yaitu siswa yang memiliki keberanian dalam
membuat suatu keputusan, yang mana siswa dapat membuat keputusan
karirnya tanpa ada rasa ragu-ragu dalam diri siswa.
Wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan konseling Ibu
Emmy Susylawaty, beliau mengatakan:
[B]erdasarkan penjelasan di atas, bahwa bimbingan karir yang sudah
diterapkan di sekolah membawa dampak yang positif bagi siswa, terkadang
saya mendapat informasi-informasi kalau mereka telah mempersiapkan diri
masing-masing setelah lulus sekolah untuk melanjutkan cita-citanya, bahkan
ada yang sudah masuk perguruan tinggi dan ada yang sudah bekerja sesuai
keinginannya masing-masing.122
Dari hasil keterangan wawancara dengan koordinator guru bimbingan
konseling di SMK N 9 Muaro Jambi, bahwa bimbingan karir mempunyai dampak
yang positif bagi siswa, dengan metode-metode yang telah diterapkan, membuat
siswa menjadi terbantu, karena siswa telah mampu dalam menentukan
perencanaan karirnya di masa depan secara mandiri.
Wawancara peneliti dengan Nurul Aini salah satu siswi di SMK N 9 Muaro
Jambi mengenai dampak setelah dilakukannya bimbingan karir, beliau
mengatakan:
[J]ujur kami senang sekali saat diberikan bimbingan-bimbingan oleh guru
BK, terutama tentang pemilihan karir. Karena itu berdampak baik bagi kami
122 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
57
sendiri, dan nanti setelah lulus sekolah kami jadi tidak kebingungan lagi.
Dan kami dapat menentukan pilihan karir sesuai keinginan kami sendiri.123
Wawancara peneliti dengan Budiono salah satu siswa kelas XI jurusan
teknik sepeda motor di SMK N 9 Muaro Jambi, ia mengatakan:
[D]engan adanya bimbingan karir untuk kami sebagai siswa di sini, kami
berterima kasih sekali dengan guru BK dan para guru yang ada di sini.
Karena semuanya sangat membantu kami dalam belajar. Apalagi guru BK
Ibu Emmy dan Pak Tomi, mereka sangat membantu kami ketika kami
sedang kebingungan dalam memikirkan masalah karir kami. Dengan
bantuan guru BK kami menjadi tahu informasi pemilihan karir.124
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan siswa/i SMK N 9 Muaro
Jambi, bahwa dampak setelah dilakukannya bimbingan karir terhadap siswa, yaitu
berdampak baik bagi siswa. Karena dari hasil pernyataan siswa yang menyatakan
adanya dampak yang baik bagi siswa. Siswa telah mampu menentukan
perencanaan karirnya sendiri dengan baik.
Peneliti melakukan wawancara dengan Yudha Wageito Utama alumni SMK
N 9 Muaro Jambi tahun 2015 yang saat ini menjadi mahasiswa di UIN STS Jambi
yang mengatakan bahwa:
[K]etika saya dulu sekolah, belum ada yang namanya guru BK membahas
bimbingan karir di kelas, kalau di kelas tidak pernah adanya pembahasan
bimbingan karir, hanya saja guru BK-nya sering melakukan pendekatan
dengan siswa secara individu, sehingga saat itulah siswa termasuk saya
secara terus menerus diarahkan termasuk tentang tujuan akhir setelah lulus
sekolah, ada yang mau langsung kerja dan ada juga yang mau masuk ke
perguruan tinggi. Sebelum masuk kampus UIN Jambi ini, saya dulu pernah
berpikir mau masuk Unja ambil jurusan sistem informasi rupanya tidak
lulus, coba lagi daftar masuk di STIKOM Jambi. Tapi ternyata di UIN juga
buka jurusan jurnalistik, saya pikir daftar masuk UIN saja.125
123 Nurul Aini, salah satu siswa di SMK N 9 Muaro Jambi, Wawancara dengan Penulis, 04
Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 124 Budiono, Siswa kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor, Wawancara dengan Penulis. 04
Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 125 Yudha Wageito Utama, Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi, Wawancara dengan Penulis,
27 Maret 2020, Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, Rekaman Audio.
58
Wawancara peneliti dengan Rimbi Agustiana alumni SMK N 9 Muaro Jambi
tahun 2015 yang saat ini menjadi mahasiswi di Universitas Jambi yang
mengatakan bahwa:
[Z]aman saya sekolah rasanya belum ada guru BK menerapkan di kelas, tapi
saya dulu rajin menemui guru BK menceritakan permasalahan karir saya
secara pribadi. Keberadaan guru BK di sekolah sangat penting, karena dapat
mengontrol setiap siswa. Jika sekarang telah diadakannya bimbingan karir di
kelas, tentu itu sudah mengalami perkembangan. Menurut saya bimbingan
karir tentu berdampak positif bagi siswa.126
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Rolia alumni SMK N 9 Muaro
Jambi tahun 2015 yang saat ini bekerja di Masrum sebagai admin yang
mengatakan bahwa:
[D]ulu saya tidak pernah menceritakan keluh kesah saya dengan guru BK,
tapi guru BK bisa memancing setiap siswanya agar mau bercerita. Apalagi
banyak juga siswa yang cerita tentang pilihannya setelah lulus sekolah.
Alhamdulillah guru BK-nya selalu mendukung siswa.127
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ketiga alumni SMK N 9
Muaro Jambi dapat dipahami bahwa pada tahun tersebut bimbingan karir belum
dilakukan di dalam kelas. Guru BK membimbing masalah karir siswa hanya
secara individu saja. Akan tetapi pada saat ini mengalami suatu perkembangan,
sehingga permasalahan karir siswa diarahkan di dalam kelas.
C. Evaluasi dan Tindak Lanjut SMK N 9 Muaro Jambi terhadap
Implementasi Bimbingan Karir pada Siswa
Program bimbingan karir yang telah dilakukan, pada akhirnya perlu untuk
diketahui hasil dari penerapannya tersebut. Secara umum tujuan bimbingan karir
di sekolah adalah untuk membantu para siswa memiliki keterampilan dalam
mengambil keputusan mengenai karirnya dimasa depan.
126 Rimbi Agustiana, Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi 28, Wawancara dengan Penulis, 28
Maret 2020, Mendalo Indah, Rekaman Audio. 127 Rolia, Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi, 28 Maret 2020, Wawancara dengan Penulis,
Mendalo Indah, Rekaman Audio.
59
Wawancara peneliti dengan Ibu Emmy Susylawaty selaku koordinator
guru bimbingan konseling, beliau mengatakan:
[P]elaksanaan program bimbingan karir di SMK N 9 Muaro Jambi selalu
mengarahkan siswa mengenai perencanaan karirnya, sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki oleh siswa. Program ini juga dilakukan berupaya agar
siswa mempunyai pemahaman dan mampu secara mandiri dalam membuat
perencanaan karir dengan baik.128
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan koordinator guru bimbingan
konseling di SMK N 9 Muaro Jambi, dapat dipahami bahwa bimbingan karir akan
terlaksana dengan baik apabila adanya minat dan bakat dari siswa itu sendiri. Dan
akan memunculkan pemahaman tentang perencanaan karir secara mandiri.
Wawancara peneliti dengan Ibu Emmy Susylawaty selaku koordinator guru
bimbingan konseling, beliau mengatakan:
[E]valuasi terhadap bimbingan karir di SMK N 9 Muaro Jambi, membutuhkan
kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang sangat diperlukan. Pertama, pihak
sekolah, seperti kepala sekolah, wali kelas, semua guru mata pelajaran, dan
fasilitas sekolah yang memadai. Kedua, dari pihak keluarga (orang tua) siswa.
Ketiga, dari pihak instansi, seperti perguruan tinggi. Selain itu, juga
membutuhkan kerja sama yang baik antara masing-masing guru bimbingan
konseling agar terlaksananya program bimbingan karir pada siswa berjalan
secara efektif.129
Dari evaluasi yang sudah dilakukan dengan cara tersebut, koordinator guru
bimbingan konseling dan para guru dapat mengetahui sejauh mana dampak yang
bisa dirasakan oleh siswa dari program bimbingan karir tersebut. Keberhasilan
program bimbingan karir dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa dalam
perencanaan karirnya. Apabila terdapat banyak siswa yang kurang memahami
mengenai perencanaan karirnya sendiri, dapat dikatakan bahwa program
bimbingan karir yang dilaksanakan di sekolah tersebut belum berhasil dengan
baik.
128 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio. 129 Emmy Susylawaty, Koordinator Guru Bimbingan Konseling, Wawancara dengan
Penulis, 04 Maret 2020, SMK N 9 Muaro Jambi, Rekaman Audio.
60
Sedangkan tindak lanjut yang diperuntukkan kepada siswa, yaitu
diperuntukkan pada siswa yang belum mempunyai kemampuan dan pemahaman
dalam membuat perencanaan karir, baik pada bidang pendidikan, maupun dalam
bidang pekerjaan.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas, berdasarkan hasil penelitian
lapangan yang dipadukan dan didukung dengan teori dan buku penunjang penulis
dapat menyimpulkan:
1. Metode bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan perencanaan karir
siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi adalah metode konseling individu,
metode ini biasanya dilakukan di ruangan terbuka karena terbatasnya sarana
dan prasarana. Selanjutnya, metode bimbingan kelompok, metode ini biasanya
dilaksanakan di dalam ruangan, metode ini membahas mengenai informasi
pendidikan, informasi perguruan tinggi, dan informasi pekerjaan.
2. Faktor pendukung bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan
perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi. Faktor pendukung
bimbingan karir sangat mempengaruhi berjalannya pelaksanaan bimbingan
karir demi tercapainya suatu peningkatan perencanaan karir bagi siswa itu
sendiri, faktor pendukung tersebut adalah para guru, orang tua, dan teman
sebaya. Faktor penghambat bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan
perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi. Faktor penghambat
bimbingan karir merupakan sesuatu yang menjadi penghalang dan
memperlambat proses bimbingan karir, sehingga upaya dalam peningkatan
perencanaan karir siswa menjadi terhambat, faktor penghambat tersebut adalah
penggunaan handphone secara berlebihan, masalah keluarga, terbatasnya
sarana dan prasarana, serta keadaan ekonomi.
3. Hasil implementasi bimbingan karir dalam peningkatan kemampuan
perencanaan karir siswa di SMK Negeri 9 Muaro Jambi cukup membantu
siswa dalam peningkatan perencanaan karir siswa, yang mana bisa dilihat dari
siswa sebelumnya, yang awalnya masih belum dapat menentukan pilihan
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi serta pilihan jurusan yang sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya, hingga memahami dalam menentukan
perencanaan karirnya secara mandiri.
62
B. Implikasi Penelitian
Setelah semua pembahasan di dalam skripsi ini disimpulkan oleh peneliti,
maka ada baiknya peneliti menyampaikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada guru bimbingan konseling SMK N 9 Muaro Jambi agar selalu
membimbing siswa dalam perencanaan karirnya, terutama menambah metode-
metode yang dibutuhkan dalam peningkatan perencanaan karir siswa yang lebih
baik lagi untuk kedepannya.
2. Kepada kepala sekolah SMK N 9 Muaro Jambi agar lebih mendukung setiap
kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3. SMK N 9 Muaro jambi perlu menyediakan ruangan guru bimbingan dan
konseling, agar pelaksanaan bimbingan konseling berjalan secara efektif.
4. SMK N 9 Muaro Jambi juga perlu menambah guru bimbingan dan konseling,
agar dapat membantu semua guru mata pelajaran, dan membuat bimbingan
konseling lebih efektif.
5. Kepada semua guru mata pelajaran agar lebih mendukung dan melakukan
kerjasama yang baik dengan guru bimbingan dan konseling
6. Siswa harus bisa memanfaatkan adanya bimbingan karir di sekolah, agar lebih
memahami dalam hal perencanaan karir.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qu’an:
Agama Departemen. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Dwi Sukses Mandiri,
2012.
Buku:
A, Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Amin, Samsul Munir. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: AMZAH, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2013.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
FIP-UPI, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. Ilmu & Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007.
Gibson, Robert L. dan Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Hartono. Bimbingan Karier. Jakarta: Kencana, 2016.
Hikmawati, Fenti. Bimbingan Konseling. Jakarta : Raja Grafindo, 2011.
Luddin, Abu Bakar M. Dasar- Dasar Konseling. Bandung : Cita Pustaka, 2010.
Marihot, Hariandja T. E. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Grasindo, 2009.
Martoyo, Susilo. Manajemen Sumber Daya Manusia, (edisi 5) Yogyakarta:
BPFE, 2007.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Nasional, Tim Penyusun Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Nugroho, Riant. Public Policy “Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan
Manajemen Kebijakan”. Jakarta: Compas Gramedia, 2012.
Penyusun, Tim. Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas IAIN STS Jambi.
Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016.
Reality, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Riality Publizer, 2008.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2009.
Salim, Peter dan yeni salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern Press, 1995.
Setiawan, Guntur. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta: Balai
Pustaka, 2004.
Siyoto, Sandu & M. Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.
Sudiarta, Nyoman & Putu Eka Wirawan, Daya Tarik Wisata Joging Track. Bali:
Nilacakra, 2018.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sukardi, Dewa Ketut. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1987.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Supriatna, Mamat. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi
Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Raja Grafindo Pers.
2010.
Surya, Mohamad. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Konsep dan Teori). Kota
Kembang, Yogyakarta, 1988.
Syafaruddin. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana
Publishing, 2012.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Usman, M. Nasir. Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep,Teori dan
Model. Jakarta: Cipta Pustaka Media, 2012.
Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Grasindo
2004.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2009.
Walgito, Bimo. Bimbingan + Konseling; Studi & Karier. Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2010.
Widarto. Bimbingan Karier dan Tips Berkarier,Yogyakarta:Leutika Prio, 2015.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Internet:
Alwi. “Pengertian peningkatan Pembelajaran”, diakses melalui alamat
http://pgsdblog.blogspot.com/2017/11/pengertian-peningkatan-
pembelajaran.html/m= pada pukul 11.21 WIB, tanggal 29 Januari 2020.
Citra, Novalia. “Pelaksanaan Bimbingan Karier Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Karier Peserta Didik Di Man 1 Bandar Lampung”, tahun
ajaran 2017, diakses melalui alamat http://digilib.uinsgd.ac.id/26819/4
tanggal 24 November 2019.
Irsyadi, Ahmad Yusron. “Pengaruh Bimbingan Karir Dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Kemandirian Siswa Dalam Memilih Karir Pada Kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sedayu” tahun ajaran 2012,
diakses melalui alamat http://eprints.uny.ac.id/2234/1 tanggal 24 November
2019.
Punarko, Imam. “Pengertian SMK Menurut Undang-undang”, diakses melalui
alamat http://kuriar.blogspot.com/2018/08/pengertian-smk-menurut-
undang-undang.html/m=1 pada pukul 20.00 WIB, tanggal 08 Januari 2018.
S, Adi. “Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli”, diakses melalui alamat
http://duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-
ahli pada pukul 11. 26 WIB, tanggal 29 Januari 2020.
Sukmana, Yoga. “Lulusan Banyak yang menganggur apa salah SMK Kita”,
diakses melalui alamat http://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/15/ pada
pukul 21.00 WIB, tanggal 08 Januari 2020.
Wibowo, Hari Lakso Eko. “Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Kemandirian
Warga Binaan di Panti Sosial Karya Wanita Godean Yogyakarta” tahun
ajaran 2015, diakses melalui alamat http://digilib.uin-suka.ac.id/16598/2
tanggal 26 November 2019.
Jurnal:
Hariyati, Sinta. Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Jembatan Mahkota
II Di Kota Samarinda. eJournal Ilmu Pemerintahan. Vol. 3 No. 2 (2015), 6.
Junaidi Jauhari, Risep Maryani, “Program Bimbingan Karir dalam meningkatkan
Rencana Keputusan Karir Siswa”, JJG,Volume 2 Nomor 1, Juni 2018, 54-55.
Kamsinah. “Metode Dalam Proses Pembelajaran Studi Tentang Ragam dan
Implementasinya”. Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 11 No. 1 Juni (2018),
102-103.
Lestari, Indah. “Meningkatkan Kematangan Karir Remaja Melalui Bimbingan
Karir Berbasis Life Skills”. Jurnal Konseling GUSJIGANG. Vol. 3 No. 1
(2017), 20.
Maesaroh, Siti. “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Kependidikan. Vol. 1 No. 1
Nopember (2013), 155.
Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Jurnal Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari-
Juni (2009), 3.
Seniawati, Komang, Ni Ketut Suarni, Dewi Arum WMP. “Meningkatkan
Pemahaman Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa”. Jurnal: Efektivitas Teori
Karir Holland. Vol: 2 No: 1 (2014).
Sulistyowati, Anis Nuril Laili. “Layanan Bimbingan Kelompok Untuk
Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa”. Jurnal penelitian pendidikan
islam. Vol. 10, No. 2, Agustus (2015), 416.
Sitompul, Lenia. “Meningkatkan Pemahaman Perencanaan Karir Melalui Layanan
Bimbingan karir Di Sekolah Dengan Menggunakan Media Gambar Pada
Siswa Kelas IX-1 SMP NEGERI 1 GEBANG TAHUN 2017- 2018”. Jurnal
Tabularasa PPS Unimed. Vol. 15 No. 3 (2018), 318.
Verianto, Adi, Kadek Surata, Ketut Dharsana. Penerapan Model Perkembangan
Karir Ginberg dengan Menggunakan Teknik Modeling untuk Meningkatkan
Kesadaran Karir pada Siswa Kelas X TKR 3 SMK NEGERI 3
SINGARAJA. Jurnal Undiksa. Vol: 2 No 1 (2014), 3.
SKRIPSI:
Habibaturohmah. “Bimbingan Karir Dalam Meningkatkan Pemahaman Studi
Lanjut Siswa Di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta”. skripsi. Yogyakarta:
Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. UIN Sunan Kalijaga, 2018.
Wawancara:
Agustiana, Rimbi. Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi. Wawancara dengan Penulis.
28 Maret 2020. Mendalo Indah. Rekaman Audio.
Agustio, Dion. Siswa kelas XI jurusan teknik instalasi tenaga listrik. Wawancara
dengan Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Aini, Nurul. Salah satu siswa di SMK N 9 Muaro Jambi. Wawancara dengan
Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Ananda, Eva. Siswi kelas XI jurusan Multimedia. Wawancara dengan Penulis. 04
Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Budiono. Kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor. Wawancara dengan Penulis. 04
Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Dwirahmawati, Indri. Siswi kelas XI jurusan multimedia. Wawancara dengan
Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Gunarsih, Inggit. Kepala Sekolah. Wawancara dengan Penulis. 04 maret 2020.
SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Rahwani, Rayu. Kelas XI jurusan TPSPT. Wawancara dengan Penulis. 04 Maret
2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Rolia. Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi. 28 Maret 2020. Wawancara dengan
Penulis. Mendalo Indah. Rekaman Audio.
Siregar, Nelmy Arsita. Siswi kelas XI jurusan teknik produksi dan siaran program
televise. Wawancara dengan Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro
Jambi. Rekaman Audio.
Suhardiansyah. Kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor. Wawancara dengan
Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Susylaway, Emmy. Koordinator Guru Bimbingan Konseling. Wawancara dengan
Penulis. 04 Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Utama, Yudha Wageito. Alumni di SMK N 9 Muaro Jambi. Wawancara dengan
Penulis. 27 Maret 2020. Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. Rekaman Audio.
Yansyah, Tomi. Guru Bimbingan Konseling. Wawancara dengan Penulis. 04
Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
Yunika, Felira. Siswi kelas XI jurusan TPSPT. Wawancara dengan Penulis. 04
Maret 2020. SMK N 9 Muaro Jambi. Rekaman Audio.
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf
Proposal
X
X
X
2 Konsultasi dg kajur/prodi dan lainnya untk fokus penelitian
X X
3 Revisi Draf Proposal
X X
4 Proses Seminar Proposal
X X
X
5 Revisi Draf Proposal Setelah seminar
X
6 Konsultasi dg Pembimbing
X
7 Koleksi Data X
8 Analisa dan Penulisan Draf Awal Skripsi
X
9 Draf Awal dibaca pembimbing
X
10 Revisi Draf Awal
X
11 Draf Dua
dibaca pembimbing
X
12 Revisi Draf Data
X
13 Draf2Revisi dibaca pembimbing
X
14 Penulisan Draf Akhir
X
15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing
X
16 Ujian
Munaqasah
X
17 Revisi Skripsi Setelah Ujian Munaqasah
X
20 Mengikuti Wisuda
X
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“IMPLEMENTASI BIMBINGAN KARIR DALAM PENINGKATAN
KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIR SISWA (STUDI DI SMK
NEGERI 9 MUARO JAMBI)”
No JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. -Letak Geografis SMK
Negeri 9 Muaro Jambi
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumentasi Geografis
-Pengurus/ Staf SMK
2. -Sejarah SMK Negeri 9
Muaro Jambi
-Wawancara
-Dokumentasi
-Pengurus/ staf SMK
-Dokumen Sejarah SMK
3. -Visi, Misi, dan Tujuan
SMK
-Dokumentasi -Dokumen Visi, Misi, dan
Tujuan SMK
4. -Struktur Organisasi dan
Kepengurusan SMK
-Dokumentasi -Bagan Struktur organisasi
dan nama-nama pengurus
SMK
5. -Sarana/Fasilitas SMK -Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Keadaan Fasilitas
-Dokumen Fasilitas
-Pengurus/staf SMK
6. -Program di SMK -Dokumentasi -Dokumen Program pada
SMK
8. -Implementasi Bimbingan
Karir
-Observasi
-Dokumentasi
-Praktik Implementasi
-Dokumen Implementasi
-Pengurus/kepala SMK
- Guru BK
9. -Relevansi implementasi
Bimbingan karir dalam
perencanaan karir
-Observasi
-Dokumen
-Wawancara
-Implikasi Terhadap
pelayanan Bimbingan
karir
-Dokumen tentang
Bimbingan karir
-Pengurus/staf SMK
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1. -Letak Geografis
SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Keadaan dan Letak Geografis
2. -Sarana/Fasilitas SMK
Negeri 9 Muaro Jambi
-Sarana dan prasarana yang tersedia pada SMK,
seperti:- Kelengkapan ruang SMK
3. -Praktik Bimbingan
Karir pada SMK
-Metode yang diterapkan dalam Bimbingan
-Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
penerapan satu metode
4. -Relevansi
Implementasi
Bimbingan karir
dalam peningkatan
kemampuam perencanaan karir
-Dampak perilaku yang terlihat secara langsung
terhadap siswa setelah menjalani pelayanan
Bimbingan karir
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumenter
1. -Letak Geografis
SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Data Dokumentasi letak geografis SMK Negeri
9 Muaro Jambi
2. -Sejarah SMK Negeri
9 Muaro Jambi
-Data dokumentasi tentang sejarah dan
perkembangan SMK Negeri 9 Muaro Jambi
3. -Visi, Misi, dan
Tujuan SMK Negeri 9
Muaro Jambi
-Data dokumentasi tentang visi, misi dan tujuan SMK Negeri 9 Muaro Jambi
4. -Struktur Organisasi
dan kepengurusan
SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Data dokumentasi tentang struktur organisasi
dan kepengurusan pada SMK Negeri 9 Muaro
Jambi
-Daftar nama pengurus/staf dan juga SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Daftar riwayat pengurus/staf SMK Negeri 9
Muaro Jambi
-Data-data lain yang dibutuhkan
5. -Sarana/Fasilitas SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Data dokumentasi tentang sarana/Fasilitas yang dimiliki SMK Negeri 9 Muaro Jambi
6. -Program Bimbingan
karir
-Data dokumentasi tentang program Bimbingan
karir
7. -Dasar konseptual -Data tentang dasar konseptual dalam
implementasi Bimbingan karir
implementasi Bimbingan karir di SMK Negeri 9 Muaro Jambi
8. -Implementasi
bimbingan karir pada
SMK Negeri 9 Muaro
Jambi
-Data tentang implementasi Bimbingan karir,
yang meliputi:administrasi, program, metode, dan juga implementasinya secara teknis.
9. -Relevansi
implementasi
Bimbingan karir kepada siswa
-Dokumen tentang relevansi implementasi Bimbingan karir kepada siswa.
C. Butir- butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawacara
1. -Letak Geografis
SMK Negeri 9 Muaro Jambi
PIMPINAN /staf SMK:
-Bisa dijelaskan letak geografis SMK Negeri 9
Muaro Jambi
2. -Sejarah SMK Negeri 9 Muaro Jambi
PIMPINAN/staf SMK Negeri 9 Muaro Jambi:
-Bagamaina sejarah pendiri SMK Negeri 9 Muaro Jambi?
-Bagaimana letak geografis SMK?
-Bagaimana visi dan misi SMK?
-Bagaimana struktur organisasi SMK?
-Bagaimana keadaan pegawai SMK?
-Bagaimana keadaan siswa SMK?
3. -Sarana/Fasilitas SMK
Negeri 9 Muaro Jambi
PIMPINAN/staf SMK Negeri 9 Muaro Jambi
-Apa saja sarana yang dimiliki SMK?
4. -Dasar konseptual
implementasi
Bimbingan karir
kepada siswa
PIMPINAN/staf SMK
-Apakah yang menjadi landasan konseptual
implementasi Bimbingan karir kepada siswa?
5. -Implementasi
Bimbingan karir
kepada siswa
Koordinator/guru bimbingan dan konseling SMK Negeri 9 Muaro Jambi:
-Bagaimana program Bimbingan karir?
-Bagaimana metode yang digunakan dalam
bimbingan karir?
-Kapan dilaksanakan dan apa tujuannya?
-Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam bimbingan karir?
-Bagaimana hasil bimbingan karir yang telah
dilakukan?
-Apa saja bimbingan- bimbingan yang dilakukan?
-Apa dampak program bimbingan karir selama
ini?
-Bagaimana evaluasi dan tindak lanjut bimbingan karir?
6. -Program bimbingan
karir kepada siswa
Siswa kelas XI SMK N 9 Muaro Jambi:
-Apa pentingnya bimbingan karir?
-Bagaimana dengan program bimbingan karir
yang telah diterapkan?
-Apa dampak setelah diterapkannya bimbingan
karir?
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Kepala sekolah SMK, Ibu Ir. Inggit Gunarsih, S. Pd
Wawancara dengan Koordinator BK, Ibu Emmy Susilawaty, S. Pd
Wawancara dengan guru bimbingan konseling, Bapak Tomi Yansyah, S. Pd
Dokumentasi bersama Kasubag TU SMK, Ibu Merry Khatriati, SP
Dokumentasi bersama TU SMK, Bapak Syafriadi, S. Sos
Wawancara dengan sita Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Eva Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Dion Siswa SMK kelas XI
Wawancara dengan Indri Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Felira Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Dion Siswa SMK kelas XI
Wawancara dengan Rayu Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Aini Siswi SMK kelas XI
Wawancara dengan Budi Siswa SMK kelas XI
Proses Bimbingan Kelompok
Bentuk pendekatan guru BK dengan siswa-siswi
Ruang kepala sekolah
Ruang wakil kepala sekolah
Ruang TU
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Asep Mahdani
NIM : UB. 160203
Tempat, tanggal lahir : Rantau Gedang, 15 Mei 1997
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Simpang Rantau Gedang, Kec. Mersam,
Kab. Batanghari
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S-1 UIN STS Jambi Program Studi : 2016-2020
SMA N 7 Batnghari : 2013-2016
SMP N 9 Batanghari : 2010-2013
SDN 129/1 Simpang Rantau Gedang : 2004-2010
C. Riwayat Organisasi/Kerja
1. Anggota kepengurusan himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) periode 2017-
2018.
2. Anggota kepengurusan dewan mahasiswa fakultas dakwah (DEMA-F)
periode 2018-2019.
3. Guru pengajian antara maghrib dan isya (PAMI) tahun 2014-2016.
4. Usaha roti bakar tahun 2017-2018
5. Usaha ayam geprek tahun 2018-2019