imitasi perbandingan genetis percobaan mendel

29
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: yulia

Post on 03-Jan-2016

1.138 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Genetika

TRANSCRIPT

Page 1: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN

MENDEL

O

L

E

H

Yulia

(F05109031)

Kelompok : Brown

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2011

Page 2: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata cokelat, biru, hijau, atau abu-abu; rambut hitam, cokelat, pirang,

atau merah-ini hanyalah segelintir contoh variasi terwariskan yang bisa

kita amati pada individu-individu dalam suatu populasi.

Penjelasan tentang hereditas yang paling banyak dianut orang selama

tahun 1800-an adalah hipotesis “pencampuran”, gagasan bahwa materi

genetic yang disumbangkan oleh kedua orangtua bercampur seperti cat

biru dan kuning yang bercampur menjadi hijau. Hipotesis ini memprediksi

bahwa selama beberapa generasi, populasi yang kawin acak akan

memunculkan populasi individu yang seragam. Akan tetapi, pengamatan

kita sehari-hari dan hasil-hasil percobaan pembiakan dengan hewan dan

tumbuhan menentang prediksi tersebut. Hipotesis pencampuran ini juga

gagal menjelaskan berbagai fenomena lain dari pewarisan-sifat, misalnya

sifat yang muncul kembali setelah melompati satu generasi (Campbell;

2008).

Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan

menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama

berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada

tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal

Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju

silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan

dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel

memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel (Yuliza, 2011).

Mendel dalam dalam percobaan-percobaannya kadang dapat

mengetahui bahwa ada gen-gen yang tidak dominan dan tidak resesif pula.

Dengan perkataan lain gen tesebut tidak memperlihatkan sifat dominan

sepenuhnya. Akibat keturunan dari perkawinan individu dengan satu sifat

1

Page 3: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

beda akan mempunyai sifat antara dari kedua induknya. Sifat demikian itu

dinamakan Sifat Intermediet.

Mendel membuat persilangan dengan mengunakan tanaman mulut

singa (Antirrhinum majus) yang bunganya berwarna merah dan putih.

Semua tanaman keturunan F1 berbunga merah muda. Ini berarti bahwa

sifat dari kedua induknya ikut mengambil peranan.

Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka

didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼

merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah

membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan

yang berbunga putih) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga

merah muda).

Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM)

dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka

keturunannya akan selalu berbunga merah saja.

Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih

(mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga

putih saja. Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila

dibiarkan menyerbuk sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri

akan selalu menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan

1:2:1.

Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang

berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga

merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1

yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini

bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot.

Jika tanaman F1 ini kita biarkan mengadakan penyerbukan sendiri,

kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan, maka kita peroleh

F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan

tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding 1:2:1.

Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet

2

Page 4: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu

monohibrida yang intermediet (Ma’arif, 2009).

Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan

satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan

hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini

berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan

akan disegresikan kedalam dua anakan.”

Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat

melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).

Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku

hukum Mendel I.

Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan

modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam

nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic

itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.

Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki

genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada

kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-

masing pergi ke satu gamet (Anonim, 2010).

Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat

berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “Independent

assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas.Hukum ini

berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi

ke masing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga

hukum asortasi.

Persilangan dihibrid atau dihibridisasi adalah suatu persilangan

(pembastaran) dengan dua sifat beda. Dalam percobaannya tentang prinsip

berpasangan secara bebas (Hukum Mendel II), Mendel melakukan

eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni

dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna kuning

dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau (Santoso, 2009).

3

Page 5: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Analisis χ2

            Uji χ2 (chi-square) merupakan alat bantu untuk menentukan

seberapa baik kesesuaian suatu percobaan (goodness of fit).  Pada uji ini

penyimpangan nisbah amatan (observed) dari nisbah harapan (expected)

dengan rumus

                                                    χ2 = Σ   (O  –  E)2 ⁄  E

                         χ2  = (O1 – E1) ⁄  E1  +  (O2 – E2) ⁄  E2  + ………. + (On –

En) ⁄  En

Nilai χ2 diinterpretasikan sebagai peluang dengan mencocokkannya ke

tabel χ2 berdasarkan derajat bebasnya.  Derajat bebas (db) adalah

banyaknya fenotip yang dapat diekspresikan (n) dikurangi satu.  Pada satu

sifat beda berkedominanan penuh terdapat dua fenotip dan db = n-1 = 2-1

= 1.  Pada dua sifat beda berkedominanan sebagian, db = 9-1 = 8.

            Contoh:  Berdasarkan persilangan dihibrid kapri berbiji bulat,

kuning x kapri berbiji keriput hijau.  Mendel mengamati 315 biji bulat,

kuning : 108 biji bulat, hijau : 101 biji keriput, kuning : 32 biji keriput,

hijau dari total 556 biji.  Berdasarkan nisbah fenotip 9:3:3:1 yang dapat

diharapkan oleh Mendel sebenarnya adalah 9/16 x 556 = 312,75 biji bulat,

kuning : 3/16 x 556 = 104,25 biji bulat, hijau : 3/16 x 556 = 104,25 biji

keriput, kuning : 1/16 x 556 = 34,75 biji keriput, hijau.  Seberapa baik

percobaan Mendel tersebut dibandingkan harapan dapat dihitung dengan

       χ2 = Σ (O-E)2 / E = (315 – 312,75)2 / (312,75) + (108-104,25)2 /

(104,25)                                       + (101-104,25)2 / (104,25) + (32-34,75)2 /

34,75

 χ2 = 0,016 + 0,135 + 0,101 + 0,218 = 0,470 dengan db = 4 fenotipe – 1 =

3 dicocokkan pada Tabel χ2  (Fisher dan Yates, 1943):

4

Page 6: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Deraja

t bebas

P = 0,99 0,95 0,80 0,50 0,20 0,05 0,01

1 0,00015

7

0,0030

3

0,064

2

0,45

5

1,642 3,841 6,635

2 0,020 0,103 0,446 1,38

6

3,219 5,991 9,210

3 0,115 0,352 1,005 2,36

6

4,642 7,815 11,34

5

4 0,297 0,711 1,649 3,35

7

5,989 9,448 13,27

7

5 0,554 1,145 2,343 4,35

1

7,289 11,07

0

15,08

6

6 0,872 1,635 3,070 5,34

8

8,558 12,59

2

16,81

2

7 1,239 2,167 3,822 6,34

6

9,803 14,06

7

18,47

5

8 1,646 2,733 4,549 7,34

4

11,03

0

15,50

7

20,09

0

9 2,088 3,325 5,380 8,34

3

12,24

2

16,91

9

21,66

6

10 2,558 3,940 6,179 9,34

2

13,44

2

18,30

7

23,20

9

Dari tabel tersebut χ2  = 0,407 (db=3) terletak pada P=0,80 – 0,95,

sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan Mendel tersebut sesuai

dengan harapan nisbah fenotipe 9:3:3:1 sebesar 80-90% (Anonim, 2011).

B. Tujuan

Tujuan ndari praktikum ini adalah :

1. Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen yang dibawa oleh

gamet akan bertemu secara acak (random).

5

Page 7: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

2. Melakukan pengujian lewat tes χ2.

BAB II

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Rabu 16 Oktober 2011

Waktu Pelaksanaan : 13.00 WIB

Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan

B. Alat dan Bahan

Alat :

- Kancing genetika atau kancing berukuran sama tetapi warnanya

berlainan. Pada tes monohybrid terdapat 6 kancing berwarna merah

dan 6 kancing putih. Sedangkan pada tes dihibrid terdapat 4 kancing

merah – hijau, 4 kancing merah – kuning, 4 kancing putih – hijau, dan

4 kancing putih kuning. Kancing tersebut diasumsikan sebagai gamet.

Kancing diletakkan pada sepasang tas karton berwarna cokelat dengan

tulisan monohybrid dan dihibrid. Kantong tersebut diasumsikan

sebagai alat kelamin.

- Tas kantong berwarna coklat.

6

Page 8: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

- ATK.

C. Prosedur

1. Monohybrid Dominan :

Gojog kantong. Ambil satu kancing dari masing-masing kantong

bertuliskan monohybrid. Anggap warna merah merupakan gen R

(dominan), sedangkan warna putih merupakan gen r (resesif). Catat

genotip dan fenotip. Lakukan 10 ulangan untuk setiap individu.

Selanjutnya, gabungkan dengan data kelas. Analisis menggunakan uji

χ2.

2. Monohybrid Intermediet :

Ulangi prosedur pada pengerjaan percobaan untuk monohybrid

dominan, namun kali ini anggaplah persilangan yang terjadi adalah

intermediet.

3. Dihibrid Dominansi Penuh :

Gojog kantong. Kancing merah mewakili gen dominan R dengan

alelnya kancing warna putih (r), dan kancing hijau mewakili gen

dominan B, dengan alelnya kancing warna kuning (b). catat genotip

dan fenotip. Lakukan 10 ulangan untuk setiap individu. Selanjutnya,

gabungkan dengan data kelas. Analisis menggunakan uji χ2.

4. Dihibrid Intermediet :

Ulangi prosedur pada pengerjaan percobaan untuk monohybrid

dominan, namun kali ini anggaplah persilangan yang terjadi adalah

intermediet.

7

Page 9: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

BAB III

ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Monohibrid Dominan

Kelompok RR (Merah) Rr (Merah) Rr (Putih)

Blue 13 25 12

Brown 11 20 9

Violet 13 17 20

Green 12 21 17

Yellow 9 19 12

White 13 13 14

Red 12 18 10

Pink 9 28 13

Total 92 161 107

Perbandingan fenotip = Merah : Putih

3 : 1

Tabel 2 : Hasil Perhitungan Uji χ 2 pada P ersilangan Monohibrid D ominan

Fenotip O E O - E = (d)2 X2 = (d)2 / E

8

Page 10: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

d

Merah 253 270 -17 289 1.07

Putih 107 90 17 289 3.21

X2hitung = 4.281

Nilai X2hitung dibandingkan dnegan nilai X2

tabel,

nilai derajad bebas (DB) merupakan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu = 2

– 1 = 1

Jadi X2tabel(0.05) = 3,841. Karena X2

hitung = 4.281 > X2tabel = 3,841, Maka hasil

persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel.

Tabel 3. Data Pengamatan Monohibrid Intermediet

Kelompok RR (Merah) Rr (Pink) Rr (Putih)

Blue 13 25 12

Brown 11 20 9

Violet 13 17 20

Green 12 21 17

Yellow 9 19 12

White 13 13 14

Red 12 18 10

Pink 9 28 13

Total 92 161 107

Perbandingan Fenotip : Merah : Pink : Putih

1 : 2 : 1

Tabel 4 : Hasil Perhitungan Uji χ 2 pada P ersilangan Monohibrid I ntermedier

Fenotip O EO – E =

d(d)2 X2 = (d)2 / E

Merah 92 90 2 4 0.0444

Pink 161 180 -19 361 2.0055

Putih 107 90 17 289 3.2111

9

Page 11: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

X2hitung = 5.2610

Nilai X2hitung dibandingkan dnegan nilai X2

tabel,

nilai derajad bebas (DB) merupakan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu = 3

– 1 = 2.

Jadi X2tabel(0.05) = 5,2610. Karena X2

hitung = 3.11< X2tabel = 5,2610, Maka hasil

persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel.

Keterangan :

R = Merah

R = Putih

Tabel 5. Dihibrid Dominan

Kelompo

k

RRB

B

RrB

B

RRB

b

RrB

b

rrB

B

rrB

b

rrb

b

RRb

bRrbb

Blue 6 7 10 13 1 2 - 3 8

Brown 1 4 6 8 1 7 3 4 6

Violet 2 4 3 12 3 4 2 4 16

Green 0 10 8 12 3 9 2 2 4

Yellow 3 7 6 8 - 4 2 7 3

White 3 3 5 8 2 7 1 6 5

Red 4 3 10 11 5 1 - 2 4

Pink - 1 4 19 2 4 5 4 11

Total 19 39 52 91 17 38 15 32 57

Perbandingan fenotip:

Merah, Hijau : Putih, Hijau : Merah, Kuning : Putih, Kuning

9 : 3 : 3 : 1

Tabel 6 : Hasil Perhitungan Uji χ 2 pada P ersilangan Dihibrid D ominan

Fenotip O EO – E =

d(d)2 X2 = (d)2 / E

10

Page 12: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Merah,Hijau 201 202.5 -1.5 2.25 0.0111

Putih, Hijau 55 67.5 -12.5 156.25 2.3148

Putih, Kuning 15 22.5 -7.5 56.25 2.5

Merah,

Kuning89 67.5 21.5 462.25 6.8481

X2hitung = 11,674

Nilai X2hitung dibandingkan dnegan nilai X2

tabel,

nilai derajad bebas (DB) merupakan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu = 4

– 1 = 3.

Jadi X2tabel(0.05) = 7,815. Karena X2

hitung = 11,674 > X2tabel = 7,815, Maka hasil

persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel.

Tabel 7. Dihibrid Intermediet

Kelompo

k

RRB

B

RrB

B

RRB

b

RrB

b

rrB

B

rrB

b

rrb

b

RRb

bRrbb

Blue 6 7 10 13 1 2 - 3 8

Brown 1 4 6 8 1 7 3 4 6

Violet 2 4 3 12 3 4 2 4 16

Green 0 10 8 12 3 9 2 2 4

Yellow 3 7 6 8 - 4 2 7 3

White 3 3 5 8 2 7 1 6 5

Red 4 3 10 11 5 1 - 2 4

Pink - 1 4 19 2 4 5 4 11

Total 19 39 52 91 17 38 15 32 57

Keterangan :

RrBb X RrBb

RB = Merah – Hijau

Rb = Merah – Kuning

11

Page 13: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

rB = Putih – Hijau

rb = Putih – Kuning

Merah = R

Putih = r

Hijau = B

Kuning = b

Keterangan Dihibrid Dominan :

RRBB, RrBB, RRBb, RrBb = (merah hijau)

rrBB, rrBb = (putih hijau)

RRbb, Rrbb = (merah kuning)

rrbb = (putih, kuning)

Keterangan Dihibrid Intermediet :

RRBB = (merah

hijau)

RrBB = (pink,hijau)

RRBb = (merah,biru)

RrBb = (Pink,biru)

rrBB = (putih hijau)

rrBb = (putih,biru)

RRbb = (merah kuning)

Rrbb = (pink,kuning)

Rrbb = (putih, kuning)

Perbandingan fenotip:

M,H : N,H : M,B : N,B : P,H : P,B : P,K : M,K : N,K

1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 1 : 2

Tabel 8 : Hasil Perhitungan Uji χ 2 pada P ersilangan Dihibrid I ntermedier

Fenotip O EO – E =

d(d)2 X2 = (d)2 / E

Merah,Hijau 19 22.5 -3.5 12.25 0.5444

Pink, Hijau 39 45 -6 36 0.8

12

Page 14: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Merah ,Biru 52 45 7 49 1.0888

Pink, Biru 91 90 1 1 0.0111

Putih, Hijau 17 22.5 -5.5 30.25 1.3444

Putih, Biru 38 45 -7 49 1.0888

Merah,Kuning 32 22.5 9.5 90.25 4.0111

Pink,Kuning 57 45 12 144 3.2

Putih, Kuning 15 22.5 -7.5 56.25 2.5

X2hitung = 14.6108

Nilai X2hitung dibandingkan dnegan nilai X2

tabel,

nilai derajad bebas (DB) merupakan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu = 9

– 1 = 8.

Jadi X2tabel(0.05) = 15,507. Karena X2

hitung = 14.6108 < X2tabel = 15,507, Maka

hasil persilangan yang diuji memenuhi nisbah Mendel.

B. Pembahasan

Pada praktikum Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

di gunakan kancing sebagai gen. Dari hasil praktikum akan dilihat apakah

sesuai dengan hukum Mendel atau tidak. Hal tersebut dapat dilihat dari

perbandingan hasil yang didapat dengan tabel χ2.

Dari data yang di dapat, dapat dilihat bahwa pada uji Monohibrid

Dominan, tidak memenuhi nisbah Mendel. Tetapi pada uji Monohibrid

Intermediet, memenuhi nisbah Mendel. Pada Dihibrid Dominan, tidak

memenuhi nisbah Mendel. Sedangkan pada Dihibrid Intermediet,

memenuhi nisbah Mendel.

Jika percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, maka telah

terjadi penyimpangan pada hukum Mendel tersebut.

Hukum 1 Mendel (Hukum Segregasi) :

Gen memiliki bentuk-bentuk alternative atau alel. Dalam organism

diploid, kedua gen bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet.

13

Page 15: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Setiap sperma atau sel telur hanya mengandung satu alel dari setiap

pasangan.

Hukum ini menjelaskan rasio fenotip F2 3 : 1 yang teramati saat

monohybrid menyerbuk sendiri. Setiap organism mewarisi satu alel untuk

setiap gen dari masing-masing induk. Dalam heterozigot, kedua alel

berbeda, dan ekspresi salah satu alel (yang dominan) menutupi efek

fenotipik alel yang satu lagi (alel resesif). Homozigot memiliki alel

indentik dari gen tertentu, dan merupakan galur-murni.

Pada praktikum digunakan teori kemungkinan (chi kuadrat) untuk

mengetahui kemungkinan yang akan diperoleh dari suatu persilangan.

Dalam suatu percobaan jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena

selalu saja ada penyimpangan. Secara umum kesalahan terjadi karena pada

saat pengambilan secara acak dan memasangkan kancing genetic terjadi

kesalahan disebabkan oleh kurangnya ketelitian dalam pencatatan hasil

persilangan, terjadi pengambilan kancing yang lebih atau kurang di dalam

kantong, dan kurang kompaknya para praktikan dalam mengambil

nkancing, menyebutkan, dan mencatatnya sehingga terdapat perbedaan

rasio fenotip dan rasio genotip dengan hukum Mendel.

14

Page 16: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :

1. Adanya penyimpangan hokum Mendel pada uji Monohibrid Dominan

dan Dihibrid Dominan.

2. Uji Monohibrid Intermediet dan Dihibrid Tntermediet sesuai dengan

nisbah Mendel.

3. Gen memiliki bentuk-bentuk alternative atau alel. Dalam organism

diploid, kedua gen bersegregasi (memisah) selama pembentukan

gamet. Setiap sperma atau sel telur hanya mengandung satu alel dari

setiap pasangan.

4. Jika percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, maka telah

terjadi penyimpangan pada hukum Mendel tersebut.

B. Saran

15

Page 17: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Adapun saran yang dapat diajukan, yaitu :

1. Ketelitian dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Persilangan Monohibrid.

http://id.wikipedia.org/wiki/Persilangan_monohibrid. Diakses; Kamis, 17

Nopember 2011.

Anonim. 2011. http://sangmerpaticinta.blogspot.com/2009/08/laporan-praktikum-

genetika-imitasi.html. Diakses; Kamis, 17 Nopember 2011.

Campbell, Neil A. et al. 2008. BIOLOGI. Jakarta; Erlangga

Ma’arif, Samsul. 2009. Imitasi Perbandingan Genetis.

http://www.unjabisnis.net/2009/09/laporan-praktikum-genetika-

imitasi.html. Diakses; Kamis, 17 Nopember 2011.

Santoso, Bhima Wibawa. 2009. Imitasi Perbandingan Genetis III.

http://bhimashraf.blogspot.com/2009/12/imitasi-perbandingan-genetis-

iii.html. Diakses; Kamis, 17 Nopember 2011.

Yuliza. 2011. Imitasi Perbandingan Genetis I. http://ritacuitcuit.blogspot.com/2011/02/imitasi-perbandingan-genetis-i.html. Diakses, Kamis. 17 Nopember 2011.

16

Page 18: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

LAMPIRAN

Tabel 9. Data Pengamatan Monohibrid Dominan Individu

Pengambilan Ke- Rr (Merah) Rr (Merah) Rr (Putih)1 √2 √3 √4 √5 √6 √7 √8 √9 √10 √

Total 3 4 3Total Kelompok 11 20 9

Tabel 10. Data Pengamatan Monohibrid Intermediet Individu

Pengambilan Ke- Rr (Merah) Rr (Pink) Rr (Putih)1 √2 √3 √4 √5 √

17

Page 19: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

6 √7 √8 √9 √10 √

Total 3 4 3Total Kelompok 11 20 9

Tabel 11. Data Pengamatan Dihibrid Dominan Individu

Pengambilan Ke-

RRBB RrBB RRBb RrBb rrBB rrBb rrbb RRbb Rrbb

1 √2 √3 √4 √5 √6 √7 √8 √9 √10 √

Total - 2 3 2 - 1 - 1 1Total

Kelompok1 4 6 8 1 7 3 4 6

Tabel 12. Data Pengamatan Dihibrid Intermediet Individu

Pengambilan Ke-

RRBB RrBB RRBb RrBb rrBB rrBb rrbb RRbb Rrbb

1 √2 √3 √4 √5 √6 √7 √8 √9 √10 √

Total - 2 3 2 - 1 - 1 1Total

Kelompok1 4 6 8 1 7 3 4 6

18

Page 20: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

Pertanyaan

1. Jelaskan hukum Mendel 1 dan penjelasannya berkaitan dengan percobaan

yang telah dilaksanakan !

Jawab :

Hukum 1 Mendel (Hukum Segregasi) :

Gen memiliki bentuk-bentuk alternative atau alel. Dalam organism

diploid, kedua gen bersegregasi (memisah) selama pembentukan gamet.

Setiap sperma atau sel telur hanya mengandung satu alel dari setiap

pasangan.

Hukum ini menjelaskan rasio fenotip F2 3 : 1 yang teramati saat

monohybrid menyerbuk sendiri. Setiap organism mewarisi satu alel untuk

setiap gen dari masing-masing induk. Dalam heterozigot, kedua alel

berbeda, dan ekspresi salah satu alel (yang dominan) menutupi efek

fenotipik alel yang satu lagi (alel resesif). Homozigot memiliki alel

indentik dari gen tertentu, dan merupakan galur-murni.

2. Buatlah bagan model pewarisan sifat tanaman yang diuji !

Jawab :

19

Page 21: Imitasi Perbandingan Genetis Percobaan Mendel

3. Jika hasil percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, apakah

artinya hukum Mendel 1 tidak berlaku ? Jelaskan !

Jawab :

Jika percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, maka telah terjadi

penyimpangan pada hukum Mendel tersebut.

20