imhere presentation revita.t

Upload: revita-thios

Post on 18-Jul-2015

165 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PROFIL PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2008 DESEMBER 2010Oleh: Revita L. Thios (070111159)

Dosen Pembimbing : Dr. Olivia C. P. Pelealu, SpTHT-KL Dr. O. I. Palandeng, SpTHT-KLFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2011PRESENTASI OUTREACH PROGRAM KEGIATAN PENGEMBANGAN RELEVANSI DAN EFISIENSI PENDIDIKAN TINGGI UNSRAT BANTUAN PENULISAN SKRIPSI (STUDENT GRANT) TAHUN 2011

BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Tonsilitis merupakan penyakit yang sering dijumpai di bagian THT-KL. Di Indonesia penyakit ini memiliki angka kejadian yang cukup tinggi dengan 26,1% angka kejadian dan di Amerika menjadi penyebab kehilangan hari kerja sebanyak 5,5/ tahun/ orang dan penyebab 66% absensi di sekolah.6 Hasil penelitian di poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, jumlah penderita tonsillitis selama Januari 1998 Desember 2002 berjumlah 657 orang dan pada periode Januari 2003 Desember 2007 didapatkan sebanyak 593 pasien yang didiagnosa menderita tonsillitis.

BAB 1. PENDAHULUAN1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Profil penderita Tonsilitis di Poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari 2008 Desember 2010.

BAB 1. PENDAHULUAN1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan profil penderita Tonsilitis di Poliklinik THT KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 Desember 2010.

BAB 1. PENDAHULUAN1.4. Manfaat Penelitian Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk permasalahan pemeriksaan Tonsilitis. Dapat digunakan sebagai informasi untuk kepentingan ilmiah dan bahan acuan penelitian selanjutnya. Dapat menambah wawasan mengenai Tonsilitis lebih mendalam. Dapat melatih kemampuan dan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Anatomi TonsilTonsil : organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. 2 fungsi utama tonsil:

1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif;

2) organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Anatomi TonsilTonsil Nasofaringeal di atap nasofaring (epifaring) Tonsil Palatina (tonsil faucial) terletak pada kedua sisi diantara lipatan palato-pharyngeus dan m. palatoglossus

Tonsil Lingual (tonsil pangkal lidah) berada di tiap sisi antara pangkal lidah dan valekula

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.2. Etiologi dan Patogenesis

PatogenesisTonsilitis akut terjadi karena infeksi primer, yakni infeksi yang berasal dari tonsil itu sendiri, atau sebagai infeksi sekunder yang berasal dari peradangan umum dari saluran napas bagian atas. Tonsillitis kronik komplikasi dari tonsilitis akut yang tidak memperoleh pengobatan yang adekuat, sehingga tidak terjadi penyembuhan yang sempurna bahkan terjadi infeksi kronis, bilamana keadaan umum penderita menurun yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh maka sering terjadi serangan akut.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.2. Etiologi dan Patogenesis

EtiologiVirus: influenza A ,B, dan C; parainfluenza 1,2,3,4 adenovirus respiratory syncitial virus; common cold atau rhinovirus. Mikroorganisme: Haemolytic streptococcus, staphylococci, pneumococci H.influenzae.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKATonsilitis AkutGejala Nyeri menelan Kesulitan menelan. Demam. Sakit telinga. Gejala konstitusional.

2.3. Gejala dan Tanda

Tanda Bau napas busuk dan lidah kotor. Pilar, uvula & palatum mole: hiperemi & udem. Tonsil merah dan bengkak dengan bercak kekuningan / membran keputihan pada permukaan medial tonsil / Tonsil membesar dan terkongesti sehingga hampir bertemu di garis tengah bersama edema di uvula dan palatum mole. Limfe nodul jugulodigastrik membesar dan lunak.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.3. Gejala dan TandaTonsilitis KronikGejala Nyeri menelan / tonsillitis akut berulang. Iritasi kronik pada tenggorokan dengan batuk. Rasa tidak enak di mulut dan bau napas sangat busuk (halitosis) Sulit bicara dan menelan dan tersedak saat malam hari

Tanda Tonsil dapat menunjukkan derajat pembesaran yang bervariasi. Terdapat bintik bintik kekuningan dari pus di permukaan medial tonsil (tipe folikular kronik) Tonsil dapat berukuran kecil namun jika menekan pilar anterior akan tampak pus atau material seperti keju (tipe fibroid kronik) Bilasan pilar anterior dibandingkan dengan mukosa faringeal sekitar merupakan tanda penting dari infeksi tonsilar kronik. Selama serangan akut, limfanodul jugulodigastrik mengalami pembesaran dan menjadi lunak.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.4. Diagnosis

Pemeriksaan Fisiktonsil membesar dengan permukaan tidak rata, Pada tonsil fibrotik terlihat tonsil mengecil, melekat pada kriptus sebagian jaringan di sekitar stenosis dan fossa tonsil sebagian dengan batas melebar. hiperemis disertai detritus yang berasal dari kriptus. disertai pembesaran kelenjar limfe leher. Pada hipertrofi tonsil dengan gangguan mekanik perlu dilakukan observasi apakah penderita tidak dapat mengatupkan bibirnya, terdapat perubahan suara seperti muffling atau hipernasal.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.4. Diagnosis Klasifikasi standar pembesaran tonsil menurut Brodsky dibedakan berdasarkan rasio antara tonsil dan orofaring dengan menarik garis lurus antara kedua pilar anterior. 20

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.4. Diagnosis

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan usap tenggorok: Pemeriksaan Pemeriksaan jaringan Keuntungan sediaan usap bakteriologik: dalam tonsil: tenggorok dapat dengan cepat mengidentifikasi Bahan pemeriksaan diambil Bahan diambil dari tonsil adanya Fusospirocheta dan dari usapan tonsil atau yang dilakukan dengan Difteri. Sedangkan jaringan dalam tonsil atau tonsilektomi baik secara kerugiannya secara jaringan dalam tosil secara diseksi maupun dengan cara biakan. guillotine. mikroskopis tidak mempunyai banyak arti pada infeksi Streptococcus.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.5. Penatalaksanaan

Umum dan simptomatik Terapi antibiotik

Menjaga Higiene mulut dengan baik Istirahat, minum air hangat dan air garam Obat simptomatik (analgesik, antipiretik, dll)

Antibiotik yang biasa digunakan biasanya dari golongan penisilin. Pada pasien alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin atau golongan sefalosporin.

Tonsilektomi

Penatalaksanaan dengan cara pembedahan atau tonsilektomi dilakukan pada penderita dengan riwayat tonsillitis berulang.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.6. Komplikasi

LokalTonsilitis Kronik Quinsy (peritonsillar abses, paratonsillar abses) Abses parapharyngeal

SistemikDemam rematik Glomerulonefritis akut

Chorea Adenitis servikal supuratif Otitis media akut Endokarditis bacterial subakut

BAB 3. METODE PENELITIAN3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat Retrospektif deskriptif. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, bulan Maret April 2011.

BAB 3. METODE PENELITIAN3.3. Subjek Penelitian3.3.1. Populasi Penelitian Seluruh data pasien yang memeriksakan diri di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 3.3.2. Sampel Penelitian Semua status penderita yang didiagnosa Tonsilitis di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010.

BAB 3. METODE PENELITIAN3.4. Variabel Penelitian Penderita Tonsilitis di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010.

3.5.1. Tonsilitis Peradangan Tonsila Palatina baik unilateral maupun bilateral dimana dengan gejala predominan yaitu nyeri menelan, demam, malaise, dan tanda minimal hiperemi plika tonsilaris. Berdasarkan perjalanan klinik, dibagi atas Tonsilitis Akut dan Tonsilitis Kronik

3.5. Definisi Operasional

BAB 3. METODE PENELITIAN3.5. Definisi Operasional3.5.2. Komplikasi Tonsilitis Diklasifikasikan menjadi Lokal dan Sistemik. Komplikasi Lokal yakni chronic Tonsilitis, quinsy (peritonsillar abses, paratonsillar abses), abses parapharyngeal, adenitis servikal supuratif, dan otitis media akut. Komplikasi sistemik yakni demam rematik, glomerulonefritis akut, chorea, endokarditis bacterial subakut.

BAB 3. METODE PENELITIAN3.5. Definisi Operasional

3.5.3. Penanganan Tonsilitis Penanganan Tonsilitis pada umumnya menggunakan antibiotika, biasanya dari golongan penisilin. Pada pasien alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin atau golongan sefalosporin. Pengobatan lain dapat berupa penggunaan kortikosteroid, analgesik, antipiretik, antihistamin, dan roborantia.

BAB 3. METODE PENELITIAN3.6. Instrumen Penelitian

1. Alat tulis menulis 2. Komputer 3. Buku register di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 Desember 2010. 4. Catatan rekam medik penderita yang didiagnosa Tonsilitis di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010.

BAB 3. METODE PENELITIAN3.7. Teknik Penelitian Mengumpulkan dan mengevaluasi data secara retrospektif berdasarkan catatan rekam medik penderita yang didiagnosa Tonsilitis dan buku register di Poliklinik THT KL BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010.

3.8. Analisis Data Data yang diperoleh akan didistribusikan menurut variabel penelitian ke dalam tabulasi.

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.1.Jenis Tonsilitis Tahun nominal Persen (%) 13 56

2008Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut Tonsilofaringitis Jumlah 8 30

20096 28

201011 53 25 111

18 9 65

18 3 55

8 8 80

44 20 200

22 10 100

Distribusi Jenis Tonsilitis di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.1.60 50 Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik 30 20 10 0 2008 2009 2010 Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut Tonsilofaringitis

40

Distribusi Jenis Tonsilitis di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.2.Tonsilitis Akut

10%22%

12%

Tonsilitis KronikTonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut Tonsilofaringitis

56%

Distribusi Presentasi Jenis Tonsilitis di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.2.Jenis Komplikasi Tonsilitis + Abses Peritonsiler Tonsilitis + Infiltrat Peritonsiler Tahun 2008 2009 2010 nominal Persen (%)

3

1

3

7

63.6

0

1

0

1

9.1

Tonsilitis + Otitis MediaJumlah

1 4

1 3

1 4

3 11

27.3 100.0

Distribusi Penderita Tonsilitis dengan komplikasi di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.3.3.5 3

2.52

1.51

0.50 2008 2009 2010

Tonsilitis + Abses Peritonsiler Tonsilitis + Infiltrat Peritonsiler Tonsilitis + Otitis Media

Distribusi Penderita Tonsilitis dengan komplikasi di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 -Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.4.

Tonsilitis + Abses Peritonsiler27% 9% 64% Tonsilitis + Infiltrat Peritonsiler Tonsilitis + Otitis Media

Distribusi Presentasi Penderita Tonsilitis dengan komplikasi di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 -Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.3.Jenis Kelamin Tahun nominal Persen (%)

2008pria wanita Jumlah 31 34 65

200927 28 55

201041 39 80 99 101 200 49.5 50.5 100

Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan jenis kelamin di Poliklinik THT KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.5.45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

priawanita

2008

2009

2010

Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan jenis kelamin di Poliklinik THT KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.4.Umur (tahun) < 5 tahun 5 -14 tahun 15 - 24 tahun 2008 1 26 6 2009 3 22 11 2010 2 24 21 nominal 6 72 38 Persen (%) 3.0 36.0 19.0

25 - 34 tahun 35 - 44 tahun45 - 54 tahun 55 - 64 tahun > 65 tahun Jumlah

13 143 2 0 65

9 61 2 1 55

17 77 2 0 80

39 2711 6 1 200

19.5 13.55.5 3.0 0.5 100.0

Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan umur di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.6.30 25 20 15 10 2008 2009 2010

50 65 tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan umur di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANDiagram 4.7.7% 1% 3% 3% < 5 tahun 5 -14 tahun 14% 36% 20% 19% 15 - 24 tahun 25 - 34 tahun 35 - 44 tahun

45 - 54 tahun55 - 64 tahun > 65 tahun

Distribusi Persentasi Penderita Tonsilitis berdasarkan umur di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.5.Pekerjaan nominal persen Siswa 84 42.0% Swasta 24 12.0% Pegawai 25 12.5% IRT 17 8.5% Wiraswasta 2 1.0% Mahasiswa 13 6.5% Petani 4 2.0% Guru 3 1.5% Pendeta 2 1.0% Sopir 1 0.5% Buruh 1 0.5% Perawat 3 1.5% Pensiunan 3 1.5% Tidak ada pekerjaan 18 9.0% Jumlah 200 100.0% Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan pekerjaan di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIAN90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 84

Diagram 4.8.

24

2517 2 13 4 3 2 1 1 3 3

18

Distribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan pekerjaan di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.6.1Diagnosa 1.1 Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik 6 41 1.2 10 20 1.3 1 1 1.4 3 11 1.5 0 1 1.6 0 0 1.7 5 12 15 56 7 22 7 9 6 26 11 25 0 7 2 3 4 5 6 7

Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut TonsilofaringitisJumlah

9

19

0

5

0

1

10

28

18

6

17

14

1

258

655

02

120

01

01

1138

16115

754

325

857

757

08

Persen (%)

11.8

11.2

0.4

4.1

0.2

0.2

7.7

23.4

11.0

5.1

11.6

11.6

1.6

Distribusi Penanganan Tonsilitis tanpa komplikasi di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANTabel 4.7.Diagnosa Tonsilitis + AP Tonsilitis + IP Tonsilitis + OM 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 2 3 4 5 6 7

01 1

40 0

00 0

20 1

00 0

00 0

10 0

60 4

30 1

00 0

30 0

21 0

00 0

Jumlah

2

4

0

3

0

0

1

10

4

0

3

3

0

Persen (%)

6.7

13.3

0.0

10.0

0.0

0.0

3.3

33.3

13.3

0.0

10.0

10.0

0.0

Distribusi Penanganan Tonsilitis dengan komplikasi di Poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode Januari 2008 Desember 2010

BAB 4. HASIL PENELITIANKeterangan Tabel 4.6. dan Tabel 4.7

1.Antibiotik1.1. Penisilin 1.2. Sefalosporin 1.3. Eritromisin 1.4. Klindamisin 1.5. Linkomisin 1.6. Kotrimoksazol 1.7. Kuinolon

2. Kortikosteroid 3. Analgesik 4. Antipiretik 5. Antihistamin 6. Anti Inflamasi 7. Multivitamin

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Jenis Tonsilitis tonsillitis kronik 111 penderita (56%)

tonsillitis 44 penderita (22%) eksaserbasi akuttonsillitis akut

25 penderita (13%)

Tonsilofaringitis 20 penderita (10%)

BAB 5. PEMBAHASANSuyitno S. Pada tonsillitis akut yang tidak memperoleh pengobatan yang adekuat, sehingga tidak terjadi penyembuhan yang sempurna bahkan terjadi infeksi kronis, bilamana keadaan umum penderita menurun yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh maka sering terjadi serangan akut. 27

Suwento (2001)

Data epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi di Indonesia pada tahun 1994 1996, prevalensi tonsillitis kronik tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%) yaitu sebesar 3,8%.28

Udaya (1999)

Di RSUP. Hasan Sadikin pada periode April 1997 sampai dengan Maret 1998 menemukan 1024 pasien Tonsilitis Kronik atau 6,75% dari seluruh kunjungan.29

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penderita Tonsilitis dengan Komplikasi

7 penderita Abses Peritonsiler (63,6%) 3 penderita Otitis Media (27,3%) 1 penderita (9,1%) Infiltrat Peritonsiler

BAB 5. PEMBAHASANMehta Bukti menunjukkan bahwa tonsillitis kronik yang mengalami eksaserbasi akut atau percobaan multiple penggunaan antibiotik oral untuk tonsillitis akut merupakan predisposisi pada orang untuk berkembangnya abses peritonsiler.30

Mawson

Otitis media akut merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada tonsillitis akut.9

Abidin

Abses peritonsil harus dibedakan dengan infiltrat peritonsil. Pada stadium infiltrate, bila dilakukan pungsi, dalam biakan tidak terdapat nanah.31

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan Jenis Kelaminlaki-laki sebanyak 49,5%

perempuan 50,5%.

Mehta

infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara laki laki dan perempuan.30

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan Umur

5 14 tahun 36%.

25 34 tahun 19,5%

15 24 tahun 19%,

35 44 tahun 13,5%,

45 54 tahun 5,5%,

55 64 tahun dan 65 tahun 0,5%.

BAB 5. PEMBAHASANPracy, dkk anak-anak adalah kelompok umur yang paling rentan terhadap serangan Tonsilitis akut, dengan puncak pada umur 10 tahun.32

Kornblut

Tonsilitis kronis umumnya terjadi pada remaja dan orang dewasa, tetapi dapat juga menyerang semua kelompok umur dengan adanya faktor predisposisi, seperti pada musim dingin dan epidemik infeksi pernapasan akut dengan daya tahan tubuh yang menurun.7

Aritomoyo (1978)

insidensi tonsillitis kronik di RS. Dr. Kariadi Semarang sebanyak 23,36% dan 47% diantaranya pada usia 6 15 tahun. 33

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penderita Tonsilitis berdasarkan Pekerjaan

Siswa 42%

Swasta 12%

tidak berpekerjaan 9%

ibu rumah tangga 8,5%

Mahasiswa 6,5%

Petani 2%

Perawat 1,5%

Pensiunan 1,5%

Guru 1,5%

Pendeta 1%

Wiraswasta 1%

Sopir 0,5%

Buruh 0,5%

BAB 5. PEMBAHASANUtomo M. Pada suatu penelitian di Amerika Serikat penyakit ini menjadi penyebab kehilangan hari kerja sebanyak 5,5/ tahun/ orang dan merupakan penyebab 66% absensi di sekolah.6

Farokah

siswa dengan Tonsilitis Kronik mempunyai resiko 3,5 kali lebih sering mendapatkan prestasi belajar kurang dari rata rata kelas dibandingkan dengan yang tidak tonsillitis kronik. 34

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penanganan Tonsilitis tanpa komplikasi dengan Antibiotika

Penisilin 11,8%

Sefalosporin 11,2%

Eritromisin 0,4%

Klindamisin 4,1%

Linkomisin 0,2%

Kotrimoksazol 0,2%

Kuinolon 7,7%

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penanganan komplikasi Tonsilitis dengan Antibiotika

Penisilin 6,7%.

Sefalosporin 13,3%

Eritromisin 0%

Klindamisin 10%

Linkomisin 0%

Kotrimoksazol 0%

Kuinolon 3,3%

BAB 5. PEMBAHASANAswapi, dkk. Antibiotik yang biasa digunakan biasanya dari golongan penisilin. Pada pasien alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin atau golongan sefalosporin.23

Adinof (2005)Casey (2004)

Resistensi Penisilin terhadap bakteri, khususnya streptococcus, telah meningkat Kerugian pengobatan dengan penisilin ialah 0,7% 10% individual alergi terhadap penisilin.35

walaupun penisilin tidak mahal dan direkomendasikan oleh banyak pedoman pengobatan, oral sefalosporin lebih efektif dibandingkan oral penisilin untuk pengobatan tonsillitis, khususnya pada anak anak.36

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penanganan Tonsilitis tanpa komplikasi dengan kortikosteroid dan obat simptomatik

Kortikosteroid 57,5%

analgesik 27%

antipiretik 12,5%

Antihistamin 28,5%

anti-inflamasi 28,5%

multivitamin 4%.

BAB 5. PEMBAHASANDistribusi Penanganan komplikasi Tonsilitis dengan kortikosteroid dan obat simptomatik

Kortikosteroid 91%

analgesik 36%

antipiretik 0%

Antihistamin 27%,

anti-inflamasi 27%

multivitamin 0%

BAB 5. PEMBAHASAN Penggunaan steroids masih kontroversial. Penelitian terbaru yang dilakukan Ozbek mengungkapkan bahwa penambahan dosis tunggal intravenous dexamethasone pada antibiotik parenteral telah terbukti secara signifikan mengurangi waktu opname di rumah sakit (hours hospitalized), nyeri tenggorokan (throat pain), demam, dan trismus dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberi antibiotik parenteral.37

Hatmansjah

Dhingra

analgesik (aspirin atau parasetamol) dapat diberikan berdasarkan usia pasien untuk meringankan nyeri lokal dan menurunkan demam. 10

BAB 6. PENUTUP6.1. KesimpulanJenis Tonsilitis terbanyak Tonsilitis kronik = 111 pasien (56%) Komplikasi tersering Abses Peritonsiler = 63,6%.

Tonsilitis lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki laki, namun dengan perbandingan yang hampir mendekati 1 : 1. kelompok umur yang paling banyak terserang Umur 5 14 tahun Pekerjaan penderita tonsilitis terbanyak siswa = 42%Penggunaan antibiotika golongan penisilin masih merupakan pilihan terhadap penyembuhan penyakit ini.

BAB 6. PENUTUP6.2. SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang distribusi Tonsilitis pada anak anak usia sekolah dan pengaruh pada jumlah absensi sekolah. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya tidak hanya pada pasien rawat jalan, tetapi juga pada pasien rawat inap untuk mengetahui distribusi penderita tonsillitis dengan komplikasi. Perlu dilakukan penelitian tentang penanganan komplikasi tonsillitis dengan cara tonsilektomi. Perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas antibiotika terhadap mikroorganisme penyebab yang dipakai sebagai pengobatan tonsillitis di poliklinik THT-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Perlunya penyempurnaan system pencatatan dan penyimpanan data pasien.

Sekian dan Terima Kasih