imajinasi orang kupang tentang arwah (studi antropologis...

49
i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman Orang Penfui tentang Arwah Korban Kecelakaan Lalu lintas) Oleh: ZIEL ELIZABETH LIMAHELU 712012014 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: phamdung

Post on 04-May-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

i

Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah

(Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman Orang Penfui tentang

Arwah Korban Kecelakaan Lalu lintas)

Oleh:

ZIEL ELIZABETH LIMAHELU

712012014

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah

(Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman Orang Penfui tentang Arwah

Korban Kecelakaan Lalu lintas)

oleh:

ZIEL ELIZABETH LIMAHELU

712012014

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi

(S.Si-Teol)

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. David Samiyono Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Ketua Program Studi Dekan

Pdt. Izak Y. M. Lattu, Ph.D Pdt. Dr. Retnowati, M.Si

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 3: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

iii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ziel Elizabeth Limahelu

NIM : 712012014 Email : [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi : Teologi

Judul tugas akhir : Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah

(Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman Orang Penfui tentang Arwah

Korban Kecelakaan Lalu lintas)

Pembimbing : 1. Dr. David Samiyono

2. Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Kristen Satya Wacana maupun di

institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan, rumusan,

dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,

kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah diketahui

dan disetujui oleh pembimbing.

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan

menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti ada

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini, serta

sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga, 31 Januari 2017

Ziel Elizabeth Limahelu

Page 4: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ziel Elizabeth Limahelu

NIM : 712012014 Email: [email protected]

Fakultas : Teologi Program Studi: Teologi

Judul tugas akhir : Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah

(Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman orang Penfui tentang Arwah

Korban Kecelakaan Lalu lintas)

Dengan ini saya menyerahkan hak non-eksklusif* kepada Perpustakaan Universitas –

Universitas Kristen Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan

pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir

elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):

a. Saya mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

PerpustakaanUniversitas, dan/atau portal GARUDA

b. Saya tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori

Perpustakaan Universitas, dan/atau portal GARUDA**

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Salatiga, 31 Januari 2017

Ziel Elizabeth Limahelu

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. David Samiyono PPdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo

* Hak yang tidak terbatashanya bagi satu pihak saja. Pengajar, peneliti, dan mahasiswa yang

menyerahkan hak non-ekslusif kepada Repositori Perpustakaan Universitas saat mengumpulkan hasil

karya mereka masih memiliki hak copyright atas karya tersebut.

** Hanya akan menampilkan halaman judul dan abstrak. Pilihan ini harus dilampiri dengan penjelasan/ alasan

tertulis dari pembimbing TA dan diketahui oleh pimpinan fakultas (dekan/kaprodi).

Page 5: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ziel Elizabeth Limahelu

NIM : 712012014

Program Studi : Teologi

Fakultas : Teologi

Jenis Karya : Jurnal

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW hak bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas karya

ilmiah saya berjudul:

Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah

(Studi Antropologis Teologis terhadap Pemahaman Orang Penfui tentang

Arwah Korban Kecelakaan Lalu lintas)

beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal: 31 Januari 2017

Yang menyatakan,

Ziel Elizabeth Limahelu

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. David Samiyono Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo

Page 6: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

kasih karuniaNya yang senantiasa melimpah dalam kehidupan penulis. Secara

khusus, penulis mengucapkan syukur atas tuntunan dan penyertaanNya yang tak

pernah berhenti bagi penulis selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas

Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) hingga menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah Orang Mati”

Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mencapai gelar Sarjana Sains dalam bidang Teologi (S.Si.Teol). Tugas Akhir ini

disusun dengan harapan karya tulis ini dapat membantu masyarakat Kota Kupang,

untuk lebih memahami tentang keberadaan arwah orang mati yang disebabkan karena

kecelakaan lalu lintas. Penulis juga berharap laporan ini dapat berguna di kemudian

hari guna referensi atau sekedar menambah pengetahuan bagi masyarakat dalam

memperlakukan dan memahami keberadaan tugu kecelakaan lalu lintas dalam

hubungannya dengan arwah orang mati, sehingga tidak menimbulkan kesalapahaman

bahwa kebiasaan ini sebagai bentuk penyembahan berhala. Penulis menyadari bahwa

tulisan ini jauh dari kesempurnaan sehingga diperlukan kritik dan saran agar tulisan

ini dapat terus dikembangkan dengan lebih baik.

Penulis

Page 7: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ........................................ iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI .................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ ix

MOTTO ................................................................................................. xii

ABSTRAK ............................................................................................. xiii

1. Pendahuluan ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

2. Tiga Wujud Tubuh .......................................................................... 6

2.1 Tubuh dan tiga wujud ............................................................... 6

2.2 Kematian dan Keberadaan Manusia setelah meninggal ........ 9

2.3 Arwah .......................................................................................... 14

2.4 Animisme .................................................................................... 17

3. Pemahaman Arwah menurut Orang Kupang ............................... 19

3.1 Gambaran Tempat Penelitian .................................................. 19

3.2 Arwah menurut Masyarakat Penfui ........................................ 20

Page 8: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

viii

3.3 Tempat Tinggal Arwah menurut Masyarakat Penfui ........... 23

3.4 Arwah Gentayangan.................................................................. 26

4. Arwah dalam Perspektif Antropologis-Teologis ........................... 27

5. Kesimpulan ....................................................................................... 32

Daftar Pustaka ...................................................................................... 35

Page 9: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan

baik dalam bentuk kritik, saran serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang oleh karena kasih dan penyertaanNya selalu

menolong penulis dalam menjalani studi di Fakultas Teologi Universitas

Kristen Satya Wacana.

2. Dr.David Samiyono dan Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo yang telah

menjadi dosen pembimbing penulis selama masa penulisan Tugas Akhir ini.

Terima kasih atas waktu, motivasi, saran dan kritik yang diberikan kepada

penulis. Mohon maaf jika ada perilaku yang kurang berkenan selama masa

bimbingan.

3. Pdt. Mariska Lauterboom-Tiwa dan Pdt. Agus Supratikno selaku dosen wali

penulis. Terima kasih untuk segala dukungan dan motivasi yang diberikan

hingga penulis mampu untuk menyelesaikan studi dengan baik.

4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Teologi. Terima kasih sudah membagi ilmu

pengetahuan kepada penulis, mendukung dan memotivasi penulis untuk terus

belajar agar penulis dapat terus berkembang. Buat Bu Budi yang selalu setia

membantu segala keperluan mahasiswa dan tidak bosan untuk menerima kami

dikantornya terima kasih banyak bu.

5. Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Teologi yang sudah memberikan saya

kesempatan untuk mengasah kreatifitas dan mental yang lebih baik untuk saya

gunakan di kehidupan saya kedepan.

6. Responden penelitian yang telah membantu saya dalam menyelasaikan tugas

akhir ini. Terimakasih untuk setiap kesediaan waktu dalam memberikan

informasi bagi saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Tuhan memberkati

kita semua.

7. Keluarga tercinta yang saya miliki. Papi (Damus Limahelu), Mami (Mia

Limahelu), Kak Chris, Kak Lodi, Kak Sem, Ferdi, dan Cheyla yang selalu

Page 10: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

x

memberi dukungan dan motivasi sehingga saya dapat menyelasaikan studi

dengan baik. Khususnya bagi Papi dan Mami yang telah bekerja keras untuk

memenuhi kebutuhan saya hingga saya dapat berhasil. Segala kerja keras dan

dukungan Papi dan Mami tidak dapat saya balas, hanya ucapan terimakasih

dan doa yang dapat saya berikan agar papi dan mami selalu sehat dan

dilindungi oleh Tuhan.

8. Bapa Eli Limahelu dan Mama Ann Limahelu-Djami yang telah memberikan

motivasi dan dukungan dana bagi saya dalam menyelasaikan studi. Saya tidak

dapat memberikan sesuatu yang berharga sebagai ungkapan terimakasih,

hanya doa yang saya panjatkan agar Bapa dan mama selalu sehat dan selalu

diberkati Tuhan.

9. Mone Dhavid Dira Tome yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

untuk saya dalam menjalani studi hingga dapat berhasil. Terimakasih untuk

setiap waktu dan perhatian yang telah diberikan kepada saya selama

kebersamaan kita. Maaf jika dalam kebersamaan kita, ada hal-hal yang tidak

menyenangkan. Tetap semangat dalam menjalani studi dan Tuhan selalu

memberkati

10. PTT Famz. Tanbek Taxi, Tanbabs Ivon, Ibo Dyana, Santet Sanny, Bontet

Hendra, BG Vian, Korset Kur, BG Melki yang telah memberi semangat dan

dukungan untuk saya dalam menyelesaikan studi. Makasih karna basong su

jadi teman, sahabat dan saudara yang baik selama bt menjalani studi. Tetap

semangat untuk katong semua dalam menggapai katong pung cita-cita. Tuhan

selalu memberkati.

11. Sapi 2012 yang selalu kompak dan selalu mendukung. Terimakasih untuk

setiap kebersamaan selama 4 tahun yang telah kita lewati. Tetap semangat

dalam setiap pergumulan kita dan tetap semangat untuk menggapai cita-cita.

Jangan lupa kalau sudah berhasil, kita harus reuni. Tuhan selalu memberkati

kita.

12. Teman-Teman Kos Agtria dari yang masih lengkap sampai sekarang yang

tinggal sedikit. April, Titin, kak Marlin, Dewi, Reni, Kak momon, dan Yuni

Page 11: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

xi

yang selalu menjadi tetangga kamar yang baik. Terimakasih untuk setiap

hiburan dan dukungan yang diberikan kepada saya selama studi. Tetap

semangat dalam menjalani kehidupan kita masing-masing dan sukses buat

kita. Tuhan selalu memberkati kita

13. Terimakasih juga saya sampaikan kepada semua orang yang tidak bisa saya

sebutkan satu demi satu. Terimakasih sudah hadir dan memberi warna dalam

kehidupan saya. Terimakasih untuk semua orang yang membantu penulis

dalam proses pembuatan Tugas akhir ini. uhan memberkati kalian semua

Page 12: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

xii

MOTTo

Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun yang bisa

mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak

seorangpun yang bisa merendahkanmu.

–Gobind Vashdev-

Yeremia 29: 11

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang

ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan,

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan.

Page 13: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

xiii

Abstrak

Kematian pada umumnya dianggap sebagai peristiwa yang menakutkan. Karena

kematian akan memisahkan hubungan kita dengan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Dengan adanya kematian maka orang tersebut tidak ada lagi bersama-sama dengan kita baik

dalam bentuk tubuh, roh maupun jiwa. Bagi masyarakat Kupang, Kecamatan Maulafa,

Kelurahan Penfui, anggapan ini tidak selamanya dapat dipercayai. Mereka meyakini bahwa

dengan adanya kematian, khususnya kematian yang disebabkan karena kecelakaan lalu lintas,

maka arwah dari yang meninggal ini masih dapat dijumpai di tempat terjadinya kecelakaan

tersebut. Fokus penlitian ini adalah untuk mengetahui imajinasi masyarakat Penfui tentang

arwah orang mati. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian

kualitatif untuk mengkaji pikiran, sikap, dan perilaku yang tidak dapat dinilai secara

langsung. Teknik pengambilan data yang digunakan oleh penulis adalah melalui wawancara

dengan narasumber yang ada. Dari hasil penelitian yang didapatkan, penulis melihat bahwa

pada umumnya masyarakat Penfui memercayai kematian yang disebabkan karena kecelakaan

lalu lintas bukanlah sebuah kematian yang sama dengan mereka yang meninggal karena sakit.

Hal ini disebabkan karena orang yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan langsung

meninggal merupakan orang-orang yang tidak menyadari dan mengetahui bahwa dia akan

mengalami kematian. Tidak ada kesiapan dalam dirinya untuk mengalami hal tersebut.

Sehingga mereka meyakini bahwa arwah dari orang yang meninggal ini masih dapat

dijumpai di tempat kecelakaan. Arwah ini pada umumnya hanya berupa bayangan saja, tetapi

dari pengalaman yang ada, mereka mengetahui bahwa arwah ini masih dapat menangis di

tempat tersebut dan masih menggunakan pakaian yang sama seperti pada saat mengalami

kecelakaan lalu lintas. Karena kematian yang dialami bukanlah sebuah kematian yang terjadi

dengan ikhlas, maka masyarakat Penfui mempercayai bahwa arawah dari korban kecelakaan

ini dapat dikatakan sebagai arwah gentayangan atau arwah penasaran.

Kata kunci: Imajinasi, Masyarakat Penfui, Kematian, Arwah.

Page 14: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

1

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kematian merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan dalam

kehidupan ini. Setiap orang pasti akan menemui kematian. Di mana ada

kehidupan, di situ pasti ada kematian. Kematian merupakan akhir dari

perjalanan hidup seseorang. Jika kematian dapat dikatakan sebagai akhir dari

kehidupan seseorang, maka setelah mengalami kematian, seutuhnya

kehidupan orang tersebut, baik dalam bentuk tubuh, roh ataupun jiwa tidak

ada lagi bersama-sama dengan kita. Tetapi anggapan ini tidak selalu

dipercayai oleh masyarakat pada umumnya. Misalnya dalam pemikiran

sebagian warga gereja Toraja, mereka beranggapan bahwa bila manusia

meninggal dunia, maka hanya tubuhnya saja yang mati, tetapi jiwanya kekal.

Mereka beranggapan bahwa jiwa manusia itu immortal, tidak takluk pada

kematian.1 Dan anggapan ini sepertinya juga berlaku bagi masyarakat

Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Berkaitan dengan anggapan ini, ada sebuah tradisi yang sering

dilakukan oleh masyarakat Kupang, yang juga menandakan bahwa jiwa atau

arwah yang meninggal masih berada bersama-sama dengan mereka. Tradisi

tersebut adalah tradisi membangun tugu mini kecelakaan bagi masyarakat

yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Pada umumnya, masyarakat

membangun tugu mini tersebut di tepi jalan tempat terjadinya kecelakaan.

Adapun yang dimaksud dengan tugu mini di sini adalah sebuah tugu mini

yang dibangun berbentuk persegi dengan ukuran ± panjang 75 cm, lebar 50

cm dan tinggi 20 cm. Setelah membangun tugu mini ini, baik pihak keluarga

maupun sahabat korban kecelakaan biasanya akan mengunjungi tempat ini

pada waktu-waktu tertentu. Selain mengunjungi tempat pemakaman, tempat

ini pun menjadi sebuah objek yang akan dikunjungi bila mendekati hari

ulang tahun kecelakaan dan menjelang natal serta tutup tahun. Kebiasaan ini

1 Andarias Kabanga, Formulasi “Manusia Mati Seutuhnya,” Dalam Kontekstualisasi

Pemikiran Dogmatika di Indonesia, ed. A.A. Yewangoe, et.al (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004),

222.

Page 15: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

2

merupakan sebuah gejala fenomena yang muncul 10 tahun belakangan ini.

Meskipun kebiasaan ini masih merupakan sebuah gejala fenomena yang

baru, tetapi hal ini telah dilakukan oleh semua masyarakat Kota Kupang,

sehingga begitu ada kecelakaan lalu lintas dan korbannya dinyatakan

meninggal, maka masyarakat langsung membangun tugu mini tersebut di tepi

jalan tempat kecelakaan itu terjadi. Maka ketika kita berkunjung ke Kota

Kupang dan berkeliling kota, tidak jarang kita akan menemukan banyak

tugu-tugu mini yang terletak di tepi-tepi jalan. Apabila melihat tugu tersebut,

masyarakat sudah mengetahui bahwa di tempat ini pernah terjadi kecelakaan

lalu lintas dan korbannya telah meninggal dunia.

Walaupun pembuatan tugu ini telah menjadi sebuah tradisi yang baru

dilakukan 10 tahun belakangan ini, namun keberadaan tugu mini kecelakaan

ini juga menimbulkan perasaan khusus dari pihak masyarakat yang melewati

tempat tersebut dan bagi pihak keluarga serta sahabat-sahabat korban

kecelakaan lalu lintas. Kerap kali mereka beranggapan bahwa di tempat

kejadiaan tersebut masih ada arwah dari korban kecelakaan. Sehingga tidak

jarang bagi yang mengunjungi tempat tersebut, mereka sering membawa lilin

untuk dinyalakan, atau duduk-duduk sambil bernyanyi dan tak jarang juga

meninggalkan barang-barang di tempat kejadian yang berhubungan dengan

orang yang sudah meninggal ini. Hal ini menunjukan bahwa pada umumnya

dengan membangun tugu mini ini, masyarakat beranggapan bahwa korban

kecelakaan ini masih ada dengan mereka di tempat kejadiannya. Secara

umum, masyarakat beranggapan bahwa orang yang meninggal karena

kecelakaan lalu lintas, maka jiwanya dapat ditemukan di tempat terjadinya

kecelakaan tersebut.

Bertolak dari penelitian yang dilakukan di kalangan suku penghuni

pulau Pura di Kabupaten Alor, Susanne Rodemeier memberikan kesimpulan

sebagai berikut:

Penduduk Dolabang mempercayai bahwa jiwa seorang yang mati

muda secara mendadak karena sakit atau disebabkan oleh hal lain

akan tetap berada di dalam alam manusia. Karena itulah, jiwa-jiwa

Page 16: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

3

tersebut dapat berinteraksi dengan manusia kapan saja. Hal ini

dianggap sebagai sebuah keuntungan karena untuk meminta

bantuan mereka hanya perlu melakukan penyembahan dan

menyuarakan nama mereka seraya menyebut alasan kenapa

mereka dimintai bantuan. Tempat mereka meninggal diyakini

sebagai tempat paling mudah untuk menghubungi roh-roh

tersebut.2

Berangkat dari latar belakang ini, maka dalam penelitian ini penulis

ingin mengetahui imajinasi masyarakat Kota Kupang tentang arwah orang

mati. Khususnya bagi yang mengalami kematian karena kecelakaan lalu

lintas. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai hal ini, maka terlebih

dahulu penulis akan membahas mengenai apa yang dimaksudkan dengan

imajinasi itu sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, imajinasi diartikan sebagai

daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar suatu kejadian

berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Menurut Septiawan

Santana, Imajinasi adalah alat bantu pikiran yang diciptakan untuk

memahami atau menyusun sebuah ide atau konsep. Dengan demikian

imajinasi mempunyai daya dorong tersendiri. Daya dorong imajinasi

memperkuat tampilan fakta dalam sebuah karya.3 Bertolak dari pengertian

tentang imajinasi ini maka tidak dapat di pungkiri bahwa imajinasi juga

mempunyai peran untuk membentuk pemikiran seseorang terhadap suatu hal.

Dengan imajinasi, seseorang dapat membayangkan suatu hal kemudian

bayangan tersebut yang mendorong dia untuk mewujudkan apa yang ada

dalam pemikirannya. Pemahaman inilah yang menurut penulis ada dalam

pemikiran masyarakat Kota Kupang. Mereka membayangkan bahwa korban

kecelakaan yang telah meninggal, belum seutuhnya menghilang dari

kehidupan mereka. Arwah korban tersebut masih ada di tengah-tengah

2 Susanne Rodemeier, “Bui Hangi, Istri Manusia Dang Dewa: Analisa Sejarah Lisan Pulau

Pura Nusa Tenggara Timur,” Dalam Ekofeminisme II. Narasi Iman, Mitos, Air & Tanah, ed. Dewi

Candranngrum (Yogyakarta: Jalasutra, 2014), 41. 3 Septiawan Santana K, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2007), 25.

Page 17: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

4

mereka, sehingga hal ini yang mendorong mereka untuk membangun tugu

mini di tepi jalan tempat terjadinya kecelakaan dan mengunjungi serta

membawa barang-barang seperti lilin, rokok ataupun sirih pinang ke tempat

kejadian tersebut.

Pada umumnya, hal ini dilakukan tidak hanya oleh orang-orang yang

beragama Kristen Protestan tetapi juga yang beragama Katolik. Namun,

dalam penelitian ini penulis akan lebih memfokuskannya kepada orang

Kupang yang beragama Kristen Protestan.

Mengacu kepada permasalahan ini, maka dalam penelitian ini, penulis

ingin mengetahui imajinasi orang Kupang tentang arwah orang mati.

Sehingga yang menjadi rumusan masalahnya adalah bagaimana imajinasi

orang Kupang, Nusa Tenggara Timur tentang arwah orang mati? Dalam

Rumusan masalah ini terdiri dari pertanyaan penelitian yaitu: bagaimana

pemahaman orang Kupang tentang arwah orang mati yang disebabkan oleh

kecelakaan lalu lintas?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan imajinasi

orang Kupang, Nusa Tenggara Timur tentang arwah orang mati. Manfaat

dari penelitian ini adalah: pertama, bagi masyarakat Kota Kupang, Penelitian

ini dapat membantu mereka untuk memahami dan memperlakukan tugu

kecelekaan tersebut sesuai dengan manfaatnya sehingga tidak terjadi

kesalahapahaman bahwa kebiasaan ini sebagai suatu bukti dari penyembahan

berhala. Kedua, bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, hasil penelitian

ini membatu mereka untuk lebih memahami dan menyadari keberadaan

arwah dari korban kecelakaan tersebut. Ketiga, bagi Fakultas Teologi, hasil

penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran matakuliah Teologi

Kontekstual dan Dogmatika.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif karena tujuan dari penilitian ini adalah untuk mendeskripsikan

imajinasi masyarakat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur tentang arwah

orang mati, sehingga penelitian kualitatiflah yang sangat cocok dan efektif

Page 18: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

5

untuk mengkaji tentang nuansa pemikiran, sikap dan perilaku serta proses

sosial yang tidak dapat dinilai secara langsung. Menurut Bogdan Taylor,

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati.4

Dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data primer (wawancara

dengan narasumber) dan data sekunder (buku-buku yang mendukung topik

ini). Adapun teknik pengambilan data yang penulis lakukan adalah melalui

dua cara. Pertama, melalui wawancara. Dalam teknik pertama ini penulis

akan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber untuk memperoleh

data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Narasumber dalam penelitian

ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 7 orang keluarga dari korban

kecelakaan lalu lintas dan 3 orang teman atau sahabat dari korban

kecelakaan. Kedua, melalui buku-buku yang mendukung topik ini. Dalam

penelitian ini, selain menggunakan hasil wawancara yang didapat dari

narasumber, penulis juga menggunakan beberapa buku-buku yang dapat

memperkuat dan memperjelas topik ini.

Adapun yang menjadi tempat penelitian dalam penulisan ini adalah

wilayah Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kupang-Nusa Tenggara

Timur. Sehingga yang menjadi narasumbernya adalah warga atau masyarakat

Kelurahan Penfui.

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bagian penjelasan.

Bagian pertama berisi latar belakang masalah khususnya mengenai kematian

karena kecelakaan lalu lintas dan pemahaman mengenai arwah korban

kecelakaan lalu lintas, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bagian kedua berisi tentang landasan teori yang menjadi acuan dalam

penulisan tugas akhir ini. Adapun dalam bagian ini penulis akan membahas

4 Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdikarya, 1996), 3.

Page 19: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

6

teori tentang tubuh dan tiga wujud tubuh, teori tentang kematian, teori

tentang keberadaan manusia setelah meninggal, arwah dan teori animisme.

Bagian ketiga berisi hasil penelitian yang penulis dapatkan di lapangan

khususnya mengenai imajinasi orang Kupang tentang arwah orang mati.

Hasil penlitian ini dipeoleh melalui wawancara yang akan dilakukan oleh

penulis kepada beberapa masyarakat Kupang, Kecamatan Maulafa,

Kelurahan Penfui.

Bagian keempat berisi analisa. Analisa ini didasarkan pada teori-teori

yang digunakan oleh penulis pada bagian kedua dan data hasil penelitian di

lapangan yang telah diolah oleh penulis.

Bagian kelima berisi kesimpulan. Pada bagian ini penulis akan

memberikan kesimpulan dari semua yang telah dibahas dalam bagian

pertama hingga bagian yang keempat.

2. Tiga Wujud Tubuh

2.1 Tubuh dan Tiga Wujud

Kebanyakan orang saat ini menganggap manusia terdiri dari dua

bagian: jiwa dan tubuh. Jiwa adalah bagian yang tak terlihat dalam diri

manusia, dan tubuh adalah bagian yang terlihat, bentuk luar dari manusia.

Alkitab juga berbicara tentang jiwa dan roh sebagai dua aspek yang berbeda

tetapi keduanya merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Selain itu,

Alkitab menambahkan satu aspek lagi dari hidup yaitu tubuh. Karena itu

menurut Alkitab, manusia memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan dari 3

komponen yaitu tubuh, jiwa dan roh. Namun pemisahan baru akan terjadi

ketika seseorang mengalami kematian. Tubuh akan kembali pada tanah

sedangkan jiwa dan roh akan kembali kepada Kristus.5

Alkitab tidak memisahkan manusia menjadi dua bagian, jiwa dan

tubuh, melainkan manusia dibedakan menjadi tiga bagian: roh, jiwa dan

tubuh. 1 Tesalonika 5: 23 menegaskan hal ini “Semoga Allah damai sejahtera

5 Watchman Nee, The Spiritual Man, (USA: Living Stream Ministry, 1992), 3.

Page 20: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

7

menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu

terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus,

Tuhan kita”.6 Hal ini menunjukan dengan jelas bahwa manusia sebagaimana

yang disaksikan oleh Alkitab adalah makhluk dengan 3 dimensi kehidupan

yaitu roh, jiwa dan tubuh. Alkitab menunjukan pada kita bahwa ada

perbedaan antara tubuh, jiwa dan roh.

Tidak hanya 1 Tesalonika yang membedakan manusia menjadi tiga

aspek. Ayat-ayat lain dalam alkitab melakukan hal yang sama. Ibrani 4: 12

mengatakan “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada

pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan

jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan

pertimbangan dan pikiran hati kita.” Meskipun ada pembedaan antara tubuh,

jiwa dan roh, tetapi ketiga dimensi ini merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan. Karya keselamatan yang dilakukan oleh Kristus pun

mencakup ketiga dimensi tersebut. Kristus tidak datang hanya untuk

menyelamatkan jiwa saja, atau roh saja atau tubuh saja. Karena manusia yang

diselamatkan itu merupakan paduan dari ketiga dimensi ini yaitu tubuh, jiwa

dan roh.7

Kesatuan tubuh, jiwa dan roh tidak menghilangkan fungsi dari masing-

masing dimensi. Tubuh adalah “kesadaran dunia”, jiwa adalah “kesadaran

diri”, dan roh adalah “kesadaran pada Tuhan”. Ada lima organ dalam tubuh

yang disebut panca indera. Tubuh fisik ini memungkinkan manusia

berkomunikasi dengan dunia fisik. Inilah sebabnya mengapa dia disebut

kesadaran dunia. Jiwa berada dalam bagian manusia yang memiliki fungsi

intelek, yang membuat keberadaan manusia menjadi mungkin. Dalam jiwa

juga terdapat perasaan cinta kasih dan perasaan cinta kasih ini yang

disalurkan pada indera yang merupakan bagian dari tubuh untuk

mengekspresikan perasaan ini. Tiga dimensi ini yaitu tubuh, jiwa dan roh,

6 Nee, The Spiritual....., 3.

7 Nee, The Spiritual....., 4.

Page 21: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

8

berpadu dalam berbagai fungsi untuk membentuk kepribadian kita. Roh

adalah dimensi dari tubuh yang berfungsi untuk membangun komunikasi

dengan Allah. Dengan bagian ini manusia memuja Tuhan, melayani Dia dan

memahami hubungannya dengan Allah. Oleh karena itu hal ini disebut

kesadaran pada Tuhan. Sama seperti Allah tinggal di dalam roh, diri berdiam

di dalam jiwa, dan indera diam di dalam tubuh.8

Jiwa adalah titik pertemuan yang menghubungkan roh dan tubuh.

Manusia berkomunikasi dengan Roh Allah dan dunia spiritual melalui tubuh

roh dan menerima serta mengekspresikan kekuatan dan kehidupan di alam

spiritual melalui tubuh roh ini. Dia berkomunikasi dengan dunia luar indera

melalui tubuh, dunia dan tubuh berinteraksi satu sama lain. Jiwa terletak

diantara dua dunia ini dan milik dua dunia ini. Di satu sisi jiwa

berkomunikasi dengan dunia rohani melalui tubuh roh, dan dilain sisi dia

berkomunikasi dengan dunia fisik melalui tubuh. Jiwa merupakan dimensi

yang berfungsi untuk pengambilan keputusan dalam kehidupan. Tidak

mungkin bagi roh untuk mengontrol tubuh secara langsung, membutuhkan

medium. Media ini adalah jiwa yang diproduksi ketika roh menyentuh tubuh.

Jiwa adalah antara roh dan tubuh. Ia mengikat roh dan tubuh bersama

menjadi satu kesatuan. Roh dapat memerintah tubuh melalui jiwa dan tunduk

di bawah kuasa Allah. Tubuh juga dapat menginduksi roh melalui jiwa untuk

mencintai dunia. 9

Roh manusia adalah bagian yang mulia tetapi berdiam di bagian

manusia yang tidak terlihat. Tubuh juga adalah bagian yang mulia tetapi

berada pada sisi yang terlihat. Jiwa berdiam di antara roh dan tubuh dan

menjadi penengah bagi keduanya. Tubuh adalah kulit luar jiwa, sementara

jiwa adalah kulit luar roh. Ketika roh mencoba untuk mengontrol tubuh, itu

harus dilakukan dengan bantuan perantara jiwa. 10

8 Nee, The Spiritual......, 8.

9 Nee, The Spiritual......, 8.

10 Nee, The Spiritual....., 9.

Page 22: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

9

Dengan mengacu pada penjelasan ini, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari 3 dimensi

kehidupan yang tidak dapat dipasahkan, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Walaupun

ketiga dimensi ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiga dimensi

ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pemisahan itu

baru akan terjadi ketika manusia mengalami kematian.

2.2 Kematian dan keberadaan manusia setelah meninggal

2.2.1 Kematian

Kematian merupakan sebuah misteri yang sulit terpecahkan oleh

kita. Kita tidak mengetahui dengan pasti kapan hal itu akan terjadi.

Tetapi satu hal yang kita ketahui bahwa siapapun, pasti akan

mengalami kematian tanpa melihat umur, status sosial, pekerjaan,

jabatan dan lain sebagainya. Menurut penulis, pada dasarnya kehidupan

dan kematian bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

Pada sisi kehidupan, seseorang mampu untuk melakukan apa yang

ingin dia lakukan. Sedangkan pada sisi kematian, seseorang harus

berhenti dari segala sesuatu yang telah dia kerjakan di dunia. Jika

seseorang telah hadir didunia ini, maka akan ada saatnya untuk dia juga

mengakhiri keberadaannya di dunia ini. Hal ini menandakan bahwa

kematian menjadi akhir dari hidup seseorang di dunia ini.

Bertolak dari pemahaman tersebut, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, mati adalah sudah hilang nyawa, tidak hidup lagi, tidak

bernyawa, tidak pernah hidup, tidak dapat berubah lagi, diam atau

berhenti, tidak bergerak. Sedangkan kematian diartikan sebagai perihal

mati, menderita karena salah seorang meninggal, menderita karena

sesuatu yang mati.

Sedangkan menurut John Hick kematian adalah bagian dalam

proses perkembangan hidup manusia yang akan mencapai puncaknya

pada immortality (keabadian). Sebab hakikat hidup bagi John Hick

Page 23: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

10

adalah proses pembentukan pribadi kearah kesempurnaan (perfectio)

secara terus menerus. Kesempurnaan yang dimaksud tidak terjadi di

dunia ini disebabkan karena fakta kematian.11

Kematian melenyapkan segala kemampuan manusia. Kematian

adalah sesuatu yang belum dimengerti manusia, suatu pengalaman yang

tidak dapat terjejaki. Manusia merasa tidak aman dan tidak berdaya bila

menghadapi kematian, musuh yang begitu menakutkan, musuh yang

tidak memandang usia, kekayaan maupun kedudukan.12

Betapapun diyakini bahwa kematian adalah jelas menuju

kesempurnaan, tapi itu adalah perjalanan yang menakutkan bagi

manusia. Eseis Francis Bacon menulis bahwa “manusia takut akan

kematian seperti anak-anak takut pergi ke tempat gelap; dan

sebagimana rasa takut alamiah pada anak-anak makin besar dengan

mendegar dongeng-dongeng, demikian juga rasa takut akan maut pada

manusia dewasa bertambah bila mereka mendengar cerita-cerita

tentang kematian.13

Berkaitan dengan hal ini, Luis Berkhof mengatakan bahwa

Alkitab mengajarkan kepada kita tiga bentuk kematian: kematian fisik,

kematian spritual dan kematian kekal. Pertama, kematian fisik. Itu akan

dialami setiap orang dan juga semua ciptaan. Kematian seperti ini tidak

punya hubungan dengan dosa. Jadi, adalah sebuah kekeliruan kalau

manusia berpikir bahwa kematian sebagai akibat dari dosa. Manusia

pasti mati dan harus mati entah dia berdosa ataupun tidak. Kematian

adalah hal yang alami, wajar dan normal bagi ciptaan.14

11

Iponk, Kebermaknaan Kematian menurut Jhon Hick,

http://www.scribd.com/doc/521984/Kebermaknaan-Kematian-Menurut-John-Hick, diunduh taggal 27

Juli 2016. 12

Gladys Hunt, Pandangan Kristen tentang Kematian, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987),

1. 13

Hunt, Pandangan Kristen......, 2. 14

Nuban Timo, Allah Menahan......., 386.

Page 24: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

11

Kedua, kematian spiritual. Selain kematian dalam arti medis-

biologis, Alkitab juga mendefinisikan kematian sebagai sebuah

kenyataan etis-teologis, yaitu satu keadaan di mana manusia

memutuskan hubungan dengan Allah dan sesama. Dimensi etis-teologis

dari kematian menunjuk kepada sikap pemberontakan manusia

terhadap Allah dan menolak tunduk kepada firman, ketetapan, dan

perintah-perintah Allah. Kematian dalam arti inilah yang disebabkan

oleh dosa. Alkitab menamakan ini maut. Secara medis-biologis,

seseorang berada dalam keadaan hidup, tetapi karena dia menjauhkan

diri dari Allah dan tidak memperhatikan hukum, ketetapan, dan

perintah Allah dalam hidup individu dan masyarakat, orang itu

sesungguhnya mati, yakni sudah berada dalam kuasa maut. Ia masih

hidup secara biologis, tetapi secara teologis spiritual ia sudah mati.15

Ketiga, kematian kekal. Itu baru akan terjadi nanti ketika Kristus

datang kembali. Kematian tipe ini berlaku bagi mereka yang menolak

percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Sebagai lawan dari kematian kekal, ada kehidupan kekal yang

disediakan Allah bagi mereka yang percaya kepada Yesus Kristus

sebagai Tuhan dan Juruselamat.16

Sedangkan yang menjadi penyebab kematian itu sendiri

bermacam-macam. Berdasarkan pada cara terjadinya, ilmu pengetahuan

membedakan kematian ke dalam tiga jenis: 17

Pertama, Orthohanasia, yaitu kematian yang terjadi karena proses

alamiah.

Kedua, Dysthanasia, yaitu kematian yang terjadi secara tidak

wajar.

15

Nuban Timo, Allah Menahan........, 387. 16

Nuban Timo, Allah Menahan........, 387-388. 17

Iponk, Kebermaknaan kematian menurut Jhon Hick,

http://www.scribd.com/doc/521984/Kebermaknaan-Kematian-Menurut-John-Hick, diunduh tanggal 27

juli 2016.

Page 25: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

12

Ketiga Euthanasia, yaitu kematian yang terjadi dengan

pertolongan (atau tidak) secara medis.

Dari penjelasan ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa pada

hakikatnya kematian yang lebih dikenal dalam pemikiran masyarakat

secara umum adalah kematian fisik. Dimana seseorang dinyatakan

tidak bernapas lagi atau berhenti bernafas dan berhenti bergerak.

Sedangkan baik kematian spiritual maupun kematian kekal lebih

cendrung dipahami dalam lingkup keagamaan. Di mana kematian jenis

ini menandakan putusnya hubungan Tuhan dan makhluk ciptaan-Nya.

2.2.2 Keberadaan manusia setelah meninggal

Setelah seseorang meninggal maka pertanyaan yang akan

muncul dalam benak kita adalah ke manakah manusia itu akan pergi

setelah dia mengakhiri hidupnya di dunia? Beberapa orang memercayai

bahwa setelah meninggal maka mereka pastinya akan kembali kepada

sang penciptanya. Namun ada beberapa orang yang juga menggap

bahwa ketika meninggal, belum tentu manusia ini akan kembali kepada

sang penciptanya. Karena itu dalam bagian ini ada 4 pendapat tentang

keberadaan manusia pada saat kematian.

Pertama, diskontinuitas yang berkembang antara tubuh dan jiwa.

Perkembangan tubuh makin melemah seiring bertambahnya usia

seseorang sementara jiwa menjadi makin kuat. Pada saat kematian

terjadi anima separate, yakni terpisahnya jiwa dari tubuh. Kematian

hanya berlaku pada tubuh dan tidak pada jiwa. Keberadaan jiwa pada

saat mati adalah tersembunyi dalam Allah. kesatuan tubuh dan jiwa

tidak disangkal dan penting, tetapi itu tidak merupakan condition sine

qua non bagi kelanjutan eksistensi jiwa. Kesatuan itu juga dipahami

sebagai yang dirancang untuk berlangsung selama-lamanya. Para

antropolog memperkuat pendapat ini. Mereka berkesimpulan bahwa

kematian hanya berlaku bagi tubuh, sedangkan jiwa bersifat kekal. Jiwa

Page 26: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

13

manusia itu immortal, tidak takluk pada kematian. Pada saat tubuh

mati, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Ia baru akan pergi ke negeri

para leluhur jika diantar melalui satu upacara. Kematian adalah sebagai

saat di mana tubuh dan jiwa yang adalah satu berpisah. 18

Manusia tidak mati dalam pengertian habis, hilang secara total

dan defenitif. Pada saat mati manusia tidak menghilang dalam masa

lampau. Ia hanya berpindah saja ke tempat lain dalam ruang besar atau

kosmos ini. Komunikasi dengan si mati sekali-kali dimungkinkan,

meskipun pada umumnya tidak bisa dilakukan dengan setiap manusia

melainkan melalui medium-medium khas untuk maksud itu.19

Kedua, kontinuitas yang berkelanjutan dan permanen antara

tubuh dan jiwa. Kematian membuat manusia tidak ada lagi. Kematian

terjadi atas tubuh dan jiwa atau roh. Dalam pengakuan iman yang

dirumuskan pada tahun 1981, Gereja Toraja mencantumkan rumusan:

manusia mati seutuhnya. Rumusan ini didasarkan dalam Kejadian 2:7

yang menegaskan bahwa manusia yang diciptakan adalah nafesy hayah.

Manusia adalah suatu totalitas: tubuh dan jiwa atau roh. Karena itu

tubuh dan jiwa takluk pada kematian. Hanya Tuhan Allah saja yang

tidak takluk pada maut, karena kematian berhubungan dengan tubuh

dan roh sekaligus. 20

Ketiga, kontinuitas yang positif akan kesatuan tubuh dan jiwa.

Kesatuan tubuh dan jiwa mendapat perhatian untuk berbicara tentang

kehidupan. Kalau tidak ada tubuh maka tidak ada jiwa. Karena itu jiwa

membutuhkan suatu tempat untuk dia menetap. Dengan binasanya

tubuh, jiwa mencari tempat tinggal yang baru. Kesetiaan Allah terletak

dalam hal kemurahannya untuk menjamin adanya tempat tinggal yang

18

Nuban Timo, Allah menahan......., 390. 19

Nuban Timo, Allah menahan......., 391. 20

Nuban Timo, Allah menahan......., 391-392.

Page 27: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

14

baru bagi jiwa. Allah bertindak untuk mencarikan rumah baru bagi

jiwa.21

Keempat, kontinuitas yang transformatif dari kesatuan tubuh dan

jiwa. Pandangan ini hampir sejajar dengan pendapat pertama. Akan

tetapi jika pendapat pertama hanya mengatakan tentang menurunnya

perkembangan tubuh, sementara perkembangan jiwa terus meningkat

serta mengabaikan adanya kebangkitan, pandangan keempat berbicara

tentang transformasi tubuh yang menurun itu ke dalam bentuk baru

yang mulia, sehingga layak untuk penyatuan kembali di masa depan

dengan jiwa pada saat kebangkitan orang mati.22

Dengan mengacu pada keempat pendapat yang telah dijelaskan

tadi, penulis melihat bahwa pada umumnya yang dipegang oleh

masyarakat adalah poin yang pertama. Dalam poin ini masyarakat

menganggap bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Tubuh

orang tersebut dapat saja hilang atau lenyap tetapi jiwa orang tersebut

masih ada disekitar kita. Anggapan inilah yang mendorong mereka

untuk mendirikan tugu mini kematian karena dalam pemikiran mereka

jiwa dari para korban kecelakaan ini masih dapat ditemui di tempat-

tempat kecelakaan tersebut dan tak jarang pula mereka meninggalkan

makanan, rokok dan lain sebagainya di tempat kejadian tersebut.

2.3 Arwah

2.3.1 Pengertian Arwah

Ketika kita membahas mengenai arwah, maka umumnya yang

ada dalam pemikiran kita adalah arwah itu merupakan roh dari orang

yang meninggal. Apabila seseorang dinyatakan telah meninggal maka

jasadnya dapat terbaring tetapi arwahnya masih berada disekitar kita

dan kadang dapat menampakan diri kepada kita yang masih hidup.

21

Nuban Timo, Allah menahan......, 392. 22

Nuban Timo, Allah menahan......, 392-393.

Page 28: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

15

Arwah merupakan roh yang keluar dari tubuh manusia ketika manusia

itu dinyatakan meninggal.

Arwah adalah manusia minus. Tubuh alamiah yang menjadi

tempat tinggal bagi roh (tubuh rohaniah) sesudah mati. Arwah adalah

Roh yang tidak lagi berdiam di dalam tubuh. Inilah yang disebut

sebagai living death, kehidupan setelah kematian. Kita tahu bahwa ada

tiga dimensi kehidupan mausia yaitu, tubuh, jiwa dan roh. George E.

Ladd, pakar perjanjian baru dari Inggris mencatat bahwa tubuh, jiwa

dan roh bukan tiga aspek yang terpisah dari manusia melainkan tiga

cara atau sudut pandang yang berbeda terhadap manusia seutuhnya.23

Dalam Alkitab pandangan ini dikenal sebagai pandangan trikotomi.24

Kesatuan tak terpisahkan dari tiga dimensi itu disebut Paulus

umpamanya dalam I Tesalonika 5: 23: “Semoga Allah damai sejahtera

menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu

terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus

Kristus, Tuhan kita”. Kehidupan yang dikuduskan oleh Allah

mencakup keseluruhan dimensi, yakni roh, jiwa dan tubuh. Yang

dimaksudkan dengan tubuh adalah manusia yang kelihatan sementara

roh menunjuk kepada tubuh intelektualitas, keinginan dan emosi yang

manusia miliki. Paulus menyebutkan bahwa manusia memiliki dua

tubuh: alamiah dan rohaniah (I Kor. 15: 44). Tubuh rohaniah menurut

Rebecca Brown memiliki bentuk atau wujud yang sama atau

berkorespondensi dengan tubuh kita yang kelihatan. Bedanya tubuh

alamiah itu kelihatan, tubuh jasmaniah itu tidak kelihatan.25

Dalam Kejadian 2: 7 tertulis: “Ketika itulah Tuhan Allah

membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas

23

Ebenhaizer I. Nuban Timo, Dunia Supranatural, Spiritualisme dan Injil, (Salatiga: Fakultas

Teologi Universitas Kristen Satya Wacana), 69. 24

Anthony A. Hoekema, Manusia: Ciptaan menurut gambar Allah, (Surabaya: Momentum,

2010), 265. 25

Nuban Timo, Dunia Supranatural......., 70.

Page 29: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

16

hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk

yang hidup.” Ayat ini harus kita pahami begini. Allah membentuk dari

debu tanah tubuh alamiah. Selanjutnya Allah menghembuskan nafas

hidup ke dalam tubuh alamiah itu. Nafas hidup itu menunjuk kepada

tubuh rohaniah. Kesatuan tidak terpisahkan antara keduanya yang

membuat mausia itu menjadi makhluk hidup. Allah menanamkan tubuh

rohaniah kedalam tubuh alamiah supaya manusia bisa membangun

komunikasi dengan Allah dan melakukan kontak dengan kehidupan di

dunia roh.26

Pada saat jatuh dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah

putus. Manusia tidak bisa lagi berkomunikasi dengan Tuhan. Ini

artinya, tubuh rohaniah manusia menjadi lumpuh. Putusnya komunikasi

dengan dunia roh membuat asupan nilai-nilai dunia roh kepada jiwa

berhenti. Akibatnya komando jiwa kepada tubuh alami tidak lagi

bersumber kepada nilai-nilai ilahi, melainkan kepada nilai-nilai ego

manusia. Kehidupan baru yang manusia terima pada saat kebangkitan

dari antara orang mati juga bersangkut paut dengan dimensi roh atau

tubuh rohaniah. Bukan berarti tubuh alamiah kita yang dimakamkan ini

tidak dihiraukan. Tubuh alamiah itu akan dibangkitkan dan

dipersatukan kembali dengan jiwa dan roh. Mengawali penyatuan

kembali tiga dimensi kehidupan (tubuh, jiwa dan roh) itu akan

mengalami transformasi, semua kita akan diubah (I Tes 5: 23, I Kor 15:

51, 52). Transformasi ini perlu karena akan terjadi perubahan dan

pembaharuan kualitas hidup.27

Namun dalam perjalanannya anggapan Trikotomi yang

menganggap bahwa manusia terdiri dari 3 dimensi ini mengalami

beberapa penolakan. Sehingga hadirlah anggapan dikotomi yang

menganggap bahwa manusia terdiri dari dua dimensi yaitu tubuh dan

26

Nuban Timo, Dunia Supranatural........, 70. 27

Nuban Timo, Dunia Supranatural........, 71.

Page 30: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

17

jiwa. Plato memunculkan pandangan bahwa tubuh dan jiwa harus

dilihat sebagai dua substansi yang berbeda. Ia membedakan jiwa yang

berpikir dan bersifat ilahi dengan tubuh. Karena tubuh tersusun dari

substansi yang rendah yang disebut materi, tubuh memiliki nilai yang

lebih rendah dari pada jiwa. Pada saat kematian tubuh akan terurai

tetapi jika seseorang itu adil dan terhormat maka jiwa yang rasional itu

akan kembali ke “langit” dan terus bereksistensi untuk selamanya.28

Jadi arwah adalah roh yang memisahkan diri dari tubuh pada saat

seseorang meninggal dunia. Gagasan serupa juga hidup dalam imajinasi

orang meto di Timor. Tubuh kembali kepada asalnya yakni debu tanah,

sementara roh juga siap untuk melakukan perjalanannya kembali

kepada asal-usulnya yakni kepada Allah.29

2.4 Animisme

Animisme sebagaimana digunakan dan dipahami oleh E. B. Tylor

mempunyai dua arti. Pertama, dia dapat dipahami sebagai suatu sistem

kepercayaan di mana manusia religius, khususnya orang-orang primitif,

membubuhkan jiwa pada manusia dan juga pada semua makhluk hidup dan

benda mati. Arti kedua, animisme dapat dianggap sebagai teori yang

dipertahankan oleh Tylor dan pengikut-pengikutnya, bahwa ide tentang jiwa

manusia merupakan akibat dari pemikiran mengenai beberapa pengalaman

psikis terutama mimpi, dan ide tentang makhluk-makhluk berjiwa diturunkan

dari ide tentang jiwa manusia ini, oleh karena itu merupakan bagian dari

tahap berikutnya dalam perkembangan kebudayaan.30

Menurut Tylor, doktrin tentang roh-roh (animisme) meliputi esensi

filsafat spiritualitas yang berlawanan dengan filsafat materialistis. Menyadari

kenyataan bahwa kata animisme berasal dari sebuah kata latin “anima” yang

artinya napas atau jiwa dan bahwa kepercayaan tentang kemungkinan

28

Hoekema, Manusia: Ciptaan......, 271. 29

Nuban Timo, Dunia Supranatural......., 72. 30

Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 66.

Page 31: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

18

animisme sebagai salah satu kepercayaan paling tua dari manusia, Tylor

mengakui bahwa animisme bukan sebuah terminologi teknis yang baru.

Tetapi term ini jarang dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.31

Teori animisme dibagi ke dalam dua dogma besar yang membentuk

bagian-bagian dari satu doktrin yang konsisten. Dogma pertama adalah

dogma mengenai jiwa-jiwa dari makhluk-makhluk individual. Jiwa-jiwa dari

makhluk-makhluk individual (jiwa-jiwa manusia) bisa bertahan terus sesudah

kematian atau setelah kehancuran badan mereka. Dogma kedua adalah

dogma mengenai roh-roh yang lain, termasuk roh-roh dari dewa-dewi yang

penuh kuasa.32

Ide tentang kekekalan jiwa memunculkan upacara untuk orang mati,

terutama dalam bentuk pemujaan leluhur. Konsep mengenai jiwa manusia,

bagi Tylor tampaknya mempunyai arti “sebagai suatu tipe atau model di atas

mana manusia primitif menaruh kerangka, tidak saja untuk idenya mengenai

jiwa yang lain atau yang lebih rendah, tetapi juga untuk idenya mengenai

makhluk berjiwa pada umumnya, dari jin paling kecil yang bermain di

rumput panjang hingga Sang Pencipta di surga dan Penguasa dunia, Roh

Yang Agung.33

Teori animisme Tylor didasarkan pada penemuan-penemuannya

bahwa semua orang primitif percaya akan eksistensi jiwa-jiwa manusia yang

sanggup untuk melanjutkan eksistensi mereka sesudah kematian badan dan

menjadi roh-roh yang tidak akan mengalami kematian lagi. Mereka bahkan

masih bisa mempengaruhi hidup manusia di dalam dunia materiil dan bisa

berkontak dengan anggota keluarga mereka yang masih hidup di dunia.34

31

Alex Jebadu, Bukan Berhala: Penghormatan kepada Para Leluhur, (Maumere: Ledalero,

2009), 19. 32

Jebadu, Bukan Berhala......., 21. 33

Dhavamony, Fenomenologi Agama......., 67. 34

Jebadu, Bukan Berhala........, 31.

Page 32: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

19

3. Pemahaman Arwah Menurut Orang Kupang

3.1 Gambaran Tempat Penelitian

Adapun yang menjadi tempat penelitian penulis adalah Kelurahan

Penfui, Kecamatan Maulafa, Kupang-Nusa Tenggara Timur. Kelurahan

Penfui merupakan salah satu dari 9 Kelurahan yang berada dalam wilayah

Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dan berada pada bagian timur Kecamatan

Maulafa. Kelurahan Penfui juga merupakan kelurahan dengan bentang

wilayah yang datar dan merupakan batas wilayah antara Kelurahan Penfui

dengan Kelurahan dan desa lainnya.35

Adapun luas dari wilayah Kelurahan Penfui adalah ± 13,4 Km dan

batas wilayah Kelurahan Penfui yaitu :

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Baumata

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Naimata

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Liliba

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oeltua

Penduduk Kelurahan Penfui terdiri dari berbagia suku dan agama antara

lain suku Timor, Flores, Belu, Rote, Sabu, Sumba, Alor, Jawa, Makasar,

Bugis, Ambon yang penyebarannya tidak secara merata pada RT/RW yang

ada dalam wilayah Kelurahan Penfui dengan pemeluk agama terbesar adalah

Katholik, Kristen Protetan, Islam, Hindu dan Budha. Penduduk Kelurahan

Penfui 70 % adalah penduduk yang menetap sedangkan 30 % adalah

pendatang yang terdiri dari pencari kerja dan yang melanjutkan pendidikan

sehingga untuk mengontrol mobilisasi penduduk maka, setiap pengurusan

surat menyurat di kantor kelurahan wajib membawa surat pengantar dari RT

yang diketahui oleh RW yang bersangkutan. Mata pencaharian penduduk

Kelurahan Penfui adalah Pegawai Negeri Sipil, Karyawan Swasta,

35

http://kupangkota.go.id/index.php/profil/kecamatan/maulafa/217-kelurahan-penfui, diunduh

tanggal 28 Agustus 2016.

Page 33: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

20

Pengusaha, Pedagang, Wiraswasta, Tani dan Buruh. Secara keseluruhan

jumlah penduduk Kelurahan Penfui sebesar 4466 jiwa dengan jumlah

KK 1.051.36

Namun dalam penelitian ini penulis lebih memusatkan pada satu

tempat yang merupakan bagian dari Kelurahan Penfui dan terletak di Jln. Adi

Sucipto Penfui. Adapun yang menjadi alasan pemilihan tempat ini adalah

karena sepanjang jalan ini terdapat beberapa tugu peringatan kematian yang

dibangun oleh pihak keluarga dan masyarakat untuk menandakan bahwa di

tempat tersebut pernah terjadi kecelakaan dan korban kecelakaan tersebut

telah meninggal.

3.2 Arwah menurut Masyarakat Penfui

Kematian bagi kita merupakan sebuah misteri yang tidak akan pernah

kita ketahui kapan kita akan mengalaminya. Tetapi kematian ini bisa

menyebabkan suatu luka yang cukup mendalam di kala hal tersebut terjadi

secara mendadak, misalnya melalui kecelakaan lalu lintas. Tidak jarang

kematian yang disebabkan karena kecelakaan menimbulkan berbagai

pemahaman yang berbeda di kalangan masyarakat khususnya masyarakat

Kelurahan Penfui mengenai keberadaan arwah atau jiwa korban kecelakaan

tersebut.

Dalam pemikiran masyarakat Penfui, arwah orang mati umumnya

hanya berupa roh, jiwa atau angin yang tidak memiliki daging seperti kita

yang masih hidup saat ini tetapi hanya berupa bayangan. Dalam artian bahwa

ketika dia hidup wujudnya seperti apa maka pada saat dia meninggal pun

wujudnya masih sama seperti itu hanya saja tidak memiliki daging lagi.37

Ada beberapa pengalaman yang dialami oleh masyarakat yang pernah

36

Maulafa, http://kupangkota.go.id/index.php/profil/kecamatan/maulafa/217-kelurahan-

penfui, diunduh tanggal 28 Agustus 2016. 37

Hasil wawancara dengan ibu DR (24 Agustus 2016), Bpk ED (25 desember 2015), ibu Y

(23 Agustus 2016), Ibu YH (23 Agustus 2016) dan Sdr YL (6 Mei 2016,) teman-teman korban PB (6

Mei 2016) dan sdr AN (27 Januari 2016) di rumah masing-masing subjek.

Page 34: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

21

melihat bahwa arwah korban kecelakaan ini masih dapat menunjukan

wujudnya kepada mereka di tempat kecelakaan tersebut. Mereka melihat

bahwa korban kecelakaan ini masih ada di tempat terjadinya kecelakaan

dengan menggunakan pakaian yang sama pada saat terjadi kecelakaan

tersebut.38

Namun ada juga yang beranggapan bahwa arwah orang mati itu

berupa sebuah energi yang sulit hilang. Ketika terjadi kematian seperti itu

maka ada energi yang tertinggal di tempat tersebut. Hal ini juga menyangkut

dengan spiritualitas. Spiritualitas dalam artian bahwa keluarga atau kerabat

yang ditinggalkan masih memiliki hubungan batin yang kuat dengan korban

sehingga tidak jarang malah meninggalkan benda-benda di tempat

kecelakaan. Mereka ingin memberikan sesuatu untuk orang yang dikasihi. Ini

merupakan sebuah ritual dan ritual semacam inilah yang membuat

pemahaman tentang arwah itu semakin kental.39

Kebiasaan mereka untuk

membawa dan meninggalkan benda-benda bagi arwah korban kecelakaan ini

misalnya rokok atau sirih pinang bukanlah sebuah kebiasaan yang

menandakan bahwa rokok dan sirih pinang ini akan dimakan atau dipakai

oleh arwah korban kecelakaan tersebut. Melainkan ini hanyalah sebuah

bentuk penghormatan dan sebuah bentuk untuk mengenang bahwa ketika

masih hidup ada beberapa kebiasaan yang sering dilakukan oleh korban

kecelakaan dengan teman-teman saat sedang bersama. Ini menjadi sebuah

alasan untuk mengenang bahwa korban kecelakaan ini dulunya sering

merokok atau makan sirih pinang bersama dengan teman-temannya.

Sehingga ketika meninggal pun mereka ingin agar kebiasaan tersebut tetap

dikenang tetapi bukan dalam artian bahwa yang meninggal ini masih dapat

merokok atau pun makan sirih pinang. 40

38

Hasil wawancara dengan ibu DR 24 Agustus 2016 dan Saudara AN 27 Januari 2016, di

rumah masing-masing subjek. 39

Hasil wawancara dengan Pdt. MM di rumah subjek, 28 Agustus 2016. 40

Hasil wawancara dengan teman-teman korban PB (6 Mei 2016) dan Sdr AN (27 Januari

2016) di rumah masing-masing subjek.

Page 35: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

22

Mereka beranggapan bahwa pada umumnya arwah ini dapat melihat

kita manusia, dapat mendengar apa yang kita katakan, masih dapat menangis,

tetapi tidak dapat menjalin sebuah komunikasi dengan kita.41

Arwah dapat

melihat jasadnya terbaring tetapi tidak dapat menyatu kembali dengan

jasadnya. Dibutuhkan sebuah kekuatan yang besar agar dapat membuat

arwah tersebut menyatu kembali dengan jasadnya.42

Kalau mereka mempercayai bahwa arwah itu masih berupa roh,

bayangan, jiwa dan sebagainya yang masih ada di tempat kecelakaan maka

ada beberapa tanda yang dapat memperkuat anggapan mereka tersebut.

Tanda-tanda tersebut misalnya melalui bau rampe (rampe adalah sebutan

bagi orang kupang untuk kumpulan beberapa bunga dan daun pandan yang

diberikan sedikit minyak deklonyo yang biasanya dibawa ketika berkunjung

ke makam) yang sangat tajam, langkah kaki, bulu badan yang merinding,

kepala yang membesar bahkan ada yang pernah mendengar bunyi air di

dalam kamar mandi seperti ada yang mandi padahal tidak ada orang dikamar

mandi. Ini merupakan beberapa penuturan dari mereka yang memercayai

tentang adanya arwah orang mati.43

Tetapi ada juga beberapa masyarakat yang tidak mempercayai adanya

arwah orang mati. Bagi mereka arwah itu berupa sebuah misteri yang tidak

diketahui bentuk dan wujudnya karena mereka mempercayai bahwa ketika

seseorang itu meninggal maka jiwanya telah kembali kepada sang pencipta

dan tidak ada lagi keberadaannya di muka bumi ini. Kalaupun di tempat

kecelakaan terdapat tugu mini kecelakaan, itu hanyalah sebuah peringatan

41

Hasil wawancara dengan ibu DR (24 Agustus 2016), ibu Y (23 Agustus 2016), Ibu YH (23

Agustus 2016) dan Pdt. MM (28 Agustus 2016) di rumah masing-masing subjek. 42

Hasil wawancara dengan Pdt. MM di rumah subjek, 28 Agustus 2016. 43

Hasil wawancara dengan ibu DR (24 Agustus 2016), Bpk ED (25 desember 2015), ibu Y

(23 Agustus 2016), Sdr YL (6 Mei 2016), teman-teman korban PB (6 Mei 2016) dan sdr AN (27

Januari 2016) di rumah masing-masing subjek.

Page 36: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

23

atau penghormatan kepada yang meninggal tetapi bukan menganggap bahwa

arwah yang meninggal ini masih ada di tempat kecelakaan tersebut.44

3.3 Tempat Tinggal Arwah menurut Masyarakat Penfui

Pandangan mengenai tempat tinggal arwah menurut masyarakat

sangatlah beragam. Ada beberapa pemikiran yang cukup menarik jika kita

membahas mengenai hal ini. Pertama, ada yang beranggapan bahwa tempat

tinggal arwah ini adalah di tempat kecelakaan. Pada umumnya mereka

mengatakan bahwa orang-orang yang meninggal karena kecelakaan maka

arwah dari korban kecelakaan ini dapat dijumpai di tempat terjadinya

kecelakaan tersebut.45

Ada beberapa pengalaman yang mereka ungkapkan

untuk menegaskan pemikiran mereka ini. Beberapa masyarakat mengatakan

bahwa mereka dapat melihat arwah korban kecelakaan tersebut berada di

tempat kecelakaan. Mereka melihat arwah korban kecelakaan ini hanya

duduk di tempat kecelakaan dan melihat setiap orang yang melewati tempat

tersebut. Bahkan ada yang mendengar dan melihat arwah dari korban ini

menangis di tempat kecelakaan.46

Tetapi ada juga pengalaman yang

menandakan bahwa arwah ini terkadang mengganggu pengguna jalan.

Seperti yang dialami oleh salah seorang masyarakat ketika melewati tempat

kecelakaan temannya tetapi tidak membunyikan klakson, maka yang terjadi

adalah motor yang dikendarai orang tersebut mati secara tiba-tiba tepat di

tempat kecelakaan temannya. Dalam pemahaman mereka membunyikan

klakson ketika melewati tempat-tempat seperti itu menunjukan bahwa kita

44

Hasil wawancara dengan Sdr YA (25 Agustus 2016) dan Bpk JB (27 Januari 2016) di

rumah subjek masing-masing. 45

Hasil wawancara dengan Pdt MM (28 Agustus 2016), Ibu DR (24 Agustus 2016), Sdr YL

(6 Mei 2016), teman-teman korban PB (6 Mei 2016) Sdr AN (27 Januari 2016) di rumah subjek

masing-masing. 46

Hasil wawancara dengan ibu DR (24 Agustus 2016) dan Sdr AN (27 Januari 2016) di

rumah masing-masing subjek.

Page 37: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

24

meminta izin untuk melewati tempat tersebut atau yang biasanya dalam

bahasa Kupang dikatakan sebagai sebuah bentuk untuk minta permisi.47

Pada umumnya dalam pemikiran mereka, tempat tinggal arwah di

tempat kecelakaan tidak berlangsung lama. Mereka mempercayai bahwa

arwah korban kecelakaan tersebut berada di tempat kecelakaan selama tiga

malam. Sejak korban kecelakaan dinyatakan meninggal hingga korban

dimakamkan. Hal ini dipercayai sama seperti kematian Kristus. Pada hari

ketiga setelah kematian-Nya Kristus bangkit, maka arwah orang mati ini

dipercayai bahwa pada hari ketiga ia akan bersama-sama dengan jasadnya di

tempat pemakaman dan tidak lagi berada di tempat kecelakaan tersebut.48

Ada sebuah kebiasaan yang dilakukan ketika mengunjungi tugu mini di

tempat kecelakaan yaitu menyalakan lilin. Umumnya mereka mempercayai

bahwa dengan menyalakan lilin ini dapat memanggil pulang arwah korban

kecelakaan lalu lintas ini agar tidak lagi berada ditempat tersebut dan tidak

mengganggu orang yang melewati tempat tersebut. Hal ini dipercayai karena

mereka menganggap bahwa kematian yang terjadi bagi korban kecelakaan

merupakan kematian tragis yang tidak diprediksi atau diketahui oleh orang

tersebut. Berbeda dengan kematian yang terjadi bagi pasien yang telah lama

menderita sakit.49

Kedua, mereka beranggapan bahwa tempat arwah yang meninggal ini

adalah di dalam kubur atau tempat pemakaman pada saat dimakamkan.

Mereka memercayai bahwa pada saat jasad korban ini dimakamkan maka

arwah dari korban kecelakaan ini akan tinggal bersama-sama dengan

jasadnya di dalam kuburan atau tempat pemakaman.50

Sama seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya, arwah korban kecelakaan ini hanya akan berada

di tempat kecelakaan selama tiga hari saja. Selanjutnya setelah jasad korban

47

Hasil wawancara dengan teman-teman korban PB, di rumah Subjek, 6 mei 2016. 48

Hasil wawancara dengan Sdr YL (6 Mei 2016), ibu YH (23 Agustus 2016) dan ibu Y (23

Agustus 2016) di rumah subjek. 49

Hasil wawncara dengan Sdr YL dan teman-teman Korban PB, 6 Mei 2016, di rumah subjek

masing-masing. 50

Hasil wawancara dengan Sdr YL di rumah subjek, 6 Mei 2016.

Page 38: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

25

dimakamkan, maka arwah korban kecelakaan ini akan berada di tempat

pemakaman atau liang kuburnya bersama-sama dengan jasadnya. Mereka

memercayai bahwa keberadaan atau tempat tinggal arwah bersama dengan

jasadnya di dalam liang kubur atau tempat pemakaman, tidak berlangsung

lama. Hal ini akan berlangsung selama 40 hari dan setelah 40 hari maka

arwah korban kecelakaan ini akan kembali kepada penciptanya. Kepercayaan

mereka dengan waktu 40 hari ini dilandaskan pada pemahaman mereka

tentang terangkatnya Kristus ke surga. Jika Kristus naik ke surga pada hari

yang ke-40 maka mereka mempercayai bahwa pada hari yang ke-40 pun

arwah dari orang-orang yang meninggal ini akan terangkat kembali kepada

sang penciptanya.51

Ketiga, mereka beranggapan bahwa arwah orang yang meninggal ini

telah kembali kepada penciptanya. Setelah terjadi kematian, maka arwah

yang meninggal ini akan berpulang kembali kepada sang penciptanya. Hal ini

menyangkut dengan kehidupan di neraka dan di surga. Mereka tidak

mengetahui dengan pasti kemana arwah ini pergi, apakah ke neraka atau ke

surga. Tetapi satu hal yang mereka yakini adalah dengan adanya kematian

maka arwah yang meninggal ini akan berpulang menghampiri sang

penciptanya.52

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, setelah melewati

jenjang waktu selama 40 hari maka arwah korban kecelakaan tersebut tidak

akan kita temui lagi di bumi ini tetapi dia telah ada bersama-sama dengan

penciptanya. Kembali kepada penciptanya. Anggapan inilah yang dipercayai

oleh masyarakat Penfui.

Tiga anggapan inilah yang mewarnai pemikiran masyarakat pada

umumnya dan terus dipegang serta dipercayai oleh masyarakat. Sehingga

setiap ada yang meninggal karena kecelakaan maka anggapan-anggapan

semacam inilah yang muncul dalam benak mereka. Bahkan anggapan-

anggapan ini juga yang menjadi salah satu alasan adanya monumen atau tugu

51

Hasil wawancara dengan Sdr YL (6 Mei 2016), teman-teman korban PB, 6 Mei 2016, Ibu

Y (23 Agustus 2016) dan ibu YH (23 Agustus 2016) di rumah masing-masing subjek. 52

Hasil wawancara dengan ibu Y dan ibu YH 23 Agustus 2016 di rumah subjek.

Page 39: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

26

mini peringatan di pinggir-pinggir jalan yang menjadi tempat terjadinya

kecelakaan lalu lintas.

3.4 Arwah Gentayangan

Menurut pemahaman masyarakat Penfui, orang yang meninggal

karena kecelakaan maka dapat dikatakan sebagai arwah gentayangan. Hal ini

disebabkan karena kematian mereka bukanlah sebuah kematian yang

disebabkan karena sakit dan telah memiliki persiapan sebelumnya. Tetapi

kematian yang mereka alami merupakan sebuah kematian yang terjadi secara

mendadak dan belum tentu dapat dengan mudah untuk diikhlaskan

kepergiannya.53

Ada juga yang berpendapat bahwa ketika seseorang

mengalami kecelakaan maka arwahnya masih gentayangan karena arwah

tersebut masih mencari tempat di mana jasadnya diletakan.54

Anggapan ini

merupakan suatu faktor yang mendorong pemikiran mereka bahwa arwah

korban kecelakaan tersebut masih gentayangan dan terkadang masih dapat

dijumpai di tempat kejadian tersebut.

Ada beberapa cara yang cukup menarik yang juga sempat dilakukan

oleh mereka agar membuat arwah yang meninggal ini tidak gentayangan.

Pertama, mereka percaya bahwa untuk membuat arwah ini tidak gentayangan

adalah dengan membangun sebuah tugu mini atau monumen peringatan di

tempat terjadinya kecelakaan tersebut. Dan umumnya hal ini yang sering

dilakukan. Begitu ada kecelakaan, maka di tempat tersebut akan dibuat

sebuah tugu mini peringatan.55

Kedua, ada yang beranggapan bahwa salah satu cara yang dapat

dilakukan agar arwah tersebut tidak gentayangan adalah melalui doa. Hal ini

dalam artian keluarga dan sahabat yang ditinggalkan mengikhlaskan serta

mendoakan agar yang meninggal ini dapat pergi dengan tenang dan tidak

53

Hasil wawancara dengan Ibu DR (24 Agustus 2016), Sdr YL (6 Mei 2016) dan Sdr AN (27

Januari 2016) di rumah subjek masing-masing. 54

Hasil wawancara dengan teman-teman korban PB, di rumah subjek, 6 Mei 2016. 55

Hasil wawancara dengan ibu DR di rumah subjek, 24 Agustus 2016.

Page 40: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

27

perlu mengganggu orang-orang yang masih hidup.56

Ketiga, ada yang

beranggapan bahwa cara untuk membuat arwah yang meninggal ini tidak

gentanyangan adalah dengan memindahkan arwah korban kecelakaan ini dari

tempat kecelakaan menuju ke tempat jasadnya dimakamkan. Hal ini

dipercaya dapat membuat arwah yang semulanya belum tenang agar tidak

bergentayangan lagi.57

Hal ini biasanya dilakukan dengan memanggil “orang

pintar” atau dengan menggunakan lilin yang dinyalakan di tempat terjadinya

kecelakaan tersebut.

4. Arwah dalam Perspektif Antropologis-Teologis

Arwah merupakan topik yang cukup menarik untuk dibahas. Dari temuan

yang ada di lapangan, ada tiga hal yang cukup menarik untuk dibahas kembali.

Pertama, penulis dapat melihat bahwa pada umumnya kematian tidaklah

dipandang sebagai sesuatu yang benar-benar final, dalam artian ketika seseorang

meninggal maka jiwa dan tubuhnya tidak dapat lagi ditemui. Pemahaman tentang

kematian bagi masyarakat Penfui menimbulkan makna yang berbeda. Khususnya

bagi keluarga atau sahabat dari korban kecelakaan lalu lintas. Mereka

beranggapan bahwa kematian yang disebabkan karena kecelakaan merupakan

sebuah kematian yang berbeda dengan orang yang meninggal karena sakit.

Anggapan ini menurut penulis, sesuai dengan pemahaman masyarakat dalam

berbagai kebudayaan. Misalnya dalam kebudayaan Sabu, dalam kepercayaan

suku ini, mereka mengenal adanya dua jenis kematian, yaitu mati manis atau

dalam bahasa Sabu disebut made nata dan mati asin atau dalam bahasa Sabu

disebut made haro. Sebutan mati manis atau made nata ini diperuntukan bagi

mereka yang mengalami kematian secara wajar dan melewati proses yang

berangsur-angsur seperti yang menderita penyakit. Sedangkan sebutan untuk mati

asin atau made haro ini diperuntukan bagi mereka yang mengalami kematian

56

Hasil wawancara dengan ED (25 Desember 2015) dan YH (23 Agustus 2016) di rumah

subjek. 57

Hasil wawancara dengan Sdr AN (27 Januari 2016) dan Ibu Y (23 Agustus 2016) di rumah

subjek masing-masing.

Page 41: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

28

secara tiba-tiba dan dianggap belum saatnya, seperti kematian karena kecelakaan,

disambar petir, jatuh dari pohon, tenggelam dan lain sebagainya.58

Penulis mencoba melihat temuan di tempat penelitian dengan teori

keberadaan manusia pada saat meninggal. Dalam teori tersebut diyakini ada 4

keberadaan jiwa pada saat meninggal dan menurut penulis dari keempat

keberadaan tersebut, ada satu poin keberadaan yang cocok seperti apa yang

dipahami oleh masyarakat. Poin tersebut ialah diskontinuitas yang berkembang

antara tubuh dan jiwa. Dalam poin ini dijelaskan bahwa ketika manusia itu

meninggal maka yang meninggal itu adalah fisiknya saja. Tetapi jiwa atau rohnya

tidak mengalami kematian. Menurut penulis, hal semacam inilah yang diyakini

oleh masyarakat Penfui. Mereka meyakini bahwa ketika adanya kematian, maka

fisiknya dapatlah mati, tetapi jiwa atau rohnya masih ada di tempat terjadinya

kecelakaan.

Kedua, penulis melihat masyarakat Penfui meyakini bahwa wujud dari

arwah orang mati tersebut adalah berupa roh, atau jiwa, atau bayangan yang sama

seperti wujud ketika orang tersebut masih hidup. Hanya saja, ketika dia masih

hidup, dia memiliki daging sedangkan ketika dia sudah meninggal maka dia tidak

lagi memiliki daging. Hal ini menunjukan bahwa dalam pemikiran mereka, di

dalam tubuh manusia itu terdapat roh atau jiwa yang mendiami fisik manusia.

Sehingga apabila terjadi kematian maka tubuhnya dapat kaku, tidak dapat berbuat

apa-apa lagi tetapi jiwa atau roh yang ada di dalamnya dapat keluar dari tubuh

tersebut.

Hal ini menurut penulis, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rebecca

Brown bahwa roh itu berkorespondensi dengan tabuh jasmani sehingga wujud

dari roh itu sendiri sama dengan wujud jasmani orang tersebut. Hanya saja roh itu

dalam bentuk yang halus dan tidak dapat disentuh ataupun dipegang. Anggapan

seperti inilah yang dapat dijumpai pada masyarakat Penfui yang memahami

bahwa sebenarnya arwah atau jiwa dari yang meninggal ini masih ada di sekitar

kita. Mereka lebih cendrung memahami bahwa tempat kecelakaan tersebut

58

Nico L. Kana, Dunia Orang Sawu, (Jakarta Timur: Sinar Harapan, 1983), 57.

Page 42: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

29

merupakan salah satu tempat tinggal bagi arwah orang yang meninggal karena

kecelakaan lalu lintas. Tetapi hal itu pun berlangsung dalam jangka waktu yang

tidak lama. Dalam pemahaman mereka tempat tinggal arwah korban kecelakaan

itu terjadi secara bertahap. Pada tahapan pertama setelah meninggal maka arwah

kecelakaan tersebut dapat dijumpai di tempat kecelakaan. Hal ini berlangsung

selama 3 hari. Setelah jasadnya dimakamkan maka arwah tersebut akan tinggal

bersama jasadnya didalam tempat pemakaman atau liang kubur yang telah

disediakan. Hal ini akan terjadi selama 40 hari, barulah setelah 40 hari arwah

korban kecelakaan ini akan kembali kepada sang penciptanya. Jenjang waktu

yang ada dalam setiap tahap merupakan jenjang waktu yang mereka terapkan dari

proses kematian Kristus hingga Dia terangkat ke surga. Penulis melihat bahwa

dalam pemahaman masyarakat ini tidak terlepas dari pemahaman kekristenan

yang ada. Apa yang mereka percayai terjadi pada saat kematian Kristus, juga

mereka percayai dapat terjadi bagi setiap orang-orang Kristen yang mengenal

Kristus. Oleh sebab itulah penghitungan angka dan hari-hari ini masih berlaku

bagi mereka.

Ketiga, penulis melihat bahwa masyarakat Penfui memercayai adanya

arwah gentayangan. Korban yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas ini

pada umumnya dapat dikatakan sebagai arwah gentayangan yang dapat dijumpai

di tempat kecelakaan dan tidak jarang juga dapat berlaku usil atau mengganggu

para pengguna jalan raya. Mereka dapat melihat semua aktivitas yang kita

lakukan, mendengar apa yang kita bicarakan bahkan ada yang mempercayai

bahwa mereka juga masih dapat menangis.

Penulis melihat bahwa dalam pemahaman yang ketiga ini masyarakat

beranggapan bahwa kematian yang terjadi dengan cara kecelakaan cendrung

membuat jiwa seseorang tidak tenang sehingga jiwa atau arwah tersebut dapat

dijumpai di sekitar kita. Pemahaman ini menurut penulis sangat tepat jika

dikatakan sebagai arwah penasaran. Menurut Ayu Utami, arwah penasaran adalah

arwah orang yang mati dengan jiwa belum ikhlas. Mereka belum mau atau belum

sadar bahwa mereka telah mati. Bisa juga mereka masih ingin menyelesaikan

Page 43: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

30

suatu tugas atau masalah di dunia ini. Biasanya hal ini terjadi bagi mereka yang

meninggal karena kecelakaan atau yang meninggal karena dibunuh.59

Dalam

pemahaman mereka orang yang meninggal karena kecelakaan jiwanya belum

ikhlas atau mereka belum mengetahui bahwa sebenarnya mereka sudah

meninggal. Sehingga hal inilah yang membuat mereka menjadi arwah yang

bergentayangan atau arwah penasaran.

Dalam pemahaman ini ada sebuah hal yang cukup menarik untuk dilihat

secara mendalam dari beberapa orang yang mengatakan hal ini, mereka

beranggapan bahwa dengan membuat tugu merupakan sebuah jalan untuk

membuat arwah tersebut tidak gentayangan. Bahkan ada pula yang mencoba

menggunakan “orang pintar” atau lilin untuk memindahkan arwah yang

meninggal ini ke tempat pemakamannya. Kegiatan ini mereka namakan “panggil

pulang arwah”. Adapun kegiatan ini dilakukan untuk memanggil arwah yang

meninggal ini dari tempat kecelakaannya menuju ke tempat pemakaman jasadnya

yang telah disediakan oleh pihak keluarga.

Sangat beragam pemikiran masyarakat Penfui mengenai hal ini. Dari tiga

anggapan yang telah dibahas, penulis melihat bahwa pada umumnya anggapan-

anggapan semacam ini hadir dari pola pikir masyarakat yang masih cendrung

terbawa oleh pola pikir zaman dulu yang diwarisi dari orang-orang tua mereka

zaman dulu. Penulis mencoba melihat hal ini dalam teori animisme Tylor.

Animisme dapat dianggap sebagai teori yang dipertahankan oleh Tylor dan

pengikut-pengikutnya, bahwa ide tentang jiwa manusia merupakan akibat dari

pemikiran mengenai beberapa pengalaman psikis terutama mimpi, dan ide tentang

makhluk-makhluk berjiwa diturunkan dari ide tentang jiwa manusia ini, oleh

karena itu merupakan bagian dari tahap berikutnya dalam perkembangan

kebudayaan. Dalam teori tersebut ada dua dogma yang diungkapkan oleh Tylor.

Dogma pertama adalah dogma mengenai jiwa-jiwa dari makhluk-makhluk

individual. Jiwa-jiwa dari makhluk-makhluk individual (jiwa-jiwa manusia) bisa

bertahan terus sesudah kematian atau setelah kehancuran badan mereka. Dogma

59

Ayu Utami, Simple Miracles, (Jakarta: PT. Gramedia, 2014), 7.

Page 44: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

31

kedua adalah dogma mengenai roh-roh yang lain, termasuk roh-roh dari dewa-

dewi yang penuh kuasa.60

Dari kedua dogma ini penulis melihat bahwa pada

umumnya masyarakat Penfui masih cendrung mempercayai dogma pertama.

Mereka mempercayai bahwa kematian bukanlah akhir bagi segalanya. Secara

fisik mereka tidak dapat lagi bertemu dengan orang-orang yang mereka kasihi.

Mereka tidak lagi dapat menjalin sebuah relasi yang baik dengan orang-orang

tersebut. Tetapi jiwa atau arwah dari orang tersebut masih ada disekitar mereka.

Mereka mengetahui bahwa arwah atau jiwa yang meninggal ini masih berkeliaran

di samping mereka untuk jangka waktu tertentu. Jasad atau tubuhnya dapat saja

rusak tetapi jiwa atau arwahnya tidak mengalami kerusakan tersebut. Pemahaman

inilah yang menurut Tylor melahirkan upacara untuk orang mati dan pemujaan

untuk leluhur. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa tempat

kecelakaan tersebut masih dikunjungi untuk jangka waktu tertentu dan sering

menyalakan lilin ketika mengunjungi tempat tersebut. Secara garis besar dapat

dikatakan bahwa pemikiran masyarakat Penfui ini masih bersifat primitif. Mereka

masih terikat dengan kepercayaan dan ritual-ritual yang sudah ada sejak dulu.

Hanya bedanya jika dulu yang kental adalah ritual “siram kubur” maka saat ini

kebiasaan membuat tugu, mengunjungi dan menyalakan lilin juga merupakan

sebuah kebiasaan yang hadir dari apa yang dulu pernah ada tetapi dalam bentuk

yang berbeda.

Penulis melihat bahwa umumnya ini merupakan imajinasi yang ada dan

dipercayai oleh masyarakat Kota Kupang, Kelurahan Penfui terhadap arwah

orang yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Dari imajinasi semacam

inilah yang mendorong masyarakat untuk tetap membuat tugu mini atau

monumen peringatan kematian di tempat kecelakaan dan mengunjungi tempat

tersebut serta menyalakan lilin untuk jangka waktu tertentu bahkan meninggalkan

sesuatu di tempat kecelakaan tersebut. Walaupun pada dasarnya meninggalkan

benda-benda semacam rokok dan sirih pinang di tempat kecelakaan bukan sebuah

anggapan bahwa barang-barang itu akan digunakan oleh yang meninggal,

60

Jebadu, Bukan Berhala......., 21.

Page 45: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

32

melainkan itu hanya sebagai sebuah tanda untuk mengenang bahwa semasa

hidupnya ada hal-hal yang sangat disukai orang tersebut atau ada kebiasaan-

kebiasaan yang sering dilakukan secara bersama-sama dengan teman-teman atau

keluarga. Ada ikatan batin yang cukup kuat antara yang meninggal dan yang

ditinggalkan. Sehingga kebiasaan ini menjadi sesuatu yang akan rutin dilakukan

dalam jangka waktu tertentu.

Penulis melihat bahwa apa yang ada dalam pemikiran masyarakat Penfui

atau apa yang mereka pahami merupakan sesuatu yang memiliki dasarnya.

Dengan hasil temuan yang didapat dari lapangan, penulis dapat mengatakan

bahwa apa yang ada dalam teori bukanlah hanya sebuah teori yang tidak memiliki

bukti, tetapi hal ini juga nyata dalam kehidupan masyarakat setempat. Dari

kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan menunjukan bahwa anggapan tentang

tiga wujud tubuh bukanlah hanya sebuah teori. Mereka memercayai bahwa

manusia ini terdiri dari 3 dimensi yaitu tubuh, roh dan jiwa. Sehingga dapat

dikatakan bahwa anggapan inilah yang memunculkan pemahaman atau imajinasi

mereka tentang arwah orang mati itu sendiri, khususnya bagi mereka yang mati

karena kecelakaan lalu lintas.

5. Kesimpulan

Pada umumnya orang menganggap bahwa kematian merupakan akhir dari

segalanya. Setelah terjadi kematian maka kita tidak lagi dapat berjumpa dengan

orang tersebut. Tetapi dalam pemikiran masyarakat Penfui, kematian memang

menghilangkan fisik seseorang. Tetapi jiwa seseorang itu bersifat kekal. Secara

fisik, kita tidak lagi dapat bertemu dengan orang tersebut tetapi jiwanya atau

arwahnya masih ada di sekitar kita untuk jangka waktu tertentu.

Dalam pemikiran mereka arwah orang mati merupakan sebuah roh,

bayangan, atau berupa angin yang dapat kita temui di tempat kecelakaan. Mereka

merasakan adanya jiwa atau arwah tersebut melalui beberapa tanda. Misalnya bau

rampe yang sangat tajam, bulu badan yang merinding, kepala yang membesar dan

bagi mereka yang dapat melihat hal-hal semacam ini, mereka dapat melihat

Page 46: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

33

bahwa teman atau saudara mereka masih ada di tempat tersebut. Ada yang

beranggapan bahwa hal ini hanya terjadi selama 40 hari saja semenjak kematian

orang tersebut.

Mereka dapat mendengar apa yang kita katakana, melihat apa yang kita

lakukan tetapi sebenarnya mereka tidak dapat menjalin sebuah komunikasi atau

bersentuhan secara langsung dengan kita. Walaupun tidak dapat bersentuhan

secara langsung dengan kita yang masih hidup, tetapi dalam pemikiran mereka

arwah ini juga masih dapat mengganggu pengguna jalan raya. Ada yang merasa

bahwa mereka juga masih dapat menangis. Ada beberapa kejadian yang

menunjukan hal ini. Misalnya melalui pengalaman seorang masyarakat ketika

melewati tempat kecelakaan keponakannya dan melihat bahwa keponakannya

masih duduk di tempat tersebut dengan menggunakan baju yang sama seperti

pada saat kecelakaan.61

Ada juga teman-teman dari korban yang melewati tempat

kecelakaan korban tetapi tidak membunyikan klakson, maka yang terjadi ialah

kendaraan yang dikendarai mati tepat di tempat kecelakaan temannya.62

Contoh-contoh yang disebutkan tadi merupakan beberapa bukti yang

menunjukan bahwa arwah atau jiwa dari yang meninggal ini masih ada di tempat

kecelakaan dan tak jarang juga dapat mengganggu pengguna jalan yang ada.

Anggapan inilah yang ada dalam pemahaman masyarakat ketika kita membahas

mengenai arwah korban kecelakaan lalu lintas. Ini menjadi sebuah imajinasi atau

pemikiran mereka yang secara terus menerus selalu dipercayai oleh masyarakat

setempat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa imajinasi orang Kupang tentang arwah

korban kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut:

1. Arwah itu berupa bayangan, roh, atau angin yang masih dapat dirasakan dan

berada di sekitar kita untuk jangka waktu tertentu.

2. Arwah korban kecelakaan masih dapat kita temui di tempat terjadinya

kecelakaan. Bagi orang yang dapat melihat arwah orang mati, mereka

61

Hasil wawancara dengan Ibu DR di rumah subjek, 24 Agustus 2016. 62

Hasil wawncara dengan teman-teman korban PB, di rumah subjek, 6 Mei 2016.

Page 47: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

34

mengatakan bahwa arwah ini biasanya duduk ditempat kecelakaan dengan

menggunakan pakaian yang sama ketika dia mengalami kecelakaan.

3. Arwah tidak memiliki daging lagi sama seperti kita manusia, tetapi wujudnya

sama seperti ketika korban kecelakaan tersebut masih hidup.

4. Terkadang arwah ini juga masih dapat menangis ditempat kecelakaan tersebut

dan juga dapat mengganggu pengendara yang melewati tempat tersebut.

5. Ada tiga tempat tinggal arwah menurut pemahaman mereka. Pertama, arwah

itu tinggal di tempat kecelakaan selama tiga hari. Setelah di makamkan maka

arwah tersebut akan tinggal bersama-sama dengan jasadnya di tempat

pemakaman. Kedua, arwah tersebut tinggal di tempat pemakaman selama 40

hari. Setelah itu dia akan kembali kepada penciptanya. Ketiga, arwah itu

tinggal atau kembali kepada penciptanya. Setelah sampai pada bagian ini,

maka arwah itu sudah tidak ada lagi di bumi ini. Tempat tinggal yang ketiga

ini mengacu pada tempat tinggal di Surga dan Neraka. Tergantung pada apa

yang telah dilakukan oleh korban kecelakaan ini selama masa hidupnya.

6. Orang yang meninggal karena kecelakaan akan menjadikan arwahnya menjadi

arwah gentayangan atau arwah penasaran. Karena kematian yang dialami

bukanlah kematian yang terjadi secara ikhlas. Dia tidak mengetahui bahwa dia

akan mengalami kematian. Berbeda dengan mereka yang meninggal karena

sakit.

7. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat arwah yang

meninggal ini tidak gentayangan. Pertama, dengan membuat tugu mini

peringatan kematian tersebut. Kedua, dengan melalui doa. Mendoakan agar

yang meninggal ini dapat tenang dan diterima oleh Tuhan. Ketiga, dengan

menggunakan lilin yang dinyalakan di tempat kecelakaan atau juga dengan

menggunakan “orang pintar” untuk dapat memanggil pulang arwah korban

kecelakaan dari tempat kecelakaan sehingga tidak mengganggu orang yang

melewati tempat tersebut.

Page 48: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

35

Daftar Pustaka

Buku-Buku:

Dhavamony, Mariasusai. Fenomenologi Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1995

Hunt, Gladys. Pandangan Kristen tentang Kematian. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1987.

Hoekema, Anthony A. Manusia: Ciptaan menurut gambar Allah. Surabaya:

Momentum, 2010.

Jebadu, Alex. Bukan Berhala: Penghormatan kepada Para Leluhur. Maumere:

Ledalero, 2009.

K, Septiawan Santana. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif . Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Kabanga, Andarias. Formulasi Manusia Mati Seutuhnya. Dalam Kontekstualisasi

Pemikiran Dogmatika di Indonesia, diedit oleh A. A. Yewangoe, et.al.

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Kana, Nico L. Dunia Orang Sawu. Jakarta Timur: Sinar Harapan, 1983.

Moleong, Lexy J. Metode penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdikarya, 1996.

Nee, Watchman. The Spiritual Man. USA: Living Stream Ministry, 1982.

Nuban Timo, Ebenhaizer I. Dunia Supranatural, Spiritualisme dan Injil. Salatiga:

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Rodemeier, Susanne. Bui Hangi, Istri Manusia Dang Dewa: Analisa Sejarah Lisan

Pulau Pura Nusa Tenggara Timur. Dalam Ekofeminisme II. Narasi Iman,

Mitos, Air & Tanah, diedit oleh: Dewi Candraningrum. Yogyakarta: Jalasutra,

2014.

Utami, Ayu. Simple Miracles. Jakarta: PT. Gramedia, 2014

Page 49: Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13402/1/T1... · 2018-01-04 · i Imajinasi Orang Kupang tentang Arwah (Studi Antropologis

36

Website:

Google. Kebermaknaan Kematian Menurut John Hick.

http://www.scribd.com/doc/521984/Kebermaknaan-Kematian-Menurut-John-

Hick. diunduh taggal 27 Juli 2016.

Google. Maulafa. http://kupangkota.go.id/index.php/profil/kecamatan/maulafa/217-

kelurahan-penfui, diunduh tanggal 28 Agustus 2016.