tik..peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah
DESCRIPTION
Tik..Peran Interpretasi Dan Imajinasi Dalam SejarahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tetang masa lalu. Sementara
rentang masa lalu itu sangatlah tidak terbatas, sejam sehari, sebulan, setahun,
seabad atu bahkan berjuta-juta tahun yang lalu semua adalah masa lalu. Begitu
juga seorang sejarawan, sebagai seseorang yang kembali menuturkan peristiwa
sejarah itu hidup di masa sekarang. Untuk itu di butuhkan suatu metode untuk
merekontruksi kembali peristiwa sejarah tersebut sesuai keadaan yang sebenarnya.
Metode yang perlu di terapkan oleh sejarawan dalam penelitian sejarah di
antaranya adalah interpretasi dan imajinasi.
Metode imajinasi sejarah Imajinasi sejarah merupakan imajinasi yang
dilakukan seorang sejarawan atau seorang sumber sejarah dalam mengungkap
sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Imajinasi fiksi
(seperti sastra atau ruang lingkup fiksi lainnya) secara singkat dapat dikatakan
sebagai pengungkapan imajinasi yang terus berkembang tanpa batas yang jelas.
Seorang sejarawan harus mampu untuk ber-imajinasi tentang sejarah yang
akan digalinya. Misalnya, dalam Perang Aceh, ia (sejarawan) harus mampu
berimajinasi mengenai pantai, hutan, desa, meunasah, istana, mesjid, dan bukit-
bukit. Mungkin ia akan bisa memahami Teuku Umar melalui pemahaman
imajinernya tentang pantai, erlawanan Tjoet Nyak Dhien melalui hutannya, dan
penyebaran cita-cita perang Sabil lewat imajinasinya tentang desa, meunasah, dan
mesjid (Kuntowijoyo, 2001:70).
1
B. MASALAH ATAU TOPIK PEMBAHASAN
Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah bagaimana
pemanfaatan dan manfaat dalam metode-metode. Disini ada beberapa rumusan
masalah yang perlu untuk dikembangkan.
1. Apa pengertian dari interpretasi?
2. Apa pengertian imajinasi?
3. Apa manfaat dari peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah?
4. Bagaimana menerapakan metode interpretasi dalam sejarah?
5. Bagaimana menerapkan imajinasi dalam sejarah?
2
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah ini ditulis untuk mngembangkan metode interpretasi dalam
sejarah untuk menganalisa memproses dengan sistematis dengan menerapakan
disiplin ilmu mendapatkan objek yanga diteliti. Dan lebih mengoptimalkan pada
sesuatu objek.
Peran imajinasi dalam Sejarah sangatlah penting untuk dalam mengungkap
sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Imajinasi fiksi
(seperti sastra atau ruang lingkup fiksi lainnya) secara singkat dapat dikatakan
sebagai pengungkapan imajinasi yang terus berkembang tanpa batas yang jelas.
Memadukan konsep interpretasi dan imajinasi untuk mengembangkan
ilmu sejarah dan menetapkan hasil analisa bahan kerja dalam penelitian sejarah.
Membimbing pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi dan
pemahaman yang lebih tajam mengenai area yang dikunjunginya. Meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai tujuan dan sasaran suatu lembaga.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode interpretasi
Metode Interpretasi dalam proses penulisan sejarah, juga dikenal istilah
interpretasi. Interpretasi merupakan bagian dari metode penelitian sejarah. Metode
ialah suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu.
Dapat juga diartikan keteraturan dalam berbuat, atau suatu sistem yang teratur.
Jadi metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau teknis yang
sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan
objek (bahan-bahan) yang diteliti.
1. Definisi
Freeman Tilden : Suatu kegiatan pendidikan yang ditujukan untuk
mengungkapkan arti dan hubungan melalui penggunaan obyek asli, dengan
pengalaman pertama, dan dengan media yang bersifat ilustratif, bukan hanya
sekedar mengkomunikasikan informasi faktual”.
Harold Wallin : Membantu pengunjung merasakan hal yang dirasakan oleh
interpreter – kepekaan terhadap keindahan, kompleksitas, keragaman dan
saling keterkaitan dalam lingkungan; rasa kagum; hasrat untuk mengetahui.
Interpretasi harus membantu pengunjung mengembangkan perasaan bahwa
lingkungan adalah rumah mereka. Interpretasi harus membantu pengunjung
mengembangkan persepsi”.
Sharpe (1982) : Suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan
sumberdaya yang ada
Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata (1988) : Suatu kegiatan bina cinta
alam yang khusus ditujukan kepada pengunjung kawasan konservasi alam dan
merupakan kombinasi dari enam hal, yaitu pelayanan informasi, pelayanan
pemanduan, pendidikan, hiburan dan inspirasi serta promosi.
4
Kesimpulannya : Suatu seni dalam menjelaskan keadaan lingkungan (flora,
fauna, proses geologis,proses biotik dan abiotik yang terjadi) oleh pengelola
kawasan kepada pegunjung yang datang ke lingkungan tersebut sehingga
dapat memberikan inovasi dan menggugah pemikiran untuk mengetahui,
menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung
untuk ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut.
Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya.
Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk
merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past
actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup
Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah.
Dalam interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, terdapat beberapa
bentuk yaitu:
1. Determinisme rasial
Penafsiran sejarah berdasarkan pada faktor-faktor sifat fisik pada diri
manusia (etnologis, keturunan, ras). Sejarawan beranggapan bahwa faktor sifat
fisik manusia merupakan faktor pengontrol dalam sejarah manusia, sehingga
dalam nenafsirkan sejarah, mereka mengutamakan faktor sifat fisik tersebut.
2. Penafsiran geografis
Kelompok sejarawan ini melihat dari dari segi fisik sebagai pembuat
sejarah dan dengan demikian mengecilkan peranan manusia. Mereka mencari
kunci sejarah dalam lingkungna fisik di luar manusia, seperti faktor-faktor
geografis: iklim, tanah, distribusi flora dan fauna, sumber-suber alam, bentuk
tanah, dianggap sebagai pengontrol sejarah. Sejarawan beranggapan bahwa
faktor-faktor geografis di lingkungan akan berpengaruh terhadap manusia yang
5
tinggal di lingkungan itu. Maka sejarawan menafsirkan sejarah tidak lepas dari
faktor geografis tersebut.
3. Interpretasi ekonomi
Interpretasi ekonomi diilhami oleh cara produksi (made of production)
dalam kehidupan ekonomi suatu bangsa menentukan karakter umum sejarah
bangsa itu seperti pola-pola politik, sosial, agama dan kebudayaan. meskipun
diakui juga adanya faktor-faktor non ekonomi dalam politik, mora, sosial, dan
intelektual, tetapi semua faktor non ekonomi ini adalah hasil atau diperintah eleh
faktoe ekonomi. Segala ide, pandangan politik dan lembaga, teori-teori sosial dan
nilai-nilai moral, ditentukan oleh kondisi-kondisi ekonomi masyarakat itu, dalam
metode memenuhi kebutuhan hidup, dalam cara produksinya. Sejarawan dalam
menafsirkan sejarah akan melihat pada faktor-faktor ekonomi.
4. Penafsiran (teori) orang besar
Para sejarawan dari kelompok Romantis berpendapat bahwa yang menjadi
faktor penyebab utama dalam perkembangan sejarah adalah tokoh-tokoh orang
besar (great man theory). Sejarah bagi mereka adalah biografi kolektif. Yang
dimsud dengan tokoh-tokoh besar misalnya para negarawan, kaisar, raja,
panglima perang, jenderal, dann para nabi.
5. Penafsiran spritual atau idealistik
Penafsiran ini erat kaitannya dengan peran jiwa (spirit, soul), ide (cita-cita)
manusia dalam perkembangan sejarah. Sejarawan beranggapan bahwa ide
merupakan penggerak sejarah.
6. Penfsiran ilmu dan teknologi
Penafsiran ini mencoba melihat kemajuan manusia mempunyai hubungan
langsung dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Ilmu pengetahuan dengan
penafsiran teknologinya ini pada gilirannya menentukan kehidupan dan kegiatan
ekonomi manusia. Dalam penafsiran ini tentu saja tetap menjadikan manusia
sebagai “pencipta” ilmu pengetahuan dan pemakai teknologi sebagai pemeran
utama.
7. Penafs iran sosiologis
6
Penafsiran ini mencoba melihat asal-usul, struktur dan kegiatan
masyarakat dalam interaksinya dengan lingkungan fisiknya; masyarakat dan
lingkungan fisik bersama-sama maju dalam suatu proses evolusi. Sosiologi
(bersama-sama dengan antropologi budaya) mencoba menjelaskan pengulangan
dan keseragaman dalam kausalitas sejarah.
8. Penafsiran sintesis
Penafsiran ini mencoba menggabungkan semua faktor atau tenaga yang
menjadi penggerak sejarah. Menurut penafsiran ini tidak ada satu kategori “sebab-
akibat” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode
perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan
oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia tetap sebagai pemeran
utama.
2. Prinsip Interpretasi
Dalam metode interpretasi terdapat 6 prinsip interpretasi yang akan di
uraikan di bawah ini:
1. Suatu interpretasi yang tidak ada kaitannya antara yang diperagakan dengan
apa yang diuraikan akan merupakan suatu hal yang sia-sia
2. Informasi atau penerangan bukanlah interpretasi. Interpretasi adalah suatu
ungkapan berdasarkan informasi-informasi. Dalam interpretasi dimasukkan
unsur-unsur informasi
3. Interpretasi adalah suatu seni yang menggabungkan bermacam-macam seni,
baik bersifat ilmiah, sejarah atau arsitektur, suatu seni yang pada suatu
tingkatan tertentu dapat dianjurkan kepada orang lain
4. Cara menyampaikan Interpretasi bukan dengan perintah tetapi pancingan atau
persuasi (dorongan)
5. Interpretasi bermaksud menunjukkan sesuatu secara keseluruhan dan tidak
hanya untuk golongan tertentu
6. Interpretasi bagi anak-anak bukan penyederhanaan bagi orang dewasa.
7
B. Metode Imajinasi
1. Pengertian imajinasi
Dalam kenyataannya, imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam
mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat,
dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari
kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan
sesuatu dari Ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk
mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar
pikiran yang terlintas dalam benak. Alfan Arrasuli (2001)
Imajinasi dalam sejarah identik dengan khayalan, juga sering dihubungkan
dengan pikiran bawah sadar. Seseorang yang sedang tidur, misalnya, nalarnya
masih bekerja namun di luar kesadaran. Gagasan imajiner dapat bermula dari
pikiran berandai- andai. Pendek kata, imajinasi ialah pemikiran manusia yang
samar. Imajinasi merupakan sebuah pemikiran yang terbentuk atas bayangan-
bayangan tentang sesuatu di benak kita.
Imajinasi sejarah merupakan imajinasi yang dilakukan seorang sejarawan
atau seorang sumber sejarah dalam mengungkap sebuah peristiwa sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya terjadi. Imajinasi fiksi (seperti sastra atau ruang lingkup
fiksi lainnya) secara singkat dapat dikatakan sebagai pengungkapan imajinasi
yang terus berkembang tanpa batas yang jelas.
Imajinasi sejarawan yang didasarkan data dan tentu saja dukungan ilmu-
ilmu yang lain digunakan untuk menghadirkan masa lalu yang kemudian
dibuatkan deskripsinya, dan pada akhirnya pembaca dapat mengerti seperti apa
masa lalu di balik sisa-sisa peninggalan tersebut.
2. Jenis-jenis Imajinasi
Imajinasi terbagi menjadi dua, yaitu imajinasi verbal dan imajinasi visual.
Imajinasi verbal adalah imajinasi yang terbentuk oleh kata-kata dalam pikiran 8
manusia dan di proses oleh kotak kiri. Sedangkan imajinasi visual adalah
imajinasi yang berbentuk gambar-gambar dalam mata pikiran manusia dan di
proses oleh otak kanan.
Orang dewasa yang telah memiliki banyak kosa kata cenderung lebih
menggunakan kata-kata dalam berimajinasi, sehingga justru banyak orang dewasa
yang mengalami ketumpulan dalam berimajinasi dengan gambar. Namun tidak
sedikit pula yang imajinasi visualnya tetap tajam dan berkembang. Sedangkan
pada anak-anak yang belum memiliki banyak kosa kata lebih cenderung
mengimajinasikan apa yang ia lihat dan pikirkan dalam bentuk gambar di pikiran
mereka. “Anak-nak adalah makhluk yang terbiasa berfikir dengan menggunakan
imaji. Mereka melakukan hal tersebut jauh sebelum mereka memiliki kemampuan
berbahasa” (I.Robertson,2009:20). Jadi dapat di simpulkan bahwa kemampuan
imajinasi visual kita sedikit demi sedikit menurun ketika kita beranjak dewasa, hal
ini dio pengaruhi oleh kemampuan berbahasa, semakin banyak kita memiliki kosa
kata semakin menurun pula kemampuan kita dalam berimajinasi secara visual.
Sepertti yang di alami oleh ilmuan terkenal Albert Einstein. Einstein
diajarkan untuk berfikir dengan imajinasi visual saat ia masih duduk di bangku
sekolah dasar. Pada usia 16 tahun, ia menggunakan imajinasi visual untuk
melakukan trobosan eksperiman otak yang mendsari ilmu pemecahan atom.
Upayanya yang terkenal yaitu. “Kata-kata atau bahasa tidak berperan penting
dalam mekanisme pikiran saya…elemen pikiran saya dalah imajinasi.
C. MANFAAT INTERPRETASI DAN IMAJINASI
Interpretasi sangatlah bermanfaat dalam sejarah. Seorang sejartawan yang
meneliti atau menggali peristiwa sejarah, ia harus mampu menafsirkan benda-
benda peninggalan sejrah yang akan di galinya. Sehingga rekontruksi kembali
peristiwa sejarah yang di lakukan oleh seorang sejarawan bisa sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya terjadi pada masa itu. Dengan menrapkan interpretasi
sisa-sisa peristiwa sejarah yang di temukan bisa menjadi bukti yang tepat untuk
9
menggali kembali peristiwa sejarah. Di samping itu interpretasi juga dapat
menafsirkan bukti-bukti peniggalan sejarah secara spesifik.
Imajinasi juga sangat bermanfaat dalam sejarah. Walaupun tidak bisa
dilihat secara kasat mata, imajinasi ternyata memiliki manfaat-manfaat yang
berguna bagi kehidupan manusia. Dengan mengasah kemampuan berfikir
menggunakan imajinasi manusia dapat membayangkan dan membuat sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya. Dimulai dari hal-hal kecil yang terkesan
remeh seperti membuat mainan dari barang-barang bekas. Dibutuhkan kreativitas,
imajinasi, pikiran, dan pertimbangan untuk menciptakan sesuatu menggunakan
bahan-bahan yang tidak terpakai (Prof. Dr. Joan Freeman dan Prof. Dr. Utami
Munandar, 1996: 265-266).
Untuk membuat hal-hal kecil saja dibutuhkan imajinasi, apalagi dengan
hal-hal besar yang dapat merubah dunia seperti Wright bersaudara yang pertama
kali menciptakan pesawat terbang. Keinginan mereka agar manusia dapat terbang
di angkasa membuat mereka berpikir untuk menciptakan alat yang dapat
menerbangkan manusia.
Dalam sejarah imajinasi dibutuhkan untuk menggali kembali peristiwa
sejarah. Seorang sejarawan harus mampu berimajinasi tentang suatu peristiwa
sejarah yang di galinya berdasarkan bukti-bukti peninggalan yang ada. Dengan
imajinasi seorang sejarawan bisa menggambarkan atau merekontruksi kembali
peristiwa sejarah yang di galinya. Imajinasi yang di dasarkan pada data-data
peninggalan sejarah dan di dukung dengan ilmu-ilmu yang lain di gunakan untuk
menghadirkan masa lalu dan di buatkan deskripsinya yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
D. Cara Otak Menciptakan Imajinasi
Hal pertama yang harus di lakukan untukn menciptakan imajinasi dalam
pikiran adalah dengan melihat. Ketika melihat obyek tertentu otak secara otomatis
akan mengolah informasi tersebuat. Dengan begitu otak akan memvisualkan
10
obyek tersebut dengan mata pikiran. “Saat kita menciptakan imaji visual dalam
pikiran kita, kita tidak hanya sekedar mnciptakan gambar mental yang statis
dalam pikiran kita. Tetapi kita juga memindahkan imaji secara mental dalam mata
pikiran kita” (I.Robertson. 2009:64).
11
BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang masa lampau. Dalam
meneliti peristiwa sejarah di butuhkan suatu metode-metode yang dapat mengkaji
peristiwa di masa lalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode adalah
suatu cara atau prosedur yang sistematis sebagai pedoman untuk mengerjakan
sesuatu. Sedangkan metode penelitian sejarah adalah suatu cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan
permasalahannya, di antaranya adalah Interpretasi/penafsiran dan imajinasi
Interpretasi merupakan metode penafsiran sumber sejarah dalam penelitian
sejarah berdasarkan objek tertentu. Terdapat beberapa bentuk interpretasi yaitu
Disterminisme rasial, penafsiran geografis, interpretasi ekonomi, teori orang besar
atau bangsawan, penafsiran spiritual atau idelistik, penafsiran iptek, penafsiran
sosiologis, dan yang terakhir penfsiran sintesis.
Selain interpretasi seorang sejarawan harus mampu untuk berimajinasi
tentang sejarah yang akan digalinya. Imajinasi sejarah merupakan imajinasi yang
dilakukan seorang sejarawan atau seorang sumber sejarah dalam mengungkap
sebuah peristiwa sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan data bukti-
bukti peninggalan sejarah. Imajinasi sejarawan yang didasarkan data dan tentu
saja dukungan ilmu-ilmu yang lain digunakan untuk menghadirkan masa lalu
yang kemudian dibuatkan deskripsinya, dan pada akhirnya pembaca dapat
mengerti seperti apa masa lalu di balik sisa-sisa peninggalan tersebut.
Oleh karena itu interpretasi dan imajinasi yang di dasarkan data bukti-
bukti poeninggalan sejarah dan di dukung dengan ilmu-ilmu lainya sangat di
butuhkan dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah. Guna menghadirkan masa lalu
untuk membuat deskripsi tentang peristiwa sejarah yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
12
B. SARAN
Dalam penelitian atau menggali peristiwa sejarah di butuhkan metode-metode
yang sistematis untuk merekontruksi peristiwa sejarah.
Seorang sejarawan harus mampu meng interpretasikan peristiwa sejarah
berdasarkan data-data peninggalan sejarah yang di telitinya.
Seorang sejarawan juga harus 13ias berimajinasi tentang peristiwa sejarah
yang di telitiberdasarkan data peninggalan sejarah dan di dukung ilmu-
ilmu lainnya, guna untuk menghadirkan masa lalu yang kemudian di
buatkan diskripsinya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
13
DAFTAR RUJUKAN
http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2011/01/fakta-dan-imajinasi.html,
diakses 5 Septenber 2013
http://belasejarah.wordpress.com/2010/08/31/imajinasi-dalam-sejarah/, diakses 5
Septenber 2013
http://aries55history.blogspot.com/2010/02/imajinasi-sejarah-penyatuan-
serpihan.html, diakses 5 Septenber 2013
http://ariefengineering.blogspot.com/2011/06/interpretasi-sejarah.html, diakses 5
Septenber 2013
http://fearlessmey.wordpress.com/2011/12/15/hubungan-antara-imajinasi-dan-
kreativitas/ diakses 13 Septenber 2013
14
15