ilustrasi: fredy mi/dede susianti jumat, 27 mei 2011 | … filepemerintah dan perusahaan eks- ... ke...

1
MESKIPUN secara perlahan intensitasnya mulai menurun, semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jatim, tidak akan bisa berhenti sepanjang waktu. Demikian salah satu kesim- pulan yang disampaikan Ri- chard Davies, salah satu peneliti gunung api lumpur (mud volca- no) dari Durham University, Inggris, pada simposium mud volcano di Surabaya, kemarin. Sebanyak 17 pakar geologi dari berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia berkumpul di Surabaya membahas sembur- an lumpur yang hingga kini be- lum berhasil dihentikan itu. Davies menyatakan berdasar- kan analisisnya, untuk meng- hentikan semburan lumpur La pindo sangat sulit meski telah ditempuh berbagai cara. “Semburan itu akan terus ada sepanjang masa. Hanya saja, intensitasnya secara bertahap akan menurun jika dibanding- kan dengan beberapa tahun lalu.” Hal itu, kata Davies, akibat tekanan dari dalam tanah cu- kup kuat sehingga menyulitkan upaya penghentian, ditambah kondisi geologis di lokasi yang sudah demikian parah. “Bahkan dimungkinkan muncul banyak semburan baru di sekitar lokasi utama.” Davies juga meneguhkan kembali penyebab semburan itu. “Data yang saya kumpulkan memperkuat data sebelumnya. Jadi, saya tidak akan mencabut pernyataan bahwa memang ada kesalahan pengeboran.” Pemerintah seharusnya serius meneliti fenomena itu. Saat ini, lanjutnya, sudah tidak penting lagi memperdebatkan apa pe- nyebab gunung lumpur itu. “Yang penting adalah bagaimana pemerintah dan perusahaan eks- plorasi migas menangani ben- cana ini dan mempelajarinya agar tidak timbul bencana se- rupa di masa depan,” ujarnya. Dalam simposium satu hari itu tidak dihasilkan kesimpulan yang bisa menunjukkan cara ter- baik mengatasi lumpur Lapindo selanjutnya. Seluruh pakar hanya menganalisis dari segi dampak dan manfaat yang diperoleh. Terkait dengan manfaat yang bisa dipetik bagi masyarakat korban lumpur Lapindo, rata- rata pembicara enggan berko- mentar. Max Rudolh, pembica- ra dari University California, Barkeley, AS, memberikan ja- waban diplomatis. “Karena di sini tidak ada Davies, tidak bisa kita jawab pertanyaan itu. Sebab kita memiliki teori yang berbeda.”(FL/X-9) KREDIBILITAS Dewan Perwakilan Rakyat terus di- uji. Sebabnya tidak lain karena antara mereka yang mewakili dan yang diwakili oleh DPR ada jarak yang amat panjang seperti langit dan bumi. Formalitas memang menempatkan para anggota DPR menyandang predikat hebat sebagai wakil rakyat. Tetapi realitas ternyata menunjukkan fakta yang kontradiktif. Sebagian warga mengaku tidak terwakili oleh DPR. Fakta itu didukung kesimpulan survei yang diri- lis Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Maret silam. Survei dilakukan di tiga wilayah di Jakarta, yakni Cilincing, Tebet, dan Pa- sar Minggu. Dari total 564 responden, 93% menyatakan ti- dak terwakili oleh anggota DPR periode 2009-2014 dan hanya 7% yang mengaku terwakili. Mayoritas responden juga mengaku tidak ingat dengan wakil mereka yang berkantor di Senayan. Apakah Anda kaget dengan hasil survei itu? Se- sungguhnya itulah cermin DPR di masa reformasi. Publik tidak merasa terwakili karena DPR tidak menggunakan kekuasaan besar yang dimiliki untuk kepen- tingan rakyat, tetapi untuk kepentingan diri sendiri, kelompok, atau partai mereka. Peran DPR di bidang perundang-undangan, anggaran, pengawasan, dan perwakilan mem- buat lembaga itu begitu perkasa. Celakanya, tidak ada satu pun lembaga negara yang memiliki hak untuk mengawasi DPR. Jelas, ada yang error dalam sistem ketatanegaraan. Pembagian kekuasaan antara legislatif, yudikatif, dan eksekutif memang sudah terwujud, tetapi me- kanisme checks and balances di antara ketiga lembaga belum tertata secara berimbang. Itu sebabnya, pengawasan terhadap DPR hanya da- tang dari publik. Jadi, kekuasaan yang besar di tangan DPR tanpa diimbangi pengawasan memadai. Tidak mengherankan jika DPR kerap bertindak se- suka hati. Mereka menaikkan gaji sendiri kemudian merumuskan berbagai fasilitas yang harus didapat. Semua mulus terwujud tanpa ada hambatan. Ironisnya, dengan kekuasaan yang begitu besar minus pengawasan, kinerja DPR malah masuk kate- gori buruk. Tengok, misalnya, kinerja DPR yang ha- nya mampu menghasilkan 16 undang-undang dari 70 undang-undang yang ditargetkan pada 2010. Di bidang pengawasan pun idem ditto. DPR hanya hebat di awal, tapi loyo di bagian akhir. Meski kerap rapat dengan mitra pemerintah, toh ujung-ujungnya tidak tuntas. Nuansa transaksional sangat kental dalam setiap jejak parlemen. Kasus Century salah satu contohnya. Selain berkinerja buruk, DPR pun terkenal sebagai lembaga yang korup. Sejumlah anggota dewan digi- ring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke bui. Sebagian lain sedang menjalani persidangan. Tetapi DPR tidak pernah jera. Kini muncul lagi calo-calo anggaran yang juga diduga melibatkan para wakil rakyat itu. Publik sudah lelah dengan perangai buruk DPR. Tugas utama DPR sebagai penyalur aspirasi rakyat sudah lama terhenti dan menjelma menjadi makelar. Barangkali menjadi calo jauh lebih menguntungkan. AKHMAD MUSTAIN M ANTAN Benda- hara Umum Par- tai Demokrat Mu- hammad Naza- ruddin diam-diam ke Singapura pada Senin (23/5). Kepergian- nya ke ‘Negeri Singa’ sehari sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi mengajukan surat pen- cegahan ke Ditjen Imigrasi Ke- menterian Hukum dan HAM pada Selasa (24/5). Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengungkap- kan hal itu di Istana Negara, Jakarta, kemarin. “Sudah kita cegah tanggal 24 Mei, tapi Nazar pada 23 Mei sudah ke Singapura dengan Garuda,” katanya. Patrialis menjelaskan Nazaruddin pergi pada 23 Mei sore. Saat itu belum ada permintaan su- rat cegah dari KPK. “Kita ba- ru dapat surat dari KPK, 24 Mei jam enam sore,” tambah- nya. Ia menya- yangkan pen- cegahan KPK telat. Sebelum- nya, Ketua KPK Busyro Muqoddas me- mastikan akan memanggil Nazaruddin terkait dengan kasus pemberian dana sebesar 120 ribu dolar Singa- pura atau Rp830 juta kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi Janedjri M Gaffar. Namun, hing- ga kini KPK belum menetapkan Nazaruddin sebagai saksi atau tersangka. Pemberian uang ‘persahabat- an’ itu yang membuat Ketua De- wan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono be rang. Dewan Kehormatan Par tai Demokrat kemudian memberhentikan Nazaruddin dari posisi bendahara umum partai. Dalam kasus suap pemba- ngunan Wisma Atlet SEA Ga- mes ke-26 di Palembang, nama politikus muda Demokrat itu juga disebut sebagai atasan ter- sangka Direktur Keuangan PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Namun, Rosalina kemudian meralatnya, bah- kan mengaku tidak mengenal pendiri PT Anak Negeri itu. Kepergian Nazaruddin ke Si- ngapura membuat rekan separ- tainya kaget. “Waduh, ada apa lagi dengan Nazaruddin,” ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Ia mengaku, saat pertemuan fungsionaris partai dan ang- gota Fraksi Demokrat di DPR di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/5), tidak melihat Nazaruddin. Namun, ke sejumlah media via SMS, Nazaruddin mengaku hadir. Pada Rabu (24/5) dini hari Nazaruddin sempat menelepon Media Indonesia. Ia tidak mem- beritahukan keberadaannya saat itu. Suara telepon tampak terde- ngar jelas dan Nazaruddin berbicara santai dan tenang. Bahkan sesekali tertawa. Pembi- caraan tersebut berlangsung sekitar 45 menit. Anggota Dewan Pembina Par- tai Demokrat Syarief Hasan tidak ingin berprasangka buruk dengan kepergian ka- dernya itu ke Singapura. “Mungkin ia mau berobat ke Singapura.” Terkait ke- pergiannya ke Singapura, Nazaruddin tidak dapat di- hubungi mela- lui ponselnya, kemarin. Kasus Wisma Altet Juru bicara KPK Johan Bu- di membenarkan lembaganya melayangkan permintaan ce- gah ke Ditjen Imigrasi. “Un- tuk kepentingan penyidikan,” ungkapnya. Ia memaparkan pencegahan itu terkait dengan kasus duga- an suap pembangunan Wisma Atlet sebesar Rp3,2 miliar yang menyeret Seskemenpora Wad Muharam. Selain Nazaruddin, KPK juga telah mengajukan permohonan cegah ke luar negeri kepada Ditjen Imigrasi untuk Dirut PT Duta Graha Indah (DGI) Du- dung Purwadi dan Direktur Keuangan PT GDI Laurencius Teguh Khasanto. Di sisi lain, Ketua Umum Par- tai Demokrat Anas Urbaning- rum mengatakan sampai saat ini belum ada pengganti Naza- ruddin setelah ia dicopot dari jabatannya sebagai bendahara umum. “Belum, belum ada keputusan siapa penggantinya,” ujarnya, di Gorontalo, kemarin. Nazaruddin tetap dipertahan- kan sebagai bendahara F-PD di DPR RI. (*/FD/YH/RK/X-6) [email protected] MI/DEDE SUSIANTI ILUSTRASI: FREDY AYO LIRIK WISATA DOMESTIK Agar liburan terasa menyenangkan, singgahlah ke tempat rekreasi di Tanah Air yang belum pernah dikunjungi. GALIAN RAKSASA KEPUNG RUMPIN Kendaraan pengangkut pasir yang melintasi jalur itu besar- besar dan melebihi tonase. Jalan yang sudah dibeton pun hancur. Sekitar 90% jalan rusak parah. Fokus Megapolitan, Hlm 24-25 Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) EDITORIAL Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Tugas utama DPR sebagai penyalur aspirasi rakyat sudah lama terhenti dan menjelma menjadi makelar.’’ Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com PRIA modern umumnya terli- bat sangat dekat dengan pa- sangan menjelang kelahiran bayi mereka. Karena itu, calon ayah kadang kala mengalami gejala-gejala kehamilan seperti halnya calon ibu. Demikian di- simpulkan sebuah studi yang dilakukan perusahaan popok terhadap lebih dari 2.000 pria berusia 16-65 tahun. “Sekitar 23% responden meng- aku mengalami perubahan emo- sional dan sik. Beberapa menjadi cengeng, sering mual-mual, bahkan seolah merasa sakit pada perutnya. Sebagian lainnya juga ngidam makanan- makanan aneh,” jelas Profesor Mary Steen, konsultan perusahaan popok. Menurut Steen, fenomena aneh itu terjadi karena pergo- lakan emosional calon ayah dalam menghadapi kehamilan pasangan mereka. “Perempuan akan selalu menjadi fokus utama dalam setiap kehamilan. Namun, penting juga un- tuk mengenali bagaimana kehamilan memengaruhi calon ayah,” ujarnya. (Dailymail/*/X-5) Emosi Calon Ayah PAUSE Menggugat DPR JUMAT, 27 MEI 2011 | NO.11038 | TAHUN XLII | 48 HALAMAN Liburan Nazaruddin Diam-Diam ke Singapura Sudah kita cegah tanggal 24 Mei, tapi Nazar pada 23 Mei sudah ke Singapura dengan Garuda.” Patrialis Akbar Menteri Hukum dan HAM Polri Akui Kendala Periksa Andi Nurpati MABES Polri mengakui tidak mudah memeriksa kasus man- tan anggota Komisi Pemilihan Umum yang kini menjabat Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Andi Nurpati. Kasus tersebut sudah lama di- laporkan Ketua Mahkamah Kon- stitusi Mahfud MD terkait duga- an pemalsuan putusan MK. “Saya tanyakan ke penyidik apakah ada kendala, ada bebe- rapa memang, kita perlu uji laboratorium, lalu koordinasi dengan pihak terkait. Setelah yakin, baru kita panggil saksi- saksi. Jadi bukannya tidak kita tindak lanjuti,” ungkap Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ito Sumardi di Jakarta, kemarin. Ito Sumardi sudah memerin- tahkan anak buahnya menye- lidiki kasus Andi Nurpati. Ia membentuk tim dari Direktorat I Bareskrim Polri bidang pidana umum di bawah koordinasi Wakil Kepala Bareskrim Polri. Ito menjelaskan bahwa Mah- fud melayangkan laporan ke Mabes Polri soal dugaan pemal- suan putusan MK tentang Pemi- lu Legislatif 2009. Keterlibatan Andi Nurpati waktu itu diduga terkait dengan kepentingan Dewi Yasin Limpo, yang gagal menduduki kursi DPR RI dari Partai Hanura daerah pemilihan Sulawesi Selatan. “Pak Mahfud membuat la- poran bulan Februari 2010, kemudian dilanjutkan dengan mengirim surat kepada kami kemarin. Itu sudah kita terima,” tutur Ito. Di tempat terpisah, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menduga terjadi ketidakberesan perhitungan suara yang dilaku- kan oleh KPU pusat. Ia men- syukuri kalau MK punya bukti kecurangan. “Di mana-mana kebusukan akan terbongkar,” tegasnya. Saat menanggapi hal itu, Andi Nurpati merasa heran kenapa kasus itu baru diungkit seka- rang. Sebab, berdasarkan UU No 10/2008 tentang Pemilu, ada aturan untuk melakukan peme- riksaan terkait pidana pemilu. “Misalnya, Bawaslu harus memprosesnya selama 2-3 minggu. Di kepolisian juga ada prosedurnya. Apakah meng- gunakan UU Pemilu atau UU yang lain,” jelasnya. Sejauh ini, menurut Andi, belum ada pemanggilan atau pemeriksaan terhadap dirinya. (FD/*/X-6) Semburan Lumpur Lapindo Sepanjang Masa Demokrat harus membujuk kadernya itu pulang ke Tanah Air. MI/PANCA SYURKANI SEMBURAN TIDAK BERHENTI: Seorang pakar geologi melihat semburan lumpur Lapindo di Porong. Para pakar dari 17 negara mengadakan simposium internasional tentang mud volcano di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Mereka menyimpulkan lumpur Lapindo tidak akan berhenti menyembur. 16 Halaman MI/SUSANTO EBET

Upload: phungque

Post on 17-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MESKIPUN secara perlahan in tensitasnya mulai menurun, semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Ja tim, tidak akan bisa berhenti se panjang waktu.

Demikian salah satu kesim-pulan yang disampaikan Ri-chard Davies, salah satu peneliti gunung api lumpur (mud volca-no) dari Durham University, Inggris, pada simposium mud volcano di Surabaya, kemarin.

Sebanyak 17 pakar geologi dari berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia berkumpul di Surabaya membahas sembur-an lumpur yang hingga kini be-lum berhasil dihentikan itu.

Davies menyatakan berdasar-kan analisisnya, untuk meng-hentikan semburan lumpur La pindo sangat sulit meski te lah ditempuh berbagai cara. “Semburan itu akan terus ada se panjang masa. Hanya saja, intensitasnya secara bertahap akan menurun jika dibanding-kan dengan beberapa tahun la lu.”

Hal itu, kata Davies, akibat te kanan dari dalam tanah cu-kup kuat sehingga menyulitkan upaya penghentian, ditambah kondisi geologis di lokasi yang sudah demikian parah. “Bahkan dimungkinkan muncul banyak semburan baru di sekitar lokasi utama.”

Davies juga meneguhkan kem bali penyebab semburan itu. “Data yang saya kumpulkan memperkuat data sebelumnya. Jadi, saya tidak akan mencabut pernyataan bahwa memang ada kesalahan pengeboran.”

Pemerintah seharusnya serius meneliti fenomena itu. Saat ini, lanjutnya, sudah tidak penting lagi memperdebatkan apa pe-nyebab gunung lumpur itu. “Yang penting adalah bagaimana pemerintah dan perusahaan eks-plorasi migas menangani ben-cana ini dan mempelajarinya agar tidak timbul bencana se-rupa di masa depan,” ujarnya.

Dalam simposium satu hari itu tidak dihasilkan kesimpul an yang bisa menunjukkan ca ra ter-baik mengatasi lumpur La pindo selanjutnya. Seluruh pa kar hanya menganalisis dari segi dampak dan manfaat yang di peroleh.

Terkait dengan manfaat yang bisa dipetik bagi masyarakat kor ban lumpur Lapindo, rata-ra ta pembicara enggan berko-men tar. Max Rudolh, pembica-ra dari University California, Bar keley, AS, memberikan ja-waban diplomatis. “Karena di sini tidak ada Davies, tidak bi sa kita jawab pertanyaan itu. Sebab kita memiliki teori yang berbeda.”(FL/X-9)

KREDIBILITAS Dewan Perwakilan Rakyat terus di-uji. Sebabnya tidak lain karena antara mereka yang mewakili dan yang diwakili oleh DPR ada jarak yang amat panjang seperti langit dan bumi.

Formalitas memang menempatkan para anggota DPR menyandang predikat hebat sebagai wakil rak yat. Tetapi realitas ternyata menunjukkan fakta yang kontradiktif. Sebagian warga mengaku tidak ter wakili oleh DPR.

Fakta itu didukung kesimpulan survei yang diri-lis Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (For mappi) Maret silam. Survei dilakukan di tiga wi la yah di Jakarta, yakni Cilincing, Tebet, dan Pa-sar Minggu.

Dari total 564 responden, 93% menyatakan ti-dak terwakili oleh anggota DPR periode 2009-2014 dan hanya 7% yang mengaku terwakili. Mayoritas responden juga mengaku tidak ingat dengan wakil mereka yang berkantor di Senayan.

Apakah Anda kaget dengan hasil survei itu? Se-sungguhnya itulah cermin DPR di masa reformasi. Publik tidak merasa ter wakili karena DPR tidak menggunakan ke kuasaan besar yang di miliki untuk kepen-tingan rakyat, tetapi un tuk kepentingan diri sendiri, kelompok, atau partai mereka.

Peran DPR di bidang perundang-undangan, anggaran, pengawasan, dan perwakilan mem-buat lembaga itu begitu perkasa. Celakanya, tidak ada satu pun lembaga negara yang memiliki hak untuk mengawasi DPR.

Jelas, ada yang error dalam sistem ketatanegaraan. Pembagian kekuasaan antara legislatif, yudikatif, dan eksekutif memang sudah terwujud, tetapi me-kanisme checks and balances di antara ketiga lembaga belum tertata secara berimbang.

Itu sebabnya, pengawasan terhadap DPR hanya da-tang dari publik. Jadi, kekuasaan yang besar di tangan DPR tanpa diimbangi pengawasan mema dai.

Tidak mengherankan jika DPR kerap bertindak se-suka hati. Mereka menaikkan gaji sendiri kemudian merumuskan berbagai fasilitas yang harus didapat. Semua mulus terwujud tanpa ada hambatan.

Ironisnya, dengan kekuasaan yang begitu besar minus pengawasan, kinerja DPR malah masuk kate-gori buruk. Tengok, misalnya, kinerja DPR yang ha-nya mampu menghasilkan 16 undang-undang dari 70 undang-undang yang ditargetkan pada 2010.

Di bidang pengawasan pun idem ditto. DPR hanya hebat di awal, tapi loyo di bagian akhir. Meski kerap rapat dengan mitra pemerintah, toh ujung-ujungnya ti dak tuntas. Nuansa transaksional sangat kental da lam setiap jejak parlemen. Kasus Century salah sa tu contohnya.

Selain berkinerja buruk, DPR pun terkenal sebagai lembaga yang korup. Sejumlah anggota dewan di gi-ring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke bui. Se bagian lain sedang menjalani persidangan. Tetapi DPR tidak pernah jera. Kini muncul lagi calo-calo anggaran yang juga diduga melibatkan para wakil rakyat itu.

Publik sudah lelah dengan perangai buruk DPR. Tugas utama DPR sebagai penyalur aspirasi rakyat sudah lama terhenti dan menjelma menjadi makelar. Barangkali menjadi calo jauh lebih menguntungkan.

AKHMAD MUSTAIN

MANTAN Benda-hara Umum Par-tai Demokrat Mu-hammad Naza-

ruddin diam-diam ke Singapura pada Senin (23/5). Kepergian-nya ke ‘Negeri Singa’ sehari sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi mengajukan surat pen-cegahan ke Ditjen Imigrasi Ke-menterian Hukum dan HAM pada Selasa (24/5).

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengungkap-kan hal itu di Istana Negara, Jakarta, kemarin. “Sudah kita cegah tanggal 24 Mei, tapi Nazar pada 23 Mei sudah ke Singapura dengan Garuda,” katanya.

P a t r i a l i s menjelaskan N a z a ru d d i n pergi pada 23 Mei sore. Saat itu belum ada permintaan su-rat cegah dari KPK. “Kita ba-ru dapat surat dari KPK, 24 Mei jam enam sore,” tambah-nya. Ia menya-yangkan pen-ce gahan KPK te lat.

S e b e l u m -n y a , K e t u a KPK Busyro Muqoddas me-mastikan akan memanggil Nazaruddin terkait dengan kasus pemberian dana sebesar 120 ribu dolar Singa-pu ra atau Rp830 juta kepada Sekjen Mahkamah Konstitusi Janedjri M Gaffar. Namun, hing-ga kini KPK belum menetapkan Nazaruddin sebagai saksi atau tersangka.

Pemberian uang ‘persahabat-an’ itu yang membuat Ketua De-wan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono be rang. Dewan Kehormatan Par tai Demokrat kemudian mem berhentikan Nazaruddin da ri posisi bendahara umum par tai.

Dalam kasus suap pemba-ngun an Wisma Atlet SEA Ga-mes ke-26 di Palembang, nama politikus muda Demokrat itu juga disebut sebagai atasan ter-sangka Direktur Keuangan PT Anak Negeri Mindo Rosalina Ma nulang. Namun, Rosalina ke mudian meralatnya, bah-kan mengaku tidak mengenal pendiri PT Anak Negeri itu.

Kepergian Nazaruddin ke Si-ngapura membuat rekan separ-tainya kaget.

“Waduh, ada apa lagi dengan Nazaruddin,” ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan

Pohan.Ia mengaku, saat pertemuan

fungsionaris partai dan ang-gota Fraksi Demokrat di DPR di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/5), tidak melihat Nazaruddin. Namun, ke sejumlah media via SMS, Nazaruddin mengaku hadir.

Pada Rabu (24/5) dini hari Nazaruddin sempat menelepon Media Indonesia. Ia tidak mem-beritahukan keberadaannya saat itu.

Suara telepon tampak terde-ngar jelas dan Nazaruddin ber bicara santai dan tenang. Bahkan sesekali tertawa. Pembi-caraan tersebut berlangsung sekitar 45 menit.

Anggota Dewan Pembina Par-tai Demokrat Syarief Hasan t i d a k i n g i n ber prasangka buruk dengan ke pergian ka-dernya itu ke S i n g a p u r a . “Mungkin ia mau berobat ke Singapura.”

Terkait ke-p e r g i a n n y a ke Singapura, N a z a ru d d i n tidak dapat di-hubungi mela-lui ponselnya, kemarin.

Kasus Wisma Altet

Juru bicara KPK Johan Bu-di membenarkan lemba ganya mela yangkan per min taan ce-gah ke Ditjen Imigrasi. “Un-tuk kepentingan pe nyidikan,” ungkapnya.

Ia memaparkan pencegahan itu terkait dengan kasus duga-an suap pembangunan Wisma Atlet sebesar Rp3,2 miliar yang menyeret Seskemenpora Wafi d Muharam.

Selain Nazaruddin, KPK juga telah mengajukan permohonan cegah ke luar negeri kepada Dit jen Imigrasi untuk Dirut PT Duta Graha Indah (DGI) Du-dung Purwadi dan Direktur Ke uangan PT GDI Laurencius Teguh Khasanto.

Di sisi lain, Ketua Umum Par-tai Demokrat Anas Urbaning-rum mengatakan sampai saat ini belum ada pengganti Naza-ruddin setelah ia dicopot dari jabatannya sebagai bendahara umum.

“Belum, belum ada ke putusan siapa penggantinya,” ujarnya, di Go rontalo, ke marin.

Nazaruddin tetap dipertahan-kan sebagai bendahara F-PD di DPR RI. (*/FD/YH/RK/X-6)

[email protected]

MI/DEDE SUSIANTIILUSTRASI: FREDY

AYO LIRIK WISATA DOMESTIKAgar liburan terasa menyenangkan, singgahlah ke tempat rekreasi di Tanah Air yang belum pernah dikunjungi.

GALIAN RAKSASA KEPUNG RUMPIN Kendaraan pengangkut pasir yang melintasi jalur itu besar-besar dan melebihi tonase. Jalan yang sudah dibeton pun hancur. Sekitar 90% jalan rusak parah.

Fokus Megapolitan, Hlm 24-25

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

EDITORIAL

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Tugas utama DPR sebagai

penyalur aspirasi rakyat sudah lama terhenti dan menjelma menjadi makelar.’’

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

PRIA modern umumnya terli-bat sangat dekat dengan pa-sang an menjelang kelahiran

bayi mereka. Karena itu, calon ayah kadang kala mengalami

gejala-gejala kehamilan seperti halnya calon ibu. Demikian di-simpulkan sebuah studi yang dilakukan perusahaan popok

terhadap lebih dari 2.000 pria berusia 16-65 tahun.

“Sekitar 23% responden meng-aku mengalami perubahan emo-

sional dan fi sik. Beberapa menjadi ce ngeng, sering mual-mual, bahkan seolah merasa sakit pa da perutnya. Sebagian lainnya juga ngidam makanan-ma kanan aneh,” jelas Profesor Mary Steen, konsultan per usahaan popok.

Menurut Steen, fenomena aneh itu terjadi karena pergo-lakan emosional calon ayah dalam menghadapi kehamilan pasangan mereka. “Perempuan akan selalu menjadi fokus utama dalam setiap kehamilan. Namun, penting juga un-tuk mengenali bagaimana kehamilan memengaruhi calon ayah,” ujarnya. (Dailymail/*/X-5)

Emosi Calon Ayah PAUSE

Menggugat DPR

JUMAT, 27 MEI 2011 | NO.11038 | TAHUN XLI I | 48 HALAMAN

Liburan

Nazaruddin Diam-Diam ke Singapura

Sudah kita cegah tanggal 24 Mei,

tapi Nazar pada 23 Mei sudah ke Singapura dengan Garuda.”Patrialis AkbarMenteri Hukum dan HAM

Polri Akui Kendala Periksa Andi NurpatiMABES Polri mengakui tidak mu dah memeriksa kasus man-tan anggota Komisi Pemilihan Umum yang kini menjabat Ketua Divisi Komunikasi Publik Par tai Demokrat Andi Nurpati. Ka sus tersebut sudah lama di-laporkan Ketua Mahkamah Kon-stitusi Mahfud MD terkait duga-an pemalsuan putusan MK.

“Saya tanyakan ke penyidik apakah ada kendala, ada bebe-rapa memang, kita perlu uji la boratorium, lalu koordinasi

dengan pihak terkait. Setelah ya kin, baru kita panggil saksi-saksi. Jadi bukannya tidak kita tindak lanjuti,” ungkap Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ito Sumardi di Jakarta, kemarin.

Ito Sumardi sudah memerin-tahkan anak buahnya menye-lidiki kasus Andi Nurpati. Ia membentuk tim dari Direktorat I Bareskrim Polri bidang pidana umum di bawah koordinasi Wakil Kepala Bareskrim Polri.

Ito menjelaskan bahwa Mah-fud melayangkan laporan ke Ma bes Polri soal dugaan pemal-suan putusan MK tentang Pemi-lu Legislatif 2009. Keterlibatan Andi Nurpati waktu itu diduga terkait dengan kepentingan Dewi Yasin Limpo, yang gagal menduduki kursi DPR RI dari Partai Hanura daerah pemilihan Sulawesi Selatan.

“Pak Mahfud membuat la-poran bulan Februari 2010, ke mudian dilanjutkan dengan

mengirim surat kepada kami ke marin. Itu sudah kita terima,” tutur Ito.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menduga terjadi ketidakberesan perhi tungan suara yang dilaku-kan oleh KPU pusat. Ia men-syukuri kalau MK punya bukti kecu rang an. “Di mana-mana kebusukan akan terbongkar,” tegasnya.

Saat menanggapi hal itu, Andi Nurpati merasa heran kenapa

kasus itu baru diungkit seka-rang. Sebab, berdasarkan UU No 10/2008 tentang Pemilu, ada aturan untuk melakukan peme-riksaan terkait pidana pemilu.

“Misalnya, Bawaslu harus memprosesnya selama 2-3 minggu. Di kepolisian juga ada prosedurnya. Apakah meng-gunakan UU Pemilu atau UU yang lain,” jelasnya. Sejauh ini, menurut Andi, belum ada pemanggilan atau pemeriksaan terhadap dirinya. (FD/*/X-6)

Semburan LumpurLapindoSepanjangMasa

Demokrat harus membujuk kadernya itu pulang ke Tanah Air.

MI/PANCA SYURKANI

SEMBURAN TIDAK BERHENTI: Seorang pakar geologi melihat semburan lumpur Lapindo di Porong. Para pakar dari 17 negara mengadakan simposium internasional tentang mud volcano di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Mereka menyimpulkan lumpur Lapindo tidak akan berhenti menyembur.

16 Halaman

MI/SUSANTO

EBET